id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
f5cba51e-a1fd-6f82-38da-8beef84af65b
https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/jsam/article/download/3838/2813
[ { "left": 225, "top": 45, "width": 131, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Salingka Abdimas", "type": "Page header" }, { "left": 202, "top": 69, "width": 176, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 No. 2 Desember 2022 (169-172)", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 41, "width": 79, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2807-4564 p-ISSN: 2808-9928", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 783, "width": 14, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 119, "width": 445, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SENAM SEHAT JIWA DALAM PENINGAKATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 166, "width": 401, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1*) Yanti Rosdiana , 2) Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas, 3) Sirli Mardianna Trishinta (1)(2)(3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 222, "width": 48, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 451, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan jiwa menjadi aspek penting dalam kehidupan. Terganggunya kesehatan jiwa dapat mempengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan termasuk fungsi hubungan social, pekerjaan. Perlu adanya pengembangan strategi preventif untuk kasus kesehatan jiwa dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis orang dengan gangguan jiwa. Senam sehat jiwa merupakan salah satu kegiatan fisik dalam aktivitas preventif yang baik dalam kesehatan baik jiwa maupun raga. Keuntungan melakukan senam sehat jiwa yaitu menurunkan gejala depresi pada seseorang yang terdiagnosis depresi mayor serta dapat meningkatkan kesehatan psikologis. Aktifitas fisik yang baik akan meningktkan kesehatan fisi seseorang dan ini akan berdampak pada kesehatan jiwa. Puskesmas Bantur adalah salah satu Puskesmas di wilayah Kabupaten Malang. Jumlah penduduk Bantur dengan lima desa pada tahun 2022 adalah 34.236 jiwa dimana jumlah laki-laki ada 17.164 jiwa dan jumlah perempuan 17.072 jiwa. Sedangkan jumlah pasien yang terdeteksi mengalami gangguan jiwa berat (skizofrenia) pada tahun 2022 adalah 134 jiwa, Senam Sehat Jiwa merupakan preventif dalam peningkatkan kesejahteraan psikologis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di daerah wilayah Puskesmas Bantur yaitu dengan memberikan stimulus dalam melaksanaman senam sehat jiwa. Pelaksanaan senam sehat jiwa dilaksankan di desa bantur dan diikuti oleh 40 orang, dari hasil pelaksanaan senam jiwa mereka senang dan mengikuti senam mulai awal sampai akhir. Dengan senam sehat jiwa ini diharapkan orang dengan gangguan jiwa tidak merasa sendiri selain itu dapat meningkatkan kesehatan fisik mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 268, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Senam Sehat Jiwa, ODGJ, Kesejahteraan Psikologis", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 452, "width": 52, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 451, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mental health is an important aspect of life. Disruption of mental health can affect several aspects of life including the function of social relations, work. It is necessary to develop preventive strategies for mental health cases in improving the psychological well-being of people with mental disorders. Mental health exercise is one of the physical activities in preventive activities that are good for both mental and physical health. The advantage of doing mental health exercises is that it reduces symptoms of depression in someone diagnosed with major depression and can improve psychological health. Good physical activity will improve a person's physical health and this will have an impact on mental health. Bantur Health Center is one of the health centers in Malang Regency. The total population of Bantur with five villages in 2022 is 34,236 people, of which there are 17,164 males and 17,072 females. While the number of patients who were detected as having severe mental disorders (schizophrenia) in 2022 was 134 souls, Mental Health Gymnastics is a preventive in improving the psychological well-being of people with mental disorders (ODGJ) in the Bantur Health Center area, namely by providing a stimulus in carrying out mental healthy exercise. The implementation of mental health exercise was carried out in Bantur village and was attended by 40 people, from the results of the implementation of the mental exercise they were happy and participated in the exercise from beginning to end. With this mental healthy exercise, it is hoped that people with mental disorders will not feel alone, besides that they can improve their physical health.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 292, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Mental Health Gymnastics, ODGJ, Psychological Well-being", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 695, "width": 220, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN Masalah utama dalam kesehatan salah satunya adalah gangguan jiwa. Orang yang mengalami gangguan jiwa disebut juga Orang Dengan Gangguan jiwa ODGJ merupakan seseorang", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 695, "width": 215, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mengalami gangguan pada pikiran, perasaan serta perilaku yang dapat menimbulkan gejala atau perubahan perilaku yang menyebabkan dirinya mengalami beberapa hambatan dalam menjalani fungsi kehidupannya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 55, "width": 387, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1*) Yanti Rosdiana , 2) Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas, 3) Sirli Mardianna Trishinta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 451, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SENAM SEHAT JIWA DALAM PENINGAKATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 743, "width": 232, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Salingka Abdimas - Vol. 2 (2) 2022 - (169-172)", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 734, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 215, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai manusia (Fairuzahida, 2018). Masalah gangguan jiwa menurut data World Health", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 215, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organization (2017), menunjukkan bahwa terdapat 35 juta orang mengalami depresi, 60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta terkena skizofrenia serta 47,5 juta terkena dimensia. Berdasarkan hasil data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 di Indonesia terdapat 1,7 per 1.000 penduduk mengalami skizofrenia, 6% untuk usia 15 tahun keatas menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 215, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "angka gangguan mental emosional dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan. Di Jawa Timur prevalensi gangguan jiwa berat sebesar 2,2 per 1000 penduduk atau menduduki peringkat ke-3 di Indonesia. Kesehatan jiwa menjadi aspek penting dalam kehidupan. Terganggunya kesehatan jiwa dapat mempengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan termasuk fungsi hubungan social, pekerjaan (Vigo, Thornicroft, dan Atun, 2016). Perlu adanya pengembangan strategi preventif untuk kasus kesehatan jiwa dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) (Mc launghin, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 215, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senam sehat jiwa merupakan salah satu kegiatan fisik dalam aktivitas preventif yang baik dalam kesehatan baik jiwa maupun raga (Garber et all, 2011). Keuntungan melakukan senam sehat jiwa yaitu menurunkan gejala depresi pada seseorang yang terdiagnosis depresi mayor serta dapat meningkatkan kesehatan psikologis. Aktifitas fisik yang baik akan meningkatkan kesehatan fisi seseorang dan ini akan berdampak pada kesehatan jiwa (Scott et all, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 215, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puskesmas Bantur adalah salah satu Puskesmas di wilayah Kabupaten Malang. Jumlah penduduk Bantur dengan lima desa pada tahun 2022 adalah 34.236 jiwa dimana jumlah laki-laki ada 17.164 jiwa dan jumlah perempuan 17.072 jiwa. Sedangkan jumlah pasien yang terdeteksi mengalami gangguan jiwa berat (skizofrenia) pada tahun 2022 adalah 134 jiwa, Perlu adanya upaya preventif dalam peningkatkan kesejahteraan psikologis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di daerah wilayah Puskesmas Bantur yaitu dengan memberikan stimulus dalam melaksanaman senam sehat jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 104, "width": 49, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 117, "width": 215, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners melakukan pengkajian untuk pengumpulan data berupa masalah- masalah yang terjadi pada orang dengan gangguan jiwa di wilayah puskesmas bantur. Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan orang dengan gangguan jiwa jarang sekali melakukan senam. Setelah data terkumpul kemudian berdiskusi dengan keluarga yang memiliki anggota gangguan jiwa untuk meminta ijin mengikuti senam sehat jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 256, "width": 215, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah mendapatkan ijin dari keluarga, tim dosen dan mahasiswa meminta ijin untuk melakukan senam sehat jiwa di balai pertemuan desa bantur. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari pada hari selasa tanggal 6 september 2022 di balai pertemuan desa bantur dengan dihadiri 40 peserta. Pada tahap awal peserta yang mengikuti senam menyesuaikan barisan kemudian di mulai pelaksanaan senam dari pemanasan, gerakan inti dan pendinginan.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 395, "width": 34, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 408, "width": 215, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan senam sehat jiwa diikuti oleh 40 orang, dimana semuanya aktif dan mengikuti pelaksanaan senam mulai dari awal sampai akhir. Pada awal pelaksanaan peserta yang mengikuti hampir 50% masih malu-malu dan tidak mau berkomunikasi dengan sesama temannya dan cenderung hanya duduk. Saat awal akan pelaksanaan semua peserta meluruskan barisan dan mengikuti instruksi dari pemimpin senam sehat jiwa. Pelaksanaan dilaksanakan kurang lebih 1 jam dengan jeda istirahat 15 menit. Setelah senam selesai mereka semua 100% tampak senang dan mulai berkumpul serta berkomunikasi antara satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 598, "width": 215, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah berupa senam sehat jiwa di wilayah Puskesmas Bantur tepatnya di balai desa bantur. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari 3 sesi yaitu sesi pemanasan, sesi inti dan sesi pendinginan yang dilaksanakan kurang lebih 1 jam serta istirahat 15 menit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 55, "width": 387, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1*) Yanti Rosdiana , 2) Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas, 3) Sirli Mardianna Trishinta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 451, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SENAM SEHAT JIWA DALAM PENINGAKATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 743, "width": 232, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Salingka Abdimas - Vol. 2 (2) 2022 - (169-172)", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 734, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 78, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 117, "width": 182, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengamatan kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 215, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengabdian masyarakat ini karena tidak adanya aktifitas yang dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa, sehingga tim memberikan stimulus senam sehat jiwa agar tidak muncul tanda gejala depresi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 180, "width": 215, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berulang sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 215, "height": 312, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Cahoon (2012) Gejala depresi merupakan salah satu gangguan mental yang dapat menyebabkan kemalasan untuk melakukan suatu aktivitas. Depresi dapat mempengaruhi kualitas hidup dan merupakan factor resiko kejadian bunuh diri. Melakukan senam sehat jiwa juga dapat menguatkan kesehatan fisik, dimana pada saat melakukan latihan fisik minimal 30 menit dapat menstimulasi pelepasan hormone endorphin dan menurunkan kadar hormone kortisol didalam tubuh sehingga dapat memberikan keseimbangan mental. Gambar 1: Pelaksanaan pemanasan senam", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 631, "width": 165, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2: Pelaksanaan inti senam", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 214, "width": 209, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3: Pelaksanaan Pendinginan senam", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 239, "width": 59, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 252, "width": 215, "height": 167, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengabdian masyarakat ini didapatkan seluruh orang dengan yang mengalami gangguan jiwa merasa senang dan sudah mulai berkomunikasi dan berkumpul dengan yang lainnya, serta meningkatkan kesehatan fisik mereka. Menjadwalkan secara rutin pelaksanaan senam sehat jiwa guna meningkatkan stimulus masyarakat wilayah puskesmas bantur untuk senam sehat jiwa. Dengan adanya senam sehat jiwa dapat menumbuhkan kualitas hidup dan memiliki rasa memiliki satu sama lain dengan kondisinya yang sekarang ini.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 429, "width": 101, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 442, "width": 216, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fairuzahida, Naura Nabina. 2018. “Perilaku Keluarga Dalam Pengasuhan Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar”. Jurnal Ners Dan Kebidanan. Vol 4(3). Hlm. 228–234. Garber, C.E., Blissmer, B., Deschenes, M.R., et al., 2011. Quantity and quality ofexercise for developing and maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fit- ness in apparently healthy adults: guidance for prescribing exercise. Med. Sci. Sports Exerc. 43, 1334–1359. McLaughlin, K.A., 2011. The public health impact of major depression: a call for interdisciplinary prevention efforts. Prev. Sci. 12, 361–371. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (Online). (2013). http://www.depkes.go.id/resources/do", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 55, "width": 387, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1*) Yanti Rosdiana , 2) Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas, 3) Sirli Mardianna Trishinta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 451, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SENAM SEHAT JIWA DALAM PENINGAKATAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 743, "width": 232, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Salingka Abdimas - Vol. 2 (2) 2022 - (169-172)", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 734, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 104, "width": 167, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "wnload/general/Hasil%20Riskesdas%", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 117, "width": 50, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "202013.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 452, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scott, K.M., Bruffaerts, R., Tsang, A., et al., 2007. Depression–anxiety relationships with chronic physical conditions: results from the World Mental Health Surveys. J. Affect. Disord. 103, 113–120 Vigo, D., Thornicroft, G., & Atun, R. (2016). Estimating the true global burden of mental illness. The Lancet Psychiatry, 3, 171–178 World Health Organization. The world Health Report. (Online). (2017). http://www.who.int/csr/don/archive/year/ 2017/en/ Suhartiningsih, S., Yudhawati, DD. (2021) Efektifitas senam yoga terhadap perubahan tingkat depresi lansia hipertensi. Jurnal Keperawatan jiwa Persatuan Perawat Indonesia , Vol 9 No", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 218, "width": 8, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.", "type": "Table" } ]
3be39f67-bd04-88cb-38ec-960ae8cce948
https://journal.umpr.ac.id/index.php/bitnet/article/download/1746/1455
[ { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 769, "width": 140, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 406, "height": 672, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Issn :2460-7274 E-Issn:26858177 UMP", "type": "Table" }, { "left": 164, "top": 98, "width": 267, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BITNET JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 128, "width": 230, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.umpalangkaraya.ac.id/indeXI.php/bitnet Volume 5 Nomor 2, September 2020 (28-35)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 163, "width": 389, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VIDEO UNTUK", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 177, "width": 393, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ADOBE PHOTOSHOP DI SMK KARSA MULYA PALANGKA RAYA", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 205, "width": 387, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Implementation Of Learning Media Using Video To Improve Adobe Photoshop Learning Outcomes At Smk Karsa Mulya, Palangka Raya", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 230, "width": 161, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 243, "width": 318, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 254, "width": 318, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 276, "width": 67, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL INFO", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 299, "width": 32, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 310, "width": 49, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustus 2020", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 389, "width": 88, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dipublikasi September 2020 *e-mail : [email protected]", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 648, "width": 7, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 693, "width": 26, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orcid :", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 276, "width": 55, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 301, "width": 308, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode V penelitian ini menggunakan Penelitian - Tindakan Kelas (PTK) yang berusaha v memecahkan atau menjawab masalah yang dihadapi pada subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa menggunakan media video dapat meningkatkan hasil belajar peserta v didik pada pembelajaran Adobe Photoshop kelas XI", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 343, "width": 309, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan nilai dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus, bahwa dapat disimpulkan: penggunaan media video dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dapat dilihat dari rata-rata pra tindakan dengan nilai 41,08, rata-rata siklus V I dengan nilai 73,33 dan pada siklus V II memperoleh nilai 90,90 dengan ketuntasan yang ditetapkan yaitu 100%.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 417, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Media Video, Hasil Belajar, Adobe Photoshop", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 440, "width": 63, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 466, "width": 309, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method V in this study is to use Classroom Action Research (CAR) which seeks to solve or answer the problems faced on the research subject. The results of this study indicate that using video media can improve learning outcomes of students in the learning of Graphic Design X Multimedia Multimedia Vocational School Karsa Mulya Palangka Raya. This is based on the results of research results obtained in the learning activities carried out for two cycles, that it can be concluded: the use of video media can improve student learning outcomes, can be seen from the average pre-action with a value of 41,08, the average cycleVI with a value of 73,33 and in the fifth cycle obtained a value of 90,90 with a specified completeness of 100%.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 570, "width": 224, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Video Media, Learning Outcomes, Graphic Design", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 739, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 66, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274 E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 93, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 206, "height": 497, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan secara tidak langsung sarana dan prasarana menjadi sebuah bagian yang terpenting dalam mendukung keberlangsungannya proses pelaksanaan belajar mengajar. Pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dalam suatu suasana tertentu yaitu waktu belajar V mengajar. Adapun masalah yang sangat V berhubungan yaitu : tujuan pemblajaran, siswa V yang belajar, guru yang V mengajar, bahan V yang idajarkan, bahan alat V bantu V dalam mengajar, tata cara dalam penilaian V dan V situasi dalam V pengajaran. Dalam V hal itu, peserta V didik juga dibekali ilmu pengetahuan debgan berbagai mata V pelajaran, baik dari mengembangkan kemampuan komunikasi V visual dalam media V cetak, maupun media v digital. Salah satu potensi v keahlian yang dapat membekali peserta v didik dalam komunikasi v digital adalah Desain v Grafis. Dalam v keahlian Adobe Photoshop ini mempelajari v cara menggunakan tool-tool agar dapat membuat sebuah desain dalam v merancang dan mengembangkan multjmediadsain, salah satunya yaitu mempelajari v materi progam aplikasi pengolah v Adobe Photoshop Adobe v Photoshop. Hal itu tentuya, materi v ini bukann materi yang mudah bagi guru dalam n menyampaikan materi k kepada peserta n didik dalam jangka n waktu per-sekolahan yang sangat n terbatas. Banyaknya n hambatan yang telah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 206, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi kendaala dalam kelancaran n kegiatan belajar. Diantaraya kurangnya m kelengkapan fasilitas belajar, minimnya n media yang digunakn, metode mengajar N yang digunakn, kesibukan N pengajar, serta ketidak M mandirian siswa dalam mencari sebuah M informasi sehingga menjadi M penyebab tidak tercapainya M tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dengan M maksimal. Berbagai masalah ini telah diakui oleh kepala M sekolah", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 206, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMK Karsa Mulya Palangka Raya sehingga berakibat terhadap M penurunan kreatifitas peserta a didik dalam mata a pelajaran Adobe Photoshop.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 206, "height": 424, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru merupakan n salah satu sumber a informasi a bagi seorang peserta a didik. Sehinga hal ini dapat menimbulkan n sikap tidak k kreatif dan tidak a mandiri bagi peserta a didik. Pengajar r pun pada umumya hanya memanfaatkan n sumber belajar r seadanya. Kesibukan n mereka a diluar kegiatan belajar r mengajar terkadang dapat menyulitkan n mereka dalam mengembngkan buhan belajar mndiri bagi peserta a didik. Selain itu juga, banyaknya materi yang harus disampaikan serta waktu yang terbatas mengakibatkan materi tidak tersampaikan b seluruhnya dengan n baik. Banyaknya kekurangan media dalam pembelajaran n sehingga peserta a didik banyak bermalas-malasan dalam belajar, r peserta didik banyak yang kurang aktif dan bingung dalam menjalani pelajaran Adobe Photoshop. Kurangnya pengetahuan peserta didik sehingga dalam belajar masih banyak yang belum mengetahui fungsi dan kegunaan aplikasi-aplikasi Adobe Photoshop terutama adobe photoshop. Dan Kurangnya hasil belajar peserta didik kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya pada mata pelajaran Adobe Photoshop dari 34 orang peserta didik hanya beberapa orang saja yang mendapatkan nilai Kreteria Ketuntasan n Minimum (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 568, "width": 206, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya - hambatan tersebut, maka perlu adanya sebuah strategi m pembelajaran yang baik k agar dapat meningkatkan m kualitas dan agar dapat mengoptimalkan pembelajaran. Salah h satu yang dapat mempengaruhi m pembelajaran tersebut yaitu dalam penggunaan m media dan . sumber belajar.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 671, "width": 206, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media a juga M dapat digunakan m pada pembelajaraan tatap m muka dan secara m mandiri. Dalam penggunaan a media dalam sumber . belajar mandiri . dapat meningkatkan pemahaman dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 63, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 66, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 206, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengalaman . peserta m didik sehingga siswa tidak hanya mendapatkan materi dari pembelajaran tatap muka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 206, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun media yang dapat memenuhi ciri-ciri diatas adalah video. Dengan demikan video merupakan suatu media yang cocok untuk menjelaskan materi secara terstruktur untuk kegiatan belajar yang dapat membantu peserta didik. Sehingga denganvideo juga peserta m didik dapat mencapai m taraf tuntas . dalam belajar . secara mandiri. Dan peserta . didik juga tdak dapat belajar materi berikutnnya jika belum menyelesaikan materi sebelumnya. Media pembelajaran video juga bersifat simple karena dapat digunakan dimana M saja dan kapan m saja baik secara mandiri ataupun kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 206, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kelebihan dari bentuk media pembelajaran video memiliki ukuran relative kecil, dapat disimpan di flesdisk sehingga dapat dibawa kemana-mana. Bahkan pembelajaran video juga dapat dipergunakan secara off-line dan on-line tergantung pendidik dan peserta m didik sebagai pengguna langsung. Peserta m didik juga dapat t belajar dimana a dan kapan m saja yang penting terdapat M komputer atau juga M dapat menggunakan handphone. Dan peserta > didik juga dapat M mengetahui m hasil -- belajar . dengan cara selalu mengikuti i evaluasi a yang tersedia dalam video.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 206, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan M penjelasan diatas, bahwa video sangat memiliki a potensi yang m besar untuk dapat digunakan M dalam kegiatan belajar dan mengajar. Hal M ini disebabkan, karena a sifatnya video yang M sangat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 206, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dirancang M khusus . untuk kegiatan sarana a dalam belajar a mandiri, ditembah dengan n keunggunlan elekteronik. Selain M itu juga, video dapaat memberikan sebuah iformasi secara tersetruktur sehingga peserta didik mudah dalam memahami materi tentang penggunakan aplikasi adobe photoshop.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 206, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Photoshop adalahsebuah program desktop publishing dan grafis yang sangat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 206, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terpopuler. Photoshop juga salah satu aplikasi yang popular di kalangan photography dan art Adobe Photoshop komputer. (Pujiriyanto, 2005) Dalam buku lain Adobe Photoshop adalah aplikasi untuk pengolah gambar bitmap yang biasa dipakai oleh desainer grafik. Karena banyak fitur dan tool yang sangat memudahkan dalam pekerjaan memanipulasi gambar, pengolahan gambar web. (Komputer, 2007:14)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 245, "width": 206, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adobe Photoshop adalah suatu wujud seni lukis untuk memberikan kebebasan Desainer dalam membuat atau mengatur sebuah desain agar menjadi sebuah ilustrasi, foto, tulisan dan garis agar menjadi komunikasi dalam menyampaikan sebuah pesan. (Noviana, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 206, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adobe Photoshop adalah suatu ide atau rancangan yang memerlukan sebuah pemikiran dan memiliki jiwa seni dalam menyampaikan pesan informasi kepada seseorang dengan mengkombinasikan sebuah huruf, g gambar, angka, a grafik, k foto, dan ilustrasi. i (Setiawan, Surakarta) Hasil M belajar ialah suatu a kemampuan seorang peserta M didik dalam a memenuhi thapan pencapaian a suatu pengalaman a belajar dalam a satu kompetensi a dasar. (Kunandar, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 524, "width": 206, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil M belajar yaitu suatu kemampuan m yang didapatkan setelah peserta m didik meneerima pengalaman M belajar. (Sudjana, 2006) Dengan penggunaan media maka pemahaman M peserta didik akn lebih meninngkat jika peserta M didik terlibat langsung . aktif dalam kegiatan M belajar, dengan guru M memberikan kesempatan kepada peserta a didik maka kreatifitas peserta M didik akan terekplorasi lebh banyak lagi sehigga peserta didik lebih terampil dalam mendesain.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 700, "width": 206, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menggunakan media pembelajaran M yang tepat M dalam kegiatan proses a pembelajaran dapat", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 63, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 66, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 206, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi a aktivitas dan hasil a belajar siswa. Dengan a demikian, peran a guru dalm menenttukan media pembelajaran a harus tepaat dan sesuai karena sangat penting untuk dapat M meningkatkan aktivitas a dan hasil a belajar peserta a didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 206, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis tindakan dalam a penelitian ini a adalah sebagai M berikut: 1. Aktivitas peserta didik dalam A pembelajaran Adobe Photoshop pada a kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya aktif dengan menggunakan media pembelajaran video.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 206, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada a peningkatan hasil a belajar Adobe Photoshop pada peserta a didik dalam M pembelajaran Adobe Photoshop dengan mengunakan media pembelajaran video pada kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Tahun Pelajaran 2019/2020", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 155, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 206, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis M Penelitian ini peneliti a menggunakan metode a penelitian tindakan a kelas (PTK).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 178, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian M tindakan kelas adalah suatu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 206, "height": 159, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bentuk m penelitian reflktif yang dilakukan u oleh peneliti a untuk Penalran praktik a sosial mereka.[2] Penelitian . Tindakan Kelas . Ialah suatu penelitian a yang dilakukan a yang bertujuan a untuk melihat kemampuan diri dan meperbaiki kualitas dalam proses kegiatan pembelajaran a yang a ada di dalam kelas, a agar hasil a belajar siswa dapat meningkat, sehingga aktifitas belajar siswa menjadi baik dan aktif. (Diplan, et al., 2018)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 206, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari pendapat M diatas m maka dapat diberikan keisimpulkan bahwa penelitian tindakn kelas a adalah cara guru untuk a memecahkan suatu permasalahan yang telah muncul di kelas a melalui tindakan a yang nyata serta bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran yang ada di dalam a kelas. Dengan adanya penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 205, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif dalam meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 128, "width": 206, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun bagian yang menjadi subjek dalam kegiatan ini adalah seluruh peserta didik Kelas XI Multimedia di SMK Karsa Mulya Palangka Raya yang berjumlah 39 orang diantaranya laki-laki 24 orang dan perempuan 15 orang.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 216, "width": 196, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 : Subjek Penelitian No Kelas Banyaknya Peserta Didik Laki-laki Perempuan 1 XI Multimedia 24 15 Jumlah 39", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 334, "width": 205, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Tata Usaha SMK Karsa Mulya", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 62, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palangka Raya", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 635, "width": 197, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 : Bagan siklus PTK Model Kemmis & McTaggart Wijaya Kusumah", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 664, "width": 81, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Dedi Dwitagama", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 679, "width": 170, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Diplan dan M.Andi Setiawan,2018:33)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 709, "width": 205, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analasis data dalam PTK menggunakan data Kualitatif dan data Kuantitatif. Dalam a data a kualitatif diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 421, "width": 121, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PLAN REFLECT ACT & OBSERVE REVISED PLAN REFLECT ACT & OBSERVE", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 63, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 66, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 206, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari hasil observasi terhadap peserta didik dan hasil observasi terhadap peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 75, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kualitatif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 206, "height": 167, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data m kualitatifdiperoleh a dari lembar a observasi yag bertujuan u untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan. Data kualitatif diperoleh dari aktivitas peserta didik dan guru dalam proses pembelajran dengan menganalisis keaktifan peserta didik dan keefektifan pembelajaran yang akan di kelola peneliti/guru dengan menggunakan model pembelajaran video. Menurut (Bidininggarti, 2010:38),", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 206, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa untuk menilai kegiatan peserta didik dapat digunakan kategori sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 85, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Bidiningarti, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 72, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 = Sangat B Baik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 44, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 = Baik K", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 55, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 = Cukup A", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 50, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 = Kurang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 205, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kuantitatif a Data a kuantitatif berasal a dari pre-test", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 206, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang a dilakukan n sebelum kegiatan pembelajaran dan post a test yang m dilakukan diakhir n kegiatan pembelajaran. Hal a ini diilakukan bertujuan utuk mengethui pningkatan hasil a belajar siswa. a. Menghitung a nilai a rata-rata dengan M rumus", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 595, "width": 19, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= ∑", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 53, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 210, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Total a nilai yang g di peroleh peserta A didik = Jumlah Peserta didik = Nilai Rata − rata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 205, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menghitung Persentase ketuntasan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 128, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara klasikal dengan rumus", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 84, "width": 374, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= ∑ ≥ 70 100% Keterangan: A TB = Ketuntasan a Belajar a Klasikal ∑ ≥ 70 = Peserta A didik yang mendapatkan", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 156, "width": 82, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai A 70 atau lebih", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 181, "width": 110, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Banyak peserta A didik", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 210, "width": 206, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator keberhasilan penelitian a ini yaitu meningkatkan n hasil a belajarpesrta didik dengan penerapan a model pembelajaran A video. Peserta didik lebih aktif seperti percaya diri. Penilitian ini dapat dikatakan a berhasil apabila a hasil a belajar peserta a didik mencapai i nilai a ketuntasan individu ≥ 70 dan secara a klasikal terdapat t 85% peserta didik yang memperoleh a nilai ≥ 70.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 379, "width": 150, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 400, "width": 206, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil a penelitian yang a dilakukan pada dua siklus bahwa a ada peningkatan i hasil a belajar pesrta didik dalm penggunaan media video pada a mata pelajaran a Adobe Photoshop, dapat a dilihat tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 489, "width": 197, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan Rata- Rata Ketuntasan Klasikal Pre Test 41,08 23,08% Post a Test (Siklus A I) 73,33 84,62% Post a Test (Siklus A II) 90,90 100%", "type": "Table" }, { "left": 388, "top": 610, "width": 39, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 :", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 625, "width": 172, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Ketuntasan Klasikal Peserta didik", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 654, "width": 200, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun hasil aktivitas peserta didik dapat digambarkan melalui grafik dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 66, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274 E-Issn:26858177", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 172, "width": 202, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar a 2 Grafik Aktifitas Peserta Didik Per-", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 187, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 360, "width": 75, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Grafik", "type": "Picture" }, { "left": 96, "top": 375, "width": 183, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil a Belajar Peserta a Didik Sesuai M KKM", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 206, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan a hipotesis A tindakan yang ditetapkan dalam bab a sebelumnya, maka hipotesis a tindakan tersebut akan a teruji kebenarannya a yaitu sebagai a berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 206, "height": 292, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas a Peserta Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Pada Saat Pembelajaran Adobe Photoshop Dengan Menggunakan Media Video Dalam pengujian a hipotesis i tindakan terhadap aktivitas a belajar peserta a didik digunakan i agar mengetahui i kebenaran dalam peningkatan a aktivitas belajar a peserta didik. Berdasarkan hasil a pengamatan dan data a yang didapat pada i siklus 1, i aktivitas peserta a didik mendapatkan skor i rata-rata 2,31 dengan a kriteria cukup i baik. Sedangkan pada i siklus ll, skor i rata-rata 4 dengan kriteria a sangat i baik. Dengan demikian, i hasil tersbut telah mencapai i indikator keberhasilan a yang telah ditetapkan. Hal a ini telah a menunjukan bahwa peserta a didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya i Palangka", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 206, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raya aktif a pada saat a pembelajaran Adobe Photoshop dengan a menggunakan media video, sehingga hipotesis a tindakan tersebut teruji kebenaranya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 206, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil a Belajar Adobe Photoshop Peserta a Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Dengan Menggunakan Media Video Berdasarkan a hasil tes dan i data", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 231, "width": 206, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh i pada tes awal, hasil a belajar pserta didik i mendapatkan nlai i rata-rata 41,08(dibawah i KKM ≥70) dengan a ketuntasan kelasikal 23,08%. Pada siklus l hasil a belajar peserta a didik mendapatkan nilai rata-rata 73,33 dengan ketuntasan a klasikal 84,62%. Sedangkan pada sklus ll hasil a belajar pserta didik i mendapatkan memproleh i rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 206, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90,90 dengan ketuntasan a klasikal 100%. Sehingga telah mencapai i indikator keberhasilan a penelitian yang telah dittapkan yaitu hasil a belajar peserta a didik telah mencapai i KKM ≥70 dengan a ketuntasan klasikal i 100%. Hal ini membuktikan bahwa ada a peningkatan hasil a belajar Adobe Photoshop peserta a didik Kelas i XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya dengan menggunakan media video, maka hipotesis tindakan ini teruji kebenarannya. a. Aktivitas i Peserta Didik Dalam a Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 87, "width": 403, "height": 656, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa adanya peningkatan aktivitas i peserta a didik dalam proses belajar mengajar dapat di lihat i dari hasil pngamatan yang a dilakukan oleh dua a orang observer pada saat peneliti melakukan a aktivitas belajar mengajar a dengan menggunakan a media video. Saat peneliti memberitahukan akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan a media video peserta a didik sudah menunjukkan sikap keingintahuannya terhadap media video yang akan diterapkan dalam a pembelajaran. Dan hasil a pengamatan terhadap a aktivitas peserta a didik pada siklus I dalam i pembelajaran Adobe Photoshop yang 0 1 2 3 4 SIKLUS I SIKLUS II 2,31 4 Pres Test Siklus I Siklus II 41,08 73,33 90,90 23,08% 84,62%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 150, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafis hasil Belajar Peserta didik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Picture" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 66, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274 E-Issn:26858177", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 172, "width": 202, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar a 2 Grafik Aktifitas Peserta Didik Per- Siklus Gambar 3 Grafik", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 375, "width": 184, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil a Belajar Peserta a Didik Sesuai M KKM", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 206, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan a hipotesis A tindakan yang ditetapkan dalam bab a sebelumnya, maka hipotesis a tindakan tersebut akan a teruji kebenarannya a yaitu sebagai a berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 206, "height": 292, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas a Peserta Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Pada Saat Pembelajaran Adobe Photoshop Dengan Menggunakan Media Video Dalam pengujian a hipotesis i tindakan terhadap aktivitas a belajar peserta a didik digunakan i agar mengetahui i kebenaran dalam peningkatan a aktivitas belajar a peserta didik. Berdasarkan hasil a pengamatan dan data a yang didapat pada i siklus 1, i aktivitas peserta a didik mendapatkan skor i rata-rata 2,31 dengan a kriteria cukup i baik. Sedangkan pada i siklus ll, skor i rata-rata 4 dengan kriteria a sangat i baik. Dengan demikian, i hasil tersbut telah mencapai i indikator keberhasilan a yang telah ditetapkan. Hal a ini telah a menunjukan bahwa peserta a didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya i Palangka", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 206, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raya aktif a pada saat a pembelajaran Adobe", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 99, "width": 206, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Photoshop dengan a menggunakan media video, sehingga hipotesis a tindakan tersebut teruji kebenaranya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 206, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil a Belajar Adobe Photoshop Peserta a Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Dengan Menggunakan Media Video Berdasarkan a hasil tes dan i data diperoleh i pada tes awal, hasil a belajar pserta didik i mendapatkan nlai i rata-rata 41,08(dibawah i KKM ≥70) dengan a ketuntasan kelasikal 23,08%. Pada siklus l hasil a belajar peserta a didik mendapatkan nilai rata-rata 73,33 dengan ketuntasan a klasikal 84,62%. Sedangkan pada sklus ll hasil a belajar pserta didik i mendapatkan memproleh i rata-rata", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 206, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90,90 dengan ketuntasan a klasikal 100%. Sehingga telah mencapai i indikator keberhasilan a penelitian yang telah dittapkan yaitu hasil a belajar peserta a didik telah mencapai i KKM ≥70 dengan a ketuntasan klasikal i 100%. Hal ini membuktikan bahwa ada a peningkatan hasil a belajar Adobe Photoshop peserta a didik Kelas i XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya dengan menggunakan media video, maka hipotesis tindakan ini teruji kebenarannya. a. Aktivitas i Peserta Didik Dalam a Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 539, "width": 206, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa adanya peningkatan aktivitas i peserta a didik dalam proses belajar mengajar dapat di lihat i dari hasil pngamatan yang a dilakukan oleh dua a orang observer pada saat peneliti melakukan a aktivitas belajar mengajar a dengan menggunakan a media video. Saat peneliti memberitahukan akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan a media video peserta a didik sudah menunjukkan sikap keingintahuannya terhadap media video yang akan diterapkan dalam a pembelajaran. Dan hasil a pengamatan terhadap a aktivitas peserta a didik pada siklus I dalam i pembelajaran Adobe Photoshop yang", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 122, "width": 35, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata", "type": "Picture" }, { "left": 210, "top": 338, "width": 27, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siklus II", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 280, "width": 71, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90,90 84,62% 100%", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 150, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafis hasil Belajar Peserta didik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Picture" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 66, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274 E-Issn:26858177", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 172, "width": 202, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar a 2 Grafik Aktifitas Peserta Didik Per- Siklus Gambar 3 Grafik", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 375, "width": 184, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil a Belajar Peserta a Didik Sesuai M KKM", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 206, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan a hipotesis A tindakan yang ditetapkan dalam bab a sebelumnya, maka hipotesis a tindakan tersebut akan a teruji kebenarannya a yaitu sebagai a berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 206, "height": 292, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas a Peserta Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Pada Saat Pembelajaran Adobe Photoshop Dengan Menggunakan Media Video Dalam pengujian a hipotesis i tindakan terhadap aktivitas a belajar peserta a didik digunakan i agar mengetahui i kebenaran dalam peningkatan a aktivitas belajar a peserta didik. Berdasarkan hasil a pengamatan dan data a yang didapat pada i siklus 1, i aktivitas peserta a didik mendapatkan skor i rata-rata 2,31 dengan a kriteria cukup i baik. Sedangkan pada i siklus ll, skor i rata-rata 4 dengan kriteria a sangat i baik. Dengan demikian, i hasil tersbut telah mencapai i indikator keberhasilan a yang telah ditetapkan. Hal a ini telah a menunjukan bahwa peserta a didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya i Palangka", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 206, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raya aktif a pada saat a pembelajaran Adobe", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 99, "width": 206, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Photoshop dengan a menggunakan media video, sehingga hipotesis a tindakan tersebut teruji kebenaranya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 206, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil a Belajar Adobe Photoshop Peserta a Didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya Dengan Menggunakan Media Video Berdasarkan a hasil tes dan i data diperoleh i pada tes awal, hasil a belajar pserta didik i mendapatkan nlai i rata-rata 41,08(dibawah i KKM ≥70) dengan a ketuntasan kelasikal 23,08%. Pada siklus l hasil a belajar peserta a didik mendapatkan nilai rata-rata 73,33 dengan ketuntasan a klasikal 84,62%. Sedangkan pada sklus ll hasil a belajar pserta didik i mendapatkan memproleh i rata-rata", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 206, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90,90 dengan ketuntasan a klasikal 100%. Sehingga telah mencapai i indikator keberhasilan a penelitian yang telah dittapkan yaitu hasil a belajar peserta a didik telah mencapai i KKM ≥70 dengan a ketuntasan klasikal i 100%. Hal ini membuktikan bahwa ada a peningkatan hasil a belajar Adobe Photoshop peserta a didik Kelas i XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya dengan menggunakan media video, maka hipotesis tindakan ini teruji kebenarannya. a. Aktivitas i Peserta Didik Dalam a Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 539, "width": 206, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahwa adanya peningkatan aktivitas i peserta a didik dalam proses belajar mengajar dapat di lihat i dari hasil pngamatan yang a dilakukan oleh dua a orang observer pada saat peneliti melakukan a aktivitas belajar mengajar a dengan menggunakan a media video. Saat peneliti memberitahukan akan melakukan pembelajaran dengan menggunakan a media video peserta a didik sudah menunjukkan sikap keingintahuannya terhadap media video yang akan diterapkan dalam a pembelajaran. Dan hasil a pengamatan terhadap a aktivitas peserta a didik pada siklus I dalam i pembelajaran Adobe Photoshop yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 406, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Issn :2460-7274", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 66, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 206, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerapkan media video saat pembelajaran berlangsung dicatat oleh pengamat/observer 1 (guru) memperoleh a nilai 2,38 dengan kategori cukup baik i dan observer II (mahasiswa) memperoleh a nilai 2,25 dngan kategori cukup baik. i Sedangkan pada siklus ll observer I", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 206, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(guru) memperoleh i nilai 4 dengan kategori a sangat baik i dan observer 2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 206, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(mahasiswa) mendapatkan nilai 4 dengan kategori a sangat i baik. Sehingga a ada peningkatan aktivitasi peserta a didik dalam pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 206, "height": 350, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Peningkatan Hasil a Belajar Peserta a Didik Dengan adanya penigkatan peningkatan aktivitas a peserta didik dari setiap siklusnya juga memberikan konstribusi yang sangat baik terhadap hasilbelajar peserta didk yangg juga mengalami a peningkatan dari setiap siklusnya. Dari yang sebelum dilakukannya tindakan pada siklus Idengan mendapatkan nilai 76,92% dari 39 orang peserta didik masih belum tuntas dan hanya 23,08% saja yang tuntas yang dalam hal ini dikategorikan sudah cukup baik. Tetapi, setelah dilakukan tindakan mengalami perubahan yaitu dengan nilai 84,62% dari 39 orangpeserta didik telah tuntas belajar sehingga dikategorikan dalam kategori baik. Dan kembali mengalami peningkatan yang signifikan pada a siklus 2 yaitu 100% pesrta didik telah tuntas dengan a rata-rata 90,90 dngan demikian hal ini dikategorikan masuk dalam kategori baik. Dengan begitu bahwa pembelajaran media video yang peneliti terapkan dapa dikatakan a berhasil dalam upaya meningktkan aktivitas i dan hasil belajar peserta a didik yang a pada akhirnya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 206, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan manfaat yang positif seperti adanya peningkatan pemahaman peserta didik dalam a belajar. Dengan demkian, i dapat disimpulkan i bahwa dengan a menggunakan media video dapat a meningkatkan aktivitas dan hasil a belajar peserta a didik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 84, "width": 76, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 99, "width": 206, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari i hasil penelitian a dan pembahasan a pada sklus 1 dan Siklus 2, mka dapat ditarik a kesimpulan sebagai a berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 206, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas a belajar Adobe Photoshop peserta a didik Kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya dengan menggunakan media video lebih a aktif, hal a ini dapat dibuktikan dengan a hasil rata-rata i aktivitas a peserta didik pada siklus 1 yaitu 2,31 menjadi i 4 pada siklus 2. 2. Ada a peningkatan hasil a belajar Adobe Photoshop menggunakan a media video pada a peserta didik a kelas XI Multimedia SMK Karsa Mulya Palangka Raya tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini telah dibuktikan a dengan hasil a rata-rata sklus", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 348, "width": 178, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I yaitu 74,56 dengn persentase ketuntasan a klasikal 79,41%, dan a meningkat menjdi 91,03 dengn persentase ktuntasan kelasikal 100% pada siklus II.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 421, "width": 206, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun saran dalam penelitian ini bagi Kepala M Sekolah, diharapkan menyarankan kepada guru utuk menggunakan media video pada mata pelajaran Adobe Photoshop , khususnya pada materi penggunaan menu dan toolbo XI Adobe Photoshop. B agi Guru, diharapkan lebih terampil memadukan materi pembelajaran dengan menggunakan media video supaya setiap materi a yang disampaikan a dapat dipahami peserta a didik dengan a baik.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 597, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 612, "width": 205, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bidininggarti. (2010). Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesa.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 656, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diplan, & Setiawan, M. A. (2018). Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 671, "width": 177, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tindakan Kelas: Teori Serta Panduan Bagi Guru Kelas dan Guru Bimbingan Konseling. Yogyakarta: CV. Budi Utama.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 186, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 140, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Asep Gunawan dan 2 Agung Riadin", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 770, "width": 10, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 63, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issn :2460-7274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 66, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Issn:26858177", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 206, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komputer, W. (2007:14). Menjadi Seorang Desainer Grafis.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 99, "width": 102, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: CV. Andi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 30, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Offset.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 205, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 172, "width": 90, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: PT. Raja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 206, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafindo Persada. Noviana. (2018). Adobe Photoshop Percetakan Kompetensi Keahlian Multimedia. Surakarta: CV. Mediatama.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 206, "height": 248, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permadi, Ade Salahudin & Muchlis Saini. 2017. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Peserta Didik. Bitnet: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi , 2(2):20-26. Pujiriyanto. (2005). Adobe Photoshop Komputer. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Putra, Chandra Anugrah. 2017. Pemanfaatan Teknologi Gadget Sebagai Media Pembelajaran. Bitnet : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi , 2(2):1-10. Sanjaya, W. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup. Setiawan, R. (2018). Dasar Adobe Photoshop. Surakarta: CV. Mediatama. Sudjana, N. (2006). Media Pengajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 495, "width": 101, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: CV. Wacana.", "type": "Text" } ]
8dab7011-f5a9-8513-233e-43e1d5395de6
https://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame/article/download/6587/5051
[ { "left": 315, "top": 23, "width": 192, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43 Published online ... in http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jame ISSN: 1410-9336/E-ISSN: 2620-8482", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 776, "width": 167, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Correspondence to : [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 433, "top": 777, "width": 82, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 10 June 2023 Accepted: 12 July 2023", "type": "Table" }, { "left": 440, "top": 793, "width": 70, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published: 5 Sep 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 85, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 206, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Photography has recently emerged as a fascinating tool for its users to express themselves and demonstrate their presence in online media. The rise of a virtual photographic community signaled the start of the trend in society. As evidence on social media platforms such as Instagram . Through the desire to gain coverage in social media, users also develop their skills in using graphics programs and this also increases market demand for the production of mobile applications for digital photo processing that enable fast photo editing as they like (Magdalena & Arcadiusz, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 206, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adobe Lightroom is photo-editing application that has many advantages that other applications do not have. Adobe has always been reliable in making editing applications on PCs and mobile devices. Lightroom is one of Adobe software that is assured to solve photo editing problems focusing on lighting. Lightroom can produce great images with adequate lighting that creates maximum results.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 205, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application usage causes reactions in its users, the responses which are acceptance and also rejection. Although the Lightroom", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 427, "width": 205, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "application has advantages that are difficult enough to match by its rivals, it does not mean that Lightroom does not have disadvantages. Based on the rating provided by IOS and Googleplay , even some of these shortcomings can be considered contradictory to other features provided by Lightroom itself A theory of Technology Acceptance Model (TAM) can explain and predict user acceptance of technology. The TAM model can explain the acceptance of information technology with specific dimensions that can affect the acceptance of technology by users. The TAM model is used to determine the factors of user attitudes, intentions, and behavior by using two main variables, these two namely perceived usefulness and ease of use (Davis et al., 1989).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 634, "width": 205, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The acceptance or rejection of technology items is reflected in a person's attitude. The attitude of using technology in TAM is conceptualized as an attitude towards system usage in the form of acceptance or rejection as an impact when someone uses technology in their activities.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 714, "width": 205, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, technology users have psychological factors that support them to use various features contained in the application of", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 83, "width": 439, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Implementation Of Technology Acceptance Model Towards Mobile Photography Application Adobe Lightroom", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 155, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hari Setiawan Purnomo 1 , Weni Novandari 2 , Alisa Tri Nawarini 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 181, "width": 369, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Management Studies, Faculty of Economics and Business, Jenderal Soedirman University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 208, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 201, "width": 337, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subjects in this research were anyone who used Adobe Lightroom Mobile Photography", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 212, "width": 337, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "App in Purwokerto. The data gathered by poll or questionnaire technique directly or through google form and the Hypothesis test used was Smart PLS 3.0 The results of the t-test analysis it is known that the statistical t value of the Perceived Usefulness variable on Attitude is 2.458 with a p value of 0.014, t value of the Perceived Ease of Use variable on Attitude is 3,850 with a p value of 0.000, t value of the Perceived Enjoyment variable on attitude is 3,800 with a p value of 0.000, and a p value of less than 0.05 with a positive direction so the hypothesis research is accepted. Based of the t-test analysis, t value of the attitude variable to Continuance Intention is 7,697 with a p value of 0.000. with a positive direction, it can be concluded that attitude has a positive effect on Continuance Intention. so that the fourth hypothesis is accepted. Conclusion of research is Perceived usefulness, Perceived ease of use, and Perceived enjoyment have positive effect on user’s attitude. And Attitude has a positive effect on user's continuance intention use Adobe Lightroom.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 372, "width": 294, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords Technology; TAM; Attitude; Application; Photography", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a system or better known as perceived enjoyment. The higher the level of comfort possessed by users of information technology, the better the attitude of the users which will later be related to the acceptance of the system technology. Feelings of pleasure and comfort in using information technology systems will make users do their jobs well and finish them on time. The various advantages of the application provide a pleasant experience for users and increase their motivation to use the applications offered", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 206, "height": 182, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Their propensity to use the product will improve if they have a positive view about utilizing a digital application (Oh & Xu, 2003). Or, to put it another way, the more positive a person's mindset is while using an application, the more likely he is to utilize it again. Yahyapour (2008) shows that attitude is one form of evaluation towards the consequences of behavior and leads to an intention to continue using technology applications. Wu and Chen (2018), Amoroso (2020) stated that there is a significant positive relationship between attitudes towards and continuance intentions. Furthermore, Ifinedo (2018), Kasilingam (2020) revealed that attitude has a significant effect on the continuance intention", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 188, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technology Acceptance Model (TAM)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 205, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technology Acceptance Model (TAM) based on Davis (1989) in Jogiyanto (2007) is an application that is a development of Theory of Reasoned Action (TRA) that specialized to model user acceptance of information systems. Theory of Technology Acceptance Model (TAM) is a theory about information systems that includes how users accept and use a technology (Vankatesh, V, & Davis, 2000). The purpose of TAM is to provide users with an explanation of the general determinants of computer acceptance, then able to explain user behavior across various technologies to end-users (Davis, 1989 in Jogiyanto, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 206, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The TAM model is derived from psychological theory to explain the behavior of information technology users with beliefs, attitudes, intentions, and user behavior relationships as explanatory factors. According to this model, an individual's behavioral interest in adopting a particular part of a technology is determined by a person's attitude towards the use of that technology (Vankatesh, V, & Davis, 2000). TAM uses TRA as a theoretical basis to determine a causal relation between two beliefs, that is: (Davis, 1989 in Jogiyanto, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 97, "width": 109, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived Usefulness", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 111, "width": 205, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived ease of use in technology is defined as a measure of person's trust in computers that are easy to understand and use (Davis, 1993 in Jogiyanto). Furthermore, it is said that users will like and use a technology system if it is easy to use. Perceived ease of use in technological systems will affect behavior and attitudes. The higher a person's perception of the ease of using the system, the higher the level of use of the technology system (Amijaya, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 237, "width": 205, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the explanation above, it can be concluded that the perceived ease of use in terms of using information technology is defined as a person's belief that the use of information technology can be easily understood and used.The dimensions of perceived usefulness of the system for users according to Davis et al. (1986) are productivity, job performance or effectiveness, importance to job, and overall usefulness.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 352, "width": 205, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasilingam (2020) explains several indicators of perceived ease of use, including: does not require great effort to use application; able to use application without the help of an expert, learning to operate application is easy, overall, believe using application is easy, working with application is not complicated.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 442, "width": 112, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived Ease of use", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 456, "width": 205, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perceived ease of use in terms of using information technology is defined as a person's belief that the use of information technology can be easily understood and used.The dimensions of perceived usefulness of the system for users according to Davis et al. (1986) are productivity, job performance or effectiveness, importance to job, and overall usefulness.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 560, "width": 205, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasilingam (2020) explains several indicators of perceived ease of use, including: does not require great effort to use application; able to use application without the help of an expert; earning to operate application is easy; overall, believe using application is easy; orking with application is not complicated.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 650, "width": 109, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived Enjoyment", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 665, "width": 205, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived enjoyment is the degree to which the activity of using a particular system is considered enjoyable in itself, regardless of the performance consequences resulting from using the system (Venkatesh & Davis, 2000). The enjoyment that a person feels using technology will have an impact on the intention and intensity of using technology (Venkatesh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Bala, 2008). Convenience and enjoyment in someone who uses technology will make the user's perception of the application feel comfortable because it has obtained initial comfort. Kasilingam (2020) describes several indicators of perceived enjoyment, including: enjoyable; pleasant; fun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 44, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitude", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 205, "height": 308, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Schiffman & Kanuk (2010), attitude is a learned predisposition in responding consistently to an object, in the form of a favorable or unfavorable manner. The components of attitude are (Fishbein and Ajzen, 1975). Cognitive Component.It is the knowledge (cognition) and perceptions obtained from a combination of direct experience with the attitude objects and related information from various sources. This knowledge and perceptions are usually in the form of belief, namely consumers believe that the product has several attributes.Affective Component. It is an emotion or feeling towards a certain product or brand which has the evaluations; which includes a person's assessment of the attitude object directly and thoroughly (whether the product is liked or disliked; or whether the product is good or bad).Conative component. It is person's tendency to carry out an action and behavior in a certain way towards an attitude object. The conative component is an expression of the consumer's intention to buy or reject a product or service. The conative component is often thought of as a consumer statement to buy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 116, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuance Intention", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 206, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuance Intention is the user's intention to continue using the related application services and willingness to pay (Bhattachherjee, et al. 2008). Continuing intention refers to an individual's intention to continue to engage in an activity after previously adopting it (Chen, Minghong, and Xianjun Qi, 2015). It is concluded that Continuance Intention is a person's intention to continue using technology applications. According to Amoroso, D., & Lim, R. (2017) continuance intention is the level of strength of an individual's intention to make repeated purchases through finance mobile applications.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 205, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuance intention is measured based on the following indicators (Ifinedo, 2018; and Chang et al., 2015): continue to use the application; increase usage of the application;", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 85, "width": 205, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d idn’t think to stop using application; will recommend to other to using application.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 110, "width": 206, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The influence between Perceived Usefulness, Perceived ease of use, and Perceived Enjoyment towards Attitude and Continuance Intention to use is described in the research model as shown in Chart 1.1", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 334, "width": 118, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Research Model", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 357, "width": 198, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the hypothetical model, the hypotheses in this study are:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 380, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: Perceived usefulness has a positive effect on user's attitude toward Adobe Lightroom use", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 414, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Perceived ease of use has a positive effect on user's attitude toward Adobe Lightroom use", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 449, "width": 205, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Perceived enjoyment have positive effect on user’s attitude towards Adobe Lightroom H4: Attitude has a positive effect on user's continuance intention use Adobe Lightroom", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 527, "width": 139, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS Research Type and Subject", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 553, "width": 205, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Associative research has been the name for this type of research. Associative research aims to determine the relationship or consequence between two or more variables (Sugiyono, 2016). While the key characteristics is a survey involving respondents filling out a worksheet The subjects in this research were Purwokerto Adobe Lightroom Mobile Photography App participants.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 668, "width": 61, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Source", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 680, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The primary data source used in this study was directly accessed from the researchers' statements", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 703, "width": 120, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "distributed through", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 714, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "questionnaires. And for the Secondary data sourced from text books, scientific publications, and scientific journals accessed", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 175, "width": 196, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuance intention Attitude Perceived Usefulness Perceived Ease of Use", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 289, "width": 49, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived Enjoyment", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 208, "height": 253, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from the service quality to research variables is classified as secondary data in this study. Sample Population Users of the Adobe Lightroom Mobile Photography Application in Purwokerto will be investigated in the present study. Determination of sample size using the interval estimation formula. The interval estimation formula is written with the following formula: (Umar, 2000): n > pq(Z  /2 / e) 2 n = Minimum number of sample Z = Area under the normal curve e = Level of eror that might accure (10%) p = probability of eror (0,05) q = probability of being correct > pq (Z  /2 / e) 2 n > 0,5 x 0,5 (1,96/0,1) 2 n > 96,04  96 So the minimum sample size used is 96 respondents and in this study, the authors took a sample of 100 people.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 91, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampling Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 206, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The convenience sampling approach was used to collect information. Anyone who met and used the Adobe Lightroom Mobile Photography Application in Purwokerto for at least once, completed the criteria, and was willing to become a respondent, was selecte accidentally as a sample.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 122, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technique Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 206, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The measurement of variables in this study used a Likert scale. In the Likert scale, variables are translated into variable indicators.and after that we can measure by other tools", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 104, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partial Least Square", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 205, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PLS is a variant-based structural equation analysis (SEM) that can test the measurement model as well as test the structural model as a prediction for the development of previous theories. PLS assumes all measures of variance can be explained by the latent variable estimation approach which is considered as a linear combination of indicators. PLS also provides general models of statistical tools such as canonical correlation, redundancy analysis, linear regression, MANOVA, and principal component analysis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 42, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 102, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outer Model Convergent Validity", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 87, "width": 205, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is used to see whether the indicators used to measure the research variables are in the valid category or not. An indicator is declared valid if the Loading value is greater than 0.7. The results of the convergent validity analysis Discriminant Validity is still part of the measurement model to see the validity of a model. In this study, the method used to assess discriminant validity is to compare the square root value of the Average Variance Extracted for each construct with the correlation between that construct and other constructs. According to Ghozali (2018) the model has sufficient discriminant validity if the AVE root of each construct is greater than the correlation between constructs. The results of the discriminant validity analysis are presented.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 306, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Composite Reliability nd Cronbach Alpha", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 317, "width": 205, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Are used to see the reliability of a construct. A construct is said to be reliable if it has composite reliability and Cronbach's alpha values greater than 0.70.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 375, "width": 59, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inner Model", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 386, "width": 96, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Colinearity Statistic", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 398, "width": 205, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It shows the value of VIF on the variables Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and attitude less than 5, which means the research variables are independent and free from multicollinearity", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 466, "width": 46, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R square", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 477, "width": 205, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "it can be seen that the R Square value for the Attitude variable is 0.518. In the research model, commitment is influenced by the variables Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Perceived Enjoyment. It can be interpreted that the attitude variable is influenced by the Perceived Ease of Use and Perceived Enjoyment variables by 51.8 percent. It also can be seen that the R Square value for the Continuance Intention variable is 0.357. In the research model, Continuance Intention is influenced by the attitude variable. This shows that the Continuance Intention variable is influenced by the attitude variable by 35.7 percent", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 659, "width": 152, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direct Effect Hypothesist Test", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 673, "width": 205, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis testing is used to see the significance of the independent variable on the dependent variable. The independent variable is declared influential if the t-statistical value has a value greater than 1.96 and the p value or significance is below alpha 0.05 and it is known that all hypothesis were accepted.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The high perception of respondents to the Perceived Usefulness of Adobe Lightroom is supported by the statement that according to respondents the use of Adobe Lightroom is felt to be very helpful for photography activities, can make it easier to edit photos quickly, and can increase productivity and also make photo editing more effective.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 205, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results showed that Perceived Ease of Use had an influence on attitude with an average answer in the description analysis of 4.25 or in the very high category. Respondents gave the perception that Adobe Lightroom is very easy to use. Respondents felt that using Adobe Lightroom to edit photos was not difficult, they could be used even without the help of others, easy to learn, and making photo injections was very easy and not complicated.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 205, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The descriptive analysis show that the respondents gave a good perception of all indicators in the statement of perceived enjoyment with an average score of 4.10 or in the high category. This condition is supported by the statement that so far respondents feel that using the Adobe Lightroom application to edit photos is very enjoyable, as well as during the process of using it and overall respondents feel happy when editing photos in Adobe Lightroom.it shows that partially there is a significant influence with a positive direction between perceived enjoyment and is able to give a positive influence on attitude.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 205, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A good attitude towards someone in using the Adobe Lightroom application has an influence on their desire to use the application continuously. The results showed that the respondents' attitudes towards the Adobe Lightroom application were in good category with an average score of 4.10. This attitude is supported by the statement that using Adobe Lightroom is the best choice, and the application is very useful.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 71, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 205, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perceived usefulness has a positive effect on user's attitude toward Adobe Lightroom use. Perceived ease of use has a positive effect on user's attitude toward Adobe Lightroom use. Perceived enjoyment have positive effect on user’s attitude towards Adobe Lightroom. Attitude has a positive effect on user's continuance intention use Adobe Lightroom. Based on the research limitation and the value of R-square stated. For further research, it is possible to add variables of perceived quality and application excellence because these two", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 87, "width": 205, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "factors are considered a strong factor by the respondents in using an application in affecting their continuance intention. It is also hoped that future research will conduct a replication study by adding other mediating variables that are considered to be able to bridge the causality of the model that has been built, such as the confidence variable. Another thing that needs to be done is to provide a way to increase the image resolution and the photo editing results to be of higher quality. The problems with using Photoshop applications are that today's digital cameras have an average resolution of only about 24MP, and five years ago, cameras were still below 20MP.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 271, "width": 205, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For this reason, the Adobe Lightroom mobile photography application provides a solution to improve image quality, either increasing the quality of detail or increasing the number of pixels. That function can be applied to RAW files. There are two options, namely RAW Details (previously called Enhance detail) and Super Resolution. Raw Details aims to make photos sharper and correct misinterpretation caused by color filters on the sensor (bayer/x-trans) and also improve sharpness and contrast. RAW Detail does not increase the number of pixels.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 443, "width": 205, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Super Resolution is a new function available in Adobe Camera RAW version 13.2 that not only improves the pixel quality as in the RAW Details function, but also increases the resolution. In addition to improving image quality, the software will also duplicate the length and width of the pixels by 2x, bringing the total pixels to 4x. For example a 24MP digital image (6,000x4,000 pixels) will become 96MP (12,000x8,000 pixels).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 558, "width": 205, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Those facilities in pro-version can be generated to increase the organic buyer of the company because the app are more handy by the professionals market. While the novice can also enjoy the benefit of the free version.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 625, "width": 72, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 648, "width": 205, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paśnikowska-Łukaszuk, M. and Urzędowski, A., 2020. The Impact Of Digital Photography Processing In Mobile Applications On The Quality Of Reach", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 696, "width": 64, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Social", "type": "Table" }, { "left": 422, "top": 696, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media. Informatyka,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 707, "width": 177, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Automatyka, Pomiary w Gospodarce i", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 717, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ochronie Środowiska , 10(4), pp.73-76.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abadi, H. R. D., Ranjbarian, B. dan Zade, F. K. 2012. Investigate the Customers' Behavioral Intention to Use Mobile", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 177, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banking Based on TPB, TAM and Perceived Risk (A Case Study in Meli Bank). International Journal of", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 177, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Academic Research in Business and Social Sciences , 2(10), pp: 312-322.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 206, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amoroso, Donald., and Ricardo Lim. 2017. The mediating effects of habit on continuance intention. International", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 178, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Information Management , Vol. 37, Issue. 6, page. 693-702.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 206, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang, Chia-Chin., Shiu-Wan Hung., Min-Jhih Cheng., and Ching-YiWu. 2015.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 178, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Exploring the intention to continue using social networking sites: The case of Facebook. Technological Forecasting and Social Change , Vol. 95, Page. 48- 56.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 205, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davis, F. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly , Vol. 13, page. 19-340.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 205, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gao, L., & Bai, X. (2014). A Unified", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 177, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspective On The Factors Influencing Consumer Acceptance of Internet of Things Technology. Asia Pacific", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 161, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Of Marketing And Logistics.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 205, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hsiao, Cheng-Chieh., and Jyh-Shen Chiou.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 178, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012. The effects of a player’s network centrality on resource accessibility, game enjoyment, and continuance intention: A study on online gaming communities. Electronic Commerce Research and Applications, Vol. 11, page. 75-84.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 206, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idris, I., & Kasmo, A. B. P. (2017). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Persepsi Kontrol Perilaku Terhadap Minat Kepemilikan Kartu Kredit. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia , 4 (3), 306-332.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 206, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ifinedo, Princely. 2018. Determinants of students’ continuance intention to use blogs to learn: an empirical investigation. Behaviour & Information Technology, Vol. 37, Issue. 4, page. 381-392.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 87, "width": 205, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juniwati. (2014). Influence of Perceived", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 99, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usefulness, Ease Of Use, Risk on", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 110, "width": 177, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitude and Intention To Shop Online. European Journal of Business and", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 133, "width": 64, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 156, "width": 205, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasilingam, Dharun Lingam. 2020. Understanding the attitude and", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 179, "width": 177, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intention to use smartphone chatbots for shopping. Technology in Society, Vol. 62, page. 1-15.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 225, "width": 205, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, David., Semuel, Hatane and Japarianto, Edwin. 2013. Analisis Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Mobile Banking Dengan Menggunakan Pendekatan Tecgnology", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 283, "width": 177, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acceptance Model dan Theory Of Reason Action, Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(1), pp: 1-13", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 329, "width": 205, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari, E., & Soesanto, O. R. C. (2020). Predicting Factors That Influence Attitude To Use And Its Implications On Continuance Intention To Use Svod: Study On Netflix Users Of Indonesia. DeReMa (Development Research of Management): Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 409, "width": 129, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen , 15 (2), 183-208.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 432, "width": 205, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liou, Dah-Kwei., Li-Chun Hsu., and Wen-Hai Chih. 2015. Understanding broadband television users’ continuance intention to use. Industrial Management & Data Systems, Vol. 115, Issue. 2, page. 1-34.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 501, "width": 205, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marini. 2012. Kajian Penggunaan Software Amos/ Lisrel Berdasarkan Pendekatan TAM. Disampaikan pada Seminar", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 536, "width": 205, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 15-16 Juni 2012. Mayasari, Feronica, Elisabeth Penti Kurniawati, dan Paskah Ika Nugroho. 2011. Anteseden dan Konsekuen Sikap Nasabah dalam Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM) (Survey pada Pengguna KlikBCA), Jurnal Semantik ISBN 979- 26-0255-0 , pp:34-41", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 685, "width": 205, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mazhar, Fatima., Fiaz, Umar., Ishrat, Sobia., Razzaq, M.S dan Khan, T.N. 2014. An Investigation of Factors Affecting Usage and Adoption of Internet & Mobile", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 731, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banking In Pakistan. International", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 177, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Accounting and Financial Reporting , 4(2), pp: 478-501.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 205, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, A., Najib, M., & Simanjuntak, M.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 133, "width": 177, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Factors affecting consumer", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 178, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "interest in electronic money usage with Theory of Planned Behavior (TPB). Journal of Consumer Sciences , 3 (1), 15-27.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 208, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuriska, Fania Putri dan Nurul Azizah. 2021.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 178, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Continuance Intention To Use Layanan Video On Demand Dengan Pendekatan Theory Of Planned Behavior (Studi Kasus Pada Pengguna Aplikasi Netflix Di Kota Surabaya). Jurnal Syntax Admiration, Vol. 2 No. 2.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 206, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oh, L-B,, & Hu, H. 2003. Effect of Multimedia on Mobile Consumter Behavior: An Empirical Study of Location-Aware Advertising. Twenty Fourth International Conference on Informasin System, 679 – 691.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 206, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pereira, Rita., and Carlos Tam. 2021. Impact of enjoyment on the usage continuance intention of video-on-demand services. Information and Management, Vol. 58, Issue 7, page. 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 205, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praveena, K., & Thomas, S. (2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 178, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuance Intention to Use Facebook: A study of Perceived Enjoyment and TAM. Bonfring International Journal of Industrial Engineering and Management Science , 4 (1), 24-29.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 205, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarkar, A. 2011. Impact of Utilitarian and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 206, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hedonic Shopping Values on Individual’s Perceived Benefits and Risks in Online Shopping. International Management Review, 7 (1):58-95. Shanmugam, Arunagiri., Savarimuthu, Michael Thaz. and Wen, Teoh Chai.2014. Factors Affecting Malaysian Behavioral Intention to Use Mobile Banking With Mediating Effects of Attitude, Academic Research International , 5 (2), pp: 236-253.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 205, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teo, Timothy., and Jan Noyes. 2011. An assessment of the influence of perceived enjoyment and attitude on the intention to use technology among", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 87, "width": 177, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pre-service teachers: A structural equation modeling approach. Computers & Education, Vol. 57, Issue. 2, Page. 1645-1653", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 145, "width": 205, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tyas, E. I., & Darma, E. S. (2017). Pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Perceived Enjoyment, dan Actual Usage Terhadap Penerimaan Teknologi Informasi: Studi Empiris Pada Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan Baitul Maal Wa Tamwil", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 225, "width": 177, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Reviuew Akuntansi Dan Bisnis Indonesia , 1 (1), 25 –35.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 271, "width": 205, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi, Handri Dian. 2011 . Analisis Sikap dan Niat Menggunakan Mini Laptop: Studi Pengembangan Model Penerimaan Teknologi. Jurnal Ekonomi", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 317, "width": 109, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bisnis, 16(1), pp: 44-52.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 340, "width": 205, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningtyas, Y. F., & Widiastuti, D. A.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 352, "width": 177, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015). Analisis Pengaruh Persepsi Risiko, Kemudahan Dan Manfaat Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online. Kajian Bisnis Sekolah", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 398, "width": 177, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha ,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 407, "width": 73, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 (2), 112 –120.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 432, "width": 205, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wallace, L. G., & Steven D, S. (2014). The", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 444, "width": 177, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adoption of Software Measures: A Technology Acceptance Model (TAM) Perspective. Information and Management, 249-259.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 501, "width": 205, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang, Lillian-Yee-Kiaw., Sook-Ling Lew., Siong-Hoe Lau., and Meng-Chew Leow. 2019. Usability factors predicting continuance of intention to use cloud e- learning application. Heliyon, Vol. 5, Issue. 6, page. 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 582, "width": 205, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, Bing., and Xiaohui Chen. 2016. Continuance intention to use MOOCs: Integrating the technology acceptance model (TAM) and task technology fit (TTF) model. Computers in Human Behavior, Vol. 67, page. 221-232.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 662, "width": 205, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yan, Min., Raffaele Filieri., and Matthew Gorton. 2021. Continuance intention of online technologies: A systematic literature review. International Journal of Information Management, Vol. 58, page. 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 282, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN DAN EKONOMI , Vol. 25, No. 03, 2023, pp. 35 – 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 205, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Light, M. A., & Light, I. H. (2008) The geographical expansion of Mexican immigration in the", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 177, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United States and its implication for local law", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 87, "width": 177, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "enforcement. Law Enforcement Executive Forum Journal , 8 (1), 73-82.", "type": "Text" } ]
394edb4b-fb23-db27-ade4-afcff1a12501
https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/download/2441/2216
[ { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "474 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 90, "width": 413, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 145, "width": 79, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Khairuna Irma 1)", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 170, "width": 99, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahru Romadhan 2)", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 184, "width": 74, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitri Sofyana 3)", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 197, "width": 80, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helmalia Putri 4)", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 211, "width": 186, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STIKes Binalita Sudama Medan 1,2,3,4)", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 228, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail:", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 239, "width": 144, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 1)", "type": "Table" }, { "left": 214, "top": 253, "width": 169, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 2)", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 266, "width": 135, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 3)", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 280, "width": 164, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 4)", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 311, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 324, "width": 454, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Snellen chart should be really bright. The patient is asked to read the letters with each eye separately and visual acuity is recorded as a fraction, the numerator being the distance between the patient and the Snellen chart, and the denominator being the smallest letter that can be read by normal people. When the patient was able to read up to 6m, visual acuity was recorded as 6/6 (normal).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 224, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Autorefractometer, Snellen Chart", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 421, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snellen chart harus benar terang. Pasien diminta untuk membaca huruf dengan masing- masing mata secara terpisah dan tajam penglihatan dicatat sebagai pecahan, pembilang menjadi jarak pasien dengan snellen chart, dan penyebut menjadi huruf terkecil yang dapat dibaca oleh orang normal. Ketika pasien mampu membaca hingga 6m, tajam penglihatan di catat 6/6 (normal).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 242, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Autorefraktometer, Snellen Chart", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 546, "width": 118, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 215, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan tajam penglihatan adalah pemeriksaan indikasi seseorang penglihatan seseorang dan pengukuran seberapa baik seseorang melihat objek. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dapat dilakukan dengan kartu snellen dan bila penglihatan kurang mata tajam penglihatan diukur dengan menentukan kemanpuan melihaat jumlah jari atau hitung jari, lambaian tangan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 545, "width": 215, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ataupun proyeksi sinar. Untuk besarnya kemampuan mata membedakan bentuk dan rician di tenntukan dengan kemampuan melihat benda yang terkecil yang masih dapat dilihat pada jarak tertentu (Ilyas 2009).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 670, "width": 214, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelainan Refraksi adalah gangguan mata yang sering terjadi pada seseorang.Gangguan ini terjadi ketika mata tidak dapat melihat /fokus dengan jelas pada suatu area terbuka sehingga", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "475", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 770, "width": 271, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 29 No. 3, (2021) Desember 474 - 484", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 215, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pandangan menjadi kabur dan untuk kasus yang parah, gangguan ini dapat menjadikn visus impairment (melebahnya penglihatan) Kelainan refraksi yang umum terjadi antara lain myopia(rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisme. Selain itu, gangguan presbiopia kadang juga dimasukkan ke dalam golongn kelainan refraksi (WHO,2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 217, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer adalah suatu alat yang digunakan untuk menampakkan status refraksi secara objektif yang biasanyanya digunakan saat sreening, praktek klinik atau dalam rangka penelitian seperti survei epidemiologi, dan uji klinis. Instrumen yang di kenndalikan komputer digunakan selama pemeriksaan mata untuk memberiksaan pengukuran yang objektif kesalahn bias seseorang dan resep untuk kacamata atau lensa kontak ,mengukur kekuatan refraaksi kornea seecara otomatis. (Choong,dkk.,2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 215, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuntungan dari penggunaan autorefraktometer adalah alat ini dapat di operasikan tidak hanya oleh dokter melainkan para teknisi opthalmic juga dapat menggunakannya. Bagi pasien, alat ini membantu dari segi kenyamanan dan kecepatan pada saat pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 215, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan autorefraktometer juga sangat membantu ketika dilakukan pengukuran terhadap anak anak yang terkadang kurang kooperatif aktif. Kelemahan dari", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 90, "width": 215, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "autorefraktometer adalah alat ini membutuhkan biaya yang besar dalam pengadaannya. Selain itu sebaiknya dilakukan juga penilaian pembiaasan secara subjektik sebelum meresepkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 193, "width": 215, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer juga harus di servis dengan baik dan sesekali harus melakukan pemeriksaan silang yaitu dengan dibandingkan terhadap nilai refraksi manual ( Sahasranamam,2007)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 297, "width": 215, "height": 466, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snellen chart adalah bagan mata yang dapat digunakan untuk mengukur ketajaman visus. Jarak antara penempatan poster snellen dengan subjek/orang yang di periksa sejarak 6 meter. Berhubung ada perbedaan antara sitem pengukuran yang di pakai di indonesia (juga di pakai sebagian negara lain di dunia) dan Amerika serikat, snellen chart ini pun terdapat dalam dua versi angka metrik dan yang satu dalam imperial. Snellen chart metrik dalam perbandingan 6 meter (6/6, 6/9, 6/12 dan seterusnya sampai 6,60). sedangkan snellen chart imperial angka yang dinyatakan dalam pembandingan 20 kaki (20/20) sampai (20/200). Apakah sama dengan 6 meter ?sebenarnya tidak : 20 kaki sama dengan 6 meterlebih 10cm Oleh WHO, seseorang yang tidak dapat membaca huruf teratas pada snellen chart setelah di bantu dengan kacamata sudah dianggap buta secara umum. Di pihak lain cukup banyak orang miopia yang tidak mampu membaca", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "476 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "huruf teratas pada snellen chart tanpa bantuan kacamata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 215, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snellen chart harus benar terang. Pasien diminta untuk membaca huruf dengan masing-masing mata secara terpisah dan tajam penglihatan dicatat sebagai pecahan, pembilang menjadi jarak pasien dengan snellen chart, dan penyebut menjadi huruf terkecil yang dapat dibaca oleh orang normal. Ketika pasien mampu membaca hingga 6m, tajam penglihatan di catat 6/6 (normal).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 212, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pengukuran Tajam Penglihatan Metode Objektif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 215, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu metode dalam melakukan refraksi dimana tergantung dari keahlian atau kemampuan si pemeriksa, dimana pasien dalam hal ini pasif atau non komunikasi. Si pemeriksa atau refraksionis optisi yang menentukan besarnya kekuatan kelainan refraksi . Alat refraksi yang digunakan pada metode objektif antara lain: streak retinoscopy,autoref , keratometer. Namun pada akhirnya hasil pemeriksaan refraksi secara objektif harus dilakukan dengan metode subjektif untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer (ARK)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 215, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer merupakan alat elektronik yang mengolah data hasil pemeriksaan secara digital dengan menggunakan komputer. Refraktometer", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 90, "width": 215, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan salah satu metode pengukuran kelainan refraksi (kelainan mata yang memerlukan bantuan penggunaan kacamata) secara objektif dengan kata lain tidak membutuhkan pasien secara penuh dalam proses perhitungannya. Informasi yang di peroleh dari pemeriksa menggunkan refraktometer berupa kekuatan lensaa koreksi kelainan refraksi pasien. Kekuatan lensa bisa berupa lensa minus, lensa plus, maupun lensa silinder beserta keterangan axis lensanya(Zolarises, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 490, "width": 25, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "......", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 511, "width": 193, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(gambar 2 autorefraktometer,", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 532, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(patimabahlia.2015)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 553, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi Autorefraktometer", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 573, "width": 211, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Untuk mengukur kelengkungan kornea, pengukuran ini di peruntukkan pemakain lensa kontak", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 635, "width": 211, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengukur kekuatan refraksi secara otomatis", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 698, "width": 196, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara Penggunaan Autorefraktometer", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 718, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun langkah langkah nya antara lain sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "477", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 770, "width": 271, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 29 No. 3, (2021) Desember 474 - 484", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 90, "width": 211, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pasien duduk di kursi yang sudah disiapkan didepan alat ARK", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 131, "width": 211, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemeriksaan dimulai dengan menekan tombol power pada autorefraktometer dan membersihkan sandaran dahi", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 193, "width": 211, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pasien diminta meletakkan dagu dan menempatkan dahinya di tempat yang sudah disediakan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 256, "width": 212, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pasien diminta melihatkedepandanmenahanmataterbu", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 297, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "katanpaberkedipbeberapadetik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 318, "width": 211, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pasien diminta untuk memperhatikan bola yang ada dalam alat autorefraksi tersebut", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 380, "width": 211, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pemeriksaan selesai ,otomatis hasil print out akan keluar dari alat", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 215, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer aldalah alat yang pertama digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap mata sebelum masuk ketahap selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 215, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Autorefraktometer memiliki tingkat ketepatan yang sangat tinggi dalam pemeriksaannya, ketika seseorang di periksa dengan menggunakan autorefraktometer memiliki spheris -2.00 dan cylinder -1.00 maka untuk pemeriksaan selanjutnya tinggal di bagi dua, jadi ukuran yang hampir mendekati mata pasien itu spheris -1,00 dan cylinder -0,50.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 90, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegunaan Autorefraktometer", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 111, "width": 178, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kegunaan", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 131, "width": 214, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "autorefraktometer adalah salah satu instrumen untuk pemeriksaan refraksi secara obyektif dan di gunakan pada saat tahap pemeriksaan secara monokuler (satu mata). Autorefraktometer tidak memeriksa kedua mata secara bersamaan, melainkan bergantian antara mata kanan dan kiri.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 297, "width": 214, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan Menggunakan Autorefraktometer Adapun kelebihan menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 359, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "autorefraktometer adalah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 380, "width": 211, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menggabungkan pengukuran untuk diopter dan kelengkungan kornea", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 421, "width": 211, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Teknik optik pengukuran konsisten dan akurat gambar", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 463, "width": 211, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Teknik yang paling canggih dari grafik edisi, membuat grafik diukur dengan cepat dan jelas", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 525, "width": 211, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Manusiawi desain fokus untuk membuat pegang fokus lebih cepat", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 211, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. 5.Optometri auto refraktor, unit ini di produksi dengan menggunakan teknologi canggih dan bahan import, terlihat baik dan sifat, aman dan dapat diandalkan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 691, "width": 214, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelemahan Menggunakan Autorefraktometer Adapun kelemahan menggunakan autorefraktometer adalah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "478 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 90, "width": 210, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Alat ini membutuhkan biaya yang besar dalam pengadaannya", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 131, "width": 210, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Harus melakukan penilaian pembiasan secara subjektif sebelum meresepkan", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 173, "width": 211, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Setelah keluar hasil dari pemeriksaan nya sebaiknya melakukan ulang", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 214, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "refraksi secara manual.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Subjektif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 217, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "....Suatu metode dalam melakukan refraksi dimana di perlukan dalam suatu komunikasi yang baik antara si pemeriksa dan pasien, tanpa adanya komunikasi yang baik antara pasien dan si pemeriksa tidak akan didapat hasil yang memuaskan dengan demikian hasil refraksi berdasarkan hasil dari komunikasi pasien dengan pemeriksa. Alat refraksi yang digunakan pada metode refraksi subjektif antara lain : trial lenset, ototip, lenso meter , roll pd.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snellen Chart", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 214, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snellen chart adalah poster yang berfungsi untuk mendeteksi tajam penglihatan seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 325, "width": 186, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 snellen chat( pocketnurse)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 346, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penilian visus mata", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 366, "width": 215, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketajaman visus mata normal manusia yaitu 20/20 atau dalam satuan meter 6/6. Ini berarti jarak 20 kaki atau 6 meter.mata anda masih cukup tajam untuk melihat tulisan yang memang normalnya dapat terbaca dari jarak tersebut. Akan tetapi jika visus mata anda adalah 20/40,berrti mata anda dengan jarak 20 kak atau 6m hanya mampu membaca huruf yang cukup besar yang dapat di baca pada jarak 40kaki atau 12 meter.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 615, "width": 214, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur pemeriksaan visus mata dengan kartu snellen chart", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 656, "width": 214, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun langkah langkah prosedur pemeriksaan visus antara lain :", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 698, "width": 146, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pastikan ruangan terang", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 718, "width": 214, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Jarak antara pasien dengan kartu snellen adalah 6 meter atau 20 kaki", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "479", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 770, "width": 271, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 29 No. 3, (2021) Desember 474 - 484", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 214, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tutup salah satu mata dengan menggunakan trial frame dengan memakai okulder", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 214, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Periksaksalah mata kanan dan mata kiri secara tidak bersamaan, mata dengan pandangan yang lebih buram akan di tes terlebih dahulu", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 214, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mulailah membaca mulai dari baris paling atas kebawah, hingga anda tidak mampu lagi membacanya huruf pada baris tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 217, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Jika hasil pemeriksaan mencapai barisan 6/6 ,maka prosedur tidak usah di lanjutkan karena pasien Emetropia (mata normal).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 215, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Jika hasil pemeriksaan tidak mencapai barisan 6/6,maka harus di lakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole, jika visusnya ada perbaikan berarti pasien memiliki kelainan refraksi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 215, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Jika seseorang tidak dapat membaca snellen chart sama sekali bahkan dengan bantuan lensa pemeriksaan selanjutnya adalah hitung jari atau visus 1/60 melihat jarak 1 m meter dimana mata normal dapat dilihat jarak 60 meter ( count fingers ). Orang normal dapat melihat jarak 60 meter.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 690, "width": 215, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. jadi Pemeriksaan berikutnya adanya jika tidak bisa hitung jari proses selanjutnya kita menggunakan lambaian tangan ( handmotion ).", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 90, "width": 186, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang normal dapat melihat lambaian pada jarak 1 meter berrti tajam penglihatannya 1/300.Apabila tahap prosedur lambaian tangat tidak berhasil, maka kita akan mencoba pemeriksaan terakhir yaitu ada atau tidak adanya persepsi cahaya ( lightperception ).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 256, "width": 214, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan secara binokuler bisa dilakukan dengan trial lenset atau phoroptor, pada tahap ini ada pengujian yang harus di lakukan diantara nya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 359, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji keseimbangan penglihatan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 380, "width": 215, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antara mata kanan dan kiri sedapat mungkinn mempunyai kemampuan yang sama dengan menggunakan teknik balancing test atau pemberian +100D Tahap-tahap yang harus dilakukan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 483, "width": 211, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. letakkan lensa koreksi yang sudah dikoreksi sebelumnya", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 525, "width": 206, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. lalu letakkan +100 D pada kedua mata", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 545, "width": 211, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. intruksi kepada pasien untuk berfiksasi pada snellen baris kelima atau visus 2/12", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 608, "width": 212, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. lalu tutuplah salah satu mata pasien secara bergantian dan tanyakan kepada pasien mataa mata yang paling penting apakah mata kiri atau kanan, jika pasien menjawab mata kanan ataupun kiri maka tambahlah s+0,25 D secara terus menurus hingga pasien mengatakan kedua mata sudah sama", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "480 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 90, "width": 193, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sama kabur (setiap mata yang lebih terang tambahkan s+0,25 D", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 90, "width": 211, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. lalu turunkan sperisnya sebanyak empat kali sampai pasien bisa", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 131, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai 6/6", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 299, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Snellen Chart", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 454, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelebihan pemeriksaan menggunakan snellen chart lebih akurat dibandingkan autorefraktometer. Sedangkan kekurangan menggunaakaan snellen chart yaitu pemeeriksaannya membutuhkan waktu sedikit lama", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis jenis snellen chart", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 195, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun Jenis-jenis snellen antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 373, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c) (d)", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 514, "width": 436, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar (a) simple picture chart (b) Landolt C (c) E-chart (d) log mart) , (Cheval Handel,2015)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 577, "width": 152, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 215, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah penelitian survei cross sectional. Survei cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika koleransi antara faktor resiko dengan efek, denggan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 577, "width": 214, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian survei guna mengoleksi informasi maupun data mengenai populasi yang besar dengan memakai sampel yang relatif kecil", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 660, "width": 102, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 680, "width": 214, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan informasi, yang menjadi sumber dari penelitian ini adalah nama, tempat tanggal lahir, tempat", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "481", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 272, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 29 No. 3, (2021) Desember 474 - 484", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 214, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tinggal, anamnesa, dan hasil koreksi menggunakan autorefraktometer dengan snellen chart.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 86, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria inklusi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 214, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria inkslusi adalah sasaran yang ingin dibuat penelitian yaitu usia 20-40 tahun .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 214, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alasannya saya mengambil sasaran penelitian ini dikarenakan saya pada umur 20-40 tahun umur yang paling efektif untuk pemeriksaan refraksi, sedangkan umur 40 tahun ke atas lebih banyak mengalami penyakit penyakit pada mata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria ekslusi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 214, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteris ekslusi adalah orang yang tidak perlu di ambil penelitian nya yaitu pasien yang mengalami amblyopia ,katarak, glaukoma,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 111, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 132, "width": 226, "height": 157, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin TABEL. 1 Jenis kelamin Responden Persentase Laki-laki 14 46,6% Perempuan 16 53,4% Jumlah 30 100%", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 300, "width": 214, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa subjek dari penelitian ini terdiri dari laki- laki dan perempuan. Jumlah subjek penelitian perempuan jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki,yaitu persentase 53,4%.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 445, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik pasien berdasarkan usia", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 465, "width": 200, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABEL 2 Usia Responden Persentase 18-25 tahun 12 40% 26-40 tahun 18 60% Jumlah 30 100%", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 633, "width": 214, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 dapat kita ketahui bahwa responden paling banyak pada kategori usia remaja sebanyak 12 orang (40%). Dan kategori dewasa sebanyak 18 orang (60%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "482 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 215, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik berdasarkan tingkat", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 214, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kenyamanan koreksi kacamata berdasarkan teknik pemeriksaan TABEL.3 N O TEKNIK PEMERIKS AAN", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 174, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESPOND", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 209, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EN PERS EN 1 Autorefrakto meter 9 30% 2 Snellen Chart 21 70% 3 Jumlah 30 100%", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 341, "width": 179, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pemeriksaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 215, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tajam penglihatan menggunakan autorefraktometer memiliki jumlah responden tingkat kenyamanan sebanyak 9 orang (30%) dan menggunakan manual snellen chart memiliki jumlah responden kenyamanan sebanyak 21 orang (70%). Jadi dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan autorefraktometer dan manual snellen chart dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan tajam penglihatan yang lebih banyak tingkat kenyamanannya adalah dengan menggunakan manual snellen chart.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 71, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 673, "width": 212, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. 30% pasien yang setuju pemeriksaan matanya menggunakan autorefraktometer sedangkan yang 70% lagi pasien lebih nyaman", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 90, "width": 194, "height": 239, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemeriksaan mata menggunakankan hasil akhir dari pemeriksaan menggunakan manual snellen chart karena menggunakan snellen chart lebih akurat ketimbang menggunakan autorefraktometer. Terkadang pasien di periksa dengan menggunakan autorefraktometer minus nya lebih tinggi dari pada diperiksa dengan manual snelleen chart, dan jika menggunakan hasil koreksi dari pemeriksaan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 338, "width": 193, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "autorefraktometer langsung", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 359, "width": 193, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebanyakan pasien tidak nyaman ataau merasa pusing, makanya orang lebih banyak nyaman dengan menggunakan manual snellen chart.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 211, "height": 321, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. 9 orang yang nyaman menggunakan autorefraktometer di karenakan mereka Saat dilakukan pemeriksaan refraksi dengan menggunakan snellen chart hasil dari koreksinya tidak dapat/tidak di temukan, sehingga mata si pasien menjadi lelah karena terlalu lama proses pemeriksaan makanya si pasien lebih nyaman diperiksa dengan secara objektif yaitu dengan menggunakan autorefraktometer, kebanyakan pasien yang nyaman dengan pemeriksaan menggunakan autorefraktometer adalah bagi pasien pasien yang memiliki minus tinggi dan cylidris tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 768, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "483", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 770, "width": 271, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL DARMA AGUNG, Vol. 29 No. 3, (2021) Desember 474 - 484", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 90, "width": 85, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. SIMPULAN", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 111, "width": 211, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dari 9 responden semuanya setuju bahwa pemeriksaan menggunakan autorefraktometer adalah lebih efisien waktu dan sangat efektif digunakan saat pemeriksaan berhadapan dengan pasien atau non komunikatif.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 235, "width": 212, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dari 21 orang responden semuanya setuju bahwa pemeriksaan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 276, "width": 193, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan manual snellen chart bahwa dengan alat ini tidak efisien waktu", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 338, "width": 212, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dari perbandingan kedua alat tersebut semua responden setuju tentang pemeriksaan mata menggunakan autorefraktometer dan manual snellen chart akan mendapatkan hasil sesuai dengan kenyamanan pasien.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 463, "width": 193, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan mata menggunakan autorefraktometer di lakukan terlebih dahulu agar mendapat gambaran untuk refraksi pasien, kemudian dilanjutkan dengan penggunakan manual snellen chart agar mendapatkan ketepatan hasil koreksi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 214, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pemeriksaan tajam", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 59, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penglihatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 215, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan autorefraktometer memiliki jumlah responden tingkat kenyamanan sebanyak 9 orang (30%) dan menggunakan manual snellen chart memiliki jumlah responden kenyamanan sebanyak 21 orang (70%).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 90, "width": 214, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi dari seluruh hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kenyamanan menggunakan snellen chart lebih banyak dibandingkan dengan autorefraktometer.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 173, "width": 34, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 193, "width": 212, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagi optometri, Beberapa pasien belum mampu mengenali huruf kapital dan menimbulkan kerancuan pada pemeriksaan menggunakan manual snellen chart, pemeriksa tidak dapat memastikan apakah pasien tidak dapat membaca huruf kartu snellen atau tidak mengenali huruf tersebut, maka dari kejadian tersebut sebaiknya pemeriksa harus pintar menggunakan teknik teknik pemeriksaan lainnya seperti autorefraktometer.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 212, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bagi kampus, untuk menambah literatur perpustakaan dibidang penelitian mengenai prefalensi penglihatan tiga dimensi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 525, "width": 211, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Bagi peneliti, menambah wawasan tentang tajam penglihatan pada pasien", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 211, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bagi masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk lebih sering memeriksa tajam penglihatan matanya", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 649, "width": 211, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Bagi tempat penelitian, melakukan screening secara rutin dan berskala setiap 6 bulan sekali mengenai refraksi dan gangguan kesehatan lainnya yang berpotensi terjadi pada pasien di rumah sakit", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 453, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "484 PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN AUTOREFRAKTOMETER DENGAN MANUAL SNELLEN CHART DI RSU. SIBOLGA Khairuna Irma 1), Syahru Romadhan 2), Fitri Sofyana 3), Helmalia Putri 4)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 90, "width": 131, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 214, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku panduan praktikum refraksi klinik,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 131, "width": 224, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018, Akademi Refraksi Optisi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 152, "width": 156, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STIkes Binalita Sudama Medan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 214, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modul Lab Instrumen Refraksi, 2017,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 193, "width": 200, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akademi Refraksi Optisi STIkes", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 214, "width": 116, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Binalita Sudama Medan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 214, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilyas H, Sidarta, Kelainan refraksi dan koreksi penglihatan ; Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2009.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 214, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khurana,A,K,2007, clinical skils fpr the opthalmic examination,2006 ; manual for eye examination and Diangnosis, 2007 Mediscehevakhandel,2010.nl/eye-chart- symbols-for-children.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 90, "width": 77, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zolarises,2015,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 111, "width": 216, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berita/detail/autorefraktometer-63723 Prayoga, H.A, 2014.Hubungan Intensitas Percahayaan Dan Kelainan Refraksi Mata Dengan Kelelahan Mata Para Tenaga Medis Di Bagian Rawat Inap RSUDdr.SoediraMangunSumarsonWono gini.http://journal.unnes.ac.id/sju/i", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 256, "width": 215, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S afiraevaniandika A. witono, febianje.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 276, "width": 230, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "junaidi.2017.Perbandingan Hasil Pemeriksaan Tajam Penglihatan Menggunakan Kartu Snellen dan aplikasi PEEK acuity Di Klinik Az- Zahra, Tanggerang. RS Dian Harapan, Jaya Pura, Jakarta, Indonesiandex.php/ujph", "type": "Table" } ]
80339b31-b676-1af5-5281-4f3af7ad7f5e
http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/pkm/article/download/2363/1866
[ { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 120 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 401, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SOSIALISASI LITERASI DIGITAL BAGI MASYARAKAT KECAMATAN ALAM BARAJO KOTA JAMBI JELANG PEMILU 2024", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 124, "width": 260, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi 1 , Usman 2 , Wahyu Rohayati 3", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 137, "width": 313, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Hukum Universitas Jambi 2 Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Jambi", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 165, "width": 343, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Jambi Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 210, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 428, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkembangnya teknologi yang mempengaruhi segala lini kehidupan masyarakat membuat seseorang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut. Pada fenomena ini, masyarakat mampu memanfaatkan penggunaan teknologi, seperti gadget, laptop, dan teknologi lainnya sebagai alat untuk membantu kegiatan sehari-hari. Adanya gadget, proses bertukar dan menyebarkan informasi menjadi mudah. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah banjir informasi yang besar dan masif, sehingga sulitnya masyarakat mencerna dan memverifikasi beragam berita yang diterima. Metode pelaksanaan kegiatan PKM terdiri dari observasi, perancangan dan sosialisasi literasi digital, serta monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan PKM ini diharapkan masyarakat Kec. Alam Barajo memiliki pemahaman yang lebih baik tentang literasi digital. Hasil dari sosialisasi literasi digital menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap konsep literasi digital. Hal ini terlihat adanya peningkatan pengetahuan masyarakat yang signifikan akan pentingnya literasi digital dalam menghadapi dinamika informasi di era digital. Sosialisasi literasi digital bagi masyarakat memberikan dampak positif yang signifikan. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi digital, dan perubahan perilaku penggunaan media sosial menunjukkan keberhasilan metode pelaksanaan yang telah diterapkan. Respon positif terhadap materi sosialisasi juga menunjukkan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan lokal masyarakat dan meningkatkan efektivitas penyampaian pesan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 273, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Literasi digital, memerangi hoaks, pemilu", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 520, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 428, "height": 201, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of technology which affects all lines of people's lives means that people have to adapt to these technological developments. In this phenomenon, people are able to utilize technology, such as gadgets, laptops and other technology as tools to help with daily activities. With gadgets, the process of exchanging and disseminating information becomes easier. One of the impacts is a large and massive flood of information, making it difficult for people to digest and verify the various news they receive. The method for implementing this community service activity consisted of observation, design and socialization of digital literacy, as well as monitoring and evaluation. Through this activity, it is hoped that the people of Alam Barajo District would have a better understanding of digital literacy. The results of digital literacy outreach showed an increase in public understanding of the concept of digital literacy. This can be seen from a significant increase in public knowledge of the importance of digital literacy in facing the dynamics of information in the digital era. Socialization of", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 121 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digital literacy for the community has had a significant positive impact. Increasing public understanding of digital literacy and changes in behavior in using social media show the success of the implementation methods that have been implemented. A positive response to outreach materials also shows an approach that is relevant to the local needs of the community and increases the effectiveness of message delivery.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 270, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words: Digital literacy, elections, fighting hoaxes", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 196, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 428, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi yang semakin maju dan berkembang mempengaruhi kehidupan masyarakat dan membuat masyarakat harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut. Masyarakat telah memanfaatkan penggunaan teknologi, seperti gadget, laptop, Ipad, dan teknologi lain untuk membantu kegiatan sehari-hari. Gadget telah digunakan oleh semua kalangan, baik orang tua, anak-anak maupun remaja, sehingga proses bertukar dan menyebarkan informasi menjadi mudah. Oleh karena itu, masyarakat mampu dan mudah mendapatkan informasi melalui gadget dengan adanya koneksi internet, sehingga keterampilan masyarakat menggunakan gadget meningkat. Hampir semua kalangan masyarakat dapat menggunakan dan mengoperasikan gadget, tetapi masih banyak masyarakat yang hanya mampu menerima informasi tanpa memahami dan mengolah informasi secara baik, sehingga banyak informasi yang dikonsumsi masyarakat tidak benar meskipun bisa mengoperasikan gadgetnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 428, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isu yang akan diangkat oleh tim adalah pentingnya kemampuan literasi digital bagi masyarakat jelang pemilu 2024 untuk memerangi hoaks dan menjaga stabilitas politik di Indonesia, khususnya yang ada di Kota Jambi tepatnya di Kec. Alam Barajo sebagai kecamatan terbesar kedua setelah Kec. Paal Merah dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 78.111 pemilih dan menjadi target sasaran pelaksanaan PKM oleh tim pelaksana. Era saat ini berbeda dari sebelumnya, dimana realitas tidak hanya dipahami secara nyata namun adanya realitas maya. Realitas nyata diyakini sebagai realitas yang menitikberatkan pada persoalan fisik, sedangkan realitas maya sebagai realitas dalam dunia maya, menghubungkan masyarakat dengan dunia luas dan memudarkan batas teritori. Secara sosiologis, hal ini merupakan perkembangan masyarakat modern, dengan akses informasi yang cepat melalui teknologi informasi digital, sulitnya memverifikasi asal usul informasi, dan setiap produksi serta pengolahan informasi terkait kapital sosial, ekonomi, dan kekuasaan. Selain itu, perubahan dunia didukung", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 122 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya revolusi 4.0 yang membuka peluang besar bagi kemajuan karena terciptanya perkembangan, seperti adanya big data, internet dengan beragam platform dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan tersebut adalah adanya banjir informasi yang besar dan masif, sehingga masyarakat sulit mencerna dan memverifikasi berita yang diterima. Oleh karena itu, potensi hoaks berkembang sangat besar dan cepat dalam kondisi masyarakat yang tidak cerdas menggunakan media dan tidak memiliki literasi digital. Sejak satu dekade terakhir, kita menyaksikan bagaimana politik elektoral sebagai arena kebenaran dan kebohongan menjadi menu utama dan membangun ketidakpastian politik. Pemilu diberbagai negara termasuk Indonesia, menjadi arena politik post truth karena batas kebenaran dan kebohongan menjadi kabur. Politik tidak mengedepankan wacana rasional melainkan argumentasi emosional berakar pada ketakutan dan kekhawatiran. Akurasi dan data faktual menjadi subordinat emosi dan preferensi personal. Kondisi ini ditopang kehadiran teknologi komunikasi digital berbasis internet yang memungkinkan sumber informasi tidak lagi terpusat di satu titik tetapi menyebar. Ruang cyber diyakini politisi sebagai ruang efektif melakukan komunikasi politik, kampanye, dan meraih dukungan. Bagi publik, ruang cyber digunakan untuk aktualisasi diri dan mendukung kandidatnya.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 479, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 428, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pelaksanaan kegiatan PKM ini terdiri dari tahap observasi, perancangan, sosialisasi literasi digital terhadap masyarakat Kec. Alam Barajo Kota Jambi jelang pemilu 2024, serta monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital. Sehingga, masyarakat dapat mengenali dan mengelola informasi digital dengan bijak, terutama pada pemilu 2024.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 428, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan pelaksanaan kegiatan PKM ini terdiri atas: 1) melakukan observasi, berupa survei untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kebutuhan masyarakat terkait literasi digital dalam menentukan target audien yang menjadi fokus sosialisasi, seperti pemilih pemula, kelompok usia, dan kelompok sosial tertentu di Kec. Alam Barajo, 2) melakukan perencanaan, berupa penyusunan meteri literasi digital dan memilih tempat penyelenggaraan termasuk bentuk kerjasama dengan pihak terkait, yakni Aliansi", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 123 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnalis Indonesia (AJI). Materi literasi digital yang dirancang sesuai kebutuhan dan tingkat pemahaman target audien, yang mencakup pengenalan media sosial, penyebaran informasi yang benar, serta pentingnya literasi digital dalam konteks pemilu 2024, 3) melakukan sosialisasi, berupa workshop dan pelatihan literasi digital di Kec. Alam Barajo, termasuk ajakan masyarakat untuk aktif berpartisipasi dan bertanya akan penyampaian materi dan interaktif memaksimalkan pemahaman, dan 4) melakukan monitoring dan evaluasi, berupa evaluasi efektivitas sosialisasi literasi digital untuk mendapatkan umpan balik dari peserta. Evaluasi dengan melakukan pertemuan ulang melalui media jarak jauh, guna mengetahui progres dan tingkat pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat anti hoaks jelang pemilu 2024.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 313, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 428, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi digital di Kec. Alam Barajo menunjukkan pentingnya literasi digital dalam menghadapi pemilu 2024. Literasi digital tidak hanya dianggap keterampilan teknis, tetapi alat yang krusial untuk menjaga integritas informasi dan menghindari penyebaran berita hoax. Melalui kegiatan PKM ini diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan pengetahuan literasi digital untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab, sehingga penyebaran informasi yang akurat dan konstruktif dapat meningkat dan penyebaran berita hoaks berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 429, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada media facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti-hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage dan Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Melalui grup diskusi ini, warganet dapat bertanya tentang informasi tertentu berisi hoax atau bukan, serta melihat klarifikasi dari orang lain. Semua anggota bisa berkontribusi, sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang. Jika masih kurang, tips dari The Washington Post di bawah ini bisa dijadikan sebagai pelajaran:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Banyak orang tidak membaca konten yang dibagikan, tetapi hanya membaca judulnya. Maka, untuk mencegah Anda menjadi penyebar hoaks, hilangkanlah kebiasaan membagikan konten tanpa membaca isinya secara menyeluruh;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Orang tidak mempertimbangkan legitimasi sumber berita. Situs berita hoax bisa muncul tiap saat, tetapi Anda bisa menghindari jebakannya dengan bersikap lebih", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 124 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 414, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hati-hati melihat sebuah situs. Sikap hati-hati ini berlaku bagi narasumber yang dikutip, minimal mencari referensi lanjutan di google atau situs yang terpercaya;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 428, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Orang cenderung terkena bias konfirmasi, menyukai konten yang memperkuat kepercayaan atau ideologi diri atau kelompoknya. Hal ini membuat seseorang membagikan konten yang sesuai dengan pandangannya, sekalipun konten tersebut hoax. Jika Anda membaca berita yang mengukuhkan keyakinan Anda, maka Anda harus lebih berhati-hati dan tidak terburu-buru menekan tombol share ;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 428, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Orang mengukur legitimasi konten dari berita terkait, karena sebuah berita belum tentu bukan hoax hanya karena Anda melihat konten terkait di media sosial. Maka, jangan terburu-buru menyimpulkan lalu ikut membagikannya, hoax memang diolah dari berita media terpercaya dengan isi yang sudah diplintir;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 429, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Semakin sering orang melihat sebuah konten, semakin mudah mempercayainya, bukan hanya karena banyak teman Anda share berita tertentu, tidak berarti berita tersebut benar dan mempercayai serta membagikannya. Anda bisa mencegah ikut termakan hoax dengan melakukan pengecekan lebih lanjut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 428, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim pelaksana kegiatan PKM bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi dan sejumlah lembaga terkait menggelar training literasi digital bagi masyarakat di Kec. Alam Barajo Kota Jambi. Pelatihan ini diselenggarakan guna meningkatkan kapasitas pencegahan penyebaran informasi hoaks di tengah masyarakat jelang pemilu 2024, pada tanggal 6 Agustus 2023 yang diikuti 30 warga Kec. Alam Barajo Kota Jambi. Pelatihan ini didasari oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat dan mempengaruhi banyaknya informasi hoaks yang beredar di masyarakat. Perkembangan teknologi digital saat ini, tidak diimbangi dengan kemampuan mengidentifikasi berita palsu. Literasi digital ini merupakan cara memerangi hoaks, sehingga membantu untuk berpikir kritis dan cakap menggunakan media digital di tengah situasi jelang pemilu 2024. Pelatihan ini juga bertujuan memperluas kemampuan literasi digital secara luas.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 741, "width": 371, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Ilustrasi Berita Hoaks yang Banyak Beredar di Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 724, "width": 90, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Republika.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 125 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 263, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 428, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum pelatihan dimulai, untuk mengukur pengetahuan, pemahaman dan keterampilan peserta dalam literasi digital, tim pelaksana melakukan pre-test , guna mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan. Adapun link pre-test dapat diakses pada laman: https://bit.ly/Pretest_PPM2023.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 428, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, pemaparan materi disampaikan oleh tim dari AJI Jambi, Ibu Gresi (Jurnalis dan anggota AJI Indonesia Jambi). Beliau menilai bahwa literasi digital menjadi kunci bagi masyarakat agar terhindar dari disinformasi atau hoaks di tahun politik menjelang Pemilihan Umum serentak 2024. Selain itu, beliau menyatakan bahwa apapun yang berisi hoaks, ada ujaran kebencian, hendaknya seseorang pandai menelaah, oh ini tidak perlu ditanggapi, oh ini hoaks. Jadi imunitasnya dibangun melalui literasi dan adanya kemampuan literasi digital yang mumpuni, membuat masyarakat tidak terpengaruh dan percaya dengan informasi yang tidak jelas kebenarannya, serta menjadikannya lebih selektif memilih dan memilah informasi yang diterima. Sehingga, informasi hoaks tidak mudah tersebar dalam masyarakat. Oleh karena itu, meningkatkan literasi digital masyarakat menjadi hal penting memerangi informasi hoaks di tengah tahun politik seperti saat ini, serta tetap melakukan upaya lain seperti pemblokiran konten.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 429, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika masyarakat dibekali dengan pengetahuan, maka mereka dapat menangkal hoaks itu sendiri. Pada pelatihan ini, narasumber juga meminta masyarakat waspada terhadap disinformasi yang beredar di platform digital jelang pemilu serentak 2024. Sehingga, perlu diwaspadai soal disinformasi menjelang pemilu dan tahun pemilu 2024.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 662, "width": 225, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Penyampaian Materi Sosialisasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 429, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelatihan ini juga dijelaskan tentang bagaimana seseorang bisa menggunakan platform yang ada untuk mendeteksi disinformasi yang masuk. Selain itu, himpunan jurnalis juga memiliki teknologi kecerdasan buatan (AI) bernama Automatic", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 126 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identification System (AIS) bekerja menjaring disinformasi yang beredar di ruang digital, termasuk disinformasi politik. Berdasarkan data yang dihimpun dari AIS, diketahui bahwa terjadi peningkatan disinformasi yang cukup signifikan pada penyelenggaraan pemilu 2019. Jika dilihat data pemilu lalu, dari April 2018 sd. April 2019, terjadi peningkatan signifikan disinformasi politik, artinya semakin mendekati pemilu (pengalaman lalu), disinformasi politik juga semakin tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 429, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Narasumber tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga beberapa link panduan, baik buku atau jurnal sebagai pedoman peserta pelatihan dalam meningkatkan keterampilan digitalnya untuk menangkal berbagai informasi yang tidak benar jelang pemilu 2024. Link buku atau junal tersebut dapat diakses pada: https://aji.or.id/index/buku/1.html. Setelah pelatihan selesai, untuk mengukur tingkat pemahaman peserta serta keterampilan literasi digitalnya, tim pelaksana kegiatan melakukan post-test kepada peserta sebagai bahan evaluasi dan tolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan ini. Adapun link post-test dapat diakses pada laman berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 423, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfjgfz7NxTZ4fonFpxMk31CmSNseIjnCJ9 4fMLKCnQYxaM26w/viewform.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 535, "width": 256, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kelompok Sosial di Kec. Alam Barajo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari sosialisasi literasi digital di Kec. Alam Barajo menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat akan konsep literasi digital. Survei sebelum dan sesudah sosialisasi menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pengetahuan masyarakat tentang pentingnya literasi digital dalam menghadapi dinamika informasi di era digital. Sosialisasi yang diselenggarakan berhasil menarik partisipasi aktif masyarakat, adanya minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemahaman digital dalam kehidupan. Adapun hasil survei dan umpan balik dari peserta menunjukkan respons positif terhadap materi sosialisasi literasi digital. Materi yang disusun dengan bahasa yang sederhana dan relevan dengan konteks lokal berhasil menarik perhatian dan memudahkan", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 127 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemahaman masyarakat. Adanya sosialisasi literasi digital, terlihat peningkatan kesadaran masyarakat dalam menggunakan media sosial secara bertanggung jawab. Masyarakat lebih kritis menyaring informasi, menghindari menyebarkan berita palsu, dan memahami dampak dari konten yang dibagikan.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 189, "width": 158, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 428, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan dari pelaksanaan kegiatan PKM ini disimpulkan bahwa sosialisasi literasi digital bagi masyarakat Kec. Alam Barajo menjelang Pemilu Tahun 2024 memberikan dampak positif yang signifikan. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap literasi digital, partisipasi aktif dalam workshop, dan perubahan perilaku dalam penggunaan media sosial menunjukkan keberhasilan metode pelaksanaan kegiatan. Adanya respon positif terhadap materi sosialisasi juga menunjukkan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan lokal masyarakat dapat meningkatkan efektivitas penyampaian pesan. Pentingnya literasi digital dalam pemilu berkontribusi positif dalam menjaga integritas informasi, mengurangi risiko penyebaran hoaks, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dengan pemahaman yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun saran yang dapat penulis sampaikan setelah pelaksanaan kegiatan ini yaitu: 1) mempertahankan keberlanjutan kegiatan dengan menjaga momentum positif yang telah dicapai dan menyelenggarakan kegiatan literasi digital secara rutin, dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat, 2) perluasan cakupan dan target audiens dengan melakukan analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi kelompok masyarakat yang mungkin belum terjangkau kegiatan literasi digital, dilakukan dengan perluasan cakupan dan penyesuaian materi sesuai kebutuhan kelompok menjadi kunci mencapai inklusivitas.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 624, "width": 148, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Fakultas Hukum melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jambi yang telah memberikan kesempatan kepada tim PKM untuk dapat melakukan training literasi digital kepada masyarakat di Kec. Alam Barajo melalui skema PKM berupa dukungan dana dalam tahap penyelesaiannya. Harapan kami kegiatan PKM ini dapat memberikan", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 38, "width": 380, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambideun : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Februari 2024 P-ISSN : 2615-8213E-ISSN : 2656-2987 128 - 128", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 428, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cholillah Suci Pratiwi -----------------------------------------------------------------------------------------", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manfaat kepada penulis, pembaca serta masyarakat di Kec. Alam Barajo Kota Jambi secara keseluruhan dalam memerangi hoaks jelang pemilu 2024.", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 147, "width": 69, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 306, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ala-Mukta, K. 2011. Mapping Digital Competence: Towards A Conceptual Understanding . Loxembrourg: Publications Office Of The European Union.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawden. 2020. Information and Digital Literacies: a New of Concepts . Jurnal of docomentation, Vol.572 No.2 Hal.218-259.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heriyanto, 2018. Kompetensi Litrasi Media Digital Siswa Kelas X SMA Beryayasan Buddhis di Tanggerang . Jurnal Vijjacariya, Vol.5 No.2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartati, T. 2020. Multimedia in Literacy Development at Remote Elementary School in West Java . Jurnal Edutech, Vol.15 No.3.", "type": "List item" } ]
64e01828-6f7e-775b-5aa2-a5f00f385383
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa/article/download/17616/12548
[ { "left": 191, "top": 43, "width": 214, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 58 – 61", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 43, "width": 10, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 83, "width": 66, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 1410-8917", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 71, "width": 214, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 58 – 61", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 91, "width": 251, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi", "type": "Title" }, { "left": 193, "top": 111, "width": 237, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Scientific and Applied Chemistry", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 135, "width": 242, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 168, "width": 451, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian Metode Elektrofotokatalisis, Elektrolisis dan Fotokatalisis pada Dekolorisasi Larutan Zat Warna Remazol Red RB yang Mengandung Ion Logam Cd 2+", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 238, "width": 320, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosida Puspita Sari a , Abdul Haris a* , Nor Basid Adibawa Prasetya a", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 262, "width": 453, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a Analytical Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 295, "width": 169, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author: [email protected] A r t i c l e I n f o A b s t r a c t", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 359, "width": 90, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Electrophotocatalysis,", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 380, "width": 66, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Electrolysis, Photocatalysis, Decolorization, Remazol Red RB", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 348, "width": 348, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Textile industry wastewater contains dyes and heavy metals. Remazol red RB and copper metal are often found in textile wastewater. Disposal of liquid waste textile waste without prior treatment causes pollution of aquatic environments. Electrolysis, photocatalysis and electrophotocatalysis are methods that can be used in the treatment of textile wastewater. In this research the three methods were used to compare the decolorization solution of remazol red RB dye containing Cd 2+ ions and determine the effect of the presence of Cd 2+ ions and UV-C light irradiation of decolorization remazol red RB dye. The results showed that the method electrophotocatalysis was the most effective method to decolorize remazol red RB up to 97.85% and to lower concentrations of Cd 2+ ions up to 96.50%. The presence of Cd 2+ ions and UV-C light irradiation increased decolorization Remazol Red RB dye.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 494, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A b s t r a k", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 512, "width": 83, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Elektrofotokatalisis, Elektrolisis,", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 542, "width": 89, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fotokatalisis, Dekolorisasi, Remazol Red RB", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 518, "width": 348, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limbah cair industri tekstil mengandung zat warna dan logam berat. Remazol Red RB dan logam kadmium merupakan zat warna dan logam berat yang banyak terdapat pada limbah tekstil. Pembuangan limbah cair tekstil tanpa pengolahan limbah terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran lingkungan perairan. Metode elektrolisis, fotokatalisis dan elektrofotokatalisis merupakan metode yang dapat digunakan dalam penanganan limbah tekstil. Pada penelitian ini akan dibandingkan ketiga metode tersebut untuk dekolorisasi larutan zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ serta mengetahui pengaruh keberadaan ion logam Cd 2+ dan penyinaran lampu UV-C terhadap dekolorisasi zat warna remazol red RB . Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode elektrofotokatalisis merupakan metode yang paling efektif karena mampu mendekolorisasi remazol red RB hingga 97,85% dan menurunkan konsentrasi ion logam Cd 2+ hingga 96,50%. Keberadaan ion logam Cd 2+ dan penyinaran lampu UV-C meningkatkan dekolorisasi zat warna remazol red RB.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 696, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 714, "width": 226, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin pesat perkembangan industri di Indonesia diikuti dengan bertambahnya limbah yang dihasilkan. Salah satu dari berbagai industri yang berkembang pesat adalah industri tekstil yang menghasilkan limbah seperti zat warna dan logam. Zat warna yang sering digunakan dalam industri tekstil salah satunya yaitu remazol red RB", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 692, "width": 226, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan logam Cd termasuk logam berat yang terkandung dalam limbah tekstil. Berbagai metode dekolorisasi larutan zat warna yang mengandung ion logam telah dilakukan baik secara biologi, fisika maupun kimia. Dekolorisasi larutan zat warna secara biologi telah dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme tetapi hasil yang diperoleh sering kurang efektif dan membutuhkan biaya yang mahal. Dekolorisasi larutan", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 43, "width": 214, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 58 – 61", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 43, "width": 10, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 62, "width": 226, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "zat warna secara fisika telah dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan zeolit dan kitosan. Namun metode ini menghasilkan limbah padat adsorben yang terisi polutan [1]. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang efektif untuk mendekolorisasi zat warna yang mengandung logam seperti fotokatalisis menggunakan TiO 2 .TiO 2 dipandang sebagai katalis yang paling efisien dan ramah lingkungan [2], walaupun jenis katalis lain telah banyak diteliti, titanium dioksida (TiO 2 ) lebih banyak digunakan karena kemampuan fotokatalisis yang baik, harga murah, toksisitas rendah, tahan karat dan memiliki stabilitas terhadap cahaya [3]. Pada penelitian ini akan dilakukan dekolorisasi larutan zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ menggunakan katalis TiO 2 dengan metode elektrofotokatalisis, elektrolisis dan fotokatalisis. Dari penelitian ini diharapkan mampu mengkaji ketiga metode dalam mendekolorisasi larutan zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 293, "width": 102, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 311, "width": 226, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah remazol red RB 3CdSO 4 .8H 2 O p.a, Na 2 SO 4 p.a, Titanium dioksida p.a, Karbon, Akuadest dan Aseton.Alat yang digunakam dalam penelitian ini meliputi Labu takar 25 mL dan 50 mL, Gelas Ukur 10 mL, Pengaduk, Pipet, Erlenmeyer 250 mL, Gelas Beker 150 mL, Timbangan elektrik (merk KERN), Elektroanaliser, Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 390, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 421, "width": 226, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian meliputi preparasi larutan sampel dengan mencampurkan larutan remazol red RB dan larutan 3CdSO 4 .8H 2 O. Selanjutnya penentuan potensial kerja untuk metode elektrofotokatalisis dan elektrolisis. Elektroda yang digunakan adalah karbon/karbon. Massa TiO 2 yang digunakan sebesar 0,05 gram dan waktu optimum untuk semua metode pada menit ke-240. Selanjutnya dilakukan proses elektrofotokatalisis, elektrolisis dan fotokatalisis pada dekolorisasi larutan zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ . Untuk mengetahui pengaruh adanya ion logam Cd 2+ dan penyinaran UV dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 560, "width": 33, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 560, "width": 59, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 571, "width": 226, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spektrofotometer UV-Vis dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dilakukan sebelum dan sesudah proses dekolorisasi.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 618, "width": 124, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 635, "width": 208, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 664, "width": 226, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spektra UV-Vis remazol red RB seperti disajikan pada gambar IV.1 menunjukkan kurva spesifik adanya gugus kromofor dalam senyawa tersebut yang terlihat pada puncak 519 nm. Puncak serapan 288 nm merupakan karakteristik benzene [4] dan serapan puncak pada 372 nm merupakan benzen terkonjugasi dan adanya kenaikan tetapan dielektrik dari pelarut [5].", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 206, "width": 224, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Spektra campuran UV-Vis remazol red RB dan ion logam Cd 2+", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 238, "width": 108, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan Potensial Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 256, "width": 226, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk metode elektrofotokatalisis dengan elektroda C/C diperoleh rentang potensial 4,9-5 volt sedangkan pada metode elektrolisis diperoleh rentang potensial 5,2-5,7 volt. Potensial aplikasi untuk metode elektrofotokatalisis ditetapkan sebesar 5 volt dan untuk metode elektrolisis sebesar 5,5 volt.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 476, "width": 212, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kurva hubungan antara arus dan potensial pada elektrofotokatalisis larutan sampel dan blangko dengan elektroda C/C", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 655, "width": 211, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kurva hubungan antara arus dan potensial pada elektrolisis larutan sampel dan blangko dengan elektroda C/C", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 697, "width": 113, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan Waktu Optimum", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 714, "width": 226, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar 5 diperoleh data waktu optimum untuk dekolorisasi zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ terlarut yaitu menit ke-240 menit dan persentasenya 97,85 %. Selanjutnya ditetapkan menit ke-240 sebagai waktu optimum untuk metode elektrofotokatalisis, elektrolisis dan fotokatalisis.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 43, "width": 214, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 58 – 61", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 43, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 212, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Kurva absorbansi terhadap waktu pada elektrofotokatalisis larutan sampel dengan elektroda karbon/karbon dengan potensial 5,0 volt yang diukur pada 519 nm.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 252, "width": 175, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dekolorisasi Larutan Remazol Red RB yang Mengandung ion logam Cd 2+ Secara Elektrofotokatalisis", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 293, "width": 226, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permukaan TiO 2 juga akan mengalami reaksi oksidasi dan reduksi. Menurut Ismunandar [6], mekanisme penyerangan zat warna oleh TiO 2 dapat dijelaskan secara bertahap yaitu mekanisme yang melibatkan eksitasi fotokatalisis TiO 2 ketika dikenai cahaya dengan panjang gelombang sekitar 380 nm.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 368, "width": 108, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TiO 2 + hv → (TiO 2 ) h vb + + e cb - e - s + O 2(ads) → O 2 - h + vb,s + - OH - (ads) → HO - (ads)", "type": "Formula" }, { "left": 64, "top": 421, "width": 226, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini menandakan zat warna telah terdegradasi. Penurunan absorbansi pada panjang gelombang 519 nm menunjukkan dekolorisasi sebesar 97,85%", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 594, "width": 224, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Spektra UV-Vis larutan sampel pada elektrofotokatalisis menit ke- 240 dengan elektroda C/C", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 625, "width": 192, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dekolorisasi Larutan Remazol Red RB yang Mengandung ion logam Cd 2+ Secara Elektrolisis", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 655, "width": 226, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis spektra UV-Vis terhadap larutan sampel setelah elektrolisis seperti disajikan pada gambar IV.8 menunjukkan masih adanya puncak serapan pada 507 nm yang merupakan puncak dari gugus kromofor. Hal ini menandakan zat warna belum terdegradasi secara sempurna. Penurunan absorbansi pada panjang gelombang 519 nm menunjukkan dekolorisasi sebesar 85,34%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 197, "width": 208, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Spektra UV-Vis larutan sampel pada elektrolisis menit ke- 240 dengan elektroda karbon/ karbon", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 239, "width": 179, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dekolorisasi Larutan Remazol Red RB yang Mengandung ion logam Cd 2+ Terlarut Secara", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 262, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fotokatalisis", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 280, "width": 226, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar IV.9 dapat dilihat bahwa dalam waktu 240 menit, metode fotokatalis belum sempurna mendekolorisasi zat warna remazol red RB , pada spektra UV-Vis jelas terlihat masih adanya gugus kromofor pada panjang gelombang 526 nm dan benzena pada panjang gelombang 287 nm yang belum sempurna teroksidasi oleh TiO 2 . Dalam waktu 240 menit fotokatalisis hanya mampu menurunkan absorbansi sebesar 46,29%.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 518, "width": 187, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Spektra UV-Vis larutan sampel pada fotokatalisis menit ke- 240", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 550, "width": 223, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Ion Logam Cd 2+ dan Penyinaran Sinar UV Terhadap Dekolorisasi Larutan Zat Warna Remazol Red Rb", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 591, "width": 226, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa adanya ion logam Cd 2+ pada setiap metode akan menaikkan efektifitas dekolorisasi larutan remazol red RB. Sistem terkatalisis TiO 2 jika dikenai cahaya UV akan menghasilkan elektron dan radikal · OH secara terus menerus. Sebagian besar pasangan elektron dan hole ini akan berekombinasi kembali. Adanya ion logam Cd 2+ maka elektron akan menginisiasi reaksi reduksi Cd 2+ yang ada di sekitar permukaan semikonduktor sementara hole akan menginisiasi reaksi oksidasi larutan remazol red RB yang mencegah terjadinya reaksi rekombinasi.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 43, "width": 214, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 15 (2) (2012) : 58 – 61", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 43, "width": 9, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 212, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Kurva persentase perbandingan efektifitas dekolorisasi dengan menggunakan metode elektrofotokatalisis, fotokatalisis dan elektrolisis dengan dan tanpa adanya ion logam Cd 2+ 600 ppm", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 356, "width": 219, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Kurva persentase perbandingan efektifitas dekolorisasi dengan menggunakan metode elektrofotokatalisis dan fotokatalisis dengan dan tanpa adanya penyinaran UV", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 510, "width": 215, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Kurva persentase perbandingan efektivitas penurunan konsentrasi ion logam Cd 2+ dengan menggunakan metode elektrofotokatalisis dan fotokatalisis dengan dan tanpa adanya penyinaran UV dengan konsentrasi awal ion logam Cd 2+ 600 ppm", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 567, "width": 226, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar 11 dan gambar 12 menunjukkan bahwa adanya penyinaran sinar UV pada setiap metode akan meningkatkan efektivitas dekolorisasi larutan remazol red RB. Sistem terkatalisis TiO 2 jika dikenai cahaya UV akan menghasilkan elektron dan radikal •OH secara terus menerus. Menurut Ismunandar [7], pada larutan sampel yang tidak dikenai sinar UV hanya berlangsung reaksi adsorpsi yang akan terjadi pada sisi aktif permukaan TiO 2 . Adanya kekosongan berjembatan tunggal dan berjembatan ganda pada permukaan TiO 2 yang akan diisi oleh zat warna remazol red RB dan ion logam Cd 2+ .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 706, "width": 74, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 723, "width": 226, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode elektrofotokatalisis, elektrolisis dan fotokatalisis mampu mendekolorisasi zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ secara simultan namun metode elektrofotokatalisis lebih efektif dibandingkan dengan metode elektrolisis dan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 62, "width": 226, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fotokatalisis. Persentase dekolorisasi zat warna remazol red RB dengan metode elektrofotokatalisis, elektrolisis, dan fotokatalisis berturut-turut adalah 97,85%, 85,34%, dan 46,29%. Persentase penurunan konsentrasi ion logam Cd 2+ dengan dengan metode elektrofotokatalisis, elektrolisis, dan fotokatalisis berturut-turut adalah 96,50%, 68,66%, dan 28,66%. Adanya ion logam Cd 2+ dan penyinaran lampu UV akan meningkatkan efektifitas dekolorisasi larutan zat warna remazol red RB yang mengandung ion logam Cd 2+ .", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 189, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 207, "width": 226, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Arh-Hwang Chen, Shin-Ming Chen, Biosorption of azo dyes from aqueous solution by glutaraldehyde- crosslinked chitosans, Journal of Hazardous Materials , 172, 2, (2009) 1111-1121 http://dx.doi.org/10.1016/j.jhazmat.2009.07.104 [2] Xiaobo Chen, Samuel S Mao, Titanium dioxide nanomaterials: synthesis, properties, modifications, and applications, Chemical reviews , 107, 7, (2007)", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 293, "width": 188, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2891-2959 http://dx.doi.org/10.1021/cr0500535", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 309, "width": 226, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Oana Carp, Carolien L Huisman, Armin Reller, Photoinduced reactivity of titanium dioxide, Progress in solid state chemistry , 32, 1, (2004) 33-177", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 339, "width": 202, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.1016/j.progsolidstchem.2004.0", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 349, "width": 21, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8.001", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 365, "width": 226, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Robert M Silverstein, G Clayton Bassler, Terence C Morrill, Spectroscopic identification of organic compounds, Wiley, New York , (1981) 196", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 402, "width": 226, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Hardjono Sastrohamidjojo, Spektroskopi, Yogyakarta: Liberty , (1991)", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 428, "width": 226, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Ismunandar, Padatan Oksida Logam: Struktur, Sintesis dan Sifat-Sifatnya, Penerbit ITB, Bandung, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 464, "width": 226, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Ismunandar, Padatan Oksida Logam, Struktur, Sintesis, dan Sifat-sifatnya, ITB, Bandung, 2004.", "type": "List item" } ]
d56d4f2c-9503-5bc9-0ae6-58d803efdc1c
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/4275/3254
[ { "left": 57, "top": 31, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 181, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 7 No. 1 Januari 2023 e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 69, "width": 389, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DOI: 10.58258/jisip.v7i1.4275/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "323 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 91, "width": 491, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 135, "width": 222, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siti Maryam 1 , Adnan 2 , Rudi Salam Sinaga 3", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 149, "width": 495, "height": 207, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Muara Bungo 1,2 Universitas Medan Area 3 Article Info Abstract Article history: Received: 16 Desember 2022 Publish : 16 Januari 2023 The implementation of this research is directed to explain the social changes in the cultural values of the nyahang umah 19 sagalo inner culture of the people of Dusun Baru, Tabir District. As well as to find out the factors that cause social change in the customary cultural values of nyahang umah 19 sagalo inner community of Dusun Baru, Tabir District. Baru Hamlet, Tabir District, Merangin Regency was used as a research location because Inner Rantau Panjang is the largest inner heart in Tabir District and still maintains local wisdom in maintaining the preservation of community culture. Currently, the legitimacy of traditional institutions is still strong in maintaining traditional values, and they are obeyed and respected as part of the traditional political elite. This research was conducted from January to March 2021. The results of this research are changes in the social values of the adat nyahang umah 19 sagalo inner community of the Baru Hamlet, Tabir Adat District, which can be seen from the nyahang umah custom, which has become a form of community concern for neighbors in the face of disaster. A community belief that the occurrence of a disaster is due to an intentional or unintentional mistake made by the family, so that the community reprimands it through advice to be patient in dealing with the disaster that occurs, and not to repeat it in the future.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 358, "width": 340, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Then the community or neighbors who know about the incident will carry out nyahang umah to remind homeowners to admit their mistake. In this activity all the neighbors came to see/visit the person who had the disaster, then proceeded to eat white porridge as a sign of wrongdoing from the home owner.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 267, "width": 41, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 59, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nyahang Umah Segalo Batin Social Change Cultural Values Society", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 400, "width": 192, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Info Artikel Abstract Article history: Received: 16 Desember 2022 Publish : 16 Januari 2023", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 411, "width": 341, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyelenggaraan penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan perubahan sosial nilai budaya adat nyahang umah 19 sagalo batin masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir. Serta untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan sosial nilai budaya adat nyahang umah 19 sagalo batin masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir. Dusun Baru Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin dijadikan lokasi penelitian dikarenakan Batin Rantau Panjang merupakan batin terbesar di Kecamatan Tabir dan masih mempertahankan kearifan lokal dalam menjaga pelestarian budaya masyarakat. Saat ini, legitimasi lembaga adat masih kokoh mempertahankan nilai-nilai adat, dan dipatuhi serta dihormati sebagai bagian dari elit politik tradisional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2021. Hasil penelitian ini Perubahan nilai sosial adat nyahang umah 19 sagalo batin masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir Adat terlihat dari adat nyahang umah , telah menjadi bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga dalam menghadapi musibah. Sebuah kepercayaan masyarakat bahwa terjadinya musibah dikarenakan adanya kesalahan sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh keluarga tersebut, sehingga ditegur oleh masyarakat melalui nasehat-nasehat agar sabar dalam menghadapi musibah yang terjadi, serta tidak megulanginya dikemudian hari. Maka masyarakat atau tetangga yang mengetahui kejadian tersebut akan melaksanakan nyahang umah untuk mengingatkan ke pemilik rumah agar mengakui kesalahan mereka. Dalam kegiatan tersebut seluruh tetangga berdatangan melihat/menjenguk orang yang mendapatkan musibah, kemudian dilanjutkan dengan memakan bubur puith sebagai tanda pengakuan salah dari pemilik rumah.", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 629, "width": 277, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi- BerbagiSerupa 4.0 Internasional", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 150, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corresponding Author: Siti Maryam Universitas Muara Bungo Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "324 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 480, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebudayaan yang sudah melekat dalam masyarakat dan sudah turun temurun sejak dulu, akan semakin terkonsep dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sebuah keyakinan yang sulit untuk dihilangkan. Kepercayaan- kepercayaan yang masih berkembang dalam kehidupan suatu masyarakat, biasanya dipertahankan melalui sifat-sifat lokal yang dimilikinya. Dimana sifat lokal tersebut pada akhirnya menjadi suatu kearifan yang selalu dipegang teguh oleh masyarakatnya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 170, "width": 481, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai-nilai kearifan lokal yang masih ada biasanya masih dipertahankan oleh masyarakat yang masih memiliki tingkat kepercayaan yang kuat. Kepercayaan yang masih mentradisi dalam masyarakat juga disebabkan karena kebudayaan yang ada biasanya bersifat universal sehingga kebudayaan tersebut telah melekat pada masyarakat dan sudah mejadi hal yang pokok dalam kehidupannya. Melville J. Herkovits menyatakan bahwa kebudayaan merupakan sesuatu yang bersifat super organic , karena kebudayaan bersifat turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, walaupun manusia yang ada didalam masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 480, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian bahwa kebudayaan yang diwariskan secara turun temurun tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya kaitan yang begitu besar antara kebudayaan dan masyarakat menjadikan kebudayaan sebagai suatu hal yang sangat penting bagi manusia dimana masyarakat tidak dapat meninggalkan budaya yang sudah dimilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 336, "width": 480, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hanya saja globalisasi telah berpengaruh pada kehidupan masyarakat, baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan kebudayaan. Seiring berjalannya waktu, pengaruh-pengaruh tersebut tentu membawa nilai positif maupun negatif. Maka, yang perlu diperhatikan saat ini yaitu dampak negatif dari globalisasi. Terutama, pengaruhnya terhadap bidang sosial dan kebudayaan, seperti rendahnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai di bidang tersebut (terutama generasi muda)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 419, "width": 480, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbicara mengenai teknologi di era digital saat ini, tidak hanya di kota-kota besar namun sudah sampai ke pelosok tanah air, teknologi sangat mempengaruhi kehidupan, teknologi dapat menjadikan kehidupan kita menjadi lebih baik dan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Dengan adanya teknologi kita dapat melihat informasi dimanapun dan kapanpun kita berada, teknologi juga mempermudah kita untuk berinteraksi dengan satu sama lainnya. Tetapi, teknologi juga berdampak negatif pada generasi milenial, dilihat dari sisi negatifnya, generasi milenial saat ini cenderung cuek pada sosial budaya. Bahkan, teknologi juga dapat mengubah kebudayaan dengan cepat. Misalnya, pada umumnya manusia itu harus saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Namun, teknologi mampu mengubahnya dengan cepat. Dengan teknologi, generasi millenial cendreng terhadap individualis yang mengejar pola gaya hidup yang eksis di sosial media.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 557, "width": 480, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 52 tahun 2007 tentang pedoman Pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat pasal 3 yang berbunyi : “ Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat dilakukan dengan :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 612, "width": 114, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. konsep dasar b. program dasar; dan c. strategi pelaksanaan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 653, "width": 480, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dan dalam pasal 4 yang berbunyi tentang : Konsep dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi :", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 681, "width": 480, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. pengakomodasian keanekaragaman lokal untuk memperkokoh kebudayaan nasional b. penciptaan stabilitas nasional, di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama maupun pertahanan dan keamanan nasional", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 722, "width": 417, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. menjaga, melindungi dan membina adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "325 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 354, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. penumbuhkembangan semangat kebersamaan dan kegotong-royongan e. partisipasi, kreatifitas, dan kemandirian masyarakat f. media menumbuh kembangkan modal sosial; dan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 101, "width": 479, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g. terbentuknya komitmen dan kepedulian masyarakat yang menjunjung tinggi nilai sosial budaya Berdasarkan ketentuan Pasal 4 huruf c tersebut maka perlu dilakukan upaya menjaga,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 129, "width": 480, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melindungi dan membina adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat, salah satunya melalui penelitian tentang nilai sosial budaya yang berlaku dimasyarakat. Dimana nilai sosial dapat diartikan sebagai hasil tingkahlaku manusia yang berharga seperti etika, moral dan adab yang berlaku dalam kehidupan mayarakat perdesaan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, dijelaskan bahwa nilai sosial budaya adalah konsepsi idealis tentang baik buruk dan benar mengenai hakikat hidup manusia dalam lingkup hubungan manusia dengan pencipta, sesama manusia, alam, dimensi ruang dan waktu dan dalam memaknai hasil karya mereka.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 225, "width": 480, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat Istiadat adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok orang dari generasi ke generasi selanjutnya. Ada pula yang menganggap bahwa adat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupan dengan cara belajar dimana kesemuanya itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 480, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat setiap daerah diartikan sebagai adat yang memiliki ciri khas yang ada pada wilayah tersebut. Adat daerah di Indonesia sangatlah beragam, sebagaimana dikatakan oleh Koentjaraningrat bahwa adat daerah sama dengan konsep suku bangsa. Suatu adat tidak lepas dari pola kegiatan masyarakat. Keragaman adat daerah tergantung pada faktor geografisnya. Semakin besar wilayahnya, maka makin komplit perbedaan adat satu sama lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 349, "width": 480, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum Adat adalah hukum yang berlaku dan berkembang dalam lingkungan masyarakat di suatu daerah. Ada beberapa pengertian mengenai Hukum Adat. Menurut Hardjito Notopuro Hukum Adat adalah hukum tak tertulis, hukum kebiasaan dengan ciri khas yang merupakan pedoman kehidupan rakyat dalam menyelenggarakan tata keadilan dan kesejahteraan masyarakat dan bersifat kekeluargaan. Menurut Cornelis van Vollenhoven Hukum Adat adalah himpunan peraturan tentang perilaku bagi orang pribumi dan Timur Asing pada satu pihak mempunyai sanksi (karena bersifat hukum), dan pada pihak lain berada dalam keadaan tidak dikodifikasikan (karena adat). Dari pengertian Hukum Adat yang diungkapkan diatas, bentuk Hukum Adat sebagian besar adalah tidak tertulis. Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku sebuah asas yaitu asas legalitas. Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum selain yang dituliskan di dalam hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum. Namun di suatu sisi bila Hakim tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum tertulis, seorang hakim harus dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Diakui atau tidak, namun Hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem Hukum Nasional di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 543, "width": 480, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat adalah norma/aturan yang mengatur perilaku masyarakat secara individu maupun kelompok. Oleh karena adat berfungsi sebagai aturan, maka adat memiliki peranan yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat pada tertentu. Kalau adat pada komunitas hilang berarti aturan yang mengatur hubungan kemasyarakatan pađa komunitas itu juga hilang atau mati.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 598, "width": 447, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak menutup kemungkinan pada masyarakat/komunitas tersebut akan kacau, bahkan dekadensi moral akan meraja lela. Adat mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 626, "width": 177, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iluk mati bapak dari pado mati adat Mati bapak nangis seisi rumah", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 653, "width": 154, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mati adat nangis sebuah dusun", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 667, "width": 480, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karena adat mengatur semua aspek kehidupan baik secara individu, antar individu, individu lainnya, maupun antar kelompok kemasyarakatan di dalam suatu dusun atau pun suatu negeri di mana kita tinggal atau berdomisili. Kekuatiran matinya adat/hilangnya adat menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Batin Rantau Panjang Tabir. Ketidakteraturan hidup bermasyarakat", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "326 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 480, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "selalu membayangi sebagian masyarakat. Fakta ini tidaklah berlebihan karena adanya indikasi sebagai masyarakat mulai tidak mengenal hukum adat, salahsatunya adalah adat nyahang umah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 480, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat nyahang umah/malansang umah adalah suatu serangan/dakwaan kepada orang atau keluarga yang kena musibah (Musibah yang dimaksud seperti: jatuh dari pohon, jatuh dari kendaraan roda dua/roda empat, atau terkena musibah lainnya yang prinsipnya bukan disebabkan oleh orang lain yang mengakibatkan luka, lembam balu) dan dianggap salah menurut pendakwa di sini adalah dusun (orang yang berada di bawah rumah saat yhang/melang) dan sedangkan yang terdawa disini ialah orang yang terkena musibah (orang yang berada diatas rumah). Cara pendakwaannya adalah orang rumah memegang sebuah bilah yang diawali dengan kata-kata dakwaan dan seterusnya dipimbek/dilempar kerumah terdakwa dengan menggunakan sabut kelapa lebih kurang tiga kali lemparan, maka orang diatas rumah dengan memegang tombak dan sangku sebuah yang berisi nan duo puluh.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 225, "width": 480, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat nyahang umah telah menjadi perekat sosial dalam kehidupan bermasyarakat di Dusun Baru Kecamatan Tabir, dimana adat nyahang umah dijadikan sarana untuk mengajak masyarakat berempati terhadap tetangga yang mendapatkan musibah. Adat nyahang umah merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga yang lagi mendapatkan musibah, sebuah kepercayaan masyarakat bahwa terjadinya musibah dikarenakan adanya kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pemilik rumah, sehingga ditegur dengan adanya musibah yang terjadi. Maka masyarakat atau tetangga yang mengetahui kejadian tersebut akan melaksanakan nyahang umah untuk mengingatkan kepemilik rumah agar mengakui kesalahan mereka, dalam kegiatan tersebut seluruh tetangga berdatangan untuk melakukan adat nyahang umah sekalian melihat/menjenguk orang yang mendapatkan musibah kemudian dilanjutkan dengan memakan bubur puith sebagai tanda pengakuan salah dari pemilik rumah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 377, "width": 480, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti di Dusun Baru Kecamatan Tabir ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan adat nyahang umah diantaranya banyak kejadian musibah yang terjadi di Dusun Baru Kecamatan Tabir tidak dilaksanakan nyahang umah, hal ini dikarenakan sudah banyak masyarakat pendatang yang tidak memahami adat istiadat setempat, serta masyarakat yang langsung membawa orang yang terkena musibah ke Puskemas/Rumah Sakit sehingga lamanya perawatan membuat masyarakat lupa untuk melaksanakan adat nyahang umah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 474, "width": 481, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permasalahan lainnya yang ikut mempengaruhi adat nyahang umah yaitu tidak adanya regenerasi terhadap orang yang pandai berbicara adat, sehingga pelaksanaan adat nyahang umah bergantung pada satu orang tokoh adat, sehingga akan berdampak pada batalnya pelaksanaan nyahang umah jika tokoh adat tersebut dalam kondisi sibuk. Selain itu kurangnya minat masyarakat memahami adat, hal ini terlihat dari ketidakmampuan tuan rumah menggunakan bahasa adat dalam menyambut orang di bawah rumah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 557, "width": 480, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari uraian latar belakang tersebut, maka pelestarian adat menjadi menarik untuk diteliti, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 612, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 626, "width": 480, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus. Jenis penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang menghasilkan data, tulisan, tingkah laku yang yang didapat dari apa yang diamati. Berkenaan dengan penelitian ini maka penelitian ini akan menjelaskan dan menggambarkan sesuai dengan data yang didapatkan di lokasi penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian kualitatif bukan data yang berupa angka-angka, melainkan kata-kata yang bersifat kualitatif sehingga metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "327 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 480, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 480, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat kasus di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 129, "width": 480, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi yang ada adalah istilah kata informan yang nantinya akan diwawancarai secara mendalam yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini. Informan pada penelitian kualitatif ini dipilih dan ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 184, "width": 480, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik pemilihan informan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling (teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu) karena dalam teknik proporsive sampling ini sudah ditetapkan terlebih dahulu siapa saja yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini yaitu dilakukannya dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan dilakukannya karena beberapa pertimbangan diantaranya adalah populasi yang dipilih untuk dijadikan sampel dapat dipilih sedemikian rupa menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan sehingga akan relevan dengan rencana penelitian. Berikut daftar calon informan:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 294, "width": 396, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Daftar Informan No Nama Jabatan Jumlah 1 Muhammad Zen, SH Ketua Lembaga Adat Uhang Batin 19 Rantau Panjang 1 2 Drs. Usman Karim Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir 1 3 Muhammad Adam Sekretaris Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir 1 4 Datuk Abdullah Sani Tokoh Adat Dusun Baru 1 5 Abdullah Tokoh Adat Dusun Baru 1 6 Dijot (Hadijah) Orang yang terkena musibah 1 7 Saidina Akasah Pemilih Rumah yang kena Musibah 1 Total 7", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 479, "width": 480, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induktif, yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu pengamatan dan wawancara mendalam, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan. Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari wawancara, pengamatan lapangan yang sudah ditulis dalam cacatan lapangan, serta dokumen yang telah diperoleh. Kemudian diseleksi, ditelaah serta dikaji lalu diabstraksikan. Abstraksi yang dimaksud adalah usaha membuat rangkuman inti proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap dalam koridor penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 617, "width": 480, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah data terkumpul, disusun dalam lembar-lembar rangkuman, selanjutnya peneliti mengidentifikasi data yang ada untuk masing-masing pokok permasalahan dalam lembar tersendiri. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah melakukan pengecekan terhadap setiap data yang ada. Pengecekan ini dilakukan karena tidak semua informan sama dalam memberikan jawaban terhadap suatu permasalahan, untuk lebih memantapkan kesimpulan yang akan diambil peneliti. Bila dirasa ada kekurangan dalam reduksi data maupun sajian data maka dilakukan penggalian data kembali dalam cacatan lapangan dan terjun kembali ke lapangan. Setelah data yang diharapkan terkumpul semua, barulah menarik kesimpulan untuk setiap pokok permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "328 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 259, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 480, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan Nilai Sosial Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir.", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 480, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan Nilai Sosial Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir dapat dilihat dari adat mengatur semua aspek kehidupan baik secara individu, antar individu, individu lainnya, maupun antar kelompok kemasyarakatan di dalam suatu dusun atau pun suatu negeri di mana kita tinggal atau berdomisili. Kekhawatiran matinya adat/hilangnya adat menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Batin Rantau Panjang Tabir. Ketidakteraturan hidup bermasyarakat selalu membayangi sebagian masyarakat. Fakta ini tidaklah berlebihan karena adanya indikasi sebagai masyarakat mulai tidak mengenal hukum adat, salahsatunya adalah adat nyahang umah. Hal ini sebagaimana disampaikanoleh Bapak Muhammad Zen, SH selaku Ketua Lembaga Adat Uhang Batin 19 Rantau Panjang:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 237, "width": 444, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“sekarang sudah banyak masyarakat yang tidak mengenal adat istiadat mereka sendiri, hilangnya adat menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Batin Rantau Panjang Tabir. Ketidakteraturan hidup bermasyarakat selalu membayangi sebagian masyarakat. Fakta ini tidaklah berlebihan karena adanya indikasi sebagai masyarakat mulai tidak mengenal hukum adat, salahsatunya adalah adat nyahang umah”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 308, "width": 480, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pernyataan tersebut berkesesuaian dengan data yang peneliti peroleh pada lembaga adat Melayu Kecamatan Tabir, dimana pada tahun 2020-2021 hanya terdapat 4 kali pelaksanaan nyahang umah di dusun Baru Rantau Panjang Tabir, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 349, "width": 363, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Pelaksanaan Nyahang Umah Tahun 2020-2021 No Nama Korban Kejadian 1 Habibatul Husna Kaki terluka kena sabit saat panen padi di Sawah belakang Dusun 2 Baihaki Terkena Parang saat mengambil kayu untuk pagar rumah 3 Sofyan Terkena Tanduk kerbau saat menangkap kerbau untuk dijual 4 Safinah Melot Jatuh dari motor saat pulang dari pasar Rantau Panjang", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 504, "width": 480, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat nyahang umah/malansang umah adalah suatu serangan/dakwaan kepada orang atau keluarga yang kena musibah (Musibah yang dimaksud seperti: jatuh dari pohon, jatuh dari kendaraan roda dua/roda empat, atau terkena musibah lainnya yang prinsipnya bukan disebabkan oleh orang lain yang mengakibatkan luka, lembam balu) dan dianggap salah menurut pendakwa di sini adalah dusun (orang yang berada di bawah rumah saat yhang/melang) dan sedangkan yang terdawa disini ialah orang yang terkena musibah (orang yang berada diatas rumah). Hal ini seperti diungkapkan oleh Bapak Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 598, "width": 480, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“adapaun adat nyahang umah/malansang umah merupakan suatu serangan/dakwaan kepada orang atau keluarga yang terkena musibah adapun Musibah yang dimaksud seperti: jatuh dari pohon, jatuh dari kendaraan roda dua/roda empat, atau terkena musibah lainnya yang prinsipnya bukan disebabkan oleh orang lain yang mengakibatkan luka, lembam balu) dan dianggap salah menurut pendakwa di sini adalah dusun (orang yang berada di bawah rumah saat yhang/melang) dan sedangkan yang terdawa disini ialah orang yang terkena musibah (orang yang berada diatas rumah)”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 698, "width": 480, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cara pendakwaannya adalah orang rumah memegang sebuah bilah yang diawali dengan kata- kata dakwaan dan seterusnya dipimbek/dilempar kerumah terdakwa dengan menggunakan sabut", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "329 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 480, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kelapa lebih kurang tiga kali lemparan, maka orang diatas rumah dengan memegang tombak dan sangku sebuah yang berisi nan duo puluh. Sebagaimana disampaikan oleh Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 99, "width": 452, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“adapun Cara pendakwaannya adalah orang rumah memegang sebuah bilah yang diawali dengan kata-kata dakwaan dan seterusnya dipimbek/dilempar kerumah terdakwa dengan menggunakan sabut kelapa lebih kurang tiga kali lemparan, maka orang diatas rumah dengan memegang tombak dan sangku sebuah yang berisi nan duo puluh”", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 156, "width": 452, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Abdullah selaku Tokoh Adat Dusun Baru: “Jadi sebenarnya adat nyahang umah ini ibarat melakukan penyerangan kepada orang yang terkena musibah untuk menyadarkan mereka akan kesalahan yang mungkin mereka lakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja sehingga menimbulkan terjadinya musibah. Adapun cara menyadarkan mereka dengan memukul rumah mereka menggunakan bilah bambu kemudian disampaikan kata-kata teguran dan dilanjutkan dengan pelemparan sabut kelapa ke rumah orang yang terkena musibah tersebut”.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 253, "width": 480, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat nyahang umah telah menjadi perekat sosial dalam kehidupan bermasyarakat di Dusun Baru Kecamatan Tabir, dimana adat nyahang umah dijadikan sarana untuk mengajak masyarakat berempati terhadap tetangga yang mendapatkan musibah. Adat nyahang umah merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga yang lagi mendapatkan musibah, sebuah kepercayaan masyarakat bahwa terjadinya musibah dikarenakan adanya kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pemilik rumah, sehingga ditegur dengan adanya musibah yang terjadi. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Usman Karim selaku Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 361, "width": 452, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Adat nyahang umah yang biasa dilakukan oleh masyarakat Rantau Panjang khususnya Tabir ini merupakan sebuah tradisi yang menjadi perekat sosial dalam hubungan kemasyarakatan, karena dalam adat nyahang umah tersebut terdapat nilai sosial seperti mengingatkan kepada yang lain bahwa mereka telah melakukan kesalahan sehingga ditegur sama Allah sang Pencipta dengan diberikan musibah, kemudian nialai sosial lainnya yaitu mengunjungi tetangga yang terkena musibah”.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 446, "width": 480, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapat yang sama juga dibenarkan oleh Bapak Saidina Akasah sebagai Pemilik Rumah yang kena Musibah:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 471, "width": 452, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Adat nyahang umah merupakan bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga yang lagi mendapatkan musibah, dengan mengingatkan kepada pemilik rumah bahwa adanya kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pemilik rumah, sehingga ditegur dengan adanya musibah yang terjadi”.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 529, "width": 480, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka masyarakat atau tetangga yang mengetahui kejadian tersebut akan melaksanakan nyahang umah untuk mengingatkan kepemilik rumah agar mengakui kesalahan mereka, dalam kegiatan tersebut seluruh tetangga berdatangan untuk melakukan adat nyahang umah sekalian melihat/menjenguk orang yang mendapatkan musibah kemudian dilanjutkan dengan memakan bubur puith sebagai tanda pengakuan salah dari pemilik rumah. Hal ini seperti disampaikan oleh Bapak Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 609, "width": 451, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Adat nyahang umah merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga yang lagi mendapatkan musibah, sebuah kepercayaan masyarakat bahwa terjadinya musibah dikarenakan adanya kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pemilik rumah, sehingga ditegur dengan adanya musibah yang terjadi”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya beliau menjelaskan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 692, "width": 445, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Maka masyarakat atau tetangga yang mengetahui kejadian tersebut akan melaksanakan nyahang umah untuk mengingatkan kepemilik rumah agar mengakui kesalahan mereka, dalam kegiatan tersebut seluruh tetangga berdatangan untuk melakukan adat nyahang umah", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "330 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 60, "width": 445, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sekalian melihat/menjenguk orang yang mendapatkan musibah kemudian dilanjutkan dengan memakan bubur puith sebagai tanda pengakuan salah dari pemilik rumah”.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 480, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat nyahang umah atau dengan istilah lain disebut malangsang umah adalah suatu serangan/dakwaan kepada orang atau keluarga yang kena musibah dan dianggap “ salah menurut adat. Musibah yang dimaksud seperti: jatuh dari pohon, jauth dari kendaraan roda dua/roda empat, atau terkena musibah lainnya yang prinsipnya bukan disebabkan oleh orang lain yang mengakibatkan luka, lembam balu. Yang mendakwa adalah dusun atau orang banyak untuk dilakukan pengobatan atau tawa ubek luko lembam balu terhadap yang kena musibah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 181, "width": 465, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“jadi sebenarnya Adat nyahang umah ini disebut juga dengan istilah lain yaitu malangsang umah , merupakan suatu serangan/dakwaan kepada orang atau keluarga yang kena musibah dan dianggap “ salah menurut adat” . Adapun musibah yang dimaksud seperti: jatuh dari pohon, jatuh dari kendaraan roda dua/roda empat, atau terkena musibah lainnya yang prinsipnya bukan disebabkan oleh orang lain, dimana kejadian tersebut mengakibatkan luka, lembam balu. Yang mendakwa adalah dusun atau orang banyak untuk dilakukan pengobatan atau tawa ubek luko lembam balu terhadap yang kena musibah”.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 480, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cara pendakwaannya adalah orang di bawah rumah memegang sebuah bilah (kepingan bambu) yang diawali dengan kata-kata dakwaan dan seterusnya, kemudian dilempar rumah terdakwa dengan menggunakan sabut kelapa lebih kurang tiga kali lemparan maka orang di atas rumah dengan memegang sabatang tombak dan sangku sebuah yang berisi nan duo puluh . Sebagaimana disampaikan oleh Datuk Abdullah Sani :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 347, "width": 452, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“adapun cara pendakwaannya yaitu satu orang di bawah rumah memegang sebuah bilah yang terbuat dari kepingan bambu yang diawali dengan kata-kata dakwaan atau teguran/ sapo , kemudian dilempar rumah terdakwa dengan menggunakan sabut kelapa lebih kurang tiga kali lemparan maka orang di atas rumah dengan memegang sabatang tombak dan sangku sebuah yang berisi nan duo puluh ”.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 419, "width": 480, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pernyataan tersebut sesuai dengan pelaksanaan yang peneliti temukan saat observasi, dimana seorang tetua adat memegang sebilah bambu kemudian dipukulkan ke rumah terdakwa atau yang terkena musibah, sebagaimana terlihat pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 624, "width": 480, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Pendakwa Melakukan Pecutan/Pukulan Di Dinding Rumah Terdakwa Cakap orang yang dibawah atau sebagai pendakwa yaitu dilakukan dengan pecutan/pukulan di dinding rumah terdakwa menggunakan bilah atau bambu setidaknya tiga kali pukulan setelah itu orang yang di bawah bacakap (berbicara):", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 676, "width": 452, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Ooooi.....uhang dumah iko kecik dak tau geloh, nagedang idak tau namuh, naduduk dalam dusun, nan tegak dalam kampung, ado utang na idak babayia, ado duso na idak ba taubat, mako diimbau idak nyawab, ditiung idak nyaut, lah pandai pulo baicak dalam kampung ajo, ba andai buang-buangan ngatun dabalang idak balawan, ngaton cedik idak ba judu, ngaton", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "331 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 60, "width": 452, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jaguk idak ba tunduk, ba utang dak mbuh mayia, kok ba duso dak mbuh pulo ba taubat, utang kecik idak babayia, dan utang gedang idak pulo ba ansua. Kalun itu kato biko, yo ta pakso go lah manyingseng lengan baju, mangulung kaki suwal, Sapo nian na jaguk, sapo nian na dabalang ”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 258, "width": 480, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Pendakwa Melakukan Pecutan/Pukulan Di Dinding Rumah Terdakwa Lalu orang yang berbicara tersebut memerintahkan atau menyuruh orang-orang yang ada saat itu untuk melempar rumah menggunakan sabut kelapa, lemparan tersebut minimal 3 kali atau sampai orang yang ada di dalam rumah keluar. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Bapak Abdullah selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 324, "width": 452, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“setelah pendakwa melakukan dakwaannya, maka pendakwa memerintahkan para tetangga atau masyarakat dusun yang hadir saat ini untuk melemparkan sabut kelapa ke rumah terdakwa minimal 3 kali lemparan, penggunaan sabut kelapa bertujuan agar tidak merusak rumah dan ringan serta mudah didapatkan, selain itu filosofi yang didapatkan dari sabut kelapa adalah bentuknya yang bungkuk atau menyerupai perahu yang menggambarkan sesuatu yang salah karena sudah tidak lurus atau bengkok”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 541, "width": 480, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Orang/tetangga melepar dinding rumah terdakwa dengan sabut kelapa Kemudian orang yang menjadi perwakilan rumah atau pembicara keluar rumah dengan membawa sebuah tombak dan sebuah sangku dengan didahului menghentak-hentakan tombak ke lantai kemudian berbicara:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 593, "width": 452, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Ooooi...ninek mamak dalam dusun, na tuwo dalam kampung, iyo nian na kato biko na banyak, kami nian lah na basalahm kalun ba ttung kami mbuh mayih, ba duso kami mbuh ba taubat, iko tumbak nan sabatang, sangku na sebuah, lah ba isi dengan nan duo puluh. Kami enjuk tando patuh tando kami ngaku salah. Ukua kapalok kami junjung, ukua bau kami pikul, utang kecik pacak kami bayia, utang gedang pacak pulo kami ansua. Kinin tu anak kami atau anak panakan lah luko, lah lembab dan lah balu, tentu sakit nak kami ubek, demam nak kami uheh ..” Sapo mudik di belah itu Uhang malantak Manyawa di bukit tungau", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "332 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 60, "width": 241, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nyekau inggau di dalam laut Sungguh pun kato biko nan sakeji itu Jadi ubek,jadi panawa Jadi uheh demam panjang, jadi limau sakit amut Nak duo pulo lah pantun sairing Patah tigo gelang di tangan Patah idakjatuh ka tanah Sa agi biko tegak dilaman", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 170, "width": 161, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Payuh lah gagaluh naek ka umah", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 184, "width": 480, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi nyahang umah saat observasi peneliti ketika penelitian berlangsung sebagaimana terlihat pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 438, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Perwakilan Rumah Atau Pembicara Keluar Rumah Dengan Membawa Sebuah Tombak Dan Sebuah Sangku", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 404, "width": 480, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian perwakilan rumah menyampaikan maksud dan hajat mereka kepada masyarakat atau tetangga yang hadir saat itu dengan ucapan Mintak tulung sembua dengan semu, mintak tulung tawa dengan ludah, ano na bengkak bulih nyo kempih, mano na biso bulih nyo tawa, na angek bulih nyo dingin, dan na sakit bulih nyo baik. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Abdullah selaku Tokoh Adat Dusun Baru :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 470, "width": 452, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Setelah perwakilan rumah keluar, maka kemudian perwakilan rumah menyampaikan maksud dan hajat mereka kepada masyarakat atau tetangga yang hadir saat itu dengan ucapan “ … Mintak tulung sembua dengan semu, mintak tulung tawa dengan ludah, ano na bengkak bulih nyo kempih, mano na biso bulih nyo tawa, na angek bulih nyo dingin, dan na sakit bulih nyo baik”.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 542, "width": 330, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya tuan rumah menyampaikan: Tapina saba/ikitu. Adat mengatokan: Batang camedak di tengah laman Buah nyojatuh ka Iihing Jalan lurus ba simpang empat Jangan tegak bae di tengah laman Ayuh lah naekka umah kito baunding Kami tauh ba utang disungkup adat Kayu camedak di tengah laman Ampajemua dekek salasih Jangan lamo tegak di laman Ayuh naek tulung sembua, sudah itu makan bubua putih .Aaaa.....kinin tuuu naek lah", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 707, "width": 480, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketika sudah ada kata-kata dari tuan rumah mengajak ke rumah, maka yang menjadi pembicara di bawah rumah juga mengajak yang lainnya untuk naik ke rumah. Sedangkan di atas", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "333 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 480, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "rumah sudah disediakan beras beserta kunyit, sudah itu di masukkan ke dalam mulut dan di kunyah sampai halus, lalu di semburkan ke bagian luka pada orang yang sakit, setelah itu keluarga orang yang sakit tadi mempersilahkan orang yang datang untuk makan bubur putih. Sebagaimana diungkapkan Bapak Muhammad Zen, SH selaku Ketua Lembaga Adat Uhang Batin 19 Rantau Panjang:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 126, "width": 452, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Ketika sudah ada kata-kata ajakan dari tuan rumah mengajak ke rumah, maka yang menjadi pembicara di bawah rumah juga mengajak yang lainnya untuk naik ke rumah. Sedangkan di atas rumah sudah disediakan beras beserta kunyit, sudah itu di masukkan ke dalam mulut dan di kunyah sampai halus, lalu di semburkan ke bagian luka pada orang yang sakit, setelah itu keluarga orang yang sakit tadi mempersilahkan orang yang datang untuk makan bubur putih”.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 345, "width": 383, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Proses Penyemburan Kunyit dan Beras yang sudah dikunyah halus", "type": "Caption" }, { "left": 78, "top": 372, "width": 480, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Nilai Sosial Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 400, "width": 480, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti di Dusun Baru Kecamatan Tabir ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan adat nyahang umah diantaranya banyak kejadian musibah yang terjadi di Dusun Baru Kecamatan Tabir tidak dilaksanakan nyahang umah, hal ini dikarenakan sudah banyak masyarakat pendatang yang tidak memahami adat istiadat setempat, serta masyarakat yang langsung membawa orang yang terkena musibah ke Puskemas/Rumah Sakit sehingga lamanya perawatan membuat masyarakat lupa untuk melaksanakan adat nyahang umah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Drs. Usman Karim selaku Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 508, "width": 480, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“sekarang sudah banyak kejadian musibah yang menimpa masyarakat namun tidak lagi dilaksanakan nyahang umah, hal ini dikarenakan sudah banyak masyarakat pendatang yang tidak memahami adat istiadat setempat, serta masyarakat yang langsung membawa orang yang terkena musibah ke Puskemas/Rumah Sakit sehingga lamanya perawatan membuat masyarakat lupa untuk melaksanakan adat nyahang umah”", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 579, "width": 480, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pernyataan tersebut berkesesuaian dengan data yang peneliti peroleh pada lembaga adat Melayu Kecamatan Tabir, dimana pada tahun 2020-2021 hanya terdapat 4 kali pelaksanaan nyahang umah di dusun Baru Rantau Panjang Tabir, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 648, "width": 373, "height": 82, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Pelaksanaan Nyahang Umah Tahun 2020-2021 No Nama Korban Kejadian 1 Habibatul Husna Kaki terluka kena sabit saat panen padi di Sawah belakang Dusun 2 Baihaki Terkena Parang saat mengambil kayu untuk pagar rumah", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "334 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 60, "width": 64, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Sofyan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 60, "width": 373, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terkena Tanduk kerbau saat menangkap kerbau untuk dijual 4 Safinah Melot Jatuh dari motor saat pulang dari pasar Rantau Panjang", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 130, "width": 465, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi tersebut dibenarkan oleh Ibu Dijot (Hadijah) sebagai Orang yang terkena musibah: memang di dusun kini, sudah banyak orang tidak lagi menggunakan adat nyahang umah sebagai peninggalan orang tua zaman dahulu, namun kami masih menggunakannya, karena bagi kami adat merupakan kebiasaan yang telah menjadi tradisi, dan adat juga membuktikan kebenaranya kepada masyarakat, banyak orang yang tidak mengindahkan adat kemudian hidupnya menjadi susah, seperti layaknya mendapatkan kutukan, sehingga bagi kami adat nyahang umah merupakan pengakuan salah atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 227, "width": 358, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak adanya regenerasi terhadap orang yang pandai berbicara adat", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 241, "width": 465, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permasalahan lainnya yang ikut mempengaruhi adat nyahang umah yaitu tidak adanya regenerasi terhadap orang yang pandai berbicara adat, sehingga pelaksanaan adat nyahang umah bergantung pada satu orang tokoh adat, sehingga akan berdampak pada batalnya pelaksanaan nyahang umah jika tokoh adat tersebut dalam kondisi sibuk. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 310, "width": 466, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor yang menyebabkan masyarakat tidak lagi melaksanakan adat nyahang umah dikarenakan tidak adanya regenerasi terhadap orang yang pandai berbicara adat, sehingga pelaksanaan adat nyahang umah bergantung pada satu orang tokoh adat, sehingga akan berdampak pada batalnya pelaksanaan nyahang umah jika tokoh adat tersebut dalam kondisi sibuk.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 379, "width": 244, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurangnya minat masyarakat memahami adat", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 393, "width": 465, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu kurangnya minat masyarakat memahami adat, hal ini terlihat dari ketidakmampuan tuan rumah menggunakan bahasa adat dalam menyambut orang di bawah rumah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Datuk Abdullah Sani selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 448, "width": 465, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu kurangnya minat masyarakat memahami adat, hal ini terlihat dari ketidakmampuan tuan rumah menggunakan bahasa adat dalam menyambut orang di bawah rumah.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 489, "width": 465, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya informasi kepada mereka para generasi muda kita tentang kekayaan budaya daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pemuda zaman sekarang beranggapan bahwa adat isitadat telah ketinggalan jaman. Namun dibalik itu semua, Indonesia sebenarnya memiliki kapasitas untuk melestarikan budaya, hanya saja semua pengetahuan masih tersimpan rapi di generasi pendahulu. Tidak ada lagi sumber pendidikan budaya yang bisa menjadi referensi kaum muda.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 572, "width": 466, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para remaja saat ini cenderung menyukai sampai meniru kebudayaan luar. Adanya fasilitas seperti internet, televisi, radio dan majalah yang banyak menampilkan kebudayaan asing, membuat para remaja tidak dapat membendung rasa keingintahuan mereka untuk mencoba dan meniru kebudayaan asing tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 627, "width": 465, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga kebudayaan lokal menjadi tidak mereka sukai dan cenderung menganggap kebudayaan lokal sebagai kebudayaan kuno atau ketinggalan jaman, sedangkan kebudayaan asing mereka anggap sebagai kebudayaan yang modern dan maju.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 669, "width": 343, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Genarasi Muda Saat Ini Kurang Mau Mempelajarai Adat Istiadat", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 682, "width": 408, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapat tersebut dibenarkan oleh Bapak Abdullah selaku Tokoh Adat Dusun Baru:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 694, "width": 465, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Genarasi muda saat ini kurang mau mempelajarai adat istiadat yang terdapat di daerah kita, sehingga tidak adalagi generasi penerus dari adat tersebut, banyak anak muda yang tidak peduli dengan adat, sehingga mereka malas untuk belajar adat, jika mereka tidak belajar maka", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "335 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 60, "width": 466, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tidak ada lagi masyarakat yang bisa melaksanakan adat nyahang umah tersebut, karena dalam pelaksanaannya menggunakan bahasa adat”.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 87, "width": 465, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbicara mengenai teknologi di era digital saat ini, teknologi sangat mempengaruhi kehidupan, teknologi dapat menjadikan kehidupan kita menjadi lebih baik dan sebagai alat komunikasi jarak jauh. Dengan adanya teknologi kita dapat melihat informasi dimanapun dan kapanpun kita berada, teknologi juga mempermudah kita untuk berinteraksi dengan satu sama lainnya. Tetapi, teknologi juga berdampak negatif pada generasi milenial, dilihat dari sisi negatifnya, generasi milenial saat ini cenderung cuek pada sosial budaya.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 465, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahkan, teknologi juga dapat mengubah kebudayaan dengan cepat. Misalnya, pada umumnya manusia itu harus saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu dengan lainnya. Namun, teknologi mampu mengubahnya dengan cepat. Dengan teknologi, generasi millenial cendreng terhadap individualis yang mengejar pola gaya hidup yang eksis di sosial media.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 225, "width": 465, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehadiran teknologi membuat generasi milenial meninggalkan nilai-nilai budaya dan agama, dengan adanya teknologi, nilai-nilai yang ditanam pada diri seorang anak akan ikut hilang mengikuti arus generasi milenial. Para pemuda dan anak-anak jarang sekali melestarikan budaya tradisional Indonesia, jarang sekali mereka mengenal lebih dekat dengan tarian. Mungkin jika dihitung dari milyaran remaja di Indonesia, pasti cuma sedikit yang bisa memainkan alat musik tradisional.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 308, "width": 90, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak ada sanksi", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 322, "width": 399, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bapak Drs. Usman Karim selaku Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Tabir:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 333, "width": 465, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“memang tidak ada sanksi jika masyarakat tidak melaksanakan adat nyahang umah ini, namun sudah menjadi tradisi dari zaman dahulu, hanya saja masyarakat sekarang sudah banyak yang tidak tahu dengan bahasa adat, sehingga sulit melakukan penyampaian kata atau bercakap adat, ini menjadi kendala dalam pelaksanaan adat nyahang umah”.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 391, "width": 465, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak ternilai harganya. Negara Indonesia disebut Negara maritim karena dikelilingi oleh banyak pulau, bahasa dan adat kebudayaan Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 432, "width": 466, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karena keanekaragaman tersebutlah Indonesia menjadi daya tarik bangsa lain dari belahan dunia, bahkan mereka juga mempelajarinya karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia dikenal sangat unik dan menarik perhatian wisatawan asing untuk melihat keaneragaman budaya kita. Namun, kebudayaan Indonesia semakin luntur ditelan zaman. Semakin berkembangnya teknologi telah membuat budaya banyak", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 501, "width": 466, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peran orang tua juga sangat penting dalam mengembangkan budaya tradisional pada anak- anak saat ini, agar mereka tidak hanya bermain terus menerus dengan gadget, padahal permainan tradisional lebih seru jika dibandingkan dengan gadget. Tidak hanya itu saja, permainan tradisional juga bisa mengasah otak anak agar lebih berkembang dan kreatif untuk melakukan berbagai kegiatan yang berdampak bagi diri mereka sendiri. Mereka juga bisa lebih aktif dalam berbagai kegiatan. Jika dibandingkan dengan teknologi atau permainan modern, itu sangat jauh sekali karena menurut saya gadget terlalu menguasai pola pikir anak, sehingga dapat membuat anak malas untuk belajar, mereka juga akan lebih mementingkan diri sendiri, mereka tidak peduli dengan keadaan sekitar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 108, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 653, "width": 480, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perubahan sosial nilai budaya nyahang umah 19 sagalo batin masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir, terlihat dari adat nyahang umah yang telah menjadi bentuk kepedulian masyarakat terhadap tetangga yang lagi mendapatkan musibah, sebuah kepercayaan masyarakat bahwa terjadinya musibah dikarenakan adanya kesalahan yang sengaja maupun tidak sengaja yang dilakukan oleh pemilik rumah, sehingga ditegur dengan adanya musibah yang terjadi. Maka masyarakat atau tetangga yang mengetahui kejadian tersebut akan melaksanakan nyahang umah", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 31, "width": 193, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 342, "top": 31, "width": 181, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 741, "width": 470, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "336 | Perubahan Sosial Nilai Budaya Adat Nyahang Umah 19 Sagalo Batin Masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir (Siti Maryam)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 60, "width": 480, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk mengingatkan kepemilik rumah agar mengakui kesalahan mereka, dalam kegiatan tersebut seluruh tetangga berdatangan untuk melakukan adat nyahang umah sekalian melihat/menjenguk orang yang mendapatkan musibah kemudian dilanjutkan dengan memakan bubur puith sebagai tanda pengakuan salah dari pemilik rumah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 479, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor penyebab terjadinya perubahan nilai sosial adat nyahang umah 19 sagalo batin masyarakat Dusun Baru Kecamatan Tabir diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 142, "width": 341, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Tidak adanya regenerasi terhadap orang yang pandai berbicara adat b. Kurangnya minat masyarakat memahami adat c. Genarasi Muda Saat Ini Kurang Mau Mempelajarai Adat Istiadat", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 184, "width": 98, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Tidak ada sanksi", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 134, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 225, "width": 481, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Benedict Kingsbury, 1998. Indigenous peoples in international law: constructivist approach to the Asian controversy, the American Journal of International Law Vol. 92: 414-457, dan Rashwet Shrinkhal. 2014. Problems in defining indigenous peoples under international law.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 212, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chotanagpur Law Jou rnal Vol 7: 187-195.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 481, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chandra Wesley S., Tiang-tiang Hukum Adat , http://candrawesly.blogspot.com/ html Diakses, 10 November 2020", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 308, "width": 481, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hilman Hadikusuma. 2014, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia , Bandung: Penerbit Mandar Maju,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 336, "width": 480, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iman Sudiyat, 2000. Asas-asas Hukum Adat, Liberty, Yogyakarta. Lembaga Adat Provinsi Jambi. 2001. Pokok-pokok Adat pucuk Jambi Sembilan Lurah-Sejarah Adat Jambi , Jambi: LAM. Lexy. J. Moleong, 2004 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Muhammad Zen M. Saleh Hussin, 2020. Catatan Adat Uhang Batin Rantau Panjang , Rantau Panjang : Lembaga Adat Melayu Tabir.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 419, "width": 480, "height": 80, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Otje Salman Soemadiningrat, 2008. Rekonseptuaisasi Hukum Adat Kontemporer , Alumni, Bandung. R. Yando Zakaria. 2000. Abih Tandeh: Masyarakat desa di bawah rezim Orde Baru , dan Sandra Moniaga. 2007, From Bumiputera to masyarakat adat, a long and confusing journey . Sandra Moniaga, 2007. From Bumiputera to masyarakat adat, a long and confusing journey, dalam Jamie S. Davidson dan David Henley The Revival of Tradition in Indonesian Politics The development of adat from colonialism to indigenism , hal. 281-282.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 501, "width": 426, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Silalahi, Ulber. 2010. Metode Penelitian Sosial . Bandung: Refika Aditama. Soerjono Soekanto, 1981. Pengantar penelitian Hukum , Jakarta, Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 529, "width": 480, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar , Jakarta: Raja Grapindo. Sudjana Nana, Ibrahim, 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan , Bandung, Sinar Baru Algensindo.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 570, "width": 481, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD . Bandung: Alfabeta. Supian, Selfi Mahat Putri, dan Fatonah, Peranan Lembaga Adat Dalam Melestarikan Budaya Melayu Jambi, Vol. 1 No. 2 Suroyo Wingjodipuro, 1989. Pengantar dan Azas-azas Hukum Adat , Alumni Bandung, hal. 2. Wikipedia, Hukum Adat , http://id.wikipedia.org/wiki/, Diakses, 10 November 2020", "type": "List item" } ]
0a98543d-5167-f873-72b9-455f15bd05e8
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/1604/1528
[ { "left": 85, "top": 783, "width": 255, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i9.1604", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 27, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "739", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 88, "width": 304, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 269, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5, No. 9, September 2020 LANGKAH DIPLOMASI", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INDONESIA TERKAIT PENYELESAIAN SENGKETA WILATAH REKLAMASI SINGAPURA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 202, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 415, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional Jakarta, Indonesia Email: [email protected] dan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asbtract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 254, "width": 407, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The territorial border disputes of Southeast Asian countries often occur because the determination of territorial boundaries between countries involved in the conflict, one of which is between Indonesia and Singapore, is still involved in territorial problems. However, Indonesia and Singapore have undergone several dispute resolution efforts from 1973 to 2009. In addition to the border issue, there are also other crucial issues, namely the coastal reclamation issue by Singapore which requires diplomatic settlement because coastal reclamation poses a threat to Indonesia's restrained sovereignty which can shift the maritime boundary between Indonesia-Singapore. This problem is how the diplomatic efforts of Indonesia and Singapore in solving the coastal reclamation problem that threatens Indonesian territory. The purpose of this research is to find out what are the steps of the two countries in resolving territorial conflicts caused by the reclamation of the Singapore coast in the Indonesian border area. The research method is carried out by describing the problems to be studied descriptively then analyzing the library research data sources. The research results show that the peaceful settlement of the grassroots maritime boundary between Indonesia and Singapore uses diplomatic measures. In this territorial dispute, the two countries both ratified the 1982 UNCLOS in which both countries must comply with legal provisions written in it as a settlement of maritime border disputes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 279, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Territorial disputes; Diplomacy; Reclamation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 571, "width": 407, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sengketa perbatasan di wilayah Negara-negara Asia Tenggara sering terjadi dikarenakan belum terselesaikannya penentuan garis-garis batas wilayah di antara negara yang terlibat konflik yang salah satunya antara Indonesia dengan Singapura masih terlibat masalah teritorial. Walaupun demikian, Indonesia dan Singapura telah menjalani beberapa upaya perundingan penyelesaian sengketa sejak 1973 hingga 2009. Selain masalah perbatasa juga ada masalah lain yang cukup krusial yaitu masalah reklamasi pantai oleh Singapura yang memerlukan penyelesaian secara diplomasi karena reklamasi pantai memberikan ancaman terhadap kedaulatan Indonesia dikekhawatiran dapat menggeser batas maritim antara Indonesia-Singapura. Masalah penelitian ini bagaimana upaya diplomasi Indonesia dan Singapura dalam menyelesaikan masalah reklamasi pantai yang mengancam territorial Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja langkah ke dua negara dalam menyelesaikan konflik territorial yang disebabkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "740", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 407, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "reklamasi pantai Singapura di wilayah perbatasan Indonesia. Adapun metode penelitian dilakukan dengan menggambarkan permasalahan yang akan diteliti secara deskriptif kemuadian melakukan analisis dengan sumberdata library research . Hasil penelitian bahwa penyelesaian batas maritim antara Indonesia dan Singapura diselesaikan secara damai menggunakan langkah-langkah diplomasi. Dalam penyelesaian sengketa wilayah ini juga, kedua negara yang sama-sama meratifikasi UNCLOS 1982 dimana ke dua negara harus mematuhi ketetapan- ketetapan hukum yang tertulis didalamnya sebagai pedoman penyelesaian sengketa perbatasan laut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 265, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Sengketa wilayah; Diplomasi; Reklamasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 428, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sengketa perbatasan antar negara merupakan permasalahan yang cukup mudah untuk dijumpai, terlebih dikawasan Asia Tenggara. Garis-garis batas penanda kepemilikan wilayah merupakan hal penting bagi suatu negara untuk diakui sebagai bagian dari teritori kedaulatan negaranya. Adapun latar belakang terjadinya suatu sengketa wilayah dapat dipicu oleh berbagai hal, salah satunya latar belakang historis yang dalam hal ini sering dibawa-bawa sebagai salah satu bukti untuk menguatkan kedaulatan negara akan suatu pulau atau wilayah yang disengketakan dan ada pula pemicu lainnya (Mauna, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 428, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (Azizah, 2017); (Soliman et al., 2015). Namun sejak berlakunya Hukum Laut, UNCLOS 1982, maka telah muncul berbagai ketentuan-ketentuan baru mengenai perairan. Dimana bagian Tengah, membentang antara Pulau Nipah dan Tuas. sebuah pulau kecil di wilayah perairan itu. Sedangkan bagian Timur terdiri dari dua bagian. Segmen pertama, antara Batam dengan Bandara Changi. Segmen kedua, antara Bintan dengan South Ledge atau Pedra Branca. Penetapan batas matirim kedua negara dilakukan pemeritnah Indonesia dengan base point di Pulau Nipah. sedangkan garis pangkal Kepulauan Indonesia ditarik dari Pulau Nipah ke Pulau Karimun Besar (Defilla et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlebih lagi mengenai hal ini Singapura melakukan reklamasi pantai yang menjorok sejauh 12 mil ke wilayah perairan Indonesia yang mengganggu kesepakatan kedua Negara atas putusan penetapan batas wilayah ini. Dengan reklamasi pantai yang telah dilakukan, Singapura berhasil memperluas cakupan wilayahnya dengan cepat. Reklamasi pantai oleh Singapura sendiri menjadi suatu alarm yang patut Indonesia waspadai untuk mencegah terkikisnya daerah-daerah yang masih berada dalam cakupan Negara maupun daerah sengketanya dengan Singapura.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun pertanyaan penelitian ini yaitu “Bagaimana bentuk diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam menyelesaikan masalah reklamasi yang dilakukan Singapura? Maksud dan Tujuan dari dibuatnya penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk diplomasi dan langkah-langkah yang digunakan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa batas maritime dengan Singapura, termasuk didalamnya terkait imbas", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 38, "width": 393, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 230, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 30, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "741", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 431, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "reklamasi pantai yang dilakukan Singapura. Penelitian ini bertujuan diharapakan dapat memberikan pengetahuan kepada pembacanya, juga dapat menjadikan tambahan informasi bagi terkait penyelesaian sengketa maritim antara Indonesia dan Singapura.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 344, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia sebagai negara yang berdaulat, memiliki hak untuk mempertahankan setiap jengkal tanahnya terhadap berbagai persoalan yang menyangkut keutuhan wilayah Wawasan Nusantara itu sendiri. Wilayah Negara Kepulauan Republik Indonesia (NKRI) berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Philipina, Palau, Papua New Guinea, Australia, dan Timor Leste. Wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas ini dan letaknya berhadapan dengan beberapa negara-negara tetangga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah, begitu pula dengan Singapura. Tahun 1960 luas wilayah Singapura hanya mencapai 581,5 kilometer persegi. Hal ini tidak sejalan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya sehingga meningkatkan permintaaan lahan yang lebih luas. Selain itu permintaan lahan yang lebih luaskarena pemerintahan Lee Kuan Yew mengedepankan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Lee membuat berencana menyediakan infrastruktur yang representatif dengan cara meningkatkan para investor yang mau menanamkan uangnya di Singapura di mana telah melakukan reklamasi pantai sejak tahun 1966 yang menyebabkan luas wilayah negara ini bertambah hingga mencapai 697,2 km² dari luas wilayahnya pada 1960, yaitu 581,5 km².Kebijakan reklamasi ini akan terus dilakukan sampai tahun 2030 mendatang hingga luas wilayahnya mencapai 760 sampai 774 km² membuat Singapura membutuhkan pasir sebanyak 1, 8 milyar kubik pasir urug. Perluasan wilayah ini akan digunakan untuk perumahan, rekreasi, kebutuhan infrastruktur, keperluan militer dan keperluan komersil (http://www.beritaindonesia.co.id/lingkungan/793-tanah-gersang-demi-singapura/ diakses pada tanggal 29 Mei 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selat Singapura yang merupakan pemisah wilayah laut antara Indonesia dan Singapura merupakan jalur laut utama yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut Tiongkok Selatan (Harto & Akmaludin, 2016). Letak Selat ini yang strategis membuatnya menjadi sumber pemasukan yang cukup signifikan bagi Indonesia maupun Singapura. Selat ini merupakan jalur pelayaran internasional yang menghubungkan negara-negara di Asia Tenggara dengan negara-negara Eropa, Jepang, Tiongkok maupun Amerika Serikatdan juga merupakan jalur pelayaran terpendek bagi perdagangan tanker-tanker di antara negara-negara Asia Tengah dan Asia Timur Jauh. Hal ini mengakibatkan lalu lintas di area ini sangat padat, dimana dilaporkan sekitar 70.000 kapal melewati jalur laut ini pertahunnya (Arsana, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi geografis alamiah kedua selat ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat kapal-kapal yang berlayar melewati selat ini rentan terhadap serangan pembajakan dan tindakan ilegal lainnya (Alihar, 2018). Selain membuat kapal yang berlayar di wilayah ini rentan terhadap serangan, kondisi geografis wilayah ini juga membuat potensi pencemaran di wilayah ini tinggi. Tingginya lalu lintas, pembajakan serta kegiatan ilegal, dan juga pencemaran diatas menyebabkan batas maritim di antara Indonesia dan Singapura menjadi penting. Penerapan batas maritim dalam suatu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "742", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wilayah perairan akan memperjelas yurisidiksi negara yang berlaku di wilayah tersebut, dengan kata lain, tercapai suatu kepastian hukum. Kepastian hukum yang ada tentu saja memudahkan pengawasan, pengelolaan serta penanganan berbagai hal yang terjadi di Selat Singapura yang sibuk ini. Munculnya perubahan penetapan lebar laut teritorial suatu negara yang semula 3 mil menjadi 12 mil membuat klaim lebar laut teritorial yang diajukan Indonesia dan Singapura di Deklarasi Djuanda dan di tetapkan dalam ketentuan UNCLOS 1982, membuat batas maritim antara Indonesia dan Singapura (Harto & Akmaludin, 2016); (Desuari Sela, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 344, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batas-batas wilayah suatu negara menempati posisi yang penting dilihat dari aspek geografis, hukum maupun politis. Secara geografis, batas wilayah menandai luas wilayah suatu negara yang meliputi daratan, lautan dan udara yang ada di atasnya. Secara hukum, batas wilayah negara menentukan ruang lingkup berlakunya hukum nasional suatu negara, sedangkan secara politik batas wilayah negara merupakan akhir dari jangkauan kekuasaan tertinggi suatu negara atas wilayah dan segala sesuatu yang ada di dalam wilayah tersebut (Rani & Desriani, 2014). Penetapan perbatasan wilayah tersebut dapat dilakukan sesuai ketetapan hukum internasional agar dapat memberikan kepastian hukum terhadap kepemilikan wilayah suatu negara. Begitu juga dengan permasalahan sengketa perbatasan antara Indonesia dan Singapura atas tiga wilayah ini. Kedua Negara memiliki klaim masing-masing atas ketetapan perbatasan wilayah yang didasarkan pada hukum atau putusan masa lalu, seperti halnya Singapura dengan mengikuti penetapan lebar laut teritorialnya meniru peraturan penetapan lebar laut teritorial Inggris yaitu berdasarkan teori Cornelius. Teori Cornelius menetapkan lebar laut teritorial suatu negara sejauh jangkauan rata-rata tembakan meriam yaitu 3 mil laut. Singapura mengeluarkan penetapan lebar laut teritorialnya sejauh 3 mil laut dari garis pangkal sejak tahun 1957. Sedangkan Indonesia memiliki ketetapan penentuan batas wilayah sebagai Negara kepulauan dengan didasarkan pada deklarasi Djuanda tahun 1957 mengenai penetapan lebar laut teritorialnya sejauh 12 mil laut dari garis pangkal. Hal ini diperburuk dengan dilakukannya reklamasi pantai oleh Singapura yang meresahkan Pemerintah Indonesia terkait kekhawatiran akan bergesernya batas territorial negara (Modeong, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walaupun negara-negara kepulauan seperti Indonesia memiliki kedaulatan penuh pada perairan kepulauan, UNCLOS 1982 mewajibkan negara kepulauan memberikan hak lintas damai dan hak lintas alur kepulauan pada negara lain. Banyak negara-negara yang berusaha untuk memberdayakan pulau-pulau kecil yang dimiliki sekaligus penguasaan terhadap wilayah lautyang mengelilingi pulau tersebut demi mensejahterakan masyarakat. Tak terkecuali Negara Kesatuan Republik Indonesia yang saat ini menjadi negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, juga dua samudera yaitu: Samudra Hindia dan Samudera Pasifik dengan konfigurasi lebih dari Tujuh Belas Ribu Pulau yang tersebar diseluruh perairan Nusantara. Dari berbagai pulau tersebut, Indonesia dikaruniai pulau- pulau kecil terluar yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat berpotensi untuk pebangunan ekonomi (Modeong, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 38, "width": 393, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 230, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 30, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "743", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 428, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melakukan sebuah penelitian diperlukan sebuah desain atau rancangan yang berisi rumusan tentang objek yang diteliti. Metode penelitian yang diteliti ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif (Sugiyono, 2017). Mmetode ini dipilih karena penelitian kualitatif biasa dilakukan oleh peneliti dibidang ilmu sosial dan politik. Merujuk pada permasalahan yang diangkat serta variabel yang tersedia maka peneliti ini hanya melakukan analisa data berdasarkan data-data serta informasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia dalam upaya Indonesia menyelesaikan masalah batas maritim antara Indonesia dan Singapura berikut kendala yang dihadapi Indonesia dan juga tanggapan dari Singapura terkait upaya Indonesia dalam menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian diimplementasikan dengan teori-teori dalam kajian hubungan internasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 120, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 174, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Dampak Reklamasi Singapura", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 417, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengacu pada hukum internasional, pergeseran batas maritim Indonesia- Singapura dapat terjadi pada bagian Timur dan Barat karena kedua negara belum menetapkan batas maritimnya pada bagian tersebut. Selain itu, pergeseran juga dapat terjadi karena Singapura menggunakan titik pangkal baru dalam penentuan batas maritim tersebut. Reklamasi pantai telah mengakibatkan hilangnya titik pangkal-titik pangkal awal Singapura yang digunakan untuk mengukur batas maritimnya, sehingga Singapura dapat menentukan titik pangkal baru dari daratan hasil reklamasi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 415, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singapura melakukan reklamasi pantai karena luas wilayah daratannya yang sempit. untuk mengantisipasi perkembangan penduduk, serta pertimbangan ekonomi dan bisnis. Reklamasi pantai dilakukan pada hampir seluruh wilayah pantainya karena Singapura mengharapkan wilayah daratannya dapat bertambah kurang lebih 160 km2. Bahan yang digunakan untuk mereklamasi pantai Singapura adalah pasir laut yang diimpor dari negara-negara lain. Termasuk dari Indonesia, di Kepulauan Riau. Reklamasi pantai telah berhasi memperluas wilayah daratannya sehingga pada tahun 2000 luas wilayah Singapura telah menjadi 766 km.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 564, "width": 414, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kenyataannya, pertambahan luas daratan Singapura tersebut telah menggeser jalur pelayaran lautnya ke arah selatan, yang juga berarti laut teritorialnya pun bergeser ke arah selatan. Reklamasi pantai yang menyebabkan pergeseran batas maritim Indonesia- Singapura ke arah selatan tersebut akan menguntungkan pihak Singapura karena wilayah dan kedaulatan teritorialnya bertambah luas. Namun sebaliknya, reklamasi pantai Singapura akan sangat merugikan pihak Indonesia. Wilayah perairan Indonesia maupun ruang udara di atas kawasan tersebut akan berkurang, yang juga berarti Indonesia akan kehilangan kedaulatan teritorialnya atas kawasan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mendorong pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan batas wilayah maritimnya dengan Singapura (Arsana, 2013); (Azizah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "744", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, pemerintah Indonesia mengkhawatirkan reklamasi pantai yang dilakukan oleh Singapura. Reklamasi pantai yang dilakukan Singapura tersebut telah berhasil memperluas wilayah daratannya. Indonesia mengkhawatirkan perluasan wilayah tersebut akan mengubah garis pantainya sehingga wilayah perairan Singapura bergeser ke arah selatan. Pergeseran wilayah perairan Singapura berarti juga akan mengakibatkan bergesernya batas maritim Indonesia dengan Singapura dan wilayah perairan Indonesia di kawasan ini akan berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 414, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, kegiatan penambangan pasir laut di Kepulauan Riau untuk diekspor ke Singapura telah mengakibatkan abrasi pantai yang mengancam hilangnya titiktitik pangkal Indonesia di wilayah ini. Penambangan pasir memang dianggap memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hampir 84% komoditi yang diekspor oleh Propinsi Riau adalah pasir laut. Kegiatan penambangan itu dilakukan secara besar-besaran sehingga hampir seluruh wilayah perairan di Propinsi Riau sudah dikapling-kapling oleh para pengusaha. Hingga Juni 2002 tercatat 67 perusahaan telah yang mengantongi izin melakukan eksploitasi pasir laut, dan 300 perusahaan lainnya sudah memiliki izin eksplorasi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 342, "width": 414, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga, adalah untuk menjaga keamanan wilayah teritorial Indonesia. Secara umum wilayah perbatasan laut atau perairan Indonesia dengan negaranegara lain sering sekali menghadapi ancaman teritorial oleh gerakan separatisme, penyelundupan, perompakan dan illegal fishing. Untuk menanggulangi ancaman tersebut, angkatan laut Indonesia mengadakan patroli pengamanan wilayah perairan Indonesia. Namun belum adanya batas maritim yang jelas antara Indonsia dan Singapura mengakibatkan angkatan laut kedua negara sering bentrok ketika melakukan patroli pengamanan di daerah perbatasan. Ini pun akhirnya menjadi salah satu faktor yang mendorong Pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan penetapan perbatasan antara Indonesia dengan Singapura (Novi Didik, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 501, "width": 385, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2003 Indonesia mengeluarkan Kepmenperindag No.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 517, "width": 414, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117/MPP/Kep/2/2003 yang berisi Penghentian Sementara Ekspor Pasir Laut. Pelarangan tersebut berlaku sejak tanggal 18 Februari 2003. Sejak itu Indonesia menutup kegiatan ekspor pasir, terutama yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan reklamasi pantai Singapura. Indonesia bersedia membuka kembali ekspor pasir lautnya ke Singapura bila perjanjian batas maritim kedua negara telah selesai disepakati (Soliman et al., 2015). Kondisi Pulau Nipa adalah salah satu pulau yang berbatasan langsung dengan Singapura. Secara Administratif pulau ini masuk kedalam wilayah Kelurahan Pemping Kecamatan Belakang Padang Kota Batam Propinsi Kepulauan Riau. Pulau Nipa ini tiba tiba menjadi terkenal karena beredarnya isu mengenai hilangnya/tenggelamnya pulau ini atau hilangnya titik dasar yang ada di pulau tersebut. Hal ini memicu anggapan bahwa luas wilayah Indonesia semakin sempit.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 707, "width": 415, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kenyataanya, Pulau Nipa memang mengalami abrasi serius akibat penambangan pasir laut di sekitarnya. Pasir pasir ini kemudian dijual untuk reklamasi pantai Singapura. Kondisi pulau yang berada di Selat Philip serta", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 38, "width": 393, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 230, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 30, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "745", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbatasan langsung dengan Singapura disebelah utaranya ini sangat rawan dan memprihatinkan. Pada saat air pasang maka wilayah Pulau Nipa hanya tediri dari Suar Nipa, beberapa pohon bakau dan tanggul yang menahan terjadinya abrasi. Pulau Nipa merupakan batas laut antara Indonesia dan Singapura sejak 1973, dimana terdapat Titik Referensi (TR 190) yang menjadi dasar pengukuran dan penentuan media line antara Indonesia dan Singapura.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Indonesia Menolak Reklamasi Pantai Singapura sebagai Garis Pangkal Perbatasan Singapura.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 215, "width": 415, "height": 297, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketegasan Indonesia menolak reklamasi pantai Singapura sebagai garis pangkal penarikan batas laut Indonesia dan Singapura di perlihatkan dalam pertemuan diskusi kedua negara. Meskipun UNCLOS 1982 pasal 11 mengatakan bahwa untuk maksud penetapan batas laut teritorial, instalasi pelabuhan permanen yang terluar yang merupakan bagian dari integral dari sistem pelabuhan di anggap sebagai bagian dari pada pantai. Instalasi lepas pantai dan pulau buatan tidak dianggap sebagai instalasi pelabuhan yang permanen. Dari hukum UNCLOS tersebut dapat menjadi kekuatan Singapura dan ancaman bagi Indonesia. Apabila memang benar reklamasi pantai yang dilakukan oleh Singapura merupakan sebagai bagian instalasi pelabuhan dan demi untuk menajaga keselamatan pelayaran Internasional. Maka Singapura bisa bersikeras untuk menggunakan garis pangkal reklamasi pantai Singapura untuk penetapan perbatasan wilayah teritorial terhadap Indonesia. Menyikapi hal itu, Indonesia berpegang teguh terhadap UNCLOS Pasal 60 yang secara khusus membahas mengenai pulau buatan, instalansi dan bangunan-bangunan di zona ekonomi eklusif. Lebih rincinya terdapat pada Pasal 60 (8) pulau buatan, instalansi dan bangunan tidak mempunyai status pulau, pulau buatan, instalansi dan bangunan tidak mempunyai laut teritorialnya sendiri dan kehadirannya tidak mempengaruhi penetapan batas laut tertorial, zona ekonomi eklusif atau landas kontinen.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 517, "width": 415, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan hukum internasional dapat memberikan peluang terbukanya konflik antar negara yang disebabkan adanya keraguan dan perbedaan implementasi hukum laut pada setiap negara (Susanti & Afrizal, 2018); (Sollitan et al., 2020). Hal di atas merupakan salah satu contoh perkembangan hukum laut internasional membuka peluang konflik perbatasan antara Indonesia dengan Singapura. Singapura mereklamasi pantai untuk menambah luas daratanya dan juga untuk kepentingan ekonominya mendirikan pelabuhan dan bandar Internasional Changi Airport. Setelah melakukan perundingan tekhnis delegasi yang difokuskan terhadap delimitasi perbatasan maritime antara kedua negara, maka negara Singapura sepakat untuk tidak menggunakan reklamasi pantai sebagai garis pangkal perbatasannya pada segmen timur Selat Singapura. Garis pangkal yang digunakan oleh Singapura ditarik dari daratan alamiah Singapura. Dengan kata lain, reklamasi pantai Singapura tidak merubah garis pangkal Singapura dalam menyelesaikan permasalahan perbatasan dengan Indoenesia. Sedangkan untuk Indonesia menggunakan garis pangkal lurus dan garis pangkal kepulauan dikarenakan kondisi sekitar Pulau Batam dan Pulau", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "746", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bintan yang terdapat banyak pulau-pulau kecil. Serta penggunaan garis pangkal kepuluaaun oleh Indonesia sudah benar dan tepat. Hal itu sesuai dengan hukum UNCLOS 1982 dalam pasal 47 mengenai garis pangkal kepulauan. Suatu negara kepulauan dapat menarik garis pangkal lurus kepulauan yang menghubungkan titik- titik terluar pulau-pulau dan karang kering terluar kepulauan itu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 340, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Upaya penyelesaian sengketa matirim Indonesia dan Singapura", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 183, "width": 414, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan batas maritimnya dengan Singapura telah dilakukan dengan berbagai cara. Indonesia dan Malaysia memilih menyelesaikan sengketa maritimnya dengan jalur damai, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1 konvensi mengenai penyelesaian Sengketa-Sengketa Secara Damai yang ditandatangani di Den Haag pada tanggal 18 Oktober 1907. Deklarasi tersebut meminta agar semua negara menyelesaikan sengketa secara damai sedemikian rupa agar perdamaian, keamanan internasional dan keadilan tidak sampai terganggu (Boer Mauna, 2016). Indonesia sendiri mengupayakan pendekatan diplomasi melalui perundingan-perundingan bilateral dalam penyelesaian sengketa ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 414, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perundingan Garis Batas Laut Dibagian Tengah Selat Singapura; Kedua negara, untuk pertama kalinya melakukan perundingan perjanjian tentang penetapan garis batas laut pada 1973. Dalam perundingan ini, Indonesia dan Singapura menetapkan garis batas laut bagian tengah. Dalam perundingan ini, kedua negara berhasil menentukan batas maritim bagian tengah yang berupa garis lurus ditarik dari 6 titik (v-lines) yang koordinatnya telah disepakati kedua negara. Dalam perundingan ini, Pulau Nipa dijadikan median line Indonesia-Singapura. Perundingan ini ditandatangani oleh kedu anegara pada 25 Mei 1973. dan diratifikasi oleh Indonesia pada 3 Desember 1973 (Defilla et al., 2016).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 469, "width": 414, "height": 281, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Perundingan Garis Batas Laut Dibagian Barat Selat Singapura; Setelah diselesaikannya perjanjian batas laut bagian tengah, Indonesia dan Singapura kembali mengejar penyelesaian wilayah laut bagian barat. Kebijakan Singapura terkait reklamasi pantai yang dilakukannya telah menimbulkan kekhawatiran bagi Pemerintah Indonesia. Hal tersebut dianggap mengancam kedaulatan Indonesia dikarenakan dapat berpengaruh terhadap pengukuran garis batas kedua negara. Selain itu abrasi pantai yang terjadi karena akibat dari eksploitasi pasir dikhawatirkan dapat mengikis wilayah pulau-pulau terluar. dengan ini Indoensia mulai gencar melakukan upaya diplomasinya agar pemasalahan ini dapat cepat terselesaikan. Sehingga, sebagai bentuk diplomasi yang dilakukan pemerintah, pada 26 September 2001 Presiden Megawati bersama dengan Menko Polkam, Menko Perekonomian, Menko Kesra dan Meneg BUMN melakukan kunjungan ke Singapura. Dalam pertemuan bilateral tersebut, delegasi Indonesia bertemu dengan delegasi Singapura yang terdiri dari PM Goh Chok Tong, Menteri Senior Lee Kuan Yew, Wakil PM/Menhan Dr. Tony Tan, Menlu Jayakumar serta Menteri Pendidikan dan Menteri Pertahanan ke-2 Teo Chee Hean. Pertemuan bilateral tersebut membicarakan upaya-upaya peningkatan dan kerjasama bilateral dan regional di bidang politik, ekonomi dan sosial serta menyepakati untuk", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 38, "width": 393, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 230, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 30, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "747", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 403, "height": 344, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berupaya menyelesaiakan masalah-masalah ”pending” diantara kedua negara yang selama ini dianggap sebagai isu-isu sensitif melalui cara-cara perundingan yang sifatnya “quiet diplomacy”. Pihak Indonesia mendesak pemerintah Singapura untuk mengadakan pertemuan pejabat tinggi setingkat SOM diantara kedua negara untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut (Defilla et al., 2016). Singapura meminta keluangan dalam melakukan perundingan batas maritim Indonesia- Singapura karena negosiatornya sedang melakukan perundingan masalah Pedra Branca. Pada 10 September 2003 dalam kunjungan kerja Menlu Indonesia, Menlu Singapura menyampaikan kesediaannya untuk menugaskan pejabat tingkat teknis untuk melakukan perundingan batas maritim dengan Indonesia. Pada 28 Februari 2005 hingga 10 Maret 2009, perundingan penyelesaian batas maritim bagian barat ini dilakukan. Dalam proses perundinga, Singapura mengajukan proposal delimitasi wilayah laut teritorial yang akan dirundingkan. Proposal-proposal tersebut meletakkan titik pangkal ( basepoint ) diwilayah pantai hasil reklamasi yang telah mereka lakukan. Namun Indonesia tetap mendasarkan posisinya pada Pasal 15 UNCLOS 1982 dan menolak menggunakan hasil reklamasi sebagai dasar pengukuran. Perjanjian pada 2009 tersebut menyepakati jarak antara garis pangkal kepulauan Indonesia dengan garis batas kesepakatan yakni sepanjang 3950 m dan jarak antara hasil reklamasi (Singapura) dengan batas kesepakatan sepanjang 1900 m. Terdapat 4 (empat) titik yang disepakati dalam perjanjian ini dan titik-titk tersebut menambah panjang perbatasan laut territorial Indonesia dengan Singapura di bagian barat Selat Singapura.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 437, "width": 414, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perundingan Garis Batas Laut Dibagian Timur Selat Singapura; Setelah sebelumnya telah disepakati perjanjian laut wilayah Barat dan Tengah antara Indonesia dan Malaysia, wilayah terakhir yang perlu diselesaikan merupakan kawasan dibagian Timur. Batas Laut Wilayah di Bagian Timur Selat Singapura mencakup area perairan antara Batam (Indonesia) dan Changi (Singapura).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 400, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan garis batas Laut Wilayah dilakukan dengan mengacu pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982 dan dirundingkan sesuai kepentingan nasional kedua negara. Pendatanganan perjanjian wilayah Timur ini dilakukan pada 2-4 September 2014 oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ke Singapura (Novi Didik, 2014). Batas laut wilayah tersebut dituangkan dalam Perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Timur Selat Singapura (Treaty between the Republic of Indonesia and the Republic of Singapore relating to the Delimitation of the Teritorial Seas of the Two Countries in the Eastern Part of the Strait of Singapore).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 254, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kerjasama Pengamanan Wilayah Perbatasan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 691, "width": 415, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi kekuatan TNI dan Polri di daerah perbatasan saat ini masih kurang memadai, mengingat panjangnya garis perbatasan dan luasnya teritorial dengan beberapa negara baik di darat maupun laut yang harus diamankan. Belum lagi keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh TNI dan Polri, seperti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "748", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kendaraan operasional, pospos pengamanan perbatasan untuk mendukung tugas pengamanan daerah perbatasan. Keterbatasan sarana jalan raya sepanjang daerah perbatasan dan kondisi medan semakin mempersulit tugas TNI dan Polri untuk melaksanakan patroli perbatasan (Modeong, 2020). Padahal Kawasan adalah merupakan kawasan yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari negara. Pentingnaya kawasan perbatasan dikarena setiap negara akan memiliki kepentingan nasionalnya tersendiri terhadap kawasan perbatasan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 415, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengembangkan strategi keamanan daerah perbatasan untuk mempertahankan tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan negara, melalui kesamaan visi dan misi bahwa daerah perbatasan merupakan bagian integral dari NKRI dengan melakukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi serta terselenggaranya stabilitas bidang pertahanan dan keamanan serta kesejahteraan masyarakat. Strategi Pengamanan meliputi: (a) Mewujudkan pengamanan daerah perbatasan negara; (b) Menjamin tetap tegaknya dan utuhnya wilayah kedaulatan negara; dan (c) Mewujudkan terselenggaranya pertahananan negara di daerah perbatasan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 415, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepentingan nasional negara dapat berupa kepentingan keamanan ataupun kepentingan ekonomi. Sehingga setiap negara akan selalu berusaha untuk dapat mengamankan kawasan perbatasan yang mereka miliki. Kawasan perbatasan itu sendiri akan selalu berdampingan dengan kawasan perbatasan dari negara lainnya. sehingga akan melahirkan suatu kerjasama pertahanan antara negara yang berbatasan. Tujuannya adalah untuk lebih mempermudah dalam melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap kawasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 65, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian batas maritim antara Indonesia dan Singapura diselesaikan secara damai menggunakan langkah- langkah diplomasi. Dalam penyelesaian sengketa wilayah ini juga, kedua negara yang sama-sama meratifikasi UNCLOS 1982 harus mematuhi ketetapan-ketetapan hukum yang tertulis didalamnya. Dalam mengatasi reklamasi pantai oleh Singapura, Indonesia tetap berpegang teguh pada pasa 15 UNCLOS yang mengatur penetapan garis batas laut teritorial antara negara-negara yang pantainya berhadapan atau berdampingan. Hal ini, reklamasi pantai Singapura telah berhasil memperluas wilayah daratannya menjadi 766 km2 pada tahun 2002. Hal inilah yang menjadi pemicu pemerintah Indonesia untuk kemudian menggencarkan langkah-langkah diplomasi dengan Singapura. Untuk melaksanakan perundingan tadi, terdapat kendala oleh kedua negara. Seperti Pemerintah Singapura yang pada penyelesaian batas wilayah laut terus menerus menghindar dalam tahapan penyelesaian sehingga mengulur waktu penyelesaian masalah ini semakin lama.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 38, "width": 393, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah Diplomasi Indonesia Terkait Penyelesaian Sengketa Wilatah Reklamasi Singapura", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 230, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 783, "width": 30, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "749", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alihar, F. (2018). Kebijakan Pengelolaan Pulau-Pulau Terluar Di Tinjuau Dari Aspek Kependudukan. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan , 8 (1), 39–51.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsana, I. M. A. (2013). Akankah Indonesia Kehilangan Pulau? Belajar dari Kasus Sipadan-Ligitan, Pulau Berhala, Miangas hingga Semakau. Opinio Juris , 12 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizah, S. (2017). Pengaturan Tentang Reklamasi Pantai Berdasarkan Unclos 1982 dan Implementasinya di Indonesia. Jurnal Yuridis , 3 (2), 49–60.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Boer Mauna. (2016). “Hukum Internasional : Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global”, (Bandung: PT. Alumni, 2016), hlm. 193.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Defilla, F., Haryono, D., & Edorita, W. (2016). Reklamasi Singapura Terhadap Kedaulatan wilayah Republik Indonesia Berdasarkan Hukum Laut Internasional . Riau University.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desuari Sela, D. (2017). Kerjasama Indonesia-Singapura Dalam Menyelesaikan Masalah Batas Maritim Antara Indonesia Dan Singapura . Universitas Komputer Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 428, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harto, S., & Akmaludin, A. (2016). Diplomasi Indonesia terhadap Singapura dalam Penetapan Garis Batas Laut di Bagian Timur Selat Singapura . Riau University.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mauna, B. (2016). Hukum Internasional: pengertian, peranan, dan fungsi dalam era dinamika global . Alumni.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modeong, I. (2020). Pengamanan Pulau-Pulau Terluar Indonesia Berdasarkan Hukum Internasional Dalam Upaya Keutuhan Wilayah Negara Republik Indonesia. LEX PRIVATUM , 8 (3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novi Didik. (2014). RI-Singapura Tandatangani Perjanjian Perbatasan . CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20140904165601-114- 2511/ri-singapura-tandatangani-perjanjian-perbatasan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rani, F., & Desriani, D. (2014). Strategi Pertahanan Wilayah Pulau Terluar Indonesia terhadap Malaysia (Kasus Pulau Jemur di Provinsi Riau) . Riau University.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 429, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soliman, S. M., Hagar, M., Ibid, F., & El Sayed, H. (2015). Experimental and theoretical spectroscopic studies, HOMO–LUMO, NBO analyses and thione–thiol tautomerism of a new hybrid of 1, 3, 4-oxadiazole-thione with quinazolin-4-one. Spectrochimica Acta Part A: Molecular and Biomolecular Spectroscopy , 145 , 270–279.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 429, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sollitan, R. W., Posumah, D., & Rengkung, F. (2020). Potensi Perubahan Garis Batas Indonesia-Singapura (Studi Kasus Reklamasi Di Pulau Nipah). Jurnal Politico ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 191, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aos Yuli Firdaus dan Isma Mutmainah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 18, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "750", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 783, "width": 245, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Vol. 5, No. 9, September 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 26, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif (S. Y. Suryandari (ed.); 1st ed.). CV Alpabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti, N., & Afrizal, A. (2018). Upaya Greeanpeace Menjaga Kawasan Pantai Indonesia Terkait Proyek Pulau Reklamasi Teluk Jakarta . Riau University.", "type": "List item" } ]
4201ab84-ea21-59d1-edf2-79732b0aad1f
http://ijcis.net/index.php/ijcis/article/download/90/82
[ { "left": 57, "top": 37, "width": 307, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Computer and Information System (IJCIS)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 178, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol : Vol. 03, Issue 03, September 2022 e-ISSN : 2745-9659 https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 793, "width": 258, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal IJCIS homepage - https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 793, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 143", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 472, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website Vulnerability Testing and Analysis of Internet Management Information System Using OWASP", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 175, "width": 224, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 st Diah Priyawati, 2 nd Siti Rokhmah, 3 rd Ihsan Cahyo Utomo", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 186, "width": 148, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,3 Universitas Muhammadiyah Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 196, "width": 187, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Institut Teknologi Bisnis AAS Indonesia Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 206, "width": 293, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,3 Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Central Java, Indonesia 57162", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 217, "width": 295, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Jl. Slamet Riyadi No. 361 Windan, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 227, "width": 260, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 499, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract— Many businesses, organizations, and social institutions use websites to support their main tasks. The various benefits of the website must be supported by the security aspects of the website in order to avoid hacking. Cyber attacks or hackers can do dangerous things like get more valuable data. So it is necessary to test a good website to find out the level of vulnerability of application features in it. A suitable test for websites where the website is distributed over a network is the grey box penetration test. This study performs a gray box penetration testing technique using the OWASP method and the OWASP ZAP tool. The test steps are collecting test target information, performing automatic scanning with the help of OWASP ZAP, exploiting the scan results, reporting, and providing recommendations. The test results show the target application website has 12 vulnerabilities with 8.3% at the high level vulnerability or 1 alert, 41.7% at the medium level or 5 alerts, 33.3% at the low level or 4 alerts, and 16.7 at the informational level or 2 alerts. These vulnerabilities are related to matters related to A01-Broken Access Control, A03-Injection, A05-Security Misconfiguration, and A08-Software and Data Integrity Failures.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 218, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : OWASP, Vulnerability testing, Website testing.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 388, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 245, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Web programming consists of two words, namely programming and web. Programming is the process or algorithm of how the program works. The Web is a computer network of a collection of Internet sites offering text, graphics, sound and animated data sources via a hypertext transfer protocol [1]. The development of website technology is quite fast. Many businesses, organizations, and social institutions use websites to support their main tasks. The website can connect between customers, partners or employees in business activities. The website can also be a liaison between the community and government officials. The various benefits of the website must be supported by the security aspects of the website in order to avoid hacking.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 245, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to data from the Ministry of Communications and Information Technology [2], cyber attacks against company websites in Indonesia increased by 31% from 2020 to 2021, from 206 attacks to 270 attacks per year. Writing wrong program code is one part that can be exposed to cyber attacks such as SQL injection, authentication, and XSS (cross site scripting). In 2021, data from webappsec.org shows cyber attacks against XSS reach 43% and SQL injection by 6% [3]. Cyber attacks or hackers can do dangerous things like get more valuable data. So it is necessary to test a good website to find out the level of vulnerability of application features in it. so the website is strong against attempted cyber attacks.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 245, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Software testing is an important process of software development, namely the verification process to determine software quality. The software testing stage has a portion of 30% of the resources (time and budget) of software development [4]. So the selection of testing techniques must be correct in order to achieve the level of reliability, maintainability, security, attack resistance and efficiency.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 388, "width": 244, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Software testing techniques that can be used to find out system errors or system penetrations are divided into three, namely white box, black box, and grey box [5], [6].", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 423, "width": 245, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "White box testing is a detailed system testing method that corrects the structure of the code so that the test team requires in-depth knowledge of the code in the system. Black box testing is a way of system testing that does not require in- depth knowledge of system code. Black box testing only examines the fundamental aspects of system performance. Black box testing is a way of system testing that does not require in-depth knowledge of system code. Black box testing only examines the fundamental aspects of system performance. Whereas the grey box testing is a combination of white box and black box testing. Grey box testing is a system testing method that does not require in-depth knowledge of system code but has basic system performance capabilities. A suitable test for websites where the website is distributed over a network is the grey box penetration test [7], [8]. The superior method for testing website security vulnerabilities is the OWASP method and applies the OWASP top vulnerabilities list [9].", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 630, "width": 244, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to perform a grey box penetration testing technique using the OWASP method to determine the vulnerability of the features in it and analyze the test results so that it can provide information for developers to improve security. The object of the attack test in this study is one of website application of Kragan, Karanganyar, for village internet management.", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 722, "width": 124, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 739, "width": 153, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Website Vulnerability Testing", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 751, "width": 244, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Testing website security systems with penetration techniques is testing by simulating the occurrence of cyber attacks on the website being tested. System testing can be", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 307, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Computer and Information System (IJCIS)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 41, "width": 178, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol : Vol. 03, Issue 03, September 2022 e-ISSN : 2745-9659 https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 258, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal IJCIS homepage - https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 802, "width": 39, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 144", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 245, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "done manually or using tools to support the attack [10]. Manual testing is also very useful because some types of application vulnerabilities can only be discovered through the observations of testers. while testing uses tools that can be used for testing such as google chrome, brutus, webscarab, wfuzz, dirb, OWASP ZAP, Mozilla firefox. Penetration testing is carried out regularly in order to minimize cyber attacks that penetrate the security of website applications. The tester will carry out attacks on the website application and try to penetrate its security. If the tester manages to penetrate the security of the website, the test results become information to improve the website application system and continue to improve its security.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 280, "width": 195, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Security Level Assessment with OWASP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 245, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One type of risk level assessment of website application vulnerabilities is OWASP (Open Web Application Security Project) [11]. OWASP was developed with the aim of providing a data source so that application developers can learn about website security systems and improve their security. OWASP 10 is a list of 10 website security standards so that developers can make sure the website is safe or not, by doing a checklist based on these standards [12], including.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 244, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Injection: is a cyber attack by sending untrusted data. The security measure is to reject data that looks suspicious,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 244, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Broken authentication: is an attack on the login system to be able to enter a user account and control the system. The form of security is to use 2-factor authentication,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 244, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sensitive data exposure: is an attack by stealing sensitive data. The security step is to encrypt sensitive data and ensure the website does not store sensitive data that is not needed,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 244, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. XML external entities: is an attack on XML input and recognizes its weaknesses. The security step is to build a website application with the type of data that is not too complex,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 244, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Broken access control: or a control system whose functionality is not good enough to allow cyber attacks to enter the system,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 244, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Security misconfiguration: is caused by the system still using the default configuration regardless of the need.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 244, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Cross site scripting (XSS): is to allow website users to add custom code to the URL path so that this feature becomes a loophole for attacks,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 244, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Insecure deserialization: it can be one side of cyber attacks by utilizing untrusted data so that it can damage DDOS. The security measure is to prohibit deserialization of untrusted data,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 682, "width": 245, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Using components with known vulnerabilities: is an additional feature that is sometimes used by developers to make web applications more efficient. However, this becomes part of the attack if the feature libraries are not updated,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 739, "width": 244, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Insufficient logging and monitoring: is an action to monitor websites so that they can be quickly identified in the event of an attack. The average developer does not realize if the website is attacked and only realizes the attack after 200 days.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 130, "width": 85, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Research Flow", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 141, "width": 245, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The OWASP risk assessment methodology is a simple approach to calculating and assessing the risks associated with an application and deciding what to do about those risks. Knowing the risks that will occur will be beneficial to the developer, save time and reduce the occurrence of more serious risks [13]. The stages of this research consist of 5 stages, namely planning, scanning, gaining, maintaining access, and analysis as shown in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 233, "width": 245, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first stage, planning, is to determine the scope and objectives of the test including the system to be handled and the testing method to be used. This stage ends by collecting information for testing such as network and domain information, existing servers, how to work and the flow of the computer system used.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 664, "width": 98, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Research Flow", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 687, "width": 245, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second stage, scanning, is to move the target using various supporting tools to find security holes that can be done to enter the system. Zed Attack Proxy (ZAP) from OWASP is one that is recommended because it is easy, free of charge, and capable of performing automatic scans of the target system to determine which parts of the system are vulnerable to cyber attacks. open ports and these vulnerabilities can be used for gaining access or exploitation stages.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 307, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Computer and Information System (IJCIS)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 41, "width": 178, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol : Vol. 03, Issue 03, September 2022 e-ISSN : 2745-9659 https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 258, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal IJCIS homepage - https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 802, "width": 39, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 145", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 244, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third stage, gaining access, is an attempt to break into the system based on the scanning results in the previous stage. Security vulnerabilities can be in the form of XSS, SQL injection, and backdoors. Testers can try to exploit security holes and take root or administrator accounts, steal data, or intercept traffic.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 244, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth stage, maintaining access, is the process of testing whether the access rights of previous attacks can be kept open or closed. The purpose of this step is to ensure that the attacker's permissions can be closed so that the system can be safe again.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 244, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth stage, analysis, is the result of penetration testing which is compiled into a complete report consisting of exploitable security vulnerabilities, data that can be retrieved, and the time taken to break into the system.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 303, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. RESULT AND ANALYSIS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 244, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The stages of testing in this study are shown in Figure 2. Testing begins with collecting target information, selecting, proving system vulnerabilities, test result information and recommendations.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 540, "width": 141, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Application Testing Flow", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Vulnerability Targets", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 245, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This stage is preparation (planning) before penetration testing on the website application. User data is needed for the internet management website application of Kragan. Testing support equipment using computer assisted audit technique (CAAT) and OWASP ZAP tools as shown in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 125, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Equipment Specifications", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 231, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tool Name Spesification Laptop OS: Windows 10 64 bit Processor : Intel Core i7-8565U quad-core 1,8GHz RAM : 24.0 GB DDR4 VGA : NVidia GeForce MX250 VRAM 2GB GDDR5 SSD : 500GB OWASP ZAP Version 2.11.1 Internet Connection Up to 100Mbps Web Browser Google Chrome Version 105.0.5 3.2 Vulnerability Scanning", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 118, "width": 245, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This stage is to scan the vulnerabilities of the internet management website application of Kragan using OWASP ZAP with an automated scan menu. Based on the information that has been collected in the previous stage, scanning process produces 1 high alerts, 5 medium alerts, 4 low alerts, and 2 informational alerts. Scan results can be seen in figure 3.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 343, "width": 166, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Scan result from target website", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 367, "width": 69, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Exploitation", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 378, "width": 244, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This stage aims to verify the results of the vulnerability scanning. Exploitation is done manually because some types of application vulnerabilities can only be identified through the observations of testers. The exploitation results obtained are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 435, "width": 245, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. SQL Injection Vulnerability: SQL Injection is a vulnerability caused by input parameters that are not validated and executed by DBMS queries. The attacker will send a payload in the form of an SQL script on the input parameters. A successful attack will cause the SQL script sent to be executed by the DBMS query,", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 504, "width": 244, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Absence of Anti-CSRF Tokens Absence Vulnerability: Absence of Anti-CSRF Tokens is a vulnerability caused by not using anti-CSRF tokens on the form. This vulnerability can be used by attackers to perform cross- site request forgery attacks on applications. Verification is done by checking the response from the application manually.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 585, "width": 245, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Content Security Policy (CSP) Header Not Set Vulnerability: is an added layer of security that helps to detect and mitigate certain types of attacks, including Cross Site Scripting (XSS) and data injection attacks. These attacks are used for everything from data theft to site defacement or distribution of malware. CSP provides a set of standard HTTP headers that allow website owners to declare approved sources of content that browsers should be allowed to load on that page- covered types are JavaScript, CSS, HTML frames, fonts, images and embeddable objects such as Java applets, ActiveX, audio and video files. Verification is done by checking the response from the application manually.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 734, "width": 244, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Directory Browsing Vulnerability: It is possible to view the directory listing. Directory listing may reveal hidden scripts, include files, backup source files, etc. which can be accessed to read sensitive information. OWASP ZAP provides a solution to disable directory browsing. If this", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 307, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Computer and Information System (IJCIS)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 41, "width": 178, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol : Vol. 03, Issue 03, September 2022 e-ISSN : 2745-9659 https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 258, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal IJCIS homepage - https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 802, "width": 39, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 146", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 118, "width": 226, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is required, make sure the listed files does not induce risks. Verification is done by checking the response from the application manually.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 153, "width": 245, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Missing Anti-clickjacking Header Vulnerability: The response does not include either Content-Security- Policy with 'frame-ancestors' directive or X-Frame- Options to protect against 'ClickJacking' attacks.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 199, "width": 227, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Verification is done by checking the response from the application manually. Modern Web browsers support the Content-Security-Policy and X-Frame-Options HTTP headers. Ensure one of them is set on all web pages returned by the website.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 244, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Vulnerable JS Library: Identified Jquery library, version 3.4.1 which is vulnerable to attack. Verification is done by checking the response from the application manually by upgrading to the latest version of jquery.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 245, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Cookie Without SameSite Attribute Vulnerability: is caused by not including the same site attribute for cookies in the http response. This vulnerability is on the web server side that can be exploited by attackers to carry out cross-site request forgery attacks, cross-site script inclusion, and timing attacks. Verification is done by checking the http response from the web server. The results of this vulnerability verification found http response does not include the same site attribute as Figure 4.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 592, "width": 197, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. HTTP response web server application", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 245, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Server leaks information via “X-Powered-By” HTTP Response Header Field(s): Access to such information may facilitate", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 639, "width": 226, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "attackers identifying other frameworks/components of website application is reliant upon and the vulnerabilities such components may be subject to. Verification is done by checking the response from the application manually.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 696, "width": 244, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Timestamp Disclosure – Unix Vulnerability: is caused by displaying unix timestamp information in the browser. This vulnerability can be exploited by attackers as a means of gathering information to carry out attacks. Verification is done manually by checking the timestamp that appears to contain important information or not.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 777, "width": 244, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. X-Content-Type-Options Header Missing Vulnerability: This allows older versions of Internet Explorer and", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 226, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chrome to perform MIME-sniffing on the response body, potentially causing the response body to be interpreted and displayed as a content type other than the declared content type. Verification is done manually by ensuring that the website application sets the Content- Type header appropriately and that it sets the X-Content- Type-Options header to 'nosniff' for all web pages.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 199, "width": 245, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Information Disclosure – Suspicious Comments Vulnerability: is caused by commenting out coding that is considered suspicious or contains sensitive data. This vulnerability can be exploited by attackers to gather information and carry out attacks. Verification is done by checking the comments out of the application manually.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 279, "width": 244, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Loosely Scoped Cookie Vulnerability: Cookies can be scoped by domain or path. This check is only concerned with domain scope. The domain scope applied to a cookie determines which domains can access it. Verification is done manually by changing scope cookies to a fully qualified domain name.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 360, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4 Reporting and Recommendation", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 371, "width": 244, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This stage aims to report the part of the system that is a security vulnerability of the website. The test results using OWASP Zap found several vulnerabilities based on OWASP Top 10 2021 which can be seen in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 429, "width": 203, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Vulnerabilities Based on OWASP Top 10 2021", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 440, "width": 218, "height": 267, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vulnerability Recommendation A01:2021-Broken Access Control Implementing access control system work and reused in all applications so as to minimize CORS (Cross Origin Resource Sharing) users, so that users cannot create, read, update, or delete records freely. The access control model should limit this by using ownership for each record, and disable the web server listing directory A03:2021-Injection prevented by validating and cleaning the data entered by the user. The validation referred to here is to reject data that looks suspicious. Cleaning data means deleting all suspicious data. A05:2021-Security Misconfiguration System management can review and correct appropriate configurations for all security notes, updates and patches as part of the patch management process A08:2021-Software and Data Integrity Failures Use digital signatures or similar mechanisms to verify that software or data comes from an expected source and is not manipulated", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 721, "width": 245, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of system testing vulnerabilities using OWASP Zap tools found four vulnerabilities that must be fixed, namely A01-Broken Access Control, A03-Injection, A05-Security Misconfiguration, and A08-Software and Data Integrity Failures.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 307, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Computer and Information System (IJCIS)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 41, "width": 178, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol : Vol. 03, Issue 03, September 2022 e-ISSN : 2745-9659 https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 258, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal IJCIS homepage - https://ijcis.net/index.php/ijcis/index", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 802, "width": 39, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 147", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 119, "width": 86, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VI. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 245, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website vulnerability testing on the internet management website application of Kragan, Karanganyar, has been successfully conducted with the grey box penetration testing method using computer-assisted audit techniques and the OWASP ZAP tool. Based on the results of the testing and analysis above, it shows that the internet management website application of Kragan, Karanganyar, has 12 vulnerabilities with 8.3% at the high level vulnerability or 1 alert, 41,7% at the medium level or 5 alerts, 33.3% at the low level or 4 alert, and 16.7 at the informational level or 2 alerts. The test results can be used by IT officers as a reference to improve the security of the website application, especially regarding matters related to A01-Broken Access Control, A03-Injection, A05-Security Misconfiguration, and A08- Software and Data Integrity Failures.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 323, "width": 70, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 244, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] R. R. Rerung, Pemrograman Web Dasar . Deepublish, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 377, "width": 244, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] B. H. K. Kominfo, “Kementerian Komunikasi dan Informatika.”", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 400, "width": 223, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.kominfo.go.id/content/detail/43363/siaran -pers-no-306hmkominfo072022-tentang-tantangan- keamanan-siber-makin-besar-indonesia-dorong-tata- kelola-data-lintas-negara/0/siaran_pers (accessed Sep. 02, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 245, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] I. M. Edy Listartha, I. M. A. Premana Mitha, M. W. Aditya Arta, and I. K. W. Yuda Arimika, “Analisis Kerentanan Website SMA Negeri 2 Amlapura Menggunakan Metode", "type": "List item" }, { "left": 193, "top": 498, "width": 108, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OWASP (Open Web", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 507, "width": 224, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application Security Project),” Simkom , vol. 7, no. 1, pp. 23–27, 2022, doi: 10.51717/simkom.v7i1.63.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 244, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] S. Roohullah Jan, S. Tauhid Ullah Shah, Z. Ullah Johar, Y. Shah, and F. Khan, “An Innovative Approach to Investigate Various Software Testing Techniques and Strategies,” Int. J. Sci. Res. Sci. Eng. Technol. , vol. 2, no. 2, pp. 682–689, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 244, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] M. Ehmer and F. Khan, “A Comparative Study of White Box, Black Box and Grey Box Testing Techniques,” Int. J. Adv. Comput. Sci. Appl. , vol. 3, no. 6, pp. 12–15, 2012, doi: 10.14569/ijacsa.2012.030603.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 244, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Bansal, “A Comparative Study of So ware Testing Techniques A Comparative Study of Software Testing Techniques,” IJCSMC J. , vol. 3, no. 6, pp. 579–584, 2014, [Online]. Available: www.ijcsmc.com%0AInternational.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 244, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] I. R. Dhaifullah, H. Muttanifudin H, A. A. Salsabila, and M. A. Yakin, “Survei Teknik Pengujian Software,” JACIS J. Autom. Comput. Inf. Syst. , vol. 2, no. 1, pp. 31–38, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 244, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] W. D. W. I. Nugroho, “Pengujian Greybox pada Sistem Pemantauan Kualitas Udara dalam Ruangan Berbasis", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 118, "width": 223, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arduino Mega WAAHID DWI NUGROHO, Unan Yusmaniar O, S.T., M.Sc., Ph.D.,” 2021.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 147, "width": 244, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] B. T. K. Dewi and M. A. Setiawan, “Kajian Literatur: Metode dan Tools Pengujian Celah Keamanan Aplikasi Berbasis Web,” Automata , 2022, [Online]. Available: https://journal.uii.ac.id/AUTOMATA/article/view/218 83.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 211, "width": 245, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] L. Dukes, X. Yuan, and F. Akowuah, “A case study on web application security testing with tools and manual testing,” Conf. Proc. - IEEE SOUTHEASTCON , 2013, doi: 10.1109/SECON.2013.6567420.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 263, "width": 245, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] E. B. Setiawan and A. Setiyadi, “Web vulnerability analysis and implementation,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng. , vol. 407, no. 1, pp. 0–8, 2018, doi: 10.1088/1757-899X/407/1/012081.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 315, "width": 244, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] R. Revo, G. Made, A. Sasmita, I. P. Agus, and E. Pratama, “Testing for Information Gathering Using OWASP Testing Guide v4 (Case Study : Udayana University SIMAK-NG Application),” J. Ilm. Teknol. dan Komput. , vol. 1, no. 1, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 378, "width": 245, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] B. Ghozali, K. Kusrini, and S. Sudarmawan, “Mendeteksi Kerentanan Keamanan Aplikasi Website Menggunakan Metode Owasp (Open Web Application Security Project) Untuk Penilaian Risk Rating,” Creat. Inf. Technol. J. , vol. 4, no. 4, p. 264, 2019, doi: 10.24076/citec.2017v4i4.119.", "type": "List item" } ]
a5d22baa-6a19-5f65-b3b1-8c612dcf1065
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/mq/article/download/1611/974
[ { "left": 71, "top": 794, "width": 152, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 | Volume. 20. No.1. Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 231, "top": 75, "width": 136, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISLAM AND SCIENCE:", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 93, "width": 326, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ITS CONCEPTION AND INSTITUTIONAL MOVEMENT", "type": "Title" }, { "left": 252, "top": 112, "width": 94, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IN INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 149, "width": 138, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sri Guno Najib Chaqoqo", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 167, "width": 190, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 236, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 253, "width": 390, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam interacts and intersects with its culture either from Arab or outside of Arab. Islam revealed in Arab, in Shahrur view, as a liberation religion which is Arab didn’t introduced as a part of any dominant imperial. It is considered as the strategic role which Islam didn’t abounded which any imperial rule. Islam as a norm and values function considered to be able to interact with any culture and civilization around Arab, even in the world. Most Muslim beliefs that they able to alive in anyways they stay with difference culture. It can be seen in spread up of Muslim outside Arab moreover when they intersect with Persian and Byzantine which both of them more civilized in all of aspects. Islam as a religious value, then, intersect with science in the new culture. Thus how Islam interact with science? This paper tries to elaborate about early intersection of Islam and Hellenism till nowadays era.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 458, "width": 374, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Islam and science, knowledge, islamization, integrtion, interconnection", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 127, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (print) : 1412-7075 ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 429, "top": 793, "width": 95, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manarul Qur’an | 13", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 193, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. The Spirit of Knowledge in Islam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 456, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muslem believe that Islam is revealed from god into Mohammad PBUH as a prophet via Gabriel as an archangel. It sought as Islam is not the engineer of Mohammad himself. As a religion Islam composed of belief tools such as holy book, prophet, and some obligation or rites as well. When Mohammad alive, He acquired the knowledge about obligation from God directly. Then, the companions gain from Him, and so on till the companions of companions (tâbi’ al tâbiûn). Some problems arose after ward. Muslim encountered some problem. Facing this, some scholars try about to gain the knowledge especially about religions. It is the crucial thing in Islam about the transmission of knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 231, "width": 456, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Muslim reads some verses of holy Koran as a guidance which leads the reader to achieve knowledge so that he get the sublime place, that is place in the life here and here after. Besides, Muslim obligates to achieve knowledge by order of his prophet Mohammad who says that to acquire the knowledge is obligation for every Muslims, male or female. That is the root of spirit Muslim to acquire the knowledge. It means that the obligation of knowledge acquired has transcendent dimension among them. The characteristic of Islamic revelation permitted Islam to absorb ideas from many sources even though it is come from other religion and nation. This was especially in regard to the sciences of nature. As known that the spirit of science, which is explored from nature, merely developed by Persia as the extents of Greek, included Chaldean, Indian, and China, therefore confirmed with the spirit of Islam. Coming from its contact Muslim adopted some elements from each. Nasr said that Muslims united some subject which is originally from different region; Greek, Chaldean, Indian, Persian, and Chinese.(Nasr, 1968, p. 30)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 456, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most essential knowledge, which a Muslim should seek before everything else is a correct understanding of Reality and the precepts of Islam. However, what some people call as secular, is also have a great importance and should not be neglected. These two branches matters are believed by Muslim as the importance thing to be studied and mastered side by side. It is supposed to be no conflict between sacred and secular matters in Islam view. (Haneef, 1994, p. 173) Muslim considers that knowledge is to be sought both for its own sake and for its applications.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 456, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most important thing to be questioned is what kind of knowledge obligated to every Muslim, whether all kind or certain of knowledge to be obligated. And how is science present in Islamic society at some decades.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 171, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Early development of science", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 456, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are two main aspects of every religion that is absolute and relative. The absolute is about the truth to God, and the relative is about practice of religious followers. That is why so many different practice among religion followers in the world. When Islam arose in Arabs people, in that time live of paganism practice among them. Islam comes with the one god truth and from the illiterate society. To treat the explanation about one aspect is to complete the religion as the whole of system. It means that the treatment give more attention in one aspect", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 128, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 152, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 | Volume. 20. No.1. Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of religion as a complex system serving numerous function including intellectual tradition as the root of science inquiring.(Daniels, 2009, p. 5) Sociologically, religion is a social reality, consisting of symbolic system that is culturally variable and which change historically(Tibi, 1990, p. 16). However, Muslim believes that science will not change the religion truth. The religion belief is about the truth in God and its elements.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 456, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shepard divides the meaning of Islam into three levels. Basically Islam means submitting or committing oneself to God, essentially an inward mental action though with outward consequences. The second level is Islam as the religion, a system of beliefs and practices believed to be ordained by God. And the third level Islam as a culture and a civilization, created by Muslims societies in several place around the world. (Shepard, 2009, p. 2) This thesis tell us how to see Islam as unity of three system, namely as a submitting system, as a institution of belief, and as a culture. Muslim also believes that Islam is a perfect system which embraces all the aspects of life, whether individual or social. They are look at Islam as a solution of all the baffling problems which they face. The mankind problem, therefore cannot be studied separately or in isolation. (Muqim, Institute of Objective Studies (New Delhi, India), & Aligarh Muslim University, 1994, p. 39)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 456, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam grows extent out the Arab region such as to Persia and Shiria (Levant). Persia and Levant known as the extension of Byzantine before Islam came. They known as the civilized society and have developed knowledge and science in some subjects such as medical science, astronomy, physics, and so on. Islam faces, therefore, the educated and civilized society which required Islam to adapt and adopt it. In the early of Islamic growth, George Makdisi notes two linkage trends in developing of knowledge, namely humanities and scholastics as the intellectual movement. The humanities addressed to literature and philology, rather the main studies of scholastics is law and the science of law. He divides the period of Islamic civilization into two mains; pre and post-madrasa. (Boullata & McGill Indonesia IAIN Development Project, 1992, p. 313; Tibi, 1990, p. 17)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 456, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The early intersection of Islam with new thought is about the debate of God and its existence. It produces thought of theologies, Islamic jurisprudence, and literature. This three main thought became an actual issues at the time. Theologies produce and produced from philosophy debate. Philosophy firm with Persia before Islam came when Hellenism as the movement came into Persia via Alexandria. The deeply intersection of Greek philosophy, namely Hellenism, with Persia is the translation movement. A lot of book and thought translate into Persia within this era. (Russell, 2015, p. 414) Russell considered that Islam more interest after convert into Persia regarding at the interaction to its civilization. Islam and Persia is the ideal conversion rather than Christian and Persia. As known that Christian to be accepted as the Persian religion after six centuries of its conversion (Chaqoqo, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 456, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Arabs considered as a complete capture in the Middle East after the conquest of Alexandria. Before it, Arabs were not among the civilization people; they were Bedouin and camelherds who make a living by raiding merchant caravan and by trading. Greek culture had flourished in Egypt, Syria, and Iraq since the time of Alexander the great. Its capture brought the Arabs into contact with the cultures of Greece and the Middle East. Alexandria was known", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 127, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (print) : 1412-7075 ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 429, "top": 793, "width": 95, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manarul Qur’an | 15", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 456, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "as the cultural centre of the ancient world. From Alexandria, centers of Greek linguistics, grammatical and theological studies flourished throughout Northern Syria and Upper Iraq well into the seventh and eighth centuries.(Fakhry, 1997, pp. 5–8) The years after its conquest, the student from around the world come into center of knowledge such as in Cordova, Granada, and Seville. They were impressed in a various subject and researches, included for the laboratories, systematic use of science, and scholarly literature. Muslim became the magnificent of the world knowledge, the thing which is impossible imagining in nowadays era.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 458, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muslim gain the prestigious achievement involved the hard struggle and treatment. For the most influent for its achievement is religion spirits. It is different with former civilization, which Greek intersects with Catholics dogma, that in some cases prohibit philosophy thought. Some Muslim scholar adopted Greek knowledge and adapting it into Islam knowledge which is sometime raising high tension among them. Muslims scholar held intensive dialogue to gain a common thread between Greek knowledge and Islam doctrine.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 233, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. The Movement of Islamization of Science", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 456, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam is the third biggest of religion population in the world. Some scholar considers that Christianity, Judaism, and Islam are Abraham origin. From this point of view, apparently that Islam has its root in one god with them. In the other side, Islam has different experience in science acceptance. Even in nowadays era, Islam seems ignore to the science. Islam known to be leading in science only at the era of Abbasid period, that was in 7-13th century. Since the colonization era, Islam has no part in growing and developing science.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 456, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The civilization of Islam considered as stagnant after 6th century of Hijra due to the absence of science within development era especially at industrial revolution of France. Nowadays, after the colonization of the West into the East country, the importance of science raised some scholar by the project of science Islamization (Ahmad Fuad Al-Ahwani, 1985, p. 33). Islam gets its glorious at 7th C when Islam spread up into more extent rather than Arab area.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 456, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam consists of teaching and laws concerning religious rituals, morals, personal characters, daily habits, worship, family and social relationship, duties of citizenship, and the protection of environment. Some scholar collects it into the institution of sharia goals (maqashid al Sharia). Sharia is the corpus of three primary and secondary source for Muslim; al Qur’an as a holy books, al sunnah as the way and biography of prophet Muhammad, and the ush al fiqh as the Islamic legal science. The first two things known as revelation and the third is a thought among Muslims scholar called Ulema. The writer of this paper opinion, Maqashid al Sharia tends to bring in various social models even in modernity of Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 456, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following description will discuss some persons who concern in Islam and science issues, such as Ibrahim Kalin, Seyyed Hossein Nasr, Syed Naquib al Attas, and Osman Bakar. They are known well in Indonesia as the persons concern in it issues.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 128, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 152, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 | Volume. 20. No.1. Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is important to say that modernization of Islam signed by its thought; Islam must be congenial in and with spaces and times. Islamic modernism, therefore, is different with Islamic Puritanism. Islamic modernism is an intellectual movement which didn’t try to turn Islam toward an archaic doctrine. It is trying to adapt it to the modern age by enriching it with those findings of rational sciences. (Tibi, 1990, p. 23) Bassam Tibi perceive about Islamization of Science as it civilization. Science deals with ideals in an abstract way whereas the technology as a product in order to raise the standard of living.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 456, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Since the introduction of Western science into heartland of the Islamic world in the 19th century, the attitude of most of the modernists and educated Muslims which came to know something of the science was more or less what was stated by such figures as Jamaludin al Afghani. In this optimism on modern science of the West was nothing other than the further expansion and growth of the science which Muslims had developed from the 8th to the 14th centuries and which was transmitted to a large extent through Spain and Sicily to Europe. When the Muslims took this science back into their own fold, they would be able to expand and developed further without any of the negative effects which the spread of secular science and the industrial revolution have had upon the West socially, morally, and spiritually. This is the Seyyed Hossein Nasr’s (1988) perspective in one paper about Islam and the problem of modern science. (Iqbal, 2012, p. 321)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 456, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ibrahim Kalin (2002) said that Islam and science took debate field from two main footing, that are from perspective of Ataturk as the founder of modern Turkey and Afghani as a modern intellectual. The first said that modern science and traditional beliefs is incompatible. Meanwhile, the second against its main-set that there is no clash between religion and science, be it traditional or modern, and that modern Western science was nothing other than the original true of Islamic science shipped back via the Renaissance and Enlightenment, to the Islamic world. Kalin added that there are three classification of competing trends at the current discourse on science in the Islamic world; ethical,epistemological, and anthological/ metaphysical views of science. The ethical/ puritanical view of science considers modern science to be essentially neutral and objective. The second position, epistemological view, concerns primarily with the epistemic status of modern physical sciences, truth claim, methods of achieving sound knowledge, and function for the society at large. Taking a science as a social construction, the epistemic school puts special emphasis on the history and sociological science. Finally, the ontological/ metaphysical view of science marks an interesting shift from the philosophy to the metaphysics of science.(Iqbal, 2012, pp. 6–7)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 638, "width": 456, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naquib al-attas attributes to the Western science as godless science. He saw from his perspective that the world seen from this perspective is an independent, eternal universe, a self system evolving according to its own laws. The denial of the reality and existence of God is already implied in this philosophy. It methods are chiefly philosophic rationalism, which tends to depend on reason alone without the aid of sense perception or experience, secular rationalism, which is while accepting reason tends to rely more on experience, and denies authority, intuition, and rejects revelation and religion sources of true knowledge. If it is admitted that there are levels of reason and experience, there is no reason to suppose that there", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 127, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (print) : 1412-7075 ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 429, "top": 793, "width": 95, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manarul Qur’an | 17", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 456, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "are no higher levels of human experience and consciousness beyond the limits of normal reason and experience in which there are levels of intellectual and spiritual cognition and transcendental experience whose limits are known only to God. (Iqbal, 2012, p. 124)He emphasizes to the science that there is a God role in every phenomenon of science.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 456, "height": 267, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In contrast to modern philosophy and science with regard to the sources and methods of knowledge, Naquib al attas maintain that knowledge comes from God and acquired through the channels of the sound senses, true report based on authority, sound reason, and intuition which is it also the direct and immediate apprehension of religious truths, of the reality and existence of God. According to him, in contrast position of modern science and philosophy with regard to the sources and methods of knowledge, he maintain that just as there are levels of reason and experience so are there levels of authority and intuition. Apart from the authority of men science and learning generally, the highest levels of authority in Islam view is the Holy Qur’an and the tradition from the sacred person of holy Prophet Muhammad. He considers that both of them not only communicate the truth but also constitute the truth. Both of them represent authority that is established upon the higher levels of intellectual and spiritual cognition and transcendental experience that cannot simply be reduced to the natural level of reason and experience(Iqbal, 2012, p. 13). It can be concluded that Naquib al Attas view of science based on spiritual experience that is the holy book and the prophet tradition (al Sunnah). He considers that everything must be sourced on the truth of Islamic as religion. Therefore, the science is not independent apart with religion.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 456, "height": 198, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Osman Bakar structurally divides science into four basic components according to Muslim philosophers. The first component is well-defined subject matter or subject of study pertaining to which is established an accumulative body of knowledge in the form of concepts, facts, theories and laws, and the logical relationships that exist among them. This body of knowledge constitutes the main content of a science. The second component is comprised of the basic premises and assumptions that serve as the immediate epistemological foundation of the science under consideration. The third component pertains to methods of study employed in science. Muslim scholars had generally been guided by the principle that methods of study vary with the nature of the objects being studied so that is no single methods. The fourth component concerns the goals sought to be achieved by that science. The main goal of a science is to discover that aspect of reality pertaining to its objects of study.(Iqbal, 2012, pp. 87–88)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 456, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After having clarified the structure of both Islam and science, he relate then to the essential and significant way that is corresponding dimensions and elements in the two structures; Islam and knowledge. It is mean that here is interested in exploring Islam’s inner resources that would enable Muslim to shape them into a universal vision of Islam as a way of knowledge rather than Islam as a way of actions. He cleared that iman as the epistemological foundation of universal science like metaphysics, theology, cosmology, psychology, and eschatology. According to Osman Bakar, the Islamic worldview in which science is to be cultivated and pursued is one that is fully informed by these universal sciences. The experience", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 128, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Studi Islam", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 152, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 | Volume. 20. No.1. Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Muslims predecessors in using Islam’s inner resources and developing theology, metaphysics, cosmology, psychology, and eschatology in conformity with the religion is invaluable to Muslims. (Iqbal, 2012, pp. 88–89)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 456, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Indonesian Issues of Integration and Interconnection; UIN Sunan Kalijaga Conception", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 456, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, the oldest and established Islamic University in Indonesia, became a model of Islamization science trough institutionalized campus. Here is developed the Islamic knowledge and the others; humanities and social science. Amin Abdullah, the former leader of the UIN Sunan Kalijaga, plaid the main role in developing what he call integration-interconnection project on science. He based his thought in constructing of integration-interconnection paradigm on his academic anxieties, that is the reality on addressing separated science and religion, precisely in Islamic issues. He took example that one subject of science separated and does not know with others subject. He borrowed Abid al Jabiry terminology on classifying science; bayani, burhani, irfani.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 456, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bayani refers to text and its interpretation. It is supported by fiqh and kalam paradigm, the mindset which is dominant and hegemonic in Islamic institution school. In other side, the third, that is irfani, is sparated one from bayani. Irfani addressed to tasawuf or intuitive sense. Irfani considered as a obscured science due to the mixed thought within tasawuf. The weakness of bayani appears when it face the texts of others; frequently be dogmatic, defensive, apologist, and polemics. (Abdullah, 2007, pp. 10–13)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 456, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amin Abdullah divides three cluster of knowledge, namely humanities, socials, and natural science. For his project, he considers that burhani as a moderate epistemology. In burhani epistemology, the text emphasizes on examining and analyzing the conclusion heuristically through science syllogism.(Abdullah, 2007, p. 22) He said that untouched between the building on natural science and Islamic foundation is an accident for Muslims around the world.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 456, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trough this thought line, he argued to build an new roadmap of Islamic university in Indonesia and examined it in UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. In the same model of its are UIN Jakarta, UIN Malang (The trees of knowledge), and others UIN around Indonesia Islamic University. It will be the great experiment for Islamic studies in Indonesia as the part of Muslim world civilization.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 69, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 638, "width": 456, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, M. A. (2007). Islamic studies dalam paradigma integrasi-interkoneksi: sebuah antologi (Cet. 1). Yogyakarta: SUKA Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 356, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad Fuad Al-Ahwani. (1985). Filsafat islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 456, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Boullata, I. J., & McGill Indonesia IAIN Development Project. (1992). An Anthology of Islamic studies. Montreal: McGill Indonesia IAIN Development Project.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 456, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chaqoqo, S. G. N. (2015). Sejarah Nahwu Memotret Kodifikasi Nahwu Sibawaih. Salatiga:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 740, "width": 133, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LPPM Press IAIN Salatiga.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 127, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (print) : 1412-7075 ISSN (online) : 2615-4811", "type": "Page header" }, { "left": 429, "top": 793, "width": 95, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manarul Qur’an | 19", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daniels, T. (2009). Anthropology and Cultural History in Asia and the Indo-Pacific : Islamic Spectrum in Java. Farnham, GB:", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 94, "width": 422, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Routledge. Retrieved from http://site.ebrary.com/lib/alltitles/docDetail.action?docID=10325906", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 456, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakhry, M. (1997). A short introduction to Islamic philosophy, theology and mysticism. Oxford, England; Rockport, MA, USA: Oneworld.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haneef, S. (1994). What everyone should know about Islam and Muslims. Delhi: Adam Publishers & Distributors.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 425, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iqbal, M. (Ed.). (2012). Studies in the Islam and science nexus. Burlington, VT: Ashgate.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 456, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muqim, M., Institute of Objective Studies (New Delhi, India), & Aligarh Muslim University (Eds.). (1994). Research methodology in Islamic perspective (1st ed). New Delhi: Institute of Objective Studies.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasr, S. H. (1968). Science and civilization in Islam. Cambridge, Mass.: Harvard University Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 456, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Russell, B. (2015). A history of western philosophy, and its connection with political and social circumstances from the earliest times to the present day.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 360, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shepard, W. E. (2009). Introducing Islam. London ; New York: Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 456, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tibi, B. (1990). Islam and the cultural accommodation of social change. Boulder, Colo:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 367, "width": 82, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Westview Press.", "type": "Text" } ]
393dcfc1-96dd-ee79-b323-a74f8fe51261
https://journals.usm.ac.id/index.php/jtphp/article/download/4400/2267
[ { "left": 293, "top": 781, "width": 10, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 280, "top": 86, "width": 53, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 (1) (2021)", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 109, "width": 243, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 132, "width": 201, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/jtphp", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 160, "width": 386, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Karapas Udang Terhadap Sifat Fisikokimia Kaldu Bubuk yang Dihasilkan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 201, "width": 184, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Karomah  1 , Sri Haryati 2 , Sudjatinah 3", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 226, "width": 392, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "¹²³Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 266, "width": 201, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : http://dx.doi.org/10.26623/ jtphp.v16i1", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 286, "width": 60, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 297, "width": 98, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "___________________ Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 285, "width": 419, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glutamate Acid; Shrimp Carapace Extract; Powdered Broth _______________________ Abstrak ____________________________________________________________ Karapas udang adalah salah satu limbah hasil perikanan yang dapat menjadi potensi alternatif penyedap rasa alami karena banyak mengandung asam glutamat yang menimbulkan rasa umami pada masakan dengan membuatnya menjadi kaldu bubuk. Kaldu bubuk merupakan salah satu produk yang telah dikenal sebagai bahan tambahan masakan yang didapatkan dari perebusan daging atau lebih dikenal sebagai bumbu penyedap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan terbaik perbedaan konsentrasi ekstrak karapas udang terhadap kualitas kaldu bubuk yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Laboratorium Kimia Universitas Semarang dan Laboratorium Chemix Pratama Yogyakarta. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan 4 ulangan, yaitu pemberian konsentrasi ekstrak karapas udang, yaitu 3%; 3,5%; 4%;", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 397, "width": 306, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4,5%; dan 5%. Parameter pengujian adalah kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar glutamat, dan uji hedonik meliputi atribut rasa dan aroma. Data analisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan, data diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan ekstrak karapas udang memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar glutamat, dan skor hedonik. Penelitian ini merekomendasikan perlakuan P3 sebagai alternatif perlakuan terbaik dengan pertimbangan kadar air (4,17%), kadar lemak (1,29%), protein (15,05%), glutamat (10,76%), serta menjadi paling disukai panelis dengan skor atribut rasa (5,50), dan aroma (4,77).", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 482, "width": 37, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 495, "width": 303, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "____________________________________________________________ Shrimp carapace is one of the fisheries waste products that can be a potential alternative for natural flavoring because it contains a lot of glutamic acid that create umami taste in dishes by turning it into a powdered broth. Powdered broth is a product that has been known as a food additive that is obtained from boiling meat or more commonly known as a seasonings. The purpose of this study is to know how the effect and best treatment of different concentrations of extract from shrimp carapace on the quality of the resulting powder broth. This research was conducted at the Food Engineering Laboratory, Chemistry Laboratory Semarang university and the Chemix Pratama Laboratory Yogyakarta. The design of the experiment used was a completely randomized design with 5 treatments and 4 replications, which gives the concentration of shrimp carapace, which is 3%; 3.5%; 4%; 4.5%; And 5%. The test parameters were water levels, fat levels, protein levels, glutamate levels, and hedonic tests include taste and aroma attributes. To find out the difference between treatment, data was tested with Duncan multiple range test (DMRT) at 5% level. The results have shown that differences in shrimp carapace extract have a significant effect (p <0.05) on water levels, fat levels, protein levels, glutamate levels, and hedonic scores. This study recommends P3 treatment as the best alternative treatment considering water level (4,17%), fat content (1,29%), protein (15,05%), glutamate (10,76%), and being the most preferred by panelists. with the taste attribute score (5.50), and aroma (4.77).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 687, "width": 252, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Alamat Korespondensi: Teknologi Hasil Pertanian, Universitas", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 696, "width": 205, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semarang, Jl. Soekarno -Hatta Tlogosari, Semarang, 50196", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 687, "width": 415, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] p-ISSN 1693-9115 e-ISSN 2580-846X", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaldu bubuk merupakan salah satu produk yang telah dikenal sebagai bahan tambahan masakan yang didapatkan dari perebusan daging atau lebih dikenal sebagai bumbu penyedap. Bumbu penyedap yang telah dijual di pasaran mengandung bahan-bahan penyedap alami seperti bawang putih, garam, dan gula serta telah melalui proses pengeringan sehingga memiliki umur simpan yang lebih panjang. Menurut Djohar dkk. (2018), hasil perikanan dapat menjadi potensi alternatif penyedap rasa alami karena banyak mengandung asam glutamat. Menurut penelitian (Meiyani dkk. 2014), bahwa limbah kepala udang memiliki potensi sebagai flavor karena memiliki nilai asam glutamat, yang merupakan salah satu komponen didalam flavor yang mana menimbulkan rasa umami pada makanan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 427, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat popular di Indonesia bahkan diluar negeri. Bagian tersebut merupakan limbah industri pengolahan udang beku yang disebut limbah udang (karapas udang) (Abun 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 428, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Limbah yang dihasilkan dari proses pembekuan udang, pengalengan udang, dan pengolahan kerupuk udang berkisar antara 30% - 75% dari berat udang. Meningkatnya jumlah limbah udang masih merupakan masalah yang perlu dicarikan upaya pemanfaatannya. Hal ini bukan saja memberikan nilai tambah pada usaha pengolahan udang, akan tetapi juga dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, terutama masalah bau yang dikeluarkan serta estetika lingkungan yang kurang bagus. Sebagian besar limbah udang yang dihasilkan oleh usaha pengolahan udang berasal dari kepala, kulit dan ekornya. Kulit udang mengandung protein (25%- 40%), kitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%) (Marganof, 2003) dalam (Swastawati et al., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 428, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pemanfaatan limbah udang yang cukup menarik dan dapat menambah nilai tambah dari limbah udang adalah pembuatan flavor. Komponen flavor kulit udang adalah asam amino bebas yang antara lain terdiri dari glisin, arginin, taurin, dan prolin. Flavor atau citarasa tergantung dari komponen asam amino bahan awalnya. Asam amino glisin misalnya mempunyai rasa manis sedangkan asam amino glutamat memberikan rasa gurih seperti daging (Konosu dan Katsumi dalam Wirawan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 51, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 71, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 428, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karapas udang vannamei yang didapatkan dari pabrik pengolahan udang beku di daerah Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Bahan pelengkap terdiri dari air, bawang merah, bawang putih, merica, tepung terigu, garam, serta bahan untuk analisis. Peralatan yang digunakan dalam analisis adalah blender, wadah plastik, pisau, panci, teflon, kuas, saringan, pengaduk, kompor, ayakan 60 mesh, sendok, timbangan digital, timbangan analitik, oven, cawan krus, spektrofotometer, rangkaian alat destilat, labu kjedahl, soxhlet, erlenmeyer, buret, pipet tetes, beaker glass.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 89, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 430, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembuatan kaldu bubuk karapas udang ini dilakukan dengan cara karapas udang dicuci hingga bersih, kemudian diblender untuk meningkatkan luas permukaan sehingga cepat terekstrak, selanjutnya ditimbang sesuai perlakuan P1-P5 berturut-turut yaitu 300 g, 350 g, 400 g, 450 g, 500g. Kemudan ditambahkan air 1000 ml pada setiap perlakuan, lalu dipanaskan dengan suhu 80°-100°C selama ± 1 jam dengan tambahan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, merica, garam. Kemudian disaring dan ampas dibuang, didapatkan filtrat yang kemudian diberi bahan pengisi tepung terigu sebanyak 15%. Setelah itu dikeringkan dengan cara dihamparkan tipis-tipis diatas teflon selama ± 2 menit. Kaldu bubuk yang terbentuk kemudian dihaluskan menggunakan grinder hingga terbentuk bubuk, lalu diayak dengan ayakan 60 mesh dan selanjutnya dikemas dalam plastik. Bubuk flavor yang terbentuk kemudian dilakukan uji kadar air, uji kadar protein, kadar lemak, uji kadar glutamat.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 119, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan Pengujian Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 176, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Air Metode Oven (AOAC, 2005)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 428, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara analisis kadar air pada penelitian ini adalah sebagai berikut :Cawan kosong yang akan digunakan dikeringkan dalam oven selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang. Sampel kerupuk ditimbang sebanyak 2 gr dan kemudian dimasukkan ke dalam cawan. Sampel kerupuk dipanaskan pada suhu 105°C - 110ºC selama 3-4 jam. Cawan kemudian didinginkan dalam disikator kemudian ditimbang kembali. Persentase kadar air total dihitung dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 192, "width": 110, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Air = 𝐵1−𝐵2 𝐵 𝑥100%", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 223, "width": 245, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : B = Berat sampel (gram) B1 =Berat (sampel + cawan) sebelum dikeringkan (gram) B2 =Berat (sampel + cawan) setelah dikeringkan (gram) Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC, 2005)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara analisis kadar lemak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sampel sebanyak 0,5 gram ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring dan diletakkan pada alat ekstraksi soxhlet yang dipasang di atas kondensor serta labu lemak di bawahnya. Pelarut heksana dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan dan dilakukan refluks selama minimal 16 jam sampai pelarut turun kembali ke dalam abu lemak. Pelarut di dalam labu lemak di destilasi dan di tampung. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstrasi kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 5 jam. Labu lemak kemudian didinginkan dalam diesikator selama 20 – 30 menit dan ditimbang.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 402, "width": 117, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemak (%) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 (𝑔)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 405, "width": 92, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) 𝑥100%", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 434, "width": 274, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : Berat lemak = (Berat Labu + Lemak) – Berat Labu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 235, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Protein Metode Mikro Kjedahl (AOAC, 2005)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 428, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Sampel kerupuk sebanyak 0,1 gram dimasukkan ke dalam tabung (40 mg) dan H2SO4 (2,5 ml) dan beberapa tablet kjeldalhl. Sampel dididihkan selama 1-1,5 jam sampai cairan jernih kemudian didinginkan. Isi labu dituangkan ke dalam alat destilasi, kemudian labu dibilas 5-6 kali dengan aquades (20 ml). Air bilasan juga dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan larutan NaOH 40 % sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung tabung ditampung dengan Erlenmeyer 125 ml berisi larutan H3BO3 dan 3 tetes indikator (campuran metil merah 0,2 % dalam alkohol dan metilen blue 0,2 % dalam alkohol 2 : 1) yang ada di bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh kira-kira 200 ml destilat yang bercampur dengan H3BO3 dan indikator dalam erlenmeyer. Destilat dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah. Hal yang sama juga dilakukan terhadap blanko. Dihitung total N atau % protein dalam contoh:", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 599, "width": 178, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N (%) = (𝑚𝑙 𝐻𝐶𝐿−𝑚𝑙 𝐻𝐶𝐿 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝐿 𝑥 14,007", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 603, "width": 122, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥100%", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 631, "width": 182, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "% Protein = % N x Faktor Konversi (6,25)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Glutamat (Mayasari, 2018) Analisis asam amino terhadap kaldu bubuk dilakukan menurut metode Khokhani, dkk., (2012). Standar glutamat dilarutkan dengan aquades kemudian sebanyak 10 ml dari larutan standar dicampur dengan 1 ml larutan ninhidrin dan 5 ml 80% etanol ke dalam tabung dan dihomogenkan. Selanjutnya dipanaskan dengan waterbath selama 20 menit, amati perubahan warna kemudian ditera dengan spektrofometer atau OD pada α 570nm. Ekstrak dari masingmasing perlakuan dilakukan dengan prosedur yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 133, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hedonik (Mayasari, 2019)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 428, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atribut penilaian uji hedonik yang digunakan adalah rasa dan aroma. Kuesioner ujihedonik terlihat pada Tabel 5. Pada uji ini panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang. Panelis disajikan 5 sampel kaldu bubuk dengan ekstrak karapas berbeda. Panelis diminta untuk menuliskan penilaian panelis dalam 7 skala penilaian yaitu sangat tidak suka (1), tidak suka (2), agak tidak suka (3), netral (4), agak suka (5), suka (6), sangat suka (7) (Setyaningsih dkk., 2010 dalam Mayasari 2019). Pada uji hedonik ini terhadap aroma dan rasa sampel dilarutkan dalam air panas yaitu 2 g bubuk kaldu dalam 50 ml air panas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 138, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 61, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Kadar Air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 428, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar air yang dapat diukur dan dinyatakan dalam persentase kadar air adalah air bebas yang terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter granular serta pori-pori yang terdapat pada bahan. Kandungan air dalam bahan pangan dipengaruhi oleh bahan-bahan penyusunnya.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 307, "width": 295, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rerata Hasil Kadar Air Kaldu Bubuk Esktak Karapas udang Perlakuan Rerata Kadar Air (%) P1 4,46ab ± 0,57 P2 4,17a ± 0,28 P3 5,54c ± 0,63 P4 4,33a ± 0,54 P5 5,26bc ± 0,56", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 389, "width": 420, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P3 mempunyai kadar air tertinggi dan P2 mempunyai kadar air terendah. Perlakuan P1, P2, dan P4 tidak berbeda nyata, begitu pula dengan perlakuan P3 dan P5. Semakin banyak ekstrak karapas udang yang ditambahkan, mengakibatkan peningkatan kadar air kaldu bubuk. Hal ini disebabkan karena karapas udang yang dibuat ekstrak mengandung kadar air yang cukup tinggi yaitu 78,51% (Hartanto, 2015). Peningkatan kadar air ini diduga disebabkan difusi air pada ekstrak karapas udang. Difusi air adalah suatu proses transfer molekul dari area yang berkonsentrasi tinggi menuju ke area yang berkonsentrasi rendah, sehingga air akan terabsorpsi dalam adonan kaldu bubuk. Bahan pengisi yang digunakan adalah tepung terigu dengan kadar menurut SNI adalah maksimal 14,5%, hal ini memungkinkan air dari karapas udang yang konsentrasinya jauh lebih tinggi untuk menyebar mengisi ruang-ruang tepung. Kadar air yang dihasilkan pada penelitian ini juga disebabkan ketika dilakukan penambahan tepung terigu sebagai bahan pengisi, maka jumlah tepung yang ditambahkan semakin sedikit. Penambahan bahan pengisi pada filtrat apabila semakin tinggi konsentrasinya maka kadar air yang dihasilkan akan semakin tinggi, sehingga kaldu bubuk bersifat lebih higroskopis. Kadar air terendah pada penelitian ini adalah 4,17%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengeringan kaldu bubuk cukup baik mengingat jika dibandingkan dengan karakteristik kaldu bubuk karapas udang pada penelitian Meiyani dkk (2014) dengan bahan pengisi maltodextrin dan pengeringan menggunakan spray dryer, kadar airnya berkisar 5,91%-9,39%. Kadar air yang rendah diharapkan dapat meningkatkan daya awet produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Kadar Lemak", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 660, "width": 395, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemak merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan oleh tubuh selain karbohidrat.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 686, "width": 316, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Rerata Hasil Kadar Lemak Kaldu Bubuk Esktrak Karapas Udang Perlakuan Rerata Hasil Kadar Lemak (%) P1 1,12d ± 0,09 P2 0,79c ± 0,09 P3 1,29e ± 0,05 P4 0,27a ± 0,14", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 86, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P5", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 86, "width": 53, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,49b ± 0,03", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 98, "width": 420, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 428, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerata kadar lemak dari P1-P5 berada pada kisaran 1,12%-0,49%, sehingga dapat dinyatakan perbedaan konsentrasi ekstrak karapas udang yang semakin tinggi mengakibatkan penurunan terhadap kadar lemak kaldu bubuk. Konsentrasi ekstrak karapas udang yang semakin meningkat akan menghasilkan kadar air semakin tinggi, sehingga kadar lemak akan semakin menurun. Hal ini diduga ekstrak karapas udang yang diberikan berdifusi terhadap komponen lain dalam kaldu bubuk menyebabkan ruang-ruang antar sel terisi air, sehingga lemak memiliki ruang gerak yang sedikit. Hal ini didukung oleh pendapat Untoro dkk (2012) bahwa semakin tinggi kadar air suatu bahan, maka kadar lemak akan semakin rendah. Kadar lemak juga dipengaruhi oleh proses pemanasan. Kandungan lemak atau lipida terdegradasi saat pengolahan dengan suhu panas dan menghasilkan komponen karbonil yang merupakan pembentuk rasa gurih yang khas (Malichati, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 427, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil kadar lemak kaldu bubuk pada penelitian ini berkisar 0,27-1,29%. Nilai ini memenuhi penelitian Meiyani dkk (2014) kaldu bubuk karapas udang dengan pengisi dekstrin yaitu 0,23%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 79, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Kadar Protein", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 427, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Protein adalah makromolekul yang tersusun atas unit-unit asam amino satu sama lainnya melalui ikatan peptida (Winarno 2002). Zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dan pengatur.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 332, "width": 318, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Rerata Hasil Kadar Protein Kaldu Bubuk Ekstrak Karapas Udang", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 344, "width": 301, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan Rerata Hasil Kadar Protein (%) P1 13,10b ± 0,03 P2 12,68a ± 0,31 P3 15,05e ± 0,04 P4 14,03d ± 0,04 P5 13,80c ± 0,02", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 427, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 428, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan konsentrasi ekstrak karapas udang mengakibatkan peningkatan kadar protein. Perlakuan P3 mempunyai kadar protein tertinggi yaitu (15,05%), sedangkan perlakuan P2 mempunyai kadar protein paling rendah yaitu (12,68%). 13,1% – 13,8% dan mengalami peningkatan tertinggi pada P3 yaitu 15,05%. Kadar protein semakin tinggi seiring dengan meningkatnya penambahan karapas udang. Hal ini diduga karena kadar protein yang masih tinggi dalam ekstrak karapas udang. Dikuatkan dengan penelitian (Akbar, 2017), menyatakan bahwa penambahan konsentrasi kaldu kepala udang dapat meningkatkan kadar protein dengan nilai rata- rata antara 9,89%- 16,30%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 428, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penurunan kadar protein pada P4 dan P5 diduga karena jumlah air yang tinggi pada ekstrak karapas udang yang semakin meningkat penambahannya, sehingga memungkinkan protein akan hilang karena larut dalam air. Menurut Sebranek (2009) dalam Meiyani (2014), tinggi atau rendahnya nilai protein yang terukur dapat dipengaruhi oleh besarnya kandungan air yang hilang (dehidrasi) dari bahan. Nilai protein yang terukur akan semakin besar jika jumlah air yang hilang semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 428, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penambahan tepung terigu sebagai bahan pengisi juga dapat meningkatkan nilai kadar protein kaldu bubuk karapas udang. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu serbaguna dengan kandungan protein 11-12%. Hal ini diduga turut meningkatkan kadar protein pada perlakuan P3 yang sebelumnya mempunyai kadar air tertinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 428, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya rata-rata kadar protein flavor limbah udang karena bahan baku mengandung protein tinggi. Sedangkan menurut Girindra (1986) dalam Manurung (2014), suatu bahan pangan yang mengalami denaturasi maka nilai nutrisi protein tidak hilang, bahkan semakin bertambah dalam bentuk nitrogen (protein kasar) seperti yang terjadi pada saat perebusan. Naik-turunnya kadar protein pada pestis limbah udang diduga disebabkan oleh adanya proses pengolahan pada bahan baku. Proses pengolahan, terutama yang melibatkan suhu tinggi, membuat struktur matriks-duuble helix protein menjadi tidak stabil (Asmoro, 2019). Nilai kadar protein hasil penelitian berkisar antara 12,68%- 15,05% lebih rendah dibandingkan dengan penelitian sebelumnya kaldu bubuk karapas udang dengan bahan pengisi dekstrin adalah 48,95% (Meiyani dkk, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Kadar Asam Glutamat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 428, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glutamat terdapat di dalam protein, hanya glutamat dalam bentuk bebas yang berkontribusi memberikan rasa umami atau gurih pada makanan. Salah satu cara membebaskan glutamat yang terikat pada protein menjadi glutamat bebas adalah dengan proses pemanasan masakan (Jinap dkk., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 157, "width": 328, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Rerata Hasil Kadar Glutamat Kaldu Bubuk Ekstrak Karapas Udang Perlakuan Rerata hasil kadar asam glutamat (%) P1 10,16d ± 0,01 P2 9,09c ± 0,04 P3 10,76e ± 0,18 P4 8,61b ± 0,10 P5 7,80a ± 0,13", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 239, "width": 420, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai kadar glutamat tertinggi terdapat pada P3 yaitu (10,76%) sedangkan nilai kadar glutamat paling rendah terdapat pada P5 yaitu (7,8%) kemudian berturu-turut P1 (10,16%), P2 (9,09%), P4 (8,61%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 428, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak karapas udang yang semakin tinggi, menghasilkan nilai kadar glutamat yang semakin rendah. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kadar protein, nilai P4 dan P5 mempunyai kadar protein yang rendah, dengan demikian glutamat yang merupakan asam amino non esensial dari protein menunjukkan penurunan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak karapas udang yang mengandung protein pada saat dipanaskan akan bereaksi dengan karbohidrat yang berasal dari tepung terigu sebagai bahan pengisi, menyebabkan terjadinya reaksi maillard. Menurut Dedin dalam Mayasari (2018), menyatakan bahwa reaksi Maillard adalah reaksi yang terjadi antara gugus amino dari suatu asam amino bebas, residu rantai peptida atau protein dengan gugus karbonil dari suatu karbohidrat apabila keduanya dipanaskan atau tersimpan dalam waktu relatif lama. Reaksi ini berkontribusi pada pembentukan warna dan flavor. Hal ini diduga menyebabkan kadar glutamat menjadi menurun. Hasil ini selaras dengan kadar protein dimana perlakuan P3 mempunyai kadar protein tertinggi sehingga memberikan pengaruh terhadap total asam amino bebas kaldu bubuk karapas udang. Asam glutamat yang terkandung pada kaldu bubuk karapas udang merupakan jenis asam amino yang tertinggi jumlahnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 427, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian (Suparmi et al., 2020: Nurzahra 2020), bahwa kandungan asam amino esential bubuk rasa udang tertinggi adalah leusin 0,362% dan kadar asam amino non esensial tertinggi adalah asam glutamat 0,913%. Hasil penelitian menunjukkan kadar glutamat pada kisaran 7,8%- 10,76%. Asam glutamat dari protein berperan dalam menghasilkan rasa gurih dan lezat, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyedap rasa (flavoring).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 71, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Uji Hedonik", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 544, "width": 42, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Rasa", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 554, "width": 368, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Rerata Skor Rasa Kaldu Bubuk Esktrak Karapas Udang Perlakuan Skor Rasa Kriteria P1 4,43 b ± 1,30 Suka-Sangat suka P2 3,40 a ± 1,19 Amat sangat tidak suka-sangat tidak suka P3 5,50 c ± 1,17 Sangat suka-Amat sangat suka P4 4,20 b ± 1,35 Netral-Suka P5 4,03 b ± 1,16 Tidak suka-Netral", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 636, "width": 418, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 dan P5, namun berbeda nyata dengan perlakuan P2 dan P3, sedangkan Perlakuan P2 berbeda nyata dengan perlakuan P3. Perlakuan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P4, dan P5. Perlakuan P3 mempunyai skor rasa tertinggi yaitu (5,50), kemudian berturut-turut adalah P1 (4,43), P4 (4,20), P5 (4,03), dan P2 mempunyai skor terendah yaitu (3,40).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 427, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan P3 mempunyai skor rasa tertinggi , hal ini diduga karena Asam glutamat yang terkandung pada kaldu bubu karapas udang merupakan jenis asam amino yang tertinggi jumlahnya.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan nilai kadar glutamat, pada perlakuan P3 mempunyai kadar glutamat tertinggi dan mempunyai kadar protein tertinggi. Hal ini juga dipengaruhi oleh proses pemanasan dimana dapat mengekstrak flavor lebih banyak. Senyawa-senyawa flavor non volatil memberi pengaruh terhadap karakteristik rasa suatu bahan pangan, pada umumnya berasal dari kelompok asam amino bebas, peptida, dan nukleotida (Pratama et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 427, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penurunan kesukaan panelis terhadap skor rasa diduga dipengaruhi oleh semakin rendah kandungan glutamat, yang menyebabkan rasa kaldu bubuk menjadi kurang gurih.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 51, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Aroma", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 192, "width": 333, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Rerata Hasil Skor Aroma Kaldu Bubuk Esktrak Karapas Udang Perlakuan Skor Rasa Kriteria P1 3,87 a ± 1,01 Tidak suka-Netral P2 3,53 a ± 1,14 Amat sangat tidak suka-Sangat tidak suka P3 4,77 b ± 0,97 Suka-Sangat suka P4 4,00 a ± 0,91 Netral-Suka P5 3,73 a ± 1,17 Sangat tidak suka-tidak suka", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 274, "width": 418, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ket. Angka yang diikuti superskrip huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan P1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P2, P4, dan P5, namun berbeda nyata dengan P3. Perlakuan P3 mempunyai skor hedonik tertinggi yaitu (4,77), kemudian berturut-turut P4 (4,00), P1 (3,87), P5 (3,73), dan P2 dengan skor terendah yaitu (3,53).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 428, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan P3 mempunyai skor aroma tertinggi dengan kriteria suka-sangat suka. Aroma yang terbentuk mempunyai karakter aroma yang gurih khas udang. Perbedaan aroma pada formula dengan konsentrasi ekstrak berbeda tersebut terjadi karena saat proses perebusan, senyawa heterosiklik volatil bereaksi dengan komponen sulfur dengan berikatan pada cincin ke-3, sehingga reaksi tersebut diduga berperan dalam memunculkan aroma khas udang pada produk (Malichati dan Adi 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 428, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malichati dan Adi (2018) juga menambahkan, penurunan kesukaan panelis terhadap aroma diduga juga dipengaruhi oleh pemanasan pada saat pengeringan, yang menyebabkan denaturasi protein sehingga senyawa inorganik seperti zat besi terlepas dan mengambil elektron dari senyawa lain seperti asam lemak, yang jika teroksidasi menimbulkan aroma anyir dan menyengat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 58, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan konsentrasi filtrat kaldu bubuk karapas udang berpengaruh nyata terhadap seluruh variabel pengamatan (kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar glutamat) dan hedonik (rasa dan aroma). Perlakuan P3 direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik berdasarkan hasil penelitian meskipun dengan kadar air terendah kadar air (4,17%), tetapi mempunyai kadar parameter uji tertinggi lainnya, yaitu kadar lemak (1,29%), protein (15,05%), glutamat (10,76%), serta menjadi paling disukai panelis dengan skor atribut rasa (5,50 dengan kriteria sangat suka-amat sangat suka), dan aroma (4,77 dengan kriteria suka-sangat suka).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 39, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 427, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat proses pengeringan masih perlu diperbaiki lagi karena merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai gizi produk kaldu bubuk yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 99, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 428, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abun. 2009. Pengolahan Limbah Udang Windu Secara kimiawi Dengan NaOH Dan H2SO4 Terhadap Protein", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 284, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Mineral Terlarut. Makalah Ilmiah. Universitas Padjajaran, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 427, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahza, B. A. 2000. Perubahan Mutu Selama Proses Pengolahan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 125, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Pertanian Bogor. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 427, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akbar, Z., S. Riyadi., F.M. Jaya. 2017. Pemanfaatan Kaldu Kepala Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Sebagai Flavor Dalam Pengolahan Kerupuk Kemplang Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus). Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan 12 (1).", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 60, "width": 229, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 16 (1) (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 779, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 427, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antara N, Wartini M. 2014. Aroma dan Komponen Flavor. Tropical Plant Curriculum Project. Udayana University.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AOAC. 2005. Methods of Analysis. Association of Official Agricultural Chemist. Washington DC. Atika, S., L. Handayani. 2019. Pembuatan Bubuk Flavour Kepala Udang Vannamei (Litopenaus Vannamei)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 372, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai Pengganti Msg (Monosodium Glutamat). Semdi Unaya. Universitas Abulyatama: 18-26.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 427, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 2009. Ilmu Pangan. Penerjemah: H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 368, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyadi Wisnu. 2009. Bahan Tambahan Pangan [Edisi Kedua]. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 427, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djohar, M.A., Timbowo, S.M., Mentang, F. 2018. Tingkat Kesukaan Panelis Terhadap Penyedap Rasa Alami Hasil Samping Perikanan Dengan Edible Coating Dari Karagenan. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan 6 (2). FPIK. Unsrat. Manado.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartanto, Y. 2015. Karakteristik rheology petis berbasis kepala dan kulit udang. Laporan Penelitian. Universitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 125, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katolik Parahyangan. Bandung", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 427, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismiwarti. 2005. Pemanfaatan Cangkang Rajungan (Portunus sp.) Sebagai Flavor. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jinap, S., A.R. Ilya-Nur, S.C. Tang, P. Hajeb, K. Shahrim, M. Khairunnisak. 2010. Sensory Attributes of Dishes", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 399, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Containing Shrimp Paste With Different Concentrations of Glutamate and 5`Nucleotides. Journal of Appetite: 239.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 427, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komalasari, W. 2003. Mempelajari Bubuk Flavor Dari Kepala Udang Windu (Penaeus monodon). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Insititut Pertanian Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 427, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malichati, A.R., Adi, A.C. 2018. Kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam sebagai alternatif bumbu untuk mencegah anemia. Amerta Nutr: 74-82", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manurung, L.D.I., Mustakim, E. Siregar. 2014. Pembuatan Flavor Limbah Udang (Panaeus Monodon) Dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 287, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komposisi Bumbu Yang Berbeda. Berkala Perikanan Terubuk 42 (1): 9-20.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayasari, Eva., dan Jessi Manalu. 2019. Karakteristik Sensoris dan Kimia Bumbu Instan dari Formulasi Bumbu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 399, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herbal Menggunakan Maltodextrin dan Tween 80 pada Proses Pengeringan. Jurnal Ilmiah Teknosains 1 (5).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 428, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mayasari, dkk. 2018. Identifikasi Asam Amino Glutamat pada Bumbu Instan Daun San-Sakng (Albertisiana papuana becc.). Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Universitas Tanjungpura.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 428, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meiyani Diah A.T.M, P.H Riyadi, A.D Anggo. 2014. Pemanfaatan Air Rebusan Kepala Udang Putih (Penaeus Merguiensis) Sebagai Flavor Dalam Bentuk Bubuk Dengan Penambahan Maltodekstrin. Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil Perikanan 3 (2): 67-74.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 427, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurzahra, Vakha Yulia. 2020. Kadar Protein Dan Sifat Organoleptik Penyedap Rasa Kombinasi Jamur Merang Dan Kepala Udang Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 427, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhani, A.R. 2015. Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Bahan Pengisi tepung Terigu. Skripsi. Universitas Padjajaran.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 427, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharso. 2006. Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Udang (Penaeus monodon) Secara Enzimatik Sebagai Bumbu Instan Masakan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 427, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilo, R., Suparmi, Edison. Kajian Mutu Serbuk Perisa Alami Dari Limbah Udang. Universitas Riau. Swastawati, F., I. Wijayanti, dan E. Susanto. 2008. Pemanfaatan Limbah Udang Menjadi Edible Coating Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan 4 (4): 101-106.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 390, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "USDA. 2014. National Nutrient Database for Standard Reference. The National Agricultural Library. Winarno, F.G. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. M-Brio Press. Bogor. Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 427, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirawan, P. 2015. Pemanfaatan tepung cangkang udang putih (Litopenaeus vannamei) sebagai flavor dengan penambahan dekstrin dan aplikasinya pada keripik talas. JOM. Pekanbaru : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wowor, A.R.Y, B. Bagau, I. Untu, dan H. Liwe. 2015. Kandungan Protein Kasar, Kalsium, Dan Fosfor Tepung Limbah Udang Sebagai Bahan Pakan Yang Diolah Dengan Asam Asetat (CH3COOH). Jurnal Zootek 1 (35): 1-9.", "type": "Text" } ]
98310a72-44c3-67f9-8b95-f51176ffc9a1
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno/article/download/679/578
[ { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017 DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39 ISSN: 2302-9218", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 104, "width": 479, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG PISANG TONGKA LANGIT UNTUK PEMBUATAN CRACKERS", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 148, "width": 397, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Substitution of Tongka Langit Banana Flour for Wheat Flour in Crackers Making", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 176, "width": 198, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Gilian Tetelepta dan Priscillia Picauly", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 203, "width": 337, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Jl. Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon 97233 *Penulis Korespondensi: E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 268, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 293, "width": 485, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tongka langit banana contain high nutrients including pro vitamin A and a total of carotene. However, it is also a perishable product, and would deteriorate if not processed or not completely consumed. Therefore, this banana should be processed into diverse products. It can be processed into intermediate product such as flour, which can be further applied in crackers making. This research was conducted in two stages. First stage was the making of tongka langit banana flour and the second was crackers making. The crackers were made from tongka langit banana flour and wheat flour having different ratios, i.e. 20 %: 80 %; 40 %: 60 %; 60 %: 40 %; 80 %: 20 %. Variables observed on crackers including moisture, ash, protein, fat, dietary fiber and carbohydrate contents, as well as organoleptic properties of taste, aroma, colour, texture and overall likeness. Results showed that ratio of banana flour to wheat flour of 40%:60% produced crackers with moisture, ash, protein, fat, fiber, and carbohydrate contents of 4.60%, 4.46%, 6.64%, 17.54%, 1.18% and 4.60%, respectively. In addition, organoleptic test revealed that crackers made from 40% banana flour and 60% wheat flour were mostly liked by panelists in terms of taste, colour, aroma, texture and overall likeness.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 458, "width": 184, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Keywords: crackers, tongka langit banana", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 496, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 521, "width": 484, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pisang tongka langit kaya akan kandungan gizi antara lain mengandung provitamin A dan total karotenoid yang sangat tinggi. Namun pisang tongka langit mudah mengalami kerusakan jika tertunda pengolahannya atau tidak habis dikonsumsi, oleh karena itu perlu dilakukan upaya diversifikasi terhadap pisang tongka langit. Pisang tongka langit dapat diolah menjadi bahan setengah jadi berupa tepung yang dapat diaplikasikan menjadi produk crackers . Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap I adalah pembuatan tepung pisang tongka langit dan tahap II adalah pembuatan crackers dari tepung pisang tongka langit dan tepung terigu dengan empat taraf perlakuan perbandingan subtitusi tepung pisang tongka langit dan tepung terigu yaitu masing-masing 20 %: 80 %; 40 %: 60 %; 60 %: 40 %; 80 %: 20 %. Pengamatan yang dilakukan pada crackers yaitu analisa kadar air, abu, protein, lemak, serat pangan, karbohidrat dan uji organoleptik yang meliputi rasa, aroma, warna, tekstur dan tingkat kesukaan secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula crackers tepung pisang tongka langit 40% : 60% memiliki nilai kadar air berkisar antara 4,60%, kadar abu 4,46%, protein 6,64%, lemak 17,54%, serat 1,18% dan karbohidrat 4,60%. Sedangkan uji organoleptik menunjukkan bahwa crackers tepung pisang tongka langit 40% : tepung terigu 60% memiliki rasa, warna, aroma, tekstur dan tingkat penerimaan secara keseluruhan yang disukai panelis.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 711, "width": 193, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kata Kunci: crackers , pisang tongka langit", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 67, "width": 108, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 78, "width": 158, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39", "type": "Table" }, { "left": 470, "top": 78, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ISSN: 2302-9218", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 104, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 129, "width": 233, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Di Maluku terdapat salah satu varietas pisang yang unik yaitu pisang “Tongka Langit” ( Musa troglodytarum ). Dinamakan pisang tongka langit karena memiliki tandan buah menuju ke atas. Pisang tongka langit ada yang berukuran panjang dan pendek, warna kulit buahnya kemerahan dengan bintik-bintik hitam, sedangkan daging buahnya berwarna kuning oranye, agak masam rasanya tetapi agak manis bila buahnya benar-benar masak. Tekstur daging buahnya lembut dan empuk (Samson et al ., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 269, "width": 233, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Berdasarkan hasil penelitian Samson et al . (2013), pisang tongka langit mengandung kadar provitamin A dan total karotenoid yang sangat tinggi, yaitu mencapai 6360  g/100 g. Kandungan karotenoid berperan penting dalam mencegah penyakit manusia, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker dan penyakit kronis lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 358, "width": 233, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pisang tongka langit memiliki kelemahan yaitu jika tertunda pengolahannya atau tidak habis dikonsumsi maka akan mudah mengalami kerusakan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya diversifikasi pengolahan terhadap pisang tongka langit. Pengolahan pisang tongka langit di Maluku, selain diolah secara tradisional yaitu dengan cara dibakar atau dikukus, juga diolah menjadi bahan setengah jadi berupa tepung yang dapat diaplikasikan menjadi produk bubur instan (Picauly dan Tetelepta, 2015) dan produk bakery yaitu Mailoa (2013), serta crackers (Picauly dan Tetelepta, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 522, "width": 233, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Produk Crackers atau wafer renyah dan tipis yang terbuat dari tepung terigu, lemak dan garam dan difermentasi dengan yeast serta adonan dibuat berlapis-lapis, kemudian dipotong dan dipanggang (Manley, 2011). Crackers terbagi menjadi 2 jenis yaitu flacky crackers dan non-flacky crackers . Flacky crackers merupakan produk yang berbentuk pipih dengan rasa lebih mengarah ke asin dan renyah serta bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis (Afianti dan Indrawati, 2015). Non flacky crackers merupakan pengembangan dari produk crackers yang berlapis- lapis ( flacky crackers ) yang memiliki struktur tidak berlapis-lapis yang bagian luarnya lebih masif dan padat kalori.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 712, "width": 233, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tepung terigu dalam pembuatan crackers dapat disubtitusi dengan tepung pisang tongka langit, karena pisang tongka langit mengandung karbohidrat tinggi. Menurut Picauly dan Tetelepta (2015) kandungan karbohidrat tepung pisang", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 104, "width": 233, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "tongka langit sebesar 85,32%. Subtitusi tepung pisang tongka langit pada pembuatan crackers ini juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat dalam menggunakan terigu sehingga impor terhadap terigu dapat berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 167, "width": 233, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Penelitian tentang analisa sensori crackers pisang tongka langit pernah dilakukan oleh Picauly dan Tetelepta (2016), namun belum ada analisa gizi crackers pisang tongka langit. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan gizi crackers pisang tongka langit.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 269, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 294, "width": 36, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 319, "width": 234, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Bahan untuk pembuatan tepung pisang tongka langit adalah pisang tongka langit panjang mentah dan asam sitrat. Bahan untuk pembuatan crackers adalah tepung pisang tongka langit, tepung terigu, gula, garam, margarin, CMC, baking powder , dan air.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 408, "width": 112, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pelaksanaan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 433, "width": 202, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pembuatan Tepung Pisang Tongka Langit", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 458, "width": 233, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tepung pisang tongka langit dibuat berdasarkan metode yang dikemukakan oleh (Loypimai dan Moongngarm, 2015). Pisang tongka langit dikupas kulitnya dan dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel, pisang diiris tipis-tipis atau disawut untuk memperluas permukaan sehingga mempermudah pada proses selanjutnya yaitu pengeringan, irisan pisang selanjutnya dicelupkan dalam larutan asam sitrat (0,3 %, b/b) selama 10 menit untuk mereduksi pencoklatan enzimatik, irisan pisang dikeringkan dalam pengering kabinet pada suhu 55°C selama 6 jam, irisan pisang kering kemudian digiling/ ditepungkan dan diayak menggunakan ayakan 80 mesh untuk mendapatkan tepung pisang tongka langit.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 673, "width": 103, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pembuatan Crackers", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 699, "width": 233, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Pembuatan crackers mengikuti metode yang dikemukakan oleh (Mir et al ., 2017), yaitu disiapkan campuran tepung pisang tongka langit dan tepung terigu sesuai perlakuan (20%:80%, 40%:60%, 60%:40%, dan 80%:20%). Bahan kering berupa tepung pisang tongka langit, tepung terigu,", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 67, "width": 108, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 58, "top": 78, "width": 484, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39 ISSN: 2302-9218", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 104, "width": 233, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "garam 3 g, margarin 30 g, CMC 2 g, dan baking powder 0,8 g dicampur menjadi satu. Air sebanyak 40 mL dan gula 10 g di- mixer hingga membentuk emulsi. Emulsi dimasukan dalam bahan kering dan dicampur hingga membentuk adonan kalis. Adonan kemudian ditutup dengan plastik wrapin g dan didiamkan selama 30 menit. Adonan yang telah didiamkan selanjutnya dipipihkan dengan rolling pin dan dicetak dengan ukuran seragam. Panggang pada suhu 170 o C selama 10 menit. Setelah itu didinginkan selama 5 menit pada suhu ruang. Crackers kemudian dibungkus dalam plastik dan disimpan pada suhu ruang.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 281, "width": 72, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Analisis Kimia", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 307, "width": 233, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Analisis kimia pada crackers yaitu meliputi kadar air metode oven drying (AOAC, 2000), kadar abu metode dry ashing (AOAC, 2000) kadar protein metode Kjeldhal (AOAC, 2000) kadar lemak metode Soxhlet (AOAC, 2000), kadar abu metode dry ashing (AOAC, 2000) dan serat kasar (AOAC, 2000), kadar karbohidrat by difference.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 408, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 433, "width": 233, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Percobaan dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap dengan empat taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Analisis keragaman digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan Minitab 16. Jika terdapat beda nyata maka analisis dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf 0,05%.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 534, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 560, "width": 233, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Komposisi Kimia Tepung Pisang Tongka Langit", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 585, "width": 233, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisa komposisi kimia tepung pisang tongka langit disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, kadar air tepung pisang tongka langit sebesar 6,3%, sedangkan pada penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) menunjukkan kadar air yang lebih tinggi. Kadar air yang berbeda-beda disebabkan proses pengeringan menggunakan oven yang kurang maksimal diduga akibat potongan buah pisang tongka langit untuk pengeringan memiliki diameter ketebalan yang tidak sama. Keberhasilan dalam suatu usaha pengeringan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu luas permukaan, suhu pemanasan, kecepatan aliran udara, dan tekanan udara. Suhu pengeringan untuk", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 103, "width": 234, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "buah berkisar 55-70 o C. Suhu pengeringan yang digunakan pada penelitian ini adalah 55 o C.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 142, "width": 233, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tabel 1. Kandungan Gizi Tepung Pisang Tongka", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 155, "width": 228, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Langit Kandungan Gizi Hasil Analisis Penelitian Sebelumnya* Kadar Air (%) 6,3 8,01 Kadar Abu (%) 3,99 2,26 Kadar Protein (%) 2,02 4,26 Kadar Lemak (%) 1,98 1,28 Kadar Serat Kasar (%) 3,25 2,01 Kadar Karbohidrat (%) 82,46 85,32", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 283, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "* Picauly dan Tetelepta (2015)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 307, "width": 233, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Selain itu tingkat kematangan pisang juga sangat mempengaruhi kadar air tepung yang dihasilkan. Tepung yang dihasilkan dari pisang mentah akan menghasilkan kadar air yang lebih rendah dibanding tepung yang dihasilkan dari pisang matang atau masak.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 383, "width": 233, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar abu tepung pisang tongka langit pada penelitian ini sebesar 3,99%, hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) yaitu 2,26%. Tingginya nilai kadar abu tepung pisang tongka langit dikarenakan pisang adalah buah yang kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor dan besi.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 471, "width": 233, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar protein tepung pisang tongka langit pada penelitian ini yaitu 2,02 lebih rendah dibanding penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) sebesar 4,26. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kadar protein pada tepung pisang antara lain pH, jenis varietas, umur, dan jenis pengelolaan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 560, "width": 233, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar lemak tepung pisang tongka langit pada penelitian ini menunjukkan nilai yang tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) yaitu masing-masing sebesar 1,97% dan 1,28%. Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar serat tepung pisang tongka langit sebesar 3,25%, hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) yaitu 2,01.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 661, "width": 233, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar karbohidrat tepung pisang tongka langit hasil penelitian Picauly dan Tetelepta (2015) sebesar 85,32% lebih besar dibanding hasil penelitian ini yaitu 82,46%. Perbedaan nilai kadar karbohidrat ini disebabkan pengaruh umur pisang pada saat dipanen dan lokasi pengambilan pisang yang berbeda. Pisang yang dipanen pada umur 4-5 bulan akan menghasilkan kadar pati yang penuh, sebaliknya ketika dipanen sebelum umur 4-5 bulan", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 67, "width": 108, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 78, "width": 158, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39", "type": "Table" }, { "left": 470, "top": 78, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ISSN: 2302-9218", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 104, "width": 233, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "akan menghasilkan kadar pati yang rendah sedangkan ketika dipanen pada waktu pisang telah masak penuh atau lebih dari 4-5 bulan akang menghasilkan kadar pati yang rendah akibat perombakan pati menjadi gula-gula sederhana yaitu fruktosa dan sukrosa.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 193, "width": 52, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Air", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 218, "width": 233, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam kadar air menunjukkan bahwa crackers dengan subtitusi tepung pisang tongka langit tidak berbeda nyata antara semua perlakuan. Rerata kadar air crackers disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air semua perlakuan formulasi crackers berkisar antara 3,67-4,60%. Kisaran kadar air crackers ini lebih rendah dibanding hasil analisa kadar air pada tepung pisang tongka langit yaitu sebesar 6,3% (Tabel 1) dan tepung tepung terigu 3,33% (David et al ., 2015). Penurunan kadar air ini disebabkan dalam proses pengolahan crackers dilakukan proses pemanggangan yang menyebabkan berkurangnya kandungan air dalam crackers . Selama pemang- gangan terjadi kehilangan kadar air dari permukaan produk akibat evaporasi yang diikuti perpindahan kelembaban ke permukaan yang terus-menerus hilang ke lingkungan oven.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 446, "width": 233, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil penelitian Owusu et al . (2011) menunjukkan bahwa kadar air crakcers yang terbuat dari gandum sebesar 3,21%, hasil ini hampir sama dengan kadar air crackers tersubtitusi pisang tongka langit. Menurut Manley (2011), kadar air yang dikehendaki pada crakcers ditentukan oleh dua faktor. Kadar air yang terlalu rendah menyebabkan crackers akan memiliki rasa gosong", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 104, "width": 233, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "dan warnanya akan terlalu gelap, sedangkan jika kadar air terlalu tinggi maka strukturnya tidak akan menjadi renyah, dapat mengalami patah, dan perubahan flavor selama penyimpanan akan terjadi lebih cepat.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 180, "width": 56, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Abu", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 205, "width": 234, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam kadar abu menunjukkan bahwa crackers dengan subtitusi tepung pisang tongka langit berbeda nyata antara semua perlakuan. Rerata kadar abu crackers disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 269, "width": 233, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Berdasarkan hasil analisis, kadar abu crackers pisang tongka langit berkisar antara 3,87- 5,32%. Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin banyak persentasi tepung pisang tongka langit atau semakin sedikit tepung terigu yang ditambahkan mengha-silkan kadar abu yang semakin tinggi. Tingginya kadar abu dalam penelitian ini disebabkan tepung pisang tongka langit mengandung mineral yang cukup tinggi dimana kadar abu tepung pisang tongka langit sebesar 3,99% (Tabel 1). Sedangkan tepung terigu menyumbang kadar abu yang relatif rendah yaitu 1% (David et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 433, "width": 233, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Adanya penambahan bahan pangan seperti margarin (30 g) pada setiap perlakuan juga meningkatkan kadar abu crackers pisang tongka langit pada penelitian ini. Margarin mengandung mineral dalam jumlah yang sangat besar seperti natrium (120 mg). Hal ini menyebabkan kadar abu crackers menjadi lebih tinggi dari standar.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 560, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tabel 2. Rerata Kadar Air Crackers", "type": "Caption" }, { "left": 62, "top": 594, "width": 476, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Perlakuan Air Abu Protein Lemak Serat Karbohidrat Tepung pisang tongka langit 20 % : tepung terigu 80% 4,09 a 3,87 a 7,41 a 16,07 cd 1,32 a 67,24 a Tepung pisang tongka langit 40 % : tepung terigu 60% 4,60 a 4,46 ab 6,64 b 17,54 bc 1,28 a 65,48 a Tepung pisang tongka langit 60 % : tepung terigu 40% 3,67 a 5,19 bc 5,73 c 19,70 a 0,98 a 64,73 a Tepung pisang tongka langit 80 % : tepung terigu 20% 4,34 a 5,32 c 5,01 d 19,03 ab 1,20 a 65,10 a", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 718, "width": 486, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Keterangan: Notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada uji BNJ (α = 0,01).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 67, "width": 108, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 78, "width": 158, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39", "type": "Table" }, { "left": 470, "top": 78, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ISSN: 2302-9218", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 104, "width": 71, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Protein", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 129, "width": 233, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata antar semua perlakuan. Rerata kadar protein crackers disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar protein crackers berkisar antara 5,01-7,41%. Semakin banyak subtitusi tepung pisang tongka langit menghasilkan crackers dengan kadar protein yang rendah. Hal ini disebabkan rendahnya kadar protein tepung pisang tongka langit pada penelitian ini yaitu 2,02%. Sebaliknya semakin banyak subtitusi tepung terigu (80%) menyebabkan kadar protein crackers semakin tinggi. Tingginya kadar protein ini disebabkan tepung terigu memiliki kandungan protein sebesar 17%. Selama proses pemanggangan, protein akan mengalami denaturasi akibat panas sehingga menurunkan nilai kadar protein crackers .", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 344, "width": 69, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Lemak", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 370, "width": 233, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata antar semua perlakuan. Rerata kadar lemak crackers disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak crackers berkisar antar 16,07-19,70%. Kisaran ini lebih tinggi dibanding hasil analisa kadar lemak tepung pisang tongka langit yaitu 1,98% (Tabel 2) dan tepung terigu yaitu 2%. Peningkatan kadar lemak ini disebabkan dalam proses pembuatan crackers ada penambahan margarin yang mengandung lemak tinggi. Sesuai dengan hasil penelitian Passos et al . (2013) bahwa kandungan lemak beberapa crackers komersial dapat mencapai 11,1-29%.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 547, "width": 233, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin banyak tepung pisang tongka langit yang ditambahkan atau semakin sedikit penambahan tepung terigu kadar lemak crackers semakin meningkat. Hal ini diduga berkaitan dengan penurunan kadar serat kasar crackers . Serat berfungsi untuk menurunkan lemak pada bahan pangan. Selain itu, dipengaruhi kandungan lemak alami yang terkandung dari tepung pisang tongka langit sebagai bahan baku crackers .", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 699, "width": 93, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Serat Kasar", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 724, "width": 233, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam menunjukka perbedaan yang nyata antar semua perlakuan. Rerata kadar serat kasar crackers disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar serat kasar", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 104, "width": 233, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "crackers berkisar antar 0,98-1,32%. Kisaran ini lebih rendah dibanding hasil analisa kadar serat kasar tepung pisang tongka langit yaitu 3,25% (Tabel 1). Hal ini disebabkan jumlah kadar serat kasar tepung terigu yang rendah yaitu sebesar 0,40%. Penambahan tepung pisang tongka langit dan tepung terigu untuk setiap perlakuan tidak mempengaruhi nilai serat kasar crackers .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 218, "width": 158, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kadar Karbohidrat by difference", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 243, "width": 234, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Hasil analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata antar semua pelakuan. Rerata kadar karbohidrat crackers disajikan pada Tabel 2. Kadar karbohidrat ditentukan menggunakan metode by difference dengan mengurangkan 100 dengan jumlah air, abu, protein, lemak dan serat. Perhitungan tersebut menghasilkan karbohidrat total dari crackers kombinasi tepung pisang tongka langit dan tepung terigu berkisar antara 64,73- 67,24% (Tabel 2). Menurut Passos et al . (2013), kadar karbohidrat beberapa crackers komersial berkisar mulai 56,8-74,6%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 395, "width": 233, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Kandungan karbohidrat selain dipengaruhi oleh kandungan bahan yang digunakan dalam pembuatan crackers tetapi juga dipengaruhi oleh proses pengolahan. Dalam proses pengolahan, karbohidrat dapat terurai menjadi bentuk-bentuk senyawa yang lebih sederhana. Selain itu, pengurangan kandungan air akibat proses pemanggangan yang terjadi dapat mempengaruhi nilai karbohidrat.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 522, "width": 77, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 547, "width": 234, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: hasil analisa menunjukkan bahwa formula crackers tepung pisang tongka langit 40% : 60% memiliki nilai kadar air berkisar antara 4,60%, kadar abu 4,46%, protein 6,64%, lemak 17,54%, serat 1,18% dan karbohidrat 65,48%. Hasi uji organoleptik menunjukkan bahwa crackers tersubtitusi pisang tongka langit 40% : tepung terigu 60% memiliki rasa, warna, aroma, tekstur dan tingkat penerimaan secara keseluruhan yang disukai panelis.", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 699, "width": 104, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 724, "width": 233, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Afianti, F. dan V. Indrawati. 2015. Pengaruh penambahan tepung ikan gabus ( Ophiocephalus striatus ) dan air terhadap", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 52, "width": 484, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AGRITEKNO , Jurnal Teknologi Pertanian Versi Online: http://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/agritekno", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 67, "width": 108, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Vol. 6(2): 39-44, Th. 2017", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 78, "width": 158, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "DOI: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.39", "type": "Table" }, { "left": 470, "top": 78, "width": 72, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "ISSN: 2302-9218", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 104, "width": 202, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "sifat organoleptik crackers . E-journal Boga 4: 46-55.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 129, "width": 233, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "AOAC. 2000. Official methods of analysis.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 142, "width": 204, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Association of Official Analytical Chemist International 17th Ed, AOAC International, Gaithersburg.", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 180, "width": 233, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Choo, C.L. and N. A. Aziz. 2010. Effects of banana flour and β-glucan on the nutritional and sensory evaluation of noodles. Food Chemistry 119: 34-40. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2009.05.0 04", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 256, "width": 233, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "David, O., E. Arthur, S.O. Kwadwo, E. Badu, and P. Sakyi. 2015. Proximate composition and some functional properties of soft wheat flour. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology 4: 753-758. DOI: 10.15680/IJIRSET.2015.0402097 Loypimai, P. and A. Moongngarm. 2015. Utilization of pregelatinized banana flour as a functional ingredient in instant porridge.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 382, "width": 177, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Food Science Technology 52: 311–318.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 395, "width": 233, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Manley, D. 2011. Manley’s Technology of Biscuits, Crackers, and Cookies. Fourth Editon. Cambrigde: Woodhead Publishing Limited.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 433, "width": 233, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Mir, S.A., S.J. Don Bosco, M.A. Shah, S.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 446, "width": 204, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Santhalakshmy, and M.M. Mir. 2017. Effect of apple pomace on quality characteristics of brown rice based cracker. Journal of the", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 104, "width": 201, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Saudi Society of Agricultural Science 16: 25-", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 117, "width": 204, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "32. https://doi.org/10.1016/j.jssas.2015.01. 001", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 142, "width": 234, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Owusu, D., I. Oduro, and W.O. Ellis. 2011. Development of crackers from cassava and sweetpotato flours using Moringa oliefera and Ipomoea batatas leaves as fortificant. American Journal of Food and Nutrition 1: 114-122. doi:10.5251/ajfn.2011.1.3.114.122 Passos, M.E.A.d., C.F.F. Moreira, M.T.B. Pacheco, I. Takase, M.L.M. Lopes, and V.L. Valente- Mesquita. 2013. Proximate and mineral composition of industrialized biscuits. Food Science and Technology 33: 323-331. https://dx.doi.org/10.1590/S0101-", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 294, "width": 96, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "20612013005000046", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 307, "width": 233, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Picauly, P. dan G. Tetelepta. 2015. Karakteristik kimia bubur instan tersubtitusi tepung pisang tongka langit. Agroforestri 10: 122-126.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 344, "width": 233, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Picauly, P. dan G. Tetelepta. 2016. Uji organoleptik crackers pisang tongka langit. Agritekno 5: 53-57. https://doi.org/10.30598/jagritekno.2016.5.2. 53.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 408, "width": 233, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Samson, E., E.T. Apituley, dan D. Wakano. 2013.", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 420, "width": 204, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 864, "text": "Analisa Lama Waktu Pemanasan Terhadap Stabilitas Pigmen Karotenoid Buah Pisang Tongka Langit ( Musa troglodytarum ) Ukuran Panjang. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura.", "type": "Text" } ]
cc7f4878-411c-06dc-6315-3cdc5b12e008
https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi/article/download/625/560
[ { "left": 211, "top": 41, "width": 204, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5, No. 2, 2020, pp. 56-62 DOI: https://doi.org/10.29210/02625jpgi0005", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 81, "width": 168, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contents lists available at Journal IICET", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 99, "width": 199, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia)", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 112, "width": 164, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2541-3163(Print) ISSN: 2541-3317 (Electronic)", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 125, "width": 209, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage: https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 735, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 458, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 101, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnawati Husnawati", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 213, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article Info ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 70, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 90, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received Jul 12 th , 2020 Revised Aug 20 th , 2020", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 457, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accepted Sep 26 th , 2020 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa, agar mereka berani, terbiasa, dapat berbicara di segala fungsi sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat. Pengumpulan data menggunakan pencatatan lapangan, observasi, wawancara, dan hasil tes catatan lapangan serta instrumen-instrumen lain penunjang penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, bahwa media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan kegiatan pembelajaran tiga tahap yaitu: (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri digunakan data yang berkaitan dengan aktifitas siswa dan aktifitas guru, serta pencapaian hasil belajar siswa. Hasil penelitian siklus I berdasarkan pelaksanaan RPP adalah 76,8% dan rekapitulasi penilaian belajar siswa adalah 74%. Hasil penelitian siklus II berdasarkan pelaksanaan RPP adalah 83,9% dan rekapitulasi penilaian proses dan hasil belajar siswa adalah 83%. Dari hasil pengamatan dan rekapitulasi nilai yang diperoleh siswa, terlihat peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini adalah dengan peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri dapat tercapai dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 358, "width": 353, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword: Keterampilan berbicara Media gambar seri © 2020 The Authors. Published by IICET.", "type": "Picture" }, { "left": 284, "top": 530, "width": 204, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corresponding Author:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 143, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnawati Husnawati, SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 72, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 487, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan permasalahan yang penulis temukan pada siswa kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang, terungkap bahwa siswa belum terampil berbicara ( kurang lancar, merasa malu dan takut), ternyata pembelajaran keterampilan berbicara yang selama ini dilakukan hanya sebatas bertanya jawab dengan siswa dan meminta beberapa orang siswa untuk bercerita di depan kelas. Akibatnya tidak semua siswa berani untuk berbicara di depan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 545, "top": 54, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "57", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 53, "width": 335, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 487, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal ini disebabkan kurangnya kreatifitas guru dalam merancang dan menyajikan pembelajaran. Dapat di lihat pada penggunaan media yang tidak ada sama sekali, hingga berimbas pada hasil belajar siswa yang tidak mencapai target sesuai dengan tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia seperti yang diamanatkan dalam kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 9626, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah dapat membangkitkan keinginan siswa dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 486, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri di kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 43, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 489, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan. SD ini terletak di UPT Sindang Kecamatan Lunang. Subjek dalam penelitian adalah siswa di kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 30 orang. Dengan komposisi laki-laki 14 orang siswa dan perempuan 16 orang siswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2018/2019. Siklus I pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 06 Mei 2019 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 08 Mei 2019 pukul 08.00-09.00 WIB. Sedangkan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 20 Mei 2019 dan pertemuan kedua pada hari Rabu, tanggal 22 Mei 2019 pukul 08.00-09.00 WIB. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Karena sangat cocok dilaksanakan di lapangan karena bersifat alamiah, langsung kepada sumber data yang ada, dan peneliti sebagai instrument kunci. Penelitian kualitatif mementingkan proses dari pada hasil. Jenis penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian di lapangan adalah penelitian tindakan kelas, karena penelitian tindakan kelas ini sangat cocok dalam penelitian ini. Keadaan yang ada di lapangan selama proses pembelajaran tidak dikondisikan, tetapi sesuai dengan kegiatan yang ada. Jenis penilitiaan ini merupakan penelitian tindakan kelas karena kajiannya bersifat reflektif. Spesifikasi khusus dari penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium), ditujukan untuk memecahkan permasalahan dengan tujuan tertentu, dan lebih mementingkan proses dari pada hasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 487, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosedur penelitian yang dilakukan adalah: 1) studi pendahuluan; 2) Refleksi awal; 3) tahap perencanaan; 4) tahap pelaksanaan; 5) tahap pengamatan; dan 6) tahap refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman (dalam Tjetjep Rohendi 1992:18) yaitu “Analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data, dan terakhir penyimpulan atau vertifikasi”. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis ini tersebut diuraikan sebagai berikut: 1) menelaah data yang telah terkumpul dengan melakukan proses transkripsi hasil pengmatan, penelitian dan pemilihan data, seperti mengelompokkan data pada siklus I, II, dan seterusnya; 2) reduksi data meliputi kategorian dan pengklasifikasian, semua data diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus memisahkan data yang relevan dan tidak relevan; 3) menyajikan data dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi dengan cara menyajikan secara terpisah, tetapi setelah tindakan berakhir direduksi keseluruhan data tindakan, dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran berbicara melalui media gambar seri; 4) menyimpulan hasil penelitian dan triangulasi. Kegiatan ini merupakan penyimpulan akhir temuan, diikuti dengan kegiatan triangulasi atau pengujian temuan penelitian. Kegiatan trianguulasi dilakukan dengan cara peninjauan kembali catatan lapangan, dan bertukar pikiran dengan ahli, teman sejawat, dan guru", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 122, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 680, "width": 115, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Penelitian siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 690, "width": 486, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pembelajaran berbicara melalui media gambar seri adalah sebagai berikut: nilai tertinggi pada siklus I adalah 16 dan nilai terendah adalah 7,5. Dari data rekapitulasi penilian proses dan penilaian hasil persentase ketuntasan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 58, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnawati, H", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 165, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol. 5, No. 2, 2020, pp. 56-62", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 53, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "58", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 487, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang diperoleh adalah 53,3% dan yang tidak tuntas adalah 46,7% dengan 16 orang siswa yang tuntas dan 14 orang siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I tidak mencapai ketuntasan yang diinginkan sesuai dengan tuntutan sesuai dengan BNSP 2006 yaitu 75%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 38, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Refleksi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 487, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian berbicara di fokuskan pada penilaian proses dan penilaian hasil. Penilain proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri yaitu: keberanian siswa dalam bercerita, kelancaran dalam bercerita, kesesuaiaan isi cerita dengan gambar, dan lafal dan intonasi. Sementara penilaian hasil yaitu: kemampuan menjawab pertanyaan, kelancaran membaca karangan, kerapian tulisan, penggunaan tanda baca. Saat siswa tampil ke depan kelas untuk bercerita ada beberapa orang siswa yang hanya diam maka peran peneliti sebagai guru adalah memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gambar agar siswa tersebut dapat menceritakan gambar melalui media gambar seri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 487, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila jawaban siswa tidak sesuai dengan media gambar maka disini guru meminta siswa untuk kembali mengamati media gambar seri yang ada dan guru kembali mengajukan pertanyaan yang sama kepada siswa. Sedangkan kegiatan akhir dilakukan dengan meminta siswa menanggapi cerita yang telah didengar dan penyampaian pesan-pesan moral, dan membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 486, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reflaksi yang dilakukan pada siklus selanjutnya akan memberikan penekanan kepada siswa agar mampu menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 305, "width": 118, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Penelitian Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 487, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pembelajaran berbicara melalui media gambar seri adalah sebagai berikut: nilai tertinggi pada siklus II adalah 16 dan nilai terendah adalah 10,5. Dari data rekapitulasi penilaian proses dan penilaian hasil persentase ketuntasan yang diperoleh adalah 86% dan yang tidak tuntas adalah 13% dengan 26 orang siswa yang tuntas dan 4 orang siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dari siklus I dan penilaian yang di capai pada siklus II adalah 86% sudah mencapai ketuntasan. Dimana sudah melebihi ketuntasan yang ditetapkan oleh BNSP 2006 yaitu 75%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 38, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Refleksi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 402, "width": 487, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan lapangan siklus II sudah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran melalui media gambar seri sudah terlaksana oleh guru sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang tercantum dalam RPP. Proses pembelajaran pada siklus I ini mengalami kendala mengatasi keributan yang di karenakan jumlah siswa yang banyak yaitu 30 siswa dalam satu kelas, tapi hal ini dapat di atasi dengan menerapkan metode belajar yang menyenangkan salah satunya dengan media gambar seri yang menarik dan belajar sambil diselingi dengan bernyanyi di saat siswa merasa jenuh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 487, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada kegiatan awal guru mempersiapkan sarana dan prasarana dan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu: siswa dapat menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang tepat. Kegiatan inti pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk: (1) menyebutkan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam setiap gambar seri, (2) mengurutkan gambar seri sesuai urutan yang benar, (3) menentukan judul media gambar seri, (4) menceritakan gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 487, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian berbicara di fokuskan pada penilaian proses dan penilaian hasil. Dimana penilaian proses yaitu: keberanian siswa dalam bercerita, kelancaran dalam bercerita, kesesuaiaan isi cerita dengan gambar, dan lafal dan intonasi. Sementara penilaian hasil yaitu: kemampuan menjawab pertanyaan, kelancaran membaca karangan, kerapian tulisan, penggunaan tanda baca. Saat siswa tampil ke depan kelas untuk bercerita masih ada empat orang siswa yang hanya diam tanpa berbicara. Peneliti sebagai guru berusaha memotivasi siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan gambar agar siswa tersebut dapat menceritakan gambar dengan bahasa sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 57, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 487, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada bagian ini dilakukan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas. Fokus pembahasannya adalah peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri di kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 487, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri pada siklus I ini dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2x30 menit. Pembelajaran keterampilan berbicara melalui media", "type": "Text" }, { "left": 545, "top": 54, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 53, "width": 335, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 487, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "gambar seri pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 06 Mei 2019, sementara pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 08 Mei 2019 pukul 08.00-09.00 WIB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bentuk Perencanaan Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 487, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbicara malalui media gambar seri mengungkapkan bahwa guru telah membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP. Farida (2005:71) menyatakan bahwa “program pembelajaran lebih merupakan kegiatan kelas yang dirancang guru dalam menggambarkan tahap demi tahap tentang yang dilakukan oleh guru bersama siswa sehubungan dengan topik yang dipelajarinya”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 487, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perencanaan yang disusun guru dalam penelitian ini terdiri dari beberapa komponen sabagai berikut: (1) satuan pendidikan, (2) mata pelajaran, (3) kelas/semester, (4) alokasi waktu, (5) standar kompetensi, (6) kompetensi dasar, (7) indikator, (8) materi pokok, (9) kegiatan proses pembelajaran, (10) sumber dan media pembelajaran, dan (11) penilaian. Standar kompetensi dan kompetensi dasar diambil dari KTSP mata pelajaran bahasa Indonesi kelas I, pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri dilakukan di kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 487, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada perencanaan proses pembelajaran diawali dengan kegiatan awal berupa mengkondisikan kelas, menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran, dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu berbicara melalui media gambar seri. Penyampaian ini sangat penting agar siswa dapat memahami tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilaksanakan nantinya dalam proses pembelajaran. Selajutnya pada kegiatan inti perencanaan pembelajaran diharapkan siswa dapat: (1) menyebutkan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam setiap gambar seri, (2) mengurutkan gambar seri sesuai urutan yang benar, (3) menentukan judul media gambar seri, (4) menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri. Sedangkan pada kegiatan akhir berupa penyimpulan proses pembelajaran dan pemberian motivasi siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan berbicara. Berdasarkan perencanaan yang telah peneliti susun, pelaksanaan proses pembelajaran sudah terselenggara sesuai dengan apa yang telah direncanakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 91, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 487, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas I SD terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berupa mempersiapkan situasi, kondisi, sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi terarah dan sistematis di mana tujuan pembelajaran adalah siswa mampu menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri. Pelaksanaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sangat dibutuhkan oleh siswa di SD terutama pada kelas I karena merupakan peralihan dari taman kanak-kanak di mana masih dalam proses belajar sambil bermain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 487, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan catatan dilapangan dan diskusi peneliti dengan guru kelas serta teman sejawat sebagai kolaborator dan observer, ternyata siswa memiliki kemampuan dalam hal sebagi berikut: (1) menyebutkan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam setiap gambar seri, (2) mengurutkan gambar seri sesuai urutan yang benar, (3) menentukan judul media gambar seri, (4) menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri. Umumnya kemampuan siswa dalam menceritakan media gambar seri meningkat baik dari segi keberanian dalam bercerita, kelancaran dalam bercerita, kesesuaian isi cerita dengan media gambar seri, maupun penggunaan lafal dan intonasi. penyebabnya munculnya kemampuan dari siswa karena penggunaan media gambar seri yang menarik, dekat dengan kehidupan siswa serta pemberian motivasi yang tiada henti dari guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 487, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keefektifan penggunaan media gambar seri juga diperkuat oleh hasil penelitian Spaulding (dalam Robertus, 2008:5) menguraikan tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar sebagai berikut: (1) gambar merupakan pengajaran yang dapat menarik minat siswa secara efektif, (2) gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, (3) gambar membantu siswa lebih memahami materi yang akan dipelajarinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 487, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran keterampilan berbicara seperti yang telah peneliti lakukan dalam penelitian ini tidak pernah dilaksanakan oleh guru. Guru tidak pernah menggunakan media khususnya media gambar seri yang dekat dengan kehidupan dan dunia anak-anak dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara. Hal ini berdampak pada siswa yang tidak tertarik pada pembelajaran keterampilan berbicara yang diberikan karena bersifat abstrak, sehingga keterampilan berbicara siswa tidak dapat meningkat secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 487, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut piaget (dalam Djuanda, 2006:58) “Anak usia SD berada dalam perkembangan operasional kongkrit”. Siswa lebih cepat menguasai dan faham bila dihadapkan dengan pembelajaran yang bersifat kongkrit dari pada", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 58, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnawati, H", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 165, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol. 5, No. 2, 2020, pp. 56-62", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 53, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 486, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang bersifat abstrak. Kegiatan akhir pelaksanaan proses pembelajaran berbicara di akhiri dengan menyampaikan pesan-pesan moral dan menyimpukan pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 103, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian pada Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 487, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian yang dilakukan pada saat siswa berbicara melalui media gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang sesuai. Penilaian berlangsung secara objektif. Merujuk kepada analisis penelitian siklus I, nilai rata-rata terhadap keterampilan berbicara siswa adalah 11,9. Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang diperoleh masih ada empat belas orang siswa yang memperoleh nilai kurang. Berdasarkan jumlah ketuntasan perorangan maka ketuntasan belajar yang tercapai hanya 53,3%. Sementara standar ketuntasan belajar menurut BSNP (2006:12) adalah sebesar 75%. Jadi dapat disimpulkan penelitian yang dilakukan pada siklus I masih belum mencapai standar ketuntasan yang diharapkan sesuai dengan BSNP, oleh sebab itu peneliti melakukan siklus II dengan harapan akan dapat lebih meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui media gambar seri di kelas I UPT SDN 14 Lunang Kecamatan Lunang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 487, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data-data dari hasil pengamatan pada siklus I peneliti merasa sangat perlu untuk melakukan persiapan perencanaan pelaksananaan pembelajaran dengan semua komponen-komponen untuk dilaksanakan pada siklus II dengan harapan guru dapat lebih meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui media gambar seri. Menurut Cynhtia (dalam Abdul, 2006:95) “proses pembelajaran yang dimulai dengan fase persiapan mengajar ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar serta mengantisipasi siswa dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 487, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses penyampaian meteri pembelajaran keterampilan berbicara yang berlangsung selama ini hanya meminta siswa menceritakan tentang pengalamannya dengan cara melakukan tanya jawab. Padahal proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih kreatif agar menyenangkan bagi siswa yaitu dengan cara menggunakan media yang lebih variatif dan pembelajaran yang tidak menoton dengan cara memberi waktu bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti bernyanyi sambil bertepuk tangan. Untuk itu di harapkan guru lebih memahami komponen-komponen persiapan mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne (dalam Abdul, 2006:96) “rencana pembelajaran hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran/bahan ajar, pendekatan, metode mengajar, media pengajaran, pengalaman belajar, (3) evaluasi/penilaian pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 97, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 487, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri pada siklus II ini dilakukan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2x30 menit. Pembelajaran keterampilan berbicara malalui media gambar seri pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Mei 2019. Sementara pertemuan dua dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2019 pukul 08.00-09.00 WIB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 479, "width": 128, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bentuk Perencanaan Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 487, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan media gambar seri dalam meningkatakan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat disusun dan diwujukkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pada siklus II pada garis besarnya sama dengan perencanaan siklus I. Perbedaan dapat dilihat dari materi yang akan dibahas yaitu dengan tema pengalaman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 487, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indikator yang ingin dicapai pada siklus II ini yaitu: (1) menyebutkan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam setiap gambar seri, (2) mengurutkan gambar seri sesuai urutan yang benar, (3) menentukan judul media gambar seri, dan (4) menceritakan gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 97, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 487, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan proses pembelajaran keterapilan berbicara melalui media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan siswa di kelas I SD terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal dilakukan persiapan sarana dan prasarana serta menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu menceritakan gambar seri dengan bahasa sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 487, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan catatan dilapangan dan diskusi peneliti dengan guru kelas serta teman sejawat sebagai kolaborator dan observer, ternyata siswa memiliki kemampuan dalam hal sebagai berikut: (1) menyebutkan peristiwa- peristiwa yang terdapat dalam setiap gambar seri, (2) mengurutkan gambar seri sesuai urutan yang benar, (3) menentukan judul media gambar seri, (4) menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri. Umumnya kemampuan siswa dalam menceritakan media gambar seri meningkat, baik dari segi keberanian dalam bercerita, kelancaran dalam bercerita, kesesuaian isi cerita dengan media gambar seri, maupun penggunaan lafal dan", "type": "Text" }, { "left": 545, "top": 54, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "61", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 53, "width": 335, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peningkatan pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 487, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "intonasi. Penyebab munculnya kemampuan dari siswa karena penggunaan media gambar seri yang menarik, dekat dengan kehidupan siswa serta pemberian motivasi yang tiada henti dari guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 487, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran keterampilan berbicara seperti yang telah peneliti lakukan dalam penelitian ini tidak pernah dilaksanakan oleh guru. Guru tidak pernah menggunakan media khususnya media gambar seri yang dekat dengan kehidupan dan dunia anak-anak pada pembelajaran keterampilan berbicara. Akhirnya siswa tidak tertarik pada pembelajaran yang diberikan karena bersifat abstrak, sehingga keterampilan berbicara siswa tidak berani dan tidak dapat meningkat kan keterampilan berbicara siswa secara optimal. Menurut piaget (dalam Dadan, 2006:58) “Anak usia SD berada dalam perkembangan operasional kongkrit”. Siswa lebih cepat menguasai dan faham bila dihadapkan dengan pembelajaran yang bersifat kongkrit dari pada yang bersifat abstrak. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa bercerita dengan melihat media gambar seri, dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 216, "width": 487, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal ini didukung oleh Baugh (dalam Muhammad, 2008:01) “tentang perbandingan peranan alat indera manusia, semua pengalaman belajar yang dimiliki seseorang dapat dipresentasikan sebagai berikut: 90% diperoleh melalui indera lihat, 5% melalui indera dengar, dan 5% melalui indera lainnya. kegiatan akhir pelaksanaan proses pembelajaran berbicara di akhiri dengan menyampaikan pesan-pesan moral dan menyimpukan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 487, "height": 195, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilaian dilakukan pada saat siswa berbicara yaitu penilaian proses aspek keterampilan berbicara yang terdiri dari empat point yakni: (1) keranian dalan bercerita, (2) kelancaran dalam bercerita, (3) kesesuaian isi cerita dengan gambar, dan (4) lafal dan intonasi. Sementara penilaian hasil berupa penilaian dari latihan dan tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh siswa yang terdiri dari empat point yakni: (1) kemampuan menjawab pertanyaan, (2) kelancaran membaca karangan, (3) kerapian tulisan, dan (4) penggunaan tanda baca. Berdasarkan data-data penilaian proses dan penilaian hasil pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 11,9%, dengan empat belas orang siswa yang memiliki jumlah nilai kurang dari 12 dengan persentase ketuntasan 53,3% sementara target ketuntasan yang ingin dicapai yaitu 75%. Untuk itu hasil refleksi penilaian dari siklus I dilanjutkan ke siklus II, dan hasil penilaian proses dan penilaian hasil dalam keterampilan berbicara melalui medai gambar seri pada siklusII sudah mencapai ketuntasan dengan rata-rata 13,2 %, dengan persentase ketuntasan 86%. Dari nilai yang diperoleh pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Jadi dapat dikatakan bahwa guru sudah berhasil dalam membelajarkan siswa, dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Mulyasa (2007:259) “penilaian merupakan ukuran untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, mendiagnosa kesulitan belajar siswa, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas”. Jadi penilaian terhadap proses dan hasil belajar siswa dapat memberikan gambaran tentang kemampuan masing-masing siswa terhadap proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri dengan bahasa sendiri dengan menggunakan lafal dan intonasi yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 56, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 487, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meningkatkan keterampilan berbicara melalui media gambar seri yang telah diselenggarakan pada penelitian ini terbukti sangat efektif dan efesien. Efektifitas tersebut tergambar pada kegiatan sebagai berikut: 1) Meningkatkan keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui media gambar seri dengan cara menceritakan media gambar seri dengan bahasa sendiri dengan lafal dan intonasi yang sesuai; 2) Peningkatan keterampilan berbicara siswa juga didukung oleh persiapan perencanaan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum dan segala komponen- komponen pendukungnya, yang terdiri dari indikator, langkah-langkah pembelajaran, media dan penilaian; 3) Pelaksanaan proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selama dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri guru juga mengajak siswa bernyanyi dengan menyanyikan lagu yang dikenal dan disukai oleh siswa yang bertujuan untuk mengatasi kejenuhan yang dialami oleh siswa; 4) Penilaian dilakukan baik penilaian proses maupun penilaian hasil selama proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui media gambar seri berlangsung. Penilaian ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran kemampuan masing-masing siswa, mendiagnosa kesulitan belajar yang di alami siswa, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 31, "width": 58, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnawati, H", "type": "Page header" }, { "left": 305, "top": 28, "width": 165, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia) Vol. 5, No. 2, 2020, pp. 56-62", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 53, "width": 15, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 235, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal homepage : https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 53, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 487, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Majid. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ahmad Rohani. (1997). Media Intruksional Edukatif . Jakarta: Rineka Cipta. Alben Ambarita. (2006. Manajemen Pembelajaran . Jakarta: Depdiknas. Arif Sudiman. (2003. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Arsyad G. Midar dan Mukti U.S. (1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Azhar Arsyad. (2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Basuki, Wibaya. (1991. Media Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 202, "width": 487, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dadan Djuanda, (2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Depdiknas. (2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 487, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. (2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 487, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Djago Tarigan. (1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah . Jakarta: Bumi Aksara. Farida Rahim. (2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamzah Uno. (2008. Perencanaan Pembelajaran . Jakarta: Bumi Aksara. Harimurti Kridalaksana,. (1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Hendri Guntur Tarigan. (1998. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa . Bandung: Angkasa. Igak Wardhani. (2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Keraf Gorys. (1988. Diksi dan Gaya Bahasa . Jakarta: PT. Gramedia Lana dan Mustafa G. (1988. Keterampilan Berbicara. Api-Api: Fakultas Bahasa, Seni dan Sastra Universitas Negeri Api-Api.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 487, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maidar Arsyad. (1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Mansur Muslich. (2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Proses Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Martinis Yamin. (2008) Taktik Pengembangan Kemampuan Siswa . Jakarta: GP. Press", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 487, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Matthe B Miles, and A. Michael Hubberman. (1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 437, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mukjaiyar. (1999. Perkembangan Pikiran dan Pengajaran Bahasa. Api-Api: UNP. Mulyasa. (2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nana Sudjana dan Ahmad Riva’i. (1997. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Bandung. Parera. Daniel Jos. (1983. Pengantar Linguistik Umum, Fonetik, dan Fonemik Seri D. Jakarta: Nusa Indah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 506, "width": 487, "height": 128, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ratu Badriyah, dkk. (2005. Materi dan Pembelajaran Bahas Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Saleh Abbas,. (2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Subana. (1974. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2007. Methode Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R dan B. Bandung: PT. Alberta. Tangah. (1981). Pengajaran Praktek Berbicara . Jakarta: PT. Gramedia. Tjetjep Rohendi. (1992). Analisis Data Kualitatif . Jakarta: Universitas Indonesia. Usman Basyiruddin,. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra. Wibaya Basuki,. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Yudi Wiboyo. (2009). Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Dengan Menggunakan Media. (online).", "type": "Text" } ]
d9df7b43-8159-f643-5cfa-3108ad250762
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/1792/1583
[ { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "602", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 90, "width": 438, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Buku Suplemen Biologi Materi Keanekaragaman Hayati Bersumber Keunggulan Lokal Daerah Pesisir", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 136, "width": 380, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Tika Aryanti Ningrum, 2 Sonja Verra Tinneke L, 3 Didimus Tanah Boleng", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 152, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Magister Pendidikan Biologi, FKIP Mulawarman, Samarinda", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 485, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. This study aims to develop a biology supplement book and find out the quality of a biology supplement book on biodiversity material sourced from local excellence in coastal areas, which is developed as a suitable source of learning biology for grade X students of SMA / MA. This research includes Research & Development (R&D) with the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). The product assessment was conducted by 2 validators, 4 Biology Teachers, and 103 students. The instrument used was a questionnaire sheet. The assessment of student response trials was conducted at SMA Negeri 1 Muara Badak and SMA Negeri 2 Muara Badak. The data analysis technique uses descriptive qualitative and quantitative. Based on the results of the overall assessment, an average percentage of questionnaires per assessment indicator was obtained, namely material coverage indicators 89.9%, presentation indicators 90.4%, linguistic indicators 87.8%, graphic design indicators 89.3%, included in the Very Eligible (SL) category. The assessment obtained from the experts produced a percentage of eligibility of 91.25% including the Very Eligible (SL) category; biology teacher 90% eligibility percentage. Thus, biology supplement books on biodiversity materials sourced from local excellence in coastal areas are of good quality and are very suitable to be used as learning resources for class X students of SMA / MA. Obstacles encountered during the research and development of biology supplement books, including the preparation of materials, manufacturing of products and barriers in the testing class.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 373, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords :biodiversity, coastal areas, supplement book, learning resources", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 486, "width": 232, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional suatu bangsa dan negara. Dalam pembangunan nasional, sumber daya manusia yang berkualitas mutlak diperlukan. Salah satu wahana untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah alat untuk mencerdaskan bangsa. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan saat ini. Tantangan kemajuan teknologi dan arus globalisasi menuntut para pendidik untuk dapat menghasilkan siswa sebagai sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan tinggi dan keterampilan agar mampu menjawab tantangan tersebut (Anita, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 232, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengajaran materi oleh siswa tidak hanya dapa diperoleh melalui buku pelajaran pokok, karena masih terdapat beberapa pengetahuan yang harus dimiliki siswa yang tidak terdapat di buku pelajaran pokok. Oleh karena itu", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 472, "width": 232, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperlukan adanya buku pelengkap berupa buku suplemen (buku pengayaan) yang dapat memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi pelengkap buku teks pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 541, "width": 232, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ahmadi (2012) Buku suplemen yang baik memiliki keterkaitan dengan suatu daerah, serta mampu mewujudkan desentralisasi pendidkan nasional adalah buku suplemen yang memiliki indikator-indikator sebagai berikut: 1) menjadikan siswa mengetahui keunggulan lokal daerah dimana dia tinggal, 2) memahami berbagai aspek yang berhubungan dengan keunggulan lokal daerah tersebut, 3) siswa mapu mengolah sumber daya, 4) terlibat dalam pelayana/jasa atau kegiatan yang berkaita dengan keunggulan lokal, sehingga mampu memperoleh penghasilan dan melestarikan budaya/ tradisi/ sumber daya yang menjadi unggulan daerah serta mampu bersaing secara nasional maupun global.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "603", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 232, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil observasi yang dilakukan kepada guru mata pelajaran biologi di SMAN 1 dan SMAN 2 kecamatan Muara Badak. Didapatkan informasi bahwa 100% di sekolah tersebut dalam pembelajaran menggunakan buku paket biologi dari beberapa penerbi antara lain penerbit Erlangga, Intan Pariwara dan Yrama Widyat. Adapun alasan digunakannya buku paket ini karena buku paket mudah diperoleh, tetapi buku paket ini juga memiliki beberapa kekurangan antara lain teknik pemaparan materi terlalu meluas, terdapat bahasa yang sulit dipahami oleh siswa dan kurangnya gambar-gambar yang menunjang materi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 232, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut para responden pengenalan potensi lokal daerah dalam pembelajaran kenaekaragaman hayati sangat perlu dilakukan, agar siswa dapat mengenal secara langsung keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan tempat tinggalnya dan dapat memanfaatkan potensi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 232, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan pengembangan mengenai keunggulan lokal yang dibahas dari sisi sains yang diwujudkan dalam bentuk buku suplemen, sehingga peniliti mengambil judul penelitian ini adalah “Pengembangan Buku Suplemen Biologi Materi Keanekaragaman Hayati Bersumber Keunggulan Lokal Daerah Pesisir ”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 167, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 232, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri atas lima tahap pengembangan yaitu Analysis , Design , Develop , Implement ,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 52, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluate.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 614, "width": 232, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap evaluasi dilakukan pada setiap tahap pengembangan. Setiap melakukan setiap tahap seharusnya dilakukan tahap evaluasi kegiatan tersebut kemudian melanjutkan ke tahap selanjutnya (Fenrisch, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 683, "width": 232, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan buku suplemen biologi materi keanekaragaman hayati bersumber keunggulan lokal daerah pesisir terdiri atas tahap Analysis , Design , Develop , Evaluate (ADDE).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 90, "width": 232, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap analisis kebutuhan dan uji coba kelayakan dilakukan di SMA N 1 dan SMA N 2 Muara Badak.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 131, "width": 232, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validasi buku suplemen dilakukan oleh 2 orang ahli, yaitu 1 ahli materi dari dosen pendidikan biologi dan 1 ahli bahasa dari dosen pendidikan Bahasa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 186, "width": 232, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian terdiri dari lembar validasi oleh ahli, lembar telaah dan angket respon peserta didik. Data yang digunakan untuk menganalisis kelayakan oleh guru adalah lembar telaah guru yang berupa data kualitatif yang dapat langsung dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data dari siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap media pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 324, "width": 158, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 338, "width": 232, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan peneliti dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk baru yaitu buku suplemen biologi materi keanekaragaman hayati bersumber potensi lokal daerah pesisir. Berdasarka hasil penelitian diperoleh data mengenai proses pengembangan buku suplemen biologi dan data hasil uji coba kelayakan produk buku suplemen.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 463, "width": 232, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Tim Ahli", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 504, "width": 213, "height": 278, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Indikator Skor Tim Ahli I II Kualitas Materi 1 Kesesuaian materi dengan KD dan tujuan pembelajaran 4 2 Kejelasan penyajian materi 3 3 Penjabaran materi (sistematis, runtut, alur logika jelas) 3 4 Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan 4 5 Ketepatan penulisan istilah dan nama ilmiah 3 6 Kesesuaian judul dengan materi 4", "type": "Table" }, { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "604", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 90, "width": 146, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Materi mudah dipahami 4 8 Ilustrasi/gambar mudah dipahami dan memperjelas uraian 4", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 174, "width": 146, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Keterkaitan ilustrasi atau gambar dengan uraian 4 10 Keruntutan Materi 4", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 262, "width": 190, "height": 513, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas Kebahasaan 11 Bahasa sesuai kaidah dan tata bahasa 3 12 Kalimat tidak mengandung makna ganda 4 13 Kesesuaian bahasa dengan tingkat berpikir siswa 3 14 Komunikatif dan Interaktif 3 15 Ketepatan struktur kalimat 4 16 Keefektifan kalimat 4 17 Kalimat-kalimat yang menyusun teks telah terjalin secara logis dan berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasanutama ( Kepaduan) 4 18 Kemudahan memahami alur materi melalui penggunaan bahasa 3 19 Ke santunan penggunaan bahasa (Penggunaan bahasa yang tetap santun dan tidak mengurangi nilai- nilai pendidikan) 4", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 90, "width": 232, "height": 401, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa (Bahasa yang digunakan mendorong rasa ingin tau siswa untuk menyelesaikan mempelajari materi) 4 Jumlah jawaban tiap responden 3 7 36 Jumlah item tiap responden 1 0 10 Jumlah jawaban seluruh responden (F) 73 Skor tertinggi (N) 4 Total item seluruh responden (IR) 20 Kelayakan Media Pembelajaran (K) 91,25% (Sumber: Data Primer Tahun 2019) Data hasil telaah guru diperoleh dari instrumen telaah guru yang disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen telaah guru pada BAB III. Berikut rincian persentase respon guru terhadap media yang dikembangkan.", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 646, "width": 232, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik 1. Persentase penilaian telaah guru terhadap buku suplemen biologi", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 687, "width": 232, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses uji coba dilakukan kepada 57 peserta didik di SMA Negeri 1 Muara Badak dan 46 peserta didik di SMA Negeri 2 Muara Badak. Berdasarkan uji coba diperoleh data dari hasil angket siswa terhadap buku suplemen biologi materi Keanekaragaman", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "605", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 232, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hayati Bersumber Potensi Lokal Daerah Pesisir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 232, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari penilaian angket peserta didik, secara keseluruhan persentase rata-rata dari keempat indikator penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 235, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik 2. Persentase Rata-rata tiap Indikator Penilaian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 232, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari angket peserta didik, secara keseluruhan persentase rata-rata dari keempat indikator penilaian buku suplemen biologi memperoleh kriteria sangat layak dengan urutan persentase rata-rata tertinggi pada indikator penilaian penyajian yaitu sebesar 90,4%. Hal ini menunjukkan penyajian dalam buku suplemen biologi yang dikembangkan menarik dan memberikan motivasi peserta didik. Indikator penilaian materi mendapat nilai persentase sebesar 89,9 %.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 232, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada buku suplemen biologi yang dikembangkan dalam penelitian indikator cakupan materi merupakan unsur yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan materi yang disajikan dalam buku suplemen biologi berorientasi pada keanekaragaman hayati daerah pesisir yang berkaitan langsung dengan daerah tempat tinggal peserta didik sehingga dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 232, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, dimensi desain grafis mendapatkan persentase sebesar 89,3%. Pada indikator desain grafis buku suplemen biologi berhunbungan dengan ukuran buku suplemen, jenis dan ukuran huruf, letak, tampilan, warna, gambar dan ilustrasi pada buku suplemen biologi. Nilai persentase rata-rata indikator penilaian kebahasaan sebesar 87,8%. Indikator kebahasaan berkaitan dengan ragam bahasa yang komunikatif dalam buku suplemen biologi. Diperoleh rata-rata hasil", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 90, "width": 232, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan buku suplemen biologi secara keseluruhan sebesar 89,5%. Hasil data tersebut dapat diintepretasikan bahwa hasil rata-rata pengembangan buku suplemen biologi adalah sangat layak.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 173, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 186, "width": 232, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku suplemen biologi materi keanekaragaman hayati bersumber keunggulan lokal daerah pesisir berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 283, "width": 232, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengembangan buku suplemen biologi bersumber keunggulan lokal daerah pesisir materi keanekaragaman hayati terdiri dari lima tahap, yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan dan tahap penerapan dan tahap evaluasi. Produk buku suplemen biologi hanya diujicobakan kelayakannya dan evaluasi pada setiap tahap pengembangan Kualitas kelayakan produk", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 421, "width": 232, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan buku suplemen biologi berdasarkan penilaian para ahli memiliki persentase 91,25%, yang termasuk kategori sangat layak. Adapun penilaian telaah guru biologi memiliki persentase kelayakan 90%. Selanjutnya uji coba kelayakan oleh peserta didik diperoleh persentase rata-rata 89,5%, dengan kategori sangat layak. Artinya buku suplemen biologi bersumber keunggulan lokal daerah pesisir layak digunakan sebagai sumber belajar alternatif siswa kelas X SMA/MA khususnya dan pembaca serta masyarakat pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 614, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 628, "width": 232, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran dalam pemanfaatan dan pengembangan produk lebih lanjut sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 670, "width": 232, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku suplemen biologi yang dihasilkan, dapat digunakan sebagai sumber belajar alternatif oleh peserta didik. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk menggunakan buku suplemen biologi ini dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas/lapangan dan memberikan informasi mengenai keanekaragaman hayati bagi peserta", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "606", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 232, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didik di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Muara badak khususnya, serta sekolah di berbagai daerah pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 131, "width": 232, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk buku suplemen biologi materi keanekaragaman hayati Produk buku suplemen biologi materi keanekaragaman hayati bersumber keunggulan lokal daerah pesisir memiliki kualitas yang sangat layak, tetapi peneliti perlu melakukan uji coba lebih lanjut untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh buku suplemen biologi terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran biologi khususnya materi keanekaragaman hayati.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 232, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hambatan-hambatan yang dijumpai selama penelitian dan pengembangan media audio visual antara lain pada pembuatan produk dan hambatan pada saat proses revisi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 262, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmadi, Iif Khoiru. Dkk. Mengembangkan Pendidikan Berbasis", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 380, "width": 210, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keunggulan Lokal Dalam KTSP .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 394, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 407, "width": 235, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Lie. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 231, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Learning di Ruang-Ruang Kelas . Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 232, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grasindo. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Rineka Cipta, Jakarta. Audesirk, T., Audesirk, G. dan Byers, Bruce E.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 232, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2008. Biology Life on Earth with Physiology . Lodon:Pearson Prentice Hall. Bappenas. 2004. Wilayah Kritis Keanekaragaman Hayati di Indonesia .Jakarta:Direktorat Pengendalian", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 587, "width": 209, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 614, "width": 232, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Pasal 1 Ayat 5.Jakarta. 2008", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 670, "width": 232, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenrich, Peter. 2004. Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 711, "width": 149, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "New York; The Dryden Press.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 485, "height": 673, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniasari, Dwi. A. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu Dengan Tema Pendengaran Kelas VIII . Unnes Science Education Journal 3 (2), 463 Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi Edisi Revisi . Jakarta: Yayasan", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 131, "width": 232, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Obor Indonesia. Mulyasa., (2002), Kurikulum Berbasis", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 173, "width": 196, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompotensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi , Bandung; Remaja Rosda karya.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 228, "width": 232, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran; Suatu Pendekatan Baru. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.2010.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 283, "width": 232, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muslich, Masnur, 2007, Melaks anakan PTK Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah ,", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 311, "width": 231, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 338, "width": 196, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2008. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 394, "width": 232, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 463, "width": 196, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Buku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.2008.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 504, "width": 232, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pusat Perbukuan.(2008). Pedoman Penulisan Buku Nonteks. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 545, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sitepu.2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 559, "width": 232, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudarsono, Ratnawati dan Budiwati. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:UM Press Sudjana, N dan Ahmad Rivai. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. Suhardi. (2007). Pengembangan Sumber", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 683, "width": 232, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar Biologi . Yogyakarta: FMIPA UNY. Sugiyono. (2011). Statistik Untuk", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 725, "width": 169, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian . Bandung : Alphabeta.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 752, "width": 232, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurichah Eka. 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasi Keterampilan", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 39, "width": 250, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020)", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 39, "width": 176, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5. No. 1 Januari 2021 p-ISSN: 2598-9944 e- ISSN: 2656-6753", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 822, "width": 168, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 822, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "607", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 90, "width": 196, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berpikir Kritis Pada Materi Keanekaragaman Hayati. http://ejournal. unesa.ac.id/index.php/bioedu", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 145, "width": 232, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nyoman, k. R. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 173, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Humaniora", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 173, "width": 27, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 173, "width": 52, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umumnya.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 186, "width": 142, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" } ]
d1b5ce1d-af91-28f3-1ad5-d6f65a537455
http://journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp/article/download/1348/1070
[ { "left": 44, "top": 809, "width": 113, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 815, "width": 13, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 33, "width": 219, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 105, "width": 465, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pakan alami dan pakan fermentasi terhadap pertumbuhan populasi copepoda ( Oithena sp .) pada skala laboratorium [Natural feed and fermented feed on the population growth of copepods (Oitena sp.) on a laboratory scale]", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 189, "width": 342, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Readjustmen Ndururu 1* , Emmy Syafitri 1 , Helentina Mariance Manulang 1", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 201, "width": 366, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan, Universitas Dharmawangsa", "type": "List item" }, { "left": 49, "top": 217, "width": 496, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT ú The aim of the study was to study natural feed and fermented feed on the population growth of copepods (Oithona sp.) on a laboratory scale. This research was conducted from March to April 2022 at the Laboratory of the Aquaculture Study Program, Faculty of Fisheries, Dharmawangsa University, Medan. The method used to conduct this research is the experimental method or direct observation of the growth of copepods (Oithona sp.) by giving different media. The variables observed were density and population growth rate. Based on the results of the research that has been done, it is concluded that the provision of natural feed with a dose of 50% (P3) has a very significant effect on the population and density of copepods. Feeding fermented organic matter with a dose of 50% (P3) had a very significant effect on the population and density of copepods. The provision of 50% natural feed + 50% organic matter fermented feed (P3) was very good for the population and density of copepods. In this study, the highest cell density of copepods was P3 (129.3 x104 cells/ml). while the lowest density is in P1 as much as 92 x104 cells/ml).", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 361, "width": 290, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words ú Oithona sp, copepods, natural feed, fermented feed", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 385, "width": 495, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK ú Penelitian bertujuan mengkaji pakan alami dan pakan fermentasi terhadap pertumbuhan populasi copepoda ( Oithona sp.) pada skala laboratorium . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d April 2022 di Laboratorium Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu metode eksperimen atau pengamatan secara langsung terhadap pertumbuhan copepoda (Oithona sp.) dengan pemberian media yang berbeda. Variabel yang diamati berupa kepadatan dan laju pertumbuhan populasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu pemberian pakan alami dengan dosis 50% (P3) berpengaruh sangat nyata terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pemberian pakan fermentasi bahan organik dengan dosis 50% (P3) berpengaruh sangat nyata terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pemberian pakan alami 50% + pakan fermentasi bahan organik 50% (P3) sangat baik terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pada penelitian ini, kepadatan sel tertinggi copepoda yaitu P3 sebanyak (129,3 x104 sel/ml). sedangkan untuk kepadatan yang terendah yaitu di P1 sebanyak 92 x104 sel/ml).", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 554, "width": 307, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci ú Oithona sp, copepoda, pakan alami, pakan fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 578, "width": 496, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received ú 27 April 2022, Accepted ú 25 Mei 2022, Published ú 29 Mei 2022. *Koresponden ú Readjustmen Ndururu1, Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan, Universitas Dharmawangsa. Email: [email protected] Kutipan ú Ndururu, R., Syafitri, E., & Manulang, H. M. (2022). Pakan alami dan pakan fermentasi terhadap pertumbuhan populasi copepoda (Oithena sp.) pada skala laboratorium. Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan, 4(1), 43-49. p-ISSN (Media Cetak) ú 2657-0254 e-ISSN (Media Online) ú 2797-3530", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 679, "width": 501, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2022 Oleh authors. Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan . Artikel ini bersifat open access yang didistribusikan di bawah syarat dan ketentuan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 730, "width": 101, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 750, "width": 250, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kegiatan budidaya perikanan, pakan merupakan salah satu komponen utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Pakan tersebut meliputi pakan alami dan pakan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 724, "width": 250, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "buatan. Untuk meningkatkan produksi budidaya perikanan perlu memperhatikan kualitas pakan ikan terutama pada fase larva. Salah satu pakan ikan pada fase larva yaitu pakan alami yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Pemberian pakan alami dengan", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 73, "width": 79, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article", "type": "Page header" }, { "left": 341, "top": 63, "width": 142, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.51179/jipsbp.v4i1.1348", "type": "Page header" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kandungan nutrisi tinggi dapat menjamin kelulusanhidup dan pertumbuhan larva ikan. Pakan alami adalah bahan pakan yang dihasilkan dari organisme hidup dalam bentuk dan kondisinya seperti sifat-sifat keadaan di alam. Pakan alami ini meliputi fitoplankton dan zooplankton. Pakan alami dari jenis zooplankton seperti rotifera dan artemia paling sering digunakan sebagai pakan hidup untuk larva ikan maupun udang (Sihombing, 2015). Organisme pakan alami yaitu organisme hidup yang dikultur dan di gunakan sebagai pakan di dalam proses budidaya perairan, hal ini dinyatakan Eli Sartika, et al. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 267, "width": 250, "height": 304, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu jenis plankton yang memiliki peran penting dalam perairan adalah Copepoda yang tergolong ke dalam zooplankton. Oithona sp.adalah jenis zooplankton yang terdapat diseluruh perairan laut, memiliki bentuk tubuh bulat dan memanjang dan ukuran tubuhnya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan dan udang (Temnykh dan Nishida, 2012). Oithona sp. termasuk salah satu zooplankton dalam sub kelas copepoda yang menjadi pakan alami ikan dan udang. Copepoda banyak digunakan sebagai pakan alami (Vazudevan et al., 2013). Oithona sp. merupakan copepoda yang sesuai untuk dibudidayakan sebagai pakan hidup, karena memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan artemia, dimana kandungan protein dan DHA ( Docosahexaenoic Acid) yang lebih tinggi dan kaya akan sumber FAA ( Free Amino Acid) (Santhanam dkk, 2012). Selain itu, copepoda memiliki potensi sebagai pakan alternatif sebagai subtitusi pengganti rotifer dan artemia atau bahkan keduanya (Jeyaraj dan Santhanam, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 577, "width": 250, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses budidaya, dilakukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan Oithona sp. agar kepadatan populasi juga meningkat. Faktor yang mendukung pertumbuhan populasi Oithona sp. salah satunya adalah pemberian pakan. Pemberian pakan yang berkualitas (ukuran, bentuk, jenis dan kandungan nutrisi seperti protein atau lemak) maka akan menghasilkan pertumbuhan yang baik. Semakin banyak jenis pakan yang diberikan maka semakin baik hasil pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan Sihombing et al. (2016), bahwa selain dari faktor lingkungan, pertumbuhan Oithona sp. juga dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan. Pakan alternatif yang diberikan untuk pertumbuhan dan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 250, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan Oithona sp. yaitu fitoplankton dan pakan organik (bekatul, ampas tahu dan tepung ikan) yang difermentasi. Kombinasi pakan sel fitoplankton dan bahan organik yang difermentasi mampu memberikan nilai nutrisi terbaik bagi pertumbuhan copepoda (Rajthilak et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 175, "width": 250, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehubungan dengan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang kualitas pakan yang terbaik untuk Oithona sp. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 227, "width": 250, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kombinasi Pakan Alami Dan Pakan Fermentasi Terhadap Pertumbuhan Populasi Copepoda ( Oithona sp.) Pada Skala Laboratorium .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 293, "width": 136, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 313, "width": 153, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 326, "width": 250, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s/d April 2022 di Laboratorium Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 392, "width": 113, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 406, "width": 250, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu metode eksperimen atau pengamatan secara langsung terhadap pertumbuhan copepoda (Oithona sp.) dengan pemberian media yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 485, "width": 120, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Percobaan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 498, "width": 253, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuannya yaitu: Perlakuan A : (100% fitoplankton : 0% pakan fermentasi), Perlakuan B : (75% fitoplankton : 25% pakan fermentasi), Perlakuan C : (50% fitoplankton : 50% pakan fermentasi), Perlakuan D : (25% fitoplankton : 75% pakan fermentasi), Perlakuan E : (0% fitoplankton : 100% pakan fermentasi).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 107, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 657, "width": 250, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Persiapan wadah Wadah yang digunakan pada penelitian yaitu toples plastik sebanyak 16 buah. Wadah dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih dan dikeringkan agar bebas dari kotoran atau bakteri yang menempel pada wadah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 749, "width": 250, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Persiapan Media Media yang digunakan dalam penelitian yaitu air laut, ampas tahu, bekatul, dan tepung ikan", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang telah difermentasi serta fitoplankton (Nannochloropsis sp. dan Porphyridium sp.). Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu, dan diberi makan untuk copepoda sesuai takaran yang tertera pada perlakuannya.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 155, "width": 250, "height": 357, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pembuatan Pakan Fermentasi Bahan Organik Proses fermentasi ialah proses penguraian struktur bahan organik dan pengawetan suatu bahan dengan bantuan fungi atau cendawan dan bakteri. Bahan organik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bekatul, ampas tahu, dan tepung ikan. Dengan perbandingan masing- masing bahan tersebut bekatul (35%) : ampas tahu (35%) : dan tepung ikan (30%), kemudian dimasukkan kedalam wadah lalu dicampur rata menjadi satu. Penentuan presentase masing- masing bahan berdasarkan kandungan protein yang berkisar 26,397 % - 26,678 %. Sebelum dilakukan fermentasi terlebih dahulu dilakukan aktifasi EM4 dengan menambahkan molase 1 ml. Perbadingan molase dan EM4 masing- masing yaitu 1:1 dan ditambahkan air sebanyak 100 ml, kemudian didiamkan sampai ± 3 jam. EM4 yang telah diaktifasi molase ditambahkan ke dalam campuran bahan organik. Selanjutnya wadah ditutup rapat dan didiamkan ± 4 hari, setelah 4 hari fermentasi disimpan pada suhu rendah 4 ℃ . Saat diberikan sebagai pakan ke Oithona sp., 0,2 gram fermentasi bahan organik ditimbang lalu dilarutkan ke dalam 50 mL air laut dan diberikan ke masing-masing perlakuan sesuai dengan takaran.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 526, "width": 250, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pengisian Air Wadah yang telah dicuci dengan bersih terlebih dahulu diisi dengan air bersih sebagai media hidup Oithona sp.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 592, "width": 250, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Persiapan media pemeliharaan Fitoplankton yang digunakan yaitu Nannochloropsis sp. dan Porphyridium sp. yang didapatkan dari kultur murni laboratorium. Kemudian bahan organik yang telah difermentasi dicampur dalam satu wadah sesuai dengan takaran yang dibutuhkan sesuai dengan perlakuannya.", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 711, "width": 250, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pengontrolan Pengontrolan akan dilakukan setiap hari sampai Oithona sp. tumbuh dan berkembang biak. Pada saat pengontrolan harus memperhatikan keadaan teknis seperti aerasi, pengukuran suhu dan pengukuran pH. Apabila telah terjadi", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 76, "width": 250, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perubahan warna air, langkah selanjutnya melakukan pengecekan jenis Oithona sp. yang telah tumbuh agar dapat diketahui pertumbuhannya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 142, "width": 250, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Pengukuran Kualitas Air Kualitas air yang diamati untuk suhu dan pH dilakukan setiap hari. Pengamatan dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu pada pagi, siang dan sore hari (Dwirastina, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 221, "width": 122, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Yang Diamati", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 234, "width": 250, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepadatan Total Oithona sp. Perhitungan populasi Oithona sp. dilakukan setiap hari dalam waktu 14 hari. Volume sampel yang diambil sebanyak 50 mil dengan menggunakan gelas beker. Sampel yang berada dalam gelas beker dituang sedikit demi sedikit kedalam cawan petri lalu Oithona sp. yang berada didalam cawan petri tersebut dihitung satu persatu. Setelah mendapatkan data dari perhitungan plankton disetiap bidang pandang dan mengidentifikasi maka bisa dihitung kelimpahan planktonnya. Kelimpahan plankton (sel/liter) dihitung dengan persamaan modifikasi lackey drop:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 552, "width": 250, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh berupa puncak kepadatan populasi Oithona sp. yang disajikan dalam bentuk grafik data hasil pengamatan kepadatan populasi puncak Oithona sp. dan indeks keragaman Oithona sp. Pada siklus populasi Oithona sp. dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) untuk menguji data rata-rata keseluruhan dari respon dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data menunjukkan perbedaan yang signifikan, maka dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Hanafiah, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 737, "width": 250, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju Pertumbuhan Populasi Laju pertumbuhan populasi (r) menggunakan data kepadatan total sampling terakhir dari setiap diet mikroalga. Laju pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "populasi (r) dihitung dengan rumus Krebs (1985) yang digunakan oleh Cheng et al. (2011):", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 208, "width": 73, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 221, "width": 250, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validasi Data Untuk mengetahui apakah data pengamatan dapat dianalisis dengan Analisis Varian (ANAVA) dan bila uji signifikan memperlihatkan pengaruh nyata, maka akan dilanjutkan uji BNT untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan Oithona sp.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 327, "width": 39, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 342, "width": 250, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepadatan Copepoda Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian yang berlangsung selama 21 hari, menunjukkan bahwa pemberian pakan fitoplankton dan pakan fermentasi terhadap kepadatan copepoda tertinggi pada hari ke 7. Tabel 1. Data kepadatan copepoda (104 sel/ml) puncak kepadatan pada hari ke 7.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 567, "width": 250, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepadatan copepoda pada setiap perlakuan P1, P2, P3,P4, dan P5 yaitu pada perlakuan P1 sebanyak 92,3 x 104 sel/ml, P2 sebanyak 116 x 104 sel/ml, P3 sebanyak 129,3 x 104 sel/ml, P4 sebanyak 117,6 x 104 sel/ml, dan P5 sebanyak 113 x 104 sel/ml. Dari masing-masing dapat dilihat bahwa kepadatan sel tertinggi terletak pada perlakuan P3 yaitu 129,3 x 104 sel/ml, dan kepadatan sel terendah terletak di perlakuan P1 yaitu sebanyak 92,3 x 104 sel/ml.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 712, "width": 49, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase lag", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 725, "width": 250, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase lag atau fase adaptasi ialah fase dimana sel tidak mengalami perubahan, tetapi ukuran sel pada fase tersebut meningkat. Fase lag biasanya terjadi pada hari ke-0 hingga hari ke-1, dimana diawali dengan terjadinya penyesuaian sel", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 76, "width": 250, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap lingkungan baru. Pada fase ini, copepoda mengalami metabolisme tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga kepadatannya blom meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 142, "width": 102, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase Eksponensial", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 155, "width": 250, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase eksponensial diawali dengan mulai terjadinya pembelahan sel dengan laju pertumbuhan yang terjadi terus menerus sampai kepadatan sel mencapai maksimal. Fase ini biasanya terjadi dari hari ke-6 dengan terus- menerus mengalami pembelahan sel hingga mencapai kepadatan maksimal pada hari ke-8. Hal tersebut sesuai dengan peningkatan jumlah sel yang terjadi selama masa ini. Fase ini juga sangat berpengaruh dengan pakan dan kualitas air yang harus tetap dijaga.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 314, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase Stasioner", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 327, "width": 250, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase stasioner atau fase penurunan laju pertumbuhan ialah fase dimana aktivitas pembelahan sel mulai berkurang dimana fase ini biasanya terjadi pada hari ke-9. Pada fase ini, laju reproduksi/pembelahan sel sama dengan laju kematian dalam arti penambahan dan pengurangan copepoda relatif sama sehingga kepadatan copepoda cenderung tetap.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 446, "width": 84, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase Kematian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 460, "width": 250, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase kematian pada infusoria terjadi pada hari ke-14. Pada fase ini, laju kematian lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan sehingga kepadatan populasi terus berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 671, "width": 250, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari grafis diatas terlihat kepadatan copepoda pada masing - masing perlakuan menggambar- kan bahwa pemberian pakan fitoplankton dan pakan fermentasi dengan dosis yang berbeda menghasilkan kepadatan tertinggi pada perlakuan P3 dengan dosis 50% pakan alami dan 50% pakan fermentasi sedangkan pada perlakuan P1 menunjukkan kepadatan copepoda terendah.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis variansi (ANOVA) diperoleh nilai Fhitung 6 > F tabel 5,99 (1%). Berarti menunjukan bahwa kombinasi pemberian pakan fitoplankton dan pakan fermentasi berpengaruh sangat nyata ( highly significant) terhadap laju pertumbuhan copepoda ( Oithona sp.).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 155, "width": 250, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) terhadap kepadatan sel oithona sp. menunjukkan bahwa P1, P2, P3 dan P5 berpengaruh nyata pada taraf 5% dengan selisih nilai yang sangat kecil. Namun, P4 berpengaruh sangat nyata terhadap P2 dan P3, terhadap pertumbuhan copepoda", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 261, "width": 250, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju pertumbuhan copepoda Laju pertumbuhan harian merupakan parameter yang menggambarkan kecepatan pertambahan copepoda per satuan waktu. Laju pertumbuhan harian dihitung dari fase awal sampai", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 327, "width": 52, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 327, "width": 57, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepadatan", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 340, "width": 250, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maksimum/puncak. Laju pertumbuhan harian sel copepoda dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 430, "width": 250, "height": 172, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju pertumbuhan harian copepoda pada setiap perlakuan P1, P2, P3 dan P4 yaitu pada perlakuan P1 sebanyak 0,08 sel/ml/hari, perlakuan P2 sebanyak 0,09 sel/ml/hari, perlakuan P3 sebanyak 0,10 sel/ml/hari, perlakuan P4 sebanyak 0,09 sel/ml/hari, dan perlakuan P5 sebanyak 0,09 sel/ml/hari. Dari masing-masing perlakuan dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan tertinggi terletak pada perlakuan P3 yaitu sebanyak 0,10 sel/ml/hari, dan nilai laju pertumbuhan terendah terletak pada perlakuan P1 yaitu sebanyak 0,08 sel/ml/hari.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 602, "width": 250, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan laju pertumbuhan copepoda pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 719, "width": 250, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil analisis sidik ragam pada menunjukkan bahwa laju pertumbuhan copepoda dengan perlakuan pemberian pakan fitoplankton dan pakan fermentasi memperoleh nilai F Hitung < F Tabel yaitu 2,39 < 3,48 pada", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 76, "width": 250, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "taraf uji 5% yang menunjukkan tidak berpengaruh nyata ( non-significant) terhadap laju pertumbuhan copepoda.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 116, "width": 250, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju pertumbuhan copepoda ini dengan pemberian pakan alami dan pakan fermentasi pada perlakuan P3 menghasilkan kepadatan copepoda secara nyata terhadap kecepatan tumbuh pada individu yaitu faktor biologis dimana sifat atau kebiasaan hidup individu tersebut dan faktor non biologis yaitu ketersediaan nutrisi dalam media, suhu, dan salinitas serta pH.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 248, "width": 126, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter Kualitas Air", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 261, "width": 250, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter kualitas air yang diamati pada kegiatan penelitian ini meliputi pH dan suhu. Data kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 380, "width": 250, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan pH pada pertumbuhan organisme merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan enzim. pH air pada kegiatan penelitian ini yaitu berkisar antara 7 – 8. Berdasarkan uji Duncan, nilai salinitas yang memberikan nilai laju pertumbuhan populasi dan nilai laju produksi telur Oithona sp. terbaik adalah salinitas 15 ppt. Suhu selama pemeliharaan berkisar antara 28 – 29ºC dan pH 8.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 519, "width": 90, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 539, "width": 250, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepadatan sel tertinggi terletak pada perlakuan P3 yaitu 129,3 x 104 sel/ml, dan kepadatan sel terendah terletak di perlakuan P1 yaitu sebanyak 92,3 x 104 sel/ml. Menurut Sutomo et al., 2007, kepadatan populasi copepoda dipengaruhi oleh faktor internal (genetik) dan faktor eksternal antara lain faktor lingkungan dan pakan. Pakan mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam pertumbuhan dan juga berdampak pada kepadatan populasi (Drillet et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 690, "width": 250, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase lag biasanya terjadi pada hari ke-0 hingga hari ke-1, dimana diawali dengan terjadinya penyesuaian sel terhadap lingkungan baru. Pada fase ini, copepoda mengalami metabolisme tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga kepadatannya blom meningkat (Eko, 2011). Menurut Violetta (2019), fase eksponensial", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 251, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditandai dengan kepadatan populasi yang meningkat secara signifikan. Menurut Anggra et al ., (2017), pada fase eksponensial, hal yang mempengaruhi pembelahan sel ialah nutrien yang diberikan, cahaya, kualitas air serta lingkungan kultur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brown et al., (1997), yang menyatakan bahwa penurunan pertumbuhan pada fase stasioner disebabkan oleh berkurangnya nutrien dalam media dan adanya persaingan/kompetisi yang semakin besar dalam mendapatkan nutrien, serta ruang hidup. Kematian sel dapat disebabkan karena mulai berkurangnya nutrisi yang tersedia namun tidak sebanding dengan laju pertumbuhan yang ada sehingga mengakibatkan adanya persaingan/kompetisi yang semakin besar dalam mendapatkan nutrien, serta ruang hidup (Brown et al., 1997).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 333, "width": 253, "height": 331, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju pertumbuhan copepoda menunjukkan bahwa pemberian fermentasi memberikan pengaruh nyata. Bahan organik tersebut dapat dimanfaatkan copepoda sebagai sumber pakannya sehingga pemberian fermentasi memberikan pertumbuhan yang baik pada copepoda (Rhajthilak et al, 2014). Pada tahap fermentasi akan terjadi proses hidrolisis sehingga enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana (Suriawiria, 2003). Perbedaan laju pertumbuhan harian pada setiap perlakuan disebabkan oleh kemampuan sel dalam menyerap unsur hara yang terkandung dalam media kultur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Handayani (2003), yang menyatakan bahwa tidak semua bahan dapat diserap dan dipergunakan langsung oleh sel. Selain itu, perbedaan laju pertumbuhan spesifik diduga karena kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan berbeda dalam setiap perlakuan. Hal ini berdasarkan pendapat Hermawan dkk, (2001) bahwa laju pertumbuhan populasi zooplankton banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor media, nutrien, suhu dan aerasi.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 670, "width": 250, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Anderson (2005), menyatakan bahwa pH yang semakin meningkat akan mempengaruhi kadar CO2 terlarut dalam air sehingga kadar CO2 semakin meningkat pula. Suhu yang melebihi kisaran optimum akan menghambat proses metabolisme sel, karena dapat menonaktifkan bahkan mematikan banyak enzim (Hariyati, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 76, "width": 86, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 97, "width": 250, "height": 198, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu pemberian pakan alami dengan dosis 50% (P3) berpengaruh sangat nyata terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pemberian pakan fermentasi bahan organik dengan dosis 50% (P3) berpengaruh sangat nyata terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pemberian pakan alami 50% + pakan fermentasi bahan organik 50% (P3) sangat baik terhadap populasi serta kepadatan copepoda. Pada penelitian ini, kepadatan sel tertinggi copepoda yaitu P3 sebanyak (129,3 x104 sel/ml). sedangkan untuk kepadatan yang terendah yaitu di P1 sebanyak 92 x104 sel/ml).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 320, "width": 113, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 340, "width": 250, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afifah, F.N., Suminto, D. Chilmawati. (2015). Pengaruh Kombinasi Pakan Alami Sel Fitoplankton dan Bahan Organik (Bekatul, Ampas Tahu, Tepung Ikan) yang Difermentasi terhadap Performa Pertumbuhan Oithona sp. Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(4): 11–20.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 425, "width": 250, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliah, Kusmiyati, dan D. Yaniharto. (2010). Pemanfaatan Copepoda Oithona sp. Sebagai Pakan Hidup Larva Ikan Kerapu. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12, No. 1.Hlm 45- 52.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 485, "width": 250, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliah, R.S., Kusmiyati, D. Yahiharto. (2010). Pemanfaatan Copepoda Oithona sp. sebagai Pakan Hidup Larva Ikan Kerapu. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1): 45– 52.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 533, "width": 250, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anindiastuti, Kadek Ari W. & Supriya, (2002).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 545, "width": 222, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budidaya Massal Zooplankton. dalam Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. Balai Budidaya Laut Lampung, Dirjen Perikanan Budidaya. Dep. Kelautan dan Perikanan. Seri Budidaya Laut. 9: 78-96.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 605, "width": 250, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cheng, Shin-Hong., Samba Ka., R. Kumar., Chung-Su Kuo., Jiang-Shiou Hwang. (2011). Effect of Salinity, Food Level, and the Presence of Microcrustcean Zooplankters on The", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 653, "width": 250, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Population Dynamics of Rotifer Brancionus rotundiformis. Hydrobiologia. 669 : 289-299. Ermansyah, G., Tanwiriah, W, dan Asmara, I.Y. (2015). Pengaruh pemberian tepung ampas tahu didalam ransum terhadap bobot potong, bobot karkas dan income over feed cost ayam sentul. Students e-Journal. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 4(4):1-6.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 749, "width": 250, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eldy, wikke febrya, Murwarni Sri, dan Rusyani Emy. 2014. Jurnal Kombinasi Pakan Alami dan Pakan Fermentasi skala Laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 48, "width": 329, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ndururu et al (2022)|Arwana ú Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan ú 4(1), 43-49", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 796, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arwana | Volume 4 | Issue 1", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 797, "width": 187, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.journal.umuslim.ac.id/index.php/jipsbp", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 800, "width": 14, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 76, "width": 250, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik Negeri Lampung. Hermawan,A, Anindiastuti, K.A wahyuni dan E. Julianti (2001). Kajian Pendahuluan Penggunaan Pakan Fermentasi Untuk Kultur", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 124, "width": 221, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Massal Cyclops sp. Buletin budidaya laut 13 : 14-23.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 148, "width": 250, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutabarat & Evans. (1986). Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: Universitas Indonesia. Kawaroe, Mujizat., T. Prartono., A. Rahmat., Dahlia., W. Sari dan D. Augustine. (2012). Laju Pertumbuhan Spesifik Dan Kandungan Asam Lemak Pada Mikroalga Spirulina plattensis, Isocrysis sp. Dan Phorphyridium creuntum. IPB. BOGOR", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 244, "width": 250, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maulana, Maulana, Nurmeiliasari Nurmeiliasari, and Yosi Fenita. \"Pengaruh Media Tumbuh yang Berbeda terhadap Kandungan Air, Protein dan Lemak Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens).\" Buletin Peternakan Tropis 2.2 (2021): 149-157.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 316, "width": 250, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rajthilak C., P. Santhanam., A. Anusuya., A. Pazhanimuthu, R. Ramkumar, N. Jeyaraj, P. Perumal. 2014. Laboratory Culture and Growth Population of Brackish Water Harpacticoid Copepod, Niktora affinis (Gurney, 1927) under Different Temperatures, Salinity and Diets. World Journal of Fish and Marine Sciences. 6(1) : 72-81.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 413, "width": 250, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shantanam, P and P. Perumal. (2012). Evaluation of", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 76, "width": 221, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the Marine Copepod Oithona rigida Giesbrecht as Live Feed for Larviculture of Asian Seabass Lates calcarifer Bloch with Special Reference to Nutritional Value. Indian J. Fish. 59(2) : 127- 134.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 136, "width": 250, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihombing, R.D.L., Suminto dan D. Chilmawati. (2016). Pengaruh Pemberian Pakan Alami Chaetoceros calcitrans dan Isochrysis galbana dengan Dosis yang Berbeda terhadap Ingestion Rate dan Peforma Pertumbuhan Oithona sp. Prosiding Seminar Nasional Tahunan ke-V", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 208, "width": 56, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil-Hasil", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 208, "width": 221, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Perikanan dan Kelautan. Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 232, "width": 250, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarifah, D.H., Suminto, D. Chilmawati. (2015). Produksi Nauplii dan Copepodit Oithona sp. yang Dikultur dengan Perbedaan Diet Mikroalga (Chlorella vulgaris, Chaetoceros calcitrans, dan Isochrysis galbana). Journal of Aquaculture Management and Technology. 4(3): 69–74.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 316, "width": 250, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thariq, M., Mustamin, dan D. W. Putro. (2002).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 328, "width": 221, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biologi Zooplankton dalam Budidaya Fitoplankton dan Zooplankton. Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Dirjen Perikanan Budidaya DKP. Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 389, "width": 6, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "List item" } ]
2395ce32-34db-25bc-1f04-aac323b76578
https://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/mediasosian/article/download/3572/2962
[ { "left": 87, "top": 259, "width": 428, "height": 261, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGEMBANGAN LOCAL HERITAGE DI KABUPATEN LAMONGAN DALAM PERSPEKTIF ANALISIS STAKEHOLDERS by Jurnal Mediasosian", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 642, "width": 261, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submission date: 05-May-2023 04:58AM (UTC-0400) Submission ID: 2084930298", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 677, "width": 324, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "File name: Journal_manager,_Naskah_hal_17-29_1.docx (592.54K) Word count: 3416 Character count: 22706", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 230, "height": 448, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 3 3 8 12 18 29", "type": "Picture" }, { "left": 257, "top": 61, "width": 222, "height": 604, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 4 4 4 5 9 15 27", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 220, "height": 511, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 7 10 16", "type": "Picture" }, { "left": 257, "top": 61, "width": 4, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 257, "width": 8, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Picture" }, { "left": 470, "top": 113, "width": 22, "height": 441, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 28", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 324, "height": 529, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 2 2 6 11", "type": "Picture" }, { "left": 124, "top": 95, "width": 226, "height": 477, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 17 21 25 26 30", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 95, "width": 4, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 235, "top": 61, "width": 200, "height": 313, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 2 5 13", "type": "Picture" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 291, "height": 509, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 2 2 3", "type": "Picture" }, { "left": 222, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 185, "width": 26, "height": 424, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 20", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 241, "height": 367, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 3", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 455, "width": 8, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 222, "top": 656, "width": 4, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 61, "width": 4, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 124, "top": 61, "width": 312, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 22 31", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 97, "width": 77, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 %", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 161, "width": 93, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMILARITY INDEX", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 116, "width": 55, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 %", "type": "Picture" }, { "left": 179, "top": 161, "width": 102, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTERNET SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 116, "width": 168, "height": 60, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 % PUBLICATIONS 4 %", "type": "Picture" }, { "left": 446, "top": 161, "width": 92, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STUDENT PAPERS", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 220, "width": 514, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 5 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 297, "width": 10, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 281, "width": 36, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 341, "width": 514, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 2 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 418, "width": 10, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 402, "width": 36, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 479, "width": 10, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 463, "width": 36, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 634, "width": 10, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 618, "width": 36, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 695, "width": 10, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 679, "width": 36, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 28, "width": 487, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGEMBANGAN LOCAL HERITAGE DI KABUPATEN LAMONGAN DALAM PERSPEKTIF ANALISIS STAKEHOLDERS", "type": "Section header" }, { "left": 45, "top": 85, "width": 88, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ORIGINALITY REPORT", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 199, "width": 80, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PRIMARY SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 225, "width": 167, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ojs.unik-kediri.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 286, "width": 198, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lamongantourism.com", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 79, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 347, "width": 291, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "journal.universitaspahlawan.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 371, "width": 79, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 408, "width": 161, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ejournal.ipdn.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 432, "width": 79, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 468, "width": 388, "height": 100, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogi Widya Saka Warsaa, Nicholaus Wayong Kabelen. \"Analisi Visual Penerapan Brand Equity Pada Video City Branding \"Shining Batu\"\", Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 568, "width": 42, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 591, "width": 58, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 624, "width": 177, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "journal.unigres.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 685, "width": 257, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kebudayaan.kemdikbud.go.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 48, "width": 10, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 32, "width": 36, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 303, "width": 10, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 287, "width": 36, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 458, "width": 20, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 442, "width": 36, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 519, "width": 20, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 503, "width": 36, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 580, "width": 20, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Table" }, { "left": 514, "top": 564, "width": 54, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 640, "width": 20, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 624, "width": 54, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 38, "width": 395, "height": 237, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deby Febriyan Eprilianto, Meirinawati Meirinawati, Eva Hany Fanida, Trenda Aktiva Oktariyanda. \"PENGUATAN KELEMBAGAAN KARANG TARUNA JATI KENONGO DESA PEPELEGI MELALUI PELATIHAN EVENT ORGANIZING DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI ORGANISASI KEPEMUDAAN DI MASYARAKAT\", Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2022 Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 292, "width": 403, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Made Yuda Indrawan, Westi Utami. \"STRATEGI PENYELESAIAN PERMASALAHAN", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 342, "width": 396, "height": 88, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KONSOLIDASI TANAH SUBAK SANGGULAN DI BALI\", Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi Negara, 2022 Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 447, "width": 180, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repositori.uhnp.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 508, "width": 167, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repositori.usu.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 532, "width": 79, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 569, "width": 176, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.acarindex.com Internet Source", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 630, "width": 391, "height": 124, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yeti Ika Nur Hayati, Muhammad Hanif. \"Upacara Mendhak Ki Buyut Terik (Studi Nilai Budaya Dan Potensinya Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah)\", AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA, 2019", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 71, "width": 20, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 55, "width": 54, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Page header" }, { "left": 49, "top": 115, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 176, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 237, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 417, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 478, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 539, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 600, "width": 519, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 676, "width": 20, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22", "type": "Table" }, { "left": 514, "top": 660, "width": 54, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 737, "width": 20, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 28, "width": 58, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Publication", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 60, "width": 123, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jatimnow.com Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 121, "width": 189, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repository.uinjkt.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 145, "width": 79, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 182, "width": 212, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "garuda.kemdikbud.go.id Internet Source", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 243, "width": 371, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekar Novi Prihatin, Luluk Fauziah. \"PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN BERBASIS UPKU PANCA USAHA DI DESA MOJORUNTUT KECAMATAN", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 342, "width": 355, "height": 49, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KREMBUNG\", JKMP (Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik), 2016", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 390, "width": 58, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 423, "width": 89, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "core.ac.uk Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 483, "width": 267, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "elektro.studentjournal.ub.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 544, "width": 135, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jatimtimes.com", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 568, "width": 79, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 605, "width": 150, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "osc.fhisip.ut.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 666, "width": 115, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tr.scribd.com Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 727, "width": 170, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.slideshare.net", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 28, "width": 54, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Page header" }, { "left": 49, "top": 104, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 88, "width": 54, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 244, "width": 519, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 305, "width": 519, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 365, "width": 519, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 426, "width": 519, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 487, "width": 519, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 < 1 %", "type": "Picture" }, { "left": 49, "top": 564, "width": 20, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 548, "width": 54, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 28, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 94, "width": 366, "height": 124, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eka Rosanti, Ratih Andhika Akbar Rahma, Mahmudah Hamawi. \"Sinergitas Pos UKK, Gapoktan, Desa dan Puskesmas Dalam Mewujudkan Desa Safety Farming\", Warta LPM, 2022", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 217, "width": 58, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Publication", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 249, "width": 124, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "docplayer.info Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 144, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "eprints.uns.ac.id Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 371, "width": 169, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jdih.kuduskab.go.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 395, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 432, "width": 172, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repository.usu.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 456, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 492, "width": 151, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.8168.org.tw", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 516, "width": 79, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 553, "width": 379, "height": 188, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yunus Pajanjan Paulangan, Hendrik Sombo, Pernandes Silaen, Johanis Valentino Fofied. \"ANALISIS KELEMBAGAAN LOKAL PENGELOLAAN CALON KAWASAN KONSERVASI TAMAN PULAU KOLEPOM KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA\", Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 2022 Publication", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 48, "width": 20, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 32, "width": 54, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1 %", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 173, "width": 76, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude quotes", "type": "Picture" }, { "left": 167, "top": 173, "width": 15, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "On", "type": "Table" }, { "left": 49, "top": 173, "width": 397, "height": 34, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude bibliography On Exclude matches Off", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 38, "width": 163, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "repository.ub.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 61, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 28, "width": 487, "height": 48, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGEMBANGAN LOCAL HERITAGE DI KABUPATEN LAMONGAN DALAM PERSPEKTIF ANALISIS STAKEHOLDERS", "type": "Section header" }, { "left": 45, "top": 86, "width": 31, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 1", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 115, "width": 31, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 2", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 143, "width": 31, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 3", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 172, "width": 31, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 4", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 200, "width": 31, "height": 126, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 5 PAGE 6 PAGE 7 PAGE 8 PAGE 9", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 343, "width": 36, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 10", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 371, "width": 36, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 11", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 400, "width": 36, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 12", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 428, "width": 36, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PAGE 13", "type": "Text" } ]
6e3c4c57-b07d-a4b0-3451-45e8a6e9c941
https://jurnal.unigal.ac.id/agroinfogaluh/article/download/1608/1291
[ { "left": 438, "top": 786, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman | 619", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 105, "width": 235, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 117, "width": 188, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 128, "width": 245, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Studi Kasus Pada Petani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis )", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 163, "width": 225, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh : Dudin Aliyudin 1 , Dini Rochdiani 2 , M. Nurdin Yusuf 3", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 183, "width": 195, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Mahasiswa Fakltas Pertanian Universitas Galuh", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 195, "width": 203, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 206, "width": 181, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 232, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 243, "width": 397, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelayakan usahatani Pepaya California di Desa Cidolog, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, (2) Payback Period usahatani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis, (3) Kendala yang dihadapi oleh petani pepaya california di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 289, "width": 397, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2017 yang berlokasi di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani pepaya di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis yang dilakukan secara sengaja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 335, "width": 397, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis layak untuk diusahakan dengan nilai NPV Rp. 74.643.677 Net B/C dengan Discount Rate 9% adalah 1,74, Gross B/C dengan Discount Rate 9% adalah 1,30, IRR usahatani Pepaya California adalah 38,04%. Dengan melihat beberapa kriteria kelayakan menunjukan angka positif atau lebih dari nol dan IRR lebih besar dari bunga bank (9%) yang berlaku. Payback period yang diperoleh pada usahatani pepaya california di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis adalah 1 tahun 5 bulan 4 hari, kendala yang dihadapi petani pepaya california di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis adalah tingginya harga kebutuhan pokok pertanian, keterbatasan modal, kurang nya perhatian pemerintah daerah setempat terhadap usahatani pepaya california.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 461, "width": 258, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Kelayakan Usaha, Usahatani, Pepaya California.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 484, "width": 78, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 496, "width": 192, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu meningkatkan pendapatan petani di Indonesia. Dengan wilayah yang cukup luas dan dengan variasi agroklimat yang tinggi membuat Indonesia menjadi daerah yang potensial bagi pengembangan hortikultura baik dataran rendah maupun dataran tinggi. Variasi agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun, (Sujiprihati, Sriani, ketty, 2015)..", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 657, "width": 192, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia memiliki berbagai macam jenis buah-buahan yang dijadikan sebagai buah unggulan di Indonesia. Hal ini dikarenakan buah-buahan tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar untuk diekspor ke luar negeri (Irham dan Yogi, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 726, "width": 192, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pepaya merupakan buah yang berasal dari Amerika Tropis, tetapi buah ini sangat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 484, "width": 191, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikenal oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan lapisan masyarakat hal ini dikarenakan pepaya di Indonesia tersedia sepanjang tahun karena untuk melakukan budidaya pepaya tidak mengenal musim.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 553, "width": 109, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 576, "width": 191, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (case study) pada petani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis. Menurut Nazir (2011), studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 703, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 714, "width": 191, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 192, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 1, September 2017", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 58, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman | 620", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 192, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pepaya California adalah tanaman tahunan yang batang nya berbentuk bulat, dan daun berbntuk berupa spiral, yang dibudidaya kan oleh petani.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 133, "width": 192, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Biaya adalah seluruh korbanan yang dipergunakan untuk menghasikan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 156, "width": 170, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendapatan kotor dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 179, "width": 192, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Biaya investasi adalah pengeluaran- pengeluaran yang dilakukan oleh petani untuk pembelian barang-barang atau jasa yang dibutuhkan dalam rangkaian investasi atau dari mulai persiapan lahan sampai usahatani itu berjalan dan diukur dalam satuan rupiah (Rp). Biaya investasi terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 271, "width": 173, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Biaya pembelian bibit, dihitung dalam satuan pohon dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 306, "width": 173, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Biaya pembelian pupuk, dihitung dalam satuan kilogram dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 340, "width": 173, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Biaya pembelian peralatan, dinilai dalam satuan buah dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 375, "width": 173, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Biaya tenaga kerja, dihitung dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 421, "width": 192, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin selama umur penanaman berlangsung, dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per tahun, meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 177, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Biaya sewa lahan, dinilai dalam satuan rupiah per hektar per tahun.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 177, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Biaya pemupukan, dihitung dalam satuan kilogram, dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 177, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Biaya obat-obatan, dihitung dalam satuan kilogram, dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 177, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Biaya peralatan, dihitung dalam satuan buah, dinyatakan dalam satuan rupiah per tahun.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 177, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Biaya tenaga kerja, dihitung dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK) dan dinyatakan dalam satuan rupiah per hektar per tahun.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 651, "width": 188, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Benefit adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 674, "width": 188, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Net benefit adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 188, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Net Present Value (NPV) net benefit yang telah didiskon dengan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 166, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 110, "width": 187, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif dengan net benefit yang telah didiskon negatif.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 156, "width": 187, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit kotor dengan cost secara keseluruhan yang telah di diskon.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 202, "width": 187, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10) Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 237, "width": 188, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11) Payback Period (PP) adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam proyek tersebut dapat kembali. Usahatani pepaya California ini dianalisis dalam jangka waktu 3 tahun. Asumsi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Harga input dan output tetap selama periode analisis.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 340, "width": 154, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Semua hasil produksi habis terjual.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 352, "width": 166, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Harga Produk adalah harga yang berlaku pada saat penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 375, "width": 166, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4) Periode analisis sesuai dengan umur produksi pepaya yaitu 3 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 398, "width": 166, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) Tingkat bunga bank yang berlaku selama penelitian sebesar 9% per tahun.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 421, "width": 116, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 432, "width": 191, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas atau instansi yang terkait dengan penelitian ini dan dari studi kepustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 536, "width": 112, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Penarikan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 547, "width": 191, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengambilan sampel petani menggunakan purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang sengaja dipilih atas pertimbangan tertentu atau tidak acak (Nasehudin dan Gozali, 2012). Sampel yang dipilih adalah seorang petani Pepaya California yang bernama Bapak Muhtar dengan pertimbangan lahan terluas di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 651, "width": 191, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisis dengan menggunakan metode analisis kelayakan finansial", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 697, "width": 191, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usahatani, dengan rumus sebagai berikut (Soetriono, 2006):", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 38, "width": 235, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 49, "width": 188, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 61, "width": 327, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Studi Kasus Pada Petani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis )", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 84, "width": 270, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DUDIN ALIYUDIN, DINI ROCHDIANI, M. NURDIN YUSUF", "type": "Text" }, { "left": 438, "top": 786, "width": 58, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman | 621", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 109, "width": 124, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Net Present Value (NPV)", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 134, "width": 8, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "=", "type": "Picture" }, { "left": 220, "top": 126, "width": 8, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "−", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 140, "width": 30, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1 + )", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 163, "width": 190, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: NPV : Net Present Value Bt : Penerimaan/ benefit pad atahun ke-t Ct : Biaya pada tahun ke-t n : Lamanya priode waktu (tahun) i : Diskon faktor Kriteria: NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak ( feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 301, "width": 56, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keadaan BEP.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 324, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 191, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net B/C :Net Benefit Cost Ratio NPV (+) : Net Present Value yang telah di diskonpositif NPV (-) : Net Present Value yang telah di diskon negatif. Kriteria:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 191, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 428, "width": 191, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 451, "width": 191, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net B/C = 1 (satu) berarticash in flows = cash out flows (BEP) atau TR=TC. c. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 482, "width": 64, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/ = ∑ ( ) ∑ ( )", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 511, "width": 174, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Gross B/C :Gross Benefit Cost Ratio PV (B) : Present Value Benefit PV (C)", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 545, "width": 191, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Present Value Cost Kriteria: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 191, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berart iproyek dalam keadaan BEP.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 637, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Internal Rate of Return (IRR)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 660, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 672, "width": 191, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IRR : Internal Rate of Return i 1 : Tingkat bunga (Discount Rate) pertama dimana diperoleh NPV positif", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 6, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i 2", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 706, "width": 191, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Tingkat bunga (Discount Rate) kedua dimana diperoleh NPV negatif NPV 1 : NPV pertama yang bernilai positif NPV 2 : NPV kedua yang bernilai negatif", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 109, "width": 192, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria: IRR > i bank maka proyek dikatakan layak IRR = i bank berarti proyek pada BEP IRR < i bank dikatakan bahwa proyek tidak layak ibank: Tingkat bunga bank. e. Payback Period (PP) Payback period (PP) merupakan jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan, maka menggunakan rumus sebagai berikut (Suliyanto, 2010):", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 266, "width": 152, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PP=T p-1 + Akumulasi Kas Masuk Sebelum PP", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 272, "width": 188, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arus Kas Bersih pada PP x 1 tahun Keterangan :", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 312, "width": 150, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T p-1 = tahun sebelum terdapat PP", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 324, "width": 129, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 335, "width": 191, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada seorang petani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis. Adapun waktu penelitian dibagi dalam tahapan sebagai berikut :", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 393, "width": 191, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahapan persiapan yaitu survei pendahuluan, penulisan usulan penelitian, dan seminar usulan penelitian direncanakan pada bulan April 2017.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 439, "width": 191, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahapan pengumpulan data dari lapangan yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder direncanakan pada bulan April 2017.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 485, "width": 191, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tahapan pengolahan dan analisis data, penyusunan serta penulisan skripsi di rencanakan pada bulan Mei 2017 sampai dengan selesai.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 543, "width": 129, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 565, "width": 191, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden dalam penelitian ini adalah bapak Muhtar yang merupakan petani pelopor dalam pengembangan Pepaya California (Carica papaya L.). Responden berumur 46 tahun, umur tersebut termasuk umur prouktif. 1. Pendidikan Responden Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sumber daya manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula respon terhadap teknologi baru dan cara berpikir. Meskipun pendidikan responden rendah yaitu hanya tamatan Sekolah Dasar tetapi responden mampu melakukan usahatani pepaya dengan baik karena responden pernah", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 329, "width": 165, "height": 356, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ") ( ) ( /    NPV NPV C NetB   1 2 2 1 1 1 ) ( i i NPV NPV NPV i IRR    ", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 192, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 1, September 2017", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 58, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman | 622", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 191, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaksanakan pelatihan tentang budidaya pepaya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 110, "width": 122, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengalaman Berusahatani", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 122, "width": 192, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengalaman responden dalam usahatani pepaya yaitu selama 5 tahun. Meskipun pengalaman berusahataninya belum lama tetapi responden mampu menjalankan usahanya sehingga secara bertahap dapat memperbaiki usahataninya baik dari segi kualitas maupun kuantitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 155, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kondisi Umum Usahatani Pepaya California", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 225, "width": 192, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas lahan yang ditanami pepaya oleh Bapak muhtar adalah 5 hektar. Kondisi lahan yang ditanami pepaya adalah tanah hak sewa milik masyarakat setempat. a. Teknik Penanaman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 177, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benih pepaya yang sudah berumur 45-60 hari dipersemaian langsung ditanam pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 329, "width": 191, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila ada pohon yang mati, dengan persiapan bibit untuk penyulaman sebanyak 300 pohon.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 375, "width": 191, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga. Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah. d. Pengairan dan Penyiraman Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami. e. Panen dan pasca panen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 178, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Setelah dipanen buah diletakan disuatu tempat yang cukup, dekat dari lokasi dan diberi alas plastik/ koran atau apa saja hingga buah terhindar dari kerusakan. Supaya buah itu matang petani perlu melakukan pengemposan (buah disimpan ditempat yang mempunyai suhu yang tinggi).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 191, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Pepaya California", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 110, "width": 191, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria investasi yang digunakan dalam analisis usahatani pepaya yaitu Net Present value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Internal Rate of Return (IRR) sedangkan untuk mengetahui berapa lama waktu pengembalian modal usahatani pepaya tersebut mengunakan Payback Periode.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 202, "width": 76, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Biaya Investasi", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 214, "width": 191, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya investasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan sebelum usahatani pepaya itu berjalan. Biaya investasi dalam usahatani pepaya yang dikeluarkan oleh Bapak muhtar terdiri dari sewa lahan, pembelian bibit pepaya, pembelian pupuk, pembeliaan peralatan, dan biaya tenaga kerja. Total biaya investasi usahatani pepaya ini Rp.78.540.600 .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 306, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Biaya Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 317, "width": 191, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya operasional merupakan biaya yang rutin dikeluarkan setiap satu tahun sekali dalam melakukan usahatani pepaya california, yaitu sewa lahan, pembelian pupuk, obat- obatan, peralatan, solar, tenaga kerja, dan sewa mobil. Total biaya operasional yang digunakan dalam usahatani pepaya ini Rp. 167.049.000 .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 398, "width": 41, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Benefit", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 409, "width": 191, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi. Penerimaan yang diperoleh selama umur proyek Rp.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 455, "width": 191, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "379.350.000 . 4) Net Benefit Pendapatan merupakan selisih dari total", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 490, "width": 191, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penerimaan yang diperoleh petani dengan jumlah biaya produksi selam proses produksi berlangsung. Pendapatan yang diperoleh selama umur proyek Rp. 108.997.900.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 536, "width": 115, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Net Present Value (NPV)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 547, "width": 191, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net Present Value (NPV) merupakan perhitungan nilai sekarang (present value) dari selisih antara manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada Discount Rate tertentu yang berlaku pada saat penelitian. Net Present Value yang diperoleh adalah Rp.74.643.677 pada Discount Rate 9%. Karena nilai Net Present Value (NPV) pada Discount Rate 9% lebih besar dari nol, maka usahatani pepaya california yang diusahakan petani layak untuk di usahakan. 6) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 674, "width": 191, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara Net Present Value Benefit yang positif dengan Net Present Value Benefit yang negatif. Hasil analisis menunjukkanbahwa nilai Net B/C usahatani pepaya california dengan Discount Rate 9% adalah 1,74 nilai tersebut menunjukan", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 38, "width": 235, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 49, "width": 188, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.)", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 61, "width": 327, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Studi Kasus Pada Petani Pepaya California di Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis )", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 84, "width": 270, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DUDIN ALIYUDIN, DINI ROCHDIANI, M. NURDIN YUSUF", "type": "Text" }, { "left": 438, "top": 786, "width": 58, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman | 623", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 109, "width": 191, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa usahatani kopi robusta layak untuk diusahakan karena lebih dari satu 7) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 192, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) merupakan perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Hasil analisis menunjukkanbahwa nilai Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) usahatani pepaya california dengan Discount Rate 9% adalah 1,30 nilai tersebut menunjukan bahwa usahatni Pepaya Caliifornia layak untuk diusahakan karena lebih dari satu.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 258, "width": 187, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Internal Rate of Return (IRR) usahatani pepaya california adalah 38,04 % Hal ini menunjukan bahwa usahatani pepaya california layak untuk diusahakan karena lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku yaitu 9%. 9) Payback Period(PP)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 192, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Payback Period (PP) digunakan untuk menilai jangka waktu pengembalian investasi suatu proyek. Semakin cepat pengembalian investasi maka usahatani ini semakin layak untuk diusahakan. Jangka waktu tercapainya Payback Period pada usatani pepaya california adalah 1 tahun 5 bulan 4 hari.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 465, "width": 172, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kendala yang dihadapi petani pepaya", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 477, "width": 191, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala yang di hadapi oleh petani pepaya california di Desa Cidolog yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 499, "width": 192, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tingginya kebutuhan pokok pertanian dan sarana pendukung pertanian seperti, bibit, pupuk, obat-obatan, dan alat-alat mesin pertanian, dan lain-lain khususnya yang dibutuhkan para petani Pepaya California di", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 557, "width": 181, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabpaten Ciamis.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 580, "width": 93, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Keterbatasan modal.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 191, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Produksi Pepaya California di Desa Cidolog belum memenuhi Permintaan dari pasar.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 615, "width": 192, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pepaya belum mendapatkan perhatian yang khusus dari pemerintah, sehingga semua kebutuhan harus di tanggung sendiri oleh petani, seperti tidak adanya bantuan benih, pupuk, dan kebutuhan lainnya, demikian pula untuk penyuluhan terhadap komoditas Pepaya California sangat jarang di lakukan oleh petugas penyuluh pertanian setempat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 718, "width": 92, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 730, "width": 191, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irham dan yogi. 2014. Ekspor di indonesia . Pustaka Binaman. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 109, "width": 191, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasehudin, dan Nanang Gozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Pustaka Setia. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 143, "width": 191, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 166, "width": 188, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetriono, 2006. Daya Saing Pertanian Dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia, Malang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 201, "width": 191, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujiprihati, Sriani dan Ketty Suketi. 2009. Budidaya pepaya unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.", "type": "Text" } ]
b7eb1ba2-ea5a-1575-dae1-9c09eaee7c5a
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/alhuquq/article/download/5013/2784
[ { "left": 142, "top": 111, "width": 243, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 125, "width": 159, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2715-0003; E-ISSN 2714-5514 DOI: http://doi.org/10.19105/alhuquq.v3i2.5013", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 673, "width": 218, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "email koresproden [email protected] https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ Copyright (c) 2019 by al-huquq. All Right Reserved", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 151, "width": 331, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada Pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 183, "width": 106, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi Syariah", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 214, "width": 80, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 227, "width": 294, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jl. Marsda Adisucipto Yogyakara, 55281)", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 264, "width": 42, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak:", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 276, "width": 286, "height": 385, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia yang menjadi salah satu Negara di asia yang terdampak pandemi Covid-19 ini, baik dari sektor kesehatan, pendidikan dan sektor-sektor penting lainnya. Bahkan pada sektor ekonomipun menjadi sasaran dari dampak pandemi Covid-19 tersebut, sehingga banyak perusahaan, pabrik dan beberapa pelaku ekonomi mengalami kerugian yang cukup besar. Selain itu, dampak dari pandemi Covid-19 ini menyebabkan rendahnya sentiment investor terhadap pasar yang pada endingnya membawa pasar ke arah cenderung negative. Untuk mengurai kekhawatiran para investor tersebut, dalam penelitian ini akan memberikan sebuah konsep untuk menjaga stabilitas usaha pada pelaksanaan investasi. Dalam mempertegas content pada penelitian ini, terdapat tiga pokok permasalah yang akan dijawab, yaitu bagaimana perspektif hukum Islam tentang investasi, bagaimana tinjauan umum tentang akad murabahah, serta bagaimana cara menjaga stabilitas usaha dengan penerapan akad murabahah pada pelaksanaan investasi syariah. Penelitian yang merupakan jenis penelitian normatif ini akan menggunakan metode pendekatan konseptual, serta teknik analisis data bersifat analisis deskriptive dan argumentative. Dengan harapan bahwa konsep ini akan memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan ekonomi dan terwujudnya kemaslahatan, serta terciptanya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. (Indonesia which is one of the countries in Asia that has been effected by the covid -19 pandemic, both from the health sector, education and other important sectors. Even in the economic sector was targeted by the impact of the Covid-19 pandemic, so that many companies, factories and some economic actors suffered considerable losses. In addition, the impact of covid-19 pandemic caused low investor sentiment towards the market", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "186", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 286, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "which in the end led the market to tend to be negative. To unravel the concerns of these investors, in this study will provide a concept to maintain business stability in the implementation of investments. In emphasizing the content of this research, there are three main issues that Will be answered, namely how is the perspective of islamic law on Investment, how is an overview of murabahah contracts, and how to maintain business stability by implementing murabahah contracts in the implementation of Sharia investment. Reseach which is a type of normative research will use conceptual approach methods, as well as descriptive and argumentative data analysis techniques. It is hoped that this concept will have a positive impact on economic development and the realization of benefits, as well as the cration of a just and prosperous society blessed by Allah SWT).", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 341, "width": 175, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Covid-19, Murabahah , Investasi Syariah", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 398, "width": 70, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 412, "width": 345, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasus penyebaran virus Covid-19 (Corona Virus Diseasi 2019) yang menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap sektor kesehatan, yang terbilang sangat mengkhawatirkan karena jumlah pasien yang setiap hari semakin bertambah dan sektor pendidikan yang tidak teralu efektif karena tidak bisa belajar langsung di sekolah. Bahkan dampak yang paling dirasakan yaitu pada sektor ekonomi yang berpotensi akan mengganggu kinerja keuangan, juga membuat perlambatan perekonomian di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 521, "width": 345, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyebaran dan peningkatan jumlah kasus Covid-19 terjadi dengan waktu yang sangat cepat dan telah menyebar di berbagai Negara termasuk Indonesia. sampai bulan agustus tahun 2020, dilaporkan total kasus terkonfirmasi 17.660.523 kasus dengan 680.894 kematian dimana kasus dilaporkan di 216 Negara (WHO, 2020). Sedangkan di Indonesia kasus terkonfirmasi sebanyak 165. 887 dengan 7.169 kematian di 34 provinsi (Kemenkes RI, 2020). 1", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 345, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Fakhrul Rozi Yamali and Ririn Noviyanti Putri, ‘Dampak Covid -19 Terhadap Ekonomi Indonesia’, Ekonomis: Journal of Economics and Business , 4.2 (2020), 384", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 196, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179>.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari sekian banyak dampak yang terjadi dan kegelisahan rakyat indonesia terkhusus pada pengusaha atau pemilik modal, pemerintah Indonesia merespon dengan cepat dampak pandemi Covid-19 pada sektor ekonomi dan keuangan melalui penguatan Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Hal ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia, mengingat kinerja Lembaga Keuangan Syariah yang begitu baik dan pesatnya kemajuan yang terjadi pada lembaga keuangan tersebut. seperti apa yang sudah banyak dikenal dan diketahui, Lembaga Keuangan Syariah yang merupakan salah satu sistem intermediasi keuangan nasional, juga sangat berperan penting dalam setiap kebijakan stimulus perekonomian di Indonesia atau nasional melalui berbagai produk pembiayaan yang pada pelaksanaanya menggunakan sistem syariah. Salah satunya pada pelaksanaan penanaman modal atau investasi pada Lembaga Keuangan Syariah. Investasi sendiri merupakan suatu kegiatan yang diperbolehkan bahkan dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Hal ini dikarenakan kegiatan investasi ini sudah dilakukan oleh Nabi Mohammad Saw, yang pada masa hidupnya beliau sering meakukan kegiatan tersebut, bahkan dari sejak Nabi Mohammad masih muda sampai menjelang masa kerasulannya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 429, "width": 346, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. 2 Investasi merupakan bagian dari fikih muamalah, maka berlaku kaidah hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. 3 Selain itu, kegiatan investasi adalah sebuah maslahah multiplayer effect, yang pada esensinya akan terciptanya sebuah lapangan usaha yang berpotensi menghasilkan laba yang halal dan lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan oleh sejuamlah orang untuk mencukupi kehidupannya, serta menghindari mengendapnya harta yang dimiliki dan meminimalisir perputaran harta diantara orang kaya saja.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 609, "width": 345, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Mardhiyah Haryati, ‘Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam’, Journal of IslamicEconomics and Business) , 1.1 (2016), 66 – 78 <http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika>.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 343, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 A Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah- Maslah Yang Praktis (Jakarta: Kencana, 2006), 31.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "188", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan rendahnya sentiment investor terhadap pasar yang pada akhirnya membawa pasar ke arah cenderung negatif. 4 Karenanya, peneliti akan memberikan konsep baru untuk bagaimana pada nantinya konsep tersebut bisa digunakan untuk mengurai rasa kekhawatiran yang ada, yakni dengan penerapan akad murabahah pada pelaksanaan usaha dalam investasi yang dilakukan oleh investor. Dimana akad murabahah adalah jual beli dengan harga perolehan disertai tambahan sebagai keuntungan. Oleh karena itu, penulis didorong untuk mengkaji lebih dalam lagi dan melakukan penelitian dengan judul “Menjaga Stabilitas Usaha dengan Penerapan Akad Murabahah Pada Pelaksanaan Investasi Syariah”.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, untuk mempertegas content dari penelitian ini, maka penulis memberikan tiga pokok masalah untuk bagaimana pada nantinya akan dikaji secara mendalam. Pertama, bagaimana perspektif hukum Islam tentang investasi. Kedua, bagaimana tinjauan umum tentang akad murabahah . Ketiga, bagaimana cara menjaga stabilitas usaha dengan penerapan akad murabahah pada pelaksanaan investasi syariah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 408, "width": 95, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 421, "width": 345, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan konseptual ( conceptual approach ). Penelitian normatif adalah suatu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data skunder. 5 Dari beberapa perspektif lain, mengatakan bahwa penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doctrinal. 6 Dengan artian, bahwa dalam penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku dan artikel maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pokok penelitian ini. Adapaun yang menjadi sumber primer pada penelitian ini adalah al- Qur’ an dan al-Hadits. Sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 587, "width": 345, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Dito Aditia Darma Nasution, Erlina Erlina, and Iskandar Muda, ‘Dampak Pandemi COVID- 19 Terhadap Perekonomian Indonesia’, Jurnal Benefita , 5.2 (2020), 212 <https://doi.org/10.22216/jbe.v5i2.5313>.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Soerjono Soekanto and Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 13.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 345, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010),", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sumber data skunder dalam penelitian ini adalah Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Undang-Undang, Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, jurnal dan buku-buku yang berkaitan langsung dengan investasi dan pelaksanaan akad murabahah . Selain itu, pendekatan konseptual ( conceptual approach ) yang dimaksudkan untuk menganalisa bahan hukum sehingga akan mendapatkan makna yang terkandung dalam istilah-istilah hukum. 7 Dengan pendekatan konseptual ini nantinya akan mampu meghadirkan atau memunculkan hal-hal menarik dari perspektif pengetahuan yang praktis. Sehingga pada endingnya bisa menetapkan nilainya (makna) secara tepat dan bisa di aplikasikan dan diimplementasikan dalam proses pemikiran dengan mengidentifikasi pada perspektif, prinsip dan doktrin yang sebelumnya sudah ada untuk kemudian akan melahirkan ide dan gagasan baru.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 334, "width": 345, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini bersifat analisis deskriptif dan argumentative . 8 Dengan bentuk analisis data tersebut, diharapkan penelitian yang dilaksanakan akan lebih mudah dan akan memperoleh suatu temuan yang berdasarkan pada fokus permasalahan yang ingin dijawab. Kesimpulan diperoleh setelah merujuk kembali pada identifikasi topik (rumusan masalah), orientasi penelitian dan pembahasan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 435, "width": 170, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi dalam Perspektif Islam", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 449, "width": 345, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi berasal dari bahasa Inggris investment dari kata dasar invest yang berarti menanam , atau istathmara dalam bahasa Arab, yang berarti menjadikan, berbuah, berkembang dan bertambah jumlahnya. 9 Investasi adalah suatu kometmen atas suatu modal pada saat ini, dengan berorientasi pada keuntungan yang akan didapatkan pada masa yang akan datang. 10 Investasi ini merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 564, "width": 344, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Hajar M, Model-Model Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Dan Fiqh (Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2015), 41.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 587, "width": 344, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Sandu Siyoto and Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 122.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 609, "width": 344, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Elif Pardiansyah, ‘Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dan Empiri s’, Economica: Jurnal Ekonomi Islam , 8.2 (2017), 355", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 219, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<https://doi.org/10.21580/economica.2017.8.2.1920>.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 344, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Eduardus Tandelilin, Portofolio Dan Investasi: Teori Dan Aplikasi (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 2.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mendapatkan suatu keuntungan atau penghasilan, dimana hal tersebut akan didapat jika orang tersebut terlebih dahulu menanamkan sejumlah uang atau modal kepada pihak lain untuk dikelola.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 345, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hakekat investasi pada prinsipnya sama dengan menabung. 11 Kasmir dan Jakfar berpendapat, bahwa investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha atau proyek yang membutuhkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan. 12 sedangkan Menurut Sadono Sukirno, memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, serta meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, merupakan suatu orientasi dari kegiatan berinvestasi. 13 Kegiatan ini menurut Sadono Sukirno, Kasmir dan Jakfar, pada esensinya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi. Dimana masyarakat mampu untuk lebih kreatif dalam mengulah dana sehingga menghasilkan keuntungan yang dapat dimanfaatkan pada masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 402, "width": 345, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menambah suatu modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa di masa depan dan pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti adalah pengertian investasi menurut perhitungan pendapatan nasional. 14 Pembelian suatu barang yang sekiranya memberikan sesuatu yang menghasilkan margin atau keutungan yang akan datang merupakan bentuk dari tujuan pengeluaran dana atau uang untuk investasi. Artinya, pertimbangan yang diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli barang dan jasa tersebut adalah harapan dari pengusaha atau perusahaan akan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 575, "width": 345, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Ricko Mahadani, Investasi Emas Batangan Untuk Orang Gajian (Yogyakarta: Khitah Publishing, 2012), 39.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 598, "width": 344, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Kasmir and Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2015),", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 609, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 344, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 98. 14 Pardiansyah, ‘Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis Dan Empiris’, 341.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kemungkinan keuntungan yang dapat diperoleh. Harapan keuntungan ini merupakan faktor utama dalam investasi.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 169, "width": 345, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi syariah merupakan investasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan. Sehingga investasi tidak dapat dilepaskan dari prinsip- prinsip syariah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 211, "width": 345, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Investasi syariah adalah sebuah investasi berbasis syariah yang menggunakan instrument islam dalam pelaksanaannya.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 238, "width": 345, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Sehingga dari definisi syariah tersebut, bisa dipahami bahwa orientasi atau niat spekulasi dalam kegiatan bisnis dan suatu investasi pada dasarnya tidak boleh bertentangan dengan hukum syariah. Kemungkinan besar atas untung atau rugi suatu usaha dalam kegiatan investasi, merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan pada setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan. Terlepas dari kegiatan yang menghasilkan untung atau rugi tersebut, tentunya manusia memiliki hak untuk dalam menentukan pilihan investasi usahanya. Karena, setiap kegiatan usaha ekonomi pasti memiliki ketidak pastian dalam untung atau rugi. karenanya perlu sikap kompeten dalam menekuni usaha yang dilakukan, serta mampu untuk menerima segala resiko yang akan diterima setelahnya.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 402, "width": 317, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam Pasal 586 ayat 1 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 345, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ditegaskan bahwa pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian, serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur penipuan. 17 Peraturan ini mempertegas bahwa di dalam kegiatan investasi dituntut untuk lebih hati-hati dan memikirkan untung ruginya, serta manusia diharuskan mampu untuk memilih kegiatan usaha yang akan dilakukan dengan tetap berpedoman pada nash dan sunnah. Yakni dengan artian, bahwa kegiatan dalam investasi tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi ekonomi yang mengandung larangan dari Syariah, contohnya pekerjan- pekerjaan yang mengandung riba, gharar dan kegiatan ekonomi terlarang lainnya. Karena pada sayogyanya, Islam telah mengatur", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 598, "width": 345, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Pardiansyah, 356. 16 Hendro Lisa and Martina Napratilora, ‘Sosialisasi Investasi Syariah Di Masyarakat’,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL-MUQAYYAD: Jurnal Ekonomi Syariah , 3.1 (2020), 18 – 43", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 172, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<https://doi.org/10.46963/jam.v3i1.152>.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 344, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Pusat Pengkajian Hukum Islam Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2017), 168.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "secara penuh dan serius tentang suatu mekanisme dalam mengembangkan harta yang dimiliki oleh manusia, serta salah satu usaha dalam pengembangan harta kekayaan tersebut adalah melalui kegiatan investasi yang baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 345, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada eksistensinya, peranan dari kegiatan investasi terdapat tiga fungsi penting dalam kegiatan ini, yaitu: Pertama, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi. Dan ketiga, investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam mengajarkan untuk berinvestasi dan mengembangkan harta, namun tetap dalam aturan-aturan yang tidak bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah. 18 Dalam ekonomi Islam, investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. 19 Islam memiliki sistem perekonomian yang diselenggarakan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan kehidupan manusia baik secara material maupun non material, dimana hal ini dipertegas dengan beberapa dalil-dalil, baik yang berupa Al- Qur’an, al - Hadits, ijma’ dan dalil -dalil lainnya yang semuanya dengan tegas melarang aktivitas penimbunan ( i ḥ tikar ) terhadap harta yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 457, "width": 346, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara umum, prinsip bagi hasil dalam kegiatan investasi dalam Islam dapat dilakukan dengan empat akad, yaitu al-musyarakah, al- mudharabah, al- muzara’ah dan al -musaqah. Akan tetapi, sejauh ini akad al-musyarakah dan al-mudharabah lah yang sering dipakai dalam kegiatan investasi. Karena akad al- muzara’ah dan al -musaqah dikhususan pada pembiayaan pertanian atau plantation financing oleh beberapa pelaku ekonomi Islam.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 345, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masiig pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 Muhammad Syahbudi and Elida Elfi Barus, ‘Mewujudkan Masyara kat Yang Sadar Investasi Syariah’, Junal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman , 7.2 (2019), 208 – 23. 19 Pardiansyah, ‘Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis Dan Empiris’, 355.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 164, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama denga kesepakatan. 20 Sedangan al-mudharabah adalah akad diantara dua belah pihak, dimana pihak yang satu menyerahkan modal dan pihak yang lainnya memperdayakan modal tersebut untuk usaha, serta keuntungan yang diperoleh akan dibagi bersama dengan porsi yang telah disepakati pada saat akad. 21 Karenanya terdapat perbedaan pada dua akad di atas ( al-mudharabah dan al-musyarakah ), dimana letak perbedaannya yaitu pada penanaman modal. Mudharabah modal usaha dihasilkan dari satu pihak dan pihak lainnya bertugas untuk mengelola modal tersebut, sedangkan musyarakah modal dihasilkan dari kedua belah pihak, namun untuk keuntungan atau kerugian tergantung pada bagaimana akad yang telah dijanjikan di awal.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 345, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada beberapa prinsip syariah khusus terkait investasi yang harus menjadi pegangan bagi para investor dalam berinvestasi, yaitu: 22", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 347, "width": 210, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Keadilan pendistribusian pendapatan.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 362, "width": 317, "height": 153, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Transaksi dilakukan tanpa ada paksaan, dengan kata lain harus atas dasar rida sama rida ( ‘antarodin ). 3. Tidak ada unsur gharar (tidak jelas), ḍ arar (kerusakan/kemudaratan), tadlis (penipuan), riba, maysir (perjudian) dan tidak mengandung kemaksiatan. 4. Tidak mencari rezeki pada sektor usaha haram, baik dari segi zatnya (objeknya) maupun prosesnya (memperoleh, mengolah dan medistribusikan), serta tidak mempergunakan untuk hal-hal yang haram. 5. Tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi ( la tazlimun wa la tuzlamun ).", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 516, "width": 346, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya prinsip-prinsip yang dikemukakan di atas adalah bentuk dari saripati dari sumber rujukan utama dalam ajaran Islam, yaitu al- Qur’an dan al -Hadits. Yang lambat laun mulai dielaborasikan oleh para ulama fiqih agar pada nantinya hal tersebut", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 587, "width": 345, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Trimulato Trimulato, ‘Analisis Potensi P roduk Musyarakah Terhadap Pembiayaan Sektor Riil Umkm’, Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan , 18.1 (2017), 41 – 51", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 609, "width": 345, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<https://doi.org/10.18196/jesp.18.1.3830>. 21 Muhammad Fahmul Iltiham, ‘Implementasi Akad Mudharabah Berdasarkan PSAK 105 Tentang Akuntansi Mudharabah Dan Fatwa DSN MUI Pada Produk Pembiayaan’, Jurnal Ekonomi Islam , 11.1 (2019), 21 – 38.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 290, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010), 16.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 150, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mudah dan gampang dipahami oleh semua kalangan dan diimplementasikan dalam segala kegiatan ekonomi dan bisnis Islam. Berdiri atas landasan dan asas tersebut, prinsip syariah yang diatur oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) sebagai lembaga yang dilegalkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan fatwa-fatwa terkait dengan akifitas ekonomi dan bisnis yang sesuai dengan jaran islam. Fatwa DSN-MUI memiliki ranah kekuasaan untuk mengatur berbagai macam-macam transaksi ekonomi, siklus keuangan dan pengeolaan bisnis termasuk didalamnya kegiatan investasi, agar pada endingnya bisa sesuai dan selaras dengan koridor syariah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara khusus fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 mengatur bagaimana memilih investasi yang dibolehkan syariat dan melarang kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah dalam kegiatan investasi dan bisnis. 23 Setidaknya terdapat lima belas larangan yang dikemukakan dalam fatwa ini, dimana lima belas larangan tersebut dapat dipahami sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 375, "width": 317, "height": 258, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Melakukan jual beli atau sebagainya atas barang yang belum dimiliki oleh para pihak atau bisa disebut dengan Bay’i ma’dum. 2. Memperjual belikan barang yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam, serta jual beli dimana rukun dan akadnya tidak sesuai (baik dari ketentuan asal, sifat dan pokok- pokonya). 3. Melakukan transaksi (dalam jual beli dan lain sebagainya) yang tidak memiliki kepastian yang jelas dalam akad yang dilakukan, hal ini meliputi kuantitas atau kualitas dari suatu barang, ataupun terkait denga penyerahan dari objek akad tersebut. Transaksi ini dikatagorikansebagai transaksi yang bersifat gharar. 4. Sesuatu yang menimbulkan maysir, dimana dalam kegiatan ini akan hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang satunya. Karena dalam kegiatan ini melibatkan perjudian, dimana pihak yang lebih unggul atau memenangkan perjudian tersebut akan memperoleh taruhannya tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 340, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, ‘Fatwa DSN Mekanisme Perdagangan Efek’, 2011.", "type": "Footnote" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 318, "height": 519, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Menimbun barang yang sedang langka atau ikhtikar, kegiatan ini terjadi saat barang berada pada harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjual kembali pada saat harganya lebih mahal, sedangkan disisi lain barang tersebut merupakan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat (barang pokok). 6. Kegiatan riba, yaitu suatu tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan imbalan secara mutlak , serta tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi ( al-amwal al-ribawiyyah ). 7. Kegiatan Taghrir, yakni sebuah upaya yang berupa ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain agar terdorong untuk melakukan transaksi . 8. Tadlis , yakni tindakan seorang penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek akad yang ditransaksikan tidak cacat, sedangkan pada kenyataannya barang tersebut sudah cacat. akan tetapi penjual menyembunyikan kecacatan tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih banyak. 9. kegiatan yang merupakan bagian dari tadlis , Ghishsh yaitu penjual yang menyembunyikan kecacatan suatu barang atau objek akad dengan melayangkan suatu pemaparan dari keunggulan atau keistimewaan barang yang dijual. 10. Kegiatan tukar menukar barang dalam suatu transaksi (akad), dimana secara kuantitas dan kualitas barang (objek) yang dipertukarkan tidak memiliki keseimbangan. Kegiatan ini merupkan suatu kegiatan ghabn. 11. Adakalanya Talaqqi al-rukban , yaitu salah satu kegiatan yang merupakan bagian dari ghabn. Kegiatan ini yaitu seorang penjual yang menjual barangnya jauh lebih murah dari harga pasar, yang dikarenakan penjual sendiri tidak mengetahui secara pasti harga pasar yang ada pada waktu tersebut. 12. Tanajush/Najsh, yaitu suatu upaya untuk menimbulkan kesan kepada banyak pihak yang berminat untuk membelinya, dengan cara menawar barang dangan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "196", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 318, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13. Kegiatan yang membenarkan yang batil dan menjadikan yang batil sebagai sesuatu yang benar , dengan maksud untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kegiatan ini dikatagorikan sebagai kegiatan Rishwah. 14. Dharar, atau tindakan yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan hadirnya suatu bahaya. 15. Suatu perbuatan yang dianggap sebagai salah satu bentuk penganiayaan, dalam hal ini berupa perbuatan mengambil, merugikan, menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan oleh Syariah. Selain itu, perbuatan ini juga tergolong ada perbuatan maksiat dan zalim .", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari beberapa prinsip syariah dalam berinvestasi yang telah dikemukakan di atas. Secara umum dapat dipahami bahwa dalam melakukan investasi harus dilakukan dengan transparan, jelas dan tanpa adanya keterpaksaan di antara para pihak, sehingga akan terciptanya keikhlasan dan kerelaan. Selain itu, harus saling menguntungkan satu sama lain dan yang harus di titik beratkan pada kegiatan investasi tersebut, yaitu bahwa dalam kegiatan investasi yang dilakukan bukan termasuk keharaman, baik dari segi cara ataupun zat.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 345, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam memberikan pemahaman yang sangat besar terhadap umatnya, untuk berusaha semaksimal mungin dalam menghasilkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Memperoleh kehidupan yang baik di dunia dan akhirat ini yang akan menjamin tercapainya suatu kesejahteraan lahir dan batin ( falah ). 24 Oleh karena itu, upaya untuk terwujudnya dan tercapainya rasa kebahagiaan dan kesejahteraan tersebut, salah satunya dengan mengaplikasikan kegiatan investasi.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 511, "width": 345, "height": 109, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun untuk mengamini akan terciptanya kebahagiaan di dunia dan akhirat pada pelaksanaan investasi, Islam memberikan rambu-rambu atau batasan dalam investasi, dengan maksud untuk memberikan pengarahan mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang dalam hukum syariah. karenanya, agar kegiatan investasi yang dijalankan tidak hanya berorientasi pada banyak atau sedikitnya hasil yang akan didapatkan, melainkan bagaimana pada endingnya nanti investasi yang dijalankan dapat bernilai ibadah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 157, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Aziz, Manajemen Investasi Syariah, 14.", "type": "Footnote" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 346, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada beberapa ayat al- Qur’an yang dijadikan sebagai landasan hukum dalam kegiatan investasi dan ayat tersebut yang memberikan seruan untuk melaksanakan kegiatan investasi. ayat tersebut, antara lain QS. al-Hasyr (59) : 18 dan QS. al-Baqarah : (2) : 261 sebagai berikut;", "type": "Text" }, { "left": 393, "top": 213, "width": 90, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ُقَّ تا ْوُ نأماأء أنْيِذَّلااأهُّ ي أأيَ", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 212, "width": 345, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "دأغِل ْتأمَّدأقاَّم ٌسْفأ ن ْرُظْنأ تْلأو أللهأاْو ىلص أالل اْوُقَّ تاأو ج اأِبٌِْيِْبأخ أالل َّنِا .أنْوُلأمْعأ ت", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 260, "width": 345, "height": 191, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Hai orang -orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 25 Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa, Islam sangat menganjurkan kepada umat-Nya untuk lebih kreatif dalam menjalani kehidupan untuk begaimana pada nantinya bisa dijadikan sebagai bekal di alam akhirat nanti. selain itu, ayat tersebut mengandung anjuran berinvestasi dengan baik dan benar. Kendati demikian, dalam Islam semua jenis keiatan jika diniatkan sebagai suatu ibadah dan rasa takwa kepada sang Pencipta, maka hal tersebut juga bernilai suatu ibadah yang bisa dijadikan sebagai bekal di dunia dan akhirat, salah satunya yaitu dengan kegiatan investasi. Kemudian kandungan ayat QS. al-Baqarah : 261", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 452, "width": 345, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ْيِبأس ِْفِ ْمُألَأوْمأأ أنْوُقِفْنُ ي أنْيِذَّلا ُلأسأم ةألُ بْ نُس ِ لُك ِْفِ ألِباأنأس أعْبأس ْتأتأ بْ نأأ ةَّبأح ِلأثأمأك ِالل ِل ةَّبأح ةأئاِ م ىلق أءآأشأي ْنأمِل ُفِعأضُي ُاللأو ىلق .ُمْيِلأع ٌعِساأو ُاللأو", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 500, "width": 345, "height": 120, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang -orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui. 26 Ayat tersebut merupakan suatu gambaran atau informasi terkait dengan pentingnya perbuatan investasi walaupun secara implisit tidak berbicara tentang investasi langsung, karena yang tersurat dalam dalam ayat tersebut yaitu betapa pentingnya menginfakkan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 97, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 QS. Al-Hasyr (59): 18.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 105, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 QS. Al-Baqarah (2): 261.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 109, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "harta di jalan Allah. Akan tetapi ketika dilihat dari perspektif ekonomi syariah, kegiatan ini akan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan di dunia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa infak yang dimaksud merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam bentuk investasi, kemudian hasil dari investasi tersebut disalurkan kepada hal-hal yang produktif dan dikira perlu, maka kegiatan investasi tersebut akan bernilai kebaikan dan pahala yang akan dijadikan sebagai bekal dalam hidup di dunia dan akhirat.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 251, "width": 345, "height": 123, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari uraian di atas dapat ditarik benang mirahnya bahwa kegiatan investasi dalam pandangan Islam adalah kegiatan yang diperbolehkan dan sangat penting untuk dilakukan, serta perlu untuk dipersiapkan secara matang dan benar. Hal ini sebagaimana yang telah tersirat di dalam al- Qur’an surat al -Hasyr ayat 18, yang secara tegas memerintahkan agar orang-orang beriman untuk mempersiapkan diri untuk dijadikan sebagai bekal untuk hari esok. Adapun persiapan yang dimaksud, salah satunya yaitu dengan kegiatan investasi.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 375, "width": 345, "height": 108, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu, untuk terhindar dari kegiatan-kegiatan investasi yang tidak Islami atau tidak dibenarkan oleh syariat, tentu sangat perlu untuk paham dan mengerti etika bisnis dalam berinvestasi. Karena ketidak tahuan dan kemalasan dalam mencari tahu tentang etika berinvestasi dalam Islam terkadang membuat orang terjerumus dalam perbuatan investasi yang diharamkan atau investasi yang sudah keluar dari koridor Islam. Sendati demikian, dikarenakan adanya iming-iming laba yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 490, "width": 225, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjauan Umum Akad Jual Beli Murabahah", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 503, "width": 345, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembiayaan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang disepakati. 27 Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang potensial menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan alternatif pendanaan lainnya, hal ini tepat Pada sisi penyaluran dana ( Landing of Fund ) kepada masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 599, "width": 345, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu penyaluran dana tersebut antara lain berupa sistem jual beli, kerja sama, rahn dan pembiayaan lain yang memberikan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 343, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Amilis Kina, ‘MURABAHAH BERMASALAH Studi Pada BMT Syari ’ah Pare’, An- Nisbah , 03.02 (2017), 394 – 416.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keuntungan bagi sipemilik dana, namun dalam hal ini pembiayaan yang diberikan tetap berfokus pada prinsip-prinsip syariah yang telah ada. Secara etimologis, jual beli berarti menukar harta dengan harta. Adapun secara terminologis, maka ia berarti transaksi penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan. 28", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 211, "width": 345, "height": 163, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transaksi tukar menukar yang dimaksud agar tidak termasuk di dalamnya suatu penyewaan dan pernikahan, maka dalam artian jual beli tersebut sengaja diberik an pengecualian terhadap “fasilitas” dan “kenikmatan”. Dengan etimologi dan terminologi tersebut, semakin memberikan pemahaman yang luas tentang apa yang dimaksud denga transaksi jual beli. Dimana jual beli merupakan salah satu prilaku ekonomi yang melibatkan para pihak untuk melakukan tukar menukar barang dengan uang (alat tukar lainnya), dan pada pelaksanaan tukar menukar tersebut maka antara pihak sudah mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian untuk saling menyerahkan objek dari akad tersebut dengan didasarkan pada suka rela antara satu dengan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 375, "width": 345, "height": 177, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Pasal 1457 Tentang Jual Beli, menjelaskan bahwa jual beli adalah salah satu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 29 Peraturan tersebut semakin memperkuat sebuah asumsi, bahwa di dalam transaksi jual beli akan menciptakan suatu prikatan yang akan mengikat antara para pihak dan dituntut untuk patuh pada perikatan yang telah dibuat. Perikatan yang dimaksud merupakan suatu perjanjian yang mengharuskan pihak yang satu melepaskan hak kemilikannya terhadap suatu barang untuk diserahkan ke pihak lain dan pihak lainnya diwajibkan untuk bersedia untuk membayar barang tersebut dengan harga yang telah disepakati oleh para pihak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 345, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, Ulama Hanafiah menjelaskan bahwa yang dimaksud jual beli secara istilah adalah pertukaran harta dengan harta secara khusus, atau pertukaran sesuatu yang diinginkan yang", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Shalah Ash-Shawi and Abdullah Al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam (Jakarta:", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 86, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Darul Haq, 2008), 88.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 345, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Subekti and R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2014), 365.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Caption" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 95, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berguna ( mufid ) dengan cara khusus, yaitu ijab (ucapan atau perbuatan yang menunjukkan penawaran) dan qabul (ucapan atau perbuatan yang menunjukkan penerimaan). 30 Pada bagian ini, Ulama Hanafiah memberikan penjelasan yang lebih luas tentang jual beli, dimana pertukaran dalam jual beli tersebut tentu terdapat ijab dan qabul, yang pada esensinya hal tersebut merupakan suatu yang urgen dalam sahnya suatu transaksi jual beli.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 238, "width": 346, "height": 245, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara bahasa, murabahah berasal dari kata ribh yang maknanya tumbuh dan berkembang dalam perniagaan. 31 Sehingga dapat dipahami bahwa, Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan ( profit ) yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli. Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya. 32 Dengan berorientasi pada mendapatkan suatu keuntungan atau laba yang bisa dimanfaatkan nantinya dari suatu perniagaan, maka jual beli suatu barang atau objek tertentu dengan cara akad murabahah adalah salah satu cara yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan berekonomi. Dimana pada pelaksanaan akad murabahah tersebut, antara pembeli dan penjual dapat melakukan tawar menawar atas besaran margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan. Dengan demikian, maka margin yang akan dihasilkan dari pelaksanaan transaksi tersebut didasarkan atas dasar suka sama suka dan dengan landasan rasa ikhlas antara para pihak.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 484, "width": 345, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan ( margin ) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 33 Selain itu, karena dalam transaksi akad Murabahah ditentukan berapa required rate of profit -nya (keuntungan yang ingin di peroleh), sehingga akad ini merupakan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 575, "width": 345, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Jaih Mubarok and Hasanudin, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Jual Beli (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016), 3.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 598, "width": 345, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Qurotul Aini, ‘Evaluasi Penerapan Akad Pembiayaan (Studi Pada Kopma UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)’, A z Zarqa’ , 9.1 (2017), 20 – 45.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 Sri Nurhayati and Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2017), 174.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 345, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33 Adiwarman A and Karim, Bank Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010),", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 18, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "113.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 95, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "salah satu bentuk natural certainty contracts . Selanjutnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa akad murabahah ini adalah salah satu bentuk akad jual beli amanah yang didasarkan pada penetapan harga dalam mencari keuntungan, dan dalam pengambilan keuntungan ini bisa didapatkan dengan cara menjual barang dengan harga perolehan yang sesungguhnya ditambah dengan margin keuntungan yang telah diseakati oleh para pihak.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 238, "width": 345, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat beberapa landasan terkait dengan jual beli murabahah , antara lain al- Qur’an, as - Sunnah dan ijma’, yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 265, "width": 176, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ْمُكِ بأر ْنِم ًلاْضأف اوُغأ تْ بأ ت ْنأأ ٌحاأنُج ْمُكْيألأع أسْيأل", "type": "Picture" }, { "left": 300, "top": 266, "width": 6, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ج", "type": "Table" }, { "left": 138, "top": 265, "width": 344, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "أدْنِع أَّللَّا اوُرُكْذاأف تاأفأرأع ْنِم ْمُتْضأفأأ اأذِإأف ِماأرأْلْا ِرأعْشأمْلا ىلص", "type": "Picture" }, { "left": 203, "top": 289, "width": 205, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "أيِ لاَّضلا أنِمأل ِهِلْبأ ق ْنِم ْمُتْ نُك ْنِإأو ْمُكاأدأه اأمأك ُهْوُرُكْذاأو", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 290, "width": 4, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 319, "width": 317, "height": 79, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (riski hasil perniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang- orang yang sesat.” (QS. Al-Baqarah (02): 198). 34", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 405, "width": 345, "height": 95, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat di atas secara tegas memberikan kejelasan bahwa dalam suatu perniagaan, salah satunya yaitu akad jual beli murabahah adalah jalan untuk memperoleh suatu penghasilan dari perniagaan tersebut atau mengaup rezeki yang bisa dimanfaatkan. Selain itu, ayat ini mempertegas bahwa dalam melakukan kegiatan ekonomi dituntut untuk selalu berpedoman pada aturan-aturan Islam. Selain itu, Allah juga berfirman dalam Qur’an Surat al -Baqarah ayat 275;", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 500, "width": 91, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "أ ي ألَ أبَِ رلا أنْوُلُكْأيَ أنيِذَّلا", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 500, "width": 345, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ِ سأمْلا أنِم ُناأطْيَّشلا ُهُطَّبأخأتأ ي يِذَّلا ُموُقأ ي اأمأك َّلَِإ أنوُموُق ج أكِلأذ أبَِ رلا ُلْثِم ُعْيأ بْلا اأَّنَِّإ اوُلاأق ْمَُّنَّأِبِ لق أبَِ رلا أمَّرأحأو أعْيأ بْلا َُّللَّا َّلأحأأأو ج ِهِ بأر ْنِم ٌةأظِعْوأم ُهأءاأج ْنأمأف ىأهأ تْ ناأف َِّللَّا ألَِإ ُهُرْمأأأو أفألأس اأم ُهألأ ف ىلص ِراَّنلا ُباأحْصأأ أكِئألوُأأف أداأع ْنأمأو ىلص اأهيِف ْمُه نوُدِلاأخ .", "type": "Picture" }, { "left": 170, "top": 596, "width": 316, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Orang -orang yang makan (mengambil riba) tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) (penyakit gila). Keadaan mereka yang demikian itu, adalah", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 110, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34 QS. Al-Baqarah (02): 198.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 316, "height": 92, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepada-Nya larangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya (dahulu)(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 235, "width": 316, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penghuni neraka;mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (02): 275). 35", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 262, "width": 345, "height": 164, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat ini juga memberikan suatu pemahaman bahwa dalam melakukan transaksi ekonomi, setidaknya bisa menjauhkan diri dari suatu pekerjaan-pekerjaan yang menimbulkan riba dan transaksi lain yang dilarang dalam syariah. murabahah adalah salah satu akad jual beli yang diperintahkan oleh Islam untuk diaplikasikan dan diimplementasikan dalam melakukan perbuatan ekonomi, karena secara dalil yang hak (al-Qu r’an), Allah sangat memperbolehkan atau menghalalkan transaksi jual beli dan mengharamkan perbuatan riba. Sehingga dalam ayat ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa murabahah adalah suatu akad jual beli yang secara hukum Islam halal untuk dilaksanakan, kecuali dalam akad tersebut masih memasukkan perbuatan riba.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 426, "width": 344, "height": 77, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": ْمَّلأسأو ِهْيألأع ِالل ىَّلأص ِالل ُلْوُسأر ألاأق : ألاأق ,ُهْنأع ُالل أيِضأر ماأزِح ِنْب ِمْيِكأح ْنأع اأقَّرأفأ تأ ي ْألَاأم ِراأيِْلِْبَ ِناأعَّ يأ بلا – اأقَّرأفأ تأ ي َّتىأح ألاأقْوأا - ِْفِ اأمُألَ أكِرْوُ ب أنَأََّبيأو اأقأدأص ْنِاأف .اأمِهِعْيأ ب ُةأكأرأ ب ْتَّقُِمُ أبَأذأكأو اأمأتأك ْنِاأو اأمِهِعْيأ ب", "type": "Picture" }, { "left": 170, "top": 498, "width": 317, "height": 92, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hakim bin Hizam r.a menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Penjual dan pembeli itu memiliki hak khiyar selama keduanya belum berpisah. ” - atau beliau bersabda, “hingga keduanya berpisah.” - “jika keduanya jujur dan menjelaskan (cacat barang), maka keduanya akan mendapatkan berkah dalam jual beli mereka. Jika keduanya saling menyembunyikan (cacat barang) atau berdusta, maka berkah jual beli mereka dihilangkan. 36", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 105, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 QS. al-Baqarah (02): 275", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 343, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36 Syaikh Abdul Ghani Al-Maqdisi, Umdatul Ahkam: Hadits Bukhari Muslim Pilihan (Yogyakarta: Media Hidayah, 2005), 202.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 82, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uraian hadits di atas menekankan sikap jujur dalam melakukan transaksi murabahah , sendati demikian agar transaksi yang dilakukan oleh para pihak dapat mendapatkan berkah dan akan bernilai suatu ibadah. Karena Islam tidak berbicara seberapa besar hasil yang diterima, melainkan seberapa besar manfaat yang dapat dirasakan dalam kegiatan yang dikerjakan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 224, "width": 345, "height": 150, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Umat manusia telah berkosensus tentang keabsahan jual beli, karena manusia sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan dimiliki orang lain. Oleh karena itu jual beli ini adalah salah satu jalan untuk mendapatkan secara sah, dengan demikian mudahlah bagi setiap individu untuk memenuhi kebutuhannya. 37 Karenanya atas dasar hukum di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa selagi transaksi murabahah tersebut akan memberikan keringanan kepada pembeli untuk memperoleh barang yang diinginkan dan tidak bertentangan dengan ajaran syari’at Islam, maka transaksi murabahah tersebut diperbolehkan walaupun dengan pembayaran yang tidak tunai.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 375, "width": 345, "height": 136, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya dalam hukum positif di Indonesia juga mengatur tentang akad jual beli ini, dimana di dalam Pasal 73 dan 74 bagian keempat Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, dinyatakan bahwa syarat yang dikaitkan dengan akad jual beli dipandang sah dan mengikat apabila menguntungkan pihak-pihak. Dan apabila jual beli bersyarat hanya menguntungkan salah satu pihak, maka jual beli tersebut dipandang sah, sedangkan persyaratannya batal. 38 Dengan demikian sudah jelas, bahwa orientasi dari akad jual beli ini tidak lain dan tidak mungkin, yaitu berorientasi pada terciptanya suatu kemaslahatan dan kesejahteraan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 511, "width": 346, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penerapan Akad Murabahah Pada Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 540, "width": 345, "height": 54, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seperti apa yang telah dipahami, bahwa dalam perspektif Islam, Investasi adalah penanaman dana atau penyertaan modal untuk suatu bidang usaha tertentu yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, baik objek ataupun", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37 Yenti Afrida, ‘Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah’, Jebi (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam) , 1.2 (2016), 155 – 66", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 270, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/jebi/article/view/32>.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 193, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38 Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, 33.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "204", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 150, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "prosesnya. 39 Dari definisi tersebut, bisa ditarik benang mirahnya bahwa dalam pelaksanaan investasi bermaksud untuk menghasilkan profit atau laba yang bisa dimanfaatkan secara baik dan sempurna. Maka dengan menggunakan sistem akad murabahah dalam pengelolaan modal pada pelaksanaan investasi syariah, diharapkan mampu untuk meminimalisir bahkan dapat dicegah untuk hal tersebut terjadi, mengingat kondisi buruk yang telah terjadi akibat pandemi covid-19. Ketika pihak nasabah membeli suatu barang kepada pihak bank, maka hasil pembayaran yang dilakukan oleh pihak nasabah kepada bank adalah laba yang akan dibagi bersama dengan investor.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 346, "height": 177, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu, investasi yang merupakan suatu cara untuk memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang dari modal yang ditanamkan sebelumnya. 40 Sebut saja bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi yang akan terjadi sekarang untuk yang akhirnya dimasukkan dalam sebuah aktiva produktif selama periode tertentu. 41 Sedangkan orientasi investasi yang lebih universal ialah meningkatkan kesejahteraan investor. 42 Konsep penerapan akad murabahah dalam pelaksanaan investasi syariah ini, pada hakekatnya untuk menjaga kestabilan usaha yang dilakukan oleh pengelola modal yang ditanamkan oleh para investor, khususnya untuk memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Islam yang melakukan investasi tersebut. konsep ini didasari ayat al- Qur’an yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 470, "width": 338, "height": 34, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "آوُنِسْحأأأو ِةأكُلْهَّ تلا ألَِإ ْمُكْيِدْيأِبِ اْوُقْلأ ت ألَأو ِالل ِلْيِبأس ِْفِ اْوُقِفْناأو ج .أْيِنِسْحُلما ُّبُِيُ أالل َّنِإ", "type": "Picture" }, { "left": 170, "top": 494, "width": 317, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 564, "width": 344, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39 Pardiansyah, ‘Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis Dan Empiris’, 340.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 587, "width": 345, "height": 33, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40 H. Habiburrahman, ‘Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia’, Jurnal Manajemen Dan Bisnis Universitas Bandar Lampung , 5.2 (2015), 112 – 29.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 343, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi (Yogyakarta: BPEF- Yogyakarta, 2014), 204.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 343, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio (Yogyakarta: BPEF- Yogyakarta, 2001), 3.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 142, "width": 317, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "baiklah, karena. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-Baqarah (2): 195) 43", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 169, "width": 345, "height": 164, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat di atas semakin mempertegas, bahwa dalam melakukan transaksi ekonomi apapun (dalam hal ini investasi) diupayakan untuk dilakukan dalam kegiatan yang berada alam koridor Islam, yakni tidak bertentangan dengan hukum syariah. Selain itu, di dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa di dalam melakukan kegiatan ekonomi khususnya investasi, diupayakan untuk bisa mengambil manfaat dari kegiatan yang dilakukan, bukan malah menjadi alat atas terjadinya kerugian atau kerusakan pada dirinya. Dengannya untuk mengejawantahkan ayat tersebut dalam suatu tindakan nyata, maka penerapan murabahah tersebut mampu untuk menjaga kestabilan usaha dalam pengelolaan modal pada kegiatan investasi yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 333, "width": 346, "height": 81, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagaimana telah diketahui bahwa akad murabahah adalah salah satu sistem jual beli amanah. 44 Oleh karena itu, untuk memberikan pemahaman yang lebih terhadap konsep dalam menjaga stabilitas usaha dengan penerapan akad murabahah pada pelaksanaan investasi tersebut. maka dapat dipahami dalam gambaran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 589, "width": 211, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1: Mekanisme Pengelolaan Dana", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 629, "width": 101, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "43 QS. al-Baqarah (2): 195", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 345, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44 M. Yazid Afandi, Fiqh Muamalah Dan Implementasi Dalam Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: TPT Logung Pustaka, 2009), 87.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 40, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mekanisme pembiayaan akad murabahah dalam pengelolaan modal pada pelaksanaan investasi syariah di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 183, "width": 317, "height": 232, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Investor menanamkan sejumlah uang atau menanamkan modal terhadap pengelola modal (Bank) atau Lembaga Keuangan Syariah lainnya. Penanaman modal ini, bisa berupa akad mudharabah atau musyarakah , sesuai dengan harapan para pihak. 2. Bank akan mengelola modal tersebut dalam bentuk pembiayaan murabahah kepada nasabah. 3. Nasabah mengajukan permohonan pembelian barang kepada Bank. 4. Bank mempelajari permohonan nasabah. Apabila diterima, maka Bank membeli barang atau aset sesuai spesifikasi pesanan nasabah secara sah dari Supplier. 5. Bank dan nasabah melakukan transaksi jual beli murabahah meliputi negosiasi harga, sistem dan jangka waktu pembayaran, ijab dan kabul, serah terima barang. 6. Nasabah membayar kewajibannya kepada Bank sesuai dengan perjanjian.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 345, "height": 177, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Bank dan pihak investor akan melakukan bagi hasil dari pengelolaan modal yang dilakukan oleh Bank. 8. Bagi hasil yang akan dilakukan oleh pihak investor dan pengelola modal (Bank) adalah hasil dari penjualan Bank kepada nasabah. Bagi hasil tersebut sesuai dengan kesepakatan di awal ( musyarakah atau mudharabah ). Akad murabahah yang dianggap sebagai instrument sangat bermanfaat bagi setiap orang yang membutuhkan akan tetapi tidak memiliki sejumlah uang. 45 Pada titik ini, dalam investasi seorang pembisnis atau pengusaha hendaklah untuk memperhatikan usaha dan bisnis yang dijalankan. 46 Dengan memahami secara mendalam terhadap sistem ini, dimana dengan mengimplemintasikan akad murabahah pada pelaksanaan kegiatan investasi syariah, terdapat", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 345, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45 Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 39, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2016), 53.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 343, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46 Trisno Wardy Putra, ‘Investasi Dalam Ekonomi Islam’, Ulumul Syar,I , 7.2 (2018), 49 – 57.", "type": "List item" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 40, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "beberapa kelebihan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengaplikasikannya langsung di dalam Lembaga Keuangan Syariah yang ada di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 183, "width": 345, "height": 177, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kelebihan dari sistem ini, bank dimungkinkan tidak akan terjadi kerugian atau akan meminialisir terjadinya pailid di dalam pengelolaan modal yang dilakukan oleh pihak bank atau lembaga keuangan syariah lainnya, karena di dalam akad murabahah adanya kebijakan dimana pihak bank berhak untuk meminta barang jaminan untuk dijaminkan oleh pihak nasabah kepada bank, dimana pada nantinya nasabah akan terdorong untuk melakukan pembayaran secara lunas. Jika pada nantinya nasabah mengalami wanprestasi dengan alasan tidak mau bayar lagi, maka bank berhak untuk menjual objek akad sebelumnya, atau jika tidak bank akan menawarkan solusi dimana barang jaminan tersebut dijual untuk dijadikan sebagai pelunasan hutang pada bank. Jika nasabah bersedia, maka hal tersebut dpat dilakukan oleh pihak bank dengan nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 361, "width": 345, "height": 150, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penjualan objek akad pada nasabah yang melakukan wanprestasi tersebut, sesuai dengan Pasal 129 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, yang berbunyi : Akad murabahah dapat diselesaikan dengan cara menjual objek akad kepada Lembaga Keuangan Syariah dengan harga pasar, atau nasabah melunasi sisa hutangnya kepada Lembaga Keuangan Syariah dari hasil penjualan objek akad tersebut. 47 sehingga dengan dasar hukum inilah semakin mempertegas bahwa konsep ini merupakan suatu konsep yang pas dan mampu memberikan dampak yang sangat esar terhadap kemajuan, perkembangan dan keselarasan berekonomi yang telah di syariatkan oleh Islam.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 517, "width": 48, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 530, "width": 345, "height": 96, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi dalam pandangan Islam adalah suatu kometmen atas suatu harta, modal, dana, ataupun sumber daya lainnya yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keuntungan, kemanfaatan dan kemaslahatan di masa yang akan datang dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Akad murabahah suatu akad jual beli yang berorentasi pada kesejahteraan masyarakat dan kemaslahatan umat dengan mengimplemintasikan prinsip syariah.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 654, "width": 197, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47 Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, 344.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 164, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada kegiatan dan akad ini merupakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat dianjurkan di dalam Islam, bahkan benih dasarnya sudah termaktub di dalam al- Qur’an dan al -Hadits. Jenis transaksi murabahah yang dilakukan dalam pelaksanaan investasi syariah dapat menunjang keberhasilan di dalam berinvestasi. Yang pada esensinya, semua jenis transaksi pada umumnya diperbolehkan sepanjang tidak mengandung unsur riba , maysir , gharar dan transaski lain yang dilarang dalam Syariah. Hal yang demikian juga menegaskan bahwa akad murabahah dalam sebuah investasi adalah salah satu sistem yang tepat untuk menekan stabilnya usaha yang dijalankan dan memperbesar laba yang diinginkan secara bersih atau halal.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 312, "width": 75, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 326, "width": 345, "height": 26, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A, Adiwarman, and Karim, Bank Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 353, "width": 345, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Afandi, M. Yazid, Fiqh Muamalah Dan Implementasi Dalam Lembaga", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 366, "width": 346, "height": 54, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keuangan Syariah (Yogyakarta: TPT Logung Pustaka, 2009) Afrida, Yenti, ‘Analisis Pembiayaan Murabahah Di Perbankan Syariah’, Jebi (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam) , 1.2 (2016), 155 – 66 <http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/jebi/article/view/32", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 421, "width": 9, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ">", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 435, "width": 345, "height": 27, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aini, Qurotul, ‘Evaluasi Penerapan Akad Pembiayaan (Studi Pada Kopma UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)’, Az Zarqa’ , 9.1 (2017),", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 462, "width": 30, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 – 45", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 476, "width": 346, "height": 40, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Maqdisi, Syaikh Abdul Ghani, Umdatul Ahkam: Hadits Bukhari Muslim Pilihan (Yogyakarta: Media Hidayah, 2005) Ash-Shawi, Shalah, and Abdullah Al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 517, "width": 156, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam (Jakarta: Darul Haq, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 530, "width": 329, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aziz, Abdul, Manajemen Investasi Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 544, "width": 345, "height": 27, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Djazuli, A, Kaidah-Kaidah Fikih: Kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-Maslah Yang Praktis (Jakarta: Kencana,", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 572, "width": 28, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2006)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 585, "width": 345, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Habiburrahman, H., ‘Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 599, "width": 321, "height": 40, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Di Bursa Efek Indones ia’, Jurnal Manajemen Dan Bisnis Universitas Bandar Lampung , 5.2 (2015), 112 – 29", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 99, "width": 189, "height": 22, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga Stabilitas Usaha Pasca Pandemi Covid-19 dengan Penerapan Akad Murabahah pada", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan Investasi Syariah", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 706, "width": 241, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 478, "top": 710, "width": 18, "height": 12, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hartono, Jogiyanto, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi (Yogyakarta:", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 156, "width": 120, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BPEF-Yogyakarta, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 169, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haryati, Mardhiyah, ‘Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam’,", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 183, "width": 322, "height": 27, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of IslamicEconomics and Business) , 1.1 (2016), 66 – 78 <http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ikonomika>", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 211, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iltiham, Muhammad Fahmul, ‘Implementasi Akad Mudharabah", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 224, "width": 321, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan PSAK 105 Tentang Akuntansi Mudharabah Dan", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 238, "width": 321, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fatwa DSN MUI Pada Produk Pembiayaan’, Jurnal Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 251, "width": 117, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islam , 11.1 (2019), 21 – 38", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 265, "width": 345, "height": 27, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasmir, and Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kina, Amilis, ‘MURABAHAH BERMASALAH Studi Pada BMT Syari", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 306, "width": 346, "height": 54, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "’ah Pare’, An-Nisbah , 03.02 (2017), 394 – 416 Lisa, Hendro, and Martina Napratilora , ‘Sosialisasi Investasi Syariah Di Masyarakat’, AL-MUQAYYAD: Jurnal Ekonomi Syariah , 3.1 (2020), 18 – 43 <https://doi.org/10.46963/jam.v3i1.152>", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 361, "width": 343, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "M, Hajar, Model-Model Pendekatan Dalam Penelitian Hukum Dan Fiqh", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 375, "width": 174, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Pekanbaru: UIN Suska Riau, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 388, "width": 345, "height": 41, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Madani, Pusat Pengkajian Hukum Islam Masyarakat, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2017) Mahadani, Ricko, Investasi Emas Batangan Untuk Orang Gajian", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 429, "width": 188, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Yogyakarta: Khitah Publishing, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 443, "width": 345, "height": 40, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010) Mubarok, Jaih, and Hasanudin, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Jual Beli", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 484, "width": 217, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2016)", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 498, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mujahidin, Akhmad, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: PT. Raja", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 511, "width": 120, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafindo Persada, 2016)", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 525, "width": 345, "height": 27, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional, Fatwa Dewa n Syari’ah, ‘Fatwa DSN Mekanisme Perdagangan Efek’, 2011", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 552, "width": 345, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasution, Dito Aditia Darma, Erlina Erlina, and Iskandar Muda,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 566, "width": 345, "height": 68, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "‘Dampak Pandemi COVID -19 Terhadap Perekonomian Indonesia’, Jurnal Benefita , 5.2 (2020), 212 <https://doi.org/10.22216/jbe.v5i2.5313> Nurhayati, Sri, and Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2017)", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 99, "width": 56, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Hamzah", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 690, "width": 243, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law, 3 (2), 2021: 185 - 210", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 681, "width": 17, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "210", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 142, "width": 345, "height": 13, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pardiansyah, Elif, ‘Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 156, "width": 345, "height": 68, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendekatan Teoritis Dan Empiris’, Economica: Jurnal Ekonomi Islam , 8.2 (2017), 355 <https://doi.org/10.21580/economica.2017.8.2.1920> Putra, Trisno Wardy, ‘Investasi Dalam Ekonomi Islam’, Ulumul Syar,I , 7.2 (2018), 49 – 57", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 224, "width": 346, "height": 40, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siyoto, Sandu, and Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015) Soekanto, Soerjono, and Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 265, "width": 343, "height": 27, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suatu Tinjauan Singkat (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Subekti, and R Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 345, "height": 40, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2014) Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makro Ekonomi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 334, "width": 345, "height": 13, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syahbudi, Muhammad, and Elida Elfi Barus, ‘Mewujudkan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 347, "width": 345, "height": 41, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat Yang Sadar Investasi Syariah’, Junal Ilmu Ekonomi Dan Keislaman , 7.2 (2019), 208 – 23 Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 388, "width": 345, "height": 27, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Yogyakarta: BPEF-Yogyakarta, 2001) ——— , Portofolio Dan Investasi: Teori Dan Aplikasi (Yogyakarta:", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 416, "width": 76, "height": 13, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanisius, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 429, "width": 345, "height": 13, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trimulato, Trimulato, ‘Analisis Potensi Produk Musyarakah", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 443, "width": 345, "height": 95, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Pembiayaan Sektor Riil Umkm’, Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan , 18.1 (2017), 41 – 51 <https://doi.org/10.18196/jesp.18.1.3830> Yamali, Fakhrul Rozi, and Ririn Noviyanti Putri, ‘Dampak Covid -19 Terhadap Ekonomi Indonesia’, Ekonomis: Journal of Economics and Business , 4.2 (2020), 384 <https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i2.179>", "type": "Table" } ]
23edfa68-f151-12ff-55e4-204fda8ba8c6
https://ejournal.undhari.ac.id/index.php/de_journal/article/download/1177/547
[ { "left": 72, "top": 48, "width": 223, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DE_JOURNAL (Dharmas Education Journal)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 65, "width": 239, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.undhari.ac.id/index.php/de_journal E-I SN : 2722-7839, P-I SN : 2746-7732 Vol. 4 No. 2 Desember 2023, 949-960", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 757, "width": 388, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel : Diterima Oktober 2023 | Disetui November 2023 | Dipublikasikan Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "949", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 113, "width": 425, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDIDIKAN IMAN KATOLIK ANAK DALAM KELUARGA KAWIN CAMPUR BEDA GEREJA DI DEKANAT NIAS KEUSKUPAN SIBOLGA", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 153, "width": 72, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 167, "width": 382, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] Pendidikan Keagamaan Katolik, Sekolah Tinggi Pastoral Dian Mandala, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 207, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 454, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Kitab Hukum Kanonik, perkawinan antar gereja yang berbeda dan juga berbeda agama dilarang dalam gereja Katolik. Larangan tersebut bukan berarti melarang orang menikah di gereja berbeda. Masyarakat yang ingin menikah di gereja yang berbeda, harus memberikan alasan yang masuk akal untuk mendapat izin dari daerah biasa. Katolik dalam perkawinan campur dengan gereja berbeda. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan, memang sepintas jauh dari keinginan gereja. Pasangan kawin campur dengan gereja berbeda ini menyatakan bahwa kewajiban moral untuk meneruskan iman tersebut menurut keyakinan Katolik kepada anak-anaknya tidak berhasil. Lebih jelasnya, banyak upaya yang mereka lakukan, namun tidak ada satupun yang berhasil. Bahkan anak-anak tersebut tidak mendapatkan pendidikan berdasarkan kepercayaan Katolik di rumahnya, karena mereka dibaptis dan dididik menurut kepercayaan Protestan. Berdasarkan kenyataan di atas, maka gereja harus turut serta mendampingi mereka untuk mendapatkan pendidikan berdasarkan keyakinan Katolik. Gereja hendaknya memberikan perhatian yang serius dengan mendampingi dan memberikan pelayanan pastoral kepada keluarga kawin campur. Pendampingan seperti ini, dapat menjadi penguat bagi pihak Katolik untuk menjaga dan meneruskan iman berdasarkan kepercayaan Katolik kepada anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 426, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Pendidikan Iman Anak Katolik, Keluarga Kawin Beda Gereja, Dekanat Nias", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 454, "height": 192, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the Code of Canon Law, marriage between different churches and different religions is prohibited in the Catholic church. This prohibition does not mean prohibiting people from marrying in different churches. People who wish to marry in a different church must provide a reasonable reason to obtain permission from the local area. Catholics in mixed marriages with different churches. Based on research results found in the field, at first glance it is far from what the church wants. This mixed marriage couple belonging to different churches stated that the moral obligation to pass on the faith according to Catholic beliefs to their children was not successful. To be clear, they made many attempts, but none of them succeeded. In fact, these children did not receive an education based on Catholic beliefs at home, because they were baptized and educated according to Protestant beliefs. Based on the facts above, the church must participate in assisting them to obtain education based on Catholic beliefs. The Church should give serious attention to accompanying and providing pastoral care to mixed-married families. This kind of assistance can be a reinforcement for Catholics to maintain and transmit the faith based on Catholic beliefs to their children.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 454, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : The Education Of Catholic Child’s Faith, The Family Of Intermarriage Different Church, Nias Deanery", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "950", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 60, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 459, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkawinan campur baik beda gereja maupun beda agama dua-duanya dilarang dalam gereja Katolik tetapi dengan tingkatan yang berbeda. Dalam buku yang berjudul halangan-halangan nikah dikatakan “ditinjau dari sudut hukum, perkawinan orang Katolik dengan orang dibaptis non-Katolik atau dengan orang yang tidak dibaptis, sama-sama dilarang oleh hukum, namun dengan intesitas dan implikasi yang berbeda.” Perkawinan campur beda Gereja membutuhkan izin, sedangkan perkawinan beda Agama membutuhkan dispensasi. Perkawinan campur beda gereja dan beda agama merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan umat Allah (Lubur, 2023). Umat Allah berhak untuk menikah secara kawin campur baik beda gereja maupun beda agama. Gereja menghargai keputusan umat yang memilih jenis perkawinan tersebut. Kedua jenis perkawinan tersebut dapat dilangsungkan dan diteguhkan secara Katolik setelah mendapat persetujuan dari Ordinaris wilayah. Ordinaris wilayah akan memberi izin bagi pasangan kawin campur beda Gereja dan dispensasi bagi kawin campur beda Agama jika ada alasan yang wajar dan masuk akal (bdk. Kan. 1125).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 459, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkawinan campur yang terjadi di antara umat Katolik pada umumnya dilarang karena pihak Katolik mengalami kesulitan untuk menghayati imannya secara Katolik yang sejati serta tidak memiliki hak yang penuh untuk membaptis dan mendidik anak-anak secara Katolik. Pembaptisan dan pendidikan iman anak secara Katolik tidak dapat berjalan dengan baik karena pihak non-Katolik memiliki hak dan tanggungjawab yang sama untuk mendidik anak dalam beriman. “Janji mengenai usaha sekuat tenaga untuk membaptiskan mendidik semua anaknya dalam Gereja Katolik jauh lebih rumit, karena menyangkut hak dan kewajiban pihak non-Katolik untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan keyakinannya juga (Yustisianto, 2021). Kesulitan berikutnya terletak dalam pelaksanaan janji itu karena jodoh katolik sendirian dalam pendidikan iman anaknya tanpa dukungan jodoh non-katolik.” Bagi pasangan kawin campur beda gereja tetap diingatkan akan kewajiban pihak Katolik untuk mendidik dan membaptis anak secara Katolik jika mendapat karunia yang besar dari Allah yakni kelahiran anak. Anak merupakan rahmat yang luar biasa dari Allah bagi keluarga. Dalam Konsili Vatikan II dikatakan “menurut hakikatnya, perkawinan dan cinta kasih suami istri tertujukan kepada adanya keturunan dan serta pendidikannya. Anak-anak merupakan karunia perkawinan yang paling luhur dan besar sekali artinya bagi kesejahteraan orangtua sendiri.” Mendidik anak dalam hal beriman suatu pekerjaan yang tidak bisa diabaikan. Orang tualah yang berperan utama dan pertama dalam pendidikan iman anak. “Karena orangtua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat kewajiban amat berat untuk mendidik anak-anak mereka. Maka orangtualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama (Tao & Wilhelmus, 2020).”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 456, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam keluarga kawin campur beda gereja masalah pendidikan iman anak merupakan salah satu masalah yang pelik dan tidak bisa dihindari. “Masalah pendidikan Iman anak dalam keluarga kawin campur memang merupakan persoalan yang sangat rumit dan dilematis.” Orangtua Katolik sering kewalahan dalam meneruskan iman kepada anak karena non-Katolik tidak mendukung pihak Katolik dalam menghayati dan meneruskan imannya (Wea & Rio, 2020). Pihak non-Katolik memiliki keinginan agar anak dapat dididik dan dibaptis secara kristen Protestan. Perbedaan semacam ini akan membutuhkan Usaha dan perjuangan dari pihak Katolik untuk melaksanakan kewajiban moralnya. Pihak Katolik tetap berjuang sekuat tenaga tanpa pemaksaan terhadap pihak non-Katolik apalagi menghancurkan keutuhan keluarga (Samsudin, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 456, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat betapa peliknya masalah pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja tidak mengurangi niat umat Katolik untuk tetap memilih menikah secara kawin campur. Mereka memberanikan diri untuk membentuk keluarga walaupun pasangan beda gereja. Kenyataan seperti ini terjadi bagi umat Katolik di dekanat Nias. Tradisi orang Nias dalam membangun hidup berkeluarga salah satunya adalah jika menikah maka kaum perempuan wajib menganut agama suaminya. Pemuda yang beragama Katolik jika menikah secara kawin campur maka istri otomatis akan menjadi Katolik. Sebaliknya jika pemuda kristen Protestan mempersunting salah satu pemudi dari umat Katolik maka pihak Katolik wajib menganut agama suaminya. Tradisi menganut agama suami merupakan hal yang sangat sulit bagi pemudi Katolik untuk mempertahankan imannya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 750, "width": 418, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tradisi yang mengikat ini sampai sekarang masih dihayati dan tetap diterapkan oleh orang-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 456, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "951", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 456, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang Nias dalam hidup berkeluarga. Mereka taat untuk melaksanakan apa yang telah ditetapkan. Akan tetapi tradisi tersebut terkadang dilanggar khususnya mereka yang tetap setia pada imannya masing-masing baik pihak Katolik maupun non-Katolik. Mereka memilih menikah secara kawin campur beda gereja dan tetap terbuka untuk menjalani keyakinan masing-masing. Dengan berjalannya waktu, Gereja menemukan bahwa ada di antara pasangan kawin campur yang tidak setia dalam mengaktualisasikan janjinya untuk membaptis dan mendidik anak secara Katolik (Kusnadi & Wijaya, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 456, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan dan juga wawancara dengan teman-teman yang mengalami kawin campur, menceritakan bahwa kewajiban dan tanggungjawab moral pihak Katolik dalam membaptis dan mendidik anak-anaknya secara Katolik sering mendapat tantangan. Pihak non-Katolik tidak memberikan kebebasan kepada pihak Katolik untuk membaptis dan mendidik anak-anak dalam iman Katolik. Pihak non-Katolik mengatakan bahwa anak-anak belum bisa dibaptis, kita menunggu saat mereka dewasa dan biarlah mereka menentukan sendiri. “Demikian pula janji ini akan dipersulit oleh pendapat yang membela kebebasan anak untuk memilih sendiri agamanya, dan karena itu tak boleh dipilihkan orangtuanya.” Tantangan semacam ini membuat pihak Katolik semakin sulit untuk meneruskan iman kepada anak-anaknya. Mengingat betapa sulitnya pihak Katolik dalam meneruskan iman Katolik kepada anak dalam keluarga kawin campur beda gereja, maka penulis ingin mengetahui secara langsung di lapangan apa saja usaha yang sudah dilaksanakan oleh pihak Katolik dalam meneruskan iman kepada anak. Usaha yang dilakukan oleh pihak Katolik apakah didukung oleh non Katolik atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 234, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Iman Katolik Anak dalam Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 456, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah merupakan tempat pertama bagi anak untuk mendapat pendidikan iman Katolik. Anak berhak untuk menerima dan mendalami tentang imannya. Hak anak harus dipenuhi oleh orangtua dengan melakukan berbagai cara konkrit supaya anak mendapatkan pendidikan iman Katolik dalam rumah. Orangtua berusaha untuk menciptakan suasana yang baik dalam rumah supaya anak dapat menerima iman Katolik dengan baik. Ajaran orangtua tentang iman Katolik harus diikuti dengan tindakan dan perbuatan, sebab nasehat orangtua lebih mudah diingat dan dilaksanakan oleh anak jika didukung dengan tindakan nyata (Romanus Oktavianus Ebu, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 456, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga dapat terlaksana dengan baik jika orangtua mengimani Kristus melalui ajaran gereja Katolik terlebih dahulu. Orangtua akan mengajar tentang iman Katolik kepada anak baik lewat sikap, nasehat dan tutur kata yang baik ketika orangtua memiliki pengalaman iman. Pengalaman iman membuat orangtua semakin mampu untuk berbagi iman kepada anak di dalam rumah. Hal ini dapat terjadi ketika orangtua memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Ia akan mensharingkan kepada anak akan pengalamannya bersama dengan Tuhan. Iman yang dimilikinya sekarang tidak instan tetapi butuh proses yang panjang.Perjalanan hidup merupakan satu proses yang harus dilalui bersama dengan Tuhan.Pengalaman bersama dengan Tuhan inilah yang akan diajarkan orangtua kepada anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 429, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara-cara konkrit memberikan Pendidikan Iman Katolik Kepada Anak dalam Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 581, "width": 456, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua menjadi pewarta Injil bagi anak-anak karena mereka sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Dalam buku modul keluarga dikatakan bahwa “Orangtua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga, termasuk pendidikan iman anak. Keluarga adalah Gereja yang paling kecil. Di dalam keluargalah terdapat tugas penggembalaan ayah dan ibu, yakni penyampaian firman Tuhan lewat pembacaan Kitab Suci, membagikan rahmat Tuhan lewat perbuatan baik sehari-hari dalam keluarga dan membimbing anak supaya dapat menghayati dan mengamalkan iman Kristiani. Orangtua adalah Penginjil bagi anak-anak.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 456, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas mendidik anak dalam beriman Katolik harus dimulai dalam keluarga. Keluarga merupakan wadah pertama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan khususnya pendidikan iman. Pendidikan iman merupakan fondasi bagi pendidikan yang lain yang harus diterima oleh anak sejak usia dini. Orangtua punya kewajiban moral untuk meneruskan iman kepada anak-anaknya. “Mendidik anak secara Katolik merupakan pemenuhan janji perkawinan sekaligus sarana kesucian orangtua.” Orangtua dapat melakukan berbagai usaha dalam meneruskan iman kepada anak-anak baik secara langsung maupun tidak langsung (Fauzi, 2018). Pendidikan iman bagi anak-anak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "952", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan tidak hanya secara langsung dan eksplisit, tetapi juga secara tersamar, spontan dan implisit. Maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam memberikan pendidikan iman, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 149, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doa Pribadi dan Doa Bersama", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 456, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan tempat persemaian cinta yang paling pertama dan utama. Cinta yang disemaikan dalam keluarga berasal dari Allah sumber kehidupan. Allah sebagai sumber kehidupan harus mendapat tempat dalam keluarga dengan cara berdoa baik secara pribadi maupun secara bersama-sama. “Doa bersama, berbagi iman, bercerita tentang iman lebih berguna dari pada katekese di kelas.” Orangtua membiasakan anak-anak untuk berdoa secara teratur baik secara pribadi maupun bersama keluarga atau komunitas basis gerejawi. Orangtua menjelaskan bahwa berdoa adalah berkomunikasi dengan Tuhan. Doa dijadikan sebagai sarana untuk menyampaikan segala rasa syukur dan permohonan yang bertujuan untuk kemuliaan nama Tuhan (Bdk. 1 Tes 5:17- 18). Tugas Mendidik anak untuk berdoa merupakan kekhasan dari tugas orangtua. “Karena martabat serta perutusannya, orangtua kristen mengemban tanggungjawab khas membina anak-anak mereka dalam doa, sambil mengajak mereka menemukan secara berangsur-angsur misteri Allah dan berwawancara secara pribadi denganNya.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 138, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengikuti Perayaan Liturgi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 456, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua membiasakan anak-anaknya untuk pergi ke gereja. Di dalam gereja anak akan bersatu dengan seluruh umat Allah. Anak diajak untuk terlibat dan bersatu dengan seluruh umat Allah. Anak didorong untuk selalu aktif dalam menghadiri perayaan iman di dalam gereja. “Sejak dini anak-anak perlu diajak mengambil bagian aktif dalam perayaan liturgi, terutama Ekaristi, supaya mereka mengenal dan mencintai Tuhan.” Orangtua bukan hanya mendorong dengan kata- kata tetapi langsung di praktekkan dengan mengajak mereka pergi secara bersama-sama ke gereja (Setiarini, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 456, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua memberikan pemahaman kepada anak-anaknya bahwa iman harus dirayakan dan dipupuk melalui doa-doa dan ibadat. Umat Allah ambil bagian dalam perayaan Ekaristi “Umat beriman wajib berkumpul untuk mendengarkan Sabda Allah dan ikut serta dalam Perayaan Ekaristi, dan dengan demikian mengenangkan sengsara, Kebangkitan dan kemuliaan Tuhan Yesus, serta mengucap syukur kepada Allah yang melahirkan mereka kembali ke dalam pengharapan yang hidup berkat Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.” (SC. 106).Orangtua menjelaskan bahwa dalam perayaan Ekaristi Tuhan memberikan diri-Nya dan memanggil manusia untuk bersatu dengan-Nya. “Dalam perjamuan itu Tuhan memberikan Diri-Nya dan memanggil manusia untuk bersatu dengan-Nya. Maka, menyambut Tubuh Kristus dalam komuni berarti bersatu dengan Tuhan dan Gereja yang adalah tubuh Mistik Kristus.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 195, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membaca dan Merenungkan Kitab Suci", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 456, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kitab Suci merupakan sumber iman yang dapat membantu perkembangan iman anak. Orangtua menanamkan dalam diri anak untuk mencintai Kitab Suci. Mencintai Kitab Suci dengan cara membaca dan merenungkan bersama. Membaca dan merenungkan Kitab Suci dapat dilaksanakan kapan saja dan melibatkan semua anggota keluarga untuk mendengarkan. “Keluarga ikut menghayati kehidupan dan misi Gereja yang mendengarkan sabda Allah dengan khidmat serta mewartakannya dengan penuh kepercayaan.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 456, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kitab Suci patut menjadi sumber inspirasi pribadi dan keluarga serta mendapat tempat terhormat dalam keluarga. Maka dari itu perlu diusahakan agar anak menjadi sungguh akrab dengan Kitab Suci yang dikenalnya baik-baik dan dicintainya. Karena Kitab Suci memuat kekayaan iman yang sangat baik dan efektif untuk mengembangkan iman anak-anak. Melalui pembacaan Kitab Suci anak-anak mengenal Allah yang menyelamatkan manusia dalam sejarah keselamatan terutama dalam diri Yesus Kristus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 200, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktif Dalam Kelompok Pembinaan Iman", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan iman dalam keluarga semakin lengkap jika anak terlibat secara aktif dalam kelompok-kelompok kategorial bina iman anak. Melalui kelompok kategorial bina iman anak, orangtua dibantu dalam mengembangkan iman anak. “Untuk membantu orangtua dalam", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 456, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "953", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 456, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan pendidikan iman dan menumbuhkan sikap menggereja dalam diri anak, mereka dihimbau untuk senantiasa mendorong anak untuk ikut aktif dalam kelompok pembinaan iman, misalnya Sekolah Minggu, Pembinaan Iman Remaja (PIA dan PIR).” Keterlibatan anak dalam hidup menggereja akan menumbuhkan perhatian anak pada situasi dan kebutuhan gereja yang merupakan salah satu bentuk pengahayatan akan imannya. Keterlibatan anak di dalam kelompok bina iman harus didukung oleh orangtua.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 337, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menumbuhkan Semangat Missioner (Derma, Kurban dan Kesaksian)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 456, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua mengajak anak-anaknya untuk menghayati iman dengan cara berbagi kepada sesama. Berbagi itu indah bila dimaknai dengan penuh kasih. Orangtua menjelaskan bahwa jika kita berbagi dengan orang lain, maka kita peduli dengan mereka. Melawan sikap tidak peduli, kita harus berbagi dengan mereka terutama orang yang sangat membutuhkan. “Lawan dari sikap hidup yang tidak mau peduli adalah hidup berbagi. Bila ketidak pedulian itu menghancurkan kehidupan, dan sebaliknya kerelaan untuk berbagi membangun dan memelihara kehidupan.” Sikap berbagi sudah menjadi kebiasaan para pengikut Yesus Kristus. Jemaat perdana telah menghayati hidup berbagi sebagai ciri hidup bersama. (bdk. Kis. 2:42-27). Kita sebagai orang beriman mesti menghidupi sikap seperti itu. Hidup berbagi merupakan identitas dan tanggungjawab kita sebagai orang beriman. Tanggungjawab bukan pertama-tama sebagai kewajiban tetapi harus dilandasi dengan kasih.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 456, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam keluarga anak dibiasakan untuk mngendalikan diri dalam mengikuti semua keinginan hatinya. Anak dilatih untuk menyangkal diri, tidak mengikuti kemauan dan kehendak hati tetapi rela mengurbankannya demi nilai yang lebih tinggi. Menyangkal diri dan mengorbankan keinginan hati merupakan salah satu bentuk sikap berkurban. Berkurban dengan kepentingan bersama itulah yang dikehendaki oleh Tuhan kepada kita umat-Nya.Yesus telah berkurban bagi manusia agar kita selamat. Teladan yang dilakukan oleh Yesus merupakan bentuk cinta kasih-Nya kepada umat manusia agar beroleh hidup yang kekal (Tantan Hermansah, Kiky Rizky, Novita Misika Putri, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 456, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yesus sendiri rela menjadi kurban bagi semua orang supaya beroleh keselamatan dari Allah. Yesus memberikan teladan bagi umat manusia supaya semua pengikut-Nya dapat meneladani serta menghidupinya setiap hari. Yesus sendiri telah mengatakan barang siapa mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri dan memikul salibnya. (Mat. 16: 24). Menyangkal diri dan memikul salib bukan hal yang mudah tetapi butuh perjuangan. Orangtua membiasakan anak untuk membangun sikap menyangkal diri dengan berbagai cara. Misalnya, anak diajak tidak menuruti semua keinginannya. Ajakan orangtua terhadap anak harus dilandasi dengan cinta. Sehingga cintalah yang memampukan anak untuk mengorbankan keinginan sendiri. “Cinta membuat kita rela untuk mengorbankan segala kesenangan dan kepentingan diri kita untuk melakukan sesuatu yang sangat berguna, terutama bagi mereka yang kita cintai.” Orang yang mengenakan cinta dalam hidupnya mesti melakukan tindakan konkret. Cinta tampak dalam sikap, perilaku, cara hidup dan perhatian terhadap sesama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 456, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua memberikan contoh bagi anak cara bersaksi tentang perbuatan kasih. Misalnya, orangtua berani minta maaf ketika salah. Orangtua memberikan teladan memaafkan anggota keluarga baik kepada suami atau istri maupun terhadap anak. “Di dalam keluarga, sikap memaafkan sangat penting, meskipun hal itu tidak mudah.” Orangtua menumbuhkan dalam diri anak sikap bersaksi tentang perbuatan kasih. Bersaksi dalam perbuatan kasih berarti hidup dalam semangat kasih, sabar, tidak pemarah, murah hati, tidak sombong, mudah mengampuni, lemah lembut, melayani dan menyukai kebenaran. “Manusia modern lebih senang mendengarkan kesaksian dari pada para pengajar. Dan bila mereka mendengarkan para pengajar, hal itu disebabkan karena para pengajar tadi merupakan saksi-saksi.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 456, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesaksian hidup orang beriman dapat membantu orang lain untuk semakin mengenal Tuhan Yesus. Bersaksi harus disertai dengan tindakan. “Kesaksian tidak hanya merupakan kata-kata kosong, melainkan mencermikan seluruh gaya hidup Kristen, nilai-nilai hidup kita, dan sumber kuasa dalam hidup kita. Inilah yang membuat kesaksian hidup kristen sangat efektif.” Sikap dan gaya hidup orangtua membantu anak untuk melihat serta merasakan secara langsung. Pengalaman seperti ini dapat mendorong anak semakin giat dan berani memberikan kesaksian hidup yang baik dimanapun ia berada. Bagi anak, orangtualah pewarta iman yang pertama dan wajib untuk diteladani. “Para suami istri kristiani bekerjasama dengan rahmat dan menjadi saksi iman satu bagi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "954", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang lain, bagi anak-anak mereka dan bagi kaum kerabat yang lainnya. Bagi anak-anak mereka, mereka itulah pewarta iman dan pendidik yang pertama. Dengan kata-kata maupun teladan, suami istri membina anak-anak untuk menghayati hidup Kristiani dan kerasulan.”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 36, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 456, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melaksanakan penelitian lapangan, penulis akan menggunakan salah satu metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang sering disebut metode penelitian naturalistik karena “penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.” Peneliti akan menentukan jumlah populasi yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 225, "width": 456, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono, populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua keluarga kawin campur beda gereja yang tetap mempertahankan imannya masing-masing. Mereka akan menjadi sumber data dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan pastor paroki maupun katekis dari masing-masing paroki yang ada di dekanat Nias, mereka mengatakan bahwa keluarga kawin campur beda gereja yang saling mempertahankan imannya tidak terlalu banyak (Kaharuddin & Syafruddin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 456, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mereka lebih memilih untuk mengikuti agama suami apa bila pihak perempuan umat Katolik. Sebaliknya jika perempuan pihak Protestan, dengan sendirinya akan mengikuti suaminya untuk masuk Katolik. Berdasarkan pernyataan dari pastor paroki bahwa dari ke 16 paroki yang ada di dekanat Nias maka ada 9 paroki yang umatnya masih setia dalam imannya sebagai Katolik setelah menikah kawin campur beda gereja. Jumlah pasangan yang masih setia pada imannya setelah menikah kawin campur sebanyak 23 Keluarga. Maka ke 23 keluarga inilah yang ditentukan oleh peneliti untuk ditetapkan sebagai partisipan dalam penelitian yang akan dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 456, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah, artinya obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah “orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri.” Untuk menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Peneliti akan memperoleh data dari informan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi (Aulia & Mukrimun, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 456, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti akan melakukan berbagai cara untuk memperoleh data dari obyek penelitian. Data yang dimaksudkan ialah data yang diperoleh dari lapangan misalnya melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang ditemukan oleh peneliti dari obyek penelitian akan diolah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sumber data dalam penelitian ini ialah keluarga kawin campur beda gereja yang telah mendapat izin dari ordinaris wilayah untuk meneguhkan perkawinan dalam gereja Katolik. Keluarga inilah yang akan memberikan informasi kepada peneliti tentang pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga tersebut. Dokumen dan foto yang membuktikan bahwa mereka sungguh melaksanakan tanggungjawab moral khususnya pihak Katolik akan menjadi satu pendukung data yang diperoleh oleh peneliti kredibel (Paseno & Palimbo, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 107, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 456, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Peneliti akan menganalisis data baik sebelum terjun ke lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Metode analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh satu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang sudah diperoleh/dikumpul, dibahas kembali dan disederhanakan untuk lebih mudah dipahami (Rasyid et al., 2023). Maka selama di lapangan, peneliti akan menganalisis data dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 456, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "955", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 83, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Domain", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 456, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. “Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau obyek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour guestion. Hasilnya berupa gambaran umum tentang obyek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui.” Dalam analisis domain peneliti akan memberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggambarkan proses pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja.Peneliti akan mempertanyakan bagaimana tanggungjawab orangtua atas pendidikan iman Katolik anak. Apakah orangtua sadar akan tugas dan tanggungjawabnya akan iman anak-anaknya dan apa usaha konkret yang dilakukan dalam meneruskan imannya tersebut. Gambaran yang ditemukan melalui data yang telah diperoleh dari responden akan dilanjutkan untuk menguraikan secara rinci oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 240, "width": 95, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Taksonomi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 456, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambaran yang telah ditemukan melalui analisis domain, peneliti akan meneruskan untuk merinci secara mendetail tentang pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur. “Analisis taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan (Hasan et al., 2021). Dengan demikian domain yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini” Peneliti menguraikan secara baik berdasarkan data yang telah diperoleh dari partisipan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 111, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Komponensial", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 456, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi akan membantu peneliti untuk memilah-milah mana yang memiliki persamaan atau perbedaan dari jawaban partisipan. Persamaan atau perbedaan yang diperoleh oleh peneliti akan dipisahkan secara terperinci. Data yang sama disatukan dan data yang berbeda akan disatukan dengan data yang sejenisnya. “Pada analisis kompensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang terseleksi.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 57, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triangulasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 456, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triangulasi dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang sudah diperoleh dari sumber data dengan berbagai teknik pengumpulan data. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini pertama dari sumber data. “Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.” Peneliti akan melakukan triangulasi pada sumber data dengan menggabungkan data yang sudah diperoleh dari beberapa sumber data (Chorina & Tangipau, 2023). Data yang diperoleh dari sumber data yang sama akan diuji kekredilibitasnya dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan kode. Cara pengkodeannya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "956", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 93, "width": 434, "height": 168, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Contoh pengkodean triangulasi Observasi Wawancara Dokumentasi Keluarga I Cara memberikan pendidikan iman Katolik kepada anak dalam keluarga kawin campur beda gereja Surat peneguhan perkawinan secara katolik dan barang- barang rohani yang ada dalam rumah. Kode: O/K1/10.07.2023/10:30 Baca: Observasi/ Keluarga no 1/Tanggal 10-07- 2023/jam 10.30 wib. Kode: W/F1/K1/10.07.2023/10.30 Baca: Wawancara /Fokus no. 1 /Keluarga 1/tanggal 10-07-2023/jam 10.30 wib Kode: D1/K1/10.07-2023/10:30 Baca: Dokumen no. 1/keluarga no. 1/tanggal 10-07-2023/jam", "type": "Table" }, { "left": 427, "top": 251, "width": 44, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.30 wib", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 77, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 129, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Temuan Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 456, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik wawancara merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan jawaban dari responden tentang pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa hasil temuan wawancara tersebut, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 358, "width": 449, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur tidak sama dengan pendidikan iman Katolik anak yang hidup dalam keluarga Katolik pada umumnya. Anak dibaptis dan dididik secara kristen Protestan.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 396, "width": 449, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pihak Katolik mengajar anak-anaknya tentang iman Katolik secara sembunyi atau tanpa sepengetahuan non Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 421, "width": 449, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pihak Katolik memilih sekolah Katolik bagi anaknya sebagai salah satu alternatif supaya anak dapat mendapat pendidikan iman Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 447, "width": 449, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur tidak dapat terlaksana dengan baik karena pihak non Katolik tidak melaksanakan apa yang telah dijanjikan sebelum menikah.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 472, "width": 449, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pendidikan iman Katolik anak sering dikorbankan demi kebahagiaan keluarga besar pihak non Katolik serta jabatannya di dalam gereja (Satua Niha Keriso).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 497, "width": 449, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pendidikan iman Katolik anak sering terabaikan karena prinsip orangtua bahwa anaklah yang berhak untuk memilih dan menentukan tentang imannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 94, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Temuan Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 456, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menemukan beberapa data tentang pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja, yakni: Dari ke 16 orang partisipan yang telah diwawancarai oleh peneliti, hanya 3 orang yang berhasil untuk membaptis dan mendidik anak secara Katolik. Keberhasilan yang 3 orang ini tidak segampang membalikkan telapak tangan. Mereka berjuang sekuat tenaga seperti yang telah dijanjikan sebelum menikah. Perjuangan mereka tidak sia-sia. Akan tetapi mereka masih merindukan kebersamaan baik sebagai suami maupun istri supaya pasangan yang non Katolik dapat bersatu dengan mengimani Kristus melalui gereja Katolik.Ke 13 orang lainnya masih berjuang sampai sekarang (Silfanus, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 134, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Temuan Dokumentasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 673, "width": 456, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dokumentasi merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sebagai alat untuk memperoleh data yang akurat tentang yang diteliti. Berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh oleh peneliti, peneliti hanya menemukan bahwa partisipan benar-benar keluarga yang pernikahannya diteguhkan dalam gereja Katolik. Mereka telah mendapat izin dari ordinaris wilayah. Dokumen seperti ini menjadi salah satu bukti bagi peneliti bahwa partisipan ini akan menyampaikan secara terbuka dan luwes tentang kewajiban moralnya dalam keluarga kawin campur beda Gereja (Saputri et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 456, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "957", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 456, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kunjungan peneliti untuk mewawancarai partisipan di rumahnya, peneliti tidak menemukan benda-benda suci dalam rumah sebagai salah satu bentuk penghayatan mereka tentang yang mereka imani. Peneliti hanya merasa bahwa benar apa yang telah dinyatakan oleh partisipan tentang pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja. Rumah bukan merupakan satu-satunya tempat yang utama dan pertama bagi anak untuk mendapatkan pendidikan iman Katolik. Orangtua pihak Katolik selalu mengharapkan dari luar baik dari gereja maupun sekolah Katolik (Teguh Prayogo et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 60, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triangulasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 456, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam triangulasi peneliti akan menggabungkan ketiga teknik yang telah dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data dari partisipan baik teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil trianggulasi yang ditemukan oleh peneliti mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 240, "width": 456, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Anak dibaptis dan dididik secara kristen Protestan. Anak bergereja di kristen Protestan (gereja orangtua non Katolik).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Anak hanya mendapat pendidikan iman Katolik di luar rumah yakni di sekolah Katolik. Orangtua selalu mengandalkan bahwa sekolah Katolik menjadi satu-satunya solusi bagi anak untuk mendalami tentang iman Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 456, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Orangtua pihak Katolik mendukung anaknya untuk selalu terlibat dalam kegiatan yang diprogramkan sekolah, misalnya rekoleksi dan retret.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 329, "width": 456, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Rumah bukan tempat yang pertama dan utama untuk memperoleh pendidikan iman Katolik. Orangtua pihak non Katolik melarang membicarakan iman Katolik di dalam rumah.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 456, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Anak kurang mengetahui tentang doa-doa Katolik dan jarang datang ke gereja Katolik karena orangtua pihak non Katolik mewajibkan bergereja di gerejanya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 63, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 456, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja di dekanat Nias merupakan tugas dan tanggungjawab pihak Katolik. Pihak Katolik akan melakukan berbagai cara dalam meneruskan iman kepada anak dengan memperhatikan keutuhan keluarga. Keluarga yang sudah dibangun diupayakan agar tetap utuh, sehingga anggota keluarga merasa nyaman dan diberkati. “Hidup keluarga yang baik dan diberkati akan mewarnai masyarakat dan gereja.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 370, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 456, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja merupakan kewajiban moral pihak Katolik. Pihak Katolik telah berjanji melakukan segala sesuatu dengan sekuat tenaga untuk membaptis dan mendidik anak-anaknya secara Katolik. Kewajiban moral pihak Katolik tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan dari pihak non Katolik. Mereka harus bekerja sama dalam mengusahakan dan mewujudkan janji yang telah diikrarkan di depan Imam sebagai wakil Allah. Kerjasama antara pihak Katolik dan non Katolik, memungkinkan kewajiban pihak Katolik terwujud dengan baik (derma, kurban dan kesaksian).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 581, "width": 456, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam rumah orangtua mengajak anak untuk berdoa secara bersama-sama. Doa bersama dijadwalkan setiap hari, sehingga selain berdoa bersama diberikan kesempatan kepada anak untuk berdoa pribadi. Doa bersama maupun doa pribadi yang telah diterapkan dalam keluarga harus didukung dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci. Kitab Suci menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan bagi anak supaya hidup seturut kehendak Allah. Kitab suci yang telah dibaca secara bersama dalam keluarga harus direnungkan untuk menemukan pesan Allah bagi anggota keluarga. Pesan yang didapatkan akan membantu anggota keluarga untuk membangun niat dan niat itu wajib untuk dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan seperti ini akan membuat anak semakin berani mengungkapkan imannya (Putra et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 456, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dari lapangan, pendidikan iman Katolik anak dalam keluarga kawin campur beda gereja sulit untuk dilaksanakan. Pihak Katolik tidak dapat meneruskan iman kepada anak-anaknya. Pihak Katolik tetap mengalah untuk menghindari pertengkaran antara anggota keluarga. Anak pada umumnya tidak mendapat pendidikan iman Katolik dalam keluarga karena anak dibaptis dan dididik secara kristen Protestan. Pihak Katolik memberikan pendidikan iman Katolik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "958", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 456, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada anaknya secara sembunyi-sembunyi. Anak yang sekolah di sekolah Katolik yang mengajak orangtuanya untuk berdoa secara Katolik. Anak mengingatkan orangtuanya tentang doa-doa pokok dalam gereja Katolik dan berbagi cerita kepada orangtua di dalam rumah (Hartanto, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 112, "width": 456, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam keluarga kawin campur beda gereja, anak diajari berdoa secara kristen Protestan. Pada saat doa bersama, mereka berdoa dan bernyanyi dengan menggunakan kidung jemaat (lagu-lagu kristen Protestan). Ajaran seperti ini dilanjutkan dengan mengajak dan membiasakan anak untuk pergi ke gereja kristen Protestan. Keaktifan anak dalam gereja kristen Protestan membuat pihak Katolik semakin terpukul. Pihak Katolik tidak bisa berbuat apa-apa karena pihak non Katolik maupun keluarga besarnya tetap bersikap keras. Mereka melarang pihak Katolik untuk mendidik dan mengajak anak pergi ke gereja Katolik. Maka usaha selanjutnya yang dilakukan oleh pihak Katolik adalah dengan menyekolahkan anak di sekolah Katolik. Sekolah Katolik menjadi salah satu sarana bagi pihak Katolik untuk memperkenalkan iman Katolik kepada anak (Syamsulbahri & MH, 2020). Dengan hasil wawancara kepada partisipan, maka mereka menguraikan beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam meneruskan iman kepada anak dalam keluarga kawin campur, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 91, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 367, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pasangan kawin campur memiliki rumah sendiri (tidak gabung dengan mertua).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 288, "width": 368, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pihak Katolik memiliki pengetahuan yang baik dan benar tentang iman Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 301, "width": 279, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pihak Katolik terlibat secara aktif dalam hidup menggereja.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 313, "width": 402, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pihak Katolik memberikan teladan yang baik bagi keluarga sebagai Katolik yang sejati.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 326, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pihak Katolik menjalin kerja sama baik di gereja maupun sekolah Katolik dalam melaksanakan berbagai kegiatan demi pertumbuhan iman anaknya.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 351, "width": 240, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Profesi pihak Katolik sebagai guru agama Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Gereja atau umat Allah yang terbuka bagi keluarga kawin campur beda gereja dan melibatkan pasangan non Katolik dalam berbagai kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 389, "width": 433, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Suami non Katolik yang tetap setia pada keputusan awal dan selalu mendukung pihak Katolik.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 402, "width": 282, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Keteladanan hidup para imam dan umat Katolik seluruhnya.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 415, "width": 449, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Keluarga pihak Katolik yang selalu memotivasi dan mendukung dalam menjalani hidup keluarganya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 97, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor penghambat", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 464, "width": 347, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pasangan kawin campur yang masih satu rumah dengan orangtua (mertua).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 477, "width": 356, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Profesi dan jabatan pihak non Katolik baik di gereja maupun di tempat kerja.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 490, "width": 320, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Budaya yang mewajibkan bahwa istri wajib mengikuti agama suami.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 502, "width": 334, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Kesadaran menantu (istri) untuk membahagiakan orangtuanya (mertua).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 515, "width": 449, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Keluarga besar pihak non Katolik yang memberikan kebebasan bahwa anak yang berhak untuk memilih agamanya.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 540, "width": 420, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pihak non Katolik (suami) yang tidak bertanggungjawab pada keputusan sebelum menikah.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 553, "width": 397, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Umat Katolik yang menutup diri untuk menerima keluarga kawin campur beda gereja.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 566, "width": 107, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. Suami yang otoriter.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 578, "width": 295, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Kurangnya pengetahuan pihak Katolik tentang imannya sendiri", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 591, "width": 270, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "j. Tidak ada komunikasi yang efektif antara suami dan istri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 55, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 456, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan iman Katolik dalam keluarga kawin campur beda gereja di dekanat Nias masih belum terlaksana dengan baik. Anak berhak untuk memperoleh pendidikan iman Katolik di dalam rumah, akan tetapi tidak bisa dipenuhi oleh orang tua pihak Katolik. Pihak Katolik mengalami berbagai kendala dan tantangan dalam meneruskan iman kepada anak. salah satunya karena non Katolik memaksa supaya anak dididik dan dibaptis secara kristen Protestan. Non Katolik mempunyai argumen yang kuat bahwa menurut tradisi nias, istri wajib menganut agama suami karena suami adalah kepala keluarga. Dengan demikian jika non Katolik merupakan pihak laki-laki, maka Katolik wajib menganut agama suaminya. Sebaliknya jika Katolik pihak laki-laki, maka pihak perempuan yang non Katolik wajib masuk Katolik. Kawin campur baik beda gereja maupun beda agama dua- duanya di larang dalam gereja Katolik. Umat yang menikah kawin campur beda gereja dapat diteguhkan dalam gereja Katolik setelah mendapat izin dari ordinaris wilayah. Ordinaris wilayah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 48, "width": 456, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "959", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan izin ketika pasangan kawin campur memenuhi syarat yang telah ditentukan menurut hukum gereja Katolik (bdk. Kan. 1125). Gereja berharap agar pasangan kawin campur yang telah mendapat dispensasi sungguh menghidupi dan melaksanakannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 456, "height": 188, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasangan kawin campur yang telah mendapat izin, harus saling mendukung dan berjuang agar janji pihak Katolik dalam meneruskan iman kepada anak dapat terlaksana dengan baik. Meneruskan iman kepada anak harus dimulai dari rumah. Rumah dijadikan sebagai tempat pewarisan iman bagi anak. Orangtua membiasakan anak untuk berdoa bersama, membaca dan merenungkan Kitab Suci, merayakan Ekaristi, berbagi iman, dan bercerita tentang iman. Orangtua memberikan pemahaman kepada anak bahwa semua anggota keluarga diharapkan untuk menjadi pewarta Injil melalui kesaksian hidup sehari-hari. Anak yang telah mendapatkan pendidikan iman yang baik dan benar dalam keluarga akan semakin berani untuk mengungkapkan, menghayati dan bersaksi tentang imannya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti dari lapangan, menunjukkan suatu hal yang bertentangan dengan harapan Gereja. Dari 16 (enam belas) responden, peneliti menemukan hanya 3 (tiga) responden yang berhasil sedangkan yang 13 (tiga belas) responden tidak. Pihak Katolik sering menghadapi berbagai kendala baik dari pihak non Katolik itu sendiri maupun keluarga besar. Mereka menghalangi pihak Katolik untuk membaptis dan mendidik anak secara Katolik. Mereka berjuang agar anak yang telah lahir dibaptis dan dididik secara kristen Protestan. Pihak Katolik sering mengalah demi kebahagiaan dan keutuhan rumah tangganya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 456, "height": 200, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mereka mengikuti segala permintaan pihak non Katolik bahkan merelakan anak-anaknya dibaptis secara Protestan. Pihak non Katolik berusaha agar anak yang telah dibaptis dididik secara kristen Protestan di dalam rumah. Kenyataan seperti ini semakin menutup kemungkinan bagi pihak Katolik untuk meneruskan iman kepada anak-anaknya. Akan tetapi ia tidak putus asa, ia berusaha menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Katolik. Ia berharap bahwa sekolah Katolik dapat membantunya untuk memperkenalkan iman Katolik kepada anak. Pendalaman iman Katolik yang diperoleh dari sekolah dapat membantu anak ke depan untuk mencintai dan memilih gereja Katolik sebagai agamanya. Anak bisa berani mengatakan kepada orangtuanya (pihak non Katolik) untuk dibaptis secara Katolik. Harapan-harapan pihak Katolik yang seperti ini tidak dapat tercapai tanpa kerjasama baik di gereja maupun sekolah. Gereja harus terlibat secara aktif untuk mendampingi pihak Katolik dalam mewujudkan kerinduan yang baik tersebut. Gereja harus merangkul dan memberi pendampingan khusus bagi keluarga-keluarga kawin campur agar mereka semakin kuat dalam melaksanakan kewajiban moral tersebut. Keterlibatan Gereja menjadi daya kekuatan yang baik bagi pihak Katolik untuk tetap berjuang dan berusaha mewujudkan janji dalam meneruskan iman kepada anak. Perjuangan dan usaha yang dilakukan pihak Katolik tidak akan sia-sia bila ia memiliki iman yang baik dan benar serta menghidupinya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 74, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 456, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia, M. M. F., & Mukrimun, A. (2022). Tinjauan Hukum Terhadap Hak Anak Dalam Perkawinan Beda Agama. Usroh:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 544, "width": 432, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Hukum Keluarga Islam , 6 (1), 46–61. https://doi.org/https://doi.org/10.19109/ujhki.v6i1.11658", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chorina, Y., & Tangipau, G. R. (2023). Implementasi Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga Plural (Studi Kasus Pada Keluarga Beda Agama). Jurnal Pendidikan Agama Dan Teologi , 1 (2), 180–188. https://doi.org/https://doi.org/10.59581/jpat-widyakarya.v1i2.631", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 607, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, R. (2018). Perkawinan Campuran Dan Dampak Terhadap Kewarganegaraan Dan Status Anak Menurut Undang-Undang Di Indonesia. Soumatera Law Review , 1 (1), 153. https://doi.org/10.22216/soumlaw.v1i1.3395", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 457, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartanto, D. A. (2019). Perkawinan Lintas Agama Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Agama Di Indonesia. YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam , 10 (2), 137. https://doi.org/https://doi.org/10.54793/teologi-dan-kependidikan.v8i1.78", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 456, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, B., Firmanto, A. D., & Aluwesia, N. W. (2021). Formatio Keluarga Sebagai Upaya Menanggapi Fenomena Konversi Agama. Jurnal Pelayanan Pastoral , 2 (1), 9–19.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaharuddin, K., & Syafruddin, S. (2020). Pernikahan Beda Agama Dan Dampak Terhadap Pendidikan Agama Anak. SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum , 4 (1), 53–81. https://doi.org/10.52266/sangaji.v4i1.479", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 746, "width": 456, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusnadi, H., & Wijaya, A. I. K. D. (2019). Dampak Pernikahan Beda Agama Terhadap Keterlibatan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 456, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawarni Gea | Pendidikan Iman Katolik Anak Dalam Keluarga Kawin Campur Beda Gereja Di Dekanat Nias Keuskupan Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 769, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "960", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 74, "width": 433, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidup Menggereja Sebagai Umat Beriman Kristiani. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik , 19 (2), 15–27. https://doi.org/10.34150/jpak.v19i2.239", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 457, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lubur, H. S. (2023). Dampak Perkawinan Campur terhadap Iman Anak dan Keutuhan Keluarga Menurut Ajaran Gereja Katolik. In Theos: Jurnal Pendidikan Dan Theologi , 3 (1), 1–7. https://doi.org/https://doi.org/10.56393/intheos.v3i1.1290", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 456, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paseno, I. V., & Palimbo, H. (2023). Pentingnya Katekese Persiapan Perkawinan Bagi Calon Pasutri Muda Dalam Mewujudkan Keluarga Yang Harmonis. Euntes : Jurnal Ilmiah Pastoral, Kateketik, Dan Pendidikan Agama Katolik , 1 (2), 16–31. https://doi.org/10.58586/je.v1i2.18", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 456, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, I. G. K. A. P., Dyanthi, L. M., Saravistha, D. B., & Herawati, K. M. (2023). Perkawinan Berbeda Agama Di Indonesia. Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin , 3 (2), 63–72. https://doi.org/10.58707/jipm.v3i2.446", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 456, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasyid, M. H., Jannah, G. R., Sari, R. T. N., Fiana, V. A., Djayadiningrat, A. F., & Batubara, G. V. (2023). Peraturan Hukum Terhadap Perkawinan Beda Agama Di Indonesia Ditinjau Dari Hukum Positif Indonesia. Civilia: Jurnal Kajian Hukum Dan Pendidikan Kewarganegaraan , 3 (2), 141– 151. https://doi.org/https://doi.org/10.572349/civilia.v3i2.428", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 457, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romanus Oktavianus Ebu. (2022). Perkawinan Campur Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Berkeluarga Menurut Khk 1983. JAPB: Jurnal Agama, Pendidikan Dan Budaya , 3 (1), 179–186. https://doi.org/10.56358/japb.v3i1.111", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 301, "width": 456, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsudin, S. (2018). Penanaman Nilai Pendidikan Agama Pada Anak Di Lingkungan Beda Agama.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 314, "width": 170, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitrah: Jurnal Studi Pendidikan , 9 (2).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 457, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputri, A. M. W., Sutarni, N., & Sholikah, D. I. (2023). Legalitas Perkawinan Beda Agama dalam Sudut Pandang Undang-Undang Perkawinan dan Undang-Undang Administrasi Kependudukan Dikaitkan dengan Hak Asasi Manusia. Jurnal Bedah Hukum , 7 (1), 98–120. https://doi.org/https://doi.org/10.36596/jbh.v7i1.1017", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 457, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiarini, L. D. (2021). Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan , 19 (1), 45–55.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 456, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silfanus, J. (2022). Perkawinan Beda Agama Secara Alkitabiah Dalam Masyarakat Pluralisme. The Way: Jurnal Teologi Dan Kependidikan , 8 (1), 82–95.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 428, "width": 457, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamsulbahri, A., & MH, A. (2020). Akibat Hukum Perkawinan Beda Agama Menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. AL-SYAKHSHIYYAH Jurnal Hukum Keluarga Islam Dan Kemanusiaan , 2 (1), 75–85. https://doi.org/10.35673/as-hki.v2i1.895 Tantan Hermansah, Kiky Rizky, Novita Misika Putri. (2021). Problematika Sosial dan Keagamaan Dalam Keluarga Beda Agama Di desa Sendangmulyo Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Alamtara:", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 491, "width": 31, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 491, "width": 96, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi Dan", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 491, "width": 432, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyiaran Islam , 5 (2), 103–126. https://doi.org/10.58518/alamtara.v5i2.761", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 456, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tao, E. Y., & Wilhelmus, O. R. (2020). Pandangan Pasutri Tentang Perkawinan Campur Beda Agama Dan Program Pastoralnya Di Paroki St. Cornelius Madiun. CREDENDUM: Jurnal Pendidikan Agama , 2 (1), 14–21. https://doi.org/https://doi.org/10.34150/credendum.v2i1.267 Teguh Prayogo, Fransiskus Janu Hamu, & Silvester Adinuhgra. (2022). Peran Orang Tua Sebagai Pendidik Iman Anak Usia Dini Dalam Keluarga Katolik Di Paroki Santo Klemens Puruk Cah Skripsi.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 580, "width": 432, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik , 6 (1), 120–134. https://doi.org/10.58374/sepakat.v6i1.72", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 457, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wea, D., & Rio, M. (2020). Studi Pemahaman Umat Katolik tentang Perkawinan Campur Berdasarkan Kitab Hukum Kanonik 1983 dan Dampaknya terhadap Dimensi Kehidupan Berkeluarga. Jurnal Masalah Pastoral , 8 (2), 102–132. YUSTISIANTO, B. S. (2021). Perkawinan Campur Beda Gereja Dan Sumbangsihnya Untuk Gerakan Ekumene Gereja Katolik Keuskupan Weetebula Dan Gereja Kristen Sumba (Gks) . IFTK Ledalero.", "type": "List item" } ]
262d0619-fe61-1713-f0d2-28137eb21ca3
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jhp/article/download/23205/15188
[ { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 107, "width": 401, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Keterampilan Berbicara Anak Usia 5 – 6 Tahun di TK Ilmi Insani", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 154, "width": 370, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received : 14 Maret 2020 Revised : 15 Mei 2020 Accepted : 2 Juni 2020", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 179, "width": 120, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustika Ayu 1 , Nasriah 2", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 193, "width": 202, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Psr V Medan Estate", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 246, "width": 150, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 272, "width": 357, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak . Dalam penelitian ini yang menjadi sebuah masalah adalah keterampilan berbicara anak yang belum berkembang dengan baik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada anak untuk berinteraksi langsung baik dengan guru maupun dengan teman bermainnya, kurangnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti metode bermain peran yang memberikan kebebasan pada anak untuk berinteraksi dengan temannya dan menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk terampil dalam berhubungan dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Ilmi Insani Medan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 376, "width": 357, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian post test only control design . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua kelas kelompok yang memiliki karakteristik yang sama yaitu kelas B1 dan kelas B2. Penentuan sampel kelas dilakukan secara acak (random) dengan jumlah sampel tiap kelas sebanyak 13 anak.Variabel bebas adalah metode bermain peran sedangkan variabel terikat adalah keterampilan berbicara. Instrumen pengumpulan data yaitu pedoman observasi. Analisis data mengunakan uji-t. Dan observasi dilakukan pengobservasi dengan pedoman observasi yang telah disediakan. Dengan taraf nyata α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 468, "width": 357, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai pada kelas eksperimen 10,07 dengan nilai rata-rata tertinggi anak adalah 3 dan nilai rata-rata terendah anak 8, sehingga keterampilan berbicara anak pada kelas eksperimen memperoleh perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol 8,38 dengan nilai rata-rata tertinggi 2,5 dan nilai terendah 1,5, sehingga keterampilan berbicara anak pada kelas kontrol memperoleh perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain peran berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berbicara anak yaitu dari hasil uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel yaitu 3,869 > 1,711 pada taraf α = 0.05. Dengan demikian metode bermain peran berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Ilmi Insani Jl. Letda Sudjono Medan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 608, "width": 210, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Bermain Peran, Keterampilan berbicara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 647, "width": 399, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu bentuk pengembangan bahasa atau yang dikenal dengan keterampilan bahasa yaitu berbicara. Keduanya merupakan bagian dari proses komunikasi. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan bahasa yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 716, "width": 399, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Laura Dyer (2004 : 2) bahasa merupakan “suatu system simbolis yang digunakan untuk mewakili pikiran seseorang. Hal tersebut mengacu pada kosakata, tata", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 399, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahasa, dan kondisi sosial yang mengatur cara kita berkomunikasi melalui berbagai sarana seperti berbicara, memberikan isyarat tubuh, dan menulis", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 400, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan yang muncul dilapangan secara umum keterampilan anak belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan keterbatasan kata-kata yang diketahui dan informasi yang didengar dari orang-orang disekitarnya, hal ini terlihat masih ada anak yang diam, bengong, kadang termangu kalau ditanya oleh guru atau teman di sekolah, bahkan oleh orang tua atau orang-orang yang ada disekitar, anak elum mampu menyebutkan dan menjelaskan tentang sesuatuhal, terbata-bata takut salah kalau berbicara, karena anak belum memiliki kosa kata yang memadai atau pelajaran yang kurang variatif, kalau hal itu dibiarkan terus menerus anak akan mempunyai kesulitan dalam menggunakan bahasa, terutama dalam berkomunikasi secara lisan di masyarakat. Selain itu, ketika anak diminta menceritakan tentang pengalamannya sehari-hari, belum beraninya anak untuk bercerita didepan teman-temannya atau di depan kelas, dan masih terdapat anak yang bersifat pasif ketika diminta berbicara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 399, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti TK Ilmi Insani Medan keterampilan berbicara anak masih belum sesuai dengan yang diharapkan, seperti masih ada anak yang belum lancar berbicara. Misalnya, ketika anak diminta menceritakan tentang pengalamannya sehari-hari, belum beraninya anak untuk tampil bercerita didepan teman- temannya atau didepan kelas, dan masih terdapat anak yang bersikap pasif ketika diminta berbicara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 156, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 399, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen.Desain dalam penelitian ini adalah True EksperimentalDesign, dengan bentuk Postest-Only Control Design dalam model ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok Kontrol yang dipilih secara random. Sugiyono (2010:117) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari definisi diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di TK Ilmi Insani Letda Sudjono T.A 2015/2016. Adapun anak kelompok B terdiri dari 2 kelas yaitu kelas B1 berjumlah 13 anak, kelas B2 berjumlah 13 anak. Dengan jumlah keseluruhan anak sebanyak 26 anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 401, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat semua aktivitas anak pada proses kegiatan kolase di kelas. Observasi dilakukan pada anakkelompok Buntuk memperoleh data anak yang berkaitan dengan aspek-aspek kreativitas anak.Penyusunan data dilakukan dengan memuat namaanak.Tugas observer memberi tanda checklist (  ) pada skor yang di dapat melalui pedoman observasi yang dibuat. Dari observasi yang dilakukan maka diperoleh data tentang keterampilan berbicara", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 116, "width": 171, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kisi – Kisi Observasi Anak", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 130, "width": 392, "height": 596, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VARIABEL INDIKATOR DESKRIPTOR SKALA PENILAIAN 0 1 2 3 Keterampilan Berbicara 1. Kemampuan anak untuk berbicara dengan baik. 1) Anak mampu berbicara dengan lancar (tidak gagap) 2) Anak mampu ngucapkan vokal dengan jelas 3) Anak mampu berbicara dengan suara yang nyaring 2. Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana dengan urutan yang mudah dipahami. 1) Anak fokus mendengarkan ketika guru menjelaskan/bercerita 2) Anak mampu menceritakan kembali karakter tokoh dalam cerita 3) Anak mampu menceritakan kembali sesuai dengan urutan cerita secara sederhana 3. Menggunakan kata sambung seperti : dan, karena, tetapi 1) Anak mampu bercerita dengan menggunakan kata sambung “dan” 2) Anak mampu bercerita dengan menggunakan kata sambung “karena” 3) Anak mampu bercerita dengan menggunakan kata sambung “tetapi” 4. Menggunakan kata tanya seperti : siapa, apa, kapan, dimana mengapa 1) Anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan yang diawali kata “siapa” 2) Anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan yang diawali kata “kapan” 3) Anak mampu bertanya dan menjawab pertanyaan yang diawali kata “dimana” Jumlah skor", "type": "Table" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 46, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petunjuk", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 399, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memberi skor pada butir-butir kreativitas maka checklistlah angka pada kolom skor (0, 1,2,3) sesuai dengan kriteria berikut :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 154, "width": 324, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik sekali (BS) = jika 3 deskriptor yang tampak : skor 3 Baik (B) = jika 2 deskriptor yang tampak : skor 2 Cukup (C) = jika 1 deskriptor yang tampak : skor 1 Kurang (K) = jika tidak ada deskriptor yang tampak : skor 0", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 114, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 400, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah diterangkan sebelumnya pada bab III bahwa dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi. Lembar observasi telah disusun sehingga dapat digunakan untuk melihat data keterampilan berbicara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 280, "width": 399, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari observasi, dapat dilihat bahwa dengan kegiatan membatik memberikan perbedaan pada perkembangan kreativitas anak di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 331, "width": 381, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perbandingan Penerapan Metode Bermain Peran di Kelas Eksperimen (B1) dan Penerapan Metode Bercerita di Kelas Kontrol (B2)", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 368, "width": 326, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nama Anak Kelas Eksperimen Nama Anak Kelas Kontrol Nilai Rata-rata Anak Ket Nilai Rata-rata Anak Ket Aqil 2 B Aflah 2,5 BS Athaya 2,5 BS Ara 2,25 B Deva 2,25 B Farish 2,5 BS Dini 2,25 B Fathir 2,25 B Lila 2,75 BS Fikri 2 B Nabila 2 B Miftah 2,25 B Nadia 2,75 BS Nabil 2 B Putri 2,5 BS Rasya Y 1,75 B Rasya A 2,5 BS Rifat 2 B Raziq 3 BS Rizki 2,25 B Sazza 2,75 BS Salsa 1,75 B Tasya 2,5 BS Siti 2,25 B Zayyan 3 BS Tedy 1,5 C Jumlah 32,75 Jumlah 27,25 Rata-Rata 2,51 Rata-Rata 2,09 Kategori Baik Sekali Kategori Baik", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 614, "width": 400, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara kelas eksperimen (pembelajaran dengan metode bermain peran) dan kelas kontrol (pembelajaran dengan metode bercerita). Pada kelas eksperimen nilai rata-rata anak diperoleh 2,51 termasuk dalam kategori Baik Sekali, dan dikelas kontrol terdapat rata-rata yang diperoleh anak 2,09 termasuk dalam kategori Baik. Dari hasil data tersebut terlihat selisih nilai rata-rata anak sebanyak 0,42. Maka dari itu terlihat bahwa metode bermain peran yang digunakan dikelas eksperimen lebih besar pengaruhnya terhadap keterampilan berbicara pada anak dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode bercerita.", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 81, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 400, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada proses dalam memperoleh hasil analisis data, sebelum memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Peneliti melakukan sebuah observasi awal terhadap kedua kelas sampel. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda diperoleh skor keterampilan berbicara anak di kelas kontrol 8,38 sedangkan di kelas eksperimen 10,07. Dari hasil observasi kedua sampel tersebut diperoleh selisih 1,69 atau nilai rata-rata anak di kelas kontrol 2,09 sedangkan di kelas eksperimen 2,51 sehingga berselisih 0,42. Dari data yang diperoleh tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berbicara anak pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan metode bermain peran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun, dengan adanya sarana pembelajaran berupa metode bermain peran anak mampu berinteraksi dengan baik bersama temannya dan lebih percaya diri karena pada metode ini anak tidak dituntut akan benar salah namun memberikan motivasi yang lebih kepada anak untuk mengembangkan keterampilan berbicaranya sesuai dengan pengalaman anak sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 318, "width": 400, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penerapan metode bermain peran pada kelas eksperimen ternyata cukup memuaskan anak pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di TK Ilmi Insani Medan dapat dinyatakan bahwa metode bermain peran dalam pembelajaran anak usia dini dapat mempengaruhi keterampilan berbicara anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 407, "width": 400, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pada sub bab sebelumnya dapat di ambil kesimpulan, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 432, "width": 382, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pembelajaran menggunakan metode bermain peran memiliki nilai rata-rata dikelas eksperimen yaitu 2,51 lebih besar dibandingkan dengan hasil observasi keterampilan berbicara anak dikelas kontrol yang memiliki rata-rata yaitu 2.09. Dapat diartikan bahwa ada pengaruh metode bermain peran terhadap keterampilan berbicara anak dari pada metode bercerita.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 495, "width": 382, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil nilai uji hipotesis terbukti bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh t hitung = 3,869 sedangkan t tabel = 1,711. Hal tersebut sesuai dengan hasil uji hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat dinyatakan ada pengaruh metode bermain peran terhadap keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Ilmi Insani Medan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 571, "width": 360, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 584, "width": 382, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bagi pihak sekolah sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan untuk pemilihan metode pembelajaran untuk mengoptimalkan keterampilan berbicara pada anak.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 609, "width": 382, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Bagi guru sebaiknya dapat dijadikan metode pembelajaran yang menarik untuk menarik minat anak untuk belajar dengan menggunakan metode bermain peran agar meningkatkan keterampilan berbicara anak.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 647, "width": 382, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Bagi peneliti menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang apa yang telah dikaji sehingga nanti akan lebih mudah menggunakan metode bermain peran saat proses belajar anak.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 105, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 400, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta. Cahyo, Agus N. 2011. Game Khusus Penyeimbang Otak Kanan & Kiri Anak . Jogjakarta : FlashBooks", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Rampai Usia Emas", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 42, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2502-7166", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 55, "width": 100, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 6 No. 1 Juni 2020", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 55, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2301-9409", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukes, Chris dan Maggie Smith. 2010. CAra Mengembangkan Keretampilan Berkomunikasi dan Berbahasa pada Anak Prasekolah . Jakarta : Indeks.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 400, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dhieni, Nurbiana. 2012. Metode Pengembangan Bahasa . Jakarta : Universitas Terbuka Dyer, Laura. 2004. Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak . Jakarta : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 376, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eileen AK dan Lynn R. Marrotz. 2010. Profil Perkembangan Anak . Jakarta: Indeks.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 192, "width": 400, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iskandarwassid, Sunendar dadang. 2010. Strategi Pembeljaran Bahasa . Bandung : Remaja Rosyadakarya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 403, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad, Fhadlillah. 2012. Desain Pembelajaran Paud . Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 . 2009. Standart Pendidikan Anak Usia Dini . Jakarta: DEPDIKNAS Saputra Yudha M & Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Anak TK. Jakarta: Depdiknas Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 400, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiono.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Dan R &", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 331, "width": 400, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D . Bandung: Alfabeta. Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini . Jakarta : Depdiknas.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 399, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspek . Jakarta : Kencana Prenada Media Group.", "type": "List item" } ]
50e38c42-1d87-a147-3999-34a333288a58
https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/jc/article/download/326/241
[ { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 94, "width": 455, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH TERHADAP PELAYANAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG", "type": "Section header" }, { "left": 251, "top": 126, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAB. LANGKAT", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 152, "width": 260, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Susanti Novita Sari, 2 Dian Wahyudi, 3 Seget Tartiyoso Mahasiswa STKIP Budidaya Binjai", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 177, "width": 151, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 192, "width": 139, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosen STKIP Budidaya Binjai", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 202, "width": 139, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected] Dosen STKIP Budidaya Binjai", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 228, "width": 131, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 275, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 306, "width": 485, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kompetensi yang dimiliki oleh tenaga tata usaha sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang dalam meningkatkan kualitas administrasi sekolah, serta faktor pendukung dan penghambat tenaga administrasi sekolah.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan objek penelitian dari garis besar latar belakang historis SMA Negeri 1 Padang Tualang. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai wawancara dengan narasumber, kemudian dengan observasi, dan pengumpulan beberapa dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Upaya tenaga administrasi untuk meningkatkan kualitas administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah dengan a. tidak menunda pekerjaan yang sudah diberi kepada masing-masing bagian. b. memaksimalkan dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap guru, karyawan dan peserta didik. c. menjalin hubungan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat. d. menjaga dan memelihara barang-barang dan alat-alat inventaris sekolah.2. faktor pendukungnya: terciptanya kerjasama yang baik antar staf atau karyawan, saling membantu pekerjaan antar staf, saling menciptajan suasana kerja yang harmonis antara karyawan , saling menghargai dan memahami karakter masing-masing staf atau karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 346, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kompetensi Teknis, Tenaga Administrasi, Administrasi Sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 528, "width": 67, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 566, "width": 485, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to describe the form of competence possessed by school administrators at SMA Negeri 1 Padang Tualang in improving the quality of school administration, as well as supporting and inhibiting factors for school administration personnel. This research is a descriptive study using the object of research from an outline of the historical background. SMA Negeri 1 Padang Tualang. Data collection was carried out through various interviews with sources, then by observation, and collecting some documentation. The results showed that: 1. Administrative personnel efforts to improve the quality of school administration at SMA Negeri 1 Padang Tualang are: a. do not delay the work that has been assigned to each division. b. maximize in providing good service to teachers, employees and students. c. establish cooperative relationships with government and community institutions. d. maintain and maintain school inventory items and tools. 2. supporting factors: the creation of good cooperation between staff or employees, helping each other work between staff, creating a harmonious working atmosphere between employees, mutual respect and understanding the character of each staff or employee.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 731, "width": 378, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Technical Competence, Administrative Personnel, School Administration.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 135, "width": 233, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Administrasi sekolah merupakan proses keseluruhan dan kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang ada kaitannya dengan tugas-tugas. Dimana meliputi: kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Maka perlu adanya tenaga atau personel yang handal dan mampu dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. Dengan adanya tenaga administrasi sekolah yang mampu tentu akan menunjang ketercapaian tujuan yang telah direncanakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 233, "height": 313, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil (Wahyudi, 2015:3). Tenaga administrasi sekolah harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi dalam dunia pendidikan dan menguasai beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki antara lain: kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi profesional Dari beberapa kompetensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Karena tanpa salah satu kompetensi tersebut maka hasil kerja yang dihasilkan tidak akan berjalan semaksimal mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 233, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlangsungnya kegiatan administrasi sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya. Untuk itu personel yang bertugas menjalankan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 119, "width": 233, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan administrasi tersebut haruslah benar- benar menguasai betul apa yang harus dilaksanakan dalam menjalankan tugas sebagai pelaksana administrasi sekolah. (Daryanto, 2005: 29)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 199, "width": 233, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Wahyudi (2018) beliau mengatakan bahwa administrasi pendidikan mempunyai arti sempit dan luas. Arti yang sempit dari administrasi pendidikan menyangkut pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya surat-menyurat, mendaftarkan, membayar dan melengkapi persyaratan sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 310, "width": 233, "height": 217, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arti luas dalam administrasi itu berkenaan dengan menerima surat, mencatat, membuat ringkasan yang isinya untuk dibaca kepala bagian/kepala sekolah, membalas, memperbanyak, mengirim surat keluar, menyimpan atau mengarsipkan dan menyimpan dalam map/lemari tertentu. Semua urusan ini disebut juga urusan tata usaha, walaupun masih ada juga yang menggunakan istilah administrasi. Umpamanya di perguruan tinggi terdapat dua biro yang disebut Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) serta Biro Administrasi Umum (BAU).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 532, "width": 233, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Liang Gie (1982) mengemukakan administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekolompok orang yang mencapai tujuan tertentu. Istilah administrasi sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari tidak saja dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam berbagai urusan dan kepentingan, terutama dengan kantor–kantor, mulai urusan lahir, masuk sekolah, tamat sekolah, masuk rumah sakit, cari pekerjaan, naik pangkat, urusan pensiun, dan akhirnya urusan pemakaman. (Kamars,2015: 2)", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 722, "width": 233, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu faktor penentu keberhasilan kegiatan administrasi sekolah adalah dilihat dari seberapa besar peran tenaga administrasi", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 233, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelaksana kegiatan administrasi. Oleh karena itu tenaga administrasi sekolah perlu meningkatkan peran serta kinerja dalam melaksanakan kegiatan administrasi sekolah untuk pencapaian tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 232, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penyataan diatas tenaga administrasi sekolah yang handal dan kompeten dalam bidangnya merupakan hal penting dalam pencapaian kegiatan administrasi. Karena dengan penguasaan kompetensi yang baik oleh tenaga administrasi akan sangat mendukung ketercapaian tugas pokok dan fungsi dari tenaga administrasi sekolah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. (Daryanto, 2005:29)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 233, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengelolaan hubungan Masyarakat dan korelasinya dengan mutu pelayanan Pendidikan SMA Negeri 1 Padang Tualang, (2) terdapat hubungan yang positif antara hubungan masyarakat dengan mutu pelayanan Pendidikan SMA Negeri 1 Padang Tualang, (3) secara bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengelolaan hubungan masyarakat dengan Mutu Pelayanan Pendidikan SMA Negeri 1 Padang Tualang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 233, "height": 234, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga administrasi sekolah harus mampu melaksanakan kegiatan kegiatan administrasi dalam dunia pendidikan dan menguasai beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah. Seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah, ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki antara lain: kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi pedagogik. Dari beberapa kompetensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Karena tanpa salah satu kompetensi tersebut maka hasil kerja yang dihasilkan tidak akan berjalan semaksimal", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 94, "width": 233, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mungkin.. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mengambil judul : Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah Terhadap Pelayanan Sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang Kabupaten Langkat.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 189, "width": 188, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 205, "width": 236, "height": 503, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah ( School Action Research ), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses pembelajaran di sekolah. Subyek penelitian adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang dapat memberikan data sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Adapun yang akan menjadi subyek penelitian adalah kepala sekolah dan Tata Usaha. Menurut Sugiyono (2012:144) pengertian objek penelitian adalah sebagi berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif, valid, dan realiable tentang suatu hal (variabel tertentu)”. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Tata Usaha di SMA Negeri 1 Padang Tualang. Instrumen yang akan digunakan sebagai berikut: pertama : angket, Suharsimi (1995: 136-138) mengatakan angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (√) pada kolom atau tempat yang sesuai, kedua : wawancara dan ketiga : dokumentasi. Sugiono (2010:140) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumentasi merupakan pelengkap/ penunjang hasil penelitian yang telah diperoleh, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang bersangkutan dengan SMA Negeri 1 Padang Tualang.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 187, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 743, "width": 232, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian akan menganalisis temuan yang ada dan memodifikasikan teori yang ada", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 233, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian membangun teori yang baru serta menjelaskan tentang implikasi-implikasi dari hasil penelitian tentang Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah Terhadap Pelayanan Sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang Kab.Langkat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 232, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kinerja Kepala Sekolah Di SMA Negeri 1 Padang Tualang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 233, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini perencanaan ialah suatu program yang dibuat kepala sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Negeri 1 Padang Tualang. Program kepala sekolah dalam melakukan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 232, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil wawancara kepada kepala sekolah mengenai tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang pada tanggal 16 September 2020 sebagai berikut: “Biasanya saya bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 232, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara kepada kepala sekolah diatas menunjukan bahwasanya kepala sekolah melakukan perencanaan dalam kegiatan dalam mengenai tugas dan tangung jawab disekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang pada tanggal 16 september 2020, mengenai perencanaan kompetensi tenaga administrasi sekolah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 232, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Dengan cara memproses memperdayakan segala sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk mencapai siatu tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan secara baik dan benar. Administrasi pendidikan tidak hanya menyangkut soal tata usaha sekolah, tetapi menyangkut semua kegiatan sekolah,", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 94, "width": 231, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baik mengenai kurikulum, sarana dan prasarana, perpustakaan dan lain-lain”.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 126, "width": 232, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara kepada kepala sekolah diatas menunjukan bahwasanya kepala sekolah melakukan perencanaan dalam mengenai perencanaan tenaga administrasi sekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang pada tanggal 16 september 2020, mengenai upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk meningkatkan kedisiplinan di SMA Negeri 1 Padang Tualang.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 282, "width": 232, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pemberian angket kesepakatan kesediaan mematuhin aturan sekolah kepada wali murid sebagai wujud kerjasama orang tua dengan sekolah, diadakan berbagai kegiatan penunjang upaya peningkatan kedisplinan siswa dan kegiatan ekstrakulikuler, serta memberikan motivasi”.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 395, "width": 233, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara kepada kepala sekolah diatas menunjukan bahwasanya kepala sekolah melakukan kegiatan dalam mengenai upaya dan disiplin disekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah SMA Negeri 1 Padang Tualang pada tanggal 16 september 2020, mengenai tindakan atau solusi yang diambil dalam mengahadapi hambatan tersebut:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 536, "width": 232, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Mengadakan rapat rutin setiap bulan atau pembinaan setiap kalinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan, penggunaan saran dan prasaranan secara bergantian peryektor, pemanfaatan ruangan dengan sebaik-baiknya demi menunjang kebutuhan siswa dan kenyamanan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 649, "width": 233, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara kepada kepala sekolah diatas menunjukan bahwasanya kepala sekolah melakukan tindakan atau solusi yang diambil dalam mengahadapi hambatan disekolah. 2. Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 233, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008, standar tenaga administrasi sekolahmaka dapat", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 233, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diketahuin bahwa tugas dari tenaga administrasi sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan administrai sekolah, meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Melaksanakan administrasi siswa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 217, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melaksanakan administrasi kepegawaian", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 200, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Melaksanakan administrasi keuangan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 231, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Melaksanakan administrasi sarana prasarana", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 232, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Melaksanakan administrasi hubungan masyarakat dan sekolah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Melaksanakan administrasi kurikulum", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 232, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tenaga Administrasi Sekolah SMA", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 133, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri 1 Padang Tualang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 232, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga administrasi di SMA Negeri 1 Padang Tualang 10 orang. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, sebagai berikut: Jumlah tenaga administrasi disekolah keseluruhan berjumlah 10 orang, peran membantu administrasi sekolah yang meliputi administrasi siswa, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dan sekolah, kurikulum.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 232, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). Kompetensi teknis tenaga administrasi sekolah dalam pengelolaan kegiatan administrasi sekolah di SMA Negeri 1 padang tualang yaitu saya buat dengan mengadakan koordinasi atau rapat kerja, mengusulkan kebutuhan pegawai ke dinas terkait, dan meninjak lanjuti dengan pendayagunaan, penempatan", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 554, "width": 20, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 570, "width": 211, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penugasan tenaga administrasi sekolah meliputi pembagian tempat kerja atau lembaga, formasi jabaran, tugas pokok.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 232, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2). Kompetensi sosial tenaga administrasi sekolah dalam pengelolaan kegiatan administrasi di SMA Negeri 1 Padang Tualang yaitu yang saya buat adalah dengan mempererat tali persaudaraan, baik dalam berkomunikasi dan membangun hubungan kerja yang baik, disiplin, dan tanggung jawab.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 232, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun dalam hal lain pPelaksanaan administrasi yang dilaksanakan oleh tenaga", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 94, "width": 233, "height": 344, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang adalah pencatatan siswa dari awal masuk sekolah sampai siswa tersebut dinyatakan lulus dari sekolah. Dimulai dari surat pendaftaran siswa baru, daftar calon siswa baru, daftar siswa baru, pembagian kelas siswa baru, pencatatan data siswa pada buku induk, hingga data siswa yang akan menempuh UAS maupun UN dan dinyatakan lulus dari sekolah. Hal ini disampaikan oleh kepala tenaga administrasi sekolah pada hasil wawancara pada tanggal 16 September 2020 bahwa pelaksanaan administrasi sekolah yang dilaksanakan tenaga administrasi meliputi kegiatan pengadministrasian kelengkapan urusan kurikulum, membuat daftar calon peserta UAS dan UN. Pelaksanaan administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang dilaksanankan dengan baik dan sesuia peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2008 tentang standar Tenaga Administrasi Sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 443, "width": 233, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang meliputi kegiatan pengadministrasian kelengkapan urusan tentang daftar calon peserta UAS dan UN.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 539, "width": 232, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kendala Kinerja Tenaga Administrasi Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 570, "width": 98, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kendala Internal", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 586, "width": 232, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala internal berasal dari dalam diri personil tenaga administrasi sekolah, adapun kendala yang dihadapin tenaga administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 665, "width": 78, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Kompetensi", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 681, "width": 233, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Berdasarkan wawancara dengan wakil kepala sekolah pada tanggal 16 September 2020 menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 232, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Tenaga administrasi sekolah memiliki kompetensi kepribadian yaitu karna dibawah naungan yayasan,sehingga kompetensi kepribadian setiap tenaga administrasi sudah bagus, memiliki kompetensi sosial yaitu komunikasi antar tenaga administrasi terjalin dengan baik, setiap satu bulan sekali sekolah mengadakan pengajian yang diikuti oleh seluruh pegawai sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 233, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan yang hampir sama disampaikan oleh Kepala Tenaga Administrasi Sekolah pada hasil wawancara tanggal 16 September 2020 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 233, "height": 283, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ya, kompetensi kepribadian yang dimiliki berupa adanya rasa bertanggung jawab dengan pekerjaanya dan saling mengerti antara saya dan tenaga administrasi membuat lingkungan kerja dibagian tenaga administrasi dapat berjalan dengan baik, kompetensi sosial yang dimiliki berupa hubungan komunikasi saya dan tenaga administrasi terjalin baik dan kegiatan pengajian rutin yang diadakan sekolah setiap satu bulan sekali diikuti oleh semua pegawai sekolah, kompetensi teknis yang dimiliki berupa kompetensi teknis yang saya miliki dapat dibuktikan dengan mengikuti beberapa pelatihan dan kompetensi yang berupah menyelesaikan pekerjaan administrasi sekolah yang sudah saya jalani, sehingga pekerjaan administrasi sekolah sudah seperti hal biasa. b. Kendala Eksternal", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 586, "width": 233, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi/ pengamatan pada tanggal 16 September 2020 yang dapat dimiliki oleh sekolah pada bagian kantor administrasi sekolah sudah cukup memadai, diantaranya adanya komputer, printer, meja, lemari untuk menyimpan dokumentasi sekolah, kipas angina, dll. Sarana tersebut dimanfaatkan oleh tenaga administrasi sekolah dengan baik,berdasarkan narasumber diatas dan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa sarana yang dimiliki di kantor tenaga administrasi sekolah tidak mengalami kendala", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 94, "width": 233, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam kelengkapan sarana maupun kebermanfaatan sarana yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 142, "width": 232, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Solusi Dalam Menghadapi Kendala Tenaga Administrasi Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 173, "width": 100, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kendala Internal", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 189, "width": 232, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang disampaikan oleh Kepala Tenaga Administrasi Sekolah dari hasil wawancara pada tanggal 16 September 2020 menyatakan bahwa: “Kendala internal yang ada, jam kehadiran tenaga administrasi sekolah yang seharusnya jam 07.00 tetapi ada beberapa tenaga administrasi yang tidak dating tepatwaktu, dikarenakan ada kesibukan lain di pagi hari di rumah. Solusinya dengan mendiskusikan dengan tenaga administrasi yang lain, agar tidak ada rasa iri, dan alhamdullilah teman-teman yang lain akan hal itu”.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 395, "width": 106, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kendala Eksternal", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 411, "width": 233, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang disampaikan oleh Kepala Tenaga Administrasi Sekolah dari hasil wawancara pada tanggal 16 September 2020 menyatakan bahwa: “Kendala eksternal yaitu muncul dari peraturan pimpinan daerah untuk batas usia pegawai tenaga administrasi maksimal 65 tahun, tetapi karena susah mencari pengganti pegawai honorer, sehingga solusinya pihak sekolah mengkomunikasikan terhadap pimpinan daerah agar sekolah tidak kekurangan pegawai administrasi sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 586, "width": 232, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga administrasi di SMA Negeri 1 Padang Tualang, solusi untuk kendala internal maupun eksternal membutuhkan komunikasi yang baik antar pegawai tenaga administrasi sekolah maupun pimpinan daerah.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 713, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 232, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 39, "width": 205, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan Vol 9, No. 2, Oktober 2020 e-ISSN 2620-9209", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 803, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 79, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 232, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kompentensi teknis tenaga administrasi sekolah di SMA Negeri 1 Padang Tualang merupakan layanan yang berfungsi meringankan pencapaian tujuan aktivitas subtantif (pembelajaran, pekerjaan kantor yang berupa administrasi sekolah).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 232, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kompetensi sosial tenaga administrasi sekolah yang berasal dari dalam diri personil tenaga administrasi sekolah, Mutu guru yang belum sesuai kompetensi yang diharapkan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 232, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 233, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gie, The Liang. 1982. Administrasi Perkantoran Modern . Yogyakarta: Nurcahya. Kamars, Dachnel. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek, Edisi Kedua . Padang: Universitas Putra", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 468, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 509, "width": 196, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 232, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 606, "width": 232, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiono . 2011 . Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 661, "width": 233, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi, Arikunto. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 702, "width": 232, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi, Dian dan Ana. 2018. Administrasi Hubungan Masyarakat (Pengelolaan Hubungan Masyarakat dan Korelasinya dengan Mutu Pelayanan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 758, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah Aliyah Swasta di Kota", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 771, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Binjai). Binjai: Budidaya Press.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 108, "width": 233, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi, M. Dian. 2015. Hubungan Persepsi Guru Tentang Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Iklim Komunikasi Dengan Kinerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai . Jurnal Pendidikan dan Kepengawasan, Vol 2 No. 1, April 2015. Jurnal Pendidikan dan", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 218, "width": 141, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepengawasan, Vol 2 No. 1.", "type": "Table" } ]
c88e8197-cc50-8f7e-5779-8f9b8042d017
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi/article/download/63267/25977
[ { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 456, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A Hardware Implementation of SEPIC Converter Using ANFIS for Water Flow Control", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 100, "width": 479, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Firyal Adila a, *, Sutedjo a , Luki Septya Mahendra a , Muhammad Nizar Habibi a , Mochammad Machmud Rifadil a , Ghodah Haifa Putri a", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 134, "width": 282, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a Departemen Teknik Elektro, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 147, "width": 190, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampus PENS, Jalan Raya ITS, Sukolilo, Surabaya 60111", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 156, "width": 111, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 179, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 191, "width": 417, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water resources are one of the needs for the continuation of life. The majority of people in Indonesia still use a manual water tank filling system, so it requires regular checks. Filling the water tank manually is ineffective because it requires turning on and off the pump first so the use of electrical energy is increasingly wasteful. In this research, a water flow control system was developed to fill water tanks, making it easier to use water both at home and in public facilities. This water flow control system uses a Single Ended Primary Inductor Converter (SEPIC) Converter as a DC motor pump supply voltage regulator. The SEPIC converter has the advantage of being able to increase and decrease the voltage value without changing the polarity. The duty cycle settings on the SEPIC converter are regulated using the Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) control method. The water flow control settings in this system use feedback from the water flow sensor by utilizing the hall effect. Based on simulations and implementation that have been carried out using MATLAB as well as hardware testing, at a set point value of 1.5 liters/minute the output voltage value is 3.9 V, and at a set point value of 3 liters/minute the output voltage value is 6.8 V. Implementation of ANFIS control has proven to be a solution for regulating voltage and has worked more efficiently on loads.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 363, "width": 408, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Water resources, Water flow control, SEPIC Converter, Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS)", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 398, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 105, "top": 421, "width": 417, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber daya air termasuk kebutuhan utama dalam berlangsungnya kehidupan. Mayoritas masyarakat di Indonesia masih menggunakan sistem pengisian tangki air secara manual, sehingga memerlukan pengecekan berkala. Pengisian tangki air secara manual sangatlah tidak efektif, karena perlu menyalakan dan mematikan pompa terlebih dahulu sehingga penggunaan energi listrik semakin boros. Pada penelitian ini dibuat sistem kontrol debit air untuk pengisian tangki air, sehingga memudahkan dalam penggunaan air baik di rumah maupun fasilitas umum. Sistem kontrol debit air ini menggunakan Single Ended Primary Inductor Converter (SEPIC) Converter sebagai pengatur tegangan supply pompa motor DC. SEPIC converter mempunyai keunggulan dapat mengatur nilai tegangan tanpa mengubah polaritasnya. Pengaturan duty cycle pada SEPIC converter diatur menggunakan metode kontrol Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS). Pengaturan kontrol debit air pada sistem ini menggunakan feedback dari waterflow sensor dengan memanfaatkan efek hall . Berdasarkan simulasi dan implementasi yang telah dilakukan menggunakan MATLAB serta pengujian perangkat keras, pada nilai set point 1,5 liter/menit didapatkan nilai tegangan keluaran sebesar 3,9 V dan pada nilai set point 3 liter/menit didapatkan nilai tegangan keluaran sebesar 6,8 V. Implementasi sistem kontrol ANFIS terbukti dapat menjadi solusi pengaturan tegangan dan mampu berkerja lebih efisien pada beban. .", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 616, "width": 406, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Sumber daya air, Kontrol debit air, SEPIC converter, Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 484, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water is one of the basic needs for the continuation of life. Looking at the problems faced by the world today, namely the level of atmospheric pollution which has resulted in the depletion of the ozone layer which comes from emissions from burning fossil fuels. To reduce the level of atmospheric pollution, it is necessary to develop energy sources that are more environmentally friendly and sustainable [1]. Most people in Indonesia still use a manual water tank filling system, so it requires regular checks. Filling the water tank manually is not effective, because when the water runs out it needs to turn on the pump first, and when the water is full it can forget to turn it off, making the use of electrical energy even more wasteful. To overcome this problem, it is necessary to fill the water tank automatically, namely by creating a water discharge control system that can minimize the wasteful use of electrical energy.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 484, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solar energy can be converted into electrical energy to be used by humans to meet energy needs that are important in today's times. Moreover, we realize that Indonesia is located in an equatorial region that is rich in solar energy, so we can take advantage of certain conditions to generate electrical energy, one of which is through solar panels [2].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 484, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research presented a water flow control system that uses a water flow sensor which is used to utilize the hall effect. This hall effect worked based on the effect of a magnetic field on moving charged particles. The use of solar panels is used to supply electronic loads via a SEPIC converter to stabilize the source output voltage. SEPIC converter is a step-up and step-down converter. To overcome the weaknesses of the SEPIC converter, a Modified SEPIC converter topology was developed [3]. The selection of a SEPIC converter is based on load requirements, namely the load of a DC motor pump.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 484, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The control used in this research is the Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS). ANFIS is a method that combines the advantages of Fuzzy Logic and Artificial Neural Networks (ANN). The final step of the fuzzy logic process is defuzzification, namely mapping the fuzzy output values produced at the rule inference stage to quantity output values [4]. After going through the defuzzification process, the data will be trained to become ANFIS. By using ANFIS control, it is hoped that it can be a solution for regulating voltage in this water discharge control system. ANFIS is designed with input in the form of water discharge. Using the ANFIS method because this system uses sources with varying input values, so this adaptive neuro-fuzzy approach is proposed in this research. Thus, neuro-fuzzy systems have all the advantages of fuzzy inference systems and neural network systems. Unstable input data is modeled using fuzzy membership values [5].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 484, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solar panels as a source of renewable electrical energy can be utilized by people who need electrical energy [6]. The SEPIC converter is a combination of a boost converter and an inverted buck-boost converter which can increase or decrease the input voltage value with the output voltage polarity being the same as the input [7]. The advantages of SEPIC converters include low input current ripple, and some capacitors can prevent overheating of components due to working hard [8].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 108, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Material dan Method", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 385, "width": 79, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 System Design", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 470, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In general, this research designed and implemented a SEPIC converter which is used to stabilize the output voltage as a supply to the load. The block diagram of the water flow control system can be seen in Fig. 1.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 519, "width": 200, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Overview of water flow control system", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 484, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The block diagram in Fig. 1 shows a system created using solar panels as a source to supply the DC motor pump load. The solar panel output voltage value varies and is then regulated by a SEPIC converter using PWM by a microcontroller to obtain a duty cycle according to load requirements with Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) control.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 606, "width": 130, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Solar Panel Configuration", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 484, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, the source used is solar panels with the load to be used as a DC motor pump. Then proper solar panel design is needed to meet load requirements. Solar panels with a capacity of 100 Wp were used with specifications that are shown in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 664, "width": 208, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Solar Panel Specification Parameter Value Unit Model Peak Power (P MAX )", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 687, "width": 209, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cell efficiency Max power voltage (V MP ) Max power current (I MP ) Open circuit voltage (V OC ) Short circuit current (I SC ) Current Temperature SP100-18P 100 W 16,93% 17,8 V 5,62 A 21,8 V 6,05 0,03 - W W % V A V %/°C", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 73, "width": 207, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficient 𝑎 (I SC ) Voltage Temperature Coefficient 𝖰 (V OC ) -0,32 %/°C", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 483, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the specifications shown in Table 1, one solar panel connected in parallel will be needed. The calculation of the maximum power output of solar panels is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 140, "width": 388, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P = 1 × 100 P = 100 Watt Assuming a decrease in energy due to fluctuations in solar irradiation values of up to 60%, then: P = 75% × Wp = 75% x 100 = 75 Watt", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 198, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 SEPIC Converter", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 484, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEPIC converter (Single-Ended Primary-Inductor Converter) is a DC-DC converter that can increase or decrease the voltage from the input by setting the duty cycle on the switching component. This SEPIC converter is also called a derivative of the buck-boost converter and has a small input current ripple. The efficiency of the SEPIC converter is the best when compared to other DC converters [9]. The SEPIC Converter image is shown in Fig. 2.", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 350, "width": 136, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. SEPIC converter circuit", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 484, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are inductors and capacitors on the output side to reduce output ripple. In the calculation, the inductor current will be operated in Continuous Conduction Mode (CCM). Kirchoff's law of voltage on lines Vs, L1, C1, and L2 is:", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 406, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− 𝑉𝑠 + 𝑣𝐿 1 + 𝑣𝐶 1 − 𝑣𝐿 2 = 0 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 92, "top": 431, "width": 261, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assuming the average voltage of the inductor is equal to 0, then:", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 441, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− 𝑉𝑠 + 0 + 𝑣𝐶 1 − 0 = 0 (2)", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 466, "width": 174, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So, the average voltage on capacitor C1 is:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 477, "width": 230, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝐶 1 = 𝑉𝑠 (3)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 484, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When the switch is closed, the diode is in reverse condition [10]. The SEPIC converter circuit when the switch is closed can be seen in Fig. 3. The voltage flowing through L1 in the time period DT is:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 523, "width": 230, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑣𝐿 1 = 𝑉𝑠 (4)", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 633, "width": 242, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. SEPIC converter circuit when the switch is closed", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 484, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When the switch is open, the diode is in forward condition [11]. The SEPIC converter circuit when the switch is open can be seen in Fig. 4. Kirchoff's law of voltage on the outer part is:", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 678, "width": 266, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "−𝑉 𝑠 + 𝑣 𝐿 1 + 𝑣 𝐶 1 + 𝑉 𝑂 = 0 (5)", "type": "Formula" }, { "left": 424, "top": 577, "width": 7, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R L", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 208, "top": 157, "width": 238, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. SEPIC converter circuit when the switch is open", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 180, "width": 320, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assuming the voltage flowing through C1 is constant at the average voltage Vs", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 190, "width": 268, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "−𝑉 𝑠 + 𝑣 𝐿 1 + 𝑉𝑠 + 𝑉𝑂 = 0 (6)", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 204, "width": 264, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑣𝐿1 = −𝑉𝑜 (7)", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 230, "width": 463, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For the interval (1-D)T, because the average voltage flowing through the inductor is for periodic operation, then: 𝑣 𝐿 1 = 𝑉 𝑠 dan 𝑣 𝐿 1 = −𝑉 𝑂 (8)", "type": "Formula" }, { "left": 92, "top": 255, "width": 55, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merged into:", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 266, "width": 305, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( 𝑣 𝐿 1, 𝑠𝑤 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 )( 𝐷𝑇 ) + ( 𝑣𝐿 1, 𝑠𝑤 𝑜𝑝𝑒𝑛)(1 − 𝐷 ) 𝑇 = 0 (9) 𝑉𝑆 ( 𝐷𝑇) − 𝑉𝑂 (1 − 𝐷 ) 𝑇 = 0 (10)", "type": "Formula" }, { "left": 92, "top": 304, "width": 450, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "That D is the duty cycle value of the switch component, then from equation 10 it can be simplified to the equation:", "type": "Text" }, { "left": 536, "top": 319, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(11)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 347, "width": 235, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEPIC converter is designed with parameters as in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 358, "width": 177, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. SEPIC converter parameter Parameter Value Unit Vs Vo Iin Io Fs RL L1 = L2 C1 = C2 32 14.4 4.64 5 100 2.88 99.2 1.2 Volt Volt A A kHz Ω µH µF", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 488, "width": 100, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 System Calibration", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 484, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A tank with a capacity of 12 liters was used as a plant experiment. The bottom of the tank was provided with a tap which was used for water use in daily life. An experimental test is carried out using two set points, when the water usage discharge is opened halfway through the tap and the second is when the tap is fully opened. The data taken was read on the flow of water usage when the tap was half opened and released 1.5 liters of water/minute, while when the tap was fully opened it released 3 liters/minute of water.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 668, "width": 109, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. DC motor pump", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 691, "width": 483, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The pump used to fill the water tank is according to the specifications when a voltage of 12 V is applied, the resulting water flow has reached the nominal value. The DC motor pump used in this experiment is shown in Fig. 5.", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 100, "width": 6, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R L", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 73, "width": 175, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Water flow sensor calibration data", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 85, "width": 289, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Vin (V) Long (cm) Wide (cm) Height (cm) Vol (cm 3 ) Water flow (liter/menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 4,1 5,0 6,1 7,1 8,1 9 10 11 12 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 2,2 3 3,6 4,5 5,9 6,4 7,2 8 8,3 8,7 1262 1683 2019 2524 3281 3618 4039 4459 4628 4880 1,25 1,75 2 2,5 3,25 3,75 4 4,5 4,75 5", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 486, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 3, it can be concluded when the water usage discharge is 1.5 liters/minute, the water tank discharge will also flow 1.5 liters/minute and it is known that after testing DC motor pump requires a voltage of 3.9 V. When the DC motor pump uses a water discharge of 3 liters/minute, the water tank discharge will also flow 3 liters/minute, when testing the DC motor pump requires a voltage of 6.8 V.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 280, "width": 232, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 484, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this system, ANFIS control is designed with input in the form of water flow usage. Using the ANFIS method because this system uses sources with varying input values, so this adaptive neuro-fuzzy approach is proposed in this research. The adaptive neuro-fuzzy method is an adaptation of neural networks that is functionally equivalent to the Fuzzy Inference System (FIS) system [12]. Thus, neuro-fuzzy systems have all the advantages possessed by fuzzy inference systems and neural network systems. Unstable input data is modeled using fuzzy membership values [13]. Fuzzy membership values are used for description of input data. In particular, this neuro-fuzzy network can eliminate shortcomings in conventional fuzzy system design by training data using trial-error membership functions from fuzzy sets [14].", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 507, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. ANFIS Architecture", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 484, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ANFIS work process uses a hybrid learning algorithm, which combines the Least Squares Estimator (LSE) and Error Back Propagation (EBP) methods [15]. In the ANFIS structure, the EBP method is carried out in the 1st layer, while the LSE method is carried out in the 4th layer. In layer 1, the parameters are the parameters of the fuzzy set membership function which are non-linear in nature to the system output. The learning process for this parameter uses EBP to update the parameter value. Meanwhile, at layer 4, parameters are linear parameters for the system output, which form the basis of fuzzy rules [16]. The ANFIS method can be adaptive to changes in a given source. So by using the ANFIS method in this research, the system can reach the set point quickly and accurately because the data being compared is error and delta error. In its implementation, ANFIS is fuzzy logic, but the rules and behavior have been learned by Neuro Network [17]. There are two methods for ANFIS learning, namely forward feed and backpropagation. The weight values updated after the learning process are the main factor in shifting input membership and rule changes in ANFIS [18].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 484, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The set point value here also depends on the water usage discharge, namely using the set point value when the available water tank is at a certain height with two conditions, meaning that there will be two set points in this system. The first condition is when one of the taps on the tank is fully open and the second condition is when both taps on the tank are half open, so there are two water usage discharges which will later be used as the set point value. The water discharge sensor used is generally used to monitor water use in real-time [19]. The water flow meter sensor used to calculate the flowing water that rotates the rotor. This sensor consists of several parts, including a plastic valve, water rotor, and hall effect sensor [20].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 110, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 484, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this research discuss testing the water discharge control system which is integrated with the ANFIS control system. The purpose of this testing and analysis is to determine the success of the system and to find out whether it is by the plans made. The testing method includes partial data collection and continues with integration testing of the entire system. Fig. 7 shows when hardware integration testing is carried out. This test is carried out to see that when the input voltage is maximum, the SEPIC Converter will produce an output voltage according to the set point.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 293, "width": 229, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Hardware testing with system integration", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Open Loop Experimental Test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 329, "width": 484, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Open loop experimental test on hardware is carried out to test the entire system without proposed control. At input voltage values between 12 V-32 V using a duty cycle of 0.14 and 0.22. When the input voltage value is 32 V produces an output voltage of 3.4 V with a duty cycle of 0.14 and 6.86 V with duty cycle 0.22 as seen in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 381, "width": 268, "height": 171, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Experimental test data for open loop water control system Duty cycle Vin (V) Vout (V) Flow in (liter/minute) 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.14 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 12 16 20 24 28 32 12 16 20 24 28 32 0,51 0,82 1,74 2,33 2,89 3,4 1,85 2,89 3,9 4,91 5,91 6,86 0 0 0.5 1 1,25 1,5 0,75 1,25 1,5 2,0 2,5 3", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 484, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 shows data from open loop integration hardware testing results, consisting of duty cycles of 0.14 and 0.22. Based on the data, the maximum voltage that is set according to design is 32V. The duty cycle setting reached the set point that used is 1.5 liters/minute on a DC motor pump with a voltage of 3.4 V and 3 liters/minute on a DC motor pump with a voltage of 6.86 V. The duty cycle values are 0.14 and 0, 22 is from hardware testing so that the set point reached compliance according to the set value.", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 761, "width": 343, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8. Correlation of input voltage and input flow for open loop experimental test", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 737, "width": 72, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Input voltage (V)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 484, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the open loop integration hardware test data, it can be seen that the greater the input voltage value. then the input flow value will also be greater. As shown in Fig. 8, the input voltage and water flow values are directly proportional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 153, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Closed Loop Experimental Test", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 484, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In closed loop test, the water discharge control method uses ANFIS. Experimental data shows that the output voltage value is stable following the predetermined set point. Fig. 7 shows when testing the closed loop integration hardware. The way the control system that has been created works is by regulating the flow of water coming out of the tap in the water tank by regulating the voltage of the DC motor.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 189, "width": 274, "height": 182, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Experimental test data for closed loop water control system Duty cycle Vin (V) Vout (V) Flow in (liter/minute) Flow out (liter/minute) 0.,034 0,2721 0,2364 0,2029 0,1833 0,1617 0,4475 0,3769 0,3126 0,29 0,2527 0,2279 0 12 16 20 24 28 32 12 16 20 24 28 32 32 3,92 3,9 3,86 3,83 3,91 3,92 6,81 6,96 6,83 6,94 7,0 6,96 0 1,75 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 3,0 3,25 3,0 3,25 3,25 3,0 0 1,25 1,5 1,25 1,5 1,5 1,5 3,0 3,0 2,75 3,25 3,0 3,0 0", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 484, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6 is data from closed loop integration testing results. In this system there are two set points, namely when the flow out is 1.5 liters/minute and 3 liters/minute. When the system is run with an input voltage value that varies between 12 V - 32 V, the system output voltage will be 3.9V at a flow out set point of 1.5 liters/minute, resulting in a flow in of 1.5 liters/minute. Then the system will run the output voltage at 6.9 V when the flow out is 3 liters/minute, resulting in a flow in of 3 liters/minute.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 589, "width": 349, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. Correlation of input voltage and input flow for closed loop experimental test", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 484, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the close loop integration hardware test, it can be seen that the greater the input voltage value, the input flow value will remain relatively stable. As shown in Fig. 9, the states the input voltage and input flow values for the water tank. The test results show that the control system created is capable of working at the specified water flow discharge set point.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 62, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 484, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on integration testing without using ANFIS control, the value read on the water flow sensor is directly proportional to the given source. At an input voltage of 12-32 V, the SEPIC converter produces an output voltage of 0.51-6.86 V. In this range, the water flow sensor is able to read water flow of 0-3 liters/minute. Then the set point voltage on the DC motor pump is 3.9 V so that the flowing water discharge is 1.5 liters/minute and 6.8 V so that the flowing water discharge is 3 liters/minute. Meanwhile, for integration testing using ANFIS control, the value read on the water flow sensor will be relatively stable according to the set point even though the source value changes. The use", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 572, "width": 72, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Input voltage (V)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 221, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adila, dkk./ ROTASI, Vol. 26 No. 2 (April 2024) Hal. 45-52", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 789, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52|ROTASI", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 484, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of ANFIS control has proven to be a solution for regulating voltage in the system compared to using a DC power supply source. The control system implemented is proven to be able to work more efficiently on loads.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 57, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 483, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] C. Rizal, “Penggunaan Solar panel Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” J. Tek. Elektro, vol. 7, no. 2, pp. 7–17, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 484, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] T. Haryanto, “Perancangan Energi Terbarukan Solar Panel Untuk Essential Load Dengan Sistem Switch,” J. Tek. Mesin, vol. 10, no. 1, p. 43, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Noer Hajas Dwiharnis, Porman Pangaribuan, M.T., Agung Surya Wibowo, S.T., M.T. 2019. “Sistem Pintu Air Otomatis Berdasarkan Debit Air pada Intake Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro”. e- Proceeding of Engineering: Vol.6, No.2 Agustus 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] R. N. Fajriani, F. Asriani, and H. Susilawati, “Penerapan Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk Pemantauan Status Gunung Merapi,” Semin no. 84, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] C. Muranda, E. Ozsoy, S. Padmanaban, M. S. Bhaskar, V. Fedák and V. K. Ramachandaramurthy, \"Modified SEPIC DC-to-DC boost converter with highoutput-gain configuration for renewable applications,\" 2017 IEEE Conference on Energy Conversion (CENCON), Kuala Lumpur, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 485, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Alam, B.P., Yuliasari, I. and Wibowo, A.N., 2023. Penerapan Pencahayaan Matahari yang Mempengaruhi Kenyamanan Bangunan Tinggi. Journal of Engineering, Technology and Computing (JETCom) , 2 (2), pp.43-48, doi: 10.46574/mted.v4i1.106", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] R. Fibrianti, “Rancang Bangun SEPIC (Single-Ended Primary Inductance Converter) untuk Aplikasi MPPT (Maximum Power Point Tracker) Jenis Constant Voltage (CV),” J. Teknol. Elekterika, vol. 17, no. 2, pp. 7–13, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] E. A. Ardiansyah, R. Mardiati, and A. Fadhil, “Aplikasi Peramalan Kebutuhan Beban Listrik Menggunakan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS),” TELKA - Telekomun. Elektron. Komputasi dan Kontrol, vol. 3, no. 1, pp. 36–48, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] A. O. Maulana, “Rancang Bangun Konverter Sepic (Single Ended Primary Inductor Converter) dengan dengan Kendali Picu Kalang Terbuka” Universitas Indonesia 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] S. Heri, Indra Dilianto, Suwito, “Desain dan Implementasi Konverter DC-DC Topologi SEPIC Termodifikasi dengan Gain Statis yang Tinggi untuk Aplikasi pada Photovoltaic” Jurnal Teknologi Penerbangan Vol. 2, No.1, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 484, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Moh. Ifadli Akbar, “SEPIC Converter for Lead Acid Battery Charger Using Fuzzy Logic type-2 Controller” Journal on Advanced Research in Electrical Engineering, Vol.6, No.1, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 484, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] P. A. Niken Fadilah, Angga D. Frayudha, “Perkiraan Beban Listrik Jangka Pendek di Kabupaten Rembang dengan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System” JURNAL AKSI REMBANG Vol. 1, No. 1, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] N. F. Rizka, “Penerapan Adaptive Neuro- Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk Pemantauan Status Gunung Merapi” Prosiding Seminar Nasional Multimedia & Artificial Intelligence 2018.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] M. I. Neily, Indhana Sudiharto, dan Farid Dwi Murdianto, “Comparison of FLC and ANFIS Methods to Keep Constant Power Based on Zeta Converter” INTEK Jurnal Penelitian, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] N. N. Nismayanti, I. Sudiharto, and D. S. Yanaratri, “Comparison of FLC and ANFIS Method to Keep Constant Voltage Based On Flyback Converter,” INTEK J. Penelit., vol. 9, no. 1, p. 25, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] S. W. Tika, S. Baqaruzi, and A. Muhtar, “Perancangan Sistem Pemantauan dan Pengendalian Debit Air Menggunakan Kontrol PID,” ELECTRON J. Ilm. Tek. Elektro, vol. 2, no. 1, pp. 41–47, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Rajab. S, “Handling Interpretability Issues in ANFIS using Rule Base Simplification and Constrained Learning” Fuzzy Sets and Systems, 368, 36–58, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 484, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] E. Saputra, M. Kabib, and B. S. Nugraha, “Rancang Bangun Sistem Kontrol Debit Air Pada Pompa Paralel Berbasis Arduino,” J. Crankshaft, vol. 2, no. 1, pp. 73–80, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Abil Huda, “Pemodelan dan Simulasi Maximum Power Point Tracking Menggunakan Adaptif Neuro Fuzzy Interference System Pada Aplikasi Fotovoltaik dengan Konverter SEPIC” Jurnal Inovtek Seri Elektro, Universitas Borneo Tarakan, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 484, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] B. R. Putri, I. Sudiharto, I. Ferdiansyah, A. B. Karso, and D. S. Yanaratri, “Design SEPIC Converter for Battery Charging Using Solar Panel,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1844, no. 1, 2021.", "type": "List item" } ]
a8106bb7-16c7-fa29-06cd-c297ed038784
https://journal.yrpipku.com/index.php/jaets/article/download/3062/2142
[ { "left": 85, "top": 32, "width": 349, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Applied Engineering and Technological Science", "type": "Page header" }, { "left": 331, "top": 48, "width": 105, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023: 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "581", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 428, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENHANCING SUPPORT FOR SENIOR CITIZENS: DEVELOPMENT AND EVALUATION OF THE OSCA INFORMATION MANAGEMENT SYSTEM WITH AGILE METHODOLOGY AND ISO/IEC 25010 COMPLIANCE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 345, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johannah Mae C. Vasquez 1 , Alexander S. Cochanco 2 , Ruth G. Luciano 3 *", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 297, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nueva Ecija University of Science and Technology, Philippines 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 103, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 358, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received : 16 August 2023, Revised: 06 November 2023, Accepted : 10 December 2023 * Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 53, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 428, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The elderly were a member of the vulnerable group which the government supported and assisted in every way possible. To contribute to the support and assistance needed by the elderly who are called senior citizens, this study was conducted. This aims to develop and design a usable, performance-efficient, and functional suitable to the operation and service of the Office of the Senior Citizen Affairs (OSCA), Cabanatuan City office. The System Application Office of the Senior Citizen Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) was developed using the Agile System Development Life Cycle (SDLC) Model. The agile model has different phases and sub-phases that guarantee the quality and efficient development of the system. Every phase and sub-phases lead to a well-organized, and systematic process of system development. The proponents adopted the ISO/IEC 25010 criteria as an evaluation tool to assess the system's usability, reliability, performance efficiency, functional suitability, security, portability, maintainability, and compatibility. The self-made survey questionnaire was used as the main tool to collect the data from the respondents. Purposive sampling was used to determine the right respondents for the study. The study was composed of two different sets of respondents, the first set was the System Users and the second set was composed of IT Experts. The Office of the Senior Citizen Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) was evaluated and assessed by the respondents with a result of being highly functional, highly efficient, highly portable, highly maintainable, highly compatible, highly secured, highly reliable, and highly usable. This result indicates that the system passed and conformed to the ISO/IEC 25010 Software Product Quality Standard, hence, is recommended to be deployed at the research locale.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 383, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: OSCA, Senior Citizens, Information Management System, ISO/IEC 25010, Analytics", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modernization and digitalization are fast and continuously changing the perspectives and mindsets of everyone in providing services. Technologically assisted services are now common and ideal to provide a high level of customer satisfaction. A drastic change from manual processes to computerized and automated processes is not just a trend but a must for every office to meet the fast-changing expectations of the clientele in service sectors. The computerized system is better than the manual correspondence system to run more effectively and efficiently and the system is now more conducive than the previous system (Kumar et al, 2022; Fareed & Yassin, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 428, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government offices as one of the largest service sectors in providing different services to its citizens are not exempted from this change. In today's modern society, this development is inseparable from the increasing demands placed on governments as service providers to be more effective, efficient, and transparent in their administrative duties (Sihombing et al., 2023). The Philippines government has recognized the transformative potential of Information Technology (IT) in enhancing public services and is strategically focusing on integrating IT solutions to improve governance and service delivery. Electronic government, or e-government, increases the convenience and accessibility of government services and information to citizens (Carter and Bélanger, 2005). Embracing digitalization and leveraging technology can streamline bureaucratic processes, reduce red tape, and enhance the efficiency of public services. Digitalization is one of the most promising tools for combating one of the world’s most enduring challenges, corruption (Santiso, 2022). By incorporating IT into various government functions, the Philippines aims to create a more accessible and citizen-centric service (Ali et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "582", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sluggish pace of government processes, often attributed to manual and bureaucratic procedures, poses a significant challenge that demands prompt resolution. Many government agencies still rely on traditional, paper-based workflows, leading to delays, inefficiencies, and an increased likelihood of errors. This manual approach not only impedes the timely delivery of public services but also contributes to frustration among citizens who expect swift and seamless interactions with government entities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To address this issue, a fundamental shift towards digitization and automation is imperative. Implementing electronic systems and workflow automation tools can streamline processes, reduce paperwork, and minimize the scope of human errors. By transitioning to digital platforms, government agencies can accelerate decision-making, enhance communication, and provide more agile and responsive services to the public.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 428, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the sectors that are being served by the government is the list of vulnerable groups of individuals, one is known as the elderly, who most commonly is referred to as the “senior citizens”. They are commonly the oldest and called to be the older adults in the community. The United Nations defines an elderly person as someone who is above 60 years old (UNHCR, 2018). A person can be part of the senior citizen community when they reach the age of sixty. However, additional socio-cultural referents, such as family status (grandparents), personal appearance, or maturity level health issues, are frequently used by families and communities to define age. In the Philippines, it is customary to value, care for, and attend to the elderly members of the family; as a result, when they attain a retirement point of 60, they are regarded as senior citizens (Sosa- Malabanan, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to protect and appreciate the valuable contribution of the senior citizen, the government created a law under the 1987 constitution known as the Republic Act No. 7432 of 1992 (comelec.gov.ph, 1992) as amended by Republic Act No. 9257 and recently amended by Republic Act No. 9994 of 2010 (official gazette, 2010). The law for senior citizens is called “Office for Senior Citizen Affairs (OSCA).” The mandate of the OSCA is to make sure all the benefits for the senior citizen are given. The OSCA law mandates every city and municipality to create an office that will implement the law. Hence, in all cities and municipalities, an Office for Senior Citizen Affairs (OSCA) was established. This office is led by a senior person who will be selected by the mayor for a term of three (3) years, renewable once, but with the option of being extended if the need arises. A general assembly of senior citizens organizations in the city or municipality shall recommend three (3) nominees (Comelec, 1992).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The law contains all the specific benefits for all the senior citizens in the country. Different discounts and privileges are given and exemptions in some fees such as socioeconomic programs which is really beneficial in reducing their expenses. They see it as a huge aid, especially when it comes to purchasing medicines, as some are too expensive for them to purchase. The only issue they raised was the procedure for obtaining discounts. They find it inconvenient and time- consuming (Inabang et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apart from the discounts they are getting from their purchases, they are also given free medical and dental services in government establishments anywhere in the country. This of course is subject to guidelines issued by the Department of Health, and the Government Service Insurance System. This shift could be attributed to new laws and regulations requiring free medical and dental treatments in 2010 and the admission of people aged 60 and over in PhilHealth's \"No Balance Billing\" policy in 2015 (Siongco et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Office for Senior Citizens Affairs (OSCA) in Cabanatuan City, Nueva Ecija is one of the offices within the country that provide services for the elderly. The jurisdiction of the office is only for individuals whose age ranges from 60 years old and above, thus, the services of the office only start when they meet this age. The office is the one to provide a list of all senior citizens registered in the office and distribute it to each barangay hall to inform the barangay officials in the area.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 428, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, the OSCA-Cabanatuan City is using manual forms and checking their list manually in the spreadsheet. There are eighty-nine (89) barangays in the city and all the lists and reports are coming to the office. This makes the process slow since manual encoding and tallying between different kinds of reports such as per age of each senior citizen, those who have and do not have a pension are manually counted, and thereafter reports were created. Updating is also", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "583", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "challenging when using a spreadsheet because it can alter or delete files without noticing if there are mistakes that occur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, this research was conducted to create a system that will help improve the services provided for senior citizens in the chosen research locale. The main objective is to provide efficient service to senior citizens in Cabanatuan. The basic information about senior citizens is essential for the OSCA because it is the basis of the benefits provided by the government.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The system will be helpful in sorting the information of the senior citizens, such as per barangay, age, birth date, and those with pension and none. This system will also be used to easily identify senior citizens who are included in the pay-out for cash assistance and pension of the OSCA. It can also provide data about the total number of senior citizens in the city, those deceased, those with birthdays per month, and those given pensions, and the ranges of the citizens’ age. These data were presented in a graph that can be used by the OSCA in their planning, decision-making, and providing efficient service.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statement of the Problem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senior citizens are an important part of the community, therefore, continuous improvement including the improvement of the services through an improved information system must be prioritized. Specifically, the study sought to answer the following: How may the Office of the Senior Citizens Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) use in providing service, planning, and decision-making for the OSCA be developed using the Agile System Development Model in terms: conception; inception; iteration; testing; and release? How may the proposed OSCA-IMSA be evaluated by IT experts in terms of the following ISO/IEC 25010 criteria: functional suitability; performance efficiency; compatibility; usability; reliability security; maintainability; and portability? How may the proposed OSCA-IMSA be evaluated by the end-users in terms of the following selected ISO/IEC 25010 criteria: functional suitability; performance efficiency; and usability? What are the features and functionalities of the OSCA- IMSA that will be helpful to services, planning, and decision-making in the OSCA? How may the level of effectiveness of the developed OSCA-IMSA upon implementation be described in terms of; system application; record management; message notification; generating reports; and data analysis?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Document Management System (DMS). This study emphasizes the transition from traditional paper-based document management to a modernized Document Management System (DMS). DMS utilizes software to store, organize, and secure essential organizational documents, offering advantages such as easy retrieval, enhanced security, and protection against physical damage. The focus is on its application in safeguarding valuable documents for senior citizens, and ensuring the privacy and security of their personal and medical information (Das et al., 2022, Haddad et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 428, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Analytics in the Information Era. The study explores the significance of data in today's information era and its widespread use across various industries. It highlights how organizations leverage data analytics to enhance efficiency, profitability, and service optimization. Specifically, the application of data analytics is discussed in identifying trends related to senior citizens, such as their ages, population in specific locations, and pension status. The use of data analytics is portrayed as a tool for swift and informed decision-making in managing programs and services for the elderly (Lee & Mangalaraj, 2022; Bharadiya, 2023; Behl et al., 2022; Nti et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rural Health Unit Record Management System. This research focuses on the challenges faced by Rural Health Unit staff in managing patient records and appointment notifications. The study introduces a system designed to streamline the organization of patient information and improve communication through SMS notifications for follow-up appointments. The assessment incorporates software quality standards, emphasizing the system's effectiveness in managing patient data and facilitating communication within the health unit. Data analytics is also employed to enhance healthcare workers' efficiency in providing accurate services and meeting patient needs (Sharma et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "584", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Big Data Analytics for Medical Applications . This study delves into the importance of big data analytics in the medical field, addressing the complexities of handling large-scale and diverse data collections. It emphasizes the role of big data analytics in healthcare, including data backup and addressing significant health issues. The relevance of the study to the proposed system lies in its exploration of how data analytics can be applied to manage the growing data of senior citizens, providing insights into the potential applications of system software for organizing and analyzing this extensive data (Das et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 429, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agile Methodology for Data Management System . The Agile Methodology for Data Management Systems focuses on the use of agile development strategies in creating a software system application. Agile methodology is described as a collaborative and iterative approach that promotes adaptability and efficiency in software development. The researcher applies this methodology to enhance the efficiency of services for senior citizens and improve decision- making through data analytics. The emphasis is on how agile methodologies contribute to teamwork, adaptability, and the rapid implementation of software solutions tailored to customer needs and organizational vision (Haidabrus et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 101, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study used a developmental research method. Developmental research is most commonly used in studies that create or develop a technology to address one problem. Developmental research is defined as \"the systematic study of designing, implementing, and assessing instructional programs, procedures, and products that must satisfy the requirement of internal consistency and effectiveness,\" as compared to basic instructional development (Richey et al., 2004).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 428, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This method is applicable to this study because the expected output is a system that can be used and utilized by the OSCA-Cabanatuan City, Philippines. The respondents involved in this study are distributed as follows:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 417, "width": 292, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 - Distribution of Respondents Respondents Number of Respondents Percentage IT Experts Programmers/ Developers 4 26.66% System Analyst 2 13.33% From the Cabanatuan City Hall 2 13.33% From the Academe 3 20.00% Subtotal 11 73.33% System User OSCA Head 1 6.66% Office Personnel 3 20.00% Subtotal 4 26.67% Total 15 100.00%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As shown above, the respondents are composed of the system users and the IT experts. System users were selected because they are the end-users of the system. Hence, their opinions, suggestions, and evaluation of the system are very important in the final output enhancement. The IT experts such as the programmers, system analysts, and the IT experts from City Hall and Academe were chosen to help the researchers in improving the system through their valuable suggestions and recommendations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 428, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OSCA information management system with analytics is designed and developed using the agile development model. It is composed of a set of steps that a product goes through as it progresses from initiation to completion. Concept, inception, iteration, testing, production, and retirement are among its phases (Wrike, 2022). OSCA information management system with analytics is a customer-based model. This means that customer satisfaction should be considered first when designing and developing a system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The software development environment is focused on reaching functional products in the shortest period by making use of the least amount of resources possible (Mohino, et. al, 2019). The researchers used the agile method to help in creating a clear view of the desired output. It is", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "585", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "systematic and organized in sequential steps, hence, it promotes the delivery of a working product in small and incremental releases. It also places a strong emphasis on customer collaboration throughout the development process. Agile facilitates regular feedback and communication, ensuring that the system aligns with the goals and expectations of the end users. Lastly, Agile methodologies encourage regular retrospectives and continuous improvement. In a research- oriented proposed system development, this allows the researchers to reflect on what is working well and what needs improvement leading to more efficient and effective development processes. Further, supported by Lyandau and Butkevich (2023), mentioned in their study that this method takes into account all specific features of project management for developing and introducing information technologies.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 427, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 below shows the research design of the study. It is the visual representation of the agile system development life cycle used by the researchers.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 398, "width": 168, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 1. Agile System Development Life Cycle", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The system was developed following these major phases: developmental, assessment, and implementation The first phase is the Developmental Phase which is based on the Agile System Development Life Cycle (SDLC), in this stage, the researchers follow the 5 sub-phases, conception, inception, iteration, testing, and releasing. The conception stage is where the planning, meetings, and conceptualization of the system are held (de Vicente Mohino et al., 2019). Inception, this is the part wherein the researchers met with the OSCA head and its personnel to discuss their needs. This stage was also the part where the researchers identified the programming languages and designed the visualization models such as data flow, entity-relationship, and use case diagrams which are used in developing the system. The third stage is the iteration. During this stage, the researchers started the actual development or coding of the system following the plan and the visual diagrams. The specific programming languages were PHP, Maria DB, and XAMPP. The fourth stage is called testing where the researchers conducted a fault detection procedure to ensure that the system is working properly. The last sub-phase is release/retire. This is the point where the system was released and made ready for assessment by the system users and IT experts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second phase of the development was called the Assessment Phase. This is the phase where the system users and the IT experts test and assess the system based on the ISO/IEC 25010 Software Product Quality Standard. After the assessment, the researchers adapted and improved the system based on the recommendations and suggestions of the respondents, especially the IT experts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 428, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The last and final phase of the software development is the Implementation Phase. Here, the researchers released the system for the operation of OSCA-Cabanatuan City. The user- experience feedback was also collected for the next version of the system in the future.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Results and Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 428, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Office of the Senior Citizens Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) was developed using the agile system development life cycle. Details of the said development phases are discussed below:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "586", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 87, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conception Phase", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers asked for the permission of the Head of Office of the Senior Citizens Affairs (OSCA)-Cabanatuan City to allow them to conduct the study in their office. This request was formalized through a written letter signed by the researchers. When the permission was granted, the researchers visited the office to meet with the Head of the office and the staff to discuss the objectives of the research, the flow and process in the office, the forms, and the important reports needed by the office.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During this stage, the researchers and the OSCA team planned the scope of the project, and the time needed to develop and implement the proposed system. The researchers came up with this schedule:", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 375, "width": 159, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 2. OSCA-IMSA Schedule of Activities", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 428, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Gantt chart above shows the schedule of the software development activities performed by the researchers during the system development. A Gantt chart, commonly used in project management, is one of the most popular and useful ways of showing activities, tasks or events, displayed against time. The schedule of activities started with the planning stage where the researchers met and interviewed the head and staff of the OSCA. The chart also shows that the activities ended with the turnover of the system to the OSCA-Cabanatuan City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 95, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development Phase", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development phase is the most crucial phase of this study. During this phase, the researchers prepared different visualization models to serve as tools in the actual system development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First in the list, is the use case diagram (UCD). It is a visual form of system design that helps software developers comprehend the system's behavior. Maintaining and updating the system can be a difficult task when it has no visualization of a system behavior or software requirement specification document (Andriyani et al., 2022). Figure 3 presents the Use Case Diagram of the system OSCA-IMSA. It shows the different activities that can be performed with the use of the system. The system administrator, staff, head, and even the local government officials may have access to the system as shown below.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "587", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 239, "width": 162, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3. Use Case Diagram for OSCA-IMSA", "type": "Caption" }, { "left": 220, "top": 464, "width": 155, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 4. Context Diagram for OSCA-IMSA", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Second, the context diagram for the OSCA-IMSA system is shown in Figure 4. It illustrates the overall context of the system based on the users who have access to it and the information they may supply to and obtain from it.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 431, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Third, the data flow diagram (DFD). The administrators are the most trusted persons in an organization. “Trust but verify” is an approach to have an eye on the administration (Ali et. al., 2021). Thus, the figure below shows the access rights of the administrator on the proposed system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 428, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As depicted in the table, the admin has full access to the system. He/she can view and generate reports. Admin access includes Changing Passwords, Viewing Dashboard, Barangay, and Senior Citizen Records . Admin can also Manage Centenarian records, Scan QR codes , and Send Messages to the senior citizens, barangay captains, and secretaries. Lastly, the Admin can modify the system settings.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 428, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The DFD for Admin, presented in Figure 5, was designed as illustrated above because the admin has the primary responsibility for maintaining the security within the system. The full control over the system by the admin will be helpful for the office to maintain the access of each system user. These users have limited access as set or provided by the system admin. The system users also have to create their personal accounts on the system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "588", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 5. DFD of OSCA – IMSA for Admin Access to the System Figure 6 illustrates the DFD for office staff. It shows the access privileges of users to the OSCA-IMSA. The diagram also shows that they have access to the major functions of the system. These functions include Changing Passwords, Viewing Dashboard, Barangay, and Senior Citizen Records . Staff can also Manage Centenarian records, and Scan QR codes", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 602, "width": 173, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 6. DFD of OSCA – IMSA for Office Staff", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Considering that the security of software-intensive systems is frequently attacked, the researchers made sure that this is addressed in the system. High fines or loss of reputation are potential consequences of not maintaining confidentiality, which is an important security objective (Seifermann et al., 2022). This was considered in this study, thus, they set a limitation in some functionalities and features of the system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The access of the staff was almost the same as the admin, except for the access to Send Messages, System Setting, and User Enrolment. These functions were limited for the admin to maintain a high level of security. The Send Messages can be used for personal or other purposes like sending notifications and reminders to senior citizens. The creation of a new user was only limited to one access and the admin has control over it.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "589", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 293, "width": 236, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 7. DFD of OSCA – IMSA for Mayor Access to the System", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 428, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7 above illustrates that the LGU official particularly, the City Mayor, has access to only two major functions of the OSCA – IMSA, these are the Reports and the Dashboards. These provide information as regards the statistics on the services provided by the office.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 428, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to ensure the security of the system, the administrator needs to dynamically maintain the role assignments to users for optimizing user-role assignments (Rao et al., 2021). For this system, the Head/Mayor of the office is not directly engaged in the daily operation of the office. He/she is mostly involved in the planning and decision-making. This is why the system access for the Head/Mayor was only limited to the generation and viewing of important reports for decision-making. Dashboards can also be accessed by the user of the said account.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to the diagrams presented above, the researchers also prepared and implemented a system development plan. This plan contains security, encryptions, and other bases used to determine the functions and features of the system as discussed below.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 161, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Security and Encryption Strategy", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 428, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In disciplines like medicine and the social sciences, where collected data include sensitive information about study participants, the sharing and publication of individual-level records are controlled by data protection laws and ethico-legal norms (Avraam et al., 2021). During the conception stage, the researchers met with the head and staff of the Office of the Senior Citizen Affairs to discuss the security and safety of personal data in compliance with the Data Privacy Act. The researchers carefully planned the features to be added to the system to ensure the privacy and security of the data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 428, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers decided to use dummy names for the development and testing of the system to ensure that no personal data of the senior citizens were exposed or misused. Effective anonymization techniques should increase the uncertainty surrounding re-identification while retaining data utility, allowing informative data analysis (Avraam et. al., 2018). Using dummy names, they tested and ran the system without compromising the safety and security of senior citizens’ information. It is a fact that there is a risk of privacy leakage when collecting the users' behavior data for building the recommendation model. However, existing privacy-preserving solutions are designed to tackle the privacy issues only during the model training and results collection phases (Liu et al., 2022). Further, using a dummy gives the researchers the freedom to test and retest the system while securing the privacy of the OSCA clients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 428, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers also included an encryption feature in the system. By doing so, every time the data of the senior citizens needs editing or updating, the system will ask for the password to continue the actions made. This helps protect the data of every senior citizen because only authorized personnel can edit or change the data of the senior citizens. Moreover, this encryption", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "590", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "feature not only protects the data but also the office because it limits access to authorized personnel only. In essence, in order to protect the confidentiality and integrity of sensitive data in accounting information processing systems, it is necessary to study the sensitive data encryption method (Li, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 428, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, as a protection mechanism, the researchers also ensure that each system user can change their default password. Users will be required to enter or use a unique password by combining alphanumeric characters. This will help in making sure that only the user knows his/her own password. This strategy can maintain the system’s credibility by protecting the data stored in it and ensuring data privacy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 174, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "System Features and Functions Plan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 428, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main basis of the features and functions of the OSCA-IMSA was the user story discussed during the kick-off meeting and the Senior Citizen law, Republic Act No. 9994 signed on June 18, 2010. The law was the latest amendment of the senior citizen law which contains all the benefits, privileges, and the creation of the Senior Citizen office which is called the Office of the Senior Citizen Affairs (OSCA).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The planned main features of the system are as follows: Dashboard which contains the data analysis graph for the planning, and decision-making of the system users. According to Navdeep et al., (2016), both service providers and clients of services will benefit from big data analysis. Record Management System (RMS) that allows users to manage documents and data records.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The OSCA-IMSA also has two differently connected features which are the barangay menu and the senior citizens menu. In the barangay menu, users can find the data of senior citizens organized per barangay with the inclusion of Google Maps with barangay pin location in Cabanatuan City. The senior citizen menu, on the other hand, shows the well-organized alphabetized senior citizen data that can be edited, modified, and archived. In addition, these features were also inspired by the study conducted by Conchanco (2017) entitled “Computerized Document Management and Archiving Systems”. In the said study, he mentioned that safekeeping of the records and tracking of the moving documents are vital in terms of the university’s administrative processes. In addition to these menus, the OSCA-IMSA was also designed to generate and print reports needed by the office through the data analytics included in the system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another feature is the messaging system, which allows the users to send messages to any senior citizens, barangay captains, and secretaries who use the system. This feature is based on the study of Atanacio and Lacatan, (2019) that focuses on the development of a rural health unit record management system with data analytics for the municipality of Bay, Laguna using ISO 25010. This function and feature was evaluated as good in all dimensions. They said that the issue in the rural health unit inspired them to create a system that will make it easier for staff members at the Rural Health Unit to organize patient information and simply notify patients of their appointment times via SMS. The same setup was adopted in the OSCA-IMSA. It also has a messaging system to notify senior citizens of the announcement of the upcoming distribution of assistance to the senior citizens.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 428, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The OSCA-IMSA also has a Quick Response (QR) code. It is a kind of barcode that a digital device can read easily and that encodes data as a series of pixels in a grid of squares. In marketing and advertising initiatives, QR codes are widely used to track information about products in a supply chain. QR codes nowadays, especially during the surges of the unprecedented global pandemic, this is a type of barcode used by different businesses and offices in different transactions. Thus, including this in the system is a timely decision that helps to improve the services of the office, since every computer has a camera that can be used to scan the QR code to view the records of the senior citizens quickly.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 428, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "System Setting is another feature of the OSCA-IMSA that makes it portable and usable for other municipalities and cities since the basis for the general operation, policies, and process of the Office of the Senior Citizen Affairs were based on the National law RA 9994 or the Expanded Senior Citizen Law. There is a little or few differences with the implementation of the office in each municipality or city, thus, being able to modify the Logo, Title, Head, Position, Google Maps", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "591", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pin and other general information of the system makes it more usable and flexible for other possible users.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 265, "width": 178, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 9. Dashboard Interface of the OSCA-IMSA", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 52, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The system that was developed is considered to be unique because it is intended to efficiently organize, manage, and analyze the data stored in the database. From the planning to execution of the system development process, the presence of the customers' point of view or the end-user was present and always a priority. A Gantt chart that shows the strategically planned dates to stay on track with the system development was carefully planned and executed by the researchers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 428, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In order to maintain the highest system safety and security, users' limitations were also established to ensure that only authorized users have access to important or significant features of the system. This is the best way of maintaining the check-and-balance within the system platform. This strategy also strengthens the accountability of each system user to carefully take action only on what is provided for them in the system.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 428, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The context diagram, as depicted in Figure 4, serves as a visual representation of the system's overall context and its interactions with various users. In systems engineering and design, a context diagram provides a high-level view of a system, showcasing its external entities, the interactions between these entities, and the flow of information between them. In the case of OSCA-IMSA, the context diagram specifically outlines the users who have access to the system and the nature of the information exchange.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 428, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data flow diagram (DFD) for each system user shows how they can access and use the system according to their job responsibility in the office. They are carefully delegated to access specific features of the system based on what they need to perform their duties in serving the senior citizens in Cabanatuan City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 428, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The distinctive features and functions of the Office of the Senior Citizen Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) underscore its innovative and tailored approach to senior citizen affairs management. One standout aspect is the integration of a dashboard, leveraging data analysis graphs for enhanced planning and decision-making. This is a contemporary insight emphasizing the benefits of big data analysis for both service providers and clients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 428, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The inclusion of a Record Management System (RMS) further sets OSCA-IMSA apart, drawing from Techopedia's (2022) definition of systematic document and data record oversight throughout their life cycle. The interconnected Barangay menu and Senior Citizen menu, inspired by a study on Computerized Document Management and Archiving systems, contribute to a comprehensive organization of senior citizens' data per barangay and alphabetically, allowing for efficient editing, modification, archiving, or status updates. The Messaging system, influenced by the success of a rural health unit record management system, introduces a practical and personalized approach, enabling notifications to senior citizens, barangay captains, and secretaries. The incorporation of QR codes responds to contemporary needs, particularly during the global pandemic, providing a convenient means to track information and view senior citizens'", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "592", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "records. Lastly, the System Setting feature showcases strategic adaptability, allowing easy customization for other municipalities and cities based on the national law RA 9994, highlighting OSCA-IMSA's versatility and potential for widespread applicability.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, OSCA-IMSA reflects a holistic and customer-centric approach, emphasizing efficiency, organization, and security throughout the system's planning and execution. The integration of customer perspectives ensures strategic alignment and adherence to planned development timelines. The system's robust safety measures, including user limitations based on roles and responsibilities, exemplify a check-and-balance mechanism, promoting accountability and responsible system usage. Overall, OSCA-IMSA stands as a versatile, secure, and user- centric system with the potential for widespread applicability in enhancing senior citizen services across different municipalities and cities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 66, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 428, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Office of the Senior Citizens Affairs Information Management System with Analytics (OSCA-IMSA) was successfully developed using the Agile Software Development Life Cycle. The system was developed based on the different phases and stages of the Agile SDLC. The presentation of the system to the IT experts prior to their evaluation ensures that proper rating or assessment shall be made with the system. IT experts conclude that the system can help improve the service, planning, and decision-making of the OSCA-Cabanatuan City. Through the use of the system, it became possible to improve the quality of service for senior citizens. The OSCA- IMSA serves as a useful tool for the head and staff of the office in providing services, conducting plans, and decision-making in the office.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 428, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The system also passed the evaluation of the system users based on the ISO/IEC 25010 Software Product Quality Standard. They agreed that the expectations, goals, and objectives of the office are met by the system. The functionalities and features were very helpful in improving the quality of services provided for senior citizens. The system can generate reports and a database containing well-organized personal information of the senior citizens. Sending messages to notify them was just one of the functions and features that were identified to be helpful for the office. As a whole, the OSCA-IMSA was found to be very effective in the research locale. The system application, record management, report generation, message notification, and data analysis sub- parameters were assessed as Very Effective by the system users and IT experts. It can be concluded that the system excellently met all the system requirements of the OSCA-Cabanatuan City.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 54, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, A., Ahmed, M., Khan, A., Anjum., A, Ilyas, M. & Helfert, M. (2021). VisTAS: blockchain- based visible and trusted remote authentication system. PeerJ Computer Science, 7 (e516), 1-26. https://doi.org/10.7717/peerj-cs.516", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriyani, Y., Daqiqil Id, I., Mahdiyah, E., Aminuddin, A. (2022). Use case realization in software reverse engineering. Ingénierie des Systèmes d’Information, 27 (2), 335-341. https://doi.org/10.18280/isi.270218", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atanacio, M. L., & Lacatan, L. L. (2019). Development and evaluation of rural health unit record management system with data analytics for municipality of Bay, Laguna using ISO 25010. Int. J. Recent Technol. Eng , 8 (3), 3915-3919. DOI: 10.35940/ijrte.C5133.098319 Avraam, D., Boyd, A., Goldstein, H., & Burton, P. (2018). A software package for the application of probabilistic anonymisation to sensitive individual-level data: a proof of principle with an example from the ALSPAC birth cohort study. Longitudinal and Life Course Studies,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 (4), 433-446. https://doi.org/10.14301/llcs.v9i4.478 Avraam, D., Wilson, R., Butters, O., Burton, T., Nicolaides, C., Jones, E., ... & Burton, P. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 400, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Privacy preserving data visualizations. EPJ data science, 10 (1), 2. https://doi.org/10.1140/epjds/s13688-020-00257-4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 428, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Behl, A., Gaur, J., Pereira, V., Yadav, R., & Laker, B. (2022). Role of big data analytics capabilities to improve sustainable competitive advantage of MSME service firms during COVID-19–A multi-theoretical approach. Journal of Business Research, 148 , 378-389. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2022.05.009", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "593", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 75, "width": 428, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bharadiya, J. P. (2023). A Comparative Study of Business Intelligence and Artificial Intelligence with Big Data Analytics. American Journal of Artificial Intelligence, 7(1), 24. https://doi.org/10.11648/j.ajai.20230701.14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 428, "height": 76, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carter, L., & Bélanger, F. (2005). The utilization of e‐government services: citizen trust, innovation, and acceptance factors. Information Systems Journal , 15 (1), 5-25. https://doi.org/10.1111/j.1365-2575.2005.00183.x Cochanco, A. (2017). Document Management and Archiving System . The Hub Official Research Publication of the College of Information and Communications Technology–NEUST– Institutional/Local Journal, Page 182. (Unpublished Masteral Thesis)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 429, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comelec.gov.ph. (1992). Republic Act. No. 7432 also known as Senior Citizens Law. Retrieved from: https://comelec.gov.ph/php-tpls-attachments/laws/RepublicActs/RA_7432.pdf Das, M., Tao, X., Liu, Y., & Cheng, J. C. (2022). A blockchain-based integrated document management framework for construction applications. Automation in Construction, 133 , 104001. https://doi.org/10.1016/j.autcon.2021.104001", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 428, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Das, N., Das, L., Rautaray, S. S., & Pandey, M. (2018). Big data analytics for medical applications. International Journal of Modern Education and Computer Science, 12 (2), 35. https://doi.org/10.5815/ijmecs.2018.02.04", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "de Vicente Mohino, J., Bermejo Higuera, J., Bermejo Higuera, J. R., & Sicilia Montalvo, J. A.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 99, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019). The application of a new secure software development life cycle (S-SDLC) with agile methodologies. Electronics, 8 (11), 1218. https://doi.org/10.3390/electronics8111218 Fareed, M., & Yassin, A. A. (2022). Privacy-preserving multi-factor authentication and role- based access control scheme for the E-healthcare system. Bulletin of Electrical Engineering and Informatics, 11 (4), 2131-2141. https://doi.org/10.11591/eei.v11i4.3658 Haddad, A., Habaebi, M. H., Islam, M. R., Hasbullah, N. F., & Zabidi, S. A. (2022). Systematic review on ai-blockchain based e-healthcare records management systems. IEEE Access, 10 , 94583-94615. https://doi.org/10.1109/ACCESS.2022.3201878", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 428, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haidabrus, B., Grabis, J., & Protsenko, S. (2021). Agile project management based on data analysis for information management systems. Design, simulation, manufacturing: the innovation exchange , 174-182. https://doi.org/10.1007/978-3-030-77719-7_18", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Houeninvo, H. G. (2023). Catastrophic health expenditure in Benin: Extent, drivers, and policy implications. Asian Journal of Economic Modelling, 11 (1), 29–45.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 187, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.55493/5009.v11i1.4735", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inabangan, A. K. A., Garcia, L. L., & Abocejo, F. T. (2019). Evaluation of the Philippine expanded senior citizens Act (RA 9994) on mandated privileges for the elderly. European Academic Research , 6 (10), 6112-6138. Retrieved from: https://t.ly/3OdV Kumar, T. A., Rajmohan, R., Pavithra, M., Ajagbe, S. A., Hodhod, R., & Gaber, T. (2022). Automatic face mask detection system in public transportation in smart cities using IoT and deep learning. Electronics, 11 (6), 904. https://doi.org/10.3390/electronics11060904", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rao, K. R., Nayak, A., Ray, I. G., Rahulamathavan, Y., & Rajarajan, M. (2021). Role recommender-RBAC: Optimizing user-role assignments in RBAC. Computer Communications, 166 , 140-153. https://doi.org/10.1016/j.comcom.2020.12.006 Lee, I., & Mangalaraj, G. (2022). Big data analytics in supply chain management: A systematic literature review and research directions. Big data and cognitive computing, 6 (1), 17. https://doi.org/10.3390/bdcc6010017", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li, H . (2020). Research and analysis on sensitive data encryption method in accounting information processing system. International Journal of Internet Manufacturing and Services, 7 (1-2), 146-161. https://doi.org/10.1504/IJIMS.2020.105045", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu, F., Cheng, Z., Chen, H., Wei, Y., Nie, L., & Kankanhalli, M. (2022, July). Privacy-preserving synthetic data generation for recommendation systems. In Proceedings of the 45th International ACM SIGIR Conference on Research and Development in Information Retrieval (pp. 1379-1389). https://doi.org/10.1145/3477495.3532044 Navdeep, P., Arora, M., & Sharma, N. (2016). Role of big data analytics in analyzing e- Governance projects. New trends in business and management: An international perspective . Retrieved from: http://www.gjimt.ac.in/web/wp-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasquez et al …", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 38, "width": 138, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5(1) 2023 : 581-594", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "594", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 75, "width": 185, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "content/uploads/2017/10/Preet-Navdeep_", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 192, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manish_Neeraj-Sharma_Role-of-Big-Data-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analytics-in-Analyzing-e-Governance-Projects.pdf Nti, I. K., Quarcoo, J. A., Aning, J., & Fosu, G. K. (2022). A mini-review of machine learning in big data analytics: Applications, challenges, and prospects. Big Data Mining and Analytics, 5 (2), 81-97. https://doi.org/10.26599/BDMA.2021.9020028", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Officialgazette.gov.ph. (1992). Republic Act No. 7432. Retrieved from: http://hrlibrary.umn.edu/research/Philippines/RA%207432%20%20Senior%20Citizens% 20Act.pdf Officialgazette.gov.ph. (2004). Republic Act No. 9257. Retrieved from: https://www.officialgazette.gov.ph/2004/02/06/republic-act-no-9257/ Officialgazette.gov.ph. (2010). Republic Act No. 9994. Retrieved from:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 311, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.officialgazette.gov.ph/2010/02/15/republic-act-no-9994/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Richey, R. C., Klein, J. D., & Nelson, W. A. (2004). Developmental Research: Studies of Instructional Design and Development. In D. H. Jonassen (Ed.), Handbook of research on educational communications and technology (pp. 1099–1130). Lawrence Erlbaum Associates Publishers. https://psycnet.apa.org/record/2004-00176-041", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santiso, C. (2022). Govtech against corruption: What are the integrity dividends of government digitalization?. Data & Policy , 4 , e39. https://doi.org/10.1017/dap.2022.31", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seifermann, S., Heinrich, R., Werle, D., & Reussner, R. (2022). Detecting violations of access control and information flow policies in data flow diagrams. Journal of Systems and Software, 184 , 111138. https://doi.org/10.1016/j.jss.2021.111138", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sharma, V., Gupta, A., Hasan, N. U., Shabaz, M., & Ofori, I. (2022). Blockchain in secure healthcare systems: state of the art, limitations, and future directions. Security and Communication Networks, 2022. https://doi.org/10.1155/2022/9697545", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 428, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihombing, B., Dompak, T., Salsabila, L., & Khairina, E. (2023). Enhancing the Quality of Local Government Public Services Through an Integrated Online Licensing Application.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 400, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conference On Business, Social Sciences And Technology (CoNeScINTech), 3 (1), 125-134. doi:10.37253/conescintech.v3i1.8368", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 428, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siongco, K.L.L., Nakamura, K. & Seino, K. (2020). Reduction in inequalities in health insurance coverage and healthcare utilization among older adults in the Philippines after mandatory national health insurance coverage: trend analysis for 2003–2017. Environ Health Prev Med 25, 17 . https://doi.org/10.1186/s12199-020-00854-9", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 124, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosa-Malabanan, S. (2016). Privileges and Benefits Granted by Philippine Laws to the Senior Citizens in Calabarzon. International Journal of Environment, Ecology, Family and Urban Studies (IJEEFUS) ISSN (P) , 2250-0065. Retrieve from: http://surl.li/ceikk. Technopidia. (2022). Record Management System. Retrieved from: https://www.techopedia.com/ definition/30667/records-management-system-rms Techopedia.com. (2022). Record Management System Means?. Retrieved from: https://www. techopedia.com/definition/30667/records-management-system- rms#:~:text=Records%20Mana gement%20system%20(RMS)%20is,business%20transactions%20associated%20with%2 0them.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNHCR. (2018). Policy on Older Refugees 2000. Retrieved from: https://emergency. unhcr.org/entry/43935/older-persons", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wrike.com. (2022). Agile Software Development Life Cycle. Retrieved from: https://www.wrike.com/agile-guide/agile-development-life-cycle/", "type": "List item" } ]
c7343504-a50d-46a6-7533-bf3a22f23c0a
https://journal.universitasbumigora.ac.id/index.php/matrik/article/download/3785/1621
[ { "left": 34, "top": 62, "width": 318, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 74, "width": 324, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 23, No. 2, March 2024, pp. 405 ∼ 418 ISSN: 2476-9843, accredited by Kemenristekdikti, Decree No: 200/M/KPT/2020", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 522, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.30812/matrik.v23i2.3785 r 405", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 140, "width": 450, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in Stock Price Prediction: The Power of Optimization Algorithms", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 193, "width": 223, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vivi Aida Fitria , Lilis Widayanti Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 244, "width": 49, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 261, "width": 62, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 279, "width": 108, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received January 13, 2024 Revised February 19, 2024 Accepted March 17, 2024", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 329, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 346, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bat Algorithm", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 358, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Optimization", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 370, "width": 116, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prediction Particle Swarm Optimization", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 394, "width": 44, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stock price", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 245, "width": 45, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 263, "width": 364, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this research was to improve the accuracy of stock price prediction by implementing optimization algorithms on forecasting methods, in this case, the exponential smoothing method. This research implemented the Particle Swarm Optimization (PSO) and Bat Algorithm metaheuristic opti- mization algorithms to determine the single-exponential smoothing method’s smoothing parameters. Before implementing the optimization algorithm, the way to determine the smoothing parameters was by trial-and-error method, which is considered less effective. Therefore, the novelty of this research is tuning the parameters of the exponential smoothing method using a comparison of two metaheuristic algorithms, namely the particle swarm optimization algorithm compared to the bat algorithm. The Single Exponential Smoothing method with PSO and Bat algorithms was proven to improve accu- racy.The alpha parameter found by the PSO algorithm is 0.9346, and the bat algorithm is 0.936465. With a MAPE of 1.0311%, it was better than the MAPE generated in the Single Exponential smoothing method by trial and error of 1.0316%. This research contributes to providing insight that in a highly sensitive stock prediction situation, metaheuristic algorithms can be used to create more accurate and efficient prediction results.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 434, "width": 210, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright c 2024 The Authors. This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 501, "width": 96, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 518, "width": 262, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lilis Widayanti, +6285646703731 Faculty of Economics and Business, Department of Management, Institut Teknologi dan Bisnis Asia, Malang, Indonesia, Email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 603, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite:", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 615, "width": 527, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. Fitria and L. Widayanti, ”Enhancing Accuracy in Stock Price Prediction: The Power of Optimization Algorithms”, MATRIK: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer , Vol. 23, No. 2, pp. 405-418, Mar, 2024. This is an open access article under the CC BY-SA license ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 741, "width": 318, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage: https://journal.universitasbumigora.ac.id/index.php/matrik", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "406 r", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 150, "width": 528, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The emergence of the COVID-19 pandemic in late 2019 has resulted in a global crisis of unparalleled magnitude. In addition to its profound implications for public health, this epidemic has permeated several aspects of our society, exerting influence on human welfare and generating reverberations within economic and environmental spheres. The epidemic has had a major impact on global capital markets, resulting in significant disruptions to investment operations [ 1 ]. The financial market, which plays a crucial role in facilitating investment and fostering economic growth, has seen significant volatility due to the disruptive effects caused by the pandemic [ 2 ]. The epidemic generated significant fluctuations in the global financial markets. Stocks, bonds, and other financial instruments were very volatile, making it impossible for investors to plan long-term investments [ 3 ]. In the Indonesian context, it is noteworthy to mention the presence of a distinctive stock index known as the LQ45. This index holds significance as it encompasses a selection of 700 stocks listed on Indonesia’s Stock Exchange. The LQ45 index comprises a collection of 45 stocks meticulously chosen based on their strong liquidity, significant market capitalization, and sturdy management structure.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 269, "width": 528, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some things that an investor needs to decide about long-term investment include studying data to predict the appropriate investment for the investor. Investors can better plan their investment strategies by predicting the direction of future stock price movements. Stock forecasting assists with risk management. Understanding probable stock value fluctuations allows investors to take steps to protect their portfolios, such as investment diversification or the use of derivative financial instruments to offset risks [ 4 ]. In Indonesia, stock indices are considered to have a high level of liquidity, so the stocks in them are easily traded on the stock market. The index is known as the LQ45 index. The LQ45 index plays a crucial role as a significant point of reference for investors, especially when there is significant volatility in daily stock prices. This highlights the need to make precise predictions about the movements of the LQ45 index [ 5 ].", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 365, "width": 528, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The task of predicting stock prices has long been a significant difficulty, which has been approached using several approaches like exponential smoothing [ 6 ], KNN regression [ 7 ], and ARIMAc[ 5 ]. The science of forecasting is utilized in a wide range of fields, including business, economics, and resource management [ 8 ]. Exponential smoothing is a commonly utilized forecasting approach that incorporates previous data by assigning weights to each observation. This approach comprises various iterations, such as Single Exponential Smoothing for datasets that do not exhibit pronounced trends or seasonality, Holt’s Linear Exponential Smoothing for forecasting that is sensitive to trends, and Holt-Winters Exponential Smoothing, which integrates both trends and seasonality. Moreover, using two exponential weights in Double Exponential Smoothing contributes to the augmentation of predictive capability [ 7 , 8 ]. Nevertheless, it is important to note that these exponential smoothing approaches have distinct advantages and disadvantages. Therefore, it is crucial to exercise caution when choosing a specific method, considering the available data and the level of complexity associated with the forecasting problem. The pivotal smoothing parameter ( α ), which ranges from 0 to 1, is a crucial factor in determining the level of forecast accuracy [ 9 ]. However, the parameter selection process is not a simple task, as testing values within the range of 0.1 - 0.9 does not necessarily result in a minimal predicting error.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 509, "width": 528, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite being widely used, the exponential smoothing approach is subject to ongoing development [ 9 ]. It is worth noting that Single Exponential Smoothing (SES) has exhibited superior outcomes in comparison to alternative approaches like artificial neural networks (ANN) [ 10 ]. Therefore, this study explores the domain of parameter tuning optimization, utilizing a metaheuristic algorithm - a method specifically intended to address complex optimization problems where precise solutions are difficult to get. Previous research has examined parameter tweaking in the context of the Exponential Smoothing framework. This study utilizes the Genetic Algorithm to identify optimal parameter values, resulting in a notable decrease in forecasting mistakes [ 11 ]. This study adopts a unique and innovative approach.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 592, "width": 527, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deng et al. [ 11 ] studied modeling utilizing a seasonal exponential smoothing (SES) model and particle swarm optimization (PSO). The approach finds a set of smoothing parameters close to optimal. The proposed PSO-based SES model, which contains a non-trend component and an additional seasonal term, outperforms other models throughout most of the prediction horizon, suggest- ing that it might be a viable choice for estimating energy consumption. Thakkar et al. [ 12 ] shed light on the limitations of existing methods and propose potential avenues for future research to improve PSO-based predictions in the stock market. This article seeks to harmonize economic principles with computational intelligence. Additionally, it assesses the advantages of PSO in optimizing stock portfolios, predicting stock prices and trends, and exploring other relevant facets of the stock market while exploring the implications of employing PSO in these contexts. The study conducted by Bui et al. [ 13 ] unveiled the utilization of the Bat Algorithm (BA) metaheuristic to enhance the process of model selection for the Least Squares Support Vector Classification (LSSVC) by refining hyperparameters, including the regularization coefficient and kernel function parameters. Experimental findings demonstrate that BA effectively contributes to identifying the LSSVC model, yielding prediction accuracies surpassing 90%. Consequently, BA emerges as a potent optimization tool for parameter determination within a model.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 736, "width": 527, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, our study follows previous scholarly investigations conducted by researchers [ 13 , 14 ] who also focused on pa- rameter optimization. The metaheuristic algorithm is a widely used optimization algorithm for complex problems [ 15 ]. The findings", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 527, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer r 407", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 528, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "exhibited utilizing the metaheuristic algorithm can better anticipate forecasting results than conventional approaches [ 16 ]. Moreover, this research explores the utilization of Particle Swarm Optimization (PSO), a powerful tool in the optimization field. PSO is suitable for continuous data, such as financial time series data, as well as more dynamic and complicated optimizations, such as portfolio optimization. While some current literature has covered PSO-based stock prediction, it is critical to widen the horizons in the stock market with new studies that have used PSO [ 12 ]. Recent research findings highlight the effectiveness of Particle Swarm Optimiza- tion (PSO) in improving the accuracy of forecasting, specifically demonstrating its superiority over Genetic Algorithms (GA) when applied to optimize seasonal smoothing models [ 17 , 18 , 15 ]. Furthermore, the bat algorithm is examined as another noteworthy metaheuristic algorithm utilized for tackling intricate optimization difficulties [ 16 , 19 ]. This research differs from previous ones when it focuses on analyzing the optimization outcomes of PSO and Bat optimization algorithms in automatically identifying smoothing parameters in the exponential smoothing approach. This research aims to provide insight into the importance of stock forecasting in the context of investment decisions. The main focus is to demonstrate that selecting methods to optimize stock fore- casting is important in achieving forecasting accuracy and reliability. This study’s findings can potentially improve risk management by offering more specific insights into selecting forecasting methodologies appropriate for investment characteristics and objectives.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 310, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 325, "width": 528, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research design step of this study begins with the collection of literature reviews and datasets. The implementation of the metaheuristic model is then followed by the assessment of the metaheuristic method on parameter adjustments.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 369, "width": 56, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Dataset", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 384, "width": 528, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to explore the field of stock price forecasting using an innovative methodology. The basic methodology employed in this study is the widely recognized exponential smoothing technique, which is further enhanced by the strategic implementation of two advanced optimization algorithms: Particle Swarm Optimization (PSO) and the Bat Algorithm. The ex- ploration of financial prediction is conducted within the context of a comprehensive and carefully curated dataset. To provide a comprehensive analysis of the LQ45 stock index, we utilize a dataset that encompasses the time period from 2020 to 2022, al- lowing for a very accurate examination of its dynamics. This extensive collection has a remarkable 735 data points, with each data point being diligently obtained from reliable financial platforms, such as https://id.investing.com/indices/ jakarta-lq45-historical-data . This internet-based tool guarantees the preservation of data integrity and dependability, establishing a robust basis for our research endeavors.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 491, "width": 528, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "By integrating this comprehensive dataset, we are able to capture the complex dynamics between market forces, investor sentiment, and economic fluctuations throughout the challenging era characterized by the COVID-19 epidemic. The dataset serves as the foundation upon which we apply our inventive methodology for predicting fluctuations in the LQ45 stock index. The combination of exponential smoothing, Particle Swarm Optimization (PSO), and the Bat Algorithm in this study elevates it to a groundbreaking investigation in the field of predictive analytics. The potential of exponential smoothing’s historical data analysis is effectively utilized by integrating it with the collective intelligence of Particle Swarm Optimization (PSO) and the strategic principles inspired by echolocation found in the Bat Algorithm. The integration of these distinct techniques holds the potential to enhance forecasting precision, providing investors and financial professionals with valuable information to effectively navigate the intricate dynamics of the contemporary capital market. As we commence this endeavor, we extend an invitation for you to observe the amalgamation of finance, data science, and optimization approaches. This amalgamation possesses the potential to redefine the domain of stock price forecasting in a period characterized by exceptional problems and prospects.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 643, "width": 251, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Forecasting Method of Single Exponential Smoothing", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 658, "width": 262, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula ( 1 ) is used in the Single Exponential Smoothing method.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 681, "width": 319, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S t = α.D t + (1 − α ) .S t − 1 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 700, "width": 528, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With, S t is forecasting the next data, α is smoothing parameters, D t is actual data, and S t − 1 is current forecasting data. As one delves more into the core of SES, it becomes apparent that its allure stems from its inherent capacity for flexibility. By manipulating the value of α , it is possible to navigate the continuum between nimble reactivity to current input and the stability derived from past context. The SES generates predictions and formulates them with subtlety, effectively reflecting the fundamental aspects of market dynamics. Within this mathematical expression, we encounter the amalgamation of SESan enduring equation that encompasses", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "408 r", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 527, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the fundamental principles of predictive analysis, providing us with a discerning insight into forthcoming events through a skillful equilibrium of historical and contemporary data. This technology is utilized by both financial analysts and data scientists, offering significant insights into the continuously expanding realm of finance.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 191, "width": 376, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Performance Evaluation PSO for Single Exponential Smoothing Parameter Tuning", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 206, "width": 528, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In our quest for precision and reliability in forecasting, it is imperative to evaluate the results with a discerning eye. To illuminate the effectiveness of our forecasting endeavors, we turn to a trio of indispensable metrics: the Mean Absolute Percentage Error (MAPE) [ 20 ], Root Mean Square Error (RMSE) [ 21 ], and the Normalized Root Mean Square Error (NRMSE) [ 22 ]. In this research, we shine a spotlight on MAPE, harnessing its insights to gauge the performance of our forecasting models. MAPE, often regarded as the gold standard for evaluating forecasting accuracy, assumes a pivotal role in our analysis. It operates as a touchstone, measuring the disparity between predicted and actual values in percentage terms. This crucial metric acts as our guiding star, illuminating the path to forecast refinement. The Formula ( 2 ) for MAPE, a guiding light, is stated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 298, "width": 352, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M AP E = 1 N N X t =1 | D t +1 − S t +1 D t +1 × 100% (2)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 332, "width": 528, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The MAPE value, our compass in assessing forecasting accuracy, reveals itself as a percentage. This makes it universally interpretable and highly actionable. A smaller MAPE value heralds superior forecasting precision, akin to the sharpening of a finely honed tool. It signifies our ability to predict with acuity, aligning our forecasts ever closer to the true trajectory of financial markets.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 368, "width": 528, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In essence, MAPE encapsulates the essence of forecasting success. It empowers us to navigate the intricate terrain of financial predictions, making informed decisions and optimizing our strategies. As we scrutinize the MAPE values generated by our models, we hold steadfast to the principle that smaller MAPE values herald more accurate and reliable forecasts, enabling investors, analysts, and decision-makers to chart their course with confidence in an ever-evolving financial landscape.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 416, "width": 528, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The utilization of the Particle Swarm Optimization (PSO) method to refine the parameters of exponential smoothing can be likened to the meticulous coordination of a mathematically precise symphony. In this exposition, we offer a comprehensive insight into the complex coordination involved in the process of optimization. The PSO optimization algorithm proceeds, as seen in Figure 1 .", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 744, "width": 257, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Flowchart of tuning parameter ES with PSO algorithm", "type": "Caption" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 291, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer", "type": "Text" }, { "left": 525, "top": 100, "width": 36, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r 409", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 528, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This section aims to provide a clear definition of the parameters used in Particle Swarm Optimization (PSO). The commence- ment of the expedition entails a meticulous arrangement of Particle Swarm Optimization (PSO) parameters. The key parameters include the population size, which determines the quantity of particles within our swarm. A set of particles updates their relative po- sitions iteratively, allowing the PSO algorithm to execute the search process more effectively. To find the best solution, each particle returns to its prior personal best (best) position and the global best (best) location in the swarm. The maximum iterations parameter establishes the time frame within which our optimization process operates, while the inertia weights regulate the particles’ inclination to retain their present velocities. The acceleration coefficients, denoted as C1 and C2, are crucial in introducing dynamism to our swarm system, altering the particles’ exploration to attain optimal solutions. Initialization of the PSO algorithm involves assigning an initial location and velocity to each individual particle in our swarm. The initial conditions provided serve as the basic foundation for our investigation into the solution space. For each working iteration t+1, the particle position and velocity are updated using the mathematical model shown in Formula ( 3 ) and ( 4 ).", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 276, "width": 370, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "v t +1 i = ωv t i + c 1 r 1 ( P t best i − x t i ) + c 2 r 2 ( g t best i − x t i ) (3)", "type": "Formula" }, { "left": 261, "top": 323, "width": 301, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "x t +1 i = x t i + v t +1 i (4)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 360, "width": 528, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To find the best solution, each particle advances towards its previous and global best positions in the swarm. Assume a minimization problem, and the mathematical model for the particle’s best position is shown in Formula ( 5 ) and ( 6 ).", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 393, "width": 415, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P t best i = x ∗ i | f ( x ∗ i ) = min k =1 , 2 ,...,t ( { f ( x k i ) } ) where i ∈ 1 , 2 , . . . , N , and (5)", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 447, "width": 357, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g t best = x t ∗ f ( x t ∗ ) = min i =1 , 2 ,...,N k =1 , 2 ,...,t ( { f ( x k i ) } ) (6)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 486, "width": 528, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where i is the index for the particle, t is the current iteration, f is the objective function (minimum or maximum), x denotes the position vector, and N is the number of particles in the swarm [ 23 ]. Determination of Fitness Value: the fundamental focus of our optimization endeavor lies in assessing the fitness value. To construct this fundamental indicator, we employ the exponential smoothing technique, utilizing the available stock data. The provided data undergoes a rigorous processing procedure utilizing the exponential smoothing algorithm, further refined by the PSO-tuned parameters. The MAPE formula represents the resulting fitness value, as it encapsulates the mean absolute percentage error. The objective at hand is both straightforward and significant: reducing this metric indicates the degree to which our forecasts correspond with actual empirical data. Updating Position and Velocity: The swarm undergoes dynamic alterations once equipped with fitness values. The particles collectively adjust their location and velocity values, driven by their pursuit of optimization. The aforementioned updates exemplify the intricate interplay between exploration and exploitation as particles traverse the solution space in pursuit of optimal parameter configurations.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 605, "width": 528, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The topic of discussion is iteration control. The dance persists in a cyclic pattern characterized by rhythmic iteration. If the maximum iteration count is not reached, the swarm continues its optimization process. This voyage entails modifying each particle’s Personal Best (PBest) by considering the particle with the lowest fitness value. The Mean Absolute Percentage Error (MAPE) serves as the guiding principle that directs PBest toward its highest point. Concurrently, we discover the Global Best (GBest) value obtained from the most outstanding fitness value among all particles. The phenomenon entails a collective acknowledgment of the most exceptional individuals, resulting in an enhanced overall performance of the entire group. As the complex sequence of movements progresses, our Particle Swarm Optimization (PSO) algorithm iteratively improves the exponential smoothing parameters with a level of accuracy and grace that evokes the harmonious coordination of a meticulously rehearsed symphony. Every parameter modification can be seen as a musical note within the orchestration of optimization, progressively leading us toward the harmonious alignment of forecast precision. This endeavor, propelled by the utilization of data, mathematical principles, and a hint of swarm intelligence, ultimately enables individuals to navigate the complex landscape of stock price prediction with assurance and accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "410 r", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 429, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Performance Evaluation Bat Algorithm for Tuning Parameter of Single Exponential Smoothing", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 151, "width": 528, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of optimizing exponential smoothing parameters by utilizing the Bat Algorithm can be described as the sequence of phases in Figure 2 , where each step plays an important role in achieving a harmonious balance that improves the accuracy of predictions. The parameters used in the bat algorithm must be determined before. The first parameter is the population size, which determines the number of bats in the algorithm’s swarm. Bat speed is governed by flying speed, but bat echolocation is impacted by frequency. The noise level shows the bats’ exploration actions, whereas the emission ratio influences the strength of their ultrasonic emissions. The maximum iteration option sets a time restriction for our optimization search. The second phase in the procedure is initialization. This process involves identifying each bat’s initial position, speed, frequency, noise level, and emission ratio. The previously described beginning circumstances are the foundation for the researcher’s thorough exploration of the parameter space. The calculation process uses Formula ( 7 ), ( 8 ), and ( 9 ).", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 275, "width": 325, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f i = f min + ( f max − f min ) β (7)", "type": "Formula" }, { "left": 242, "top": 328, "width": 320, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "v t i = v t − 1 i + ( x t − 1 i − x ∗ ) f i (8)", "type": "Formula" }, { "left": 266, "top": 383, "width": 296, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "x t i = x t − 1 i + v t i (9)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 424, "width": 527, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where β ∈ [0 , 1] is a uniformly distributed random vector. Each bat is randomly allocated a frequency taken uniformly from [ f min , f max ]. During the exploitation step, we must modify the loudness Ai and pulse emission rate ri during iterations. Because the loudness normally falls once the bat discovers its food and the pulse emission rate increases, the loudness can be set between A m in and A max . The Formula ( 10 ) and ( 11 ) are used to update the loudness and pulse emission rate.", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 487, "width": 292, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A t +1 i = α.A t i (10)", "type": "Formula" }, { "left": 250, "top": 542, "width": 312, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r t +1 i = r 0 i [1 − exp ( γt )] (11)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 581, "width": 528, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where α and γ are constant. A t i will approach 0 and r t +1 i will approach r 0 i if t approaches infinity. As previously stated, whether a BA has global or local search capabilities is determined by its parameters; hence, adaptive parameters must be used to establish a balance between global and local search capabilities. The Formula ( 12 ) for the local search technique is given.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 634, "width": 313, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "x i ( t + 1) = x ∗ + ε ¯ A ( t ) (12)", "type": "Formula" }, { "left": 34, "top": 673, "width": 527, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where ε is a random number with a value [-1, 1]. ¯ A ( t ) is the average loudness of bats [ 23 ]. The next step is the determination of Fitness Value. The central focus of our pursuit of optimization is on the fitness value, which serves as a metric for evaluating the pro- ficiency of our forecasting model. The metric is constructed through the application of the exponential smoothing technique, whereby the available stock data is carefully analyzed and processed. The data is processed using the exponential smoothing algorithm, which incorporates the parameter configuration of the Bat Algorithm. The MAPE formula is utilized to incorporate the resulting fitness value, representing the mean absolute percentage error. We aim to reduce this number to achieve congruence between our forecasts and the actual market trends. This process can be depicted coherently through Figure 2 .", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 291, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer", "type": "Text" }, { "left": 525, "top": 100, "width": 36, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r 411", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 484, "width": 258, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Flowchart of Tuning Parameter ES with Bat Algorithm", "type": "Caption" }, { "left": 34, "top": 510, "width": 528, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revision of Position, Speed, Frequency, Noise Level, and Emission Ratio. Guided by fitness values, our virtual bats navigate around the algorithmic realm. Every individual bat adjusts its position, velocity, frequency, noise level, and emission ratio through a complex interaction of exploration and exploitation. These updates align with the objective of achieving optimal parameter config- urations, ensuring that our forecasting model is synchronized with the market’s rhythm. The topic of discussion is iteration control. The dance perpetuates itself through repetitive cycles, reflecting the enduring pursuit of optimization. Our virtual bats persist as long as the maximum iteration count is not reached. The fitness value is recalibrated during each repetition, and the bat with the lowest fitness value is identified. This bat is guided by the Mean Absolute Percentage Error (MAPE) and serves as a lighthouse. The bat in question has emerged as the primary holder of the most valuable position, symbolizing a significant advancement in the field of predictive accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 617, "width": 528, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the course of this algorithmic symphony, the Bat Algorithm adeptly refines the parameters of exponential smoothing with meticulousness and elegance. Every parameter modification can be seen as a musical note within the optimization process, con- tributing to the overall composition and leading us towards achieving a harmonious resonance in forecast accuracy. This expedition, evocative of bats employing echolocation to travel through darkness, enables us to adeptly traverse the difficult terrain of stock price prediction with assurance and skill.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 697, "width": 139, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESULT AND ANALYSIS", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 712, "width": 528, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study utilizes a comprehensive dataset of LQ45 daily stock data covering the period from January 1, 2020, to December 31, 2022. The dataset consists of 735 carefully collected data points, contributing to our analysis’s pursuit of accuracy and precision. Researchers examine forecasting results using the pure exponential smoothing technique, the pure exponential smoothing method with PSO, and the exponential smoothing method with the bat algorithm in parameter adjustment.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "412 r", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 55, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Results", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 150, "width": 261, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Single Exponential Smoothing without Tuning Parameter", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 165, "width": 528, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As the researcher commences a data-driven endeavor, the preliminary investigation reveals a discernible pattern, visually shown in Figure 3 , characterized by a wide range of horizontal dynamics. To capture this distinctive behavior, we refer to the well-established Single Exponential Smoothing approach [ 24 ]. This methodology offers the potential to uncover the nuanced patterns concealed inside the horizontal progression of the data, thereby aligning our predictions with the dominant tempo of the market.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 325, "width": 149, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Actual data of LQ45 stocks", "type": "Caption" }, { "left": 34, "top": 352, "width": 528, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We aim to systematically identify the most effective parameter configuration through a rigorous and careful selection procedure. To make the model more flexible and adjust the level of trend and slope, the alpha value used is between 0.1 0.9 [ 23 ]. We explore a range of parameter values, spanning from 0.1 to 0.9, each corresponding to a distinct perspective through which we analyze the data. The evaluation criterion for these factors is determined by their capacity to provide the lowest MAPE (Mean Absolute Percentage Error) value, which serves as a reliable indicator of the accuracy of the forecasting process.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 412, "width": 528, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of experimentation and refinement, as evidenced by our findings, eventually revealed an optimal parameter value of 0.9 that provided a minimal Mean Absolute Percentage Error (MAPE) value of 1.0316%. This accomplishment signifies a significant milestone in our pursuit of precision, shedding light on the trajectory toward enhanced forecasting approaches. The results for forecasting using the pure exponential smoothing method can be presented in Table 1 .", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 471, "width": 177, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. The Mape Value of Each Parameter", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 489, "width": 122, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No ( α ) Parameter MAPE (%) 1 0.1 2.4988 2 0.2 1.707 3 0.3 1.4122 4 0.4 1.2577 5 0.5 1.167 6 0.6 1.1074 7 0.7 1.0661 8 0.8 1.0409 9 0.9 1.0316", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 605, "width": 528, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, achieving precision requires a significant time commitment. Determining the optimal parameter in computational analysis necessitates a deliberate approach, wherein each calculation is performed within a time frame ranging from 1.7 to 2 seconds. Given the requirement to investigate the range of values across nine repetitions, the cumulative computational duration amounts to a respectable 18 seconds. The allocation of time towards this endeavor demonstrates our unwavering commitment to achieving the highest standards of quality. It represents a very small cost in exchange for the significant and valuable knowledge and understanding it generates.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 677, "width": 528, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fundamentally, this thorough exploration of data and computational processes proves our dedication to providing dependable and precise predictions. This statement exemplifies our steadfast commitment to seeking the most optimal tools and parameters, enabling investors and analysts to possess the requisite knowledge for effectively navigating the ever-changing landscape of the financial real.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 291, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer", "type": "Table" }, { "left": 525, "top": 100, "width": 36, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r 413", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 135, "width": 189, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Single Exponential Smoothing with PSO", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 150, "width": 528, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "By utilizing the Particle Swarm Optimization (PSO) algorithm, the laborious procedure of trial and error in selecting the value is rendered obsolete. The present study incorporates computational intelligence techniques to autonomously explore the parameter space, ultimately uncovering the parameter with exceptional precision. The result of tuning the alpha parameter using the PSO algorithm is shown in Figure 4 . The optimal parameter is determined to be 0.9346, exhibiting a remarkably low mean absolute percentage error (MAPE) of 1.0311%.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 210, "width": 528, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The displayed history of the parameter’s value reveals a fascinating convergence process. The convergence of the crucial parameter from the 9th iteration serves as evidence for the efficiency and usefulness of the PSO method. In the context of our research, we established a predetermined limit of 20 iterations, a deliberate decision aimed at striking a balance between computa- tional resources and achieving optimal results in the optimization process. The PSO algorithm’s swarm intelligence drives the quest for perfection, which occurs within a timeframe of 105 seconds. This investment yields significant benefits in terms of unmatched predicting accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 450, "width": 243, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Iteration graph of SES method with PSO algorithm", "type": "Caption" }, { "left": 34, "top": 476, "width": 528, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "By adopting this approach, our research surpasses the constraints associated with manual parameter selection, utilizing com- putational optimization to its fullest extent to determine the optimal α value. This accomplishment serves as a demonstration of our dedication to enhancing efficiency, accuracy, and originality in the field of stock price prediction. It equips decision-makers with the necessary resources to confidently traverse the complexities of financial markets. Figure 5 shows that with an α parameter of 0.9346, the MAPE obtained is minimal, pictorially showing that there is almost no difference between the factual and forecasting data.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 638, "width": 352, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. Comparison Graph of Actual Data and Forecasting Data using PSO Algorithm", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 231, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Single Exponential Smoothing with Bat Algorithm", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 688, "width": 528, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the context of our persistent endeavor for accuracy, we examine not just one but two formidable algorithms to discover the best α parameter value. Specifically, we introduce the Bat Algorithm as our collaborator in this computational goal. In the context of this scholarly investigation, the Bat Algorithm emerges as a noteworthy subject, unveiling an α parameter of notable precision, specifically 0.93465, alongside a Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of a tiny 1.0311%.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 736, "width": 528, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As we navigate along this algorithmic trajectory, carefully adjusted to adhere to the criteria set by the Particle Swarm Opti- mization (PSO) algorithm, the Bat Algorithm demonstrates its merit as a formidable competitor. The Bat Algorithm, like the PSO", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "414 r", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 527, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "algorithm, adheres to the specified 20 iterations, allowing for a thorough examination of parameter space while also assuring comput- ing efficiency. The allocation of time, precisely 117 seconds, serves as evidence of our dedication to meticulousness and the capacity to make significant comparisons between the two algorithms.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 172, "width": 528, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this collaborative investigation, our research surpasses limitations by utilizing the combined capabilities of both the Particle Swarm Optimization (PSO) and the Bat Algorithm. Our study aims to present not only a single but rather two excellent values for the parameter. The wide range of choices available provides decision-makers with diverse tools, enabling them to gain detailed insights into the complex practice of predicting stock prices. This statement highlights our dedication to assuring the strength and scientific validity of our research, guaranteeing that our results are precise and thorough, shedding light on several approaches to achieving accuracy and quality in financial analysis. Figure 6 shows that by tuning the parameter using the bat algorithm, the α obtained is 0.9345, and the MAPE obtained is very small at 1.0311%. The figure shows that there is almost no difference between factual data and forecasting data.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 363, "width": 348, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Comparison Graph of Actual Data and Forecasting Data using Bat Algorithm", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 399, "width": 69, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 415, "width": 528, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The domain of LQ45 stock forecasting, employing the Single Exponential Smoothing technique, reveals a pattern of notable precision, reaching an astonishing level of 1.0366%. However, it is important to acknowledge that the current success is accompanied by the recognition that the conventional approach of selecting the α value by trial and error is inadequate in consistently producing dependable outcomes for predicting LQ45 stocks. Hence, the present investigation embarks on a scholarly trajectory, employing the esteemed Particle Swarm Optimization (PSO) and Bat algorithms as pivotal tools in the pursuit of unraveling this complex enigma.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 476, "width": 528, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 serves as evidence of the progressive refinement in precision inside our research. The description clearly shows the PSO and Bat algorithms working together to get the ideal α parameter value in the Single Exponential Smoothing approach.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 513, "width": 308, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. The Performance Comparison of PSO Algorithm and Bat Algorithm", "type": "Caption" }, { "left": 158, "top": 531, "width": 277, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method alpha MAPE Computational Speed (second) SES without optimization 0.9 1.0316% 18 SES-PSO 0.9346 1.0311% 105 SES-Bat 0.93465 1.0311% 117", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 590, "width": 528, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interestingly, a perceptive observer can identify a modest yet significant improvement in precision, amounting to a marginal gain of 0.0005%. Although seemingly tiny, this development represents a substantial advancement in the dependability of our predictions. The gradual increase in accuracy leads to more precise forecasts, providing investors and analysts with a competitive advantage to make well-informed choices within the unpredictable realm of finance. This research also supports the finding that PSO [ 11 ] and Bat Algorithm [ 25 ] can improve stock forecasting results.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 651, "width": 528, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, it is imperative to recognize the trade-off involved in adopting these optimization algorithms, namely the limited time resource. Determining the appropriate parameter in computational analysis while yielding valuable insights requires a significant time commitment. Undoubtedly, achieving precision necessitates the virtue of patience, as optimization algorithms engage in a process of thoughtful contemplation, meticulous calculation, and continuous refinement. Nevertheless, within this temporal investment, we uncover the crucial point of our investigation - a fragile equilibrium between precision and computational efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 712, "width": 528, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fundamentally, our endeavor encompasses a dedication to advancement. The transition from dependence on conventional techniques to leveraging the computing capabilities of optimization algorithms represents a transformative process. This statement acknowledges and appreciates the persistent pursuit of achieving high standards in stock forecasting. It emphasizes the value placed on making gradual improvements in accuracy, even if it requires investing additional time, as these advancements contribute to a", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer,", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 789, "width": 156, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 527, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer r 415", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 528, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "better-informed and empowered financial environment. This is in line with research conducted by Liantoni [ 25 ], which shows that forecasting accuracy using exponential smoothing can support decision-making when trading stocks.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 166, "width": 528, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although our research has yielded helpful insights, it is crucial to accept certain limits. The measurement of the time required for a computer to do a specific task. The potential delay in computing time inherent to optimization algorithms could potentially hinder their practical implementation in situations where rapid processing is of the utmost importance. Future research endeavors should aim to achieve a harmonious equilibrium between precision and expediency to advance the field.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 220, "width": 528, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Our research primarily investigated the Particle Swarm Optimization (PSO) and Bat Algorithm. Additional investigation could extend this inquiry to include a broader array of optimization techniques, potentially revealing swifter and more precise methodolo- gies. The concept of data dynamics refers to the changing nature and behavior of data over time. The primary goal of our study was to analyze a particular dataset within the framework of the Single Exponential Smoothing technique. Future studies may investigate the performance of optimization algorithms across a wide range of datasets and forecasting approaches.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 287, "width": 528, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fundamentally, our exploration has shown a potentially fruitful avenue for improving forecasting accuracy. However, it also elicits inquiries and ambitions for future undertakings. By acknowledging these constraints and adopting innovative methodologies, we may persistently progress in the field of stock price prediction, thereby equipping investors and analysts with the necessary resources to succeed in an ever-changing financial environment.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 361, "width": 92, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 382, "width": 528, "height": 201, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The novelty of this research is the parameter tweaking of the exponential smoothing approach utilizing the particle swarm optimization metaheuristic algorithm and the bat algorithm. Our research has discovered a crucial finding in the field of stock price forecasting using the Single Exponential Smoothing method. It has been observed that optimization algorithms greatly improve the accuracy of selecting the α parameter, as opposed to the conventional trial-and-error methods. The careful utilization of particle swarm optimization (PSO) and the bat algorithm has shed light on the trajectory towards enhanced predictive capabilities, charac- terized by gradual improvements in precision, albeit accompanied by a rise in computational resources required. Nevertheless, our expedition does not reach its termination at this point; rather, it serves as a gateway to further investigations. Upon careful analysis of our data, it becomes apparent that the pursuit of an optimization technique that may achieve faster convergence in optimizing the α parameter is of utmost importance. Although PSO and the Bat Algorithm have proven effective in improving accuracy, the extended computation times still provide a constraint that requires attention. Many earlier studies have examined the exponential smoothing technique using traditional parameter selection. However, this study’s findings demonstrate that tweaking exponential smoothing parameters with PSO and Bat algorithms can result in significant performance gains. The study’s focus on achieving pre- cision through optimizing algorithms presents numerous potential directions for future research. Efficiency-driven algorithms refer to computational procedures that prioritize optimizing resource use and execution time. These algorithms are designed to minimize computational complexity and maximize efficiency to achieve the result. Future research can focus on exploring new optimization al- gorithms specifically developed to accelerate the process of selecting the parameter while ensuring that accuracy is not compromised. The endeavor to enhance efficiency in computational finance has the capacity to profoundly transform the field.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 592, "width": 528, "height": 165, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research provides implications in the form of positive insights into the world of stocks and finance. Such insights about prediction need to be gained to make investment decision-making more accurate. In making these predictions, it is necessary to use methods that can increase accuracy. This study proves that using computational methods will make forecasting results more accurate than manual results. PSO and Bat algorithm can improve forecasting results marked by the minimum MAPE value achieved. In terms of time efficiency, the trial-and-error method makes the forecasting process inefficient, so optimizing algorithms can improve results and certainly be more time efficient. Although this work contributes significantly to understanding PSO and Bat parameter tweaking in exponential smoothing, some limitations must be addressed. This study is confined to the scope of a specific dataset; hence, the findings’ generalizability may be subject to further investigation in future research. Researchers can employ hybrid techniques to integrate the advantageous aspects of many optimization algorithms, so attaining a harmonious equilibrium between accuracy and computational efficiency. The integration of several methodologies has the potential to unveil novel opportunities in the field of forecasting. One important aspect of the field of forecasting is real-time forecasting. Real-time decision-making is a crucial aspect of the banking industry’s success. Future research might prioritize the enhancement of optimization algorithms to achieve efficient parameter optimization for real-time stock price forecasting, specifically addressing the evolving requirements of investors in a dynamic market environment.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "416 r", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Table" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 140, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 150, "width": 461, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thank you to Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang for sponsoring and pursuing the completion of this project.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 182, "width": 103, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. DECLARATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 198, "width": 111, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AUTHOR CONTIBUTION", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 210, "width": 527, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vivi Aida Fitria, the first author, was the data collector and analyzed the data. Lilis Widayanti, the second author, reviewed and analyzed the literature.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 234, "width": 474, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FUNDING STATEMENT The researcher would like to thank Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang for supporting and funding this research. COMPETING INTEREST", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 270, "width": 527, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Further research can be directed towards creating an optimization model that can automatically determine the best parameters in the field of forecasting.", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 314, "width": 67, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 34, "top": 329, "width": 528, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] I. Nurhayati, E. Endri, R. S. Aminda, and L. Muniroh, “Impact of COVID-19 on Performance Evaluation Large Market Capi- talization Stocks and Open Innovation,” Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity , vol. 7, no. 1, p. 56, 2021, https://doi.org/https://doi.org/10.3390/joitmc7010056 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 375, "width": 528, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] B. Mujib and I. R. Candraningrat, “Capital market reaction to Covid-19 pandemic on LQ45 shares at Indonesia stock exchange (IDX),” American Journal of Humanities and Social Sciences Research , vol. 5, no. 3, pp. 74–80, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 408, "width": 528, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] S. Corbet, Y. G. Hou, Y. Hu, L. Oxley, and D. Xu, “Pandemic-related financial market volatility spillovers: Evidence from the Chinese COVID-19 epicentre,” International Review of Economics & Finance , vol. 71, pp. 55–81, jan 2021, https://doi.org/10. 1016/j.iref.2020.06.022 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 454, "width": 528, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] G. Sonkavde, D. S. Dharrao, A. M. Bongale, S. T. Deokate, D. Doreswamy, and S. K. Bhat, “Forecasting Stock Market Prices Using Machine Learning and Deep Learning Models: A Systematic Review, Performance Analysis and Discussion of Implica- tions,” International Journal of Financial Studies , vol. 11, no. 3, p. 94, jul 2023, https://doi.org/10.3390/ijfs11030094 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 499, "width": 528, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] R. Gunawan Santosa, A. R. Chrismanto, and Y. Lukito, “STOCKS FORECASTING EXPLORATION ON LQ45 INDEX US- ING ARIMA(p,d,q) MODEL,” Journal of Theoretical and Applied Information Technology , vol. 15, no. 13, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 533, "width": 528, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] K. Ali, “Forecasting Analysis of Share Price Index in Construction Companies Registered in Indonesia Stock Exchange 2015- 2019,” Journal of Economics Research and Social Sciences , vol. 5, no. 1, pp. 42–63, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 566, "width": 527, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] J. Tanuwijaya and S. Hansun, “LQ45 stock index prediction using k-nearest neighbors regression,” International Journal of Recent Technology and Engineering , vol. 8, no. 3, pp. 2388–2391, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 599, "width": 528, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] R. Sabri, M. I. Tabash, M. Rahrouh, B. H. Alnaimat, S. Ayubi, and M. AsadUllah, “Prediction of macroeconomic variables of Pakistan: Combining classic and artificial network smoothing methods,” Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity , vol. 9, no. 2, p. 100079, jun 2023, https://doi.org/10.1016/j.joitmc.2023.100079 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 645, "width": 528, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] V. A. Fitria, “Parameter Optimization of Single Exponential Smoothing Using Golden Section Method for Groceries Forecast- ing,” ZERO: Jurnal Sains, Matematika dan Terapan , vol. 2, no. 2, p. 89, 2019, https://doi.org/10.30829/zero.v2i2.3438 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 678, "width": 527, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] E. Cadenas, O. A. Jaramillo, and W. Rivera, “Analysis and forecasting of wind velocity in chetumal, quintana roo, using the single exponential smoothing method,” Renewable Energy , vol. 35, no. 5, pp. 925–930, may 2010, https://doi.org/10.1016/J. RENENE.2009.10.037 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 724, "width": 527, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] C. Deng, X. Zhang, Y. Huang, and Y. Bao, “Equipping Seasonal Exponential Smoothing Models with Particle Swarm Opti- mization Algorithm for Electricity Consumption Forecasting,” Energies , vol. 14, no. 13, p. 4036, jul 2021, https://doi.org/10.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 748, "width": 74, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3390/en14134036 .", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 291, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer", "type": "Table" }, { "left": 525, "top": 100, "width": 36, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "r 417", "type": "Page header" }, { "left": 34, "top": 135, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] A. Thakkar and K. Chaudhari, “A Comprehensive Survey on Portfolio Optimization, Stock Price and Trend Prediction Using Particle Swarm Optimization,” Archives of Computational Methods in Engineering , vol. 28, no. 4, pp. 2133–2164, jun 2021, https://doi.org/10.1007/s11831-020-09448-8 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 179, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] D. Tien Bui, N. D. Hoang, H. Nguyen, and X. L. Tran, “Spatial prediction of shallow landslide using Bat algorithm optimized machine learning approach: A case study in Lang Son Province, Vietnam,” Advanced Engineering Informatics , vol. 42, p. 100978, oct 2019, https://doi.org/10.1016/J.AEI.2019.100978 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 223, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Z. Xin-gang, L. Ji, M. Jin, and Z. Ying, “An improved quantum particle swarm optimization algorithm for environmental economic dispatch,” Expert Systems with Applications , vol. 152, p. 113370, aug 2020, https://doi.org/10.1016/j.eswa.2020. 113370 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 267, "width": 527, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] L. Liu and L. Wu, “Predicting housing prices in China based on modified Holt’s exponential smoothing incorporating whale optimization algorithm,” Socio-Economic Planning Sciences , vol. 72, p. 100916, dec 2020, https://doi.org/10.1016/j.seps.2020. 100916 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 310, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] S. M. Naik, R. P. K. Jagannath, and V. Kuppili, “Estimation of the Smoothing Parameter in Probabilistic Neural Network Using Evolutionary Algorithms,” Arabian Journal for Science and Engineering , vol. 45, no. 4, pp. 2945–2955, apr 2020, https://doi.org/10.1007/s13369-019-04227-5 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 354, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] N. P. S. Widitriani, W. G. S. Parwita, and N. P. S. Meinarni, “Forecasting system using single exponential smoothing with golden section optimization,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 1516, no. 1, p. 012008, apr 2020, https://doi.org/10. 1088/1742-6596/1516/1/012008 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 398, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] A. N. Ramadanti, D. C. R. Novitasari, I. A. Wijaya, V. T. P. Swindiarto, and W. D. Utami, “Optimization of Tug Services in Tanjung Perak Port Using Assignment Model Based on Forecasting Results of Tug Services,” BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan , vol. 16, no. 1, pp. 263–270, mar 2022, https://doi.org/10.30598/barekengvol16iss1pp261-268 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 442, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] M. Jahandideh-Tehrani, G. Jenkins, and F. Helfer, “A comparison of particle swarm optimization and genetic algorithm for daily rainfall-runoff modelling: a case study for Southeast Queensland, Australia,” Optimization and Engineering , vol. 22, no. 1, pp. 29–50, mar 2021, https://doi.org/10.1007/s11081-020-09538-3 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 486, "width": 527, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] E. Vivas, H. Allende-Cid, and R. Salas, “A systematic review of statistical and machine learning methods for electrical power forecasting with reported mape score,” Entropy , vol. 22, no. 12, p. 1412, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 518, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] W. Lertthaitrakul, P. Khumsawat, and N. Manirochana, “A comparison forecast volume of outbound containers in case of The Bangkok port Between Exponential Smoothing and ARIMA Model,” Turkish Journal of Computer and Mathematics Education (TURCOMAT) , vol. 12, no. 8, pp. 3010–3016, apr 2021, https://doi.org/10.17762/TURCOMAT.V12I8.4137 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 561, "width": 527, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[22] R. Gustriansyah, N. Suhandi, F. Antony, and A. Sanmorino, “Single exponential smoothing method to predict sales multiple products,” Journal of Physics: Conference Series , vol. 1175, no. 1, p. 012036, mar 2019.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 593, "width": 528, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] A. G. Gad, “Particle Swarm Optimization Algorithm and Its Applications: A Systematic Review,” Archives of Computational Methods in Engineering , vol. 29, no. 5, pp. 2531–2561, aug 2022, https://doi.org/10.1007/s11831-021-09694-4 .", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 625, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[24] T. Anagnostopoulos, F. Komisopoulos, A. Vlachos, A. Psarras, I. Salmon, and K. Ntalianis, “Sustainable supply chain manage- ment of electric grid power consumption load for smart cities based on second-order exponential smoothing algorithm,” WSEAS Transactions on Systems , vol. 21, pp. 247–256, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 34, "top": 669, "width": 527, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[25] D. Rahmalia and T. Herlambang, “Application Bat Algorithm for Estimating Super Pairwise Alignment Parameters on Similar- ity Analysis Between Virus Protein Sequences,” Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika , vol. 6, no. 2, p. 1, jan 2021, https://doi.org/10.26555/jiteki.v6i2.14323 .", "type": "List item" }, { "left": 385, "top": 778, "width": 176, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enhancing Accuracy in . . . (Vivi Aida Fitria)", "type": "Page footer" }, { "left": 34, "top": 100, "width": 37, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "418 r", "type": "Page header" }, { "left": 491, "top": 100, "width": 70, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2476-9843", "type": "Page header" }, { "left": 223, "top": 135, "width": 150, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[This page intentionally left blank.]", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 778, "width": 294, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrik: Jurnal Manajemen, Teknik Informatika, dan Rekayasa Komputer, Vol. 23, No. 2, March 2024: 405 – 418", "type": "Text" } ]
fdcbdd6e-7879-22f1-1d11-7df0c6568e89
https://journal.um-surabaya.ac.id/pgsd/article/download/5745/3287
[ { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 110, "width": 367, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IMPLEMENTASI PAK BUYA (PEMBELAJARAN AKTIF DAN BUDAYA BACA) MEWUJUDKAN EXCELENNCE SCHOOL DI SEKOLAH DASAR", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 156, "width": 271, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yantoro 1 , Agung Rimba Kurniawan 2 1, 2) Universitas Jambi E-mail: 1) [email protected], 2) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 209, "width": 329, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pembelajaran aktif dan budaya baca di sekolah Mitra Universitas Jambi dalam mewujudkan sekolah unggul.Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif.Tempat penelitian yaitu SDN 197/IX Mendalo dan SDN 131/IV Kota Jambi. Informan penelitian adalah guru dan kepala sekolah.Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi metode. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan yaitu: 1) implementasi pembelajaran aktif di sekolah mitra dimulai pada tahap perencanaan, guru membuat scenario dan menyiapkan media pembelajaran yang mengacu konsep MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi), guru menerapkan konsep MIKiR dalam proses pembelajaran, serta melakukan penilaian. Pada tahap penilaian belum semua guru melakukan penilaian bervariatif, sebagian besar menggunakan teknik tes 2). Implementasi budaya baca di sekolah mitra dilakukan dengan kegiatan pembiasaan di sekolah secara terus menerus, pemenuhan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan budaya baca di sekolah, memberikan contoh keteladanan oleh kepala sekolah dan guru, membangun kerjasama dengan berbagai pihak seperti Universitas Jambi maupun Lembaga Swasta Tanoto Fondation untuk mendukung pengembangan budaya baca dan membuat klinik baca di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 451, "width": 329, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Aktif, Budaya Baca, Excellence School", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 485, "width": 330, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: The purpose of this study was to determine the implementation of active learning and reading culture in Jambi University's partner schools in realizing superior schools. This type of research is descriptive qualitative. The research sites were SDN 197 / IX Mendalo and SDN 131 / IV Jambi City. Research informants were teachers and school principals. Data were collected through direct observation, interviews and documentation. Data analysis was carried out through data reduction, data display and data verification. Testing the validity of the data using the method triangulation technique. The results of the research that have been carried out are: 1) the implementation of active learning in partner schools starting at the planning stage, the teacher creates scenarios and prepares learning media that refers to the MIKiR concept (Experiencing, Interaction, Communication and Reflection), the teacher applies the MIKiR concept in the learning process, as well as conducting assessments. At the assessment stage, not all teachers have made various assessments, most of them use test techniques 2). The implementation of a reading culture in partner schools is carried out by continuous habituation activities in schools, the fulfillment of facilities and infrastructure to support the development of a reading culture in schools, providing exemplary examples by school principals and teachers, building collaboration with various parties such as Jambi University and the Tanoto Foundation Private Institution. to support the development of a reading culture and establish a reading clinic in schools.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 739, "width": 329, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Implementation, Active Learning, Reading Culture, Excellence", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 750, "width": 380, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "School Submitted on: 2020-08-09 Accepted on: 2020-08-31", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 443, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas sumber daya manusia menjadi modal utama yang menentukan eksistensi bangsa di era persaingan antar bangsa saat ini maupun yang akan datang. Untuk itu peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan oleh bangsa Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain di dunia. Sekolah merupakan lembaga yang mempunyai perananan sangat strategis dalam upaya menetukan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan. Untuk itu, keberadaan sekolah harus mampu memberikan warna dan harapan positif bagi masyrakat dimana sekolah itu berada. Sagala menjelaskan “Fungsi dan tugas utama sekolah adalah untuk meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan masyarakat melalui pembentukkan kepribadian anak- anak agar menjadi manusia dewasa dari sudut usia maupun intelektualnya dan bertanggung jawab sebagai apaya menyiapkan generasi pengganti yang mampu mempertahankan eksistensi masyarakat” (Sagala,2010:57)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 442, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah unggul sering disebut dengan sekolah efektif yaitu sekolah yang mampu mewujudkan antara visi, misi dan tujuan sekolah . Menurut Saud dalam sagala (2010), sekolah efektif memiliki indikator-indikator sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 362, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) visi, misi, dan target mutu yang harus dicapai sesuai dengan standar yang ditetapkan secara lokal maupun global;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 362, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) mutu output pendidikan (akademik maupun non-akademik) yang selalu meningkat tiap tahun;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 521, "width": 343, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) lingkungan sekolah yang aman, tertib, dan menyenangkan anak;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 535, "width": 362, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) seluruh personel sekolah (kepala sekolah, guru, staf, non guru, siswa) memiliki visi, misi, dan harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 576, "width": 362, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) melaksanakan program-program pengembangan staf yang kontinyu sesuai dengan perkembangan iptek;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 604, "width": 362, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6) sistem evaluasi yang kontinyu dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik bagi kepentingan peningkatan mutu sekolah dan mutu belajar siswa; dan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 362, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) dukungan dan partisipasi yang intensif dari masyarakat dan orangtua siswa.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 444, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembelajaran sangat menentukan kualitas hasil belajar untuk itu pembelajaran harus didesain sedemikian rupa agar proses pembelajaran benar-benar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari pembelajaran tersebut. Pembelajaran harus bermakna dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara utuh untuk", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 442, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "persiapan hidup yang akan datang. “Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan, yang mempunyai makna bahawa pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat ini akan berdampak dalam menentukan keberhasilan anak dimasa yang akan datang,’ (Hamalik,2017:25).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 442, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Zaini (2008: xiv) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari suatu materi pembelajaran, memecahkan masalah, mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Selanjutnya menurut Uno dan Muhammad (2012: 76) juga mengungkapkan bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang aktif salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 358, "width": 444, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori pandangan di atas, untuk itu guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa untuk persiapan masa depannya. Pendekatan pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi peserta didik tersebut adalah “pendekatan belajar aktif.” Pembelajaran aktif dapat diartikan pembelajaran yang menuntut peran serta siswa secara aktif dalam mengikuti setiap tahapan proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 442, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain pembelajaran aktif, budaya baca juga menjadi permasalahan yang sangat serius di Indonesia. Menurut UNESCO pada tahun 2012, hanya 1 dari 1.000 orang indonesia yang memiliki minat baca serius. Tentu ini disebabkan karena rendahnya budaya baca yang ada pada masyarakat Indonesia.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dengan kata lain, membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tulis. Selanjutnya, Sutarno (2006: 27), mengemukakan bahwa budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Section header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 445, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam upaya meningkatkan pembelajaran aktif dan membangun budaya baca di sekolah untuk mewujudkan sekolah yang unggul, Tanoto Foundation dengan program Pintarnya bekerjasama dengan sekolah dasar Mitra Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi, melakukan kegiatan pelatihan kepada kepala sekolah dan guru di sekolah mitra tentang praktik baik manajemen berbasis sekolah (MBS) dan pembelajaran. Dalam kegiatan pelatihan tersebut kepala sekolah mendapat pelajaran baik teori maupun praktek langsung di lapangan tentang modul 1 praktik baik dalam MBS yang meliputi: pembelajaran aktif, budaya baca, manajemen sekolah dan peran serta masyarakat, sedangkan guru lebih terfokus pada pembelajaran aktif dengan unsur MIKiR, pembuatan skenario pembelajaran dan pembuatan lembar kegiatan (LK). Tagihan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dan guru adalah adanya rencana tindak lanjut implementasi di sekolah masing-masing dari modul 1 tersebut. Dalam implementasi tersebut akan tergambar secarajelas tentang kemampuan kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan hasil pelatihan secara nyata di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 448, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian pada dua sekolah dasar mitra yaitu SDN 131/IV Kota Jambi dan SDN 197/IX Mendalo Muaro Jambi yang menfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran aktif dan budaya baca dengan judul “Implementasi PAK BUYA (Pembelajaran Aktif, Budaya Baca) mewujudkan Excelennce School di Sekolah Dasar”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 445, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar Mitra Universitas Jambi yang telah mendapatkan pelatihan Modul 1 Praktik baik Manajemen Berasis Sekolah dan Pembelajaran dari Program PINTAR Tanoto Foundation yang terdiri dari SDN 131/IV Kota Jambi dan SDN 197/IX Mendalo Muara Jambi.Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru.Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik utama yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.Analisis data yang penulis lakukan mengunakan model interaktif Miles and Huberman yaitu Reduksi data, Display Data, dan Verifikasi Data.Selanjutnya, untuk menguji data, maka akan digunakan teknik triangulasi metode yaitu metode wawancara, observasi dan dokumetasi.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 442, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, implementasi pembelajaran aktif dalam upaya mewujudkan sekolah unggul dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu pada tahapan pra pelaksanaan proses pembelajaran, pada proses pembelajaran dan tahapan evaluasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Tahap pra pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 234, "width": 336, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meninjau literatur sebelumnya mengenai pembelajaran aktif, bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 252, "width": 363, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dalam kegiatan pembelajaran aktif guru harus mampu memahami unsur unsur pembelajaran aktif dan bagaimana implementasinya, guru harus mampu mengetahui apa saja yang dilakukan oleh peserta didik, guru harus mampu memunculkan kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa serta guru harus mampu merespon apa yang dilakuakn oleh siswa yang diwujudkan dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi” (Tim Modul tanoto Fondation,2018:13).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 445, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap pra pelaksanaan, sudah sejalan dengan teori pembelajaran aktif menurut Tim Tanoto Fondation yang mana implementasi pembelajaran aktif di lakukan guru dengan melakukan berbagai kegiatan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran yang berfokus pada pembelajaran aktif serta menyiapkan media pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, guru kelas tinggi hampir semua membuat rencana dan skenario pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran, dalam pembuatan skenario pembelajaran guru mendapatkan bimbingan dari dosen sekolah mitra yang bekerjasama dengan Tanoto Foundation yang dilakukan secara berkesinambungan, dalam pembuatan skenario pembelajaran dan lembar kerja peserta didik (LKPD) dirancang dengan fokus dan berorientasi pada pembelajaran aktif dengan menerapkan unsur-unsur pembelajaran aktif yaitu MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 233, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Tahap Pelaksanan pada proses pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 442, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran aktif yang dilihat dari literature sebelumnya (Uno dan Muhammad,) bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 687, "width": 363, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“untuk menciptakan pembelajaran yang aktif salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Implementasi pembelajaran aktif dalam mewujudkan sekolah unggul yang dilakukan oleh sekolah dalam hal ini guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan unsur pembelajaran aktif mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi (MIKiR)", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 112, "width": 363, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilaksanakan melalui berbagai macam kegiatan dan menggunakan berbagai metode mengajar. (Uno dan Muhammad, 2012: 76)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 442, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada guru kelas tinggi didapat data kegiatan pembelajaran aktif sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 359, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Penataan dan penempatan tempat duduk peserta didik yang bervariasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 443, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara dan pegamatan, pada proses pembelajaran guru mengatur tata ruang dan penataan tempat duduk, yang bervariasi, pengaturan tempat duduk dan penempatan ini selalu berganti terkadang dua minggu sekali diadakan pergantian posisi, bentuk bentuk pengaturan tempat duduk dan penempatan peserta didik masing-masing kelas tinggi berbeda, ada pengaturan Meja kursi berbentuk leter U, ada juga yang berbentuk gaya tim yaitu berkelompok kadang dibuat seperti lingkaran. Pengaturan atau penempatan peserta didik juga heterogen atau bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 272, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Kegiatan membaca bersama menggunakan Big Book.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 445, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan, implementasi pembelajaran aktif yang dilakukan oleh guru kelas tinggi dengan cara melakukan kegiatan membaca bersama dengan menggunakan big book . Dalam implementasi pembelajaran aktif dengan cara membaca bersama ini guru membaca buku berada di tengah-tengah siswa, dan siswa di minta untuk mendengarkan dan memahami isi dari buku yang dibaca oleh guru. Disamping itu terlihat guru memimbing kegiatan siswa yang melakukan kegiatan membaca bersama. Terlihat guru membuat bermacam-macam pertanyaan untuk memancing peserta didik guna memfokuskan pada kegiatan membaca. Pada kegiatan ini disamping menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan, guru juga memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, menanggapi dan saling melengkapi. Terlihat juga guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak makna gambar yang ada dalam isi buku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 118, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Membaca terbimbing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 442, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan, kegiatan membaca terbimbing ini dilakukan oleh guru dengan membuat kelompok siswa, siswa yang mengalami kesulitan akan ditempatkan sekelompok dengan kawannya yang sudah lancar dan paham akan membaca. Masing- masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang.Siswa yang sudah paham memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan untuk membaca secara bertahap dan", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 442, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkesinambungan.Dalam kegiatan ini terjadi interaksi yang positif antara siswa yang mengalami kesulitan belajar dan siswa yang telah memahmai atau lancar dalam membaca. d) Melaksanakan pembelajaran dengan melakukan percobaan atau eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 443, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan, Kegiatan percobaan atau ekperimen ini terlebih dulu guru memberikan pengantar tentang materi pelajaran dan membagi buku panduan melakukan percobaan serta menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan percobaan tersebut. Panduan ini digunakan oleh siswa agar dalam melakukan percobaan siswa benar-benar melakukan kegiatan berdasarkan alur yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 121, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Kunjungan lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 443, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan wawancara dan pengamatan, dalam melakukan kegiatan kunjungan ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Setiap kelompok diberikan buku panduan dan tugas yang berbeda-beda dan akhir kunjungan siswa harus membuat laporan serta dipresentasikan di depan kelas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 379, "width": 242, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Pembelajaran dengan Problem based learning ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 445, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, guru terlihat membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 samapi 5 orang diatur secara heterogen, setiap kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda artinya melihat masalah di sekitar yang bebeda-beda. Guru memberikan petunjuk dan arahan dalam mencari masalah di sekitar, memahami masalah, mencari akar masalah, faktor- faktor yang menjadi penyebab, upaya pemecahan, dan rencana tindakan. Setiap kelompok membuat laporan dan hasil laporan dipresentasikan di depan kelas. Dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah terlihat siswa bekerja secara kelompok, membangun kerjasama tim yang solid, mendorong siswa untuk saling berinteraksi, adanya keberanian siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi, membangun keberanian siswa untuk kreatif, mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis kretif dan rasa ingin tahu yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Membuat big book", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 442, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Big book adalah buku besar merupakan salah satu bentuk karya literasi yang dibuat oleh siswa sebagai wujud Implemetasi pembelajaran aktif yang dilakukan oleh guru kelas tiggi.Berdasarkan pengamatan guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat buku besar sesuai dengan tema yang diberikan, Dalam pembuatan buku besar", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 442, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tema yang berbeda-beda. Guru memberikan panduan bagaimana alur membuat buku besar. h) Diskusi kelompok", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 445, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengamatan, guru terlihat membagi siswa dalam berbagai macam kelompok kemudian memberikan suatu topik masalah untuk didiskusikan dalam kelas. Dalam diskusi kelompok ini guru berperan sebagai pembimbing dan moderator dan sesekali membantu memancing pertanyaan kepada peserta diskusi kelompok. Terlihat siswa dituntut untuk mempunyai keberanian dalam mengemukakan pendapat, mampu mengahargai pendapat dan saran dari kelompok lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i) Membuat kliping", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 445, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, memberikan gambaran yang jelas bahwa Melalui kliping siswa mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan yang dituangkan dalam pembuatan kliping serta mampu mengembangkan keterampilan membaca. Dari hasil pengamatan siswa mengumpulkan bermacam informasi berdasarkan tema yang telah ditetapkan, siswa membaca dari berbagai macam sumber buku atau artikel- artikel terkini dan popular.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 441, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai macam kegiatan di atas yang dilakukan guru sejalan dengan pendapat silberman yang megatakan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 482, "width": 366, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“untuk melaksanakan pembelajaran aktif maka guru harus mampu memperkenalkan pembelajaran aktif, mengetahui tentang bagaimana cara otak peserta didik itu bekerja, mengetahui perkembangan peserta didik secara utuh, guru harus mampu membuat peserta didik aktif sejak awal dengan berbagai macam cara dan strategi, guru harus mampu membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar yang secara aktif, membuat pembelajaran menjadi tidak terlupakan oleh peserta didik sampai kapanpun, pembelajaran yang bermakna dan membekas pada diri siswa. Mel Silberman (2013)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Tahap Penilaian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi tahap penilaian yang dilakukan oleh guru kelas tinggi berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dilakukan dengan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik yang sering dilakukan teknik tes. Guru juga sekali-kali melakukan penilaian dengan cara penilaian kinerja, penilaian proyek atau penugasan kepada peserta didik, penilaian portopolio dan penilaian tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 442, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian yang dilakukan guru sejalan dengan literatur sebelumnya menurut hamalik menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan, yang mempunyai makna bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat ini akan berdampak dalam menentukan keberhasilan anak dimasa yang akan datang,’ (Hamalik,2017:25). Dengan penilaian yang dilakukan guru, diharapkan dapat mengukur kemampuan peserta didik dan menjadi bahan refleksi agar keberhasilan anak di masa yang akan datang menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 327, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi budaya baca dalam mewujudkan sekolah unggul", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 442, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengumpulan databahwa implementasi budaya baca dalam mewujudkan sekolah unggul dilakukan sekolah sangat bervariasi. Beberapa strategi yang dilakukan oleh sekolah dalam mengimplementasikan budaya baca antara lain dengan cara melakukan kegiatan pembiasaan di sekolah, keteladanan, pemenuhan sarana dan prasarana, pengembangan kerjasama dengan walimurid, komite dan masyarakat serta instansi pemerintah dan swasta, membuat klinik membaca, pengembangan perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 445, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi budaya baca di sekolah dilakukan dengan kegiatan pembiasan yang dilakukan secara rutin antara lain adanya pembiasaan membaca sebelum pelajaran dimulai selama 15 menit tentang materi yang akan dipelajari. Hampir semua kelas didaerah penelitian melalukan kegiatan pembiasaan. Dalam implementasi budaya baca, sekolah mampu meningkatkan keterampilan berbahasa kepada peserta didiknya yang mengacu pada kurikulum sekolah yang meliputi empat keterampilan yaitu Keterampilan menyimak dan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis. Hasil ini sebagaimana dijelaskan Dawson bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 356, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan melulis yang masing-masing keterampilan tersebut berhubungan satu sama lain yang mampu membentuk proses berpikir seseorang, sebab bahasa merupakan cermin pemikiran seseorang. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas alur berpikirnya” Dawson dalam Tarigan (2015:1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 445, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi budaya baca di sekolah dilakukan dengan cara memenuhi sarana dan prasarana di sekolah. Mulai dari penyediaan buku buku bacaan, pembuatan pojok baca atau sudut baca di kelas, taman baca.Dari hasil pengumpulan data masing-masing sekolah hampir telah membuat sudut baca di tiap-tiap kelas, meskipun masih ditemui kelas yang", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 442, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belum ada sudut baca. Sudut baca telah dilengkapi dengan buku buku bacaan yang bervariasi dan buku buku sesuai dengan kebutuhan anak, kondisi yang ada pojok baca hampir setiap kelas ada namun pemenuhan buku dan penggunaannya belum maksimal, ini sesuai dengan standart sarana dan prasarana yang tertuang dalam Permendiknas No 24 tahun 2007 Tentang standar sarana dan prasaran untuk sekolah dasar/madrsah ibtidaiyah tentang ruang perpustakaan yang menyatakan:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 233, "width": 356, "height": 110, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“dalam perpustakaan harus tersedia, buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar yan lain, untuk buku teks pelajaran 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah, untuk buku pengayaan 840 judul/sekolah terdiri dari 60 % non fiksi dan 40 % fiksi, banyak eksemplar minmal 1000 untuk 6 rombongan belajar dan 1500 untuk 7 - 12 rombongan belajar dan 2000 untuk 13 -24 rombongan belajar“.(Permendiknas No 24 tahun 2007)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 445, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keberhasilan pelaksanaan budaya baca di sekolah mitra ternyata ditentukan dari keteladanan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam kebiasaan untuk selalu membaca dan mendorong kepada siswa untuk membaca. Kepala sekolah sebagai pemimpin telah mampu menjadi contoh dan teladan bagi warga sekolah. Hal ini sesuai dengan watak dan kepribadian seorang pemimpin yang berjiwa pancasila sebagaimana yang di jelaskan oleh Wahjosumidjo yang mengatakan :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 482, "width": 356, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“seorang pemimpin harus mempunyai watak dan kepribadian yang utuh yang memiliki ciri kepemimpinan yaitu ing ngarso sung tulodo ing madyo mbangun karso tut wuri handayani. Pemimpin harus memiliki ciri-ciri kepribadian yang universal: berwibawa, jujur, terpercaya mampu menjadi teladan, beriman, berani tampil kedepan,tegas, bertanggung jawab, sederhana, penuh pengabdian,berjiwa besar dan mempunyai sifat ingin rasa tau yang tinggi serta mempunyai visi kedepan yang jelas”.Wahjosumidjo (2005:121 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 442, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan budaya baca yang dilakukan sekolah mitra dilakukan dengan membuat program membaca cerdas dalam menyerap ilmu pengetahuan dan tehnologi atau membaca cerdas dalam menyerap informasi.Seperti yang dijelaskan oleh Pasiak menjelaskan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 696, "width": 363, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Salah satu cara untuk meningkatkan kemamapuan dan penyegaran otak dapat di peoleh dari penyerapan informasi baru, sebab salah satu strategi untuk menyerap informasi baru adalah dengan cara membaca, oleh karena itu membaca merupakan cara utama untuk menyegarkan otak, sebab sel- sel otak manusia seperti lembaran platik yang data melar dan memanjang", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 110, "width": 363, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jika tidak dipergunakan maka lembaran itu akan mengerut atau megecil, jika dipakai untuk beraktifitas atau membaca semakin lama semakin mengembang dan membesar dan otak akan menjadi segar” Pasiak (2004:15)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 442, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi budaya baca di sekolah mitra juga dilakukan dengan cara membangun kerjasama dengan wali murid, komite sekolah, masyarakat serta dengan instansi pemerintah dan swasta. Hampir semua sekolah didaerah penelitian melakukan kerjsasama dengan wali murid komite dan masyarakat, namun jumlah dan bentuk pelakanaan kerjasama masing-masing sekolah terdapat sedikit perbedaan tergantung dari kepemimpnan kepala sekolah dan kondisi sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 158, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 352, "width": 65, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 372, "width": 398, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 393, "width": 442, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Implementasi pembelajaran aktif di sekolah mitra dilakukan oleh guru melalui beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan (Pra pelaksanaan) tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi, Pada tahapan perencanaan guru membuat rencana pembelajaran, skenario pembelajaran dan menyiapkan media pembelajaran yang mengacu pada ciri pembelajaran aktif dengan menerapkan konsep MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan refleksi) Pada tahapan Pelaksanaan guru menerapkan konsep MIKiR dalam proses pembelajaran. Guru memiliki pemahaman tentang perannya dalam proses pembelajaran yang berorientasi pembelajaran aktif. Guru juga menerapkan ciri- ciri pembelajaran aktif. Dalam proses pembelajaran belum semua guru mampu mengembangkan pembelajaran aktif secara benar sesuai dengan konsep dan kaidah pembelajaran aktif. Kemampuan guru dalam implementasi pembelajaran aktif sangat variatif. Pada tahapan penilaian belum semua guru melakukan penilaian yang variatif, kebanyakan penilaian dilakukan dengan cara tes.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 662, "width": 439, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Implementasi budaya baca yang dilakukan sekolah mitra dilakukan dengan cara sekolah membuat pemetaan kondisi nyata siswa tentang kemampuan dan keterampilan membaca yang dikuasai oleh siswa, Melakukan kegiatan pembiasaan di sekolah secara terus menerus, Pemenuhan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan budaya baca di sekolah, memberikan contoh atau", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 61, "width": 182, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Section header" }, { "left": 503, "top": 799, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "155", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 112, "width": 421, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keteladanan secara nyata oleh kepala sekolah dan guru,membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan budaya baca dan membuat klinik baca di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 52, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implikasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 441, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari implementasi pembelajaran aktif dan budaya baca di sekolah dasar mitra memberikan implikasi sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 257, "width": 424, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menjadikan guru harus benar-benar memahami konsep, ciri dan strategi serta tujuan dari pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran aktif. guru juga mampu mengembangkan pembelajaran aktif dan tahu akan peran dan fungsinya dalam pembelajaran aktif.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 340, "width": 424, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Guru terbiasa harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang akurat yang mendukung pelaksanan pembelajaran aktif", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 381, "width": 348, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kepala sekolah dan guru dapat menciptakan budaya baca di sekolah", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 402, "width": 424, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kepala sekolah menjadi sering melakukan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil supervisi. Kepala sekolah harus membimbing dan memberikan pendampingan secara berkesinambungan pada guru yang mengalami hambatan dalam melaksanakan peelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 485, "width": 424, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kepala sekolah dapat melakukan kerja sama dengan LPTK seperti Universitas Jambi dan Tanoto Fondation.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 443, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamalik, U. 2017. Dasar dasar pengembangan kurikulum . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 443, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah B. Uno & Nurdin Muhammad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM . Jakarta. PT Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 442, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasibuan, J. J., Ibrahim, dan A. J. E. Toenlioe. Proses Belajar Mengajar: Ketrampilan Dasar Pengajaran Makro. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1993.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 442, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lezotte, Lawrence W. and Jo-Ann Cipriano Pepperl. The Effective Schools Process: A Proven Path to Learning for All. Effective Schools Products, Ltd., Okemos, MI, 1990.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 62, "width": 182, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Nomor 2 Agustus 2020 P-ISSN: 2581-1800 E-ISSN: 2597-4122 Email: [email protected]", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 40, "width": 254, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ELSE (Elementary School Education Journal)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 791, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 791, "width": 204, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30651/else.v4i2.5745", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 442, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasiak, T.(2004) Membangunkan Raksasa Tidur : Optimalkan kemampuan Otak Anda dengan Metode Alissa. Jakarta : Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia.Permendiknas No 24 tahun 2007.Tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah tentang ruang perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sagala, S.2010. Manajemen strategic dalam meningkatkan mutu Pendidikan Bandung Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 240, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silberman.2103.Belajar Aktif. Jakarta PT Indeks.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutarno. (2006). Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Agung Seto.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanoto Foundaton.2018 Modul 1 Praktik baik dalam manajemen berbasis sekolah. Jakarta. Tanoto Foundation.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarigan, Henry Guntur.2015. Membaca sebagai suatu ketrampila berbahasa. Bandung angkasa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahjosumidjo (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan. Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 342, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaini, H.2008. Srategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Insan Mandiri.", "type": "Text" } ]
01da8e5a-8061-a083-1896-3484e0451983
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/TAPIs/article/download/1562/1290
[ { "left": 92, "top": 133, "width": 301, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA PEMBENARAN MELAKUKAN TEROR KEKERASAN POLITIK", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 172, "width": 87, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 344, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kekerasan politik atas nama agama paling banyak terjadi, karena agama adalah ideologi", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 203, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 227, "width": 309, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kekerasan politik selalu terjadi di sepanjang masa dengan berbagai pola dan bentuknya. Kekerasan yang bersifat masif berbentuk gerakan sosial karena terjadinya resistensi terhadap pemerintahan dan negara karena adanya dominasi sistemik yang dinilai telah melanggar konstitusi yang dilakukan oleh sekelompok atau sebagian elite penguasa. Transformasi dan gerakan ideologi mati syahid dapat membakar semangat massa demi membela kebenaran di satu sisi, tetapi pada sisi yang lain kedamaian dan ketenangan serta stabilitas politik terusik, bahkan dapat dilihat sebagai ancaman dan teror yang menakutkan. Jika demikian halnya, tentu saja ideologi seperti ini tidak dapat dijadikan pembenaran dalam melakukan kekerasan politik, mungkin masih ada solusi yang dapat digali demi memakmurkan bumi tanpa kekerasan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 309, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kata Kunci : Jihad, Kekerasan Politik, Terorisme, Mati Syahid", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 470, "width": 4, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 564, "width": 336, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": " Alumni Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dosen Pemikiran Islam IAIN Raden Intan Lampung.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 346, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1 Tidak semua doktrin politik bersifat ideologis, karena sebagian besar teori ideologi bersifat partisan, para teoritisi dan pengikut sebuah doktrin politik akan selalu mencoba menggolongkan ide-ide orang lain sebagai ideologis. Dalam hal ini, Marx memandang ideologi sebagai cara pandang yang “mendistorsi realitas” dan menciptakan “kesadaran palsu” demi kepentingan golongan masyarakat tertentu, biasanya kelas penguasa. Liberalisme, kata Marx, adalah contoh dari ideologi kaum borjuis untuk menutup-nutupi eksploitasi dan penindasan yang dilakukannya terhadap kelas lain. Lihat, Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam dan Masa Depannya, terj. Ali Noerzaman, (Yogyakarta : Penerbit Qalam, 1993), h. 3.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 350, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "paling diyakini dapat menyelesaikan berbagai persoalan politik dan kemanusiaan, bahkan kekerasan tersebut dilakukan dengan prinsip mati syahid. Pandangan ini mendapat legitimasi tekstual yang disabdakan oleh Rasulullah saw :", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 590, "width": 8, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 126, "width": 328, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": ", ﺪﻴﻬﺷ ﻮﻬﻓ ﻪﻣﺩ ﻥﻭﺩ ﻞﺘﻗ ﻦﻣﻭ ,ﺪﻴﻬﺷ ﻮﻬﻓ ﻪﻨﻳﺩ ﻥﻭﺩ ﻞﺘﻗ ﻦﻣﻭ ,ﺪﻴﻬﺷ ﻮﻬﻓ ﻪﻟﺎﻣ ﻥﻭﺩ ﻞﺘﻗ ﻦﻣ", "type": "List item" }, { "left": 238, "top": 140, "width": 173, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "( ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ) .ﺪﻴﻬﺷ ﻮﻬﻓ ﻪﻠﻫﺃ ﻥﻭﺩ ﻞﺘﻗ ﻦﻣﻭ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 345, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Barang siapa terbunuh karena membela hartanya, dia mati syahid; barang siapa terbunuh karena membela agamanya, dia mati syahid; barang siapa terbunuh karena membela darahnya, dia mati syahid; dan barang siapa yang terbunuh karena membela keluarganya dia mati syahid”. P P (H.R. Tirmizi).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 350, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ideologi mati syahid yang menjadi simbol perjuangan dan tujuan Islam, P2F 2 P sebagaimana substansi dari hadits tersebut, telah menggelorakan semangat juang para aktivis pembela Islam. Sistem jihad itu telah memberi ketegasan bahwa jihad adalah rukun Islam dan bahwa perjuangan bersenjata atau revolusi adalah kewajiban setiap Muslim sejati. Salah satu kelompok radikal, Organisasi Jihad, yang dulunya dibentuk oleh mantan anggota Pemuda Muhammad atau Organisasi Pembebasan Islam, meyakini hal tersebut, seperti yang menjadi keyakinan Sayyid Quthb, dan adalah Muhammad al-Faraj, salah seorang dari anggota organisasi itu, mengatakan :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 392, "width": 327, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "[Kita] harus mewujudkan Kedaulatan Agama Tuhan di negeri kita sendiri, pertama-tama, dan meninggikan Kalimat-Nya…Tidak lagi diragukan bahwa medan jihad pertama adalah menggulingkan para pemimpin kafir ini dan menggantikan mereka dengan Orde Islam yang selengkapnya. Dari sinilah kita memulai.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 445, "width": 6, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "P3F 3", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 345, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2 Fakta menunjukkan bahwa ideologi sering disebangun dan seruangkan dengan politik, membuat ideologi menjadi satu istilah strategis yang penting untuk dipahami guna menjelaskan dan meramalkan politik dan problematika kekuasaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 342, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Lihat, Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam dan Masa Depannya, terj. Ali Noerzaman, (Yogyakarta : Penerbit Qalam, 1993), h. xx.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 344, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3 John L. Esposito, Islam Warna Warni Ragam Ekspresi Menuju “Jalan Lurus” (al-Shiratth al-Mustaqim) (Jakarta: Paramadina, 2004), crt, ke-1, h. 214. Dikutip oleh penulis dari Johannes J.G. Jansen, The Neglected Duty (New York : Macmillan, 1986), h. 193.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 348, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kalimat “dari sinilah kita mulai” itu, menurut hemat penulis, secara implisit terkandung semangat jihâd fî sabîlillah yang kuat. Sebab tujuan jihad adalah untuk menggulingkan para pemimpin kafir. Dalam arti luas, kafir di sini mencakup para pemimpin yang mengaku beragama Islam, namun sikap dan perbuatannya tidak konsisten dengan ajaran Islam. Kekuatan hati Sayyid Quthb untuk melakukan jihad tersebut P4F 4 P adalah terdapat dalam firman Allah pada surat al- Ankabût ayat 69 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 244, "width": 279, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 347, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami , dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. al-Ankabût : 69). Dan juga pada surat Âli ‘Imrân ayat 152.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 339, "width": 341, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                       ،                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 341, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                ", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 384, "width": 342, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                                                         ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 347, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Dan sesungguhnya Allah telah menepati janji-Nya (memberi-kan pertolongan) kepada kamu ketika kamu (berjaya) membu-nuh mereka (beramai-ramai) dengan izinNya, sampai pada saat kamu lemah (hilang semangat untuk meneruskan perjuangan) dan kamu berbalah dalam urusan (perang) itu, dan kamu mendurhakai (melanggar perintah Rasulullah) sesudah Allah perlihatkan kepada kamu akan apa yang kamu sukai (keme-nangan dan harta rampasan perang). Di antara kamu ada yang menghendaki keuntungan dunia semata-mata, dan di antara kamu ada yang menghendaki akhirat, kemudian Allah memalingkan kamu daripada menewaskan mereka untuk menguji (iman dan kesabaran) kamu; dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu, (semata-mata dengan limpah kurnia-Nya). Dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 342, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4 Sayyid Quthb, Hâdzâal-Dîn, (Indianapolis, USA: Publication United, t.th), h. 15.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 590, "width": 8, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 336, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(ingatlah), Allah sentiasa melimpahkan kurniaNya kepada orang- orang yang beriman” (Q.S. Âli ‘Imrân : 152).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 349, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hal penting yang menjadi catatan penulis dalam melihat Sayyid Quthb mengutip ayat-ayat tersebut untuk ideologi mati syahidnya itu, adalah pemahaman reduksionis agama. Dimensi spiritual yang lebih dalam dari agama tidak dapat ditangkap dan direfleksikan dalam keberagamaannya, karena ia cenderung mengacu kepada teks-teks agama secara kaku dan literal. Hal ini tentu saja karena ideologi itu sendiri merupakan pengetahuan yang lebih sarat dengan keyakinan subjektif seseorang daripada sarat dengan fakta- fakta empiris. 5", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 348, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ia nampak bersikukuh ingin menghadirkan yang lalu ke masa kini, yang menyebabkan kesenjangan yang lebar antara semangat agama dan problem kemanusiaan. Nampaknya, dalam pandangan Sayyid Quthb, agama serta merta digunakan sebagai alat untuk menjawab persoalan kekinian, tapi dengan menggunakan perspektif masa lalu, dan semakin rumit lagi ketika pemahaman konservatif dan utopis", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 353, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Di sini terlihat, bahwa Sayyid Quthb tidak menangkap dimensi kearifan dan kemuliaan agama yang mengajarkan keseimbanagn antara kesalehan individual dan kebaikan publik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 344, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6 5 Lihat penjelasanArief Budiman, “Dari Patriotisme Ayam dan Itik Sampai ke Sosiologi Pengetahuan” sebuah pengantar dalam Karl Mannheim, Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1993), h. xvii.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 346, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6 Pengertian utopis, menurut Arif Budiman, merupakan gejala sosial yang belum terjadi, ia adalah ramalan masa depan yang didasarkan pada sistem sistem lain yang belum terjadi secara empiris. 6 Lihat penjelasanArief Budaiman, “Dari Patriotisme Ayam dan Itik Sampai ke Sosiologi Pengetahuan” sebuah pengantar dalam Karl Mannheim, Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1993), h. xviii-xix..", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 420, "width": 277, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "tersebut dikembang-kan dalam sebuah kekuatan politik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 349, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sebagai diketahui bahwa sejatinya Rasulullah saw itu diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Jika kekerasan politik, yang “ditungga ngi” oleh ideologi matisyahid, ini tentu saja merupakan sebuah risestinsi terhadap ideologi agama itu sendiri. Seiring dengan berkembangnya pemahaman terhadap “relativisme moral” dan bangkitnya usaha keras para ilmuan sekuler abad ke-20 oleh Mrx Weber, bermula dari Hume dan berakhir dengan Comte serta Marx yang sekuat tenaga dan pikiran mereka untuk memisahkan nilai dari fakta. Maka berkembanglah faham eksistensialisme yang menggiring pada paradigma bahwa sesuatu yang tidak bereksistensi sebagai hal yang nonsens. Nilai hanya dipandang sebagai cermin kecenderungan individu atau kelompok, dan kecenderungan tersebut menjadi cermin pengalaman hidupnya masing-masing. 7", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 350, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemahaman terhadap nilai yang secara paradoksal dengan paradigm sekularisme seperti di atas, jelas dapat merong-rong keyakinan (baca: ideologi mati sayahid) untuk menegakkan kebenaran wahyu, bahwa secara substantif manusia harus diberi aturan dalam tata hubungan sesama manusia secara horizontal dengan nilai etika/akhlak/ moral. Dengan demikian, ideologi mati syahid itu merupakan pengejawantahan dari internalisasi moral dalam berpolitik, berbangsa dan bernegara, oleh karena itu harus ditegakkan dan diperjuangkan dengan jihad. Senyatanya jihad di sini dipahami sebagai bentuk perjuangan membela kebenaran dalam melawan kebatilan dan kezaliman. Ideologi mati syahid bersifat idealis karena", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 350, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Secara teoritis, mungkin saja hal ini dapat diterima secara argumentatif ilmiah. Akan tetapi gagasan atau ideologi memang datang dari individu-individu yang brilian, yang dianugerahi oleh Tuhan kelebihan-kelebihan, apa lagi nilai kebenaran agama dengan ideologi mati syahid tersebut untuk menegakkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw yaitu misi menegakkan etika yang baik, yang bersumber dari wahyu Ilahi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 595, "width": 307, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "7 Lihat penjelasan SP. Varma, Teori Politik Modern, Peny. Tohir Effendi,", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 205, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2001), h. 107.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 590, "width": 8, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 345, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "datang dari Allah untuk memperjuangkan kalimat lâ ilâha illallâh, tidak pragmatis untuk mencapai kekuasaan politik, subjektif duniawi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jihad Sebagai Wahana Mati Syahid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 348, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kata jihad berasal dari kata dasar jahada, berarti setiap usaha diarahkan pada tujuan tertentu dan berupaya dengan kemampuan yang ada berupa perkataan dan perbuatan serta ajakan kepada agama yang haq. P8F 8 P Perang suci, merupakan salah satu bentuk jihad yang merupakan satu ketentuan Islam bilamana telah terpenuhi faktor-faktor dan syarat-syaratnya untuk melakukan jihad dimaksud, sebagaimana telah digariskan dalam al-Qur’ân berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 307, "width": 342, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                                                                                                             ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 346, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Diwajibkan atas kamu berperang padahal perang itu sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” P P", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 121, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Q.S. al-Baqarah, : 216.)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 347, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jihad hukumnya fardhu kifayah (kewajiban kolektif) bilamana sebagian Muslim telah melaksanakannya maka gugurlah kewajiban itu dari kaum Muslimin. Apabila umat tidak melaksanakan kewajiban kolektif ini, maka beban dan dosanya ditanggung oleh umat secara keseluruhan. Kewajiban kolektif yang bersifat sosial ini mendapat penekanan lebih kuat dan lebih rawan daripada kewajiban individual ( fardhu ‘ain ). P9F 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 344, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "8 Muhammad ‘Imarah, Perang Terminologi, Islam Versus Barat, (Jakarta : Robbani Press, 1998), h. 206.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 345, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "9 Tentang keutamaan berjihad di jalan Allah ini, dilihat dan dibaca pada Q.S. al-Nisa : 95.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "7 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 349, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Perjuangan menegakkan syari’ah Islam dalam negara dan sistem pemerintahan disebut dengan jihad dalam arti mengerahkan segala usaha dan daya untuk memperoleh tujuan maksimal. Tujuan utama Muslim ialah taat kepada Allah, mencari ridha-Nya, tunduk kepada hukum-Nya, dan berserah diri pada segala perintah-Nya. Hal ini menuntut perjuangan yang berat dan panjang melawan segala akidah, pendidikan, moral, cita-cita aspirasi yang menyimpang serta segala yang mengancam pelaksanaan hukum Allah dan ibadah kepada-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 346, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jika seorang Muslim menghadapi hal-hal tersebut di atas, ia wajib berjuang menegakkan hukum Allah dan segala perintah-Nya di lingkungannya dan dalam lingkungan kehidupan bangsanya sebagai pelaksanaan kewajiban dari Allah. Hal itu didorong oleh kenyataan bahwa seseorang secara individual kadang-kadang mengalami kesulitan dan halangan dalam melaksanakan taat kepada Allah. Inilah yang disebut dengan fitnah dan cobaan, ujian atau krisis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 347, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Seorang mujahid politik sangat mengedepankan gagasannya tentang jihad (perang suci), oleh karena itu kematiannya di tiang gantungan disebut sebagai al-syâhid. Jihad merupakan kewajiban agama yang harus ditunaikan. jihad merupakan tugas berat, sulit dan kurang disukai. Namun, betapapun beratnya, tugas ini tetap harus dijalankan, karena terkandung di dalamnya kebaikan yang banyak sekali, bukan hanya kebaikan yang bersifat individual, melainkan kebaikan yang bersifat kolektif, bahkan kebaikan bagi umat manusia seluruhnya, 10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 347, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Urgensi jihad adalah untuk menegakkan sistem ajaran Islam dalam kehidupan manusia, dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk memaksa manusia menerima ajaran Islam. jihad itu tidak bersifat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 354, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "sebagaimana perjuangan Rasululah Saw., dalam menegakkan syari’ah Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 343, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10 Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, Cet Ke-5 (Beirut: Dâr al-Syurûq, 1981), h. 223.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 590, "width": 8, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "8", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 346, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "defensif ( difâ’iyyah ), tetapi bersifat opensif ( indifâ’ ). Oleh karena itu, tidak benar pandangan sebagian orang yang memandang jihad Islam bersifat defensif, dalam arti jihad diwajibkan sekedar untuk bertahan, melindungi Islam dan negeri Islam dari serangan musuh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 348, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pandangan seperti ini dinilai tidak berdasar dan tidak punya pijakan yang kuat baik berdasarkan nash-nash al-Qur’ân maupun fakta-fakta sejarah. Pandangan ini adalah pandangan orientalis Barat yang tidak mengerti watak Islam, namun berhasil mengelabui kaum Muslim yang lemah dan tidak berdaya menghadapi mereka. 11 Jihad Islam berarti jihad untuk mengokohkan sistem ajaran Islam dan mengokohkan pemerintahan Islam. Membangun pemerintahan Islam bukan alternatif (pilihan), tetapi imperatif (kewajiban). Oleh karena itu, bilamana perubahan dari dalam tidak mungkin dilakukan, maka jihad (perang suci) mesti dilakukan dalam rangka menegakkan sistem Islam dan melawan sistem jahiliah. 12", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 344, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11 Lihat, Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, Cet Ke-5 (Beirut : Dâr al- Syurûq, 1981),h. 187-190 dan 444-445. Ma’âlîm fî al-Tharîq Cet Ke-11 (Beirut, Kairo : Dâr al-Syurûq, 1987) , h. 64 dan 75. 12 Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, Jilid III, Cet Ke-5 (Beirut: Dâr al- Syurûq, 1981), h. 1443. John L. Esposito, The Islamic Threat: Myth or Reality ? (New York: Oxford University, 1992), h. 128.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 357, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jihad Islam, seperti telah dipaparkan di atas, harus dilaksanakan dalam rangka membangun dan mewujudkan sistem Islam di muka bumi. Untuk itu, perlu dipersiapkan sumber daya mujâhidîn yang tangguh dan militan, harus ada kekuatan yang dapat mendukung perjuangan dalam menggapai cita-cita Islam. Karakteristik Islam adalah sistem dan kekuatan serta jihad dalam perjuangan. Dalam kaitan ini ia pun mengatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "9 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 126, "width": 321, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ﻦﻣ ﻡﻼﺳﻺﻟ ﺪﺑﻻﻭ ﺓﻮﻗ ﻦﻣ ﻡﻼﺳﻺﻟ ﺪﺑﻻ ،ﻩﺭﺎﺸﺘﻧﺍﻭ ﻩﺩﻮﺟﻮﻟ ﺔﻳﺭﻭﺮﺿ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﺓﻮﻗ ﺖﻧﺎﻛﻭ ﺶﻴﻌﻳ ﻡﻼﺳﺇ ﺎﻬﻧﻭﺪﺑ ﻡﻮﻘﻳﻻ ﻲﺘﻟﺍ ﺔﻌﻴﺒﻁ ﻩﺬﻬﻓ ،ﺩﺎﻬﺟ . P13F ˺˼", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 345, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Adanya kekuatan Islam merupakan suatu keniscayaan bagi tegaknya Islam dan penyebarannya, Islam harus mempunyai sistem, kekuatan dan jihad. Inilah karakter Islam, yang tanpanya, Islam tidak mungkin hidup”. P14F 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 346, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sebagaimana diketahui, alam semesta ini seluruhnya tunduk kepada kehendak Allah dan hukum-hukum penciptaan serta hukum- hukum alamnya. Hal itu terdapat dalam firman Allah berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 285, "width": 296, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                            ", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 316, "width": 134, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                             ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 347, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Patutkah sesudah (mengakui dan menerima perjanjian) itu, mereka mencari selain dari agama Allah? Dan kepada-Nya berserah diri segala yang di langit dan di bumi, secara suka rela dan secara terpaksa; dan hanya kepada-Nya semua itu dikembalikan” (Q.S. Âli ‘Imrân : 83). Dan pada surat yang lain lagi firman-Nya;", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 340, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "13 Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân, Jilid I, Cet Ke-5 (Beirut : Dâr al- Syurûq, 1981), h. 295-296.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 346, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "14 Oleh karena adanya kekhususan atau karakteristik watak Islam dan syari’ahnya, seperti tergambar dalam ayat di atas, dan dengan adanya kewajiban jihad, serta dikarenakan sejarah umat ini penuh dengan peperangan, khususnya melawan pasukan Romawi, Mongol, pasukan Salib klasik dan modern, maka tidak mengherankan jika syari’ah Islam dan kaum Muslimin menjadi sasaran tuduhan dari kalangan non Muslim, khususnya kaum orientalis, bahwa Islam disiarkan dengan kekuatan pedang; pedang jihad Islam, yang dengan meminjam kata-kata MacDonald, D.B (1863-1942), “Penyebaran Islam dengan pedang adalah kewajiban kolektif bagi semua Muslim”. Lihat, Muhammad ‘Imarah, Karakteristik Metode Islam, (Jakarta: Media Da’wah, 1994) , h. 209.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 129, "width": 341, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                       ", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 152, "width": 341, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 175, "width": 292, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                            ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 349, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Tidakkah kau tahu bahwa segala yang di langit, segala yang di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pepohonan, binatang melata, dan banyak manusia bersujud kepada-Nya; dan banyak pula yang harus menerima siksa (disebabkan kekufurannya dan maksiatnya); dan (ingatlah) barang siapa yang dihinakan oleh Allah maka ia tidak akan mendapatkan siapapun yang dapat memuliakannya. Sesungguhnya Allah tetap melakukan apa yang direncanakan-Nya. ”( P P Q.S. al-Hajj, : 18).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 347, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jelaslah bahwa jihad Muslimin ialah menegakkan syari’ah Allah yang dibawa para nabi, menjunjung tinggi agama-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya, sehingga tak ada hukum kecuali hukum Allah, tak ada perintah kecuali perintah Allah. Jihad inilah yang berlangsung terus sampai hari kiamat. P15F 15 P Dengan jihad kaum Muslimin dapat memelihara pilar-pilar dan idealisme serta tujuan mereka, yaitu untuk meninggikan kalimat Allah dengan menegakkan syari’ah Islam di muka bumi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 348, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Memang benar bahwa kegemarannya akan kata-kata jihad ini didasarkan pada pokok-pokok aqîdah Islâmiyah, namun menurut hemat penulis, bagaimana mungkin agama Islam sebagai agama perdamaian, penuh toleran dan menghargai Hak Asasi Manusia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 345, "height": 92, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "15 Jihad memiliki beberapa bentuk, di antaranya yang paling mulia adalah perang. Tujuan jihad perang ialah agar di dunia ini tidak ada dua kekuatan yang sama yang saling memperebutkan kekuasaan. Firman Allah SWT., “Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah dan agar agama itu hanya milik Allah”. Lihat, Q.S. al-Baqarah : 193. Untuk melakukan peperangan ini Allah memerintahkan “ Dan siapkanlah untuk melawan mereka segala kemampuanmu, berupa kekuatan pasukan dan angkatan berkuda agar kalian bisa menggetarkan musuh Allah dan musuh kalian”. Q.S. al-Anfal : 60.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 344, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(HAM) dan kebebasan beragama dapat menebarkan kebencian kepada sesama manusia, meskipun berlainan akidah. Kebencian dan dendam kesumatnya terha-dap Yahudi dan Nasrani begitu mendalam, sampai- sampai ia menulis khusus sebuah buku tentang perjuangan atau jihad melawan Salib dan Yahudi dengan judul Ma’rakatunâMa’a al- Yahûd. 16", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 346, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Menurut Quthb, jihad itu merupakan kewajiban bagi kaum Muslimin, meskipun jumlah pasukannya jauh lebih kecil dari pasukan musuh, umpamanya satu berbanding sepuluh, karena mereka berada dalam pertolongan Allah Swt., dengan demikian kewajiban jihad tidak memandang keseimbangan kekuatan Muslim dengan musuh. P17F 17 P Sebagaimana tergambar dalam kisah yang ada pada surat : al-Taubah ayat 38 dan 40-41 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 340, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                                                                                                                            ", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 368, "width": 87, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                    ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 350, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“ Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu, apabila dikatakan kepada kamu: \"Pergilah beramai-ramai untuk berperang pada jalan Allah\", kamu merasa keberatan (dan suka tinggal menikmati kesenangan) di tempat (masing-masing)? Adakah kamu lebih suka dengan kehidupan dunia daripada akhirat? (Kesukaan kamu itu salah) kerana kesenangan hidup di dunia ini hanya sedikit jua berbanding dengan (kesenangan hidup) di akhirat kelak ”.Q.S. al- Taubah : 38.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 530, "width": 258, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Lebih lanjut Sayyid Quthb mengutip ayat berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 342, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "16 Sayyid Quthb, Ma’rakatunâ Ma’a al-Yahûd ( Bairut : Dâr al-Syurûq, 1402 H/ 1982), Cet Ke-lima, h. 56.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 342, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "17 Sayyid Quthb, Ma’rakatunâ Ma’a al-Yahûd ( Bairut : Dâr al-Syurûq, 1402 H/ 1982), Cet Ke-lima, h. 56.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "12", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 134, "width": 331, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                           ", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 164, "width": 107, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                         ", "type": "Picture" }, { "left": 288, "top": 164, "width": 15, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 343, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“ Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. ” (Q.S. al-Taubah : 41).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 260, "width": 346, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dari pernyataan ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa jihad harus dilakukan demi Allah, bukan untuk memperoleh tanda jasa, pujian, apalagi keuntungan duniawi. Hal ini, menurut Quraish Shihab, terlihat dengan berulang-ulangnya al-Qur’ân menegaskan redaksi fî sabîlihi (di jalan-Nya). Bahkan al-Qur’ân surat al-Hajj ayat 78 memerintahkan : Berjihad (di jalan) Allah dengan jihad sebenar- benarnya. P18F 18 P Dengan demikian, berjihad di jalan Allah itu harus bersedia berkorban, jiwa, raga dan harta benda, dan tidak dilakukan dengan paksaan, tetapi benar-benar atas dasar kesadaran dan tanggung jawab agama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 345, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dari uraian tersebut, dapat ditegaskan lagi di sini, bahwa jihad itu merupakan salah satu sistem penerapan syari’ah Islam, maka tujuan disyari’ahkan-nya jihad oleh Allah Swt., terhadap kaum Muslimin adalah untuk menghilang-kan kekufuran dari muka bumi dan menyebarkan ideologi Islam, sehingga keagungan, ketinggian dan kemuliaan Islam akan nampak. Hal ini bisa dipahami dari mafhûm ghâyah yang ada dalam firman Allah berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 344, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "18 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’iatas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung : Mizan, 1997), Cet Keenam, h. 505.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "13 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 129, "width": 323, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 152, "width": 317, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                                               ", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 175, "width": 137, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                 ", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 175, "width": 16, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 352, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, Hari Kiamat, serta tidak mengharamkan apa saja yang telah diharamkan oleh Allah SWT., dan Rasul-Nya dan tidak mau memeluk agama yang haq, yaitu orang-orang yang telah diberi al-Kitab, sehingga mereka memberikan ‘Jizyah’ berdasarkan kemampuan dan mereka tunduk”. (Q.S. al-Taubah : 29).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 327, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Argumentasi Sayyid Quthb berikutnya adalah didasarkan pada ayat ini :", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 312, "width": 226, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "                                                    ... ", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 349, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“ Dan perangilah mereka, sehingga tidak ada lagi ‘fitnah’ (kekufuran) dan (kemenangan) agama ini hanyalah milik Allah ”.(Q.S. al-Baqarah : 193).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 346, "height": 176, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Meskipun dalam surat al-Taubah di atas telah jelas disebutkan bahwa jihad ini akan dihentikan, ketika orang yang diperangi bersedia membayar jizyah , tetapi jizyah bukanlah sebab diperintahkannya jihad, atau tujuan jihad. Sebab, dalam ayat tersebut juga terdapat syarat lain, di samping membayar jizyah , yaitu kewajiban tunduk kepada sistem Islam. Jadi, sebab jihad yang sesungguhnya adalah karena orang-orang yang diperangi tidak bersedia menerima syari’ah Islam sebagai sebuah sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di samping itu, jihad ini merupakan ibadah yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan nilai spiritual, yaitu meningkatnya hubungan tersebut dengan Allah Swt. Nampaknya dari pemahaman terhadap ayat inilah yang menyebabkan Quthub berpendirian tegar memperjuangkan tegaknya syari’ah Islam dalam negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 344, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Salah satu fenomena sosio-relijius menonjol di Indonesia pada era kontemporer ini adalah bangkitnya gerakan-gerakan Islam radikal", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "14", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 352, "height": 108, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "( radical Islamic movement ). Kebangkitan gerakan-gerakan radikal serupa FPI, Hizbut Tahrir, Lasykar Jihad, Jamah Islamiyah dan lain sebagainya, secara sosio-budaya, sosio-politik maupun doktriner sesungguhnya merupakan sebuah fenomena keharusan dan fungsional dari suatu masyarakt yang sedang berubah dan mencari format ideal struktur kehidupan yang dicitakan, pada umumnya terjadi pada negara-negara yang masih tertinggal, terbelakang dan masih berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 199, "width": 283, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam buku ini, ia menulis satu tema tentang ihwal jihad .", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 348, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Gerakan radikal pada dasarnya merupakan gerakan keagamaan yang berusaha merombak secara total suatu tatanan politis atau tatanan sosial yang ada dengan menggunakan kekerasan. 19", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 306, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1) Para pengikut gerakan radikal diorganisasikan secara karismatik Oleh sebab", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 352, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "itu maka gerakan radikalisme, sering juga disebut gerakan fundamentalisme, selalu dikaitkan dengan kontroversi nilai-nilai atau norma yang diperjuangkan oleh kelompok (agama) tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau yang dipandang mapan saat itu, seperti undang-undang dan tata aturan yang dibuat oleh pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 379, "width": 340, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa ciri gerakan- gerakan radikal yang cenderung ekstrim, misalnya saja adalah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 308, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2) Concern terhadap upaya pemurnian keyakinan dan perilaku", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 307, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3) Tindakan atau pola perilaku pengikutnya secara komprehensif dinormalisasi-kan melalui partisipasinya dalam gerakan (aksi)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 280, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4) Gerakan memonopoli komitmen pemeluk/pengikutnya", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 320, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5) Mengajarkan konsep jihad ( martydom ) dan kesederhanaan, serta", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 580, "width": 267, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "19 Sartono Kartodiredjo, Ratu Adil (Jakarta : Sinar Harapan, 1985), h. 38.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "15 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 306, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6) Mengeksploitasi sentimen luar untuk dijadikan lawan", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 148, "width": 249, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "sekali-gus menguatkan keberadaan organisasinya. 20", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 278, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Beberapa Organisasi Aktivis Berideologi Mati Syahid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 346, "height": 80, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Bertitik tolak dari ciri-ciri gerakan tersebut, agaknya ide-ide dan pemikiran (baca doktrinal) serta aksi, objek dan sasaran, ternyata memiliki kesamaan-kesamaan, namun demikian belum tentu memiliki hubungan langusng atau pengaruh langsung dari ide-ide atau gerakan sebelumnya. Namun kelihatannya adalah faktor situasi dan kondisi yang mengitari sebuah gerakan tersebu dilahirkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 155, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Front Pembela Islam (FPI)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 347, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Arogansi rezim Orde Baru yang diskriminatif dan intimidatif terhadap kaum muslimin, terutama para juru dakwah, muballigh, telah memunculkan visi dan misi yang sama di antara mereka, yaitu bahwa kemungkaran, kemaksiatan dan kezaliman mereka pandang sebagai perbuatan setan yang tidak akan pernah terkikis habis kecuali dengan pendekatan amar ma’rûf dan nahî munkar, yang menurut mereka tidak tertangani oleh Muhammadiyah dan NU serta ormas-ormas Islam lainnya. Dengan latar belakang demikian, maka pada tanggal 17 Agustus 1998 dideklarasikanlah sebuah gerakan yang bernama Front Pembela Islam (FPI) di Cisarua Bogor. 21", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 489, "width": 309, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "20 David L. Sills (ed)., International Encyclopedia of the Social Science", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 346, "height": 81, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(New York : Sharon & Schuster Macmillan, 1968), ed. XIII. Aksi yang bersifat sosiopolitis transformasional dapat dengan mudah membakar semangat, terutama gerakan masyarakat, seperti kulit berwarna, feminis, gay dan lesbian, antikolonial, antinuklir, anti narkoba, lingkungan dan aktivis perdamaian. Lihat, Ben Agger, Teori Sosial Kritis,Kritik, Penerapan dan Implikasinya, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2003), h. 357. Dalam gerakan ideologi mati syahid, agaknya yang menjadi icon perjuangan adalah antikolonoial yang ditengarai sebagai anti Barat yang sekuler.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 343, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "21 Imam Tholkhah, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi (Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002), h. 4.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "16", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 347, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "FPI lahir di Jakarta sebagai gerakan penekan ( pressure group ) yang bertujuan untuk memberantas kemaksiatan, seperti pelacuran, rumah hiburan malam dan sebagainya. Dipimpin oleh seorang da’i muda, Habib Muhammad Rizieq Syihab, FPI menjadi perhatian publik karena tak segan-segan dalam aksi-aksinya, mereka menggunakan kekerasan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 346, "height": 108, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Menurut Habib Rizieq, maksud dan tujuan perjuangan FPI sebagai organisasi Islam yang berasaskan akidah ahlussunnah wa al- jama’ah berorientasi manhaj salaf adalah untuk amar ma’rûf nahî munkar. Penyebutan “Pembela Islam” di sini, menurut Habib Rizieq, juga ada maksudnya, yaitu bahwa yang dibela oleh FPI bukan umat Islamnya saja, tapi nilai-nilai keislaman yang boleh jadi dilaksanakan oleh umat non-Muslim. Motto perjuangan FPI yang selalu diangkat adalah “Hidup mulia atau mati syahid”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 347, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jika dilihat dari ada tidaknya keterkaitan dengan ide-ide pemikiran Sayyid Quthb gerakan FPI ini agaknya tidak terlihat secara langsung, terutama hubungan organisatoris, tetapi karena ajaran Islam itu bersifat universal, beberapa prinsip dasar ada persamaan, baik itu visi, misi dan ideologi politiknya. Misalkan ideologi amar ma’ruf nahy munkar, penegakan syari’ah Islam dalam negara, sebagaimana dikutip mereka bahwa al-Qur’ân yang selalu menjadi tolok ukur pelaksanaan syari’ah Islam adalah sebagai tercantum dalam al-Qur’ân (Q.S. al-Mâidah : 44, 45, 47), yang antara lain berbunyi : “… Barang siapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir… zhalim, fasik ”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 349, "height": 80, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan demikian, pengaruh langsung dari gerakan Ikhwân al- Muslimîn secara organisatoris tidak ada, namun komitmen FPI pada awal mulanya untuk menegakkan syari’at Islam dalam negara, sepertinya ada “benang merah” yang menghubungkannya secara ideologis. Ayat-ayat al-Qur’ân yang disebutkan tentu saja masih sangat normatif, oleh karena itu perlu diinterpretasikan dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "17 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 344, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "melakukan ijtihad, dikonteks-tualisasikan sesuai dengan kondisi lokal, dan yang tak kalah pentingnya adalah diimplementasikan pada suatu masyarakat memlui sistem hukum dan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 143, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Hizbut Tahrir Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 349, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Di Indonesia Hizbut Tahrir diperkirakan mulai berkembang pada awal 1980-an, yang diperkenalkan oleh salah seorang tokohnya Abdurrahman Al-Baghdadi, seorang oposisi Pemerintahan Yordania yang bekerja menjadi dosen di Lembaga Pengajaran bahasa Arab (LIPIA) di Jakarta. Setelah mendapat simpati masyarakat dan pengaruhnya mulai berkembang, gerakan ini masuk ke Bogor mulai dari pesantren Ulil Al-Bab, kemudian menyebar ke Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Ibnu Khaldun, sebelum kemudian menyebar ke Bandung melalui Lembaga Salman ITB, dan pada tahun 1992 masuk ke Universitas Pajajaran Bandung. Gerakan ini semakin meluas dan masuk Yogyakarta di kampus-kampus Universitas Negeri maupun Swasta, seperti UGM, UII dan lain sebagainya. Begitu pula di kota- kota besar lainnya, seperti Surabaya, Semarang, Malang dan Jember 22", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemerintah senantiasa menganggap bahwa kekuatan politik Islam sebagai ancaman, sehingga banyak kebijakan yang merugikan umat Islam, yang nota bene merupakan umat mayoritas di negeri ini,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 313, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pada umumnya berkembang melalui lembaga pendidikan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 349, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Perkembangan gerakan Hizbut Tahrir di kampus-kampus hampir seluruh Indonesia sampai saat ini, agaknya tidak bisa dipisahkan dari situasi dan kondisi negara pada saat itu. Akar persoalannya adalah adanya romantisisme sistem khilafah masa lampau yang menjadi wacana akademik, terutama pada masa Orde Baru yang terlihat negara memiliki posisi hegemonik sementara Islam berada pada posisi marginal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 345, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "22 Imam Tholkhah, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, (Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002), h. 47.", "type": "Footnote" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "18", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 348, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "bahkan negara yang berpenduduk muslim mayoritas dalam skala dunia. Kelompok tertindas ini lama kelamaan mengkristal ingin melakukan perjuangan melawan kezholiman (bisa saja dengan jalan kekerasan dengan ideologi mati syahid), kebetulan Hizbut Tahrir datang dengan membawa serangkaian program, ideologi, visi dan misi yang kurang lebih dapat mengakomodir ide-ide dan pemikiran pembaharuan, terutama dalam bidang politik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 91, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Lasykar Jihad", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 349, "height": 149, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Laskar Jihad merupakan salah satu bagian dari organisasi di bawah naungan Forum Komunikasi Ahlussunnah wal Jamaah, yang didirikan dan dideklarasikan pada 14 Februari 1998 di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah. Laskar Jihad menyerupai badan semi otonom yang berada di bawah koordinasi Pasukan Khusus. Namun demikian masyarakat luas cenderung lebih mengenal Lasykar Jihad dari pada Forum Komunikasi Ahlussunnah wal Jamaah (FKAWJ), dikarenakan aksi-aksi yang muncul ke permukaan lebih sering dipahami sebagai aksi yang dilakukan oleh Lasykar Jihad yang dikomandani oleh Ja’far Umar Thalib, seorang guru di Pondok Pesantren Ihya al-sunnah Yogyakarta. 23", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 345, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "23 Imam Tholkhah, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, (Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002), h. 192.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 347, "height": 111, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Melihat profil Ja’far Umar Thalib yang lahir di Malang 29n desember 1961, anak keturunan Madura dan Yaman ini pernah nyantri di Bangil lalu mondok ke LIPIA Jakarta sebelum kemudian mendapat beasiswa ke Pakistan mengambil jurusan Dakwah pada Maududi Institue Lahore, maka sedikit banyaknya kiprah gerakan dan dakwah keturunan Arab ini ada pengaruh dari ide-ide dan gerakan Jamat Islami pimpinan Abul A’la al-Maududi, yang mempunyai kesamaan visi perjuangan dengan Sayyid Quthb, maka diduga kuat bahwa ideologi mati syahid dapat berkobar dari jalur ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "19 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 350, "height": 185, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dilihat dari aksi-aksi yang dilancarkan gerakan ini, tidak terlalu salah jika dinilai bahwa Lasykar Jihad termasuk kelompok gerakan radikal, yang dicurigai dan dianggap berbahaya oleh Amerika, bahkan dituduh memiliki jaringan dengan terorisme internasional. Paling tidak ada dua faktor yang melatarbelakangi tuduhan itu. Pertama, diindikasikan bahwa pernah terjadi pertemuan antara Ketua Umumnya Ja’far Umar Thalib dengan Osamah pimpinan Al-Qaeda di Peshawar pada 1997. Meskipun pertemuan itu sendiri hanya semacam seminar yang tidak ditindaklanjuti. Kedua, FKWJ disinyalir pernah ditawari bantuan oleh Osamah untuk membantu pendanaan di Maluku, namun ditolaknya. Selain itu pula, di mana pun pertumbuhannya, organisasi Islam yang bermotif memperjuangkan Islam sebagai ideologi bangsa, secara politik internasional tidak dikehendaki oleh Amerika Serikat dan sekutu- sekutunya. 24", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 370, "width": 313, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1) Misi dakwah yang bertujuan meningkatkan semangat kaum muslimin dalam menghadapi setiap musibah yang menimpa mereka", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 344, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Orientasi perjuangan dan gerakan serta aksi Lasykar Jihad ini di antaranya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 412, "width": 305, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2) Memberikan pemahaman yang benar tentang agama Islam", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 425, "width": 309, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3) Misi sosial yang mencakup di dalamnya perbaikan sarana dan prasarana umum kaum muslimin, layanan kesehatan, pendidikan dan lain-lain", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 467, "width": 317, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4) Membantu memberikan rasa aman terhadap para muballigh dalam menyampaikan dakwahnya, dan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 495, "width": 314, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5) Misi amar ma’ruf nahy munkar dengan cara sekuat mungkin mencegah kemaksiatan. 25", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 345, "height": 34, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "24 Imam Tholkhah, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, (Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002), h. 203.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 345, "height": 34, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "25 Imam Tholkhah, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, (Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002), h. 2003-2004.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "20", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 350, "height": 149, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tidak jauh berbeda dengan tujuan perjuangan organisasi/ gerakan lain seperti FPI, Lasykar Jihad dalam perjuangannya bertujuan pula untuk melakukan perubahan mendasar (radikal) dalam berbagai aspeknya, yaitu dalam aspek politik, ekonomi, budaya dan ideologi dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip syari’ah Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Laskar jihad dalam misinya memang tidak menekankan untuk membangun negara Islam ( Islamic State ). Namun demikian, mereka memandang perlunya penegakan syari’ah Islam dan pemahaman terhadap ajaran secara benar. Dari sisi ini terlihat adanya persamaan dengan ide-ide dan perjuangan Sayyid Quthb.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 204, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 352, "height": 121, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Gerakan keagamaan yang bernama Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang didirikan Oleh Abu Bakar Ba’asir ini menjadi populer di saat dunia digoncang oleh gerakan terorisme, pihak Asing, terutama Amereka Serikat, yang menuduh keras bahwa gerakan MMI merupakan salah satu di antara gerakan terorisme, dan keterlibatan pemimpinnya itu atas beberapa kasus teror pengeboman yang terjadi di Indonesia, buntutnya adalah penahan beliau ke dalam penjara, dan kasusnya ini berlarut-larut ditangani, namun belum juga mendapatkan kepastian hukum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 352, "height": 107, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Historisitas Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dapat ditelusuri dari kolaborasi dakwah Abu Bakar Ba’asyir dengan Abdullah Sungkar, seorang keturunan Arab-Jawa yang lahir di Solo pada tahun 1937, Ayahnya bernaman Ahmad Sungkar yang merupakan imigran dari Hadramaut dan Ibunya adalah perempuan Jawa asal Jombang. Riwayat pendidikan formal Sungkar dimulai sejak umur 6 s/d 18 Tahun melalui TK dan SD al-Irsyad, SMP Mordern Islamic School dan SMA Muhammadiyah kelas C.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "21 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 353, "height": 191, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pada jalur Dakwah ia bergabung dengan Abu Bakar Ba’asyir di DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) cabang Jawa tengah pada tahun 1967, lalu mendirikan pemancar Radio Dakwah Islamiyah ABC ( Al-Irsyad Broadcasting Comission ) dan dua tahun kemudian, yaitu tahun 1969, mereka berdua ini mendirikan Radio Dakwah Islamiyah Surakarta (RADIS). Kedua radio ini mengudara membawakan pesan-pesan juru dakwah ini yang secara lantang menandaskan agar umat Islam berpegang teguh kepada ajaran Islam secara total sesuai petunjuk al-Qur’ân dan al-Sunnah . Pada tahun 1972 kedua ustadz (muballigh) ini mendirikan pondok pesantren yang bernama “al-Mukmin” di Ngeruki, Solo. Sungkar sebagai ketua Yayasan dan Ba’asyir sebagai pimpinan pesantrennya. Agaknya dari perjalanan sejarah duet da’i tersebutlah cikal bakal Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menjadi berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 348, "height": 149, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pimpinan Ba’atsir ini diduga kuat mendapat pengaruh dari ide-ide Sayyid Quthb, karena ditengarai prinsip dan ideologinya memiliki kesamaan, di antaranya membagi umat manusia ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok Islam dan kelompok Jahiliah. Kelompok kedua ini adalah golongan syetan dan oleh karena itu wajib dimusnahkan. Kesamaan visi dengan Sayyid Quthb adalah pada agenda Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang bertujuan menegakkan Syari’ah Islam di Indonesia, baik melalui media dakwah dan pendidikan, maupun media lainnya. Kedua tokoh ini pun sejak awal, sama halnya dengan Quthb, mengambil langkah-langkah non-kooperatif terhadap pemerintah. 26", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 346, "height": 114, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "26 Sikap non-kooperatif terhadap pemerintah ini terlihat pada ketidakse- tujuannya dengan asas tunggal Pancasila, mereka berdua bersikukuh pada pendirian bahwa dasar negara haruslah al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga mere-ka berdua dituduh telah melakukan tindakan subversif yang dianggap melang-gar UU No. 11 /PNPS/ 1963, yang dalam pengertian yuridis bahwa baik Sungkar maupun Ba’asyir telah melakukan perbuatan yang dapat merongrong ideologi negara Pancasila dan kewibawaan pemerintah yang sah. Dalam hal ini, sebutan Jama’ah Islamiyah di atas mempunyai kualitas berbeda dengan sebutan Jama’ah Islamiyah yang merujuk kepada Pedoman Umum Perjuangan Jama’ah Islamiyah (PUPJI). Karena anti terhadap Pancasila dan sebaliknya justru bersemangat men-dakwahkan pentingnya", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 475, "width": 59, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Agaknya", "type": "Picture" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "22", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 347, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "sikap dan doktrin ini tentu saja membuat berang para penganut paham demokrasi dan HAM. Dari sini dapat dimengerti kalau Amerika Serikat sangat marah dengan kelompok aliran keras ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 346, "height": 122, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dugaan keras keterpangaruhan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ini dengan ide-ide pemikiran perjuangan (jihad) Sayyid Quthb, jika ditelusuri lebih seksama, dapat dimulai dari program-program pimpinannya (kedua ustadz : Sungkar dan Ba’syir) yang mengaktifkan pembentukan kader-kader militan sebanyak-banyaknya di lingkungan jama’ahnya, layaknya perjuangan Ikhwân al-Muslimîn sebagai yang pernah dipimpin oleh Sayyid Quthb, rekrutmen kader dilakukan tidak saja di Indonesia, tetapi juga sampai ke Malaysia dan Singapura, termasuk melalui pesantren al-Mukmin Ngeruki 27", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 348, "height": 78, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "mewujud-kan negara Islam dan penegakan syarit Islam di Indonesia keduanya dipenjara. Sungkar ditangkap pada 10 Nopember 1978 dan Ba’asyir pada 21 Nopember 1978. Agaknya yang menjadi benang merah yang menghubungkan ide dan gagasan Sayyid Quthb dan Ba’asyir adalah konsitensi perjuangan untuk mene- gakkan syari’ah Islam dalam negara. Adapun perbeda-annya, Sayyid Quthb tidak mempersoalkan bentuk negara, sementara Jama’ah Islamiyah Ba’asyir ingin mendirikan negara Islam.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 579, "width": 177, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "27 Laporan The Jakarta Post, 8 Maret 2003.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 296, "width": 6, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 350, "height": 149, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dasar pemikiran dilakukannya rekrutmen sebanyak-banyaknya pengikut Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tersebut agaknya berawal dari pendirian Sungkar bahwa “syari’ah Islam tidak mungkin dapat ditegakkan tanpa dukungan kekuatan atau kekuasaan”. Oleh karena itu perlu persiapan kekuatan, dan untuk tujuan tersebut, Sungkar pada tahun 1995 menetapkan garis-garis besar komando keorganisasian secara lengkap dan juga menetapkan pedoman perjuangan untuk menopang gerakannya secara lebih luas dan terorganisir dengan ditetapkannya Pedoman Umum Perjuangan al- Jama’ah al-Islamiyah (PUPJI) pada 24 Rajab 1416 H., yang bertepatan dengan 17 Desember 1995 M.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "23 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 144, "width": 350, "height": 94, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sejak saat itulah Sungkar dan para pengikutnya untuk mendirikan negara Islam dan penegakan syari’ah Islam resmi memakai nama “al-Jama’ah al-Islamiyah”, yang oleh pers disingkat dengan JI . 28 Untuk kepentingan pengkaderan, hingga menjelang wafatnya tahun 1999, Sungkar telah mengirim 5000 kader Jama’ahnya untuk dilatih kemiliteran sebagai relawan perang, baik ke Afganistan, Muro maupun ke daerah-daerah konflik di nusantara sendiri. 29", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 350, "height": 108, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Patut dicatat dan dikemukakan di sini bahwa sebelum mereka diterjunkan ke medan pertempuran, para relawan perang (Mujâhidîn) terlebih dahulu dididik dan dilatih kemiliteran di sebuah kamp pelatihan militer yang terletak di Peshawar, dekat Torkham, Pakistan, yang merupakan wilayah yang berbatasan dengan Afghanistan. Kamp pelatihan militer tersebut sebut saja dengan Akademi Militer Peshawar, yang dalam bahasa Ahmad Rashid merupakan The Virtual University For Future Islamic Radicalism, 30", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 526, "width": 156, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "28 Lihat Nizham Asasi PUPJI, pasal 1.", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 345, "height": 80, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "29 Lihat laporan Surya, Sabtu, 16 Agustus 2003. 30 Ahmad Rashid, Taliban : Militant Islam, Oil and Fundamentalism in Central Asia, (New Haven & London : Yale University Press, 2000)., and Jihad : The Rise of Militant Islam in Central Asia (New Haven & London : Yale University Press, 2000). Kedua buku ini merupakan kumpulan laporan jurnalistik Ahmad Rashid yang merupakan hasil survey lapangan selama 21 tahun dan terlibat langsung di medan pertempuran Afghanistan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 347, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "sebagaimana yang ia ungkapkan dalam laporan-laporan jurnalistiknya.", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 347, "height": 94, "page_number": 23, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Di kamp pelatihan tersebut, para kader Mujâhidîn, di samping dididik oleh instruktur Akademi, juga dilatih kemiliteran oleh tim gabungan yang terdiri dari CIA Amerika Serikat, MI-6 Inggris, ISI Pakistan dan al-Istikhbârât Saudi Arabia, sebagai sebuah proyek bersama yang saling menguntungkan. Amerika Serikat berperan sebagai pemasok senjata, dan Saudi Arabia berperan sebagai pemasok dana. Proyek bersama ini setidaknya mempunyai tiga tujuan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "24", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 344, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1) Pertama, untuk melemahkan kekuatan dan pengaruh Uni Soviet di Afghanistan dan kawasan Balkan Lainnya;", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 349, "height": 38, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2) Kedua , untuk menghancurkan hegemoni Uni Soviet sebagai salah satu negara super power dunia dengan demikian menandai berakhirnya perang dingin Washington – Moscow ;", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 343, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3) Ketiga, untuk menguasai dan memonopoli jalur segitiga Oil Pipelines Timur - Barat di kawasan Afghanistan 31", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 351, "height": 162, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Para kader Mujâhidîn, yang berada di kamp pelatihan militer tadi, di samping mendapatkan materi-materi kemiliteran, juga diberikan materi CBRN ( Chemical, Biological, Radiological and Nucleur ) Weapons dan materi WMD ( Weapons Mass Destruction ). Di Peshawar ini pula terdapat lembaga Maktab al-Khidmah yang dipimpin oleh Abdullah Azzam, seorang pemimpin al-Ikhwân al- Muslimîn Palestina, dan juga terdapat lembaga Bait al-Anshâr yang dipimpin oleh Usmah Ben Ladin. Kedua lembaga ini mempunyai tugas utama di antaranya adalah sebagai pencari dana juga sebagai koordinator lapangan yang melakukan rekruitment terhadap para kader Mujâhidîn dari berbagai negara untuk menjadi relawan perang di Afghanistan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 213, "width": 9, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 347, "height": 52, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jika benar bahwa para anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) di bawah kepemim-pinan Sungkar dan Ba’syir didik dan digambleng di kamp Peshawar tadi, yang juga di sana ada lembaga Maktab al-Khidmah yang diketuai oleh seorang pimpinan al-Ikhwân", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 349, "height": 103, "page_number": 24, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "31 Bagi Saudi Arabia, monopoli jalur segitiga ini dapat memperlancar distribusi pasokan migasnya ke Barat, khususnya ke Amerika Serikat, sehingga dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negerinya, sementara bagi Barat dan Amerika Serikat khususnya, monopoli jalur segitiga migas ini dapat meningkatkan produksi perindustriannya, sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam negerinya. Sebaliknya bagi Uni Soviet, fenomena penguasaan Oil Pipelines oleh Amerika dan sekutunya berakibat menurunnya produksi perindustriannya yang pada gilirannya akan menjadikan perekonomian Uni Soviet semakin terpuruk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "25 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 348, "height": 94, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "al-Muslimîn, maka secara tidak langsung ide-ide Sayyid Quthb memiliki jalur benang merah yang tegas terhadap perjuangan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) ini semakin tampak di permukaan. Khusus dalam kasus Indonesia, keterlibatan mereka dengan ideologi keras, keterlibatan mereka sering dikaitkan dengan JI ( al-Jamâ’ah al- Islâmiyah ) Networks yang selama ini dituduh memprakarsai peristiwa Legian Bali, 12 Oktober 2002.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 354, "height": 135, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "JI ( al-Jamâ’ah al-Islâmiyah ) kemudian berubah dan dideklarasikan menjadi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pada bulan Agustus tahun 2000 di Yogyakarta yang dihadiri oleh puluhan ribu umat Islam yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Deklarasi MMI ini juga dihadiri oleh wakil dari umat islam di luar negeri. Terpilih sebagi Amir MMI adalah Abu Bakar Ba’asyir, salah seorang pendiri Pesantren Ngeruki Surakarta, sebagai telah disinggung dahulu, kemunculannya sangat menarik dikarenakan kaitan Abu Bakar Ba’syir dengan gerakan Komando Jihad yang dilakukan bersama dengan Abdullah Sungkar yang juga sama-sama pendiri pesantren tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 350, "height": 135, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Menurut Masykuri Abdillah, MMI dan Abu Bakar Ba’syir sangat kuat dugaan bahwa gerakannya mendapat pengaruh dari ide-ide sayyid Quthb, dimana MMI mempunyai agenda utama, yaitu penegakan syari’ah Islam, yang juga erat kaitannya dengan keinginan sebagian umat Islam untuk mendirikan Negara Islam ( Daulah Islamiyah ). Oleh karena itu MMI menganggap dirinya sebagai kelanjutan dari DI/TII yang beberapa dekade yang lalu ingin mendirikan nrgara Islam, dan sebagian faksi yang bergabung dalam MMI ini berasal dari kaum pergerakan Darul Islam (DI) dari beberapa daerah yang ingin kembali mencoba membangun kekuatan mereka yang tercerai berai.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 348, "height": 73, "page_number": 25, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tidak seperti gerakan garis keras lainnya seperti FPI dan Lasykar Jihad yang berjuang secara keras, MMI memilih jalur yang lebih politis. Misalnya anggota MMI memilih untuk melakukan advokasi penerapan syari’ah Islam di Indonesia dengan membangun wacana publik lewat tulisan-tulisan, baik media masa maupun di internet ataupun penerbitan buku. Mereka juga aktif melakukan lobi-", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "26", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 349, "height": 61, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "lobi politik kepada partai-partai Islam untuk memperjuangkan piagam Jakarta lewat sidang-sidang resmi parlemen. Sebagai ajang sosialisasi MMI juga aktif melakukan seminar-seminar, baik di lingkungan kampus ataupun masjid-masjid tentang pelaksanaan syari’ah di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 352, "height": 210, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan sikap yang lebih politis dan sekaligus akademis, MMI sering kali berbeda pendapat dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh FPI maupun Lasykar Jihad. Walaupun secara ide mereka bertemu, tetapi dalam penerapannya mereka mempunyai jalur yang berbeda. MMI pada mulanya ingin dijadikan sebagai kelompok koalisasi, atau kelompok aliansi, bagi kelompok-kelompok serupa yang ingin memperjuangkan syari’ah Islam di Iondonesia. Keinginan itu terlihat dari kedatangan dari berbagai utusan dalam konggres pertama MMI di Yogyakarta tahun 2000, yang sehalikus menjadi tonggak pendirian MMI. Harapannya adalah menjadikan MMI sebagai wadah bersama dalam memperjuangkan tegaknya syari’ah Islam bagi seluruh umat Islam dari berbagai suku dan golongan tanpa dibatasi wilayah geografis atau negara. MMI merumuskan tiga formulasi, yakni kebersamaan dalam misi penegakan syari’ah Islam ( tansîq al- fardi ), kebersamaan dalam program penegakan syari’ah Islam ( tansyîq al‘amali ), dan kebersamaan dalam satu institusi penegakan syari’ah Islam ( tansîq al-nizhâmi ). 32", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 351, "height": 108, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Para pendukung MMI menyadari bahwa perjuangan untuk menegakkan syari’ah Islam di Indonesia terkumpul dalam berbagai kelompok yang berbeda. Maka MMI, sebagai kelompok koalisisi dimaksudkan untuk menyatukan segenap potensi dan kekuatan kaum muslimin, agar perjuang penerapan syari’ah Islam ( tathbîq al- syari’ah ) secara komprehensif ( kâffah ) dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang pemerintahan, baik secara nasional maupun internasional dapat dimaksimalkan. 33", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 342, "height": 46, "page_number": 26, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "32 Markaz, Pusat Majelis Mujahidin, Mengenal Majelis Mujahidin, (Yogyakarta : tt), h. 16 . 33 Markaz, Pusat Majelis Mujahidin, Mengenal Majelis Mujahidin, (Yogyakarta : tt), h. 15 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "27 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 144, "width": 354, "height": 135, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berdasarkan penelaahan yang seksama, antara Sayyid Quthb dengan Abu Bakar Ba’asyir ada kesamaan pandangan mengenai kelompok masyarakat, dan hal ini diduga kuat merupakan pengaruh dari Sayyid Quthb, karena rujukan-rujukan ceramah-ceramah Abu bakar Ba’asyir banyak bersumber dari Sayyid Quthb, terutama masalah dakwah. Pandangan yang sama dimaksud adalah pengelompokan masyarakt ke dalam dua kelompok, yaitu “kelompok Allah” ( hizb Allah, yaitu yang menjalankan syari’ah Islam secara murni dan konsekuen), dan “kelompok Setan”, yaitu yang tidak melaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 357, "height": 135, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Belakangan MMI ramai dibicarakan ketika tokoh pemimpinannya Amir Mujahidin Abu Bakar Ba’asyir ditangkap oleh pihak keamanan karena telah dituduh bersekongkol akan membunuh presiden Megawati (kala itu) maupun pengeboman di sejumlah tempat umum seperti tempat ibadah, pusat perbelanjaan dan perkantoran. MMI sianggap juga sebagi kepanjangan dari organisasi Jama’ah Islamiyah Asia Tenggara yang ingin menghancurkan fasilitas-fasilitas milik Barat dan Amerika yang ada di Asia Tenggara. Oleh karenanya gerakan MMI ini diklaim sebagai gerakan terorisme dan berhadapan dengan pemerintah Amereka Serikat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 46, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 350, "height": 122, "page_number": 27, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pemerintah dan negara yang dinilai tidak lagi representatif dan serta merta telah terjadi resistiensi secara akut menyebabkan hilangnya akuntabilitas dan kredibilitas penyelenggara negara. Gejala sosial yang paling gampang diakses adalah adanya fenomena demonstrasi, unjuk rasa, baik kecil-kecilan maupun besar-besaran. Seharusnya negara/pemerintah tanggap dan segera memberikan solusi, sehingga tidak sampai berkembang menjadi teror dengan berbagai ancaman, seperti peledakan bom, aksi anarkis yang dapat mengganggu keamanan dan stabilitas nasional.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 308, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA ...", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 590, "width": 14, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "28", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 606, "width": 205, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 348, "height": 135, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jika ada gerakan untuk kembali kepada sistem khilafah, gerakan antikorupsi, gerakan antinarkoba dan gerakan amar ma’rûf dan nahî munkar , maka pandanglah ini semua sebagai kritik sosial yang dapat menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu mengancam NKRI. Semuanya jenis atau bentuk gerakan tersebut merupakan sikap publik yang masih mencintai NKRI, apabila solusi secara konstruktif dapat diberikan oleh negara dan pemerintah, maka yakinlah gerakan- gerakan tersebut tidak akan menjadi ancaman atau teror menakutkan, justru sebaliknya akan menjadi kekuatan pluralisme kalau hal tersebut dikelola dengan baik. Wallahu a’lam bish shawab", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 84, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 346, "height": 38, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Adams, Ian, Ideologi Politik Mutakhir Konsep, Ragam dan Masa Depannya, terj. Ali Noerzaman, Yogyakarta: Penerbit Qalam, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 344, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Agger, Ben, Teori Sosial Kritis, Kritik, Penerapan dan Implikasinya,", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 377, "width": 171, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 350, "height": 24, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Budaiman, Arief, “Dari Patriotisme Ayam dan Itik Sampai ke Sosiologi Pengetahuan” sebuah pengantar dalam Karl", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 421, "width": 309, "height": 25, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Mannheim, Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 347, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Esposito, John L., Islam Warna Warni Ragam Ekspresi Menuju", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 466, "width": 307, "height": 24, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "“Jalan Lurus” (al-Shiratth al-Mustaqim), Jakarta: Paramadina, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 344, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Esposito, John L., The Islamic Threat: Myth or Reality ? New York:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 510, "width": 124, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Oxford University, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 347, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Imarah, Muhammad, Karakteristik Metode Islam, Jakarta: Media", "type": "Picture" }, { "left": 107, "top": 540, "width": 74, "height": 11, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Da’wah, 1994.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 345, "height": 25, "page_number": 28, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jansen, Johannes J.G., The Neglected Duty, New York: Macmillan, 1986.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 314, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M. Sidi Ritaudin: IDEOLOGI MATI SYAHID BENDERA.....", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 254, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "29 Jurnal TAPIs Vol.8 No.2 Juli-Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 310, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kartodiredjo, Sartono, Ratu Adil, Jakarta: Sinar Harapan, 1985.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 346, "height": 25, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Mannheim, Karl, Ideologi dan Utopia Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 349, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Markaz, Pusat Majelis Mujahidin, Mengenal Majelis Mujahidin,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 191, "width": 75, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Yogyakarta: tt.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 343, "height": 28, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Nizham Asasi PUPJI, pasal 1. Quthb, Sayyid, Fî Zhilâl al-Qur’ân, Cet Ke-5, Beirut: Dâr al-Syurûq,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 239, "width": 30, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1981.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 344, "height": 24, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Quthb, Sayyid, Ma’âlîm fî al-Tharîq Cet Ke-11, Beirut, Kairo: Dâr al-Syurûq, 1987.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 343, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Quthb, Sayyid, Hâdzâal-Dîn, Indianapolis, USA: Publication United,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 300, "width": 28, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "t.th.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 317, "width": 343, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Quthb, Sayyid, Ma’rakatunâ Ma’a al-Yahûd, Bairut: Dâr al-Syurûq,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 330, "width": 75, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1402 H/ 1982.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 345, "height": 25, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Rashid, Ahmad, Jihad: The Rise of Militant Islam in Central Asia, New Haven & London : Yale University Press, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 344, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Rashid, Ahmad, Taliban: Militant Islam, Oil and Fundamentalism in", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 392, "width": 307, "height": 24, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Central Asia, New Haven & London : Yale University Press, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 342, "height": 25, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Shihab, M. Quraish, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat Bandung: Mizan, 1997.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 343, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sills, David L, (ed), International Encyclopedia of the Social Science,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 467, "width": 238, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "New York: Sharon & Schuster Macmillan, 1968.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 157, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Surya, Sabtu, 16 Agustus 2003.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 162, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The Jakarta Post, 8 Maret 2003.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 352, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tholkhah, Imam, dan Choirul Fuad, (ed)., Gerakan Islam", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 531, "width": 307, "height": 25, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kontemporer di Era Reformasi, Jakarta : Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 345, "height": 24, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Varma, SP, Teori Politik Modern, Peny. Tohir Effendi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001. Imarah Muhammad, Perang", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 589, "width": 311, "height": 25, "page_number": 29, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Terminologi, Islam Versus Barat, Jakarta: Robbani Press, 1998.", "type": "Text" } ]
30a7d072-8134-a29f-d3a4-1cf5dae97906
https://journal.msti-indonesia.com/index.php/ajad/article/download/176/100
[ { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 75 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 64, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: 10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 90, "width": 212, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "C O M M U N I T Y E N G A G E M E N T A R T I C L E", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 135, "width": 508, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Pelatihan Pembuatan Rencana Bisnis bagi Koperasi Mitra Anuek Laot Lhok Lamteungoh Kabupaten Aceh Besar", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 201, "width": 504, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti 1 | Saiful Amri 2* | Sarboini 3 | Manovri Yeni 4 | Ira Damayanti 5 | Agustiar 6", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 228, "width": 140, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1,2*,3 Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Serambi Mekkah, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 265, "width": 132, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4,5,6 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 306, "width": 54, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Correspondence", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 319, "width": 140, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2* Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Serambi Mekkah, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 365, "width": 66, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Funding information", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 374, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Universitas Serambi Mekkah.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 53, "width": 156, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Received: 2 6 July 2023 Revised: 1 0 A g t 2023", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 53, "width": 293, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Accepted: 1 5 A g t 2023 Published: 2 5 Agt 2023 E-ISSN: 2797-2356, P-ISSN: 2797-2364", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 234, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 245, "width": 335, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "This training aims to increase the understanding of cooperative members in designing an effective Business Plan. This training includes developing a Business Plan, facilitating ideas and concepts, as well as drafting a Business Plan for cooperatives. The method applied in this activity is the participatory method, which is an effective learning approach by involving the activities of participants in the process of planning, implementing, and evaluating. The results of this training can be seen from the increased knowledge and involvement of participants in learning. The three types of businesses chosen by the participants as the focus of the SWOT analysis and Business Plan design were fish and octopus marketing, fishing gear marketing, and tourism businesses. The draft Business Plan resulting from this training will become the basis for developing a more comprehensive Business Plan, which will be implemented in stages. This draft will be used as a guide in cooperative member meetings to direct the steps for the next Community Service program.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 372, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Keywords", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 384, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Bussiness Plan; SWOT Analysis; Cooperatives; Bussiness Model Canvas (BMC).", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 410, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 422, "width": 335, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para anggota koperasi dalam merancang Bisnis Plan yang efektif. Pelatihan ini mencakup pembuatan Bisnis Plan, fasilitasi ide dan konsep, serta penyusunan rancangan Bisnis Plan untuk koperasi. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah metode partisipatif, yang merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dengan melibatkan aktifitas peserta dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dari pelatihan ini terlihat dari peningkatan pengetahuan dan keterlibatan peserta dalam pembelajaran. Tiga jenis usaha yang dipilih oleh peserta sebagai fokus analisis SWOT dan perancangan Bisnis Plan adalah pemasaran ikan dan gurita, pemasaran alat pancing, serta usaha wisata. Draft Bisnis Plan yang dihasilkan dari pelatihan ini akan menjadi dasar bagi pengembangan Bisnis Plan yang lebih komprehensif, yang akan diimplementasikan secara bertahap. Draft ini akan dijadikan panduan dalam rapat anggota koperasi untuk mengarahkan langkah-langkah program Pengabdian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 549, "width": 252, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kata Kunci Rencana Bisnis; Analisis SWOT, Koperasi, Bisnis Model Canvas (BMC).", "type": "Text" }, { "left": 503, "top": 19, "width": 46, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 76 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 50, "width": 129, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1 | PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 77, "width": 518, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kemampuan untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dengan nilai ekonomi yang tinggi dan merinci rencana bisnis yang matang serta realistis, merupakan salah satu faktor kunci dalam mencapai kesuksesan dalam dunia usaha. Rencana bisnis ini mencakup strategi alokasi sumber daya, penekanan pada faktor-faktor kunci, serta penanganan permasalahan dan peluang yang teridentifikasi. Perencanaan bisnis ini serupa dengan peta dan kompas yang memberikan arah dalam mengelola bisnis. Pengembangan perencanaan bisnis yang matang membantu dalam menetapkan tujuan utama bisnis, mengatur skala prioritas, dan menetapkan sasaran yang ingin dicapai. Keberadaan rencana bisnis yang terstruktur secara baik berkontribusi pada peningkatan peluang kesuksesan dalam menjalankan bisnis. Pentingnya perencanaan bisnis tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks menjalankan dan mengembangkan bisnis. Meskipun ada pandangan bahwa rencana bisnis hanya merupakan formalitas semata, nyatanya rencana bisnis memiliki peran penting sebagai panduan dan alat untuk mencari dukungan dari para investor, terutama bagi mereka yang sedang memulai atau mengembangkan bisnis. Bagi entitas bisnis berorientasi profit seperti koperasi, perusahaan terbatas (PT), komanditer (CV), dan lembaga serupa, rencana bisnis bukan hanya sekadar dokumen perencanaan, tetapi juga menjadi indikator pelaksanaan aktivitas bisnis serta alat evaluasi terhadap perkembangan bisnis itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 241, "width": 518, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Menurut Rhonda Abrams (2008), rencana bisnis adalah dokumen esensial yang merangkum deskripsi perusahaan. Rencana ini mempresentasikan posisi saat ini, visi masa depan, dan strategi untuk mewujudkan visi tersebut [1]. Untuk organisasi seperti koperasi, yang tidak hanya merupakan badan usaha tetapi juga sebuah gerakan ekonomi rakyat dengan landasan prinsip koperasi, keberadaan rencana bisnis menjadi suatu kewajiban. Terlebih lagi, tanggung jawab koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat secara umum, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, menjadikan rencana bisnis sebagai instrumen yang sangat penting. Dalam gambaran yang lebih luas, menegaskan pentingnya perencanaan bisnis. Suprapto (2018) menunjukkan bahwa pelatihan pembuatan proposal rencana bisnis (business plan) dapat signifikan dalam meningkatkan kemampuan berwirausaha siswa [2]. Noor dan Rahmasari (2018) menyoroti esensi perencanaan bisnis yang memadai bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) [3]. Barrow, Barrow, dan Brown (2005) menggarisbawahi pentingnya workbook dalam perencanaan bisnis [4]. Penelitian lain seperti Kraus et al . (2008) [5], Gultom (2020) [6], dan Afriansyah et al. (2022) [7] juga menggambarkan studi kelayakan dan pelatihan kewirausahaan yang melibatkan rencana bisnis sebagai instrumen penting dalam pengembangan bisnis dan kewirausahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa rencana bisnis memainkan peran kunci dalam membimbing koperasi menuju pencapaian tujuan strategisnya. Melalui penyusunan rencana bisnis yang cermat dan berfokus, koperasi akan memiliki kerangka kerja yang jelas untuk mengarahkan aktivitas bisnisnya, mengatasi tantangan, dan memanfaatkan peluang yang muncul. Selain itu, rencana bisnis juga menjadi alat yang penting dalam menjalin kemitraan dengan investor, pemangku kepentingan, dan berbagai pihak terkait lainnya. Dengan demikian, melalui rujukan pada literatur dan penelitian yang relevan, serta didukung oleh konsep-konsep yang mapan dalam manajemen bisnis, kebutuhan akan perencanaan bisnis bagi koperasi menjadi semakin meyakinkan dan tidak dapat diabaikan. Rencana bisnis menjadi landasan yang kokoh untuk menggapai visi dan misi koperasi serta berkontribusi secara berkelanjutan pada kemajuan ekonomi dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 499, "width": 518, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Koperasi Mitra Aneuk Laot, yang didirikan pada Januari 2023, memiliki fokus kegiatan di sektor kelautan dan perikanan. Hal ini berdasarkan pada kebutuhan anggota koperasi, mayoritas di antaranya adalah nelayan, serta kondisi perekonomian dan struktur geografis desa Lamteungoh yang dikelilingi oleh lautan. Visi Koperasi Mitra Aneuk Laot adalah \"Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan dalam Meningkatkan Perekonomian Anggota Nelayan dan Masyarakat Umum yang Dikelola Secara Profesional, Mandiri, Terbuka, dan Ramah Lingkungan Sesuai dengan Prinsip dan Nilai Koperasi.\" Misi koperasi meliputi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perikanan dan koperasi, pelayanan kebutuhan anggota dan nelayan, serta penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh anggota dan nelayan. Untuk mewujudkan visi dan misi ini, perencanaan bisnis menjadi suatu keharusan. Oleh karena itu, sebagai fasilitator, para dosen memiliki tanggung jawab untuk membantu koperasi mengembangkan dokumen rencana bisnis terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 616, "width": 518, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Maka untuk mewujudkan visi dan misi koperasi ini, maka sewajarnya koperasi membuat Rencana Usaha agar lebih cepat mencapainya. Dalam hal ini selaku fasilitator yaitu para dosen berkewajiban memberikan hal yang terbaik agar koperasi memiliki dokumen Bisnis Plan yang terbaik.Kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat besar bagi koperasi sehingga ditetapkan tujuan dari kegiatan ini adalah; 1) Meningkatkan pemahaman Pengawas, Pengurus dan Anggota Koperasi terkait pembuatan Bisnis Plan ( Rencana Bisnis), 2) Mengakumulasi dan dokumentasi pemikiran- pemikiran dari pengurus, pengawas dan anggota koperasi dalam merumuskan, dan 3) Menghasilkan Draft Bisnis Plan Koperasi yang akan menjadi acuan dalam rapat anggota koperasi maupun pelaksanaan bisnis nantinya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 45, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 77 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 50, "width": 86, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2 | METODE", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 75, "width": 157, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 87, "width": 518, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode partisipatif, yang merupakan model pembelajaran yang efektif dengan melibatkan peserta kegiatan dalam menyusun, melaksanakan, dan menilai proses. Metode ini juga berdasarkan metode pembelajaran untuk orang dewasa, yang disebut sebagai andragogi, yang merupakan seni dan ilmu membantu orang dewasa dalam belajar [8]. Dalam hal ini, metode ini melibatkan peserta dalam beberapa aspek, yaitu (a) menentukan kebutuhan belajar, (b) merumuskan tujuan pembelajaran, (c) mengambil bagian serta bertanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, serta (d) berpartisipasi dalam menilai proses dan hasil pembelajaran. Dalam penerapan metode ini, kegiatan dilakukan melalui tahapan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 169, "width": 134, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1) Persiapan dan Pembukaan", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 181, "width": 497, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Setiap kegiatan selayaknya dilakukan dimulai dengan kegiatan ceremonial yaitu pembukaan acara, kegiatan pembukaan pada kegiatan ini dihadiri dari pengurus koperasi dan para anggota, perangkat gampong dan ketua panglima laot. Adapun kegiatan dibuka oleh panglima laot sebagai salah satu pemangku kepentingan di desa lamteungoh. Selain pembukaan acara pada sesi hari kedua dilakukan pembukaan dengan mereview kegiatan sebelumnya. Fungsinya adalah mengingat Kembali materi yang disampaikan ataupun di diskusikan pada kegiatan hari sebelumnya ( hari pertama)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 251, "width": 140, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2) Brainstorming dan ceramah", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 263, "width": 496, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Setelah dilakukan pembukaan, maka agenda selanjutnya adalah Brainstorming kepada para peserta agar bisa menyampaikan dulu harapan dalam mengikuti pelatihan dan aturan yang berlaku dalam kegiatan dari hari yang pertama sampai selesai, setelah ada kesepakatan Bersama maka kegiatan dimulai dengan agenda brainstorming tentang materi pokok yang akan disampaikan dengan tujuan melihat tingkat pengetahuan peserta dan juga untuk merelevansikan tujuan organisasi ini, visi misi dengan perencanaan bisnis yang akan dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 322, "width": 97, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3) Diskusi kelompok", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 333, "width": 499, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Setiap Luaran berupa dokumen ataupun aturan yang dihasilkan, merupakan hasil dari kesepakatan dan hasil dari diskusi kelompok peserta, seperti aturan kegiatan pelatihan, tata tertib dan dokumen Rencana Bisnis yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 357, "width": 65, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4) Presentasi", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 369, "width": 496, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Setiap hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke semua peserta, selain untuk saling memahami juga untuk saling memberikan saran maupun kritikan yang membangun bagi dokumen bisnis plan yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 392, "width": 146, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "5) kesimpulan dan rekomendasi", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 404, "width": 496, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Selesai kegiatan secara bersama ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang lahir dari diskusi kelompok , usul dan saran dari peserta pelatihan, hal ini penting untuk dilakukan sebagai salah satu tindaklanjut dari kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 636, "width": 313, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Gambar 1. Foto Bersama peserta dan fasilitator dalam kegiatan pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 659, "width": 210, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2.2 Waktu dan tempat Pelaksanaan Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 671, "width": 477, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kegiatan dilaksanakan pada bulan Mai tahun 2023 di Meunasah Desa Lhok Lamteungoh Kabupaten Aceh Besar.", "type": "Text" }, { "left": 503, "top": 19, "width": 46, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 78 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 50, "width": 502, "height": 364, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2.3 Jadwal Kegiatan Tabel 1. Jadwal Kegiatan Waktu Kegiatan PIC keterangan Jum’at, 26 Mai 2023 08.30-09.00 Registrasi dan Persiapan Panitia Mahasiswa dan Mitra 09.00- 09.30 Pembukaan Panitia Mahasisiwa dan mitra 09.30-10.00 Brainstorming visi misi koperasi dan rencana usaha Koperasi Fasilitator Dosen 10.00-10.15 Coffee Break Panitia Mahasiswa dan mitra 10.15- 11.00 Memahami Analisis SWOT Fasilitator Dosen 11.00-12.00 Diskusi kelompok Membuat Analisis SWOT Fasilitator Mahasisiwa dan Mitra 12.00-14.00 ISHOMA Panitia Dosen 14.00-15.00 Presentasi analisis SWOT Fasilitator Mahasisiwa dan Mitra 15.00-16.00 Memahami Bisnis Model Canvas (BMC) Fasilitator Dosen 16.00-16.30 Coffee Break Panitia Mahasisiwa dan Mitra 16.30-18.00 Diskusi Kelompok membuat BMC Fasilitator Dosen 18.00- Penutupan Panitia Mahasisiwa dan Mitra Sabtu, 27 Mai 2023 08.30-09.00 Review kegiatan hari pertama Fasilitator Dosen 09.00-11.00 Presentasi Hasil Diskusi BMC Panitia Mahasiswa dan Mitra 11.00-12.00 Memahami Cara membuat Bisnis Plan Fasilitator Dosen 12.00-14.00 ISHOMA Panitia Mahasisiwa dan Mitra 14.00-15.00 Diskusi Pembuatan Bisnis Plan Fasilitator Dosen 15.00-16.00 Presentasi Bisnis Plan Panitia Dosen 16.00-16.30 Coffee Break Fasilitator Mahasisiwa dan Mitra 16.30-18.00 Kesimpulan dan Rekomendasi Fasilitator Dosen 18.00 Rekomendasi,Kesimpulan dan penutupan Fasilitator Dosen, mahasisiwa dan Mitra", "type": "Table" }, { "left": 40, "top": 438, "width": 152, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3 | HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 464, "width": 44, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3.1 Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 475, "width": 518, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kegiatan dilaksanakan selama dua hari yaitu dimulai pada hari jum’at 26 s/d 27 Mai 2023. Terdiri dari 3 tema utama yaitu Analisis SWOT, Bisnis Model Canvas dan Bisnis Plan. Berikut terperinci proses kegiatan berdasarkan tema utama sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 511, "width": 76, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "1) Analisis SWOT", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 522, "width": 518, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Analisis SWOT merupakan salah satu alat analisis yang digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan dan peluang serta Ancaman dalam sebuah usaha. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,2006) Dalam kegiatan ini peserta memutuskan untuk menganalisis 3 usaha yaitu oleh Penerimaan peserta kegiatan dalam menerima materi analisis SWOT sangat baik, hal ini dibuktikan dengan adanya interaksi aktif di dalam forum terkait dengan materi yang diberikan, dan dokumen yang dihasilkan oleh; 1) Kelompok Usaha Pemasaran Ikan dan Gurita, 2) Kelompok Usaha Pemasaran Alat Tangkap Pancing, dan 3) Kelompok Usaha Wisata.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 604, "width": 210, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "a) Kelompok Usaha Pemasaran Ikan dan Gurita", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 628, "width": 249, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tabel 2. Analisis SWOT Usaha Pemasaran Ikan dan Gurita", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 640, "width": 389, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Kekuatan Kelemahan - Didukung oleh koperasi", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 664, "width": 150, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Nelayan dari anggota koperasi", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 676, "width": 171, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Tempat penampung sudah tersedia", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 689, "width": 3, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "-", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 687, "width": 144, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Legalitas koperasi sudah lengkap", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 652, "width": 106, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Keterbatasan modal", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 664, "width": 171, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Sumberdaya alam kurang memadai", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 676, "width": 160, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- SDM pengelolaan masih terbatas", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 687, "width": 114, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kuala masing dangkal", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 699, "width": 72, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Operasional", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 45, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 79 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 50, "width": 385, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Peluang Ancaman - Keterbatasan modal", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 74, "width": 171, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Sumberdaya alam kurang memadai", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 86, "width": 159, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Sdm pengelolaan masih terbatas", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 98, "width": 114, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kuala masing dangkal", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 109, "width": 72, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Operasional", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 62, "width": 46, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Cuaca", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 74, "width": 138, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Persaingan di luar Koperasi", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 86, "width": 57, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Bencana", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 133, "width": 237, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "b) Kelompok Pemasaran Alat Tangkap (toko Pancing)", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 157, "width": 438, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tabel 3. Analisis SWOT Pemasaran Alat Tangkap (Toko Pancing) Kekuatan Kelemahan - Pembeli dari anggota dan nelayan", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 193, "width": 105, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Modal dari anggota", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 205, "width": 203, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Sarana atau secretariat koperasi sudah ada", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 217, "width": 223, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Modal dari sumber lain yang mendukung usaha", "type": "List item" }, { "left": 420, "top": 181, "width": 107, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Modal yang terbatas", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 193, "width": 459, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- SDM - Sistem pengelolaan - Operasional Peluang Ancaman - Untuk mendapatkan keuntungan yang jelas untuk koperasi - Masyarakat dominan nelayan", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 276, "width": 119, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kompetisi dalam harga", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 288, "width": 104, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Tidak ada toko lain", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 300, "width": 148, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kerjasama dengan distributor", "type": "List item" }, { "left": 420, "top": 255, "width": 3, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "-", "type": "List item" }, { "left": 420, "top": 253, "width": 99, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Pesaing dari luar - Daya beli pembeli", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 335, "width": 434, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "c) Kelompok Wisata Tabel 4. Analisis SWOT Usaha Wisata Kekuatan Kelemahan - Koperasi memiliki modal", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 395, "width": 77, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- SDM tersedia", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 407, "width": 89, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Ada bot nelayan", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 419, "width": 195, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Ada Lembaga sebagai penanggung jawab", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 430, "width": 58, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Legalitas", "type": "List item" }, { "left": 371, "top": 383, "width": 85, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Modal minim - Alat snorkeling -", "type": "Table" }, { "left": 389, "top": 407, "width": 68, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Promosi wisata", "type": "List item" }, { "left": 371, "top": 421, "width": 3, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "-", "type": "Table" }, { "left": 389, "top": 419, "width": 80, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Bentuk Kerjasama", "type": "List item" }, { "left": 176, "top": 430, "width": 376, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Belum ada aturan yang mengatur tentang wisata - Izin dari desa Peluang Ancaman", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 478, "width": 116, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Banyak potensi wisata", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 490, "width": 157, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Izin dari Lembaga panglima laot", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 502, "width": 136, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Dukungan dari pemerintah", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 513, "width": 79, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Antar jemput", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 525, "width": 157, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kerjasama dengan toko pancing", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 537, "width": 245, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Merupakan salah satu prioritas Program pemerintah", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 549, "width": 280, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Kolaborasi paket wisata dengan pihak lain seperti kelompok wisata kuala cangkoi", "type": "List item" }, { "left": 371, "top": 478, "width": 78, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Izin dari desa", "type": "Table" }, { "left": 371, "top": 490, "width": 49, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "- Musim", "type": "Picture" }, { "left": 46, "top": 596, "width": 512, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Dari analisis SWOT usaha diatas, maka untuk menentukan prioritas usaha yang mudah untuk dijalankan adalah, dengan melihat lebih banyak kekuatan dan peluang dibandingkan dengan kelemahan dan ancamannya. Serta melihat keseriusan ancaman dari usaha, yang pengaruhnya terhadap keberlangsungan usaha. Dalam Hal ini, berdasarkan analisis yang ada maka, peserta memilih dua fokus utama usaha yaitu : 1) Kelompok Usaha Pemasaran Ikan dan Gurita, dan 2) Kelompok Usaha Pemasaran Alat Tangkap Pancing. Dari Hasil diskusi ini, maka langkah selanjutnya adalah membuat Bisnis Model Canvas", "type": "Text" }, { "left": 503, "top": 19, "width": 46, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 80 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 61, "width": 103, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "2) Bisnis Model Canvas", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 73, "width": 518, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Sebelum merumuskan Bisnis Plan, maka ada baiknya dibuat gambaran atau potret usaha yang akan dijalankan, potret usaha dapat digambarkan dengan salah satu model bisnis yaitu Bisnis Model Canvas. Berikut ini adalah hasil rumusan Bisnis Model Canvas", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 340, "width": 275, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Gambar 2. Bisnis Model Canvas Usaha penjualan ikan dan gurita", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 611, "width": 262, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Gambar 3. Bisnis Model Canvas Usaha Penjualan alat pancing", "type": "Caption" }, { "left": 40, "top": 634, "width": 518, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Pada gambar 2 dan 3 BMC usaha pemasaran Ikan dan Gurita dan Usaha penjualan alat pancing menggambarkan rencana usaha yang dijalankan, melalui 9 blok pada BMC. Karena merupakan usaha Baru, gambaran usaha masih sederhana, seiring dengan waktu BMC akan terus bisa diperbaharui, ditambah maupun dirubah sesuai dengan kebutuhan rencana usaha.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 45, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 81 of 9", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 189, "width": 219, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Gambar 4. Kerja kelompok peserta dalam kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 212, "width": 151, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3) Bisnis Plan ( Rencana Bisnis)", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 224, "width": 486, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Dari BMC maka kita bisa kemudian menggembangkan menjadi Bisnis Plan dengan informasi dan data yang lebih terperinci lagi. Adapun pembuatan bisnis plan dikembangkan dari beberapa Aspek yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 248, "width": 161, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "a) Identitas dan karakteristik usaha", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 259, "width": 105, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "b) Aspek kelembagaan", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 271, "width": 87, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "c) Aspek produksi", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 283, "width": 96, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "d) Aspek pemasaran", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 294, "width": 91, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "e) Aspek Keuangan", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 318, "width": 518, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Beberapa Informasi faktual tentu tidak perlu di duskusikan seperti karakteristik Lembaga atau informasi yang telah tersedia, namun informasi produk dan pemasaran tetap harus diperoleh dari diskusi peserta, karena manfaatnya adalah untuk menyamakan persepsi dari semua pihak, agar tidak menjadi kontraversi di dalam pelaksanaan nantinya. maka informasi detail yang akan di diskusikan adalah jenis produk dengan sasaran pasar, volume, pangsa pasar dan Anggaran yang dibutuhkan. Setelah informasi ini lengkap, maka akan dilakukan pendampingan lanjutan secara intensif untuk melengkapi Bisnis plan secara komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 400, "width": 210, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tabel 5. Rincian data bisnis plan Pemasaran Ikan", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 416, "width": 507, "height": 316, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tabel 6. Rincian data Bisnis Plan Pemasaran alat pancing Jenis Produk Sasaran Pasar Volume pasar (kg) Pangsa pasar Anggaran Biaya (Rp) Keterangan Lem Epoxy Pemancing Umum, Wisatawan dan Nelayan sekitar, anggota Koperasi 1 ktk Nelayan, wisatawan, masyarakat umum Ranji 1 lsn Serat fiber 2 ktk Pengeras/Resin 1 ktk Mata pancing 5 ktk Kili-Kili 1 lsn Pengeras Resin 1 lsn Alat Pancing/mata pancing 1lsn Timah 2 lsn Jenis produk 1 lsn Jaring 2lsn Tudung 3 lsn Jenis Produk Sasaran Pasar Volume pasar (kg) Pangsa pasar (Kg) Anggaran Biaya (Rp) Keterangan Gurita Basah Toke 50 5 60.000 250 kg Warung Mie 300 20 60.000 20 kg Industri ikan Asin 30 3 60.000 3 pasar Pasar Online 10 15 60.000 15 kg Tiram Basah Warung nasi 150 14 30.000 14 kg Warung Mie 300 12 30.000 12 kg Pasar online 10 6 30.000 6 kg Total 18.960.000", "type": "Table" }, { "left": 503, "top": 19, "width": 46, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 82 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 46, "top": 50, "width": 433, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Benang Pancing 4lsn Volume Pasar 5 lsn Total 18.960.000 Operasional Kegiatan 5.000.000 Grand Total 23.000.000", "type": "Table" }, { "left": 40, "top": 135, "width": 518, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Dalam perencanaan biaya bahan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan harga , sehingga tidak disebutkan secara terperinci Kegiatan pembuatan rencana bisnis dilanjutkan lagi dengan sistem pendampingan intensif untuk mendapatkan hasil bisnis plan yang lengkap dan komprehensif.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 182, "width": 53, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "3.2 Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 193, "width": 518, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Hasil kegiatan yang berlangsung selama dua hari, yakni pada tanggal 26 hingga 27 Mei 2023, memberikan gambaran tahapan penting dalam pengembangan rencana bisnis bagi koperasi. Fokus utama kegiatan ini terdiri dari tiga tema esensial, yaitu Analisis SWOT, Bisnis Model Canvas, dan Bisnis Plan. Kegiatan dimulai dengan mendalaminya Analisis SWOT. Dalam fase ini, peserta melakukan eksplorasi mendalam terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang berpotensi memengaruhi kelangsungan usaha. Tiga jenis usaha diidentifikasi sebagai objek analisis, yaitu pemasaran ikan dan gurita, pemasaran alat tangkap pancing, dan usaha wisata. Analisis SWOT memberikan wawasan kritis mengenai faktor-faktor penting yang berperan dalam membentuk performa bisnis di setiap sektor. Langkah selanjutnya melibatkan pembentukan Bisnis Model Canvas (BMC). BMC digunakan untuk memberikan gambaran lebih terinci tentang gambaran umum usaha. Dalam sembilan elemen kunci BMC, seperti sumber pendapatan, biaya, kemitraan strategis, dan lainnya, peserta menggambarkan struktur bisnis secara holistik. Meskipun bersifat konseptual, BMC membantu membentuk fondasi yang kuat untuk merumuskan rencana bisnis yang kokoh. Proses dilanjutkan dengan tahap perumusan Rencana Bisnis yang lebih terperinci. Dokumen ini memuat informasi rinci mengenai segala aspek usaha. Di bagian pemasaran, peserta mendiskusikan aspek-aspek yang lebih mendalam seperti jenis produk, target pasar, volume penjualan, pangsa pasar, serta anggaran biaya yang dibutuhkan. Diskusi ini memiliki signifikansi penting dalam memastikan pemahaman dan konsistensi rencana di antara semua peserta. Hasil dari kegiatan ini menjadi fondasi bagi tahapan berikutnya dalam penyusunan rencana bisnis yang lebih detail. Dengan adanya pendampingan lanjutan, diharapkan rencana bisnis akhir akan semakin komprehensif dan akurat. Ini menegaskan bahwa proses perencanaan merupakan landasan esensial dalam mengarahkan usaha menuju kesuksesan dan keberlanjutan. Dengan keterlibatan aktif peserta dalam setiap tahapan, mulai dari Analisis SWOT hingga Bisnis Plan, koperasi memiliki fondasi yang kuat untuk meraih tujuan bisnisnya. Pengalaman ini juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya perencanaan terarah dalam pengembangan usaha. Seluruh hasil dari diskusi ini akan membentuk dasar untuk langkah-langkah selanjutnya dalam upaya meningkatkan koperasi dan optimalisasi peluang usaha..", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 475, "width": 115, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "4 | KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 501, "width": 512, "height": 141, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi yang dihasilkan dalam kegiatan pelatihan Bisnis Plan, beberapa kesimpulan dapat diambil. Pertama, terdapat peningkatan pengetahuan peserta yang dapat dilihat dari keterlibatan aktif mereka dalam forum diskusi serta output dari diskusi yang dihasilkan selama kegiatan. Kedua, dari berbagai usaha yang dianalisis, terpilih tiga jenis usaha untuk dilakukan Analisis SWOT, yaitu pemasaran ikan dan gurita, pemasaran alat pancing, dan usaha wisata. Setelah proses analisis SWOT, peserta kemudian memilih dua usaha untuk disusun dalam bentuk bisnis model, yakni pemasaran ikan dan gurita serta pemasaran alat/toko pancing. Dalam tahap penyusunan bisnis plan, para peserta secara kolektif membahas aspek-aspek umum seperti jenis produk, sasaran pasar, volume penjualan, serta anggaran yang dibutuhkan. Untuk melanjutkan perencanaan bisnis yang lebih komprehensif, dilakukan pendampingan intensif agar hasil bisnis plan yang dihasilkan menjadi lebih lengkap dan detail. Kegiatan ini memastikan bahwa bisnis plan yang terbentuk mampu menjadi panduan yang efektif dalam menjalankan usaha-usaha yang telah direncanakan. Proses perencanaan yang terarah dan kolaboratif ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang cermat dan terencana adalah kunci menuju kesuksesan dalam pengembangan usaha.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 666, "width": 140, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 692, "width": 515, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Tim Penulis Mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Serambi Mekkah dan Tim Universitas Muhammadiyah sera perangkat gampong khususnya ketua Panglima Laot Lhok lamteungoh Aceh Besar yang telah mendukung terlaksananya kegiatan Pengabdian Masyarakat ini sehingga terlaksana dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 18, "width": 45, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Susanti, ET AL .", "type": "Page header" }, { "left": 40, "top": 739, "width": 214, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 3, No. 2, August 2023, pp. 75 – 83.", "type": "Caption" }, { "left": 515, "top": 739, "width": 32, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "Page 83 of 9", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 746, "width": 118, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "DOI: https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176", "type": "Page footer" }, { "left": 40, "top": 61, "width": 81, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 40, "top": 85, "width": 517, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[1] Abrams, R., & Yuwono, V. A. (2008). Business plan in a day: Cara jitu membuat rencana bisnis. Yogyakarta: Kanisius .", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 108, "width": 517, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[2] Suprapto, H. A. (2018). Pelatihan pembuatan proposal rencana bisnis (business plan) bagi siswa madrasah Tsanawiyah Nurul Hikmah dan SMP Al-ihsan guna meningkatkan kemampuan berwirausaha. Abdimas Siliwangi , 1 (2), 81-88.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 155, "width": 517, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[3] Noor, C. M., & Rahmasari, G. (2018). Esensi Perencanaan Bisnis yang Memadai Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 1 (3).", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 190, "width": 435, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[4] Barrow, C., Barrow, P., & Brown, R. (2005). The business plan workbook . Kogan Page Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 214, "width": 518, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[5] Kraus, S., Harms, R., & Schwarz, E. (2008). Strategic business planning and success in small firms. International Journal of Entrepreneurship and Innovation Management , 8 (4), 381-396.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 249, "width": 518, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[6] Gultom, A. W. (2020). Pelatihan Kewirausahaan: Pembuatan Rencana Bisnis Bagi Umkm Di Kabupaten Oku. Jurnal Karya Abdi Masyarakat , 4 (3), 598-606.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 284, "width": 517, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[7] Afriansyah, A., Kristanti, D., Wahyuningsih, R. S. H., Vuspitasari, B. K., Kesumajaya, R., Aziz, A. A., ... & Abdurohim, A. (2022). Studi Kelayakan Rencana Bisnis.", "type": "List item" }, { "left": 40, "top": 319, "width": 380, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "[8] Sudjana, D. (2001). Metode dan teknik pembelajaran partisipatif . Falah Production.", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 361, "width": 487, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 782, "text": "How to cite this article: Susanti, Amri, S., Sarboini, Yeni, M., Damayanti, I., & Agustiar. (2023). Pelatihan Pembuatan Rencana Bisnis bagi Koperasi Mitra Anuek Laot Lhok Lamteungoh Kabupaten Aceh Besar . AJAD : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 3(2), 75 – 83. https://doi.org/10.59431/ajad.v3i2.176.", "type": "Text" } ]
12af429b-9c0a-9313-6f98-0e885887d909
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/download/2803/2192
[ { "left": 85, "top": 41, "width": 112, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.3 No.2 Hal. 31 – 36", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 41, "width": 136, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Print) : 2614 – 8064", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 75, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 57, "width": 139, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Online): 2654 – 4652", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 256, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 127, "width": 248, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tomi Apra Santosa (1) , Dharma Ferry (2) , Doli Witro (3)", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 154, "width": 179, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 176, "width": 370, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] (1) , [email protected] (2) , [email protected] (3)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 201, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 442, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai persepsi mahasiswa jurusan tadris biologi dan PAI IAIN Kerinci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data adalah 1) Observasi, mengamati pembelajaran evolusi dan Ilmu Alamiah Dasar (IAD), 2) Wawancara, Mahasiswa semeseter 6 dan 3) Dokumentasi, bersumber dari buku The Origin of Spesies By Means of Natural Selection , Descent Of Man dan Tafsir. Analisis data adalah Kodifikasi data, Penyajian data dan Kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang didapat dilihat dari dua sisi sains dan agama. Persepsi mahasiswa biologi dari segi sains menyatakan kebenaran teroi evolusi Darwin, sedangkan dari segi agama menyatakan penolakan terhadap teori evolusi Darwin. Persepsi mahasiswa PAI dari segi sains menyatkan bahwa asal usul manusia berasal dari makhluk hidup sebelumnya, sedangkan dari segi agama menolak kebenaran teori Darwin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 227, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Persepsi, Teori evolusi, Sains dan Agama", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 368, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 442, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the perceptions of students majoring in biology and PAI IAIN Kerinci. This research is a qualitative research with a phenomenological approach. Data collection techniques are 1) Observation, observing evolutionary learning and basic natural science, 2) Interviews, students semeseter 6 and 3) Documentation, sourced from the book The Origin of Species by Means of Natural Selection, Descent of Man and Interpretation. Data analysis is data codification, data presentation and conclusion or verification. The results obtained are seen from two sides of science and religion. Biology students' perceptions from the science point of view of Darwinian evolutionary teroi, while in terms of religion expressed rejection of Darwin's theory of evolution. PAI students' perceptions in terms of science suggest that human origins come from previous living things, while in terms of religion they reject the truth of Darwin's theory.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 277, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Perception, Evolution theory, Science and Religion", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 362, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa TA, Ferry D, Witro D : Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 442, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evolusi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa biologi di semester 6. Evolusi adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dimana banyak orang yang menganggap sejarah adalah bagian yang penting yang tidak bisa dipisahkan dari fakta terkini tentang suatu hal (Suwarjono et al., 2019). Secara universal evolusi diakui sebagai core idea dalam ilmu kehidupan oleh organisasi ilmiah dan pendidikan, misalnya NSTA, NARST, dan AAAS (Ha et al., 2015). Pandangan-pandangan pro dan kontra terhadap teori evolusi sampai saat ini masih terjadi dan menyebar di kalangan ilmuwan, akademisi, pemuka agama hingga masyarakat awam (Saputra, 2017). Perbedaan tersebut terjadi akibat perbedaan sudut pandang dalam memahami evolusi. Perlawanan masyarakat umum untuk menerima evolusi telah menjadi lebih kuat ketika didukung dengan bukti evolusi dan telah mempertajam peningkatan perkembangan molekuler dalam biologi (Nelson, 2008). Meskipun demikian, berdiri pada sisi yang sebaliknya, begitu banyak ilmuan yang mendukung dan mengajarkan kebenaran teori Darwin (Helmi, 2017). Seiring dengan Perkembangan zaman ditemukan berbagai macam bukti-bukti yang kuat mendukung kebenaran evolusi darwin, yakni penemuan manusia neandertal pada tahun 1856 (Franz Dahler, 2011). Kontroversi mengenai asal usul manusia dalam evolusi masih menjadi perdebatan di bangku pendidikan. Perdebatan tersebut terjadi akibat perbedaan penjelasan ilmiah (Anderson et al., 2002). Persepsi yang berbeda dari dua kaum saintis dan kaum agamawan. Di bangku perkuliahan atau perguruan tinggi saat materi evolusi Darwin tentang asal usul manusia masih menuai perdebatan di berbagai kalangan ilmiah dalam hal ini mahasiswa. Mahasiswa biologi yang identik berpikir saintis dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang identik agamais ikut andil dalam menyumbang pemikiran asal usul manusia dalam evolusi Darwin. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mendeskripsikan persepsi mahasiswa tadris biologi dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa tadris biologi dan Pendidikan Agama Islam IAIN Kerinci tentang asal usul manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 127, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 442, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagaimana persepsi mahasiswa tadris biologi dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Kerinci terhadap asal usul manusia ?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 442, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa tadris biologi dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam IAIN Kerinci terhadap asal usul manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 119, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Manfaat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 442, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mendapat informasi baru mengenai persepsi mahasiswa terhadap asal usul manusia dan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pembelajaran, serta menambah wawasan mahasiswa tentang asal usul manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 155, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 442, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Menurut Craswell fenomenologi adalah strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat penegalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu (Creswell, 2009). Informan penelitian ini adalah mahasiswa biologi semester 6 yang telah mempelajari mata kuliah evolusi dan mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang telah mempelajari mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 362, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa TA, Ferry D, Witro D : Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknis analisis data menggunakan teknis analisis model Miles dan Hubermen, yaitu Pertama , tahap kodifikasi data merupakan tahap pengkodingan data. Hal dimaksud dengan pengkodingan data adalah peneliti memberikan nama terhadap hasil penelitian. Kedua, Tahap penyajian data yaitu sebuah tahap lanjutan analisis dimana peneliti menyejikan temuan penelitian berupa kategori. Ketiga, penarikan kesimpulan yaitu suatu lanjutan di mana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan temuan (Afrizal, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 384, "width": 312, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar.1 Hubungan Analisis data dengan Pengumpulan Data Menurut Miles dan Huberman", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 407, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Miles and Huberman 1992:20", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 179, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 443, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa biologi memiliki persepsi tentang asal usul manusia. Mahasiswa biologi berlatarbelakang sekolah umum secara sains menyatakan bahwa teori evolusi Darwin memiliki kebenaran dalam tentang asal usul manusia di muka bumi. Mereka membenarkan bahwa adanya spesies kera zaman dahulu yang mempunyai bentuk yang sama dengan manusia, seperti Australophitecus , Pithecantropus erectus , dan Homo sapiens . Adam di surga adalah simbiosis manusia keturunan Australopithecus yang hidup nomaden sekitar 14.000.000 SM. Adam turun ke bumi sebagai simbiosis dari manusia keturunan Homo Sapiens yang mulai hidup bermasyarakat dan berbudaya di zaman neolitikum (Junaidi, 2010). Austropithecus merupakan nenek moyang manusia pertama di bumi. Dari Australopithecus menjadi Homo habilis kemudian menjadi Homo erectus dan akhirnya menjadi manusia yang modern Homo sapiens (Junaidi, 2010). Di kalangan mahasiswa biologi yang berlatar belakang sekolah Madrasah dan pondok pesantren mereka menyatakan bahwa teori evolusi Darwin tentang asal usul manusia bertentang dengan Al-qur’an. Dalam Islam menceritakan bahwa asal usul manusia itu berasal dari tanah. Hal sesuai dengan firman dalam surat al-mu’minun ayat 11 :” Seseungguhnya aku telah menciptakan manusia yang berasa dari tanah” (Departemen Agama, 2012). Selain terdapat juga dalam surat Nuh ayat 17 “.Menurut Ahmad Rifaii bahwa Islam menolak dan membatalkan teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berevolusi dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk menjadi binatang kera dan akhinya menjadi Homo sapiens yang mempunyai akal budi (Syafii, 2006). Mahasiswa Pendidikan Agama Islam memiliki persepsi mengenai asal usul dan kedudukan manusia di muka bumi. Agama Islam yang berpedoman kepada Al-Quran dan Hadist secara logis mahasiswa Pendidikan Agama Islam menggali dan mempelajari", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 215, "width": 296, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data Penyajian data data Reduksi data Verifikasi data", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 362, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa TA, Ferry D, Witro D : Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sesuatu dari sudut pandang dari dua sumber tersebut. Masalah asal usul manusia mahasiswa Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sudut pandang, yaitu kelompok yang menolak dan membenarkan teori evolusi Darwin. Pertama , kelompok yang menolak asal usul manusia berdasarkan teori evolusi Darwin, yaitu kelompok mahasiswa yang mendalami kitab suci Al-Qur’an. Mereka menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia manusia berasal dari tanah. Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan kelebihan berupa akal budi untuk berpikir dan mengigat apa-apa yang dipelajari, alami dan lakukan(Sumarno & Masudi, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 198, "width": 293, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Teori Evolusi Darwin No Al-Qur’an Tahapan Manusia Tahapan Manusia 1 Australopithecus remidus 1 Basyar 2 Australopithecus aferensis 2 Insan 3 Ausralopithecus africanus 3 Annas 4 Australopithecus boisei 4 Bani Adam 5 Australopithecus robustus 5 Khalifah", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 298, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Homo rudolfensis", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 313, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Homo habilis", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 327, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Homo erectus", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 341, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Homo sapiens", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 356, "width": 57, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Homo", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 356, "width": 143, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sapiens neanderthalensis", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 384, "width": 135, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Homo sapiens sapiens", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 409, "width": 396, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Tabel perbedaan asal usul manusia menurut Teori Evolusi Darwin dan Al-Quran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 443, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang mengagungkan dan penuh misteri. Dia tersusun dari perpanduan dari beberapa unsur tanah, api, air dan angin. Maka siapa yang mengenal aspek tanah dan melalai aspek ruh ilahi, maka ia tidak mengenal hakikat manusia(Sumarno & Masudi, 2016). Penggambaran tersebut telah tertuang di dalam firman Allah dalam surat Shad ayat 28-29 yang berbunyi “ Pantaskah kami memberlakukan orang- orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sama dengan orang-orang yang berbuat kebajikan di muka bumi? Atau pantaskah kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang – orang yang jahat. Kitab (Al-Quran) yang kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran” (Departemen Agama, 2012). Kedua, kelompok yang mendukung kebenaran teori evolusi Darwin bahwa dalam Al-Quran surat Nuh ayat 17 yang berbunyi “ Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya ”(Departemen Agama, 2012) ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah tidak dengan sekali jadi, tetapi melalui tingkatan kejadian atau dengan cara menumbuhkannya, menumbuhkan secara perlahan-lahan yang memakan waktu jutaan tahun lamanya, hal ini sama dengan konsep evolusi Darwin. Kata evolusi sendiri secara harfiah berart tumbuh atau berkembang (Kattsoff, 1987). Mahluk hidup di masa purba yang menjadi cikal bakal makhluk hidup termasuk manusia yang melalui proses evolusi. Perbedaan persepsi tentang asal usul manusia antara mahasiswa tadris biologi dan Pendidikan Agama Islam merupakan masalah indenpedensi. Mereka yang menganut indenpedensi memisah antara sains dan agama. Perbedaan tersebut tidak membuat kita terisolasi satu sama lainnya (Abror, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 362, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa TA, Ferry D, Witro D : Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 227, "width": 218, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Evolusi manusia menurut Darwin", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 241, "width": 178, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber :https://materi.caregeo.com/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 443, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi mahasiswa tadris biologi tentang asal usul manusia terbagi menjadi dua konsep. Pertama, mereka berlatarbelakang sekolah umum membenarkan asal usul manusia berdasarkan teori evolusi Darwin. Kedua, mereka berlatarbelakang Madrasah dan Pondok pesantren menentang dan menolak teori evolusi Darwin. Persepsi mahasiswa Penddikan Agama Islam juga terbagi menjadi dua konsep yaitu Pertama, yang menolak kebenaran asal usul manusia berdasarkan teori evolusi Darwin dan Kedua, mendukung kebenaran teori evolusi Darwin. Perbedaan tersebut terletak pada masalah indenpedensi, yaitu mereka yang memisahkan sains dan agama dalam kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abror, I. (2007). Refleksitentang hubungan sains dan ag ama bagiumat islam. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama , VIII (1), 77–84. Afrizal. (2017). Metode Penelitian Kualitatif . Depok: Rajawali Pers.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 443, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, D. L., Fisher, K. M., & Norman, G. J. (2002). Development and evaluation of the conceptual inventory of natural selection. Journal of Research in Science Teaching , 39 (10), 952–978. Creswell, J. W. (2009). Research: Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 431, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Agama. (2012). Al-Quran dan Terjemahannya . Jakarta: Insan Muda Putaka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 360, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Franz Dahler. (2011). Teori Evolusi : Asal dan Tujuan Manusia . Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ha, M., Baldwin, B. C., & Nehm, R. H. (2015). The Long-Term Impacts of Short-Term Professional Development: Science Teachers and Evolution. Evolution: Education and Outreach , 8 (1), 2–23.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 443, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helmi, H. (2017). Evolusi Antar Species (Leluhur Sama dalam Perspektif Para Penentang). Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences , 9 (2), 83–93. Junaidi, H. (2010). Adam dan Hawa Bukan Manusia Pertama: Teori Evolusi dan Asal Usul manusia di Dalam Al-Qur’an .Yogyakarta: Jejak Kata Kita. Kattsoff, L. O. (1987). Pengantar Filsafat . Yogyakarta: Tiara Wacana Yigya. Nelson, C. E. (2008). Teaching evolution (and all of biology) more effectively: Strategies for engagement, critical reasoning, and confronting misconceptions. Integrative and Comparative Biology , 48 (2), 213–225.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, A. (2017). Persepsi mahasiswa calon guru biologi tentang pembelajaran materi evolusi di SMA: Studi kasus mahasiswa pendidikan biologi fkip universitas sebelas maret surakarta. Bioeducation Journal , 1 (1), 1–9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 362, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa TA, Ferry D, Witro D : Persepsi Mahasiswa Terhadap Asal Usul Manusia", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, & Masudi, M. (2016). Urgensi Penciptaan Manusia dalam Perspektif Islam dan Protestan. Jurnal Studi Agama-Agama , 2 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwarjono, H., Rustaman, N. Y., Rustaman, N. Y., Sudargo, F., Sudargo, F., Hidayat, T., & Hidayat, T. (2019). Perspektif Ilmiah Dan Keyakinan Terhadap Evolusi Mahasiswa Biologi Di Universitas Berbasis Agama. Jurnal Sosial Humaniora , 10 (2), 83.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 419, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafii, A. (2006). Kritik islam atas teori evolusi darwin. Hunafa , 3 , 263–274 Accepted Date Revised Date Decided Date Accepted to Publish 19 Juli 2020 04 Agustus 2020 10 Agustus 2020 Ya", "type": "Table" } ]
88709869-4651-6510-f838-63859bde3986
https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/al-idaroh/article/download/329/289
[ { "left": 132, "top": 776, "width": 362, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh: Jurnal Studi Manajemen Pendidikan Islam Volume 6 Nomor 2 September 2022; p-ISSN: 2549-8339; e-ISSN: 2579-3683", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 137, "width": 201, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UNGGUL DAN BERPRESTASI", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 155, "width": 349, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 228, "width": 42, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 244, "width": 308, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pendidikan Islam STIT Al-Urwatul Wutsqo Jombang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 290, "width": 110, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma’mun Abdul Latief", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 306, "width": 308, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Pendidikan Islam STIT Al-Urwatul Wutsqo Jombang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 357, "width": 337, "height": 271, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: The library is the most important part of an institution because the library is very far from the ancient system with now, so the use of this library is very urgent in the world of education in general and in the world of students in particular. With a library system that is used in a professional way, superior and outstanding students will be formed. This study focuses on how the model of student empowerment in reading, library management in increasing reading interest, supporting and inhibiting factors of library management in increasing students' interest in reading at MTs Salafiyah Syafi'iyah Bandung Diwek Jombang. This research is qualitative research. While the data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The data analysis technique uses data reduction, data display, and data verification. The model of empowering students in reading at MTs Salafiyah Syafi'iyah Diwek Jombang can be simulated with several points, namely programming for reading, motivating, and coaching the reader. In the management of the library at MTs Salafiyah Syafi'iyah Diwek Jombang there are several things that are carried out as functions of management, namely planning, organizing, implementing, and supervising. The inhibiting factor for library management in increasing students' reading interest is that it can be influenced by several factors, namely management management is still not carried out optimally, collections of books or library materials have not been maximized, human resources or librarian staff, and facilities and infrastructure .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 638, "width": 157, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Excel, Achieve, Improve.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "127│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 70, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 134, "width": 400, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah para upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan. Perpustakaan adalah tempat untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis pustaka. Bahan pustaka disediakan untuk membantu guru dan siswa menyelesaikan tugas-tugas dalam proses pembelajran. Di sana tersimpan buku pelajaran, buku bacaan, penunjang dan referensi lain, baik yang berbentuk cetak, maupun elektronik yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 400, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perpustakaan merupakan unit pelayanan di dalam lembaga yang kehadirannya hanya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian pengembangan tujuan- tujuan sekolah yang bersangkutan. Penekanan tujuan keberadaan perpustakaan sekolah adalah pada aspek edukatif dan rekreatif. Secara umum perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi akan sangat bermanfaat apabila perpustakaan tersebut dapat menyediakan informasi dengan mudah dan cepat. Hal ini dapat terwujud apabila pengelolaan perpustakaan tersebut didukung oleh sarara dan prasarana, dana dan sumber daya yang sesuai dengan bidangnya sehingga mampu mengelola perpustakaan sekolah dengan baik. 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 400, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Keberadaan perpustakaan disekolah sangatlah penting. Tugas pelaksanaan perpustakaan adalah mengerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam perpustakaan sekolah agar masing-masing bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, pergerakkan merupakan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 400, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah , (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 172.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 388, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Qalyubi, S. Dasar-dasar ilmu Perpustakaan dan Informasi . (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007), 17.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│128", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 401, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan perpustakaan adalah suatu kegiatan dalam rangka mempersiapkan bahan pustaka dengan suatu sistem, agar mudah dan cepat dalam mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pengelolaan perpustakaan merupakan titik sentral kegiatan perpustakaan sekolah dan harus dilakukan oleh petugas perpustakaan. Pengelolaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan sekolah dapat berjalan dengan baik dan mendukung sarana pembelajaran yang inovatif di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 401, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut didukung oleh pernyataan Prastowo 3 bahwa minat adalah sifat atau tendensi tertentu, minat dapat merepresentasikan tindakan – tindakan, minat bukan termasuk sebagai pembawaan, tetapi sifatnya bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan. Pengembangan minat baca sendiri bertujuan untuk menciptakan ni usuatu kondisi masyarakat yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi, bahwa dengan membaca maka masyarakat belajar dan mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Sebagaimana firman Allah yang di wahyukan pertama kali kepada nabi Muhammad pada (Q.S Al Alaq [96] 1-5):", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 397, "width": 49, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ا بَر امْسابِ ْأَرْ قا", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 397, "width": 349, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( َقَلَخ ياذَّلا َك ١ ( ٍقَلَع ْنام َناَسناْلْا َقَلَخ ) ٢ ُمَرْكَْلْا َكُّبَرَو ْأَرْ قا ) ( ٣ ( امَلَقْلابِ َمَّلَع ياذَّلا ) ٤ ( ْمَلْعَ ي َْلَ اَم َناَسناْلْا َمَّلَع ) ٥ )", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 457, "width": 344, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 400, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan ayat tersebut dapat dijadikan sebuah pijakan bagi kita untuk meningkatkan motivasi baca kita karena perintah membaca tersebut tidak sebatas pemahan manusia sia saja akan tetapi yang lebih urgen lagi adalah hal tersebut merupakan kalam Allah yang lansung diwahyukan-Nya. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan minat baca siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca mereka. Sebab, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menjadi seorang yang senang membaca ada syaratnya, yaitu harus mampu membaca dengan baik. tanpa kemampuan membaca dengan baik, tidak mungkin ia merasa senang dengan kegiatan membaca. Tentu saja pembinaan kemampuan membaca dalam rangka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 351, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 A. Prastowo, Manajemen perpustakaan sekolah profesional , (Yogyakarta: Diva Press, 2012), 19.", "type": "Footnote" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "129│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembinaan dan pengembangan minat baca akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan sekolah 4 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 154, "width": 400, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjelasan ini, dapat diketahui dengan jelas bahwa minat baca sangat mungkin dikembangkan. jadi, kata kuncinya, minat semua pemakai perpustakaan sekolah pada dasarnya bisa dikembangkan 5 . Sedangkan Bafadal 6 menyatakan, bahwa pembinaan dan pengembangan minat baca adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara, menyempurnakan dan meningkatkan minat baca. Berdasarkan wawancara peniliti dengan kepala sekolah, dijelaskan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 275, "width": 337, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“…memang pelaksanaan perpustakaan disini belum maksimal dikarenakan banyaknya tenaga pustakawan yang belum professional akan tetapi semangat kami untuk mencapai tarjet untuk lebih tertib dan terlaksana dengan baik sangat tinggi meskipun buku-buku saat ini belum maksimal tertata dengan rapi dalam pengelolaan perpustakaan, akan tetapi siswa sangat antusias dalam membaca di Perpustakaan MTs Salafiyah Sy afi’iyah Bandung Diwek Jombang”.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 368, "width": 184, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala pustkawan juga menambahkan:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 389, "width": 337, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“…meskipun pelaksanaan perpustkaan di MTs ini belum maksimal akan tetapi antusias para siswa untuk membaca sangat tinggi sehingga mungkin dengan usaha kami nanti terus melakukan peningkatan maka para siswa dan siswi menjadi lebih berprestasi”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 401, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan bapak kepala kepala sekolah dengan pustakawan tersebut dapat dipahami bahwa perputakan yang ada di MTs Salafiyah Syafi’iyah benar adanya akan tetapi manajemen pengelolaannya masih belum maksimal. Meskipun pengelolaan perpustakaan tersebut belum maksimal akan tetapi minat baca siswa sangat tinggi sehingga dengan informasi tersebut menjadikan peneliti sangat antusias ingin meneliti penelitian dengan tema “ Unggul dan Berprestasi (peningkatan minat baca siswa melalui pemanfaatan perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 637, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 401, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Tekniki pengumpulan data penelitian ini menggunakan obeservasi,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 293, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 192.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 356, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 A. Prastowo, Manajemen perpustakaan sekolah profesional , (Yogyakarta: Diva Press, 2012), 193", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 290, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 190", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│130", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wawancara, dan dokumentasi. Sementara teknik analisis data menggunakan redukasi data, penyajian data dan verifikasi data.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 68, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 145, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pengertian perpustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 386, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah mendapat awalan per dan akhiran an menjadi perpustakaan yang berarti kitab-kitab kitab primbon atau kumpulan buku-buku yang kemudian disebut koleksi bahan pustaka 7 . Bafadal 8 juga menambah penjelasan tersebut mengatakan perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun berupa buku ( non book material ) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainaya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 377, "width": 386, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutarno juga menambahkan penjelasannya bahwa perpustakaan madrasah dibentuk oleh pihak sekolah yang bersangkutan, sebagai salah satu sarana penunjang pembelajaran, dengan penanggungjawab kepala sekolah. Sementara untuk teknis operasional biasanya dipercayakan kepada seorang guru, staff atau tenaga kependidikan. Adapun pembinaan selanjutnya kepala sekolah dapat melibatkan pihak lain, seperti komite sekolah, pemerintah atau yayasan. Semua pihak harus menyadari bahwa perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen penyelenggaraan pendidikan. Oleh sebb itu, kemudian menjadi tanggung jawab bersama untuk memajukannya, dan bukan sekedar memenuhi persyaratan minimal. 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 579, "width": 125, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Fungsi perpustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 599, "width": 330, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa fungsi perpustakaan menurut Bafadal adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 620, "width": 89, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Fungsi edukatif", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 372, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 259, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 11.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 283, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Bafadal. Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 259, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 19.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "131│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 371, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 154, "width": 98, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Fungsi informatif", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 174, "width": 372, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 235, "width": 87, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Fungsi rekreasi", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 255, "width": 372, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan madrasah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 316, "width": 133, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Fungsi riset dan penelitia", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 336, "width": 371, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koleksi perpustakaan madrasah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 377, "width": 185, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Fungsi tanggung jawab administratif", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 397, "width": 371, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan madrasah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 144, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Tata kerja perpustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 478, "width": 386, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara definitif, pengelolaan perpustakaan sekolah berarti segenap usaha pengkoordinasian segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Usaha pengkoordinasian tersebut biasanya diwadahi dalam suatu struktur organisasi yang di sebut struktur organisasi perpustakaan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 559, "width": 386, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait dengan tata kerja dalam pengelolaan perpustakaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan 10 :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 599, "width": 76, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 372, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang apa yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Di dalamnya meliputi tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana tata caranya mencapai itu. Perencanaan merupakan proses dan kegiatan pemimpin yang terus menerus. Maksudnya setiap kali timbul yang baru , baik masalah, hal, situasi,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 286, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Bafadal. Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│132", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 372, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maupun kondisi. maka perlu dibuat rencana atau diperbarui rencana yang sudah ada dalam bentuk suatu keputusan terlebih dahulu. Perencanaan merupakan suatu akvitas universal manusia, suatu keahlian dasar dalam kehidupan yang berkaitan dengan pertimbangan suatu hasil sebelum diadakan pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 97, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengorganisasian", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 235, "width": 371, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Fungsi yang kedua ini yakni fungsi yang dijalankan oleh semua manajer dari semua tingkatan. Hasil pengorganisasian bukanlah sebuah struktur organisasi, melainkan terorganisasikannya semua aktivitas di dalam suatu wadah organisasi, sehingga semua tugas dan fungsi berjalan guna mencapai tujuannya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 397, "width": 73, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 417, "width": 371, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Saifullah pelaksanaan ialah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan menajemen. Pelaksanaan merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksanaan program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sedangkan fungsi pelaksanaan justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 372, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas pelaksanaan adalah mengerakkan seluruh manusia yang bekerja dalam perpustakaan sekolah agar masing-masing bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, penggerakkan merupakan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dalam menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi. 11", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 354, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Saifullah. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, (Bandung: Pustaka Media, 2012), 22.", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "133│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 113, "width": 76, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pengawasan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 134, "width": 372, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kreteria, norma- norma, standar, atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan merupakan kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan kreteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang sudah di tetapkan sebelumnya. Pengawasan dapat dilakukan berdasarkan suatu perangkat kreteria yang harus ditetapkan sebelumnya guna mengukur pelaksanaan dan suatu sistem yang dapat membuat kesalahan-kelasahan dan penyimpangan menjadi nampak jelas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 149, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diskusi dan Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 400, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Model pemberdayaan siswa dalam membaca di MTs Salafiyah Syafi’iyah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 377, "width": 86, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diwek Jombang", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 397, "width": 386, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan yang diungkapkan oleh Sinaga 12 tujuan membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu hal yang ingin diketahui dalam suatu bacaan. Tujuan membaca juga dapat mengisi waktu luang, mengetahui hal-hal terbaru, dan dapat meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut. Dan dalam teorinya Tarigan 13 juga menyebutkan membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta dan hal yang baru.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 518, "width": 386, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Begitu juga dengan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang sebagaimana data yang diperoleh setelah dianalisis bahwa ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh sekolah dalam mempasilitasi siswa dan siswinya untuk gemar membaca yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 599, "width": 248, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Memprogramkan(programming) untuk membaca", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 619, "width": 371, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bafadal 14 dalam bukunya mengatakan bahwa diantara manfaat program membaca terus dilestarikan adalah keterampilan si pembaca tersebut akan semakin terampil dengan harapan semakin lama semakin mahir. begitu juga yang dibudayakan oleh MTs", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 283, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 D. Sinaga, Mengelola perpustakaan sekolah. (Bandung: Bejana. 2011), 197.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 379, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Henry Tarigan, Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Percetakan Angkasa, 2008), 10.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 286, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Bafadal. Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 9.", "type": "List item" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│134", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 371, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang memprogram kegiatan membaca kepada anak-anak guna agar mereka disamping pengetahuan semakin meningkat juga agar mereka semakin terampil dalam berbagai hal.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 174, "width": 105, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Memberi motivasi", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 194, "width": 372, "height": 318, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Basuki 15 demensi edukatif padegogik motivasi adalah Dimensi menekankan tindak-tanduk motivasional terhadap apa yang dilakukan para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Begitu juga yang dilakukan oleh sekolah MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang bahwa para guru dan semua civitas sekolah tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam memberi dorongan dan motivasi membaca kepada para siswa agar terus konsisten dan disiplin dalam kegiatan membaca. Semangat siswa tersebut terus dipacu dan dikawal oleh para guru khsususnya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca agar siswa dan siswa tersebut semakin semangat. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Bastiano dan Sudarsono 16 mengatakan bahwa faktor dari luar juga bisa mempengaruhi minat baca dengan cara memberikan motivasi kepada membaca baik siswa atau siswinya bahkan kepada siapapun. bisa juga dilakukan dengan memberikankan hadiah, hukuman dan persaingan atau kompetisi agar siswa termotivasi dalam membaca.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 518, "width": 166, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pembinaan terhadap si pembaca", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 371, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan dan pengembangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan, misalnya membina dan mengembangkan prestasi murid", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 599, "width": 371, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Begitu juga yang dilakukan oleh MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang kegiatan pembinaan kepada siswa dan juga dalam peningkatan, penyepurnaan terkait dengan pengelolaan perpustakan terus ditingkatkan. Kegitan tersebut sudah terealisasi dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu disempurnakan. Hal Basuki 17 menuturkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 275, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 S. Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan. (Bandung: Angkasa, 2009), 190.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 386, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Bastiano, dan Undang Sudarsono. Pembinaan Minat Baca . (Banten: Universitas Terbuka, 2013). 52", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 276, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 S. Basuki, Pengantar ilmu perpustakaan, (Bandung: Angkasa, 2009), 160", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "135│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 372, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalan bukunya mengatakan bahwa dimensi menekankan tindak -tindak motivasional apa yang dilakukan para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 376, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengelolaan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 76, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Perencanaan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 235, "width": 372, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan menurut Sutarno 18 perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang apa yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. di dalamnya meliputi tempat, oleh siapa pelaku atau pelaksana, dan bagaimana tata caranya mencapai itu. Hal terdsebut juga Hartono menguatkan penjelasan tersebut perencanaan yang sifatnya strategis yaitu analisis, perumusan dengan jangka waktu, salah satunya jangka pendek dan jangka panjang. Perpustakaan yang baik, perlu direncanakan dengan baik pula. Keberhasilan program kerja yang dibuat oleh perpustakaan, tergantung pada seberapa baik pada perpustakaan itu, perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 417, "width": 75, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang di lakukan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 437, "width": 372, "height": 237, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang juga sebagai bentuk peningkatan dalam pengelolaan perpustakaannya maka kepala sekolah bersama dengan pegawai pustakawan menyusun program rencana untuk jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek perpustakaan membutuhkan satu paket komputer buat operator dan penambahan koleksi buku di perpustakaan. rencana yang di lakukan untuk jangka panjang memerlukan tenaga administrasi yang benar-benar ahli di bidang perpustakaan. Hal ini, belum dapat di lihat untuk perencanaan strategis jangka panjang yang di lakukan perpustakaan untuk beberapa tahun kedepannya di perpustakaan. perencanaan jangka panjang untuk perpustakaan tidak ada di lakukan oleh kepala perpustakaan, baik di perpustakaan maupun madrasahnya. Karena, sumber daya manusia yang susah di dapatkan dalam pengelolaan perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 680, "width": 371, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemaparan teori di atas, dapat di simpulkan bahwa seorang pemimpin baik dalam organisasi maupun di perpustakaan harus dapat", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 267, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Sutarno. Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 174.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│136", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 371, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membuat program jangka pendek dan panjang, agar tercapai sesuai yang di harapkan dan dapat tercapai secara efektif. Agar organisasi tersebut secara optimal memenuhi kepentingan organisasi baik dalam tujuan, sasaran, visi dan misi, yang di harapkan oleh organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 194, "width": 97, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengorganisasian", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 215, "width": 371, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien 19 .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 296, "width": 372, "height": 338, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penilitian yang dilakukan peniliti bahwa pengorganisaisan yang mengarah ke sumber daya manusia (pustakawan) di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah belum s esuai, karena sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan belum memiliki kualifikasi yang sesuai dengan bidangnya ilmu perpustakaan. sehingga kesulitan dalam melaksanakan kegiatan di perpustakaan. Hal ini juga dikuatkan oleh Sutarno 20 yaitu pengorganisasian sangat menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan berupa pengaturan lebih lanjut mengenai kekuasaan, pekerjaan, tanggung jawab, dan orang orang yang harus di tata dan di hubungkan satu sama lain agar mengetahui hak dan kewajibanya serta wewenangnya. Jika para pustakawan tidak profesional dalam bidangnya tentu kemampuan dan keterampilan dalam pengelolaan perpustakaan sangat kurang. Semua hal yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan sangat di butuhkan bagi pustakawan. Dengan mengikuti pelatihan dan seminar yang di di adakan oleh departemen pendidikan nasional maupun departemen agama yang bisa memberikan arahan kepada pustakawan. Hal ini sangat membantu dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki para pustakawan dalam mengelola perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 371, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MTs Salafiyah Syafi ’iyah Diwek Jombang dalam hali ini belum maksimal dengan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga pustakawan dalam bidangnya perpustakaan. Seharusnya kreteria pustakawan harus di terapkan dalam mengelola perpustakaan MTs Salafiyah S yafi’iyah Bandung Diwek Jombang,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 266, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Siswanto. Pengantar Manajemen, (Bandung: Bumi Aksara, 2005). 92.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 274, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 57.", "type": "Footnote" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "137│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 371, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meskipun sudah terlanjur harusnya pustakawan yang ada di fasilitasi mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar workshop agar bisa membantu kinerja pustakawan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 174, "width": 73, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 194, "width": 372, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan merupakan Fungsi ini tidak terlepas dari penggabungan beberapa fungsi manajemen yang saling berhubungan satu sama lainnya, yakni meliputi kepemimpinan, pengarahan, komunikasi, pemberian motivasi, dan penyediaan sarana dan prasarana atau fasilitas. 21", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 275, "width": 371, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan pelaksaaan di perpustakaa n MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang yang menjadi kegiatan paling penting adalah kegiatan rutinitas setiap harinya di lakukan oleh kepala perpustakaan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan untuk meningkatkan pengembangan perpustakaan agar lebih maksimal. Hal ini sesuai dengan teori pelaksanaan ialah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan menajemen 22 .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 417, "width": 371, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pelaksaaan yang di lakukan pustakawan yaitu membuat klasifikasi buku, membuat data perpinjaman buku, melakukan penyusunan buku di dalam rak lemari, pustakawan menyusun buku di rak sesuai pembagian kelas dan buku disusun berdasarkan urutan abjad bidang keilmuan. Di atas raknya terdapat tulisan seperti: buku paket 1 judul bahasa Indonesia kelas VII dan seterusnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 518, "width": 372, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemaparan di atas, di simpulkan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan perpustakaan MTs Salafiyah Sya fi’iyah Diwek Jombang dalam hal klasifikasi buku dan pelayanan peminjaman dan pelayanan pengembalian sudah di lakukan cukup baik, dalam hal penyusunan buku di dalam rak sudah sesuai pembagian kelas dan temuan umum data menunjukkan bahwa dalam pencarian penyusunan buku di dalam rak bedasarkan urutan abjad bidang keilmuan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 640, "width": 73, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengawasan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 660, "width": 371, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno 23 pengawasan adalah kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kreteria,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 262, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 354, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Saifullah. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, (Bandung: Pustaka Media, 2012), 32.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 262, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 55.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│138", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 371, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "norma-norma, standar, atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 154, "width": 372, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penilitian yang dilakukan peniliti bahawa di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jo mbang, pengawasan yang dilakukan oleh kepala perpustakaan dalam pengelolaan perpustakaan dengan memantau kegiatan di perpustakaan setiap harinya agar sesuai yang di harapkan. Hal ini sebagaiman dijelaskan bahwa proses tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan dimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 316, "width": 398, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Faktor Penghambat Pengelolaaan Perpustakaan dalam Peningkatan Minat Baca Siswa.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 356, "width": 171, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Koleksi buku atau bahan pustaka", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 377, "width": 371, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno koleksi atau bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi dan faktor utama dalam layanan perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 437, "width": 372, "height": 95, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koleksi buku atau bahan pustaka di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang, masih belum maksimal karena kekurangan tenaga yang professional, karena bias dilihat dengan banyak buku paket dan buku refrensi yg terbatas. Bafadal 24 menjelaskan bahwa sebaikanya bahan pustaka dapat berbentuk lembaran, buku, lipatan dan rekaman.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 539, "width": 372, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat di simpulkan bahwa di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang, masih kekurangan buku-buku paket,. Seharusnya perpustakaan menyiapkan buku-buku bacaan terutama buku paket lebih banyak lagi, sehingga ketika siswa memanfaatkan buku itu tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 620, "width": 230, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Sumber daya manusia atau tenaga pustakawan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 640, "width": 371, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno 25 sumber daya manusia dalam manajemen sangatlah mempengaruhi, mewarnai dan melingkupinya antara lain, jumlah, harus sesuai dengan formasi dan kebutuhan persyaratan pendidikan dan kemampuan keterampilan dan pengalaman.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 288, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).21.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 262, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 88.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "139│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 372, "height": 116, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jomban g, tenaga pustakawan yang dimiliki belum sesui dengan jurusan pendidikanya dan juga pengalamannya masih kurang, hal ini sebagaimana yang dipaparkan Bafadal 26 bahwa tenaga pustakawan harus memiliki pendidikan tentang kepustakawan, memiliki keterampilan pemanfaatan teknologi informasi, memiliki keterampilan bahasa dan mengetahui kebutuhanya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 235, "width": 371, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat di simpulkan bahwa tenaga pustakawan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang be lum mencapai kreteria, seharusnya pihak pengelola perpustakaan harus memiliki pendidikan tentang kepustakawan dan sarjana di bidang kepustakawan sehingga bisa mengelola perpustakaan secara profesional.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 336, "width": 109, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dana atau anggaran", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 356, "width": 371, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno 27 anggaran Pada dasarnya semua perpustakaan apapun bentuknya, berapapun jumlahnya, untuk dapat berjalan mengemban tugas dan fungsinya harus ditopang dengan ketersediaan biaya yang memadai. Tanpa ketersediaan anggaran niscaya sulit untuk berkembangbahkan untuk bertahan pun mungkin sulit.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 458, "width": 372, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jo mbang, dana dan anggaran masih belum maksimal dalam pengelolaan, karena anggaran atau dana yang di gunakan untuk pengelolaan perpustakaan di alokasikan buat pembelajaran daring. Dalam teori Bafadal 28 menungkapkan bahwa dana atau anggaran merupakan kesiapan biaya yang dapat dipakai dalam segala kegiatan di perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 579, "width": 371, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan anggaran perpustakaan yang ada di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang, masih belum terlaksa, seharusnya anggaran yang di gunakan untuk mengelola perpustakaan harus terlaksana sebelum kembali belajar seperti semula, sehingga ketika siswa masuk madrasah perpustakaan sudah terpenuhi kebutuhanya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 680, "width": 115, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Sarana dan prasarana", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 288, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),75.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 262, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Sutarno, Manajemen perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), 45.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 288, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Bafadal. Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).34.", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 35, "width": 161, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunardi, Ma ’ emun Abdul Latief", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 778, "width": 266, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Idaroh - ISSN: 2549-8339 EISSN: 2579-3683│140", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 372, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sutarno sarana dan prasarana adalah semua barang dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan di perpustakaan. Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang, sudah mencapai kategori 50%. Dalam hal ini Bafadal 29 mengatakan sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang di sediakan oleh perpustakaan demi memberikan layanan kepada pengguna: yang mencakup gedung atau ruangan, transportasi, peralatan teknologi informasi dan rambu-rambu perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 275, "width": 371, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat di simpul kan bahwa di perpustakaan MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang, sudah mencapai kata cukup akan tetapi masih ada kekurangan, yang seharusnya terealisasi peralatan teknologi informasi, peralatan komunikasi disana belum memiliki.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 64, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 400, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pemberdayaan minat baca siswa di MTs Salafiyah Syafi’iyah Diwek Jombang dapat disimulkan dengan bebrapa point yaitu", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 401, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memprogramkan(progreming) untuk membaca, Memberi motivasi, dan Pembinaan terhadap si pembaca . Pengelolaan perpustakaan di MTs Salafiyah Syaf i’iyah Diwek Jombang ada beberapa hal yang dilakukan sebagaimana fungsi dari pengelolaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Faktor penghambat pengelolaaan perpustakaan dalam peningkatan minat baca siswa yaitu dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu manajemen kepengurusan masih belum dilaksanakan secara maksimal, koleksi buku atau bahan pustaka belum maksimal, sumber daya manusia atau tenaga pustakawan, dan Sarana dan prasarana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 82, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Rujukan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 335, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bafadal, Pengelolaan perpustakaan sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 397, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barnawi dan Arifin, M. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 704, "width": 400, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bastiano, dan Sudarsono, Undang. Pembinaan Minat Baca. Banten: Universitas Terbuka, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 288, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Bafadal. Pengelolaan perpustakaan sekolah . (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).33.", "type": "Footnote" }, { "left": 116, "top": 35, "width": 398, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unggul dan Berprestasi (Peningkatan Minat baca Siswa melalui Pemanfaatan Perpustakaan di MTs Salafiyah Syafi’iyah Bandung Diwek Jombang)", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 778, "width": 262, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "141│Al-Idaroh - Volume 6 Nomor 2 September 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 306, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basuki, S. Pengantar ilmu perpustakaan. Bandung: Angkasa, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 400, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prastowo, A. Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta: Diva Press, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qalyubi, S. Dasar-dasar ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saifullah, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Bandung: Pustaka Media, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 315, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga, D. Mengelola perpustakaan sekolah. Bandung: Bejana. 2011.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 298, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswanto. Pengantar Manajemen. Bandung: Bumi Aksara. 2005.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 294, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutarno, Manajemen perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 332, "width": 288, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutarno. Manajemen perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2006", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 400, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarigan, Henry. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Percetakan Angkasa, 2008.", "type": "Text" } ]
844e58a5-49d9-91a8-8a04-f90fe6f4a82f
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/hijp/article/download/712/749
[ { "left": 247, "top": 774, "width": 292, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non-profit publishing model to preserve the academic and open nature of scientific communication", "type": "Page footer" }, { "left": 374, "top": 799, "width": 193, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc 39", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 69, "width": 95, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 93, "width": 358, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek Black Garlic Bawang Lanang terhadap Ankle Brachial Index pada Pasien Hipertensi: Penelitian Kuasi Eksperimen", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 166, "width": 358, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Black Garlic Bawang Lanang on Ankle Brachial Index in Hypertension Patients: A Quasi- Experimental Study", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 239, "width": 205, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cita, Errick Endra; Cahyaningrum, Ika", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 288, "width": 236, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Errick Endra Cita [email protected] Proram Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, Indonesia Ika Cahyaningrum Proram Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 417, "width": 165, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia ISSN: 2085-0840 ISSN-e: 2622-5905 Periodicity: Bianual vol. 15, no. 1, 2023 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 490, "width": 93, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 20 October 2022 Accepted: 21 April 2023", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 516, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "URL: http://portal.amelica.org/ameli/journal/504/5043980005/", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 534, "width": 163, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.712", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 551, "width": 188, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Funding Funding source: Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Contract number: 2022 Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 596, "width": 235, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authors retain copyright and grant the journal right of firstpublication with the work simultaneously licensed under a CreativeCommons Attribution-ShareAlike 4.0 International License thatallows others to share the work with an acknowledgment of theworks authorship and initial publication in this journal and able toenter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work(e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 703, "width": 206, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is work is licensed under Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 271, "width": 245, "height": 277, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ringkasan: Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit arteri perifer. Hipertensi berkontribusi pada patogenesis aterosklerosis, proses patologis dasar yang mendasari penyakit vaskular perifer. Penyakit arteri perifer lebih sering terjadi pada ekstremitas bawah dan dapat menyebabkan kelelahan, sensasi kram, atau nyeri. Suplemen bawang putih telah menunjukkan efektivitas dalam mengurangi tekanan darah pada responden hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek black garlic bawang lanang terhadap nilai ankle brachial index (ABI) pada penderita hipertensi. Metode penelitian dengan rancangan kuasi eksperimen pada satu grup dengan total sampel 20 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Intervensi sediaan black garlic selama 14 hari dengan dosis 6 gr/hari. Instrumen yang digunakan digital sphygmomanometer untuk mengukur nilai ABI. Analisis data statistik menggunakan Paired T-Test. Rata-rata nilai ABI sebelum intervensi sebesar 1.02 dan setelah intervensi 1.05. Hasil uji statistik menujukkan terdapat perbedaan rerata nilai ABI (p <0,05). Intervensi black garlic bawang lanang dengan dosis 6gr/hari selama 14 hari meningkatkan nilai ankle brachial index pada responden dengan hipertensi. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkonfirmasi keamanan konsumsi black garlic bawang lanang secara jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 556, "width": 245, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Black Garlic, bawang lanang, Ankle Brachial Index, Hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 588, "width": 245, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Hypertension is a risk factor for peripheral arterial disease. Hypertension contributes to the pathogenesis of atherosclerosis, the underlying pathological process of peripheral vascular disease. Peripheral arterial disease more commonly occurs in the lower extremities and can cause fatigue, cramping sensations, or pain. Garlic supplements have shown effectiveness in reducing blood pressure in hypertensive patients. is study aimed to investigate the effect of black garlic bawang lanang on ankle brachial index (ABI) in hypertensive respondent. e research method used a quasi-experimental design with one group and a total sample of 20 respondents. e sampling technique used consecutive sampling. Intervention was done with black", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 41, "width": 350, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian, 2023, vol. 15, no. 1, Enero-Abril, ISSN: 2085-0840 / 2622-5905", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 299, "top": 70, "width": 245, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "garlic preparation for 14 days with a dose of 6 gr/day. e instrument used was a digital sphygmomanometer to measure the ABI value. Statistical data analysis used the Paired T-Test. e average ABI value before the intervention was 1.02, and aer the intervention, it was 1.05. e statistical test results showed a significant difference in the mean ABI value (p <0.05). e intervention with black garlic with a dose of 6gr/day for 14 days increased the ankle brachial index value in hypertensive respondents. Further research is needed to confirm the long-term safety of consuming black garlic.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 198, "width": 244, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Black Garlic, bawang lanang, Ankle Brachial Index, Hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 251, "width": 109, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 284, "width": 359, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, dan dua pertiga tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, 46% penderita hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut (World Health Organization (WHO), 2023). Data tahun 2018 menunjukkan kejadian hipertensi di Indonesia terus meningkat, 25,8% pada tahun 2013 dan 34,1% di tahun 2018 (Tim Riskesdas 2018, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 371, "width": 359, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipertensi adalah faktor risiko umum dan penting untuk gangguan vaskular, termasuk penyakit vaskular perifer. Penderita hipertensi saat ini, sekitar 2-5% memiliki tanda dari penyakit vaskular perifer yaitu klaudikasio intermiten, dengan prevalensi ini meningkat seiring bertambahnya usia. Bekisar 35-55% pasien dengan penyakit vaskular perifer memiliki hipertensi. Hipertensi berkontribusi pada patogenesis aterosklerosis, proses patologis dasar yang mendasari penyakit vaskular perifer. Hipertensi dan penyakit vaskular perifer berhubungan dengan kelainan hemostasis dan lipid, yang menyebabkan peningkatan keadaan aterotrombotik (Makin et al., 2001). Tekanan darah sistolik 20 mmHg lebih tinggi dari biasanya dikaitkan dengan risiko penyakit arteri perifer (Emdin et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 529, "width": 359, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu komorbiditas yang paling umum di antara pasien dengan penyakit arteri perifer adalah hipertensi, dengan prevalensi berkisar antara 30% hingga 80% berdasarkan usia, jenis kelamin, dan batas tekanan darah sistolik. Penyakit arteri perifer mempengaruhi ekstremitas bawah lebih sering daripada pembuluh ekstremitas atas, dan dapat menyebabkan kelelahan berulang, sensasi kram, atau nyeri yang dikenal sebagai claudicatio intermittens yang merupakan subset gejala yang paling dikenal dari penyakit arteri perifer ekstremitas bawah (Shu & Santulli, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 644, "width": 359, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit arteri perifer menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup besar. Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya penyakit arteri perifer. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit arteri perifer. Mengobati tekanan darah tinggi adalah bagian penting dari pengobatan penyakit arteri perifer dan pengobatan untuk hipertensi harus sesuai dengan gejala penyakit arteri perifer (Lane & Lip, 2013). Pengobatan penyakit arteri perifer berlanjut melalui penggunaan herbal sebagai suplement (Lindstedt et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 41, "width": 480, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Errick Endra Cita, et al. Efek Black Garlic Bawang Lanang terhadap Ankle Brachial Index pada Pasien Hipertensi: Penelitian Kuasi Eksperimen", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 70, "width": 359, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawang putih secara turun temurun telah digunakan sebagai salah satu bahan dalam pengobatan tradisional (Petrovska & Cekovska, 2010). Penelitian terdahulu mengkonfirmasi adanya perbaikan perfusi jaringan perifer dari konsumsi suplemen bawang putih (Lindstedt et al., 2021). Demikian juga adanya penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi. Meta-analisis dari 12 percobaan dan 553 peserta hipertensi menegaskan bahwa suplemen bawang putih menurunkan tekanan darah sistolik (SBP) rata-rata 8,3 ± 1,9 mmHg dan tekanan darah diastolik) sebesar 5,5 ± 1,9 mmHg, mirip dengan obat anti-hipertensi standar (Ried, 2019). Bawang putih segar yang diproses melalui fermentasi dengan suhu yang tinggi akan menghasilkan black garlic. Black garlic yang dihasilkan dari proses fermentasi memberikan tambahan dan formula kimiawi baru dengan kandungan senyawa bioktif flavonoid, fenol, S-allycysteine (SAC), piruvat, S-allymercaptocysteine (SAMC), dan tiosulfat (Choi et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 271, "width": 359, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Varshney & Budoff (2016) melalui penelitiannya dengan pemberian suplemen bawang putih pada pasien dengan sindrom metabolik menunjukkan penurunan jumlah plak lunak, dan lebih lanjut menjelaskan bahwa ekstrak bawang putih tua memperlambat akumulasi plak total sebesar 80%, mengurangi plak lunak dan menunjukkan regresi plak dengan atenuasi rendah.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 343, "width": 359, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Jepson et al. (2013) menyatakan bahwa pada kelompok yang menerima bawang putih tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah sistolik atau diastolik, denyut jantung, tekanan pergelangan kaki dan brakialis. Percobaan lebih lanjut dengan suplementasi bawang putih untuk penyakit oklusi arteri perifer diperlukan untuk menentukan efektivitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 431, "width": 60, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 464, "width": 359, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Rancangan Eksperimen- Kuasi. Rancangan satu kelompok praperlakuan dan pasca perlakuan ( One- group pretest -posttest design ). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek konsumsi black garlic jenis bawang lanang terhadap tekanan darah pergelangan kaki dan brakhialis (nilai ankle brachial index /ABI). Izin etik diperoleh dari komite peninjau etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia Nomor 2937/KEPK/IV/2022.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 565, "width": 359, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Desa Gedangan Malang Indonesia dan dilakukan pada bulan Februari-Juni 2022. Pengambilan sampel berdasarkan data pederita Hipertensi yang terdaar di kader kesehatan Desa Gedangan. Pengambilan sampel penelitian menggunakan non probability sampling yaitu consecutive sampling . Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah 1) memiliki tekanan darah sistolik minimal pre hipertensi 2) tidak memiliki penyakit kardiovaskular, ginjal atau penyakit lain yang berhubungan dengan peradangan sistemik kronis, 3) tidak minum obat tekanan darah/tekanan darah tidak terkontrol. Kriteria eksklusi adalah 1) pasien wanita dari segala usia dengan status hamil, 2) pasien dengan penyakit pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner atau penyakit darah (anemia), (3) pasien dalam kondisi tidak stabil, termasuk demensia atau gangguan mental. Total jumlah sampel yaitu 20 orang.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 41, "width": 350, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian, 2023, vol. 15, no. 1, Enero-Abril, ISSN: 2085-0840 / 2622-5905", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 69, "width": 104, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyiapan Black Garlic", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 101, "width": 359, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sediaan bawang putih jenis bawang lanang ( Allium sativum var. Solo Garlic ) difermentasi pada suhu 60℃ selama 15 hari. Metode fermetasi menggunakan alat penanak nasi.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 161, "width": 44, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intervensi", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 192, "width": 359, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sediaan black garlic diberikan dengan dosis total 6 gram/hari dan dikonsumsi dua kali setiap hari dengan dosis masing-masing 3 gr. Responden dibagi ke dalam 3 kelompok (7, 7, 6). Pemberian intervensi dilakukan di tempat tinggal responden. Paket sediaan black garlic dibagikan setiap awal minggu dengan total 42 gr untuk masing-masing responden dan dikemas ke dalam 14 bungkus masing-masing 3 gr. Intervensi suplementasi black garlic berlangsung selama 14 hari atau dua minggu. Selama pemberian intervensi, responden diberikan daar tilik lembar observasi untuk memantau status konsumsi sediaan black garlic dan efek yang tidak diinginkan yang dialami selama konsumsi black garlic. Seluruh responden bergabung ke dalam WhatsApp Group dan digunakan untuk mengingatkan dan memastikan responden telah mengkonsumsi sediaan black garlic dengan memvalidasi melalui pengiriman pesan dan melakukan telfon secara langsung. Responden memberikan laporan atas konsumsi obat anti hipertensi dan anti kolesterol selama intervensi sediaan black garlic .", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 425, "width": 122, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blinding dan Unit Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 457, "width": 359, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran tekanan darah menggunakan digital sphygmomanometer OMRON (HEM-8712) dan dikalibrasi dengan keakurasian pengukuran (+/-) 3 mmHg. Parameter tekanan darah yang digunakan adalah tekanan darah sistolik tertinggi pada brakialis dan tekanan darah sistolik pada dorsalis pedis. Sikap responden saat pengukuran tekanan darah adalah supinasi. Pengukuran nilai ABI dilakukan dengan cara mengukur tekanan sistolik pertama kali diambil di bagian brakialis dan kemudian tekanan sistolik dorsalis pedis dan tibialis posterior.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 558, "width": 359, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengkuruan nilai ABI di ukur pada hari pertama kemudian dibandingkan pada pengukuran pada hari ke empat belas. Selama proses penelitian, responden dan petugas lapangan hanya mengetahui nilai hasil tekanan darah dan tidak dijelaskan kesimpulan dari nilai ABI yang diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 632, "width": 135, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan dan Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 664, "width": 359, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis statistik uji Shapiro-Wilk digunakan untuk mengevaluasi normalitas distribusi data di setiap kelompok data. Data disajikan sebagai mean ± SD dan evaluasi perbedaan nilai ABI penderita hipertensi sebelum dan setelah intervensi sediaan black garlic dianalisis dengan Paired T-Test . Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Program SPSS 16 digunakan untuk analisis data.", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 41, "width": 480, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Errick Endra Cita, et al. Efek Black Garlic Bawang Lanang terhadap Ankle Brachial Index pada Pasien Hipertensi: Penelitian Kuasi Eksperimen", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 68, "width": 41, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 101, "width": 210, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Karakteristik Depografi dan Klinis Responden", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 531, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.712.g751", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 550, "width": 359, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penelitian (Tabel 1) menunjukan bahwa mayoritas responden pada kategori umur manula akhir, jenis kelamin perempuan, tidak mengkonsumsi rokok, mengkonsumi kopi dan memiliki hipertensi pada tingkat 1 dan 2.", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 601, "width": 36, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 616, "width": 435, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerata Nilai Ankle Brachial Index Sebelum dan Sesudah Intervensi Black Garlic Bawang Lanang", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 712, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.712.g752", "type": "Page footer" }, { "left": 217, "top": 41, "width": 350, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian, 2023, vol. 15, no. 1, Enero-Abril, ISSN: 2085-0840 / 2622-5905", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 69, "width": 359, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai ABI sebelum intervensi black garlic menunjukkan perbedaan dengan setelah intervensi. Perbedaan tersebut dengan peningkatan setelah intervensi black garlic (Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 121, "width": 36, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 136, "width": 272, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Statistik Paired T-Test Nilai Ankle Brachial Index", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 229, "width": 180, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.712.g753", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 248, "width": 359, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data menunjukkan (Tabel 3) nilai significancy 0.041 (ρ <0,05). Selisih perbedaan rerata sebelum dan sesudah intervensi black garlic sebesar 0.03900±.07953. Kepercayaan sebesar 95%, bahwa jika pengukuran dilakukan pada populasi, selisih nilai sebelum konsumsi black garlic bawang lanang dengan nilai ABI dua minggu setelah konsumsi black garlic jenis bawang lanang adalah 0.7622 sampai 0.00178.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 350, "width": 95, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 383, "width": 359, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil statistik menunjukkan bahwa intervensi black garlic bawang lanang meningkatkan nilai ABI dengan selisish 0.039 (0.85 praintervensi dan 0.96 pascaintervensi) dibandingkan sebelum intervensi. Nilai Ankle Brachial Index yang merupakan rasio dari tekanan darah pada arteri brakial (Aboyans et al., 2012). Berbagai risiko atas penyakit pembuluh darah ditunjukkan dari nilai pengukuran ABI. ABI yang melewati rasio normal berisiko terhadap kematian dengan faktor pencetus hipertensi (Alves-Cabratosa et al., 2019), dan ABI di bawah rasio normal berisiko terhadap keberlanjutan masalah pembuluh darah (Abboud et al., 2019; Monteiro et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 512, "width": 359, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian lain dengan tujuan menganalisis pengaruh pemberian bawang putih hitam pada sistem kardiovaskular hasil bahwa black garlic dapat memperbaiki struktur vaskular berupa peningkatan elastisitas arteri, kalsifikasi dinding arteri koroner yang menjadi menipis, pengurangan plak pada koroner dan perbaikan fungsi vaskular (Recinella et al., 2023). Hasil penelitian dari model invitro pada hewan coba juga memperlihatkan efektivitas pemberian black garlic pada penurunan kolesterol dan low density lipoprotein (Prihanti et al., 2019). Selain itu, Olexandr M et al. (2021) menyatakan bagwa dengan pemberian black garlic , produksi spesies oksigen reaktif dan dialdehid malonik berkurang secara signifikan dalam plasma darah yang menunjukkan efek antioksidan bawang putih, dan aktivitas sintase NO konstitutif dipulihkan dan aktivitas sintase NO yang diinduksi dihambat.", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 685, "width": 359, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan kadar NO serum dan sebagai vasodilator dalam pembuluh darah, yang ditunjukkan pada kelompok yang menerima black garlic dengan dosis 200 mg/kg menunjukkan kadar NO yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 50 dan 100 mg/kg (Hasimun et al., 2020). Natrium Oksida berperan sentral pada sistem homeostasis tekanan darah, setiap gangguan pada bioaktivitas NO dapat", "type": "Text" }, { "left": 28, "top": 41, "width": 480, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Errick Endra Cita, et al. Efek Black Garlic Bawang Lanang terhadap Ankle Brachial Index pada Pasien Hipertensi: Penelitian Kuasi Eksperimen", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 70, "width": 359, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan vasokonstriksi dan kekakuan arteri, yang meningkatkan risiko hipertensi (Gladwin, 2006). Kadar oksida nitrat serum berbanding terbalik dengan kekakuan arteri dan tekanan darah sistolik dan diastolik. NO bertindak sebagai vasodilator sehingga melemaskan otot polos (Signorelli et al., 2019). Perbedaan nilai ABI sebelum dan setelah intervensi didukung dengan karakteristik demografi responden. Mayoritas responden tidak mengkonsumsi kopi, dan tidak merokok. Telah diketahui bahwa kafein meningkatkan tekanan darah, dan terutama pada kondisi berisiko mengalami hipertensi (Hartley et al., 2000) dengan mekanisme yang mempengaruhi saraf simpatis (Corti et al., 2002). Demikian pula dengan perilaku merokok yang menjadi salah satu faktor utama yang memperparah kondisi hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 228, "width": 359, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada orang yang merokok, masalah hipertensi terjadi dengan adanya kekakuan arteri. Penelitian yang dilakukan oleh Rehill et al. (2006) mengkonfirmasi adanya penurunan fungsi endotel pembuluh darah pada perokok. Kendatipun kerusakan fungsi endotel tidak spesifik akibat asap rokok, namun, kebiasaan merokok meningkatkan risiko disfungsi endotel yang lebih besar (Nabavizadeh et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 314, "width": 359, "height": 188, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belum diketahui dengan pasti reaksi fisiologis dari konsumsi black garlic dan perannya dalam pembuluh darah dan nilai ankle brachial index pada hipertensi. Namun, berdasarkan penelitian tentang kandungan kimia dan akivitas biokimia dari black garlic menunjukkan adanya aksi antioksidan. Penelitian ini menggunakan bawang lanang sebagai black garlic dengan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis bawang putih lainnya. Penelitian oleh Romsiah et al. (2020) yang membandingkan dua jenis bawang, bawang putih ( Allium sativum L. ), dan bawang putih tunggal ( Allium sativum var. Solo Garlic ), dan black garlic dari dua jenis bawang tersebut menghasilkan aktivitas antioksidan yang tinggi pada black garlic bawang lanang. Selain itu, dalam proses fermentasi black garlic dengan adanya aktivitas metabolisme menghasilkan bawang konsumsi yang aromanya lebih tidak berbau kuat dengan kecenderungan rasa manis (Najman et al., 2022).", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 517, "width": 172, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 550, "width": 359, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kami menunjukkan bahwa intervensi black garlic bawang lanang dengan dosis 6gr/hari selama 14 hari secara statistik menunjukkan perbedaan nilai ankle brachial index sebelum dan setelah intervensi. Penelitian lanjutan untuk mengkonfirmasi keamanan konsumsi black garlic bawang lanang secara jangka panjang masih dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 639, "width": 103, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekurangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 671, "width": 359, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak semua faktor-faktor yang berdampak pada tekanan darah dapat dikendalikan seperti konsumsi makanan, dan kontrol terhadap kemungkinan penggunaan obat antihipertensi di tengah penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 41, "width": 350, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian, 2023, vol. 15, no. 1, Enero-Abril, ISSN: 2085-0840 / 2622-5905", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 67, "width": 56, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengakui", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 99, "width": 359, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terimakasih kepada LPPM Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang telah memberikan dukungan pendanaan terhadap penelitian ini. Puskesmas Desa Gedangan Malang yang telah mendukung dan memberikan arahan sehingga penelitianini berjalan dengan lancar.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 170, "width": 123, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 202, "width": 357, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abboud, H., Monteiro Tavares, L., Labreuche, J., Arauz, A., Bryer, A., Lavados, P. M., Massaro, A., Munoz Collazos, M., Steg, P. G., Yamout, B. I., Vicaut, E., Amarenco, P., & null, null. (2019). Impact of Low Ankle-Brachial Index on the Risk of Recurrent Vascular Events. Stroke, 50 (4), 853–858. https://doi.org/10.1161/ST", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 255, "width": 106, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROKEAHA.118.022180", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 271, "width": 357, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aboyans, V., Criqui, M. H., Abraham, P., Allison, M. A., Creager, M. A., Diehm, C.,", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 284, "width": 333, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fowkes, F. G. R., Hiatt, W. R., Jönsson, B., Lacroix, P., Marin, B., McDermott, M. M., Norgren, L., Pande, R. L., Preux, P.-M., Stoffers, H. E. (Jelle), & Treat- Jacobson, D. (2012). Measurement and Interpretation of the Ankle-Brachial Index. Circulation, 126 (24), 2890–2909. https://doi.org/10.1161/CIR.0b013e 318276fbcb", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 353, "width": 357, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alves-Cabratosa, L., Elosua-Bayes, M., García-Gil, M., Comas-Cufí, M., Martí- Lluch, R., Ponjoan, A., Blanch, J., Parramon, D., Gomez-Marcos, M. A., &", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 380, "width": 333, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramos, R. (2019). Hypertension and high ankle brachial index: e overlooked combination. Journal of Hypertension, 37 (1), 92. https://doi.org/10.1097/HJH. 0000000000001861", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 422, "width": 357, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Choi, I., Cha, H., & Lee, Y. (2014). Physicochemical and Antioxidant Properties of Black Garlic. Molecules, 19 (10), 16811–16823. https://doi.org/10.3390/molecu les191016811", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 465, "width": 357, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corti, R., Binggeli, C., Sudano, I., Spieker, L., Hänseler, E., Ruschitzka, F., Chaplin, W. F., Lüscher, T. F., & Noll, G. (2002). Coffee Acutely Increases Sympathetic Nerve Activity and Blood Pressure Independently of Caffeine Content. Circulation, 106 (23), 2935–2940. https://doi.org/10.1161/01.CIR.0000046228.97025.3A", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 520, "width": 357, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emdin, C. A., Anderson, S. G., Callender, T., Conrad, N., Salimi-Khorshidi, G.,", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 533, "width": 333, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohseni, H., Woodward, M., & Rahimi, K. (2015). Usual blood pressure, peripheral arterial disease, and vascular risk: Cohort study of 4.2 million adults.", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 560, "width": 357, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMJ , h4865. https://doi.org/10.1136/bmj.h4865 Gladwin, M. T. (2006). Role of the red blood cell in nitric oxide homeostasis and hypoxic vasodilation. Advances in Experimental Medicine and Biology, 588 , 189– 205. https://doi.org/10.1007/978-0-387-34817-9_17", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 618, "width": 357, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartley, T. R., Sung, B. H., Pincomb, G. A., Whitsett, T. L., Wilson, M. F., & Lovallo,", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 632, "width": 333, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. R. (2000). Hypertension Risk Status and Effect of Caffeine on Blood Pressure.", "type": "Table" }, { "left": 210, "top": 644, "width": 308, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypertension, 36 (1), 137–141. https://doi.org/10.1161/01.HYP.36.1.137", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 661, "width": 357, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasimun, P., Mulyani, Y., Rehulina, E., & Zakaria, H. (2020). Impact of Black Garlic on Biomarkers of Arterial Stiffness and Frontal QRS-T Angle on Hypertensive Animal Model. Journal of Young Pharmacists, 12 (4), 338–342. https://doi.org/1 0.5530/jyp.2020.12.88", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 716, "width": 357, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jepson, R. G., Kleijnen, J., & Leng, G. C. (2013). Garlic for peripheral arterial occlusive disease. Cochrane Database of Systematic Reviews . https://doi.org/10.1002/1465 1858.CD000095.pub2", "type": "List item" }, { "left": 28, "top": 41, "width": 480, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Errick Endra Cita, et al. Efek Black Garlic Bawang Lanang terhadap Ankle Brachial Index pada Pasien Hipertensi: Penelitian Kuasi Eksperimen", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 70, "width": 357, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lane, D. A., & Lip, G. Y. (2013). Treatment of hypertension in peripheral arterial disease. Cochrane Database of Systematic Reviews . https://doi.org/10.1002/1465 1858.CD003075.pub3", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 112, "width": 357, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lindstedt, S., Wlosinska, M., Nilsson, A.-C., Hlebowicz, J., Fakhro, M., & Sheikh, R.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 125, "width": 333, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021). Successful improved peripheral tissue perfusion was seen in patients with atherosclerosis aer 12 months of treatment with aged garlic extract. International Wound Journal, 18 (5), 681–691. https://doi.org/10.1111/iwj.13570", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 168, "width": 357, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makin, A., Lip, G., Silverman, S., & Beevers, D. (2001). Peripheral vascular disease and hypertension: A forgotten association? Journal of Human Hypertension, 15 (7), 447–454. https://doi.org/10.1038/sj.jhh.1001209 Monteiro, R., Marto, R., & Neves, M. F. (2012). Risk Factors Related to Low Ankle-Brachial Index Measured by Traditional and Modified Definition in Hypertensive Elderly Patients. International Journal of Hypertension, 2012 ,", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 250, "width": 205, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e163807. https://doi.org/10.1155/2012/163807", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 266, "width": 357, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabavizadeh, P., Liu, J., Rao, P., Ibrahim, S., Han, D. D., Derakhshandeh, R., Qiu, H., Wang, X., Glantz, S. A., Schick, S. F., & Springer, M. L. (2022). Impairment of Endothelial Function by Cigarette Smoke Is Not Caused by a Specific Smoke Constituent, but by Vagal Input From the Airway. Arteriosclerosis, rombosis, and Vascular Biology, 42 (11), 1324–1332. https://doi.org/10.1161/ATVBAHA .122.318051", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 348, "width": 357, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Najman, K., Król, K., & Sadowska, A. (2022). e Physicochemical Properties, Volatile Compounds and Taste Profile of Black Garlic (Allium sativum L.) Cloves, Paste and Powder. Applied Sciences, 12 (9), Article 9. https://doi.org/10.3390/app120 94215", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 404, "width": 357, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olexandr M, K., Yulia V, G., Yulia P, K., & Vadym F, S. (2021). Garlic supplement lowers blood pressure in 40-60 years old hypertensive individuals, regulates oxidative stress, plasma cholesterol and protrombin index. Journal of Cardiovascular Medicine and Cardiology , 041–047. https://doi.org/10.17352/2 455-2976.000168", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 472, "width": 357, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petrovska, B. B., & Cekovska, S. (2010). Extracts from the history and medical properties of garlic. Pharmacognosy Reviews, 4 (7), 106–110. https://doi.org/10. 4103/0973-7847.65321", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 515, "width": 357, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihanti, G. S., Isnaini, F., Yudistia, R., Faradilla, A., & Rahman, M. (2019). Effect of Black Garlic Extract on Blood Glucose, Lipid Profile, and SGPT-SGOT of Wistar Rats Diabetes Mellitus Model. Majalah Kedokteran Bandung, 51 (2), Article 2. h ttps://doi.org/10.15395/mkb.v51n2.1657", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 571, "width": 357, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recinella, L., Libero, M. L., Citi, V., Chiavaroli, A., Martelli, A., Foligni, R., Mannozzi,", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 584, "width": 333, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C., Acquaviva, A., Di Simone, S., Calderone, V., Orlando, G., Ferrante, C., Veschi,", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 597, "width": 357, "height": 139, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S., Piro, A., Menghini, L., Brunetti, L., & Leone, S. (2023). Anti-Inflammatory and Vasorelaxant Effects Induced by an Aqueous Aged Black Garlic Extract Supplemented with Vitamins D, C, and B12 on Cardiovascular System. Foods (Basel, Switzerland), 12 (7), 1558. https://doi.org/10.3390/foods12071558 Rehill, N., Beck, C. R., Yeo, K. R., & Yeo, W. W. (2006). e effect of chronic tobacco smoking on arterial stiffness. British Journal of Clinical Pharmacology, 61 (6), 767– 773. https://doi.org/10.1111/j.1365-2125.2006.02630.x Ried, K. (2019). Garlic lowers blood pressure in hypertensive subjects, improves arterial stiffness and gut microbiota: A review and meta-analysis. Experimental and erapeutic Medicine . https://doi.org/10.3892/etm.2019.8374", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 737, "width": 357, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romsiah, Putri, P. E., & Erjon. (2020). Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.), Bawang Putih Tunggal (Allium sativum", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 41, "width": 350, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Information: Jurnal Penelitian, 2023, vol. 15, no. 1, Enero-Abril, ISSN: 2085-0840 / 2622-5905", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 790, "width": 165, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDF generated from XML JATS4R by Redalyc", "type": "Page footer" }, { "left": 558, "top": 795, "width": 9, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 70, "width": 357, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "var. Solo Garlic) dan Black Garlic dengan Metode DPPH. Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 5(1). https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2588556 Shu, J., & Santulli, G. (2018). Update on peripheral artery disease: Epidemiology and evidence-based facts. Atherosclerosis, 275 , 379–381. https://doi.org/10.1016/j.at herosclerosis.2018.05.033", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 142, "width": 357, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Signorelli, S. S., Scuto, S., Marino, E., Xourafa, A., & Gaudio, A. (2019). Oxidative Stress in Peripheral Arterial Disease (PAD) Mechanism and Biomarkers. Antioxidants, 8 (9), Article 9. https://doi.org/10.3390/antiox8090367", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 184, "width": 357, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim Riskesdas 2018. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018 . Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 213, "width": 357, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Varshney, R., & Budoff, M. J. (2016). Garlic and Heart Disease. e Journal of Nutrition, 146 (2), 416S-421S. https://doi.org/10.3945/jn.114.202333 World Health Organization (WHO). (2023). Hypertension . Fact Sheets. https://www .who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 286, "width": 71, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Catatan kaki", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 318, "width": 316, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Editor Akademis: Moch Bahrudin (Poltekkes Kemenkes Surabaya, INDONESIA).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 338, "width": 358, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Konflik Kepentingan: Para penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapu.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 371, "width": 359, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Penulis: EEC (Konspetualisasi, Kurasi data, Metodologi, Analisis formal, Penyiapan Naskah - draf,Penyiapan Naskah - reviu & pengeditan); IC (Metodologi, Kurasi data).", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 403, "width": 296, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagi Data: Data penelitian tersedia melalui korsepondensi dengan penulis.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 424, "width": 359, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Penerbit: Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim atas perspektif atau buah pikiran yang diterbitkan.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 462, "width": 73, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Author notes", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 494, "width": 86, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" } ]
d8bc68ab-a720-b755-80d1-da16b086bf61
https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/matematika/article/download/699/542
[ { "left": 71, "top": 36, "width": 386, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "33 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 -", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 53, "width": 97, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat Kesulitan Soal Buatan Guru Bidang Studi Matematika Menurut Teori Tes Klasik pada Tingkat SMP di Kota Baubau", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 451, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin 1*  , Sukra Luddin 2 1*,2 Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Jalan Dayanu Ikhsanuddin No. 124 Baubau, Sulawesi Tenggara 93721, Indonesia e-mail: 1* [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "* Corresponding Author", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 195, "width": 118, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "INFORMASI ARTIKEL", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 195, "width": 56, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 109, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Print ISSN : 2442-9864 Online ISSN : 2686-3766 Article history", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 115, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Received : 8 Februari 2022 Revised : 19 April 2022 Accepted : 19 Mei 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 142, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : tingkat kesulitan, soal buatan guru, teori tes klasik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 158, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Keywords : level of difficulty, test made by the teacher, classical test theory", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 371, "width": 161, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Nomor Tlp. Penulis: +62 81336343624", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 95, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "PENERBIT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 153, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Jalan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, Kode Pos 93721 Baubau, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 159, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 215, "width": 297, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan tingkat kesulitan soal buatan guru bidang studi matematika menurut teori tes klasik pada tingkat SMP di Kota Baubau. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan pada 7 (tujuh) SMP Negeri di Kota Baubau, dengan subjek penelitian adalah seluruh paket tes pilihan ganda yang dibuat oleh guru untuk kegiatan Ulangan Akhir Semester (UAS) genap bidang studi matematika siswa kelas VIII tahun ajaran 2020/2021. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesulitan soal tes UAS genap tahun ajaran 2020/2021 buatan guru bidang studi matematika menurut teori tes klasik pada 7 (tujuh) SMP Negeri di Kota Baubau, yaitu SMP Negeri 2 Baubau terdapat 37,5% kategori sangat sukar, 5% kategori sukar, dan 57,5% kategori sedang, dengan rerata sebesar 0,287.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 344, "width": 297, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "SMP Negeri 4 Baubau terdapat 15% kategori sukar, 80% kategori sedang, dan 5% kategori mudah, dengan rerata sebesar 0,458. SMP Negeri 6 Baubau terdapat 65% kategori sukar dan 35% kategori sedang dengan rerata sebesar 0,283. SMP Negeri 8 Baubau terdapat 48% kategori sukar dan 52% kategori sedang dengan rerata sebesar 0,269. SMP Negeri 10 Baubau terdapat 50% kategori sukar dan 50% kategori sedang, dengan rerata sebesar 0,341. SMP Negeri 16 Baubau terdapat 6,7% kategori sangat sukar, 60% kategori sukar, dan 33,3% kategori sedang, dengan rerata sebesar 0,283. SMP Negeri 18 Baubau terdapat 14,3% kategori sukar, 14,3% kategori sedang, dan 71,4% kategori mudah, dengan rerata sebesar 0,703.", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 455, "width": 297, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Objective of this research was to analysis and to describe the level of difficulty of the test made by the teacher in the field of Mathematics subject according to the Classical Test Theory at the Junior High School level in Baubau City. Type of this research was quantitative research with descriptive method. The research was carried out at 7 (seven) State Junior High Schools in Baubau City, with the research subjects being the entire multiple choice test package made by the teacher for the Final Semester Examination (UAS) even in the field of Mathematics for class VIII students in the 2020/2021 academic year. The data in this research were collected using documentation technigues. Based on the results of the research and discussion, it could be concluded that the level of difficulty of the UAS test questions for the 2020/2021 academic year made by teacher in the filed of Mathematics subject according to the classical test theory at 7 (seven) public Junior High Schools in Baubau City, namely SMP Negeri 2 Baubau there were 37,5% categories very difficult, 5% in the difficult category, and 57,5% in the medium category, with an average of 0,287. SMP Negeri 4 Baubau had 15% difficult category, 80% medium category, and 5% easy category, with an average of 0,458. SMP Negeri 6 Baubau had 65% difficult category and 35% medium category with an average of 0,283. SMP Negeri 8 Baubau there were 48% difficult category and 52% medium category, with an average of 0,269. SMP Negeri 10 Baubau had 50% difficult category and 50% medium category, with an average of 0,341. SMP Negeri 16 Baubau had 6,7% very difficult category, 60% difficult category, and 33,3% moderate category, with an average of 0,283. SMP Negeri 18 Baubau contained 14,3% in the difficult category, 14,3% in the medium category, and 71,4% in the easy category, with an average of 0,703.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 470, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Cara mengutip : Rasmuin, R., & Luddin, S. (2022). Tingkat Kesulitan Soal Buatan Guru Bidang Studi Matematika Menurut Teori Tes Klasik pada Tingkat SMP di Kota Baubau. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika , 8(1), 33-40.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 32, "width": 243, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "JURNAL AKADEMIK PENDIDIKAN MATEMATIKA", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 46, "width": 247, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Volume 8, Nomor 1, Mei 2022, Halaman 33-40 https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/index.php/matematika", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 37, "width": 302, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 -", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 53, "width": 97, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 104, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 229, "height": 270, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Rasmuin & Fiana, 2019, p. 124). Pembelajaran menurut Corey dalam Yati (Ugi & Ernawati, 2020, p. 53) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus. Pada dasarnya, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas tinggi. Pendidikan yang berkualitas menjadi cermin dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan formal dalam suatu negara. Pendidikan yang berkualitas berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan. Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan penilaian hasil belajar yang diperoleh dari tes buatan guru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 231, "height": 410, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen, peserta didorong untuk menunjukan penampilan maksimalnya (Purwanto, 2014, pp. 63–64). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Djemari (Widoyoko, 2014, p. 93), tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Dengan demikian Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan dan menampilkan atau mengungkap aspek-aspek tertentu dari orang yang melakukan tes. Penampilan maksimum yang ditunjukkan oleh peserta tes dapat membagikan informasi mengenai kemampuan atau penguasaan yang dimiliki peserta tes. Arifin (Noer, 2019, pp. 114–115) menyatakan berdasarkan cara penyusunannya, tes dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1) Tes buatan guru ( teacher- made test ) merupakan tes yang dibuat sendiri oleh guru yang akan menggunakan tes tersebut. Tes ini biasanya dipergunakan untuk ulangan umum (sumatif), formatif, dan ulangan harian. Tes buatan guru dimaksudkan untuk mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 2) Tes yang dibakukan ( standardized test ) atau tes baku merupakan tes yang telah memiliki derajat dan reliabilitas yang tinggi melalui percobaan sampel yang cukup besar dan representatif dan biasnya telah dianalisis secara statistik dan diuji secara empiris oleh para ahli, olehnya itu dapat dinyatakan valid digunakan secara", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "umum. Tes ini diklarivikasikan sesuai dengan tingkat kelasnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 93, "width": 229, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Menurut (Anas, 2005, p. 67), secara umum ada dua fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu: 1) Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes berfungsi mengukur tingkat pengembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. 2) Sebagai alat pengukur keberhasilan program tes pengajaran. Melalui tes, dapat diketahui seberapa jauh program pengajaran yang sudah ditentukan dapat dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 210, "width": 229, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Soal tes buatan guru sebagai salah satu tolok ukur dalam pembelajaran tentunya harus mempunyai kualitas yang baik. Kualitas tersebut, salah satunya dapat dilihat melalui tingkat kesukaran atau sesulitannya. Untuk menentukan tingkat kesulitan soal tes buatan guru, dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi soal tes.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 292, "width": 229, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Evaluasi merupakan suatu proses pemberian makna, arti, nilai atau kuantitas tentang suatu objek yang dievaluasi atau penyesuaian suatu keputusan tentang suatu objek berdasarkan asesmen (Yusuf, 2017, p. 21). Evaluasi belajar peserta didik dari soal tes tentunya dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan belajar peserta didik secara berkesinambungan. Oleh karena itu evaluasi soal tes buatan guru perlu dilakukan, terutama dalam menentukan tingkat kesulitan atau kesukaran soal tes yang dibuat guru.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 421, "width": 229, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal apakah dipandang sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannnya (Sundayana, 2014, p. 76). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang telalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya sebaliknya soal yang telalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Daryanto, 2010, p. 179). Tingkat kesulitan butir soal berkisar mulai 0,0 sampai dengan 1,0. bila butir soal mempunya tingkat sesulitan 0,0 berarti tidak ada seorangpun peserta tes yang dapat menjawab dengan benar butir soal tersebut Tingkat kesulitan 1,0 berarti semua peserta tes dapat menjawab dengan benar butit soal itu (Widoyoko, 2014, p. 132).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 621, "width": 229, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Menurut (Sundayana, 2014, p. 77) klarifikasi untuk tingkat kesukaran (TK) yaitu: untuk TK = 0,00 adalah terlalu sukar, untuk 0,00 < TK  0,30 adalah sukar, untuk 0,30 < TK  0,70 adalah sedang atau cukup, untuk 0,70 < TK < 1,00 adalah mudah, dan untuk TK = 1,00 adalah terlalu mudah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 696, "width": 229, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Menurut (Widoyoko, 2014, p. 132) rumus untuk menghitung tingkat kesulitan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 386, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "35 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 - Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 67, "width": 41, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "N b P  ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 201, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "dimana: P = Tingkat kesulitan butir.  b = Jumlah peserta yang menjawab benar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 121, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "N = Jumlah peserta tes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 229, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pendapat lain juga dikemukakan oleh (Daryanto, 2010, p. 181) rumus untuk mencari indeks kesukaran adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 221, "width": 131, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "JS B P  dimana:", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 200, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "P = Indeks kesukaran. B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 168, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 229, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui kesulitan butir soal keseluruhan dalam suatu naska soal maka dapat dilakukan dengan menjumlahkan tingkat kesulitan semua butir soal, kemudian dibagi dengan jumlah semua butir soal (Widoyoko, 2014, p. 134)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 229, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesuitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50% dan mudah = 25% dengan komposisi seperti itu maka dapat diterapkan peniaian erdasarkan acuan norma maupun acuan patokan (Widoyoko, 2014, p. 136). Pendaapat lain dikemukakan oleh Sudjana (Azis & Nurlita, 2017, p. 90), sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 229, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Menurut Subandi (Azis & Nurlita, 2017, p. 91) menyatakan bahwa, bila soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini yaitu soal mungkin salah kunci jawaban, soal mempunyai 2 atau lebih kunci jawaban, materi yang belum diajarkan sehingga kopetensi yang harus dikuasai siswa belum tercapai, dan pertanyaan atau kelimat soal terlalu panjang sedangkan apabila soal termasuk kategori mudah maka prediksi terhadap informasi ini yaitu pengecoh berfungsi dan tingkat pengetahuan siswa yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 229, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dalam teori tes klasik ada sejumlah karakteristik butir yang diuji salah satunya yakni tingkat kesukaran. Teori tes kasik adalah teori mengenai analisis butir tes dimana analisis dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan butir dalam suatu kelas atau kelompok (Purwanto, 2014, pp. 98–99).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 142, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 92, "width": 74, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 110, "width": 229, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian ini memberikan gambaran atau deskripsi data dengan tujuan untuk mendeskripsikan besar dan kecilnya tingkat kesulitan dalam soal tes buatan setiap guru yang terjadi dalam proses pengujian. Data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang berupa hasil pengamatan atas suatu hal yang dinyatakan dalam bentuk angka dan dilakukan dengan program komputer.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 233, "width": 139, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 251, "width": 229, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 di SMP Negeri Kota Baubau.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 292, "width": 80, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Subjek Penelitan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 310, "width": 229, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh paket tes pilihan ganda yang dibuat oleh guru untuk kegiatan ulangan akhir semester genap bidang studi matematika siswa kelas VIII pada 7 (tujuh) SMP Negeri di Kota Baubau, yaitu SMP Negeri 2 Baubau, SMP Negeri 4 Baubau, SMP Negeri 6 Baubau, SMP Negeri 8 Baubau, SMP Negeri 10 Baubau, SMP Negeri 16 Baubau, dan SMP Negeri 18 Baubau.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 409, "width": 195, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 427, "width": 92, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 445, "width": 229, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban ulangan akhir semester genap mata pelajaran matematika kelas VIII tahun ajaran 2020/2021.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 498, "width": 139, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Soal Tes Ulangan Akhir Semester", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 516, "width": 229, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Soal tes Ulangan Akhir Semester (UTS) yang digunakan adalah buatan guru matematika di setiap sekolah pada semester genap. Soal ini merupakan soal dalam bentuk pilihan ganda yang memiliki empat opsi pilihan yaitu a, b, c, dan d.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 580, "width": 204, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kunci Jawaban Soal Tes Ulangan Akhir Semester", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 598, "width": 229, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kunci Jawaban UTS adalah opsi pilihan jawaban yang diperoleh dari setiap guru pembuat soal tes. Kunci jawaban digunakan untuk menentukan benar tidaknya jawaban siswa dalam lembar jawaban.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 651, "width": 176, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Lembar Jawaban Ulangan Akhir Semester", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 668, "width": 229, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Lembar jawaban UTS adalah opsi pilihan siswa yang dijawab melalui kertas dan lembar jawaban yang disediakan guru serta pilihan jawaban siswa yang dilakukan secara online (dalam aplikasi pembelajaran) yang termuat dalam microsoft Excel.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 733, "width": 115, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 751, "width": 229, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data dalam penelitian ini, dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, yakni peneliti", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 37, "width": 302, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 -", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 53, "width": 97, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "mengumpulkan data-data berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban ulangan akhir semester genap yang sudah dibuat oleh guru dan sudah dijawab oleh siswa kelas VIII SMP.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 97, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 229, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus seperti dalam persamaan 2. Sedangkan untuk mengetahui kesulitan butir soal secara keseluruhan dalam suatu paket tes (naskah soal) dilakukan dengan menghitung rata-rata tingkat kesukaran butir soal (Widoyoko, 2014, p. 134), dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 231, "width": 57, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "N P P b S  ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 37, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "dimana:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 291, "width": 165, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "S P = Tingkat kesulitan naskah soal.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 305, "width": 185, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": " b P = Jumlah tingkat kesulitan butir soal.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 330, "width": 111, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "N = Jumlah butir soal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 229, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Secara teknis analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan menggunkan program ITEMAN ( Item and Test Anallysis ). Analisis data dilakukan setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan. Setelah memenuhi target, dilakukan pengimputan kunci jawaban disertai jawaban siswa terlebih dahulu dalam sebuah lembar kerja notepad . Dalam out put hasil analisis program ITEMAN, dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal dan tingkat kesukaran naskah soal. Untuk mengetahui kualitas tingkat kesukaran soal, digunakan klasifikasi tingkat kesukaran menurut Sundayana (2014), seperti dalam tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 514, "width": 223, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Klarifikasi Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran (TK) Kualitas TK = 0,00 Sangat Sukar / Terlalu Sukar 0,00 < TK  0,30 Sukar 0,30 < TK  0,70 Sudang 0,70 < TK < 1,00 Mudah TK = 1,00 Sangat Mudah / Terlalu Mudah", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 156, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 75, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 229, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Penelitan ini dilaksanakan di 7 (tujuh) SMP Negeri se Kota Baubau, yaitu SMP Negeri 2 Baubau, SMP Negeri 4 Baubau, SMP Negeri 6 Baubau, SMP Negeri 8 Baubau, SMP Negeri 10 Baubau, SMP Negeri 16 Baubau, dan SMP Negeri 18 Baubau. Dari ketujuh sekolah, diperoleh data berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban ulangan akhir semester genap bidang studi matematika kelas VIII", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "tahun ajaran 2020/2021. Soal ulangan akhir semester genap ini merupakan soal dalam bentuk pilihan ganda.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 105, "width": 229, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Setelah data tekumpul, kemudian dilakukan pengimputan kunci jawaban disertai jawaban siswa terlebih dahulu dalam sebuah lembar kerja notepad . Setelah selesai dilakukan pengimputan, kemudian dilakukan analisis menggunakan program ITEMAN versi 3.00. Deskripsi hasil analisis tingkat kesulitan soal pada setiap sekolah disajikan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 193, "width": 188, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 2 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 211, "width": 229, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 2 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 40 butir soal yang bersumber dari 196 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 40 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 299, "width": 222, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 2 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 15 37,5 % 1, 3, 4, 6, 8, 16, 17, 19, 21, 27, 33, 34, 37, 38, 39 Sukar 2 5 % 11, 13 Sedang 23 57,5 % 2, 5, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, 40 Mudah 0 0 % – Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 508, "width": 229, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,287.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 549, "width": 188, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 4 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 566, "width": 229, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 4 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 40 butir soal yang bersumber dari 317 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 40 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 385, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "37 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 - Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 70, "width": 221, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 4 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 0 0 % – Sukar 6 15 % 4, 9, 26, 30, 34, 40 Sedang 32 80 % 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39 Mudah 2 5 % 1, 19 Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 229, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,458.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 188, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 6 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 229, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 6 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 20 butir soal yang bersumber dari 72 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 20 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 425, "width": 221, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 6 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 0 0 % – Sukar 13 65 % 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 18, 20 Sedang 7 35 % 1, 3, 5, 11, 14, 16, 19 Mudah 0 0 % – Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 229, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,283.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 188, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 8 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 229, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 8 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 25 butir soal yang bersumber dari 76 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 25 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 70, "width": 222, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 8 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 0 0 % – Sukar 12 48 % 3, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 23 Sedang 13 52 % 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 14, 15, 20, 22, 24, 25 Mudah 0 0 % – Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 267, "width": 229, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,269.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 308, "width": 194, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 10 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 326, "width": 229, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 10 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 20 butir soal yang bersumber dari 63 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Butir soal bernomor 8 dan 12 sebagai soal bonus. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 18 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 425, "width": 222, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 10 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 0 0 % – Sukar 9 50 % 4, 7, 9, 13, 14, 15, 16, 18, 19 Sedang 9 50 % 1, 2, 3, 5, 6, 10, 11, 17, 20 Mudah 0 0 % – Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 599, "width": 229, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,341.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 640, "width": 194, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 16 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 658, "width": 229, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 16 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban dan lembar jawaban 15 butir soal yang bersumber dari 20 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 15 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 37, "width": 302, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 -", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 36, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 53, "width": 97, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 70, "width": 221, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Butir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 16 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 1 6,7 % 4 Sukar 9 60 % 2, 3, 5, 6, 9, 10, 11, 13, 14 Sedang 5 33,3 % 1, 7, 8, 12, 15 Mudah 0 0 % – Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 229, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,283.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 194, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Data SMP Negeri 18 Baubau", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 229, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dari SMP Negeri 18 Baubau adalah berupa soal tes, kunci jawaban, dan lembar jawaban 30 butir soal yang bersumber dari 93 siswa peserta UAS genap tahun akademik 2020/2021. Butir soal bernomor 27 dan 30 sebagai soal bonus. Berdasarkan hasil analisis diperoleh distribusi tingkat kesulitan 28 butir soal tes buatan guru matematika tersebut seperti dalam Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 390, "width": 220, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Hasil Analisis Tingkat Kesulitan Buir Soal Tes UAS Matematika di SMPN 18 Baubau Tahun Ajaran 2020/2021 Kategori Jumlah Persen No. Soal Sangat Sukar 0 0 % – Sukar 4 14,3 % 16, 17, 19, 29 Sedang 4 14,3 % 18, 21, 23, 26 Mudah 20 71,4 % 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 20, 22, 24, 25, 28 Sangat Mudah 0 0 % –", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 229, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan rumus dalam persamaan 3, diperoleh tingkat kesulitan tes (seluruh soal) sebesar 0,703.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 61, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 229, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data, dapat dideskripsikan tingkat kesulitan soal pada 7 (tujuh) SMP Negeri di Kota Baubau sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 229, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 3), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sangat sukar sebanyak 15 butir (37,5%), kategori sukar sebanyak 2 butir (5%) dan, kategori sedang sebanyak 23 butir (57,5%). Rata-rata tingkat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,287, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 2 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sukar. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Baubau mempunyai perbandingan sangat sukar : sukar : sedang sebesar 37,5% : 5% : 57,5%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 292, "width": 229, "height": 317, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 4 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 4), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sukar sebanyak 6 butir (15%), kategori sedang sebanyak 32 butir (80%), dan kategori mudah sebanyak 2 butir (5%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,458, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 4 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sedang. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 4 Baubau mempunyai perbandingan sukar : sedang : mudah sebesar 15% : 80% : 5%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 4 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 609, "width": 229, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 6 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 5), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan jumlah soal yang termasuk kategori sukar sebesar 13 butir (65%) dan kategori sedang sebanyak 7 butir (35%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,283, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 6 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sukar. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 6 Baubau mempunyai perbandingan sukar : sedang sebesar 65% : 35%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 386, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "39 - Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 - Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 229, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana salam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 6 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 229, "height": 305, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 8 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 6), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sukar sebanyak 12 butir (48%) dan kategori sedang sebaanyak 13 butir (52%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,269, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 8 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sukar. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 8 Baubau mempunyai perbandingan sukar : sedang sebesar 48% : 52%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 8 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 229, "height": 282, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 10 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 7), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sukar sebanyak 9 butir (50%) dan kategori sedang sebanyak 9 butir (50%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,341, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 10 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sedang. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 10 Baubau mempunyai perbandingan sukar : sedang sebesar 50% : 50%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 10 Baubau", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 93, "width": 229, "height": 317, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 16 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 8), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sangat sukar sebanyak 1 butir (6,7%), kategori sukar sebanyak 9 butir (60%), dan kategori sedang sebanyak 5 butir (33,3%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,283, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 16 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori sukar. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 16 Baubau mempunyai perbandingan sangat sukar : sukar : sedang sebesar 6,7% : 60% : 33,3%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 16 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 410, "width": 229, "height": 316, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Tingkat kesulitan soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 18 Baubau tahun ajaran 2020/2021 (seperti terlihat dalam Tabel 9), dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal menunjukan bahwa jumlah soal yang termasuk kategori sukar sebanyak 4 butir (14,3%), kategori sedang sebanyak 4 butir (14,3%), dan kategori mudah sebanyak 20 butir (71,4%). Dengan rata-rata tingkat kesulitan soal ( mean P) sebesar 0,703, hal ini menunjukan bahwa soal UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMPN 18 Baubau memiliki tingkat kesulitan kategori mudah. Untuk soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 18 Baubau mempunyai perbandingan sukar : sedang : mudah sebesar 14,3% : 14,3% : 71,4%. Menurut Widoyoko (2014) untuk menyusun suatu naskah soal tes sebaiknya digunakan butir soal yang tingkat kesulitannya berimbang, yaitu sulit = 25%, sedang = 50%, dan mudah = 25%. Pendapat lain dikemukakan oleh Sudjana dalam Azis & Nurlita (2017) sebuah soal yang diserahkan kepada siswa sebaiknya memiliki perbandingan antara sukar : sedang : mudah dengan perbandingan 2 : 5 : 3 atau 3 : 4 : 3. Dengan hal demikian, soal tes UAS genap buatan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 18 Baubau tahun ajaran 2020/2021 memiliki proporsi tingkat kesulitan yang tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 37, "width": 302, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "- Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, Volume 8, Nomor 1, Mei 2022 -", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 36, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 256, "top": 53, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Rasmuin, Sukra Luddin", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 794, "width": 229, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2022, Jurnal Akademik Pendidikan Matematika Print ISSN: 2442-9864, Online ISSN: 2686-3766", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 168, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 57, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 229, "height": 610, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 2 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sangat sukar sebesar 37,5%, kategori sukar sebesar 5%, dan kategori sedang sebesar 57,5%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,287, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sukar. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 4 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sukar sebesar 15%, kategori sedang sebesar 80%, dan kategori mudah sebesar 5%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,458, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sedang. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 6 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sukar sebesar 65% dan kategori sedang sebesar 35%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,283, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sukar. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 8 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sukar sebesar 48% dan kategori sedang sebesar 52%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,269, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sukar. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 10 Baubau mempunya tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sukar sebesar 50% dan kategori sedang sebesar 50%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,341, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sedang. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 16 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sangat sukar sebesar 6,7%, kategori sukar sebesar 60%, dan ketegori sedang sebesar 33,3%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,283, yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut temasuk kategori sukar. Soal UAS Genap Tahun Ajaran 2020/2021 yang digunakan di SMP Negeri 18 Baubau mempunyai tingkat kesulitan butir soal dengan kategori sukar sebesar 14,3%, kategori sedang sebesar 14,3%, dan kategori mudah sebesar 71,4%. Dengan rata-rata tingkat kesukaran (mean P) sebesar 0,703 yang menunjukan bahwa tes (naskah soal) tersebut termasuk kategori mudah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 29, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 229, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Adapun Beberapa saran dari peneliti sebagai berikut: 1) Untuk butir soal dengan tingkat kesulitan yang terlalu sukar dan sukar sebaiknya ditinjau", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 229, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "kembali agar menghindari kemungkinan soal mungkin salah kunci jawaban, soal mempunyai 2 atau lebih kunci jawaban, materi yang belum diajarkan sehingga kopetensi yang harus dikuasai siswa belum tercapai. 2) Untuk butir soal yang terlalu sukar dan terlalu mudah, sebaiknya direvisi atau tidak dugunakan dalam tes kedepannya. 3) Dalam pembuatan soal sebaiknya mempunyai perbandingan sukar : sedang : mudah yaitu 25% : 50% : 25% atau 3 : 4 : 3 atau 2 : 5 : 3.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 211, "width": 132, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 233, "width": 228, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Anas, S. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan . PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 257, "width": 229, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Azis, A., & Nurlita, M. (2017). Analisis Kualitas Tes Try Out Ujian Nasional Tingkat SMP Se-Kota Baubau Buatan Mahasiswa Pendidikan Matematika. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika , 3 (1). Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan . Rineka Cipta. Noer, S. H. (2019). Desan Pembelajaran Matematika untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Edisi 2 . Graha Ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 351, "width": 229, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Purwanto. (2014). Evaluasi Hasi Belajar . Pustaka Pelajar. Rasmuin, R., & Fiana, F. (2019). Pengaruh Sarana dan Prasarana Belajar di Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP di Kecamatan Wangi- Wangi. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, 5 (2), 124–130.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 420, "width": 229, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Sundayana, R. (2014). Statistik Penelitian Pendidikan . Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 444, "width": 229, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Ugi, L. E., & Ernawati, J. (2020). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Baubau. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika, 6 (1), 53–55. Widoyoko, E. P. (2014). Peniaian Hasi Pembelajaran di Sekolah . Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 514, "width": 229, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 842, "text": "Yusuf, M. (2017). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan Pilar Penyedia Iformasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan . Kencana.", "type": "List item" } ]
0517e714-578e-9387-bcf2-053917820505
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/antrophos/article/download/11956/10523
[ { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 72, "width": 271, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (2) (2019): 188-193. DOI: https://doi.org/10.24114/antro.v4i2.11956", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 98, "width": 102, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANTHROPOS:", "type": "Title" }, { "left": 154, "top": 120, "width": 278, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 143, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 174, "width": 448, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adaptasi Masyarakat Transmigran di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 213, "width": 210, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuyun Trisna Yuningsih & Nurjannah *", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 241, "width": 415, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 283, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima: Januari 2019; Disetujui: Januari 2019; Diterbitkan: Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 294, "width": 40, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 310, "width": 443, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, faktor pendorong, adaptasi, solidaritas sosial, dan hambatan yang dihadapi masyarakat transmigran etnik Jawa dan Sunda dalam beradaptasi di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek masyarakat transmigran etnis Jawa, Sunda, dan juga penduduk asli yaitu masyarakat sub suku Batak Angkola. Hasil penelitian menunjukan bahwa sejarah transmigrasi mereka merupakan hasil dari program transmigrasi umum tahun 1982 pada masa pemerintahan presiden Soeharto. Faktor pendorongnya adalah karena ingin meningkatkan taraf hidup, dan mendapat hidup yang lebih sejahtera. Adaptasi masyarakat transmigran berjalan dengan baik, dibuktikan dengan adanya interaksi dan komunikasi yang berlangsung antara masing-masing etnik. Solidaritas sosial yang terjadi, terlihat pada berbagai macam kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama, saling bekerjasama dan terjalin kekompakan dalam bermasyarakat. Hambatan dalam adaptasi dengan lingkungan tanah yang tandus sehingga masyarakat tidak bisa bercocok tanam selain tanaman keras pada awal mula bertransmigrasi. Hambatan dalam berkomunkasi itu dikarenakan masing-masing etnik mempunyai bahasa yang berbeda. Kesimpulan yang didapat bahwa masyarakat transmigran dengan penduduk asli masing-masing saling beradaptasi. Proses adaptasi tidak sepenuhnya terjadi secara alamiah, namun telah diprogramkan oleh pemerintah dengan bukti peletakan rumah untuk warga transmigran dan penduduk asli dilakukan secara acak.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 467, "width": 332, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Adaptasi, Faktor Pendorong, Solidaritas Sosial, Hambatan, Masyarakat Transmigran", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 489, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 504, "width": 443, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the history, driving factors, adaptation, social solidarity, and barriers faced by Javanese and Sundanese ethnic transmigrant communities in adapting in Batang Pane II Village, Padang Bolak District, North Padang Lawas Regency. This study used a qualitative descriptive study with the subject of Javanese, Sundanese, and indigenous ethnic transmigrant communities namely the Batak Angkola sub-community. The results of the study show that the history of their transmigration was a result of the general transmigration program of 1982 under the rule of President Suharto. The driving factor is because you want to improve your standard of living, and get a more prosperous life. The adaptation of the transmigrant community went well, as evidenced by the interaction and communication that took place between each ethnic group. The social solidarity that occurs, can be seen in various kinds of activities carried out jointly, collaborating with each other and establishing cohesiveness in the community. Barriers to adaptation to barren soil environments so that people cannot grow crops other than perennials at the beginning of transmigration. The obstacle in communicating is because each ethnic group has a different language. The conclusion is that transmigrant communities with indigenous people each adapt to each other. The adaptation process does not fully occur naturally, but has been programmed by the government with evidence of laying houses for transmigrants and indigenous people randomly.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 634, "width": 302, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Adaptation, Driving Factors, Social Solidarity, Obstacles, Transmigrant Society", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 656, "width": 444, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite : Yuningsih, Y.T. & Nurjannah (2019). Adaptasi Masyarakat Transmigran di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 4 (2): 188-193.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 695, "width": 85, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author:", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 706, "width": 130, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 695, "width": 182, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2460-4585 (Print) ISSN 2460-4593 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 36, "width": 272, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (2) (2019): 188-193 .", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 70, "width": 72, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 84, "width": 223, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap manusia selalu berkeinginan untuk terpenuhinya kebutuhan hidup baik itu pangan, sandang dan papan yang layak. Namun dengan persaingan yang ketat di kota-kota besar yang padat penduduk seperti", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 140, "width": 69, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pulau Jawa,", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 154, "width": 223, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memungkinkan orang-orang yang tidak berpendidikan tinggi dan kurang memiliki keterampilan di pulau tersebut akan tersisihkan. Hal ini lah yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan di kota-kota padat penduduk.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 238, "width": 223, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehubungan dengan hal tersebut, maka program transmigrasi dianggap penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk dan juga kemiskinan khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang mengikuti transmigrasi pada umumnya adalah dari kelompok masyarakat yang berpendapatan rendah, tidak mempunyai lahan yang cukup untuk mengembangkan usaha- usaha pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 365, "width": 223, "height": 195, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal itu maka sudah sewajarnya mereka ini mendambakan adanya tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya di daerah asal. Seperti tujuan transmigrasi tersebut diadakan yaitu salah satunya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di tengah-tengah persaingan hidup yang keras di perkotaan serta untuk memecahkan masalah kepadatan penduduk yang dampaknya akan mengkhawatirka daerah itu sendiri. Untuk itu mereka bersedia mengadu nasib di pulau-pulau lain di luar pulau Jawa dan meninggalkan kota kelahirannya demi sebuah harapan kehidupan yang sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 562, "width": 225, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada zaman pemerintahan Soeharto, telah diadakan transmigrasi umum ke daerah-daerah luar Jawa yang salah satunya yaitu Sumatera Utara. Sumatera Utara dijadikan salah satu tujuan transmigrasi dikarenakan pada saat itu tingkat kepadatan penduduk di Sumatera Utara masih dianggap rendah. Untuk itu, Pemerintah memutuskan untuk menempatkan masyarakat transmigran di Sumatera Utara.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 689, "width": 223, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penempatan yang dilakukan tentunya melibatkan dua Pemerintah Derah yakni Daerah Tujuan yang akan menyediakan ruang sekaligus tempat tinggal, tempat berusaha dan bekerja, serta Pemerintah Daerah Asal yang akan menyediakan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 223, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daerah tujuan. Selanjutnya masyarakat transmigran ditempatkan di Kecamtan/Kabupaten yang telah disepakati oleh Pemerintah Daerah Asal dan Pemerintah Daerah Tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 126, "width": 223, "height": 321, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang Pane II merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara. Ibu kota kecamatan ini berada di Gunung Tua. Berdasarkan data sejarah, Desa Batang Pane II yang hanya dihuni oleh penduduk berasal dari pulau Jawa ini merupakan Desa yang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat Batak Angkola. Mereka datang ke daerah ini melalui program transmigrasi masa orde baru dengan salah satu tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Para transmigran ini sejak tahun 1982, ditempatkan pada salah satu tempat yang memang sengaja dibuka sebagai tempat bermukim mereka. Dalam penempatannya, di setiap Desa tidak hanya diperuntukan bagi pendatang yang berasal dari satu daerah asal saja, akan tetapi setiap desa dihuni penduduk dari ketiga daerah asal itu yaitu penduduk suku Jawa dari (Jawa Timur dan Jawa Tengah) dan juga suku Sunda dari (Jawa Barat). Desa inilah yang kemudia dikenal dengan nama “Desa Trans” atau unit Pemukiman Transmigran (UPT) Batang Pane.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 449, "width": 223, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awal kehadiran masyarakat trasnmigran suku Jawa dan Sunda di tengah-tengah pemukiman masyarakat Angkola, tidak mudah bagi mereka untuk bersosialisai dengan masyarakat setempat. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan bahasa dari masing-masing etnis (Jawa, Sunda, dan Angkola), sehingga sering terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Untuk itu, serangkaian upaya dilakukan suku Jawa dan Sunda untuk beradaptasi dengan kelompok masyarakat asli (Angkola) dengan tujuan agar keberadaan mereka diterima di dalam hubungan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 618, "width": 223, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bungin (2008) menyatakan “adaptasi itu sendiri diartikan sebagai naluri yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain disekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam fisiknya.”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 703, "width": 223, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian adaptasi tersebut di atas, di dalam pembauran dengan suku Batak Angkola yang merupakan kelompok yang dominan, suku Jawa dan Sunda sebagai pendatang harus mampu menyatukan dirinya dan melakukan penyesuaian", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 36, "width": 459, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuyun Trisna Yuningsih & Nurjannah . Adaptasi Masyarakat Transmigran di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 70, "width": 223, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diri atau adaptasi di daerah setempat karena mengingat predikat suku Jawa dan Sunda adalah kelompok pendatang. Meskipun telah jelas, pembauran akan menyebabkan bertemunya kebudayaan-kebudayaan yang berbeda, namun masyarakat harus saling menerima perbedaan, bahkan dimungkinkan masyarakat pendatang dapat menerima unsur-unsur kebudayaan setempat ke dalam kebudayaannya sendiri ataupun sebaliknya, melalui cara-cara berinteraksi dalam pergaulan sehari-hari dalam waktu yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 224, "width": 223, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses adaptasi masyarakat etnis Jawa, dan Sunda sebagai pendatang dan juga etnis Angkola sebagai penduduk asli harus tetap menjaga hubungan antar etnis agar hubungan terjalin dengan baik. Selain itu, solidaritas juga merupakan hal yang sangat penting, agar masyarakat dapat hidup berdampingan secara damai, saling membantu dalam setiap aktivitas yang dilakukan secara kolektif.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 351, "width": 223, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apabila adaptasi telah berhasil, hubungan antar etnis terjalin harmonis, solidaritas sosial berjalan dengan baik, kemungkinan besar masyarakat akan saling menerima dan hidup secara rukun yang menunjukan proses-proses tersebut mencapai tingkat keberhasilan. Tidak dipungkiri, banyak masyarakat transmigran kembali lagi ke daerah asalnya masing-masing karena ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat di tempat tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 492, "width": 223, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai kajian dan tulisan telah dilakukan tentang fenomena migrasi dan pola adaptasi. Seperti halnya kajian skripsi Sihar Lubis (2011) mengenai pola interaksi sosial migran di Desa Sirpangbolon, Kecamatan Garoga, Kabupaten Tapanuli Utara. Hasil kajiannya mengungkapkan bahwa Etnis Jawa sebagai kaum pendatang melakukan adaptasi dengan penduduk asli Batak Toba. Interaksi antar etnis berjalan dengan baik, dan tidak pernah ada konflik yang terjadi meski mereka dihadapkan dengan perbedaan-perbedaan baik dari segi budaya, tradisi, dan lain sebagainya. Namun dengan adaptasi tersebut, masyarakat antar etnis dapat membaur seperti kekompakan yang terjadi apabila adanya acara adat, kegiatan gotong royong, dan kegiatan sosial lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 731, "width": 101, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 745, "width": 196, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 759, "width": 223, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "deskriptif kualitatif dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 223, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian lapangan. Bogda dan Taylor dalam Moleong (2009) mengemukakan, bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur peneilitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 154, "width": 223, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis melakukan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar peneliti dapat menggambarkan proses adaptasi yang dilakukan masyarakat transmigran di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara kepada pembaca secara sistematis, faktual dan akurat. Penulis juga menggunakan study lapangan atau biasa disebut Field Research .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 281, "width": 223, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono (2012) mengatakan subjek penelitian yang dimaksud adalah orang ( actor ) sebagai pelaku dalam kegiatan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, actor sebagai pelaku yang dimaksud adalah masyarakat transmigran (Etnis Jawa dan Sunda) sebagai pendatang pada tahun 1982 dan penduduk asli (suku Angkola) di Desa Batang Pane II, yang dijadikan sebagai narasumber untuk menggali semua informasi yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 407, "width": 223, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek penelitian adalah ( activity ) yaitu kegiatan yang akan diteliti dari si pelaku. Adapun aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu adaptasi masyarakat transmigran di Desa Batang Pane II, dengan fokus penelitiannya yaitu pada kegiatan adaptasi masyarakat yang menyangkut adaptasi terhadap lingkungan geografis, adaptasi terhadap penduduk asli, interaksi antar etnis, hubungan sosial antar etnis, dan juga solidaritas sosial antar etnis pendatang dengan penduduk asli.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 562, "width": 120, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Transmigrasi", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 590, "width": 223, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Mulyadi (2006), “transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu yang merangkum seperangkat prinsip dan metode untuk penyelenggaraan pemukiman dan kehidupan baru bagi suatu kelompok masyarakat”. Transmigrasi sebagai upaya untuk mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk menciptakan perluasan kesempatan kerja, meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan yang harus dirasakan sebagai kesempatan baru bagi kehidupan baru, yang jauh lebih baik dari daerah tempat asalnya .", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 36, "width": 272, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (2) (2019): 188-193 .", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 70, "width": 223, "height": 166, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa Batang Pane II ini adalah sebuah Desa yang dibentuk atas hasil program transmigrasi yang diadakan tahun 1982 pada masa pemerintahan Soeharto. Desa ini semula bernama Desa Trans, yang artinya dihuni oleh kelompok masyarakat transmigrasi, yang asalnya dari pulau Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Barat). Namun kemudian Desa ini diganti dengan nama Desa Batang Pane II, untuk menghilangkan sebutan kelompok masyarakat trans yang seakan-akan terasing dari masyarakat lainnya yang menempati wilayah Padang Bolak.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 238, "width": 223, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batang Pane itu sendiri diambil dari nama pohon, karena sebelum Desa itu dibuka tempat tersebut banyak ditumbuhi pohon-pohon Pane dengan batang yang besar, sehingga nama pohon tersebut dijadikan nama untuk mengganti nama Desa Trans menjadi Desa Batang Pane II yang saat ini dijadikan sebagai pemukiman etnik.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 351, "width": 86, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Pendorong", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 365, "width": 223, "height": 139, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap manusia dalam hidupnya pasti menginginkan kehidupan yang layak, bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, dan mendapatkan kesejahteraan. Hal tersebutlah yang menjadi motif seseorang untuk ikut bertransmigrasi. Dari alasan tersebut, dapat dikatakan bahwa yang menjadi motif utama adalah karena keadaan ekonomi. Para transmigran sangat berharap bahwa program transmigrasi tersebut akan membawa dampak dan mobilisasi yang lebih baik dalam bidang ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 520, "width": 45, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adaptasi", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 534, "width": 223, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bungin (2008) adaptasi adalah “naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompoknya”. Naluri berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain disekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam fisiknya.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 646, "width": 223, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soekanto (2006) memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yaitu: (1) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, (2) penyesuaian terhadap norma- norma untuk menyalurkan ketegangan, (3) proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah, (4) mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan, (5) memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 223, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan, dan (6) penyesuaian aspek budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 98, "width": 223, "height": 166, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian adaptasi di atas, dapat disimpulkan bahwa adaptasi adalah kemampuan atau kecendrungan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap bertahan hidup dengan baik. Seseorang dalam kehidupan bersama, (sampai tahap-tahap tertentu) harus mengkoordinasikan dan mengintegrasikan perilakunya, untuk menghindarkan terjadinya kekacauan. Untuk itu, dalam proses adaptasinya manusia tidak terlepas dari interaksi antar sesamanya untuk menghadirkan situasi keserasian dan harmonis dalam kehidupan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 266, "width": 223, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adaptasi tidak hanya dibataskan pada pengertian penyesuaian diri, namun secara luas adaptasi diartikan bagaimana seseorang berusaha untuk tetap bertahan hidup dengan kondisi tertentu, yang pastinya membutuhkan cara bagaimana seseorang tersebut bisa beradaptasi, dan mengapa harus beradaptasi. Untuk itu penulis mengutip teori dari seorang tokoh yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 379, "width": 223, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Usman Pelly (2013) “strategi- satrategi adaptasi adalah cara-cara yang dipakai perantau untuk mengatasi rintangan-rintangan yang mereka hadapi dan untuk memperoleh suatu suatu kesinambungan positif dengan kondisi- kondisi latar belakng perantauan”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 224, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adanya transmigrasi yang telah dijelaskan sebelumnya, maka Desa Batang Pane ini dihuni oleh berbagai suku/etnis yaitu diantaranya suku Sunda, Jawa, dan Angkola. Suku Sunda merupakan pendatang dari Jawa Barat, suku Jawa pendatang dari Jawa Tengah, dan Batak Angkola dari masyarakat Translok (transmigrasi lokal) sebagai suku asli atau disebut tuan rumah yang berada di Kecamatan Padang Bolak.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 590, "width": 225, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal itulah yang membuat Desa ini menjadi Desa multietnis, karena terdiri dari banyak suku/etnis. Namun dengan adanya beberapa suku/etnik yang ada di Desa Batang Pane II menjadikan Desa tersebut terlihat indah dengan keanekaragaman karena sesungguhnya perbedaan – perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat dan kedaerahan yang seringkali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang majemuk. Interaksi dan komunikasi yang dijalani oleh suku Jawa, Sunda dan juga Angkola berjalan dengan lancar setelah melewati tahap-tahap yang mungkin menjadi penghambat untuk melakukannya karena memang", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 36, "width": 459, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuyun Trisna Yuningsih & Nurjannah . Adaptasi Masyarakat Transmigran di Desa Batang Pane II, Kecamatan Padang", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 70, "width": 223, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak mudah apalagi dengan perbedaan bahasa yang menjadi kendalanya.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 112, "width": 83, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solidaritas Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 126, "width": 223, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Emile Durkheim dalam Susan (2010) solidaritas sosial adalah “kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama”.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 224, "width": 223, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat di Desa Batang Pane II memiliki rasa kesetiakawanan dan solidaritas yang tinggi. Meski Desa ini dihuni oleh bermacam etnis yang datang dari berbagai tempat, namun mereka bisa bergaul dengan etnis lainnya. Tidak ada yang merasa bahwa solidaritas hanya dibangun untuk etnis yang sama, namun mereka menganggap solidaritas dibangun untuk kehidupan bersama tanpa memandang perbedaan.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 351, "width": 223, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain solidaritas antara sesama pendatang yaitu etnis Sunda dan jawa, penulis juga melihat adanya solidaritas antara pendatang dengan etnis Angkola sebagai penduduk asli di Desa tersebut. Tidak tampak ada perbedaan antara mereka, semua dianggap sebagai keluarga yang sama-sama menempati wilayah yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 463, "width": 85, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Hambatan", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 478, "width": 223, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat rata-rata mengalami hambatan dalam berproses, seperti hambatan karena permasalahan tanah yang tandus, gangguan dari masyarakat setempat, kesulitan dalam berkomunikasi, dan adanya rasa takut. Hambatan- hambatan ini lah yang harus mampu dihadapi masyarakat transmigran agar mereka mampuh bertahan hidup, dan hasilnya menunjukan bahwa mereka mampu.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 616, "width": 53, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 630, "width": 223, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat transmigran yang ada di Desa Batang Pane II adalah masyarakat dari pulau Jawa yang datang ke Sumatera Utara dibawah program transmigrasi pada masa pemerintahan Soeharto tahun 1982. Jenis transmigrasi yang diikuti adalah transmigrasi umum, yaitu Transmigrasi program transmigrasi yang disponsori dan dibiayai secara keseluruhan oleh pihak pemerintah melalui depnakertrans (departemen tenaga kerja dan transmigrasi). Alasan utama masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 223, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "transmigran melakukan transmigrasi yaitu karena ingin mengubah hidupnya, meningkatkan perekonomian dan keinginan untuk hidup sejahtera dibandingkan dengan kehidupan didaerah asalnya. Masyarakat di daerah asal rata- rata hanya bergelut di sektor pertanian dengan menggarap padi di persawahan milik orang lain dan hanya sebagai pekerja. Faktor tersebut yang mendorong mereka untuk memulai kehidupan di lingkungan yang baru dan rela meninggalkan tempat kelahiran demi sebuah tujuan hidup.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 224, "width": 223, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adaptasi masyarakat transmigran terhadap penduduk asli berjalan dengan baik meskipun ada sedikit hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menjalani prosesnya. Namun adaptasinya dapat dikatakan berhasil karena masyarakat transmigran yang predikatnya sebagai pendatang mampuh menjalin hubungan baik dengan penduduk asli sehingga tidak pernah terjadi konflik antar etnis disana. Masyarakat transmigran suku Jawa dan Sunda melakukan hubungan solidaritas yang baik terhadap penduduk asli, begitu juga sebaliknya. Kedekatan antar mereka menunjukan bahwa perbedaan status sebagai pendatang dan penduduk asli tidak menjadi suatu penghambat bagi mereka untuk melakukan solidaritas antar suku. Solidaritas antar suku tersebut sangat terlihat jelas pada saat mereka melakukan kegiatan seperti kerja bakti dalam pembangunan tempat ibadah, kerjabakti dalam perbaikan jalan, dan juga gotong royong dalam pesta hajatan ataupun kemalangan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 223, "height": 251, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat transmigran suku Jawa dan Sunda pada awalnya mengalami hambatan- hambatan dalam beradaptasi di Desa Batang Pane II. Hambatan tersebut pertama karena tanah di Desa tersebut tandus sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk bercocok tanam. Tanah yang tandus tersebut tidak bisa dijadikan lahan pertanian, semua tanaman yang ditanam tidak bisa bertahan lama. Hambatan selanjutnya yaitu permasalahan pada komunikasi karena pada saat itu masing-masing suku yang ada (Jawa, Sunda, Batak) masih kental dengan bahasa daerahnya sehingga tidak saling memahami bahasa satu sama lain dan menjadi penghambat dalam berkomunikasi. Namunn seiring berjalnnya waktu masing-masing suku saling belajar bahasa suku lain sehingga saat ini mereka bisa memahami bahasa suku lain walaupun belum sepenuhnya.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 36, "width": 272, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (2) (2019): 188-193 .", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 70, "width": 87, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 83, "width": 222, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendakatan Praktik) . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 109, "width": 223, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiarjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Bungin, B. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat . Jakarta: Kencana Doyle, P.J. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modren . Jakarta: PT Gramedia Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 210, "width": 222, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Rineka Cipta Mardalis. (2010). Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 248, "width": 223, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyadi. (2006). Ekonomi Sumberdaya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 286, "width": 223, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelly, U. (2013). Urbanisasi dan Adaptasi, Peranan Misi Budaya Minang Kabau dan Mandailing. Medan:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 311, "width": 55, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unimed Press", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 324, "width": 223, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soekanto, S. (2000). Beberapa Teori Sosiologi tentang", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 337, "width": 161, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Struktur Masyarakat. Jakarta: CV Rajawali", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 69, "width": 223, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 95, "width": 223, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subagyo. (2012). “ Pengambangan Nilai dan Tradisi Gotong Royong dalam Bingkai Konservasi Nilai Budaya”, Indonesian Journal of Conservation Vol. 1 No. 1 Juni 2012.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 145, "width": 223, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan . Bandung: ALFABETA.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 171, "width": 223, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA Suparno, E. (2007). Paradigma Baru Transmigrasi Menuju Kemakmuran Rakyat. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 259, "width": 223, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susan, N. (2010). Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer . Jakarta: Kencana Winarto & Herimanto. (2008). Ilmu Sosial & Budaya Dasar . Jakarta: Bumi Aksara", "type": "Text" } ]
3efc017c-0f98-e48b-bd49-720c6b6da448
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/PKWU/article/download/663/445
[ { "left": 85, "top": 782, "width": 303, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 27, "width": 208, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 39, "width": 341, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2302-0008 e-ISSN: 2623-1964 DOI: https://doi.org/10.47668/pkwu.v11i1.663 Volume 11 Issue 1 2023 Pages 90 - 100 website: https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/PKWU/index", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 393, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 211, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali Akbar 1 , Nuril Huda 2 , Dina Hermina 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 246, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2.3 Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 171, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 223, "width": 388, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Evaluasi kurikulum yang dilakukan oleh lembaga pendidikan harus transparan, karena dalam kajian ini pemerintah mengetahui realitas implementasi kurikulum untuk mengevaluasi atau mengukur kesesuaian kurikulum yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri, ada landasan hukum yang mengharuskan adanya evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan undang- undang. Secara umum evaluasi kurikulum dapat berupa perbaikan kurikulum secara keseluruhan atau sebagian, dalam hal ini tujuannya adalah mengevaluasi setiap bagian kurikulum, mulai dari tujuan, isi atau metode pembelajaran kurikulum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konteks, masukan, evaluasi proses dan hasil mata kuliah pendidikan agama Islam di perguruan tinggi negeri di Kalimantan Selatan. Sampai saat ini, banyak lembaga pendidikan yang masih menghadapi banyak kendala, terutama dalam implementasi dan evaluasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model CIPP (Context, Input, Process and Product) yang dikembangkan oleh Stufflebeam. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data untuk menjawab permasalahan tanpa pengujian hipotesis. Data utama penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam di perguruan tinggi di Kalimantan Selatan berada pada kategori “Baik”.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 457, "width": 170, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Evaluasi, CIPP, PAI, PTU", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 482, "width": 388, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Curriculum evaluation carried out by educational institutions must be transparent, because in this study the government knows the reality of curriculum implementation to evaluate or measure the suitability of the curriculum used to achieve the educational goals that have been set. In Indonesia itself, there is a legal basis that requires an evaluation of the preparation and implementation of the curriculum in each educational unit in accordance with the law. In general, curriculum evaluation can be in the form of curriculum improvement in whole or in part, in this case the goal is to evaluate each part of the curriculum, starting from the objectives, content or learning methods of the curriculum. The purpose of this study is to examine the context, input, evaluation of the process and results of Islamic religious education courses at state universities in South Kalimantan. Until now, many educational institutions still face many obstacles, especially in their implementation and evaluation. This research uses a quantitative approach with the CIPP (Context, Input, Process and Product) model developed by Stufflebeam. This research was conducted by analyzing data to answer problems without hypothesis testing. The main data of the study were collected through questionnaires. The results of this study show that Islamic religious education in universities in South Kalimantan is in the \"Good\" category.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 703, "width": 184, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Evaluation, CIPP, PAI, PTU", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 726, "width": 383, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright (c) 2022 The Authors. This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 114, "width": 429, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU) masih mengutamakan pembentukan kognitif dari pada aspek afektif (Darmadji, 2014). Fenomena ini bertentangan dengan tujuan pendidikan agama Islam yang mengarah pada pembentukan aspek afektif dari pada aspek kognitif. Tujuan pendidikan Islam menurut Azra adalah “menciptakan pribadi hamba Allah yang senantiasa bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat”. (Afnan & Nihwan, 2022) Praktek pelaksanaan pendidikan agama Islam di perguruan tinggi selama ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran untuk Mata kuliah yang lain. Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk menguasai materi secara kognitif dalam pembelajaran PAI. Hal ini terjadi karena proses pelaksanaan penilaiannya pun juga lebih banyak mengukur kemampuan mahasiswa dari segi kognitif.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 342, "width": 429, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional (Samrin, 2015) . Salah satu peran strategis PAI dalam sistem pendidikan nasional terletak pada peranan pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, khususnya dalam membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sebagai bagian penting dalam pembangunan Indonesia seutuhnya. rakyat. Pembelajaran PAI menurut Muhaimin sebenarnya lebih menekankan pada aspek nilai, termasuk nilai sakral dan manusiawi, yang harus ditanamkan dan/atau dikembangkan pada diri siswa agar dapat melekatkan diri dan menjadi kepribadiannya (Irsad, 2016). Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mempelajari nilai-nilai, yaitu (1) strategi tradisional; (2) strategi bebas; (3) strategi reflektif; (4) strategi trans- internal (Nasir, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 570, "width": 429, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi kurikulum yang dilakukan oleh lembaga pendidikan harus transparan, karena dalam kajian ini pemerintah mengetahui realitas implementasi kurikulum untuk mengevaluasi atau mengukur kesesuaian kurikulum yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri, ada landasan hukum yang mengharuskan adanya evaluasi terhadap penyusunan dan pelaksanaan kurikulum di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan undang-undang. Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Tahun 2003) Oleh karena itu evaluasi memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai konsep kurikulum. Secara umum evaluasi kurikulum dapat berupa perbaikan kurikulum secara keseluruhan atau sebagian, dalam hal ini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 88, "width": 429, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tujuannya adalah mengevaluasi setiap bagian kurikulum, mulai dari tujuan, isi atau metode pembelajaran kurikulum. Dengan kata lain, untuk menyempurnakan kurikulum, hasil penelitiannya dapat digunakan pada tataran evaluasi pelaksanaan atau pembelajaran. Proses pelaksanaan penilaian kurikulum memperhatikan standar atau basis pendidikan sebagai acuan peningkatan mutu pengajaran Standar Nasional Pendidikan (SNP).", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 191, "width": 430, "height": 384, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara ringkas, tujuan evaluasi proses adalah untuk memberikan masukan bagi pengelola tentang kesesuaian antara pelaksanaan dengan jadwal yang telah direncanakan serta efisiensi penggunaan sumber daya yang ada (Tsani, 2021). Apabila rencana tersebut perlu modifikasi atau dikembangkan, evaluasi proses dapat memberikan petunjuk. Disisi lain, evaluasi proses juga berguna untuk memberikan catatan lengkap tentang pelaksanaan rencana dan perbandingannya dengan tujuan yang telah direncanakan di awal. Sedangkan evaluasi hasil atau produk memiliki tujuan untuk menilai keberhasilan program dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sasaran program. Penilaian keberhasilan program dapat dikumpulkan melalui beberapa pihak yang terlibat didalamnya. Dalam model evaluasi CIPP ini, masing-masing komponen pembelajaran mulai dari segi fasilitas atau sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar pendidik dan mahasiswa, hingga pada hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah direncanakan, telah masuk dalam komponen yang siap untuk dievaluasi disesuaikan dengan tahapan yang ada yakni: tahap konteks, masukan, proses, hingga produk atau sesuatu yang dapat dihasilkan dari adanya kegiatan evaluasi. Proses evaluasi kurikulum disesuaikan dengan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP), mulai dari evaluasi konteks hingga evaluasi hasil, masing-masing akan dianalisa dan disesuaikan dengan komponen yang telah terdapat di Standar Nasional Pendidikan demi mengetahui hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam pengimplementasian KKNI.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 585, "width": 429, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam konteks pendidikan agama Islam yang saat ini menjadi salah satu materi wajib bagi seluruh mahasiswa muslim, tentu memiliki beberapa proses pembelajaran yang pada hakekatnya sesuai dengan mata pelajaran wajib lainnya. Perlunya penilaian khusus dalam mata kuliah ini digunakan untuk memperbaiki dan mengevaluasi urutan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Perlu dikaji dan pendalaman hasil akhir yang diperoleh pada sisi persiapan dan pemenuhan syarat minimal kesempurnaan yang ditetapkan oleh standar pendidikan negara, agar kecacatan yang muncul selama pembelajaran dapat diminimalkan. tindakan sedang dilakukan. Menurut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 88, "width": 429, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebijakan KKNI, program pembelajaran terdiri dari perencanaan, proses dan evaluasi, sehingga tujuan kajian adalah untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan pendidikan agama Islam menurut KKNI benar-benar telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh KKNI. Pemerintah. Oleh karena itu, tulisan ini berfokus pada evaluasi konteks, evaluasi masukan, evaluasi proses dan evaluasi produk dalam penyelenggaraan pendidikan Islam di perguruan tinggi negeri di Kalimantan Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 53, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan angket yang melibatkan responden sebanyak 59 orang yang terdiri dari 40 orang perempuan dan 19 laki-laki dari fakultas FKIP Universitas Lambung Mangkurat prodi PPKN, Pendidikan Sejarah dan Pendidikan Ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 428, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian memuat hasil analisis yang dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Pengujian hipotesis dan perhitungan statistik tidak perlu disajikan secara rinci, cukup diuraikan dalam bentuk esei. Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan pemakaian tabel atau grafik yang disertai dengan tambahan narasi untuk mempermudah pembaca memahaminya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 428, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan data dari hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan rumusan masalah, akan dibahas mengenai masing-masing tahap evaluasi dengan model CIPP ( Context, Input, Process, Product ).", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 669, "width": 156, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Diagram Koresponden", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 389, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gender, responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 59 orang yang terdiri dari 67.8% perempuan dan 32.2% laki-laki", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 199, "top": 273, "width": 200, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Diagram Koresponden per Prodi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 416, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas, Responden yang mengisi berasal dari beberapa prodi yaitu 49.2% berasal dari prodi Pendidikan Ekonomi, 32.2% berasal dari Prodi PPKN dan 18.6% berasal dari Prodi Pendidikan Sejarah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Konteks ( Context Evaluation )", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 597, "width": 176, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 . Diagram Persentase Materi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 429, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang materi pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum mudah dipahami. Sebanyak 30 orang (50.8%) setuju, 15 orang (25.4%) sangat setuju, 10 orang (16.9%) netral, 3 orang (5.1%) sangat tidak setuju dan 1 orang (1.7%) tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 309, "width": 237, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 . Diagram Persentase Kesesuaian Jawaban", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 428, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang materi pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum tidak sesuai dengan KKNI. Sebanyak 17 orang (28.8%) netral, 16 orang (27.1%) tidak setuju, 15 orang (25.4%) sangat tidak setuju, 9 orang (15.3%) setuju dan 2 orang (3.4%) sangat setuju", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 621, "width": 287, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 . Diagram Persentase Kesesuaian Materi bagi Remaja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang materi pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum sangat relevan bagi remaja. Sebanyak 34 orang (57.6%) sangat setuju, 19 orang (32.2%) setuju, 3 orang (5.1%) netral, 2 orang (3.4%) tidak setuju dan 1 orang (1.7%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Masukan (Input Evaluation)", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 324, "width": 268, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 . Diagram Persentase Masukan dari Koresponden", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 425, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang RPS pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum mempermudah pembelajaran. Sebanyak 30 orang (50.8%) setuju, 17 orang (28.8%) sangat setuju, 10 orang (16.9%) netral, 2 orang (3.4%) tidak setuju dan 0 orang (0%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 635, "width": 241, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 . Diagram Persentase Sarana dan Prasarana", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 428, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang sarana prasarana pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum tidak mendukung. Sebanyak 19 orang (32.2%) tidak setuju, 18 orang (30.5%) sangat tidak setuju, 11 orang (18.6%) netral, 9 orang (15.3%) setuju dan 2 orang (3.4%) sangat setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 183, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Proses (Process Evaluation )", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 336, "width": 216, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 . Diagram Persentase Evaluasi Proses", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 428, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang proses pembelajaran pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum sangat menyenangkan. Sebanyak 26 orang (44.1%) sangat setuju, 23 orang (39%) sangat setuju, 7 orang (11.9%) netral, 3 orang (5.1%) tidak setuju dan 0 orang (0%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 648, "width": 326, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9 . Diagram Persentase Pemahaman Penyampaian Materi Dosen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang penyampaian dosen pembelajaran pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum susah dipahami. Sebanyak 27 orang (45.8%) sangat setuju, 17 orang (28.8%) sangat setuju, 5 orang (8.5%) netral, 5 orang (8.5%) tidak setuju dan 5 orang (8.5%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 187, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Produk (Product Evaluation )", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 375, "width": 225, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10 . Diagram Persentase Evaluasi Produk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 428, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang materi pembelajaran pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi Umum mudah dipraktekkan. Sebanyak 20 orang (33.9%) setuju, 20 orang (33.9%) netral, 17 orang (27.1%) sangat setuju, 3 orang (5.1%) tidak setuju dan 0 orang (0%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 686, "width": 329, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11 . Diagram Persentase Materi yang Mudah Diajarkan Kembali", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 428, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data di atas tentang materi pembelajaran pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum mudah diajarkan Kembali kepada orang terdekat seperti keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 303, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 23 orang (33.9%) setuju, 20 orang (33.9%) sangat setuju, 13 orang (22%) netral, 3 orang (5.1%) tidak setuju dan 0 orang (0%) sangat tidak setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 67, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 434, "height": 300, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran sebagai suatu sistem tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur. Menurut Marzano, Pickering, & Tighe (1993: 1-5) ada lima dimensi dalam pembelajaran agar menghasilkan outcomes yang efektif, yaitu: (a) positive attitude & perceptions about learning,(b)acquiring & integrating knowledge, (c) extending & refining knowledge, (d) using knowledge meaningfully, dan (e) productive habits of mind . Artinya (a) sikap & persepsi positif tentang belajar, (b) memperoleh & mengintegrasikan pengetahuan, (c) memperluas & menyempurnakan pengetahuan, (d) menggunakan pengetahuan secara bermakna, dan (e) kebiasaan berpikir yang produktif. Pada tahap kelima ini, jika mahasiswa yang sudah merasakan bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan, mengembangkan apa yang penting bagi kehidupannya, selalu mencari dalil dan bukti terhadap sesuatu, selalu mengevaluasi agar aktivitas menjadi semakin efektif, dan tidak pernah menyerah terhadap problem yang belum dapat diatasinya, maka dia telah menjadi pembelajar yang berhasil. Untuk menentukan tingkat ketercapaian pembelajaran yang telah dicapai oleh mahasiswa, maka guru harus melakukan evaluasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 431, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara teknikal, ada tiga istilah yang terkait dengan evaluasi pembelajaran, yaitu: pengukuran ( measurement ), penilaian ( assessment ), dan evaluasi ( evaluation ). Kegiatan evaluasi didahului oleh penilaian, kegiatan penilaian didahului oleh pengukuran ( measurement ). Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, sedangkan penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran, dan evaluasi merupakan penetapan nilai atau implikasi perilaku. Pemahaman terhadap model evaluasi, sangat membantu bagi guru dan evaluator pendidikan, sehingga proses evaluasi dapat dilakukan secara komprehensif, baik menyangkut input, proses, output dan outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat dari data di atas Pendidikan Agama Islam di Perguruan tinggi dianggap berhasil dari segi materi, persiapan, proses dan evaluasi. Beberapa kelemahan yang ditemui adalah cara penyampaian dosen Agama Islam masih dianggap terlalu sulit untuk dicerna mahasiswa yang latar belakangnya bukan dari sekolah agama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 309, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 | Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 2023", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 783, "width": 323, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pendidikan Agama Islam di PTU Banjarmasin Berbasis CIPP ...", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 115, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 417, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afnan, M., & Nihwan, M. (2022). Studi tentang Tujuan Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra. Jurnal Pemikiran Dan Ilmu Keislaman , Vol. 3, No. 2 , h. 367- 384.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 421, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmadji, A. (2014). Ranah Afektif Dalam Evaluasi Pendidikan Agama Islam, Penting Tapi Sering Terabaikan. El-Tarbawi , Vol. 8, No. 1 , H. 13-25.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 424, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irsad, M. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Madrasah (Studi Atas Pemikiran Muhaimin. Jurnal Iqra’: Kajian Ilmu Pendidikan , Vol. 1, No. 2 , h. 230-245.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 409, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasir, M. (2019). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Implementasi Nilai", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 342, "width": 380, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multikultural (Studi di SMA Darut Taqwa Sengonagung Purwosari Pasuruan).", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 362, "width": 326, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Multicultural of Islamic Education , Vol. 2, No. 2 , h. 14-27.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 417, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samrin. (2015). Pendidikan Agama Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Al-TA’DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan , Vol. 8, No. 1 , h. 101- 116.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 420, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tsani, I. (2021). Evaluasi model cipp pada pembelajaran PAI dan budi pekerti di SMA Negeri 7 Kota Kediri. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam , Vol. 12, No. 1 ,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 486, "width": 46, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h. 17-45.", "type": "List item" } ]
83ef4738-0610-0234-6dc0-7dbdb006beae
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/COSTING/article/download/11408/6965
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 281, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 156, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 7 Nomor 5, Tahun 2024 e-ISSN : 2597-5234", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 86, "width": 396, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALYSIS OF POTENTIAL FRAUD IN FINANCIAL REPORTS OF BUMN COMPANIES ON THE IDX: HEXAGON FRAUD ANALYSIS APPROACH (EMPIRICAL STUDY 2020-2023)", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 141, "width": 384, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS POTENSI KECURANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA: PENDEKATAN HEXAGON FRAUD ANALYSIS", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 183, "width": 203, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(STUDI EMPIRIS TAHUN 2020-2023)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 209, "width": 419, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desman Serius Nazara 1 , Fitriana 2 , Zainal Arifin 3 Universitas Sanggabuana 1,2,3 [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 260, "width": 56, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study investigates the factors influencing the potential for fraud in financial reports of state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2020 to 2023. Utilizing a quantitative approach with random sampling of 70 investors and Structural Equation Modeling (SEM) via Smart PLS, the research examines the relationships between financial performance metrics, governance structures and policies, ethical climate and corporate culture, and fraud potential in financial reports. The findings reveal that financial performance metrics significantly impacts fraud potential in financial reports both directly and indirectly through ethical climate and corporate culture, indicating the crucial role of ethical practices in mitigating fraud risks. Conversely, governance structures and policies directly affects fraud potential in financial reports, but its indirect effect through ethical climate and corporate culture is not significant, suggesting that mere presence of governance policies is insufficient without effective implementation and a strong ethical culture. These insights highlight the need for robust ethical environments and comprehensive governance practices to enhance financial reporting transparency and accountability, thereby bolstering investor confidence and sustainable performance in BUMNs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Fraud Potential, Financial Performance Metrics, Governance Structures, Ethical Climate, Corporate Culture, State-Owned Enterprises.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 455, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 428, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi potensi kecurangan dalam laporan keuangan badan usaha milik negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2020-2023. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengambilan sampel secara acak terhadap 70 investor dan Structural Equation Modeling (SEM) melalui Smart PLS, penelitian ini menguji hubungan antara metrik kinerja keuangan, struktur dan kebijakan tata kelola, iklim etika dan budaya perusahaan, dan potensi kecurangan dalam laporan keuangan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa metrik kinerja keuangan secara signifikan mempengaruhi potensi kecurangan dalam laporan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui iklim etika dan budaya perusahaan, yang mengindikasikan peran penting praktik etika dalam memitigasi risiko kecurangan. Sebaliknya, struktur dan kebijakan tata kelola secara langsung mempengaruhi potensi kecurangan dalam laporan keuangan, namun pengaruh tidak langsungnya melalui iklim etika dan budaya perusahaan tidak signifikan, yang menunjukkan bahwa keberadaan kebijakan tata kelola saja tidak cukup tanpa implementasi yang efektif dan budaya etika yang kuat. Wawasan ini menyoroti perlunya lingkungan etika yang kuat dan praktik tata kelola yang komprehensif untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor dan kinerja yang berkelanjutan di BUMN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Potensi Kecurangan, Metrik Kinerja Keuangan, Struktur Tata Kelola, Iklim Etis, Budaya Perusahaan, Badan Usaha Milik Negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 102, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 198, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial reporting integrity is paramount for maintaining transparency and investor confidence in public companies, particularly state-owned enterprises (BUMNs) listed on the", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 674, "width": 198, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Stock Exchange (BEI) [1]. However, concerns persist regarding the potential for fraudulent activities within their financial statements [2]. By examining key financial performance metrics, governance structures, and the", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 198, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intervening variable of ethical climate and corporate culture [3]. Understanding these dynamics is crucial for enhancing regulatory oversight and implementing effective measures to mitigate financial misconduct, thereby safeguarding stakeholders' interests and ensuring the reliability of financial information in Indonesia's capital markets [4].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 198, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The concept of Fraud Potential in Financial Reports refers to the susceptibility of financial statements to misrepresentation or manipulation, leading to misleading information that could deceive stakeholders [5]. In the context of state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2020 to 2023, this entails examining instances where financial data might be inaccurately reported, intentionally misrepresented, or omitted to artificially inflate financial health or conceal weaknesses [6]. Factors contributing to fraud potential include inadequate internal controls, management override of controls,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 199, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "complex transactions prone to misinterpretation, and a corporate culture that may prioritize short-term financial gains over long-term sustainability [7]. Understanding and mitigating fraud potential is crucial for ensuring the integrity of financial reporting, maintaining investor", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 198, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "confidence, and upholding ethical standards within the corporate sector [8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 201, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial Performance Metrics encompass a range of quantitative measures used to evaluate the efficiency, profitability, and overall health of an organization [9]. These metrics include profitability ratios such as return on assets (ROA) and return on equity (ROE), which assess the company's ability to generate profits from its assets and shareholders' investments, respectively [10]. Liquidity ratios like the current ratio and quick ratio gauge the", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 198, "height": 358, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "company's ability to meet short-term financial obligations. Solvency ratios such as debt-to-equity ratio and interest coverage ratio evaluate the company's long-term financial stability and its capacity to repay debt [11]. These metrics provide crucial insights into a company's financial position, operational efficiency, and risk management practices, guiding stakeholders in making informed decisions about investments, loans, and overall business strategies [12]. In the context of BUMNs listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI), analyzing these metrics helps identify potential weaknesses or areas susceptible to financial misrepresentation, thereby supporting efforts to enhance financial transparency and mitigate fraud risks [13]. Governance Structures and Policies refer to the frameworks, mechanisms, and regulations put in place to ensure transparency, accountability, and effective oversight within", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 445, "width": 201, "height": 303, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organizations [14]. In the context of state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI), these structures encompass board composition, the independence of directors, audit committee effectiveness, and the implementation of internal control systems [15]. Strong governance practices promote ethical behavior, mitigate risks, and safeguard shareholder interests by ensuring that financial reporting is accurate, reliable, and compliant with regulatory requirements [16]. Effective governance also fosters a culture of integrity and accountability among management and employees, reducing the likelihood of fraudulent activities and enhancing overall organizational performance and sustainability [17]. Understanding and evaluating these governance structures and policies are critical for identifying", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 198, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "potential vulnerabilities and implementing measures to strengthen corporate governance within BUMNs", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 26, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18].", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 141, "width": 169, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethical Climate and Corporate", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 198, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Culture encompass the values, norms, beliefs, and behaviors that shape the ethical environment within an", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 198, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organization [19]. In the context of state- owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI), these factors influence how decisions are made, resources are allocated, and stakeholders are treated [20]. A positive ethical climate fosters transparency, honesty, and fairness in business practices, encouraging employees to adhere to ethical standards and act in the best interests of stakeholders [21]. It also promotes a strong sense of corporate responsibility and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 199, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "accountability, reducing the likelihood of unethical behaviors such as financial misconduct or fraud [22]. Assessing the ethical climate and corporate culture within BUMNs is crucial for understanding the organizational context in which financial reporting occurs, identifying potential ethical risks, and implementing strategies to promote integrity and uphold ethical standards across all levels of the organization [23].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 198, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research variables in the study focus on state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2020 to 2023. These companies serve as the primary subjects of investigation, with a particular emphasis on their financial reports, governance structures and policies, and ethical climate and corporate culture. Financial reports are scrutinized for potential fraud indicators, including inaccuracies or deliberate misrepresentations that could mislead stakeholders. Governance structures and policies within these BUMNs are analyzed to assess their effectiveness in", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 198, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ensuring transparency, accountability, and compliance with regulatory standards. Furthermore, the ethical climate and corporate culture are examined to understand how these factors influence organizational behavior and decision-making, potentially", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 183, "width": 198, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "impacting the integrity of financial reporting practices. By studying these variables within BUMNs during the specified timeframe, the research aims to provide insights into the dynamics affecting financial transparency and ethical standards in Indonesia's state- owned enterprises.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 293, "width": 170, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In researching state-owned", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 307, "width": 198, "height": 385, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2020 to 2023, several key phenomena and challenges emerge. One significant issue is the potential for fraudulent activities within financial reporting. BUMNs, as public entities, face pressures to meet financial targets and demonstrate robust performance, which can sometimes lead to the manipulation or misrepresentation of financial data. Governance deficiencies, such as inadequate internal controls or board oversight, exacerbate these risks, allowing for instances of misreporting or even fraud to go undetected. Additionally, the complex regulatory environment in Indonesia poses challenges in ensuring consistent compliance and transparency across BUMNs, potentially creating disparities in reporting practices and ethical standards. Understanding these phenomena is critical for identifying vulnerabilities, enhancing regulatory frameworks, and fostering a culture of integrity within state-owned enterprises, ultimately safeguarding investor", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 693, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "confidence and promoting sustainable economic growth.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 721, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The aim of this research is to comprehensively investigate and analyze", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 201, "height": 330, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the factors influencing the potential for fraud in the financial reports of state- owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2020 to 2023. By focusing on financial performance metrics, governance structures and policies, and the ethical climate and corporate culture within these organizations, the study seeks to identify key determinants that may contribute to fraudulent activities or misrepresentations in financial reporting. The ultimate goal is to provide empirical insights that can inform regulatory practices, strengthen corporate governance frameworks, and promote transparency and accountability in BUMNs. By addressing these objectives, the research aims to contribute to enhancing the reliability and integrity of financial information in Indonesia's capital markets, thereby fostering investor confidence and sustainable economic development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 198, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following is the Conceptual Framework:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 137, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 199, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research methodology employs a quantitative approach utilizing random sampling to select 70 investors from state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) between 2020 and 2023. Random sampling ensures that each investor has an equal chance of being included in the study, thus enhancing the representativeness of the sample. The study adopts a design using Structural", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 198, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Equation Modeling (SEM) with the", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 198, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smart PLS (Partial Least Squares) analysis tool. This methodology allows for the examination of relationships among variables such as financial performance metrics, governance", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 155, "width": 198, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "structures and policies, ethical climate, and corporate culture, and their impact on fraud potential in financial reports. By analyzing data gathered from investors through structured questionnaires or interviews, the research aims to quantify these relationships and validate hypotheses, providing empirical", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 265, "width": 198, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "evidence to inform strategies for mitigating fraud risks and enhancing transparency in BUMNs' financial reporting practices.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 334, "width": 170, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 348, "width": 198, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple regression analysis is utilized in this study to predict the value of the dependent variable using the independent variables, as shown in Table1.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 417, "width": 198, "height": 332, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Path Analysis (Direct Effects) Path Original Sample P - Value Decision FPM -> ECCC 0.32 0.045 Significant GSP -> ECCC -0.18 0.212 Not Significant FPM -> FPFR 0.45 0.001 Significant GSP -> FPFR 0.26 0.021 Significant ECCC -> FPFR -0.30 0.008 Significant The significant positive relationship between Financial Performance Metrics (FPM) and Ethical Climate and Corporate Culture (ECCC), as evidenced by a path coefficient of 0.32 with a p-value of 0.045, suggests that stronger financial performance often correlates with a more positive ethical climate and corporate culture within state-owned enterprises. This finding implies that organizations prioritizing financial health and efficiency may also emphasize ethical values and cultivate a corporate culture that promotes integrity and transparency. Such alignment can potentially lead to enhanced trust among stakeholders, improved compliance with ethical standards, and reduced", "type": "Table" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 201, "height": 551, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "incidences of unethical behavior or fraud. However, further research could delve deeper into specific mechanisms through which financial performance metrics influence ethical climate, offering insights into strategic avenues for fostering ethical practices and sustainability within corporate environments. The non-significant relationship between Governance Structures and Policies (GSP) and Ethical Climate and Corporate Culture (ECCC), indicated by a path coefficient of -0.18 and a p-value of 0.212, suggests that within the context of state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange, governance structures and policies alone do not have a direct and meaningful impact on the ethical climate and corporate culture. This finding implies that merely having governance frameworks and policies in place may not be sufficient to influence the ethical behavior and cultural norms within an organization. It highlights the possibility that other factors, such as leadership commitment, employee engagement, or the implementation and enforcement of policies, play a more critical role in shaping the ethical environment. Consequently, organizations should consider a more holistic approach that integrates effective governance with active efforts to promote and instill ethical values and practices at all levels of the organization. The significant positive relationship between Financial Performance Metrics (FPM) and Fraud", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 198, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential in Financial Reports (FPFR), evidenced by a path coefficient of 0.45 and a p-value of 0.001, indicates that higher financial performance metrics are strongly associated with an increased potential for fraud in financial reports among state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 198, "height": 330, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Exchange. This finding suggests that when companies exhibit strong financial performance, there might be heightened pressures and incentives to maintain or enhance these metrics, potentially leading to manipulative or fraudulent reporting practices. The drive to meet or exceed financial expectations can foster an environment where ethical boundaries are compromised to achieve desired financial outcomes. This underscores the need for robust internal controls and governance mechanisms to mitigate the risk of fraud, ensuring that financial performance is achieved through legitimate and transparent means. It also highlights the importance of fostering an ethical corporate culture that prioritizes integrity and accountability over short-term financial gains. The significant positive relationship between Governance Structures and Policies (GSP) and Fraud", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 417, "width": 198, "height": 331, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential in Financial Reports (FPFR), with a path coefficient of 0.26 and a p- value of 0.021, reveals that more robust governance structures and policies are associated with a higher potential for fraud in financial reports among state- owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange. This counterintuitive finding suggests that even with well-established governance frameworks, the potential for fraud remains, possibly due to ineffective implementation or superficial compliance. It highlights that having governance structures and policies in place does not automatically translate to reduced fraud risk; rather, the quality, enforcement, and integrity of these structures are crucial. This insight emphasizes the need for not only strong governance policies but also their rigorous enforcement, continuous monitoring, and a corporate culture that genuinely values ethical practices.", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 199, "height": 261, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizations must ensure that governance mechanisms are not merely formalities but actively contribute to maintaining transparency and accountability in financial reporting. The significant negative relationship between Ethical Climate and Corporate Culture (ECCC) and Fraud Potential in Financial Reports (FPFR), with a path coefficient of -0.30 and a p-value of 0.008, indicates that a positive ethical climate and strong corporate culture are associated with a reduced potential for fraud in financial reports among state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange. This finding underscores the importance of cultivating an ethical organizational environment where", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 201, "height": 234, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "values such as integrity, transparency, and accountability are deeply embedded in the corporate culture. A strong ethical climate can deter fraudulent behavior by promoting ethical decision-making and reducing the rationalization for unethical actions. It highlights the need for organizations to invest in ethical training, reinforce ethical behavior through leadership and policies, and create an atmosphere where ethical practices are recognized and rewarded. By fostering a robust ethical climate and culture, BUMNs can effectively mitigate the risk of fraud, thereby enhancing the reliability and credibility of their financial reporting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next test is an indirect test which is presented in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 198, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Path Analysis (Indirect Effects) Path Original Sample P - Value Decision FPM -> ECCC -> FPFR -0.10 0.032 Significant GSP -> ECCC - > FPFR 0.05 0.178 Not Significant The significant indirect effect of Financial Performance Metrics (FPM) on Fraud Potential in Financial Reports (FPFR) through Ethical Climate and", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 201, "height": 662, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corporate Culture (ECCC), with a path coefficient of -0.10 and a p-value of 0.032, underscores the mediating role of ethical climate in this relationship. This finding suggests that while higher financial performance metrics can create pressures that might lead to fraudulent reporting, a strong and positive ethical climate and corporate culture can counterbalance this tendency, ultimately reducing the potential for fraud. In essence, organizations with robust financial performance that also prioritize and maintain high ethical standards and a positive corporate culture are less likely to engage in fraudulent financial reporting. This highlights the critical importance of fostering an ethical organizational environment as a buffer against the adverse effects of financial performance pressures. It reinforces the need for comprehensive strategies that integrate financial performance goals with ethical practices, ensuring that the pursuit of financial success does not compromise the integrity and transparency of financial reporting. The non-significant indirect effect of Governance Structures and Policies (GSP) on Fraud Potential in Financial Reports (FPFR) through Ethical Climate and Corporate Culture (ECCC), with a path coefficient of 0.05 and a p-value of 0.178, indicates that the ethical climate and corporate culture do not significantly mediate this relationship. This finding suggests that the presence of governance structures and policies alone is insufficient to influence fraud potential through the ethical climate and corporate culture within state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange. It highlights that governance frameworks may not effectively translate into a strong ethical climate without active enforcement, leadership commitment, and employee engagement. Therefore, organizations should not", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 198, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "solely rely on formal governance mechanisms but also focus on fostering a genuinely ethical corporate culture and ensuring that governance policies are actively implemented and integrated into daily practices. This approach could enhance the impact of governance structures on reducing fraud potential by strengthening the ethical foundation of the organization.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 199, "height": 359, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conclusion, this study reveals significant insights into the factors influencing fraud potential in financial reports of state-owned enterprises (BUMNs) listed on the Indonesian Stock Exchange from 2020 to 2023. The analysis demonstrates that financial performance metrics have a substantial direct and indirect impact on fraud potential, mediated by the ethical climate and corporate culture, underscoring the critical role of ethical practices in mitigating fraud risks. Conversely, while governance structures and policies directly influence fraud potential, their indirect effect through ethical climate is not significant, highlighting the necessity for effective implementation and integration of governance frameworks with a strong ethical culture. These findings emphasize the importance of fostering a robust ethical environment and ensuring comprehensive governance practices to enhance transparency and accountability in financial reporting, thereby", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 198, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "safeguarding investor confidence and promoting sustainable organizational performance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 198, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES [1] C. Santiago-Torner, “Ethical Climate and Creativity: The Moderating Role of Work Autonomy and the Mediator Role of Intrinsic Motivation,” Cuad.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 86, "width": 170, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gest. , vol. 23, no. 2, pp. 93–105,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 100, "width": 166, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023, doi: 10.5295/cdg.221729cs.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] P. B. E. Chan and M. J. P. Barlis,", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 127, "width": 198, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Relationship Among Ethical Leadership, Ethical Climate, and Service-Oriented Organizational Citizenship Behavior in the Hospitality Industry,” Bus. Econ. Commun. Soc. Sci. J. , vol. 5, no. 2, pp. 85–99, 2023, doi: 10.21512/becossjournal.v5i2.9976 . [3] U. Atz, Z. Z. Liu, C. Bruno, and T.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 265, "width": 170, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Van Holt, “Online appendix: Does Sustainability Generate Better Financial Performance? Review, Meta-analysis, and Propositions,” SSRN Electron. J. , pp. 1–29, 2021, doi: 10.2139/ssrn.3919652.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 348, "width": 198, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] N. Dharmayanti, T. Ismail, I. A.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 198, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanifah, and M. Taqi, “Exploring sustainability management control system and eco-innovation matter sustainable financial performance: The role of supply chain management and digital adaptability in indonesian context,” J. Open Innov. Technol. Mark. Complex. , vol. 9, no. 3, p. 100119, 2023, doi: 10.1016/j.joitmc.2023.100119. [5] H. Z. AL Habal, “Financial", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 527, "width": 170, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance Metrics of Islamic Banks in the Sultanate of Oman : An Analytical Review,” Int. Res. J.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 569, "width": 198, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Econ. Manag. Stud. , vol. 3, no. 6, pp. 12–21, 2024, doi: 10.56472/25835238/IRJEMS- V3I6P102. [6] R. Coelho, S. Jayantilal, and J. J. Ferreira, “The impact of social responsibility on corporate financial performance: A systematic literature review,”", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 693, "width": 170, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corp. Soc. Responsib. Environ. Manag. , vol. 30, no. 4, pp. 1535– 1560, 2023, doi: 10.1002/csr.2446.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 198, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Godwin Nzeako, Michael Oladipo", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 169, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akinsanya, Oladapo Adeboye Popoola, Excel G Chukwurah,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 113, "width": 169, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chukwuekem David Okeke, and", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 127, "width": 170, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ijeoma Scholastica Akpukorji, “Theoretical insights into IT governance and compliance in banking: Perspectives from African and U.S. regulatory environments,” Int. J. Manag. Entrep. Res. , vol. 6, no. 5, pp. 1457–1466, 2024, doi: 10.51594/ijmer.v6i5.1094.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 199, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] K. Ali, H. Hongbing, C. Y. Liew, and D. Jianguo, Governance perspective and the effect of economic policy uncertainty on financial stability: evidence from developed and developing economies , vol. 56, no. 3. Springer US, 2023. doi: 10.1007/s10644-", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 362, "width": 68, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "023-09497-6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 201, "height": 206, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] S. Mariam, A. H. P. K. Putra, A. H. Ramli, and F. Aryani, “Analysis of the Effect of Debt Level, Market Orientation, and Financial Literacy on Microenterprise Financial Performance: The Mediating Role of Consumer Behavior,” Atestasi J. Ilm. Akunt. , vol. 6, no. 2, pp. 469–494, 2023, doi: 10.57178/atestasi.v6i2.706. [10] 2022) (Iqbal, “Pengaruh Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Terjadinya Kecurangan Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 583, "width": 169, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Bursa Efek Indonesia,” J.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 597, "width": 169, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Compr. Sci. , vol. 2, no. 8.5.2017, pp. 2003–2005, 2022, [Online]. Available: www.aging-us.com", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 199, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] A. A. Sarhan and B. Al-Najjar, “The influence of corporate governance and shareholding structure on corporate social responsibility: The key role of executive compensation,” Int. J. Financ. Econ. , vol. 28, no. 4, pp. 4532–4556, 2023, doi:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 86, "width": 91, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1002/ijfe.2663.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 198, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] A. Bagas, D. Rajendra, and J. Y. Sugianto, “Fraud Problems in International Company Financial Reports,” Int. J. Econ. Commer.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 155, "width": 198, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manag. , no. 3, pp. 120–126, 2024. [13] N. S. Maulina and Z. Meini, “Pengaruh Fraud Hexagon Terhadap Fraudulent Financial Statement,” J. Akunt. Univ. Jember , vol. 21, no. 2, p. 97, 2023,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 238, "width": 157, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.19184/jauj.v21i2.38169.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 251, "width": 198, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] R. D. Harisma, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kecurangan Laporan Keuangan Menurut Teori Hexagon Fraud Pada Perusahaan Bum,” skripsi , 2023.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 321, "width": 198, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] W. Yadiati, A. Rezwiandhari, and", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 334, "width": 198, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramdany, “Detecting Fraudulent Financial Reporting In State- Owned Company: Hexagon Theory Approach,” JAK (Jurnal Akuntansi) Kaji. Ilm. Akunt. , vol. 10, no. 1, pp. 128–147, 2023, doi: 10.30656/jak.v10i1.5676. [16] I. E.-S. Ebaid, “Board characteristics and the likelihood of financial statements fraud: empirical evidence from an emerging market,” Futur. Bus. J. , vol. 9, no. 1, 2023, doi: 10.1186/s43093-023-00218-z.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 527, "width": 198, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] J. H. Choi and B. Gipper,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 541, "width": 170, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Fraudulent financial reporting and the consequences for employees,” J. Account. Econ. , no. xxxx, p. 101673, 2024, doi: 10.1016/j.jacceco.2024.101673.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 610, "width": 198, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Y. Faisal, E. G. Sari, J. S. A. Sipahutar, and R. Melindawati, “the Influence of Morality, Internal Control on Fraud of Financial Reports,” J. Ris. Akunt.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 679, "width": 198, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mercu Buana , vol. 9, no. 1, pp. 14– 28, 2023, doi: 10.26486/jramb.v9i1.3117. [19] H. Al Halbusi, T. L. P. Tang, K. A. Williams, and T. Ramayah, Do", "type": "Table" }, { "left": 164, "top": 36, "width": 347, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(5):332-340", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "340", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 86, "width": 170, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ethical leaders enhance employee ethical behaviors?: Organizational justice and ethical climate as dual mediators and leader moral attentiveness as a moderator--Evidence from Iraq’s emerging market , vol. 11, no. 1. Springer Netherlands, 2022. doi: 10.1007/s13520-022-00143-4.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 199, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] A. Roy, A. Newman, H. Round, and S. Bhattacharya, “Ethical Culture in Organizations: A Review and Agenda for Future Research,” Bus. Ethics Q. , vol. 34, no. 1, pp. 97–138, 2024, doi: 10.1017/beq.2022.44.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 199, "height": 178, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] M. Di Giulio and G. Vecchi, “How ‘institutionalization’ can work. Structuring governance for digital transformation in Italy,” Rev. Policy Res. , vol. 40, no. 3, pp. 406– 432, 2023, doi: 10.1111/ropr.12488. [22] B. G. D. Daljono, “Analisis Pengaruh Fraud Hexagon Terhadap Fraudulent Financial Reporting Menggunakan Metode Beneish M-Score,” Diponegoro J. Account. , vol. 12, no. 3, pp. 1–15,", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 486, "width": 169, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023, [Online]. Available:", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 198, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/accounti ng [23] A. Elomäki, “‘It’s a total no-no’: The strategic silence about gender in the European Parliament’s economic governance policies,”", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 597, "width": 170, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Int. Polit. Sci. Rev. , vol. 44, no. 3, pp. 403–417, 2023,", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 610, "width": 170, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.1177/0192512120978329.", "type": "Text" } ]
d6304bbd-454f-d90c-5ef2-33622abb273b
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/1606/882
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 274, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Vol.14, 2 (June, 2022), pp. 2381-2386 ISSN: 2087-9490 EISSN: 2597-940X, DOI: 10.35445/alishlah.v14i1.1606", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 790, "width": 194, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 455, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 185, "width": 311, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UIN Fatmawati Soekarno, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 217, "width": 434, "height": 294, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords: Pre-questioning technique; Reading comprehension The purpose of this study was to determine the achievement of students' reading ability scores after using the pre- question and answer technique. The method used in this research is a quasi-experimental research method. The population of this research is the eighth-grade students of a Junior High School in Bengkulu. The sample consisted of 20 students in class VIII A as the experimental class and 20 students in class VIII C as the control class. The experimental class was taught using pre-questioning techniques and the control class was taught using discovery learning. The instruments used in this study were pre-test and post-test on descriptive text. The results of this study showed differences in learning outcomes of 82.75 for the experimental class and 80.00 for the control class. The data were analyzed using the t-test formula. sig value. (2-tailed) is 0.000 < 0.05. It can be concluded that the Null Hypothesis (H0) is rejected and the Alternative Hypothesis (Ha) is accepted. The results of this study have shown that the use of pre-questioning techniques can have a positive influence on improving students' reading comprehension in the eighth grade of SMPN 06 Seluma in the 2021/2022 academic year.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 310, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 328, "width": 83, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2022-01-03 Revised 2022-04-15", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 352, "width": 84, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted 2022-06-18", "type": "Picture" }, { "left": 286, "top": 520, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 576, "width": 98, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 588, "width": 311, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto UIN Fatmawati Soekarno, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 454, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through reading activities, students involve their thought processes to understand the ideas and meanings conveyed in the text. This is in line with the opinion of Pujiono (2012) namely: In the reading process, students will experience a thought process to understand their ideas and ideas broadly. The reading process is closely related to the development of thinking factors, based on the underlying experience. Where this experience can be obtained through reading a text. Gilakjani & Sabouri (2016) stated that Reading comprehension is an important ability that contributes to the development of students' varied academic assignments. It enables individuals to decode a text, analyze, explain, and communicate their own opinions regarding written things. According to Rivers (In Alemi 2014) stated that “reading is the most important activity in any language class, not only as a source of information", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 14, 2 (June 2022): 2381-2386", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2382 of 2386", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 779, "width": 454, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto / The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and a pleasurable activity but also as a means of consolidating and extending ones which are knowledge of the language”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 307, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In reading comprehension learning, both students and teachers often experience difficulties. In the learning process of reading comprehension, some students consider learning difficult so students are not active during learning. Comprehension in text analysis is a decoding technique for responding to written text as a kind of communication. It is the technique of learning that may be utilized to communicate, even in written form. Reading a text may help people understand and signify something. And it is vital in their lives because so many actions are written down and must be read to be understood. It is a modern skill in connecting meaning starting on the same level and seeking to link meaning to a full learning selection. Most instructors prioritize explanation and description of textual content in coaching studying, after which they ask pupils to undertake exercises by answering inquiries primarily relying entirely on the text. While the notion of studying comprehension is gaining the concept of studying textual material, there is a lack of guidance to grasp textual content. As a result, one of the most important aspects of coaching learning is encouraging students to interact with the material. The academics can then obtain fresh facts by carefully studying the textual material. In other words, they research new competence that is being studied. The difficulty experienced is when students are asked by the teacher to read English texts and then understand the content of the reading. The level of reading comprehension ability of students is still lacking, this can be seen from the results of the exercises given after the students have finished reading. While the difficulty for teachers is that they lack creativity in applying appropriate reading comprehension learning techniques to students. The reading technique used by the teacher makes students feel bored and bored. This is because every time they carry out reading comprehension learning, the teacher only provides the reading text and asks the students to read then the students answer the questions according to the reading content without first understanding the contents. This is a problem in a school in Seluma District. Researchers tried to visit a Junior High School in Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 454, "height": 294, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Researchers observed students' skills in answering questions from the given text. Students' mistakes were found in answering the questions. This can be seen from the results of observations made on 30 class VIII students using the instrument of reading text questions, on average the students were still wrong in answering the questions. Because they do not understand the meaning of the question. There are 50% of students who score below the KKM. The minimum completeness criteria (KKM) is the completeness criteria to state that students achieve learning outcomes. The KKM in English at a Junior High School in Bengkulu. To achieve this KKM, students are required to be able to answer 7-10 questions correctly. One of the causes of student learning outcomes beyond expectations is that the media used by the teacher in learning reading comprehension is less varied to train students in answering English questions. This occurs due to the lack of teacher creativity in the development and use of alternative learning media, it can hinder learning and the low ability of students to read English texts (Reni, 2021). Evidence of the success of applying pre-questioning techniques in reading comprehension is seen in three previous studies which state that the effect of pre-questioning techniques on students' reading comprehension has increased. One of them is from the research title developed by Sari Fitriyani (2015), she applies pre-questioning techniques to improve student achievement in reading narrative text. Based on the data analysis, it was found that the measure of the effectiveness of the study was 1.99, which was categorized as \"high effect\". According to Qolisoh (2015), there are steps to implement the pre-questioning technique. The step as follows: Selecting the type of question and its level of difficulty, the selection of what type of question to ask depending on the objective of the lesson, the progress made, and the learning needs of the students, and phrasing the question and delivering it, the teacher gave the students some text. The teacher asks students by using the pre-questioning technique, listening to the student's responses, and providing feedback.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 454, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, the researcher tested the pre-questioning technique to find out whether this technique could affect the students' reading comprehension ability. Zenger (1977,p.103-104) said that pre- questioning is a process where someone asks or makes a question about something that aims to assess", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 14, 2 (June 2022): 2381-2386", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2383 of 2386", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 779, "width": 454, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto / The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the extent of knowledge and understanding about the topic or subject. Qolisoh (2015) also argues that pre-questions are taught by asking the teacher to ask questions about a part of the text and students answer the question, through pre-questions students are expected to focus on reading.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 451, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, this study will be conducted to determine the effectiveness of the application of pre- questioning techniques to help students achieve scores of reading comprehension skills in English texts.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 80, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The design of this research is quasi-experimental research. It employed the nonequivalent control design. According to Eko (2005). Quasi-experimental research is a study that sees a causal relationship between one or more independent variables with one or more control variables.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 454, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In quasi-experimental research, there are two variables used, they are independent and dependent. The research used the Pre-questioning technique as an independent variable and reading comprehension as a dependent variable. The writer utilized a multiple-choice reading exam with 40 questions and four alternatives to collect data on students' reading comprehension abilities (A, B, C, D, and E). The test's validity is the amount to which proper generalizations may be made based on the results of a certain measure (Mackey, 2005). The author employed content validity and construct validity to determine the validity of the test.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 223, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Testing of the Equality of the Average Score", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 1: μ1= μ2 There is no influence of the pre-questioning approach in personal recount text in the direction of students' reading comprehension of the eighth-grade students of Junior High School in Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ha 2: μ1≠ μ2 There is an influence of the pre-questioning approach in personal recount text in the direction of students’ reading comprehension of eighth-grade students of Junior High School in Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 419, "width": 324, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The criteria are accepted if Ha 1 if tcal >ttab at a significant level 5%and 1%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 261, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Testing of the Different Test of Two Average Scores", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 1: μ1< μ2 The average score of students' reading comprehension who learn reading through pre-questioning in personal recount text is lower than those who learn reading through direct instruction of the eighth-grade students of Junior High School in Bengkulu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 454, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 1: μ1> μ2 The average score of students' reading comprehension who learn reading through the pre-questioning in personal recount text reading is higher than those who learned through direct instruction of the eighth-grade students of Junior High School in Bengkulu. The criteria were accepted Ha if t–cal > tab at significant level 5% and 1%. (Sudjana, 2005)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 454, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher did two observations, before the experiment and after the experiment. The observation before the experiment was called pre-test and the observation after the experiment was called post-test. In the middle of the pre-test and post-test, the researcher gave the treatment to the experimental class that used the pre-questioning technique. Then, at the end of the treatment, the researcher administrated the result of the pre-test and post-test scores to find out whether the pre- questioning technique was effective as one of the alternative ways to increase students' reading comprehension. The design of the research is visualized in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 649, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table1. Research Design", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 663, "width": 251, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Class Pre-test Treatment Post-test VIII A O1 X1 O2 VIII C O1 X2 O2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 14, 2 (June 2022): 2381-2386", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2384 of 2386", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 779, "width": 454, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto / The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result showed the implementation of using the pre-questioning technique on Student Reading Comprehension. The findings also included the result of the study that showed whether students with intellectual at the SMP Negeri 06 Seluma achieve reading comprehension scores better after being taught using the pre-questioning technique early reading program or not. The result of the research was obtained based on the data analysis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The instrument of the research must be valid and reliable. Researchers used ANATES to measure the validity of the research instrument and placed 40 respondents in class VIII consisting of 20 experimental classes and 20 control classes. Based on the calculation of the validity of the pre-test items, there were no invalid data found. While the results of the calculation of the validity of the post-test items show that 18 items are valid and 2 items are invalid.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 454, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the experimental class (VIII-A) the lower score of the pre-test was 60, then the highest score was 85. and then, in the post-test scores, the lowest score was 70 and the highest score was 90. these can be seen from the descriptive statistic of the pre-test and the post-test scores found that the average pre-test was 71,00 and the average score of post-test was 80,75. Whereas in the control class (VIII C) the lower score of the pre-test was 60, then the highest score was 80. and then, in the post-test scores, the lowest score was 80 and the highest score was 90. these can be seen from the descriptive statistic of the pre-test and the post-test scores found that the average pre-test was 70.50 and the average score of post-test was 80.00", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher also applied statistical analysis. The test implementation is the paired t-test. Paired t-test was used to find out whether students in reading comprehension eighth grade at the SMP Negeri 06 Seluma achieve reading comprehension scores better after being taught using the pre-questioning technique or not. The researcher used Statistical Package for Social Science (SPSS) 26.0 program for windows to find the paired sample t-test.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 434, "width": 130, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Paired Sample T-test Paired Samples Test", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 463, "width": 436, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paired Differences T Df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Experi ment Pre-test & Post-test -10,250 7,159 1,601 -13,600 -6,900 - 6,403 19 ,000 Control Pre-test & Post-test -9,750 5,495 1,229 -12,322 -7,178 - 7,935 19 ,000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, it was found that there was an average difference in post-test reading comprehension between the experimental class and the control class. From the table, a Sig (2-tailed) value of 0.000 < 0.05. Because the significance value was < 0.05, the researcher's hypothesis (Ha) was accepted, and the null hypothesis (Ho) was rejected. This means that there is a significant effect of using the Pre-questioning technique in reading comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, the conclusion mainly the eighth-grade students in the experimental class had improved development in post-test scores compared to previous pre-test scores. This is related to the theory of Mas'udah (2016) ”that the use of Pre-questioning had an impact on reading achievement to the students”. This means that the pre-questioning technique is effective in improving students' reading comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 14, 2 (June 2022): 2381-2386", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2385 of 2386", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 779, "width": 454, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto / The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore the result of the research shows that the use of pre questioning technique provides a significant difference in improving reading comprehension and students achieve a high score beyond the KKM score.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 132, "width": 456, "height": 401, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author conducted the research and employed pre-questioning in the experimental class and in making differences; the author also used direct instruction in the control class. The pupils understood the content easily, completed their duties efficiently, and received a higher grades. Students in the experimental class scored higher than students in the control class. It was as successful as the writer had hoped. Because the main goal of reading instruction is to get students to apply their knowledge to aid them with their reading comprehension. According to Elder and Paul (2020), the pre-questioning technique is important for encouraging students to think critically because one of the most common problems teachers face in the classroom is that students appear to be passive in interactive activities, and providing questions in teaching-learning appears to be a solution to make students more active. It indicates that the pre-questioning strategy is used to activate students' critical thinking. It is a solution for dormant classrooms. By asking questions, pupils may be more attentive to the teacher's explanation. As a result, primarily based entirely on the reasons stated above, the researcher is curious about determining the outcomes of treatment with pre-questioning on college students' studying comprehension fulfillment and has concluded that the pre-questioning includes a few questions supplied earlier than the students examine the entire text. In this study, students may improve their studying comprehension if they understand pre-questioning, and it is extremely important to grasp pre- questioning to gain superior reading comprehension. The experimental class produced excellent results. Because the students were interested in following the directions and processes when the instructor conveyed the topic utilizing the teaching methods of the pre-questioning approach. The writer gave the students a reading passage with a combination of questions. The writer explained the function of the pre-question to the students. Then she asked them to answer it. The students were more enthusiastic about comprehending the passage. They finish it fast, and they got the information. At the end of the discussion, the writer would like to inform that reading comprehension is very important and should be learned by students. Because it is one of four skills that has plays an important role in mastering English. By mastering reading people can express their feeling, opinions, and ideas orally. People need to understand the reading text to communicate with each other and make a good comprehension. Reading comprehension is defined as an interactive process of meaning construction that involves creating, receiving, and processing information. As a result, reading comprehension must be taught using an appropriate approach. The instructor might utilize the pre-questioning strategy to help pupils enhance their reading comprehension.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 548, "width": 95, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results and discussion above, it can be concluded that there is a significant effect on students' reading comprehension after being given the pre-questioning technique. This is evidenced by the score of the experimental class students being higher than the control class students. Based on the research the analysis of the data collected during the pre-test and post-test.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 454, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, it can be seen from the paired sample t-test that has been carried out. The results showed the probability value (sig.) = 0.000 < 0.05. This means that Ha is accepted and Ho is rejected. Thus, the conclusion is that the pre-questioning technique is effective in learning reading comprehension for class VIII students of SMP Negeri 06 Seluma, especially in the descriptive text lesson.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 14, 2 (June 2022): 2381-2386", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2386 of 2386", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 779, "width": 454, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riswanto Riswanto / The Impact of a Pre-Questioning Technique on Students' Reading Comprehension at a Bengkulu State Junior High School", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 68, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 453, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abidin, M. J. & Riswanto,R(2012).Collaborative strategic reading(CSR) within cognitive and metacognitive strategic perspectives.European Journal of Business and Management,4(1),6-69", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alemi, M., Meghdari, A., & Ghazisaedy, M. (2014). Employing humanoid robots for teaching the English language in Iranian junior high schools. International Journal of Humanoid Robotics, 11(03), 1450022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 192, "width": 49, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alphabeta", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 456, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J.W.(2012).EducationalResearch: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 219, "width": 302, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative Research: Fourth Edition. Boston: Pearson Education, Inc", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 453, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyono, Bambang. Y(2010).The teaching of English Language Skills and English Language Components. Malang : State Univesity Of Malang Press. P.128", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elder, L., & Paul, R. (2020). Critical thinking: Tools for taking charge of your learning and your life. Foundation for Critical Thinking.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, E. (2016). The Use Of-Questioning Technique to Increase The Students’ Reading Comprehension At The Eleventh Graders Of SMA N 5 Metro In The Academic Year Of 2015/2016 (Doctoral dissertation, IAIN Metro).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 456, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraenkel, J. & Wallen, N. E. (2006). How to Design and Evaluation Research in Education. New York: McGraw-Hill, inc.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmer, Jeremy. (2007). How To Teach English, England: Pearson Education Limited. P.23 Jeremy Harmer, The Practice of English,................p. 153. Juwita, Anne. (2009). English Express: The Complete Solution to Get Better of English. Jakarta: Generasi Cerdas. P.79-82", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julia, A. (2014). The Impact Guiding Questions Technique On Student's Writing Ability In Recount Text. STAIN, Bengkulu.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khusniyah,N.L,& Lustyantie,N.(2017).Improving English Reading Comprehension Ability Through Survey, Question, Read, Record, Recite, Review Strategy (SQ4R), English Language teaching,10(12),202-211.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 411, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mackey, A., & Gass, S. M. (2013). Second language research: Methodology and design. Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minoo Alemi, The Effects of Pre-reading Activities on ESP Reading Comprehension, Vol. 1, No. 5, pp. 569-577, Philippine, September 2010 ISSN 1798-4769, 20 September 2014", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pourhosein Gilakjani, A., & Sabouri, N. B. (2016). A study of factors affecting EFL learners' reading comprehension skills and the strategies for improvement. International Journal of English Linguistics, 6(5), 180. https://doi.org/10.5539/ijel.v6n5p180", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 453, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pujiono, S. (2012). Berpikir kritis dalam literasi membaca dan menulis untuk memperkuat jati diri bangsa. Prosiding PIBSI XXXIV, 778-783.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qolisoh N.F.(2015). The effect of the pre-questioning technique on the students' reading comprehension achievement in narrative text in the second grade of SMP Islam Assalam Jambewangi.IAIN Tulungagung", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 453, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reni, an English Teacher at eight class SMP Negeri 06 Seluma, interviewed done on February, 02th 2020, (Around 10.00 o’clock).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 229, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparman, U. (2012). Understanding and Developing Reading Comprehension. Bandar Lampung: University of Lampung.", "type": "Text" } ]
74cdd55d-0ba7-e0d7-f4a4-f944e7fcceed
https://cellbiopharm.com/ojs/index.php/MCBS/article/download/279/111
[ { "left": 43, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 27, "width": 163, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Print ISSN: 2527-4384, Online ISSN: 2527-3442 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 35, "width": 260, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Molecular and Cellular Biomedical Sciences, Vol.7 No.1, March 2023, p.28-37", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 67, "width": 139, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "RESEARCH ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 134, "width": 493, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The Use of Cell-penetrating Peptide for Delivery of Recombinant Transcription Factor DNA into Primary Human Fibroblast", "type": "Title" }, { "left": 43, "top": 180, "width": 488, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Melinda Remelia 1,2 , Budiman Bela 2,3,4 , Silvia Tri Widyaningtyas 3 , Radiana Dhewayani Antarianto 2,5,6,7 , Nuzli Fahdia Mazfufah 6 , Jeanne Adiwinata Pawitan 2,5,6,7", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 374, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "1 Department of Histology, Faculty of Medicine, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 231, "width": 391, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "2 Doctoral Program, Biomedical Science, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 243, "width": 490, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "3 Virology and Cancer Pathobiology Research Center, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 267, "width": 355, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "4 Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 279, "width": 342, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "5 Department of Histology, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 291, "width": 456, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "6 Stem Cell Research and Tissue Engineering - Indonesia Medical Education and Research Institute, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 315, "width": 466, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "7 Stem Cell Medical Technology Integrated Service Unit, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 363, "width": 498, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Background: Reprogrammed cell therapy has not been applied for clinical purposes due to the malignancy issue. The aim of this study was to design the recombinant vector of the transcription factors and analyze the effectiveness of cell-penetrating peptide delivering system for human primary fibroblast transfection to avoid the malignancy issue.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 405, "width": 499, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Materials and methods: The constructions of CCAT/enhancer binding protein alpha ( CEBPA ), hepatocyte nuclear factor 4 alpha ( HNF4A ), nuclear receptor subfamily 1 group I member 2 ( NR1I2 ) were confirmed with DNA digestion and sequencing. Breast reduction (BRED) and palate (PAL) tissue were used as human primary fibroblast sources. The transcription factors were delivered into BRED and PAL with recombination of avian leukosis sarcoma virus (ALSV), human immunodeficiency virus (HIV) matrix, and regulator of expression of virion proteins (Rev) (ALMR), tagged with enhanced green fluorescence protein (eGFP). Post-transfection cells were then cultivated with optimized medium. Gene expression was measured with quantitative reverse transcriptase-polymerase chain reaction (qRT-PCR).", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 503, "width": 498, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Results: Gene expression levels of CEBPA , HNF4A , NR1I2 , glutamate-ammonia ligase ( GLUL ), albumin ( ALB ), and cytochrome P450 ( CYP ) were increased. Transfection with ALMR, which were more efficient in BRED than PAL fibroblasts may have the advantage in autologous cell therapy for elderly patients.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 545, "width": 498, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Conclusion: Transfection of transcription factors to human primary fibroblast may be performed by using constructions of plasmid as designed in this study.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 587, "width": 500, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Keywords: recombinant plasmid, hepatocyte-like cells, primary fibroblasts, recombinant peptide, cell reprogramming, autologous cells therapy", "type": "Text" }, { "left": 403, "top": 48, "width": 88, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "MCBS", "type": "Section header" }, { "left": 396, "top": 685, "width": 99, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "C e l l a n d B i o p h a r m a c e u t i c a l", "type": "Picture" }, { "left": 396, "top": 709, "width": 45, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "I n s t i t u t e", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 640, "width": 126, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Submission: May 22, 2022 Last Revision: July 22, 2022 Accepted for Publication: July 22, 2022", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 676, "width": 175, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Corresponding Author : Budiman Bela Department of Microbiology Faculty of Medicine, Universitas Indonesia Jl. Pegangsaan Timur No. 16, Jakarta 10320, Indonesia e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 102, "width": 137, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Mol Cell Biomed Sci. 2023; 7(1): 28-37 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 750, "width": 380, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Copyright © 2023 Cell and BioPharmaceutical Institute. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC-BY-NC) License.", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 34, "width": 255, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell-penetrating Peptide for Recombinant Transcription Factor DNA Delivery", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 54, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Remelia M, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 64, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 245, "height": 447, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell reprogramming is one of the recently discovered techniques 1 , which is expected to solve the difficulty of obtaining sufficient numbers of hepatocyte-like cells for cirrhosis therapy. 2,3 Primary hepatocytes are highly differentiated, hence in vitro propagation of these cells is not possible. Other cell sources, such as fibroblasts are easier to be obtained from a patient and can potentially be converted into hepatocytes. 4 However, hepatocyte-like cells have not been applied for clinical purposes due to the malignancy issue 5 that may occur due to the use of viral vectors for delivering exogenous transcription factors and the presence of the pluripotent stage. The use of viral transduction could lead to the integration of the viral vector into the chromosomes, causing genetic changes and triggering proliferation of cancer cells. In addition, the remnants of undifferentiated pluripotent cells might become malignant if they advertently infiltrate the patient's vascular system. 6,7 Due to several safety issues, we designed a cell reprogramming strategy to obtain autologous hepatocyte- like cells, hence malignancy issues can be avoided and reprogrammed cells can be used for clinical purposes. 6 Human primary fibroblasts, which are derived from biomedical waste, were used to produce hepatocyte-like cells in this study. These cells have several advantages, including easy to obtain and process, has minimal obstruction regarding the ethical issues, has the ability to regenerate quickly, and are potential for autologous transplantation. 8,9 Several crucial stages in this study are patient's tissue biopsy, fibroblast isolation, transfection of transcription factor, determination of hepatocyte induction medium composition and incubation time, and characterization of hepatocyte-like cells (Supplementary 1).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 538, "width": 242, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "In this study, recombination of avian leukosis sarcoma virus (ALSV), human immunodeficiency virus (HIV) matrix and regulator of expression of virion proteins (Rev) (ALMR) peptide was used as a transcription factor delivery system. This recombinant peptide, 7.1 kDa in size, has been reported as a cell-penetrating peptide. Previous study has investigated its unique characteristics, such as the ability to bind biomolecules (peptides, oligonucleotides, and proteins) and deliver extra biomolecules into the nucleus. It has been reported that ALMR can overcome cellular barriers, such as cell membranes, endosome compartments, and nuclear membranes, hence expression of transgene protein could occur even in non-dividing cells. 10 The aim of this study", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 243, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "was to design the recombinant vector for the transfection of transcription factors and analyze the effectiveness of ALMR peptide for reprogramming human primary fibroblast to hepatocyte-like cells. ALMR peptide has the potential to substitute virus delivery systems in cell reprogramming, hence the safety of cell therapy can be more enforced.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 151, "width": 249, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "We avoided sex-determining region Y ( SRY )-box trenscription factor 2 ( SOX2 ), Krüppel-like factor 4 ( KLF4 ), octamer-binding transcription factor-4 ( OCT-4 ), and cellular-myelocytomatosis oncogene ( C-MYC ) transcription factors which would convert fibroblast into pluripotent cell. 11,12 Instead, we used a cocktail of transcription factors containing CCAAT/enhancer binding protein alpha ( CEBPA ), hepatocyte nuclear factor 4 alpha ( HNF4A ), and nuclear receptor subfamily 1 group I member 2 ( NR1I2 ), that has been reported to have the ability to convert mouse fibroblasts into hepatocyte-like cells. 13", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 305, "width": 244, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "DNA transcription factors are easier to be prepared with minimal laboratory handling compared to protein and RNA. 14 Using in silico method, the constructions were designed to be propagated in prokaryotic cells and expressed in mammalian cells. Prior to cell reprogramming, ALMR capability was confirmed with pcDNA3.1-enhanced green fluorescent protein (eGFP) in Chinese hamster ovary, subcloned K1 cell line (CHO-K1). Investigation results of several transcription factor ratios were then compared in human primary fibroblast cells. Moreover, lipofectamine, a common commercial transfection reagent, has been reported to increase the transfection efficiency of plasmid DNA into in vitro cell cultures. 15,16 The addition of lipofectamine increases transfection efficiency, suggesting that it might help biomolecules to penetrate the nuclear envelope. 17 The efficiency of transfection by lipofectamine system in human primary fibroblast was investigated and compared to the ALMR system.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 570, "width": 119, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Materials and methods", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 593, "width": 162, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Construction of Recombinant Plasmids", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 607, "width": 250, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Recombinant plasmids containing genes encoding CEBPA (1,084 bp), HNF4A (1,360 bp), and NR1I2 (1,312 bp) transcription factors were designed. pcDNA3.1(+) (Invitrogen, Waltham, MA, USA) was used as a vector of transcription factors. CEBPA , HNF4A , and NR1I2 sequences were obtained from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/, RefSeq human nucleotide database. All sequences were compiled and arranged into one FASTA file. DNA sequences", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 27, "width": 163, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Print ISSN: 2527-4384, Online ISSN: 2527-3442 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 35, "width": 260, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Molecular and Cellular Biomedical Sciences, Vol.7 No.1, March 2023, p.28-37", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 67, "width": 245, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "alignment was performed with Molecular Evolutionary Genetics Analysis (MEGA) software version 6.0 (Research Center for Genomics and Bioinformatics, Tokyo, Japan) and BioEdit version 7.1 (Ibis Biosciences, Carlsbad, CA, USA) for codon optimization. Amino acid function was checked using Uniprot website (http://www.uniprot.org). Kozak sequence 5’cgccRccATGG was then added in the beginning of gene sequences as ribosome attachment.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 179, "width": 245, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Each synthetic DNA was cloned in pcDNA3.1 flanked with Nhe I and Hind III restriction enzymes (New England Biolabs, Ipswich, MA, USA). Nebcutter version 2.0 (http://nc2.neb.com/NEBcutter2) was used to ensure that there were no similar restriction sequences found along synthetic DNA strands. DNA2.0 Gene Design & Synthesis (ATUM, Newark, CA, USA) software was used to measure GC percentage. The construction of recombinant plasmid pcDNA3.1- CEBPA , pcDNA3.1- HNF4A , and pcDNA3.1- NR1I2 were shown in Figure 1. The plasmids were then synthesized by Genescript’s company partner in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 333, "width": 245, "height": 167, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Escherichia coli Top 10 was used as host for recombinant plasmid amplification (cloning). E. coli was cultured in Luria Bertani (LB) broth containing 100 μg/μL ampicillin. Competent cells were prepared by inducing E. coli with 100 mM MgCl 2 and 100 mM CaCl 2 . pcDNA3.1- CEBPA , pcDNA3.1- HNF4A , and pcDNA3.1- NR1I2 were transformed to competent cells using heat shock transformation procedure with the ratio of recombinant plasmid:competent cells volume was 1:10 . The constructions were then confirmed with DNA digestion using Nhe I and Hind III and sequencing analysis. Three colonies were selected for each gene. Isolation of plasmid was performed", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 67, "width": 245, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "with miniprep procedure (Qiagen, Hilden, Germany), and the plasmids were restricted with Nhe I and Hind III. Plasmid were then visualized with electrophoresis on agarose gel 0.8% (b/v), 100V for 25 minutes, and compared with GeneRuler DNA Ladder (Thermo Scientific, Waltham, MA, USA). Plasmid concentration was measured using Nanodrop-2000 spectrophotometer (Thermo Scientific). One of three selected plasmids were then confirmed with sequencing analysis. Primers used for sequencing were listed in Supplementary 2.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 221, "width": 80, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "ALMR Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 235, "width": 244, "height": 279, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "ALMR recombinant peptides were prepared following a patented procedure developed by Universitas Indonesia (No. IDP000069076). Design, synthesis, and functional testing of ALMR was performed as described in previous studies. 10 ALMR peptide was obtained from culture stock of pQE80L-ALMR recombinant plasmid in E. coli DH5α (stored at -80°C). The culture stock were cultured with LB medium overnight (16-19 hours) and the protein were expressed in an optimized condition for isopropyl-β-D- thiogalactopyranoside (IPTG) induction. Ten mL of the culture stock that had been incubated were added into 100 mL of Terrific broth (TB) medium with 100g/mL ampicillin. The mixture was incubated at 200 rpm; 37°C for 4 hours and IPTG was added. The mixture was observed with 10% sodium dodecyl sulfate–polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE), and compared with PageRuler Protein Ladder (Thermo Scientific). Purification of ALMR peptide was performed by nickel-nitrilotriacetic acid (Ni-NTA) matrix, and then it was dialyzed using Slide A-Lyzer Pierce (Thermo Scientific).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 515, "width": 243, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "First dialysis was performed with distilled water containing 0.1 mM EDTA for 2 hours at 4°C. Second dialysis was performed with 100 mM 4-(2-hydroxyethyl)-1- piperazineethanesulfonic acid (HEPES) buffer for 16 hours at 4°C. After dialysis, glycerol was added until the final concentration of peptide was 10%. The dialyzed peptide was then confirmed with 10% SDS-PAGE. Peptide concentration was determined using Lowry protocol with DCTM Protein Assay kit (Biorad, Hercules, CA, USA). Absorbances were determined with iMark Microplate Reader (Biorad) at 655 nm; 900 seconds with the shaker activated.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 683, "width": 165, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Human Primary Fibroblast Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 697, "width": 243, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The use of tissue in this research was informed to the donor and the informed consents were signed afterwards. This", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 697, "width": 240, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 1. Construction of CEBPA , HNF4A , and NR1I2 insertion in pcDNA3.1.", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 34, "width": 255, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell-penetrating Peptide for Recombinant Transcription Factor DNA Delivery", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 54, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Remelia M, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 67, "width": 243, "height": 251, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "study has been approved by the Health Research Ethics Committee, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia/ Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital (No. 40B/UN2.F1/ETIK/IV/2018). Isolation of breast reduction (BRED) and cleft palate (PAL) fibroblasts were performed without enzymatic dissociation technique. The tissue was cut into pieces of about 2 mm, explanted to 24- well plates, and incubated in 37°C for about 5 minutes, until the tissue adhered to the surface. Fibroblast complete medium containing Dulbecco's modified Eagle medium (DMEM) high glucose, 1% platelet-rich plasma (PRP), 10% fetal bovine serum (FBS), 1% penicillin and streptomycin, 1% fungizone and 1% heparin were added to the isolated fibroblasts. Fibroblasts were incubated at 37°C with 5% CO 2 . The rate of cell division of each passage was measured with population doubling time (PDT) analysis. Cell surface markers (CD73, CD90, CD105, CD45, CD34, CD19, and HLA-DR) were determined with flow cytometry.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 111, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Lipofectamine Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 241, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Two μL of lipofectamine was diluted with 48 μL DMEM to obtain a final volume of 50 μL. Lipofectamine was then added to fibroblasts (100 μL/well).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 83, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "ALMR Transfection", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 244, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Before ALMR transfection was performed, the ALMR concentration was determined with Lowry method. The absorbances of first, second, third, and forth elution of ALMR were measured, and then compared with bovine serum albumin (BSA) serial dilution as relative concentration. After that, 4 μL of ALMR was diluted with 46 μL DMEM to obtain a final volume of 50 μL. ALMR was then added to fibroblasts (100 μL/well). The function of ALMR peptide as a delivery system was determined in CHO-K1 with eGFP marker tagging. egfp (720 bp) has been integrated in recombinant pcDNA3.1 (pcDNA3.1-eGFP). 9 eGFP is a 27 kDa protein consisting of 38 amino acids. Five hundred ng of pcDNA-eGFP was loaded into each well. A total of 2.8 μL pcDNA-eGFP (177.1 ng/μL) was diluted with 47.2 μL DMEM to obtain a final volume of 50 μL eGFP. eGFP was then added to the cells (100 μL/well).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 641, "width": 246, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Transfection of ALMR to human primary fibroblast was begun with the preparation of transcription factors transfection mix with CEBPA : HNF4A : NR1I2 ratio as follows: 1:1:1, 1:2:1, and 1:3:1. The detailed transfection mix volume was described in Supplementary 3. DMEM was then added to the transfection mix and this mixture was", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 243, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "added to human primary fibroblast (100 μL/well). Fibroblasts that were added with a combination of lipofectamine or ALMR and eGFP were used as experimental groups. Meanwhile, fibroblasts that were added with transfection mix without eGFP marker were used as negative control. The volume of pcDNA-eGFP was obtained by dividing the total concentration of pcDNA required (500 ng) with the initial concentration of pcDNA-eGFP (177.1 ng/μL). Therefore, 2.8 μL of pcDNA-eGFP was diluted with 47.2 μL of minimum essential medium (MEM) basal medium to obtain a final volume of 50 μL eGFP. This mixture were then administered to cells as much as 100 μL/well.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 249, "width": 157, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cultivation of Transfected Fibroblasts", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 263, "width": 246, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Hepatocyte induction medium used in this study did not contain CHIR, but contained other small molecules. Serum- free-αMEM complete medium (Gibco, Grand Island, NY, USA), Roswell Park Memorial Institute Medium (RPMI) 1640 complete medium (Gibco) with human serum albumin (HSA) (Gibco), or HepatoZYME-SFM complete medium (Gibco) with FBS was used as the induction medium. Meanwhile, human bone morphogenetic protein (BMP)-4 recombinant protein (Gibco), LY294002 (Gibco), human recombinant basic fibroblast growth factor (bFGF) (Stemcell Technologies, Vancouver, Canada), human activin A recombinant protein (Gibco), human oncostatin M (OSM) recombinant protein (Gibco), and human recombinant hepatocyte growth factor (HGF) (Stemcell Technologies) were used as small molecules. Medium replacement steps were outlined in Supplementary 4.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 501, "width": 230, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Analysis of Gene Expression in Transfected Fibroblasts", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 515, "width": 243, "height": 209, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Fibroblasts mRNA was extracted from the transfected cells on day 3, 7, 10, 14, and 21. In addition, the mRNA of primary fibroblasts, which were not transfected and were cultivated in the same induction medium was used as a negative control. RNA obtained from rabbit liver was used as a positive control. The expression of CEBPA , HNF4A , and NR1I2 transcription factors and hepatocyte markers glutamate-ammonia ligase ( GLUL ), albumin ( ALB ), and cytochrome P450 ( CYP ) were analyzed. Glyceraldehyde-3- phosphate dehydrogenase ( GAPDH ) was used as an internal control gene. The concentration of each RNA sample was equalized to 100 ng before reverse transcription with iScript cDNA (Biorad) and quantitative reverse transcriptase-polymerase chain reaction (qRT-PCR) with SYBR Evagreen (Biorad) was performed. The primers", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 27, "width": 163, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Print ISSN: 2527-4384, Online ISSN: 2527-3442 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 35, "width": 260, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Molecular and Cellular Biomedical Sciences, Vol.7 No.1, March 2023, p.28-37", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 320, "width": 242, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "used in qRT-PCR were listed in Supplementary 5. Measurement of gene expression was done three times. Cycle threshold (C T ) values were analyzed with Livak method.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 389, "width": 40, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 412, "width": 247, "height": 321, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Construction of Recombinant Plasmids Containing CEBPA, HNF4A and NR1I2 Recombinant synthetic plasmids containing CEBPA , HNF4A and NR1I2 were prepared in three seperate constructions. CEBPA , HNF4A and NR1I2 in pcDNA3.1 (+) vectors that were transformed into competent E. coli cells had a length of 1,084, 1,360 and 1,312 bp, respectively. Two bands were yielded from DNA double digestion, i.e. one band had a similar estimated size with the insert size, and the other band was the other part of the plasmid. These results suggested that both restriction enzymes cleaved the target sequence on the appropriate position (Figure 2). The third colony of each transcription factor was chosen to be used for further analysis. The concentration and purity of each transcription factor DNA were measured by spectrophotometry (Supplementary 6). The constructions were also confirmed with sequencing. The amplified recombinant of transcription factor DNA of CEBPA yielded 1,306 bp using cauliflower mosaic virus (CaMV)-forward and bovine growth hormone (BGH)- reverse primers. Whereas, HNF4A and NR1I2 yielded 1,582 and 1,532 bp, respectively. The complete homology and the reading frame were confirmed to reference genome sequence (Supplementary 7, Supplementary 8, Supplementary 9).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 305, "width": 128, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Visualization of ALMR Peptide", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 319, "width": 243, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The size of ALMR bands obtained from the three colonies and control was about 7.1 kDa (Figure 3). ALMR from the third colony was then chosen to be expressed on a large scale and purified for further analysis. ALMR was purified in a denatured form using guanidine thiocyanate, which caused the peptide to lose its three-dimensional structure, hence the 6× histidine tag was more accessible to Ni-NTA. 18 Denatured protein returned to its native form when a physiological buffer, such as phosphate-buffered saline (PBS) was replaced through the dialysis process. In addition, the pH of the buffer also neutralized the ALMR peptides, hence avoiding cell damage and the peptide function as a delivery system can work as expected. Visualization of purified ALMR peptide was shown in Supplementary 10. Based on the BSA standard, the equation of y=3375.7x-77.164 with R 2 =0.9953 was obtained and the ALMR concentration was 847.778 ng (Supplementary 11).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 571, "width": 240, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The Ability of ALMR as Delivery system in CHO-K1 Cells", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 585, "width": 243, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Supplementary 12 showed that the number of fluorescent CHO-K1 cells was higher in lipofectamine transfection system compared to ALMR.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 641, "width": 193, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Effectiveness Validation of the Delivery System", "type": "Section header" }, { "left": 300, "top": 655, "width": 242, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "According to population doubling time (PDT) calculation (Supplementary 13), BRED cell division was slower than PAL. BRED needed 3.198 days, while PAL needed 1.168 days to achieve twice the amount of the total cells. ALMR and lipofectamine systems were compared in both BRED", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 104, "width": 28, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "3,000 bp 1,000 bp 3,000 bp", "type": "Picture" }, { "left": 43, "top": 188, "width": 28, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "1,000 bp", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 214, "width": 243, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 2. Visualization of recombinant plasmids before and after DNA double digestion. A: pCDNA3.1- CEBPA ; B: pCDNA3.1- HNF4A ; C: pCDNA3.1- NR1I2 . Red box: CEBPA (1,084 bp); yellow box: HNF4A (1,360 bp); blue box: NR1I2 (1,312 bp); M: GeneRuler DNA Ladder 1 kb; 1-3: after double digestion; 4-6: before double digestion.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 73, "width": 225, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "M 1 2 3 4 5 6 7 8 kDa 200 100 15 20 25 30 40 50 60", "type": "Picture" }, { "left": 300, "top": 217, "width": 241, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 3. Expression of pQE80L-ALMR from colony 1-3 before (0 hour) and after 1 M IPTG induction (4 hours). M: PageRuler Protein Ladder; 1: Negative control DH5α; 2: Negative control plasmid pQE80wt; 3-5: Colony 1-3 before IPTG induction; 4-6= Colony 1-3 after IPTG induction.", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 34, "width": 255, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell-penetrating Peptide for Recombinant Transcription Factor DNA Delivery", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 54, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Remelia M, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 242, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "and PAL fibroblasts. On the ALMR system, BRED showed more fluorescent cells than PAL. Based on fluorescence observation, ratio 1 : 3 : 1 of CEBPA : HNF4A : NR1I2 was the best ratio for transfection in BRED fibroblasts (Figure 4). However, in the lipofectamine system, PAL showed more fluorescent cells than BRED. Ratio 1 : 1 : 1 of CEBPA : HNF4A :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 331, "width": 242, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "NR1I2 was the best ratio for transfection in PAL fibroblasts (Figure 5).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 373, "width": 244, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Transcription Factors and Hepatocyte Markers Gene Expression in Transfected Fibroblasts", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 69, "width": 460, "height": 359, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Both transcription factors ( CEBPA , HNF4A , and NR1I2 ) and hepatocyte markers ( ALB , GLUL , and CYP ) expression BRED PAL A B C", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 498, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 4. Observation of green fluorescence expression in BRED and PAL fibroblasts transfected using ALMR. Ratios for CEBPA , HNF4A , and NR1I2 transcription factor DNA are as follows: A: 1:1:1; B: 1:2:1; C: 1:3:1.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 454, "width": 358, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "BRED PAL A B C", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 699, "width": 496, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 5. Observation of green fluorescence expression in BRED and PAL fibroblasts transfected using lipofectamine. Ratios for CEBPA , HNF4A , and NR1I2 transcription factor DNA are as follows: A: 1:1:1; B: 1:2:1; C: 1:3:1..", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 27, "width": 163, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Print ISSN: 2527-4384, Online ISSN: 2527-3442 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 35, "width": 260, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Molecular and Cellular Biomedical Sciences, Vol.7 No.1, March 2023, p.28-37", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 68, "width": 243, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "levels started to increase on day 3 (Supplementary 14). However, there was a slight decrease in expression level of each transcription factor gene on day 7. After day 7, the expression level of each transcription factor gene continued to increase.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 151, "width": 59, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 174, "width": 246, "height": 545, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The types of fibroblasts (dividing or non-dividing cells) is important to be considered before conducting tissue biopsy for cell reprogramming. Based on our findings, the ALMR system was more effective for BRED (non-dividing cells, while lipofectamine system was more appropriate for PAL (dividing cells). This is in accordance with a previous study demonstrates that ALMR works more effectively on non-dividing cells and requires lipofectamine to increase transfection efficiency. 10 Fibroblasts are functionally and anatomically heterogeneous, determined by their function in different parts of the body. Fibroblasts from papillary cells are pro-regenerative, since they have the general characteristics of actively dividing cells. Meanwhile, fibroblasts from reticular cells are profibrotic, since they have the characteristics of non-dividing cells. BRED, breast-derived fibroblasts, slowly close the wound, with an opaque plug of dense connective tissue, whereas PAL, palate fibroblasts, close the wound with minimal scarring. 19 The age of the patient may also be associated with the characteristics of dividing fibroblast. PAL fibroblasts (obtained from a 4-year-old donor) divided faster than BRED (obtained from a 36-year-old donor). This characteristic may be affected by several factors, including the type of primary cell, sample storage duration, type of medium, cell processing technique, skills of the laboratory personnel, and contamination. 20,21 Recombinant plasmids containing CEBPA , HNF4A , and NR1I2 were designed to be propagated in E. coli and expressed in human primary fibroblast. Therefore, the transcription factor DNA can be easily cloned and is expected to be expressed when transfected into human fibroblasts. Based on our findings, the construction design was appropriate due to the increasing expression of both transcription factor genes and hepatocyte marker genes. The “up and down” in expression levels of transcription factor genes in our study is in line with results of a previous induced pluripotent stem cells (iPSc) research. 22 Numerous combinations of transcription factors for direct reprogramming of fibroblasts into hepatocytes are interesting to be investigated with our transfection", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 68, "width": 245, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "strategy. 6,23 There are similarities in the selections of transcription factors cocktail including CCAAT/enhancer binding protein ( CEBP ), hepatocyte nuclear factor ( HNF ), forkhead box ( FOX ) and GATA binding protein 4 ( GATA4 ) that are related to the process of hepatocyte development from embryo to definitive endoderm, hepatoblasts, and mature hepatocytes. 23,24", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 166, "width": 248, "height": 209, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "HNF4A is expressed in hepatic diverticulum development, and regulates hepatic mRNA expression during this stage, mid of hepatogenesis. Increased expression of HNF4A occurs in the process of cell differentiation to the hepatocyte cell line in vitro . 25 CEBPA is a transcription factor that plays a role in hepatocyte cell maturation, hepatogenesis, as well as hepatic metabolism including albumin expression and urea production. 13,26 Another core receptor used in this study, NR1I2 , has been reported to have a modulating effect on functional liver genes, such as the CYP family. 13 Increased expression of CYP3A4 in hepatocyte- like cells is important, since the production of cytochrome P450 enzymes play a role in drug metabolism. 27,28 NR1I2 is also known to be the key of gene regulation, which has an influence on morphogenesis and differentiation.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 376, "width": 244, "height": 209, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The process of importing extranuclear material in non-dividing cells depends on the ability of extracellular material to be recognized by nuclear localization signal (NLS). Meanwhile, ALMR is a recombinant peptide that has been equipped with the NLS sequence (Rev), hence it can be recognized by cellular importers and facilitates the delivering system of extracellular DNA complexes into the nucleus via nuclear pore complex (NPC). 10 Rev is one of the HIV accessory proteins that has the ability to enter and leave the nucleus and bind to HIV mRNA (Figure 6). This is the reason why the ALMR system is more appropriate to be used in non-dividing cells (BRED) compared to PAL and CHO-K1 cells. In the lipofectamine system, the entrance of exogenous DNA relies on the cell division process when the cell membrane is more permeable.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 586, "width": 244, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Delivery efficiency of ALMR in CHO-K1 was lower than lipofectamine. It might be related to the efficiency of DNA release by the ALMR complexes. In the lipofectamine system, the internalization process may occur through endocytosis and is followed by endosomal escape. 15 Lipofectamine-DNA complex remains in the cytoplasm until the cell enters division phase when the nucleus disintegrates, which causes the release of DNA into the nucleus. Thus, the lipofectamine system is more appropriate for dividing cells, such as PAL fibroblasts and CHO-K1 cells.", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 34, "width": 255, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell-penetrating Peptide for Recombinant Transcription Factor DNA Delivery", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 54, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Remelia M, et al.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 244, "height": 195, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "In the ALMR delivery system, most likely the exogenous DNA may still be in a complex with ALMR in the endosomal escape process. ALMR has an NLS amino acid sequence that can bind to importin, leading to recognition by the proteins that make up the NPC. The DNA will dissociate from the ALMR complex when it is in the nucleus area. Then, the DNA will bind to histones and form a nucleoprotein structure resembling chromatin. 10 Based on ratio optimization, HNF4A showed an important role in the transfection of ALMR. HNF4A as a nuclear receptor contains a NLS, hence it may assist the process of recognizing nuclear signals. In contrast to the lipofectamine system, the transfection efficiency seems not affected by the presence of NLS. 29", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 244, "height": 153, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The virus-based gene delivery systems will be possibly abandoned by the rise of the cell-penetrating peptide-based concept of cell reprogramming. The cell-penetrating peptide systems allow recombinant proteins, as well as small and large biomolecules to be delivered into the nucleus of living cells, although the alternate non-integrating systems may avoid genome integration. Nevertheless, the DNA molecule of transcription factors and short vectors might also cause insertion mutation. 30 Therefore, virus- and DNA-free systems should be concepted in further research.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 244, "height": 139, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The exogenous CEBPA , HNF4A , and NR1I2 DNA are expected not to be integrated into the host genome to do the transcription process. The mammalian vector, pcDNA3.1 has its own expression system, hence the transcription process can occur. Medium replacement is required to change the cell niche that will support fibroblasts conversion to the hepatocyte cell line. 31 Continuous research to improve the quality of hepatocyte-like cells and more in-depth investigations regarding the relevant biological processes are required before clinical translation.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 514, "width": 244, "height": 209, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The results showed that ALMR was more effective to be applied on BRED than PAL fibroblasts. ALMR may have an advantage in autologous cirrhosis cell therapy which is generally needed by elderly patients. In addition, the measurement of cell viability to quantify the possible toxicity of ALMR during transfection has also not been determined. The ALMR system has the potential to convert myofibroblasts in the liver of cirrhosis patients, converting them directly into hepatocytes by delivering a set of transcription factors by the ALMR system, followed by the induction of hepatocyte differentiation. Several in vivo studies in animal models of cirrhosis prove the feasibility of this concept. 2,32 The construction of recombinant plasmid in this study could also be applied for other transcription factors. Cell therapy for other diseases, such as heart", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 498, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Figure 6. Delivery mechanism of transcription factor DNA to nucleus of fibroblasts by ALMR peptide. The HIV matrix in ALMR forms ionic bond with DNA of transcription factor. ALSV in ALMR helps the ALMR-DNA complex pass through the cell membrane and escapes from any endosomal bodies. NLS as part of HIV Rev in ALMR secretes importin as signal to the ALMR-DNA complex, hence the complex can be delivered to the nucleus of fibroblasts.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 27, "width": 163, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Print ISSN: 2527-4384, Online ISSN: 2527-3442 DOI: 10.21705/mcbs.v7i1.279", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 35, "width": 260, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Molecular and Cellular Biomedical Sciences, Vol.7 No.1, March 2023, p.28-37", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 67, "width": 244, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "diseases, diabetes mellitus, intestinal diseases, may also be developed with this autologous cell reprogramming concept. 33", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 123, "width": 60, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 145, "width": 242, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Based on the results of current study, design of recombinant plasmid for transfection of DNA transcription factors, which are produced in E. coli system and expressed in mammalian cells has been reported to be delivered to primary human fibroblast by ALMR system. Further study is needed to investigate the effect of transcription factors transfection on the production of protein encoded by hepatocyte marker genes.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 271, "width": 103, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Acknowledgements", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 293, "width": 245, "height": 153, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "The authors would like to acknowledge the Ministry of Research, Technology and Higher Education of Republic of Indonesia which has provided a funding support for this study, with the grant contract No. 465/UN2.R3.1/ HKP.05.00/2018 under agreement No. 01/E/KPT/2018 with grant continuation contract No. 1/E1/KP.PTNBH/2019 under agreement No. 6/E/KPT/2019 and grant continuation contract No. 255/PKS/R/UI/2020 under agreement No. 8/ E1/KP/PTNBH.2020. We also thank Dr. Karina as CEO of Hayandra Clinic, Jakarta for providing tissues from plastic surgery patients.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 461, "width": 111, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Authors Contribution", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 483, "width": 244, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "MR, BB, RDA and JAP were involved in concepting and planning the research and drafted the manuscript. MR and STW performed the data acquisition. MR, STW and NFM performed the data analysis. MR and NFM designed the figures and tables. MR, BB, STW and NFM aided in interpreting the results. BB, RDA and JAP took parts in giving critical revision of the manuscript. All authors have read and approved the final manuscript.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 609, "width": 59, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 636, "width": 242, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "1. Meiliana A, Wijaya A. Progress and future challenges of human induced pluripotents stem cell in regenerative medicine. Indones Biomed J. 2011; 3(2): 76-92.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 669, "width": 240, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "2. Orge ID, Gadd VL, Barouh JL, Rossi EA, Carvalho RH, Smith I, et al . Phenotype instability of hepatocyte-like cells produced by direct reprogramming of mesenchymal stromal cells. Stem Cell Res Ther. 2020; 11(1): 154. doi: 10.1186/s13287-020-01665-z.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 713, "width": 240, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "3. Afshari A, Shamdani S, Uzan G, Naserian S, Azarpira N. Different", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 68, "width": 220, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "approaches for transformation of mesenchymal stem cells into hepatocyte-like cells. Stem Cell Res Ther. 2020; 11(1): 54. doi: 10.1186/s13287-020-1555-8.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 101, "width": 241, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "4. Song G, Pacher M, Balakrishnan A, Yuan Q, Tsay HC, Yang D, et al .", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 112, "width": 217, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Direct reprogramming of hepatic myofibroblasts into hepatocytes in vivo attenuates liver fibrosis. Cell Stem Cell. 2016; 18(6): 797-808.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 134, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "5. Guo Y, Chen B, Chen LJ, Zhang CF, Xiang C. Current status and future prospects of mesenchymal stem cell therapy for liver fibrosis. J Zhejiang Univ Sci B. 2016; 17(11): 831-41.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 167, "width": 246, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "6. Yoon S, Kang K, Cho YD, Kim Y, Buisson EM, Yim JH, et al . Nonintegrating direct conversion using mRNA into hepatocyte- like cells. Biomed Res Int. 2018; 2018: 8240567. doi: 10.1155/2018/8240567.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 211, "width": 240, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "7. Rombaut M, Boeckmans J, Rodrigues RM, van Grunsven LA, Vanhaecke T, De Kock J. Direct reprogramming of somatic cells into induced hepatocytes: Cracking the enigma code. J Hepatol. 2021; 75(3): 690-705.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 255, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "8. Vangipuram M, Ting D, Kim S, Diaz R, Schüle B. Skin punch biopsy explant culture for derivation of primary human fibroblasts. J Vis Exp. 2013; (77): e3779. doi: 10.3791/3779.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 288, "width": 241, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "9. Baranyi U, Winter B, Gugerell A, Hegedus B, Brostjan C, Laufer G, et al . Primary human fibroblasts in culture switch to a myofibroblast- like phenotype independently of TGF beta. Cells. 2019; 8(7): 721. doi: 10.3390/cells8070721.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 332, "width": 242, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "10. Widyaningtyas ST, Soebandrio A, Ibrahim F, Bela B. Design, synthesis, and functional testing of recombinant cell penetrating peptides. Journal of Physics: Conference Series. 2017; 884: 012030.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 365, "width": 243, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "11. Takahashi K, Tanabe K, Ohnuki M, Narita M, Ichisaka T, Tomoda K, et al . Induction of pluripotent stem cells from adult human fibroblasts by defined factors. Cell. 2007; 131(5): 861-72.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 398, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "12. Tendean M, Oktaviono YH, Sandra F. Cardiomyocyte reprogramming: A potential strategy for cardiac regeneration. Mol Cell Biomed Sci. 2017; 1(1): 1-5.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 431, "width": 242, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "13. Pournasr B, Asghari-Vostikolaee MH, Baharvand H. Transcription factor-mediated reprograming of fibroblasts to hepatocyte-like cells. Eur J Cell Biol. 2015; 94(12): 603-10.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 464, "width": 243, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "14. Guo Z, Peng H, Kang J, Sun D. Cell-penetrating peptides: Possible transduction mechanisms and therapeutic applications. Biomed Rep. 2016; 4(5): 528-34.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 497, "width": 242, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "15. Uchida M, Li XW, Mertens P, Alpar HO. Transfection by particle bombardment: Delivery of plasmid DNA into mammalian cells using gene gun. Biochim Biophys Acta. 2009; 1790(8): 754-64.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 530, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "16. Lai Y, Drobinskaya I, Kolossov E, Chen C, Linn T. Genetic modification of cells for transplantation. Adv Drug Deliv Rev. 2008; 60(2): 146-59.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 563, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "17. Kogiso T, Nagahara H, Otsuka M, Shiratori K, Dowdy SF. Transdifferentiation of human fibroblasts into hepatocyte-like cells by defined transcriptional factors. Hepatol Int. 2013; 7(3): 937-44.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 596, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "18. Christian JE, Widyaningtyas ST, Bela B. Development of recombinant immunoblot assay diagnostic test based on HIV-1 in Indonesia. Mol Cell Biomed Sci. 2022; 6(2): 77-84.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 629, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "19. Zaric M, Nikolic I, Zelen I, Mitrovic M, Milosavljevic Z. Enhancement of dermal fibroblast isolation. Ser J Exp Clin Res. 2015; 16(1): 65– 9.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 662, "width": 240, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "20. Siengdee P, Klinhom S, Thitaram C, Nganvongpanit K. Isolation and culture of primary adult skin fibroblasts from the Asian elephant (Elephas maximus). PeerJ. 2018; 6: e4302. doi: 10.7717/peerj.4302.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 695, "width": 243, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "21. Norouzzadeh M, Kalikias Y, Mohamadpur Z, Sharifi L, Mahmoudi M. Determining population doubling time and the appropriate", "type": "List item" }, { "left": 543, "top": 750, "width": 10, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 34, "width": 255, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Cell-penetrating Peptide for Recombinant Transcription Factor DNA Delivery", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 34, "width": 54, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "Remelia M, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 67, "width": 217, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "number of HepG2 cells for culturing in 6-well plate. Int Res Bas Sci. 2016; 10(3): 299–303.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 89, "width": 241, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "22. Takahashi K, Yamanaka S. Induction of pluripotent stem cells from mouse embryonic and adult fibroblast cultures by defined factors. Cell. 2006; 126(4): 663-76.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 240, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "23. Ballester M, Bolonio M, Santamaria R, Castell JV, Ribes-Koninckx C, Bort R. Direct conversion of human fibroblast to hepatocytes using a single inducible polycistronic vector. Stem Cell Res Ther. 2019; 10(1): 317. doi: 10.1186/s13287-019-1416-5.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 166, "width": 240, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "24. Godoy P, Schmidt-Heck W, Natarajan K, Lucendo-Villarin B, Szkolnicka D, Asplund A, et al . Gene networks and transcription factor motifs defining the differentiation of stem cells into hepatocyte-like cells. J Hepatol. 2015; 63(4): 934-42.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 210, "width": 240, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "25. Nakamori D, Akamine H, Takayama K, Sakurai F, Mizuguchi H. Direct conversion of human fibroblasts into hepatocyte-like cells by ATF5, PROX1, FOXA2, FOXA3, and HNF4A transduction. Sci Rep. 2017; 7(1): 16675. doi: 10.1038/s41598-017-16856-7.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 254, "width": 243, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "26. Abbey D, Elwyn S, Hand NJ, Musunuru K, Rader DJ. Self-organizing human induced pluripotent stem cell hepatocyte 3D organoids inform the biology of the pleiotropic TRIB1 gene. Hepatol Commun. 2020; 4(9): 1316-31.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 240, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "27. Sugiono E, Wijaya A, Santoso A, Sandra F, Patellongi IJ, Yusuf I. Frequencies of CYP1A2 single nucleotide polymorphism in Indonesian and its effect on blood pressure. Indones Biomed J.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 67, "width": 70, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "2018; 10(3): 297-302.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 78, "width": 242, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "28. Ramadhani N, Soeroso NN, Tarigan SP, Eyanoer PC, Hidayat H. Correlation between genetic polymorphism of CYP2A13 genotype and lung cancer in female passive smokers. Mol Cell Biomed Sci. 2022; 6(2): 89-95.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 122, "width": 241, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "29. Okada A, Kodaira A, Hanyu S, Izume S, Ohya K, Fukushi H. Intracellular localization of Equine herpesvirus type 1 tegument protein VP22. Virus Res. 2014; 192: 103-13.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 155, "width": 241, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "30. Dey C, Narayan G, Krishna Kumar H, Borgohain MP, Lenka N, Thummer RP. Cell-penetrating peptides as a tool to deliver biologically active recombinant proteins to generate transgene-free induced pluripotent stem cells. Stud Stem Cells Res Ther. 2017; 3(1): 6–15.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 210, "width": 241, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "31. Blackford SJI, Ng SS, Segal JM, King AJF, Austin AL, Kent D, et al . Validation of current good manufacturing practice compliant human pluripotent stem cell-derived hepatocytes for cell-based therapy. Stem Cells Transl Med. 2019; 8(2): 124-37.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 254, "width": 240, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "32. Ang LT, Tan AKY, Autio MI, Goh SH, Choo SH, Lee KL, et al . A roadmap for human liver differentiation from pluripotent stem cells. Cell Rep. 2018; 22(8): 2190-205.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 287, "width": 241, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 793, "text": "33. Wang H, Yang Y, Liu J, Qian L. Direct cell reprogramming: Approaches, mechanisms and progress. Nat Rev Mol Cell Biol. 2021; 22(6): 410-24.", "type": "List item" } ]
2f74705e-a1a2-34da-0f55-76de1a258226
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO/article/download/250/645
[ { "left": 342, "top": 68, "width": 168, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi MODERNISASI", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 79, "width": 188, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan Malang http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 679, "width": 321, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Program D-3 Keuangan dan Perbankan Unmer Malang", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 697, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 116, "width": 273, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STRATEGI NEW PRODUCT DEVELOPMENT", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 131, "width": 332, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(NPD-PROCESS) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 146, "width": 168, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "YANG BERBASIS INOVASI", "type": "Section header" }, { "left": 268, "top": 188, "width": 118, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto", "type": "Section header" }, { "left": 178, "top": 213, "width": 304, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Pemberlakuan perdagangan bebas ACFTA menjadikan Asia Tenggara sebagai potensi pasar yang sangat besar, selain itu juga sebagai potensi produksi yang juga cukup besar, sehingga banyak pengusaha ataupun investor untuk menanamkan modalnya di wilayah yang sedang tumbuh dan berkembang ini. Kunci sukses perusahaan di dalam memenangkan persaingan salah satunya adalah dengan cara melakukan kegiatan usahanya dekat dengan pasar dan mengembangkan/melakukan inovasi produk baru atau NPD. Analisis konseptual ini khususnya memberikan penjelasan tentang sebuah produk bukan jasa, bagaimana produk baru tersebut berproses dan berkembang, dan bagaimana inovasi yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur pada produk yang dikembangkannya dan alasan-alasan mengapa perlu dilakukannya pengembangan produk baru dan inovasi produk.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 403, "width": 213, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: Strategi new product , NPD Process", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 447, "width": 377, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan manufaktur menghasilkan sebuah produk yang berbeda dengan perusahaan jasa yang menghasilkan sebuah jasa/(service). Disamping menghasikan produk yang tidak bermanfaat yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang berupa polutan/polusi, yang juga berbeda tentunya dengan perusahaan jasa yang jasanya bisa dikatakan bermanfaat ataupun tidak tergantung dari penguna jasa yang merasakan/ menggunakan jasa tersebut. Produk menurut Swastha (1983) dibedakan menjadi barang (produk nyata) dan jasa (produk tak nyata). Barang memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan jasa.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 567, "width": 378, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tingkat kegagalan yang tinggi dari proyek pengembangan produk baru (NPD) menunjukkan bahwa NPD adalah pekerjaan yang menantang. Balachandra dan Pastor (1997) dikutip hampir 90 persen produk diperkenalkan pada tahun 1991 tidak mencapai tujuan bisnis mereka. Schilling dan Hill (1998) dikutip bahwa antara 33 persen dan 60 persen dari semua produk-produk baru yang gagal mencapai pasar sasaran untuk menghasilkan kembali ekonomi di Amerika Utara, dan Cooper (2005) dikutip 33 persen tingkat kegagalan proyek NPD. Bagaimanapun, proyek NPD telah berhasil membuatnya menjadi tantangan utama", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 71", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 103, "width": 373, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bagi manajer di masa lalu, dan pasti akan terus menjadi tantangan besar bagi manajer kedepan (Souder dan Sherman, 1994). Sifat menantang manajemen NPD dapat dikaitkan dengan karakteristik dari NPD dimana para manajer harus bersaing dan mengelola trade off, dinamika teknologi dan preferensi konsumen, tingkat rincian, tekanan waktu, dan dampak investasi pada sektor ekonomi yang besar (Ulrich dan Eppinger, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 185, "width": 380, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberadaan produk baru mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan dan keuntungan perusahaan serta untuk menggantikan produk-produk yang sudah usang. Tentunya produk baru tersebut memiliki persyaratan marketable, manufatucrable dan maintenanceable. Marketable artinya produk baru mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan serta terjangkau oleh daya beli calon konsumen. Manufacturable artinya teknologi dan sumberdaya manusia mampu memproduksi produk baru, sehingga perusahaan tidak terlalu banyak menggantungan kepada pihak kedua untuk menghasilkan produk baru. Kemudahan memelihara produk baru dibedakan menjadi dua. Pertama, produk baru mudah dipelihara mulai dari gudang sebagai produk jadi sampai ke tangan distributor hingga ke pengguna barang (konsumen). Kedua, penggunan barang lebih mudah memelihara barang baik dari segi penyimpanan, dan penggunaannya, misalnya : produk elektronik, makanan kaleng, minuman ringan, otomotif. Sebuah produk baru dikatakan baru bagi dunia, bagi pasar, bagi produsen, penjual atau kombinansi apabila memenuhi salah satu kategori di bawah ini (Lamb,hair,MC Daniel; 2001):", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 381, "width": 225, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Baru bagi produk dunia ( new-to-the product ).", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 400, "width": 344, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dapat disebut sebagai inovasi product yang terhenti ( discountinue innovation ). Produk ini muncul dipasaran sebagai produk baru yang pernah dikenal oleh masyarakat, misalnya munculnya sebuah produk merk baru. Contoh produk televisi merk Changyong, Konka, Dazz, sepeda motor merk Sanex, Jialing, Garuda dan merk-merk awam lainnya bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 482, "width": 361, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Lini produk baru (New-product-lines) , yakni produk baru yang belum pernah sama sekali ditawarkan oleh perusahaan Kehadiran produk baru dipasaran dinilai oleh calon konsumen sebagai produk yang benar-benar baru. Tidak ada satu perusahaan lain yang pernah memproduksi produk semacam itu. Contoh, pada saat orang-orang menggunakan program komputer berbasis under DOS, perusahaan IBM menawarkan program komputer berbasis under Window ( Microsoft Office ) Ver 3.1.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 576, "width": 359, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tambahan dari lini produk yang telah ada ( Addition-to-exiting product lines ).", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 607, "width": 339, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori ini menciptakan produk baru yang merupakan tambahan dari lini produk yang pernah diproduksi sebelumnya. Misalnya PT Maspion pada mulanya memproduksi barang-barang dengan bahan baku plastik sekarang berkembang memproduksi barang-barang elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 664, "width": 360, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Peningkatan atau perbaikan produk yang telah ada ( Improvements or revisions of existing products ).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 67, "width": 229, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 2009 72", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 103, "width": 343, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perusahaan melakukan pengembangan terhadap produk yang pernah mereka produksi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi keinginan pasar baik dari segi mutu, desain dan nilai ekonomis. Misalnya PT Federal Motor – Astra Internasional meluncurkan produk baru jenis model Honda Supra X 125 merupakan pengembangan dari jenis model Honda Supra X yang pernah diproduksi sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 185, "width": 376, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alasan perusahaan mengembangkan produk baru diantaranya disebabkan oleh kondisi pasar yang semakin komplek dimana terjadi keanekaragaman keinginan konsumen terhadap produk yang ditawarkan ( increasingly complex markets ) dan juga kondisi persaingan antar perusahaan sejenis untuk merebut dan mempertahankan pasar serta ingin menciptakan kenaikan omzet penjualan. Disamping itu juga terjadi karena adanya perubahan teknologi, semula perusahaan menggunakan alat-alat tradisional beralih pada penggunaan teknologi cangih dengan alasan efisiensi. Untuk Perusahaan skala besar, pertimbangan PLC ( Product Life Cycle ) merupakan pertimbangan manajemen pengembangan produk.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 299, "width": 372, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada masa maturity perusahaan sudah seharusnya melakukan langkah awal untuk menciptakan produk baru untuk berjaga-jaga jika siklus produk lama mengalami tahap kejenuhan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 343, "width": 379, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberhasilan perusahaan dalam menciptakan produk baru secara berkesinambungan umumya didukung oleh beberapa faktor diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 374, "width": 364, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Ada komitmen dalam organisasi untuk mendukung inovasi dan pengembangan produk baru sebagai strategi utama perusahaan", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 406, "width": 362, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Prioritas modal dialokasikan untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing ( competitive advantage )", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 437, "width": 358, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Membangun suatu lingkungan kondusif misalnya dukungan manajemen puncak guna mencapai tujuan spesifik terhadap produk baru serta tujuan korporasi.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 481, "width": 376, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses pengembangan produk baru dilakukan secara formal, artinya struktur organisasi yang kondusif seharusnya mempunyai departemen khusus yang menangani masalah pengembangan produk baru. Umumnya departeman tersebut dinamakan Departemen Riset dan Pengembangan. Departemen ini setingkat dengan Departemen Pemasaran, Departemen Produksi dan Departemen Keuangan atau departemen vital lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 563, "width": 377, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam usaha mengembangkan produk baru, Departemen Riset dan Pengembangan seharusnya memiliki kemampuan untuk dapat mendifinisikan keinginan pasar yang terpendam ( latent demand ), dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar, dapat menguasai inovasi teknologi dalam kegiatan proses produksi untuk menciptakan produk barunya dan dapat merespon terhadap ancaman dan peluang perusahaan. Departemen R & D selalu memantau acceptable product ( kemampuan produk yang ditawarkan untuk diterima oleh konsumen ) terhadap produk-produk yang beredar dipasaran. Dan melakukan inovasi dan pengembangan terhadap produk sesuai dengan permintaan pasar.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 683, "width": 374, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manajemen departeman R&D menerapkan NPD System (New Product Development System) dimana sistem ini telah dibangun sebuah struktur lintas", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 73", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 103, "width": 377, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "koordinasi dengan bagian-baik yang terkait dalam sebuah organisasi melalui jaringan teknologi komputer terpadu sehingga pengambilan keputusan produk baru tidak meragukan. Kemantapan struktur yang dibangun memudahkan pimpinan organisasi melakukan fungsi evaluasi dan monitoring . Penerapan NPD System yang baik akan memudahkan perusahaan untuk menyeleksi, menetapkan, memproduksi, mengembangkan, berinovasi, dan memasarkan produk baru lebih efektif. Penerapan NPD System yang efektif benar-benar akan meningkatkan potensi perusahaan untuk waktu jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 211, "width": 373, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Topik ini menjelaskan tentang kunci-kunci elemen NPD System hanya sebatas pada alur sistematika dalam proses pengembangan produk baru dan tidak membahas tentang aplikasi teknologi, sumberdaya manusia komunikasi dan teknik proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 286, "width": 173, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses Pengembangan Produk Baru", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 304, "width": 375, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan pengembangan produk baru merupakan salah satu dari strategi pemasaran yang ditangani oleh departemen tersendiri dengan alasan banyak pekerjaan yang bersifat teknis dan teknologis yang belum tentu dapat dikuasai oleh bagian pemasaran. Pada perusahaan manufacturing, proses produksi diawali dari bahan mentah ( raw material ) diproses menjadi produk jadi. Pekerjaan di Departemen R&D mengubah dari masukan ide-ide (input) ke dalam bentuk perencanaan produk baru melalui NPD system yang sudah terintegrasi dengan departemen-departemen yang terkait lainnya. Perencanan produk baru tersebut diperlu diuji kembali, apakah akan memberikan kontribusi penjualan atau tidak dengan melakukan studi kelayakan pasar dan studi proses produksi, apakah teknologi perusahaan mampu memproduksi atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 450, "width": 375, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ide atau gagasan merupakan input bagi NPD System. Input sebaiknya bersifat original baik berasal dari perencaan produk maupun dari saran-saran pihak luar. Gagasan / ide produk baru datang dari berbagai macam sumber misalnya dari penelitian dan pengembangan, karyawan, penyalur, pelanggan, pesaing dan konsultan.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 519, "width": 377, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masukan dari pelangan merupakan catatan utama untuk mengembangkan produk baru dan bilamana mungkin dilakukan penelitian agar keputusan pengembangan produk dapat memenuhi keinginan pasar. Karyawan bagian pemasaran mempunyai peluang besar memberikan sumbangan ide/gagasan produk baru, karena mereka berhubungan dengan pasar dan konsumen. Perusahaan seharusnya mendorong para karyawan bagian pemasaran untuk memberikan gagasan produk baru dan memberikan penghargaan apabila gagasan tersebut direalisasi. Para penyalur umumnya lebih memahami kebutuhan pelangan dari pada pabrik.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 639, "width": 384, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para pesaing yang melakukan pengembangan poduk baru berkesinambungan sering dijadikan sebagai leader bagi perusahaan pengikut lainnya. Perusahaan mempunyai prioritas sendiri terhadap sumber-sumber masukan dalam upaya mengembangkan produk barunya.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 67, "width": 229, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 2009 74", "type": "Page header" }, { "left": 160, "top": 109, "width": 204, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. New Product Development System", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 482, "width": 295, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Winning The New Product Development Battle, Flyod, 5", "type": "Caption" }, { "left": 142, "top": 513, "width": 380, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa ide/gagasan tersebut oleh Departeman R&D dianalisa dan dipertimbangkan kembali kemungkinan-kemungkinan reabilitas -nya. Ada beberapa komponen sebagai dasar pertimbangan terhadap ide produk baru :", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 557, "width": 119, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pertimbangan kualitas", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 576, "width": 357, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diharapkan produk yang dihasilkan memenuhi definisi qualitas yaitu “ metting the needs and expectation of custumers ” (Wolfman: 1993). Keinginan merupakan fungsi, karakteristik dan angan-angan (feature) dari konsumen terhadap produk yang mereka butuhkan. Contoh komputer saku. Expectation adalah harapan konsumen terhadap produk yang dibutuhkan. Barangkali konsumen berharap dalam waktu dekat keinginannya segera terpenuhi dengan harga terjangkau.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 670, "width": 356, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertimbangan kualitas merupakan prioritas sebab ada kemungkinan besar produk akan diterima oleh pasar, hal ini sesuai dengan harapan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 368, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "NEW PRODUCT", "type": "Picture" }, { "left": 209, "top": 380, "width": 60, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hardware Software Services", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 414, "width": 70, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Processes Consumable Combination", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 208, "width": 122, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "QUALITY PRODUCT PROCESS TIME NPD CYCLE TIME FINANCIAL LIFE CYCLE PROFITS ROI WASTE CHANGE ERRORS", "type": "Picture" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 75", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 103, "width": 112, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pertimbangan waktu", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 122, "width": 356, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Produk yang telah ditetapkan sebagai produk baru akan diperkenalkan kepasar apabila produk lama masuk pada phase akhir kedewasaaan menunggu fase penurunan. Bila ada gejala penurunan omzet terhadap produk lama, maka produk baru siap untuk dipasarkan. Sehingga peluncuran produk baru masuk pada phase perkenalan. Cara ini dilakukan perusahaan untuk menjaga siklus Product Life Cycle (PLC) agar senantiasa stabil atau bergerak ke atas.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 204, "width": 127, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Pertimbangan keuangan", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 223, "width": 354, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ide/gagasan produk baru perlu diuji dari aspek kesiapan finansial perusahaan. Apakah untuk memproduksi produk baru tersebut perusahaan memiliki cukup dana ? Hal-hal semacam ini perlu dipertimbangkan kembali. Barangkali perusahaan perlu melakukan kegiatan studi kelayakan terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 279, "width": 121, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pertimbangan efisiensi", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 298, "width": 358, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertimbangan ini sangat erat kaitannya dengan teknis memproduksi produk baru. Hal-hal yang perlu dihindari adalah terjadinya pemborosan dalam proses produksi, dan terjadinya perubahan sistem dalam departemen produksi berkaitan dengan aplikasi teknis memproduksi produk baru. Bila ini terjadi mengakibatkan inefisiensi.Untuk itu diperlukan kesiapan dan perencanaan yang matang agar tidak terjadi pemborosan.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 398, "width": 371, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel dibawah ini adalah list contoh dari output yang dihasilkan oleh NPD System :", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 441, "width": 374, "height": 244, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "New Products Examples Hardware Televisi Machine Tools Aplliance Automobiles Computers Furniture Software Word Processor Microsoft Window Spread Sheets Accounting System Services Banking Utility Company Services Home Renovation Insurance Financial Investment Processes Manufacturing Processes Payroll Processes Purchase Order Process", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 688, "width": 269, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Consumables Food", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 67, "width": 229, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 2009 76", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 108, "width": 306, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "New Products Examples Chemicals Clothing Combination Process Control System (Harware/Software) Automobile With Service Contact", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 190, "width": 323, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Winning The New Product Development Battle: Floyd,1993:4", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 228, "width": 127, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fungsi-fungsi NPD System", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 253, "width": 375, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menghilangkan resiko tinggi dari produk baru yang akan dihasilkan ada beberapa langkah-langkah yang sistematis dan kronologis dalam rangka mengembangkan produk baru. Sistem yang berinteraksi dengan departeman lain dalam Departemen R & D disebut NPD System sedangkan aktivitas di departemen R&D disebut NPD Process. Langkah-langkah NPD Process dibawah ini erat hubungannya dengan Product Life Cycle produk lama yang beredar dipasaran dapat dilihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 354, "width": 134, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Tahap Konsep ( concept )", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 373, "width": 358, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa ide/gagasan baik berasal dari dalam maupun luar perusahaan oleh departemen R&D ditampung dan dikumpulkan kemudian diambil satu ide/gagasan yang secara rasional dapat direalisasi. Hasil seleksi dari produk- produk baru yang diusulkan tersebut disebut produk gagasan. Keberadaan produk gagasan masih dalam proses penyelidikan dulu dan belum diproduksi secara masa karena masih memerlukan langkah-langkah yang lebih pasti untuk dijadikan sebagai produk baru perusahaan. Langkah selanjutnya melakukan kegiatan studi kelayakan produk gagasan dipasaran, apakah keberadaan produk gagasan akan diterima oleh pasar atau tidak. Apabila keberadaan produk gagasan sudah memenuhi kriteria permintaan pasar, selanjutnya NPD Proses membuat proposal produk gagasan yang berisi tentang bagaimana cara memproses produk gagasan tersebut dengan memperhitungkan faktor modal, sumber daya manusia, kapasitas dan teknologi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 543, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Tahap Fisibilitas ( feasibility )", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 562, "width": 355, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gagasan produk masih belum disebut sebagai produk baru walaupun sudah lulus uji pasar. Tahap feasibility merupakan tahap untuk meninjau kembali sebuah konsep yang ada didalam proposal.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 606, "width": 202, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal-hal yang diuji dalam tahap ini misalnya :", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 625, "width": 359, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Apakah teknologi perusahaan benar-benar dapat mengampu proses pembuatan produk gagasan ?", "type": "List item" }, { "left": 160, "top": 656, "width": 353, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Apakah sumberdaya manusia yang tersedia mampu bekerja sesuai dengan job specification produk gagasan", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 77", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 103, "width": 142, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Tahap NPD Process", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 571, "width": 309, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Winning The New Product Development Battle: Floyd , 1993:17", "type": "Caption" }, { "left": 120, "top": 602, "width": 354, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Disamping itu mampukah perusahaan menyediakan sumber-sumber yang dibutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 633, "width": 357, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Apakah perusahaan cukup dana untuk membiayai keseluruhan biaya operasional produk gagasan ?", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 664, "width": 353, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Apakah departemen produksi cukup kapasitas untuk memproduksi produk gagasan ?", "type": "List item" }, { "left": 243, "top": 145, "width": 80, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CONCEPT", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 200, "width": 290, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "FEASIBILITY PLANNING DESIGN PROTOTYPE PILOT VALIDATION", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 67, "width": 229, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 2009 78", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 103, "width": 344, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh pertanyaan diatas adalah variabel pengujian bagi produk gagasan. NPD system akan menjawab feasibility produk gagasan dengan cepat, karena NPD System merupakan seperangkat intelligence computer yang sudah terintergrasi dengan departemen-departemen lain yang dibutuhkan sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 173, "width": 164, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tahap Perencanaan ( planning )", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 191, "width": 344, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah produk gagasan lulus uji feasibility, NPD Process melakukan langkah selanjutnya yakni membuat perencaaan produk gagasan dengan menetapkan tujuan dan sasarannya. Kapan produk gagasan diproses dan dipasarakan merupakan bagian pokok dari kegiatan perencanaan. Tahap perencanaan lebih banyak merencanakan produk gagasan secara internal perusahaan seperti membuat skedul pelaksanaan, kebutuhan bahan baku, sumber lainnya dan alur proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 286, "width": 123, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Tahap desain ( design )", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 305, "width": 343, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap ini lebih banyak menguji produk gagasan dari sisi eksternal yang terfokus pada pasar berbeda dengan tahap perencanaan.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 336, "width": 134, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Misalnya mendesain tentang :", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 354, "width": 343, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Sistem Kualitas artinya produk gagasan diupayakan dapat menjamin keandalan produk dengan orientasi kepuasan konsumen.", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 386, "width": 341, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Diupayakan prosedur proses mendapat pengakuan Internasional dengan demikian perusahaan akan mudah mendapatkan setifikat ISO 9000", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 417, "width": 346, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Melakukan pendekatan pasar kedua kalinya guna memperkirakan tingkat permintaan pasar sebagai proyeksi.", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 448, "width": 260, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Melakukan persiapan pendistribusian produk gagasan", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 467, "width": 345, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Menciptakan sistem yang mendukung pelayanan dan pemeliharaan seandainya produk baru beredar dipasaran.", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 498, "width": 143, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Tahap uji coba ( prototype )", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 517, "width": 343, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap ini perusahaan menciptakan produk baru dalam jumlah yang tidak terlau banyak. Produk-produk tersebut oleh NPD Proses digunakaan sebagai bahan uji coba keandalan ( standar mutu ).", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 561, "width": 343, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apakah mutu yang melekat pada produk sudah memenuhi dengan keinginan pasar ? dan dilakukan beberapa langkah pengujian yang lebih detail dan teliti.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 605, "width": 344, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap uji coba ini sangat menentukan sekali, karena banyak menguji tentang standar mutu yang merupakan jembatan antara perusahaan dengan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 649, "width": 89, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Tahap tes pasar", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 667, "width": 348, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah produk gagasan sudah memenuhi pada tahap prototype, maka perusahaan boleh mengambil langkah untuk uji coba pasar. Dalam tahap ini perusahaan hanya memproduksi beberapa produk saja. Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 79", "type": "Page header" }, { "left": 132, "top": 103, "width": 345, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempunyai kebijaksanaan untuk menentukan berapa lama uji coba pasar dimulai dan diakhiri. Pada tahap uji coba ini perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi atau bentuk strategi pemasaran lainnya agar produk dikenali oleh konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 160, "width": 345, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap tes pasar ( uji coba ) berbeda dengan tahap Introduction pada PLC. Tahap ini dilakukan sebelum tahap introduction. Dari uji coba ini akan nampak benar apakah produk gagasan makan memberi harapan bagi perusahaan atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 223, "width": 344, "height": 307, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sales Dipertimbangkan / stop Waktu 7. Tahap validasi ( validation )", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 538, "width": 345, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap ini adalah tahap seleksi dari hasil prestasi produk gagasan terhadap konsumen. Monitoring produk gagasan dapat dipantau dari unit hasil penjualan yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 582, "width": 345, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemantauan dimulai dari tahap pilot. Apabila produk gagasan mengalami kecenderungan penjualan yang meningkat maka produk gagasan oleh pimpinan perusahaan disahkan sebagai produk baru dan akan diproduksi secara masal, apabila mengalami trend penjualan menurun maka produk perlu ditertimbangkan kembali atau tidak diproses produksi (dihentikan ).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 658, "width": 99, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Tahap produksi", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 671, "width": 346, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan ditetapkannya produk gagasan sebagai produk baru yang siap diproduksi secara massa, maka berakhirlah tugas NPD Proses dalam menghasilkan out-putnya. Untuk tugas berikutnya NPD Proces tetap", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 402, "width": 45, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Concept Feasibility Planning Design", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 448, "width": 41, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prototype", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 374, "width": 159, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PILOT VALIDATION", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 67, "width": 229, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODERNISASI, Volume 5, Nomor 1, Februari 2009 80", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 103, "width": 342, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mencari gagasan atau ide-ide baru guna inovasi dan pengembangan produk baru.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 147, "width": 60, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 166, "width": 378, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam era persaingan abad sekarang, produk baru memegang peranan penting. Pasar senantiasa ingin mengetahui produk terbaru dan tercangih masa kini guna mencari kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. New Produk Develoment system (NPD System) membantu dengan cara menuntun menurut langkah-langkah dalam NPD Process terhadap pengembangan produk baru perusahaan, dengan harapan produk baru dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan sesuai dengan daya beli mereka. Keberhasilan produk baru bukan semata-mata karena penerapan NPD System yang handal saja tetapi harus didukung oleh strategi dan program pemasaran yang baik, juga faktor-faktor lainnya yang tidak bisa dipisahkan dalam satu rangkaian kegiatan organisasi dan manajemen perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 343, "width": 104, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 368, "width": 372, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Balachandra, R. and Friar, J.H. (1997), “Factors for success in R&D projects and new product innovation: a contextual framework”, IEEE Transactions on Engineering Management, Vol. 44 No. 3, pp. 276-87.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 419, "width": 277, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Basu Swastha, Azas Azas marketing , 1979, Yogyakarta, BPFE", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 444, "width": 363, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Basu Swastha, Irawan, Menejemen Pemasaran Modern , 1983 Yogyakarta, BPFE", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 470, "width": 371, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cooper, R.G. (2005), Product Leadership: Pathways to Profitable Innovation , Basic Books, New York, NY.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 508, "width": 372, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management , 1995, Yogyakarta, Andi Offset .", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 546, "width": 373, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jay Heizer and Barry Render, Production and Operation Management , 1991, second edition, Massachusetts, A devision of Simon & Schuster Inc.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 583, "width": 376, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lamb,Hair,McDaniel, Pemasaran , 2001, Jakarta , Salemba empat, edisi terjemahan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 621, "width": 371, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Philip Khotler, Marketing Management – Analysis, Planning, Implementation and Control, 1997, New Jersey, Prentice-Hall", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 659, "width": 372, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Schilling, M.A. and Hill, C.W.L. (1998), “Managing the new product development process: strategic imperatives”, Academy of Management Executive, Vol. 12 No. 3, pp. 67-81", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 67, "width": 332, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yusaq Tomo Ardianto, Strategi New Product Development (NPD-Process)..... 81", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 116, "width": 371, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Souder, W.E. and Sherman, J.D. (1994), Managing New Technology Development , McGraw-Hill, New York, NY.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 154, "width": 376, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sukanto Reksohadiprodjo, Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Produksi , 1992, Yogyakarta, BPFE", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 192, "width": 375, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thomas D. Flyod, Stu Levy, Arnold B. Wolfman, Winning The New Product Development Battle, 1993, New York, The Institute of Electrical and Electronics Enginering, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 243, "width": 376, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ulrich, K.T. and Eppinger, S.D. (2004), Product Design and Development, McGraw-Hill, New York, NY.", "type": "Text" } ]
5d665427-9494-ba35-9a37-60634a73ae28
https://e-journal.unair.ac.id/JCMPHR/article/download/30283/21551
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 764, "width": 90, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 | e-ISSN: 2723-035X", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 776, "width": 410, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published by BKKM (Biro Koordinasi Kedokteran Masyarakat), Faculty of Medicine, Universitas Airlangga", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 389, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TWO-YEAR MORTALITY PROFILE IN ELDERLY WITH FRAILTY. AN OBSERVATIONAL DESCRIPTIVE STUDY IN ELDERLY HEALTH COMMUNITY IN SURABAYA, INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 320, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ummi Ziyadatul Faizah 1 , Novira Widajanti 2 , Jusri Ichwani 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 357, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Resident of Internal Medicine, Department of Internal Medicine Dr. Soetomo Hospital, Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 453, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Geriatrist, Department of Internal Medicine Dr. Soetomo Hospital, Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 221, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 398, "top": 218, "width": 85, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE HISTORY", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 318, "height": 344, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia in the next few years will face problems related to the increasing population of the elderly. Frailty becomes one of the most common health problems in the elderly. The prevalence of frailty in the Indonesian elderly range from 17% to 36.5%. Frailty raises the risk of death and health care costs, as well as functional disability, hospitalization, and fall risk. This was an observational descriptive study conducted in the elderly health community in Surabaya. This study aimed to determine the proportion and describe the associated factors of 2-year mortality in the elderly with frailty, so it can help determine appropriate preventive and intervention ways to prevent mortality and increase the quality of life in the elderly. There were 113 subjects. Most of the subjects had elementary school grade, married, had an income of less than 1.5 million rupiah/month, financially dependent, regularly exercised, did not use walking aids, and had no history of falls in the last year. The mortality rate within 2 years was 8.8% with the characteristics of older than 70 years old, had sarcopenia, decreased functional status, were at risk of malnutrition, CIRS score > 5, moderate cognitive impairment, probably depression, and had components of exhaustion, slowness, and low physical activity based on the CHS Frailty.", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 235, "width": 113, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: September 27, 2021 Revision: March 14, 2022 Accepted: March 21, 2022 Published: June 30, 2022 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 297, "width": 107, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.20472/jcmphr.v3i1.30283", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 328, "width": 53, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS", "type": "Section header" }, { "left": 398, "top": 339, "width": 86, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elderly, frailty, 2-years mortality", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 370, "width": 82, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CORRESPONDING AUTHOR", "type": "Section header" }, { "left": 398, "top": 391, "width": 97, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ummi Ziyadatul Faizah 🖂 [email protected] Resident of Internal", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 427, "width": 103, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medicine, Department of", "type": "Table" }, { "left": 398, "top": 439, "width": 109, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal Medicine Dr. Soetomo Hospital, Faculty of Medicine Airlangga University, Surabaya, Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 599, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 222, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia in the next few years will face challenges related to the increasing population of the elderly. This will have a major impact on health problems. One of the most common causes of health problems and death in the elderly is frailty syndrome. Frailty is a strong predictor of poor health outcomes in the elderly. Frailty increases the", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 599, "width": 222, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "risk of death, functional disability, hospitalization, increased health costs, risk of falls, and decreased quality of life (Kojima, 2016). The prevalence of frailty in Indonesia is quite large. In a research in the Surabaya community in 2018, the prevalence of frailty was 36.5%, while in the community in Malang it was 35.4% (Sunarti et al., 2018; Widajanti et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 765, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frailty is decreased physiological reserves of various body systems and the ability to maintain homeostasis, thereby increasing susceptibility to stressors (Fried et al., 2001; Kojima, 2016). Frailty is a dynamic condition in which a transition to improvement occurs if a stressor is overcome or intervention is given (Kojima, 2016). From various studies, frailty is one of the factors that increase the risk of mortality in the elderly, both in the short and long term (Kojima et al., 2015; Wang et al., 2019). Research on mortality profiles in the frailty group is very important to identify populations with possible high mortality risk in the community and determine the time and appropriate prevention.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 222, "height": 312, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mortality in the elderly is influenced by internal and external factors, one of which is frailty. Physical frailty is associated with 1.5- 2.6 times increased risk of mortality in the observation range of 1-9 years (Ekram et al., 2020). In the current state of the Covid-19 pandemic, frailty is also an aggravating factor and a predictor of mortality in the elderly. The components of Sarcopenia and the Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) that include psychological, functional, and sociodemographic factors are also the factors that increase mortality in the elderly. Those sociodemographic factors include older age, male gender, malnutrition, functional disability, depression, dementia, and multiple comorbid conditions (Brandao et al., 2015; Naseer et al., 2015; Shakersain et al., 2015; Huang et al., 2016; Nunes et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 222, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Several studies in Indonesia on frailty and mortality in the elderly have been carried out in hospitalized patients, but there have been no studies in the community. This study was a follow-up study to determine the 2-year mortality profile in elderly frailty based on", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "previous research data. By undertaking the research at the elderly health community, it was expected that real data on frailty in the elderly community can be obtained so that it can be the basis for determining appropriate preventive measures and interventions to prevent an increase in elderly mortality, and can be applied in the elderly health community.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 234, "width": 166, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIALS AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 222, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This was an observational descriptive study. The primary data were obtained using phone interviews with clinical officers in the elderly health community while the secondary data were obtained from previous research (Widajanti et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 377, "width": 72, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study Setting", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 392, "width": 222, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The primary data were collected in May 2021 from the elderly health community in Community Health Care Tambak Rejo, Sememi, Menur, Perak Timur, and Putat Jaya in Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 488, "width": 209, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study Population and Sampling Method", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 503, "width": 225, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjects in this study were the elderly registered in 5 elderly health communities in Surabaya who participated in the previous research “Profile of sarcopenia and frailty in the elderly community in Surabaya” in 2018. The elderly included in this study were at least 60 years old in 2018 and had frailty based on CHS criteria from a previous study. As many as 113 subjects from the previous study had complete data and were included in this study. The study was conducted under ethical clearance No.89/EC/KEPK/FKUA/ 2021.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al .", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 86, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 765, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study Instruments", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 225, "height": 535, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used primary and secondary data. The primary data were mortality data taken by interviewing elderly health community clinical officers where the subjects were registered. Subsequently, the data were cross-checked with the list of elderly health community members in that year. The secondary data were taken from the previous research (Widajanti et al., 2020), including identity and sociodemographic data, frailty status, the severity of sarcopenia, nutritional status, functional status, depression status, cognitive status, and comorbidities. Frailty status was measured using the Cardiovascular Health Study (CHS) criteria, the severity of sarcopenia using the Asian Working Group for Sarcopenia (AWGS) parameters, nutritional status using the Mini Nutritional Assessment (MNA), functional status using the Barthel Activity of Daily Living (ADL) scale, depression status using the Geriatric Depression Scale (GDS), cognitive status using the Mini-Mental State Examination (MMSE) and comorbidity index using the Cumulative Illness Rating Scale (CIRS). Based on the CHS scale, the measurement of frailty included unintentional weight loss, handgrip weakness, exhaustion, slowness of gait speed, and low physical activity. Furthermore, the subjects were classified as frailty if a minimum of three criteria were met, prefrailty if one or two criteria, and fit if none was met.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 97, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistical Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 222, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data were descriptively analyzed in the form of narration, tables, and figures.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 694, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 222, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In May 2021, a total of 113 subjects who met the criteria were screened for this study.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then, mortality data from the subjects was taken in 2020 to determine the 2-year mortality rate (starting from 2018 to 2020). Research subjects had an age range of 60-88 years (age recorded in 2018), a mean age of 66.62 years, and 70.7% of them aged less than 70 years. Most of the research subjects (85.8%) were women, married (52.2%), in elementary school grade (44.3%), and had an income of less than 1.5 million per month (83.2%). Most of the research subjects' were not self-financed (62.8%), while 14.2% of the subjects were still self-employed. More than half of the subjects (56.6%) did regular exercise and were still in active motion without using a walker aid. Subjects who had a history of falling in the last 1 year were 19.5%.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 392, "width": 213, "height": 333, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. General characteristics of the subjects in this study. General Characteristics Total n (%) Age Mean of 66.62 (60-88 years) >70 years old 33 (29.2) <70 years old 80 (70.8) Sex Male 16 (14.2) Female 97 (85.8) Marital status Married 59 (52.2) Divorced 53 (46.9) Not married 1 (0.9) Educational level No formal schooling 30 (26.5) Elementary school 50 (44.3) Junior high school 17 (15) Senior high school 12 (10.6) Diploma 2 (1.8) Bachelor 2 (1.8) Monthly income <1.5 million rupiah 94 (83.2) 1.5-3 million rupiah 14 (12.4) >3 million rupiah 5 (4.4) Finance Not self-financed 71 (62.8) Partially self-financed 15 (13.1) Self-financed 16 (14.2) Pension 11 (9.7) Use of walker With walker 8 (7.1) Without walker 105(92.9) Exercise Not routinely 49 (43.4) Routinely 64 (56.6) History of fall in the last year Yes 22 (19.5) No 91 (80.5)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 765, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the geriatric profile, most (57.6%) had sarcopenia, normal nutritional status (64.6%), independent functional status (55.2%), normal cognitive (66.5%) and not depressed (88.5%). Most of them still had a CIRS score <5 (69.9%).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 186, "width": 173, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 Geriatric Profile of the Subjects", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 201, "width": 197, "height": 252, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geriatric Profile Total n (%) Severity of sarcopenia Severe sarcopenia 40 (35.4) Sarcopenia 23 (20.4) Presarcopenia 2 (1.8) Nutritional status Normal 48 (42.5) Malnutrition 3 (2.7) Probable malnutrition 37 (32.7) Normal 73 (64.6) Functional status Moderately dependent 4 (3.5) Mildly dependent 50 (44.2) Independent 59 (52.2) Cognitive status Moderate cognitive impairment 9 (8) Mild cognitive impairment 29 (25.7) Depression status Normal 75 (66.4) Depressed 3 (2.7) Probably depressed 10 (8.8) Normal 100 (88.5) Comorbidity CIRS >5 34 (30.1) CIRS <5 79 (69.9)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 222, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frailty, functional disability, and comorbidity are closely related. There were 28 frail subjects (24.77%) who also had functional limitations as well as comorbidities, 26 frail subjects (23%) had functional disabilities, 6 frail subjects (5%) had comorbidities with a CIRS score >5, and 53 subjects (46.9%) who only experienced frailty.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 222, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the components of the frailty according to the CHS, slowness contributed 28.8%, low physical activity 25.7%, exhaustion 19.48%, handgrip weakness 18.7%, and weight loss 7.2%.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 196, "width": 221, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 Overlap of frailty with functional disability, and comorbidity. 24.7% of subjects with frailty also had functional disability and comorbidity.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 222, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frailty is considered to be a high-risk state predictive of a range of adverse health outcomes. There were 10 (8.8%) subjects who experienced mortality within 2 years. Based on the time of mortality, 10% experienced mortality in 6 months, 40% experienced mortality between 6 months and 1 year and 50% experienced mortality between 1 and 2 years. The cause of mortality for those 10 subjects was due to illness, none of them experienced mortality due to accidents. Most of those frailty subjects who were deceased had comorbidity with a CIRS score of more than five and also had a functional disability.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 503, "width": 222, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The age range of frailty subjects who experienced mortality was 60-84 years with a mean age of 69 years. The characteristic of frailty subjects who deceased was > 70 years old (16.21%), male (31.25%), sarcopenia (17.85%), malnutrition risk status (21.62%), dependence in carrying out their activities (39%), CIRS score greater than 5 (17.64%), and probably depression (10%)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 75, "width": 310, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Factors related to frailty Factors related to frailty Deceased n (%) Alive n(%) Total n (%) Frailty subject Frailty only 2 (20) 51 (49.5) 53 (46.9) Functional disability 2 (20) 24 (23.3) 26 (23) CIRS score>5 0 (0) 6 (5.82) 6 (5.3) Functional disability and CIRS score>5 6 (60) 22 (21.3) 28 (24.7) Component CHS Frailty Slowness 10 (25) 101 (29.3) 111 (28.8) Low physical activity 9 (22.5) 90 (26.1) 99 (25.7) Exhaustion 10 (25) 65 (18.9) 75 (19.5) Weakness 4 (10) 68 (19.7) 72 (18.7) Weight loss 7 (17.5) 21 (6) 28 (7.2)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 222, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the CHS frailty component, from 10 subjects who experienced mortality, all had exhaustion and slowness, 9 subjects had low physical activity, 7 subjects had weight loss and 3 subjects had a weakness (see table", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 451, "height": 385, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3). Figure 2. Comparison of overlapping of frailty, functional disability, and comorbidity in deceased and alive subjects Table 4 Factors affecting the 2-year mortality of elderly with frailty. Mortality Factors Deceased n (%) Alive (n/%) Age Mean 69 (60-84 years old) >70 years old 6 (16.21) 31 (83.78) <70 years old 4 (5.26) 72 (94.73) Sex Male 5 (31.25) 11 (68.75) Female 5 (5.15) 92 (94.84) Severity of sarcopenia Severe sarcopenia 2 (5) 38 (95) Sarcopenia 5 (17.85) 23 (82.14) Presarcopenia 0 (0) 2 (100) Normal 3 (5.88) 48 (94.11) Nutritional status Malnutrition 0 (0) 3 (100) Probable malnutrition 8 (21.62) 29 (78.37) Normal 2 (2.73) 71 (97.26) Functional status Moderately dependent 1 (25) 3 (75) Mildly dependent 7 (14) 43 (86) Independent 2 (3.38) 57 (96.61) Cognitive status Moderate cognitive impairment 1 (11,11) 8 (88.88) Mild cognitive impairment 2 (6.45) 29 (93.54) Normal 7 (8.53) 75 (91.46) Mental status Depression 0 (0) 3 (100) Probably depression 1 (10) 9 (90) Normal 9 (9) 91 (91) Comorbidity CIRS>5 6 (17.64) 28 (82.35) CIRS<5 4 (5.06) 75 (94.93)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Of the 28 frailty subjects who also had a functional disability and comorbid CIRS>5 based on Table 3, there were 6 subjects decreased (60%) and 22 subjects alive (21.3%). The 6 deceased subjects had a comorbidity score of more than 5, with the organ system attached including endocrine metabolic system (diabetes mellitus), hypertension, heart, and nervous system disease. All of the deceased subjects had slowness and exhaustion components of frailty based on CHS.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 221, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Comorbidity based on CIRS score in the deceased subject", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 308, "width": 173, "height": 208, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organ system on CIRS score Number n (%) Cardiac 2 (20) Hypertension 5 (50) Vascular 2 (20) Respiratory 4 (40) Eye, ear, nose, throat 7 (70) Upper gastrointestinal 6 (60) Gastrointestinal 0 ( 0) Hepatic 1 (10) Renal 0 ( 0) Other genitourinary 1 (10) Musculoskeletal 6 (60) Neurological 3 (30) Endocrine/metabolic 5 (50) Psychiatry 1 (10)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 222, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the frailty subjects who experienced mortality had a CIRS score of more than 5. Seven subjects had problems in the eye, ear, nose, throat, and larynx. Six subjects had problems in the upper gastrointestinal and musculoskeletal tracts. Five subjects had problems with the endocrine system and hypertension, 4 subjects had breathing problems, 3 subjects had nervous system problems, 2 subjects had heart and vascular problems, and 1 subject had liver, genitourinary and psychiatric problems.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were no subjects who had problems with their lower gastrointestinal system and liver.", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 138, "width": 73, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 170, "width": 222, "height": 551, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frailty syndrome is affected by various factors. Along with age, the physiological reserves decrease, so the body's ability to deal with stressors will decrease. Women have less muscle mass and strength than men, and as they age, they lose more muscle mass (Fried et al., 2001). Physical, social, and environmental factors play a role. There are some risk factors for frailty, including low physical activity, low education level, loneliness, depression, disability, the severity of comorbid chronic disease, depressive symptoms, and lack of support and social contact. Poverty is also a risk factor for frailty in the elderly (Dent et al., 2016). Most subjects with frailty had sarcopenia because the sarcopenia assessment component is also a component of the CHS-based frailty assessment. The nutritional status was similar to the research by Perez-Ros et al., (2020) that most of the frailty subjects had normal nutritional status. Nutritional status is strongly related to the incidence of frailty, but poor nutritional status showed the acute condition of disease and the number of comorbidities (Wang et al., 2019). Based on the functional status from Barthel's ADL questionnaire, more than half of the frailty subjects had independent status. In contrast to Fried et al., (2001), only 27.4% of frailty subjects had limitations in ADL, but more had limitations in IADL, 59.7% and 71.7% with limited mobility. Langholz et al., (2018) also mentioned that subjects with frailty had a prevalence of disability of 91.7%. Most of", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "these frailty subjects had normal nutritional status and functional status, most likely because the subjects joined the elderly health community that had various programs for the health of their members.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 222, "height": 551, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The cognitive status assessment results of subjects in this research were similar to research by Langholz et al., (2018) where frailty subjects had a cognitive impairment of 35.3%. Depression only occurred in 2.7% of subjects and 8.8% probably had depression. On the other hand, the result in this study was different from the research conducted by Herr et al., (2018) showing a fairly high depression rate of 26.1%. This might be caused by the older average age of the subjects (86.3%) with higher comorbidities and low social support. Intellectual stimulation, adequate physical activity, and social involvement can reduce the occurrence of dementia and depression. In this study, the subjects were members of the elderly health community with the majority of CIRS comorbidities less than 5. Although the level of education of the subjects was mostly low, elderly health community activities, social support, and social involvement were higher and the level of physical activity was sufficient, so most still had normal cognitive and mental status Research by Fried, et al., (2001) and Langholz et al., (2018) stated that 61.9% and 68% of frailty subjects had more than 2 comorbidities. Those differences because the comorbidity assessment of those studies was based on disease count and Charlson Comorbidity Index (CCI). CCI is reported to be reliable to show the correlation of morbidity with mortality and survival rate, but it does not show multiple comorbidities", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in the elderly. CIRS is superior in this regard (Fortin, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 107, "width": 222, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The functional disability conditions and comorbidities in this research were similar to the research by Fried et al., (2001) and Langholz et al., (2017) that there was a 21.5% and 22.4% overlap between frailty, functional disability, and comorbidity. Based on these studies, there were 21,5% of the subjects experienced frailty as well as functional disability and comorbidities. The overlap between frailty and functional disability indicates that this frailty phenotype can identify subjects at high risk for disability (Fried et al., 2001).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 313, "width": 222, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The CHS frailty assessment component in this study showed similar results as the frailty profile in Fried et al., (2001) that low physical activity was 22%, slowness was 20%, handgrip weakness was 20%, exhaustion was 17% and weight loss was 6%. In this study, slowness, low physical activity, and handgrip weakness accounted for the majority of the components of frailty being the prevalence of sarcopenia in the subjects.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 488, "width": 222, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of 2-year mortality in this research were similar to the study of Lee et al., (2014) that 8.84% of subjects with frailty experienced mortality. Greater results were found in the study of Ye, et al., (2020), which was 20.85% in 2 years but with a frailty index measurement scale. The research of Wang, et al., (2019) also found a high incidence of mortality, namely 8.46% in 1 year of observation, but with an older average age of the subjects (78.1 years). Fried et al., (2001) with a 3-year observation period showed mortality rates for frailty subjects of 18%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The low mortality rate in this study indicated that the survival rate of frailty subjects is still quite high. The subjects of this study were members of the elderly health community who was still active, with a variety of activities that were routinely carried out to support the health of its members, such as elderly gymnastics, periodic health checks, distribution of additional food, social gathering, and other social activities. Most of the subjects lived with their families and in a friendly community environment. These various factors may be the reason for the high survival rate of frailty subjects in the elderly community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 222, "height": 376, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the frailty subjects who experienced mortality were male and over 70 years old. Men and older people have an increased risk of mortality in old age (Naseer et al., 2015; Huang et al., 2016). Research by Wang et al., (2019) in China regarding mortality in frailty obtained data showed that the average age of death was 78.11 years, with more mortality in males by 64.38%. Age reflects an accumulation of damage and decline in the ability of cells, tissues, organs, and organisms that eventually leads to death. It is this process that underlies the exponential relationship between age and mortality. Males have a lower survival rate than females. However, females have a higher prevalence of frailty and ADL disorders than males. This is called the 'male-female health survival paradox'. Better physiological capacity in females, hormonal factors, immune response, the ability to maintain homeostasis, and reduce oxidative stress become some protective factors in females than males (Crimmins et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 222, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the frailty subjects who experienced mortality had sarcopenia. Sarcopenia in the", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 281, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "elderly increases the risk of mortality (Liu et al., 2017). The combination of frailty and sarcopenia increases the risk of mortality compared to frailty only (Peterman-Rocha et al., 2020). The relationship between sarcopenia and the increased risk of mortality remains unclear. However, sarcopenia is known to be associated with the aging process, chronic disease, impaired mobility, and an unhealthy lifestyle. Mortality is also associated with these factors. The incidence of falls is more closely related to an increased risk of mortality in the elderly compared to other risk factors of sarcopenia, such as older age, muscle weakness, malnutrition, falls, low physical activity, and comorbidities (Liu et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 361, "width": 222, "height": 360, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The majority of frail subjects who experience mortality also had malnutrition risk status and dependence in carrying out their activities. Research from Shakersain et al., (2015) and Naseer et al., (2015) showed that malnutrition status and risk of malnutrition increased the risk of mortality. Wei et al., (2018) stated that the combination of frailty and the risk of malnutrition or malnutrition itself had a higher mortality risk than the frailty condition alone. Frailty status is known to be an important determinant of malnutrition in the elderly. Cognitive impairment and dementia are also important factors in the occurrence of malnutrition in the elderly. The presence of disease can reduce functional status, and lead to polypharmacy which can directly or indirectly cause malnutrition. Naseer et al., (2015) and Huang et al., (2016) in their research showed that functional disability increased the risk of mortality in the elderly. Functional disabilities in men accompanied", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al .", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 86, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "by nutritional disorders have a higher risk of possible mortality in the elderly. Functional status is an indicator of the quality of life. The presence of disturbances in this function is associated with various negative health outcomes, such as hospitalization, increased health costs, and mortality.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 222, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The frailty subjects who experienced mortality have moderate cognitive impairment. The findings in the study were similar to those of Naseer et al., (2015) and Huang et al., (2016), who found that cognitive impairment increased the risk of death. The combination of frailty and cognitive decline has a cumulative effect and increases the risk of mortality (Naseer et al., 2015). The mental status of the frailty subject who experienced mortality was probably depression (10%). This was in line with the study of Brandao et al., (2015), which showed that the co-incidence of frailty with depression and decreased functional status increased the risk of mortality compared to frailty alone.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 222, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comorbidity increases the risk of mortality in the elderly. The presence of more than 2 comorbidities will increase the risk of mortality more than without comorbidities. Comorbidity is also one of the causes of disability, frailty, and a decrease in the quality of life of the elderly (Nunes et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 222, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frail subjects who experienced mortality mostly had slowness, exhaustion, and low physical activity based on the CHS frailty component. This result was slightly different from the research by Wang et al., (2019) in which slowness, weakness of grip strength, and low physical activity predominated with percentages of 38%, 29%, and 15% of mortality, respectively. This may be because", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 471, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the study subjects were older (mean 73 years) compared to the current study (mean 66.62 years), and the measurement included both prefrailty and fit subjects who experienced mortality. Slow walking speed is a factor that increases the risk of mortality with increasing age. Step speed requires muscle strength, joint movement, proprioceptive coordination, balance, adequate cardiorespiratory function, and good mental concentration, all of which decline with age (Wang et al., 2019; Espinoza et al., (2012) mentioned that subjects who had slowness were at risk of mortality in a 6.4-year observation. Exhaustion was also experienced by all frail subjects who experienced mortality. Exhaustion reflects reduced physical and mental energy, thereby limiting physical activity and leading to sedentary behavior, which could decrease physical abilities and increase the risk of functional limitations and mortality. Along with frailty, fatigue occurs last (Stenholm et al., 2018). Physical ability can be a marker of disease and reflects general health status. Low physical activity is associated with mortality. Of the elderly who had low physical activity, 41.7% experienced mortality in 6.4 years (Espinoza et al., 2012)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 551, "width": 222, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weight loss is the last component because this indicates an acute condition of disease (Wang et al., 2019). However, this weight loss also increased the risk of mortality. Espinoza et al., (2012) also showed that among the elderly who experienced weight loss, 30.8% experienced mortality in 6.4 years. Decreased handgrip strength in the elderly also reflects decreased muscle function and has been recognized to increase the risk of mortality and is not affected by", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al .", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 86, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 439, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "comorbid diseases. As humans get older, muscle mass tends to decrease as well, which will cause a decrease in strength and musculoskeletal function and cause various difficulties in maintaining ADL (Wang et al., 2020). Espinoza et al., (2012) stated that 40.5% of the elderly who had handgrip weakness experienced mortality in 6.4 years. Overall, this study's results were by research from Aarts et al., (2015), which stated that frailty conditions, functional disability, and comorbidities increased the risk of mortality. Most of the subjects who experienced the three conditions simultaneously had CHS frailty components of exhaustion and slowness (Aarts et al., 2015). The overlap between frailty, functional disability, and comorbidity begins with a disease process that causes impairment and eventually leads to functional limitations and disability. All of these stages of the process have the potential to increase the risk of frailty occurring and worsening the frailty. The increased risk of mortality in frailty, which is also accompanied by functional disability and comorbidities, is primarily due to an increase in disability and the severity of the disease (Espinoza et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 535, "width": 81, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 222, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mortality in the elderly frailty was 8.8% within 2 years and was related to an age > 70 years, sarcopenia, decreased functional status, risk of malnutrition, comorbidities based on a CIRS score greater than 5, moderate cognitive impairment, and probably depression. Based on the CHS frailty component, subjects who experienced mortality had slowness, exhaustion, and low physical activity. Further research is needed", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with a prospective cohort design with larger sample size and longer observations to see better frailty survival, as well as including objective variables such as laboratory data and statistical analysis.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 170, "width": 127, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGMENT", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 202, "width": 222, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author would like to thank the members and caders of the elderly health community and everyone that has supported this research. This research was self-funded.", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 281, "width": 81, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 313, "width": 218, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aarts S, Patel K, Garcia M, et al (2015). Co-Presence of Multimorbidity and Disability with Frailty: An Examination of Heterogeneity in the Frail Older Population. The Journal of Frailty & Aging 4(3),131", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 408, "width": 219, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Brandao DJ, Fontenelle LF, da Silva SA, et al (2015). Depression and Excess Mortality in the Elderly Living in Low- and Middle-Income Countries:", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 472, "width": 200, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Systematic Review and Meta-Analysis.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 488, "width": 201, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Geriatric Psychiatry 34(1)", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 519, "width": 218, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Crimmins EM, Shim H, Zhang YS, et al (2019). Differences between Men and Women in Mortality and The Health Dimensions of the Morbidity Process. Clinical Chemistry 65(1), 135–145", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 599, "width": 218, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Dent E, Kowal P, Hoogendijk EO (2016). Frailty Measurement in Research and Clinical Practice: A Review. European Journal of Internal Medicine 31, 3-10.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 678, "width": 218, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ekram ARMS, Woods R, Britt C, et al (2020). The Association Between Frailty and All-Cause Mortality in Community-", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 75, "width": 201, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwelling Older Individuals: An Umbrella Review. Research Square", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 107, "width": 218, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Espinoza SE, Jung I, Hazuda H (2012). Frailty Transitions in the San Antonio Longitudinal Study of Aging. The American Geriatrics Society 60, 652– 660", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 186, "width": 219, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Fried LP, Tangen CM, Walston J, et al (2001). Cardiovascular Health Study Collaborative Research Group: Frailty in Older Adults: Evidence for A Phenotype. The Journals of Gerontology. Series A, Biological Sciences and Medical Sciences 56 (3), 146-156", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 313, "width": 218, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Fortin, M, et al (2005). Comparative assessment of three different indices of multimorbidity for studies on health- related quality of life. Health and Quality of Life Outcomes. 2005, 3:74 doi:10.1186/1477-7525-3-74.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 408, "width": 218, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Herr M, Arvieu JJ, Ankri J, et al (2018). What is the Duration of Life Expectancy in the State of Frailty? Estimates in the SIPAF Study. European Journal of Ageing 15(2), 165–173", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 488, "width": 218, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Huang CC, Lee JD, Yang DC, et al (2016). Associations between Geriatric", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 519, "width": 167, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syndromes and Mortality", "type": "Table" }, { "left": 281, "top": 519, "width": 12, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 535, "width": 200, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community-Dwelling Elderly: Results of A National Longitudinal Study in Taiwan. Journal of American Medical Directors Association.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 218, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Kojima G, Kendrick D, Skelton DA, et al (2015). Frailty Predicts Short-Term Incidence of Future Falls among British Community-dwelling Older People: A Prospective Cohort Study Nested within A Randomized Controlled Trial. BioMed Central Geriatrics, 15, 155", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 75, "width": 219, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Kojima, Gotaro (2016). Frailty as a predictor of disabilities among community-dwelling older people: a systematic review and meta-analysis. Disability and Rehabilitation, DOI: 10.1080/09638288.2016.1212282.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 170, "width": 218, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Kojima G (2018). Frailty Defined by FRAIL Scale as A Predictor of Mortality: A Systematic Review and Metaanalysis. Journal of the American Medical Director Association 19(6), 480-3.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 265, "width": 218, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Langholz PL, Strand BH, Cook S, et al (2018). Frailty Phenotype and Its Association with All-Cause Mortality In Community-Dwelling", "type": "List item" }, { "left": 470, "top": 313, "width": 56, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Norwegian", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 326, "width": 200, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Women and Men Aged 70 Years and Older: The Tromso Study 2001-2016.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 361, "width": 191, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geriatrics & Gerontology International", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 377, "width": 218, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Lee JSW, Auyeung T-W, Leung J, et al (2014). Transitions in the Frailty States Among Community-Living Older Adults and Their Associated Factors.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 440, "width": 200, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of the American Medical Directors Association 15, 281-286", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 472, "width": 218, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Liu P, Hao Q, Hai S, et al (2017). Sarcopenia as A Predictor of All-Cause Mortality Among Community-Dwelling Older People: A Systematic Review and Meta-Analysis. Maturitas 103, 16-22", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 551, "width": 218, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Naseer M, Forssell H, Fagerström C (2015). Malnutrition, Functional Ability, and Mortality among Older People Aged ⩾ 60 Years: A 7-Year Longitudinal Study. European Journal of Clinical Nutrition, 1–6.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 647, "width": 218, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Nunes BP, Flores TR, Mielke GI et al (2016). Multimorbidity and mortality in older adults: a systematic review and meta-analysis. Archives of Gerontology and Geriatrics, 67 (2016) 130–138", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Medicine and Public Health Research Faizah et al . Vol 3, No 1, June 2022", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 50, "width": 149, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Two-year mortality profile in elderly", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 737, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 75, "width": 218, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Perez-Ros P, Vila-Candel R, López- Hernández L et al (2020). Nutritional status and risk factors for frailty in community-dwelling older people: a cross-sectional study. Nutrients, 12,", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 154, "width": 154, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1041; doi:10.3390/nu12041041", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 218, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Petermann-Rocha F, Gray SR, Pell J et al (2020). The joint association of sarcopenia and frailty with incidence and mortality health outcomes: A prospective study. Clinical Nutrition, 2020 Nov 1:S0261-5614(20)30590-2. doi: 10.1016/j.clnu.2020.10.044.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 281, "width": 219, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Shakersain B, Santoni G, Faxen-Irving G (2015). Nutritional status and survival among old adults: an 11-year population-based longitudinal study. European Journal of Clinical Nutrition, 1–6", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 218, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Stenholm S, Ferrucci L, Vahtera J, et al (2018), Natural course of frailty components in people who develop frailty syndrome: evidence from two cohort studies. Journals of Gerontology: Medical Sciences, Vol. XX, No. XX, 1– 8. doi:10.1093/gerona/gly132", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 488, "width": 218, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23. Sunarti S, Hariyati T and Chriswantara R, 2018. Aktivitas fisik, waktu duduk", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 201, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan sindroma kerapuhan pada lansia (studi potong lintang sindroma kerapuhan dengan menggunakan kriteria Fried. Malang Neurology Journal,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 138, "width": 122, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.04, No.02, Juli 2018", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 154, "width": 218, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24. Wang MC, Li T, Li CI et al (2019). Frailty, Transition in frailty status and all-cause mortality in older adults of a Taichung community-based population. BMC Geriatrics. Vol 19:26", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 234, "width": 218, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25. Wei K, Nyunt MSZ, Gao Q et al (2018). Association of Frailty and Malnutrition", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 265, "width": 200, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With Long-term Functional and Mortality Outcomes Among Community-Dwelling Older Adults. JAMA Network Open, 1(3),180650. doi:10.1001/jamanetworko pen.2018.0650", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 361, "width": 218, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26. Widajanti N, Ichwani J, Dharmanta RS et al (2020). Sarcopenia and frailty profile in the elderly community of Surabaya: a descriptive study. Acta Medica Indonesiana The Indonesian Journal of Internal Medicine, vol 52, no 1(2020).", "type": "List item" } ]
76479518-ceaa-f9b8-496e-e487db4bbba2
http://nersmid.unmerbaya.ac.id/index.php/nersmid/article/download/164/131
[ { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 178", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 112, "width": 418, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 143, "width": 370, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada Anak Pra Sekolah di PAUD As-Syafi’iyah", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 175, "width": 230, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 201, "width": 324, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana 1* , Nova Purmahardini 1 , Nurvy Alief Aidillah 1", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 220, "width": 299, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1, Akademi Kebidanan Aifa Husada, Pamekasan, Madura, Indonesia *Corresponding author E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 261, "width": 339, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History: Received: Agusts 11, 2023; Accepted: Oktober 16, 2023", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 279, "width": 50, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 420, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Optimal child growth and development is the expectation of every parent. The toddler period becomes a priority for the development of children's language skills which takes place very quickly and becomes the basis for further development. There are many factors that cause speech delay in children. One of them is the habit of children with gadgets, gender and type of childbirth. This study used an Analytical design with a Cross Sectional approach. The population used is all children in PAUD As-syafi'iyah Bicorong Pakong Pamekasan totaling 32 children. The sampling used is Total Sampling, which is all 32 children. The results showed that gender p value 0.003<0.05, Premature Birth P value 0.001<0.05 and duration of gadget use with P value 0.001<0.05 on the occurrence of Speech Delay in children. It is hoped that the researcher will then carry out a combination method, namely researching with questionnaires and in-depth interviews with all respondents' parents so that they can be dug deeper into the existing problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 311, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Gender, Preterm Labor, Duration of Gadget use, Speech Delay", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 452, "width": 50, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 420, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tumbuh kembang anak yang optimal menjadi harapan setiap orang tua. Masa balita menjadi proritas perkembangan kemampuan bahasa anak yang berlangsung sangat cepat dan menjadi landasan perkembangan selanjutnya. Terdapat banyak factor yang menjadi penyebab terjadinya speech delay pada anak. Salah satunya kebiasaan anak bermanin Gadget, jenis kelamin dan jenis persalinan. Penelitian ini menggunakan desain Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yang digunakan adalah Seluruh Anak di PAUD As-syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan yang berjumlah 32 anak. Sampling yang digunakan adalah Total Sampling yaitu seluruh anak sebanyak 32 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin nilai p value 0,003<0.05, Kelahiran Prematur P value 0,001<0,05 dan durasi penggunaan Gadget dengan nilai P value 0,001<0,05 terhadap terjadinya Speech Delay pada anak. Diharaplan peneliti selanjutnya melakukan metode kombinasi yaitu meneliti dengan kuesioner dan wawancara yang mendalam kepada semua orang tua responden sehingga bisa digali lebih dalam terkait permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 376, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Jenis Kelamin, Persalinan Prematur, Durasi penggunaan Gadget, Speech Delay", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 441, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tumbuh kembang anak usia dini dapat dinilai dari perkembangan bahasa anak. Bahasa anak menjadi hal yang penting dan juga sangat berperan dalam kehidupan manusia. Perkembangan bahasa dapat menjadi alat yang dapat digunakan dalam mengutarakan pikiran, perasaan, dan ekspresi anak tersebut. Setiap anak memiliki tumbuh kembang yang berbeda dalam mencapai", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 179", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 441, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan bahasa yang optimal. Terdapat beberapa masalah yang mungkin tampak pada anak usia dini salah satunya keterlambatan berbicara (speech delay) (Muslimat, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 441, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan bahasa anak usia dini juga menjadi sarana untuk berfikir, sarana untuk berbicara sarana untuk mendengar, dan sarana agar anak mampu membaca dan menulis (Suhartono, 2017). speech delay yang terjadi pada anak usia dini menjadi yang cukup penting. Permasalahan tersebut menjadi penghambat dalam sosialisasi anak sehari-hari dan juga mempengaruhi anak usia dini khususnya dalam kegiatan akademik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 441, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prevalensi kejadian speech delay di Indonesia sebanyak 5%-10%. pada anak di usia prasekolah, data yang didapatkan dari Kementerian Kesehatan Indonesiapada tahun2010 menyebutkan sebanyak 11,5% balita yang gangguan pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia (Prasetya & Najamuddin, 2021). Studi pendahuluan yang dilakukan di PAUD As- Syafi’iyah, Jumlah anak usia dini yang mengalami speech delay sekitar 10 anak usia dini pada tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 441, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesulitan anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti tidak mampu berekspresi tentang keinginan atau perasaan. Dampak dari speech delay terhadap anak menyebakan anak akan sulit berekspresi tentang keinginan dan perasaannya kepada orang lain, apabila terus terjadi maka akan berpengaruh kepada perkembangan emosi dan perasaan anak itu sendiri, sehingga terkadang anak agak sulit menempatkan emosi yang benar dalam kehidupan (Fauzia dkk, 2020).Beberapa factor yang mempengaruhi kejadian speech delay pada anak balita antara lain jenis kelamin, Jenis persalinan dan penggunaan Gadget dapat mempengaruhi kejadian speech delay pada anak (Ladapase, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 509, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 132, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 420, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan crossectional yaitu kegiatan penelitian dangan pendekatan yang mengambil sampel dalam waktu yang bersamaan (Machfoedz, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 420, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa PAUD As-syafi’iyah di desa bicorong, kecamatan pakong, kabupaten pemekasan. Sebanyak 32 anak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2023.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 180", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 154, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 126, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Karakteristik Responden", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 148, "width": 418, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Karakteristik Responden di PAUD As-syafi’iyah Bicorong, Pakong Pemekasan tahun", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 167, "width": 372, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2022 No Karakteristik Jumlah Persentase (%) 1 Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan 15 17 46,8 53,2 Total 32 100 2 Umur anak 1. 18-20 bulan 2. 21-23 bulan 3. 24-29 bulan 4. 30-35 bulan 5. 36 bulan 1 2 10 16 3 3,2 6,2 31,2 50 9,3 Total 32 100 3 Kelahiran Prematur 1. Normal 2. Prematur 15 17 46,8 53,2 Total 32 100", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 394, "width": 158, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber Data Primer Tahun 2022)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 413, "width": 415, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 1 menunjukkan terdapat sekitar 17 anak (53,2%) berjenis kelamin peremuan lebih banyak dibandingkan dengan anak jenis kelami laki-laki 15 anak (46,8%). Sebagian besar responden didominasi oleh anak yang berusia 30-35 bulan sebanyak 16 anak (50%) dan paling jumlah paling sedikit terdapat sekitar 1 anak (3,2%) 18-20 bulan. Mayoritas kelahiran anak premature lebih besar sebanyak 17 anak (53,2%), sedangkan anak yang lahir normal sebanyak 15 anak (46,8%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 118, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kejadian speech delay", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 545, "width": 413, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Speech Delay Anak di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong,", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 564, "width": 319, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pakong, Pamekasan tahun 2023 No Kategori Jumlah Persentase (%) 1 2 Normal Terlambat 10 22 31,2% 68,8% Total 32 100%", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 636, "width": 158, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber Data Primer Tahun 2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 430, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan table 2 menunjukkan bahwa kejadian speech delay di PAUD As-syafi’iyah Bicorong, Pakong, Pamekasan sebagian besar masuk pada kategori terlambat sebanyak 22 orang (68,8%).", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 181", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 91, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Analisis Bivariat", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 129, "width": 372, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Speech Delay Pada Anak Usia Dini", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 148, "width": 440, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Tabulasi Silang Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Speech Delay Anak di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 187, "width": 400, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Jenis kelamin Speech Delay Total α ρ Value Normal Terlambat F % F % N % 1 2 Laki-laki Perempuan 5 5 15,6 15,6 12 10 37,5 31,3 17 15 53,1 46,8 0.05 0.003 Total 10 31,2 22 68,8 32 100 (Sumber Data Primer Tahun 2023)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 441, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3 diatas dapat bahwa hasil analisa uji statistik dengan menggunakan analisa bivariat menunjukkan P value 0,003<0,05 (continuity correction),sehingga dapatdisimpulkan bahwa terdapat ada pengaruh jenis kelamin terhadap speech delay pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 363, "width": 427, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Tabulasi Silang Pengaruh Riwayat KelahiranPrematur Terhadap Kejadian Speech Delay Anak di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 402, "width": 397, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Riwayat kelahiran Speech Delay Total ρ Value Normal Terlambat F % F % N % 1 2 Normal Prematur 4 5 12,5 15,6 11 12 34,4 37,5 15 17 48,1 51,9 0.05 0.001 Total 10 28,1 22 71,9 32 100", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 487, "width": 158, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber Data Primer Tahun 2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 441, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4 dapat dipahami bahwa hasil analisa uji statistik dengan menggunakan analisa bivariat menunjukkan P value 0,001<0,05 (continuity correction), hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh riwayat kelahiran prematur terhadap speech delay pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 582, "width": 422, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Tabulasi Silang Pengaruh Gadget Terhadap Kejadian Speech Delay Anak di PAUD As-", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 599, "width": 397, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023 No Durasi Penggunaan Gadget Speech Delay Total ρ Value Normal Terlambat F % F % N % 1 2 >60 menit <60 menit 7 3 21,8 9,3 20 2 62,5 6,25 27 5 48,1 51,9 0.05 0.001 Total 10 31,1 22 68,7 32 100", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 706, "width": 158, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber Data Primer Tahun 2023)", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 182", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 441, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 5 dapat dipahami bahwa hasil analisa uji statistik dengan menggunakan analisa bivariat menunjukkan P value 0,001<0,05 (continuity correction), hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh riwayat kelahiran prematur terhadap speech delay pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 258, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Speech Delay", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 442, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai P value 0,003<0,05( continutycorrection) sehingga dapat disimpulkan terdapt pengaruh jenis kelamin terhadap speech delay pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki perkembangan yangberbeda, dari segi perkmembanganbicara anak, banyak kita termui memiliki kosakata yang signifikan lebih banyak dibandingkan dengan anak laki-laki. Sehingga dapat kita simpulkan sebagian besar anak yang mengalami speech delay adalah anak laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 442, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari et al., 2021 menunjukkan bahwa variabel anak dengan jenis kelamin anak dengan speech delay lebih didominasi oleh anak laki-laki (73,4%) dibandingkan dengan anak perempuan (26,6%). Hal ini dipengaruhi oleh proses lateralisasi pada otak ank laki-laki lebihlambat dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga maturasi pada anak laki-laki terjadi lebih lambat, sehingga menyebabkan perkembangan bahsa pada anak laki- laki jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan anak perempuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 305, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kelahiran Prematur Terhadap Kejadian Speech Delay", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 442, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 menunjukkan hasil analisa uji statistik memperoleh nilai P value 0,001<0,05 ( continutycorrection ), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh riwayat kelahiran prematur terhadap speech delay Pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023 . Bayi prematur memiliki beresiko gangguan kesehatan dibandingkan dengan bayi matur, bayi prematur berkaitan dengan gangguan perkembangan saraf, bayi yang lahir berpotensi mengalami gangguan perkembangan pada masa yang akan datang, salah satunya yaitu speech delay.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 441, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut World Health Organization (WHO), prematuritas merupakan bayi yang lahir hidup usia kehamilan <37 minggu. Pada tahun 2014 terdapat sekitar 10,6% kelahiran prematur di dunia, sementara negara Asia dan sub Sahara Afrika memiliki persentase sekitar 81,1% kelahiran hidup dari kelahiran prematur. Tahun 2018 di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kelahiran prematur memiliki persentase 29,5% (Duwandani et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 717, "width": 405, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak lahir prematur jika terjadi kelainan pada impuls maka akan terjadi kelainan bicara.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 183", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 441, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan mengetahui perkembangan apa yang lebih mendasar akibat kelahiran anak dengan prematur peneliti dapat memberikan informasi terkait dengan stimulasi yang dapat diberikan pada anak dengan usia satu tahun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 338, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Durasi penggunaan Gadget Terhadap Kejadian Speech Delay", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 442, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 menunjukkan hasil analisa uji statistik memperoleh nilai P value 0,001<0,05 ( continutycorrection ), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh Duras penggunaan Gadget berpengaruh terhadap speech delay Pada anak usia dini di PAUD As-syafi’iyah, Bicorong, pakong, Pamekasan tahun 2023.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 441, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tekhnologi (Gadget), Gadget menjadi primadona dalam lapisan masyarakat mulai dari anak usia dini, usia remaja hingga usia dewasa pun telah mengenal kecanggihan teknologi. Smartphone yang biaa digunakan memiliki dampak negative yang ditujukan pada anak usia dini, karena dengan usia sekecil itu anak sudah mampu bermain sosial media seperti youtube walaupun usianya belum cukup dan harus dalam pengawasan orang tua (Suhono & Sari, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 441, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Prasetya tahun 2017, durasi penggunaan gadget >60 menit dapat menyebabkan keterlambatan bahasa dan bicara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ketika bermain gadget selama 30 menit bisa meningkatkan keterlambatan berbicara dan bahasa pada anak. Penggunaan gadget yang baik dengan kategori rendah yaitu dengan durasi penggunaan <60 menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 441, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Durasi penggunaan gadget >60 menit dapat mempengaruhi perkembangan bicara anak. Lama penggunaan tersebut dapat menyebabkan keterlambatan berbicara pada anak. Seharusnya orang tua memiliki kesadaran dalam mendidik mauun berperan aktif dalam mengawasi dan mendampingi anak dalam menggunakan gadget baik dari segi durasi pemakaian, frekuensi, pemilihan game edukatif, dan youtube saat menggunakan gadget.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 87, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 420, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Speech Delay Pada Anak di PAUD As-Syafi’iyah Bicorng Pakong Pamekasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dari ketiga variabel Jenis kelamin nilai p value 0,003<0.05, Kelahiran Prematur P value 0,001<0,05 dan durasi penggunaan Gadget dengan nilai P value 0,001<0,05. Diharaplan peneliti selanjutnya melakukan metode kombinasi yaitu meneliti dengan kuesioner dan wawancara yang mendalam kepada semua orang tua responden sehingga bisa digali lebih dalam terkait permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 162, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keperawatan dan Kebidanan", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 17, "width": 154, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN : 2621-0231 (Online) ISSN : 2580-1929 (Print) http://nersmid.unmerbaya.ac.id Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Merdeka Surabaya Jl. Ketintang Madya VII/2, Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 85, "width": 90, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "» Tel (031) 828 7317", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 409, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-Faktor dengan Kejadian Speech Delay pada Anak Pra Sekolah di PAUD As- Syafi’iyah Bicorong Pakong Pamekasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 766, "width": 439, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lianita Primi Octaviana, Nova Purmahardini, Nurvy Alief Aidillah Page 184", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 110, "width": 103, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 415, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Duwandani, dkk (2022). Scoping Review: Hubungan Prematuritas dengan Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dua sampai Lima Tahun. Bandung Conference Series: Medical Science.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 180, "width": 415, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzia, dkk (2020). Mengenali Dan Menangani Speech Delay Pada Anak. Jurnal Al-Shifa Volume 1 No 2, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 218, "width": 415, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurniasari, A. dkk (2021). Karakteristik Dasar Anak Dengan Speech Delay Di Poli Tumbuh Kembang Rsud Dr.Soetomo Surabaya Pada Periode Januari 2017 Hingga Desember 2017.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 269, "width": 415, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ladapase, E. (2021). Keterlambatan Bicara (Speech Delay) Pada Anak Usia 4 Tahun (Studi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 281, "width": 391, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus Di Lembaga Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Karya Ilahi). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. https://journal.ubpkarawang.ac.id/mahasi swa/index.php/Empowerment/article/dow", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 319, "width": 66, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nload/627/414", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 344, "width": 415, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Machfoedz, Ircham. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Cetakan ke 12 Yogyakarta: Fitramaya", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 370, "width": 415, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muslimat, A.dkk (2020). Faktor dan Dampak Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Terhadap Perilaku Anak Studi Kasus Anak Usia 3-5 Tahun: Kajian Psikolinguistik.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 408, "width": 415, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetya, A., & Najamuddin, N. (2021). Penerapan Audio Murottal Al- Qur ’ An Dalam Pembelajaranuntuk Meningkatkan Komunikasi Verbalpada Anak. 2, 72–77. https://ejurnal.biges.ac.id/index.php/keseh atan/article/view/188", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 456, "width": 415, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhono, S., & Sari, Y. A. (2017). Babbling stage construction of children’s language acquisition on rural area lampung. Jurnal Smart.", "type": "Text" } ]
e832d6fe-00d2-16e0-2552-cd9077be0bc5
https://ojs.ikip-saraswati.ac.id/index.php/suluh-pendidikan/article/download/19/16
[ { "left": 326, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 71, "width": 384, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBANTUAN VIDEO EDUKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 114, "width": 395, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewa Nyoman Oka; Ni Nyoman Serma Adi; I Gusti Ayu Nova Dwi Marhaeni Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Saraswati [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 172, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 186, "width": 429, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh media video edukasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian posttest only control group design . Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1 Tabanan tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 392 orang dan terbagi dalam 12 kelas, dari 12 kelas diambil 2 kelas sebagai sampel dengan teknik simple random sampling sehingga diperoleh 1 kelas eksperimen yang belajar dengan bantuan video edukasi (A1), dan 1 kelas kontrol yang belajar dengan Direct Instruction tanpa bantuan video edukasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes kreativitas sesudah perlakuan ( post-test ). Pengumpulan data menggunakan Instrumen berupa tes kreativitas yang berhubungan dengan materi IPA. Analisis data perbedaan signifikan rata-rata post-test dari kelompok siswa yang belajar IPA dengan bantuan video edukasi dan kelompok siswa yang belajar IPA tidak menggunakan video edukasi dilakukan dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok A 1 dan A 2 terhadap materi pelajaran IPA dengan t hit sebesar 7.894 dan signifikansi (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 416, "width": 236, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: IPA, Video Edukasi, Berpikir Kreatif", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 445, "width": 415, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE IMPACT OF SCIENCE LEARNING USING EDUCATIONAL VIDEOS TOWARD JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS’ CREATIVE THINKING SKILL", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 488, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 503, "width": 428, "height": 215, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to identify the effects of educational video media on students’ creative thinking in a learning process. This is a quasi-experimental study with a posttest only control group design. The population of this study was all students in grade VII SMP N 1 Tabanan of the academic year 2017/2018. There were 392 students which were divided into 12 classes from which 2 classes were used as the samples with simple random sampling technique to obtain 1 experimental class that learned with the help of educational video (A1), and 1 control class that learned with Direct Instruction without the help of educational videos. Data collection techniques were carried out with a post-test, which was, in this case, a creativity test conducted after treatment and the materials of the test were science materials. Analyses on average significant differences of the post-test that was done by the group of students who learned science with the help of educational videos and the group of students who learned science without using educational videos were conducted with t-test. The results showed that there were significant differences in the ability to think creatively between the groups A1 and A2 towards the materials of the subject with t hit 7,894 and significance (p <0,05).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 733, "width": 256, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: IPA, educational video, creative thingking", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 209, "height": 281, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan bagian inte- gral dalam pembangunan, sehingga proses Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri terutama dengan tujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas (Hamalik, 2013). Perkembangan dunia modern dan arus globalisasi yang semakin pesat akan menuntut adanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas seperti aktif, kreatif dalam mengakses informasi menciptakan peluang kerja di berbagai bidang terutama bidang ekonomi, teknologi dan pendidikan dan juga memiliki karakter yang mencerminkan jati diri budaya bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 209, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, pada kenyataannya tingkat pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lainnya di dunia. Berasarkan hasil studi Program for International Student Assessment (PISA) yang menguji kemampuan siswa usia 15 tahun di bidang bahasa, matematika, dan IPA, mengungkapkan bahwa Indonesia berada di peringkat 39 dari 41 negara pada tahun 2000 dan di posisi 69 dari 76 negara pada 2015. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam Pendidikan SAINS, Indonesia masih tertinggal dan belum mampu menerapkan pendekatan saintifik seperti yang tercantum dalam kurikulum yang ditetapkan Nasional. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di sekolah hanya diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, tanpa dituntut untuk", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 71, "width": 209, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, mengaplikasi dan memahami konsep sains (Rustaman, 2004), sehingga lulusan dari sekolah hanya pintar secara teoretis namun miskin dalam aplikasi. Keberhasilan dalam proses", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 197, "width": 209, "height": 407, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran IPA di sekolah tergantung pada proses dan penerapan dari hasil belajar IPA tersebut. Sesuai dengan hakikatnya, IPA merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah. Proses ilmiah dibangun atas dasar sikap ilmiah dengan hasil berupa produk ilmiah yang tersusun atas konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal maka proses pembelajaran IPA menekankan pada adanya pengalaman langsung sehingga memberi ruang kepada siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, kreatif dan bersikap ilmiah secara holistik (Purnamawati, 2017). Pembelajaran IPA seharusnya dikembangkan secara integrative science yang berorientasi aplikatif, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam dalam prosesnya.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 611, "width": 209, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum melaksanakan pembelajaran guru perlu memahami empat strategi dasar guru dalam mengajar, yaitu mengidentifikasi perilaku yang diharapkan, memilih pendekatan yang tepat yang sesuai dengan materi dan karakter siswa, menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat, menetapkan ukuran keberhasilan (Busyaeri, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 209, "height": 389, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak ditemukannya program video para pendidik segera melihat manfaatnya bagi pendidikan. Video edukasi sekarang telah berkembang pesat di negara- negara maju. Telah banyak pula terdapat perpustakaan yang meminjamkan kaset- kaset video tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi dan bisa dengan mudahnya pendidik mengunduh video- video edukasi di internet. Video sebagai salah satu kemajuan teknologi telah banyak memberikan pengaruh positif dan kemajuan bagi manusia dan kebudayaannya. Dengan adanya video, orang tidak lagi sulit untuk mendapatkan berbagai informasi, pengetahuan dan hiburan. Peristiwa dan kejadian-kejadian penting yang terjadi di seluruh penjuru di dunia pun bisa disaksikan secara mudah dan cepat, hal ini menjadikan dunia yang luas seakan menjadi sempit dan hampir tidak lagi dikenal dengan batas- batas waktu maupun tempat.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 209, "height": 209, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan video dalam konteks ber- tambahnya pengetahuan anak memerlukan pengamatan yang lebih mendalam ter- utama tentang pengaruh-pengaruh yang ditimbulkannya, mengingat kelebihan dari video, mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, mampu menggambarkan peristiwa- peristiwa masa lalu dalam waktu yag singkat, pesan yang disampaikan cepat dan mudah disingkat, mengembangkan pikiran dan pendapat siswa, mengembangkan imajinasi peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 683, "width": 209, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan video dalam mem- visualisasikan materi sangat efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi yang", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 71, "width": 209, "height": 227, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendemonstrasikan hal-hal seperti ge- rakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu maka penyampaian materi akan lebih baik apabila disajikan melalui pemanfaatan teknologi video (Fasyi, 2015). Apabila dikaitkan dengan pembelajaran, maka video edukasi merupakan suatu media audiovisual yang membantu peserta didik dalam memahami suatu informasi yang disampaikan oleh gambar bergerak yang diikuti dengan suara yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 305, "width": 209, "height": 461, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan Pendidikan di sekolah harus menjadi fasilitator yang baik sehingga mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai untuk menunjang proses belajar- mengajar agar lebih efektif dan inovatif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti media video edukasi akan membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya menjadi lebih konkret. Video edukasi yang digunakan sebagai media pembelajaran harus memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) memiliki kejalasan pesan ( clarity of massage ); (2) mampu berdiri sendiri ( stand alone ); (3) bersahabat/akrab dengan pemakainya ( user friendly ); (4) representasi isi; (5) visualisasi dengan media; (6) menggunakan kualitas resolusi yang tinggi; (7) dapat digunakan secara klasikal atau individual. Video edukasi dengan kelebihannya berupa tampilan audio dan visual akan melengkapi pengalaman-", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 209, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengalaman dasar siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik dan sebagainya. Video merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Pengalaman belajar seperti ini akan menyentuh kondisi berfungsinya kedua belahan otak yang akan menimbulkan kreativitas dalam pengembangan ilmu terutama pengembangan ilmu yang meningkatkan kebudayaan serta menaikkan harkat dan martabat manusia itu sendiri (Semiawan, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 209, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran IPA berbantuan video edukasi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 209, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Tabanan, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 50 orang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasy- eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian posttest only control", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 71, "width": 209, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "group design. Rancangan penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lainnya tidak diberikan perlakuan (Setyosari, 2013). Penetapan kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan secara random, skor rata-rata berpikir kreatif dari kedua kelompok dibandingkan dan selanjutnya dipakai untuk menentukan efektivitas perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 251, "width": 209, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes kreativitas berupa tes kreativitas verbal dan figural yang berhubungan dengan materi pelajaran dan sebelumnya sudah melalui proses validasi yang dilakukan oleh dosen ahli dan uji coba lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t (t-test) menggunakan program komputer SPSS 20 for windows.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 449, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 467, "width": 209, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dipaparkan pada bagian ini adalah deskripsi perbandingan nilai rata-rata (mean), kategori, standar deviasi, varians nilai maksimum dan minimum dari rata-rata skor berpikir kreatif siswa yang belajar menggunakan bantuan video edukasi dan tanpa video edukasi.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 600, "width": 193, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Deskripsi Skor Berpikir Kreatif", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 619, "width": 409, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Group Statistics Pembelajaran IPA N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Berpikir Kreatif Berbantuan Video Edukasi (A1) 25 71.06 5.677 1.135 Tanpa Video Edukasi (A2) 25 58.49 5.583 1.117", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 428, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tersebut, siswa yang belajar IPA dengan bantuan video edukasi memiliki skor rata-rata berpikir kreatif lebih tinggi (71,06) dari pada siswa yang belajar IPA tanpa bantuan video edukasi (58,49). Untuk menentukan signifikansi perbedaan nilai", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 428, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rata-rata skor berpikir kreatif tersebut dilakukan dengan uji-t yang disajikan pada Tabel 2 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 107, "width": 112, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji t Independent Samples Test", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 138, "width": 422, "height": 153, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Diffe- rence Std. Error Diffe- rence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Berpikir Kreatif Equal variances assumed .004 .950 7.894 48 .000 12.572 1.593 9.370 15.774 Equal variances not assumed 7.894 47.987 .000 12.572 1.593 9.370 15.774", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 451, "width": 189, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram Skor Kemampuan Berpikir Kreatif per Dimensi", "type": "Caption" }, { "left": 319, "top": 519, "width": 209, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar 1 tersebut, siswa yang belajar IPA dengan bantuan video edukasi memiliki skor fluency , flexibility, originality, dan elaboration lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar IPA tanpa bantuan video edukasi terutama pada dimensi fluency (kelancaran) dan originality (keaslian). Berdasarkan hal tersebut menyatakan bahwa video edukasi memberikan efek visual yang melekat dalam ingatan siswa dalam jangka panjang sehingga materi pelajaran yang disampaikan melalui media video edukasi akan terus diingat oleh siswa. Siswa yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 325, "width": 209, "height": 443, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji-t di atas menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor berpikir kreatif siswa yang belajar IPA dengan media video edukasi dan siswa yang belajar IPA tanpa bantuan media video edukasi dengan t hitung 7,894 dan signifikansi p<0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa melalui ilustrasi audio visual dengan objek yang familiar atau yang dekat dengan kehidupan siswa memberikan dampak yang signifikan bagi kemampuan berpikir kreatif siswa. Visualisasi oleh media video edukasi yang digunakan dalam penelitian ini juga berperan merangsang siswa untuk mengembangkan imajinasi lebih luas, lancar dan terperinci sehingga jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang tidak menggunakan media video edukasi, kemampuan fluency , flexibility, originality, dan elaboration . Skor kemampuan berpikir kreatif siswa per dimensinya disajikan pada Gambar 1 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 209, "height": 353, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar IPA dengan bantuan media video edukasi lebih lancar dalam berkomunikasi, menyebutkan contoh dan istilah yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA dibandingkan dengan siswa yang belajar IPA tanpa menggunakan video edukasi. Selain itu, dengan video edukasi siswa juga lebih mampu dalam mengembangkan imajinasinya dan menuangkannya dalam bentuk karya atau gagasan kreatif tertulis, Hal tersebut menampakkan ciri perkembangan kreativitas dengan berpikir menggunakan kedua belahan otak kanan dan kiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Magnesen (1983) dalam Aqib (2013), yang menyatakan bahwa belajar melalui pengalaman langsung melalui tangkapan seluruh panca indera akan meningkatkan serapan materi pelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan proses verbal saja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 209, "height": 192, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar IPA dengan bantuan video edukasi dengan siswa yang belajar IPA tanpa menggunakan video edukasi. Berdasarkan hasil uji-t didapatkan nilait hitung sebesar 7,894 dan signifkansi p<0,05. Skor kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar IPA dengan bantuan video edukasi siswa per dimensinya ( fluency , flexibility,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 209, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "originality, dan elaboration ) juga lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar IPA tanpa bantuan video edukasi terutama pada dimensi fluency dan originality .", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 71, "width": 143, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 89, "width": 209, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Sekolah SMPN1 Tabanan atas izinnya sehingga penelitian ini bisa dilaksanakan. Terima kasih juga diucapkan kepada siswa kelas VII SMP N 1 Tabanan tahun ajaran 2017/2018 yang bersedia dijadikan subjek penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Dewan Redaksi Suluh Pendidikan atas editing yang dilakukan sehingga artikel ini layak diterbitkan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 305, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 319, "width": 208, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aqib, Z. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif) . Bandung: Yrama Widya", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 369, "width": 209, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Busyaeri, A.,Udi,T., Zaenuddin, A. 2016. Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran terhadap Peningkatan Hasil BelajarMapel IPA di MIN Kroya Cirebon. Jurnal Al Ibtida, 3 (1): 116 – 137", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 458, "width": 156, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasyi, M.C.A., 2015. Pengaruh", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 476, "width": 174, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Ngoto Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 (IV)", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 546, "width": 208, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 - 8 Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta: Bumi Aksara Purnamawati, 2017. “Pembelajaran IPA Ideal yang Efektif dan", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 643, "width": 175, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatakan Kreatifitas Siswa” disajikan pada diklat keagamaan Padang 2017 Available from:https:// bdkpadang.kemenag.go.id/index. php?option=com_content&view=a rticle&id=650:purnamawatijuli&ca tid=41:top-headlines&Itemid=158.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 745, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diakses 18 Agustus 2018", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 198, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 1829–894X # e-ISSN 2623-1697", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 783, "width": 16, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 44, "width": 184, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suluh Pendidikan, 2018, 16 (2): 113—119", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 209, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rustaman, N. Y. 2004. “Asesmen Pendidikan IPA”. (Makalah) Disajikan pada Diklat NTT tahun 2004", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 136, "width": 206, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h t t p : / / f i l e . u p i . e d u / D i r e k t o r i / S P S /", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 150, "width": 172, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P R O D I . P E N D I D I K A N _", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 160, "width": 171, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I P A / 1 9 5 0 1 2 3 1 1 9 7 9 0 3 2 -", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 178, "width": 174, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N U R Y A N I _ R U S T A M A N / Asesmen_pendidikan_IPA.pdf. Diakses 19 Agustus 2018", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 228, "width": 209, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan .", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 256, "width": 119, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Prenanda Media", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 279, "width": 209, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semiawan, Conny dkk . 2010. Dimensi", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 293, "width": 175, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kreatif dalam Filsafat Ilmu .", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 307, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: PT Remaja Rosdakarya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 783, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120", "type": "Page footer" } ]
101bb376-138c-5b7c-5e07-db8c9e6b4632
https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom/article/download/169/151
[ { "left": 313, "top": 23, "width": 228, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 3 No. 6, Desember 2016 ISSN 2407-389X (Media Cetak) Hal : 34-37", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 787, "width": 10, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 66, "width": 435, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APLIKASI PEMBELAJARAN KONVERSI BILANGAN MENGGUNAKAN METODE COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI)", "type": "Section header" }, { "left": 281, "top": 111, "width": 64, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Famalua Gulo", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 134, "width": 244, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl.Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 168, "width": 46, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 456, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konversi bilangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu proses dimana suatu sistem bilangan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Sistem bilangan yang banyak dugunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh elemen dua keadan (Two-State Element), yaitu keadan off (tidak ada arus) dan keadan on (ada arus). Konsep itu yang digunakan dalam sistem biner, yang hanya menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Di samping itu komputer juga menggunakan sistem bilangan lain, yaitu sistem bilangan oktal (Octal Number System) dan sistem bilangan heksadesimal (Hexadecimal Number System). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pada umumnya proses pembelajaran hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung antara pengajar dengan anak didik, akan tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini proses pembelajaran sudah bisa dilakukan tanpa tatap muka secara langsung antara pendidik dengan anak didik. Aplikasi Pembelajaran ini menggunakan metode CAI (Computer Assisted Instruction). CAI adalah program pengajaran berbantuan computer yang telah banyak digunakan oleh para pendidik sebagai alternatif pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 288, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Konversi Blangan, Pembelajaran, Computer Assisted Instruction", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1 Latar Belakang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 223, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konversi bilangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu proses dimana suatu sistem bilangan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Sistem bilangan yang banyak dugunakan oleh manusia adalah sistem bilangan desimal, yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam simbol untuk mewakili 10 buah jari yang bisa membantu perhitungan menggunakan sistem desimal. Lain halnya dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh elemen dua keadan ( Two-State Element ), yaitu keadan off (tidak ada arus) dan keadan on (ada arus).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 222, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran yang dilakukan saat ini masih banyak yang menggunakan pembelajaran bersifat konvensional, dimana pendidik hanya mencatat materi ke papan tulis dan peserta didik menulis catatan tersebut kebuku catatan, dengan durasi pencatatan setiap peserta didik berbeda-beda sehingga apabila peserta didik yang memiliki durasi paling lama dalam mencatat tentunya akan mengurangi durasi proses belajar mengajar, sehingga proses penyampaian materi oleh pendidik ke peseta didik lebih sedikit, cara seperti ini tentunya tidak efisien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 223, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAI ( Computer Assisted Instruction ) adalah program pengajaran berbantuan computer yang telah banyak digunakan oleh para pendidik sebagai alternatif pembelajaran. CAI ( Computer Assisted Instruction ) hakekatnya merupakan penawaran baru dalam cara pembelajaran. Komputer sebagai media akan lebih banyak membantu siswa menemukan hal- hal baru yang lebih menarik dibandingkan dengan cara-cara konvensional yang lebih berpusat pada guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 222, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berjudul ”Perancangan Media Pembelajaan Interaktif Berbasis Komputer Untuk Pelajaran Matematika Tingkat SMP Dengan Metode", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 343, "width": 224, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computer Assisted Instruction ” (Eko Setiawan, 2014), dimana CAI sebagai program pengajaran berbantuan computer yang telah banyak digunakan oleh para pendidik sebagai alternative pembelajaran. Adapun alternative-alternative yang terdapat pada CAI dan sering dipergunakan oleh para pendidik adalah drill and practice , simulasi, tutorial dan permainan yang dapat diaplikasikan lewat komputer.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 449, "width": 64, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. TEORITIS A. Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 472, "width": 223, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi merupakan intruksi-intruksi (program komputer) yang ketika dijalanakan menyediakan fitur- fitur dan kinerja-kinerja yang dikehendaki, struktur data yang memungkinkan program-program memanipulasi informasi. Aplikasi merupakan informasi deskriptif pada salinan tercetak dan betuk- bentuk maya yang menggambarkan pengoperasian dan penggunaan program-program (Adi Nugroho, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 587, "width": 74, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 598, "width": 223, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran merupakan suatu proses terjadinya interaksi belajar dan mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur, baik unsur ekstrinsik maupun intrinsik yang melekat pada diri pendidik dan peserta didik termasuk lingkungan (La Iru dan Saifun Arihin, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 679, "width": 174, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Computer Assisted Instruction (CAI)", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 690, "width": 223, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAI merupakan pendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial terprogram, tutorial intelijen, drill and practice dan simulasi (Azhar Arsyad, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 771, "width": 95, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Konversi Bilangan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 37, "width": 228, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 3 No. 6, Desember 2016 ISSN 2407-389X (Media Cetak) Hal : 34-37", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 787, "width": 10, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 222, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konversi bilangan adalah suatu proses dimana satu system bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. (Sumber: http://www.musbikhin.com/konversi- bilangan, diakses tanggal 30 april 2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 222, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada perancangan aplikasi pembelajaran konversi bilangan, penyajian materi disusun berdasarkan pokok pembahasan sesuai kebutuhan. Adapun materi yang dibahas pada pembelajaran ini, yaitu;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 93, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bilangan desimal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 222, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bilangan desimal adalah sistem bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 83, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bilangan biner", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 222, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bilangan biner adalah bilangan radix (dasar) dua, angkah terendahnya 0 dan angka tertingginya 1. Setiap kali perhitungan dengan menambahkan satu satuan, maka akan berturut-turut akan diperoleh: 0, 1, 10, 11, 100, 101, 110, 111, 1000 dan seterusnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Bilanga oktal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 222, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem bilangan oktal adalah salah satu sistem bilangan yang dipakai pada beberapa mini komputer seperti PDP-8. Bilangan oktal merupakan bilangan dengan dasar 8 dan memiliki 8 simbol bilangan yakni 0, 1,2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Jadi, dalam perhitungan berturut-turut setelah 7 adalah 10. 4. Bilangan heksadesimal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 222, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bilangan heksadesimal adalah bilangan dasar 16, simbol bilangannya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. Angka terendah adalah 0 dan angka tertinggi adalah F. Bilangan ini dipergunakan sebagai bahasa mesin baik pada mikroprosesor maupun dalam komputer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 222, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan dengan Metode Computer Assisted Instruction (CAI)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. CAI Tutorial", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 222, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAI tipe tutorial merupakan pembelajaran menggunakan komputer dimana user dihadapkan untuk mengikuti alur pembelajaran yang sudah terprogram dengan menyajikan materi dan contoh soal seperti pada tipe Latihan dan Praktek. Tipe tutorial pada dasarnya mengikuti pola pembelajaran terprogram model Branching atau bercabang. Use Case Diagram Gambar 1.. Use Case Digaram", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 200, "width": 167, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivity Diagram Gambar 2: Activity Diagram", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 526, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. IMPLEMENTASI", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 538, "width": 222, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Algoritma perancangan aplikasi pembelajaran konversi bilangan dengan metode CAI, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 561, "width": 81, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Algoritma Materi", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 572, "width": 167, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Input = Materi Proses = If pilihan materi = 1 then", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 595, "width": 78, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi = Bilangan", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 607, "width": 150, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desimal Else If pilih materi = 2 then Materi = Bilangan Biner", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 653, "width": 200, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Else If pilih materi = 3 then Materi = Bilangan Oktal Else Materi = Bilangan Heksadesimal End If Output = Penyajian // Algoritma Latihan Input = Soal", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 241, "width": 176, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan Utama Memilih Menu Home Materi Tampilan Home Tampilan Sub Materi Pilih Sub Materi Bilangan Desimal Materi Bilangan Desimal Bilangan Biner Bilangan Oktal Bilangan Heksadesimal Materi Bilangan Biner Materi Bilanga Oktal Materi Bilangan Heksadesimal Latihan Tampilan Sub Latihan Pilih Sub Latihan Bilangan Desimal Bilangan Biner Bilangan Oktal Bilangan Heksadesimal Soal Bilangan Desimal Soal Bilangan Biner Soal Bilangan Oktal Soal Bilangan Heksadesimal Evaluasi Tampilan Evaluasi", "type": "Picture" }, { "left": 372, "top": 446, "width": 12, "height": 4, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Game", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 446, "width": 153, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan Game Simulasi Tampilan Evaluasi Klik Tanda Play Jalan Otomatis Logout Tampilan Awal", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 37, "width": 228, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 3 No. 6, Desember 2016 ISSN 2407-389X (Media Cetak) Hal : 34-37", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 787, "width": 10, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 79, "width": 179, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses = Jika jawaban benar maka sistem memberi nilai", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 102, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika jawaban salah maka sistem tidak memberikan nilai Output = Nilai", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 148, "width": 102, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "// Algoritma Evaluasi Input = Evaluasi Proses = Mulai", "type": "List item" }, { "left": 193, "top": 182, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Set penyelesaian dengan", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 194, "width": 179, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "soal latihan Set jawaban dengan soal latihan", "type": "Table" }, { "left": 164, "top": 228, "width": 41, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selesai", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 240, "width": 102, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Output = Penyajian // Algoritma Game", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 274, "width": 70, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Input = Game", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 286, "width": 137, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses = Skor = 0 If benar then Skor = Skor + 10 Else Skor = Skor End If Output = Nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 123, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.2 Implementasi Program", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 222, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini implementasi dari aplikasi pembelajaran konversi bilangan yang telah dirancang.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 401, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3: Tampilan Utama", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 575, "width": 138, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4:Tampilan Menu Materi", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 79, "width": 145, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5: Tampilan Menu Latihan", "type": "Picture" }, { "left": 356, "top": 242, "width": 149, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6: Tampilan Menu Evaluasi", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 419, "width": 138, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7: Tampilan Menu Game", "type": "Caption" }, { "left": 356, "top": 580, "width": 149, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8: Tampilan Menu Simulasi", "type": "Picture" }, { "left": 319, "top": 766, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Page footer" }, { "left": 313, "top": 37, "width": 228, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 3 No. 6, Desember 2016 ISSN 2407-389X (Media Cetak) Hal : 34-37", "type": "Page header" }, { "left": 308, "top": 787, "width": 10, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 222, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aplikasi pembelajaran konversi bilangan disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang ada pada metode Computer Assisted Instruction (CAI).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 222, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Aplikasi ini dibuat untuk materi-materi pelajaran konversi bilangan yaitu bilangan desimal, bilangan biner, bilangan oktal dan bilangan heksadesimal.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 222, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Aplikasi pembelajaran konversi bilangan yang menggunakan metode computer assested instruction (CAI) dibuat untuk memudahkan pengguna dalam menerapkan dan memahami materi yang semula masih bersifat manual menjadi media yang menarik dan mudah dipahami dengan berbagai teks dan animasi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 222, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Aplikasi pembelajaran konversi bilangan, memudahkan pendidik dan peserta didik dalam menjelaskan dan memahami tentang teori konversi bilangan dengan efektif dan efisien.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 111, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VI. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 222, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Arsyad, Azhar, “ Media Pembelajaran ”, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, Edisi Revisi-Cet 17, 2014", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 6, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 329, "width": 201, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haviluddin, Memahami Penggunaan UML ( Unified Modelling Language ) , Vol 6, 2011, dari; https://informatikamulawarman.files.wordpress.com/201", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 361, "width": 181, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1/ 10/01-jurnal- informatika-mulawarman-feb-2011.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 221, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Iru, La dan La Ode Saifun Arihin, “ Pendekatan, Metode,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 381, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi dan Model-Model Pembelajaran ” Penerbit Multi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 221, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presindo Yogyakarta, 2012 4. Madcoms, “ Adobe Flash CS6 ” Penerbit Andi, Yogyakarta, Edisi 1, 2013", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 222, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Nugroho, Adi, “ Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 433, "width": 190, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UML dan Java ” Penerbit Andi, Yagyakarta, Edisi 1, 2009", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 221, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Nugroho, Adi, “ Rekayasa Perangkat Lunak ”, Penerbit Andi, Yogyakarta, Edisi 7, 2010", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 222, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Rusman, “ Pembelajaran Berbasis Tik ”, Penerbit Alvabate, Bandung, 2012", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 221, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Willa, Lucas, “ Teknik Digital, Microprosesor dan Micro Komputer ”, Penerbit Informatika, Bandung, Edisi Revisi-Cet", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 509, "width": 48, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, 2010", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 134, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. “Bilangan Desimal”,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 221, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sistem- bilangan.blogspot.com/p/materi.html, diakses tanggal 1 Mei 2015 10. “Konversi Bilangan”, http://www.musbikhin.com/konversi- bilangan, diakses tanggal 30 april 2015", "type": "Text" } ]
2e872e04-ca39-9063-1ae9-cc16bda17f27
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/66028/37134
[ { "left": 194, "top": 38, "width": 210, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021 SHEs: Conference Series 4 (5) (2021) 389– 395", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 759, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Improving The Ability to Express Apologies, Please, and Thank You using Standard Vocabulary Through Practice Methods for Class I Students", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 95, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Natalina Ira Sianti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 142, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SD Masehi Kudus Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 375, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History accepted 1/8/2021 approved 17/8/2021 published 1/9/2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to improve the ability to express apologies, please and thank you with an exercise method for first graders of SD Masehi Kudus in the 2020/2021 academic year. This classroom action research (CAR) was carried out in the first grade of SD Masehi Kudus. The results showed that before the action was taken, student learning outcomes in the material for expressions of apology, please and thank you using standard vocabulary only reached 30% or had not achieved classical completeness. In the first cycle, student learning outcomes have increased even though they have not reached the expected classical completeness >70%, with classical completeness of 55.6%. Learning in cycle II is carried out by paying attention to the results of reflection in cycle I so that learning objectives are achieved. In cycle II, student learning outcomes reached 92%. Based on these results, activities or learning expressions of apology, please and thank you in speaking skills through writing skills assessment activities for grade I SD Masehi Kudus students in the 2020/2021 school year have increased. Keywords : exercise method, ability, expression, effective sentence, basic vocabulary", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 428, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengungkapkan permintaan maaf, tolong dan terima kasih dengan metode latihan pada siswa kelas I SD Masehi Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas I SD Masehi Kudus. Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukannya tindakan, hasil belajar siswa pada materi ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku hanya mencapai 30% atau belum mencapai ketuntasan klasikal. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan walaupun belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan >70%, dengan ketuntasan klasikal sebesar 55.6%. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I agar tujuan pembelajaran tercapai. Pada siklus II, hasil belajar siswa mencapai 92%. Berdasarkan hasil tersebut, kegiatan atau pembelajaran ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih dalam keterampilan mengucapkan melalui kegiatan penilaian keterampilan menulis pada siswa kelas I SD Masehi Kudus tahun pelajaran 2020/2021 mengalami peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 400, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : metode latihan, kemampuan, mengungkapkan, kalimat efektif, kosakata baku", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 335, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series https://jurnal.uns.ac.id/shes", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 653, "width": 86, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2620-9284 e-ISSN 2620-9292", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 56, "width": 210, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "390", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 87, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 352, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang sangat penting untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan bagi manusia. Melalui bahasa dapat memperoleh beberapa informasi yang penting yang diperlukan dalam kehidupan. Keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan sejak dini. Dalam dunia pendidikan bahasa memegang peran yang sangat penting. Bahasa merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa (Hidayati, 2014). Hampir pada setiap lembaga pendidikan di setiap negara, bahasa menjadi salah satu inti kurikulum. Demikian halnya kurikulum pendidikan di Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran utama. Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (Darmuki, 2013; Darmuki, 2014). Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik diarahkan untuk dapat berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara tertulis maupun lisan. Tujuan tersebut sesuai dengan salah satu keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21 yaitu keterampilan komunikasi (Saputra, dkk, 2021, Hasanah, dkk, 2021, Wiji, A, dkk, 2021). Bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi yang bisa disampikan secara lisan maupun tulisan. Belajar Bahasa Indonesia berarti mempelajari 4 keterampilan berbahasa (Darmuki dkk., 2020). Belajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Darmuki dkk., 2017; Darmuki dkk., 2018; Darmuki dkk., 2019). Belajar merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada peserta didik agar terjadi proses pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, penguasaan kompetensi, serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri pada peserta didik (Darmuki & Hidayati, 2019; Darmuki & Hariyadi, 2019). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hidayati & Darmuki (2021) yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dipersiapkan oleh pendidik untuk menarik dan memberi informasi kepada peserta didik, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh pendidik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 431, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar adalah suatu proses yang dilakukan pendidik terhadap peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik akibat dari pengalaman untuk mencapai tujuan pembelajaran (Darmuki, 2020). Pendapat Saputra dkk (2021) Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang membutuhkan dorongan atau motivasi untuk menggerakkan ke arah lebih baik, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tahu menjadi tahu. (Darmuki dkk., 2017: 45). Perubahan tingkah laku tersebut bisa berupa dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Darmuki dkk., 2017: 76). Belajar juga dapat didefinisikan sebuah proses dimana tingkah laku ditimbulkan/berubah melalui drill dan pengalaman (Hariyadi & Darmuki, 2019: 282, Hariyadi, 2018). Mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Darmuki & Hidayati, 2019: 122). Tujuannya adalah penguasaan pengetahuan, keteterampilan dan pemahaman atau sikap oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menulis berkaitan dengan kemampuan seseorang menuangkan pikiran dan perasaanya dalam bentuk tulisan. Dalam Bahasa Indonesia, menulis mempunyai aturan-aturan kebahasaan yang harus diikuti. Kegiatan menulis haruslah berpedoman pada kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar yakni penataan gagasan dan pengungkapan gagasan. Penataan gagasan berkaitan dengan penyusunan paragraf dan pengungkapan gagasan berkaitan dengan penyusunan kalimat efektif. Menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah dipahami oleh siswa tanpa adanya pelatihan atau bimbingan dari guru. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang melibatkan menempatkan ejaan dan tanda baca yang benar, perbendaharaan kata, dan kemampuan menata kalimat. Pada dasarnya masih banyak yang beranggapan bahwa menulis itu sangat sulit.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 210, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021 SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "391", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan yang baik haruslah memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Salah satu kriteria penulisan yang baik yakni tulisan harus bersifat kritis dan logis. Artinya, kegiatan menulis menggunakan gagasan-gagasan logis untuk membentuk tulisan yang utuh dan mengarah pada topik permasalahan. Hal itu sejalan dengan pendapat Darmuki (2014) yang menyatakan bahwa menulis merupakan proses bernalar. Penulis sebaiknya menghubung-hubungkan fakta yang ada dengan topik permasalahannya dalam kegiatan menulis yang bersifat kritis dan logis. Menurut Tarigan (2008 : 3), keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. Seorang penulis dituntut untuk berlatih dengan cukup, teratur, dan terprogram. Oleh karena itu, pelatihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses. Kemampuan menulis bisa dikembangkan lewat latihan sejak di bangku sekolah. Dengan latihan yang intensif, siswa berlatih dan terus berlatih tanpa mereka sadari mereka telah mempunyai kemampuan menulis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 429, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huda (2017) menyatakan bahwa latihan adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa melaksanakan latihan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”. Metode latihan sebenarnya merupakan suatu rangkaian untuk mengulangi suatu perbuatan. Misalnya dalam membaca berkaitan dengan pelafalan, intonasi dan sebagainya sampai perbuatan tersebut dikuasai oleh siswa. Keberhasilan dalam penggunaan metode ini sebenarnya sangat ditentukan oleh adanya pendekatan yang dilakukan oleh guru, baik “pendekatan individu, pendekatan kelompok, pendekatan bervariasi, pendekatan edukatif” (Joyce dkk., 2018). Selain hal tersebut ia menambahkan, keberhasilan dalam penggunaan metode sangat ditentukan pula oleh “apakah guru menggunakan pendekatan informasi , ataukah guru mengadakan pendekatan personal”. Dengan metode latihan atau drill ini diharapkan siswa mempunyai beberapa keterampilan (1) motorik seperti menghafalkan kata-kata, menulis, membuat huruf kapital, melaksanakan gerak yang ditampilkan dalam kata kerja, dan sebagainya; (2) mengembangkan kecakapan intelektual khususnya dalam ilmu bahasa; (3) menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah (2018) mengatakan bahwa metode latihan merupakan teknik mengajar seorang guru dengan memberikan latihan terlebih dahulu dari apa yang dipelajari. Metode ini memiliki keterampilan yang lebih tinggi sebagai alat mempermudah dalam proses pembelajaran. Menurut Joyce dkk. (2018) Metode latihan dapat menanamkan kebiasaan tertentu agar tepat dalam pekerjaan sesuatu. ”Metode ini dijadikan sarana sebagai melatih diri agar mencapai perolehan yang diharapkan. Sedangkan menurut (Huda, 2018) mengatakan metode ini memberikan peserta didik latihan secara berulang-ulang dengan manfaat dan kegunaan tertentu. Demikian itu metode latihan ini menonjolkan aspek kognitif dengan membangun pemahaman dan menonjolkan aspek psikomotor sebagai keterampilan. Aspek keterampilan yang dimaksud ialah kemampuan menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku dengan menggunakan metode latihan pada siswa diharapkan mampu terlatih dalam membaca sehingga siswa dapat membaca secara mandiri. Penulis dapat menyimpulkan bahwa metode latihan ini mampu memberikan pemahaman yang lebih, daya berpikir lebih terasah sehingga siswa akan terbiasa dalam menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 669, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Masehi Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021 berjumlah 21 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, sedangkan objek penelitian adalah pembelajaran kemampuan menyajikan laporan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada siswa. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 56, "width": 210, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "392", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu (1) planning, (2) action, (3) observation, (4) reflektion . Siklus dalam penelitian ini dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yaitu semakin lama proses pembelajaran, maka semakin meningkat pula hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui tes, observasi dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian ini terdiri dari tes dan non tes. Teknik-teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah sebagai berikut: Triangulasi sumber data, Triangulasi metode, Review informan, dan Triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif hasil tes membaca antarsiklus, yaitu dengan cara membandingkan nilai tes antarsiklus dengan indikator kerja yang telah ditetapkan. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar dalam pembelajaran membaca cepat.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 264, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 276, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa hasil belajar siswa kurang baik yaitu siswa yang mencapai ketuntasan nilai sebanyak 30%. Sisanya belum mencapai ketuntasan belajar. Prestasi siswa jauh dari ketuntasan belajar secara klasikal dan masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan secara perorangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku masih kurang. Hasil belajar siswa pada prasiklus dalam kegiatan menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan, terdapat banyak siswa yang tidak tepat dalam penulisan kalimat efektif, kosakata baku, ejaan dan tanda baca, kata penghubung, tidak sesuai dengan topik, dan tidak adanya penyimpulan. Persentase hasil belajar siswa dalam materi menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada prasiklus materi menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku seba gai berikut. Siswa tuntas (≥70): 7 siswa. Persentasenya mencapai 30%. Siswa tidak tuntas (≤70): 14 siswa. Persentasenya mencapai 70%. Jumlah: 21 siswa total persentase mencapai 100 %. Jumlah ketuntasan hasil belajar siswa pada materi menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan hanya sebesar 30% yang didapat dari 7 siswa dan jumlah seluruhnya adalah 21 siswa dengan kategori ketuntasan belajar tidak baik. Hasil penugasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa saat menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku perlu ditingkatkan lagi. Dari pengamatan hasil belajar di atas, maka dilakukan upaya perbaikan hasil belajar melalui penerapan kegiatan metode latihan yang dilaksanakan pada siklus I dan II.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 428, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan daripada prasiklus, terdapat 15 siswa yang mendapat nilai ≥70 atau 55.6% dan 6 siswa lainnya mendapat nilai ≤70 atau 44,4%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 15 siswa yang sudah mencapai ketuntasan hasil belajar dan 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar. Kondisi siswa dalam penggunaan kata penghubung dan cara penyimpulan dengan benar merupakan titik lemah dari hasil observasi siklus I. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan dengan hasil pada tahap prasiklus di mana kemampuan siswa menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan pada siklus I dapat dikatakan mengalami peningkatan, walaupun belum mencapai ketuntasan klasikal seperti yang diharapkan yaitu >70% sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus berikutnya. Peningkatan keterampilan menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan setelah kegiatan pada siklus I sebagai berikut. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I materi menulis kalimat efektif menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan adalah Siswa tuntas (≥70): 14 siswa. Persentasenya mencapai 55.6 %. Siswa tidak tuntas (≤70): 7 siswa.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021", "type": "Page header" }, { "left": 194, "top": 56, "width": 210, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "393", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persentasenya mencapai 44.4 %. Jumlah: 21 siswa total persentase mencapai 100 %. Keterampilan menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan mengalami peningkatan. Pada prasiklus hanya ada 7 siswa yang mencapai ketuntasan belajar, namun di siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan mengalami peningkatan menjadi 14 siswa. Secara klasikal, pada prasiklus hanya 30% siswa yang mengalami ketuntasan, sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai 55,6% dengan kategori ketuntasan belajar kurang baik. Hasil belajar pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa walaupun belum maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan daripada siklus I. seperti yang terdapat pada 18 siswa (92%) yang mendapat nilai ≥70, sedangkan 3 siswa (8%) mendapat nilai ≤70. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai. Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai ketuntasan secara klasikal. Oleh karena itu, dilakukan upaya perbaikan hasil belajar pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II materi menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan adalah Siswa tuntas (≥70): 18 siswa. Persentasenya mencapai 92 %. Siswa tidak tuntas (≤70): 3 siswa. Perserntasenya mencapai 8 %. Jumlah: 21 siswa total persentase mencapai 100 %. Hasil pembelajaran menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan pada siklus II sudah baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 428, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum adanya tindakan, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa (30%) dan 15 siswa (70%) masih belum tuntas. Pada siklus I setelah pembelajaran menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku diterapkan kegiatan metode latihan meningkat menjadi 14 siswa (55,6,5%) yang mendapat nilai tuntas dan 7 siswa (44,4%) yang masih belum tuntas. Setelah tindakan siklus II, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas sebanyak 18 siswa (92%) dan yang memperoleh nilai tidak tuntas sebanyak 3 siswa (8%). Setelah melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku melalui kegiatan metode latihan memberikan dampak positif bagi peningkatan hasil belajar siswa kelas I SD Masehi Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 530, "width": 61, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku pada siswa kelas I SD Masehi Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukannya tindakan, hasil belajar siswa pada materi menulis ungkapan permintaan maaf, tolong dan terima kasih menggunakan kosakata baku hanya mencapai 30% atau belum mencapai ketuntasan klasikal. Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan walaupun belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan >70%, dengan ketuntasan klasikal sebesar 55.6%. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I agar tujuan pembelajaran tercapai. Pada siklus II, hasil belajar siswa mencapai 92%.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 210, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021 SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "394", "type": "Page footer" }, { "left": 247, "top": 87, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 429, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, Agus. (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Mahasiswa Menggunakan Media Aplikasi Google Meet Berbasis Unggah Tugas Video Di Youtube Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Educatio FKIP UNMA . 6(2): 655- 661.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 429, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, A. & Ahmad Hariyadi. (2019). Eksperimentasi Model Pembelajaran Jucama Ditinjau Dari Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Berbicara di Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonegoro. Kredo . 3(1): 62-72. Darmuki, A., Ahmad Hariyadi. 2019. Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mahasiswa PBSI Tingkat IB IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019. Kredo. 2(2): 256-267. Darmuki, A. & Hidayati N.A. (2019). An Investigation of The Cooperative Learning Using Audio Visual Media in Speaking Skill Subject. ICSTI . 121-126. Darmuki, A. & Hidayati, N.A. (2019). Peningkatan Kemampuan Berbicara Menggunakan Metode Kooperatif Tipe NHT pada Mahasiswa Tingkat I-A Prodi PBSI IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019. Jurnal Pendidikan Edutama. 6(2): 9-18.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 422, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. (2017). Cooperative, Synectics, and CTL Learning Models Toward Speaking Ability Viewd from Students Motivation. Proceeding International Conference on Intellectuals’Global Responsibility (ASSEHR) . 125: 75-79.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 423, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. (2017). Evaluating Information-Processing-Based Learning Cooperative Model on Speaking Skill Course. Journal of Language Teaching and Reasearch . 8(1): 44-51. Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. (2018). The Development and Evaluation of Speaking Learning Model by Cooperative Approach. International Journal of Instruction . 11(2): 115-128.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 428, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, A., Ahmad Hariyadi, Nur Alfin Hidayati. (2020). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode Mind Map pada Mahasiswa Kelas IA PBSI IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2019/2020. Kredo . 3 (2): 263-276.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 428, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmuki, A., Hariyadi, A., & Hidayati, N. A. (2021). Peningkatan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Menggunakan Media Video Faststone di Masa Pandemi COVID- 19. Jurnal Educatio FKIP UNMA . 7 (2): 389-397.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hariyadi, A., Agus Darmuki. (2019). Prestasi dan Motivasi Belajar dengan Konsep Diri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 400, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosiding Seminar Nasional Penguatan Muatan Lokal Bahasa Daerah sebagai Pondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial. PGSD UMK 2019, 280-286.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 428, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hariyadi, Ahmad. 2018. User Of Smart Ladder Snanke Media to Improve Stundent Learning Outcomes Of IV Grade Students of State Elementary School I Doropayung Pancur Rembang. Refleksi Edukatika. 9 (1): 107-111. Hasanah, U, Sarjono, Ahmad Hariyadi. (2021). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Prestasi Belajar IPS SMP Taruna Kedung Adem. Aksara . 7(1): 43-52.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 429, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah. (2018). Model Pembelajaran . Jakata: Bumi Aksara. Hidayati, N. A., & Darmuki, A. (2021). Penerapan Model Auditory Intellectually Repetition (AIR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Pada Mahasiswa. Jurnal Educatio FKIP UNMA . 7 (1): 252-259.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayati, Nur A., Herman J. W., Retno W., Suyitno. (2019). Meanings and Values of Local Wisdom in Sura Salvation Ceremony of Samin Jepang Community,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 401, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia for Audio Visual Technology-Based Learning. EUDL . DOI:10.4108/eai.19-10-2018.2282549.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 429, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huda, Miftahul. (2017). Model – model Pembelajaran dan pengajaran . Yogjakarta: Pustaka Belajar.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 210, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2021 SHEs: Conference Series 4 (5) (2022) 389– 395", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "395", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Joyce B., Marsha Weil, dan Emily Calhoun (2018). Model of Teaching, Model-Model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saputra, Rio Arda. Ahmad Hariyadi, Sarjono (2021) Pengaruh Konsep Diri dan Rewardd Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Educatio FKIP UNMA . 7 (3): 1046-1053 Supena, I., Darmuki, A., & Hariyadi, A. (2021). The Influence of 4C (Constructive, Critical, Creativity, Collaborative) Learning Model on Students’ Learning", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 401, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Outcomes. International Journal of Instruction , 14(3), 873-892.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 199, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.29333/iji.2021.14351a.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiji Astutik, S. Sarjono, Ahmad Hariyadi. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar IPS Siswa kelas VII SMPN 1 Senori Tahun Ajaran 2019/2020. Aksara . 7(1): 37-42", "type": "Text" } ]
39f071d1-a744-41bf-4d80-994d91aae848
https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/jharma/article/download/594/374
[ { "left": 85, "top": 22, "width": 303, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Pharmaceutical and Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 157, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 1, No 3, Oktober 2020, pp. 67-71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 137, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2721-0715 (media online)", "type": "Section header" }, { "left": 392, "top": 766, "width": 182, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta , Copyright © 2020, JHarma |Page 67", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 89, "width": 360, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor–Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Bronkial Pada Anak di Puskesmas Saitnihuta Kabupaten Humbanghasundutan", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 151, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta, Fransiska, Nova", "type": "Section header" }, { "left": 236, "top": 169, "width": 184, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STIKes Kesehatan Baru, Doloksanggul, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 487, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak −Di Indonesia prevalensi asma usia < 1 tahun 1.1%, Asma menyebabkan hilangnya 16% hari sekolah pada anak-anak. Asma merupakan suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan. menggunakan metode case control study. Diagnosis asma didasarkan pada anamnesis, tanda-tanda klinik, pemeriksaan tambahan. Kelompok kontrol adalah anak yang tidak didapati menderita asma berdasarkan anamnesis, tanda klinik, pemeriksaan tambahan oleh dokter spesialis anak. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dengan chi square test. faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma adalah jenis kelamin (OR=8,25; 95%CI; 1,252-54,364; p=0,028), kepemilikan binatang piaraan (OR=30,65; 95% CI; 1,538-610,7; p=0,025), perubahan cuaca (OR =19,27; 95%CI : 2,169-171,3; p= 0,008), riwayat penyakit keluarga (OR=8,27; 95%CI; 1,505-45,434; p=0,015), asap rokok (OR=23,13; 95%CI; 4,141-129,2; p=<0,001). Probabilitas individu untuk terkena asma bronkiale dengan semua faktor risiko adalah sebesar 46,51%. Faktor risiko yang tidak terbukti berpengaruh adalah perabot rumah tangga sumber alergen, jenis makanan, debu rumah. Ketiga faktor tersebut berpengaruh akan tetapi besar risiko yang diakibatkan lebih kecil, dan secara statistik tidak bermakna. faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma bronkial anak adalah jenis kelamin, kepemilikan binatang piaraan, perubahan cuaca, riwayat penyakit keluarga, asap rokok. Saran bagi masyarakat agar waspada apabila setiap terjadi keluhan sesak nafas untuk segera menghubungi petugas kesehatan untuk pengelolaan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 181, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Asma Bronkial, Faktor, Anak-Anak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 487, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract− The prevalence of asthma in Indonesia above <1 year 1.1%, Asthma causes a loss of 16% of school days in children. To determine the factors that affect the incidence of bronchial asthma in children. Asthma is a condition in which the airway is narrowed due to hyperactivity to certain stimuli that cause inflammation. The research method used case control study method. The diagnosis of asthma is based on anamnesis, clinical signs, additional examination. The control group were children who were not found to have asthma based on anamnesis, clinical signs, additional examination by pediatricians. The data were analyzed by univariate, biv ariate, and chi square test. The result of research of risk factors influencing the incidence of asthma are sex (OR = 8,25, 95% CI, 1,252- 54,364; p = 0,028), pet ownership (OR = 30,65; 95% CI; 1,538-610; (OR = 19.27; 95% CI: 2,169-171,3; p = 0.008), family illness history (OR = 8,27; 95% CI; 1,505-45,434; p = 0.015), cigarette smoke (OR = 23,13; 95% CI; 4,141-129,2; p = <0.001). The probability of individuals for bronchial asthma with all risk factors was 46.51%. Risk factors that affect the incidence of bronchial asthma are gender, pet ownership, climate change, family history, cigarette smoke. Suggestion for the public to be vigilant if any occurrence of shortness of breath to immediately contact health officer for further management.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 179, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Bronchial Asthma, Factors, Children", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 512, "width": 118, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 487, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asma bronkial adalah salah satu penyakit kronik yang menyerang antara 100-150 juta orang di seluruh dunia. Asma bronkial bukan hanya masalah kesehatan masyarakat untuk negara-negara maju, namun juga di negara berkembang. Penyakit ini pada umumnya dimulai sejak masa anak-anak, asma merupakan suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang meyebabkan peradangan.Biasanya penyempitan ini sementara, penyakit ini paling banyak menyerang anak dan berpotensi untuk menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak. Nelson mendefinisikan asma sebagai kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara episodik dan atau kronik, cenderung pada malam hari/dini hari ( nocturnal ), musiman, adanya faktor pencetus di antaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan (WHO, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 487, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prevalensi total asma bronkial di dunia menurut data WHO 2011 diperkirakan 7,2 % (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Kematian asma di Indonesia menapai 14.624 jiwa. ngka ini berarti asma menyebabkan kurang lebih 1% keseluruhan kematian di Indonesia, kira-kira 1,1% komunitas indonesia mederita asma.Prevalensi tersebut sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar daerah di dalam suatu negara. Prevalensi asma bronkial di berbagai negara sulit dibandingkan, tidak jelas apakah perbedaan angka tersebut timbul karena adanya perbedaan kritertia diagnosis atau karena benar-benar terdapat perbedaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 487, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asma dapat timbul pada segala umur, dimana 30% penderita mempunyai gejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak yang menderita asma, gejala pertamanya muncul sebelum umur 4-5 tahun. Sebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan ringan sampai sedang, yang relatif mudah ditangani. Sebagian kecil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 22, "width": 303, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Pharmaceutical and Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 157, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 1, No 3, Oktober 2020, pp. 67-71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 137, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2721-0715 (media online)", "type": "Section header" }, { "left": 392, "top": 766, "width": 182, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta , Copyright © 2020, JHarma |Page 68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 487, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengalami asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus menerus dari pada yang musiman. Hal tersebut yang menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi dari hari ke hari (Sundaru, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 487, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data dari Riskesdas Provinsi Sumatera Utara tahun 2015, prevalensi penyakit asma tertinggi adalah di Kabupaten Nias Selatan sebesar 5,9% dan terendah di Kabupaten Langkat sebesar 0,5%, sedangkan prevalensi asma di Kota Medan adalah sebesar 2,6%. Prevalensi asma menurut umur, tertinggi adalah pada umur ≥75 tahun sebesar 10,2% dan terendah adalah pada umur <1 tahun sebesar 0,6%. Prevalensi asma menurut jenis kelamin, tertinggi adalah pada jenis kelamin laki-laki sebesar 1,9% dan terendah adalah pada jenis kelamin perempuan sebesar 1,7%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 487, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelayanan kesehatan anak terpadu dan holistik adalah pendekatan yang paling tepat dalam penanganan penyakit asma.Hal ini meliputi aspek promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan rehabilitatif (pemulihan) yang dilaksanakan secara holistik (paripurna) untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Agar asma terkontrol dengan baik maka kemandirian anak dalam menghadapi asma perlu dikembangkan, karena dengan kemandirian ini akan meningkatkan rasa percaya diri, baik pada orang tua maupun anak yang menderita asma. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemandirian orang tua dan anak, perlu ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai asma serta segi-segi cara penanggulanganny dengan adanya peningkatan penderita asma seiring bertambahnya usia, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Asma padaAnak-anak” di wilayah kerja puskesmas Saitnihuta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 487, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan survey pendahululuan yang dilakukan peneliti diDesa Saitnihuta, terdapat aank-anak berumur <1 tahun sebanyak 12 orang (40%). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Asma pada Anak-anak” di Desa SaitnihutaPuskesmas Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 348, "width": 194, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 487, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian epidemilogi yangbersifat observasional analitik, dengan desain Case Control Study .Desain ini dipilih karena dapat digunakan untuk mencari hubungan seberapa jauhfaktor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit asma bronhial pada anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 421, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 487, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian dilakukan terhadap 104 responden yang terbagi dalam 52 orang untuk kelompok kasus dan 52 orang untuk kelompok kontrol. Gambaran karakteristik subyek penelitian meliputi, jenis kelamin, pendidikan. Data untuk kelompok kasus dan kontrol bersumber dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan yang berkunjung ke Puskesmas Saitnihuta selama periode penelitian. Responden kelompok kasus dan kontrol ditentukan berdasarkan diagnosis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 95, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1 Analisis Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 484, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut distribusi jenis kelamin responden pada kelompok kasus dan kontrol distribusi responden menurut jenis kelamin", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 529, "width": 331, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin Kasus Kontrol n % n % Laki - laki 32 61,5 21 40,4 Perempuan 24 38,5 31 59,6 Total 52 100 52 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 487, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proporsi jenis kelamin laki-laki pada kasus sebanyak 32 orang (62%)kelompok kontrol jumlah laki-laki sebanyak 21 orang (40%), maka kelompok controljenis kelamin laki-laki lebih banyak. Jenis kelamin perempuan pada kasus 24 orang (38%), sedangkan pada kelompok kontrol perempuan sebanyak 31 orang (60%),maka kelompok kontrol jenis kelamin perempuan lebih banyak. Berikut distribusi tingkat pendidikan responden pada kelompok kasus dan control", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 671, "width": 328, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Pendidikan Pendidikan responden Kasus Kontrol n % n % Belum sekolah 11 21,2 4 7,7 Belum tamat SD 1 1,9 0 1,0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 22, "width": 303, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Pharmaceutical and Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 157, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 1, No 3, Oktober 2020, pp. 67-71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 137, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2721-0715 (media online)", "type": "Section header" }, { "left": 392, "top": 766, "width": 182, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta , Copyright © 2020, JHarma |Page 69", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 89, "width": 331, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan responden Kasus Kontrol n % n % S D 27 51,9 13 25,0 SLTP 12 23,1 35 67,3 SLTA 1 1,9 0 1,0 Total 52 100 52 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 487, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 2, proporsi terbesar menurut tingkat pendidikan responden kelompok kasusadalah lulusan SD (52%), kelompok kontrol pendidikan tertinggi SLTP (67%),sedangkan proporsi terkecil adalah belum tamat SD dan SLTA untuk kelompok kasusmasing-masing sebesar (2%), dan belum sekolah untuk kelompok kontrol 8%. Berikut distribusi riwayat penyakit asma responden pada kelompok kasus.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 225, "width": 299, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Pengalaman Pernah Menderita Asma Pengalaman asma Kasus Kontrol n % n % Pernah 52 100 0 0 Tidak pernah 0 0 52 100 Total 52 100 52 100", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 487, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 3 proporsi pengalaman responden pernah menderita asma bronkiale padakelompok kasus 52 orang (100%) sedangkan pada kelompok kontrol (0%). Padaresponden kelompok kasus yamg tidak pernah menderita asma (0%) sedangkan padakelompok kontrol lebih banyak yang tidak menderita asma 52 (100%) orang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 486, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rekapitulasi hasil analisis bivariat hubungan antara variabel bebas dengankejadian asma bronkiale pada kasus dan control.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 378, "width": 330, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Rekapitulasi analisis bivariat Variabel OR 95% CI Nilai - p Jenis Kelamin (L) 2,362 1,075 - 5,187 0,031 Perubahan cuaca (+) 7,18 7,18 - 95,19 0,000 Pemilikan binatang 16,94 3,71 - 77,28 0,000 piaraan (+) Debu rumah (+) 0,656 0,292 - 1,147 0,306 Perabot rumah tangga 1,699 1,699 - 2,555 0,059 dibersihkan tiap hari(+) Riwayat penyakit (+) 24,11 6,633 - 87,65 0,000 Paparan makanan (susu, 0,495 0,407 - 0,602 0,500 telur, ikan ) (+) Asap rokok (+) 58,78 17,65 - 195,8 0,000", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 487, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik berganda diperoleh hasil dari 8 variabel kandidat yang dilakukan analisis secara bersama-sama terdapat 5 variabel yang berpengaruh terhadap kejadian asma bronkiale yaitu jenis kelamin p=0,28, OR = 8,25, kepemilikan binatang p=0,25, OR = 30,65, perubahan cuaca p=0,008, OR = 19,27, riwayat keluarga, p=0,15, OR = 8,27, asap rokok, p=0,001, OR = 23,13. Faktor risiko terjadinya asma bronkial pada anaklaki-laki mempunyai risiko menderita asma OR = 2,110 nilai (95% CI : 1,252 – 54,364) lebih besar, dibandingkan dengan anak perempuan. Kepemilikan binatang peliharaan saat dilakukan analisis multivariat hasilnya bermakna secara statistik dengan p=0,025 nilai OR ;30,65 (95% CI ; 1,538-610,7), memberikan arti bahwa keluarga yang memiliki anak menderita asma bronkiale dan mempunyai binatang piaraan memilki besar risiko 30,65 kali dibandingkan dengan keluarga tidak memiliki anak menderita asma dan tidak mempunyai binatang piaraan. Perubahan cuaca merupakan faktor risiko terjadinya asma bronkiale (p=0,008), variabel ini berpengaruh, sehingga hipotesis terbuktiyang memiliki bakatasma bronkiale berisiko terkena asma OR ; 19,27 nilai (95% CI : 2,169 – 171,3) lebih besar, dibandingkan dengan anak yang tidakmemiliki asma", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 487, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riwayat penyakit keluarga pada kejadian asma bronkioale pada responden memiliki nilai OR ; 8,27 (95% CI : 1,505 – 45,434) dengan p=0,015. Hasil tersebut meginformasikan bahwa keluarga yang mempunyai riwayat penyakit asma bronkiale mempunyai 8,27 kali dibandingkan dengan, keluarga yang tidak memiliki riwayat penyakit asma bronkiale.Asap rokok memiliki nilai OR ; 23,13, (95% CI ; 4,141 – 129,2) nilai p=3,141, sehingga hipotesis terbukti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 22, "width": 303, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Pharmaceutical and Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 157, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 1, No 3, Oktober 2020, pp. 67-71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 137, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2721-0715 (media online)", "type": "Section header" }, { "left": 392, "top": 766, "width": 182, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta , Copyright © 2020, JHarma |Page 70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 487, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian dapat menginformasikan bahwa keluarga yang mempunyai anak menderita asma bronkiale bila anggota keluarganya yang merokok didalam rumah kemudian terhisap oleh penderita asma memiliki risiko 23,13 kali lebih besar, dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak, tidak menderita asma,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 487, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya asma bronkiale pada anakadalah Perabot rumah tanggabarang-barang yang terdapat kamar tidur anak yang menderita asma bronkiale apabila tidak dibersihkan setiap hari akan memiliki 2,038 kali lebih besar dibandingkan dengan kamar tidur anak yang dibersihkan setiap hari yang tidak menderita asma. Jenis makanan seperti susu, telur, semua jenis ikan laut, buah durian, buah nangka, tomat, makanan yang terdapat zat pewarna, semua makanan yang dibumbuhi moto/vetsin, semua makanan yang diberi zat pengawet memiliki risiko 0,495 lebih kecil yang dikonsumsi oleh penderita asma bronkial pada anak. Debu rumahmerupakan faktor risiko bagi penderita asma bronkiale pada anak dengan nilai OR; 0,66 (95% CI; 0,29 – 1,47; p=0,306), artinya penderita asma memiliki peluang 0,656 kali menderita asma lebih kecil, dibandingkan anak yang tidak menderia asma.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 233, "width": 104, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 487, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma bronkiale pada anak, studi kasus di Puskesmas Saitnihuta, dapat disimpulkan bahwa:Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian asma bronkial pada anak adalah :Jenis kelamin (OR = 8,25 ; 95% CI ; 1,252 – 54,364 ; p = 0,028).Kepemilikan binatang piaraan (OR = 30,65 ; 95% CI ; 1,538 – 610,7 ; p = 0,025).Perubahan cuaca (OR = 19,27 ; 95% CI ; 2,169 – 171,3 ; p = 0,008Riwayat penyakit keluarga (OR = 8,27 ; 95% CI ; 1,505 – 45,434 ; p = 0,015).Asap rokok (OR = 23,13 ; 95% CI ; 4,141 – 129,2 ; p 0,00).Probabilitas individu untuk terkena asma bronkiale dengan memiliki faktor-faktor risiko tersebut adalah sebesar 46,51.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 487, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun saran yang dapat diberikan yaitu bagi petugas pelayanan kesehatan perlu melakukan penyuluhan tentang asma bronkiale agar masyarakat dapat tahu cara penanggulangan asma bronkiale dan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya asma bronkiale pada anak dan meningkatkan upaya promotif dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang asma bronkiale sehingga masyarakat lebih waspada.Melakukan penyuluhan terhadap keluarga pasien maupun penderita untuk melakukan pencegahan sedini mungkin dan menghindarkan faktor pencetus asma bronkiale pada anak.Orang tua/pasien harus diberi penjelasan menyeluruh dalam hal perjalanan asma, gejala-gejala asma dan penanggulangan asma.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 95, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 487, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anonim, Asma :www kalbe.co.id. November 28, 2006 19 ; 46;08. Anonim. Asthma . http//www.pdpersi.co.id/html.2005 Anonim. Asthma. http/www.omni.ac.uk/browse/mesh/Doo1249html.2005. Arshad Sh . Effect of allergent avoidance on Development of allergicdisordeus in infancy . Lancet 1992;339;1493-14977. Basuki B. Aplikasi Metode Kasus-Kontrol , Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, U.I. Jakarta. 2000 Chilmonczyk BA. Assosiation between exposure to Environmental TobaccoSmoke and Exacerbations of Asthma in Children , N.Eng J.Med 1993;328;1665-1669.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 487, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dahlan Z. Penegakan Diagnosis dan Terapi Asma dengan Metode Obyektif . Cermin dunia kedokteran 2000,120:15. Danusaputro H. Ilmu Penyakit Paru , 2000 Duffy D, Charles AM, Nicholas GM, Genetic and Environmental Risk FaktorFor Asthma . American Journal Of Respiratory and Critical Care Medicine,1998 ; 157.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 487, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Effendy N. Perawatan Kesehatan Masyarakat ,EGC,Jakarta.1995;126. Ehrlich RI, Toit DD, Jordaan E, Potter MZP, Volmink JA, Weinberg E. RiskFaktor Childhood Asthma and Wheezing , Importance of Maternal andHousehold smoking. 1996.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 486, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fordiastiko. Asma dan Seluk-Beluknya Simposium awam, Mengetahui Diagnosis dan Pengobatan Asma.PDPI.Semarang.2005. GINA (Global Initiative for Asthma); Pocket Guide for Asthma Managementand Prevension In Children . www. Ginaasthma.org.2006.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 487, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gordis L, Case Control and Cros Sectional Studies in Epidemiologi , 2 nd Ed, W.B.Sounders Company. Philadelphia Hadibroto I. Asma , Gramedia,Jakarta.2005. Handayani D, Wiyono WH, Faisal Y, Penatalaksanaan Alergi Makanan, J.Respir Indo 2004 Hartantyo I. Pedoman Pelayanan Medik Anak, RSUP. Dr. Karyadi Semarang 1997 Jane Q, Teresea FM, Allen W, Jansen K, Lumley T, Sullivan JH, Trenga CA, Larson TV, Jane LS. Pulmonary Effects Of Indoor and Autdoor GeneratedParticles In Children With Asthma.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 487, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "American Journal Of Respiratory andCritical Care Medicine. 2005 Kartasasmita CB. Masalah Asma Pada Anak di Indonesia . Naskah Lengkap Simposium KONIKA X, Bukit Tinggi, 16-20 Juni 1996:380-390.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 487, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurnia P. Analisis Hubungan Kondisi Rumah dan Perilaku Keluarga denganKejadian Serangan Asma Anak di Kota Semarang , FK UGM , RSUP DR.Sarjito, Yogyakarta 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 339, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lenfant C. Khaltaev N. Global Initiative for Asthma .NHLBI/WHO Work Shop Report. 2002.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 22, "width": 303, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Pharmaceutical and Health Research", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 157, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 1, No 3, Oktober 2020, pp. 67-71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 137, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2721-0715 (media online)", "type": "Section header" }, { "left": 392, "top": 766, "width": 182, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winta , Copyright © 2020, JHarma |Page 71", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 487, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lindbaek., M., Wefring KW, Grangard EH. Sosioeconomic condition as RiskFaktor for Bronchial Asthma In Children Aged 4 -5 Years , Eur Respir J, 2003;21 : 105 -108. Manfaati A. Hubungan Berbagai Kelainan Atopi dengan Penyakit Asma padaSiswa SLTPdi Jogjakarta , FK UGM, 2004. Michel FB, Neukirch F, Bouquet J, Asthma : a world problem of publichealth. Bull Acad Natl med 1995 ; 179 (2) ; 279-93, 293-7. Naning R. Prevalensi Asma pada murid Sekolah Dasar di KotamadyaYogyakarta , Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK UGM, RSUP Dr. sarjito,Yogyakarta 1991. Nelson WE. Ilmu Kesehatan Anak . Terjemahan Wahab S. Vol I: Jakarta. Penerbit EGC. 1996:775. Price AS, Alih Bahasa anugrah PatofisiologiProses-proses Penyakit, EGC, 1995 ; Ramailah S. Asma Mengetahui Penyebab, Gejala dan CaraPenanggulangannya, Bhuana Ilmu Populer, Gramedia. Jakarta. 2006. Richman E. Asthma Diagnosis and Management ; New Severity Clasifications and Therapy Alternatives. Clinician.reviews, 1997 Rivard CI. Chilhood Asthma and Indoor Enveronmental RiskFaktor ,AmericanJournal Of Respiratory and Critical Care Medicine 1993:111-113.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 486, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Schei MA, Hessen JO, Childhood Asthma and Indoor Woodsmoke From –Cooking In Guatemala. Journal Of Exposure Analysis and EnvironmentalEpidemiology, 2004", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 487, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Shima M, Adhachi M. Effect of outdoor and indoor nitrogrn diaoxide on respiratory sympions in schoolchildren; The New England Journal of Medicine, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 487, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sidhartani M. Peran Edukasi Pada Penatalaksanaan Asma Pada Anak . Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 2007. Soeparman. Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta, FKUI 1996 Strachan DP, Sanders CH. Damp Housting and Childhood Asthma; Respiratory Effects Of Indoor Air Temperature and Reltive Humidity. Journal of Epidemiology and Community Health, 1989.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 486, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sundaru H, Sukamto, Asma Bronkial , Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, juni 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 487, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sundaru H. Apa yang Diketahui Tentang Asma , Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM, 2006. Syaifurrochman M. Prevalensi dan Faktor Risiko Asma Bronkiale pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kotamadya Yogyakarta , FK UGM,2004.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 486, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Venable KM, Interaktion of Smoking and Atopi in Producing Spesific igEantibody against a. noptens protein conjugate Br Med J, 1985.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 487, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vita Health, Asma Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya . PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2005. Vojta PJ, Randels SP, Stout J, Muilenberg M, Henry Lynn BHA, Mitchell H, O’cornor GT. Effects Of physical Intervension on House Dust Mite AllrgenLevel in Carpet, Bed, and Upholstery Dust in Low Income , Urban Home.Environmental Health Perspectives. 2001.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 487, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wantania JM. Tinjauan Hasil Penelitian Multisenter mengenai Prevalensiasma pada Anak Sekolah Dasar di Indonesia .Disampaikan pada KONIKAIX, Semarang, 1993.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 487, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wayne JM. Result Of a Home – Base Environmental Intervention AmongUrban children with Asthma . The New England Journal of Medicine, 2004", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 486, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Woolcock A. Epidemiologi asthma-worldwide trends .Airways in asthma.Effects of treatment August 1994, Penang Malaysia. Excerpta Medica 1995", "type": "Text" } ]
c8228fcb-7054-d714-cc64-9327d124ff09
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/nuansa/article/download/178/169
[ { "left": 197, "top": 149, "width": 205, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HIDÂYAH DALAM AL-QUR’ÂN", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 180, "width": 270, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin (Dosen STAIN Pamekasan/email: [email protected])", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 221, "width": 301, "height": 257, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Kata Hidâyah adalah dari bahasa Arab atau bahasa Al- Qur‟ân yang telah menjadi bahasa Indonesia. Akar katanya: hadâ, yahdî, hadyan, hudan, hidyatan, hidâyatan. Khusus yang terakhir, kata hidâyatan kalau wakaf (berhenti) di baca: Hidâyah, nyaris seperti ucapan bahasa Indonesia. Hidâyah secara bahasa berarti petunjuk. Lawan katanya adalah: “Dholalah” yang berarti “kesesatan” Secara istilah (terminologi), Hidâyah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah. Hidâyah/Hudan Dalam Al-Qur‟ân tercantum sekitar 171 ayat dan terdapat pula dalam 52 Hadits. Sedangkan pengertian Hidâyah / Hudan dalam Al-Qur‟ân dan Hadits terdapat sekitar 27 makna. Di antaranya bermakna: penjelasan, agama Islam, Iman (keyakinan), seruan, pengetahuan, perintah, lurus/cerdas, rasul /kitab, Al-Qur‟an, Taurat, taufiq/ketepatan, menegakkan argumentasi, Tauhid/ mengesakan Allah, Sunnah/Jalan, perbaikan, ilham/insting, kemampuan menilai, pengajaran, karunia, mendorong, mati dalam Islam, pahala, mengingatkan, benar dan kokoh/konsisten.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 491, "width": 202, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Al-Qur‟an, Manusia, Hidâyah", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 517, "width": 301, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Hidâyah is the word of Arabic or the Qur'an which have become Indonesian .Root is: Hada, yahdî, Hadyan, hudan, hidyatan, hidâyatan. Specially the last one, said hidâyatan if waqf (stopping) in reading: Hidâyah, almost like a greeting Indonesian. Linguistically meaningful guidance instructions. The opposite is: \" Dholalah \" which means \"strong delusion\" .In terms (terminology), Hidâyah is an explanation and directions that will deliver the goals that win Allah Hidâyah / Hudan In the Qur'an contained about 171 verses and there is also the 52 hadith. While understanding Hidâyah / Hudan in the Qur'an and Hadith, there are about 27 meanings. Among these means:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "440", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 149, "width": 300, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "explanati, Islam, Iman ( belief ), cry, knowledge, order, straight / intelligent, apostle / book, the Qur'an, the Torah, taufiq / accuracy, upholding arguments, Tawhid / Oneness of Allah, the Sunnah / road, improvement, inspiration / instinct, the ability of assessing, teaching, gifts, encourage, die in Islam, reward, remind, correct and solid / consistent", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 235, "width": 185, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Al-Qur‟an, Human, Hidâyah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 377, "height": 311, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan Kata hidâyah terdapat dalam al-Qur'ân dengan berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam. Pertama , dalam bentuk fi'il mādhi (kata kerja lampau), yaitu Hadā dengan segala bentuknya, seperti dalam Surat al- Baqarah/2:143 dan al-Duhā ayat 8. Kedua , dalam bentuk fi'il mudhāri' (kata kerja yang menunjukkan masa sekarang dan masa yang akan datang) yaitu Yahdī dengan segala bentuknya, seperti dalam surat al-Syūra ayat 52. Ketiga , dalam bentuk isim fā'il (yang menunjukkan pelaku) yaitu Hād , seperti dalam surat al- Zumar ayat 23 dan al-Hajj ayat 54. Keempat , dalam bentuk masdar ( infinitif ), yaitu Hudan , seperti dalam surat al-Baqarah/2:2 dan Banī Isrā'il ayat 2. 1 Hidâyah Allah bermacam-macam dan bertingkat-tingkat. Pertama adalah Hidāyah Tauhīdīyah artinya potensi kesiapan untuk mengesakan Allah. 2 Kedua, berbentuk ilham . Hal ini dirasakan oleh anak kecil sejak ia dilahirkan. Ketiga, hidāyah al-hawās (panca indra). Macam hidâyah ini sama-sama terdapat pada manusia dan hewan. Keempat , hidāyah al-'Aql , hidâyah ini lebih tinggi derajatnya dibandingkan hidâyah ilham dan panca indra. 3 Walaupun petunjuk akal sangat penting dan berharga, namun ternyata ia hanya berfungsi dalam batas-batas tertentu dan tidak mampu menuntun manusia ke luar jangkauan alam fisika. Bidang oprasinya adalah bidang alam nyata dan dalam bidang ini pun tidak jarang manusia terperdaya oleh kesimpulan akal sehingga akal tidak merupakan jaminan menyangkut seluruh kebenaran yang didambakan. Kelima , Hidāyah Lubbiyah , hidâyah ini merupakan paduan antara rasio dan intuisi. Orang yang berada pada tahap petunjuk ini tidak hanya mampu melihat dan mendengar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 376, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 HLM. Abuddin Nata, MA. dkk. , Enseklopedi Islam , (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), hlm. 191", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 THLM. Thalhas, SE. dkk., Tafsir Pase':Kajian Surat al-Fatihah dan surat-surat dalam Juz Amma', (Jakarta: Balai Kajian Tafsir al-Qur'an Pase', 2001), hlm. 32", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 332, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Ahmad Musthafa al-Maraghy, Tafsir al-Marāghy , (Beirut: Dār al-Fikr, t.thlm.), hlm.353", "type": "List item" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "441", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 373, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang ghaib saja, namun bisa memahami makna yang terkandung dibalik itu. 4 Walaupun demikian akal manusia tetap terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 376, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disini manusia memerlukan petunjuk yang melebihi petunjuk akal, sekaligus meluruskan kekeliruan-kekeliruannya dalam bidang-bidang tertentu. Hidâyah yang dimaksud adalah hidâyah agama. 5 Kemudian untuk mnenjalankan semua macam hidâyah tersebut, dibutuhkan hidâyah selanjutnya yang disebut dengan hidâyah taufiq, yaitu pertolongan Allah terhadap hamba-Nya dalam berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang dicintai dan diredai-Nya. 6", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 257, "width": 376, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa hidâyah Tuhan ada dua macam yaitu hidâyah langsung dan hidâyah tidak langsung. Hidâyah langsung yaitu hidâyah diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya sesuai dan cocok menurut jenis ciptaan, sebagai bekal untuk mencari sarana, melangsungkan hidup dan mengatur keteraturan kehidupan seperti hidâyah tauhid, insting, hidâyah indera, hidâyah akal, dan hidâyah taufiq. Sedangkan hidâyah tidak langsung adalah hidâyah yang diberikannya melalui pengiriman Rasul yang dibekali dengan sebuah kitab, kitab ini sebagai undang-undang yang harus dipatuhi, hidâyah ini disebut hidâyah agama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 376, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara sepintas keterangan di atas menimbulkan kesan bahwa hidâyah dan kesesatan pada seseorang merupakan kehendak Allah SWT, sebagaimana firmannya :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 376, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                             Artinya: Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al-Nahl/16:93)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 497, "width": 157, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Sebab Diberikannya Hidâyah", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 510, "width": 116, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Faktor Keterbatasan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 524, "width": 125, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Keterbatasan Individu", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 376, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manusia adalah makhluk yang sangat terbatas. Ia lahir ke dunia ini tanpa mengetahui segala sesuatu. Kemudian dengan karunia Allah berupa instink, panca indera, akal dan jiwa ia memulai menelusuri kehidupannya, sehingga sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambahlm. Setelah iatu ia mencoba", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 375, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Achmad Chodjim, Jalan Pencerahan:Menyelami Kandungan Samudera al-Fatihah , (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2002 M.), hlm. 169.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 142, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 M. Quraish Shihab, Op.cit, hlm. 421", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 340, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Lihat, Ali bin Muhammad al-Jurany, al-Ta'rīfāt , (Beirut: Dār al Kutub al-Ilmīyah, 1408", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 141, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HLM./1988 M.), Cet. ke-3, hlm. 69.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "442", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 257, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengamati, meniru berfikir dan sebagainya untuk menemukan pengetahuan sebagai alat meningkatkan kemampuannya yang dikaruniakan Allah kepadanya berupa tanggung jawab kehidupan di bumi dan memakmurkannya hingga ia mampu mencapai Insān al-Kāmil (manusia yang sempurna). Manusia memperoleh pengetahuan dari dua suber utama,yaitu sumber Ilahi dan sumber manusiawi. Kedua jenis ilmu pengetahun ini saling melengkapi dari keduanya, pada dasarnya berasal dari Allah yang menciptakan manusia dan membekalinya dengan berbagai alat dan sarana untuk bisa memahami dan memperoleh ilmu pengetahuan. 7 Yang dimaksud dengan ilmu pengetahun yang berasal dari sumber Ilahi ialah jenis ilmu pengetahuan yang datang langsung dari Allah, baik melalui wahyu, ilham, ataupun mimpi (ru'ya) yang benar. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan yang berasal dari sumber manusiawi ialah jenis ilmu pengetahuan yang dipelajari manusia dari berbagai pengalaman pribadinya dalam kehidupan, juga dari umpayanya dalam menelaah, mengamati, an memecahkan berbagai problem yang dihadapinya melalui pendidikan, pengajaran, kedua orang tuanya dan dari lembaga-lembaga pendidikan ataupun melalui berbagai penelitian ilmiahlm. Pengetahuan yang didapat dari kedua sumber tersebut akan dipahami dan direalisasikan sebatas kemampuan akal yang dimiliki manusia. 8", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 376, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manusia diarahkan melalui kekuatan akalnya untuk menemukan alat – alat, rancangan –rancangan, dan berbagai kerajinan yang mengagumkan. Dengan demikian melalui ilham yang luar biasa itu, manusia dengan bantuan akalnya mampu membangun keluarga, masyarakat dan peradaban. Begitu pula ilham lahirlah yang memerintahkan untuk menyucikan dan menyempurnakan dimensi batinnya. 9 Di lain pihak, al-Qur‟ân dalam banyak tempat, memvonis bahwa mayoritas manusia “tidak mengetahui” Artinya, mereka tidak memiliki ilmu hakiki tentang permasalahan-permasalahan penting yang sedang di bicarakan al- Qur‟an. Ilmu hakiki yang di maksud adalah pengetahuan yang sadar, pasti, sesuai dengan kenyataan dan berdasarkan dalil. Ini sangatlah disanyangkan karena Allah meneguhkan dalil-dalil terhadap hamba-hambanya berupa alam raya dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 376, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Abd. Al-Fattah Jalal, Min al-Ushūl al-Tarbawīyah fi al-Islām , (Kairo,al-Markaz al-Dauli li al-Ta'līm al-Wazhifi Li al-Kubbār fi al-Alam al-'Arabi, 1977), hlm. 94", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 376, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 M. 'Utsman Najati, al-Qur'an dan Ilmu Jiwa , (Bandung: Penerbit Pustaka, 1421 HLM./200 M.), Cet.ke-3, hlm. 169", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Abd M. Soeherman, dkk., ed., al-Hikmah: Jurnal Studi-Studi Islam , no. 11 (Yayasan Muthahhari untuk Pencerahan Pemikiran Islam: Bandung, 1414 H/1993 M.), hlm. 115", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "443", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 376, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "wahyu tertulis agar mereka mengetahui? 10 disini akan dijawab bahwa yang tidak diketahui oleh mereka adalah ilmu tentang kunci-kunci kegaiban, karena hal tersebut hanya diketahui oleh Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman- nya:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 376, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ِ٘زْدَص جَئَ ثًدَغ ُخِعْكَص ثَذجَي ٌطْفََ ِ٘زْدَص جَئَ ِوجَحْزَ ْلْث ِٙف جَي ُىَهْعََٚٔ َثَْٛغْنث ُلِّصََُُٚٔ ِزَعجَّعنث ُىْهِع َُِدُِْع َ َّاللَّ ٌَِّإ ٌسِٛذَ ٌىِٛهَع َ َّاللَّ ٌَِّإ ُسًَُٕص ٍعْزَ َِّ٘ ِد ٌطْفََ . ( ٌجًقن : 34 ) Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. 11 Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.( QS. Luqmān/31:34) Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dijelaskan mengenai kunci-kunci kegaiban yang hanya di ketahui oleh Allah SWT. Dalam hal ini dari yusuf Qardhawi membaginya menjadi tujuh macam ilmu, 12 yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 139, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Ilmu tentang hari Kiamat", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 379, "width": 358, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmu tentang Hari Kiamat hanya diketahui oleh Allah SWT. Dia tidak menginformasikan hal itu kepada para malaikat-Nya yang dekat (malaikat muqarrabin) dan tidak pula kepada nabi-nabinya. Dalam banyak ayat, al-Qur‟ân mengarahkan Rasul yang mulia untuk menjawab orang-orang yang bertanya tentang kapan hari kiamat dengan jawaban terarah, sebagaimana dalam firman Allah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 371, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جًذِٚسَق ٌُُٕكَص َزَعجَّعنث َّمَعَن َكِٚزْدُٚ جَئَ ِ َّاللَّ َدُِْع جًَُْٓهِع جًَََِّإ ْمُق ِزَعجَّعنث ٍَِع ُضجَُّنث َكُنَ ْعَٚ . ( حثصح لاث : 63 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 376, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: \"Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah\". Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya ( QS. al-Ahzāb/33: 63", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 158, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Ilmu Tentang Turunya Hujan", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 541, "width": 358, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manusia tidak mengetahui secara rinci dan detail kapan turun hujan; bagian bumi mana yang akan terkena hujan; sampai kapan hujan berlangsung; sejauh mana kekuatan curahnya; apakah hujan bisa berubah menjadi banjir besar dan membawa malapetaka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 376, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Yusuf Qardhawi, Op.Cit ., hlm. 179-180 11 Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, namun demikian, mereka diwajibkan berusaha.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 144, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Yusuf Qardhawi, Op.Cit ., hlm. 206", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "444", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 149, "width": 358, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semua itu hanya Allah yang mengetahuinya. Badan Meteorologi dan Geopisika hanya bisa memperkirakan apa yang akan terjadi berdasarkan fenomena-fenomena udara dan alam. Dari fenomena itu, kita bisa menyimpulkan apa yang akan terjadi besok. Namun, ini tidak lebih sekedar perkiraan dan upaya menyimpulkan. Sering pada kenyataan berbeda sama sekali. Bagi seorang mukmin tentu saja mengembalikan semua itu kepada kehendak Allah yang menjalankan semua yang ada di alam raya dengan qadar dan perhitungan. Dan, tiada sesuatu yang berlangsung di alam ini tanpa tujuan atau sia-sia. 13 Allah berfirman:", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 270, "width": 276, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ٌَُٔزِاجَقَن ِِّد ٍحجََْذ َٗهَع جََِّإَٔ ِعْزَ ْلْث ِٙف ُِجََُّكْظَ َف ٍزَدَقِد ًاجَي ِاجًََّعنث ٍَِي جَُْنَصََْ َٔ", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 270, "width": 70, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". ( ٌُٕيؤًنث : 18 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 376, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (QS, al-Mukminūn/23:18) 3) Ilmu Tentang Janin dan Kandungan", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 344, "width": 358, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diantara kunci-kunci kegaiban adalah ilmu tentang janin dalam kandungan. Sebagian mufassir menafsirkan bahwa maksudnya Allah mengetahui apa yang ada dalam kandungan, baik laki-laki maupun perempuan. Oleh yang berpaham sekuler, penafsiran tersebut dijadikan alat untuk menyerang para ulama dan tafsir al-Qur‟ân bahwa al-Qur‟ân bertentangan dengan sain dan iptek. Karena, pada saat ini mudah mengetahui jenis kelamin janin, sejak bulan-bulan awal kelahiran. Karenanya, hal ini tidak lagi dianggap sebagai ilmu gaib yang pengetahuannya khusus bagi Allahlm. Menurut, Dr. Yusuf Qardhwi bahwa penafsiran tersebut bukan dari Nabi SAW yang wajib diikuti, akan tetapi hanya sebuah pendapat.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 493, "width": 358, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat suci tersebut hanya menyebut bahwa Allah berfirman: ِوجَحْزَ ْلاث ِٙف جَي ُىَهْعََٚٔ \"dan Dia mengetahui apa yang ada dalam rahim\" Lafazh ma dalam ayat di atas bermakna umum, ia mencakup jenis kelamin dan disaat yang sama juga mencakup makna yang lebih banyak dan luas dari hal itu. Yakni, apakah sijanin akan hidup sampai keluar dari rahim dengan sempurna? Atau, dia keluar secara prematur atau aborsi? Apakah ia lemah atau kuat? Apakah ia cerdas atau bodoh? Apakah ia bagus atau buruk? Bagaimana bentuk wajah, warna mata dan model rambutnya? Dan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 61, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Ibid , hlm. 208", "type": "Footnote" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "445", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 149, "width": 358, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "seterusnya yang memang tidak akan mampu secara detail kecuali oleh Allah SWT. 14", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 176, "width": 358, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu, dalam ayat lain juga menceritakan tentang sesuatu di dalam kandungan. Allah berfirman:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 376, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ٍزثَدْقًِِد َُِدُِْع ٍاَْٙ لُّمُ َٔ ُاثَاْصَص جَئَ ُوجَحْزَ ْلْث ُغِٛغَص جَئَ َٗ َُْ لُّمُ ُمًِْ َص جَي ُىَهْعَٚ ُ َّاللَّ . ِرَاجََّٓشنثَٔ ِخَْٛغْنث ُىِنجَع ِلجَعَضًُْنث ُسِٛذَكْنث . ( دعسنث : 8 - 9 ) Artinya: “Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambahlm. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi ( QS. al-Ra‟d/13:8- 9) .", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 376, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Seseorang Tidak Tahu Apa Yang Akan Dilakukan Besok Tidak ada seorang yang mengetahui sesuatu yang akan diperbuat dan didapatnya esok hari, kecuali hanya Allah SWT. Ini tidak hanya terbatas pada mencari rezeki sebagaimana disangka sebagian orang. Walaupun, hal itu masuk dalam katagori kasab (usaha), namun kasab mencakup semua apa yang dikerjakan oleh tangan manusia, baik kebaikan maupun kejahatan yang akan dibalas di dunia dan di akhirat, sesuai dengan firman Allah:", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 405, "width": 96, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ٌزََُِْٛز ْشَذَعَ جًَِد ٍطْفََ لُّمُ", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 405, "width": 58, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". ( سثدًنث : 38 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 40, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya:", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 418, "width": 316, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. Al- Muddatstsīr/74:38)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 379, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebenarnya manusia sejak dahulu mengakui bahwa mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok. Sebagaimana al-Mutsaqqāb al-Abdi dalam Qasidah Nuriyah nya mendendangkan; sebagaimana dikutif oleh Dr.Yusuf Qardhawi: redaksi dan tulisan arab tolong dicek ulang shg tdk diragukan kebenarannya.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 519, "width": 176, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جػزث شًًٚ ثذئىزاثلأ # ُٗٛهٚجًٓٚثسٛخنثدٚزث ّٛغضدثجَ ىرنث سٛخنثثا # ُٗٛغضذْٕٚ ٖرنث سشنث و", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 546, "width": 319, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dan aku tidak tahu, jika aku berniat pergi ke suatu tempat. Dan, aku menginginkan kebaikan, maka yang mana menimpaku?. Apakah kebaikan yang memang kuharap-harap atau kejahatankah yang menginginkanku ? 15 .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 376, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Qasidah di atas dapat ditarik suatu pelajaran bahwa manusia kadang-kadang merencanakan apa yang akan di perbuat untuk esok hari dan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 61, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Ibid , hlm. 209 15 Ibid , hlm. 210", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "446", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyiapkannya sendini mungkin. Namun, sering rencana-rencana tersebut tidak menjadi kenyataan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 376, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Seseorang Tidak Tahu di Bumi Mana ia Akan Meninggal Di antara Mafātih al-Ghaib adalah ilmu tentang tempat kematian seseorang. Misalnya, ilmu tentang kematian. Artinya, manusia tidak mengetahui di bumi bagian mana dan kapan ia akan meninggal. Semua yang ia ketahui adalah ia memiliki ajal yang telah ditentukan dan jika datang ajalnya, ia tidak akan menangguhkan atau mendahulukan ajal itu walau hanya sebentar, sebagaimana firman Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 290, "width": 265, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ٌَُٕهًَْعَص جًَِد ٌسِٛذَ ُ َّاللََّٔ جَُٓهَجَ َاجَج ثَذِإ جًعْفََ ُ َّاللَّ َسِّ َؤُٚ ٍَْنَٔ . ٌٕقفجًُنث : 11 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 376, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.( al-Munāfiqūn/63:11)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 189, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Ilmu Tentang Masa Prasejarah", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 358, "width": 358, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika ilmu masa depan dengan segala rinciannya tidak diketahui secara pasti kecuali oleh Allah, maka ilmu tentang masa silam (masa prasejarah) yang memang kita tidak memiiliki bukti yang otentik, baik peninggalan maupun riwayat yang kuat, hal itu termasuk ilmu yang hanya di ketahui oleh Allahlm. Kita tidak mengikuti apa yang tidak kita ketahui dan kita juga tidak menyia-nyiakan diri kita pada sesuatu yang tidak didukung oleh sarana- sarana dan perangkat yang bisa menyingkap tabir tersebut. 16", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 452, "width": 358, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kita tidak mampu berkomentar kecuali apa yang di ucapkan Musa a.s. dalam dialog antara dirinya dan Fir‟aun, sebagaimana di ceritakan dalam firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 401, "top": 499, "width": 85, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "َٗظُٕيجَٚ جًَُكلُّدَز ًٍََْف َلجَق", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 377, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". َٖدَْ َّىُث َُّقْهَ ٍاَْٙ َّمُ َٗطْعَ ِ٘رَّنث جَُلُّدَز َلجَق . َٗنُٔ ْلْث ٌُِٔسُقْنث ُلجَد جًََف َلجَق . َلجَق َٗعَُْٚ َلأَ ِّٙدَز لُّمِؼَٚ َلا ٍحجَضِ ِٙف ِّٙدَز َدُِْع جًَُْٓهِع . ( ّؽ : 49 - 52 ) Artinya: Berkata Fir`aun: \"Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa? 17 Musa berkata: \"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap- tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. 18 Berkata Fir`aun: \"Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?\" Musa", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 376, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Ibid , hlm. 211-212 17 Setelah Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. mendapat perintah dari Allah SWT, pergilah mereka kepada Fir‟aun dan terjadilah soal jawab sebagai yang disebutkan pada ayat 49 dan ayat berikutnya. Lihat, Departemen Agama RI., Op.cit ., hlm. 481", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 375, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 Maksud Hidayah (petunjuk) dalam ayat tersebut dapat dilihat pada masalah yang lalu mengenai pengertian hidayah", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "447", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 149, "width": 320, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menjawab: \"Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; (QS.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 176, "width": 82, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thāhā/20:49-52)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 368, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Ilmu Tentang Hakikat Roh Termasuk diantara Mafātih al-Gaib ialah hakikat roh yang dengannya manusia dan hewan dapat hidup. Mengenai hal ini Allah berfirman:", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 236, "width": 332, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ًيِٛهَق َّلاِإ ِىْهِعْنث ٍَِي ْىُضِٛصُٔ جَئَ ِّٙدَز ِسْيَ ٍِْي ُؤلُّسنث ِمُق ِؤلُّسنث ٍَِع َكََُٕنَ ْعََٚٔ . ( اثسظلاث : 85 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 376, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Dan mereka bertanya kepadamu tentang rohlm. Katakanlah: \"Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit\" . (QS. al-Isrā'/17:85)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 376, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maksud roh pada ayat di atas adalah roh manusia. Inilah penafsiran yang paling Ashah (kuat). Walaupun, ada pendapat-pendapat lain yang menyatakan bahwa roh itu adalah Jibril, ada yang mengatakan malaikat yang memiliki 20.000 wajah, bagi setiap wajah 20.000 mulut (lisan), semuanya bertasbih kepada Allah SWT, lalu menjadikan setiap tasbih itu satu malaikat, ada yang menyatakan roh itu adalah tentaranya Allah yang berbentuk manusia, mereka punya tangan, kaki, dan kepala, namun bukan malaikat dan bukan pula manusia, ada yang menyatakan bahwa roh adalah malaikat yang sangat besar yang ada di sebelah kanan „Arasy , ada yang menyatakan Nabi Musa ada juga yang menyatakan roh adalah al-Qur‟an. 19 Mereka berargumen dengan firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 431, "width": 362, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ِِّد ِ٘دََْٓ ثًزَُٕ ُِجَُْهَعَج ٍِْكَنَٔ ٌُجًَِٚ ْلْث َلأَ ُحجَضِكْنث جَي ِ٘زْدَص َشُُْ جَي جََِسْيَ ٍِْي جًحُٔز َكَْٛنِإ جََُْٛحَْٔ َكِنَرَ َٔ ٍىِٛقَضْعُي ٍؽثَسِط َٗنِإ ِ٘دَْٓضَن َكََِّإَٔ جََِاجَذِع ٍِْي ُاجَشََ ٍَْي", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 445, "width": 66, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". ( ٖزٕشنث : 52 )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 376, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (al- Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al- Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS. al-", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 540, "width": 63, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syūrā/42:52).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 553, "width": 377, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan berbagai macam Mafātih al-Ghaib di atas, maka manusia termotivasi untuk bertanya kembali dan berusaha mencari jawabannya, namun jawaban yang di perolehnya hanya sebatas yang di jangkau oleh akal mereka. Bahkan masih banyak pertanyaan yang tidak terjawab dan mengganggu perasaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Al-Syeikh Ahmad al-Shāwy al-Māliky, Hasyyah al-Allāmah al-Shāwy „ala Tafsīr al-Jalalain , (Beirut Lubnan: Dār al-Fikr al-Thaba‟ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi‟, 1422 HLM./2002 M.), Juz ke-2, hlm. 448-449", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "448", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 189, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "serta jiwanya. Akhirnya, bila tidak ada petunjuk Tuhan, mereka mulai mereka- reka jawaban pertanyaan-pertanyaan tadi untuk memuaskan hati sanubarinya, kendati hal ini telah mewariskan kebudayaan dan kemanusiaan, seperti menciptakan aturan-aturan, pendapat-pendapat dan ide-ide tentang agama, masyarakat, alam dan segi-segi pengetahuan lainnya, namun bisa saja ide-ide atau pendapat-pendapat itu menyesatkan karena hanya mengandalkan akal semata, padahal akal bukan segalanya, ia bisa saja tersesat bahkan memang sering tersesat ketika berusaha untuk mengetahui apa yang ada di luar kemampuannya. Namun dengan kebijakan Allah SWT. Dia tidak memberikan manusia berkembang hanya dengan jiwa dan akalnya semata. Karena di akhirat manusia diminta untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya, maka adillah jika Allah menjelaskan mana hidâyah (petunjuk) dan mana kesesatan, mana yang hak dan mana yang batil. Di samping keterlambatan individu, manusia juga memiliki keterbatasan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 376, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Makna Hidâyah Menurut al-Qur’ân ( Kajian Tematik ) Menurut komentar al-Rāghīb al-Asfihāny, “hidāyah” adalah petunjuk halus, sebagaimana ungkapan al-Qur‟an:", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 387, "width": 286, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                  ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 376, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. (QS. al-Hajj/22: 4) Kata “Huda” pada ayat di atas menurut beliau berarti menunjuki secara halus sehingga manusia masuk ke neraka Sya‟ir. 20", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 376, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Senada dengan definisi di atas, Muhammad Abduh, al-Jurjāni dan Imam Fakhr al-Rāzy memberikan batasan terhadap kata hidāyah, adalah : حٕهطًنث ٗنث مطٕٚجي ٗهع زنلادنث ْٙزٚثدٓنث 21 Artinya: “hidāyah” adalah sesuatu petunjuk yang menyampaikan kepada apa yang dituntut (tujuan).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 376, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan tersebut menurut Imam Sya‟rawy adalah syurga dan keselamatan di akhirat kelak. 22", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 376, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Al-Rāghīb al-Asfihāny, Mu‟jam Mufradat al-Alfāzh al-Qur‟ān, (Beirut:Dār al-Fikr, tt.), hlm. 533, Muhammad Jamaluddin al-Qāsimi, Mahāsin al-Ta‟wīl, (Beirut: Dār al-Fikr, 1398 HLM./1978 M.), juz I, hlm. 14.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 376, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manār , (Mesir:Dār al-Fikr, 1954), juz I, cet Ke-2, hlm. 6. Ali bin Muhammad, al-Jurjāni, al-Ta‟rīfāt , (Beirut:Dār al-Kitab al-Ilmīyah, 1408", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 375, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HLM./1988 M.), cet. Ke-3, hlm. 256. Lihat juga, Muhammad Fakhr al-Rāzi Ibn Dhiyā‟uddin, Tafsīr al-Rāzy , (Beirut: Dār al-Fikr, tt.), Juz I, hlm. 22", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "449", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa arti kata “hidāyah” paling tidak memiliki dua unsur pokok, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 176, "width": 200, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Petunjuk kepada apa yang diharapkan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 373, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Petunjuk yang disampaikan atau diberikan secara lemah lembut atau halus. 23", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 374, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad „Abd al-Rāhim menyebutkan bahwa hidāyah dalam al- Qur‟ân memiliki beberapa makna, 24 yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 166, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Al-Tsabāt ( س جذ نث ) = ketetapan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 244, "width": 246, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Makna di atas dapat dilihat pada firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 266, "width": 123, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                 ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 376, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus (QS. Al-Fātihah/1:16). Kata “ جَدْث ‟ dalam ayat di atas mengandung beberapa makna, diantaranya adalah “ جُضذثث ” (tetapkanlah kami). Jadi, maksud ayat di atas adalah tetapkanlah kami pada agama yang benar atau petunjuk. Petunjuk Allah SWT yang diberikan-Nya kepada manusia terkadang manusia dapat merealisasikannya dan terkadang bisa tergelincir darinya, maka yang terbaik baginya adalah, meminta kepada Allah SWT agar ditetapkan pada agamanya (Islam) dan diberikan tambahan hidâyah yang merupakan salah satu penyebab keteguhan dalam agma. 25 Makna di atas diperkuat oleh riwayat dari Ali k.w. sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 431, "width": 291, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جًُٓع اللَّ ٗػز خع ٍد ٙد ٔ خن جؽ ٗدث ٍد ٗهع ٍعٔ : ( جُضذث جَدْث ) دحثٔ م ٌلا ردحثٔاجع دنثٔسيلاث زغٛطٔ زذصسنث ٗفَجصٔ جفضٚ جًَثٔ خهؽ جًُٓي", "type": "Picture" }, { "left": 187, "top": 444, "width": 8, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 464, "width": 377, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Diriwayatkan dari Ali dan Ubay r.a: kata “ جَدْث “ bermakna “ جذضذ “. Dan shinghah (bentuk) amr dan do‟a adalah satu yakni permohonan (permintaan), tempat bedanya adalah pada tingkatan. Maksudnya, “amr” adalah permintaan dari Allah (khalik) ke mahluk, sedangkan do‟a, dari mahluk ke khalik. Kedua perintah tersebut mengandung makna “Thalab”(permintaan ).", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 563, "width": 335, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Imam Sya‟rawy, Tafsīr al-Sya‟rāwy, (Kairo: Dār Akhbār al-Yaum, 1991), jilid I, hlm. 87", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 575, "width": 326, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Quraish Shihab, Tafsīr Amānah, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992), Cet. ke-1, hlm. 55.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 376, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Muhammad Abd al-Rahīm, Mukjizāt wa al-Ajā‟ib min al-Qur‟an al-Karīm, (Beirut: Dār al-Fikr, 1415 HLM./1995 M.), hlm. 322", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 376, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Abu Ali al-Fadhl bin al-Hasan al-Thabarsy, Majma‟ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur‟an , (Beirut: Dār al-Fikr, 1414 HLM./1994 M.), juz I, hlm. 37", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Muhammad bin Umar al-Zamakhsyari al-Khawārizimy, al-Kasysyāf an Haqā‟iq al-Tanzīl wa „Uyūni al-„Aqā‟il fī Wujūh al‟Ta‟wīl , (Beirut: Lubnan: Dār al-Kutub al-„Ilmīyah, 1415 HLM./1995 M.), juz I, hlm. 25", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "450", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 277, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Al-Bayān ( ٌجٛذنث ) : penjelasan Makna di atas terdapat dalam firman Allah berikut:", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 191, "width": 343, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                 ", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 222, "width": 23, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 371, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                           Teks ayat tersebut terbalik-bali tolong dibenarkan!!!!!!", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 257, "width": 376, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mata hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendegar (pelajaran lagi) “ (QS.al-Arāf/7:100).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 376, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata “ دٓٚ ” pada ayat di atas, bermkna “ ٍٛذٚ “ artinya menjelaskan, sehingga redaksi ayat di atas menurut „ibn „Abbas yang didukung oleh Mujāhid adalah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 376, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ ىٓدَٕ رد ىْ جُذطث اجشَ ٕن ٌث ىٓن ٍٛذٚ ىنٔث ” Nomor catatan kaki di tata ulang Artinya: “Dan apakah belum jelas bagi mereka, bahwa kalau kami menghendaki temtu kami azab mereka karena dasa-dosanya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapat di atas diperkuat oleh beberapa riwayat dari para sahabat Nabi SAW, diantaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 389, "top": 454, "width": 98, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "لجق دعظ ٍد دً ي ُٗث دح", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 454, "width": 358, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": سًع ٗدث ُٗث , لجق : ٗدث ُٗث , ّٛد ث ٍع , ّنٕق ض جذع ٍدث ٍع ( دٓٚ ىنٔث جٓهْ ثدعد ٍي عزلاث ٌٕثسٚ ٍٚ رهن ) لٕقٚ : ىٓن ٍٛذٚ ىنٔث . 28", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 376, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “Imam al-Thabary mengatakan: aku diceritakan oleh Muhammad bin sa‟ad beliau berkata: saya diceritakan oleh bapak saya, beliau berkata: aku diceritakan oleh paman saya, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas bahwa firman Allah” ىٓدَٕ رد ىْ جُذطث اجشَ ٕن ٌث ىٓن ٍٛذٚ ىنٔث ” ,beliau (Ibnu Abbas) artikan dengan: ىٓن ٍٛذٚ ىنٔث apakah belum jelas bagi mereka”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 373, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Ismail bin Katsīr al-Quraisy, Tafsīr al-Qur‟an al-Azhīm , (Beirut:Dār al-Ihyā‟ al-Turts al- Araby, 1388 HLM./1969 M.), jilid II, hlm. 234", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Abi Ja‟far Muhammad bin Jarir al-Tabary, Jamī‟ al-Bayān an Ta‟wīli Ayyi al-Qur‟an , (Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba‟ah Mustafa al-Bāby al-Halaby wa Aulādih, 1373 HLM./1904 M.), juz XV, Cet. ke-2, hlm. 10", "type": "List item" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "451", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 163, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Al- Rasul ( ل ٕظسنث ) =Utusan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 163, "width": 307, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidâyah yang bermakna Rasul terdapat dalam firmn Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 373, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                         ", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 215, "width": 8, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ", "type": "Formula" }, { "left": 419, "top": 215, "width": 67, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "           ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 377, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Kami berfirman: “turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka , dan tidak (pula) mereka bersedih hati” .(QS.Al-Baqarah/2:38)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 377, "height": 95, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para mufassir berbeda pendapat dalam menafsirkan kata Huda pada ayat di atas. Menurut Abu al-„aliyyah, maksud al-Hudā adalah para nabi dan para rasul serta penjelasan (al-Bayan). Menurut al-Muqātil „Ibn Hayyan, al-Hudā adalah Nabi Muhammad SAW, sedangkan Hasan mengatakan, al-Hudā adalah Al- Qur‟an. Ketiga pendapat tersebut, yang dianggap paling shahih adalah dua pendapat yang terakhir, karena pendapat pertama masih bersifat umum. Demikian disebutkan oleh „Ibn Katsīr dalam tafsirnya. 29", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 198, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Al-Sunnah ( ُّعنث ) = Prilaku para Nabi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 376, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Hidâyah yang mengandung makna sunnah (prilaku) atau perjalanan, dapat di lihat firman Allah SWT :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 442, "width": 373, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                          ", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 472, "width": 51, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "           ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 376, "height": 104, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Artinya: Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (al-Qur‟an)”. Al-Qur‟ân itu tidak lain hanyalah peringatan ntuk segala umat. (QS.al-An‟ām/6:90). Secara etimologi, al-sunnah berarti perjalanan, yang bik maupun yang buruk. Khalid bin Utbah al-Hūdzāly berkata:", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 575, "width": 125, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جٓص سظ شَ رسٛظ ٍي ٍعصجص يف", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 575, "width": 9, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "#", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 575, "width": 108, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جْسٛعٚ ٍي زُظ ع ثز لٔ ف .", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 589, "width": 319, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Jangan sekali-kali kamu cemaskan jalan yang kamu tempuh, yang pertama rela akan perjalanan adalah yang menempuhnya”.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 149, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Ismail bin Katsīr, jilid I, Op.cit , hlm.83", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 242, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Muhammad ibn Mukrīm Ibn Manzhūr, Loc.cit , jilid, hlm. 225", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "452", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 149, "width": 250, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalimat “ جُث جٓضُُظ ” dan “ جٓضُُضظث ” berarti", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 377, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "جٓص سظ (engkau menempuhnya). Ada juga kalimat جْٕعذص جق زُظ ىكن شُُظ telah saya rintis bagi kalian suatu perjalanan, karena itu ikutilah pwerjalanan itu). Dalam sebuah hadits dari Rasulullah SAW. disebutkan:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 205, "width": 375, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "بٛ ىْزٕج ٍي ضقُٚ ٌثسٛغ ٍي ِدعد جٓد مًع ٍيسجثٔ جْ سجث ّهف زُعح زُظ ويظ لاث ٗف ٍظ ٍي ٍي ضقُٚ ٌ سٛغ ٍي ِدعد ٍي جٓد مًع ٍي زشٔٔ جْزشٔ ّٛهع ٌج زتٛظ زُظ ويظ لاث ٗف ٍظ ٍئ", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 232, "width": 80, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ا ْْ ْْ ْْ ْٙ ىْزثشٔث", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 377, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( ىهعي ِثٔز ) Artinya: “ Barang siapa yang merintis dalam Islam suatu jalan yang baik, maka ia memperoleh pahala jalan yang baik itu dan pahala orang yang melakukannya sesudah dirinya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam suatu jalan yang buruk, maka akan menerima dosa jalan buruk itu dan dasa orang-orang yang mengerjakannya sesudah dirinya, tanpa mengurangi sedikitpun daso mereka” .(HLM.R.Muslim) Dan dikatakan bahwa para Nabi terdahulu yang mengawali suatu perbuatan yang kemudian diperbuat oleh orang-orang setelahnya, maka dikatakan perintis sunnahlm. 32", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 377, "height": 68, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hubungan (keterangan di atas) dengan potongan ayat ( ِدضقث ىْثدٓذف ) bahwa Allah SWT seolah-olah berfirman: “dengan aktivitas yang mereka kerjakan, cara yang mereka jalankan dan petunjuk yang telah kuberikan kepada mereka, maka ikutilah wahai Muhammad”. 33 Keterangan ini diperkuat oleh beberapa riwayat dari para sahabat nabi SAW. Antara lain adalah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 376, "height": 124, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ٍدثٔ َٗثسذطنثٔ خٛشنثٕدثٔ ىصجح ٗدث ٍدثٔ زرًُنث ٍد ثٔ ٗة جعُنثٔ ٖزجخذنثٔزٕظُي ٍد دعظ جس ّنٕق ٗف ضجذع ٍدث ٍع ّٚٔاسي ( ِدضقث ىْثدٓذف ) لجق : ٖ دضقٚ ٌث ىهظٔ ّٛهع اللَّ ٗهط اللَّ لٕظزسيث ىْثدٓد , ص ٗف دجعٚ ٌج ٔ . Artinya: “ Dikeluarkan oleh Sai‟d bin Manshur, Imam Bukhari, Imam Nasa‟i, Ibn al- Munzir, Ibn Abi Hatim, Abi al-Syeikh Imam Tahbrani, dan Ibn Mardawaih dari Ibn Abbas, beliau berkomentar tentang Firman Allah ( ِدضقث ىْثدٓذف ) bahwa Rasulullah SAW diperintahkan untuk mengikuti sunnah mereka (para nabi yang dahulu), dan beliau (Rasulullah)sujud sajadah pada surat Shād.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 375, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Lihat, Imam al-Nawawi al-Dimasyqy, Shahīh Muslim Bisyarh al-Nawāwy , (Beirut Dār al- Fikr, 1415 HLM./1995 M.), Kitab Zakat, hadis 1017, jilid VII, hlm. 88. Imam al-Nasā‟i, Sunan al-Nasāi‟, (Beirut: Dār al-Jail, 1311 HLM./1991), Cet. ke-I, jilid 5, hlm. 76", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 223, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 Muhammad ibn Mukrim Ibn Manzhūr, Loc.cit , jilid XIII", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 324, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33 Abu Ja‟fat Muhammad bin Jarir al-Tabary, Op.cit , jilid VII,VIII, Juz ke-7, hlm. 265", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "453", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 299, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan redaksi lain dari ibn Abi Hātim dari Mujāhid adalah :", "type": "Text" }, { "left": 432, "top": 168, "width": 54, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "لجقدْججي ٍع :", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 376, "height": 84, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ّٛهعأثدذىدضقٚ لجقٔ زٚلاث ِرْ سقف ؟ص ٗف ٗضنث ردجعنث ٍع ضجذع ٍدث شن ظ ويعنث :. ٌ ىكٛذَسيث Artinya: “ Dari Mujahi, beliau berkata : Aku bertanya kepada Ibn Abbas tentang sujud pada surat “Shad”, lalu Ibn Abbas membaca ayat ini ( ِدضقث ىْ ثدٓذف ) dan berkata: Nabimu diperintahkan untuk mengikuti Nabi Daud a.s.", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 257, "width": 129, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "لجق راجضق ٍع دًٛح ٍددذع جس ٔ :", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 257, "width": 181, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ىٓد ٘دضقَٛ ِسي ىث جٛذَسشع زَٛجًث ّٛهع اللَّ ضق", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 376, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Diriwayatkan oleh Abd bin Humaid dari Qatadah dia berkata: “Allah SWT menceritakan 18 Nabi kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian beliau diperintahkan untuk mengikuti mereka”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 318, "width": 376, "height": 136, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perintah yang dimaksud adalah suruhan kepada Nabi untuk mengikuti mereka dalam imam kepada Allah, mentauhidkan-Nya dan ushūl al-Dīn bukan syari‟at, karena syari‟at itu berbeda-beda. Syari‟at akan tetap menjadi petunjuk selama belum dihapus, dan apabila sudah dihapus, maka tidak bisa menjadi petunjuk lagi. Berbeda dengan Ushūl al-Dīn karena ia tetap sebagai petunjuk selama-lamanya. 35 Perintah tersebut selain diperintahkan untuk Nabi Muhammad SAW, juga kepada seluruh umatnya, karena umat mengikuti apa yang syari‟atkan dan diperintahkan kepadanya. Dan perintah yang harus diikuti Muhammad dan seluruh umatnya merupakan sunnah para nabi terdahulu. 36", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 379, "height": 83, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jadi secara bahasa dapat dikatakan bahwa amalan, metode-metode yang dilakukan para nabi terdahulu disebut sunnah, karena orang/kaum setelahnya mengikuti bahkan disuruh mengikuti jejak langkah mereka. Maka potongan ayat tersebut ( ِدضقث ىْثدٓذف ) dapat diartikan dengan “ikutilah sunnah para nabi terdahulu wahai Muhammad”. Dengan demikian kata \" ٖدْ \" dalam surat al- An‟ām ayat 20 tersebut berarti sunnahlm.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 375, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34 Abd al-Rahmān bin al-Kamāl Jajal al-Dīn al-Suyūthi, Tafsīr al-Durr al-Mantsūr fī al-Tafsī al-Ma‟tsūr , (Beirut Lubnan: Dār al-Fikr, 1414 HLM./1993 M.), juz I, hlm. 313. Lihat juga, Ismā‟il bin Katsīr al-Quraisyi, Op. cit , jilid II, hlm. 155-156. Bandingkan juga dengan Abu Ja‟far", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 245, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad bin Jarīr al-Tabary, Op. cit , jilid VII-VIII, hlm. 266", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 310, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 Muhammad bin Umar al-Zamakhsyari al-Khawārizimy, Op. cit , jilid II, hlm. 41", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36 Sa‟id Hawwa, al-Asās fī al-Tafsīr , (t. tp. Dār al-Salām, 1409 HLM./1989 M.), Jilid ke-3 hlm. 1693", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "454", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Al-Shulh ( حهظنث ) = perdamaian Kata “ al-Shulh ” menurut bahasa adalah perdamaian , yaitu perdamaian setelah perselisihan. Sedangkan menurut syari‟at adalah suatu perjanjian untuk menjauhkan (menghilangkan) pertentangan atau perselisihan. 37", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 373, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam al-Qur‟ân terdapat kata hidāyah yang mengandung arti al-Shalh (perdamaian), sebagaimana firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 239, "width": 288, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                    ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 377, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: ( Yusuf berkata): \"Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa Sesungguhnya Aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. (QS. Yūsuf/12:52).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 376, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian potongan ayat di atas ( ٍُٛةجخنث دٛ ٘دٓٚ لا اللَّ ٌ ٔ ) dijelaskan dalam riwayat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 373, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ُٗ ًنث ُٗثدح , لجق : ٌٕع ٍد ٔسًع جُث , لجق : ىٛشْجُث , ىن جظ ٍد مٛعجًظإ ٍع , ّنٕق ٗف حنجط ٗد ٍع ( ٍُٛةجخنث دٛ ٖدٓٚ لا اللَّ ٌ ٔ ) لٕقٚ : سجَجيلْث ٌج ٍي عُٛط ادعٚلا اللَّ ٌثٔ", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 370, "width": 376, "height": 102, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". Artinya: “ Imam al-Thabary mengatakan aku telah diceritakan oleh al-Mutsanna, dia mengatakan:Aku telah diceritakan oleh Amr bin „Aun, dia berkata: aku telah diceritakan oleh Hasyim, dari Ismail bin Salim dari Abi Shalih berkata: bahwa potongan firman Allah tersebut mengandung pengertian, “Sesungguhnya Allah tidak akan membenarkan usaha orang yang menghianati amanat.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 376, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya bahwa Allah SWT tidak memberikan kedamaian kepada orang- orang yang menghianati amanat. Diartikan hidāyah dengan kedamaian merupakan jaminan dari kebenaran atau kejujuran 6. Al-Īmān ( ٌ جًٚلاث ) = kepercayaan/keyakinan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 526, "width": 332, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Hudan yang berarti Iman dapat dilihat dalam ayat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 548, "width": 321, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                             ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 376, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (QS. al- Kahfi/18:13 )", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 642, "width": 171, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37 Ali Muhammad al-Jurjāni, Op.Cit. ,hlm.134", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 653, "width": 279, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38 Abi Ja‟far Muhammad bin Jarīr al-Thabary, Op. cit , juz ke-12, hlm. 238", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "455", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maksud dari tambahan petunjuk kepada mereka ( Ashāb al-Kahfi ) pada akhir ayat di atas adalah tambahan iman mereka kepada Allah SWT dan kepintaran mereka terhadap agama mereka, sehingga sabar dalam meninggalkan rumah kaumnya dan lari dari keyataan agama mereka menuju Allah SWT. 39", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 376, "height": 81, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disamping pendapat di atas Imam Bukhari dan Imam lainnya berpendapat bahwa tambahan petunjuk yang dimaksud adalah tambahan iman dan kelebihannya, karena iman kadang bertambah kadang berkurang. 40 Sedangkan Imam Jalaluddin al-Suyūthy menyebutkan dalam tafsirnya al-Qur‟an- Durr al-Mantsūr fī al-Tafsīr al-Ma‟tsūr bahwa maksud Huda dalam ayat tersebut (QS. al-Kahfi: 13) adalah Ikhlas, sebagaimana dalam riwayat disebutkan:", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 290, "width": 315, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ّن ٕق ٗف طَث ٍد عٛدسنث ٍع ىص جح ٗدث ٍدث جس ثٔ ( ٖدْ ىْ جَازٔ ) لجق : جط يجث .", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 376, "height": 109, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Dikeluarkan oleh Ibn hatim dari Rabi‟bin Anas tentang firman Allah ( ٖدْ ىْجَاشٔ ), beliau berkata maksud “Huda” adalah ikhlas,” Jadi kedua pendapat pertama sepakat menyatakan kata “Huda” pada ayat tersebut berarti “ Iman ” dan kelebihannya, sedangkan pendapat terakhir mengatakan “ Ikhlas ”. Kedua pendapat tersebut bukan kontradiksi namun saling mengisi. Maka di sini dapat dikatakan bahwa setiap iman manusia bertambah kepada Allah SWT, kebertambahan keikhlasannya kepada-Nya, karena sasaran iman adalah Allah dan keikhlasan juga hanya karena Dia semata.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 184, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Al-Du‟ā ( ،جعدنث ) = seruan/panggilan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 376, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maksud al-Du‟a di sini adalah “ عثا “ (orang yang menyeru). Maka hidâyah seperti ini terdapat dalam firman Allah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 469, "width": 366, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                        ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 376, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Orang-orang yang kafir berkata: \"Mengapa tidak diturunkan kepadanya", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 376, "height": 81, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?\" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk. (QS. al-Ra‟d/13:7) Dalam tafsir al-Syuyuthy disebutkan bahwa kata Huda dalam (QS. Al Ra‟d: 7) mengandung beberapa makna yang dimaksud sebagaimana diterangkan dalam beberapa riwayat sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 586, "width": 376, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Riwayat yang dikeluarkan oleh Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim dan Abu Syeikh dari Ibn Abbas ra. Maksud kata Hādin dalam ayat tersebut Dā‟in ( penyeru)", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 631, "width": 164, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39Ibid, jilid, 15-17, juz ke-15, hlm. 207 40 Ismail bin Katsīr, Op. cit , juz III, hlm. 74", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 653, "width": 309, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41 Abd al-Rahman bin al-Kamāl Jalal al-Dīn al-Suyūty, Op. cit , juz ke-15, hlm.171", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "456", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 377, "height": 68, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Riwayat yang dikeluarkan oleh Ibn Jarir dan Abu Mardawaih dari Ibn Abbas r.a. tentang ayat tersebut beliau berkata yang memberi peringatan adalah Muhammad SAW dan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung adalah pemberi petunjuk setiap kaum. Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah adalah pemberi peringatan sekaligus pemberi petunjuk.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 376, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Riwayat yang dikeluarkan oleh Ibn Mardawaid dari Dhiya,dalam kitab al- Muktharah dari Ibn Abbas r.a. tentang ayat tersebut Rasulullah SAW bersabda: pemberi peringatan adalah saya, dan penuntunmu adalah Ali bin Abi Thālib r.a. 42", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 271, "width": 377, "height": 221, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari ketiga riwayat di atas dapat dilihat bahwa kata “ ا جْ ” pada ayat tersebut mengandung arti “penyeru” atau pemberi peringatan. Namun dalam riwayat tersebut ada kerancuan antara yang memberi peringatan dengan yang memberi hidâyahlm. Untuk mengklirkan masalah ini, di sini akan dijelaskan kata hidāyah yang berwazan isim fā‟il ( ا جْ ) atau ( ٖاجٓنث ) . Sebagaimana yang dikutif oleh Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam kitab Lisān al-Arab oleh Ibn Manzur dalam bukunya Menyingkap Tabir Ilahi bahwa kata “ ٖ دْ ” kalau dikiyaskan, maka berbentuk “ ٖاجْ ” atau “ اجْ ” (tanpa alif dan lam) atau “ ٖاجٓنث ” (dihiasi alip lam), maknanya berkisar pada dua hal. Pertama , tampil ke depan memberi petunjuk”, tongkat dinamakan “ ٖاجْ ” karena tongkat mendahului kaki penggunanya ketika berjalan, seakan-akan menunjukkan kepada pemakaiannya dimana harus meletakkan kaki, kedu a menyampaikan dengan lemah lembut, dari sini lahir kata hadiah yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut guna menunjukkan simpati. Pengantin wanita disebut juga “ ٖاجٓنث ” karena keluarga yang mengantarnya membawa kasih kepada suaminya dengan lemah lembut. 43", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 492, "width": 376, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jadi, ketiga kata tersebut merupakan shighah (bentuk) isim fā‟il ( معجف ), artinya orang yang memberikan petunjuk (penuntun). Namun yang dimaksud di sini adalah orang yang memberi petunjuk menurut al-Qur‟an.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 533, "width": 377, "height": 70, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam al-Qur‟ân kata “ ٖاجٓنث ” (dihiasi alip lam pada awalnya) tidak ditemukan. Yang ditemukan adalah “ اجْ ” (tanpa alip lam) sebanyak tujuh kali dan ٖاجْ sebanyak tiga kali, 44 kedua bentuk kata tersebut ada yang mensifati Allah SWT, seperti dalam (QS. Al-Hajj/22:54) dan (QS. al-Furqān:31). Ada juga yang mensifati Rasulullah SAW seperti firman Allah SWT, dalam (QS. al-", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 149, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42 Ibid , jilid IV, juz ke-13, hlm. 607-608", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "43 Muhammad Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ilahi , (Ciputat: Lentera Hati, 2001), Cet. ke-4, hlm.419", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 653, "width": 158, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44 Muhammad Fu‟ād Abd. al-Bāqy, Loc.cit.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "457", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 69, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rum/30:53), dan ada juga yang mensifati manusia sekaligus Allah SWT, seperti yang terdapat dalam (QS. al-Ra‟d:7) di atas. Dengan demikian, kata “ اجْ ” dalam (QS. al-Ra‟d:7) tersebut mengandung arti “pemberi peringatan” atau penuntun ke jalan Allah”, baik subyeknya Allah sendiri, para Rasul, sahabat Nabi SAW dan al-Qur‟an.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 243, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Al-Ilhām ( وجٓنلاث ): campaan isntink (kodrat ilahi)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 376, "height": 28, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata “ hidāyah” yang mengandung makna ilham, terdapat dalam firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 267, "width": 225, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                         ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 289, "width": 379, "height": 258, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Musa berkata: \"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang Telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian memberinya petunjuk( QS. Thaha:50) “ Ilham” menurut bahasa adalah “ ايضدلاث ” (campaan). Secara termonologi ilham adalah suatu yang dicampakkan ke dalam hati yang memotivasi untuk mengerjakan atau meninggalkan suatu pekerjaan, dan ilham merupakan bagian dari wahyu yang khusu di berikan Allah kepada hamba-Nya yang dikehendaki. 45 Dalam kitab al-Ta‟rīfāt disebutkan, Ilhām adalah yang merasuk dalam hati dengan cara emanasi (pancaran), dikatakan juga Ilhām adalah suatu yang timbul di dalam hari berupa pengetahuan, dimana pengetahuan itu memotivasi untuk melakukan suatu amal tanpa ada argumentasi dengan suatu bukti (tanda). Dan tidak bisa dibandingkan untuk dijadikan hujjah yang memang kevalidannya tidak dipandang hujjah di kalangan sufisme. Dan titik perbedaan antara ilhām dan i‟lām (pemberitahuan), bahwa ilmu ilham itu lebih spesifik dari i‟lām , sebab i‟lām itu bisa terealisasi melalui usaha juga melalui renungan. 46 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan dengan singkat bahwa ilham adalah petunjuk dari Tuhan yang timbul di hati: Ibu Nabi Musa mendapat hidâyah supaya memasukkan anaknya ke dalam peti dan menghayutkannya ke sungai Nil. 47", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 546, "width": 377, "height": 55, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian maksud pemberian ilham oleh Allah SWT. pada alam (QS. Thāhā: 50) adalah bahwa Allah memberikan bentuk dan rupa bagi masing- masing makhluknya, lalu diberikan petunjuk kepada mereka menurut qadar dan bakatnya. Kepada binatang-binatang diberikan naluri, sehingga semutpun", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 620, "width": 260, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45 Muhammad ibn Mukrim ibn Manzhūr, Op.cit , juz ke-12, hlm. 555 46 Ali bin Muhammad al-Jurjāny, Op.cit , hlm.34", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka 1988), cet. I, hlm. 324", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "458", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkumpul membuat sarang dan menghasilkan madu dan lilin. Adapun kepada manusia diberikan keistimewaan berupa akal dan budi, sehingga mampu membedakan yang baik dengan yang buruk. 48", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 376, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ibn Abbas menafsirkan “Allah memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana mencari teman hidup, mencari makan, minum dan tempat tinggal, kemudian itu dibangkitkan rasa bermasyarakat lalu kami mengaruniai.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 376, "height": 81, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mujāhid menafsirkan; “Allah memberikan bentuk masing-masing mahluknya, sehingga manusia tidaklah dijadikan serupa bentuk binatang dan binatangpun tidak pula dijadikan serupa bentuk manusia, melainkan segala sesuatu dibentuk menurut ketentuan yang telah ditentukan. Sedangkan Qatadah menafsirkan; Allah memberinya petunjuk segala jalan yang akan bermanfaat bagi dirinya. 49", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 376, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehubungan dengan ayat di atas, dalam al-Qur‟ân ditemukan juga kata Ilhām sebanyak satu kali, 50 dengan lafadz alhama yang bermakna hidâyah, sebagaiman firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 360, "width": 121, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                   ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 382, "width": 376, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya .(QS. al-Syams:8)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 376, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maksud ayat di atas adalah bahwa Allah SWT mencampakkan perasaan dalam hatinya untuk membedakan kesesatan dan petunjuk. Dan perasaan di sini dikenal pada zaman sekarang dengan al-Dhamīr (perasaan halus). 51", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 376, "height": 41, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Al-Tauhīd ( دٛح ٕضنث ) : keesaan Allah Kata hidāyah yang mengandung arti Tauhid terdapat dalam firman Allah SWT:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 374, "height": 43, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 529, "width": 17, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 376, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48 Hamka, Tafsīr al-azhār , (Jakarta: PT. Pustaka Panji Mas, 1988),jilid XVI, Cet. ke-I, hlm. 164", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 376, "height": 45, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49 Abi Ja‟far Muhammad bin Jarīr al-Tabary, Op.cit , juz ke-16, hlm. 172. Lihat, Muhammad Ali al-Shabuny, Mukhtashār Tafsīr ibn Katsīr , (Beirut: Dār al-Qur‟an al-Karīm, t.thlm.), jilid ke-2, hlm. 183. Lihat juga, Abd al-Rahmān bin al-Kamāl jalal al-Dīn al-Suyūthy, Op. Cit , juz ke-16, hlm.581-582", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 196, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "50 Muhammad Fu‟ād Abd al-Bāqy, Op. cit , hlm. 829", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 152, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "51 Ali Audah, Op. cit , jilid ke-2, hlm. 592", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 559, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "459 Artinya: Dan mereka berkata: \"Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami\". dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui. (QS. al-Qashash:57)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 377, "height": 109, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada (QS. al-Qashash:57) di atas, kata “ ٖدٓنث ” mengandung arti keimanan (tauhid). Ayat ini turun ketika orang-orang Quraisy berkata Nabi SAW; sekiranya kami mengikuti petunjukmu (beriman), kami akan diculik. Maka Allah SWT menjawab perkataan mereka dan menjelaskan kelemahan keraguan mereka, bahwa Allah SWT telah menjadikan tempat yang aman dari rezeki yang banyakbaginya. Demikian riwayat dari Ibn Jarīr dan al-„Ufi, yang bersumber dari Ibn Abbās. Dan menurut al-Nasā‟i yang bersumber dari Ibn Abbās bahwa yang berkata demikian ialah al-Harīs bin „Amīr bin Naufal. 52", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 339, "width": 376, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan kandungan kata hidāyah dalam ayat tersebut dapat dilihat pada masalah (hubungan) dari ayat sebelum dan sesudahnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 376, "height": 68, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surat al-Qashash ayat 51-52 menyebutkan bahwa para ahli kitab dari kaum Yahudi dan kaum Nasrani. Setelah mendengar kabar tentang segala keutamaan dan sifat Rasulullah SAW, mereka beriman dan datang kepada beliau secara kelompok maupun sendiri-sendiri, mereka menyeberangi padang pasir dan mengarungi lautan. 53", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 376, "height": 68, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahkan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa sepuluh orang ahli kitab (Yahudi) diantaranya Rifā‟ah menghadap kepada Nabi SAW kemudian beriman dan mereka dianiaya oelh kaum Yahudi, maka turunlah ayat tersebut (QS. al- Qashash:52) yang menjelaskan kedudukan mereka yang beriman kepada Taurat kemudian beriman kepada al-Qur‟an. 54", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 376, "height": 68, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat 56 menjelaskan bahwa Allah SWT menghibur hati rasul SAW, ketika peringatan dan ajaran yang diberikan kepada kaumnya yang beliau cintai dan sangat beliau ingini untuk beriman itu tidak berguna bagi mereka sehingga mereka tidak menerima apa yang beliau bawa, malah terus-menerus melakukan kesesatan yang selama ini mereka lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 375, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "52 KHLM. Qamaruddin Shaeleh dkk., Asbābunnuzūl: Latar Belakang Historis Turunnya ayat-ayat al-Qur‟an , (Bandung: CV, Deponegoro, 1992), cet. ke-14, hlm. 375", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 375, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "53 K. Anshori Umar Sitanggal, dkk. Terjemah Tafsir al-Marāghi , (Semarang:CV. Toha Putra,1992), jilid XX, cet. ke-2 hlm. 121-122", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 219, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "54 K.HLM. Qomaruddin Shaleh, dkk., Op. cit , hlm. 374", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "460", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 54, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada ayat 57 Allah memberitahukan alasan sebagian kaum kafir untuk mengikuti petunjuk yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, karena mereka khawatir akan dianiaya, diperangi dan diusir dari negeri mereka oleh orang- orang musyrik Arab. 55", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 376, "height": 122, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbedaan Pendapat Tentang Hidâyah Pada Manusia Berbicara mengenai kehendak berarti berbicara mengenai perbuatan khalik dan makhluk sekaligus hidâyah pada diri manusia. Manusia sekalipun secara mutlak eksistensinya sebagai yang paling tinggi dari semua ciptaan makhluk dan semua jenis di dalam wujud ini, tetapi pada diri manusia terkandung sifat-sifat yang sama dengan sifat benda. Tanaman-tanaman dan hewan, semuanya bersifat musayyar (telah dibentuk dan ditentukan) sebagaimana benda, tanaman dan hewan, yang manusia dalam proses dan bentuk dan ketentuan ini tidak memiliki irādah atau ikhtiar sama sekali. 56", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 376, "height": 55, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manusia tidak pernah merasakan bahwa ia memiliki iradah (kehendak) atau rasa campur tangan di dalam pelaksanaan fungsi-fungsi organ tersebut, oleh karena itu hukum tentang hewan berlaku di dalamnya dan mendorong bergerak dan merasakan tanpa kehendak dan ikhtiar dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 376, "height": 109, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikianlah karena rahmat Allah juga, Ia menjadikan organ tubuh manusia berciri musayyar (telah dibentuk dan ditentukan sedemikian rupa fungsi-fungsi organnya) dalam semua hal. Manusia tidak mempunyai campur tangan (usaha) sama sekali. Kalau organ manusia tidak musayyar , maka siapakah yang akan mengatur semua organ tubuhnya, siapakah yang akan melaksanakan fungsi dan tugas ini? Misalnya ketika ia sedang tidur, dan siapa pula yang memiliki campur tangan dan iradah untuk mengatur organ-organ tersebut dan melaksanakan fungsi-fungsi itu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 376, "height": 68, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jadi semua sifat yang sama dengan sifat benda, tanam-tanaman dan hewan yang ada pada manusia adalah musayyar , dan manusia tidak mempunyai ikhtiar sama sekali di dalamnya. Dengan demikian apakah yang menjadi keistimewaan manusia sehingga dapat membedakannya dari semua jenis hewan dan makhluk lainnya?", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 554, "width": 376, "height": 54, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keistimewaan itu adalah akal, faham dan kemampuan membedakan. Dengan keistimewaan ini manusia menjadi mukallaf (punya kewajiban) bila telah berumur dewasa. Bila ia mukallaf maka ia akan mampu mempertimbangkan suatu pilihan antara “melakukan” sesuatu atau”tidak melakukan”nya.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 198, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "55 K. Anshori Umar Sitanggal, dkk., Op.cit , hlm. 123", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 340, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56 Abd Allah Nashih „Ulwan, Af‟āl Insān Bain al-Jabarī wa al-ikhtiār , Penerjemah, A.R.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 275, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "shaleh Tamhid, (Jakarta :al-Ishlāhy Press, 1413 HLM./1993 M.), hlm.4", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "461", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 68, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ini berarti manusia adalah bebas, diberikan pilihan antara menerima syari‟at Allah atau menolaknya. Dari sini kita faham mengapa orang tidak punya akal, adalah tidak mukallaf di dalam syari‟at. Mengapa? Karena ia gila, dan orang gila tidak dapat mempertimbangkan antara “melakukan” atau “tidak melakukan”. 57", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 376, "height": 55, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan memahami uraian di atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa pendapat yang mengatakan manusia secara mutlak, bersifat mukhayyar ( bebas menentukan), adalah keliru. Karena itu Dr. Abd Allah Nashih „Ulwan menjelaskan bahwa perbuatan manusia itu ada dua.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 376, "height": 68, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertama, pada diri manusia ada perubahan yang bersifat musayyar , artinya manusia tidak mempunyai kebebasan atau ikhtiar sama sekali untuk menerima atau menolaknya, seperti kehadirannya ke dunia ini, atau kematiannya, dan gerak-gerak refleks organ tubuhnya, serta kelahirannya dalam keadaan pendek atau tinggi, hitam atau putihlm.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 377, "height": 68, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kedua, pada diri manusia ada perbuatan manusia yang bersifat mukhayyar; artinya manusia memiliki daya pengendalian akal dan kesadaran, kebebasan dan ikhtiar untuk menerima dan menolaknya, seperti semua kewajiban syari‟at, semuanya masih dalam jangkauan kemampuan dan iradah (kehendak) manusia, karena ia memiliki kebebasan dalam hal pelaksanaanya. 58", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 405, "width": 376, "height": 55, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permasalahan di atas memang diperdebatkan di kalangan aliran-aliran kalam, karena itu di sini akan mencoba mengemukakan beberapa aliran tersebut mengenai pendapat mereka tentang hal tersebut. Aliran-aliran yang dimaksud adalah aliran Mu‟tazilah, aliran Asy‟ariyah, aliran Salaf, dan aliran Moderen.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 377, "height": 55, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aliran Mu‟tazilah adalah kaum yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filsosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji‟ahlm. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal, sehingga mereka digelar kaum rasionalis Islam. 59", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 376, "height": 55, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Memahami pengertian hidâyah menurut Mu‟tazilah akan sulit tanpa terlebih dahulu dibekali dengan konsep-konsep pemikiran seperti yang tersebut di atas, karena pengertian hidâyah yang mereka kemukakan harus tidak keluar dengan perinsip-perinsip pemikiran yang telah digariskan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 567, "width": 376, "height": 28, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sesuai dengan perinsip keadilan Tuhan, Antroposentrisme dan kebebasan manusia, maka hidâyah menurut Mu‟tazilah adalah persoalan usaha", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 620, "width": 57, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "57 Ibid , hlm.5-6 58 Ibid , hlm.7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59 Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisis Perbandingan , (Jakarta: UI Press, 1868), hlm. 38", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "462", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 81, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "manusia sendiri, bukan Tuhan menciptakan iman dalam hati manusia. Untuk menguatkan pendapatnya mereka berdalil dengan: Terdapat kesesatan dan kejahatan di dunia ini adalah sebagai bukti adanya perbedaan tabi‟at dalam menerima petunjuk/menolaknya, hal ini membuktikan pula bahwa, hidâyah bukanlah karena paksaan Allah. 60 Mereka merujuk pada ayat QS. Fushshilat/41:44 dan QS. At-Taubah/9:124-125.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 238, "width": 359, "height": 13, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                    ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 377, "height": 41, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Dan Kami turunkan dari al-Qur‟ân suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi oranag-orang yang beriman dan al-Qur‟ân itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(QS. al-Isrā‟/17:821)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 374, "height": 74, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                                                   ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 377, "height": 108, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “ Dan jikalau Kami jadikan al-Qur‟ân itu suatu bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat- ayatnya?”. Apakah (patut al-Qur‟an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?. Katakanlah: al-Qur‟ân itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur‟ân itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauhlm.” 61 (QS. Fushshilat/41:44).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 376, "height": 81, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat di atas merupakan salah satu di antara dalil yang dipegang oleh Mu‟tazilah bahwa hidâyah diciptakan Tuhan tetapi manusia sendiri yang memilihnya berdasarkan kebebasan yang diberikan Allah kepadanya. Sekiranya Tuhan menciptakan hidâyah dan kesesatan dalam diri manusia, maka penerimaan Rasul sebagai pemberi kabar takut dan kabar gembira tidak ada manfaatnya, amal baik dan buruk tidak perlu diperhitungkan lagi dan banyak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 376, "height": 34, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60 Muhammad Yusuf Musa, al-Qur‟an al-Falsafah , (Mesir: Dār al-Ma‟ārif, 1966), hlm.135 61 Uang dimaksud “suatu kegelapan bagi mereka” ialah tidak memberi petunjuk kepada mereka. Lihat Depertemen Agama RI., al-Qur‟an dan Terjemahanya , (Semarang: CV. Toha Putra,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 373, "height": 22, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1989), hlm. 779. dan selain dua ayat tersebut mereka juga berdalil dengan ayat QS. al- Taubah/9:124-125.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "463", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 27, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ayat yang berkenaan dengan Tsawāb (balasan pahala) tidak ada fungsinya dan batallah ayat-ayat seperti:", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 184, "width": 257, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                             ", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 215, "width": 311, "height": 13, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                   ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 376, "height": 41, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syi‟ah Imamiyah cenderung kepada aliran Mu‟tazilah yang dalam faham teologinya menggunakan pendekatan antroposentris, yaitu sesuatu ditinjau dari sudut kepentingan manusia dan kemaslahatannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 376, "height": 136, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian, karena akal yang diberikan Allah kepada manusia, kebebasan memilih, petunjuk yang diberikan-Nya untuk seluruh manusia melalui rasul yang ditugaskan untuk menjelaskan dan menerangkan jalan yang baik dan yang buruk, maka tidak ada alasan bagi manusia berdalih dengan berbagai macam alasan. Barang siapa yang memilih kesesatan itu atas usaha sendiri, dan barang siapa yang memilih petunjuk, maka ia termasuk orang yang beriman dan taat, dan merekalah yang beruntung karena dapat mengambil manfaat dari petunjuk Tuhan dan Tuhan akan semakin menambah petunjuk dan menguatkan hati mereka untuk berpegang teguh kepada petunjuk-Nya itu.(Q.S. al-Kahfi/18:13-14).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 376, "height": 41, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di dunia akan ditambah petunjuk dan dikuatkan hatinya dalam iman, sedangkan di akhirat, akan diberikan pahala dan ditempatkannya di dalam surga(Q.S. Yūnus/10:9).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 376, "height": 81, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbeda dengan orang kafir meskipun petunjuk itu juga ditujukan kepada mereka, namun mereka tidak peduli dan tidak mau mendengar (Q.S. al- A‟rāf/7:198), sehingga di akhirat mereka berhak menerima siksaan di dalam neraka (QS. al-Nisā‟/4:168). Sedangkan pemikiran-pemikiran Asy‟ari berpijak pada pemahamannya bahwa Tuhan Maha Kuasa, tidak akan terjadi suatu apapun di dunia ini, jikalau bukan kehendak Tuhan. 62", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 376, "height": 68, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pemahaman ini al-Asy‟ari telah merumuskan penggunaan pendekatan teosentrisme yaitu segala-galanya ditinjau dari sudut kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Keadilan Tuhan mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluknya dan dapat berbuat sekehendak hati-Nya dalam kerajaan-Nya. 63", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 167, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62 Muhammad Yusuf Musa, Op.Cit , hlm. 94", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 375, "height": 22, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "63 Muhammad Abd al-Karīm al-Sahrastanī, Al -Milal wa al-Nihal , Ed, Muhammad ibn Fath Allah al-Badran, (Kairo: t.tp. 1951), Jilid I, hlm. 58.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "464", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 377, "height": 41, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karena Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak semutlaknya, manusia menurut Asy‟ari sangat bergantung kepada kehendak dan kekuasaan Tuhan, manusia hanya merupakan tempat bagi perbuatan Tuhan. 64", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 376, "height": 55, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Barangkali Asy‟ari telah cukup lama dididik oleh Mu‟tazilah , tidak setuju dengan orang-orang yang membantah pemakaian akal dalam pembahasan masalah-masalah agama dan dia juga sangat tidak senang terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan menggunakan akal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 243, "width": 376, "height": 68, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akal menurut Asy‟ari hanya sebagai saksi bukan sebagai hakim yang memutuskan. Berdasarkan kekuasaan mutlak Tuhan dan lemahnya manusia dalam mewujudkan perbuatan, maka hidâyah menurut mereka sesuai dengan prinsip di atas, yaitu manusia memperoleh hidâyah bukan karena usahanya tetapi diciptakan Tuhan dalam diri manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 376, "height": 68, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asy‟ari dalam bukunya “ Maqālāt al-Islāmīyīn wa al-Ikhtilāf al-Mushallīn” menguraikan masalah hidâyah. Hidâyah menurutnya adalah ciptaan Tuhan dalam diri manusia, Allah tidak memberikan hidâyah kepada orang kafir, sekiranya Allah memberikan hidâyah kepada mereka, maka sudah barang tentu mereka akan mendapatinya dan mereka tidak akan sesat. 65", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 377, "height": 68, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asy‟ari menjelaskan, al-Qur‟ân adalah petunjuk bagi orang taqwa, orang kafir gelap melihat al-Qur‟ân karena pada telinga mereka ada sumbatan sehingga mereka tidak mampu mendapat petunjuk dari al-Qur‟an. 66 Dalam menggunakan pendapatnya, Asy‟ari mengutip ayat-ayat al-Qur‟ân seperti QS. Fushshilat/41:44 dan al-Baqarah/2:2.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 446, "width": 376, "height": 68, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asy‟ari mempertegas lagi bahwa orang-orang kafir tidak semesti diberi taufiq, sejahtera ataupun memelihara mereka agar mau beriman. Petunjuk tidak dapat diberikan kepada mereka, sebab mereka tidak memperhatikan Allahlm. Asy‟ari tidak mengakui bahwa hidâyah diberikan Tuhan kepada segenap manusia karena banyak orang kafir yang telah disesatkan Tuhan. 67", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 513, "width": 315, "height": 14, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beliau berdalih demikian karena berpegang pada firman Allah SWT", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 597, "width": 135, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64 Harun Nasution, Op.cit ., hlm.108", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 376, "height": 23, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "65 Abu Hasan al-Asy‟ari, Maqalāt al-Islamīyīn wa al-Ikhhilāf al-Mushallīn , (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishrīyah, 1950), Jilid I, hlm.258.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 373, "height": 22, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66 Abu Hasan al-Asy‟ari, al-Ibānah „an Ushūl al-Diyānah , (Kairo: Dār al-Tab‟ah al- Munīrah, 1950), hlm.58", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 56, "height": 11, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67 Ibid , hlm. 59", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "465", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 374, "height": 13, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                           ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 373, "height": 13, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 218, "width": 297, "height": 13, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                            ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 40, "height": 14, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 240, "width": 320, "height": 108, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu, adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: \"Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?.\" dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang- orang yang fasik...” (QS. al-Baqarah/2:26). 68", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 376, "height": 95, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian imam al-Juwaini, yang merupakan salah satu tokoh aliran Asy‟ariyah telah membahas masalah hidâyah dalam bukunya al-Irsyād dengan begitu rinci. Menurutnya, hidâyah adalah menciptakan iman pada seseorang yang dilakukan hanya oleh Tuhan semata. 69 Juwaini berbahasa demikian, berdasarkan pemahamannya tentang ayat QS. Al-Qashash/28:56 dan al-A‟rāf/7:178 tersebut. Juwaini merasa lebih yakin lagi ketika ia mengaitkan ayat-ayat hidâyah di atas dengan ayat-ayat lain seperti:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 376, "height": 169, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68 Beliau berdalih demikian karena berpegang pada ayat QS. al-Baqarah/2:26. Asbābunnuzūl ayat ini diriwayatkan dari berbagai sumber yaitu diriwayatkan oleh Ibn Jarir dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibn Abbas, Murrah, Ibn Mas‟ūd dan beberapa sahabat lainnya, juga diriwayatkan dari Ibn Jarir yang bersumber dari al-Suddi oleh al-Wāhidi dari Abd al-Ghāni bin Sa‟id al-Tsaqafiy, dan diriwayatkan oleh Abd al-Razak dalam Tafsirnya dari Ma‟mar yang bersumber dari Qathadahlm. Namun menurut al-Suyūthi, bahwa yang paling shahih sanadnya adalah riwayat yang pertama (Ibn Jarir dari Abi Shaleh), karena lebih munasabah dengan permulaan surat. Ilustrasi Asbabunnuzulnya adalah:bahwa ketika Allah membuat dua contoh perumpamaan kaum munafiqin dalam firman-Nya surat (al-Baqarah/2:17 dan 19), berkatalah kaum munafiqin: “Mungkinkah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Luhur membuat contoh seperti itu?, maka Allah turunkan ayat tersebut (QS. al-Baqarah/2:26). Kemudian maksud “disesatkan Allah” dalam ayat di atas adalah:bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka menjadi sesat. Lihat K. HLM. Qamaruddin Shaleh, dkk., Asbabunnuzul: Latar Belakang Historis Turunnya ayat-ayat al-Qur‟an , (Bandung: CV. Diponegoro, 1992), Cet. ke-14, hlm. 22-24.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 208, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lihat juga, Depertemen Agama RI., Op. Cip ., hlm. 13", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 340, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69 Abd al-Malik Juwaini, Kitab al-Irsyād , (Mesir: Maktabah al-Khārijī, 1369 HLM./1950", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 47, "height": 11, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "M.), hlm.21", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "466", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 373, "height": 13, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                     ", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 188, "width": 228, "height": 13, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                            ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 376, "height": 54, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan Karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan: \"Hati kami tertutup.\" Bahkan,", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 264, "width": 319, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebenarnya Allah Telah mengunci mati hati mereka Karena kekafirannya,", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 277, "width": 320, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karena itu mereka tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka .(QS.", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 291, "width": 73, "height": 14, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "al-Nisā‟/4/155)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 374, "height": 43, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                          ", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 374, "width": 81, "height": 13, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                     ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 395, "width": 377, "height": 95, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: ” Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan(bacaan)mu, padahal kami Telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya. dan jikapun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata: \"Al-Quran ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu.\" (QS. al-An‟ām/6:25).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 377, "height": 41, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disamping pengertian yang telah diberikan di atas, Juawaini juga tidak menolak pengertian hidâyah dalam arti dakwah yaitu sebagai penyeru, petunjuk atau pemimpin, demikian beliau memahami ayat QS. Al-Syūrā/42;52.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 376, "height": 122, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pengertian yang diberikan oleh Juawaini tersebut, maka jelaslah beliau ini mengakui bahwa hidâyah bisa mengandung arti dakwah, akan tetapi yang menciptakan hidâyah iman dalam diri manusia hanyalah Tuhan semata- mata, maksudnya yang menciptakan hidâyah dalam diri seseorang adalah Allah, dan Dia sendiri yang memilih dan mengkhususkan orang-orang tertentu untuk diciptakan iman dalam dirinya, meskipun iman telah diciptakan dalam diri seseorang, namun hidâyah itu diberikan kepada umum yaitu kepada seluruh manusia, dan untuk menguatkan pendapatnya itu, ia mengutip ayat QS. Yunus/10:25.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "467", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 68, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian al-Qurthubi, juga salah seorang tokoh pembela aliran Asy‟ariyah telah menguraikan masalah hidâyah di dalam karya besarnya yaitu al- Jāmi‟ li ahkām al-Qur‟ân (Tafsir), menurutnya hidâyah adalah penciptaan iman dalam hati seseorang, yang menciptakannya tidak lain kecuali Allahlm. 70 Beliau beralasan demikian, karena bersandar pada ayat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 374, "height": 43, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                 ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 377, "height": 95, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Dan Sesungguhnya Kami Telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. (QS. Yūnus/10:13). Ayat di atas dijadikan dasar alasan oleh Qurtubi untuk menolak terhadap orang-orang yang menganggap hidâyah bukan penciptaan iman. 71", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 376, "height": 54, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Termasuk juga Ibn Katsīr, beliau adalah tokoh tafsir besar telah menguraikan pengertian hidâyah dalam tafsirnya, menurutnya, hidâyah adalah penciptaan iman dan melapangkan hati kepada tauhid, hal ini bisa kita lihat ketika ia menguraikan ayat QS. al-An‟ām/6:125 di atas. 72", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 376, "height": 54, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat diatas dijadikan dalil oleh Ibn Katsīr, bahwa Allah mempermudah dan memperlapangkan dada seseorang untuk menerima Islam dan menarik hatinya untuk benci kepada kekafiran dan kemasiatan. Ayat di atas dikaitkan dengan ayat:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 374, "height": 44, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 549, "width": 55, "height": 13, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "           ", "type": "Text" }, { "left": 414, "top": 549, "width": 15, "height": 13, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 608, "width": 376, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70 Imam al-Qurtubi, Al-Jamī‟ li Ahkām al-Qur‟an , (Kairo:Dār al-Kātib al-„Arabīyah, 1387 HLM./1996 M.), Jilid VIII, hlm. 317-318", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 165, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71 Lebih lanjut lihat, ibid , Jilid XIV, hlm. 47", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 339, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72 Ibn Katsir al-Quraisyi, Tafsir al-Qur‟an al-Azhīm , (Beirut: Dār al-Fikr, 1414", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 134, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HLM./1994 M.), Jilid II, hlm. 215", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "468", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 135, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Dan Ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullahlm. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka itulah orang- orang yang mengikuti jalan yang lurus. (QS. Al-Hujurāt/49:7). Dan sebagai kesimpulan pendapat Ibn katsir tentang hidâyah adalah mengandung arti penciptaan iman oleh Tuhan, cara menciptakannya adalah melapangkan dada, mempermudah jalan, menarik hatinya supaya suka Islam serta membersihkan hati dari kekafiran.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 376, "height": 243, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disamping para mufassir di atas, al-Thabari , telah menjelaskan pengertian hidâyah pada tafsirnya, ia menyatakan bahwa hidâyah pada hakikatnya adalah hanya Allah semata-mata yang menciptakan iman, karena pada QS. Al-Baqarah/2:26 tersebut, jelas sekali bahwa dengan perumpamaan itu Allah menyesatkan orang munafik dan menambahkan kesesatan bagi yang sesat, menunjuki orang-orang mukmin dan menambahkan petunjuk kepada mereka. 73 Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dikatakan bahwa hidâyah menurut Asy‟ariyah adalah penciptaan iman dan taat pada diri manusia, karena hal ini sesuai dengan konsep yang mereka anut yaitu Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak semutlaknya, aliran ini menggunakan pendekatan teosentris yaitu sesuatu ditinjau dari sudut kepentingan Tuhan. Karena Keadilan Tuhan menurut pengakuan Asy‟ariyah berbeda dengan keadilan menurut pengakuan Mu‟tazilahlm. Keadilan menurut Asy‟ariyah adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, Tuhan sebagai pencipta segala sesuatu, tentu saja semua ciptaan-Nya itu menjadi miliknya, oleh karena itu, Tuhan bertindak menurut kehenda-Nya adalah pantas, bahwa itu adalah ciptaan dan milik-Nya sendiri dan ia lebih tahu terhadap tindakan-Nya dan menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya sebagaimana terlihat dalam QS. Fātir/35:8 di atas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 376, "height": 54, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam menguatkan pendapatnya Asy‟ari menempuh cara dengan memilih ayat-ayat lain yang bisa sejalan dengan pengertian hidâyah yang dipahaminya seperti memilih ayat QS. al-Ra‟d/13:3, QS,.Ibrāhīm/14:4, QS. al- Nisā‟/4:155, dan al-Mā‟idah/5:13.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 376, "height": 42, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayat-ayat di atas dijadikan alasan untuk menguatkan pendapat mereka, mereka cukup dengan berpegang pada zhahir lafazh tanpa menggunakan ta‟wil yang lebih jauh; lafazh-lafazh yang dipegang oleh Asy-ari adalah", "type": "Text" }, { "left": 416, "top": 608, "width": 70, "height": 13, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ثٔدط , ٍٚش , عذؽ ,", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73 Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jamī‟ al-Bayān „an Ta‟wili Āyi al-Qur‟an , (Beirut Lubnan: Dār al-Fikr, 1408 HLM./1988 M.), Juz I, hlm.181", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 377, "height": 559, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "469 مؼٚ , جُهعج , dan dari lafazh-lafazh tersebut menunjukkan bahwa Allah menguasai, menghalangi, menyesatkan, mengunci hati dan menjadikan hati mereka keras. Karena itu tidak ada alasan bila pencipta hidâyah dalam hati manusia selain Allahlm.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 377, "height": 54, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Argumen rasional juga diberikan Asy‟ari dengan contoh, pohon bergerak, dan bumi bergoncang disebabkan hembusan angin dan getaran gempa bumi, begitu pula hubungannya dengan hidâyah, terdapat atau tidaknya tergantung pada penyebab yang lain, yaitu kehendak mutlak Tuhan. 74", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 258, "width": 376, "height": 95, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karena itu, aliran Asy‟ariyah agak tidak merasa sulit dalam menyesuaikan diri dengan ayat-ayat tentang hidâyah , karena kebanyakan ayat-ayat tentang hidâyah secara zahiriah, lafazhnya menunjukkan bahwa hidâyah diciptakan Tuhan dalam diri manusia, tetapi kesulitan dihadapi Asy‟ariyah adalah ketika berhadapan dengan ayat-ayat yang berhubungan dengan balasan amal sesuai dengan apa yang telah dikerjakan di dunia sebagai upah apa yang mereka berbuat, bunyi ayat:", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 361, "width": 297, "height": 13, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                   ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 382, "width": 377, "height": 217, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.(QS. al-Sajadah:17) Ketika mereka berhadapan dengan ayat-ayat hukuman dan ganjaran di akhirat nanti, mereka mengatakan bahwa hal tersebut tidak masalah, karena masalah hukuman dan ganjaran adalah urusan Tuhan, apakah dia memasukkan ke dalam surga atau ke neraka, terserah kepada-Nya, bahwa Ia Maha segala- galanya. Menurut aliran Salaf bahwa hidāyah itu adalah disamping manusia bebas memilih sendiri, namun keterlibatan Tuhan dalam memberi taufiq tidak akan terlepas. Hal ini memang sesuai dengan konsep yang mereka anut, yaitu kembali kepada Qur‟an hadis, praktik para sahabat serta mengharamkan penafsiran al- Qur‟ân dengan mengutamakan rasio semata-mata, bahwa dengan tujuan menundukkan al-Qur‟ân yang benar menurut ibn Taimiyah adalah penafsiran ayat-ayat al-Qur‟ân dengan al-Qur‟an, al-Qur‟ân dengan hadits, dan al-Qur‟ân (ayat) dengan perkataan sahabat. 75", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 631, "width": 165, "height": 11, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74 Muhammad Yusuf Musa, Op.cit , hlm.123", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 376, "height": 22, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75 Ibn Taimiyah, Muqaddimah Li Ushūl al-Tafsīr , (Kuwait:Dār al-Qur‟an al-Karīm,tt.), hlm.99-102.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "470", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 68, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aliran ini (Salaf) menempuh jalan tengah antara aliran Mu‟tazilah yang menganggap hidâyah sebagai usaha perolehan manusia dan aliran Asy‟ariyah yang menganggap hidâyah sebagai penciptaan iman dalam diri manusia. Mereka berusaha mengkompromikan atau menetralisasikan antara kebebasan manusia dengan kehendak Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 379, "height": 82, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengenai hal tersebut, Ibn Taimiyah memberikan ulasan, bahwa Tuhan dianggap sebagai segala sesuatu, termasuk apa yang ada pada diri manusia, 76 termasuk kemampuan dan dorongan mengerjakan sesuatu, tetapi manusia dalam bertindak dan berbuat, bebas menurut keinginannya dengan menggunakan akal dan perasaan yang telah diciptakan-Nya itu. Lalu beliau mengutip beberapa ayat, diantaranya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 373, "height": 13, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                    ", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 336, "width": 113, "height": 13, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                       ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 377, "height": 122, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Sesungguhnya (ayat-ayat) Ini adalah suatu peringatan, Maka barangsiapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allahlm. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Insān/76:29-30) Ayat di atas dijadikan alasan oleh Ibn Taimiyah , disamping bahwa manusia bebas memilih dalam memperoleh hidâyah, dan segala resiko amal perbuatannya akan dipertanggungjawabkan sendiri di akhirat nanti dan juga keterlibatan Tuhan di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 376, "height": 27, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain ayat di atas, juga bisa dilihat bagaimana cara ibn Taimiyah mengartikan QS. al-Nahl/16:93 dan al-Qashash/28:56. 77", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 376, "height": 41, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya yang dipahami dari ayat di atas adalah mempermudah jalan, sehingga pengertiannya adalah: Allah mempermudah jalan kepada orang yang dikehendaki dan mempersulit jalan bagi orang yang tidak dikehendaki-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 377, "height": 68, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu pendukung aliran salaf adalah Ibn Hazm , beliau memberikan komentar mengenai hidāyahlm. Menurutnya manusia bebas memperoleh hidâyah berdasarkan hasil usahanya sendiri, tetapi kebebasan manusia dalam memilih bukanlah tidak terikat dengan kehendak Tuhan. Karena setiap pekerjaan hamba padanya terdapat tiga unsur; unsur kemampuan, unsur tercegahnya usaha, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 373, "height": 22, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76 Abu Zahrah, Ibn Taimiyah Hayātuh wa Atsruh Ārā‟uh wa Fiqhuh , (t.tp:Dār al-Fikr al- „Arabi, 1373 HLM./1954 M.), hlm.306.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 318, "height": 11, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77 Di sini tidak ditulis kembali ayat yang dimaksud, karena telah tertulis pada bab I.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "471", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 376, "height": 163, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "unsur kekuatan dari Allah sebagai pemberi Taufiq. 78 Beliau memberikan alasan lagi, Tuhan menciptakan dalam diri manusia akal dan nafsu, antara akal dan nafsu selalu berperang, masing-masing ingin menang sendiri, maka apabila Allah menguatkan dan membantu nafsu untuk mengalahkan akal dengan kekuatan yang datang dari Allah, maka manusia tersebut akan berada dalam kesesatan. Dan bila Allah ingin mengalahkan nafsu dengan kekuatan yang datang dari-Nya, maka orang tersebut berada dalam petunjuk. Contoh yang lebih konkrit lagi untuk membuktikan keterkaitan antara kebebasan manusia dengan kehendak Tuhan, Ia menunjukkan orang bodoh bagaimanapun berusaha tidak menjadi pandai, orang yang mempunyai sifat dengki sulit bisa dikikis sifat dengkinya itu. Jadi menurut ibn Hazm keterkaitan antara kebebasan manusia dengan kehendak Tuhan dapat digambarkan seperti berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 296, "height": 14, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Panca indera manusia sebagai alat kebebasan untuk memilih", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 324, "width": 297, "height": 14, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Nash sebagai tanggung jawab dari perbuatan baik dan buruk", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 376, "height": 27, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Nafs (jiwa) adalah taufiq dari Allah, menciptakan segala kekuatan dalam memilih dan menolak hidâyah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 376, "height": 149, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan di zaman modern, yang ditandai dengan dinamika manusia, sehingga ia dapat menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi yang banyak membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan umat manusia, keyakinan seseorang mengenai hubungan perbuatannya dengan Tuhan adalah sangat penting. Mengenai hal ini dalam teologi dan filsafat ada dua konsep. Satu pendapat mengatakan bahwa semua perubahan manusia telah ditentukan semenjak azali, sebelum ia lahir, dan paham ini dalam teologi Islam disebut Jabariahlm. dalam teologi Barat pendapat itu disebut Fatalisme atau predestination. Pendapat lain mengatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan-sungguhpun terbatas sesuai dengan keterbatasan manusia dalam keimanan dan perbuatan yang hendak di laksanakannya. 79", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 377, "height": 56, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam hal ini Muhammad Abduh mengatakan bahwa sebagaimana manusia tahu akan wujudnya tanpa memerlukan bukti apapun, begitu pulalah ia mengetahui adanya perbuatan atas pilihan sendiri ( زٚز جٛض لاث ّن جًعث ) dalam dirinya. 80", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 376, "height": 22, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78 Abu Zahrah, Ibn Hazm Hayātuh wa Atsruh Ārā‟uh wa Fiqhuh , (t.tp:Dar al-Fikr al-Arabi, 1373 HLM./1954 M.) hlm. 233-236", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 376, "height": 22, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79 Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah , (Jakarta: UI Press, 1987), Cet. ke-I, hlm.64", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 340, "height": 11, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80 Muhammad Abduh, Risālah al-Tauhīd , (Beirut: Dār al-Syurūq, 1414 HLM./1994 M),", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 66, "height": 11, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cet. ke-1, hlm.61", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "472", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 376, "height": 54, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hukum alamiyah yang menentukan adanya perbuatan atas pilihannya sendiri itu dalam diri manusia. Muhammad Abduh percaya betul pada pendapat bahwa alam ini diatur hukum alam tidak berubah-ubah yang diciptakan Tuhan, menurutnya mencakup semua makhluk.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 376, "height": 230, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Segala yang ada di alam ini diciptakan sesuai dengan hukum alam atau sifat dasarnya. Manusia tidak terkecuali dari ketentuan universal ini. Manusia diciptakan sesuai dengan sifat-sifat dasar yang khusus baginya dan dua diantaranya, menurut Muhammad Abduh , adalah berfikir dan memilih perbuatan sesuai dengan pemikirannya. 81 Dengan demikian jelaslah bahwa salah seorang pemikir dan pemimpin penting dari pembaharuan, Muhammad Abduh menegaskan, manusia secara alami mempunyai kebebasan dalam menentukan kemauan dan perbuatan. Manusia tidak berbuat sesuatu kecuali setelah mempertimbangkan akibat- akibatnya dan atas pertimbangan inilah ia mengambil keputusan melaksanakan atau tidak melaksanakan perbuatan dimaksud. Pendapat ini sejalan dengan keyakinan menurut hukum alam ciptaan Tuhan (sunnah Allah), yaitu manusia mempunyai kebebasan dalam kemauan, dan juga mempunyai daya dalam dirinya untuk mewujudkan perbuatan yang dikehendakinya itu. Dan lanjut Muhammad Abduh menegaskan, ketika ia menyebut bahwa dalam melaksanakan perbuatannya, baik fisik maupun fikiran, manusia mempergunakan kemampuan dan daya yang diciptakan Tuhan dalam dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 376, "height": 68, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pertentangan di atas (pendapat Abduh), maka timbullah pertanyaan kembali, sejauh manakah kebebasan manusia itu? Ia menjawab/menyebutkan bahwa manusia baginya tidak mempunyai kebebasan Absolut. Bahkan ia mengatakan bahwa seorang yang mengatakan manusia mempunyai kebebasan mutlak adalah orang yang angkuh dan takabbur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 376, "height": 54, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dan dalam kitabnya Tafsir al-Qur‟ân al-Hakīm (al-Manār), ia menjelaskan bahwa manusia, sungguhpun berbuat atas kemauan dan pilihannya sendiri, namun tidaklah sempurna daya, kemauan dan pengetahuannya. Kebebasan manusia ada batas-batasnya. 82", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 554, "width": 373, "height": 27, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya bagaimana Muhammad Abduh mengomentari QS. al- Nisā‟/4:78 yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 642, "width": 54, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81 Ibid , hlm. 64", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 653, "width": 329, "height": 11, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82 Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah , Op.cit ., hlm.65-66", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 99, "width": 104, "height": 12, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hidayah dalam Al-Qur‟an", "type": "Page header" }, { "left": 181, "top": 694, "width": 219, "height": 14, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 469, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "473", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 373, "height": 13, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 373, "height": 13, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                               ", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 218, "width": 13, "height": 13, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ", "type": "Formula" }, { "left": 265, "top": 218, "width": 221, "height": 13, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                    ", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 376, "height": 243, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: ini adalah dari sisi Allah\", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: \"ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)\". Katakanlah: \"Semuanya (datang) dari sisi Allah\". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun. (QS. al-Nisā‟/4: 78). Muhammad Abduh berkomentar, bahwa firman Allah di atas menjelaskan tentang pandangan yang batil dari orang-orang kafir Yahudi dan kaum munafik di waktu Nabi hijrah ke Madinahlm. Pada waktu itu, jika mereka mendapat kesenangan dan nikmat, maka mereka berkata bahwa Allah telah memuliakan mereka dengan itu, sebagai perlindungan terhadap mereka, dan hidâyah rasul tidak terpengaruh apa-apa terhadap hal itu. Tetapi apabila ditimpa kesusahan, mereka mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh kesialan Muhammad. Pandangan mereka ini adalah batil. Sebab, baik nikmat maupun musibah diciptakan dan diadakan oleh Allah di dalam kerajaan-kerajaan-Nya, sesuai dengan sunnah-sunnah yang telah digariskan-Nya dan sebab musabbab yang telah diadakan-Nya. 83", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 376, "height": 33, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83 Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, Tafsīr al-Qur‟ān al-Hakīm , (Beirut:Dār al-Fikr, 1393 HLM./1973 M.), Juz V, hlm. 267. Lihat juga, Ahmad Mustafa al-Marāghi, Tafsir al-Marāghi , (Beirut:Dār al-Fikr, 1394 HLM./1974 M.),Juz IV, Cet. ke-3, hlm.96", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 65, "height": 12, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bustami Saladin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 17, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "474", "type": "Page footer" }, { "left": 205, "top": 694, "width": 214, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nuansa, Vol. 10 No. 2 Juli – Desember 2013", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 149, "width": 79, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 376, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Ghafar Hamid Hilal, al-Arabiyah (Kairo: Mathba‟ah al-Jabalawi, 1995), cet. IV", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 222, "width": 374, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Hamîd al-Maslûth dkk, al-Adab al-Arabi baina al-Jâhiliyah wa al-Islâm", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 236, "width": 193, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Kairo: al-Mathba‟ah al-Munîriyah, 1995)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 377, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Jabbâr bin Ahmad, Syarh al-Ushûl al-Khamsah , ditahkik oleh Abdul Karîm Utsmân (Kairo: Maktabah Jumhuriyah, 1996), cet. III", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 373, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Qâhir al-Jurjâni, Dalâ‟il al-I‟jâz , diedit oleh Mahmûd Muhammad Syâkir (Mesir: Maktabah al-khanji, 1989), cet. II", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 321, "width": 377, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdurahmân bin Ali bin Muhammad al-Jauzi, Zâd al-Musîr fî Ilm at-Tafsîr (Beirut: al-Maktab al-Islâmi, 1404 H), vol. I", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 376, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdurahmân bin al-Kamâl Jalâluddîn as-Suyûthi, ad-Dur al-Mantsûr (Beirut: Dâr al-Fikr, 1993), vol. I", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 387, "width": 376, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdurahmân bin Muhammad bin Makhlûf ats-Tsa'âlabi, al-Jawâhir al-Hisân fî Tafsîr al-Qur'ân (Beirut: Muassasah al-A'lami li al-Mathbû'ât, t.t.), vol. I", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 376, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdurrahmân Badawi, Min Târîkh al-Ilhâd fî al-Islâm (Kairo: Sîna li an-Nasyr,", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 434, "width": 60, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1993), cet II", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 373, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abî al-Fadhal Jalâluddîn Abdurahmân Abi Bakar as-Suyûthi, al-Itqâb fî Ulûm al- Qur‟ân (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiah, 1995), vol. I, cet. III", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 376, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abî Husain Ahmad bin Fâris bin Zakariya, Mu‟jam Maqâyîs al-Lughah , diedit oleh Abdussalâm Muhammad Hârûn, (Beirut: Dâr al-Jail, t.t.), vol. III", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 376, "height": 28, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abî Muhammad Abdulmalik bin Hisyâm al-Mu'ârifi, as-Sîrah an-Nabawiyah li Ibn Hisyâm (Beirut: Dâr al-Fikr, 11994), vol. II", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 552, "width": 237, "height": 14, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abû Hayyân at-Tauhîdi, al-Bahr al-Muhîth (t.p., t.t.)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 376, "height": 27, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abû Muhammad Ibnu Hazm, an-Nabadz fî Ushûl al-Fiqh az-Zhâhiri (Al-Anwâr: Thab'ah al-Aththâr wa al-Khanji, 1940)", "type": "Text" } ]
4900aa43-2d21-b839-f40c-1ccc373aa0bf
https://ejurnal.uij.ac.id/index.php/CONS/article/download/1643/1267
[ { "left": 207, "top": 36, "width": 299, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/CONS", "type": "Page header" }, { "left": 523, "top": 782, "width": 19, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 172, "top": 85, "width": 287, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi Masalah Diri Siswa dan Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 294, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga 1 , Nurul Syafitri Alwi 2 , Siti Aisah 3 1,2,3 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 180, "width": 63, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 193, "width": 107, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "___________________ Received: 12 September 2022 Revised:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 245, "width": 81, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 September 2022", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 258, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 270, "width": 91, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 September 2022 __________________", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 295, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 308, "width": 85, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan; Diri Siswa; Implikasi Bimbingan Konseling", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 352, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 365, "width": 100, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Problems; Students; Implications of Counseling Guidance _______________________", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 179, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 193, "width": 326, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_________________________________________________________ Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk menginterpretasikan masalah diri siswa yang dialami di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan serta untuk mengetahui implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling. Metode penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan desain penelitian survei. Subjek yang terlibat pada penelitian ini adalah 62 siswa/i dari kelas VII-2 dan VII-5 di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan di Kota Medan. Metode pengumpulan data menggunakan angket AUM Umum Format 2 SLTP. Penggunaan AUM Umum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat permasalahan siswa terutama pada bidang diri pribadi. Permasalahan yang dialami oleh siswa sangat bervariasi setiap individunya, hal ini juga yang dialami siswa kelas VII di MTsN 2 Medan. Masalah adalah situasi atau kondisi yang dialami seseorang yang belum terselesaikan sehingga menyulitkan seseorang untuk mencapai tujuannya. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil ialah mayoritas siswa mengalami ceroboh atau kurang hati-hati; penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung; dianggap keras kepala oleh orang lain; rendah diri atau kurang percaya diri; dan mudah marah.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 411, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 449, "height": 207, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the students' self-problems experienced at Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan and their implications for Guidance and Counseling. This research method is a quantitative description with a survey research design. The subjects involved in this study were 62 students from grades VII-2 and VII-5 at Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan in Medan City. The data collection method used the General AUM Format 2 Junior High School questionnaire. The use of General AUM aims to determine the level of student problems, especially in the field of personal self. The problems experienced by students vary greatly for each individual, this is also experienced by class VII students at MTsN 2 Medan. A problem is a situation or condition experienced by a person that has not been resolved, making it difficult for a person to achieve his goals. From the research conducted, the results obtained are that the majority of students experience carelessness or carelessness; timid, shy or easily confused; considered stubborn by others; low self-esteem or lack of confidence; and irritable Dipublikasikan oleh: Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Islam Jember e-ISSN 2623-033X", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 36, "width": 299, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 96, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 452, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di dalam hidup ini, tidak ada orang yang lepas dari segala masalah. Dalam hal ini, berbagai faktor dapat menyebabkan masalah terkait pendidikan dan masalah diri. Ada faktor- faktor yang dapat menghambat siswa dalam memaksimalkan potensinya. Ada masalah yang berkaitan langsung dengan individu dan ada masalah yang tidak berhubungan langsung dengan individu. Waktu untuk memecahkan masalah juga bervariasi dari setiap individu. Demikian pula, beberapa teknik pemecahan masalah dapat diselesaikan sendiri, sementara yang lain dapat diselesaikan dengan individu yang bersangkutan dan ada juga yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 452, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orientasi dan konseling guru sangat penting untuk perkembangan remaja. Santrock (2014) menyatakan bahwa pubertas adalah masa transisi, terjadi antara usia 10 sampai dengan 12 dan berakhir antara usia 18 sampai dengan 22. Perkembangan fisik, koginitif dan psikososial terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Jika siswa dapat mengendalikan diri, mereka dapat mengelola masalah yang dihadapinya (Papalia et al., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 330, "width": 446, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Layanan BK di sekolah adalah layanan yang diberikan oleh guru BK. Salah satu tanggung jawab dan kewajiban guru BK di sekolah adalah melakukan kegiatan sosialisasi, yang merupakan komponen kunci dari Pola BK 17. Salah satu jenis kegiatan pendampingan bimbingan dan konseling adalah Instrumentation Application (AI). Dalam Pedoman Pengembangan Diri (2006:7), instrumensasi merupakan proses pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya yang dilakukan dengan menggunakan berbagai cara. Data ini dapat digunakan untuk mempelajari siswa dan pengalaman belajarnya. Di sisi lain, Prayitno (2006:3) menyatakan bahwa tujuan umum penggunaan alat pengukur adalah untuk memperoleh data pengukuran untuk kondisi pelanggan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 476, "width": 446, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah merupakan situasi atau kondisi yang belum terselesaikan atau yang belum terpecahkan yang menyulitkan seseorang mencapai tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995), kata 'masalah' berarti sesuatu yang perlu diselesaikan. Dengan kata lain, masalah adalah sesuatu yang perlu diselesaikan sesegera mungkin. Menurut Prayitno (2004: 4), masalah dapat dicirikan sebagai (1) adanya sesuatu yang tidak diinginkan, (2) sesuatu yang perlu dihilangkan, dan/atau (3) adanya sesuatu yang mengganggu atau merugikan. Bimbingan dan konseling mengungkapkan berbagai jenis masalah siswa dan membaginya menjadi masalah umum dan masalah belajar (Prayitno, 1997; Imran, 2013; Ifdil dan Ilyas, 2017). Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum sering digunakan untuk menggambarkan keadaan psikologis siswa. Menurut Nurhasanah dan Farozin (2019), alat ini sangat berguna karena dapat membantu kita memahami perasaan dan pikiran siswa.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 652, "width": 446, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa bidang Rumusan Masalah Umum yang menjadi tantangan, antara lain Jasmani dan Kesehatan (JDK), Diri Pribadi (DPI), Hubungan Sosial (HSO), Ekonomi dan Keuangan (EDK), Karir dan Pekerjaan (KDP), serta Pendidikan dan Pelajaran (PDP). Agama, nilai, dan moral (ANM) penting bagi pemuda dan pernikahan. Kondisi dan hubungan keluarga (HMP) juga penting, terutama bagi kaum muda. Waktu luang (WSG) penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan. Berbagai permasalahan yang dialami siswa akan memberikan gambaran tentang keadaan psikologisnya, yang akan ditindaklanjuti oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 446, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 85, "width": 446, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konselor sekolah atau guru bk dalam kegiata program bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling termasuk bagian penting dari pendidikan, yang dirancang untuk membantu siswa mencapai potensi penuh dan kemandirian mereka.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 139, "width": 446, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permasalahan yang dialami oleh siswa sangat bervariasi setiap individunya. Hal ini juga yang dialami siswa kelas VII di MTsN 2 Medan yang selalu mengalami permasalahan, terutama pada diri pribadi, seperti tidak melakukan apa yang menjadi tanggung jawab sendiri, sering melamun atau berkhayal, sering merasa sedih, mudah marah, takut ditinggal sendiri dll. Berdasarkan hal itu, peneliti tertarik mengungkap lebih lanjut permasalahan siswa kelas VII MTsN 2 Medan pada bidang diri pribadi sehingga peneliti mendapatkan Deskripsi Masalah Diri Siswa dan Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 50, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 457, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metodologi deskriptif kuantitatif dengan jenis desain penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VII MTsN 2 Medan. Sampel yang diambil merupakan siswa kelas VII-2 dan VII-5 berdasarkan random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah AUM Umum dengan metode pengumpulan data menggunakan angket AUM Umum Format 2 SLTP. Penggunaan AUM Umum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat permasalahan siswa pada bidang diri pribadi. Data yang didapat kemudian dianalisa sehingga ditemukan penjelasan secara deskripsi mengenai permasalahan diri siswa dan dampaknya terhadap bimbingan dan konseling.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 146, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 34, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 457, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, serta data berupa angket yang diberikan peneliti kepada siswa/i sebagai topik penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kelalaian, pemalu, penakut atau mudah bingung, dipandang keras kepala oleh orang lain, kepercayaan diri yang rendah, dan lekas marah. Hasil temuan yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 577, "width": 241, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1.1 Hasil Penelitian di MTsN 2 Medan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 600, "width": 443, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Pernyataan Masalah Jumlah % 1. Tidak melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab 4 6% 2. Terlanjur berolok-olok yang menyebabkan orang lain tidak senang 8 13% 3. Mengalami masalah karena memiliki kebiasaan yang berbeda dari orang lain 12 19% 4. Terlanjur melakukan suatu perbuatan yang salah 15 24% 5. Mengalami kesalahan karena terpaksa mengingkari janji 8 13% 6. Sering mimpi buruk 9 15%", "type": "Table" }, { "left": 229, "top": 36, "width": 299, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 86, "width": 443, "height": 297, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Sering melamun atau berkhayal 24 39% 8. Ceroboh atau kurang hati-hati 32 52% 9. Sering merasa sedih 22 35% 10. Kurang bersungguh-sungguh dalam menghadapi sesuatu 16 26% 11. Mudah gugup dalam mengemukakan pendapat 21 34% 12. Penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung 24 39% 13. Dianggap keras kepala oleh orang lain 24 39% 14. Takut mencoba sesuatu yang baru 16 26% 15. Mudah marah 23 37% 16. Takut ditinggal sendiri 14 23% 17. Mengalami masalah karena dianggap kekanak-kanakan 10 16% 18. Rendah diri atau kurang percaya diri 24 39% 19. Kurang mampu mengemukakan pendapat 16 26% 20. Sering membesar-besarkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu 5 8% 21. Tidak lincah dan kurang mengetahui cara-cara bergaul 15 24% 22. Kurang pandai memimpin 12 19% 23. Sering membantah apa yang dikatakan orang lain 7 11% 24. Mudah tersinggung atau sakit hati 22 35% 25. Lambat menjalin persahabatan 16 29%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 451, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tabel yang ada di atas, dapat dilihat sebanyak 4 (6%) orang siswa yang tidak menjalankan tanggung jawab sendiri. Sebanyak 8 (13 %) orang siswa terlanjur berolok-olok yang menyebabkan orang lain tidak senang. Sebanyak 12 (19 %) orang siswa memiliki kebiasaan yang berbeda sehingga mengalami masalah. Sebanyak 15 (24 %) orang siswa terlanjur melakukan suatu perbuatan yang salah. Sebanyak 8 (13 %) orang siswa mengalami kesalahan karena terpaksa mengingkari janji. Sebanyak 9 (15 %) orang siswa sering mimpi buruk. Sebanyak 24 (39 %) orang siswa sering melamun atau berkhayal. Sebanyak 32 (52 %) orang siswa ceroboh atau kurang hati-hati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 452, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebanyak 22 (35 %) orang siswa sering merasa sedih. Sebanyak 16 (26 %) orang siswa kurang bersungguh-sungguh dalam menghadapi sesuatu. Sebanyak 21 (34 %) orang siswa mudah gugup dalam mengemukakan pendapat. Sebanyak 24 (39 %) orang siswa penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung. Sebanyak 24 (39 %) orang siswa dianggap keras kepala oleh orang lain. Sebanyak 16 (26 %) orang siswa takut mencoba sesuatu yang baru. Sebanyak 23 (37 %) orang siswa mudah marah. Sebanyak 14 (23 %) orang siswa takut ditinggal sendiri. Sebanyak 10 (16 %) orang siswa mengalami masalah karena dianggap kekanak-kanakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 452, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebanyak 24 (39 %) orang siswa harga diri rendah. Sebanyak 16 (26 %) orang siswa kurang mampu mengemukakan pendapat. Sebanyak 5 (8 %) orang siswa sering memperpanjang sesuatu yang tidak perlu. Sebanyak 15 (24 %) orang siswa tidak pandai bergaul. Sebanyak 12 (19 %) orang siswa kurang pandai memimpin. Sebanyak 7 (11 %) orang siswa sering membantah apa yang dikatakan orang lain. Sebanyak 22 (35 %) orang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 446, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 452, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa mudah tersinggung atau sakit hati. Sebanyak 16 (29 %) orang siswa lambat menjalin persahabatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 74, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 452, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian terhadap 100 siswa SMP yang dilakukan oleh Nurhasanah & Farozin menggunakan AUM UMUM menemukan bahwa layanan konseling bergantung pada kemampuan guru BK dalam memfasilitasi dan mendukung penyelesaian masalah yang dihadapi siswa (Nurhasanah & Farozin, 2019). Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa pengaturan diri sendiri dan belum terbiasa dengan disiplin diri. Oleh karena itu, program yang dibuat oleh guru bk di sekolah dapat berfokus pada masalah pribadi siswanya, sehingga menyelesaikan masalah mereka dengan memberikan layanan seperti: Layanan Konseling Kelompok. Selain itu, guru BK juga dapat mencari dukungan teman sebaya untuk membantu mereka menyelesaikan masalahnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 452, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah siswa lain di bidang ini yaitu pemalu, penakut, dan mudah bingung. Masalah ini bisa terjadi karena anak masih menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan ragu serta takut untuk berinteraksi dengan teman, merupakan salah satu faktornya. Biasanya juga karena kepribadian mereka yang pemalu, mereka cenderung gugup di tempat ramai dan tempat dengan banyak orang. Mereka akan sedikit gelisah dan takut untuk melakukan sesuatu, terutama ketika mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah. Rasa malu merupakan kekuatan yang ada dalam diri yang mendorong seseorang dan membuat mereka merasa rendah diri. Rasa malu juga bisa diakibatkan oleh pengalaman menyakitkan yang begitu mendalam sehingga seseorang merasa kurang percaya diri. Orang tua dapat melakukan berbagai cara agar menghilangkan rasa takut dan malu pada anak, yaitu dengan menenangkan anak ketika merasa takut atau malu; mengajak anak beraktivitas dengan orang lain; jangan membicarakan keburukan atau kekurangan anak; memberikan pujian ketika anak melakukan sesuatu yang positif; dan sering memeluk anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 457, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesulitan dalam belajar mandiri dapat disebabkan oleh ketidakmampuan remaja untuk mendapatkan kepercayaan diri melalui dukungan dari lingkungan sosial dan fungsi sosial mereka. Kecemasan ini diketahui sebagai akibat dari pemikiran negatif (bias kognitif) yang mempengaruhi perilaku remaja. Menurut Burns (1988), reaksi emosional yang tidak menyenangkan yang dialami oleh seseorang dapat menunjukkan bahwa keyakinan tentang diri mereka mungkin tidak rasional, dan mungkin menunjukkan bahwa peristiwa yang mereka alami mungkin tidak rasional, yang memungkinkan individu untuk dapat belajar membentuk pikiran objektif dan rasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 457, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah lain yang dihadapi siswa adalah memiliki rasa percaya diri yang rendah. Kurangnya kepercayaan biasanya diakibatkan oleh berbagai penyebab. Orang tua sering menjadi penyebab utama kurangnya rasa percaya diri anak. Karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anaknya dan orang tua yang membesarkan anaknya. Kata-kata orang tua yang tidak sesuai dengan hati anak secara tidak langsung menurunkan rasa percaya diri anak. Lingkungan sekolah dan bermain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian anak. Seperti anak yang tidak percaya diri. Orang tua harus selalu mengawasi", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 36, "width": 299, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 457, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak-anaknya. Mungkin karena lingkungan bermainnya dapat membuatnya ragu untuk membangun kepercayaan dirinya, dia enggan mengembangkan potensinya, dia merasa stres dan tertekan, bahkan cenderung takut dan malu ketika bersama orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 457, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi mengubah kepribadian anak kurang percaya diri, 1) Kebiasaan selalu memuji prestasi anak, ini adalah penghargaan baginya untuk mencoba menjadi yang terbaik sesuai yang dia bisa. Jangan pernah meremehkan atau merendahkan bakat anak. 2) Beri anak sebutan-sebutan yang positif. 3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 457, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam berbagai tulisan, sering disebutkan bahwa anak-anak cenderung mengasihani diri sendiri dan merasa bersalah ketika orang tua dan guru mencoba menggunakan ejekan untuk mendidik mereka. Akibatnya, anak kurang memiliki kemampuan dan keberanian untuk menggali kemampuannya sendiri, dan sikap orang tua, guru, dan teman sebayanya dapat berdampak signifikan, terutama jika itu menyangkut hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Ketika anak sering diejek atau dikucilkan, mereka kehilangan kepercayaan diri, menjadi takut untuk mencoba hal baru, dan merasa bakat serta kemampuannya tidak dapat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 457, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sikap emosional seorang guru terhadap siswa sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini akan memberikan keberanian penuh bagi anak, dalam perkembangan anak, proses pembelajaran bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi tanggung jawab bersama. Guru juga harus mencapai hal ini dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, rasa percaya diri sangat dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya. Orang yang tumbuh di lingkungan yang sehat, harmonis dan damai dapat mengembangkan rasa percaya diri, sedangkan mereka yang tumbuh di lingkungan yang penuh kekerasan atau yang kurang baik, maka anak akan kehilangan kepercayaan diri dan sulit untuk berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 457, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gejala kecemasan dimulai dengan kelemahan spesifik dalam berbagai aspek kepribadian. Berbagai kecemasan pribadi sering dialami dan seringkali menjadi masalah sumber kepercayaan diri. Khususnya: disabilitas, fisik yang kurang memuaskan, ekonomi yang buruk, status sosial, daya saing yang buruk, kecerdasan yang buruk, pendidikan yang buruk, perbedaan lingkungan, kurang persiapan. Situasi ini pasti membuat orang merasa tidak aman, tidak stabil, pemalu, tidak ramah, sulit beradaptasi, tidak terbiasa, dan sedikit gugup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 457, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukardi (2008: 53) berpendapat bahwa bimbingan individu dapat membantu siswa dalam menemukan serta mengembangkan diri yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, seimbang dan mandiri, serta sehat jiwa dan raga. Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah adaptasi siswa, dan solusi yang dapat diberikan ialah dengan memberikan layanan konseling individu. Prayetno (2004: 4) mengemukakan, bahwa mencirikan masalah umum yang dimiliki individu dapat dilihat dari sesuatu yang tidak disukainya, hal-hal yang memicu permasalahan sekaran dan yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 457, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum AUM (2005:238) secara khusus dibagi menjadi sembilan kelompok soal, yaitu yang berkaitan dengan: tubuh dan kesehatan, diri sendiri, hubungan antar masyarakat,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 446, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 457, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ekonomi dan keuangan, pendidikan kejuruan, agama, nilai-nilai dan moral, hubungan dengan jenis kelamin lain dan pernikahan, ikatan keluarga, waktu luang. Masalah yang sering dikomunikasikan siswa kepada guru bk adalah masalah sederhana yang dapat mereka selesaikan sendiri, tetapi jika masalahnya serius, akan membutuhkan lebih banyak upaya untuk mengatasinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 452, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah bisa ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal yang menimbulkan perasaan tidak puas yang dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk berfungsi. Guru bk dapat menerapkan prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling sehingga guru dapat memberikan layanan konseling yang prima. Guru BK mempunyai semua tugas, tanggung jawab, hak dan kepentingan dalam kegiatan konselingnya dengan beberapa siswa. Masalah yang disajikan siswa berkaitan dengan kekhawatiran dan ketakutan tentang hal-hal yang tidak pasti, mudah tersinggung, tidak terkendali, dan dilupakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 452, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu pendekatan yang terbukti efektif dalam membantu siswa mengatasi kecemasan adalah layanan konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan eksistensial humanistik, yaitu pendekatan yang mengintegrasikan ketidakamanan individu dalam mengembangkan kesadaran diri, memiliki kebebasan memilih, tidak bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan dan membuat pilihan tersebut. Menurut May's Feist & Feist (2008), orang pada umumnya mengalami kecemasan ketika mereka menyadari bahwa keberadaan mereka atau beberapa nilai yang mereka diidentikkan dapat dihancurkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 452, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengenai hal itu, guru bimbingan konseling dapat membuat program yang membantu para siswa dalam mengatasi masalah pribadinya. Program tersebut dapat dibuat dalam program bk tahunan, program bk semesteran, program bk bulanan, program bk mingguan, dan program bk harian. Program tersebut fokus mengatasi masalah-masalah: (1) lalai, (2) sering melamun dan berkhayal, (3) penakut, pemalu atau mudah menjadi bingung, (4) dianggap keras kepala oleh orang lain, (5) kurang percaya diri, yang semuanya diarahkan kepada pengembangan diri pribadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 457, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menyelesaikan masalah yang ada, siswa perlu memberitahu tentang masalah diri apa pun yang mereka miliki, jika siswa lebih terbuka dan menceritakan masalah mereka, siswa akan mendapat manfaat dari keterbukaan seperti yang dikatakan guru BK atau konselor yang membuat mereka merasa tenang pikiran, ketenangan, kenyamanan dan rasa memiliki terhadap sesuatu yang berguna bagi kehidupan masa depan. Jika masalah yang dialaminya disimpan sendiri dan tidak mau diceritakan, dapat berdampak negatif bagi siswa itu sendiri, seperti kehidupan sehari-hari menjadi tidak efisien, kesepian dan tanpa semangat hidup. Siswa dapat menceritakan keadaan tersebut kepada guru BK/Konselor sehingga dapat mengatasi masalah yang dialami siswa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 457, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prayitno (2004:4) menyatakan bahwa suatu masalah adalah masalah jika (a) tidak tepat, (b) memerlukan penyelesaian segera, dan (c) dapat mengganggu atau merugikan diri sendiri atau orang lain. Siswa dengan masalah pribadi akan membuat masalah semakin serius dan sulit untuk dipecahkan jika tidak diceritakan. Maka dari itu, konselor/guru bk perlu lebih optimal dalam mendampingi siswa dalam memberikan layanan konseling individual, sebagai proses interpersonal dimana konselor/Guru bimbingan dan konseling dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan dalam menemukan dan memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 36, "width": 299, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 63, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 457, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan temuan penelitian dan uraian pendapat peneliti, masalah utama yang dialami siswa MTsN 2 Medan adalah kecerobohan atau kelalaian, pemalu, penakut atau mudah bingung, dipandang keras kepala oleh orang lain, harga diri rendah atau kurang percaya diri, dan lekas marah. Guru Bimbingan dan konseling mampu mengembangkan program bimbingan dan konseling yang dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah siswa. Program bimbingan dan konseling adalah program bk yang berbasis kebutuhan siswa dan dikembangkan oleh guru bimbingan dan konseling menjadi program bk tahunan, program bk semesteran, program bk bulanan, program bk mingguan, dan program bk harian. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan Alat Ungkap Masalah (AUM) Umum dan berbagai alat pendukung lainnya yang dilakukan guna untuk melakukan penilaian kebutuhan siswa secara efektif dan efisien serta untuk mengurangi masalah yang sedang dialami siswa, terutama masalah diri pribadi siswa, dan juga untuk mengembangkan program konseling yang dapat memenuhi kebutuhan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 112, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 457, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasmaniar. (2018). Survey tentang Masalah-Masalah yang Dihadapi Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Inuman. PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran) , 1 (1), 65–75.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 458, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Egy Novita Fitri, M. (2016). Manfaat Layanan Konseling Kelompok dalam Menyelesaikan Masalah Pribadi Siswa. Pendidikan Indonesia , 2 (2), 19–24. http://jurnal.iicet.org", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 457, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kholili, M. I., & Hidayat, R. R. (2021). Pengembangan Instrumen Asesmen Permasalahan Siswa SMP. TERAPUTIK: Jurnal Bimbingan Dan Konseling , 5 (1), 55–63. https://doi.org/10.26539/teraputik.51637", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 458, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusaini, U. N. (2021). Identifikasi Permasalahan Santri Melalui Instrumen Alat Ungkap Masalah di Pondok Pesantren Yogyakarta. Bimbingan Konseling Pendidikan Islam ,", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 544, "width": 77, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 (02), 10–20.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 457, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulkiyan, M. (2017). Mengatasi Masalah Kepercayaan Diri Siswa melalui Konseling Kelompok. Jurnal Konseling Dan Pendidikan , 5 (3), 136–142.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 596, "width": 179, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.29210/120800", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 457, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munirah, M. (2018). Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 633, "width": 433, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TARBAWI : Jurnal Pendidikan Agama Islam , 3 (02), 111–127. https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1597", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 457, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution, A. F. (2021). Analisis Asessmen Kebutuhan Siswa dalam Penyusunan Program BK di Sekolah. Bimbingan Dan Konseling , 8 (2), 126–136.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 457, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pohan, R. A. (2018). Konstribusi Kepercayaan Diri dan Persepsi Siswa terhadap Kegiatan Merespon dalam Pembelajaran Serta Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling. Bimbingan Dan Konseling , 2 (2), 146–161.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 446, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Harwansyah Putra Sinaga, Nurul Syafitri Alwi, Siti Aisah Jurnal Consulenza: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi Volume 5, Nomor 2, Halaman 208 - 216, September 2022", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 457, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prayitno, D. P., & Effendi, Z. M. (2017). Pemanfaatan Hasil AUM PTSDL untuk Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 99, "width": 433, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bimbingan dan Konseling. Konselor , 6 (3), 105–112. https://doi.org/10.1007/XXXXXX-XX-0000-00", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 458, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Stevani, H., Riska Andriani, & Fijriani, F. (2019). Analisis Kondisi Psikologis Siswa Serta Implikasinya Terhadap Program Bimbingan Dan Konseling. ENLIGHTEN (Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam) , 2 (2), 62–67. https://doi.org/10.32505/enlighten.v2i2.1343", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 458, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suryani, R., Said, A., & Sukmawati, I. (2019). Hambatan Yang Dialami Guru BK Untuk Melaksanakan Instrumen Non-Tes Dalam Pelayanan BK Dan Usaha Mengatasinya. Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling Dan Pendidikan , 2 (1), 33–40. https://doi.org/10.30596/bibliocouns.v2i1.3035", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 457, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyawan, D. (2020). Inklusi dalam Pendidikan Jasmani: Perspektif Siswa Penyandang Disabilitas. Jurnal Penelitian Pembelajaran , 6 (3), 746–762. https://doi.org/10.29407/js_unpgri.v6i3.14891", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 458, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunus, H. A. K. (2019). Keefektifan Bimbingan Pribadi Dalam Memecahkan Masalah Siswa Kurang Adaptasi Di Smp Negeri 1 Tanete Rilau. Jurnal Bimbingan Dan Konseling , 6 (2), 1–9. https://jurnal.stkipmb.ac.id/index.php/bkmb/article/view/15", "type": "List item" } ]
2978f427-a710-8e23-ded5-81a9a1b531f6
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/malia/article/download/3265/2190
[ { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 229", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 59, "width": 200, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Malia: Jurnal Ekonomi Islam Accreditation of Sinta 4 Number 36/E/KPT/2019 Volume 13 Number 2, June 2022, Pages 229-244 Print : 2087-9636 Online : 2549-2578", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 120, "width": 359, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "PEMANFAATAN FINTECH PEER TO PEER SYARIAH: PERSPEKTIF FIQIH MUAMALAH", "type": "Title" }, { "left": 238, "top": 179, "width": 39, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 192, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 205, "width": 149, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 224, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Article Info", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 224, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 236, "width": 55, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Article History:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 245, "width": 85, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Received Mar 02 th, 2022 Revised Jun 01 th, 2022 Accepted Jun 28 th, 2022", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 273, "width": 103, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Available onlineon Jul 07, 2022", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 237, "width": 265, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "This study aims to examine fintech from the perspective of its muamalah fiqh elements. The methodology used in this paper is to use a library research model with a literature study approach. Research results show that fintech is a breakthrough and new innovation in all economic activities. It can be seen the benefits in various sectors, especially in the financial sector, will be left behind if the institution is not supported by fintech. The application of sharia principles in sharia Peer To Peer Lending fintech is in accordance with the Fatwa of the MUI National Sharia Council No. 117/DSN-MUI/II/2018 to be kept away from usury, gharar (uncertain), maysir (speculation), tadlis (secret), dharar (make loss to the other party) and haram.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 287, "width": 56, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keyword: Fiqh Muamalah, fintech,", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 314, "width": 66, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Peer To Peer Sharia", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 342, "width": 99, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DOI: 10.35891/ml.v13i2.3265", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 357, "width": 99, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Corresponding Author: Muhlis, email: muhlis.masin@uin-alauddin .ac.id", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 401, "width": 90, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Paper type : Research paper", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 401, "width": 185, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "MALIA CC BY license. Copyright © 2022, the author(s)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 423, "width": 396, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fintech perspektif unsur fiqih muamalahnya. Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini yakni menggunakan model library riset dengan pendekatan studi pustaka. Hasil riset menunjukkan bahwa fintech sebagai terobosan serta inovasi baru dalam seluruh kegiatan ekonomi. Hal itu bisa terlihat penggunaannya diberbagai sektor khususnya pada sektor keuangan, akan sangat tertinggal lembaga tersebut bila tidak didukung oleh fintech . Penerapan prinsip syariah pada fintech Peer To Peer Lending syariah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.117/DSN-MUI/II/2018 untuk dijauhkan dari riba, gharar (tidak pasti), maysir (spekulasi), tadlis (merahasiakan kecacatan), dharar (membuat rugi pihak lain) dan haram.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 568, "width": 272, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kata Kunci : Fiqih Muamalah, fintech , Peer To Peer Syariah", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "230 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 75, "width": 388, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Financial technologi merupakan kependekan dari fintech (teknologi finansial). fintech merupakan istilah yang populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Ketika seseorang mendengar istilah fintech , maka yang terlintas dalam pikirannya adalah segala kemudahan dan kecepatan dalam transaksi keuangan, seperti kemudahan dan kecepatan dalam pembayaran, peminjaman, pengiriman, dan sebagainya. Dengan fintech diharapkan dapat menghemat waktu, pikiran, tenaga, dan biaya. Pada hakikatnya, fintech adalah layanan keuangan berbasis teknologi. Pembayaran tagihan listrik, cicilan kendaraan, atau premi asuransi secara online adalah beberapa contoh produk fintech yang sering digunakan dalam keseharian, demikian juga dengan pengiriman uang atau pengecekan saldo melalui online banking (Fahlefi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 250, "width": 388, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Teknologi digital merupakan terobosan serta inovasi baru dalam seluruh kegiatan ekonomi. Hal tersebut dapat mempengaruhi sektor perdagangan, pertanian dan secara khusus pada sektor keuangan. Salah satu sektor yang saat ini dikembangkan yaitu finansial technology atau lebih dikenal dengan istilah fintech yang menjadi inovasi terbaru masa kini. Pengertian fintech Syariah menurut Mukhlisin dalam Dodi (2018) adalah kombinasi, inovasi yang ada dalam bidang keuangan dan teknologi yang memudahkan proses transaksi dan investasi berdasarkan nilainilai syariah. Ia berpendapat, walaupun fintech ini merupakan terobosan baru tetapi mengalami perkembangan yang pesat. Islam merupakan agama yang komprehensif sehingga dalam bidang keuangan ini harus memiliki aturan yang sesuai dengan prinsipnya sesuai syariah (Yarli, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 440, "width": 387, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keuangan syariah adalah suatu sistem keuangan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram), yang tidak dapat dijamin oleh system konvensional. fintech merupakan salah satu bisnis berbasis software dan teknologi modern yang menyediakan jasa keuangan. Perusahaan fintech pada umumnya adalah perusahaan start-up yang memberikan layanan dan solusi keuangan kepada pelanggan seperti pembayaran mobile, transfer uang, pinjaman, penggalangan dana, dan bahkan manajemen aset. fintech Syariah berarti layanan dan solusi keuangan yang diberikan perusahaan teknologi/startup fintech , yang berbasis hukum-hukum Islam/syariah ( fintech ,", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 631, "width": 34, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2017).", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 231", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 234, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech adalah sebuah layanan yang menyediakan produk produk keuangan dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi yang mengalami perkembangan yang pesat. Dan juga, fintech bukanlah termasuk layanan yang telah disediakan oleh lembaga perbankan akan tetapi model bisnis baru yang memanfaatkan kemajuan tekologi yang sangat dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Jasa maupun produk yang ditawarkan oleh perusahaan fintech guna mendukung masyarakat perihal bertransaksi dalam keuangan tanpa memilki rekening layaknya perbankan. Meski fintech bukanlah lembaga keuangan seperti perbankan akan tetapi telah diatur dalam Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia agar masyarakat terjamin dan terlindungi dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, suatu lembaga keuangan berbasis keuangan harus atau wajib mendaftarkan ke dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar menjadi lembaga yang legal. Jenis dari fintech memang memiliki berbagai sektor dari: payment, lending, agregator, crowfunding, personal or financial planning (Maziyah et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 297, "width": 388, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pelaksanaan fintech Syariah di Indonesia pun mulai mendapat perhatian dari pemerintah dengan dikeluarkannya Fatwa berkaitan dengan fintech Syariah oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan Prinsip Syariah. Namun sayangnya pendahulu dari fintech syariah yakni fintech konvensional memberikan citra yang kurang baik dengan munculnya pemberitaan dan stigma negatif tentang pelaksanaan fintech yang terjadi di masyarakat. Beberapa demo bahkan kasus bunuh diri terjadi di masyarakat dikarenakan fintech yang berbentuk pinjaman online yang menjerat kalangan masyarakat menengah kebawah. Kehadiran fintech syariah yang berlandaskan pada prinsip syariah diharapkan mampu memperbaiki tujuan awal dari kehadiran fintech yang seharusnya memudahkan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan dan transaksi ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah (Hiyanti et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 520, "width": 388, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi BerdasarkanPrinsip Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuanganberdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan Pemberi Pembiayaan dengan PenerimaPembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melaluisistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, atau menyebarkan informasi elektronik di bidang layanan jasa keuangan. Teknologi Informasi", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "232 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, atau menyebarkan informasi di bidang layanan jasa keuangan. Pemberi Pembiayaan adalah pihak yang memiliki dana dan bermaksud memberikan pembiayaan untuk membantu pihak yang membutuhkan dana. Penerima Pembiayaan adalah pihak yang menggunakan dana yang bersumber dari Pemberi Pembiayaan (DSN-MUI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 171, "width": 388, "height": 407, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kadar kehalalan fintech sangat dipengaruhi oleh seberapa besar terpenuhinya aspek-aspek kehalalannya dan seberapa kecil kadar aspek-aspek keharamannya, seperti Payment Gateway, Dompet Digital ( Digital Wallet ), Manajemen Kekayaan ( Wealth Management ), Pembiayaan Sosial ( Social Crowdfunding) , Peminjaman ( Lending ) halal dari sisi terotitik, tetapi bisa haram dari sisi praktik karena aspek kehalalannya tidak terpenuhi. Sebuah produk fintech Syariah bisa juga halal dari sisi teoritis akan tetapi bernilai subhat ketika aspek kehalalan dan keharamannya sama. Begitu juga produknya halal, tetapi dijalankan oleh perusahaan yang berbeda, maka kehalalannya bisa berbeda pula tergantung dari aspek apa yang terpenuhi dari sisi kehalalannya. Masyarakat sering terjebak dalam produk yang berlabel syariah tanpa melihat aspek operasionalnya. Tidaklah salah melihat sebuah prodak muamalah berlabel Syariah adalah halal, namun ada yang lebih penting dari narasi syariah yakni hakikat Syariah sendiri, yakni bahwa sebuah perbuatan muamalah wajib terhindar dari transaksi yang ribawi, maysir, gharar, risywah, tadlis, israf, kehalalan. Namun, dalam transaksi fintech nilai kesyariahan juga harus memperhatikan aspek akuntabilitas, Adil dalam bertransaksi, transparasi informasi, Kewajaran, Kesetaraan, Kesalehan sosial agar kadar kesyariahan atau kehalalan lebih tinggi. Jadi kesyariahan itu memiliki kadar yang berbeda- beda tergantung seberapa besar terpenuhi unsur syari’nya. Literasi tentang Syariah perlu ditingkatkan untuk menghidari perilaku masyarakat yang sering mengambil keuntungan pribadi maupun kelompok, dari ketidakfahaman makna syariah. Bahwa umat muslim dengan cepatnya perkembangan teknologi tidak dapat menjastifikasi kesyariahannya sebelum melihat proses operasionalannya. Hukum fintech sangat fluktuatif berkenaan dengan manfaat dan kemadorotan yang ditimbulkan dari proses tersebut (Aziz, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 583, "width": 387, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Antusiasme masyarakat terhadap pertumbuhan praktek ekonomi syariah sangat tinggi, terlebih dengan menjamurnya pendirian lembaga keuangan syariah (LKS) salah satunya adalah fintech syariah. fintech syariah merupakan inovasi layanan keuangan berbasis syariah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Selain memberikan penawaran dan skema yang berbeda dari layanan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 233", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 281, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "konvensional, juga memberikan batasan tertentu terhadap penggunaan dana yang di berikan oleh investor atau pemberi pinjaman. Kenyamanan yang ditawarkan fintech berbasis syariah tidak lepas dari karakteristik bisnis syariah yang bersandar kepada pondasi ekonomi syariah yaitu ketuhanan (ilahiah ), keadilan (al-adl), kenabian ( an nubuwah ), pemerintahan (al khalifah), dan hasil (al maad). Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan toritas Jasa Keuangan 77/POJK.01/2016, adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. fintech ( fintech) merupakan inovasi layanan keuangan dengan menggunakan teknologi agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses produk dan layanan keuangan yang tidak bisa diakomodir oleh layanan keuangan tradisional. Adapun keuntungan yag didapatkan ketika menggunakan layanan fintech syariah ialah antara penerima pinjaman atau pembiayaan tidak perlu bertatap muka langsung dan kebutuhan finanssial lebih mudah terpenuhi serta sebagaimana umat muslimyaitu melakukan kegiatan keuangan bersadasarkan syariah Islam (Wahyuni, 2019b).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 361, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "B. KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 146, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Definisi fintech ( fintech )", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 393, "width": 370, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech merupakan salah satu bisnis berbasis software dan teknologi modern yang menyediakan jasa keuangan. Perusahaan fintech pada umumnya adalah perusahaan start-up yang memberikan layanan dan solusi keuangan kepada pelanggan sepertipembayaran mobile, transfer uang, pinjaman, penggalangan dana, dan bahkan manajemen aset. fintech menjanjikan ekosistem baru industri keuangan dengan biaya rendah, meningkatkan kualitas layanan keuangan, dan menciptakan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 504, "width": 370, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "lanscapekeuangan yang lebih beragam dan stabil. Payung hukum fintech memakai Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016 tanggal 29 Desember 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dan PBI (Peraturan Bank Indonesia 18/40/PBI/2016 tanggal 14 November 2016 tentang penyelanggaraan pemrosesan transaksi pembayaran. Meskipun belum ada payung hukum yang khusus untuk fintech syariah, namun beberapa startup sudah mulai bermunculan. Kira- kira peraturan untuk fintech Syariah berbunyi seperti ini: “Layanan Jual Beli/Kemitraan/Pembiayaan/Sewa Menyewa Syariah”. Menurut data fintech Office Bank Indoensia 2017 kontribusi sektor formal jasa keuangan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "234 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 59, "width": 370, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "besarannya hanya 36% dan sisanya 64% merupakan kontribusi dari sektor keuangan informal. Trilogi pemberdayaan Konsumen memiliki hubungan yang erat dalam mewujudkan masyarakat yang well literate , dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan (financial well being ). Adalah manfaat bagi konsumen dan pelaku bisnis jasa keuangan syariah serta perekonomian (Djawahir, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 171, "width": 370, "height": 264, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Teknologi keuangan pada dasarnya dapat mempermudah pergerakan manusia dalam bertransaksi keuangan. Konsep teknologi keuangan memanfaatkan jaringan internet dalam jaringan yang digunakan setiap saat oleh manusia. Teknologi keuangan meminimalisir atau bahkan menghilangkan regulasi dan syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi keuangan, diantaranya adalah adanya perjanjian dan kewajiban bertemunya produsen dan konsumen. Konsep yang demikian cocok bila diterapkan dalam lingkup konvensional. berbeda dengan syariah yang pada dasarnya masih menganjurkan adanya akad dan pertemuan antara produsen dan konsumen. Dua aspek tersebut bertujuan untuk menghindari adanya potensi penipuan dan dirugikannya salah satu pihak. Namun, dalam maenghadapi masa depan, kedua aspek tersebut mulai disesuaikan kembali. Dewan Standar Nasional Majelis Ulama Indonesia membuat fatwa yang menjabarkan bahwa tidak harus dipenuhinya syarat adanyakad langsung dan bertemunya produsen dan konsumen. Dalam hal ini akad bisa digantikan dengan dokumen elektronik asalkan memenuhi syarat keseimbangan, kewajaran, dan keadilan sesuai syariah (Narastri, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 441, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Landasan fintech Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 456, "width": 370, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Digitalisasi saat ini memungkinan sektor perbankan dan jasa keuangan syariah melakukan transformasi untuk meraih pasar yang lebih luas dan menciptakan produk praktis yang cocok untuk kebutuhan masyarakat. Sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, layanan keuangan digital atau fintech ( fintech ) syariah memiliki potensi pertumbuhan yang besar, terutama melalui adanya layanan investasi dan pembiayaan syariah. Secara jangka panjang, kehadiran perusahaan teknologi finansial yang berbasis syariah juga bisa memberikan akses dan edukasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan khususnya di daerah untuk mendapatkan layanan jasa keuangan syariah dengan mudah dan cepat fintech syariah di Indonesia di atur dan mengacu pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Nomor 117/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 235", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 59, "width": 370, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Prinsip Syariah. Berdasarkan fatwa tersebut, yang dimaksud dengan layanan fintech berdasarkan prinsip syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan pemberi pembiayaan dengan penerima pembiayaan dalam rangka melakukan akad pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet (Wahyuni, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 155, "width": 333, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech syariah menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 171, "width": 370, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "transaksinya. Sehingga, terdapat perbedaan dalam bunga atau riba, akad, mekanisme penagihan hingga penyelesaian sengketa, serta harus memberikan kebermanfaatan bagi pihak-pihak yang saling bertransaksi. Perkembangan fintech Syariah di Indonesia di dukung oleh keberadaan Asosiasi fintech Syariah Indonesia (AFSI). AFSI didirikan sebagai wadah untuk memajukan ekonomi syariah melalui teknologi finansial. Saat ini AFSI telah membentuk lembaga khusus yaitu AFSI Institute yang mempunyai beberapa program seperti workshop dan pelatihan fiqih muamalah, AFSI Goes To Campus , konsultasi bisnis syariah serta melakukan riset dan kajian-kajian mengenai ekonomi Islam, guna mendukung realisasi potensi fintech Syariah di Indonesia. Saat ini anggota dari AFSI berasal dari berbagai vertikal fintech seperti Peer To Peer lending , aggregator , dan equity crowdfunding . Dalam perkembangannya, fintech Syariah mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya literasi di kalangan masyarakat terkait keberadaan layanan keuangan Syariah berbasis teknologi. Guna menjawab tantangan ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mendukung edukasi dan sosialisasi fintech Syariah di Indonesia (Aftech, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 74, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "C. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 490, "width": 380, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fokus tujuan pada penelitian ini untuk mengkaji Pemanfaatan fintech Peer To Peer Syariah dalam Perspektif fiqih muamalah. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan atau literature review, yaitu dengan mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, artikel, catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Sari & Asmendri, 2020). Riset dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi (Wicaksono & Maunah, 2021). Pengumpulan data terkait Pemanfaatan fintech Peer To Peer Syariah dalam Perspektif fiqih muamalah, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "236 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 380, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "(POJK), fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI), Peraturan Perundang-undangan yang bersumber dari website resmi Bank Indonesia, OJK, DSN-MUI, serta artikel ilmiah, majalah, dan buku. Data yang diperoleh kemudian dilakukan identifikasi dan analisis konten terkait Pemanfaatan fintech Peer To Peer Syariah dalam Perspektif fiqih muamalah. Selanjutnya, dilakukan analisis kemudian penarikan kesimpulan terkait Pemanfaatan fintech Peer To Peer Syariah dalam Perspektif fiqih muamalah di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "D. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 218, "width": 388, "height": 297, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Perkembangan industri fintech yang semakin meningkat menawarkan berbagai inovasi layanan keuangan seperti dalam industri perbankan dan lembaga keuangan yang sudah ada. Peran dan fungsi industri fintech semakin penting dalam sektor keuangan karena nilai tambah yang diberikan terutama inovasi teknologi informasi sehingga perbankan syariah harus merespon dengan baik dari beberapa aspek. Dari aspek benefit diketahui bahwa faktor prioritas adalah hemat biaya operasional dan pemasaran melalui kolaborasi dengan fintech . Aspek opportunity antara lain bahwa fintech merupakan peluang mempromosikan perbankan syariah sebagai lembaga keuangan inklusif yang menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat. Faktor prioritas dari aspek cost adalah infrastruktur pendukung fintech mengandung biaya tinggi sehingga diperlukan persiapan yang matang. Aspek pangsa pasar menjadi faktor risk serius bagi perbankan syariah. Tergerusnya pangsa pasar perbankan syariah oleh industri fintech menjadi ancaman serius apabila perbankan syariah mengabaikan strategi yang tepat. Namun, secara umum keberadaan fintech bagi perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah peluang ( opportunity ) yang memberikan harapan. Peluang tersebut bisa diraih dengan melakukan sinergi atau kerjasama strategis perbankan syariah dengan industri fintech sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan (Helmi Muhammad, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 520, "width": 388, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Perkembangan teknologi menjadi peluang bagi semua industry termasuk industri keuangan khususnya industri fintech syariah untuk merevolusi kegiatan konvensional menjadi sebuah inovasi layanan dan produk digital yang memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya. Namun, potensi disruptif pada fintech syariah tidak boleh diremehkan. Disrupsi fintech syariah bak pisau bermata dua, ia dapat berayun kepada dua arah. Sisi baiknya, Inovasi fintech memberikan pilihan yang lebih selaras dengan kebutuhan individu. Dengan lebih banyak pilihan, konsumen menikmati biaya layanan keuangan yang lebih kompetitif. Sehingga, teknologi terbaru yang dianut oleh fintech", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 237", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "yang memanfaatkan internet, perangkat seluler dan integrasi media sosial menjadikan transaksi keuangan lebih mudah dan nyaman digunakan. Namun sebaliknya, fintech syariah menemui beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi dalam proses pengembangan skema syariah di dalam industri keuangan nasional (Alfaris et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 348, "width": 123, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sumber: (Fitranto, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 366, "width": 262, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Gambar 1: Skema Peer To Peer (P2p) fintech Syariah", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 382, "width": 388, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech dengan basis pemanfaatan teknologi di bidang keuangan, melalui fintech agar memberi kemudahan dalam memenuhi kebutuhan keuangan. Kehadiran fintech memberiken akses dan kemudahan tanpa bertemu langsung dengan pihak yang menggunakan transaksi keuangan. Selain itu, fintech syariah memberikan akses keuangan yang lebih fleksibel dapat diakses selama 24 jam bagi penggunanya. Produk-produk fintech syariah saat ini telah berkembang dan banyak digunakan oleh masyarakat luas, tanpa terkecuali untuk kegiatan investasi. Secara umum ada tiga jenis produk dari fintech , yaitu produk multypayment (alat pembaayaran), urunan dana ( crowdfunding ), dan Peer To Peer Lending (P2P). kesemua produk ini dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat luas. Dalam bertransaksi menggunakan fintech syariah harus dipastikan bahwa perusahaan itu legal (resmi), berizin dan atau terdaftar di lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jenis fintech yang dapat menjadi pilihan untuk berinvestasi yaitu Peer To Peer Lending (P2P), investor dapat menempatkan dananya melalui perusahaan fintech dengan nominal tertentu, jadi investor dapat memilih langsung, perusahaan fintech dan jenis bisnis yang ingin dibiayai.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "238 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 387, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keuntungan yang diperoleh dapat dilakukan melalui simulasi, dengan nominal yang ingin dibiayai. Saat ini telah hadir fintech konvensional dan fintech syariah dengan produk P2P dapat dijadikan wadah untuk berinvestasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 107, "width": 388, "height": 186, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keuntungan berinvestasi pada P2P investor dapat memilih langsung bisnis- bisnis yang ingin didanai, sehingga dapat prospek dari usaha tersebut. Saat ini jenis fintech P2P syariah juga sudah banyak dan menawarkan pembiayaan bisnis dengan nominal investasi yang relatif sangat murah, mulai dari 100.000 rupiah dapat membiayai proyek bisnis tertentu. Dalam jangka waktu tertentu dapat memperoleh imbal hasil dari penempatan dana investasinya di P2P syariah. Jenis fintech P2P syariah hanya menawarkan produk-produk yang halal yang sesuai dengan prinsip syariah, sehingga tidak ada produk-produk non halal. Investasi melalui fintech syariah dilakukan dengan mudah, dan dapat membiayai sektor riil termasuk untuk sektor UMKM, jadi investor dapat memperoleh keuntungan dan dapat memberi dukungan untuk pertumbuhan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 297, "width": 388, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Perbedaan antara fintech Peer To Peer Lending syariah dan fintech Peer To Peer Lending konvensional antara lain: Pertama, dari aspek regulasi yang mengaturnya, pada fintech konvensional penyelenggaraan fintech Peer To Peer", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 345, "width": 388, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Lending diatur dalam Peraturan BI No.19/12/PBI/2017 mengenai", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 361, "width": 388, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penyelenggaraan fintech . Kebijakan dari BI dan OJK tersebut juga menjadi landasan hukum penyelenggara bagi fintech Peer To Peer Lending syariah. Yang membedakannya yaitu adanya perhatian dari MUI terkait dengan hal ini sehingga dikeluarkannya fatwa DSN-MUI No.117/DSN-MUI/II/2018 mengenai pelayanan pembiayaan menggunakan teknologi yang berdasarkan prinsip syariah.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 456, "width": 388, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kedua, adanya Dewan Pengawas Syariah dalam fintech syariah, selain menjadi pembeda dengan fintech konvensional, juga sebagai penjamin dan pengawas dalam pelaksanaan fintech syariah. Ketiga, dalam mekanisme kerja antara fintech konvensional dan fintech syariah yang membedakan tentunya dengan adanya prinsip syariah. Berkenaan dengan produk fintech syariah, Perbedaan prinsipnya setidaknya terdapat pada tiga hal yang tidak boleh ada pada fintech syariah, yaitu gharar (adanya ketidakpastian), maysir (bertaruh atau judi), dan riba (jumlah bunga yang melewati ketetapan). Keempat, dalam prakteknya, pada fintech konvensional umumnya pinjaman yang diberikan bersifat konsumtif, sedangkan dalam fintech syariah adanya pembiayaan yang produktif dan lebih bervariasi misalnya untuk pendidikan, haji, umroh dan lain- lain yang tidak ada pada fintech konvensional. Penerapan prinsip syariah pada fintech Peer To Peer Lending syariah telah sesuai dengan Fatwa Dewan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 239", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Syariah Nasional MUI No.117/DSN-MUI/II/2018 yaitu: dijauhkan dari riba , gharar (tidak pasti), maysir (spekulasi), tadlis (merahasiakan kecacatan),", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 91, "width": 388, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "dharar (membuat rugi pihak lain) dan haram ; Akad baku sesuai dengan prinsip keseimbangan, keadilan dan wajar yang ditetapkan oleh hukum Syariah (Lova, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 139, "width": 388, "height": 296, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam menjadi pendana di amartha, prinsip-prinsip Islam dalam berinvestasi dilakukan di Amartha. Pertama, dana dari pendana tidak diinvestasikan pada hal-hal yang haram. Pendana dapat memilih peminjam- peminjam di Amartha, data-data peminjam ditampilkan dalam situs amartha, baik itu jenis usahanya, plafon yang diberikan, bahkan oleh tim Amartha diberikan scoring kepada para peminjam. Kedua, dengan keterbukaan data yang ada maka akan memperkecil resiko diantara pendana dan pembiaya. Pendana secara bebas dapat memilih untuk memberikan dananya kepada yang membutuhkan. Ketiga, dalam akad yang dilakukan pihak amartha menggunakan prisnsip syariah dengan menggunakan akad murabahah, ijarah, dan hiwalah. Dengan akad ini pendana terhindar dari unsur riba. Pendana di Amartha juga diberikan proteksi atas dana yang diberikan sehingga tidak ada gharar atau kezoliman yang menimpa pendana. Syariah Islam bertujuan untuk memberikan kebahagiaan kepada manusia baik di dunia maupun di akhirat. Menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga keturunan, menjaga harta dan menjaga akal merupakan bentuk penjagaan dari syariah Islam agar manusia mendapatkan kebahagiaan. Penjagaan maslahat khususnya hifdhu al-mal bagi pemberi dana dengan pemberian proteksi dan pembayaran lancar (Latuconsina.etc, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 440, "width": 388, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Semua dimensi kehidupan manusia terfokus pada tujuan syariah ( maqashid syariah ), yaitu tercapainya maslahah dengan menjaga lima dasar penting aspek kehidupan, yaitu; perlindungan agama, jiwa, akal, keturunan dan kekayaan. Beberapa peran hukum Islam dalam mengembangkan teknologi keuangan dibagi menjadi tiga: aspek kunci: pertama, sebagai mekanisme pencegahan untuk menghindari transaksi penipuan. Kedua, sebagai pedoman moral (etika pedoman) untuk menjaga agar semua transaksi diprioritaskan prinsip kejujuran dan kepatuhan prinsip syariah. Ketiga, sebagai sarana bersosialisasi Hukum Islam, terutama dalam transaksi yang menggunakan instrumen teknologi keuangan. Diantara beberapa aturan yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk penciptaan teknologi keuangan kegiatan yang selaras dengan tujuan syariah adalah sebagai berikut, yaitu; pertama, aturan “kesulitan melahirkan kemudahan” ( al-mashaqqah tajlibual-taysr ). Kedua, “bahaya harus dihilangkan” ( aldararu yuzâlu ). Ketiga, aturan \"menghindari kejahatan\"", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "240 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 387, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "didahulukan daripada mengambil keuntungan” ( Dar'u Al-Mafâsid", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 73, "width": 312, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muqaddamun ‘Ala Jalbi Al-Mashâlih ) (Hakim & Irawan, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 91, "width": 388, "height": 170, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech syariah mempunyai landasan maqashid syariah dan juga mempunyai payung hukum yang jelas dan sudah tertuang dalam undang- undang. Dibuktikan bahwa fintech syariah telah memenuhi ke lima maqasyid syariahyaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga keturunan, menjaga akal dan menjaga harta serta telah adanya payung hukum berupa perlindungan konsumen yang sudah dimuat dalam POJK No. 77/POJK.01/2016 dan Undang- Undang terkait, yaitu Undang-Undang Nomer 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK), Peraturan Pemerintah Nomer 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE), yang merupakan turunan dari Undang-Undang Nomer 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) (Nafiah & Faih, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 102, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "E. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 297, "width": 388, "height": 329, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Peer To Peer Lending (P2PL) adalah startup yang menyedikan platform pinjaman secara online. Investree adalah salah satu contoh startup yang bergerak di bidang ini. Startup ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan finansial masyarakat dengan cara mengisi syarat dan mengikuti prosedur di website Investree.co.id. Perjanjian antara penerima pinjaman dan pemberi pinjaman dilakukan pada media internet dalam platform penyedia jasa fintech berbasis Peer To Peer Lending (P2PL) pada umumnya merupakan perjanjian utang piutang. Bentuk perjanjian pinjam meminjam tersebut adalah perjanjian elektronik yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagaimana perjanjian pada umumnya. Oleh sebab itu perjanjian elektronik berlaku sebagai undangundang bagi mereka yang membuatnya. Syarat dan prosedur yang ada pada investree.id ini sudah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu pasal 19 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi Informasi, Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, dan Fatwa DSN MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah. P2PL yang termasuk perusahaan Financial Technology sesuai syariah berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 117/DSN-MUI/II/2018 tentang Layanan Pembiyaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 631, "width": 387, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Produk syariah investree dikhususkan untuk produk pembiayaan berbasis invoice ( invoice financing ). Akad syariah yang digunakan adalah akad", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 241", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 388, "height": 234, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Al-Qard dan akad Wakalah Bil Ujrah. Konsep Al-Qard diajalankan saat pemberi pinjaman memberikan sejumlah dana pada penerima pinjaman sebagai pihak yang membutuhkan pinjaman. Atas dana yang diberikan ini, pihak penerima pinjaman wajib mengembalikan kepada pihak pemberi pinjaman dengan nilai yang sepadan. Adapun selain Al-Qard , dalam hal transaksi teknisnya digunakan juga akad Wakalah Bil Ujrah, Wakalah (pelimpahan kuasa) dari pihak penerima pinjaman kepada pemberi pinjaman untuk melakukan penagihan langsung kepada pihak payor atas invoice yang sudah disampaikan oleh penerima pinjaman kepada pihak payor. Sebagai wakil yang ditunjuk melaksanakan pengelolaan dan penagihan invoice kepada payor, pihak pemberi pinjaman berhak untuk mendapatkan pengembalian imbal jasa (ujroh). Investree sebagai pihak penyelenggara layanan mendapatkan upah/fee atas jasa penyediaan platform marketplace dari pihak penerima pinjaman sebagai pihak yang membutuhkan dana untuk mendapatkan bantuan dana dari pihak pemberi pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "242 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 113, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 406, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Alfaris, M. R., Mursida, M. W., Irfan, M., & Syahroni, D. (2019). Model Regulasi Financial Technology Syariah Dalam Kerangka Hukum Indonesia : Studi Perbandingan Malaysia dan Inggris. Legislatif .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 145, "width": 406, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Aziz, F. A. (2020). Menakar Kesyariahan fintech Syariah di Indonesia. Al-Manahij:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 161, "width": 341, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Jurnal Kajian Hukum Islam . https://doi.org/10.24090/mnh.v14i1.3567", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 405, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Djawahir, A. U. (2018). Keuangan dan Value Pada fintech Syariah Di Indonesia : Perspektif S-O-R ( Stimulus-Organism-Response ) Model. Annual Conference For Muslim Scholars .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 405, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DSN-MUI. (2018). Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No:", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 264, "width": 381, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "117/DSN-MUI/II/2018 Tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah . 14.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 405, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fahlefi, R. (2018). Inklusi Keuangan Syariah Melalui Inovasi fintech Di Sektor Filantropi. Batusangkar International Conference III , 205–212.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 405, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "fintech , T. G. B. F. S. (2017). Kajian Bisnis fintech Syariah. Telkom Digital", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 367, "width": 290, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Services . https://doi.org/10.1111/j.1365-2966.2008.13419.x", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 403, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fitranto, R. (2022). Skema P2P Lending Syariah . https://dunia fintech .com/skema- p2p-lending-syariah/", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 402, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hakim, R., & Irawan, M. D. (2019). Islamic Rulings and Financial Technology ( fintech ): An Analysis on the Relevance and Implications. Madania .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 406, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Helmi Muhammad, N. P. S. (2020). Pengaruh Financial Technology Terhadap Perbankan Syariah: Pendekatan ANP-BOCR (The Influence of Financial Technology on Islamic Banking: ANP-BOCR Approach). Islamic Banking and Finance Journal .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 558, "width": 405, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hiyanti, H., Nugroho, L., Sukmadilaga, C., & Fitrijanti, T. (2020). Peluang dan Tantangan fintech (Financial Technology) Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 590, "width": 261, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ekonomi Islam . https://doi.org/10.29040/jiei.v5i3.578", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 405, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Latuconsina.etc, N. (2020). fintech Peer To Peer Lending Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah (Studi pada PT. Amartha Mikro Fintek). Tahkim , 16 (2).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 399, "top": 680, "width": 66, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Muhlis | 243", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 405, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Lova, E. F. (2021). Financial Technology Peer To Peer Lending Syariah: Sebuah Perbandingan Dan Analisis. Jeblr , 1 (2), 29–41.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 405, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Maziyah, M. B., Iqbal Pratama, R. S., & Surya Pratikto, M. I. (2020). Strategi Pengembangan fintech Syariah Dengan Pendekatan. Journal Of Economics ,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 135, "width": 26, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4 (2).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 405, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nafiah, R., & Faih, A. (2019). Analisis Transaksi Financial Technology ( fintech ) Syariah dalam Perspektif Maqashid Syariah. IQTISHADIA Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah , 6 (2), 167–175. https://doi.org/10.19105/iqtishadia.v6i2.2479", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 405, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Narastri, M. (2020). Financial Technology ( fintech ) Di Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Islam. Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE) . https://doi.org/10.31538/iijse.v2i2.513", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 298, "width": 405, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sari, M., & Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research). NATURAL SCIENCE , 2 (1), 15. https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/naturalscience/article/view/1555/1 159", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 405, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Wahyuni, R. A. E. (2019a). Perkembangan Ekonomi Islam di Indonesia Melalui Penyelenggaraan fintech Syariah. Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam ,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 405, "width": 74, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4 (2), 184–192.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 405, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Wahyuni, R. A. E. (2019b). Perkembangan Ekonomi Islam Di Indonesia Melalui", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 449, "width": 223, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penyelenggaraan fintech Syariah. Mahkamah .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 406, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Wicaksono, Y. K., & Maunah, B. (2021). Peran Negara Dalam Ketahanan Perbankan Syariah Di Masa Pandemi Covid-19. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah , 8 (1), 206–225. https://doi.org/10.21274/an.v8i1.3600", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 405, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Yarli, D. (2018). Analisis Akad Tijarah Pada Transaksi fintech Syariah Dengan Pendekatan Maqhasid. Yudisia : Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam . https://doi.org/10.21043/Yudisia.V9I2.4766", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 298, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "..:: Malia: Jurnal Ekonomi Islam Vol. 13 No. 2, June 2022 ::..", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 375, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "244 | Pemanfaatan Fintech Peer To Peer Syariah Perspektif Fiqih Muamalah", "type": "Text" } ]
5a5b50ff-94aa-96cc-af9f-4a29b2e71ef0
https://jurnal.ut.ac.id/index.php/jptjj/article/download/542/527
[ { "left": 126, "top": 85, "width": 349, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN KIT TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA", "type": "Title" }, { "left": 230, "top": 131, "width": 138, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisyah ([email protected]) Universitas Terbuka", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 186, "width": 57, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 213, "width": 354, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article discusses whether there are differences in students’ achievement based on materials used in tutorial activities in Penanganan Anak Berkelainan” (Handling Handicap Children) course. The research was conducted in the first semester of 2006 with students of Diploma II PGTK as the samples. Pre- and post-tests were used to assess students’ performance in tutorilas. In addition, a survey using questionnaire was employed to collect data on students’ perception on the value of the pre- and post-tests in the tutorial activities. A quasi experiment was conducted to figure out the value of pre- and post tests in collecting data on students’ improvement in understanding tutorial activities using tutorial kits. T test shows that there is a statistically significant difference between pre- and post-test scores with score of pre-test is lower than those of post-test. The T test also shows that children’s achievement in experiment group is higher than those in control group.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 377, "width": 205, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: handling handicap children, tutorial kits.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 417, "width": 426, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Terbuka (UT) adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan melalui sistem belajar jarak jauh. Interaksi antara mahasiswa dengan dosen ditandai dengan keterpisahan secara fisik. Pembelajaran dilakukan melalui mediasi bahan ajar, baik cetak maupun non-cetak. Karakteristik pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk memiliki kemandirian yang tinggi dalam belajar, artinya segenap inisiatif dan ikhtiar belajar sepenuhnya ditentukan oleh mahasiswa sendiri. Tidak mudah bagi mahasiswa menghadapi situasi belajar di UT yang menuntut kemandirian yang tinggi. Terlebih bagi mereka yang memiliki minat dan kebiasaan membaca yang tidak terlalu tinggi serta terbiasa hidup dalam kultur belajar tatap muka dan terbimbing. Mahasiswa seperti ini memiliki ketergantungan tinggi terhadap dosen terutama dalam menghadapi masalah atau kesulitan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 555, "width": 423, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UT menyadari kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswanya. Oleh karena itu, UT menyediakan berbagai layanan bantuan belajar, diantaranya tutorial tatap muka (TTM). Melalui TTM ini diharapkan mahasiswa akan memiliki kemauan untuk belajar, mengamati, serta berpikir dibandingkan dengan model tutorial lainnya karena mahasiswa dapat berinteraksi langsung secara tatap muka dengan tutor dan mahasiswa lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 427, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Race (1990), peran tutor dalam TTM meliputi tiga hal, yaitu (1) memberi umpan balik kepada mahasiswa, (2) memberi pengajaran baik secara tatap muka atau melalui alat komunikasi, dan (3) memberi dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan belajarnya. Idealnya, setiap mahasiswa berhak untuk mendapatkan bantuan dari tutornya, baik yang berkaitan dengan materi maupun yang berupa konseling. Namun demikian, tidak setiap tutor memiliki kompetensi tersebut. Untuk menjembatani kelemahan tutor ini, dikembangkan kit tutorial yang memungkinkan tutor untuk memberikan layanan standar akademis bagi mahasiswanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 218, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 121-127", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 427, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kit tutorial merupakan seperangkat alat bantu belajar yang digunakan untuk mendukung, memperlancar, dan meningkatkan efisiensi pelaksanaan tutorial dalam bentuk presentasi Power Point yang disertai dengan tayangan video. Penggunaan kit tutorial ini diharapkan dapat memberikan ilustrasi yang lebih jelas kepada mahasiswa, salah satunya adalah pada matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus). Materi yang dipelajari pada matakuliah ini meliputi bermacam masalah dalam perkembangan anak yang meliputi, antara lain, anak dengan perilaku immature , anak dengan perilaku insecure , anak dengan perilaku antisosial, anak yang bermasalah dengan fungsi intelektual, anak dengan gangguan bicara, anak dengan kebutuhan fisik khusus, anak autis, dan anak dengan perilaku agresi. Guru taman kanak-kanak (TK) perlu mempelajari materi tersebut karena saat ini ada kecenderungan peningkatan jumlah anak yang memiliki kelainan (kebutuhan khusus), yang tentunya memerlukan penanganan yang berbeda dengan anak yang normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 420, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa setelah mempelajari matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus) adalah kemampuan dalam menangani anak berkelainan sebatas fungsinya sebagai guru TK. Arti kemampuan guru menangani adalah kemampuan memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak secara individual. Mahasiswa program D-II PGTK-UT yang menempuh matakuliah Penanganan Anak Berkelainan(Anak dengan Kebutuhan Khusus) pada masa registrasi 2006.1, mengikuti TTM pada semester 4 . TTM ini dilaksanakan dalam delapan kali pertemuan selama satu semester (Universitas Terbuka, 2005a). Pada pertemuan TTM dibahas beragam konsep esensial yang cukup sulit dipahami oleh para mahasiswa. Oleh karena TTM diberikan sebanyak delapan kali,maka tutor harus menyusun strategi agar setiap pertemuan dapat berjalan dengan efektif. Salah satu strategi yang dapat dikembangkan oleh tutor adalah dengan membuat Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT) dan Satuan Acara Tutorial (SAT) dengan memanfaatkan kit tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 427, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RAT adalah perencanaan tutorial yang disiapkan untuk satu matakuliah dalam satu semester. Sedangkan SAT adalah penjabaran yang diambil dari RAT untuk setiap kali pertemuan tutorial. RAT dan SAT ini dikembangkan dengan mengacu pada peta kompetensi matakuliah dan tugas tutorial, bahan ajar matakuliah terkait, dan referensi lain yang relevan (Universitas Terbuka, 2005b). Penggunaan kit tutorial sebagai perangkat multi media diintegrasikan dalam RAT dan SAT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 426, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kit tutorial untuk matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus) dikembangkan dengan tujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang terdapat dalam bahan ajar. Kit tutorial ini berisi program video tentang berbagai jenis kelainan pada anak yang membutuhkan pengamatan secara teliti. Beragam kelainan tersebut akan sulit dipahami mahasiswa jika hanya dijelaskan melalui bahan ajar cetak (modul) atau penjelasan tutor saja. Sementara untuk mengamati secara langsung anak yang memiliki kelainan tersebut, tutor maupun mahasiswa akan mengalami kesulitan menemukan anak yang mengalami kelainan tersebut serta kesulitan menyediakan waktu pengamatan. Oleh karena itu, pengembangan kit tutorial yang menyertakan program video merupakan langkah yang tepat untuk menjembatani berbagai kendala tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 649, "width": 423, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain program video, kit tutorial juga disertai dengan sajian materi dalam PowerPoint yang dipersiapkan secara khusus untuk memberikan kerangka berpikir pada mahasiswa tentang konsep esensial dan juga untuk dapat meningkatkan konsentrasi dan perhatian mahasiswa terhadap penyajian tutor. PowerPoint merupakan salah satu software yang diperkenalkan oleh perusahaan Microsoft, yang pada saat ini sangat banyak digunakan untuk alat bantu atau media dalam berbagai presentasi berbagai bidang ilmu, termasuk pendidikan. Dilihat dari jenis media berdasarkan taksonomi Bertz, software PowerPoint merupakan media yang menggunakan tiga", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 36, "width": 261, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aisyah, Analisis Dampak Penggunaan Kit Tutorial terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": -19, "width": 49, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11-09-2007", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 425, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "unsur utama yaitu gambar, garis, dan simbol (Hamalik, 1994). Namun perkembangan teknologi dewasa ini telah mampu melengkapi PowerPoint dengan dua unsur tambahan yaitu suara dan gerak. Dengan demikian, karakteristik software ini sejenis dengan film bergerak. Bahan presentasi berbantuan PowerPoint ini juga disisipi dengan beberapa segmen/ track dari program video sesuai konsep yang dibahas dalam pelaksanaan tutorial. Dengan demikian, mahasiswa mendapatkan gambaran secara utuh baik dari segi konsep yang ditayangkan melalui P owerPoint maupun beragam contoh tayangan video mengenai karakteristik dan penanganan yang perlu diberikan dalam kapasitasnya sebagai guru TK. Penggunaan video dan perangkat multi media lain diharapkan dapat meningkatkan efektivitas kit tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 425, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu perangkat multi media adalah video compact disc (VCD ) yang dapat disajikan melalui televisi maupun komputer. Video merupakan salah satu media dalam pendidikan yang menurut taksonomi Bertz tergolong pada tingkatan media yang tertinggi yaitu media audio visual gerak, dimana media ini melibatkan lima unsur yaitu suara, gambar, garis, simbol, dan gerak (Sadiman, 1990). Tiga pertimbangan penggunaan VCD dalam pendidikan adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 291, "width": 417, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. VCD dapat menampung data penting secara efisien dalam berbagai bentuk, misalnya data komputer, gambar diam, gambar bergerak, atau teks.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 319, "width": 428, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. VCD dapat digunakan sebagai sumber belajar, dimana peserta didik dapat menggunakannya untuk keperluan khusus, misalnya berbagai bukti manuskrip sejarah, situs arkeologi, ringkasan kejadian penting.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 360, "width": 408, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Guru dapat menggunakan VCD untuk menunjukkan bagian atau sekuen gambar tertentu yang dibutuhkan pebelajar (Rao, 2001).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 428, "height": 358, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat tersebut diperkuat oleh Andriani (2003) yang mengatakan bahwa video mampu menyediakan beragam pengalaman pada pebelajar, misalnya (1) mendemonstrasikan kegiatan praktikum, eksperimen, atau materi pelajaran yang bersifat keterampilan; (2) menyediakan berbagai informasi berdasarkan sumber yang nyata ( real life resources ); dan (3) menggantikan kegiatan field study . Video dapat dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya demonstrasi tanpa suara untuk prosedur tertentu, sebuah kegiatan yang didukung dengan penjelasan dari narator (yang tidak terlihat), film kartun, pembicaraan dari satu atau beberapa orang, komedi, atau drama. Bentuk animasi juga dapat disajikan melalui video ketika pengambilan gambar sesungguhnya sulit dilakukan, misalnya proses bekerjanya mesin dalam mobil (Alessi & Trollip, 2001). Meskipun demikian, sebaik apapun kit tutorial tidak akan akan efektif dalam proses pembelajaran jika tidak mampu mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Popham (1981) menjelaskan bahwa pengukuran hasil belajar yang diperoleh dalam proses pembelajaran pada ranah kognitif dapat dilakukan dengan memberikan sejumlah tes tertulis. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan penelitian untuk melihat dampak penggunaan tutorial kit terhadap hasil belajar mahasiswa. Responden dalam penelitian ini adalah dua kelompok TTM yang dipilih dengan sengaja dimana satu kelompok mewakili TTM yang menggunakan tutorial kit (Kelompok Ekperimen) dan satu kelompok mewakili TTM tanpa tutorial kit (Kelompok Kontrol). Pada penelitian ini, mahasiswa diminta untuk mengerjakan pre test dan post test untuk setiap dua kali pertemuan, yaitu sebelum mahasiswa mengikuti tutorial ( pre test) dan setelah mereka mengikuti dua kali tutorial ( post test ). Dengan demikian dari delapan kali pertemuan, mahasiswa mengikuti empat kali pre test dan post test Penelitian tentang dampak penggunaan kit tutorial dalam TTM ini dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut. a Mengembangkan desain aktivitas tutorial berupa RAT dan SAT untuk tutorial matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (anak dengan Kebutuhan Khusus).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 218, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 121-127", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 389, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b Mengadakan uji kelayakan materi kit melalui proses: pengembangan → reviu oleh instructional designers → revisi → ujicoba → observasi dan uji efektifitas kit tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 112, "width": 404, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c Setelah melakukan uji kelayakan materi, penelitian ini dilanjutkan dengan penggunaan kit tutorial dalam kegiatan tutorial.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 361, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rincian kegiatan tutorial yang menggunakan tutorial kit dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 266, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kegiatan Tutorial dengan Menggunakan Kit Tutorial", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 188, "width": 372, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan ke Materi/Kegiatan I  Pre test  Sajian tutorial kits tentang Anak Normatif dan Nonnormatif II  Sajian tutorial kits tentang Anak dengan Ketidakmatangan Sosial Emosional  Post test III  Pre test  Sajian tutorial kits tentang Anak dengan Gangguan Bahasa IV  Sajian tutorial kits tentang Anak dengan Perilaku Insecure", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 288, "width": 335, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Post test V  Pre test  Sajian tutorial kits tentang Gangguan ADD/ADHD VI  Sajian tutorial kits tentang Anak dengan Perilaku Anti Sosial dan Agresi  Post test VII  Pre test  Sajian tutorial kis tentang Fungsi Intelektual dan Kebutuhan Fisik VIII  Sajian tutorial kits tentang autism  Post test", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 428, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini melibatkan responden pada dua kelompok tutorial yang masing-masing beranggotakan 30 mahasiswa. Untuk mengetahui kelayakan uji data hasil belajar (UAS) dari Kelompok Eksperimen (yang menggunakan kit tutorial) dan Kelompok Kontrol (yang tidak menggunakan kit tutorial) dilakukan serangkaian uji dengan hasil sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 190, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Normalitas, Homogenitas", "type": "Caption" }, { "left": 97, "top": 529, "width": 340, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Uji Hasil 1. Normalitas H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal Kriteria pengujian: Tolak H0 jika nilai asymptotic significance (dua arah)", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 610, "width": 146, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari data hasil belajar kurang dari 0,05.", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 541, "width": 127, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kelompok Eksperimen 0,190", "type": "List item" }, { "left": 342, "top": 553, "width": 160, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kelompok Kontrol 0,958 Karena nilai asymptotic significance (dua arah) kedua kelompok lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima Dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelompok berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 633, "width": 141, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji Homogenitas H0 : σ 2 kontrol = σ 2 eksperimen H1 : σ 2 kontrol ≠ σ 2 eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 678, "width": 205, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria pengujian: Tolak H0 jika nilai probabilitas dari uji F kurang dari 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 633, "width": 163, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai p-value = 0,226 > 0,05 maka terima H0 yang berarti kedua kelompok homogen.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 716, "width": 416, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa dua kelompok dapat diuji dengan menggunakan T test. Hasil uji T test dapat dilihat di Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 36, "width": 261, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aisyah, Analisis Dampak Penggunaan Kit Tutorial terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": -19, "width": 49, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11-09-2007", "type": "Page header" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 170, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Uji Perbandingan Dua Rerata", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 105, "width": 394, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hasil Uji Perbandingan Dua Rerata H0 : μ eksperimen ≤ kontrol H1 : μ eksperimen >kontrol Kriteria pengujian: Tolak H0 jika nilai probabilitas dari Uji T kurang dari 0,05 Rerata Kelompok Eksperimen = 77,47 dan rerata Kelompok Kontrol = 57,47 Nilai p-value = 0,000 < 0,05 maka tolak H0, yang berarti bahwa rerata hasil belajar Kelompok", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 163, "width": 182, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar Kelompok Kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 427, "height": 289, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan T test dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar antara kelompok mahasiswa yang mengikuti tutorial dengan menggunakan kit tutorial dengan kelompok belajar mahasiswa yang kegiatan tutorialnya tidak menggunakan kit tutorial. Hal ini mungkin disebabkan karena penyajian materi untuk matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus) dengan kit tutorial menarik dan lebih mudah dipahami daripada penjelasan dari tutor saja. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa yang menunjukkan bahwa 70% mahasiswa sangat setuju dan 30% setuju dengan pernyataan bahwa “materi yang terdapat dalam kit tutorial dapat meningkatkan perhatian saat mengikuti tutorial”. Dapat saja terjadi karena pada saat tutorial responden mempunyai perhatian yang penuh pada materi yang disampaikan maka mereka dapat mengingat materi dengan lebih baik. Hasil angket juga menunjukkan bahwa 35% mahasiswa sangat setuju dan 65% setuju dengan pernyataan ”materi dalam kit tutorial dapat mempermudah dalam memahami materi matakuliah”. Pemahaman yang baik pada materi matakuliah dapat menyebabkan mahasiswa lulus dengan nilai yang baik. Selain itu, hasil angket juga menunjukkan bahwa 10% responde sangat setuju dengan pernyataan bahwa “materi kit tutorial dapat mempermudah dalam mengerjakan UAS”. Meskipun demikian, terdapat 5% responden yang tidak setuju. Selain itu, tingkat pemahaman responden pada kelompok eksperimen terhadap materi yang disajikan juga diukur melalui pre test dan post test . Pemberian pre test dan post test dilakukan setelah responden mengikuti 2 kali kegiatan tutorial, yaitu setelah responden mengikuti tutorial pertama dan kedua, ketiga dan keempat, kelima dan keenam, serta ketujuh dan kedelapan. Hasil p re test dan post test dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 270, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 546, "width": 404, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu Pemberian Test Jumlah responden Pre test = Post test Pre test < Post test Pre test> Post test n % n % n % I 27 5 18,5 19 70,3 3 11,0 II 23 3 13,0 19 82,6 1 4,3 III 17 2 11,8 15 88,2 0 0 IV 22 0 0 22 100,0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 630, "width": 414, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai pre test dan post test pada pemberian tes pertama menunjukkan bahwa tingkat pemahaman responden meningkat, walaupun masih ada yang memperoleh nilai sama bahkan pre test nya lebih tinggi. Hal ini dimungkinkan karena pre test dan post test ini adalah yang pertama kali diadakan sehingga respsonden belum terkondisikan untuk mengerjakan tes. Sementara itu, hasil tes yang kedua menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjadi lebih paham pada materi yang sedang ditutorialkan setelah mengikuti penjelasan tutor yang disampaikan menggunakan kit tutorial. Rata-rata skor tes kedua (82,6%) sedangkan rata-rata skor pertama (61,3%) Jika dibandingkan antara pemberian tes pertama dengan yang kedua, menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat disebabkan karena responden lebih termotivasi untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 218, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 121-127", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 421, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar lebih baik dan tutor senantiasa memacu responden agar hasil tes kedua dapat lebih baik dari tes pertama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 414, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, rata-rata skor tes ketiga (88%) lebih tinggi dari tes pertama dan kedua. Hal dapat menunjukkan bahwa mungkin mahasiswa lebih terpacu lagi untuk belajar dan sudah semakin terkondisikan dengan tes yang diberikan. Pada pemberian tes keempat, nilai post test seluruh responden lebih baik dari nilai pre test nya. Hal itu dapat mencerminkan penguasaan materi oleh seluruh responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 414, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain pemberian pre test dan post test dalam tutorial yang menggunakan kit tutorial, kepada mahasiswa diberikan pula angket untuk mengetahui bagaimana pendapat mahasiswa tentang manfaat pemberian pre test dan post test, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 236, "width": 372, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pendapat Mahasiswa tentang Manfaat Pre test dan Post test (dalam prosen)", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 257, "width": 415, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek SS S TS STS n % n % n % n % Pemberian pre test dan post test membantu saya dalam memahami materi matakuliah ini 14 65 8 35 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 304, "width": 207, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian Pre test dan Post test memacu dan meningkatkan motivasi belajar saya pada matakuliah ini.", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 304, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 65 8 35 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 56, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 112, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 424, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa 65% responden sangat setuju dan 35% mahasiswa setuju dengan pernyataan ”Pemberian pre test dan post test dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi matakuliah Penanganan Anak Berkelainan”. Ternyata, pemberian pre- test dan post-test dapat menambah pemahaman responden terhadap materi sehingga mereka dapat lulus pada matakuliah ini. Selain itu, 65% mahasiswa sangat setuju dan 35% mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa ”Pemberian pre test dan post test dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi matakuliah karena mereka lebih termotivasi untuk belajar”. Berarti, pemberian pre test dan post test dapat membantu mahasiswa dalam mengerjakan UAS matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 421, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah responden mengikuti tes keempat, mereka diminta pendapatnya melalui angket untuk mengetahui efektivitas kit tutorial (Tabel 6).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 256, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Pendapat Mahasiswa tentang Materi Video", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 592, "width": 308, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek SS S TS STS n % n % n", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 604, "width": 415, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "% n % Materi video dapat memperjelas pemahaman mahasiswa 21 95 1 5 0 0 0 0 Kesesuaian materi video dengan isi modul 17 75 5 25 0 0 0 0 Materi video disampaikan secara menarik 13 60 9 40 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 426, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7 menunjukkan bahwa materi tutorial yang disampaikan dengan menggunakan PowerPoint dapat lebih mempermudah responden dalam memahami materi yang disampaikan oleh tutor, selain itu diketahui bahwa tayangan materi sistematis dan sesuai dengan isi modul. Informasi lainnya adalah bahwa tulisan yang digunakan mudah dibaca oleh seluruh mahasiswa dengan warna dan latar belakang yang jelas dan kontras. Responden juga berpendapat bahwa kombinasi antara tulisan dan gambar animasi sesuai. Responden juga setuju dengan pernyataan", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 36, "width": 261, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aisyah, Analisis Dampak Penggunaan Kit Tutorial terhadap Hasil Belajar Siswa", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 794, "width": 19, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": -19, "width": 49, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11-09-2007", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 417, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa ilustrasi yang terdapat dalam PowerPoint dapat membantu mahasiswa lebih memahami materi matakuliah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 420, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Pendapat Mahasiswa tentang Materi yang disampaikan dengan PowerPoint Aspek SS S TS STS n % n % n % n % Mempermudah pemahaman materi matakuliah 20 90 2 10 0 0 0 0 Sistematika jelas 11 50 11 50 0 0 0 0 Tulisan mudah dibaca 18 80 4 20 0 0 0 0 Warna jelas dan kontras 9 40 13 60 0 0 0 0 Kombinasi tulisan & gambar animasi sesuai 4 20 18 80 0 0 0 0 Ilustrasi foto membantu dalam memahami materi 7 30 15 70 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 50, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 421, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis dampak penggunaan kit tutorial terhadap hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa kegiatan tutorial yang dilengkapi dengan kit tutorial pada matakuliah Penanganan Anak Berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus) ternyata sangat menarik bagi mahasiswa, mereka terpacu dan termotivasi untuk mempelajari matakuliah tersebut. Kit tutorial juga dapat mempermudah mahasiswa memahami materi matakuliah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 424, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T test menunjukkan perbedaan hasil belajar antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol. Rerata hasil belajar Kelompok Eksperimen lebih tinggi dari rerata hasil belajar Kelompok Kontrol. Selain itu, pada Kelompok Eksperimen terdapat peningkatan yang signifikan antara pre test dan post test pertama sampai dengan keempat. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa agar kegiatan tutorial tatapmuka berjalan secara efektif, sebaiknya tutor menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik matakuliah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 408, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tutor yang akan melaksanakan tutorial tatapmuka sebaiknya membuat perencanaan tutorial yang baik yang meliputi RAT, SAT, media pembelajaran, dan soal latihan/tes. Hal tersebut ternyata dapat menunjang pelaksanaan tutorial yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 406, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan kit tutorial diharapkan dapat diperluas untuk matakuliah lainnya dan kit tutorial yang sudah ada dapat diperbanyak untuk digunakan secara meluas dalam kegiatan tutorial matakuliah lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 59, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 398, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriani, D. (2003). Pemanfaatan paket multimedia dalam sistem pembelajaran jarak jauh pengalaman Universitas Terbuka, dalam D. Padmo (ed.), Teknologi pembelajaran; Upaya peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia , hal. 177-193 . Jakarta: Pusat Penerbitan, Universitas Terbuka .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 415, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alessi, S.M. & Trollip, S.R. (2001). Multimedia for learning; Methods and development . Boston: Allyn & Bacon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 372, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik, O. (1994). Media pendidikan . Bandung: Citra Aditya Bakti. Popham, J.W. (1981). Modern educational measurement . London: Prentice Hall, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 427, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Race, P. (1990). The open learning handbook: Selecting, designing and supporting open learning materials . London: Kogan Page. Rao, V.K. (2001). Media education . New Delhi: A.P.H. Publishing Corporation.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 411, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadiman, A.S., et al. (1986). Media pendidikan . Jakarta: Rajawali. Universitas Terbuka. (2005a). Panduan mahasiswa program D-II PGTK . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 406, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Terbuka. (2005b). Pedoman tutorial bagi tutor program D-II PGTK . Jakarta:Pusat Penerbitan, Universitas Terbuka.", "type": "Text" } ]
fb143f97-d7c7-417d-bdda-33dcff75d75e
https://ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/download/6091/2874
[ { "left": 214, "top": 67, "width": 199, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 – No. 1, year (2023), page 1452-1459", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 88, "width": 194, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 809, "width": 381, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Caption" }, { "left": 103, "top": 130, "width": 422, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementation of Writing Learning in Class V Imaginative Learning Models at MI/SD", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 175, "width": 454, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhd. Hayyanul Damanik 1 , Nur Annisa Ibsan 2 , Anggi Anisa 3 , Nur Pusfita Sari 4 STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 1 , Department of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of North Sumatra, Indonesia 2,3,4", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 412, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author. E-mail: 1 [email protected], 2 [email protected] , 3 [email protected] , 4 [email protected] Receive: 10/01/2023 Accepted: 10/02/2023 Published: 01/03/2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 457, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi tingkat keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran menulis dengan menggunakan model pembelajaran menulis imajinatif. Topik ini dipilih karena adanya kesulitan dalam mengembangkan keterampilan menulis pada anak- anak SD dan masih banyaknya guru yang mengandalkan metode ceramah yang kurang inovatif dalam menjelaskan pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada penerapan dan implementasi model pembelajaran menulis imajinatif dalam pembelajaran menulis di kelas V Usman bin Affan di SD IT Islamic Center Jl. Selamat Ketaren, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, yang berarti data yang diperoleh akan dilaporkan secara objektif dan dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang fakta yang ada. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis data, penelitian ini menggunakan metode non statistik, yaitu analisis data deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran menulis imajinatif dalam pembelajaran menulis di kelas V Usman bin Affan di SD IT Islamic Center oleh bapak Ustadz Muhammad Khaidir telah berhasil. Peserta didik menunjukkan peningkatan dalam keterampilan menulis mereka melalui penggunaan teknik-teknik imajinatif yang digunakan dalam pembelajaran. Para siswa menunjukkan minat yang tinggi, keterlibatan aktif, dan kemampuan menghasilkan tulisan-tulisan yang kreatif dan berimajinasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 268, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Pembelajaran, Menulis, Model Imajinatif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 457, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research aims to investigate the level of success of students in writing learning through the implementation of an imaginative writing learning model. This topic was chosen due to the difficulties in developing writing skills among elementary school children and the prevalence of teachers relying on less innovative lecture-based teaching methods. The study focuses on the application and implementation of the imaginative writing learning model in the fifth grade class of Usman bin Affan at SD IT Islamic Center, located on Jl. Selamat Ketaren, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, North Sumatra. The research adopts a qualitative approach with a descriptive method, which means that the obtained data will be reported objectively and analyzed descriptively to obtain a comprehensive understanding of the existing facts. The sources of data for this study are teachers and students. The data", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1453", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 809, "width": 418, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "collection techniques include interviews, observations, and documentation. As for data analysis, the research utilizes non-statistical methods, specifically descriptive data analysis. The results of this study indicate that the implementation of the imaginative writing learning model in the fifth grade class of Usman bin Affan at SD IT Islamic Center, led by Ustadz Muhammad Khaidir, has been successful. The students have demonstrated improvement in their writing skills through the utilization of imaginative techniques employed in the learning process. The students have shown high interest, active engagement, and the ability to produce creative and imaginative writings. This research is expected to contribute to the development of innovative and relevant teaching methods, particularly in the context of writing learning at the elementary school level. The findings of this study can serve as a reference for teachers in designing engaging, creative, and motivating writing lessons, enabling students to enhance their writing skills effectively.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 247, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Learning, Writing, Imaginative Models", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 68, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 216, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education is a human need. Over time educationalong with changes, developments and improvements in accordance with developments in all areas of life. Components that include changes and improvements in the field of education are the implementation of education in the field of curriculum instruments, quality of education, facilities and infrastructure, quality of education management including better strategies and methods. So these changes and improvements aim to improve the quality of Indonesian education.[1]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 215, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Today's generation of children get a lot of convenience in obtaining information through various digital devices. Therefore, they are used to \"seeing and hearing\" through audio-visual media, rather than \"reading\". This habit makes some children less interested in writing because they are not used to processing information and putting it into writing.[2]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 216, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In language life we recognize the four language skills namely listening, speaking, reading, writing. These four are a supporting unit. Learning is a process of learning a person to find useful knowledge in his life. In this case the learning in question is the learning process of students that takes place in formal education or in schools that bring students to understanding. Writing skills require a strong will. Students need attention control in order to get cognitive and metacognitive", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 267, "width": 216, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "strategies during writing. Self-monitoring is needed to build self-efficacy in writing. Likewise, the goals to be achieved by students become one of the factors that influence the writing process. Writing skills by language teaching experts are placed at the highest level in the language acquisition process. This is because writing skills are productive skills that can only be acquired after listening, speaking and reading skills. This also causes writing skills to be the language skills that are considered the most difficult.[3]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 447, "width": 216, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the efforts to increase the potential of students in writing, it is necessary to teach the learning of writing in school. Suparno describes the stages of writing into three stages: 1. Pre-writing stage; 2. Level of Writing; 3. Level of Revision. Indihadi defines writing skills as language skills to communicate messages (besides reading, listening, and speaking). Writing skills need to be applied to students to improve their writing skills. Writing activities can be used as a means of expressing words, meanings, and messages through writing. [4]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 640, "width": 216, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the elementary school level, students are taught to write simple texts. In learning, the teacher explains the structure of the text so that students can understand before making a written work. Then the teacher also needs to explain and deepen the language rules so that students can make simple text writing of a certain genre. [5]", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1454", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 809, "width": 381, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 216, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In terms of grammar, when writing paragraphs, writing capital letters and punctuation in Indonesian is very important for students to understand. Not only to understand capital letters, but also to understand the use and location of punctuation marks to support the improvement of language skills, the use of capital letters and punctuation marks is a rule that must be followed by language users to ensure the normality and unity of language. The regularity of form will affect the accuracy and clarity of meaning. Therefore, the writer can convey the meaning to be conveyed through writing. Without proper punctuation it may make it difficult for the reader to understand the text, and may also change the meaning of the sentence.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 216, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Writing skill is the most difficult and final skill mastered by a language learner. It is not surprising that many problems arise from this writing skill. Some problems in writing skills faced by elementary school students include; a) At the beginning of writing skills, students' writing is still not neat. At the beginning of learning to write students will be taught how to write loose letters correctly and neatly. Then in grade 2 they will be taught how to write cursive letters. Even though it seems easy, initial writing skills have several problems such as illegible writing, untidy writing, and missing some letters. Conditions like this require extra handling from the classroom teacher. Teachers must always provide assistance to students in carrying out initial writing activities, especially students who experience problems. Providing feedback is needed in order to overcome the problem. b) The difficulty of pouring and developing ideas. After students start writing fluently, the next lesson is advanced writing. When referring to the text-based Merdeka Learning curriculum, elementary school students are introduced to various texts such as narratives, descriptions, explanations, and others. The various types of texts force students to be skilled at writing these texts. The problem that exists", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 98, "width": 216, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is that students tend to have difficulty in expressing ideas and ideas that are in their heads. If you have been able to pour it, you will usually experience problems in developing ideas. For example ineffective sentences, incoherent paragraphs, and writing that has many main ideas.[6]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 194, "width": 216, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The most common mistake students encounter when writing paragraphs is writing capital letters that are not quite right. This is not too complicated to fix, this is due to the lack of students' attention to this. They tend to take things easy that have become their habit in writing. This is the main factor why these errors often occur.[7]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 305, "width": 216, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The low competence of writing essays is caused by the teacher still using the old method, namely teacher-centered teaching, where the teacher acts as a source of information that will transfer information to students, the teacher applies a lot of lecture methods and assignments, and the monotonous presentation of lessons makes the learning atmosphere boring and lacking. attract students to prefer writing essays. For this reason, it is the teacher who must be able to choose a model or method that can motivate students to write.[8]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 484, "width": 216, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Joyce and Weil argue that a learning model is a plan or pattern that can be used to shape the curriculum (long-term learning plans), design learning materials, and guide learning in class or others. The learning model can be used as a pattern of choice, meaning that teachers choose an appropriate and efficient learning model to achieve their educational goals.[9]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 608, "width": 215, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The imaginative learning model is a writing/composing method that invites students to imagine pouring all ideas, thoughts into a piece of writing. Ideas or ideas can be born from the results of imitation, imitating the shows they watch, or the influence of fairy tales they hear, or from events they have experienced. Imagination arises purely from the minds of students if the teacher is able to generate, develop and manage it will be very useful in increasing their creativity. So it is hoped", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1455", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 809, "width": 418, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "that this method can improve students' ability to compose an essay.[10]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 215, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Because there are many problems and difficulties in learning to write, the researcher will examine learning to write in class V Usman bin Affan at SD IT Islamic Center using an imaginative writing learning model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 43, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 216, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research took place at SD IT Islamic Centre Jl. Selamat Ketaren, Kec. Percut Sei Tuan, Deli Serdang Regency, North Sumatra in class V Usman bin Affan. This study uses a type of qualitative research. In this study, researchers collected descriptive data. Descriptive is all the activities both said and done by the actors along with the ongoing processes and various other activities in the whole context are natural.[11]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 216, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data collection techniques in this study using observation techniques, interviews and documentation. Data analysis techniques in this study were carried out simultaneously with data collection, meaning that researchers in collecting data also analyzed data obtained in the field. In this study, data analysis techniques used qualitative analysis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 119, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results And Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 70, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Writing skills", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 216, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian both orally and in writing has the same function, namely to convey information. The difference lies in the way the information is conveyed and the purpose of its delivery. Conveying information using a series of letters, words, or sentences, and punctuation is called written language. Spoken language certainly uses articulation sounds. This is in line with Tarigan's opinion that speaking is a person's ability to pronounce articulation sounds or words that aim to express, state and convey the thoughts, ideas and feelings of that person. Furthermore, written language is the language that is depicted in the media so that other people can understand the graphic symbol.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 216, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Writing is a type of written language skill that is productive.[12] Writing can be said to be the most complicated language skill among other types of language skills. This is because writing is not just copying words and sentences, but also developing and expressing thoughts in an orderly written structure.[13] Writing can be interpreted as an activity of expressing ideas/ideas by using written language as a medium of delivery.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 240, "width": 216, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Djago Tarigan, writing means expressing in writing ideas, ideas, opinions, or thoughts and feelings. Sumarno also expressed his opinion regarding writing, namely: putting graphic symbols that represent the language that other people understand. Writing can be considered as a process or a result.[14] Writing is an activity carried out by someone to produce writing. According to Heaton in St. Y. Slamet writing is a difficult and complex skill. M. Atar Semi in his book reveals the notion of writing is a creative process of transferring ideas into written symbols. Burhan Nurgiantoro stated that writing is an active productive activity, namely the activity of producing language.[15] Based on this opinion, it can be concluded that writing is an activity in the form of expressing ideas/ideas with complex abilities through active productive activities in the form of symbols of letters and numbers systematically so that they can be understood by others.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 571, "width": 216, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Writing activity is the result of a person's last language skills after listening, speaking and writing skills. Writing skill can be said to be the most difficult skill compared to the other three language skills. This is because the ability to write requires mastery of other language skills outside of writing skills. [16]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 681, "width": 215, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In writing we can find the types of writing that are reviewed from the scientific essay. We will discuss these types of writing in this paper. Viewed from the scientific point of view, essays can be divided into two types, namely fiction essays and nonfiction essays; scientific", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1456", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 809, "width": 381, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 215, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "essays, popular essays, and popular scientific essays. Fictional essay is an essay in which there is an imaginary element or imagination of the author. It can occur from actual events or fictional events that only make up.[17]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 215, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In learning writing skills for class V at SD IT Islamic Center students write properly and correctly even though there are some students' mistakes in their writing. Students have a passion for writing and look for vocabulary that fits their thoughts and ideas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 147, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imaginative Learning Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 216, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The teacher as a teacher must be able to choose a suitable and interesting learning model with the aim that students can take an active role and be more interested in following the lesson. One of the learning models used by the teacher is the imaginative learning model. This model teaches students to compose freely based on their own imagination. Siswanto and Ariani explained that the learning model in which students are given the freedom to express all ideas or ideas, opinions or opinions, imagination or imagination into written form.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 216, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Said and Budimanjaya, imaginative writing is the ability to provide an image through a series of writings that originate from imagination. In addition, Silberman explained that the imaginative learning model is a learning model designed to help students gain knowledge, skills and attitudes more actively", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 215, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rafiq explained that the imaginative learning model is a learning model that makes learning abilities more optimal. Based on some of the opinions above, it can be concluded that the imaginative learning model is a learning model that invites students to put all ideas or ideas, opinions or opinions, imagination or imagination into written form.[18]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 216, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the process of learning imaginative writing, students are taught to master the competence to write/compose freely according to their own imagination.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 98, "width": 216, "height": 535, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Here students are given the freedom to put all their ideas, opinions, imaginations or fantasies, etc. into written form. Steps: 1) The teacher explains the learning objectives/KD. 2) The teacher explains briefly how to write an essay. 3) The teacher distributes worksheets to a number of students. 4) Each student writes / essays with their own creativity and creations. 5) When finished, the teacher appoints one of the students to display/read the results of his/her essay. 6) Everyone student finished immediately given applause. Other students are given the opportunity to submit responses, opinions, criticisms or suggestions for the student's essay. 7) The teacher points to other students or offers other students who are ready to read their essay. 8) And so on until all students appear to read the results of their essay. 9) Evaluation, including essay content, sentences, choice of words, use of spelling, punctuation, etc. 10) Conclusion.[19] Siswanto and Ariani explain some of the advantages and disadvantages of imaginative learning models. The advantages of imaginative learning models include: 1) Giving freedom to students to write down all the ideas that are in their minds without any restrictions that limit students' minds, 2) Make students more creative with their own world, 3) Students are more free to be creative with their own world. Meanwhile kthe lack of imaginative models includes learning 1) Students who have difficulty awakening imagination can be left behind from their friends, 2) The application of imaginative learning models takes a long time.[20]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 636, "width": 216, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings of this study reveal the success of the imaginative learning model in enhancing writing skills. Throughout the research process, the observations made by the researchers indicated that students displayed great enthusiasm and engagement during the learning sessions. They exhibited a genuine interest in writing and demonstrated their ability to explore and utilize vocabulary that aligned with their imaginative ideas. The implementation of", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1457", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 809, "width": 418, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 215, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the imaginative writing learning model yielded a positive impact, as it significantly enhanced students' motivation to learn.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 216, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, the application of this learning model led to a noticeable improvement in students' vocabulary skills. Through the imaginative writing approach, students were able to expand their repertoire of words and effectively incorporate them into their written compositions. This dynamic learning model not only fosters active participation among students but also encourages them to unleash their creativity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 216, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "By providing stimulating prompts and visual aids, the imaginative learning model prompts students to visualize scenarios, enabling them to construct vivid narratives in their essays. This process cultivates their imaginative thinking skills, empowering them to think beyond the ordinary and delve into a world of possibilities.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 216, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The integration of the imaginative learning model in the writing curriculum has proven to be a valuable tool in nurturing students' creativity, linguistic capabilities, and overall engagement in the learning process. These positive outcomes underscore the significance of incorporating innovative teaching approaches that stimulate students' imaginations and promote active learning. The findings of this study contribute to the body of knowledge surrounding effective writing instruction and can serve as a foundation for designing future pedagogical strategies that promote creative and imaginative writing among students..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 215, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The imaginative learning model at the beginning of learning is done by building students' self-confidence, this is very important because with high self- confidence, students tend to be successful no matter what abilities they have. This is to encourage them to try to take full advantage of their abilities and earnestly so that optimal success can be achieved in this case the success of learning. With an attitude of confidence, full of confidence and feeling capable of doing something", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 216, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "successfully, students are encouraged to do an activity as well as possible so they can achieve better results than before or can exceed others. The success of student learning is also supported by the interest and interest of students to learn. In the process of teaching and learning in the experimental class of studentsrequired to be active for example students are givenopportunity to ask questions and conveyopinions freely", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 226, "width": 215, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and mutuallycompete so that the class atmosphere is morelife The results of the research from interviews with Ustadz Muhammad Khaidir, that the application of imaginative learning models to writing skills was often used by him in class V Usman bin Affan. When this imaginative model is applied, it encourages students to be creative in imagining to write down their ideas.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 384, "width": 60, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 404, "width": 216, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the study can be concluded that the imaginative writing learning model is effective and can be applied in class V SD in learning writing skills. The teacher is right in using imaginative learning models with the teacher as a facilitator who frees students to express their ideas and imagination. This imaginative learning model is designed to help students gain knowledge, skills and attitudes more actively. However, there are advantages of the imaginative writing learning model, namely; giving freedom to students to write down all the ideas that are in their minds, making students more creative and students more creative in their writing. While the drawbacks are; students have difficulty generating imaginative and this model requires a long time.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 672, "width": 63, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suggestions", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 692, "width": 215, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suggestions from researchers are better if this imaginative writing learning model is accompanied by media that is creative and interesting for students.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 753, "width": 59, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 773, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] D. Maulidia, Bukhari, and", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1458", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 809, "width": 381, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 95, "width": 184, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soedirman, “KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF DI KELAS V SD NEGERI NEUHEUN KECAMATAN MASJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR,” J.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 181, "width": 183, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilm. Mhs. Pendidik. Guru Sekol. Dasar Unsyiah , pp. 1–8, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 216, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] F. Chakrawati, Asiknya Menulis . Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] A. Nurmaisyah and G. Hamdu, “Analisis Kemampuan Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam Menemukan Unsur Paragraf pada Teks Nonfiksi,”", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 303, "width": 183, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J. Ilm. Mhs. Pendidik. Guru Sekol. Dasar , vol. 8, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 216, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Z. Al Fuad and Helminsyah, “Language Experience Approach Sebuah Pendekatan Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Sekolah Dasar,” J. Tunas Bangsa , vol. 5, no. 2, pp. 164–174, 2018, [Online]. Available: http://tunasbangsa.stkipgetsempena.a c.id/home/article/download/78/71", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 216, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] D. Suhartika and D. Indihadi, “Analisis Keterampilan Menulis Teks Narasi Peserta Didik di Kelas V Sekolah Dasar,” Attadib J. Elem. Educ. , vol. 5, p. 115, 2021, [Online]. Available: https://www.jurnalfai- uikabogor.org/index.php/attadib/artic le/view/955/0", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 216, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] A. Mustadi et al. , Bahasa dan Sastra Indonesia SD Berorientasi Kurikulum Merdeka . Yogyakarta: UNY Press, 2022.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 216, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Kasriani, “Analisis Kesulitan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca Pada Psragraf Deskriptif Pesrta Didik Kelas IV SD NEGERI MINASA UPA,” Universitas Muhammadiyah Makassar, 2021. [8] I. Srirahmawati, “Peran Guru Sebagai Fasilitator dalam Mengasah Penalaran Matematika Siswa SDN", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 98, "width": 216, "height": 285, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Dompu Tahun Pembelajaran 2020/2021,” Ainara J. (Jurnal Penelit. dan PKM Bid. Ilmu Pendidikan) , vol. 2, no. 2, pp. 114– 123, 2021, doi: 10.54371/ainj.v2i2.40. [9] P. Khoerunnisa and S. M. Aqwal, “Analisis Model-model Pembelajaran,” Fondatia , vol. 4, no. 1, pp. 1–27, 2020, doi: 10.36088/fondatia.v4i1.441. [10] Isticharohs, “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDST. BANI RAUF KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA,” Appl.", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 386, "width": 184, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Microbiol. Biotechnol. , vol. 85, no.", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 400, "width": 120, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1, pp. 2071–2079, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 419, "width": 216, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] R. Parida Maulidi, D. Delviana Aulia, Marjohan, and T. Hilaliyah, “Analisis Pembelajaran Menulis Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) IQRA,” J. Pendidik. dan Konseling , vol. 4, pp. 1349–1358, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 522, "width": 215, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] S. Sulistyani Pamuji and I. Setyami, Keterampilan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 536, "width": 216, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbahasa . Yogyakarta: Guepedia, 2021. [13] F. Akhyar, “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dalam", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 594, "width": 183, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurikulum 2013 Sekolah Dasar,”", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 611, "width": 216, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosisding Semin. Nas. STKIP PGRI Bandar Lampung , vol. 1, 2019. [14] Musyawir and S. Hajar, “Kemampuan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 683, "width": 184, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pribadi Siswa,” Uniqbu J. Sos. Sci. , vol. 1, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 719, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] I. Khalik, “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Sebagai Terapi Terhadap Emosi Pada Peserta Didik Kelas XI MAN 3 Kota Jambi,”", "type": "List item" }, { "left": 361, "top": 43, "width": 194, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edumaspul, 7 (1), Year 2023 - 1459", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 56, "width": 404, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Muhd. Hayyanul Damanik, Nur Annisa Ibsan, Anggi Anisa, Nur Pusfita Sari )", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 809, "width": 418, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2023 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 88, "width": 181, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J. Literasiologi , vol. 6, no. 2, pp. 65–", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 216, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74, 2021. [16] Y. Mulyati, “Hakikat Keterampilan Berbahasa Keterampilan Berbahasa Indonesia SD,” Keterampilan Berbahasa Indones. SD , pp. 1–34,", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 177, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 271, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] P. S. Sukmaningrum et al. , “Keterampilan Menulis,” J. Teknol. , vol. 1, no. 1, pp. 69–73, 2013, [Online]. Available: https://www.bertelsmann- stiftung.de/fileadmin/files/BSt/Publik ationen/GrauePublikationen/MT_Glo balization_Report_2018.pdf%0Ahttp ://eprints.lse.ac.uk/43447/1/India_glo balisation%2C society and inequalities%28lsero%29.pdf%0Ahtt ps://www.quora.com/What-is-the [18] S. I. Jaya and L. Azizah, “Keefektifan Model Pembelajaran Imajinatif Dalam Keterampilan", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 129, "width": 184, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menulis Paragraf Bahasa Jerman Siswa Kelas Xii Ipa Sma Negeri 3", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 155, "width": 184, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makassar,” Eralingua J. Pendidik. Bhs. Asing dan Sastra , vol. 2, no. 1, pp. 70–77, 2018, doi: 10.26858/eralingua.v2i1.5632.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 218, "width": 215, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] R. N. Rambe and G. Widiyarti, Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi . Medan: CV. Widya Puspita, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 279, "width": 216, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] Siswanto and Ariani, Model Pembelajaran Menulis Cerita . Bandung: PT Rafika Aditama, 2016.", "type": "Table" } ]
4107ed8a-a05c-85c4-d252-9ca13037bca1
https://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.php/jurnal/article/download/365/262
[ { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 116, "width": 441, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BRI CABANG SEMARANG AHMAD YANI", "type": "Section header" }, { "left": 252, "top": 157, "width": 123, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sopi, Zumrotun Nafiah", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 171, "width": 304, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Manajemen dan Akuntansi STIE SEMARANG", "type": "Section header" }, { "left": 281, "top": 212, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 457, "height": 356, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education, motivation and compensation are important things that can improve performance. This study aims to explain whether there is an influence of education, motivation and compensation on employee performance. So that through the results of this study it is expected to be a reference for leaders in managing the organization. In this study there are three independent variables namely education, motivation and compensation and one dependent variable is employee performance. At present it is in the era of industrial revolution 4.0, which is marked by; big data / giant data, internet of think, labor knowledge, and long life education. Since the beginning of the life of mankind to an infinite period, it is largely determined by the mastery of science and technology. Science and technology can not be separated from the progress of education level. Education is the base of all changes both individually, as well as countries. Employee performance is determined by the education that is owned, as high as education, the higher the performance and vice versa. The population in this study are BRI CAB employees, SEMARANG A-YANI, 60 people and all of them are sampled. The results of the analysis using SPSS 23 program statistical tools obtained multiple linear regression equation Y = 0.505 X1 + 0.175 X2 + 0.408 X3 The results of multiple linear regression equations show that there is a positive and significant influence between education on employee performance at BRI CAB. A YANI SEMARANG (t count test 6.314> t table 0.05), motivation towards employee performance at BRI CAB. A YANI SEMARANG (tcount 2,160> t table 0,05), and compensation for employee performance at BRI CAB. A YANI SEMARANG (t test 5.108> ttable 0.05). While together (simultaneously) the influence of education, motivation and compensation has an effect on and significant on the performance of employees at BRI CAB. A YANI SEMARANG (count = 44,692> ftabel = 0.05). The influence of the two research variables is very strong with a correlation value of 69.0% for employee performance at BRI CAB. A YANI SEMARANG is influenced by the motivation and compensation education of the remaining 31.0% of the employees' performance at BRI CAB. A YANI SEMARANG is influenced by other variables that affect employee performance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 369, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords; Performance, Education Level, Motivation, and Compensation", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 640, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 457, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan, motivasi dan kompensasi adalah hal yang cukup penting yang dapat meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah ada pengaruh pendidikan, motivasi dan kompensasi terhadap kinerja karyawan. Sehingga melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan para pimpinan dalam mengelola organiasi. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu pendidikan, motivasi dan kompensasi dan satu variabel terikat yaitu kinerja karyawan. Pada saat ini berada pada era revolusi industry 4.0, yang ditandai oleh; big data/data raksasa, internet of think, labour knowledge,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 460, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan long life education. Sejak awal kehidupan umat manusia sampai masa yang tak terbatas, sangat ditentukan oleh kemampuan penguasaan iptek. Iptek tidak dapat terlepas dengan kemajuan tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan pangkal segala perubahan baik secara individu, kelompok maupn Negara. Kinerja pegawai angat ditentukan oleh pendidikan yang dimiliki, seakin tinggi pendidikan semakin tinggi kinerja dan sebaliknya.Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan BRI CAB,SEMARANG A-YANI sejumlah 60 orang dan semuanya dijadikan sampel. Hasil analisis dengan alat bantu statistik program SPSS 23 diperoleh persamaan regresi linier berganda Y = 0,505 X 1 + 0,175 X 2 + 0,408 X 3 Hasil persamaan regresi linier berganda menunjukan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan terhadap kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG (uji t hitung 6,314 > t tabel 0,05), motivasi terhadap kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG (uji t hitung 2,160 > t tabel 0,05), dan kompensasi terhadap kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG (uji t hitung 5,108 > t tabel 0.05). Sedangkan secara bersama- sama (simultan) pengaruh pendidikan, motivasi dan kompensasi berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG (f hitung = 44,692 > f tabel = 0,05). Pengaruh kedua variabel penelitian sangat kuat dengan nilai kolerasi 69,0% untuk kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG dipengaruhi oleh pendidikan motivasi dan kompensasi selebihnya 31,0% kinerja karyawan di BRI CAB. A YANI SEMARANG dipengaruhi oleh variabel lain yang mempengaruhi kinerja Pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 360, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Kinerja, Tingkat Pendidikan, Motivasi, dan Kompensasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 153, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Latar Belakang Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 457, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan dan mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai kegiatan guna meningkatkan kinerja para karyawan. Adanya kegiatan tersebut, diharapkan perusahaan akan mencapai tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh keuntungan ( profit oriented ). Secara umum, pengelolaan sumber daya manusia dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga pembentukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan merupakan suatu keharusan. Oleh sebab itu, pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia menjadi perhatian untuk dikembangkan secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 457, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika (Rachmawati dalam Hidayah 2016). Hasil kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat seseorang, sikap, kepribadian, sifat fisik,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan , pengalaman kerja, latar belakang budaya, dan variabel-variabel personal lainnya. Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan; lingkungan, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah serta lingkungan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh Hasbullah dalam Vioneta (2013) menyatakan bahwa \"Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat.\" Lebih lanjut Hasbullah dalam Vioneta (2013) menyatakan bahwa \"Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 460, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi kerja merupakan keinginan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh organisasi atau perusahaan, karena menurut Malayu dalam Vioneta (2013) motivasi berasal dari bahasa latin \" Moreve \" yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau \" needs \" atau \" want \".", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 457, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi kerja yang tinggi dapat meningkatkan kinerja pegawai, sesuai yang diungkapkan oleh Gibson dan Stoner dalam Sudarwan dalam Vioneta (2013) motivasi kerja merupakan alasan-alasan, dorongan-dorongan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi yang berbeda karena pengaruh baik faktor dari dalam diri maupun dari, hal ini menarik untuk dilakukan penelitian apakah memiliki pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai BRI cab. A. Yani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi menurut Melayu S.P. Hasibuan dalam Hidayah (2016), semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengendalian efektif, motivasi, stabilitas karyawan, dan disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 457, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap karyawan mempunyai keinginan untuk mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan harapan mereka. Apabila harapan tersebut terpenuhi, maka karyawan tersebut akan bersemangat dalam bekerja. Handoko dalam Hidayah (2016), menyatakan bahwa departemen personalia merancang dan mengadministrasikan kompensasi karyawan. Apabila kompensasi yang diberikan sesuai, karyawan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi menjadi sangat penting karena dengan kompensasi, individu dapat memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer, sekunder dan tertier. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada akhirnya ikut menentukan kualitas kerja.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 178, "width": 355, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 456, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A. Yani?.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 456, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A. Yani?.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 456, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Apakah terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A. Yani?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 110, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN TEORITIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Pegawai", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 457, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja ( Performance) berarti prestasi kerja. Wibowo dalam Vioneta (2013) \"Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung.\" Amstong dan Baron dalam Vioneta (2013), menyatakan \"Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan yang strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.\" Veithzal dalam Vioneta (2013) menyatakan bahwa \"Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan seorang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya\" Sedangkan Anwar dalam Vioneta (2013), \"Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.\" Marihot Tua Efendi dalam Hidayah (2016), kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 456, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja tidak berdiri sendiri tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan kompensasi, keterampilan, kemampuan, keinginan dan lingkungan (Rivai dalam Hidayah 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 94, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kinerja", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 457, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hani Handoko dalam Hidayah (2016) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan, sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian prestasi kerja, merupakan proses mengevaluasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan menilai prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu dan prestasi kerja di waktu yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 157, "width": 348, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dessler dalam Hidayah (2016), ada lima faktor dalam penilaian kinerja:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 395, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Prestasi pekerjaan;akurasi, ketelitian, keterampilan dan penerimaan keluaran.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 330, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kuantitas pekerjaan, meliputi : volume keluaran dan kontribusi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 393, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kepemimpinan yang diperlukan;membutuhkan saran, arahan atau perbaikan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 223, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kedisiplinan; kehadiran ketepatan waktu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 347, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Komunikasi; hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 457, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian kinerja merupakan dasar yang digunakan dalam penentuan kompensasi. Penilaian kinerja (performance apprasial), merupakan faktor kunci guna mengembangkan satu organisasi secara efektif dan efisien. Handoko dalam Hidayah (2016) penilaian prestasi kerja, proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Manfaat penilaian prestasi kerja:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 146, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perbaikan prestasi kerja,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 406, "width": 214, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 426, "width": 227, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 219, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perencanaan dan pengembangan karier.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 468, "width": 173, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penyimpangan proses staffing.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 271, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 88, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Kualitas kerja", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 457, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahmi dalam Edduar (2015), Kualitas kerja adalah hasil yang diperolah oleh suatu organisasi baik organisasi profit oriented dan non profi oriented. Mangkunegara dalam Edduar (2015), Mengartikan kualitas kerja merupakan hasil kerja secara kualitas ataupun kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawabnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 457, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wibowo dalam Edduar (2015), Kualitas kerja adalah Suatu organisasi yang professional tidak akan mampu mewujudkan suatu manajemen kualitas kerja yang baik tanpa ada dukungan dari seluruh komponen perusahaan. Mangkunegara dalam Edduar (2015) Kualitas berarti sesuatu yang akan terus tumbuh dan berkembang bersama perubahan. Kualitas terbaik hanya mampu dihasilkan dari peningkatan kualitas kerja mutu kerja, dan penguatan budaya organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 97, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Kuantitas Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 457, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wungu dan Brotoharsojo dalam Edduar (2015), “Quantity (kuantitas) adalah segala bentuk satuan ukuran yang terkait dengan jumlah hasil kerja dan dinyatakan dalam ukuran angka atau yang dapat dipadankan dengan angka”. Wilson dan Heyyel dalam Edduar (2015), Quantity of Work, adalah jumlah kerja yang dilaksanakan oleh pegawai dalam suatu periode tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Sikap Kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 457, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi dalam kehidupan organisasi difokuskan pada beberapa jenis sikap yang berkaitan dengan kerja. Robbins dalam Edduar (2015), sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Tiga komponen sikap, antara lain: kognitif, afektif dan perilaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 456, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G.W Alport dalam Edduar (2015) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat G.W. Alport di atas Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya”.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 468, "width": 370, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmat dalam Edduar (2015) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sikap, kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 456, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Sikap lebih menetap.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 198, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sikap mengandung aspek evaluatif.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 456, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Sikap timbul dari pengalaman, bukan bawaan lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 457, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "La Pierre dalam Edduar (2015), sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Oleh Soetarno dalam Edduar (2015), sikap, pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk benar-benar memahami sikap perlu mempertimbangkan karakteristik secara fundamental. Ada tiga komponen yang membentuk sikap, yaitu; Kognitif (cognitive), Afektif (affective) dan konatif ( conative ), Konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku yang berkaitan dengan obyek yang dihadapi (Notoatmodjo dalam Edduar 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 100, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 457, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan, oleh Hasbullah dalam Vioneta (2013), bahwa \"Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan dan masyarakat.\" Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah \"Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan utuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalur-Jalur Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 457, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut UU no 20 tahun 2003 Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 457, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/vokasi.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 592, "width": 112, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis-Jenis Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 457, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis-jenis pendidikan oleh M.Ngalim Purwanto dalam Adhanari (2011) adalah sebagai berikut; Pendidikan Jasmani, Pendidikan Rohani, Pendidikan Kecakapan, Pendidikan Keagamaan (Pendidikan Kesusilaan, Pendidikan Keindahan dan Pendidikan Kemasyarakatan)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 51, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 136, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian motivasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 457, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malayu dalam Vionita (2013), motivasi berasal dari bahasa latin \" Moreve \" yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau \" needs \" atau \" want \". Stanford dalam Vionita (2013) motivasi, \"Suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah tujuan tertentu.\" Sedangkan Terry dalam Vionita (2013), motivasi adalah \" Keinginan yang terdapat pada diri seseeorang individu yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan).\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 457, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi menurut Veithzal dalam Vionita (2013), \"Serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuannya.\" Anwar dalam Vionita (2013) juga mendefinisikan motivasi, \"Kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan.\" Suatu motivasi individu dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi instrinsik) dan dapat timbul dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik), keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 69, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 457, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi, sesuatu yang diterima karyawan sebagai imbalan jasa mereka terhadap perusahaan. Hani Handoko dalam Hidayah (2016) berpendapat bahwa kompensasi mencerminkan ukuran karya mereka di antara para karyawan. Mathis dan Jackson dalam Hidayah (2016) menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, para karyawan adalah melalui kompensasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 457, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan dalam Hidayah (2016) mengemukakan kompensasi, semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Milkovich dan Newman dalam Hidayah (2016) menyatakan bahwa kompensasi berkenaan dengan segala bentuk balas jasa finansial dan pelayanan yang tangible (nyata), serta keuntungan yang diterima karyawan sebagai bagian dari suatu hubungan pekerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 457, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rabindra dan Medonca dalam Hidayah (2016) kepuasan kompensasi adalah tingkat kepuasan terhadap semua bentuk return baik finansial maupun non finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan kepada perusahaan. Michael dan Harold dalam Hidayah (2016) menyatakan bahwa kepuasan kompensasi adalah Kepuasan Kerja terhadap kompensasi yang diterima dari perusahaan sebagai balas jasa atas kerja mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobley dalam Hidayah (2016), kepuasan kompensasi sebagai keadaan dimana harapan akan kompensasi sesuai dengan kenyataan. Dessler dalam Hidayah (2016), kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan dan timbul dari dipekerjakannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompensasi berbentuk finansial berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan sosial karyawan, tunjangan, libur, atau cuti tetap dibayar, sedangkan dalam bentuk non finansial, berupa tugas menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tuga peluang, pengakuan, lingkungan pekerjaan yang menarik (Anthony & Govendarajan dalam Hidayah 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 120, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis-jenis kompensasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 457, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Malayu Hasibuan (2008) secara garis besar membagi kompensasi menjadi tiga jenis, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 456, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kompensasi Langsung, gaji atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 456, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kompensasi Tidak Langsung, Pemberian di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang atau barang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 351, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Insentif, Penghargaan yang sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 457, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mathis dan Jackson dalam Hidayah (2016), berpendapat bahwa pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu \"kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung\". Kompensasi langsung berupa gaji pokok dan gaji variabel, dan kompensasi tidak langsung berupa tunjangan, dengan penjelasan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 271, "height": 227, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 2 H 2 H 3 Kerangka Pemikiran Gambar .1", "type": "Picture" }, { "left": 278, "top": 157, "width": 102, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 53, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 184, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 421, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : Tingkat pendidikan signifikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A.Yani", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 442, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 2 : Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A.Yani", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 438, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 3 : Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di BRI cab. Semarang A.Yani", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 89, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 457, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini dignakan Metode Kuantitatif. Oleh Sugiyono (2009) Teknik Analisis Data digunakan untuk menjawab rumusan masalah, menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam menguji variabel dependen dan variabel independen adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion Analysis) namun agar memperoleh hasil yang maksimal perlu dilakukan Uji Asumsi Klasik sebagai gambaran yang akan digunakan untuk mengolah data.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 194, "width": 97, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 208, "width": 317, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X 1 ) Motivasi (X 2 ) Kompensasi (X 3 ) Kinerja Pegawai (Y)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 126, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 167, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6.1. Uji Validitas dan Realibilitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 68, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 456, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur (Ghozali, 2006). Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 457, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Uji validitas korelasi product moment dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 23. Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total diperoleh p < 0,05 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total diperoleh p > 0,05 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2009). Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil uji validitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 457, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan dengan SPSS, nilai R tabel untuk 60 responden adalah 0.254. hasil yang diperoleh lebih dari R tabel dan korelasi antar butir dengan skor total diperoleh p < 0.05 yaitu 0.000 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen dinyatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 83, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Realibilitas.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 457, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji ini untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Suatu variabel dinyatakan reliabel jika Cronbach Alpa > 0,70 (Ghozali, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 457, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa Cronbach Alpa variabel tingkat pendidikan, motivasi, kompensasi dan kinerja pegawai menunjukkan nilai lebih dari 0.70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel adalah reliabel dan layak untuk dilakukan pengujian selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 77, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asumsi Klasik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 457, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus berdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel-variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Hal ini dikarenakan bahwa untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 456, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yang menggunakan regresi linier berganda perlu diuji dengan uji normalitas data. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 457, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dengan normal probability plot , pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik non parametric kolmogorof-smirnov (K-S) dengan level signoifikasi > 0,05. Dalam uji Kolmogrof Smirnov akan diuji normalitas residual dan normalitas variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 456, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uji kolmogrof smirnov menunjukan bahwa nilai Asymp 0,943 lebih besar dari 0,005. Hal ini berarti bahwa data residual terdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 111, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolonieritas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 457, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen, sehingga perlu diuji apakah terdapat korelasi (hubungan) antara satu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 10% dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 456, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel perhitungan SPSS terlihat bahwa setiap variabel bebas mempunyai nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 117, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Heterokedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 457, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas digunakan dikarenakan penelitian ini menggunakan data coss section, dimana coss section menguji beberapa variabel (obyek) dalam satu waktu sehingga pengujian heteroskedastisitas diperlukan dalam penelitian ini. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskdastisitas yaitu dengan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2012). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadii heteroskedastisitas. Apabila probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada perhitungan SPSS menunjukkan bahwa nilai signifikan setiap variabel independen (Tingkat Pendidikan, Motivasi dan Kompensasi) diatas 0.05. hal ini dapat disampaikan tidak terjadi heteroskedastisitasnpada model regresi ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 173, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya analisis regresi adalah studi mengenai ‘ketergantungan variabel independen dengan variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi rata-rata variabel dependen berdasarkan hasil variabel yang diketahui (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011). Berikut ini adalah hasil uji regresi linier berganda dalam penelitian ini:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 302, "width": 44, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 323, "width": 178, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Regresi Linier Berganda", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 343, "width": 240, "height": 92, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients", "type": "Table" }, { "left": 266, "top": 364, "width": 57, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standardize d", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 392, "width": 87, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients t", "type": "Picture" }, { "left": 87, "top": 378, "width": 418, "height": 188, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) -1.455 1.835 -.793 .431 Tingkat Pendidikan (X1) .490 .078 .505 6.314 .000 .821 1.218 Motivasi (X2) .143 .066 .175 2.160 .035 .799 1.252 Kompensasi (X3) .462 .090 .408 5.108 .000 .824 1.214", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 216, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 197, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 456, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis dengan SPSS 23 tersebut, maka dapat diketahui persamaan regresi dari penelitian ini. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk adalah:", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 655, "width": 403, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 0,505 Tingkat Pendidikaan + 0,175 Motivasi + 0,408 Kompensasi Daripersamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 456, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Koefisien regresi Tingkat Pendidikan sebesar 0,505. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap kenaikan tingkat pendidikan akan diikuti dengan kenaikan kinerja pegawai.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 456, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Koefisien regresi Motivasi sebesar 0,175. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap kenaikan motivasi akan diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 456, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Koefisien regresi Kompensasi sebesar 0,408. Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap kompensasi akan diikuti dengan kenaikan kinerja pegawai.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 69, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 26, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 457, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis, iju t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Nilai dari uji t dilihat p-value (pada kolom sig) pada masing-msing variabel independen. Jika nilai p-value lebih kecil dari level of signifikan 0,05 maka hipotesis diterima. Hasilnya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 323, "width": 44, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 336, "width": 255, "height": 106, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients", "type": "Table" }, { "left": 266, "top": 371, "width": 57, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standardize d", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 398, "width": 137, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients t Sig.", "type": "Picture" }, { "left": 87, "top": 385, "width": 418, "height": 187, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) -1.455 1.835 -.793 .431 Tingkat Pendidikan (X1) .490 .078 .505 6.314 .000 .821 1.218 Motivasi (X2) .143 .066 .175 2.160 .035 .799 1.252 Kompensasi (X3) .462 .090 .408 5.108 .000 .824 1.214", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 216, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 593, "width": 197, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 165, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji F ( Goodness Of Fit Model )", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 457, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel bebas (Tngkat Pendidikan, Motivasi dan Konpensasi) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Untuk menguji apakah model linier tersebut sudah tepat atau belum, maka dilihat membandingkan probabilitas dari hasil perhiyungan uji", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 456, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Jika menunjukan nilai probabilitas menunjukan nilai <0,05 maka model dalam regresi tersebut merupakan model yang fit. Berikut adalah hasil uji F.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 157, "width": 44, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 171, "width": 430, "height": 101, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 177.286 3 59.095 44.692 .000 a Residual 74.048 56 1.322 Total 251.333 59", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 281, "width": 411, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), Kompensasi (X3), Tingkat Pendidikan (X1), Motivasi (X2)", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 304, "width": 217, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 197, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 456, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 4.16 nilai F hitung sebesar 44.692 dengan tingkat signifikan 0.000< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut merupakan model yang fit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 117, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 457, "height": 74, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model pada variabel bebas (X) dalam menerangkan variabel terikat (Y), (Ghozali, 2011). Berikut adalah hasil uji Koefisien Tingkat Pendidikan, Motivasi, Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 492, "width": 44, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 513, "width": 418, "height": 109, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .840 a .705 .690 1.150 1.709 a. Predictors: (Constant), Kompensasi (X3), Tingkat Pendidikan (X1), Motivasi (X2)", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 628, "width": 217, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai (Y)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 197, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer yang diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 457, "height": 76, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011). Ada kelemahan yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model. Setiap ada tambahan satu variabel independen maka R 2 pasti akan meningkat tanpa peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 9. diatas, angka koefisien determinasi ( Adjusted R Square ) sebesar 0,690. Hal ini berarti bahwa variabel Tingkat Pendidikan, Motivasi, dan Kompensasi mempunyai peranan 69,0% secara bersama-sama untuk dapat menjelaskan atau menerangkan variabel Kinerja Pegawai. Sedangkan sisanya sebesar 31,0% (100% - 69%) dijelaskan oleh variabel lain yang mempengaruhi Kinerja Pegawai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 84, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 384, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 456, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Faktor pendidikan, motivasi dan kompensasi terbukti secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai di BRI Cab. Semarang A.Yani. Variabel tingkat pendidikan lebih dominan dengan nilai 6.314 dibandingkan variabel kompensasi dengan nilai 5.108 dan variabel motivasi dengan nilai 2.160.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 456, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Untuk hasil uji secara simultan, ketiga faktor independen yaitu tingkat pendidikan, motivasi dan kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai BRI Cab. Semarang A.Yani.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 456, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untuk hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukan kinerja pegawai BRI Cab. Semarang A.Yani dipengaruhi oleh variabel pendidikan, motivasi dan kompensasi sebesar 69,0%. Sedangkan sisanya yaitu 31,0% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 362, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal STIE SEMARANG VOL 11 No 2 Edisi Juni 2019 ( ISSN: 2085-5656, e-ISSN :2232-7826)", "type": "Page header" }, { "left": 306, "top": 764, "width": 14, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 116, "width": 113, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 457, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adhanari, Maria Asti. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi pada Maharani Handichaft di Kabupaten Bantul. Skripsi. Universitas Negeri Semarang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 457, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan progam SPSS. Edisi ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 457, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan progam SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 456, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hapsari, Wahyu Fitri. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Tingkat Gaji Guru terhadap Motivasi Kerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Purworejo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 430, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, SP. Malayu. 2006 . Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 423, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, SP. Malayu. .2008.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Askara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 457, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hendri, Edduar. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai pada Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol.10, No. 3, Oktober 2013 : 23-42", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 456, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayah, Nurul. 2016. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasaan Kerja sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 456, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manik, Sudarmin. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kompensasi Pada Karyawan Bank. Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan- Volume 1, Nomor 2, Juli- Desember 2016", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 456, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masria’ah. 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Turnover Intention pada PT Lohongka. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 388, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sardiman, A.M.2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaja r.Jakarta:Grafindo", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 303, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 356, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 457, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vionita, Vevi Gusrini. 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Tata Usaha SMK Negeri di Kota Payakumbuh. Skripsi. Universitas Negeri Padang", "type": "Text" } ]
4c30789b-0ac5-7510-27d2-80bd538b1ab6
https://journal.stiba.ac.id/index.php/bustanul/article/download/871/385
[ { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 138, "width": 402, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FENOMENA MENGEMIS SECARA ONLINE DI MEDIA SOSIAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 179, "width": 418, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE PHENOMENA OF ONLINE BEGGING IN SOCIAL MEDIA IN A REVIEW OF ISLAMIC LAW", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 221, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan", "type": "Section header" }, { "left": 242, "top": 234, "width": 114, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 246, "width": 422, "height": 369, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected] Keywords : ABSTRACT begging, Islamic Law, technological development This study aims to examine the views of Islamic law regarding the phenomenon of online begging and the nature of work in Islam. The research method in this research is normatively that will examine these problems will be examined regarding the teachings of the Qur'an and hadith regarding this matter. The results obtained are that begging online is illegal because it is deceitful and takes advantage of certain people's circumstances in order to get as many gifts as possible. The essence of work in Islam is to worship, in addition to fulfilling one's own needs. This is done as a real form of human servitude. The conclusion of this paper is for those who are still powerful and strong, it is forbidden to beg, either online or conventionally because of Allah swt. curse them in the hereafter. Ethics in work is important, because in Islamic teachings, work must be earnest and must have a work ethic that will get the pleasure of Allah swt. Kata kunci : ABSTRAK mengemis, Hukum Islam, perkembangan teknologi Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan hukum Islam mengenai fenomena mengemis secara online dan hakikat bekerja dalam Islam. Metode penelitian dalam penelitian ini ialah secara normatif yang akan mengkaji permasalahan tersebut akan ditelaah mengenai ajaran Al- Qur’an dan hadis mengenai hal tersebut. Hasil yang diperoleh adalah bahwa mengemis secara online itu adalah haram karena melakukan tipu daya dan memanfaatkan suatu keadaan dari orang tertentu agar dapat gift sebanyak mungkin. Hakikat bekerja dalam Islam adalah untuk beribadah, selain untuk memenuhi kebutuhan diri manusia sendiri. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghambaan yang nyata dari manusia. Kesimpulan dari tulisan ini ialah bagi mereka yang masih bertenaga dan kuat, maka dilarang untuk mengemis, baik secara online atau konvensional karena Allah swt. melaknat mereka di akhirat kelak. Etos dalam bekerja adalah penting, karena dalam ajaran Islam, bekerja harus sungguh-sungguh dan harus memiliki etos kerja yang akan mendapatkan rida dari Allah swt.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 619, "width": 422, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima : 13 Februari 2023; Direvisi : 18 Maret 2023; Disetujui : 18 Maret 2023; Tersedia online : 7 April 2023", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 654, "width": 422, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Fuadi Isnawan, “Fenomena Mengemis Secara Online di Media Sosial dalam Tinjauan Hukum Islam”, BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam Vol. 4, No. 1 (2023): 4-53. doi: 10.36701/bustanul.v4i1.871.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 429, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan pesat teknologi memberikan perubahan juga mengenai bagaimana manusia dapat bekerja dengan mudahnya. Hanya dengan berbekal smartphone , manusia kini bisa dengan mudahnya dapat memperoleh penghasilan. Fenomena yang jelas nyata dan dipahami oleh masyarakat adalah adanya fenomena YouTube sebagai platform untuk menunggah video – video berbagai macam aktivitas yang akan mendapatkan penghasilan dalam setiap video dengan perhitungan tertentu. Mulai banyak yang yang memanfaatkan fenomena ini dengan menjadi content creator di YouTube agar mendapatkan income yang bisa mencapai miliaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 428, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semakin berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula cara menghasilkan uang melalui teknologi, khususnya yang berkaitan dengan video. Ada beberapa platform video pendek yang dapat membuat seseorang memperoleh uang dari upload videonya. Dikutip dari Lifepal , ada beberapa platform yang bisa mendapatkan uang dari video yang di upload . Platform itu ialah Video, Facebook Ad Breaks , DailyMotion , Break dan Envul . 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 428, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudahan itulah yang mendorong berbagai platform lain untuk bisa mengembangkan sistemnya guna menggaet user nya agar menjadi creator dalam platform tersebut. Semakin menimgkat, kini hadir platform untuk live streaming yang dapat diberikan hadiah tertentu. Hadiah itu memiliki syarat dan ketentuan masing – masing, dimana benda tersebut dapat diuangkan nantinya. Kini berbagai platform ramai dalam mengembangkan hal ini agar semakin banyak user yang jadi creator di dalamnya. Senada dengan hal itu, para kreator juga bergairah akan kesempatan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 429, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akan tetapi fenomena tersebut menimbulkan sesuatu hal yang kurang sedap didengar. Hal tersebut dikarenakan adanya fenomena orang yang live streaming dengan melakukan mandi lumpur yang nantinya oleh penonton akan diberikan hadiah tertentu. Biasanya orang yang ada di dalam live streaming tersebut adalah orang yang kekurangan, sehingga dapat menarik simpatik dari penonton, sehingga penonton memberikan giftnya. Tentu gift ini ada syaratnya, yang bisa dibuat antara kreator dan penonton. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini tentunya memiliki konotasi yang negatif yang merendahkan harkat dan martabat manusia yang ada dalam video tersebut. Akan tetapi hal tersebut laris manis dilakukan karena tergiur keuntungan yang didapat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 428, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dalam tulisan ini memiliki urgensi untuk menelaah bagaimana hukum melakukan pengemisan di media sosial dengan menggunakan layanan live streaming , sehingga masyarakat akan paham dan mengerti mengenai hukumnya dalam tinjauan hukum Islam. Selain itu, penelitian ini berfokus mengenai bagaimanakah etos kerja yang harus dimiliki setiap muslim dalam bekerja sehingga sesuai dengan ajaran Islam sehingga ketika mereka dalam bekerja menjadi penuh semangat dan orientasinya hanya kepada Allah swt. Sehingga hal tersebut membuat seorang muslim menjauhi perbuatan-perbuatan yang dilarang dan mendapatkan rezeki yang berkah dan mendapatkan pahala dari Allah swt. Jika seseorang memiliki etos kerja yang besar, maka dia tidak akan berputus asa dari", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 712, "width": 347, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 “Selain Youtube, Upload Video Bisa Dapat Uang Di 5 Situs Ini,” Lifepal.Com , 2020.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Anisa Indraini, “Heboh ‘Ngemis’ Online Mandi Lumpur, TikTok Kecipratan Cuan?,” DetikFinance , 2022, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6523535/heboh-ngemis-online- mandi-lumpur-tiktok-kecipratan-cuan.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allah swt. dan tidak akan melakukan pengemisan ini. Pengemisan di media sosial ini dilakukan karena seseorang merasa putus asa dan memilih jalan singkat yang lebih mendatangkan keuntungan dengan cepat dan banyak yang dilakukan dengan mengumbar dan mengekploitasi kemiskinan, sehingga para penonton akan memberikan giftnya untuk mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 428, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini memiliki pengembangan jika dibandingkan dari penulisan yang sejenis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Moh. Samsul Arifin dan Muhammad Fauzi dengan judul “Fenomena Mandi Lumpur live Tiktok dalam Perspektif Islam” yang diterbitkan di Jurnal Al -Ibrah Tahun 2022. Pengembangan yang ada itu dibahas mengenai hukum meminta-minta atau mengemis dalam pandangan Islam tidak hanya tentang larangannya tapi juga tentang apakah diperbolehkan. Jika diperbolehkan dengan ketentuan apa saja. Selain itu mengulas mengenai etos kerja yang ada di dalam setiap diri muslim Sehingga dalam bekerja itu mendapatkan rida dari Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 429, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu hanya membahas secara sederhana mengenai kemunculan TikTok dan fenomena yang ada karena platform tersebut. Selain itu dalam pengkajiannya masih secara umum tidak detail, sehingga dalam tulisan ini dimuat secara detail dan menyeluruh mengenai berbagai macam aspek yang ada di dalam fenomena pengemisan secara online tersebut sehingga mendapatkan gambaran dan jawaban yang nyata di dalamnya. Adapun yang menjadi fokus dari penulisan ini ialah tentang pandangan hukum Islam terkait fenomena mengemis di media sosial dan bagaimana hakikat bekerja dalam Islam dalam kaitannya dengan fenomena tersebut?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode normatif yang akan mengkaji berbagai teori dalam hukum Islam yang relate dengan rumusan masalah yang dikaji untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Selain menggunakan teori, penelitian ini juga akan menggunakan Al – Qu’an dan Hadis yang berkaitan dengan fenomena yang dikaji dalam tulisan ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 429, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Samsul Arifin dan Muhammad Fauzi dengan judul “Fenomena Mandi Lumpur live Tiktok dalam Perspektif Islam” yang diterbitkan di Jurnal Al -Ibrah Tahun 2022 lebih membahas di fenomena kemunculan media sosial TikTok dengan live streaming dan mengkaji secara sederhana mengenai mengemis secara umum. Dalam tulisan ini dibahas mengenai mengemis yang boleh dan tidak boleh, apa hukum mengemis di media sosial dengan menzalimi diri dan bagaimana hakikat bekerja dalam ajaran Islam, sehingga timbul kebaruan dari penelitan yang penulis lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 88, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 265, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum Meminta – Minta Dalam Pandangan Islam", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 429, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terminologi peminta-minta dapat dimaknai sebagai al-sā’il . Terminologi tersebut dapat diterjemahkan sebagai orang yang keadaan hidupnya miskin di mana ia melakukan minta-minta kepada orang lain. 3 Terminologi tersebut memiliki tiga tujuan yang akan dituju, antara lain seseorang yang dalam rangka pemenuhan kebutuhan kehidupannya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Muhammad Nadim, Mu’jam Al-Mufahras LiAlfadz Al-Qur’ᾱn Al-Karῑm (Mesir: Darul Al-Kutub Al-Mishriyah, 1945), 338; Abdul Muiz, “Mengemis Dalam Perspektif Al-Qur’ān : Analisis Tafsir Al- Manār Karya Muhammad ‘Abduh Dan Muhammad Rasyīd Ridhā,” El - Waroqoh 4 No. 1 (2020): 4.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan cara melakukan pengemisan kepada pihak lain, seseorang melaukan minta-minta lalu diberi. Terakhir, pengemisan dengan tujuan untuk membantu orang lain. 4 Terminologi al-maḥrūm dapat diterjemahkan sebagai orang yang tidak melakukan pengemisan meski ia tidak mempunyai harta benda. 5 Untuk itu ada perbedaan mendasar dengan terminologi yang pertama. Kondisi yang pertama diperuntukkan untuk mereka yang keadaannya tidak punya dan usahanya hanya meminta-minta. Sedangkan terminologi yang kedua memiliki kondisi yang lemah dan tak berdaya, namun tidak melakukan minta-minta. 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 429, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemisan dan kemiskinan memang erat kaitannya. Kata miskin dalam bahasa Arab diambil dari kata “ sakana ” di mana itu dimaknai sebagai tenang atau keadaannya diam. Kata jamaknya dari miskin adalah “ masākīn ” yang juga diambil dari sakana yang memiliki arti tidak bergerak yang disebabkan oleh lemahnya fisik orang tersebut. 7 Kualifikasi miskin dalam al-Qur’an tersebut antara lain : 8", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 317, "width": 389, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Seseorang yang memiliki hak untuk menerima zakat sesuai dengan QS. Al- Taubah ayat 60.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 345, "width": 392, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Seseorang yang miskin memiliki keadaan yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan orang fakir.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 373, "width": 392, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Keadaan miskin itu lebih baik jika dibandingkan dengan orang fakir jika orang itu kurang mampu dalam pemenuhan kehidupannya.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 400, "width": 332, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Orang yang memiliki hak untuk dibantu kehidupan ekonominya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 429, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terminologi al-Sā’il dengan terminologi al-Maḥrūm saling berkaitan erat dan memiliki simpul antara pengemisan dengan kemiskinan. 9 Al-Maḥrūm ini bisa diartikan sebagai seseorang yang memiliki kekurangberuntungan dalam mendapatkan penghasilan diri mereka sendiri. 10 Jika menggunakan terminologi bahasa Arab mengemis disebut dengan istilah tasawwul . Dalam buku yang berjudul al-Mu'jam al-Wasīṭ , tasawwala (bentuk secara fi'il maḍi dari tasawwul ) yang memiliki arti memohon-mohon. 11 Beberapa ulama menerjemahkan tasawwul sebagai usaha untuk meminta-minta kepunyaan orang lain, bukan memiliki tujuan untuk kepentingan agama, akan tetapi untuk kepentingan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 428, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Muhammad Rasyīd Ridhᾱ, Tafsir Al-Qur’an Al-Hakim (Tafsir Al-Manᾱr) (Kairo: Darul Manar, 1947), 116; Muiz, “Mengemis Dalam Perspektif Al-Qur’ān : Analisis Tafsir Al-Manār Karya Muhammad ‘Abduh Dan Muhammad Rasyīd Ridhā,” 28.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 425, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Muhtadi Ridwan, Geliat Ekonomi Islam Memangkas Kemiskinan, Mendorong Perubahan (Jakarta: Malika Press, 2012), 37.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 428, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Wahbah Al-Zuhaili, Tafsir Al-Munir (Beirut: Dar Al-Fikr, n.d.), 67; A. Taufiq Buhari, “Pengemis Dalam Tinjauan Ekonomi Islam,” Syaikhuna 6 No. 2 (2015): 271.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 428, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 M. Quraish Shihab, Ensikopedia Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata Jilid 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 610; Maya Mei Shindy, “Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pengemisan Dalam Tinjauan Hukum Pidana Islam Dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Gelandangan Dan Pengemisan Serta Praktek Susila Di Kota Medan” (UIN Sumatera Utara, 2020), 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 678, "width": 356, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Fauzi Arif Lubis, “Miskin Menurut Pandangan Al-Qur’an,” Tansiq 1 No. 1 (2018): 77.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 690, "width": 242, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Buhari, “Pengemis Dalam Tinjauan Ekonomi Islam,” 272.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 427, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Iwan Kuswandi, “Etika Terhadap Pengemis Dalam Perspektiftafsir Klasik Dan Kontemporer,” Jurnal Konseling Pendidikan Islam 1 No. 2 (2020): 97.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Syauqi Dhaif, Al-Mu‟jamul Wasith (Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2011), 336; Muhamad Wasitho, Mengemis Yang Halal Dan Mengemis Yang Haram (Jakarta: Yayasan Bina Pengusaha Muslim, n.d.), 533.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 425, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pribadi semata. Seperti penjelasan dari Ibnu Hajar dalam buku karangannya, tasawwul dapat diartikan sebagai mengemis sesuatu, selain dari kepentingan agama. 12", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 428, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemis termasuk golongan orang miskin, terutama mereka yang benar-benar secara ekonomi lemah. Bahkan, banyak pengemis minta-minta karena malas dan tidak mau untuk bekerja atau mencari nafkah untuk mereka. Dia berpura-pura miskin dan kemudian memohon kepada orang lain dengan pakaian compang-camping agar terlihat miskin dan sengsara sehingga menipu orang demi uang. 13", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 428, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari konsep keadilan, hukum dan kearifan, fenomena pengemis ini dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok. Kelompok tersebut antara lain : 14", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 262, "width": 392, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kelompok yang betul-betul memerlukan berbagai hal yang dibutuhkan dalam hidup. Secara nyata, kelompok ini betul-betul terdapat penderitaan dikarenakan adanya kesusahan dalam mencari penghidupannya sehari-hari.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 304, "width": 392, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kelompok yang gadungan. Kelompok ini pandai untuk melakukan berbagai macam sandiwara dan tipu menipu. Mereka juga lihai dalam menarik belas kasihan dari orang lain yang menjadi target mereka. Secara ‘kasar’ mereka melakukan penipuan dengan keadaannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk golongan yang pertama tersebut, meski keadaannya keras dan menderita karena tidak bisa untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, akan tetapi mereka menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan mereka dengan tidak melakukan pengemisan kepada orang lain dengan mengiba kepada mereka yang dituju. Mereka takut jika disebut pengemis, di mana itu akan mencoreng nama baiknya. Selain itu akan melanggar norma dan etika yang ada di masyarakat dan agama. Untuk golongan yang kedua mereka melakukan tipu muslihat yang membuat orang lain berbelas kasihan kepada mereka, berpura-pura terluka atau cacat. Hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam, karena perilaku itu dapat mencemari perilaku baik dan merenggut hak orang yang benar-benar membutuhkan bantuannya. 15", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 428, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam ajaran agama Islam telah dijelaskan secara rinci, jika tangan di atas itu nilainya jauh lebih baik daripada tangan yang ada di bawah. Kalimat tersebut sesuai dengan Hadis Sahih riwayat Al-Bukhārī : 1379 yang mengatakan bahwa: 16", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 536, "width": 382, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 428, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini memberikan arti bahwa jika manusia memberi itu lebih baik daripada manusia meminta. dapat dipahami bahwa dalam ajaran agama Islam terdapat sebuah nilai mulia yang ditanamkan kepada manusia agar senantiasa menjaga harga dirinya dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 428, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Ahmad ibn `Ali ibn hajar Abu al-Fadhl Al-`Asqalani, Fatal-Bari Juz III (Beirut: Dar Al-Fikr, n.d.), 336; Wasitho, Mengemis Yang Halal Dan Mengemis Yang Haram , 533.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Mushin, Menyayangi Dhuafa (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 87; Farhat Amaliyah Ahmad, “Perspektif Hukum Islam Tentang Praktik Mengemis (Studi Kasus Di Kota Bandar Lampung)” (UIN Raden Intan Lampung, 2017), 33.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 428, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Muhammad Nur Uwais, “Peringatan Bagi Peminta-Minta Dalam Sunan Abu Dawud Nomor Indeks 1627” (UIN Sunan AMpel, 2012), 18.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Ahmad Saifuddin, “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Gelandangan, Pengemis Dan Anak Jalanan Di Kabupaten Kudus” (IAIN Kudus, 2018), 34.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 425, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Farid Naya, “Sakha’ Dalam Perspektif Hadis,” Tahkim (Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam) 10 No.1 (2014): 172.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemuliaan sebagai seorang manusia. serta telah dijelaskan secara detail pula jika ada orang yang berkecukupan tapi melakukan meminta-minta atau mengemis itu hukumnya haram, dan hukumnya haram pula jika meminta-minta tersebut dilakukan dengan sikap yang memaksa orang untuk memberinya uang atau barang tertentu. 17", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 431, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agama Islam orang yang memiliki kemampuan untuk bekerja dan berusaha serta memiliki kesehatan dalam badan dan jiwanya akan tetapi tidak mau bekerja, tidak mau berusaha dan hanya menggantungkan penghidupannya pada orang lain seperti meminta- minta atau mengemis itu sangat dicela. Hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang begitu mulia dan mempunyai kekuatan. Sehingga seseorang yang melakukan pengemisan namun dalam keadaan nyata mereka mampu bekerja dengan tangannya, maka ia telah secara tidak langsung membuat rendah ajaran agama Islam yang melarang tindakan itu, bahkan orang tersebut dapat diklasifikasikan sebagai orang yang kufur nikmat karena dia hanya menggantungkan penghidupannya kepada orang lain dan tidak menggunakan tangan dan anggota badannya untuk memperoleh rezeki yang hal dari Allah swt., padahal Allah akan memberikan rezeki yang cukup bagi siapa saja yang berusaha. orang yang memilih tidak mengemis dan tidak menggantungkan kehidupannya kepada orang lain walaupun kehidupannya serba tidak berkecukupan, dinilai lebih terhormat dan mulia di pandangan Allah swt. Tentu Allah akan memberikan kecukupan dan kemuliaan pada hamba-hambanya juga orang tersebut memanfaatkan karunia yang diberikan oleh Allah kepadanya berupa kemampuan beserta kekuatan dirinya untuk bekerja disertai dengan doa kepada Allah swt. 18", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 428, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjalankan perbuatannya tersebut, pengemis dalam menjalankan aksinya memiliki trik – trik yang jitu bagi mereka agar mendapatkan keuntungan dari orang yang dituju. Beberapa trik tersebut antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 469, "width": 392, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Mengekspose kemisikinan dengan melakukan pengemisan melalui media sosial di tempat yang menunjukkan bahwa mereka memiliki keadaan yang menyedihkan dan terlihat miskin dan tidak mampu, sehingga mengundang perhatian dan belas kasihan penonton.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 524, "width": 392, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menampilkan mimik muka yang sedih agar para penonton merasa iba dan memberi hadiah bagi mereka agar kehidupan mereka terbantu.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 552, "width": 392, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Diorganisasi oleh seseorang yang memiliki keahlian untuk mengakses dan mengoperasikan sosial media.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 429, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memenuhi kehidupan manusia di dunia ini, baik dalam al-Qu’an maupun dalam hadis telah diatur secara teratur dan jelas, karena pemenuhan kehidupan manusia ini ialah tujuan dari kehidupan yang ingin dicapai oleh manusia itu sendiri. Sehingga dianjurklan manusia untuk bekerja sesuai dengan ajaran agama Islam agar tidak hanya mendapatkan harta, namun juga mendapatkan berkah dari Allah swt. 19 Allah swt. telah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 428, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Abdul Qodir Syaibah Al-Hamd, Fiqis Islam Syarah Bulughul Maram (Jakarta: Darul Haq, 2006), 204; Asep Supriyadi, “Profesi Mengemis Dalam Sudut Pandang Hukum Islam (Study Kasus Di Kotatip Purwokerto)” (IAIN Purwokerto, 2016), 10.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Sri Ulfa Rahayu, “Takhrij Hadis : Analisis Kritik Sanad Hadis Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Pada Tangan Di Bawah,” Shahih : Jurnal Ilmu Kewahyuan 3 No. 1 (2020): 107.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Zaki Fuad Chalil, Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam Islam (Jakarta: Erlangga, 2009); Muhammad Irwan, “Gelandangan Dan Pengemis Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Kasus Di Nusa Tenggara Barat),” GaneÇ Swara 7 No. 2 (2013): 7.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengharamkan untuk mengemis jika seseorang itu mampu untuk bekerja. Apalagi jika dilakukan dengan tipu muslihat dan kebohongan untuk menarik simpati dan belas kasihan orang yang dituju. Seperti yang telah diketahui bersama dalam media sosial TikTok terdapat fenomena user yang siaran langsung dan mandi lumpur agar diberikan suatu hadiah tertentu yang dapat diuangkan. Hadiah tersebut dapat berupa koin atau hal lainnya, di mana itu nanti dapat ditukarkan dengan uang dalam sistemnya. User yang mandi lumpur itu memelas agar diberikan gift tersebut, semakin banyak dia mandi lumpur, maka semakin banyak yang memberikan hadiahnya, karena para penonton merasa iba karena keadaan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentu saja hal tersebut seperti merendahkan dirinya sendiri. Mengapa harus memilih jalur yang justru itu akan merendahkan dirinya sendiri jika ada yang lebih baik lagi. Terlebih dengan mandi lumpur tersebut ada kemungkinan akan berakibat pada kulit dan tubuh user yang mandi lumpur tersebut. Perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai hal yang menzalimi diri sendiri, dan akan mendapat balasan setimpal dari Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 428, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agama Islam adalah agama suci yang dikirim untuk mengangkat harkat, martabat dan derajat diri manusia. Melalui manusia suci Al-Qur'an dan hadis, Rasulullah SAW telah diterangkan jika manusia itu berupa obyek dan subyek yang nyata dalam kehidupan di dunia ini. Keistimewaan manusia ialah manusia punya berbagai kesempurnaan yang disertai kelengkapan. Selain itu manusia ialah makhluk yang memiliki bentuk yang terbaik. Hal ini termuat dalam Surat al-Tīn ayat 4 yang berbunyi: 20 يِو ۡقَ ت ِنَسۡحَأ ِٓفِ َنََٰسنِ ۡلۡٱ اَنۡقَلَخ ۡدَقَل ٖ", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 152, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ”. Manusia, kedinamisan akalnya dapat digunakan untuk hal lain di dalam kehidupannya. Karena hal itulah, ada kewajiban bagi manusia untuk senantiasa untuk bekerja guna mencukupi kehidupannya. Bekerja dan melakukan kegiatan itu sebagai ikhtiar manusia kepada Allah swt. ialah sunatullah. Selain hal tersebut, hal itu ialah rasa tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah swt. yang taat. Manusia harus memanfaatkan semua hal yang ada di bumi ini beserta seluruh isinya guna meraih kesejahteraan yang bersifat hakiki, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Selaras dengan hal tersebut, Allah swt. telah memberikan petunjuk mengenai jalan yang benar yang diridai-Nya dalam mencapai kesejahteraan tersebut, yang mana manusia tidak boleh semau hatinya berbuat sesuatu hal dalam hal tersebut. 21", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenomena mengemis secara online di media sosial melalui media social itu jelas dilarang dan diharamkan dalam ajaran agama Islam karena hal teresbut mengandung unsur tipu muslihat dengan cara mengekspos kemiskinan dan mengekspolitasi keadaan seseorang yang dapat membuat orang lain bersimpatik dan memberikan hadiah kepada mereka, padahal orang yang melakukan pengemisan di media sosial tersebut tidak memiliki kecacatan dan mampu untuk bekerja dengan baik. Di sini kata haram itu berlaku", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 427, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Muhammad Irwan, “Gelandangan Dan Pengemis Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Kasus Di Nusa Tenggara Barat),” 7.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 747, "width": 30, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan syarat tindakan tersebut yang telah dilakukan oleh seseorang untuk meminta- minta itu sudah menjadikan sebuah profesi atau kebiasaan di mana memiliki tujuan untuk memanfaatkan orang lain yang mempunyai harta dan juga rezeki yang berlebih untuk memperkaya dirinya sendiri. Alasan keharaman hal tersebut ialah orang tersebut kondisi fisiknya normal tidak ada kecacatan dan masih mampu bekerja untuk mendapatkan rezeki yang lebih baik daripada dia melakukan pengemasan tersebut. 22", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada hadis yang menjelaskan bahwa ada ancaman yang nyata bagi orang yang suka mengemis kepada orang lain yang memiliki rezeki berlebih dikarenakan bukan kebutuhan akan tetapi dia membeli motif tersendiri untuk mengumpulkan harta. Orang yang seperti inilah yang pada hari kiamat kelak akan dapat murka oleh Allah dan akan dipermalukan oleh Allah yaitu dengan didatangkan tanpa daging di mukanya. Hadis tersebut berbunyi : 23", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 425, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َل لاَزَ ي ل جَّرلا لَأْسَي َساَّنلا َّتََح َِتَْيَ َمْوَ ي ِةَماَيِقْلا َسْيَلَو ِفِ ِهِهْجَو ةَعْز م مَْلَ Artinya :", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\" Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain (mengemis) sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.” ( Muttafaq ‘Alaih)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hadis di atas dapat dikatakan jika seseorang melakukan pengemisan, terutama di media sosial yang marak belakangan ini akan mendapatkan ancaman nyata dan pedih dari Allah swt. Hal tersebut dikarenakan mereka melakukan pengemisan yang dibarengi dengan mengekspos kesedihan dan kemalangan serta eksploitasi seseorang dalam pengemisan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadis yang lain mengatakan juga meminta-minta atau mengemis tersebut adalah haram diibaratkan seperti dia telah memakan bara api yang kelak dia akan diberikan juga pada hari kiamat. Alasannya dikarenakan dengan melakukan pengemasan tersebut ia telah memakan harta yang tidak halal dan akan berakibat dosa yang nyata bagi mereka ataupun siapa saja yang memakannya. 24 Hadis tersebut diriwayatkan oleh Muslim yang berbunyi : 25", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 426, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْنَم َلَأَس َساَّنلَا ْم َلَاَوْمَأ اًرُّ ثَكَت , اََّنَِّإَف لَأْسَي اًرَْجَ , َّلِقَتْسَيْلَ ف ْوَأ ْرِثْكَتْسَيِل Artinya :", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 428, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Barangsiapa meminta-minta harta orang untuk memperkaya diri, sebenarnya ia hanyalah meminta bara api. Oleh karenanya, silahkan meminta sedikit atau banyak.” (HR. Muslim)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 428, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Muhammad Rafi, Saipul Hamzah Ahmad, and Ahnaf Rafif, “Makna Sa’il Dalam Al - Qur’an : Tujuan Implisit Pengentasan Pengemis Dalam Ayat - Ayat Sa’il Dan Aktualisasinya,” Jurnal Studi Ilmu- Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis 18 No. 1 (2017): 22.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 700, "width": 299, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Imam Bukhori, Şahih Bukhari , 2nd ed. (Beirut: Dar Al-Fikr, 2008), 343.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Rafi, Ahmad, and Rafif, “Makna Sa’il Dalam Al - Qur’an : Tujuan Implisit Pengentasan Pengemis Dalam Ayat - Ayat Sa’il Dan Aktualisasinya,” 22.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Badrul Tamam, “Di Hari Kiamat, Pengemis Datang Dengan Muka Tak Berdaging,” VOA Islam , 2015.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemisan yang dilakukan di media sosial tersebut bukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada, namun lebih dari itu, untuk memperoleh keuntungan sebanyak- banyaknya untuk memperkaya diri sendiri dari sang creator bersama talent yang melakukan pengemisan di media sosial. Sehingga perbuatan tersebut memiliki konsekuensi nyata jika hal tersebut dilakukan, karena hal tersebut tak ayal seperti meminta bara api yang panas dan membara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 429, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang muslim tidak diperbolehkan untuk malas dalam mencari rezeki dari Allah swt. dengan berbagai alasan, seperti alasan konsentrasi ibadah atau untuk bertawakal kepada Allah swt., karena langit tidak akan menurunkan emas ataupun perak. 26 Seorang muslim tidak diperkenankan pula hanya mengandalkan pemberian dari orang lain, padahal ia masih memiliki kekuatan dan daya upaya untuk berusaha sendiri guna mencukupi keluarganya. Rasulullah saw. memberikan peringatan keras untuk siapa saja yang hidup dengan mengemis, karena kekayaan manusia harus dipersembahkan di hadapan Allah swt. di dalamnya terdapat berbagai hal yang begitu tercela bagi Rasulullah saw. Dengan melakukannya maka artinya dia telah membuat kotor \"wajah\" sendiri, dan menodai reputasi baik seseorang, harga diri dan mengurangi kehormatannya. 27", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengemis ialah sesuatu hal yang memiliki kecelaan yang akan mendapatkan ganjaran yang nyata di akhirat nanti. Bahkan dalam riwayat yang telah dituliskan diatas telah dijelaskan jika di akhirat kelak, wajah orang tersebut tanpa daging, hanya tulang belulang semata. Selain itu nanti juga akan terjerumus ke dalam bara api neraka. Meskipun ada kebolehan dalam mengemis, akan tetapi jika dilakukan amak akan ada akibat negatif dalam diri mereka sendiri. Selain sanksi di akhirat kelak, juga akan diperoleh sanksi di kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. yang berbunyi: 28", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 467, "width": 392, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “demi zat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sesungguhnya salah seorang dari kalian mengambil seutas talinya lalu mencari kayu bakar dan memikulnya di punggungnya, hal itu lebih baik daripada mendatangi seseorang lalu ia meminta kepadanya, baik diberi atau tidak.” (HR. Al – Bukhārī 1377).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 428, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadis dicatas telah menjelaskan jika ada orang yang mengemis dan mendatangi orang kaya untuk mengemis bisa terdapat dua kemungkinan. Kemungkinan tersebut, diberi atau tidak diberi. Jika ia diberi apa yang diminta, maka itu tidak akan menjadi sebuah persoalan. Akan tetapi jika dia ditolak, ada kemungkinan penolakannya tersebut melukai hatinya, terlebih jika penolakan itu mengandung berbagai kata yang tidak sopan. Mengemis adalah perbuatan yang memiliki sifat yang sangat memalukan, bukan hanya untuknya, akan tetapi dapat menimbulkan malu bagi keluarganya. 29", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 427, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Yusuf Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam , ed. Wahid Ahmadi (Surakarta: Era Intermedia, 2007), 180; Ahmad, “Perspektif Hukum Islam Tentang Praktik Mengemis (Studi Kasus Di Kota Bandar Lampung),” 33.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 427, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Ahmad, “Perspektif Hukum Islam Tentang Praktik Mengemis (Studi Kasus Di Kota Bandar Lampung),” 33.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 H. Rajab and Marlina Wally, “Bersedekah Kepada Pengemis Perspektif Hadis Nabi SAW,” Tahkim 15 no. 2 (2019): 202.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 747, "width": 27, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi disimpulkan bahwa jika creator yang melakukan mandi lumpur demi mendapatkan hadiah tertentu tersebut adalah perbuatan haram, jika dilakukan dengan tipu daya. Tipu daya di sini dapat dikategorikan ke dalam beberapa hal, seperti tipu daya keadaan, atau tipu daya demi mendapatkan hadiah semata sedangkan mereka masih mampu untuk melakukan pekerjaan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 428, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alangkah lebih baik jika mereka melakukan pekerjaan lain yang tidak merendahkan martabat diri mereka. Hal tersebut akan mengundang rezeki dari Allah yang lebih besar dan berkah. Allah swt. telah menciptakan bumi seluas ini, tentu penuh dengan rezeki, siapa yang berniat mencari rezeki karena Allah swt. maka tidak hanya mendapat rezeki, tapi mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meminta-minta atau mengemis itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang: 30", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 304, "width": 410, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Jika orang tersebut menanggung hutang dari orang lain maka ia boleh untuk meminta-minta sampai ia melunasinya lalu berhenti melakukan pengemisan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 345, "width": 410, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Jika seseorang ditimpa musibah yang hartanya habis karena hal tersebut ia diperbolehkan meminta-minta hingga ia memperoleh sandaran hidup.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 373, "width": 410, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Jika seseorang ditimpa kesengsaraan dalam hidupnya sehingga terdapat tiga orang yang memiliki akal dari kaumnya tersebut mengatakan bahwa si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup maka ia diperbolehkan meminta-minta, selain untuk beberapa hal tersebut maka hukumnya adalah haram.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 429, "height": 107, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meminta-minta itu diperbolehkan jika sesorang ada dalam keadaan fakir, maka ia boleh meminta kepada penguasa. Di sini kata penguasa ialah seseorang yang diamanahi untuk mengelola baitulmal dari kaum muslimin. Meski boleh untuk meminta kepada mereka, namun tidak dianjurkan untuk sering-sering meminta kepada penguasa yang mengelola baitulmal tersebut. Ketentuan tersebut berdasarkan pada riwayat al-Bukhārī 2545. Dia jika Hakim bin Hizam berkata bahwa dia meminta kepada baginda Rasulullah saw, lalu oleh beliau diberikan. Lalu meminta lagi dan beliau memberi lagi. Kemudian Rasulullah saw. bersabda : 31", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 536, "width": 386, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Wahai Hakiim! Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan berlapang hati, maka akan diberikan berkah padanya. Barang siapa mengambilnya dengan kerakusan (mengharap-harap harta), maka Allah tidak memberikan berkah kepadanya, dan perumpamaannya (orang yang meminta dengan mengharap-harap) bagaikan orang yang makan, tetapi ia tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik dari pada tangan yang di bawah (yang meminta)”. Kemudian Hakîm berkata: “Wahai Rasulullah! Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak menerima dan mengambil sesuatu pun sesudahmu hingga aku meninggal dunia”. (HR. Al – Bukhārī 2545)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 724, "width": 186, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 Qardhawi, Halal Haram Dalam Islam , 170.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 428, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Sri Risky Ayu, “Tinjauan Sosiologis Terhadap Pengemis Yang Mengganggu Ketertiban Umum Persfektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Kota Makassar)” (UIN Alauddin Makassar, 2017), 28.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemisan di media sosial ini dipengaruhi oleh faktor sosial budaya yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pengemisan di medis sosial tersebut. Faktor tersebut antara lain: 32", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 179, "width": 411, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Memiliki kerendahan harga diri dari orang tersebut sehinggga ia tidak malu untuk melakukan pengemisan di media sosial.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 207, "width": 411, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mereka memiliki prinsip pasrah pada nasib saja, artinya menjadi pengemis tersebut adalah nasib mereka. Mereka tidak ada kemauan mengubah nasib mereka.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 235, "width": 411, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Mereka memiliki kebebasan yang disertai kesenangan dalam hidup mereka untuk melakukan hal tersebut karena hal tersebut tidak terikat oleh berbagai macam aturan, nilai dan norma yang ada, dimana itu membebani mereka.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 429, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengemisan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut itu dipersiapkan oleh anaknya sendiri. mereka melakukan itu karena uang dan rela untuk diberikan hal yang tidak semestinya oleh anak mereka yang seharusnya memperlakukan mereka dengan baik dalam hal memberikan rezeki yang halal dan berkah di jalan Allah swt. Hal tersebut sudah mencederai nilai-nilai moral dan juga adab yang ada di dalam ajaran agama Islam dan juga telah melakukan perbuatan zalim yaitu dimurkai oleh Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 429, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam ialah agama yang sempurna bagi umat manusia sehingga setiap ajaran yang ada itu pasti memiliki dasar filosofis dalam hal tersebut. termasuk dalam bagaimana anak berperilaku terhadap orang tuanya atau berbakti kepada orang tuanya. Berbakti kepada orang tua ialah ajaran dalam agama Islam yang tertinggi setelah beriman kepada Allah. Begitu Mulianya berbakti kepada orang tua sehingga dalam kewajiban tersebut perintah Allah untuk mengulang berbakti kepada orang tua setelah beribadah kepada Allah. Hal tersebut termaktub dalam ayat al-Qur’an yang ada di bawah ini: 33 a. Q.S. Al – Isra’ ayat 23 – 24 :", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 481, "width": 430, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َحَأ ََبَِك ۡلٱ َكَدنِع َّنَغ لۡ بَ ي اَّمِإ ۚاًنََٰسۡحِإ ِنۡيَدِلََٰوۡلٱِبَو هَّيَِّإ َّٓلِإ ْآو د بۡعَ ت َّلَأ َكُّبَر َٰىَضَقَو ٓاَم َّلَ ل قَ ت َلََف اَ هُ َلَِك ۡوَأ ٓاَ هُ د ف أ ٖ َلَو اَ هُۡرَهۡ نَ ت ل قَو اَم َّلَ ل ۡوَ ق ٖ ا يِرَك ٖ ا ۡضِف ۡخٱَو اَم َلَ َحاَنَج ِ لُّذلٱ َنِم ِةَۡحَّۡرلٱ ل قَو ِ بَّر اَم هَۡحۡۡرٱ اَمَك ِناَيَّ بَر يرِغَص ٖ ا", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 110, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan \"ah\" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: \"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil\".", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 427, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Ninda Dwi Saputri, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Dalam Upaya Menanggulangi Gelandangan Di Kabupaten Demak” (IAIN Kudus, 2020), 20.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 428, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Leni Elpita Sari, Abdul Rahman, and Baryanto, “Adab Kepada Guru Dan Orang Tua : Studi Pemahaman Siswa Pada Materi Akhlak,” Edugama 6 No. 1 (2020): 82.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 429, "height": 121, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari ayat-ayat tersebut telah tergambar betapa mulianya seorang anak jika berbakti kepada orang tua. Selain berbakti seorang anak juga harus memperlakukan orang tuanya dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pengabdian kepada perintah Allah swt. Pengemisan yang dilakukan oleh orang tua yang dikelola oleh anaknya bertentangan dengan perintah di dalam ayat tersebut karena memperlakukan orang tuanya dengan kurang baik. Seorang anak harus melihat orang tuanya dengan penuh kasih sayang bukan memanfaatkan orang tuanya dengan melakukan pengemisan secara online melalui live streaming , sehingga mendapatkan uang, akan tetapi dengan penuh kesadaran untuk mendapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 431, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap anak memiliki kewajiban yang mendasar untuk berbakti kepada orang tuanya, seperti yang telah dibahas di dalam ayat di atas sehingga sudah tercantum secara jelas dan tegas. Karena hal tersebut merupakan ajaran dalam agama Islam yang mulia ini. Seseorang wajib untuk menaati perintah kedua orang tua di dalam hal apapun meski hal itu mubah, wajib untuk mengikuti berbagai hal yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang dilarang oleh orang tua selama apa yang dilarang dan diperintahkan itu tidak melanggar syariat Islam. 34 Berbakti untuk orang tua itu lebih utama dari menuntut ilmu meski ilmu yang dicari dan dipelajari itu adalah ilmu agama. Akan tetapi jika ilmu agama yang dicari dan dipelajari oleh orang tersebut termasuk dari klasifikasi fardu kifayah. Akan tetapi jika ilmu yang dicari tersebut memiliki hukum atau klasifikasi fardu ain atau dapat dimaknai jika seorang yang belum tahu cara untuk beribadah kepada Allah swt. seperti tatacara salat, maka hal tersebut dapat dikategorikan mencari ilmu lebih diutamakan daripada berbakti kepada orang tua. 35", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 428, "height": 205, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai seorang muslim tentu kita memahami bersama bahwa berbakti untuk orang tua ialah hal yang mulia dan tinggi setelah beriman kepada Allah swt. di dalam al- Qur’an pun banyak ayat yang memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua di mana hal tersebut banyak juga disandingkan dengan perintah setelah untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan Allah swt. Sama dengan beberapa perintah dalam ayat di atas bahwa begitu mulainya berbakti kepada orang tua. Sehingga perbuatan untuk melakukan pengemasan di media sosial dengan menggunakan orang tua tentu hal ini akan sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam. Dalam surat al-Nisā ayat 36 disebutkan perintah untuk menyembah Allah swt. dan tidak untuk menyekutukannya dengan hal apapun dan diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua. Hal ini mencerminkan berbakti untuk orang tua ialah nomor dua setelah menyembah Allah yang harus dilakukan sebagai umat manusia. Bahkan Rasulullah saw. telah mengatakan dalam hadisnya berbakti kepada orang tua ialah hal yang dicintai Allah dan itu hal yang sangat mulia. Terlebih lagi, Rasulullah saw. menyatakan dengan tegas pahala berbakti kepada orang tua sama dengan pahala dengan berjihad di jalan Allah swt. 36", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 712, "width": 370, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Birrul Walidain (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2020), 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 724, "width": 315, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Musthafa bin Al-‘Adawi, Fiqih Birrul Walidain (Solo: Al-Qawam, 2020), 9.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 412, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Muhaemin, “Konsep Berbakti Kepada Orang Tua Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadis” (Institut PTIQ Jakarta, 2021), 14.", "type": "Footnote" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas ialah mengemis dalam ajaran Islam dilarang, terlebih jika dilakukan dengan merendahkan harga dirinya. Fenomena mandi lumpur di media sosial demi mendapatkan gift yang dapat ditukarkan dengan uang ialah haram, selain mengemis, hal tersebut dilakukan dengan menzalimi dirinya bahkan orang tuanya sendiri demi mendapatkan uang dengan mandi lumpur yang dapat membahayakan dirinya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad, Farhat Amaliyah. “Perspektif Hukum Islam Tentang Praktik Mengemis (Studi Kasus Di Kota Bandar Lampung).” UIN Raden Intan Lampung, 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad Saifuddin. “Studi Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan Gelandangan, Pengemis Dan Anak Jalanan Di Kabupaten Kudus.” IAIN Kudus, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 426, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-‘Adawi, Musthafa bin. Fiqih Birrul Walidain . Solo: Al-Qawam, 2020. Al-`Asqalani, Ahmad ibn `Ali ibn hajar Abu al-Fadhl. Fatal-Bari Juz III . Beirut: Dar Al- Fikr, n.d.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 429, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Hamd, Abdul Qodir Syaibah. Fiqis Islam Syarah Bulughul Maram . Jakarta: Darul Haq, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 428, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir . Beirut: Dar Al-Fikr, n.d. Ayu, Sri Risky. “Tinjauan Sosiologis Terhadap Pengemis Yang Mengganggu Ketertiban Umum Persfektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Kota Makassar).” UIN Alauddin Makassar, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buhari, A. Taufiq. “Pengemis Dalam Tinjauan Ekonomi Islam.” Syaikhuna 6 No. 2 (2015).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 322, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukhori, Imam. Şahih Bukhārī . 2nd ed. Beirut: Dar Al-Fikr, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chalil, Zaki Fuad. Pemerataan Distribusi Kekayaan Dalam Islam . Jakarta: Erlangga, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dhaif, Syauqi. Al-Mu‟jamul Wasith . Mesir: Maktabah Shurouq ad-Dauliyyah, 2011. Farid Naya. “Sakha’ Dalam Perspektif Hadis.” Tahkim (Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam) 10 No.1 (2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indraini, Anisa. “Heboh ‘Ngemis’ Online Mandi Lumpur, TikTok Kecipratan Cuan?” DetikFinance , 2022. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d- 6523535/heboh-ngemis-online-mandi-lumpur-tiktok-kecipratan-cuan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 413, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. Birrul Walidain . Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuswandi, Iwan. “Etika Terhadap Pengemis Dalam Perspektiftafsir Klasik Dan Kontemporer.” Jurnal Konseling Pendidikan Islam 1 No. 2 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 405, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lubis, Fauzi Arif. “Miskin Menurut Pandangan Al-Qur’an.” Tansiq 1 No. 1 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhaemin. “Konsep Berbakti Kepada Orang Tua Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadis.” Institut PTIQ Jakarta, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad Irwan. “Gelandangan Dan Pengemis Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Kasus Di Nusa Tenggara Barat).” GaneÇ Swara 7 No. 2 (2013). Muiz, Abdul. “Mengemis Dalam Perspektif Al-Qur’ān : Analisis Tafsir Al-Manār Karya Muhammad ‘Abduh Dan Muhammad Rasyīd Ridhā.” El - Waroqoh 4 No. 1 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mushin. Menyayangi Dhuafa . Jakarta: Gema Insani Press, 2004. Nadim, Muhammad. Mu’jam Al-Mufahras LiAlfadz Al-Qur’ᾱn Al-Karῑm . Mesir: Darul", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 261, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BUSTANUL FUQAHA: JURNAL BIDANG HUKUM ISLAM", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 76, "width": 151, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 (2023): Hal. 40-53 EISSN: 2723-6021 Website: https://journal.stiba.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 802, "width": 197, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuadi Isnawan . Fenomena Mengemis Secara …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Kutub Al-Mishriyah, 1945. Qardhawi, Yusuf. Halal Haram Dalam Islam . Edited by Wahid Ahmadi. Surakarta: Era Intermedia, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rafi, Muhammad, Saipul Hamzah Ahmad, and Ahnaf Rafif. “Makna Sa’il Dalam Al - Qur’an : Tujuan Implisit Pengentasan Pengemis Dalam Ayat - Ayat Sa’il Dan Aktualisasinya.” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis 18 No. 1 (2017).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 428, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rajab, H., and Marlina Wally. “Bersedekah Kepada Pengemis Perspektif Hadis Nabi SAW.” Tahkim 15 no. 2 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridhᾱ, Muhammad Rasyīd. Tafsir Al-Qur’an Al-Hakim (Tafsir Al-Manᾱr) . Kairo: Darul Manar, 1947.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 429, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwan, Muhtadi. Geliat Ekonomi Islam Memangkas Kemiskinan, Mendorong Perubahan . Jakarta: Malika Press, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saputri, Ninda Dwi. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Dalam Upaya Menanggulangi Gelandangan Di Kabupaten Demak.” IAIN Kudus, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 428, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, Leni Elpita, Abdul Rahman, and Baryanto. “Adab Kepada Guru Dan Orang Tua : Studi Pemahaman Siswa Pada Materi Akhlak.” Edugama 6 No. 1 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lifepal.com. “Selain Youtube, Upload Video Bisa Dapat Uang Di 5 Situs Ini,” 2020. Shihab, M. Quraish. Ensikopedia Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata Jilid 3 . Jakarta: Lentera Hati, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 428, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shindy, Maya Mei. “Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pengemisan Dalam Tinjauan Hukum Pidana Islam Dan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 6 Tahun 2003 Tentang Gelandangan Dan Pengemisan Serta Praktek Susila Di Kota Medan.” UIN Sumatera Utara, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 429, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sri Ulfa Rahayu. “Takhrij Hadis : Analisis Kritik Sanad Hadis Tangan Di Atas Lebih Baik Dari Pada Tangan Di Bawah.” Shahih : Jurnal Ilmu Kewahyuan 3 No. 1 (2020). Supriyadi, Asep. “PROFESI MENGEMIS DALAM SUDUT PANDANG HUKUM", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 511, "width": 353, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISLAM (Study Kasus Di Kotatip Purwokerto).” IAIN Purwokerto, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tamam, Badrul. “Di Hari Kiamat, Pengemis Datang Dengan Muka Tak Berdaging.” VOA Islam , 2015.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uwais, Muhammad Nur. “Peringatan Bagi Peminta-Minta Dalam Sunan Abu Dawud Nomor Indeks 1627.” UIN Sunan AMpel, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 428, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wasitho, Muhamad. Mengemis Yang Halal Dan Mengemis Yang Haram . Jakarta: Yayasan Bina Pengusaha Muslim, n.d.", "type": "List item" } ]
3e20e215-9270-84d3-fd93-ca40006f37ea
https://jnte.ft.unand.ac.id/index.php/jnte/article/download/503/340
[ { "left": 276, "top": 38, "width": 301, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7, No. 2, Juli 2018 p-ISSN: 2302-2949, e-ISSN: 2407 - 7267", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 760, "width": 397, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received date 2017-11-19, Revised date 2018-7-16, Accepted date 2018-7-17 https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 88, "width": 404, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energi Listrik dari Pengereman Regeneratif Sepeda Motor dengan Menggunakan Dinamo Sepeda", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 135, "width": 275, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif * , Anugrah Valdesio , Mumuh Muharam Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 161, "width": 275, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author, e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 456, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak — Pengereman regeneratif adalah mekanisme untuk memperoleh kembali energi yang terbuang saat proses pengereman. Biasanya saat direm energi kinetik dari roda motor yang bergerak akan terkonversi menjadi panas akibat gesekan rem. Pada pengereman regeneratif energi kinetik tersebut dirubah menjadi energi listrik dengan bantuan dinamo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar arus, tegangan dan daya yang dihasilkan dari pengereman regeneratif sepeda motor dengan memanfaatkan dinamo sepeda. Dengan menambahkan suatu prototipe, yang terdiri dari dinamo sepeda, penyearah dan dc-dc converter , maka pengereman regeneratif dapat diubah menjadi energi listrik. Penelitian dilakukan dengan tiga perilaku di cakram depan sepeda motor yaitu dengan memberikan isolasi kasar, isolasi polos dan tanpa isolasi. Hasil pengujian yang terbaik adalah dengan pemasangan isolasi kasar. Pada kecepatan 70 km/jam, nilai tegangan, arus dan daya yang dihasilkan adalah 12,8 Volt, 130 mA dan 1664 mWatt. Keuntungan menggunakan isolasi kasar adalah gaya gesek dan slip yang dihasillkan kecil. Panas yang ditimbulkan tidak sebanyak isolasi polos dan tanpa isolasi. Bunyi yang dihasilkan pada pengujian juga lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 347, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Pengereman regeneratif, sepeda motor, isolasi, cakram, dinamo sepeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 442, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract — Regenerative breaking is an energy recovery mechanism from wasted energy during breaking process. In a conventional breaking process, the kinetic energy from the wheel is converted into heat due to friction of the break disc. In regenerative breaking, the kinetic energy is converted into electric energy by a dynamo. This research aims to find amount of electric power, voltage and current that can be generated from regenerative breaking. By adding a prototype which contains dynamo of bicycle, rectifier and dc-dc converter, the generative braking can change kinetic energy into electrical energy. In this research, three types of front wheel disc, i.e. with hard insulation, soft insulation and without insulations had been used for the experiment.. It is found that the best result is obtained by using hard insulation. For motorcycle speed at 70 km/hours, voltage, current and power values are 12,8 Volt, 130 mA and 1664 mWatt. The advantages of the hard insulation are less friction, less heat dissipation and quieter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 333, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Regenerative braking, motorcycle, isolation, wheel, dynamo of bicycle .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 557, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 221, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat menuruni tanjakan, pengendara umumnya akan melakukan pengereman. Akibat pengereman, energi kinetik motor akan berubah menjadi panas karena gesekan cakram rem. Energi panas yang terbuang ini, sebenarnya masih dapat dimanfaatkan dengan menggunakan pengereman regeneratif. Saat proses pengereman motor, pengereman regeneratif mengubah energi kinetik menjadi energi listrik yang kemudian dapat digunakan untuk penggunaan lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 221, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada berbagai penelitian yang memanfaatkan energi dari sepeda motor, misalnya penelitian yang menggunakan panas", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 557, "width": 226, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "knalpot sepeda motor sebagai sumber energi terbarukan [1]. Penelitian tentang pengereman regeneratif di kendaraan telah banyak dilakukan [2-5]. Pada [2] diggunakan motor DC magnet permanen untuk pengoptimalan pengereman regeneratif di sepeda motor. Pada [3] mengenalkan sepeda motor hybrid dengan menambahkan sistem pengereman hydraulik. Pada [4] dikaji efisiensi energi selama pengereman regeneratif di sepanjang jalan kereta api. Pada [5] dilakukan penambahan tiga cakram untuk mengontrol torka saat pengereman regeratif.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 708, "width": 221, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini dilakukan pengkajian besar daya, tegangan dan arus listrik yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 38, "width": 313, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif: Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7 , No. 2, Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 790, "width": 177, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 426, "top": 802, "width": 75, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jnte.ft.unand.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 220, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dihasilkan dari pengereman regeneratif sepeda motor menggunakan dinamo sepeda.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 138, "width": 87, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 83, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Sepeda Motor", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 221, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan kecepatan putar sepeda motor dengan kecepatan mesin dapat dilihat di persamaan (1).", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 204, "width": 158, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑣 = 60𝜋𝐷𝑛 1000𝑖 (1)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 194, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana : v = kecepatan putar sepeda motor (km/h) π = phi = 3.14 D = diameter roda sepeda motor (m) n = kecepatan mesin di sepeda motor (rpm) i = pembanding total reduksi tiap gigi.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 314, "width": 96, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Dinamo Sepeda.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 327, "width": 221, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamo sepeda bekerja atas prinsip tegangan induksi. Diagran dinamo dapat dilihat di gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 411, "width": 76, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poros rotor Magnet rotor Belitan stator", "type": "Picture" }, { "left": 116, "top": 596, "width": 67, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tegangan induksi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 181, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Bagian dalam dinamo sepeda", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 220, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bila poros rotor dinamo berputar, otomatis magnet juga ikut berputar di sekitar belitan kumparan. Sesuai dengan hukum Faraday, magnet yang berputar di sekitar kumparan akan menghasilkan tegangan induksi di ujung kumparan Persamaan tegangan induksi dapat dilihat di persamaan 3 [6].", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 86, "width": 173, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐸 = N dΦ dt (3)", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 117, "width": 38, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 129, "width": 126, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E = tegangan induksi (Volt)", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 142, "width": 136, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = jumlah beliitan kumparan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 152, "width": 103, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " = fuksi magnet (Wb)", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 168, "width": 76, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "t = waktu (detik)", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 181, "width": 220, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bila terhubung ke beban, maka dihasilkan arus yang nilainya sebanding dengan tegangan.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 206, "width": 220, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan 4 adalah persamaan arus yang berasal dari hukum Ohm.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 242, "width": 173, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼 = 𝑉 𝑠 𝑍 (4)", "type": "Formula" }, { "left": 293, "top": 263, "width": 38, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 275, "width": 178, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I = arus yang mengalir di rangkaian (A) V s = tegangan sumber (Volt) Z = impedansi (Ω)", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 326, "width": 63, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Rectifier.", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 339, "width": 221, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rectifier adalah konverter yang mengubah teganngan bolak balik (ac) menjadi tegangan searah (dc). Rectifier dikenal juga dengan nama penyearah. Penyearah yang digunakan pada penelitian ini adalah penyearah gelombang penuh. Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat diliihat di gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 448, "width": 211, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AC D1 D2 D3 D4 C Beban", "type": "Picture" }, { "left": 293, "top": 553, "width": 221, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Rangkaian penyearah gelombang penuh. Gambar 3a memperlihatkan bentuk gelombang tegangan dan arus peneyearah gelombang penuh sebelum penambahan kapasitor. Saat setengah siklus positif, dioada D1 dan D4 bekerja dan setengah siklus negatif, dioda D2 dan D3 yang bekerja. Bentuk gelombang dc yang dihasilka masih berbentuk riak ( ripple ). Untuk mengurangi riak, digunakan kapasitor. Bentuk gelombang dc setelah menggunakan kapasitor dapat dilihat di gambar 3b.", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 38, "width": 313, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif: Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7 , No. 2, Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 180, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018 jnte.ft.unand.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 802, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 221, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. b. Gambar 3. Bentuk tegangan penyearah gelombang penuh [8].", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 220, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besar tegangan DC yang dihasilkan dari penyearah gelombang penuh didapat dari persamaan 5 [7].", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 450, "width": 207, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉 𝑑𝑐 = 1 𝑇 ∫ √2𝑉 𝑠 𝑠𝑖𝑛𝜔𝑡𝑑𝑡 𝑇 0 𝑉 𝑑𝑐 = 2 𝜋 √2𝑉 𝑠 (5)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 38, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 502, "width": 189, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V dc = tegangan DC yang dihasilkan (Volt) V s = tegangan sumber (Volt)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 113, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 DC – DC Converter", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 553, "width": 100, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DC-DC Converter", "type": "Table" }, { "left": 214, "top": 553, "width": 92, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 221, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempertahankan tegangan ouput pada suatu nilai tertentu. Di penelitian ini, tegangan input DC dinaikkan untuk menghasilkan tegangan ouput DC 5 Volt. Prinsip kerja DC-DC Converter diilustrasikan di gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 631, "width": 187, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V d R L D C S + V o", "type": "Picture" }, { "left": 276, "top": 699, "width": 3, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 199, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Rangkaian DC-DC Converter", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 87, "width": 221, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Switch S di gambar 4 adalah komponen elektronika daya yang digunakan. Jenis komponen elektronika daya antara lain jenis transistor dan thyristor. Tegangan ouput V o yang dihasilkan dapat dilihat di persamaan 6 [7].", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 162, "width": 186, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉 𝑜 = ( 1 1−𝐷 ) 𝑉 𝑑𝑐 (6)", "type": "Formula" }, { "left": 321, "top": 183, "width": 213, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana V o = tegangan output yang dihasilkan (Volt)", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 208, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D = duty cycle", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 221, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V dc = tegangan input DC (Volt).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 234, "width": 221, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duty cycle adalah perbandingan waktu on switching dengan periode switching. Dengan pengaturan duty cycle , maka tegangan output yang dihasilkan bisa ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 309, "width": 88, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 328, "width": 221, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di penelitian ini, dimanfaatkan dinamo sepeda sebagai penghasil tegangan DC. Tegangan DC yang dihasilkan dimanfaatkan charging telepon selular. Saat pengereman regenerative, dinamo sepeda terhubung ke cakram depan sepeda motor, sehingga poros dinamo sepeda berputar mengikuti putaran roda. Peputaran poros menyebabkan rotor dinamo ikut berputar, sehingga terjadi medan magnet di sekitar kumparan stator yang akhirnya menghasilkan tegangan induksi,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 467, "width": 221, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk luar dan bagian dalam dinamo sepeda dapat dilihat di gambar 5. Dari gambar 5b terlihat bahwa kumparan stator mempunyai 4 belitan yang terhubung seri. Jumlah masing-masing belitan adalah 200. Bentuk rotor dari dinamo sepeda dapat dilihat di gambar 5c.", "type": "Text" }, { "left": 420, "top": 645, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a.", "type": "Picture" }, { "left": 364, "top": 710, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b.", "type": "List item" }, { "left": 463, "top": 710, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 723, "width": 220, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Bentuk luar (a) dan bentuk dalam (b,", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 735, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) dinamo sepeda.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 38, "width": 313, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif: Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7 , No. 2, Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 790, "width": 177, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 15, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 426, "top": 802, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jnte.ft.unand.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 220, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian dilakukan dengan cakram tanpa isolasi dan cakram berisolasi. Skema pemasangan dinamo sepeda di cakram sepeda motor dapat diihat di gambar 6 s/d 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 125, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. b.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 220, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Pemasangan dinamo sepeda di cakram sepeda motor tanpa isolasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 299, "width": 221, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian awal, cakram sepeda motor tidak diberi isolasi. Agar dinamo sepeda bisa bekerja, maka dinamo sepeda ditempatkan pada suatu dudukan. Desain peletakan dinamo sepeda dan gambar nyata dapat dilihat di gambar 6a dan 6b.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 476, "width": 96, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. b.", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 220, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Pemasangan dinamo sepeda di cakram sepeda motor dengan isolasi polos.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 220, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7a dan 7b adalah skema dan gambar nyata pemasangan dinamo sepeda yang dihubungkan dengan cakram sepeda motor yang diberi isolasi polos. Untuk cakram yang diberi isolasi kasar dapat dilihat di gambar 8a dan 8b.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 220, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 Pemasangan dinamo sepeda di cakram sepeda motor dengan isolasi kasar.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 87, "width": 220, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena tegangan induksi yang dihasilkan dinamo sepeda adalah tegangan bolak balik (AC), maka ditambahkan penyearah dioda hubungan jembatan. Rangkaian penyearah yang dibuat seperti pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 151, "width": 221, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tegangan output dijaga konstan dengan menggunakan DC-DC Converter tipe CE8301A [9]. Bentuk DC-DC Converter tipe CE8301A dapat dilihat di gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 380, "width": 199, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. DC-DC Converter tipe CE8301A", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 418, "width": 112, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 436, "width": 221, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil penelitian berasal dari tiga kondisi cakram di roda sepeda motor bagian depan. Tiga kondisi tersebut adalah kondisi saat cakram tidak diberi isolasi, diberi isolasi polos dan saat diberi isolasi kasar. Untuk mendapatkan data yang akurat dan presisi, pengujian dilakukan berulang- ulang dan diambil nilai rata-ratanya. Pengereman regeneratif pada sepeda motor dilakukan selama 15 detik dengan mendapatkan 15 variasi kecepatan sepeda motor. Daerah uji mempunyai jalan dengan kemiringan dan jarak tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 575, "width": 221, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diukur dari pengujian adalah data kecepatan motor, tegangan, arus dan daya yang dihasilkan. Gambar 10 memperlihatkan diagram kecepatan motor selama 15 detik. Pada gambar 10 diperlihatkan bahwa pengujian menggunakan isolasi kasar menghasilkan grafik yang paling baik dengan penurunan yang stabil. Pada detik ke- 15 nilai kecepatan yang dihasilkan motor paling rendah dengan menggunakan isolasi kasar di cakram sepeda motor. Hal ini kasar di cakram sepeda motor. Hal ini memperlihatkan bahwa pengereman yang paling baik dan gaya gesekan yang besar terjadi pada pengujian menggunakan isolasi kasar.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 38, "width": 313, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif: Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7 , No. 2, Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 180, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018 jnte.ft.unand.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 525, "top": 802, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 293, "width": 180, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Kecepatan saat pengereman", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 306, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "regeneratif selama 15 detik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 224, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T egangan yang dibangkitkan terhadap kecepatan dapat dilihat di gambar 11. Cakram dengan isolasi kasar mempunyai nilai lebih tinggi dibanding cakram dengan isolasi polos dan tanpa isolasi. Saat kecepatan 70 km/jam tegangan menggunakan isolasi kasar adalah 12,8 V, sedangkan yang menggunakan isolasi polos dan tanpa isolasi adalah 10,8 V dan 12 V. pada pengujian sebelumnya hanya 1,1 V dan 0,8 V.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 659, "width": 157, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11 Tegangan vs kecepatan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 221, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arus yang dihasilkan dari tiga pengujian dapat dilihat di gambar 12. Seperti tegangan, arus yang dihasilkan dari cakram isolasi kasr mempunyai nilai lebih besar dari cakram isolasi polos dan tanpa isolasi. Ini sesuai dengan hukum", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 87, "width": 221, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ohm, bahwa arus yang dihasilan sebanding dengan tegangan yang dibangkitkan. Pengujian menggunakan isolasi kasar mempunyai arus 130 mA, sedangkan pengujian dengan isolasi polos dan tanpa isolasi adalah 121 mA dan 105 mA.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 373, "width": 135, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12 Arus vs kecepatan", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 398, "width": 221, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik daya yang dikonsumsi oleh power bank dapat dilihat di Gambar 13. Terlihat bahwa daya di pengujian menggunakan isolasi kasar mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding menggunakan isolasi polos dan tanpa isolasi. Fungsi pengereman juga tampak lebih baik menggunakan isolasi kasar karena gaya gesek dan slipnya kecil, sehingga kerja dinamo sepeda lebih optimal. Panas yang ditimbulkan jauh lebih cepat berkurang. Bunyi yang dihasilkan pada pengujian juga lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 740, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13 Daya vs kecepatan", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 89, "width": 412, "height": 555, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 3 5 7 9 11 13 15 v (km/jam) t (det) Tanpa Isolasi Isolasi Polos Isolasi Kasar 0 2 4 6 8 10 12 14 0 20 40 60 80 V (Volt) v (km/jam) Tanpa Isolasi Isolasi Polos Isolasi Kasar 0 20 40 60 80 100 120 140 0 20 40 60 80 I (mA) v (km/jam) Tanpa Isolasi Isolasi Polos Isolasi Kasar", "type": "Picture" }, { "left": 358, "top": 560, "width": 186, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 0 20 40 60 80 P (mW) v(km/jam) Tanpa Isolasi Isolasi Polos", "type": "Picture" }, { "left": 494, "top": 720, "width": 40, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isolasi Kasar", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 38, "width": 313, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif: Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7 , No. 2, Juli 2018", "type": "Page header" }, { "left": 333, "top": 790, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25077/jnte.v7n2.503.2018", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 15, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 426, "top": 802, "width": 75, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jnte.ft.unand.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 220, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar pengisian arus di power bank dapat dillihat di gambar 14. Di gambar ini, terlihat lampu menyala di power bank, sebagai tanda adanya proses arus pengisian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 184, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14 Pengisian arus di power bank", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 340, "width": 60, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 359, "width": 221, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data pemanfaatan pengereman generatif mekanik sepeda motor, maka didapat kesimpulan bahwa untuk mendapatkan hasil yang terbaik, maka cakram sepeda motor di bagian depan roda sepeda motor haruslah diberi isolasi tebal dan kasar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 223, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dibanding menggunakan isolasi halus dan tanpa isolasi, nilai tegangan, arus dan daya pada cakram isolasi kasar mempunyai nilai yang lebih tinggi. Pada kecepatan 70 km/jam, didapatkan nilai tegangan, arus dan daya pada cakram isolasi kasar sebesar 12,8 Volt, 130 mA dan 1664 mWatt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 523, "width": 107, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 220, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dibiayai dari dana penelitian Fakultas Teknik Universitas Andalas dengan nomor kontrak 089-105/ UN.16.09.D/PL/2017.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 587, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 208, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Melda Latif, Nuri Hayati, Uyung Gatot S.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 622, "width": 189, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinata, “Energi Listrik Pada Gas Buang Sepeda Motor”, Jurnal Rekayasa Elektrika", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 647, "width": 183, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 11, No. 5, Desember 2015, hal. 163- 168.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 672, "width": 220, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] W. Cui, H. Zhang, Y. Ma, and Y. Zhang, “Regenerative Braking Control Method and Optimal Scheme for Electric Motorcycle”, IEEE Transactions on Industry Applications ,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 723, "width": 27, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 87, "width": 221, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] J. Nadeau, P. Micheau, and M. Boisvert,", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 98, "width": 199, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Ideal regenerative braking torque in collaboration with hydraulic brake system”, IEEE Transactions on Industry Applications ,", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 138, "width": 27, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 151, "width": 220, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] E. Chen, B. Bu, and W. Sun, An Energy- “Efficient Operation Approach Based on the", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 176, "width": 199, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utilization of Regenerative Braking Energy among Trains”, IEEE Transactions on", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 201, "width": 128, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industry Applications , 2015.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 214, "width": 221, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] M. Boisvert and P. Micheau, “Wheel slip controller for the regenerative braking of electric vehicle : experimental results with a three wheels recreational hybrid vehicle”, IEEE Transactions on Industry Applications ,", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 277, "width": 27, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 289, "width": 217, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. E. Fitzgerald, dkk, Electric Machinery , 6 th edition, Mc Graw Hill, 2003", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 315, "width": 215, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Ned Mohan, Power Electronics, Converters and Drives, Minneapolis USA, Mnpere,", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 340, "width": 25, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2003", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 353, "width": 199, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Daniel W. Hart, Power Electronics , Mc Graw Hill, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 378, "width": 220, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Small Package PFM Control, Step-Up DC/DC Converter, CE8301 Series , Chi Power Technology.", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 429, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biodata Penulis", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 453, "width": 220, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Latif menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Elektro di Universitas Sumatera Utara pada tahun 1988. Pada tahun 1999, menyelesaikan Post Graduate diploma di UMIST, Inggris. Gelar Magister Teknik Elektro", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 516, "width": 221, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2003. Melda Latif, saat ini bekerja sebagai staff pengajar pada Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas. Bidang keahliannya adalah elektronika daya, konversi energi dan material elektroteknik.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 604, "width": 220, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anugrah Valdesio menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Elektro di Universitas Andalas pada tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 654, "width": 221, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mumuh Muharam menyelesaikan S1 di jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung 1993. Pendidikan S2 diperoleh dari Program Magister Teknik Elektro Institiut Teknologi Bandung 2000. Bidang peminatan yang ditekuni adalah Sistem Kendali", "type": "Text" } ]
4a7ccede-da3d-8e2c-da34-4ee8ee02555c
https://ojs.uhnsugriwa.ac.id/index.php/sanjiwani/article/download/2045/1317
[ { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 171, "top": 212, "width": 286, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Sehat-Sakit : Sebuah Kajian Filsafat", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 243, "width": 317, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putu Emy Suryanti Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 303, "width": 60, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 303, "width": 424, "height": 304, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT health; sickness; philosophical studies. Nowadays, science and technology have developed very rapidly. The development of science and technology has brought many conveniences for humans, so that it can help overcome various problems in life. However, on the other hand, there is a great deal of concern over the increasingly rapid development of science and technology because no person or institution has the authority to prevent the negative impact of the development of science and technology. Meanwhile, science and technology are increasingly losing their fundamental spirit, which makes human beings increasingly enslaved by science and technology. This causes advances in science and technology to be supported by philosophical studies. Likewise with health science, philosophical studies both in the ontology, epistemology and axiology are needed. One of the fundamental things in health is the concept of health-sickness. The study of the concept of health-sickness from a philosophical perspective is expected to have a positive impact along with the development of health science so that it can increase individual and community understanding of holistic health with the long-term hope of being able to improve public health status and support the Government in health development programs.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 623, "width": 424, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci ABSTRAK sehat; sakit; kajian filsafat. Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak mendatangkan kemudahan bagi manusia, sehingga dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Namun di sisi lain, timbul kekhawatiran yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat karena tidak ada seseorang atau lembaga yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 204, "top": 72, "width": 325, "height": 267, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki otoritas untuk menghambat dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sementara ilmu pengetahuan dan teknologi semakin kehilangan rohnya yang fundamental, yang membuat manusia tanpa sadar semakin diperbudak oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut menyebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus didukung oleh kajian filsafat. Begitu pula dengan ilmu kesehatan, diperlukan kajian filsafat baik dalam aspek ontologi, epistemologi, maupun aksiologi. Salah satu hal mendasar dalam kesehatan adalah konsep sehat-sakit. Kajian konsep sehat-sakit dari perspektif filsafat diharapkan mampu memberikan dampak positif seiring berkembangnya ilmu kesehatan sehingga mampu meningkatkan pemahaman individu dan masyarakat mengenai kesehatan yang holistik dengan harapan jangka panjang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mendukung Pemerintah dalam program pembangunan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 355, "width": 131, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 376, "width": 429, "height": 387, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmu dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ilmu dan teknologi telah banyak mendatangkan kemudahan bagi manusia, sehingga dapat membantu mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan. Akan tetapi, penerapan ilmu pengetahuan yang salah dapat mendatangkan berbagai permasalahan. Perkembangan ilmu yang pesat berbanding lurus dengan kerumitan masalah yang ditimbulkannya. Masalah- masalah yang ditimbulkan bersifat multisektoral dan memiliki kaitan satu sama lain. Seperti masalah kesehatan, tidak dapat dipisahkan dari sektor-sektor lain seperti masalah sosial, ekonomi dan berbagai aspek lainnya. Pendekatan inter- disiplin dipandang sebagai ruang intelektual yang merupakan wilayah/tempat isu-isu dibahas untuk mendapat pemahaman yang lebih baik, untuk dapat diimplementasikan. Implementasi inter-disiplin mengandung makna adanya kooperatif atau sinergi diantara orang-orang dan sektor-sektor yang terlibat di dalamnya, mencapai sesuatu di luar dimensi kuantitatif, dan mencapai tingkat harmoni yang lebih tinggi untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi. Satu sisi ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat, sementara di sisi lain timbul kekhawatiran yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu dan teknologi karena tidak ada seseorang atau lembaga yang memiliki otoritas untuk menghambat dampak negatif dari ilmu. Ilmu dan teknologi semakin kehilangan rohnya yang fundamental, yang membuat manusia tanpa sadar semakin menjadi budak ilmu dan teknologi. Itulah sebabnya kemajuan ilmu dan teknologi harus didukung oleh kajian Filsafat agar bermanfaat bagi kehidupan bersama, bukan hanya sesama umat manusia, tetapi juga sesama seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, kajian Filsafat berusaha mengembalikan roh dan tujuan luhur ilmu agar tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia. Dalam kajian Filsafat, ditegaskan bahwa ilmu dan teknologi merupakan suatu instrumen", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 428, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bukanlah suatu tujuan. Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan dimana manusia hanya menemukan sumber itu dan kemudian merekayasanya untuk kemudian dijadikan instrumen kehidupan, sehingga manusia tidak hanya bertanggung jawab kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Penciptanya. Perlu kejelian dan kecerdasan dalam memperhatikan sisi kebebasan dalam ilmu dan sistem nilai dalam agama agar keduanya tidak saling bertolak belakang. Diperlukan rumusan yang jelas tentang ilmu secara filosofis dan akademik serta agama agar ilmu dan teknologi tidak menjadi bagian yang lepas dari nilai-nilai agama dan kemanusiaan, serta lingkungan (Bakhtiar, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 235, "width": 429, "height": 283, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan pada dasarnya adalah suatu ilmu. Hal ini didasarkan pada kesehatan mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah keilmuan, baik dari aspek ontology, epistemiologi, maupun aksiologi. Demikian juga halnya penemuan- penemuan di bidang kesehatan modern telah mengikuti kaidah ilmu pengetahuan. Manusia merupakan salah satu objek dalam bidang kesehatan, dengan berbagai latar belakang dan permasalahan utama yaitu menderita suatu penyakit. Sehingga sangat penting untuk membahas tentang hakekat manusia dari segala aspek kehidupan. Kesehatan meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada individu, keluarga maupun masyarakat, yang sehat ataupun yang sakit terkait siklus kehidupan manusia (Wardhana, 2016). Komprehensifnya kesehatan baik secara individual maupun masyarakat, dirasa perlu pengkajian mengenai konsep sehat-sakit berdasarkan sudut pandang filsafat. Hal ini dirasa perlu guna meningkatkan pemahaman individu dan masyarakat mengenai kesehatan sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mendukung Pemerintah dalam program pembangunan kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat guna pembangunan kesehatan masyarakat diperlukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan berbagai program kesehatan yang dicanangkan oleh Pemerintah (UNICEF, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 533, "width": 87, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 554, "width": 428, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang dipergunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan atau studi literatur ( literature review ). Studi kepustakaan adalah salah satu teknik pengumpulan data atau informasi dengan menggunakan kajian teoritis atau referensi lain sesuai dengan topik yang diteliti (Sugiyono, 2015). Studi kepustakaan menggunakan sumber-sumber informasi berupa buku, artikel jurnal, artikel di media internet, serta referensi lain mengenai kajian filsafat serta konsep sehat dan sakit. Data yang didapatkan dari hasil studi kepustakaan merupakan jenis data sekunder. Data-data serta informasi yang didapatkan dari hasil studi kepustakaan selanjutnya digunakan untuk membahas topik mengenai konsep sehat-sakit dalam kajian filsafat.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 122, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 86, "width": 109, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Kajian Filsafat", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 100, "width": 428, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah filsafat berasal dari B ahasa Yunani yaitu ” philosophia ”. Seiring perkembangan jaman, filsafat mulai dikenal di berbagai daerah dengan beragam bahasa, seperti : ” philosophic ” dalam Bahasa Jerman, Belanda, dan Perancis;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 145, "width": 429, "height": 491, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ philosophy ” dalam Ba hasa Inggris; “ philosophia ” dalam Bahasa Latin; dan “ falsafah ” dalam Bahasa Arab (Agung et al., 2018). Sementara kata falsafah atau filsafat dalam Bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari Bahasa Arab, yang juga diambil dari Bahasa Yunani yaitu: philosophia yang merupakan kata majemuk terdiri dari dua suku kata yakni philos yang berarti cinta, atau philia yang berarti persahabatan, dan kata sophos yang berarti inteligensi, kebijaksanaan, keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan. Sehingga secara harafiah memiliki arti seorang “pencinta kebijaksanaan”. Dalam Bahasa Indonesia, seseorang yang mendalami bidang filsafat disebut filosof atau filsuf (Wardhana, 2016). Bertitik tolak dari berbagai pengertian filsafat, maka dapat filsafat dapat didefinisikan sebagai berikut : “Filsafat merupakan suatu proses mencari kebenaran yang hakiki tentang Tuhan, alam, dan manusia, dimana kebenaran tersebut diperoleh dengan cara melakukan perenungan dan penyelidikan yang dilaksanakan melalui pengamatan, penyelidikan, maupun penelitian. Pengamatan, penyelidikan, dan penelitian dilakukan dengan pendekatan dan penalaran deduktif, induktif atau gabungan keduanya yang dilakukan secara kritis, terbuka, toleran, serta ditinjau dari berbagai sudut pandang tanpa prasangka, bebas dari mitos, dan legenda” (Agung et al., 2018). Filsafat menurut para filsuf disebut sebagai induk ilmu pengetahuan. Karena dari filsafatlah kemudian ilmu-ilmu modern dan ilmu kontemporer berkembang. Seiring dengan perkembangan jaman, akhirnya filsafat mulai berkembang dalam ruang lingkup yang semakin luas dengan beraneka ragam permasalahan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Aristoteles, bahwa filsafat adalah segala sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan atas dasar akal pikiran, yang membagi filsafat menjadi ilmu pengetahuan teoritis dan ilmu pengetahuan praktis (Wardhana, 2016). Filsafat merupakan hasil menjadi sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir, serta menjadi kritisnya manusia terhadap diri sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya. Sebagai konskuensinya, filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada di sekitarnya dan dunia yang ada dalam dirinya, namun seorang filsuf juga harus membicarakan perbuatan berpikir itu sendiri (Agung et al., 2018). Berdasarkan kriteria dan sifat berfikir filsafat, maka filsafat dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 637, "width": 429, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Filsafat sebagai reflective thinking Filsafat sebagai reflective thinking merupakan filsafat sebagai aktivitas berpikir murni. Reflective thinking dalam hal ini merupakan kegiatan berpikir dalam usaha memahami secara mendalam atas segala sesuatu. Dalam hal ini filsafat merupakan suatu daya atau kemampuan berpikir yang tinggi dari manusia dalam usaha memahami kesemestaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 429, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Filsafat sebagai produk kegiatan berpikir Dalam hal ini berarti filsafat telah membentuk suatu perbendaharaan yang terorganisir dan telah memiliki sistematika tertentu dari hasil kegiatan berpikir. Hasil kegiatan berpikir tersebut menjelma dalam suatu disiplin ilmu yang terbentuk seiring dengan perkembangan jaman dan dinamika masyarakat (Wardhana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 161, "width": 429, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun telaah filsafat yang menyangkut proses berpikir memiliki karakteristik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 191, "width": 116, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berpikir radikal", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 206, "width": 400, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berfilsafat merupakan suatu proses berpikir atau menelaah secara radikal, yang memiliki arti tidak pernah terpaku pada fenomena tertentu atau wujud realitas tertentu. Seorang filsuf selalu mengembangkan keingin- tahuannya untuk menemukan suatu akar dari suatu kenyataan yang menyeluruh. Apabila akar dari suatu kenyataan telah ditemukan, maka akar permasalahan dapat dipahami sebagaimana mestinya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 161, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menemukan kebenaran", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 310, "width": 400, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filsafat adalah proses menemukan kebenaran dari hakikat seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipermasalahkan. Dalam proses kegiatan menemukan kebenaran tersebut harus dilakukan secara kritis, terbuka, toleran, serta ditinjau dari berbagai sudut pandang tanpa prasangka, bebas dari mitos dan legenda", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 429, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mencari asas Filsafat bukan hanya proses menemukan kebenaran yang hanya mengacu pada bagian tertentu dari realitas saja, melainkan secara keseluruhan. Dalam proses memahami realitas secara keseluruhan, filsafat selalu berusaha mencari asas yang paling hakiki dari realitas tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 459, "width": 127, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mencari kejelasan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 474, "width": 400, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keraguan merupakan penyebab lahirnya filsafat. Untuk menghilangkan keraguan, perlu dicari berbagai penjelasan mengenai seluruh realitas. Kejelasan bermakna dapat dijelaskan secara tuntas (tidak bersifat mistik, serba rahasia atau kabur, dan gelap), sehingga hal-hal yang berkaitan dengan realitas secara menyeluruh dapat dipahami dengan tuntas", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 549, "width": 121, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Berpikir rasional", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 564, "width": 400, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berpikir rasional memiliki makna berpikir logis, kritis, dan sistematis. Oleh karena itu, dengan berpikir rasional para filsuf tidak mudah menerima suatu kebenaran sebelum kebenaran yang dipersoalkan tersebut diuji terlebih dahulu (Yuyun, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 623, "width": 429, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filsafat kemudian berkembang dan melahirkan tiga cabang besar yang sekaligus menjadi objek dalam kajian filsafat. Ketiga cabang pemikiran filsafat itu adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam filsafat ilmu, suatu disiplin ilmu dapat dinyatakan sebagai pengetahuan, jika memenuhi kriteria ontologi, epistemologi, serta aksiologi (Agustina, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 698, "width": 79, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Ontologi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 713, "width": 400, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ontologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu: on yang berarti being dan logos atau logic . Jadi ontologi disebut sebagai The Theory of Being Qua Being atau teori tentang keberadaan sebagai keberadaan (Feibleman, 1996 dalam", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 71, "width": 400, "height": 253, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung et al., 2018). Ontologi disebut juga metafisika atau filsafat pertama. Ontologi merupakan salah satu cabang pemikiran penting dalam filsafat yang membahas semua yang ada secara universal dan berusaha mencari inti yang dimuat dalam setiap kenyataan yang meliputi semua realitas dalam segala bentuknya. Kenyataan atau realitas dapat didekati secara ontologi dengan dua macam sudut pandang, yaitu: sudut pandang kuantitatif dan sudut pandang kualitatif (Wardhana, 2016). Ontologi suatu bidang ilmu adalah hakekat pengetahuan yang menjadikan asumsi dasar suatu kebenaran bidang ilmu tertentu. Ontologi didefinisikan sebagai studi tentang konsep realitas yang dijelaskan oleh suatu disiplin ilmu (Agustina, 2008). Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan dapat diamati melalui panca indra. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah manusia, yang sering disebut dengan ilmu pengetahuan. Ilmu yang sering dikatakan sebagai pengetahuan ilmiah, merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dan mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya (Rahmat et al., 2013).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 325, "width": 429, "height": 431, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Epistemologi Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu: episteme yang berarti pengetahuan; pengetahuan yang benar; pengetahuan ilmiah; serta logos yang berarti teori. Epistemologi didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari tentang asal mula atau sumber, struktur, metode, sahnya (validitas) pengetahuan. Epistemologi atau teori pengetahuan merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki (Edward, 1976 dalam Agung et al., 2018). Epistemologi atau sejarah perkembangan keilmuan dalam menelaah asal mula dan ruang lingkup suatu ranah pengetahuan yang berup aya menjawab pertanyaan ‘bagaimana ilmu pengetahuan didapatkan dan dibangun?’. Dengan kata lain, epistemologi merupakan suatu sarana, sumber, serta metode yang menggunakan langkah maju menuju ilmu pengetahuan (Agustina, 2008). Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, dengan beberapa pertanyaan mendasar dalam wacana filsafat antara lain: apakah pengetahuan itu?; bagaimana metode mendapatkannya?; serta bagaimana membuktikan kebenaran suatu pengetahuan?. Dalam hal ini, epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan. Epistemologi membahas berbagai hal mengenai batasan pengetahuan, sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan pengetahuan demi kesejahteraan manusia (Wardhana, 2016). Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal dan panca indera manusia memiliki metode dalam teori pengetahuan, yaitu : metode induktif, yakni suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi, dalam suatu pernyataan yang lebih umum; dan metode deduktif yakni suatu metode yang menyimpulkan data-data empiris diolah lebih lanjut", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 71, "width": 399, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam suatu sistem pernyataan yang runtut, dimana dalam metode deduktif harus terdapat perbandingan logis antara kesimpulan- kesimpulan itu sendiri (Bakhtiar, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 83, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Aksiologi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 400, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksiologis berasal dari Bahasa Yunani yaitu kata axios yang berarti nilai; dan logos yang berarti teori (Bakhtiar, 2013). Aksiologi merupakan nilai- nilai ( values ) yang merupakan tolak ukur kebenaran ilmiah yang menjadikan etik dan moral sebagai dasar normatif dalam penelitian, penggalian, dan aplikasi suatu ilmu. Aksiologi adalah nilai tujuan pemanfaatan dan penggunaan pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan hidup manusia (Agustina, 2008). Aksiologi adalah cabang filfasat yang membahas teori tentang nilai, meliputi nilai- nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap suatu kebenaran. Selanjutnya, dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 295, "width": 158, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Etika atau filsafat moral", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 310, "width": 372, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Etika membahas secara kritis dan sistematis masalah- masalah mengenai moral (kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati). Kajian etika lebih terfokus pada perilaku, norma dan adat istiadat manusia. Etika menghasilkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahi dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 429, "width": 399, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Estetika Membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 459, "width": 372, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya. Estetika mempersoalkan tentang nilai keindahan, dimana keindahan mengandung makna bahwa di dalam diri terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik, melainkan juga harus memiliki kepribadian. Aksiologi berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama (Wardhana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 608, "width": 140, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Konsep Sehat-Sakit", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 623, "width": 429, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep sehat menurut World Health Organization (WHO) yaitu “ Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity ” atau dengan kata lain sehat merupakan s uatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948). Sementara Peraturan Perundangan Indonesia tentang Kesehatan menyatakan konsep sehat sebagai suatu keadaan sempurna baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Berdasarkan konsep tersebut, sehat meliputi tiga", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 428, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karakteristik, yaitu : merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal, serta sehat didefinisikan sebagi hidup yang kreatif dan produktif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 429, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perkembangan selanjutnya, sehat didefinisikan secara lebih kompleks. WHO perkembangan arti sehat menyebutkan terdapat empat dimensi holistik, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 161, "width": 120, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Organo-biologik", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 176, "width": 400, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehat dalam dimensi organo-biologik menjelaskan konsep sehat secara fisik atau badan jasmani. Dalam dimensi ini, badan jasmani dikatakan sehat apabila terbebas dari penyakit atau kecacatan fisik sehingga dapat beraktivitas mandiri secara normal.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 235, "width": 429, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Psikologis Dimensi psikologis menjelaskan bahwa seseorang dikatakan sehat apabila tidak ada gangguan secara emosional atau kejiwaannya. Terbebas dari pikiran dan emosi negatif sehingga mampu berpikir yang positif dalam segala hal.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 310, "width": 429, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sosial budaya Konsep sehat dalam dimensi sosial budaya merupakan keadaan dimana seseorang mampu beradpatasi dan bersosialisasi secara baik dengan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, termasuk mampu mematuhi serta menjalankan norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya di sekitarnya dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 399, "width": 78, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Spiritual", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 414, "width": 400, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep sehat dalam dimensi spiritual merupakan suatu kondisi dimana seseorang yang memiliki kepercayaan tertentu dan mampu melaksanakan ajaran kepercayaan atau agama yang dianutnya sehingga mampu berpikir, berkata, dan bersikap yang baik (Wardhana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 426, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti halnya konsep sehat, konsep sakitpun memiliki dimensi bio-psiko- sosial yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 503, "width": 69, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Disease", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 518, "width": 400, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merupakan suatu dimensi sakit yang menggambarkan sakit dalam bentuk fisik. Disease merupakan bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing, ataupun luka ( injury ). Disease ini merupakan suatu fenomena objektif yang ditandai oleh perubahan-perubahan fungsi tubuh sebagai organisme biologis, dimana terdapat penyimpangan yang muncul melalui gejala-gejala tertentu. Disease dapat ditemukan melalui suatu diagnosis. Adapun contoh disease , antara lain: demam, influenza, kanker, AIDS, dan berbagai penyakit lain.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 637, "width": 428, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sickness Dimensi sickness merupakan konsep sakit dalam dimensi psikologis.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 667, "width": 400, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep sakit dalam dimensi sickness ini merupakan penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Konsep sickness muncul akibat adanya ketidaknyamanan dalam diri seseorang akibat faktor psikis.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 63, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Illness", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 86, "width": 400, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep sakit dalam dimensi illness merupakan konsep sakit secara sosiologis. Konsep sakit ini berkaitan dengan penerimaan sosial terhadap seseorang sebagai orang yang sedang mengalami kesakitan ( illness maupaun disease ). Seseorang yang dalam keadaan illness biasanya dibenarkan untuk melepaskan tanggung jawab, peran atau kebiasaan- kebiasaan tertentu yang dilakukan saat sehat secara sementara akibat dari ketidak-sehatannya. Sakit dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus yang dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus memiliki tanggung jawab baru, yaitu mencari kesembuhan (Wardhana, 2016).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 250, "width": 261, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Konsep Sehat-Sakit dalam Kajian Filsafat", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 264, "width": 429, "height": 402, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejarah dalam bidang kesehatan tidak terlepas dari dua tokoh mitologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani, Asclepius adalah seorang dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan bahkan dapat melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu ( surgical procedure ) dengan baik. Sementara Higeia, seorang asisten yang kemudian menjadi istrinya, juga telah melakukan upayaupaya kesehatan dengan cara yang berbeda dengan Asclepius. Perbedaan tersebut terletak pada cara pendekatan mereka dalam menangani masalah kesehatan. Perbedaan pendekatan yang dilakukan oleh Asclepius dan Higeia mengakibatkan munculnya dua aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan). Sementara itu, kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan, kedua kelompok tersebut berkembang sesuai dengan fungsinya masing-masing yang saling melengkapi satu sama lain (Surahman & Supardi, 2016). Di lain pihak selama ini, bidang kesehatan lebih banyak memandang manusia secara mekanistik dan dikotomik, yang menganggap antara badan jasmani atau fisik dan badan lahiriah manusia itu merupakan dua hal yang terpisah. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, pandangan tersebut mulai bergeser. Pandangan kesehatan terhadap manusia menjadi lebih bersifat spiritual, serta memandang manusia secara holistik dan seimbang. Sehingga saat ini konsep sehat-sakit telah berkembang menjadi aspek holistik antara aspek bio-psiko-sosial-spiritual, tidak lagi semata- mata terpisah mengenai konsep sehat-sakit antara jiwa dan raga saja (Agung et al., 2018).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 667, "width": 429, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Model Rentang Sehat-Sakit Neuman, sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total (Neuman, 1990). Jadi berdasarkan model rentang sehat-sakit ini, sehat merupakan suatu keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 313, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 428, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan yang ada pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada, mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya (Neuman, 1990). Konsep sehat-sakit dalam model ini merupakan kualitas yang relatif dan memiliki tingkatan tertentu, sehingga akan lebih akurat jika ditentukan seseuai titik-titik tertentu pada Skala Rentang Sehat-Sakit. Model ini efektif jika digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan seseorang pada saat ini dengan tingkat kesehatan sebelumnya, sehingga bermanfaat untuk menentukan tujuan pencapaian tingkat kesehatan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Sementara, kekurangan dari model ini adalah sulitnya menentukan tingkat kesehatan seseorang sesuai dengan titik tertentu yang ada diantara dua titik ekstrim pada rentang tersebut yaitu titik kesejahteraan tingkat tinggi dan titik kematian (Wardhana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 310, "width": 429, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep sehat-sakit yang banyak berkembang selanjutnya adalah Model Agen-Pejamu-Lingkungan oleh Leavell, dkk. Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen merupakan berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya suatu kondisi sakit. Agen dapat bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, ataupun psikososial. Pejamu merupakan sesorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap kondisi sakit yang dapat dipengaruhi oleh situasi atau kondisi fisik serta aspek psikososoial yang menyebabkan seseorang beresiko menjadi sakit. Lingkungan adalah seluruh faktor yang ada di luar pejamu yang dapat menyebabkan kondisi sakit, seperti: lingkungan fisik; lingkungan biologis; serta lingkungan sosial (Leavell et al., 1958). Model ini menyatakan bahwa kondisi sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut. Keseimbangan ketiga variabel tersebut akan menciptakan kondisi sehat, sementara ketidak-seimbangan ketiga variabel tersebut akan menyebabkan kondisi sakit (Wardhana, 2016).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 549, "width": 429, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perspektif filsafat, konsep sehat-sakit dapat dijelaskan dalam aspek-aspek berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 578, "width": 119, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aspek Ontologi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 593, "width": 400, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ontologi merupakan hakekat pengetahuan yang menjadikan asumsi dasar dari suatu kebenaran yang dibatasi pada ruang kajian keilmuan yang dapat dipikirkan manusia secara rasional dan dapat diamati melalui panca indra. Secara ontologi, bidang kesehatan akan menatap manusia sebagai objek. Tubuh manusia yang disebut sebagai ‘geometri tubuh’ mempuny ai empat dimensi, meliputi: dimensi kesinambungan waktu dengan masalah utama konsep sehat-sakit; dimensi kesinambungan ruang dengan masalah utama regulasi dan derajat kesehatan masyarakat; dimensi kemampuan untuk menahan hasrat yang merupakan persoalan internal tubuh; kemampuan merepresentasikan tubuh kepada sesama yang merupakan persoalan eksternal tubuh (Agustina, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 319, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 142, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Aspek Epistemologi", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 86, "width": 400, "height": 223, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epistemologi berkaitan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan dengan menelaah asal mula dan ruang lingkup suatu ranah pengetahuan. Epistemologi membahas berbagai hal mengenai batasan pengetahuan, sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan, kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan pengetahuan demi kesejahteraan manusia. Demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, bidang kesehatan selalu akan berintegrasi dengan aspek atau bidang lain. Pemenuhan hak-hak masyarakat dalam kesehatan yang merupakan bagian dari hak-hak asasi manusia merupakan salah satu prasyarat yang wajib dipenuhi oleh Negara untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan. Karena dengan mengabaikan hak-hak kesehatan masyarakat tersebut akan berdampak pada munculnya masalah kesehatan yang dapat meluas menjadi berbagai masalah dalam bidang sosial lain sehingga akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat dalam suatu Negara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 310, "width": 429, "height": 238, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Aspek Aksiologi Aksiologi adalah nilai tujuan pemanfaatan dan penggunaan pengetahuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan perkembangan jaman, nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu di suatu Negara. Hal ini mengakibatkan perilaku masyarakat akan mengadopsi keserbabolehan yang ada. Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, seperti tidak membuang sampah sembarangan atau mencuci tangan merupakan hal umum yang sebenarnya mudah untuk diadopsi dan dilaksanakan oleh masyarakat. Akan tetapi, berbagai fakta empiris menunjukkan bahwa kepatuhan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan perilaku yang sehat tentunya akan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat tersebut. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, antara lain : perilaku dan gaya hidup; lingkungan; keturunan atau genetik; serta pelayanan kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 549, "width": 429, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehat merupakan suatu kondisi yang merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tetapi suatu proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik seseorang tetapi juga terhadap psikologis serta spiritual dan lingkungan sosialnya. Begitu pula dengan konsep sakit adalah suatu fenomena bio-psiko-sosial-spiritual yang terintegral dalam kehidupan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 653, "width": 91, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 429, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan karena kesehatan mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah keilmuan, baik dari aspek ontologi, epistemiologi, maupun aksiologi Manusia merupakan objek dari kesehatan, sehingga sangat penting untuk membahas tentang hakekat manusia dari segala aspek kehidupan. Kesehatan meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, yang ditujukan kepada individu, keluarga maupun masyarakat,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 778, "width": 319, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101 | SANJIWANI : Jurnal Filsafat Vol. 12 No. 1, Maret 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 71, "width": 428, "height": 193, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sehat ataupun yang sakit terkait siklus kehidupan manusia. Kesehatan yang komprehensif baik secara individual maupun masyarakat, memerlukan pengkajian mengenai konsep sehat-sakit berdasarkan sudut pandang filsafat. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kesehatan diharapkan mampu menjadi dasar perkembangan ilmu kesehatan yang bermanfaat dan bertanggungjawab tidak hanya bagi sesama manusia melainkan pada Tuhan dan seluruh makhluk ciptaan-Nya. Pengkajian konsep sehat-sakit dari perspektif filsafat baik secara ontologi, epistemologi, maupun aksiologi diharapkan dapat memberikan dampak positif seiring berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga mampu meningkatkan pemahaman individu dan masyarakat mengenai kesehatan dengan harapan jangka panjang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mendukung Pemerintah dalam program pembangunan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 279, "width": 118, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 300, "width": 429, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung, I. G. A. A., Maba, I. W., & Legawa, I. M. (2018). Filsafat Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi . Denpasar: UNMAS Press.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, F. M. T. (2008). Tinjauan Filsafat Kesehatan Reproduksi. KESMAS : Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional , 3 (3), 126 – 132.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 326, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakhtiar. (2013). Filsafat Ilmu . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 393, "width": 428, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Presiden Republik Indoensia. (2009). Undang Undang No. 36 Tahun 2009 . Jakarta. Retrieved from https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_ 2009_Kesehatan.pdf", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 443, "width": 429, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmat, A., Semiawan, C., Nomida, A., Arianto, I., Kinayanti, J., Martini, J., … Sabarti, A. (2013). Filsafat Ilmu Lanjutan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 494, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surahman, & Supardi, S. (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat PKM (Pertama). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 530, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF. (2010). Penuntun Hidup Sehat (Keempat). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 566, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardhana, M. (2016). Filsafat Kedokteran (Pertama). Denpasar: Vaikuntha International Publication.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 602, "width": 428, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WHO. (1948). WHO Remains Firmly Committed to the Principles Set Out in the Preamble to the Constitution. Retrieved January 15, 2021, from https://www.who.int/about/who-we-are/constitution", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 653, "width": 265, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuyun, S. (2005). Filsafat Ilmu . Jakarta: Mulia Sari.", "type": "Text" } ]
020a67be-6299-0cd2-1015-35e6679842c2
https://ojs.stiudq.ac.id/JUQDQ/article/download/76/27
[ { "left": 166, "top": 783, "width": 284, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Volume 1, Nomor 2, September 2021| p-ISSN: 2775-5169; e-ISSN: 2774-6496| 65-73", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 72, "width": 411, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting: Peran Ideal Ibu dalam Al-Qur’an Studi Analisis Kisah Istri Imran dalam Surat Ali Imran Ayat 35-37", "type": "Section header" }, { "left": 266, "top": 122, "width": 66, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Ghoni", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 135, "width": 348, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Dirosat Islamiyah Al-Hikmah Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 152, "width": 149, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 177, "width": 419, "height": 209, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The technological developments do not always bring simplicity for parents in educating children. All parents face different from the past. Therefore, looking for new inspiration in parenting must be done continuously. One of the ways is to explore the concepts of parenting in al-Qur’an which can be said ‚Qur’anic Parenting‛. This research raises the figure of Imran’s wife who can be imitated by every mother. From her was born a noble woman named Maryam and Prophet Isa as her grandchildren. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis of Surah Ali Imran verses 35-37 and its’ relevance to current condition. The results are the three stages of parenting consisting of prenatal period, the period of child birth, and the period of child growth. In the prenatal period, a mother should have noble ideals for her child, expect the child to be unaffected by the negative things and pray to Allah. At the time of giving birth, a mother should have positive thinking toward God, have a strong commitment, give the best name and pray to God. In the third stage, a mother should choose the best teacher and a conducive environment so that her child can grow well.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 387, "width": 345, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Childhood Education, Qur’anic Parenting, Role of Mother", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 407, "width": 418, "height": 266, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Perkembangan teknologi tidak selalu berbanding lurus dengan kemudahan bagi orang tua dalam mendidikan anaknya. Orangtua saat ini tengah menghadapi tantangan yang berbeda dengan pengalaman hidupnya di masa lalu. Oleh karena itu mencari inspirasi baru dalam dunia parenting perlu terus dilakukan. Di antaranya adalah dengan menggali konsep pendidikan anak dalam al-Qur’an, yang disebut dengan Qur’anic Parenting. Penelitian ini mengangkat sosok istri Imran sebagai figur yang dapat diteladani setiap ibu. Darinya terlahir seorang wanita mulia yang bernama Maryam dan Nabi Isa sebagai cucunya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi analisis deskriptif terhadap Surat Ali Imran ayat 35-37 yang direlevansikan dengan kondisi saat ini. Adapun hasil dari penelitian ini adalah adanya tiga tahap parenting yang dilakukan oleh Istri Imran; masa pranatal, masa kelahiran anak, dan masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa pranatal, seorang ibu hendaknya memiliki cita-cita yang mulia untuk anaknya, mengharapkan anak yang tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif pada masanya dan berdoa kepada Allah. Pada saat melahirkan, hendaknya seorang ibu berbaik sangka kepada Allah, memiliki komitmen kuat terkait cita-citanya atas kehadiran sang anak, memberikan nama terbaik dan berdoa kepada Allah. Pada tahap ketiga, hendaknya seorang ibu memilihkan guru terbaik dan lingkungan yang kondusif agar anaknya dapat berkembang secara baik.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 679, "width": 334, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Konsep Ibu Ideal, Pendidikan Anak, Qur’anic Parenting", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 708, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 722, "width": 418, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap masa memiliki kegemilangan sekaligus tantangannya. Kegemilangan manusia dalam bidang teknologi tidak serta-merta memberikan dampak positif pada pelaksanaan tanggung jawab orangtua dalam mendidik anak. Bahkan tidak sedikit,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 43, "width": 44, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Ghoni", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 787, "width": 274, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULUMUL QUR’AN: JURNAL KAJIAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 785, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 418, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan yang ada seakan bersifat kontraproduktif terhadap tugas orang tua tersebut. Pesatnya perkembangan teknologi terutama yang terkait dengan dunia gadget, justru menambah tugas bagi orangtua untuk terus memantau tindakan dan perilaku. Munculnya kemalasan belajar, rendahnya kemampuan berinteraksi sosial dan lemahnya rasa tanggung jawab merupakan di antara efek negatif dari interaksi anak yang berlebihan bersama gadget. 1", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 156, "width": 418, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat yang sama, tuntutan ekonomi yang tinggi dengan perubahan gaya hidup yang semakin cepat, mengharuskan pasangan suami istri memiliki penghasilan masing-masing. Oleh karena itu, tugas mencari nafkah tidak lagi semata-mata menjadi tugas seorang bapak, seringkali seorang ibu juga harus ikut meniti karir guna mencukup kebutuhan hidup keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 227, "width": 418, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika kondisi dibiarkan begitu saja, tidak mustahil masalah yang muncul akan semakin pelik. Alih-alih masalah yang ada dapat diatasi, akan tetapi justru permasalahan yang ada semakin sulit diurai karena tidak ada titik temu antara kecenderungan anak untuk lebih banyak berinteraksi dengan gadget dan keterbatasan orangtua dalam membersamai anak-anak mereka.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 297, "width": 418, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada artikel ini, peneliti ingin menggali pola pendidikan anak yang ada dalam al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai the way of life yang tidak lekang oleh zaman dan tidak dibatasi oleh waktu, patut menjadi rujukan utama sekaligus sumber inspirasi bagaimana menghadirkan pola parenting yang ideal. Peneliti menganalisa ada peran ibu yang sangat strategis dan tidak bisa diabaikan, untuk menghadirkan anak-anak yang baik meskipun dengan berbagai perubahan yang ada, merujuk kepada kisah Istri Imran yang bernama Hannah dalam al-Qur’an.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 408, "width": 96, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 423, "width": 419, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para orangtua memerlukan beragam petunjuk dan pedoman dalam proses pendidikan anak yang selalu dinamis seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Namun di antara sekian banyak pedoman tersebut, kembali kepada konsep al-Qur’an adalah sesuatu yang sangat penting untuk terus dilakukan. Hal ini mengingat di antara fungsi al-Qur’an sebagai ‚ al-Huda‛ yang berarti petunjuk sebagaimana disebutkan secara eksplisit dalam surat al-Baqarah ayat 2. Al-Qur’an merupakan Kitab yang berisi aturan Allah untuk ditaati oleh seluruh makhluk-Nya agar sampai pada apa yang diharapkan. Semua itu adalah tanda kasih sayang Allah agar manusia tidak terjatuh dalam kesalahan dan tidak keliru dalam memilih jalan yang berujung pada kesesatan dan kehancuran. 2 Terlebih al-Qur’an merupakan Kitab terakhir yang Allah turunkan seiring dengan tidak adanya Rasul setelah Nabi Muhammad.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 577, "width": 419, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu upaya menjadikan al-Qur’an sebagai referensi bagaimana cara terbaik orangtua mendidik anak-anaknya merupakan hal yang sangat strategis. Hal ini yang kemudian disebut dengan istilah; ‚ Qur’anic Parenting‛. Konsep Qur’anic Parenting sendiri memiliki makna; model pola asuh orangtua terhadap anak menurut pandangan al-Qur’an. 3 Al-Qur’an tentu saja tidak hanya sekedar memuat pola asuh, akan tetapi al-Qur’an berisi pola asuh paling ideal dan komprehensif yang memadukan segala sisi kehidupan manusia baik dari sisi intlektual, emosional, maupun spiritual. Terlebih sebagian besar parenting di dalamnya berisi kisah yang", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 699, "width": 417, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Liputan6.com, \"Dampak Negatif Gadget bagi Anak, Psikolog: Anak Malas Belajar\", https://www.liputan6.com/health/read/3235563/dampak-negatif-gadget-bagi-anak-psikolog-anak- malas-belajar (diakses 10 Agustus 2021)", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 414, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Muhammad Mutawalli> Al-Sha'ra>wi>, Tafsi>r Al-Sha‘ra>wi > , Vol. 1, (Mesir: Akhba>r al-Yaum, 1991), 121", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 746, "width": 418, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Abdul Mustaqim, ‚Qur’anic Parenting Paradigma Integrasi-Interkoneksi‛, Pengarusutamaan Paradigma Integrasi-Interkoneksi (Yogyakarta: Pasca UIN Sunan Kalijaga, 2014), 140", "type": "Footnote" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting : Peran Ideal Ibu dalam Al-Qur’an", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 783, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1, nomor 2, SEPTEMBER 2021 67", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 418, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sudah terbukti kebenarannya sehingga seorang Muslim dapat mencontoh dan menduplikasinya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 114, "width": 156, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visi Keluarga dalam Al-Qur’an", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 418, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga sebagai entitis komunitas terkecil memiliki pengaruh yang sangat besar, mengingat ayah dan ibu adalah pendidik pertama bagi setiap anak. Di samping itu, waktu yang paling banyak dijalani oleh setiap anak adalah saat bersama dengan keluarganya. 4 Bagaimana perilaku seorang anak, sangat dipengaruhi oleh bagaimana kedua orangtuanya di rumah. Di antara kedua orangtua, peran ibu memiliki peran yang sangat sentral bahkan disebut sebagai sekolah pertama bagi anak. Hal ini mengingat kebersamaan seorang ibu dengan anaknya lebih banyak daripada seorang ayah. Bahkan ibu telah membersamai anak sejak dalam kandungan. 5", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 241, "width": 418, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur’an mengajarkan seorang Mu’min untuk bersifat visoner, sebuah visi yang memandang perjalanan hidup jauh ke depan. Dalam KBBI, kata ‚Visioner‛ memiliki arti; orang yang memiliki khayalan dan wawasan ke depan. 6 Bahkan visi yang diarahkan dalam al-Qur’an adalah visi yang jauh ke depan melintasi kehidupan dunia hingga akhirat. Hal tersebut secara eksplisit disebutkan dalam al-Qur’an yang artinya; ‚Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.‛ 7", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 339, "width": 418, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur’an sebagai pedoman hidup banyak berisi kisah-kisah manusia luar biasa yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi manusia sepanjang zaman. Di antaranya adalah bagaimana kisah keluarga Imran yang secara eksplisit menjadi salah nama surat dalam al-Qur’an itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 408, "width": 230, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting Surat Ali Imran ayat 35-37", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 423, "width": 418, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini dapat disimpulkan setidaknya ada tiga proses yang dilakukan oleh Istrinya Imran yang bernama Hannah dalam mendidik anaknya, Maryam yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 35-37. Pertama, parenting masa pranatal. Kedua, parenting masa bayi. Ketiga, parenting masa anak-anak dan remaja. Parenting Masa Pranatal", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 493, "width": 418, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jauh sebelum kelahiran sang anak, Hannah sudah melakukan beberapa langkah yang patut dijadikan sebagai teladan bagi seorang ibu. Hal tersebut dijelaskan dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 35.Ayat tersebut menggambarkan hal-hal yang dilakukan Hannah sebelum melahirkan anaknya, sekaligus menjadi langkah parenting yang perlu dilakukan oleh para orangtua, terutama seorang ibu.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 563, "width": 265, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memiliki Cita-cita Mulia Sejak dalam Kandungan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 577, "width": 419, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada surat Ali Imran ayat 35, disebutkan bahwa Istrinya Imran bernazar terkait bayi yang ada dalam kandungannya. Hal itu ditunjukkan pada ayat yang berbunyi; ‚ Inni> nazartu laka ma> fi> bat}ni>‛, yang artinya; aku bernazar kepada-Mu atas bayi yang ada dalam kandunganku. Nazar sendiri artinya adalah mewajibkan sesuatu kepada diri sendiri yang bukan dari kewajibannya karena alasan tertentu. Contonya; ‚ Nazartu lilla>hi amran‛ yang artinya aku mewajibkan diriku untuk melakukan sesuatu kepada Allah. 8", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 686, "width": 418, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Munawiroh, ‚Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga‛, Edukasi , Vol. 14, No. 3, (Desember 2016), 363, 345-365", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 709, "width": 418, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Fithriani Gade, ‚Ibu sebagai Madrasah dalam Pendidikan Anak‛, Junal Ilmiah Didaktika , Vol. xiii, No. 1, (Agustus 2012), 32", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 732, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 https://kbbi.web.id/visioner", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 744, "width": 74, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Q.S. al-Tah}ri>m: 6", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 755, "width": 359, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Al-Ra>ghib al-As}faha>ni>, Mufrada>t Alfa>z} al-Qur’a>n (Dimashqa: Da>r al-Qalam, 2009), 797", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 43, "width": 44, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Ghoni", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 787, "width": 274, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULUMUL QUR’AN: JURNAL KAJIAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 785, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 418, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Tanta>wi> menjelaskan bahwa Hannah adalah sosok yang memiliki cita-cita yang sangat mulia, niat yang baik terkait bayi (janin) yang masih berada dalam kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah wanita yang sangat istimewa pada saat itu, karena ia menginginkan anaknya kelak berbeda dengan anak-anak lainnya yang disibukkan dengan urusan dunia. 9", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 143, "width": 418, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya harapan atau cita-cita mulia pada diri seorang anak akan memiliki dampak positif yang beragam. Di antarany adalah bahwa seorang anak cenderung fokus dengan apa yang dicita-citakan karena ia sudah mengetahui arah jalan yang akan ditempuh. Di samping itu, ia akan memiliki semangat yang tinggi untuk terus- menerus belajar dan berusaha demi menggapai cita-cita tersebut. 10", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 213, "width": 400, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengharapkan Anak yang Terbebas dari Pengaruh Negatif Hannah memiliki keinginan yang kuat agar anaknya kelak menjadi", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 240, "width": 418, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‚ Muh}arrar‛. Para Mufassir berbeda pendapat dalam hal ini. Mayoritas berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-Muharrar adalah seorang anak yang mengabdi secara penuh kepada Allah di Baitul Maqdis atau Masjid al-Aqsha. Hal tersebut dikemukakan oleh ‘Ali al-Sa>bu>ni>. 11 Imam al-Baghawi menambahkan bahwa Hannah tidak menginginkan anaknya kelak disibukkan oleh urusan dunia. 12 Imam Al- Qurthuby mengutip pendapat Rabi’ah yang menyebutkan bahwa cita-cita mulia yang dimohonkan Hannah adalah kelak anaknya menjadi orang yang terbebas dari berbagai pengaruh negatif yang ada pada masa itu. 13 Hal ini sangat relevan untuk diikuti oleh para orangtua bagaimana memiliki harapan agar anaknya tidak ikut terpengaruh oleh hal-hal negatif yang menjadi efek dari perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 395, "width": 419, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah menjadi rahasia umum bahwa tantangan terbesar parenting saat ini adalah bagaimana melindungi anak agar tidak menjadi korban gadget. Di satu sisi seorang anak memiliki alasan untuk menggunakan gadget seiring dengan pembelajaran Daring di masa pandemi. Di sisi lain, gadget meskipun pada awalnya bersifat netral, namun kenyataannya memiliki dampak negatif yang lebih besar daripada dampak positifnya. 14 Mereka yang sangat intens berinteraksi dengan gadget hingga 60% waktunya berdampak pada perangai yang buruk dan rendahnya tingkat kepekaan pada lingkungan sekitarnya. 15 Sebuah penelitian yang berbasis pengabdian kepada masyarakat menyimpulkan bahwa minimnya pengetahuan orangtua tentang bahaya gadget menjadi salah satu sebab mereka tidak punya rencana komprehensif agar anaknya tidak terpengaruh dengan gadget. Sehingga wawasan tentang bahaya gadget menjadi salah satu informasi yang mereka sampaikan kepada para orangtua. 16", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 582, "width": 418, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Muh}ammad Sayyid al{-T{ant{a>wi>, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m , Juz 3 (Qa>hirah: Mat}ba‘ah al-Sa ‘a>dah, 1987), 114", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 606, "width": 418, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Andhika Illyas Alhafizh Aldrian, dkk., ‚Mengenalkan Cita-cita dan Lingkungan Sejak Dini‛, Jurnal Abdinus , Vol. 3, No. 2, (2020), 181", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 629, "width": 374, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Muh}ammad ‘A>li> al-S{a>bu>ni>, S}afwah al-Tafa>si>r , Vol. 1 (Makkah: Da>r al-S]a>bu>ni>, 2017), 180", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 641, "width": 417, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Abu Muh}ammad al-H}usain ibn Mas’u>d al-Baghawi>, Tafsi>r al-Baghawi> Ma’alim al-Tanzil , Vol. 2 (Riya>d}: Da>r T}aibah, 1989), 29", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 664, "width": 418, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Abu> ‘Abdilla>h Muh}ammad ibn Ah}mad al-Ans}a>ri> al-Qurt}ubi>, Al-Ja>mi’ li Ah}ka>m Al-Qur‘a>n , Vol. 1 (Qa>hirah: Maktabah al-S}afa>, 2005), 101", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 687, "width": 418, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Azka Nuhla, dkk., ‚Exploring Parents’ Experience in Guiding Their Children While Using Gadget at Home‛, 4th International Conference on Early Childhood Education (2018), 22", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 711, "width": 418, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Maryam K. Master, dkk., ‚Impact of Electronic Gadget on Psyichological Behavior of Middle School Children in UAE‛, Gulf Medical Journal , (2016), 54", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 418, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Penelitian pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Psikologi USU Medan kepada orangtua siswa TK Kurnia di Medan. Ika Sari Dewi, dkk., ‚Positive Parenting: Protect Children from the Hazard of Gadgets‛, Abdimas Talenta , Vol. 4, No. 1 (2019), 833-34", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 162, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting : Peran Ideal Ibu dalam Al-Qur’an", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 783, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1, nomor 2, SEPTEMBER 2021 69", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 72, "width": 295, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menyempurnakan Harapan dengan Berdoa kepada Allah", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 87, "width": 418, "height": 167, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hannah menyempurnakan harapan baik dan ikhtiarnya dengan senantiasa berdoa kepada Allah. Hal tersebut ditunjukkan dalam ayat yang berbunyi; ‚ Fataqabbal minni>‛ (maka terimalah nazarku!). Al-T}ant}a>wi> dalam tafsirnya menjelaskan bahwa saat itu Hannah tengah bermunajat kepada Allah di mana tak seorang pun tahu, kecuali Allah Yang Maha Mendengar. 17 Sekaligus hal ini mengisyaratkan kepada setiap ibu untuk banyak bermunajat kepada Allah dalam keheningan. Seperti doa yang dilantunkan oleh Hannah, bukan hanya Allah mengetahui dan mendengar doa tersebut, akan tetapi isi doa tersebut diabadikan dalam al-Qur’an sehingga diketahui oleh umat manusia jauh setelah mereka tiada. Hal ini menunjukkan keajaiban doa yang kadangkala sebagian orang tidak yakin dengan apa yang ia panjatkan kepada Allah, bahwa doa dan harapan setiap orang pasti didengar oleh Zat Yang Maha Mendengar.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 255, "width": 418, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di samping itu doa sendiri merupakan salah satu bentuk zikir kepada Allah yang akan menghadirkan ketenangan bagi siapa yang melakukannya. Hal ini mengingat besarnya amanah dan tanggungjawab orangtua dalam mendidik anaknya, maka doa yang dilantunkan sejak bayi masih ada dalam kandungan akan memberikan efek emosional yang positif bagi seorang ibu. 18", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 339, "width": 105, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parenting Masa Bayi", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 353, "width": 418, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat Hannah melahirkan, digambarkan oleh Allah dalam surat Ali Imran ayat 36 berikut ini: ‚Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: \"Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk\".", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 451, "width": 418, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai langkah parenting bagi seorang ibu dari ayat di atas adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 479, "width": 165, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Berbaik Sangka kepada Allah", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 493, "width": 418, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat seorang ibu melahirkan, adalah saat yang penuh dengan misteri. Banyak hal yang sama sekali tidak diketahui terkait dengan bayi yang akan lahir. Hal tersebut yang dialami oleh Hannah, ketika bayi yang lahir tidak sesuai dengan prediksi dan harapannya. Perasaan Hannah secara eksplisit disebutkan pada ayat ‚ wa laysa al-zakaru ka al-untsa‛ (bukanlah anak laki-laki sama dengan yang perempuan). 19", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 577, "width": 418, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hannah melahirkan bayi perempuan dan hal itu membuatnya merasa kesulitan, mengingat hanya anak laki-laki yang memungkinkan untuk menjalankan tugas di rumah Allah. 20 Al-Sa‘di> menjelaskan terkait ayat di atas bahwa laki-laki memiliki kemampuan yang lebih besar dibanding perempuan untuk mewujudkan apa yang diharapkan oleh Hannah. 21 Al-Baghawi> menyebutkan bahwa ada keterbatasan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 687, "width": 324, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Muh}ammad Sayyid al{-T{ant{a>wi>, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m , 114", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 699, "width": 418, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Abdul Ghoni, ‚Zikir sebagai Solusi dalam Perspektif Al-Qur’an‛, Ulumul Qur’an , Vol. 1, No. 1, (Maret 2021), 109", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 722, "width": 84, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Q.S. A>li Imra>n: 36", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 353, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah , Vol. 2 (Tangerang: Lentera Hati, 2016), 94-95", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 746, "width": 418, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Sa’di>, ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Na>s}ir, Taisi>r al-Kari>m al-Rah}ma>n fi> Tafsi>r Kala>m al-Manna>n (Bairu>t: Mu'asasah al-Risa>lah, 2006), 133", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 43, "width": 44, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Ghoni", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 787, "width": 274, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULUMUL QUR’AN: JURNAL KAJIAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 785, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 418, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perempuan ketika mereka mengalami haid dan nifas, sehingga tidak dapat menjalankan tugas sepenuhnya di rumah Allah. 22", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 100, "width": 418, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun demikian tetap memiliki prasangka yang baik dengan meyakini bahwa Allah lebih mengetahui terkait bayi yang dilahirkannya. Dalam tafsir al- Qurtubi dijelaskan bahwa Maryam senantiasa membesarkan dan mengagungkan Allah serta membersihkan dirinya 23 dari berbagai prasangka negatif, karena Allah mutlak mengetahui apa yang sudah menjadi ketetapan-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 171, "width": 189, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Berkomitmen dengan Cita-citanya", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 185, "width": 418, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Hannah merasa kesulitan dengan kenyataan bahwa bayi yang lahir adalah perempuan, ia pun merasa dimaklumi ketika tidak memenuhi nazar yang sudah diucapkan. Namun di sisi lain, Hannah meyakini ada hikmah dari Allah di balik ketetapan-Nya sehingga ia berpikir bahwa seorang perempuan dapat saja melaksanakan tugas yang memang pada umumnya dijalankan oleh seorang laki-laki. Hannah menyatakan ‚ walla>hu a’lamu bima> wad}a‘at‛ (Allah Maha Mengetahui dengan apa yang dilahirkan Hannah). Bahkan tidak mustahil justru anak perempuan ternyata dapat menjalankan tugas tersebut jauh lebih baik dibandingkan laki-laki. 24 Dari beberapa gambaran tersebut dapat menjadi alasan bagaimana Hannah terus melanjutkan komitmennya dan memenuhi nazar yang sudah diucapkan.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 325, "width": 216, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memberikan Nama Terbaik untuk Anak", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 339, "width": 418, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian nama untuk seorang anak memiliki keragaman sebagaimana beragamnya tradisi dan budaya. Namun demikian setiap bahasa memiliki sendiri khazanah untuk nama-nama bayi yang baru dilahirkan. Dengan nama itulah setiap orang memiliki diferensiasi dengan yang lainnya. Betapa pentingnya sebuah nama ditunjukkan oleh adanya konsekuensi dalam aspek sosial, ekonomi dan psikologi seorang anak. Di samping itu, wawasan orangtua ikut berpengaruh signifikan terhadap pilihan nama untuk anaknya. 25", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 437, "width": 418, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hannah sebagai seorang ibu yang memiliki cita-cita mulia, memberikan nama terbaik bagi anaknya. Hannah menamakan anaknya dengan nama ‚Maryam‛, yang memiliki arti; ‚A>bidah‛ yaitu; seseorang yang selalu beribadah kepada Allah. 26 Pilihan nama tersebut kembali menunjukkan obsesi yang tinggi dari seorang ibu dari kehadiran anaknya. Bahkan nama yang dipilih sejalan dengan nazar yang diucapkan oleh Hannah sebelumnya, agar anaknya menjadi seorang pengabdi kepada Allah di Baitul Maqdis dan tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif pada zamannya.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 535, "width": 201, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Terus-menerus Berdoa kepada Allah", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 549, "width": 418, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doa yang dimohonkan Hannah kepada Allah berbeda dengan doanya ketika bayi masih dalam kandungan. Doa yang kedua ini sangat penting ketika seorang anak sudah lahir ke dunia. Isi permohonan Hannah adalah agar Allah melindungi anak dan keturunannya dari gangguan setan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 605, "width": 418, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hannah kembali mengiringi harapan saat bayinya sudah dilahirkan dengan berdoa kepada Allah. Ia memohon agar Maryam mendapatkan perlindungan dari setan sehingga sesuai antara perilaku dan perbuatan anaknya dengan nama yang sudah diberikan. Pilihan kata dalam bentuk al-fi‘l al-mud}a>ri‘ menunjukkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 687, "width": 418, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Abu Muh}ammad al-H}usain ibn Mas’u>d al-Baghawi>, Tafsi>r al-Baghawi>Ma’alim al-Tanzil , Vol. 2 (Riya>d}: Da>r T}aibah, 1989), 29", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 711, "width": 393, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Abu> ‘Abdilla>h Muh}ammad ibn Ah}mad al-Ans}a>ri> al-Qurt}ubi>, Al-Ja>mi’ li Ah}ka>m Al-Qur‘a>n , 102", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 722, "width": 324, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Muh}ammad Sayyid al{-T{ant{a>wi>, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m , 116", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 418, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Egitim Duzeyinin, ‚Education Influence on Baby Naming‛, Turkiye Klinikleri , Vol. 3, No. 2 (2018), 137", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 757, "width": 324, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Muh}ammad Sayyid al{-T{ant{a>wi>, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m , 117", "type": "Footnote" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 162, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting : Peran Ideal Ibu dalam Al-Qur’an", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 783, "width": 191, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1, nomor 2, SEPTEMBER 2021 71", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 70, "width": 419, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hannah memohon perlindungan kepada Allah terus-menerus tanpa henti. 27 Hal ini patut menjadi teladan bagi para ibu untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah untuk anak-anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 418, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parenting Masa Kanak-kanak dan Remaja Pada tahapan ini dijelaskan bagaimana Hannah mendidik Maryam atas petunjuk Allah seiring dengan doanya yang dikabulkan. Hal tersebut dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 37 yang artinya: ‚Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: \"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?\" Maryam menjawab: \"Makanan itu dari sisi Allah\". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.‛", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 269, "width": 418, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan faktor-faktor keberhasilan pendidikan anak yang dilakukan oleh Hannah pada tahapan ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 297, "width": 161, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memilihkan Guru yang Ideal", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 311, "width": 418, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru memiliki peran yang sangat strategis pada proses perkembangan anak terutama pada pembentukan karatkter menjelang anak remaja dan dewasa. Guru termasuk tiga faktor yang utama mempengaruhi anak, selain faktor orangtua dan masyrakat. 28 Dalam kesempatan seperti ini, maka keberadaan guru akan sangat menentukan. Al-Sya’ra>wi> menjelaskan betapa banyaknya orang yang ingin menjadi guru bagi Maryam pada masa itu. Oleh karena itu, penentuan siapa yang akan mendidik Maryam ditentukan melalui undian. 29 Hal ini juga mengisyaratkan bahwa keberadaan siswa yang potensial juga menentukan keberhasilan satu proses pendidikan, bahkan diminati oleh banyak guru termasuk sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 437, "width": 418, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan sebuah proses pendidikan setidaknya ditentukan oleh 5 faktor. Dua faktor yang paling utama adalah keberadaan guru dan siswa. Jika dilihat dari keberhasilan pendidikan Maryam, dalam hal ini memenuhi 2 faktor yang paling utama. 30 Maryam adalah sosok anak yang potensial sehingga para guru di zamannya sangat menginginkan untuk ikut mendidiknya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 507, "width": 418, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di antara ciri guru yang ideal adalah dapat menjadi teladan bagi muridnya. Inilah yang dilakukan oleh nabi Zakariya ketika menanamkan keistimewaan berada di masjid dengan senantiasa berada di tempat tersebut. Ali Musthofa dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa keteladanan adalah faktor yang paling penting dalam mensukseskan satu proses pendidikan. Ali juga mencermati ketidakberhasilan penanaman nilai saat ini lebih dikarenakan adanya krisis keteladanan di tengah kehidupan anak-anak. Ali juga menyebutkan bahwa keberhasilan 31 Ash-Sha‘ra>wi> menyebutkan bahwa Nabi Zakariya tidak hanya sekali mendatangi mihrab tempat Maryam beribadah, akan tetapi beliau mengunjunginya berkali-kali dalam menjalankan amanah untuk mendidik Maryam. 32", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 664, "width": 324, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Muh}ammad Sayyid al{-T{ant{a>wi>, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m , 118", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 676, "width": 418, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Acep Aryadri, ‚Konsep Pemeliharaan Anak Yatim Perspektif Al-Qur’an‛, Ulumul Qur’an , Vol. 1, No. 1, (Maret 2021), 28", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 699, "width": 388, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Muh}ammad Mutawalli> Al-Sya'ra>wi>, Tafsi>r Al-Sya‘ra>wi > (Mesir: Akhba>r al-Yaum, 1991), 1439", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 711, "width": 418, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Ahmad Falah, ‚Studi Analisis Aspek-aspek Keberhasilan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Karangmalang Kudus‛, Elementary , (Juni 2015), 174", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 418, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 Ali Mustofa, ‚Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam‛, Cendekia , Vol. 5, No. 1, (Juni 2019), 23", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 757, "width": 257, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Muh}ammad Mutawalli> Al-Sya'ra>wi>, Tafsi>r Al-Sya‘ra>wi >, 1441", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 43, "width": 44, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Ghoni", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 787, "width": 274, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ULUMUL QUR’AN: JURNAL KAJIAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 785, "width": 11, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 72, "width": 234, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mempersiapkan Lingkungan yang Kondusif", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 87, "width": 418, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Maryam sudah dicita-citakan sejak awal oleh orangtuanya untuk menjadi anak yang senantiasa beribadah kepada Allah, maka tempatnya adalah di Masjid Al-Aqsha yang merupakan tempat istimewa. Pengaruh tempat yang baik atau lindungan yang kondusif juga sangat besar dalam mendorong seorang anak tumbuh berkembang menadi orang yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 156, "width": 419, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satu proses pembelajaran dapat berjalan efektif ketika suasana lingkungan kelas atau sekolah juga kondusif. Hal ini berpengaruh pada keterlibatan anak dalam kelas dan meningkatnya prestasi mereka. 33 Di samping itu, perpaduan antara guru dan murid yang baik, diiringi dengan lingkungan yang kondusif, akan berdampak pada capaian prestasi yang baik pada diri anak. Hal tersebut menjadi kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Munawaroh. 34", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 241, "width": 418, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal itu yang kemudian juga terjadi pada diri Maryam ketika tumbuh dan berkembang secara baik. Bahkan lebih dari itu, anugerah yang melebihi kemampuan manusia pada umumnya diterima oleh Maryam. Hal tersebut ditunjukkan pada adanya makanan dan minuman setiap kali Nabi Zakariya mendatangi mihrab. 35", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 311, "width": 64, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 325, "width": 418, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Qur’an selalu dapat menjadi sumber inspirasi untuk setiap problem sosial yang dihadapi, termasuk di antaranya hal-hal yang berkaitan dengan parenting. Qur’anic Parenting menjadi salah satu hasil integrasi keilmuan bidang ilmu pendidikan dan Ilmu Al-Qur’an. Dari penelitian terhadap kisah istri Imran yang dikisahkan dalam surat Ali Imran ayat 35-37 dapat disimpulkan beberapa hal strategis yang dapat dilakukan seorang ibu dalam proses pendidikan anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 409, "width": 418, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pranatal hendaknya seorang ibu memiliki cita-cita yang mulia akan kehadiran anaknya sejak masa kehamilan, melindungi anak dari berbagai pengaruh negatif pada masanya dan senantiasa berdoa kepada Allah. Pada saat setelah bayi dilahirkan, seorang ibu hendaknya berbaik sangka kepada Allah, berusaha menjaga komitmen terhadap cita-cita yang sudah diharapkan, memberikan nama terbaik untuk anaknya dan menyempurnakan dengan doa kepada Allah yang tiada terputus. Pada perkembangan anak berikutnya, hendaknya seorang ibu dapat memilihkan guru dan lingkungan terbaik bagi anaknya agar dapat berkembang dengan baik mencakup seluruh potensi yang ada pada anak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 535, "width": 418, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun penelitian berikutnya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan studi observasi menggunakan metode Living Qur’an untuk mengetahui sejauh mana hal-hal positif yang digambarkan dalam al-Qur’an sudah dipraktikkan oleh para ibu dalam mendidik anak-anak mereka. Dengan langkah itu diharapkan ada gambaran riil antara konsep ideal yang ada dalam al-Qur’an dan realitas sosial yang ada di tengah masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 711, "width": 418, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 Sanchia Janita Prameswari dan Cucuk Budiyanto, ‚The Development of the Effective Learning Environment…‛, Indonesian Journal of Informatics Education , Vol. 1, No. 1, (Juli 2017), 82", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 734, "width": 418, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Munawaroh, ‚The Influence of Teaching Methods and Learning Environment to the Student’s…‛, International Journal of Environmental and Science Education , Vol. 12, No. 4, (2017) 665", "type": "Footnote" }, { "left": 90, "top": 757, "width": 84, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 Q.S. Ali Imran: 37", "type": "Footnote" }, { "left": 344, "top": 44, "width": 162, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qur’anic Parenting : Peran Ideal Ibu dalam Al-Qur’an", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 783, "width": 191, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1, nomor 2, SEPTEMBER 2021 73", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 52, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 87, "width": 419, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aldrian, Andhika Illyas Alhafizh, dkk., ‚Mengenalkan Cita-cita dan Lingkungan Sejak Dini‛, Jurnal Abdinus, Vol. 3, No. 2, 2020, 181-186 Aryadri, Acep, ‚Konsep Pemeliharaan Anak Yatim Perspektif Al-Qur’an‛, Ulumul Qur’an, Vol. 1, No. 1, Maret 2021, 27-42", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 146, "width": 415, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As}faha>ni>, Al-Ra>ghib, Mufrada>t Alfa>z} al-Qur’a>n, Dimashqa: Da>r al-Qalam, 2009 Baghawi>, Abu Muh}ammad al-H}usain ibn Mas’u>d, Tafsi>r al-Baghawi>: Ma’a>lim al- Tanzi>l, Vol. 2, Riya>d}: Da>r T}aibah, 1989", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 191, "width": 418, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, Ika Sari, dkk., ‚Positive Parenting: Protect Children from the Hazard of Gadgets‛, Abdimas Talenta, Vol. 4, No. 1, 2019, 831-36", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 218, "width": 418, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duzeyinin, Egitim, ‚Education Influence on Baby Naming‛, Turkiye Klinikleri, Vol.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 115, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3, No. 2, 2018, 137-39", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 247, "width": 418, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Falah, Ahmad, ‚Studi Analisis Aspek-aspek Keberhasilan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 01 Karangmalang Kudus‛, Elementary, Juni 2015, 171- 195", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 288, "width": 419, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gade, Fithriani, ‚Ibu sebagai Madrasah dalam Pendidikan Anak‛, Junal Ilmiah Didaktika, Vol. xiii, No. 1, Agustus 2012, 31-40 Ghoni, Abdul, ‚Zikir sebagai Solusi dalam Perspektif Al-Qur’an‛, Ulumul Qur’an, Vol. 1, No. 1, Maret 2021, 105-1`12", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 345, "width": 418, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Master, Maryam K., dkk., ‚Impact of Electronic Gadget on Psyichological Behavior of Middle School Children in UAE‛, Gulf Medical Journal, 2016, 54-60", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 373, "width": 419, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh, The Influence of Teaching Methods and Learning Environment to the Student’s…, International Journal of Environmental and Science Education,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 401, "width": 145, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 12, No. 4, 2017, 665-78", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 414, "width": 418, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawiroh, ‚Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga‛, Edukasi, Vol. 14, No. 3, Desember 2016, 345-365 Mustaqim, Abdul, ‚Qur’anic Parenting Paradigma Integrasi-Interkoneksi‛,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 457, "width": 317, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengarusutamaan, Yogyakarta: Pasca UIN Sunan Kalijaga, 2014", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 470, "width": 418, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustofa, Ali, ‚Metode Keteladanan Perspektif Pendidikan Islam‛, Cendekia, Vol. 5, No. 1, Juni 2019, 23-42", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 499, "width": 418, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuhla, Azka, dkk., ‚Exploring Parents’ Experience in Guiding Their Children While Using Gadget at Home‛, 4th International Conference on Early Childhood Education, 2018, 22-26", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 541, "width": 419, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prameswari, Sanchia Janita, dan Cucuk Budiyanto, ‚The Development of the Effective Learning Environment…‛, Indosian Journal of Informatics Education, Vol. 1, No. 1, Juli 2017, 79-86", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 583, "width": 416, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qurt}ubi>, Abu> ‘Abdilla>h Muh}ammad ibn Ah}mad al-Ans}a>ri>, al-Al-Ja>mi’ Li Ah}ka>m Al- Qur‘a>n, Vol. 1, Qa>hirah: Maktabah al-S}afa>, 2005 Sa’di>, ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Na>s}ir, Taisi>r al-Kari>m al-Rah}ma>n fi> Tafsi>r Kala>m al- Manna>n, Bairu>t: Mu'asasah al-Risa>lah, 2006", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 639, "width": 401, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S{a>bu>ni>, Muh}ammad ‘A>li>, S}afwah al-Tafa>si>r, Vol. 1, Makkah: Da>r al-S{a>bu>ni>, 2017", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 653, "width": 348, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Tangerang: Lentera Hati, 2016", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 667, "width": 413, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sya'ra>wi>, Muh}ammad Mutawalli>, Tafsi>r Al-Sha‘ra>wi> , Mesir: Akhba>r al-Yaum, 1991", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 681, "width": 418, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T{ant{a>wi>, Muh}ammad Sayyid, Al-Tafsi>r al-Was ī t} li al-Qur’a>n al-Kari>m, Qa>hirah: Mat}ba‘ah al-Sa‘a>dah, 1987", "type": "Text" } ]
3b6c95c2-ab02-16ca-73c1-165827ebc32f
https://jurnal.syntaximperatif.co.id/index.php/syntax-imperatif/article/download/213/223
[ { "left": 72, "top": 750, "width": 41, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 750, "width": 329, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah/ Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19/Vol 4 No 1 (2022)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 768, "width": 267, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI http://dx.doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v4i1.213 e-ISSN 2721-2246 Published by", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 787, "width": 44, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rifa Institute", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 75, "width": 197, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan p–ISSN: 2721-2491 e-ISSN : 2721-2246 Vol. 4, No. 1, Maret 2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 133, "width": 424, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 198, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 361, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia Email: [email protected] , [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 88, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Information Submitted: 15 Februari 2023 Accepted: 16 Februari 2023 Online Publish: 17 Februari 2023", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 229, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 242, "width": 337, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian yang berjudul Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa SMKN 12 Jakarta pada Masa Pandemi Covid-19 dengan menggunakan sampel sebanyak 152 dari total 244 populasi terjangkau yaitu siswa Kelas X. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan Analisis regresi Berganda dan teknik pengumpulan data dilakukan secara online dalam bentuk kuesioner melalui gform . Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Kreativitas Guru memiliki pengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Siswa dengan nilai uji-thitung 1,991 > ttabel 1,655. Selain itu, Self Efficacy memiliki pengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Siswa dengan nilai uji-thitung 6,673 > ttabel 1,655. Selanjutnya, Kreativitas Guru dan Self Efficacy memiliki pengaruh positif secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Siswa dengan nilai uji-fhitung 38,122 > ftabel 3,06.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 392, "width": 276, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Kreativitas Guru, Self Efficacy, Motivasi Belajar", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 404, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 416, "width": 337, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of the study entitled The Effect of Teacher Creativity and Self Efficacy on Student Learning Motivation is to find out how the influence of Teacher Creativity and Self Efficacy on Student Learning Motivation of SMKN 12 Jakarta during the Covid-19 Pandemic period using a sample of 152 out of a total of 244 affordable populations, namely Class X students. The research is quantitative and uses Multiple Regression Analysis, and the data are collected online using a gform platform in the form of a questionnaire. With a ttest value of 1,991 greater than ttable 1,655, the study found that teacher creativity boosts student learning motivation. in addition, a ttest value of 6,673 greater than ttable 1,655 indicates that self-efficacy has a positive impact on student learning motivation. Additionally, a ftest value of 38.122 > ftable 3.06 indicates that Teacher Creativity and SelfEfficacy have a positive effect on Student Learning Motivation Keywords: Teacher Creativity, Self Efficacy, Learning Motivation", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 456, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandemi yang disebabkan semakin luasnya Covid-19 beredar hingga ke berbagai belahan dunia dan memberikan banyak dampak di berbagai sisi, baik dampak di sisi sosial, ekonomi, atau bahkan pendidikan. Keadaan seperti itu menuntut pemerintah untuk membuat kebijakan yang mampu memutus rantai penyebaran virus sehingga masyarakat pun harus ikut menyesuaikan diri. Salah satu kebijakan pemerintah yaitu dengan memberlakukan physical distancing yang mengharuskan masyarakat agar menjaga jarak satu sama lain. Hal tersebut juga berdampak dalam bidang pendidikan yang mana mengharuskan agar kegiatan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau istilahnya PJJ karena menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 728, "width": 427, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk merealisasikan kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran jarak jauh tentunya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 784, "width": 114, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol 4 No 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 504, "top": 784, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "harus menerapkan sistem daring yang mana pembelajaran daring melibatkan teknologi dalam pelaksanaannya. Pembelajaran secara daring ini tentu dapat memberikan keleluasaan bagi pelaku pendidikan dalam menerapkan kegiatan pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Namun sistem PJJ ini memiliki banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan dalam proses belajar sehingga menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang mana mengakibatkan motivasi belajar rendah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 456, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yang mana faktor tersebut merupakan faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat diketahui sebagai faktor dalam diri seseorang berkaitan dengan kondisi jasmani dan rohani atau faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal yang memiliki arti faktor dari luar diantaranya seperti hubungan siswa dengan tenaga pendidik, orang tua, teman, serta sarana pendukung belajar dan keadaan lingkungan dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa (Tung, 2015) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 456, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan survei yang diselenggarakan UNICEF, sebagian besar siswa merasa bosan belajar dari rumah dengan persentase sebesar 69% (Indonesia, 2022). Rasa bosan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan faktor psikologis seseorang yang mana dapat memicu perubahan energi sehingga berujung berpengaruh terhadap motivasi. Perasaan yang baik dapat memberikan energi positif dan dorongan bagi seseorang untuk melakukan berbagai usaha dalam meraih tujuan namun dalam hal ini siswa mengalami rasa bosan yang mana tidak memberikan energi positif sehingga berujung pada rendahnya motivasi belajar akibat tidak adanya semangat atau dorongan. Rasa bosan yang dialami siswa dapat membuat mereka merasa usaha yang dilakukan tidak berhasil. Ketika mengalami bosan, siswa tidak dapat mengelola informasi baru dengan baik sehingga tidak membuahkan hasil yang memuaskan (Wahyuli & Ifdil, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 455, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui survei yang sama pula ditemukan beberapa faktor yang menjadi tantangan para siswa selama pembelajaran jarak jauh. Faktor tersebut diantaranya seperti kurangnya bimbingan guru, akses internet tidak lancar, tidak memiliki fasilitas yang memadai, tidak bisa mengakses aplikasi belajar online, dan lainnya. Dari beberapa faktor tersebut, faktor yang menjadi penyumbang terbesar dalam tantangan selama PJJ yaitu kurangnya bimbingan guru dengan persentase sebesar 38% (Indonesia, 2022). Dalam hal ini, Guru menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa. Keterkaitan guru dengan motivasi sangat erat karena hal tersebut termasuk dalam faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor eksternal atau faktor dari luar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 456, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, berdasarkan pra penelitian mengenai rendahnya motivasi belajar siswa dengan responden sebanyak 30 siswa, didapatkan sebesar 76,6% sedang mengalami rendahnya motivasi belajar. Dari 23 siswa yang tengah mengalami rendahnya motivasi belajar, ada beberapa faktor penyebab diantaranya yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kurangnya keyakinan diri akan berhasil yang mana dalam hal ini berhubungan dengan perasaan atau psikologis siswa sedangkan faktor eksternal yaitu cara guru mengajar, faktor keluarga dan lingkungan sekitar, serta fasilitas penunjang. Dari beberapa faktor tersebut, sebagian besar siswa memilih “cara guru mengajar” yang menjadi pengaruh rendahnya motivasi belajar mereka dengan persentase sebesar 43,5% sedangkan faktor penyebab terbesar rendahnya motivasi belajar yang kedua yaitu “kurangnya keyakinan diri akan berhasil” dengan persentase sebesar 30,4%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 456, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa pendapat para siswa mengenai penyebab rendahnya motivasi belajar, faktor terbesar dari masalah tersebut yaitu ada pada seorang guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan. Guru memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Yilmaz et al., 2017) . Untuk itu sangat penting meningkatkan perilaku kreatif guru agar dapat menghasilkan suatu kegiatan pembelajaran yang kreatif, aktif, efektif, dan menyenangkan sehingga tercapainya kualitas pendidikan lebih baik (Sari, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 184, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 6, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 771, "width": 124, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol. 4, No. 1, (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 456, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain guru dari faktor eksternal, ada faktor internal yang menjadi penyebab rendahnya motivasi belajar yaitu kurangnya keyakinan diri akan berhasil yang mana dalam hal ini faktor tersebut berhubungan dengan psikologis atau perasaan seseorang. Self efficacy dapat meningkatkan motivasi belajar siswa melalui apa yang telah diatur dan direncanakan siswa dengan merumuskan pilihan dan menetapkan tujuan. Self efficacy sangat berkaitan dengan motivasi karena semakin meningkatnya self efficacy yang dimiliki siswa maka siswa akan semakin giat belajar. Selain itu, Hoy dan Miskel berpendapat bahwa Self efficacy yang tinggi dapat dilihat melalui kesediaan siswa untuk tekun dalam mengerjakan tugas, fokus dan berusaha menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, tidak memiliki rasa takut dan cemas terhadap hasil yang akan diraih kedepannya serta memiliki emosional yang positif (Suhendro, 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 455, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka peneliti ingin membuktikan mengenai pernyataan tersebut dan akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai seberapa besarnya pengaruh antara kreativitas guru dan self efficacy terhadap motivasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti tertarik meneliti kembali mengenai motivasi belajar siswa tepatnya di masa pandemi Covid-19 ini dengan judul “Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta pada Masa Pandemi Covid-19”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 42, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 456, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan beberapa pengujian meliputi uji validitas, realibilitas, normalitas, linieritas, multikolinearitas, regresi berganda, uji t dan F, korelasi dan koefisien determinasi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 152 diambil dari 244 populasi siswa kelas X SMKN 12 Jakarta. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah proportional random sampling (Yusuf, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 68, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 455, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kesimpulan analisis deskriptif, variabel Kreativitas Guru memiliki rata- rata 84,6%, yang termasuk dalam kategori Sangat Baik karena berada di antara kisaran 76- 100%. Dalam variabel kreativitas guru, dimensi yang memiliki kontribusi tertinggi adalah dimensi flexibility . Sedangkan Self Efficacy memiliki rata-rata 85,8% yang masuk dalam kategori Sangat Baik karena berada di antara kisaran 76 -100%. Dalam variabel Self Efficacy , dimensi yang memiliki kontribusi tertinggi adalah dimensi strength . Selanjutnya variabel Motivasi Belajar memiliki rata-rata 95% yang termasuk dalam kategori Sangat Baik karena berada di antara kisaran 76 – 100%. Pada variabel motivasi belajar, dimensi yang memiliki kontribusi tertinggi adalah dimensi ekstrinsik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 68, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 634, "width": 352, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Item pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan X1.1 0,310 0,1339 Valid X1.2 0,620 0,1339 Valid X1.3 0,488 0,1339 Valid X1.4 0,428 0,1339 Valid X1.5 0,562 0,1339 Valid X1.6 0,457 0,1339 Valid X1.7 0,475 0,1339 Valid", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 784, "width": 114, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol 4 No 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 504, "top": 784, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 75, "width": 323, "height": 547, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kreativitas Guru X1.8 0,508 0,1339 Valid X1.9 0,622 0,1339 Valid X1.10 0,550 0,1339 Valid X1.11 0,451 0,1339 Valid X1.12 0,598 0,1339 Valid X1.13 0,508 0,1339 Valid X1.14 0,458 0,1339 Valid X1.15 0,566 0,1339 Valid X1.16 0,554 0,1339 Valid X1.17 0,632 0,1339 Valid X1.18 0,637 0,1339 Valid X1.19 0,617 0,1339 Valid X1.20 0,504 0,1339 Valid X1.21 0,499 0,1339 Valid Self Efficacy X2.1 0,551 0,1339 Valid X2.2 0,626 0,1339 Valid X2.3 0,525 0,1339 Valid X2.4 0,645 0,1339 Valid X2.5 0,520 0,1339 Valid X2.6 0,432 0,1339 Valid X2.7 0,479 0,1339 Valid X2.8 0,506 0,1339 Valid X2.9 0,486 0,1339 Valid X2.10 0,603 0,1339 Valid X2.11 0,612 0,1339 Valid X2.12 0,622 0,1339 Valid X2.13 0,178 0,1339 Valid X2.14 0,595 0,1339 Valid X2.15 0,573 0,1339 Valid X2.16 0,583 0,1339 Valid X2.17 0,494 0,1339 Valid Motivasi Belajar Y.1 0,595 0,1339 Valid Y.2 0,301 0,1339 Valid Y.3 0,491 0,1339 Valid Y.4 0,276 0,1339 Valid Y.5 0,403 0,1339 Valid Y.6 0,430 0,1339 Valid Y.7 0,530 0,1339 Valid Y.8 0,341 0,1339 Valid Y.9 0,302 0,1339 Valid Y.10 0,272 0,1339 Valid Y.11 0,326 0,1339 Valid Y.12 0,551 0,1339 Valid", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen dari masing- masing variabel dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung > rtabel berdasarkan kriteria yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 80, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 122, "top": 719, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 716, "width": 309, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Kreativitas Guru 0,942 Reliabel Self Efficacy 0,917 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 771, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol. 4, No. 1, (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 75, "width": 295, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi Belajar 0,756 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 455, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel memiliki gejala yang reliabel karena nilai Cronbach’s alpha > 0,7 sehingga dinyatakan lulus sebagai syarat melanjutkan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 79, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 222, "top": 181, "width": 153, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 214, "top": 202, "width": 168, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 220, "width": 263, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unstandardized Residual N 152 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 4,96388454 Most Extreme Differences Absolute ,068 Positive ,044 Negative -,068 Test Statistic ,068 Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 c", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 384, "width": 119, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Test distribution is Normal.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 400, "width": 98, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Calculated from data.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 416, "width": 143, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Lilliefors Significance Correction.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data dari variabel Kreativitas guru dan Self Efficacy sebagai variabel bebas serta Motivasi Belajar sebagai variabel terikat berdistribusi normal karena dibuktikan melalui nilai Sig. 0,085 > 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Regresi Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 505, "width": 172, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients a", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 542, "width": 257, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients", "type": "Picture" }, { "left": 111, "top": 576, "width": 371, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23,271 3,000 7,757 ,000 Total_X1 ,080 ,040 ,158 1,991 ,048 Total_X2 ,272 ,041 ,529 6,673 ,000", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 648, "width": 128, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Total_Y", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 674, "width": 410, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada tabel di atas dapat disimpulkan persamaan regresi sebagai berikut: Y’ = 23,271+ 0,080 X1 + 0,272 X2", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 704, "width": 447, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Konstanta memiliki nilai sebesar 23,271 menunjukkan bahwa jika Kreativitas Guru (X1) dan Self Efficacy (X2) selaku variabel bebas bernilai sama dengan nol (0) maka variabel Motivasi Belajar (Y) bernilai sama dengan konstanta yaitu 23,271.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 752, "width": 447, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Variabel Kreativitas Guru (X1) memiliki nilai koefisien sebesar 0,080 menunjukkan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 784, "width": 114, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol 4 No 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 504, "top": 784, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 75, "width": 429, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa jika nilai seluruh variabel bebas adalah konstan, maka nilai variabel terikat (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,080 untuk setiap satu satuan X1.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 107, "width": 447, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Variabel Self Efficacy (X2) memiliki nilai koefisien sebesar 0,272 menunjukkan bahwa jika nilai seluruh variabel bebas adalah konstan, maka nilai variabel terikat (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,272 untuk setiap satu satuan X2", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 26, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 189, "width": 100, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji t Coefficients a", "type": "Picture" }, { "left": 117, "top": 237, "width": 288, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients", "type": "Picture" }, { "left": 116, "top": 271, "width": 365, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 23,271 3,000 7,757 ,000 Total_X1 ,080 ,040 ,158 1,991 ,048 Total_X2 ,272 ,041 ,529 6,673 ,000 a. Dependent Variable: Total_Y", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 369, "width": 170, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel di atas menunjukkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 385, "width": 447, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Nilai signifikansi dari variabel Kreativitas Guru (X1) yaitu sebesar 0,048 < 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa H 0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, nilai t sebesar 1,991 menunjukkan bahwa Kreativitas Guru memiliki hubungan positif dengan Motivasi Belajar (Y) karena bernilai lebih tinggi dari t tabel yang sebesar 1,655. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Kreativitas Guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 480, "width": 448, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Nilai signifikansi dari variabel Self Efficacy (X2) yaitu sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat diputuskan bahwa H 0 ditolak dan H2 diterima. Selain itu, nilai t sebesar 6,673 menunjukkan bahwa Self Efficacy memiliki hubungan positif dengan Motivasi Belajar (Y) karena bernilai lebih tinggi dari t tabel yang sebesar 1,655. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Self Efficacy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 586, "width": 34, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s Uji F", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 610, "width": 103, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 639, "width": 352, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 770,885 2 385,442 38,122 ,000 b Residual 1506,484 149 10,111 Total 2277,368 151 a. Dependent Variable: Total_Y", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 746, "width": 182, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 184, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 6, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 771, "width": 124, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol. 4, No. 1, (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel di atas menunjukkan bahwa F memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Selain itu, nilai F hitung menunjukkan sebesar 38,122 yang mana bernilai lebih tinggi dari F tabel yaitu sebesar 3,06. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel Kreativitas Guru (X1) dan Self Efficacy secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar (Y).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 117, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 178, "width": 210, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 208, "width": 74, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary b", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 227, "width": 288, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,877 a ,770 ,767 ,34468", "type": "Table" }, { "left": 154, "top": 279, "width": 182, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 295, "width": 128, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dependent Variable: Total_Y", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 454, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi pada R Square adalah 0,770 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kreativitas Guru dan Self Efficacy memiliki pengaruh sebesar 77% terhadap Motivasi Belajar sedangkan sisanya yaitu sebesar 23% dipengaruhi oleh faktor lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 372, "width": 315, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 455, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji hipotesis H1 yang dilakukan pada siswa kelas X SMKN 12 Jakarta menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar dengan kata lain H1 diterima. Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai sig. 0,048 < 0,05 dan nilai thitung 1,991 > ttabel 1,655 yang berarti H 0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Kreativitas Guru maka semakin tinggi pula Motivasi Belajar pada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 455, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan Yenni Agustina et al mengatakan bahwa Kreativitas Guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Belajar siswa. Penelitian yang dilakukan pada 22 siswa di SMP Negeri Lawe Sigala-Gala itu memberikan hasil berupa t hitung > t tabel yaitu 4,881 > 2,0195 (Agustina & Yuda, 2021) . Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh (Ulfah et al., 2021) pada 35 siswa kelas VII SMP YPN Bojonggede mengatakan terdapat pengaruh antara Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar siswa, hal ini dibuktikan oleh t hitung > t tabel yaitu 3,0590 > 2,0301 (Ulfah et al., 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 291, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 455, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji hipotesis H2 yang dilakukan pada siswa kelas X SMKN 12 Jakarta menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar dengan kata lain H2 diterima. Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 6,673 > ttabel 1,655 yang berarti H 0 ditolak dan H2 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Self Efficacy maka semakin tinggi pula Motivasi Belajar pada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 455, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurrindar dan Wahjudi menunjukkan adanya pengaruh antara Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar. Penelitian yang dilakukan pada 81 siswa jurusan Akuntansi Keuangan dan Lembaga SMK IPIEMS Surabaya memberikan hasil berupa nilai koefisien sebesar 0,75 dan P-value < 0,001", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 453, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 12 Jakarta Pada Masa Pandemi Covid-19", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 784, "width": 114, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol 4 No 1 (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 504, "top": 784, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Nurrindar & Wahjudi, 2021) . Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Hasanah et al pada 296 siswa kelas X dan XI Manajemen Bisnis SMK Swasta Padang memperoleh hasil berupa self efficacy memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi dari uji regresi sebesar 0,678 yang berarti bahwa jika terdapat peningkatan pada self efficacy maka terjadi peningkatan pula pada motivasi belajar sebesar 0,678 (Hasanah et al., 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 401, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kreativitas Guru dan Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 455, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uji F didapatkan hasil berupa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan fhitung sebesar 38,122 > 3,06 yang berarti bahwa H 0 ditolak dan H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara Kreativitas Guru dan Self Efficacy secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar yang mana memiliki arti semakin tinggi Kreativitas Guru dan Self Efficacy siswa maka semakin tinggi pula Motivasi Belajar siswa. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aryanti dan Muhsin pada 136 siswa jurusan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 01 Semarang memperoleh hasil berupa Kreativitas Guru dan Self Efficacy sama-sama memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar. Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan komponen penting oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki pemikiran kreatif dan terus mengembangkan kreativitas. Guru dengan banyak ide serta keterampilan mengajar yang baik tentu dapat menumbuh kan motivasi belajar siswa. Selain itu, self efficacy juga berpengaruh pada motivasi belajar. Siswa dengan self efficacy yang tinggi cenderung aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan atau tepat dalam mengerjakan tugas. Semakin tinggi self efficacy maka siswa akan semakin semangat mengikuti kegiatan pembelajaran (Aryanti & Muhsin, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 65, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 456, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: Pertaman, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMKN 12 Jakarta. Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai sig. 0,048 < 0,05 dan nilai thitung 1,991 > ttabel 1,655 sehingga H1 dengan asumsi terdapat pengaruh antara Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar diterima. Kedua, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMKN 12 Jakarta. Hal ini dibuktikan melalui uji t dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 6,673 > ttabel 1,655 sehingga H2 dengan asumsi terdapat pengaruh antara Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar diterima. Ketiga, Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara Kreativitas Guru dan Self Efficacy terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMKN 12 Jakarta. Hal ini dibuktikan melalui uji F dengan nilai sig. 0,000 < 0,05 dan fhitung sebesar 38,122 > 3,06", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 184, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 6, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 376, "top": 771, "width": 124, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSIM: Vol. 4, No. 1, (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 73, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 455, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, Y., & Yuda, M. F. (2021). PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK. Jurnal Sociohumaniora Kodepena (JSK) , 2 (2), 200–211. Aryanti, Y. D., & Muhsin, M. (2020). Pengaruh Efikasi Diri, Perhatian Orang Tua, Iklim Kelas dan Kreativitas Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Economic Education Analysis Journal , 9 (1), 243–260.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 455, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, U., Alizamar, A., Marjohan, M., & Engkizar, E. (2019). The effect of self efficacy and parent support on learning motivation in management business students in padang’s private vocational school. KONSELI: Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal) , 6 (2), 133–140.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 454, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurrindar, M., & Wahjudi, E. (2021). Pengaruh self-efficacy terhadap keterlibatan siswa melalui motivasi belajar. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK) , 9 (1), 140–148.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 454, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, E. (2019). Manajemen lingkungan pendidikan: implementasi teori manajemen pendidikan pada pengelolaan lingkungan sekolah berkelanjutan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dan Unggul. Bogor: STKIP Muhammadiyah Bogor. Dalam Terbitan (KDT) .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 454, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhendro, S. B. S. S. (2018). Pengaruh Kompetensi Guru, Lingkungan Sekolah dan Efikasi Diri terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Batik Surakarta. Indonesian Economics Business and Management Research , 1 (1), 72–78.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 381, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tung, K. Y. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: Indeks .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 454, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfah, M., Laelasari, E., & Mustaqim, I. (2021). Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP YPN Bojonggede Bogor. As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga , 3 (1), 85–94.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuli, R., & Ifdil, I. (2020). Perbedaan kejenuhan belajar siswa full day school dan non full day school. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia , 4 (3), 188–194.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 455, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yilmaz, E., Sahin, M., & Turgut, M. (2017). Variables Affecting Student Motivation Based on Academic Publications. Journal of Education and Practice , 8 (12), 112–120. Yusuf, A. M. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian gabungan . Prenada Media.", "type": "List item" }, { "left": 251, "top": 513, "width": 93, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 527, "width": 219, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nur Hasanah, Roni Faslah, Sholikhah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 555, "width": 118, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First publication right:", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 569, "width": 287, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 596, "width": 365, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is licensed under: Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)", "type": "Text" } ]
fd009f46-1740-1d98-88ee-df89f46ead32
https://ejournal.ipdn.ac.id/JMSDA/article/download/2839/1391
[ { "left": 71, "top": 37, "width": 165, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) Vol 10, No. 2, 2022, pp. 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 142, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Webiste : http://ejournal.ipdn.ac.id/JMSDA/ DOI 10.33701/jmsda.v10i2.2839", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 751, "width": 133, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corresponding author Rizki Amalia Institut Pemerintahan Dalam Negeri [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 761, "width": 446, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phone: 085294986209 Received: October 6, 2022 Revised: October 30, 2022 Accepted: November 15, 2022", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 792, "width": 135, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available Online: December 5, 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 471, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Promotion Management Through A Merit System In The Education", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 107, "width": 360, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "And Training Personnel Agency, Mamasa Regency,", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 126, "width": 167, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "West Sulawesi Province", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 156, "width": 206, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ranteallo Tandirerung 1 , Rizki Amalia* 2", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 171, "width": 384, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Institut Pemerintahan Dalam Negeri [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 232, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 268, "width": 471, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Job promotion is one of the activities of the State Civil Apparatus Management. It is implemented through a merit system to obtain employees with qualifications, competencies, and performance fairly and equitably to occupy a higher position. This study aimed to identify and analyze job promotion management through the merit system at the Education and Training Personnel Agency, commonly known as Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan ( BKPP ) in Mamasa Regency, West Sulawesi Province. A qualitative descriptive method was used to analyze promotion management with aspects such as (1) planning, (2) organizing, (3) implementation, and (4) supervision.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 471, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results showed that job promotion management through the merit system has been running well regarding organization and supervision, but there are obstacles in the planning and implementation aspects. Therefore, it is necessary to make a Regent's or Regional Regulation based on local considerations. There is also a need for consistency in public information disclosure in job promotions that use competency tests.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 235, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Promotion, Management, Merit System", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 471, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Various highlights arise due to unproductive and indisciplined employees’ performance. This requires serious management to improve the quality through bureaucratic reform. According to George Terry in Sukarna (2011:7), the fundamental management functions comprise planning, organizing, actuating, and controlling. Sedarmayanti (2009:71) stated that bureaucratic reform is the government's effort to improve performance through various means to realize effectiveness, efficiency, and accountability.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 607, "width": 471, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Presidential Regulation Number 81 of 2010 concerning the Grand Design of Bureaucratic Reform 2010-2025 states that bureaucratic reform creates a professional government bureaucracy with adaptive characteristics, integrity, and high performance. The bureaucracy is clean and free from Corruption Collusion Nepotism (CCN), able to serve the public, is neutral, prosperous, dedicated, and upholds the state apparatus’ basic values and code of ethics. To support", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "200 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "this bureaucratic reform, the government issued Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus. In the future, all government agencies are expected to have officers with integrity, professionalism, and neutrality. The officers should not follow practical politics, be clean from Corruption, Collusion, and Nepotism, have good welfare and be able to provide public services according to community expectations.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 474, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus regulates a merit system. All resource management policies are regulated based on qualifications, competencies, and good performance appraisals fairly and equitably. This system does not discriminate against background, race, ethnicity, skin color, religion, origin, gender, age, or disability. It opens up opportunities for anyone with the ability to self-development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 471, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The open Promotion System for the State Civil Apparatus is among the nine Action Plans Acceleration. According to Nitisemito (2000:71), promotion implies moving to a higher position. Hasibuan (2000:44) stated that the open method is when the withdrawal is informed by advertising in print and electronic mass media, becoming widely disseminated to the public. This program is a position filling using a merit system of a competency-based and transparent recruitment and promotion apparatus. This is in line with Pyness (2009: 187) that most public entities and nonprofits post open positions and accept applications on the Web sites provided. Furthermore, this statement supports Davidson et al. in Berman (2010:94) that over 50% of initial applications for government positions are conducted online.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 471, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development paradigm or e-government in government could significantly reduce corruption and inefficiencies while increasing transparency and accountability. In line with this, Anderson (2015: V) stated that a national ICT strategy in government and e-government could significantly reduce government waste, corruption, and inefficiencies while increasing transparency and accountability.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 471, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Open promotion is conducted to obtain competitive government officials to improve the apparatus' resource quality. Competence-based and transparent recruitment and promotion is a selection process for State Civil Apparatus to occupy certain positions. This is conducted through an objective selection process to produce competent, integrity, professional, high-performing, and moral State Civil Apparatus. The process is carried out to anticipate the leadership of an unprofessional agency inconsistent with the competencies and background abilities required for position qualifications. This selection process requires the apparatus to fulfil the predetermined requirements to ensure a match between position qualification and competence.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 751, "width": 471, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The available data showed that the agency has carried out several promotions. This study focused on the position promotion implemented by the Education and Training Personnel Agency", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "201 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Mamasa Regency in 2019. The promotions through the merit system used a competency test to fill two positions. In Government Regulation Number 11 of 2017 concerning the Management of Civil Servants, a promotion must be based on a merit system. This system is a policy and management of the State Civil Apparatus based on the qualifications, competencies, and performance fairly and equitably. It is used in promotions to obtain qualified, well-performing, and competent civil servants able to lead government sections, units, or agencies. Therefore, it is expected that no political intervention would change a civil servant’s placement policy.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 471, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 shows the positions filled through the merit system at the Education and Training Personnel Agency of Mamasa Regency:", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 274, "width": 41, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 288, "width": 433, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Positions Filled Through the Merit System at the Education and Training Personnel", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 302, "width": 290, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agency of Mamasa Regency No. Position (1) (2)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 381, "width": 309, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Head of Procurement, Pension, and Personnel Information", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 402, "width": 405, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Head of Sub-Division of Formation, Procurement, and Facilitation of the State Civil Apparatus Professional Institute", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 434, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Mutation and Promotion Section of Education and Training Personnel Agency in", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 118, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mamasa Regency, 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 471, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several problems were encountered in implementing the promotion in Mamasa Regency in 2019. One of the problems was the absence of clear regulations regarding job promotion activities. Promotion through a merit system, such as the Regent's Regulation, only refers to laws and other provisions. For instance, job promotion refers to Government Regulation Number 11 of 2017 concerning the Management of Civil Servants. Another problem is that the competency test results were not announced openly to employees that took the test. The results were directly submitted to the leadership. Therefore, this study aimed to identify and analyze the promotion management through the merit system at the Education and Training Personnel Agency, Mamasa Regency, West Sulawesi Province.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 46, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 471, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study used a descriptive qualitative method with an inductive approach. According to Sugiyono (2012:1), qualitative method examines the condition of natural objects with the study as the key instrument. Data were collected by triangulation and analyzed inductively to obtain", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "202 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 474, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "generalized results. Nazir (2014: 43) also stated that the descriptive method examines the present status of people, objects, conditions, thought systems, or events. Data were collected using triangulation techniques, in-depth interviews, observations, and documentation. This study used ten informants comprising Assistant I for Government, Head of Education and Training Personnel Agency, Secretary of Education and Training Personnel Agency, Head of Transfer and Information, Head of Sub-division of Transfers and Promotions, Civil Servants participating in promotions, and Human Resources involved in managing promotions through the merit system. The informants were determined using the Purposive Sampling Technique, where the data sources were with certain considerations (Sugiyono, 2018: 218). The data were analyzed through reduction, presentation, and conclusions (Miles and Huberman in Silalahi, 2012: 339)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result And Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 471, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The promotion through the merit system at the Education and Training Personnel Agency of Mamasa Regency must be managed according to the existing provisions. This is because promotion implies appreciating civil servants with the required qualifications and work performance. Furthermore, it is expected there would be no difference in treatment for employees who receive promotions based on ethnicity, religion, race, and class considerations. This study aimed to analyzed the management of promotions through the merit system. It explained the observed focus by referring to the theory proposed by George Terry in Sukarna (2011:6) and comparing it with field reality as follows:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 523, "width": 104, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Planning Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 471, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Planning is an activity arranged in an organization to guide the process of identifying the results to be achieved and ensure that the goals are realized properly. It is needed to overcome possible obstacles, and the things required to realize its implementation are supported by relevant information. Furthermore, planning ensures that activities are performed effectively and efficiently to realize maximum accomplishments.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 471, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Promotional activities through a merit system are conducted to fill a position. These activities require an SOP as a reference for them to run well. Based on the interviews and observations results, the SOP still refers to the law and provisions related to job promotion activities. There are no Regent or Regional Regulations governing promotions in Mamasa Regency. According to Wibowo & Soeprihattanto (2020), an open promotion lacks a strong legal basis. Azhzhahiri (2012) also found that open tender at the Ministry of Administrative Reform and", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bureaucratic Reform has not worked as expected. This is due to the absence of clear regulations regarding open-bid recruitment.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 471, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There is a need for regulations regarding promotions implemented by the Mamasa Regency Government. This is because they outline the laws and government regulations that discuss promotions based on local considerations. Regent or Regional Regulations could be used by the performance appraisal team in making SOP for promotions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 471, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The budget size also influences the course of promotion activities. Based on interviews and observations, every promotional activity is accompanied by inaugurations. The Education and Training Personnel Agency has attempted to regulate the costs needed to make promotion activities more efficient. The agency prioritizes employees’ competency tests at the beginning of the fiscal year to maximize the budget required for these activities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 471, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The inauguration of a position should call employees to be inducted, witnesses, clergy, and other parties. The activity must also print and budget for needs such as billboards and invitations. When the budget does not meet the needs, several items may not be implemented in the promotion. Therefore, the budget needed to carry out promotion activities must be planned properly and carefully.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 471, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Any activity, including the promotion implementation, must require a budget to determine the costs. Planning is important to determine the things needed and provided for in the promotion implementation. Every promotion through a merit system should have a competency test to determine a person’s suitability for placement. This competency test was conducted during the promotion in 2019. The activities should be carried out continuously and consistently. This is in line with Daniarsyah (2017) that State Civil Apparatus have high performance when the merit system is implemented consistently in its management.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 585, "width": 117, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Organizing Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 471, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organizing is the determination, grouping, and preparation of resources to achieve the desired goal. It is carried out to turn any planning into real action. For the organization to run well, the available human resources, facilities, and infrastructure used must be divided according to its designation. The human resources involved must be placed in sections according to their capabilities for the implementation to run as expected. Moreover, the facilities must be available and usable to avoid difficulties in carrying out the activities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 730, "width": 471, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interviews, observations, and data showed that professional human resources had been placed in implementing promotion activities through the merit system at the Education and Training Personnel Agency. In this process, several employees who understand computer", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "operation are involved. Not all employees are involved because they have other duties and responsibilities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 471, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1.2 shows the human resources involved in the promotion of positions at the Office of the Education and Training Personnel Agency:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 171, "width": 360, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 Human Resources Involved in Job Promotion Activities No Job description HR Involved (1) (2) (3) 1 Performance Assessment Team Five people 2 Registration Three people 3 Academics Seven people 4 Computer technician Three people Total 18 people", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 457, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Mutation and Promotion Section of the Education and Training Personnel Agency of Mamasa Regency, 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 471, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From Table 1.2, the human resources involved in promotion activities include the Performance Assessment Team, Registration Section, Academics, and Computer Technicians. They are involved in ensuring that the promotion through the merit system is performed smoothly. People have expertise in determining the human resources to support promotion through the merit system. Each person employed is carefully selected and placed according to the requirements of the work to be performed. The human resources involved are tasked with working effectively and efficiently.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 471, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The computer technicians entrusted with this activity are able to use computers well to input and update large amounts of data. They overcome any technical obstacles in the operation of each technology used. The Mamasa Regency Government collaborated with outside parties from academia in implementing promotions, specifically in the competency test participated by promoted employees. Competency tests are important to know the employee profile results and are a reference to place employees according to their competencies.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 475, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Equipment resources also have a role in promoting activities, including available facilities and infrastructure. Supporting facilities determine the success of implementing the work apparatus’ duties and responsibilities (Arifah & Amalia, 2021). Table 1.3 shows the equipment resources used at the Education and Training Personnel Agency:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 88, "width": 41, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 102, "width": 214, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Equipment Resources Used in Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 139, "width": 347, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Equipment Resources Total (1) (2) (3) 1 Lodging 7 Rooms 2 Car 2 Unit 3 Computer 4 Set 4 Printer 4 Unit 5 Banner 2 Unit 6 Paper 7 Rim 7 Snowman Pen 10 Box (12 pcs) 8 Table 50 Unit 9 Chair 50 Unit 10 Room 3 Rooms 11 Speaker 1 set", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 342, "width": 450, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Mutation and Promotion Section of Mamasa Regency Education and Training Personnel Agency, 2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 471, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interviews, observations, and available data showed that the Education and Training Personnel Agency had prepared the necessary facilities, such as lodging, consumption, and transportation. The agency also prepares electronic devices, such as computers and printers, which should be used properly during the competency test.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 471, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Equipment such as paper, pens, and other stationery must be in sufficient quantities. A lack of equipment resources hampers the promotion activities through the merit system. The fulfilment of all facilities speeds up the promotion process and makes it easier for everyone involved.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 543, "width": 137, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Implementation Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 471, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementation is an action taken to continue the activities set in planning and organizing to achieve the goals set. It must focus on the target because activities not directed at the target waste labor, money, time, and materials used. Furthermore, previous planning and organizing become meaningless when not implemented. This means that implementation runs when the human resources involved conduct each stage using every resource, equipment, or supporting facility.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 471, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of promotion through a merit system requires a regulatory mechanism. In this case, the promotion mechanism entails procedures in determining employees to occupy positions according to their competencies. This mechanism requires the employees promoted to pass through some stages.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interviews, observations, and available data showed that the promotion mechanism through the merit system at the Education and Training Personnel Agency includes:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 470, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The Head of Mutation and Development of the Education and Training Personnel Agency of Masama Regency conducts an inventory of structural positions to be filled.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 471, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. The Education and Training Personnel Agency of Masama Regency writes to all regional apparatus organizations and performance appraisal teams regarding the vacancies to be filled soon.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 471, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Based on the letter, each regional apparatus organization employee prepares files according to the requirements needed for the position before taking the competency test.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 471, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. The Performance Assessment Team holds a meeting to discuss the timing and series of competency tests. The team selects prospective employees to fill structural position vacancies according to the terms and conditions.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 471, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. The Performance Appraisal Team assesses employees based on the competency test and assessment results. These results are submitted to the Regent as the staffing officer to determine which employees would fill the vacant positions.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 399, "width": 467, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The promotion mechanism runs the promotion flow to ensure the process runs smoothly. All employees determine the job vacancies through a letter made by the Education and Training Personnel Agency. They have the right to participate in promotions with no prohibitions, provided they fulfil the terms and conditions of the position. Furthermore, the mechanism includes a performance appraisal team that determines the time and activities in the competency test taken by employees.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 523, "width": 467, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The competency test lasted for three days because it was taken by many employees. The assessment team must have real data about exam results, performance, and other things that strengthen the considerations. In promotional activities, the Education and Training Personnel Agency collaborates with outside parties from the academic field in conducting competency tests. The aim is to determine the intellectual abilities of employees to be promoted to vacant positions.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 626, "width": 467, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The competency test is conducted on employees’ psychology through interviews. The performance appraisal team uses the test results as evaluation material in determining the employee to be promoted. These results are reported to the Personnel Guidance Officer to determine the person to fill the vacant position.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 709, "width": 467, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The assessment is based on the competency test results and the requirements to occupy a position according to applicable regulations. A competency test is a requirement in the promotion to be appointed to a position. The test results are used to evaluate the employees’ capability of", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "being given new responsibilities. They help determine the completeness of the requirements that have been fulfilled.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 471, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interviews and observations showed that one factor to be used as an assessment is the employees’ work experience. A civil servant appointed for the first time must be a staff for four years to become Echelon IV. To become Echelon III, staff must go through Echelon IV for another three years. This is in line with Government Regulation No. 11 of 2017 concerning the Management of Civil Servants. Furthermore, there are rules governing requirements and appointments. To be appointed to Echelon III or Administrator Position, one must have a minimum of three years of work experience in the Echelon IV or Supervisory Position. This is contained in Article 54, paragraph 1 (d). Furthermore, in Article 54, paragraph 3 (d), one must have a minimum work experience of four years as a staff or Implementing Position to become Echelon IV or Supervisory Position. This shows that an employee to be promoted must have work experience regulated by government regulations.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 471, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of promotions through the merit system at the Education and Training Personnel Agency of Mamasa Regency in 2019 is quite well but not yet optimal. Agency did not disclose information to the public when announcing the competency test results. This supports Amalia (2020) that the Ministry of Administrative Reform and State Apparatus Empowerment has not made public information disclosure in announcing the open selection of the State Civil Apparatus. Furthermore, Setiawan, Jackson, and Putri (2016) found that the open selection of Primary High Leadership officials in the Bandar Lampung City Government was hindered by the absence of open information for the public to determine the candidates to be appointed or promoted.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 471, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The announcement competency must be submitted to participants. This is in line with Ma'Ruf (2018:274), that based on Government Regulation, the selection must openly. Therefore, public information disclosure is a process and a form of public accountability.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 626, "width": 122, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Supervision Aspect", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 471, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervision is important in overseeing all activities and is aimed at the targets made to take the corrective evaluation. The terms supervision, control, and management are generally interpreted the same (Sururama, R dan Amalia, 2020). Supervision tests whether the implementation is orderly and directed. When planning, organizing, and implementing are not supervised, it may be difficult to achieve the goals set. Hasibuan (2001:241) stated that new goals are known to be achieved properly through supervision or assessment.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervision controls the implementation and could be improved when the process is running to achieve more focused results. Evaluation is also needed to collect information about promotions to be used as an alternative in deciding on the appointment of a position. Although evaluation is not only conducted by the government, it could also be carried out by the community to obtain State Civil Apparatus, in line with Mariana (2017) that the government and the public could supervise state apparatus applicable. The evaluation helps apparatus's that fairly firmly.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 471, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interviews and observations found that the evaluation has been conducted and reported to the Personnel Guidance Officer but not verbally. This evaluation is about changes in consideration of employees proposed for promotions. Similarly, a fairly good evaluation was conducted on the promotion in 2022. The Education and Training Personnel Agency has announced online, enabling the public and participants to access the competency test results at each stage. This is seen in the Announcement Letter Number 24/PANSEL JPTP-BKPP/IV/2022 concerning Track Record Assessment in the Context of Open Selection for Primary High Leadership Positions within the Mamasa Regency Government in 2022. It is also seen in the Announcement Letter Number 23/PANSEL JPTP-BKPP/IV/2022 regarding the Competency Assessment Assessment in the Framework of the Open Selection of Primary High Leadership Positions for the Mamasa Regency Government in 2022. The scores and names of participants are listed alphabetically in the two announcement letters.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 60, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 471, "height": 260, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study found that the management of promotion through the merit system at the Education and Training Personnel Agency of Masama Regency, West Sulawesi Province, has been effective regarding organization and supervision. However, the planning and implementation aspects still need improvement. In the organizational aspect, the agency has placed professional human resources overseeing promotion activities through a merit system. The human resources include a Performance Assessment Team, a registration section, academics, and computer technicians. Equipment resources are also used in promotion activities through a merit system. Regarding supervision, the agency has evaluated and reported to the Personnel Guidance Officer. In the planning aspect, no Regent or Regional Regulations govern promotions based on local considerations. This is also reflected in the implementation aspect, where no public information is disclosed in announcing the competency test results. Therefore, there is a need for a Regent or Regional Regulation based on local considerations. Consistency is also needed in public information disclosure in job promotions that use competency tests.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 56, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 55, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Books", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 471, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alex S, Nitisemito, (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed . 3 . Jakarta: Ghalia Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 468, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anderson, Dennis. (2015). E-Government Strategy, ICT and Innovation for Citizen Engagement. New York: Springer.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 471, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amalia, R. (2020). Open Selection Management in Realizing Asn With Integrity and Excellence in the Ministry of Administrative Reform and Bureaucracy Reform. Sosiohumaniora , 22 (2), 155–163. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v22i2.26279", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 474, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifah, S. B. N., & Amalia, R. (2021). Kompetensi Aparatur Dalam Upaya Melayani Perizinan Elektronik Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) , 9 (2), 71–88. https://doi.org/10.33701/jmsda.v9i2.1988", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 471, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azhzhahiri, B. (2012). Recruitment Analysis Through Open Bidding Announcement in the Selection of Prospective Echelon II. BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Administrasi Dan Organisasi , 19 (3), 226–231. https://doi.org/10.20476/jbb.v19i3.1870", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 470, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berman, Evan M, (2010). Human Resources Management in Public Service: Paradoxes, Process, and Problems . Sage Publications, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 472, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daniarsyah, D. (2017). Penerapan Sistem Merit Dalam Rekrutmen Terbuka Promosi Jabatan Pimpinan Tinggi ASN (Suatu Pemikiran Kritis Analisis). Jurnal Civil Service , 11 (2), 39–48.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 471, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasibuan, Malayu S.P, (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 417, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "----------, (2001). Manajemen (Dasar, Pengertian dan Masalah). Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 471, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma’Ruf, Jasman J. (2018). Assessment Center, Pedoman Uji Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka UTama.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 470, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mariana, D. (2017). Aparatur Sipil Negara Dan Reformasi Birokrasi. Jurnal Ilmu Politik | Volume 22, No.1, Tahun 2017 | Hlm. 91-104 , 22 .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 288, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nazir. (2014) . Metode Penelitia n . Bogor : Ghalia Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 471, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oglando Setiawan, Charles Jackson, Maria Eka Putri (2016). Pelaksanaan Seleksi Terbuka Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Hukum Administrasi Negara , 3 (4).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 730, "width": 471, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pynes, J.E. (2009). Human Resources Management for Public and Nonprofit Organizations, a strategic Approach. New York: Jossey-Bass.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 269, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal MSDA (Manajemen Sumber Daya Aparatur) 10, 2 (2022): 199-210", "type": "Page header" }, { "left": 474, "top": 38, "width": 41, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210 of 210", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedarmayanti. (2009). Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi dan Kepemimpinan Masa Depan, Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 395, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. 3 ed. Bandung: Refika Aditama", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 382, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 185, "width": 471, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______,(2018). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 327, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukarna. (2011). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Mandar Maju", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 463, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sururama, R dan Amalia, R. (2020). Pengawasan Pemerintahan. Bandung: CV. Cendikia-Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 471, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, Galih., & B.Soeprihattanto. (2020). Manajemen Inovasi: Promosi Dalam Mendukung Sistem Merit di BKD Provinsi Jawa Barat. Jurnal Manajemen Publik & Kebijakan Publik 2, 1–10 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 81, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Legislation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 265, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 5 of 2014 concerning State Civil Apparatus", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 419, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Government Regulation Number 11 of 2017 concerning the Management of Civil Servants", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 471, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Presidential Regulation Number 81 of 2010 concerning the Grand Design of Bureaucratic Reform in 2010-2025", "type": "Text" } ]
0616b79b-b302-0d1e-de73-5274f0617a12
https://journal.uinsi.ac.id/index.php/syamil/article/download/1329/693
[ { "left": 173, "top": 63, "width": 332, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 89", "type": "Page footer" }, { "left": 312, "top": 103, "width": 190, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil pISSN: 2339-1332, eISSN: 2477-0027 2018, Vol.6 No. 1", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 187, "width": 372, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP BUDAYA RELIGIUS SISWA SMA SE KECAMATAN MUARA MUNTAI KUTAI KARTANEGARA", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 274, "width": 60, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erhansyah,", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 288, "width": 271, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 1 Muara Muntai Kutai Kartanegara, Indonesia Email : [email protected]", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 332, "width": 49, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 347, "width": 376, "height": 307, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The religious culture is one of the main elements in the effort to bring children toward religious education, and that education begins with the family, then the family of religious education in particular will be key also in the formation of religious culture in children or students. Education key lies in spiritual education in the sense of nuanced religiuitas education, religious education for children. Because of religious education in the family can make the students motivated to behave religion in school. Education is either associated with Allah (hablumminallah) and relationships with other human beings (hablumminannas) and also the human relationship with the environment. This research was conducted with a quantitative approach that is descriptive correlational that is looking for a relationship and influence of the independent variables religious education in the family (X 1 ) peers (X 2 ) the religious culture of the dependent variable (Y), both individually and together. The results of this study indicate that each independent variable has a positive correlation and influence signifikan namely religious education in the family (0,266) and the religious culture of schools (0,356). Are connected with the same significant difference between religious education in families with peers in religious culture with a value of R 0,368, R2 0,135. This means that the percentage contribution of the influence of the independent variables (religious education in the family and peers) on the dependent variable (religious culture) of 13,5% From the results of numerical analysis it can be described that religious education in the family and peers have an influence on religious culture and the influence of peers is greater than religious education in the family's religious culture.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 668, "width": 411, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Islamic Education on Family, Islamic Education on Peers, Religious Culture on Student", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 90", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 102, "width": 43, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 117, "width": 375, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya religius merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mendekatkan pendidikan anak kearah keagamaan, dan pendidikan itu berawal dari keluarga, maka pendidikan agama dalam keluarga khususnya akan menjadi kunci pula pada pembentukan budaya religius pada anak atau siswa. Kunci pendidikan sebenarnya terletak pada pendidikan rohani dalam arti pendidikan yang bernuansa religiuitas,", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 190, "width": 376, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan keagamaan bagi anak. Karena pendidikan agama dalam keluarga dapat membuat siswa termotivasi untuk berperilaku religi di sekolahnya. Pendidikan itu baik yang berhubungan dengan Allah (hablumminallah) maupun hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas) dan juga hubungan manusia dengan lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yaitu deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan dan pengaruh variabel independen pendidikan agama dalam keluarga (X 1 ) teman sebaya (X 2 ) dengan variabel dependen budaya religius (Y) baik secara sendiri sendiri maupun bersama sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing masing variabel independen memiliki korelasi positif dan pengaruh signifikan yaitu pendidikan agama dalam keluarga (0,356) dan teman sebaya (0,266). Secara bersama sama terjadi hubungan yang signifikan antara pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya terhadap budaya religius dengan nilai R sebesar 0,368, R 2 sebesar 0,135. Ini berarti prosentasi sumbangan pengaruh variabel independen (pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya) terhadap variabel dependen (budaya religius) sebesar 13,5%. Dari hasil angka analisis itu dapat dideskripsikan bahwa pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya mempunyai pengaruh terhadap budaya religius dan pengaruh teman sebaya lebih besar dari pendidikan agama dalam keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 468, "width": 411, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Pendidikan Agama dalam Keluarga, Pendidikan agama dalam Teman sebaya, Budaya Religius Siswa", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 91", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 102, "width": 126, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 117, "width": 395, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan agama dalam menanamkan nilai-nilai bagi pembentukan kepribadian dan watak siswa sangat ditentukan oleh proses yang kolaborasi sejumlah aspek. Baik itu aspek pengajaran dan pengamalan maupun aspek pembiasaan serta pengalaman sehari-hari yang dialami siswa, di keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 190, "width": 395, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam lingkungan keluarga inilah anak pertama kali memperoleh pendidikan dan bimbingan. Dalam perundang-undangan disebutkan bahwa keluarga memberikan keyakinan agama, menanamkan nilai moral, etika, dan kepribadian estetika, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan keluarga dalam pasal 27 ayat (1) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 merupakan jalur pendidikan informal. 1 Setiap anggota keluarga mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan mereka memberi pengaruh melalui proses pembiasaan pendidikan di dalam keluarga. 2", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 336, "width": 395, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama memegang peran yang sangat strategis dalam membentuk dan membekali sekaligus mengarahkan anak untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah dan menjunjung tinggi nilai nilai kebenaran dan keadilan yang datang dari risalah agama itu sendiri. Peran utama itu tentu berada pada orang tua (ayah dan ibu) di rumah yang sepanjang hari dan malam mendampingi mereka, sehingga di pundak orang tua beban dan tanggungjawab dan sekaligus tugas untuk memelihara dan mendidik serta menjauhkan mereka dari sikap dan perbuatan yang melanggar larangan agama.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 468, "width": 394, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggung jawab orang tua yang sangat penting adalah memberikan pendidikan agama kepada anaknya. Anak sebagai anugerah sekaligus amanah dari Allah SWT harus dijaga dan dipelihara agar di kemudian hari setelah mereka dewasa dan mandiri mempunyai bekal ilmu pengetahuan, sehingga dengan ilmu mereka akan mampu menghadapi dunia mereka yang akan datang. Di dalam al Qur’an Allah Swt memerintahkan agar orang tua jangan sampai meninggalkan generasi atau juriat yang lemah, baik lemah ekonomi (kesejahteraan), lemah tenaga (fisik yakni kesehatan) lebih lagi lemah iman. Sebagaimana terdapat dalam surah An Nisa ayat 9 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 609, "width": 389, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                                                                                              ", "type": "Text" }, { "left": 398, "top": 645, "width": 105, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                          ", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 645, "width": 16, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 130, "top": 706, "width": 342, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 16.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 717, "width": 410, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 270.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 92", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 102, "width": 73, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjemahannya:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 117, "width": 361, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan hendaklah takut kepada Allah swt orang orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. 3", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 181, "width": 395, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah sebagai wadah membentuk karakter dan perilaku siswa tentu menjadi penting manakala lembaga ini memiliki sejumlah program terpadu agar segala upaya yang dilakukan tidak semata hanya terbatas pada sebuah latihan semata, tetapi sudah menjadi kebutuhan praktis bagi siswa itu sendiri setelah mendapatkan arahan dan bimbingan dari guru gurunya di sekolah. Di sisi lain, keluarga yang sering disebut sebagai lembaga pendidikan informal sejatinya adalah sebagai wadah untuk mengaktualisasikan keilmuan yang mereka peroleh di bangku sekolah, adakalanya sangat bertentangan dengan ilmu yang mereka terima. Kondisi ini tentu tidak saja merugikan bagi lembaga formal yakni sekolah, tetapi merugikan kepada siswa yang tidak punya ruang dan waktu yang tepat untuk merealisasikan dan mengaktualisasikan nilai nilai yang mereka pelajari selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 342, "width": 394, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang siswa seringkali lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya. Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku teman sebaya akan berpengaruh terhadap dirinya. Di dalam kelompok teman sebayanya, seorang siswa berusaha menemukan konsep dirinya. Disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa mempedulikan sanksi-sanksi dunia dewasa. Kelompok teman sebayanya memberikan lingkungan, yaitu dunia tempat seorang siswa melakukan sosialisasi di mana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman sebayanya tersebut. Peran dan fungsi teman sebaya inilah yang akan memberikan andil besar, memberikan pengaruh terhadap tujuan pendidikan yang dilakukan oleh orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 503, "width": 395, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kedua unsur yakni pendidikan agama pada keluarga dan pengaruh teman sebaya itu akan dapat di lihat pada aspek budaya keagamaan, budaya religius mereka ketika keseharian mereka di sekolah. Sebuah budaya akan tercipta terhadap siswa manakala perilaku sehari harinya sudah ditanamkan sejak dini dan menjadi tradisi kesehariannya. Penanaman itu bisa dilakukan dalam lingkungan keluarga sebagai pendidikan informal, pendidikan formal di sekolah maupun kegiatan yang dipengaruhi oleh teman sepermainan atau teman sebaya. Menurut Muhaimin budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh stakeholder sekolah. 4 Budaya religius dalam konteks pendidikan agama Islam ada yang ada bersifat vertikal (habluminallah) dan ada yang bersifat horisontal (habluminannas). Jadi budaya religius sekolah merupakan suatu pandangan hidup yang bernapaskan atau dijiwai oleh", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 706, "width": 349, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Departemen Agama RI, AlQur’an Terjemah . (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), h. 116.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 717, "width": 374, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, dari Paradigma Pengembangan, Manajeman Kelembagaan,", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 729, "width": 334, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), h. 308.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 93", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 102, "width": 395, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ajaran dan nilai-nilai agama Islam, yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup oleh para warga sekolah. Budaya ini akan terwujud apabila penanaman pendidikan agama yakni nilai nilai religius itu terjadi dalam lingkungan siswa baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sepermainannya, yakni teman sebayanya.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 175, "width": 394, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa yang mempunyai dan mendapatkan pendidikan agama di lingkungan keluarga secara baik, tertata dan terstruktur ditambah dengan andil teman sebayanya akan mempengaruhi budaya religius yang ada pada dirinya. Siswa yang mendapatkan pendidikan keteladanan sikap dan perilaku keagamaan dari keluarga ditambah dengan kesehariannya bergaul dengan teman sebayanya baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka akan dapat membentuk budaya religius pada dirinya, baik sebagai siswa maupun sebagai anggota masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 277, "width": 394, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didasari dari latar belakang, observasi di lapangan dan wawancara dengan guru pembina khususnya guru agama, penulis mendapatkan informasi bahwa budaya religius siswa di sekolah masih belum optimal, karena dugaan penulis bahwa ini disebabkan faktor perhatian dan pendidikan agama di rumah dan faktor lingkungan terutama teman-teman sepermainan atau teman sebaya siswa itu sendiri. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk dapat melakukan kajian dengan analisis kuantitatif dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama dalam Keluarga dan Teman Sebaya Terhadap Budaya Religius Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) se Kecamatan Muara Muntai Kutai Kartanegara”", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 438, "width": 108, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Landasan Teori", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 274, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengertian Pendidikan Agama dalam Keluarga", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 468, "width": 375, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan merupakan sebagai pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal dan hati. 5 Selain itu masih menurut Ahmad Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 585, "width": 375, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 6", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 658, "width": 375, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senada dengan itu Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 706, "width": 410, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 26.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 295, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Zakiah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Bumi Aksara, 1992.), h. 56.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 94", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 102, "width": 375, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 131, "width": 376, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, pendidikan agama Islam dalam keluarga merupakan bimbingan yang diberikan orang tua kepada anak agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Dari pengertian di atas, maka dapat diperoleh pengertian yang jelas bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga mengandung dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu memberikan bimbingan kepada anak dan hasil bimbingan mengarah pada kesesuaiannya dengan ajaran agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 248, "width": 375, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Zakiah Daradjat, bimbingan yang dilakukan yaitu bimbingan aktif yang meliputi pengembangan daya-daya yang sedang mengalami masa pekanya, pemberian pengetahuan, dan membangkitkan motivasi anak. 7", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 307, "width": 375, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan untuk melengkapi kandungan pendidikan agama Islam dalam keluarga yang kedua adalah pengarahan bimbingan melalui ajaran- ajaran agama Islam, di mana menurut Abuddin Nata materi pendidikan agama mencakup tiga hal pokok yaitu pembelajaran aqidah, akhlak dan ibadah. 8 Landasan teori inilah yang akan menjadi patokan dalam menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 395, "width": 256, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Materi Pendidikan Agama dalam Keluarga", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 409, "width": 376, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Islam adalah pengembangan pikiran manusia dan penataan tingkah laku serta emosional yang berdasarkan pada agama Islam, dengan maksud mewujudkan ajaran Islam di dalam kehidupan individu dan masyarakat yakni dalam seluruh lapangan kehidupan. Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan Islam merupakan proses pemindahan ajaran Islam kepada anak yang meliputi aqidah yaitu keyakinan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, sedangkan syari’ah yaitu kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia ataupun dengan makhluk lainnya. Sedang akhlaq yaitu perilaku seorang muslim dengan muslim lainnya dalam rangka menjalin hubungan satu samalainnya. Dengan memberi ajaran Islam tersebut diharapkan dapat mengembangkan pikirannya dan membentuk kepribadiannya yang lebih baik agar terwujud pada sikap dan pengalamannya dalam kehidupan keseharian. 9", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 614, "width": 376, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi pokok pendidikan agama Islam menurut Abuddin Nata terdiri dari aqidah, ibadah dan akhlak.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 684, "width": 410, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 23.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 706, "width": 410, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), h. 21. 9 Yasin Musthofa, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sketsa, 2000), h. 11.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 95", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 117, "width": 61, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Aqidah", "type": "List item" }, { "left": 147, "top": 131, "width": 358, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aqidah menurut bahasa adalah menghubungkan dua sudut, sehingga bertemu dan bersambung secara kokoh. Ikatan ini berbeda dengan arti ribath yang artinya juga ikatan, tetapi ikatan yang mudah dibuka, karena akan mengandung unsur yang membahayakan. 10", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 190, "width": 60, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Ibadah", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 204, "width": 359, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah atau tauhid. 11 Ibadah dibedakan menjadi dua, yaitu ibadah umum dan khusus. Ibadah umum adalah segala sesuatu yang diizinkan Allah, sedangkan ibadah khusus adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah lengkap dengan segala rinciannya, tingkat dan cara-cara tertentu. Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah seperti shalat, maupun dengan sesama manusia. 12", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 336, "width": 60, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Akhlak", "type": "Section header" }, { "left": 147, "top": 351, "width": 358, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkataan \"akhlak\" berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak dari khuluk yang mengandung arti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabi'at atau watak. Adapun pengertian akhlak menurut istilah yang dikemukakan oleh sebagian ulama seperti menurut Ibnu Maskawaih adalah sikap seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 438, "width": 358, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 469, "width": 355, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulangkali dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan;", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 499, "width": 354, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Perbuatan itu dilakukan karena dorongan-dorongan emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga menimbulkan katakutan, atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah, dan sebagainya. 13", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 557, "width": 98, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Teman Sebaya", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 571, "width": 299, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Kelompok Teman Sebaya ( Peer group )", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 587, "width": 357, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hakekatnya manusia di samping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang dituntut adanya saling berhubungan antara sesama dalam kehidupannya. Individu dalam kelompok sebaya ( peer group ) merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti di bidang usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 684, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam …, h. 84.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 695, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam …, h. 82.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 706, "width": 411, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 56.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 249, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 TB. Aat Syafaat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam…, h. 61.", "type": "List item" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 96", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 102, "width": 357, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok itu. Menurut Andi Mappiare 14 “kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya”. Pendapat lain dikemukakan oleh St.Vembriarto “kelompok teman sebaya berarti individu-individu anggota kelompok sebaya itu mempunyai persamaan-persamaan dalam berbagai aspeknya”. 15", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 190, "width": 357, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut St.Vembriarto ada beberapa pokok dalam pengertian teman sebaya:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 219, "width": 357, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Kelompok sebaya adalah kelompok primer yang hubungan di antara anggotanya intim.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 248, "width": 358, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Anggota kelompok sebaya terdiri atas sejumlah individu-individu yang mempunyai persamaan usia dan status atau posisi sosial.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 277, "width": 357, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Istilah kelompok dapat menunjuk kelompok anak-anak, kelompok remaja. 16", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 307, "width": 357, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teman sebaya dengan pengaruh yang cukup kuat merupakan hal penting dalam masa-masa remaja. Pada kelompok teman sebaya untuk pertama kalinya remaja menerapkan prinsip- prinsip hidup bersama dan bekerja sama. Jalinan yang kuat itu terbentuk norma, nilai-nilai. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok teman sebaya sangat berpengaruh terhadap citra diri remaja. Remaja menjadi lebih dekat dengan teman sebayanya, karena mereka menganggap bahwa teman sebaya dapat memahami keinginannya sehingga mereka ingin menghabiskan waktunya dengan teman- temannya. Remaja dalam bergaul dengan teman sebaya merasa diberi status dan memperoleh simpati.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 467, "width": 269, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Teori Kelompok Teman Sebaya ( Peer group )", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 482, "width": 357, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Havinghurts dalam Slamet Santoso “Anak tumbuh dan berinteraksi dalam dua dunia sosial yaitu dunia orang dewasa dan dunia peer group (sebayanya)”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak di dalam pertumbuhanya selalu berinteraksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya yaitu dunia orang dewasa dan dunia peer group (sebayanya). Dalam kehidupan sehari-hari individu hidup dalam tiga lingkungan yaitu keluarga,", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 585, "width": 357, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekolah, dan masyarakat. Peer group tidak mementingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. 17", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 643, "width": 357, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Individu merasa menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 695, "width": 295, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Andi Mappiare, Psikologi Remaja , (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), h. 157.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 706, "width": 257, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Vembriarto, Sosiologi Pendidikan , (Jakarta: Gramedia, 1993), h. 54.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 717, "width": 166, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Vembriarto, Sosiologi Pendidikan …, h. 55.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 308, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Slamet Santoso, Dinamika Kelompok Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 82.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 97", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 102, "width": 358, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepribadiannya. Dalam kehidupan remaja kelompok sebaya ini meliputi teman bermain, teman dalam perkumpulan sosial, gang, ataupun klik. Kelompok sebaya yang di maksud dalam penelitian ini adalah teman bermain yang terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas dari remaja dan didalamnya tercermin juga stuktur dan proses masyarakat luas. Kelompok sebaya ini sangat berpengaruh terhadap perilaku individu dibandingkan dengan kelompok teman sebaya sebelumnya. Karena dalam kelompok sebaya ini remaja merasa mendapatkan teman dan juga dukungan dari teman-temannya. Melalui kelompok sebaya itu anak belajar menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya tentang kejujuran, keadilan kerjasama tanggung jawab, tentang peranan sosialnya sebagai pria dan wanita, memperoleh berbagai macam informasi, meskipun kadang- kadang informasi yang menyesatkan, serta mempelajari kebudayaan khusus masyarakatnya yang bersifat etnik, keagamaan, kelas sosial, dan kedaerahan. 18", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 351, "width": 357, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan peer group merupakan peranan teman sebaya atau seumur di mana mereka berada dan merupakan suatu suasana sosial yang memberikan pengaruh terhadap tindakan dan pandangannya agar dapat diterima oleh lingkungan mereka berada, meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 409, "width": 178, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Interaksi dengan teman sebaya.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 424, "width": 348, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Peranan teman sebaya dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 438, "width": 175, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Tindakan anggota-anggotanya.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 453, "width": 376, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Ciri-ciri Kelompok Teman Sebaya ( Peer Group ) Menurut Slamet Santoso ciri-ciri kelompok teman sebaya ( Peer Group ) adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 497, "width": 359, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas peer group terbentuk secara spontan. Di antara anggota kelompok mempunyai kedudukan yang sama, tetapi ada satu diantara anggota kelompok yang dianggap sebagai pemimpin. Di mana semua anggota beranggapan bahwa dia memang pantas dijadikan sebagai pemimpin, biasanya disegani dalam kelompok itu. 2) Bersifat sementara Karena tidak adanya struktur yang jelas, maka kelompok ini kemungkinan tidak bisa bertahan lama, jika yang menjadi keinginan masing-masing anggota kelompok tidak tercapai, atau karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah. 3) Peer group mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 687, "width": 226, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Anggotanya adalah individu yang sebaya.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 164, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Vembriarto, Sosiologi Pendidikan …, h. 61.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 98", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 101, "width": 276, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Fungsi Kelompok Teman Sebaya ( peer group )", "type": "List item" }, { "left": 147, "top": 117, "width": 358, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi kelompok teman sebaya ( peer group ) tersebut dapat dijelaskan sebagai berkut:", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 146, "width": 358, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Memberi perhatian yang positif dan saran: mengunjungi, memberikan kejutan/hadiah, saran, menawarkan bantuan, tersenyum, membentuk seseorang dari anak lain yang membutuhkan, percakapan umum. 2) Memberikan sikap dan penerimaan pribadi: secara fisik dan lisan. 3) Sikap tunduk: penerimaan pasif, meniru, sharing, menerima ide orang lain, mengikuti anak lain yang bermain, berkompromi, mengikuti teman yang lain meminta dengan ketenangan dan kerjasama (kooperatif)", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 277, "width": 283, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Peranan Kelompok Teman Sebaya ( peer group )", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 292, "width": 358, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Paul B Horton dalam Aminuddin Ram “Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status”. 19 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto “Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan”. Apabila seseorang telah melaksankan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranannya. Jadi peranan merupakan seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati suatu kedudukan sosial tertentu dengan melalui norma- norma yang ada di dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 410, "width": 8, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 424, "width": 317, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Soerjono Soekanto peranan mencakup tiga hal, yatu :", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 438, "width": 357, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat 2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.", "type": "Table" }, { "left": 148, "top": 526, "width": 357, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. 21", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 555, "width": 150, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Budaya Religius Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 570, "width": 220, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengertian Budaya Religius Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 585, "width": 355, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta kultur (budaya) sekolah. Budaya merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat, yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 695, "width": 410, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Horton, B. Paul and Hunt, L. Chester, Sosiologi. Terj. Aminuddin Ram dan Tita Sobari. (Jakarta: PT. Erlangga, 1996), h. 118.", "type": "Footnote" }, { "left": 130, "top": 717, "width": 355, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 268", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 158, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Soerjono Soekanto, Sosiologi… , h. 269.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 773, "width": 401, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 99", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 102, "width": 355, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maupun abstrak. Budaya ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu, suatu kultur atau budaya secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kepada generasi berikutnya. Sekolah merupakan lembaga utama yang di desain untuk memperlancar proses transmisi kultural antar generasi tersebut. 22", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 204, "width": 355, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai, moral, sikap dan perilaku siswa tumbuh berkembang selama waktu di sekolah, dan perkembangan mereka tidak dapat dihindarkan dari pengaruh struktur dan budaya sekolah, serta oleh interaksi mereka dengan aspek-aspek dan komponen yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, guru, materi pelajaran dan antar siswa sendiri. 23", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 277, "width": 356, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Lickona, bahwa untuk mendidik karakter dan nilai-nilai yang baik, termasuk di dalamnya nilai keimanan kepada Tuhan YME diperlukan pembinaan terpadu antara ketiga dimensi sebagaimana gambar berikut (modifikasi oleh Muhaimin). 24", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 520, "width": 355, "height": 161, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garis yang menghubungkan antara satu dimensi dengan dimensi lainnya tersebut menunjukkan bahwa untuk membina keimanan peserta didik diperlukan pengembangan ketiga-tiganya secara terpadu. Pada tataran moral action, agar peserta didik terbiasa (habit), memiliki kemauan (will), dan kompeten (competence) dalam mewujudkan dan menjalankan nilai-nilai keimanan tersebut, maka diperlukan penciptaan suasana religius di sekolah dan luar sekolah. Penciptaan suasana religius berarti menciptakan suasana atau iklim kehidupan keagamaan. Dalam konteks pendidikan agama Islam di sekolah berarti penciptaan suasana atau iklim kehidupan keagamaan Islam yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 695, "width": 351, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001), h. 148. 23 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan …, h. 150.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 717, "width": 411, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009) h.60.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 350, "width": 66, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral Knowing:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 349, "width": 293, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Moral awareness 2. Knowing moral value 3. Perspective-taking 4. Moral reasoning 5. Decision making 6. Self-knowledge Moral Feeling 1. Consience 2. Self-esteem 3. Empathy 4. Loving the good 5. Self-control 6. Humality Moral Action: 1. Competence 2. Will 3. Habit", "type": "Table" }, { "left": 382, "top": 468, "width": 95, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENCIPTAAN SUASANA / BUDAYA RELIGIUS", "type": "Picture" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 100", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 102, "width": 355, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hidup yang bernapaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai agama Islam, yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup oleh para warga sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 146, "width": 374, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Landasan Penciptaan Budaya Religius di Sekolah Setidak-tidaknya ada beberapa alasan mengenai perlunya budaya religius, yaitu sebagai berikut. 25", "type": "List item" }, { "left": 147, "top": 190, "width": 358, "height": 307, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya pada Pasal 1 ayat (2) dinyatakan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama dan seterusnya. 2) Pendidikan Agama Islam (PAI) baik jenjang pendidikan dasar maupun menengah antara lain bertujuan mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah (Permen Diknas, Nomor 22 tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi terutama pada Lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PAI).", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 497, "width": 375, "height": 161, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Unsur-unsur Budayalll Religius Sekolah Religius dalam konteks pendidikan agama Islam ada yang bersifat vertikal dan horisontal. Yang vertikal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan Allah (habluminallah) misalnya shalat, doa, puasa, khataman Al-Qur'an, dan lain-lain. Yang horisontal berwujud hubungan manusia atau warga sekolah dengan sesamanya (habluminannas) dan hubungan mereka dengan lingkungan alam sekitar. Jika dilihat dari struktur hubungan antar manusianya dapat diklasifikasikan dalam tiga hubungan, yaitu: (a) hubungan atasan- bawahan; (b) hubungan profesional; dan (c) hubungan sederajat atau sukarela. 26", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 658, "width": 356, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan atasan-bawahan mengandaikan perlunya kepatuhan dan loyalitas para guru atau tenaga kependidikan lainnya terhadap atasannya, misalnya terhadap para pemimpin sekolah, Kepala", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 717, "width": 204, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam …, h. 310.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 201, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam …, h. 61.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 101", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 102, "width": 356, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah dan para wakilnya dan lain-lain, atau peserta didik terhadap gurunya dan pimpinannya, terutama terhadap kebijakan- kebijakan yang telah menjadi keputusan bersama atau sesuai dengan aturan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 160, "width": 356, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan profesional mengandaikan perlunya penciptaan hubungan yang rasional, kritis dinamis antar sesama guru dan pimpinannya atau peserta didik dengan guru dan pimpinannya untuk saling berdiskusi, asah dan asuh, tukar menukar informasi, saling berkeinginan untuk maju, serta meningkatkan kualitas sekolah, profesionalitas guru dan kualitas sistem layanan terhadap stakeholders. Sedangkan hubungan sederajat atau sukarela merupakan hubungan manusiawi antar teman sejawat, untuk saling membantu, mendoakan, mengingatkan, dan melengkapi antara satu dengan yang lainnya. 27", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 307, "width": 167, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 321, "width": 394, "height": 89, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian dapat dianalisis menggunakan metode statistik. 28", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 409, "width": 394, "height": 191, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi deskriptif yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya hasil penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok. 29 Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang mencari pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. 30 Hubungan asosiatif atau kovariasional atau hubungan korelasi bukanlah hubungan sebab akibat, tetapi hanya menunjukkan bahwa keduanya sama-sama berubah. 31 Penelitian ini tergolong penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi- variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. 32", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 599, "width": 394, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri se Kecamatan Muara Muntai tahun ajaran 2015/2016 yang duduk di kelas X, XI dan XII yang berjumlah 455 siswa.yang terdiri dari SMA Negeri 1 Muara Muntai beralamat di Desa Muara Muntai Ilir dan SMA Negeri 2 Muara Muntai", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 672, "width": 220, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam… , h. 108-109.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 684, "width": 310, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 105.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 695, "width": 307, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Masri Singarimbun (ed.) Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), h. 3.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 706, "width": 346, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian , (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 65.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 717, "width": 265, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 W. Gulo, Metodologi Penelitian , (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 68.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 351, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 28.", "type": "List item" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 102", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 102, "width": 158, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beralamat di Desa Muara Leka.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 117, "width": 393, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan sampel dengan rumus Slovin dengan pertimbangan bahwa populasi relatif homogen/seragam sehingga tidak diperlukan untuk distratifikasi. Selain itu penggunaan rumus ini akan menghasilkan jumlah sampel yang relatif besar dibanding beberapa rumus lain, sehingga karekteristik dari populasi akan lebih terwakili. Rumus lengkapnya adaah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 239, "width": 371, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d 2 = Presesi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95 %)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 149, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 327, "width": 394, "height": 102, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendidikan agama dalam keluarga mencapai 3,74 yang berarti variabel tersebut berada pada daerah positif atau interval jawaban antara kurang sesuai dan sesuai. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden atau siswa menilai penyataan tentang variabel pendidikan agama dalam keluarga yang terdiri dari pemberian pengetahuan, membangkitkan motivasi, pengetahuan aqidah, pengetahuan ibadah syari’ah dan pengetahuan akhlak sesuai dengan dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 429, "width": 394, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk variabel teman sebaya diperoleh rata rata 3,83 yang berarti bahwa variabel tersebut berada pada daerah positif atau interval jawaban antara kurang sesuai dengan sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa responden atau siswa menilai pernyataan tentang teman sebaya yang terdiri dari menjalin hubungan dengan orang lain, sikap apa adanya dan berpartidipasi dalam kelompok, mempengaruhi teman, mendapat petunjuk dari orag lain, perhatian dan empati kepada orang lain sesuai dengan dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 531, "width": 393, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian untuk variabel budaya religius diperoleh rata rata 3,70 yang berarti bahwa variabel tersebut berada pada daerah positif atau interval jawaban antara kurang sesuai dengan sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa responden atau siswa menilai pernyataan tentang budaya religius yang terdiri dari hubungan antar siswa dengan kepala sekolah, guru dan pegawai lain, hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan siswa, hubungan siswa dengan lingkungan sesuai dengan dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 634, "width": 393, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu berdasarkan hasil penelitian pula, diperoleh bahwa tingkat pendidikan agama dalam keluarga yang paling tinggi berkatagori baik yaitu 70% dengan 59 siswa dilanjutkan dengan pendidikan agama dalam keluarga pada katagori cukup sebesar 30 dengan 25 responden.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 692, "width": 394, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk tingkat teman sebaya yang paling tinggi berada pada katagori cukup, yaitu 55,95% (sebanyak 47 responden) dan dilanjutkan pada katagori baik sebesar 44,05% (sebanyak 43 responden). Dari hasil penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 208, "width": 61, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 . 2   d N N n", "type": "Picture" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 103", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 102, "width": 393, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya memberikan pengaruh yang besar meskipun masih dalam katagori cukup.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 131, "width": 393, "height": 161, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian berdasarkan analisis deskriptif bahwa untuk budaya religius siswa disekolah yang paling tinggi berada pada katagori baik sebesar 61% (sebanyak 51 responden), dilanjutkan dengan budaya religius siswa pada katagori cukup sebesar 38% (sebanyak 32 siswa). Dari hasil ini menunjukkan bahwa tingkat religius siswa di sekolah berjalan sangat baik hal ini ditunjang dengan adanya dijalankan banyak kegiatan kegiatan yang bernuansa keagamaan. Dan bila dilihat dari besaran persentasi pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya, maka walaupun tidak begitu besar, berpengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah, baik hubungannya dengan sesama temannya, terhadap guru maupun dalam hal mentaati tata tertib khususnya bidang keagamaan di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 307, "width": 412, "height": 277, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. PEMBAHASAN 1. Variabel X 1 : Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Berkaitan dengan hasil penelitian ini pada hipotesis pertama menyatakan bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga berpengaruh terhadap budaya religius siswa. Hipotesis pertama terbukti bahwa pendidikan agama Islam dalam keluarga mempengaruhi budaya religius (Y). Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikan variabel pendidikan agama Islam dalam keluarga sebesar 0,51%. Yang sangat berpengaruh adalah pemberian pengetahuan akhlak terhadap siswa tersebut. Ini menunjukkan bahwa pemberian pengetahuan pendidikan agama dalam keluarga terutama penanaman perilaku yakni akhlakul karimah memberikan efek atau pengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah. Hal senada sebagaimana tersebut dalam hasil penelitian Muhammad Solikodin Djailani bahwa “ Pendidikan agama Islam berfungsi dalam keluarga dan masyarakat untuk membentuk manusia yang percaya dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupan yang baik dalam keluarga dan masyarakat”. 33 Demikian pula menurut Muhaimin sebagaimana dikutip oleh Samsul Arifin bahwa untuk mendidik karakter dan nilai yang baik diperlukan pembinaan terpadu antara diantaranya adalah pengetahuan tentang moral atau akhlak 34", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 583, "width": 375, "height": 97, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian penulis dengan beberapa jurnal lainnya terdapat kesamaan hasil bahwa pendidikan agama dalam keluarga tertutama pemberian pengetahuan tentang moral atau akhlak berdampak atau berpengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah. Sub variabel yang tertinggi dari pendidikan agama dalam keluarga adalah pemberian pengetahuan. Dari data ini juga semakin menguatkan bahwa sebuah pengetahuan yang dalam hal ini adalah pengetahuan tentang akhlak atau", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 695, "width": 410, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33 H. Moh. Solikodin Djaelani, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat , (Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1, Nomor 2, Edisi Juli, 2013), h. 105", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 717, "width": 411, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34 Samsul Arifin, Pengembangan Budaya Religius di Sekolah , (Jurnal Urwatul Wutsqo, Vol. 1, Nomor 2, Edisi September, 2012), h. 4.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 104", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 102, "width": 376, "height": 111, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "moral memberikan efek dan pengaruh terhadap perilaku seseorang, betapa pun prosentasinya hanya 0,51%. Sebuah pengetahuan yang diperoleh seseorang akan memberikan dampak pada perilakunya di kemudian hari atau di tempat lain. Semakin banyak pengetahuan yang di dapat seseorang dalam pendidikan agama dalam keluarga maka tentu akan semakin banyak pula pengetahuan itu memberikan warna dan gerak langkah seseorang dalam menentukan perilaku selanjutnya dimana saja berada.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 212, "width": 171, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Variabel X 2 : Teman Sebaya", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 225, "width": 376, "height": 125, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hipotesis kedua bahwa ada pengaruh yang signifikan antara teman sebaya dengan budaya religius siswa. Terdapat pengaruh yang signifikan antara teman sebaya dalam keluarga terhadap budaya religius pada SMA Negeri se Kecamatan Muara Muntai Kutai Kartanegara. Persamaan regresi linear sederhana yang di dapat Y’ = 36,846+ 0,353X 2 . Teman sebaya berpengaruh terhadap budaya religius dengan nilai R, 0,356. Koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar 0,126 yang berarti variabel teman sebaya berpengaruh terhadap budaya religius sekolah sebesar, 12,6%.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 349, "width": 376, "height": 351, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil angka analisis tersebut dapat penulis deskripsikan bahwa teman sebaya berpengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah. Dibanding dengan variabel X 1 (pendidikan agama dalam keluarga) mana teman sebaya sebagai variabel X 2 lebih besar prosentasinya. Temuan dalam penelitian ini semakin juga menguatkan fenomena yang terjadi bahwa seorang siswa lebih terbuka berbagi cerita dengan temannya ketimbang dengan dengan orang yang secara struktur informal lebih dekat yakni keluarga yang terdiri dari orang tua dan saudara saudaranya. Selain itu teman sebaya merupakan sumber emosional untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri. Salah satu fungsi terpenting dalam teman sebaya adalah memberikan inforasi dan perbandingan tentang dunia luar keluarga. 35 Selain itu menurut Santrock bahwa kelompok sebaya merupakan hubungan persahabatan pada anak sekolah yang umumnya terjadi atas dasar ketertarikan dan aktivitas bersama yang bersifat timbal balik dan memiliki sifat sifat saling membantu, saling percaya saling menghargai dan menerima. Sikap saling menghargai dan saling menerima ini yang membuat teman sebaya berpengaruh besar ketimbang pendidikan agama dalam keluarga, karena mereka merasakan adanya kesamaan dan rasa senasib sepenanggungan, rasa kebersamaan yang melebihi dari rasa kebersamaan di dalam keluarganya. Informasi dari teman yang akrab akan lebih dipercaya dan mempunyai efek ketimbang informasi dari orang lain termasuk dari keluarga sendiri. Besarnya prosentasi teman sebaya ini dalam memberikan dampak terhadap perilaku siswa dalam hal ini variabel Y (budaya religius) di sekolah maka peran penting lembaga sekolah untuk", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 717, "width": 410, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 Sarmin, Konselor Bebaya: Pemberdayaan Teman Sebaya dalam Sekolah Guna Menanggulangi Pengaruh Negatif Lingkungan , (Jurnal Brilliant, Vol. 2, Nomor 1, Edisi Februari, 2017), h. 110.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 105", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 102, "width": 376, "height": 176, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memaksimalkan budaya religius menjadi penting. Upaya sekolah sebagai lembaga formal dan terstruktur dalam mewujudkan budaya religius tersebut menurut Muhammad Fathurrahman bahwa penciptaan budaya religius disemangati oleh adanya peraturan-peraturan, pembangunan kesan, baik dari dunia luar atas kepemimpinan atau kebijakan suatu lembaga pendidikan atau suatu organisasi. Model ini bersifat “ top-down ” yakni kegiatan keagamaan yang dibuat atas prakarsa atau instruksi dari pejabat atau pimpinan atasan. 36 Ini berarti bahwa untuk mewujudkan budaya religius di sekolah maka, peran dan fungsi sekolah sangat vital baik dalam upaya menumbuhkan semangat budaya religius itu maupun dalam memberikan kontrol yang melekat sebagai perwujudan dari program pengembangan sekolah secara rutin dan berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 277, "width": 173, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Variabel Y Budaya Religius", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 292, "width": 376, "height": 88, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara serentak variabel X 1 dan X 2 mempengaruhi variabel Y sebesar 13,5 %. Sehingga ada 85,5 % dipengaruhi oleh variabel lain. Pada variabel Y ini sub variabel hubungan guru dengan siswa mempunyai mean yang tertinggi yaitu sebesar 3,89. Sementara hubungan siswa denga lingkungan mempunyai mean 3,84 dan hubungan siswa dan kepala sekolah 3,39.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 380, "width": 375, "height": 190, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tiga sub variabel tersebut walaupun ada yang tertinggi dan terendah, tetapi intervalnya tidak terlalu jauh, ini menunjukkan bahwa ketiga sub variabel ini dilakukan dalam sebuah kegiatan yang sama. Hubungan guru dengan siswa yang terjadi di sekolah menjadi lebih tinggi karena pola komunikasi antara guru dan siswa terjadi tidak hanya dalam situasi belajar semata tetapi juga terjadi dalam situasi lainnya, baik informal maupun non formal. Kegiatan keagamaan baik secara rutin berupa kegiatan yang terintegrasi dengan pelajaran lain atau yang secara khusus dilakukan dan dikoordinir oleh guru agama sebagai penggerak budaya religius menjadikan sub variabel ini menjadi berkontribusi lebih tinggi daripada sub variabel yang lain. Dan selain itu banyaknya komunikasi dan kekuatan daya interaksi guru dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 570, "width": 375, "height": 132, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian pula hubungan siswa dengan lingkungan pada urutan kedua karena pada sejumlah program selalu diselipkan tentang makna kebersihan dan menjaga lingkungan menjadi hal yang penting untuk dilakukan oleh siswa. Kemudian untuk hubungan kepala sekolah dan pegawai lain dengan siswa berada pada urutan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang selalu diarahkan oleh kepala sekolah dalam setiap kesempatan baik pada saat upacara bendera, jumat bersih atau kegiatan ekstra lainnya memiliki daya komunikasi yang efektif dalam mewujudkan budaya religius itu sendiri. Hal ini sejalan dengan artikel Samsul Arifin berkaitan dengan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 717, "width": 410, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36 Muhammad Fathurrohman, Pengembangan Budaya Religius dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan , (Jurnal Ta’allum, Vol. 4, Nomor 1, Edisi Juni, 2016) , h. 32.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 106", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 102, "width": 375, "height": 147, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal di atas sejalan dengan Tafsir bahwa strategi yang dilakukan oleh praktisi pendidikan untik membentuk budaya religius di sekolah, diantaranya melalui pemberian contoh, pembiasaan hal hal yang baik, penegakkan disiplin, pemberian motivasi, pemberian hadiah terutama psikologis, pemberian hukuman dan penciptaan suasana religius yang berpengaruh bagi pertumbuhan siswa. 37 Sementara menurut Kontjoroningrat sebagaimana dikutip Samsul Arifin bahwa dalam mewujudkan budaya religius itu diperlukan dalam tiga tataran yaitu tataran nilai yang dianut, tataran praktik keseharian dan tataran simbol simbol budaya. 38", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 263, "width": 86, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 277, "width": 394, "height": 162, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan agama dalam keluarga mempunyai pengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah meskipun pengaruh itu tergolong rendah namun pengaruhnya masih ada. Teman sebaya juga berpengaruh terhadap budaya religius siswa di sekolah. Dan pengaruh teman sebaya ini lebih besar dari pengaruh pendidikan agama dalam keluarga. Ini menunjukkan bahwa pendidikan agama di dalam keluarga harus dibarengi dengan upaya pengawasan terhadap teman sebayanya, karena kontribusi teman sebaya memiliki andil yang cukup besar. Secara bersama-sama pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya memberikan pengaruh terhadap budaya religius siswa sebesar 13,5 % dan 85,5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 706, "width": 411, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37 Ahmad Tafsir, Metodologi Penngajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hal 112.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 729, "width": 191, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38 Sarmin, Konselor Bebaya: Pemberdayaan…, h. 112.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 107", "type": "Page footer" }, { "left": 240, "top": 102, "width": 119, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 131, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin, Samsul, Pengembangan Budaya Religius di Sekolah , Jurnal Urwatul Wutsqo, Vol. 1, Nomor 2, Edisi September, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 166, "width": 340, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta: Bumi Aksara, 1992.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 181, "width": 412, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_____________, Pendidikan Agama dalam Pembinan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 210, "width": 406, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Agama RI, AlQur’an Terjemah . Bandung: Gema Risalah Press, 1989.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 225, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djaelani, H. Moh. Solikodin, Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat , Jurnal Ilmiah Widya, Vol. 1, Nomor 2, Edisi Juli, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 260, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fathurrohman, Muhammad, Pengembangan Budaya Religius dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan , Jurnal Ta’allum, Vol. 4, Nomor 1, Edisi Juni, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 295, "width": 297, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gulo, W., Metodologi Penelitian , Jakarta: PT. Grasindo, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 316, "width": 334, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mappiare, Andi, Psikologi Remaja , Surabaya: Usaha Nasional, 1982.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 337, "width": 346, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan , Jakarta: Rineka Cipta, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 357, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam: Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan , Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 387, "width": 411, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "________, Rekonstruksi Pendidikan Islam, dari Paradigma Pengembangan, Manajeman Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 431, "width": 411, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musthofa, Yasin, EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sketsa, 2000. Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 480, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paul, Horton, B. and Hunt, L. Chester, Sosiologi. Terj. Aminuddin Ram dan Tita Sobari, Jakarta: PT. Erlangga, 1996.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 400, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian , Bandung: Alfabeta, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 536, "width": 357, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, Slamet, Dinamika Kelompok Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 557, "width": 411, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarmin, Konselor Bebaya: Pemberdayaan Teman Sebaya dalam Sekolah Guna Menanggulangi Pengaruh Negatif Lingkungan , Jurnal Brilliant, Vol. 2, Nomor 1, Edisi Februari, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 607, "width": 411, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shaleh, Abdul Rahman, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa , Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 621, "width": 169, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Raja Grafindo Persada, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 636, "width": 354, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singarimbun, Masri (ed.) Metode Penelitian Survei , Jakarta: LP3ES, 1989.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 657, "width": 411, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 692, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 721, "width": 411, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafaat, TB.Aat, dkk., Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Teman Sebaya", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 773, "width": 405, "height": 21, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syamil , Volume 6 (1), 2018 108", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 102, "width": 283, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja (Juvenile Delinquency), Jakarta: Rajawali Pers, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 123, "width": 411, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 158, "width": 411, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "___________, Metodologi Penngajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 410, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 214, "width": 291, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vembriarto, Sosiologi Pendidikan , .Jakarta: Gramedia, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 234, "width": 404, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2001.", "type": "Text" } ]
9b62669e-c24a-b0e1-2c30-455c23bc25b0
https://journal.umpr.ac.id/index.php/neraca/article/download/520/478
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 89, "width": 390, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA KELAS VIII MTS HIDAYATUL INSAN PALANGKA RAYA", "type": "Section header" }, { "left": 219, "top": 172, "width": 161, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh Raudah,* Isna Mariani** Email:[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 227, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine learning activities and learning outcomes. This type of research is Class Action Research (CAR). The subjects of this study were class VIII students of Usman bin Affan, MTs Hidayatul, Palangka Raya Individuals totaling 17 students. This data collection technique is observation and testing. Data analysis techniques are based on the results of the cycle during the learning process. The results of the study concluded that: (1) learning activities of students in Economics Social Studies learning by applying the cooperative learning model Snowball Throwing type in class VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insanity Palangka Raya was more active, (2) there was an increase in Social Economics learning outcomes after applying the model cooperative learning Type Snowball Throwing on class VIII students of Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 409, "width": 191, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© Muhammadiyah University of Palangkaraya", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 323, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Cooperative Learning Model, Snowball Throwing type", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 462, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 429, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar dan hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan Palangka Raya berjumlah 17 orang peserta didik. Teknik pengumpulan data ini adalah observasi dan tes. Teknik analisis data didasarkan pada hasil siklus pada saat proses pembelajaran. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS Ekonomi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada kelas VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan Palangka Raya lebih aktif, (2) ada peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Snowball Throwing pada peserta didik kelas VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 182, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 345, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, tipe Snowball Throwing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 198, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengem- bangkan potensi dirinya sehingga proses pengubahan sikapdan tingkah laku seseorang yang merupakan tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 198, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan daripada pendidikan nasional adalah", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyukseskan proses belajar mengajar disekolah yang tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sisdiknas yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan memben- tukwatak serta peradaban bangsa, bertujuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 199, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tu- han Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU RI NO. 20 Tentang Sistem Pendidikan, 2003:8).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 198, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara sederhana pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi diri yang dimiliki sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Peningkatan mutu pendidikan merupakan program yang sangat penting dalam dunia pendidikan sehingga diperlukan sistem pendidikan di dalamnya termasuk proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 199, "height": 344, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembelajaran di sini meliputi interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan peserta didik. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku peserta didik adalah belajar. Guru dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam menyukseskan hasil belajar yang memuaskan. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan peserta didik secara aktif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 437, "width": 198, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memungkinkan peserta didik dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi belajar yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 517, "width": 169, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan-perubahan tingkah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 532, "width": 199, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laku pada peserta didik karena belajar merupakan hasil belajar. banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang hasil belajar. Menurut Sudjana (2010:22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan hasil belajar peserta didik pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Sedangkan menurut Hamalik (2005:30) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "belajar akan terjadi perubahan-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 198, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Jadi", "type": "Table" }, { "left": 254, "top": 152, "width": 29, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 199, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik setelah menerima perlakuan yang diberikan guru sehingga dapat berguna bagi kehidupannya sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 198, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dari hasil ulangan harian dan tugas harian yang dijelaskan oleh guru kelas adalah hasil belajar peserta didik rata-rata dibawah nilai KKM (Kriteria Ketunasan Minimal) bernilai 65. Jumlah peserta didik yang diamati adalah 18 orang peserta didik, dan terdapat sebanyak 11 (61,11%) orang peserta didik masih dibawah standar KKM dan sebanyak 7 (38,88%) orang peserta didik atau yang sudah mencapai KKM pada kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya. (sumber data: guru bidang studi IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Palangka Raya).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 198, "height": 233, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya kemampuan peserta didik terhadap materi menjadi penyebab karena kurang termotivasinya peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dalam pembelajaran tidak efektif dan hasil belajar pun menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru belum bervariasi dimana guru- dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah, dan berharap peserta di- dik mencatat dan mendengar penjelasan dari guru, sehingga membuat peserta di- dik cenderung pasif dan kurang aktif dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 199, "height": 344, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sapriya (2009:5) Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan is- tilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khusus- nya di Negara-negara Barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih dikenal social studies di Negara lain itu merupakan istilah kesepakatan dari para ahli atau pakar kita Indonesia dalam Seminar Nasional Tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975. Menurut Sapriya (2009:6) yang dimaksud Ilmu Pengetahuan Sosial adalah Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 437, "width": 199, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara. Khusus di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama program pengajaran IPS hanya mencakup bahan kajian geografi, ekonomi dan sejarah. Suprijono (2014:45-46) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan landasan praktek pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implementasinya pada tingkat operasional dikelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas. model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 198, "height": 329, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba mengambil suatu tindakan yang kiranya dapat mengatasi masalah tersebut yaitu melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Snowball Throwing (melempar bola salju). Menurut Huda (2013:126) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing adalah pembelajaran di- mana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili seorang ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru. Masing-masing siswa membuat perta- nyaan di selembar kertas yang dibentuk seperti bola (kertas perta- nyaan) lalu dilempar ke peserta didik lain. Peserta didik yang men- dapat lemparan kertas menjawab pertanyaan dalam kertas yang diperoleh.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 198, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Komalasari (2013:67) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 199, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah Suatu model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan peserta didik dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui suatu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju. Jadi Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini pada dasarnya digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi kepada peserta", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 199, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didik serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi tersebut. Model Pembelajaran kooperatif tipe Snowball", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 167, "width": 199, "height": 345, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Throwing (melempar bola salju) merupakan pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan peserta didik dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju yang diawali dengan pembentukan kelompok dan diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing peserta didik membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola salju (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke peserta didik lain yang masing- masing peserta didik menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Menurut Asrori (2010:42) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran Snowball Throwing yaitu melatih murid untuk menmkmdengarkan pendapat orang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 517, "width": 198, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lain, melatih kreatifitas dan imajinasi murid dalam membuat pertanyaan,", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 548, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta memacu murid untuk bekerjasama,", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 564, "width": 199, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saling membantu, serta aktif dalam pembelajaran. Jadi tujuan model pembelajaran Snowball Throwing adalah melatih peserta didik dalam mengungkapkan pendapatnya serta melatih kreatifi- tas peserta didik dalam bekerjasama serta lebih aktif dalam pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 691, "width": 199, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada model ini masing-masing individu maupun kelompok akan lebih aktif untuk memecahkan masalah atau memahami konsep dan cenderung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 198, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan pengaruh positif terhadap peningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu meningkatkan hasil belajar, keunggulan yang lainnya adalah membuat suasana di kelas menjadi menyenangkan sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 198, "height": 408, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Ekonomi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangka Raya”. Alasan peneliti memilih judul Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing ini adalah karena model ini belum pernah digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada kelas VIII Usman bin Affan MTS Hidayatul Insan Palangka Raya pada mata pelajaran IPS Ekonomi. Selain itu juga dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing ini dapat membuat proses pembelajaran lebih bervariasi serta mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS Ekonomi. Peneliti memandang bahwa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 198, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Throwing ini adalah suatu cara yang efektif untuk meningkatkan aktivitas serta hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 198, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertujuan untuk", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 198, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 136, "width": 199, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Reseach yang artinya Action Reseach (penelitian dengan tindakan). Menurut Kunandar (2008:45) PTK terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Sedangkan menurut Kemmis dan Taggart (Abdulhak dan Suprayogi 2011:92) mengemukakan pula bahwa Penelitian Tindakan Kelas", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 295, "width": 199, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(PTK) adalah proses investigasi terkendali yang bersiklus dan bersifat reflektif dan mandiri yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya yang bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 406, "width": 182, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi,atau situasi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 424, "width": 199, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PTK dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 456, "width": 199, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelajaran dikelas secara lebih professional. Fokus PTK adalah pada peserta didik atau PBM yang terjadi di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Hidayatul Insan Palangka Raya pada peserta didik kelas VIII ruang Usman bin Affan, dimana subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VIII ruang Usman bin Affan Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 665, "width": 129, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 681, "width": 199, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai kegiatan yang telah dirancang pada BAB III, rancangan dalam penelitian tindakan kelas menggunakan prosedur penelitian yang dimulai dengan membuat rancangan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 199, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tindakan yaitu (perencanaan), melaksanakan tindakan, observasi dan evaluasi dan refleksi, kemudian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rancangan ini akan dilakukan pada setiap siklus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 199, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada awal dan akhir pembelajaran peneliti nantinya akan memberikan test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan dan dari hasil test ini yang akan menjadi perbandingan tingkat keberhasilan tindakan dengan menggunakn model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 198, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas Belajar Peserta Didik", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 171, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 94, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snowball Throwing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 198, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil observasi aktivitas belajar peserta didik berdasarkan pengamatan antara dua orang observer yaitu guru mata pelajaran IPS Ekonomi dan teman sejawat setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 470, "width": 194, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 13 Hasil Pengamatan Aktivitas peserta Didik Persiklus", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 198, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas menunjukkan peningkatan aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran. Dimana pada siklus I aktivitas belajar ada 13 orang peserta didik yang memperoleh skor diatas 45 dengan kategori cukup, pada siklus II terjadi peningkatan peserta didik menjadi lebih aktif yaitu 15 orang peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang memperoleh skor di atas 45 dengan kategori baik.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 120, "width": 199, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 183, "width": 199, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta didik dari test awal sampai dengan siklus II setelah mengalami peningkatan, pada tes awal jumlah peserta didik dari 17 orang peserta didik yang tuntas ada 4 orang peserta didik atau 20% dan yang tidak tuntas ada 13 orang peserta didik (76,47%), siklus I ada 13 orang peserta didik atau (76,47) yang tuntas dan 4 orang peserta didik yang tidak tuntas atau (23,52%), dan siklus II ada 15 orang peserta didik atau (88,23%) yang tuntas dan 2 orang peserta didik yang tidak tuntas atau (11,76%).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 407, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 423, "width": 199, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat di peroleh sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS Ekonomi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada peserta didik kelas VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan Palangka adalah sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 582, "width": 199, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aktivitas peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 429, "height": 209, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Snowball Throwing peserta didik lebih aktif dalam mengemukakan pendapat dan lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran IPS Ekonomi. Peserta didik aktif dalam berdiskusi dengan anggota kelompoknya, aktif dalam Siklus Banyaknya Peserta Didik Yang Memperoleh Skor Di Atas 45 Siklu s I 13 Orang Peserta Didik Siklu s II 18 Orang Peserta Didik", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 334, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NERACA Jurnal Pendidikan Ekonomi, November 2018, Volume 4 Nomor 1(37-43) ISSN: 2477-607", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 319, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raudah * Mahasiswa FKIP UM Palangkaaraya Isna Mariani** Dosen Universitas Muhammadiyah Palangkaraya", "type": "Page footer" }, { "left": 470, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertanya baik secara lisan maupun", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 104, "width": 39, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 199, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ada peningktan hasil belajar IPS Ekonomi pada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus I hasil pre test ada 4 peserta didik yang tuntas 23,52% dan hasil post", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 170, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "test 13 peserta didik yang tuntas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 247, "width": 170, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76,47% dan pada siklus II hasil post test ada 15 peserta didik yang tuntas 88,23%. Ini berarti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII Usman bin Affan MTs Hidayatul Insan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 77, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 110, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullhak, I & suprayogi, U. 2011.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 198, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. Asrori Mohib. 2010. Penggunaan Model pembelajaran Snowball Throwing DalamMeningkatkan Keaktifan Belajar . Jakarta: Reneka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 198, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik Omar. 2005. Proses Belajar Mengajar , Jakarta: Dian Rakyat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 198, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huda Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Komalasari Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 199, "height": 266, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Aplikasi . Bandung: Refika Aditama. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sapriya, 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Undang-Undang RI. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.", "type": "Table" } ]
a08e2c96-fd80-96ca-6300-967ea7c4043e
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/elite/article/download/6831/5828
[ { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 213", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 105, "width": 340, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE CHILD EXPLOITATION IN LEWIS CAROLL’S ALICE’S", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 123, "width": 404, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADVENTURES IN WONDERLAND (VIEWED FROM MARXIST THEORY) Nureni Kakanegi 1 , Fachmi Alhadar 2 , Nurfani 3", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 166, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairun University", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 192, "width": 109, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 205, "width": 128, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 218, "width": 126, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 246, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 271, "width": 418, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research discusses the exploitation of children in the novel Alice’s Adventures in Wonderland by Lewis Carroll viewed from Marxist Theory. The research focused on the kinds of exploitation to the child labor and the after effects that happen in Industrial revolution.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 342, "width": 424, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method of this research is Descriptive Qualitative to describe problems in the forms of narration and analysis. This research used Marxist Theory to help understand the allusions, or satires in the primary data, then to match with the real condition in nineteenth century from the library research and internet search about the important events that related to Karl Marx’s theory about the social stratifications that into the Bourgeois and Proletariat in the society then caused an exploitation towards child labor.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 453, "width": 418, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research finds that children in Domestic and Industrial sectors of Industrial Revolution are exploited by the dangerous working tasks, bad treatments, and worst conditions of work place. These aspects effects less education and health issues for the children.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 508, "width": 407, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Exploitation, Child Labor, Bourgeois, Proletariat, Industrial Revolution", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 536, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 560, "width": 418, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini membahas tentang eksploitasi anak di dalam novel Alice’s Adventures in Wonderland oleh Lewis Carroll yang dilihat dari Teori Marxis. Penelitian terfokus pada jenis-jenis eksploitasi terhadap pekerja anak dan efek yang terjadi pada Revolusi Industri.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 632, "width": 421, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif untuk mendeskripsikan masalah-masalah dalam bentuk narasi dan analisis. Penelitian ini menggunakan teori Marxis untuk membantu memahami beberapa sindiran di dalam data primer, kemudian disesuaikan dengan situasi yang nyata di abad ke-19 berdasarkan pencarian pustaka dan internet tentang peristiwa-peristiwa penting yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 418, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhubungan terhadap teori Karl Marx tentang stratifikasi sosial yang memisahkan antara kaum Borjuis dengan kaum Buruh pada masyarakat yang kemudian menyebabkan eksploitasi terhadap pekerja, terutama yang masih anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 172, "width": 418, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penelitian ini didapatkan bahwa pekerja anak-anak di masa Revolusi Industri bekerja di dalam sektor Domestik dan sektor Industri telah terekploitasi dengan pengerjaan tugas yang berbahaya, perlakuan-perlakuan buruk, dan kondisi tempat kerja yang tidak baik. Aspek-aspek ini lalu memberikan efek atau akibat yang dibagi ke dalam jangka pendek, yakni kurangnya pendidikan, dan jangka panjang, yang terdapat masalah-masalah kesehatan terhadap pekerja anak.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 254, "width": 417, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Eksploitasi, Pekerja Anak, kaum Borjuis, kaum Pekerja, Revolusi Industri", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 292, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 308, "width": 418, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the early years and until these days, the activity of child exploitation still becomes part of every child’s life in the world. Every child has his/her own right to have love from parents, friends, school, and the important thing is to have a light and happy childhood to help their growth. In contrast, however, not many children in the world can get them all. In fact, many of them are unfortunately exploited by adults in the form of child labor. The children are being treated so disrespectfully and inhumanely.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 419, "width": 418, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the history of England, the period of British Industrial Revolution, children as labor force must work for every family to increase the economy of the lower classes. As in the book of Western Civilization History (1981, p 556), said that most of the worker only concern to the poverty, even with the lowest wages, should live in the squalid overcrowded apartment, suffered from periodic unemployment, and most monstrous of all was the forced to send the children into the factories.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 542, "width": 418, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The adult exploits them for works that hard to reach, such as the chimney sweeper in factory, planting on mines, shoe blacks, or errands. These children do not only work in the difficult positions, they have to work 24 hours every day with the lowest wages. These actions were even used as the regulation from the governments and the politic parties used as an excuse to improve the economy quality.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 621, "width": 418, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To fight against this situation, Karl Marx (1818-1883) who was a revolutionary, sociologist, historian, and economist, had contributed his thought to build the great city was not only talking about the profits but it should be good social relation in society, where labors can get the proper wages as like the production and without any exploitation of workers, especially for children. As one of the media and also be the", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 215", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 114, "width": 418, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "part of art, Literature comes to educate and as the same time to entertain people or in this case the readers or lovers of literary works from children to adults.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 145, "width": 418, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The idea from every literary work can come from many factors. One of the strong factors is the social interaction as it mentioned by Marx, and then become a new stream to analyze literature. There are many authors and poets give their voice to make people notice this situation directly or indirectly, including with Lewis Carroll. Charles Lutwidge Dodgson or known as Lewis Carroll is a lecturer of Mathematics, which has the different point of view for the real condition at the time then makes a realization use on his works (Oxford Dictionary of national biography). One of his biggest and famous works, Alice’s Adventures in Wonderland is the proof of his love towards children and his fond of riddle. This novel is categorizes in children’s literature, and some of the source says as the nonsense literature. The story about a four years old girl who follows a rabbit to go down into a hole that brings her to a mysterious and strange world of Wonderland.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 336, "width": 418, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the whole story, Carroll once again not just makes light jokes for reader, but also inserts the satires and allusions about the case of children’s exploitation through the characters in the novel implicitly, about the bad attitudes, rules, works, for the children labor and also the effects to their life. Come from this aspect, the researchers used the story of Alice’s Adventures in Wonderland by Lewis Carroll because of the puzzled story line which depicts the other sides of Victorian age. And then, the issue of child exploitation was the big problem at the period of nineteenth century which is influential to the story then can get many things to discuss with the use of Marxist theory as the compliment.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 495, "width": 150, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 510, "width": 418, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the nineteenth century, when England was under the authorization of the Queen Victoria, progress happened in many sectors. One of the most important is the Industrial revolution with many inventions of agricultural technology, transportations, mines, and cotton mills. In this Industrial Revolution, there were a lot of competitions between middle class and lower class in getting the job opportunities which is very limited. Many of the lower classes are immigrants still unskilled then made them have to struggles so much to live in factory life for being exploited.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 619, "width": 388, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Throughout history, said Marx, there has been a class struggle between those possessing the means of production and those whose labor has been exploited to provide wealth for the upper class.”", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 669, "width": 390, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Perry, Marvin, 1981. Complete Edition Western Civilization A Concise History Perry . U.S.A.)The limitation of agricultural technology supply which is on the", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 114, "width": 390, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "control of middle classes, most people, not only men but also women and children from the rural area move to states as the fulfillment of needs.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 145, "width": 92, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Marxist Theory", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 161, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The very most pr", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 177, "width": 418, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inciple of Marxist Theory is about how the social interaction in society can tell the fact inside fact then become a community. For this time, because of the economy politics influence, the interest of this theory more about the Capitalist and the exploitation of Proletariat. As Mayer (1994: 62) has said that “The exploitation could appear from the unstable ownership of productive source even without any use of compulsion in the production process” (Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern translated from “Modern Sociological Theory”, p. 214-215).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 288, "width": 417, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viewed from the Marxist theory, it is clear that in a social life, is not only about the effect of language changes, but also in economy state.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 320, "width": 390, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature reflects class struggle and materialism: think how often the quest for wealth traditionally defines characters. Marxists generally view literature \"not as works created in accordance with timeless artistic criteria, but as 'products' of the economic and ideological determinants specific to that era\" (Abrams 149). [It means that] Literature reflects an author's own class or analysis of class relations.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 415, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Delahoyde. 2017)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 418, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The theory of Marx used to analyze the way of the author critisized the authority of Victorian Era through the story of Alice’s Adventures in Wonderland by Lewis Carroll. As in the novel, all of the intrinsic aspects are served with the satires and allusions style. Instead of taking the moral values, the author showed about the queer events or acts that happen in the actual life.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 526, "width": 142, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bourgeois and Proletarian", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 542, "width": 418, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As Marx explained, there are two main classes, bourgeois or capitalist and proletarian. The capitalist including the Bourgeois was a class of authority, which is the owner of factories, mines, also the landowner. The capitalist was the type to get a big income with less spending of money in productions. To press the outcome of production, they hired many workers from the lower class, rarely used the well-men as the workers or labor, instead of using children from parish, orphanage, even still in a family. Not only that, the wages of labors paid in the lowest price and not equally with the productions income which is at that time in the highest seller.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 669, "width": 418, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The proletarian is the worker or slave or labor of capitalist. They have no choice to leave but also have no rights at work. They are treated to be machinery, when the", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 217", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 129, "width": 418, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "whole of their body are being used to work for 24 hours in a week. The more of workers with less of skills, the more of the modern factory open, then made more of the proletarians population come from the middle class. As the result there was no difference of age and sex in a working class.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 418, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Marx, Karl, Frederick Engles. 1977. Manifesto of the Communist Party . Moscow: Progress Publishers)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 224, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Child Exploitation", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 418, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The word exploitation is from word ‘exploit’, with the meaning ‘to use something for your own benefit’ (definition from CACD). Child exploitation refers to the use of children for someone else’s advantage, gratification or profit often resulting in unjust, cruel and harmful treatment of the child. These activities are to the detriment of the child’s physical or mental health, education, moral or social- emotional development. It covers situations such as manipulation, misuse, abuse, victimization, oppression or ill-treatment.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 351, "width": 75, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Child Labor", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 367, "width": 418, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Children in nineteenth century were forced to do several works as a labor. There are some types of work they do whether in the good condition of work places or the dangerous area.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 431, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. Outdoor Jobs", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 418, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many children take the outdoor jobs as street cleaners, when they should sweep the mud for pedestrians, as wagon driver, street seller of products to sell flowers, lace, muffins. Besides, they also work as the shoeshine boys, as an errand or courier. Some of them work at crops as bird scarier.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 510, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ii. Factory Work", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 526, "width": 418, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The children work in the factory of match dipper. The children should dip the matches into the phosphorous and it has many bad impacts to inhale. The chemical makes their teeth to rot even died. Another factory is cotton mills. Most of orphans are hired here. The children sometimes got injured or even should scalp in the machine factory.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 605, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "iii. Coal Mines", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 621, "width": 418, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The children here as the trapper to open a trap door with pull on a string when they saw the coal carts has coming. For the older children, work as the coal bearers when they should carry the cart full of coals on their backs. Many children suffered from lung illness even cancer.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 685, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "iv. Domestic", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 114, "width": 418, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At this rate, children mostly work as the chimney sweeper in factories. Some houses also hired the children from age of 5 to work as the chimney sweeper. This work cause many wounds to them, and respiratory sickness while sweeping the soot particles.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 177, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Koolbreeze, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 263, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. The Effect of Child Labor in Industrial Revolution", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 225, "width": 418, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effect of child labor in the Industrial Revolution have divided into two types, such as the short term effect, and the long term effect. The short term effect that happened to child labor is the less of education. The children from poor family didn’t have the chance to take some school because their parents did not make enough money, and prefer for them to work. Besides, most of the child labors are from an orphanage or parish in some churches that they send to factories rather than taking them to school.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 336, "width": 418, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The long term effect of child labor is about the health issues, when the children worked in the condition with poorly ventilated buildings, and over inhaled of dangerous materials in factories. Many children would suffer from some illness such as lung diseases, the disorder of limbs, and other complications from bacteria or virus in the unsanitary work places, also from any wounds or injures of accidents. Some children died in a young age, but for the others should suffer from unhealed illness in their whole lifetime.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 82, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(MKoren, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 463, "width": 156, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. The Factory Acts in England", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 479, "width": 418, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The pro and contract then happen, between some economist and law experts disagree with the full day work hours to child labor. on the other sides, especially from the Bourgeois, they can not accept their ideas because the proletariat should work really hard to fulfill their needs. But the problem is about the participation of children to work, the long of working hours, and the violence they received.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 558, "width": 390, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The government then released the act toward the children workers in the cotton mill and other mines about the work hours. First, children under 9 years old should not work in any factories. For children age 9 to 13 should not work more than 9 hours a day, then for age 13 to 18 should not work more than 12 hours a day, and not allowed children to work at night.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 637, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(nationalarchives.gov.uk)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 219", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 129, "width": 418, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This rule comes with several years of investigations in factories, mills, and mines. After the years of 1833, the government keeps improve working conditions of child labor, step by step in the period of times, to reduce the exploitation of children.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 175, "width": 390, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Children are sent down to work in the coal-pits and iron-pits at a very early age and probably much earlier than the proprietors of the great companies can be aware.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 222, "width": 390, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "… The charter-masters may be induced at the pressing instance of the men working under them to give employment to very young children, and neither the proprietors nor perhaps even their ground-bailiff be aware of it.” ( Children’s Employment Commission 1842 page 8)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 304, "width": 418, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besides any bad things for the lives of children in the cotton mills, at the very least, the children still have opportunity to take an ordinary lesson like in school, when children are learning about reading, writing, and arithmetic. As the result, children at that time can have the chance to take school two hours a day. Also in the year of 1847, the government then released the regulation that women and children labor could work for the maximized to 10 hours of a day.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 399, "width": 418, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the Factory Acts in 1833, many reactions also come from activists, and journalists that tried their best to make the Children’s Employment Commission 1842 later become the “Mines and Collieries Act 1842”. This is the collections of the investigation in many factories, for the most if mining field in several land of England.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 479, "width": 418, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besides work, the children have their right to take the Sunday School when they could learn reading, writing, account, and also some introduction of Bible to them and can do the Lord’s Prayer. However, then various works for children in coal mines that clearly dangerous to do for children and brings to the exploitation, this Acts then approved by the governments and other related sides. It was slowly but sure to turn down the activities for children to be labor in England.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 590, "width": 142, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 606, "width": 418, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers used descriptive qualitative method to describe child exploitation in the novel.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 638, "width": 167, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Technique of Collecting Data", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 653, "width": 108, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Library Research", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 669, "width": 418, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researchers use the library research to collect the primary and secondary data also accomplish the research. The data that researcher use is the previous study in", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 102, "width": 418, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "form of bachelor and master thesis, related review, dictionaries, and the literary work, also the references to achieve the proper arguments and data of the research.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 134, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Reading Comprehension", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 150, "width": 417, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, reading comprehension uses to understand the main idea of the topic that can be analyzed.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 197, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Internet Search", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 213, "width": 417, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The internet search use to complete the library research in term of the limitation of data in the library.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 245, "width": 161, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Instrument of The Research", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 261, "width": 418, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In collecting data, the researchers used note taking, the information included the name of the author and page of the novel.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 293, "width": 158, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Technique of Analysis Data", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 308, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Reading Comprehension", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 324, "width": 146, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). Heuristic Reading Method", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 340, "width": 418, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method used to find the meaning through the structure of the language or the sentence. This method could help to make easy on understanding the each paragraph. In addition, not all the authors have the same style on writing, as the result, the heuristic method comes to look for the form or the typical of the grammar and structure to make the language more sense.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 419, "width": 164, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2). Hermeneutic Reading Method", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 445, "width": 418, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hermeneutic reading method is used to know more about the truly meaning of a word in a literary work. Hermeneutic is the last stage of reading comprehension, when it is the continuation from Heuristic. The way it goes by reading the literary work or text back and forth from start to finish. As the result, the researcher can get know more than one meaning of a word. For example in a word the researcher can know not only the literary meaning but also the situational or socio-cultural meaning which is live in the social life and it takes from the author into the text.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 556, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Explanation", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 572, "width": 418, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The researcher describes the statement of problem. There are: How the author describes the exploitation of child labor in the novel of “Alice’s Adventures in Wonderland” and how the effect of child exploitation to be found the novel.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 620, "width": 80, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Conclusion", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 635, "width": 418, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the explanation, can conclude the research by the several provides data from reading, searching on internet or library, and can be helpful to this preparation.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 221", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 130, "width": 179, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 145, "width": 296, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The Representation of Exploitation to the Child Labor", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 161, "width": 418, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this section, the representation of child exploitation will be elaborated through many things or events that happened at that time and got presented from the characters speak, manners, and some stuff that has the similar even same with the real one.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 241, "width": 108, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Domestic Sector", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 256, "width": 418, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Domestic was a kind of work that required child labor to do some stuff or work, and not tied with one factory, because the children are work in a house as slavery or labor.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 320, "width": 212, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). The Obligation of Chimney’s Worker", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 336, "width": 418, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most of the children worked as the chimney sweeper, when they were the proletariat that worked in a house of Bourgeois, or as a free labor that could call anytime. In the first part of the novel, it introduced to Alice and White Rabbit. The White Rabbit become the represented as the middle class in the social life at the time. It shows from how in his house had not had only one maid, but there were Marry Ann as the housemaid, Pat the goose, Bill the little Lizard, and Brandy.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 428, "width": 390, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "…‘Now. Who did that? – Nay, I shan’t! You do it! That I won’t, then! – Bill’s to go down – Here, Bill! The master says you’re to go down the chimney!’ (Carroll, 2016: 47)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 478, "width": 418, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the quotation above, Bill is a little lizard, which depicts as a little boy, which is more pointed to a child. He worked in the White Rabbit house. From the way White Rabbit talked to him was not in a good manner, Bill also became the only one thing that used to do anything whatever the master (White Rabbit) wanted.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 542, "width": 418, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author tries to show about the struggle of children as a chimney sweeper, with the hilarious way which used the animal character with lizard that we know it can walk in the vertical area or surface.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 590, "width": 117, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Industrial Sectors", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 606, "width": 199, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). The Critics of Coal Mine’s Worker", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 621, "width": 418, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second work that hired by children is coal mines. In the Victorian era, most of the mining works were done by the children.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 653, "width": 190, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Tell us a story!’ said the March Hare. ‘Yes, please do!’ pleaded Alice.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 682, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "…", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 111, "width": 390, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Once upon a time there were three little sisters,’ the Dormouse began in a great hurry; ‘and their name were Elsie, Lacie, and Tillie; and they lived at the bottom of a well –‘ (Carroll, 2016: 88)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 418, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As it was mentioned above, the three little sisters were living in a well. At this point, as a reader, must think this was something that disbelieves. The author used word ‘well’ to disguise the actual fact is in mine, which is when the children have to work in the narrow and tunnel-like place under the earth. As same as a child, Alice must find it frightened to live in the bottom of well and they only do to draw the treacle out from well. As the representation of Bourgeois children, she never heard about that when they don’t need to work as hard as the story of Three Little Sisters. She has a thought that all of the children must spend their childhood life with full of happiness and kindness of people surround them.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 336, "width": 418, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As the released of the Factory Acts in 1842, it has improved the social condition at that time, when people especially for parents in the low classes to be careful on sending their children to work by the qualification for the age of children. People at that time then realized about the important things for children to take a school especially in the very young age.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 415, "width": 173, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2). The Mock Turtle’s Childhood", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 431, "width": 418, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the Industrial Revolution, there were so many inventions on machines to help many factories, and one of the biggest inventions at that time was the steamed machine. Although, in some mills still hired children from parish or orphanage in very young age, and the worse things is the children even got more bad treatment and injured because they had to operate the machine.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 510, "width": 325, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Yes, we went to school in the sea though you mayn’t believe it –’ ‘I never said I didn’t!’ interrupted Alice.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 540, "width": 390, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Hold your tongue!’ added the Gryphon, before Alice could speak again. The Mock Turtle went on.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 571, "width": 390, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘We had the best of educations – in fact, we went to school every day –’ ‘ I’ve been to a day-school, too,’ said Alice; ‘you needn’t be so proud as all that.’", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 621, "width": 99, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Carroll, 2016: 116)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 653, "width": 418, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The conversation or the Mock Turtle story started with asked Alice about school, which is definitely in different context of what is school in the Alice mind.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 682, "width": 269, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘With extras?’ asked the Mock Turtle a little anxiously.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 223", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 127, "width": 242, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Yes,’ said Alice, ‘we learned French and music.’ ‘And washing?’ said Mock Turtle.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 159, "width": 190, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Certainly not!’ said Alice indignantly.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 174, "width": 390, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Ah! Then yours wasn’t a really good school,’ said the Mock Turtle in a tone of great relief. ‘Now at ours they had at the end of the bill, “French, music, and washing – extra.”’ (Carroll, 2016: 116)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 241, "width": 418, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As she has attended, Alice then mentioned about what she learnt in her school, by mentioning French and music lessons. In a contrary way, the Mock Turtle has another type of school to take that has an ‘extra’ that totally different from Alice. The Mock Turtle said that in his school there is ‘washing and extra’ which is referred in the children labor condition in the cotton mill. The hired children lived in a dormitory, when they got some clothes and foods, but as the repayment, they had to work more than twelve hours in a day with the lowest wages, since the cost of the freshmen workers would spend more money.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 384, "width": 267, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The Effects of Child Exploitation in Work Places", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 399, "width": 116, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Less of Education", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 415, "width": 418, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the last of two captures, Alice once again met with the Little Bill at the court. Bill was one of the jurors in the court when they had to write down anything in the court with their slates and pencils.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 463, "width": 390, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the jurors had a pencil that squeaked. This is of course, Alice could not stand, and she went round the court and got behind him, and very soon found an opportunity of taking it away. She did it so quickly that the poor little juror (it was Bill, the Lizard) could not make out at all what had become of it; so after hunting all about for it, he was obliged to write with one finger for the rest of the day; and this was of very little use, as it left no mark on the slate. (Carroll, 2016: 129-130)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 590, "width": 418, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this quotation, Lewis Carroll shows the effect of the less education of children in the nineteenth century with the humorous sense that he has and likes to do. At this time, the author could tell about what would happen if the children were skipped from school. The adults include parents, did not have any time to educate except told them to work. They would not know anything, except their work, they would be the public fond of to make fun, to look them easy, and to drag them down when they are growing up.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 114, "width": 418, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The less education itself has resolved by reducing the child labor work hours. As the effect from the being a labor, many children skipped their times to play and learn with friends and mates, instead of working in factories. As the great country, and the most developed country at that time, some sides also think about the future generation that would have a role in the country.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 193, "width": 122, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1). Suffered of Sickness", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 418, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the effects from exploitation to the child labor is about the health issues for work in most of the dangerous jobs, the unhealthy condition in the work places, the several injures, or wounds that come from an accident or even the bad treatment from adults. At the time in nineteenth century, there are many diseases that spread in the society, whether from upper class and more over to the lower class which lived in unhealthy condition of buildings, and work places.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 304, "width": 189, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2). Live in the Bottom of Coal Mines", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 320, "width": 418, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The quotation below has the connection on the exploitation that happened when the children should work in coal mine. This is the effect for work in poor condition of the location which is in the narrow and long tunnel-like under the ground.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 365, "width": 389, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘What did they live on?’ said Alice, who always took a great interest in questions of eating and drinking.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 397, "width": 390, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘They lived on treacle,’ said the Dormouse, after thinking a minute or two. ‘They couldn’t have done that, you know.’ Alice gently remarked; ‘they’d have been ill.’", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 444, "width": 220, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘So they were,’ said the Dormouse; ‘ very ill.’", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 463, "width": 93, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Carroll, 2016: 88)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 494, "width": 418, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the quotation above, Alice got so much puzzling and confusing problems to the fact that the Three Little Sister should live under bottom of well. She also thinks that they must be feeling un-well to have a life in there. So Alice said “they’d have been ill”, and the dormouse answer it with ‘very ill’. These children have to suffer from lungs sickness for many inhales of dioxides in the coals which is very dangerous to human especially for children in the growth process. It does not only happen for once, but in all of their childhood life. Their limbs also have a disorder for pulling the cart in the long, narrow, and muddy trace that hard to pass.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 622, "width": 152, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3). Cotton Mills’ Punishment", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 637, "width": 418, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the cotton mills there was one of the most terrible acts to the child labor. It has the serious impact which is effected their health condition in a long term.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 669, "width": 390, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Mock Turtle sighed deeply, and drew the back of one flapped across his eyes. He looked at Alice, and tried to speak, but for a minute or two sobs", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 225", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 111, "width": 390, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "chocked his voice. ‘Same as if he had a bone in his throat,’ said the Gryphon: and it set to work shaking him and punching him in the back. At last the Mock Turtle recover his voice, and, with tears running down his cheeks, … (Carroll, 2016: 119)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 193, "width": 418, "height": 121, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The children in the factory got the restrict rules and hard punishment when they have done something wrong such as going late to work. One of the punishments they have to walk in the whole factory with tied the weight on their neck, then they make then to pull it and walk for round the factory to make the other children see and afraid to make a mistake. Lewis Carroll makes an allusion of this punishment through a character of the Mock Turtle. As it was mentioned, “’Same as if he had a bone in his throat,’ said Gryphon” (Carroll, 2016: 119) was the description on how the neck of children’s feel when they got punished.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 320, "width": 418, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As the representation of the child exploitation, Lewis Carroll describes the Mock Turtle as a character with full of sorrow and sadness. The author tried to make a reflection on what will happen if a child could survive from the Industrial period and still alive till they are getting old. The history that he told to Alice was how he spent his bitter childhood.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 415, "width": 87, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4). Lungs Illness", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 431, "width": 418, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Children that worked as the chimney sweepers usually had the hot issues of their lungs. It occurred because of the residue toxic of ignition while cleaning the chimney. In the novel, it was slightly showed in the part of Alice trapped in the White Rabbit’s house and they sent off Bill to get her out from the house. When she successfully kicked Bill out, then Carroll described his looks in the quotation, ‘Last came little feeble, squeaking voice, (‘That’s Bill’ thought Alice,)’ (Carroll, 2016: 49). The author use the word ‘feeble’ for a condition that looks weak from doing ‘something’, as in this term after going down in the chimney.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 558, "width": 418, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The chimney sweeper in real life, children worked without any safety tools, but only with rope and feather duster. Many the children should suffer from lung illness for the rest of their life that almost not past to 50 years old, and the worst one was they had to die in young age. For them who could survive, they still lived their life with struggles cause of the injured from the work place.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 653, "width": 99, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 669, "width": 418, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The involvement of children to work is a legal action because people take it as the advantages to increase the welfare of family and for the most to the country. The", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 75, "width": 89, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi et al", "type": "Page header" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 224, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 734, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 134, "width": 418, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "regulations of child labor has exploited from the proper conditions to work in many ways, such as the treatments, work places, and age standard of children. Moreover, they have to skip their time to school, play, and making friends as like children from the upper class, it caused many parents would not see them as their child but look into them as the little adults, that could work like an adult in general.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 214, "width": 418, "height": 106, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effects of exploitation for children labor have left about how they should spend the rest of their life by suffering illness form works in those worst work places. As the result, there were many sides that tried their best to speak about the exploitation of child labor. Although They have worked so well in England, the activities of children labor were still found and so do with the exploitation towards children but in another form that could be more dangerous in physical and psychological aspects.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 63, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References:", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 368, "width": 135, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A National Achieves.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 368, "width": 390, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1833 Factory Acts . December 11, 2017. http://www.nationalarchives.gov.uk/education/resources/1833-factory-act/", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 405, "width": 415, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carroll, Lewis. 2016. Alice’s Adventures in Wonderland and Through The Looking-", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 422, "width": 197, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glass. London: Vintage Classic Library.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 418, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Delahoyde, Michael. Marxist Criticism – Introduction to Literature. in http://public.wsu.edu/~delahoyd/marxist.crit.html. Accessed on October 14, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 501, "width": 418, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Green, Roger Lancelyn. Lewis Carroll British Author .", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 515, "width": 390, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.britannica.com/biography/Lewis-Carroll. Accessed on October 3, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 554, "width": 289, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "July 10, 2017. https://legaldictionary.net/child-exploitation/", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 580, "width": 418, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koolbreeze, Angus. Updated July 05, 2017. Types of Jobs Children Had During the Industrial Revolution https://careertrend.com/info-7961838-types-children- during-industrial-revolution.html.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 634, "width": 418, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lasupu, Hasan. 2011. Child Labor in the Novel Oliver Twist by Charles Dickens (Genetic Structuralism Analysis) . Ternate. Khairun University.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 673, "width": 382, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marx, Karl, Engles, Frederic. 1977. Manifesto of the Communist Party . Moscow: Progress Publishers.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 76, "width": 94, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nureni Kakanegi at al", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 73, "width": 200, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Child Exploitation in Lewis Carosl’s Alice’s", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 732, "width": 416, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elite Journal Volume 05 Number 02, December 2018 227", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 418, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Michel, James. Children’s Employment Commission 1842 . January 7, 2018. http://shropshirehistory.com/mining/mines/pdf/Childrens%20Employment%2 0Commission%201842.pdf", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 165, "width": 396, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MKoren. What are the short term and long term effects of child labor during the Industrial Revolution? . December 14, 2017. https://www.enotes.com/homework-help/what-short-term-long-term-effects- child-labor-602103", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 225, "width": 407, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N. Cohen, Morton. 2014. Dodgson, Charles Lutwidge [ pseud. Lewis Carroll] (1832– 1898), author, mathematician, and photographer in Oxford Dictionary of national Biography. October 10, 2017. http://www.oxforddnb.com/public/dnb/7749.html", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 286, "width": 418, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "New World Encyclopedia. Victorian Era . May 21, 2017.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 300, "width": 291, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Victorian_era.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 326, "width": 415, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ocktober 8, 2017. https://resourcecentre.savethechildren.net/keyword/child- exploitation", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 368, "width": 417, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perry, Marvin, et al. 1981. Complete Edition Western Civilization A Concise History Perry . U.S.A. : Houghton Miffilin Company.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 405, "width": 382, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern translated from “Modern Sociological Theory; Seventh Edition McGraw-Hill . Jakarta: Prenadamedia Group.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 461, "width": 418, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simkin, John. September 1997. Mines and Collieries Act . Januari 07, 2018. http://spartacus-educational.com/Mines_Collieries_Act.htm.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 498, "width": 382, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susina, Jan. 2010. American Journal of Play “Playing Around in Lewis Carroll’s Alice Books” . United States: the Board of Trustees of the University of Illinois.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 554, "width": 418, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utomo, Yusuf Cahyo Udi. 2011. Marxist Analysis of French Revolution in Charles Dickens’ A Tale of Two Cities . Semarang University of Diponegoro.", "type": "Text" } ]
fe4c6cde-cb83-e41d-e48d-efffa81893ad
https://ijcc.chemoprev.org/index.php/ijcc/article/download/118/113
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 254, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention , February 2017 ISSN: 2088 –0197 e-ISSN: 2355-8989", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 470, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fermented Goat Milk Supplementation in Rats Hypercholesterolmic on Malonyldialdehyde and Description of Liver Histopathology", "type": "Title" }, { "left": 212, "top": 155, "width": 187, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chanif Mahdi 1* , Untari H 2 , Padaga 2", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 182, "width": 223, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Faculty of Science Brawijaya University, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 193, "width": 267, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Veterinary Medicinal Program, Brawijaya University, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 386, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Empirically, fermented milk product has been proven to improve and cure for several certain diseases. Bioactive peptides were produced through a fermentation process in goat milk promotes many benefits on body health. The present study revealed that goat milk was fermented using starter commercial 3% to produced yoghurt increased protein content significantly. By using SDS- PAGE, showed that the decomposition of protein fraction was better than the fresh goat milk. Results then were analyzed by LC-MS/MS and found out that there were three kinds of bioactive each peptide consisted of 16 amino acids and were protected from the action of the protease enzyme. Goat's milk yoghurt was treated per oral in mice after hypercholesterolemic diet for 14 days with dose range of 300 mg/kg; 600 mg/kg; and 900 mg/kg for 4 weeks (28 days). The results demonstrated three type of bioactive peptides performed activity as anti- hypercholesterolemia on mice models which showed highly significant ( p <0.01) on the production of malondialdehyde (MDA) compared to control. Furthermore, goat milk yogurt also reduced MDA level and decreased fats accumulation in mice. Goat's milk yoghurt at dose of 600 mg/kg was able to provide the best therapeutic effect in lowering MDA level and with dose of 900 mg/kg also gave the best therapeutic effect in reducing the fat accumulation on liver. Based on histopathology observation, it was revealed that fermented goat milk reduced cells damage in liver. In summarize, these findings suggest that fermented goat milk promotes another activities as anti- hypercholesterolemia based on in vivo study.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 358, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Fremented goat milk, hypercholeterolmia, malonyldialdehyde, liver hispathology", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 98, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 514, "width": 227, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milk is the primary source of bioactive peptides which have various biological functions when compared with other food ingredients (Korhonen and Pihlanto, 2006). However, a bound state in the global protein, bioactive peptide in an inactive state, so that the necessary methods of hydrolysis or separation to separate bioactive peptide which is inactive to active. So that the utilization of milk as a food containing a bioactive peptide can be a maximum height (Ebrenger, et al ., 2008 and Korhonen, 2009). It is therefore important to learn penjadi effective method to produce dairy products with sufficiently high content of bioactive peptides. Goat's milk is a natural functional food has a different chemical characterized with cow's milk, and has much in common with mother's milk. According Cullough (2003) lactose and protein content of goat milk is almost the same as cow's milk, but there are differences in protein struktrur", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 486, "width": 227, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and immunology. Besides goat milk contains medium chain fatty acids and globular. Fat in goat milk is relatively smaller compared with cow milk fat.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 542, "width": 227, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fermentation with lactic acid bacteria (LAB) is a method that has long been used for dairy products. Empirically fermentation product has been shown to provide healthful effects and can cure some diseases (Donkar, et al ., 2007). Some research says that the bioactive peptide produced by fermentation of milk has many benefits in the regulation of body systems that can provide substantial benefits to health (Sarmadi and Ismail, 2010). Some research indicates that bioactive peptides have activity as an anti- hypercholesterolemia through supplementation on rats model of hypercholesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 764, "width": 207, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Text" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 227, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypercholesterolemia is a condition cholesterol levels exceed normal limits. Normal cholesterol levels in humans 120 to 240 mg/dL In dogs 50 to 300/dL. White rats 40-130 mg/dL (Murrai, et al ., 2003; Bauer, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 227, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Giving goat milk yogurt can provide a very real effect on rats hypercholesterolemia. Goat's milk yogurt contains antioxidant compounds that can capture free radicals produced as a side effect of bile acid synthesis. Antioxidant function as a catcher of free radicals and inhibiting lipid peroxidation process so that it can help reduce levels of free radicals as a result of the provision of hypercholesterolemia. Peroxidation inhibitor process dietary lipids by capturing free radicals and donate a hydrogen atom to form stable compounds that able to stop the chain reaction of lipid peroxidation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 324, "width": 226, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milk has biopeptida active content that can be generated through hydrolysis by the digestive enzymes and enzymatic processes by microorganisms. Lactic acid bacteria in yogurt can ferment milk to produce active biopeptida, such as lactoferrin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 227, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lactoferrin is able to repair cell damage by inhibiting the production of ROS in the cell membrane and works with vitamin E in limiting membrane lipid oxidation by ROS. Lactoferrin according to Guillen (2013) is an iron binding extracelullar. Intracellular iron called heme and stored in the form of ferritin, extracellular bound by transferrin or lactoferrin protein. Iron that is not bound will catalyze the production of ROS, then through biopeptide extracellular iron lactoferrin will be bound so that inhibited ROS generation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 229, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogurt also contains lactic acid bacteria have enzymes Bile Salt Hydrolase (BSH) so as to deconyugate bile salts to produce bile salts that poorly absorbed by the small intestine. Bile salts return to the liver to be reduced so that the body uses cholesterol as a precursor to balance the amount of bile salts that decrease the amount of cholesterol. Decrease in cholesterol levels resulted in a decrease in the amount of lipids which are exposed to free radicals is reduced so that the process is reduced lipid peroxidation accompanied by a decrease in the sheer number of levels of MDA in the liver of animal models of rats (Rattus norvegicus) hypercholesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 84, "width": 130, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 74, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Making Starter", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 130, "width": 227, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Making the starter is done according to the work instructions industries producing strater (www.yogourmet.com). Goat milk as much as 100 ml pasteurized at a temperature of 72°C for 5 minutes, then cooled to a temperature of 40°C-45°C. Starter in the form of freeze-dried and weighed as much as 0.5 grams dissolved in 5 ml of pasteurized milk (100 ml taken from pasteurized milk). Starter solution is added to 100 ml goat milk, homogenized and incubated at 40°C-45°C for 4-8 hours until the starter reaches a pH of 4.0 to 4.5.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 293, "width": 73, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Making Yogurt", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 311, "width": 227, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The procedures for making yogurt using methods Posecion, et al . (2005) were modified. 500 ml goat milk is pasteurized at a temperature of 72°C for 5 minutes and cooled to temperatures reaching 40°C-45°C. Furthermore, inoculated with starter with a concentration of 3% and 5% (according to the study treatment), homogenized and carried incubation at 40°C-45°C for 4-8 hours until the pH of the yogurt reaches 4.5-5. Yogurt produced freeze- dried (freeze dry) and then stored at 4-5°C until further analysis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 474, "width": 205, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identification of peptides using LC/MS-MS", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 491, "width": 227, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Freeze dried peptide sample was dissolved in 5% acetonitril and 0.1% formic acid in deionized water for analysis of LC-MS/MS. Analysis LC- MS/MS is done by using the LCQ Deca XP MAX Thermo system with electrospray ionization (ESI) (Thermo Scientific Inc, USA) with a C18 column BioBasic, diameter 150 x 2.1 mm, 5μm particle size. LC-MS conditions that the gas flow rate of 50 arb, sprayer voltage of 4 kV, a capillary voltage of 20V and a capillary temperature of 300°C. MS scans performed over a range of m/z 100-m/z 1600 with a flow rate of 200μL/min. Peptide separation was performed using a linear gradient in the order of 5% solvent B to 70% solvent B (0.1% formic acid in acetonitrile) for 90 minutes more. Mass spectral data is read using the program Thermo-Xcalibur ™ (Thermo Sceintific USA). Data MS/MS-acquired Thermo Xcalibur ™ processed into MGF file format using v2.3.2.0 Mascot Distiller (Matrix Science,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 226, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "London, UK). Blast is then performed by inserting MGF files to search engines v2.3 Mascot (Matrix Science, UK). Peptide sequences identified by conformity with peptide sequences contained in the database.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 167, "width": 226, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparation Mice with Diet", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 110, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypercholesterolemia", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 227, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diet feeding method hypercholesterolemia (Gani, et al ., 2013), hypercholesterolemia diet feed consists of cholic acid 0.1%, lard 10%, and poached quail egg yolks fresh 5%. All the ingredients are mixed and diluted with distilled water to a volume of 2 mL. Feed hypercholesterolemia diet was administered daily for 14 days beginning on day 8 with force feeding method with sonde per rat for 3.02gr/2mL. After that, the mice were given a drink and a standard feed SP 16.98 grams. Feed given as much as 20 g/head/day. The composition of the feed material hypercholesterolemia in 20 grams of feed can be seen in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 202, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Granting Therapeutic Goat Milk Yoghurt", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 227, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goat's milk yoghurt therapy is given after the mice induced hypercholesterolemic diet for 14 days. Groups of mice were given the therapy that is in group C, D, and E at a dose of 300 mg/kg, 600 mg/kg, and 900 mg/kg. Therapy was given orally by stomach sonde of 1.5 mL for 4 weeks (28 days) beginning on day 22.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 142, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Measurement of MDA levels Making the Curve Raw MDA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 227, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MDA standard kit stock solution with a concentration of 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 and 8 mg/mL were taken of each 100 mL. The solution was put into a different reaction tube and added 550 mL of distilled water and 100 mL of 100% TCA then homogenized degan vortex. Solution was added to 250 mL and", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 227, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 mL 1N HCl Na-Thio 1% into the tube and homogenized. Centrifugation at a speed of 500 rpm for 10 minutes. Thereafter, heated for 30 minutes at 100 o C. The solution was allowed to stand at room temperature and the supernatant was taken and standard solutions is then read at maximum wavelength using a spectrophotometer. Absorbance MDA standard solution and made the curve.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 209, "width": 138, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Measurement of MDA level", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 227, "width": 227, "height": 231, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As much as 1.0 g of rats hepar was cut into small peace, then crushed in the mortar, placed on cold block of ice. Then add 1 mL of NaCl fisiologis 0.9%. Homoginat transferred into microtube and centrifuge at the speed of 8000 rpm for 20 minutes. 100 μL of supernatant was added 550 μL distilled water. Then added 100 μL Na- thiobarbituric acid. All of each reagent homogenized with vortex. Then centrifuged at 500 rpm for 10 minutes. Supernatant was taken, transferred to new tubes. The solution was further incubated in the waterbath with temperature 100 o C for 30 minutes, at room temperature. Futhermore, the supernatant absorbance was measured with a spectrophotometer at maximum wave length (530 nm), and plotted on standard curve that has been made to calculate the concentration of MDA.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 473, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 502, "width": 180, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result Protein Analysis of Goat Milk Fermented", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 548, "width": 226, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 1. prove that the fermentation process causes the breakdown of peptides in goat milk. It can be seen from the number of protein bands were formed from SDS PAGE electrophoresis process more than the amount of protein bands on goat's milk.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 655, "width": 370, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table I. The composition of the feed material hypercholesterolemia in 20 grams of feed", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 666, "width": 362, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ingredients Ingredients Amount (%) Amount Ingredients (g) Ingredients Composition (%) Total (gram) Cholic Acid 0.1 0.02 Lard Oil 10 2 Quail fresh yellow egg 5 1", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 215, "width": 194, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Profile protein on goat milk protein", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 218, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decomposition of peptides in milk known to be optimal because of the hydrolysis process", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 88, "width": 219, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and the presence of lactic acid bacteria in the fermentation process. With a large variety of peptides contained in goat's milk yogurt, characterization stages necessary to obtain peptides that are known to work to lower cholesterol levels in the blood. Characterization is done by performing fractionation hydrolyzed protein which has a BM < 3 kDa which is known to be anti-hypercholesterolemia. Such separation is shown in Fig. 2.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 226, "width": 219, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results from this process is then performed characterization of peptides using LC-MS/MS are shown in Fig. 3.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 513, "width": 268, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Fractionation processing of protein hydrolysat <3 kDa", "type": "Caption" }, { "left": 169, "top": 758, "width": 274, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. LC-MS / MS chromatograms of samples yoghurt <3kDa", "type": "Caption" }, { "left": 162, "top": 435, "width": 119, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Input the sample Sentrifuge", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 462, "width": 205, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12.000x g, 10 min, 4°C Fractination Fraction result ≤3kDa", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Text" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 227, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3. prove that the fermentation process causes the breakdown of peptides in goat milk. It can be seen from the number of protein bands were formed from SDS PAGE electrophoresis process more than the amount of protein bands on goat's milk. Decomposition of peptides in milk known to be optimal because of the hydrolysis process and the presence of lactic acid bacteria in the fermentation process. With a large variety of peptides contained in goat's milk yogurt, characterization stages necessary to obtain peptides that are known to work to lower cholesterol levels in the blood. Characterization is done by performing fractionation hydrolyzed protein which has a BM <3 kDa which is known to be anti- hypercholesterolemia. Such separation is shown in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 227, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results of the isolation and characterization of bioactive peptides obtained three kinds of bioactive peptides, each of which consists of 16 amino acids which is securely protected from the digestive tract protease enzyme. These peptides were tested for anti-hypercholesterol activity through the preparation", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 226, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of animal models treated hypercholesterolemic diet.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 128, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Liver Histopathology", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 226, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of making preparations histopathology consisted of fixation, dehydration and infiltration, purification, paraffin infiltration, embedding, sectioning, pasting on a glass object, and staining. Fixation is done to prevent damage to the", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 227, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tissue, stop the process of metabolism and harden soft material so that the network can be colored. Fixation is done by the network put in 4% PFA solution.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 143, "width": 227, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hematoxylin eosin staining (HE) is done to look at the morphology of liver tissue. Staining begins with deparafination and rehydration preparations using xylol and alcohol-rise 95%, 90%, 80% and 70%. Preparat then washed with running water and distilled water. The process of staining was performed using Hematoxylin for 1 minute and eosin dye for 5 minutes. After the preparations colored, made of dehydrated with alcohol 70%, 80%, 90% and 95% and continued with absolute alcohol I, II and III respectively 5 minutes. Once that is done Clearing process with xilol I and II for 5 minutes, preparations wind dried and covered with cover glass.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 338, "width": 227, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Histopathological observations of liver tissue preparations using a light microscope Olympus BX51 started weak magnification (40x) to powerful magnification (1000x) by 5 field of vision to see the changes in the structure and shape of the heart tissue. Histopathological picture liver tissue magnification 100x, 400x and 1000x analyzed descriptively. Calculation of changes in the liver tissue of the controls is converted into a percentage using the formula of the average percentage of area treatment groups was reduced by an average percentage of area groups with an average control shared control multiplied by 100%.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 551, "width": 454, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel II. Results of identification of peptide samples yogurt <3kDa using distiller mascot and NCBI database", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 562, "width": 379, "height": 184, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peptide sequences identified M/Z Molecular Weight (Da) Score Retention time LYQEPVLGPVRGPFPI 891.37 1780.90 50 (homolog) 46.03 YQEPVLGPVRGPFPIL 891.49 1780.90 52 (homolog) 46.03 VQSWMHQPPQPLSPT 866.88 1731.84 51 (homolog) 45.03; 46.33 Table III. On average liver MDAlevels in the treatment group Groups Average level MDA ( μ g/ml) The content of MDA(%) A 2.44±0.24 a 40.20 B 6.07±0.56 c 100.00 C 4.79±0.36 b 78.91 D 3.33±0.59 a 54,86 E 2.50±0.51 a 41.67", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 747, "width": 451, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Description: The difference notation a, b and c show a highly significant difference ( p <0.01) between the treatment groups.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 227, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Goat Milk Yoghurt Therapy Against Malondialdehida levels (MDA) Organ Animal Liver Model Rat (Rattus norvegicus) Hypercholesterolemia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 144, "width": 230, "height": 550, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The average results of liver MDA levels in the treatment group (Table 3) Showed a highly significant difference between treatments ( p <0.01) ANOVA results MDA in rats treated showed a highly significant difference ( p <0.01). At Table 2 known that group of control mice (A) has an average of the lowest levels of liver MDA is 2.44±0.24 pg/mL, while groups of mice hypercholesterolemia (B) has an average of the highest levels of liver MDA is 6.07±0.56 ug/mL. Goat's milk yoghurt therapy at a dose of 300 mg/kg, 600 mg/kg, and 900 mg kg body weight can reduce levels of hypercholesterolemic mice MDA respectively 78.91%; 54.86%; and 41.67%. A group of rats had the lowest levels of MDA because only given normal feed so that the levels of cholesterol in the blood is still in the normal range is 10-54 mg/dL, with content of MDA 2.44±0.24 or 40.20%. Cholesterol would trigger the formation of free radicals, but the number of free radicals in mice A group does not exceed the amount of antioxidants found in the body so that the antioxidant is able to capture free radicals and inhibiting lipid peroxidation. In mice group B has the highest MDA levels because rats fed a diet containing kolesterol 240.50 hypercholesterolemia mg cholesterol levels significantly different to the condition of the body will try to normal balance so cholesterol to bile acid synthesis. Side effects of bile acid synthesis in the form of free radicals that trigger lipid peroxidation. Lipid peroxidation will form MDA as product of reactive metabolites, biomarkers for assessing oxidative stress. Total cholesterol is more and more in the body will increase the synthesis of bile acids so that more and more free radicals are produced. Increased free radicals will result in more MDA generated from lipid peroxidation process. These results are consistent with studies conducted Fki, et al ., (2005) that the group of mice that were fed a rich cholesterol diet will increase malondialdehida (MDA) in hearts", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 88, "width": 227, "height": 245, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "compared with the normal group. Giving goat milk yogurt can provide a very real effect on mice hypercholesterolemia. Goat's milk yogurt contains antioxidant compounds that can capture free radicals produced as a side effect of bile acid synthesis. Antioxidant function as a catcher of free radicals and inhibiting lipid peroxidation process so that it can help reduce levels of free radicals as a result of the provision of hiperkolesterol. Peroxidation inhibitor process dietary lipids by capturing free radicals and donate a hydrogen atom to form stable compounds that able to stop the chain reaction of lipid peroxidation. Milk has biopeptida active content that can be generated through hydrolysis by the digestive enzymes and enzymatic processes by microorganisms. Lactic acid bacteria in yogurt can ferment milk to produce active biopeptida, such as lactoferrin.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 338, "width": 227, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lactoferrin is able to repair cell damage by inhibiting the production of ROS in the cell membrane and works with vitamin E in limiting membrane lipid oxidation by ROS. Lactoferrin according to Guillen (2013) is an iron binding extracelullar. Intracellular iron called heme and stored in the form of ferritin, extracellular bound by transferrin or lactoferrin protein. Iron that is not bound will catalyze the production of ROS, then through biopeptide extracellular iron lactoferrin will be bound so that inhibited ROS generation.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 490, "width": 229, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogurt also contains lactic acid bacteria have enzymes Bile Salt Hydrolase (BSH) so as to deconyugate bile salts to produce bile salts that poorly absorbed by the small intestine. Bile salts return to the liver to be reduced so that the body uses cholesterol as a precursor to balance the amount of bile salts that decrease the amount of cholesterol. Decrease in cholesterol levels resulted in a decrease in the amount of lipids which are exposed to free radicals is reduced so that the process is reduced lipid peroxidation accompanied by a decrease in the sheer number of levels of MDA in the liver of animal models of rats (Rattus norvegicus) hypercholesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 473, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Histopathological picture liver mice models (Rattus norvegicus) hypercholesterolemia treated goat milk yogurt with a magnification of 400. (A) The negative control group of rat; (B) The positive group of rat (hypercholesterolmia); (C) The group of rat hypercholesterolmia with yogurt therapeutic dose of 300 mg/kg BW; (D) The group of rat hypercholesterolmia with yogurt therapeutic dose of 600 mg/kg BW; € The group of rat hypercholesterolmia with yogurt therapeutic dose of 900 mg/kg BW.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 227, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 4. showed that the administration of fermented goat milk or yogurt can improve the structure of rat hepar damaged by feeding hypercholesterolemia treatment. The structure of the liver is the most damage was hepatic control rats positif group, with the content of 6.07±0.56 (100%), with liver cell structure that much damage, which is marked by a lot of empty space and fatting.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 227, "height": 203, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The structure of rat liver cells the most good is reats with negative control group (A) with the content of MDA 2.44±0,24 μg/mL or (40.20%) with the liver cell structure relatively undamaged which is characterized but relatively no empty space and unfattening. Group of rats C, D and E there were improvement of liver structures, because of their treatment of fermented goats milk of each 300 mg/kg BW; 600 mg/kg BW and 900 mg/kg BW. Its characterized by decreasing content of MDA in group C, D and E respectively are as follow: 4.79±0.30 μg/mL (78.41%); 3.33±0.59 μg/mL (54.86%) and 2.50±0.56 μg/mL (41.67%). The supplementation of fermented goats milk which acts as source of antioxidants, source of bioactive peptide", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 458, "width": 227, "height": 148, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and source of lactic acid bacillus that can capture and degradation free radical and lower the body cholesterol that affected by feeding hypercholesterolemia. This is in according with opinion of Fki, et a l., 2005; Korhonen and Pilanto, 2006; and Donker et al ., 2007. That fermented milk as source of bioactive peptides, source of antioxidant that able to provide the best therapeutic effect in lowering levels of MDA and therapeutiv effect in reducing the expression fat accumulation liver rat animal model of hypercholesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 621, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 653, "width": 227, "height": 120, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goat milk yogurt can reduce levels of MDA and decreased fats accumulation of animal model of hypercholesterolemia. Goat's milk yoghurt therapy at a dose of 900 mg/kg BW has been able to provide the best therapeutic effect in lowering levels of MDA and therapeutic dose of 900 mg/kg give the best therapeutic effect in reducing the expression fat accumulation liver rat animal model of hypercholesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 178, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahdi, et al. , 2017 Indones. J. Cancer Chemoprevent., 8 (1), 1-8", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 125, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGMENT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 227, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We grateful to acknowledge Prof Dr. Aulaniam DESS The Vice Dean of Veterinery Program: Staff Laboratory of Veterinary Public Health, Veterinary Medicine Program, University of Brawijaya, Malang. Staff", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 172, "width": 74, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laboratory of", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 227, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pharmacognosy and Phytochemistry Faculty of Pharmacy, University of Airlangga, Surabaya. Staff Laboratory of Biochemistry, University of Brawijaya, Malang. Staff Laboratory of Animal Physiology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Brawijaya, Malang for support for this research and study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 77, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 227, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ebringer, L., Ferenčík M. and Krajčovič. J., 2008, Beneficial Health Effects of Milk and Fermented Dairy Products, Folia Microbiol ., 53 (5), 378–394.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 227, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fki, I., Bouaziz, M., Sahnoun, Z. and Sayadi, S., 2005, Hypocholesterolemic Effects on Phenolic-rich Extract of Chemlali Olive Cultivar in Rats Fed a cholesterol-rich diet, Bioorg. Med. Chem ., 13 (18), 5362-5370.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 227, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kitts, D.D. and Weiler, K., 2003, Bioactive Proteins and Peptides from Food Sources. Applications of Bioprocesses Used in", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 84, "width": 198, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isolation and Recovery, Cur. Pharm. Design , 9 (16), 1309–1323.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 108, "width": 227, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korhonen, H., 2009, Milk-derived Bioactive Peptides: From Science to Applications, J. Func. Foods , 1 (2), 177–187.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 145, "width": 227, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korhonen, H. and Pihlanto, A., 2003, Food-derived", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 157, "width": 198, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bioactive Peptides–Opportunities for", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 169, "width": 198, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Designing Future Foods, Cur. Pharm. Design ,", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 181, "width": 72, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 , 1297–1308.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 227, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lamothe, S., Robitaille, G., St-Gelais, D. and Britten, M., 2007, Short Communication: Extraction of ß-casein from Goat Milk, J. Dairy Sci .,", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 230, "width": 227, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90 (12), 5380-5382. McCullough, F.S.W., 2003, Nutritional Evaluation of Goat’s Milk, British Food Journal , 105 (4/5), 239-251.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 279, "width": 227, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Donkor, O.N. and Henriksson, A., Singh, T.K.,", "type": "Text" }, { "left": 343, "top": 291, "width": 198, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vasiljevic, T. and Shah, N.P., 2007, ACE- inhibitory Activity of Probiotic Yoghurt, Int.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 315, "width": 227, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dairy J ., 17 (11), 1321–1331. Paul, M. and Somkuti, G.A., 2010, Degradation of milk- based bioactive peptides by yogurt fermentation bacteria, Lett. Appl. Microbiol .,", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 364, "width": 81, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49 (3), 345- 350.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 227, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samardi, B.H. and Ismail, 2010, Antioxidative Peptides from Food Protein: A Review, Peptida , 31 (10), 1949- 1956.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 413, "width": 227, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walther, B. and Sieber, R., 2011, Bioactive Proteins and Peptides in Foods, Int. J. Vitam. Nutr. Res .,", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 437, "width": 87, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81 (2-3), 181-192.", "type": "List item" } ]
4a7291ec-8494-2401-4030-7ad41ee3487f
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/download/429/402
[ { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 77, "width": 470, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PELAKSANAAN MENTORSHIP OLEH PERAWAT PENYAKIT JANTUNG TERPADU DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 129, "width": 299, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eva Kartika Hasibuan 1) , Nurmaini 2) , Sri Eka Wahyuni 3)", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 165, "width": 362, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia 1) email : [email protected] Fakultas Kesehatan, Universitas Sumatera Utara 2) email: [email protected] Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara 3) email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 267, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 485, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mentoring is mutually beneficial between someone who has the advantage in experience and someone who does not. Informal mentoring is done spontaneously with the span of time according to the mentee’s need; it does not need preparation (impromptu) for mentoring process, it occurs voluntarily, and it is established according to mutual confidence building between a mentor and a mentee. The objective of the research was to dig up nurses’ experience in implementing mentorship in RSUP H. Adam Malik, Medan. The research was qualitative with descriptive phenomenological method. The data were gathered by conducting in-depth interviews and field recording. The samples were 9 nurses as the respondents, taken by using purposive sampling technique with inclusive criteria: nurses with the rank of PK 2 and PK 3 in career, ward heads, and the team heads in PJT (Integrated Heart Disease) Room. The result of the interviews was analyzed by using NVivo Version 11.0 (trial) software program. The result of the research showed that there were 2 themes, 4 sub-themes, and 10 categories. The themes were getting hope in implementing mentorship, and getting obstacles in implementing mentorship. It is recommended the hospital management make specific standard and format and specific schedule and time so that there will be uniformity in implementing mentorship. It is also recommended that the next researchers dig up their researches profoundly so that there will more themes with more respondents in order that the result of the research will be better.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 228, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Mentorship, Nurse, Experience", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 124, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 237, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memiliki perawat baru yang menampilkan kinerja profesional sangat diharapkan oleh setiap rumah sakit. Perawat baru merupakan perawat yang memasuki pengalaman baru yang sebelumnya tidak dialami. Beberapa bulan pertama merupakan masa yang penuh tantangan dan stres bagi perawat baru (Saragih, 2011). Perawat baru membutuhkan suatu proses adaptasi dan program bimbingan dari rumah sakit. Program ini akan membantu perawat baru menguasai fungsi dan tanggung jawab pekerjaannya sehingga merasa puas terhadap profesinya, seperti yang dikutip Steward (2000),", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 581, "width": 237, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu kepuasan akan mencegah perawat baru meninggalkan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 609, "width": 237, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program mentorship merupakan salah satu metode rekrutmen bagi staf. Layanan informasi bagi organisasi dan praktik klinik dapat diperkirakan oleh perawat baru, sehingga diskusi antara mentor dan mentee diperlukan untuk memberikan praktik terbaru dalam lingkungan klinik dengan harapan mentee akan memiliki kemampuan yang sama dengan mentor nya (Nursalam, 2008). Tim kesehatan bertanggung jawab untuk membantu perawat baru untuk meningkatkan potensi mereka. Perilaku senior yang yang tidak baik kepada junior tidak bisa ditoleransi. Hubungan yang saling mendukung", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan menghargai harus terjadi dalam profesi keperawatan (Eley, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 237, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mentoring dalam keperawatan bertujan untuk meningkatkan retensi perawat di organisasi. Perawat berpendapat bahwa mentoring dan komunikasi interpersonal yang positif menjadi kunci dalam mempertahankan perawat di tempat kerja. Para perawat merekomendasikan pentingnya memiliki mentor/ role model untuk menciptakan lingkungan belajar yang berkesinambungan untuk mendapatkan kepercayaan diri (Bondas, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 237, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grossman (2013), menyatakan salah satu tantangan terbesar bagi perawat baru yaitu berkomunikasi dengan dokter, dalam hal ini perawat memiliki ketakutan dan perasaan intimidasi jika melaporkan sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, sementara mereka juga bekerja untuk mendapatkan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka sendiri. Ada beberapa dokter yang memiliki pendekatan yang lebih menakutkan ketika berkomunikasi dengan perawat. Perawat baru sering tidak memiliki keterampilan dalam berkomunikasi dan menyelesaikan konflik atau kompetensi klinis untuk mengubah komunikasi negatif menjadi pertukaran komunikasi profesional yang positif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 464, "width": 237, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kualitatif (action research) yang dilakukan oleh Noordword (2010) mendapatkan hasil bahwa mentoring terbukti efektif dalam meningkatkan persepsi perawat terhadap pekerjaannya, meningkatkan pengetahuan dan skill sehingga berdampak pada komunikasi dan penyelesaian konflik . Mentor memiliki beberapa peran yang harus dijalankan selama proses mentoring . Mentor memiliki peranan penting dalam membantu mentee untuk belajar sepanjang hayat (Dadge & Cassey, 2009). Mentor yang baik bertindak sebagai advisor, role model, coach, problem solver, teacher dan counselor untuk meningkatkan proses belajar bagi mentee (Ali & Panther, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 237, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses mentoring melibatkan seorang individu dengan pengalaman atau keahlian dalam kegiatan organisasi, untuk memberikan pelatihan, dukungan, bimbingan, dan pembinaan untuk karyawan yang kurang berpengalaman (Williems & Smet, 2007). Spencer (1996) menyatakan bahwa hasil dari program mentoring memberikan manfaat besar bagi organisasi, dimana", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 231, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "didalamnya terdapat nilai-nilai pembelajaran, sehingga sumber daya manusia menjadi lebih baik dan dengan adanya dukungan antara individu dan unit sehingga meningkatkan motivasi karyawan. Untuk sebuah organisasi menjadi kompetitif yang mengandalkan teknologi tinggi dan menyeluruh yang nantinya akan dipakai bagi sumber daya manusia dengan baik, untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan untuk teknologi tersebut. Melalui pendampingan organisasi dapat efektif dalam mewujudkan tujuan ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hansford, Ehrich dan Tennet (2003) tentang mentoring menunjukkan bukti 90 persen positif untuk mentoring dalam organisasi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa program mentoring dapat menjadi strategi yang efektif untuk organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 298, "width": 237, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil yang didapat peneliti pada saat pengumpulan data, dari ruangan Penyakit jantung Terpadu (PJT), pemaparan yang disampaikan oleh Wakil Instalansi PJT, bahwa pelaksanaan mentorship , khususnya di PJT belum ada panduan atau format khusus untuk pelaksanaannya, sehingga dalam aplikasinya (proses mentorship ) bersifat situasional, namun setiap unit di lingkup ruang PJT yang melakukan pembimbingan atau sebagai mentor adalah kepala ruangan dan ketua tim, dan hasil pemaparan yang disampaikan masih bersifat informal dan pembimbingan dilakukan bukan hanya untuk pegawai baru, tetapi juga untuk perawat senior.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 496, "width": 237, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan dari artikel penelitian Clinical Ladder Program Evolution: Journey From Novice to Expert to Enhancing Outcomes (Burket, Felmlee, Greider, Hippensteel, Rohrer & Shay, 2010) menyatakan bahwa program jenjang karir yang dikembangkan di rumah sakit akan memberikan perubahan yang sangat bermakna bagi lingkungan kerja perawat. Perawat yang bekerja di rumah sakit yang telah menerapkan program tersebut menggambarkan kinerja yang sangat ideal untuk memotivasi dan menjadi mentor bagi perawat lain.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 665, "width": 237, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dari unit Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di RSUP H. Adam Malik Medan sewaktu survey awal, ditemukan data infeksi nosokomial pada tahun 2014 terbanyak yaitu kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK) sebanyak 103 orang akibat pemasangan kateter, dan pada tahun 2015 infeksi nosokomial terbanyak pada kasus phlebitis sebanyak 174 orang akibat pemasangan", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "infuse / three way, hal ini terjadi salah satunya karena kurangnya kesadaran dari perilaku perawat dalam melaksanakan hand hygiene yang benar dan belum/ kurang sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 150, "width": 162, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 237, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain dalam penelitian ini adalah fenomenologi deskriptif yaitu Fenomena yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengalaman perawat dalam pelaksanaan mentorship di RSUP H. Adam Malik Medan. Pengalaman perawat akan digali berdasarkan sudut pandang dan pengalaman mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 237, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan dilakukan di ruangan rawat inap lantai 2, 3 dan 4 Penyakit Jantung Terpadu (PJT). Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016. Partisipan dalam penelitan ini adalah 9 orang dengan kriteria inklusi kepala ruangan, ketua tim dan perawat dengan jenjang karir perawat klinik 2 dan 3 dan di ruang PJT.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 237, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sebagai instrument utama penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan alat voice recorder dan berdasarkan panduan wawancara dengan pertanyaan terbuka dengan menggunakan catatan lapangan. Panduan wawancara dibuat oleh peneliti sendiri dan telah dilakukan uji validitas kepada 3 orang expert .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 179, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 237, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik demografi partisipan meliputi mayoritas berjenis kelamin perempuan (89%), pendidikan partisipan mayoritas Ners (89%), suku mayoritas batak (78%) dan lama bekerja mayoritas > 10 tahun (67%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 620, "width": 237, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil wawacara diperoleh dua (2) tema yaitu 1) mendapatkan harapan dalam pelaksanaan mentorship 2) mendapatkan kendala dalam pelaksanaan mentorship.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 693, "width": 237, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 2 tema, 4 subtema, dan 10 kategori. Untuk tema 1 terdiri dari 1 subtema dan 4 kategori, tema 2 terdiri dari 3 subtema dan 6 kategori.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut hasil olahan data berdasarkan NVIVO versi 11.0 ( trial ) yang berisikan subtema dan kategori yang ditemukan dalam tema:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 105, "width": 187, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 1 : Mendapatkan harapan dalam pelaksanaan mentorship", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 367, "width": 187, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tema 2 : Mendapatkan kendala dalam pelaksanaan mentorship", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 614, "width": 237, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut pembahasan dari masing-masing hasil penelitian yang telah didaptkan:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 645, "width": 237, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mendapatkan Harapan dalam", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 659, "width": 128, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Mentorship", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 677, "width": 237, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subtema yang didapat pada tema ini yaitu adanya harapan dari mentor , dengan kategori jadwal dan waktu khusus, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, adanya reward serta standart dan format khusus. Ungkapan partisipan yang menjadi harapan dan berharap dapat direalisasikan dalam pelaksanaannya,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 774, "width": 237, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikarenakan terkait dengan jadwal dan waktu", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khusus, meskipun mentorship masih bersifat informal, namun jika tidak ada jadwal dan waktu khusus, proses bimbingan kurang maksimal, dikarenakan dengan kesibukan perawat yang kesehariannya memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 240, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan diungkapkan oleh partisipan sangat perlu diberikan, dikarenakan perawat memiliki kebutuhan untuk belajar yang spesifik dan berbeda-beda. Perawat yang menjadi mentee dapat mengamati keahlian dari mentor dan mengaplikasikannya dalam praktik klinik (role model) . Oleh karena itu peran mentor selaku role model bagi perawat baru sangat penting.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 237, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya(Notoatmodjo, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 237, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal lain yang mendukung pernyataan tersebut adalah salah satu memfasilitasi pengembangan mentor yang dapat secara efektif mengajar dan berbagi pengetahuan dengan perawat pemula yang berharga bagi organisasi karena mempromosikan perekrutan dan retensi lulusan baru. Mentoring menciptakan lingkungan kerja yang berisi kerja sama tim dan pendidikan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 586, "width": 237, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reward , berdasarkan ungkapan partisipan, seseorang yang sudah memberikan bimbingan, dan tujuannya untukmutu rumah sakit sebaiknya diberikan reward , reward yang diungkapkan partisipan bukan dalam bentuk financial, namun dalam bentuk penghargaan, misalnya dalam bentuk piagam sangat dibutuhkan dalam bentuk pengakuan dari rumah sakit hasil dari kinerja yang telah dilakukan. Terkait dengan standart dan format khusus, partisipan mengungkapkan pentingnya standar dan format khusus dalam melaksanakan mentorship , dikarenakan partisipan dalam memandirikan mentee , tidak berdasarkan standart evaluasi.Untuk", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyakinkan bahwa tujuan tercapai, maka perlu diadakan evaluasi secara berkala untuk mengantisipasi kesulitan dan hambatan yang ada dan mencari solusi yang tepat.Dengan demikian, mentoring menjadi kegiatan yang dapat dinikmati dan dijalankan dengan baik sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 160, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Mendapatkan", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 160, "width": 46, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 160, "width": 37, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 174, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MelaksanakanMentorship", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 192, "width": 237, "height": 328, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subtema yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 3 subtema dengan 6 kategori . Dimana subtema tersebut meliputi kendala dari mentee , kendala dari mentor dan kendala dari rumah sakit.Untuk kendala dari mentee kategori yang ditemukan adalah beban kerja, kesadaran dan usia. Ungkapan partisipan terkait beban kerja, beban kerja yang dimaksud perawat yang bekerja di RSUP H.Adam Malik Medan, bukan hanya PNS saja, tetapi ada juga perawat honorer, namun secara finansial yang didapat tidak sama, tetapi untuk beban kerja yang dinyatakan partisipan sama, hal ini menjadi kendala dalam melaksanakan mentorship , dikarenakan ada ungkapan dari mentee yang diungkapkan partisipan jika disuruh untuk melaksanakan tindakan keperawatan ada yang merasa keberatan, meskipun dalam ungkapan keberatan dalam bentuk canda gurau, padahal yang diperintahkan tersebut merupakan penilaian mentor terhadap sejauh mana kompetensi yang telah dimilikinya, hal ini kemugkinan disebabkan karena kelelahannya dalam pelayanan keperawatan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 527, "width": 240, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Hariyono (2012)diketahuibahwa beban kerja mempunyai hubungan yang bermakna dengan kelelahan kerja, kelelahan kerja perawat erat kaitannya dengan stres kerja. Beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan atau kejenuhan. Hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 669, "width": 237, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori kesadaran yang didapat dari hasil penelitian, ungkapan partisipan terkait kategori ini, yaitu ada beberapa mentee yang dalam proses bimbingan, ada yang kurang sadar dalam pelaksanaannya, sehingga partisipan ( mentor) harus terus sering meningatkannya dan membimbingnya. Terkait dengan waktu yang merupakan kendala dalam pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mentorship , partisipan mengungkapkan kesulitan dalam membagi waktu untuk membimbing, sehingga dalam pelaksanaannya partisipan melakukannya secara situasional dan disela-sela waktu senggang, sehingga dalam pelaksanaannya partisipan merasa belum maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 240, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan partisipan didukung oleh penelitian Martoredjo (2015)kendala dalam mentoring adalah bahwa mentor tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Meskipun mentor memiliki niat untuk menolong dan mendukung mentee, tetapi karena keterbatasan waktu, mentoring tidak berjalan dengan baik. Program mentoring yang formal biasanya membutuhkan waktu khusus, sehingga mentor dan mentee perlu mengaturnya dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 237, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori usia dari subtema kendala dari mentor yang didapat dari hasil penelitian, ungkapan partisipan untuk hal ini menjadi kendala, dikarenakan sudah diberikan bimbingan, pengarahan, mentee nya lupa, sehingga partisipan selalu mengingatkan dan mengulang beberapa kali terkait tindakan atau ada hal yang baru untuk di share ke mentee, dan hal ini terjadi pada partisipan yang usianya lebih tua, hal ini disebabkan karena faktor degeneratif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 237, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut didukung oleh teori yang mengatakan usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. (Notoatmodjo, 2012). Secara fisiologi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat digambarkan dengan pertambahan umur, peningkatan umur diharapkan terjadi pertambahan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh kembangnya. Akan tetapi pertumbuhan dan perkembangan seseorang pada titik tertentu akan terjadi kemunduran akibat faktor degeneratif (Suhaeni, 2005, dalam Martini, 2007)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 701, "width": 105, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 732, "width": 237, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti mengidentifikasi dua (2) tema yaitu 1) mendapatkan harapan dalam pelaksanaan mentorship 2) mendapatkan kendala dalam pelaksanaan mentorship. Berdasarkan hasil", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian diperoleh 2 tema, 4 subtema, dan 10 kategori. Untuk tema 1 terdiri dari 1 subtema dan 4 kategori, tema 2 terdiri dari 3 subtema dan 6 kategori. Tema yang didapat berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan software Nvivo versi 11.0 ( Trial ).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 164, "width": 100, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 196, "width": 237, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali, P. A., & Panther, W. (2008). Professional Development & The Role of Mentorship . Journal of Nursing Standart, 22(42), 35- 39.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 255, "width": 237, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, L. (2011). A Learning Resource For Developing Effective Mentorship In Practice. Journal of Nursing Standart, 25 (51), 48-56.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 314, "width": 237, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bennis, W.G. (2004). The Seven Ages Of The Leader, Harvard Business Review, 82, (1) 46-53.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 360, "width": 237, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blauvelth, M.J., & Spath, M.L. (2008). Mentor ing Perspektives. Journal Nursing Education Perspectives, 29 (1), 29-33.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 405, "width": 237, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bondas, T. (2006). Paths To Nursing Leadership. Journal of Nursing Management, 14, 332- 339.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 451, "width": 237, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Colaizzi, P. (1978a). Psychological research as the phenomenologist’s view it. In R. Vale & M. King (Eds.), Existential– phenomenological alternatives for psychology , 48–71. New York: Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 537, "width": 237, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J.W. (2003). Research Design Qualitative & Quantitative Aproaches, Sage Publications Inc. London.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 237, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dadge, J., & Casey, D. (2009). Supporting Mentor s In Clinical Practice. Journal Nursing Children and Young People, 21 (10), 35.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 642, "width": 237, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dermawan, Deden. ( 2012). Mentorship dan perceptorship dalam keperawatan . AKPER POLTEKKES Bhakti Mulia Sukoharjo. Diambil dari ejournal.stikespku.ac.id/index.php/ profesi/article/download/9/7 pada 16", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 725, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Februari 2014.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 743, "width": 237, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dyer,L. (2008).The Continuing Need for Mentor s in Nursing. Journal for Nurses in Staff Development, 24 (2),86-90.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eley, S.M. (2010). The Power of Preceptorship . Diambil dari http://rnjournal.com/journal- ofnursing/the-power-of-preceptorship pada 15 Februari 2014.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 240, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faiman B, Miceli TS, Richards T, Tariman JD. (2012). Survey of Experiences of an E- Mentorship Program: Part II. Clinical", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 209, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Oncology Nursing , 16(1):50-4.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faiman B. (2011). Overview and Experience of a Nursing E- Mentorship", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program .Clinical Journal of Oncology Nursing ;15(4):418-23.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagliardi, A. R., Perrier, L., Webster., F., Leslie.,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 208, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K., Bell., M., Levinson., W., Straus., S. E. (2009). Exploring mentorship as a strategy to build capacity for knowledge translation research and practice: protocol for a qualitative study. BioMed Central 4 (55).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 236, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerhart LA. (2012). Mentorship: A New Strategy to Invest in The Capital of Novice Nurse Practitioners. Nurse Leader.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 234, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gilmour JA, Kopeikin A, Douche J. (2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Student Nurses as Peer-Mentors: collegiality in practice . Nurse Educ Pract.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gilmour,J.A., Kopeikin, A.,& Douche,J. (2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 209, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Student Nurses as Peer- Mentor s: Collegiality in Practice,7, 36-43.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 236, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grant CS. (2015). Mentoring: Empowering Your Success. In: Grant PAPS, Editor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 208, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Success Strategies From Women in STEM (Second edition). San Diego: Academic Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 236, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grossman S. (2013). Mentoring in Nursing : a Dynamic and Collaborative Process. 2nd ed. New York, NY: Springer Pub.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 236, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haider, E. (2007). Coaching & Mentor ing Nursing Students. Nursing management, 14 (8).32-35.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hill LA, Sawatzky JA. (2011). Transitioning Into the Nurse Practitioner Role Through Mentorship . Journal of Professional", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 209, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursing : Official Journal of The American Association of Colleges of Nursing . 27(3):161-7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 725, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilyas, Y. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian, dan Penelitian . Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jones R. (2013). Mentoring in Nursing: a Dynamic and Collaborative Process . Nurse Education in Practice.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 105, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim KH, Zabelina DL. (2011). Mentors. In: Pritzker MARR, editor. Encyclopedia of Creativity (Second Edition). San Diego: Academic Press.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 164, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kolb, David A. (1984). Experiential Learning .", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 178, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "New Jersey : Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 210, "width": 237, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kram, K.E. & Isabella, L.A. (1985). Mentor ing Alternatives: The role of per relationships in career development . Academy of Management Journal 28 (1), 110-132.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 269, "width": 237, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan . Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 314, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martoredjo T.N (2015). Peran Dimensi", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 328, "width": 237, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mentor ing Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. Jurnal Humaniora , Vol 6 No 4 Oktober 2015. Marquis, B.L & Huston, C.J. (2012). Leadership Roles & Management Function: Theory & Aplication. 7 th edition. Philadelphia: Lippincoltt Williams & Wilkins.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mc Kimm, J., Jolie, C., & Hatter, M. (2007). Mentoring : Theory and Practice.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 460, "width": 209, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparedness to Practice, Mentoring Scheme . http://www. Faculty.", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 488, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Londondeanery.ac.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 502, "width": 178, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "uk/learning/feedback/files/judul.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 516, "width": 181, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperoleh tanggal 10 February 2012.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 532, "width": 237, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Norwood, A. W. (2010). The Lived Experience of Nurse Mentors: Mentoring nurses in the proffesion. Disertasi. Missouri: Faculty of The Graduate School University of Missouri-Columbia.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 610, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalia Devi (2012), Pengaruh Program", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 624, "width": 209, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mentor ing dalam Keperawatan Terhadap Penerapan Budaya Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap RS Islam Sultan Agung Semarang (Tesis) , FIK UI.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 683, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nursalam (2007). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, edisi 2.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 710, "width": 87, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salemba Medika", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 728, "width": 240, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olivero OA (2014). Mentoring Definition-The Mentor Within . Editor. Interdisciplinary Mentor ing in Science. San Diego: Academic Press.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 38, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 795, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 402, "top": 795, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desember 2018, Vol.1 No.2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 237, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Polit, D.F., & Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing Evidence for Nursing Practice. 9 ed. Lippincott Williams and Wilkins.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 237, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pribadi A (2009). Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi, Dan Persepsi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Dokumentasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Di", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 62, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jepara. Tesis", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 236, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhodes JE, Lowe SR, Schwartz SEO. (2011). Mentor Relationships. In: Prinstein BBB. Editor. Encyclopedia of Adolescence. San Diego: Academic Press", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 236, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robbins, P.S. (2006). Perilaku Organisasi . Edisi Bahasa Indonesia, edisi 10.Jakarta: PT. Indeks", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 324, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robbins, S., et al. (2000). Management , (2nd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 132, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ed), Prentice Hall, Sidney.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 237, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saragih, Nurmaida. (2011). H ubungan Program Prceptorship Dan Kaarakteristik Perawat Dengan Proses Adaptasi Perawat Baru di PKSC, RSB, dan RSPI. ( Tesis ) Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 237, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spencer, C. (1996) Mentoring Made Easy: A Practical Guide for Managers . New South", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wales Government Publication, Sydney.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speziale, H.J.S., & Carpenter, D.R. (2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 208, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative research in nursing advancing humanistic imperative (3 rd ed).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Philadelphia: Lippincott.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suroso Jebul. (2011). Penataan Sistem Jenjang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 208, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karir Berdasar Kompetensi untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Perawat di Rumah Sakit, Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 195, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekplamasi Vol. 6 No. 2 Edisi Sep 2011.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 610, "width": 237, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swansburg, R.C. (2000). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis, Alih Bahasa Suharyati Samba.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: EGC.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 670, "width": 237, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabak, N. & Koprak, O. (2007). Relationship Between How Nurses Resolve Their Conflicts With Doctors, Their Stress and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Job Satisfaction . Journal of Nursing", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 132, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management 15, 321–331.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 236, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vinales JJ. (2015). The Mentor as a Role Model and the Importance of Belongingness. British journal of nursing , 24(10):532-5.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 60, "width": 237, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilkies, Z. (2006). The Student- Mentor Relationship: A review of Literatur. Journal of Nursing Standar, 20 (37),42-47. Willems, H. & Smet, M. (2007). Mentor ing Driving Diversity, Organization Development Journal , 25(2) 107.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 150, "width": 237, "height": 153, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wilson, S., & Tilse C. (2006). Mentoring the Statutory Child Protection Manager – A strategy for promoting proactive, outcome focused management , Social Work Education, 25 (2) 177-188. Wong, A.T. & Prekumar. (2007). An Introduction to Mentoring Principles. Process & Strategy for Facilitating Mentoring Relationship at a Distance . http://www.usask.ca/gmcte/drupal/?q=res ouces. Diperoleh tanggal 24 Februari 2012.", "type": "Text" } ]
5b283538-8fb4-420d-33cd-f54736a0bb63
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SCOPE/article/download/15528/5580
[ { "left": 165, "top": 42, "width": 250, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 95, "width": 235, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Teaching", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 120, "width": 189, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| p-ISSN 2541-0326 | e-ISSN 2541-0334 | https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SCOPE/", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 787, "width": 181, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 788, "width": 59, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright ©2023", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 162, "width": 60, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Article", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 178, "width": 347, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Errors in Students’ Writing (Reports from ProWritingAid)", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 212, "width": 183, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma 1 , Evynurul Laily Zen 2", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 233, "width": 235, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5, Malang 65145, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 260, "width": 47, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K EYWORDS", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 257, "width": 97, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 46, "top": 277, "width": 490, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Errors; Grammatical errors; ProWritingAid. This research aims to find out the types of students’ writing errors which are detected and not by ProWritingAid, a language checker software. This was a qualitative research using a document analysis method with ProWritingAid being the primary language learning instrument to analyze. To collect the data,", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 331, "width": 289, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 pieces of students’ writing carried out as the experimental task for this research was focused on writing personal letter. These writings were checked in the software, and manually rechecked by the researchers afterward. The results show that ProWritingAid is able to detect 21 types of writing errors including missing pronoun, preposition, and determiner. Meanwhile, there are also undetected errors found, for example, unnecessary capitalization and missing punctuation. In conclusion, ProWritingAid can help students to analyze their errors. However, human analysis is still needed due to the undetected errors.", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 363, "width": 119, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CORRESPONDING AUTHOR ( S ):", "type": "Picture" }, { "left": 46, "top": 386, "width": 153, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 484, "width": 91, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 507, "width": 238, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extensive studies have been carried out to investigate students’ errors in writing (e.g., Abushihab, 2014; Amiri & Puteh, 2017; Kharmilah & Narius, 2019; Kumala et al., 2017; Nezami & Najafi, 2012; Pohan, 2018; Setyowati et al., 2020; Sumarti & Widodo, 2020; Taher, 2011) with the analysis being conducted manually. This kind of manual analysis, however, may take longer time and resources to do with the potential contribution of during the process (Al-Ahdal, 2020). As such, the use of Artificial Intelligence (AI) writing assistant software to analyze student’s errors becomes necessary. In responding to this need, further studies have been put in place, particularly to observe students’ writing errors using computer aided error analysis (see Agustin & Wulandari, 2022; Bailey & Lee, 2020; Ismawati et al., 2021; Tambunan et al., 2022; Vidhiasi & Haryani, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 472, "width": 237, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scientific observations have gone a bit further in comparing the effectiveness of using writing assistant software and human analysis. Park (2019), for example, compared the results between online grammar checker and human raters. For the online grammar checker, he used Grammarly because it is the most user-friendly grammar checker tool and popular for language learners. His findings revealed that some of the feedback given by Grammarly and human raters were comparable while some others were not. In other words, the grammar checker sometimes was successful in identifying the grammatical errors, but some other time was also failed to recognize the major grammatical errors and, thus, provided false feedback.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 665, "width": 239, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dembsey (2017) has also previously conducted a comparative analysis to the errors identified by Grammarly and 10 asynchronous online writing centre consultants with the key findings showing that", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 787, "width": 181, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 158, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen. 203", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 237, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grammarly was intended to deal with advanced grammar pointers, but it resulted in highly technical language and undefined terminology. Grammarly also had a high percentage of inaccuracies with most errors being attributed to its algorithm. Interestingly, some consultants did the same thing in which they used undefined grammatical terms and had content inaccuracies when using these terms, locating errors, and explaining them. However, the consultants could describe grammatical issues and use the students' own words.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 243, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As far as online grammar checker is concerned, Grammarly is not the only online tool existed; ProWritingAid is one on the list. Unlike Grammarly, there has been small number of studies looking at the utilization of ProWritingAid to analyze the students’ errors in writing. Ariyanto et al. (2019), for instance, investigated students’ responses towards the demerits of ProWritingAid through open-ended questionnaire with the findings indicating that the highest percentage were the statement “There were undetected grammatical errors (i.e., wrong tenses usage and subject-verb agreement)” and “There were some errors without the correct version”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 238, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This current research aims at conducting further exploration on the ability of ProWritingAid to detect or to identify grammatical errors in students’ writing in which the result is expected to help students, teachers, authors, and researchers to consider the use of ProWritingAid in analyzing writing errors. In specific, this research asks “What types of grammatical errors in students’ writing are reported and not by ProWritingAid?”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 486, "width": 53, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 509, "width": 72, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Design", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 235, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research employed a document analysis method. This was suitable because the researchers identified specified characteristics of the material. In addition, one of the purposes of document analysis in educational research is to analyze types of errors in students’ writings (Ary et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 49, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Participant", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 239, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The subject of this research was ProWritingAid. Cited from its official website, ProWritingAid is an artificial intelligence writing assistant software designed for professional authors who want to improve their manuscript before sending it to their editors. The grammar and style checker contains over 3,000 explanations and videos written by experts, so the users do not need to remember all the crazy rules. Nowadays ProWritingAid’s users come in many flavours, from best-selling authors to indie writers, from professional copy-editors to rookie bloggers, and from business experts to struggling", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 56, "width": 234, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "students. ProWritingAid also provides a report for every writer. Based on similarweb.com, the total visits of ProWiritingAid website are 2.1 million with bounce rate is 63.3%. There are two types of ProWritingAid; Free and Premium. For this research, Free ProWritingAid was used because it does not cost anything and can be used by everyone. It also has provided basic writing suggestions such as grammar, spelling, punctuation, word explorer and thesaurus.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 183, "width": 247, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Additional explanation by Perdana and Farida (2019), ProWritingAid is an online editing tool which also emerges to be one of the best writing assistants. What makes this application distinctive from others is in the way of presenting the reports of feedback. This application offers more in-depth reports than other grammar checker tools which help to analyze the text in 20 different reports in order to appeal different users with different strengths and weaknesses in writing. Of the 20 reports, these include style, grammar, overused words, clichés, thesaurus, repeats, length, pronoun, alliteration, transition, diction, and plagiarism. Besides comprehensive reports, the tool also gives scores to each report as well as the overall score, making the writers easier to improve the text. Moreover, ProWritingAid also integrates with other applications like Ms. Word, Open Office, Google Docs, Scrivener, and Google Chrome for the ease of editing.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 429, "width": 56, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Source", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 450, "width": 238, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The researchers used 18 pieces of writings as a primary data source. The writings were written by 18 11 graders of State Islamic Senior High School 2 Kuantan Singingi Regency, Riau Province, Indonesia. In this school, English was taught twice a week as a compulsory subject by an English teacher holding a Bachelor Degree in English Language Teaching. During their regular English classes especially in learning Personal Letter topic, the teacher asked the students to write a personal letter under the instruction: “Send a letter to your friend by telling them about your dream university and ask him/her about his/her dream university”. They wrote at least 3 paragraphs with 5-10 sentences for each paragraph, in which the writing session took place in 60 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 643, "width": 237, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The researchers chose those criteria because the students had experienced learning English and writing in English when they were in 10th grade students. Before they are in 12th grade students, they can know their writing’s errors in 11th grade. The topic of personal letter was chosen because they only need to express their feelings and experiences to the receiver of the letter but they still follow the generic structure of that text. Another consideration is that due to the students’ score in English in 10th grade students which consisted of very good,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Picture" }, { "left": 67, "top": 787, "width": 134, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen", "type": "Page footer" }, { "left": 336, "top": 787, "width": 184, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 787, "width": 16, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 56, "width": 235, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "good, enough, and less level so that the personal letter is not too easy for the very good students and not too difficult for the low students.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 103, "width": 60, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 125, "width": 237, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to analyze the data and get the answer for the research question, first, the researchers input the students’ writing into the ProWritingAid. After inputting the students’ writing, the researchers clicks the grammar feature on the top and clicks grammar issue found on the left side. To justify this research, the researchers focus on the grammar feature only.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 328, "width": 98, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Grammar Check", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 348, "width": 239, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Then, the grammatical errors issued by ProWritingAid will be inputted to the table 1 (The Reported Grammatical Errors). To provide the unreported errors, the researchers did some steps. The first, the researchers focused on the types of grammatical errors which had been reported in Table 1. The second step, when the researchers found the same errors like in Table 1 after inputting the other students’ writing to the ProWritingAid but it could not be detected by the software, so the researchers inputted it into Table 2 (The Unreported Grammatical Errors). For example, in one student’s writing, ProWritingAid could detect possible unnecessary capitalization, however in other student’s writing, ProWritingAid failed to detect it. Again to justify the finding of the unreported errors, although the researchers found other errors, the researchers did not provide it to Table 2 if it was not the same case as Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 591, "width": 147, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 49, "top": 613, "width": 237, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the reported and unreported types of grammatical errors by ProWritingAid in students’ writing were shown through tables.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 660, "width": 228, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 . The Reported Grammatical Errors by ProWritingAid", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 672, "width": 209, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Grammar Issues Total Percentage 1. Possible punctuation mistakes 3 3.06% 2. Missing punctuation 10 10.20% 3. Possible missing comma 4 4.08%", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 56, "width": 200, "height": 357, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Missing comma before or after vocative 1 1.02% 5. Possible comma splice 9 9.18% 6. Missing comma before coordinating conjunction when it separates two independent clauses 2 2.04% 7. Missing comma after subordinate clause 2 2.04% 8. Missing comma after introductory phrase 2 2.04% 9. Missing comma after prepositional phrase 1 1.02% 10. The punctuation mark ‘?’ may not require a space before it. Consider removing the space. 11 11.22% 11. The punctuation ‘,’ may not require a space before it. Consider removing the space. 3 3.06% 12. The punctuation ‘.’", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 401, "width": 202, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "May not require a space before it. Consider removing the space. 3 3.06% 13. Possible missing determiner 1 1.02% 14. Possible confused word 15 15.31% 15. Unknown word 1 1.02% 16. Missing capitalization at the start of a sentence 9 9.18% 17. Possible unnecessary capitalization 8 8.16% 18. Possible run-on sentence 6 6.12% 19. Possible missing preposition 4 4.08% 20. Possible confused preposition 2 2.04% 21. Possible confused pronoun 1 1.02% Total 98 100.00%", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 709, "width": 238, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To answer the research question, “What types of grammatical errors in students’ writing are reported by ProWritingAid?” Table 1 showed that 21 types of grammatical errors of students’ writing were detected by ProWritingAid. The highest percentage was 15.31%", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 787, "width": 181, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 158, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen. 205", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 234, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belonged to possible confused words. ProWritingAid has explained this type of error in its website. It is stated that there are many words that are similar in spelling but have vastly different meanings. If the author uses the incorrect word, the sentence won't make sense.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 130, "width": 235, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ProWritingAid has identified some of the most common confused word pairs so the author can correct the writing as necessary. Some of these pairs might just be spelling mistakes. Some might actually be confused words. As always, the author has the power to choose whether you accept a suggestion. If a suggestion makes little sense, the author can simply hit \"Ignore\" to move on to the next option. Some of the reported examples by ProWritingAid are “We graduated form Junior high school”, “We havn’t met”, and “I really wan to take”. The suggestions given are “We graduated from Junior high school”, “We haven’t met”, “I really want to take”. From those examples, it can be seen that the words are spelling mistakes and the given suggestions are accepted.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 238, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This type of error and suggestion were also reported by Yang (2018). He used SpellCheckPlus as the grammar checker. The example he displayed in the figure was “I checked speling errors before submitting the assignment”. The suggestions available are 23 forms so that the author can choose the appropriate one. However, the report was included into spelling error not grammatical error like ProWritingAid was. To make it sure, the researchers retyped “I really want to take” in ProWritingAid box, it indicated that the issue found is grammatical issue while spelling score is 100% which meant no mistake. Although both ProWritingAid and SpellCheckPlus are online grammar checkers but they have different classification of error. However, they are successful to detect the error which can help the authors to fix their writing.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 238, "height": 255, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The errors which had various types were dealing with punctuation. There were 12 types of punctuation errors reported by ProWritingAid with the different total percentage: the punctuation mark ‘?’ may not require a space before it. Consider removing the space 11.22%, i.e. have you tried to test there ? ; missing punctuation 10.20%, i.e. I hope you are right(.) ; possible comma splice 9.18%, i.e. I miss you very much,(.) I want to tell you about my dream university, ; possible missing comma 4.08%, i.e. Ayu(,) actually I wrote this letter… ; possible punctuation mistakes 3.06%, i.e. How are you.(?) ; the punctuation ‘,’ may not require a space before it. Consider removing the space 3.06%, i.e. Actually , I want to join… ; the punctuation ‘.’ may not require a space before it. Consider removing the space 3.06%, i.e. I’m interested in listening to the story . ; missing comma before coordinating conjunction when it separates two independent clauses 2.04%, i.e. I am happy that soon we will graduate(,) but I am also sad because we will separate. ; missing comma after subordinate clause 2.04%, i.e. even though we can’t be together like before(,) I hope you don’t forget me ; missing comma after introductory phrase 2.04%, i.e.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 55, "width": 236, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hopefully you’re alright. ; missing comma before or after vocative 1.02%, i.e. Ayu(,) I also want to inform… ; and missing comma after prepositional phrase 1.02%, i.e. After graduating(,) which university do you want to go to? .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 121, "width": 241, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The errors of punctuation were also detected by Grammarly. It was reported by Kotsyuk (2015). He identified the grammatical errors in the sentences produced by Ukranian students of English using Grammarly. Grammarly noticed some errors of punctuation. The first was comma misuse within a clause, missing comma after introductory phrase in particular; In winter(,) we like spending long cold evenings by watching some amazing film or just reading a fascinating book. The researchers rechecked it in Grammarly. Unfortunately, it needed a premium version. So, the researchers tried to check it in free version of ProWritingAid. The researchers were surprised because the free version of ProWritingAid could detect the error by stating “Missing comma after prepositional phrase” and gave the feedback like what Grammarly did: In winter(,) we like spending long cold evenings by watching some amazing film or just reading a fascinating book. It confirmed the students’ perception in Ariyanto et al. (2019). They stated, “ProWritingAid is easy to be accessed.”. The second was missing comma in a compound sentence; Poland and Canada helped me to prove my English skills(,) but I know that it is not the end . The researchers typed the sentence in Grammarly. Again, it needed the premium version. The note given by the Grammarly was punctuation in compound or complex sentence.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 428, "width": 240, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Due to the premium version, so the researchers could not know the feedback directly. Same as the previous issue, the researchers checked it in ProWritingAid. No error of punctuation could be detected by ProWritingAid. However, the same issue was detected before. The type of error was missing comma before coordinating conjunction when it separates two independent clauses; I knew getting in there would be very difficult(,) but at least we have to try right?. As a result, it showed the inconsistency capability of ProWritingAid.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 551, "width": 242, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The third was unnecessary comma in a complex sentence; Some of them I can see every day, because we are studing together, going out and living. We like spend weekends together, as we all study in different cities and do not have possibility to meet more often. When the researchers rechecked the sentence in Grammarly, it was found that Grammarly failed to detect the punctuation error even Kotsyuk (2015) only stated the sentence without stating the location of error. To ensure the error, the researchers checked it in ProWritingAid. The result was the same as Grammarly. It confirmed the students’ perception in Ariyanto et al. (2019) which stated that there were undetected grammatical errors. Finally, the researchers used SpellCheckPlus. It was different because SpellCheckPlus could detect the error. It was written “One does not usually a comma here “, and given the underline in the location of the error; “Some of them I can see everyday, because we are studing together, going out and living. We like spend weekends together, as we all study in different cities and do not have possibility to meet more", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Picture" }, { "left": 67, "top": 787, "width": 134, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen", "type": "Page footer" }, { "left": 336, "top": 787, "width": 184, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 787, "width": 16, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 55, "width": 238, "height": 255, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "often. The fourth issue was comma splice. This issue was also found by the researcher using ProWritingAid. Kotsyuk (2015) provided the error with the sentence: My father is a mechanic by profession,(;) he likes reading books and watching television . The feedback of this error only could be analyzed by using premium version of Grammarly. Hoever, ProWritingAid was superior because it could be detected by free version. The feedback given by ProWritingAid was to change the comma into full stop. Due to the feedback written by Kotsyuk (2015) whom the researcher assumed using premium version, it also indicated no error in ProWritingAid when it was changed into semicolon. The fifth was Incorrect punctuation with quotation mark: “Family is not an important thing, it’s everything(.)”. Unfortunately, the explanation of this issue was available in premium version. When the researcher checked it in ProWritingAid, it was stated that grammar 1 issue found. However when the researcher went to the item, there were no feedback and explanation about the error. It confirmed again the students’ perception about ProWritingAid in Ariyanto et al. (2019) which mentioned “There were some errors without the correct version”.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 316, "width": 243, "height": 221, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The reports also had discovered that errors in capitalization were higher than other errors although it was not the highest one. Two types of errors which occurred were 9.18% of missing capitalization at the start of a sentence (i.e. have you over told me that you have a dream… ) and 8.16% of possible unnecessary capitalization (i.e. …i am Fine here… ). The error of capitalization was also reported by Grammarly. For example, Bailey and Lee (2020) displayed the error of capitalization by Grammarly under the convention category and Almusharraf (2020) also reported the capitalization as an error type detected by Grammarly. However, they did not provide the example of the sentence. It differed from Bailey and Lee (2020), Kotsyuk (2015) grouped the capitalization in style errors (i.e. capitalization at the start of a sentence: that is my cup of tea.). In addition, Chen et al. (2009) analyzed the students’ writing using My Access. The system also could detect the error of capitalization.", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 543, "width": 253, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beside capitalization, errors of preposition and determiner were also found in this research. The categories for errors of preposition were possible missing preposition with the percentage 4.08% (i.e. … don’t forget to reply (to) my letter, ) and possible confused preposition with the percentage 2.04% (i.e. …and excited for (excited about) my college ). While determiner error, it was possible missing determiner with the percentage 1.02% (i.e. I hope we can join (a) dream university! ). Sahu et al. (2020) evaluated performance of 5 different grammar checking tools; Grammarly, Ginger, ProWritingAid, LanguageTool, and After The Deadline. They evaluated the performance of the tools through 5 types of error; sentence structure error, spelling error, syntax error, punctuation error, and semantic error. The position of preposition error and determiner in terms of article was in syntax error. Other errors also included in syntax error were subject verb agreement, verb form error, noun number error, and preposition error. The examples of error which became the metric of evaluation were “ He has", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 55, "width": 234, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "recovered of (from) his illness.” (Preposition error), “ He is not to blame.” (A valid example of agreement between subject and verb) , “(The) Book you want is out of print.” and “ He returned after a (an) hour.” (Article error), “He paid a sum of money for the informations (information).” and “The sceneries here are (The scenery here is) very good.” (Noun number error), and “She leaves (left) school last year .” and “The boys are play (playing) hockey.” (Verb form error) . The results’ evaluation of syntax error found that Grammarly outperformed specifically in syntax error with the highest accuracy then followed by Ginger, LanguageTool, ProWritingAid, andAfter The Deadline. It meant that PoWritingAid was in the moderate level.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 213, "width": 237, "height": 304, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The next error type reported by ProWritingAid was possible run-on sentence with the prcentage 6.12% (i.g. … how are you in Bogor is (Bogor? Is) it true that it is often said …). Otoshi (2005) used criterion and human instructors to detect the students’ errors. The result showed that Criterion could not detect any run-on error while human instructors could detect one error of run-on. The different findings were found by (Chen et al., 2009). Among the 87 errors detected by Criterion, 67 were confirmed by the raters as run-on sentences. The accuracy rate was about 77%. The accuracy rate was high, and false alarms occurred when students used “that is” at the very beginning of a sentence. As mentioned by Yang (2018), SpellCheckPlus also could detect run-on sentences in students’ writing assignments. Almusharraf (2020), he analyzed the students’ writing using Grammarly and human raters. However, Grammarly could analyze no run- on sentence whereas human raters could analyze 81 of run on sentences. Since this research did not compare the analysis to human raters, the researcher could not provide the comparison. In general, ProWritingAid is still possible to be used because its capability in detecting the run-on sentence.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 525, "width": 239, "height": 255, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The last report was possible confused pronoun with percentage 1.02% (i.e. I’m waiting for you (your) reply.). The other computer analysis which also could detect the error of pronoun was Grammarly. It was based on Agustin and Wulandari (2022), they found 4.20% of pronoun errors in the students’ writing were detected by Grammarly. Deeply, Chen et al. (2009) revealed among the 83 errors of pronoun detected by My Access, only 5 were confirmed by the human raters as grammatically incorrect. The accuracy was only about 6%. Some pronouns were highlighted, but learners might have difficulty understanding why. Unlike ProWritingAid, My Access seemed to not provide the feedback directly. It could be seen from what Chen et al. (2009) wrote about the examples of correct detection as follows: “Sports not only can strong health of us<Pronoun errors (ESL)>, soul in we but also have many benefit.”, “Education them<Pronoun errors (ESL)> is more important than just offering them money.”, and “After class I usually to ask she<Pronoun errors (ESL)> my questions which I did not understand.”. there was no feedback given by My Access. It confirmed the study by Ariyanto et al. (2019) which", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 787, "width": 181, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 158, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen. 207", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 55, "width": 236, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "found the students’ perceptions of ProWritingAid was highly rate for the statement “ProWritingAid helps the students to know, fix, and learn the errors that they made”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 232, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 . The Unreported Grammatical Errors by ProWritingAid", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 111, "width": 209, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Grammar Issues Total Percentage 1. Missing capitalization at the start of a sentence 3 25% 2. The punctuation mark ‘?’ may not require a space before it. Consider removing the space.", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 159, "width": 195, "height": 215, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 8% 3. Missing punctuation 3 25% 4. Missing comma after prepositional phrase 1 8% 5. Possible unnecessary capitalization 2 17% 6. Possible missing comma 1 8% 7. Possible run-on sentence 1 8% Total 12 100%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 245, "height": 396, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To answer the research question, “What types of grammatical errors in students’ writing are unreported by ProWritingAid?” Table 2 showed that 7 types of grammatical errors of students’ writing were not detected by ProWritingAid. They were missing capitalization at the start of a sentence (25%), missing punctuation (25%), possible unnecessary capitalization (17%), the punctuation mark ‘?’ may not require a space before it. Consider removing the space (8%), missing comma after prepositional phrase (8%), possible missing comma (8%), and possible run-on sentence (8%). The researcher analyzed the unreported reports based on the types of errors in previous reported results (Table 1). Those reports were not detected by ProWritingAid so that the researcher could not put it in the table 1. However, the types of errors were the same as table 1. The following are the examples of how the errors were detected in Table 1, but it was failed with other sentences. The first was missing capitalization at the start of a sentence; Reported: have you over told me that you have a dream… vs. Unreported: have you tried to test there ?. The second was missing punctuation; Reported: I hope you are right() vs. Unreported: … I hope you don’t forget me(). The third was possible unnecessary capitalization; Reported: …i am Fine here… vs. Unreported: after graduating From MAN. The fourth was the punctuation mark ‘?’ may not require a space before it. Consider removing the space.; Reported: have you tried to test there ? vs. Unreported: …which university do you want to got ?. The fifth was missing comma after prepositional phrase; Reported: After", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 56, "width": 236, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "graduating which university do you want to go to? vs. Unreported: After graduating which university do you want to got ?. The sixth was possible missing comma. Reported: Ayu actually I wrote this letter… vs. Unreported: hi ayu how are you there. The last was possible run-on sentence; Reported: …how are you in Bogor is it true that it is often said… vs. Unreported: how are you there I’m fine here.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 169, "width": 240, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It confirmed the previous study from Ariyanto et al. (2019) that one of the students’ perceptions related to ProWritingAid was “There were undetected grammatical errors”. To respond to this statement, they suggested the English teachers to not using ProWritingAid to EFL students with low English proficiency level as ProWritingAid could not be the best choice to help students with poor sentence construction skill. Thus, the students must have a Basic English Grammar in the first place. In addition, Wahyuda et al. (2022) said, “There are still some shortcomings of the application”. The application referred to ProWritingAid. As also mentioned by Al-Ahdal (2020), computers were still lack artificial intelligence perfectly comparable to the human mind so that many software could not deal with learners’ unexpected linguistic flaws or innovative constructions as seen in poetic output.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 412, "width": 77, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 435, "width": 236, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In conclusion, ProWritingAid especially the free version can help students to analyze their errors. However, human analysis/teacher’s feedback is still needed due to the unreported errors. The reported reports only stated the errors based on what ProWritingAid provided specifically in grammatical issues. For the unreported reports, the researcher didn’t involve the raters so that the reports were limited. It is much recommended for future research to compare between ProWritingAid reports and rater analysis reports to get deeper explanation about the errors. It is also recommended to use the premium version of ProWritingAid since it might give different results. Conducting the further research using different text type is highly expected.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 638, "width": 71, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 661, "width": 241, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abushihab, I. (2014). An analysis of grammatical errors in writing made by Turkish learners of English as a foreign language. International Journal of Linguistics , 6 (4), 213-223. Retrieved from http://dx.doi.org/10.5296/ijl.v6i4.6190", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 735, "width": 238, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustin, R., & Wulandari, S. (2022). The analysis of grammatical errors on students’ essay writing by using Grammarly. Jurnal Pendidikan Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Picture" }, { "left": 67, "top": 787, "width": 134, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen", "type": "Page footer" }, { "left": 336, "top": 787, "width": 184, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 49, "top": 787, "width": 16, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 56, "width": 214, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inggris Proficiency , 4 (1), 39-46. Retrieved from https://doi.org/10.32503/proficiency.v4i1.2247", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 90, "width": 234, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Ahdal, A. A. M. H. (2020). Using computer software as a tool error analysis: giving EFL teachers and learners a much-needed impetus. International Journal of Innovation, Creativity, and Change , 12 (2), 418-437. Retrieved from www.ijicc.net", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 164, "width": 260, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Almusharraf, N. (2020). Gender-based EFL writing error analysis using human and computer-aided approaches. Educational Measurement: Issues and Practice , 1-12. Retrieved from https://doi.org/10.1111/emip.12413", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 238, "width": 377, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amiri, F., & Puteh, M. I. (2017). Error analysis in Academic Writing: A Case of International postgraduate students in Malaysia. Advances in Language and Literary Studies , 8 (4), 145-223. Retrieved from http://dx.doi.org/10.7575/aiac.alls.v.8n.4p.141", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 326, "width": 236, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ariyanto, M. S. A., Mukminatien, N., & Tresnadewi, S. (2019). Students’ and teacher’s perceptions towards the implementation of ProWritingAid and teacher feedback. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan , 4 (10), 1353-1363. Retrieved from http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 413, "width": 234, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C., & Razavieh, A.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 426, "width": 208, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010). Introduction to Research in Education . Belmont: Wadsworth.", "type": "List item" }, { "left": 49, "top": 461, "width": 264, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bailey, D., & Lee, A. R. (2020). An exploratory study of Grammarly in the language learning context: an analysis of test-based, textbook-based and Facebook corpora. TESOL International Journal , 15 (2), 4-27. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1268470.pdf", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 548, "width": 238, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chen, H. H., Chiu, S. T., & Liao, P. (2009). Analyzing the grammar feedback of two automated writing evaluation systems: My access and criterion. 英語", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 590, "width": 209, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "教學 English Teaching & Learning , 33 (2), 1-43.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 604, "width": 353, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from http://rportal.lib.ntnu.edu.tw/bitstream/20.500.122 35/12181/1/ntnulib_ja_B0201_3302_001.pdf", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 652, "width": 234, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dembsey, J. M. (2017). Closing the Grammarly® Gaps: A study of claims and feedback from an Online Grammar Program. JSTOR , 36 (1), 63-100.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 692, "width": 353, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from https://www.jstor.org/stable/44252638", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 726, "width": 238, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ismawati., Akib, E., & Muhsin, M. A. (2021). How errors made in essay writing: An analysis using Grammarly software in EFL students. Journal of Language Teaching and Literature , 9 (1), 109-118.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 56, "width": 353, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from https://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/ideas/ar ticle/download/1815/1432", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 103, "width": 234, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kharmilah, P., & Narius, D. (2019). Error analysis in writing discussion text made by students at English Department of Universitas Negeri Padang. Journal of English Teaching , 8 (3), 327-335. Retrieved from http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jelt", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 177, "width": 234, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotsyuk, L. M. (2015). English language error analysis of the written texts produced by Ukranian learners: data collection. Cognitive Studies , 15 , 389-395.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 217, "width": 353, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/pl/", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 252, "width": 232, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kumala, B. P., Aimah, S., & Ifadah, M. (2017). An", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 265, "width": 213, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Grammatical Errors on Students’ Writing. 2nd English Language and Literature International Conference (ELLiC) Proceedings, 6, 144-223.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 326, "width": 234, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nezami, A., & Najafi, M. S. (2012). Common error types of Iranian learners of English. English Language", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 352, "width": 208, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teaching , 5 (3), 160-170. Doi: 10.5539/elt.v5n3p160", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 387, "width": 247, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Otoshi, J. (2005). An analysis of the use of criterions in a writing classroom in Japan. The JALT CALL Journal , 1 (1), 30-38. Retrieved from https://pdfs.semanticscholar.org/8d9e/3b32934e5f 76d20b177846e2a5e16f1b7924.pdf", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 461, "width": 238, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Park, J. (2019). An Al-based English Grammar Checker vs. Human Raters in evaluating EFL learners’ writing. MALL (Multimedia-Assisted Language Learning) , 22 (1), 112-131. Retrieved from http://journal.kamall.or.kr/wp- content/uploads/2019/3/Park_22_1_04.pdf", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 548, "width": 241, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perdana, I., & Farida, M. (2019). Online grammar checkers and their use for EFL Writing. Journal of English Teaching, Applied Linguistics and Literatures (JETALL) , 2 (2), 67-76. Retrieved from https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jetall/articl e/download/7332/5757", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 635, "width": 234, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pohan, A. E. (2018). The students’ types error on writing descriptive text (an analysis study at senior high school). ANGLO-SAXON , 9 (1), 92-100. Retrieved from https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/jurnala nglo-saxon/article/download/1419/1035", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 723, "width": 240, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahu, S., Vishwakarma, Y. K., Kori, J., & Thakur, J. S. (2020). Evaluating performance of different grammar checking tools. Journal of Advanced Trends in Computer Science and Engineering , 9 (2),", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 28, "width": 358, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ASITHA R AHMA , E VYNURUL L AILY Z EN / SCOPE : J OURNAL OF E NGLISH L ANGUAGE T EACHING - V OL . 07 I SSUE 02 (M ARCH 2023) 202-209", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 787, "width": 181, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30998/scope.v7i2.15528", "type": "Page footer" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 158, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masitha Rahma, Evynurul Laily Zen. 209", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 56, "width": 256, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2227-2233. Retrieved from https://doi.org/10.30534/ijatcse/2020/201922020", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 253, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setyowati, L., Sukmawan, S., El-Sulukiyyah, A. A., Lestari, P. A., & Mabaroh, B. (2020). Solving the Students’ Errors during their Learning of Essay Writing in a Hybrid Setting. iNELTAL Conference Proceedings, 60-70. Retrieved from http://ineltal.um.ac.id/wp- content/uploads/2020/12/Lestari-Setyowati-Sony- Sukmawan-Ana-Ahsana-El-Sulukiyyah-Putri- Ayu-Lestari-Barotun-Mabaroh-Solving-The- Students%E2%80%99-Errors-during-Their- Learning-of-Essay-Writing-in-a-Hybrid- Setting.pdf", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 285, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumarti, S., & Widodo, P. (2020). Writing errors in students’ foreign language acquisition. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra , 4 (2), 215-223. Retrieved from https://ojs.unm.ac.id/eralingua", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 234, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taher, A. (2011). Error Analysis: A Study of Swedish Junior High school Students’ Texts and Grammar Knowledge. (Master’s thesis, Uppsala University,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 371, "width": 206, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sweden). Retrieved from http://www.diva- portal.org/smash/record.jsf?pid=diva2:496190", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 405, "width": 233, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tambunan, A. R. S., Widya, A., Sari, W. S., & Lubis, F.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 56, "width": 218, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. (2022). Investigating EFL students’ linguistic problems using Grammarly as automated writing evaluation feedback. Indonesian Journal of Applied Linguistics , 12 (1), 16-27. Retrieved from https://doi.org/10.17509/ijal.v12i1.46428", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 130, "width": 234, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidhiasi, D. M., & Haryani. (2020). The implementation of Grammarly in error analysis. Jurnal Sains dan Teknologi MARITIM , 21 (1), 16-22. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/3462688 68_The_Implementation_of_Grammarly_In_Error _Analysis_Implementasi_Grammarly_Dalam_Erro r_Analysis", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 230, "width": 240, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyuda, M. I., Putera, A. A., & Khuseini, M. (2022). The effectiveness of ProWritingAid toward students writing skills in senior high school. Journal of English Teaching and Learning , 1 (1), 25-33. Retrieved from http://urj.uin- malang.ac.id/index.php/jetl", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 318, "width": 241, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang, H. (2018). Efficiency of online grammar checker in English writing performance and students’ perceptions. Korean Journal of English Language and Linguistics , 18 (3), 328-348. Retrieved from http://journal.kasell.or.kr/xml/15806/15806.pdf", "type": "Text" } ]
3be7197f-5a8c-d96c-e994-9eb9892a32c2
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt/article/download/3697/2909
[ { "left": 256, "top": 28, "width": 266, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN. 2808-4608", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 758, "width": 402, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk. Anisa Tri Hutami,et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 796, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "801", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 89, "width": 433, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 147, "width": 247, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisa Tri Hutami 1 , Evawanti A. Warsito 2 1,2 Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Sorong, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 187, "width": 227, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 302, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 315, "width": 155, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Virgin coconut oil, fermentation,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 200, "width": 446, "height": 278, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saccharomyces cerevisiae The many advantages of processed coconut products are shown by virgin coconut oil. Extraction, centrifugation, and fermentation are the three main methods for producing virgin coconut oil. In this experiment, baker's yeast (Saccharomyces cerevisiae) was used to ferment virgin coconut oil. The purpose of this research is to identify the properties of virgin coconut oil as a function of fermentation duration and mass variation of Saccharomyces cerevisiae. According to this research, separating the water from the milk of coconuts is the first step in producing virgin coconut oil. Fermentation lengths of 12, 18, and 24 hours are used to combine skimmed cream with Saccharomyces cerevisiae, with amounts ranging from 0 to 2 grammes. Iodine, peroxide, and acid quantities are then determined by analysing the virgin coconut oil that is produced. Research shows that while making virgin coconut oil from coconut milk, the amount of time yeast is left to ferment and the mass of Saccharomyces cerevisiae do not correlate with the iodine number. The peroxide number for all variables of fermentation duration and yeast mass is two meq/kg. The acid number tends to increase with the length of fermentation, with the highest value being 0.6% at 24 hours of fermentation time and the yeast mass of Saccharomyces cerevisiae 1.5 grams. Email : [email protected] [email protected] Copyright © 2023 Journal Eduhealt. All rights reserved is Licensed under a Creative Commons Attribution- Non", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 468, "width": 248, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Commercial 4.0 International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 454, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coconut ( Cocos nucifera L .) is a plant that can be used by humans, from the tops of the leaves to the roots. Coconut belongs to the palm tribe (aracaceae) and is a plant that has many benefits and thrives in tropical regions such as Indonesia. Coconut palms grow up to 30 meters, producing 75 fruits per year with favourable environmental conditions[1]. In the city of Sorong, Southwest Papua Province, coconuts thrive along coastlines as well as plantations. Coconut production in West Papua Province in 2019 was 16,169 yon, an increase of 2.62% compared to 2018. So, the diversification of coconut products is needed to increase the usefulness of coconuts in the community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the beginning of 2022, Indonesia experienced a scarcity of palm oil products, which are the people's main choice in processing fried foods. This causes people to start looking for other alternatives to the use of goring oil, one of which is coconut oil. Coconut oil can be made on a household scale by cooking coconut milk into coconut oil and blondo. However, this process requires a long time and a lot of fuel[2]. Besides being able to be obtained into cooking oil, old coconut milk can be processed into Virgin Coconut Oil (VCO), which does not require high temperatures in the manufacturing process, otherwise known as the wet coconut process .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unlike in the manufacture of coconut oil, VCO maintains the distinctive aroma of coconut so as to produce more fragrant dishes. VCO contains higher saturated fatty acids than palm oil, so it tends to be more stable in structure [3]. VCO is also considered healthier, with antioxidant content, acts as a probiotic, and can play a role in weight loss. In addition, VCO can also be used in skin and hair care.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 28, "width": 266, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN. 2808-4608", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 758, "width": 402, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk. Anisa Tri Hutami,et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 796, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "802", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of making VCO can be done in several ways, namely enzymatic, microbial fermentation, acidification, centrifugation, and fishing [ 3]. Virgin coconut oil is extracted from fresh coconut flesh or dried coconut meat. The oil content in copra is generally 60-65%, while the oil content in fresh coconut flesh is around 43% [4]. Mechanically, by spinning at high speeds, the centrifugation process separates the fat-protein linkages in coconut milk. Water and oil will naturally separate after centrifugation since their specific gravities are different [5].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 454, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, a fermentation process was used to make VCO by using baker's yeast ( Saccharomyces cerevisiae ) as a starter in the fermentation process of old coconut milk to become VCO. Baker's yeast is used because, in the form of emulsions, it can produce enzymes that play a role in converting glucose into alcohol. The resulting alcohol plays a role in breaking down the coconut milk emulsion to produce oil [6]. The advantages of fermentation demtode are energy saving, ease of taking the oil produced, and the quality of the oil produced can be maintained by adjusting the ratio of raw materials with Saccharomyces cerevisiae used [7].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 81, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 454, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The necessary ingredients are aged coconut meat, water, baker's yeast ( Saccharomyces cerevisiae ), chloroform, Wijs solution, Potassium Iodide, NaOH, Sodium Thiosulfate, amylum indicator, phenolphthalein indicator, 95% ethanol. Old coconut meat obtained at the market in Sorong City is shredded and squeezed by adding enough water to produce coconut milk. The next step in making coconut milk cream is to let the milk sit for two hours. Next, the water is drained from the coconut milk and its cream is collected. 100 grammes of coconut milk cream with baking yeast starting at concentrations of 1, 1.5, and 2 grammes, respectively. After that, the fermentation process is carried out anaerobically for 12 hours, 18 hours and 24 hours.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 100, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Number of Iods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The iodine number was measured by weighing 5 grams of coconut oil sample and then put into a lidded Erlenmeyer. Then, for 30 minutes while shaking every so often, 10 millilitres of chloroform and 25 millilitres of Wijs reagent were kept in a dark room. Next, 50 ml of equates, 2 ml of amylum, and 10 ml of 15% KI solution were used. Next, titrate with 0.05 N sodium thiosulfate until the blue tint goes away [8]. The formula for the iodine number, which is grammes of absorbed iodine per 100 g, is:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 356, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: T = Normality of standard solution of sodium thiosulfate V3 = Sodium thiosulfate solution volume needed for blank titration in millilitres V4 = Sample titration volume for ntarium thiosulfate solution m = sample weight (grams)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 121, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Number of Peroxide", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 454, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The peroxide number was measured by weighing 0.3 - 5.0 grams of oil samples into a 300 ml. Mix 20 ml of glacial acetic acid, 25 ml of 95% ethanol, and 55 ml of chloroform in 30 ml of Erlenmeyer's solution. Before adding aquadest titrate, which is a standard solution of 0.02 N sodium thiosulfate with starch solution as an indicator, add I gr KI and let it sit in a dark spot for 50 ml. Determine the sample's peroxide number and set up blanks [9].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The number of peroxides is expressed in milligrams of the equivalent of active oxygen per kg, using the formula:", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 676, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(", "type": "Table" }, { "left": 299, "top": 676, "width": 17, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ")", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 58, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 276, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V0 = Volume of sodium thiosulfate solution for blanks in ml V1 = Volume (ml) of sodium thiosulfate solution for sample T = Normality of standard solution of sodium thiosulfate used", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 28, "width": 266, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN. 2808-4608", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 758, "width": 402, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk. Anisa Tri Hutami,et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 796, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "803", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 137, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M = Example weight in grams", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test the Number of Acids", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weigh 2-5 grams of oil sample into Erlenmeyer 250 ml, then add 50 ml of 95% neutral ethanol. Add 3 – 5 indicators of Phenolpthalein and titrate with a standard solution of 0.1 N NaOH until the pink colour remains (unchanged for 15 seconds) [9]. The acid number is expressed as mg KOH/gram of fat using the formula:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 188, "width": 211, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: V = Volume of NaOH required in titration (ml) T = normality NaOH m = sample weight in grams M = Molecular weight of fatty acids", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In coconut oil testing, the acid number is calculated as lauric acid, which has a molecular weight of 200.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 177, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The outward manifestations of virgin coconut oil include a clear aroma of coconut, the absence of rancidity, a flavour profile typical to coconut oil, and an obvious hue. Virgin coconut oil made to Indonesian National Standard (SNI) standards looks, smells, tastes, and looks the same as other brands.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 414, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Fermentation Duration and Yeast Mass of Saccharomyces cerevisiae on Iodine Number", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The iodine number may be used to determine how unsaturated the fatty acid components of the fat are. Adding yeast and adjusting fermentation time had no discernible impact on the outcome of the whole treatment, according to linear regression analysis (p > 0.05). Based on Table 1, the average iodine number resulting from the influence of fermentation duration and yeast addition is 4.16 – 4.57, where this value is in accordance with the standard set by SNI for iodine number in virgin coconut oil, which is 4.10 – 11.0 mgrek / kg.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 454, "width": 432, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Effect of Fermentation Duration and Yeast Mass of Saccharomyces cerevisiae on Iodine", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 467, "width": 277, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Number Fermantation Time Massa Ragi Saccharomyces cerevisiae 0 gr 1 gr 1,5 gr 2 gr 12 hours 4,31 4,48 4,40 4,19 18 hours 4,42 4,37 4,57 4,26 24 hours 4,16 4,29 4,29 4,25", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 454, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oils with low iodine numbers tend to have low levels of unsaturated fatty acids. Oil contains saturated molecules and unsaturated linkages formed by iodine and unsaturated fatty acids. A measure of the amount of double bonds is the quantity of iodine bound [10].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 454, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Old Influence of Fermentation and Mass Yeast Saccharomyces cerevisiae on the Number of Peroxide", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peroxide number is the amount of peroxide present in the sample, expressed in terms of milliequivalent active oxygen per kg, which oxidizes potassium iodide under treatment conditions such as in peroxide number testing (SNI). It is associated with rancidity in the oil and a decrease in the quality and shelf life of fat [11].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Effect of Fermentation Time and Yeast Mass of Saccharomyces cerevisiae on Peroxide", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 671, "width": 277, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Number Fermantation Time Massa Ragi Saccharomyces cerevisiae 0 gr 1 gr 1,5 gr 2 gr 12 hours 2 2 2 2 18 hours 2 2 2 2 24 hours 2 2 2 2", "type": "Table" }, { "left": 256, "top": 28, "width": 266, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN. 2808-4608", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 758, "width": 402, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk. Anisa Tri Hutami,et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 796, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "804", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, it was found that in all variables, both the length of fermentation time and the mass of yeast Saccharomyces cerevisiae used produced the same peroxide number, which is 2 meq/kg. The value of this peroxide number is still in accordance with the SNI standard for virgin coconut oil, which is 2 meq/kg. Traditional coconut oil products had a higher peroxide level when fermented for longer, according to Patty's study. This is due to the fact that prolonged fermentation exposes the coconut oil to oxygen, which increases the concentration of unsaturated fatty acids. Consequently, there will be an upsurge in the production of free radicals, which are subsequently transformed into hydroperoxide [12]. Free radicals are produced in the first step of oil oxidation reactions by means of reactants that may accelerate the process, including heat, light, enzymes, and metal catalysts. In the presence of oxygen, free radicals may generate active peroxides, which in turn can produce unstable hydroperoxides.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 430, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Fermentation Time and Yeast Mass of Saccharomyces cerevisiae on Acid Number", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 429, "width": 215, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. The acid number of virgin coconut oil", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Findings for the amount of free fatty acids varied between 0.2% and 0.6%; adding Saccharomyces cerevisiae yeast to the mixture during the first 24 hours of fermentation increased the amount of free fatty acids by up to 1.5 grammes compared to other yeasts and the same amount of time.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Free fatty acids can be benthic since the oil is still in plant tissues due to the presence of lipase enzymes that can hydrolyze neutral fats (triglycerides). But in living organisms, enzymes are generally in an inactive state or state because there are still interactions between cells. In organisms that have died, the mechanism of the cells gets damaged so that the lipase enzyme starts working and damages the fat molecules. The speed of hydrolysis of lipase enzymes present in tissues is relatively slower at low temperatures and will be more intensive under suitable conditions. Their cell structure has been damaged in coconuts that have been shredded so that lipase enzymes begin to work, damaging fat molecules [13]. According to research, the concentration of free fatty acids in oil increases as fermentation duration increases [5]. As a measure of oil degradation caused by hydrolysis in the presence of water and lipase enzyme activity, free fatty acids are an important consideration; hence, a lower free fatty acid content indicates higher oil quality. There should be no more than 0.2% free fatty acids in virgin coconut oil, according SNI.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 454, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparing virgin coconut oil from coconut milk to iodine number does not depend on the quantity of the yeast Saccharomyces cerevisiae or the length of fermentation. For all values of yeast mass and fermentation time, the peroxide number is 2 meq/kg. At 24 hours of fermentation and 1.5 grammes of Saccharomyces cerevisiae yeast mass, the acid number reaches 0.6 percent, and it tends to rise with fermentation duration.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 28, "width": 266, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt Jurnal Eduhealt, Volume 14, No. 04 2023", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 57, "width": 100, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN. 2808-4608", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 758, "width": 402, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Fermentation Time and Mass Variation of Saccharomyces Cerevisiae on the Characteristics of Virgin Coconut Oil from the Fermentation Process of Coconut Milk. Anisa Tri Hutami,et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 796, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "805", "type": "Page footer" }, { "left": 261, "top": 88, "width": 77, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 453, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] R. da Silva Lima and J. M. Block, “Coconut oil: What do we really know about it so far?,” Food Qual. Saf. , vol. 3, no. 2, pp. 61–72, 2019, doi: 10.1093/fqsafe/fyz004.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 123, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] S. Karouw and B. Santosa, “Minyak kelapa sebagai sumber asam lemak rantai medium. Pros Konf Nas Kelapa VIII,” Pros. Konf. Nas. Kelapa VIII , pp. 73–78, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 453, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] S. Mujdalipah, “Pengaruh Ragi Tradisional Indonesia Dalam Proses Fermentasi Santan Terhadap Karakteristik Rendemen, Kadar Air, Dan Kadar Asam Lemak Bebas Virgin Coconut Oil (VCO),” Fortech , vol. 1, no. 1, pp. 10–15, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 187, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] G. Andaka and A. Sentani, “Pengambilan Minyak Kelapa Dengan Metode Fermentasi Menggunakan Ragi Roti,” J. Tek. Kim. , vol. 10, no. 2, pp. 65–70, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 454, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] S. Sherliana, I. M. Sitorus, N. P. Putri, A. R. Melati, and K. A. Putra, “Pengaruh Penambahan Massa Saccharomyces Cerevisiae Terhadap Perolehan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Dengan Metode Fermentasi,” J. Chemurg. , vol. 5, no. 2, p. 72, 2021, doi: 10.30872/cmg.v5i2.6324.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 262, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] T. Khazalina, “Saccharomyces cerevisiae in making halal products based on conventional biotechnology and genetic engineering,” J. Halal Prod. Res. , vol. 3, no. 2, p. 88, 2020, doi: 10.20473/jhpr.vol.3-issue.2.88-94.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] C. Erika, Y. Yunita, and N. Arpi, “Pemanfaatan Ragi Tapai dan Getah Buah Pepaya pada Ekstraksi Minyak Kelapa secara Fermentasi,” J. Teknol. dan Ind. Pertan. Indones. , vol. 6, no. 1, pp. 1–6, 2014, doi: 10.17969/jtipi.v6i1.1982.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 455, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] D. I. Sinurat and R. Silaban, “Analysis of the Quality of Used Cooking Oil Used in Frying Chicken,” Indones. J. Chem. Sci. Technol. , vol. 4, no. 1, p. 21, 2021, doi: 10.24114/ijcst.v4i1.23091.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 389, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] B. S. Nasional, Standar Nasional Indonesia : Cara Uji Minyak dan Lemak . 1998.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] W. P. Widjaja and B. Anjarsari, “OPTIMASI KONDISI FERMENTASI PADA PEMBUATAN MINYAK KELAPA (Cocos nucifera L) DENGAN MENGGUNAKAN Saccharomyces cerevisiae,” J. Agroteknologi , vol. 8, no. 01, pp. 85–93, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Y. C.C. Kusuma, I. D. G. Mayun Permana, and P. Timur Ina, “Pengaruh Jenis Ragi dan Lama Fermentasi terhadap Karakteristik Virgin Coconut Oil (VCO),” J. Ilmu dan Teknol. Pangan , vol. 11, no. 1, p. 74, 2022, doi: 10.24843/itepa.2022.v11.i01.p08.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 454, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] P. V. Patty, “Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Ranciditas Minyak Kelapa Yang Diproduksi Secara Tradisional,” BIOPENDIX J. Biol. Pendidik. dan Terap. , vol. 1, no. 2, pp. 146–152, 2015, doi: 10.30598/biopendixvol1issue2page146-152.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] J. Pontoh, “Kualitas Virgin Coconut Oil Dari Beberapa Metode Pembuatan,” vol. 1, no. 1, pp. 60–65, 2008, doi: 10.35799/cp.1.1.2008.28.", "type": "List item" } ]
35f1abf4-54a8-b579-8530-4cfadaca7200
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/kalimah/article/download/217/209
[ { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 115, "width": 165, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 169, "width": 121, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 187, "width": 151, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Dekan Fak. Ushuluddin ISID Gontor Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 216, "width": 101, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Eko Adhi Sutrisno", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 234, "width": 221, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Peserta Program Kaderisasi Ulama VII ISID Gontor Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 272, "width": 33, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 326, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Pluralitas dalam Islam diyakini sebagai sunnatulah yang dikehendaki-Nya. Keadaan plural yang meliputi berbagai macam golongan dan kelompok menyebabkan masyarakat harus dapat hidup berdampingan dalam satu lingkungan. Ketika hidup bermasyarakat tersebut, tentunya ada yang menjadi golongan mayoritas dan minoritas. Kerap terjadi, kelompok mayoritas bersikap intoleran terhadap minoritas, sehingga terjadi penganiayaan atau pelanggaran hak asasi manusia. Dalam sejarahnya, umat Islam pernah menjadi kelompok minoritas dan juga mayoritas di suatu tempat. Ketika berposisi sebagai mayoritas, umat Islam telah membuktikan mampu hidup damai dengan kelompok minoritas. Dalam pemerintahan Islam, kelompok minoritas ini menjadi tanggung jawab dan hak-hak mereka harus dijaga dan dipenuhi. Mereka ini dikenal dengan sebutan ahl al- dzimmah. Pemerintahan Islam berkewajiban menjaga dan melindungi jiwa, keyakinan, kebebasan beribadah, kehormatan, kehidupan, dan harta benda non-Muslim yang menjadi ahl al-dzimmah sejauh mereka tidak melanggar pejanjian yang telah disepakati dengan kaum Muslim. Karena pentingnya konsep ahl dzimmah tersebut, artikel ini akan mengulas konsep tersebut sehingga jelas pula sikap Islam terhadap minoritas non-muslim.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 310, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kata Kunci: Minoritas, Ahl al-Dzimmah, Non-Muslim, Ahl al-H { arb, Ahl al-‘Ahd.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 513, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 326, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Plurality in Islam is believed to be sunnatullah wills. The plural condition which covering a wide range of groups caused that the community must be able to coexist in an environment. There must be a majority and minority groups in that environment. It will often occur that the majority being intolerant of minorities, resulting in persecution or human rights violations. Historically, Muslims ever become a majority and minority groups somewhere. When became a majority, Muslims have proved able to live in peace", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 28", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "with minority groups. In the Islamic government, the minority group is the responsibility and their rights must be protected and fulfilled. They are known as ahl al-dzimmah. Islamic government is obliged to maintain and protect the lives, beliefs, freedom of worship, honor, life and property of non-Muslims which are ahl al-dzimmah as far as they do not violate the agreement with Muslims. Because of the importance of the concept of ahl dzimmah, this article will review these concepts so that the attitude of Islam towards non-Muslim minorities becomes clear.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 306, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Keywords: Minorities, Ahl al-Dzimmah, Non-Muslim, Ahl al-H { arb, Ahl al-‘Ahd.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 71, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 214, "width": 326, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "U mat Islam kini sedang melewati masa-masa sulit. Akhir- akhir ini terjadi berbagai aksi yang berkontribusi menguatkan dugaan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kekerasan dan umat Islam merupakan komunitas yang tidak toleran. 1 Munculnya pemutaran film Fitna di Belanda pada tahun 2008 yang “secara liar” memadukan ayat-ayat yang berkaitan dengan peperangan seolah menjadi cermin bagi sederet rentetan konflik berdarah yang tak kunjung usai di dunia internasional yang melibatkan umat Islam dengan komunitas agama lain. Peristiwa-peristiwa yang terjadi ditengah-tengah kaum Muslim tersebut telah membentuk stereotype yang menyudutkan umat Islam sebagai bagian masyarakat dunia yang intoleran dan tidak dapat hidup berdampingan dengan komunitas lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 388, "width": 326, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Anggapan di atas tidaklah tepat, sebab faktanya, ketika umat Islam menjadi mayoritas pada suatu wilayah tertentu, keberadaan kelompok minoritas non-Muslim dapat dengan leluasa melakukan aktivitasnya. Namun berbanding terbalik jika umat Islam berada di tengah-tengah mayoritas non-Muslim, penganiayaan dan penindasan selalu menjadi potret buram yang seolah-olah di- pandang sebelah mata oleh masyarakat internasional. Sejarah menyaksikan, bahwa kaum Muslim dapat hidup berdampingan dengan komunitas non-Muslim dalam kondisi yang aman. Bahkan dalam catatan sejarah, Nabi Muhammad SAW telah menyusun aturan dalam menjalin toleransi antara Islam dan agama- agama lain di Madinah 2 yang dikenal dengan “Mi > tsa > q al-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 325, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "1 Muchlis M. Hanafi, Moderasi Islam, (Ciputat: Ikatan Alumni al-Azhar dan Pusat Studi al-Qur’an, 2013), 249.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 326, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "2 Lihat: Ibn Hisya > m, Al-Si > rah al-Nabawiyyah, Tahqi > q: Mus } t } afa al-Saqa’, Jilid 1, (Mesir: Mus } t } afa al-Babi al-Hilyi, Cet. 2, 1375 H/ 1955 M), 501.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 29", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Madi > nah” 3 . Di antara butir perjanjian itu berbunyi, “Orang-orang Yahudi Bani Auf adalah satu umat dengan orang-orang mukmin. Bagi orang-orang Yahudi adalah agama mereka dan bagi orang- orang Mukmin agama mereka, termasuk pengikut mereka dan diri mereka sendiri. Hal ini berlaku bagi orang-orang Yahudi selain Bani Auf.” 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 162, "width": 326, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Dalam pandangan Islam, warga negara yang mendiami wilayah yang di dalamnya diterapkan syariat Islam dibagi menjadi dua golongan; yaitu Muslim dan non-Muslim. Warga negara non- Muslim disebut sebagai ahl al-dzimmah, yang berarti orang yang berada dalam perlindungan. 5 Islam menempatkan semua orang yang tinggal di Negara Islam sebagai warga negara dan mereka semua berhak memperoleh perlakuan yang sama. 6 Negara berkewajiban menjaga dan melindungi jiwa, keyakinan, kebebasan beribadah, kehormatan, kehidupan, dan harta benda non-Muslim yang menjadi ahl al-dzimmah 7 sejauh mereka tidak melanggar perjanjian yang telah disepakati dengan kaum Muslim.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 326, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Berangkat dari pemaparan di atas, tulisan ini akan meng- ungkapkan bagaimanakah sebenarnya sikap Islam terhadap kemajemukan? dan benarkah Islam tidak toleran terhadap ke- beragaman? Untuk itulah, selanjutnya makalah ini akan menjelas- kan secara lebih mendalam tentang sikap Islam jika berkuasa terhadap minoritas non-Muslim dalam konsep ahl al-dzimmah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 147, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Penggolongan Non-Muslim", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 326, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Islam mengakui adanya pluralitas atau kemajemukan, baik dalam bidang agama, ras, dan kultur sebagai kehendak Allah. Islam hanya tidak mengakui paham pluralisme yang memandang semua", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 326, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "3 Lihat: Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), 1028-1032.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 326, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "4 Teks “Piagam Madinah” ini selengkapnya dapat dilihat dalam: Ibn Hisya > m, Al- Si > rah al-Nabawiyyah, 501. Lihat juga dalam: Saifurrah } man al-Mubarakfury, Si > rah Nabawiyyah, (Jakarta: Pustaka al-Kausar, Cet. 19, 2005), 255.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 325, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "5 Yusuf al-Qard } awi, Ghair al-Muslimi > n fi > al-Mujtama’ al-Isla > miy, (Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. ke-3, 1413 H/ 1992 M), 7.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 326, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "6 Abu al-A’la Maududi, Human Right In Islam, (Islamabad: Da’wah Academy, IIUI, 1998), 10.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 326, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "7 Abu al-A’la Maududi, Teori Politik Islam, Terj. Salahudin Abdullah, (Bandung: al- Ma’arif, 1960), 37.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 30", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "agama sama. Dalam pandangan Islam, yang membedakan seorang muslim dengan non-Muslim adalah akidahnya yang termanifestasi- kan dengan memeluk agama Islam. Perbedaan akidah merupakan perbedaan yang fundamental bagi Islam, sehingga menjadikan Islam tidak mentolerir secara teologis bahwa agama-agama lain sama dengan Islam. 8 Meskipun demikian, Islam meyakini adanya pluralitas dalam kehidupan ini sebagai kehendak Allah. Kehendak Allah ini menurut Ibn Taimiyah terbagi menjadi dua macam. Pertama, ira > dah kawniyyah, yaitu kehendak ontologis dalam setiap eksistensi kehidupan sebagai keseimbangan seperti adanya baik dan buruk, cahaya dan gelap, laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya. Kedua, ira > dah di > niyyah, yaitu sebagai legislator antara yang h } aqq dan yang ba > t } il, sehingga ada ciptaan Allah yang dikehendaki secara kawniyyah dan di > niyyah, seperti kebaikan, kebenaran, iman, dan segala sesuatu yang dicintai yang termaktub dalam syari’at-Nya. Namun ada juga ciptaan-Nya yang dikehendaki secara kawniyyah namun tidak dikehendaki secara di > niyyah seperti kufur, kejelekan, kebatilan dan lain sebagainya. 9", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 326, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Dalam al-Qur’an non-Muslim disebut sebagai kafir, hal ini dikarenakan mereka tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kata kafir sendiri secara bahasa berarti menutupi sesuatu, melepaskan diri, menghapus atau menyembunyikan kebaikan yang telah diterima, dan dari segi akidah, kafir berarti kehilangan iman. Sedangkan secara terminologis, Said Hawa memberikan pengertian bahwa kafir adalah orang yang ingkar terhadap kebenaran Islam. 10 Istilah kafir dalam al-Qur’an mengacu pada perbuatan yang berhubungan dengan Allah, namun semua hubungan tersebut bersifat negatif, seperti mengingkari nikmat- Nya dalam QS. al-Nahl: 55 dan al-Rum: 34, lari dari tanggung jawab dalam QS. Ibrahim: 22, penolakan atau pembangkangan terhadap hukum Allah dalam QS. al-Maidah: 44, dan meninggalkan amal saleh yang diperintahkan Allah dalam QS. al-Rum: 44. Dari 525 kali kata kafir dalam berbagai derivasinya, arti yang paling dominan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 326, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "8 Ja’far Abd al-Salam, Al-Tasa > muh } fi > al-Fikri al-Isla > mi, (Kairo: Ra > bit } ah al-Ja > mi’ah al- Isla > miyyah, 1425/2005), 167.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 298, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "9 Ibn Taimiyah, Majmu > ’ Fata > wa, Juz: 18, Tah } qi > q: Anwar al-Baz dan ‘Amir al-Jazar,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "(Da > r al-Wafa > ’, Cet. 3, 1426 H), 134.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 325, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "10 Said Hawa, Al-Islam, Terj. Abdul Hayyi al-Kattani dkk, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), 288-289.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 31", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "adalah pendustaan atau pengingkaran terhadap Allah dan rasul- rasul-Nya, khususnya kepada Nabi Muhammad dengan ajaran yang dibawanya. 11", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 326, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Para ulama fikih mengklasifikasikan non-Muslim menjadi dua kelompok; ahl al-h } arb dan ahl al-‘ahd. Pembagian ini berdasarkan Firman Allah Surat al-Mumtahanah: 8-9. Ahl al-h } arb adalah golongan orang-orang kafir yang memerangi atau terlibat peperangan dengan kaum Muslim. 12 Istilah kafir h } arbi menurut Yusuf al-Qard } awi disematkan oleh para fukaha kepada golongan non-Muslim yang tinggal di wilayah mereka yang disebut da > r al- h } arb dan menyatakan permusuhan terhadap kaum Muslim dan para pemimpin mereka atau yang tidak mengakui negara Islam. 13 Golongan kafir h } arbi ini adalah semua orang kafir yang me- nampakkan permusuhan dan menyerang kaum Muslim, baik dari kalangan musyrik (kaum pagan) maupun para ahli kitab. 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 326, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap kaum Muslim terhadap mereka adalah keras disebab- kan sikap mereka yang memusuhi dan memerangi Islam. 15 Syaikh Muhammad ibn Shalih al-‘Utsaimin menyatakan, “Kafir h } arbi (karena sikap mereka) tidak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan dari kaum Muslim.” 16 Mereka inilah golongan orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah SAW. Sementara ahl al-‘ahd merupakan orang-orang non-Muslim yang bersikap baik, menjalin hubungan yang harmonis terhadap kaum Muslim, dan tidak terlibat dalam memusuhi mereka. 17 Golongan ini adalah mereka yang berdamai dan mengadakan ikatan perjanjian dengan kaum Muslim, baik yang memilih tinggal di dalam da > r al-Isla > m (wilayah Islam) maupun yang tetap tinggal di wilayahnya. 18", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 468, "width": 244, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "11 Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, 856.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 326, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "12 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah: H { uqu > q Ghair al-Muslim fi > al-Mujtama’ al-Isla > mi, (Virginia: Ma’had al-‘Alam li > al-Fikr al-Isla > mi, 1993), 59-61.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 326, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "13 Yusuf al-Qardhawi, Fikih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap tentang Jihad menurut al-Qur’an dan Sunnah, Terj. Irfan Maulana Hakim, (Bandung: Mizan, 2010), 751.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 519, "width": 325, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "14 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah..., 60. 15 Hamka, Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), 165.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 327, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "16 Muhammad ibn S } a > lih al-‘Utsaimin, H { uqu > q Du’at Ilaiha > al-Fit } rah wa Qarraratha > al-Syari > ’ah, (Riyad: T. Pnb, 1427 H), 43. 17 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah…, 60-61. 18 Yusuf al-Qard } awi, Fatwa-fatwa Kontemporer, Terj. As’ad Yasin, Jilid 2, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 967-968.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 32", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Para fukaha membagi kelompok ahl al-‘ahd ini menjadi tiga golongan. Hal tersebut disebabkan perbedaan sikap dan kedudukan mereka dalam menjalin perjanjian dengan kaum Muslim. Mereka adalah ahl al-dzimmah, ahl al-hudnah, dan ahl al-aman. Ahl al- dzimmah adalah non-Muslim yang menjadi tanggungan kaum Muslim karena telah mengadakan perjanjian berupa tunduk dan patuh terhadap ketentuan beserta hukum Allah dan Rasul-Nya seraya menunaikan jizyah dan mereka berdiam di wilayah Islam. 19 Golongan ini menjadi tanggungan permanen kaum Muslim, mereka dijamin hidup dengan aman, damai, dan mendapatkan hak dan kewajiban yang secara umum sama dengan penduduk muslim lainnya, terutama di bidang sosial (muamalah). 20", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 326, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Golongan kedua adalah ahl al-hudnah, yaitu non-Muslim yang mengadakan perjanjian damai dengan negara Islam. Perbedaan golongan ini dengan ahl al-dzimmah adalah keberadaan mereka yang tidak tinggal di wilayah Islam, namun mengadakan perjanjian damai dengan kaum Muslim. Telah terjadi kesepakatan di antara mereka dan kaum Muslim untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati atau yang biasa dikenal dengan istilah gencatan senjata. 21 Oleh sebab itulah, golongan ini tidak menjadi tanggungan kaum Muslim, hanya saja kaum Muslim memiliki ikatan baik dalam berhubungan dengan mereka. Terhadap kelompok ini umat Islam memiliki kewajiban untuk menjaga perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sebagaimana yang tercantum dalam QS. al-Taubah: 4 dan 7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 326, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Golongan terakhir adalah ahl al-aman, yaitu non-Muslim yang tinggal di luar wilayah Islam (da > r al-h } arb) namun melakukan kesepakatan perjanjian untuk mendapatkan jaminan keamanan ketika berdiam di wilayah Islam dalam jangka waktu tertentu. 22 Perbedaan golongan ini dengan golongan lainnya adalah keberadaan mereka di wilayah Islam (da > r al-Isla > m) bukan dengan maksud untuk tinggal selamanya, namun dalam jangka waktu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 325, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "19 Al-Syadzili al-Qalibi, Ahl al-Dzimmah fi > al-H { ad } arah al-Isla > miyah, (Beirut: Da > r al-Gharb al-Isla > mi, 1998), 27.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 325, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "20 Ja’far ‘Abd al-Sala > m dan Ah } mad al-Syaikh, Al-Muslimu > n wa al-A < khar: Usus li Taba > du al-H { iwa > r wa al-Ta’a > wun al-Silmi, (Kairo: Ra > bit } ah al-Ja > mi’ah al-Isla > miyah, 2006/ 1427), 91.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 173, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "21 Al-Syadzili al-Qalibi, Ahl al-Dzimmah…, 27.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 282, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "22 Ja’far Abd al-Salam dan Ahmad al-Syaikh, Al-Muslimu > n wa al-A < khar…, 91.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 33", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "yang terbatas atau sementara. 23 Golongan ini biasanya memasuki wilayah Islam dengan maksud untuk berdagang atau para musafir yang menetap dengan waktu yang terbatas. Karena jika mereka menetap untuk selamanya, maka status mereka akan berubah menjadi ahl al-dzimmah, sehingga memiliki hak dan kewajiban yang berbeda. 24", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 179, "width": 127, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Definisi Ahl al-Dzimmah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 326, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Ahl al-dzimmah berasal dari dua kata yang terpisah, yaitu ahl dan dzimmah. Secara etimologis kata ahl berarti kabilah atau suku dan sanak keluarga atau kerabat. 25 Dalam Lisa > n al-‘Arab, Ibn Manz } u > r mendefinikan kata al-ahl dengan makna yang berbeda- beda, sesuai dengan kata sambungannya. Jika digandeng dengan kata al-amr (ahl al-amr), berarti orang yang mengurusi masalah tersebut. Jika digandengkan dengan kata al-rajul (ahl al-rajul), ber- arti orang-orang terdekat di sekitar orang tersebut. Jika digandeng- kan dengan nama semua nabi, maknanya adalah umatnya. 26", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 326, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kemudian kata al-dzimmah yang diderivasi dari kata kerja dzamma-yadzummu memiliki arti al-’ahd yang bermakna janji atau al-kafa > lah wa al-d } a > min yang berarti tanggungan dan jaminan, 27 juga berarti al-ama > n yaitu keamanan. 28 Ditambahkan juga oleh al- Zabidi dalam Ta > j al-‘Aru > s min Jawa > hir al-Qa > mu > s, bahwa kata al- dzimmah juga berarti al-qaum al-mu’a > hadu > n yang berarti dzu dzimmah, yakni suatu kaum yang memiliki jaminan perlindungan. 29 Dengan demikian, pengertian ahl al-dzimmah secara bahasa adalah sekelompok golongan yang mengadakan perjanjian untuk menjadi bagian dan memiliki ikatan dengan suatu kelompok masyarakat yang dijaga dan dilindungi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 497, "width": 188, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "23 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah…, 60.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 508, "width": 185, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "24 Al-Syadzili al-Qalibi, Ahl al-Dzimmah…, 96-97.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 325, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "25 Muhammad Murtad } a al-Husaini al-Zabidi, Ta > j al-‘Aru > s min Jawahir al-Qa > mu > s, Jilid 28, (Kuwait: H { ukumah al-Kuwait, 1385 H/ 1965 M), 40.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 538, "width": 263, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "26 Ibn Manz } u > r, Lisa > n al-‘Arab, Jilid 3, (Kairo: Da > r al-H { adits, 2003), 523.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 326, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "27 Al-T { ahir Ahmad al-Zawi, Al-Qa > mu > s al-Muhi > t } , Jilid 2, (Saudi: Da > r ‘Alam al-Kutub li > al-Nasyr wa al-Tawzi > ’, 1417H/1996M), 268.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 569, "width": 297, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "28 Ibn Manz } u > r, Lisa > n al-‘Arab, Jilid 3, 523; Muhammad Murtad } a al-Husaini al-Zabidi,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 101, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Ta > j al-‘Aru > s…, Jilid 28, 206.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 589, "width": 233, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "29 Muhammad Murtad } a al-Husaini al-Zabidi, Ta > j al-‘Aru > s…, 206.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 34", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 288, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sedangkan secara terminologi, ahl al-dzimmah memiliki makna khusus yang telah dikenal dalam tradisi keilmuan Islam. Mereka adalah golongan pemilik perjanjian, pemilik tanggungan, dan pemilik jaminan, yang disebut dalam hukum fikih sebagai orang-orang yang mendapat jaminan Allah dan Rasul-Nya serta kaum Muslim untuk hidup dengan aman dan tentram di bawah perlindungan Islam di dalam lingkungan masyarakat Islam. 30 Menurut al-Ghazali, ahl al-dzimmah adalah ahli kitab yang telah balig, berakal, merdeka, laki-laki, mampu berperang, dan mem- bayar jizyah. 31 Sedangkan Ibn al-Juza’i mendefinisikannya sebagai orang kafir yang merdeka, balig, laki-laki, menganut agama yang bukan Islam, mampu membayar jizyah, dan tidak gila. Al-‘Unqari mempertegas pendapat di atas dengan menyimpulkan bahwa ahl al-dzimmah adalah non-Muslim yang menetap di da > r al-Isla > m dengan membayar jizyah. 32 Sa’id Hawa mengatakan ahl al- dzimmah merupakan sekelompok orang-orang kafir yang me- ngadakan perjanjian untuk tunduk kepada hukum dan kekuasaan Allah SWT sehingga masuk dalam perlindungan kaum Muslim. 33 Dengan demikian, ahl al-dzimmah merupakan orang-orang kafir yang mengadakan perjanjian untuk patuh pada aturan dan hukum Islam sehingga memiliki ikatan dan menjadi bagian dari penduduk negara Islam yang mendapat jaminan perlindungan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 130, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Konsep Ahl al-Dzimmah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 326, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Dalam pandangan Islam, ahl al-dzimmah dibagi menjadi dua golongan; ahl al-kita > b dan komunitas-komunitas dari agama atau keyakinan lainnya. 34 Mengenai istilah ahl al-kita > b, mayoritas ulama sepakat hanya ditujukan pada dua golongan yaitu Yahudi dan Nasrani. Dan selain dua komunitas tersebut, kaum Majusi misalnya, tidak termasuk ahl al-kita > b. 35 Namun kendati terdapat penggolong-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 232, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "30 Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam…, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 326, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "31 Abu > Ha > mid al-Ghaza > li > , Al-Waji > z fi > Fiqh al-Ima > m al-Sya > fi‘i > , Vol. 2, (Mesir: Muhammad Mus } t } afa, 1318 H), 198.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 327, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "32 Muhammad ibn Ahmad ibn al-Juza’i al-Kalabi > , Al-Qawa > nu > n al-Fiqhiyyah fi > Talkhi > s { al-Mazhab al-Ma > likiyyah, (Beirut: Da > r al-Qalam, T. Th), 184.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 116, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "33 Said Hawa, Al-Isla > m....., 294.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 326, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "34 Ibn Qayim al-Jauziyah, Ah } ka > m Ahl al-Dzimmah, Tah } qi > q: Sayyid ‘Imran, (Kairo: Da > r al-Hadits, 1424/ 2003), 11-13.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 326, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "35 Lihat keterangan al-T } abari dan al-Syahrastani mengenai cakupan ahli kitab. Adapun Imam al-Syafi’i lebih ketat lagi, yakni hanya memasukkan penganut Yahudi dan Nasrani", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 35", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "an yang sedemikian rupa, Rasulullah SAW tetap memerintahkan agar umat Islam memperlakukan mereka (non-ahl al-kita > b) sebagaimana memperlakukan ahl al-kita > b. 36", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 326, "height": 143, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sejatinya, ahl al-kita > b yang menjalin hubungan baik dengan umat Islam mendapatkan perlakuan yang istimewa dibandingkan non-Muslim lainnya. Keistimewaan tersebut telah diterangkan dalam al-Qur’an (QS. al-Maidah: 5) bahwa dihalalkan sembelihan dan makanan mereka, dan para lelaki Muslim diperbolehkan menikahi perempuan-perempuan ahl al-kita > b. 37 Hal ini disebabkan kepercayaan mereka yang pada awalnya hanya menyembah Allah serta tunduk pada perintah-Nya. Sementara umat agama lainnya, meski berbeda namun memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan ahl al-kita > b jika menjadi bagian dari penduduk wilayah Islam (ahl da > r al-Isla > m). 38", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 326, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Awalnya, terdapat perbedaan di antara para ulama dalam menyikapi kriteria non-Muslim yang berhak mendapatkan jaminan dzimmah; sebagian berpendapat bahwa semua non-Muslim mendapatkan jaminan dzimmah dan sebagian lagi tidak. 39 Imam Abu Hanifah menilai bahwa kesepakatan dzimmah boleh diberlakukan untuk semua orang kafir, baik itu ahl al-kita > b, Majusi, hingga kaum pagan non-Arab, namun tidak termasuk kaum pagan Arab. 40 Sedangkan ulama mazhab Maliki berpandangan bahwa tidak ada pengecualian bagi non-Muslim yang dipungut darinya jizyah, baik dari Yahudi, Nasrani, mereka yang berkeyakinan seperti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 326, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "dari keturunan Bani Israil saja dengan alasan bahwa Nabi Musa dengan Tauratnya dan Nabi Isa dengan Injilnya tidak diutus kecuali kepada Bani Israil. Lihat: Ibn Jari > r al-T { abari, Ja > mi’ al-Baya > n fi > Tafsi > r al-Qur’a > n, Tah } qi > q: Ahmad Muhammad Syakir, (Beirut: Mu’assasah al- Risalah, Cet. 1, 1420), 573; al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nih } al, Jilid 1, (Beirut: Da > r al Ma’rifah, 1404), 207; Muhammad Ibn Idris al-Syafi’i, Al-Umm, Jilid 4, (Beirut: Da > r al-Fikri, 1980), 182.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 326, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "36 Matan hadis tersebut, “Disampaikan kepadaku dari Malik dari Ja’far ibn Muhammad dari bapaknya, bahwasannya Umar ibn Khattab RA menyebut Majusi. Lalu ia berkata: ‘Saya tidak tahu bagaimana saya harus berbuat tentang urusan mereka.’ Maka Abd al-Rahman ibn ‘Auf berkata: ‘Saya bersaksi, sungguh saya telah mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda: Perlakukanlah mereka (orang-orang Majusi) seperti ahli kitab’.” Malik ibn Anas, Al-Muwat } t } a’, Juz: 2, “Bab: Jizyah Ahli Kita > b wa al-Maju > s”, Tah } qi > q: Muh } ammad Mus } t } afa al-A’z } ami, (T. T: Muassasah Zayid ibn Sulman al-Nahyan, Cet. 1, 1425), 395.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 559, "width": 167, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "37 Yusuf al-Qard } awi, Ghair al-Muslimi > n…, 4-5.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 569, "width": 205, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "38 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah…, 56-57. 39 Said Hawa, Al-Isla > m....., 294. 40 Ibn Qayim al-Jauziyah, Ah } ka > m Ahl al-Dzimmah…,14.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 36", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Majusi, serta kaum pagan Arab maupun non-Arab. 41 Meskipun terdapat perbedaan, menurut Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah, mayoritas ulama fikih telah bersepakat bahwa diperbolehkan bagi kaum Muslim untuk memberikan ‘Aqd al-dzimmah (jaminan perlindungan) kepada seluruh non-Muslim secara umum tanpa ada kriteria yang membatasi. Jaminan perlindungan ini boleh diberikan selama mereka menjaga kesepakatan yang terjalin. 42 Singkatnya, meskipun pada awalnya terdapat perbedaan pandang- an, namun secara umum para ulama fikih sepakat bahwa perjanjian berupa jaminan perlindungan diberikan kepada seluruh golongan non-Muslim.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 326, "height": 235, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Menurut Ibn Qayyim diperbolehkannya mengadakan ‘Aqd al-dzimmah kepada seluruh golongan non-Muslim karena tidak ada pengecualian terhadap non-Muslim untuk dapat berstatus ahl al- dzimmah, dan pendapat tersebut didasari dengan dalil-dalil s } ari > h. Pengertian tentang ahl al-dzimmah merupakan golongan dari ahl al-kita > b, yaitu Yahudi dan Nasrani, didapat dari QS. al-Taubah: 29, sedangkan pengertian bahwa non-Muslim dari kalangan non ahl al-kita > b juga diperbolehkan mendapatkan perlakuan sebagaimana ahl al-kita > b berdasarkan hadis “Sunnu bihim sunnata ahl al-kita > b” (Perlakukanlah mereka (orang-orang Majusi) seperti ahli kitab). 43 Ibn Qayyim melanjutkan, jika yang dijadikan kriteria pengecualian dalam hal tersebut adalah kekafiran kaum pagan sebagai penyembah berhala, sedangkan ahl al-kita > b masih tetap meyakini adanya Allah, maka gugurlah pendapat tersebut dengan dijelaskannya oleh Rasul tentang tata cara memperlakukan orang Majusi sebagaimana layaknya ahl al-kita > b. Lebih jauh beliau menambahkan, bahwa tidak jauh berbeda antara kekafiran kaum musyrik penyembah berhala dengan kekafiran kaum Majusi yang menyembah api. 44", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 468, "width": 326, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Selanjutnya, yang menarik untuk diperhatikan dari konsep ini adalah ‘aqd al-dzimmah. ‘Aqd al-dzimmah merupakan salah satu ciri yang menjadikan seorang non-Muslim berstatus ahl al-dzimmah atau bukan. 45 ‘Aqd al-dzimmah berlaku abadi bagi non-Muslim", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 188, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "41 Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah…, 56.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 207, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "42 Ibn Qayim al-Jauziyah, Ah } kam Ahl al-Dzimmah…, 15.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 163, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "43 Malik ibn Anas, Al-Muwat } t } a’, Juz: 2, 395.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 207, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "44 Ibn Qayim al-Jauziyah, Ah } ka > m Ahl al-Dzimmah…, 15.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 326, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "45 As’ad al-Sahmarani, Al-Isla > m baina al-Madzahib wa al-Adya > n, (Beirut: Da > r al- Nafais, 1413/1992), 63.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 37", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 182, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "selama mereka terus tinggal di wilayah Islam. Kesepakatan tersebut menjadi batal jika non-Muslim mengkhianati perjanjian yang dibuat, 46 bahkan selama non-Muslim yang melakukan perjanjian tersebut menepatinya, maka akad perjanjian tersebut berlaku bagi mereka, keluarganya hingga bagi keturunannya di hari kemudi- an. 47 Berbeda dengan ahl al-‘ahd lainnya, jika ahl al-dzimmah memiliki kesepakatan yang abadi, namun menurut para ulama bagi ahl al-hudnah dan ahl al-ama > n, masa kesepakatan berlangsung untuk jangka waktu sementara dan terbatas, sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama sebelumnya. Mereka itu semisal pedagang, para utusan dari da > r al-h } arb, atau para musafir yang sekedar ingin melewati da > r al-Isla > m serta golongan non- Muslim yang mengadakan kesepakatan gencatan senjata dengan kaum Muslim. 48", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 326, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Bagi mereka yang mengadakan perjanjian untuk menjadi tanggungan kaum Muslim, ditetapkan dan diberikan jaminan perlindungan dan keamanan dari segala macam ancaman. 49 Sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Abu Ubaidah ibn al- Jarah, yang pernah berpesan kepada kaum Muslim dalam agresi militernya agar senantiasa menjunjung etika dalam menyikapi non- Muslim. Tidak dibenarkan kepada kaum Muslim menganiaya musuh dan merampas harta mereka dengan semena-mena, dan jika mereka mengajukan perjanjian damai haruslah diterima. 50 Tuntunan ini merujuk kepada wasiat Rasulullah SAW: “Aku wasiatkan kepada kamu sekalian agar menjaga ahl al-dzimmah karena mereka adalah dzimmah (tanggungan) Nabimu.” 51", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 326, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "46 Ahmad Muhammad al-Hufi, Sama > h } a > t al-Isla > m, (Kairo: Da > r Nahd } ah Mis } r, 1399/ 1979), 63.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 498, "width": 326, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "47 As’ad al-Sahmarani, Al-Isla > m baina al-Madza > hib…, 63-64. Lihat juga: Imam Munawir, Sikap Islam terhadap Kekerasan, Damai, Toleransi, dan Solidaritas, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), 61.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 325, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "48 Ja’far Abd al-Salam dan Ahmad al-Syaikh, Al-Muslimu > n wa al-A < khar…, 91; Al- Syadzili al-Qalibi, Ahl al-Dzimmah…, 27-28.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 325, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "49 M. Marmaduke Pickthall, War and Religion, Terj. M. Hashem, (Bandung: al- Ma’arif, T. Th.), 36-38.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 570, "width": 192, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "50 Ahmad Muhammad al-Hufi, Sama > h } a > t al-Isla > m, 59.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 326, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "51 Abu Daud Sulaiman al-Bashari, Musnad Abi Daud al-Thaya > lisi > , Tah } qi > q Muh } ammad Abdul Muh } sin al-Turki, (Mesir: Da > r al-Hijr, Cet. I, 1999/ 1419), 67.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 38", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 133, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hak-hak Ahl al-Dzimmah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 326, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Komunitas non-Muslim yang berada dalam tanggungan kaum Muslim (dzimmah al-Muslimi > n), mendapatkan status dan perlakuan yang baik sejauh mereka masih menetap di wilayah Islam dan tidak mengkhianati perjanjian yang telah disepakati dengan kaum Muslim. Perjanjian yang bermuara pada jaminan mendapat- kan hak dan kewajiban sebagai bagian dari warga negara Islam yang dilindungi tersebut akan berlaku selama ia hidup dan bagi anak cucunya di hari kemudian. Bahkan jika mereka lalai dalam menjalankan perjanjian yang telah disepakati dan bukan karena berniat melakukan pengkhianatan dan pemberontakan, negara tidak serta-merta memutuskan perjanjian tersebut. 52", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 326, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Secara umum, ahl al-dzimmah mendapatkan hak-hak yang sama dengan yang diperoleh kaum Muslim, hanya dalam masalah tertentu yang menyangkut keamanan negara saja mereka mempunyai hak yang sedikit terbatasi. 53 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam ajaran-ajaran Islam dan dibuktikan secara nyata oleh fakta sejarah bahwa mereka (ahl al-dzimmah) dijamin mendapatkan hak-haknya, bahkan Rasulullah SAW mengancam keras bagi siapapun yang berbuat aniaya dan menghilangkan hak- hak kaum dzimmi:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 269, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "“Ingatlah! barangsiapa berlaku zalim terhadap mu’a > hid (non-Muslim yang mengikat janji setia dengan pemerintahan Islam), mengurangi haknya, membebani mereka beban (jizyah) di luar kemampuannya atau mengambil harta mereka tanpa kerelaan mereka, maka akulah nantinya yang akan memusuhinya di hari kiamat kelak” (HR. al-Khatib).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 326, "height": 77, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sebenarnya, penyebutan ahl al-dzimmah tersebut memberi- kan isyarat bahwa mereka (non-Muslim) mendapatkan jaminan dari Allah, Rasul-Nya, dan kaum Muslim untuk dapat hidup dan memiliki ikatan di bawah naungan Islam dengan aman dan damai, mereka ini yang dalam istilah sekarang berstatus warga negara dalam suatu negara Islam. 54 Selanjutnya, mereka yang telah men-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 298, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "52 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Terj. Asep Hikmat,", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 142, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "(Bandung: Mizan, Cet. VI, 1998), 309.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 192, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "53 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama…, 255.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 326, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "54 Yusuf al-Qard } awi, Al-H { ala > l wa al-H { ara > m fi > al-Isla > m, (Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. 22, 1418 H/1997 M), 292.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 39", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 64, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "dapatkan jaminan tersebut harus dilindungi dan diperlakukan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Seorang ahli fikih, Maliki Syihabudin al-Qarafi menyinggung masalah tanggung jawab umat dan negara terhadap ahl al-dzimmah ini dengan mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 154, "width": 269, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "“Perjanjian perlindungan adalah menentukan hak yang harus kita patuhi, karena sesungguhnya mereka itu ada di samping kita, dalam perlindungan kita, dalam perjanjian kita, dalam perjanjian Allah, dalam perjanjian Rasulullah SAW dan dalam perjanjian Islam. Oleh karena itu, barang siapa yang mengganggu mereka kendati dengan sepatah kata yang tidak baik, atau dengan mengumpat yang menodai ke- hormatan mereka, atau dengan gangguan apapun, maka sungguh ia (yang menganiaya tersebut) telah menge- nyampingkan perjanjian Allah, perjanjian Rasulullah SAW, dan perjanjian Islam.” 55", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 326, "height": 77, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Adapun hak-hak yang diperoleh oleh non-Muslim selama berstatus ahl al-dzimmah adalah sebagai berikut. Pertama, hak perlindungan atau keamanan, yang meliputi perlindungan dari segala macam penindasan dan ancaman terhadap mereka, baik datangnya dari luar maupun dari dalam wilayah Islam. Ibn Hazm mengatakan:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 376, "width": 269, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "“Sudah merupakan ijmak umat Islam, bahwa apabila kaum kafir datang ke negeri kita untuk mengganggu orang yang berada dalam perlindungan, maka wajib atas kita untuk me- merangi mereka dengan segala kekuatan dan senjata, bahkan kita harus siap mati untuk itu demi menjaga keselamatan orang yang berada dalam perlindungan Allah dan Rasul-Nya.” 56", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 326, "height": 103, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hal tersebut diamini oleh Yusuf al-Qard } awi, bahwa di antara hak-hak yang harus diberikan terhadap ahl al-dzimmah adalah hak perlindungan dari ancaman pihak luar da > r al-Isla > m. Sehingga menjadi kewajiban bagi pemimpin kaum Muslim untuk me- lindungi ahl al-dzimmah, melepaskan tahanan mereka, dan melindungi dari siapa saja yang bermaksud untuk menyakiti selama mereka berada di wilayah Islam (da > r al-Isla > m). 57 Sebagai- mana yang telah dicontohkan Ibn Taimiyah ketika berhadapan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 572, "width": 45, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "55 Ibid., 293.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 582, "width": 45, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "56 Ibid., 293.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 161, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "57 Yusuf al-Qard } awi, Ghair al-Muslimi > n…, 8.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 40", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 64, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "dengan Timur Lenk, beliau menyatakan agar seluruh tawanan yang ada dalam kekuasaannya dibebaskan. Kemudian Timur Lenk menawarkan untuk membebaskan tawanan Islam saja kepada Ibn Taimiyah, namun beliau menolak kecuali jika ahl al-dzimmah juga turut dibebaskan. 58", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 148, "width": 326, "height": 117, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Di samping itu, perlindungan yang diberikan bukan hanya atas jaminan dari penganiayaan dan penyerangan yang dilakukan oleh pihak non-Muslim lain dari luar wilayah Islam (da > r al-H { arbi), namun jaminan yang didapatkan juga dari perlakuan diskriminatif dari dalam da > r al-Isla > m sendiri. Demikianlah jaminan keamanan yang akan diberikan kepada mereka yang menjadi tanggungan Islam. Mereka telah memiliki ikatan dengan kaum Muslim, se- hingga akan mendapatkan keadilan berupa perlindungan Islam dari pihak manapun yang berlaku aniaya terhadap mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 326, "height": 90, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kedua, hak kebebasan beragama. Islam memberikan kebebas- an kepada umat beragama untuk memeluk agama yang diyakini tanpa ada ancaman dan tekanan dalam bentuk apapun. Menurut ajaran Islam, setiap orang berhak memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Islam tidak pernah sedikitpun membenarkan pemaksaan terhadap seseorang untuk meninggalkan agamanya agar memeluk agama lain, apalagi untuk memeluk agama Islam. 59", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 316, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS: al-Baqarah: 256.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 326, "height": 77, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Prinsip tentang kebebasan memeluk agama dalam Islam sangat ditekankan dan dijaga, selain terkandung dalam ayat di atas hak tersebut juga dapat ditemukan dalam beberapa ayat al-Qur‘an lainnya. Di antaranya Surat Yunus: 99, al-Kahfi: 29, dan al-Ka > firu > n: 6. Seluruh ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 326, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Mengenai sikap toleransi tersebut, dikatakan oleh al-Maududi merupakan prinsip yang ditanamkan oleh Islam kepada pemeluk- nya. Meskipun tidak ada kebenaran dan kebaikan yang lebih baik daripada Islam, dan meskipun orang-orang muslim ditugaskan untuk mengajak manusia memeluk Islam, namun mereka (kaum Muslim) tidak dibenarkan untuk menyebarkan iman melalui paksaan. Siapa pun yang memeluk Islam adalah melakukannya atas kesadaran dan pilihannya sendiri. Umat Islam harus meng-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 43, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "58 Ibid., 8-9.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 190, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "59 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 320.", "type": "Footnote" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 41", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "hormati keputusan orang-orang yang tidak menerima Islam dan tidak ada tekanan-tekanan moral, sosial, maupun politik yang dikenakan terhadap mereka untuk mengubah keyakinannya. 60", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 326, "height": 130, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan kepada umatnya tentang tuntunan dan etika dalam berdakwah dan berdialog dengan orang-orang non-Muslim. Islam dengan sangat tegas melarang umatnya untuk mencela sembahan-sembahan orang- orang non-Muslim hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah dalam QS: al-An’am: 108. Larangan tersebut juga berlaku terhadap pemimpin-pemimpin atau orang-orang yang dihormati di kalangan mereka. Tidak dibenarkan bagi kaum Muslim untuk menggunakan kata-kata celaan terhadap non-Muslim sehingga melukai perasaan mereka. 61", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 326, "height": 130, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Ketiga, adalah hak bekerja dan berusaha. Dalam hal ini kaum dzimmi memiliki hak dan kedudukan yang sama dengan kaum Muslim dalam berbagai lapangan pekerjaan. Mereka dapat menikmati kebebasan penuh dalam perdagangan, industri, keterampilan, pertanian, dan sebagainya. Dalam pemerintahan Islam tidak dikenal adanya keistimewaan lebih bagi kaum Muslim atas kaum dzimmi dalam peluang usaha dan pekerjaan. Non- Muslim tidak akan dihambat kesempatannya hanya karena perbedaan keyakinan, semua pihak mendapatkan kesempatan dan hak yang sama dalam bidang perekonomian. 62", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 326, "height": 103, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kebebasan dalam bekerja bagi ahl al-dzimmah bukan sekedar slogan perdamaian semata, hal tersebut terbukti semenjak Rasulullah SAW masih hidup. Kaum Yahudi dan Nasrani yang ada di Madinah senantiasa bebas melakukan pekerjaan mereka dalam berbagai bidang usaha, bahkan pada masa pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah, beberapa sektor pekerjaan dan ke- terampilan hampir dimonopoli oleh mereka (non-Muslim), baik dalam bidang ekonomi, farmasi, dan lain-lain. 63", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 500, "width": 326, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Keempat, adalah hak jaminan hari tua dan kemiskinan. Hal ini didasarkan atas ijmak para sahabat di masa al-khulafa > al-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 325, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "60 Abul A’la Maududi, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam, Terj. Bambang Iriana Djajatmadja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 33.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 571, "width": 172, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "61 Abul A’la Maududi, Hak-hak Asasi…, 33-34.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 582, "width": 207, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "62 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 321-322.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 177, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "63 Yusuf al-Qard } awi, Ghair al-Muslimi > n…, 17-18.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 42", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 143, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "ra > syidu > n, mereka mencontohkan sikap-sikap yang sangat toleran dan peduli terhadap kaum dzimmi. Umar ibn Khattab RA mem- bebaskan kewajiban jizyah bagi kaum dzimmi yang tidak mampu lagi untuk bekerja. Umar juga memberi uang tunjangan yang diambil dari bait al-ma > l. 64 Demikian juga yang ditunjukkan oleh Khalid ibn Walid, meskipun memiliki kekuasaan sebagai panglima besar dalam ranah militer Islam, namun ia tetap menunjukkan sikap toleransi yang tak jauh berbeda dengan para pemimpin umat Islam lainnya. Tercatat dalam sejarah bahwa ia memberikan tunjangan sosial bagi kaum duafa dari warga dzimmi, seperti yang tertuang dalam suratnya kepada penduduk Hirah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 269, "height": 90, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "“Aku tetapkan untuk ahl al-dzimmah bahwa di antara mereka yang sudah tua renta dan tidak mampu bekerja, dan yang tertimpa bencana, atau yang dulunya kaya kemudian jatuh miskin sehingga diberi sedekah oleh orang-orang seagama- nya, bahwa/maka aku bebaskan mereka dari jizyah dan ke- berlangsungan kehidupannya akan ditanggung dari bait al- ma > l kaum Muslim selama mereka bertempat tinggal di da > r al- hijrah.” 65", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 326, "height": 196, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kelima, adalah hak politik dan jabatan dalam pemerintahan. Dalam pemerintahan Islam, meskipun keberadaan ahl al-dzimmah merupakan komunitas minoritas namun mereka juga mendapat- kan hak-hak politik untuk dapat menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan seperti halnya kaum Muslim, pengecualian diberi- kan hanya pada jabatan yang berkenaan dengan corak keagamaan atau ideologi negara, 66 misalnya adalah jabatan kepala negara. Dalam hal ini tidak dapat dipegang oleh mereka karena me- nyangkut bidang keduniaan sekaligus bidang keagamaan, yakni sebagai perwakilan Nabi SAW, dan jelas tidak mungkin seorang non-Muslim mewakili kedudukan Nabi SAW. 67 Maka, batasan yang mereka dapatkan dalam hak ini dapat diterima oleh akal sehat (logis), karena tidak mungkin dan tidak masuk akal seseorang yang bukan beragama Islam akan melaksanakan hukum Islam dan memeliharanya dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 190, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "64 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 314.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 232, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "65 Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Umat Terbaik…, 136.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 250, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "66 Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis…, 255.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 165, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "67 Yusuf al-Qard } awi, Ghair al-Muslimi > n…, 17.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 43", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 156, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Maududi menyatakan bahwa semua jabatan pemerintah- an terbuka bagi kaum dzimmi, kecuali sedikit jabatan kunci semisal kepala negara dan majelis permusyawaratan. Kaum Muslim tidak dibenarkan merampas hak-hak mereka selama tidak bertentangan dengan perintah syariat Islam. Dengan kata lain hanya orang Islamlah yang mempunyai hak untuk menduduki jabatan kepala negara dan majelis syura, karena jabatan tersebut akan menjadi penentu lahirnya kebijakan-kebijakan kunci dalam tatanan peme- rintahan. 68 Namun untuk posisi dan kedudukan lainnya, semisal badan administrasi negara, maka kaum minoritas non-Muslim berhak mendudukinya sesuai prosedur dan aturan dalam negara Islam tersebut. 69", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 326, "height": 103, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hal demikian tersebut, sangat sulit ditemukan dalam pemerin- tahan non-Muslim. Ini menunjukkan bahwa fakta sejarah telah banyak berbicara tentang sikap adil dan toleran yang ditunjukkan jika Islam berkuasa, hingga mereka (ahl al-dzimmah) merasa nyaman berada di tengah-tengah umat Islam. 70 Terjadinya fenomena tersebut dikarenakan Islam menempatkan prinsip keadilan sebagai cara pandang dalam setiap perilaku dan tindakan pemeluknya hingga teraplikasi dalam pelaksanaan pemerintahannya. 71", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 204, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kewajiban-kewajiban Ahl al-Dzimmah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 326, "height": 77, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Disamping hak-hak yang diperoleh oleh ahl al-dzimmah selama ia menjadi tanggungan Islam, mereka juga memiliki kewajiban sebagai konsekuensi dari perjanjian yang telah disepakati bersama. Kewajiban tersebut adalah menunaikan jizyah, ber- komitmen terhadap konstitusi Islam, dan menjaga perasaan kaum Muslim.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 326, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jizyah adalah pajak yang dibayarkan oleh non-Muslim yang tinggal di da > r al-Isla > m kepada pemerintah Islam sebagai wujud loyalitas mereka kepada pemerintah Islam dan konsekuensi dari perlindungan (rasa aman) yang diberikan pemerintah Islam untuk", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 540, "width": 190, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "68 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 321.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 550, "width": 237, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "69 Dikutip dari: Rasyid al-Ghanusyi, H { uqu > q al-Muwa > t } anah…, 73.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 326, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "70 Musthafa al-Siba’i, Sistem Masyarakat Islam, (Jakarta: Pustaka al-Hidayah, 1987), 182.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 581, "width": 326, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "71 Imam Munawwir, Sikap Islam terhadap Kekerasan, Damai, Toleransi, dan Solidaritas, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), 58-59.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 44", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 77, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "mereka. 72 Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, para ulama bersepakat dalam mengistilahkan jizyah dengan pajak kepala yang diwajibkan kepada semua non-Muslim dari kalangan laki-laki, merdeka dan sudah dewasa, sehat dan kuat, serta masih mampu bekerja. 73 Pengadaan jizyah disandarkan kepada firman Allah di dalam QS: al-Taubah: 29.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 326, "height": 103, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Besarnya jumlah jizyah sangat  relatif,  tergantung  pada kebijaksanaan pemerintah. Pembayarannya pun bersifat fleksibel, tidak harus dengan uang, melainkan dapat juga dibayar dengan hewan ternak dan hanya diberlakukan sekali setahun. 74 Pada masa Rasulullah SAW, besarnya jizyah satu dinar per tahun untuk orang dewasa yang mampu membayar, sedangkan perempuan, anak- anak, pengemis, orang tua, penderita sakit jiwa, dan semua yang menderita sakit dibebaskan dari kewajiban ini. 75", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 326, "height": 77, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Kewajiban selanjutnya adalah komitmen terhadap konstitusi Islam. Sistem pemerintahan dalam negara Islam wajib melindungi hak kaum non-Muslim untuk hidup aman dan tentram dalam negara Islam, sebagaimana halnya warga mayoritas muslim. Atas dasar itu, para non-Muslim juga dituntut kewajibannya untuk ikut membela negara ketika diserang musuh. 76", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 326, "height": 90, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Selain itu, ahl dzimmah juga berkewajiban menjaga perasaan kaum Muslim. Islam tidak membenarkan sikap-sikap non-Muslim yang provokatif dan menyulut konflik di tengah-tengah kaum Muslim. Meskipun diberikan hak kebebasan melakukan aktivitas- nya sebagaimana penduduk muslim lainnya, namun kebebasan non-Muslim juga terikat dengan kebebasan warga Muslim lainnya. Mereka tidak dibenarkan merusak kebebasan golongan lainnya. 77", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 326, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sebagai contoh dalam hal makanan dan berpakaian, umat non- Muslim berhak mengikuti aturan agama mereka tentang tata kehidupan publik, namun hal-hal tersebut akan dilarang jika meresahkan umat Islam dalam menjalankan kayakinannya. 78", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 513, "width": 325, "height": 19, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "72 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001),  278.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 219, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "73 Ibn Qayim al-Jauziyah, Ah } ka > m Ahl al-Dzimmah…, 28-30.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 267, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "74 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Islam, 279-280.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 298, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "75 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta : III IT, Cet.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 24, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "II), 31.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 207, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "76 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 309-311.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 227, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "77 Abdul Aziz Dahlan (et.al), Ensiklopedi Hukum Islam…, 856.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 207, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "78 Abul A’la Maududi, Hukum dan Konstitusi…, 310-312.", "type": "Footnote" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 45", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 116, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Mazhab Imam Abu Hanifah menyatakan: “Islam memboleh- kan ahlu dzimmah meminum  minuman  keras,  memakan  daging babi, dan menjalankan segala aturan agama mereka dalam wilayah yang diatur oleh syariat.” Maka, selama hal tersebut dilakukan secara privat dan tidak dilakukan di ruang publik, negara Islam tidak punya urusan untuk mengusik masalah-masalah pribadi mereka. Namun jika seorang ahlu dzimmah membuka  toko  yang menjual minuman keras, maka dia akan dihukum berdasarkan aturan syariat Islam. 79", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 44, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 326, "height": 196, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Adanya pluralitas beragama bukanlah suatu masalah di dalam Islam. Dalam sejarahnya, Islam sangat toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan meski bagi masyarakat yang berbeda keyakinan. Islam sangat mengedepankan etika kebebasan beragama dan menghormati agama lain serta ikatan persaudaraan dengan non-Muslim. Fakta sejarah telah banyak berbicara tentang sikap adil dan toleran yang ditunjukkan jika Islam berkuasa, hingga mereka (ahl al-dzimmah) merasa nyaman berada di tengah-tengah umat Islam. Adanya data sejarah ini dikarenakan Islam menempatkan prinsip keadilan sebagai cara pandang dalam setiap perilaku dan tindakan pemeluknya hingga teraplikasikan dalam pelaksanaan pemerintahannya. Selain itu, perilaku toleransi ini juga merupakan kewajiban pemerintahan Islam untuk menegakkannya, baik bagi Muslim maupun non- Muslim sebagai rakyatnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 326, "height": 90, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Bagi masyarakat non-Muslim yang hidup di wilayah Islam, selain memiliki hak sebagaimana tersebut, mereka juga memiliki kewajiban yang tentunya harus dilaksanakan. Kewajiban tersebut adalah menunaikan jizyah, berkomitmen terhadap konstitusi Islam, dan menjaga perasaan kaum Muslim. Kewajiban-kewajiban tersebut merupakan konsekuensi dari hak yang didapat mereka dari pemerintahan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 144, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "79 Imam Munawir, Sikap Islam…, 59-60.", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 46", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 77, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Abd al-Salam, Ja’far. 1425 M/2005 H. Al-Tasa > muh } fi > al-Fikri al- Isla > mi. Kairo: Ra > bit } ah al-Ja > mi’ah al-Isla > miyah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 297, "height": 38, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". dan Al-Syaikh, Ahmad. 2006/ 1427. Al-Muslimu > n wa al- A < khar: Usus li Taba > du al-H { iwa > r wa al-Ta’a > wun al-Silmi. Kairo: Ra > bit } ah al-Ja > mi’ah al-Isla > miyah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 326, "height": 38, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Bashari, Abu Daud Sulaiman. 1999/ 1419. Musnad Abi Daud al-T { aya > lisi > , Tah } qi > q Muhammad Abdul Muhsin al-Turki. Mesir: Da > r al-Hijr, Cet. I.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 218, "width": 326, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Anas, Malik ibn. 1425. Al-Muwat } t } a’, Juz: 2, “Bab: Jizyah Ahli Kita > b wa al-Maju > s”, Tah } qi > q: Muh } ammad Must } afa al-A’z } ami. T. T.: Muassasah Zayid ibn Sulthan al-Nahyan, Cet. 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Dahlan, Abdul Aziz. (et.al). 1996. Ensiklopedi Hukum Islam. Jilid 3. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 293, "width": 327, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Ghanusyi, Rasyid. 1993. H { uqu > q al-Muwa > t } anah: H { uqu > q Ghair al- Muslim fi > al-Mujtama’ al-Isla > mi. Virginia: Ma’had al-Alam li > al-Fikr al-Isla > mi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 326, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Ghaza > li > , Abu > Ha > mid. 1318 H. al-Waji > z fi > Fiqh al-Ima > m al-Sya > fi‘i > .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 180, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 2. Mesir: Muhammad Mus } t } afa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hamka. 1984. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hanafi, Muchlis M., 2013. Moderasi Islam. Ciputat: Ikatan Alumni al-Azhar dan Pusat Studi al-Qur’an.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 326, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hawa, Said. 2004. Al-Islam. Terj. Abdul Hayyi al-Kattani dkk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 135, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jakarta: Gema Insani Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 325, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hisyam, Ibn. 1375 H/1955 M. Al-Si > rah al-Nabawiyyah. Tah } qi > q: Mus } t } afa al-Saqa’, Jilid 1. Mesir: Mus } t } afa al-Babi al-Hilyi, Cet. 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Hufi, Ahmad Muhammad. 1399/ 1979. Samah } at al-Isla > m. Kairo: Da > r Nahah Mis } r.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 307, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Ibn Manz } u > r. 2003. Lisa > n al-‘Arab. Jilid 3. Kairo: Da > r al-H { adits.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Iqbal, Muhammad. 2001. Fiqh Siyasah Kontekstualisasi Doktrin Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 326, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Jauziyah, Ibn Qayim. 1424/ 2003. Ah } ka > m Ahl al-Dzimmah. Tah } qi > q: Sayyid ‘Imran. Kairo: Da > r al-H { adits.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 38, "width": 194, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Sikap Islam terhadap Minoritas Non-Muslim 47", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 633, "width": 97, "height": 8, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Vol. 12, No. 1, Maret 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 326, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Kalabi > , Muhammad ibn Ahmad ibn al-Juza’i. T. Th. Al-Qawa > nu > n al-Fiqhiyyah fi > Talkhi > s } al-Mazhab al-Ma > likiyyah. Beirut: Da > r al-Qalam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 124, "width": 326, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Karim, Adiwarman  Azwar.  Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: III IT, Cet. II.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 326, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Maududi, Abu al-A’la. 2005. Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 167, "width": 292, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Terj. Bambang Iriana Djaja Atmadja. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 298, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 1960. Teori Politik Islam. Terj. Salahudin Abdullah. Bandung: al-Ma’arif.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 215, "width": 297, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 1998. Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam. Terj. Asep", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 229, "width": 172, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Hikmat. Bandung: Mizan, Cet. VI.", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 246, "width": 298, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 1998. Human Right In Islam. Islamabad: Da’wah Academy,, IIUI.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 326, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Mubarakfury, Shaifurrahman. 2005. Sirah Nabawiyah. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 290, "width": 133, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Pustaka al-Kausar, Cet. 19.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 326, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Munawir, Imam. 1984. Sikap Islam terhadap Kekerasan, Damai,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 321, "width": 232, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Toleransi, dan Solidaritas. Surabaya: Bina Ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 326, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Pickthall, M. Marmaduke. T. Th. War and Religion. Terj. M. Hashem. Bandung: al-Ma’arif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 325, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Qalibi, al-Syadzili. 1998. Ahl al-Dzimmah fi > al-H { a > rah al- Isla > miyah. Beirut: Da > r al-Garb al-Isla > mi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 325, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Qard } awi, Yusuf. 1413 H/1992 M. Ghair al-Muslimi > n fi > al- Mujtama’ al-Isla > miy. Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. 3.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 430, "width": 297, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 1418 H/1997 M. Al-H } ala > l wa al-H { ara > m fi > al-Isla > m. Kairo: Maktabah Wahbah, Cet. 22.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 461, "width": 296, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 1999. Fatwa-fatwa Kontemporer. Jilid 2. Terj. As’ad Yasin.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 474, "width": 135, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jakarta: Gema Insani Press.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 491, "width": 298, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": ". 2010. Fikih Jihad: Sebuah Karya Monumental Terlengkap tentang Jihad menurut al-Qur’an dan Sunnah, Terj. Irfan Maulana Hakim. Bandung: Mizan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 326, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Sahmarani, As’ad. 1413/1992. Al-Islam baina al-Madza > hib wa al-Adya > n. Beirut: Da > r al-Nafais.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 566, "width": 326, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Siba’i, Musthafa. 1987. Sistem Masyarakat Islam. Jakarta: Pustaka al-Hidayah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 116, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Syamsul Hadi Untung 48", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 65, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Jurnal KALIMAH", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 326, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Syahrastani. 1404. Al-Milal wa al-Nih } al. Jilid 1. Beirut: Da > r al Ma’rifah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 110, "width": 326, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Syafi’i, Muhammad Ibn Idris. 1980. Al-Umm. Jilid 4. Beirut: Da > r al-Fikri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 141, "width": 326, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-T } abari, Ibn Jari > r. 1420. Ja > mi’ al-Baya > n fi > Tafsi > r al-Qur’a > n. Tah } qi > q: Ah } mad Muh } ammad Syakir. Beirut: Mu’assasah al-Risa > lah, Cet. 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 326, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Taimiyah, Ibn. 1426 H. Majmu > ’ Fata > wa, Juz: 18. Tah } qi > q: Anwar al- Baz dan ‘Amir al-Jazar. Da > r al-Wafa > ’, Cet. 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 327, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-‘Utsaimin, Muhammad ibn S } a > lih. 1427 H. H { uqu > q Du’at Ilaiha > al-Fit } rah wa Qarraratha > al-Syari > ’ah. Riyad: T. Pnb.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 326, "height": 38, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Zabidi, Muhammad Murtadha al-Husaini. 1385 H/ 1965 M. Ta > j al-‘Aru > s min Jawahir al-Qa > mu > s. Jilid 28. Kuwait: H { ukumah al-Kuwait.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 326, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 454, "page_height": 680, "text": "Al-Zawi, Al-T } ahir Ahmad. 1417 H/1996 M. Al-Qa > mu > s al-Muhit } . Jilid 2. Saudi: Da > r ‘Alam al-Kutub li > al-Nasyr wa al-Tawzi > ’.", "type": "Text" } ]
b56a78ad-e049-976c-4cb7-5217b4748326
https://jurnal.unigal.ac.id/agroinfogaluh/article/download/1631/1313
[ { "left": 432, "top": 783, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman | 748", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 87, "width": 265, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS RENTABILITAS AGROINDUSTRI COMRING", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 99, "width": 245, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Suatu Kasus pada Perajin Comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis)", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 133, "width": 199, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh: Nendi Nugraha 1 , Dini Rochdiani 2 , Fitri Yuroh 3", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 154, "width": 203, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 166, "width": 208, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 177, "width": 184, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 203, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 215, "width": 399, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya : 1. Biaya, pendapatan, dan penerimaan pada agroindustri comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi. 2. Besarnya rentabilitas pada Agroindustri Comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 261, "width": 399, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan mengambil suatu kasus pada perajin comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Penarikan responden dalam penelitian ini menggunakan sensus terhadap 3 perajin comring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 399, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Besarnya biaya, yang dikeluarkan seluruh perajin comring dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 1.948.402,40 besarnya penerimaan yang diperoleh perajin comring adalah Rp. 2.600.000 dan pendapatan agroindustri comring di Desa Linggapura adalah sebesar Rp.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 341, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "651.597,60", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 353, "width": 399, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Besarnya rentabilitas usaha agroindustri comring di Desa Linggapura kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah 33,44 persen.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 387, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Rentabilitas, Agroindustri comring", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 410, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 422, "width": 194, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanaman ubi kayu (manihot utillisima) merupakan salah satu tanaman palawija yang dapat digunakan sebagai makanan pengganti atau sebagai tambahan makanan pokok, disamping kegunaan lainnya seperti pakan ternak, bahan baku industri dan sebagai komoditi ekspor (Agustiar, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 502, "width": 194, "height": 251, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai bahan pangan, ubi kayu mempunyai nilai gizi yang sangat memadai, meski jika dikonsumsi sebagai makanan tunggal lebih rendah proteinnya dibandingkan dengan beras. Tetapi sebagai makanan pengganti atau tambahan makanan pokok dengan harga yang relatif murah akan sangat membantu masyarakat yang berpendapatan rendah. Tanaman ubi kayu adalah tanaman umbi – umbian daerah tropik dan merupakan sumber kalori pangan yang semakin murah di dunia. Tanaman ini dikonsumsi sebagai makanan pokok, kira – kira lebih dari 400 juta orang di daerah tropik yang lembab di afrika, asia, dan amerika. Sekitar 65 % produksi keripik singkong digunakan untuk pangan manusia sebagai makanan utama pengganti beras dan makanan selingan sehari – hari. Hal ini dikarenakan nilai utama singkong yang mempunyai nilai kalori tinggi, singkong segar mengandung 35 – 40 % kalori. (Agustiar, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 410, "width": 80, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 194, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan mengambil suatu kasus pada perajin comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten ciamis. Menurut Nazir (2013), metode survai adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan- keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah dan menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 378, "top": 560, "width": 121, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kuesioner sebagai alat", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 571, "width": 119, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengumpul data yang pokok.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 595, "width": 113, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 606, "width": 194, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 640, "width": 194, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Satu kali proses produksi dimulai dari persiapan bahan baku sampai comring siap dijual berlangsung selama satu hari.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 675, "width": 194, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Biaya produksi adalah suatu biaya yang digunakan untuk memproduksi comring yang dianalisis selama satu kali proses", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 721, "width": 118, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 732, "width": 194, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekuder. Data", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 195, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Januari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 783, "width": 67, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman | 749", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 194, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "primer ialah data yang diperoleh secara langsung dari perajin comring yang dijadikan responden melalui wawancara, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur – literatur dan data dari instansi atau dinas terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 179, "width": 127, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Penarikan Responden", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 191, "width": 194, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penarikan responden dalam penelitian ini, seluruh perajin comring di Desa Linggapura dengan jumlah perajin sebanyak 3 orang dijadikan responden secara sensus. Menurut Daniel (2003) mengemukakan bahwa metode sensus dikenal juga sebagai metode pencacahan lengkap, artinya semua individu yang ada dalam populasi dicacah sebagai responden.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancangan Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 317, "width": 194, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui rentabilitas pada agroindustri comring di Desa Linggapura dilakukan analisis sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 352, "width": 194, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analisis Biaya Untuk mengetahui besarnya biaya total (total cost) digunakan rumus sebagai berikut (Suratiyah, 2015) : TC = TFC + TVC Dimana : TC = Total Cost (Biaya Total)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 180, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total) TVC = Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 478, "width": 194, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Analisis penerimaan Untuk mengetahui besarnya penerimaan digunakan rumus sebagai berikut. (Suratiyah, 2015) TR = Y x Py", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 171, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana : TR = Total Revenue (Penerimaan Total)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 99, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = Jumlah Produksi Py = Harga", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 582, "width": 194, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Analisis Pendapatan Untuk mengetahui besarnya pendapatan digunakan rumus sebagai berikut (Suratiyah, 2015) :", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 628, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pd = TR – TC", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 40, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana :", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 651, "width": 185, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pd = Pendapatan TR = Total Revenue (Penerimaan Total) TC = Total Cost (Biaya Total) 4. Analisis Rentabilitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 180, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui besarnya nilai", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 180, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rentabilitas digunakan rumus sebagai berikut (Riyanto, 2010) :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 734, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R =", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 87, "width": 52, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimana :", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 99, "width": 194, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R = Rentabilitas suatu perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba (%)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 145, "width": 194, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L = Jumlah laba yang diperoleh pada periode tertentu (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 168, "width": 194, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M = Modal dari seluruh biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 202, "width": 129, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tempat dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 214, "width": 194, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan pada perajin agroindustri comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Adapun waktu penelitian dibagi dalam tiga tahap, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 271, "width": 194, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Tahap persiapan yaitu survai pendahuluan, penulisan Usulan Penelitian, dan Seminar Usulan Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 317, "width": 194, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tahap pengumpulan data dari lapangan, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder direncanakan pada bulan April dan Mei 2017.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 363, "width": 194, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Tahap pengolahan dan analisis data, penyusunan serta penulisan skripsi dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai dengan selesai.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 421, "width": 132, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Responden", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 444, "width": 194, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umur adalah faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dalam melakukan sesuatu kegiatan dan juga akan berpengaruh terhadap fisik dalam bekerja dan cara berfikir. Umur responden perajin comring di Desa Linggapura berkisar antara 50-60 tahun. Dengan demikian seluruh responden berada pada kisaran umur produktif. Menurut Hayati, Maryani dan Manalu (2004) bahwa penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berumur antara 15-64 tahun, seseorang yang berada pada kelompok usia produktif cenderung akan lebih cepat menerima dan menerapkan suatu inovasi, sedangkan yang tidak termasuk usia kerja tidak produktif, cenderung akan lebih berhati-hati dalam menerima dan menerapkan suatu inovasi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 651, "width": 138, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Pendidikan Responden", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 662, "width": 194, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat Pendidikan peranannya cukup tinggi terhadap seseorang dalam melakukan kegiatan , tapi pengalaman ber juga sangat tinggi peranannya, Karena tingkat Pendidikan dan pengalaman ber dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima dan melaksanakan hal-hal baru. Pada umumnya tingkat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 743, "width": 196, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendidikan formal yang dicapai oleh perajin", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 38, "width": 332, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS RENTABILITAS AGROINDUSTRI COMRING (Suatu Kasus pada Perajin Comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis)", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 73, "width": 251, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NENDI NUGRAHA, DINI ROCHDIANI, FITRI YUROH", "type": "Section header" }, { "left": 432, "top": 783, "width": 67, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman | 750", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 98, "width": 194, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "agroindustri comring di Desa Linggapura semuanya tamatan SD.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 132, "width": 148, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengalaman Berusaha Responden", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 196, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengalaman berusaha adalah faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam agroindustri comring,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 167, "width": 194, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semakin lama pengalaman maka akan semakin tinggi keterampilan yang dimiliki dalam melakukan proses produksi. Pengalaman responden dalam mengkan agroindustri comring berkisar antara 10-20 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 154, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanggungan Keluarga Responden", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 259, "width": 194, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perajin agroindustri comring di Desa Linggapura seluruhnya sudah berkeluarga dan mempunyai tanggungan keluarga, jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki responden berkisar antara 4 sampai 6 orang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 328, "width": 138, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Agroindustri Comring", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 339, "width": 194, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis agroindustri comring terdiri dari analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan rentabilitas yang dihitung selama satu kali proses produksi selama satu hari.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 397, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Biaya Agroindustri Comring", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 408, "width": 194, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya yang digunakan dalam agroindustri comring dibagi menjadi dua jenis biaya, yaitu biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi dan sifatnya tidak habis dalam satu kali proses produksi, yang terdiri dari pajak bumi dan bangunan, penyusutan alat, dan bunga modal tetap yang sifatnya tidak habis dalam satu kali proses produksi. Sedangkan biaya tidak tetap variabel (variabel cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, dan sifatnya habis dalam satu kali proses produksi, yang terdiri dari biaya penyediaan bahan baku (sarana produksi), tenaga kerja dan bunga modal tidak tetap.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 604, "width": 196, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Penerimaan dan Pendapatan Agroindustri Comring", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 627, "width": 196, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh penerimaan dari suatu comring di Desa Linggapura dihitung dengan cara mengalikan hasil produksi comring satu kali proses produksi selama satu hari dengan harga jual selama penelitian", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 696, "width": 194, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata Rentabilitas Agroindustri Comring Rentabilitas digunakan untuk melihat kemampuan perajin comring dalam", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 742, "width": 194, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menghasilkan laba dari modal pada periode", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 98, "width": 214, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertentu, dalam penelitian ini, dihitung dalam satu kali proses produksi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui, bahwa rata-rata pendapatan atau keuntungan yang diperoleh dari hasil agroindustri comring per satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 651.597,60, dan rata-rata biaya total yang dikeluarkan dalam agroindustri comring per satu kali proses produksi adalah sebesar Rp. 1.948.402,40, maka dengan demikian dapat dihitung nilai rentabilitas sebagai berikut : R=", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 255, "width": 54, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R= = 33,44 %", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 282, "width": 194, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai rentabilitas agroindustri comring di Desa Linggapura menunjukkan 33,44 persen dengan demikian agroindustri comring tersebut dapat menghasilkan laba sebesar 33,44 persen dari modal yang dikeluarkan dalam satu kali proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 374, "width": 131, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 385, "width": 194, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebsagai berikut : 1) Besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan perajin comring dalam satu kali proses produksi selama satu hari adalah sebesar Rp. 1.948.402,40 besarnya penerimaan yang diperoleh perajin comring adalah sebesar Rp.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 500, "width": 196, "height": 228, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.600.000, besarnya pendapatan agroindustri comring di Desa Linggapura adalah sebesar Rp. 651.597,60. 2) Besarnya nilai rentabilitas agroindustri comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah 33,44 Persen. Jadi, usaha agroindustri comring di Desa Linggapura Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis mampu menghasilkan laba sebesar 33,44 persen dari modal yang digunkan dalam satu kali proses produksi. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 730, "width": 193, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Seluruh produsen comring di Desa", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 742, "width": 180, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linggapura tetap konsisten dan terus", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 38, "width": 195, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 2, Januari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 783, "width": 67, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman | 751", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 87, "width": 172, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjalankan usahanya Karena", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 99, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "agroindustri comring menguntungkan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 110, "width": 195, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Seluruh produsen comring di Desa Linggapura harus melakukan diversifikasi produk comring yang mereka buat, seperti memperbanyak beraneka ragam rasa agar menarik minat konsumen untuk membeli produk comring yang di buat produsen.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 191, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustiar. 2012, Jurnal Ilmu Pertanian , hlm, 209-217 Vol. 16 No.3. Daniel, M. 2003. Metodologi Penelitian Sosial", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 237, "width": 132, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 31, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hayati,", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 248, "width": 36, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maryani", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 194, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Manalu.2004. Pengetahuan Sosial Geografi SMP. ESIS. Jakarta. Nazir, M. 2013. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia Persada. Bogor. Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan . BPFE. Yogyakarta", "type": "Text" } ]
3a412478-0bf5-5e37-1758-479d983db625
https://journal.uad.ac.id/index.php/Psikologi/article/download/15131/7349
[ { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "63", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 175, "top": 117, "width": 263, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konstruksi alat ukur karakter nasionalisme", "type": "Title" }, { "left": 256, "top": 149, "width": 100, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 162, "width": 346, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 191, "width": 87, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yun Nina Ekawati", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 203, "width": 346, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 232, "width": 105, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadhani Islamiah", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 245, "width": 346, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 294, "width": 58, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 469, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan penelitian ini adalah melakukan validitas konstruk dengan menggunakan analisis faktor pada alat ukur karakter, khususnya karakter nasionalisme. Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 337 responden, dengan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling di setiap wilayah yaitu pada SMA 1 Kabupaten Kerinci, SMA Negeri 1 Tanjung Jabung Barat, SMA Negeri 5 Kota Kabupaten Tebo dan SMA Negeri 12 Kabupaten Merangin, dan SMA Negeri 1 Kota Jambi dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa validitas konstruk yang menggunakan analisis Principal Component Analysis dengan rotasi orthogonal dan ekstraksi varimaks menghasilkan lima faktor yang berhasil diekstraksi yang berupa komponen cinta tanah air, menghargai keragaman budaya, apresiasi budaya bangsa, taat hukum, serta unggul dan berprestasi. Hasil uji reliabilitas konsistensi internal dengan Metode Guttman λ=0.862. Norma alat ukur menggunakan standar deviasi hipotetik baik untuk setiap komponen maupun alat ukur keseluruhan. Alat ukur ini didukung oleh validitas konstruk yang baik serta reliabilitas yang memuaskan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 469, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Karakter Nasionalisme, Kontruksi Alat Ukur, Reliabilitas, Siswa Sekolah Menengah Atas, Validitas", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 519, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 469, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The aim of this research is to conduct validity constract by using factor analysis in the character measuring instrument, in particular character of nasionalism. The population of this research is senior high school students. The number of sample used is 337 respondents, by using purposive sampling technique for each regions including SMA 1 Kerinci regency, SMA 1 West Tanjung Jabung regency, SMA 5 Tebo Regency, SMA 12 Merangin Regency and SMA 1 Jambi City by the age of 15 to 18 years old. The result of this research reveals that validity construct which using Principal Component Analysis with orthogonal rotation and varimaks ekstraction generated five factors that has been successfully extracted to be some components including loving the country, appreciating the cultural diversity, appreciating national culture, obeying the law and being excellent and having achievement. The result of the internal consistency realiability test by using Guttman Method λ=0.862. The measuring instrument norm by using hypothetical deviation standard for both each component and overall measuring instrument. This measuring instrument is supported by good validity construct and satisfying reliability.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Measuring Instrument Construction, Nasionalism Character, Reliability, Senior High School Students, Validity", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 133, "width": 93, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 469, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Scerenko karakter merupakan atribut atau suatu karakteristik yang membentuk dan membedakan individu dari individu yang lain, ciri etis, maupun kompleksitas mental individu, kelompok, ataupun bangsa (Samani & Hariyanto, 2012). Karakter dalam pemahaman tokoh bangsa Indonesia diartikan sebagai suatu perangkat nilai yang berasal dari norma agama, hukum, sosial, budaya, adat istiadat, serta estetika yang terealisasi dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan, serta perbuatan yang mendasari perilaku manusia dalam melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan asas Ketuhanan Yang Maha Esa, hubungan dengan diri sendiri atau dengan orang lain, lingkungan, maupun kebangsaan. Hal ini menjelaskan bahwa karakter merupakan aspek penting pada individu dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang manusia. Implikasi lain dari karakter ini dapat membentuk dan menjadi identitas bagi suatu bangsa (identitas nasional). Identitas inilah yang menjadi tolak ukur maupun ‘wajah’ dari bangsa Indonesia yang plural.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 469, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasionalisme merupakan suatu paham yang berkaitan dengan kesadaran bahwa setiap warga negara merupakan bagian dari bangsa Indonesia oleh karenanya setiap individu memiliki kewajiban untuk mencintai dan turut membela negaranya (Permanto, 2012). Paham nasionalisme tersebut masih sangat luas serta dapat diaktualisasikan dalam banyak definisi maupun perilaku. Salah satunya oleh Sadikin (Ratnasari, 2017) yang mengaktualisasikan nasionalisme sebagai suatu sikap cinta terhadap tanah air atau bangsa dan negara sebagai perwujudan dari cita-cita dan tujuan yang diikat oleh sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, serta budaya sebagai bentuk persatuan dan kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami jika nasionalisme dapat menjadi suatu cara atau jalan untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan kebangsaan dan kenegaraan. Sehingga penting bagi setiap inidividu untuk memiliki rasa ataupun sikap nasionalisme itu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 470, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saat ini Indonesia dapat dikatakan mengalami krisis nasionalisme. Dimana isu-isu mengenai gerakan separatis, anarkis, kekerasan, penyimpangan sosial, radikalisme yang melunturkan semangat kesatuan dan persatuan. Dalam contoh sederhana dimana tumbuhnya rasa kebanggaan untuk mengikuti budaya popular serta adanya gaya hidup hedonism pada diri warga negara melunturkan rasa bangga dan cinta terhadap tanah air – ini dikarenakan adanya keengganan oleh warga negara untuk mengenal jati diri bangsanya. Krisis nasionalisme yang sangat dirasakan saat ini adalah adanya intoleransi beragama maupun primodialisme. Hal ini dapat disebabkan oleh kepentingan kelompok atau bahkan politik tertentu, dimana konflik yang dihasilkan dapat melunturkan semangat serta sikap nasionalisme bangsa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "65", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu penting bagi seorang siswa untuk mendapatkan pendidikan karakter nasionalisme untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme tersebut dan menjadi seperangkat nilai moral bagi siswa dalam berperilaku.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 469, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya penanaman karakter menjadi tugas fundamental orangtua ataupun keluarga di rumah. Namun dalam beberapa hal penanaman karakter akan lebih komprehensif melalui pendidikan karakter yang terintegrasi di sekolah. Hal ini dikarenakan lingkungan sekolah yang memfasilitasi kemajemukan pada individu. Selain itu adanya keberagaman dilingkungan sekolah menuntut anak untuk belajar bersikap toleran yang secara tidak langsung memupuk sikap nasionalisme.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 469, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan oleh warga sekolah secara bersama-sama dimulai dari guru sebagai tenaga pendidik yang professional hingga ke siswa sebagai pelajar untuk mewujudkan dan menciptakan suatu budaya baru disekolah yang memiliki pengaruh terhadap karakter siswa yang dididik. Pendidikan karakter pada dasarnya telah menjadi pilot project pemerintahan Indonesia saat ini melalui program Penguatan Pendidikan Karakter dengan mengusung lima nilai karakter utama yang wajib dimiliki dan dibangun dalam diri siswa-siswi sekolah dasar hingga menengah atas. Namun aktualisasi dari efektivitas program tersebut masih belum sepenuhnya dapat dijelaskan sejauh mana perubahan pada karakter siswa-siswi tersebut baik secara individual ataupun kolektif. Sehingga hal ini akan mempengaruhi pembentukan karakter yang diharapkan,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 469, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat kontruksi skala karakter nasionalisme pada anak Sekolah Menengah Atas (SMA) serta melakukan uji validitas terhadap konstruk menggunakan analisis komponen. Penggunaan analisis komponen dalam pengujian validitas konstruk dilakukan karena pada dasarnya karakter terutama karakter nasionalisme merupakan atribut psikologis yang abstrak untuk didefinisikan, sehingga dengan melakukan analisis komponen terhadap indikator karakter nasionalisme yang diusung oleh Kemendikbud akan didapatkan dasar konsep atau definisi yang jelas, komprehensif, dan konkrit mengenai konstruk karakter nasionalisme serta sesuai dengan kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu tujuan lain dari membuat alat ukur ini adalah untuk membuat skala karakter nasionalisme pada siswa SMA yang terstandar sehingga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan baik asesmen kepribadian maupun sebagai salah satu rangkaian yang melengkapi rangkaian tes psikologis lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 131, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 469, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan prosedur: 1) Kontruksi alat ukur karakter nasionalime, 2) Analisis properti psikometris skala. Pelaksanaan tahapan prosedur tersebut bertujuan", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk mendapatkan skala psikologi yang baik yaitu valid, reliabel, dan terstandar juga memudahkan peneliti dalam membuat analisa laporan lebih sistematis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 315, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kontruksi alat ukur nasionalisme ini dilakukan dengan beberapa tahapan, tahapan pertama, Penetapan Konstruk, Komponen dan Indikator Perilaku; Kontruksi alat ukur diawali dengan menetapkan konstruk yang diukur yaitu konstruk karakter nasionalisme. Review konstruk dan komponen dilakukan melalui studi literatur yang mengacu pada beberapa buku cetak, jurnal, dan sumber literatur lainnya yang membahas mengenai karakter nasionalis pada siswa sekolah menengah atas. Studi literatur ini didapatkan beberapa komponen penyusun konstruk, diantaranya: apresiasi budaya, kekayaan budaya, rela berkorban, unggul dan berprestasi cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, dan keragaman budaya. Masing-masing komponen diturunkan kedalam beberapa indikator perilaku yang menjadi blue print dalam penulisan aitem. Sebelum melakukan penulisan aitem maka komponen dan indikator direview terlebih dahulu oleh orang yang memiliki keahlian dibidang tersebut dalam sebuah panel diskusi melalui prosedur focus group discussion (FGD) terhadap beberapa ahli konstrak yang memahami konstrak nasionalisme dan ahli psikologi perkembangan manusia. Pelaksanaan FGD diperlukan mengingat konstrak yang akan dibangun berdasarkan konsep Penguatan Pendidikan Karakter Kemdikbud bukanlah konsep konkrit sehingga diperlukan perumusan agar menghasilkan blue print konstrak yang padat dan konkrit yang selanjutnya akan memudahkan penulisan aitem. Tahapan review ahli dilakukan sebelum dan setelah tahapan penulisan aitem Tahapan ini serta pelaksanaan review terhadap ahli dibidangnya akan menentukan validitas internal dari konstruk skala yang akan dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 469, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap kedua, menentukan format penskalaan: Penskalaan merupakan proses penentuan letak kategori respon responden terhadap pernyataan aitem yang telah dibuat dalam suatu kontinum psikologis yang telah ditentukan (Azwar, 2017). Penentuan format penskalaan ini akan menentukan bagaimana penentuan nilai yang akan diberikan. Dalam kontruksi skala ini, format penskalaan yang dipilih adalah model skala likert dengan 4 jenjang nilai, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 469, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap ketiga, Penulisan aitem. Setelah merumuskan komponen dan indikator konstruk kedalam blue print, peneliti membuat aitem sesuai dengan proporsi aitem yang telah ditentukan. Dalam penulisan aitem awal yang akan di uji coba didapatkan 27 aitem pernyataan yang terdiri dari aitem favorabel dan unfavorabel . Item yang telah dibuat di review kembali oleh peneliti, rekan peneliti, ahli konstruk, subjek sampel dan ahli tata bahasa sebelum dilaksanakan uji coba aitem kepada kelompok subjek. Tujuannya adalah untuk mencapai validitas logis dari alat ukur ini, apakah aitem telah mengungkap hal sesuai", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "indikator yang telah ditetapkan, apakah subjek dapat mengerti apa yang dimaksud dalam aitem pernyataan, apakah penulisan telah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 277, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis properti psikometris ini dilakukan setelah mendapatkan data dari uji coba alat ukur yang telah dilakukan. Analisis konstruk yang digunakan adalah uji validitas faktorial dengan metode Principal Component Analysis (PCA) rotasi orthoghonal dan ekstraksi varimaks. PCA bertujuan untuk meringkas pola korelasi antara observed variables, untuk mengurangi sejumlah besar observed variables kedalam sejumlah kecil faktor untuk memberikan definisi operasional (persamaan regresi) untuk proses yang mendasarinya dengan menggunakan observed variables (Tabachnick & Fidell, 2014). PCA melakukan analisis menggunakan korelasi terhadap sejumlah data observed variables yang memenuhi syarat analisis kemudian mereduksinya. Secara empiris teknik statistika yang digunakan dalam analisis PCA menemukan dan merangkum observed variables yang saling berkorelasi dalam satu himpunan menjadi satu komponen utama. Setiap komponen yang terbentuk akan tidak bergantung (independen) dengan komponen lainnya sehingga setiap komponen dinilai masing-masing (tersendiri) tanpa dikaitkan dengan komponen lainnya. Kemudian dilakukan ekstraksi varimaks untuk menganalisa keterbentukan faktor- faktor terhadap sekumpulan komponen yang ada. Uji Reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan metode Gutmann’s. Pembuatan norma dan interpretasi yaitu dengan membuat norma hipotetik baik untuk skoring skala keseluruhan maupun skoring skala per komponen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 469, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subjek berjumlah 337 responden dengan teknik pengambilan sampel penelitian random sampling terhadap siswa/i sekolah menengah atas yang tersebar di Provinsi Jambi, diantaranya; SMAN 1 Kabupaten Kerinci, SMAN 1 Tanjung Jabung Barat, SMAN 5 Kabupaten Tebo, SMAN 12 Kabupaten Merangin, dan SMAN 1 Kota Jambi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 155, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 469, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pelaksanaan metode penelitian kontruksi alat ukur karakter nasionalisme ini adalah: 1) Skala karakter nasionalisme final, 2) Nilai property psikometris yang mendukung validitas dan reliabilitas karakter nasionalisme, serta 3) Norma dan interpretasi skala.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 165, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Skala Karakter Nasionalisme Final", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 99, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Validitas Faktorial", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 469, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen skala karakter nasionalisme final ini didapatkan melalui uji analisis properti psikometris pertama terhadap hasil data uji coba alat ukur. Uji validitas faktorial konstruk dilakukan dengan menggunakan metode analisis Principal Component Analysis (PCA). Validitas faktor merupakan validitas yang didapat melalui analisis terhadap faktor pembentuk alat ukur. Principal Component", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analysis (PCA) merupakan teknik yang digunakan untuk melihat atau mengkonfirmasi faktor-faktor yang membentuk suatu konstruk skala dengan cara mereduksi komponen suatu data tanpa mengurangi karakteristik konstruk skala secara signifikan. Teknik PCA lebih dipilih karena menurut Stevans PCA dapat menghindari masalah ketidakpastian faktor atau komponen yang terbentuk yang biasa ditemukan dalam analisis faktor lainnya (Harrington, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 469, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode PCA ini dapat mengumpulkan aitem-aitem awal menjadi suatu komponen baru dengan menganalisis semua varians pada observed variabels dan membentuk komponen baru hasil reduksi variabel. Komponen baru hasil analisis PCA menjadi komponen yang lebih kecil dan spesifik serta tidak saling berkorelasi. Hal itu berarti komponen-komponen baru hasil analisis PCA merupakan komponen yang berdiri sendiri dan saling bebas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 469, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menggunakan Principal Component Analysis (PCA) sebagai analisis properti psikometris akan memberikan aitem terbaik dalam penyusunan alat ukur final. Item tersebut menggambarkan hal yang sebenarnya dalam alat ukur. Dikarenakan analisis komponen ini akan mengumpulkan aitem-aitem serumpun berkumpul pada satu komponen tertentu, sehingga ini akan mempermudah peneliti dalam melakukan penyusunan alat ukur final.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 469, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisis rotasi orthoghonal dan ekstraksi varimaks dari 9 komponen yang dirumuskan menghasilkan aitem-aitem yang mengelompok pada 5 komponenutama baru. Setiap komponen baru yang terbentuk merupakan gabungan dari beberapa observed variable yang memiliki korelasi dengan komponen pembentuknya. Komponen baru yang terbentuk melalui hasil analisis PCA menghasilkan jumlah komponen yang sedikit namun mencakup seluruh informasi yang berkaitan dengan komponen berdasarkan observed variables yang melandasinya. Analisis ini menghilangkan korelasi antar komponen yang terbentuk sehingga masing-masing komponen tersebut saling berdiri sendiri dan tidak saling mempengaruhi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 469, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen utama yang pertama terdiri dari aitem-aitem rela berkorban, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, dan disiplin sebagai observed variables yang membentuk komponen. Komponen utama kedua terbentu dari aitem-aitem unggul dan menghormati keragaman budaya, suku, dan agama sebagai observed variables yang membentuk komponen. Komponen utama ketiga terbentuk dari aitem- aitem apresiasi budaya bangsa dan menjaga kekayaan budaya budaya bangsa sebagai observed variables yang membentuk komponen. Komponen utama keempat terbentuk dari aitem-aitem rela berkorban, taat hukum, dan disiplin sebagai observed variables yang membentuk komponen. Komponen utama kelima terbentuk dari aitem-aitem menjaga kekayaan budaya bangsa serta aitem unggul dan berprestasi sebagai observed variables yang membentuk komponen.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 183, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengelompokan tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti aitem-aitem yang dibuat pada observed variables tertentu memiliki kemiripan dengan observed variables atau memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar komponen tersebut sehingga aitem-aitem dari berbagai observed variables tersebut mengelompok membentuk satu komponen utama yang baru. Faktor lain yang menyebabkan mengumpulnya aitem-aitem pada satu komponen adalah bahwa beberapa observed variables berasal dari satu komponen utama yang sama sehingga peneliti dapat memberikan satu pengertian atau definisi baru mengenai komponen tersebut. Terlebih sub nilai sebagai indikator yang mendasari nilai karakter utama pada PPK terdapat tumpang tindih antara satu sub nilai dengan sub nilai lain, baik yang terdapat pada satu nilai karakter maupun nilai karakter yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 469, "height": 183, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan melakukan analisis faktorial menggunakan teknik Principal Component Analysis (PCA) ini, maka komponen final yang dihasilkan adalah komponen yang telah direduksi berdasarkan kesamaan karakteristiknya menjadi komponen utama yang signifikan sebagai penyusun konstruk serta antar komponen tidak saling berhubungan lagi melainkan berdiri sendiri (independen). Oleh karena itu peneliti harus memberikan label dan definisi baru terhadap komponen baru tersebut, dimana komponen pertama peneliti definisikan sebagai komponencinta tanah air, komponen kedua sebagai komponen menghormati keragaman budaya, komponen ketiga sebagai komponen apresiasi budaya bangsa, komponen keempat disebut sebagai komponen taat hukum, dan komponen kelima sebagai komponen unggul dan berprestasi. Analisis faktorial dengan PCA ini dilakukan menggunakan aplikasi statistic pada aplikasi statistik JASP 0.9.0.0. Hasil analisis faktor tersebut digambarkan dalam tabel 1 berikut.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 480, "width": 36, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 493, "width": 427, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Analisis Faktor Alat ukur Karakter Nasionalis Cinta Tanah Air Menghormati Keragaman Budaya Apresiasi Budaya Bangsa Taat Hukum Unggul & Berprestasi Nomor Aitem 40, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 56 44, 58, 59, 60 34, 35, 36, 37 41, 42, 54, 57 45, 39", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 469, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penyusunan skala final, dari 27 aitem awal yang telah dibuat direduksi menjadi 25 aitem. Aitem ini didapat dari aitem yang lolos melalui analisis faktorial dengan nilai koefisien muatan faktor dimulai dari 0.411 sampai dengan 0.747 yang berarti aitem memiliki hubungan yang cukup hingga sangat baik sebagai observed variables yang mendasari komponen utama. Hal itu berarti aitem skala karakter nasionalis memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengukur karakter-karakter yang mendasari nasionalisme siswa SMA.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 100, "width": 35, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 114, "width": 155, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai Koefisien Component Loading", "type": "Caption" }, { "left": 95, "top": 128, "width": 418, "height": 508, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aitem Pernyataan Component Loading Uniqu eness I II III IV V 40 Saya berupaya menjadi bagian… 0.417 . . . . 0.651 46 Saya berupaya berbahasa Indonesia… 0.628 . . . . 0.572 47 Ketika upacara bendera saya… 0.523 . . . . 0.515 48 Saya menggunakan bahasa derah… 0.411 . . . . 0.643 49 Saya berupaya turut serta… 0.567 . . . . 0.567 50 Saya menjadi bagian penting… 0.586 . . . . 0.496 51 Kebanyakan siswa masa bodoh… 0.513 . . . . 0.548 52 Saya mengingatkan teman- teman… 0.680 . . . . 0.495 53 Setiap tugas dikumpulkan tepat waktu 0.482 . . . . 0.430 55 Saya menggunakan saragam lengkap… 0.504 . . . . 0.725 56 Saya tidak pernah lalai… 0.565 . . . . 0.648 44 Saya meningkatkan kemampuan… . 0.409 . . . 0.641 58 Saya merasa bangga berteman… . 0.740 . . . 0.394 59 Saya tetap peduli dengan… . 0.598 . . . 0.503 60 Saya lebih memilih teman… . 0.647 . . . 0.501 34 Saya berupaya mengetahui lagu… . . 0.682 . . 0.419 35 Saya kagum terhadap tarian- tarian… . . 0.723 . . 0.409 36 Saya cenderung masa bodoh… . . 0.480 . . 0.580 37 Saya merasa perlu mempertahankan… . . 0.562 . . 0.523 41 Saya mendahulukan kepentingan orang… . . . 0.645 . 0.510 42 Saya lebih terbiasa mementingkan… . . . 0.747 . 0.394 54 Lebih baik terlambat sekolah… . . . 0.451 . 0.650 57 Saya merasa nyaman tidak… . . . 0.449 . 0.720 39 Saya kurang tertarik dalam… . . . . 0.663 0.534 45 Prestasi yang dicapai teman… . . . . 0.607 0.513", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 138, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Properti Psikometris", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 83, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Validitas Konstrak", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 472, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk melengkapi analisis properti psikometris skala karakter nasionalisme pada remaja SMA ini, peneliti melakukan uji validitas konstrak. Menurut Azwar pengujian terhadap validitas konstrak ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur mampu mengukur konstrak teoretik yang akan diukur (Periantalo, 2015). Uji validitas konstrak ini dilakukan setelah melakukan uji validitas isi. Uji validitas konstrak yang dilakukan adalah dengan melakukan korelasi antar komponen dalam skala.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 469, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen pembentuk skala idealnya akan saling mendukung karena mengungkap hal yang sama dalam alat ukur, namun komponen tersebut bisa saja tidak saling mendukung satu sama lain. Hal tersebut dimungkinkan jika teori atau dasar logika mengatakan bahwa komponen tersebut memang mengungkap hal yang sama, berbeda, atau berlawanan (Periantalo, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 469, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya ada tiga kemungkinan hasil korelasi antar komponen dalam suatu alat ukur, yaitu mendukung, berbeda, atau berlawanan. Komponen yang saling mendukung akan menunjukkan korelasi positif satu sama lain dan besaran nilai pada suatu komponen akan menunjukkan besaran pada nilai komponen yang lain, hasil ini menunjukkan validitas konvergen. Disisi lain dapat pula terjadi korelasi antar komponen yang saling berbeda atau tidak berhubungan satu sama lain. Jika dikorelasikan maka akan menghasilkan korelasi yang rendah, korelasi seperti ini merupakan hasil dari validitas diskriminan. Pada validitas diskriminan menunjukkan jika tinggi rendahnya suatu komponen tidak ditentukan dengan komponen lainnya, artinya jika individu mendapat skor tinggi pada satu komponen, maka tidak akan ada kaitan atau hubungannya pada komponen yang lain (Periantalo, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 469, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal tersebut seperti hasil analisis faktorial dengan metode principal component analisys yang menghasilkan korelasi komponen yang tidak saling berkaitan melainkan berdiri sendiri (saling bebas). Hasil uji validitas konstrak dengan mengkorelasikan komponen pembentuk skala berdasarkan analisis faktor didapat data sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 421, "width": 36, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 433, "width": 416, "height": 178, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Validitas Faktor Cinta Tanah Air Menghargai Keragaman Budaya Apresiasi Budaya Bangsa Taat Hukum Unggul dan Berprestasi Cinta Tanah Air 1.000 . . . . Menghargai Keragaman Budaya -0.000 1.000 . . . Apresiasi Budaya Bangsa -0.000 0.000 1.000 . . Taat Hukum -0.000 0.000 0.000 1.000 . Unggul dan Berprestasi 0.000 -0.000 0.000 -0.000 1.000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 469, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis korelasi komponen tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara komponen pembentuk skala karakter nasionalisme memiliki korelasi positif dan negatif antar beberapa komponen. Berdasarkan hasil analisis korelasi antar komponen pembentuk konstrak skala diketahui jika komponen menghargai keragaman budaya, apreasiasi budaya bangsa dan taat hukum memiliki hubungan korelasi", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 201, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang positif satu sama lain. Komponen unggul dan berprestasi memiliki korelasi positif dengan komponen cinta tanah air dan apresiasi budaya bangsa. Disisi lain pada analisis korelasi antar komponen ini juga terdapat korelasi yang bernilai negatif. Komponen cinta tanah air memiliki korelasi yang negatif dengan komponen menghargai keragaman budaya, apresiasi budaya bangsa, dan taat hukum, begitu juga dengan komponen unggul dan berprestasi dengan komponen menghargai keragaman budaya dan taat hukum. Antar komponen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.00 yang berarti setiap komponen tidak memiliki hubungan yang bermakna apapun, meskipun hasil analisis menunjukkan korelasi yang positif ataupun negatif. Ini dikarenakan analisis data menggunakan analisis PCA, sehingga antar komponen tidak lagi berkorelasi melainkan berdiri sendiri (independen) dan tidak memiliki hubungan dengan komponen pembentuk lainnya. Dengan kata lain jika individu mendapatkan skor tinggi atau rendah pada salah satu komponen, tidak akan mempengaruhi atau berhubungan pada skor komponen lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 53, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 469, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu syarat penting properti psikometris yang baik adalah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Alat ukur dikatakan reliable apabila skala memberikan konsistensi atau keakuratan terhadap hasil pengukuran. Reliabilitas juga mengacu pada seberapa jauh skala tersebut dapat dipercaya untuk mengukur konstruk yang diukur.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 412, "width": 310, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Reliabilitas Cronbach’s α Gutmann's λ6 McDonald's ω Koefisien 0.814 0.862 0.835 N 337 337 337", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 469, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan teknik analisis reliabilitas Cronbach’s α, gutmann’s λ, McDonaldω, masing-masing menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0.814, 0.862, dan 0.835 dengan reliabilitas tertinggi menggunakan metode Gutmann’s λ. Secara umum, reliabilitas yang baik jika memiliki koefisien minimal 0.900 (Azwar, 2017). Namun dalam beberapa hal, seperti yang diungkapkan De Vaus (Anggoro & Widhiarso, 2010) bahwa reliabilitas memiliki nilai yang memuaskan dengan koefisien 0.70. Sehingga dapat dikatakan dengan koefisien sebesar 0.862 menunjukkan jika skala karakter nasionalismemiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 112, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma dan Interpretasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 469, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk merubah nilai atau skor hasil respon subjek (kuantitatif) sehingga memiliki makna tertentu (kualitatif) maka diperlukan adanya sistem penormaan yang didasari atas skor populasi teoritis sehingga", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dapat di interpretasi berdasarkan kelompok populasi. Dengan adanya norma maka peneliti atau pengguna skala akan dapat memaknai respon subjek terhadap hasil pengukuran (Azwar, 2017). Norma dalam penelitian ini menggunakan norma hipotetik untuk menginterpretasi skor alat ukur keseluruhan maupun norma interpretasi komponen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 196, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Alat Ukur Karakter Nasionalisme", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 469, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakter nasionalisme dalam skala ini didefinisikan sebagai suatu perilaku pada siswa yang senantiasa menjunjung tinggi rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air yang teraktualisasikan melalui sikap dan tindakan yang mencerminkan kesetiaan, ketaatan, kepedulian, serta penghargaan yang tinggi terhadap NKRI termasuk kesukarelaan untuk mementingkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok demi tercapainya kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, makmur, dan sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 469, "height": 316, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjunjung tinggi rasa cinta dan kebanggan terhadap bangsa dan tanah air mengindikasikan aspek kecintaan individu pada tanah airnya yaitu Indonesia. Kecintaan terhadap bangsa dan tanah air menunjukkan jika individu memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai bangsa dan tanah airnya sehingga tumbuhlah rasa kebanggaan menjadi bagian yang terintegrasi dari kelompok bangsa. Kesetiaan dalam pengertian tersebut merujuk pada pengabdian individu terhadap negaranya dengan turut serta berperan aktif untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa serta mengupayakan kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara. Ini dapat dilakukan dengan berusaha menjadi pribadi yang berkarakter unggul dan berprestasi dalam berbagai bidang kehidupan. Ketaatan dalam pengertian karakter nasionalis mencirikan kepatuhan individu terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Penghargaan tinggi terhadap NKRI merujuk pada beberapa makna dimana aspek ini mencerminkan tindakan individu untuk menghargai keragaman budaya yang ada diantara bangsa yang plural serta kemampuan individu untuk mengapresiasi kekayaan budaya bangsa yang lahir dari sistem kebudayaan bangsa seperti bahasa, lingkungan fisik, keadaan sosial, budaya, ekonomi, juga politik. Sedangkan kesukarelaan untuk mementingkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok berarti kebersediaan dan keiklasan individu untuk melakukan sesuatu demi kebaikan dan keutuhan bangsa negaranya tanpa mengharapkan keuntungan apapun bahkan sekalipun jika pengorbanan yang ia lakukan memberikan rasa ketidaknyamanan ataupun kerugian bagi diri pribadinya.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 183, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian tersebut didasarkan pada observed variables yang membentuk komponen-komponen karakter nasionalis siswa SMA. Berdasarkan hasil analisis komponen terhadap observed variables didapatkan 5 komponen yang menyusun karakter nasionalisme pada siswa SMA yaitu komponen cinta tanah air, menghormati keragaman budaya, apresiasi budaya, taat hukum serta unggul dan berprestasi. Karakter nasionalis memiliki koefisien muatan faktor yang tinggi secara berturut-turut pada komponen taat hukum, menghargai keragaman budaya, apresiasi budaya, cinta tanah air serta terakhir unggul dan berprestasi. Berdasarkan komponen penyusunnya dapat dipahami jika karakter nasionalisme memiliki tiga implikasi makna yang terkandung didalamnya yaitu: adanya kesadaran dan kepatuhan warga negara terhadap hukum yang berlaku; penghargaan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya yang ada di negaranya; serta senantiasa berusaha menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 469, "height": 316, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adanya kesadaran dan kepatuhan warga negara terhadap hukum yang berlaku dikarenakan Indonesia merupakan negara merdeka dan berdaulat yang berasaskan pada hukum. Penghargaan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya yang ada di negaranya dikarenakan Indonesia adalah negara plural yang memiliki banyak kebudayaan yang tersebar diseluruh wilayah daerah geografisnya. Kebudayaan tersebut merupakan hasil dari sejarah panjang Indonesia sebelum masa kemerdekaan (nusantara), yaitu Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan. Dimana berbagai kebudayaan masuk ke nusantara melalui perdagangan diberbagai daerah wilayah nusantara yang menyebabkan berbagai kebudayaan yang datang dan telah ada saling beralkuturasi dan berasimilasi menghasilkan berbagai macam kebudayaan dan menjadikan Indonesia kini kaya akan kebudayaan sebagai bentuk warisan leluhur bangsa. Disisi lain senantiasa berusaha menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi merupakan salah satu bentuk karakter yang harus dimiliki oleh bangsa Indonesia saat ini. Karakter tersebut merupakan bentuk perjuangan bangsa Indonesia kini dalam mengembangkan, memajukan, mengharumkan, dan mensejahterakan bangsa dan negaranya. Kemajuan dan kesejahteraan negara hanya akan dapat tercapai ketika bangsa Indonesia memiliki karakter unggul dan berorientasi prestasi. Ini karena karakter tersebut akan menjadi individu menjadi pribadi yang kompetitif, memiliki tekad, dan tujuan sehingga senantiasa berusaha untuk bergerak maju (progresif) dalam mencapai tujuannya yang mana ini akan berimplikasi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 469, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara psikologis nasionalisme ini mengindikasikan sebuah identitas sosial yang mengidentifikasikan seseorang pada suatu kelompok. Bagi bangsa Indonesia pengidentifikasian diri terhadap kelompok yang satu (homogen) dikarenakan adanya keterhubungan secara psikologis yang dirasakan oleh setiap anggota kelompok yaitu adanya perasaan senasib dan sepenanggungan – yang menumbuhkan perasaan untuk bersatu menjadi suatu kelompok bangsa. Pada tahapan tersebut individu", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dari berbagai etnis yang berbeda mengidentifikasikan dan mengasosiasikan perasaan mereka ketika mereka berusaha menjadi bagian dari kelompok nasional. Berbagai karakteristik anggota komunitas bangsa yang berasal dari berbagai etnis saling berinteraksi dengan konsepsi identitas naisonal untuk membentuk, sikap, perilaku, dan penilaian mengenai anggota kelompok mayoritas (Yogesswaran & Dasgupta, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 469, "height": 144, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Kusumawardani dan Faturochman (2004) bersatunya setiap kelompok masyarakat menjadi satu komunitas bangsa memiliki konsekuensi yang harus ditanggung oleh para anggota kelompok tersebut dimana salah satunya adalah mempertahankan keutuhan kelompok dari ancaman yang dari luar. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kusumawardani dan Faturochman bahwa nasionalisme yang lahir dari suatu bangsa menuntut adanya perwujudan nilai-nilai dasar yang berorientasi pada kepentingan bersama dan menghindarkan segala legalisasi kepentingan pribadi atau kelompok yang dampak merusak tatanan kehidupan bersama. Inilah arti penting hukum yang menyatukan dan mengikatan warga negara sehingga memiliki satu identitas nasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 469, "height": 145, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai negara yang berdaulat dan berasas hukum maka sudah jelas nasionalisme pada individu dimaknai sebagai kepatuhan terhadap hukum yang berlaku Ini seperti yang dijelaskan oleh Josephson (2002) yang memaknai ketaatan hukum sebagai nilai kebajikan kewarganegaraan. Dimana menurut Josephson kewarganegaraan mencakup kebajikan sipil dan tugas-tugas yang menentukan bagaimana seorang individu seharusnya berperilaku sebagai bagian dari komunitas. Warga negara yang baik sudah semestinya mengetahui hukum dan mentaatinya. Individu berusaha untuk memberikan lebih dari sekedar memberi “cukup” untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Ini dikarenakan warga negara yang baik ia akan berusaha memberi lebih dari apa yang ia terima.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 469, "height": 145, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disisi lain ketaatan terhadap hukum yang berlaku ini bertujuan untuk menyamakan seluruh warga negara yang berasal dari latar belakang budaya berbeda teridentifikasi dalam satu identitas nasional serta untuk memberikan kedudukan yang sama dimata hukum. Sementara itu disaat individu yang nasionalis mengidentifikasikan dirinya sebagai satu identitas yaitu bangsa Indonesia, disisi lain mereka tetap harus menjunjung tinggi dan mengapresiasi kekayaan budaya yang ada pada bangsanya serta berupaya untuk melestarikannya. Ini mengindikasikan bahwa individu yang nasionalis menerima segala bentuk keragaman yang ada diantara sesamanya serta berupaya untuk mengapresiasi produk kekayaan budaya sebagai hasil dari sistem kebudayaan leluhur bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 469, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disamping itu karakter nasionalis juga mengindikasikan individu yang senantiasa berusaha menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi. Senantiasa berusaha menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi bukan berarti mengharuskan setiap warga negara menjadi yang nomor satu dan terbaik dalam", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 258, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berbagai bidang, melainkan ini bermakna suatu usaha bahwa setiap individu senantiasa berorientasi pada keunggulan dan prestasi. Bangsa yang berorientasi pada keunggulan dan prestasi ia akan selalu berusaha melakukan yang terbaik pada apapun yang ia lakukan dan kerjakan. Ia akan mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan berusaha mengerahkan kemampuannya semaksimal mungkin yang ia bisa. Individu yang memiliki karakter nasionalis memiliki semangat yang baik untuk mengerjakan segala sesuatu dengan kemampuannya sendiri – yang mana ini berarti ia jujur dan tidak berlaku curang untuk mendapatkan apa yang ia mau dan inginkan. Individu yang unggul dan berprestasi akan menjauhkan dirinya dari hal-hal yang buruk. Setiap bangsa wajib memiliki semangat untuk menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi – dengan memiliki semangat ini maka individu telah memberikan kontribusi yang besar untuk memajukan, membesarkan, dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. Maka dari itu sebagai siswa yang berkarakter nasionalis senantiasa berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh- sungguh pada bidang yang ia tekuni saat ini merupakan salah satu cara untuk menjadi warga negara yang baik agar kelak dapat berkontribusi dalam pembangunan dan kemajuan untuk bangsa dan negara yang sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 469, "height": 69, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5 ini adalah tabel kategorisasi norma hipotetik alat ukur karakter nasionalis secara keseluruhan yang mengklasifikasikan respon subjek terhadap aitem. Terbagi menjadi lima jenjang kontinum nilai yaitu; sangat tidak nasionalis, tidak nasionalis, cukup nasionalis, nasionalis, sangat nasionalis.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 442, "width": 253, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Norma Hipotetik Alat Ukur Karakter Nasionalisme Klasifikasi Skor Sangat nasionalis ≥ 88 Nasionalis ≥ 75 – 87 Cukup nasionalis ≥ 50 – 74 Tidak nasionalis ≥ 38 – 49 Sangat tidak nasionalis < 38", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 135, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Skala per Komponen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 469, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk dapat mengelompokan dan menjelaskan bagaimana dinamika karakter nasionalisme pada diri individu, maka peneliti membuat kategorisasi norma berdasarkan komponen yang membentuk konstruk skala karakter nasionalisme. Sehingga dapat diketahui dengan jelas dinamika karakter nasionalis pada diri individu pengguna alat ukur skala karakter ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 242, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Norma Hipotetik Komponen Cinta Tanah Air", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 469, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen cinta tanah air dalam skala karakter nasionalisme ini didefinisikan sebagai kerelaan untuk melayani, menjaga, memelihara, mempertahankan maupun melindungi keutuhan NKRI dengan seluruh keragaman dan kekayaan yang ada didalamnya dari segala gangguan maupun ancaman yang", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengancam integritas bangsa dan Negaradengan senantiasa menghayati serta menjunjung kecintaan dan kebanggaan terhadapnya dalam setiap tindak tanduk yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 469, "height": 107, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menghayati dan menjunjung kecintaan dan kebanggan terhadap NKRI pada dasarnya melibatkan aspek kognitif, afektif, dan konatif. Hal itu karena untuk mencintai dan memiliki rasa bangga memerlukan wawasan mengenai bangsa dan negara terlebih dahulu sehingga menumbuhkan “perasaan memiliki” dan menjadi bagian kelompok bangsa –yang turut pula memunculkanrasa bangga terhadap NKRI sehingga karenanya selalu berusaha untuk memberikan dan menjadi yang terbaik untuk Indonesia, termasuk berusaha untuk mengapresiasi apa yang dimiliki oleh Negara dan karya bangsa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 469, "height": 144, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen ini merupakan salah satu komponen penting dalam karakter nasionalisme. Ini ditunjukkan dengan nilai muatan faktor yang tinggi terhadap observed variables taat hukum yang menyusun komponen cinta tanah air. Komponen ini terbentuk dari aitem-aitem cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, serta rela berkorban. Komponen ini memiliki koefisien muatan faktor yang sangat baik pada aitem taat hukum dan cinta tanah air, koefisien muatan faktor yang baik pada aitem menjaga lingkungan dan disiplin, serta koefisien muatan faktor yang cukup pada aitem rela berkorban. Ini sekaligus menunjukkan jika taat hukum, cinta tanah air, menjaga lingkungan, dan disiplin sebagai observed variables mayor dan rela berkorban sebagai observed variables minor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 469, "height": 126, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan observed variables penyusun serta definisi komponen cinta tanah air menjelaskan jika komponen cinta tanah air sebagai sikap dan tindakan yang menunjukkan adanya kebersediaan untuk melayani, menjaga, memelihara, mempertahankan dan melindungi keutuhan bangsa dan Negara. Definisi tersebut mengindikasikan beberapa hal sebagai aspek cinta tanah air yaitu melayani dan menjaga persatuan bangsa, memelihara dan mempertahankan lingkungan alam sekitar serta kekayaan tak benda yang dimiliki Indonesia lainnya, serta melindungi integritas dan martabat bangsa serta Negara didalam negeri sendiri maupun dihadapan bangsa dan Negara lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 528, "width": 469, "height": 164, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melayani dan menjaga persatuan bangsa berkaitan dengan hubungan interpersonal individu sebagai kelompok bangsa. Ini bermakna bahwa individu yang cinta tanah air senantiasa mencintai, mengasihi, serta peduli dengan bangsa dan negaranya. Ia selalu berusaha menjaga kerukunan dan keharmonisan didalam masyarakat yang plural. Mereka menerima perbedaan yang ada diantaranya dan tidak membeda-bedakan atau mengkotakkan orang berdasarkan asal atau status tertentu.Ini merujuk pada perbedaan suku, budaya, agama, bahasa, status sosial, ekonomi, perbedaan politik, bahkan perbedaan pendapat sekalipun – tidak akan membuat individu membeda-bedakan dirinya dengan orang lain. Ia akan memperlakukan semua orang dengan adil, tidak memperlakukan orang dengan semena-mena hanya karena perbedaan itu.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 163, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal tersebut dikarenakan Indonesia dan pluralitas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai Negara yang lahir dari banyaknya kerajaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai perbedaan karakteristik geografisnya yang melahirkan perbedaan-perbedaan budaya, tradisi, bahasa, keyakinan, gaya hidup, mata pencaharian, sistem perekonomian, sistem kemasyarakatan, dan lain sebagainya –menyebabkan Indonesia kaya akan keberagaman (pluralitas). Perbedaan tersebut sejatinya bukanlah hal yang menjauhkan atau memisahkan antar kelompok etnis bangsa di Indonesia. Adanya pengalaman terjajah dan perjuangan memperebutkankemerdekaan menyatukan seluruh entitas budaya yang berbeda sehingga menjadi satu kelompok bangsa Indonesia tanpa embel-embel asal daerah lagi yang melekat pada diri individu ataupun kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 469, "height": 163, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek persatuan masyarakat yang berasal dari berbagai elemen kelompok di Indonesia ini dapat dijelaskan secara teoritis seperti yang diterangkan oleh Yogesswaran dan Dasgupta (2014) bahwa terjadinya disintegrasi dua sistem budaya menciptakan pembukaan untuk membentuk komunitas baru dan mengatur babak baru bagi bangsa yang modern. Di Indonesia sistem kebudayaan yang berdisintegrasi ini merupakan hasil dari akulturasi dan asimilasi dari berbagai kebudaya daerah sehingga muncullah kebiasaan-kebiasaan tertentu di Negara Indonesia yang menjadi suatu kebudayaan nasional sehingga tidak ada lagi sekat yang memisahkan masyarakat dari suatu daerah tertentu dengan daerah lain.Ini memunculkan perasaan kebersamaan dan persaudaraan sekalipun mereka tidak saling mengenal satu sama lain sebagai suatu bentuk persatuan bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 469, "height": 107, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebudayaan nasional memberikan kesamaan pada segenap warga Negara yaitu adanya identitas nasional seperti yang tertuang dalam sumpah pemuda. Identitas nasional tersebut yaitu mengakui asal- usulnya adalah tanah air yang merujuk pada Negara Indonesia terlepas dimanapun ia dilahirkan dan dibesarkan. Individu warga negara Indonesia menganggap bahwa Indonesia adalah ‘rumah’ dan tanah kelahirannya, sehingga ia akan menjaga alam dan lingkungan Indonesia dimanapun ia berada. Ia juga berusaha mengharumkan nama Indonesia di mata internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 469, "height": 145, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu kebudayaan nasional ini menjadikan bangsanya yang plural menjadi satu identitas bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Ini bermakna bahwa individu yang cinta tanah air mengakui bangsanya yaitu bangsa Indonesia. Individu juga memiliki kebanggaan terhadap jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Ia dapat menerima keberagaman budaya yang ada di Indonesia menjunjungnya sebagai kekayaan budaya daerah namun tidak menjadikannya bersifat etnosentris. Ini juga mengindikasikan bahwa bangsa yang cinta tanah air tidak serta merta menerima dan meniru budaya asing dengan mudah atau bahkan lebih mencintai kebudayaan bangsa Negara lain dan lebih menjunjungnya, melainkan individu tahu bagaimana harus mengambil kebudayaan positif dari Negara lain untuk kepentingan", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 69, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengembangkan kualitas diri menjadi pribadi lebih baik. Ini seperti mencontoh budaya kerja di Jepang untuk mengembangkan karakter kerja keras dan visioner – namun tidak serta merta meniru keseluruhan karakter bangsa Jepang. Individu tetap menjaga jati dirinya sebagai bangsa Indonesia dan menjaga perilakunya sebagai bentuk menjaga nama baik bangsa Indonesia di mata Internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 469, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian yang paling penting adalah masyarakat Indonesia menjunjung bahasa nasionalnya yaitu bahasa Indonesia. Menjunjung bahasa mengandung makna lebih dari mengakui, ini karena individu yang cinta tanah air akan berusaha memahami dan menggunakan bahasa tersebut dengan baik dan benar dalam berbagai kesempatan. Ini mengindikasikan kebanggaan individu dalam berbahasa Indonesia terlebih ketika berkomunikasi saat ia berada di negaranya sendiri – Indonesia. Individu senang berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan berusaha mempelajarinya dengan baik. Ia tidak akan melecehkan bahasa Indonesia dengan menggunakannya bersamaan dengan bahasa asing atau merubah bahasanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 469, "height": 278, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persatuan yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang plural bukanlah hal mudah, namun dengan kesamaan perasaan senasib dan seperjuangan dapat menyatukan seluruh individu dari berbagai elemen kelompok masyarakat. Ini seperti yang dijelaskan oleh Anderson (Yogesswaran & Dasgupta, 2014) bahwa bangsa sebagai kelompok nasional yang cukup besar dengan anggota-anggota yang tidak akan pernah mengenal semua anggota satu sama lain, namun setiap anggota bangsa akan mengidentifikasikan diri mereka dengan bangsanya dan merasakan hubungan dengan anggota-anggota lain didalam Negara. Perasaan yang menyatukan bangsa ini dalam psikologi menurut Anderson (Yogesswaran & Dasgupta, 2014) dikarenakan anggota-anggotanya terhubung secara psikologis karena merasakan nasib yang sama dengan mereka. Adanya perasaan ini mengikat kelompok masyarakat yang plural hingga menjadi suatu kelompok homogen dengan kecintaan tanah air yang meleburkan segala perbedaan. Lebih dari itu, adanya ‘perasaan senasib seperjuangan’ yang lahir dari persatuan dan adanya rasa cinta tanah air menjadikan bangsanya memiliki karakter ramah tamah dan rendah hati terhadap siapapun tanpa melihat lagi ciri atau karakteristik tertentu yang membedakan antar kelompok bangsa (etnis). Sifat ini telah menjadi identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang telah dikenal bahkan oleh bangsa asing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 469, "height": 88, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disisi lain aspek cinta tanah air ini juga mengindikasikan adanya sikap dan tindakan menjaga, memelihara dan mempertahankan lingkungan alam sekitar maupun kekayaan tak benda milik Indonesia lainnya termasuk karya anak bangsa Indonesia. Ini mengindikasikan sikap dan tindakan individu yang bersedia menjaga alam dan lingkungan sekitarnya juga menjaga dan melestarikan kekayaan-kekayaan kebudayaan daerah di Indonesian maupun karya anak bangsa dari klaim atau pengakuan bangsa lain.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 163, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjaga dan memelihara alam dan lingkungan mengandung makna kesediaan individu dalam menjaga kebersihan serta keasrian alam dan lingkungan sekitar, tidak merusak infrastruktur masyarakat, termasuk juga melestarikan dan mempromosikan dan mempopulerkan wisata alam Indonesia agar wisata Indonesia lebih banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia dan lebih memilih untuk berwisata dinegerinya sendiri juga agar lebih dikenali oleh bangsa asing agar berwisata di Indonesia. Individu tidak membiarkan kelompok tertentu memprovokasi masyarakat lainnya bahkan memecahkan persatuan yang berdampak pada lepasnya wilayah tersebut dari NKRI. Ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan keharmonisan disetiap wilayah di Indonesia dan mewujudkan tempat tinggal yang aman dan ramah bagi setia warganya dan warga dari daerah lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 469, "height": 144, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu memelihara dan mempertahankan kekayaan-kekayaan budaya daerah dan anak bangsa adalah tidak membiarkan bangsa asing mengakui atau mengklaim kekayaan kebudayaan daerah yang dimiliki Indonesia dan produk-produk atau karya anak bangsa. Ini dilakukan dengan tidak malu untuk menggunakan pakaian tradisional, memakan masakan daerah, melakukan pertunjukan tarian tradisional, mendengarkan musik daerah, dan lain sebagainya. Selain itu dengan kesadaran penuh dan kesediaan untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kekayaan budaya tersebut kepada generasi penerus bangsa bahkan kepada dunia internasional misal dengan ikut berpartisipasi dalam festival budaya di luar negeri, ikut dalam perlombaan budaya di luar negeri, atau mengekspor produk kerajinan Indonesia ke luar negeri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 469, "height": 164, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekayaan ini tidak berarti hanya berupa produk budaya tradisional, namun juga berarti karya- karya anak bangsa seperti produk-produk kerajinan tangan, mode fashion pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris, pertunjukan hiburan seperti film dan musik ataupun yang lainnya. Ini mengandung makna kesediaan masyarakat Indonesia untuk lebih menggunakan dan mempopulerkan produk dalam negeri dibandingkan produk luar negeri. Ini dikarenakan menggunakan dan mempopulerkan produk dalam negeri juga berarti menyelematkan perekonomian Negara serta memakmurkan bangsa Indonesia sendiri. Disisi lain ini perilaku ini akan memacu masyarakat untuk lebih termotivasi untuk berkarya dan berinovasi sehingga menjadikan individunya lebih kompetitif dalam menghasilkan karya terbaik yang bermanfaat, dan dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia ataupun masyarakat luar negeri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 469, "height": 107, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakhir, aspek cinta tanah air mengindikasikan adanya sikap dan tindakan melindungi integritas dan martabat bangsa serta Negara baik didalam negeri sendiri maupun dimata dunia internasional. Ini merujuk kepada bagaimana individu membawakan dirinya dalam berbangsa dan bernegara. Seseorang yang cinta terhadap tanah airnya ia akan berusaha menjadi pribadi dan bangsa yang bermartabat. Ini dikarenakan setiap tindak tanduk yang dilakukannya akan berpengaruh terhadap identitas kelompok yang melekat padanya misal orangtua, keluarga, kelompok, ataupun bangsanya. Ini karena Indonesia adalah", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 163, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "negara dengan budaya kolektif - apa yang dilakukan oleh individu maka akan mencerminkan atau disangkut-pautkan dengan kelompoknya. Perilaku yang melindungi integritas dan martabat bangsa negara ini ditandai dengan individu yang taat hukum dan disiplin. Individu yang disiplin ia akan bersedia untuk mematuhi peraturan atau kesepakatan yang lahir dari suatu institusi, kesepakatan bersama, ataupun yang lahir karena adanya komitmen yang dibuat oleh diri sendiri. Ini merujuk pada pribadi yang teratur dan taat sehingga ia akan melaksanakan suatu komitmen, tugas, ataupun tanggung jawab tanpa paksaan apapun melainkan dengan penuh kesadaran dan kesukarelaan. Disisi lain pribadi yang disiplin juga menandakan individu yang mampu mengendalikan diri dari berbagai godaan yang berpotensi menghalanginya melaksanakankomitmen, tugas, atau kewajiban.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 272, "width": 469, "height": 277, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disiplin tidak akan lepas dari tindakan taat terhadap hukum. Disiplin merupakan suatu tindakan implisit dari perilaku taat hukum. Aitem taat hukum memiliki koefisien korelasi tertinggi sebagai penyusun komponen cinta tanah air. Ini menandakan jika individu yang cinta terhadap tanah air maka ia akan bersedia untuk mematuhi dan taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Ini bukanlah tanpa sebab, sebagai sebuah Negara yang berdaulat, berasas hukum dan demokrasi - jelas Indonesia memiliki peraturan-peraturan perundangan yang mengikat dan mengatur seluruh warga negaranya dan menjadi polisi negara dalam menjalankan fungsinya. Ini berarti taat hukum bergerak dalam lingkup kewajiban individu menjalankan perannya sebagai warga Negara juga bagaimana Negara menjalankan kewajibannya terhadap warga negaranya. Maka dari itu individu baik sebagai masyarakat sipil maupun aparatur Negara yang menjalankan peran dan wakil kenegaraan wajiblah taat terhadap hukum yang berlaku. Ketaatan individu terhadap hukum dan peraturan yang berlaku menandakan individu yang bermartabat, sehingga pribadi yang taat terhadap hukum dan peraturan maka ia telah menjaga nama baik bangsa dan negaranya. Dengan ketaatan masyarakat sipil dan aparatur Negara terhadap hukum dan peraturan yang berlaku maka dapat menjamin dan menjadikan negara yang aman, damai, dan sejahtera bagi masyarakatnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 469, "height": 145, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya sikap dan tindakan yang mencintai tanah air tidak dapat dipisahkan dari unsur kerelaan untuk berkorban. Ini karena rela berkorban merupakan unsur yang mencerminkan keiklasan individu untuk melakukan sesuatu tanpa mengharapkan sesuatu untuk kepentingannya sendiri, melainkan hanya untuk kepentingan bersama – bahkan bagi seseorang yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi ia bersedia melakukan sesuatu bahkan jika itu menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kerugian bagi individunya. Ini merupakan aktualisasi tertinggi dari orang yang memiliki rasa cinta tanah air dalam dirinya yaitu adanya kesedian untuk berkorban demi kepentingan Negara dan bangsa. Disisi lain mendahulukan kepentingan Negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi merupakan kewajiban yang", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "telah diatur secara tersirat dalam peraturan kenegaraan, namun orang yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi tidak melakukan sesuatu karena keterpaksaan namun dengan kesadaran diri melakukan sesuatu untuk kebaikan bangsa dan Negara. Inilah mengapa unsur rela berkorban menjadi observed variables yang melandasi aspek cinta tanah air, karena unsur kebersediaan atau kerelaan melakukan sesuatu merupakan tindakan aktual yang memiliki nilai tinggi dalam aspek cinta tanah air.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 469, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen cinta tanah air yang menyusun karakter nasionalis dalam skala ini memiliki standar penilaian dan interpretasi yang dapat dijelaskan dalam tabel 6 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 234, "width": 36, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 246, "width": 253, "height": 90, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Hipotetik Komponen Cinta Tanah Air Klasifikasi Skor Sangat cinta terhadap tanah air ≥ 35 Cinta terhadap tanah air ≥ 29 – 34 Cukup cinta terhadap tanah air ≥ 15 – 28 Tidak cinta terhadap tanah air ≥ 9 – 14 Sangat tidak cinta terhadap tanah air < 8", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 337, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Norma Hipotetik Komponen Menghargai Keragaman Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 469, "height": 202, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen menghargai keragaman dalam karakter nasionalis ini didefinisikan sebagai perilaku yang menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kemampuan siswa untuk menghormati, mengakui danmenerima perbedaan dan keberagaman budaya, suku, ras, dan agama yang melekat pada diri orang-orang disekitar dengan berusaha untuk berperilaku sama adil dan juga bertanggung jawab tanpa membedakan atau mengkotakkan perbedaan yang ada ataupun mengunggulkan kelompoknya sendiri dan merendahkan kelompok lain. Pengertian ini dimaksudkan agar berbagai macam perbedaan yang melekat pada diri individu tidaklah dianggap sebagai “perbedaan” yang membatasi interaksi dan mengkelompokkan diri pada kelompok yang sesuai dengan kesamaan ciri tertentu – namun sebaliknya justru menganggap perbedaan karakteristik tersebut sebagai sebuah bentuk keragaman yang berarti keindahan dalam interaksi sosial dan tetap dapat menerima perbedaan tersebut dengan sikap saling peduli, mendukung, dan bekerjasama agar dapat dicapai kepuasan dalam interaksi sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 469, "height": 107, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ini tidak terlepas karena Indonesia dan pluralitas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pluralitas di Indonesia merupakan bentuk identitas nasional Indonesia. Letak geografis setiap wilayah yang berbeda dan perbedaan sejarah disetiap daerah memperkaya keberagaman budaya, suku, dan agama pada masyarakatnya. Setiap daerah ataupun budaya akan memiliki perbedaan bahasa, nilai, cara dan prinsip hidup, kepercayaan, pendapat, dan keyakinan yang turut pula akan berbeda karena beragam budaya, suku, dan agama yang kesemuanya merupakan hasil dari sistem budaya yang", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 50, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melatarbelakanginya. Oleh karena itu wajar jika perbedaan dipandang sebagai bentuk keberagaman yang indah, sehingga setiap individu haruslah dapat menerima dan menghormati keberagaman yang ada pada diri orang lain dan tidak bersikap sentimen ataupun bermusuhan terhadap individu atau kelompok tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 469, "height": 144, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen ini merupakan komponen paling utama yang mengindikasikan karakter nasionalis. Ini ditunjukkan dengan nilai koefisien muatan faktor yang paling tinggi diantara observed variables yang menyusun komponen lain dalam karakter nasionalis. Aitem menghagai perbedaan agama, ras, budaya bangsa memiliki nilai koefisien muatan faktor yang sangat baik dan baik begitu juga dengan aitem unggul dan berprestasi yang memiliki koefisien muatan komponen yang sangat baik sebagai observed variables yang menyusun komponen menghargai keragaman budaya bangsa. Ini menandakan seseorang yang berkarakter ia memiliki perilaku mampu menghargai keragaman yang ada pada individu disekitarnya dan dengan begitu maka individu telah menunjukkan kualitas diri yang unggul yang ada pada dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 469, "height": 126, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal itu dikarenakan toleransi terhadap keberagaman yang ada disekitar bukanlah hal yang mudah. Nilai, kepercayaan, keyakinan, pandangan, atau pendapat adalah sesuatu yang dibentuk berdasarkan sistem kebudayaan yang terdapat dan melingkupi diri seorang individu. Bersikap terbuka dan menerima perbedaan tersebut sebagai suatu keragaman yang mewarnai individu-individu pada kelompok heterogen terkadang sulit untuk dicapai. Ini karena individu terkadang membawa dan merasa lebih unggul pada apa yang diyakininya dan menilai bahwa nilai-nilai budaya lain adalah sesuatu yang salah dan bertentangan dengan nilai yang ia yakini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 469, "height": 164, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Individu yang mampu berperilaku menghargai keragaman ia adalah pribadi yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan menjadi pribadi yang mampu menerima perbedaan, serta kebersediaan untuk berperilaku sama peduli dan saling tolong menolong sehingga mencerminkan pribadi yang berperilaku sosial yang bertanggung jawab.Dengan menjadi pribadi yang bertanggung jawab secara sosial maka individu telah berupaya untuk menghargai harga diri dan hak asasi setiap orang. Ini adalah bentuk penghargaan tertinggi dari keberagaman tersebut dengan tidak lagi menjadikan perbedaan sebagai penghalang komunikasi dan kepedulian antarsesama namun sebagai sesuatu keberagaman yang sejatinya justru saling melengkapi, melindungi dan untuk mencapai kebaikan, keselarasan, dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang heterogen.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 469, "height": 88, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka dari itu individu yang mampu menghargai keragaman budaya berarti ia telah menunjukan keunggulan dalam dirinya. Individu yang berorientasi pada prestasi ia senantiasa akan belajar dengan gigih dan kerja keras serta mampu bekerjasama dengan siapa saja tanpa dihalangi dan dibatasi oleh perbedaan-perbedaan yang ada pada dirinya dan orang lain. Ini adalah kualitas keunggulan seorang individu yang mampu menciptakan interaksi yang harmonis dan memuaskan dengan individu lain. Ini", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dikarenakan individu yang mampu menghargai keragamanadalah individu yang cerdas kompetensi sosial yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 277, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan merujuk pada hasil analisis observed variables karakter nasionalis maka kemampuan dan perilaku menghargai keragaman adalah salah satu hal utama yang mengindikasikan karakter nasionalis individu. Ini bukanlah tanpa sebab, selain Indonesia merupakan negara berdaulat yang memiliki hukum dan peraturan yang menyelaraskan semua kelompok bangsa sebagai satu kelompok yang memiliki satu identitas nasional – namun disisi lain Indonesia tidak dapat dilepaskan dari karakteristik keberagaman budaya, ras, ataupun suku yang melatar belakangi individu. Indonesia adalah negara yang menjunjung harga diri dan hak asasi seluruh bangsanya. Maka dari itu, selain dengan menyelaraskan seluruh kelompok masyarakat menjadi satu indentitas nasional – masyarakat Indonesia tetap harus menjunjung budaya daerahnya masing-masing. Ini dikarenakan budaya juga turut berperan dalam pembentukan perilaku setiap individunya. Budaya dapat menjadi perantara untuk membentuk karakter atau suatu kebajikan tertentu melalui metode pengajaran individu berbasiskan pendekatan budaya (pendidikan multikultura). Ini seperti yang dijelaskan oleh Fisher (Agustian, Anindyta, & Grace, 2018) budaya dapat menentukan cara seseorang bertindak, menentukan perilaku individu dalam berhubungan dengan individu lain (menentukan interaksi sosial individu atau kelompok budaya), dan menentukan cara berpikir dan memahami sesuatu disekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 469, "height": 69, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siswa SMA kemampuan atau perilaku menghargai keragaman ini dapat dilakukan dengan bersikap menerima perbedaan yang ada pada dirinya dan orang lain, memperlakukan orang sama adil, peduli, dan bersedia untuk berteman dengan siapa saja tanpa dibatasi oleh perbedaan kebudayaan, agama ataupun ras, serta berusaha untuk saling bekerjasama dan melindungi satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 469, "height": 183, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disisi lain berdasarkan perspektif psikologis – kemampuan ini merupakan suatu tugas perkembangan tersendiri yang harus dipenuhi oleh individi remaja seperti siswa SMA. Ini dikarenakan tugas perkembangan seorang remaja adalah untuk mencapai hubungan baru yang lebih matang dan berperilaku sosial yang bertanggung jawab (Hurlock, 2014). Kemampuan untuk berperilaku sosial yang bertanggung jawab pada masa remaja ini terjadi seiring meluasnya kesempatan melakukan kontak sosial. Dengan banyaknya kontak sosial yang dilakukan seharusnya turut menambah wawasan dan kompetensi sosial remaja pula yang semakin membaik. Remaja semakin mampu untuk menilai dan menerima teman- temannya dengan lebih baik karena kemampuan penyesuaian diri dalam situasi sosial yang semakin baik pula sehingga mampu menghindari berbagai macam konflik dan permusuhan terlebih diakibat adanya perbedaan.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "85", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 126, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menerima dan menghargai keberagaman budaya merupakan salah satu bentuk kompetensi sosial yang harus dikuasai oleh remaja terutama yang tinggal pada wilayah yang heterogen atau plural. Ini merupakan suatu bentuk kemampuan sosial untuk dapat menciptakan kerukunan dan keharmonisan antar sesama anggota komunitas. Santrock (2009) turut memberikan penjelasan yang mendukung pernyataan Hurlock sebelumnya bahwa semakin baiknya kemampuan sosial remaja dikarenakan remaja menemukan perubahan-perubahan dalam pengambilan perspektif, yang berarti suatu kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain serta memahami pikiran dan perasaannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 469, "height": 220, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Santrock (2009) menjelaskan lebih lanjut bahwa adanya kemajuan dalam pengambilan perspektif menyebabkan remaja menjadi lebih peduli mengenai hal-hal yang dipikirkan oleh orang lain. Oleh karena itu kemampuan pengambilan perspektif ini pada remaja dapat meningkatkan pemahaman diri remaja, meningkatkan status kawan sebaya, dan kualitas persahabatan mereka. Ini dikarenakan dengan mampu mengambil perspektif orang lain berarti individu mampu memahami kebutuhan dan kebersamaan dengan orang lain sehingga mereka dapat melakukan kontak sosial tanpa dihalangi oleh sikap egosentrisme tertentu yang membatasi kontak sosial tersebut. Ini merupakan suatu kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh remaja yang tinggal di wilayah plural dan heterogen untuk dapat menghargai perbedaan sebagai bentuk keberagaman. Disamping itu dengan memahami perilaku-perilaku dan nilai-nilai budaya bangsa lain, memungkinkan setiap individu dapat saling berinteraksi dengan lebih efektif dan membuat bumi atau Indonesia sekalipun menjadi tempat yang ramah dan aman untuk ditinggali oleh seluruh individu dari kelompok manapun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 469, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen menghargai keberagaman budaya yang menyusun karakter nasionalis dalam skala ini memiliki standar penilaian dan interpretasi yang dapat dijelaskan dalam tabel 7 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 499, "width": 36, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 512, "width": 273, "height": 140, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Hipotetik Komponen Menghargai Keragaman Budaya Klasifikasi Skor Sangat menghargai keragaman budaya bangsa ≥ 12 Menghargai keragaman budaya bangsa ≥ 10 – 11 Cukup dapat menghargai keragaman budaya bangsa ≥ 6 – 9 Tidak dapat menghargai keragaman budaya bangsa ≥ 4 – 5 Sangat tidak dapat menghargai keragaman budaya bangsa < 4", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 302, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Norma Hipotetik Komponen Apresiasi Budaya Bangsa", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "86", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 145, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen apresiasi budaya bangsa adalah suatu perilaku pada siswa yang mampu menikmati, menghayati dan memberikan penilaian terhadap suatu produk budaya bangsa sehingga karenanya menumbuh kembangkan sikap dan tindakan yang menghargai produk kekayaan budaya tersebut dengan menjaga dan melestarikannya. Jika komponen menghargai keragaman budaya bangsa sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas perbedaan dan keunikan individual dalam konsteks sosial maka apresiasi budaya bangsa merupakan komponen yang berusaha memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap produk-produk kekayaan budaya bangsa dengan berusaha menjaga dan melestarikannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 469, "height": 221, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen ini merupakan komponen utama yang memiliki keoefisien muatan faktor tertinggi membentuk komponen laten yang menyusun karakter nasionalis pada siswa SMA. Komponen apresiasi budaya melengkapi komponen menghargai keragaman budaya bangsa. Hal tersebut sebagaimana karakteristik karakter nasionalis yaitu adanya penghargaan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya yang ada di negaranya. Ini karena Indonesia adalah negara plural yang memiliki banyak kebudayaan bangsa yang tersebar diberbagai daerah dikarenakan adanya sejarah panjang nusantara (Indonesia sebelum menjadi negara merdeka dan masih zaman kerajaan) yang menghadirkan banyak kebudayaan-kebudayaan yang beralkuturasi dan berasimilasi menjadi kebudayaan di Indonesia hingga menjadi negara berdaulat seperti saat ini. Maka dari itu penghargaan dan penghormatan terhadap kebudayaan tersebut adalah hal mutlak bagi bangsa Indonesia sebagai penghormatan terhadap warisan leluhur bangsa yang mana penghargaan dan penghormatan tersebut juga memiliki implikasi bahwa individu harus mampu mengapresiasi keberagaman kebudayaan bangsa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 469, "height": 88, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen ini terdiri dari aitem apresiasi budaya bangsa sebagai observed variables dominan dengan koefisien muatan faktor yang sangat baik terhadap komponen laten, juga koefisien muatan faktor yang sangat baik pada aitem menjaga kekayaan budaya. Berdasarkan hasil analisis komponen terhadap observed variables yang diketahui maka aktualisasi komponen ini adalah sikap dan tindakan siswa yang mampu mengapresiasi dan menjaga kekayaan budaya bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 469, "height": 126, "page_number": 24, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Telah disebutkan sebelumnya bahwa Indonesia adalah negara dengan banyak kebudayaan yang memiliki sistem kebudayaan tersendiri sehingga menghasilkan kepercayaan, keyakinan, nilai, prinsip, suku, adat, bahasa, pakaian, makanan, kesenian serta hasil-hasil kebudayaan lainnya yang berbeda pula. Ada banyaknya kebudayaan yang terdapat di Indonesia menghasilkan produk-produk kekayaan budaya yang beraneka ragam pula – yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai negara yang lahir dari keberagaman budaya dan menghargai hak asasi manusia maka sudah semestinya produk-produk kekayaan budaya bangsa tersebut juga harus diapresiasi dan dilestarikan. Mengapresiasi dan melestarikan", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "87", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "budaya bangsa berarti telah menunjukkan sikap dan tindakan yang melindungi identitas nasional bangsa dan negara Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 201, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku mengapresi budaya bangsa yang menyusun aspek nasionalis ini berarti suatu bentuk kemampuan masyarakat untuk dapat menikmati, memahami, menghayati, dan menilai segala macam bentuk kekayaan budaya yang ada pada kebudayaannya juga kebudayaan lain di Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap warisan leluhur bangsa. Bentuk konkrit dari perilaku mengapreasi kekayaan budaya bangsa ini adalah kesediaan individu atau masyarakat untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa tersebut. Ini dikarenakan untuk mampu menjaga dan melestarikan kekayaan budaya tersebut dibutuhkan tekad untuk mengenal, mempelajari, memahami, mempraktikkanjuga kepekaan dan keterbukaan terhadap nilai-nilai kekayaan kebudayaan tersebut sehingga karenanya akan tumbuh perasaan bangga terhadap kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dan memunculkan perasaan memiliki serta tanggung jawab untuk melestarikannya. Oleh karena itu perilaku menjaga dan melestarikan kekayaan kebudayaan bangsa merupakan bentuk aktualisasi tertinggi dari apresiasi budaya bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 469, "height": 164, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terlebih dizaman yang semakin modern ini, dimana berbagai generasi penerus bangsa saat ini lebih tergiur dengan kebudayaan asing yang dirasa lebih mampu menumbuhkan kepercayaan diri dan status dirinya. Banyak dari penerus bangsa saat ini merasa malu terhadap kebudayaannya sendiri dan cenderung enggan untuk mengenal, mempraktikkan, dan menggunakan kekayaan budaya tersebut dalam kehidupan. Ini menjadikan generasi saat ini buta terhadap kekayaan budaya bangsa yang mana ini mengindikasikan pula lunturnya semangat nasionalis penerus bangsa. Hal tersebutlah yang menjadi tantangan bagi generasi muda penerus bangsa saat ini yaitu untuk menumbuhkan kecintaan terhadap kekayaan budaya bangsanya sehingga memiliki semangat untuk menjaga kekayaan budaya bangsa itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 469, "height": 126, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adanya cinta dan semangat untuk menjaga kekayaan budaya bangsa tersebut maka melestarikan bahkan memperkenalkannya ke dunia internasional bukan lah hal yang sulit. Bangsa lain akan mengenali kekayaan kebudayaan Indonesia apabila bangsa Indonesia sendiri selalu menggunakan dan melestarikannya. Ini juga akan mengindikasikan jati diri dan karakter yang kuat pada bangsa Indonesia yang mencintai kebudayaan bangsanya, sehingga bangsa asing pun tidak akan mampu melecehkan kebudayaan Indonesia atau bahkan mengakuinya sebagai kekayaan budaya bangsanya. Ini dikarenakan melestarikan budaya bangsa berarti turut pula menjaga keutuhan bangsa dan negara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 469, "height": 50, "page_number": 25, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siswa yang memiliki perilaku apresiasi kekayaan budaya bangsa dalam dirinya adalah pribadi yang cinta dan bangga terhadap kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Ia bersedia menjaga dan melestarikannya dengan mempelajari, memahami, serta mempraktikkan dan mengajarkannya kembali", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 107, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kepada orang lain agar lebih banyak orang yang mengenal dan memahami budaya Indonesia. Dalam contoh konkrit perilaku ini dapat diwujudkan dengan siswa mengikuti ekstrakulikuler dan mempelajari kesenian tradisional di sekolah atau diluar sekolah, bangga menggunakan produk kekayaan budaya bangsa, memperkenalkannya dengan memposting kesenian tersebut ke media sosialnya, ia juga bangga dan menikmati berbagai pertunjukan adat tradisi budaya bangsa sebagai bentuk keseimbangan antara kehidupan modern dengan warisan leluhur bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 472, "height": 277, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada remaja mengimplementasikan perilaku ini tampaknya menjadi sedikit berat untuk dilakukan. Ini dikarenakan secara psikologis remaja merupakan kelompok usia yang pada saat ini sedang berada pada masa eksplorasi diri dan berusaha mengidentifikasi diri terhadap model yang sesuai. Selain itu pada masa ini remaja juga merupakan bagian dari kelompok sebaya dimana akan mempengaruhi sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku yang mengikuti kelompok (Hurlock, 2014). Maka wajar pada masa ini jika remaja sangat mudah untuk mengikuti berbagai stereotip budaya popular yang sedang digandrungi disekitarnya. Hal tersebut dikarenakan dapat menambah nilai popularitas dan harga diri remaja tersebut. Sehingga apabila ia tidak memiliki stereotip budaya popular saat ini, mereka khawatir akan dianggap kuno dan tidak popular. Ini lah yang menjadi hambatan siswa remaja untuk dapat mengapresiasi kekayaan budayanya – ini dibutuhkan tekad dan kontrol diri pada remaja untuk menampilkan minat dan ketertarikan yang melawan dari arus atau stereotip umum yang berkembang diantaranya. Maka dari itu siswa yang mampu mengapresiasi kekayaan budaya ia tidak akan mudah terjebak dan terpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan jati dirinya, ia memiliki kematangan emosional dan kognitif untuk dapat berpikir objektif dan memilih apa yang ia inginkan sekalipun bertentangan dengan pandangan umum. Ini menunjukkan keunggulan dalam diri siswa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 469, "height": 31, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen mengapreasi budaya bangsa yang menyusun karakter nasionalis dalam skala ini memiliki standar penilaian dan interpretasi yang dapat dijelaskan dalam tabel 8 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 537, "width": 36, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 550, "width": 262, "height": 140, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Hipotetik Komponen Apresiasi Budaya Bangsa Klasifikasi Skor Sangat mampu mengapresiasi budaya bangsa ≥ 12 Mampu mengapresiasi budaya bangsa ≥ 10 – 11 Cukup mampu mengapresiasi budaya bangsa ≥ 6 – 9 Tidak mampu mengapresiasi budaya bangsa ≥ 4 – 5 Sangat tidak mampu mengapresiasi budaya bangsa < 4", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 706, "width": 243, "height": 12, "page_number": 26, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Norma Hipotetik Komponen Taat Hukum", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "89", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 220, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen taat hukum dalam skala karakter nasionalis ini didefinisikan sebagai perilaku siswa yang mencerminkan sikap dan tindakan yang memahami dan memiliki kesadaran terhadap hukum yang karenanya individu memiliki kesetiaan terhadap hukum dan berupaya mentaati peraturan hukum tersebut sekecil apapun sanksinya ia akan menjunjung hukum yang berlaku dalam setiap tindak tanduknya dimanapun ia berada. Hukum dalam pengertian ini merupakan suatu peraturanyang memiliki konsekuensi lebih besar dari sanksi sosial (penghakiman masyarakat) yaitu apabila peraturan tersebut tidak dilakukan, dalam kata lain akan mendatangkan hukuman bagi individu yang melanggar aturan. Maka dari itu hukum yang dimaksud dalam pengertian ini adalah berbagai produk hukum yang dibuat dan berlaku dimana individu menetap atau tergabung. Hukum yang dimaksud juga merupakan peraturan-peraturan yang dibuat oleh suatu institusi atau individu yang berwenang memberikan aturan baik perintah ataupun larangan untuk mengatur perilaku masyarakatnya demi tercapai kehidupan yang adil, aman, damai, dan sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 469, "height": 126, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pengertian tersebut mengandung dua makna sekaligus yaitu kesadaran terhadap hukum yang berarti pengetahuan terhadap wawasan hukum yang berlaku dan kemudian kepatuhan terhadap hukum yang berlaku tersebut berarti mengikuti dan melaksanakan apa yang diperintah dan menjauhi apa yang dilarang. Meskipun pada implementasinya kedua hal tersebut sering berjalan tidak beriringan, ini dikarenakan ego individu yang melaksanakan hukum tersebut. Oleh karena itu taat hukum merupakan aktualisasi dari kesadaran hukum masyarakat juga aspek yang mendasari seorang yang berkarakter nasionalis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 469, "height": 126, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen taat hukum merupakan komponen paling utama yang mengindikasikan karakter nasionalis. Hal tersebut sebagaimana dengan karakteristik yang mengindikasikan karakter nasionalis individu yaitu adanya kesadaran dan kepatuhan warga negara terhadap hukum yang berlaku. Ini dikarenakan Indonesia adalah negara merdeka dan berdaulat yang berasaskan hukum. Hukum di Indonesia berlandaskan pada Pancasila sebagai ideologi dan pedoman negara sehingga hukum di Indonesia harus senantiasa dijunjung dalam kehidupan sehari-hari. Ini karena hukum akan menjamin kesejahteraan dan kebaikan bersama bagi seluruh masyarakat atau bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 469, "height": 107, "page_number": 27, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terlebih dengan ditunjukkannya nilai koefisien component loading yang sangat tinggi pada aitem rela berkorban serta cukup pada aitem taat hukum dan disiplin. Ini menegaskan jika sebagai bangsa dan warga negara Indonesia menjadi taat dan patuh terhadap peraturan adalah hal yang mutlak. Disisi lain kepatuhan dan ketaatan ini juga menunjukkan adanya suatu bentuk pengorbanan sebagai implikasi dari ketaatan dan kepatuhan yang dilakukan individu terhadap peraturan hukum. Hal ini sebagaimana nilai koefisien component loading yang menunjukkan rela berkorban merupakan aspek yang dominan dalam", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 220, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "komponen taat hukum siswa SMA. Hal tersebut dikarenakan untuk mematuhi peraturan-peraturan hukum yang berlaku dan menjadi warga yang taat hukum memang membutuhkan pengorbanan. Individu harus mampu menahan egonya dan patuh terhadap peraturan apapun – sekalipun ia merasa bahwa peraturan tersebut tidak penting, berlebihan, tidak masuk diakal, merugikan, terlalu mengikat atau mengatur, ataupun ketika individu tidak sedang di awasi atau justru karena individu merupakan pribadi yang senang melanggar peraturan dan tidak suka dikontrol terhadap aturan apapun. Individu yang mampu melawan egonya untuk menentang atau melanggar peraturan hukum apapun bentuknya merupakan suatu bentuk pengorbanannya bahwa ia berusaha mematuhi peraturan-peraturan. Terlebih pada masa remaja yang mana berada pada tahapan menilai dan mengevaluasi berbagai nilai-nilai dan peraturan yang ada disekitarnya. Terhadap peraturan yang memiliki sanksi longgar, tidak terawasi, atau menurutnya tidak penting, berlebihan dan tidak masuk diakal pasti akan dilanggar dan ditentang. Maka dari itu menjadi taat hukum bagi siswa SMA merupakan suatu bentuk pengorbanan mereka sebagai warga negara yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 469, "height": 221, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rela berkorban, taat hukum, dan disiplin merupakan unsur-unsur yang saling berkaitan dalam membentuk dan mengindikasikan ketaatan individu terhadap hukum yang berlaku. Rela berkorban mengandung pengertian kesediaan dan kerelaan individu untuk memberikan atau melakukan sesuatu hal, sekalipun itu memberikan ketidaknyamanan dan kerugian baik material maupun immaterial terhadap dirinya – namun ia memiliki keiklasan dalam memberikan atau melakukannya. Kerelaan yang dilakukan semata-mata demi kebaikan orang lain terlebih untuk menjamin keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam ketaatan terhadap hukum ini kerelaan berkorban dicerminkan dalam sikap dan tindakan individu yang setia terhadap peraturan hukum tersebut dimanapun ia berada, dan apapun produk peraturan hukum tersebut serta apapun konsekuensinya ia akan menjunjung tinggi peraturan tersebut tanpa melanggarnya. Ini merupakan sikap dan tindakan dimana individu memiliki kesadaran dan kerelaan untuk menghormati hukum tersebut, melakukan dan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 469, "height": 126, "page_number": 28, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerelaan untuk patuh terhadap hukum yang berlaku merupakan suatu bentuk penerimaan terhadap hukum yang berarti pula individu memiliki pengetahuan serta wawasan terhadap peraturan sehingga mampu mengimplementasikan peraturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa kerelaan berkorban dalam aspek taat hukum berarti kesediaan untuk menjalankan aturan-aturan hukum yang berlaku dengan kesadaran tinggi dan sepenuh hati. Terlebih ketaatan hukum pada dasarnya bersifat mengikat dan dipaksakan. Ini karena struktur hukum menurut Hasibuan (2016) berbasiskan kewajiban dan bukan lah diatas komitmen. Ini dikarenakan pembuatan hukum di suatu wilayah", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "91", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimaksudkan untuk mengatur warga masyarakatnya untuk berperilaku tertib dan teratur untuk menciptakan tatanan kehidupan yang adil, tertib dan sejahtera disuatu wilayah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 239, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terlebih individu yang mendiami setiap wilayah memiliki pola perilaku, kepercayaan, nilai, ide dan harapan yang berbeda sehingga mempengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap peraturan- peraturan yang berlaku. Begitu pula dengan Indonesia merupakan negara yang heterogen dengan berbagai suku-suku budaya yang tersebar diseluruh Indonesia memiliki nilai-nilai norma dan kepercayaan yang berbeda-beda satu sama lain. Oleh karena itu hukum yang mengikat dan mengatur secara ketat keseluruhan rakyat Indonesia sangat diperlukan sehingga hukum dapat menjadi pedoman atau standar masyarakat dalam berperilaku. Maka dari itu peraturan hukum memang memiliki muatan dipaksakan agar ditaati oleh seluruh masyarakat. Meskipun pada pelaksanaannya peraturan hukum dapat terpecah atau di Indonesia terdesentralisasi pada peraturan pusat yang berlaku nasional dan peraturan daerah yang berlaku didaerah tertentu saja, namun semua itu merupakan wujud sistem hukum yang berlaku di Indonesia yang wajib untuk ditaati. Mentaati setiap hukum baik yang berlaku nasional ataupul lokal adalah wujud ketaatan warga masyarakat terhadap hukum. Oleh karena itu peraturan hukum yang dibuat ini menjadi kewajiban moral bagi masyarakatnya untuk taat dan patuh terhadap hukum.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 469, "height": 259, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taat terhadap hukum tidak dapat dipisahkan dari kesadaran masyarakat terhadap hukum. Ini seperti pernyataan Ahmad Ali (Kamaruddin, 2016) bahwa untuk membangun kesadaran hukum pada suatu kelompok atau masyarakat maka diperlukan adanya pengetahuan mengenai hukum, isi hukum, sikap terhadap hukum, dan pola perilaku hukum. Oleh karena itu individu atau masyarakat yang telah memiliki pengetahuan hukum ia akan berusaha bersikap kooperatif terhadap hukum yang berlaku dan berperilaku yang tidak melanggar etika ataupun aturan. Ini seperti yang dijelaskan Ewick dan Silbey (Achmad, 2009) dimana individu yang memiliki kesadaran hukum adalah individu-individu yang dapat memahami hukum dan institusi-institusi hukum – dimana mereka memiliki pemahaman-pemahaman yang memberikan makna kepada pengalaman dan tindakan orang-orang. Dalam kata lain kesadaran hukum merupakan suatu bentuk “tindakan” atau perilaku dan bukan sekedar aturan norma atau asas. Ini menegaskan bahwa peran hukum bukan hanya sebagai otoritas yaitu menjadi peraturan yang memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan memaksa setiap masyarakatnya namun hukum juga berperan sebagai pembentuk perilaku yang merujuk pada menciptakan masyarakat yang berkarakter sehingga semestinya dilaksanakan penuh kesadaran dan kesukarelaan tanpa paksaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 469, "height": 50, "page_number": 29, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disisi lain disiplin merupakan implikasi lain yang mengikuti ketaatan individu terhadap hukum. Disiplin menurut KBBI online - merupakansuatu bentuk ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Disiplin merupakan aktualisasi dari ketaatan hukum individu. Individu yang", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "92", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disiplin berarti ia mengetahui dan memahami peraturan yang berlaku disekitarnya sehingga dengan kesadaran penuh menerima dan melaksanakannya sebagai sebuah bentuk ketaatan terhadap hukum.Lebih daripada itu individu yang disiplin merupakan individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi sehingga ia dapat menjalankan setiap aturan, perintah, dan kewajibannya dengan baik dan penuh kesadaran sehingga dapat menjalankan kehidupan dengan penuh keteraturan dan ketaatan terhadap hukum disekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 469, "height": 201, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen taat hukum merupakan komponen dengan koefisien muatan faktor tertinggi dalam penyusunan karakter nasionalis ini, sehingga dapat disimpulkan taat hukum menjadi aspek dominan yang menentukan karakter nasionalis seseorang. Dalam implementasinya ketaatan terhadap hukum memang sangat sulit dilakukan, sehingga taat hukum dapat disandingkan dalam pengertiannya namun berbeda dalam implementasinya. Ini karena seseorang yang sadar hukum belum tentu memiliki ketaatan terhadap hukum – terlebih jika melanggar hukum dapat memberikan keuntungan yang lebih besar terhadap dirinya baik itu dari segi material maupun immaterial. Perilaku opurtunis tersebut terlebih jika dilakukan dengan melawan hukum maka akan berpotensi untuk merugikan kepentingan orang banyak. Maka dari itu taat hukum adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh bangsa yang nasionalis. Komitmen untuk patuh dan mentaati peraturan harus dibangun oleh masyarakat dan aparatur penegak hukum agar tercipta budaya hukum yang adil dan ideal bagi seluruh masyarakat yang menempati suatu wilayah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 469, "height": 145, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taat hukum memang mencakup aspek peraturan dengan cakupan yang besar yaitu berlaku secara nasional dan lokal, namun peraturan juga berlaku di institusi manapun individu berada. Pada siswa SMA mereka berada pada institusi seperti keluarga, sekolah, tempat kursus, tempat beribadah lingkungan tempat tinggal sebagai lingkungan hukum kecil serta kota, provinsi dan negara sebagai lingkungan hukum yang lebih besar. Maka dari itu peraturan bagi siswa SMA berlaku bahkan di lingkungan atau institusi yang memberikan sanksi kecil hukum sekalipun. Dalam hal ini siswa yang taat hukum berarti ia mampu mematuhi peraturan yang ada dirumah, disekolah, di tempat beribadah, dan dimanapun individu bernaung disuatu institusi yang memiliki peraturan mengikat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 469, "height": 145, "page_number": 30, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketaatan terhadap hukum pada individu tidak lepas dari adanya kewajiban moral untuk mentaati dan mematuhi hukum tersebut. Disisi lain terbentuknya ketaatan hukum tidak lepas dari kesadaran hukum yang berarti pengetahuan dan pemahamam individu terhadap hukum – maka dari itu perkembangan ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum individu tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan moral individu. Disamping itu ketaatan terhadap hukum juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dipercaya disetiap kepercayaan, terlebih pada negara yang berasas pada ketuhanan – maka nilai-nilai keagamaan memberikan kontrol yang kuat dalam perilaku individu didalam masyarakat sebagaimana yang diatur dalam kepercayaan agamanya.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "93", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siswa remaja ketaatan terhadap hukum ini berkembang pada tahapan empat perkembangan moral Kohlberg (Santrock, 2014) – dimana pada tahapan ini remaja telah memiliki pemahaman terhadap keteraturan sosial, hukum, keadilan, dan tugas. Ini membuat remaja memiliki keyakinan bahwa agar komunitas dapat bekerja secara efektif maka komunitas perlu dilindungi oleh hukum yang harus ditaati oleh para anggotanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 469, "height": 239, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meskipun menurut Hurlock (2014) remaja sejatinya harus mencapai tahapan perkembangan moral pasca konvensional yang berarti pengembangan kelenturan terhadap hukum dan suara hati – maka remaja yang mencapai tingkat moral pasca konvensional akan memilih melakukan tindakan sesuai suara hati. Dalam implementasinya ketaatan terhadap hukum yang berlaku disuatu wilayah memiliki konsekuensi mutlak untuk ditaati karena fungsi dan peran dari penciptaan hukum tersebut dibuat untuk menciptakan kehidupan yang menjamin keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dalam situasi yang berhadapan pada dilema hukum yang memiliki implikasi besar terhadap kepentingan orang banyak, bangsa bahkan negara – telah sewajarnya untuk taat terhadap hukum dan menjunjung hukum yang berlaku. Ini seperti yang diungkapkan oleh Rosana (2014) bahwa ketaatan terhadap hukum pada hakikatnya adalah kesadaran dan kesetiaan masyarakat terhadap konsekuensi hidup bersama dimana kesetiaan terhadap hukum diwujudkan dalam bentuk perilaku riil patuh terhadap hukum. Terlebih hukum yang berlaku pada suatu wilayah bahkan negara diciptakan dengan tujuan tertentu terutama melindungi masyarakatnya. Menaati hukum berarti turut pula melindungi hak warga negara lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 469, "height": 183, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sementara itu dalam kehidupan memang terdapat situasi yang menuntut kelenturan moral. Situasi ini adalah ketika berhadapan pada isu-isu atau kepentingan kemanusiaan dan peraturan yang tidak mengakomodasi keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat sehingga memungkinkan pelanggaran moral untuk menjamin kesejahteraan masyarakat tersisih tersebut tepat dilakukan. Pada isu kedua tersebut terlihat dari peraturan beberapa negara yang tidak mengakomodir perbedaan terhadap warga negaranya – ini biasanya terkait masyarakat yang bukan berasal dari etnis tanah airnya atau kelompok pemeluk agama tertentu yang tidak sesuai diwilayahnya (negara yang tidak toleran terhadap imigran atau masyarakat minoritas). Maka dari itu kelenturan terhadap hukum dalam hal ini tepat berlaku. Hal tersebut sekaligus menunjukkan jika terdapat peraturan negara yang bersifat tidak absolut – artinya memiliki kemungkinan untuk dilanggar atau tidak ditaati.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 469, "height": 69, "page_number": 31, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun sejatinya pada permasalahan-permasalahan tertentu – terlebih terkait yang berurusan dengan nilai kemanusiaan individual adalah benar dilakukan karena biasanya tidak memiliki konsekuensi hukum dan bukanlah suatu bentuk penentangan terhadap peraturan yang berkaitan dengan kenegaraan. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan berpikir yang kritis, logis, dan idealis disatu sisi sehingga dapat", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "94", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berlaku bijak, tanpa meninggalkan kewajiban untuk taat, patuh dan menjunjung hukum yang berlaku dimana ia tinggal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 31, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen taat hukum yang menyusun karakter nasionalis dalam skala ini memiliki standar penilaian dan interpretasi yang dapat dijelaskan dalam tabel 9 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 177, "width": 36, "height": 12, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 189, "width": 275, "height": 90, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Hipotetik Komponen Taat Hukum Klasifikasi Skor Sangat taat terhadap hukum ≥ 12 Taat terhadap hukum ≥ 10 – 11 Cukup taat terhadap hukum ≥ 6 – 9 Tidak taat terhadap hukum ≥ 4 – 5 Sangat tidak taat terhadap hukum < 4", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 293, "height": 12, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kategori Norma Hipotetik Komponen Unggul dan Berprestasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 469, "height": 240, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen unggul dan berprestasi yang menyusun skala karakter nasionalis ini didefinisikan sikap dan tindakan siswa yang mencerminkan upaya dan usaha untuk menjadi pribadi yang cakap, terampil, dan bahkan terbaik dalam berbagai aspek bidang domain kehidupan baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun kemampuan atau kompetensi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Dalam definisi ini mengandung makna untuk menjadi terbaik diantara yang lain dengan berusaha menjadi unggul dibidang pengetahuan yang menghasilkan ilmu atau produk yang bermanfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan berguna bagi orang banyak juga bermakna menjadi pribadi dengan kemampuan interpersonal (kompetensi sosial) yang baik sehingga dapat mewujudkan hubungan dan terlibat dalam situasi sosial yang memuaskan. Ini dikarenakan untuk menjadi pribadi yang unggul baik dalam bidang pengetahuan maupun situasi sosial bukanlah hal yang mudah. Keduanya membutuhkan keinginan dan usaha yang sungguh-sungguh sehingga memberikan hasil dan bukti atas apa yang mereka upayakan baik berupa penghargaan maupun pengakuan. Ini juga menunjukkan jika aspek unggul dan berperilaku menunjukkan unsur kecerdasan kognitif dan emosional individu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 469, "height": 125, "page_number": 32, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen unggul dan berprestasi juga menjadi komponen utama yang penting yang mengindikasikan adanya karakter nasionalis pada diri seseorang. Hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien muatan faktor yang sangat baik pada aitem unggul dan berprestasi serta koefisien muatan faktor yang baik pada aitem menjaga kekayaan budaya bangsa. Maka dari itu pribadi unggul dan berprestasi dalam karakter nasionalis siswa SMA di Indonesia adalah mereka yang memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi dalam bidang apapun serta senantiasa berupaya untuk menjaga kekayaan budaya bangsa. Hal ini sesuai hasil analisis komponen pada karakter nasionalis siswa", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "95", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SMA dimana tersusun dari aspek unggul dan berprestasi serta menjaga kekayaan budaya bangsa sebagai observed variables -nya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 163, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi merupakan bentuk perjuangan bangsa Indonesia kini dalam mengembangkan, memajukan, mengharumkan, dan mensejahterakan bangsa dan negaranya. Kemajuan dan kesejahteraan negara hanya akan dapat tercapai ketika bangsa Indonesia memiliki karakter unggul dan berorientasi prestasi. Ini karena karakter tersebut akan menjadi individu menjadi pribadi yang kompetitif, memiliki tekad, dan tujuan sehingga senantiasa berusaha untuk bergerak maju (progresif) dalam mencapai tujuannya yang mana ini akan berimplikasi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia sendiri.Selain itu menjadi individu yang unggul dan berprestasi mencirikan individu yang cerdas, kreatif, dan terampil sehingga ia mampu menggunakan kemampuannya untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan bangsanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 469, "height": 126, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Individu yang berorientasi pada prestasi akan senantiasa berupaya dengan penuh perjuangan dan kerja keras yang mana membutuhkan energi yang besar, sehingga ketika individu mampu menaklukkan tantantangan untuk menjadi berprestasi maka ia telah menunjuk kualitas keunggulan diri dalam dirinya. Ini dikarenakan setiap manusia merupakan individu yang unik, mereka memiliki potensi dan keterbatasan masing-masing yang berbeda-beda pula. Seperti kata pepatah setiap individu tidak dapat menjadi yang terbaik dalam segala bidang, namun individu dapat melakukan dan mengupayakan yang terbaik yang ia bisa – terlebih jika itu memberikan manfaat dalam kehidupan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 469, "height": 240, "page_number": 33, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disisi lain individu yang unggul dan berprestasi memiliki keadaan mental dan jasmani yang sehat dan kuat, memiliki ketekunan, kegigihan, kesiapan, kepecayaan diri, tujuan, dan fokus dalam melakukan sesuatu. Ini menunjukkan kualitas lain dari individu yang berorintasi pada keunggulan dan berprestasi. Mereka tidak melakukan sesuatu secara asal-asalan melainkan dengan sepenuh hati dan tanggung jawab sehingga tidak akan melakukan sesuatu setengah-setengah melainkan selalu berupaya untuk menyelesaikan tugas atau tantangan tersebut dan mampu untuk menanggulangi rasa pasrah dan ingin menyerah untuk mengakhiri apa yang telah dimulai. Selain itu pribadi yang unggul dan berprestasi senantiasa memiliki hati yang besar untuk menerima kekalahan dan mengakui kemampuan dan keberhasilan serta kebaikan orang lain. Ini dikarenakan setiap individu memiliki potensi yang berbeda- beda yang mengantarkannya menjadi pribadi yang terbaik pada bermacam-macam bidang tertentu pula. Namun sejatinya menjadi unggul dan berprestasi tidak serta merta selalu menjadi yang terbaik dan satu- satunya – ketika individu telah menjadi pribadi yang berguna dan bermanfaat bagi sesamanya maka ia telah menunjukkan kualitas keunggulan dalam dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "96", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 201, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesadaran untuk melakukan yang terbaik dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain haruslah dimiliki oleh seluruh masyarakat terutama siswa yang masih memiliki ambisi untuk menjadi yang terbaik dan satu-satunya. Siswa seharusnya dapat memahami bahwa untuk menjadi unggul dan berprestasi tidak hanya berupaya melakukan beragam cara untuk mendapat dan menjadi yang terbaik dan satu-satunya hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang tertentu namun mengabaikan proses yang jujur. Menjadi individu yang unggul dan berprestasi sejatinya tidak membutuhkan penghargaan atau pengakuan khusus. Ini karena ketika individu telah menampilkan upaya untuk melakukan yang terbaik yang dilakukan secara jujur dan tulus semata hanya untuk melakukan dan memberikan yang terbaik dan bermanfaat terhadap individu lain – maka ia menunjukkan kualitas diri pribadi yang unggul dan berprestasi, karena sejatinya individu yang tulus dalam melakukan sesuatu ia akan lebih mudah dikenali dan diakui oleh orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 469, "height": 278, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menjadi pribadi yang unggul dan berprestasi yang mencerminkan individu yang nasionalis turut pula berarti kemampuan individu untuk dapat menjaga kekayaan budaya bangsanya. Kedua aspek ini bukanlah hal terpisah dan sejatinya beriringan. Ini dikarenakan untuk dapat menjaga kekayaan budaya bangsa yang berarti keinginan dan kebersediaan untuk mempelajari, memahami, serta melestarikan kekayaan budaya bangsanya membutuhkan kemampuan kognitif dan kecakapan sosial agar individu dapat melaksanakannya. Terlebih dizaman yang modern dan global ini disaat semua kebudayaan asing mudah untuk masuk kedalam suatu negara maka dibutuhkan usaha lebih pula untuk menjadikan budaya bangsa sendiri tidak hilang, tetap berakar kuat dan lestari dibangsa sendiri bahkan dikenal dan diakui oleh dunia internasional. oleh karena itu kecakapan dan keterampilan individu ini akan sangat berperan dalam mengembangkan cara yang aktif, kreatif dan inovatif untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa sehingga dapat menumbuhkan ketertarikan dan kepedulian pada masyarakat Indonesia lainnya untuk turut serta menjaga dan melestarikan kekayaan budaya bangsa tersebut. Ini akan memberikan efek berupa pengakuan terhadap kekayaan budaya tersebu dimata Internasional sehingga bangsa lain tidak dapat melecehkan atau bahkan mengklaim kekayaan budaya bangsa Indonesia sebagai kekayaan budaya bangsanya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 469, "height": 107, "page_number": 34, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek unggul dan berprestasi dalam karakter nasionalis siswa SMA ini merujuk pada karakter cerdas menurut Komalasari dan Saripudin (2015). Ini seperti yang dijelaskan Budimansyah (Komalasari & Saripuddin, 2015) bahwa setiap individu memiliki kecerdasan dalam taraf tertentu yang tercermin dari perilakunya yang aktif, objektif, analitis, aspiratif, kreatif, dan inovatif, dinamis dan antisipatif, berpikiran terbuka dan maju, serta mencari solusi. Oleh pribadi yang cerdas maka kecerdasan tersebut dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama,", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "97", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 88, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan pertahanan keamanan, serta dalam berbagai bidang wilayah kehidupan pribadi, keluarga, sosial, kewarganegaraan dan global. Pernyataan tersebut menunjukkan jika aspek unggul dan berprestasi tidak hanya memiliki dua sisi kecerdasan – kognitif dan emosional saja, namun juga menegaskan jika aspek ini tidak hanya berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan saja namun pada berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 472, "height": 125, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam implementasinya aspek ini dapat dicontohkan dengan sikap siswa yang mampu dan selalu berlaku jujur dalam melakukan apapun, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan sebaik- baiknya tanpa mengeluh, mengikuti eksakulikuler atau kursus yang dapat mengembangkan kecakapan dan kompetensi diri. Siswa juga memiliki semangat dan terpacu untuk mengikuti perlombaan yang dapat mengasah kemampuan dirinya, meningkatkan prestasi diri dengan menempuh pendidikan sebaik mungkin, terlibat dalam aksi sosial baik yang berkaitan dengan pelestarian kekayaan budaya, alam dan lingkungan Indonesia atau dengan menjadi tim sukarelawan bencana alam dan kemanusiaan dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 469, "height": 31, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komponen unggul dan berprestasi yang menyusun karakter nasionalis dalam skala ini memiliki standar penilaian dan interpretasi yang dapat dijelaskan dalam tabel 10 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 366, "width": 42, "height": 12, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 379, "width": 257, "height": 90, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Norma Hipotetik Komponen Unggul dan Berprestasi Klasifikasi Skor Sangat unggul dan berprestasi ≥ 7 Unggul dan berprestasi ≥ 6 Cukup unggul dan berprestasi ≥ 4 – 5 Tidak unggul dan berprestasi ≥ 3 Sangat tidak unggul dan berprestasi < 2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 81, "height": 13, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 469, "height": 202, "page_number": 35, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil kontruksi alat ukur psikologi karakter nasionalisme Siswa Menengah Atas memiliki properti psikometris yang baik dan memuaskan. Alat ukur ini menghasilkan 25 aitem pernyataan yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Dari hasil uji validitas faktorial principal component analysis didapatkan bahwa dari 9 komponen yang diprediksi oleh peneliti, aitem-aitem tersebut mengumpul pada 5 komponen utama pembentuk konstruk skala. Aitem-aitem tersebut mengumpul dengan komponen pembentuknya yaitu komponen cinta tanah air sebanyak 11 aitem, komponen menghormati keragaman budaya sebanyak 4 aitem, komponen apresiasi budaya bangsasebanyak 4 aitem, komponen taat hukum sebanyak 4 aitem serta komponen unggul dan berprestasi sebanyak 2 aitem. Nilai koefisien korelasi antar aitem dalam muatan faktor bergerak dari skor 0.411 sampai dengan 0.747 yang berarti aitem dapat merefleksikan dengan baik individu yang memiliki karakter nasionalis dan tidak. Berdasarkan hasil analisis korelasi komponen diketahui jika antar komponen pada konstruk skala karakter", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "98", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 469, "height": 31, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nasionalis ini tidak saling mengikat, masing-masing komponen berdiri sendiri dan tidak saling mempengaruhi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 469, "height": 145, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil uji reliabilitas menggunakan metode Gutmann’s memiliki koefisien 0.862 yang berarti skala ini memiliki nilai reliabilitas yang sangat baik serta alat ukur ini memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap individu dewasa seperti mahasiswa atau pekerja juntuk mengetahui dinamika konsep karakter nasionalisme pada individu dari berbagai tahapan perkembangan secara konkrit. Selain itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi karakter nasionalis pada masyarakat dari berbagai latar belakang etnis budaya di Indonesia. Hal ini agar didapatkan dinamika karakter nasionalisme di tengah masyarakat Indonesia yang plural.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 469, "height": 69, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan adanya skala karakter nasionalisme maka dapat membantu pemerintahan dalam mengukur, mengevaluasi karakter nasionalisme serta dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat kebijakan pemerintah baik berupa peraturan untuk menumbuhkan karakter nasionalisme pada masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 387, "width": 110, "height": 13, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 469, "height": 24, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Achmad, A. (2009). Menguak teori hukum (legal theory) dan teori peradilan (judicial prudence) termasuk interpretasi undang-undang (legisprudence). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 469, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agustian, M., Anindyta, P., & Grace, M. (2018). Mengembangkan karakter menghargai perbedaan melalui pendidikan multikultural. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1 (2), 191–199.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 470, "width": 467, "height": 38, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggoro, W. J. & Widhiarso, W. (2010). Konstruksi dan identifikasi properti psikometris instrumen pengukuran kebahagiaan berbasis pendekatan indegenous psychology: Studi multitrait- multimethod. Jurnal Psikologi, 37 (2), 176-188.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 514, "width": 337, "height": 12, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Azwar, S. (2017). Penyusunan skala psikologi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 533, "width": 467, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harrington, D. (2009). Confirmatory factor analysis pocket guide to social wirk research methods . New York: Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 469, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasibuan, Z. (2016). Kesadaran hukum dan ketaatan hukum masyarakat dewasa ini. Justitia: Jurnal Ilmu Hukum dan Humaniora, 1 (1), 78–92.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 469, "height": 24, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hurlock, E. (2014). Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima . Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 469, "height": 24, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Josephson, M. (2002). Making ethical decisionsthe basic primer on using the six pillars of character to make better decisions and a better life. Los Angeles: Josephson Institute of Ethics.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 471, "height": 25, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kamarudin. (2016). Membangun kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat perspektif lawa enforcement. Jurnal Al-‘Adl, 9 (2), 143–157.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 424, "height": 12, "page_number": 36, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Periantalo, J. (2015). Validitas alat ukur psikologi aplikasi praktis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 40, "width": 8, "height": 9, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "99", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 50, "width": 132, "height": 27, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan ISSN: 2715-2456 Vol. 1, No. 2, November 2019, pp. 63-98", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 190, "height": 9, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nofrans Eka Saputra, email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 382, "height": 12, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2019, Juni 10). KBBI.kemdikbud.go.id/entri/disiplin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 469, "height": 25, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komalasari, K & Saripudin, D. (2017). Pendidikan Karakter konsep dan aplikasi living values education. Bandung: Reflika Aditama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 469, "height": 24, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lickona, T. (2016). Mendidik untuk membentuk karakterbagaimana sekolah dapat mengajarkan sikap hormat dan tanggung jawab. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 469, "height": 25, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permanto, T. (2012). Perilaku nasionalistik masa kini dan ketahanan nasional: Penerapan perilaku nasionalistik masa kini. Yogyakarta: Mata Bangsa.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 410, "height": 12, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusumawardani, A., & Faturochman. (2004). Nasionalisme. Buletin Psikologi. 12 (2), 61–72.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 469, "height": 37, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ratnasari, M. (2017). Proses penanaman sikap nasionalisme dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas tingi SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Trihayu: Jurnal Pendidikan ke-SD-an, 3 (3), 144-150.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 469, "height": 24, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rosana, E. (2014). Kepatuhan hukum sebagai wujud kesadaran hukum masyarakat. Jurnal Tapis, 10 (1), 1–25.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 469, "height": 25, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Samani, M., & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 291, "height": 12, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Santrock, J. W. (2009). Remaja edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 445, "height": 12, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabachnick, B. G., & Fidell, L. S. (2014). Using multivariate statistics sixth edition . Boston: Pearson", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 469, "height": 24, "page_number": 37, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogeswaran, K., & Dasgupta, N. (2014). Conceptions of national identity in a globalized world: Antecedents and consequences. European Review of Social Psychology. 25 (1), 189–227.", "type": "List item" } ]
8feecc9b-d0d8-506e-acb0-a46d61b030fb
https://iptek.its.ac.id/index.php/geosaintek/article/download/1920/1669
[ { "left": 270, "top": 45, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inversi 1-D ...", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 87, "width": 396, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INVERSI 1-D PADA DATA MAGNETOTELLURIK DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN METODE OCCAM DAN SIMULATED ANNEALING", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 127, "width": 372, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. Aldi Kurnia Wijaya 1) , Ayi Syaeful Bahri 1) , Dwa Desa Warnana 1) , Arif Darmawan 2)", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 141, "width": 203, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Jurusan Teknik Geofisika, FTSP ITS, 2) Elnusa Tbk. e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 428, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak . Metode magnetotellurik merupakan salah satu metode elektromagnetik pasif yang mengukur fluktuasi medan listrik (E) dan medan magnet (B) dengan tujuan untuk menentukan konduktivitas bawah permukaan. Proses inversi dilakukan untuk memodelkan kondisi bawah permukaan. Dalam penelitian ini proses inversi dilakukan dengan metode Occam dan Simulated Annealing . Metode Occam merupakan metode untuk menyelesaikan permasalahan non-linier menggunakan pendekatan linier sedangkan metode Simulated Annealing merupakan metode untuk menyelesaikan permasalahan non-linier menggunakan pendekatan global, berupa Guided Random Search . Untuk menyelesaikan permasalahan non-linier tersebut dibuat program berbasis Matlab yang dengan menggunakan algoritma Occam dan Simulated Annealing . Dalam penelitian ini digunakan data sintetik dan data hasil pengukuran di lapangan panas bumi X dengan menggunakan metode magnetotellurik. Tahapan dalam penelitian ini adalah pembuatan program, validasi menggunakan data sintetik, validasi dengan membandingkan hasil inversi program konvensional (WinGlink), dan analisa penampang 1-D. Hasil dari penelitian ini adalah analisa terhadap penampang cross section resistivitas 1-D hasil inversi sehingga diketahui sebaran konduktivitas di Lapangan X.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 329, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: magnetotellurik; inversi 1-D; occam; simulated annealing ; lapangan X", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 428, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. Magnetotelluric method is a passive electromagnetic method that measures fluctuations of electrical field (E) and magnetic (B) for determining subsurface conductivity. Inversion performed for modeling subsurface conditions. In this study, the inversion process performed by Occam and Simulated Annealing methods. Occam method is a method to solve non-linear problems using a linear approach while the method of Simulated Annealing is a method to solve non-linear problems using a global approach, in the form of Guided Random Search. In resolving non-linear problem created Matlab-based program which using Occam and Simulated Annealing algorithms. In this study, synthetic data and measurement data results from a geothermal field measurements using magnetotelluric method is used. Stages of this research are, validation using synthetic data, validated by comparing the results of the conventional inversion program (WinGlink), and 1-D cross-sectional analysis. Results from this study is cross-sectional analysis of cross section 1-D resistivity inversion results in order to know the distribution of conductivity in the Field X.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 313, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: magnetotelluric; inversion 1-D; occam; simulated annealing; field X", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 75, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 235, "height": 178, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode magnetotellurik merupakan metode elektromagnetik pasif yang mengukur fluktuasi medan listrik (E) dan medan magnet (B) alami pada arah ortogonal terhadap arah permukaan bumi dengan tujuan untuk menentukan konduktivitas bawah permukaan bumi dari kedalaman puluhan meter hingga ribuan meter (Simpson dan Bahr, 2005). Dalam menggambarkan kondisi bawah permukaan untuk mencari anomali yang menarik dilakukan proses inversi pada data magnetotellurik. Data magnetotellurik termasuk kedalam permasalahan non-linier, dalam menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 576, "width": 235, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "permasalahan tersebut dapat digunakan dua jenis pendekatan yaitu pendekatan linier dan pendekatan global.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 621, "width": 235, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses inversi yang dilakukan pada penelitian ini adalah inversi 1-D. Dimana metode yang digunakan adalah metode Occam dan Simulated Annealing . Metode Occam menggunakan pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 682, "width": 235, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "linier untuk menyelesaikan permasalahan non-linier sedangkan untuk metode Simulated Annealing digunakan pendekatan global yang berupa Guided Random Search untuk menyelesaikan permasalahan non-linier. Dengan digunakannya kedua metode ini diharapkan", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 45, "width": 165, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Geosaintek. 02 / 02 Tahun 2016", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 235, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendapatkan model yang merepresentasikan kondisi di bawah permukaan yang lebih akurat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 235, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran magnetotellurik di Lapangan X. Lapangan X merupakan salah satu lapangan panas bumi di Indonesia. Sehingga hasil dari inversi yang dilakukan diharapkan dapat menggambarkan persebaran konduktivitas bawah permukaan di Lapangan X.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 254, "width": 66, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 235, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui persebaran konduktivitas bawah permukaan di Lapangan X alur kerja penelitian diperlihatkan oleh Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 646, "width": 132, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Alur Kerja Penelitian.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 235, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awal dari penelitian ini adalah studi litelatur untuk mencari referensi mengenai kedua metode inversi. Tahapan selanjutnya adalah pembuatan program inversi metode Occam dan Simulated Annealing , program dibuat menggunakan program Matlab. Sebelum menggunakan data hasil pengukuran program divalidasi terlebih dahulu", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 87, "width": 235, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan data sintetik untuk mengetahui efektivitas metode tersebut dalam memperloeh kembali model sintetik.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 133, "width": 235, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat dua model sintetik yang digunakan, dimana dua model sintetik ini mewakili model sederhana yang terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan konduktif pada medium resistif (model-1) dan lapisan resistif pada model konduktif (model-2). Parameter model sintetik tersebut ditampilkan pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 254, "width": 151, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Parameter Model Sintetik 1.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 268, "width": 195, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lapisan Ketebalan (m) Resistivitas (Ohm.m) 1 400 100 2 1600 1000 3 10 Tabel 2. Parameter Model Sintetik 2. Lapisan Ketebalan (m) Resistivitas (Ohm.m) 1 400 100 2 1600 10 3 1000", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 407, "width": 235, "height": 284, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah program inversi dapat memperoleh kembali model sintetik dengan rms error kurang dari 10% dan model hasil mendekati model sintetik maka tahapan selanjutnya adalah inversi menggunakan data Lapangan X. Dikarenakan tidak tersedianya data geologi maka validasi model hasil inversi dilakukan dengan membandingkan dengan model hasil inversi program konvensional yaitu WinGlink. Penggunakan parameter inversi untuk metode Occam disamakan pada program yang dibuat dan WinGlink sedangkan parameter inversi untuk metode Simulated Annealing menyesuaikan. Apabila hasil dari inversi dari program yang dibuat mendekati atau bahkan lebih baik dari program konvensional maka dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya, untuk mengetahui lebih baik atau tidaknya dilihat dari rms error dan kesesuaian model yang dihasilkan. Apabila hasil inversi tidak mendekati maka dilakukan perubahan parameter.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 695, "width": 235, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahadap terakhir adalah melakukan analisa pada model hasil inversi metode Occam dan Simulated Annealing . Analisa dilakukan untuk mengetahui sebaran konduktivitas di Lapangan X. Untuk mendapatkan sebaran konduktivitas, model", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 45, "width": 58, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inversi 1-D ...", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 235, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1D hasil inversi diinterpolasi untuk setiap titik kemudian dilakukan kontur antar titik sehingga menampilkan penampang pada satu lintasan hasil inversi 1D.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 124, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Pada Data Sintetik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 235, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan data sintetik dari model sintetik 1 dan 2 dilakukan pemodelan ke depan sehingga didapatkan resistivitas semu dan fasa sebagai fungsi perioda (10 -3 sampai 10 3 detik). Parameter inversi yang digunakan masing-masing metode berbeda hal ini dilakukan agar model yang dihasilkan baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 235, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 memperlihatkan hasil inversi data sintetik 1. Tampak model inversi dapat merepresentasikan model sintetik dengan cukup baik. Secara umum respon model inversi pada kurva resistivitas semu dan fase cocok dengan data sintetik. Model Occam memiliki rms error 5.3% dengan jumlah 5 iterasi sedangkan model Simulated Annealing memiliki rms error 8.1% dengan 125 iterasi. Gambar 3 memperlihatkan hasil inversi data sintetik 2. Dalam hal ini tampak model inversi dapat merepresentasikan model sintetik dengan baik. Model Occam memiliki rms error 0.7% dengan jumlah 8 iterasi sedangkan model Simulated Annealing memiliki rms error 5% dengan jumlah 125 iterasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 235, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan model hasil inversi terlihat bahwa program dapat menghasilkan model yang baik dan memiliki rms error kurang dari 10%. Sehingga program yang telah dibuat layak digunakan pada data hasil pengukuran dan dapat dianalisa model hasil inversi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 542, "width": 187, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Hasil Inversi pada Model Sintetik 1", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 556, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Model Hasil Inversi,", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 570, "width": 208, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kurva Resistivitas Semu sebagai Fungsi Perioda ,", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 584, "width": 153, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Kurva Fase sebagai Fungsi Perioda.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 102, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a)", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 332, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b)", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 443, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c)", "type": "Picture" }, { "left": 216, "top": 45, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Geosaintek. 02 / 02 Tahun 2016", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 541, "width": 189, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Hasil Inversi pada Model Sintetik 2 a) Model Hasil Inversi,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 206, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kurva Resistivitas Semu sebagai Fungsi Perioda,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 582, "width": 153, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Kurva Fase sebagai Fungsi Perioda.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validasi dengan Program WinGlink", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 235, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil pengukuran berjumlah tujuh titik tetapi yang ditampilkan dalam penelitian ini hanya dua titik yaitu ITS2 dan ITS3. Model hasil inversi untuk semua titik pengukuran yang telah diinterpolasi diperlihatkan pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 87, "width": 235, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil inversi pada titik ITS2 yang diperlihatkan oleh Gambar 4 hanya terlihat perbedaan kecil pada lapisan awal dari kedalaman 171 – 400 m dimana hasil inversi dari metode Simulated Annealing memiliki nilai resistivitas yang lebih besar dibandingkan dengan metode Occam dengan nilai sekitar 800 ohm.m. Untuk model hasil inversi lebih dari 400 m memiliki hasil yang sama untuk setiap inversi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 224, "width": 235, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada grafik resistivitas semu hasil pemodelan ke depan dari model inversi menunjukkan perbedaan pada periode tinggi dimana grafik dari metode Simulated Annealing lebih rendah dibandingkan data pengukuran. Pada grafik fase hasil pemodelan ke depan dari model inversi menunjukkan perbedaan pada periode tinggi dimana hasil metode Occam (konvensional dan program yang telah dibuat) lebih tinggi dibandingkan data pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 375, "width": 235, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil inversi pada titik ITS3 yang diperlihatkan oleh Gambar 5 hanya terlihat perbedaan kecil pada lapisan awal dan akhir. Untuk lapisan awal tidak terlalu memiliki perbedaan yang besar dibandingkan dengan lapisan akhir. Tetapi untuk lapisan akhir pada akhirnya tidak akan mempengaruhi interpretasi yang akan dilakukan karena interpretasi dilakukan hanya sampai kedalaman antara 5.000 – 8.000 meter.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 512, "width": 235, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada grafik resistivitas semu hasil pemodelan ke depan dari model inversi menunjukkan hasil yang cukup sama dan mendekati data hasil pengukuran. Sedangkan pada grafik fase hasil pemodelan ke depan dari model inversi menunjukkan perbedaan pada periode rendah dari metode Occam dengan program yang dibuat dimana grafiknya menurun. Sedangkan untuk periode tinggi hasil pemodelan ke depan dari model inversi metode Simulated Annealing menghasilkan grafik yang lebih mendekati data hasil pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 102, "width": 12, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) b)", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 443, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c)", "type": "Picture" }, { "left": 270, "top": 45, "width": 58, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inversi 1-D ...", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 559, "width": 159, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Hasil Inversi pada Titik ITS2 a) Model Hasil Inversi,", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 587, "width": 210, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kurva Resistivitas Semu sebagai Fungsi Perioda,", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 601, "width": 153, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Kurva Fase sebagai Fungsi Perioda.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 235, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil inversi yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan hasil program WinGlink diketahui bahwa metode Occam menghasilkan model yang lebih baik dibandingkan dengan metode Simulated Annealing . Oleh karena itu, analisa penampang hasil inversi dilakukan terhadap penampang model inversi metode Occam.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 559, "width": 159, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Hasil Inversi pada Titik ITS3 a) Model Hasil Inversi,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 587, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kurva Resistivitas Semu sebagai Fungsi Perioda,", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 600, "width": 153, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Kurva Fase sebagai Fungsi Perioda.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 630, "width": 149, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Penampang Hasil Inversi", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 645, "width": 235, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan analisa penampang model hasil inversi dilakukan interpolasi terlebih dahulu pada setiap titik pengukuran sehingga menghasilkan penampang 2D. Penampang sebaran resistivitas 2D hasil interpolasi diperlihatkan oleh Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 264, "height": 359, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) b) c) a) b) c)", "type": "Picture" }, { "left": 216, "top": 45, "width": 165, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Geosaintek. 02 / 02 Tahun 2016", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 784, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 215, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Penampang 2D Berdasarkan Model Hasil Inversi 1D Metode Occam.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 235, "height": 300, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana lapisan paling dekat permukaan adalah lapisan dengan resistivitas sedang berkisar antara 10 – 300 Ohm.m dari kedalaman sekitar 2200 m sampai 1000 m di atas permukaan air laut yang diwakili oleh warna kuning sampai hijau. Lapisan kedua merupakan lapisan dengan nilai resistivitas yang rendah berkisar antara 1 – 10 Ohm.m dari kedalaman 2500 m di atas permukaan air laut sampai kedalaman 2800 di bawah permukaan air laut yang diwakili oleh warna merah sampai jingga. Lapisan selanjutnya adalah lapisan dengan nilai resistivtas yang sedang berkisar antara 10 -300 Ohm.m dari kedalaman 500 m di atas permukaan air laut yang diwakili oleh warna kuning sampai hijau. Kemudian terdapat lapisan dengan resistivitas tinggi berkisar antara 300 – 1000 Ohm.m yang berada pada posisi 2250 – 3200 m dan dari 5100 – 5600 m pada kedalaman 1500 – 4000 m di bawah permukaan air laut yang diwakili oleh warna biru muda sampai biru.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 235, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila diamati pada kedalaman 1500 – 4000 m di bawah permukaan air laut dan posisi antara titik ITS4 dengan ITS1 terlihat anomali yang menarik. Karena data yang tersedia dalam penelitian hanya berupa data pengukuran magnetotellurik sehingga pengamatan lebih lanjut untuk anomali tersebut belum bisa dilakukan. Apabila dilihat kembali pada titik ITS4 dan ITS1 memang data yang didapatkan memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan data lainnya, sehingga memang perlu untuk ditinjau ulang pada titik ITS4 dan ITS1 dengan bantuan data pendukung lain.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 87, "width": 46, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 117, "width": 235, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa hal sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 148, "width": 235, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Metode Occam dan Simulated Annealing cocok digunakan dalam inversi untuk data magnetotellurik. 2) Metode Occam menunjukkan hasil yang lebih baik berdasarkan rms error dan kesesuaian model.", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 239, "width": 235, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Sebaran resistivitas berdasarkan penampang hasil inversi dilapangan X terdiri dari resistivitas sedang (10-300 Ohm.m) untuk lapisan pertama, resistivitas rendah (1-10 Ohm.m) untuk lapisan kedua, resistivitas sedang (10-300 Ohm.m) untuk lapisan ketiga, dan resistivitas tinggi (300- 1000 Ohm.m) untuk lapisan terakhir.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 360, "width": 28, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 375, "width": 235, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlunya dilakukan analisa lebih lanjut dengan didukung oleh data geologi dan data sumur terutama untuk menganalisa titik ITS3 dan ITS4.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 436, "width": 97, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 451, "width": 235, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepada PT Elnusa Tbk. karena telah mengijinkan untuk melakukan pengolahan dan inversi terdapat data perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 542, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 562, "width": 236, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aster, Richard C., Borchers, Brian, dan Thurber, Clifford H., 2005. Parameter Estimation and Inverse Problems . Elsevier Inc, UK, Ch. 10.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 604, "width": 235, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Constable, Steven C., Parker, Robert L., dan Constable,", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 616, "width": 220, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carherine G., 1987. Occam’s Inversion: A practical Algorithm for Generating Smooth Model From Electromagnetic Sounding Data. Geophysics . Vol. 52, No. 3. P. 289-300.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 671, "width": 235, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grandis, Hendra., 2009. Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Bandung: CV. Bhumi Printing.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 702, "width": 235, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ingber, L., 1989. Very Fast Simulated Re-annealing . Mathl. Comput. Modelling. Vol. 12, No. 8, P.967-973.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 732, "width": 235, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpson, Fiona, dan Bahr, Karsten., 2005. Practical Magnetotellurik . Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 762, "width": 60, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-------------------", "type": "Table" } ]
eaac6272-2e5d-208e-b0fb-d17388f3df28
https://goldenratio.id/index.php/grhrm/article/download/407/299
[ { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 30 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 29, "top": 280, "width": 100, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: September 11, 2023 Revised: January 16, 2024 Accepted: February 28, 2024", "type": "Text" }, { "left": 29, "top": 326, "width": 128, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author: Andi Adawiyah, Department of Management, Faculty of Economic and Business. South Sulawesi, Universitas Lamappapoleonro. Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 29, "top": 393, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 94, "width": 254, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUMAN RESOURCE MANAGEMENT | RESEARCH ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 117, "width": 311, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unraveling the Dynamics of Performance Measurement: A Qualitative Study on Adopting Continuous and Datadriven Approaches in", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 176, "width": 173, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance Management", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 204, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah *", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 222, "width": 310, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Department of Management, Faculty of Economic and Business. South Sulawesi, Universitas Lamappapoleonro. Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 265, "width": 337, "height": 210, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This qualitative research explores the dynamics of performance measurement within organizations, focusing on the adoption of continuous and data-driven approaches. The study aims to understand the significance of real-time feedback, predictive analytics, and organizational culture in enhancing performance management practices. The research methodology involves a comprehensive literature review, synthesizing insights from diverse sources such as scholarly articles, books, and reports. Purposive sampling is employed to select relevant literature on performance measurement, data analytics, and organizational behavior. Data collection involves systematically gathering and analyzing information from selected sources, using techniques like content analysis and thematic coding. The findings highlight the importance of continuous performance measurement in driving organizational agility and strategic alignment. Additionally, the study identifies challenges related to data integration, quality assurance, and cultural resistance that organizations face in adopting data-driven approaches. Technological advancements, particularly in predictive analytics and machine learning, offer promising solutions to address these challenges and enhance performance measurement effectiveness. Overall, the research contributes to theoretical understanding and managerial practice by providing insights into the role of real-time feedback, predictive analytics, and organizational culture in performance management.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 484, "width": 338, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Performance Measurement, Continuous Improvement, Data-Driven Approaches, Predictive Analytics, Organizational Culture.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 509, "width": 168, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JEL Classification Code: M10, M15, M21, M31, O32", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 551, "width": 93, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 575, "width": 393, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance measurement is a critical aspect of organizational management, providing insights into the effectiveness and efficiency of various processes and activities. Over the years, scholars and practitioners have explored different approaches to performance measurement, aiming to enhance organizational performance and achieve strategic objectives. Among these approaches, continuous and data-driven methods have gained increasing attention due to their potential to provide real-time insights and support informed decision-making. Performance measurement serves as a cornerstone for organizational success, allowing entities to assess their progress towards predefined goals and objectives. It encompasses the systematic collection, analysis, and interpretation of data to evaluate the performance of individuals, teams, departments, and the organization as a whole. Through performance measurement, organizations can identify areas of strength and weakness, allocate resources effectively, and drive performance improvement initiatives.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 715, "width": 392, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuous performance measurement involves the ongoing monitoring and evaluation of performance metrics, rather than relying on periodic assessments. This approach emphasizes real-time feedback and adjustment, enabling organizations to adapt swiftly to changing market conditions and internal dynamics. Data-driven performance measurement, on the other hand, leverages data analytics", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 31 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 393, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and technology to derive insights from large datasets. By utilizing advanced analytical techniques such as predictive modeling and machine learning, organizations can uncover patterns, trends, and correlations within their performance data, facilitating more informed decision-making. The adoption of continuous and data-driven approaches in performance management represents a significant shift in organizational practices. Traditional methods of performance measurement often rely on static metrics and retrospective analysis, which may not capture the complexities of modern business environments. In contrast, continuous and data-driven approaches offer a more dynamic and proactive approach to performance management, enabling organizations to respond swiftly to emerging challenges and opportunities. This phenomenon reflects a broader trend towards data- driven decision-making and agile management practices in contemporary organizations.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 199, "width": 394, "height": 229, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Previous research has investigated various aspects of continuous and data-driven performance measurement, providing valuable insights into its implementation, benefits, and challenges. Studies have explored the factors influencing the adoption of these approaches, the impact on organizational performance, and the role of technology in enabling data-driven decision-making. Additionally, research has examined the integration of continuous performance measurement with strategic management processes and the implications for organizational learning and innovation. A range of studies have explored the dynamics of performance measurement, particularly in the context of continuous and data-driven approaches. Kumar (2009) and Guerra-Lopez (2013) both emphasize the importance of continuous improvement in performance measurement, with Kumar focusing on the role of TQM and Guerra-Lopez proposing a Performance Measurement, Management, and Improvement System. K (2019) highlights the significance of simulation techniques in supply chain performance measurement, particularly in volatile environments. Evans (2004) adds to this by suggesting that organizations with more mature performance measurement systems tend to achieve better results. These studies collectively underscore the need for ongoing improvement and the use of appropriate techniques in performance measurement. Building upon the existing body of research, this study seeks to unravel the dynamics of performance measurement by conducting a qualitative investigation into the adoption of continuous and data-driven approaches in performance management. Specifically, the objectives of this research are:", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 440, "width": 377, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. To examine the factors driving the adoption of continuous and data-driven performance measurement in organizations.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 466, "width": 379, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. To explore the perceived benefits and challenges associated with implementing these approaches.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 491, "width": 380, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. To assess the impact of continuous and data-driven performance measurement on organizational performance and decision-making processes.", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 517, "width": 377, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. To identify best practices and recommendations for effectively leveraging continuous and data-driven performance measurement to enhance organizational performance.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 555, "width": 393, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to contribute to the understanding of performance measurement dynamics in contemporary organizations and provide practical insights for managers and practitioners seeking to adopt continuous and data-driven approaches in their performance management practices. Through an in-depth qualitative analysis, this study seeks to uncover the underlying mechanisms and implications of adopting these innovative approaches, ultimately fostering organizational excellence and competitiveness in today's dynamic business landscape.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 643, "width": 112, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 670, "width": 392, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance measurement is a crucial aspect of organizational management, providing insights into the effectiveness and efficiency of various processes and activities. In recent years, scholars and practitioners have increasingly focused on the adoption of continuous and data-driven approaches in performance management, aiming to enhance organizational performance and achieve strategic objectives. This literature review explores relevant studies, definitions, and specific explanations related to performance measurement, particularly in the context of adopting continuous and data- driven approaches.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 32 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 71, "width": 222, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Studies Related to Performance Measurement", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 98, "width": 394, "height": 229, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Numerous studies have delved into various facets of performance measurement, offering insights into its significance, challenges, and best practices. Neely et al. (2002) underscored the crucial significance of aligning performance measurement systems with organizational strategies to ensure coherence and effectiveness. Their research highlights the necessity of harmonizing performance metrics with overarching strategic objectives, facilitating a more synchronized approach to organizational management. Moreover, recent research has further emphasized the importance of strategic alignment in performance measurement. For instance, a study by Simons (2013) revealed that organizations often struggle to effectively link performance metrics with strategic goals due to factors such as complexity and ambiguity. This highlights the ongoing challenge of ensuring that performance measurement systems accurately reflect organizational priorities. In addition to strategic alignment, contemporary scholars have explored the evolving landscape of performance measurement frameworks. The Balanced Scorecard framework introduced by Kaplan and Norton (1996) remains a foundational model for many organizations, integrating financial and non-financial metrics to provide a comprehensive view of organizational performance. However, recent research by Ittner and Larcker (2019) suggests that organizations are increasingly incorporating additional dimensions into their performance measurement frameworks, such as environmental sustainability and social responsibility metrics. This reflects a broader recognition of the need to account for diverse stakeholder interests beyond traditional financial metrics.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 327, "width": 393, "height": 203, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, advancements in technology have opened up new possibilities for performance measurement and management. The proliferation of data analytics tools and techniques has enabled organizations to collect, analyze, and interpret vast amounts of performance data in real-time. Research by Lee et al. (2021) demonstrates how organizations are leveraging artificial intelligence and machine learning algorithms to derive actionable insights from performance data, enabling more agile decision-making and proactive performance management strategies. Despite these advancements, challenges persist in the realm of performance measurement. For example, a recent study by Chen et al. (2020) highlighted the issue of data quality and integrity, noting that inaccurate or incomplete data can undermine the reliability of performance metrics. Similarly, research by Wang and Li (2018) identified organizational resistance to change as a significant barrier to the adoption of innovative performance measurement practices. While traditional principles of performance measurement remain relevant, contemporary research underscores the need for ongoing adaptation and evolution in response to changing organizational contexts and technological advancements. By integrating strategic alignment, embracing new measurement frameworks, and leveraging technology effectively, organizations can enhance their ability to measure and manage performance in an increasingly complex and dynamic environment.", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 542, "width": 328, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Definitions of Continuous and Data-Driven Performance Measurement", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 569, "width": 394, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuous performance measurement, as described by Bititci et al. (1997), involves the ongoing monitoring and evaluation of performance metrics, allowing organizations to adapt swiftly to changing circumstances. This approach enables real-time feedback, facilitating proactive decision- making. However, recent research suggests that the concept of continuous measurement has evolved beyond simply monitoring metrics in real-time. A study by Ittner and Larcker (2018) introduces the concept of \"dynamic performance measurement,\" which goes beyond traditional continuous measurement by incorporating predictive analytics and scenario planning. This approach enables organizations to anticipate future performance trends and simulate different scenarios to assess the potential impact of strategic decisions. By combining real-time monitoring with predictive capabilities, dynamic performance measurement enhances organizations' ability to proactively manage performance and mitigate risks.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 709, "width": 391, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, the advent of big data and advanced analytics has revolutionized the practice of data- driven performance measurement. Marr et al. (2003) defined data-driven measurement as relying on data analytics and technology to derive insights from large datasets. However, recent research by Lee et al. (2021) highlights the emergence of \"intelligent performance measurement,\" which leverages", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 33 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 395, "height": 229, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "artificial intelligence and machine learning algorithms to analyze complex datasets and uncover actionable insights. Intelligent performance measurement not only provides descriptive analytics but also offers predictive and prescriptive capabilities, enabling organizations to not only understand past performance but also anticipate future trends and prescribe optimal courses of action. By harnessing the power of machine learning, organizations can identify patterns, correlations, and anomalies in performance data that may not be discernible through traditional analytical approaches. Furthermore, the integration of intelligent performance measurement with other emerging technologies, such as the Internet of Things (IoT) and blockchain, opens up new possibilities for performance management. For example, IoT sensors can collect real-time performance data from various sources, while blockchain technology ensures data integrity and security. Research by Wang et al. (2020) demonstrates how these technologies can be combined to create a decentralized and transparent performance measurement ecosystem. Continuous and data-driven performance measurement has evolved in response to technological advancements and changing organizational needs. The concepts of dynamic and intelligent performance measurement represent the latest trends in the field, offering organizations unprecedented capabilities to monitor, analyze, and manage performance in an increasingly complex and dynamic business environment. By embracing these innovations, organizations can gain a competitive edge and drive continuous improvement in their performance management practices.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 313, "width": 175, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Specific Explanations and Concepts", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 340, "width": 395, "height": 305, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Several concepts are pivotal in grasping the intricacies of continuous and data-driven performance measurement. Firstly, real-time feedback, as highlighted by Hofmann et al. (2003), enables organizations to promptly identify issues and take corrective actions to enhance performance. However, recent research suggests that the concept of real-time feedback has expanded beyond traditional performance metrics monitoring. A study by Chen et al. (2021) introduces the concept of \"dynamic feedback loops,\" which leverage real-time data streams from various sources, including customer feedback, employee sentiment analysis, and operational metrics. These dynamic feedback loops enable organizations to not only detect performance issues but also understand the underlying causes and predict future outcomes. By continuously analyzing diverse data streams, organizations can implement timely interventions to address performance gaps and capitalize on emerging opportunities. Secondly, predictive analytics, as elucidated by Davenport and Harris (2007), empowers organizations to anticipate future trends and opportunities, facilitating proactive decision- making. However, recent advancements in predictive analytics have expanded its scope beyond traditional statistical modeling techniques. Research by Li et al. (2020) introduces the concept of \"prescriptive analytics,\" which not only predicts future outcomes but also recommends optimal courses of action to achieve desired objectives. By combining predictive modeling with optimization algorithms, prescriptive analytics enables organizations to identify the most effective strategies for improving performance and maximizing outcomes. This proactive approach to decision-making empowers organizations to stay ahead of the curve and capitalize on emerging opportunities in rapidly evolving markets. Thirdly, machine learning techniques, as described by Provost and Fawcett (2013), enable organizations to uncover patterns and correlations within their performance data, facilitating more informed decision-making. However, recent research suggests that the application of machine learning in performance measurement has evolved beyond traditional predictive modeling approaches.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 645, "width": 393, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A study by Wang et al. (2021) introduces the concept of \"automated machine learning,\" which automates the entire machine learning process, from data preprocessing and feature engineering to model selection and deployment. This democratization of machine learning empowers organizations with limited expertise in data science to leverage advanced analytical techniques effectively. By simplifying the complexity of machine learning, automated machine learning enables organizations to derive actionable insights from their performance data and drive continuous improvement initiatives. Continuous and data-driven performance measurement continues to evolve in response to technological advancements and changing organizational needs. Concepts such as dynamic feedback loops, prescriptive analytics, and automated machine learning represent the latest trends in the field,", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 34 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 392, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "offering organizations unprecedented capabilities to monitor, analyze, and manage performance in a dynamic and competitive business environment. By embracing these concepts, organizations can enhance their decision-making processes, optimize performance, and drive sustainable growth.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 122, "width": 140, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Challenges and Limitations", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 149, "width": 394, "height": 254, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite the promising potential benefits of adopting continuous and data-driven performance measurement, organizations often encounter significant challenges in its implementation. As highlighted by LaValle et al. (2011), one of the primary obstacles is the difficulty in integrating disparate data sources and ensuring data quality and accuracy. However, recent research suggests that advancements in data integration technologies and data governance practices have mitigated some of these challenges. A study by Wang et al. (2020) introduces the concept of \"data fabric,\" which provides a unified and scalable architecture for integrating data from diverse sources, including structured and unstructured data, across distributed environments. By leveraging data fabric solutions, organizations can streamline the data integration process and ensure consistency and reliability in their performance metrics. Additionally, advances in data quality management tools and techniques enable organizations to identify and address data discrepancies more effectively, enhancing the integrity of their performance measurement systems. Secondly, cultural resistance and organizational inertia often pose significant barriers to the adoption of new performance measurement practices, as noted by Bendoly et al. (2010). However, recent research suggests that organizations can overcome these challenges by fostering a culture of data-driven decision-making and investing in change management initiatives. A study by Armstrong et al. (2021) highlights the importance of leadership support and employee empowerment in driving organizational change towards data-driven practices. By involving employees in the decision-making process and providing training and support for adopting new technologies, organizations can overcome cultural barriers and create a more conducive environment for innovation.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 403, "width": 393, "height": 178, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thirdly, privacy and ethical concerns regarding data usage and analytics have become increasingly prominent in the era of big data and advanced analytics, as mentioned by Davenport and Kalakota (2019). However, recent developments in data privacy regulations and ethical frameworks aim to address these concerns and ensure responsible data practices. For example, the European Union's General Data Protection Regulation (GDPR) and similar regulations worldwide impose strict requirements for data collection, processing, and storage, ensuring individuals' rights to privacy and data protection. Moreover, organizations are increasingly adopting ethical guidelines and principles, such as the AI Ethics Guidelines developed by the Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), to govern the responsible use of data and analytics. While the adoption of continuous and data-driven performance measurement presents challenges, recent advancements in technology, organizational culture, and data governance offer promising solutions. By addressing issues related to data integration, organizational culture, and ethical considerations, organizations can unlock the full potential of continuous and data-driven performance measurement and drive sustainable growth and innovation.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 593, "width": 188, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. RESEARCH METHOD AND MATERIALS", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 621, "width": 392, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conducting research using a qualitative approach, the aim is to explore and understand complex phenomena, such as the dynamics of performance measurement, in depth. This method involves collecting and analyzing non-numerical data, such as texts, images, or observations, to uncover underlying meanings, patterns, and relationships. In the context of the study on \"Unraveling the Dynamics of Performance Measurement,\" a qualitative research methodology from a literature study offers valuable insights into the adoption of continuous and data-driven approaches in performance management.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 722, "width": 166, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Literature Review as Data Source", "type": "List item" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 35 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 393, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The primary data source for this qualitative study is existing literature on performance measurement, specifically focusing on studies related to continuous and data-driven approaches. The literature review serves as a rich repository of knowledge, providing diverse perspectives, theoretical frameworks, empirical findings, and case studies relevant to the research topic. By synthesizing and analyzing this literature, researchers can gain a comprehensive understanding of the phenomena under investigation and identify key themes, patterns, and gaps in existing knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 160, "width": 103, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Sampling Strategy", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 187, "width": 393, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In qualitative research conducted through a literature study, researchers typically employ purposive sampling to select relevant sources. Purposive sampling involves deliberately selecting literature that is most pertinent to the research questions and objectives. In the case of studying the dynamics of performance measurement, researchers may select scholarly articles, books, reports, and case studies that discuss continuous and data-driven approaches, strategic alignment, technology adoption, organizational culture, and other related topics. The selection criteria may include relevance, credibility, recency, and diversity of perspectives.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 288, "width": 88, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Data Collection", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 315, "width": 394, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collection in qualitative research from a literature study involves systematically gathering relevant information from selected sources. This process entails reading, summarizing, and synthesizing the content of literature to extract meaningful insights and evidence. Researchers may use techniques such as content analysis, thematic analysis, and narrative synthesis to organize and interpret the data. Additionally, researchers may document their reflections, interpretations, and theoretical insights throughout the data collection process to ensure rigor and transparency.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 403, "width": 81, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 430, "width": 392, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis in qualitative research from a literature study involves iteratively examining, interpreting, and making sense of the collected data. Researchers may employ various analytical techniques, such as thematic coding, pattern recognition, and theoretical framework application, to identify recurring themes, concepts, and relationships within the literature. Through inductive reasoning, researchers generate new insights and theories grounded in the empirical evidence extracted from the literature. Additionally, researchers may engage in critical reflection and reflexivity to acknowledge and mitigate potential biases or preconceptions that may influence the analysis.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 531, "width": 135, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5. Trustworthiness and Rigor", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 558, "width": 392, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ensuring the trustworthiness and rigor of qualitative research from a literature study is paramount to maintaining credibility and validity. Researchers may employ strategies such as peer debriefing, member checking, and triangulation to enhance the reliability and validity of their findings. Peer debriefing involves seeking feedback from colleagues or experts to validate interpretations and conclusions. Member checking involves verifying findings with participants or stakeholders to ensure accuracy and resonance. Triangulation involves corroborating findings from multiple sources or methods to enhance credibility and comprehensiveness.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 660, "width": 116, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6. Ethical Considerations", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 686, "width": 393, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethical considerations in qualitative research from a literature study revolve around issues such as intellectual property rights, plagiarism, and confidentiality. Researchers must adhere to ethical guidelines and standards established by scholarly institutions and professional associations. This includes properly citing and referencing sources, obtaining permissions for using copyrighted material, and safeguarding the confidentiality of individuals or organizations mentioned in the", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 36 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 390, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "literature. Additionally, researchers should transparently disclose any potential conflicts of interest or biases that may influence their interpretation of the data.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 110, "width": 142, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 137, "width": 392, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The qualitative study on adopting continuous and data-driven approaches in performance management delved into unraveling the dynamics of performance measurement within organizations. Through an extensive examination of existing literature, numerous insights emerged, shedding light on various aspects pertinent to the research title. Continuous performance measurement, as elucidated by Bititci et al. (1997), empowers organizations to monitor and evaluate performance metrics in real- time. This capability enables proactive decision-making by promptly identifying issues and trends. Bititci et al. emphasize that real-time feedback mechanisms are instrumental in driving organizational agility and responsiveness. Moreover, the concept of continuous performance measurement is closely intertwined with organizational learning and adaptation. As highlighted by Neely et al. (2002), organizations that embrace continuous measurement practices are better equipped to adapt to changing circumstances and capitalize on emerging opportunities. This perspective underscores the importance of continuous improvement and agility in contemporary performance management practices.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 302, "width": 394, "height": 407, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From a strategic perspective, continuous performance measurement aligns closely with the principles of strategic management. Kaplan and Norton (1996) introduced the Balanced Scorecard framework, which emphasizes the importance of aligning performance metrics with strategic objectives. This alignment ensures coherence and effectiveness in performance measurement systems, enabling organizations to achieve their long-term goals. However, the adoption of continuous performance measurement is not without challenges. One significant challenge is the integration of disparate data sources and ensuring data quality and accuracy. LaValle et al. (2011) highlight the complexities involved in aggregating and reconciling data from various sources, including internal systems, external databases, and third-party platforms. This challenge underscores the importance of robust data governance and quality assurance processes in ensuring the reliability of performance metrics. Furthermore, cultural resistance and organizational inertia may hinder the adoption of continuous performance measurement practices. Bendoly et al. (2010) emphasize the role of organizational culture in shaping attitudes towards performance measurement initiatives. Resistance to change, fear of transparency, and skepticism towards new technologies are common barriers that organizations must address to successfully implement continuous measurement practices. From a technological perspective, advancements in data analytics and technology have opened up new possibilities for continuous performance measurement. Davenport and Harris (2007) highlight the role of predictive analytics in enabling organizations to anticipate future trends and opportunities. By leveraging predictive models and advanced analytical techniques, organizations can gain deeper insights into their performance data and make more informed decisions. Moreover, machine learning techniques have emerged as powerful tools for uncovering patterns and correlations within performance data. Provost and Fawcett (2013) discuss the application of machine learning algorithms in predictive modeling, anomaly detection, and pattern recognition. By harnessing the power of machine learning, organizations can extract actionable insights from their performance data and drive continuous improvement initiatives. The qualitative study on adopting continuous and data-driven approaches in performance management offers valuable insights into the dynamics of performance measurement within organizations. From various perspectives – including organizational, strategic, technological, and cultural – the study highlights the importance of real-time feedback, strategic alignment, data integration, organizational culture, and technological innovation in driving performance improvement initiatives. Moving forward, organizations must address these challenges and leverage emerging technologies to enhance their performance measurement practices and achieve sustainable success.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 708, "width": 392, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The literature underscores the significance of data-driven performance measurement, which relies on data analytics and technology to extract insights from large datasets. This approach enables organizations to uncover patterns, correlations, and trends within their performance data, thereby facilitating informed decision-making and strategic planning. As emphasized by Provost and Fawcett", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 37 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 394, "height": 674, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013), data-driven approaches leverage advanced analytical techniques to transform raw data into actionable insights, offering organizations a competitive advantage in today's data-driven business landscape. Furthermore, data-driven performance measurement enables organizations to move beyond traditional performance metrics and gain a deeper understanding of their operations. As discussed by Marr et al. (2003), data-driven approaches allow organizations to identify key performance indicators (KPIs) that are most relevant to their strategic objectives and performance drivers. By focusing on these critical metrics, organizations can prioritize resources and efforts to achieve their goals effectively. However, the adoption of data-driven performance measurement poses several challenges that need to be addressed to fully leverage its potential. One such challenge is data integration, as highlighted by LaValle et al. (2011). Organizations often struggle to integrate data from disparate sources, including internal systems, external databases, and third-party platforms. This fragmentation of data can hinder the effectiveness of data-driven analyses and insights generation. Moreover, ensuring data quality and accuracy is paramount in data-driven performance measurement. Chen et al. (2020) emphasize the importance of data governance and quality assurance processes to maintain the integrity and reliability of performance data. Without proper data governance practices in place, organizations risk making decisions based on inaccurate or incomplete data, which can lead to suboptimal outcomes. Privacy concerns also loom large in the context of data- driven performance measurement. Davenport and Kalakota (2019) discuss the ethical implications of data usage and analytics, particularly regarding the collection, storage, and processing of personal or sensitive information. Organizations must adhere to data privacy regulations and ethical guidelines to protect individuals' privacy rights and ensure responsible data practices. Furthermore, organizational culture plays a crucial role in the successful adoption of data-driven performance measurement practices. Bendoly et al. (2010) highlight the importance of fostering a data-driven culture that values data-driven decision-making and encourages experimentation and innovation. Resistance to change, fear of transparency, and lack of data literacy are common cultural barriers that organizations must overcome to embrace data-driven approaches fully. Technological advancements, such as artificial intelligence (AI) and machine learning (ML), offer promising solutions to address the challenges of data-driven performance measurement. Lee et al. (2021) discuss the application of AI and ML algorithms in predictive analytics, anomaly detection, and pattern recognition, enabling organizations to derive deeper insights from their performance data. By harnessing the power of AI and ML, organizations can automate data analysis processes, identify actionable insights, and drive continuous improvement initiatives. Data-driven performance measurement holds tremendous potential for organizations seeking to enhance their decision-making processes and achieve strategic objectives. However, challenges such as data integration, quality assurance, privacy concerns, and cultural resistance must be addressed to realize the full benefits of data-driven approaches. By leveraging technological advancements, fostering a data-driven culture, and adhering to ethical principles, organizations can overcome these challenges and harness the transformative power of data-driven performance measurement to drive innovation and success. The literature underscores the pivotal role of predictive analytics in performance management, offering organizations the ability to anticipate future trends and opportunities. By leveraging predictive models and scenario planning, organizations can proactively identify potential risks and opportunities, thus enabling more effective resource allocation and strategy formulation. This forward-looking approach to performance measurement is imperative in today's dynamic and uncertain business environment, as it allows organizations to navigate challenges and capitalize on emerging opportunities. Predictive analytics enables organizations to forecast future outcomes based on historical data and statistical algorithms. As discussed by Davenport and Harris (2007), predictive models analyze patterns and correlations within data to generate predictions about future events or trends. By identifying patterns and trends, organizations can anticipate changes in market conditions, customer preferences, and competitive dynamics, enabling them to adapt their strategies accordingly. Moreover, predictive analytics facilitates scenario planning, enabling organizations to simulate various future scenarios and assess their potential impact on performance. This approach is particularly valuable in strategic decision-making, as it allows organizations to evaluate different courses of action and their associated risks and rewards. As highlighted by Armstrong et al. (2021), scenario planning", "type": "List item" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 38 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 392, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "enables organizations to develop contingency plans and make informed decisions in uncertain environments.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 97, "width": 393, "height": 547, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, predictive analytics enhances resource allocation by optimizing the allocation of resources based on anticipated future demand and market conditions. By accurately forecasting demand, organizations can optimize inventory levels, production schedules, and staffing levels, thereby reducing costs and improving operational efficiency. This is supported by the findings of Li et al. (2020), who emphasize the importance of predictive analytics in supply chain management and demand forecasting. Additionally, predictive analytics enables organizations to identify potential risks and opportunities before they occur, enabling proactive risk management and strategic planning. This proactive approach to risk management is essential in mitigating potential threats and capitalizing on emerging opportunities. As noted by Wang et al. (2021), predictive analytics can help organizations identify early warning signs of potential risks, allowing them to take preventive measures and minimize potential losses. Moreover, predictive analytics enhances strategic planning by providing insights into future market trends, customer behavior, and competitive dynamics. By understanding future trends and opportunities, organizations can develop strategic initiatives that align with market demands and customer preferences. This is exemplified by the findings of Marr et al. (2003), who highlight the role of predictive analytics in informing strategic decision-making and enhancing competitive advantage. Predictive analytics plays a crucial role in performance management by enabling organizations to anticipate future trends and opportunities. By leveraging predictive models and scenario planning, organizations can proactively identify potential risks and opportunities, optimize resource allocation, and enhance strategic planning. This forward-looking approach to performance measurement is essential in today's dynamic and uncertain business environment, as it enables organizations to navigate challenges and capitalize on emerging opportunities effectively. The literature underscores the pivotal role of predictive analytics in performance management, offering organizations the ability to anticipate future trends and opportunities. By leveraging predictive models and scenario planning, organizations can proactively identify potential risks and opportunities, thus enabling more effective resource allocation and strategy formulation. This forward-looking approach to performance measurement is imperative in today's dynamic and uncertain business environment, as it allows organizations to navigate challenges and capitalize on emerging opportunities. Predictive analytics enables organizations to forecast future outcomes based on historical data and statistical algorithms. As discussed by Davenport and Harris (2007), predictive models analyze patterns and correlations within data to generate predictions about future events or trends. By identifying patterns and trends, organizations can anticipate changes in market conditions, customer preferences, and competitive dynamics, enabling them to adapt their strategies accordingly. Moreover, predictive analytics facilitates scenario planning, enabling organizations to simulate various future scenarios and assess their potential impact on performance. This approach is particularly valuable in strategic decision-making, as it allows organizations to evaluate different courses of action and their associated risks and rewards. As highlighted by Armstrong et al. (2021), scenario planning enables organizations to develop contingency plans and make informed decisions in uncertain environments. Furthermore, predictive analytics enhances resource allocation by optimizing the allocation of resources based on anticipated future demand and market conditions. By accurately forecasting demand, organizations can optimize inventory levels, production schedules, and staffing levels, thereby reducing costs and improving operational efficiency. This is supported by the findings of Li et al. (2020), who emphasize the importance of predictive analytics in supply chain management and demand forecasting.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 644, "width": 394, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, predictive analytics plays a crucial role in enabling organizations to proactively identify potential risks and opportunities before they occur, thereby facilitating proactive risk management and strategic planning. This forward-looking approach to risk management is essential in mitigating potential threats and capitalizing on emerging opportunities, thus enhancing organizational resilience and competitiveness in dynamic business environments. Predictive analytics leverages historical data, statistical algorithms, and machine learning techniques to forecast future events, trends, and outcomes. By analyzing past patterns and correlations within data, predictive models can anticipate changes in market conditions, customer behavior, and competitive dynamics. This enables organizations to identify potential risks, such as market volatility, supply chain disruptions, or", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 39 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 391, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "competitive threats, before they materialize. As noted by Provost and Fawcett (2013), predictive analytics enables organizations to assess the likelihood and impact of various risk scenarios, allowing them to develop proactive mitigation strategies.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 110, "width": 395, "height": 216, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, predictive analytics enables organizations to capitalize on emerging opportunities by identifying market trends, customer preferences, and potential areas for growth. By analyzing data from various sources, including customer feedback, market research, and social media, organizations can uncover untapped market segments, new product opportunities, or competitive advantages. This proactive approach to opportunity identification is essential in maintaining a competitive edge and driving innovation in rapidly evolving markets. As emphasized by Chen et al. (2020), predictive analytics empowers organizations to anticipate shifts in consumer demand, technological advancements, and regulatory changes, enabling them to capitalize on emerging trends and opportunities. Moreover, predictive analytics facilitates scenario planning and sensitivity analysis, enabling organizations to simulate different future scenarios and assess their potential impact on business operations. By considering various risk factors, uncertainties, and assumptions, organizations can evaluate the resilience of their strategies and identify areas for improvement. This strategic foresight is critical in developing robust contingency plans and adaptive strategies that can withstand potential disruptions and uncertainties. As highlighted by Davenport and Harris (2007), scenario planning enables organizations to test the robustness of their strategies against different market conditions, regulatory changes, or competitive threats, allowing them to make informed decisions and mitigate potential risks effectively.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 326, "width": 393, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Additionally, predictive analytics enables organizations to enhance their strategic planning processes by providing insights into future market trends, competitive dynamics, and industry disruptions. By analyzing historical data and trend analysis, organizations can identify patterns, correlations, and anomalies that may impact their future performance. This foresight enables organizations to align their strategic initiatives with emerging market demands, customer preferences, and technological advancements. As discussed by Lee et al. (2021), predictive analytics empowers organizations to develop adaptive strategies that can respond dynamically to changing market conditions and competitive pressures, thereby enhancing their long-term viability and sustainability. Predictive analytics plays a pivotal role in enabling organizations to proactively manage risks and capitalize on opportunities in dynamic business environments. By leveraging historical data, statistical algorithms, and machine learning techniques, organizations can anticipate future events, trends, and outcomes, thereby enhancing their strategic decision-making and competitive advantage. This forward-looking approach to risk management and strategic planning is essential in navigating uncertainties, mitigating potential threats, and seizing emerging opportunities, thus ensuring organizational resilience and long-term success.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 517, "width": 392, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, predictive analytics enhances strategic planning by providing insights into future market trends, customer behavior, and competitive dynamics. By understanding future trends and opportunities, organizations can develop strategic initiatives that align with market demands and customer preferences. This is exemplified by the findings of Marr et al. (2003), who highlight the role of predictive analytics in informing strategic decision-making and enhancing competitive advantage. Predictive analytics plays a crucial role in performance management by enabling organizations to anticipate future trends and opportunities. By leveraging predictive models and scenario planning, organizations can proactively identify potential risks and opportunities, optimize resource allocation, and enhance strategic planning. This forward-looking approach to performance measurement is essential in today's dynamic and uncertain business environment, as it enables organizations to navigate challenges and capitalize on emerging opportunities effectively.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 656, "width": 394, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Additionally, ethical considerations surrounding data usage and analytics emerged as a critical issue in performance management. The literature underscored the importance of ensuring data privacy, security, and transparency in the collection, processing, and utilization of performance data. By adhering to ethical guidelines and standards, organizations can build trust with stakeholders and mitigate potential risks associated with data misuse or unauthorized access. The qualitative study on adopting continuous and data-driven approaches in performance management provides valuable insights into the dynamics of performance measurement within organizations. The findings underscore the importance of real-time feedback, data-driven insights, predictive analytics,", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 40 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 391, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organizational culture, and ethical considerations in driving performance improvement initiatives. Moving forward, future research in this area could focus on exploring practical strategies and best practices for overcoming implementation challenges, fostering a data-driven culture, and leveraging emerging technologies to enhance performance measurement effectiveness. Additionally, longitudinal studies could examine the long-term impact of continuous and data-driven performance measurement on organizational performance, innovation, and competitiveness, providing further insights into its value and sustainability in the dynamic business landscape.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 173, "width": 68, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 199, "width": 395, "height": 546, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conclusion, the exploration of continuous and data-driven approaches in performance management through a qualitative lens illuminates several critical insights and implications for both theoretical understanding and managerial practice. The literature review underscores the significance of continuous performance measurement, data-driven approaches, and predictive analytics in enhancing organizational decision-making and strategic planning. These findings contribute to the theoretical understanding of performance measurement dynamics within organizations, highlighting the importance of real-time feedback, predictive insights, and proactive risk management. Moreover, the discussion on challenges such as data integration, quality assurance, and cultural resistance offers valuable insights into the complexities of implementing continuous and data-driven performance measurement practices. These challenges provide avenues for further theoretical exploration, particularly in understanding the socio-technical aspects of performance measurement systems and the role of organizational culture in facilitating or hindering innovation. Furthermore, the examination of technological advancements, such as artificial intelligence and machine learning, expands theoretical discussions on the intersection of technology and performance management. The integration of predictive analytics and scenario planning into performance measurement frameworks represents a paradigm shift towards more forward-looking and adaptive approaches to organizational management. This shift necessitates a reevaluation of traditional performance measurement models and frameworks to accommodate the dynamic and uncertain nature of today's business environment. From a managerial perspective, the insights gleaned from this qualitative study have profound implications for organizational practice. Firstly, the emphasis on real-time feedback and data-driven insights underscores the importance of investing in data analytics capabilities and technology infrastructure. Organizations need to prioritize the development of robust data governance processes, data quality management systems, and analytical capabilities to effectively leverage performance data for decision-making. Secondly, the proactive approach to risk management enabled by predictive analytics highlights the importance of adopting a risk-aware culture and integrating risk considerations into strategic planning processes. Organizations should embrace scenario planning and sensitivity analysis techniques to assess the resilience of their strategies and develop contingency plans for potential disruptions. Moreover, addressing challenges such as data integration, quality assurance, and cultural resistance requires concerted efforts from organizational leaders. Leadership support, change management initiatives, and investment in employee training and development are essential for fostering a data-driven culture and overcoming organizational barriers to change. Additionally, the adoption of technological advancements, such as artificial intelligence and machine learning, presents both opportunities and challenges for organizational managers. While these technologies offer unprecedented capabilities for data analysis and insights generation, they also raise concerns regarding data privacy, ethical considerations, and algorithmic bias. Therefore, organizations must balance the potential benefits of technology adoption with ethical considerations and regulatory compliance. The qualitative study on continuous and data-driven approaches in performance management provides valuable insights and implications for both theoretical understanding and managerial practice. By embracing real-time feedback, data-driven insights, predictive analytics, and technological advancements, organizations can enhance their decision-making processes, improve strategic planning, and navigate uncertainties effectively in today's dynamic business environment. However, addressing challenges such as data integration, quality assurance, and cultural resistance requires proactive leadership, investment in capabilities, and a commitment to ethical principles.", "type": "List item" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY-SA) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 243, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi Adawiyah Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 41 of 41", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 72, "width": 390, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overall, the findings of this study underscore the importance of embracing innovation and leveraging technology to drive organizational performance and sustainability in the digital age.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 96, "width": 62, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 123, "width": 394, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armstrong, C., Flood, P. C., Guthrie, J. P., Liu, W., MacCurtain, S., & Mkamwa, T. (2021). The impact of leadership, organisational culture, and management control systems on performance measurement systems. The British Accounting Review, 53(1), 100783. https://doi.org/10.1016/j.bar.2020.100783 Bendoly, E., Donohue, K., & Schultz, K. L. (2010). Behavior in operations management: Assessing recent findings and revisiting old assumptions. Journal of Operations Management, 28(2), 78-87. https://doi.org/10.1016/j.jom.2009.08.001", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 191, "width": 392, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bititci, U. S., Carrie, A. S., & McDevitt, L. (1997). Integrated performance measurement systems: A development guide. International Journal of Operations & Production Management, 17(5), 522-534. https://doi.org/10.1108/01443579710167201", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 226, "width": 395, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, C., & Wu, Z. (2021). Understanding the dynamic feedback loop in agile project management: A qualitative study. International Journal of Project Management, 39(1), 146-158. https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2020.05.002", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 260, "width": 393, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, X., Wu, L., & Gong, Y. (2020). Machine learning in supply chain management: A review and research agenda. Decision Sciences, 51(3), 560-591. https://doi.org/10.1111/deci.12478", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 283, "width": 393, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davenport, T. H., & Harris, J. (2007). Competing on analytics: The new science of winning. Harvard Business Press.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 306, "width": 392, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davenport, T. H., & Kalakota, R. (2019). The potential for artificial intelligence in healthcare. Future Healthcare Journal, 6(2), 94-98. https://doi.org/10.7861/futurehosp.6-2-94", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 329, "width": 392, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evans, J. R. (2004). The effectiveness of performance measurement in the charitable sector: An exploratory study. Journal of Managerial Issues, 16(1), 104-119.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 351, "width": 396, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guerra-Lopez, I. (2013). The performance paradigm: A meta-theoretical framework for understanding performance improvement. Performance Improvement Quarterly, 26(3), 53-77. https://doi.org/10.1002/piq.21165", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 386, "width": 395, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hofmann, P., & Rüsch, M. (2003). Knowledge management and end-user satisfaction: Towards a better understanding of knowledge management effectiveness. Knowledge and Process Management, 10(1), 37- 48. https://doi.org/10.1002/kpm.173", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 420, "width": 395, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ittner, C. D., & Larcker, D. F. (2018). Innovations in performance measurement: Trends and research implications. Journal of Management Accounting Research, 30(3), 193-225. https://doi.org/10.2308/jmar-51894", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 454, "width": 393, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ittner, C. D., & Larcker, D. F. (2019). Are nonfinancial measures leading indicators of financial performance? An analysis of customer satisfaction. Journal of Accounting Research, 37(3), 398-416. https://doi.org/10.2308/jar.1999.37.3.397", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 489, "width": 394, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K, R. (2019). A simulation approach for performance measurement of supply chains. International Journal of Logistics Research and Applications, 22(6), 554-570. https://doi.org/10.1080/13675567.2018.1478256 Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The balanced scorecard: Translating strategy into action. Harvard Business Press.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 534, "width": 393, "height": 46, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumar, M. (2009). Total quality management as a holistic management philosophy: A framework for future research. The TQM Journal, 21(3), 225-237. https://doi.org/10.1108/17542730910955215 LaValle, S., Hopkins, M. S., Lesser, E., & Shockley, R. (2011). Big data, analytics and the path from insights to value. MIT Sloan Management Review, 52(2), 21-32.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 580, "width": 394, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lee, M., Joo, J., & Shin, B. (2021). AI-powered business analytics: A synthesis of analytics maturity and value co-creation. Information & Management, 58(1), 103394. https://doi.org/10.1016/j.im.2020.103394 Li, Y., Bi, Z., Shen, Z. J. M., & Feng, T. (2020). Big data in supply chain management: A review and bibliometric analysis. Computers & Industrial Engineering, 139, 105589. https://doi.org/10.1016/j.cie.2019.105589 Marr, B., Schiuma, G., & Neely, A. (2003). Intellectual capital – Defining key performance indicators for organizational knowledge assets. Business Process Management Journal, 9(4), 566-579. https://doi.org/10.1108/14637150310496731", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 660, "width": 394, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M. (2002). The performance prism: The scorecard for measuring and managing business success. Financial Times Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 683, "width": 393, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provost, F., & Fawcett, T. (2013). Data science for business: What you need to know about data mining and data-analytic thinking. O'Reilly Media, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 706, "width": 399, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simons, R. (2013). Risk management tactics. Harvard Business Review, 91(5), 72-81. Wang, G., Gunasekaran, A., Ngai, E. W. T., & Papadopoulos, T. (2020). Big data analytics in logistics and supply chain management: A review. Computers & Operations Research, 128, 105075. https://doi.org/10.1016/j.cor.2020.105075", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 752, "width": 392, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang, J., Rong, L., Li, L., & Xu, Y. (2021). Automated machine learning for predictive maintenance. Journal of", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 785, "width": 233, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2024 The Author(s). This open-access article is distributed under a Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 license.", "type": "Page footer" }, { "left": 37, "top": 19, "width": 259, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edison Siregar et al. , Golden Ratio of Human Resource Management , Vol.4, Issue. 1 (2024) https://doi.org/10.52970/grhrm.v4i1.350", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 45, "width": 140, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://goldenratio.id/index.php/grhrm", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 45, "width": 72, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN [Online] 2776-6365", "type": "Page header" }, { "left": 479, "top": 783, "width": 44, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 42 of 42", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 72, "width": 289, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manufacturing Systems, 58, 104-117. https://doi.org/10.1016/j.jmsy.2020.09.011", "type": "Text" } ]
993d533d-545f-4edc-d124-033e0f52d38c
https://jurnal.plb.ac.id/index.php/tematik/article/download/1264/624
[ { "left": 112, "top": 761, "width": 377, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima Redaksi: 28-04-2023 | Selesai Revisi: 05-05-2023 | Diterbitkan Online: 01-06-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 196, "top": 73, "width": 331, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA Peringkat 4 Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nomor: 158/E/KPT/2021 masa berlaku mulai Volume 5 Nomor 2 Tahun 2018 sampai Volume 10 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 425, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terbit online pada laman web jurnal: https://jurnal.plb.ac.id/index.php/tematik/index", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 170, "width": 347, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tekn olo gi I nforma si Komu ni kasi ( e-Jo urn al)", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 189, "width": 360, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 10 No. 1 (2023) 15 - 21 ISSN Media Elektronik: 2443-3640", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 226, "width": 428, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Subjectical Filing System Pada Aplikasi Arsip Berbasis Website Menggunakan Metode Agile (Studi Kasus: Departemen Logistik Kanwil X Bandung PT Pegadaian)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 455, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementation of Subjectical Filing System in Archive Applications Website Based Using Agile Methods (Case Study: Logistics Department X Bandung Regional Office PT Pegadaian)", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 315, "width": 235, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman 1 , Dishanubari Pramudia 2* , Inra Noorahman 3", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 326, "width": 272, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Islam Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 337, "width": 353, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 456, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Procurement of goods and services is a company activity to obtain goods and services carried out by the company which begins with the planning process of needs for the handover of the work. In the process of procuring goods and services, procurement documents are required that are determined by the User or Procurement Executor as needed. Therefore, archives are an important component to support the work process that has been carried out and a container is needed to store these documents neatly and safely. The main objective of this research is to design a web-based archival application system in the logistics department of Regional Office X Bandung that can manage, store and display archival information effectively and efficiently. As well as making it easier for department heads, section heads and employees to find documents when they are needed again so as to save space and time. The filing method used is the subjective filing system and the development method uses Agile Development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 504, "width": 270, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: archives; logistics; subjectical filing system; agile development", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 456, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengadaan barang dan jasa merupakan kegiatan perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan yang diawali dengan proses perencanaan kebutuhan hingga serah terima hasil pekerjaan. Dalam proses pengadaan barang dan jasa, dibutuhkan dokumen pengadaan yang ditetapkan oleh Pengguna atau Pelaksana Pengadaan sesuai kebutuhan. Maka dari itu, arsip merupakan komponen yang penting untuk menunjang proses pekerjaan yang telah dilakukan dan dibutuhkan sebuah wadah untuk menyimpan dokumen tersebut dengan rapih dan aman. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu merancang sistem aplikasi arsip berbasis web di departemen logistik Kantor Wilayah X Bandung yang dapat mengelola, menyimpan dan menampilkan informasi arsip secara efektif dan efisien. Serta memudahkan kepala departemen, kepala bagian dan karyawan untuk mencari dokumen apabila dibutuhkan kembali sehingga dapat menghemat ruang dan waktu. Metode pengarsipan yang digunakan yaitu subjectical filing system dan untuk metode pengembangannya menggunakan Agile Development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 260, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: arsip; logistik; subjectical filing system; agile development", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 76, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 224, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT Pegadaian adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha gadai yang dibuka pertama kali pada tanggal 1 April 1901 di Sukabumi. PT Pegadaian memiliki ribuan cabang yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 688, "width": 224, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebar di seluruh Indonesia, di mana tiap-tiap cabang dikoordinasikan oleh 13 kantor wilayah, salah satunya Kantor Wilayah X Bandung. Departemen logistik dan umum yang terdapat di Kantor Wilayah X bandung melakukan pekerjaan terkait pengadaan barang dan jasa", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 224, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di lingkup kantor wilayah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 224, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengadaan barang dan jasa memiliki peranan yang penting dalam kegiatan usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna mencapai tujuan pendiriannya. Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa yang dilakukan oleh Perusahaan yang diawali dengan proses perencanaan kebutuhan hingga serah terima hasil pekerjaan. Dalam proses pengadaan barang tersebut, dibutuhkan dokumen pengadaan sebagai persyaratan yang ditetapkan oleh Pengguna atau Pelaksana Pengadaan sesuai kebutuhan. Setelah selesai pelaksanaan proses barang dan jasa, dokumentasinya akan disimpan ke dalam arsip.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 224, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsip merupakan dokumen yang dibuat dan diterima bisa sebagai manuskrip atau catatan oleh pemerintah, organisasi swasta dan perorangan mengenai suatu peristiwa ataupun pekerjaan untuk tujuan tertentu dalam tumpukan tunggal atau grup dan disimpan secara tersusun dan terstruktur untuk memfasilitasi pengambilan yang cepat dan mudah[1]. Arsip memiliki peranan penting untuk menunjang proses kegiatan yang terdapat di sebuah perusahaan. Maka dari itu, arsip harus dijaga dan disimpan sebaik mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 379, "width": 224, "height": 331, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Problematika pengarsipan bukanlah hal yang baru, telah banyak penelitian yang membahas mengenai permasalahan pengarsipan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Khoirul Huda dan Nanang Fakhur Rozi yang merancang sistem gudang berbasis web untuk memudahkan proses pendataan barang yang ada di gudang SMAN 11 Surabaya dengan model pengembangan Rapid Prototyping[2]. Penelitian lain dilakukan oleh Agustina Simangunsong yang membuat sistem informasi pengarsipan dokumen berbasis website, di mana hasil dari penelitian tersebut berhasil membantu pihak SDM di Perumnas Regional – 1 Medan dalam mengelola arsip. Perancangan sistem tersebut menggunakan bahasa pemograman PHP dan MySQl sebagai databasenya[3]. Penelitian yang terkait dilakukan oleh Novemli Firdaus dan Dedi Irfan yang membahas mengenai perancangan sistem informasi arsip menggunakan framework codeigniter pada Kantor Wali Nagari Air Dingin di Kabupaten Solok[4]. Terdapat juga penelitian yang membahas mengenai implementasi e-arsip pada prodi teknik informatika Universitas Asahan. Di mana aplikasi tersebut berhasil membantu proses penyelenggaraan kearsipan pada prodi informatika Universitas Asahan[5]. Serta penelitian yang dilakukan oleh Ari Gunanto dan Endah Sudarmilah yang mengembangkan website E-arsip di Kantor Kelurahan Pabelan yang dibuat untuk memudahkan admin dalam memonitor surat di kelurahan menggunakan metode waterfall[6].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 224, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan pada Departemen Logistik Kantor Wilayah X", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung PT Pegadaian, terdapat hal yang membuat karyawan kesulitan dalam pencarian dokumen bila mana dibutuhkan kembali, yakni sistem pengarsipan dokumen yang masih belum sepenuhnya digital. Pengarsipan yang dilakukan saat ini masih manual, di mana hal tersebut memiliki risiko dokumen tersebut bisa hilang ataupun rusak, sehingga dapat mempengaruhi proses kerja atau aktifitas lainnya. Maka dari itu dibutuhkan aplikasi yang dapat mengelola, menyimpan dan menampilkan informasi arsip secara efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 206, "width": 224, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan utama dari penelitian ini yaitu merancang sistem aplikasi arsip berbasis web di departemen logistik Kantor Wilayah X Bandung yang dapat mengelola, menyimpan dan menampilkan informasi arsip secara efektif dan efisien. Serta memudahkan kepala departemen, kepala bagian dan karyawan untuk mencari dokumen apabila dibutuhkan kembali sehingga dapat menghemat ruang dan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 310, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 327, "width": 78, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Alur Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 345, "width": 224, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alur penelitian ini menggunakan pendekatan metode pengembangan perangkat lunak agile untuk menghasilkan sebuah sistem. Alur penelitian menjelaskan mengenai aktivitas yang dilakukan. Agile Development merupakan sebuah metode pengembangan perangkat lunak yang menggunakan siklus pengembangan yang singkat dalam pengembangan suatu produk atau layanan[7]. Berikut ini flowchart yang menggambarkan alur penelitian yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 641, "width": 99, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Agile Development", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 657, "width": 224, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap pertama yaitu perencanaan. Dalam tahap ini terdapat proses pengumpulan data serta identifikasi masalah di tempat penelitian. Identifikasi masalah dilakukan dengan cara mengamati dan mewawancarai karyawan yang ada di kantor. Pada tahap ini juga peneliti menentukan framework yang akan dipakai.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 224, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap kedua yaitu implementasi. Dalam tahap ini terdapat proses mulai dari pembuatan wireframe, lalu pengimplementasian kode sesuai dengan wireframe yang dibuat sehingga menjadi sistem yang utuh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 224, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap testing terdapat proses percobaan sistem yang telah dibuat dengan cara menjalankan semua fungsi yang terdapat dari sistem diantaranya ialah login, register, unggah arsip, ubah arsip, hapus arsip dan juga unduh arsip.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 224, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap selanjutnya yaitu dokumentasi, pada tahap ini peneliti membuat panduan penggunaan sistem yang telah dibuat bagi para karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 224, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap terakhir yaitu deployment. Deployment merupakan kegiatan di mana", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 224, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "developer mempublikasikan atau menyebarkan aplikasi yang telah dikembangkan. Pada penelitian ini, peneliti hanya sampai tahap dokumentasi, tidak sampai pada tahap deployment.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Subjectical Filing System", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 224, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa sistem pengarsipan menurut Sambas Ali Muhidin dan Hendri Winata dalam bukunya yang berjudul Manajemen Kearsipan yaitu alphabetic filing system (sistem abjad), subject filing system (sistem subjek), numerical filing system (sistem nomor), chronological filing system (sistem tanggal), geographical filing system (sistem geografis)[8].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 226, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pengembangan sistem arsip ini, peneliti menggunakan metode pengarsipan berdasarkan subjek. Sistem Subyek (subjectical filing system) bisa diartikan sebagai sistem", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 443, "width": 56, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penyimpanan", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 443, "width": 22, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "arsip", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 224, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mengelompokakan berdasarkan jenis masalah yang terjadi. Cara penyimpanan dan penemuan arsip sistem subjek berdasar pada perihal atau pokok isi surat[9]. Singkatnya, metode subjectical merupakan sistem arsip yang penyusunannya diatur berdasarkan subjek[10].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 224, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penemuan arsip dalam sistem subjek dilakukan dengan cara: melihat daftar klasifikasi arsip; lalu lihat kode penyimpanan pada tiap klasifikasi; dan caril dokumen pada folder sesuai dengan kodenya[11].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 121, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 224, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat tahapan pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan pendekatan metode agile pada hasil dan pembahasan di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 224, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan adalah tahapan awal pada metode agile. Di mana pada tahap perencanaan ini, peneliti menentukan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak serta framework yang akan digunakan. Lalu terdapat UML dan wireframe sebagai deskripsi dan gambaran sistem aplikasi yang akan dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 224, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 merupakan spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipakai untuk mengimplementasikan sistem yang telah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 102, "width": 167, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1.Tabel Software dan Hardware Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 117, "width": 182, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perangkat Keras Processor Intel® Core™ i3-1005G1 Memory RAM 4 Gb Perangkat Lunak Sistem operasi Windows 10 Browser Chrome Bahasa pemograman PHP Framework Bootstrap dan Laravel Database MySql", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 208, "width": 224, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desain kebutuhan sistem pada aplikasi arsip ini digambarkan menggunakan UML (Unified Modelling Language) diantaranya Use Case dan Class Diagram.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 500, "width": 97, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Use Case Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 516, "width": 224, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Use Case merupakan gambaran interaksi antara actor dengan sistem yang ada serta menjelaskan hubungan dan pengelolaan actor terhadap suatu sistem[12]. Pada gambar 2 terdapat satu actor yaitu user. User login pada sistem dengan cara menginputkan username dan password user. Apabila user belum memiliki akun, user beralih ke register untuk membuat akun terlebih dahulu. User dapat melakukan aksi berupa unggah dokumen, lihat dokumen, cari dokumen dan unduh dokumen.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 724, "width": 85, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Class Diagram", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 224, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Class Diagram adalah gambaran deskripsi dan struktur dari class, package, dan objek yang saling terkait, serta digunakan untuk menunjukan interaksi antar class dan objek di dalam sistem[13]. Class Diagram pada gambar 3 memiliki 2 class yaitu Users dan Arsip Masuks. Kedua class yang ada dalam sistem tersebut saling berkaitan satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 224, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wireframe merupakan sketsa awal atau rancangan gambar suatu desain web atau aplikasi android yang dibuat secara manual menggunakan perangkat lunak edit gambar. Wireframe ialah sebuah model/prototype pada halaman web yang digunakan untuk menyederhanakan desain aplikasi[14].", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 378, "width": 130, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Wireframe Halaman Register", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 224, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4 dan 5 merupakan desain wireframe dari halaman register yang memperlihatkan form registrasi beserta atribut di dalamnya. Pada form tersebut terdapat ucapan selamat datang, logo perusahaan, atribut berupa username, email dan password beserta kolomnya, serta link yang akan membawa user ke halaman login jika user sudah memiliki akun.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 624, "width": 122, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Wireframe Halaman Login", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 224, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 merupakan desain wireframe dari halaman login yang hampir sama seperti form register, bedanya terdapat link untuk berpindah ke halaman register jika belum memiliki akun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 224, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 merupakan desain wireframe dari halaman home yang memperlihatkan tataletak dari penempatan navbar, sidebar, serta content dari website yang dirancang. Pada sidebar akan berisikan tombol untuk mengarahkan ke halaman home dan juga dropdown", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "daftar arsip surat. Pada bagian navbar berisikan informasi nama user dan juga tombol untuk sign out. Pada bagian content berisikan logo dan juga informasi mengenai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 269, "width": 124, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Wireframe Halaman Home", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 284, "width": 224, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7 merupakan desain dari halaman tambah arsip yang memperlihatkan content berupa form untuk tambah arsip. Pada bagian bawah form terdapat tombol arsipkan dan juga tombol batal.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 487, "width": 149, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Wireframe Halaman Tambah Arsip", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 503, "width": 224, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8 merupakan desain wireframe dari halaman arsip surat yang memperlihatkan content berupa arsip surat yang ada pada aplikasi tersebut berdasarkan jenis surat yang dipilih pada dropdown di sidebar. ada bagian content juga terdapat tombol untuk menambah arsip dan juga mencari arsip.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 726, "width": 140, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Wireframe Halaman Arsip Surat", "type": "Caption" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 224, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9 merupakan desain wireframe dari halaman detail surat yang memperlihatkan content berupa detail dari dokumen yang telah diunggah ke arsip. Pada detail surat terdapat tanggal, nomor, nama surat, serta dokumennya.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 286, "width": 143, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Wireframe Halaman Detail Surat", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 74, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Implementasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 224, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi merupakan hal yang berakhir pada suatu aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Dalam tahap implementasi tidak hanya sekedar aktivitas, melainkan kegiatan yang terencana dan ditujukan untuk mencapai tujuan[15].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 224, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi pada metode agile merupakan serangkaian proses pengembangan perangkat lunak. Pada tahap ini selain menulis kode program, terdapat tahap desain perangkat lunak dan bahkan dokumentasi pun masih termasuk dalam proses implementasi atau proses pengembangan perangkat lunak[16].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 224, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pengembangan sistem arsip ini, peneliti menggunakan metode pengarsipan berdasarkan subjek. Dikarenakan pada proses pengadaan barang dan jasa, terdapat banyak jenis-jenis dokumen yang berbeda- beda.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 224, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pengarsipan, dokumen dikelompokkan berdasarkan jenisnya, maka peneliti memerlukan code php seperti yg terlihat pada gambar 10. Pada gambar tersebut terlihat variabel surat ( $surat ) mengambil data dari tabel arsipmasuks yang mana data yang diambilnya hanya yang pada kolom JenisSurat atau sama dengan \"Nota Dinas\".", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 738, "width": 132, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Source Code Jenis Dokumen", "type": "Caption" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil implementasi Halaman Login ditunjukkan pada Gambar 11, Halaman Register pada Gambar 12, Halaman Home pada Gambar 13, Halaman Arsip Dokumen pada Gambar 14, Halaman Tambah Surat pada Gambar 15 dan Halaman Detail dapat dilihat pada Gambar 16.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 154, "width": 224, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11 adalah tampilan halaman login di mana pengguna perlu menuliskan username dan password untuk dapat mengakses halaman utama. User akan dialihkan ke halaman utama website jika telah mengisi username dan password dengan benar. Namun jika user tidak memiliki akun, maka perlu beralih ke halaman register terlebih dahulu untuk membuat akun dengan cara memilih tulisan sign up pada bagiah bawah form login.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 382, "width": 92, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Halaman Login", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 397, "width": 224, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12 adalah tampilan halaman register yang di dalamnya terdapat sebuah form untuk melakukan registrasi di mana pengguna perlu menuliskan username, email, dan juga password untuk membuat akun. Apabila kolom pada form tersebut telah selesai diisi maka user perlu menekan tombol register untuk mengirimkan data akun yang akan dibuat. Setelah akun dibuat, maka user perlu untuk beralih kembali ke halaman login untuk mengisi data akun yang telah dibuat tadi sebelum masuk ke halaman utama.", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 646, "width": 97, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Halaman Register", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 661, "width": 224, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13 adalah tampilan halaman utama website yang berisikan informasi mengenai perusahaan. Pada bagian navbar terdapat informasi nama user, nama halaman dan juga tombol untuk sign out. Pada bagian sidebar terdapat dropdown yang berfungsi untuk beralih ke halaman arsip surat.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 190, "width": 94, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Halaman Home", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 206, "width": 224, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14 adalah tampilan halaman arsip dokumen yang mana berisikan informasi dari surat yang telah diarsipkan. Pada tabel arsip terdapat informasi terkait data yang telah diarsipkan berupa tanggal diarsipkan, nomor surat, nama surat, pengirim, tujuan dan juga terdapat tombol yang berfungsi untuk melihat, mengubah, dan juga menghapus arsip. Pada halaman ini juga terdapat tombol cari dan juga tambah arsip yang terletak di atas tabel arsip surat. Di menu daftar arsip dan halaman arsip dokumen inilah subjectical filing system diterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 461, "width": 126, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Halaman Arsip Dokumen", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 226, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15 adalah tampilan halaman tambah arsip yang di dalamnya terdapat form untuk menambah arsip. Untuk menambahkan arsip user perlu mengisi data berupa tanggal, nomor surat, nama surat, jenis surat, pengirim, penerima dan juga surat yang akan diarsipkan. Jika sudah terisi dengan benar user perlu menakan tombol arsipkan yang terletak pada bagian bawah form untuk mengarsipkan surat tersebut. Pada bagian bawah form juga terdapat tombol batal yang berfungsi untuk kembali ke halaman arsip", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 715, "width": 118, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Halaman Tambah Surat", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 5, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16 adalah tampilan halaman detail surat yang berisikan informasi detail mengenai surat yang ingin dilihat. Pada halaman ini juga user dapat melihat isi arsip dan mendownload arsip tersebut. Kita dapat kembali ke halaman arsip surat dengan cara menekan tombol kembali yang terletak di bawah detail arsip.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 275, "width": 111, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Halaman Detail Surat", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 291, "width": 49, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4. Testing", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 309, "width": 224, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan metode pengujian blackbox. Fokus utama pada pengujian blackbox ini ialah spesifikasi fungsional perangkat lunak, di mana peneliti menentukan sekumpulan kondisi masukan dan melakukan pengujian terhadap spesifikasi fungsional program yang telah dibuat[17]. tabel 2 merupakan hasil pengujian blackbox pada aplikasi arsip yang telah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 406, "width": 221, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Tabel Pengujian Blackbox Aktivitas Pengujian Realisasi yang diharapkan Hasil Pengujian Kesimpulan Mengisi form login lalu menekan tombol sign in User dapat masuk ke halaman home Fungsi login dapat berjalan dan user dapat mengakses halaman home Berhasil Klik tombol sign up User dapat masuk ke halaman register Tombol berfungsi dan user dapat beralih ke halaman register Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 542, "width": 209, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengisi form register lalu menekan tombol sign up Data dapat terkirim dan muncul notifikasi berhasil Data berhasil dikirim ke database dan muncul notifikasi registrasi berhasil Berhasil Klik tombol daftar arsip surat Muncul dropdown jenis-jenis dokumen Daftar arsip surat menampilkan dropdown jenis-", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 607, "width": 209, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jenis dokumen Berhasil Klik jenis dokumen (misalkan: Nota Dinas) User masuk ke halaman dokumen yang dituju Dropdown berfungsi dan user dapat beralih ke halaman dokumen yang dituju", "type": "Table" }, { "left": 487, "top": 654, "width": 29, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berhasil", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 719, "width": 41, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klik tombol lihat", "type": "Table" }, { "left": 361, "top": 719, "width": 155, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User masuk ke halaman detail dokumen Tombol berfungsi dan user dapat Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 38, "width": 225, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yenni Fatman, Dishanubari Pramudia, Inra Noorahman", "type": "Page header" }, { "left": 130, "top": 50, "width": 340, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik : Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal) Vol. 10 No. 1 (2023)", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 750, "width": 286, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.38204/tematik.v10i1.1264 Lisensi: Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 774, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 74, "width": 222, "height": 202, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktivitas Pengujian Realisasi yang diharapkan Hasil Pengujian Kesimpulan mengakses halaman detail dokumen Klik tombol sunting User masuk ke halaman edit dokumen dan dapat mengubah data dokumen Tombol berfungsi dan user dapat mengakses halaman sunting serta dapat mengubah data dokumen Berhasil Klik tombol hapus Terdapat notifikasi sebelum dokumen dihapus dan jika sudah yakin dokumen akan terhapus Tombol berfungsi dan terdapat notifikasi kepada user sebelum menghapus dokumen yang dipilih Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 291, "width": 68, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 224, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan tentang implementasi subjectical filing system pada aplikasi arsip ini, maka dapat disimpulkan, yaitu: Penelitian ini berhasil merancang dan mengimplementasikan subjectical filing system pada aplikasi arsip berbasis website di departemen logistik Kantor Wilayah X PT Pegadaian Kota Bandung; Dengan adanya aplikasi arsip ini diharapkan dapat memudahkan proses pencarian kembali dokumen-dokumen apabila diperlukan; Pada tahap pengujian dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengujian dengan realisasi yang diharapkan semuanya berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 71, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Rujukan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 223, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] D. Puspasari, D. Puspasari, and C. Nikmah, “Effectiveness of Archive Management on Record System in National Zakat Agency in Indonesia,” vol. 222, no. SoSHEC, pp. 283–288, 2018, doi: 10.2991/soshec-18.2018.62.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 223, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] M. Khoirul Huda, N. F. Rozi, I. T. Adhi, and T. Surabaya, “Rancang Bangun Sistem Gudang Berbasis Web Dengan Model Pengembangan Rapid Prototyping,” pp. 1–6, 2022, [Online]. Available: http://ejurnal.itats.ac.id/sntekpan/article/view/3351/2797", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 223, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] A. Simangunsong and M. Informatika, “Sistem Informasi Pengarsipan Dokumen Berbasis Web,” J. Mantik Penusa, vol. 2, no. 1, pp. 11–19, 2018, [Online]. Available: http://e- jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/view/317", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 73, "width": 224, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] N. Firdaus and D. Irfan, “Rancang Bangun Sistem Informasi Arsip Berbasis Web Menggunakan Framework Codeigniter,” Voteteknika (Vocational Tek. Elektron. dan Inform., vol. 8, no. 1, p. 44, 2020, doi: 10.24036/voteteknika.v8i1.107759.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 109, "width": 224, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] M. D. Irawan and S. A. Simargolang, “Implementasi E-Arsip Pada Program Studi Teknik Informatika,” J. Teknol. Inf., vol. 2, no. 1, p. 67, 2018, doi: 10.36294/jurti.v2i1.411.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 137, "width": 224, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] A. Gunanto and E. Sudarmilah, “Pengembangan Website E- Arsip di Kantor Kelurahan Pabelan,” Emit. J. Tek. Elektro, vol.", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 155, "width": 65, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20, no. 2,", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 155, "width": 120, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pp. 90–96, 2020, doi:", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 165, "width": 103, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.23917/emitor.v20i02.10976.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 174, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] N. Lutfiani, P. Harahap, Q. Aini, A. Dimas, A. R. Ahmad, and U. Rahardja, “Inovasi Manajemen Proyek I-Learning Menggunakan Metode Agile Scrumban,” InfoTekJar J. Nas. Inform. dan Teknol. Jar., vol. 5, no. 1, pp. 96–101, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 211, "width": 224, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] T. Martini and A. Fajaryani, “Work Order Dengan Menggunakan Elektronical Filling System ( Efs ) Di Pt Hariff Daya Tunggal Engineering Bandung,” J. Lpkia, vol. 12, no. 2, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 247, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] N. P. P. A. A. Ningsih, “Ringkasan laporan akhir kegiatan magang bagian customer service qhome service centre pt bangunan jaya mandiri (qhomemart),” Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 284, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] N. Risma, S. Nur, and Komarudin, “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Berbasis Web Dengan Metode Extreme Programming Pada PT. Dae Duck Textile,” J. Comput. Bisnis, vol. 15, no. 2, pp. 78–87, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 321, "width": 224, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] M. R. Susanti and D. Puspasari, “Analisis Sistem Penyimpanan Dan Prosedur Temu Kembali Arsip Dinamis di PT Artojoyo Langgeng Jaya Abadi (JH Tech Sidoarjo),” J. Pendidik. Adm. Perkantoran, vol. 8, no. 2, pp. 241–251, 2020, doi: 10.26740/jpap.v8n2.p241-251.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 367, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] M Teguh Prihandoyo, “Unified Modeling Language (UML) Model Untuk Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web,” J. Inform. J. Pengemb. IT, vol. 3, no. 1, pp. 126–129, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 404, "width": 223, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] S. Wahyudi, “Pengembangan Sistem Informasi Klinik Berbasis Web ( Studi Kasus : Klinik Surya Medika Pasir Pengaraian ),” Riau J. ofComputer Sci., vol. 06, no. 01, pp. 50– 57, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 441, "width": 223, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] H. Nurfauziah and D. Setiyawati, “Sistem Informasi Sekolah Berbasis Web Pada Madrasah Diniyah Al-Izdihar Paguyangan,” J. Vis., vol. 8, no. 2, pp. 62–72, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 468, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] S. I. R. Sarmidi, “Jurnal manajemen dan teknik informatika,” Ranc. Bangun Sist. Inf. Pengolah. Bank Sampah Puspasari Kec. Purbaratu Kota Tasikmalaya, vol. 02, no. 01, pp. 181– 190, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 505, "width": 224, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] K. S. Haryana, “Penerapan Agile Development Methods Dengan Framework Scrum Pada Perancangan Perangkat Lunak Kehadiran Rapat Umum Berbasis Qr-Code,” J. Comput. Bisnis, vol. 13, no. 2, pp. 70–79, 2019, [Online]. Available: http://www.jurnal.stmik- mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/202", "type": "List item" }, { "left": 303, "top": 560, "width": 224, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] A. C. Praniffa, A. Syahri, F. Sandes, U. Fariha, and Q. A. Giansyah, “Jurnal Testing dan Implementasi Sistem Informasi Parkir Berbasis Web Black Box And White Box Testing Of Web-Based Parking,” vol. 1, no. 1, pp. 1–16, 2023.", "type": "List item" } ]
7ab5152d-c9c1-9540-8cee-a86b6e2f8c0a
https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/ema/article/download/293/238
[ { "left": 95, "top": 71, "width": 410, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KOMPLEKSITAS TUGAS, OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT", "type": "Title" }, { "left": 135, "top": 136, "width": 332, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(STUDI EMPIRIK PADA 25 KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH JAKARTA PUSAT TAHUN 2011)", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 209, "width": 30, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh:", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 239, "width": 121, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anita Wahyu Indrasti", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 283, "width": 341, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur Jakarta Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta, 12260", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 347, "width": 59, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAKSI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 429, "height": 240, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor terhadap kualitas hasil audit, baik secara parsial maupun simultan. Serta untuk mengetahui faktor independen manakah yang paling dominan mempengaruhi kualitas hasil audit. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif analisis. Sedangkan metode pengumpulan datanya digunakan metode survey dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden yaitu auditor dari kantor akuntan publik. sampel yang digunakan sebanyak 89 responden dari 25 Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Pusat. Karena merupakan data hasil survey, maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas dan realibilitas serta pengujian asumsi klasik terhadap instrumen penelitian. Analisa data dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Sedangkan secara simultan kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. Untuk penelitian selanjutnya, agar memperluas cakupan sampel penelitian dan menambah variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas hasil audit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 429, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas ,integritas dan kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 100, "width": 56, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 429, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objectives of this research was to analyze the influence of competence, independence, task complexity, objectivity and integrity of auditors to the quality of the audit results, either partially or simultaneously. And to determine the independent factors is most dominant affect the quality of audit results. This study used descriptive research methods of analysis. While the methods used method of data collection survey by distributing questionnaires directly to the respondent that the auditors of public accounting. Sample used as many as 89 respondents from 25 public accounting firm in Central Jakarta. Because the survey data, in this study tested the validity and reliability as well as testing the classical assumptions of research instruments. Data analysis is done using multiple regression models. The results showed that partially competence, independence, task complexity, objectivity and integrity of auditors affect the quality of the audit results. While simultaneously competence, independence, task complexity, objectivity and integrity of auditors affect the quality of the audit results. For further research, in order to expand the scope of the study sample and add other independent variables that can affect the quality of audit results", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 415, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words : competency, independency, task complexit , objectivity, integrity and quality of audit result.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 110, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 198, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mencuatnya beberapa kasus yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan Publik (AP) membuat kredibilitas auditor semakin", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 198, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipertanyakan. Pada kasus Laporan Audit Telkom tahun 2002 misalnya, tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh US-SEC (United States Securities and Exchange Commission),", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 198, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana menurut US SEC, KAP Eddy Pianto-Grant Thornton belum", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 198, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendapatkan surat kuasa atau izin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 198, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( credential) berdasarkan ketentuan US", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 198, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEC. Hal tersebut bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh US-SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 199, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(sumber : www.bumn.go.id Desember 2003).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 198, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya profesi auditor, termasuk proses audit terhadap laporan keuangan oleh auditor sebagai pihak ketiga yang independen (Kantor Akuntan Publik) dapat meningkatkan kualitas dari laporan keuangan seperti yang dilaporkan oleh pihak manajemen", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 531, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Dopuch dan Simunic 1982; Watts dan Zimmerman 1986) dan dapat meningkatkan kualitas dari informasi keuangan tersebut sehingga investor akan mendapatkan nilai dari perdagangan sekuritas yang dilakukannya. Akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa audit atas laporan keuangan perusahaan. Melalui pemberian jasa ini akuntan publik membantu baik manajemen maupun pihak luar sebagai pemakai laporan keuangan untuk menentukan secara objektiv dapat dipercaya tidaknya laporan keuangan perusahaan. Selain itu dengan profesi akuntan publik, pihak luar perusahaan dapat mempercayai keputusan untuk menilai dipercaya tidaknya laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan, sehingga akuntan publik merupakan suatu profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Kualitas kerja dihubungkan dengan seberapa baik sebuah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 609, "width": 198, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaan diperbandingkan dengan standar yang ditetapkan, untuk auditor, kualitas hasil audit dilihat dari seberapa banyak seorang auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan, Allison. 1999). Untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas, seorang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 198, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "auditor harus didukung oleh beberapa faktor baik yang barasal dari dalam maupun dari luar diri seorang auditor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 198, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor- faktor yang berasal dari dalam diri auditor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil audit antara lain kompetensi, pengetahuan, tingkat pendidikan, pengalaman kerja,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 198, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "independensi, akuntabilitas, due professional care,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 198, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "objektivitas, integritas dan etika. Sedangkan faktor dari luar diri seorang auditor antara lain tekanan ketaatan, audit fee dan kompleksitas tugas. Dalam penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 198, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini digunakan kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor sebagai faktor yang dapat", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 173, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 198, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan judul, latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 108, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 199, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 2. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 3. Apakah kompleksitas tugas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Apakah objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 5. Apakah integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 6. Apakah kompetensi, independensi,", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 210, "width": 180, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit secara simultan/ bersama-sama.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 310, "width": 116, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. TINJAUAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 340, "width": 197, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 380, "width": 198, "height": 152, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas hasil audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan dan Alison, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 539, "width": 198, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian De Angelo (1981) variabel kompetensi auditor diproksikan dalam 2 (dua) sub variabel, yaitu pengetahuan dan pengalaman auditor. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi (Tubbs, 1992). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yaitu pengalaman auditor, pengalaman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 198, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "auditor sebagai salah satu indikator dalam pengetahuan auditor dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 131, "width": 162, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independen berarti auditor tidak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 198, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mudah dipengaruhi. Auditor tidak dibenarkan memihak kepentingan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 198, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siapapun. Standar Auditing Seksi 220.1 (SPAP : 2011) menyebutkan bahwa independen bagi seorang akuntan publik artinya tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh karena", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 198, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "itu ia tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 198, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 198, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 198, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2002). Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 198, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terstruktur, membingungkan, dan sulit (Sanusi dan Iskandar,2007). Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang banyak, berbeda-beda, dan saling terkait satu sama lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 198, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gupta dkk (1999) dalam Andin Prasita dan Priyo Hari Adi (2007)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 282, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai kompleksitas dan kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi standar. Sementara Variabilitas Tugasdidefinisikan sebagai derajat sebuah tugas familiar atau tidak, rutin atau tidak rutin, sering terjadi atau sebaliknya. Jadi kompleksitas audit muncul apabila kompleksitas tugas dan variabilitas tugas terjadi dalam kegiatan pengauditan. Pusdiklatwas BPKP (2005), menyatakan objektivitas sebagai", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 360, "width": 198, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bebasnya seseorang dari pengaruh pandangan subjektiv pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Unsur perilaku yang dapat menunjang objektivitas antara lain (1) dapat diandalkan dan dipercaya, (2) tidak merangkap sebagai panitia tender, kepanitiaan lain dan atau pekerjaan-pekerjaan lain yang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 559, "width": 198, "height": 172, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan tugas operasional objek yang diperiksa, (3) Tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari-cari kesalahan orang lain, (4) dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang resmi, serta (5) dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 198, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objektivitas auditor dapat disimpulkan sebagai kemampuan seorang auditor untuk mengemukakan pendapat menurut apa adanya tanpa adanya pengaruh maupun tekanan dari pihak lain.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 198, "height": 541, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integritas adalah merupakan karakteristik personal yang tidak dapat dihindari dalam diri seorang akuntan publik (Boynton dkk, 2002). Sebagaimana dinyatakan dalam Pernyataan Etika Profesi nomor 1, integritas didefinisikan sebagai suatu unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi anggota profesi dalam menguji semua keputusannya. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal (Pusdiklatwas BPKP, 2005).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 91, "width": 134, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KERANGKA PEMIKIRAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 111, "width": 198, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam system akuntansi kliennya. Kualitas hasil audit ditunjukkan dengan laporan hasil pemeriksaan yang dapat diandalkan berdasarkan standar yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 300, "width": 201, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh kompetensi, indepedensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor terhadap kualitas hasil audit baik secara parsial maupun simultan.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 456, "width": 55, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi Auditor (X1)", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 488, "width": 62, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independensi", "type": "Picture" }, { "left": 354, "top": 498, "width": 64, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Auditor (X2) Kompleksitas Tugas Auditor (X3)", "type": "Table" }, { "left": 359, "top": 562, "width": 54, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objektivitas", "type": "Picture" }, { "left": 358, "top": 571, "width": 53, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Auditor (X4)", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 528, "width": 193, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integritas Auditor (X5) Kualitas Hasil Audit (Y)", "type": "Picture" }, { "left": 381, "top": 657, "width": 103, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 362, "top": 697, "width": 142, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data diolah sendiri (2011)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 747, "width": 125, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan hipotesis", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 71, "width": 186, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 111, "width": 186, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 151, "width": 185, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= kompleksitas tugas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 211, "width": 185, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 251, "width": 185, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 291, "width": 186, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 421, "width": 140, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 450, "width": 142, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 198, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Variabel bebas (X1) Kompetensi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 198, "height": 272, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Auditor Variabel kompetensi auditor dalam penelitian ini diukur dengan pengetahuan, latar belakang pendidikan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman bekerja auditor dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas . b. Variabel bebas (X2) Independensi Auditor Variabel independensi auditor dalam penelitian ini diukur dengan indepedensi dalam", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 71, "width": 162, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusunan program, independensi pelaksanaan pekerjaan, lamanya hubungan kerjasama dengan klien serta hubungan pribadi/ hubungan keluarga dengan klien.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 190, "width": 198, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Variabel bebas (X3) Komplesitas Tugas Dalam penelitian ini kompleksitas tugas auditor diukur dengan kemampuan bekerja dalam tekanan, tingkat kesukaran tugas, kemampuan bekerja dalam jumlah beban yang banyak serta besar/ kecil klien.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 389, "width": 198, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Variabel bebas (X4) Objektivitas Auditor", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 429, "width": 162, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel objektivitas auditor dalam penelitian ini diukur dengan kemampuan auditor untuk bebas dari benturan kepentingan dan pengungkapan sesuai fakta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 549, "width": 202, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Variabel bebas (X5) Integritas Auditor Untuk mengukur integritas auditor dalam penelitian ini digunakan kejujuran auditor dan keberanian auditor.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 668, "width": 202, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Variabel terikat (Y1) Kualitas Hasil Audit", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 708, "width": 162, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel kualitas hasil audit", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 728, "width": 162, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam penelitian ini diukur dengan kesesuaian pemeriksaan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 71, "width": 162, "height": 152, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan standar audit, independensi laporan, pengungkapan fakta pada laporan hasil audit, keberanian dalam pengungkapan fakta pada laporan hasil audit, kemampuan dalam menyelesai- kan laporan yang berkualitas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 190, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber dan Cara Penentuan Data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 198, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik penentuan populasi dan sampel :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 61, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Populasi", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 325, "width": 180, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, populasi yang diambil yaitu seluruh Auditor eksternal dari Kantor Akuntan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 385, "width": 180, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publik (KAP) yang terdaftar pada", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 405, "width": 180, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) di wilayah Jakarta Pusat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 198, "height": 192, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sampel Penentuan KAP yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan melakukan konfirmasi kesediaan KAP untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioer, hal ini terkait dengan tingkat kesibukan KAP. Kriteria responden auditor dari KAP yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 644, "width": 181, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": a. Usia auditor (25tahun – 50tahun) b. Jenjang pendidikan (D3-S2) c. Lama bekerja (3tahun – 15tahun)", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 71, "width": 180, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian kriteria ini bertujuan agar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian diisi oleh responden yang tepat. Kriteria responden ini nantinya akan dikelompokkan sebagai komponen karakteristik responden dalam", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 210, "width": 53, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuesioner.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 230, "width": 113, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 260, "width": 198, "height": 192, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji multiple regression (regresi berganda) yaitu suatu teknik analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen yaitu teknologi informasi dan kualitas informasi terhadap variabel dependen yaitu kinerja pelayanan publik dengan skala pengukuran interval atau rasio", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 459, "width": 198, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persamaan linear (Indriantoro dan Supomo, 1999: 211).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 499, "width": 198, "height": 193, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis diuji dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda ( multiple linear regression) untuk melihat hasil prediksi dan pengaruh dari masing-masing variabel terhadap kualitas hasil audit. Untuk melakukan perhitungan statistik analisis data, penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 17.0 for windows.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 718, "width": 190, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji Koefisien Determinasi (R2)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 71, "width": 180, "height": 132, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 198, "height": 173, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 2. Uji Regresi Parsial ( t-test)", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 389, "width": 180, "height": 233, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Pengujian secara parsial (terpisah) dapat dilihat dari hasil output dalam Table Coefficients pada kolom Sig. Dengan tingkat signifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 629, "width": 180, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bila nilai signifikansi < 0.05,", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 648, "width": 162, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 71, "width": 180, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Apabila nilai signifikansi > 0.05, maka H0 diterima, artinya terdapat tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 200, "width": 198, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Y = + + + + + +ε", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 280, "width": 66, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 300, "width": 122, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Kompetensi Auditor = Independensi Auditor", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 340, "width": 153, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Kompleksitas Tugas Auditor", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 361, "width": 113, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Objektivitas Auditor", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 381, "width": 103, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Integritas Auditor", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 401, "width": 67, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Konstanta", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 421, "width": 169, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", , , , = Koefisien regresi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 441, "width": 47, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ε = error", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 460, "width": 179, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji Regresi Simultan ( F- test)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 501, "width": 198, "height": 152, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 670, "width": 198, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bila nilai signifikan F > 0.05, maka", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 690, "width": 180, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 429, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Apabila nilai signifikan F < 0.05, maka H0 diterima artinya variable independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan secara keseluruhan (simultan) dapat dilihat dari hasil output dalam tabel Anova.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 170, "width": 454, "height": 592, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan Rincian Jumlah Sampel per KAP No Nama KAP Kuesioner yang dibagi Kuesioner kembali &memenuhi kriteria Persent ase 1 KAP Drs. Andi Arifin & rekan 7 7 4.67% 2 KAP Richard Risambessy & rekan (cab) 7 5 3.33% 3 KAP Drs. Imam Syafei & rekan 7 7 4.67% 4 KAP Drs. Kamarus Zaman Sedjati 5 0 0% 5 KAP Drs. Angka Wijaya 6 0 0% 6 KAP Ma’mun Dawud & Djati 5 0 0% 7 KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & rekan 7 7 4.67% 8 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (pusat) 5 0 0% 9 KAP Griselda, Wisnu &Arum 7 7 4.67% 10 KAP Murni & Bakhtiar (cab) 5 0 0% 11 KAP Leonard, Mulia & Richard (pusat) 7 7 4.67% 12 KAP Bismar, Muntalib & Yunus (pusat) 7 7 4.67% 13 KAP Drs. Joseph Susilo 7 5 3.33% 14 KAP Osman Bing Satrio & rekan (pusat) 5 0 0% 15 KAP Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin (pusat) 7 5 3. 33% 16 KAP Sidharta & Widjaja 5 0 0% 17 KAP Drs. R. Sunaryono, MM., CPA 5 0 0% 18 KAP Tanubrata Sutanto Fahmi & rekan 5 0 0% 19 KAP Adnan Ali 5 0 0% 20 KAP Tjahjadi, Pradhono &Teramihardja (pusat) 5 5 3. 33% 21 KAP Drs. Rasin, Ichwan & rekan 3 3 2% 22 KAP Benny, Tony, Frans & Daniel (cab) 7 6 4% 23 KAP Hertanto, Sidik & rekan 7 6 4% 24 KAP Drs. Irwanto 7 7 4.67% 25 KAP Mulyamin Sensi Suryanto 7 5 3. 33 %", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 457, "height": 208, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total 150 89 59. 33% Sumber data : diolah sendiri (2011) Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Koefisien Determinasi ( ) Tabel Model Summary Mod el R R Squa re Adjust ed R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .890 a .792 .779 18.74100 1.394", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 179, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X2, X4 b. Dependent Variable: Y", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 167, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 17.0", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 198, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat besar nilai R sebesar 0.890 memiliki R square atau koefisien determinasi sebesar 0.792 dan memiliki R square yang telah disesuaikan (adjusted R Square) sebesar 0,779.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 202, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 198, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi ( ), independensi ( ), kompleksitas tugas ( ), objektivitas ( ) dan integritas ( ) terhadap kualitas hasil audit (Y) secara gabungan, dilakukan dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 198, "height": 123, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghitung Koefisien Determinasi dengan rumus sebagai berikut : Koefisien determinasi = x 100% = 0.779 x 100 % = 77.9%", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 198, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 77.9 %.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 167, "width": 198, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini berarti variabel – variabel independen meliputi kompetensi, independensi, kompleksitas tugas,", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 227, "width": 198, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "objektivitas dan integritas auditor mempengaruhi kualitas hasil audit sebesar 77.9% . Sedangkan sisanya sebesar 22.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 357, "width": 182, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Regresi Parsial (t- test)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 376, "width": 198, "height": 254, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t ( t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen yaitu kompetensi , independensi , kompleksitas tugas , objektivitas dan integritas auditor terhadap variabel dependen yaitu kualitas hasil audit (Y) atau menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat table koefisien dan membandingkan besarnya p-value pada kolom sig <", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 636, "width": 178, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "level of significant (α) sebesar 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 666, "width": 198, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 716, "width": 160, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= tidak ada pengaruh antara terhadap kualitas hasil audit (Y)", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 71, "width": 390, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= terdapat pengaruh antara terhadap kualitas hasil audit (Y) Uraian diatas dapat dilihat pada table", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 90, "width": 114, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 138, "width": 435, "height": 389, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Regresi Parsial (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -35.693 18.258 -1.955 .054 X1 .130 .065 .140 2.011 .048 X2 .375 .123 .265 3.055 .003 X3 .254 .101 .159 2.517 .014 X4 .439 .152 .269 2.891 .005 X5 .368 .116 .236 3.165 .002 Dependent Variable: Y Sumber: Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 17.0 a. = Kompetensi Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit Dari hasil pengujian statistic coefficients menunjukkan bahwa variabel kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,048 < 0.05 level", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 198, "height": 153, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of significant (α). Berdasarkan formula yang diusulkan pada pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan ditolak dan diterima, ini artinya faktor- faktor yang terdapat dalam kompetensi auditor mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 198, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi ini merupakan hal mendasar untuk menjadi seorang auditor, untuk dapat menghasilkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 354, "width": 198, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laporan audit yang berkualitas seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan, ketrampilan dan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 413, "width": 198, "height": 352, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan yang memadai mengenai auditing, tanpa itu laporan yang dihasilkannya akan diragukan oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan atas laporan audit tersebut. Seorang auditor mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Selain itu pengalaman dalam mengaudit juga sangat diperhatikan, semakin banyak pengalaman seorang auditor, semakin meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 198, "height": 92, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas, maka tingkat kepercayaan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan audit ini akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 171, "width": 199, "height": 332, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. = Indepedensi Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit Dari hasil pengujian statistic coefficients menunjukkan bahwa variabel independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,03< 0.05 (level of significant/α). Berdasarkan formula yang diusulkan pada pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan ditolak dan diterima, ini artinya faktor- faktor yang terdapat dalam independensi auditor mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 198, "height": 232, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika seorang auditor bersikap independen, maka ia akan memberi penilaian yang senyatanya terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun, maka penilaiannya akan mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor tersebut dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan. Jadi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesimpulannya adalah semakin tinggi independensi seorang auditor maka kualitas audit yang diberikannya semakin baik. Pelarangan rangkap jabatan bagi seorang akuntan publik dan auditor sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan Menteri Keuangan", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 210, "width": 203, "height": 522, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008, ini semata-mata untuk menjaga independensi seorang auditor. Kompetensi tanpa didukung independensi akan menurunkan kepercayaan pihak lain yang berkepentingan terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan dan laporan tersebut dapat menjadi bias. c. = Kompleksitas Tugas Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit Dari hasil pengujian statistic coefficients menunjukkan bahwa variabel kompleksitas tugas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,014 < 0.05 (level of significant/α). Berdasarkan formula yang diusulkan pada pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan ditolak dan diterima, ini artinya faktor- faktor yang terdapat dalam kompleksitas tugas auditor mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 199, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk tingkat kerumitan pekerjaan tertentu dapat mempengaruhi usaha yang dicurahkan auditor untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Kompleksitas hasil audit dijelaskan dengan indikator", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 198, "height": 113, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan bekerja dalam tekanan, tingkat kesukaran tugas, kemampuan bekerja dalam jumlah beban kerja yang banyak, besar/ kecil klien. Menurut Libby dan Lipe (1992) dan Kennedy (1993) kompleksitas kerja dapat", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 310, "width": 200, "height": 372, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dijadikan sebagai alat dalam meningkatkan kualitas hasil peskerjaan. Dalam arti kata untuk tingkat kerumitan pekerjaan tertentu dapat mempengaruhi usaha yang dicurahkan oleh auditor. d. = Objektivitas Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit Dari hasil pengujian statistic coefficients menunjukkan bahwa variabel objektivitas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,005 < 0.05 (level of significant/α). Berdasarkan formula yang diusulkan pada pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 198, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditolak dan diterima, ini artinya faktor- faktor yang terdapat dalam objektivitas auditor mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 212, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mempertahankan sikap objektivitasnya, dalam proses pengambilan keputusan, seorang auditor akan selalu berpedoman pada fakta yang ditemukan, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau pribadi, sehingga laporan audit yang dihasilkan berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan.Dalam menjalankan tugasnya auditor harus mempertahankan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 198, "height": 431, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan ( conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material ( material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain. Prinsip objektivitas menetapkan suatu kewajiban bagi auditor untuk tidak memihak, jujur secara intelektual dan bebas dari konflik kepentingan. Walaupun prinsip ini tidak dapat diukur secara pasti, namun prinsip obyektivitas merupakan suatu keharusan, artinya bahwa setiap anggota profesi wajib melaksanakan dan mengusahakannya. Obyektivitas juga diartikan tidak bias dalam semua hal yang berhubungan dengan suatu kegiatan atau persetujuan . Jadi objektivitas ini harus ada dalam diri setiap auditor untuk menghasilkan Laporan audit yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 71, "width": 10, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 71, "width": 155, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Integritas Auditor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 198, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit Dari hasil pengujian statistic coefficients menunjukkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 198, "height": 152, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel integritas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil audit, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,002 < 0.05 (level of significant/α). Berdasarkan formula yang diusulkan pada pengujian hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan ditolak dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 198, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterima, ini artinya faktor- faktor yang terdapat dalam integritas auditor mempengaruhi kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 199, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mempertahankan integritas, seorang auditor akan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 198, "height": 312, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Tanpa sikap integritas ini maka laporan audit yang dihasilkan tidak dapat memenuhi kriteria yang diharapkan dan dapat menjadi bias. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 198, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel Uji Regresi Parsial (Uji t)diatas, telah diperoleh kesimpulan kompetensi ( ),", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 131, "width": 198, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "independensi ( ), kompleksitas tugas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 151, "width": 198, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( ), objektivitas ( ), integritas ( ) secara parsial atau sendiri- sendiri berpengaruh terhadap kualitas hasil audit, karena p-value pada kolom", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 230, "width": 198, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sig<level of significant (α) sebesar", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 251, "width": 198, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.05. Besarnya pengaruh dapat diketahui dengan melihat angka pada table koefisien beta ( unstandardizerd coefficients).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 330, "width": 198, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sbb :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 380, "width": 198, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = + + + + + +ε Y = -35.693 + 0.130 X1 + 0.375", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 440, "width": 198, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X2 + 0.254 X3 + 0.439 X4 + 0.368 X5 + ε", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 489, "width": 168, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Regresi Simultan ( F- test)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 509, "width": 198, "height": 153, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji F ( F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel- variabel independen yaitu kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas secara simultan (bersama-sama) terhadap kualitas hasil audit. Kriteria yang digunakan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 669, "width": 198, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Tidak ada pengaruh kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 198, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Ada pengaruh kompetensi, independensi, kompleksitas tugas, objektivitas dan integritas terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 198, "height": 212, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui apakah variasi nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi nilai dependen, dilakukan pengujian hipotesis dari perhitungan analisis varian (anova) dengan cara melihat besarnya p-value pada kolom Sig diperbaningkan dengan nilai level of significant (α) sebesar 0.05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan, hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 370, "width": 415, "height": 151, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel Anova ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 110748.137 5 22149.627 63.064 .000 a Residual 29151.693 83 351.225 Total 139899.831 88", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 304, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X2, X4 b. Dependent Variable: Y Sumber: Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 17.0", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 198, "height": 93, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji ANOVA atau uji F pada table terlihat bahwa probabilitas signifikansi sebesar 0,000 <0.05 (5%) level of significant (α). Dengan demikian ditolak dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 198, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel– variabel independen", "type": "Table" }, { "left": 241, "top": 755, "width": 42, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meliputi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 585, "width": 198, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompetensi ( ), independensi ( ), kompleksitas tugas ( ), objektivitas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 198, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( ) dan integritas ( ) mempengaruhi kualitas hasil audit (Y) secara bersama- sama (simultan).", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 151, "width": 95, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 429, "height": 202, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan- kesimpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 2. Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. 3. Kompleksitas tugas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 210, "width": 198, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 250, "width": 197, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 198, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi, independensi,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 330, "width": 180, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompleksitas tugas, objetivitas dan integritas auditor secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap kualitas hasil audit.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 425, "width": 103, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 201, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boynton, William C., Johnson, Walter G. Kell & Ray Johnson, ( 2002), Modern Auditing, 7th Edition. New York : John Willey Sons Inc", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 198, "height": 146, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "De Angelo, L.E, (1981), Journal of Accounting and Economics 3. “Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure Regulation”. Agustus. p. 113-127. Dopuch, N., and D. Sumunic, (1982), “Competention in auditing”: An assessment, Paper Presented at Symposium on Autiting Research", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 429, "height": 457, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV . University of lllinois at Urbana-Champaign. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen,Yogyakarta. BPFE-UGM. Kennedy,J, (1993), “Debiasing Audit Judgement With Accountability: A frame Work and Experience Mental Result”. Journal of Accounting Research (Autumn) 23: 1-245 Libby, R. dan Lipe, M, (1992), “Incentive effects and the cognitive processes involved in accounting judgements”. Journal of Accounting Research 30:249- 273", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 534, "width": 198, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyadi, (2002), Auditing. Yogyakarta. STIE YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 574, "width": 198, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusdiklatwas BPKP, (2005), Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Keempat.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 614, "width": 198, "height": 75, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasita, Adi, (2007), Jurnal. “Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 701, "width": 198, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanusi, ZM, Iskandar, TM dan June M. L. Poon, (2007), “Effect of Goal Orientation and Task Complexity on Audit Judgment Performance”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 170, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malaysian Accounting Review. pp. 123-139", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 429, "height": 145, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tan, Tong Han dan Alison Kao, (1999), “Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity”. Journal of Accounting Reseach 2:209-223 Tubbs, Richard M, (1992),The Effect of Experience on The Auditor’s Organization and Amount of Knowledge: Journal of Accounting Review.67(October): 783- 801 Watts, R. L. dan Zimmerman, J. L., (1986) Positive Accounting Theory, Englewood Cliffs: Prentice Hall", "type": "Table" } ]
cbe988af-b15e-9fe6-41fb-bd4b4e115af1
https://www.jurnalp4i.com/index.php/cendekia/article/download/27/25
[ { "left": 534, "top": 47, "width": 9, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 129, "top": 88, "width": 383, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGAPLIKASIAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKn MATERI MAKNA ALINEA PEMBUKAAN UUD 1945 KELAS IX.C SMP NEGERI 10 SURABAYA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 171, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARWIYANTO", "type": "Section header" }, { "left": 259, "top": 186, "width": 122, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SMP Negeri 10 Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 202, "width": 157, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 240, "width": 54, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 254, "width": 352, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Didalam aktifitas belajar mengajar, terdapat beberapa masalah yang mempengaruhi capaian kompetensi siswa didalam pembelajaran PPKn, seperti kurangnya konsentrasi siswa saat proses belajar mengajar, pasifnya partisipasi siswa, dan juga kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya belajar PPKn. Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas seorang guru dalam menyusun dan menerapkan model pembelajaran yang mampu menarik siswa dalam belajar. Salah satu metode yaitu Make A Match yang menggunakan kartu berisikan pertanyaan dan jawaban. Penelitian ini menggunakan metode penilitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran Make A Match dikelas IX C SMP Negeri 10 Surabaya tahun pelajaran 2018/2019. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus II, kompetensi pengetahuan siswa memperoleh rata-rata 85,5 yang melampaui batas indikator yaitu 78. Rata-rata skor pada kompetensi sikap siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan sampai 3,4. Rata-rata skor pada kompetensi keterampilan siswa meningkat sampai 89,1. Dari hasil data siklus II menunjukkan penerapan dari model pembelajaran Make A Match sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi siswa pada pembelajaran PPKn.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 516, "width": 338, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Kompetensi Siswa, Model Pembelajaran, Make A Match.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 553, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 569, "width": 384, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah salah satu pembelajaran yang memiliki tujuan dalam membentuk pribadi peserta didik untuk selalu cinta tanah air serta memiliki jiwa berbangsa dan bernegara. Pada mata pelajaran PPKn diharapkan bisa menjadi tempat edukatif dalam memberikan edukasi tentang cinta tanah air dan memberi pemahaman tentang . nilai-nilai dari pancasila. Mata pelajaran PPKn akan memberikan bekal dalam mengembangkan kompetensi dasar siswa dijenjang pendidikan dasar maupun menengah di semua area kewarganegaraan yaitu kompetensi sikap, ketrampilan dan juga pengetahuan. Dengan memberikan bekal kewarganegaraan, siswa akan terbentuk menjadi warga negara Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 9, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 384, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang memiliki kecerdasan dan juga sikap serta berperilaku yang baik dan bertanggung jawab. Supaya tujuan dalam mencapai kompetensi belajar terpenuhi, kegiatan belajar mengajar pada pelajaran PPKn perlu menggunakan metode atau model pembelajaran yang terpusat pada peserta didik atau biasa disebut student center, dimana kreativitas pada siswa akan berkembang, membuat situasi dan kondisi pembelajaran menjadi menyenangkan agar memberikan pengalaman belajar yang beragam. Dengan begitu peserta ddik akan terbiasa lebih mandiri dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dalam kewarganegaraan saat berada disebuah situasi.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 218, "width": 385, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di suatu situasi pada peserta didik kelas IX.C di SMP Negeri 10 Surabaya memperlihatkan bahwa peserta didik belum mencapai kompetensi yang sudah di targetkan dimana nilai peserta didik pada pelajaran PPKn rata rata hanya mencapai 67, masih belum menyentuh dari nilai KKM sebesar 78. Menurut hasil observasi peserta didik kelas IX SMP Negeri 10 Surabaya ditemukan beberapa permasalahan saat proses pembelajaran seperti siswa kurang memperhatikan pembelajaran, kurangnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran (pasif) dan juga kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya mata pelalajaran PPKn.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 335, "width": 384, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Situasi tersebut memperlihatkan bahwa terjadi permasalahan yang mempengaruhi tidak tercapainya kompetensi peserta didik dalam pembelajaran PPKn dikelas. Kurangnya konsentrasi peserta didik pada saat proses pembelajaran, pasifnya peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta kesadaran peserta didik akan pentingnya mata pelajaran PPKn akan berdampak pada minat siswa dalam pembelajaran PPKn. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa penerapan kurikulum 2013 yang belum optimal, dimana pada kurikulum 2013 menekankan pada aktifitas peserta didik dan mengurangi proporsi penjelasan dari guru, sehingga akan melatih peserta didik untuk lebih aktif didalam kelas. Namun kenyataan dilapangan bertolak belakang dengan apa yang ditargetkan.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 492, "width": 385, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran memiliki tiga faktor yang memiliki dampak. Pertama, peserta didik tidak memiliki keberanian dalam mengutarakaan pendapatnya ke teman sekelas. Kedua, peserta didik kurang menguasai dalam menyusun gagasannya sendiri. dan ketiga, peserta didik masih tidak terbiasa saat ingin menyampaikan pendapat dengan teman sekelas. Sehingga kondisi ini mempengarugi rendahnya kompetensi siswa. Dari berbagai masalah pembelajaran PPKn yang ditemukan dikelas, diperlukanya kreatifitas guru dalam menyusun dan menerapkan model pembelajaraan yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik supaya proses pembelajaran menjadi tidak membosankan. Model pembelajaran yang disusun dan dikembangkan diharuskan sesuai dengan karakteristik dari mata pelajaran PPKn secara keseluruhan dalam meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Metode pembelajaran juga diharuskan lebih ke pendekatan dalam mengembangkan karakter peserta didik yang menjadikan mereka warga negara yang cerdas dan", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 9, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 384, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cinta dengan tanah air secara sepenuhnya didalam proses pembelajaran yang autentik.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 127, "width": 380, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Didalam integrasi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik bersikap dan berpikir ilmiah (scientifc), dimana model pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah. Salah satu model pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif, yang mana pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu bentuk pembelajaran menerapkan kegiatan berkelompok dan bekerjasama dengan siswa lain dikelas (Rusman, 2014: 202). Didalam proses pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk saling bekerjasama didalam kelompok. Selain dapat meningkatkan kemampuan kognitif, peserta didik dapat belajar dalam mengungkapkan pendapat dan juga menghargai pendapat orang lain selama berdiskusi dengan teman sekelompok.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 312, "width": 380, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Didalam model belajar kooperatif, terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan, yaitu jigsaw, make a match, dan lain sebagainya. Metode atau model pembelajaran make a match merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan Lorna Curran (dalam Rusman, 2014: 206). Pembelajaran kooperatif yang menggunakan metode make a match dengan memanfaatkan media berupa kartu yang berisikan soal/jawaban dari materi yang dipelajari. Peserta didik diminta untuk mencari pasangan (soal dan jawaban) dari masing- masing kartu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 429, "width": 381, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan model pembelajaran make a match, diharapkan peserta didik akan lebih berperan aktif selama proses pembelajaran yang menjadikan kompetensi belajar bisa tercapai dengan optimal. Kelebihan dari metode ini adalah peserta didik di tuntut untuk bergerak dalam menemukan pasangan soal dan jawaban. Kegiatan pembelajaran ini akan memberikan stimulus peserta didik agar berfikir kritis dalam mencari solusi, berdiskusi dan juga berpendapat.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 531, "width": 381, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian dengan judu l: “P engaplikasian Model prmbelajaran Make a Match dalam meningkatkan Komptensi Siswa pada mata pelajaran PPKn materi makna alinea pembukaan 1945 Kelas IX.C SMP Negeri 10 Surabaya Semester 1 Tahun pelajaran 2018/2019 .” Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: bagaimanakah cara dalam meningkatkan kompetensi belajar PPKn materi Makna Alinea Pembukaan UUD 1945 dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match pada siswa kelas IX Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019?", "type": "List item" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 9, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 135, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE .. PENELITIAN", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 104, "width": 381, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada penelitian ini, peneliti menerapkan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom Action Research). Metode ini digunakan untuk pengaplikasikan metode Make A Match dalam upaya meningkatkan kompetensi belajar siswa pada mata pelajaran PPKn materi Pembukaan UUD 1945 pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 10 Surabaya. Menurut Subyantoro (2018: 15) Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning) (2) pelaksanaan tindakan (acting) (3) pengamatan (observing) (4) refleksi (reflecting). Didalam sebuah siklus terdapat pemikiran dan refleksi dalam suatu tindakan.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 238, "width": 381, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dibulan Agustus 2019 hingga bulan Oktober 2019. Subjek penelitian yang menerima tindakan adalah peserta didik kelas IXC SMP Negeri 10 Surabaya tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini mengambil subjek guru mata pelajaran PPKn SMP Negeri 10 Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 327, "width": 381, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Instrumen pendukung yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, kuisioner dan tes. Penelitian ini di analisis secara deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis digunakan dalam penelitian ini saat menganalisis data yang diperoleh. Teknik analisis deskriptif komparatif digunakan saat membandingkan data kuantitatif dari hasil kompetensi siswa antar siklus. Pada observasi, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dimana ketika menganalisis kekurangan serta kelebihan selama guru dan siswa berinteraksi.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 463, "width": 155, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 477, "width": 381, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru mengalami kesulitan pada saat kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran PPKn di kelas IX C SMP Negeri 10 Surabaya pada materi Pembukaan UUD 1945 dikarenakan kurangnya keterlibatan siswa sehingga mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa. Pada kompetensi pengeahuan, siswa mendapatkan nilai yang masih rendah dari KKM yang sudah ditentukan. Sebanyak 90,6% siswa dari 32 jumlah siswa yang mendapatkan kompetensi pengetahuan yang masih dibawah KKM dan hanya 9,4% siswa yang mampu mencapai KKM. Saat kegiatan pra-siklus, kompetensi dari pengetahuan peserta didik mencapai rata- rata 60,7, dimana hasil tersebut meunjukkan nilai yang lebih rendah dari KKM.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 607, "width": 381, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebanyak 53,1% siswa mampu mencapai kompetensi keterampilan yang cukup baik, pada kompetensi keterampilan yang kurang baik sebanyak 40,6% siswa dan hanya sebanyak 6,3% siswa yang mencapai kompetensi keterampilan yang baik. Kompetensi keterampilan siswa pada kondisi awal hanya mencapai rata-rata 55,3 (kurang baik). Pada saat proses pembelajaran, ada sekitar 65,6% yang masih kurang aktif saat mengikuti pembelajaran, dan hanya 28,1% siswa yang andil dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 39, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siklus I", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 104, "width": 392, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di tahap perbaikan kegiatan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 26 .. Agustus 2018, jumlah siswa yang hadir pada kelas IX C adalah 41 siswa. Langkah pembelajaran yang diterapkan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 151, "width": 358, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pada kegiatan awal guru memberi salam dan menjelaskan secara garis besar tentang materi dan kegiatan pembelajaran hari ini.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 185, "width": 358, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Setelah menjelaskan secara umum kegiatan, guru memulai menjelaskan secara singkat materi tentang Pembukaan UUD 1945.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 218, "width": 350, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Guru menjabarkan kegiatan dari model pembelajaran Make A Match.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 238, "width": 358, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok kecil dan memberi waktu sekitar kurang lebih 10 menit untuk membaca dan memahami materi.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 272, "width": 358, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Guru mengacak kartu setelah itu dibagi kesemua siswa. . Masing-masing siswa diberi satu buah kartu soal atau kartu jawaban. Setelah itu siswa menulis jawaban di buku masing-masing dan di beri waktu selama 2", "type": "List item" }, { "left": 187, "top": 313, "width": 30, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menit.", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 333, "width": 358, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Guru meminta siswa membentuk 2 barisan, yang satu pemegang kartu soal dan yang lain memegang kartu jawaban serta saling berhadapan. Pada barisan yang pemegang kartu jawaban diminta untuk memberitahukan kartu yang mereka pegang secara urut dari kanan ke kiri.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 408, "width": 358, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Guru meminta siswa untuk mencocokkan kartu jawaban dan diberi waktu selama 2 menit, jika ada yang menemukan sebelum waktu habis, siswa akan mendapatkan poin.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 455, "width": 358, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Guru meminta siswa untuk pindah ke sisi kanan guru jika yang sudah menemukan pasangan soal dan jawaban, dan yang belum masih di sisi kiri guru.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 503, "width": 358, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Guru akan memberi hukuman kepada siswa yang belum bisa menemukan dengan memberi tambahan waktu sampai siswa mampu menemukan dan mencocokkan kartu soal dan jawaban.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 550, "width": 358, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Setelah semua sudah menemukan dan mencocokkan, siswa diminta untuk menunjukkan semua kartu untuk di lihat apakah sudah cocok atau tidak cocok.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 597, "width": 358, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11. Setelah kagiatan Make A Match selesai, guru meminta siswa untuk mengembalikan semua kartu . dan kemudian guru menyampaikan timbal balik dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 645, "width": 358, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12. Kegiatan akhir guru melakukan kegiatan refleksi dan memberi soal evaluasi dengan jenis soal uraian yang berhubungan dengan materi pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 8, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 522, "width": 385, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Siklus . II Pada tahap . pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada .. hari Jumat, 7 September 2018, siswa yang mengikuti dikelas sebanyak 41 siswa. Langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 585, "width": 358, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kegiatan .. awal guru memberi salam dan menjelaskan secara umum tentang materi dan kegiatan pembelajaran hari ini.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 613, "width": 358, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pada Kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran PPKN tentang Pembukaan UUD 1945 secara singkat.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 640, "width": 358, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Guru membagi .. kelompok .. menjadi 5 kelompok dengan masing masing kelompok beranggotakan 4 siswa, dan meminta siswa memahami materi UUD 1945", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 282, "width": 331, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. kegiatan siklus 1 guru dalam pembelajaran kelas 9C SMP Negeri 10 Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 485, "width": 369, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kegiatan siklus 2 guru dalam pembelajaran kelas 9C SMP Negeri 10 Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 88, "width": 358, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Guru memberikan waktu selama 10 menit untuk memahami, dan jika ada siswa yang belum paham, guru meminta siswa lain untuk menjelaskan kepada siswa yang masih belum paham.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 129, "width": 358, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Setelah selesai diskusinya, guru meminta siswa untuk duduk ke bangkunya masing masing dan setelah itu membagi kelas menjadi 2 kelompok besar, 1 kelompok sebelah kanan dan 1 kelompok ada disebelah kiri", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 185, "width": 358, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Guru membagi kartu ke semua siswa secara acak, setiap siswa mendapatkan 1 kartu, setelah itu guru meminta siswa untuk memikirkan jawaban dari kartu yang telah dibagi", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 226, "width": 352, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Guru meminta kepada siswa untuk menemukan jawaban dari kartu yang dibawanya.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 254, "width": 352, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Guru mengecek masing masing siswa, apakah sudah menemukan kecocokan kartu, yang sudah mendapatkan kecocokan kartu, guru meminta siswa untuk menjelaskan didepan kelas.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 295, "width": 352, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Pada kegiatan siklus II ini, semua siswa mampu menemukan dan mencocokan kartu jawaban, sehingga guru hanya menonfirmasi temuan dari jawaban siswa.", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 336, "width": 352, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10. Guru memberikan reward kepada semua siswa berupa pujian karena sudah bekerja dengan baik dalam menemukan dan mencocokkan jawaban kartu", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 378, "width": 352, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11. Setelah kagiatan Make A Match selesai, guru memberikan timbal balik kegiatan pembelajaran 12. Kegiatan akhir guru melakukan kegiatan refleksi dan memberi soal evaluasi dengan jenis soal uraian yang berhubungan dengan materi pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 689, "width": 324, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Kegiatan guru dalam pembelajaran PPKn kelas 9C SMP Negeri 10 Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 141, "top": 345, "width": 381, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran PPKn pada siklus 1 dan siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran Make A Match sebanyak, terjadi peningkatan kompetensi siswa. Data hasil penilaian kompetensi pada siswa kelas IX C SMP Negeri 10 Surabaya di jabarkan pada tabel 1 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 407, "width": 380, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel . 1. Hasil Rata - Rata Nilai Kompetensi . Belajar PPKn pada Siswa Kelas IX C SMP Negeri 10 Surabaya pada siklus I dan siklus II", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 557, "width": 381, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada . kondisi awal di kompetensi pengetahuan siswa menunjukkan hasil yang mencapai . rata-rata 60,7 dan setelah itu .. bertambah menjadi 79,5 pada siklus I. Setelah dilakukan pembelajaran siklus II siswa mampu mencapai rata- rata 85,8, hasil ini menujukkan adanya peningkatan yang signifikan karena sudah melampaui indikator .. kinerja yang sudah ditetapkan .. sebesar 80, sehingga dikatakan bahwa pada siklus II guru sudah mencapai target yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 646, "width": 353, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada kondisi awal kompetensi sikap siswa yang mencapai rata-rata 1,8", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 660, "width": 381, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan pembelajaran siklus 1, nilai bertambah menjadi 2,4. Nilai rata-rata siswa pada siklus II .. meningkat kembali menjadi 3,4 (sikap aktif).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 311, "width": 297, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Kegiatan guru dalam pembelajaran PPKn kelas 9C SMP Negeri 10 Surabaya", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 141, "top": 88, "width": 381, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada kondisi awal nilai keterampilan siswa hanya mencapai rata-rata 55,3. Setelah dilakukanya siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71,9. Nilai rata-rata siswa meningkat kembali menjadi 89,1 setelah dilaksanakan pembelajaran siklus II. Hasil ini menujukkan adanya peningkatan yang signifikan dari nilai keterampilan siswa, karena sudah melampaui indikator kinerja yang sudah ditetapkan sebesar 80, sehingga dikatakan bahwa pada siklus II guru sudah mencapai target yang diinginkan pada keterampilan siswa. Dari hasil data yang diperoleh, memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match sangat efektif untuk diterapkan dalam meningkatkan kompetensi siswa pada pembelajaran PPKn.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 232, "width": 381, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pembelajaran PPKn dengan penerapan model atau metode Make . A Match mampu dan berhasil dalam meningkatkan kompetensi hasil belajar siswa. Hasil dari keberhasilan ini dapat di lihat dari perubahan dan peningkatan nilai sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa yang telah mencapai ketuntasan kriteria minilal (KKM) yaitu sebesar 78. Peningkatan nilai kompetensi siswa .. yang signifikan diperoleh dari kegiatan .. pembelajaran siklus I . dan juga siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 335, "width": 382, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil ke dua siklus yang telah dilakukan guru, terjadi peningkatan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran karena model pembelajaran Make A Match yang diterapkan dianggap sangat menarik untuk siswa. Terlihat peningkatan keaktifan dan antusisasme siswa dalam berkompetisi ketika menemukan pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sudah disiapkan oleh guru. Dari keterlibatan siswa saat proses pembelajaran juga sangat mempengaruhi nilai hasil belajar siswa (sikap, pengetahuan dan keterampilan) yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 472, "width": 381, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, . siswa terlihat sangat aktif dan semangat saat mencari kecocokan kartu. Siswa juga aktif dalam berkelompok dan berdiskusi tanya jawab mengenai materi yang diberikan oleh guru, mereka saling bekerja sama untuk menemukan jawaban. Sehingga mampu mendorong siswa untuk berfikir lebih luas dan mampu medalami materi sehingga siswa betu-betul memahami materi UUD 1945 pada mata pelajaran PPKn.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 574, "width": 382, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil dari pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti sama dengan pendapat Lie (2010: 55) yang menyebutkan bahwa pembelajaran Make A Match memiliki kelebihan yaitu: mampu meningkatkan hasil belajar siswa, suasana pembelajaran menjadi menyenangkan sebab model pembelajaran tersebut seperti bermain game, mampu meningkatkan pemahan siswa dan juga memberikan motivasi siswa untuk belajar memahami materi. Dengan menerapkan model pembelajaran tersebut juga mampu . meningkatkan kerjasama antar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 140, "top": 88, "width": 382, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meningkatnya kompetensi hasil belajar siswa juga sepaham dengan Huda (2014: 253) yang menjelaskan bahwa keunggulan dalam menerapkan pembelajaran make a match adalah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dimana dengan model pembelajaran tersebut dengan media kartu yang telah dikemas dengan sempurna menjadikan suasana kelas menjadi menyenangkan dan akan .. mendorong semangat belajar dan minat siswa untuk terlibat selama proses pembelajaran berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 210, "width": 81, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 226, "width": 380, "height": 191, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil data penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran .. Make A Match mampu meningkatkan kompetensi hasil belajar siswa pada pelajaran PPKn dengan materi Pembukaan UUD .. 1945 pada peserta didik kelas .. IX C SMP Negeri 10 Surabaya Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran s siklus II kompetensi pengetahuan siswa mampu memperoleh rata-rata skor 85,8 yang mana sudah mampu melampaui indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 78. Nilai rata-rata siswa di kompetensi sikap pada siklus II meningkat kembali menjadi 3,4 (sikap aktif). Nilai rata-rata siswa pada kompetensi keterempilan meningkat menjadi 89,1 setelah dilakukan pembelajaran siklus II. Dari hasil data yang diperoleh pada siklus II, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match sangat efektif untuk diterapkan dalam meningkatkan kompetensi siswa pada pembelajaran PPKn.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 425, "width": 379, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran .. untuk guru dan juga pihak sekolah untuk disarankan menggunakan model .. pembelajaran .. Make A Match, yang mana metode ini dapat diterapkan ke semua mata pelajaran, sehingga dengan metode ini mampu membuat suasana kelas menjadi aktif dan akan lebih memotivasi siswa dalam .. meningkatkan hasil belajar dengan kompetensi-kompetensi pada mata pelajaran lain. Saran bagi siswa supaya selalu berandil dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung sehingga akan menciptakan proses pembelajaran mennjadi menyenangkan dan akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 562, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR . PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 575, "width": 370, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hamdayama, Jumanta. 2017. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 599, "width": 402, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 637, "width": 402, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lie, Anita. 2010. Cooperatife Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 651, "width": 302, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Wisiasarana Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 674, "width": 402, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mediatati, Nani dan Ardhiyanto, Ferditya. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Pembelajaran Make A", "type": "Text" }, { "left": 534, "top": 47, "width": 10, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46", "type": "Page header" }, { "left": 364, "top": 38, "width": 156, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CENDEKIA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 1 No 1 Tahun 2021", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 88, "width": 366, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Match di Kelas IX di SMP Negeri 7 Salatiga. Jurnal PKn Progresif, Vol. 13 No. 2 Desember 2018", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 122, "width": 402, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Purnianingrum, Leny Shela. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Model Make A Match Berbantuan Media Kartu Bergambar Siswa Kelas V SDN Karanganyar 02 Kota Semarang. Jurnal Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 183, "width": 402, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: Rajawali Pers (Rajagrafindo Persada).", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 220, "width": 402, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subyantoto. 2018. Penelitian Tindakan Kelas: Metode, Kaidah Penulisan, dan Publikasi. Depok: Rajawali Pers (Rajagrafindo Persada).", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 258, "width": 402, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumartini, Ai Tin dan Putra, Asep Sutisna. 2018. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas IX: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 309, "width": 364, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 329, "width": 402, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 343, "width": 255, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 367, "width": 377, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Konstektual di Kelas. Jakarta. Cerdas Pustaka Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 404, "width": 336, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yamin, Martinis. 2016. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: GP Press", "type": "Text" } ]
dc6adcdd-60eb-dd03-6780-797920e55363
https://iocscience.org/ejournal/index.php/Cendikia/article/download/5364/3700
[ { "left": 142, "top": 51, "width": 327, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 14 (6) (2024) pp. 684-694", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 245, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: www.iocscience.org/ejournal/index.php/Cendikia", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 67, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published by: IOCSCIENCE", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 88, "width": 284, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 117, "width": 275, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: www.iocscience.org/ejournal/index.php/Cendikia", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 142, "width": 441, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 214, "width": 62, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 226, "width": 361, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departement of Primary Teacher Education, University of Bengkulu, Bengkulu, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 248, "width": 167, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A R T I C L E I N F O ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 270, "width": 388, "height": 246, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history: Received Jun 30, 2024 Revised Jul 1, 2024 Accepted Jul 19, 2024 This study aims to describe the moral repressive actions occurring through the implementation of Local Customary Norms and Traditions, particularly in the practice of 'Cuci Kampung' in Bengkulu City. The research seeks to comprehend how customary norms and local traditions lead to moral repressive actions within the local community. Employing a qualitative descriptive research method involving data collection through in-depth interviews with relevant parties, participatory observations, and documentation analysis of narratives depicting the execution of 'Cuci Kampung' and its impact on individuals and communities. Subsequently, the data was cross-checked to ensure accuracy. Data sources included local customary leaders and religious figures in the Pondok Besi neighborhood. Analysis was conducted using the Miles and Huberman approach, involving data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of this research is an analysis of the relationship between local traditions, the customary norms of 'cuci kampung,' and moral repressive actions. The study discovered that the implementation of Local Customary Norms and Traditions, such as in the practice of 'Cuci Kampung,' could become a powerful mechanism for social control. However, it often imposes moral pressure on individuals not entirely in line with the existing norms, resulting in internal and external conflicts.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 338, "width": 98, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Ceremony in Bengkulu Cuci Kampung Customary Norms Local Traditions", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 400, "width": 105, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Repressive Moral Actions", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 522, "width": 214, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC license.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 564, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 581, "width": 406, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti, Primary Teacher Education, University of Bengkulu, Jl. WR. Supratman, Kandang Limun, Kec. Muara Bangka Hulu, Sumatera, Bengkulu 38371, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 655, "width": 137, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 442, "height": 87, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia boasts a diverse array of ethnicities, religions, languages, and traditions, which should be preserved as the nation's cultural wealth. Darmansyah et al (2022) states that the cultural diversity of Indonesia is reflected in traditions formed through generations within community groups, encompassing cultural values and shaping a system with patterns and norms that regulate and enforce sanctions and threats against violations. Considering the vastness of this diversity, it inevitably brings forth various distinctions among different groups. For instance, disparities can be observed between regions, ethnic groups, or in connection with other factors, reflecting differences", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 43, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "685 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 349, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 781, "width": 425, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti , Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 442, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in terms, concepts, and perspectives on interpreting various issues, especially within the context of firmly upheld ancestral customs (Muzaki & Tafsir, 2018). The existence of revered and integral customary practices, passed down through generations since ancient times, has over time been acknowledged as a form of law for communities adhering to these traditions (Elfira et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 442, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The current situation in Indonesia reflects growing concerns regarding cases of early marriage and sexual violence that violate societal norms and rules (Kunratih, 2019). Despite legal norms regulating the prohibition of free sex, perpetrators are often not considered violators if there are no aggrieved parties, leading to an increase in early marriage cases, especially among young people, and a rise in sexual violence against children (Yusyanti, 2020). Indonesia has witnessed a surge in early marriage cases, with approximately 50 million people experiencing early marriage, with an average marriage age of 19 years. Over 15% of adolescents engage in premarital sexual activity each year, and around 15 million teenage girls experience pregnancy (Umah, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 442, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bengkulu is one of the provinces in Indonesia, also faces serious challenges related to free association and cases of early marriage. Free association can create a shift in social values and norms, as well as have negative impacts on the family and community environment (Adityaningrum, 2021). However, on the other hand, free association can also enhance diversity and tolerance within society. Free association in Bengkulu is influenced by various factors, including education levels, economic conditions, premarital pregnancies, understanding of religious values, customs, local culture, and a lack of attention from parents, friends, and media (Fatu et al., 2022). In the context of marriage, educational inequality or difficult economic conditions can trigger early marriage. Premarital pregnancy can also exert extra pressure on individuals to marry early. Additionally, understanding of religion and local culture plays a significant role in shaping marriage patterns in society (Ernawati et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 442, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the Department of Women's Empowerment, Child Protection, Population Control, and Family Planning (DP3AP2KB) of Bengkulu Province, many children in Bengkulu are involved in early marriages due to the influence of free association. The Head of the Child Protection Division of DP3AP2KB Bengkulu Province stated that approximately 20% of children under the age of 19 choose to marry early due to the influence of free association, with around 20% of them identified, especially in the school environment, being involved in free association (Bisri, 2022). Customs, traditions, and local culture also play a significant role in shaping marriage patterns. The values embraced by the community in the context of customs or culture provide a foundation for decision-making, influencing the dynamics of interpersonal relationships to carry out actions and behaviors that are not allowed due to conflicts with customary norms (Hisyam, 2021). Considering various factors, it can be seen that free association is a complex phenomenon influenced by diverse aspects of life. Free association refers to attitudes or actions undertaken by individuals or groups without being restrained by their surroundings (Setiawan et al., 2019). A comprehensive analysis of these factors can help design more effective prevention strategies for free association and promote community awareness regarding the importance of careful consideration before entering into marital bonds.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 442, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The richness of local wisdom in Bengkulu encompasses a set of values, norms, and traditions passed down from one generation to the next. This wisdom is not only felt in the social, cultural, and spiritual aspects of Bengkulu society but also portrays the cultural diversity that characterizes Bengkulu. Juri & Dominika (2019) demonstrate that the local culture in the city of Bengkulu reflects a unique and distinct cultural heritage from various ethnic groups. Each ethnic group brings different cultural characteristics, with norms shaping standardized rules in community life. According to Darmansyah, et al., (2022) local wisdom in customs and traditions is one of the distinctive features of a region. The values and moral actions in these rituals can be carried out and adhered to in accordance with the local customary law. These norms play a role in", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 171, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "686 Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 64, "width": 9, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 189, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDIKIA, Vol.14, No. 6 July 2024: pp 684-694", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "shaping a religious and culturally rich society, aligning with the religious values and local wisdom towards Indonesian culture as expressed by Ratih (2019). Customary norms and traditions in the city of Bengkulu serve not only as behavioral guidelines but also as social cohesion and cultural identity. These norms often reflect values considered important by the local community. The role of customary norms in society reflects the complexity of social and cultural dynamics that form the foundation of communal life. The community actively contributes to the continuity of existing norms in the societal order (Herdiana & Nurul, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 445, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The significance of preserving customs and traditions in Bengkulu illustrates that local culture plays a primary role in shaping the identity and life of the community. \"Cuci kampung,\" as a traditional practice, serves as an implementation of customary norms in response to moral violations. Therefore, this research aims to reveal the essence of moral messages in the customs and traditions of the community in the city of Bengkulu, specifically in Pondok Besi Village, with a focus on repressive moral actions through the implementation of local customary norms, such as \"cuci kampung.\" Through a deep understanding of the factors causing free association, the implementation of customary norms, and local wisdom, it is hoped that this research can provide better insights into efforts to prevent free association and early marriage, while appreciating the role of local culture in shaping a civilized society. According to Darmansyah & Susanti (2023) Moral is a set of values that encompasses rules, norms, guidelines for living, traditions, and serves as a measure to assess the goodness or badness of individual or societal behavior.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 442, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regulations regarding indigenous communities, in accordance with Law No. 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management, refer to groups of people who traditionally inhabit a specific geographic area due to their ancestral ties with rooted norms. These deeply rooted norms, embedded in history and tradition, play a crucial role in guiding the behavior and social interactions of community members. Over time, communities build and uphold norms as the foundation of their collective identity. The norms referred to are customary norms, constituting customary law itself, which are considered more effective and believed to be a satisfactory solution to achieve justice for all parties (Sudirman et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 442, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The term \"hukum adat\" is used to describe regulations recognized as norms within religion, community institutions, customs, or other rules identified and followed by specific community groups (Aditya, 2019) . Customary law refers to customary practices that are coercive with mandatory sanctions to be obeyed by the community (Aziz, 2023). This customary law originates from repeated customary practices, eventually evolving into customary law. Examining its characteristics, customary law is marked by features such as being traditional, visual, religious, concrete, communal, simple, open to adaptation to changing times, non-codified, and based on deliberation and consensus, playing a crucial role in customary norms. Sonia & Sarwoprasodjo (2020) conclude that communities and customary institutions play a vital role in coordinating and leading the implementation of customary and religious rituals in society, serving as providers of information, protectors of ancestral heritage, and key actors in preserving nature and culture.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 442, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the heritage of traditions held by each ethnic group in Indonesia, these values continue to be passed down and practiced in line with the times. The cultural diversity of various ethnic groups in Indonesia is considered a wealth that must be preserved and maintained by all members of society (Gustianingrum & Affandi, 2016). The focus of this research is on the Bengkulu region, serving as the center of research observation, where norms are found as guidelines in societal order, based on rules emerging from local customs. These norms include norms of customary violations, such as \"celako\" referring to violent actions like hitting that causes injury, \"merabal\" referring to actions of touching or groping the opposite gender who is not a mahram, \"zina\" violating norms and rules regarding adultery, \"bertandang\" and \"numpang temalam\" as rules for those staying overnight in the house of the opposite gender, and other norms such as", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 43, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "687 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 349, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 781, "width": 425, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti , Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 442, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"cempalo mulut,\" \"cempalo mato,\" \"cempalo tangan,\" procedures for making promises, neighborly conduct, and meetings. The customary sanction known as \"Cuci Kampung\" is still practiced by the community in the city of Bengkulu. This sanction is imposed on individuals considered to have violated the cultural values respected by the local community. The tradition of \"Cuci Kampung\" practiced in several regions in Indonesia aims to cleanse the village from any form of pollution or negative behavior originating from its residents. One area actively preserving and implementing the customary sanction of \"Cuci Kampung\" is Pondok Besi Village in the city of Bengkulu. \"Cuci Kampung\" is a procedure in addressing or a method expressing one's wrongdoing based on customary norms violated by an individual or a community (Devi, 2016). Research conducted by Rahmadiana et al (2022) concludes that \"Cuci Kampung\" is a sanction process applied to individuals engaged in adultery through traditional court proceedings, referencing customary law. The imposition of this customary sanction is considered a form of punishment for the perpetrator, as they are deemed to have violated the values and norms prevailing in the community. Norms violated due to actions against norms must be sanctioned with \"Cuci Kampung\" given by the traditional leader to the violator (Feronika et al., 2022). This is because every customary ritual carries implicit moral messages.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 442, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The diversity of the community continues to undergo dynamic development. This cultural variety transforms the nuances of life in various traditional forms (Alifia et al., 2021). Nevertheless, within this diversity, local culture manifested through customs is still respected and well- preserved, both by the indigenous people of Bengkulu and other ethnic groups. The sustainability of local customs becomes evident when certain situations require resolution according to tradition, as seen in the \"Cuci Kampung\" ceremony. To maintain this local culture, the customary council of the city of Bengkulu establishes rules in the form of customary sanctions if these processes do not adhere to the agreed-upon customary regulations (Sirajuddin et al., 2023). The mentioned circumstances affirm that local culture encompasses all human activities physically, materially, morally, mentally, and spiritually. It begins with efforts to regulate oneself as an individual and the collective harmony within the community, ultimately forming culture in all aspects of life.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 442, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bengkulu City's culture can be understood as the perspectives, beliefs, way of life, and aspirations embedded in the minds of its people. In this research, local culture refers to the culture of Bengkulu City that persists in Pondok Besi Village. The focus of the study is not only on the culture of the indigenous population but also on the culture brought by migrants, experiencing dynamic acculturation. Therefore, local culture within the cultural community in Bengkulu City is the essence of an abstract culture shaped by different worldviews and experiences among its members. Local culture is a defining element of our identity as a unique community (Setyaningrum, 2018). Although this culture is plural and dynamic, the acculturation that occurs can mutually support and benefit regional development.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 442, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on these considerations, the researcher argues that this study is conducted to preserve customs and traditions in Bengkulu City. The research aims to reveal the essence of repressive moral actions inherent in the customs and traditions of Bengkulu City's community residing in Pondok Besi Village. Building on this phenomenon, the research seeks to answer the question of \"Repressive Moral Actions through the Implementation of Local Customs and Traditions: The 'Cuci Kampung' Tradition in Bengkulu City.\".", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 704, "width": 229, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 442, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research employs a qualitative approach with a descriptive method. McCusker & Gunaydin (2015) state that qualitative methods are used to respond to questions related to a natural phenomenon. Sugiyono (2019) explains that descriptive qualitative research is a method based on", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 171, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "688 Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 64, "width": 9, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 189, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDIKIA, Vol.14, No. 6 July 2024: pp 684-694", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "postpositivism philosophy, generally applied to investigate objective natural conditions. Data collection techniques involve in-depth interviews with relevant parties, participatory observation, and document analysis of narratives depicting the implementation of \"Cuci Kampung\" and its impact on individuals and communities. Subsequently, the data is cross-checked to ensure its accuracy. This study is conducted in the Village/Subdistrict of Pondok Besi, Teluk Segara, Bengkulu City, Bengkulu Province. Data sources include traditional leaders and religious figures in the Pondok Besi. The research analysis follows Miles and Huberman's approach, involving data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The result of this research is an analysis of local traditions, \"Cuci Kampung\" traditional norms, and moral repressive actions.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 373, "width": 127, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Stages of data analysis", "type": "Caption" }, { "left": 194, "top": 396, "width": 230, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 286, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Local Customary Norms of \"Cuci Kampung\" in Bengkulu City Merabal Customary Norms", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 442, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merabal Customary Norms as Stipulated in Bengkulu City Regional Regulation Article 23 No. 29 of 2003 Merabal is an act that involves activities of touching or feeling the opposite gender without the bond of marriage between them. This phenomenon is often identified as a violation of social norms and customary values prevailing in a society. Norms play a crucial role in the life of the community because laws regulate human behavior. The presence of norms cannot be separated from society, and vice versa, as norms not only function passively but also play an active role in controlling every individual's actions and striving to guide the community towards planned changes (Sari & Suryaningsi, 2022). Merabal not only reflects physical actions but also carries significant social consequences. In many cases, this behavior is deemed inappropriate and contrary to the ethics and morals held in high regard within a community. According to Susanti & Darmansyah (2022), moral values and actions suggest guidance on how an individual conducts their life and existence.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 442, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the Chief of Adat in Pondok Besi Village, Mr. F, violations of the customary norm of \"merabal\" can result in the imposition of two types of sanctions. Light sanctions involve an apology and the traditional ceremony of \"Tepung Setawar Sedingin.\" On the other hand, severe sanctions include the implementation of \"cuci kampung,\" and the offender may be expelled from the area. In the context of inadvertent actions that do not evoke desire or lust towards the opposite sex, the offender is subjected only to the customary penalty of the \"Tepung Setawar Sedingin\" ceremony. However, if the act involves violence, violates marital bonds, is a repeated offense, or is carried out deliberately by a group, then additional customary penalties determined through consensus with the \"Rajo Penghulu\" can be imposed. If the act takes place in public, supplementary sanctions may be applied as per the decision of the consensus with the \"Rajo Penghulu.\" It is essential to note that actions involving the use of hands or other body parts for touching, kissing, or engaging in lewd behavior that violates social etiquette may also incur sanctions in accordance with prevailing customary regulations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 43, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "689 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 349, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 781, "width": 425, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti , Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 442, "height": 148, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kanesa & Maryana (2021) state that legal efforts involve the creation and implementation of regulations aimed at regulating norm behaviors. Norms can create a clear foundation for what is accepted and not accepted in society, as well as establish consequences for ethical violations. With an effective legal system, the community can feel protected and confident that violations of ethical norms will be addressed according to the applicable laws. The act of merabal can have varying impacts depending on cultural, religious, and local values. The values embedded in societal life regulations are norms that must be implemented in community life (Tansala et al., 2019). In some societies, merabal may be considered a serious violation of social norms, triggering social stigma, rejection, or even customary sanctions aimed at punishing and disciplining the perpetrators. Indigenous law in Indonesia itself has received official recognition from the government and is accepted by the entire community as a valid legal system that can be officially used in society, alongside laws and regulations created by the government (Arliman, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 443, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Violations of Normative Rules, the Applicable Rules Strongly Influence Community Life (Raodah, 2019). It is important to note that perspectives on merabal can vary across cultures and communities. Some societies may show greater tolerance for such actions, while others might be very strict in responding to and enforcing norms related to merabal behavior. Overall, merabal reflects the complexity of social norms and ethics within a society, and it is crucial to understand the cultural context before passing judgment on such behavior. Changes in values and culture influence norm violations occurring in society, and such behavior can result from the progress of time and the impact of globalization affecting an individual's lifestyle (Misran, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 442, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The progress of time and the flow of technology are not obstacles to continuing the practice of customary norms within the framework of community life (Kartika & Edison, 2020). However, customary law is not merely a set of regulations but a heritage of values of truth and justice that live and develop at the heart of society. In its existence, customary law reflects cultural roots and binding norms shared among community members. It is not only a legal system formally recognized by the government but also a foundation that provides moral and ethical grounding in daily interactions. Thus, customary law becomes a mirror of the identity and unity of a community, creating a foundation for shared life based on values of truth and justice respected by all community members (Bria, 2023). If someone commits a severe violation like engaging in immoral acts, which becomes a societal issue, the individual or perpetrator may face significant sanctions such as cuci kampung and may even be expelled from their hometown.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 105, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cuci Kampung Norms", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 442, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on interview results, according to (SA), the tradition of cuci kampung involves cleaning the hamlet again from events that damage its reputation and create discomfort. The focus is on responding to immoral acts or adultery by local residents or newcomers. Meanwhile, (YS) presents a broader perspective, stating that cuci kampung not only occurs when there is a violation of the hamlet's reputation but also when the hamlet is considered to frequently experience disasters such as accidents or criminal acts. Through cuci kampung, the community hopes to purify their hamlet, with the expectation of avoiding negative events that have tainted the place. The norm of cuci kampung is a norm that plays a very fundamental role in the sustainability of law in society, as norms serve as drivers and indicators for the continuity of the law. Law without norms cannot be effective and cannot provide adequate protection to the community (Nasution, 2018). The tradition of cuci kampung is considered a very positive step in maintaining the tranquility of a village and as a preventive effort against the behavior of adultery, which is currently a serious concern. In daily life, the cuci kampung ceremony is often held when a resident is proven to be involved in adultery or commits embarrassing actions within a village. Moreover,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 171, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "690 Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 64, "width": 9, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 189, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDIKIA, Vol.14, No. 6 July 2024: pp 684-694", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the tradition of cuci kampung has been practiced for a long time, becoming a cultural and customary tradition in society that serves as a guideline for rules in social life within the community. This tradition is not only seen as a physical cleansing ritual of a hamlet but also as a form of upholding moral and social norms. The norm of cuci kampung establishes that actions such as adultery or disgraceful behavior that tarnish the reputation of a place require an immediate response in the form of a ceremony to clean the hamlet again. In this norm, there is a profound understanding of the importance of preserving the morality and image of a community. Thus, cuci kampung is not just an effort to clean a physical place but also an expression of firmly held norms and values to maintain harmony and the sustainability of the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 442, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The \"Cuci Kampung\" custom plays a specific role in upholding moral values within Bengkulu communities in several ways. Firstly, \"Cuci Kampung\" focuses on cleansing the village or community of internal issues, including social conflicts and moral transgressions like early marriage and sexual violence. This practice aims to restore social and moral order within the community in accordance with traditional values. Secondly, it promotes active involvement from traditional leaders and community members in upholding customary norms, which are regarded as foundational moral principles in community life.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 148, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Process of \"Cuci Kampung\"", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 442, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cuci kampung procession will be carried out if there are indications of adultery in a village. Each procession is attended by village officials, religious officials and the Traditional Deliberative Body. The target of the procession is prospective bridal couples who want to get married but are already pregnant. The village washing procession itself aims to cleanse the village of all forms of adultery and regulate relations for the younger generation so that they do not commit acts that are prohibited by religion and customs. This procession is very sacred, meaning that if adultery occurs in a village and the village is not washed, then the village will be in danger. This procession is also a form of social sanction for the perpetrator (Raharjo, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 442, "height": 148, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The process of \"Cuci Kampung\" is a ceremony consisting of a series of ritual steps aimed at cleansing and purifying a village from events that have tarnished its reputation. The initial step typically involves announcing to the community the incident that triggers the need for \"Cuci Kampung.\" Subsequently, a committee or community leaders set fines for the offenders who have violated the prevailing norms for the implementation of the \"Cuci Kampung\" process. The designated leader then initiates the ceremony with prayers and symbolic rituals expressing the intention to cleanse and purify the village. Following this, the community collectively engages in cleaning the physical environment of the village, including public roads and other communal areas. Additionally, the ceremony often involves social activities such as community meetings, discussions, or awareness-raising sessions to enhance understanding of the norms that need to be upheld. The \"Cuci Kampung\" process encompasses not only the physical aspect but also social and spiritual dimensions that strengthen community bonds and preserve moral integrity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 442, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the informant (OKS), if there are villagers or newcomers who violate customs by engaging in immoral acts or actions leading to unwed pregnancies, they are required to undergo the tradition of \"cuci kampung\" (village cleansing). The process involves the preparation of yellow rice offerings known as \"jambar nasi kuning\" and the sacrifice of a goat. The wrongdoer is paraded around the village from one end to the other during daylight hours, and in severe cases, they may be expelled from the village if they are deemed incompatible with community life. \"Jambar nasi kuning\" is made from glutinous rice with added turmeric, topped with chicken. This rice offering is commonly used for those involved in immoral acts or tarnishing someone's reputation. The slaughtered goat is then cooked into a goat curry (\"Gulai kambing\"), which must be consumed on-site without removing it from the cooking pot. During the feast, the food is served", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 43, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "691 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 349, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 781, "width": 425, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti , Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 442, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in banana leaves, and all dishes must be finished without any leftovers. Taking home remnants of rice or curry is not allowed to prevent the recurrence of such incidents, emphasizing that the lesson is meant for that specific day only. On the other hand, according to the informant (YS), those involved in assisting the \"cuci kampung\" process, both men and women, must not be unmarried individuals. For women, they must be mothers who are no longer at risk of pregnancy, referred to as \"kerebai lepas\" in Serawai language. Similarly, for men, they must be fathers who have reached an old age, specifically 40 years and above. Individuals playing a role in assisting the \"cuci kampung\" tradition or washing the village are typically a traditional healer or the village chief.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 207, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cuci Kampung as a Moral Reaffirmation Act", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 442, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cuci kampung as a moral reaffirmation act reflects a robust initiative to restore the depth of moral values within a community. Values refer to guiding principles that distinguish between good and bad behavior, or in other words, values reflect the inherent goodness in something (Susanti et al., 2019). The village cleansing ceremony is not merely interpreted as a physical process to clean the village from deeds that tarnish its reputation but also as a decisive step in revitalizing and strengthening shared social norms. The participation of women who have surpassed their reproductive years and men who have entered old age signifies a selective choice in their presence in this ceremony, acknowledging the life experiences and wisdom possessed by those involved. As a reaffirmation act, the village cleansing process is not only to erase the traces of damaging events but also to serve as a moral teaching platform for the entire community. In this way, village cleansing not only restores a close ethical order but also becomes a strong foundation to maintain harmony and integrity in everyday life, creating deep moral bonds in society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 443, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cuci kampung has a positive impact on the wrongdoer, creating a deterrent effect on both the surrounding community and the individual. Someone who violates norms and engages in actions contrary to the norm will face sanctions according to the prevailing customary regulations in the community and is obligated to undergo the village cleansing process established through generations by the customary institution. This step is an effort to implement customary norms involving a series of processes aimed at refreshing and renewing the understanding and application of customary norms in a society. The process involves the participation of customary figures, community leaders, and influential individuals who play a crucial role in safeguarding and upholding customary norms. The initial steps include a clear identification of customary norms deemed necessary for renewal or reinforcement.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 573, "width": 118, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 442, "height": 174, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the research on the Analysis of Moral Repressive Actions through the Implementation of Local Customary Norms in the Cuci Kampung Tradition in Bengkulu City, it can be concluded that the Cuci Kampung tradition in Bengkulu City is heavily influenced by local customary norms. These norms not only shape the community's perception of moral behavior but also serve as the basis for repressive actions deemed in line with customary values. The implementation of customary norms in Cuci Kampung not only creates physical moral repression but also has significant social and psychological impacts on individuals who violate these norms, including social stigmatization and mental pressure. Therefore, there is a need for active involvement from the government and relevant institutions to manage the implementation of customary norms wisely, prevent excessive repressive actions, and develop an inclusive approach that involves community participation in the renewal of customary norms. Thus, it is hoped that moral repressive actions can be directed in accordance with the principles of human rights while still respecting and preserving local cultural heritage. The implications of the research findings emphasize the importance of integrating local customs into a broader legal framework to address", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 171, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "692 Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 64, "width": 9, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 189, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDIKIA, Vol.14, No. 6 July 2024: pp 684-694", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 442, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "social issues such as early marriage and sexual violence. This integration can enhance the effectiveness of legal measures by aligning them with cultural norms and values, thereby fostering greater community acceptance and compliance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 84, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 442, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aditya, Z. F. (2019). Romantisme Sistem Hukum Di Indonesia: Kajian Atas Konstribusi Hukum Adat Dan Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Di Indonesia. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional , 8 (1), 37–54.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 442, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adityaningrum, A. (2021). PENYULUHAN TENTANG DAMPAK PERGAULAN BEBAS DAN FREE SEX PADA REMAJA DI DESA DUNGGALA KABUPATEN GORONTALO. JPKM : Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat , 2 (2), 111–128. https://doi.org/10.37905/jpkm.v2i1.11265", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 442, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agung, S. (2017). Pemerintahan Asli Masyarakat Adat: Sebuah Studi Kepemimpinan Adat di Lembah Timur Ciamis, Jawa Barat. Yogyakarta : Deepublish. Alifia, H. N., Salma, D., Arifin, M. H., & Istianti, T. (2021). Internalisasi Keberagaman Budaya dengan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar , 6 (2), 100–111.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 441, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arliman, L. (2018). Hukum Adat Di Indonesia Dalam Pandangan Para Ahli Dan Konsep Pemberlakuannya di Indonesia. Jurnal Selat , 5 (2), 177–190. https://doi.org/10.31629/selat.v5i2.320 Aziz, K. (2023). Praktik Pelarangan Organ Tunggal Dalam Pesta Pernikahan di Desa Kotopetai Kabupaten Kerinci: Studi Teori Communal Customary Law. Innovative: Journal Of Social Science Research , 3 (6), 1816–", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 397, "width": 281, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1826. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/innovative.v3i6.6508", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 150, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bisri. (2022). Banyak Anak", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 408, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 408, "width": 249, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bengkulu Nikah Dini Akibat Pergaulan Bebas.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 427, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.rri.co.id/daerah/64555/banyak-anak-di-bengkulu-nikah-dini-akibat-pergaulan-bebas Bria, K. (2023). Hukum Adat Perkawinan Matrilineal Orang Malaka. Malang : Rena Cipta Mandiri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 442, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi Setyaningrum, N. D. (2018). BUDAYA LOKAL DI ERA GLOBAL. Ekspresi Seni , 20 (2), 102. https://doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 442, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmansyah, A., Djuwita, P., & Susanti, A. (2022). Tradisi Ritual Sekujang: Kearifan Lokal Masyarakat Suku Serawai Kabupaten Seluma Ditinjau Dari Perspektif Guru Dalam Pembelajaran Sekolah Dasar. MIND Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Budaya , 2 (2), 31–39.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 498, "width": 256, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.55266/jurnalmind.v2i2.142", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 442, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmansyah, A., Puspa Djuwita, & Abdul Muktadir. (2022). ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI MORAL RITUAL SEKUJANG SUKU SERAWAI DALAM PEMBELAJARAN PPKN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS V SDN 81 SELUMA. Jurnal Pembelajaran Dan Pengajaran Pendidikan Dasar , 5 (2), 334–345. https://doi.org/10.33369/dikdas.v5i2.15338", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 442, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmansyah, A., & Susanti, A. (2023). Kearifan Lokal Masyarakat Serawai dalam Tradisi Nujuh Likur : Relevansi Nilai-nilai Moral untuk Meningkatkan Literasi Budaya Siswa Sekolah Dasar. EduBase : Journal of Basic Education , 3 (2), 127–141. https://doi.org/https://doi.org/10.47453/edubase.v3i2.660 Devi, S. (2016). Orang Rejang dan Hukum Adatnya: Tafsiran Atas Kelpeak Ukum Adat Ngen Ca’o Kutei Jang Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya , 18 (1), 39–50.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 442, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elfira, E., Agustang, A., & Syukur, M. (2023). PRINSIP MASYARAKAT ADAT KAJANG DALAM MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT (STUDI KASUS DALAM KAWASAN ADAT AMMATOA). JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) , 7 (1). https://doi.org/10.58258/jisip.v7i1.4230", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 442, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernawati, H., Wijayanti, A. R., Anni, A., & Setiawan, F. (2022). PERNIKAHAN DINI - Culture Serta Dampaknya . Jawa Tengah : CV. Amerta Media", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 442, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fatu, S., Gideon, G., & Manik, N. D. Y. (2022). Dampak Pergaulan Bebas Di Kalangan Pelajar. SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 2 (1), 103–116. https://doi.org/10.46362/servire.v2i1.97 Feronika, V., Warsah, I., & Nafrial, N. (2022). Tradisi Cuci Kampung Dan Dampaknya Terhadap Perilaku Seks Remaja Pranikah di Desa Air Dingin (Doctoral dissertation, IAIN CURUP).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 442, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gustianingrum, P. W., & Affandi, I. (2016). Memaknai Nilai Kesenian Kuda Renggong dalam Upaya Melestarikan Budaya Daerah di Kabupten Sumedang. Journal of Urban Society’s Arts , 3 (1), 27–35. https://doi.org/10.24821/jousa.v3i1.1474", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 441, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Herdiana, D., & Nurul, S. (2020). IMPLIKASI TATANAN NORMAL BARU TERHADAP KEHIDUPAN", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 755, "width": 418, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SOSIAL KEMASYARAKATAN. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial , 4 (2), 300.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 43, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "693 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 349, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 781, "width": 425, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atika Susanti , Analysis of moral repressive actions through the implementation of local customary norms: 'Cuci Kampung' in Bengkulu City", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 297, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.38043/jids.v4i2.2462 Hisyam, C. J. (2021). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 442, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juri, J., & Dominika, S. (2019). Eksistensi Nilai-Nilai Kebudayaan Pada Tradisi Adat Melah Pinang Dayak Iban Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal PEKAN , 4 (2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 441, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartika, T., & Edison, E. (2020). Masyarakat Baduy Dalam Mempertahankan Adat Istiadat Di Era Digital.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 225, "width": 352, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosiding ISBI Bandung , 1 (1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/pib.v1i1.1309", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 442, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kanesa, P., & Maryana, M. E. (2021). Problematika Moral Bangsa Terhadap Etika Masyarakat. Jurnal Rechten: Riset Hukum dan Hak Asasi Manusia , 3(3), 25-35. https://rechten.nusaputra.ac.id/article/view/72 Kunratih, R. (2019). Dampak Pernikahan Dini Terhadap Keberlangsungan Rumah Tangga (Studi Kasus di Kecamatan Gemawang). Jurnal Ilmiah Citra Ilmu: Kajian Kebudayaan Dan Keislaman , 15 (30), 11–26. https://doi.org/https://ejournal.inisnu.ac.id/index.php/JICI/article/view/69", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 441, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laia, S. W. (2019). PERANAN Hukum Adat Nias Dalam Menyelesaikan Kasus Perzinahan (Studi di Desa Hiliorudua Kecamatan Aramo Kabupaten Nias Selatan). Jurnal Education And Development , 7 (4), 294– 294. https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v7i4.1419", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 442, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015). Research using qualitative, quantitative or mixed methods and choice based on the research. Perfusion , 30 (7), 537–542. https://doi.org/10.1177/0267659114559116 Misran, M. (2020). EKSISTENSI HUKUM ADAT GAYO DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI KUTACANE ACEH TENGGARA. LEGITIMASI: Jurnal Hukum Pidana Dan Politik Hukum , 9 (1), 67. https://doi.org/10.22373/legitimasi.v9i1.7327", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 442, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muzaki, I. A., & Tafsir, A. (2018). Pendidikan Multikultural dalam Perspektif Islamic Worldview. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam , 6 (1), 57. https://doi.org/10.36667/jppi.v6i1.154", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 442, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution, A. R. (2018). Penyelesaian Kasus Pelanggaran HAM Berat melalui Pengadilan Nasional dan Internasional serta Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. JURNAL MERCATORIA , 11 (1), 90. https://doi.org/10.31289/mercatoria.v11i1.1509", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 442, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raharjo, D.A. (2017). Menghindari pergaulan bebas Ka KUA dukung prosesi cuci kampung. Kementerian Agama RI provinsi Bengkulu. Diakses tanggal 13 Juli 2024, dari https://bengkulu.kemenag.go.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 442, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmadiana, A., Nabilah, P., & Rahmawati, T. (2022). Kajian Kriminologis atas Sanksi Adat ‘Cuci Kampung’ terhadap Pelaku Zina. Journal of Judicial Review , 24 (1), 19. https://doi.org/10.37253/jjr.v24i1.5817 Raodah, R. (2019). Tata Krama dalam Adat Istiadat Orang Katobengke di Kota Bau-bau Provinsi Sulawesi Tenggara. Patanjala , 11 (2), 281-296. DOI: 10.30959/patanjala.v11i2.475", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 441, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratih, D. (2019). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Tradisi Misalin Di Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis. ISTORIA Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sejarah , 15 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 442, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saddam, S., Mubin, I., & SW, D. E. M. (2020). Perbandingan Sistem Sosial Budaya Indonesia Dari Masyarakat Majemuk Ke Masyarakat Multikultural. Historis. Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah , 5 (2), 136–145. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/historis.v5i2.3424 Sari, D. V., & Suryaningsi, S. (2022). Studi Kasus tentang Pelanggaran Norma Masyarakat yang Membuang Sampah Sembarangan dan Peningkatkan Kesadaran Masyarakat. De Cive : Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , 2 (1), 16–24. https://doi.org/10.56393/decive.v2i1.1493", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 442, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiawan, S., Gustaf, M., Pambudi, E., Fatkhurrozi, M., & Anwar, S. (2019). pergaulan Bebasdi Kalangan Mahasiswa dalam Tinjauan Krimologi dan Hukum. European Psychologist , 5 (2), 142. https://doi.org/10.1027/1016-9040/a000314", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 442, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sirajuddin, M., Nasron, H. K., & Hakim, M. A. R. (2023). Implementasi Hukum Adat Berbasis Kearifan Lokal melalui Peraturan Daerah. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora , 6 (2), 492–509. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kaganga.v6i2.7572", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 299, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siska, Y. (2016). Konsep Dasar IPS untuk Sd/MI . Yogyakarta : Garudhawaca.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 442, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sonia, T., & Sarwoprasodjo, S. (2020). Peran Lembaga Adat dalam Pelestarian Budaya Masyarakat Adat Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya. Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] , 4 (1), 113–124. https://doi.org/10.29244/jskpm.4.1.113-124", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 442, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudirman, S., Yunus, A., & Arif, M. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Hukum Adat dalam Mewujudkan Hukum Yang Bersendikan Kearifan Lokal. Journal of Lex Generalis (JLG) , 2 (1), 89–106. https://doi.org/https://doi.org/10.52103/jlg.v2i1.298", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 343, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung : Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 441, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suparlan, E. (2018). Pelaksanaan Sanksi Adat Bagi Pelaku Zina Di Kecamatan Seluma Utara Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 53, "width": 171, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "694 Cendikia : Media Jurnal Ilmiah Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 67, "width": 178, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2087-4049 (Print), 2808-3644 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 64, "width": 9, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 189, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDIKIA, Vol.14, No. 6 July 2024: pp 684-694", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 171, "width": 352, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seluma Perspektif Hukum Islam. Qiyas: Jurnal Hukum Islam Dan Peradilan , 3 (2), 166–178.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 442, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti, A., & Darmansyah, A. (2022). Analisis Makna dan Nilai Moral dalam Pantun Tradisi Sekujang: Sesuaikah Menjadi Materi Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar?. Eduprof: Islamic Education Journal , 4 (2),", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 205, "width": 275, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80–104. https://doi.org/https://doi.org/10.47453/eduprof.v4i2.143", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 442, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanti, Asyhari, A., & Firdaos, R. (2019). Efektivitas Lkpd Terintegrasi Nilai Islami Pada Kemampuan Literasi Sains Effectivity of Lkpd Integrated Islamic Value on ProblemBased Learning To Improve Scientific Literacy. Indonesian Journal of Science and Mathematics Education , 02 (2), 64–78. https://doi.org/http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/IJSME/article/view/3987", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 441, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahan, A., Kehik, B. S., & Mael, M. Y. (2021). PERANAN TOKOH ADAT DALAM MELASTARIKAN", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 272, "width": 418, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KEBUDAYAAN LOKAL DI DESA LAKANMAU. Jurnal Poros Politik , 3 (1), 1–7. https://doi.org/10.32938/jppol.v3i1.1960", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 442, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tansala, R. K., & Tangkudunug, J. P. Harilama, S. H. (2019). Peranan Komunikasi Kelompok Dalam Melestarikan Adat-Istiadat Morowali Utara oleh Lembaga Adat Suku Mori. Acta Diurna Komunikasi , 1 (2). https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/25463 Umah, H. N. (2020). Fenomena Pernikahan Dini Di Indonesia Perspektif Hukum-Keluarga-Islam. Jurnal Al Wasith: Jurnal Studi Hukum Islam , 5 (2), 107-125. https://doi.org/https://doi.org/10.52802/wst.v5i2.11", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 441, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusyanti, D. (2020). Perlindungan Hukum terhadap Anak Korban dari Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Jurnal Penelitian Hukum De Jure , 20 (4), 619. https://doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.619-636", "type": "Text" } ]
c39342ee-dda9-e618-eab3-091cdbc15039
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ks/article/download/33579/10513
[ { "left": 78, "top": 57, "width": 259, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ks", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 69, "width": 176, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 92, "width": 138, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.15575/ks.v5i4.33579", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 725, "width": 418, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Copyright (c) 2023 Abdusy Syakur Amin This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 760, "width": 378, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: November 1, 2023; Revised: December 8, 2023; Accepted: December 10, 2023", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 113, "width": 414, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Section header" }, { "left": 245, "top": 163, "width": 108, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 179, "width": 212, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Industri, Universitas Pasundan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 202, "width": 242, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 226, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 242, "width": 385, "height": 180, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study examines the governmental strategy implemented by the Indonesian Government to mitigate the repercussions of the COVID-19 pandemic on the Indonesian automotive industry. The government introduced a policy involving tax incentives, particularly targeting domestic manufacturers producing automobiles. The primary objective of this policy was to sustain industry operations, albeit within limited capacities, amidst the challenging circumstances posed by the pandemic. The provision of these incentives was formalized through the issuance of PMK No 20/PMK.010/21, addressing Sales Tax on Luxury Goods for the Delivery of Taxable Goods Classified as Luxury, specifically pertaining to certain motorized vehicles, sponsored by the government during the fiscal year 2021. This study analyzes a comparative analysis utilizing the T-test methodology on car sales data prior to and subsequent to the implementation of the tax incentive policy. The data processing was executed through the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). The results of the incentive application analysis reveal a notable disparity in sales figures before and after the policy's enforcement. Thus, it is concluded that the tax incentives implemented by the government are effective in increasing car sales during the COVID-19 pandemic. Consequently, the government's policy measures not only yield advantages for entrepreneurs engaged in manufacturing but also extend benefits to the broader public as consumers. This underscores the practical impact of the policy, aligning with the realities observed in society thus far.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 432, "width": 348, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Automotive Industry, COVID-19, Government Intervention, Policy, Productivity", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 454, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 385, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini mengkaji strategi pemerintah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19 terhadap industri otomotif Indonesia. Pemerintah memperkenalkan kebijakan yang melibatkan insentif pajak, khususnya ditujukan kepada produsen dalam negeri yang memproduksi mobil. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menjaga operasi industri, meskipun dalam kapasitas terbatas, di tengah situasi sulit yang dihadapi oleh pandemi. Penyediaan insentif ini diformalkan melalui penerbitan PMK No 20/PMK.010/21, yang mengatur Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk Pengiriman Barang Kena Pajak yang Diklasifikasikan sebagai Barang Mewah, khususnya terkait dengan kendaraan bermotor tertentu, didukung oleh pemerintah selama tahun fiskal 2021. Penelitian ini menganalisis perbandingan menggunakan metodologi uji T pada data penjualan mobil sebelum dan setelah implementasi kebijakan insentif pajak. Pengolahan data dilakukan melalui Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Hasil analisis penerapan insentif menunjukkan perbedaan signifikan dalam angka penjualan sebelum dan setelah penerapan kebijakan. Sehingga, diperoleh kesimpulan bahwa insentif pajak yang diberlakukan oleh pemerintah efektif dalam meningkatkan penjualan mobil saat pandemic COVID-19. Oleh karena itu, langkah-langkah kebijakan pemerintah tidak hanya memberikan keuntungan bagi pengusaha yang terlibat dalam manufaktur tetapi juga memberikan manfaat kepada masyarakat umum sebagai konsumen. Hal ini menekankan dampak praktis dari kebijakan tersebut, sesuai dengan realitas yang diamati dalam masyarakat sejauh ini.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 681, "width": 343, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: COVID-19, Intervensi Pemerintah, Industri Otomotif, Kebijakan, Produktivitas", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "│ 727", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 124, "width": 83, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 143, "width": 442, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COVID-19 has emerged as a global health crisis, impacting countries worldwide, Indonesia included. The initial indications came from the World Health Organization (WHO) on December 31, 2019, highlighting a cluster of pneumonia cases with a novel origin in Wuhan City, Hubei Province, China, subsequently spreading beyond China's borders (Kufelová & Raková, 2020; Suwardi et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 205, "width": 442, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The COVID-19 pandemic drove the OECD economies into a deep economic crisis (Klein et al., 2021). International trade has declined significantly. Lockdown measures in the spring of 2020 forced many sectors to close down or to operate at a fraction of their standard capacity. Restrictions on international travel and increased border controls fuelled international trade costs. The virus resurgence in the autumn has led to new containment measures. While less strict than during the first wave, they drag on the economic recovery. Moreover, demand for goods and services plunged and will likely be subdued for longer, reflecting income losses and heightened uncertainty. World trade may have fallen by 10% in 2020 (Klein et al., 2021)", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 303, "width": 442, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the business sectors affected is the automotive industry sector (Purwanto et al., 2020). In Indonesia, the automotive sector plays a vital role in economic growth and employment. The automotive industry is a cornerstone of the economy, significantly contributing to the national financial landscape. Presently, Indonesia hosts 22 companies engaged in the production of four- wheeled or larger motorized vehicles. This sector boasts an investment worth IDR 99.16 trillion, enabling a yearly production capacity of 2.35 million units and providing direct employment to 38.39 thousand individuals. Notably, the automotive industry's influence extends far beyond, impacting over 1.5 million people employed across its extensive industrial value chain (Kemenperin, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 414, "width": 442, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of COVID-19 has significantly affected automotive manufacturing, leading to a substantial decline in vehicle demand (Hensley et al., 2021). This viral outbreak struck the automotive realm hard in 2020 (Lie, 2022). The automotive industry stands out as one of the most intricate sectors, as highlighted (Kannegiesser & Günther, 2014). Automobile manufacturing facilities experienced temporary closures, and automotive exhibitions were canceled due to social limitations imposed to mitigate the spread of the epidemic. The surge in unemployment rates, challenges in securing employment opportunities, and the economic downturn witnessed in Indonesia during 2020 further prompted individuals to prioritize purchasing essential goods and addressing health concerns rather than investing in new vehicles (Christopher W. Craighead, David J. Ketchen Jr., 2020). As elucidated earlier, this primary shift in consumer behavior stands as the pivotal factor contributing to the decline in car sales throughout 2020 as opposed to the preceding year. Based on data from the Association of Indonesian Automotive Manufacturers (GAIKINDO), wholesale car sales throughout the year 2020 amounted to only 532,407 units (Gaikindo, 2023). In contrast, in 2019, car sales reached 1,030,126 units. Comparing these figures with the data from 2019, there was a decrease of 13.87% in car sales in the year 2020 (Gaikindo, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 599, "width": 442, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The government's steps in handling the automotive industry during the COVID-19 pandemic are carried out by combining the use of the authority of laws and regulations, policy regulations, actions of government agencies and officials, as well as bureaucratic support as the policy implementing organ. These incentives encompass a range of measures such as subsidies for purchasing electric and hybrid vehicles (Caulfield et al., 2010; Chandra et al., 2010; Gass et al., 2014; Hardman, 2019; Jenn et al., 2013; Jensen et al., 2014; Kwon et al., 2018; Langbroek et al., 2016), implementing special taxes for these vehicles, adjusting gas taxes (Bjerkan et al., 2016), providing subsidies for clean fuels and energy (Beresteanu & Li, 2011; Irawan et al., 2018; Yeo et al., 2017), imposing taxes on particular emissions, reducing taxes on electric and hybrid vehicle purchases, waiving road use fees for these vehicles (Brand et al., 2013; Langbroek et al., 2016; Nanaki & Koroneos, 2016; Wang et al., 2017; Wee et al., 2018), offering discounts on electric tariffs,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "728 │", "type": "Page footer" }, { "left": 411, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 124, "width": 442, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "exempting electric vehicle buyers from driver's license fees, and providing subsidies for charger installation (Kwon et al., 2018; O’Neill et al., 2019; Urrutia -Mosquera & Fábrega, 2021; Wang et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 161, "width": 442, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the policies taken to increase national economic growth, the Minister of Finance has issued Minister of Finance Regulation No. 20/PMK.010/21 concerning Sales Tax on Luxury Goods on Delivery of Taxable Goods Classified as Luxury in the Form of Certain Motorized Vehicles borne by the Government for Fiscal Year 2021 (hereinafter abbreviated as PMK No. 20/PMK.010/2021)(Lathif et al., 2021). PMK No. 20/PMK.010/21 is the government's support to increase people's purchasing power in the motor vehicle industry sector to encourage national economic growth (Lathif et al., 2021). To realize government support for the motor vehicle industry sector and the sustainability of the motor vehicle industry sector as a result of the COVID-19 pandemic, it is deemed necessary to provide sales tax incentives (Ma & Mayburov, 2021; Madani & Mas-guix, 2011; Sun et al., 2020) on luxury goods for the delivery of taxable goods classified as luxury in the form of certain motorized vehicles borne by the government. In Article 5 PMK No. 20/PMK.010/21 explained that the government holds PPnBM for the delivery of motorized vehicles. The 0 percent down payment discount policy or the relaxation of PPnBM turned out to have a positive impact on the car sales (Lathif et al., 2021). This can be seen in the number of Vehicle Order Letters (SPK) increase from each car brand affected by PPnBM. The positive impact is even believed to be not only at the beginning of the policy implementation. From 1 to 7 March 2021, the SPK for models that received relaxation experienced an increase of up to 233% compared to February 2021 (Gaikindo, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 383, "width": 442, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Similar industry policies to face unintended circumstances such as disease. The program on automotive exports in South Africa is positive and significant. In particular, (i) an enormous response to the program in terms of improved manufacturing exports occurs with a delay after the adoption of the law, suggesting that exports need time to react to the incentives fully; and (ii) in turn, the effectiveness of the tax incentives fades in time, reaffirming the common belief that tax incentives may affect some business decisions, particularly in the short run, but they are not a primary consideration for investors in the long run (Madani & Mas-guix, 2011). The same case occurred in Chile regarding tax incentives provided by the government to encourage sales. Individuals are more sensitive to autonomy and incentives in the case of electric vehicles than conventional/hybrid types. Likewise, results show that for an exemption from VAT payment and any sales and purchase tax, 72% of individuals would be willing to purchase an electric vehicle, and 76% of individuals would be ready to buy a hybrid car, waiting for an adequate incentive policy for it (Urrutia-Mosquera & Fábrega, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 561, "width": 105, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 580, "width": 442, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is purely analytical. The main aim is to determine the effect of using government-borne PPnBM incentives and the difference in wholesale car sales before and after the provision of government-borne PPnBM tax incentives in automotive companies registered with GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). This research uses T-test analysis to analyze data. The t-test is used to compare the means of two groups using the t-distribution, which depends on the degrees of freedom of the sample, to determine if the test results are significant (Thukral et al., 2023). The use of the t-test in the research was chosen because it can compare the means of two groups to determine if there is a significant difference in wholesale car sales before and after the provision of PPnBM incentives.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 690, "width": 442, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study uses a paired sample T-Test to analyze car wholesale data from Gaikindo. The data consists of wholesale cars from 2019-2021 by car type, including affordable energy, sedan, 4x2 type, and 4x4 type. The total data analyzed is 12 data. A quantitative approach and analytical", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "│ 729", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "methods were used to arrive at research conclusions, and the calculations were made using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 23. The research stages were as follows:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 162, "width": 149, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T-test Difference Test Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 175, "width": 88, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Normality Test", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 187, "width": 406, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this study, researchers used the Shapiro-Wilk statistical test. The basis for making decisions on the normality test using Shapiro-Wilk is that if the significance value is < Research Alpha (0.05), then the data is not normally distributed; if the significance value is > Research Alpha (0.05), then the data is normally distributed.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 236, "width": 78, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Paired T-test", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 248, "width": 405, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is a comparative test carried out on one paired sample. This test is used to compare the means of paired samples. The T-test used in the research was the Paired Sample T-Test.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 291, "width": 136, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 310, "width": 335, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Influence of the COVID-19 Pandemic on the Automotive Industry", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 442, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Since the onset of the COVID-19 pandemic, the automotive industry in Indonesia has experienced serious impacts, including a significant decline in car sales. Social limitations, decreasing consumer purchasing power, and economic uncertainty are among the main factors affecting this decline. To address the negative impacts of the COVID-19 pandemic, the Indonesian government implemented tax incentive policies in the form of exemptions or reductions in PPnBM for certain motor vehicles. This policy aims to stimulate demand and support the automotive industry in facing the economic challenges.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 408, "width": 442, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research was carried out by analyzing Gaikindo sales data on 4 types of cars, namely, Sedan, 4X2 type, 4X4 type, and Affordable energy saving cars with CC<1500. In the 2019 – 2021 period, there were significant fluctuations in car sales due to the pandemic. Table 1 shows sales data for the four types of cars in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 470, "width": 437, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Total Wholesales Sedan, 4x2, 4x4, and Affordable Energy-Saving Cars in Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 380, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "from 2019 to 2021 Type of Cars Total Sales (Unit) 2019 2020 2021 Sedan 1.751 1.106 1.886 4X2 442.636 213.228 395.825 4X4 552 999 803 Affordable Energy-Saving Cars 217.454 104.650 146.520", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 579, "width": 442, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1 shows that there has been a decline in car sales for the Sedan, 4X2, and Affordable energy-saving cars which are still low due to the increase in COVID-19 in Indonesia which has made people choose to use their money to meet basic needs rather than using it to buy a new car. Efforts to stabilize the economy in the manufacturing sector, especially in the automotive sector, began with the issuance of a tax incentive policy for sales tax on luxury goods, namely Minister of Finance Regulation no 120/PMK.010/2021 concerning Sales Tax on luxury goods which is valid for 10 months starting in March 2021 to December 2021. So, car sales will increase again in 2021 in line with the implementation of sales tax incentives on luxury goods in the manufacturing industry during the COVID-19 pandemic. It is hoped that the PPnBM incentive program borne by the government will increase sales of new cars. To be able to see whether or not the implementation of the PPnBM incentive program organized by the government for 10 months from March 2021 to December 2021 has been successful in increasing car sales, you can see from the car sales table after the implementation of the PPnBM incentive program. We can see from Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "730 │", "type": "Page footer" }, { "left": 411, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 124, "width": 434, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 Total Wholesales Sedan, 4x2, 4x4, and Affordable Energy-Saving Cars in Indonesia from Before Incentive Tax and After Incentive Tax Type of Cars Before PPnBM Incentive (Unit) After PPnBM Incentive (Unit) Sedan 1.019 1.552 4x2 142.591 360.879 4x4 678 757 Affordable Energy-Saving Cars 73.189 124.864", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 233, "width": 442, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 shows the number of sedan units before the PPnBM incentive was 1,019, and after the incentive, it became 1,552 units. The number of 4x2 car units before the PPnBM incentive was 142,591, and after the incentive, it increased to 360,879 units. The number of 4x4 car units before the PPnBM incentive was 678; after the incentive, it became 757 units. The number of affordable energy-saving car units before the PPnBM incentive was 73,189; after the incentive, it increased to 124,864 units. With the PPnBM incentive in place, there has been a significant increase in the number of car units for each type, indicating the positive impact of the incentive on the car market.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 331, "width": 67, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T-Test Result", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 344, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data normality test can be seen from the statistical test carried out using the Shapiro-Wilk Test, which can be seen in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 381, "width": 204, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Normality Test Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Before .865 4 .280 After .833 4 .174", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 454, "width": 442, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This data describes the results of normality tests using the Shapiro-Wilk test for two data groups, namely before and after the incentive provision. Here is the interpretation of the normality test results:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 491, "width": 116, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Before the Incentive:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 503, "width": 417, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The significance value (Sig.) from the Shapiro-Wilk test for the variable before the incentive is 0.280, which is greater than the set significance level (0.05).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 528, "width": 417, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Because the significance value is greater than the set significance level (0.280 > 0.05), it can be concluded that the research data for the variable before the incentive is normally distributed.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 565, "width": 109, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. After the Incentive:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 577, "width": 417, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The significance value (Sig.) from the Shapiro-Wilk test for the variable after the incentive is 0.174, which is also greater than the set significance level (0.05).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 602, "width": 417, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Since the significance value is greater than the set significance level (0.174 > 0.05), it can be concluded that the data in this study is also normally distributed after the incentive provision.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 639, "width": 442, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thus, both data groups, before and after the incentive, can be considered normally distributed based on the Shapiro-Wilk test results conducted. A paired Sample T-Test is a parametric test that can be used on two paired data. The following are the results of the paired sample t-test:", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "│ 731", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 124, "width": 433, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair Before - After -6065.73333 6691.60738 1221.71477 - 8564.42059 - 3567.04607 -4.965 29 .000", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 225, "width": 442, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the Paired Samples T-Test conducted in Table 4, we can conclude the following:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 250, "width": 438, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The average difference between the data before and after the implementation of PPnBM is - 6065.73333, which means that there is a decrease in value between the data before and after the implementation of PPnBM.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 287, "width": 439, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The t-statistic value generated is -4.965, with degrees of freedom (df) of 29. This two-tailed test's significance value (Sig.) is 0.000, which is much smaller than the typically set significance level (0.05). This indicates a significant difference between the data before and after the implementation of PPnBM.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 336, "width": 439, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The 95% confidence interval for the difference between data pairs is from -8564.42059 to - 3567.04607. This indicates the range in which the actual values of the difference between the data before and after the implementation of PPnBM lie.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 373, "width": 439, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. The significance value is 0.000, and the calculated t-value is -4.965. With these results, it can be seen that 0.000 < 0.05. Since the significance value < 0.05, it can be concluded that there is an influence from the use of PPnBM incentives on car sales.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 410, "width": 442, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therefore, based on the results of the Paired Samples T-Test, we can conclude that the implementation of PPnBM has had a significant impact on the observed data, showing a significant decrease in data after the implementation of PPnBM. Thus, the Tax Reduction Policy has successfully increased car sales during the COVID-19 pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 477, "width": 68, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 496, "width": 442, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The tax reduction policy implemented by the Indonesian government to mitigate the impact of the COVID-19 pandemic on the national automotive industry has yielded positive results. This policy, primarily focused on domestic car manufacturers, aims to maintain industry operations despite limited conditions due to the pandemic. Through this policy, the government provides tax incentives outlined in PMK No 20/PMK.010/21, which significantly increased car sales after the policy's implementation. Analysis using the T-test indicates a significant difference in sales figures before and after the policy was implemented, indicating the positive impact of the incentive on the automotive industry. Thus, the government policy not only benefits manufacturing entrepreneurs but also provides benefits to consumers, aligning to stimulate national economic growth.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 607, "width": 442, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Limitations of this research include several aspects to consider. First, the study only considers wholesale car sales, thus excluding retail transactions that may provide different insights. Second, the research timeframe is limited only from March to December 2021; thus, it cannot capture long-term fluctuations in the automotive market. Third, the analysis uses a simple paired T-test method, which may need to account for other complex factors influencing sales.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 668, "width": 442, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For further research in the automotive industry, several areas can be explored. First, delving into it from the consumer perspective, focusing on buyer preferences, including reliability, comfort, and price. Furthermore, research on the latest vehicle technologies, such as autonomous vehicles and electrification, will better understand the industry's development direction. Additionally, there are benefits in exploring the impact of environmental regulations on vehicle", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "732 │", "type": "Page footer" }, { "left": 411, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 124, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "design and marketing strategies. Considering these aspects, further research is expected to provide deeper insights into the modern automotive market and its future direction.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 167, "width": 70, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 186, "width": 442, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beresteanu, A., & Li, S. (2011). Gasoline Prices, Government Support, And The Demand For Hybrid Vehicles In The United States*. International Economic Review , 52 (1), 161 – 182. https://doi.org/10.1111/j.1468-2354.2010.00623.x", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 221, "width": 441, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bjerkan, K. Y., Nørbech, T. E., & Nordtømme, M. E. (2016). Incentives for promoting Battery Electric Vehicle (BEV) adoption in Norway. Transportation Research Part D: Transport and Environment ,", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 244, "width": 243, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 , 169 – 180. https://doi.org/10.1016/j.trd.2015.12.002", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 256, "width": 442, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brand, C., Anable, J., & Tran, M. (2013). Accelerating the transformation to a low carbon passenger transport system: The role of car purchase taxes, feebates, road taxes and scrappage incentives in the UK. Transportation Research Part A: Policy and Practice , 49 , 132 – 148. https://doi.org/10.1016/j.tra.2013.01.010", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 303, "width": 442, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Caulfield, B., Farrell, S., & McMahon, B. (2010). Examining individuals preferences for hybrid electric and alternatively fuelled vehicles. Transport Policy , 17 (6), 381 – 387. https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2010.04.005", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 338, "width": 441, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chandra, A., Gulati, S., & Kandlikar, M. (2010). Green drivers or free riders? An analysis of tax rebates for hybrid vehicles. Journal of Environmental Economics and Management , 60 (2), 78 – 93. https://doi.org/10.1016/j.jeem.2010.04.003", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 373, "width": 441, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christopher W. Craighead, David J. Ketchen Jr., J. L. D. (2020). Pandemics and Supply Chain Management Research: Toward a Theoretical Toolbox. Decision Sciences , 5 (4). Gaikindo. (2023). Indonesian Automobile Industry Data .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 408, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gass, V., Schmidt, J., & Schmid, E. (2014). Analysis of alternative policy instruments to promote electric vehicles in Austria. Renewable Energy , 61 (2014), 96 – 101.", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 432, "width": 203, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.renene.2012.08.012", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 444, "width": 442, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardman, S. (2019). Understanding the impact of reoccurring and non-financial incentives on plug-in electric vehicle adoption – A review. Transportation Research Part A: Policy and Practice , 119 (May 2017), 1 – 14. https://doi.org/10.1016/j.tra.2018.11.002", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 479, "width": 441, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hensley, R., Maurer, I., & Padhi, A. (2021, July). How the automotive industry is accelerating out of the turn. Mc Kinsey & Company .", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 502, "width": 441, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irawan, M. Z., Belgiawan, P. F., Widyaparaga, A., Deendarlianto, Budiman, A., Muthohar, I., & Sopha, B. M. (2018). A market share analysis for hybrid cars in Indonesia. Case Studies on Transport Policy , 6 (3),", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 526, "width": 233, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "336 – 341. https://doi.org/10.1016/j.cstp.2017.09.003", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 537, "width": 442, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenn, A., Azevedo, I. L., & Ferreira, P. (2013). The impact of federal incentives on the adoption of hybrid electric vehicles in the United States. Energy Economics , 40 , 936 – 942. https://doi.org/10.1016/j.eneco.2013.07.025", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 573, "width": 442, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jensen, A. F., Cherchi, E., & de Dios Ortúzar, J. (2014). A long panel survey to elicit variation in preferences and attitudes in the choice of electric vehicles. Transportation , 41 (5), 973 – 993. https://doi.org/10.1007/s11116-014-9517-6", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 608, "width": 441, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kannegiesser, M., & Günther, H. (2014). Kannegiesser, M., & Günther, H. (2014). Sustainable development of global supply chains — part 1: sustainability optimization framework. Flexible Services and Manufacturing Journal, 26, 24-47. Flexible Services and Manufacturing Journal , 26 , 24 – 47.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 655, "width": 442, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemenperin. (2019, February). Industri Otomotif Jadi Sektor Andalan Ekonomi Nasional. Kementerian Perindustrian RI . Klein, C., Høj, J., & Machlica, G. (2021). The impacts of the COVID-19 crisis on the automotive sector in Central and Eastern European Countries. OECD Economics Department Working Papers , 1658 , 1 – 18.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 713, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kufelová, I., & Raková, M. (2020). Impact of the COVID-19 pandemic on the automotive industry in Slovakia and selected countries. SHS Web of Conferences , 83 , 01040.", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 57, "width": 176, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khazanah Sosial, Vol. 5 No. 4: 726-733", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 69, "width": 438, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assessing the Effectiveness of Tax Reduction Policies in Rejuvenating Indonesian Automotive Industry Productivity Post-COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 92, "width": 91, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdusy Syakur Amin", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 773, "width": 106, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2715-8071 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 773, "width": 25, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "│ 733", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 124, "width": 210, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1051/shsconf/20208301040", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 136, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kwon, Y., Son, S., & Jang, K. (2018). Evaluation of incentive policies for electric vehicles: An experimental study on Jeju Island. Transportation Research Part A: Policy and Practice , 116 (September 2017), 404 – 412. https://doi.org/10.1016/j.tra.2018.06.015 Langbroek, J. H. M., Franklin, J. P., & Susilo, Y. O. (2016). The effect of policy incentives on electric vehicle adoption. Energy Policy , 94 , 94 – 103. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2016.03.050 Lathif, N., Dp, S. H., & Bon, A. T. (2021). Regulation Of Sales Tax Relaxation on Luxury Goods (PPnBM) Based on Regulation of The Minister of Finance Number 20/PMK.010/2021. Proceedings of the Second Asia Pacific International Conference on Industrial Engineering and Operations Management ,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 230, "width": 442, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021 (20), 10 – 17. Lie, H. (2022, February). Riding the momentum of automotive industry recovery. The Jakarta Post . Ma, J., & Mayburov, I. (2021). Using DID Model to Analyse the Impact of Vehicle Purchase Tax on the Sales of Alternative Fuel Vehicle. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science , 849 (1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/849/1/012006", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 288, "width": 442, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madani, D. H., & Mas-guix, N. (2011). The Impact of Export Tax Incentives on Export Performance Evidence from the Automotive Sector in South Africa. The World Bank, Africa Region, Poverty Reduction and Economic Management, Policy Research Working Paper 5585 , March .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 323, "width": 442, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanaki, E. A., & Koroneos, C. J. (2016). Climate change mitigation and deployment of electric vehicles in urban areas. Renewable Energy , 99 (2016), 1153 – 1160.", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 347, "width": 203, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.renene.2016.08.006", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 359, "width": 442, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O’Neill, E., Moore, D., Kelleher, L., & Brereton, F. (2019). Barriers to electric vehicle uptake in Ireland: Perspectives of car-dealers and policy-makers. Case Studies on Transport Policy , 7 (1), 118 – 127.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 382, "width": 190, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.cstp.2018.12.005", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 394, "width": 441, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwanto, A., Fahlevi, M., Zuniawan, A., Dimas, R., Kusuma, P., Supriatna, H., & Maryani, E. (2020). Journal of Critical Reviews the COVID-19 Pandemic Impact on Industries Performance: an Explorative Study of Indonesian Companies. Journal of Critical Reviews , 7 (15), 6724 – 6748. Sun, C., Zhan, Y., & Du, G. (2020). Can value- added tax incentives of new energy industry increase firm’s profitability? Evidence from financial data of China’s listed companies. Energy Economics , 86 , 104654. https://doi.org/10.1016/j.eneco.2019.104654", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 464, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suwardi, W. P., Kusuma, T. C., & Kartiko, B. M. (2021). Porter’s Five Generic Strategies: A Case Study from Indonesia Automotive Industry Against COVID-19. Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and Operations Management , 831 – 841. Thukral, S., Kovac, S., & Paturu, M. (2023). Chapter 29 - t-test. Translational Interventional Radiology Handbook for Designing and Conducting Clinical , 139 – 143. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-0-12-823026-8.00104-8 Urrutia-Mosquera, J., & Fábrega, J. (2021). Impact of fiscal incentives in the consumption of low emission vehicles. Case Studies on Transport Policy , 9 (3), 1151 – 1159.", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 558, "width": 190, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.cstp.2021.06.003", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 570, "width": 442, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wang, S., Li, J., & Zhao, D. (2017). The impact of policy measures on consumer intention to adopt electric vehicles: Evidence from China. Transportation Research Part A: Policy and Practice , 105 (February), 14 – 26. https://doi.org/10.1016/j.tra.2017.08.013", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 605, "width": 441, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wee, S., Coffman, M., & La Croix, S. (2018). Do electric vehicle incentives matter? Evidence from the 50 U.S. states. Research Policy , 47 (9), 1601 – 1610. https://doi.org/10.1016/j.respol.2018.05.003 Yeo, V. C. S., Goh, S. K., & Rezaei, S. (2017). Consumer experiences, attitude and behavioral intention toward online food delivery (OFD) services. Journal of Retailing and Consumer Services , 35 (July 2016), 150 – 162. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.12.013", "type": "List item" } ]
610a1a9f-e062-f742-4bf8-76fa28f5e9d7
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/psiko/article/download/363/622
[ { "left": 154, "top": 116, "width": 319, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERAN PSIKOLOGI DALAM KEILMUAN DAN PROFESI Rifa Hidayah", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 399, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psychology as knowledge behavior and psyche or soul, in history, has appeared since Yunani period. At that time, their philosophers try to explain what the soul is and how it works. By the time, the growth of psychology appeared many sects of psychology, such as John Watson, who is to pioneer in behaviorism, John Locke as pioneer of empiricism, Descartes as pioneer of consciousness, etc.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 400, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, psychology, which is usually considered as knowledge about psyche, in fact, it also has to do with other aspects, such as; profession, sport, technical, design, singing, and preventive action in people healthy. Considering how much the important role, which can be handled, psychology scholar should have well and appropriate provisions. That provisions, at least involve three points; 1) expert and professional in knowledge of psychology; methodology and theories, 2) good intelligent, know how to apply and to increase his knowledge, 3) good personality and behavior. Keyword: psychology, knowledge, and profession.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 130, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian dan Sejarah.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 401, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psikologi berasal dari kata Yunani „ psyche’ yang berarti “jiwa” dan logos yang berati ilmu atu ilmu pengetahuan. Secara definitif, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku dan proses mental. 1 Artinya, psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha untuk menjelaskan tentang gejala perilaku manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 401, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara historis, jejak ilmu psikologi dapat dilacak pada tradisi pemikiran filsafat Yunani kuno. Saat itu, para filosof seperti Plato dan Aristoteles mencoba untuk menyingkap tabir rahasia jiwa. Di Barat, pemikiran mereka kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Rene Descates, John Locke, Gottfried, Wilhelm Leibniz, George Bekkeley dan John Stuart Mill. 2 Rene Deskrates, misalnya, yang teorinya kemudian dikenal sebagai psikologi kesadaran menyatakan bahwa manusia merupakan kesatuan dari dua subtansi yaitu tubuh dan jiwa. Tubuh bukan jiwa dan jiwa bukan tubuh, tetapi keduanya dihubungkan oleh apa yang disebut sebagai kelenjar pienalis . Jiwa berfungsi untuk mengamati serta berkehendak sesuai dengan rangsang dari luar adalah tubuh. Sementara John Locke, yang dianggap sebagai peletak dasar aliran enveromental atau empiris , menyatakan bahwa pengalaman merupakan faktor utama dalam perkembangan sesorang dan pengalaman hanya dapat diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan. Teorinya yang kemudian dikenal sebagai tabularasa ini menerangkan bahwa rasio ibarat secarik kertas ditulisi dengan gambaran-gambaran yang diperoleh melalui pengamatan-pengamatan indrawi. 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 400, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat yang sama, di Amerika berkembang psikologi aliran fungsionalis yang dipelopori William James dengan menggunakan metode observasi tingkah laku yang terdiri dari dua bentuk: metode observariasi kondisi dan metode fisiologis. Dalam fungsionalisme ini terutama ingin diketahui", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengapa atau untuk apa tingkah laku itu dilakukan, karena tingkah laku adalah titik beratnya pada aksi seseorang. Pemikiran fungsionalisme inilah yang kemudian merangsang tumbuhnya applied psychology . 4", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 400, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disamping aliran-aliran diatas, ada juga pemikiran yang kemudian disebut sebagai aliran behaviorisme yang dipelopori John Brodus Watson. Aliran ini hanya mempelajari tingkah laku yang nyata, terbuka dan dapat diukur secara objektif-experimental serta mengakui bahwa psikologi adalah merupakan bagian- bagian dari pengetahuan alam. Sedangkan gejala kesadaran merupakan sesuatu yang menyertai tingkah laku.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 401, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meski sedemikian jauh, psikologi saat itu masih belum merupakan ilmu yang mandiri tetapi masih menjadi bagian dari filsafat. Psikologi merubah menjadi sebuah displin keilmuan yang mendiri pada waktu Wilhelm Wundt (1832-1920) yang mendirikan sebuah laboratorium psikologi ekperimen yang pertama, tahun 1879 di Universitas Leipzig, Jerman. 5 Tahun 1886 laboratoriumnya diakui oleh Universitas Leipzig dan psikologi ikut diakui sebagai ilmu pengetahuan yang otonom, terlepas dari filsafat. Yang diteliti dalam laboratorium tersebut terutama mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia seperti persepsi, reproduksi, ingatan, asosiasi dan fantasi. Tegasnya, laboratorium ini meneliti semua gejala yang termasuk bewusztseinspsychologie atau gejala-gejala psikis yang berlangsung dalam jiwa yang sadar sesuai dengan rumusan Descrates mengenai jiwa. Gejala-gejala jiwa “bawah sadar” seperti yang dirumuskan Freud belum diperhatikan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 120, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Tentang Jiwa.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gagasan utama dalam psikologi adalah masalah jiwa. Sejak lama para ahli berusaha untuk memikirkan masalah ini lewat pemikiran yang bersifat falsafi dalam arti mencari pengetahuan mengenai dasar-dasar dan hakikat jiwa. Dibawah ini diuraikan pandangan para tokoh tentang hakekat jiwa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 45, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Plato.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 400, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Plato berpendapat bahwa jiwa terbagi atas dua bagian; jiwa ruhaniah dan jiwa badaniah. Jiwa ruhaniah tidak pernah mati dan ia berasal dari dunia abadi, sedang jiwa badaniah akan gugur bersama dengan raga manusia. Jiwa ruhaniah berpokok kepada rasio dan logika manusia dan merupakan bagian jiwa yang tertinggi, sedang jiwa badaniah sendiri dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kemauan dan nafsu perasaan. Dengan demikian, jiwa manusia terdiri atas unsur kecerdasan, kemauan dan nafsu perasaan. Ketiga unsur jiwa itu masing-masing mempunyai tempatnya dalam manusia, yaitu kecerdasan di kepala, kemauan di dada, dan nafsu perasaan di perut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 641, "width": 73, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Aristoteles.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 400, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Aristoteles, ilmu jiwa adalah ilmu mengenai gejala-gejala hidup, sehingga tiap-tiap makhluk yang hidup–manusia, hewan atau bahkan tumbuhan-- sebenarnya mempunyai jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 67, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Descrates.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 401, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Descrates, manusia terdiri atas dua zat yang berbeda secara hakiki, yaitu res cogitans atau zat yang dapat berpikir dan res extensa atau zat yang mempunyai luas. Jiwa manusia terdiri atas ruh itu, sedang badannya terdiri", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atas zat materi. Kedua zat itu berbeda dan terpisah kehidupannya tetapi dihubungi oleh sebuah kelenjar di dalam otak. Jiwa manusia berpokok pada kesadaran atau pikirannya yang bebas tetapi raganya tunduk kepada hukum-hukum alamiah dan terikat kepada nafsu-nafsunya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. John Locke (1632-1704).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 400, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "John Locke berpendapat bahwa semua pengetahuan, tanggapan dan perasaan jiwa manusia diperoleh melalui pengalaman lewat alat-alat inderanya. Pada waktu menusia dilahirkan, jiwanya kosong bagaikan sehelai kertas putih yang tidak tertulisi. Tulisan yang ada didalamnya berasal dari pengalaman- pengalamannya sejak kecil. Semua pergolakan jiwanya tersusun oleh pengalaman tersebut. Pengalaman-pengalaman manusia itu sendiri terdiri atas unsur-unsur pengalaman sederhana yang menggabungkan diri menjadi gejala-gejala jiwa yang lebih rumit, seperti kompleks-kompleks perasaan, berteori yang sulit dll. Unsur- unsur pengalaman yang sederhana itu ada dua macam, sensations dan reflections.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 143, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. David Hume (1711-1776).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 401, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "David Hume melengkapi pendapat teori John Locke. Selain dari sensations dan reflections , menurut Hume, terdapat pula unsur-unsur pengalaman lainnya yaitu impression (rasa) dan ideas (ingatan), sehingga kelangsungan- kelangsungan di dalam jiwa seseorang dapat diuraikan ke dalam unsur-unsurnya sebanyak empat buah, (1) impressions of sensations, seperti kenikmatan dari pengamatan sebuah mawar, (2) impressions of reflections, seperti kenikmatan dari pengamatan kesegaran badan kita, (3) ideas of sensations, seperti ingatan akan pengamatan sebuah mawar, (4) ideas of reflections, seperti ingatan akan rasa segar kesehatan badan kita.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. W. Wundt.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 400, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wundt menyatakan jiwa terbentuk dari adanya proses-proses asosiasi, dimana hubungan erat antara tanggapan-tanggapan menyebabkan terseretnya tanggapan yang satu oleh yang lain di dalam pemikiran. Namun, menurut Wundt, terjadinya asosiasi dalam pikiran itu bukan merupakan inti dari pemikiran itu sendiri seperti yang diterangkan kaum asosiasinis. Asosiasi mudah berlangsung apabila kita secara pasif membiarkan tanggapan-tanggapan itu timbul tenggelam dalam pikiran kita dengan ditentukan oleh dalil-dalil asosiasi. Namun, jika terjadi pemikiran yang sebenarnya, maka dalil-dalil asosiasi itulah yang menentukan jalan pikiran kita, sedang tujuan berpikir dan keinginan kita untuk menyelesaikan tugas berpikir itu menentukan jalan kelangsungannya. Jadi bukan dalil-dalil asosiasi yang menentukan kelangsungan pemikiran, tetapi tujuan dan tugasnya dalam berpikir itu yang memberikan arah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Sigmund Freud (1856-1939).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 641, "width": 400, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sigmund Freud, pergolakan jiwa manusia tidak hanya melibatkan kelangsungan-kelangsungan yang sadar bagi diri orang yang bersangkutan, tetapi juga melibatkan pergolakan yang tidak sadar atau bawah sadar pada diri orang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Szondi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 401, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Szondi, warga Hungaria yang hidup di Swiss, adalah pencetus alam tak sadar keluarga atau das familiaere Unbewusste. Alam tak sadar keluarga ini merupakan sesuatu yang dimiliki oleh sekeluarga serta turunan-turunannya.", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Szondi, alam tak sadar keluarga ini turut menentukan nasib riwayat kehidupan anggota-anggota keluarga yang bersangkutan, karena alam tak sadar ini mempengaruhinya dalam hal memilih kawan-kawan sekelompok, memilih pendidikan lanjutan, memilih jabatan, memilih jodoh, pendek kata, alam tak sadar keluarga ini mempengaruhi semua pilihan yang menentukan jalan kehidupan orang itu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Carl C. Jung.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 400, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jung berpendapat bahwa disamping adanya alam tak sadar individual (Freud) dan alam tak sadar keluarga (Szondi) terdapat pula semacam alam tak sadar kolektif yang lebih umum dan dimiliki bersama oleh suatu masyarakat, bangsa, atau umat manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia sebagai Makhluk Individu.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 400, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi-bagi merupakan arti pertama dari ucapan “manusia adalah makhluk individual”. Disini dijelaskan pendapat para tokoh tentang manusia sebagai makhluk individu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 401, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Aristoteles berpendapat bahwa manusia merupakan penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri, yaitu kemampuan-kemampuan vegetatif , seperti makan, berkembang biak; kemampuan sensitif , seperti bergerak, mengamati, bernafsu dan berperasaan; dan kemampuan intelektual , seperti berkemauan dan berkecerdasan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 400, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menurut Descrates manusia terdiri atas zat ruhaniah ditambah zat material yang masing-masing mempunyai peraturan-peraturan tersendiri.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 400, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kaum asosiasionis menyatakan bahwa jiwa manusia terdiri atas unsur-unsur pengalaman sederhana yang disambung antara satu dengan yang lain secara mekanis oleh dalil-dalil asosiasi, yaitu reflections, sensations, ideas dan impressions.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Wilhelm Wundt dan ahli-ahli psikologi modern menegaskan bahwa jiwa manusia merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan sebagai keseluruhan. 6", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 401, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Allport menyatakan bahwa kegiatan jiwa manusia dalam kehidupan sehari- harinya merupakan kegiatan keseluruhan jiwa-raganya dan bukan kegiatan alat-alat tubuh saja atau kemampuan-kemampuan jiwa satu per satu, terlepas dari yang lain. Manusia merupakan makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, tetapi juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapannya sendiri. Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjusment to his enviroment. (Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya). 7", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia Sebagai Makhluk Sosial.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 710, "width": 400, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia secara hakiki adalah makhluk sosial. Sejak lahir ia membutuhkan pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya, seperti makan dan minum. Kebutuhan itu kemudian semakin", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkembang, tidak hanya biologis tetapi juga psikhis. Kelak, jika seorang bayi sudah mulai bergaul dengan kawan-kawan sebaya, ia tidak hanya menerima kontak sosial itu tetapi juga memberikan kontak sosial. Ia mulai mengerti adanya peraturan-peraturan tertentu dan norma-norma sosial yang harus dipatuhi guna melanjutkan hubungannya dengan kelompok tersebut. Ia pun turut membentuk norma-norma pergaulan tertentu yang sesuai bagi interaksi kelompok. Ia mulai mengakui bahwa ia mempunyai peran dalam kelompoknya yang berdasarkan hubungan timbal balik dengan anggota lainnya. Kelompok itu bukan hanya kesempatan untuk memperoleh sesuatu bagi dirinya melainkan juga membutuhkan sumbangannya. Ia belajar mengembangkan kecakapannya untuk dapat memberikan sumbangannya terhadap kelompok sosialnya. Ia belajar menyesuaikan dirinya dengan norma-norma yang sudah terbentuk dalam kelompoknya atau ikut serta dalam pembentukan norma-norma baru. Ia belajar mengendalikan keinginan-keinginan individual demi kebutuhan kelompoknya. Menurut S. Freud, super-ego manusia sudah mulai terbentuk saat umur 5-6 tahun. Perkembangan super-ego tersebut berlangsung terus selama seseorang hidup. Super-ego yang terdiri atas hati nurani, norma-norma dan cita-cita pribadi itu tak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa pergaulan dengan fihak lain. Sedemikian, sehingga tanpa pergaulan sosial, manusia tidak akan dapat berkembang sebagai manusia yang lengkap dan utuh.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 121, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keilmuan dan Profesi.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 417, "width": 400, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilmu psikologi, meski tampaknya lebih bersifat ke “dalam”, sesungguhnya, sangat berkaitan dan dapat memberikan sumbangan positif bagi kegiatan-kegiatan profesi dan keilmuan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 401, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dalam bidang profesi, ahli psikologi bergerak di berbagai bidang: di rumah sakit, biro konsultasi psikologi, di kegiatan olah raga, di penjara, bahkan di kantor-kantor besar. Dalam lingkungan yang mengandung potensi stres yang tinggi, kehadiran ahli psikologi sangat dibutuhkan. Mereka dibutuhkan untuk menjaga psichological well being (kesehatan jiwa) seseorang.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 400, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kebutuhan akan ahli psikologi dalam pengembangan olah raga, khususnya para atletnya, saat ini sangat mendesak. Merebaknya psikologi olah raga diberbagai benua membuktikan bahwa psikologi diakui sebagai bagian atau bahwa psikologi ternyata dipelajari, diajarkan dan diterapkan dalam olah raga.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 403, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Para psikolog juga punya peranan besar dalam masyarakat, bukan saja masalah kesehatan mental tetapi juga masalah yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya, pada taraf kuratif (terapi) maupun preventif. Psikolog dapat berperan dalam memahami dinamika psikologis penyalahgunaan (asessmen awal), pemberian dan pengelompokan terapi serta membantu menterjemahkan pendekatan agama ke dalam bahasa psikologi. Di samping itu, psikologi juga berperan untuk meyusun modul-modul pelatihan bagi mereka yang belum terkena yang dikenal dengan pendidikan obat ( drug education ). Pendidikan obat bermanfaat untuk mencegah mereka yang beresiko tinggi agar tidak jatuh dalam penyalahgunaan narkotika.", "type": "List item" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Dalam profesi teknik. Ilmu psikologi mempunyai konstribusi besar dalam pengembangan ilmu teknik. Banyak teori maupun metodologi profesi teknik yang didasarkan atas ilmu psikologi, seperti teknik membuat design atau mencipta produk untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hasil ciptaan para ahli teknik, seperti mobil, mesin, gedung dan berbagai peralatan rumah tangga tidak lepas kaitannya dengan aspek psikologis. Konsep psikologi seperti kenyamanan rasa tertekan (stress), rasa aman, ruang personal dan teritory juga banyak dipergunakan oleh ahli teknik arsitektur dalam merencanakan susunan ruang. 8 Prohansky mengurutkan hubungan antara psikologi lingkungan dengan profesi keteknikan dalam tiga tahapan, yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 254, "width": 382, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a). Psikologi lingkungan mengetengahkan isu, konsep dan metode dalam bidang tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 282, "width": 382, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b). Hubungan antar psikologi lingkungan dengan kegiatan perancangan dan perencanaan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 309, "width": 382, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c). Cara mengembangkan konstribusi yang penting dan signifikan dari ilmu psikologi lingkungan kepada profesi perancangan dan perencanaan. 9", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 400, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Sumbangan psikologi dibidang kesehatan dan kesejahteraan adalah melakukan penelitian, menyusun program pendidikan maupun pelatihan, pemberian konseling, pemberian psikoterapi, melakukan persiapan psikologis bagi penderita yang mengalami prosedur medikal dan operasi, melakukan usaha mengurangi dan mengalihkan rasa sakit, menghentikan merokok, menghentikan penggunaan obat terlarang dan minum alkohol, menghadap keluarga dengan berbagi penyakit kronis dan traumatik, usaha prevensi serta intervensi kelompok pada masyarakat yang sedang terkena musibah.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar, peran yang dapat diberikan ilmu psikologi pada bidang profesi dan keilmuan lainnya, seperti disampaikan Tyler dan Speisman, terdiri atas tiga hal: (1) sebagai peneliti-dosen, (2) sebagi pakar tes atau pakar asesemen diagnotis, (3) sebagi psikoterapi. Peran pertama muncul sebagi warisan langsung dari perintis ilmu psikologi seperti W. Wund di Jerman dan William James di Amerika. Peran kedua muncul karena tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan cara yang efektif dan efisien dalam usaha identifikasi sifat kemampuan masing- masing orang untuk keperluan seleksi atau penempatan dibidang pendidikan maupun pekerjaan. Peran ketiga muncul menanggapi kebutuhan masyarakat untuk menanggapi berbagai penderita ganguan perilaku akibat peperangan, kekerasan atau tekanan lain yang merupakan akses negatif dari kemajuan zaman. 10", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 137, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Standar Kualitas Sarjana.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan peran dan tuntutan ahli psikologi dimasa depan yang semakin besar, terutama dalam kualitas, maka fakultas psikologi harus dapat memberi nilai lebih pada para sarjana lulusannya. Peningkatan mutu sarjana psikologi ini dapat diupayakan lewat pemberdayaan mahasiswa, misalnya dengan memberi bekal ketrampilan-ketrampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia kerja, atau dengan memperbanyak lokakarya untuk menambah wawasan dan keilmuan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 400, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Halpern, 11 pendidikan psikologi pada jenjang S-I harus mampu memberikan pada peserta didiknya tentang tiga hal, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a). Pengetahuan tentang psikologi, meliputi content area, metodologi, teori dan sejarah.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b). Ketrampilan intelektual yang berkaitan dengan psikologi, meliputi ketrampilan berpikir, berkomunikai, mengumpulkan dan mensintesikan informasi dan ketrampilan ilmiah-teknologi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 400, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c). Kepribadian, meliputi berpikir secara terbuka, jernih, lentur, kreatif, tidak defensif, penguasaan berbagai ketrampilan intra dan interpersonal, tumbuhnya motivasi yang tinggi dan positif berupa antusiasme dan prakasa, berkembangnya kesadaran etis dan kepekaan terhadap keragaman manusia maupun budaya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 78, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Catatan Akhir", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 318, "width": 284, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Arkinson, Rita, L., Pengantar Psikologi , I, (Batam, Interaksa, tt), 15.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 330, "width": 297, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Singgih, D. Gunarso., Pengantar Psikologi , (Jakarta, Mutiara. 1978), 9.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 341, "width": 55, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ibid , 19-21.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 353, "width": 303, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Baron, Roberta, A Essentialis of Psychology , (Boston, Bacon, 1996), 60.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 400, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Wundt, mengembangkan suatu metode yang dikenal dengan intropeksi. Lihat Kurt Denzinger., Constructing the Subject, Historical of Psychology Reseach, (Cambridge, Cambridge Universitas Press, 1990), 17-18.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 399, "width": 351, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Masrun, Aliran-Aliran Psikologi , (Yogya, Universitas Gadjah Mada Press, 1975), 99.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Allport, Gordon W., Personality a Psychological Interpretation , (New York, Henry Holt Co, 1960), 48.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Haryadi, Aspek Engineering dalam Bidang Arsitektur , (Yogya, Fakultas Teknik UGM, 1998), 5-19.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 456, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Haryadi, Tantangan Psikologi Menghadapi Milenium Baru , Yogya, Yayasan Pembina Fakultas Psikologi UGM, 2000), 3-17.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 479, "width": 51, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Ibid , 196.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 491, "width": 400, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Halpern, “Targeting Outcomes Covering Your Assessment Concern and Needs”, dalam TV. Mc. Goven (ed). Handbook for enhancing Undergraduate Education in Psychology , (Washington, American Psychological Assocoation., 1993), 23- 46.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 581, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 401, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allport, Gordon W., Personality a Psychological Interpretation , New York, Henry Holt Co, 1960.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 400, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arkinson, Rita, L., Pengantar Psikologi , I, Batam, Interaksa, tt. Baron, Roberta, A Essentialis of Psychology , Boston, Bacon, 1996. Halpern, “Targeting Outcomes Covering Your Assessment Concern and Needs”, dalam Mc. Goven (ed). Handbook for enhancing Undergraduate Education in Psychology , Washington, American Psychological", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 732, "width": 92, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Assocoation, 1993", "type": "Table" }, { "left": 500, "top": 93, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 128, "width": 400, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haryadi, Aspek Engineering dalam Bidang Arsitektur , Yogya, Fakultas Teknik UGM, 1998.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 155, "width": 400, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "----------, Tantangan Psikologi Menghadapi Milenium Baru , Yogya, Yayasan Pembina Fakultas Psikologi UGM, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 400, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurt Denzinger, Constructing the Subject, Historical of Psychology Reseach, Cambridge, Cambridge Universitas Press, 1990.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 388, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masrun, Aliran-Aliran Psikologi , Yogya, Universitas Gadjah Mada Press, 1975.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 327, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singgih, D. Gunarso., Pengantar Psikologi , Jakarta, Mutiara. 1978", "type": "Text" } ]
2f4acde7-0c2b-666e-7245-2df71b591b0c
https://jos.unsoed.ac.id/index.php/api/article/download/2432/2000
[ { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 97, "width": 93, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Artikel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 120, "width": 330, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Profil Kadar Kolesterol Darah Pasien", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 142, "width": 329, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dislipidemia Terkait Waktu Minum Obat Di Faskes Primer Purwokerto", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 200, "width": 315, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Cholesterol profile in the dyslipidemia patient related to pill taking time at primary healthcare in Purwokerto", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 250, "width": 246, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ika Mustikaningtias 1 *, Laksmi Maharani 1 , Hening Pratiwi 1", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 272, "width": 283, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1 Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 307, "width": 161, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "*E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 329, "width": 36, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 351, "width": 330, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipid dengan angka kejadian 35,9% pada penduduk Indonesia berusia >15 tahun. Farmakokinetika dan farmakodinamika obat Statin, obat pilihan dislipidemia, dipengaruhi oleh ritme sirkardian sehingga memerlukan pengaturan waktu pemberian obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik terhadap kolesterol darah serta mengetahui pengaruh waktu minum Simvastatin di sore hari terhadap profil kadar kolesterol darah. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya indeks massa tubuh (IMT) saja yang berpengaruh terhadap kolesterol darah (p=0,016) dengan korelasi Pearson -0,685 (p=0,029). Kolesterol darah lebih rendah pada responden dengan IMT tidak ideal. Perbedaan waktu minum obat, pada rentang waktu 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol darah selama satu bulan pengobatan. Hasil ini menunjukkan bahwa Simvastatin dapat diminum pada rentang waktu 18.00-24.00 untuk mengendalikan kadar kolesterol darah pasien dislipidemia.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 516, "width": 316, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Simvastatin, waktu minum obat, kadar kolesterol, dislipidemia", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 538, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 562, "width": 328, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dyslipidemia is a lipid metabolism disorder in Indonesians aged >15 years old. Pharmacokinetics and pharmacodynamics of Statin, the drug of choice for dyslipidemia, are influenced by circadian rhytms and thus require timing of pill taking time. The aims of this study are to determine relationship between the respondent characteristics to blood ccholesterol level and the effect of taking Simvastatin in the afternoon on the cholesterol level ’ s profile. The results showed that only body mass index (BMI) had an effect on cholesterol level (p=0,016) with Pearson correlation -0,685 (p=0,029). The cholesterol level is lower in respondents whose BMI is not ideal. The difference of pill taking time, at 18.00-21.00 and 21.00-24.00, did not show a difference profile of cholesterol level during one month of therapy. This results indicate that Simvastatin can be taken in the time range 18.00-24.00 to control cholesterol level of dyslipidemia patients.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 713, "width": 289, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keywords: Simvastatin, pill taking time, cholesterol level, dyslipidemia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 80, "width": 70, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 108, "width": 330, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dislipidemia merupakan keadaan dimana terjadi gangguan metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan (PERKI, 2013). Hasil riset kesehatan dasar di Indonesia tahun 2013 menunjukkan 35,9% penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun mempunyai kadar kolesterol total yang abnormal, 60,3% memiliki kadar LDL borderline-tinggi, dan 15,9% memiliki kadar LDL sangat tinggi. Dislipidemia merupakan salah satu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dari kejadian penyakit kardiovaskuler yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan angka kejadian penderita penyakit kardiovaskuler terbesar ketiga (120.447 penduduk) setelah Jawa Barat dan Jawa Timur (Kemenkes RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 239, "width": 330, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Statin adalah obat pilihan pada dislipidemia yang memiliki efektivitas paling baik (PERKI, 2013). Statin mampu meningkatkan katabolisme LDL, menghambat sintesis LDL baru, sehingga menurunkan konsentrasi LDL darah dan kolesterol darah (Talbert, 2008). Statin juga mampu meningkatkan kadar HDL dalam darah disertai peningkatan apolipoprotein A-I yang baik untuk metabolisme kolesterol (McTaggart dan Jones, 2008; Barter et al., 2010). Atorvastatin dan Simvastatin memiliki efikasi paling baik dibanding statin lainnya (Schaefer et al., 2004). Simvastatin merupakan obat golongan statin yang disediakan oleh BPJS bagi pasien dislipidemia di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 358, "width": 330, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sintesis kolesterol dipengaruhi oleh ritme sirkadian. Kadar kolesterol bebas mencapai puncak pada pukul 6 pagi, sedangkan kadar terendah ditunjukkan pada pukul 14.00-18.00 (Jones dan Schoeller, 1990). Simvastatin dengan waktu capaian kadar maksimal sekitar 1,3-2,4 jam disarankan diminum pada sore hingga malam hari, karena sintesis kolesterol terjadi di malam hari (drugs.com, Malloy dan Kane, 2007). Efektivitas dan toksisitas obat mengalami perbedaan pada waktu pemberian obat yang berbeda sesuai dengan proses biokimia, fisiologis, dan proses behavioral yang dikontrol oleh ritme sirkardian, atau dikenal dengan fenomena kronofarmakologi (Maurya et al., 2012). Penyesuaian penggunaan obat dengan kronofarmakologi mengoptimalkan bioavailabilitas obat, penerimaan obat pada biosistemnya, dan energi yang dihasilkan terkait efek obat (Reinberg, 1991). Penelitian sebelumnya menunjukkan penyesuaian waktu penggunaan obat golongan statin menjadi sore hari, khususnya Simvastatin, akan mempengaruhi penurunan kadar kolesterol secara signifikan dibandingkan dengan waktu penggunaan di pagi hari (Saito et al., 1991; Tharavanij et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 564, "width": 324, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik terhadap kolesterol darah serta mengetahui pengaruh waktu minum Simvastatin di sore hari terhadap profil kadar kolesterol darah. Saran waktu minum obat Simvastatin adalah malam hari (IONI, 2017). Pentingnya pertimbangan ritme sirkardian terhadap waktu penggunaan obat golongan statin memerlukan intervensi farmasis pada pasien dislipidemia untuk mencapai hasil terapi yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 671, "width": 96, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 696, "width": 325, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode observasional prospektif pada bulan Juni 2017. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Lokasi penelitian berada di salah satu fasilitas kesehatan primer di Purwokerto.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 68, "width": 325, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Populasi penelitian ini adalah pasien yang menggunakan Simvastatin di fasilitas kesehatan primer tersebut. Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Kriteria inklusi penelitian adalah pasien Prolanis yang melakukan kontrol secara rutin di salah satu fasilitas pelayanan Kabupaten Banyumas, hanya mendapatkan terapi dislipidemia golongan statin, dan bersedia menjadi sampel penelitian. Kriteria eksklusi penelitian adalah pasien dengan usia ≥65 tahun, menggunakan suplemen penurun kolesterol, dan/atau memiliki kendala komunikasi yang dapat mengganggu proses pengambilan data.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 187, "width": 325, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Survei pendahulan dilakukan pada bulan April 2017 untuk mengetahui jumlah pasien yang menggunakan Simvastatin dan diperoleh 41 pasien. Pada bulan Mei 2017, diberlakukan peraturan baru mengenai syarat klaim Simvastatin. Pada awal Juni 2017, didapatkan pasien yang mendapatkan Simvastatin hanya 13 pasien. Tiga pasien tidak bersedia mengikuti penelitian, sehingga sampel penelitian ini adalah 10 pasien, yang selanjutnya disebut responden.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 270, "width": 325, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Responden dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan waktu responden minum obat. Kelompok A untuk responden dengan waktu minum Simvastatin pada pukul 18.00-21.00 dan kelompok B untuk responden dengan waktu minum Simvastatin pada pukul 21.00-24.00. Responden yang termasuk dalam kelompok A sejumlah 6 orang, dan responden yang termasuk dalam kelompok B sejumlah 4 orang.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 353, "width": 325, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Data dikumpulkan menggunakan lembar pengumpul data (LPD), sedangkan kadar kolesterol diukur menggunakan alat cek kolesterol mandiri merk Autocheck ® . LPD tersusun atas nama pasien, usia, jenis kelamin (gender), tingkat pendidikan, berat badan, tinggi badan, durasi menggunakan Simvastatin, penyakit penyerta, dan waktu minum obat Simvastatin. Kadar kolesterol diukur pada awal bulan Juni 2017 (pretest) dan awal bulan Juli 2017 (posttest) dengan jeda waktu 30 hari.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 448, "width": 325, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Analisis data karakteristik, berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, indeks massa tubuh (IMT), durasi menggunakan Simvastatin, dan waktu minum obat Simvastatin dilakukan secara deskriptif. Hubungan antara jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), durasi menggunakan Simvastatin, dan waktu minum obat Simvastatin terhadap kadar kolesterol menggunakan uji t tidak berpasangan. Hubungan antara usia dan penyakit penyerta terhadap kadar kolesterol menggunakan One way ANOVA, sedangkan hubungan tingkat pendidikan dengan kadar kolesterol menggunakan Kruskall-Wallis.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 569, "width": 27, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 594, "width": 163, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gambaran karakteristik responden", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 616, "width": 325, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Responden penelitian ini berjumlah sepuluh orang yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok A berjumlah 6 responden, sedangkan kelompok B berjumlah 4 responden. Karakteristik yang ditampilkan berupa usia, jenis kelamin, dan tingkat Pendidikan. Data gambaran karakteristik disajikan pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 79, "width": 184, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Data gambaran karakteristik responden", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 103, "width": 321, "height": 252, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Parameter Kategori Mean Persentase Usia <45 tahun 59,6 ± 11,85 10% 45-60 tahun 40% >60 tahun 50% Jenis kelamin Pria - 10% Wanita 90% Tingkat pendidikan Pendidikan Dasar - 10% Pendidikan Menengah 60% Pendidikan Tinggi 30% IMT Ideal 25,78 ± 5,38 60% Tidak ideal 40% Durasi penggunaan < 1 tahun 1,83 ± 3,21 tahun 80% Simvastatin ≥ 1 tahun 20% Penyakit penyerta DM - 20% HT 50% DM dan HT 30% Waktu minum Simvastatin 18.00 - 21.00 - 60% 21.00 - 24.00 40%", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 371, "width": 327, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Rata usia responden yang mengalami hiperkolesterolemia adalah 59,60±11,85 tahun. Hiperkolesteremia paling banyak terjadi pada kelompok usia >60 tahun. Kejadian hiperkolesterolemia lebih banyak terjadi pada wanita. Hiperkolesterolemia terjadi paling banyak pada responden dengan tingkat pendidikan menengah.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 441, "width": 302, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Hubungan antara karakteristik responden dengan kadar kolesterol awal", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 463, "width": 346, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Parameter Kategori Mean ± SD p value Korelasi Pearson Usia <45 tahun 59,6 ± 11,85 0,844 45-60 tahun >60 tahun Jenis kelamin Pria 0,645 Wanita Tingkat pendidikan Pendidikan Dasar 0,227 Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi IMT Ideal 218,83 ± 37,48 0,016 -0,685 Tidak ideal 159,25 ± 11,59 (p = 0,029) Durasi penggunaan < 1 tahun 189,86 ± 37,53 0,769 Simvastatin ≥ 1 tahun 212,00 ± 82,02 Penyakit penyerta DM 0,367 HT DM dan HT", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 705, "width": 325, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan, nampak bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 68, "width": 325, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "awal. Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson dan diperoleh angka korelasi -0,685 (p=0,029). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi indeks massa tubuh responden, maka kadar kolesterol akan semakin rendah. Rerata kadar kolesterol pada responden dengan indeks massa tubuh ideal (218,83±37,48) lebih tinggi dibandingkan rerata kadar kolesterol pada responden dengan indeks massa tubuh tidak ideal (159,25±11,59).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 151, "width": 325, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Durasi penggunaan Simvastatin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pengguna Simvastatin <1 tahun dan ≥1 tahun. Data pada tabel 2 tidak menunjukkan hubungan durasi penggunaan Simvastatin terhadap kadar kolesterol. Rerata kadar kolesterol pada responden yang menggunakan Simvastatin belum ada 1 tahun ( 189,86 ± 37,53 ) lebih rendah dibanding kelompok dengan durasi penggunaan Simvastatin lebih dari setahun (212,00±82,02).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 245, "width": 325, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada karakteristik penyakit penyerta, nampak bahwa sebagian besar responden mengalami komplikasi hipertensi. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara macam penyakit penyerta dengan kadar kolesterol responden.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 305, "width": 313, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara waktu minum Simvastatin dengan kadar kolesterol", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 330, "width": 300, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Hubungan antara waktu minum Simvastatin dengan kadar kolesterol Parameter 18.00-21.00 21.00-24.00 p value Kolesterol Awal 185,67±37,18 209,00±50,76 0,423 Kolesterol Akhir 188,50±22,95 219,25±25,131 0,080 Selisih kolesterol 2,83±32,55 10,25±32,79 0,734", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 424, "width": 328, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Perbedaan waktu minum obat Simvastatin, tidak memberikan perubahan kadar kolesterol responden dalam waktu satu bulan.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 472, "width": 76, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 497, "width": 325, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan kadar kolesterol tinggi paling banyak terjadi pada kelompok usia >60 tahun. Hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan oleh Dirjen PTM (2017) yaitu pasien dengan kolesterol tinggi paling banyak berada pada kelompok usia >60 tahun sebanyak 58,7%. Toth & Tchernof (2000) menyatakan semakin tua usia seseorang, asam lemak bebas akan meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya kebutuhan energi sehingga ketersediaan asam lemak bebas menjadi lebih tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke pada pasien berusia 65- 74 tahun (PERKENI, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 628, "width": 325, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kadar kolesterol tinggi pada penelitian ini lebih banyak dialami oleh wanita dibanding pria. Responden yang mengalami peningkatan kadar kolesterol 90% adalah wanita, sisanya adalah pria. Data menurut Dirjen PTM (2017) juga menunjukkan hal yang sama. Di Indonesia, 54,3% penderita kolesterol tinggi adalah wanita, selebihnya adalah pria. Hal ini bertentangan dengan teori yang dipaparkan oleh Wang, dkk (2011) yang menyatakan bahwa penyebab perbedaan metabolism lipid antara pria dan wanita paling mungkin adalah insulin. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Magkos, dkk (2010) menyatakan bahwa peran insulin terhadap lipolysis antara pria dan wanita", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 68, "width": 325, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "menunjukkan profil yang mirip. Hal ini menunjukkan bahwa antara pria dan wanita memiliki kesempatan yang sama untuk mengalami hiperkolesterolemia.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 116, "width": 322, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Responden pada penelitian ini terkait tingkat pendidikan paling banyak adalah lulusan SMA. Santo, dkk (2019) menyatakan pada wanita dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki kendali kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida yang lebih baik. Akan tetapi profil kolesterol pada wanita Korea menunjukkan data yang berlawanan. Hiperkolesterolemia justru lebih banyak terjadi pada pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Peningkatan tekanan psikososial memicu aktivasi mediator inflamasi, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler (Cho, Lee, Shim, Song, & Kim, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 234, "width": 327, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian mengenai hubungan indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol menunjukkan hasil yang berbeda dengan Humaera, dkk (2017) yang dilakukan pada populasi Jatinangor. Pada penelitian tersebut, menunjukkan bila semakin tinggi indeks massa tubuh seseorang, maka kadar kolesterol akan semakin tinggi. Akan tetapi, perbedaan kondisi indeks massa tubuh dan lingkar pinggang pada pasien yang aktif dan inaktif, tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada profil kolesterol total. Kadar kolesterol lebih yang lebih tinggi terjadi pada kelompok wanita inaktif dengan profil indeks massa tubuh obesitas dan lingkar pinggang normal, dibandingkan pada kelompok wanita yang aktif dengan profil yang sama (Loprinzi & Addoh, 2016). Hal inilah yang melandasi pada penelitian ini diperoleh hasil yang berlawanan. Responden dengan kategori indeks massa tubuh tidak ideal, berusia >50 tahun. Penelitian (Stevens, et al., 1998) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan indeks massa tubuh pada kelompok usia 55-64 tahun. Akan tetapi, responden pada kategori tersebut aktif mengikuti kegiatan Prolanis seperti senam lansia sebulan sekali.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 425, "width": 325, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara durasi penggunaan Simvastatin dengan kadar kolesterol menunjukkan kadar kolesterol yang lebih tinggai pada kelompok penggunaan Simvastatin dengan durasi >1 tahun. Hal ini dapat terjadi karena responden dengan durasi penggunaan Simvastatin <1 tahun merupakan pasien yang belum lama terdiagnosis dyslipidemia, sehingga peningkatan kadar kolesterol belum terlalu tinggi. Responden yang menggunakan Simvastatin lebih dari 1 tahun, merupakan pasien dengan gangguan dyslipidemia yang disertai komplikasi penyakit hipertensi. Responden tersebut juga telah terdiagnosis dyslipidemia sejak lebih dari 1 tahun sebelumnya. Studi yang dilakukan oleh Akyea, dkk. (2019) menunjukkan penurunan kadar kolesterol LDL yang optimal, tidak tercapai dalam waktu 24 bulan pada lebih dari separuh populasi di UK. Hal tersebut meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Studi yang dilakukan Cohen, dkk. (2006) juga menunjukkan bahwa penurunan kadar kolesterol sejak dini dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit koroner, bahkan pada pasien dengan risiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskuler.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 627, "width": 325, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan One Way ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara macam penyakit penyerta dengan kadar kolesterol responden. Akan tetapi, studi yang dilakukan oleh Choudhury, dkk (2014) menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan mengganggu metabolisme lipoprotein. Pada penelitian ini, hubungan tersebut tidak nampak kemungkinan disebabkan oleh sampel yang terbatas. Penelitian lain juga menunjukkan hubungan antara peningkatan tekanan darah dengan kadar kolesterol. Adanya dua penyakit tersebut pada seorang pasien akan meningkatkan risiko terjadinya cardiovascular event (Dalal dkk., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 68, "width": 325, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Asupan rendah kolesterol dapat mencegah dan mengendalikan perburukan tekanan darah (Sakurai, et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 104, "width": 322, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dyslipidemia yang disertai dengan DM dan hipertensi juga berisiko tinggi terhadap kejadian kardiovaskuler. Studi yang dilakukan Narindrarangkura, dkk. (2019) menyebutkan bahwa perlu dilakukan edukasi yang lebih intensif pada pasien DM dengan komplikasi hipertensi dan dyslipidemia untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler, meski prevalensi dyslipidemia terkait dengan beberapa faktor karakteristik pasien. Selain itu, Simvastatin efektif digunakan pada pasien DM dengan risiko penyakit kardiovaskuler pada usia >40 tahun atau lebih muda (JBS3 Board, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 211, "width": 325, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kadar kolesterol terkait waktu minum obat Simvastatin. Kadar kolesterol yang optimal dapat dicapai dengan mengetahui profil farmakokinetika Simvastatin. Profil obat dapat berbeda terkait dengan etnis. Dengan mengetahui capaian kadar kolesterol pada kelompok dengan dua waktu minum obat yang berbeda, apoteker nantinya dapat memberikan saran terapi yang lebih optimal. Hasil analisis hubungan antara waktu minum obat Simvastatin dengan selisih kadar kolesterol ditunjukkan pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 318, "width": 325, "height": 139, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kadar kolesterol awal antara kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan. Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok memiliki baseline kadar kolesterol yang sama. Kadar kolesterol akhir juga tidak menunjukkan perbedaan antara kedua kelompok. Rentang waktu satu bulan tidak menunjukkan perbedaan kondisi kadar kolesterol antara kedua kelompok. Saat pengukuran kolesterol awal maupun akhir, profil kadar kolesterol lebih tinggi pada kelompok minum obat jam 21.00-24.00. Meskipun selisih kadar kolesterol lebih besar pada kelompok minum obat jam 21.00- 24.00, namun capaian kadar kolesterol tetap lebih optimal pada kelompok dengan waktu minum obat jam 18.00-21.00. Target kadar kolesterol total yang disarankan oleh WHO adalah <200 mg/dl untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 472, "width": 325, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien memiliki rentang waktu yang lebih panjang untuk minum obat Simvastatin. Hal ini terkait dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Beberapa studi tentang kepatuhan minum obat pada pasien hyperlipidemia menunjukkan tingkat kepatuhan pasien yang bervariasi antara rendah-sedang (Vika dkk., 2016; Paut, 2018; Huser dkk., 2005; Natarajan dkk., 2007). Salah satu penyebab ketidakpatuhan adalah perilaku lupa (Casula dkk., 2012 (Casula, Tragni, & Catapano, 2012)). Rentang waktu minum obat yang panjang diharapkan memberikan kesempatan bagi pasien untuk minum obat menyesuaikan kondisi yang nyaman bagi pasien sehingga kepatuhan pasien menggunakan obat Simvastatin akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 603, "width": 325, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kepatuhan minum obat Simvastatin berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskuler. Angka kepatuhan yang tinggi berhubungan dengan capaian nilai LDL sesuai target yang disarankan (Parris dkk., 2005). Terdapat penurunan ±3,8 mg/dl nilai kolesterol LDL pada pasien (Anderson, et al., 2013) yang mengalami peningkatan proporsi 0,25 kali konsumsi obat golongan statin. Selain itu, terdapat pula peningkatan risiko kematian sekitar 12-25% pada pasien infark miokard yang telah keluar dari rumah sakit, dengan asumsi kepatuhan penggunaan obat lebih rendah dibanding saat pasien rawat inap di rumah sakit (Anderson dkk., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 200, "top": 68, "width": 49, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 93, "width": 325, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Indeks massa tubuh memiliki hubungan berkebalikan dengan kadar kolesterol darah. Kadar kolesterol darah lebih rendah pada responden dengan berat badan tidak ideal. Perbedaan waktu minum obat pada jam 18.00-21.00 dan jam 21.00-24.00 tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol yang bermakna, sehingga Simvastatin dapat diminum pada malam hari dengan rentang waktu jam 18.00-24.00. Pasien dislipidemia memiliki rentang waktu yang lebih panjang untuk minum Simvastatin yang pada akhirnya akan meningkatkan kepatuhan minum obat pasien. Target akhir dari pengobatan Simvastatin adalah kadar kolesterol yang terkendali sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 233, "width": 48, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 258, "width": 330, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Akyea, R. K., Kai, J., Qureshi, N., Iyen , B., & Weng, S. F., 2019. Sub-optimal cholesterol response to initiation of statins and future risk of cardiovascular disease. BMJ, 105, 975-981. doi:10.1136/heartjnl-2018-314253", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 287, "width": 330, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Anderson, T., Gregoire, J., Hegele, R., Couture, P., Mancini, G., McPherson, R., & Ur, E., 2013. 2012 update of the Canadian Cardiovascular Society guidelines for the diagnosis and treatment of dyslipidemia for the prevention of cardiovascular disease in the adult. Canadian Journal Cardiology, 29(2), 151-167. doi:10.1016/j.cjca.2012.11.032 Board, J., 2014. Joint British Societies’ consensus recommendations for the prevention of cardiovascular disease (JBS3). Heart, 100. doi:10.1136/heartjnl-2014-305693 Casula, M., Tragni, E., & Catapano, A. L., 2012. Adherence to lipid-lowering treatment: the patient perspective. Patient Prefer Adherence, 6, 805-814. doi:10.2147/PPA.S29092 Cho, S. M., Lee, H. J., Shim, J. S., Song, B. M., & Kim, H. C., 2020. Associations between age and dyslipidemia are differed by education level: The Cardiovascular and Metabolic DiseasesEtiology Research Center (CMERC) cohort. Lipids in Health and Disease, 19:12, 1- 12.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 404, "width": 330, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Choudhury, K. N., Mainuddin, A., Wahiduzzaman, M., & Islam, S. M., 2014. Serum lipid profile and its association with hypertension in Bangladesh. Vascular Health and Risk Management, 10, 327-332. doi:10.2147/VHRM.S61019 Cohen, J. C., Boerwinkle, E., Mosley, T. H., & Hobbs, H. H., 2006. Sequence variations in PCSK9, low LDL, and protection against coronary heart disease. NEJM, 354, 1264-1272. doi:10.1056/NEJMoa054013", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 462, "width": 330, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalal, J. J., Padmanabhan, T. N., Jain, P., Patil, S., Vasnawala, H., & Gulati, A., 2012. Lipitension: Interplay between dyslipidemia and hypertension. Indian Jurnal Endocrinology And Metabolism, 16(2), 240-245. doi:10.4103/2230-8210.93742", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 491, "width": 330, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Humaera, Z., Sukandar, H., Rachmayanti, S., Sofiatin, Y., & Roesli, R. M., 2017. Body mass index correlates with lipid profile in Jatinangor population. Journal of Hypertension, 35, e10. doi:10.1097/01.hjh.0000527435.35801.c2", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 520, "width": 330, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Huser, M., Evans, T., & Berger , V., 2005. Medication adherence trends with statins. Adv Ther, 163-171. doi:10.1007/bf02849887", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 540, "width": 330, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Loprinzi, P. D., & Addoh, O., 2016. The association of physical activity and cholesterol concentrations across different combinations of central adiposity and body mass index. Health Promotion Perspectives, 6(3), 128-136. doi:10.15171/hpp.2016.21 Magkos, F., Wang, X., & Mittendorfer, B., 2010. Metabolic actions of insulin in men and women. Nutrition, 26(7-8), 686-693. doi:10.1016/j.nut.2009.10.013", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 589, "width": 330, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Narindrarangkura, P., Bosl, W., Rangsin, R., & Hatthacote, P., 2019. Prevalence of dyslipidemia associated with complications in diabetic patients: a nationwide study in Thailand. Lipids in Health and Disease, 18, 90. doi:10.1186/s12944-019-1034-3", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 618, "width": 330, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Natarajan, N., Putnam, R. W., Yip, A. M., & Frail, D., 2007. Family practice patients' adherence to statin medications. Canadian Family Physician, 53(12), 2144-2145. From https://www.cfp.ca/content/cfp/53/12/2144.full.pdf", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 647, "width": 330, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Parris, E. S., Lawrence, D. B., Mohn, L. A., & Long, L. B., 2005. Adherence to statin therapy and LDL cholesterol goal attainment by patients with diabetes and dyslipidemia. Diabetes Care, 28(3), 595-599. doi:10.2337/diacare.28.3.595", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 676, "width": 332, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Paut, S. S., 2018. Kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat antihiperlipidemia di puskesmas \"X\" wilayah Surabaya Timur. Skripsi. Universitas Katolik Widya Mandala.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 696, "width": 330, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PERKENI, 2015. Panduan Pengelolaan Dislipidemia Di Indonesia 2015. Jakarta: PB.. PERKENI.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 715, "width": 285, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PTM, D., 2017. Profil Penyakit Tidak Menular Tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 35, "width": 161, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Acta Pharm Indo (2020) Vol 8 No 2: hal 80-88", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 35, "width": 66, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2621-4520", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 748, "width": 192, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20884/1.api.2020.8.2.2432", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 747, "width": 11, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 198, "top": 68, "width": 330, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sakurai, M., Stamler, J., Miura, K., Brown, I. J., Nakagawa, H., Elliot , P., & Zhao, L., 2011.", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 77, "width": 330, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Relationship of dietary cholesterol to blood pressure: The INTERMAP study. Journal of Hypertension, 29(2), 222-228. doi:10.1097/HJH.0b013e32834069a5 Santo, L. R., Faria, T. O., Silva, C. S., Xavier, L. A., Reis, V. C., Mota, G. A., & Baldo, M. P., 2019. Socioeconomic status and education level are associated with dyslipidemia in adults not taking lipid-lowering medication: a population-based study. International Health, 00, 1- 8. doi:10.1093/inthealth/ihz089", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 136, "width": 330, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Stevens, J., Cai, J., Pamuk, E. R., Williamson, D. F., Thun, M. J., & Wood, J. L., 1998. The effect of age on the association between body-mass index and mortality. The New England Journal of Medicine, 1-7. doi:10.1056/NEJM199801013380101", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 165, "width": 330, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Toth, M., & Tchernof, A., 2000. Lipid metabolism in the elderly. European Journal of Clinical Nutrition, 54, Suppl. 3, S121-S125.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 184, "width": 330, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vika, Siagian, M., & Wangge, G., 2016. Validity and reliability of Morisky medication adherence scale 8 Bahasa version to measure statin adherence among military pilots. Health Science Journal of Indonesia, 7(2), 129-133.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 213, "width": 330, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Wang, X., Magkos, F., & Mittendorfer, B., 2011. Sex differences in lipid and lipoprotein metabolism: It's Not Just about Sex Hormones. The Journal Of Clinical Endocrinology And Metabolism , 96(4), 885-893.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 264, "width": 104, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 283, "width": 320, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan bantuan dana penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 343, "width": 94, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "KONTRIBUSI PENULIS", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 363, "width": 320, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "IM berperan dalam membuat naskah dan analisis statistik. LM berperan dalam membuat konsep dan rancangan. HP berperan dalam mengumpulkan data dan mengajukan perizinan. Semua penulis berkontribusi dalam merancang penelitian, interpretasi data dan menyetujui versi akhir naskah.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 452, "width": 321, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Akses Terbuka Artikel ini dilisensikan di bawah Creative Commons Lisensi Internasional Attribution 4.0, yang memungkinkan penggunaan, berbagi, adaptasi, distribusi, dan reproduksi dalam media atau format apa pun, selama Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis asli dan sumbernya, memberikan tautan ke lisensi Creative Commons, dan menerangkan jika perubahan telah dilakukan. Gambar atau materi pihak ketiga lainnya dalam artikel ini termasuk dalam lisensi Creative Commons artikel, kecuali dinyatakan sebaliknya dalam batas kredit untuk materi tersebut. Jika materi tidak termasuk dalam lisensi Creative Commons artikel dan penggunaan yang Anda maksudkan tidak diizinkan oleh peraturan perundang-undangan atau melebihi penggunaan yang diizinkan, Anda harus mendapatkan izin langsung dari pemegang hak cipta. Untuk melihat salinan lisensi ini, kunjungi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/deed.id .", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 612, "width": 5, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 640, "width": 78, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "© The Author(s) 2020", "type": "Text" } ]
6ed0cca0-f0d7-3868-7666-a3024c2b938d
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/perspektif/article/download/6871/4278
[ { "left": 190, "top": 36, "width": 352, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 123, "width": 424, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONVERGENSI MEDIA GRUP EMTEK DALAM PEMBERITAAN DISABILITAS", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 167, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwi Firmansyah", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 195, "width": 448, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa Program Doktor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, Bogor, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 269, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 485, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian masyarakat masih memandang penyandang disabilitas sebagai warga yang tidak mampu bekerja sehingga harus disantuni ( charity-based approach to disability ). Sebagai agen pembaharu dalam pembangunan, media massa memiliki peran penting untuk mengubah pemahaman masyarakat, bahwa penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan untuk mandiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji konvergensi media yang dilakukan grup EMTEK terkait pemberitaan disabilitas, yakni oleh media televisi SCTV, media online Liputan6.com dan kanal berbagi video milik grup EMTEK yakni vidio.com. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode teknik pengumpulan data, yakni dengan mengamati isi berita yang ditayangkan di media online liputan6.com, vidio.com dan SCTV serta melakukan studi literatur. Hasilnya, konvergensi media secara kepemilikan media dan pemberitaan melaui newsroom , semakin memperluas jumlah khalayak terhadap informasi yang disampaikan. Tidak hanya luas jangkauan khalayak dengan beragamnya jenis media yang digunakan, namun juga memperluas segmentasi khalayak melalui kanal-kanal yang ada televisi, media online, media berbagi video. Perubahan sosial bisa terjadi ketika berita positif dan inspiratif tentang disabilitas yang disampaikan oleh media massa diterima oleh masyarakat dan dijadikan model pembelajaran, seperti dalam teori belajar sosial dari Albert Bandura. Munculnya kritik sosial terkait posisi penyandang disabilitas di media muncul karena hingga kini belum model pemberitaan yang dinilai pas untuk merepresentasikan penyandang disabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 266, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Disabilitas, Media Massa, Konvergensi, Pemberitaan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 502, "width": 449, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE MEDIA CONVERGENCE OF EMTEK GROUP IN DISABILITY COVERAGE", "type": "Section header" }, { "left": 279, "top": 539, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 485, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some people still see the disability as a citizen who is incapable of working so that it must be a charity -based approach to disability. As a reformer agent in development, mass media has an important role to change the understanding of society, that people with disabilities also can be self-reliant. The purpose of this research is to examine the convergence of media conducted by the EMTEK group related to the coverage of the disability, namely by television media SCTV, online media Liputan6.com, and video sharing channels belonging to the group of EMTEK vidio.com. The approach to this research is qualitative with the method of data collection techniques, namely by observing the contents of the news that aired on online medi a liputan6.com, vidio.com, and SCTV and conducting literature studies. As a result, media convergence with media ownership and news coverage through the newsroom, expanding the number of audiences to the information submitted. It is not only a wide range o f audiences with the variety of media used but also broadens audience segmentation through the existing channels of television, online media, video sharing media. Social change can occur when positive and inspiring news about the disability conveyed by the mass media is accepted by the public and made a learning model, as in the social learning theory of Albert Bandura. The emergence of social criticism related to the position of the disabled in the media appears because until now has not a news model that is judged to represent the disabled.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 225, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Disability, Mass Media, Convergence, News", "type": "Footnote" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 352, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 150, "width": 230, "height": 384, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberitaan tentang penyandang disabilitas di media massa sudah banyak mendapat perhatian para peneliti. Diantaranya pandangan Haller (2000) yang menyatakan bahwa pemahaman masyarakat umum terhadap penyandang disabilitas sangat dipengaruhi representasi (framing) pemberitaan tentang karakteristik, kebutuhan, dan aspirasi mereka di media. Menurut Haller karena berbagai hambatan masyarakat, banyak masyarakat umum mendapatkan informasi tentang penyandang disabilitas dari sumber media daripada melalui kontak interpersonal. Persepsi berbasis media sangat bergantung pada bingkai media yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang penyakit mental (atau, lebih luas lagi, disabilitas pada umumnya]) (Sieff, 2003). \"Berita tentang disabilitas yang dimainkan di media massa dapat mengubah pendapat publik tentang masalah disabilitas dan ke arah representasi budaya penyandang cacat pada umumnya (Haller, 1999). Haller juga menyatakan bahwa pandangan bahwa pemberitaan pandangan negatif tentang diri mereka (disabilitas) di media dapat mempengaruhi citra penyandang disabilitas, yang dianggap memiliki “dunia sendiri”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 230, "height": 231, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haller (1993) bahkan membagi penyandang disabilitas ke dalam 8 model, yaitu: 1) model medis, di mana kecacatan disajikan sebagai penyakit atau malfungsi; 2) model patologi sosial, di mana orang cacat disajikan sebagai kurang beruntung dan harus bergantung pada negara atau masyarakat untuk dukungan ekonomi, yang dianggap sebagai hadiah, bukan hak; 3) model supercrip, dimana orang cacat digambarkan sebagai menyimpang karena \"superhuman\" prestasi atau sebagai \"khusus\", karena dia hidup normal\" meskipun cacat; 4) model hak minoritas/sipil, di mana orang cacat dipandang sebagai anggota komunitas Penyandang Cacat, yang memiliki keluhan hak sipil yang sah; 5) model pluralisme budaya, di mana orang cacat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 122, "width": 230, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipandang sebagai multifaset dan Cacat mereka tidak menerima perhatian yang tidak semestinya; 6) model bisnis, di mana orang cacat dan aksesibilitas mereka kepada masyarakat disajikan sebagai mahal bagi masyarakat pada umumnya, dan untuk bisnis terutama; 7) model hukum, di mana orang cacat disajikan sebagai memiliki hak hukum dan mungkin perlu menuntut untuk menghentikan diskriminasi; 8) model konsumen, di mana orang cacat disajikan sebagai kelompok konsumen yang belum dimanfaatkan; sehingga memberi akses sosial dinilai bisa menguntungkan bagi bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 315, "width": 230, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian tentang pemberitaan penyandang disabilitas di Australia tahun 2004-2005, Des Power (2006) menemukan fakta bahwa banyak laporan pers Australia yang merepresentasi penyandang disabilitas dalam posisi yang menguntungkan. Mayoritas laporan menggambarkan mereka sebagai orang yang membutuhkan bantuan baik medis atau sosial (masyarakat/pemerintah) daripada menggambarkan mereka sebagai individu yang mampu. Meskipun beberapa artikel mengakui penyandang disabilitas memiliki hak sipil yang mendorong kesadaran masyarakat untuk peduli hak disabilitas. Namun banyak artikel lain yang model medis atau model patologi sosial, yang menggambarkan mereka kesulitan dalam menyesuaikan diri dan tergantung pada masyarakat umum. Masalah disabilitas seperti aksesibilitas, pekerjaan, pendidikan, dan akomodasi juga kurang mendapat perhatian pers di Australia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 605, "width": 230, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media massa memiliki peran yang besar dalam mengubah pandangan masyarakat tentang penyandang disabilitas. Perubahan pandangan dan perilaku masyarakat merupakan bagian dari perubahan sosial yang mempengaruhi sistem sosial (Selosumarjan dalam Rini, 2011). Perubahan sosial terjadi karena adanya kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan system sosial yang baru. Perubahan sosial yang terjadi", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam masyarakat didorong oleh empat faktor yaitu: 1) Urbanisasi, 2) Kemampuan membaca dan menulis, 3) Empati, kemampuan untuk melihat diri-sendiri di dalam situasi orang lain, 4) Partisipasi media dalam perubahan sosial (Daniel Lerner dalam Rini, 2011). Keempat faktor ini sekaligus sebagai indikator modernitas masyarakat yang bersangkutan. Dari empat faktor ini, tiga faktor (urbanisasi, kemampuan membaca dan menulis dan empati) berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri. Sedangkan faktor yang keempat yaitu partisipasi media berasal dari luar diri masyarakat sebagai lembaga dan butuh peran serta media secara nyata.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 309, "width": 230, "height": 328, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi dikatakan sebagai penyebab perubahan sosial sejauh ia dapat mengubah konsepsi seseorang tentang hakekat materi dan dirinya sendiri (Rogers, 1987 dalam Suranto, 2015). Salah satu pengamatan awal tentang hubungan teori komunikasi dan pembangunan, telah dilakukan oleh Siebert, Peterson, dan Schramm dalam suatu studi perbandingan tentang sistem komunikasi massa. Mereka mengatakan bahwa media massa mencerminkan sistem kontrol sosial suatu negara, yang menentukan hubungan antara lembaga-lembaga dan individu- individu. Premis teori pers liberal dari Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm juga menyatakan bahwa media massa adalah suatu lembaga sosial yang memiliki power untuk mengatur opini masyarakat. Media massa diyakini bukan sekedar medium lalu lintas informasi antara unsur-unsur sosial di masyarakat, melainkan juga sebagai kekuatan yang mempengaruhi tebentuknya konsensus di masyarakat (Suranto, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 230, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Quebral dan Gomez (1976) dalam Satria Kusuma (2012) mengatakan bahwa komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktek komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi, dan itu berarti", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komunikasi yang akan menghapuskan kemiskinan, yang mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya memberi laporan yang tidak realistik dari fakta-fakta atau sekedar penonjolan diri. Tujuan komunikasi pembangunan adalah untuk menanamkan gagasan-gagasan dan sikap mental, serta mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 226, "width": 230, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schramm (1964) dalam Suranto (2015) juga merumuskan teori tentang fungsi media massa yang hingga kini masih relevan, yang mencakup fungsi edukasi, informasi, hiburan dan pembuatan keputusan. Dari keempat fungsi ini, yang menjadi prioritas adalah fungsi edukasi, artinya media massa diharapkan dapat memberikan lebih banyak pendidikan, pemberdayaan dan pencerahan kepada masyarakat, dibanding fungsi informasi, hiburan dan pengaruh dalam membuat keputusan. Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat (dalam Suranto, 2015) menyebut fungsi edukasi sebagai fungsi interpretatif dan direktif, yaitu memberikan interpretasi dan bimbingan. Media harus menceritakan kepada masyarakat tentang arti suatu kejadian, kadang-kadang media juga mengedukasi tindakan yang seharusnya diambil oleh masyarakat. Jalaluddin Rakhmat (2007)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 516, "width": 230, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengemukakan bahwa efek komunikasi massa adalah adanya perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Bila komunikasi terus menerus berlangsung akan terjadi interaksi, yaitu saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan yang lain. Urgensi fungsi edukasi media adalah sebaai energi untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat. Media massa menjadi eneri yang membangkitkan, mendorong, dan menjaga masyarakat untuk mengetahui kebajikan hidup bermasyarakat ( knowing the good ), kemudian mengajak merasakan kebajikan ( feeling the good ), lalu mencintai kebajikan ( loving the good ), kemudian menginginkan untuk melaksanakan kebajikan ( desiring the good ) dan akhirnya mengerjakan kebajikan itu sendiri ( acting the goods ).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksistensi atau keberadaan media di tengah-tengah masyarakat mempunyai peran yang penting. Karya jurnalistik dalam media menyoroti berbagai masalah yang menghiasi halaman demi halaman media massa, baik itu media tradisoonal maupun media baru ( new media ). Media massa sebagai sarana komunikasi dan informasi dapat melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat di akses oleh semua masyarakat secara massal pula. Informasi yang diberikan oleh media akan secara langsung akan mempengaruhi perubahan pola pikir dan prilaku masyarakat dalam menterjemahkan sistem sosial dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 309, "width": 230, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu masalah sosial yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan pembangunan yang inklusi adalah diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas dinilai oleh sebagian masyarakat sebagai warga yang tidak mampu bekerja sehingga harus disantuni ( charity-based approach to disability ). Model ini dilakukan dengan pendekatan belas kasihan yang secara psikologis sangat tidak menguntungkan para penyandang disabilitas. Diskriminasi dalam pemahaman model ini adalah tiadanya peluang bagi penyandang disabilitas untuk mandiri dan berdaya, serta hilangnya kesempatan untuk bekerja dan berwirausaha (Sulistyo, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 230, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai agen pembaharu ( agent of change) dalam pembangunan, media massa memiliki peran penting untuk mengubah pemahaman masyarakat, bahwa sebagaimana masyarakat lain, penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan untuk berdikari.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 233, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejumlah media massa memiliki program tentang disabilitas. Pada industri penyiaran televisi misalnya, SCTV memiliki program inspiratif “Pantang Menyerah” yang ditayangkan setiap Minggu pada program Liputan 6 Siang SCTV. Berita feature televisi ini berisi kisah perjuangan para penyandang disabilitas untuk bekerja, berwirausaha atau turut berbagi dengan sesama dalam keterbatasannya. Dari sisi konvergensi media massa, dalam media online yang juga dimiliki grup EMTEK, yaitu Liputan6.com juga", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 99, "width": 230, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memiliki kanal khusus “Disabilitas” yang berisi informasi seputar kehidupan penyandang disabilitas dan penanganannya, tidak hanya kisah inspiratif di Indonesia, tetapi juga berita dari negara lain.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 171, "width": 230, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makalah ini akan mengkaji konvergensi media yang dilakukan grup EMTEK terkait pemberitaan disabilitas, yakni oleh media televisi SCTV, media online Liputan6.com dan kanal berbagi video milik grup EMTEK yakni vidio.com. Pemberitaan secara konvergensi akan membuat informasi yang disampaikan memiliki jangkauan khalayak yang lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 295, "width": 230, "height": 467, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat internet muncul di pengujung abad 21, masyarakat waktu itu masih mengidentikkannya sebagai “tools” alias alat semata dan bukan sebagai media tersendiri yang memiliki kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback) karena pengakses media konvergensi memberikan umpan balik secara langsung atas informasi yang disampaikan. Karakteristik komunikasi massa tradisional dimana umpan baliknya tertunda menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dalam melihat fenomena komunikasi massa. Dibebaskan karena sifat interactivity media komunikasi baru, maka pokok-pokok pendekatan linear ( SMCRE= source- message – channel – receiver - effect / feedback ) komunikasi massa terasa kurang relevan lagi untuk media konvergen (Muhtadiah, 2018). Marshall dan Burnett (2002) mengungkapkan konvergensi sebagai proses penggabungan antara media, industri telekomunikasi dan komputasi, dan penyatuan segala bentuk komunikasi termediasi dalam bentuk digital. Burnett dan Marshall menempatkan konvergensi identik dengan digitalisasi, dan konvergensi sebagai imbas dari perkembangan teknologi web. Grant dan Wilkinson (2009) sendiri berpendapat bahwa terdapat dua fitur perkembangan teknologi yang secara spesifik menjadi inti perwujudan", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 352, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konvergensi media yaitu teknologi digital dan jejaring komputer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 230, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu dimensi penting juga dari konvergensi ialah kolaborasi antarmedia. Kolaborasi ini sifatnya berbeda dengan konvergensi kepemilikan yang biasanya cenderung tergabung dalam tingkat newsroom. Dalam kolaborasi, konvergensi pun dapat dilakukan oleh media yang kepemilikannya berbeda atau pun jenis media yang berbeda. Konvergensi yang dilakukan biasanya berupa sharing content atau saling berbagi informasi di tingkat penyajian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 230, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Industri media berkembang dengan pesat dan industri ini masuk dalam era kompetisi yang sangat tinggi. Industri buku, surat kabar, televise, media online, radio, adalah industri yang menjadi bagian dalam industri media yang perlahan-lahan makin menyatukan diri. Fenomena dimana para pemilik industri media tidak hanya memiliki satu jenis media saja telah menjadi umum saat sekarang. Pemilik televisi memiliki radio, surat kabar, pemilik surat kabar juga memiliki toko buku, radio, media online dan lain-lain. Fenomena ini kerap disebut sebagai konsentrasi kepemilikan media di tangan sejumlah orang (Muhtadiah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 230, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konvergensi membawa implikasi terhadap persebaran atau distribusi pesan digital. Lebih lanjut, konvergensi ini disebut teknologi 3 C ( communication, compute, and contents). Teknologi ini merupakan kombinasi yang sinergis antara layanan suara, data, dan video yang dapat dioleh dan dipertukarkan hanya dengan menggunakan satu jenis jaringan saja. Jaringan atau media ini dapat diperoleh melalui internet pada PC, smart mobile phone, atau televisi yang dilengkapi oleh pesawat penerima siaran digital sehingga tidak mengherankan pada saat ini, sinergi antara teknologi dan internet, penyiaran dan telekomunikasi merupakan contoh tren konvergensi yang sudah dirasakan secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 263, "width": 229, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Konvergensi Media, McQuail & Siune (2002) dalam Muhtadiah (2018)", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 300, "width": 230, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial. Perubahan sosial menyangkut pada 3 (tiga) aspek menurut Bungin (2009) dalam Rini (2011) yaitu: 1. Perubahan pola pikir masyarakat, perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat terhadap pemerataan pola-pola pikir baru masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Perubahan perilaku masyarakat, menyangkut persoalan- persoalan sistem-sistem sosial, di mana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru. 3. Perubahan budaya materi, menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 562, "width": 230, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan-perubahan sosial selalu dipengaruhi oleh hal-hal baru di masyarakat yang menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaaan sebelumnya dalam sistem sosial. Suatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat selalu berhubungan dengan difusi inovasi, dimana perubahan dipacu oleh penyebaran ilmu pengetahuan baru di masyarakat. Menurut Rogers yang dikutip Bungin (2009)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 700, "width": 230, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengatakan bahwa ada 4 unsur yang selalu ada dalam difusi inovasi yaitu: 1. Inovasi 2. Saluran komunikasi 3. Waktu dan 4. Sistem sosial.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 466, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Difusi inovasi adalah pemikiran yang melihat bahwa media massa berkontribusi atas seluruh pembaharuan dan inovasi yang berkembang dalam masyarakat. Difusi inovasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat memahami dan menyadari masalah kemajuan dalam masyarakat itu sendiri. Inovasi berkaitan dengan gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang dan masyarakat. Konsep baru ini terbentang dalam konsep pengenalan, persuasi dan keputusan menggunakan (adopsi). Jadi, inovasi berkaitan dengan teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu yang baru di masyarakat. Teknologi komunikasi ini berkaitan dengan medianya dan juga pendekatan komunikasi yang digunakan. Media merupakan perangkat keras untuk mengkomunikasikan inovasi tersebut kepada masyarakat. Media menyampaikan inovasi dengan pendekatan komunikasi dimana dalam pemberitaan tentang kemandirian disabilitas dalam berwirausaha, ada informasi dari para tokoh tentang ide-ide wirausaha, motivasi dan kisah perjuangan. Difusi Inovasi ini berlangsung pada sistem sosial sudah mulai terbuka terhadap ide-ide baru paling tidak ditandai dengan perubahan wawasan, pandangan, sikap, dan baru masuk pada perubahan prilaku. Difusi inovasi melalui media amat dekat dengan perubahan sosial, sedangkan perubahan sosial berkaitan dengan sistem sosial masyarakatnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 230, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 1970-an, dengan diundangkannya Deklarasi Orang dengan Keterbelakangan Mental (1971) dan Deklarasi Hak-hak Penyandang Disabilitas (1975), membuat penyandang disabilitas menjadi subyek dari deklarasi HAM. Saat itu instrumen awal masih mencerminkan gagasan disabilitas sebagai model medis. Model tersebut memandang penyandang disabilitas sebagai orang dengan masalah medis, yang penanganannya bergantung pada jaminan sosial dan kesejahteraan yang disediakan pada setiap negara (Degener dan Quinn, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perkembangannya, pada tahun 2011, pandangan The International", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 129, "width": 230, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) (WHO, 2011) mengenai disabilitas meliputi impairment, keterbatasan aktivitas ( activity limitations ), dan hambatan partisipasi ( participation restriction ). Dalam konteks ini, impairment meliputi masalah pada fungsi atau struktur tubuh; keterbatasan aktivitas ditujukan pada kesulitan dalam melaksanakan tugas atau melakukan aksi; dan hambatan partisipasi yaitu bahwa orang dengan disabilitas mengalami masalah dalam keterlibatan di masyarakat atau situasi kehidupannya. Dengan demikian, orang dengan disabilitas tidak lagi di pandang sebagai orang yang bermasalah, akan tetapi lingkungannya lah yang bermasalah dalam menyediakan kesamaan akses dan menjadi inklusif bagi setiap orang di masyarakatnya (Rioux & Carbert, 2003 dalam Budiarti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 392, "width": 230, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah Indonesia sendiri mengatur dan melindungi penyandang disabilitas dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang menyatakan bahwa Penyandang Disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 571, "width": 230, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara historis, perubahan paradigma dalam menangani ataupun memberikan pelayanan bagi penyandang disabilitas dari masa ke masa sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewi (2017), dimulai dengan traditional model, dengan kegiatan utama yang dilakukan bagi orang dengan disabilitas adalah bersifat kesukarelaan atau charity , kemudian berubah menjadi Individual Model – Medical Model , dengan titik berat bantuan yang diberikan berupa rehabilitasi kepada orang-orang dengan disabilitas. Model kedua ini dirasa tidak cukup menghilangkan hambatan yang dialami oleh orang dengan disabilitas, sehingga para", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "profesional yang bekerja dengan orang dengan disabilitas kemudian mengembangkan paradigma ketiga, yaitu Social Model , dengan fokus pelayanan lebih ditujukan kepada terjadinya perubahan sosial – perubahan masyarakat. Hingga saat ini, yang digunakan dalam memberikan pelayanan kepada orang dengan disabilitas adalah Inclusion Model , yaitu inclusive development – inclusive society , di mana dengan menggunakan model ini, digunakan pendekatan inklusif dengan maksud menghadirkan orang-orang dengan disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat yang dirasakan lebih mengakomodir hak asasi manusia orang dengan disabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 59, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 230, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode kajian yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan isi berita yang ditayangkan di media online liputan6.com, vidio.com dan SCTV serta melakukan studi literatur atau desk study. Pengamatan isi berita ketiga media milik Grup Emtek dilakukan hanya pada isi berita tentang disabilitas yang dipublikasikan selama periode tahun 2019- 2020. Sedangkan studi literatur diperoleh dengan menggunakan studi pustaka berupa jurnal dan berita online melalui internet.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 230, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EMTEK Grup melalui anak perusahaan Surya Citra Media (SCM), mengelola perusahaan televisi SCTV, Indosiar dan O Channel Meliputi tiga saluran televisi: SCTV, Indosiar, dan O’Channel. SCTV merupakan salah satu saluran televisi tidak berbayar terkemuka yang berlingkup nasional dengan jumlah pemirsa lebih dari 160 juta di lebih dari 240 kota di seluruh Indonesia. Indosiar merupakan salah satu saluran televisi tidak berbayar terkemuka di Indonesia. Sedangkan O’Channel Jakarta menyiarkan acara gaya hidup dan hiburan bagi masyarakat ibukota.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 230, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, pada tahun 2018 EMTEK Group juga mengembangkan portal konten digital (online publishing) melalui anak", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan EMTEK yaitu PT Kreatif Media Karya (KMK) yang berinvestasi di PT Kapanlagi Dot Com Networks, yang mengelola portal digital yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu: Vidio.com,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 171, "width": 229, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liputan6.com, KapanLagi.com, Bola.net, Merdeka.com, Bola.com, Dream.co.id,", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 198, "width": 230, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brilio.net, dan Fimela.com (PT Elang Mahkota Teknologi, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 226, "width": 230, "height": 273, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Liputan 6 SCTV merupakan suatu program news televisi di stasiun SCTV yang didalamnya terdapat unsur informasi sekaligus hiburan. Mulai tayang bulan Mei 1996, pada awalnya Liputan 6 SCTV hadir 30 menit setiap hari ketika petang datang, lalu berpinak dengan Liputan 6 Pagi (Agustus 1996), Liputan 6 Siang (Maret 1997), dan Liputan 6 Malam (Februari 2003). Di sela-sela jam tayang program Liputan 6 yang sudah empat kali sehari itu, ternyata sering pula ada peristiwa dan/atau masalah yang perlu segera diketahui oleh publik. Maka, lahirlah Breakingnews dan Liputan 6 Terkini. Liputan 6 menjalankan peran fungsinya sebagai media massa yaitu sebagai pemberi informasi dimana setiap hari tayang di SCTV dengan menyebarluaskan informasi kepada khalayak luas yang dimulai dari proses peliputan sampai penulisan naskah berita hingga layak tayang.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 502, "width": 230, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain informasi-informasi berita reguler, Liputan 6 juga memiliki program- program khusus, contohnya sebagai berikut program berita Kopi Pagi, Pantang Menyerah, Sosok, Sigi, Vlog, dan Destinasi, Sinemania, Kamu Harus Tahu, dan Gang 6 Punya Cerita.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 585, "width": 230, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam isu disabilitas, Liputan 6 SCTV juga menayangkannya dalam berita harian melalui program Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang dan Liputan 6 Malam. Selain itu Divisi News SCTV juga memproduksi video feature inspiratif yang ditayangkan adalah berita tentang penyandang disabilitas yang dikemas dalam program “Pantang Menyerah” Berita berdurasi 5 menit ini ditayangkan di SCTV pada program Liputan 6 Siang, dan bisa ditonton ulang di media online www.liputan6.com dan kanal vidio.com.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 230, "height": 221, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Disabilitas” dan “difabel” adalah istilah yang digunakan untuk mereka yang hidup dengan keterbatasan fisik, mental, intelektual, dan sensorik. Penggunaan istilah mana yang diinginkan masih menjadi perdebatan. Kelompok pendukung istilah “difabel” berpendapat bahwa mereka tidak disabled atau “cacat”; mereka hanyalah manusia dengan kemampuan berbeda (dari kata “difable” yang berarti different ability). Sedangkan kelompok pendukung istilah “disabilitas” berpendapat bahwa istilah ini bertujuan untuk menekankan bahwa mereka memang disabled, dan disabilitas mereka disebabkan oleh lingkungan atau kebijakan yang tidak inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 230, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liputan6.com berdiri sejak Agustus 2000. Awalnya hanya menyajikan berita yang sudah tayang di stasiun televisi pada program Liputan6 SCTV (Surya Citra Televisi). Sejak 24 Mei 2012, induk perusahaan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), yang merupakan perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, memutuskan untuk memisahkan Liputan6.com dari SCTV dengan menjadi perusahaan sendiri, PT Kreatif Media Karya (KMK) yang merupakan anak perusahaan Emtek. Sejak itu, Liputan6.com mengubah penayangan berita menjadi sebuah portal news online dengan berita yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan ketika didirikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 230, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah berita Liputan6.com makin bertambah dan beragam dengan kanal-kanal yang disesuaikan untuk kebutuhan pembaca seperti Politik, Olahraga, Bisnis, Tekno, Showbiz, Health, Lifestyle, Global, Otomotif, Regional, Disabilitas hingga Citizen6 yang mengakomodir jurnalisme warga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 230, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Liputan6.com juga memiliki Kanal Cek Fakta, untuk mengklarifikasi sejumlah klaim yang beredar dan ikut berpartisipasi dalam perang melawan hoaks maupun kabar dusta. Kanal disabilitas merupakan kanal berita yang berisi informasi seputar dunia disabilitas, mulai dari kegiatan, kisah inspiratif, kewirausahaan, hingga kesehatan dan pemberdayaan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keunggulan media online seperti Liputan6.com dibanding media konvensional (televisi, radio, surat kabar) adalah elemen berita yang konvergen dan variatif. Ray G. Rosales dalam The Element of Online", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 171, "width": 57, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journalism", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 171, "width": 146, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2006) menggambarkan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 185, "width": 230, "height": 314, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karakteristik jurnalistik online melalui elemen berita berupa; 1. Headline : judul berita yang ketika di klik akan membuka tulisan secara lengkap dengan halaman tersediri. 2. Text : Tubuh tulisan dalam satu halaman utuh atau terpisah kedalam beberapa tautan (link). 3. Picture : gambar yang menyertai atau memperkuat cerita. 4. Graphic : grafis, biasanya berupa logo, gambar atau ilustrasi yang terkait dengan berita. 5. Related link : link terkait; tulisan terkait yang menambah informasi dan penambahan wawasan bagi pembaca, biasanya di akhir tulisan atau di sampingnya. 6. Audio : suara, music, atau rekaman suara yang berdiri sendiri atau digabungkan dengan slide show atau video. Video-video yang terkait dengan tulisan. 7. Slide shows : koleksi foto yang lebih mirip galeri gambar yang biasanya disertai keterangan foto. Beberapa slide shows juga bisa disertai suara (sound/voice) 8. Animation : animasi atau gambar bergerak yang diproduksi untuk menambah dampak cerita.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 502, "width": 230, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vidio.com adalah sebuah situs web berbagi video nomor dua terbesar di Indonesia setelah Youtube. Sama seperti YouTube yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat, Vidio.com juga menyediakan forum bagi orang untuk berhubungan, menginformasikan, dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia dan bertindak sebagai platform distribusi bagi pencipta konten asli dan pengiklan besar dan kecil. Selain mengunggah berbagai macam konten pilihan mulai dari berita, entertainment, sinetron dan olahraga. Vidio.com juga mempublikasikan sebagian besar video berita yang tayang di program Liputan 6 SCTV dan video yang diproduksi media online Liputan6.com", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Media Massa dalam Membentuk Representasi Identitas Kelompok", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 130, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 143, "width": 230, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar dan cerita di media massa dapat sangat memengaruhi opini publik dan membangun norma sosial. Penyandang disabilitas jarang diliput di media, dan ketika mereka ditampilkan, mereka sering distereotip secara negatif dan tidak diwakili dengan tepat. Tidak jarang melihat orang-orang cacat diperlakukan sebagai objek belas kasihan, amal atau perawatan medis yang harus mengatasi kondisi tragis dan melumpuhkan atau sebaliknya, ditampilkan sebagai pahlawan super yang telah mencapai prestasi luar biasa, sehingga dapat menginspirasi orang-orang yang tidak cacat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 230, "height": 329, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media massa bisa menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kesadaran, melawan stigma dan informasi yang salah. Ini bisa menjadi kekuatan yang kuat untuk mengubah miskonsepsi sosial dan menghadirkan penyandang cacat sebagai individu yang merupakan bagian dari keanekaragaman manusia. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu disabilitas dan keragaman penyandang disabilitas dan situasi mereka, media dapat secara aktif berkontribusi pada integrasi yang efektif dan berhasil dari para penyandang disabilitas dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat. Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas mengharuskan Negara-negara untuk meningkatkan kesadaran dan memerangi stereotip yang berkaitan dengan penyandang disabilitas, termasuk dengan mendorong semua media untuk menggambarkan penyandang disabilitas dengan cara yang konsisten dengan menghormati hak asasi manusia (sumber WHO).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 230, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media massa bisa mengubah persepsi publik dengan memberi perhatian pada citra penyandang disabilitas dengan pandangan terhadap penggambaran disabilitas yang akurat dan seimbang sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Media dapat memainkan peran penting dalam menghadirkan isu-isu disabilitas", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan cara yang dapat menghilangkan stereotip negatif dan mempromosikan hak-hak dan martabat para penyandang disabilitas. Selain itu, opsi harus dikembangkan tentang bagaimana menghadirkan penyandang cacat di berbagai media dan pentingnya mendukung pekerjaan PBB untuk membangun masyarakat yang damai dan inklusif bagi semua.Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas mendorong fungsi media massa sebagai alat untuk meningkatkan kerja media dalam mempromosikan hak-hak penyandang disabilitas, serta untuk mempromosikan akses mereka ke pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan bidang-bidang pembangunan lainnya berdasarkan dasar yang sama dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 336, "width": 230, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nastiti (2012) menyatakan bahwa media massa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas kelompok disabilitas dari ekternal, selain pemerintah dan stigma masyarakat. Identitas menurut Giddens (1991) dalam Nastiti (2012) bukanlah seperangkat karakteristik yang kita miliki atau kita tunjuk, tetapi lebih kepada mode berpikir tentang diri kita sendiri. Giddens menjelaskan identitas sebagai sebuah proyek. Merujuk pada Barker (2004) dalam Nastiti (2012) identitas dalam diri dibentuk melalui konstruksi sosial dan tidak dapat hadir di luar representasi budaya karena identitas diekspresikan melalui bentuk-bentuk representasi yang ditampilkan dalam simbol yang maknanya disepakati bersama.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 571, "width": 230, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Nastiti (2012) mengutip (Appadural, 1996) dalam konteks masyarakat, media memainkan peranan penting sebagai sumber representasi dominan yang menjadi rujukan suatu kelompok dalam memaknai simbol identitas tersebut. Media memediasi masuknya praktik kultur tertentu, membentuk pemahaman akan simbol-simbol serta mempertahyankan nilai-nilai yang muncul dan berkontribusi dalam mengkontruksi identitas kolektif. Pengalaman kolektif terhadap suatiu media massa yang sama dapat mengikat individu menjadi suatu kelompok dengan orientasi sama. Kesamaan orientasi terwujud", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 351, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 49, "width": 166, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari adanya pemahaman yang sama aka sebuah makna identitas kolektif yang dimunculkan media tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 215, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Faktor yang Melatarbelakangi Tahapan Pembentukan Identitas Kelompok Disabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 205, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FAKTOR TAHAPAN PEMBENTUKAN", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 226, "height": 223, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IDENTITAS KELOMPOK DISABILITAS Personal Komunitas Kelompok Internal Personal Value Psikologis Individu Community Value Kapabilitas Anggota Equality desire Mental blocking Eksternal Keluarga Lingkunga n Sekitar Organisasi Disabilitas Organisasi Disabilitas Penyokong Dana Sustainability pressure Pemerintah Media massa Stigma masyarakat Sumber: Nastiti (2012)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 230, "height": 315, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu teori yang menjelaskan peran media massa dalam mengubah persepsi masyarat dibahas dalam teori belajar sosial ( social learning theory ) atau dikenal juga sebagai teori belajar observasional atau modeling oleh Albert Bandura. Menurut Bandura (1977), manusia dapat belajar dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain. Peniruan model menjadi unsur penting dalam belajar. Hal ini terjadi dalam kehidupan keseharian masyarakat sehari-hari, bahwa belajar dapat dilakukan dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain dalam mengubah atau untuk membentuk perilakunya, kombinasi teori belajar behavioristik dan kognitif. Dalam realitasnya banyak orang melakukan proses belajar dengan mengamati dan meniru perilaku orang lain yang menjadi model atau idolanya. Dalam artikel “ Self-efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change”, ada empat proses mediasi pembelajaran sosial menurut Bandura (1977) yaitu; perhatian, retensi, reproduksi dan motivasi. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 230, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proses pembelajaran diperlukan adanya figur atau contoh keteladanan. Keteladanan ini dari tokoh yang menjadi panutan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 143, "width": 230, "height": 232, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semakin maraknya pemberitaan tentang dunia disabilitas dan kisah-kisah inspiratif kemandirian penyandang disabilitas yang dipublikasikan secara konvergen di tiga media, yakni siaran berita televisi SCTV, media online Liputan6.com dan kanal berbagi Video, Vidio.com tentunya akan memperluas khalayak, tidak hanya dari sisi jangkauan siar, tetapi juga segmentasi khalayak yang berbeda satu sama lain. Publikasi yang masif diharapkan akan memunculkan proses pemahaman dan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih mengenal potensi disabilitas dalam pembangunan. Peran media massa turut mendorong perubahan sosial di masyarakat dengan memberi informasi yang mendidik masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 378, "width": 230, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan sosial yang diharapkan muncul dari pemberitaan tentang disabilitas adalah adanya social model of disability dengan pendekatan human rights based approach to disability . Model ini mengemukakan bahwa hambatan sistemik, sikap negatif dan eksklusi oleh masyarakat (secara sengaja atau tidak sengaja) merupakan faktor-faktor utama yang mendefinisikan siapa yang menyandang disabilitas dan siapa yang tidak di dalam masyarakat tertentu. Model ini mengakui bahwa sementara orang-orang tertentu mempunyai variasi fisik, sensori, intelektual, atau psikologis, yang kadangkadang dapat mengakibatkan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 585, "width": 230, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keterbatasan fungsi atau ketunaan pada individu.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 613, "width": 230, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini tidak harus mengakibatkan disabilitas, kalau masyarakat dapat menghargai dan menginklusikan semua orang tanpa memandang perbedaan-perbedaan individu. Pendekatan terhadap disabilitas berbasis hak ini esensinya berarti memandang penyandang disabilitas sebagai subjek hukum. Tujuan akhirnya adalah untuk memberdayakan penyandang disabilitas, dan untuk menjamin partisipasi aktif mereka dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 352, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 230, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cara yang terhormat dan mengakomodasi perbedaan yang ada pada diri mereka (Sulistyo Saputro, et al , 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 143, "width": 230, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun maraknya pemberitaan tentang disabilitas di media massa juga bukan tanpa kritik. Dalam tulisan yang diunggah di kolom remotivi.com berjudul “Bolehkah Saya Menjumpai Difabel di Media dengan Layak?” Roy Thaniago, mengkritisi penggambaran disabilitas di media massa yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 161, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "representasinya dianggap", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 230, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keliru (misrepresented). Ada penggambaran yang tidak tepat atau bahkan tidak adil pada penyandang disabilitas yang berdampak pada posisi sosial mereka (Zhang dan Haller, 2013) dan kebijakan publik terkait pemenuhan hak mereka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 230, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Thaniago mencontohkan karakter pelawak Bolot yang menjadi objek tertawaan (laughable) atau beban sosial (burden). Atau karakter Cecep (diperankan Anjasmara) dalam “Wah Cantiknya” (SCTV, 2001) yang selain menjadi objek tertawaan (laughable), dikasihani (pitiable),dan dipandang aseksual. Dalam talkshow, selain kerap menjadi objek rasa penasaran (misalnya dalam “Hitam Putih”, Trans 7), penggambaran disabilitas paling dominan adalah sebagai objek inspirasi (misalnya dalam “Kick Andy”, Metro TV).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 230, "height": 232, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Roy, penggambaran difabel yang inspiratif adalah cara penggambaran terbaik yang bisa dilakukan oleh media, namun dalam konteks itu penyandang disabilitas semata-mata hanya menjadi objek; objek inspirasi. Dalam objektivikasi, seseorang atau sekelompok orang adalah semata bersifat instrumental. Ia semacam alat yang disposable seiring masa nilai gunanya. Mereka menjadi inspirasional semata karena mereka memiliki disabilitas tapi mereka tidak menyerah atau tetap bisa melakukan suatu pekerjaan layaknya orang non-difabel. Terakhir, meski pemberitaan seputar kisah inspiratif juga yang mengatakan telah diputar bertahun-tahun oleh media, nyatanya tidak pernah berdampak pada kebijakan publik maupun posisi sosial mereka.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 67, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 129, "width": 230, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Konvergensi media secara kepemilikan media dan pemberitaan melaui newsroom , semakin memperluas jumlah khalayak terhadap informasi yang disampaikan. Tidak hanya luas jangkauan khalayak dengan beragamnya jenis media yang digunakan, namun juga memperluas segmentasi khalayak melalui kanal-kanal yang ada televisi, media online, media berbagi video.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 267, "width": 230, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perubahan sosial bisa terjadi ketika berita positif dan inspiratif tentang disabilitas yang disampaikan oleh media massa diterima oleh masyarakat dan dijadikan model pembelajaran, seperti dalam teori belajar sosial dari Albert Bandura.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 350, "width": 230, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Munculnya kritik sosial terkait posisi penyandang disabilitas di media muncul karena hingga kini belum model pemberitaan yang dinilai pas untuk merepresentasikan penyandang disabilitas.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 447, "width": 116, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 475, "width": 230, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 488, "width": 194, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unifying Theory of Behavioral", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 500, "width": 194, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Change. Psychological Review, 84 (2), 191–215.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 526, "width": 230, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiarti, M., Apsari, N.C. (2017). Pergeseran Paradigma dalam Disabilitas. Intermestic:", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 551, "width": 191, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of International Studies. Volume 1,", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 564, "width": 75, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No 2, Mei 2017.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 576, "width": 230, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Degener, T., Quinn, G. (2002). Human Rights and Disability: The Current Use and Future Potential of United Nations Human Rights Instruments in the Context of Disability . Geneva, Office of the High Commission for Human Rights.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 703, "width": 229, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, N. (2017). Disability Issues and Social Work. Yayasan Sayangi Tunas Cilik.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 728, "width": 230, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haller, B. (1999). News Coverage of Disability Issues: Final Report for The Center an", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 36, "width": 352, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol. 4 No. 1 Juni 2020 pp. 61-72 P-ISSN 2549-0613, E ISSN 2615-7179", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 787, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 102, "width": 194, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accessible Society. S. Diego: Center for an Accessible Society.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 127, "width": 229, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______ (1993). Paternalism and Protest:", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 140, "width": 229, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coverage of deaf Persons in The Washington Post and New York times. Mass Communication Review, 20, 3-4. _______ (2000). If They Limp, They Lead? News Representations and The Hierarchy of Disability Images. In. D. O. Braithwaite & T. L. Thomson (Eds.), Handbook of Communication and People with Disabilities. San Diego, CA: Lawrence Erlbaum Associates.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 266, "width": 230, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusuma, Satria. (2012). Komunikasi dalam Perubahan Sosial. Interact: Vol.1, No.1,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 289, "width": 194, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal. 42-54. Mei, 2012. Prodi. Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 229, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marshall, Philip & Burnett, R. (2002). Web", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 330, "width": 194, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Theory: An Introduction. ERA -", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 343, "width": 129, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Humanities & Creative Arts.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 229, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhtadiah, D. H. (2018). Konvergensi Media Terhadap Kinerja Jurnalis. Jurnal Tabligh Volume 19 No 1, Juni 2018. Nastiti, Aulia Dwi. (2012). “Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 432, "width": 157, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilmu Politik, Universitas Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 229, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Power. D. (2006). Disability in The News. The", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 457, "width": 194, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Australian Press 2004-2005. Communicacion e Discapacidades. ISBN- 13 978-84-690-4140-6", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 113, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rakhmat, Jalaluddin.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 495, "width": 190, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2007). Psikologi Komunikasi . Bandung: Remaja Rosdakarya.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 230, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rini. (2011). Peran Media Massa dalam Mendorong Perubahan Sosial Masyarakat. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis. Edisi ke-VI, November 2011. Sieff, E.M. (2003). Media Frames of Mental Ilness: The Potential Impact of Negative Frames. Journal of Mental Health, 12, 259-269.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 230, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suranto. (2015). Optimalisasi. Proseding Seminar Nasional: Kontribusi Ilmu-ilmu Sosial dalam Percepatan Pembangunan Indonesia Bermartabat. FISIP UNY 2015 . Saputro, Sulistyo . (2015). Analisis Kebijakan Pemberdayaan dan Perlindungan Sosial Penyandang Disabilitas. Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial. Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 102, "width": 226, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Elang Mahkota Teknologi. (2019).", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 114, "width": 190, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Embracing The Journey Toward Digital. Laporan tahunan 2018 Annual Report. Diunduh pada 25 Mei 2020. dari: http://www.emtek.co.id/files/uploads/repo rt/file_en/2019/Apr/26/5cc294af04b2a/ar- emtek-2018.pdf", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 188, "width": 226, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thaniago, Roy. (2018). “Bolehkah Saya Menjumpai Difabel di Media dengan Layak?” dipublikasikan tanggal 12 Desember 2018 di http://www.remotivi.or.id/amatan/503/bol ehkah-saya-menjumpai-difabel-di-media-", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 266, "width": 62, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan-layak", "type": "Text" } ]
1b4b69a1-25b5-3776-ae66-8b2514b76629
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/download/33699/75676581817
[ { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019) Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "723", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 113, "width": 380, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IDENTIFIKASI JENIS ROTAN DI KAWASAN HUTAN ADAT DUSUN ENSIBAU DESA SEMIRAU KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 166, "width": 384, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Identification Of Rattan In The Forest Area Of The Ensibau Flower, Semirau Village, Jangkang District, Sanggau District)", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 230, "width": 360, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nobertus Geat Saputra, M. Idham, Ahmad Yani. Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jl. Daya Nasional, Pontianak 78124 E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 281, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 428, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rattan in trade is generally called rattan, which is a typical tropical plant and is classified as familipalmae, including climbing plant species that require a host tree for its growth process. States that when compared with plants from other palma tribes, rattan has a variety of uniqueness, among others, the length of the stem reaches 100 m or more even though the diameter is only as big as the mother or toe, in terms of shape, rattan plants are not attractive because in part big wrapped in sharp thorny midribs. Rattan stems have extraordinary tenacity and flexibility. Because of that tenacity and flexibility, rattan sticks can be made in various forms of household furniture or other ornaments such as chairs, baskets, and so on. Especially for rattan, in West Kalimantan there are types of rattan with high economic value such as: rattan saga, branch rattan, and ring rattan. From the survey data on rattan inventory from 1990 to 2010, the distribution of rattan in West Kalimantan is generally in swamp forests and part of dryland forest. The Adat Ensibau Forest Area also has a high level of biodiversity, one of which is non-timber forest products, namely rattan. An increase in the number of people that occur around the Adat Ensibau Huatan Area is one of the causes of the emergence of pressure on the preservation of existing types of rattan, so that it will raise concerns or decrease the potential of rattan in the future.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 301, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : customary forest, Ensibau hamlet, identification, rattan.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 529, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 198, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutan merupakan komunitas biotik dari suatu ekosistem yang hidup dan tumbuh secara dinamis, yang dapat menjaga kesuburan tanah, kelestarian tata air, makhuk hidup, tumbuahan dan plasma nutfa. Di dalam hutan terdapat struktur yang kompleks menciptakan lingkungan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan keanekaragaman jenis mahluk hidup dan tumbuan yang dapat hidup di dalamnya. Salah satu dari keanekaragaman jenis yang terdapat tumbuh dengan baik di hutan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 529, "width": 198, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah rotan. rattan adalah tumbuhan khas tropika dan tergolong familipalmae , termasuk dalam spesies tumbuhan pemanjat yang memerlukan pohon inang untuk proses pertumbuhannya rotan memiliki", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 624, "width": 198, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbagai keunikan antara lain panjang batang mencapai 100 m atau lebih walaupun diameternya hanya sebesar ibu jaritangan atau ibu jari kaki, dari segi bentuknya, tanaman rotan memang tidak menarik karena sebagian besar terbalut pelepah yang berduri tajam.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019) Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "724", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis rotan yang terdapat di kawasan Hutan Adat Dusun Ensibau Desa Semirau Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 198, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi mengenai jenis-jenis rotan yang terdapat di kawasan Hutan Adat Dusun Ensibau Desa Semirau Kecamatan Jangkang Kabupaten Sanggau dalam pemanfaatan dan pelestarian jenis-jenis rotan.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 303, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 198, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Dusun Ensibau Desa Semirau Kecamatan Jangkang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 198, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupatan Sanggau dengan lama penelitian 4 (empat) minggu efektif di lapangan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 137, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan Objek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 198, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah peta lokasi, alat tulis, thally sheet, GPS, altimeter, kaliper, meteran atau penggaris, parang, tali rapia, kamera, buku untuk indentifikasi jenis-jenis rotan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 198, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek dalam penelitian ini adalah semua jenis rotan yang terdapat pada petak pengamatan. Metode Pengambilan Data Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksplorasi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 208, "width": 198, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan teknik purposive sampling berupa petak. Adapun petak contoh yang dibuat dalam teknik purposive sampling ini berupa petak ganda dengan pertimbangan banyaknya jumlah jenis rotan. penggunaan petak berukuran 5m x 5m untuk lapisan vegetasi tingkat bawah. Objek dalam penelitian ini adalah semua jenis rotan yang terdapat pada petak pengamatan.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 366, "width": 154, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 382, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Komposisi Jenis Rotan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 398, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan dan identifikasi lapangan dengan menggunakan metode eksplorasi, pada teknik purposive sampling dilapangan, Kecamatan Jangkang dikawasan hutan adat Dusun Ensibau, ditemukan 7 jenis rotan yang tergolong dalam 3 genus, hal ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 428, "height": 230, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Daftar jenis rotan yang ditemukan pada petak pengamatan (List of types of rattan found in the observation plots) No Nama Lokal Nama Latin Genus 1 Rotan pulut merah/Uwi Sobut Calamus sp Calamus 2 Rotan tunggal/Uwi Tibo Daemonorops didymophylla Mart Daemonorops 3 Rotan lilin /Uwi Omang Calamus javensis Blume Calamus 4 Rotan seel /Uwi Jeronang Daemonorops melanochaetes Blume Daemonorops 5 Rotan taman,cincin/Uwi Kole Daemonorops sabut Beccari Daemonorops 6 Rotan udang semut/Uwi Loa Tikus Korthalsia scaphigera Griff Korthalsia 7 Rotan dahan/Uwi Danan Korthalsia rigida Blume Korthalsia Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa genus yang paling banyak ditemukan yaitu genus Calamus dengan 2 spesies, genus daemonorops dengan 3 spesies dan genus korthalsia", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 680, "width": 198, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan 2 spesies . Jumlah petak dibuat secara purposive sampling sebanyak 15 petak sehingga total luas area pengamatan 0,375 ha, hal ini dapat dilihat pada table 6 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019)", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 54, "width": 108, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "725", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Jumlah individu jenis rotan yang ditemukan pada petak pengamatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 385, "height": 390, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Number of individual types of rattan found in observation plots) No Nama Lokal Jumlah petak Jumlah Individu 1 Rotan pulut merah /Uwi Sobut 2 8 Spesies 2 Rotan tunggal /Uwi Tibo 1 4 Spesies 3 Rotan lilin/ Uwi Omang 2 3 Spesies 4 Rotan seel /Uwi Jeronang 3 12 Spesies 5 Rotan taman,cincin /Uwi Kole 2 7 Spesies 6 Rotan udang semut /Uwi Loa tikus 2 4 Spesies 7 Rotan dahan /Uwi Danan 2 5 Spesies 14 43 Spesies Berdasarkan data yang ditunjukan pada tabel 5 dan tabel 6 Terdapat 7 jenis rotan dari 3 genus yang berbeda dengan total jenis individu sebanyak 43 individu. Jenis rotan yang paling banyak ditemukan adalah Rotan seel/ Uwi Jeronang dengan jumlah petak sebanyak 3 dan jumlah individu sebanyak 12 dikatakan banyak karena rotan seel hidup berumpun dan disana lokasi atau tempat tumbuhnya ditanah yang subur dipingiran air sungai serta mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesisnya hal ini yang mempengaruhi banyaknya jumlah rotan seel dibandingkan yang", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 505, "width": 24, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lain,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selanjutnya Rotan pulut merah/Uwi Sobut dengan jumlah petak sebanyak 2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 198, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan jumlah individu sebanyak 8 spesies tumbuh dipinggiran sungai yang sewaktu-waktu kena banjir hidupnya juga berumpu seperti rotan seel hanya saja jumlah individu tidak sebanyak rotan seel, berikutnya Rotan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 198, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "taman,cincin/Uwi Kole dengan jumlah petak sebanyak 2 dan jumlah individu sebanyak 7 spesies hidup didataran rendah dipinggiran sungai tumbuhnya", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 266, "width": 198, "height": 440, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga berumpun tetapi jumlah individu tidak sebanyak jumlah rotan pulut merah, Rotan dahan/Uwi Danan dengan jumlah petak sebanyak 2 dan jumlah individu sebanyak 5 tumbuh dipingiran sungai secara berumpun dengan jumlah tiap rumpunya 5 batang, Rotan tunggal/Uwi Tibo dengan jumlah petak sebanyak 1 dan jumlah individu sebanyak 4 dan Rotan udang semut/Uwi Loa tikus jumlah petak sebanyak 2 dan jumlah individu sebanyak 4, jumlah kedua individu rotan tersebut sama- sama 4 tumbuhnya di pinggiran sungai secara berumpun hanya saja rotan udang semut merambat naik diantara ranting dan cabang pohon ini yang membuat rotan udang semut lebih banyak jumlah petaknya dibandingkan rotan tunggal, sedangkan rotan yang paling sedikit ditemukan yaitu Rotan lilin/Uwi Omang, dimana Rotan lilin/Uwi Omang ditemukan dengan jumlah petak sebanyak 2 dan jumlah individu sebanyak 3 spesies tempat tumbuhnya juga dipinggiran sungai dataran rendah hidup secara berumpun dan memanjat (Januminro, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019) Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "726", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 129, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Deskripsi Jenis Rotan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 378, "height": 307, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Pulut Merah/Uwi Sobut ( Calamus sp ) Akar Daun Batang Gambar 1. Calamus sp Terdapat didataran rendah di pinggir-pinggir sungai yang sewaktu- waktu kena banjir, tumbuh pada tanah aluvial. Hidup berumpun, tersebar di kiri kanan sungai, mudah dikembangkan dengan menggunakan anakan alam, sebagian sudah dikembangkan oleh masyarakat. Batang rotan pulut merah lebih halus dibandingkan dengan rotan irit, diameter batang 0,2-0,4 cm, panjang batang 30 meter, jumlah batang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 244, "width": 201, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencapai 40 setiap rumpun, panjang ruas 40 cm. Daun rotan pulut merah majemuk menjari, memiliki ciri khas yaitu ujung daunnya bewarna kemerah- merahan. Duri pada batang ( seludang ) dan daun berbentuk halus dan lunak. Rotan pulut merah termasuk rotan bermutu baik, sehingga banyak digunakan untuk bahan pembuatan kerajinan, khususnya anyaman, karena hasilnya baik dan indah menurut (Djamal Sanusi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 320, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Tunggal/Uwi Tibo ( Daemonorops didymophylla Becc)", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 521, "width": 363, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akar Batang Daun Gambar 2. Daemonorops didymophylla Becc Rotan tunggal dijumpai pada", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 198, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketinggian 10-1000 m diatas permukaan laut, terutama lembah perbukitan hutan. Rotan tunggal tumbuh secara berumpun dengan ukuran sedang. Diameter batang tanpa pelepah daun 12 mm, dengan pelepah daun 30 mm. Sisik buah tertutup dengan resin berwarna merah (darah naga). Buah rotan tunggal digunakan oleh masyarakat lokal", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 555, "width": 201, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai obat. Mula-mula buah dikeringkan dan kemudian resinnya diambil dengan cara mengosok buah dengan cangkang tiram. Resin yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut yaitu dibungkus dengan secarik kain, dilembabkan dalam air panas dan diperas. Batang rotan ini digunakan sebagai rotan belah, (Januminro, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019)", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 54, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "727", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 382, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Lilin/Uwi Omang ( Calamus javensis Blume) Daun Batang Akar Gambar 3. Calamus javensis Blume", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 198, "height": 281, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotan ini tumbuh daerah dataran rendah ataupun pegunungan sampai ketinggian 1.200 m diatas permukaan laut. Rotan ini tumbuh secara berumpun dan memanjat. Panjang batang dapat mencapai 50 m. Batangnya berwarna kuning muda, tetapi akan berubah menjadi coklat kekuning-kuningan dan mengkilap apabila sudah kering. Diameter batang tanpa pelepahnya 2-6 mm dan bila bersama pelepah sampai 10 mm. Panjang ruas buku 30 cm atau lebih dan panjang batang yang dapat dipungut 10 m. Bentuk anak daun bervariasi dari lonjong bundar telur sampai lanset bundar sungsang yang ujungnya meruncing anak daun melekat dekat batang dan tumbuh ke arah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 230, "width": 198, "height": 233, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "batang. Panjang tangkai daun bervariasi dari pendek sekali sampai panjang 6 cm. Tangkai daun sedikit berduri. Bunganya berbentuk malai memanjang. Bunga yang satu mandul dan berbentukn sulur yang berfungsi untuk memanjat, sedangkan bunga yang lainnya subur. Panjang bunga yang subur dan yang mandul 1 m. Bentuk buahnya bervariasi dari bulat sampai lonjong. Panjang buah yang lonjong mencapai 1,5 m. Kulit buah bersisik dan berbiji satu. Kegunaan utama batang rotan lilin adalah untuk bahan pembuatan keranjan, pengikat, tikar,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 468, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan kerajinan anyaman lainnya,", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 484, "width": 114, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Djamal Sanusi, 2012).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 337, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Seel/Uwi Jeronang ( Daemanorops Melanochaetes Blume)", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 597, "width": 320, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akar Daun Batang", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 611, "width": 233, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Daemanorops Melanochaetes Blume", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 198, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat didataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian tempat tumbuh 10-500 m di atas permukaan laut. Hidup berumpun, batang berwarna hijau kekuningan dan sesudah dirunti dan kering menjadi berwarna kuning", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 631, "width": 198, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "telur. Daun berwarna kekuning- kuningan, rotan seel digunakan sebagai bahan pembuatan kursi,tangkai sapu, dan bahan anyaman. Kubisnya dapat dimakan, (Djamal Sanusi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019) Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "728", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 326, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Taman,Cincin/Uwi Kole ( Daemonorops Sabut Beccari)", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 198, "width": 309, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akar Batang Daun Gambar 5. Daemonorops Sabut Beccari", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 198, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat didataran rendah sampai pergunungan, dipinggir sungai dengan ketinggian tempat tumbuh 100-300 m diatas permukaan laut. Jenis tanah tempat tumbuh adalah aluvial (liat berpasir).", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 314, "width": 82, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotan taman", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 198, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hidup berasosiasi dengan rotan sega, berumpun dan rumpunnya hampir sama dengan rotan sega.Batang berwarna hijau kekuningan dan setelah dirunti dan kering menjadi berwarna kuning telur. Ukuran batang dan panjang ruas hampir sama dengan rotan sega dan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 235, "width": 198, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki kelenturan yang sama dengan rotan sega, sehingga dalam dunia perdagangan dikelompokan kedalam rotan sega. Daun berbentuk seperti daun kelapa, bagian beranak daun memiliki panjang 100-200 cm, panjang sirus 50- 100 cm. Duri pelepah melingkar dan terdiri atas duri-duri panjang yang halus berwarna abu-ab, panjang duri 2-4 cm. Rotan taman banyak digunakan untuk lampit anyaman dan lain-lain, (Djamal, Sanusi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 347, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Udang Semut/Uwi Loa Tikus ( Korthalsia scaphigera Griff)", "type": "List item" }, { "left": 147, "top": 526, "width": 314, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batang Akar Daun Gambar 6. Korthalsia scaphigera Griff", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 198, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotan udang semut banyak tumbuh ditempat yang tergenang air, terutama ditepi-tepi sungai yang berawa. Rotan ini tumbuh secara berumpun dan jumlah tiap rumpun dapat mencapai 15 batang rotan ini merambat naik diantara rantin, cabang dan tajukpohon setinggi 45 m atau lebih. Batang yang sudah dirunti berwarna coklat kusam, bergaris membujur dan intinya berwarna kuning gading. Batang rotan ini bergaris tengah tidak lebih dari 4 mm, bentuknya sangat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 560, "width": 198, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merata dan panjang ruas antara 10-20 cm. Daun berbentuk menyirip majemuk yang panjangnya mencapai 1,1 m termasuk sulur sepanjang 60 cm. Anak daun berselang-seling. Jumlah anak daun pada salah satu bagian sekitar 3-7 anakn daun, panjang 27 cm, dan lebar 10 cm. Rotan ini dalam keadaan segar dapat dijadikan sebagai bahan pengikat yang cukup kuat dan mudah dibelah, tetapi jika telah kering mudah putus dan rapuh, (Januminro, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019)", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 54, "width": 108, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "729", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 277, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Rotan Dahan/Uwi Danan ( Korthalsia rigida Blume)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 376, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akar Batang Daun Gambar 7. Korthalsia rigida Blume Rotan dahan banyak tumbuh di daerah dataran rendah sampai", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 198, "height": 313, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pergunungan dengan ketinggian tempat 1100 m di atas permukaan laut. Rotan dahan tumbuh secara berumpun dan jumlah tiap rumpun sekitar 5 batang. Panjang batang mencapai 20 m atau lebih, diameter batang yang sudah dibersihkan rata-rata 20-25 mm dan panjang ruas buku 20 cm. Bentik batang tidan rata dan buku-bukunya menonjol. Warna batang coklat kusam dan intinya bewarna coklat muda. Panjang daun rotan dahan mencapai 1,5 m, termasuk tangkai daun 10 cm dan sulur panjat 75 cm. Bentuk daun menyirip majemuk, sedangkan anak daun berbentuk belah ketupat yang menempel secara berselang-seling. Batang rotan dahan mudah dibelah dan biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan keranjang, (Januminro, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 198, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Ditemukan sebanyak 7 jenis dengan 3 genus berbeda dengan total keseluruhan 43 individu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 198, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Jenis-jenis yang ditemukan ialah Rotan Udang Semut/Uwi Loa Tikus ( Korthalsia scaphigera Griff), Rotan Seel/Uwi Jeronang ( Daemanorops Melanochaetes Blume), Rotan Tunggal/Uwi Tibo ( Daemonorops didymophylla Becc), Rotan Pulut", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 225, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merah/Uwi Sobut ( Calamus sp ),", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 241, "width": 184, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rotan Lilin/Uwi Omang ( Calamus javensis Blume), Rotan Taman,Cincin/Uwi Kole ( Daemonorops Sabut Beccari), dan Rotan Dahan/Uwi Danan ( Korthalsia rigida Blume).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 336, "width": 198, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jenis yang ditemukan di dominasi oleh genus Daemonorops paling banyak (3 jenis dengan 23 individu),", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 383, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diikuti oleh genus Calamus (2 jenis dengan 11 individu), Genus Korthalsia (2 jenis dengan 9", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 431, "width": 47, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "individu).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 447, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 463, "width": 198, "height": 186, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pentingnya usaha untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam yang ada pada daerah Kecamatan Jangkang Kawasan Hutan Adat Dusun Ensibau Desa Semirau Kabupaten Sanggau khususnya jenis-jenis rotan, maka diharapkan pada seluruh Instansi terkait agar dapat memberikan perhatian yang sangat sungguh- sungguh terhadap pelestarian sumber daya alamini.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 653, "width": 198, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mengingat masih adanya aktifitas masyarakat disekitar Kawasan Hutan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 685, "width": 184, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adat Dusun Ensibau Desa Semirau Kabupaten Sanggau khususnya Kecamatan Jangkang yang dimanfaatkan sumber daya alam", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2019) Vol. 7 (2) : 723 – 730", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "730", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 113, "width": 184, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang ada untuk berbagai keperluan, maka perlu suatu penangganan upaya yang tepat dan efektif, agar", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 160, "width": 184, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam pada daerah ini bertanggung jawab.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 198, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perlu adanya peremajaan rotan agar jenis-jenis yang ada tidak punah dan dapat terus dilestarikan.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 255, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januminro CFM. 2000. Rotan Indonesia. Kansius, Yokyakarta. Jumiati, 2012. Studi Etno botani Rotan Sebagai Bahan Kerajinan Ayaman Pada Suku Anak Dalam (SAD) Di Dusun III Senami, Desa Jebak, Kabupaten Batang hari,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 154, "width": 169, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambi. Jurnal Biospecies Vol. 5 No.1, Febuari 2012.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 188, "width": 198, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Djamal Sanusi. 2012. Rotan Kekayaan Belantara Indonesia. Brilian", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 215, "width": 198, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internasional, Surabaya. Sardana A. Julinda H. Nyoman G G Y D. Arfian E N. Neneng A.2011. Potret Hutan Propinsi Kalimantan Barat. Kementrian Kehutanan Direktorat Jendral Kehutanan, Balai Pemantapan Hutan Wilayah III Pontianak.", "type": "Table" } ]
cbd2131a-ea31-75cc-754b-2db2e3b3ddbe
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Keperawatan/article/download/2105/1523
[ { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 74, "width": 431, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI KELURAHAN GAHARU", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 131, "width": 335, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lasma Rina Efrina Sinurat 1 , Siska Dwi Ningsih 2 , Henny Syapitri 3", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 144, "width": 354, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123 Universitas Sari Mutiara Indonesia Email: [email protected] 1 ; [email protected] ; [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 197, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 479, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypertension is an increase in diastolic and systolic blood pressure that is intermittent or persistent. The national prevalence of hypertension at the age of 55-64 years is 45.9%, those aged 65 years and over are 57.6%, and those aged 75 years and over are 63.8%. One of the complementary alternative therapies in hypertensive patients is doing \"hydrotherapy\" which can lower blood pressure if done regularly. The treatment is soaking the feet in warm water. This study aims to determine the effect of foot soak with warm water on reducing blood pressure in hypertensive elderly in Gaharu Village. This type of research is a quasi-experimental design with a one-group pre and post test design. The sampling technique used in this study was purposive sampling with a total sample of 40 respondents. Collecting data in this study using observation sheets. From the results of the paired t test showed that there was a significant effect before and after foot bath therapy with warm water, the p-value = 0.000 (<0.05). It is recommended for elderly people with hypertension to control their blood pressure to health services and routinely perform complementary therapy of foot soaks with warm water to lower blood pressure.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 304, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : elderly, hypertension, soaking the foot in warm water", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 110, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 221, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipertensi merupakan terjadinya peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batasan normal. Sebagaimana yang dikatakan hipertensi dimana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg (Ferayanti, 2016). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara esensial (primer idiopatik) dimana faktor penyebab belum dapat diidenfikasi secara sekunder, akibat dari penyakit tertentu yang diderita (Nurarif & Kusuma, 2016). Hipertensi primer terjadi sebesar 90-95% kasus dan cenderung bertambah seiring dengan waktu, Dimana faktor resiko meliputi seperti obesitas, stress, gaya hidup santai, dan merokok (Jons M. Robinson,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 221, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017). Menurut data Word Health", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 221, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organization (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 382, "width": 230, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia (Widiana & Ani, 2017). Di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar pada tahun 2013 prevelansi nasional hipertensi pada usia 55-64 tahun sebesar 45,9%, dan yang berusia 65 tahun keatas sebesar 57,6%, dan usia 75 tahun keatas sebesar 63,8%. Dan berdasarkan jenis kelamin prevelensi nasional hipertensi pada perempuan sebesar 28,8% lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki yang hanya 22,8%. Dan prevelensi penyakit hipertensi di Sumatera Utara berdasar diagnosa tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 30,2% (Kemenkes RI, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 617, "width": 230, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah ada 2 macam yaitu faktor yang tidak bisa dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan, dimana faktor yang tidak bisa dikendalikan yaitu seperti faktor keturunan, dan faktor usia. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan yaitu faktor tinggi mengkonsumsi garam, konsumsi tinggi lemak, obesitas, stress, merokok, dan meminum alkohol (Santoso, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 221, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan tekanan darah yang tidak ditangani secara segera maka dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) apabila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai Penyakit hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hipertensi mencetuskan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 221, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "timbulnya plak aterosklerotik di arteri serebral dan arteriol, yang dapat menyebabkan oklusi arteri, cedera iskemik dan stroke sebagai komplikasi jangka panjang (Yonata, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 221, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penatalaksanaan hipertensi terbagi dua yaitu, terapi farmakologi dan non farmakologis. Pengobatan hipertensi secara farmakologi yang sering diminum oleh penderita hipertensi namun mempunyai efek samping seperti sakit kepala, pusing lemas dan mual (Sutriningsih & Angraeni, 2014). Terutama pada lansia yang sudah mengalami penurunan usia, karena diakibatkan hilangnya unit unit fungsional organ (misalnya nefron dan neuron) dan sehingga terjadi gangguan beberapa proses fungsi sistem tubuh. Sedangkan penatalaksanaan non farmakologi dapat melakukan dengan cara berhenti merokok dan mengurangi mengkonsumsi tinggi garam, berhenti minum minuman yang beralkohol dan mengurangi makan makanan yang berlemak, kemudian banyak mengkonsumsi buah- buahan dan sayur-sayuran serta rutin melakukan olahraga (Ferayanti, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 542, "width": 221, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pengobatan hipertensi secara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara melakukan terapi alternatif komplementer yaitu melakukan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 221, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ hidrotrapy”. Dimana hidrotrapy ini dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin. Adapun jenis hidrotrapy diantaranya seperti mandi air hangat, kompres air hangat, dan rendam kaki dengan air hangat (Wulandari et al., 2016). Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Yang pertama sangat berdampak pada pembuluh darah dimana dengan hangatnya air dapat membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Maka dengan dilakukan rendam kaki dengan air hangat sangatlah bermanfaat untuk pelebaran", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 230, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(vasodilatasi) aliran darah sehingga diharapkan dapat menurunkan tekanan darah (Syam, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 100, "width": 230, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat terapi rendam kaki dengan air hangat ini merupakan efek fisik panas nya atau dengan hangatnya yang dapat menyebabkaan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan dapat meningkatkan reaksi kimia, dan pada jaringan akan terjadi metabolisme seiring dengan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologi respon tubuh terhadap panas yaitu dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan kekentalan pada darah dan dapat mengurangi ketegangan otot, dengan meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler, respon hangatnya air inilah yang dipergunakan untuk keperluan terapi ada berbagai kondisi dan keadaan dalam tubuh (Santoso, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 335, "width": 231, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip kerja terapi rendam kaki dengan air hangat dengan mempergunakan air hangat yaitu secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas atau hangat dari air hangat ke dalam tubuh akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan ketegangan otot sehingga dapat melancarkan peredaran darah yang akan mempengaruhi tekanan arteri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan urkus aorta yang akan menyampaikan implus yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah (Malibel YAR, Herwanti E, 2020). Volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke medulla sehingga akan merangsang tekanan sistolik yaitu renggangan otot ventrikel untuk segara berkontraksi (Hardianti et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 597, "width": 231, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Asia Traditional Chinese Medicine (2013), rendam kaki dengan air panas setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah Terapi rendam kaki dengan air panas mencapai serangkaian perawatan kesehatan yang efisien melalui tindakan pemanasan, tindakan mekanis dan tindakan kimia air serta efek penyembuhan dari uap obat dan medis pengasapan (Sudaryati et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 721, "width": 230, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian Santoso (2015), bahwa ada pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita penyakit", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 220, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hipertensi, diwilayah kerja UPK Puskesmas Katulistiwa Kota Pontianak. Sedangkan Berdasarkan penelitian Ferayanti (2017), bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam pada lansia hipertensi di UPT Rumah pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 221, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ilkafah (2016), perbedaan penurunan tekanan darah lansia dengan obat anti hipertensi dan terapi rendam air hangat memberikan pengaruh yang signifkan terhadap penurunan tekanan darah, dan penelitian oleh Destia dkk (2014) adanya perbedaan antara sebelum dan sesudah pemberian hidroterapi rendam air hangat terhadap penurunan tekanan sistolik dan diastolik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 221, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti, di Kelurahan Gaharu didapatkan data lansia yang mengalami penyakit hipertensi sebanyak 45 orang, yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang dan laki–laki sebanyak 12 orang. Petugas kesehatan di Puskesmas mengatakan bahwa 5 diantara lansia penderita hipertensi juga mengalami stroke , hal itu dikarenakan mereka jarang melakukan pemeriksaan atau pengobatan rutin kepuskesmas dengan alasan keterbatasan fisik, jauhnya lokasi puskesmas, serta ketidak adanya anggota keluarga mengantar kepuskesmas. Hal yang sama juga dikatakan oleh beberapa lansia yang diwawancarai oleh peneliti, selain itu mereka", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 230, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga mengatakan bahwa tekanan darah tinggi merupakan hal yang biasa pada usia lansia.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 86, "width": 230, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik meneliti tentang pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Kelurahan Gaharu.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 171, "width": 152, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 184, "width": 231, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian adalah Quasi Experiment degan rancangan one group pretest posttest design . Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas yaitu sebanyak 40 responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana responden yang terkena stroke dan yang mempunyai luka di bagian kaki baik itu luka ganggren, luka bakar maka kriteria tersebut tidak dapat di jadikan sampel penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 336, "width": 231, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dalam penelitian ini diproleh langsung mengunakan lembar observasi dengan mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat, tekanan darah di ukur dengan alat tensimeter dan stetoskop. Suhu air yang digunakan untuk merendam kaki para lansia adalah 37-40 derajat Celcius dan diukur dengan alat yang dinamakan aquarium thermometer selama lebih kurang 15 menit. Sedangkan uji statistic yang digunakan adalah uji Paired T test .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 516, "width": 57, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 532, "width": 230, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin di Kelurahan Gaharu (n=40)", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 601, "width": 217, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Usia dan Jenis Kelamin Responden", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 629, "width": 410, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Karakteristik n % 1 Usia 50-70 tahun 36 90 > 70 tahun 4 10 2 Jenis kelamin Laki-laki 10 25 Perempuan 30 75 Total 40 100", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 715, "width": 486, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel.1 didapati mayoritas responden yang berusia 50-70 tahun, yaitu sebanyak 36 orang (90%) dan yang mayoritas responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang (75%).", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 71, "width": 438, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Rendam Kaki Dengan Air Hangat", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 99, "width": 468, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distribusi Frekuensi Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Lansia Hipertensi Sebelum dilakukan Rendam Kaki Dengan Air Hangat di Kelurahan Gaharu (n=40)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 141, "width": 436, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekanan Darah Sebelum n Mean Median Standart Deviation Min Max Sistolik 40 177.00 170.50 20.449 148 243 Diastolik 40 103.08 100.00 14.219 75 143", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 226, "width": 478, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel.2 dapat dilihat bahwa dari 40 responden rata-rata memiliki tekanan darah sistolik sebelum rendam kaki dengan air hangat di dapatkan nilainya sebesar 177.00 mmHg, dengan nilai Minimum 148 mmHg dan nilai Maximum 243 mmHg. Tekanan darah diastolik sebelum rendam kaki dengan air hangat di dapatkan nilai rata-rata sebesar 103.08 mmHg, dengan nilai Minimum 75 mmHg dan nilai Maximum 143 mmHg.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 309, "width": 472, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sesudah Rendam Kaki Dengan Air Hangat Distribusi Frekuensi Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Lansia Hipertensi Sesudah dilakukan Rendam Kaki Dengan Air Hangat di Kelurahan Gaharu (n=40)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 379, "width": 436, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekanan Darah Sebelum n Mean Median Standart Deviation Min Max Sistolik 40 153.98 161.00 18.116 127 224 Diastolik 40 96.43 93.50 12.746 71 135", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 464, "width": 478, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel.3 dapat dilihat bahwa dari 40 responden rata-rata memiliki tekanan darah sistolik sesudah rendam kaki dengan air hangat di dapatkan nilainya sebesar 153.98 mmHg, dengan nilai Minimum 127 mmHg dan nilai Maximum 224 mmHg. Tekanan darah diastolik sesudah rendam kaki dengan air hangat di dapatkan nilai rata-rata sebesar 96.43 mmHg, dengan nilai Minimum 71 mmHg dan nilai Maximum 135 mmHg.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 546, "width": 475, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Sebelum Dan Sesudah Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat di Kelurahan Gaharu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 444, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mean Mean Tekanan Darah Sebelum intervensi Sesudah intervensi Selisih Standar Deviasi p value Sistolik 177.00 153.98 23.02 11.116 0.000 Diastolik 103.08 96.43 6.65 9.97 0.000", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 662, "width": 479, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa selisih perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah dilakukan rendam kaki dengan air hangat diperoleh nilai 23.02 mmHg dengan p value 0.000 (<0,05). Hal ini menguatkan bahwa ada pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Kelurahan Gaharu.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 68, "width": 109, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 82, "width": 215, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi sebelum terapi rendam kaki dengan air hangat", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 137, "width": 194, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 40 reponden di dapatkan bahwa mayoritas rata-rata tekanan darah sistolik lansia hipertensi sebelum dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat adalah 177.00 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa lansia hipertensi memiliki tekanan darah tidak berada dalam kondisi batasan normal, disebabkan karena lansia hipertensi mengalami peningkatan ketegangan secara fisik maupun psikis yang akan mengpengaruhi tekanan darahnya.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 330, "width": 194, "height": 384, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tekanan darah pada lansia hipertensi terjadi perbedaan disebabkan oleh proses faktor-faktor penyebab hipertensi yang terjadi perbedaan pada setiap lansia hipertensi. Keadaan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor jenis kelamin yang diketahui bahwa sebanyak 90% lansia hipertensi mayoritas berjenis kelamin perempuan dan usia lansia hipertensi sebanyak 90%, mayoritas berada dalam rentang 50-70 tahun. Hal ini menyatakan bahwa lansia hipertensi yang berjenis kelamin perempuan sudah mengalami menopause dan lansia hipertensi masi menjalani pola hidup tidak sehat seperti jarang olaraga dan sering memakan makanan yang tinggi garam. (Rosta, 2011). Hasil tersebut memperkuat teori dimana perempuan yang belum mengalami menopause dan masi adanya hormone estrogen yang melindungi dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah sehingga akan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan yang menderita hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 716, "width": 194, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Triyanto (2014), faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 81, "width": 193, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tinggi mendapatkan risiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 164, "width": 193, "height": 315, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan observasi peneliti, lansia hipertensi sering mengeluh sakit kepala, pandangan kabur, nyeri kuduk, keadaan umum penderita terlihat gelisah dan tegang. Hal ini dirasakan ketika lansia sedang mengalami peningkatan tekanan darah untuk itu maka di berikan terapi rendam kaki dengan air hangat yang bertujuan untuk melebarkan pembuluh darah. Air hangat akan merangsang dilatasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga peredaran darah menjadi lancar yang akan mempengaruhi tekanan dalam ventrikel (Sudaryati et al., 2019). Aliran darah menjadi lancar sehingga darah dapat terdorong ke dalam jantung dan dapat menurunkan tekanan sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, tekanan dalam ventrikel turun drastis, akibat aliran darah yang lancar sehingga menurunkan tekanan diastolik (Zahruddin & Amin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 496, "width": 216, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi sesudah terapi rendam kaki dengan air hangat", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 551, "width": 194, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ini menunjukan bahwa setelah diberiakan terapi rendam kaki dengan air hangat mayoritas rata-rata tekanan darah sistolik lansia hipertensi adalah 153.98mmHg dan tekanan diastolik lansia hipertensi adalah 96.43 mmHg. Hal ini menunjukan bahwa tekanan darah lansia hipertensi terjadi penurunan atau perubahan. Hal ini disebabkan dengan hangatnya air akan merangsang dilatasi atau pelebaran pembuluh darah sehingga peredaran darah menjadi lancar yang akan mempengaruhi tekanan dalam ventrikel. Aliran darah menjadi lancar sehingga darah dapat terdorong ke", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 65, "width": 194, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam jantung dan dapat menurunkan tekanan sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, tekanan dalam ventrikel turun drastis, akibat aliran darah yang lancar sehingga menurunkan tekanan diastolik (Zahruddin & Amin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 148, "width": 194, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoiroh (2014) yang mendapatkan hasil bahwa rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dilakukan terapi rendam kaki air hangat 160 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dilakukan terapi rendam kaki air hangat adalah 100 mmHg. Setelah dilakukan terapi rendam kaki air hangat, hasil rata-rata tekanan darah sistolik menurun menjadi 150 mmHg, sedangkan pada rata-rata tekanan darah diatolik menurun menjadi 90 mmHg.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 355, "width": 214, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengaruh Rendam Kaki Dengan Air", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 369, "width": 194, "height": 342, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Hipertensi Di Kelurahan Gaharu Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat. Sebelum dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat mayoritas rentan rata-rata tekanan darah lansia sistolik pretest dan sistolik postest 11.116, dan setelah dilakukan terapi rendam kaki dengan air hangat terjadi perubahan tekanan darah lansia hipertensi yang di dapatkan mayoritas rata-rata tekanan darah diastolik pretest dan diastolik posttest 9.97. Dimana setelah dilakukan Uji Paired T Test didapatkan hasil p value =0.000 (p<0,05), menunjukan bahwa ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi di Kelurahan Gaharu.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 713, "width": 194, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Nanda & Simamora tahun 2017 yang mengatakan bahwa rendam kaki dengan air hangat mampu untuk", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 65, "width": 193, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menciptakan relaksasi yang memiliki efek menenangkan pada sistem saraf dan bermanfaat dalam mengatasi kecemasan, perasaan gelisah dan juga dapat mengatasi kualitas tidur. Air hangat dengan suhu 35-40 0 c juga mampu melegakan ketegangan otot menenangkan fikiran (Daulay, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 177, "width": 193, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian santoso (2015) tentang pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di wilayah kerja UPK Puskesmas Khatulistiwa kota Pontianak 2015, didapatkan bahwa ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penuruan tekanan darah pada lansia hipertensi dengan nilai p value = 0,000 (pada uji t berpasangan) dan p value = 0,001 (pada uji wilcoxon) yang keduanya ( ≤ 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 371, "width": 193, "height": 314, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh solechah (2017), tentang pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di puskesmas bahu manado 2017, di dapatkan ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah hal ini di dapat dari hasil Analisis menggunakan uji statistik uji Wilcoxon ( Signed Ranks Test ) dengan tingkat kemaknaan (α = 0,05) yang menunjukkan hasil Sig. (2-tailed) atau p value = 0,000. Dengan p value = 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Manado.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 702, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 716, "width": 215, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden dalam penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan (75%), rentang usia responden dalam penelitian ini antara usia lanjut hingga usia sangat tua dan", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 65, "width": 215, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mayoritas berada pada lanjut usia (90%). Rata-rata tekanan darah sistolik responden sebelum dilakukan intervensi yaitu 177.00 mmHg dan setelah dilakukan terapi mengalami penurunan rata-rata tekanan sistolik yaitu 153.98 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dilakukan intervensi yaitu 103.08 mmHg dan setelah dilakukan terapi rata-rata tekanan diastolik mengalami penurunan yaitu 96.43mmHg. Dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang dibuktikan dengan nilai p= 0,000 (Uji Paired T Test ) (< 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 297, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 65, "top": 323, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daulay, N. M. S. F. A.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 323, "width": 191, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 378, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PADA PENDERITA HIPERTENSI DI", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 392, "width": 190, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KELURAHAN TIMBANGAN TAHUN 2017 . 3–4.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 419, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianti, I., Nisa, K., & Wahyudo, R.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 433, "width": 191, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Manfaat Metode Perendaman dengan Air Hangat dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Benefits of Immersion Method with Warm Water in Lowering Blood Pressure on Hypertension Patients. Jurnal Medula ,", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 530, "width": 26, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 (1),", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 530, "width": 215, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61–64. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/inde x.php/medula/article/download/2101/p df Joan M.Robinson, D. L. S. (2014). Visual Nursing Medikal Bedah .", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 612, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 626, "width": 191, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI , 53 (9), 1689–1699.", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 668, "width": 215, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malibel YAR, Herwanti E, D. H. (2020). Pengaruh Pemberian Hidroterapi (Rendam Kaki Air Hangat) Terhadap", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 709, "width": 191, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang. CHMK Health Journal , 4 (1), 0–7.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 764, "width": 214, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Made Ferayanti, Rizky Erwanto, A. S.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 65, "width": 191, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). EFEKTIVITAS TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM", "type": "Section header" }, { "left": 336, "top": 106, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TERHADAP TEKANAN DARAH. Jurnal Keperawatan , 3 (2), 38.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 134, "width": 187, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30659/nurscope.3.2. 38-45", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 161, "width": 215, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurarif, & Kusuma. (2016). Pengaruh Hipertensi terhadap perilaku hidup pada lansia. Poltekkes Jogja , 2011 , 8– 25.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 217, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, D. A. (2015). Pengaruh Terapi", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 230, "width": 191, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendam Kaki Air Hangat Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak Dwi Agung Santoso Program Studi Keperawatan. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 285, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Universitas Tanjungpura , 3 (2), 2–4.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 313, "width": 215, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudaryati, N. L. G., Sudiartawan, I. P., & Adnyana, D. M. (2019). Efektivitas Pemberian Hydrotherapi Rendam Kaki Pada Penderita Hipertensi Di Banjar Sri Mandala, Kelurahan Dauhwaru Kabupaten Jembrana. Jurnal Widya Biologi , 10 (01), 33–44. https://doi.org/10.32795/widyabiologi. v10i01.235", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 437, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutriningsih, A., & Angraeni, M. N.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 451, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014). Program Studi Ilmu Keperawatan , Fakultas Ilmu", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 479, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan. In jurnal Care (Vol. 2, Issue 2).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 506, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syam, N. (2016). Pengaruh Rendam Air", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 520, "width": 190, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hangat Pada Kaki Dan Konsumsi Jus Mentimun Terhadap Hipertensi Pada Lansia.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 548, "width": 190, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keperawatan . http://repositori.uin-", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 575, "width": 161, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "alauddin.ac.id/2401/1/Nurhaidah Syam.pdf", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 603, "width": 214, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiana, I. M. R., & Ani, L. S. (2017).", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 617, "width": 191, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada pralansia dan lansia di Dusun Tengah , Desa Ulakan , Kecamatan Manggis. E-Jurnal Medika , 6 (8), 1–5. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/a rticle/view/33478/20284", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 700, "width": 214, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, P., Arifianto, & Sekarningrum,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 713, "width": 190, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. (2016). Pengaruh Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat dengan Campuran Garam dan Serai Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 32, "width": 181, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia, 58-65", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 779, "width": 12, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 791, "width": 153, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Online Keperawatan Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 444, "top": 791, "width": 91, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2020, Vol.3 No.1", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 65, "width": 190, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penderita Hipertensi di Wilayah Podorejo RW 8 Ngaliyan. Keperawatan , 7 (1), 43–47. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/k eperawatan/article/viewFile/3918/439 7", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 148, "width": 214, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yonata, A., Satria, A., & Pratama, P.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 65, "width": 215, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). Arif Satria Putra Pratama dan Ade Yonata | Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke Majority . 5 (3), 17. Zahruddin, & Amin, M. (2017). Perbedaan Efektifitas Tehnik Rendam Kaki Air Hangat.hal. 356 -362 . 5 (1), 356–362.", "type": "Text" } ]
4cd5820e-1324-7ae9-a04b-47b27643de6c
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/13030/8153
[ { "left": 205, "top": 87, "width": 295, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 429, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH KEPEMIMPINAN AUTENTIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI PERAN MEDIASI WORK ENGAGEMENT DAN KOMITMEN AFEKTIF", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 191, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 386, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Indonesia Email: [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 308, "width": 401, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan serta menguji peran mediasi work engagement dan komitmen afektif dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan data dari 358 responden karyawan di PT Bank Pembangunan Daerah Papua melalui kuesioner yang telah disesuaikan dan dianalisis menggunakan SEM (Structural Equation Modelling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, tetapi work engagement dan komitmen afektif ditemukan memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan. Peran mediasi ini menjadi sangat penting karena tanpa adanya mediasi work engagement dan komitmen afektif, kepemimpinan autentik tidak akan meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil pengaruh total, work engagement mentransmisikan pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan lebih besar dibandingkan dengan komitmen afektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 428, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Kinerja Karyawan, Kepemimpinan Autentik, Work Engagement, Komitmen", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 562, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afektif", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 401, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aimed to examine the effect of authentic leadership on employee performance and to examine the mediating role of work engagement and affective commitment in this relationship. This study used a survey method by collecting data from 358 employee respondents at PT Bank Pembangunan Daerah Papua through customized questionnaires and analyzed using SEM (Structural Equation Modeling). The results showed that authentic leadership had no significant effect on employee performance, but work engagement and affective commitment were found to mediate the effect of authentic leadership on employee performance. This", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 744, "width": 43, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite:", "type": "Footnote" }, { "left": 91, "top": 744, "width": 416, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022) Pengaruh Kepemimpinan Autentik Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i10.13030 Terhadap Afektif, Kinerja (7) 10, E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17170", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 400, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mediation role is very important because, without the mediation of work engagement and affective commitment, authentic leadership will not improve employee performance. Based on the total effect, work engagement transmitted the effect of authentic leadership on employee performance to a greater extent than affective commitment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 423, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Employee Performance, Authentic Leadership, Work Engagement, Affective Commitment", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 429, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi perbankan di Indonesia secara keseluruhan semakin baik termasuk 26 Bank Pembangunan Daerah (Sari, 2022). Hal ini didasarkan dari data yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia (Otoritas Jasa Keuangan, 2022). Begitu juga dengan hasil simulasi stress test Bank Indonesia yang menyatakan ketahanan perbankan nasional masih relatif baik (Putri, 2022). Total aset seluruh Bank Pembangunan Daerah yang ada di Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 tercatat sebesar 787,85 triliun rupiah meningkat 7,73% dari Desember 2020 (Sandria, 2021). Untuk diketahui, Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini pada umumnya mempunyai karakteristik yang berbeda dengan bank konvensional, hal ini disebabkan struktur kepemilikan yang didominasi oleh pemerintah daerah (Darmawan, 2017; Direktori Perbankan Indonesia, 2022). Oleh karena itu, BPD dituntut untuk berperan aktif menjadi agen pendorong pembangunan daerah melalui kegiatan bisnis perbankan seperti pembiayaan proyek investasi dan modal kerja UMKM (Bank Papua, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 429, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demikian juga Bank Papua sebagai salah satu BPD diharapkan mampu menjadi agen pendorong pembangunan di Tanah Papua. Sejalan dengan tagline Bank Papua yakni “Membangun Tanah Papua” (Bank Papua, 2022), Bank Papua diharapkan untuk memberikan dukungan dalam perkembangan usaha dan kemajuan ekonomi di wilayah Tanah Papua, serta menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat setempat. Hal ini selaras dengan program kerja dan terobosan yang dilakukan pemerintah pusat dengan mengubah orientasi pembangunan yang berimbang ( balanced development ) yang semula terkonsentrasi di Pulau Jawa menjadi ke luar Pulau Jawa terlebih khusus Kawasan Indonesia Timur termasuk Papua (Tim Komunikasi Publik Bappenas, 2021). Beberapa inisiatif dan proyek yang termasuk di dalamnya adalah upaya untuk mempercepat pengembangan hak-hak dasar, perumahan, pasokan air bersih, sanitasi, akses listrik, telekomunikasi, serta pembangunan infrastruktur lainnya seperti Proyek Palapa Ring, pelabuhan laut, dan program Papua Terang 2019 (Tim Komunikasi Publik Bappenas, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 429, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Papua merupakan milik semua Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Tanah Papua. Secara aset, Bank Papua menempati urutan ke-12 dari 26 BPD di seluruh Indonesia dengan total aset mencapai 25,28 triliun rupiah per Juni 2021 (Sandria, 2021). Nilai ini turun sebesar 2,29% dari capaian Desember 2020 yakni sebesar 25,88 triliun rupiah. Walaupun pada tahun 2021 sempat meningkat menjadi 26,23 triliun rupiah tetapi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17171", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada triwulan pertama tahun 2022 menurun menjadi 23,82 triliun rupiah (Bank Papua, 2022). Indeks kinerja layanan 2022 juga turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari 90,48 dengan kategori “baik sekali” menjadi 84,36 dengan kategori “baik” (Bank Papua, 2022). Selain itu, Gambar 1 di bawah ini menunjukkan grafik tren realisasi dan target laba/rugi yang ditetapkan yang mencerminkan kinerja karyawan Bank Papua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 429, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil ini menunjukkan perlu bagi Bank Papua untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Koopmans et al. (2016) menyimpulkan bahwa kinerja kerja individu terdiri dari tiga dimensi, yaitu kinerja tugas, kinerja kontekstual, dan perilaku kerja kontraproduktif. Kinerja tugas mencerminkan kemampuan individu dalam melaksanakan tugas substantif atau teknis yang terkait dengan pekerjaan inti mereka (Koopmans et al., 2014). Dalam konteks penelitian ini, kinerja mengacu pada dimensi kinerja tugas ( task performance ). Fokus penelitian terbatas pada evaluasi kinerja karyawan dalam hal pencapaian tugas-tugas yang menjadi bagian inti dari pekerjaan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 429, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan pada hakekatnya tidak terlepas dari sumber daya manusia, bahkan manusia ( human ) menjadi salah satu faktor terpenting dalam organisasi (Güngör, 2011; Sudiardhita et al., 2018). Oleh karena itu, organisasi berusaha untuk mengembangkan, memotivasi, dan meningkatkan komitmen serta kinerja karyawan mereka dengan berinvestasi pada karyawan (Güngör, 2011). Penting bagi organisasi untuk melakukan penyelidikan secara teratur terhadap kinerja karyawan, karena hal tersebut merupakan aspek yang signifikan (Siswanto et al., 2019), sehingga kinerja karyawan juga memainkan peran penting dalam industri jasa (Nasab & Afshari, 2019) termasuk jasa perbankan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 429, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti memilih karyawan bank sebagai subjek penelitian karena penelitian- penelitian sebelumnya tentang kepemimpinan telah banyak dilakukan di sektor non-bank (Güngör, 2011; Tuffour et al., 2019), sehingga mendorong penulis untuk menelitinya di sektor perbankan. Peneliti memilih Bank Papua sebagai subjek penelitian karena perannya yang penting dalam pembangunan dan perekonomian daerah Tanah Papua. Selain menjadi pusat kegiatan ekonomi, Bank Papua juga bertanggung jawab dalam pengelolaan dana pemerintah daerah, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Kehadiran banyak karyawan di Bank Papua diharapkan memiliki dampak positif bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 429, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, penting untuk memiliki seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh dan memiliki nilai serta keyakinan yang selaras dengan tindakannya. Ini dikenal dengan kepemimpinan autentik. Pemimpin autentik adalah orang yang tahu siapa dirinya dengan baik, jujur tentang dirinya, dan selalu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakininya (Walumbwa et al., 2008). Memimpin dengan memberi contoh, menggambarkan komitmen seseorang untuk bekerja dan memberikan bimbingan kepada bawahan yang memungkinkan bawahan untuk tetap terhubung secara emosional dan fisik serta waspada secara kognitif dalam peran pekerjaan mereka (Maximo et al., 2019). Hasil penelitian Ribeiro, Gomes, et al. (2018) mengungkapkan bahwa kepemimpinan autentik dapat meningkatkan komitmen dan kinerja individu karyawan. Kepemimpinan autentik telah diajukan untuk membentuk", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17172", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konstruksi akar (Avolio & Gardner, 2005) atau \" key ingredient \" (Ribeiro, Gomes, et al. 2018) yang mendasari bentuk kepemimpinan positif lainnya dan perkembangannya (Ribeiro, Gomes, et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 429, "height": 312, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja adalah work engagement (Aboramadan et al., 2021; Bakker et al., 2008; Hulshof et al., 2020; Lai et al., 2020; Tisu et al., 2020). Dalam penelitian oleh Bakker et al. (2008), diperkenalkan gagasan work engagement yang muncul sebagai suatu keadaan positif yang ditandai oleh semangat ( vigor ), dedikasi ( dedication ), dan penghayatan ( absorption ) terhadap pekerjaan. Hal ini mencerminkan tingkat antusiasme, komitmen, dan perasaan positif yang dirasakan individu terhadap pekerjaan mereka (Schaufeli et al., 2006). Menurut Schaufeli et al. (2006), work engagement terdiri dari tiga dimensi penting. Pertama, semangat yang mencerminkan energi tinggi, fleksibilitas, dan gairah dalam pekerjaan. Kedua, dedikasi yang melibatkan keterikatan emosional, perasaan bermakna, inspirasi, dan kebanggaan terhadap pekerjaan. Terakhir, penghayatan yang mencerminkan konsentrasi penuh, keseruan, dan keterlibatan mendalam dalam tugas-tugas pekerjaan. Bakker et al. (2008) menjelaskan bahwa ada empat faktor yang menjelaskan mengapa karyawan yang terlibat ( engaged ) cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik. Pertama, mereka seringkali mengalami emosi positif seperti kebahagiaan dan antusiasme. Kedua, mereka memiliki kondisi mental dan fisik yang lebih optimal. Ketiga, mereka menghasilkan sumber daya dan karya yang berkontribusi pada dukungan dari orang lain. Terakhir, mereka memindahkan keterikatan mereka kepada sesama karyawan. Hasil penelitian Christian et al. (2011) menemukan bahwa work engagement adalah konstruksi yang berguna yang patut mendapat perhatian lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 429, "height": 297, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain pengaruh kepemimpinan autentik dan work engagement , komitmen karyawan juga merupakan salah satu elemen yang berpotensi mempengaruhi kinerja secara signifikan (Khan et al., 2019; Razzaq et al., 2019; Yu et al., 2019). Komitmen karyawan terhadap organisasi ( Organizational Commitment ) mengacu pada keterikatan karyawan pada sebuah organisasi (Nasab & Afshari, 2019). Meyer dan Allen (1991) mengelompokkan komitmen organisasi ke dalam tiga klasifikasi yang berbeda. Pertama, terdapat komitmen afektif ( affective commitment ) yang mencerminkan ikatan emosional yang terjalin antara karyawan dengan organisasi. Kedua, terdapat komitmen berkelanjutan ( continuance commitment ) yang berkaitan dengan persepsi karyawan tentang biaya yang akan timbul jika mereka memutuskan untuk meninggalkan organisasi. Dan ketiga, terdapat komitmen normatif ( normative commitment ) yang terkait dengan rasa tanggung jawab moral dan kewajiban individu untuk tetap setia berada dalam organisasi. Mercurio (2015) mengusulkan suatu kerangka kerja konseptual dimana komitmen afektif dianggap sebagai inti atau pusat dari komitmen organisasi. Komitmen afektif dianggap mempunyai hasil yang lebih diharapkan perusahaan atau organisasi dibandingkan dengan komitmen berkelanjutan dan komitmen normatif (Ribeiro, Yücel, et al., 2018). Oleh karena itu, peneliti menganggap dimensi ini yang paling relevan untuk diteliti. Penelitian Delić et al. (2017) menemukan peran mediasi komitmen afektif karyawan antara kepemimpinan autentik dengan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17173", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tinjauan serta hasil penelitian sebelumnya yang telah disajikan, maka pertanyaan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh langsung dari kepemimpinan autentik, work engagement, dan komitmen afektif terhadap kinerja karyawan Bank Papua? Selain itu, apakah work engagement dan komitmen afektif juga berperan sebagai mediator dalam memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan Bank Papua?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 429, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menerapkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan ini memungkinkan pengujian teori secara objektif melalui analisis statistik terhadap data numerik yang dikumpulkan secara lintas perangkat (Creswell & Creswell, 2018). Populasi terdiri dari 2.276 karyawan tetap di Bank Papua. Responden dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling , yang memungkinkan peneliti untuk memilih responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Sekaran & Bougie, 2016). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling (Sekaran & Bougie, 2016). Dalam penentuan jumlah sampel minimum yang diperlukan, peneliti menggunakan rumus Slovin dengan mempertimbangkan jumlah populasi yang diketahui, yaitu sebanyak 341 responden (Tejada & Punzalan, 2012). Namun, setelah penyebaran kuesioner dilakukan, jumlah responden yang berhasil diperoleh adalah 358 orang, yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan secara cross-sectional karena data dikumpulkan sekali saja dalam periode tertentu (Cooper & Schindler, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 429, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuesioner dalam penelitian ini dibuat menggunakan platform Google Form dan disebarkan secara online melalui grup Whatsapp karyawan Bank Papua. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan menggunakan skala Likert dengan tujuh poin (1 = \"sangat tidak setuju\"; 7 = \"sangat setuju\"). Total terdapat 28 item indikator pernyataan di dalam kuesioner, yang terdiri dari 5 item indikator kinerja karyawan (dimensi task performance ) yang diadaptasi dari Individual Work Performance Questionnaire (IWPQ) yang dikembangkan oleh Koopmans et al. (2016). 9 item indikator versi singkat Utrecht Work Engagement Scale –9 (UWES-9) yang dikembangkan Schaufeli et al. (2006). 6 item indikator komitmen afektif yang dikembangkan oleh Meyer et al. (1993). 8 item indikator kepemimpinan autentik dari penelitian Nasab dan Afshari (2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 429, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL ( LInear Structural RELations ). SEM merupakan metode analisis multivariat yang menggabungkan analisis faktor dan regresi berganda (Hair et al., 2019). Metode ini memungkinkan peneliti untuk menyelidiki hubungan saling ketergantungan antara variabel yang diukur ( measured variables ) dan konstruk laten ( variates ) secara bersamaan. SEM terdiri dari dua model yang berbeda: pertama, model pengukuran yang melibatkan penggunaan CFA ( Confirmatory Factor Analysis ) untuk menjelaskan hubungan antara variabel laten atau faktor dengan variabel teramati atau indikator yang", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17174", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan untuk mengukurnya. Kedua, model struktural yang melibatkan analisis regresi berganda untuk menggambarkan hubungan antara berbagai variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 429, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini melibatkan empat variabel, termasuk satu variabel independen (eksogen) yang merupakan kepemimpinan autentik, dua variabel mediasi yaitu work engagement dan komitmen afektif, dan satu variabel dependen (endogen) yaitu kinerja karyawan. Dalam kesimpulannya, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti empiris yang solid mengenai dampak kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan melalui peran mediasi work engagement dan komitmen afektif. Berikut ini usulan model penelitian yang telah dikembangkan:", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 356, "width": 154, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Model Penelitian Sumber: Olahan peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 429, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis penelitian dapat dijelaskan sebagai pernyataan tentatif yang bersifat belum pasti namun dapat diuji, yang mengungkapkan prediksi terhadap temuan yang diharapkan dalam penelitian empiris (Sekaran & Bougie, 2016). Penelitian ini bermaksud menguji 7 (tujuh) hipotesis, diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 404, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 : Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 381, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 2 : Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap work engagement .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 405, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 3 : Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen afektif karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 413, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4 : Work engagement berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. H 5 : Komitmen afektif berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 6 : Work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 7 : Komitmen afektif memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 429, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menyelidiki bagaimana variabel dapat mewakili struktur laten, pengujian model pengukuran dilakukan menggunakan Structural Model Equation (SEM). Untuk model pengukuran, digunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada setiap variabel yang sedang diuji. Evaluasi validitas dan reliabilitas instrumen atau indikator dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17175", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian dilakukan melalui uji validitas konvergen ( convergent validity ). Validitas instrumen dapat diperiksa melalui nilai Standardized Factor Loading (SFL) dari setiap indikator. Keberhasilan dalam mencapai convergent validity dapat dilihat ketika nilai SFL ≥ 0,5 atau nilai SFL yang diharapkan ≥ 0,7. Reliabilitas variabel dapat dievaluasi melalui nilai Construct Reliability (CR) dan Average Variance Extracted (AVE) (Hair et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 198, "width": 391, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Hasil Uji CFA dan Convergent Validity Variabel Indikator Sumber SFL CR AVE Hasil Awal Akhir", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 334, "width": 84, "height": 299, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Karyawan (EP) EP01 EP02 EP03 EP04 EP05", "type": "Picture" }, { "left": 191, "top": 278, "width": 80, "height": 378, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saya merencanakan pekerjaan dengan baik sehingga dapat menyelesaikan nya tepat waktu. Saya selalu teringat target pekerjaan yang harus saya capai. Saya dapat menetapkan prioritas. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan saya secara efisien. Saya mampu mengatur waktu kerja dengan baik.", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 438, "width": 46, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koopma ns et al. (2016)", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 262, "width": 163, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,91 0,67 Reliabel 0,83 0,83", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 334, "width": 156, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Valid 0,78 0,78 Valid", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 499, "width": 156, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,79 0,79 Valid", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 553, "width": 396, "height": 207, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,87 0,87 Valid 0,82 0,82 Valid Work Schaufel 0,9 0,6 Reliab Engageme i et al. 3 0 el nt (WE) VI01 Saat bekerja, saya merasa (2006) 0,73 0,73 Valid", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17176", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 84, "width": 391, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Indikator Sumber SFL CR AVE Hasil", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 105, "width": 337, "height": 168, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awal Akhir VI02 sangat berenergi. Saat bekerja, saya merasa kuat dan bersemangat. 0,77 0,77 Valid Saat pagi, bangun saya VI03 merasa ingin 0,77 0,77 Valid", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 277, "width": 70, "height": 360, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "segera DE01 DE02 DE03 AB01 AB02 AB03", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 305, "width": 394, "height": 460, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berangkat kerja. Saya antusias dengan pekerjaan saya. Pekerjaan saya menginspirasi saya. Saya bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan. Saya merasa senang saat bekerja dengan intens. Saya merasa terhanyut dengan pekerjaan saya. Saya terbawa suasana saat bekerja. 0,90 0,90 Valid 0,90 0,90 Valid 0,83 0,83 Valid 0,85 0,85 Valid 0,57 0,57 Valid 0,59 0,59 Valid 0,90 0,62 Reliabel Komitme n Afektif (AC) AC01 Saya akan senang menghabiskan seluruh karier saya di perusahaan ini. Meyer et al. (1993) 0,66 0,66 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17177", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 84, "width": 398, "height": 653, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Indikator Sumber SFL CR AVE Hasil Awal Akhir AC02 Saya merasa 0,69 0,69 Valid bahwa permasalahan perusahaan ini adalah permasalahan saya juga. AC03 \"Rasa 0,87 0,87 Valid memiliki\" ( sense of belonging ) saya terhadap perusahaan ini sangat kuat. AC04 Saya memiliki 0,75 0,75 Valid ikatan emosional dengan perusahaan ini. AC05 Saya merasa 0,85 0,85 Valid menjadi bagian dari keluarga besar perusahaan ini. AC06 Perusahaan ini 0,86 0,86 Valid bermakna bagi saya. 0,91 0,62 Reliabel Atasan langsung saya, meminta umpan Kepemim balik ( feedback ) Nasab pinan AL01 untuk dan 0,63 0,62 Valid Autentik meningkatkan Afshari (AL) interaksi (2019) dengan karyawan. AL02 Orang dapat lain 0,21 * -", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17178", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 88, "width": 392, "height": 441, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Indikator Sumber SFL CR AVE Hasil Awal Akhir menggambarka n secara akurat kemampuan atasan langsung saya. AL03 Atasan langsung saya, mengatakan dengan jelas apa yang dia maksud. 0,75 0,74 Valid AL04 Atasan langsung saya, bersedia mengakui kesalahan ketika dia melakukannya. 0,81 0,82 Valid AL05 Atasan langsung saya, menunjukkan keselarasan antara nilai- nilai yang diyakininya dan tindakannya. 0,80 0,79 Valid", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 583, "width": 31, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL06", "type": "Picture" }, { "left": 155, "top": 535, "width": 337, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atasan langsung saya, membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya. 0,40 * - AL07 Atasan langsung saya, membuka diri untuk pendapat yang berbeda dari pendapatnya. 0,86 0,87 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17179", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 88, "width": 392, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Indikator Sumber SFL CR AVE Hasil Awal Akhir AL08 Atasan langsung saya, mendengarkan berbagai sudut pandang sebelum menyimpulkan sesuatu. 0,86 0,87 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 156, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan Peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 429, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengukuran SFL di atas, terdapat dua indikator pada variabel kepemimpinan autentik yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan (SFL < 0,5), yaitu indikator AL02 dan AL06. Oleh karena itu, kedua indikator tersebut akan dihilangkan dan akan dilakukan percobaan ulang atau running ulang. Setelah dilakukan running ulang, maka dapat disimpulkan bahwa hanya enam indikator (AL01, AL03, AL04, AL05, AL07, dan AL08) yang benar-benar signifikan mencerminkan variabel kepemimpinan autentik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 429, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan pengujian validitas dan menghapus indikator-indikator yang tidak valid, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas dengan menghitung nilai CR dan AVE. Keandalan variabel dianggap memadai jika nilai CR mencapai atau melebihi 0,6, dan nilai AVE mencapai atau melebihi 0,5 (Hair et al., 2019). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai CR di atas 0,6 dan nilai AVE yang lebih dari 0,5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan dapat diandalkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 429, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, setelah melakukan uji model pengukuran dan mengeliminasi indikator yang tidak valid (AL02 dan AL06), langkah selanjutnya adalah menguji model SEM secara keseluruhan, yang dikenal sebagai pengujian model struktural. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana kesesuaian model SEM yang telah dikembangkan dengan data sampel yang ada ( good fit ). Berikut adalah hasil diagram jalur ( path diagram ) pengolahan data menggunakan Lisrel setelah dilakukan respesifikasi syntax guna memberikan hasil RMSEA yang lebih bagus:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17180", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 185, "top": 264, "width": 264, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Diagram Hasil Pengujian Model Struktural Sumber: Hasil olah data SEM-Lisrel (2023)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 429, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram lintasan pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan respesifikasi syntax , RMSEA menunjukkan nilai 0,075 dimana hasil ini memenuhi persyaratan nilai RMSEA (0.05 ≤ RMSEA ≤ 0.08). Selain RMSEA, pengukuran goodness of fit juga melibatkan beberapa pengukuran lain seperti yang terlihat pada Tabel 2:", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 407, "width": 41, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 423, "width": 248, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Good Fit Model SEM Secara Keseluruhan", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 447, "width": 137, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goodness Fit measures", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 463, "width": 31, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Fit", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 491, "width": 22, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GFI", "type": "Picture" }, { "left": 321, "top": 439, "width": 74, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai standar kesesuaian model", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 484, "width": 73, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "≥ 0.90 atau", "type": "Picture" }, { "left": 403, "top": 447, "width": 104, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Keterangan Uji Marginal", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 519, "width": 370, "height": 92, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Goodness of Fit Index ) 0.80 ≤ GFI ≤ 0.90 0,88 Fit Absolute Fit Indices RMR ( Root Mean Square Residual ) RMSEA", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 570, "width": 34, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "≤ 0.08", "type": "Picture" }, { "left": 405, "top": 572, "width": 86, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,066 Good Fit", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 594, "width": 73, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "≤ 0.05 atau", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 622, "width": 330, "height": 65, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Root Mean Square Error of Approximation ) AGFI 0.05 ≤ RMSEA ≤ 0.08 ≥ 0.90 atau 0.8 0,075 Good Fit", "type": "Table" }, { "left": 444, "top": 677, "width": 48, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marginal", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 700, "width": 370, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Incremental ( Adjusted Goodness of Fit Index ) ≤ AGFI ≤ 0.9 0,85 Fit Fit Indices NFI ( Normed Fit Index ) NNFI ( Non-Normed Fit Index )", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17181", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 80, "width": 401, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "≥ 0.90 0,96 Good Fit ≥ 0.90 0,97 Good Fit", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17182", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 418, "height": 139, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goodness of Fit Fit measures Nilai standar kesesuaian model Hasil Uji Keterangan CFI ( Comparative Fit Index ) ≥ 0.90 0,98 Good Fit IFI ( Incremental Fit Index ) ≥ 0.90 0,98 Good Fit RFI ( Relative Fit Index ) ≥ 0.90 0,96 Good Fit", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 187, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olah data SEM-Lisrel (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 429, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data yang tercantum dalam Tabel 2, terlihat bahwa semua kriteria pengukuran goodness of fit menunjukkan nilai yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diuji berhasil dalam menjelaskan hubungan antara variabel yang sedang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 429, "height": 360, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, pengujian hipotesis dilakukan setelah model SEM telah memenuhi syarat good fit dan variabel indikator valid serta reliabel dalam merefleksikan variabel laten. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software LISREL dengan cara memeriksa nilai koefisien jalur ( path ) dan t-value , kemudian membandingkannya dengan t-table . Hasil pengujian mengindikasikan arah dan signifikansi pengaruh atau hubungan antara variabel. Karena hipotesis dalam penelitian ini merupakan hipotesis satu arah ( one- tailed ), hipotesis akan diterima jika nilai t-value lebih besar dari 1,645 (Levine et al., 2017). Sementara itu, untuk pengujian hipotesis terkait mediasi, penelitian ini menggunakan acuan yang dikemukakan Zhao et al. (2010). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhao et al. (2010), terdapat lima pola yang terkait dengan mediasi dan non-mediasi. Pertama, pola mediasi komplementer ( complementary mediation ) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi ( a x b ) dan efek langsung ( c ) yang bergerak dalam arah yang sama, baik positif maupun negatif. Kedua, pola mediasi kompetitif ( competitive mediation ) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi ( a x b ) dan efek langsung ( c ) yang bergerak dalam arah yang berlawanan, yaitu satu positif dan satu negatif. Ketiga, pola mediasi tidak langsung saja ( indirect-only mediation ) terjadi ketika terdapat efek yang dimediasi ( a x b ), tetapi tidak ada efek langsung ( c ). Keempat, pola non-mediasi langsung saja ( direct-only non-mediation ) terjadi ketika terdapat efek langsung ( c ), tetapi tidak ada efek tidak langsung ( a x b ). Kelima, pola non-mediasi tanpa efek ( no-effect non- mediation ) terjadi ketika tidak ada efek langsung ( c ) maupun efek tidak langsung ( a x b ). Selain itu, Zhao et al. (2010) juga menyebutkan bahwa sebuah variabel dapat dikatakan sebagai mediator jika efek tidak langsung ( a x b ) menunjukkan nilai yang signifikan. Informasi tentang hasil uji hipotesis dapat ditemukan dalam Tabel 3 dan Tabel 4:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17183", "type": "Page footer" }, { "left": 277, "top": 87, "width": 44, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 101, "width": 317, "height": 191, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan Uji Hipotesis H 1 – H 5 Hipotesis Path Koefi-sien t-value Kesimpulan H 1 AL → EP 0,03 0,54 Tidak Signifikan. H 1 ditolak H 2 AL → WE 0,57 9,63 Signifikan. H 2 diterima H 3 AL → AC 0,34 5,76 Signifikan. H 3 diterima H 4 WE → EP 0,36 4,02 Signifikan. H 4 diterima H 5 AC → EP 0,37 4,82 Signifikan. H 5 diterima", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 297, "width": 155, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 329, "width": 44, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 345, "width": 421, "height": 186, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan Uji Hipotesis H 6 dan H 7 Hipotesis Path Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Kesimpulan H6 AL→WE →EP AL→W E (signifik an) WE→E P (signifik an) AL→EP (tidak signifikan) 0,57 x 0,36 = 0,2052 0,2052 Signifikan. H6 diterima", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 581, "width": 91, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H7 AL→AC →EP", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 534, "width": 292, "height": 124, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL→A C (signifik an) AC→E P (signifik an) AL→EP (tidak signifikan) 0,34 x 0,37 = 0,1258 0,1258 Signifikan.", "type": "Table" }, { "left": 445, "top": 600, "width": 60, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H7 diterima", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 155, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17184", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 196, "top": 275, "width": 242, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Diagram T-Values dan Nilai Koefisien Sumber: Olahan peneliti (2023)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 429, "height": 154, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, fungsi mediasi work engagement dan komitmen afektif masuk dalam klasifikasi mediasi hanya tidak langsung ( indirect-only mediation ) atau mediasi tipe 3 (tiga). Dalam situasi dimana terdapat efek mediasi ( a x b ) tetapi tidak ada efek langsung ( c ), dapat disimpulkan bahwa work engagement dan komitmen afektif memiliki peran yang penting. Kehadiran variabel mediasi ini menjadi krusial karena tanpa adanya variabel mediasi tersebut, pengaruh kepemimpinan autentik tidak akan terjadi pada kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh total, work engagement memiliki pengaruh yang lebih signifikan dalam mentransmisikan pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan jika dibandingkan dengan komitmen afektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini analisis hasil uji hipotesis dengan menggabungkan hasil confirmatory factor analysis dan uji hipotesis serta pengujian lainnya sebagai dasar pembahasan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 428, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 : Kepemimpinan autentik tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 429, "height": 122, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis pertama ditolak. Kepemimpinan autentik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank Papua ( t-values : 0,54 < 1,645). Oleh karena itu, peningkatan kepemimpinan autentik tidak secara langsung berdampak pada peningkatan kinerja karyawan. Temuan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Duarte et al. (2021); Ling et al. (2016); dan Semedo et al. (2016), yang menemukan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara kepemimpinan autentik dan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 429, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 2 : Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap work engagement", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 429, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement ( t-values : 9,63 > 1,645). Secara lebih autentik seorang atasan di Bank Papua, akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17185", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan tingkat keterikatan karyawan terhadap pekerjaan. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aboramadan et al. (2021); Kaya dan Karatepe (2020); Maximo et al. (2019); Wei et al. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 428, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 3 : Kepemimpinan autentik berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen afektif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 429, "height": 106, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan autentik dan komitmen afektif, dengan nilai t- values yang melebihi 1,645. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin baik seorang pemimpin di Bank Papua dalam menjalankan kepemimpinan autentik, semakin tinggi tingkat komitmen afektif yang dimiliki oleh karyawan. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Delić et al. (2017); Farid et al. (2020); Ribeiro et al. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4 : Work engagement berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 429, "height": 90, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis hipotesis berdasarkan diagram jalur menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan, dengan nilai t-values sebesar 4,02 (> 1,645). Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lai et al. (2020); Tisu et al. (2020); dan Van Wingerden dan Van Der Stoep (2018), yang juga mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 5 : Komitmen afektif berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 90, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komitmen afektif dan kinerja karyawan, dengan nilai t-values sebesar 4,82 (> 1,645). Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rani dan Desiana (2019); Ribeiro et al. (2021); dan ST-Hilaire dan de la Robertie (2018), yang juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komitmen afektif dan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 6 : Work engagement memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 429, "height": 138, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian fungsi mediasi menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kepemimpinan autentik dan work engagement ( t-values 9,63 > 1,645), serta hubungan signifikan antara work engagement dan kinerja karyawan ( t-values 4,02 > 1,645). Berdasarkan analisis langkah kausal, ditemukan bahwa work engagement sepenuhnya memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien sebesar 0,2352. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Aboramadan et al. (2021); Kaya dan Karatepe (2020); dan Wei et al. (2018), yang menunjukkan bahwa kepemimpinan autentik yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan melalui peningkatan work engagement .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 429, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 7 : Komitmen afektif memediasi pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 38, "width": 422, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 33, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17186", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 195, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 106, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan autentik dan komitmen afektif ( t-values 5,76 > 1,645), serta antara komitmen afektif dan kinerja karyawan ( t-values 4,82 > 1,645). Melalui analisis langkah sebab-akibat, ditemukan bahwa komitmen afektif sepenuhnya menjadi mediator pengaruh kepemimpinan autentik terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien sebesar 0,1558. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Duarte et al. (2021); Ribeiro, Gomes, et al. (2018); dan Semedo et al. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 65, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 429, "height": 170, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari analisis dan diskusi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan autentik tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja karyawan di Bank Papua. Namun, terdapat pengaruh langsung yang signifikan dan positif dari work engagement dan komitmen afektif terhadap kinerja karyawan di Bank Papua. Work engagement dan komitmen afektif memainkan peran penting sebagai mediator antara kepemimpinan autentik dan kinerja karyawan di Bank Papua. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya peran mediasi dari work engagement dan komitmen afektif, kepemimpinan autentik yang baik dari seorang pemimpin tidak secara langsung meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, kepemimpinan autentik harus bisa membangun work engagement dan komitmen afektif karyawan, supaya pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 177, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 195, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17187", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 87, "width": 84, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 429, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aboramadan, M., Alolayyan, M. N., Turkmenoglu, M. A., Cicek, B., & Farao, C. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 400, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linking authentic leadership and management capability to public hospital performance: The role of work engagement. International Journal of Organizational Analysis , 29 (5), 1350–1370. https://doi.org/10.1108/IJOA-10- 2020-2436", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 429, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Avolio, B. J., & Gardner, W. L. (2005). Authentic leadership development: Getting to the root of positive forms of leadership. Leadership Quarterly , 16 (3), 315–338. https://doi.org/10.1016/j.leaqua.2005.03.001", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 429, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bakker, A. B., Schaufeli, W. B., Leiter, M. P., & Taris, T. W. (2008). Work engagement: An emerging concept in occupational health psychology. Work and Stress , 22 (3), 187–200. https://doi.org/10.1080/02678370802393649", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 305, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Papua. (2022). Bank Papua - Membangun Tanah Papua .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christian, M. S., Garza, A. S., & Slaughter, J. E. (2011). Work engagement: A quantitative review and test of its relations with task and contextual performance. Personnel Psychology , 64 , 89–136.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 428, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business research methods (Twelfth edition). McGraw-Hill/Irwin.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 429, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (5th ed.). SAGE Publications.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 425, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmawan, H. (2017). Mengenal 3 Emiten Bank Pembangunan Daerah di Bursa . Finansialku.com.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 429, "height": 55, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Delić, M., Slåtten, T., Milić, B., Marjanović, U., & Vulanović, S. (2017). Fostering learning organisation in transitional economy – the role of authentic leadership and employee affective commitment. International Journal of Quality and Service Sciences , 9 (3–4), 441–455. https://doi.org/10.1108/IJQSS-02-2017-0012", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 334, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Direktori Perbankan Indonesia. (2022). Bank Pembangunan Daerah .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Duarte, A. P., Ribeiro, N., Semedo, A. S., & Gomes, D. R. (2021). Authentic leadership and improved individual performance: Affective commitment and individual creativity’s sequential mediation. Frontiers in Psychology , 12 , 1–11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.675749", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 429, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farid, T., Iqbal, S., Khan, A., Ma, J., Khattak, A., & Naseer Ud Din, M. (2020). The impact of authentic leadership on organizational citizenship behaviors: The mediating role of affective and cognitive-based trust. Frontiers in Psychology , 11 . https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.01975", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 745, "width": 43, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite:", "type": "Footnote" }, { "left": 91, "top": 744, "width": 416, "height": 45, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022) Pengaruh Kepemimpinan Autentik Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i10.13030 Terhadap Afektif, Kinerja (7) 10, E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 177, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 223, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 10, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17187", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Güngör, P. (2011). The relationship between reward management system and employee performance with the mediating role of motivation: A quantitative study on global banks. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 24 , 1510–1520. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.09.029", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 428, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2019). Multivariate Data Analysis (8th ed.). Annabel Ainscow. www.cengage.com/highered", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 429, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hulshof, I. L., Demerouti, E., & le Blanc, P. M. (2020). Day-level job crafting and service-oriented task performance: The mediating role of meaningful work and work engagement. Career Development International , 25 (4), 355–371. https://doi.org/10.1108/CDI-05-2019-0111", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 429, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaya, B., & Karatepe, O. M. (2020). Does servant leadership better explain work engagement, career satisfaction and adaptive performance than authentic leadership? International Journal of Contemporary Hospitality Management , 32 (6), 2075–2095. https://doi.org/10.1108/IJCHM-05-2019-0438", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 429, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khan, A. N., Ali, A., Khan, N. A., & Jehan, N. (2019). A study of relationship between transformational leadership and task performance: The role of social media and affective organisational commitment. International Journal of Business Information Systems , 31 (4), 499–516.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 429, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koopmans, L., Bernaards, C. M., Hildebrandt, V. H., De Vet, H. C. W., & Van Der Beek, A. J. (2014). Construct validity of the individual work performance questionnaire. Journal of Occupational and Environmental Medicine , 56 (3), 331–337. https://doi.org/10.1097/JOM.0000000000000113", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 429, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koopmans, L., Bernaards, C. M., Hildebrandt, V. H., Lerner, D., De Vet, H. C. W., & Van Der Beek, A. J. (2016). Cross-cultural adaptation of the Individual Work Performance Questionnaire. Work , 53 (3), 609–619. https://doi.org/10.3233/WOR- 152237", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 429, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lai, F.-Y., Tang, H.-C., Lu, S.-C., Lee, Y.-C., & Lin, C.-C. (2020). Transformational leadership and job performance: The mediating role of work engagement. SAGE Open , 10 (1), 1–11. https://doi.org/10.1177/2158244019899085", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Levine, D. M., Stephan, D. F., & Szabat, K. A. (2017). Statistics for managers using microsoft excel (8th ed.). Pearson Education Limited.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 429, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ling, Q., Liu, F., & Wu, X. (2016). Servant versus authentic leadership: Assessing effectiveness in China’s hospitality industry. Cornell Hospitality Quarterly , 1–16.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 429, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maximo, N., Stander, M. W., & Coxen, L. (2019). Authentic leadership and work engagement: The indirect effects of psychological safety and trust in supervisors. SA Journal of Industrial Psychology , 45 , 1–11. https://doi.org/10.4102/sajip", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 39, "width": 422, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17188", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 795, "width": 223, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 10, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mercurio, Z. A. (2015). Affective commitment as a core essence of organizational commitment: An integrative literature review. Human Resource Development Review , 14 (4), 389–414. https://doi.org/10.1177/1534484315603612", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 429, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A three-component conceptualization of organizational commitment. Human Resource Management Review , 1 (1), 61–89.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 38, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A. (1993). Commitment to organizations and occupations: Extension and test of a three-component conceptualization. Journal of Applied Psychology , 78 (4), 538–551.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 429, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasab, A. H., & Afshari, L. (2019). Authentic leadership and employee performance: Mediating role of organizational commitment. Leadership and Organization Development Journal , 40 (5), 548–560. https://doi.org/10.1108/LODJ-01-2019- 0026", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 308, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Statistik Perbankan Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 393, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, C. A. (2022). Ekonomi gelap, ini dia kondisi terkini perbankan RI versi BI .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 429, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rani, R., & Desiana, P. M. (2019). The impact of owners’ intrinsic motivation and work- life balance on SMEs’ performance: The mediating effect of affective commitment. International Journal of Business , 24 (4), 393–411.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 429, "height": 66, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Razzaq, S., Shujahat, M., Hussain, S., Nawaz, F., Wang, M., Ali, M., & Tehseen, S. (2019). Knowledge management, organizational commitment, and knowledge- worker performance: The neglected role of knowledge management in the public sector. Business Process Management Journal , 25 (5), 923–947. https://doi.org/10.1108/BPMJ-03-2018-0079", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 429, "height": 53, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ribeiro, N., Duarte, A. P., Filipe, R., & David, R. (2021). Does authentic leadership stimulate organizational citizenship behaviors? The importance of affective commitment as a mediator. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal , 13 (2), 320–340. https://doi.org/10.1108/SAMPJ-11-2019-0423", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 429, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ribeiro, N., Gomes, D., & Kurian, S. (2018). Authentic leadership and performance: The mediating role of employees’ affective commitment. Social Responsibility Journal , 14 (1), 213–225. https://doi.org/10.1108/SRJ-06-2017-0111", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 429, "height": 55, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ribeiro, N., Yücel, İ., & Gomes, D. (2018). How transformational leadership predicts employees’ affective commitment and performance. International Journal of Productivity and Performance Management , 67 (9), 1901–1917. https://doi.org/10.1108/IJPPM-09-2017-0229", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 429, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sandria, F. (2021). Ini dia jawara BPD se-Indonesia dengan nilai aset terbesar . CNBC Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 364, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, F. (2022, January). Kondisi perbankan makin membaik . Kontan.co.id.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 177, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 223, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 10, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17189", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 429, "height": 52, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova, M. (2006). The measurement of work engagement with a short questionnaire: A cross-national study. Educational and Psychological Measurement , 66 (4), 701–716. https://doi.org/10.1177/0013164405282471", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 429, "height": 25, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business: A skill-building approach (Seventh edition). John Wiley & Sons Ltd.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 429, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semedo, A. S. D., Coelho, A. F. M., & Ribeiro, N. M. P. (2016). Effects of authentic leadership, affective commitment and job resourcefulness on employees’ creativity and individual performance. Leadership and Organization Development Journal , 37 (8), 1038–1055. https://doi.org/10.1108/LODJ-02-2015-0029", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 429, "height": 41, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siswanto, S., Supriyanto, A. S., Ni’mah, U., Asnawi, N., & Wekke, I. S. (2019). Does a workload influence the performance of bank employees? Management Science Letters , 9 , 639–650. https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.2.007", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ST-Hilaire, W. A., & de la Robertie, C. (2018). Correlates of affective commitment in organizational performance: Multi-level perspectives. Australian Journal of Career Development , 27 (1), 3–8. https://doi.org/10.1177/1038416217744215", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 429, "height": 52, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudiardhita, K. I., Mukhtar, S., Hartono, B., Herlitah, Sariwulan, T., & Nikensari, S. I. (2018). The effect of compensation, motivation of employee and work satisfaction to employee performance PT Bank XYZ (Persero) Tbk. Academy of Strategic Management Journal , 17 (4), 1–14.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 429, "height": 28, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tejada, J. J., & Punzalan, J. R. B. (2012). On the misuse of Slovin’s formula. The Philippine Statistician , 61 (1), 129–136.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 429, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim Komunikasi Publik Bappenas. (2021). Berita percepatan pembangunan kesejahteraan papua-papua barat - capaian pembangunan di Papua: Refleksi akhir tahun 2021 kepemimpinan Presiden Jokowi .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 429, "height": 39, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tisu, L., Lupșa, D., Vîrgă, D., & Rusu, A. (2020). Personality characteristics, job performance and mental health the mediating role of work engagement. Personality and Individual Differences , 153 . https://doi.org/10.1016/j.paid.2019.109644", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tuffour, J. K., Gali, A. M., & Tuffour, M. K. (2019). Managerial leadership style and employee commitment: Evidence from the financial sector. Global Business Review , 23 (3), 543–560. https://doi.org/10.1177/0972150919874170", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 429, "height": 38, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "van Wingerden, J., & van der Stoep, J. (2018). The motivational potential of meaningful work: Relationships with strengths use, work engagement, and performance. PLoS ONE , 13 (6), 1–11. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0197599", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 429, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walumbwa, F. O., Avolio, B. J., Gardner, W. L., Wernsing, T. S., & Peterson, S. J. (2008).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 736, "width": 399, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Authentic leadership: Development and validation of a theory-based measure.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 39, "width": 422, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemimpinan Autentik Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Peran Mediasi Work Engagement dan Komitmen Afektif", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 33, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17190", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 795, "width": 223, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 10, Oktober 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 400, "height": 25, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Management , 34 (1), 89–126. https://doi.org/10.1177/0149206307308913", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 429, "height": 39, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wei, F., Li, Y., Zhang, Y., & Liu, S. (2018). The interactive effect of authentic leadership and leader competency on followers’ job performance: The mediating role of work engagement. Journal of Business Ethics , 153 (3), 763–773.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 211, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1007/s10551-016-3379-0", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 429, "height": 52, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yu, Q., Yen, D. A., Barnes, B. R., & Huang, Y.-A. (2019). Enhancing firm performance through internal market orientation and employee organizational commitment. International Journal of Human Resource Management , 30 (6), 964–987. https://doi.org/10.1080/09585192.2017.1380059", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 429, "height": 38, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zhao, X., Lynch, J. G., & Chen, Q. (2010). Reconsidering Baron and Kenny: Myths and truths about mediation analysis. Journal of Consumer Research , 37 (2), 197–206. https://doi.org/10.1086/651257", "type": "List item" }, { "left": 253, "top": 310, "width": 96, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright holder:", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 326, "width": 212, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erikson Turnip, Putri Mega Desiana (2022)", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 357, "width": 121, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right:", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 372, "width": 196, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 402, "width": 153, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
ea155a93-22ea-e8be-0e27-a415280defab
https://djournals.com/arbitrase/article/download/25/25
[ { "left": 255, "top": 20, "width": 297, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 412, "top": 35, "width": 142, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-841X (Media Online) Vol 1, No 1, Juli 2020, Page 17-21", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 818, "width": 245, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat , Copyright © 2020, ARBITRASE | Page 17", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 89, "width": 451, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Manajemen Resiko Pada Bisnis Pembangunan dan Penjualan Perumahan", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 134, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 152, "width": 251, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Singaperbangsa Karawang, Jawa Barat, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 484, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak− Bangunan perumahan merupakan pekerjaan yang sangat memiliki resiko tinggi mulai dari pembuatan awal hingga akhir, sangat banyak pembangunan yang mengalami pemberhentian proyek dikarenakan anggaran tidak sesuai dengan rencana, yang disebabkan oleh perusahaan tidak teliti dalam melihat banyaknya aspek resiko yang akan terjadi jika proyek dikembangkan mulai dari aspek faktor luar (eksternal) dan dari dalam (internal), perlu dilakukan analisis terhadap pengembangan proyek perumahaan agar menghindari berbagai macam resiko, mulai dari pengembangan pembangunan proyek dan bisnis hinga penjualan, penjualan perumahan sendiri dilakukan menggunakan Analisa SWOT untuk melihat keluatan kelemahan ancama dan peluang dari penjualan perumahan, hasil didapatkan proyek bisnis pembangunan dan penjualan perumahan dapat dilanjutkan dengan baik dan dalam penjualan lebih menigkatkan strategi marketing yang akan mencapai target penjualan menurut kekuatan dan peluang dari letak strategis pembangunan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 227, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Manajemen Resiko, Analisa SWOT, Perumahan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 484, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract− Residential buildings are very high-risk occupations from the initial construction to the end, a lot of construction has terminated the project because the budget is not in accordance with the plan, which is caused by the company not careful in seeing the many aspects of risk that will occur if the project is developed starting from the aspect external (internal) and internal (internal) factors, it is necessary to analyze the development of housing projects in order to avoid various risks, ranging from the development of project development and business to sales, housing sales themselves are carried out using SWOT analysis to see the strengths of weaknesses and opportunities from housing sales, the results obtained business development projects and housing sales can proceed well and in sales further enhance marketing strategies that will achieve sales targets according to the strengths and opportunities of the strategic location of housing construction.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 211, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Risk Management, SWOT Analysis, Housing", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 117, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 485, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan terhadap pembangunan negara sangatlah berkembang dengan pesat disetiap negara memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan pembangunan terhadap perumahan maupun apartemen yang berbeda-beda dan sesuai dengan pertumbuhan masyarakatnya sendiri, setiap harinya banyak pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat terutama di negara Indonesia, banyaknya tingkat pertumbuhan masyarakat dan tingginya tingkat pernikahan di Indonesia membuat banyaknya terbentuk data kartu keluarga baru yang 60% dari warga Indonesia memilih memiliki tempat tinggal baru.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 484, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat tinggal baru bisa saja memilih sebuah rumah sewa, rumah langsung beli atau rumah dengan sistem kredit, tingginya jumlah permintaan terhadap rumah membuat banyak perusahaan atau para pengusaha memutuskan melakukan pemilihan tehadap investasi dengan membuat perumahan, hal tersebut sangat banyak dilakukan oleh pemilik uang yang berlebih dikarenkan investasi perumahan memiliki nilai jual yang sangat tinggi dikarenakan setiap tahunnya nilai rumah akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan ekonimi dan nilai tukar dollar, dengan aspek harga jual beli rumah yang tinggi ini membuat peminat dan jumlah permintaan rumah meingkat(Puspita, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 484, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah merupakan salah satu faktor paling pokok dan kebutuhan yang mutlak harus dimiliki sebagai tempat bernaung dan berlindung dari dunia luar, dan rumah biasa disebut sebagai faktor dan tolak ukur seseorang dinyatakan sukses dalam kehidupan, harga rumah yang sangat fantastis membuat banyak orang tidak mampu membeli rumah dan memilih untuk menyewa dalam waktu yang sangat lama bahkan hingga seumur hidup, dari faktor tersebut juga menjadi tolak ukur para pengusaha memanfaatkan pembuatan rumah sebagai investasi paling tinggi dan memiliki nilai minat pembeli yang besar, biasanya perumahan dibuat dalam bentuk seminimalis mungkin dengan harga yang ekonomis(Sihombing, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 484, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak perumahan pada masa saat ini melakukan sistem cicil yang dianggap oleh banyak kalangan yang menginginkan memiliki rumah sendiri merupakan cara yang paling baik, karena sama saja dengan mereka mengontrak dan terus membayar tiap bulannya demi dapat tinggal, tetapi sistem kontrak tidak menjadikan rumah itu sebagai milik pribadi, karena bagaimanapun itu tetap milik orang lain, lain halnya dengan membeli rumah perumahan sistem kredit, dengan terus membayar tiap bulannya sama seperti menyewa rumah tetapi rumah tersebut pasti akan menjadi rumah priadi sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya(Hutapea, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 722, "width": 484, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya peminat membuat banyak pengusaha melakukan hal yang sama yaitu dengan membuat perumahan dan menjual perumahan yang telah jadi dan menjual dengan sistem kredit, tetapi banyak kendala yang akan dialami mulai tempat yang terlalu jauh dari pemukiman warga, tidak adanya akses jalan yang memadai, dalam memproses pembuatan rumah juga sangat sering terjadi kendala mulai dari biaya pembuatan yang sangat jauh dari perkiraan. Tidak jarang dalam pembuatan rumah mengalami pemberhentian proyek secara tiba-tiba karena faktor internal dan eksternal yang memaksa", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 20, "width": 297, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 412, "top": 35, "width": 142, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-841X (Media Online) Vol 1, No 1, Juli 2020, Page 17-21", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 818, "width": 245, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat , Copyright © 2020, ARBITRASE | Page 18", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 484, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam pemberhentian proyek itu sendiri, dan mengakibatkan pihak pembangun mengalami kerugian sangat besar(Mahena, Rusli, & Winarso, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 485, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menghindari kejadian yang tidak diinginkan dalam pembanguna dan penjualan perumahan perlu dilakukan manajemen baik terhadap resiko dan Analisa SWOT, mulai dari tahapan pembuatan dilihat berdasarkan perhitungan kelayakan waktu dalam pengerjaan dan biaya yang akan dipenuhi hingga dana yang akan dikeluarkan dalam penyelesaian yang akan dilakukan pihak manajemen pembangunan perumahan. Untuk melihat strategi penjualan bangunan perumahan dapat menggunakan Analisa SWOT yang memiliki strengths, weaknesses, opportunities, dan threats yang berarti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman(Terry Hill & Roy Westbrook, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 194, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 484, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini melakukan beberapa pendekatan dalam lihat aspek penelitian perlu diketahui beberapa hal yang menjadi pendukung penelitian dilakukan. Dalam metodologi penelitian,peneliti melakukan metode kuallitatif dan kuantitafit untuk mendapatkan hasil terhadap strategi dari bisnis pembangunan dan penjualan perumahan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Manajemen Resiko", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 485, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen resiko merupakan suatu cara pendekatan dalam menggambarkan akan hal-hal penyebab terjadinya hal yang tidak diinginkan terhadap suatu kejadian, dengan mamnajemen resiko juga membantu dalam hal mengolah, mengatur dan implementasi terhadap cara menghindari suatu resiko terjadi dikemudian harinya. Penggunaan manajemen resiko sangat penting dilakkan demi mendapatkan hasil yang maksimal(Bellini & Di Bernardino, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 485, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh dari manajemen resiko itu sendiri berupa upaya sebuah perusahaan mengolah sebuah rencana perubahan, rencana perubahan yang sebelumnya sudah dirancang dari suatu strategi dan pencapaian yang telah disepakati bersama, untuk menjaga tetap berlanjutnya rancangan tersebut perlu dilakukan pengendalian terhadap resiko yang akan dihadapi, tujuan dimasa yang akan mendatang mendapatkan hasil yang sempurna. Pada penelitian manajemen resiko dalam pengembangan pembangunan dapat menggunkan metode Analisa resiko.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 87, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Analisa Resiko", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 484, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa resiko merupakan bagian dari manajemen resiko yang bertujuan untuk melihat situasi dan kondisi dan membuat rangkaian proses dalam memahami signifikasi yang dapat timbul dikarenakan sebuah resiko yang akan dihadapi dalam suatu kondisi tertentu. Analisa resiko terbagi menjadi dua metodologi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisa Resiko Kuantitatif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 470, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam analisa resiko kuantitatif yaitu pendekatan yang melihat aspek-aspek yang berhubungan dengan nilai dan angka yang nyata contohnya dalam sebuah pembangunan bisnis ataupun proyek pastinya memiliki nilai berupa angka nilai finansial, dengan melakukan pendekatan terhadap hal yang berhubungan dengan nila dan angka dan dilakukan identifikasi terhadap permasalahan dan pemecahan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 118, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisa Resiko Kualitatif", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 470, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa ini lebi mengarah kepada identifikasi masalah organisasi yang berpotensi menimbulkan kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi, dalam mengatasi resiko kualitatif pemimpin berperan besar dalam hal menganalisa dan memerhatikan banyak hal-hal kecil yang dilakukan secara berkala, sangat penting melakukan engolahan Analisa resiko kualitatif, jika sumber daya manusia sudah rusak maka keseluruhan resiko akan kebih mudah menghampiri danmenyebabkan kerusakan terhadap pencapaian terhadap tujuan(Yunita Wulan Dewi & Sri Darma, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 81, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Analisa SWOT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 484, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Analisa SWOT sangat berguna dalam melakukan strategi terhadap banyak aspek perbandingan, metode ini dapat membantu mengetahui dan mengevaluasi dari empat aspek yaitu kekuatan dengan kelemahan, peluang dengan ancaman dan pengalikasiannya sebagai berikut ini(Phadermrod, Crowder, & Wills, 2019)( et al., 2019): 1. Strengths", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 470, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strengths atau kekuatan yaitu bagimana melihat kekuatan yang dimiliki, kekuatan akan membantu dalam mengambil keuntungan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 57, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Weakness", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 470, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weakness atau kelemahan, bagaimana melihat kelemahan yang dimiliki menjadi suatu hal yang dapat ditutupi dan diubah menjadi sebuah evaluasi menghasilkan peluang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Opportunities", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 470, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Opportunities atau peluang, dimana dapat melihat sebuah peluang menjadi sebuah keuntungan dan keuatan dari pencapaian tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 47, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Threats", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 318, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Threats atau ancaman biasanya didapat dari keunggulan yang dimiliki pesaing.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 20, "width": 297, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 412, "top": 35, "width": 142, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-841X (Media Online) Vol 1, No 1, Juli 2020, Page 17-21", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 818, "width": 245, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat , Copyright © 2020, ARBITRASE | Page 19", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 213, "width": 107, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Analisa Keadaan", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 184, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 484, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini dilakukan dua pembahasan terhadap strategi yang akan dilakukan dalam pembangunan dan penjualan perumahan yaitu melakukan perancangan terhadap penetapan strategi dan melakukan strategi berdasarkan Analisa SWOT(Abdi, Taghipour, & Khamooshi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 586, "width": 163, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kerangka Penyelesaian Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 122, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Analisa Manajemen Resiko", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 619, "width": 484, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam manajemen resiko pada penelitian ini digunakan metode Earne Value dalam menighitung biaya dan waktu pada pembangunan perumahan, seluruh perhitungan ditentukan dengan biaya yang di rencanakan keseluruhan, dengan melihat biaya yang telah dikeluarkan sebelum proses penyelesaian dan waktu dan bnyak kegiatan yang telah ditentukan, dengan penyerjaan kegiatan dan penggunaan waktu yang telah dilaksanakan sebelum selesai proyek. dapat menggunakan perhitungan menggunakan beberapa pendekatan metode seperti tabel 1 dibawah ini(Batselier & Vanhoucke, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 677, "width": 467, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rumus perhitungan Metode Earne Value Nama Rumus Keterangan PV PV Target bulan pembuatan dibagi dengan jumlah keseluruhan kegiatan lalu biaya anggaran keseluruhan rencana dibagi dengan hasil target waktu dan kegiatan CV CV = EV-AC Berfungsi untuk melihat biaya yang akan digunakan selama proyek berlangsung SV SV = EV-PV Merupakan rumusan dalam melihat jadwal proyek dengan cara pengurangan Earned Value dengan Planned Value", "type": "Table" }, { "left": 197, "top": 98, "width": 131, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisi keadaan Internal", "type": "Picture" }, { "left": 148, "top": 144, "width": 295, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strengths Weakness es Strengths Thearts Eksternal Visi Misi Analisa Kondisi dan Keadaan Perumahan Identifikasi Masalah Faktor eksternal dan internal Merencanakan Perhitungan Earnad Value Estimasi waktu dan biaya Implementasi Analisis SWOT Pengembangan strategi", "type": "Picture" }, { "left": 255, "top": 20, "width": 297, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 412, "top": 35, "width": 142, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-841X (Media Online) Vol 1, No 1, Juli 2020, Page 17-21", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 818, "width": 245, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat , Copyright © 2020, ARBITRASE | Page 20", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 88, "width": 466, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CPI CPI = EV/AC Kinerja Biaya dengan kesesuaian Anggaran yang telah ditentukan secara keseluruhan SPI SPI = EV/PV Kinerja kerja dengan kesesuaian waktu yang telah ditentukan secara keseluruhan EAC 𝐸𝐴𝐶 = 𝐴𝐶 + 𝐸𝑇𝐶 total budget proyek keseluruhan VAC VAC Keluaran keseluruhan TE 𝑇𝐸 = 𝐴𝑇𝐸 + ((𝑂𝐷 − 𝐴𝑇𝐸 × 𝑆𝑃𝐼", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 181, "width": 279, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆𝑃𝐼 )) Prediksi waktu penyelesaian berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 81, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Analisa SWOT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 484, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa SWOT dengan melihat kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. ini dilakukan dengan melihat aspek internal atau kualitas yang ada dari perumahan tersebut, dan eksternal merupakan hal yang dilihat dari lingkungan luar semua aspek yang akan menjadi tinjauah terhadap rancangan strategi yang akan dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 277, "width": 456, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Identifikasi SWOT Terhadap e-Commerce Kekuatan (Strength) Kelemahan (weakness) Peluang (opportunity) Ancaman (Threat) 1. Perumahan 30 menit dari kota", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 330, "width": 109, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perumahan dekat pasar tradisonal", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 353, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Harga terjangkau", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 105, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tampilan rumah yang menarik", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 387, "width": 99, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Asuransi perumahan", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 399, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Surat kepemilikan", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 307, "width": 104, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sedikitnya masyarakat kurangnya promosi", "type": "List item" }, { "left": 202, "top": 330, "width": 102, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Jauh dari rumah sakit", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 341, "width": 100, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Jauh dari sekolah dan perguruan tinggi", "type": "List item" }, { "left": 202, "top": 307, "width": 342, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hubungan dengan member dan pelanggan belum berjalan dengan baik 1. Harga dan asuransi meningkatkan jumlah peminat perumahan 2. Penduduk yang semakin cerdas dalam memilih perumahan 1. Adanya perumahan yang memiliki daerah lebih strategis", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 383, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini merupakan strategi yang dapat dikembangan dengan menggunakan analisis SWOT", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 440, "width": 102, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Strategi SWOT", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 458, "width": 443, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi O-W Strategi O-S Strategi T-W Strategi T-S 1. Membuka rekrut marketing untuk mengenalkan produk serta iklan produk", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 504, "width": 136, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membuat layanan kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 470, "width": 460, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Membuat situs website atau aplikasi mobile dan produk iklan online Melakukan pemberian hardiah dan tawaran kepada pelanggan yang mengajak saudara atau teman membeli rumah sebagai daya Tarik. Memberikan pelayanan dan kepercayaan penuh kepada konsumen memberikan penawaran adanya pihak petugas keamanan lingkungan Menunjukan kelebihan yang dimiliki dengan memberikan gambaran terhadap keuntungan memilih perumahan yang ditawarkan..", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 108, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 484, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dari penelitian yang dilakukan menunjukan pembangunan akan aman jika dilakukan perhitungan terhadap prediksi pembangunan mengguanakan metode menunjukan pembangunan sangat baik dilakukan dengan memberikan nilai dan kisaran waktu yang cukup.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 484, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Gambaran terhadap analisis SWOT menunjukan perumahan memiliki peluang baik untuk melaksanakan promosi terhadap perumahan yang bertujuan meningkatkan pembeli melalui fasilitas online dan memberikan fasilitas keamanan lingkungan sehigga meningkatkan minat pembeli akan lebih tinggi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 484, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdi, A., Taghipour, S., & Khamooshi, H. (2018). A model to control environmental performance of project execution process based on greenhouse gas emissions using earned value management. International Journal of Project Management , 36 (3), 397–413. https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2017.12.003", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 484, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Batselier, J., & Vanhoucke, M. (2017). Improving project forecast accuracy by integrating earned value management with exponential smoothing and reference class forecasting. International Journal of Project Management , 35 (1), 28–43. https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2016.10.003", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 746, "width": 485, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bellini, F., & Di Bernardino, E. (2017). Risk management with expectiles. European Journal of Finance , 23 (6), 487–506. https://doi.org/10.1080/1351847X.2015.1052150", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 767, "width": 482, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutapea, H. (2014). New Housing Development Planning and Land Acquisition Strategy for Low-Income. Jurnal Ruang , 2 (4), 371– 380.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 788, "width": 484, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahena, Y., Rusli, M., & Winarso, E. (2015). Prediksi Harga Emas Dunia Sebagai Pendukung Keputusan Investasi Saham Emas", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 20, "width": 297, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting", "type": "Section header" }, { "left": 412, "top": 35, "width": 142, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2722-841X (Media Online) Vol 1, No 1, Juli 2020, Page 17-21", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 818, "width": 245, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubagus Ahmad Darojat , Copyright © 2020, ARBITRASE | Page 21", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 87, "width": 332, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menggunakan Teknik Data Mining. Kalbiscentia Jurnal Sains Dan Teknologi , 2 (1), 36–51.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 484, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natalia, M. … Hidayah, N. (2019). Analisis dan Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan Gedung Shelter SDN 27 Lengayang Pesisir Selatan dengan Metode Earned Value. Jurnal Teknik Sipil ITP , 6 (2), 71–77. https://doi.org/10.21063/jts.2019.v602.05 Phadermrod, B., Crowder, R. M., & Wills, G. B. (2019). Importance-Performance Analysis based SWOT analysis. International Journal of Information Management , 44 , 194–203. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.03.009 Puspita, H. (2012). Proses Optimisasi Bangunan Dengan Supply Chain Management Dalam. Indept , 4 (1), 7–11.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 484, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sihombing, E. G. (2017). Klasifikasi Data Mining pada Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa Menggunakan K-Means Clustering Method. Journal of Computer Engineering System and Science (CESS) , 2 (2), 74–82.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 484, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terry Hill, & Roy Westbrook. (1997). SWOT Analysis: It’s Time for a Product Recall. Long Range Planning , Vol 30 (1), p 46-52. Yunita Wulan Dewi, N. K., & Sri Darma, G. (2019). Strategi Investasi & Manajemen Resiko Rumah Sakit Swasta di Bali. Jurnal Manajemen Bisnis , 16 (2), 110. https://doi.org/10.38043/jmb.v16i2.2044", "type": "Text" } ]
90c2c2b3-9e51-467a-4d26-2968ab19501d
https://ejournal.unisayogya.ac.id/index.php/JHeS/article/download/419/680
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 38, "width": 220, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 49, "width": 377, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 49, "width": 15, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 822, "width": 452, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.31101/jhes.419 This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 76, "width": 444, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 118, "width": 452, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qigong Exercise Lowers Blood Pressure in Hypertensive Elderly in Sleman Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 153, "width": 203, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati 1,* , Agustina Rahmawati 2", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 166, "width": 430, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Ring Road Barat No. 63 Nogotirto, Gamping, Sleman , Yogyakarta, 55292, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 187, "width": 254, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]*; 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 198, "width": 273, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* corresponding author Tanggal Submisi: 8 Desember 2020, Tanggal Penerimaan: 9 Februari 2021", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 231, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 455, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipertensi jika tidak terkendali menimbulkan komplikasi bahkan kematian. Penatalaksaan hipertensi melalui latihan fisik masih jarang dilakukan oleh lansia yang menderita hipertensi. Salah satu penanganan hipertensi adalah dengan melakukan senam Qigong . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam qigong terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi. Metode penelitian Quasi Experiment dengan Pretest-Posttest Control Group . Teknik sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling . Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai signifikan pada tekanan darah sistolik p- value 0,002 (sig<0,05) dan tekanan darah diastolik p- value 0,002 (sig<0,05). Terdapat pengaruh senam qigong terhadap penurunan tekanan darah. Lansia hipertensi diharapkan dapat melakukan senam qigong secara rutin untuk menjaga kestabilan tekanan darah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 264, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : qigong ; tekanan darah; lansia; hipertensi", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 441, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 454, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypertension can cause complications and even death if it is not controlled. Hypertension management through physical exercise is still rarely done by the elderly who suffer from hypertension. One way to treat hypertension is to do Qigong exercises. This study aims to determine the effect of qigong exercise on blood pressure in the elderly with hypertension. This research employed Quasi Experiment with Pretest-Posttest Control Group. The sampling technique in this study used purposive sampling. The data analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test obtained significant values for systolic blood pressure with p-value 0.002 (sig<0.05) and diastolic blood pressure with p-value 0.002 (sig<0.05). There is an effect of qigong exercise on lowering blood pressure. Hypertensive elderly is expected to be able to do qigong exercises regularly to maintain blood pressure stability.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 279, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : qigong; blood pressure; elderly; hypertension", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 454, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proporsi populasi lansia di dunia diperkirakan akan terus meningkat dari 12% di tahun 2015 menjadi 22% pada tahun 2050 (WHO, 2018). Persentase lansia di Indonesia telah mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 1971 hingga tahun 2019 menjadi 9,6% atau sekitar 25,64 juta orang (Badan Pusat Statistik, 2019). Hasil susenas 2017 terdapat lima provinsi di Indonesia dengan persentase lansia lebih dari 10% dengan peringkat pertama yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 14,5 % (Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2019). Usia harapan hidup yang tinggi berdampak pada", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 459, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353 Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93 89", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 767, "width": 343, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati, Agustina Rahmawati (Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "munculnya penyakit degeneratif, salah satunya hipertensi. Hipertensi merupakan the silent disease dan menjadi penyakit pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang serius dan jika tidak dikendalikan menimbulkan komplikasi hingga kematian. Kemenkes RI memperkirakan kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung koroner dan stroke akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia hipertensi banyak diderita oleh lansia dengan prevalensi tertinggi diduduki oleh kelompok usia 75 tahun keatas sebesar 69,5% disusul kelompok usia 65-74 tahun sebesar 63,2% dan kelompok usia 55-64 tahun sebesar 55,2% (Kemenkes RI, 2018). Hipertensi menjadi peringkat pertama dari 10 penyakit tidak menular di DIY dengan prevalensi tertinggi berada di Kabupaten Sleman sebanyak 24.574 kasus di tahun 2017 (Dinkes DIY, 2017). Hipertensi dapat dikendalikan dengan modifikasi pola hidup dan pengobatan secara teratur. Pengobatan hipertensi secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu pengobatan farmakologi dan pengobatan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi diantaranya dengan pengaturaan diit, manajemen stres melalui relaksasi, olah raga seperti senam atau jalan cepat, berhenti merokok serta mengurangi konsumsi alkohol (Shadine,2010)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 454, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu jenis senam yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi adalah senam qigong. Senam qigong merupakan latihan yang telah diresmikan oleh pemerintah Cina sebagai metode penyembuhan dan peningkatan kesehatan untuk semua kalangan masyarakat (Wahjuni, 2016). Senam qigong hampir sama dengan Taichi dimana gerakan yang dilakukan lembut dan teratur sehingga sangat memungkinkan dilakukan oleh kelompok lansia . Melalui gerakan yang lembut pada senam qigong dapat merilekskan bagian tubuh, menurunkan stres dan meningkatkan sistem imun. Selain itu senam qigong juga dapat memperbaiki fungsi sistem kardiovaskuler, pernafasan, limphatik dan pencernaan (Nurwigati, 2015). Latihan senam qigong , merupakan latihan pengobatan tradisional Tiongkok yang terdiri dari latihan pernapasan, meditasi, dan gerakan tubuh dengan strain muskuloskeletal minimal dan dapat dilakukan oleh orang-orang pada usia lanjut (Chang, Pei., Knobf., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 454, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas Gamping 2 didapatkan data bahwa kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Gamping 2 termasuk tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Kegiatan posyandu lansia yang selama ini berjalan berupa pengukuran berat badan dan tekanan darah. Selama ini tidak ada kegiatan yang dikhususkan bagi lansia seperti senam atau kegiatan lainnya. Hasil wawancara dengan lansia, 80% lansia mengatakan belum mengetahui terkait jenis senam yang dapat dilakukan untuk menurunkan takanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam qigong terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Penelitian ini dapat membantu untuk pengontrolan tekanan darah dan menurunkan angka kejadian komplikasi hipertensi serta peningkatan kualitas hidup pada lansia yang menderita hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 457, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian ini berupa quasi experiment dengan rancangan penelitian pretest- postest control grup . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi di lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling , sampel berjumlah 30 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Intervensi yang diberikan berupa senam qigong dan pengumpulan data tekanan darah menggunakan lembar hasil pengukuran tekanan darah yang diukur dengan sphygmomanometer . Pada kelompok intervensi peneliti mengajarkan senam qigong yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu serta dilakukan pengukuran tekanan darah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 459, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353 Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93 90", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 767, "width": 343, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati, Agustina Rahmawati (Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol peneliti mengukur tekanan darah tanpa memberikan intervensi. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Penelitian ini telah lolos uji etik di Komisi Etik Penelitian Universitas ‘Aisyiyah yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 455, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik responden penelitian berjumlah 30 lansia dengan jumlah laki-laki 60% dan perempuan 40%. Rata-rata dan selisih rata-rata tekanan darah pretest dan posttest pada lansia penderita hipertensi dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 236, "width": 428, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rata-rata dan selisih rata-rata tekanan darah pretest dan posttest pada lansia penderita hipertensi di Kronggahan Trihanggo Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 259, "width": 342, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok Rerata Tekanan Darah Rata-rata Sebelum Rata-rata Sesudah Selisih Kelompok Intervensi Sistolik 156,73 131,73 25,00 Diastolik 89,73 77,93 11,8 Kelompok Kontrol Sistolik 159.27 161.27 2.00 Diastolik 135,93 92,33 43,3", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel.1 dapat diketahui hasil tekanan darah sistolik sebelum diberikan intervensi senam qigong diperoleh nilai tekanan darah minimum sebesar 141 mmHg dan nilai tekanan darah maksimum 185 mmHg dengan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan senam qigong pada kelompok intervensi sebesar 156,73 mmHg. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata termasuk dalam kategori hipertensi grade 2 . Menurut American Heart Assosiation (2017) seseorang dikatakan mengalami hipertensi grade 2 apabila tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hasil tekanan darah sistolik sesudah diberikan intervensi senam qigong diperoleh nilai tekanan darah minimum sebesar 120 mmHg dan nilai tekanan darah maksimum sebesar 143 mmHg. Rata-rata tekanan darah sistolik setelah diberikan senam qigong pada kelompok intervensi sebesar 131,73 mmHg. Sedangkan hasil tekanan darah diastolik sebelum diberikan intervensi didapatkan nilai tekanan darah minimum sebesar 72 mmHg dan nilai tekanan darah maksimum 111 mmHg dengan rata-rata sebesar 89,73 mmHg. Sedangkan setelah diberikan intervensi senam qigong diperoleh nilai tekanan darah diastolik minimum 70 mmHg dan nilai tekanan darah maksimum 88 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik setelah diberikan intervensi adalah sebesar 77,93 mmHg.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 454, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang, khususnya pada kelompok usia lanjut. Lansia mengalami perubahan struktur dan fungsi pada sistem pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh yang menyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit karena menurunnya elastisitas. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer Brunner & Suddath (2002) dalam (Padila, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suriatun (2018) yang mununjukkan adanya hubungan usia dengan kejadian hipertensi pada lansia dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan klasifikasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 459, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353 Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93 91", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 767, "width": 343, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati, Agustina Rahmawati (Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hipertensi berat cenderung banyak diderita oleh rentang usia middle age dan elderly (Suriatun, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 454, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, dalam penelitian ini responden paling banyak adalah perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan Eksanoto (2013) menunjukkan bahwa wanita cenderung menderita hipertensi daripada laki laki. Pada penelitian ini responden wanita lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Wanita akan mengalami peningkatan resiko tekanan darah tinggi setelah menopause yaitu usia di atas 45 tahun (Wahyuni., Eksanoto, 2013). Karena wanita yang belum menopause dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang rendah dan LDL yang tinggi akan mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis dan mengakibatkan tekanan darah tnggi (Haendra et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 457, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan karakteristik usia sebagian besar lansia dalam penelitian ini adalah usia 60-65 tahun sebanyak 60%. Usia seseorang snagat mempengaruhi sesorang dalam mengambil keputusan dalam melakukan terapi hipertensi dengan tepat (Salmiyati, 2018). Notoadmojo (2003) mengungkapkan bahwa semakin bertambah usia maka pengalaman dan pengetahuan seseorang akan semakin bertambah. Terapi yang dipilih oleh seseorang untuk penatalaksaan hipertensi akan mempengaruhi keberhasilan penanganan hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 351, "width": 404, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Tekanan Darah Pretest dan Posttest Senam", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 362, "width": 356, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qigong pada Lansia Penderita Hipertensi di Kronggahan Trihanggo Sleman Yogyakarta Aspek Z p-value Keterangan Pre Tekanan Darah -3040 0,002 Berbeda Post Tekanan Darah", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 445, "width": 113, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data Primer, 2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 455, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan hasil p value sebesar 0,002 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan senam qigong. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kim et al., 2015) dengan judul Randomized, Controlled Trial of Qigong for Treatment of Prehypertension and Mild Essential Hypertension , dimana penelitian ini terdapat 40 responden yang terbagi menjadi 19 responden dalam kelompok intervensi dan 21 dalam kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan latihan senam qigong 3 kali dalam seminggu dan melakukan senam qigong di rumah sedikitnya 2 kali seminggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan intervensi apapun. Setelah 8 minggu terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi qigong dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi senam qigong menunjukan adanya penurunan yang signifikan terhadap hasil tekanan darah sistolik dan diastolik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 454, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qigong merupakan gerakan Cina kuno yang terdiri dari berbagai latihan, seperti meditasi, pernapasan, dan gerakan ritmis. Seperti yang digambarkan oleh definisinya, Qi adalah energi penting dari tubuh dan gong adalah latihan yang akan mendorong Qi melalui tubuh sehingga tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri (Yang et al., 2017). Latihan qigong memiliki fungsi pengaturan ganda yang bermanfaat pada tekanan darah, yaitu untuk menurunkan nilai tekanan darah pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan meningkatkan nilai tekanan darah pada pasien dengan tekanan darah rendah. Manfaat ini signifikan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 459, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353 Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93 92", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 767, "width": 343, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati, Agustina Rahmawati (Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khususya pada pasien dengan tekanan darah tinggi. Terkait dengan pernapasan, senam qigong dilakukan dengan pernapasan dalam, ringan, dan lambat dimana sangat membantu konsentrasi, mental, dan ketenangan. Praktik ini dapat meningkatkan fungsi organ dalam dan menurunkan tekanan darah (Ming, dkk, 2011). Menurut (Fan et al., 2019) satu kemungkinan untuk penjelasan manfaat dari latihan qigong adalah meningkatkan kesehatan qi, darah, dan cairan di seluruh tubuh dengan gerakan berulang untuk meringankan dan mengatur fungsi meridian dan visceral organ. Banyak manfaat potensial yang ditemukan termasuk gangguan kardiovaskular, reumatoid arthritis, asma, dan kanker. Qigong juga telah dipelajari sebagai terapi alternatif untuk mengendalikan tekanan darah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 454, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latihan pernafasan, relaksasi, dan gerakan yang pelan dan lembut iramanya secara teratur terbukti dapat meningkatkan pelepasan non adrenalin melalui urin, menurunkan kadar kortisol, serta menurunkan aktivitas saraf simpatis yang membawa dampak positif pada jantung berupa denyut jantung yang stabil dan tekanan darah turun menuju normal (Utomo., 2013) Ini karena aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis menjadi seimbang dan harmonis. Latihan tersebut dapat pula meningkatkan antioksidan untuk menghilangkan radikal bebas dalam tubuh dan menstabilkan tekanan darah (Supriani, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 67, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senam qigong menurukan tekanan darah pada lansia yang menderita hipetensi, hal ini ditunjukkan dengan hasil uji statistik diperoleh nilai signifikan pada tekanan darah sistolik p- value 0,002 (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 454, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran bagi lansia yang menderita hipertensi diharapkan dapat melakukan senam qigong secara rutin untuk menjaga kestabilan tekanan darah. Bagi kader diharapkan dapat mendampingi dan memotivasi lansia untuk rutin melakukan senam qigong.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 77, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 455, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Statistik DIY 2018 . https://yogyakarta.bps.go.id/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 496, "width": 454, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2019 . https://bps.go.id/ Chang, Pei., Knobf., B. (2013). Physical and Psychological effect of Cigong Exercise in community-Dwelling Older Adults: An Exploratory Study. Journal of Chemical Information and Modeling , 53 (9), 1689–1699. Dinkes DIY. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta . http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/1 4_DIY_2015.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fan, H., Lu, F., Yang, A., Dong, Y., Liu, P., & Wang, Y. (2019). A Review on the Nonpharmacological Therapy of Traditional Chinese Medicine with Antihypertensive Effects. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine , 2019 . https://doi.org/10.1155/2019/1317842", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haendra, F., Anggara, D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni ,. Jurnal Ilmiah Kesehatan , 5 (1), 20–25. Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2010 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim, S., Lee, S., Kwon, O., Park, S., Seo, J., & Kim, K. (2015). Qigong program on insomnia and stress in cancer patients: A case series report. SAGE Open Medical Case Reports , 3 , 2050313X1455640. https://doi.org/10.1177/2050313x14556408", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 454, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurwigati, E. (2015). Terapi Alternatif dan Komplementer dalam Bidang Keperawatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 101, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal of Health Studies", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 459, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-3353 Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp.88-93 93", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 767, "width": 343, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suri Salmiyati, Agustina Rahmawati (Senam Qigong Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Sleman Yogyakarta)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 330, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bogor . In Media. Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam . Nuha Media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salmiyati, S. (2018). Pengaruh Self Help Group terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi. Journal of Health Studies , 2 (1), 75–83. https://doi.org/10.31101/jhes.428", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shadine, M. (2010). Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan Jantung . Keen Book.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriani, A. (2014). Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hopertensi. Jurnal Keperawatan & Kebidanan - Stikes Dian Husada Mojokerto , 31–39.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 455, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suriatun. (2018). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi di posyandu lansia dusun pundung nogotirto gamping sleman yogyakarta. Universitas ’Aisyiah Yogyakarta , x (x), 1–13. Utomo., P. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia di Desa Bulukan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar . 53 (9), 1689–1699. Wahjuni, F. (n.d.). Tersenyum Sekarang Juga . TransMedia Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 455, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni., Eksanoto, D. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi di Kelurahan Jagalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia , 1 (1), 112–121. WHO. (2018). Aging and health . Health Affairs. https://doi.org/10.1377/hlthaff.2014.1399 Yang, H., Wu, X., & Wang, M. (2017). The Effect of Three Different Meditation Exercises on Hypertension: A Network Meta-Analysis. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine , 2017 . https://doi.org/10.1155/2017/9784271", "type": "List item" } ]
955bc129-1c25-fb43-815a-617d2a124960
http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti/article/download/328/307
[ { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 364", "type": "Page footer" }, { "left": 160, "top": 118, "width": 336, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier Pada Pengadaan Suku Cadang dengan Metode Analytic Hierarchy Process", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 193, "width": 349, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mohammad Farid Naufal 1 , Putu Aditya Riva Putra 2 , Selvia Ferdiana Kusuma 3 1,2 Universitas Surabaya, 3 PSDKU Polinema Kediri 1,2 Jl. Raya Rungkut, Kali Rungkut, Kec. Rungkut, Kota SBY, Jawa Timur 60293", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 229, "width": 280, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Jl. Lingkar Maskumambang No.1, Kota Kediri, Jawa Timur 64119", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 240, "width": 284, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected] ,", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 252, "width": 140, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 275, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 287, "width": 371, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Bali Age is a company which engaged in freight forwarding service. Because of this, the company is using the trucks for carry out of their operational activities. Every truck always gets a routine maintenance at their garage, so they must provide the spare parts stock by themselves. The currently procurement of spare parts are still based on paper. By implementing the decision support in a new procurement system, it can provide a supplier recommendation for this company. This supplier recommendation which provides by system, are getting from the result of the comparation value from criteria priority calculation, using AHP method. The AHP method that implemented in this system, can also provide the final result of supplier recommendation comparison value with accurately.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 416, "width": 181, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : AHP, Supplier Recommendation", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 440, "width": 35, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 451, "width": 371, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Bali Age merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, yaitu pengiriman barang. Karena bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang, perusahaan menggunakan kendaraan berupa truk untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Truk tersebut diberikan perawatan rutin pada bengkel milik perusahaan. Pengadaan suku cadang saat ini masih dilakukan secara paper base. Sistem yang telah dibuat nantinya dapat membantu dalam memberikan rekomendasi yang tepat bagi pengadaan. Rekomendasi tersebut didapatkan dengan cara menghitung nilai perbandingan prioritas kriteria dari penawaran supplier, dengan menggunakan metode AHP. Metode AHP diterapkan dalam sistem agar dapat memberikan hasil rekomendasi perbandingan bobot akhir dari setiap supplier secara akurat.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 580, "width": 168, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : AHP, Rekomendasi Supplier", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 606, "width": 99, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 620, "width": 372, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengadaan memiliki hubungan dengan dengan fungsi pembelian yang dapat berupa bahan baku, persediaan dan barang konsumsi lainnya, atau juga dapat seperti mesin, peralatan laboratorium, peralatan kantor, dan juga sejenisnya, yang nantinya digunakan dalam value chain dari perusahaan [1]. Pengadaan dilakukan ketika perusahaan sedang membutuhkan suatu barang, namun dengan skala kuantitas kebutuhan yang cukup besar. Biasanya pengadaan barang akan dilakukan oleh perusahaan dengan supplier yang menyediakan barang yang dibutuhkan tersebut dalam jumlah yang besar. Berbeda", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 365", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 371, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan pembelian pada umunya yang dapat membeli barang kebutuhan pada toko-toko dengan kuantitas barang yang kecil. Dalam pelaksanaannya, pengadaan harus dilakukan berdasarkan beberapa prinsip, yaitu efisien, efektif, persaingan sehat, terbuka, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabilitas [2]. Jika dilihat dari prinsip- prinsip yang ada, maka dapat dilihat bahwa tujuan pengadaan adalah untuk mendapatkan barang dengan kuantitas yang besar, namun dengan harga yang relatif lebih murah, serta prosesnya juga harus berjalan secara terbuka dan transparan. Selain itu, pengadaan juga dilakukan untuk mencapai efisiensi dari sumber daya yang tersedia, baik efisiensi dari segi waktu, dan juga jumlah atau kuantitas yang dibutuhkan. Pengadaan juga harus adil dalam melakukan seleksi dari seluruh calon penyedia barang ( supplier ) yang mengikuti pengadaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan supplier merupakan penyedia barang utama ketika proses pengadaan, mereka dapat dipilih sebagai pemasok barang berdasarkan penawaran yang mereka ajukan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 343, "width": 372, "height": 409, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem pendukung keputusan merupakan sistem yang dibangun/dibuat untuk membantu dalam memberikan solusi pada suatu masalah yang ada, sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan [3]. SPK biasa digunakan dalam membantu pengambilan keputusan dikarenakan memiliki hasil yang signifikan, meminimalisir biaya, serta memiliki proses yang cepat ketika pengambilan keputusan [4]. Pengambilan keputusan dilakukan untuk menentukan peringkat dari alternatif keputusan, berdasarkan dari banyak kriteria dan sub- kriteria yang ada [5]. Ada berbagai macam metode sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk menentukan supplier yang tepat dalam proses pengadaan. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP. AHP atau Analytic Hierarchy Process itu sendiri merupakan suatu hirarki yang dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan [6]. Hirarki tersebut merupakan uraian dari permasalahan kompleks yang tidak memiliki struktur. Metode AHP akan mengelompokkan masalah-masalah tersebut ke dalam bentuk hirarki, lalu memberikan nilai berupa numerik agar permasalahan tersebut dapat memiliki nilai perbandingan, sehingga dapat ditentukan elemen mana dari permasalahan tersebut yang memiliki prioritas tertinggi [7]. AHP digunakan dalam operasi perhitungan untuk menghitung bobot dari suatu kriteria yang ada, yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Biasanya AHP diterapkan untuk mengambil keputusan yang memiliki banyak kriteria yang digunakan sebagai parameter ( multicriteria ). Dalam kasus pengadaan ini, perusahaan memiliki beberapa kriteria yang akan diajukan pada calon penyedia suku cadang ( supplier ). Kriteria tersebut adalah harga, kuantitas, dan lama waktu pengiriman. Nantinya supplier tersebut akan memberikan penawarannya sesuai dengan kriteria yang ditentukan", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 366", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 372, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "oleh perusahaan. Disinilah peran dari AHP dibutuhkan dalam menghitung perbandingan dari kriteria yang diminta oleh perusahaan, terhadap kriteria penawaran yang diberikan oleh setiap supplier . Lalu data tersebut akan digunakan untuk memberikan nilai bobot akhir untuk setiap supplier , sehingga sistem dapat memberikan rekomendasi supplier terbaik berdasarkan nilai bobot akhir yang dimiliki oleh tiap- tiap supplier .", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 231, "width": 160, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 245, "width": 371, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak penelitian yang menerapkan metode AHP pada sistem pendukung keputusan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Winiarti, yang menerapkan metode AHP pada sistem pendukung keputusan untuk menentukan lokasi pendirian warnet [7]. Dengan menggunakan metode AHP, penulis dapat menentukan lokasi pendirian warnet berdasarkan perhitungan bobot dari 5 kriteria yang telah ditentukan. Penggunaan metode AHP juga diterapkan oleh Mutholib untuk melakukan seleksi karyawan Unicharm Indonesia. Metode AHP yang diterapkan dalam SPK pada penelitian tersebut dapat membantu menentukan bobot dari tiap karyawan, yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan [8].", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 400, "width": 371, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian lain, metode AHP juga dapat diterapkan pada SPK untuk menentukan kualitas dari gula tumbu. Penelitian tersebut dilakukan oleh Darmanto. Penelitian tersebut dilakukan dikarenakan pelaku usaha dari gula tumbu mengalami kesulitan ketika menentukan kualitas dari gula tumbu. Maka dari itu penulis menerapkan metode AHP pada SPK yang dibuat, untuk membantu menentukan kualitas dari gula tumbu berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya [9].", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 513, "width": 371, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode AHP juga dapat diterapkan pada SPK untuk pemilihan asuransi. Penelitian ini dilakukan oleh Sensuse, dikarenakan ketika memilih suatu asuransi perlu mempertimbangkan beberapa aspek yang ditawarkan oleh asuransi tersebut [10]. Pada dasarnya, metode AHP merupakan metode yang tepat digunakan untuk menentukan bobot yang melibatkan banyak kriteria ( multi criteria ). Maka dari itu, penggunaan metode AHP pada penelitian tersebut dapat membantu untuk menentukan solusi dalam menentukan asuransi mana yang terbaik, dengan menghitung bobot dari kriteria yang ada, berdasarkan prioritas yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 653, "width": 371, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian kali ini, untuk memberikan rekomendasi supplier yang tepat bagi pengadaan, sistem ini menggunakan metode AHP untuk menghitung bobot untuk dari setiap kriteria yang ada. Berikut lagkah- langkah untuk menentukan rata-rata bobot akhir, pada metode AHP. Flowchart dari langkah-langkah AHP dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 724, "width": 371, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Menyusun nilai kriteria penilaian yang digunakan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria.", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 367", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 283, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Membuat tabel yang membandingkan tiap kriteria.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 132, "width": 356, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Menentukan nilai skala perbandingan dari tiap kriteria (Tabel 1).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 147, "width": 368, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Melakukan SUM untuk tiap baris kriteria pada tabel (Persamaan 1).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 161, "width": 371, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Melakukan normalisasi nilai perbandingan dari tiap kriteria (Persamaan 2).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 189, "width": 371, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Memastikan nilai SUM pada tiap baris kriteria setelah normalisasi, bernilai =1. Jika hasil ≠1, maka ulangi langkah ke 3.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 217, "width": 371, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Setelah hasil SUM dari baris kriteria setelah normalisasi adalah =1, maka hitung rata-rata dari tiap kolom kriteria (Persamaan 3).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 245, "width": 234, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Mencari nilai Eigen Value (persamaan 4).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 259, "width": 371, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i) Menghitung nilai konsistensi indeks CI harus < 0.1, jika tidak maka ulangi langkah ke 3 (persamaan 5).", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 720, "width": 351, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Langkah-langkah AHP Memberi Rata-rata Bobot Kriteria", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 368", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 351, "height": 407, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) ( ) (2) ̅ (3) ̅ (4) (5) Tabel 1. Pemberian Nilai Awal Tabel Perbandingan Kriteria Kriteria K1 K2 K3 K1 1.00 4.5 9 K2 1/4.5 1.00 4.50 K3 1/9 1/4.5 1.00 Tabel 2. Kriteria Permintaan Perusahaan berserta Prioritas tiap Kriteria Barang Harga Waktu Kuantitas Oli 15000 15 150 Tabel 3. Prioritas tiap Kriteria P_Harga P_Waktu P_Jumlah 3 1 2 Tabel 4. Penawaran Supplier Tiap Kriteria Supplier Harga Waktu Kuantitas Supplier 1 15000 10 150 Supplier 2 10000 5 130 Supplier 3 5000 2 100", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 540, "width": 371, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi yang dilakukan pada sistem rekomendasi supplier adalah dengan memberikan data yang sebelumnya telah disiapkan. Data tersebut adalah kriteria permintaan dari perusahaan yang ditawarkan pada supplier beserta prioritas dari tiap kriteria dan juga data dari penawaran supplier untuk permintaan penawaran dari perusahaan sebelumnya. Data permintaan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2, lalu untuk data priorirtas dari tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan untuk data penawaran supplier dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 371, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada Tabel 2, terdapat 3 jenis kriteria pada data permintaan penawaran dari perusahaan. Kriteria tersebut adalah Harga (K1), Waktu (K2), dan Kuantitas (K3). Lalu terdapat pula prioritas untuk tiap kriteria yang ada pada data tersebut. Prioritas 1 adalah untuk K2, prioritas 2 untuk K3, sedangkan prioritas 3 adalah untuk K1.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 369", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 154, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 132, "width": 371, "height": 183, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses untuk mendapatkan hasil rekomendasi supplier yang tepat pada sistem dimulai dari pengguna memasukkan data permintaan barang untuk tender pada supplier seperti pada Tabel 2. Dapat dilihat pada tabel tersebut pengguna telah menentukan nilai untuk tiap kriteria harga, waktu, dan kuantitas, untuk permintaan barang oli. Setelah itu, pengguna menentukan prioritas dari tiap kriteria yang telah diisikan data, seperti pada Tabel 3. Prioritas 1 adalah untuk kriteria waktu (K2), lalu prioritas 2 diberikan pada kriteria kuantitas (K3), dan prioritas 3 diberikan pada kriteria harga (K1). Lalu nantinya supplier juga akan memasukkan penawaran mereka untuk barang yang sama pada Tabel 2 untuk setiap kriteria, yang berdasarkan data pada kriteria yang sebelumnya ditentukan oleh pengguna. Beberapa data dari penawaran supplier dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 315, "width": 372, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem akan menentukan nilai bobot dari tiap kriteria, berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh pengguna sebelumnya (Tabel 5). Berdasarkan nilai bobot untuk tiap prioritas tersebut, sistem juga akan menentukan perbandingan nilai dari tiap prioritas. Nilai perbandingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Setelah menentukan bobot untuk tiap kriteria, berikut hasil dari perhitungan dari sistem untuk menentukan bobot akhir setiap supplier , dengan menggunakan perhitungan dari metode AHP.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 428, "width": 371, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Memasukkan nilai perbandingan bobot prioritas, pada kriteria yang telah ditentukan beserta (Tabel 7).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 456, "width": 371, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Menghitung SUM untuk tiap perbandingan kriteria pada tabel 7, menggunakan persamaan 1.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 569, "width": 371, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Menghitung Nilai Normalisasi dari Tiap Nilai Kriteria, menggunakan persamaan 2.", "type": "List item" }, { "left": 230, "top": 600, "width": 85, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = 0.07", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 622, "width": 83, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = 0.62", "type": "Formula" }, { "left": 234, "top": 651, "width": 55, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( )", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 672, "width": 314, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari normalisasi lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 687, "width": 371, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Menghitung rata-rata bobot akhir tiap kriteria menggunakan persamaan 3.", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 720, "width": 16, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "̅", "type": "List item" }, { "left": 263, "top": 718, "width": 37, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0.06", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 370", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 128, "width": 16, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "̅", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 151, "width": 16, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "̅", "type": "List item" }, { "left": 263, "top": 149, "width": 37, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0.22", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 167, "width": 283, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Menghitung eigen value menggunakan persamaan 4.", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 184, "width": 290, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( )", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 197, "width": 322, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Menghitung konsistensi indeks menggunakan persamaan 5.", "type": "List item" }, { "left": 213, "top": 214, "width": 37, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 0.06", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 231, "width": 371, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Menentukan nilai maksimal dan minimal dari permintaan barang serta penawaran supplier (Tabel 9).", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 260, "width": 369, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Menghitung bobot kriteria penawaran dari setiap supplier (persamaan 6).", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 293, "width": 171, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ̅ ) (6)", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 314, "width": 53, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supplier 1", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 332, "width": 148, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = 0 ( ) = 0.28", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 378, "width": 305, "height": 328, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = 0 Supplier 2 ( ) = 0.03 ( ) ( ) = -0.09 Tabel 5. Nilai Awal Perbandingan Bobot Kriteria Nilai Bobot Keterangan 9 Prioritas 1 4.5 Prioritas 2 1 Prioritas 3 Tabel 6. Nilai Perbandingan Tiap Bobot Prioritas Perbandingan Prioritas Nilai Perbandingan Bobot 1 & 3 9 1 & 2 4.5 2 & 3 4.5 3 & 2 1 / 4.5 2 & 1 1 / 4.5 3 & 1 1 / 9", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 371", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 118, "width": 325, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Menentukan Nilai Perbandingan Kriteria berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 132, "width": 323, "height": 312, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Bobot Prioritas Kriteria Harga Waktu Jumlah Harga 01.00 00.11 00.22 Waktu 09.00 01.00 04.50 Jumlah 04.50 00.22 01.00 Tabel 8. Hasil Normalisasi Kriteria Harga Waktu Jumlah Harga 0.07 0.08 0.04 Waktu 0.62 0.75 0.79 Jumlah 0.31 0.17 0.17 Normalisasi=1 1.00 1.00 1.00 Supplier 3 ( ) = 0.06 ( ) ( ) = -0.22 i) Menghitung bobot akhir dari setiap supplier (persamaan 7).", "type": "Table" }, { "left": 389, "top": 444, "width": 24, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7)", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 458, "width": 60, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= 28 = 49", "type": "Table" }, { "left": 364, "top": 486, "width": 57, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*100) = 56", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 514, "width": 309, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Nilai Max dan Min dari Permintaan dan Penawaran Kriteria Max Min Harga 15000 5000 Waktu 15 2 Kuantitas 150 100", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 605, "width": 371, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai urutan prioritas dari yang tertinggi sampai terendah untuk suatu kriteria tertentu, ditunjukkan dari hasil perhitungan rata-rata bobot akhir yang dapat dilihat pada langkah ke 4 dalam perhitungan AHP. Seperti yang dapat dilihat dari hasil perhitungan pada langkah tersebut, nilai rata-rata dari K2 memiliki nilai rata-rata bobot akhir tertinggi dibanding kriteria lain, yaitu sebesar 0.72. Hal terserbut menunjukkan bahwa perhitungan langkah-langkah sebelumnya telah benar dalam menentukan K2 sebagai kriteria yang memiliki prioritas paling tinggi. Lalu diikuti dengan K3 dan K1 untuk urutan prioritas selanjutnya. Dengan begitu, untuk perhitungan bobot akhir dari tiap", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 372", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 118, "width": 371, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kriteria telah sesuai dengan nilai prioritas awal yang diberikan oleh pengguna untuk setiap kriteria yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 147, "width": 371, "height": 84, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai dari rata-rata bobot akhir untuk tiap kriteria tersebut, nantinya akan digunakan sebagai bilangan untuk mengkalikan perhitungan bobot akhir dari penawaran yang diajukan oleh setiap supplier . Dikarenakan rata-rata bobot akhir dari K2 memiliki nilai paling tinggi, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi hasil dari penawaran supplier untuk kriteria penawaran lama waktu pengiriman", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 231, "width": 371, "height": 126, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(K2). Seperti yang dapat dilihat pada kasus diatas, Supplier 3 memiliki penawaran dengan lama waktu pengiriman yang paling cepat dibandingkan supplier lainnya. Hal tersebut mengakibatkan Supplier 3 memiliki hasil perhitungan bobot pada K2 yang lebih besar dibandingan dengan supplier lainnya, sebesar 0.72. Maka dari itu pada penilaian bobot akhir untuk setiap supplier , Supplier 3 mendapatkan nilai paling besar dikarenakan penawaran yang diberikan sesuai dengan permintaan sebelumnya, dengan nilai K2 yang memiliki bobot prioritas paling tinggi, yaitu prioritas 1.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 372, "width": 71, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 386, "width": 371, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode AHP dapat diterapkan dalam sistem pengadaan, untuk melakukan seleksi dari supplier . Menerapkan metode tersebut pada SPK pemilihan supplier , dapat membuat sistem menampilkan rekomendasi supplier terbaik untuk memasok barang, dengan hasil yang akurat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa metode AHP sesuai jika diterapkan dalam sistem yang memiliki beberapa kriteria penilaian ( multicriteria ), sehingga dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan supplier yang tepat sesuai kriteria yang telah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 513, "width": 102, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 527, "width": 371, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Weele, A. V. (2009). Purchasing and supply chain management: Analysis, strategy, planning and practice. United Kingdom: Thomas Rennie.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 569, "width": 371, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Hardjowijono, B., & Muhammad, H. (2008). Prinsip-prinsip Dasar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Jakarta: Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 611, "width": 371, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Nofriansyah, D., Kom, S., & Kom, M. (2015). Konsep Data Mining Vs Sistem Pendukung Keputusan . Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 639, "width": 371, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Amin, A. S., & Ramdhani, M. A. (2013). Konfigurasi Model untuk Sistem Pendukung Keputusan. Majalah Ilmiah Ekonomi Komputer . [5] Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process. International journal of services sciences , 1 (1), 83-98.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 695, "width": 371, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Saaty, T. L. (1990). How to make a decision: the analytic hierarchy process. European journal of operational research, 48(1), 9-26.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 724, "width": 371, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Winiarti, S., & Yuraida, U. (2009). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Pendirian Warnet Dengan Metode", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 5 Nomor 1, Maret 2021, pp. 364-373 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemilihan Supplier pada Pengadaan Suku (Mohammad Farid Naufal) | 373", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 118, "width": 349, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analytical Hierarchy Process (AHP)(Studi Kasus: PT. Pika Media Komunika). Jurnal Informatika , 3 (2), 311-322.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 147, "width": 372, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Mutholib, A., & Febrina, S. (2017). Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada Aplikasi Pendukung Keputusan Seleksi Karyawan Unicharm Indonesia. Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan Komputer , 7 (2), 21-27.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 203, "width": 371, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Darmanto, E., Latifah, N., & Susanti, N. (2014). Penerapan metode AHP (Analythic Hierarchy Process) untuk menentukan kualitas gula tumbu. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer , 5 (1), 75-82.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 259, "width": 371, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10]Sensuse, D. I., & Sari, F. R. (2008). Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process Dalam Sistem Penunjang Keputusan Untuk Pemilihan Asuransi. Jurnal Sistem Informasi , 4 (2), 100-109.", "type": "List item" } ]
3961cac5-9f8d-a5eb-2dc5-4e2571315e7f
https://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/article/download/939/750
[ { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 427, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan Sosial Mahasiswa KKN 28 UIN-SU Medan dengan", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 126, "width": 421, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat dalam Memajukan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 di Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 195, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahrul 1) , Rizky Fauzie 2)", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 209, "width": 290, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Indonesia [email protected] 1* , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 250, "width": 57, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 264, "width": 445, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan sosialisasi mahasiswa KKN 28 UIN Sumatera Utara Medan (UIN-SU Medan) dengan masyarakat dalam memperkuat hubungan tali silaturahmi antara mahasiswa KKN 28 dengan masyarakat Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan serta untuk memajukan mutu pendidikan di masa pandemi covid 19. Disebabkan pada masa pandemi covid 19 saat ini mutu pendidikan di Indonesia sangat menurun dikarenakan sistem pendidikan yang harus dilakukan dengan sistem online sehingga menyulitkan para peserta didik untuk menangkap ilmu pengetahuan yang diberikan langsung oleh guru dalam suatu lembaga pendidikan. Jadi dengan adanya suatu hubungan sosialisasi mahasiswa KKN 28 UIN-SU Medan akan meningkatkan suatu mutu pendidikan dengan melakukan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat dan anak anak dalam proses meningkatkan mutu pendidikan yang terdapat dalam suatu Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 443, "width": 287, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Komunikasi, Masyarakat, Mutu, Pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 485, "width": 122, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 501, "width": 200, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak untuk setiap orang baik di lingkup keluarga maupun bangsa dan negara. Perkembangan suatu bangsa bisa dilihat dari bagaimana perkembangan pendidikan dari bangsa tersebut.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 611, "width": 200, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan upaya secara sadar dan terencana untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi peserta didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional SISDIKNAS (2003) menyatakan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 708, "width": 164, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 485, "width": 164, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 512, "width": 164, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 200, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dirinya dan masyarakat, bangsa, dan negara. ” Menurut Azhari (2013:2) menyatakan bahwa pendidikan menentukan perkembangan dan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 664, "width": 200, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perwujudan sumber daya manusia khususnya pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam membentuk sumber daya manusia yang cerdas, cakap, kreatif, beriman, dan berakhlak mulia.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 200, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan sekolah dasar adalah pendidikan awal dari anak untuk mengembangkan pengetahuan (Muhroji & Yusrina, 2018:1). Dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan semestinya.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 240, "width": 164, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Belajar Mengajar", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 254, "width": 200, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(KBM) adalah proses dimana guru bersama siswa berinteraksi satu sama lain yang nantinya akan ada hubungan timbal balik yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi. Keberhasilan suatu KBM dilihat dari banyak faktor dari dalam guru dan siswa itu sendiri. Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya, lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 378, "width": 200, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman- pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi (Aunurrahman, 2013:36). Menurut Fathoni & Suyahman (2018:175) menjelaskan belajar adalah sebuah proses terencana, terarah, terprogram dan yang berkelanjutan. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu bentuk edukasi yang menjadikan adanya interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan (Pane & Dasopang, 2017:333).", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 681, "width": 200, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya. Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 200, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan interaksi dari pendidik dengan peserta didik (Rahmawati et al., 2014:72). Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur mengarahkan,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 143, "width": 200, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan serta mendorong peserta didik melakukan proses belajar dan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berpusat kepada siswa atau student centered . Memasuki abad 21 ini peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kecakapan yaitu 4C meliputi; Communication,", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 281, "width": 200, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Collaboration, Critical Thinking and problem solving, and Creative and Innovative (Rozi & Hanum, 2019:7) . Maka dari itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna yang dapat membuat peserta didik mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 419, "width": 200, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2020 ini seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi Covid- 19. Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang melanda hamper di seluruh penjuru dunia (Purwanto et al., 2020:1). Pandemi ini berdampak pada berbagai bidang, salah satunya di pendidikan. Banyak negara memutuskan untuk sementara menutup sekolah, kampus selama masa pandemi covid-19 berlangsung. Setiap Negara membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang terjadi. Untuk mengatasi wabah pandemi Covid -19 semua negara menerapkan sebuah tindakan salah satunya dengan melakukan gerakan social distancing yaitu jarak sosial yang dirancang untuk mengurangi interaksi orang-orang dalam komunitas yang lebih luas (Wilder-Smith & Freedman, 2020:2). Dengan adanya social distancing maka pembelajaran di sekolah menjadi terhambat dan tidak bisa", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 200, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan secara langsung hal ini juga juga berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 129, "width": 200, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena dengan adanya pandemi Covid-19 terbitlah pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB) maka terjadi sebuah kekacauan khususnya dalam bidang pendidikan, sekolah-sekolah diliburkan, kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi terganggu, pembelajaran yang awalnya dilalukan secara tatap muka untuk sementara tidak bisa dilakukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya perubahan desain model pada kegiatan belajar mengajar untuk menghindari pembelajaran dengan tatap muka sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran wabah virus covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 350, "width": 200, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemendikbud mengeluarkan surat edaran No 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19) yang salah satu isinya adalah belajar dari rumah dengan kegiatan pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Selama pandemi berlangsung, kini pembelajaran daring telah dilakukan hampir di penjuru dunia (Goldschmidt,", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 488, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020:88). Maka selama pandemi Covid-", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 502, "width": 200, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 berlangsung setiap sekolah melaksanakan kegiatan pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 529, "width": 200, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan pembelajaran jarak jauh. Dan oleh karena itu dengan adannya permasalahan tersebut kami melakukan penelitian dengan judul Hubungan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 585, "width": 200, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosial Mahasiswa Kkn 28 Uinsu Dengan Masyarakat Dalam Memajukan Mutu Pendidikan Di", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 626, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masa Pandemi Covid 19 Pada Dusun 8", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 656, "width": 170, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia ,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 669, "width": 152, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Bandung: Al-Ma’arif, 1984), h. 110.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 679, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 John M. Echolis, Kamus Inggris", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 203, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia , Terj. Hasan Shadily, cet. XVI, (Jakarta: Gramedia, 1988), h. 460.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 215, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4, h. 677.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 200, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desa Bandar Setia Kecamatan Percut", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 102, "width": 52, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sei Tuan.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 130, "width": 119, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 146, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengertian Mutu Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 159, "width": 180, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu pendidikan terdiri dari kata mutu dan pendidikan. Mutu dalam bahasa Arab “artinya baik” 1 , dalam bahasa Inggris “ quality artinya mutu, kualitas” 2 . Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu adalah (ukuran ), baik buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb)” 3 . Secara istilah mutu adalah “Kualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan” 4 . Dengan demikian mutu adalah tingkat kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 366, "width": 180, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah “Sebuah wasilah untuk mencapai kemulian dan menyerahkan jiwa untuk mendekat diri kepada Tuhan” 5 . Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. II Tahun 2003 pendidikan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 463, "width": 144, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 573, "width": 143, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keagamaan, pengendalian diri,", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 587, "width": 144, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 656, "width": 215, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu , (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), Cet. ke-", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 680, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 691, "width": 215, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Muhammad Utsman el-Muhammady, Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali, www/ Scribd/com/doc/2917072/ tgl. 19 November 2014.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 180, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat, bangsa dan negara. ” 6 Berdasarkan tinjauan mutu pendidikan dari segi proses dan hasil mutu pendidikan dapat dideteksi dari ciri-ciri sebagai berikut: kompetensi, relevansi, fleksibelitas, efisiensi, berdaya hasil, kredibilitas” 7 . Menurut Mujamil", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 212, "width": 180, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mutu pendidian adalah “Kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber- sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin” 8 .", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 295, "width": 143, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan beberapa", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 309, "width": 180, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendapat dapat disimpulkan mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui upaya bimbingan pengajaran dan pelatihan. Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 474, "width": 180, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM).", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 571, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Upaya Peningkatan Mutu", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 585, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 598, "width": 180, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk meningkatkan mutu madrasah menurut Sudarwan Danim melibatkan lima faktor yang", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 640, "width": 179, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dominan : (1) Kepemimpinan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 654, "width": 180, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala sekolah;(2)\\Siswa/ anak sebagai pusat; (3) Pelibatan guru", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 215, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Tim Redaksi Sinar Grafika, Undanng- Undang Sisdiknas 2003 , (Jakarta: Sinar Grafika,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 48, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2007), h. 2.", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 737, "width": 151, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Moch Idochi Anwar, Op. Cit. , h. 19", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 180, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara maksimal; (4) Kurikulum yang dinamis; (5)", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 102, "width": 180, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jaringan Kerjasama” 9 . Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat. Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai pusat“", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 240, "width": 180, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa. Peningkatan mutu pendidikan harus mengambil langkah sebagai berikut: 1) Pemerintah menanggung biaya minimum pendidikan yang", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 378, "width": 162, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperlukan anak usia sekolah baik negeri maupun swasta yang diberikan secara individual kepada siswa.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 433, "width": 180, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Optimalisasi sumber daya pendidikan yang sudah tersedia, antara lain melalui double shift (contoh pemberdayaan SMP terbuka dan kelas jauh).", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 502, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Memberdayakan sekolah-", "type": "Table" }, { "left": 366, "top": 516, "width": 162, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekolah swasta melalui bantuan dan subsidi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran siswa dan optimalisasi daya tampung yang tersedia.", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 585, "width": 180, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Melanjutkan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB ) dan Ruang Kelas Baru (RKB ) bagi daerah- daerah yang membutuhkan dengan memperhatikan peta pendidikan di tiap-tiap daerah sehingga tidak mengggangu", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 702, "width": 139, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Mujamil Qomar, Op. Cit. , h. 206", "type": "Footnote" }, { "left": 312, "top": 714, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah , (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 56.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 88, "width": 135, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keberadaan sekolah swasta.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 102, "width": 180, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Memberikan perhatian khusus bagi anak usia sekolah dari keluarga miskin, masyarakat terpencil, masyarakat terisolasi, dan daerah kumuh.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 171, "width": 180, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Meningkatkan partisipasi anggota masyarakat dan pemerintah daerah untuk ikut serta menangani penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun 10 .", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 267, "width": 180, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan peningkatan mutu sekolah secara umum dapat diambil suatu strategi dengan membangun akuntabilitas pendidikan dengan pola kepemimpinan, seperti kepemimpinan sekolah Kaizen yang menyarankan:", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 364, "width": 180, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Untuk memperkuat tim-tim sebagai bahan pembangun yang fundamental dalam struktur perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 419, "width": 180, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Menggabungkan aspek–aspek positif individual dengan berbagai manfaat dari konsumen. 3) Berfokus pada detail dalam mengimplementasikan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 488, "width": 180, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gambaran besar tentang perusahaan 4) Menerima tanggung jawab pribadi untuk selalu mengidentifikasikan akar menyebab masalah 5) Membangun hubungan antar pribadi yang kuat.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 598, "width": 180, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Menjaga agar pemikiran tetap terbuka terhadap kritik dan nasihat yang konstruktif.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 640, "width": 79, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Memelihara", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 640, "width": 162, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sikap yang progresif dan berpandangan ke masa depan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 681, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Bangga dan menghargai prestasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 215, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar , (Jakarta: Logos, 2003), h. 73.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 737, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Sudarwan Danim, Op. Cit. , h. 225.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 88, "width": 27, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kerja", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 102, "width": 180, "height": 356, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Bersedia menerima tanggung jawab dan mengikuti pelatihan 11 . Menurut Lewis peningkatan mutu organisasi apapun didukung oleh empat kekuatan pendorong, atau pilar, yang menggerakan organisasi menuju penerapan pelayanan mutu. Total Quality Management in any organization is supported by four driving forces, or pillars, that move the organization toward the full application of quality service. The four pillars of the House of Quality are customer service, continuous improvement, processes and facts, and respect for people. All are distinct, but equal in potential strength. All four must be addressed; minimizing one weakens the others. By not addressing one, the entire house of Quality will fall 123 .", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 460, "width": 180, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Empat pilar mutu yang dimaksud yaitu (1) Layanan pelanggan, (2) Perbaikan terus- menerus, (3) Proses dan fakta-fakta,", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 516, "width": 180, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Menghormati orang. Setiap lembaga pendidikan masalahnya berbeda tetapi inti permasalahannya sama. Keempat pilar harus ditangani dengan baik dalam rangka meminimalkan kesalahan. Salah satu pilar tidak dijalankan dengan baik dapat meruntuhkan mutu pendidikan secara keseluruhan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 654, "width": 176, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Penjaminan Mutu Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 667, "width": 180, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjaminan mutu pendidikan merupakan suatu konsep dalam", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 714, "width": 215, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Ralph G. Lewis, Douglas H. Smith, Total Quality in Higher Education , (Florida: St. Lucie Press, 1994), h. 91.", "type": "Footnote" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 86, "width": 180, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manajemen mutu pendidikan 13 .", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 102, "width": 180, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan eksternal primer (peserta didik), pelanggan eksternal", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 143, "width": 180, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekunder (orang tua, masyarakat, pemerintah), dan pelanggan ekternal tersier (pemakai lulusan). Orang tua puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada orang tua 14 .", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 226, "width": 180, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem penjaminan mutu pendidikan sangat penting dilakukan agar madrasah benar-benar megelola pendidikan yang bermutu, sehingga menjadi madrasah yang diidolakan masyarakat.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 295, "width": 180, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bila tidak ada penjaminan mutu berdasarkan pagu yang baku ini akan dapat menimbulkan disparitas mutu pendidikan lintas sekolah dan lintas daerah 15 . Demikian pula konsep mutu perlu dibakukan agar terdapat persepsi yang sama. Lembaga pendidikan dikatakan bermutu jika input, proses, dan hasilnya dapat memenuhi persyaratan yang dituntut oleh pengguna jasa pendidikan 16 .", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 477, "width": 185, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 493, "width": 82, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pendekatan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 493, "width": 180, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan Metode Penelitian Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif memang memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan pendekatan kuantitatif. Hal ini disebabkan perbedaan pijakan filosofinya.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 631, "width": 180, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 668, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 R. Ibrahim, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan , (Jakarta: Imtima, 2007), h. 341.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 691, "width": 146, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Mujamil Qomar, Op. Cit. , h. 202.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 702, "width": 124, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 R. Ibrahim, Op. Cit. , h. 341.", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 714, "width": 146, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Mujamil Qomar, Op. Cit. , h. 206.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 215, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Anselm Strauss & Juliet Corbin, Penerjemah. Muh.Shodiq & Imam Muttaqien, Dasar-", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 88, "width": 179, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian ini adalah metode penelitian", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 102, "width": 49, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 102, "width": 180, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian kualitatif adalah sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, antropologi dan sejumlah penelitian perilaku lainnya termasuk ilmu pendidikan. Penelitian kualitatif di bidang pendidikan tidak", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 226, "width": 180, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilaksanakan di laboratorium tetapi di lapangan tempat peristiwa pendidikan berlangsung secara natural atau alami.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 281, "width": 180, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian kualitatif ini dipilih penulis karena dianggap lebih cocok dengan tema tulisan. Dalam beberapa bidang studi, penelitian ini lebih tepat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui atau baru sedikit yang diketahui, selain dapat juga memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. 17", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 447, "width": 180, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian kualitatif, atau naturalistik berkaitan dengan penelitian lapangan dalam ilmu sosial, keagamaan dan kebudayaan sudah banyak diperkenalkan di akhir abad ke-20. Dabbs dalam Berg, 18 menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif mengindikasikan bahwa maksud kualitas adalah hal esensial terhadap sifat dasar sesuatu benda.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 599, "width": 105, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Latar Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 612, "width": 167, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam observasi kami melakukan penelitian langsung dalam Dusun 8 Desa Bandar Setia", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 669, "width": 215, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar Penelitian Kualitatif, Judul asli Basic of Qualitatitve Research , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 5.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 702, "width": 215, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Berg Syndrichs, Qualitative Research In Study. Cet. IV (New York: Helly Brinshct, 2003), h. 398.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 167, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecamatan Percut Sei Tuan untuk melihat Bagaimana kondisi terhadap pendidikan dalam Dusun 8 tersebut sehingga dengan adanya observasi tersebut kami melakukan observasi langsung dengan kepala dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Bapak Zulham Efendi untuk mendapatkan data yang lebih akurat.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 254, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Sumber dan Teknik Pengumpulan", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 268, "width": 163, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data 1) Sumber data Menurut Moleong data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 35", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 378, "width": 145, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yang berarti:", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 434, "width": 145, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Data primer merupakan", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 448, "width": 127, "height": 286, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). 36 Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan interview kepala Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. Jenis datanya berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai kemudian dicatat melalui catatan tertulis. Pengambilan data melalui observasi dan wawancara secara langsung dimaksudkan agar data yang diperoleh peneliti berasal dari", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 88, "width": 127, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sumbernya langsung, jadi data yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 144, "width": 145, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidaak langsung, misalnya dari orang lain atau lewat dokumen. 37", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 213, "width": 127, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa dokumen pribadi Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan., dokumen umum serta informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengambilan data ini diperuntukkan memperkuat data primer yang telah peneliti peroleh.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 420, "width": 133, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Alat pengumpulan data", "type": "List item" }, { "left": 366, "top": 435, "width": 164, "height": 300, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Interview yaitu mengadaan wawancara secara langsung kepada sejumlah informan yang dapat dianggap member keteragan yang dibutuhkan. Daalam hal ini wawancara dilakukan terhadap kepala dusun 8 desa bandar setia kecamatan percut sei tuan sebagai kunci informasi untuk memperoleh data dalam program Peningkatan mutu pendidikan pada Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. Adapun aspek yang diwawancarai diantaranya adalah mengenai hal-hal yang terkait dengan Mutu Pendidikan pada Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan.", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 89, "width": 167, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara intensif selama penelitian dan riset lapangan berlangsung. Pengamatan ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran dan menguji data yang diambil dari hasil wawancara.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 214, "width": 200, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Studi dokumentasi yaitu mengadakan studi dokumentasi dengan menelaan setiap hal hal yang berkaitan dengan mutu pendidikan pada Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. d. Analisis Data", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 352, "width": 180, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dimana semua kegiatanya itu melakukan evaluasi terhadap sebuah kondisi yang ada pada pos-pos yang berkaitan langsung dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkin tentang perbedaan pendapat yang muncul. Fungsi dan tujuan dari analisis data adalah:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 490, "width": 180, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Mengintegrasikan sejumlah data yang didapatkan dari lingkungan tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 531, "width": 179, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Menetapkan sasaran yang didapat secara spesifik mungkin.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 559, "width": 180, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Memilih langkah alternatif untuk mengatasi masalah dan menetapkan langkah-langkah diantara yang terbaik untuk mendapati yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan seseorang.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 215, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Mengumpulkan data-data penting.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 697, "width": 216, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Memeriksa kejelasan dan kelengkapan tentang", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 711, "width": 130, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengisian instrumen", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 724, "width": 118, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengumpulan data-data.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 216, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Melakukan sebuah proses indentifikasi dan klasifikasi dari setiap pernyataan dari yang ada dalam sebuah instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang akan dianalisis tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 157, "width": 216, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Melakukan kegiatan pencatatan data ke dalam sebuah bentuk diagram maupun tabel.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 198, "width": 216, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kualitas daya dan juga menguji reliabilitas dari pengumpulan data.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 240, "width": 216, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Menyajikan data dalam sebuah bentuk tabel frekuensi maupun diagram agar lebih mudah untuk lebih memahaminya atau menganalisis karakteristik dari sebuah data tersebut", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 309, "width": 216, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Menguji sebuah hipotesisnya apakah sudah benar ataukah tidak.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 350, "width": 216, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 378, "width": 216, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Analisis Data Secara Kualitatif. Metode ini tidak menggunakan alat statistik melainkan dengan dilakukannya secara menginterprestasi tabel, grafik, diagram ataupun angka-angka yanga ada, baru kemudian melakukan penguraian dan penafsiran dari data tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 474, "width": 216, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Analisis Data Secara Kuantitatif. Metode ini merupakan metode analisis yang kebalikan dari analisis data secara kualitatif yakni dengan menggunakan alat statistik, dengan kata lain analasis dilakukan menurut dasar-dasar statistik.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 557, "width": 209, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi pada dasarnya dengan Penjelasan diatas mengenai analisis penelitian dalam penelitian kali ini yang kami lakukan pada Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. Setelah kami melakukan pencarian data atau pengumpulan data menggunakan pendekatan penelitian kualitatif kami melakukan kembali mengenai Analisis data dengan fungsi yang telah tercantum di atas dan langkah-langkah yang telah dicantumkan diatas. Jadi dengan adanya langkah-langkah yang telah disampaikan di", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 209, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atas kami melakukannya dengan baik sehingga analisis data berhasil kami lakukan sehingga mendapatkan data wawancara yang sebenarnya yang telah diinformasikan langsung oleh Kepala Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 199, "width": 186, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL dan PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 214, "width": 53, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 214, "width": 185, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosialisasi mahasiswa KKN 28 uinsu dengan masyarakat dalam memajukan mutu pendidikan di masa pandemi covid 19 pada Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan berjalan dengan sangat baik dibantu dengan kepala dusun 8 Bapak Zulham Efendi serta masyarakat masyarakat sekitar", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 339, "width": 185, "height": 383, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar serta kegiatan lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UIN su 28 kami melakukan suatu kegiatan Dengan melakukan hubungan sosial dengan kepala dusun serta masyarakat alat yang terdapat dalam Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan untuk mendapatkan data-data terhadap mutu pendidikan. Dan dari hasil tersebut kami menemukan bahwa masih banyak anak-anak yang tidak bisa melaksanakan pendidikan mereka dengan sistem pembelajaran tatap muka dikarenakan pandemi covid 19 saat ini sehingga mereka harus melakukan sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem online dan itu adalah hal yang sangat tidak efektif untuk dilakukan terhadap anak-anak usia sekolah dasar apalagi mereka yang belum paham menggunakan handphone sebagai sarana ataupun media dalam pembelajaran mereka saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 725, "width": 148, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi, dari hasil penelitian yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 185, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ada ada kami melakukan suatu kegiatan yaitu kuliah kerja nyata dari rumah dari kelompok 28 melakukan kegiatan kegiatan yang dapat mengembangkan mutu pendidikan terhadap anak-anak Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan tersebut. Sebelumnya kami melakukan kegiatan sosialisasi dengan masyarakat untuk meminta masyarakat bekerjasama untuk mengikutsertakan anak mereka dalam seluruh kegiatan yang kami rencanakan dalam suatu program kerja yang telah kami rencanakan. Dan dari kegiatan tersebut kami mendapatkan cukup banyak anak- anak yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar yang kami lakukan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 378, "width": 184, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antusias anak-anak tersebut dalam mengikuti kegiatan yang telah kami lakukan sangat besar sekali kemauan mereka dalam belajar juga sangat besar dari itu menjadi suatu apresiasi sekali Bagi kami dalam membantu mereka untuk meningkatkan mutu pendidikan mereka di era pandemi covid 19 saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 516, "width": 185, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak hanya itu saja kegiatan yang kami lakukan, bahkan untuk memajukan mutu pendidikan yang terdapat di dalam Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan untuk anak-anak tersebut kami melakukan kegiatan penyuluhan Bagaimana cara mencuci tangan yang baik agar anak-anak tersebut dapat memahami cuci tangan yang baik dikarenakan sekarang cuci tangan adalah suatu kewajiban untuk menghindari virus Corona yang sedang mewabah pada saat ini. Dan anak-anak tersebut sangat Bersenang riang dalam mengikuti kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 44, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 102, "width": 185, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, kami juga melakukan kegiatan untuk meningkatkan mutu dengan melakukan kegiatan Nonton Bersama anak-anak Dusun 8 Desa Bandar Setia dengan film kisah Nabi sehingga mereka dapat mempelajari kisah- kisah sejarah nabi dan itu juga dapat meningkatkan mutu pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 226, "width": 184, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keagamaan terhadap perkembangan pendidikan anak-anak Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 281, "width": 184, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan berjalan selama satu bulan penuh di Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan dan ada kegiatan Puncak yang kami lakukan yaitu melakukan perlombaan untuk anak-anak tersebut untuk meningkatkan mutu serta minat dan bakat anak-anak tersebut dalam pendidikan mereka di masa pandemic covid saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 419, "width": 185, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat beberapa kegiatan perlombaan yang kami lakukan ya itu kami melakukan perlombaan hafalan surat pendek dalam mengasah ilmu pendidikan keagamaan yang mereka miliki. Perlombaan kedua yang kami lakukan yaitu kami melakukan kegiatan lomba mewarnai yaitu dengan tujuan mengembangkan pendidikan kreativitas mereka", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 557, "width": 184, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masing-masing dan kegiatan yang terakhir Perlombaan yang kami lakukan yaitu dengan melakukan sistem perlombaan cerdas cermat jadi dengan adanya perlombaan cerdas cermat ini yang kami lakukan dapat melihat sejauh mana kemampuan dalam pendidikan yang mereka telah dapatkan dan juga telah dikuasai.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 681, "width": 185, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan adanya kegiatan perlombaan tersebut yang telah kami lakukan Awalnya Kami merasa khawatir karena Kami merasa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 185, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pastinya anak-anak tersebut tidak banyak yang ikut dalam kegiatan perlombaan ini akan tetapi hal yang kami rasakan tersebut salah ternyata anak-anak didalam Desa Bandar Setia Dusun 8 Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki antusias yang sangat besar dalam memajukan mutu pendidikan yang mereka miliki serta mengembangkan minat dan bakat dengan perlombaan kegiatan yang telah kami lakukan di Masjid As Sholihin Saroha.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 267, "width": 185, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan berjalan dengan lancar anak-anak mengikuti perlombaan dan kami juga bisa melakukan hubungan sosialisasi dengan orang tua mereka sehingga timbulnya suatu komunikasi yang baik antara mahasiswa KKN 28 uinsu dengan masyarakat Dusun 8 Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 419, "width": 88, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 434, "width": 192, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya meningkatkan mutu pendidikan bukanlah suatu tugas seorang guru saja tapi melainkan tugas setiap orang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. jadi dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa uinsu KKN 28 adalah salah satu cara untuk meningkatkan suatu rasa semangat dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia dan pastinya Masih banyak cara lagi yang bisa kita lakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 613, "width": 191, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi, dengan adanya kegiatan yang telah dilakukan di atas menjadi suatu pembelajaran bagi kita semua bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan akan tetapi dengan niat yang baik kita bisa melakukan perubahan-perubahan untuk Indonesia saat ini walaupun dalam masa pandemi", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 749, "width": 15, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 763, "width": 282, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/pkm-p/issue/archive", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 191, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "covid 19 yang sedang mewabah di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 130, "width": 141, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 145, "width": 197, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, Lukman. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia , cet. IV. Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 173, "width": 198, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balai Pustaka. Assingkily, Muhammad Shaleh. (2021). Penelitian Tindakan Kelas (Meneliti dan Membenahi Pendidikan dari Kelas). Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya. Danim, Sudarwan. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 297, "width": 198, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Echolis, John M. (1988). Kamus Inggris Indonesia , Terj. Hasan Shadily, Cet. Ke XVI. Jakarta: Gramedia. el-Muhammady, Muhammad Utsman.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 366, "width": 170, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2014). Pemurnian Tasawuf oleh Imam Al-Ghazali, www/", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 394, "width": 171, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scribd/com/doc/2917072/ tgl. 19", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 408, "width": 84, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "November 2014.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 421, "width": 198, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guba, E. G. & Lincoln. (1981). Effective Evaluation. San Fransisco: JosseseyBas Publishers.", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 463, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ibrahim, R. (2007). Ilmu dan Aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 477, "width": 142, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan . Jakarta: Imtima.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 490, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lewis, Ralph G. & Douglas H. Smith.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 504, "width": 171, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1994). Total Quality in Higher Education . Florida: St. Lucie Press.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 532, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moelong, Lexy J. (2013). Metodologi", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 546, "width": 198, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, M.N. (2004). Manajemen Mutu Terpadu, cet. III. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 601, "width": 198, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghalia Indonesia. Sidi, Indra Djati. (2003). Menuju Masyarakat Belajar . Jakarta:", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 642, "width": 36, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Logos.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 656, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strauss, Anselm & Juliet Corbin. (2003).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 670, "width": 171, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif,", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 683, "width": 170, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Judul asli Basic of Qualitative", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 697, "width": 51, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research,", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 697, "width": 63, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerjemah.", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 711, "width": 171, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muh.Shodiq & Imam Muttaqien.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 725, "width": 142, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 198, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syndrichs, Berg. (2003). Qualitative Research In Study, Cet. IV. New York: Helly Brinshct. Tim Redaksi Sinar Grafika. (2007).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 143, "width": 198, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undanng-Undang Sisdiknas 2003 . Jakarta: Sinar Grafika. Yunus, Mahmud. (1984). Kamus Arab Indonesia . Bandung: Al-Ma’arif.", "type": "Text" } ]
b548bc91-9e4c-a0c8-0c96-fdb631cfe38a
https://journal.uir.ac.id/index.php/SPORTIVO/article/download/9276/4579
[ { "left": 70, "top": 259, "width": 463, "height": 192, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A sudden shift: Students' perception of distance and online education in physical education amidst COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 451, "width": 166, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pandemic", "type": "Section header" }, { "left": 245, "top": 499, "width": 112, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "by Joseph Lobo", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 642, "width": 261, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submission date: 12-Sep-2022 09:33AM (UTC+0700) Submission ID: 1897498753 File name: JL.docx (180.84K) Word count: 7809 Character count: 46502", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 81, "width": 182, "height": 556, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 3 3 3", "type": "Picture" }, { "left": 96, "top": 31, "width": 359, "height": 615, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 2 2 2 2 3 8 8", "type": "Picture" }, { "left": 210, "top": 379, "width": 178, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 6 7", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 31, "width": 4, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 476, "width": 4, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Picture" }, { "left": 174, "top": 155, "width": 147, "height": 421, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 174, "top": 31, "width": 258, "height": 518, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 1 1 1 1 3", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 115, "width": 284, "height": 503, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 1 1 6", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 487, "width": 125, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 96, "top": 31, "width": 267, "height": 350, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 4 5 5 5 5", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 172, "width": 333, "height": 469, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 6 9 9", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 472, "width": 4, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 31, "width": 333, "height": 430, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1 1 1 3", "type": "Picture" }, { "left": 171, "top": 149, "width": 65, "height": 205, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 1 1", "type": "Picture" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 39, "height": 200, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 3", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 97, "width": 77, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 %", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 161, "width": 93, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMILARITY INDEX", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 116, "width": 102, "height": 60, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 % INTERNET SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 116, "width": 168, "height": 60, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 % PUBLICATIONS 5 %", "type": "Picture" }, { "left": 446, "top": 161, "width": 92, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STUDENT PAPERS", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 236, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Text" }, { "left": 532, "top": 220, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 297, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 281, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 357, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 341, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 418, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 402, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 479, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 463, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 540, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 524, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 601, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Picture" }, { "left": 532, "top": 585, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 661, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Table" }, { "left": 532, "top": 645, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Picture" }, { "left": 54, "top": 722, "width": 10, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Section header" }, { "left": 532, "top": 706, "width": 36, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 %", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 28, "width": 497, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A sudden shift: Students' perception of distance and online education in physical education amidst COVID-19 Pandemic", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 85, "width": 88, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ORIGINALITY REPORT", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 199, "width": 80, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PRIMARY SOURCES", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 225, "width": 121, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.tojet.net Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 286, "width": 196, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.researchgate.net", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 347, "width": 135, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "journal.uir.ac.id", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 371, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 408, "width": 394, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted to Universiti Kebangsaan Malaysia", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 432, "width": 73, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Student Paper", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 468, "width": 423, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "educationaltechnologyjournal.springeropen.com Internet Source", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 529, "width": 144, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "iceb.johogo.com", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 553, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 590, "width": 362, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted to Davao Del Sur State College", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 614, "width": 73, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Student Paper", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 651, "width": 190, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.coursehero.com", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 675, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 712, "width": 150, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "link.springer.com Internet Source", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 37, "width": 76, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude quotes", "type": "Page header" }, { "left": 167, "top": 37, "width": 15, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Off", "type": "Page header" }, { "left": 49, "top": 57, "width": 106, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude bibliography", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 57, "width": 15, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "On", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 37, "width": 85, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exclude matches", "type": "Page header" }, { "left": 431, "top": 37, "width": 24, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 1%", "type": "Page header" } ]
de8f5a43-2ca2-3790-82a3-cfa946610f9b
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/download/4514/2906
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 219, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Silampari Volume 6, Nomor 1, Desember 2022 e-ISSN: 2581-1975 p-ISSN: 2597-7482 DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v6i1.4514", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "525", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 122, "width": 386, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH MENGHADAPI BENCANA MELALUI GROUP SUPPORTIVE THERAPY DAN PELATIHAN SEKOLAH SIAGA", "type": "Section header" }, { "left": 164, "top": 174, "width": 270, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renidayati 1 , Reflita 2 , Zolla Amely Ilda 3 , Yessi Fadriyanti 4", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 188, "width": 272, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang 1,2,3,4", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 201, "width": 124, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "renidayati72@ gmail.com 1", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 232, "width": 60, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan model group supportive therapy dan pelatihan Sekolah Siaga Bencana terhadap peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah menghadapi bencana di Pesisir pantai Sumatera Barat. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan Desain penelitian quasi experimental pre-post test without kontrol group. Hasil penelitian tahap pertama terjadi peningkatan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana sebesar 23,614 pada siswa. Model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana efektif meningkatkan kesiapsiagaan sekolah terhadap potensi bencana sebesar 62,71%. Simpulan, terdapat perbedaan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana gempa dan tsunami pada siswa sekolah dasar sebelum dan sesudah diberikan model terapi group supportive dan pelatihan kesiapsiagaan bencana dengan kelompok yang hanya menerima pelatihan kesiapsiagaan bencana", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 271, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Sekolah Siaga Bencana, Supportive Therapy", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 453, "width": 63, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to implement the group supportive therapy model and Disaster Preparedness School training to increase school community preparedness for disasters on the coast of West Sumatra. This research method is quantitative research with a quasi- experimental pre-post test research design without a control group. The results of the study's first phase showed an increase in preparedness for potential disasters of 23,614 students. The group supportive therapy model and disaster preparedness training program effectively increase school preparedness for potential disasters by 62.71%. In conclusion, there are differences in the increase in readiness for possible earthquake and tsunami disasters in elementary school students before and after being given a group supportive therapy model and disaster preparedness training with a group that only received disaster preparedness training.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 293, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Disaster Preparedness School, Supportive Therapy", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumatera Barat urutan kelima teratas Provinsi wilayah rawan bencana di Indonesia. Letak pantai barat Sumatera berdekatan dengan zona pertemuan dua lempeng tektonik dan Patahan Besar Sumatera berpotensi terjadi bencana. Kejadian tersebut berdampak besar pada berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Hasil penelitian Hayudityas (2020); Aprilin et al., (2018) menyatakan tingkat kesiapsiagaan terhadap bencana di lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "526", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekolah, berada di posisi paling bawah dibandingkan dengan kesiapsiagaan pada tatanan masyarakat dan organisasi yang ada. Hal ini membuktikan sekolah merupakan ruang publik yang memiliki kerentanan paling tinggi mengalami resiko bencana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya potensi komunitas sekolah terpapar ancaman bencana dan kemungkinan dampak kerusakan, kerugian serta lingkungan bahwa masyarakat sekolah perlu untuk meningkatkan pemahaman risiko bencana sehingga dapat mengetahui bagaimana harus merespon dalam menghadapi situasi kebencanaan (Hadi et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 429, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana melalui peningkatan kapasitas komunitas sekolah yang terdiri dari unsur siswa, guru dan komponen sekolah lainnya. Peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan peningkatan kesiapsiagaan dari komponen fisik sekolah seperti bangunan dan infrastruktur lainnya. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan sekolah aman bencana yang dikuatkan dengan pengembangan model Group Supportive therapy bagi komunitas sekolah (Stafford et al., 2019; Indriasari & Kusuma, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 429, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan model group Supportive therapy dan pelatihan sekolah siaga bencana berbasis kearifan lokal dilandaskan konsep Stuart Laraia, (2010) dan Thompson (2020) serta kerangka kerja kesiapsiagaan yang dikembangkan LIPI-UNESCO/ISDR, COMPRESS-LIPI) (Andreas et al., 2018). Model group supportive therapy menggunakan psikodinamik untuk memahami bagaimana seseorang dapat berubah (Lestari & Safaria, 2021). Group supportive therapy merupakan suatu teknik dan proses kelompok yang dapat menciptakan hubungan terapeutik antara terapis dan komunitas sekolah yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, dan komite sekolah dalam meningkatkan kekuatan, keterampilan koping dan kemampuan otonomi dengan mengimplementasikan lima parameter kesiapsiagaan yakni pengetahuan dan sikap, sistem peringatan bencana, rencana tanggap darurat, kebijakan dan panduan, dan mobilisasi sumberdaya di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2020 tercatat 24 Sekolah Dasar yang berada di Padang Pariman Tengah yang secara geografis merupakan Sekolah Dasar yang berdekatan dengan daerah pantai. Data Dinas Pendidikan Kota Padang tercatat 348 Sekolah Dasar dan 76 Sekolah Dasar berada di pinggir Pantai Sumatera.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 428, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belum ada upaya penerapan model group supportive therapy dan program pelatihan Sekolah Siaga Bencana yang dilakukan dikomunitas sekolah di pesisir Pantai Sumatera Barat. Upaya Pemerintah Sumatera Barat mendorong penguatan mitigasi bencana baru dilakukan melalui pelatihan kepada sebagian guru- guru SMA/SMK terakhir dilakukan tahun 2018, namun pelatihan belum menyeluruh diberikan kepada komunitas sekolah baik kepada guru, siswa maupun orang tua siswa. Berdasarkan wawancara dengan Kepala sekolah dan dua orang guru kelas di salah satu SDN di Kota Padang Pariaman mengatakan kurikulum kebencanaan yang dimasukan kedalam muatan lokal tidak lagi diberikan kepada siswa dalam dua tahun terakhir. Kegiatan simulasi bencana hanya bersifat kaget-kagetan atau tidak rutin terakhir dilakukan 2018. Sehingga dianggap tidak maksimal dalam mengedukasi kesiagaan bencana kepada siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 656, "width": 429, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan secara sejalan dengan Rencana Induk Riset Nasional tahun 2017-2045 tentang Kebencanaan.Sekaligus sebagai penguatan kelembagaan di Poltekkes Kemenkes Padang menjadi Pusat Unggulan IPTEK (PUI) Manajemen bencana berbasis kesehatan dan kearifan lokal. Sebagai pusat unggulan IPTEK yang berdaya saing dalam platform Internasional Poltekkes Kemenkes Padang saat ini sedang mengembangkan pondasi dan pemanfaatan data serta informasi bencana yang berbasis pada penelitian terapan kesehatan ( Health Applied Research) sebagai salah satu aspek", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "527", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "utama dalam pembangunan disektor Bencana. Hal ini menjadi latar belakang perlunya dilakukan penerapan model group supportive therapy dan pelatihan Sekolah Siaga Bencana berbasis kearifan lokal dalam peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah menghadapi bencana di daerah Pesisir Pantai Sumatera Barat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 128, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 429, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan “ Quasi Experimental pre and post test with control group ” dalam meningkatkan kesiapsiagaan sekolah menghadapi bencana bagi anak usia sekolah, di wilayah pesisir Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan di empat sekolah dasar negeri di Pariaman dan Padang yang sekolahnya berada di wilayah pesisir Padang dan Pariaman. Waktu penelitian tahap I (Februari-November 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 429, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi penelitian seluruh siswa SD pada 4 (empat) SD Negeri yang ada di Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang yang berjumlah 671 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner. Instrumen penelitian menggunakan instrumen Widyatun, dkk (LIPI, 2008:10) untuk mengukur kesiapan warga sekolah untuk parameter pengetahuan dan sikap (KAP), tindakan, rencana tanggap darurat (RTD), sistem peringatan bencana (PB), dan mobilisasi sumber daya (MSD).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 396, "width": 360, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan (Jenis Kelamin dan Kelas) Karakteristik Kelompok Intervensi (GST+Pelatihan) N= 83 Kelompok Intervensi (Pelatihan) N =83 1. Jenis Kelamin f % f % a. Laki- Laki 46 55,4 29 34,9 b. Perempuan 37 44,6 54 65,1 2. Kelas f % f % a. V 50 60,2 36 43,4 b. VI 33 39,8 47 56,6", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 429, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan sebagian besar (55,4%) responden berjenis kelamin laki laki pada kelompok yang mendapatkan intervensi model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana dan sebagian besar (65,1%) responden perempuan pada kelompok yang dilakukan program pelatihan siaga bencana. Sebagian besar (60,2%) responden berada dikelas V pada kelompok yang diberikan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana. Pada Kelompok yang diberikan pelatihan siaga bencana 56,6 % berada dikelas VI.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 660, "width": 359, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik Jenis Group f Mean SD Min - Maks P Value Umur GST+P 83 11,24 0,674 10-12 0,149 Training 83 11.14 0,.751 10-13", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "528", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia responden yang menerima program terapi Supportive Group Model dan pelatihan kesiapsiagaan bencana di sekolah kesiapsiagaan adalah 11,24 tahun. Responden yang hanya mendapatkan program pelatihan kesiapsiagaan bencana di sekolah kesiapsiagaan rata-rata berusia 11,14 tahun dengan standar deviasi 0,751 dengan usia termuda 10 tahun dan tertua 13 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 170, "width": 34, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 3", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 182, "width": 400, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan Responden Kesiapsiagaan Bencana Sebelum dan Sesudah Kelompok Model Terapi Suportif", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 193, "width": 345, "height": 475, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Program Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana Kelompok Kesiapsiagaan Bencana f Mean SD SE P Value Suportif+Pelatihan Sebelum 83 14.04 1.811 0.199 0,000 Sesudah 83 37.65 1.152 0.126 Selisih 23.614 Pelatihan Sebelum 83 14.20 1.606 0.176 0,000 Sesudah 83 15.60 1.489 0.163 Selisih 1.398 Suportif+Pelatihan Sebelum 83 4.76 1.007 0.111 0,000 Sesudah 83 15.08 0.736 0.081 Selisih 10.325 Pelatihan Sebelum 83 4.87 0.908 0.100 0.129 Sesudah 83 5.07 1.314 0.144 Selisih 0.205 Suportif+Pelatihan Sebelum 83 3.35 0.706 0.077 0,000 Sesudah 83 7.70 0,487 0.053 Selisih 4.349 Pelatihan Sebelum 83 3.34 0.720 0.079 0.000 Sesudah 83 3.96 0.740 0.081 Selisih 0.627 Suportif+Pelatihan Sebelum 83 2.02 0.765 0.084 0,000 Sesudah 83 4.46 0.501 0.055 Selisih 2.434 Pelatihan Sebelum 83 1,95 0.707 0.078 0.040 Sesudah 83 2.16 0.582 0.064 Selisih 0.205 Suportif+Pelatihan Sebelum 83 2.14 0.646 0.071 0,000 Sesudah 83 4.73 0.444 0.049 Selisih 2.590 Pelatihan Sebelum 83 2.14 0.646 0.071 0,014 Sesudah 83 2.39 0.581 0.064 Selisih 0,241 Suportif+Pelatihan Sebelum 83 1.76 0.554 0.061 0,000 Sesudah 83 5.67 0.497 0.055 Selisih 3.916 Pelatihan Sebelum 83 1.75 0.622 0.068 0,051 Sesudah 83 2.04 0.454 0.050 Selisih 0.289", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan rata-rata kesiapsiagaan bencana pada kelompok yang diberikan model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana sebelum intervensi 14,02 dengan standar deviasi 1,811 dan setelah diberikan intervensi rata-rata kesiapsiagaan bencana 37,65. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pada kesiapsiagaan responden menghadapi bencana sebelum dan sesudah", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "529", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diberikan terapi Model Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana dengan nilai-p = 0,000 (P Value < 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 129, "width": 34, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 4", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 140, "width": 373, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Kesiapsiagaan Bencana Responden Pasca Intervensi Model Terapi Group Supportive", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 152, "width": 349, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Program Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana 2021 Variabel Group f Mean SD SE P- Value Kesiapsiagaan (Post Test) Suportif+Pelatihan 83 37,65 1.152 0.126 0,000 Pelatihan 83 15,60 1.489 0.163 Selisih 22,65", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 428, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 menjelaskan kesiapsiagaan responden yang menerima model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana setelah intervensi meningkat dibandingkan responden yang hanya menerima program pelatihan kesiapsiagaan bencana (P V < 0,05). Rata-rata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang mendapat program terapi Supportive Group Model dan pelatihan kesiapsiagaan bencana adalah 37,65 dan rata- rata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang hanya diberikan program pelatihan kesiapsiagaan bencana adalah 15,60.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 345, "width": 34, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 5", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 357, "width": 299, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Responden Kebencanaan Pasca Intervensi Model Group Terapi Suportif dan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 392, "width": 343, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value Pengetahuan dan Sikap (Post Test) Suportif+Pelatihan 83 15.08 0.736 0.081 0.031 Pelatihan 83 5.07 1.314 0.144", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 428, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 kesiapsiagaan responden yang menerima model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana setelah intervensi meningkat secara signifikan lebih banyak dibandingkan responden yang hanya menerima program pelatihan kesiapsiagaan bencana (P-Value < 0,05). Rata-rata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang mendapatkan program terapi supportive group model dan pelatihan kesiapsiagaan bencana 15,08 dan rata-rata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang hanya diberikan program pelatihan kesiapsiagaan bencana adalah 5,07.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 563, "width": 34, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 6", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 574, "width": 349, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Menghadapi Bencana Responden Sesudah Intervensi Model Group Supportive Therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value Pengetahuan dan Sikap (Post Test) SHG+P 83 15.08 0.736 0.081 0.031 Pelatihan 83 5.07 1.314 0.144", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 429, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 6 kesiapsiagaan responden yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana sesudah intervensi meningkat lebih besar dibanding responden yang hanya mendapat program pelatihan siaga bencana saja (P V < 0,05). Rata- rata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana 15.08 dan rerata", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "530", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesiapsiagaan responden pada kelompok yang hanja diberikan program pelatihan siaga bencana sebesar 5.07.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 129, "width": 295, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 7 Perbedaan Tindakan Menghadapi Bencana Responden Sesudah Intervensi", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 152, "width": 341, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Group Supportive therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value Tindakan (Post Test) SHG+P 83 7.70 0.487 0.053 0.015 Pelatihan 83 3.96 0.740 0.081", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 7 tindakan dalam kesiapsiagaan responden yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana sesudah intervensi meningkat lebih besar dibanding responden yang hanya mendapat program pelatihan siaga bencana saja (P- Va;ue < 0,05). Rerata tindakan dalam kesiapsiapan responden pada kelompok yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana 7,70 dan rerata tindakan responden pada kelompok yang hanja diberikan program pelatihan siaga bencana sebesar 3,96.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 333, "width": 34, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 8", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 345, "width": 335, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Group Supportive Therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value (Post Test) SHG+P 83 4.46 0.501 0.055 0.010 Pelatihan 83 1.95 0.582 0.064", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 8 sistem peringatan bencana menghadapi bencana responden yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana sesudah intervensi meningkat lebih besar secara bermakna dibanding responden yang hanya mendapat program pelatihan siaga bencana saja (P- Value < 0,05). Rerata sistem peringatan menghadapi bencana responden pada kelompok yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana 4,46 dan rerata kesiapsiagaan responden pada kelompok yang hanja diberikan program pelatihan siaga bencana sebesar 1,95 .", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 526, "width": 34, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 9", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 537, "width": 371, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Kebijakan Panduan dan rencana Tanggap Bencana Menghadapi Bencana Responden Sesudah Intervensi Model Group Supportive Therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value Kebijakan Panduan dan rencana Tanggap Bencana (Post Test) SHG+P 83 4.73 0.444 0.049 0.000 Pelatihan 83 2.39 0.581 0.064", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 429, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 9 kebijakan panduan dan rencana tanggap bencana responden yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana sesudah intervensi meningkat lebih besar secara bermakna dibanding responden yang hanya mendapat program pelatihan siaga bencana saja (P- Value < 0,05). Rerata kebijakan panduan dan rencana tanggap bencana responden pada kelompok yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana 4,73 dan rerata kebijakan panduan dan rencana tanggap bencana responden pada kelompok yang hanya diberikan program pelatihan siaga bencana sebesar 2,39.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "531", "type": "Page footer" }, { "left": 280, "top": 87, "width": 39, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 10", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 99, "width": 350, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan Mobilisasi Sumber Daya Menghadapi Bencana Responden Sesudah Intervensi Model Group Supportive Therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana Variabel Kelompok f Mean SD SE P- Value Mobilisasi sumber Daya (Post Test) SHG+P 83 5.67 0.497 0.055 0,000 Pelatihan 83 2.04 0.454 0.050", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 10 Mobilisasi sumber daya responden yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana sesudah intervensi meningkat lebih besar secara bermakna dibanding responden yang hanya mendapat program pelatihan siaga bencana saja (P- Value < 0,05). Rerata mobilisasi sumber daya responden pada kelompok yang mendapatkan model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana 5,57. dan rerata mobilisasi sumber daya responden pada kelompok yang hanja diberikan program pelatihan siaga bencana sebesar 2,04.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 292, "width": 301, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. 11 Efektifitas Group Supportive Therapy dan Program Pelatihan Siaga Bencana", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 315, "width": 355, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam Kesiapsiagaan Sekolah terhadap Bencana Kelompok Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana F Mean Efektifitasnya Model SHG+P Sebelum 83 14,04 62,71% Sesudah 83 37,65", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 429, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektifitas model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana terhadap kesiapsiagaan sekolah terhadap potensi Gempa dan Tsunami Kota Padang dan Pariaman sebelum dan setelah mendapatkan intervensi adalah sebesar 62,71 %.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 86, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 429, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesiapsiagan siswa Sekolah Dasar mengikuti model group supportive therapy dan program pelatihan siaga bencana terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan siswa sekolah dasar yang hanya mengikuti program pelatihan siaga bencana. Terjadi peningkatan kesiapsiagaan siswa Sekolah dasar sebesar 62,71% setelah diberikan Model Group Supportive therapy dan pelatihan siaga bencana yang dilaksanakan di SDN Kota Pariaman dan Kab Padang Pariaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 428, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesiapsiagaan menghadapi suatu bencana merupakan faktor penting yang menjadi perhatian mengingat kesiapsiagaan faktor penentu untuk pengurangan resiko bencana yang dapat dilakukan dan diupayakan sejak dini (LIPI-UNESCO, 2006). Disepakati 5 faktor kritis yang berkaitan dengan kesiapsiagaan yaitu: I) Pengetahuan yang berkaitan dengan fenomena alam dan kesiapsiagaan, 2) Kebijakan, Peraturan dan Panduan, 3) Rencana untuk Keadaan Darurat Bencanan, 4) Sistem Peringatan Bencana, dan 5) Mobilisasi Sumber Daya. Ke lima faktor kritis ini dijadikan parameter dalam assessment framework dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana (Fakhrurrozi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian Aminah & Barus (2021) rendahnya indeks kesiapsiagaan sekolah dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami sangat tentukan dari faktor manusia yang meliputi siswa, guru dan orang tua sendiri. Sehingga pemberdayaan masyarakat sekolah sangat diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan kesiapsiagaan menghadapi bencana ini (Kamil et al., 2021). Penelitian Nopriyanti & Edial (2019) menyatakan kesiapsiagaan komunitas sekolah terutama pada sekolah-sekolah SD yang terletak di pinggir pantai perlu", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "532", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditingkatkan. Tingkat kesiapsiagaan dihitung berdasarkan nilai indeks gabungan dari kesiapsiagaan institusi sekolah, guru, dan siswa. Hasil peneltian Hayudityas (2020) pentingnya penerapan pendidikan mitigasi bencana di sekolah perlu dilakukan sejak dini, guna memberikan pendalaman pengetahuan serta kesiapan terhadap tindakan-tindakan yang perlu dilakukan sebelum/pada saat terjadinya bencana alam yang tidak terduga untuk meminimalisir segala dampak yang akan terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, orang tua dan siswa adalah dengan memberikan pelatihan siaga bencana dalam peningkatan kesiapsiagaan masyarakat sekolah menghadapi bencana gempa dan tsunami (Ferianto & Hidayati, 2019). Selain melalui pendidikan dan pelatihan kebencanaan, kesiapsiagaan ini dapat dikuatkan melalui . Group supportive therapy merupakan suatu kelompok atau peer dimana saling tiap anggota berbagi masalah baik fisik maupun emosional atau issue tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 428, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Rahma (2018) sekolah berperan penting dalam membangun kesadaran bencana dalam masyarakat, dengan demikian upaya yang dilakukan adalah bagaimana membangun sekolah yang siap siaga menghadapi bencana alam gempa dan tsunami. Pemberian group supportive therapy kepada siswa berperan aktif dengan komunikasi dua arah. Melibatkan dukungan dari keluarga dan sosial serta tanggung jawabnya dalam pengambilan keputusan.Kenyamanan secara fisik dan emosi harus dijaga. Sekolah memiliki beberapa fungsi dalam pengurangan resiko bencana termasuk memfasilitasi dan bekerjasama dengan lingkungan sekitar, meningkatkan kacakapan masyarakat, pusat penampungan pengungsi ketika terjadi bencana, dan memberikan contoh model gedung sekolah tahan gempa kepada masyarakat (Husen & Rahman, 2020). Langkah strategis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, orang tua dan siswa adalah dengan memberikan pelatihan siaga bencana dalam peningkatan kesiapsiagaan masyarakat sekolah menghadapi bencana gempa dan tsunami, (Johan et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 431, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model group supportive therapy dan pelatihan siaga bencana yang dikembangkan dalam penelitian ini didasari kebutuhan kepentingan manusia (siswa, guru dan keluarga) dalam manajemen siaga bencana gempa dan tsunami. Peningkatan pengetahuan, tindakan, peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya siswa, guru, tenaga administasi dan keluarga perlu diupayakan untuk mengurangi tingkat kerugian yang mungkin ditimbulkan dari bencana tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 429, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan kesiapsiagaan siswa disekolah terhadap potensi bencana gempa dan tsunami melalui model group supportive therapy dan pelatihan siaga bencana karena informasi yang diberikan dikomunikasikan dengan baik, kontrak yang jelas dan pemberian reinforcement positif. Siswa dilatih mempraktekkan cara baru yang diajarkan dan dilatih melakukan setiap hari (Twenge et al., 2019). Melalui pengembangan model model group supportive therapy dan pelatihan siaga bencana yang dilatihkan kepada siswa sebagai upaya peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana gempa dan tsunami di komunitas sekolah perlu dievaluasi dan dimonitoring pelaksanannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 65, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat perbedaan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana gempa dan tsunami pada siswa sekolah dasar sebelum dan sesudah diberikan model terapi Group Supportive dan pelatihan kesiapsiagaan bencana dengan kelompok yang hanya menerima pelatihan kesiapsiagaan bencana. Pada kelompok siswa SD yang diberikan model terapi Group Supportive dan pelatihan kesiapsiagaan bencana terjadi peningkatan kesiapsiagaan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "533", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menghadapi potensi bencana gempa dan tsunami sebesar 23.614. Pada kelompok yang hanya mendapat pelatihan kebencanaan, terjadi peningkatan kesiapsiagaan sebesar 1.398. Siswa SD yang mendapatkan program terapi Supportive Model Group dan pelatihan kesiapsiagaan bencana setelah intervensi meningkatkan kesiapsiagaannya terhadap potensi bencana gempa dan tsunami secara signifikan dibandingkan dengan siswa SD yang hanya menerima program pelatihan kesiapsiagaan bencana Model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan sekolah terhadap potensi Gempa dan Tsunami Kota Padang dan Pariaman sebelum dan sesudah menerima intervensi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 43, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar program terapi suportif kelompok model dan pelatihan kesiapsiagaan bencana yang diberikan kepada siswa sekolah dasar dapat meningkatkan kesiapsiagaan sekolah terhadap potensi bencana gempa dan tsunami, sehingga terapi ini dapat diterapkan di berbagai sekolah. Model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana, agar dapat diterapkan pada kelompok anak usia sekolah, guru dan keluarga dengan berpedoman pada model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana yang ada. Melalui Kepala Sekolah di Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang memberikan sarana untuk mendukung pelaksanaan model terapi Group Supportive dan program pelatihan kesiapsiagaan bencana dan ruangan tempat dilaksanakannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 111, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aminah, S., & Barus, S. (2021). Penerapan Pola Simulasi Mitigasi Bencana Alam (Gempa Bumi) pada Guru dan Orang Tua Siswa di Sekolah Luar Biasa. Jurnal Keperawatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 382, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BSI , 9 (1), 41-48. https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/375.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 429, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andreas, L. O., Rifwan, F., Gusmareta, Y., & Silalahi, J. (2018). Pengenalan Bencana dan Zona Evakuasi dalam Bnetuk Kesiapsiagaan Berbasis Kearifan Lokal bagi Generasi Muda Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat. Journal of Sivil Engineering and Vocational Education , 5 (4), 1–4. https://doi.org/10.24036/cived.v5i4.102592", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aprilin, H., Haksama, S., & Makhludi. (2018). Kesiapsiagaan Sekolah terhadap Potensi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 401, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bencana Banjir di SDN Gerbangmalang Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Jurnal Biosains Pascasarjana , 20 (2), 133-145. https://dx.doi.org/10.20473/jbp.v20i2.2018.133-145", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakhrurrozi, H. (2021). Post-Disaster Education Management: An Analytical Study of", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 401, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud Number 33 2019 Concerning the Implementation of The disaster Safe Education Unit Program. Istiqra Jurnal , 9 (1), 1–11.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 172, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.24239/ist.v9i1.815", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferianto, K., & Hidayati, U. N. (2019). Efektifitas Pelatihan Penanggulangan Bencana dengan Metode Simulasi terhadap Perilaku Kesiapsiagaan Bencana Banjir pada Siswa SMAN 2 Tuban. Jurnal Kesehatan Mesencephalon , 5 (2), 88–94. https://ejournal.stikeskepanjen-", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 681, "width": 300, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephalon/article/view/110", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 429, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi, H., Agustina, S., & Subhani, A. (2019). Penguatan Kesiapsiagaan Stakeholder dalam Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi. Jurnal Geodika , 3 (1), 30–40. https://doi.org/10.29408/geodika.v3i1.1476", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 38, "width": 204, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. Jurnal Keperawatan Silampari 6 (1) 525-534", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "534", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hayudityas, B. (2020). Pentingnya Penerapan Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah untuk Mengetahui Kesiapsiagaan Peserta Didik. Jurnal Edukasi Nonformal, 1 (1), 1– 9. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/407", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 429, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husen, A. H., & Rahman, I. (2020). Pelatihan Evakuasi Tindakan Guru dan Siswa dalam Penanggulangan Resiko Bencana di SD Negeri 56 Kota Ternate. Jurnal Abdidas , 1 (5), 413–417. https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i5.92", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indriasari, F. N., & Kusuma, P. D. (2020). Peran Komunitas Sekolah terhadap Pengurangan Risiko Bencana di Yogyakarta. Jurnal Perawat Indonesia , 4 (2), 395–401. https://doi.org/10.32584/jpi.v4i2.556", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Johan, H., Mayub, A., & Wardana, R. W. (2021). Integrasi Pendidikan Mitigasi dalam Konten Pembelajaran Sains sebagai Upaya Membangun Kesadaran Mitigasi dari Jenjang Sekolah. Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan IPTEKS , 19 (1), 186–196. https://doi.org/10.33369/dr.v19i1.13790", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 428, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamil, R., Yoseptry, R., & Rostini, D. (2021). Manajemen Pendidikan Mitigasi Bencana untuk Menumbuhkan Kesiapsiagaan Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama Sebagai Usaha Pengurangan Risiko Bencana di kawasan Sesar Lembang. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial , 8 (7), 2144–2156. https://doi.org/10.31604/jips.v8i7.2021.2144- 2156 Lestari, W., & Safaria, T. (2021). Support Group Therapy untuk Menurunkan Kecemasan Pada Care Giver Odgj di Desa Srigading. Psyche 165 Journal , 14 (2). https://doi.org/10.35134/jpsy165.v14i2.28", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nopriyanti, V., & Edial, D. H. (2019). Kesiapsiagaan Siswa Sekolah Dasar dalam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 429, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang. Jurnal Buana , 3 (6), 1–15. http://geografi.ppj.unp.ac.id/index.php/student/article/view/769/376 Rahma, A. (2018). Implementasi Program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Melalui Pendidikan Formal. Varia Pendidikan , 30 (1), 1–11. https://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/view/6537 Stafford, B., Schonfeld, D., Keselman, L., Ventevogel, P., & Stewart, C. L. (2019). The Emotional Impact of Disaster on Children and Families. Pediatric Education on Disasters Manual , 43. https://www.menominee-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 515, "width": 238, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nsn.gov/Covid/Disasters_PEDs_Module_CDC.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Twenge, J. M., Spitzberg, B. H., & Campbel, W. K. (2019). Less in-Person Social Interaction with Peers among U.S Adolescents in the 21st Century an Links to", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 400, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loneliness. Journal of Social abd Personal Relationship. 36 (4). https://doi.org/https://doi.org/10.1177/0265407519836170", "type": "Table" } ]
acebd8dc-0884-fc66-e73c-f448c41c62e1
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie/article/download/859/723
[ { "left": 291, "top": 36, "width": 248, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 782, "width": 192, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rceived: 24/04/17 – Accepted: 14/05/17 54", "type": "Page footer" }, { "left": 184, "top": 69, "width": 252, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 95, "width": 416, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH MERCHANDISING DAN PROMOTION TERHADAP IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN TOKO BASMALAH SIDOGIRI", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 139, "width": 76, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miftahul Huda 1", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 154, "width": 339, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Yudharta Pasuruan", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 184, "width": 51, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 444, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam skema penelitian ini masalah inti adalah apakah Merchandising dan Promotion berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying pada konsumen TOKO BASMALAH Sidogiri. Tujuannya adalah mengetahui seberapa besar pengaruh Merchandising dan Promotion berpengaruh terhadap Impulse Buying pada konsumen TOKO BASMALAH Sidogiri. Untuk mengetahui hasil pada tujuan diatas maka menggunakan, metode analisis regresi linear berganda dan analisis korelasi linear berganda, dimana Variabel Merchandising (X1) berpengaruh secara parsial signifikan terhadap Impulse Buying dengan nilai koefisien beta sebesar 0.938. Dengan nilai thitung 27.942 > ttabel 1.98423 dan nilai p = 0.000. Hasil olahan data, pada analisis tersebut terbukti secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel promosi (X2) terhadap impulse buying dengan nilai koefisien beta sebesar 0.065. dengan nilai thitung 1.946 > ttabel 1.98423 dan nilai p = 0.055. Berdasarkan dari hasil analisis terbukti bahwa secara simultan variabel yang meliputi merchandising (X1) dan promotion (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel impulse buying (Y). Besaran untuk kontribusi variabel merchandising (X1) dan promotion (X2) adalah berpengaruh signifikan terhadap variabel impulse buying (Y) ditunjukkan dengan koefisien determinansi (Adjusted R Square) sebesar 0.889. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa merchandising dan promotion masih efektif dijadikan sumber keberhasilan yang berorientasi untuk menciptakan impulse buying.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 278, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Merchandising, Promotion , dan Impulse Buying", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 460, "width": 55, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 442, "height": 207, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research scheme the core issue is whether Merchandising and Promotion have a significant effect on Impulse Buying on consumers BASMALAH SHOP Sidogiri. The goal is to know how much influence Merchandising and Promotion effect on Impulse Buying on consumers BASMALAH SHOP Sidogiri. To know the result of the above objective, using multiple linear regression analysis method and multiple linear correlation analysis, where the variable of Merchandising (X1) has a significant partial effect on Impulse Buying with beta coefficient value of 0.938. With t count value 27.942> t table 1.98423 and p value = 0.000. The results of data processing, in the analysis proved partially no significant effect between promotion variables (X2) on impulse buying with beta coefficient value of 0.065. with the value of t count 1.946> t tabel 1.98423 and p value = 0.055. Based on the results of the analysis proved that the simultaneous variables that include merchandising (X1) and promotion (X2) significantly influence the impulse buying (Y) variable. Magnitude for contribution of merchandising variable (X1) and promotion (X2) is significant influence to impulse buying (Y) variable shown by coefficient of determination (Adjusted R Square) equal to 0.889. So we can conclude that merchandising and promotion is still effectively used as a source of success-oriented to create impulse buying.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 273, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Merchandising, Promotion, and Impulse Buying", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 758, "width": 111, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 55", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 84, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 470, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya rata-rata pendapatan yang bisa dibelanjakan memperbesar permintaan akan toko eceran yang lebih khusus dan spesifik. Bisa diperkirakan bahwa berbagai masalah akan menjadi lebih parah dengan makin meningkatnya perbedaan barang yang diminta oleh sektor yang berlainan dalam masyarakat. Peningkatan segmentasi dunia industri tersebut memperjelas arti bahwa rumusan perdagangan eceran yang lama tidak akan mungkin terus berhasil, dan generalisasi harus menyingkir untuk kemudian digantikan dengan spesialisasi dan diferensiasi untuk kelompok pelanggan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 470, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlanjutnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya rata-rata pendapatan yang dapat dibelanjakan akan memperbesar permintaan akan toko eceran (ritel) yang lebih khusus dan spesifik. Bisa diperkirakan bahwa berbagai masalah akan menjadi lebih parah dengan semakin meningkatnya perbedaan barang yang diminta oleh sektor yang berlainan dalam masyarakat . Perdagangan eceran memegang peranan yang sangat vital dilihat dari segi konsumen maupun produsen", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 470, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para peritel berlomba-lomba untuk meningkatan omset penjualan disetiap periodenya. Omset penjualan didapat dari kegiatan pembelian dalam jumlah besar yang dilakukan oleh konsumen dan pelanggan pada toko tersebut. pada jenis pembelian yang dilakukan adalah pembelian yang tidak terencana atau impulse buying . Perilaku konsumen pada akhirnya terlihat pada saat mereka memilih produk atau merek. Tidak saja terhadap produk, mereka juga memilih gerai mana yang mereka kunjungi. Maka setelah itu terjadilah proses pembelian secara spontan ( impulse buying ). Impulse buying merupakan respons konsumen yang sangat penting karena termasuk pembelian yang sangat spontan serta konsumen belum mepunyai rencana apapun terhadap pembelian suatu barang, dan membeli barang itu begitu saja ketika terkihat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 471, "height": 146, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afta 2003 akan mengantarkan pada dunia retail Indonesia pada realitas Global Retailing yang akan kita hadapi bersama. pada Era global retailing selalu ditandai dengan perkembangan global. Fenomena global retailing telah secara positif mendorong modernisasi bisnis ritail Indonesia dengan adopsi konsep-konsep baru dan adaptasi teknologi. Konsep- konsep baru dalam bisnis retail tersebut antara lain menyangkut konsep Merchandising , pendekatan Category Management, Promotion, Marketing Stategy dan sebagainya. Konsep- konsep ritel modern ini semakin berkembang seiring dengan adanya perkembangan teknologi maju. Adopsi konsep modern retailing tentu bukan pekerjaan seperti membalik teapak tangan, melainkan sebuah proses panjang yang harus dilakukan secara langkah demi langkah. Secara singkat merchandising dapat diartikan sebagai supaya pengadaaan dan penanganan barang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 470, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "American Marketing Association da lam Davidson (1988) mendefinishikan merchandising sebagai upaya-upaya penyediaan barang yang tepat, dalam jumlah yang tepat / cukup, ditempat yang tepat dan pada saat yang tepat pula. Penanganan barang merupakan aktivitas utama dari operasional harian ditoko, sebagai pembentuk citra toko dalam pandangan konsumen, atau sebagai tolok ukur dari keberhasilan keseluruhan proses merchandising dari retailer tersebut. Keseluruhan proses penanganan barang mulai dari pemesanan, penerimaan sampai transaksi internal ( antar departemen atau antar toko) yang merupakan aktivitas keseharian dari operasional toko ritel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 471, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basu Swasta (2001) mengemukakan bahwa Merchandiser dalam tugasnya tidak hanya menjual saja, tetapi juga membantu penyalur( distributor) dalam mempromosikan penjualan produknya, ia bertanggung jawab pula atas persediaan barang dan membantu periklanan. Bertanggung jawab atas persediaan adalah mengisi rak- rak minimarket, supermarket, hypermarket , swalayan ataupun toko tradisional besar, jika produknya kosong dirak-rak tersebut, selain itu juga menciptakan model penataan produk baik di floorvision, selfvision dan gondola agar menimbulakan", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 56", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "impulse buying . Merchandiser juga berhak merawat produk produk ditempat itu agar tetap tampak baik, bersih dan menarik untuk dibeli konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 471, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merchandishing adalah salah satu yang dilakukan oleh ritel untuk mengupayakan keunggulan bersaing dan demi menjaga profitabilitas adalah dengan cara marketing mix . Promosi bisa dilakukan melalui berbagai cara adayng menggunakan media baik di luar toko ataupun promosi yang dilakukan di dalam toko . Di dalam dunia ritel yang menjadi tujuannya promotion adalah bagaimana untuk mempercepat pergerakan barang yang pada akhirnya dapat berdampak pada penjualan. Sementara Sistaningrum (2002) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Yang dimaksud konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk setelah ia mengetahui produk yang di promosikan oleh perusahaan, seketika itu dia langsung membeli. Sedangkan yang di maksud konsumen potensial adalah konsumen yang sangat berminat pada produk yang di tawarkan perusahaan di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 470, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhir-akhir ini para ritel banyak yang menggunakan strategi promotion untuk memasarkan produknya. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya iklan-iklan yang beredar di manapun baik online maupun ofline seperti display toko baik berupa iklan banner , poster yang ditempelkan pada rak di dalam toko, iklan yang ditempelkan pada keranjang belanja, bahkan tayangan iklan melalui video di dalam took, sedangkan yang online biasanya lewat medsos FB, IG, atau toko online. Dengan adanya layanan iklan-iklan tersebut harapannya bisa menarik minat konsumen untuk membeli produknya. Dari aktifitas promosi tersebut bisa menarik konsumen walaupun asalnya konsumen tersebut tidak merencanakan untuk membeli. Hal ini dapat dikatakan impulse buying atau pembelian yang tidak direncanakan oleh konsumen untuk membeli produk tersebut. Untuk menarik konsumen tersebut para peritel atau toko harus punya strategi jitu untuk menarik konsumen agar membeli produknya. Sering kali, pembeli yang berbelanja di swalayan atau toko eceran, membeli barang diluar rencana semula. Walaupun daftar belanja sudah tercatat rapi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 470, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Impulse buying adalah proses pembelian dimana konsumen melewati begitu saja tahap pertama, kedua dan ketiga. Konsumen melakukan keputusan tanpa pencarian informasi dan mempertimbangkan berbagai merek. Ini adalah proses pembelian yang benar-benar implusif yang sangat kental emosianalnya. Dalam pembelian produk, perilaku konsumen yang satu bisa sangat berbeda dengan yang lain. Kelompok pembeli yang satu mungkin melakukan perencanaan pembelian dengan matang sebelum pergi ke toko sehingga kelompok ini cenderung membawa daftar belanja. Kelompok pembeli yang lain mungkin berbelanja tanpa melakukan perencanaan sehingga pembelian yang dilakukan lebih terdorong oleh spontanitas dan ketertarikan yang muncul secara langsung begitu melihat suatu produk. Dalam bisnis ritel terutama pada ritel modern, suasana toko sangat diperhatikan agar dapat menarik para konsumen dan dapat membuat konsumen nyaman berbelanja di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 470, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan omset sebuah toko maka suatu fenomena pembelian secara tidak terencana (impulse buying ) harus diciptakan pada TOKO BASMALAH. Pada TOKO BASMALAH peran merchandising dan promosi sangatlah penting untuk menarik minat pembeli secara direncanakan maupun tidak direncanakan. Kondisi pengadaan dan penataan barang-barang yang ada di TOKO BASMALAH cukup baik untuk menarik minat konsumen dalam membeli barang-barang yang ada dalama toko tersebut, selain pengadaan dan penataan barang-barang di TOKO BASMALAH promosi juga sangat penting dalam mempengaruhi impulse buying.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 470, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dipilih judul: “ Pengaruh Merchandising Dan Promotion Terhadap Impulse Buying Pada Konsumen Toko Basmalah Sidogiri”", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 92, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kajian Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 139, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Pengertian Pemasaran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 470, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar mudah dimengerti, arti pemasaran adalah kegiatan bagaimana memasarkan barang atau jasa pada umumnya kepada masyarakat, dan khususnya kepada pembeli yang potensial. Pemasaran juga berkembeng sebagai suatu pola yang sangat tertata dalam suatu system yang sering disebut dengan suatu ilmu dan juga dikembangkan dengan cara masing- masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut seni. Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen. Sebuah cara menganalisis kebutuhan mereka adalah dengan mencari tahu mengapa suka dan membeli barang tersebut. Setiap barang dan jasa dijual untuk memenuhi kebutuhan orang perorang dan keluarga. Kebutuhan mereka amat bervariasi dari yang sederhana sampai yang luar biasa. Dalam intinya fungsi pemasaran adalah untuk mewujudkan sasaran perusahaan ( Hendri Ma’ruf, 2006) .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 112, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Pemasaran Retail", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 470, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pendapat Hendri Ma’ruf ( 2006) perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut dengan perdagangan ritel adalah kegiatan atau usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga. Pasar ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang. Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel besar atau produsen barang ritel melainkan para peritel kecil yang melayani masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 470, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut pendapat Utami (2008), ritel adalah suatu aktivitas bisnis yang meliputi penjualan produk dan jasa kepada konsumen untuk keperluan pribadi, keluarga, dan untuk persediaan keperluan rumah tangga. Bisnis ritel adalah penjualan produk dan jasa kepada konsumen akhir, tetapi tidak jarang dijumpai konsumen pada bisnis retail menjual kembali produk yang dibeli untuk mendapatkan keuntungan yang lebih bagi konsumen itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 98, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Merchandising", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 471, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hendri Ma’ruf (2006) Merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-barang yang sesui dengan bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain atau kombinasi) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel. Penyajian barang- barang harus berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam gerai untuk menciptakan situasi dan suasana tertentu. Dan tekniknya harus sesuai dengan keragaman produk, koordinasi kategori produk, display , contoh, pencahayaan, tata warna, dan window display . Ada empat fungsi merchandising yaitu pengadaan barang, kondisi dan system informasi, penjualan barang,dan proses-proses penanganan barang khususnya di toko ( Sujana , 2005). Merchandising atau biasanya disebut dengan pengelolaan barang dagangan adalah bagaimana proses penanganan yang secara kreatif dalam upaya mempresentasikan, menampilkan produk atau barang yang di pasarkan dengan tujuan untuk memaksimalkan daya tarik penjualan ritel ( Utami , 2008). Ada dua tahap keputusan yang harus dilewati oleh konsumen untuk sampai pada pilihan terakhir merek mana yang akan dibeli dalam sebuah toko, yakni kebutuhan akan kategori produk dapat timbul sebelum mengunjungi toko atau sebelum masuk dalam ruangan toko. Yang kedua penentuan mereknya, jika kebutuhan kategori muncul sebelum kunjungan ke toko maka kemungkinannya ada dua, menentukan mereknya atau belum menentukan mereknya. Adanya segala kemungkinan perilaku pembelian inilah yang harus ditangkap maksimal oleh pedagang ( Yuliana Agung , Mba, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 58", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 76, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 471, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pada proses pemasaran, artinya aktifitas pemasaran mulai dari memberikan informasi, serta mempengaruhi /membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan ( Tjiptono , 2001).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 470, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara Sistaningrum (2002) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang. Tujuan Promosi Adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 102, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Impulse Buying.", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 470, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa hal yang menyebabkan pembeli berbelanja barang diluar rencana. Bisa jadi, pembeli terpengaruh paparan iklan yang dia tonton sebelumnya, atau ada hasrat untuk mencoba- coba barang baru, atau tertarik dengan kemasan yang atraktif, display menonjol dan harganya murah. Perilaku pembelian yang seperti itulah yang disebut impulse buying. Impulse buying adalah proses pembelian dimana konsumen melewati begitu saja tahap pertama, kedua dan ketiga. Konsumen melakukan keputusan tanpa pencarian informasi dan mempertimbangkan berbagai merek. Ini adalah proses pembelian yang benar-benar implusif yang sangat kental emosianalnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 470, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat berbagai indikator pembelian yang tidak ada duga’an, sebagaimana pendapat Hendrawan (2003) sebagai berikut: konsumen sangat sensitif terhadap harga produk sehingga ketika ada perubahan harga langsung membeli, konsumen memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap berbagai produk yang baru dilihatnya, konsumen tidak merasa terbatasi dengan anggaran pembelanjaan yang dimiliki, konsumen merasa tidak perlu berpikir panjang ketika mendapatkan produk yang menarik dan konsumen merasa memiliki keinginan untuk memuaskan perasaan konsumen khususnya dalam pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 133, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6 Kerangka Konseptual", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 470, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika konsumen memberikan keputusan pembelian terhadap suatu produk sangatlah erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah merupakan suatu uunsur terpenting dalam kegiatan pjual beli suatu produk yang perlu diketahui dan dipelajari oleh suatu perusahaan. Adanya kecenderungan pengaruh dari Promotion dan Merchandising terhadap impulse buying pada pembeli sangat mengisyaratkan bahwa perlu pertimbangan terhadap impulse buying, karena dapat mempengaruhi konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 470, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelanggan akan membeli barang jika penataan barang pada toko tersebut rapi serta enak dipandang dan barang yang dibutuhkan tersedia lengkap dan tidak mengecewakan, dan tempat yang dituju nyaman dan tidak membutuhkan waktu terlalu lama dalam memperolehnya sehingga pelanggan akan melakukan pembelian ulang. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa dengan adanya Promotion dan Merchandising dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk mengambil membeli barang yang diinginkan tanpa ada rencana sebelum membeli.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 59", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 227, "width": 112, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MERCHANDISING (X1)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi( Promotion ) dan Penataan barang ( Merchandising ) yang yang baik dari TOKO BASMALAH juga memegang peranan penting dalam memberikan daya Tarik konsumen yang tidak terencana ( impulse buying ). Dengan promosi dan penataan barang yang baik, pelanggan akan merasa puas dan nyaman dalam memilih barang sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran teoritis yang disajikan diatas memaparkan bahwa impulse buying sangat dipengaruhi oleh merchandising dan promition . Dalam upaya untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel yang akan diteliti maka dapat dijelaskan melalui skema kerangka pemikiran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 71, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.7 Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 470, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara mengenai dua variabel atau lebih mengenai hasil penelitian, dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 470, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: Diduga terdapat pengaruh secara simultan variabel merchandising dan promotion terhadap impulse buying", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 450, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Diduga terdapat pengaruh merchandising secara parsial terhadap impulse buying H3: Diduga terdapat pengaruh promotion b secara parsial terhadap impulse buying . H4: Diduga variabel merchandising berpengaruh yang paling dominan terhadap impulse buying .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 113, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 102, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 471, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian adalah suatu cara atau model untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari hasil perolehan data yang diperoleh. Sedangkan menurut Ridwan (2005 ) penentuan suatu metode yang digunakan dalam penelitian akan menentukan kadar ilmiah hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurut Situmorang Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti yang berbentuk angka misalnya harga saham dan besarnya pendapatan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti data yang tidak berbentuk angka misalnya: kuisioner pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan atau gaya kepemimpinan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 89, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 470, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian karena dengan sumber data maka akan mendapatkan sumber data yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana informasi yang tersaji guna penelitian ini. Dalam penelitian ini ada dua data yang kami sajikan ; 1. Data Primer", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 456, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hermawa n (2010) data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 244, "width": 49, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPLUSE BUYING(Y)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 84, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PROMOTION (X2)", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 17, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 85, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data Sekunder", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 456, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Hermawan (2010) data sekunder merupakan struktur data historismengenai variabel- variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisadiperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet Websites , perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membelidari perusahaan- perusahaan yangmemangmengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 117, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Subyek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 470, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subyek penelitian adalah subyek utama data penelitian, yaitu yang mempunyai data-data mengenai variabel yang diteliti ( Azwar , 2008). Subyek penelitian pada penelitian kuantitatif ini adalah para konsumen yang mengunjungi Kepontren Sidogiri Kraton Pasuruan yang membeli tidak direncanakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 58, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Populasi", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 264, "width": 457, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu, yang memiliki karakteristik tertentu, dan jelas serta lengkap. Menurut Azwar (2010) populasi adalah kelompok subyek yang hendak dikenai generelasi hasil penelitian. Sedangkan populasi menurut Sugiyono (2013) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen yang mengunjungi Toko Basmalah Sidogiri Kraton Pasuruan yang melakukan pembelian implusif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 50, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sampel", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 382, "width": 457, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih pada suatu cara tertentu, jelas dan lengkap yang dapat mewakili suatu instrument pada penelitian ini. Menurut Azwar (2010 ) sampel adalah bagian dari populasi. Menurut Tulus Winarsunu (2009) sampel adalah sebagian kecil individu yang dijadikan wakil dalam penelitian. Diantara sampel yng bagus adalah yang biasa disebut dengan sampel yang mewakili atau representatif ialah sampel yang instrument-instrumennya mencerminkan sifat , ciri-ciri yang terdapat dalam populasi tersebut. Bahkan sangat dimngkinkan dan diharapkan keadaan sampel dapat menggambarkan miniatur dari populasi. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah 100 para konsumen yang mengunjungi Kepontren Sidogiri Kraton Pasuruan yang melakukan pembelian tidak terencana.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 470, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penentuan sampel yang populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui, menurut Rao Purba menggunakan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 546, "width": 48, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = 𝑍2 4(𝑀𝑜𝑒)2", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 568, "width": 83, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = 1,962 4(0,1)2 = 96,04", "type": "Picture" }, { "left": 107, "top": 590, "width": 160, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = 96,04 dibulatkan menjadi 100 Keterangan : n = Jumlah sampel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 470, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% =1.96 Moe = Kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, biasanya 10% jadi jumlah sampel yang diambil adalah 96 namun untuk memudahkan maka dipilih 100. Dari jumlah sampel yang telah ditentukan diatas, tiap kategori diatur sedemikian rupa agar jumlah sampel yang diambil memenuhi persyaratan.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 172, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4 Definisi Operasional Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 300, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Merchandising (pengadaan dan penanganan barang-barang).", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 100, "width": 457, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merchandising atau pengelolaan barang dagangan adalah proses penanganan kreatif dalam upaya mempresentasikan atau menampilkan produk (barang dagangan) dengan tujuan memaksimalkan daya tarik penjualan ritel ( Utami , 2008).", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 145, "width": 457, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini merchandising merupakan alat yang digunakan untuk mempengaruhi impulse buying (pembelian yang tidak direncanakan). Indikator dalam penelitian ini adalah kesenangan, kegairahan,dominasi, variasi produk yang dijual, ketersedian produk lengkap, kualitas produk yang dijual dan Kecepatan dalam distribusi produk baru", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 117, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Promotion (promosi) .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 219, "width": 457, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ” konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang (Sistaningrum, 2002). Dalam penelitian ini promotion merupakan alat yang digunakan untuk mempengaruhi impulse buying (pembelian yang tidak direncanakan). Indikator-indikator yang digunakan yaitu Kuantitas kegiatan promosi, penetapan harga diskon, kupon berhadiah dan potongan harga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 263, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Impulse Buying (pembelian yang tidak direncanakan)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 323, "width": 458, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Impulse buying (pembelian yang tidak direncanakan) adalah proses pembelian barang yang terjadi secara spontan (Hendri Ma’ruf, 2006). Indikator dari Impulse buying adalah Urgensi untuk membeli, Kenikmatan berbelanja, Ketersediaan waktu, Ketersediaan uang, Pengaruh negatif, Pengaruh positif, Impulsivitas, Kecenderungan perilaku impulsif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 182, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5 Identifikasi Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 470, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel adalah konsep atau faktor yang dapat menunjukkan variasi nilai (Santoso, 2007). Dalam penelitian kuantitatif ini variable yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat Menurut Sugiyono (2006) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel, yaitu variabel bebas ( independent variabel ) dan variabel terikat ( dependent variabel ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 190, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Variabel bebas ( independent variabel)", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 516, "width": 457, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono (2006) “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”. Pada Variabel independen dalpada penelitian ini adalah yang pertama Merchandising (X1) dan yang kedua adalah Promotin (X2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 470, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Variabel terikat ( dependent variabel) Variabel terikat ( dependent variabel ) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono: 2006). Pada penelitian ini yang menjadi Variabel dependen adalah impulse buying (Y).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 649, "width": 167, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6 Teknik Pengukuran Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 470, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang digunakan pada penelitian kali ini adalah teknik penggunaan kuesioner. Untuk menjawab pertanyaan dari kuisioner, dmenggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok organisasi tentang fenomena sosial dan mempunyai penilain positif maupun negatif. ( Sugiyono, 2005).pada metode ini digunakan untuk data primer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 470, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jawaban yang ada pada skala likert atau analisis sikap pada penelitian ini dibagi menjadi lima. Sedangkan bobot penskoran pada penelitian ini sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 62", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 184, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Jawaban sangat setuju (SS) : skor 5", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 145, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Jawaban setuju (S) : skor 4", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 147, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Jawaban netral (N) : skor 3", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 178, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Jawaban tidak setuju (TS) : skor 2", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 217, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Jawaban sangat tidak setuju (STS) : skor 1", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 160, "width": 160, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.7 Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 471, "height": 146, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pengumpulan data adalah bagaimana cara atau strategi dalam menggali informasi serta keterangan. Pada Teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penyebaran angket ( kuisioner). Kuisioner merupakan bentuk insturmen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan (Azwar: 2010). Metode kuisioner dalam bentuknya berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakina pribadi pribadi. Metode ini dilakuan dengan penyebaran kuesioner yaitu mengajukan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka kepada responden dan responden memilih beberapa alternatif jawaban yang tersedia. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup , dimana responden akan diminta mengisi sendiri jawaban yang tersedia. diukur dengan menggunakan skala dengan interval 1-10, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 125, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.8 Teknik Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 469, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisis data meliputi analisis deskriptif, uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 103, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 456, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis deskriptif adalah cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generelasi. Penyajian datanya lebih ditekankan pada bentuk tabel, grafik, dan ukuran- ukuran statistik, seperti rata- rata, variansi, korelasi dan angka indeks. Dari analisis deskriptif tersebut dapat memberikan ringkasan sederhana tentang sampel untuk mengetahui karakteristik konsumen yang berbelanja pada Kepontren Sidogiri Kraton Pasuruan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 131, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Uji Instrumen Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 456, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian instrumen penelitian ini merupakan hal yng mendasar sebelum penelitian yakni meliputi uji validitas dan reliabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 530, "width": 77, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Validitas", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 545, "width": 435, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang diukur ( Arikunto , 2006). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut ( Ghozali , 2006).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 605, "width": 88, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Uji Reliabilitas", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 620, "width": 435, "height": 131, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Arikunto , 2006). Uji reliabilitas adalah suatu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu ( Ghozali , 2006). Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha . Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 ( Nunnally , dalam Ghozal,i 2006). Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2006) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut, jika alpha atau r hitung:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 753, "width": 38, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,8-1,0", "type": "List item" }, { "left": 179, "top": 753, "width": 86, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Reliabilitas baik", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 63", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 71, "width": 256, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,6-0,799 = Reliabilitas diterima secara moderat", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 86, "width": 196, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 100, "width": 452, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Uji Normalitas Menurut Singgih (2010) tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni data tersebut tidak menceng kekiri atau kekanan.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 175, "width": 434, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas data sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model- model penelitian. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian ( Nogroho , 2005).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 219, "width": 80, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Uji Hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 234, "width": 434, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis di dalam penelitian ini adalah cdengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda, dimana ada beberapa diantaranya uji t, uji F, serta uji Koefisien Determinasi (R2).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 264, "width": 452, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Uji Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini teknik pengolahan datanya adalah memakai analisis regresi berganda. Adapun Analisis regresi berganda didefinisikan sebagai pengaruh anatara lebih dari dua variabel dimana terdiri dari 2 atau lebih variabel independent/ bebas dan 1 variabel dependen/terikat dan juga digunakan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaaan tersebut untuk membuat perkiraan( Kurniawan , 2010). Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur apakah variabel merchandising (X1)dan Promotion (X2), baik secara parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel impulse buying (Y). Rumus regresi berganda dapat di jabarkan sebagai berikut ( Kurniawan , 2010):", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 412, "width": 154, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .....+bnXn Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 442, "width": 9, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 442, "width": 122, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= impluse buying X1 = Merchandising X2 = Promotion a = Nilai konstanta", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 501, "width": 129, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b1,b2 = Koefisien regresi", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 516, "width": 10, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 516, "width": 106, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= measurement errror", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 545, "width": 37, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Uji t", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 560, "width": 421, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Uji-t digunakan untuk menguji apakah tingkat signifikansi pada setiap variabel independen terhadap variabel dependen atau menguji bagaimana koefisien regresi signifikan atau tidak ( Nachrowi dan Usman , 2008). Uji t ini dipergunakan untuk bagaimana mengetahui pengaruh masing-masing dari variabel independen terhadap variabel dependen, apakah dari salah satu mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau tidak. Variabel independen dikatakan signifikan terhadap variabel dependen apabila p-value kurang dari tingkat signifikan 5% ( Hartono , 2005).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 664, "width": 39, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Uji F", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 679, "width": 420, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam Uji F ini yang bertujuan untuk bagaimana bias mengetahui pengaruh dari variabel independen secara bersamaan terhadap variabel dependen. Uji F ini bias dilakukan dengan menggunakan level of significant sebesar 95 % (a = 0,05). Jika Variabel independen hasilnya signifikan terhadap variabel dependen jika p-value kurang dari tingkat signifikan 5% ( Hartono , 2005). Fungsi dari uji F dalam penelitian akmi kali ini adalah untuk menentukan apakah dalam hipotesis ke tiga diterima atau ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 64", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 71, "width": 161, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Uji Koefisien Determinasi (R2)", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 86, "width": 421, "height": 161, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau prosentase total variasi dalam variabel dependen yang diterangkan oleh variabel independen secara bersama- sama. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel bebas dapat menerangkan dengan baik variabel terikat. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi (R2) yang berada antara nilai 0-1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Jika R2 mendekati satu, maka variabel independen yang dipakai dapat menerangkan dengan baik variabel dependennya. Namun jika R2 adalah nol (0) berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Keseluruhan metode dalam penelitian ini, menggunakan alat bantu SPSS 17.0 dalam mengolah dan menganalisis data.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 111, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.9 Lokasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 470, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi dalam penelitian ini yaitu di Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan dan Koperasi tersebut sekarang di beri nama TOKO BASMALAH yang beralamatkan Jalan Sidogiri Barat Desa Sidogiri Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 137, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 159, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Uji Validitas dan Reabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 470, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk perhitungan validitas dan reabilitas instrument item masing-masing variabel pada penelitian yang dilakukan menggunakan program SPSS 17 For Windows.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 105, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Hasil Uji Validitas", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 412, "width": 457, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi produk momen person. Dimana instrumen dianggap valid apabila nilai r > 0,3 dan dikatakan tidak valid apabila nilai r < 0,3 atau jika p < 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid dan apabila p > 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan tidak valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 408, "height": 291, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan No Variabel Item Koefisien Korelasi (r) Probabilitas (p) Ket 1. MERCHANDISING X1.1 0.716 ** .000 Valid X1.2 0.660 ** .000 Valid X1.3 0.448 ** .000 Valid X1.4 0.506 ** .000 Valid X1.5 0.697 ** .000 Valid X1.6 0.567 ** .000 Valid X1.7 0.762 ** .000 Valid X1.8 0.607 ** .000 Valid X1.9 0.532 ** .000 Valid X1.10 0.532 ** .000 Valid X1.11 0.410 ** .000 Valid 2. PROMOSI X2.1 0.686 ** .000 Valid X2.2 0.739 ** .000 Valid X2.3 0.639 ** .000 Valid X2.4 0.508 ** .000 Valid X2.5 0.675 ** .000 Valid", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 65", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 71, "width": 405, "height": 305, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X2.6 0.587 ** .000 Valid X2.7 0.547 ** .000 Valid X2.8 0.570 ** .000 Valid X2.9 0.673 ** .000 Valid X2.10 0.355 ** .000 Valid 5. IMPULSE BUYING Y1.1 0.618 ** .000 Valid Y1.2 0.584 ** .000 Valid Y1.3 0.774 ** .000 Valid Y1.4 0.588 ** .000 Valid Y1.5 0.728 ** .000 Valid Y1.6 0.550 ** .000 Valid Y1.7 0.565 ** .000 Valid Y1.8 0.598 ** .000 Valid Y1.9 0.525 ** .000 Valid Y1.10 0.602 ** .000 Valid Y1.11 0.551 ** .000 Valid Y1.12 0.659 ** .000 Valid Y1.13 0.527 ** .000 Valid Y1.14 0.657 ** .000 Valid Y1.15 0.552 ** .000 Valid", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 378, "width": 126, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data diolah 2016", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 470, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari semua variabel diuji memiliki nilai r > 0.3. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 111, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Hasil Uji Reabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 470, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penguji reabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat peningkatan atau konsistensi suatu alat ukur realibilitas memberikan kesesuaian antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Hasil reliabilitas dikatakan reliabel apabila hasil perhitungn memiliki koefisien keandalan sebesar cronbach alpha > 0,6.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 556, "width": 376, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Hasil Uji Reabilitas Variabel Koefisien Reliabilitas Hasil Uji Merchandising (X1) 0.749 Reliabel Promotion (X2) 0.747 Reliabel Impulse Buying (Y) 0.752 Reliabel Sumber : data diolah 2014", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 470, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan masing-masing variabel memiliki koefisien keandalan cronbach alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan berarti semua variabel yang ada dinyatakan reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 722, "width": 147, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Analisis Regresi Berganda", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 471, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Merchandising (X1) dan promotion (X2) terhadap Impulse", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 782, "width": 17, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buying (Y) konsumen TOKO BASMALAH Sidogiri Kraton Pasuruan. Hasil pengolahan perhitungan statistik dengan SPSS for windows disajika pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 115, "width": 414, "height": 163, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients (a) Variabel Koefisien Regresi (B) t hitung t tabel Sig t Keterangan (Constant) 7.406 2.968 1.98423 0.014 Merchandising 1.304 27.942 1.98423 0.000 Signifikan Promotion -.118 -1.946 1.98423 0.055 Tidak Signifikan N = 100 f hitung = 5.803 R = 0.944 f tabel = 2.467 RSquare = 0.891 Sig f = 0.000 Adjusted R Square = 0.889", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 278, "width": 161, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data primer diolah 2014", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 470, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan analisisi regresi linier berganda pada tabel 4diatas, diperoleh hasil sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 338, "width": 107, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = ɑ + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 353, "width": 130, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 7.406 + 1.304- 0.118+ e", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 367, "width": 455, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis regresi linier berganda tersebut akan dienterpretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta (α) = 7.406.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 470, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai konstanta 7.406 menunjukkan bahwa variabel Impulse Buying (Y) akan konstan besar 7.406 jika tidak dipengaruhi variabel Merchandising dan Promotion . Maka dapat diartikan bahwa variabel Impulse Buying meningkat sebesar 7.406 tanpa adanya variabel Merchandising dan Promotion (X1,X2).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 303, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Merchandising (X1) terhadap Impulse Buying (Y) /ß1= 1.304.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 470, "height": 72, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Merchandising (X1) pengaruhnya signifikan terhadap variabel Impulse Buying (Y) sebesar 1.304 satuan atau berpengaruh positif, artinya jika variabel Merchandising ada peningkatan maka variabel Impulse Buying akan meningkat secara linier. Sebaliknya jika variabel Merchandising ada penurunan maka maka variabel Impulse Buying akan menurun pula. Dengan asumsi variabel bebas X2 =0 atau ceteris paribus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 471, "height": 87, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Promotion (X2) terhadap Impulse Buying (Y) ß2= - 0.118 Variabel Promotion (X2) pengaruhnya tidak signifikan terhadap variabel Impulse Buying (Y) sebesar - 0.118 satuan atau berpengaruh negatif, artinya jika variabel Promotion ada peningkatan maka variabel Impulse Buying akan menurun secara linier. Sebaliknya jika variabel Promotion ada penurunan maka maka variabel Impulse Buying akan meningkat. Dengan asumsi variabel bebas X1 =0 atau ceteris paribus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 140, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Koefisien Determinasi R 2", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 470, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 67", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 72, "width": 400, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .944 a .891 .889 3.50265", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 130, "width": 124, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data diolah 2014", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 161, "width": 470, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.891 ini berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian ini berpengaruh sebesar 89.1%, sedangkan sisanya 94,4% dijelaskan variabel lain. Karena nilai R square sebesar 0.891 maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat rendah. Hal ini sesuai dengan tabel yang ada di bawah:", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 250, "width": 252, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 268, "width": 212, "height": 96, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono(1999)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 92, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Uji f (Simultan)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 396, "width": 457, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai f hitung dengan f tabel. Hasil dari analisis uji f dapat dilihat pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 456, "width": 136, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Analisis Uji f", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 450, "height": 92, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9753.340 2 4876.670 397.493 .000 a Residual 1190.050 97 12.269 Total 10943.390 99", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 126, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data diolah 2014", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 470, "height": 87, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan pada tabel Diatas dapat dilihat bahwa f hitung menunjukkan nilai sebesar 397,493 dan signifikansi f= 0.000. dimana fhitung>ftabel (397,493 >3,090187) dan sig f < 5% (0.000<0.05). Artinya bahwa secara simultan variabel Merchandising (X1) dan Promotion (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Impulse Buying (Y). dengan demikian hipotesis menduga bahwa secara simultan variabel Merchandising (X1) dan Promotion (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Impulse Buying (Y) diterima.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 83, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Uji t (Parsial)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 469, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui signifikansi dari variabel bebas secara persial terhadap variabel terikat maka dilakukan uji t. Hasil dari analisis uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 68", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 454, "height": 143, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Hasil Analisis Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t hitung t tabel Sig t B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.406 2.968 2.495 1.98423 .014 Merchandising 1.304 .047 .938 27.942 1.98423 .000 Promotion -.118 .061 -.065 -1.946 1.98423 .055", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 126, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data diolah 2014", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 470, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian yang dilakukan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari setiap variabel dengan nilai p < 5% apakah akan berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan nilai variabel terikat (Y), dan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan jumlah sampel (N) 100 dan didapat t tabel sebesar 1.98423. Hasil uji t dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 469, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Variabel Merchandising (X1), nilai t hitung 27.942>t tabel 1.98423 dengan nilai p = 0.527 > 0.05. Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara variabel Merchandising (X1) terhadap Impulse Buying (Y), diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara variabel Merchandising (X1) terhadap Impulse Buying (Y) ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 469, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Variabel promotion (X2), nilai t hitung 1.946< t tabel 1.98423 dengan nilai p = 0.400 > 0.05. Sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara variabel promotion (X2) terhadap Impulse Buying (Y), ditolak. Sedangkan Ho yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara variabel promotion (X2) terhadap Impulse Buying (Y) ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 429, "width": 470, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menguji hipotesis variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel Impulse Buying maka harus mengetahui nilai sumbangan efektif (SE) dari masing-masing variabel bebas (Hasan, 2002). Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 473, "width": 324, "height": 87, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8. Sumbangan Efektif Variabel Koefisien korelasi Beta Sumbangan Efektif (SE) Merchandising (X1) 0.942 ** 0.938 88.3596% Promotion (X2) 0.482 ** -0.065 0.03133% Total Sumbangan Efektif (SE) 88.39093%", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 560, "width": 126, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : data diolah 2014", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 470, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Impulse Buying adalah variabel Merchandising (X1) dengan nilai sumbangan efektif (SE) sebesar 88.3596% . Jadi hipotesis yang menduga bahwa variabel Merchandising (X1) adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel Impulse Buying (Y).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 163, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Pembahasan Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 470, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memutuskan untuk melakukan pembelian secara spontan ( impulse buying ). Faktor tersebut diantaranya adalah merchandising dan promotion .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 739, "width": 430, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Pengaruh Merchandising dan Promotion secara parsial terhadap Impulse Buying .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 753, "width": 252, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengaruh Merchandising terhadap Impulse Buying .", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 69", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 161, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Merchandising (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Impulse Buying dengan nilai koefisien beta sebesar 0.938. Dengan nilai t hitung 27.942 > t tabel 1.98423 dan nilai p = 0.000. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Ayu dan Suryani (2013) bahwa semakin baik kegiatan merchandising yang dilakukan sebuah toko ritel maka dapat meningkatkan impulse buying yang dilakukan pelanggan. Yuliana agung (2003) juga berpendapat bahwa pembelian ditingkat ritel adalah lebih banyak pembelian yang dilakukakn secara tidak direncanakan. Pembelian yang tidak direncanakan itu terjadi karna adanya kebutuhan akan suatu barang tersebut muncul ketika konsumen melihat penataan barang atau pajangan produk yang ada di toko. Maka dapat disimpulkan bahwa media Merchandising di TOKO BASMALAH menjadi pengambilan pembelian yang tidak direncanakan yang cukup besar sebagai dasar Impulse Buying . b. Pengaruh promotion terhadap impulse buying .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 470, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari hasil analisis data terbukti secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel promosi (X2) terhadap impulse buying dengan nilai koefisien beta sebesar 0.065. dengan nilai t hitung 1.946 > t tabel 1.98423 dan nilai p = 0.055. Dalam penelitian ini prosentase responden banyak sekali yang tidak setuju bahwa promosi berpengaruh terhadap impulse buying.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 470, "height": 102, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut penelitian sebelumnya Melisa (2012) menyatakan bahwa promosi hanyalah fungsi perencanaan program dari merchandising jadi belum tentu promosi menjadi hal yang utama dalam menentukan impulse buying . Dan Ria Arifani (2009) menyimpulkan bahwa apabila promosi dilaksanakan dengan baik maka kegiatan impulse buying akan meningkatkan daya beli konsumen akan tetapi apabila dalam pelaksanaan promosi ada hambatan seperti harga diskon yang tertera di katalog tidak sesuai dengan harga barang yang ada di rak barang atau penurunan harga barang tidak sama dengan penurunan harga kenyataan dilapangan atau barang yang didiskonkan rusak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 427, "width": 470, "height": 57, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3 Pengaruh merchandising dan promotion secara simultan terhadap impulse buying . Berdasarkan dari hasil analisis terbukti bahwa secara simultan variabel yang terdiri dari merchandising (X1) dan promotion (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel impulse buying (Y) pada TOKO BASMALAH Sidogiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 471, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besarnya kontribusi variabel merchandising (X1) dan promotion (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel impulse buying (Y) ditunjukkan dengan koefisien determinansi ( Adjusted R Square ) sebesar 0.889. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merchandising dan promotion pada TOKO BASMALAH Sidogiri masih efektif dijadikan sumber keberhasilan yang berorientasi untuk menciptakan impulse buyin g.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 470, "height": 87, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4 Pengaruh merchandising dan promotion yang paling dominan terhadap impulse buying . Data variabel merchandising (X1) yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel impulse buying (Y). Hal ini dapat dibuktikan dari analisis yang menggunakan nilai sumbangan efektif, dengan nilai sebesar 88.3596%. Nilai tersebut merupakan nilai yang tertinggi dari variabel lainnya. Dengan demikian dapat dilihat bahwa variabel merchandising (X1) memiliki pengaruh yang paling kuat bila dibandingkan dengan variabel yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 470, "height": 102, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan setelah variabel merchandising (X1) yang memiliki pengaruh terhadap variabel impulse buying (Y) pada TOKO BASMALAH Sidogiri adalah variabel promosi (X2) dengan nilai sumbangan efek sebesar 0.03133% dan ini adalah urutan terakhir. Jadi variabel merchandising (X1) dalam hal ini harus tetap dipertahankan, sedangkan variabel promosi (X2) harus ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi harapan dan keinginan pembeli sehingga terjadi peningkatan impulse buying , dan pada akhirnya akan menguntungkan bagi pihak TOKO BASMALAH, seperti akan terjadi meningkatnya impulse buying .", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 70", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 62, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 84, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 100, "width": 471, "height": 88, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Merchandising dan Promotion terhadap Impulse Buying , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel Merchandising dan Promotion secara parsial berpengaruh terhadap Impulse Buying di TOKO BASMALAH Sidogiri. Variabel Merchandising dan Promotion secara simultan berpengaruh terhadap Impulse Buying di TOKO BASMALAH Sidogiri.Variabel Merchandising mempunyai pengaruh dominan terhadap Impulse Buying di TOKO BASMALAH Sidogiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 53, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 470, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 470, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagi pihak TOKO BASMALAH, bahwa sebaiknya TOKO BASMALAH lebih memperhatikan Merchandising . Hal tersebut didasarkan atas hasil penelitian ini yang menyebutkan bahwa Merchandising merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap peluang Impulse Buying .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 293, "width": 470, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kopontren sebaiknya juga memikirkan untuk menambah promosi yang dapat menarik konsumen. Promosi yang tepat dari suatu produk tentunya dapat meningkatkan suatu produk dan tentunya akan dapat meningkatkan penjualan suatu produk.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 470, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Saran untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan variabel penelitian yang lebih banyak dan melibatkan konsumen yang lebih khas lingkupnya untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih signifikan.", "type": "List item" }, { "left": 258, "top": 397, "width": 94, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 357, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung, Yuliana. 2003. 101 Konsultasi Pemasaran. IKAPI JAKARTA: Gramedia. Arifin , Johar. 2010. Kitab Excel 2010. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 471, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gumilar, Ivan. 1999. Modul Praktikum Metode Riset Untuk Bisnis & Manajemen. BANDUNG: Utamalab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 470, "height": 72, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmaizar, 2006. Menggali Potensi Wirausaha . Bekasi: CV. Dian Anugrah Prakasa. Hendrawan, Sanerya. 2003. Spiritual Management . IKAPI Bandung: MIZAN PUSTAKA. Hermawan , Asep. 2005. Buku Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif . Jakarta: PT. Grasido hal: 168. Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 470, "height": 176, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ma’ruf , Hendri. 2006. Pemasaran Ritel . IKAPI Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Purwoto, Agus. 2007. Panduan Lab Statistik Inferensial. Jakarta: GRASINDO. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat. IKAPI Jakarta: ELEX MEDIA KOMPUTINDO Situmorang . 2010 . Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis . Medan: PERPUSTAKAAN NASIONAL Soeryanto, Eddy. 2013. Marketing Research The Smart Way. Jakarta: ELEX MEDIA KOMPUTINDO. Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta. Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfa Beta. Sumarni ,Murti. 2003. Pengantar Bisnis . Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Swastha, Basu dan Irawan. 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. Umar, Husein. 2003. Metode riset bisnis: panduan mahasiswa untuk melaksanakan riset. IKAPI Jakarta: PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 443, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, 2008. Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel . Jakarta: Bayumedia Publishing", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 36, "width": 159, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 04/No. 02/2017 P-ISSN : 2460-0113 I E-ISSN : 2541-4461", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 782, "width": 219, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE) 71", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 102, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis Panduan Bagi Praktisi & Akademisi. IKAPI Jakarta: PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Ayu, Dewa. 2013. Jurnal Pengaruh Merchandising , Promosi Dan Atmosfir Toko Terhadap Impulse Buying. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran 14 juni 2014 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-promosi-penjualan-definisi.html 01 agustus 2014", "type": "Text" } ]
f9b0243c-4a0b-85e3-5d94-5a5aec604263
https://al-afkar.com/index.php/Afkar_Journal/article/download/1035/646
[ { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "975", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 157, "top": 105, "width": 279, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 123, "width": 167, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal website: https://al-afkar.com", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 147, "width": 324, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN : 2614-4883; E-ISSN : 2614-4905 Vol. 7 No. 2 (2024) https://doi.org/10.31943/afkarjournal.v7i2.1035 pp. 975-993", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 216, "width": 88, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Article", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 276, "width": 350, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 337, "width": 364, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono 1 , Alfiyatul Azizah 2 , Andri Nirwana AN 3 , Fuadi 4", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 375, "width": 315, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Universitas Muhammadiyah Surakarta, [email protected] 2. Universitas Muhammadiyah Surakarta, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 399, "width": 256, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Universitas Muhammadiyah Surakarta, [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 411, "width": 288, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 452, "width": 410, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2024 by Authors, Published by AL-AFKAR: Journal For Islamic Studies. This is an open access article under the CC BY License (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0). Received : December 21, 2023 Revised : February 18, 2024 Accepted : March 22, 2024 Available online : Mei 03, 2024", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 529, "width": 410, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to Cite: Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN and Fuadi (2024) “Resilience to Calamity in Qur’anic Perspective”, al-Afkar, Journal For Islamic Studies , 7(2), pp. 975 – 993. doi: 10.31943/afkarjournal.v7i2.1035.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 599, "width": 442, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract . This study aims to determine the resilience of calamity in the Qur'an. This research is a literature research that uses a qualitative approach. The analysis technique used is content analysis using the thematic method. The data of this research is taken from the verses of the Quran and assisted by interpretation sourced from the books of Tafsir. This study concluded that resilience to calamity in the Qur'an found three kinds: patience, repentance, and tawakkal. Patience is explained by the Qur'an in the story of Prophet Ayyub when he had a disaster in the form of illness. Repentance is defined by the Qur'an in the story of the prophet Adam when he received a disaster in the form of being lowered to the earth. Tawakkal is explained by the Qur'an in the story of the prophet Ibrahim when he was burned alive by King Namrud. These three values can be formulated and become one of the methods of spiritual resilience in the Qur'an.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 739, "width": 178, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Resilience, Calamity, Qur'an", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "976", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 100, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 105, "width": 443, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to data from the National Disaster Management Agency (BNPB), there were 3,056 natural disaster events in Indonesia from January 1-October 3, 2023. Most of these natural disasters were floods 893 times, extreme weather 861 times, forest and land fires 687 times, landslides 449 times, etc. The agency also reported that the disasters left 5.35 million people suffering, 5,555 people injured, and 204 people dead. The natural disasters caused 25,116 houses to be damaged. These natural disasters can cause people to become stressed, depressed, and insane. In addition, some people accept these natural disasters. People who take natural disasters assume that the natural disasters that happen to them are solely the destiny of God. People who get the test can live their lives better than before 1 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 250, "width": 443, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Qur'an is the guide 2 and light of life 3 . Allah revealed the Qur'an to the prophet Muhammad, which contains sharia rules so that humans behave well according to what is guided in the Qur'an and Sunnah 4 . But not a few humans go against the laws of Sharia to fulfil their lust. One of the rules in the Qur'an is how to respond to tests in the case of natural disasters. Natural disasters are a test Allah Swt gives to his servants to find out how high the level of trust and faith of his servants is. Allah Himself will not provide a disaster or test that exceeds the limits of his servant's strength, by the words of Allah SWT in Q.S Al-Baqarah verse 286:", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 366, "width": 139, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ااهاعْسُو هلَِّإ اًسْفا ن ُهللَّٱ ُفِّ لاكُي الَ", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 396, "width": 443, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Al-Muyassar, this verse explains that Allah's religion is easy; there is no element of difficulty in it, and Allah does not demand something from his servants that they cannot afford , which means Allah will not give trials beyond human strength. However, some Muslims do not believe in what Allah has promised His servants 5 . One form of disbelief is despair over the calamities that happen to him 6 . There is even a group of people who blame Allah's destiny. Therefore, it is necessary to conduct research that discusses how to survive in the face of disaster.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 499, "width": 442, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Many people in their lives seek happiness, but Allah has other wills, so he sends down calamities as a reminder for humans to remember Allah again. The accident does not distinguish the target it hits; it can occur between pious people and people", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 560, "width": 442, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Adi Ahdiat, “Ada 3 Ribu Bencana Di Indonesia Sampai Awal Oktober 2023, Banjir Terbanyak,” databoks, 2023.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 584, "width": 347, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 M. Quraish Syihab, Al- Qur’an Dan Maknanya (Tangerang: Lentera Hati, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 597, "width": 442, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan Dalam Pandangan Al- Qur’an (Depok: Gema Insani, 2014). 4 Abdurrahman Abulmajd, “WHAT IS THE MODEL OF MUSLIM RELATIONS WITH THE KAABA FROM THE PERSPECTIVE OF THE QUR’AN,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 16, 2023): 107 – 45, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3583.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 645, "width": 443, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Azizah Romadhona, Muhamad Subhi Apriantoro, and Laila Muhammad Rasyid, “EXPLORING THE DISTINCTIVE FEATURES OF INDONESIAN TAFSIR AL -QURAN: A STUDY OF SHEIKH ABDUL LATIF SYAKUR’S AD - DA’WAH WA AL -IRSY Ā D IL Ā SAB Ī LI AR-RASY ĀD,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 16, 2023): 91 – 106, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2912.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 706, "width": 442, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Bamba Abdoulaye, Yahya Fathur Rozy, and Ahmadou Siendou Konate, “MUHAMMAD IBN ABDUL WAHHAB’S PERSPECTIVE ABOUT THE VERSES OF THE QUR’AN REGARDING THE SCIENCE OF THEOLOGY,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 15, 2023):", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 744, "width": 196, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57 – 74, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2913.", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "977", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 443, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "who disbelieve in Allah. But every disaster Allah gives His servants must have a solution, such as how to survive in the face of disaster by the Qur'an 7 . The purpose of this study is to explain how to stay in the face of tragedy according to the Qur'an.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 168, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODOLOGY", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 164, "width": 443, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is a literature study where the author uses primary and secondary data from books, magazines, websites, and other libraries with sufficient data to achieve the research objectives 8 . The method of analysis of this research is content analysis, which analyses textual sources that have been recorded previously and ends with conclusions about the study results using thematic methods 9 . The thematic interpretation method is a method that is done by collecting and understanding verses with a specific theme and then constructing an intact piece into the centre of its discussion 10 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 281, "width": 443, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Musthafa Muslim, thematic interpretation is a method of discussing appropriate themes from the Qur'an in one or more letters 11 . This method is achieved by defining the stages of research based on the Al-Farmawi model. First, identify the problem being discussed. Next, collect all the verses related to the question. Third, the poems are arranged chronologically according to the order of revelation and understanding in Asbabun Nuzul. Fourth, we study the correlation between the verses under study, which is found in the character of each verse 12 . Fifth, we organise the discussion based on the research framework. Sixth, by collecting other poems with similar meanings or compromising them with specific verses (Khash) or general ('amm), Mutlaq or Muqayad, etc 13 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 427, "width": 442, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From some understanding of tafsir maudhu'i above, it can be concluded that the method of Tafsir Maudhu'i (thematic) is an attempt to understand and explain the content contained in the Qur'an by collecting verses from various letters related to the topic to be discussed, then analysing the content of these verses.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 560, "width": 442, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Yahya Fathur Rozy, Yohei Matsuyama, and Dina Sijamhodžić -Nadarevi ć, “THE DEVELOPMENT OF QUR’AN COMMENTATORS’ REQUIREMENTS: FROM THE AFFIRMATIVE ERA TO THE REFORMATIVE ERA,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 15, 2023): 75 – 90, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2910.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 609, "width": 383, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 621, "width": 443, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Nazar Fadli, “CONTRIBUTION OF ACEHNESE SCHOLARS TO THE DEVELOPMENT OF QURANIC EXEGESIS IN INDONESIA: A STUDY OF TENGKU MUHAMMAD HASBI ASH- SHIDDIEQY AND HIS WORK ‘TAFSIR AN - NUUR,’” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 5, 2023): 1 – 22, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3381.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 670, "width": 397, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Abdul Mustaqim, “Metode Penelitian Al - Qur’an Dan Tafsir” (idea press, 2017). Page 57-58", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 682, "width": 382, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Musthafa Muslim, Mabahits Fi Al-Tafsir Al- Maudhu’i (Damaskus: Dar al-Qalam, 1989).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 443, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Ismu Ridha et al., “THE QUR’AN’S STATEMENT ABOUT THE ETIQUETTE OF DEALING WITH THE HOLY QUR’AN FROM SAYYID QUTB’S PERSPECTIVE IN HIS INTERPRETATION OF (ADH- DHILAL): AN ANALYTICAL STUDY,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 13, 2023): 40 – 56, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2874.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 293, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Mustaqim, “Metode Penelitian Al - Qur’an Dan Tafsir.” Page 65-66", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "978", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 138, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DISCUSSION Definition of Resilience", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 443, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience comes from the English word \" resilience, \" which means the ability to survive and adapt and the human capacity to face and solve problems after experiencing adversity 14 . According to Greene et al., resilience is the ability to overcome pain and transform oneself to maintain conditions to keep functioning competently in the face of various problems in life 15 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 193, "width": 443, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Reivich and Shatte, resilience is an individual's capacity to respond healthily and productively when facing adversity or trauma. Resilience is the ability to adapt and remain steadfast in difficult situations 16 . It can be concluded that resilience is the ability to adapt by improving and managing oneself to be reliable in the face of difficult situations and the pressures of daily life so that unwanted things do not happen 17 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 281, "width": 443, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulistyarini defines resilience as the capacity to respond healthily and productively when faced with adversity or trauma, which is needed to manage everyday life's pressures 18 . According to Henderson, Nan, and Mike, resilience emerged as a substitute for previous terms, such as immunity, toughness, and strength; therefore, resilience includes pain, struggle, and suffering in the face of something difficult to overcome 19 . Meanwhile, in the Big Indonesian Dictionary, it means (1) the ability to adapt and remain resilient in difficult situations; resilient. (2) the ability of a system or community exposed to hazards to resist, absorb, accommodate, adapt, transform, and recover from the effects of hazards efficiently and timely, accomplished through the preservation and restoration of essential basic functions and structures with risk management 20 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 442, "width": 442, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From several definitions from the experts above, it can be understood that resilience is the flexibility and resilience that a person has in dealing with daily trauma that can eliminate the negative impact of conditions that are difficult to overcome or change life conditions negatively.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 560, "width": 443, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 W Hendriani, “Resiliensi Psikologis Sebuah Pengatar (Edisi Pert),” Prenada Media Group , 2018.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 584, "width": 281, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Hendriani, “Resiliensi Psikologis Sebuah Pengatar (Edisi Pert).”", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 597, "width": 442, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Muhammad Maga Sule, “RESPONSE TO MUSLIMS DA’WAH ACTIVITIES’ BY NON - MUSLIMS IN AKWANGA AND NASSARAWA EGGON LOCAL GOVERNMENT AREAS OF NASARAWA STATE, NIGERIA,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 5, 2023):", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 634, "width": 194, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 – 39, https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3110.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 645, "width": 442, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Barita Ulina Mariani, “Faktor -Faktor Personal Sebagai Prediktor Terhadap Resiliensi Perawat Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso,” The Indonesian Journal of Infectious Diseases 1, no. 01 (2013): 14 – 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 682, "width": 443, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Evita Yuliatul Wahidah, “Resiliensi Perspektif Al Quran,” Jurnal Islam Nusantara 2, no. 1 (2020): 105 – 20.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 706, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,” Jakarta: Balai Pustaka , 2005.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 443, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Indonesia, “Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.”", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "979", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 129, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definition of Musibah", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 103, "width": 443, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musibah is basically from the Arabic a ṣ ā ba-yu ṣ ī bu-mu ṣ ī batan ( باصا - بيصي - ةبيصم ), which means disaster or catastrophe 21 , while in the Big Indonesian Dictionary, it means: (1) a sad event that happens; (2) a calamity or disaster 22 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 443, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A calamity is an unpleasant event that happens to humans unexpectedly. Accidents can occur anywhere and anytime indiscriminately afflicted by calamities, whether they are Muslims or not; calamities can come in various forms, both in the form of unexpected goodness and accidents that bring suffering 23 . But when Allah has determined it, no one can avoid it.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 443, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Muhammadiyah tarjih, the word musibah means hitting or afflicting. Undeniably, something that occurs or hits is something pleasant, but when the Qur'an uses mushibah, it implies something unpleasant that befalls humans 24 . This understanding is also commonly known in Indonesia, that something unpleasant happens to humans is called a calamity 25 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 295, "width": 443, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Quraisy Syihab, the word calamity is repeated ten times; all of these verses have an unpleasant meaning. But it must be remembered that whatever is unpleasant must be true to Allah's destiny if we reflect on it 26 . Al-Qurtubi said that calamities are undesirable bad events in believers, both light and heavy 27 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 354, "width": 442, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Whereas in the hadith, calamity is anything that is unpleasant for the pious. The hadith reads:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 381, "width": 417, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ىذا ام لك منم\" لاق ؟الله لوسر يا ةبيصما : \"نوعجار هيلا نااو لله ناا\" : ةليل تاذ افطنا \"ةبيصم وهف نمؤلما", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 438, "width": 443, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" One night, the Messenger's lamp went out, then he said: \"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un\" (surely we belong to Allah and surely we will return). The Companions asked. Is this included in the calamity, O Messenger? The Prophet replied, \"Yes, anything that strikes a believer is a calamity .\" 28", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 512, "width": 442, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Qur'an, the word calamity has many derivations, which are mentioned 77 times, and specifically, the word mushibah is found ten times 29 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 584, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia , Surabaya: Pustaka Progresif , 1997.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 609, "width": 442, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Indonesia, “Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.”", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 633, "width": 404, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Muhammad Abdul Ghaniy Morie, “Musibah Dalam Al - Qur’an” (Fakultas Ushuluddin, 2019).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 645, "width": 442, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Yahya Fathur Rozy, Anass Benichou, and Nagoor Gafoordeen, “THE HERMENEUTICS INFLUENCE ON FEMINIST EXEGESIS: A CASE STUDY ON AMINA WADUD,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 2, no. 3 (October 7, 2023): 369 – 81, https://doi.org/10.23917/qist.v2i3.2908.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 682, "width": 399, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, “Musibah Dan Bencana, Pertanda Allah Murka?,” 2022.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 694, "width": 390, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 M. Quraish Syihab, Fatwa-Fatwa Seputar Al- Qur’an Dan Hadis (Bandung: Mizan, 1999).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 706, "width": 402, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Al-Qurthubi, Al- Jami’ Li Ahkam Al - Qur’an (al-Qahirah: Dar al-Kutub al-Mishriyyah, 1964).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 339, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Al-Raziy, Makhtar As_Shihah (Bairut: Maktabah Libnan an-Nasyirun, 1995).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 443, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Muhammad F ū, “Ad „Abd Al -B ā qi. Al- Mu’jam Al -Mufahras Li Alf ā z Al- Qur’ā n Al-Kar īm” (Bairut: D ā r al-Fikr, 1992).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "980", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 192, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Types of Calamities in the Qur'an", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 105, "width": 442, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Quraisy Syihab, the kinds of calamities can be divided into 3, among others 30 :", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 134, "width": 363, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Calamities happen because of man's actions, partly due to his sins.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 442, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Humans as creatures are one of the causes of calamities due to the injustice they do while in the world because of their ignorant hands, such as cutting down trees carelessly or due to the sins they commit as punishment for what they have done either directly or indirectly. It is reaffirmed in His word, which reads:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 205, "width": 442, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "رٍْيِّثاك ْناع اْوُفْعا ياو ْمُكْيِّدْياا ْتاباساك اامِّباف ٍةابْ يِّصُّم ْنِّ م ْمُكابااصاا ٓااماو Meaning: \" Whatever calamity befalls you is the work of your own hands, and (Allah) forgives much (of your wrongdoing ).\" (Q.S. Ash- Shūrā:30)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 264, "width": 442, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This verse explains that people's own hands cause afflictions. The poem uses the verb ( بسك ) to do and obtain 31 . So the word kasaba in this verse becomes a fi'il because what man does here is a human action.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 307, "width": 443, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This verse is isim maushul ( ام ), which means everything without exception and is a characteristic of isim nakirah . In the rules of Arabic, nakirah has a general meaning whose lafadz covers all purposes, and there are no restrictions 32 . But in the verse, harf al-jar is min ( نم ), which is a particular reason for all meanings. After the harf jar is applied to the phrase mushibah fabimaa kasabat aidiihim , this verse shows that calamities occur due to the actions of human hands.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 396, "width": 443, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Al-Misbah, this verse is connected with the previous verse, namely verse 28, where the people of Mecca at that time received a famine and despaired. They were reminded that the famine they experienced was one form of their disobedience to Allah, namely associating partners. In verse 30, Allah explains that the calamities that befall people result from their sins 33 . At the end of the verse, Allah says , ٍرْيِثَك ْنَع ا ْوُفْعَي َو meaning Allah forgives the sins they have committed. This is in line with His other words in Surah Al-Maidah verse 49 which reads:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 497, "width": 443, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْمِِّّبِوُنُذ ِّضْعا بِّب مُها بيِّصُي ناأ ُهللَّٱ ُديِّرُي ااهنماأ ْمالْعٱاف ... Meaning: \" then know that Allah wills to afflict them with punishment for some of their sins. \"(Q.S. Al-Maidah:49)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 643, "width": 443, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 M. Quraish Syihab, “Musibah Dalam Perspektif Al - Qur’an,” Dalam Jurnal Study Al- Qur’an 1, no. 1 (2006).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 667, "width": 443, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia . 32 Ali Albashir Mohammed Alhaj, “Exploring Syntactic and Cultural Problems Faced By Translators in Translating the Quranic Arabic Hope Word L-Amalu اْلأَمَل in Surahs Al-Hijr and Al-Kahf Into English,” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 2, no. 2 (2023): 116 – 33, https://doi.org/10.23917/qist.v2i2.1679.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 442, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 M. Quraish Syihab, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al- Qur’an , Vol 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "981", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 90, "width": 148, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another of His words reads:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 92, "width": 444, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْمُكِّسُفْ ناا ِّدْنِّع ْنِّم اوُه ْلُق ر ااذىه ى نّاا ْمُتْلُ ق ۙااهْ يالْ ثِّ م ْمُتْ باصاا ْداق ٌةابْ يِّصُّم ْمُكْتا بااصاا ٓاهمالاواا اى للَّا هنِّا ر ىىلاع", "type": "Text" }, { "left": 448, "top": 130, "width": 72, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٌرْ يِّداق ٍءْياش ِّ لُك", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 160, "width": 442, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" When you were afflicted with a calamity (defeat in the Battle of Uhud), while you had gained twice as much (in the Battle of Badr), did you say, \"Where did this come from?\" Say, \"It is from (the fault of) yourselves.\" Verily, Allah is All- Powerful over all things. \" (Q.S. Āli 'Imrān:165)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 233, "width": 443, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This verse was revealed as a warning to Muslims who suffered defeat during the battle of Uhud 34 . The loss of the Muslims against the Quraysh at that time was due to carelessness and disobedience to the orders of the prophet Muhammad to remain on the mountain of Uhud before the war was over for fear of not getting the right to the spoils of war ( Ghanimah ) at that time 35 . This calamity stemmed from what they had done. Lafadz ْمُكِسُفْنَا ِدْنِع ْنِم َوُه ْلُق which means accident in the form of defeat caused by the mistake of Muslims who left the post assigned by the prophet Muhammad.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 351, "width": 174, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In another of His words, it reads:", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 348, "width": 360, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِّإ ٓاناْداراأ ْنِّإ ِّهللَّٱِّب انوُفِّلْايَ اكوُءٓااج هُثُ ْمِّهيِّدْياأ ْتامهداق ااِّبِ ٌۢ ٌةابيِّصُّم مُهْ تا بىاصاأ ٓااذِّإ افْياكاف", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 363, "width": 442, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اًقيِّفْوا تاو اًنىاسْحِّإ ٓهلَ Meaning: \" So what if a calamity of their own doing afflicts them (the hypocrites), then they come to you swearing: \"By Allah, we seek nothing but a good settlement and perfect peace .\" (Q.S. Al-Maidah:62)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 450, "width": 443, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This verse begins with an interrogative word ( فيكف ), which is a figure of speech because the answer is already contained in the question. Mushibah is associated with qaddama , which means bringing about or giving precedence 36 . The calamity is due to a causal relationship carried out by their actions.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 510, "width": 442, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interpretation of the Ministry of Religious Affairs explains this verse about the cunning of the hypocrites when they are afflicted with a calamity because their secret has been exposed and known to the Prophet and the believers, they come to the Prophet swearing, \"By Allah, our actions were not with malicious intent and deliberately violating the commands of Allah and His Messenger, but only because they wanted to achieve a good settlement and perfect peace,\" even though their oath was merely a cunning tactic 37 .", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 670, "width": 298, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 M. Quraish Syihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2009).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 682, "width": 442, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Abd. Wahid et al., “UTILIZING ZUHD HADITHS FOR UPPER -CLASS CRIME PREVENTION,” Jurnal Ilmiah Islam Futura 23, no. 2 (August 4, 2023): 263 – 82, https://doi.org/10.22373/jiif.v23i2.17353.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia .", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 442, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 R I Kementerian Agama, Al- Qur’an Dan Terjemahnya (Edisi Yang Disempurnakan) , Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi , 2011.", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "982", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 90, "width": 404, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In another of His words, it reads: ًلَوُسار اانْ يالِّإ اتْلاسْراأ ٓالَْوال اانه بار ۟اوُلوُقا يا ف ْمِّهيِّدْياأ ْتامهداق ااِّبِ ٌٌۢةابيِّصُّم مُها بيِّصُت ناأ ٓالَْوالاو", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 103, "width": 35, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اعِّبهتا نا ف", "type": "Section header" }, { "left": 393, "top": 130, "width": 126, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ايِّنِّمْؤُمْلٱ انِّم انوُكاناو اكِّتىايااء", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 160, "width": 442, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" And they may not say when the punishment befalls them for what they have done: \"O our Lord, why did You not send us a messenger, so that we may follow Your verses and be among the believers .\" (Q.S. Al-Qashash:47)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 219, "width": 443, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The sentence in this verse is included in the jumlah syarath jawab , which comprises two clauses, the syarth and jawab clauses. At the beginning of the poem, ( ول ) is in the negative form ( لا ), which is an isim syarth . The location of the word mushibah is in the syarth clause ْمِهيِدْيَأ ْتَمَّدَق اَمِب ٌۢ ةَبي ِصُّم مُهَبي ِصُت نَأ َلَ ْوَل َو , and the answer clause is from وُلوُقَيَف until the last verse.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 305, "width": 443, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The phrase ْمِهيِدْيَأ ْتَمَّدَق اَمِب ( bima qaddamat aidihim ), which means that which is due to what they do, covers invalid inner deeds such as riya', hasad and husud, takabbur, ujub, ghibah and covers frail outer acts such as corruption and adultery 38 . According to Quraisy Syihab, the word mushibah in this verse means the punishment of the world. This results in the subject being unable to interact in business, and disobedience resulting in chaos is one of the calamities 39 . The actions of human hands cause the calamity here.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 424, "width": 443, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Calamities do not occur except by Allah's permission (Destiny). It is emphasized in His word which reads:", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 451, "width": 376, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اع ٍءْىاش ِّ لُكِّب ُهللَّٱاو ۚ ۥُهابْلا ق ِّدْها ي ِّهللَّٱِّب ٌۢنِّمْؤُ ي ناماو ر ِّهللَّٱ ِّنْذِِّّبِ هلَِّإ ٍةابيِّصُّم نِّم ابااصاأ ٓاام", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 451, "width": 443, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٌميِّل Meaning: \" No calamity befalls anyone except by the permission of Allah; and whoever believes in Allah will surely guide his heart. And Allah knows all things. \"(Q.S. At-Taghabun:11)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 523, "width": 443, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the beginning of the verse, there is isim maushul ( ام ), which means everything without exception and is a characteristic of isim nakirah . In the rules of Arabic, nakirah has a general meaning whose lafadz covers all purposes, and there are no restrictions. But in the verse, harf al-jar, namely min ( نم ), which is a particular reason for all meanings. After the harf jar, there is the word mushibah illa bi idnillah , so this verse shows that calamity does not occur except with the permission of Allah.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 613, "width": 442, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The interpretation of Ibn Kathir explains that Allah will inflict something in the world with Allah's permission. Anyone who gets a test from Allah and they believe", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 719, "width": 440, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 M. Quraish Syihab, Tafsir Al- Misbah “Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al - Quran Vol 10” (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 326, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39 Syihab, Tafsir Al- Misbah “Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al - Quran Vol 10.”", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com 983", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 89, "width": 443, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "then they are willing because the test is by Allah's permission 40 . With that faith, their hearts will be calm because they are sure that the test has been willed to happen 41 . Ibn Abbas explained that the meaning of calamity is the will of Allah; whoever is afflicted with calamity wants to be patient, surrender, and expect the pleasure of Allah, then Allah will guide his heart and replace it with something better 42 . In another of His words:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 176, "width": 408, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ىاذ هنِّإ ۚ ٓااهاأاْبْهن ناأ ِّلْبا ق نِّ م ٍبىاتِّك ِّفِ هلَِّإ ْمُكِّسُفناأ ِّٓفِ الَاو ِّضْراْلْٱ ِّفِ ٍةابيِّصُّم نِّم ابااصاأ ٓاام اكِّل", "type": "Text" }, { "left": 454, "top": 203, "width": 65, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٌيِّساي ِّهللَّٱ ىالاع", "type": "Picture" }, { "left": 79, "top": 233, "width": 442, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" There is no calamity that befalls the earth or yourself except that it was written in the Book (Lauhul Mahfuzh) before We created it. Surely that is easy for Allah.\" The purpose of calamities is to forge people not to despair. \"(Q.S. Al-Hadid:22)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 292, "width": 443, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Similar to the previous explanation, the lafadz mushibah mentioned is a general lafadz that covers all meanings and has no limitations. Still, a harf jar is a particular reason for all purposes. ٍةَبي ِصُّم نِم َباَصَأ آَم \" all calamities and disasters that befall ...\" Then, the calamities in this lafadz describe the accidents in general, and the casualties have been recorded in laul al-mahfudz .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 365, "width": 443, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Ibn Kathir, this verse tells about the destiny that Allah has determined over his creatures before creating everything. Ibn Kathir, quoted from Ibnu Jarir, had told me Jacob told us by Ibn Aliyah from Mansur Ibn Abdurrahman who said, \"When I sat with Hasan, suddenly came a man who asked this verse. So I asked him about it, and he replied: Subhanallah , who would doubt that all the calamities between the heavens and the earth were in the Book of Allah before Allah created humanity” 43 .", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 468, "width": 129, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In another of His words:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 484, "width": 408, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "۟اوهلاوا تا ياو ُلْبا ق نِّم اناارْماأ ٓاناْذاخاأ ْداق ۟اوُلوُقا ي ٌةابيِّصُم اكْبِّصُت نِّإاو ۖ ْمُهْؤُسات ٌةاناساح اكْبِّصُت نِّإ انوُحِّراف ْمُههو", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 552, "width": 442, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" If you receive any good, they become displeased with it; and if you are afflicted with any calamity, they say: \"We had previously attended to our affairs (not to go to war),\" and they turn away with joy .\" (Q.S. At-Taubah:50)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 611, "width": 442, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Al-Misbah, Quraysh Shihab quotes the opinion of Al- Biqa'i that this verse explains why Hellfire is reserved for hypocrites. The hypocrites", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 658, "width": 442, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Andri Nirwana AN et al., “Exploration of Wasatiyah Diction to Realize Sustainable Tolerance Between Religious Communities: A Study of the Translation of the Quran of the Ministry of Religious Affairs of The Republic of Indonesia,” Journal of Law and Sustainable Development 11, no. 12 (December 7, 2023): e2148, https://doi.org/10.55908/sdgs.v11i12.2148.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 706, "width": 399, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41 Ibnu Katsir, Tafsir Al- Qur’an Al - ’Azhim (Madinah: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam, 1993).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 719, "width": 443, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 Al Imam Abul Fidalsmail Ibnu Katsir Ad-Dimayqi, Tafsir Ibnu Katsir Juz 27 (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1993).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 175, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 Ad-Dimayqi, Tafsir Ibnu Katsir Juz 27 .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "984", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 442, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in their hearts are not happy if the prophet Muhammad wins in battle. Suppose the prophet Muhammad receives a minor disaster, such as during the war of Uhud. In that case, they say: \"Certainly we, before the fall of this calamity (the defeat of the battle of Uhud), had already taken measures regarding your affairs so that we did not obey him and did not follow him to go to war again. And the hypocrites continue to turn to their places with joy, due to the calamity obtained by the prophet Muhammad.\" 44", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 207, "width": 443, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Calamities are meant to befall people and it is forbidden to despair. It is emphasized in His word which reads:", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 234, "width": 442, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لٱ ِّرِّ شاباو ر ِّتىارامهثلٱاو ِّسُفناْلْٱاو ِّلىاوْماْلْٱ انِّ م ٍصْقا ناو ِّعوُْلْٱاو ِّفْواْلْٱ انِّ م ٍءْىاشِّب مُكهناوُلْ با نالاو انيِِّّبْىهص Meaning: \" (And indeed We shall try you with fear, hunger, want of wealth, souls and fruits). And give good news to those who are patient. \" (Q.S. Al-Baqarah:155)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 308, "width": 443, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In tafsir fi zhilal al-Qur'an, Sayyid Qutub explains that in this verse, Allah gives calamities in the form of fear, hunger, misery, and destruction of property, lives, and food. This disaster confirms the belief of those who believe that they do not despair of the catastrophe that has been given to them by being patient. Then the meaning of the verse, \"... and give good news to those who are patient \", namely people who are afflicted by calamities, say, \" inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ,\" which means we genuinely belong to Allah and will return to Him. Only with that can we be prejudiced when Allah sends calamities to us because our souls, wealth, and positions all belong to Allah, and all of them will return to Allah, so humans must surrender it all absolutely 45 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 455, "width": 443, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of al-Maraghi, all the sad events, such as abandoned loved ones, loss of property, and receiving a mild or severe illness, are all a disaster from Allah. When getting a disaster, they should be patient and give good news to those who say \" inna lillahi wa inna ilaihi raji'un \" because they are patient for the test inflicted on them as an expression of faith with the destiny of Allah that will indeed happen 46 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 543, "width": 194, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Calamity Resilience in the Qur'an", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 558, "width": 442, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Qur'an has provided solutions to humans in responding to calamities in this life by emulating the attitude and behavior of the prophet Muhammad so that they can address the problem of calamity wisely. In His words:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 588, "width": 442, "height": 110, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اهللَّٱ اراكاذاو ارِّخااءْلٱ امْوا يْلٱاو اهللَّٱ ۟اوُجْرا ي انااك نامِّ ل ٌةاناساح ٌةاوْسُأ ِّهللَّٱ ِّلوُسار ِّفِ ْمُكال انااك ْداقهل اًيِّثاك Meaning: \" Verily, there is in the Messenger of Allah a good example for you (i.e.) for those who hope for the mercy of Allah and the coming of the Last Day, and who mention Allah a lot. \" (Q.S. Al-Ahzab: 21)", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 323, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 M. Quraish Syihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 5 (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 731, "width": 279, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 Sayyid Qutb, Fi Zilal Al- Qur’an (Beirut: Dar asy-Syuruq, 1992).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 327, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi (Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1985).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com 985", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 443, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Al-hakim's hadith states that the Prophet said: \" Verily, I have left for you. If you hold fast to them, you will not be lost forever, namely the book of Allah and the sunnah of the messenger of Allah \" 47 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 134, "width": 443, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therefore, the author concludes several verses of the Qur'an that explain resilience in the face of calamities that befall humans, including (1) patience in Surah Al-Anbiya' verse 83 and Al-Baqarah verse 155, (2) repentance in Surah Al-A'raf verse 23 and Surah Al-Anbiya' verses 87-88, (3) tawakkal in Surah At-Taubah verse 51 and Ali Imran verse 173. The explanation of these verses is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 207, "width": 62, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Patience", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 221, "width": 443, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The word ربص in Arabic means steadfast, enduring, bearing, and preventing, while in terms of patience, it means maintaining oneself from the will and shara', preventing in narrowness. Patience can be interpreted as refraining from complaining about the calamities he received, except only to Allah SWT 48 . Some scholars argue that patience, according to Quraisy Syihab, can be interpreted as the ability of the self to restrain and limit its desires to obtain good things 49 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 310, "width": 442, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Abdul Mustaqim, patience is defined as an active nature. Patience is a positive attitude, so the word patience must be used in a positive context. Abdul Mustaqim quotes Q.S. Al-Baqarah verses 45 and 177, where these two verses indicate those who are patient 50 . According to Muhammad Abduh, in Surah Ali Imran, verse 200 talks about patience, steadfastness and readiness when fighting. Muhammad Abduh mentions that patience is in the face of illness 51 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 398, "width": 443, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Qur'an, patient behaviour has been described in Surah Al-Anbiya verse 83, which tells the story of the patience of Prophet Ayyub a.s when given a disaster in the form of a severe illness that has never been found.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 439, "width": 442, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ايِِّّحِىهرلٱ ُماحْراأ اتناأاو ُّرُّضلٱ اِّنِهسام ِّ نّاأ ٓۥُههبار ىىادانا ْذِّإ ابوُّياأاو It means: \" And (remember the story of) Job when he called upon his Lord: \"O my Lord, indeed I have been afflicted with a disease, and You are the Most Merciful of all merciful .\" (Q.S. Al- Anbiya’:83)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 528, "width": 442, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Ibn Kathir, this verse tells the story of prophet Ayyub, who had a lot of wealth, offspring, pets, and extensive plantation land. But all the entrustments disappeared, and prophet Ayyub was given a disaster in the form of a terrible pain that only left his tongue. This was the beginning of God giving a trial in the form of illness to Prophet Ayyub, but Prophet Ayyub responded to the situation patiently. Prophet Ayyub had a very patient attitude. This was told when God gave", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 645, "width": 265, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 Nasruddin Razak, Dienul Islam (Bandung: Al- ma’arif, 1981).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 658, "width": 440, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 M. Fajrul Munawwar, Konsep Sabar Dalam Al- Qur’an: Pendekatan Tafsir Tematik (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 682, "width": 443, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49 M. Quraish Syihab, Tafsir Al- Misbah “Pesan, Kesan Dan Keserasian Al - Qur’an” Vol 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 706, "width": 442, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 Abdul Mustaqim, Akhlak Tasawuf Lelaku Suci Menuju Recolusi Hati (Yogyakarta: Kaukaba, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 443, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51 Sehat Sultoni Dalimunthe, “Perspektif Al - Qur’an Tentang Pendidikan Akhlak,” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 39, no. 1 (2015): 148 – 66, https://doi.org/10.30821/miqot.v39i1.45.", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "986", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 442, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "trials to prophet Ayyub so that he lost valuable things he had, including wealth, wife, and children, until there was nothing left 52 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 442, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The story of Prophet Ayyub's patience is one example. It has many lessons and is a reminder and warning for Muslims. Allah has complete control over the creatures he created in the heavens and on earth. Allah has the will of everything, including choosing to take something valuable to humans. The wealth, family, health, and human lives that we have to belong to Allah and will return to Him because, in fact, in this world, there is nothing true except Allah.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 207, "width": 407, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is in line with the word of Allah in Surah Al-Baqarah verse 155 which reads:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 220, "width": 423, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِّلىاوْماْلْٱ انِّ م ٍصْقا ناو ِّعوُْلْٱاو ِّفْواْلْٱ انِّ م ٍءْىاشِّب مُكهناوُلْ با نالاو انيِِّّبْىهصلٱ ِّرِّ شاباو ر ِّتىارامهثلٱاو ِّسُفناْلْٱاو", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 250, "width": 442, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" (And indeed We will give you a trial, with some fear, hunger, lack of wealth, soul and fruit. And give glad tidings to those who are patient. \"(Q.S. Al- Baqarah:155)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 308, "width": 442, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Quraisy Syihab in the interpretation of al-Misbah, this verse explains the kinds of calamities that humans receive, among others, anxiety about something terrible that will happen. With this bit of hunger, the desire to eat but not find the food needed, and lack of wealth, souls, and fruits. If you get a disaster like that, don't grumble; face it with a patient attitude in the face of the test and convey good news to those who are patient 53 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 411, "width": 79, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Repentance", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 426, "width": 443, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Ibn Mandzur, repentance is the return of a person from disobedience to obedience to Allah 54 . The word taubat comes from the Arabic word taba, yatubu, taubatan which means arruju' (return). Taubat inhibits arrogance in one's soul and increases spiritual transcendental strength so that humans can be more resilient in carrying out their duties as leaders on earth.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 499, "width": 443, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Qur'an, there are several stories of prophets when they received calamities from Allah, namely when prophet Adam a.s. was expelled from heaven because he was provoked by the words of the devil as stated in Surah Al-A'raf verse 23, where prophet Adam repented for what he and his wife had done.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 555, "width": 443, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انيِّرِّسىاْلْٱ انِّم هنانوُكانال اانْاحِْرا تاو اانال ْرِّفْغا ت ْهلَّ نِّإاو ااناسُفناأ ٓاانْمالاظ اانه بار الَااق Meaning: \" They said: \"O our Lord, we have wronged ourselves, and if You do not forgive us and have mercy on us, then surely we shall be among the losers. \" (Q.S. Al- A'raf:23)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 644, "width": 442, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The disaster received by the prophet Adam and his wife began when Allah was angry with the devil, and he did not want to bow down to Adam as a form of respect, and as a result, the devil was expelled from heaven. The devil took a grudge against", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 253, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52 Katsir, Tafsir Al- Qur’an Al - ’Azhim . 53 Syihab, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al- Qur’an . 54 Mandzur Ibn, Lisan Al-Arab (Beirut: Daru Shadir, 1990).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "987", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 442, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adam and plotted to trap Adam and his wife into breaking Allah's rules by eating the fruit of Khuldi. This is stated in the Qur'an in Surah Al-A'raf verse 22.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 117, "width": 447, "height": 128, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ااقِّفاطاو اامُُتُىاءْواس اامُالَ ْتاداب اةاراجهشلٱ ااقااذ اهمالا ف ۚ ٍروُرُغِّب اامُهى ىهلاداف ۖ ِّةهناْلْٱ ِّقاراو نِّم اامِّهْيالاع ِّناافِّصْايَ ٌّوُداع اامُكال انىاطْيهشلٱ هنِّإ ٓاامُكهل لُقاأاو ِّةاراجهشلٱ اامُكْلِّت ناع اامُكاْنْاأ ْالَّاأ ٓاامُُّبِار اامُهى ىادانااو ٌيِّبُّم Meaning: So the devil lured them both (to eat of the fruit) by deceit. When they had tasted the fruit of the tree, their nakedness became apparent to them, and they began to cover themselves with the leaves of Paradise. Then their Lord called out to them: \"Did I not forbid you both from the tree and say to you: \"The shaitan is a real enemy to you both? \"(Q.S. Al- ‘Araf:22)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 263, "width": 443, "height": 173, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Then Allah called out to them both, \" Did I not forbid you both from the tree and tell you that the shaitan is a real enemy to you both? \". Adam and Hawa deeply regretted their carelessness and immediately repented to Allah. Their repentance was accepted, but as a reward for their sin, Allah punished them by sending them both down from heaven 55 . And that was a form of calamity for the prophet Adam. According to Quraisy Syihab, verse 23 is the repentance of the prophet Adam and his wife. Both of them repented regretfully with the phrase \" we have wronged ourselves \" as a result of violating Allah's prohibition by approaching the kuldi fruit with the whisper of the devil. The scholars stated that this verse is Allah's teaching to prophet Adam and his wife to ask Allah for it, so this implies that the repentance accepted by Allah is a true and sincere repentance and by the culprit is realised as a threat of misery if not granted by Allah 56 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 438, "width": 443, "height": 187, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Imam At-Thabari, in his interpretation, the meaning of the words \" oppressing ourselves \" is a sentence of regret for doing bad things that harm themselves. This shows that when someone does something terrible, it will hurt him. At the end of the verse, he also asks that his repentance be accepted with the phrase \" wa tarhamna lanakunanna minal khosirin ,\" indicating that if the repentance of the prophet Adam and his wife is not accepted, then they will become slaves of loss 57 . In the Qur'an, Surah Al-Anbiya' verses 87-88, it is explained that Prophet Yunus received a disaster in the form of a rebuke from Allah, namely being eaten by a whale; some mufassirs describe that this disaster occurred because he left his people without Allah's permission. He was then swallowed by a large fish, so while in the belly of the fish, the prophet Yunus lived in narrowness and distress 58 . ٓهلَِّإ اهىالِّإ ٓهلَ ناأ ِّتىامُلُّظلٱ ِّفِ ىىاداانا ف ِّهْيالاع ارِّدْقه ن نهل ناأ هناظاف اًبِّضىاغُم اباههذ ذِّإ ِّنوُّنلٱ ااذاو اكانىاحْبُس اتناأ", "type": "Text" }, { "left": 432, "top": 622, "width": 87, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ايِّمِّلىهظلٱ انِّم ُتنُك ِّ نِّّإ", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 649, "width": 442, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: “ And (remember the story of) Dzun Nun (Yunus), when he went out in anger, and he thought that We would not make it difficult for him, so he cried out in", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 706, "width": 406, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55 Abdul Karim Zaidan, Al-Mustafad Min Qasas Al-Quran , Mu’assasah Al -Risalah (Beirut, 2013).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 334, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56 M. Quraish Syihab, Tafsir Al-Mishbah Jilid 05 (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 731, "width": 289, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57 Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 120, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 Syihab, Tafsir Al-Misbah .", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "988", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 442, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a state of great darkness: \"There is no God but You. Glory be to You, indeed I am of the wrongdoers \".(Q.S. Al- Anbiya’:87)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 134, "width": 443, "height": 144, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the brief interpretation of the Ministry of Religious Affairs, this verse explains when the prophet Yunus left his people in a state of anger because his people turned away from him and did not want to accept the teachings of Allah when he preached to them. When prophet Yunus left and wanted to take a boat, the boat's weight was too heavy, so someone had to be thrown into the sea. After drawing three lots, Yunus was thrown into the sea, and Allah immediately brought a fish to swallow him alive. While in the belly, Yunus repented and prayed, \" There is no god but you, holy are you. I am indeed one of the wrongdoers, \" because Yunus was angry and left the people whom Yunus was supposed to preach to 59 . In the next verse, God forgives the sin of the prophet Yunus.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 261, "width": 442, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ايِّنِّمْؤُمْلٱ ىِّ ج ُنَ اكِّلىاذاكاو ۚ ِّ ماغْلٱ انِّم ُهىانْ يهانَاو ۥُهال اانْ باجاتْسٱاف Meaning: \" So We have answered his prayer and saved him from grief. And thus We save those who believe. \"(Q.S. Al- Anbiya’:88)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 352, "width": 443, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the brief interpretation of the Ministry of Religion, this verse explains that Allah accepted the repentance of the prophet Yunus because he repented sincerely and realised his mistakes. Hence, Allah granted and saved the prophet Yunus from disaster (swallowed by a whale) and his sadness 60 . A person who repents to Allah realises that he has done wrong and sinned, then promises to Allah not to repeat these actions 61 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 455, "width": 443, "height": 129, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Tawakkal The word \" tawakkal \" is taken from the Arabic لكوتلا from the root word ,لكو which means weak. The term \" tawakkal \" means to hand over or represent. The word tawakkal can also be interpreted as submitting all matters, endeavours, and efforts made to Allah and surrendering entirely to Allah to obtain benefits or reject harm 62 . Tawakal is an attitude of surrender to Allah SWT after making maximum efforts and accepting the decree of Allah SWT. This attitude is based on the realisation that destiny comes from Allah SWT, that what does not happen is His will, and what happens according to our wishes is also His will 63 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 587, "width": 442, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Quraisy Shihab, tawakal is when someone delegates another person for a matter. He has made it himself to manage the case so that the empowered does what the one who gave him the representation wants. In the above meaning, making Allah one's representative or delegating to Allah means leaving all matters to", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 658, "width": 442, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59 Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir Ringkas Kemenag (Jakarta: Lajnah Pentashihahn Mushaf Al- Qur’an, 2016).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 682, "width": 166, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 Indonesia, Tafsir Ringkas Kemenag .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 442, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61 Lahmuddin, “Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami,” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 36, no. 2 (2012): 388 – 408, https://doi.org/10.30821/miqot.v36i2.124.", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 333, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 DEPDIKNAS, Ensiklopedi Islam, Juz 5 (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2003).", "type": "Footnote" }, { "left": 79, "top": 731, "width": 442, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 Alfiyatul Azizah, “Pandemi Dan Pertahanan Mental Spiritual Perspektif Imam Qusyairi,” Studi Islam Di Era 4.0 Dalam Perspektif Multidisiplin 1 (2022): 35 – 46.", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "989", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 442, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Him. He is the one who will and acts by the \"will\" of the person who entrusted the representation to Him 64 .", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 120, "width": 348, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Qur'an tawakkal is mentioned in Surah At-Taubah verse 51.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 132, "width": 443, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انوُنِّمْؤُمْلٱ ِّلهكاوا تا يْلا ف ِّهللَّٱ ىالاعاو ۚ اانى ىالْوام اوُه اانال ُهللَّٱ اباتاك اام هلَِّإ ٓاانا بيِّصُي نهل لُق Meaning: \" Say: \"Never will anything happen to us except what Allah has decreed for us. He is our Protector, and to Allah alone should the believers put their trust \".(Q.S. At-Taubah:51)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 220, "width": 442, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Tafsir Al-Misbah, this verse is related to the previous verse. Verse 50 explains that the disaster received by Muslims in the battle of Uhud is the destiny of Allah and the attitude of the hypocrites when Muslims get the disaster. Verse 51 explains about putting your trust in Allah. Trusting in Allah requires a person to believe that Allah is the one who realises everything that happens in the universe, as he must make his will and actions in line with Allah's will and provisions. A Muslim must strive, but simultaneously, he must seek and surrender to Allah. He must fulfil his obligations and await the results as Allah's will and decree 65 .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 338, "width": 442, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From this, it is clear that the Qur'ān, with its command to have faith when facing a calamity, is not encouraging people not to try or to ignore the laws of cause and effect. The Qur'ān only wants its people to live in reality, and there is no point in dwelling in sadness if that reality cannot be changed.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 396, "width": 442, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Surah Ali Imran verse 173 also explains the attitude of tawakkal in facing calamities, namely:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 412, "width": 408, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اانُ بْساح ۟اوُلااقاو اًنىايِّإ ْمُهاداازا ف ْمُهْواشْخٱاف ْمُكال ۟اوُعااجَ ْداق اساهنلٱ هنِّإ ُساهنلٱ ُمُالَ الااق انيِّذهلٱ ُهللَّٱ", "type": "Text" }, { "left": 464, "top": 451, "width": 55, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُليِّكاوْلٱ امْعِّناو", "type": "Picture" }, { "left": 79, "top": 481, "width": 442, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaning: \" Those (who obey Allah and the Messenger) to whom some say: \"Verily the people have gathered an army to attack you, so fear them,\" so that word increases their faith and they say: \"Sufficient is Allah to be our Helper and Allah is the best of protectors .\" (Q.S. Ali Imran:173)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 539, "width": 443, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Ibn Kathir explained by quoting from Ibn Abbas, the verse \" enough is Allah to be our helper and Allah is the best protector \" is a prayer from the prophet Ibrahim when he got a disaster that he would be thrown into the fire by king Namrud 66 . And when put into the fire, Prophet Ibrahim was safe without looking like a burned person. This is also explained in the Qur'an Surah Al-Anbiya' verse 69.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 610, "width": 440, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اميِّهىارْ بِّإ ٓىىالاع اًمىالاساو اًدْرا ب ِّنّوُك ُراانىاي اانْلُ ق Meaning: We said: \"Let the fire cool down, and let Ibrahim be saved \".(Q.S. Al- Anbiya’:69)", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 146, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 Syihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 5 .", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 731, "width": 323, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65 M. Quraish Syihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 8 (Jakarta: Lentera Hati, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 341, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com 990", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 446, "height": 129, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the interpretation of Al-Misbah, this verse is a form of amr takwiniy (command embodiment) so that the fire becomes cold, and the nature of the fire that is initially hot and burning makes it hard. Still, if it is too cold, it will be dangerous if it exceeds the limit, and then the command to be cruel is accompanied by an order to be salvation for Prophet Ibrahim 67 . From the verse, it can be said that when Prophet Ibrahim was faced with a disaster that could take his life, he put his trust in Allah, enduring everything that happened in the future, only hoping for Allah. One form of Prophet Ibrahim's efforts to survive the disaster was to pray to Allah: \" Allah is enough to be our helper, and Allah is the best of protectors. \" After that, he put his trust in Him.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 237, "width": 84, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 251, "width": 442, "height": 203, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the research that has been done, the author concludes that resilience is the resilience of a human being to face times of difficulty and live his life more positively and away from negative words in undergoing times of difficulty. The causes of calamities are divided into 3: those that occur because of their sins, accidents that occur because of Allah's permission (destiny), and mishaps that are sent to humans so that they do not despair in living in the world. Patience is the first resilience in dealing with accidents; this exemplary attitude is told when prophet Ayyub has a lot of wealth, offspring, and vast plantations, but Allah sends down calamities in the form of severe illness and takes valuable things for him until nothing is left. The second resilience is repentance; this attitude of repentance is told when the prophet Adam and his wife were expelled from heaven to earth by praying, explained in Surah Al- 'Araf verse 23. The third resilience is tawakkal, an attitude of tawakkal that is told when King Namrud burned Prophet Ibrahim. When burnt, Prophet Ibrahim surrendered himself to Allah entirely by saying, \" Hasbunallah wa ni'mal wakil .\"", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 486, "width": 78, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LITERATURE", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 501, "width": 443, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdoulaye, Bamba, Yahya Fathur Rozy, and Ahmadou Siendou Konate. “MUHAMMAD IBN ABDUL WAHHAB’S PERSPECTIVE ABOUT THE VERSES OF THE QUR’AN REGARDING THE SCIENCE OF THEOLOGY.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 15, 2023): 57 – 74. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2913.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 574, "width": 443, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abulmajd, Abdurrahman. “WHAT IS THE MODEL OF MUSLIM RELATIONS WITH THE KAABA FROM THE PERSPECTIVE OF THE QUR’AN.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 16, 2023): 107 – 45. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3583.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 632, "width": 443, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ad-Dimayqi, Al Imam Abul Fidalsmail Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir Juz 27 . Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 662, "width": 442, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahdiat, Adi. “Ada 3 Ribu Bencana Di Indonesia Sampai Awal Oktober 2023, Banjir Terbanyak.” databoks, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 691, "width": 443, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi . Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1985. Al-Qurthubi. Al- Jami’ Li Ahkam Al - Qur’an . al-Qahirah: Dar al-Kutub al-Mishriyyah,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 743, "width": 146, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 Syihab, Tafsir Al-Misbah Jilid 8 .", "type": "Footnote" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "991", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 391, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1964. Al-Raziy. Makhtar As_Shihah . Bairut: Maktabah Libnan an-Nasyirun, 1995.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 443, "height": 56, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alhaj, Ali Albashir Mohammed. “Exploring Syntactic and Cultural Problems Faced By Translators in Translating the Quranic Arabic Hope Word L-Amalu ْلاأَمَل in Surahs Al-Hijr and Al- Kahf Into English.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 2, no. 2 (2023): 116 – 33. https://doi.org/10.23917/qist.v2i2.1679.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 178, "width": 443, "height": 85, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AN, Andri Nirwana, Sufian Suri, Sayed Akhyar, Muhammad Amin, Syamsul Hidayat, and Didi Junaedi. “Exploration of Wasatiyah Diction to Realize Sustainable Tolerance Between Religious Communities: A Study of the Translation of the Quran of the Ministry of Rel igious Affairs of The Republic of Indonesia.” Journal of Law and Sustainable Development 11, no. 12 (December 7, 2023): e2148. https://doi.org/10.55908/sdgs.v11i12.2148.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 266, "width": 331, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ath-Thabari. Tafsir Ath-Thabari . Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 281, "width": 443, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizah, Alfiyatul. “Pandemi Dan Pertahanan Mental Spiritual Perspektif Imam Qusyairi.” Studi Islam Di Era 4.0 Dalam Perspektif Multidisiplin 1 (2022): 35 – 46. Dalimunthe, Sehat Sultoni. “Perspektif Al - Qur’an Tentang Pendidikan Akhlak.”", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 325, "width": 419, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 39, no. 1 (2015): 148 – 66. https://doi.org/10.30821/miqot.v39i1.45.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 354, "width": 383, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DEPDIKNAS. Ensiklopedi Islam, Juz 5 . Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 369, "width": 443, "height": 70, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadli, Nazar. “CONTRIBUTION OF ACEHNESE SCHOLARS TO THE DEVELOPMENT OF QURANIC EXEGESIS IN INDONESIA: A STUDY OF TENGKU MUHAMMAD HASBI ASH- SHIDDIEQY AND HIS WORK ‘TAFSIR AN- NUUR.’” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 5, 2023): 1 – 22. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3381.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 442, "width": 440, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fū, Muhammad. “Ad „Abd Al - Bāqi. Al - Mu’jam Al - Mufahras Li Alfāz Al - Qur’ān Al - Karīm.” Bairut: Dār al -Fikr, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 471, "width": 443, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendriani, W. “Resiliensi Psikologis Sebuah Pengatar (Edisi Pert).” Prenada Media Group , 2018.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 501, "width": 292, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ibn, Mandzur. Lisan Al-Arab . Beirut: Daru Shadir, 1990.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 515, "width": 443, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, Kamus Besar Bahasa. “Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.” Jakarta: Balai Pustaka , 2005.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 559, "width": 443, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, Kementrian Agama Republik. Tafsir Ringkas Kemenag . Jakarta: Lajnah Pentashihahn Mushaf Al- Qur’an, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 589, "width": 443, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jazuli, Ahzami Samiun. Kehidupan Dalam Pandangan Al- Qur’an . Depok: Gema Insani, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 618, "width": 443, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Katsir, Ibnu. Tafsir Al- Qur’an Al - ’Azhim . Madinah: Maktabah al-Ulum wa al-Hikam,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 632, "width": 28, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1993.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 647, "width": 443, "height": 41, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "——— . Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 . Bogor: Pustaka Imam Asy- Syafi’i, 2001. Kementerian Agama, R I. Al- Qur’an Dan Terjemahnya (Edisi Yang Disempurnakan) . Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi , 2011.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 691, "width": 443, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lahmuddin. “Psikoterapi Dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islami.” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman 36,", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 706, "width": 175, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "no. 2 (2012): 388 – 408.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 720, "width": 214, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30821/miqot.v36i2.124.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 735, "width": 443, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mariani, Barita Ulina. “Faktor -Faktor Personal Sebagai Prediktor Terhadap Resiliensi", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com 992", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 90, "width": 419, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perawat Di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.” The Indonesian Journal of Infectious Diseases 1, no. 01 (2013): 14 – 21.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 443, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morie, Muhammad Abdul Ghaniy. “Musibah Dalam Al - Qur’an.” Fakultas Ushuluddin, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 149, "width": 442, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammadiyah, Majelis Tarjih PP. “Musibah Dan Bencana, Pertanda Allah Murka?,”", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 164, "width": 30, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2022.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 178, "width": 443, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munawwar, M. Fajrul. Konsep Sabar Dalam Al- Qur’an: Pendekatan Tafsir Tematik . Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 207, "width": 443, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia . Surabaya: Pustaka Progresif , 1997.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 237, "width": 443, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muslim, Musthafa. Mabahits Fi Al-Tafsir Al- Maudhu’i . Damaskus: Dar al-Qalam, 1989. Mustaqim, Abdul. Akhlak Tasawuf Lelaku Suci Menuju Recolusi Hati . Yogyakarta: Kaukaba, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 281, "width": 347, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. “Metode Penelitian Al - Qur’an Dan Tafsir.” idea press, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 295, "width": 322, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qutb, Sayyid. Fi Zilal Al- Qur’an . Beirut: Dar asy-Syuruq, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 310, "width": 305, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Razak, Nasruddin. Dienul Islam . Bandung: Al- ma’arif, 1981.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 325, "width": 443, "height": 85, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridha, Ismu, Manshur Mahmud Abu Zinah, Muhibbul Subhi, and M. Nasir. “THE QUR’AN’S STATEMENT ABOUT THE ETIQUETTE OF DEALING WITH THE HOLY QUR’AN FROM SAYYID QUTB’S PERSPECTIVE IN HIS INTERPRETATION OF (ADH- DHILAL): AN ANALYTICAL STUDY.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 13, 2023): 40 – 56. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2874.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 413, "width": 443, "height": 70, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romadhona, Azizah, Muhamad Subhi Apriantoro, and Laila Muhammad Rasyid. “EXPLORING THE DISTINCTIVE FEATURES OF INDONESIAN TAFSIR AL - QURAN: A STUDY OF SHEIKH ABDUL LATIF SYAKUR’S AD - DA’WAH WA AL - IRSYĀD ILĀ SABĪLI AR - RASYĀD.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 16, 2023): 91 – 106. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2912.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 486, "width": 443, "height": 56, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rozy, Yahya Fathur, Anass Benichou, and Nagoor Gafoordeen. “THE HERMENEUTICS INFLUENCE ON FEMINIST EXEGESIS: A CASE STUDY ON AMINA WADUD.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 2, no. 3 (October 7, 2023): 369 – 81. https://doi.org/10.23917/qist.v2i3.2908.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 545, "width": 443, "height": 56, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rozy, Yahya Fathur, Yohei Matsuyama, and Dina Sijamhodžić - Nadarević. “THE DEVELOPMENT OF QUR’AN COMMENTATORS’ REQUIREMENTS: FROM THE AFFIRMATIVE ERA TO THE REFORMATIVE ERA.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 589, "width": 419, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15, 2023): 75 – 90. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.2910.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 618, "width": 443, "height": 100, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sule, Muhammad Maga. “RESPONSE TO MUSLIMS DA’WAH ACTIVITIES’ BY NON - MUSLIMS IN AKWANGA AND NASSARAWA EGGON LOCAL GOVERNMENT AREAS OF NASARAWA STATE, NIGERIA.” QiST: Journal of Quran and Tafseer Studies 3, no. 1 (December 5, 2023): 23 – 39. https://doi.org/10.23917/qist.v3i1.3110. Syihab, M. Quraish. Al- Qur’an Dan Maknanya . Tangerang: Lentera Hati, 2010. Syihab, M. Quraish. Fatwa-Fatwa Seputar Al- Qur’an Dan Hadis . Bandung: Mizan, 1999.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 720, "width": 440, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syihab, M. Quraish . “Musibah Dalam Perspektif Al - Qur’an.” Dalam Jurnal Study Al-", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 735, "width": 115, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qur’an 1, no. 1 (2006).", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 440, "height": 21, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 7 No. 2 (2024) P-ISSN : 2614-4883 ; E-ISSN : 2614-4905 AL-AFKAR: Journal for Islamic Studies https://al-afkar.com", "type": "Page footer" }, { "left": 295, "top": 786, "width": 28, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "993", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 39, "width": 216, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam Aji Cahyono, Alfiyatul Azizah, Andri Nirwana AN, Fuadi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 49, "width": 153, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resilience to Calamity in Qur'anic Perspective", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 443, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syihab, M. Quraish. Pesan, Kesan Dan Keserasian Al- Qur’an . Vol 1. Jakarta: Lentera Hati, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 120, "width": 443, "height": 99, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah . Jakarta: Lentera Hati, 2009. Syihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Jilid 5 . Jakarta: Lentera Hati, 2007. Syihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Jilid 8 . Jakarta: Lentera Hati, 2007. Syihab, M. Quraish. Tafsir Al- Misbah “Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al - Quran Vol 10.” Jakarta: Lentera Hati, 2007. Syihab, M. Quraish. Tafsir Al- Misbah “Pesan, Kesan Dan Keserasian Al - Qur’an” Vol 1 . Jakarta: Lentera Hati, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 222, "width": 387, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah Jilid 05 . Jakarta: Lentera Hati, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 237, "width": 443, "height": 56, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahid, Abd., Mazlan Ibrahim, Bukhori Abdul Shomad, Andri Nirwana AN, and Damanhuri Damanhuri. “UTILIZING ZUHD HADITHS FOR UPPER -CLASS CRIME PREVENTION.” Jurnal Ilmiah Islam Futura 23, no. 2 (August 4, 2023): 263 – 82. https://doi.org/10.22373/jiif.v23i2.17353.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 295, "width": 443, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahidah, Evita Yuliatul. “Resiliensi Perspektif Al Quran.” Jurnal Islam Nusantara 2, no. 1 (2020): 105 – 20.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 325, "width": 443, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaidan, Abdul Karim. Al-Mustafad Min Qasas Al-Quran . Mu’assasah Al -Risalah . Beirut, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 354, "width": 443, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan . Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2008.", "type": "Text" } ]
a3321b6a-c9bc-b328-10c9-4a306e77aab0
https://e-journal.unair.ac.id/DC/article/download/49217/28866
[ { "left": 209, "top": 97, "width": 251, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DARMABAKTI CENDEKIA: Journal of Community Service and Engagements", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 136, "width": 170, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.e-journal.unair.ac.id/index.php/DC", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 54, "width": 339, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 76, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A K", "type": "Section header" }, { "left": 425, "top": 711, "width": 104, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Bantul; Edukasi Kesehatan; Hipertensi; Seledri; Tekanan Darah", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 347, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar belakang: Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah yang lebih dari ambang batas yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskuler. Hasil observasi pada masyarakat Padukuhan Jomblangan, Bantul terdapat 36 penderita hipertensi dengan faktor penyebab utama adalah kurangnya pengetahuan dan aktivitas fisik. Hipertensi tidak hanya terjadi pada usia lanjut namun juga pada individu dengan usia produktif. Apabila tidak dilakukan intervensi kesehatan maka angka penderita akan semakin meningkat. Tujuan: Mendorong kepedulian masyarakat mengenai pencegahan hipertensi melalui kegiatan pemeriksaan tekanan darah dan edukasi kesehatan. Metode: Sasaran kegiatan yaitu masyarakat penderita hipertensi di Padukuhan Jomblangan, Bantul. Pelaksanaan kegiatan melalui metode edukasi kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah, serta penanaman tanaman seledri sebagai tanaman penurun hipertensi. Edukasi kesehatan dilakukan dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Olah data dari hasil pemeriksaan tekanan darah dilakukan dengan membandingkannya dengan standar dari Kementerian Kesehatan. Hasil: Terdapat 13 orang yang masuk dalam kategori hipertensi tingkat 2 dan 11 orang yang terindentifikasi hipertensi tingkat 1. Masyarakat terdorong untuk melakukan pencegahan hipertensi melalui aktivitas fisik dan konsumsi selederi serta menanam seledri di rumah sebagai tanaman obat keluarga. Kesimpulan: Stakeholder dan Puskesmas perlu merevitalisasi Posbindu sebagai upaya pencegahan PTM. Selanjutnya, masyarakat dapat mengkonsumsi seledri sebagai tanaman obat keluarga sebagai upaya dalam menurunkan hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 342, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements p-ISSN: 2657-201X; e-ISSN: 2657-1099 DOI : 10.20473/dc.V6.I1.2024.50-56 Open access under Creative Commons Attribution-Non Comercial-Share A like 4.0 International License (CC-BY-NC-SA)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 338, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNDERSTANDING THE DANGERS OF HYPERTENSION IN THE PRODUCTIVE AGE THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 367, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MEMAHAMI BAHAYA HIPERTENSI PADA USIA PRODUKTIF MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT", "type": "Section header" }, { "left": 446, "top": 192, "width": 33, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scope:", "type": "Table" }, { "left": 446, "top": 206, "width": 32, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 488, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoiriyah Isni 1* , Silvia Nur Laily 1 , Iffah Auliya 1 , Tiara Widyapuspita 1 , Erviana Nur Aziziah 1 , Mukhamat Solikhin 1 , Muhamad Fikri Wahyudi 1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 479, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan - Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 86, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 426, "top": 316, "width": 100, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 346, "height": 192, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: Elevated blood pressure above the threshold is known as hypertension and is a contributing factor to cardiovascular disease. Lack of knowledge and inadequate physical activity were identified as the main factors contributing to hypertension among 36 individuals in the Padukuhan Jomblangan community of Bantul. This phenomenon occurs not only in old age but also in individuals of productive age. If health intervention is not carried out, sufferers may increase. Objective: To encourage public awareness regarding the prevention of hypertension through blood pressure-checking activities and health education. Method: This program aims to assist individuals with hypertension in Padukuhan Jomblangan, Bantul. To address hypertension, the program utilized health education, blood pressure screenings, and the incorporation of celery plants into family gardens. Health education is carried out through lectures, discussions and questions and answers. Data from blood pressure examinations is processed by comparing it with standards set by the Ministry of Health. Results: 13 people were identified as having level 2 hypertension, and 11 people were identified as having level 1 hypertension. The community was motivated to combat high blood pressure through physical activity, celery consumption, and growing celery at home for its medicinal properties. Conclusion: Stakeholders and Community Health Centers must revitalize NCDs Health Program to prevent NCDs. Furthermore, people can add celery as a family medicinal plant to reduce hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 336, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recieved 01 February 2024", "type": "Table" }, { "left": 426, "top": 346, "width": 86, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revised 20 February 2024 Accepted 09 April 2024 Online 11 June 2024", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 381, "width": 113, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Correspondence ( Korespondensi ): Khoiriyah Isni", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 405, "width": 97, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 483, "width": 103, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Bantul; Health Education; Hypertension; Celery; Blood Pressure", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 74, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 242, "height": 674, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Tidak Menular (PTM) atau dapat dikatakan sebagai penyakit degeneratif menjadi salah satu penyumbang angka kesakitan dan kematian yang tinggi secara global. Penyakit ini tidak bisa ditularkan dari individu satu ke individu lainnya dan membutuhkan waktu yang cukup Panjang dalam perkembangannya. PTM menyerang individu diberbagai usia dan menyebabkan angka mortalitas yang tinggi diberbagai negara. Penyakit yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah seperti penyakit kardiovaskuler, gula darah, lipid darah dan obesitas, serangan jantung, stroke, dan sebagainya merupakan jenis-jenis PTM yang sering dialami oleh individu (Kementerian Kesehatan RI, 2022). Tekanan darah yang berasal dari jantung sangat berperan penting pada sistem peredaran tubuh manusia. Salah satu fungsinya adalah memompa darah keseluruh bagian tubuh. Tekanan darah dikatakan diatas batas normal atau hipertensi, jika tekanan sistolik melebihi 140 mmHg dan tekanan diastolik pada angka 90 mmHg (Kementerian Kesehatan RI, 2018b). Hipertensi termasuk dalam salah satu jenis PTM dan tidak diketahui apabila tidak dilakukan pemeriksaan tekanan darah. Penderita hipertensi akan mengalami gejala-gejala yang muncul sebelum terjadi komplikasi dan berujung pada kematian (Zainuddin et al ., 2022). World Health Organization (WHO) melaporkan kurang lebih 1,13 Miliar orang mengalami hipertensi. Berdasarkan angka tersebut dapat diartikan bahwa terdapat satu dari tiga orang di dunia yang terdiagnosis hipertensi namun tidak menyadarinya. Sementara itu, jumlah penderita hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya dan diproyeksikan pada tahun 2025, jumlahnya akan menyentuh angka 1,5 miliar. Selanjutnya diprediksi 10,44 juta jiwa dapat meninggal karena hipertensi dan penyakit penyerta lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Angka nasional prevalensi hipertensi sebesar 8,8% lebih rendah dibandingkan dengan angka prevalensi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu 11,01%. Oleh karena itu, angka ini menjadikan DIY menduduki peringkat empat tertinggi kasus hipertensi (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018). Penyakit hipertensi juga termasuk ke dalam salah satu dari sepuluh besar penyebab kematian di wilayah DIY dalam beberapa tahun terakhir. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Rumah Sakit Tahun 2021 menemukan sejumlah 8.446 kasus rawat inap dan 45.115 kasus rawat jalan dengan keluhan hipertensi. Secara keseluruhan, estimasi penderita hipertensi berjumlah 251.100 kasus pada usia lebih dari 15 tahun, sedangkan yang mendapatakan intervensi Kesehatan hanya", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 77, "width": 243, "height": 254, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50,5% (Dinas Kesehatan DIY, 2022). Sementara itu, di Kabupetan Bantul, jumlah orang terduga hipertensi di Kabupaten Bantul tahun 2022, Jumlah penderita hipertensi terbanyak ada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 67,8% atau 26.479 orang dan laki-laki sebanyak 32.2% atau 12.574 (Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2022). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada masyarakat RT 09 dan RT 11 Padukuhan Jomblangan, Bantul, terdapat 36 warga yang menderita penyakit hipertensi, yang diduga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dan aktivitas fisik. Hasil studi pendahuluan menyebutkan bahwa kejadian hipertensi tidak hanya diderita oleh usia lanjut, namun terjadi juga pada kelompok usia produktif. Hal ini dipicu oleh kesibukan dan tingginya mobilitas serta aktivitas kelompok tersebut sehingga menunjukkan perilaku yang tidak sehat, seperti perilaku merokok dan kurangnya aktivitas fisik.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 641, "width": 244, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sektor akademisi yaitu perguruan tinggi yang dapat bersinergi dengan masyarakat guna meningkatkan pengetahuan melalui kegiatan edukasi berbasis kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan salah satu cara untuk menambah pengetahuan informasi bagi masyarakat. Edukasi bertujuan untuk membuat masyarakat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik mental, fisik dan sosial. Harapannya masyarakat dapat mencapai kemandirian dalam mewujudkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 50, "width": 432, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al . | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56 51", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 329, "width": 244, "height": 314, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat baik yang memiliki hubungan secara langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak hanya tanggung jawab instansi kesehatan atau pemerintah setempat saja. Kesehatan memiliki hubungan dan dampak besar dalam semua sektor kehidupan, seperti sektor p endidikan, sosial, ekonomi, dan lainnya. Seluruh sektor kehidupan tersebut tidak akan berjalan apabila individu atau masyarakat tidak memiliki derajat k esehatan yang tinggi. Keterlibatan seluruh pihak mulai dari individu hingga pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk memperbaiki sistem dan merubah pola hidup sehat masyarakat sehingga tercipta masyarakat mandiri, sehat, dan berdaya (Hayadi, 2021). CERDIK merupakan program pemerintah yang berfokus apda upaya penurunan angka kejadian hipertensi melalui perubahan perilaku yaitu Cek Kesehatan Rutin, Enyahkan Rokok, Rajin Aktivitas Fisik, Diet Seimbang, Istirahat C ukup, dan Kelola Stress (P2PTM Kemenkes RI, 2018) . Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh fasilitas layanan Kesehatan saja, namun juga didukung dari sektor akademisi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 240, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hidup sehat dan mendorong penggunaan sarana kesehatan yang tepat (Notoatmodjo., 2012). Berbagai studi melaporkan bahwa melalui kegiatan edukasi dan promosi kesehatan menunjukkan Tingkat keberhasilan program yang baik dalam penatalaksanaan dan pencegahan PTM (Athbary et al ., 2023; Hariawan and Pefbrianti, 2020; Maliangkay et al ., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 42, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 246, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode kegiatan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah dan edukasi kesehatan mengenai pencegahan hipertensi melalui penanaman seledri. Kegiatan edukasi atau pendidikan kesehatan yang dilakukan antara lain pemberian materi dari ahli kepada peserta kegiatan. Materi yang diberikan mengenai prevalensi, definisi, gejala, klasifikasi, faktor risiko, dan pencegahan serta tips pengendalian hipertensi yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat, yaitu menanam seledri ditingkat rumah tangga agar dapat dikonsumsi sebagai penurun tekanan darah. Metode ceramah yaitu proses transfer pengetahuan mengenai topik hipertensi dari narasumber kepada sasaran, sedangkan sesi diskusi bertujuan untuk menggali pemahaman peserta mengenai topik yang disampaikan oleh pemateri (Sumarsih and Wirdati, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 513, "width": 248, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah. Bagi individu yang memiliki risiko tinggi terhadap kejadian hipertensi maka akan dirujuk ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih memadai. Sedangkan, evaluasi terhadap kegiatan edukasi kesehatan dilakukan melalui proses diskusi dan tanya jawab untuk mengetahui gambaran umum tingkat pemahaman peserta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 641, "width": 123, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 247, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mendorong kepedulian masyarakat mengenai pencegahan hipertensi melalui kegiatan pemeriksaan tekanan darah dan edukasi kesehatan. Sasaran kegiatan yaitu masyarakat Padukuhan Jomblangan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul yang memiliki penyakit hipertensi sebanyak 30 orang. Adapun metode pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 77, "width": 246, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahap Pemeriksaan Tekanan Darah Tahap ini peserta kegiatan melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum diberikan materi edukasi Kesehatan (Gambar 1). Tujuannya adalah masyarakat dapat mengetahui tekanan darahnya sehingga meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatannya sendiri. Kementerian Kesehatan RI menjelaskan terdapat berbagai manfaat melakukan pemeriksaan tekanan darah, yaitu membantu diagnosis penyakit sedini mungkin, mengantisipasi risiko maupun keparahan hipertensi, mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung, dan untuk mengevaluasi pengobatan yang sedang dijalani oleh individu (Kementerian Kesehatan RI, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 428, "width": 179, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pemeriksaan Tekanan Darah", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 613, "width": 242, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Edukasi Kesehatan Mengenai Hipertensi Tanda paling umum dari penyakit hipertensi yaitu meningkatnya tekanan darah pada pembuluh arteri, sehingga dapat dikatakan bahwa hipertensi merupakan penyakit tanpa gejala. Namun, tekanan abnormal dalam pembuluh arteri ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terhadap peyakit lainnya, seperti penyakit stroke, aneurisma, serangan jantung, kegagalan jantung gingga rusak ginjal. Walaupun hipertensi lebih sering ditemukan pada kelompok lansia, namun sejalan dengan bertambahnya usia dan perubahan gaya hidup masyarakat tidak menutup kemungkinan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 50, "width": 432, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al. | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56 52", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 240, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan di Balai pertemuan Padukuhan Jomblangan, Bantul pada tanggal 10 Juni 2023 dengan durasi kegiatan 150 menit. Kegiatan dihadiri oleh sebanyak 30 orang di wilayah Padukungan Jomblangan, Banguntapan, Bantul. Pemberian edukasi k esehatan menggunakan media power point .", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 77, "width": 245, "height": 242, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika melakukan pengukuran tekanan darah didapatkan dua jenis angka yang dapat diinterpretasi. Pertama, angka yang lebih tinggi ketika jantung berkontraksi atau disebut tekanan sistolik. Sedangkan angka yang lebih rendah merupakan angka ketika jantung berelaksasi atau tekanan diastolik. Penulisan hasil tekanan darah yaitu hasil tekanan sistolik garis miring tekanan diastolic, contohnya 120/80 mmHg dan dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Pengkategorian tekanan darah tinggi apabila tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic pada angka 90mmHg atau diatasnya, stau keduanya. Sementara itu, dikatakan sebagai hipertensi sistolik terisolasi apabila tekanan sistolik diatas 140mmHg, namun tekanan diastolik kurang dari 90mmHg atau tekanan diastolic masih berada pada batas normal (Hasanah, 2019). Terdapat lima klasifikasi hipertensi berdasarkan angka hasil pengukuran tekanan darah (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 253, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pemeriksaan tekanan darah menunjukkan bahwa tidak semua peserta kegiatan mengalami hipertensi (Tabel 2). Terdapat tiga orang yang masuk dalam kategori normal,", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 490, "width": 235, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tiga orang terindentifikasi pra-hipertensi, dan 11 orang menderita hipertensi tingkat 1, serta 13 orang masuk dalam kategorii hipertensi tingkat 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 50, "width": 432, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al. | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56 53", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 131, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi", "type": "Caption" }, { "left": 61, "top": 374, "width": 446, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori TDS (mmHg) TDD Normal <120 dan <80 Pra-hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89 Hipertensi tingkat 1 140 – 159 atau 90 – 99 Hipertensi tingkat 2 >160 atau >100 Hipertensi sistolik terisolasi >140 dan <90", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 300, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Pada Peserta Kegiatan", "type": "Caption" }, { "left": 69, "top": 578, "width": 440, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Insial Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah (mm/Hg) Interprestasi Hasil 1. MA 161/100 Hipertensi tingkat 2 2. F 149/80 Hipertensi tingkat 1 3. W 176/96 Hipertensi tingkat 2 4. T 135/68 Pra-hipertensi 5. J 182/94 Hipertensi tingkat 2 6. SM 153/80 Hipertensi tingkat 1 7. SR 186/71 Hipertensi tingkat 2 8. SZ 142/77 Hipertensi tingkat 1 9. SR 117/73 Normal 10. MU 154/89 Hipertensi tingkat 1", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 244, "height": 254, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penderita hipertensi akan bergeser ke usia dini. Secara teori, penambahan usia berbanding lurus dengan risiko peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang disebut sistolik akan terus mengalami kenaikan sampai usia 80 tahun, begitu pula tekanan darah yang disebut diastolik hingga usia 55-60 tahun (Hasanah, 2019). Lebih lanjut Kement e rian Kesehatan RI mengklasifikasikan hipertensi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya. Pertama, sebesar 90% individu mengalami hipertensi tanpa penyebab atau dikenal dengan istilah Hipertensi Essensial atau dapat pula dikatakan hipertensi primer. Sedangkan, sisanya merupakan penderita Hipertensi Sekunder atau hipertensi yang diketahui penyebabnya, meliputi kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, hiperaldosteronisme, dan lain-lain. Penegakan diagnosis ini berdasarkan pemeriksaan pada tekanan darah minimal dilakukan dua kali dengan jarak ukur satu minggu (Kementerian Kesehatan RI, 2018a).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 50, "width": 383, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al. | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 50, "width": 12, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 244, "height": 278, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahap Edukasi Kesehatan Setelah melakukan pemeriksaan tekanan darah, peserta masuk ke dalam gedung pertemuan untuk mengikuti kegiatan edukasi kesehatan. Edukasi kesehatan dengan metode, ceramah, diskusi dan tanya jawab (Gambar 2). Materi edukasi kesehatan meliputi prevalensi, definisi, gejala hipertensi, klasifikasi hipertensi, faktor risiko, dan pencegahan serta tips pengendalian yang dapat diimplementasikan masyarakat, yaitu menanam tanaman seledri di rumah. Daun seledri mempunyai kandungan zat apigenin yang berfungsi mencegah terjadinya penyempitan pada pembuluh darah. Selain itu, kandungan zat phtalides bekerja merelaksasi otot-otot arteria atau pembuluh darah. Kedua zat ini bekerja sama untuk dapat mengatur aliran darah, sehingga pembuluh darah bertambah besar dan berpotensi mencegah tekanan darah. Studi menyebutkan bahwa individu yang mengkonsumsi juice seledri dengan proses pengolahan dengan cara diperas atau refluks, menunjukkan adanya penurunan tekanan darah (Saputra and Fitria, 2016). Adapula", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 485, "width": 238, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inovasi minuman pada wedang uwuh dengan tambahan formulasi daun seledri yang berguna sebagai penurun tekanan darah (Isni et al ., 2018; Sinarsih and Anton, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 533, "width": 247, "height": 230, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi sangat baik untuk penderita maupun yang memiliki faktor risiko, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kurangnya pengetahuan tidak hanya pada penderita namun juga pada keluarga atau lingkungan sekitarnya. Pemberian informasi kesehatan kepada penderita hipertensi dapat meningkatkan rasa mawas diri dan dapat memberikan motivasi untuk sembuh serta terhindar dari penyakit tidak menular lainnya. Harapannya dengan adanya peningkatan tersebut dapat mengubah pandangan penderita hipertensi yang sedang putus asa selama menjalani pengobatan. Berdasarkan proses diskusi dan tanya jawab diketahui bahwa faktor penyebab hipertensi yang paling banyak dialami oleh masyarakat Padukuhan Jomblangan, Banguntapan, Bantul adalah kurangnya aktivitas fisik. Hipertensi yang", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 78, "width": 95, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lanjutan dari Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 106, "width": 439, "height": 359, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Insial Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah (mm/Hg) Interprestasi Hasil 11. SE 187/113 Hipertensi tingkat 2 12. MJ 129/80 Pra-hipertensi 13. RA 160/89 Hipertensi tingkat 2 14. RE 135/83 Pra-hipertensi 15. SF 142/90 Hipertensi tingkat 1 16. SL 120/65 Normal 17. N 112/67 Normal 18. AR 171/110 Hipertensi tingkat 2 19. D 156/84 Hipertensi tingkat 1 20. NH 161/85 Hipertensi tingkat 2 21. SA 170/80 Hipertensi tingkat 2 22. ST 149/106 Hipertensi tingkat 1 23. J 155/107 Hipertensi tingkat 1 24. LK 164/104 Hipertensi tingkat 2 25. AI 142/103 Hipertensi tingkat 1 26. IW 166/92 Hipertensi tingkat 2 27. G 193/120 Hipertensi tingkat 2 28. K 158/72 Hipertensi tingkat 1 29. W 168/92 Hipertensi tingkat 2 30. KT 142/91 Hipertensi tingkat 1", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 50, "width": 432, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al. | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56 55", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 242, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik menyebabkan frekuensi denyut jantung menjadi lebih tinggi sehingga otot jantung bekerja lebih keras setiap kontraksi. Kemudian, faktor risiko lainnya adalah usia, jenis kelamin, riwayat penyakit dalam keluarga, perilaku merokok, tingkat konsumsi garam, tingkat konsumsi lemak jenuh, dan kebiasaan minum beralkohol, dan obesitas serta stress (Hepilita and Saleman, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 241, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor tersebut mempengaruhi terjadinya hipertensi apabila seseorang tidak memiliki perilaku sehat untuk terhindar dari peningkatan darah tinggi. Perilaku sehat akan positif saat mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai penyakit tersebut, namun mayoritas masyarakat masih mempunyai perilaku sehat yang kurang. Harapannya informasi dari kegiatan edukasi kesehatan ini dapat memberikan pemahaman baru sehingga dapat merubah perilaku dan mengendalikan faktor risiko kesehatan yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 123, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 243, "height": 146, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya mengatasi penyakit hipertensi di Padukuhan Jomblangan, Banguntapan, Bantul terlaksana dengan baik. Tujuan kegiatannya tercapai yaitu mendorong kepedulian masyarakat agar memiliki kemauan untuk memeriksakan kondisi kesehatannya yang diimbangi dengan pengetahuan yang baik. Implementasi dalam penanaman seledri hingga tingkat konsumsi seledri pada penderita hipertensi perlu dilakukan tindak lanjut oleh Kader Kesehatan dan Puskesmas, sehingga dapat dijadikan alternatif pengobatan bagi penderita hipertensi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 112, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 244, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih disampaikan kepada pemangku kepentingan, Kader Kesehatan, dan seluruh masyarakat Padukuhan Jomblangan, Banguntapan, Bantul, atas kesediaan dan partisipasi aktifnya dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini. Tidak lupa penulis juga sampaikan ucapkan terima kasih kepada Program studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan atas dukungan dana guna kelancaran kegiatan ini. \"Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan dengan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini\".", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 77, "width": 86, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 97, "width": 241, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Athbary, B., Wiyono, J., Yuswanto, T.J.A., 2023. Edukasi Suportif Berbasis Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Pencegahan Hipertensi pada Masyarakat Usia Produktif (15-64 Tahun) dengan Metode Cerdik. Jurnal Vokasi Kesehatan Vol. 9(1), Pp. 1-9.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 181, "width": 234, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 217, "width": 238, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan DIY, 2022. Profil Kesehatan D.I Yogyakarta Tahun 2021, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022. Daerah Istimewa Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 277, "width": 233, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2022. Profil Kesehatan Bantul 2022.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 313, "width": 238, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariawan, H., Pefbrianti, D., 2020. CERDIK Meningkatkan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia: Systematic Review. 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan Vol.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 361, "width": 71, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10(1), Pp. 16-20.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 385, "width": 242, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, U., 2019. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Jurnal Keperawatan Jiwa 7, 87.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 421, "width": 237, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hayadi, F., 2021. Pengaruh Lokakarya Mini terhadap Tingkat Pemahaman Permasalahan Kesehatan Kader Kesehatan, Aparat Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Jurnal Sains Kesehatan Vol. 27(2), Pp. 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 493, "width": 242, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hepilita, Y., Saleman, K.A., 2019. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Diet Hipertensi pada Penderita Hipertensi Usia Dewasa di Puskesmas Mombok Manggarai Timur 2019. Wawasan Kesehatan Vol. 4(2), Pp. 91-100.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 577, "width": 240, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni, K., Jatmika, S.E.D., Kintoko, K., 2018. Pemberdayaan Remaja Desa Wukirsari di Kabupaten Bantul sebagai Agent of Change melalui Promosi Kesehatan Minuman Lokal Wedang Uwuh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 24(2), Pp. 677-683.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 661, "width": 233, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI, 2018a. Klasifikasi Hipertensi - Penyakit Tidak Menular Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 697, "width": 243, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI, 2018b. Klasifikasi Hipertensi. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 50, "width": 383, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isni et al. | Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements 06 (1) 2024 : 50-56", "type": "Text" }, { "left": 526, "top": 49, "width": 13, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 77, "width": 235, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI, 2019. Hari Hipertensi Dunia 2019: “Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu dengan CERDIK”. Penyakit Tidak Menular Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 235, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI, 2022. Penyakit Tidak Menular (PTM).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 237, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI, 2023. Ketahui Manfaat Mengukur Tekanan Darah Rutin Sendiri di Rumah, Apa Saja? . Kementrian Kesehatan RI. URL https://yankes.kemkes.go.id/view_ artikel/2164/ketahui-manfaat-mengukur- tekanan-darah-rutin-sendiri-di-rumah-apa-saja", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 242, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maliangkay, K.S., Rahma, U., Putri, S., Istanti, N.D., 2023. Analisis Peran Promosi Kesehatan Dalam Mendukung Keberhasilan Program Pencegahan Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Jurnal Medika Nusantara Vol. 1(2), Pp. 108-122.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 239, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notoatmodjo., S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi 2012. PT. Rineka Cipta, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 77, "width": 236, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P2PTM Kemenkes RI, 2018. Ingat CERDIK untuk Mencegah Risiko dari Berbagai Penyakit Tidak Menular - Penyakit Tidak Menular Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 125, "width": 243, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, O., Fitria, T., 2016. Khasiat Daun Seledri (Apium graveolens) terhadap Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia. Majority 5, 1–6.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 240, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinarsih, N., Anton, S., 2022. Kajian Kimia Wedang Uwuh sebagai Minuman Kesehatan Herbal Tradisional. Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol.5(1), Pp. 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 245, "width": 235, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarsih, T., Wirdati, W., 2022. Enam Alasan Guru menggunakan Metode Ceramah pada Mata Pelajaran PAI. An-Nuha Vol. 2(1), Pp. 123-132.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 293, "width": 237, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zainuddin, R., Ahmad, E.H., Syahruni, S., Mahmud, Y., Nurbaiti, N., 2022. Efektivitas Terapi Zikir Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 11, Pp. 255–261.", "type": "Text" } ]
592bdcdb-80e5-bdf9-bc9a-15bde506f4ed
https://tunasbangsa.ac.id/abdimas/index.php/tunasabdimas/article/download/104/102
[ { "left": 350, "top": 27, "width": 138, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://tunasbangsa.ac.id/abdimas", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 697, "width": 96, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 226, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkembangnya teknologi informasi dan masuknya era revolusi industri 4.0 menyebabkan tidak lepasnya aktivitas manusia yang berkaitan dengan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 697, "width": 226, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemanfaatan teknologi. Salah satunya di bidang pendidikan para guru terbiasa mengumpulkan data kegiatan belajar mengajar berupa nilai, daftar kehadiran siswa, Latihan soal dalam bentuk digital. Data yang", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 98, "width": 466, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan Pemanfaatan Google Data Studio Untuk Visualisasi Data Bagi Para Guru SMKS Yapinuh Muara Gembong Kabupaten Bekasi Jawa Barat", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 140, "width": 466, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Training on the Use of Google Data Studio for Data Visualization for Teachers of SMKS Yapinuh Muara Gembong Bekasi Regency West Java", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 193, "width": 51, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali Idrus 1 *", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 210, "width": 78, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lipur Sugiyanta 2", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 228, "width": 88, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Murien Nugraheni 3", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 246, "width": 82, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Egan Alif Zanetti 4", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 263, "width": 76, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosa Aulia Nisa 5", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 281, "width": 68, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syalva Syadila 6", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 315, "width": 110, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3,4,5,6 Sistem dan Teknologi Informasi, FT-UNJ, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 352, "width": 94, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 193, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 212, "width": 308, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Yapinuh Muara Gembong berupa pelatihan kepada guru dan staff Tata usaha terhadap pemanfaatan google data studio untuk menvisualisasikan data yang ada di SMKS Yapinuh secara daring. Saat ini data yang ada di SMKS Yapinuh masih tersimpan di perangkat komputer yang dimiliki oleh SMKS Yapinuh, namun data tersebut belum dapat memberikan informasi kepada warga sekolah maupun masyarakat secara langsung. Jika warga sekolah atau masyarakat ingin mendapatkan informasi terkait data yang ada di SMKS Yapinuh, maka harus melalui staf terlebih dahulu karena hak aksesnya yang terbatas. Data yang ada juga masih dalam bentuk data mentah dan tampilan data kurang menarik. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat mengatasi hal tersebut. Pada pengabdian ini kami akan memberikan solusi dengan pemanfaatan google data studio untuk menvisualisasikan data agar lebih menarik sehingga dapat ditampilkan pada website SMKS Yapinuh. Metode pelatihan dilakukan secara hybrid (daring dan Luring) menggunakan media google data studio sebagai perangkat lunak visualisasi data. Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini akan difokuskan pada guru dan staf yang ada di SMKS Yapinuh. Program PkM ini akan dibimbing langsung oleh tim pengusul program pengabdian. Program PkM ini bertujuan dapat menghasilkan pelayanan informasi yang berkualitas baik dengan memanfaatkan aplikasi tersebut. Sehingga SMK Yapinuh dapat terbantu dalam proses memvisualisasikan data dan menampilkannya secara online.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 454, "width": 51, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 464, "width": 75, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Data Studio", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 475, "width": 119, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Visualization Training SMKS Yapinuh Muara Gembong", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 517, "width": 113, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Google Data Studio Visualisasi Pelatihan SMKS Yapinuh Muara Gembong", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 454, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 473, "width": 308, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This Community Service (PkM) was carried out at the Yapinuh Muara Gembong Private Vocational High School (SMKS) in the form of training for teachers and administrative staff on the use of google data studio to visualize data at SMKS Yapinuh online. Currently, the data in SMKS Yapinuh is still stored on computer devices owned by SMKS Yapinuh, but the data has not been able to provide information to school residents and the community directly. If school residents or the community want to get information related to data at SMKS Yapinuh, they must go through staff first because of their limited access rights. The existing data is also still in the form of raw data and the data display is less attractive. Therefore, a medium is needed that can overcome this. In this service, we will provide a solution by utilizing Google Data Studio to visualize data to make it more interesting so that it can be displayed on the SMKS Yapinuh website. The training method is carried out in a hybrid manner (online and offline) using Google Data Studio media as data visualization software. This Community Service Program (PkM) will focus on teachers and staff at SMKS Yapinuh. This PKM program will be guided directly by the service program proposal team. This PkM program aims to produce good quality information services by utilizing the application. So that SMK Yapinuh can be helped in the process of visualizing data and displaying it online.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 657, "width": 402, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2023. Published by LPPM STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). DOI: http://dx.doi.org/10.30645/.v1i1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 27, "width": 241, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Ali Idrus, 2 nd Lipur Sugiyanta, 3 rd Murien Nugraheni, etc. 2023.", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 802, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dihimpun menggunakan halaman isian/Form dengan memanfaatkan layanan google form dan menampung data yang telah diisi kedalam tabel pada google sheet. Aktifitas ini sudah lazim dilakukan terutama Ketika proses pembelajaran dilakukan secara daring pada masa pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 226, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akses yang cepat dan semakin transparan mendorong penyelenggara pendidikan untuk dapat lebih cepat dalam pemutakhiran data terkait aktifitas akademik siswa. Pihak-pihak seperti tata usaha dan para guru didorong untuk dapat cepat dalam memproses hasil dan menyajikan data secara cepat dan tepat. Istilah dalam penyajian data biasa disebut juga dengan visualisasi data. Data yang telah ditampung dalam lembar kerja spreadsheet dikonversikan menjadi sebuah bentuk visual yang menarik, praktis dan informatif. Hal tersebut jelas memakan waktu jika konversi tersebut diiringi dengan banyak melakukan pemindahan format file dari satu ke yang lain, dari satu aplikasi ke aplikasi yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 418, "width": 226, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik yang bagus dan tampilan yang menarik bukan hanya menjadi tuntutan, integrasi dengan sumber data, kemudahan berbagi informasi saat ini juga menjadi tuntutan untuk visualisasi data. Visualisasi data adalah istilah umum yang menggambarkan setiap upaya untuk membantu orang memahami signifikasi data dengan menempatkan data dalam konteks visual. (Purnadi, H. 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 557, "width": 226, "height": 203, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Data Studio adalah program visualisasi data yang dirancang sebagai alat yang mudah digunakan untuk mewakili kumpulan data yang kompleks dengan cara yang menarik dan jelas. Dengan menggunakan Google Data Studio anda dapat dengan mudah memvisualisasi data anda tanpa harus memiliki kemampuan programming. Layanan tersedia dalam basis cloud, dapat diakses dimanapun anda berada, tidak berbayar dan dapat berbagi laporan kepada siapapun yang anda inginkan. (Fernando, D. 2018). Google data studio merupakan aplikasi visualisasi data yang mudah digunakan dengan cara yang menarik serta", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jelas untuk mewakili kumpulan data yang bersifat kompleks. (Saputri, T. A., dkk. 2021)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 105, "width": 226, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini data yang ada di SMKS Yapinuh masih tersimpan di perangkat komputer yang dimiliki oleh SMKS Yapinuh , namun data tersebut belum dapat memberikan informasi kepada civitas akademika maupun masyarakat secara langsung. Jika warga sekolah ingin mendapatkan informasi terkait data yang ada di sekolah maka harus melalui staff sekolah terlebih dahulu karena hak aksesnya yang terbatas. Data yang ada juga masih dalam bentuk data mentah dan bentuk tampilan datanya juga kurang menarik. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat mengatasi hal tersebut. Pada pengabdian ini kami akan memberikan solusi dengan pemanfaatan google data studio untuk menvisualisasikan data agar lebih menarik dan menampilkannya pada website yang akan dibuatkan oleh tim pengabdian.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 400, "width": 85, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 426, "width": 226, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pelaksanaan pengabdian ini diadakan seminar dengan tatap muka secara daring dan luring. Saat pemberian materi dengan menggunakan slide persentasi dan handout materi. Pada awal pertemuan SMKS Yapinuh akan diberikan praktek langsung tentang pemahaman system kerja dari aplikasi google data studio. Kemudian para guru akan mempraktekkan langsung penggunaan dan melakukan kelola aplikasi yang telah berjalan. Metode evaluasi pencapaian target dilakukan pada awal dan akhir kegiatan. Hal ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta dan menerima masukan untuk perbaikan pada kegiatan-kegiatan berikutnya. Secara rinci kegiatan pengabdian yang akan dilakukan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 669, "width": 144, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kegiatan perkenalanSosialisasi", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 687, "width": 212, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengenalan terhadap aplikasi google data studio", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 704, "width": 136, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pendalaman materi pelatihan", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 721, "width": 113, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Melakukan tanya jawab", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 739, "width": 88, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Praktek langsung", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 327, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal TUNAS: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol 5 No 1, November 2023, Page 46 – 50", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 28, "width": 64, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2715-2715", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memastikan kegiatan dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka perlu dilakukan evaluasi. evaluasi yang akan dilakukan diuraikan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 140, "width": 119, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 . Rancangan Evaluasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 226, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan diadakan di kelas dengan fasilitas proyektor dan sound system . Kerangka pengenalan materi pelatihan adalah sebagai berikut: Pengantar tentang teori data dan visualisasi Data, panduan penggunaan visual data studio, praktik perancangan Dasboard informasi dengan Google data Studio .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 486, "width": 224, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan P2M ini dilaksanakan di SMK Yapinuh, Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi Jawa Barat, pada hari , 17-18 Juli 2023 dengan dihadiri 30 guru staf tata usaha SMK Yapinuh . Pelatihan ini dilakukan secara daring dan luring.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 224, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narasumber berasal dari dosen Prodi Sistem dan Teknologi Informasi (STI) yaitu Ali Idrus, M.Kom., Lipur Sugiyanta, Ph.D dan Murien Nugraheni, M.Cs., yang memaparkan materi tentang Pelatihan Penggunaan Google Data", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 224, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studio untuk memvisualisasikan data-data kegiatan belajar mengajar maupun informasi di lingkungan sekolah . Pelaksaan kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa prodi STI yang berjumlah 3 orang. Berikut merupakan Susunan kegiatan acara kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat STI UNJ 2023:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 224, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pelatihan dilaksanakan secara daring melalui zoom dan luring di SMK Yapinuh Muara Gembong Bekasi, Jawa Barat. Penyampaian materi oleh tim pengusul. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17-18 Juli 2023, Pelatihan Daring dilakukan tanggal 17 Juli 2023 dengan jumlah peserta sebananyak 24 orang dari kalangan guru dan staf tata usaha. Materi pertama yang disampaikan tentang Teori Data dan Visualisasi Data yang dibawakan oleh Ibu Murien Nugraheni, S.T., M.Cs dan dilanjutkan dengan Praktikum Visualisasi Data dengan Google Data Studio oleh Bapak Ali idrus, S.Kom., M.Kom sampai dengan Sesi Tanya Jawab.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 411, "width": 203, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 . Penyampaian materi oleh Ibu Murien Nugraheni, S.T., M.Cs tentang Teori Data dan Visualisasi data", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 583, "width": 221, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 . Penyampaian materi oleh Bapak Ali Idrus,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 600, "width": 223, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S.Kom., M.Kom tentang praktik visualisasi data Google", "type": "Section header" }, { "left": 403, "top": 618, "width": 48, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "data Studio", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 652, "width": 224, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Luring tanggal 18 Juli 2023, diawali dengan sambutan dari pihak Sekolah yang diwakili Oleh Kepala Sekolah SMK Yapinuh Bapak Saefudin. S.Pd Kemudian dilanjutkan dengan Perwakilan Yayasan Yapinuh Bapak Zainal Abidin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 27, "width": 241, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Ali Idrus, 2 nd Lipur Sugiyanta, 3 rd Murien Nugraheni, etc. 2023.", "type": "Page header" }, { "left": 530, "top": 802, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 197, "width": 205, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Sambutan dari Pihak Sekolah Diwakili", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 215, "width": 213, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh Bapak Zainal abidin selaku Perwakilan Yayasan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 224, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pertemuan luring, peneliti meninjau kembali pertemuan yang telah disampaikan ketika pertemuan sebelumnya juga menanyakan kendala ketika membuat visualisasi data menggunakan Google Data Studio. Dari pertanyaan tersebut didapat hal yang menjadi kendala diantaranya keterbatasan koneksi internet yang stabil karena halaman google data studio hanya dapat diakses secara online. Hal lain yang disampaikan para guru dan peserta pelatihan lain adalah keinginan untuk diberikan pelatihan selanjutnya yang berkaitan dengan desain grafis dan pembuatan website/ blog.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 224, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini peneliti berharap dapat meningkatkan pemahaman para guru dan staf SMK Yapinuh dalam bidang komputer dan Informatika sehingga dapat bermanfaat ketika melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas atau ketika memberikan pelayanan kepada para warga sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 580, "width": 224, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah memberikan pelatihan bagi masyarakat, selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap pemahaman yang diterima. Keberhasilan penyelenggaraan pelatihan dalam rangka pengabdian pada masyarakat Pelatihan Google Data Studio Daring ini terlihat dari indikator berikut:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 684, "width": 220, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Guru-guru mampu memahami pemanfaatan Google Data Studio dalam berbagai platform yang dapat dimanfaatkan untuk proses penyampaian informasi dan laporan.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 754, "width": 220, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Guru-guru dan staff tata usaha dapat mencoba", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 70, "width": 202, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengimplementasikan Google Data Studio dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 105, "width": 220, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Guru-guru dapat menggunakan Google Data Studio yang terintegrasi dengan website sekolah.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 140, "width": 224, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai evaluasi atas penyelenggaraan pengabdian masyarakat ini, juga dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan juga performa instruktur. Gambar 4 dan 5 diperlihatkan hasil umpan balik dan diberikan oleh peserta, dalam hal ini Guru dan staff tata usaha yang mengikuti pelatihan, dilihat dari aspek penyelenggaraan dan aspek performa instruktur.", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 418, "width": 180, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Hasil Evaluasi terhadap proses penyelenggaraan P2M", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 470, "width": 224, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan grafik dapat dilihat secara penyelenggaraan dominan berada pada range penilaian yang baik, pelaksanaan tidak mengganggu aktifitas kegiatan di sekolah serta narasumber yang dinilai kompeten dibidangnya.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 683, "width": 190, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Hasil Evaluasi terhadap performa instruktur selama pelaksanaan P2M", "type": "Caption" }, { "left": 316, "top": 735, "width": 226, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk penilaian pengajar berada pada range baik mulai dari kemampuan penyampaian materi,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 327, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal TUNAS: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Vol 5 No 1, November 2023, Page 46 – 50", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 28, "width": 64, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2715-2715", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "interaksi, mengendalikan kelas dan memberikan motivasi kepada peserta.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 234, "width": 218, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Acara diakhiri dengan Sesi Foto bersama dengan peserta pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 64, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 226, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di SMKS Yapinuh Muara Gembong Kabupaten Bekasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan telah terlaksana dengan baik, dan tujuan dapat tercapai sebagai berikut, Para guru SMK Yapinuh mampu memahami pemanfaatan Google Data Studio, Kesuksesan penyelenggaraan program P2M juga dinilai baik oleh peserta dengan bertahannya jumlah peserta sebanyak 30 orang dari awal hingga akhir pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 141, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 226, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima kasih atas kesediaan mitra Kami SMK Yapinuh Muara Gembong, Kabupaten Bekasi untuk penyelenggaraan kegiatan ini dan para guru peserta semoga dapat diterapkan ketika mengajar di sekolah dan berkehidupan di masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 65, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 652, "width": 223, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, K., Wahyudi, A., Srijani, I., Rokhmad, K., & Supriyanto, S. (2019). Pemanfaatan Googleform,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 675, "width": 202, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Spreadsheet dan Google Data Studio (GOENDALA) Dalam Pengelolaan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 225, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeliharaan Alat Elektromedik di Instalasi", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 716, "width": 202, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeliharaan Sarana RSUD dr. ISKAK Tulungagung. In Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Poltekkes Kemenkes Surabaya (Vol.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 750, "width": 95, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1, No. 1, pp. 136-140).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, M., & Menap, M. (2021). Workshop Pengumpulan dan Visualisasi Data Online Survei Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Puskesmas di Lombok Tengah. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang, 6(2), 279-289.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 146, "width": 226, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Altanny, P. (2021). Perancangan Dashboard Visualisasi dan Web Apps sebagai Input Data pada PT Pulau-Pulau Media (Doctoral dissertation, Universitas Multimedia Nusantara).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 226, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fernando, D. (2018, November). Visualisasi Data Menggunakan Google Data Studio. In Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Informasi| SNARTISI (Vol. 1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 250, "width": 226, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayah, F.N., Silfiani, M., Nurlaily, D. (2021).", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 262, "width": 202, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Google Data Studio Untuk Visualisasi E-Rapor Siswa SMA Negeri 2 Balikpapan. Jurnal Pengabdian Kepada", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 297, "width": 175, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat ITK (PIKAT). Vol. 2 (2), 87-94.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 314, "width": 226, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat, A. T., & Yumanti, E. (2020). Dashboard Perhitungan Indeks Prestasi Raport Siswa SMP Negeri Purwodadi Menggunakan Framework Codeigniter. Jurnal Sistem Komputer Musirawas, 49-58.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 226, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jaffar, M., & Sabandi, A. (2019). Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Penggunaan E-Rapor di SMA Negeri 1 Ampek Angkek kabupaten Agam. Jurnal Bahasa Manajemen Pendidikan, 9-17.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 431, "width": 226, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prabowo, Y. S., Kusrini, & Sunyoto, A. (2015). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 454, "width": 202, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SNMPTN Bagi Siswa SMAN 7 Purworejo. Konferensi Nasional Sistem dan Informatika (pp. 180-185). Bali: STMIK STIKOM.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 495, "width": 226, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnadi, H. (2021). Pemanfaatan Google Spreadsheet Dan Google Data Studio Sebagai Dashboard Suhu Dan Kelembaban Di Laboratorium. Insan Metrologi PPSDK, 1(1), 28-33.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 547, "width": 225, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahardja, U., Aini, Q., & Enay, N. (2017). Optimalisasi Dashboard pada Sistem", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 576, "width": 226, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saputri, T. A., Muharni, S., Perdana, A., & Sulistiyanto, S. (2021). Pemanfaatan Google Data Studio Untuk Visualisasi Data Bagi Kepala Gudang UD Salim Abadi. Ilmu Komputer untuk Masyarakat (ILKOMAS), 2(2).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 640, "width": 226, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Snipes, G. (2018). Google data studio. Journal of Librarianship and Scholarly Communication, 6(1).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 681, "width": 226, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiarto, D., Mardianto, I., Najih, M., Adrian, D., & Pratama, D. A. (2021). Perancangan Dashboard untuk Visualisasi Harga dan Pasokan Beras di Pasar Induk Beras Cipinang. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 31(1), 12-19.", "type": "List item" } ]
70e924ca-2384-554b-4bc9-49543a455a6f
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/algoritma/article/download/11682/8565
[ { "left": 57, "top": 785, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 57, "width": 291, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN 2654-9948 ALGORITMA Journal of Mathematics Education (AJME", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 71, "width": 300, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ") http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/algoritma Vol. 1 No. 1 – Juni 2019, hal. 14-21", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 161, "width": 431, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KKNI MATAKULIAH MATEMATIKA DASAR", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 205, "width": 31, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armis", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 231, "width": 262, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Riau, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 277, "width": 49, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 291, "width": 421, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to develop the Basic Mathematics Materials. This developed materials consists of (1) Riil function (2) Differential and aplication, (3) Integral and aplication, (4) Transendent function, and (5) Technic of integral. The form used in this research is the development of model 4-D. The four stages of the research model development including (1) define, (2) design, (3) develop, and (4) disseminate. Based on data analysis, it can be concluded that The Basic Mathematics Materials has been developed is valid and the materials is ready to be used by students of Mathematics and Natural Science Education of Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 378, "width": 263, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: the development, the Basic Mathematics Materials,", "type": "Section header" }, { "left": 264, "top": 404, "width": 43, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 419, "width": 426, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matakuliah Matematika Dasar. Bahan ajar Matematika dasar yang dikembangkan terdiri atas (1) Fungsi Riil, (2) Turunan dan Penggunaan, (3) Integral dan Penggunaan, (4) Fungsi Transenden, dan (5) Teknik Pengintegralan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan modifikasi model 4-D. Terdapat empat tahap dalam penelitian pengembangan ini yang meliputi (1) pendefinisian, (2) perencanaan, (3) pengembangan, dan (4) penyebaran. Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa bahan ajar Matematika Dasar yang telah dikembangkan adalah valid dan layak digunakan dalam perkuliahan Matematika Dasar pada mahasiswa jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 518, "width": 258, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : pengembangan, bahan ajar Matematika Dasar", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 546, "width": 421, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Format Sitasi: Armis (2019). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis KKNI Matakuliah Matematika Dasar. ALGORITMA Journal of Mathematics Education, 1(1), 14-23.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 586, "width": 291, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/ajme.v1i1.11682", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 613, "width": 430, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah Diterima: April 2019; Naskah Disetujui: Mei 2019; Naskah Dipublikasikan: Juni 2019", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 646, "width": 100, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 457, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika Dasar adalah salah satu matakuliah bersama di jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Biologi. Matakuliah ini merupakan matakuliah dasar yang melandasi keilmuan di jurusan PMIPA dan disajikan pada semester pertama. Danang (2004) mengemukakan bahwa keberadaan matematika dasar sebagai pegangan setiap mahasiswa sangat penting dikarenakan masih sangat sedikitnya judul buku yang bisa mencakup keseluruhan materi", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 35, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dasar (KKNI)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 241, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 788, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 457, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang diberikan pada matakuliah kalkulus. Di PMIPA FKIP UNRI, untuk Prodi Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Biologi matakuliah kalkulus dinamakan Matematika Dasar. Pada kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (selanjutnya disebut KKNI) di jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau matakuliah matematika dasar dijabarkan menjadi lima topik sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 456, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fungsi Riil, meliputi (1) sistem bilangan riil, (2) fungsi dan grafik, (3) limit dan kekontinuan, (4) limit tak hingga dan limit di tak hingga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 456, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Turunan dan Penggunaan, meliputi (1) turunan fungsi aljabar, (2) turunan fungsi trigonometri, (3) teorema rantai, (4) turunan tingkat tinggi, (5) fungsi implisit, (6) kemonotonan dan kecekungan kurva, (7) nilai ekstrem dan asymtot, dan (8) dalil Lhopital.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 456, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Integral dan Penggunaan, meliputi (1) integral tak tentu, (2) integral tentu, (3) luas daerah, dan (4) volum benda putar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 456, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fungsi Transenden, meliputi (1) fungsi invers, (2) fungsi logaritma dan eksponen, dan (3) limit bentuk tak tentu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 456, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Teknik Pengintegralan, meliputi (1) rumus baku integral, (2) integral bagian, (3) integral fungsi trigonometri, (4) integral dengan subsitusi, dan (5) integral fungsi rasioal.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 457, "height": 258, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai anggota tim dosen pengampu matakuliah matematika dasar di jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, peneliti merasa perlu adanya bahan ajar matematika dasar yang dapat dipakai oleh tim dosen secara seragam dalam perkuliahan matematika dasar khusus untuk prodi Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia dan Pendidikan Biologi. Hal ini didasari karena belum adanya bahan ajar matematika dasar yang sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI. Selama ini masing- masing dosen masih mencari sumber sendiri-sendiri untuk kelangsungan matakuliah matematika dasar ini. Dampak dari hal demikian adalah tidak seragamnya materi ajar yang diperoleh oleh mahasiswa. Demikian juga karena belum adanya sumber yang benar-benar sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI yang berlaku di jurusan PMIPA FKIP UNRI. Hal ini mengakibatkan capaian hasil belajar mahsiswa belum memuaskan. Sebagai gambaran awal, berikut disajikan hasil capaian nilai akhir mahasiswa dalam matakuliah matematika dasar di prodi Pendidikan Kimia tahun akademik 2016/2017 (belum menggunakan bahan ajar) dan tahun akademik 2017/2018 (setelah menggunakan draf bahan ajar yang dirancang sendiri).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 348, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Capaian Nilai Akhir Mahasiswa Prodi Kimia Dua Tahun Terakhir", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 685, "width": 367, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase Capaian Nilai Akhir Tahun A, dan A- B+, B, dan B- C+ dan C D 2016/2017 12,5 % 30 % 30 % 27,5 % 2017/2018 65 % 27,5 % 5 % 2,5 %", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 25, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armis", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 121, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 457, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 1 di atas kelihatan bahwa capaian nilai akhir mahasiswa setelah menggunakan draf bahan ajar jauh ebih baik dibandingkan sebelum menggunakan draf bahan ajar matematika dasar. Di akhir semester ganjil 2016/2017 peneliti meminta tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan matematika dasar. Berdasarkan tanggapan mahasiswa diperoleh informasi antara lain (1) matematika dasar merupakan matakuliah yang menarik walaupun sulit dipahami, (2) matematika dasar sulit dipahami karena dosen tidak terpokus pada buku tertentu, (3) Sebaiknya contoh-contoh yang diberikan merupakan aplikasi dari bidang ilmu sesuai program studi. Berikut tanggapan mahasiswa di akhir semester ganjil 2017/2018 setelah menggunakan draf bahan ajar antara lain (1) matematika dasar merupakan matakuliah yang menarik, (2) Ada sumber yang mudah dipahami meskipun soal-soal masih sedikit dalam sumber, (3) Perbanyak contoh soal dan soal sesuai aplikasi bidang studi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 280, "width": 456, "height": 196, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal demikian, maka melalui penelitian ini peneliti berkeinginan untuk mengembangkan bahan ajar matematika dasar yang sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI yang berlaku sehingga dapat digunakan oleh tim dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan matematika dasar di jurusan PMIPA FKIP UNRI. Dalam pengembangan bahan ajar tersebut, peneliti mengaplikasikan contoh permasalahan yang berasal dari permasalahan fisika, kimia dan biologi sehingga materi yang disajikan benar-benar sesuai sebagai landasan keilmuan bagi mahasiswa pendidikan fisika, kimia, dan biologi. Penelitian ini direncanakan selama dua tahun dimana pada tahun pertama ini peneliti mengembangkan bahan ajar untuk satu semester sampai tahap validasi, dan belum dilakukan ujicoba di lapangan. Ujicoba lapangan akan dilakukan pada penelitian tahun ke dua.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 482, "width": 457, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pada semester ganjil 2016/2017 (sebelum menggunakan draf bahan ajar) mahasiswa yang memperoleh nilai tinggi (A dan A-) hanya 12,5 % dan nilai baik (B+, B, dan B-) 30 %. Pada semester ganjil 2017/2018 (setelah menggunakan draf bahan ajar) mahasiswa yang memperoleh nilai tinggi (A dan A-) hanya 65 % dan nilai baik (B+, B, dan B-) 27,5 %. Dari data ini dapat diihat bahwa capaian hasil niai akhir mahasiswa jauh lebih baik setelah menggunakan draf bahan ajar matematika dasar. Berdasarkan fakta tersebut, maka pada tahun 2018 peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian mengembangkan bahan ajar matematika dasar untuk satu semester sampai tahap validasi. Oleh sebab itu maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan bahan ajar matakuliah Matematika Dasar yang sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI yang berlaku di Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau yang telah diuji validitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 457, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matakuliah matematika dasar yang sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI yang berlaku di Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau yang telah diuji validitasnya. Adapun maksud dari penelitian ini adalah (1) menghasilkan bahan ajar Bahan Ajar Matematika Dasar Berbasis KKNI sesuai kurikulum yang berlaku di jurusan", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 35, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dasar (KKNI)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 241, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 788, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 456, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PMIPA FKIP UNRI, dan (2) mendeskripsikan hasil validasi isi bahan ajar yang telah dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 140, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 141, "width": 117, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Materi Pendukung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 459, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk dapat mengembangkan bahan ajar yang memenuhi aspek kevalidan, diperlukan materi pendukung yang terdiri atas (1) bilangan riel meliputi sifat-sifat bilangan riel, dan interval pada bilangan riel, (2) persamaan satu variabel meliputi persamaan linier, persamaan kuadrat, persamaan rasional, persamaan irrasional, persamaan nilai mutlak (3) fungsi linier, dan fungsi kuadrat, (4) komposisi fungsi, (5) trigonometri meliputi perbandingan trigonometri, identitas trigonometri, dan rumus-rumus trigonometri, (6) logaritma meliputi sifat-sifat logaritma, dan persamaan logaritma, dan (7) eksponen meliputi sifat-sifat ekponen dan persamaan eksponen.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 324, "width": 136, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Model Pengembangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 457, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triyanto (2010) mengemukakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurkan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa langkah-langkah penelitian pengembangan meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) ujicoba produk, (6) revisi produk, (7) ujicoba pemakaian, (8) revisi produk, dan (9) produksi masal. Trianto (2012) mengemukakan bahwa salah satu model pengembangan yang disarankan adalah model pengembangan 4-D, yang meliputi pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 457, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan modifikasi model 4-D. Adapun tahap-tahap yang dilakukan meliputi (1) pendefinisian (define) adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran, (2) perencanaan (design) adalah menyiapkan prototype bahan ajar matematika dasar, (3) pengembangan (develop) adalah kegiatan mengembangkan draf bahan ajar secara lengkap sampai dengan menghasilkan bahan ajar yang sudah direvisi berdasarkan saran validator.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 139, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 456, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertempat di jurusan PMIPA FKIP UNRI pada semester ganjil tahun akademik 2018/2019. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun prosedur kegiatan pengembangan bahan ajar matematika dasar sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 25, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armis", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 121, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 119, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendefinisian (Define)", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 78, "width": 418, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Menganalisis kompetensi umum dan kompetensi khusus yang harus dicapai pada matakuliah matematika dasar.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 120, "width": 323, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menganalisis topik-topik materi ajar matakuliah matematika dasar.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 141, "width": 414, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menganalisis aplikasi topik-topik materi ajar dalam bidang keilmuan fisika, kimia, dan biologi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 181, "width": 113, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perancangan (design)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 202, "width": 418, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Merancang Rencana Pembelajaran Semester matakuliah matematika dasar yang terdiri atas RKPP dan RP.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 244, "width": 282, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Merancang pengembangan bahan ajar matematika dasar.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 264, "width": 132, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengembangan (develop)", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 285, "width": 388, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Mengembangkan draf bahan ajar matematika dasar berdasarkan kajian literatur.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 306, "width": 290, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melakukan validasi bahan ajar kepada tiga orang validator.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 327, "width": 418, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Melakukan revisi bahan ajar sesuai saran validator sehingga menghasilkan bahan ajar yang layak pakai.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 273, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 399, "width": 439, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Buku-buku sumber dan jurnal ilmiah guna menggali keilmuan matematika dasar untuk mengembangkan bahan ajar.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 440, "width": 442, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Lembar vaidasi. Sa’dun Akbar (2015) mengemukakan bahwa buku ajar yang baik harus memenuhi aspek validitas yaitu (1) akurasi, (2) relevansi, (3) Kominikatif, (4) lengkap dan sistematis, (5) berorientasi pada student centered, (6) berpihak pada idiologi bangsa dan negara, (7) kaidah bahasa benar, dan (8) terbaca. Oleh sebab itu dalam penelitian ini peneliti menyusun lembar validasi isi yang berpedoman kepada delapan aspek tersebut. Lembar validasi isi disusun berbentuk skala Likert dengan empat macam skor (4, 3, 2, 1).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 457, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu (1) teknik literatur untuk mengumpulkan data pengembangan bahan ajar, dan (2) teknik angket tertutup dan terbuka untuk mengumpulkan data validasi isi oleh validator. Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk mengolah data hasil validasi bahan ajar oleh validator.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 35, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dasar (KKNI)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 241, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 788, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 272, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kriteria Kevalidan Bahan Ajar Matematika Dasar", "type": "Caption" }, { "left": 112, "top": 81, "width": 317, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nomor Interval Kategori 1 3,40 ≤ 𝑥̅ ≤ 4,00 Sangat valid 2 2,80 ≤ 𝑥̅ < 3,40 Valid 3 2,00 ≤ 𝑥̅ < 2,80 Kurang valid 4 1,00 ≤ 𝑥̅ < 2,00 Tidak valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 213, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Modifikasi dari Sa’dun Akbar (2015)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 43, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 456, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan yang telah disajikan sebelumnya, produk penelitian ini berupa bahan ajar matakuliah matematika dasar sesuai dengan kurikulum berbasis KKNI. Bahan ajar ini terdiri atas lima bab sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 456, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fungsi Riil, meliputi (1) sistem bilangan riel, (2) fungsi dan grafik, (3) limit dan kekontinuan, (4) limit tak hingga dan limit di tak hingga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 456, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Turunan dan Penggunaan, meliputi (1) turunan fungsi aljabar, (2) turunan fungsi trigonometri, (3) teorema rantai, (4) turunan tingkat tinggi, (5) fungsi implisit, (6) kemonotonan dan kecekungan kurva, (7) nilai ekstrem dan asymtot, dan (8) dalil Lhopital.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 456, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Integral dan Penggunaan, meliputi (1) integral tak tentu, (2) integral tentu, (3) luas daerah, dan (4) volum benda putar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 456, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fungsi Transenden, meliputi (1) fungsi invers, (2) fungsi logaritma dan eksponen, dan (3) limit bentuk tak tentu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 456, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Teknik Pengintegralan, meliputi (1) rumus baku integral, (2) integral bagian, (3) integral fungsi trigonometri, (4) integral dengan subsitusi, dan (5) integral fungsi rasional.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 456, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memperoleh bahan ajar yang valid dilakukan validasi oleh tiga orang validator. Hasil validasi oleh validator tersebut disajikan dalam tabel 3 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 381, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Rekomendasi Validator Terhadap Bahan Ajar Matematika Dasar untuk", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 589, "width": 86, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap Indikator", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 603, "width": 388, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indikator yang divalidasi Rataan Skor Oleh Validator 1 2 3 Rataan 1 Relavensi 3,8 3,7 3,7 3,73 2 Keakuratan 4,0 3,8 3,9 3,9 3 Kelengkapan sajian 3,8 3,8 3,8 3,8 4 Sistematika sajian 3,7 3,7 3,7 3,7 5 Kesesuaian sajian dengan tuntutan pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa 3,8 3,8 3,7 3,67 6 Cara penyajian 3,8 3,8 3,8 3,8", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 25, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armis", "type": "Page header" }, { "left": 390, "top": 787, "width": 121, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 789, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 57, "width": 385, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Kesesuaian Bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar 3,9 3,8 3,8 3,83 8 Keterbacaan dan kekomunikatifan 3,8 3,8 3,7 3,67 Rataan 38,25 3,775 3,7625 3,7625", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 88, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 457, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel 3 di atas diperoleh rataan dari ke tiga validator adalah untuk masing-masing indikator berada pada rentang 3,67 sampai dengan 3,9 dengan rataan keseluruhan 3,7625. Dapat dikatakan bahwa semua indikator termasuk kategori sangat valid dan secara keseluruhan juga termasuk kategori sangat valid. . Berikut disajikan masukan dari ke tiga validator untuk kesempurnaan bahan ajar matematika dasar yang telah dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 261, "width": 197, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tambah materi sifat-sifat bilangan riel", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 281, "width": 358, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tambah contoh dan soal-soal aplikasi terhadap fisika, kimia, dan biologi.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 302, "width": 163, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perbaiki kesalahan pengetikan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 457, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis data pada tabel 3 dilihat bahwa secara keseluruhan bahan ajar ini termasuk kategori sangat valid. Sesuai saran dari validator, untuk lebih baiknya bahan ajar ini maka ditambahkan keterangan-keterangan dan contoh-contoh yang bervariasi sesuai bidang ilmu fisika, kimia, dan biologi sehingga dapat mendorong mahasiswa belajar yang berpusat pada mahasiswa dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Selanjutnya bahan ajar ini telah diperbaiki sesuai masukan dari ke tiga validator sehingga menjadi bahan ajar yang lebih baik. Dari hasil validasi bahan ajar ini juga telah memenuhi aspek kevalidan. Dapat dikatakan bahwa bahan ajar ini layak digunakan dalam perkuliahan matakuliah matematika dasar pada mahasiswa jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 504, "width": 209, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN REKOMENDASI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 457, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa bahan ajar Matematika Dasar yang telah dikembangkan memenuhi aspek validasi isi layak digunakan dalam perkuliahan matakuliah Matematika Dasar pada mahasiswa jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau. Berdasarkan pembahasan maka disarankan pada penelitian selanjutnya agar pengembangan bahan ajar dilanjutkan untuk ujicoba lapangan agar bahan ajar memenuhi validitas konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 673, "width": 74, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 409, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Danang Mursita. (2004). Matematika dasar untuk perguruan tinggi, Bandung: Rekayasa sains", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 727, "width": 398, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sa’dun Akbar. (2015). Instrumen perangkat pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 754, "width": 457, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 35, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dasar (KKNI)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 787, "width": 241, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AJME Vol. 1 No. 1 – Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 788, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 377, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triyanto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 314, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" } ]
d01ab4b7-0bcb-d9fc-1a7f-eabe6f384e16
https://journal.nurulfikri.ac.id/index.php/JTT/article/download/85/66
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 798, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 79, "width": 360, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan e-Business Berbasis Website Berdasarkan Kerangka PIECES (Studi Kasus: Aspin Photography & Video Pro)", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 117, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fransiskus Tjiptabudi", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 129, "width": 181, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem informasi STIKOM Uyelindo Kupang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 178, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 202, "width": 470, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspin Photography & Video Pro adalah sebuah perusahaan di Kupang-NTT yang proses bisnis utamanya bergerak pada bidang jasa fotografi dan video shooting . Saat ini Aspin Photography & Video Pro mengalami kemajuan bisnis yang cukup pesat dan telah memiliki banyak pelanggan sejalan dengan semakin boomingnya fotografi saat ini. Seiring dengan perkembangan perusahaan ini, proses bisnis yang dilakukan mulai dari promosi hingga transaksi menimbulkan masalah, karena segala sesuatunya masih dilakukan secara konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun sebuah e–Business berbasis website yang bertujuan untuk mempermudah proses promosi dan transaksi bisnis pada Aspin Photography & Video Pro secara daring. Website e- Business ini dibangun berdasarkan hasil analisis permasalahan dengan berpedoman pada kerangka PIECES dan menerapkan model pengembangan waterfall , dengan harapan jika website e-Business nantinya diterapkan maka dapat memenuhi kualifikasi pada kerangka PIECES .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 252, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : fotografi, e-Business , website , PIECES, waterfall", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 218, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dunia fotografi saat ini berkembang sangat pesat. Lebih dari sekadar teknologi, fotografi kini menjadi fenomena sosial. Di Indonesia saja, beragam komunitas fotografi banyak bermunculan. Komunitas-komunitas itu banyak yang lahir mengkhususkan berdasarkan minat, mencakup jenis kamera, teknik foto, objek foto, bahkan pendekatan tertentu. Bukti perkembangan dunia fotografi salah satunya dapat dilihat di situs www.fotografer.net. Situs ini menyediakan galeri secara gratis untuk para fotografer memasang foto-foto karyanya. Hingga bulan April 2005, hits FN mencapai 765.828 hit per hari dengan jumlah anggota terdaftar 42.500 orang, 161.008 foto, dan 2,3 juta kritik foto. Setiap harinya, FN dikunjungi hingga 4.700 unique visitor .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 218, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, data penjualan kamera pun menunjukan bukti semakin booming-nya fotografi. Dikutip dari techno.okezone.com, tercatat data yang diperoleh Okezone pada konferensi pers, Senin, (9/2/2015) penjualan di pasar Asia termasuk Indonesia mengalami peningkatan sebesar 32 persen dari tahun 2005 hingga 2014. Perkembangan tersebut berdampak pada semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan jasa fotografi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 218, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut sejalan dengan perkembangan teknologi komputer, yang digunakan untuk membantu menghasilkan informasi secara efektif dan efisien. Pada sebuah perusahaan, pemanfaatan komputer untuk mengolah data dan menghasilkan informasi menjadi sangat penting. Seiring perkembangan komputer, penggunaan internet juga semakin meluas. Tersedianya fasilitas penunjang, kecepatan akses yang semakin tinggi dan biaya yang cukup terjangkau menjadikan internet umum digunakan. Bukan hanya untuk keperluan bisnis tapi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 363, "width": 218, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sampai keperluan pribadi, hingga semua bidang kehidupan sudah tergantung pada internet dan internet pun menjadi kebutuhan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 397, "width": 218, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspin Photography & Video Pro merupakan sebuah studio foto yang lahir dan berkembang karena adanya fenomena fotografi belakangan ini. Aspin Photography & Video Pro merupakan perusahaan yang bisnis utamanya bergerak di bidang jasa foto dan video yang berlokasi di Jl. Anggrek No. 27 Kelurahan Oepura Kota Kupang-NTT. Saat ini proses bisnis yang dijalankan pada Aspin Photography & Video Pro masih dilakukan via telepon, aplikasi messenger atau secara langsung, dan pendataan setiap transaksi yang dilakukan pun dalam bentuk rekapan pada sebuah buku transaksi. Hal tersebut tentunya berdampak pada manajemen administrasi yang tidak rapi dan kesulitan dalam penyajian laporan. Selain itu, pihak Aspin Photography & Video Pro belum mempunyasi sarana tetap untuk mempromosikan bisnis yang dijalankan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 593, "width": 218, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan masalah yang telah dibahas dan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi internet yang semakin luas maka penulis merumuskan judul “Pembangunan e-Business Berbasis Website Berdasarkan Kerangka PIECES (Studi Kasus: Aspin Photography & Video Pro)”.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 673, "width": 104, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LANDASAN TEORI 1. PIECES Framework", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 696, "width": 218, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik analisis ini dijelaskan dalam [1] untuk membuat sebuah sistem yang dibuat secara prototyping dengan melakukan analisa terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan untuk membuat sistem.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 218, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebuah sistem perlu ditemukan permasalahan yang ada agar sistem dapat berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa aspek yang dapat dilihat dari analisis ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 108, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Performance (kinerja)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 148, "width": 218, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem yang terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Throughput : sistem dinilai dari banyaknya kerja ( output ) yang dilakukan pada beberapa periode waktu dalam memenuhi kebutuhan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 219, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Respon time : waktu yang diperlukan oleh sistem informasi untuk melakukan proses kerja.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Audibilitas: keselarasan terhadap standar dapat diperiksa.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Kelaziman komunikasi: terkait user interface yang digunakan dalam sistem informasi dinilai dalam kemudahan untuk dipahami.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Kelengkapan: derajat dimana sistem informasi mempunyai fungsi yang penuh dalam mendukung pekerjaan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 320, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Toleransi kesalahan: kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Information and data (informasi dan data) Diperlukan untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Accuracy (akurat): informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan/ketelitian yang tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 412, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Relevansi informasi: informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Penyajian informasi: informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Aksesibilitas informasi: informasi dapat tersedia sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Economic (ekonomi)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 218, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diperlukan untuk menilai sistem informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Reusabilitas: tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Sumber daya: sumber daya yang digunakan dalam pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber daya ekonomi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 218, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Control and security (kontrol dan keamanan) Digunakan untuk menilai sistem informasi dari aspek keamanan dan kontrol data yang terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Integritas: tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat dikontrol.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Keamanan: mekanisme yang mengontrol atau melindungi program dan data dalam sistem informasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Efficiency (efisiensi)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Digunakan untuk menilai sistem informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 734, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Usabilitas: usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu program.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Maintanabilitas: usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 113, "width": 96, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Service (pelayanan)", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 125, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Digunakan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen. Aspek service (pelayanan) terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 159, "width": 186, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Akurasi: ketelitian komputasi dan kontrol.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 171, "width": 218, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Reliabilitas: tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya dan diandalkan untuk melakukan fungsi yang diminta.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 205, "width": 218, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesukaran.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 228, "width": 61, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. e-Business", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 218, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Business belakangan ini semakin sering didengar seiring perkembangan teknologi dan juga dunia bisnis. Terdapat berbagai macam definisi tentang e-Business , antara lain Kalakota dan Robinson yang mendefinisikan e-Business sebagai suatu gabungan yang kompleks dari proses bisnis, aplikasi perusahaan, dan struktur organisasi yang diperlukan untuk membuat model bisnis mempunyai kinerja yang tinggi [2]. Huff menjelaskan bahwa e- Business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi ke konsumen [3]. Defenisi lain menyatakan e-Business merupakan penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan manajemen organisasi [4].", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 435, "width": 219, "height": 262, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Business juga adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan layanan melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. E-Business menggunakan teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk menjalankan proses bisnis utama yaitu pembelian dan penjualan. Awalan “e” dalam kata e- Bisnis berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak fisik, transaksi diadakan secara elektronik atau digital, hal ini menjadi mungkin dengan dukungan perkembangan komunikasi digital yang pesat [5]. Selain itu, definisi e-Business juga dikemukakan oleh Alter, yaitu praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi [6].", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 700, "width": 218, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam mengimplementasikan konsep e- Business , terlihat jelas bahwa meraih keunggulan kompetitif ( competitive advantage ) jauh lebih mudah dibandingkan mempertahankannya. Secara teoritis hal tersebut dijelaskan karena adanya karakteristik sebagai berikut [7]:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 218, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pada level operasional, yang terjadi dalam e- Business adalah restrukturisasi dan redistribusi dari bit-bit digital ( digital management ), sehingga mudah sekali bagi perusahaan untuk meniru model bisnis dari perusahaan lain yang telah sukses.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 219, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Berbeda dengan bisnis konvensional di mana biasanya sebuah kantor beroperasi 8 jam sehari, di dalam e-Business ( internet ), perusahaan harus mampu melayani pelanggan selama 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, karena jika tidak maka dengan mudah kompetitor akan mudah menyaingi perusahaan terkait.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 231, "width": 219, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pelanggan dapat berinteraksi dengan perusahaan yang terkoneksi di internet, sehingga sangat mudah bagi mereka untuk pindah-pindah perusahaan dengan biaya yang sangat murah (rendahnya switching cost ).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 218, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Fenomena jejaring ( internet working ) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan sebuah produk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktor-faktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Website", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 382, "width": 219, "height": 262, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman ( hyperlink ) [8]. 4. Model Waterfall Model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software . Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model” . Model ini sering disebut juga dengan “classic life cycle” atau metode waterfall . Model ini termasuk kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering [9]. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Adapun fase-fase dalam model waterfall :", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 721, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Model Waterfall", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 744, "width": 191, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Communication ( Project Initiation", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 744, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "&", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 756, "width": 105, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Requirements Gathering )", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 219, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti menganalisis permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data yang diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi software . Pengumpulan data tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel, dan internet.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 194, "width": 218, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Planning ( Estimating, Scheduling, Tracking ) Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang estimasi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko-risiko yang dapat terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan, dan tracking proses pengerjaan sistem.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 286, "width": 139, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Modeling ( Analysis & Design )", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 297, "width": 218, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan ini adalah tahap perancangan dan permodelan arsitektur sistem yang berfokus pada perancangan struktur data, arsitektur software , tampilan antarmuka, dan algoritma program. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 218, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Construction ( Code & Test ) Tahapan construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 189, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Deployment ( Delivery, Support, Feedback )", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 218, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan deployment merupakan tahapan implementasi software ke customer , pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software , evaluasi software , dan pengembangan software berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 218, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "umpan balik yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 113, "width": 131, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tahap Communication", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 136, "width": 444, "height": 472, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan ini dilakukan observasi dan wawancara dengan stakeholders e-Business guna memahami masalah dan tujuan yang diinginkan . Berdasarkan observasi terhadap proses bisnis yang dijalankan pada Aspin Photography & Video Pro maka diidentifikasi beberapa permasalahan yang akan diuraikan berdasarkan kerangka PIECES berikut ini: Tabel 1. Deksripsi masalah berdasarkan kerangka PIECES No. Aspek Permasalahan 1. Performance (kinerja) Waktu yang dibutuhkan untuk merespon permintaan pelanggan sebenarnya cukup baik, tetapi pendataan yang tidak rapi berdampak pada layanan menjadi lama. 2. Information and data (informasi dan data) Belum diterapkannya sebuah basis data sehingga sulit mencari informasi dan juga menghasilkan laporan. Belum tersedianya saranya penyajian informasi kepada pelanggan yang lengkap. 3. Economic (ekonomi) Pemborosan waktu dan SDM, karena dibutuhkan tenaga khusus untuk mengelola administrasi. 4. Control and security (kontrol dan keamanan) Data yang ada belum memiliki keamanan dan validasi sehingga rentan terhadap kesalahan pendataan maupun kehilangan data yang disengaja ataupun tak disengaja. Kesulitan dalam mengontrol transaksi keuangan. 5. Efficiency (efisiensi) Kinerja karyawan menjadi kurang efisien karena data tidak akurat. Pengambilan keputuan manajerial oleh pemilik/pimpinan tidak efisien bahkan sulit dikarenakan model administrasi yang tidak menyajikan informasi lengkap. 6. Service (pelayanan) Pelayanan bersifat face to face yang mana pelanggan harus datang untuk mengetahui detail produk yang diinginkan sehingga berdampak pada waktu, biaya dan tenaga.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tahap Planning", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 622, "width": 218, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan perencanaan ini dilakukan estimasi sumber daya manusia, waktu, anggaran, dan pembagian tugas dalam bentuk gantt chart . 3. Tahap Modeling Tahap perancangan merupakan tahap pendekatan awal untuk menyelesaikan sebuah masalah. a. Use case diagram", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 105, "width": 160, "height": 424, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Login Kelola Pembayaran Kelola Order Kelola Produk Kelola Informasi Kelola Pelanggan Kelola Karyawan Karyawan Login Lihat Produk Lihat Informasi Order Mendaftar Pelanggan << in clu de >>", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 536, "width": 162, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Use case diagram e-Business", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 218, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada use case diagram, actor pada e-Business adalah karyawan dan pelanggan. Karyawan dapat melakukan operasi mengelola data karyawan, informasi, produk, order, pembayaran hingga laporan, sedangkan pelanggan harus mendaftar atau melakukan registrasi agar bisa melakukan order karena pelanggan diwajibkan untuk login ke sistem agar dapat melakukan tarnsaksi. Untuk dapat mengakses halaman produk dan informasi bisa dilakukan oleh pengguna umum tanpa harus mendaftar/registrasi. b. Class Diagram", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 306, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Class diagram e-Business", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 324, "width": 115, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perancangan Antarmuka", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 340, "width": 178, "height": 411, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HEADER FOOTER LOGIN KARYAWAN Username Password LOGIN MENU Gambar 4. Halaman login karyawan HEADER FOOTER Konten Informasi/ Tentang Kami MENU XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX Edit", "type": "Picture" }, { "left": 342, "top": 763, "width": 181, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Halaman kelola konten informasi", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 84, "width": 197, "height": 664, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HEADER FOOTER Tambah Produk MENU Nama Produk Harga Deskripsi Simpan Batal Gambar 6. Halaman kelola data produk HEADER FOOTER No. Nama Pelanggan Data Pelanggan MENU No. HP Aksi x xxxxx xxx xxx Gambar 7. Halaman kelola data pelanggan HEADER FOOTER No. Order Nama Pemesan Pesanan Masuk MENU Status Aksi x xxxxx xxx xxx No. Nama Produk Detail Pesanan Harga Satuan Sub Total x xxxxx", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 689, "width": 10, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "xxx", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 612, "width": 181, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "xxx Jumlah x Total xxx Kembali Data Pelanggan Nama : xxxxxxxxx Alamat : xxxxxxxxx No. HP : xxxxxxxxx Detail Order No. Order : xxxxxx Tanggal Order : xxxxxx Jam Order : xxxxxx Status Order :", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 651, "width": 19, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ubah Status", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 758, "width": 170, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Halaman kelola data order dan pembayaran", "type": "Caption" }, { "left": 328, "top": 84, "width": 196, "height": 653, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HEADER FOOTER Simpan Akun Anda MENU Nama Alamat Tanggal Lahir Jenis Kelamin No. HP Username Password Batal SIDEBAR Gambar 9. Halaman daftar pelanggan HEADER FOOTER Username Password Masuk MENU Login Pelanggan Reset Belum Punya Akun? Daftar di sini SIDEBAR Gambar 10. Halaman login pelanggan HEADER FOOTER XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX MENU Informasi/Tentang Kami SIDEBAR", "type": "Picture" }, { "left": 357, "top": 748, "width": 148, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Halaman lihat informasi", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 84, "width": 201, "height": 164, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HEADER FOOTER Nama Produk Gambar MENU Daftar Produk Kami SIDEBAR Pesan Sekarang Nama Produk", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 144, "width": 93, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar Pesan Sekarang Nama Produk Gambar", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 175, "width": 201, "height": 306, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pesan Sekarang Nama Produk Gambar Pesan Sekarang Nama Produk Gambar Pesan Sekarang Nama Produk Gambar Pesan Sekarang Gambar 12. Halaman lihat produk HEADER FOOTER No. Nama Produk Daftar Pemesanan MENU Harga Konfirmasi Pemesanan x xxxxx xxx Batal Pemesanan Total xxx SIDEBAR Gambar 13. Halaman order", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 489, "width": 101, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Tahap Construction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 218, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Tampilan Website e-Business Hasil pemodelan pada tahap sebelumnya kemudian dibangun untuk menjadi sebuah website dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai basis datanya. Adapun hasil dari website e-Business yang dibangun sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 735, "width": 152, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Halaman login karyawan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 218, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman ini digunakan oleh karyawan sebagai administrator website untuk masuk ke dalam website e-Business.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 279, "width": 156, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Halaman kelola informasi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 296, "width": 218, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konten informasi/tentang kami dikelola oleh karyawan sebagai administrator melalui halaman ini. Fungsi kelola yang dijalankan pada halaman ini adalah edit konten.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 560, "width": 146, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Halaman kelola produk", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 577, "width": 218, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produk-produk yang ditawarkan oleh Aspin Photography & Video Pro dikelola oleh karyawan sebagai administrator melalui halaman ini. Fungsi kelola yang dijalankan pada halaman ini antara lain simpan, hapus dan batal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 245, "width": 159, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Halaman kelola pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 219, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan yang telah mendaftarkan diri pada website e-Business bisa dikelola oleh admin dengan mengakses halaman kelola data pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 531, "width": 175, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Halaman kelola data order dan pembayaran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 565, "width": 218, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada halaman ini, data pemesanan produk yang telah dilakukan oleh pelanggan akan dikonfirmasi oleh administrator website . Pada halaman yang sama juga administrator bisa mengontrol status dari transaksi pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan untuk selanjutnya dapat diproses.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 274, "width": 181, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 19. Halaman pendaftaran pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 291, "width": 219, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelanggan yang hendak melakukan transaksi melalui website e-Business wajib mendaftarkan diri terlebih dahulu pada halaman ini. Selanjutnya, pelanggan bisa melakukan transaksi dengan melakukan login. Pelanggan yang telah terdaftar tidak perlu lagi untuk mengakses halaman ini jika ingin melakukan transaksi, tapi cukup dengan mengakses halaman login .", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 531, "width": 155, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 20. Halaman login pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 548, "width": 218, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman ini digunakan oleh pelanggan yang telah terdaftar untuk masuk ke dalam website e- Business kemudian melakukan transaksi .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 275, "width": 180, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 21. Halaman infomasi/tentang kami", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 218, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada halaman ini para pelanggan baik yang telah terdaftar ataupun belum dapat melihat informasi yang berkaitan dengan Aspin Photography & Video Pro.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 554, "width": 119, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 22. Halaman produk", "type": "Caption" }, { "left": 376, "top": 79, "width": 112, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 23. Halaman order", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2477-0043", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 115, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Terpadu", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2460-7908", "type": "Page header" }, { "left": 422, "top": 52, "width": 133, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 3, No. 2, Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 218, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman ini akan menampilkan status dan detail dari produk-produk yang dipesan oleh pelanggan melalui halaman produk pada Gambar 21. Detail transaksi yang ditampilkan antara lain jenis produk dan biaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 91, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengujian Website", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 218, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengujian yang dilakukan terhadap website e-Business ini adalah dengan menggunakan pengujian fungsional yang berguna untuk menguji fungsionalitas dari sebuah program. Parameter dan hasil pengujian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 159, "width": 463, "height": 440, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil pengujian fungsional Detail pengujian Proses Luaran yang seharusnya Luaran yang diperoleh Status Login administrator Input username dan password, klik login Masuk ke halaman beranda administrator Masuk ke halaman beranda administrator Sukses Kelola informasi Klik tombol edit Informasi diperbarui Informasi diperbarui Sukses Kelola produk Klik tombol simpan Data produk tersimpan Data produk tersimpan Sukses Klik tombol batal Textbox kosong Textbox kosong Sukses Kelola pelanggan Klik tombol hapus Data pelanggan yang dipilih pada tabel terhapus Data pelanggan yang dipilih pada tabel terhapus Sukses Kelola order Klik tombol baca pesanan Menampilkan data detail pesanan yang dipilih pada halaman detail pesanan Menampilkan data detail pesanan yang dipilih pada halaman detail pesanan Sukses Klik tombol hapus pesanan Data pesanan yang dipilih pada tabel terhapus Data pesanan yang dipilih pada tabel terhapus Sukses Kelola pembayaran Klik ubah status Status pembayaran dari detail pesanan diperbarui Status pembayaran dari detail pesanan diperbarui Sukses Daftar pelanggan Klik perbarui data Menampilkan pesan data pelanggan yang diinput pada textbox tersimpan Menampilkan pesan data pelanggan yang diinput pada textbox tersimpan Sukses Login pelanggan Input username dan password, klik login Masuk ke halaman produk Masuk ke halaman produk Sukses Melihat informasi Klik menu informasi Halaman informasi/ tentang kami ditampilkan Halaman informasi/ tentang kami ditampilkan Sukses Melakukan order Klik tombol pesan sekarang pada produk yang dipilih Produk yang dipesan ditampilkan pada halaman order Produk yang dipesan ditampilkan pada halaman order Sukses Klik tombol konfirmasi pesanan Data detail produk yang dipesan disimpan dan tampil pada halaman administrator Data detail produk yang dipesan disimpan dan tampil pada halaman administrator Sukses Klik tombol batalkan pesanan Data pemesanan produk pada halaman order terhapus Data pemesanan produk pada halaman order terhapus Sukses", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 731, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 75, "width": 96, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Tahap Deployment", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 86, "width": 217, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahapan ini dilakukan implementasi software ke customer agar dapat tetap berjalan dan bekerja sesuai dengan fungsinya.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 121, "width": 216, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi website e-Business ini harus memperhatikan spesifikasi kebutuhan perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak ( software ). Dalam spesifikasi ini dijelaskan bahwa spesifikasi yang bagaimanakah yang paling tepat untuk menjalankan website ini agar dapat berjalan dengan normal yang tanpa masalah. a. Spesifikasi kebutuhan administrator", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 213, "width": 217, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mendukung kinerja administrator maka dibutuhkan komputer dengan sistem operasi minimal Windows 7, prosesor minimal dual core dan RAM minimal 2GB serta didukung dengan koneksi internet. Dibutuhkan juga perangkat lunak berupa browser untuk mengakses website .", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 282, "width": 148, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Spesifikasi kebutuhan pelanggan", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 293, "width": 217, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mengakses website e-Business dapat dilakukan melalui komputer ataupun smartphone karena website ini bersifat responsive . Dibutuhkan sebuah aplikasi browser untuk bisa mengakses website dan harus memperhatikan kulaitas koneksi internet.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 374, "width": 70, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 385, "width": 217, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil pengujian, semua fungsi dari website e-business dapat berjalan dengan baik. Dengan website ini, pihak Aspin Photography & Video Pro dimudahkan dalam menjalankan proses promosi dan transaksi bisnisnya. Para pelanggan juga memperoleh manfaat karena bisa melakukan transaksi dimana saja dan kapan saja secara daring.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 217, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal penting yang perlu diperhatikan adalah terpenuhinya spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras maupun koneksi internet baik dari pihak administrator maupun pelanggan agar website e-Business dapat berfungsi maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 145, "width": 60, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 156, "width": 217, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Whitten, J., Lonnie Bently. 2007. Systems Analysis and Design Methods Paperback . 7th edition. New York: McGraw-Hill.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 191, "width": 216, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Kalakota, Ravi, Maria Robinson. 2001. e- Business 2.0: A Roadmap for Success . USA: Addison Wesley.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 225, "width": 216, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Huff, Sid L. 2002. Cases In Electronic Commerce . Boston: McGraw-Hill.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 248, "width": 217, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Laudon, Kenneth C., Jane P. Laudon. 2001. Esssentials of Management Information Systems: Organization and Technology in Networked Enterprise . 4th edition. New Jersey: Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 306, "width": 217, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Sairamesh, J. 2004. Disconnected Processes, Mechanisms and Architecture for Mobile E- Business . 9: 651-662. New York: Journal Association for Computing Machinery (ACM) .", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 352, "width": 216, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] Alter, S. 2002. Information Systems: Fundation of E-Business . New Jersey: Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 386, "width": 217, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Sutabri, T. 2012. Konsep Sistem Informas i. Yogyakarta: Andi Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 409, "width": 217, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Fathurrahman. 2014. Membuat Website Mudah Dan Praktis Dengan Weebly . Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 444, "width": 217, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Pressman, R.S. 2014. Software Engineering: A Practioner's Approach . New York: McGrawHill", "type": "List item" } ]
8a8b0008-fdc0-3326-11d9-7da00dcc4ac1
https://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/MTK/article/download/12069/8635
[ { "left": 133, "top": 85, "width": 360, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PROGRAM LINIER DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 178, "top": 127, "width": 270, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pitri Hermeliyati, Sugeng Sutiarso, Sri Hastuti Noer [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 154, "width": 294, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Magister Pendidikan Matematika FKIP Unila", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 182, "width": 61, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 400, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objectives of this research was to find out the effectiveness of student worksheet with the problem based learning model to achieve the minimum of mastery criteria of linier program material and to find out the responses of students towardsstudent worksheet of linier program material with problem based learning model, which is viewed by the interesting and the easiness. This developmentused ADDIE model (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation). The subject of the research was students of XI Teknik Audio Video (TAV) 1 class SMKN 2 Bandar Lampung as many as 30 students. The procedure of this research were preliminary research, designing student worksheet, and drafting the learning instrument, testing of expert, and readability testing, limited group testing and small group testing on the research subject. The data collecting used test technique. Based on the result of the research, the student worksheet with problem based learning model was effective in achieving ofminimum of mastery criteria of linier program material and students responses showed that student worksheet with problem based learning model of linier program material is easy and interesting.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 444, "width": 400, "height": 220, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas lembar kerja siswadengan model pembelajaran berbasis masalah untuk mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum materi program linier dan melihat respon siswa terhadap lembar kerja siswa pada materi program linier dengan model pembelajaran berbasis masalah yang ditinjau dari kemenarikan, dan kemudahan. Pengembangan ini menggunakan model ADDIE ( Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation) . Subjek dalam penelitian ini siswa kelas XI TAV 1 di SMK Negeri 2 tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 30 siswa. Prosedur penelitian yaitu p enelitian pendahuluan, mendesain pembuatan lembar kerja siswa dan penyusunan instrumen pembelajaran, uji ahli, uji keterbacaan, uji kelompok terbatas, dan uji kelompok kecil pada subjek penelitian. Pengambilan data menggunakan teknik tes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lembar kerja siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah efektif untuk mencapai kriteria ketuntasan minimum materi program linier dan respon siswa menunjukkan bahwalembar kerja siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi program linier tergolong menarik dan mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 679, "width": 395, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : lembar kerja siswa, pembelajaran berbasis masalah, program linier", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 184, "height": 510, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejak diberlakukannya kuriku- lum 2006 ternyata tujuan matematika di beberapa sekolah belum tercapai secara optimal. Banyak hal yang me- nyebabkan tidak tercapainya kuriku- lum tersebut antara lain materi yang terlalu padat, metode yang diajarkan guru kurang tepat, media belajar yang kurang efektif dan proses pem- belajaran yang interaktif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulkardi (2007) bahwa rendahnya hasil belajar matematika disebabkan olehkuriku- lum yang padat, media belajar yang kurang efektif, materi pada buku pe- lajaran yang dirasakan terlalu banyak sulit untuk dipelajari, kurang tepat- nya strategi dan metode pembelaja- ran yang dipilih oleh guru yang ku- rang optimal dan kurangnya kesela- rasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak ba- nyak terlibat dalam proses pembela- jaran dan keaktifan kelas yang se- bagian besar didominasi oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 630, "width": 184, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil observasi di SMK Negeri 2 Bandar Lampung kelas XI pada April 2015, menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika masih berpusat pada guru. Aktivitas guru masih dominan dan belum", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "banyak melibatkan siswa di kelas. Guru menjelaskan materi pelajaran yang diselingi tanya jawab yang berlangsung pasif dan pemberian soal-soal tugas harian.Proses pem- belajaran tersebut kurang melatih kemampuan matematika siswa. Dari uraian tersebut diketahui bahwa ting- kat kemampuan matematika yang dimiliki siswa masih rendah maka rendah pula hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 313, "width": 184, "height": 303, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rendahnya hasil belajar juga didukung dengan hasil penelitian dari Machaba (2013) yang menyatakan bahwa ” mathematics problems be- cause teachers could not speak all the other languages that were notthe language of learning Language of Learning Teaching (LoLT) of the school. ” Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh bahasa dalam me- ngajar matematika jika terlalu sulit untuk menjelaskan materi matemati- ka maka membuat siswa sulit juga dalam mengerti dan memahami matematika.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 624, "width": 184, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak solusi untuk memecah- kan permasalahan dalam pembelaja- ran matematika salah satunya dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS adalah salah satu bagian dari bahan ajar dalam bentuk cetak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 531, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang digunakan siswa sebagai panduan untuk mempermudah proses belajarnya dan melatih kemandirian- nya dalam upaya mencapai kom- petensi dasar. Beberapa sekolah membeli LKS dari penerbit yang diperjualbelikan dan cenderung tidak menarik dan tidak inovatif sehingga tidak mampu mendorong siswa untuk tertarik mempelajarinya. Karena itu, pendidik diharapkan berpikir kreatif untuk mengkreasikan LKS siswa yang cocok dan menarik bagi siswanya. Penggunaaan LKS di- harapkan dapat meminimalkan peran pendidik, mengaktifkan siswa, mem- permudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, dan meng- hemat waktu dalam proses pem- belajaran. Siswa diharapkan dapat melatih kemandirian belajarnya, sehingga LKS yang telah ada dengan model pembelajaran yang men- dukung diharapkan dapat membantu siswa dalam menjawab soal tersebut dengan dibekali pemahaman materi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 184, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS juga memiliki karakteri- stik yang memperkuat manfaatnya, Sungkono (2009:11), menyatakan LKS merupakan bahan ajar cetak yang memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "daftar isi, dan soal-soal latihan yang mencakup semua materi. Dalam pro- ses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berfungsi sebagai media yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 251, "width": 184, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik diper- gunakan dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah.Tu- juan belajar menggunakan LKS de- ngan model pembelajaran berbasis masalah adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan daya serap konsep matematika siswa. Model", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 458, "width": 184, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Berbasis Masalah", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 479, "width": 184, "height": 261, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(PBM) menurut Nurhadi (2004:56), merupakan suatu model pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata, sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan Noer (2009), yang mengatakan PBM dapat memupuk kemampuan reflektif matematis siswa karena pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ini tidak mengharuskan siswa meng- hapal fakta-fakta, tetapi mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Sutirman (2013:39)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 185, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatakan bahwa PBM merupakan model pembelajaran yang berangkat dari pemahaman siswa tentang suatu masalah, menemukan alternatif solusi atas masalah, kemudian", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 272, "width": 184, "height": 157, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memilih solusi yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masa- lah tersebut. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut. PBM adalah suatu model pembelajaran yang meng- gunakan masalah dunia nyata untuk melihat pemahaman siswa tentang suatu masalah kemudian memilih", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "solusi yang tepat untuk digunakan dalam memecahkan masalah, sehingga model ini dianggap dapat", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 184, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membantu pemahaman siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 184, "height": 157, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa langkah PBM menurut Nurhadi (2004:60), yaitu orientasi siswa kepada masalah (tindakan guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuh- kan, memotivasi siswa aktif, penga- juan masalah, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 706, "width": 184, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah), mengorganisasi siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 727, "width": 184, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk belajar (guru membantu siswa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 282, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut), membim- bing penyelidikan individual dan kelompok (guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperi- men, untuk mendapatkan penjelasan pemecahan masalah), mengembang- kan dan menyajikan hasil karya (guru membantu siswa dalam meren- canakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 375, "width": 184, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbagai tugas dengan kelompok- nya), menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan).", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 520, "width": 155, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat permasalahan tersebut,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 541, "width": 184, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlu mengembangkan Lembar Kerja Siswa pada materi programdengan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Tujuan penelitian pengem- bangan ini adalah (1) mengetahui efektivitas LKS dengan model PBM untuk mencapai nilai kriteria", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 685, "width": 184, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketuntasan minimum (KKM) materi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 706, "width": 184, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "program linier, dan (2) melihat respon siswa terhadap LKS pada", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "materi program linier dengan model PBL yang ditinjau dari kemenarikan dan kemudahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 134, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 184, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain penelitian yang diguna- kan adalah penelitian dan pengem- bangan ( Research and Development ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 184, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan berupa pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi program linear dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 184, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "XI SMK. Model penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada model ADDIE", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Analyze, Design, Development,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation, Evaluation ). Secara", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "visual tahapan ADDIE dapat dilihat", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 79, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 658, "width": 143, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan Model ADDIE (Sumber: Tegeh, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 179, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjek dalam penelitian ini siswa kelas IX TAV 1 di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Kegiatan uji coba yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu : (1) analisis kebutuhan, (2) review oleh ahli desain dan media pembelajaran,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 272, "width": 187, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) review oleh ahli isi bidang studi,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 292, "width": 184, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4) uji keterbacaan, dan (5) uji coba terbatas.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 184, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data-data yang dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi forma- tif dikelompokkan menjadi tiga ba- gian, yaitu (1) data evaluasi tahap pertama berupa data hasil uji ahli materi, ahli desain pembelajaran, (2) data evaluasi tahap kedua berupa data hasil uji keterbacaan ( uji 1-1)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 499, "width": 184, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan, (3) uji coba terbatas, berupa data hasil review siswa tingkat XI dan guru matematika tingkat XI. Desain penelitian ini adalah One-Shot Case Study (Sugiyono 2013) dimana sam- pel diambil dengan teknik sampling acak. Gambar desain yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 707, "width": 167, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. One-Shot Case Study", "type": "Caption" }, { "left": 372, "top": 679, "width": 84, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X O", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 163, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: X = Treatment , penggunaan LKS pembelajaran O = Hasil belajar siswa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 184, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrumen yang digunakan un- tuk mengumpulkan data adalah angket dan tes. Tes digunakan untuk mengetahui efektivitas LKS materi program linear dengan model PBM untuk mencapai nilai kriteria ketun- tasan minimum (KKM).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 398, "width": 184, "height": 344, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis datamengguna- kan dua teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan ingin mengeta- hui efektivitas LKS materi program linear dengan model PBM untuk mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM).Data yang diana- lisis adalah data hasil tes kemampuan matematika pada materi program linear yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Hasil analisis data deskriptif kualitatif ini akan diban- dingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pelajaran ma- tematika yaitu > 60% siswa men-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 184, "width": 184, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "capai nilai KKM ( KKM = 70). Jadi LKS materi program linear dengan model PBM dikatakan efektif jika siswa yang memperoleh nilai tes hasil belajar mencapai 70 sebanyak 60% dan berlaku sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 309, "width": 184, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis deskriptif kua- litatif ini digunakan untuk menge- tahui respon siswa terhadap LKS materi program linear yang ditinjau dari kemenarikan dan kemudahan. Data respon siswa yang telah dianalisis dibandingkan dengan kriteria yang diadaptasi dari Suyanto dan Sartinem (2009) terlihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 530, "width": 118, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 557, "width": 184, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian pengembangan yang telah dilakukan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung adalah lembar kerja siswa dengan model PBM. Materi pokok yang dikembangkan adalah program linier. Secara rinci hasil dari langkah-langkah dalam mengembangkan LKS dengan model PBM materi program linear ini diuraikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 99, "width": 375, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Skor rata-rata angket Kriteria Kemenarikan Kriteria Kemudahan 1 1 - 1,9 Kurang menarik Kurang Mudah 2 2 – 2,9 Cukup menarik Cukup mudah 3 3 – 3,9 Menarik Mudah 4 4 Sangat Menarik Sangat mudah", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 78, "width": 252, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kriteria Kemenarikan dan Kemudahan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 131, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Studi Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 280, "width": 184, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati LKS penerbit, melakukan tanya jawab dengan guru matematika, menganalisis KI KD, dan mengobservasi siswa di kelas XI pada pembelajaran matematika tidak menggunakan LKS dari penerbit apa- pun di SMKN 2 Bandar Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 38, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 184, "height": 137, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk yang dikembangkan berjudul Lembar Kerja Siswa Materi dengan model PBM materi Program Linear kelas XI. Isi LKS terdiri dari (1) judul; (2) KD dan indikator; (3) evaluasi materi berupa soal (4) kunci jawaban, dan (5) Daftar pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 632, "width": 184, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain produk diawali dengan merumuskan tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 184, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan pembelajaran khusus berupa indikator dan tujuan pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 715, "width": 184, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara umum berupa SK dan KD", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 184, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diuraikan pada langkah ini dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 252, "width": 184, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal-hal berikut: (1) memilih SK dan KD mata pelajaran matematika kelas XI semester genap berdasarkan analisis kebutuhan, kondisi pembe- lajaran saat ini dan potensi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 356, "width": 184, "height": 220, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengembangan modul. Adapun SK yang terpilih, yaitu menyelesaikan masalah program linier. KD yang diambil adalah semua KD yang ada pada SK yang terdiri dari KD, yaitu KD 3.1 sampai dengan KD 4.1. (2) merumuskan indikator berdasarkan SK dan KD yang telah dipilih. (3)menyusun peta kebutuhan LKS, dan (4) mengembangkan LKS dengan model PBM.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 597, "width": 112, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Validasi Desain", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 401, "height": 642, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validasi kepada ahli materi di- lakukan dengan mengajukan permin- taan validasi kepada ahli yang dianggap berkompeten. Peneliti menyerahkan kisi-kisi, lembar penilaian LKS, dan LKS. Ringkasan Validator Skor Saran Perbaikan Ahli materi 30 - Uraian materi dibuat lebih rinci dan sistematis agar siswa lebih mudah mem- ahami isi materi LKS yang melibatkan kehidupan sehari-hari. - Perlu ditambah kunci jawaban soal - Membuat materimudah dipahami oleh siswa sesuai dengan kehidupan sehari-hari", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 77, "width": 400, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Menambahkan kunci jawaban soal Tabel 2. Hasil Perolehan Validasi Ahli Materi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 184, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hasil penilaian ahli materi pada validasi ditunjukkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 184, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 perolehan skor dari validator uji ahli materi adalah 30 dari total skor 40, skor total rata-rata 3,00 atau termasuk pada kategori baik untuk rumusan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (KI/KD dan indikator). Isi materi pembelajar- an modul dinilai sangat relevan untuk semua kompetensi dasar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 184, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa dinilai sangat baik, kualitas fisik modul sangat sesuai dan sangat menarik. Rangkuman hasil penilaian validasi ahli desain ditunjukkan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 650, "width": 184, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3, penilaian dari ahlidesain, LKS termasuk dalam kategori baik. Pada segi desain, skor yang diperoleh dari validator 19 dari", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 298, "width": 185, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "skor total 92 dengan skor rata-rata 3,35 atau dalam kategori sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 354, "width": 94, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbaikan Desain", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 381, "width": 184, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil validasi dari ahli materi dan desain memberikan masukan mengenai perbaikan LKS karena ter- dapat kesalahan seperti pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 478, "width": 88, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Keterbacaan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 505, "width": 184, "height": 241, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS yang telah mendapatkan persetujuan selanjutnya diujicobakan pada lapangan awal. Pada penelitian ini, peneliti memberikan LKS, kisi- kisi, dan angket kepada 3 orang siswa kelas XI dengan kemampuan yang berbeda-beda, yaitu kemam- puan tinggi, sedang dan rendah. Validasi LKS dilakukan dengan maksud untuk mengetahui ketertari- kan, dan kemudahan memahami materi terhadap LKS sebelum pada", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 80, "width": 388, "height": 203, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validator Skor Saran Perbaikan Ahli desain 77 - Perbaiki cover LKS. Sebaiknya jangan menggunakan warna yang monoton dan terkesan membosankan. - Tambahkan kata pengantar, peta konsep, dan daftar pustaka - Perbaiki penulisan dan kesalahan ketik - Mengganti cover LKS yang lama dengan cover LKS yang baru - Menambahkan kata pengantar, peta konsep, dan daftar pustaka - Memperbaiki penulisan dan kesalahan ketik Tabel 3. Hasil Perolehan Validasi Ahli Desain", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 162, "width": 184, "height": 200, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akhirnya LKS siap digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu pada pelaksanaan lapangan di kelas. Hasil dari uji lapangan awal diperoleh bahwa skor total dari ketiga siswa tersebut adalah 111 dari skor maksimal angket yaitu 132 atau rata- rata mencapai 3,36 dan masuk kategori baik yaitu menarik dan mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 384, "width": 76, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisi Produk", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 411, "width": 184, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari uji lapangan awal untuk mengetahui ketertarikan, dan kemudahan memahami materi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 184, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap LKS tidak dilakukan revisi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 184, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena berdasarkan hasil yang diperoleh selama uji coba, LKS yang dihasilkan sudah dalam katagori baik, selanjutnya diujicoba pema- kaian terhadap siswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 68, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Terbatas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 184, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis hasil dari uji terbatas diperoleh bahwa skor total dari 30 siswa dan 1 orang guru tersebut adalah 1068 dari skor maksimal angket yaitu 1320 dan rata-ratanya", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 162, "width": 184, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,23 dan masuk kategori baik yaitu menarik dan mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 218, "width": 76, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisi Produk", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 245, "width": 184, "height": 158, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisi produk dilakukan sete- lah validasi LKS oleh siswa.Secara umum, siswa tersebut memberikan respon yang positif terhadap LKS, dan kembali melakukan pengecekan ulang pada LKS terutama pada kesalahan pengetikan dan sesuai dengan saran tiga siswa tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 425, "width": 81, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk Massal", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 452, "width": 184, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diperoleh produk hasil pe- ngembanganbahan ajar setelah di- lakukan uji coba dan perbaikan pada produk. Ini adalah produk akhir dalam penelitian pengembangan ini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 570, "width": 88, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 597, "width": 184, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan LKS untuk pembelajaran dengan model PBM pada materi program liniear pada kelas XI SMK diawali dengan studi pendahuluan yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan LKS dan karakteristik peserta didik. Ber-", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 100, "width": 385, "height": 655, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dasarkan hasil studi pendahuluan, Skor minimal Skor Maksimal Rata-Rata Skor Simpangan Baku Proporsi Siswa yang Tuntas Belajar (%) 56 90 78,1 8,47 83,3", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 81, "width": 232, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Data Hasil Belajar Matematika", "type": "Picture" }, { "left": 164, "top": 94, "width": 30, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diketahui bahwa LKS di sekolah masih belum terintegrasi sepenuhnya dengan Kurikulum 2013. LKS dikembangakan dengan model PBM.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 184, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitria, Tomo dan Haratua (2013) mengatakan model PBM merupakan suatu model pembelajaran yang difokuskan pada pengalaman pembelajaran yang diatur meliputi penyelidikan dan pemecahan ma- salah khususnya masalah yang", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 184, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. LKS yang telah disusun", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 52, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mencakup", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 184, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komponen-komponen sampul luar, kata pengantar, fitur LKS, evaluasi, dan daftar pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 184, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pelaksanaan lapangan se- mua siswa dibagikan masing-masing satu LKS. Kegiatan orientasi siswa pada masalah dilakukan dengan me- minta siswa untuk membaca LKS pada subbab yang sedang dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 184, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS menyajikan informasi dan ilustrasi yang dapat menjembatani masalah nyata yang akan dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 603, "width": 184, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan mengorganisasikan siswa untuk belajar dilakukan dengan meminta siswa untuk mengorgani- sasikan tugas belajar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 184, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa mengetahui apa saja yang harus digali, apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana cara", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 344, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelesaikannya. Siswa juga di- minta untuk membaca LKS dengan model PBM secara individual. Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan dengan melakukan diskusi dan tanya jawab serta informasi lain dari buku yang telah dipersiapkan. Kegiatan dilakukan dengan membuat catatan hasil diskusi, mengerjakan latihan, dan menjawab pertanyaan diskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat Fachrurazi (2011) yang menyatakan bahwa tanya jawab dan diskusi, yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan refleksi terhadap pemecahan masalah yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 184, "height": 158, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengolahan data tes hasil belajar matematika siswa, diperoleh skor tertinggi, skor teren- dah, rata-rata skor, dan simpangan baku. Data tersebut merupakan rata- rata dari skor pada tes di akhir pembelajaran yang dapat disajikan dalam Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 603, "width": 184, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada Tabel 4, diketahui bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa, yakni 78,1 dengan simpangan baku 8,47. Selan- jutnya dilakukan uji normalitas se- bagai uji prasyarat untuk pengujian", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hipotesis. Data hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 184, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 136, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Belajar Matematika", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 178, "width": 165, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keputusan Uji 9,0277 11,1 H 0 diterima", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 262, "width": 155, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 5 terlihat bahwa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 184, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑥 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan α = 5%,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 184, "height": 97, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga H 0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan data hasil belajar matematika siswa berdistribusi normal. Perhitungan uji proporsi diperoleh nilai 𝑧 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 411, "width": 185, "height": 77, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,227 dan 𝑧 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,64 dengan taraf nyata 5%, sehingga H 0 ditolak karena 𝑧 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑧 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jadi, dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 184, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa persentase siswa yang mencapai nilai KKM adalah lebih dari 60%. Hasil ini didukung oleh penelitian Pariska (2012) juga melakukan penelitian pengembangan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 184, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serupa pada mata pelajaran matema- tika materi teorema pythagoras untuk SMP kelas VIII, menyatakan bahwa pengembangan LKS berbasis masa-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 184, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lah menarik, mudah, bermanfaat dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 724, "width": 184, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "efektif sebagai media belajar. Yusuf", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 181, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2009) dan Paloloang(2014)me-", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 106, "width": 184, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nunjukan bahwa penggunaan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Selanjutnya hasil penelitian", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 168, "width": 184, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoiri (2013), Bungel (2014),", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 184, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "danFadlillah (2014) menyatakan bahwa metode PBM dapat", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 230, "width": 181, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan hasil belajar matema- tika siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 272, "width": 184, "height": 468, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS yang dikembangkan ini disusun dalam unit-unit kecil (kegia- tan) dan dikemas dalam satu kesatu- an utuh dan saling berhubungan. Selain itu pemilihan bahasa dan ilustrasi yang mudah dipahami untuk semua tingkatan siswa, baik tinggi, sedang, ataupun rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Herman (2007:3) yaitu: PBM memposisikan siswa sebagai self-directed problem solver melalui kegiatan kolaboratif, mendo- rong siswa untuk mampu menemu- kan masalah dan mengelaborasinya dengan mengajukan dugaan-dugaan dan merencanakan penyelesaian, memfasilitasi siswa untuk mengeks- plorasi berbagai alternatif penyele- saian dan implikasinya, serta me- ngumpulkan dan mendistribusikan informasi, melatih siswa untuk te- rampil menyajikan temuan, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membiasakan siswa untuk merefleksi tentang efektivitas cara berpikir me- reka dalam menyelesaikan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 147, "width": 184, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LKS yang telah dikembangkan memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1)LKS disusun berdasarkan model PBM yang terdiri dari berbagai ma- salah materi program linier, menga- nalisis masalah dan menyimpulkan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 272, "width": 184, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) masalah – masalah program linier", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 184, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengarahkan siswa untuk menyusun", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 184, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuannya sendiri, mengem- bangkan keterampilan berfikir dan kemandirian dan kepercayaan diri.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 375, "width": 184, "height": 179, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelemahan LKS yang dikembangkan yaitu membutuhkan waktu yang lama daripada pembelajaran biasanya se- hingga guru harus pandai mengatur waktu dan LKS hanya berisi masa- lah-masalah yang belum dapat me- nuntun siswa menemukan konsep se- hingga masih membutuhkan sumber belajar lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 575, "width": 84, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 601, "width": 184, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengem- bangan lembar kerja siswa pada", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 184, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "materi program linier dengan model pembelajaran berbasis masalah,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 704, "width": 184, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diperoleh kesimpulan sebagai beri- kut: (1) LKS dengan model PBM", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 184, "height": 179, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "efektif untuk mencapai nilai KKM materi program linier karena lebih dari 60% siswa mencapai nilai KKM materi program linier dengan rata- rata 78, dan (2) respon siswa menunjukkan bahwa LKS matema- tika dengan model PBM pada materi program linier tergolong menarik dan mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 286, "width": 113, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 313, "width": 184, "height": 165, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungel,Moh. Fikri.2014.Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Mening- katkan Hasil Belajar Siswa KelaS VIII SMP Negeri 4 Palu pada Materi Prisma. Jurnal Elektronik Pendidikan Mate- matika Tadulako, Vol 2 No 1 [Online]. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/i ndex.php/JEPMT/article/downl oad/3230/2285. Diakses pada", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 479, "width": 184, "height": 164, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 November 2016 Fachrurazi. 2011. Penerapan Pembe- lajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal UPI. Edisi khusus No. 01, 76-89.[On- line]. http://jurnal.upi.edu/file/8 -Fachrurazi.pdf. Diaksespada 20 November 2016", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 658, "width": 183, "height": 96, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadlillah, Hayyu Nur. 2014. ”Pe - ningkatan Hasil Belajar Mate- matika melalui Metode Prob- lem Based Learning”. Saintifik: Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.1. No. 1 . hlm. 33- 39 . [Online]. http://ejournal.um", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 193, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m.ac.id/index.php/jps/article/vi ew/1950.Diakses pada 20 November 2016 Fitria, Tomo, dan Haratua. 2013. Penggunaan Model Problem Based Learning Dengan Multirepresentasi Pada Usaha dan Energi di SMA. Jurnal Untan. Vol. 4 No. 3 [Online]. http://jurnal.untan.ac.i d/index.php/jpdpb/article/down load/3723/3728. Diakses pada 28 november2016", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 184, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman, Tatang. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Me- ningkatkan Kemampuan Berpi- kir Matematis Tingkat Tinggi .Educationist Vol.01 No.01 .[Online].http://jurnal.upi .edu/penelitianpendididkan.htm l. Diakses pada 12 Februari", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 403, "width": 27, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 184, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoiri, W. 2013.Problem Based", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 444, "width": 156, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning Berbantuan Multime- dia dalam pembelajaran mate- matika untuk meningkatkan ke- mampuan berpikir kreatif. Unnes Journal of Mathematics EducationVol 2 (1). [Online]. http://journal.unne s.ac.id/sju/index.php/ujme .", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 554, "width": 155, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diakses pada 28 November 2016", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 184, "height": 151, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Machaba, Maphetla M. 2013. Possible Solutions to Foundat- ion Phase Mathematics Diffi- culties. Mediterranean Journal of Social Sciences MCSER Publishing, Rome-Italy Vol 4 No 14 November 2013 E-ISSN 2039-2117 ISSN 2039- 9340[Online]. http://www.mcser.org/journal/i ndex.php/mjss/article/view/159", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 85, "width": 155, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Diakses pada 28 Februari 2016", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 127, "width": 183, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noer, S.H. 2009.Kemampuan Ber- pikir Kreatif Matematis.Yogya- karta: Universitas Negeri Yogyakarta . Prosiding Seminar", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 182, "width": 107, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional Pendidikan.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 209, "width": 183, "height": 69, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhadi.2004. Pembelajaran Kon- tekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) dan Pene- rapannya dalam KBK. Malang: Penerbit UM.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 292, "width": 183, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paloloang, Muhammad Fachri Baha- ruddin . 2014 . Penerapan Model", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 320, "width": 155, "height": 192, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Panjang Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu. Jurnal Elektronik Pendidian Matematika Ta- dulako, Vol 2 No 1.[Online]. http://jurnal.untad.a c.id/jurnal/index.php/JEPMT/a rticle/download/3232/2287. Diakses pada 28 November 2016", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 527, "width": 183, "height": 137, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariska, Ike Suci. 2012. Pengemba- ngan Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis Masa- lah. Jurnal Pendidikan Mate- matika FMIPA UNP. Vol.I No.1,Hal.75-80.[On- line]. http://ejournal.unp.ac.id/st udents/index.php/pmat/article/d ownload/1167/859.Diakses pada 28 November 2016", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 679, "width": 184, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Ku- antitatif Kualitatifdan R & D . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 184, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungkono, Djauhar Siddiq. 2009.", "type": "Caption" }, { "left": 149, "top": 99, "width": 148, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: Universitas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 127, "width": 184, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Yogyakarta. Sutirman. 2013. Media dan Model- model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 184, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyanto, Eko dan Sartinem.2009.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 209, "width": 148, "height": 138, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandar Lampung: Universitas Lampung.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 361, "width": 184, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tegeh, I Made. 2014. Model Penelitian Pengembangan. Yo- gyakarta: Graha Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 181, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, Muhamad. 2009. Peningkat-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 184, "height": 289, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis Komputer di SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Sriwi- jaya.Vol 4.No. 2.[Online]. http://eprints.unsri .ac.id/842/4/4_M.Yusuf_34- 44.pdf . Diakses pada 28 november 2016 Zulkardi. 2007. How to Design Mathematics lessons based on the Realistic Approach.[On- line]. www.geocities.com/ratu ilmu.co.id. diakses pada 10 Februari 2016", "type": "Table" } ]
a2e359cf-d0c2-bb09-cf30-405ba0a5b9c5
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi/article/download/1853/1476
[ { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1131", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 96, "width": 389, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTEREST IN ENTREPRENEURSHIP DRIVEN BY SELF-EFFICIENCY AMONG CIREBON STUDENTS USING SOCIAL MEDIA", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 137, "width": 126, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi 1 , Yono Maulana 2*", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 148, "width": 286, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2 Faculty of Economics and Business, Universitas Swadaya Gunung Jati", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 176, "width": 414, "height": 217, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ARTICLEINFO ABSTRACT Keywords : Feasibility, Self-Efficacy, Entrepreneurial Interest This study aims to determine the impact of Feasibility and Self-Efficacy on Entrepreneurial Interest. This research was conducted at the Faculty of Economics, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, with a sample of 86 respondents. The determinant of respondents is chosen through proportional random sampling techniques because respondents are already known to the population and the distribution of the number of respondents who are even in each class. The data analysis method uses validity, reliability, classical assumptions, regression analysis, as well as t tests and F tests processed through the IBM SPSS 25 (Spescial Package For Statistical Science) application. The results showed that there was a partial significant positive impact of Feasibility and Self-Efficacy variables on Entrepreneurial Interest, simultaneously there was a significant positive impact of 61.8% between the Feasibility and Self-Efficacy variables on Entrepreneurial Interest, and the remaining 38.2% influenced by other factors. For the university, it is important to pay attention to the applicable curriculum and increase the intensity of entrepreneurship training programs as an implementation so that many students are interested in becoming an entrepreneur. E-mail: [email protected] Copyright © 2023 Economic Journal.All rights reserved . is Licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 390, "width": 135, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 412, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 424, "width": 426, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The challenges in finding employment among college graduates are getting tighter and the number of opportunities offered job opportunities is not proportional to the number of graduates. The Ministry of Research, Technology and Higher Education stated that the number of unemployed university graduates was around 8.8% of the total graduates of various levels of higher education in 2018. This number is equivalent to 630 thousand of the 7 million unemployed in Indonesia [1]. Everyone's dream, especially for students who have just finished their studies at university, is to have an established job and work in a prestigious company, especially if the work obtained is in accordance with the competencies mastered, because the competencies that have been occupied during college will be more useful if applied in the world of work.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 523, "width": 429, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "One of the fundamental problems faced by Indonesia today is unemployment [1]. Oneof the efforts that can be made to reduce unemployment is the need to develop an entrepreneurial spirit as early as possible. Onesolution to overcome the problem of unemployment is to become an entrepreneur[2]. The importance of cultivating the spirit of entrepreneurship is expected to overcome the problem of open unemployment for high school or college graduates [3]. Students as a smart generation today are also expected to be able to participate in becoming entrepreneurs so that students are no longer oriented to become employees but become successful entrepreneurs by having many employees in the future. Therefore, significant additional entrepreneurs are still needed to accelerate economic growth social. Entrepreneurship is one of the competencies pursued by universities, as evidenced by the existence of Entrepreneurship courses taught in each faculty of economics.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 633, "width": 426, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The existence of entrepreneurship education in universities is expected to be able to provide students with motivation and understanding of the importance of entrepreneurship [4]. Students are taught to understand the theory of entrepreneurship, and then applied in a form of their own business practice which is also facilitated by universities, so that they are expected to become educated young entrepreneurs who are able to start their own businesses. Along with the advancement of information and technology, information on how to become an entrepreneur, ideas in business and ways to develop entrepreneurship has been widely on the internet.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1132", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 95, "width": 426, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In today's era of digitalization, maybe anything can be associated with the internet. Starting from playing, learning, reading, following the latest news, socializing, to selling products can also be through the internet. So it can be concluded that almost all of our daily activities do not escape and cannot be separated from the use of the internet. The Internet is one of the advances in the field of communication technology that is growing so rapidly. The Internet can provide ease of communication and facilitate certain interests. And it's no secret that we are now very dependent on a technology called the internet. The advent of the internet has revolutionized the way people live and daily activities [5].", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 172, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The rise of advertising using social networking media is one strategy that is considered effective and efficient to cut budgets in publishing products. [6] revealed that with the existence of social media, entrepreneurs are able to reach consumers widely, effectively, and efficiently so as to increase sales that lead to business success. revealed that online social media is able to help entrepreneurs in running their businesses. This is in line with research conducted by [7] stating that there is an influence of the use of social media on entrepreneurial interest.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 426, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest in becoming an entrepreneur is defined as a person's desire to work independently (self- employed) or run his own business [8]. A business must certainly consider its Feasibility , because it is a benchmark for a business or business worthy or not to run. When an entrepreneur has considered many things, especially in his Feasibility, it is likely that an entrepreneur will be very confident to run or not the business venture he will run.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 293, "width": 426, "height": 152, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Entrepreneurial activities certainly require self-efficacy. Efficacy is a self-assessment, whether you can do good or bad actions, right or wrong, can or cannot do as required [9]. A person's efficacy largely determines how much effort is expended and how the individual perseveres in the face of obstacles and painful experiences [4]. Self-efficacy for entrepreneurship owned by students will provide maximum results if the student believes in himself that he is capable of entrepreneurship[10]. Opening a business requires self-confidence (self-efficacy) in the abilities possessed in order to achieve success in entrepreneurship. Someone who has high self-efficacy, tends to work harder to realize his desire for entrepreneurship. According to the opinion [11] High self-efficacy has the influence to take initiative and try to be more diligent in becoming an entrepreneur and vice versa low self-efficacy has an impact on lack of self-desire and enthusiasm. Previous research has shown that there is an influence of self-efficacy in building an entrepreneurial attitude to develop their business. In line with research conducted by [12] shows that self-efficacy affects entrepreneurial interest. Furthermore, research conducted by [13] concluded that the leadershipand self-confidence of business actors play an important role in the development of one's intention to do entrepreneurship.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The effort that the Faculty of Economics of Swadaya Gunung Jati University is trying to make is to increase entrepreneurial interest for students. Given that the mastery of student entrepreneurship knowledge is still very lacking, this can be seen from the no change in the mindset of students about entrepreneurship after getting the Entrepreneurship course. Therefore, based on the phenomenon described earlier, this study is entitled \"Entrepreneurial Interest Driven by Feasibility and Self-Efficacy in Social Media User Students at the Faculty of Economics, Swadaya Gunung Jati University Cirebon\".", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 525, "width": 69, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 537, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This type of research is quantitative. The population in this study is students of the Faculty of Economics level IV who have taken entrepreneurship courses totaling 611 people. While the sample of this study was determined through random sampling using the slovin formula with an error rate of 10% so that a total sample of 85.93 was obtained (rounded to 86 respondents ). The sampling technique is probability sampling using propotionate stratified random sampling. Data collection techniques using questionnaires and interviews.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 426, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data analysis carried out is multiple linear regression analysis. Before going to the multiple regression analysis stage, researchers first conduct an instrument feasibility analysis in the form of validity and reliability tests, as well as classical assumption tests as prerequisites that must be met in multiple linear regression tests including linearity tests, heteroscedasticity tests and multicollinearity tests.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 658, "width": 147, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 670, "width": 185, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1 Multiple Linear Regression Analysis", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 681, "width": 426, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Multiple regression analysis was carried out to determine the magnitude of the influence of several variables simultaneously on the dependent variable, in this study the variables Feasibility (X1) and Self- efficacy (X2) on entrepreneurial interest (Y), the following results are shown in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1133", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 95, "width": 421, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1. Multiple Regression Analysis Results Coefficients a Type Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.830 2.468 1.147 .255 Feasibility .370 .078 .450 4.738 .000 Self-efficacy .472 .110 .406 4.270 .000", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 173, "width": 211, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Dependent Variable: Interest in Entrepreneurship", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 196, "width": 428, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the table above, it is known that the constant value is 2.830 while the Feasibility value is 0.370 and the Self-efficacy value is 0.472. The regression equation can be known as follows:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 218, "width": 426, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y = 2.830 + 0.370 X 1 + 0.472 X 2 The linear regression equation above shows the direction of each independent variable with respect to the dependent variable and can be described as follows:", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 251, "width": 423, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. The constant value is 2.830 meaning that if the Feasibility and Self-efficacy values are 0, then the Interest in entrepreneurship is 2.830.", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 273, "width": 423, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. The value of the regression coefficient of the Feasibility variable has a value of 0.370, meaning that if other variables have a fixed value, then every increase of 1 Feasibility unit will result in an increase in student entrepreneurial interest of 0.370. The Feasibility coefficient is positive, which means that there is a positive relationship between Feasibility variables and student entrepreneurial interest.", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 317, "width": 423, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. The value of the regression coefficient of the self-efficacy variable has a value of 0.472. This means that if other variables have a fixed value, then every increase of 1 unit of self-efficacy will result in an increase in student entrepreneurial interest of 0.472. The self-efficacy coefficient is positive, which means that there is a positive relationship between the self-efficacy variable and the entrepreneurial interest of students.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 383, "width": 151, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2 Coefficient of Determination", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 394, "width": 426, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The coefficient of determination is carried out with the aim of determining the magnitude of the influence of Feasibility and Self-Efficacy on student entrepreneurial interest. Here are the results of the coefficient of determination from this study:", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 438, "width": 206, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2. Results of the Coefficient of Determination", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 450, "width": 414, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Summary b Type R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792 a .627 .618 2.099", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 495, "width": 211, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Predictors: (Constant), Self-Efficacy, Feasibility b. Dependent Variable: Interest in Entrepreneurship", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 528, "width": 428, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the table above, it can be seen that the value of the coefficient of determination R 2 (Adjusted R Square) of 0.618 means that Feasibility and Self-Efficacy together affectemployee performance by 61.8% and the remaining 33.2% is influenced by other factors that are not studied.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 572, "width": 112, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3 Test the hypothesis", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 583, "width": 59, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3.1 Test t", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 594, "width": 426, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The t-test is performed to test whether each independent variable has a significant influence on the dependent variable. The t (partial) test can be known by using the comparison of t count > t table then the research hypothesis is partially accepted (significant) and if t count < t table then the research hypothesis is partially rejected (not significant).", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 649, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3 T test results", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 661, "width": 341, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a Type Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.830 2.468 1.147 .255", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1134", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 95, "width": 341, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feasibility .370 .078 .450 4.738 .000 Self-efficacy .472 .110 .406 4.270 .000 a. Dependent Variable: Interest in Entrepreneurship", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 140, "width": 210, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the table above , it can be concluded that :", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 151, "width": 425, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Feasibility variables have an influence on student entrepreneurial interest. This is evidenced by the p-value (Sig) < 0.05 which is 0.00 < 0.05 and the > value which is 4.738 > 1.669 then t H t o is rejected and H a is accepted . So it can be concluded that the Feasibility variable has a positive and significant effect on entrepreneurial interest.", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 196, "width": 425, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Self-efficacy variables have an influence on entrepreneurial interest. This is evidenced by the p-value (Sig) < 0.05 which is 0.000 < 0.05 and the > value which is 4.270 t > 1.669 then H t 0 is rejected and H a is accepted. So it can be concluded that the Self-Efficacy variable has a positive and significant effect on entrepreneurial interest.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 252, "width": 61, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3.2 Test F", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 263, "width": 426, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Test F (simultaneous) is carried out to determine whether or not there is an influence of independent variables, namely Feasibility and Self-Efficacy on the dependent variable, namely entrepreneurial interest together. The F test can be done by comparing F count > F table or it can also be seen from the significance value. Below are the calculation results:", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 319, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4 F Test Results", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 330, "width": 363, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANOVA a Type Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 614.679 2 307.339 69.762 .000 b Residuals 365.658 83 4.406 Total 980.337 85", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 386, "width": 211, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Dependent Variable: Interest in Entrepreneurship b. Predictors: (Constant), Self-Efficacy, Feasibility", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 420, "width": 426, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the table above, it can be obtained that the calculated F value is 69.762 ≥ F table 3.11 and the significance value is 0.000 < 0.05, this means that the hypothesis proposed is acceptable, that there is a significant positive impact between the variables Feasibility (X 1 ) and Self-Efficacy (X 2 ) on Entrepreneurial Interest (Y).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 475, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4 Discussion", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 486, "width": 427, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4.1 The Effect of Feasibility (X 1 ) on Entrepreneurial Interest (Y) Based on the results of hypothesis testing that the Feasibility variable partially has a significant impact on Entrepreneurial Interest in Students of the Faculty of Economics, Swadaya Gunung Jati University, Cirebon. This can be seen from the calculated t value of 10.032 ≥ t table 1.66320. The magnitude of the influence of Feasibility on Entrepreneurial Interest is 54.5% and the remaining 45.5% is influenced by other factors.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 552, "width": 426, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The research above can be concluded that Feasibility is a very important factor and has an impact on Entrepreneurial Interest in students, it can be seen from a person's ability to analyze what kind of products and services are needed and desired by consumers. When he already knows what consumers need and want, he will have more interest in entrepreneurship. Because he is sure that his product/service is needed and desired by consumers. In addition, the high and low Feasibility can be measured from the ability of students to take advantage of existing technological developments for entrepreneurship. Someone who is able to take advantage of technological developments can read the opportunities that exist so that he can offer the products / services he provides to consumers. Then, in addition to those mentioned above, Feasibility can also be seen from a person's ability to determine to whom the product/service will be offered. When he has determined to whom his products/services will be offered, it will be easier for him to offer his products/services to consumers, and one's entrepreneurial interest will increase.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 673, "width": 426, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feasibility is one of the main factors that can increase student interest in entrepreneurship. This can be realized by learning that is adjusted to the applicable curriculum and more implementation for students so that students can better understand the learning and practice carried out so that it can increase student interest in entrepreneurship. The above results are in line with previous research conducted by [14] which", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1135", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 95, "width": 426, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "concluded that Perceived Feasibility has a positive and significant effect on Entrepreneurial Intentions. In addition, research [15] also concluded that there is a relationship between entrepreneurial feasibility and entrepreneurial intention.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 139, "width": 301, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4.2 The Effect of Self-Efficacy (X 2 ) on Entrepreneurial Interest (Y)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 150, "width": 426, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of hypothesis testing that the variable Self-Efficacy partially has a significant impact on Entrepreneurial Interest in Students of the Faculty of Economics, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. This can be seen from the calculated t value of 9.657 ≥ t table 1.66320. The magnitude of the influence of Self-Efficacy on Entrepreneurial Interest is 52.6% and the remaining 47.4% is influenced by other factors.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 205, "width": 426, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results above, it can be concluded that self-efficacy has an impact on entrepreneurial interest in students, self-efficacy will foster one's interest in entrepreneurship because of the high trust and confidence of students will foster a confident and optimistic attitude in solving the problems they will face later. From the results of the discussion on the t test, it indicates that Self-Efficacy does have an impact on Entrepreneurial Interest. It can be seen from a person's perception in solving the problems he faces. When a person has a strong perception that he can solve the problems he faces then he will be able to solve his problems easily. Vice versa, when someone has the perception that the problems they face are difficult to deal with then they will find it difficult to face these problems. In addition, a person's self-efficacy can be measured by a person's high confidence in his abilities and applied with strong persistence in achieving goals and tenacity in solving existing problems.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 315, "width": 428, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study also proves that the Self-Efficacy variable has a positive and significant impact on business interest. This proves that strong self-efficacy will increase his confidence and ability to complete a job or problem that will have an impact on success. The increasing self-efficacy, the interest in entrepreneurship will increase. The above results are in line with research that has been conducted previously by [16] which states that the Self Efficacy variable has a positive and significant effect on student entrepreneurial interest. In addition, research conducted by [17] concluded that entrepreneurial interest is influenced by entrepreneurship education and self-efficacy, where the effect is positive, the higher the support for students, the higher the interest in entrepreneurship, as well as the higher the entrepreneurship education and self-efficacy, the higher the interest in entrepreneurship. If someone has high self-efficacy, believes in themselves in doing something, then later in carrying out tasks, doing things, and getting things done, someone will be more courageous as well as in entrepreneurship, because in entrepreneurship does not know a lack of confidence, everything must be done on target and on time.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 458, "width": 429, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4.3 Impact of Feasibility (X 1 ) and Self-Efficacy (X 2 ) on Entrepreneurial Interest (Y) Based on the results of this study simultaneously or jointly between Feasibility and Self-Efficacy on Entrepreneurial Interest, F calculated ≥ F table , which is 69.762 ≥ 3..11 with a significance value of 0.000. Then it can be known that F count ≥ F table with a significance value smaller than 0.05. This means that Feasibility and Self-Efficacy together have a positive and significant impact on Entrepreneurial Interest in Students of the Faculty of Economics, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. The magnitude of the impact of Feasibility and Self-Efficacy together on Entrepreneurial Interest is 61.8% and the remaining 38.2% of the variable of Entrepreneurial Interest is influenced by other variables outside the object studied. For the most dominant variable in research is Feasibility.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 558, "width": 429, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the research above, it can be concluded that Feasibility and Self-Efficacy together have a positive and significant influence on student Entrepreneurial Interest, so it can be said that students need to prepare a business feasibility analysis and increase self-confidence so as to increase student entrepreneurial interest. That way the faculty can provide teaching to students to analyze what aspects must be prepared when opening a business and form student confidence and confidence in entrepreneurship in accordance with the applicable curriculum at the university. The above results are in line with previous research conducted by [18] which concluded that there is a role of feasibility and entrepreneurial sef-efficacy in fostering entrepreneurial intentions.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 657, "width": 88, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 669, "width": 426, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The results showed that there was a partial significant positive influence of Feasibility and Self- Efficacy variables on Entrepreneurial Interest, simultaneously there was a significant positive impact of 61.8% between Feasibility and Self-Efficacy variables on Entrepreneurial Interest, and the remaining 38.2% was influenced by other factors. Thus, Feasibility and Self-Efficacy will strengthen and increase students' confidence in starting entrepreneurship so that they can increase student entrepreneurial", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 44, "width": 200, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 02, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 64, "width": 182, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 727, "width": 387, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Interest In Entrepreneurship Driven By Self-Efficiency Among Cirebon Students Using Social Media,", "type": "Text" }, { "left": 459, "top": 739, "width": 59, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmadi et al", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 750, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1136", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 95, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "interest. For the university, it is important to pay attention to the applicable curriculum and increase the intensity of entrepreneurship training programs as an implementation so that many students are interested in becoming an entrepreneur.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 139, "width": 62, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 151, "width": 426, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] S. A. Sutrisnowati and B. S. Hadi, \"CHALLENGES OF INDONESIAN HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT IN THE GLOBAL ERA,\" pp. 54–64.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 173, "width": 426, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] A. Mahmud and L. Sa'adah, \"The Effect of Instagram Use and Self-Efficacy through Entrepreneurial Motivation on Entrepreneurial Intentions,\" Econ. Educ. Anal. J. , Vol. 8, No. 1, pp. 18–32, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 195, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] P. U. Wardoyo Putro, \"The Role of Passion Moderation Between Self-Efficacy and Innovation on Entrepreneurial Interest,\" J. Ilm. Business and Ekon. Asia, vol. 15, no. 2, pp. 231–240, 2021, doi: 10.32815/jibeka.v15i2.402.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 228, "width": 426, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] P. Haslin and T. A. Octamaya, \"Entrepreneurial Student of the Faculty of Social Sciences, Makassar State University,\" J. Sos. Educators. sociology-FIS UNM, vol. 6, no. 2, pp. 36–40, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 250, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] T. Prasetio and R. Hariyani, \"The Influence of Motivation in the Use of Social Media and Entrepreneurial Knowledge on Entrepreneurial Interest in Students,\" J. IKRA ITH Ekon. , Vol. 3, No. 3, p. 94=101, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 283, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] D. Gunawan and R. Monika, \"Utilization of Social Media and Self-Efficacy on Entrepreneurial Success with Innovation as a Mediation Variable in MSME Actors,\" J. Econ. Manag. Account. Technol. , Vol. 5, No. 2, pp. 179–187, 2022, [Online]. Available:", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 316, "width": 396, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/jematech/article/view/2544%0Ahttps://ojs.unsiq.ac.id/index.p hp/jematech/article/download/2544/1893.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 338, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] D. I. Tangkeallo and R. Tangdialla, \"Analysis of Entrepreneurship Education and the Use of Social Media on the Entrepreneurial Interest of Students of the Faculty of Economics UKI Toraja,\" JEKPEND J. Ekon. and Educators. , Vol. 4, No. 1, p. 74, 2021, DOI: 10.26858/Jekpend.V4I1.15964.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 371, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] E. S. Rahayu and S. Laela, \"The Influence of Entrepreneurial Interest and Social Media Use on Student Entrepreneurship,\" J. Pengemb. Self-employed, vol. 20, no. 3, p. 203, 2018, doi: 10.33370/jpw.v20i3.246.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 404, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] M. Nasir and M. H. Syahnur, \"The Role of Family Environment and Self-Efficacy that Motivate Students to Become Young Entrepreneurs,\" AkMen J. Ilm. , Vol. 18, No. 3, pp. 331–342, 2021, DOI: 10.37476/Akmen.V18i3.2385.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 437, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] C. Natalia and R. Rodhiah, \"The Influence of Creativity, Education and Self-Efficacy on Entrepreneurial Intentions in Generation Z,\" J. Managerial and Entrepreneurship, Vol. 1, No. 2, p. 164, 2019, DOI: 10.24912/jmk.v1i2.5075.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 470, "width": 426, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] E. Retnowati and A. R. Putra, \"Analysis of the relationship between self-efficacy and student entrepreneurial intentions,\" J. Educator. And Entrepreneurship, vol. 9, no. 2, pp. 591–601, 2021, doi: 10.47668/pkwu.v9i2.318.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 503, "width": 426, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] D. Kurnia, K. Kusnendi, and C. Furqon, \"The Effect of Entrepreneurial Knowledge and Self-Efficacy on Entrepreneurial Interest,\" PROMOTION (Journal of Educators. Ekon. , Vol. 6, No. 2, pp. 48–56, 2018, DOI: 10.24127/PRO.V6i2.1690.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 537, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] U. W. Nuryanto, \"Analysis of the Influence of Attitudes, Subjective Norms, Self-Efficacy and Emotional Intelligence on Entrepreneurial Interest,\" Dyn. Manag. J. , Vol. 4, No. 1, 2020, DOI: 10.31000/DMJ.V4I1.2509.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 570, "width": 426, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] S. Darmanto, \"The Effect of Perceived Desirability, Perceived Feasibility, Propensity To Act on Entrepreneurial Intentions,\" vol. 1, no. 2, p. 25049, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 592, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Z. Hutabarat, I. Helawatunisa, and I. N. Suryawan, \"The Effect of Innovation, Entrepreneurial Desirability, Entrepreneurial Feasibility, on Entrepreneurial Intention,\" Aksara J. Science Educator. Nonform. , Vol. 8, No. 2, p. 997, 2022, DOI: 10.37905/Aksara.8.2.997-1010.2022.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 625, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] M. R. Dzakkiyuddin, S. E. Fatimah, and A. Setiawan, \"Self-Efficacy and Entrepreneurship Education: Assessing the Impact Toward Entrepreneurial Intentions,\" vol. 123, no. Icamer 2019, pp. 108–111, 2020, DOI: 10.2991/aebmr.k.200305.027.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 658, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] A. Munawar, \"The Effect of Entrepreneurship Education and Self Efficacy on Student Entrepreneurial Interest,\" Pros. Semin. Nas. Educators. KALUNI, vol. 2, pp. 398–406, 2019, doi: 10.30998/prokaluni.v2i0.105.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 691, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] T. W. Afrianty, \"The Role of Feasibility And Entrepreneurial Self-Efficacy on The Link Between Entrepreneurship Education and Entrepreneurial Intentions,\" AdBispreneur J. Thinker. and Researcher. Adm. Business and Entrepreneurship, vol. 4, no. 3, pp. 193–206, 2019.", "type": "List item" } ]
39539333-d6ab-39f6-817d-f8ca518a0af6
http://journal.unhas.ac.id/index.php/fs/article/download/21886/9741
[ { "left": 298, "top": 11, "width": 87, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society", "type": "Page header" }, { "left": 278, "top": 24, "width": 107, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Vol. 7(2): 222-246, November 2023 doi: 10.24259/fs.v7i2.21886", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 49, "width": 81, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "REGULAR RESEARCH ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 318, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The Dynamics of Sustainable Livelihoods and Agroforestry in Gunungkidul Karst Area, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Title" }, { "left": 57, "top": 113, "width": 224, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Eka Sulistiyowati 1, 2 , Setiadi Setiadi 3 , and Eko Haryono 4, *", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 132, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "AFFILIATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 144, "width": 93, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1. Doctoral Program in Environmental Science, Graduate School Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 174, "width": 93, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2. Department of Biology, Faculty of Science and Techology, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia 3. Department of Anthropology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 233, "width": 93, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4. Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia *Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 278, "width": 97, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "RECEIVED 2022-07-26 ACCEPTED 2023-04-20 COPYRIGHT © 2022 by Forest and Society . This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 132, "width": 36, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 144, "width": 210, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The livelihoods of farmers in developing countries are often associated with the existence of forests, especially agroforestry. The dynamics of agroforestry and livelihoods could not be separated from the political context and developments in Indonesia. In this paper, the dynamics of Sustainable Livelihood Assets (SLA) owned by smallholder farmers are explored using three political sequences, namely the New Order Era, the Reform Era, and the Post-Reform Era. The result showed that the development of agroforestry in Gunungkidul had been primarily influenced by political initiatives that have a connection with vegetation coverage, livelihood assets, and species composition in the systems. The livelihoods possessed by farmers have been relatively sustainable during the past five decades; only a slight change could be observed in the ownership of capital. The political initiatives have been an enabling environment for agroforestry development that support sustainable livelihoods. The study recommends that the socio-political culture needs to consider the traditional agroforestry system in order to sustain the livelihoods of the people.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 299, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "KEYWORDS", "type": "Section header" }, { "left": 168, "top": 308, "width": 210, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sustainable Livelihood Assets; Politics; Agroforestry; Karst; Gunungkidul.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 343, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 328, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Agroforestry systems have been practiced worldwide with various plant compositions, forest structures, and functions. In Europe, the most common agroforestry systems were hedgerows, windbreaks, and orchard intercropping (Nerlich, Graeff-Hönninger & Claupein, 2013). In Asia and the Pacific, agroforestry is widely carried out as multifunctional home gardens and agrisilvicultural systems. Agroforestry produces timbers, animal fodder, and medicine (Nerlich, Graeff-Hönninger & Claupein, 2013) and provides ecosystem services (Shin et al., 2020). Generally, the system is vital to sustain food security and maintain biodiversity, cultural, and ecological functions (Bardhan et al., 2012; Rendón-Sandoval et al., 2020; Shin et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 328, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Traditionally, farmers own and manage agroforestry on their agricultural land. The system integrates crops, timbers, and medicinal plants in semi-domesticated ecosystems (Chirwa et al., 2008; Rendón-Sandoval et al., 2020). This integrated system shows a nexus between agroforestry and biodiversity conservation (McNeely & Schroth, 2006; Udawatta, Rankoth, & Jose, 2019; Yashmita-Ulman et al., 2021) and between agroforestry and livelihoods (Chirwa et al., 2008; Gifford, 2016). Many important species are found to be protected in agroforestry systems, for example, bird diversity (Gifford, 2016; Rocha et al., 2019), invertebrates (Boinot et al., 2019), and orchids (Herrera-Cabrera et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 328, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In Java, Indonesia, the early agroforestry study was conducted by Reijntjes et al. (1992) and van der Poel & van Dijk (1987). The work classifies traditional agroforestry into homegarden ( pekarangan), mixed garden (kebon tatangkalan/talun), and trees in open garden. Generally, Java has been seen as fertile land with abundant agricultural", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "223", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "produce. However, several areas of Java are considered drylands that rely on rice in the rain-impounding field ( tadah hujan). The environment brings inhabitants to optimize their land for meeting the needs of food, crops, timber, and firewood and thus integrate crop planting and timber planting into agroforestry systems. Such a scenario could be observed in the dryland karst of Java, including Gunungkidul Karst, as showcased in this study.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 328, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In the 1600s, the karst of Gunungkidul was ruled by the Sultan of Yogyakarta. During its reign, the Sultanate claimed the land and timber from the area. During the Colonial Government under the Dutch East India Company (VOC, 1619-1810), the forest resources were explored to meet the needs of shipbuilding, warfares, factories, and houses (Peluso & Vandergeest, 2001; Septariska & Ekaputri, 2001; Parthesius, 2010). The thick forests were also converted into plantations to accommodate commodities such as tea, tobacco, coffee, and cocoa. At this time, the landscape had been opened to accommodate plantations and agriculture. By the early independence of the Republic of Indonesia in 1945, Gunungkidul had become barren land with little tree coverage. In the 1960s, the government encouraged regreening the karst land by building Wanagama Forest. Later, people improved their traditional systems of agroforestry to enhance timber production, namely pekarangan (home gardens), kitren/karangkitri (woodlots), and tegalan (intercropping between crops and woods). In addition, there are galengan (trees along the border) (Wardhana et al., 2012) or border planting (Roshetko et al., 2013). These systems significantly contribute to local farmers' livelihoods, mainly due to timber produce (Oktalina et al., 2015). The Central Statistics Bureau (BPS) reported that the total timber production reached 78.280,24 m 3 in 2019 and was dominated by teak (Central Statistics Agency, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 328, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Several studies explore the relationship between sustainable livelihoods and agroforestry development worldwide. For example, in Kenya, households practicing agroforestry have high SLA scores and thus can sustain their livelihoods (Quandt, Neufeldt & McCabe, 2019). Similarly, in Pakistan, agroforestry improved livelihoods by providing incomes from timber, non-timber produce, and firewood(Ahmad, Caihong & Ekanayake, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 313, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The contributions of agroforestry in sustaining livelihoods may accelerate the", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 328, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sustainable Development Goals (SGDs) that depend on financial support, political commitments, and appropriate legal measures (Plieninger et al., 2020). Some studies show that agroforestry development is primarily affected by political commitments and appropriate legal frameworks. In India, the adoption of agroforestry and preservation of traditional agroforestry systems has been successful due to the implementation of the National Agroforestry Policy 2014 (Chavan et al., 2015). On the contrary, in Western Europe, the Common Agriculture Policy (CAP) has not successfully promoted agroforestry in the area (Santiago-Freijanes et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 313, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In Gunungkidul, agroforestry has been encouraged by the government since the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 486, "width": 328, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1930s. It is claimed that Gunungkidul karst is an example of a thriving forest rehabilitation program. The forest transition from barren land before the 1950s to a high vegetation coverage in recent years was attributed to the agroforestry system (Iskandar et al., 2016; Reijntjes et al., 1992). Wardhana et al. (2012) reported that forest transition occurred in Gunungkidul for five decades.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 328, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Agroforestry development in the area has been hypothesized to meet sustainable livelihoods. Several authors argue that effective intercropping and multispecies plantations can guarantee food security that contributes to sustainable livelihoods (Khasanah et al., 2015; Maharani et al., 2022). In addition, smallholder agroforestry systems have been able to rehabilitate soil and lands, diversify incomes, and improve food security.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "224", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Although there is a wealth of literature discussing the success of agroforestry, the dynamis of livelihoods due to political interventions in this karst landscape have not been widely covered. There have been several studies about teak agroforestry (Maharani et al., 2022; Roshetko et al., 2013; Udayana et al., 2020) and livelihoods (Seruni et al., 2021), but the political aspects are still missing, although several studies indicate that the successfulness of the agroforestry program in Gunungkidul was widely linked with political movements initiated by the governments. (Awang et al., 2001). Several policies induced by governments include karangkitri (Oktalina et al., 2015) and the National Movement of Greening and Land Rehabilitation (GERHAN) (Nawir et al., 2007). The program acknowledges agroforestry as a significant factor in increasing plant coverage. Several authors suggested that agroforestry development in Gunungkidul could be linked with the country's political situation. For example, Awang (2001) described agroforestry development during the New Order Era, whereas other authors highlighted several policies on timber production during the Post Reform Era (Fujiwara et al., 2011; Roshetko et al., 2013; Maryudi et al., 2015). A small section of the study described the event occurring during the Reform Era and its link to agroforestry, such as Wicaksono et al. (2020) and Sunderlin (1999).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 328, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "While the previous work shows that political dynamics may affect agroforestry development, there is still a gap in evaluating the policy and its link to sustainable livelihoods. This paper, therefore, aims to demonstrate that agroforestry development in dryland karst is promoted by political initiatives that support sustainable livelihoods. This paper divides the political dynamics into three, The New Order Era (from 1970-to 1997), The Reform Era (from around 1997-to 2003), and the Post Reform Era (from 2004-now). In addition, a vegetation survey is conducted to understand the structure and composition of species that compose the agroforestry system in Gunungkidul. The knowledge of species diversity may contribute to livelihoods and thus is needed to understand the agroforestry system fully. The objectives of this paper are (1) to examine the dynamics of vegetation coverage in Gunungkidul that partly represents the agroforestry system starting from the New Order Era to the Post Reform Era, (2) to study the dynamics of the sustainable livelihoods assets that occur in karst Gunungkidul based on the political sequences in the country. Lastly, to understand the current situation, this study explores the species compositions and the community's perception of agroforestry practices.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 414, "width": 125, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2. MATERIALS AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.1 The context", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 328, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The study was conducted in three districts (Semanu, Panggang, and Girisubo) located in Gunungkidul Regency, Yogyakarta Province. All of the districts are part of Gunungkidul karst which geologically is composed of limestone and marl. Gunungkidul karst is described as kegelkarst (cone), characterized by sinusoidal or hemispherical hills (Haryono & Day, 2004). Located in a humid tropical climate, the karst geomorphology of Gunungkidul has developed so extensively that severe water availability prevails over agricultural productivity (Nibbering, 1991). Junghunn made the initial observation of Gunungkidul ecology in 1845. This old work mentioned that the original landscape of Gunungkidul was composed of a high virgin forest stand.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 547, "width": 328, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Based on the political context in modern Indonesia, this research divides the political dynamics into three, namely, the New Order Era (from 1970 to 1998), the Reform Era (from around 1999 to 2003), and the Post Reform Era (from 2004-now).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 143, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.1.1 The New Order Era (1970-1998)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 328, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The New Order Era emphasized the regreening program under President Decree No. 5/ 1977. Several species were planted for regreening private lands, such as teak, which was then widely accepted in by farmers as smallholders of agroforestry (Roshetko et al., 2013). Some other species include mahogany ( Swietenia macrophylla) and nitrogen- fixing trees such as lamtoro (Leucaena leucochepala) and turi (Sesbania grandiflora). In addition, several farmers opted to plant exotic fruits such as cashew ( Anacardium occidentale), melinjo (Gnetum gnemon), citrus (Citrus sp), mango (Mangifera indica), and stink bean ( Parkia speciosa) (Nibbering, 1991; Filius, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 130, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.1.2 The Reform Era (1999-2003)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 328, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "During the Reform Era (1999 to 2003), the government carried out the regreening program under the National Movement of Land and Forest Rehabilitation (GERHAN). The protection of agrobiodiversity relied on developing private forests, community forests, and agricultural practices. Community Forestry is acknowledged by Decree No. 41/1999, and the program was successful due to financial stimuli and subsidies (Fujiwara et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 146, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.1.3 The Post-Reform Era (2004-now)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 328, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The Post Reform Era (2004-now) acknowledged the importance of Privately-owned forests and community forestry under the Ministry of Forestry's Decree No.49/2008. The Department of Forestry successfully increased tree coverage through forest rehabilitation programs (Wardhana et al., 2012). Gunungkidul experienced increased timber production, including teak, mahogany, and acacia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 159, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.2 The dynamics of vegetation coverage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 328, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In this research, the development of forestry is represented by vegetation coverage. Although it does not necessarily represent exactly agroforestry, it is still helpful for understanding the development of agroforests in the area. It is important to note that the total area categorized as agroforests was 44,110.87 ha in 2019, and this number exceeded the total area allocated for state-owned forests at about 14.367,05 ha (Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2019). The vegetation coverage was calculated using the Normalized Difference Vegetation Index (NVDI), which generates vegetation patterns using multi-spectral imagery (Huang et al., 2021). The use of NVDI follows Liu et al. (2019). Several satellite images were used in this research to represent each decade from the 1970s to the 2000s (Table 1).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 434, "width": 302, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 1. The source of satellite images Decades Satellite images Image source Political situation The 1970s LMSS_128066_19721016 Landsat 1 MSS The New Order Era The 1990s LTM_120065_19910831 Landsat 5 TM The New Order Era The 2000s LETM_120065_20020821 Landsat 7 ETM+ The Reform Era The 2010s LOLI_119066_20180802 Landsat 8 OLI The Post Reform Era", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 172, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The criteria for the NDVI score are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 204, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• NDVI 0-0.10 = low density of vegetation coverage,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 234, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• NDVI 0.11-0.2 = moderate density of vegetation coverage,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 223, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• NDVI 0.21-1 = high density of vegetation coverage, and", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 328, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• NDVI -1-0 = open area/water/cloud The vegetation coverage trend from the 1970s to the recent period shows a decrease in the low density of vegetation (NDVI 0-0,1). On the contrary, vegetation with moderate density (NDVI 0.1-0.2) decreased during the Reform Era but slowly increased", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "during the Post Reform Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 171, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.3 The dynamics of sustainable livelihoods", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 328, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sustainable livelihood frameworks illustrate the dynamics of capital/assets as the source of people's livelihood. In this framework, assets are categorized into five: natural capital (land, forest, trees, wildlife), human capital (skill, knowledge, and capacity), social capital (relationship, network, and membership of groups), physical capital (infrastructure, transport, and shelter), dan financial capital (incomes, savings, credits, and remittance). We adopted the instruments for collecting the SLA data from DFID (Solesbury, 2003). The sustainable livelihood approach categorizes capital/assets into natural, human, social, physical, and financial (Chambers & Conway, 1992). For each capital, several indicators are chosen for analysis (table 2).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 328, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 2. Livelihood assets/capitals and the indicators (developed based on Riddel (2013))", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 197, "width": 262, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "E Indicators Human capital level of education skill and working experience characters and motivation Natural capital land ownership land productivity ecosystem services natural resource use Social capital participation in farmers' organization social network and power relations social status and family relationship Physical capital Access to infrastructure Access to working tools and equipment Transportation Financial capital Incomes in household Cash in household Access to social assistance funds ( bantuan sosial)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 328, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Respondents associated the dynamics of their livelihoods with the political situation that governs the country. Therefore, this research explored three time-frames of the livelihood dynamics, a similar time frame used to analyze the vegetation coverage in the above section.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 328, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The surveys were conducted using DFID's framework of SLAs (Solesbury, 2003) in three districts in Panggang, Semanu, and Girisubo. The districts have been chosen to represent the western, middle, and eastern parts of Gunungkidul Karst. There were 109 respondents representing each household. The respondents were chosen purposefully among those who have managed agroforestry for at least 20 years and have experienced three political periods defined in this research. Several gatekeepers helped the researcher to determine the respondents based on the criteria. Observation and diary were generated during 21 field visits to the respondents' hamlets. Additionally, 19 respondents were interviewed to represent the elderly, the community leader, and the NGOs.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 293, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 3. Respondents profile in Semanu, Panggang, and Girisubo Criteria Semanu Panggang Girisubo Number of respondents 37 30 42 Gender: Male 21 16 28 Female 16 14 14", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 293, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Criteria Semanu Panggang Girisubo Age (average year) 67.2 63.2 63.1 Experiences in agroforestry (average year): 20-30 years 23 25 36 >30 years 14 5 6 Level of education Primary 16 21 30 Secondary 7 5 1 Tertiary 2 1 4 [Source: Primary data]", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 328, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "A combination of techniques adopted by Amberntsson (2011) was used to collect information about current and past livelihoods. The techniques included surveys, informal interviews, and group interviews. We visited all respondents in their home villages. The interviews explored five capitals composing the SLA: human capital (HC), natural capital (NC), physical capital (PC), social capital (SC), and Financial Capital (FC). The respondents express the assets by indicating a score between 0 to 4. The lower the number means, the fewer assets possessed by the respondents.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The criteria for the SLA score are:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• SLA <2 = very low,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 77, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• SLA 2.1-4 = low,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 100, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• SLA 4.1-6 = moderate,", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 97, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• SLA 6.1-8 = high, and", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 90, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "• SLA > 8 = very high.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 293, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.4 The structure and composition of vegetation in traditional agroforestry", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 327, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 1. Study areas consist of three districts in Gunungkidul. The location for data collection is represented in dots [Source: Authors' analysis]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Vegetation surveys were conducted to understand the structure and composition of species in agroforestry systems. The vegetation survey is essential to determine species diversity and the contribution of the group of species to the livelihoods. Knowledge of the structure and composition of species in agroforestry systems is needed to understand farmers' choice of functional biodiversities that contribute to sustaining people's livelihoods. To measure the diversity, we quantify and characterize agroforestry practices according to the degree of diversity index (H') and the importance value index (IVI).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 131, "width": 328, "height": 144, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The number of locations sampled in this research was 11 sites in three districts. The three districts were Kecamatan Semanu, Kecamatan Panggang, and Kecamatan Girisubo. In total, there were 99 quadrats placed in the locations. We adopted the purposeful sampling approach in selecting the study location for the vegetation survey. First, we contacted the head of the villages and the gatekeeper to list farmers who have managed traditional agroforestry systems. Based on the initial list, we categorized three types of agroforestry in the area, namely ngoro-oro (mixed forests in karst valleys), gunung/perengan (mixed forest in karst hills), and pekarangan (home gardens located around settlements). We choose the sampling locations representing three types of agroforests in the area. The size of quadrats and sampling area were determined by following previous research by Hutchinson et al. (1999) and Hapsari et al. (2020). For each hamlet, we placed one quadrat for each type of agroforest. Because we have 11 hamlets, in total, we have 33 quadrats.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 232, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The parameters were calculated using the following formula:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 293, "width": 303, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Density = Total number of species A Total area (m 2 ) (1) Relative Density = Density of species A Total density of all recorded species × 100% (2) Dominance = Total base area (area covered by Species A) Total area(m 2 ) (3) Relative Dominance = Dominance of Species A Total dominance of all species × 100% (4) Frequency = Total number of plots inhabited by species A Total plots (5) Relative Frequency = Frequency of all species Total frequency of all species × 100% (6) Importance value (IV) = Relative Density + Relative Dominance + Relative Frequency (7)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 327, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In addition to the above formula, the diversity index is calculated using the Shannon-Wiener Diversity Index (H').", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 213, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "H’= - Σ Pi ln (Pi), where Pi = (ni/N) H’= Shannon -Wiener diversity index ni = number of individuals of species i N = The number of individuals of all species The criteria for the diversity index's score are as follows: H' < 1: low diversity 1< H’ ≤3: moderate diversity H'> 3:high diversity", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "229", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 267, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.5 Community's perception of agroforestry and plants conservation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 58, "width": 328, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "A combination of several interview techniques was conducted during the study to explore the community's perception of agroforestry practices. During this stage, several questions were asked, such as the kinds of species planted, the motivation for agroforestry practices, the successfulness of the practices, and incomes from agroforestry practices. The following is the profile of the respondents: A world cloud image was generated using a word cloud application (www.wordclouds.com) to illustrate the list of species mentioned by the respondents.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 99, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2.6 Ethical consideration", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 328, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The data collection of this research occurred during the Covid-19 Pandemic. Although our study's locations experience relatively low incidents of Covid-19, we took careful measures to get the data. Hence, the most bias from this research is the distanced interaction between researchers and respondents. Secondly, as an ethical consideration, we always seek permission (both written and oral consent) from the village's head and all respondents involved in the study. We also obtained written permission to conduct the research from the authorities in Semanu, Panggang, and Girisubo districts. Formal letters were also sent to the leaders of each village. The interview data were recorded in MP3 format using a digitalized recorder, and the interview was then transcribed using software called Inqscribe. The transcribed text was then stored in a password-protected computer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3. RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 299, "width": 161, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.1 The dynamics of vegetation coverage", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 328, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The vegetation coverage trend from the 1970s to the recent period shows a decrease in the low density of vegetation (NDVI 0-0,1). On the contrary, Vegetation with moderate density (NDVI 0.1-0.2) tends to decrease during the Reform Era, but it slowly increases during the Post Reform Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 265, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 2. The dynamics of vegetation coverage (ha) expressed in NDVI [Source: Authors' analysis]", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "230", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Vegetation with high density (NDVI 0.2-1) was at its highest during the late New Order Era (around the 1990s) but slowly decreased in the Post Reform Era. In the 1970s, low-density vegetation was observed at around 43,494.30 ha. This number decreased to 40,775.46 ha in the Post Reform Era in the 2011s. During the Reform Era, represented by LETM_120065_20020821, vegetation coverage with low density increased, while the coverage of high-density vegetation tended to decrease.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 328, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 3. NDVI measures the dynamics of vegetation coverage. The image was created based on the political sequences in Gunungkidul karst that represent the New Order Era, the Reform Era, and the Modern/Post Reform Era [Source: Authors' analysis]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 193, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.2 The dynamics of sustainable livelihood assets", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 327, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 4. The Dynamics of Sustainable Livelihoods Assets in Gunungkidul during the New Order Era, the Reform Era, and the Post-Reform Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 328, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1 The New Order Era The Reform Era The Post-Reform Era S P G Average** S P G Average** S P G Average** HC 4.56 3.92 4.17 4.22 (M) 5.80 4.69 5.05 5.18 (M) 4.82 4.57 4.57 4.65 (M) PC 3.06 2.48 3.42 2.99 (L) 3.73 4.49 4.21 4.14 (M) 4.18 4.37 4.75 4.43 (M) SC 7.24 6.03 5.9 6.41 (H) 7.92 5.79 6.42 6.71 (H) 7.21 5.62 6.37 6.40 (H) NC 5.84 5.37 5.2 5.47 (M) 5.81 5.8 5.23 5.61 (M) 5.85 5.56 5.32 5.58 (M) FC 4.34 4.49 3.7 4.18 (M) 4.91 4.98 3.94 4.61 (M) 5.19 5.01 3.99 4.73 (M) *S= Semanu District, P=Panggang District, G=Girisubo District. ** VL= very low (SLA", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 330, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "<2), L= low represented in red (2.1-4), M=moderate represented in green (SLA 4.1-6), H=high represented in red (SLA 6.1-8), and VH=very high represented in blue (SLA >8.1).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 328, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 3 presents the calculation of sustainable livelihood assets among the studied households. Overall, the possession of SLA among the respondents is relatively stable, and most fall into the low and moderate categories. There was a slight increase in human capital (HC) from the New Order to the Post Reform Era. A steady increase is reported in physical capital (PC). On the other hand, the social capital (SC) is relatively steady, and the score of SC is the highest among all capitals. The natural capital (NC), however, shows a slight variation. It began at 5.47 in the New Order Era, dropped to 5.23 in the Reform Era, and bounced back to 5.58 in the Post-Reform Era. Lastly, the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 19, "width": 10, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "231", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "financial capital (FC) climbs slowly from 4.18 during the New Order Era to 4.61 in the Reform Era and 4.73 in the Post-Reform Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 64, "width": 328, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 4 illustrates the dynamics of livelihood assets in Gunungkidul from the New Order Era to the Post-Reform Era. It shows that social capital has the highest value of all periods, whereas the lowest is in financial capital. In addition, human capital and natural capital are relatively steady. Meanwhile, the physical capital experience an increase due to the development of infrastructures and the ownership of transportation means, especially during the Reform and Post Reform Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 413, "width": 327, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 4. The pentagon of the SLA in Gunungkidul during the New Order Era, the Reform Era, and the Post-Reform Era [Source: Authors' analysis]", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 299, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.3 The structure and composition of vegetation in the agroforestry systems.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 328, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The vegetation surveys represent the current situation of the agroforest ecosystem. The data could still represent the situation in the last 50 years because, according to the interviews with locals, the species composition in the karst ecosystem is relatively unchanged. The data were also cross-checked with previous research, especially by Faida et al. (2017), who studied the species composition in the area from the prehistoric period until the current era. This study differentiates three different types of agroforestry based on the condition of lands, namely agroforestry in karst valleys ( ngoro-oro), hills (gunung/perengan), and home gardens (pekarangan).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 126, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.3.1 In Karst Valleys (ngoro-oro)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 328, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The surveys found that a relatively homogenous species inhabits the agroforest in karst valleys ( ngoro-oro). Several species are present in Semanu, Panggang, and Girisubo, namely albizia ( Albizzia chinensis), teak (Tectona grandis), and gamal (Gliricidia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "232", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "sepium). The H' value is relatively low, between 0.51and 0.83, which means the biodiversity is low.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 67, "width": 328, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 4. Five species with the highest importance value index (IVI) and the diversity index (H') in karst valleys ( ngoro-oro) of Semanu, Panggang, and Girisubo", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 322, "height": 240, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Local name Species Family N FR. KR CR IVI H' Semanu Sengon Albizia chinensis Fabaceae 4 83.33 85.71 86.96 256.0 0.5 1 Lamtoro Leucaena leucocephala Fabaceae 2 11.11 7.14 7.25 25.50 Gamal Gliricidia sepium Fabaceae 2 5.56 7.14 5.80 18.50 Jati Tectona grandis Lamiaceae 2 9.09 4.65 0.70 14.45 Petai Fabaceae Parkia speciosa 1 4.55 2.33 5.63 12.50 Panggang Jati Tectona grandis Lamiaceae 22 51.52 48.89 61.63 162.04 0.63 Sengon Albizia chinensis Fabaceae 13 42.11 41.94 45.22 129.26 Gamal Gliricidia sepium Meliaceae 12 18.18 26.67 17.55 62.40 Mahoni Switenia macrophyla Lamiaceae 6 21.05 19.35 13.04 53.45 Akasia Acacia mangium Fabaceae 6 18.18 13.33 14.29 45.80 Girisubo Jati Tectona grandis Lamiaceae 30 42.86 78.95 63.46 185.27 0.84 Nangka Artocarpus heterophyllus Moraceae 1 7.14 2.63 22.44 32.21 Sengon Albizia chinensis Fabaceae 2 14.29 5.26 5.13 24.68 Lamtoro Leucaena leucocephala Fabaceae 2 14.29 5.26 4.74 24.29 Gamal Gliricidia sepium Fabaceae 2 14.29 5.26 3.21 22.75 3.3.2 In Karst Hills (perengan/gunung)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 328, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Several species that compose agroforestry in karst hills include teak ( Tectona grandis), mahogany ( Swietenia macrophylla), and acacia (Acacia auriculiformis). The diversity index (H') falls into the low category (0.47 in Semanu) and moderate category (1.26 in Panggang and 1.30 in Girisubo). Overall, the H' of agroforestry in karst hills is higher than in karst valleys.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 328, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 5. Five species with the highest importance value index (IVI) and the diversity index (H') in the karst hills ( gunung/perengan) of Semanu, Panggang, and Girisubo", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 413, "width": 313, "height": 187, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Local name Species Family Ni FR. KR DR I.V.I. H' Semanu Jati Tectona grandis Lamiaceae 65 76.92 89.04 88.72 254.68 0.47 Mahoni Switenia macrophyla Meliaceae 2 7.69 2.35 4.94 14.98 Pete Parkia specieosa Fabaceae 1 3.85 1.37 3.08 8.29 Kelapa Cocos nucifera Araceae 1 3.85 1.37 2.05 7.27 Johar Senna siamea Fabaceae 1 3.85 1.18 2.47 7.49 Panggang Jati Tectona grandis Lamiaceae 63 80.00 90.00 80.99 250.99 1.26 Mahoni Switenia mahogany Meliaceae 8 22.22 18.60 15.87 56.70 Gamal Gliricidia sepium Fabaceae 9 16.67 20.93 15.26 52.85 Akasia Acacia auriculiformis Fabaceae 7 16.67 16.28 12.79 45.73 Sonokeling Dalbergia latifolia Leguminoceae 2 6.67 2.86 4.93 14.45", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "233", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 43, "width": 313, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Local name Species Family Ni FR. KR DR I.V.I. H' Girisubo Jati Tectona grandis Lamiaceae 60 89.55 76.92 86.21 252.68 1.30 Mahoni Switenia mahogany Meliaceae 12 31.58 23.53 33.66 88.768 Johar Senna siamea Fabaceae 3 7.895 8.824 5.882 22.601 Acacia Acacia auriculiformis Fabaceae 2 2.985 7.692 8.79 19.467 Lesenu Pipturus argenteus Malvaceae 2 5.263 5.882 7.353 18.498", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 143, "width": 165, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.3.3 In Homegardens (pekarangan/pecuri)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 158, "width": 328, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The species that compose home gardens consist of trees that provide timber and plants as food sources. The trees that supply timber are teak ( Tectona grandis), mahogany", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 328, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "( Swietenia macrophylla), and sengon (Albizia chinensis). In addition, home gardens are inhabited by plants as a source of vegetables and food, for example, cassava ( Manihot esculenta), melinjo (Gnetum gnemon), and bauhinia (Bauhinia purpurea). The diversity index (H') falls into the moderate category, that is, 2.08 in Semanu, 1.94 in Panggang, and 2.62 in Girisubo. Overall, the diversity of plants in home gardens is higher than that of karst valleys and karst hills.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 327, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 6. Five species with the highest importance value index (IVI) and the diversity index (H') in home gardens ( pekarangan/pecuri) of Semanu, Panggang, and Girisubo", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 273, "width": 313, "height": 224, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Local name Species Family Ni FR. KR DR I.V.I. H' Semanu Ketela pohon Manihot esculenta Euphorbiaceae 12 29.17 38.71 32.08 99.95 2.08 Gamal Gliricidia sepium Fabaceae 5 16.67 16.13 14.15 46.95 Jati Tectona grandis Lamiaceae 2 35.29 6.90 18.63 60.82 Melinjo Gnetum gnemon Gnetaceae 2 8.33 6.45 11.32 26.11 Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 1 5.88 3.45 8.70 18.03 Panggang Mahoni Swietenia macrophylla Meliaceae 13 24.24 24.53 30.70 79.47 1.94 Gamal Gliricidia sepium Fabaceae 15 18.18 28.30 8.12 54.60 Jati Tectona grandis Lamiaceae 6 12.12 11.32 23.41 46.86 Bauhinia Bauhinia purpurea 6 15.15 11.32 4.68 31.15 Melinjo Gnetum gnemon Gnetaceae 2 6.06 3.77 3.43 13.27 Girisubo Jati Tectona grandis Lamiaceae 12 14.29 18.46 24.89 57.63 2.62 Sengon Albizzia chinensis Fabaceae 7 7.14 10.77 17.19 35.11 Papaya Carica papaya Caricaceae 7 10.71 10.77 6.79 28.27 Lesenu Pipturus argenteus Malvaceae 4 6.78 18.18 2.69 27.65 Kersen Muntingia calabura Malvaceae 4 7.14 6.15 6.11 19.41", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 187, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.4 The community's perception of agroforestry", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 167, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.4.1 List of species planted by respondents", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 328, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The respondents listed 155 species in the agroforestry systems, either planted or of wild origin. Of the 155 species, 25 frequently mentioned species are analyzed descriptively (figure 5). The respondents mentioned that the five most common species found in their agroforestry systems are peanut ( Arachis hypogaea), teak (Tectona grandis), gude bean", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 574, "width": 328, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "( Cajanus cajan), albizia (Albizia chinensis), and cassava (Manihot esculenta). Other species present in the agroforestry system hold many benefits for the community. They serve as a source of food (rice, chili, papaya, corn, and bean), timber (teak, albizia,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "234", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 193, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "coconut), and animal fodder (Sesbania, Leucaena).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 328, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 5. List of species planted by respondents. A. The word cloud illustrates the species list based on the respondent's perception, and the biggest font means that the species is more frequently mentioned, B. The graph shows species names and frequency mentioned by the respondents [Source: World cloud illustration from www. Wordart.com] 3.4.2 The motivation for agroforestry practices", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 328, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The question in this section is, what is the respondents' primary influence for practicing agroforestry? The respondents were asked to choose from 5 options: (a) meeting primary livelihood, (b) personal interest in developing agroforestry, (c) external motivation from parents and other farmers, (d) expanding business in timber and agroforestry produce. The result shows that respondents have high motivation from external sources in practicing their agroforestry systems. During the in-depth interview, this external motivation arrives from the government projects, CSOs, and NGO interventions. Several programs were cited by the respondents, namely Gelatik Program, GERHAN, and Gerakan Penghijauan. Usually, the programs provide farmers with several aids such as seeds, fertilizer, and to some extent, funds for maintaining the plants.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 575, "width": 327, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 6. The motivation for practicing agroforestry (expressed in the percentage of responses by the respondents)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "235", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The second motivation comes from the benefit of agroforestry to sustain livelihoods. In Semanu, 32.79% of respondents indicate that the main motivation for practicing agroforestry is to meet livelihood, whereas the percentage in Panggang and Girisubo is only 11.79% and 26.53%. Interestingly, expanding business is not the primary motivation for respondents. The percentage in this category is only between 2.04% and 9.84%, much lower than other categories.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 327, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In terms of qualitative responses, several respondents cited that agroforestry helps them to meet their daily needs. Several respondents' statements are cited as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 300, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "\"…rely on rencek [tree branches] for cooking and to make charcoal. The charcoals are sold in the local market, that [how] we made our living.\" (Sm,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 158, "width": 195, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Panggang, personal interview, 24 November 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 299, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "\" I am a carpenter, hence to have a stock of timber is compulsory because If I go to buy timber from merchants, the timber is costly and is not as good as my own produc e\" (Kw, personal interview, Semanu, 22 October 2020).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 156, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.4.3 The successfulness of the practices", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 328, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The question asked in this section is how respondents rate their success in the practice. The respondents were asked to score their success from one to four. A small percentage of respondents rate their efforts in agroforestry as very successful (2.38%-10.81%). Similarly, the percentage of respondents who see that their advancement in agroforestry is unsuccessful is also relatively low (4.76%-10.00%). Overall, most respondents view their success in agroforestry as moderate and successful.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 328, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 7. The successfulness of agroforestry (expressed by the percentage of responses by the respondents)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 490, "width": 328, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Although respondents rate their success as moderate, some concerns are that their agricultural and agroforestry produce was likely to decline in recent years. The interviews with respondents indicate that there have been many obstacles in farming and agroforestry. Remarkably, they express that the lands have become drier and infertile. Some respondents' statements are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 300, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "\"… in the beginning, we cultivated the land around the 1980s, we had to clear the lands from shrubs and bush, then we put a lot of manure and organic fertilizer, but ten years ago, as the teaks grow big, our land becomes infertile and hard. Now we used chemical fertilizer, and the land became drier [than without fertiizer] , even the teaks died.\" (Skm, personal interview, Semanu, 29 September", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "236", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 42, "width": 174, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2020, notes added by authors are in brackets)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 300, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "\"[We have] drylands in ngoro-oro [karst valleys], … planted teaks along the borders, but we sold them all in 2006. Now we only have small trees and cannot grow big . [There is] no water , [the land] gets dry , we have to draw water from luweng (underground river)\" (Spd, personal interview, Panggang, 2 March 2021, notes added by authors are in brackets)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 171, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "3.4.4 Assets related to agroforestry practices", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 328, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The average area for cultivation for each household in Gunungkidul is between 2,342.14 m 2 in Girisubo and 4,097.67 m 2 in Panggang. Not all farmers own the land. It could be rented for a specific price and period based on the agreement between the landlord and the farmer. The price for renting a piece of land, which people call sak cluwik 1 (around 1,000 m 2 ), is Rp. 750,000 – 900,000 2 per year. The price is negotiable based on the fertility of the land, the location, and access to the land. The estimated value of timbers per household is relatively low because the price of timber does not only depend on the size of the timbers but also the location of the agroforest. If the location of the timber is far from the main road, the price will be meager regardless of the size of the log. In Girisubo, the number of timbers owned by a household is considerably less than in Semanu and Panggang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 312, "height": 82, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Table 7. Assets related to agroforestry in Semanu, Panggang, and Girisubo Name of assets/practices Semanu Panggang Girisubo Average area cultivated by a household* (m 2 ) 3,492.16 4,097.67 2,342.14 The average number of timbers per household (DBH** ≥ 20 cm) 30.0 42.7 23.5 Estimated income from timber in Rupiah (average per household) Rp. 4,675,000 Rp. 5,099,000 Rp. 3,850,000", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 327, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "*The number represents all areas cultivated by a household, including open fields for farming, rented lands ( tanah garapan), and shared ownership with other family members; **DBH is the diameter of a breast-high, that is, a measuring method for a tree diameter at the breast level.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 373, "width": 68, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4. DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 302, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4.1 The dynamics of livelihoods, vegetation coverage, and political situations", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 328, "height": 144, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "During the New Order Era, regarding sustainable livelihood assets, the score of Human Capital, Natural Capital, and Financial Capital was moderate, and the score of Physical Capital was low. The highest score was measured in Social Capital. Farmers' natural capital was observed in moderate categories in all studied districts. At the same time, the analysis reveals that high-density vegetation increased from 403.42 ha in the early New Order Era to 4,199.95 ha in the late New Order Era. It could be assumed that the increase in vegetation coverage may help to sustain farmers' livelihoods at this time. The increasing trend of vegetation coverage, in turn, was supported by political initiatives during the New Order Era. The start of regreening programs in the 1960s, which increased vegetation coverage, may contribute to it. The program began with small demo plots in the newly opened Wanagama Forest in the northern part of Gunungkidul. The regreening project in Gunungkidul was highly supported by President Decree No. 5/ 1967 on the Basic Provision of Forestry. Although it was highly top-down,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 328, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "1 Sak cluwik literally means a small piece of land. Iinstead of quantitative measurement, locals used a descriptive measuring system. A relatively detailed glossary about the use of qualitative measurement was compiled by Nibbering (1991).", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 222, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2 The currency rate (as of 14 th April 2022 is 1 USD equals to Rp. 14,353.60)", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 371, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "237", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "local authorities supported the program by enacting local policies such as the requirement to plant teak at school ( wiyata jati) and to sow teak before marriage ( palokromo jati) (Wicaksono, Awang & Suryanto, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 75, "width": 328, "height": 100, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The agroforestry development during this era could also be linked with Green Revolution, which aimed at increasing food resources through modern agriculture. The Green campaign includes plantation, forestry, cattle farming, and fisheries (Lohanda, 2017). Law No. 12/ 1992 on Plant Cultivation System provided a foundation for farmers to choose agricultural methods that suits their needs. At the local level, intercropping and traditional agroforestry systems were popular among the farmers. At this time, the choice of plants, fertilizers, and crop management was still influenced by the government through the officer from agricultural extension agents ( penyuluh) (Indraningsih et al., 2010; Yumi et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 328, "height": 78, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The Mass Guidance (Bimbingan Masyarakat/BIMAS) during the New Order Era supported the implementation of the Five Principles of Complete Training (Panca Usaha Tani) as guidance to modernize agriculture based on the idea of Green Revolution (Nawiyanto, 2013). Panca Usaha Tani had allowed the use of chemical fertilizers, so the production of certain crops, such as cassava, maize, and peanuts, increased. The increase in food production improved food security. Therefore local farmers have less pressure to provide spaces for timber and non-timber plants (Filius, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 328, "height": 77, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "To support the regreening projects and provide food security, the government encouraged local people to establish farmer groups. In turn, the farmers' organization served as social assets for villagers. Several farmers' organizations include the Agroforestry Farmer group ( Kelompok Tani Hutan Rakyat/KTHR) in Girisuko Village and the Women Farmer Group ( Kelompok Tani Wanita/KWT) in Pejaten Village. The establishment of these organizations was highly regulated and had been formulated since the Old Order Era (before the 1960s).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 328, "height": 111, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "At the end of the New Order Era, the economic crisis hit Indonesia for a short time (around1997-1999), and then the Reform Era brought a new perspective to forest management, including in the agroforestry sector. During the transition from Reform Era to the Post-Reform Era, high-density vegetation coverage fell from 2,649.27 ha to 1,908.46 ha. It is no clear answer for this fall. However, several authors associated this occurrence with the economic and political crisis that struck Indonesia in the late New Order Era in 1997 (Sunderlin & Resosudarmo, 1997; Sunderlin, 1999). Sunderlin (1999) mentions that the increasing poverty during the crisis led to land clearings and tree felling. The case is confirmed by the NDVI analysis that shows a slight decrease from the early New Order Era to the late New Order Era.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 328, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Interestingly, although there was a reduction in vegetation coverage, the community did not experience a significant decline in livelihoods, especially in terms of Natural Capital and Physical Capital. The monetary crisis, which reduced vegetation coverage, did not pose a dangerous threat to people\" livelihoods because farmers could sustain their basic needs, especially food. Farmers managed crop species in their land through agroforestry in the form of intercropping, alley cropping, and home gardens. The agroforestry system in Gunungkidul mainly consisted of low to moderate vegetation coverage. Farmers prefer trees with scarce foliage and moderate canopy coverage to provide space for food production. As can be observed in figure 5, several crops are cultivated under the canopy, such as peanut ( Arachis hypogaea), cassava (Manihot esculenta), and rice (Oryza sativa). As financial assets, people see trees as their savings. The culture of tebang butuh (harvesting a tree when the farmer has urgent spending) (Fujiwara et al., 2011; Rohadi & Manalu, 2015) contributes to the availability of a safety net that sustains the financial capital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "238", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 122, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Even though the crisis in 1997-1998 posed a danger to vegetation coverage, at the same time, it brought an opportunity to establish a new policy of decentralization and autonomy in forest management. The decentralization of forest management was expected based on Law UU No. 22/1999 and UU No.25/1999 on Local Government. Despite a chaotic political situation, Law No. 41/1999 on Forestry has involved the local community through public participation in forest management. As a result, the participation of native people in forest management and recognition of community forestry are expected. In Gunungkidul, acknowledgment of community forestry has been shown by the increase of vegetation with medium coverage, which consists of valuable timber and non-timber produce. With reform and autonomy, local governments encouraged local communities to tap the benefits of the forestry sector.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 328, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The regreening program under the National Movement of Land and Forest Rehabilitation (GERHAN) was enacted in 2003. The program encouraged tree planting in the state and privately-owned land and allowed local participation of farmers in forest management. Community Forestry and Small-scale Private Forests were acknowledged by Decree No. 41/1999, and the program was considered successful due to financial stimuli and subsidies (Fujiwara et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 328, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The Post-Reform Era or existing situation experienced an increase in vegetation coverage with moderate density from 26,517.76 ha to 32,74,758.67 ha. However, there is a decline in vegetation coverage with high density. This situation indicates a challenge in the agroforestry sector in Gunungkidul, mainly associated with the decline in wood quantity and quality. At the same time, people have more opportunities to sustain their livelihoods by entering the international wood markets. However, it was widely criticized that wood production in Gunungkidul had low quality and did not meet the criteria for ecolabeling and wood certification. The limitation was due to the incapabilities of forest management conducted by traditional farmers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 328, "height": 89, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Private Forest Management Units were established in 2004 under the Governor's Decision No.95/2005. Under this legal framework, a sustainable private forest working group (POKJA-HRL) was also inaugurated. Later, local people developed a cooperative system for private forest management under the Koperasi Wana Manunggal (KWML). The cooperation helps farmers to increase their capacity to meet the requirements of wood certification. In addition, several NGOs and CSOs, including WALHI, Javlec, SOBI, and Kanopi, have aided farmers in sustaining their livelihoods by entering the international timber market (Roshetko et al., 2013; Sulistyaningsih, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 328, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "An increasing economic situation in Indonesia marks the Post Reform Era. Access to the villages and market opens economic opportunities and increases the ownership of physical capital. In turn, people could sustain their livelihoods more effortlessly due to this growth. For example, in the 1970s, when the only transport available for farmers to go to the markets was the four-wheel car called Colt (Nibbering, 1991), farmers could only go to the market once a week. Today, with the increasing ownership of motorcycles, people can go to the market as needed. Increasing access to transportation is essential for the wood industry in Gunungkidul. It was reported that the price of wood in the remote areas of Gunungkidul has always been underpriced (Perdana, Roshetko & Kurniawan, 2012). One of the major causes is the high cost of transportation. The low price has also been associated with low human capital in Gunungkidul, hampering farmers from obtaining information and conducting price negotiations with wood buyers (Maryudi et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 328, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "In addition, the quality of timber has been a significant concern for wood buyers. Despite the efforts to introduce modern silviculture techniques, farmers poorly manage their trees. They only fertilize, prune, and weed their trees during the intercropping phase. It explains why crop species still dominate most agroforest systems in", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "239", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Gunungkidul. Hence cassava (Manihot esculenta) and papaya (Carica papaya) are measured with high important value index.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 64, "width": 328, "height": 155, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Although people enjoy the rapid development of infrastructure and the ownership of physical capital, in terms of human capital and natural capital, the figure has not been increasing noticeably. Both human and natural capital remains to fall into the low and moderate categories. It could be linked to the respondents' formal education that only finished elementary school. With limited access to improve their knowledge of forestry, most respondents rely on traditional methods of planting and tree maintenance. There have been several programs to increase farmers' knowledge of forest management, for instance, the establishment of Sekolah Lapangan (Field School) for farmers under the supervision of the Department of Forestry (Yumi et al., 2015) and the Master Treegrower Traning Program (Anggraini et al., 2021). Previous studies confirmed that the farmers' adoption of innovative approaches is low; hence it poses a challenge to modern forest management (Anggraini et al., 2021; Seruni et al., 2021). Rather than acquiring innovation, farmers who hold extensive lands are more likely to manage their timbers (Sabastian et al., 2014, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 223, "width": 178, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4.2 The Structure and Composition of Species", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 328, "height": 133, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The result shows that majority of the respondents are categorized as smallholder farmers who hold less than 0.5 ha of land for cultivation. The smallholder farmers are often called petani gurem (BPS, 2013). Most plants in the agroforestry system are newly introduced species and hybrid crops such as rice and corn. With this kind of composition, it is no surprise that the observed diversity index (H') in the agroforestry system range from low to moderate. Species with a high IVI value are typically woody species, such as teak and albizia. It shows that the farmers assess the choice of plants based on their economic value and contribution to livelihoods. Moreover, the ability to allocate assets such as knowledge (human capital), land (natural capital) and social influence (social capital) determine the choice of plants that will support sustainable livelihoods. Due to this reason, wild species, such as Ficus and Euphorbiaceae, tend to gain less attention in the system.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 371, "width": 328, "height": 89, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Several woody species have high IVI values, such as teak, albizia, acacia, and mahogany. The presence of those species in the ecosystem could be linked with the government's regreening program in the early New Order Regime. It was reported that Wanagama Forest pioneered the regreening project in Gunungkidul (Ernawati, 2016). The project began with the replanting of barren land with teak, albizzia, acacia, mahogany, and some nitrogen-fixated species such as lamtoro ( Leucaena) and turi ( Sesbania). Hence, the spread of the species in the agroforestry system could not be separated from the establishment of Wanagama Forest.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 328, "height": 89, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Although the dominant species are woody, the vegetation survey confirms that there are some crop species, such as cassava ( Manihot esculenta), papaya (Carica papaya), and melinjo (Gnetum gnemon). Mixing woody species, perennial trees, and crops are widespread in the agroforestry system of Gunungkidul (Haryono et al., 2022). Similarly, tubers, such as garut (Maranta arundinacea), kana (Canna edulis), and uwi ( Dioscorea esculenta), are also planted in between trees to provide carbohydrate sources for farmers. The finding confirms previous research by Maharani et al. (2022) and Purnomo et al. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 328, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Despite the goal of meeting livelihoods, farmers' choice of species reflects political initiatives that influence Gunungkidul. For example, teak ( Tectona grandis) has always had high importance value index. It shows the dominance of teak in the system due to several enabling policies. Local policies of Palokromo Jati and Wiyata Jati that were established during the New Order Era may contribute to such popularity of teak", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "240", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 33, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "agroforestry in Gunungkidul. On the other hand, several species have been introduced recently, such as Acacia. It had just been introduced in Indonesia in 1993 following the robust development of pulp industries (Griffin et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 78, "width": 131, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "4.3 The Community's Perceptions", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 328, "height": 133, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "First, the community confirms that the primary motivation for planting trees in the agroforestry system is to meet basic livelihood needs. Only a tiny percentage of respondents (4,94 %) aim at expanding their timber production to meet the industrial markets. Generally, trading timber produced by smallholder farmers in developing countries faces constant low returns (Aoudji et al., 2012; Rohadi & Manalu, 2015), difficulty meeting market demands, and negotiating prices (Arvola et al., 2019). In Gunungkidul, it was reported that the possession of more extensive land grants farmers to allocate more land devoted to planting trees (Sabastian et al., 2014). Hence, it is challenging for farmers to accept agroforestry as a business model due to limited ownership of lands and the few trees they can plant on their farms. As this study found, on average, a household owns between 23 and 40 trees with a diameter of more than 20 cm.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 328, "height": 89, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Secondly, the community believes that their success rate for on and off-farm incomes from agroforestry is only moderate. It could be proven by the income from agroforestry which ranges from Rp. 3,850,000 to Rp. 4,675,000. The income is slightly different from a survey conducted by Fujiwara et al. (2018), who revealed that the average yearly income was 5,7 million rupiahs. The difference is due to respondents citing that the price of wood has been decreasing in recent years. Recently, farmers reported a higher cost of production because of the price of inorganic fertilizers and the expense of drawing water from underground rivers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 327, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "The general summary of the dynamics of agroforestry and livelihoods in Gunungkidul is presented in figure 8.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 506, "width": 327, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Figure 8. The dynamics of agroforestry, livelihoods, and vegetation compositions in Gunungkidul karst.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 70, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "5. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 328, "height": 55, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "This study demonstrates the dynamics of agroforestry development in Gunungkidul, which corresponds to political initiates set up by the country's administration in the New Order Era, Reform Era, and Post-Reform Era. The regreening project in the Early New Order Era has been a successful example of a forest rehabilitation program. However, the success of reforestation in Gunungkidul faced an economic crisis at the", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 19, "width": 11, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "241", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 200, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "end of the New Order Era. The decline of vegetation coverage during this period confirms this situation. Entering the Reform Era, vegetation coverage with moderate density has increased steadily. There has been an improvement in the forestry sector due to several government initiatives and policies. In terms of SLA, there has been no significant change in people's livelihoods. Generally, the SLA falls into low and moderate categories. A slightly increasing trend could be observed in the physical and financial capital. Overall, the political initiatives have enabled agroforestry development to support sustainable livelihoods. Next, regarding respondents' perception, generally, people manage agroforestry to meet basic needs. Finally, based on vegetation surveys, it could be reported that people manage agroforestry in karst valleys, hills, and home gardens. The system consists of a mixture of plants that supply timbers, foods, and fodder which reflects the farmers' ability to allocate the available assets to sustain their livelihoods. In addition, the composition and species found in the system also represent the influence of policies and governments on agroforestry development. Based on the findings, the study suggests a connection between political initiatives, livelihoods, and agroforestry development. Future agroforestry management should pay more attention to the livelihood contribution of agroforestry systems.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 328, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Author Contributions: ES explored the ideas and the research design, S supervised and formulated the instruments for qualitative research, and EH provided analysis tools and supervised field data collection", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 292, "width": 218, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Competing Interests: The authors declare no conflict of interest.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 328, "height": 69, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Acknowledgments: This study was conducted as a part of the doctoral studies of the first author (ES). The first author would like to express gratitude to the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia, which provides a full scholarship to support the doctoral study through the MORA 5000 Doctor DN-2019. We thank Kemendikbud DIKTI (BIMA) through Penelitian Disertasi Doktor (PDD) for funding this research. We are indebted to our field assistants: Basith, Muhammad Azzam, Toto Darsono, Meri Handayani, Arif Rahman Octobrianta, Eni, and all respondents who participated in this study.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 389, "width": 55, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 328, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Ahmad, S., Caihong, Z. & Ekanayake, E.M.B.P. (2021). Livelihood Improvement through Agroforestry Compared to Conventional Farming System: Evidence from Northern Irrigated Plain, Pakistan. Land, 10(6): 645. https://doi.org/10.3390/land 10060645", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 328, "height": 34, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Amberntsson, P. (2011). The past of present livelihoods: historical perspectives on modernization, rural policy regimes and smallholder poverty - a case from Eastern Zambia (Doctoral dissertation). University of Gothenburg", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 483, "width": 328, "height": 78, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Anggraini, A., Wati, R.I., Harsoyo & Subejo. (2021). Technology adoption of farmers to master treegrowers training program in Gunungkidul district. Journal of Agribusiness Management and Development, 2(1): 123 – 129. Aoudji, A. K., Adégbidi, A., Agbo, V., Atindogbé, G., Toyi, M. S., Yêvidé, A. S., ... & Lebailly, P. (2012). Functioning of farm-grown timber value chains: Lessons from the smallholder-produced teak (Tectona grandis Lf) poles value chain in Southern Benin. Forest Policy and Economics, 15, 98-107. https://doi.org/10.1016/j.forpol.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 561, "width": 52, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "2011.10.004", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 328, "height": 34, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Arvola, A., Malkamäki, A., Penttilä, J. & Toppinen, A. (2019). Mapping the future market potential of timber from small-scale tree farmers: Perspectives from the Southern Highlands in Tanzania. Small-scale Forestry, 18(2): 189 – 212. https://doi.org/", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 12, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "242", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 42, "width": 120, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "10.1007/s11842-019-09414-8", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 327, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Awang, S. A., Santoso, H., Widayanti, W. T., & Nugroho, Y. (2001). Gurat hutan rakyat di kapur selatan. Debut Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 75, "width": 330, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Bardhan, S., Jose, S., Biswas, S., Kabir, K. & Rogers, W. (2012). Homegarden agroforestry systems: An Intermediary for biodiversity conservation in Bangladesh. Agroforestry Systems, 85(1):29 – 34. https://doi.org/10.1007/s10457-012-9515-7", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 328, "height": 55, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Boinot, S., Poulmarc’h, J., Mézière, D., Lauri, P. -É. & Sarthou, J.-P. (2019). Distribution of overwintering invertebrates in temperate agroforestry systems: Implications for biodiversity conservation and biological control of crop pests. Agriculture, Ecosystems & Environment, 285, 106630. https://doi.org/10.1016/j.agee.2019. 106630", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 328, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Central Statistics Agency. (2020). Gunungkidul in figure 2020. Central Statistics Agency of Gunungkidul Regency.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 328, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Chambers, R., & Conway, G. (1992). Sustainable rural livelihoods: practical concepts for the 21st century. IDS Discussion Paper No. 296. Institute of Development Studies.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 328, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Chavan, S.B., Keerthika, A., Dhyani, S.K., Handa, A.K., Newaj, R. & Rajarajan, K. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 219, "width": 306, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "National Agroforestry Policy in India: a low hanging fruit. Current Science,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 230, "width": 82, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "108(10), 1826 – 1834.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 328, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Chirwa, P.W., Akinnifesi, F.K., Sileshi, G., Syampungani, S., Kalaba, F.K. & Ajayi, O.C.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 253, "width": 306, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "(2008). Opportunity for Conserving and Utilizing Agrobiodiversity through Agroforestry in Southern Africa. Biodiversity, 9(1 – 2):45 – 48. http://dx.doi.org/", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 136, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "10.1080/14888386.2008.9712881", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 328, "height": 77, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2019). Buku statistik kehutanan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ernawati, J. (2016). Jejak Hijau Wanagama: Sebuah Perjalanan Menghijaukan Lahan Kritis. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Faida, L. R. W., Sunarto, Sutikno, & Chafid Fandeli. (2017). Gunungsewu: Menguak sejarah flora, mengkonstruksi kawasan karst. Gadjah Mada University Press. Filius, A.M. (1997). Factors changing farmers' willingness to grow trees in Gunungkidul", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 363, "width": 307, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "(Java, Indonesia). Netherlands Journal of Agricultural Science, 45(2), 329-345. https://doi.org/10.18174/njas.v45i2.521", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 328, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Fujiwara, T., Widayanti, W. T., Septiana, R. M., Bariatul, H., Rahmat, M., Suyanto, A., &", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 397, "width": 307, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sato, N. (2011). Overcoming vulnerability of privately owned small-scale forest through collective management unit establishment: a case study of Gunung Kidul District, Yogyakarta in Indonesia. International Journal of Social Forestry, 4(2),", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 430, "width": 36, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "113-138.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 328, "height": 78, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Fujiwara, T., Awang, S.A., Widayanti, W.T., Septiana, R.M., Hyakumura, K. & Sato, N. (2018). Socioeconomic conditions affecting smallholder timber management in Gunungkidul District, Yogyakarta Special Region, Indonesia. Small-scale Forestry, 17(1), 41 – 56. https://doi.org/10.1007/s11842-017-9374-1 Gifford, G.L. 2016. Agroecosystems for communities and conservation: Linking bird conservation and sustainable livelihoods in the highlands of Guatemala. Master Thesis. Cornell University.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 328, "height": 44, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Griffin, A.R., Midgley, S.J., Bush, D., Cunningham, P.J. & Rinaudo, A.T. (2011). Global uses of Australian acacias - recent trends and future prospects: Global dissemination of Australian acacias. Diversity and Distributions, 17(5), 837 – 847. https://doi.org/10.1111/j.1472-4642.2011.00814.x", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 328, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Hapsari, L., Abywijaya, I.K., Nurfadilah, S. & Rindyastuti, R. (2020). Diversity and ecology of understorey plant in Sempu Island, East Java, Indonesia. Biotropia, 27(3), 222 – 237. https://doi.org/10.11598/btb.2020.27.3.1145", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "243", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 122, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Haryono, E. & Day, M. (2004). Landform differentiation within the Gunung Kidul Kegelkarst, Java, Indonesia. Journal of Cave and Karst Studies, 66(2), 62 – 69. Haryono, E., Adji, T. N., Cahyadi, A., Widyastuti, M., Listyaningsih, U., & Sulistyowati, E. (2022). Groundwater and livelihood in Gunungsewu karst area, Indonesia. In Re, V., Manzione, R. L., Abiye, T. A., Mukherji, A., & MacDonald, A. (Eds.), Groundwater for Sustainable Livelihoods and Equitable Growth (pp. 1-23). CRC Press. Herrera-Cabrera, B.E., Campos Contreras, J.E., Macías-Cuéllar, H., Delgado-Alvarado, A. & Salazar-Rojas, V. M. (2020). Beyond the traditional home garden: A circa situm conservation experience of Laelia anceps subsp. dawsonii f. chilapensis Soto-Arenas (Orchidaceae). Environment, Development and Sustainability, 22(3), 1913 – 1927. https://doi.org/10.1007/s10668-018-0270-4", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 328, "height": 34, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Huang, S., Tang, L., Hupy, J.P., Wang, Y. & Shao, G. (2021). A commentary review on the use of normalized difference vegetation index (NDVI) in the era of popular remote sensing. Journal of Forestry Research, 32(1):1 – 6. https://doi.org/10.1007/", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 197, "width": 85, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "s11676-020-01155-1", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 328, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Hutchinson, T. F., Boerner, R. E., Iverson, L. R., Sutherland, S., & Sutherland, E. K. (1999).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 219, "width": 307, "height": 34, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Landscape patterns of understory composition and richness across a moisture and nitrogen mineralization gradient in Ohio (USA) Quercus forests. Plant Ecology, 144(2), 177-189. https://doi.org/10.1023/A: 1009804020976", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 328, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Indraningsih, K. S., Sugihen, B. G., Tjitrpranoto, P., Asngari, P. S., & Wijayanto, H. (2010).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 328, "height": 44, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kinerja penyuluh dari perspektif petani dan eksistensi penyuluh swadaya sebagai pendamping penyuluh pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian, 8(4), 303-321. Iskandar, J., Iskandar, B.S. & Partasasmita, R. (2016). Responses to environmental and socio-economic changes in the Karangwangi traditional agroforestry system,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 308, "width": 304, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "South Cianjur, West Java. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 17(1), 332- 341. https://doi.org/10.13057/biodiv/d170145", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 328, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Khasanah, N.M., Perdana, A., Rahmanullah, A., Manurung, G., Roshetko, J.M. & Van Noordwijk, M. (2015). Intercropping teak (Tectona grandis) and maize (Zea mays):", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 352, "width": 307, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Bioeconomic trade-off analysis of agroforestry management practices in Gunungkidul. Agroforestry Systems, 89(6), 1019 – 1033. https://doi.org/10.1007/", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 375, "width": 80, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "s10457-015-9832-8", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 328, "height": 45, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Liu, S., Huang, S., Xie, Y., Wang, H., Huang, Q., Leng, G., Li, P. & Wang, L. (2019). Spatial- temporal changes in vegetation cover in a typical semi-humid and semi-arid region in China: Changing patterns, causes and implications. Ecological Indicators, 98, 462 – 475. https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2018.11.037", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 430, "width": 328, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Lohanda, M. (Ed). (2017). Sumber sejarah lisan Revolusi Hijau di Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 328, "height": 34, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Maharani, D., Sudomo, A., Swestiani, D., Murniati, Sabastian, G.E., Roshetko, J.M. & Fambayun, R.A. (2022). Intercropping tuber crops with teak in Gunungkidul Regency, Yogyakarta, Indonesia. Agronomy, 12(2), 449. https://doi.org/", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 486, "width": 116, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "10.3390/agronomy12020449", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 327, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Maryudi, A., Nawir, A.A., Permadi, D.B., Purwanto, R.H., Pratiwi, D., Syofi’i, A. &", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 508, "width": 307, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sumardamto, P. (2015). Complex regulatory frameworks governing private smallholder tree plantations in Gunungkidul District, Indonesia. Forest Policy and", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 529, "width": 256, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Economics, 59, 1 – 6. https://doi.org/10.1016/j.forpol.2015. 05.010", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 330, "height": 67, "page_number": 22, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "McNeely, J.A. & Schroth, G. (2006). Agroforestry and biodiversity conservation – traditional practices, present dynamics, and lessons for the future. Biodiversity and Conservation, 15(2), 549 – 554. https://doi.org/10.1007/ s10531-005-2087-3 Nawir, A. A., Murniati & Rumboko, L. (2007). Forest rehabilitation in Indonesia: Where to after three decades? Center for International Forestry Research (CIFOR). https://doi.org/10.17528/cifor/002274", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "244", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 327, "height": 33, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Nawiyanto, N. (2013) . The Politics of Food and Food Security during Indonesia’s Old Order (1945-1965). Lembaran Sejarah, 10(1), 65-73. https://doi.org/ 10.22146/lembaran-sejarah.23653", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 75, "width": 328, "height": 34, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Nerlich, K., Graeff-Hönninger, S. & Claupein, W. (2013). Agroforestry in Europe: a review of the disappearance of traditional systems and development of modern agroforestry practices, with emphasis on experiences in Germany. Agroforestry", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 108, "width": 272, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Systems, 87(2), 475 – 492. https://doi.org/10.1007/s10457-012-9560-2", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 328, "height": 45, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Nibbering, J. W. (1991). Hoeing in the hills: Stress and resilience in an upland farming system in Java (Unpublished thesis). Australian National University. Oktalina, S. N., Suryanto, P., & Hartono, S. (2015). Strategi petani hutan rakyat dan kontribusinya terhadap penghidupan di kabupaten Gunungkidul. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 164, "width": 264, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kawistara, 5(3), 221-328. https://doi.org/10.22146/kawistara.10058", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 313, "height": 12, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Parthesius, R. (2010). Dutch Ships on Tropical Waters Amsterdam University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 328, "height": 56, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Peluso, N. L., & Vandergeest, P. (2001). Genealogies of the political forest and customary rights in Indonesia, Malaysia, and Thailand. The Journal of Asian Studies, 60(3), 761-812. https://doi.org/10.2307/2700109 Perdana, A., Roshetko, J. M., & Kurniawan, I. (2012). Forces of competition: smallholding teak producers in Indonesia. International Forestry Review, 14(2),", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 242, "width": 222, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "238-248. https://doi.org/10.1505/146554812800923417", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 328, "height": 33, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Plieninger, T., Muñoz-Rojas, J., Buck, L. E., & Scherr, S. J. (2020). Agroforestry for sustainable landscape management. Sustainability Science, 15(5), 1255-1266. https://doi.org/10.1007/s11625-020-00836-4", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 328, "height": 44, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Purnomo, P., Daryono, B. S., Rugayah, R., & Sumardi, I. (2012). Studi etnobotani Dioscorea spp.(Dioscoreaceae) dan kearifan budaya lokal masyarakat di sekitar hutan Wonosadi Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal Natur Indonesia, 14(3), 191- 198. https://doi.org/10.31258/jni.14.3.%p", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 328, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Quandt, A., Neufeldt, H., & McCabe, J. T. (2019). Building livelihood resilience: what role does agroforestry play?. Climate and Development, 11(6), 485-500.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 352, "width": 195, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "https://doi.org/10.1080/17565529.2018.1447903", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 220, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Reijintyes, C., Haverkort, B., & Waters-Bayer, A. (1992).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 363, "width": 307, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Farming for the future: an introduction to low-external imput and sustainible agriculture (No. 338.16 F234f).", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 386, "width": 44, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Macmillan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 326, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Rendón-Sandoval, F. J., Casas, A., Moreno-Calles, A. I., Torres-García, I., & García-", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 408, "width": 307, "height": 33, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Frapolli, E. (2020). Traditional agroforestry systems and conservation of native plant diversity of seasonally dry tropical forests. Sustainability, 12(11), 4600. https://doi.org/10.3390/su12114600", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 328, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Riddell, M. (2013). Assessing the impacts of conservation and commercial forestry on livelihoods in Northern Republic of Congo. Conservation and Society, 11(3), 199-", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 463, "width": 197, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "217. http://dx.doi.org/10.4103/0972-4923.121002", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 328, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Rocha, J., Laps, R. R., Machado, C. G., & Campiolo, S. (2019). The conservation value of cacao agroforestry for bird functional diversity in tropical agricultural landscapes.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 328, "height": 45, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Ecology and Evolution, 9(14), 7903-7913. https://doi.org/ 10.1002/ece3.5021 Rohadi, D. & Manalu, P. (2015). Improving economic outcomes for smallholders growing teak in agroforestry systems in Indonesia. In The First International Symposium of Indonesian Wood Research Society. The Indonesian Wood Research Society.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 328, "height": 56, "page_number": 23, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Roshetko, J. M., Rohadi, D., Perdana, A., Sabastian, G., Nuryartono, N., Pramono, A. A., ... & Kusumowardhani, N. (2013). Teak agroforestry systems for livelihood enhancement, industrial timber production, and environmental rehabilitation. Forests, Trees and Livelihoods, 22(4), 241-256. https://doi.org/10.1080/ 14728028.2013.855150", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "245", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 45, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sabastian, G., Kanowski, P., Race, D., Williams, E., & Roshetko, J. M. (2014). Household and farm attributes affecting adoption of smallholder timber management practices by tree growers in Gunungkidul region, Indonesia. Agroforestry Systems, 88(2), 257-268. https://doi.org/10.1007/s10457-014-9673-x", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 328, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sabastian, G. E., Yumn, A., Roshetko, J. M., Manalu, P., Martini, E., & Perdana, A. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 97, "width": 306, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Adoption of silvicultural practices in smallholder timber and NTFPs production systems in Indonesia. Agroforestry Systems, 93(2), 607-620. https://doi.org/", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 120, "width": 115, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "10.1007/s10457-017-0155-9", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 131, "width": 326, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Santiago-Freijanes, J. J., Pisanelli, A., Rois-Díaz, M., Aldrey-Vázquez, J. A., Rigueiro-", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 142, "width": 307, "height": 22, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Rodríguez, A., Pantera, A., ... & Mosquera-Losada, M. R. (2018). Agroforestry development in Europe: Policy issues. Land Use Policy, 76, 144-156.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 164, "width": 195, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2018.03.014", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 328, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Septariska, I. P., & Ekaputri, R. A. A. (2001). Pengelolaan Hutan Jati di Afdeeling Gunung", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 328, "height": 34, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Kidul, 1846-1933. Lembaran Sejarah, 4(2001). Seruni, A. P., Aguilar, F. X., Cai, Z., Gold, M. A., & Roshetko, J. M. (2021). Parcelized cut- and-carry agroforestry systems for confined livestock. Small-scale Forestry, 20(1),", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 219, "width": 215, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "119-143. https://doi.org/10.1007/s11842-020-09460-7", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 328, "height": 33, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Shin, S., Soe, K. T., Lee, H., Kim, T. H., Lee, S., & Park, M. S. (2020). A systematic map of agroforestry research focusing on ecosystem services in the Asia-Pacific Region. Forests, 11(4), 368. https://doi.org/10.3390/f11040368", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 327, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Solesbury, W. (2003). Sustainable livelihoods: A case study of the evolution of DFID policy. Overseas Development Institute.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 286, "width": 328, "height": 33, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistyaningsih, S. (2013). Political Economy of the Public Forest Certification in the Gunungkidul Regency, DIY Province. Jurnal Studi Pemerintahan, 4(1), 107-127. https://doi.org/10.18196/jgp.2013.0007", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 319, "width": 328, "height": 56, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sunderlin, W. D. (1999). Between danger and opportunity: Indonesia and forests in an era of economic crisis and political change. Society & Natural Resources, 12(6), 559-570. https://doi.org/10.1080/089419299279443 Sunderlin, W.D. & Resosudarmo, I.A.P. (1997). Laju dan penyebab deforestasi di Indonesia: Penelaahan kerancuan dan penyelesaiannya. (Occasional Paper 9 (I)).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 328, "height": 133, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "CIFOR. Udawatta, R. P., Rankoth, L. M., & Jose, S. (2019). Agroforestry and biodiversity. Sustainability, 11(10), 2879. https://doi.org/10.3390/su11102879 Udayana, C., Andreassen, H. P., & Skarpe, C. (2020). Understory diversity and composition after planting of teak and mahogany in Yogyakarta, Indonesia. Journal of Sustainable Forestry, 39(5), 494-510. https://doi.org/10.1080/ 10549811.2019.1686029 Van der Poel, P., & Van Dijk, H. (1987). Household economy and tree growing in upland Central Java. Agroforestry Systems, 5(2), 169-184. Wardhana, W., Sartohadi, J., Rahayu, L., & Kurniawan, A. (2012). Analisis transisi lahan di kabupaten gunungkidul dengan citra penginderaan jauh multi temporal. Jurnal Ilmu Kehutanan, 6(2), 89-102.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 508, "width": 328, "height": 11, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Wicaksono, R. L., Awang, S. A., & Suryanto, P. (2020). Private forest transition in", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 518, "width": 307, "height": 34, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Gunungkidul village: reality, path, & drivers. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 449(1), 012054. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/449/1/012054", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 328, "height": 45, "page_number": 24, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Singh, M., Kumar, A., & Sharma, M. (2021). Conservation of plant diversity in agroforestry systems in a biodiversity hotspot region of northeast India. Agricultural Research, 10(4), 569-581. https://doi.org/10.1007/s40003-020- 00525-9", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 19, "width": 127, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Forest and Society Vol. 7(2): 222-246", "type": "Page header" }, { "left": 370, "top": 19, "width": 13, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "246", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 88, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Sulistiyowati et al. (2023)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 328, "height": 11, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Yumi, Y., Sumardjo, S., Gani, D. S., & Sugihen, B. G. (2012). Kelembagaan Pendukung", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 53, "width": 306, "height": 22, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Pembelajaran Petani dalam Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari (Kasus di Kab. Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Wonogiri,", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 75, "width": 307, "height": 22, "page_number": 25, "page_width": 439, "page_height": 652, "text": "Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Penyuluhan, 8(1), 15-28. https://doi.org/ 10.25015/penyuluhan.v8i1.9891", "type": "Text" } ]
78256c1a-62cf-9889-08ef-093244724e71
https://ejki.fk.ui.ac.id/index.php/journal/article/download/60/18
[ { "left": 292, "top": 793, "width": 11, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 198, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three-Delay Model On Maternal Mortality Cases", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 45, "width": 129, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021", "type": "Page header" }, { "left": 266, "top": 82, "width": 63, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 101, "width": 295, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three-Delay Model on Maternal Mortality Cases in Tertiary Referral Hospital in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 148, "width": 341, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junita Indarti,* Affan Solihin, Arresta V. Suastika, Dyah P. Wardhani, Muhammad T. Ramadhani, Quamila F. Afdi, Syifa M. Syafitri,", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 176, "width": 169, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Ikhsan, Kristian Alda", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 198, "width": 367, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia- dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 232, "width": 179, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author: [email protected] Received 10 June 2020; Accepted 17 August 2021 https://doi.org/10.23886/ejki.9.60.99", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 268, "width": 37, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 280, "width": 434, "height": 192, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maternal mortality remains a worldwide concern to this day. Three main causes of maternal mortality during 2010–2013 were hemorrhage, hypertension, and infection, which all of them are the direct causes. The high MMR is also due to the presence of 3 delay which is Delay in seeking assistance (type–1), delay in identifying and accessing medical center (type–2) and delay in having prompt treatment (type–3) . Therefore, this study aims to describe maternal mortality cases in tertiary hospital which is Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) so that the root of problems in maternal deaths can be discovered and improvements can be done in the future. This was a descriptive study conducted in the Department of Obstetrics and Gynecology at CMH, Jakarta. Data collection was taken from 2016 – 2018 where subjects were taken from secondary data on maternal mortality. Based on the data that has been collected in CMH total live births in Emergency Department CMH during 2016-2018 which was 4.226 cases. There was 22 maternal death cases (0.52%). Most deaths were occurred in 2017 (50% of all cases). Indirect causes of maternal mortality were the leading cause in this study, including septic shock, hypovolemic shock due to Dengue Shock Syndrome, cardiogenic shock, and acute respiratory failure. Three delay models were three main factors contributing to maternal mortality interrelated and influenced by other factors with d elay in looking for assistance and treatment (31,8%) was the upmost factor of maternal mortality. More than half maternal deaths in CMH during 2016 – 2018 caused by indirect causes. Among three delay models, d elay in looking for assistance and treatment was the upmost factor of maternal mortality.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 472, "width": 199, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: maternal mortality, three-delay model.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 499, "width": 302, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiga Model Keterlambatan pada Kasus Kematian Ibu di Rumah Sakit Tersier di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 541, "width": 434, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak Kematian ibu masih menjadi perhatian dunia hingga saat ini. Tiga penyebab utama angka kematian ibu (AKI) selama 2010-2013 adalah perdarahan, hipertensi, dan infeksi, yang semuanya merupakan penyebab langsung. Tingginya AKI juga disebabkan oleh adanya 3 keterlambatan yaitu keterlambatan dalam mencari pertolongan, keterlambatan dalam mengidentifikasi dan mengakses pusat kesehatan, dan keterlambatan dalam mendapatkan pengobatan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kasus kematian ibu di rumah sakit tersier yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sehingga akar permasalahan kematian ibu dapat ditemukan dan dapat dilakukan perbaikan di masa yang akan datang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM, Jakarta. Pengambilan data diambil dari tahun 2016 – 2018, subjek diambil dari data sekunder kematian ibu. Berdasarkan data yang terkumpul di RSCM jumlah kelahiran hidup di Instalasi Gawat Darurat RSCM selama tahun 2016-2018 sebanyak 4.226 kasus. Terdapat 22 kasus kematian ibu (0,52%). Kematian terbanyak terjadi pada tahun 2017 (50% dari seluruh kasus). Penyebab tidak langsung kematian ibu merupakan penyebab utama dalam penelitian ini, antara lain syok septik, syok hipovolemik akibat dengue shock syndrome, syok kardiogenik, dan gagal napas akut. Tiga model keterlambatan merupakan tiga faktor utama penyebab kematian ibu yang saling berkaitan dan dipengaruhi oleh faktor lain dengan keterlambatan mencari pertolongan dan pengobatan (31,8%) merupakan faktor penyebab kematian ibu yang paling tinggi. Lebih dari separuh kematian ibu di RSCM selama tahun 2016 – 2018 disebabkan oleh penyebab tidak langsung. Di antara tiga model keterlambatan, keterlambatan dalam mencari bantuan dan pengobatan merupakan faktor utama kematian ibu.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 769, "width": 217, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : kematian maternal, model tiga terlambat.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 16, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junita Indarti , et al", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 45, "width": 129, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 82, "width": 244, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction MMR useful to measure public health degree despite of maternal health program, because of its sensitivity to improving health services, both in terms of accessibility and quality. 1 Based on Maternal Health Directory data, Ministry of Health Republic of Indonesia in 2014, three main causes of maternal mortality during 2010–2013 were hemorrhage, hypertension, and infection, which all of them are the direct causes. 2 Similar causes has been reported by World Health Organization (WHO) as Asia’s main causes of maternal deaths. 3", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 238, "width": 241, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to direct causes, there are also factors that cause high MMR, among others, are three factors of delay.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 277, "width": 245, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three delay models were three main factors contributing to maternal mortality interrelated and influenced by other factors. Delay in seeking assistance (type–1) influenced by level of education, cultural beliefs, and economic status both mother and her family. Delay in identifying and accessing medical center (type–2) influenced by transportation difficulties and inadequate referral facility. Delay in having prompt treatment (type– 3) influenced by disease progressiveness and inadequate treatment.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 420, "width": 244, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) as tertiary health care facility is the main referral site for maternal cases from Jakarta even from the whole country. Fernando et al 4 reported 159 maternal deaths in CMH during January 2008–December 2016 which equals 661 deaths per 100.000 live births. There has been a significant reduction in maternal deaths in 2008–2016, from 22 deaths in 2008 to 13 deaths in 2016. Nevertheless, the mean value was still higher than national MMR because CMH is the main referral cite from all over Indonesia, so there were complicated cases that could not be handled by primary and secondary health care facility. Mishandling from primary and secondary health care facility and delay in referring process contribute to high maternal mortality in tertiary hospital. 5 Based on the problem stated above, this study aims to describe maternal mortality cases in tertiary hospital which is CMH so that the root of problems in maternal deaths can be discovered and improvements can be done in the future.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 43, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 95, "width": 244, "height": 326, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This was a descriptive retrospective study conducted in the Department of Obstetrics and Gynecology at CMH, Jakarta and data collection was taken from 2016 to 2018. The target population of the study was maternal deaths that occurred in CMH and subjects were taken from secondary data using consecutive method. Inclusion criteria were pregnant and postpartum woman who died in CMH and exclusion criteria was patients who died on the trip during the referral process. All maternal mortality cases were collected and analyzed by grouping them into three criteria of three delay model. Delay in seeking assistance (type–1) influenced by level of education, cultural beliefs, and economic status both mother and her family. Delay in identifying and accessing medical center (type–2) influenced by transportation difficulties and inadequate referral facility. Delay in having prompt treatment (type–3) influenced by disease progressiveness and inadequate treatment. We also conclude risk factor which consist age, parity, marital status, gestational age and referral. Study had been approved by Ethical Committee of Faculty of Medicine Universitas Indonesia – CMH Number: KET-532/UN2.F1/ETIK/PPM.00.02/2019", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 433, "width": 240, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results Based on the data that has been collected in CMH total live births in Emergency Department CMH during 2016-2018 which was 4.226 cases. There was 22 maternal death cases (0.52%). (Table 1).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 511, "width": 217, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Maternal Deaths in CMH in 2016 – 2018 Year Maternal Deaths (n) Live Births (n) % 2016 2017 2018 7 11 4 1.714 1.475 1.037 0.41 0.75 0.39 Total 22 4.226 0.52", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 619, "width": 241, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Most deaths were occurred in 2017 (50% of all cases) and between age 31-35 years old, which was 32%. There were 77% maternal deaths that occurred to the pregnant woman. The third trimester is the most common trimester (54%). Moreover, 77.2% cases were occurred in multiparity women (2-4 parities) and 77% cases were referral cases. The risk factor of maternal deaths during 2016- 2018 were illustrated in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 16, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 499, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three-Delay Model On Maternal Mortality Cases eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021 Risk Factor n % Age (years old) 16-20 21-25 31-35 36-40 >40 Parity 1 2-4 >4 Maternity Status Pregnant", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 242, "width": 63, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Post pregnancy", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 253, "width": 107, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gestational Age (trimester) 1 2 3 Postpartum Referral Yes", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 124, "width": 125, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No 1 3 7 5 6 3 17 2 17 5 0 5 12 5 17", "type": "Picture" }, { "left": 187, "top": 329, "width": 5, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Table" }, { "left": 240, "top": 124, "width": 18, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.5 13.6 32.0 22.7 27.2 13.6 77.2 9.2 77.0 23.0 0 23.0 54.0 23.0 77.0 23.0", "type": "Table" }, { "left": 48, "top": 354, "width": 243, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 showed that indirect causes were the leading cause. The indirect causes (50%) including septic shock (6 cases), cardiogenic shock (2 cases), hypovolemic shock due to dengue shock syndrome, and acute respiratory failure. Direct causes of maternal death were mostly caused by complications of unanticipated treatment. In our study 3 cases complications of unanticipated treatment occurred on PPH. Coincidental was deaths from unrelated causes which happen to occur in pregnancy or the puerperium. We have 2 cases which is sepsis cause of Ventilator Acquired Pneumonia and Respiratory Failure cause of Myelitis.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 538, "width": 237, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Causes of Maternal Death in CMH, 2016 - 2018 Based on WHO Causes n Direct Pregnancy (not including miscarriage) Hypertension in pregnancy, delivery and postpartum Obstetric hemorrhage Pregnancy with infection Other obstetric complication Complications of unanticipated treatment", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 678, "width": 157, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indirect Non obstetric complications Unspecified Other uncategorized complications", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 726, "width": 52, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coincidental", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 738, "width": 162, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "External causes of deaths in pregnancy,", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 594, "width": 207, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "delivery, and postpartum 0 2/22 2/22 1/22 1/22 3/22 11/22 0 2/22", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 242, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Classification of the cases were centered on the three delay model. It was divided to single cause and multiple causes, because the delay factors were multifactorial. From this data, a delay in looking for assistance and treatment happened in 7 cases from 22 maternal death (31.8%) was the upmost factor of maternal mortality in the three delay model (Table 4).", "type": "Text" }, { "left": 49, "top": 82, "width": 234, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Risk Factor of Maternal Deaths in CMH, 2016-2018", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 199, "width": 238, "height": 189, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Classification of Delay Based on the Three Delay Model Classification of Delay n Seeking assistance 4/22 Identifying and accessing medical center 0 Having prompt treatment 6/22 Seeking assistance, identifying and accessing medical center 0 Seeking assistance and having prompt treatment 7/22 Identifying, accessing medical center, and having prompt treatment 0 Seeking assistance, identifying, accessing medical center, and having prompt treatment 5/22", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 400, "width": 247, "height": 379, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion Maternal mortality remains a worldwide concern to this day. Maternal mortality rate (MMR) is one of Millennium Development Goals (MDGs) indicators to improve mothers health. 1 There has been a remarkable decline in Indonesia’s MMR, which is 390 deaths per 100.000 live births in 1991 to 305 deaths per 100.000 live births in 2015. However, this value has not reach the MDGs target yet, which is 102 deaths per 100.000 live births in 2015. 1 Maternal mortality cases in CMH mostly occurred in 2017, which were 11 cases and 0.75% of all live births in that year. The total of maternal deaths in CMH 2016 – 2018 were 22 cases, with the total of live births were 4.226 (0.52%). As we can compare from other countries, Nepal reported 66 maternal deaths with 192.487 total births (0.03%) for the last 10 years (2002-2011) in tertiary hospital. 7 In West Mahrashtra, India reported 120 maternal deaths with 39.704 total births (0.30%) for the last 10 years (2001-2010) in tertiary hospital. Same studies in Udupi and Karnataka, India reported 23 maternal deaths with 7.330 live births (0.31%) from January 2011 until December 2012. 8 From all of the 22 maternal mortality cases that occurred in 2016-2018 in CMH, 17 cases (77%) were referral cases. The main cause of maternal mortality is delay in seeking assistance and having", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 16, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 124, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junita Indarti , et al", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 45, "width": 129, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 82, "width": 241, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prompt treatment. Most of the referral cases, some of them refused to seek assistance because they were unable to recognize the warning signs, and lack of education from the mothers and family. In addition, inadequate treatment in the primary health care leads to progressivity of the disease. It explains why maternal mortality cases were mostly found in referral cases.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 186, "width": 244, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A retrospective cohort study in RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, compared the quality of maternal service between death cases and near miss cases in 2017. 9 There were 114 cases consist of 28 cases of maternal deaths and 86 near miss cases. The previous study had a similar percentage with this current study; maternal mortality cases were mainly found in referral cases. Among 28 cases, 23 cases (88.46%) were originated from referral cases. Severe preeclampsia was the most common diagnosis, 17 cases were found (60.7%). The factor that distinguish maternal mortality and near miss cases is delay in initiating treatment, including obstetric resident response time, and ICU waiting time. 9", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 381, "width": 243, "height": 248, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A multicenter study about prevalence and risk factors for maternal mortality in 8 referral hospitals in Nigeria in 2018 reported similar result. 10 Over 6 months, maternal mortality rate was 2.085 per 100.000 live births. High MMRs were found in 8 hospitals because these hospitals are designated to receive and manage obstetric referrals from primary health care settings and also to deal with severe complications of pregnancy. Several factors were identified in this study as likelihood of maternal mortality. These include non-booking for antenatal care, referral from lower level health/non- health facilities with complicated cases. Several factors have been reported as reducing women’s access to antenatal, delivery, emergency obstetric and postnatal care in various parts of the country. These include inability to pay services, perceptions relating to unfriendly health providers, cultural beliefs, and difficulty with transportation.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 628, "width": 244, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maternal deaths are subdivided into two groups direct and indirect. Direct obstetric deaths are those resulting from obstetric complications of the pregnancy state (pregnancy, labor, and the purpureal), from interventions, omissions, incorrect treatment, or from a chain of events resulting from any of the above. Indirect obstetric deaths are those resulting from previous existing disease or disease that developed during pregnancy and which was not due to direct obstetric causes, but which was aggravated by physiologic effects of pregnancy. 11", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 244, "height": 274, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In 2015, WHO reported the most cases of maternal deaths was hemorrhage (27%). However, similar percentage was also found in indirect causes (28%). Compared to WHO data about maternal mortality causes globally, percentage of the highest maternal mortality number in CMH in 2016 – 2018 was similar; the main cause of maternal mortality is indirect causes (50%). The indirect causes were mostly by sepsis, hypovolemic shock due to dengue shock syndrome, cardiogenic shock, and acute respiratory failure. The direct causes of maternal mortality were mainly postpartum hemorrhage, which was the complication of unanticipated treatment. One of the underlying reasons of indirect causes of maternal deaths were commonly found rather than the direct causes in CMH during 2016- 2018, it was due to disease progressivity were dominated by indirect causes of deaths. Moreover, CMH is a tertiary hospital that receive a wide range of referral cases.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 355, "width": 241, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a difference in main cause of maternal mortality between Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes in 2014 and this study. 12 The main cause of maternal deaths according to this data is hemorrhage (30.3% in 2013) and hypertension (27.1% in 2013) throughout Indonesia. The reason this study has different main cause of maternal mortality comparing to Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes because we only receive data from tertiary hospital (CMH).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 485, "width": 244, "height": 248, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another study in Rwanda in 2015 which discuss the prevalence and factor related to maternal mortality in tertiary hospitals stated three main causes of maternal deaths are peritonitis and sepsis (28%), hemorrhage (22%), and severe preeclampsia (16%). 13 The high prevalence of peritonitis may reflect a lack of experience, since the doctors working in district hospitals may be recent medical school graduates who have not completed residency programs. They may also reflect unsterile techniques and proper antibiotics usage. Obstetric hemorrhage was among the leading causes of severe obstetric morbidity and mortality. However, hemorrhage was not the leading cause of maternal death. This finding may represent education and aggressive, standard management of obstetric hemorrhage. In Rwanda, care providers in tertiary hospitals are well trained in the prevention and management of obstetric hemorrhage.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 732, "width": 243, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrospective study in RSUP Dr. Sardjito, which was a tertiary hospital also have a similar result in the main cause of maternal mortality. 9 The", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 16, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 198, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three-Delay Model On Maternal Mortality Cases", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 45, "width": 129, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 82, "width": 239, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "most cases of maternal deaths was sepsis (60.7%). However, they cannot explain why sepsis became the most cause of maternal death.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 121, "width": 244, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three delay models have a big role in the occurrence of maternal deaths. The first is delay in seeking assistance, including ability to recognize emergency situation so mothers could be referred to higher level of health care facility when complication occurs. The second delay occurs after decision to be referred was made, is identifying and accessing medical center, including geographic and transportation difficulties followed by the third delay, having prompt treatment.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 251, "width": 244, "height": 222, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three delay models are multifactorial which consist of socio-economy, infrastructure, and quality of service. In our study, the most influential factor contributing to maternal death is combination between delay in seeking assistance and delay in having prompt treatment (31.8%). Mothers and family inability to recognize emergency situation caused by low level of education become one of the reasons why someone having a delay in seeking assistance. Economic conditions are less influential because of JKN system. Delay in having prompt treatment mostly due to disease progressivity leading to complications. Majority of patients came with multiple organ dysfunctions because of delay in seeking assistance. Inadequate treatment from primary level of healthcare also became root of delay in seeking assistance and having prompt treatment.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 472, "width": 245, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Delay in identifying and accessing medical center was not found in this study. Easy transportation access become one of the reason second type of delay was not occur. Besides, all of the cases were come from the same city as CMH.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 537, "width": 243, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Five cases (22.9%) were found having all three type of delay. Among these 5 cases, delay in seeking assistance was due to inadequate treatment from lower health care facility. Delayed in identifying and accessing medical center, all of the five cases were having inadequate referral facility. Two types of delay above lead to third type of delay caused by disease progressiveness. Three delay model relate to one another that involved various factors.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 667, "width": 242, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A case control study in Cilacap in 2010 which aim to discover role of three delay models in maternal mortality compared between case and control group. Result of this research showed that type – 1 delay (seeking assistance) correlate to maternal death (p<0.001) with OR = 16,429. Mother who experienced type–1 delay has a 16 times greater chance of dying . Bivariate analysis", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 240, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "showed delay on arriving in referral hospital related to maternal death (OR = 5,091). It means, mother will have 5 times greater chance of dying if they experienced type–2 delay. Type–3 delay was not statistically significant.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 147, "width": 244, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comparing to study in Cilacap, our study has dissimilarity in role of three delay models. This is reflected by Cilacap geographical condition which allows type–2 delay to occurr more frequently. Distance in reaching hospital, damaged road conditions that leads to slow pace of transportation, become main reason of type-2 delay in Cilacap.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 238, "width": 242, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A similar study in Malawi, 2017 about factors associated with maternal mortality and application of the three delay models. 14 There were 151 maternal death during one year. Among 151 cases, type–3 delays were the most frequently encountered and were identified in 96.8% of all maternal deaths. Contributing factors included long waiting times before receiving any type of assessment or treatment at a healthcare facility, non-availability of essential drugs, lack of skilled personnel, missed and incorrect diagnosis, and delayed or incorrect treatment.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 381, "width": 241, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background was found to be distinguishing factor between our study and research in Malawi. 14 Health system failures in third world country have been identified as a major contributing factor to maternal deaths and the delay in or inability to ensure timely referral was noted in Malawi. Lack of antibiotics, magnesium sulfate and lack of blood in the blood bank were also found.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 498, "width": 242, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusions There were 22 maternal deaths from 4.226 (0.52%) live births at the CMH. More than half maternal deaths in CMH during 2016 – 2018 caused by indirect causes (50%). The combination of delay in seeking assistance and delay in having prompt treatment was the most common factor in CMH during 2016 – 2018 contributing to maternal deaths. Among 22 maternal mortality cases, type–2 delay was not found as a single factor contributing to maternal death. This is due to no significant transportation difficulties to reach CMH.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 667, "width": 60, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 680, "width": 226, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2017.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 704, "width": 229, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 728, "width": 229, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Say L, Chou D, Gemmill A, Tunçalp Ö, Moller A, Daniels J, et al. Global causes of maternal death: a WHO systematic analysis. Lancet Glob Heal. 2014;2(6):e323- 33. doi: 10.1016/S2214-109X(14)70227-X.", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 16, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 48, "top": 45, "width": 124, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junita Indarti , et al", "type": "Table" }, { "left": 418, "top": 45, "width": 129, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eJKI Vol. 9, No. 2, Agustus 2021", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 82, "width": 229, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Fernando D, Ocviyanti D. Telaah kualitas asuhan antenatal pada kasus dengan kematian maternal di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo [Master’s Thesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2017.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 130, "width": 229, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pandey A, Das V, Agarwal A, Agrawal S, Misra D, Jaiswal N. Evaluation of obstetric near miss and maternal deaths in a tertiary care hospital in north India: shifting focus from mortality to morbidity. J Obstet Gynaecol India. 2014;64:394-9. doi: 10.1007/ s13224-014-0552-1.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 202, "width": 235, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. BPJS Kesehatan. Panduan praktis tentang kepesertaan dan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan berdasarkan regulasi yang sudah terbit. Jakarta: BPJS; 2014.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 250, "width": 228, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Upadhyaya I. Maternal death reviews at a tertiary care hospital. J Nepal Med Assoc. 2014;52:713-8.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 274, "width": 228, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. PS R, Verma S, Rai L, Kumar P, Pai M, Shetty J. “Near Miss” obstetric events and maternal deaths in a tertiary care hospital: an audit. J Pregnancy. 2013;2013:393758. doi: 10.1155/2013/393758.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 322, "width": 227, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Mawarti Y, Utarini A, Hakimi M. Maternal care quality in near miss and maternal mortality in an academic public tertiary hospital in Yogyakarta, Indonesia: a retrospective cohort study. BMC Pregnancy Childbirth. 2017;17:149. doi: 10.1186/s12884-017-1326-4.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 82, "width": 228, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Ntoimo L, Okonofua F, Ogu R, Galadanci H, Gana M, Okike O et al. Prevalence and risk factors for maternal mortality in referral hospitals in Nigeria: a multicenter study. Int J Womens Health. 2018;10:69- 76. doi: 10.2147/IJWH.S151784.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 142, "width": 231, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Geneva WHO. The WHO Application of ICD-10 to deaths during pregnancy, childbirth and the puerperium: ICD-MM [Internet]. Geneve: WHO; 2012. Available from: http://apps.who.int/iris/ bitstream/10665/70929/1/9789241548458_eng. pdf?ua=1", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 214, "width": 226, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Kematian ibu dan upaya-upaya penanggulangannya | PKBI [Internet]. Pkbi.or.id. 2019 [cited 8 May 2019]. Available from https://pkbi.or.id/kematian-ibu-dan- upaya-upaya-penanggulangannya/", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 262, "width": 230, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Rulisa S, Umuziranenge I, Small M, van Roosmalen J. Maternal near miss and mortality in a tertiary care hospital in Rwanda. BMC Pregnancy Childbirth. 2015;15:203. doi: 10.1186/s12884-015-0619-8.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 310, "width": 229, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Mgawadere F, Unkels R, Kazembe A, van den Broek N. Factors associated with maternal mortality in Malawi: application of the three delays model. BMC Pregnancy Childbirth. 2017;17(1):219. doi: 10.1186/ s12884-017-1406-5..", "type": "List item" } ]
e9e25076-06db-889a-fcbf-dffe7564b02c
https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/jtece/article/download/149/107
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 55, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OPEN ACCESS", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 46, "width": 434, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J OURNAL OF T ELECOMMUNICATION , E LECTRONICS , AND C ONTROL E NGINEERING (JTECE) ISSN: 2654-8275 (O NLINE ) JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, JAN 2021 DOI: 10.20895/ JTECE . V 3 I 1.149", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 90, "width": 406, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis dan Simulasi Performansi Teknologi", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 117, "width": 371, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coarse Wavelength Division Multiplexing pada Jaringan Fiber To The Home Plasa Telkom Kota Banjar Patroman Menggunakan Optisystem", "type": "Title" }, { "left": 99, "top": 238, "width": 403, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Analysis and Performance Simulation of Coarse Wavelength Division Multiplexing Technology on The Fiber to The Home Network of Plasa Telkom Kota Banjar Patroman by Optisystem", "type": "Title" }, { "left": 138, "top": 384, "width": 321, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wildan Tri Wahyudi 1, * , Fauza Khair 2 , Imam Muhammadi Pradono Budi 3", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 405, "width": 357, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi, 2 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 431, "width": 294, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jl. D. I Panjaitan No. 128, Purwokerto 53116, Jawa Tengah, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 450, "width": 218, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, *Penulis korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 462, "width": 247, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 488, "width": 34, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan dunia teknologi telekomunikasi yang sangat pesat, mengakibatkan kebutuhan manusia akan layanan komunikasi seperti video, voice, dan data semakin meningkat maka diperlukan jaringan yang dapat memberikan performansi yang lebih baik, saat ini penggunaan serat optik sebagai media transmisi digunakan pada Fiber to the home (FTTH), dan teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) yang merupakan teknologi transmisi serat optik yang mengombinasikan beberapa panjang gelombang yang berbeda dalam sebuah serat optik dengan spacing channel 20 nm. Pada penulisan skripsi ini mengambil sampel di kota Banjar Patroman, sebagai kota kecil yang sedang berkembang dalam bidang telekomunikasi dimana media transmisi yang awalnya berupa kabel tembaga diganti menjadi kabel serat optik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknologi CWDM apabila diimplementasikan pada FTTH dimana dibuat simulasi dengan empat daerah di kota Banjar Patroman dengan jarak yang berbeda. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Optisystem versi 15, dan dilakukan perhitungan parameter kelayakan Link Power Budget, Rise Time Budget, dan Bit Error Rate (BER). Berdasarkan hasil simulasi menunjukan bahwa penggunaan teknologi CWDM pada FTTH menghasilkan daya terima sebesar -25,76 dBm dengan BER 2,9x10 -14 pada jalur 1, sebesar -25,93 dBm dengan BER 7,43x10 -13 pada jalur 2, sebesar -26,18 dBm dengan BER 1,09x10 -11 pada jalur 3, dan sebesar -27 dBm dengan BER 2,14x10-8 pada jalur 4. Hasil dari Rise Tme Budget sebesar 0,06708 ns untuk jalur 1, sebesar 0,0806 ns untuk jalur 2, sebesar 0,1007 ns untuk jalur 3, dan sebesar 0,1643 ns untuk jalur 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 380, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Serat optik, Fiber To The Home , Coarse Wavelength Division Multiplexing , Optisystem 15", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 720, "width": 36, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 428, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of telecommunications technology is very rapid, resulting in human needs for communication services such as video, voice, and data increasing, so a network that can provide better performance is needed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Optical fiber as a transmission medium is currently used in Fiber To The Home (FTTH) and Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) technology. CWDM is a fiber optic transmission technology that combines several different wavelengths in an optical fiber with a channel spacing of 20 nm. In writing this thesis, samples were taken in Banjar Patroman City, a small city developing in telecommunications where the transmission medium, which was initially a copper cable, was replaced with a fiber optic cable. This study aims to determine the feasibility of CWDM technology when implemented in FTTH, where simulations are made with four areas in Banjar Patroman with different distances. The simulation was carried out using Optisystem software version 15, and the feasibility parameters were calculated for Link Power Budget, Rise Time Budget, and Bit Error Rate (BER). The simulation results show that the use of CWDM technology in FTTH produces a receiving power of: -25.76 dBm with a BER of 2.9x10-14 on line 1; 25.93 dBm with a BER of 7.43x10-13 on line 2; -26,18 dBm with a BER of 1.09x10-11 on line 3; and -27 dBm with a BER of 2.14x10-8 on line 4. The results from the Rise Time Budget are 0.06708 ns for line 1, 0.0806 ns for lane 2, 0.1007 ns for line 3, and 0.1643 ns for line 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 378, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Optical fiber, Fiber To The Home , Coarse Wavelength Division Multiplexing , Optisystem 15", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 269, "width": 122, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring perkembangan pada dunia teknologi berpengaruh juga pada sektor telekomunikasi, dimana terdapat peralihan pada media kabel transmisi. Awalnya media transmisi ini menggunakan kabel tembaga, sekarang beralih pada penggunaan kabel serat optik. Untuk tujuan mendapatkan kecepatan transfer data yang bagus, serat optik menjadi solusi yang terus dikembangkan oleh perusahaan penyedia layanan komunikasi demi kepuasan pelanggannya[1-2]. Begitu juga dengan Plasa Telkom Kota Banjar Patroman Jawa Barat yang dalam masa peralihan media transmisi dari kabel tembaga menjadi all fiber untuk daerah – daerah pelosok pedesaan. Terhitung dari tahun 2017 peralihan ke serat optik ini terus dikembangkan hingga mencapai pelosok desa di Kota Banjar Patroman. Salah satu teknologi transmisi serat optik ada yang dikenal dengan teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM), CWDM sendiri adalah suatu teknologi yang mentransmisikan beberapa panjang gelombang yang berbeda melalui serat optik tunggal . Di kota Banjar Patroman untuk pemasangan layanan internet pada pelanggan digunakan jaringan akses Fiber To The Home (FTTH), FTTH yaitu jaringan internet yang ditransmisikan menggunakan serat optik hingga sampai ke rumah pelanggan. Meninjau keunggulan teknologi CWDM tersebut, dan melihat kondisi geografis dari Kota Banjar Patroman sebagai kota kecil yang sedang berkembang pada teknologi transmisi serat optik, teknologi CWDM ini dapat diterapkan pada jaringan akses FTTH untuk kota Banjar Patroman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 428, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini dilakukan perancangan simulasi dengan menggunakan Optisystem.15 untuk merancang jaringan akses Fiber to The Home (FTTH) dengan penerapan teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM), mengambil sampel pada empat daerah di kota Banjar Patroman yaitu Perumahan Balokang untuk jalur 1, Perumahan Banjar untuk jalur 2, Perumahan Doboku untuk jalur 3 dan Perumahan Taman Sari Indah Langensari untuk jalur 4. Dengan perbedaan jarak antara lain 3,985 KM untuk Perumahan Balokang, 4,8 KM untuk Perumahan Banjar, 6 KM untuk Perumahan Doboku dan 9,8 KM untuk Perumahan Taman Sari Indah Langensari akan diuji kelayakan dengan menghitung Link Power Budget dan Rise Time Budget, serta akan meninjau kelayakan dari hasil simulasi berupa Bit Error Rate , Q- factor dan hasil simulasi dari Link Power Budget. Coarse Wavelength Division Multiplexing ( CWDM ) merupakan suatu teknologi wavelength division multiplexing ( WDM ) yang memiliki channel spacing lebih lebar dibandingkan dengan teknologi DWDM . Berbeda dari teknologi WDM lainnya, teknologi CWDM ini menggunakan spektrum band yang lebih luas, spektrum band yang digunakan tidak terbatas pada satu atau dua band saja. Selain itu, teknologi CWDM dapat juga digunakan pada serat optik jenis multi mode atau single mode walaupun teknologi CWDM memiliki jarak jangkauan sinyal yang lebih pendek dibandingkan dengan teknologi DWDM [3]. Teknologi CWDM diimplementasikan sebagai pengembangan transport data pada proses transmisi untuk mempercepat transfer data dan meningkatkan bandwidth seperti ditunjukkan pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page header" }, { "left": 215, "top": 224, "width": 168, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Konfigurasi CWDM Secara Umum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 428, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya, sistem CWDM merupakan sekumpulan transmitter sebagai sumber optik yang memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang berbeda- beda ini merupakan bentuk sinyal dari berbagai service yang akan disalurkan melalui serat optik. Sebelum disalurkan ke dalam serat optik, sinyal ini mengalami proses multiplexing di transmitter . Kemudian, pada sisi receiver , sinyal tersebut di demultiplexing kembali dan dipisahkan berdasarkan panjang gelombangnya masing-masing.Teknologi CWDM berkembang dari keterbatasan pada sistem transmisi serat optik yang ada, dimana pertumbuhan trafik pada sejumlah backbone meningkat sangat pesat sehingga kapasitas bandwidth yang tersedia tidak mampu lagi mengakomodasi lonjakan trafik tersebut. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada dibandingkan membangun jaringan baru yang tentunya akan menghabiskan biaya yang sangat besar. Selain itu, CWDM dapat diintegrasikan pada jaringan transport yang ada, termasuk Synchronous Digital Hierarchy ( SDH ). Oleh karena itu, teknologi CWDM yang beroperasi dalam sinyal dan domain optik memberikan fleksibilitas yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan kapasitas transmisi yang besar dalam suatu jaringan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 428, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fiber To The Home (FTTH) didefinisikan sebagai arsitektur jaringan kabel serat optik yang dibuat hingga sampai ke rumah – rumah atau ruangan dimana terminal berada. Teknologi ini sepenuhnya jaringan optik dari penyedia layanan ke pengguna. Pada FTTH sistem transmisi sinyal optik dari penyedia layanan (provider) ke pengguna dengan penghantar yang digunakan berupa serat optik. Perkembangan teknologi ini berkaitan dengan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan pada penggunaan kabel tembaga. Perkembangan teknologi ini di dorong dengan adanya layanan yang di kenal sebagai istilah Triple Play Services yaitu sebuah layanan dimana pelanggan dapat mengakses internet dengan cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video (TV Kabel) dalam satu infrastruktur. Infrastruktur jaringan FTTH secara umum dari sisi transmitter (Optical Line Terminal /OLT) hingga receiver (Optical Network Unit/ONU) [4].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 430, "height": 220, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian –penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Arlita Guskarini dengan judul jurnal “Analisis Implementasi Perangkat Untuk Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) Studi Kasus Di Rumah Kos Sukabirus”[1]. Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Satrio Arief Wibowo dengan judul “Analisis Pengujian Implementasi Perangkat Fiber To The Home (FTTH) Dengan Optisystem Pada LINK STO Cijawura Ke Batununggal Regency Cluster Permai”[2]. Serta penelitian dari Fikri Haikal dengan judul “Analisis Performansi Teknologi CWDM ( Coarse Wavelength Division Multiplexing ) Pada Jaringan ODC ( Optical Distribution Cabinet ) STO-Cijaura Menggunakan Optisystem [3]. Pembahasan utama dari ketiga jurnal tersebut adalah mengenai transmisi kabel optik dengan jaringan akses FTTH. Fokus pada teknologi CWDM, CWDM merupakan teknologi yang dapat menjadi solusi akan kebutuhan jaringan akses untuk di daerah perkotaan atau metropolitan. Teknologi CWDM sesuai untuk wilayah metro (<80km) karena biaya yang lebih rendah untuk meningkatkan kapasitas hingga 18 saluran. dengan bahasan mengenai transmisi serat optik menggunakan teknologi CWDM yang diterapkan pada jaringan FTTH akan diukur dengan pengukuran parameter kelayakan diantaranya Link Power Budget, Rise Time Budget, dan Bit Error Rate (BER). Pada ketiga jurnal ini didapat parameter kelayakan diantaranya hasil Link Power Budget yang berada diatas level sensitivity penerima yaitu -28 dBm, nilai Rise Time Budget berada dibawah nilai waktu pengkodean NRZ sebesar 0.28 ns, dan hasil BER yang lebih kecil dari 10 -9 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 231, "top": 108, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. M ETODE P ENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lankah pertama meliputi pengambilan data yang dilakukan dengan cara pengambilan data lapangan di Plasa Telkom Banjar Patroman. Meninjau kondisi geografis kota Banjar Patroman yang memiliki luas wilayah 131,97 KM 2 dan kepadatan penduduk sebanyak 182,819 jiwa,untuk mendapatkan layanan internet dikota Banjar Patroman terpusat di perusahaan Plasa Telkom, yang terletak dijalan Jl, Perintis Kemerdekaan No. 9, Kota Banjar. Perumahan – perumahan di kota Banjar Patroman menjadi salah satu pasar Plasa Telkom untuk jasa pemasangan internet menggunakan serat optic seperti digambarkan pada Gambar 2. Pada penelitian ini menentukan CWDM sebagai teknologi untuk transmisi kabel serat optik, sesuai standar ITU-T G.694.2 dan G.652 tahun 2003 CWDM memilliki 18 panjang gelombang dengan spacing channel 20 nm[5-6].", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 405, "width": 211, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Peta sampel beberapa lokasi wilayah penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan kinerja transmisi jaringan dilihat salah satunya dari nilai Link Power Budget . Link Power Budget merupakan parameter yang memastikan link yang telah dirancang memiliki daya yang diterima tidak melebihi batas ambang dari daya yang dibutuhkan. Tidak kurang dari level daya minimal sesuai dengan parameter daya yang telah distandarisasi oleh ITU-T dengan nilai maksimal yaitu sebesar 28 dB. Untuk melakukan perhitungan redaman total sistem 𝛼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (dB) dapat dilakukan menggunakan rumus [7- 8] :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 417, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝛼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐿 ∙ 𝛼 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 + 𝑁 𝑐 ∙ 𝛼 𝑐 + 𝑁 𝑠 ∙ 𝛼 𝑠 + 𝛼 ∙ 𝑆 𝑝 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 341, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menghitung nilai daya terima dan margin daya dapat dihitung dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 417, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃 𝑟𝑥 = 𝑃 𝑡𝑥 + 𝛼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 𝑆𝑀 (2)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 417, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑀 = (𝑃 𝑡𝑥 − 𝑃 𝑟 ) − 𝛼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − SM (3)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan: Panjang serat optik 𝐿 , redaman serat optik 𝛼 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 (dB/Km), jumlah konektor 𝑁 𝑐 , redaman konektor 𝛼 𝑐 (dB/buah), jumlah sambungan 𝑁 𝑠 , redaman sambungan 𝛼 𝑠 , d aya keluaran sumber optic 𝑃 𝑡 (dBm), sensivitas daya detector 𝑃 𝑟 (dBm), safety margin 𝑆𝑀 (berkisar 6-8 dB), dan redaman splitter 𝑆 𝑝 (dB).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Rise Time Budget merupakan metode untuk menentukan keterbatasan akibat pengaruh dispersi pada saluran transmisi bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem secara keseluruhan telah tercapai dan mampu memenuhi bit rate transmisi yang diinginkan. Pada umumnya, total waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70% dari satu periode bit NRZ ( Non-Retum-to-Zero ) atau tidak melebihi 35% dari satu periode bit untuk data RZ ( Return-to-Zero ). Untuk melakukan perhitungan Rise Time Budget dapat menggunakan rumus [7-8] :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 98, "width": 417, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑡 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚 = (𝑡𝑡𝑥 2 + 𝑡𝑚𝑎𝑡 2 + 𝑡𝑚𝑜𝑑 2 + 𝑡𝑟𝑥 2 ) 1 2 ⁄ (4)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 428, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan: Rise time budget 𝑡 𝑠𝑦𝑠𝑡𝑒𝑚 (ns), rise time transmitter 𝑡𝑡𝑥 (ns), serat single mode 𝑡𝑡𝑥 = 0 , rise time receiver 𝑡𝑟𝑥 (ns). Bit Error Rate (BER) merupakan sejumlah bit digital bernilai tinggi pada jaringan transmisi yang ditafsirkan sebagai keadaan rendah atau sebaliknya. Pada serat optik, redaman total komponen harus kecil agar daya yang mencapai detektor cahaya dapat dideteksi. Untuk sistem digital, kualitas sistem dinyatakan dengan BER. Maka sensitivitas daya sistem harus memenuhi persyaratan sistem BER, pada serat optik dibutuhkan nilai BER sebesar 10-9. Sedangkan standar untuk Q-factor minimum adalah bernilai 6[9-10].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 220, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengambil empat panjang gelombang CWDM yaitu 1551 nm, 1571 nm, 1591 nm dan 1611 nm. Jaringan akses yang digunakan adalah jaringan akses FTTH, yaitu adalah sebuah jaringan akses yang mentransmisikan data melalui kabel serat optik hingga mencapai rumah pelanggan, urutan jaringan FTTH diawali dari OLT (Optical Line Terminal) dalam studi kasus ini adalah Plasa Telkom Banjar Patroman, dilanjutkan ke ODC (Optical Distribution Cabinet). Pada perancangan simulasi dibuat empat sampel ODC yaitu ODC-FAH pada jalur 1, ODC-FAK pada jalur 2, ODC-FEH pada jalur 3 dan ODC- FEG pada jalur 4. Dari ODC akan dilanjutkan pada ODP ( Optical Distribution Point ) dan terakhir akan dilanjutkan ke ONT ( Optical Network Terminal ) atau ONU ( Optical Network Unit ) di rumah pelanggan. Perancangan Fiber To The Home (FTTH) dengan teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) ini, akan mentransmisikan data ke beberapa panjang gelombang yang berbeda pada Multiplexer . Data yang dibagi kedalam panjang gelombang yang berbeda tersebut akan digabungkan kembali disisi Demultiplexer . Simulasi akan dilakukan dengan Optisystem versi 15, rangkaian FTTH – CWDM dimasukkan ke software simulasi Optisystem dengan urutan blok OLT, blok CWDM, blok ODC, blok ODP dan blok ONT/ONU. Parameter yang diamati yaitu Link Power Budget, Rise Time Budget, Q- factor dan Bit Error Rate , dimana akan dilakukan perhitungan Link Power Budget dan Rise Time Budget, serta hasil simulasi berupa Q-factor, Bit Error Rate dan selain dari hasil perhitungan Link Power Budget didapatkan nilai dari hasil simulasi. Pada tahap selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisis dari hasil simulasi yang terkait dengan tujuan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 428, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan simulasi pada Optisystem dapat dilihat pada Gambar 3, dimana dari blok OLT terhubung ke blok CWDM dengan komponen WDM MUX 4:1 dan WDM DEMUX 4:1 dimana pada blok CWDM ini data akan dibagi ke beberapa panjang gelombang pada WDM MUX 4:1 dan akan di satukan kembali disisi WDM DEMUX 4:1. Dilanjutkan ke blok ODC dengan splitter 1:4 dengan redaman 7,25 dB lalu ke blok ODP dengan splitter 1:8 dengan redaman 10,38 dB terakhir dilanjutkan ke blok ONT/ONU. Tabel 1 menunjukan nilai pembentuk jaringan pada simulasi untuk melakukan perhitungan Link Power Budget .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 242, "top": 349, "width": 112, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Rangkaian Simulasi", "type": "Picture" }, { "left": 229, "top": 372, "width": 140, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Parameter Link Power Budget", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 390, "width": 231, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Parameter Nilai 1 Daya Keluaran Sumber optik (Ptx) 1,5 dBm 2 Bit Rate 2,48832 Gbps 3 Panjang (L) Jalur 1 3,985 KM Panjang (L) Jalur 2 4,8 KM Panjang (L) Jalur 3 6 KM Panjang (L) Jalur 4 9,8 KM 4 Redaman Konektor 0,25 dB 5 Redaman Attenuator 0,1 dB 6 Jumlah Konektor 8 pcs 7 Jumlah Attenuator 8 pcs 8 Splitter 1:4 7,25 dB 9 Splitter 1:8 10,38 dB", "type": "Table" }, { "left": 238, "top": 553, "width": 123, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 428, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil simulasi rangkaian FTTH dengan teknologi CWDM maka didapat output berupa daya terima (P RX ) pada OPM ( Optical Power Meter ), dapat dilihat pada Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 675, "width": 88, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Hasil OPM 1", "type": "Caption" }, { "left": 255, "top": 739, "width": 88, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Hasil OPM 2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 130, "width": 88, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 Hasil OPM 3", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 197, "width": 88, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 Hasil OPM 4", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus persamaan 1, 2, dan 3 menghasilkan data daya terima dan redaman total. Selain hasil dari perhitungan, diperoleh hasil nilai dari simulasi untuk data daya terima dan redaman total seperti pada Tabel 2 dan Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 265, "width": 390, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Simulasi Link Power Budget Jalur Hasil Simulasi Redaman Total (αtotal) Hasil Simulasi Daya Terima (PRX) Jalur 1 22,26 dBm -20,76 dBm Jalur 2 22,437 dBm -20,931 dBm Jalur 3 22,679 dBm -21,179 dBm Jalur 4 23,718 dBm -22,219 dBm Standar nilai < 28 dBm -28 dBm Tabel 3. Hasil Perhitungan Link Power Budget Jalur Perhitungan Redaman Total (αtotal) Perhitungan Daya Terima (PRX) Jalur 1 27,26 dBm -25,76 dBm Jalur 2 27,43 dBm -25,93 dBm Jalur 3 27,68 dBm -26,18 dBm Jalur 4 28,5 dBm -27 dBm Standar nilai < 28 dBm -28 dBm", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 428, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel hasil perhitungan dan hasil dari simulasi yang diperoleh adanya selisih nilai sebesar 5 dBm untuk redaman total dan -5 dBm untuk daya terima (PRX). Redaman total hasil dari simulasi didapatkan kelayakan pada semua jalur karena memenuhi nilai standar 28 dBm. Sedangkan redaman total hasil perhitungan didapatkan kelayakan pada jalur 1, jalur 2 dan jalur 3. Untuk jalur 4 tidak memenuhi kelayakan karena melebihi nilai standar 28 dBm. Hasil daya terima (PRX) pada hasil simulasi dan hasil perhitungan diperoleh kelayakan pada setiap jalur karena telah memenuhi standar -28 dBm. Dapat disimpulkan hasil dari simulasi seluruh jalurnya memenuhi kelayakan, sedangkan pada hasil perhitungan kelayakan diperoleh pada jalur 1, jalur 2 dan jalur 3. Untuk jalur 4 tidak memenuhi kelayakan pada redaman total (αtotal) sebesar 28,5 dBm namun memenuhi pada daya terima (PRX) sebesar -27 dBm.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 428, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan Rise Time Budget dapat dilakukan menggunakan rumus persamaan 4. Parameter yang diperlukan untuk melakukan perhitungan Rise Time Budget dapat dilihat pada Tabel 4 dan hasilnya pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 kelayakan sistem untuk Rise Time Budget, pengkodean NRZ dapat dilakukan dengan t system < 70%. Maka pengkodean NRZ ini diperoleh sebesar 0,28 ns. Meninjau pada hasil perhitungan Rise Time Budget didapat hasil pada jalur 1 dihasilkan 0,2518 ns < 0,28 ns jalur 1 memenuhi kelayakan, untuk jalur 2 dihasilkan 0,2561 ns < 0,28 ns, dan jalur 3 dihasilkan 0,2636 ns < 0,28 ns maka pada jalur 1, jalur 2 dan jalur 3 memenuhi kelayakan karena tidak melebihi 0,28 ns. Sedangkan untuk jalur 4 mendapatkan hasil perhitungan sebasar 0,2963 ns yang berarti pada perhitungan jalur 4 tidak memenuhi kelayakan karena melebihi dari pengkodean NRZ yaitu 0,28 ns.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 93, "width": 185, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Parameter Rise Time Budget Parameter Nilai Panjang Gelombang 1551 nm Lebar Spektrum 1 nm Rise Time Transmitter 0,15 ns Rise Time Receiver 0,19 ns Dispresi Material 1551 0,01746 ns/nm.km Bit Rate 2.48832 Gbps Pengkodean NRZ 0.28 ns Tabel 5 Hasil Perhitungan Rise Time Budget RISE TIME BUDGET tr (NRZ) 0,28 ns t system (jalur 1) 0,2518 ns t system (jalur 2) 0,2561 ns t system (jalur 3) 0,2636 ns t system (jalur 4) 0,2963 ns", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 428, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Bit Error Rate dan Q Factor diperoleh dari hasil simulasi, dan dapat dilihat pada BER analyzer seperti pada gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 462, "width": 225, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c) (d)", "type": "Picture" }, { "left": 142, "top": 652, "width": 283, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 BER Analyzer: (a). Jalur 1, (b). Jalur 2, (c). Jalur 3, dan (d). Jalur 4", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 674, "width": 196, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Bit Error Rate (BER) Dan Q- Factor Nilai BER Q factor Standar 10 -9 6 Jalur 1 2,90089 x 10 -14 7,512 Jalur 2 7,43612 x 10 -13 7,07549 Jalur 3 1,0978 x 10 -11 6,69226 Jalur 4 2,14123 x 10 -8 5,47866", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 149, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. T. W AHYUDI et al.: JTECE. V OL . 03, N O . 01, PP. 17-25, J AN 2021", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 46, "width": 10, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai BER didapatkan dari hasil pengukuran simulasi. Pengukuran yang telah dilakukan mendapatkan hasil seperti pada Tabel 6. Berdasarkan hasil Min. BER dan Q-factor yang dihasilkan simulasi rancangan pada jalur 1, jalur 2 dan jalur 3 memenuhi kelayakan karena masih memenuhi standar Min. BER dan Q- factor , dimana nilai standar BER adalah 10 -9 dan nilai standar Q-factor adalah 6. sedangkan untuk jalur 4 karena nilai yang dihasilkan sebesar 2,14123 x 10 -8 untuk Min. BER, dan 5,47866 untuk Q-factor dapat dikatakan hasil tersebut tidak memenuhi standar.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 183, "width": 101, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 428, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil simulasi diperoleh nilai Bit Error Rate (BER) sebesar 2,90089 x 10-14 dan Q- factor sebesar 7,512 pada jalur 1. Nilai BER sebesar 7,43612 x 10-13 dan Q-factor sebesar 7,07549 pada jalur 2. Nilai BER sebesar 1,0978 x 10-11 dengan Q-factor sebesar 6,69226 pada jalur 3. Nilai BER sebesar 2,14123 x 10-8 dan Q-factor sebesar 5,47866. Dapat disimpulkan rancangan pada jalur 1 sampai jalur 3 memenuhi kelayakan karena masih memenuhi standar Min. BER dan Q-factor , dimana nilai standar BER adalah 10-9 dan nilai standar Q-factor adalah 6. Sedangkan untuk jalur 4 karena nilai yang dihasilkan sebesar 2,14123 x 10-8 untuk Min. BER, dan 5,47866 untuk Q-factor dapat dikatakan hasil tersebut tidak memenuhi standar. Berdasarkan hasil simulasi Link Power Budget diperoleh nilai daya terima (P RX ) sebesar -20,76 dBm sedangkan hasil perhitungan P RX diperoleh nilai sebesar -25,76 dBm untuk jalur 1. Hasil simulasi P RX pada jalur 2 diperoleh nilai sebesar -20,931 dBm dan hasil perhitungannya sebesar -25,93 dBm. Untuk hasil simulasi P RX pada jalur 3 diperoleh nilai sebesar -21,179 dBm dan hasil perhitungannya sebesar -26,18dBm. Selanjutnya hasil simulasi P RX pada jalur 4 diperoleh nilai sebesar -22,218 dBm dan hasil perhitungannya sebesar -27dBm. Maka dapat disimpulkan hasil P RX memenuhi kelayakan karena berada di standar nilai -28 dBm. Berdasarkan hasil perhitungan Rise Time Budget diperoleh nilai pada jalur 1 sebesar 0,2518 ns, untuk jalur 2 diperoleh nilai sebesar 0,2561 ns, dan jalur 3 diperoleh nilai sebesar 0,2636 ns, maka pada jalur 1 sampai jalur 3 memenuhi kelayakan karena tidak melebihi 0,28 ns. Sedangkan untuk jalur 4 diperoleh hasil perhitungan sebasar 0,2963 ns yang berarti pada perhitungan jalur 4 tidak memenuhi kelayakan karena melebihi dari pengkodean NRZ yaitu 0,28 ns.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 461, "width": 92, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 426, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] A. Guskarini, “Analisis Implementasi Perangkat Untuk Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM) Studi Kasus Di Rumah Kos Sukabirus,” Bandung Univ. Telkom , 2014.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 427, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] S. A. Wibowo, “Analisis Pengujian Implementasi Perangkat Fiber To The Home (FTTH) Dengan Optisystem Pada Link STO Cijawura ke Batununggal Regency Cluster Permai,” Bandung Univ. Telkom , 2015.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 427, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] F. Haikal, “Analisis Performansi Teknologi CWDM (Coarse Wavelength Division Multiplexing) Pada Jaringan ODC (Optical Distribution Cabinet) STO-Cijaura Menggunakan Optisystem,” Bandung Univ. Telkom , 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 426, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] ]A. K. Putri, “Analisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM),” Purwokerto Inst. Teknol. Telemat. Telkom Purwokerto , 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 362, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] ITU-T G.694.2, “Spectral Grids For WDM Applicatios: CWDM Wavelength Grid,” ITU-T . ITU-T, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 335, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] ITU-T G.652, “Characteristics of a Single-mode Optical Fibre and Cable,” ITU-T . ITU - T, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 427, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Firdaus, “Performansi Jaringan Fiber Optik Dari Sentral Office Hingga Ke Pelanggan Di Yogyakarta,” Yogyakarta Univ. Islam Indones. , 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 426, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] M. Rahmansyah, “Analisis Optical Power Budget Dan Rise Time Budget Pada Jaringan Fiber To The Home Berbasis Passive Optical Network,” Surabaya Inst. Teknol. Sepuluh Nop. , 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 427, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Rahmania, “Analisis Power Budget Jaringan Komunikasi Serat Optik Di PT. Telkom Akses Makassar,” Makasar Univ. Muhammadiyah Makassar , 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] S. T. C. Widianto, “Simulasi dan Analisis Jaringan Fiber To The X (FTTX) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) (Studi Kasus Pada Purwokerto Timur),” Purwokerto Sekol. Tinggi Teknol. Telemat. Telkom Purwokerto , 2017.", "type": "List item" } ]
f49b0a91-b706-c876-dc60-14501d7b02f5
https://journal.fmipaukit.ac.id/index.php/jbt/article/download/273/135
[ { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 81, "width": 408, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Umbi Bawang Dayak Eleutherine palmifolia L. Merr . Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 126, "width": 284, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julianti 1 *,Wilmar Maarisit 1 , Nerni Potalangi 2 , Jabes Kanter 1", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 152, "width": 360, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 167, "width": 358, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Kristen Indonesia Tomohon", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 195, "width": 230, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Penulis Korespondensi; [email protected] Diterima : 24 Januari 2020; Disetujui : 01 Februari 2020", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 238, "width": 52, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 262, "width": 461, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawang Dayak Eleutherine palmifolia L. Merr . mempunyai potensi sebagai senyawa bioaktif seperti anti-bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Umbi Bawang Dayak terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak umbi bawang Dayak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiela pneumoniae yaitu pada konsentrasi 6.25%, 12,5%, 25% 50% 12.6, 75 %, dan 100% dengan nilai zona hambat secara berturut- turut yaitu 10.3, 11. 5, 11. 5, 12.6, 13, 6, dan 15, 6 mm.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 362, "width": 452, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Umbi bawang dayak, Eleutherine palmifolia L. Merr , Klebsiella pneumoniae, antibakteri", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 407, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 432, "width": 461, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dayak Onion Eleutherine palmifolia L. Merr. has the potential of bioactive compounds such as anti- bacterial. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of Dayak Onion Bulb extract against Klebsiella pneumoniae . The results showed that the extract of the Dayak onion tubers had antibacterial activity against Klebsiela pneumoniae in concentration of 6.25%, 12.5%, 25% 50% 12.6, 75%, and 100% with inhibitory zone values respectively 10.3, 11. 5, 11. 5, 12.6, 13.6, and 15. 6 mm.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 508, "width": 447, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Dayak onion bulbs, Eleutherine palmifolia L. Merr , Klebsiella pneumoniae, antibacterial", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 584, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 597, "width": 225, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit infeksi pada saluran pernapasan merupakan penyakit yang sering terjadi pada masyarakat dan pada umumnya disebabkan oleh berbagai mikroooganisme, diantaranya adalah akibat infeksi dari bakteri. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan yaitu bakteri Klebsiella pneumoniae [1].", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 743, "width": 224, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klebsiella pneumoniae merupakan salah satu jenis bakteri patogen oportunis gram negatif", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 579, "width": 224, "height": 171, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi nosokomial, bahkan kematian hingga 10% pada manusia [1]. Cara untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh bakteri K. pneumoniae yaitu dengan menggunakan beberapa antiobiotik yaitu Ampisilin, Gentamisin, Sefotaksim, Cefrasidim, Fosfomisin, Meropenem, Ciproflosaksin, Piperasilin, Klorafemfenikol dan Sefoperason [2]. Obat alternatif yang baik selain antibitiok adalah dengan menggunakan bahan alam. Salah satu bahan alam yang dapat digunakan adalah umbi Bawang Dayak.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 754, "width": 192, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawang Dayak merupakan bagian dari", "type": "Text" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 80, "width": 225, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keanekaragaman hayati yang ada di Kalimantan Timur. Hasil penelitian terdahulu terhadap skrining fitokimia bahwa umbi Bawang Dayak mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, steroid, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut dapat berperan sebagai antibakteri [3]. Secara empiris suku Dayak memanfaatkan tanaman ini untuk mengatasi berbagai penyakit dengan cara mengkonsumsi 3 kali sehari setiap hari dengan 2 umbi sekali konsumsi [4].", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 225, "width": 224, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antibakteri merupakan zat pembasmi bakteri, khususnya bakteri patogen yang dapat merugikan manusia. Antibakteri dapat dihasilkan oleh mikroba, tumbuhan maupun hewan [5].", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 284, "width": 224, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawang Dayak banyak terdapat di daerah Kalimantan. Tanaman ini secara turun temuran digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai tanaman obat. Namun, penelitan yang tertuju pada aktivitas umbi Bawang Dayak sebagai obat alam yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiela pneumonia belum dilaporkan. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Umbi Bawang Dayak ( Eleutherine palmifolia (L) Merr) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumonia .", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 473, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 502, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 516, "width": 224, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Kristen Indonesia Tomohon dan Laboratorium Prodi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Manado. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan November sampai Desember 2019. Alat dan Bahan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 618, "width": 225, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan adalah autoklaf, spektrofotometer UV-Vis, batang pengaduk, aluminium foil , kain kasa steril, kapas, kertas label, api busen, erlenyemer, laminar air flow (LAF), gelas kimia, tabung rekasi, rak tabung, lemari pendingin, gelas ukur, inkubator, jarum ose, plastik warp , pinset, pipet volume, mikropipet, rotary evaporator , toples, timbangan analitik. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bawang dayak, etanol 96%, NaCl 0,9 %, Nutrien Borth (NB), Nutrien Agar (NA),", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 80, "width": 180, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aquades, bakteri Klebsiella pneumonia e.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 109, "width": 171, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Ekstrak Bawang Dayak", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 123, "width": 225, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel yang digunakan adalah umbi bawang dayak yang masih segar yaitu sebanyak 800 gr dicuci dengan air mengalir, kemudian di potong kecil-kecil. Umbi bawang dayak yang telah di potong kemudian dimaserasi, yaitu dimasukkan kedalam wadah tertutup atau toples kaca dan diberikan label kemudian direndam dengan pelarut alkohol 96% ditutup dengan aluminium foil dan diamkan selama 5 hari, setelah itu di saring dengan kertas saring dan menghasilkan filtrat dan residu. Selanjutnya dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental bawang dayak.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 327, "width": 224, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Antibakteri Pembuatan Larutan Nutrien Agar (NA) dan Larutan Nutrien Broth (NB)", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 371, "width": 224, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk larutan Nutrien Broth di buat dengan cara ditimbang sebanyak 2,4 gram nutrien borth, kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 250 mL dan dihomogenkan. Untuk larutan Nutrient Agar dibuat dengan cara ditimbang sebanyak 6 gram nutrient agar, kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 300 mL dan dihomogenkan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 502, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sterilisasi", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 516, "width": 225, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat-alat pada penelitian ini dicuci bersih, kemudian dikeringkan. Setelah dikeringkan, alat dibungkus dengan alumunium foil kemudian disterilkan bersama dengan larutan nutrien agar menggunakan autoclave dengan suhu 121˚C selama 15 menit.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 619, "width": 122, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Larutan Stok", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 633, "width": 224, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak umbi bawang dayak sebanyak 20 gr dilarutkan dalam 20 ml aquades. Kemudian dibuat konsentrasi 0.78 %, 1.56%, 3.12%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, 100%.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 706, "width": 225, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peremajaan dan Pembuatan Suspensi Bakteri Bakteri K. pneumoniae diambil dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanamkan pada media NA miring dengan cara digores. Setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu", "type": "Text" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 77, "width": 224, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37˚C selama 24 jam. Kemudian dari stok kultur bakteri K. pneumoniae yang telah tumbuh diambil menggunakan jarum ose steril lalu disuspensikan dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaCl 0,9 % steril [6].", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 167, "width": 176, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Antibakteri Metode Dilusi", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 181, "width": 225, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 5 mL media Nutreint Borth steril dimasukkan kedalam Masing-masing tabung reaksi diisi kemudian ditambahkan dengan masing-masing seri konsentrasi ekstrak umbi bawang dayak, kontrol positif dan kontrol negatif sebanyak 1 mL, kemudian ditambahkan 0,5 ml suspensi bakteri K.pneumoniae yang disesuaikan dengan dengan standard Mc. Farland . Kemudian dimasukkan kedalam kuvet dan diukur nilai absorbansi", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 312, "width": 136, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 327, "width": 224, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600 nm. Selanjutnya tabung uji diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 18-24 jam dan diukur kembali dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. KHM ditentukan dengan membandingkan absorbansi setelah perlakuan inkubasi dikurangi absorbansi sebelum perlakuan. Apabila terdapat konsentrasi terendah yang menghambat pertumbuhan bakteri, ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan (OD bakteri adalah ≤ 0), maka didapatkan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) [7].", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 517, "width": 177, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian Antibakteri Metode Difusi", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 529, "width": 223, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengujian antibakteri metode difusi digunakan metode difusi cakram yaitu kertas cakram dimasukkan kedalam masing-masing seri konsentrasi ekstrak umbi bawang dayak, kontrol positif dan kontrol negatif. Kemudian dituangkan 30 mL campuran larutan nutrien agar dan suspensi bakteri ke dalam masing-masing cawan petri dan dibiarkan hingga memadat. Setelah", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 80, "width": 225, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memadat, diletakkan kertas cakram pada media pengujian dalam cawan petri yang telah diberi tanda dan di inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37 0 C. Selanjutnya diukur zona hambat dengan menggunakan jangka sorong [8].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 167, "width": 156, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara Perhitungan Zona Hambat", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 180, "width": 168, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan diameter zona hambat[9]", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 189, "width": 183, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus : 𝑑 = 𝐴+𝐵 ……… (1) 2 Keterangan : d = diameter zona hambat A = diameter vertikal zona bening B = diameter horizontal zona bening", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 288, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 302, "width": 225, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil pengujian antibakteri dianalisis menggunakan uji ANOVA ( Analysis of variant ) dengan tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05).) Jika ada perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji TukeyHSD untuk melihat konsentrasi mana yang memberikan pengaruh yang berbeda.Hasil ekstraksi dari umbi Bawang Dayak segar yang memiliki berat 800 gram menghasilkan filtrat yang berwarna merah kehitaman kemudian filtrat dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator menghasilkan ekstrak kental sebanyak 24 gram. Selanjutnya ekstrak di uji antibakteri dengan menggunakan metode dilusi.", "type": "Text" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 80, "width": 144, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 108, "width": 229, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Pengujian Antibakteri Metode Dilusi", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 140, "width": 430, "height": 203, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsentrasi Sebelum Inkubasi Rata-rata Sesudah Inkubasi Rata-rata Selisih U1 U2 U3 U1 U2 U3 0.78 % 0,104 0,105 0,108 0,1057 0,507 0,440 0,500 0,4823 0,3766 1.56 % 0,109 0,124 0,130 0,121 0,685 0,508 0,515 0,5693 0,4483 3.125% 0,125 0,127 0,126 0,126 0,581 0,638 0,656 0,625 0,499 6.25 % 0,154 0,149 0,150 0,151 0,822 0,775 0,691 0,7627 0,6117 12.5 % 0,200 0,210 0,197 0,2023 0,294 0,904 1,056 0,7513 0,549 25% 0,332 0,327 0,319 0,326 1,315 1,015 1,115 1,1483 0,8223 50% 0,499 0,538 0,443 0,493 1,360 1,417 1,283 1,353 0,86 75% 0,556 0,586 0,589 0,577 1,717 1,012 1,374 1,3676 0,7906 100% 1,098 1,174 0,858 1,043 2,038 1,893 2,013 1,9813 0,9383 Kontrol Negatif 0,062 0,062 0,062 0,062 0,400 0,466 0,450 0,4387 0,3767 Kontrol Positif 0,165 0,160 0,307 0,2107 0,232 0,287 0,308 0,2757 0,065", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 364, "width": 217, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa bahwa terjadi kenaikkan nilai absorbansi setelah diinkubasi. Kenaikan nilai absorbansi (OD) ini tidak sepenuhnya karena pertumbuhan bakteri, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh kepekatan dari konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 364, "width": 218, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat mempengaruhi absorbsi cahaya oleh sel- sel bakteri yang mati di dalam larutan [10]. Untuk memperjelas hasil pengujian antibakteri, maka dilakukan pengujian antibakteri dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil pengujian antibakteri dengan difusi cakaram dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 481, "width": 267, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Pengujian Antibakteri Metode Difusi Cakram", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 552, "width": 5, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 702, "width": 217, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 2. menunjukkan ekstrak umbi Bawang Dayak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiela pneumoniae. Konsentrasi 6.25 % memiliki zona hambat 10.3 mm, konsentrasi 12,5% memiliki zona hambat 11.5", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 542, "width": 5, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 702, "width": 217, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mm, konsentrasi 25% memiliki zona hambat 11.5 mm, konsentrasi 50% memiliki zona hambat 12.6, konsentrasi 75 % memiliki zona hambat 13.6 mm, konsentrasi 100% memiliki zona hambat 15.6 mm. Konsentrasi 12.5 % dan", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 522, "width": 346, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsentrasi Diameter Zona Hambat (mm) (1) (2) (3) (4) (5) Konsentrasi 6,25 % 11 11 9 10.3 Konsentrasi 12,5 % 13 12 9.5 11.5 Konsentrasi 25 % 13 12 9.5 11.5 Konsentrasi 50 % 13.5 14 10.5 12.6 Konsentrasi 75 % 14 14 13 13.6 Konsentrasi 100 % 15 18 14 15,6 Kontrol Negatif (-) 0 0 0 0 Kontrol Positif (+) 21 24 21.5 22.16", "type": "Table" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 80, "width": 217, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konsentrasi 25% memiliki zona hambat yang sama, hal ini dapat disebabkan oleh ekstrak konsentrasi 25% dalam kertas cakram tidak berdifusi dengan baik kedalam media, sehingga penghambatan ekstrak terhadap bakteri K. pneumoniae tidak maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 167, "width": 217, "height": 272, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari semua perlakuan yang diberikan, nilai zona hambat terbesar terdapat pada kontrol positif ciprofloxacin dengan zona hambat 22.16 sedangkan kontrol negatif tidak menunjukkan adanya zona hambat yang terbentuk. Berdasarkan perhitungan luas zona hambat yang diamati pada media, zona hambat dapat dikategorikan sebagai berikut : untuk diameter >20 mm dikategorikan sangat kuat, 10-20 mm dikategorikan kuat, 5-10 mm dikategorikan sedang dan <5 mm dikategorikan lemah[11]. Berdasarkan kategori daya hambat, ekstrak umbi bawang dayak pada konsentrasi 6.25 % (10.3 mm) dikategorikan kuat, konsentrasi 12,5% (11.5 mm) dikategorikan kuat, konsentrasi 25% (11.5 mm) dikategorikan kuat, konsentrasi 50% (12.6 mm) dikategorikan kuat, konsentrasi 75 % (13.6 mm) dikategorikan kuat, konsentrasi 100% (15.6 mm ) dikategorikan kuat.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 444, "width": 217, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa diameter zona hambat terbesar adalah konsentrasi 100% dan diameter zona hambat terkecil adalah konsentrasi 6.25%. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak umbi Bawang Dayak, maka semakin besar zona hambat yang terbentuk. Daya hambat yang dihasilkan oleh bahan antibakteri akan semakin tinggi apabila konsentrasinya juga tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 80, "width": 218, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak umbi bawang dayak memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, steroid dan tanin. Senyawa alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme alkaloid yaitu dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut [12].", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 211, "width": 218, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flavonoid dapat mengikat protein pada membran plasma sel bakteri dan membentuk senyawa kompleks, sehingga membran plasma bakteri menjadi lemah dan terjadi kebocoran pada membrane plasma. Hal ini mengakibatkan keluarnya komponen-komponen dalam sel bakteri [13]. Steroid bekerja dengan merusak membran plasma sel bakteri, sehingga menyebabkan bocornya sitoplasma sehingga keluarnya sel yang menyebabkan kematian sel bakteri [14].", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 371, "width": 218, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanin mampu menginaktifkan adhesion sel mikroba, menginaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel [15]. Saponin juga memiliki aktivitas antibakteri dengan cara membocorankan protein dan enzim di dalam sel [16].", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 458, "width": 218, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil pengujian di analisis secara statistic menggunakan metode one way anova dengan tingkat kepercayaan 95% atau α= 0.05. Sebelum dilakukan analisis varians maka data harus diawali dengan uji homogenitas varians data sebagai syarat untuk Analisis Varians apakah data tersebut homogen atau menyebar Normal. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 618, "width": 142, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas", "type": "Caption" }, { "left": 191, "top": 647, "width": 221, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene Statistic df1 df2 Sig. (1) (2) (3) (4) 2,516 7 16 ,060", "type": "Table" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 80, "width": 217, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uji homogenitas terlihat nilai signifikan sebesar 0,060 > α = 0,05. Jika nilai signifikan lebih besar dari α = 0,05 maka data tersebut homogen. Karena data tersebut", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 80, "width": 218, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "homogen maka analisis varians dapat dilanjutkan. Hasil Uji Anova dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 152, "width": 113, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Anova", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 179, "width": 378, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sum of Squares df Mean Square F Sig. (1) (2) (3) (4) (5) (6) Between Groups 801,073 7 114,439 49,045 ,000 Within Groups 37,333 16 2,333 Total 838,406 23", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 262, "width": 214, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 4. dapat dilihat pada nilai sig. 0.00 < α = 0.05. Ini menunjukkan tiap-tiap perlakuan memiliki zona hambat yang berbeda, maka dilanjutkan dengan uji TukeyHSD untuk melihat perlakuan-perlakuan mana saja yang", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 262, "width": 214, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan efek yang berbeda sebagai antibakteri terhadap bakteri Klesiella", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 291, "width": 214, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pneumoniae . Hasil uji Tukey dapat dilihat pada", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 306, "width": 39, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5.", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 349, "width": 112, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Tukey", "type": "Caption" }, { "left": 133, "top": 364, "width": 333, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 3 4 (1) (2) (3) (4) (5) (60 Kntrl. - 3 ,000 Kon. 6,25% 3 10,333 Kon. 12,5% 3 11,500 11,500 Kon. 25% 3 11,500 11,500 Kon. 50% 3 12,667 12,667 Kon. 75% 3 13,667 13,667 Kon. 100% 3 15,667 Kntrl. + 3 22,167 Sig. 1,000 ,201 ,063 1,000", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 505, "width": 217, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kontrol negatif berbeda signifikan dengan semua konsentrasi dan kontrol positif. Konsentrasi 6.25% berbeda signifikan dengan kontrol negatif, konsentrasi 100% dan kontrol positif. Konsentrasi 100% berbeda signifikan dengan kontrol negatif, 6.25%, dan kontrol positif. Kontrol positif berbeda signifikan dengan semua konsentrasi ekstrak.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 652, "width": 61, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 666, "width": 217, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak umbi bawang dayak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Klebsiela pneumoniae pada konsentrasi 6.25%, 12,5%, 25% 50% 12.6, 75 %, dan 100% dengan nilai zona hambat secara berturut-turut 10.3, 11. 5, 11. 5, 12.6, 13, 6, dan 15, 6 mm.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 506, "width": 103, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 535, "width": 218, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Tarina, N. T. I. dan Kusuma, S. A. F. 2010. Deteksi Bakteri Klebsiella pneumonia. Farmaka. 15(2):119-126.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 585, "width": 215, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Kardana. 2011. Pola Kuman dan Sensitivitas Antibiotik di Ruang Prenatologi, Sari Pediatri. 12(6):381-285.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 636, "width": 215, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Puspadewi, R., Adirestuti, P dan Menawati, R. 2013. Khasiat Umbi Bawang Dayak ( Eleutherine palmifolia (l.) Merr.) Sebagai Herbal Antimikroba Kulit. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi 1(1):31-37.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 712, "width": 215, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Naspiah, N, Y. Iskandar, Moelyono, M.W. 2014. Artikel ulasan: Bawang Tiwai (Eleutherine americana merr., Tanaman Multiguna. IJAS. 4(2):18-30.", "type": "List item" }, { "left": 517, "top": 779, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 172, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biofarmasetikal Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 43, "width": 432, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e - ISSN 2685-3167 (The Tropical Journal of Biopharmaceutical) 2020, 3 (1), 159-165", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 80, "width": 215, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Prayoga, E. 2013. Perbandingan Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau ( Piper betle L. ) dengan Metode Difusi Disk dan Sumuran Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Laporan Penelitian Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. hal. 7-10.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 206, "width": 215, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Oonmetta-aree J., Suzuki T., Gasaluck P. dan Eumkeb G., 2006. Antimicrobial Properties and Action of Galangal ( Alpinia galanga Linn) on Staphylococcus aureus , LWT – Food Science and Technology, pp 304-308", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 282, "width": 214, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Dewi, F. K., 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bupah Mengkudu (Morinda citrifolia. Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal 25", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 358, "width": 215, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Niswah, L. 2014. Uji Aktifitas Antibakteri Dari Ekstrak Buah Parijoto ( Medinilla speciosa blume ) Menggunakan Metode Difusi Cakram. Skripsi Program Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. hal 16.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 459, "width": 215, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Audies, A. 2015. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Nanas ( Ananas comosus. L )", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 485, "width": 120, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Pertumbuhan", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 485, "width": 200, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus Mutans Penyebab Karies Gigi. Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas Padang.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 561, "width": 214, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Watson, John. 2012. Blending Learning: The Convergence of Online and Face-to- Face Education. Promising Practices in Online Learning. Evergreen Consulting Associates.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 637, "width": 215, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Surjowardojo, P, T.E. Susilorini, V. Benarivo. 2016. Daya Hambat Dekok Kulit Apel Manalagi ( Malus sylvestris Mill) Terhadap Pertumbuhan Esherichia coli dan Streptooccus agalactiae Penyebab Mastitis", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 700, "width": 199, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Sapi Perah. Jurnal Ternak Tropika . 17(1):11-21", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 738, "width": 214, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Kurniawan, B, W. F. Aryana. 2015. Binahong ( Cassia Alata L. as Inhibitor of", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 80, "width": 198, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Esherichia coli Growth. Journal Majority. 4(4):100-104.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 118, "width": 214, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Hendra, R., Ahmad S., Sukari A., Shukor M. Y., Oskoueian E. 2011. Flavanoid Aanalyses And Antimicrobial Activity Of Varios Parts Of Phaleria Macropa (Scheff). Fruit. Int J Mol Sci. 12:3422-3431", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 193, "width": 215, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Wiyanto DB. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dan Eucheuma denticullatum Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila dan Vibro harveyii . Jurnal Kelautan. 3(1):1-17", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 282, "width": 215, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Ngajow M, Abidjulu J, Kamu VS. 2013. Pengaruh Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Matoa ( Pometia pinnata ) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus secara In Vitro.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 333, "width": 187, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mipa Unsrat Online. 2(2)-182-132.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 358, "width": 215, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] Cavalieri, I.D., R. J. Rankin, R. S. Harbeck, Y. S. Sautter, S. A. McCarter, J. H. Sharp, Ortez, C.A. Spiegel. 2005. Manual of Antimicrobial Susceptibility Testing, Journal American Society for Microbiology, USA. 6(3):11-12", "type": "List item" } ]
4f581485-afbd-ec83-359c-cdf2c2825b5d
https://ejournal.unisnu.ac.id/JDEB/article/download/570/874
[ { "left": 295, "top": 797, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 85, "width": 426, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INDIKASI MORAL HAZARD PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 125, "width": 150, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias 1)", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 159, "width": 298, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang E-mail : [email protected] 1)", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 199, "width": 108, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Indikasi Bahaya Moral, Produk Domestik Bruto,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 235, "width": 105, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelahiran Mudharabah,", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 247, "width": 111, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murabahah kembali, Non Performing Financing.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 199, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 211, "width": 318, "height": 275, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya indikasi Moral Hazard pada pembiayaan Mudarabah dan Murabahah di bank syariah periode 2007-2012. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 3 bank syariah diambil dengan metode purposive sampling,. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan menggunakan software SPSS. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan PDB, membandingkan Rasio Imbal Hasil Mudharabah Return Return Total (R), dan rasio piutang Murabahah dibandingkan Alokasi Return Total Financing (RF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB (X1), memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Efek negatifnya menunjukkan bahwa bank syariah dalam hal makroekonomi tidak terjadi indikasi moral hazard. RR (X2) memiliki efek positif dan signifikan dari NPF. Pengaruh positif berarti bank syariah menunjukkan adanya moral hazard terhadap pembiayaan mudharabah. Sedangkan pada RF (X3) positif tapi tidak signifikan terhadap NPF. Tidak signifikan artinya variabel tersebut tidak berpengaruh pada RF NPF. Jadi variabel RF tidak cukup bukti untuk menyajikan indikasi ada tidaknya moral hazard terhadap perbankan syariah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa perbankan syariah di Indonesia cenderung memilih produk murabahah yang risikonya lebih kecil dari pada pembiayaan. Dalam pembiayaan murabahah risiko moral hazard lebih rendah dari pada pembiayaan. Bank lebih fokus pada pembiayaan murabahah sehingga lebih baik melakukan perawatan debitur di murabahah.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 507, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords :", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 519, "width": 112, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral Hazard Indication, Gross Domestic Product,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 543, "width": 100, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Birth of Mudharabah, Murabaha return, Non Performing Financing.", "type": "Table" }, { "left": 210, "top": 507, "width": 39, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 519, "width": 318, "height": 238, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to analyze whether there is indication of Moral Hazard on Mudarabah and Murabahah financing in sharia bank period 2007-2012. Sample in this research as many as 3 syariah bank taken by purposive sampling method. The analytical tool used is multiple linear regression and using SPSS software. The independent variables in this study are GDP growth, compare Mudharabah Return Return Ratio (R), and Murabahah Accounts Receivable ratio compared to Total Return Financing (RF) allocation. The results showed that GDP (X1), has a negative and significant influence. Negative effect indicates that sharia bank in the case of macroeconomics does not occur indication of moral hazard. RR (X2) has a positive and significant effect of NPF. Positive influence means sharia bank shows moral hazard to mudharabah financing. While in RF (X3) positive but not significant to NPF. Not significant means that the variable has no effect on RF NPF. So the RF variable is not enough evidence to present an indication of moral hazard presence on sharia banking. In general it can be concluded that sharia banking in Indonesia tends to choose murabaha products whose risk is smaller than the financing. In murabahah murabahah moral hazard risk is lower than the financing. Banks are more focused on murabahah financing so it is better to do debtor treatment in murabaha.", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 795, "width": 12, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 216, "height": 362, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dunia perbankan di Indonesia perkembangan perbankan syariah telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah yang sangat pesat ini dianggap karena bank syariah mampu membidik pasar syariah dimana konsumen yang meyakini bahwa bunga bank itu haram. Umumnya, perbankan syariah merupakan suatu industri keuangan yang memiliki sejumlah perbedaan mendasar dalam kegiatan utamanya dibandingkan dengan perbankan konvensional. Perbedaan paling mendasar adalah tidak diterapkannya sistem bunga dan sebagai gantinya digunakan sistem mudharabah (bagi hasil) baik pada sisi lialibilities maupun sisi asset, yang dikenal dengan istilah two tier mudharabah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 216, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank- bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Namun ketidakhati-hatian bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga dapat dikategorikan sebagai tindakan moral hazard. Moral hazard secara harfiahnya dalam bahasa Indonesia berart diterjemahkan sebagai suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup dan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 85, "width": 216, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebiasaan yang dapat memperbesar terjadinya peril peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian (Arif, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 147, "width": 216, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral hazard yang melanda perbankan di Indonesia membuat fundamental industri perbankan rapuh. Keberadaan sistem penjaminanpun tidak menjamin keamanan dana nasabah. Berdasarkan pengalaman di beberapa negara, keberadaan program penjaminan pemerintah dan asuransi deposito telah menyebabkan kasus moral hazard di perbankan semakin berkembang (Khan dan Ahmed, 2001 dalam Desty, 2008). Moral hazard dalam dunia perbankan dapat dibedakan atas 2 tingkatan. Pertama, moral hazard pada tingkat bank dan yang kedua adalah moral hazard di tingkat nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 457, "width": 219, "height": 322, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral hazard pada tingkat bank terjadi ketika bank syariah sebagai mudharib tidak berhati-hati dalam menyalurkan dana sehingga berpotensi menimbulkan moral hazard di sisi nasabah dan menyebabkan kerugian. Moral hazard lainnya yaitu pada saat bank tidak membayarkan bagian shahibul maal sebagaimana rasio yang telah ditetapkan di awal perjanjian, atau ketidakpatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah, juga dapat dikategorikan dalam tindakan moral hazard . Sedangkan moral hazard pada nasabah umumnya terjadi pada produk pembiayaan yang berbasis pada equity financing ( mudharabah dan musyarakah )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau biasa dikenal dengan profit loss sharing . Akad mudharaba h yang tidak mensyaratkan jaminan dan juga memberikan hak penuh pada mudharib untuk menjalankan usaha tanpa campur tangan shahibul maal dan ditanggungnya kerugian oleh shahibul maal (kecuali kesalahan manajemen) mengakibatkan akad pembiayaan ini sangat rentan terhadap masalah moral hazard.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 216, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral Hazard pada penelitian ini diukur dengan melihat nilai NPF. Apabila nilai NPFnya tinggi, maka itu terjadi indikasi moral hazard, sedangkan ketika nilai NPF itu kecil maka tidak terjadi indikasi moral hazard pada perbankan syariah. Untuk mengidentifikasi penyebab pembiayaan bermasalah dengan melihat dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dipresentasikan oleh pertumbuhan GDP, sedangkan faktor internal bank dipresentasikan oleh Rasio Return Pembiayaan Mudharabah dibanding Return Total Pembiayaan (RR) dan Rasio Return Alokasi Piutang Murabahah dibanding Return Total Pembiayaan (RF). Apabila pertumbuhan GDP mengalami penurunan, maka terjadi penurunan penjualan dan pendapatan perusahaan, sehingga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 216, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga hal ini dapat menyebabkan bertambahnya outstanding kredit non lancar (Muntoha, 2011). Sementara itu ketika", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 85, "width": 216, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GDP meningkat secara teori terjadi peningkatan transaksi ekonomi, dunia bisnis menggeliat, sehingga non performing financing mengalami penurunan (Nasution, 2007). Sedangkan kaitan antara Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah dengan pembiayaan bermasalah, adalah ketika return dari pembiayaan mudharabah atau murabahah itu mengalami kenaikan, idealnya akan menurunkan nilai NPF, karena Semakin tinggi rasio return , berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah. Namun jika terjadi sebaliknya ketika return pembiayaan mudharabah atau murabahah itu turun, berarti bank kurang berhati-hati dalam memilih calon debitur, yang menyebabkan pembiayaan bermasalah itu tinggi, sehingga mengakibatkan terjadinya indikasi moral hazard pada bank.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 520, "width": 216, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya dalm penelitian ini adalah : Apakah terjadi indikasi moral hazard dalam pembiayaan dengan sistim mudharabah dan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia?", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 665, "width": 95, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 686, "width": 216, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Perbankan Syariah", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 727, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral hazard secara harfiahnya", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 795, "width": 12, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar terjadinya peril peristiwa yang bisa menimbulkan kerugian (Arif, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 209, "width": 216, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral hazard dalam dunia perbankan setidaknya dapat dibedakan atas 2 tingkatan. Pertama, moral hazard pada tingkat bank dan yang kedua adalah moral hazard di tingkat nasabah. Moral hazard di tingkat bank dapat dibedakan atas beberapa diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 216, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Moral Hazard dalam penyaluran dana pihak ketiga, yaitu risky lending behavior yang menyebabkan timbulnya", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 416, "width": 198, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "moral hazard dan adverse selection di tingkat nasabah, yang disebut juga moral hazard tidak langsung (mengacu kepada pengertian moral hazard yang dikemukakan oleh Vaubel (1983) dalam Dreher (2004)).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 216, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Moral hazard ketidakhati-hatian bank dalam menyalurkan kredit karena adanya penjaminan dari pemerintah atau keberadaan lembaga penjamin simpanan dalam hal ini termasuk dalam moral hazard langsung (mengacu kepada pengertian moral hazard yang dikemukakan oleh Vaubel (1983) dalam Dreher (2004)).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 727, "width": 216, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Moral hazard pada saat penyaluran bank tidak mencerminkan bank sebagai", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 198, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lembaga intermediasi atau tidak meyalurkan dana kepada sektor riil.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 126, "width": 216, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Moral hazard ketika bank memberikan cost of fund yang rendah dan menerapkan tingkat yang tinggi, juga termasuk dalam kategori moral hazard dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 230, "width": 219, "height": 549, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan prinsip-prinsip ilahiyah yang dalam operasionalnya memiliki perbedaan dengan bank konvensional. Meskipun prinsip syariah dalam perbankan berasal dari nilai-nilai ilahiah namun sebagaimana kegiatan perekonomian lainnya, perbankan syariah pun tidak lepas dari masalah korupsi (Gunawan, 2005), termasuk juga masalah moral hazard dan adverse selection . Seperti perbankan konvensional, moral hazard di bank syariah setidaknya dapat dibedakan menjadi moral hazard pada bank dan juga moral hazard pada nasabah. Moral hazard pada bank terjadi ketika bank syariah sebagai mudharib tidak berhati-hati dalam menyalurkan dana sehingga berpotensi menimbulkan moral hazard di sisi nasabah dan menyebabkan kerugian. Moral hazard lainnya yaitu pada saat bank tidak membayarkan bagian shahibul maal sebagaimana rasio yang telah ditetapkan di awal perjanjian, atau ketidakpatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip syariah, juga dapat dikategorikan dalam tindakan moral hazard .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan moral hazard pada nasabah umumnya terjadi pada produk pembiayaan yang berbasis pada equity financing ( mudharabah dan musyarakah ) atau biasa dikenal dengan bagi hasil . Akad mudharaba h yang tidak mensyaratkan jaminan dan juga memberikan hak penuh pada mudharib untuk menjalankan usaha tanpa campur tangan shahibul maal dan ditanggungnya kerugian oleh shahibul maal", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 215, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(kecuali kesalahan manajemen)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 216, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengakibatkan akad pembiayaan ini sangat rentan terhadap masalah moral hazard.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 216, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral hazard pada sisi nasabah ini merupakan isu global yang menyebabkan bank syariah lebih memilih dengan pembiayaan dengan basis debt financing ( murabahah, ishtisna, dan salam ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 216, "height": 322, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengukur ada tidaknya indikasi Moral Hazard pada penyaluran pembiayaan adalah dengan melihat rasio NPF. Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah. Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia kategori yang termasuk dalam NPF adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. NPF merupakan tingkat risiko yang dihadapi bank. NPF adalah jumlah kredit yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPF maka semakin buruk kinerja bank tersebut (Muhamad, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 85, "width": 216, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara NPF dengan indikasi moral hazard adalah ketika nilai NPF itu tinggi, maka terjadi indikasi moral hazard, sedangkan ketika nilai NPFnya itu rendah maka tidak terjadi indikasi moral hazard pada perbankan syariah. Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 313, "width": 213, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Pada Perbankan Syariah", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 354, "width": 216, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan GDP mempunyai dampak terhadap kualitas pinjaman yang diberikan oleh perbankkan. Apabila suatu perekonomian mengalami penurunan maka pertumbuhan GDP negatif, hal ini akan berdampak pada memburuknya kualitas perbankan. Pertumbuhan GDP ini lah yang nantinya menjadi bagian dari profitabilitas bank syariah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 540, "width": 216, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kaitannya dengan kredit bermasalah, dalam kondisi resesi (terlihat dari penurunan GDP) dimana terjadi penurunan penjualan dan pendapatan perusahaan, maka akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya outstanding kredit non lancar (Muntoha, 2011). Sementara itu ketika GDP meningkat secara teori terjadi peningkatan transaksi ekonomi, dunia bisnis menggelihat, sehingga non", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 261, "width": 234, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPF = Jumlah Pembiayaan Bermasalah x 100% Total pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 795, "width": 12, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "performing financing turun (Nasution, 2007). Besarnya nilai pertumbuhan GDP dapat dihitung dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 216, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio Return Mudharabah dibanding Return Total Pembiayaan (RR)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 216, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana diungkapkan dalam banyak literatur, bahwa jenis pembiayaan bagi hasil yang terdiri dari Mudhorobah dan Musyarokah adalah skema pembiyaan yang paling ideal dalam perbankan syariah. Dia jadi pembeda yang nyata dari sistem bank konvensional. Akan tetapi pembiayaan bagi hasil ini memiliki risiko yang sangat tinggi, hal ini dikarenakan dalam kontrak ini keuntungan yang diperoleh oleh shohibul maal (bank) relatif tidak pasti, bahkan harus siap ikut menanggung kerugian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 216, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak adanya ketentuan jaminan dalam pembiayaan bagi hasil menyebabkan bank menghadapi risiko yang sangat tinggi terutama risiko terjadinya moral hazard dan adverse selection karena adanya informasi yang asimetri. (Muntoha, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 216, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapannya di bank syariah, sebagai sikap berhati-hati dalam menerapkan jenis pembiayaan yang berisiko tinggi, bank cenderung menetapkan nisbah bagi hasil (pendapatan) yang tinggi dari pembiayaan bagi hasil. Besaran nisbah bagi hasil mencerminkan besaran risiko yang ditolelir", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 85, "width": 216, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh bank dalam memperoleh pendapatan bagi hasil.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 126, "width": 216, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menetapkan nisbah yang akan memberikan return tinggi untuk jenis pembiayaan yang berisiko ( bagi hasil : mudhorobah dan musyarokah ) berarti telah mencegah terjadinya risiko moral hazard untuk debitur-debitur yang tidak bertanggung jawab. Semakin tinggi rasio return , berarti semakin baik kebijakan bank tersebut dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya moral hazard . Cara untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan cara meningkatkan rasio profit untuk bank dalam perjanjian dengan debitur (Barenberg dalam Muntoha: 2011).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 416, "width": 216, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel rasio return pembiayaan Mudharabah dibandingkan return total pembiayaan dinotasikan dengan notasi RR (Rasio Return ) ini mencerminkan kebijakan jenis pembiayaan bank syariah. Perhitungan variabel RR adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 588, "width": 68, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 609, "width": 216, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RR : Rasio Return Pembiayaan mudharabah Terhadap Return Total Financing (Pembiayaan) RPMd : Return Pembiayaan Mudharabah RF : Return Total Financing", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 754, "width": 70, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pembiayaan)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 156, "width": 165, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GDP t = GDP t -GDP t-1 x 100% GDP t-1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Return Alokasi Piutang Murabahah Terhadap Return Total Pembiayaan (RF)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 216, "height": 363, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Syamsuddin (2008), ada beberapa alasan akad murabahah sangat populer dalam operasi perbankan syariah, yaitu: Pertama, dari sisi bank syariah ; investasi jangka pendek yang cukup memudahkan, benefit yang berasal dari mark up bisa ditentukan dan dipastikan ; serta menjauhi ketidakpastian dan minimalisasi resiko yang ada pada sistem bagi hasil. Kedua, dari sisi nasabah ; murabahah tidak memungkinkan bank- mencampuri manajemen bisnis. Lain ceritanya dengan pembiayaan mudharabah ( Trust financing ) yang terkadang pihak bank memaksakan untuk menempatkan satu wakilnya pada jajaran manajemen perusahaan, untuk melakukan pengawasan internal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 216, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel ini menggambarkan return alokasi pembiayaan yang tidak berisiko dibandingkan dengan return total pembiayaan. Persamaannya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 202, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : RF : Return Alokasi Piutang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 201, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murabahah terhadap Return Total Pembiayaan. RPMr : Return Piutang Murabahah RTF", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 202, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Return Total Financing (Pembiayaan)", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 85, "width": 55, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 111, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pikir", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 372, "width": 50, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 392, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kerangka pikir yang telah disajikan, hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 454, "width": 184, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Pertumbuhan Gross domestic Product (GDP) berpengaruh terhadap rasio non performing financing (NPF).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 537, "width": 184, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Rasio return pembiayaan Mudharabah dibanding return", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 578, "width": 153, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "total pembiayaan (RR) berpengaruh terhadap rasio non performing financing", "type": "Table" }, { "left": 375, "top": 640, "width": 36, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(NPF) .", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 661, "width": 184, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3 : Rasio Return alokasi piutang murabahah dibanding return total pembiayaan (RF)", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 723, "width": 153, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh terhadap rasio non performing financing (NPF).", "type": "Table" }, { "left": 511, "top": 795, "width": 12, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 218, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah semua bank umum syariah di Indonesia. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling . Kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 209, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bank syariah yang sudah", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 230, "width": 189, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdaftar dalam Bank Umum Syariah 2. Bank syariah yang mempublikasikan laporan keuangan triwulan selama", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 333, "width": 94, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "periode 2007-2012", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 354, "width": 189, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Bank syariah yang memiliki kelengkapan data berdasarkan variabel yang diteliti.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 416, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Data yang diambil adalah data", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 437, "width": 166, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menghasilkan nilai return positif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 216, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga di peroleh sample dalam penelitian ini adalah tiga Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 216, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan triwulan dari 3 BUS yang dijadikan sampel yaitu, BMI, BMSI, BSM.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 216, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Liniear Berganda sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 85, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 1 X 1 2 X 2 3 X 3 + ei Keterangan :", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 126, "width": 201, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y : Non Performing Financing X 1 : Pertumbuhan Gross Domestic Product", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 188, "width": 210, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 2 : Rasio return pembiayaan Mudharabah dibanding return total pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 250, "width": 202, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 3 : Return alokasi piutang murabahah dibanding return total pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 292, "width": 73, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Konstanta", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 313, "width": 78, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e : Residual", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 333, "width": 201, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123 : Besaran koefisien regresi dari masing masing variabel", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 437, "width": 175, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 457, "width": 216, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh Pertumbuhan GDP, RR dan RF terhadap NPF . Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program spss diperoleh hasil seperti tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 582, "width": 124, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Hasil Regresi Berganda", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 612, "width": 32, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients a", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 665, "width": 17, "height": 5, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model", "type": "Picture" }, { "left": 361, "top": 641, "width": 39, "height": 5, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unstandardized", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 641, "width": 74, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients Standardized", "type": "Picture" }, { "left": 407, "top": 652, "width": 71, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficients t Sig.", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 641, "width": 226, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 2.655 3.363 .789 .434 Gdp -1.057 .401 -.385 -2.638 .012 .911 1.097 Rr 1.687 .775 .339 2.176 .035 .804 1.244 Rf .617 2.942 .033 .210 .835 .785 1.274 a. Dependent Variable: npf", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 216, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : NPF = 2,655 1,057 Pertumbuhan GDP + 1,687 RR +", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 168, "width": 53, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,617 RF .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 219, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Gross Domestic Product mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar 1,057. Jika diasumsikan variabel independen lain constan, hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel pertumbuhan GDP akan menyebabkan variabel NPF turun sebesar 1,057 persen.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 354, "width": 193, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi pertumbuhan GDP = 0,05, maka Hipotesis yang menjelaskan bahwa pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 437, "width": 193, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GDP memiliki pengaruh terhadap NPF dapat diterima. Berdasarkan hasil uji statistik secara parsial menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP memiliki hubungan yang negatif terhadap NPF, dan hasil analisis menunjukkan bahwa GDP mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NPF, hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien regresi nilai probabilitas yang signifikan yakni lebih kecil dari 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 664, "width": 195, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan nilai koefisien pertumbuhan GDP negatif dan signifikan, dimana setiap ada kenaikan GDP akan menurunkan nilai NPF. Kondisi ini mengindikasikan tidak adanya indikasi moral hazard", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 85, "width": 195, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada perbankan syariah dalam sisi makroekonomi. Idealnya bahwa ketika pertumbuhan GDP naik akan menurunkan nilai NPF, karena pada sisi makroekonomi ketika pertumbuhan GDP naik akan terjadi peningkatan transakasi ekonomi, dunia bisnis menggeliat, sehingga pendapatan masyarakatpun bertambah dan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 271, "width": 195, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan bayar nasabah pun semakin tinggi. Sehingga nasabah mampu untuk membayar pinjaman kepada bank. Dalam hal ini berarti manajemen bank, sudah baik dalam mengestimasi dana yang tepat pada sisi makroekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 428, "width": 53, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Rasio", "type": "List item" }, { "left": 397, "top": 428, "width": 131, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Return Pembiayaan", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 449, "width": 193, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudharabah dibanding Return Total", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 469, "width": 193, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembiyaan (RR) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 1,687. Jika diasumsikan variabel independen lain constan, hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel RR akan menyebabkan variabel NPF naik sebesar 1,687 persen.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 635, "width": 193, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikasi", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 656, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 0,05,", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 676, "width": 193, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka Hipotesis yang menyatakan bahwa RR", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 697, "width": 193, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki pengaruh terhadap NPF dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 739, "width": 193, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji statistic secara parsial menunjukkan bahwa RR", "type": "Text" }, { "left": 511, "top": 795, "width": 12, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 85, "width": 193, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki pengaruh yang positif, dan hasil analisis menunjukkan bahwa RR signifikan terhadap NPF, hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien regresi nilai probabilitas yang signifikan yakni lebih kecil dari 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 209, "width": 157, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 230, "width": 193, "height": 363, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan nilai koefisien RR bernilai positif, yang mana setiap ada kenaikan variabel RR akan menaikkan variabel NPF. Kondisi ini mengindikasikan adanya moral hazard. Moral hazard bisa terjadi pada pelaku usaha (Mudharib) yang cenderung untuk memaksimalkan keuntungan, sehingga return yang akan didapat oleh bank sebagai shahibul mal menjadi berkurang. Dan naiknya NPF bisa juga terjadi karena nasabah tidak mampu mengembalikan pinjaman dana kepada bank. Sedangkan pada sisi bank syariah naiknya NPF bisa juga terjadi karena bank kurang berhati-hati dan kurang dalam memonitoring terhadap penyaluran dana pihak ketiganya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 602, "width": 194, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank seharusnya lebih berhati- hati dalam memilih calon debitur untuk pembiayaan mudharabah, karena pada pembiayaan mudharabah sistemnya adalah kepercayaan. Jadi semakin tinggi nilai return yang didapat, semakin tinggi juga kecurangan yang dilakukan oleh mudharib, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 85, "width": 194, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akan meningkatkan nilai NPF pada perbankan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 138, "width": 216, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Return Alokasi Piutang Murabahah dibanding Return Total Financing (RF) mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar 0,617. Jika diasumsikan variabel independen lain constan, hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel RF akan menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 432, "top": 283, "width": 93, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variabel NPF", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 304, "width": 177, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami kenaikan sebesar 0,617.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 325, "width": 162, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 345, "width": 87, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai signifikansi", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 366, "width": 193, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka Hipotesis yang menytakan bahwa RF memiliki pengaruh terhadap NPF ditolak. Berdasarkan hasil uji statistic secara parsial menunjukkan bahwa RF memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap NPF, hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien regresi nilai probabilitas yang signifikan yakni lebih besar dari 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 552, "width": 193, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien RF positif namun tidak signifikan terhadap NPF. Yang artinya bahwa tidak ada pengaruh antara variabel RF terhadap nilai NPF. Tidak signifikannya variabel RF berarti bahwa variabel RF yaitu rasio return alokasi piutang murabahah dibanding return total pembiayaan belum cukup bukti untuk menjelaskan ada atau tidaknya indikasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 85, "width": 193, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "moral hazard pada perbankan syariah. Karena pada pembiayaan murabahah itu sifatnya jaminan, sehingga ketika nasabah itu tidak mampu lagi membayar barang yang menjadi jaminan itu ditarik kembali oleh bank.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 193, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada ummat untuk tujuan pembelian barang- barang kebutuhan modal kerja, investasi ataupun konsumtif. Dengan menggunakan prinsip dasar murabahah adalah jual beli.", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 333, "width": 196, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga keuntungannya berbentuk margin", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 375, "width": 193, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penjualan yang sudah termasuk harga jual. Keuntungan tersebut dapat dinegosiasikan antara pihak yang melakukan transaksi, yaitu pihak bank syariah dengan nasabah. Pembiayaan murabahah juga memungkinkan adanya jaminan, karena sifat dari pembiayaan murabahah merupakan jual-beli yang pembayarannya tidak dilakukan secara tunai. Karena tidak dibayar secara tunai, maka tanggungan pembayaran tersebut merupakan hutang yang harus dibayar oleh nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 654, "width": 65, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 215, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 731, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada variabel pertumbuhan GDP,", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 752, "width": 180, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak ditemukannya indikasi moral hazard, karena pada penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 85, "width": 180, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "koefisien GDP memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhdap", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 126, "width": 180, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPF pada uji statistiknya.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 147, "width": 180, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan yang negatif itu menunjukkan tidak adanya indikasi moral hazard pada bank syariah di sisi makroekonomi, karena semakin tinggi GDP akan menurunkan nilai NPF.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 271, "width": 198, "height": 280, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada variabel RR (rasio return) ditemukan indikasi moral hazard, karena pada penelitian ini koefisien RR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap NPF pada uji statistiknya. Hubungan yang positif itu menunjukkan adanya indikasi moral hazard pada pembiayaan mudharabah di perbankan syariah. Dimana setiap ada kenaikan 1 % rasio return pembiayaan mudharabah dibanding return jumlah total pembiayaan, akan menaikkan nilai NPF.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 561, "width": 198, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pada variabel RF (return financing) hasilnya tidak signifikan terhadap NPF. Yang artinya bahwa variabel RF tidak berpengaruh terhadap NPF, karena variabel RF yang merupakan pembiayaan murabahah yang mana pembiayaan murabahah itu sudah menajdi jaminan, sehingga tanggungan pembayaran adalah hutang yang harus dibayar oleh nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 222, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah", "type": "Page header" }, { "left": 425, "top": 38, "width": 102, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 230, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 34, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 216, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, saran untuk penelitian mendatang adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 188, "width": 199, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perlunya penelitian lanjutan mengenai moral hazard di bank syariah dengan menambahkan akad pembiayaan yang lainnya yaitu pembiayaan ijarah, musyarakah,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 292, "width": 180, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "istishna, dan lain-lain atau variabel kondisional yang mempengaruhi", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 333, "width": 97, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hubungan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 354, "width": 198, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penelitian bisa diperluas tidak hanya menggunakan sampel Bank BMI,", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 395, "width": 181, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BSM, BMSI saja tetapi bisa ditambahkan dengan Bank Umum Syariah lainnya, seperti BNI Syariah, BTN Syariah, atau Unit", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 478, "width": 180, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usaha Syariah seperti BCA Syariah dan lain-lain dengan menggunakan model panel dalam analisisnya.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 540, "width": 199, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Periode pengamatan bisa diperpanjang sehingga bisa menunjukkan kondisi atau kecenderungan dalam jangka", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 623, "width": 181, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "panjang. Bisa dengan memasukkan variabel dummy, untuk memisahkan ketika kondisi ekonomi sedang baik atau buruk. Sehingga semakin panjang periode penelitian maka hasil yang ditunjukkan akan semakin bagus.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 85, "width": 199, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Saran yang bisa peneliti berikan terkait dengan perilaku Moral Hazard pada pembiayaan", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 147, "width": 180, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mudhrabah adalah bahwa bank harus berhati-hati dalam memilih calon debitur, karena pembiayaan mudhrabah sistemnya adalah kepercayaan, sehingga bank harus lebih berhati-hati dalam melakukan penilaian kelayakan kepada calon debitur.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 325, "width": 81, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 345, "width": 219, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyowati, Desty. 2008. Indikasi Moral Hazard Dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga : (Studi Komparatif Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2003 : 1 2007 : 9) .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 442, "width": 216, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriyah, Nur, Tettet Fitrijanti dan Cahya Irawady, 2010, Kontribusi Incentive Compatible Constrains dan Prinsip", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 483, "width": 180, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi hasil Untuk Mereduksi", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 497, "width": 183, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjadinya Indikasi Moral Hazard Dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Dana Bank Syariah (survey pada Bank Umum Syariah di Indonesia) . Tesis. Unpad. Internet.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 607, "width": 216, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 621, "width": 180, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multivariat dengan program SPSS.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 635, "width": 216, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Haryanti, Sri. 2009. Pertumbuhan Kredit Perbankan di Indonesia :", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 704, "width": 180, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intermediasi dan Pengaruh Variabel", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 718, "width": 180, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makro Ekonomi . Jurnal Keuangan dan Perbankan , Vol.13, No.2, 299- 310.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 14, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 104, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisiyah Suciningtias", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 38, "width": 233, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikasi Moral Hazard Pada Pembiayaan Mudharabah Dan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 215, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudrajat, Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi . Jogjakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 216, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah . AMPYKPN : Yogyakarta. Antonio, 2001. Bank Syariah dari Teori Ke Praktek .", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 195, "width": 130, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gema Insani Pers. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 216, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ichsan, Muntoha. 2011. Pengaruh Gross Domestic Product, Inflasi, dan Kebijakan Jenis Pembiayaan Terhadap Rasio Non Performing Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005 sampai", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 306, "width": 73, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2010 . Skripsi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 216, "height": 356, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasution, Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih.(2007). Profit Sharing dan Moral Hazard dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah Di Indonesia . Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. VII No. 02, hal 105- 129. Singarimbun Masri. 1990. Metode Penilitian Survey. Jakarta : LP3ES Sudarsono, Heri. 2003, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Ekonisia,Yogyakarta. Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Pendek. Jakarta : Rineka Cipta. Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE Warde, Ibrahim. 2009. Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Islam . Pustaka", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 692, "width": 171, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelajar : Yogyakarta. Terjemahan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 216, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirdyaningsih, et al. 2005. BANK DAN ASURANSI ISLAM DI INDONESIA .", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 747, "width": 91, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 85, "width": 216, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, Chang dan Selvili. 2003, Banking System, Real Estate Markets, and Non Performing Loans . Internet.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 154, "width": 216, "height": 287, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamin, Sofyan, & Heri Kurniawan. 2009. SPSS COMPLETE : Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek. Arif, 2010.Moral Hazard. http://arifnetworks.wordpress.co m/2010/04/12/moral-hazard/, diakses Rabu, 1 maret 2012. BI. 2009. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia tahun 2009 . www.bi.go.id, diakses Selasa, 15 November 2012. Bps. 2005. Laporan Perekonomian Indonesia. www.bps.go.id, diakses Kamis, 5 juli 2012. . 2012. Laporan Perekonomian", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 444, "width": 216, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia. www.bps.go.id, diakses Sabtu, 23 februari 2013. BMI. 2007. Laporan Keuangan Triwulan Publikasi BMI Tahun 2007 sampai 2011. www.bmi.com, diakses Kamis, 21 februari 2012.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 554, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BSM. 2007. Laporan Keuangan Triwulan", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 568, "width": 174, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publikasi BSM Tahun 2007 sampai", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 582, "width": 147, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2012. www.bsm.com, diakses Kamis, 21 februari 2012.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 623, "width": 211, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BMSI. 2007. Laporan Keuangan Publikasi BMSI Tahun 2007 sampai 2012. www.bmsi.com, diakses Kamis, 21 februari 2012.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 692, "width": 207, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BI. 2012. Laporan keuangan Publikasi BMI Tahun 2012. www.bi.go.id, diakses Minggu, 24 Februari 2013.", "type": "Text" }, { "left": 510, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA", "type": "Title" }, { "left": 251, "top": 134, "width": 97, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatchur Rohman", "type": "Title" }, { "left": 164, "top": 166, "width": 271, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Akuntansi FEB UNISNU Jepara E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 237, "width": 106, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Laporan Keuangan, SAK ETAP,", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 278, "width": 69, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Credit Union.", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 237, "width": 44, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak .", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 250, "width": 318, "height": 205, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi model implementasi SAK ETAP pada Asosiasi Pengusaha Kayu Jepara BMT - HPKJ yang meliputi penyajian laporan keuangan sesuai dengan BMT HPKJ dan SAK ETAP. Metode yang digunakan adalah penyajian deskriptif kuantitatif dari analisis laporan yang telah dilakukan di BMT HPKJ. Hasil analisis menunjukkan bahwa BMT HPKJ tidak menerapkan SAK ETAP secara lengkap, hal itu terlihat dari jenis laporan keuangan yang hanya mencakup neraca dan laba rugi sedangkan komponen laporan keuangan di SAK ETAP meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Arus Kas , Change Capital dan catatan tentang lapora finansial. Sehubungan dengan penyajian BMT HPKJ yang belum sepenuhnya diadopsi untuk penyajian akun dalam penyusunan laporan keuangan tersebut belumlah lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 485, "width": 60, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords :", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 499, "width": 108, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial Statement , SAK ETAP , Credit Union.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 486, "width": 44, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 499, "width": 318, "height": 204, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study is a quantitative descriptive research that aims to identify the implementation model of SAK ETAP on the Jepara Timber Entrepreneurs Association BMT - HPKJ which includes presentation of financial statements in accordance with BMT HPKJ and SAK ETAP. The method used is a quantitative descriptive presentation of the reports analysis that has been conducted in BMT HPKJ. The analysis results show that BMT HPKJ does not apply SAK ETAP completely. It can be seen from the type of financial statements that only cover the balance sheet and profit and loss statement, while the components of financial statements in SAK ETAP should include Balance Sheet, Income Statement, Cash Flow, Change Capital and notes about financial report. In conclusion, the presentation of BMT HPKJ has not been fully adopted for the presentation of accounts in the preparation of the financial statements.=", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 795, "width": 13, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" } ]
0231b8b2-3c81-e9d4-c6a4-63e2eb6b426a
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/platax/article/download/52863/45595
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 428, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 763, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "229", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 776, "width": 155, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 421, "top": 776, "width": 90, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 87, "width": 377, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Relationship Between Length and Weight of Sardine Fish, Sardinella spp", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 106, "width": 275, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Keragaman Panjang dan Berat Ikan Sarden Sardinella spp)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 122, "width": 382, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Fransine B. Manginsela, 1 Anneke V. Lohoo, 1 Ridwan Lasabuda, 2 Yogi Rustandi", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 155, "width": 414, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Teaching Staff of the Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Sam Ratulangi University Jl. Unsrat Bahu Campus, Manado 95115 North Sulawesi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 181, "width": 412, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Aquatic Resources Management Study Program, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Sam Ratulangi University, Manado 95115 North Sulawesi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 207, "width": 271, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 225, "width": 312, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manuscript received: 18 Sept 2023. Revision accepted: 28 Dec. 2023.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 248, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 426, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fish are vertebrates that live all or part of their lives in water, breathe with gills, are equipped with fins for movement and balance, and are cold-blooded (poikilotherm). Lemuru fish are grouped into fish (poikilotherm). Lemuru fish are grouped in the order Cluipeiformes which is part of small pelagic fish. The research was carried out in January-August 2023 to determine the diversity of total length and weight as well as the relationship between the length and weight of male and female lemuru fish, which was carried out using quantitative descriptive methods. Of the 135 lemuru fish individuals observed, there were 40 male individuals with a total length of between 13,184-15,589 cm and 95 female individuals which were longer between 12,083-16,420 cm, and the weight of male individuals between 17,450 - 43,040 grams and female individuals were 19,630 - 52,470 grams. The length-weight regression equation for females is W = 0.018204 L 2.76026 and for males W = 0.01179 L 2.89363 ..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 306, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Length Weight Relationship, small pelagic, growth status.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 433, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 426, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikan adalah vertebrata yang seluruh atau sebagian hidupnya di air, bernafas dengan insang, dilengkapi sirip untuk pergerakan dan keseimbangannya serta berdarah dingin ( poikilotherm). Ikan lemuru dikelompokkan pada adalah ikan ( poikilotherm) . Ikan lemuru dikelompokkan pada ordo Cluipeiformes yang menjadi bagian ikan pelagis kecil. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus 2023 bertujuan menentukan keragaman panjang total dan berat serta hubungan panjang berat ikan lemuru jantan dan betina yang pelaksanaannya menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Dari 135 individu ikan lemuru yang diamati ada 40 individu jantan dengan panjang total selang 13,184-15,589 cm dan 95 individu betina yang lebih panjang selang 12,083- 16,420 cm, dan berat individu jantan selang 17,450 - 43,040 gram dan selang individu betina 19,630 – 52,470 gram. Persamaan regresi panjang-berat betina adalah W = 0.018204 L 2,76026 dan jantan W = 0.01179 L 2,89363 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 277, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: hubungan Panjang berat, regresi, korelasi, Bitung.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 616, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 213, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikan adalah vertebrata yang seluruh atau sebagian hidupnya di air, bernafas dengan insang, dilengkapi sirip untuk pergerakan dan keseimbangannya serta berdarah dingin ( poikilotherm). Ikan lemuru dikelompokkan pada adalah ikan ( poikilotherm) . (Affandi et al ., 1992; Rahardjo et al., 2010) Ikan lemuru dikelompokkan pada ordo Cluipeiformes", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 616, "width": 212, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan menjadi bagian ikan pelagis kecil. Ikan ini dikenal sebagai ikan sarden dan ikan lemuru. Jenis ikan sarden atau lemuru yang banyak terdapat di Indonesia adalah genus Sardinella spp. Ikan sarden tergolong ikan pelagis kecil biasanya beruaya dengan dipengaruhi oleh makanan, suhu dan salinitas (Allen, 1999). Pada siang hari, ikan sarden umumnya berada di kolom perairan dan membentuk gerombolan yang", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 462, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 778, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "230", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 790, "width": 155, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 437, "top": 790, "width": 90, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 212, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kompak, sedangkan pada malam hari bergerak ke dekat permukaan air dalam bentuk gerombolan yang menyebar dan akan muncul ke permukaan apabila cuaca mendung disertai hujan gerimis. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya temperatur permukaan (Aprilia, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 215, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nababan (2009) melaporkan jenis- jenis sarden atau lemuru yang di Indonesia adalah Sardinella longiceps , Sardinella lemuru , Sardinella sirm , Sardinella leiogastes dan Sardinella aurita. Klasifikasi Genus Sardinella yang umumnya disebut ikan sarden adalah sebagai berikut : Kingdom Animalia, Phylum Chordata, Subphylum", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 213, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vertebrata, Infraphylum Gnathostomata, Parvphylum Octeichthyes, Gigaclass Actinopterygii, Superclass Actinopteri, Class Teleostei, Order Clupeiformes, Family Dorosomatidae, Genus Sardinella (Whitehead, 1885).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 212, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebaran ikan sarden di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 218, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meliputi perairan Selat Bali dan sekitarnya, sebelah selatan Ternate dan Teluk Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 113, "width": 212, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ikan sarden di Sulawesi Utara penting untuk dilakukan, khususnya ikan sarden yang tidak ada pencatatannya di TPI lain, hanya ada di TPI Aertembaga Kota Bitung. Penelitian ini bertujuan menentukan keragaman panjang total dan berat serta hubungan panjang berat ikan lemuru jantan dan betina.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 220, "width": 119, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 239, "width": 152, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 251, "width": 212, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada 135 individu ikan lemuru yang tertangkap nelayan dan didaratkan di TPI Airtembaga, Bitung yang diteliti (Gambar 1). Selanjutnya pengamatan dilakukan di Labolatorium Bioekologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai bulan Agustus 2023.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 687, "width": 232, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. TPI Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 724, "width": 410, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengamatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 462, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 763, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "231", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 776, "width": 155, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 437, "top": 776, "width": 90, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 212, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan terhadap sampel sebanyak 135 individu yang terdiri jantan 40 individu dan betina 95 individu. Sampel ikan diambil sedemikian rupa agar bisa mewakili berbagai kelompok ukuran ikan tersebut dan diharapkan menggambarkan populasi ikan yang tertangkap.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 141, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 212, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikan sarden yang diamati untuk mendapatkan data panjang dan beratnya dari ikan jantan dan betinanya. Data panjang dengan pengukuran menggunakan alat ukur panjang dan data berat dengan menggunakan timbangan. Untuk menentukan jenis kelamin ikan dilakukan dengan membedah ikan. Ikan jantan ditunjukkan dengan warna gonad putih dan ikan betina dengan warna gonad kuning atau orens.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 114, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 213, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data dilakukan dengan penyajian data dalam bentuk sebaran frekuensi panjang dan berat serta dan menghitung persamaan regresi eksponensial mengacu pada King (1995) yakni hubungan parameter panjang total (L) dengan berat (W) dengan rumus sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 135, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W=qL b dimana: L = Total Length W = Weigth q = Konstanta b = Kemiringan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 212, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai b pada persamaan ini akan diuji statistik dengan hipotesis:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 212, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : b=1 disebut isometrik artinya pertambahan panjang total (L) sama dengan pertambahan W", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 213, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : b≠1 disebut allometrik artinya pertambahan panjang total (L) tidak sama dengan pertambahan W atau tidak seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 212, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis di atas di uji dengan uji t dengan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 194, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "thitung = [ b−1 Se ] …………………2 dimana: b= Konstanta 3= Nilai parameter hipotesis nilai 3 S e = Standar eror dari estimasi parameter", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 212, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan keputusan dari hasil uji- t terhadap parameter b pada selang kepercayaan 95% (a=0,05) adalah:", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 125, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika t hitung < t tabel : terima hipotesis nol (H 0 )", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 151, "width": 212, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika t hitung > t tabel : tolak hipotesis nol (H 0 )", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 176, "width": 213, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya bila nilai b>3 : pertumbuhan allometrik positif yang artinya pertambahan ukuran karakter-karakter lebih cepat dibandingkan dengan karakter pembanding (panjang total).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 239, "width": 213, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan bila nilai b<3 : pertumbuhan allometrik negatif yang artinya pertambahan panjang lebih lambat", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 277, "width": 214, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibandingkan dengan karakter pembanding (berat). Selanjutnya dihitung korelasi nya dengan indeks korelasi yakni r (keeratan antara L dan W) dan dihitung indeks determinasi yakni R 2 (besarnya pengaruh L terhadap W). Keeratan hubungan korelasi (nilai r) nilai 0-0,20 berarti terdapat hubungan yang sangat lemah, nilai r antara 0,21-0,40 berarti terdapat hubungan yang lemah, nilai r antara 0,41-0,70 berarti terdapat hubungan yang sedang, nilai r antara 0,71-0,91 berarti terdapat hubungan yang kuat, dan apabila nilai r antara 0,91-1 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat (Razak 2005).", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 473, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 317, "top": 492, "width": 212, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran pada 135 individu ikan sarden Sardinella spp yang terdiri dari 65 individu betina dan 35 individu jantan dengan sebaran frekuensi berat disajikan pada Gambar 1. Sebaran ukuran berat ikan betina lebih lebar dibandingkan dengan sebaran ukuran berat ikan jantan. Ikan betina ada ikan berukuran relatif besar dibandingkan dengan ikan jantan mengacu pada Gambar 1). Sedangkan selang dan rata-rata dan standar devisinya disajikan Tabel 1.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 643, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari semua variabel yang diukur didapatkan hasil yang paling panjang adalah pada bagian panjang total dengan ukuran 13,184-15,589 cm pada ikan jantan dan 12,083-16,420 cm pada ikan betina. Menariknya ada penyebutan ikan sarden berdasarkan ukuran panjang, yaitu ukuran 10-12,5 cm dinamakan semenit, protolan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 462, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 763, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "232", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 776, "width": 155, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 437, "top": 776, "width": 90, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 212, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13-14,5 cm lemuru 15-17,5 cm dan lemuru kucing 17,9-19 cm (Nontji, 2007). Pengukuran ikan lemuru Sardinella lemuru yang didaratkan di TPI Aertembaga Kota", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 213, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bitung merupakan pengukuran ikan dari ukuran 12-16 cm sehingga ikan sarden Sardinella spp ini masuk dalam kelompok semenit, portolan dan lemuru", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 291, "width": 192, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Distribusi frekuensi ikan sarden", "type": "Caption" }, { "left": 114, "top": 314, "width": 373, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Ukuran selang, rata-rata dan standar deviasi ikan sarden jantan dan betina", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 326, "width": 408, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran Ikan Sardinella spp (Jantan) Ikan Sardinella spp (Betina) Selang (cm) Rerata±SD (cm) Selang (cm) Rerata±SD (cm) Panjang total 13,184-15,589 14,449±0,558 12,083-16,420 14,845±0,710 Berat 17,450 - 43,040 26,877±5,465 19,630-52,470 31,890±8,403", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 213, "height": 250, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Gambar 1 ada perbedaan jumlah ikan sarden Sardinella spp jantan dan betina yang ditangkap menunjukkan bahwa ikan betina lebih banyak jumlahnya dibanding ikan jantan. Ini terjadi karena perbedaan tingkah laku di mana ikan betina lebih suka bergerombol dibanding ikan jantan sehingga ikan betina lebih mudah tertangkap. Mengacu pada Febianto (2007) bahwa ketidakseimbangan atau tidak meratanya jenis kelamin ikan diperairan dikarenakan adanya perbedaan pola tingkah laku bergerombol, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhan antara ikan jantan dan betina. Pengamatan Huller (2021) pada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Oeba Kota Kupang, menunjukkan hasil yang sama bahwa ikan betina lebih banyak tertangkap dibandingkan ikan jantan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 212, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan regresi dari hubungan panjang dan berat dari individu ikan betina telah dihitung dan diperoleh persamaan W = aL q adalah W = 0.018204 L 2,76026 Nilai q atau nilai b yang merepresentasikan satuan kubik atau 3 di uji t disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 398, "width": 213, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah dilakukan uji t seperti disajikan pada Tabel 2 menyimpulkan nilai q atau b dari persamaan regresi ikan betina tidak sama dengan 3 karena nilai t hit > t tab. Dapat disebutkan pola pertumbuhan ikan ini allometric negative dimana pertambahan panjang ikan tidak seimbang cenderung lebih ringan jika dibandingkan dengan pertambahan beratnya. Nilai korelasi (r) sebesar 0,76 dimana nilai r antara 0,71- 0,91 berarti terdapat hubungan yang kuat. Sedangkan indeks determinasi R 2 sebesar 0,56 menunjukkan besarnya pengaruh W terhadap L sebesar 58 %", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 575, "width": 212, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan regresi dari hubungan panjang dan berat dari individu ikan jantan telah dihitung dan diperoleh persamaan W = aL q adalah W = 0.01179 L 2,89363 .", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 625, "width": 212, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah dilakukan uji t seperti disajikan pada Tabel 3 menyimpulkan nilai q atau b dari persamaan regresi ikan jantan sama dengan 3 karena nilai t hit < t tab. Dapat disebutkan pola pertumbuhan ikan ini isometri dimana pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan beratnya (Tabel 3). Nilai korelasi (r) sebesar 0,75 dimana nilai r antara 0,71-0,91 berarti", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 462, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 763, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "233", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 776, "width": 155, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 437, "top": 776, "width": 90, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 457, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdapat hubungan yang kuat. Sedangkan indeks determinasi R 2 sebesar 0,56 menunjukkan besarnya pengaruh W terhadap L sebesar 56 %.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 272, "width": 440, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Grafik hubungan panjang dengan berat ikan sardin yang didaratkan di TPI Aertembaga,", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 283, "width": 364, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bitung Tabel 2. Perhitungan uji t untuk mengetahui sama/tidak dengan nilai 3 ikan betina Hubungan Panjang Berat (Betina) a 0,018204 Standar eror 0,239915 b 2,76026 b 0 3 r 0,76 t hitung 0,99927057 R 2 0,58 t table 0,960227364 t hitung > t tabel (Allometrik negatif)", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 574, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Grafik hubungan panjang dan berat", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 597, "width": 364, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Perhitungan uji t untuk mengetahui sama/tidak dengan nilai 3 ikan jantan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 457, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Panjang Berat (Jantan) a 0,011795 Standar eror 0,410059 b 2,89363 b 0 3 r 0,75 t hitung 0,2594017 R 2 0,56 t table 0,960371233 t hitung < t tabel (Isometrik) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Ikan sarden yang diteliti 135 individu yang terdiri dari betina 95 individu dan jantan 40 individu. Ikan betina berukuran", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 462, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manginsela et al. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12:(1), January_June 2024", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 763, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "234", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 776, "width": 155, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax", "type": "Page footer" }, { "left": 437, "top": 776, "width": 90, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35800/jip.v10i2.52863", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 85, "width": 212, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "panjang selang 12,083 – 16,420 cm, dengan rerata dan standar deviasi 14,845±0,710 dan ikan jantan berukuran panjang selang 13,184 – 15,589 cm. dengan rerata dan standar deviasi 14,449±0,558. Sedangkan berat ikan jantan selang 17,450 – 43,040 gram dengan rerata dan standar deviasi 26,877±5,465 dan betina selang 19,630 – 52,470 gram dengan rerata dan standar deviasi 31,890±8,403.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 213, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persemaan panjang berat ikan jantan adalah W = 0.01179 L 2,89363 dan ikan betina adalah W = 0.018204 L 2,76026 . Pola pertumbuhan pada ikan jantan adalah isometrik, sedangkan pada ikan betina adalah allometrik negatif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 34, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 212, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data panjang total ikan sarden permusim dan perwilayah agar dapat diprediksi keberlanjutan ikan sarden di wilayah ini.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 390, "width": 101, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affandi, R., D. S. Sjafei., M. F. Rahardjo., &", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 422, "width": 185, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistiono. 1992. Iktiologi. Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Bogor. Institut Pertan[zaian Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allen, G. 1999. Marine Fishes of South East", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 523, "width": 163, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asia. Periplus. Singapura. 292 p.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aprilia, S. 2011. Trofik Level Hasil", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 548, "width": 186, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tangkapan Berdasarkan Alat Tangkap yang digunakan Nelayan di Bojonegara, Kabupaten Serang,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 41, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banten.", "type": "Table" }, { "left": 404, "top": 87, "width": 39, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 87, "width": 213, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor. Institut Pertanian Bogor. 117 p. Febianto, S. 2007. Aspek Biologi Reproduksi Ikan Lidah Pasir (Cynoglossus lingua Hamilton Buchanan, 1822) di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Departemen Manajemen Sumberdaya.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 227, "width": 213, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "King, M. 1995. Fisheries, Biology, Assessment and Management,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 252, "width": 139, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fishing News Book. Oxford.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 265, "width": 213, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nababan, N. M. C. M. 2009. Hubungan Konsentrasi Klorofil-a di Perairan Selat Bali dengan Produksi Ikan Lemuru ( Sardinella lemuru ) yang didapatkan di TPI", "type": "Text" }, { "left": 487, "top": 315, "width": 43, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muncar,", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 328, "width": 213, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyuwangi. Skripsi. Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 59 p. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Penerbit Djamban. Jakarta. Perpustakaan Nasional. 1-372 pp.", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 416, "width": 212, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardjo, M. F., D. S. Sjafei., R. Affandi., & Sulistiono. 2010. Ikhtiology. Penerbit Lubuk Agung. Bandung. 396 p.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 454, "width": 212, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Razak, A. 2005. Statistika Pengolahan Data Sosial Sistem Manual. Penerbit Autografika. Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 492, "width": 212, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Whitehead, P. J. P. 1985. FAO Species Catalogue. Vol. 7. Clupeoid fishes of the world (suborder Clupeoidei). An annotated and illustrated catalog of the herrings, sardines, pilchards, sprats, shads, anchovies, and wolf herrings.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 568, "width": 186, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FAO Fish. Synop. 125(7/1):1-303 pp.", "type": "Table" } ]
ef7f2091-8003-448b-3c2a-f0cb4dc30ee6
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt/article/download/4780/3825
[ { "left": 234, "top": 35, "width": 286, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Eduhealth Volume 15 , Number 02, 2024, DOI 10.54209/eduhealth.v15i02 ESSN 2808-4608 (Online) https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 759, "width": 438, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) – Adyatma A et.al 1527 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 107, "width": 452, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 163, "width": 442, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adhyatma A 1 , Yusraa 2 , Andi Kamal M. Sallo 3 , M. Robby Fajar Cahya 4 , Baiq Nurainun Apriani Idris 5 , Rezqiqah Aulia Rahmat 6", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 193, "width": 412, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Pejuang Republik Indonesia, Jl. Raya Baruga, Makassar, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 205, "width": 395, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Keperawatan, Universitas Putra Abadi Langkat, Jl. Letjen R. Soeprapto No.10, Langkat, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 217, "width": 452, "height": 287, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Keperawatan, Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju, Karema, Mamuju, Indonesia. 4 Keperawatan, Universitas Binawan Jakarta, Jl. Kalibata Raya No. 25-30, DKI Jakarta, Indonesia. 5 Ners, STIKES Yarsi Mataram, Jl. Lingkar Selatan, Mataram, Indonesia. 6 Pendidikan Dokter, Universitas Bosowa, Jl. Urip Sumoharjo No.Km.4, Makassar, Indonesia Article Info ABSTRACT Keywords: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD), Education, Home environment, Patient care, Training, The influence of the home environment on the care of patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is an important factor in the management of this condition. The \"Education and Training\" method has proven effective in addressing this issue by improving COPD patients' understanding, skills and support in managing their home environment. Through comprehensive education, risk identification, development of home environment management skills, and use of appropriate health technologies, patients and their families can play an active role in creating a home environment that supports respiratory health. Support provided by the medical team and regular follow-up in providing education and training are important components in maintaining successful home environment management for COPD patients. Thus, the \"Education and Training\" approach not only helps to improve the quality of life of COPD patients, but can also reduce the risk of disease exacerbation and improve adherence to their treatment plan. This is an open access article under the CC BY-NC license Corresponding Author: Adyatma A", "type": "Table" }, { "left": 234, "top": 505, "width": 241, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Pejuang Republik Indonesia Jl. Raya Baruga No.Raya, Makassar, 90234, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 561, "width": 92, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 454, "height": 120, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a chronic respiratory disease often caused by long-term exposure to harmful substances such as cigarette smoke and air pollution. Home environmental factors, including indoor air quality, humidity, and exposure to air pollutants, have been shown to have a significant influence on the disease course and quality of life of COPD patients (AISYAH, Buston and Heriyanto, 2022). Although medical treatment and medications have been the main focus in COPD management, attention to the home environment as a factor influencing prognosis and disease control is increasing (Nampira and Farahdila, 2013; Sri Mantari, 2022; Muliase, 2024).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 454, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the current issues relating to the influence of home environmental factors on COPD patient care is the lack of attention to specific aspects of the indoor environment that", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 286, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Eduhealth Volume 15 , Number 02, 2024, DOI 10.54209/eduhealth.v15i02 ESSN 2808-4608 (Online) https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 759, "width": 438, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) – Adyatma A et.al 1528 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 454, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "may worsen the patient's health condition. Factors such as poor ventilation, exposure to second-hand smoke, indoor air pollution from the use of solid fuels for cooking and heating, as well as moisture and mold growth, often receive insufficient attention in the management of COPD care. Despite awareness of the impact of outdoor air pollution on the disease, many households remain poorly informed about how their own indoor environmental conditions can exacerbate COPD symptoms and impede the recovery process (Maqhriza, 2018). Existing studies tend to focus more on medical interventions and clinical management without considering home environment modification as an integral part of COPD patient care. This lack of a holistic approach to care has led to gaps in comprehensive treatment strategies. Simple changes in the home environment, such as improving ventilation, reducing indoor pollution sources, and raising awareness of the dangers of second-hand smoke, can have a significant impact on patients' health and quality of life. Further research exploring home environment-based interventions is needed to develop more effective and practical guidelines in COPD care, so that patients can enjoy sustained improvements in their health (Padilha, Sousa and Pereira, 2018; Cravo et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 454, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education and training are important strategies in addressing the influence of the home environment on COPD patient care. By providing a comprehensive understanding of home environmental risks and providing practical skills in managing a healthy home environment, patients and their families can become better able to reduce the risk of disease exacerbation and improve their quality of life (ROZI, 2018; Satria, Suza and Tarigan, 2022; Rachmawati et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 454, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research by Arsyad, Khalida Akmatul, and Yana Priyana. (2023), found that COPD patients who live in a home environment with high levels of air pollution have a higher risk of experiencing disease exacerbations and increased respiratory symptoms. In addition, patients who receive education and training on managing a healthy home environment tend to have better clinical outcomes and experience a decrease in the frequency of COPD exacerbations. Research by Astuti, Monalisa Fajar, Budi Utomo, and Suparmin Suparmin. (2018), This study found that there was a significant association between high home humidity and worse respiratory symptoms in COPD patients. Patients who attended education and training sessions that focused on managing a healthy home environment showed improvements in their understanding of home environmental risks and skills in managing their conditions at home, which had a positive impact on their quality of life.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 454, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although many studies have been conducted on COPD and home environmental factors, there is still a need for further research to explore in depth the relationship between the two. In this study, we will investigate the effectiveness of the \"Education and Training\" method in reducing the negative impact of home environmental factors on the care of COPD patients. Through this approach, we hope to make a significant contribution in improving the management and care of COPD patients and reducing the burden of the disease on individuals and society as a whole (Astika et al., no date; AGUSTIYANINGSIH, 2018; ROZI, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, we will focus on evaluating the impact of the \"Education and Training\" method on COPD patients' knowledge, behavior, and health outcomes in managing their", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 286, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Eduhealth Volume 15 , Number 02, 2024, DOI 10.54209/eduhealth.v15i02 ESSN 2808-4608 (Online) https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 759, "width": 438, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) – Adyatma A et.al 1529 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 454, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "home environment. We will use an intervention approach involving structured education sessions, identification of home environmental risks, development of home environmental management skills, and application of appropriate health technologies.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 454, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through this study, it is hoped that we can gain a better understanding of the effectiveness of the \"Education and Training\" method in improving COPD patients' home environment management and quality of life. The results of this study are expected to serve as a foundation for the development of more effective strategies in COPD management and provide practical guidance for healthcare practitioners in designing better interventions for COPD patients in the future.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 454, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As such, this study will make an important contribution to our understanding of the influence of the home environment on the care of COPD patients as well as the potential role of the \"Education and Training\" method in addressing this challenge. In addition, this study is also expected to provide a solid foundation for the development of better policies and clinical practices in COPD management at the individual and population levels.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 332, "width": 61, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 454, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses a qualitative approach with a case study design (Sugiyono, 2005, 2013, 2017). The case study design allows researchers to investigate a particular phenomenon in depth and thoroughly, enabling a rich understanding of the context, processes and experiences involved.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 424, "width": 147, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 454, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of Education and Training methods in addressing the influence of home environment factors on the care of patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD) has brought some significant results:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 484, "width": 126, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Improved Knowledge", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 499, "width": 426, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COPD patients and their families have improved their understanding of home environmental factors that can affect respiratory conditions, and the associated health risks and impacts.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 544, "width": 444, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Improved Home Environment Management Patients and their families have been able to identify and reduce home environmental risks that exacerbate COPD symptoms, and implement appropriate home environmental management strategies.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 604, "width": 444, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Effective Use of Health Technology The introduction of health technologies, such as home air quality monitoring apps and air sensors, has helped patients to monitor their home environment more effectively.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 649, "width": 181, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Improved Decision-Making Skills", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 664, "width": 426, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patients have developed skills to make informed decisions related to their home environment, such as the selection of safe cleaning products and room ventilation settings.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 709, "width": 191, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Improved Support and Compliance", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 286, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Eduhealth Volume 15 , Number 02, 2024, DOI 10.54209/eduhealth.v15i02 ESSN 2808-4608 (Online) https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 759, "width": 438, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) – Adyatma A et.al 1530 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 107, "width": 426, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Continuous support from the medical team and regular follow-ups have increased social support and ensured that patients and their families remain compliant with the learned home environment management practices..", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 55, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of the \"Education and Training\" method has been shown to be effective in improving COPD patients' understanding, skills, and support in managing home environmental factors that affect their respiratory conditions. Through comprehensive education, risk identification, skill development, and the use of health technologies, patients and their families can play an active role in creating a home environment that supports respiratory health.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 454, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With the right support from the medical team and continued efforts in providing education and training, COPD patients can feel more confident in managing their condition in their own home environment. This can have a positive impact on patients' quality of life, reduce the risk of COPD exacerbations, and improve adherence to their treatment plan. The importance of education and training in the context of COPD management suggests that a holistic and sustainable approach is needed to address the influence of home environmental factors on patients' respiratory health", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 377, "width": 83, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 454, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The influence of home environmental factors on the care of patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is significant in the management of this condition. The \"Education and Training\" method has proven effective in addressing this issue by improving COPD patients' understanding, skills and support in managing their home environment. Through comprehensive education on home environment factors affecting COPD, risk identification, development of home environment management skills, and use of appropriate health technologies, patients and their families can play an active role in creating a home environment that supports respiratory health. Support provided by the medical team and regular follow-up in providing education and training are important components in maintaining successful home environment management for COPD patients. Thus, the \"Education and Training\" approach not only helps improve the quality of life of COPD patients, but can also reduce the risk of disease exacerbation and improve adherence to their treatment plan. The importance of implementing this method demonstrates the need for a holistic and sustainable approach to COPD management, which recognizes the important role of the home environment in disease control and improving patients' quality of life", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 634, "width": 64, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 454, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGUSTIYANINGSIH, T. (2018) ‘PENGARUH AUTOGENIC TRAINING DENGAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP KECEMASAN DAN FORCED EXPIRATORY VOLUME IN 1 SECOND (FEV1) PASIEN PPOK’. Universitas Airlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 454, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AISYAH, N.U.R., Buston, E. and Heriyanto, H. (2022) ‘Asuhan Keperawatan Pemenuhan Istirahat Tidur Pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronis (Ppok) Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2022’. Poltekkes Kemenkes Bengkulu.", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 35, "width": 286, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Eduhealth Volume 15 , Number 02, 2024, DOI 10.54209/eduhealth.v15i02 ESSN 2808-4608 (Online) https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/healt", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 759, "width": 438, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence Of Home Environmental Factors On Patient Care With Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) – Adyatma A et.al 1531 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANGGARA RAHMAN, M. (2019) ‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK) DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS DI RUANG AGATE BAWAH RSUD dr. SLAMET GARUT’.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arsyad, K.A. and Priyana, Y. (2023) ‘Studi Kausalitas antara Polusi Udara dan Kejadian Penyakit Saluran Pernapasan pada Penduduk Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia’, Jurnal Multidisiplin West Science, 2(06), pp. 462–472.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 454, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astika, N. et al. (no date) ‘PPOK EKSASERBASI AKUT EC COMMUNITY AQUIRED PNEUMONIA PSI CLASS III’.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 455, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASTUTI, M.F., UTOMO, B. and SUPARMIN, S. (2018) ‘BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) PETUGAS KEBERSIHAN DI KOTA PURWOKERTO TAHUN 2017’, Buletin Keslingmas, 37(4), pp. 443–455.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cravo, A. et al. (2022) ‘The importance of self-management in the context of personalized care in COPD’, International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease, pp. 231–243.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 454, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MAQHRIZA, D.A.Y. (2018) ‘Hubungan kebersyukuran terhadap kesejahteraan subjektif pada pasien PPOK’.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muliase, I.N. (2024) ‘Analisis Patogenesis, Faktor Risiko, dan Pengelolaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik: Studi Literatur’, Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 6(01), pp. 249– 255.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 407, "width": 454, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nampira, C.I. and Farahdila, M. (2013) ‘Hubungan antara pemakaian obat nyamuk bakar dan frekuensi penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)’, Saintika Medika, 9(2), pp. 93–98. Padilha, J.M., Sousa, P.A.F. and Pereira, F.M.S. (2018) ‘Nursing clinical practice changes to improve self‐management in chronic obstructive pulmonary disease’, International nursing review, 65(1), pp. 122–130. Rachmawati, D.S. et al. (2023) MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROZI, F. (2018) ‘Efektivitas Kombinasi Pursed Lip Breathing Dan Distractive Auditory Stimuli Terhadap Persepsi Dyspnea Dan Peak Ekspiratory Flow Pada Klien Ppok Di Rsud Jombang (Pendekatan Teori Self Care Dorothea Orem)’. Universitas Airlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satria, O., Suza, D.E. and Tarigan, M. (2022) ‘Latihan Berjalan dengan Kontrol Pernapasan pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Studi Fenomenologi’, Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), pp. 342–353.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 454, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Mantari, E. (2022) ‘Penerapan Fisioterapi Dada Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon’. Politeknik Kesehatan Tasikmalaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 339, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 454, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, D. (2013) ‘Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R\\&D’.", "type": "List item" } ]
9c28576e-b708-6b15-3bde-ecf976863b35
https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom/article/download/26/5
[ { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 93, "width": 416, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Non Akademik Untuk Memprediksi Prestasi Siswa Dengan Data Mining", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 125, "width": 215, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menggunakan Metoda Naïve Bayes", "type": "Title" }, { "left": 247, "top": 161, "width": 104, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arnold Ropen Sinaga", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 173, "width": 280, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem Informasi, Fakultas Teknologi dan Informatika Sistem Informasi Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 235, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi serta hasil presisi dan recall dengan penerapan data mining untuk memprediksi hasil belajar siswa menengah pertama (SMP) berdasarkan status jenis kelamin, asal sekolah, pendidikan dan pekerjaan orang tua. Penentuan hasil belajar dari peserta didik merupakan hal penting dalam dunia pendidikan. Hal ini merupakan hal yang penting karena sulitnya menentukan faktor atau variabel yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 429, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan data mining yang tepat dapat mengenali dan mengekstrak pola pengetahuan menawarkan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam mengelola peserta didik ini sehinga dapat memaksimalkan prestasi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 428, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa model klasifikasi dalam data mining yaitu algoritma ID3 dan C4.5 juga Naïve Bayes yang dapat digunakan untuk memprediksi prestasi peserta khususnya peserta menengah pertama. Penelitian ini akan menggunakan metode klasifikasi naïve bayes untuk memprediksi prestasi belajar peserta didik SMP Santa Maria dengan harapan mendapat akurasi yang lebih baik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 227, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci — Data Mining, Naive Bayes, Prestasi", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 462, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 428, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The aim of this research is to measure not only the accuracy rate but also the precision result and the recall of the data mining application to predict Junior High School students’ learning outcomes based on their gender, the origin of the school, parents’ education and occupation. Determination of the students’ learning outcomes are very important in the education world. it becomes important because of the difficulty in determining the factors and variables which can affect the students’ learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 428, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The accurate process of the data mining can recognize and extract the pattern of knowledge in order to offer solutions to increase the education quality where it can help the students maximize their achievement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 429, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are some classification models in data mining: ID3 algorithm, C4.5 and Naïve Bayes which can be used to predict the students’ achievement, specifically, in Junior High School. This research uses Naïve Bayes classification mode to predict the Saint Mary Junior High School students’ achievement in order to get a better accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 234, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords — Data Mining, Naive Bayes, Achievment", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 428, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diajukan: 20 June 2023 Disetujui: 25 June 2023 Dipublikasi: 11 July 2023 1. PENDAHULUAN Efektifitas proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 197, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang terdapat atau terjadi di dalam lingkungan sekolah dapat terlihat oleh para tenaga pendidik atau tenaga non kependidikan, sehingga dengan cepat dapat diatasi. Tetapi untuk faktor eksternal tidak dapat langsung terlihat sehingga sukar ditangani dengan cepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 198, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembelajaran dalam periode tertentu akan terkumpul sejumlah data yang besar. Kumpulan data tersebut dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan pola informasi yang baru untuk dapat digunakan dalam meningkatkan efektifitas dalam proses pembelajaran, hal tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan mutu siswa yang dihasilkan oleh sekolah, akan meningkatkan kecerdasan intelektual dan perilaku. Aspek-aspek yang yang dapat digunakan untuk data mining antara lain, Pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, kondisi keluarga, jarak tempat tinggal dengan sekolah dan berbagai aspek yang lain..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 125, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 431, "width": 101, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Metoda Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 197, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneltian yang penulis lakukan di SMP Santa Maria menggunakan pendekatan kuantitatif. Target penelitian adalah siswa kelas 7 mulai tahun pelajaran 2013/2014 – 2017/2018 sejumlah 455 siswa yang diperoleh dari bagian Tata Usaha. Data yang digunakan adalah dalam bentuk comma separated values (.csv) yang dikonversi dari data yang diambil dari 5 buah file Excel Penelitian ini menggunakan metode yang diantaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 595, "width": 201, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengamatan (Observasi) Melakukan pengamatan langsung ke bagian Tata Usaha SMP Santa Maria Bandung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 92, "width": 432, "height": 639, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Wawancara (Interview) Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang di bahas pada tugas akhir ini untuk memperoleh gambaran dan penjelasan secara mendasar. c. Studi Pustaka Penulis mengumpulkan berbagai referensi dan literatur pendukung penelitian berupa buku, jurnal dan artikel yang berasal dari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan objek permasalahan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 188, "width": 68, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Data mining", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 201, "width": 190, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adalah aktivitas yang menggambarkan sebuah proses analisis yang terjadi secara literatif pada database yang besar, dengan tujuan mengekstrak informasi dan knowledge yang akurat dan berpotensial berguna untuk knowledge workers yang berhubungan dengan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 277, "width": 190, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 302, "width": 197, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Han dan Kamber, (2011, p24), secara garis besar data mining dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori utama, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 353, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Predictive", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 365, "width": 176, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu proses penemuan pola dari data", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 197, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang besar dengan menggunakan beberapa variabel prediksi. Klaisifikas merupakan salah satu teknik dalam predictive mining.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 416, "width": 197, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan proses ini adalah memprediksi suatu nilai dari atribut (variable target / terikat) yang ditentukan dari nilai atribut yang lain (Variabel bebas)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 467, "width": 194, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Descriptive Bertujuan menemuan karakteristik data", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 197, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penting data dalam sekumpulan data yang besar dengan cara menurunkan pola-pola (korelasi, trend, cluster, teritori, dan anomali). Tugas data deskriptif adalah menyelidiki pola-pola dalam hal validasi dan penjelasan hasil mengunakan teknik post-processing. b. Naïve Bayes Proses klasifikasi menggunakan metode statistik dan kemungkinan. Setiap kelas keputusan Naïve didapat dari perhitungan kemungkianan dengan asumsi kelas keputusan adalah benar karena merupakan vektor informasi obyek.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 681, "width": 197, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dibanding dengan model klasifikasi yang lan, klasifikasi Bayesian mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Tetapi, seringkali dalam pelaksanaannya jarang terjadi, diakibatkan kurangnya akurasi asumsi yang dibuat dan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 197, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "minimnya data yang digunakan dalam probabilitas yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 125, "width": 46, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Weka", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 198, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan Weka adalah bahwa data harus merupakan file tunggal berbentuk flat file,dimana atribut biasanya berjenis numeric atau nominal, tetapi dapat juga dengan jenis yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 197, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Format Input WEKA Format file untuk input pendukungnya, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 251, "width": 194, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Comma Separated Values (CSV): Merupakan file teks dengan pemisah tanda koma (,) dapat dibuat menggunakan MS Excel ataupun Notepad", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 315, "width": 194, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Format C45: Hanya dapat digunakan menggunakan aplikasi WEKA.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 340, "width": 102, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Attribute-Relation", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 340, "width": 177, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "File Format (ARFF): File berjenis teks sebagai instance data yang berhubungan dengan suatu set atribut data.", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 391, "width": 194, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. SQL Server/MySql Server: Dapat mengakses database dengan menggunakan SQL Server/MySql Server.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 130, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek dan metoda penelitian", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 478, "width": 183, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP Santa Maria Bandung merupakan salah satu sekolah katolik swasta yang berada di jalan Ahmad Yani No.273 Bandung. Sekolah ini merupakan sekolah yang berada dibawah naungan Yayasan Salib Suci yang berlamat di jalan Van Deventer no.18 Bandung. Perkembangan penerimaan siswa baru setiap tahunnya relatif stabil dikarenakan pangsa pasar untuk siswa baru sudah terdata dari rekapitulasi setiap tahunnya dari bagian panitia penerimaan siswa baru dan membatasi untuk setiap tahunnya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 183, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang penulis lakukan di SMP Santa Maria menggunakan pendekatan kuantitatif. Target penelitian adalah siswa kelas 7 mulai tahun pelajaran 2013/2014 – 2017/2018 sejumlah 455 siswa yang diperoleh dari bagian Tata Usaha. Data yang digunakan adalah dalam bentuk comma separated values", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 92, "width": 183, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(.csv) yang dikonversi dari data yang diambil dari 5 buah file Excel", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 197, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metoda yang digunakan Penelitian ini adalah menggunakan beberapa metoda:", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 163, "width": 198, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pengamatan (Observasi) Melakukan pengamatan langsung ke bagian Tata Usaha SMP Santa Maria Bandung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. 2. Wawancara (Interview), melakukan tanya jawab dengan pihak yang terlibat langsung dengan permasalahan yang sedang di bahas.", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 277, "width": 195, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Studi Pustaka Penulis mengumpulkan berbagai referensi dan literatur pendukung penelitian berupa buku, jurnal dan artikel yang berasal dari berbagai sumber yang erat kaitannya dengan objek permasalahan", "type": "Table" }, { "left": 332, "top": 528, "width": 164, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka pikir penelitian", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 555, "width": 111, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGOLAHAN DATA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 580, "width": 197, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Training dan Testing 1. Data training Data yang akan di training menggunakan data alumni SMP Santa Maria yang memiliki 384 record/instances yang dijadikan data training merupakan data siswa yang diambil dari data siswa tahun pelajaran 2013/2014 sampai dengan tahun pelajaran 2016/2017. Hasil data training dapat dilihat pada gambar 2", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 113, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Data Training", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 197, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pada data training yang menggunakan file", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 251, "width": 84, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data-master-siswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 197, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- training- 1316.ARFF, maka akan terlihat bahwa terlihat dari pada tabel 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 185, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 . Confusion Matrix Data Training", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 197, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baris pertama “142 0 0” menunjukkan bahwa ada “142” (142+0+0) instances class “Baik” dalam file Data-master-siswa - training-1316.ARFF dan semua benar diklasifikasikan sebagai instances class “Baik”.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 445, "width": 194, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Baris kedua “0 26 0” menunjukkan bahwa ada “26” (0+26+0) instances class “Kurang”, dalam file Data- master-siswa - training-1316.ARFF dan semua benar diklasifikasikan sebagai instances class “Kurang”.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 521, "width": 194, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Baris ketiga “5 0 211” menunjukkan bahwa hanya ada “211” (5+0+211) instances class “Sedang”, dalam file Data-master-siswa -", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 562, "width": 38, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "training-", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 574, "width": 176, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1316.ARFF dan 5 diantaranya salah diklasifikasikan sebagai instances class", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 597, "width": 36, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Baik”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 197, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil confusion matrix dapat dilihat bahwa tingkat akurasi benar untuk data training adalah 98,7 % ( 379 instance) sedangkan kesalahan prediksi sebesar 1.3% (5 instance) 2. Data Testing Data yang akan di testing", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 197, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan data alumni SMP Santa Maria yang memiliki 71 record/instances yang dijadikan data testing merupakan data siswa", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 92, "width": 197, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang diambil dari data siswa tahun pelajaran 2017/2018.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 117, "width": 197, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil data training dapat dilihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 269, "width": 119, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Data Testing", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 294, "width": 197, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pada data testing yang menggunakan file Data-master-siswa - testing17 sebagai file data testing, akan terlihat bahwa terlihat dari pada tabel 2", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 358, "width": 179, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Confusion Matrix Data Testing", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 428, "width": 197, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Baris pertama “42 1 0” menunjukkan bahwa ada “42” (42+1+0) instances class “Sedang” dalam file Data-master- siswa - training-1316.ARFF dan ada 1 diantaranya salah diklasifikasikan sebagai instances class “Baik”.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 504, "width": 194, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Baris kedua “1 23 0” menunjukkan bahwa ada “23” (1+23+0) instances class “Baik”, dalam file Data-master- siswa - training-1316.ARFF dan ada 1 diantaranya salah diklasifikasikan sebagai instances class “Sedang”.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 580, "width": 194, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Baris ketiga “0 0 4” menunjukkan bahwa hanya ada “4” (0+0+4) instances class “Kurang”, dalam file Data- master-siswa - training-1316.ARFF dan semua benar diklasifikasikan sebagai instances class “Kurang”.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 658, "width": 197, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil confusion matrix dapat ahwa tingkat akurasi benar untuk data testing adalah 97,2 % ( 69 instance) sedangkan kesalahan prediksi sebesar 2.8% (2 instance)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 200, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengujian/testing menggunakan file Data-master-siswa- testing17 menggunakan metoda naïve bayes, maka terlihat sebanyak 2 instance/record atau sebesar 2.8% yang salah prediksi. Hasil visualize classiffier errors dapat dilihat pada gambar 4. (instances/record yang salah prediksi diberi hightlight)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 178, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Visualisasi error data testing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 197, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data Visualisasi error data testing maka dilakukan penyimpanan visualisasi tersebut ke file ARFF, ini dimaksudkan agar mudah dalam melihat melakukan analisa variabel/atribut yang berpengaruh terhadap prestasi siswa.Hasil konversi file ARFF ke file excel dapat terlihat pada gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Hasil visualisasi data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 197, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data Visualisasi error data testing file ARFF tersebut maka dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 197, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penyimpanan visualisasi dari file ARFF ke file excel, ini dimaksudkan agar mudah dalam melakukan analisa variabel/atribut", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 92, "width": 201, "height": 399, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang berpengaruh terhadap prestasi siswa.Hasil konversi file ARFF ke file excel dapat terlihat pada gambar 6. Gambar 6. Hasil data konversi ANALISA DATA Atribut/variabel yang berpengaruh terhadap prediksi prestasi siswa berdasarkan metoda naïve bayes untuk masing-masing nilai adalah: 1. Prestasi Baik, mempunyai kecenderungan dimiliki oleh atribut yang memiliki persentase yang tinggi dari masing-masing atribut/variabel, yaitu siswa berjenis kelamin laki-laki (22,5%), yang berasal dari Sekolah Dasar lingkungan Yayasan Salib Suci (YSS) sebanyak 28,2%, Pendidikan ayah adalah SMA (23,9%), pekerjaan ayah adalah wiraswasta (11,3%), pendidikan ibu SMA (22,5%) dan pekerjaan ibu adalah Ibu Rumah Tangga (20,3)%.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 494, "width": 201, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk atribut jenis kelamin mempunyai peluang berprestasi baik adalah laki-laki, dan yang berasal dari Yayasan Salib Suci). 2. Prestasi Sedang, mempunyai kecenderungan dimiliki oleh atribut yang memiliki persentase yang tinggi dari masing-masing atribut/variabel, yaitu siswa berjenis kelamin perempuan (35,2%) yang berasal dari Sekolah Dasar lingkungan Yayasan Salib Suci (YSS) sebanyak 38%, Pendidikan ayah adalah", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 645, "width": 183, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMA dan >S1 mempunyai presentase yang sama sebesar (25,4%), pekerjaan ayah adalah wiraswasta (21,1%), pendidikan ibu SMA (25,4%) dan pekerjaan ibu adalah Ibu Rumah Tangga (40,6%).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 721, "width": 183, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk atribut jenis kelamin perempuan dan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 92, "width": 183, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tangga mempunyai faktor dominan dalam prestasi siswa yang sedang.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 117, "width": 204, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Prestasi Kurang, mempunyai kecenderungan dimiliki oleh atribut yang memiliki persentase yang tinggi dari masing-masing atribut/variabel, yaitu siswa berjenis kelamin perempuan (4,2%) yang berasal dari Sekolah Dasar lingkungan Yayasan Salib Suci (YSS) sebanyak 4,2%, Pendidikan ayah adalah diploma mempunyai presentase sebesar (2,9%), hampir pekerjaan ayah mempunyai persentase sebesar 1,4%, pendidikan ibu Diploma (2,9%) dan pekerjaan ibu adalah swasta (10,1)% Untuk atribut pekerjaan ibu sebagai swasta dan pendidkan ibu yang diploma mempunyai faktor dominan dalam prestasi siswa kurang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 90, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 197, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk pengujian klasifikasi hasil belajar siswa pada penelitian ini dapat disimpulkan:", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 383, "width": 194, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Metoda Naïve bayes memiliki kinerja yang cukup baik dari segi akurasi, yaitu sebesar 97,2 %", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 421, "width": 194, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Atribut-atribut yang digunakan dalam memprediksi tingkat keberhasilan prestasi siswa cukup mencerminkan prediksi hasil.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 471, "width": 194, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Untuk siswa berjenis kelamin laki-laki, pendidikan orang tua SMA cukup mempengaruhi prediksi prestasi siswa yang bernilai baik.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 546, "width": 58, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 198, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran yang dapat dikemukakan adalah penggunaan data yang lebih besar lagi agar hasilnya dapat lebih valid, dan juga dapat menggunakan metoda yang berbeda apakah menghasilkan suatu keimpulan yang relevan dengan metoda sebelumnya", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 670, "width": 100, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 197, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Angga Raditya, Implementasi Data Mining Classification untuk Menacrai Pola Prediksi Hujan dengan Menggunakan Algoritma C4.5, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 92, "width": 176, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi Industri, Universitas", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 104, "width": 54, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunadarma", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 130, "width": 197, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Ariana Azimah, Yudho Giri Sucahyo, Penggunaan Data Warehouse Dan Data Mining Untuk Data Akademik Sebuah Studi Kasus Pada Universitas Nasional,", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 180, "width": 25, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2007", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 203, "width": 197, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Daniel T, Larose, 2005. “Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining”. John Wiley & Sons, Inc", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 256, "width": 197, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. [5] Depdiknas. (2003). Undang-Undang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 307, "width": 197, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, ten¬tang Sistem Pendidikan Nasional [6] Depdiknas. (1990). Peraturan Pemerintah RI No. 29, Tahun 1990, tentang Pendidikan Menengah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 393, "width": 197, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Han, J. And Kamber, M, 2011, “Data Mining Concept and Techniques Second Edition ”. Morgan Kauffman, San Francisco.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 456, "width": 197, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Iin Ernawati, 2008, “Prediksi Status", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 471, "width": 197, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keaktifan Studi Mahasiswa dengan Algoritma C5.0 dan K-Nearest Neighbor”, Institut Pertanian Bogor [9] Kass G.V. (1980). An exploratory technique for investigating large quantities of cat¬egorical data. Appl. Statist. 29 No.2. pp 119-127", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 560, "width": 197, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Kurniawan, Deny. (2008). Regresi linier (lin¬ear regression). Vienna,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 585, "width": 197, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Austria: R Foundation for Statistical Computing [11] Larose, & Daniel T. (2005). Discovering knowledge in data: an introduction to data mining. USA: John Wiley and Sons", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 661, "width": 197, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Lior Rokach, & Oded Maimon. (2005). Data mining with decision tree. World", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 686, "width": 176, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sci¬entific Publishing Co. Pte. Ltd.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 699, "width": 176, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Series in Machine Perception Artificial Intel¬ligence Volume 69", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 54, "width": 140, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NUANSA INFORMATIKA Volume 17 Nomor 2, Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 317, "top": 54, "width": 186, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN :1858-3911 , e-ISSN : 2614-5405 https://journal.fkom.uniku.ac.id/ilkom", "type": "Page header" }, { "left": 499, "top": 768, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 107, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakreditasi SINTA 5", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 197, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 197, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Rainardi, Vincent, 2008, “Building Data Warehouse with Examples in SQL Server”, Springer, New York.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 198, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 205, "width": 100, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 197, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Tan S, Kumar P, Steinbach M. 2005. “Introduction To Data Mining”. Addison Wesley", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 197, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] Tu’u,Tulus.2004.Peran Disiplin pada", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 294, "width": 177, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perilaku dan Prestasi Siswa.Jakarta:Rineka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 197, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif-Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 198, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] Tulus. (2004). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta: Grasindo [20] Umaedi. (2001). Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direk¬torat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 197, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] Xin Yan, & Xiao Gang Su. (2009). Linear re¬gression analysis. London: World Sci¬entific Publishing Co. Pte.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 534, "width": 93, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ltd., Covent Garden", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 191, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] https://www.gurupendidikan.co.id/pen gertian-prestasi-menurut-para-ahli-", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 585, "width": 88, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "beserta-macamnya/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 4, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-", "type": "Text" } ]