filename
stringlengths
16
16
title
stringlengths
22
107
text
stringlengths
132
2.1k
softlabel
stringlengths
15
740
2019-056-10.json
Desa Rantau Kermas: “Lampunyo Nyalo, Rimbonyo Terjago”
Desa Rantau Kermas: “Lampunyo Nyalo, Rimbonyo Terjago” | Perda Kabupaten Merangin Nomor 8/2016 tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Serampas, menyebut luas wilayah Serampas 61 ribu hektar. Wilayahnya yang berada di enclave Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) luasnya 1.368 hektar.Menurut Hasan, penelusuran sejarah Orang Serampas dapat ditarik hingga abad ke-11. Marga Serampas dipimpin oleh ketua adat yang disebut Depati (kepala dusun/kampung). Ada tiga Depati wilayah, yaitu Depati Pulang Jawam, Depati Singo Negaro, dan Depati Karti Mudo Menggalo. Ketiga Depati  berada di bawah pucuk pimpinan Depati Sri Bumi Putih yang berkedudukan di Desa Tanjung Kasri.Dalam adat, dikenal wilayah yang disebut dengan sebutan hutan hulu aik atau hutan kawasan hulu air. Wilayah ini tidak boleh dibuka, karena penyimpan sumber air kehidupan.Selain itu ada yang disebut dengan tanah ngarai dan padang bebatu yang tidak boleh diolah. Depati dan para ninik mamak memiliki otoritas wewenang dalam pengelolaan lahan ini.  Berhubungan dengan aturan penguasaan dan pemanfaatan lahan, dikenal istilah tanah ajum dan dan tanah arah.Tanah ajum adalah kawasan yang dapat digunakan sebagai penunjang perekonomian masyarakat, peruntukannya untuk budidaya tanaman muda dan tanaman semusim. Tanah arah adalah kawasan yang pemanfaatannya digunakan untuk pemukiman.“Masyarakat Serampas yang ingin mendapat tanah ajun dan tanah arah harus lapor pada Depati. Begitu juga jika ada orang luar yang hendak membuka lahan di sini,” jelas Hasan.Penerima tanah arah berkewajiban mematuhi aturan adat. Mereka harus mengumpulkan bahan bangunan rumah maksimal dua tahun (timpoh ramu). Begitupun dalam pembangunan rumah ada tenggat waktunya (timpoh tegak). .Jika selama kurun waktu tidak ada pembangunan, tanah bisa dikembalikan ke desa.“Tanah merupakan warisan dari nenek moyang. Tidak boleh digunakan secara rakus, kita punya aturan adat dan lembaga adat yang mengatur ini semua.”
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2019-056-10.json
Desa Rantau Kermas: “Lampunyo Nyalo, Rimbonyo Terjago”
Desa Rantau Kermas: “Lampunyo Nyalo, Rimbonyo Terjago” | Bagi Hasan, ke depan tantangan bakal terus ada, khususnya dengan bertambahnya jumlah penduduk dan terbatasnya ketersediaan lahan. Baginya, modernitas harusnya bisa berdampingan dengan adat budaya yang telah berjalan beratus tahun lamanya ini.Hal lain terkait dengan perambahan hutan di Hutan Adat Serampas. Umumnya dilakukan oleh orang luar. Ancaman ini menjadi momok tersendiri.Di tahun 2016 lalu misalnya, di Desa Renah Alai pernah terjadi bentrok antara warga dengan perambah. Insiden ini berujung pada penahanan beberapa orang. Belajar dari hal ini, Hasan berhati-hati untuk memberikan izin pada orang luar yang ingin tinggal dan menetap di desa mereka.“Hutan adat penting bagi kami. Kami terjaga dari bencana karena keberadaan hutan adat ini. Tanpa lahan, tanpa hutan, kita tidak bisa menjaga kelangsungan hidup anak cucu kita nanti,” tutupnya. Video: Pohon Asuh Penyangga Kehidupan   [SEP]
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2017-049-08.json
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua | [CLS]  Sebutan gambut belum familiar di Papua. “Dengar berita di Riau, ada kebakaran lahan gambut macam bingung, lahan gambut tu yang bagaimana?” kata Wirya, pegiat lingkungan aktif di Jerat Papua, mengenang kejadian beberapa tahun lalu. Diapun berupaya mencari tahu.Wirya adalah koordinator Pantau Gambut Regio Papua bersama Godlif Korwa, dari Yayasan Lingkungan Hidup (Yali) Papua.Pertengahan Mei lalu di Jayapura, mereka sosialisasi dan mendiskusikan platform perlindungan gambut Papua bersama media, komunitas mahasiswa dan LBH Jayapura.Banyak peserta hanya mendengar, namun tak memahami apa dan bagaimana bentuk gambut itu. Dalam kegiatan ini, Pantau Gambut Papua memperkenalkan  lahan gambut, klasifikasi berdasarkan ketebalan, luas dan sebaran di Pulau Papua, serta ancaman kerusakan.Sebagian besar gambut berupa hutan dan menyimpan karbon jumlah besar. Karbon, katanya, tersimpan mulai permukaan hingga kedalaman. Saat terjadi penebangan hutan terutama dalam skala besar, oksigen dan sinar matahari memicu pelepasan karbon dari dalam tanah gambut.Karbon bertransformasi jadi karobondioksida dan lepas ke udara bebas. Pelan-pelan lahan gambut yang menyimpan air dalam jumlah besar jadi kering dan mudah terbakar hingga berbagai gas beracun terlepas ke atmosfir.Berdasarkan ketebalan, gambut diklasifikasi jadi empat, antara lain gambut dangkal ketebalan 50-100 cm,  gambut sedang 100-200 cm, gambut dalam 200-300  cm dan gambut sangat dalam lebih 300 cm.Data Wetland Internasional 2006  menyebutkan, ketebalan gambut Papua umumnya tak lebih tiga meter. Gambut dangkal relatif lebih subur dibanding gambut dalam. Sebaran dan ancaman kerusakanDi Papua, gambut tersebar hampir di 37 kabupaten baik di Papua maupun Papua Barat dengan luas beragam.Berdasarkan data Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBLSDLP) Kementerian Pertanian, luas gambut di seluruh Papua 3.681. 673 hektar, sebanyak 2.658.184 hektar Papua dan  1.023.489 hektar Papua Barat.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2017-049-08.json
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua | Lahan gambut terluas di  Papua ada di Mappi (479.848 hektar), Membramo Raya (384.496 hektar), Asmat (378.415 hektar), Mimika (268.207 hektar), Sarmi (203.909 hektar), Boven Digoel (179.523 hektar) dan  Tolikara (168.233 hektar).Untuk Papua Barat ada, di Teluk Bintuni (445.659 hekta), Sorong Selatan (287.905 hektar), Sorong (126.201 hektar) dan Kaimana (107.436 hektar).Dari jumlah ini, sudah 80.000 hektar rusak. Dia bilang, kerusakan lahan gambut di wilayah lain di Indonesia seperti Sumatera dan Kalimantan, 20 kali lipat dibanding Papua hingga penting tata kelola yang baik hingga tak timbulkan masalah ke depan.Data lahan gambut Papua masih berbeda-beda antara  BBLSDLP, Wetlands International dan Badan Restorasi Gambut.Menurut BBLSDLP 3.681. 673 hektar, Wetlands International 7,97 juta hektar dan Badan Restorasi Gambut 6 juta hektar.Pantau gambut Papua pakai data BBLSDLP. Sisi lain, Kementerian kehutanan pakai data Wetland. “Ini harus diklarifikasi lagi oleh Pantau Gambut Papua, karena nanti sulit pemantauan kalau data awal masing-masing masih berbeda-beda.”Meskipun begitu, potensi kerusakan gambut Papua sangat tinggi. Ancaman kerusakan terbesar, katanya, dari perusahaan-perusahaan yang dapat izin eksploitasi dibandingkan masyarakat kecil buat keperluan pertanian.Dalam peta sebaran izin perusahaan di Papua, baik pengusahaan hutan alam, maupun pertambangan dan perkebunan, berada di atas gambut.Hasil penelitian Jerat Papua 2014 menyebutkan, ada 155 perusahaan beroperasi di Papua dan mengkapling lahan 25.527.497 hektar atau lebih separuh luas daerah ini.Dari data BBDSLP, peta stok karbon Papua, 4.875.648.988 ton ada di Papua dan 1.651.119.005 ton Papua Barat serta 97,94% di kawasan hutan.
[0.4948588013648987, 0.4965273141860962, 0.008613888174295425]
2017-049-08.json
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua | Degradasi dan deforestasi terus terjadi. Periode 2000-2014, rata-rata degradasi pertahun 190.994 hektar melepas emisi 282.917.103 Ton CO2 atau rata-rata 20.208.364 ton CO2 pertahun. Deforestasi 38.775 hektar pertahun dengan total emisi  278.342.241 ton CO2 atau 19.881.589 ton CO2. Upaya perlindungan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, sudah dibentuk Badan Restorasi gambut (BRG). BRG menjadi lembaga nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 dan bertanggung jawab kepada Presiden.Papua, salah satu provinsi prioritas kertas BRG dalam merestorasi gambut. Selain Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.Salah satu program BRG adalah Desa Peduli Gambut (DPG) Tahun 2017 ada di 75 desa tersebar di tujuh provinsi termasuk Papua.Melalui program ini, dilakukan pemetaan sosial-spasial dan pendampingan terhadap Desa Peduli Gambut. Di Papua, program ini di dua kabupaten yaitu Merauke dan Mappi.Beatriks Gebze, Enumerator Program Desa Peduli Gambut di Merauke mengatakan, Juni-Juli 2017, akan pemetaan gambut di Kampung Kaliki Distrik Kurik, Merauke. Bersamanya ada tim lain antara lain fasilitator desa dan tenaga penghubung kegiatan BRG di provinsi.“Kami akan pemetaan lahan gambut, kondisi terakhir, kepemilikan perusahaan atau masyarakat. Jika ada aktivitas pembangunan oleh pemerintah, apakah terdapat kanal dan sumur bor, potensi di lahan gambut. Terpenting bagaimana pengetahuan masyarakat tentang gambut dan pemanfaatan selama ini,” katanya.Kegiatan di desa-desa itu dari perencanaan dan pembentukan kawasan perdesaan, perhutanan sosial dan reforma agraria. Lalu, resolusi konflik, pemberdayaan ekonomi desa, penguatan pelembagaan masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan gambut serta pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Ditambah juga penguatan inovasi lokal oleh komunitas terkait pengelolaan gambut.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2017-049-08.json
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua
Upaya Menjaga Lahan Gambut Papua | Meskipun BRG kabupaten belum terbentuk, katanya, sebagai tim tetap berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten seperti Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) dan dinas-dinas terkait termasuk Dinas Kehutanan.Sementara itu, dari organisasi non pemerintah, Pantau Gambut Papua sudah terbentuk dan melibatkan beberapa lembaga pemerhati lingkungan. Di Papua berpusat di Jayapura, di Papua Barat di dua tempat yaitu Sorong dan Manokwari.Wirya bilang, ada dua hal penting dalam rencana kerja Pantau gambut Papua. Pertama, kapasitas untuk mendukung proses dan kinerja gerakan Pantau Gambut Papua. Kedua, obyek pantau seperti kondisi gambut di tiap wilayah, ancaman dan respon daerah terhadap inisiatif yang dimulai Pusat. Komitmen pelaku restorasi sendiri baik pemerintah, swasta maupun masyarakat juga jadi obyek pantau. Pilih saguUntuk perlindungan dan restorasi gambut di Papua, sagu jadi salah satu pilihan. Sagu, katanya,  sangat dekat dengan kehidupan orang Papua terutama di pesisir, bahkan dianggap sebagai identitas Papua.“Sagu memiliki nilai material dan spiritual. Sebagai nilai material, sagu sumber makanan sehat dan memberikan beragam manfaat lain untuk kebutuhan sehari-hari orang Papua. Daun bisa buat dinding atap rumah dan lain-lain.”Sagu juga tanaman ramah gambut. Sagu dapat menyerap air 200-1.000%. Masa panen sagu di lahan gambut sekitar 10-12 tahun. Sagu sekali tanam, tak perlu tanam lagi, tak perlu pupuk atau dibersihkan. Sagu juga berfungsi sebagai tanaman pelindung agar lahan gambut tak mengering dan terbakar.  [SEP]
[0.00025693021598272026, 0.00035799675970338285, 0.9993850588798523]
2015-024-16.json
Beginilah Aksi TNI Di Hutan Mangrove Pejarakan Buleleng. Ada Apa?
Beginilah Aksi TNI Di Hutan Mangrove Pejarakan Buleleng. Ada Apa? | [CLS] Siang itu pada Sabtu Sabtu (26/09/2015), terlihat aktivitas di kawasan Hutan Mangrove Dusun Marga Garuda, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Sejumlah anggota TNI dari Kodim 1609/Buleleng sibuk di hutan yang mulai rusak itu. Mereka datang bukan dengan membawa senjata untuk berlatih perang, tetapi malah membawa bibit untuk ditanam di hutan mangrove.Komandan Kodim (Dandim) 169/Buleleng, Letkol Inf. Budi Prasetyo yang ditemui Mongabay mengatakan mereka melakukan aksi penanaman bibit manggrove secara spontan karena melihat kawasan mangrove di sepanjang 144 km pesisir pantai Buleleng mulai rusak dan menipis. Padahal mangrove berperan penting dalam menahan abrasi dan tempat hidup berbagai satwa pesisir.  Dari pemikiran tersebut, Dandim 169 / Buleleng melakukan penanaman  350 bibit mangrove di kawasan pantai Desa Pejarakan, yang nantinya bisa bermanfaat mencegah kerusakan lingkungan, khususnya dari pengaruh alam dan tangan-tangan usil. “Kami akan melakukan penanaman manggrove ini berkelanjutan. Ini bertujuan mencegah abrasi dan kerusakan lingkungan. Masyarakat sangat antusias mengikuti kegiatan ini bersama camat dan prebekel setempat,” ujarnya.Ia melanjutkan dulunya hutan mangrove di kawasan pantai Pejarakan sangat lebat. Tapi belakangan masyarakat cenderung memanfaatkan hutan sebagai lokasi tambak, dengan melakukan penebangan dan membuka lahan yang merusak fungsi ekologis mangrove.Oleh karena itu Budi Prasetyo mengatakan pihaknya berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya menjaga lingkungan khususnya di kawasan lahan mangrove. “Kami mengantisipasi abrasi dan kerusakan lingkungan melalui penanaman ini. Mengingat banyak masyarakat mengembangkan tambak yang berjarak dekat dengan pantai di sekitar hutan mangrove,” tambahnya. [SEP]
[0.013069942593574524, 0.020550377666950226, 0.966379702091217]
2021-064-01.json
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya | [CLS] Pegunungan Meratus merupakan sebuah kawasan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua. Ia membentang dengan melewati hampir semua kabupaten di Kalimantan Selatan, hingga ke perbatasan dengan provinsi Kalimantan Timur. Titik tertingginya berada di Gunung Halau-halau dengan 1.901 Mdpl. Kemasyuran Meratus selevel dengan Pegunungan Schwaner, Muller dan Iban. Merekalah titik-titik tertinggi di Kalimantan.Di bawah pegunungan Meratus terbentang dataran rendah yang sangat luas dengan berbagai macam karakteristik, seperti gambut dan dataran rawa air tawar. Sungai-sungai besar Kalimantan memainkan peran yang besar dalam membentuk dataran semacam ini karena rawa air tawar dikenal sebagai “dataran banjir” dari sungai-sungai tersebut.Sebagaimana menjadi pemberitaan di awal tahun (2021) ini, Banjir besar terjadi di Kalimantan Selatan. Di lansir dari Harian Kompas, 14 Februari 2021, bencana tersebut menyebabkan 11 dari 13 kabupaten/kota terendam. 102.340 rumah penduduk, 176.290 keluarga atau 633.723 jiwa terdampak banjir awal tahun di Kalimantan Selatan. 35 orang meninggal dunia dan 135.656 jiwa harus mengungsi.Beberapa wilayah di Kalimantan Selatan yang rentan bencana harusnya mendapatkan perhatian serius terhadap kelestarian lingkungannya.  Namun sayang, pada 4 Desember 2017, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan sebuah surat keputusan (SK) yang mana memberikan konsesi operasi produksi tambang batu bara di Kawasan Pegunungan Meratus. SK dengan Nomor 441.K/30/DJB/2017 diberikan kepada PT Mantimin Coal Mining (MCM) dengan konsesi seluas 5.900 Ha meliputi Kabupaten Tabalong, Balangan, dan Hulu Sungai Tengah.
[0.9999998211860657, 8.425171671433418e-08, 7.141517954778465e-08]
2021-064-01.json
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya | Sejumlah warga Kabupaten Hulu Sungai Tengah  (HST) menolak konsesi perusahaan tambang di wilayah adat mereka tersebut dan bersama organisasi lingkungan hidup, Walhi, pada tahun 2018 mengajukan sebuah gugatan. Tepatnya pada 28 Februari 2018 Kuasa Hukum yang tergabung dalam Tim Advokasi Pengabdi Lingkungan Hidup mendaftarkan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN) Jakarta dengan tergugat I (Menteri ESDM) dan tergugat II intervensi PT MCM.Baca juga: Walhi Menangkan Gugatan di MA: Rencana Eksploitasi Mantimin Mining di Meratus Batal   Pada 22 Oktober 2018, Pengadilan TUN Jakarta mengeluarkan sebuah putusan NO (Niet Ontvankelijke Verklaard) yang berarti gugatan tidak dapat diterima karena alasan mengandung cacat formil. Upaya hukum selanjutnya dilakukan pada tahap banding di Pengadilan Tinggi TUN Jakarta pada 14 November 2018.Namun bernasib sama, Pengadilan Tinggi TUN menguatkan putusan Pengadilan TUN Jakarta pada 14 Maret 2019, bahwa kasus tersebut NO.Upaya hukum lebih tinggi dilakukan demi mendapatkan keadilan, maka diajukanlah kasasi ke meja hijau di Mahkamah Agung (MA). Dalam sebuah putusan pada 15 Oktober 2019, MA berpendapat lain dengan Pengadilan TUN dan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta.MA menyatakan membatalkan Keputusan Tata Usaha Negara berupa SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 441.K/30/DJB/2017, tertanggal 4 Desember 2017 tentang Penyesuaian Tahap Kegiatan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Mantimin Coal Mining Menjadi Tahap Kegiatan Operasi Produksi. Serta mewajibkan Tergugat I (dalam hal ini Menteri ESDM) untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara berupa SK untuk PT MCM tersebut.
[0.9999998211860657, 8.479273816419663e-08, 7.769674681412653e-08]
2021-064-01.json
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya | Dalam pandangan MA, Menteri ESDM telah menerbitkan Keputusan Penyesuaian Tahap Kegiatan PKP2B PT MCM Menjadi Tahap Kegiatan Operasi Produksi (objek sengketa), dan keputusan a quo memenuhi kriteria Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 UU Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara juncto Pasal 1 angka 7 UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sehingga Peradilan Tata Usaha Negara berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikannya. Sangat janggal secara hukum jika perkara tersebut diputus Niet Ontvankelijke Verklaard.Baca juga: UU Minerba Baru Makin Ancam Hutan Lindung dan Konservasi   Kemudian masalah lainnya, sebagian areal tambang PT MCM atau Tergugat II Intervensi berada di kawasan karst yang merupakan kawasan lindung geologi. Apabila kawasan tersebut dilakukan eksploitasi, maka berpotensi merusak fungsi aquifer air, karena ekosistem kars memiliki fungsi aquifer air alami, sebagai penampung dan penyalur air yang bermanfaat bagi wilayah di sekitarnya.Areal rencana tambang PT MCM juga berada di Pegunungan Meratus yang merupakan kawasan hutan lindung, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035, dan di pegunungan tersebut melintas Sungai Batang Alai yang dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, perikanan dan sumber air minum, sehingga apabila dilakukan eksploitasi berpotensi terganggunya sumber air.
[0.9999897480010986, 5.327978669811273e-06, 4.870696557190968e-06]
2021-064-01.json
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya | Tindakan hukum Menteri ESDM menerbitkan keputusan objek sengketa bertentangan dengan dua hal. Pertama, peraturan perundang-undangan. Yakni Pasal 21 ayat (3) huruf g UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 52 ayat (5) huruf c juncto Pasal 53 ayat (3) huruf a Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, dan Pasal 56 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang RTRW Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2035. Kedua, asas-asas umum pemerintahan yang baik, yakni asas kehati-hatian atau precautionary principle.   Maka oleh sebab itu, Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Nomor 28/B/LH/2019/PT.TUN.JKT, tanggal 14 Maret 2019, yang menguatkan Putusan Pengadilan TUN Jakarta Nomor 47/G/LH/2018/PTUN.JKT, tanggal 22 Oktober 2018, tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan.Atas putusan itu, PT MCM sempat mengajukan Peninjauan Kembali ke MA. Namun pada 4 Februari 2021, MA menerbitkan sebuah putusan peninjauan kembali (PK) dengan Nomor 15 PK/TUN/LH/2021, yang mana isinya menolak PK yang diajukan PT MCM atas putusan yang mengabulkan kasasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia.Pandangan dari pemerintah daerah setempat pun lebih kepada pelestarian Kawasan Pegunungan Meratus daripada eksploitasinya. Sebab kelestarian Pegunungan Meratus sangat penting bagi masyarakat. Di lansir dari Pro Kalsel, 24 September 2020, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Hulu Sungai Tengah, M Yani menyampaikan bahwa Pemkab HST juga terus berupaya agar Pegunungan Meratus tidak dieksploitasi. Isu penyelamatan Kawasan pegunungan Meratus menjadi salah satu fokus dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana untuk Pembangunan Jangka Menengah Daerah Hulu Sungai Tengah.
[0.9999897480010986, 5.327978669811273e-06, 4.870696557190968e-06]
2021-064-01.json
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya
Pegunungan Meratus: Hutan Lindung, Rencana Tambang dan Urgensi Perlindungannya | Diwartakan oleh Mongabay.co.id (23/2/2021) Pemerintah daerah (HST) saat ini, telah memberikan rekomendasi kepada pimpinan selanjutnya agar melanjutkan program #SaveMeratus agar tak tereksploitasi dalam bentuk apapun. Juga merekomendasikan penghijauan kembali agar Meratus menjadi kawasan penyerap air dan konservasi.Sebab kawasan pegunungan meratus saat ini menjadi sumber penting lingkungan hidup yang tersisa. Di samping itu, Meratus belum ditambang saja banyak daerah sekitarnya yang diterpa banjir. Apalagi ditambah dengan tindakan yang membuat daya dukung lingkungannya semakin berkurang, kita tentu tidak ingin bencana lebih parah di masa mendatang. Referensi: [1] Kajian Daya Dukung Dan Daya Tampung Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup Ekoregion Kalimantan Berbasis Jasa Ekosistem, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan 2016[2] Menggali Kearifan di Kaki Pegunungan Meratus, Intip Hutan, Februari 2004[3] Putusan MA Momentum Penyelamatan Kawasan Pegunungan Meratus, Harian Kompas, 14 Februari 2021[4] AMAN HST Tolak Izin Perusahaan Tambang, Antara Kalsel, 20 September 2017[5] Polemik Tambang Meratus: Sudah Diputus Kalah oleh Mahkamah Agung, PT MCM Melawan Balik, Pro Kalsel, 24 September 2020[6] Walhi Menangkan Gugatan di MA: Rencana Eksploitasi Mantimin Mining di Meratus Batal, Mongabay.com, 23 Februari 2021 * Marlis Kwan, penulis adalah Analist Fair Business for Environment. Artikel ini adalah opini penulis. ***Foto utama: Bentang alam Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan. Dok: Shutterstock.com [SEP]
[0.9999998211860657, 8.421957886639575e-08, 6.91638533112382e-08]
2012-009-13.json
Ekek-Geling Jawa, Burung Endemik Jawa Barat Yang Terancam Punah
Ekek-Geling Jawa, Burung Endemik Jawa Barat Yang Terancam Punah | [CLS] Satu lagi spesies burung Indonesia kini masuk dalam status kritis (Critically Endangered) dalam Daftar Merah (IUCN) International Union for Conservation of Nature setelah ancaman terhadap habitatnya semakin meluas dan  upaya penangkapan sebagai hewan peliharaan juga semakin marak. Burung ekek-geling Jawa atau Javan Green Magpie (Cissa thalassina) ini kini diperkirakan tinggal 249 individu.Burung yang bisa ditemui di Taman Nasional Merapi, Taman Nasional Halimun Salak, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan hutan kawasan Parahyangan ini memiliki ukuran sekitar 32 centimeter, dan didominasi warna hijau di tubuhnya, memiliki ekor yang pendek, dan memiliki strip mata berwarna hitam.Burung ini sebelumnya merupakan sub-jenis dari ekegeling (Short-tailed Magpie) yang ada di Pulau Jawa dan Kalimantan. Namun kemudian diketahui bahwa kedua jenis burung yang ada di Jawa dan Kalimantan ini berbeda, dan burung di Jawa disebut ekek-geling Jawa dan di Kalimantan disebut ekek-geling Borneo (Cissa jefferyi). Menurut Bas van Balen, seorang ahli ornitologi (pakar burung) asal Belanda, pemisahan ekek geling ini didasarkan atas hasil studi terhadap perbedaan suara, morfologi, dan variasi bulu anak jenis ekek geling yang ada di Jawa dan Kalimantan tersebut.Nasib kedua jenis burung ini pun sangat berbeda. Di Kalimantan, yang terdapat di hutan pegunungan Sabah, Malaysia dan Brunei terbilang cukup aman karena sebagian besar populasinya berada di kawasan lindung. Burung ekek geling Borneo ini masih berstatus Beresiko Rendah (Least Concern), dengan jumlah populasi sekitar 10 ribu ekor.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2012-009-13.json
Ekek-Geling Jawa, Burung Endemik Jawa Barat Yang Terancam Punah
Ekek-Geling Jawa, Burung Endemik Jawa Barat Yang Terancam Punah | Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia (Burung Indonesia) mencatat, jumlah jenis burung terancam punah tahun 2012 sebanyak 126 jenis. Rinciannya adalah 19 jenis berstatus Kritis (Critically Endangered/CR), 33 jenis berstatus Genting (Endangered/EN), dan 74 jenis tergolong Rentan (Vulnerable/VU). Semuanya itu, masuk dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). [SEP]
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | [CLS] Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberikan penghargaan Adipura bagi pemerintah kota dan kabupaten serta Proper kepada perusahaan di Hotel Bidakara Jakarta, Senin (23/11/15).Tahun ini, penilaian Adipura terhadap 357 kabupaten/kota dan Proper kepada 2.137 perusahaan. Penilaian ini untuk melihat pengelolaan lingkungan pada satu kota/kabupaten maupun perusahaan.“Masalah lingkungan merupakan persoalan bersama. Tak hanya menjadi konsen pemerintah pusat juga daerah, dunia usaha maupun masyarakat. Dunia usaha tak bisa lagi hanya basa basi. Juga harus menjadi penggerak dan aktualisasi peka lingkungan,” katanya di Jakarta, Senin (23/11/15).Adapun tiga kota peraih Adipura kencana yakni, Surabaya (kategori kota metropolitan), Balikpapan (kategori kota besar) dan Kendari (kategori kota sedang atau kecil). Untuk plakat Adipura bagi taman kota terbaik diberikan kepada Jakarta Pusat, Malang, Ambon, dan Penajam Paser Utara. Pasar terbaik untuk Kota Tangerang, Denpasar dan Kabupaten Siak. Terminal terbaik diterima Kota Tangerang, Yogyakarta, Sleman dan Hulu Sungai Selatan.Untuk hutan kota terbaik, Jakarta Selatan, Batam, Tasikmalaya dan Kabupaten Fak-Fak. Tempat pembuangan sampah (TPA) terbaik buat Kota Probolinggo dan Kabupaten Banjar.KLHK juga memberikan penilaian terendah bagi Kota Bekasi (65,68), Bandar Lampung (56,65), Sungguminasa-Gowa (52,05) dan Kuala Tungkal-Jambi (36,99).ProperSiti juga mengumumkan Proper dengan penilaian terhadap perusahaan di bidang kinerja efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, dan perlindungan keragaman hayati. Juga, 3R (reuse, reduce, recycle) limbah bahan baku berbahaya (B3) dan padat non B3 dan mengurangi kesenjangan ekonomi dengan pemberdayaan masyarakat. “Inovasi merupakan penilaian utama dalam peringkat emas dan hijau.”
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | Terdapat 151 inovasi dari 323 perusahaan peringkat hijau dan emas terlihat dalam penilaian Proper 2015. Inovasi terbanyak dari sektor pengurangan emisi 37, 3R limbah B3 sebanyak 35, efisiensi energi (31), 3R limbah padat non B3 (22), konservasi dan penurunan beban pencemaran air (14), pemeliharaan keragaman hayati (6) dan pemberdayaan masyarakat (6).Penerima Proper emas ada 12 perusahaan dan 21 perusahaan predikat hitam (tabel). Selain itu, katanya, ada 529 perusahaan berpredikat merah, 1.406 perusahaan biru dan 108 hijau.“Sebanyak 61 perusahaan tak dilaporkan peringkat karena menjalani proses penegakan hukum, tutup dan sedang proses pengawasan,” kata Siti.Wapres menambahkan, Adipura bermakna kebersihan lingkungan dan fasilitas lain lebih baik. Kebersihan dan lingkungan baik, katanya, memberikan kenyamanan kepada masyarakat, tak hanya penghargaan.“Setiap kota bersih memiliki lingkungan baik pasti pengunjung banyak. Memberikan dampak besar, salah satu bidang pariwisata. Membuat daerah bersih jauh lebih murah dibanding akibat yang timbul,” katanya.Dengan nada bergurau, dia berujar, setiap kota penerima piala Adipura dalam pilkada lebih mudah. “Pulang pasti akan diarak. Jadi bahan kampanye baik. Selamat kepada semua. Bagi bupati dan walikota yang belum mendapatkan, tahun depan mudah-mudahan dapat.”Dia memberikan apresiasi bagi perusahaan yang mendapatkan penghargaan Proper emas dan hijau. “Berarti perusahaan menyenangkan bagi karyawan dan masyarakat. Mengurangi risiko keamanan.”Raih Adipura setelah 17 tahun absenSetelah 17 tahun absen, Kota Bandung tahun ini mendapatkan anugerah Adipura. “Alhamdulillah setelah 17 tahun kita akhirnya mendapatkan piala Adipura. Perjalanan panjang dua tahun setelah dilantik kita mereformasi banyak hal,” kata Walikota Bandung, Ridwal Kamil.
[0.9999907612800598, 4.496447218116373e-06, 4.684098712459672e-06]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | Kalau dihitung-hitung, katanya, lebih 30 program gaya hidup baru terkait sampah, infrastruktur, penguatan regulasi, kewilayahan dan memberikan keleluasaan seperti 1.500 petugas sampah dan lain-lain. “Ini perubahan. Tentu belum sempurna. Ada satu dua kekurangan. Kita menjadikan Adipura sebagai awal.”Di Bandung, denda masyarakat yang membuang sampah sembarangan sudah berjalan. Ada jutaan rupiah terkumpul dari denda itu. Kalau tak mempunyai tempat sampah di mobil didenda Rp250.000. Ada razia di banyak tempat.“Ini akan terus dilakukan. Hingga nanti tak perlu ada denda-denda lagi karena kebersihan sudah jadi gaya hidup warga Kota Bandung.”Kepala BPLH Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan, warga bekerja keras bersama-sama mendapatkan Adipura.Ada 1.500 petugas kebersihan di kelurahan yang semua diberi insentif. Setiap RW, katanya, memiliki motor sampah. Ada juga petugas gorong-gorong hampir 10 orang tiap kecamatan. Ada penjaga taman, sampai unit reaksi cepat tambal jalan.Peraih Anugerah Adipura:1 Kota Tangerang (Banten)2 Kota Palembang, Sumatera Selatan3 Kota Semarang, Jawa Tengah4 Kota Bandung, Jawa Barat5 Kota Makassar, Sulawesi Selatan6 Kota Malang, Jawa Timur7 Kota Denpasar, Bali8 Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan9 Kota Jambi, Jambi10 Kota Payakumbuh, Sumatera Barat11 Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah12 Kota Palopo, Sulawesi Selatan13 Kota Probolinggo, Jawa Timur14 Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur15 Kabupaten Jombang, Jawa Timur16 Kota Gorontalo, Gorontalo17 Kota Pasuruan, Jawa Timur18 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur19 Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara20 Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan21 Kota Madiun, Jawa Timur22 Kabupaten Jepara, Jawa Tengah23 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah24 Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara25 Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan26 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur27 Kota Cimahi, Jawa Barat28 Kota Bitung, Sulawesi Utara29 Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan30 Kota Blitar, Jawa Timur
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | 31 Kota Magelang, Jawa Tengah32 Kota Bontang, Kalimantan Timur33 Kota Jayapura, Papua Sedang34 Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng35 Badung, Kabupaten Badung Bali36 Lamongan, Kabupaten Lamongan (Jawa Timur)37 Turikale Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan38 Pati, Kabupaten Pati(Jawa Tengah)39 Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur40 Liwa, Kabupaten Lampung Barat (Lampung)41 Ciamis, Kabupaten Ciamis (Jawa Barat)42 Martapura, Kabupaten Banjar (Kalsel)43 Tuban, Kabupaten Tuban (Jawa Timur)44 Watansoppeng,Kabupaten Soppeng (Sulawesi Selatan)45 Sragen, Kabupaten Sragen (Jawa Tengah)46 Kepanjen, Kabupaten Malang (Jawa Timur)47 Prabumulih, Kota Prabumulih (Sumatera Selatan)48 Enrekang, Kabupaten Enrekang (Sulawesi Selatan)49 Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara)50 Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kalsel)51 Muara Enim, Kabupaten Muara Enim (Sumatera Selatan)52 Marisa, Kabupaten Pohuwato (Gorontalo)53 Boyolali, Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah)54 Batang, Kabupaten Batang (Jawa Tengah)55 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara)56 Bulukumba, Kabupaten Bulukumba (Sulawesi Selatan)57 Bangko, Kabupaten Merangin (Jambi)58 Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur)59 Karanganyar, Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah)60 Indramayu, Kabupaten Indramayu (Jawa Barat)61 Pacitan, Kabupaten Pacitan (Jawa Timur)62 Banjar, Kota Banjar (Jawa Barat)63 Kolaka, Kabupaten Kolaka (Sulawesi Tenggara)64 Bintan Timur, Kabupaten Bintan (Kepulauan Riau)65 Biak, Kabupaten Biak Numfor (Papua)Kota Peraih Sertifikat Adipura:1 Kota Depok2 Kota Padang3 Kota Bogor4 Kota Surakarta5 Rangkas Bitun,g Kabupaten Lebak6 Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci7 Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari8 Manggar, Kabupaten Belitung Timur9 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan10 Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan11 Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu12 Tanjung Pinang, Kota Administratif Tanjung Pinang
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | 13 Pematang Siantar, Kota Pematang Siantar14 Cianjur, Kabupaten Cianjur15 Sukabumi, Kota Sukabumi16 Salatiga, Kota Salatiga17 Muntilan, Kabupaten Magelang18 Kediri, Kota Kediri19 Gresik, Kabupaten Gresik20 Ambon, Kota Ambon21 Palu, Kota Palu22 Palangkaraya, Kota Palangkaraya23 Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi24 Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu25 Tanjung Balai, Kota Tanjung Balai26 Stabat, Kabupaten Langkat27 Sidikalang, Kabupaten Dairi28 Pagar Alam, Kota Pagar Alam29 Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu30 Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin31 Kuningan, Kabupaten Kuningan32 Temanggung, Kabupaten Temanggung33 Wonosobo, Kabupaten Wonosobo34 Brebes, Kabupaten Brebes35 Kraksaan, Kabupaten Probolinggo36 Mojosari, Kabupaten Mojokerto37 Bangil, Kabupaten Pasuruan38 Ngawi, Kabupaten Ngawi39 Caruban, Kabupaten Madiun40 Trenggalek, Kabupaten Trenggalek41 Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul42 Wates, Kabupaten Kulon Progo43 Suwawa, Kabupaten Bone Bolango44 Sinjai, Kabupaten Sinjai45 Jeneponto, Kabupaten Jeneponto46 Pattallassang, Kabupaten Takalar47 Kotamobagu, Kota Kotamobagu48 Unaaha, Kabupaten Konawe49 Sendawar, Kabupaten Kutai Barat50 Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan51 Paringin, Kabupaten Balangan52 Rantau, Kabupaten Tapin53 Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara54 Tanjung, Kabupaten Tabalong55 Marabahan, Kabupaten Barito Kuala56 Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara57 Sukamara, Kabupaten Sukamara58 Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau59 Tamiyang Layang, Kabupaten Barito Timur60 Malinau, Kabupaten Malinau61 Atambua, Kabupaten Belu62 Amlapura, Kabupaten Karang Asem63 Negara, Kabupaten Jembrana64 Serui, Yapen Maropen65 Wamena, Kabupaten Jayawijaya66 Sentani, Kabupaten Jayapura67 Nabire, Kabupaten Nabire68 Waisai, Raja Ampat69 Sukoharjo, Kabupaten SukoharjoPT Pertamina Regional II RewuluPT Bio Farma BandungPT Pertamina Geothermal Energy Kamojang, BandungPT Pertamina RU VI Kilang Balongan Indramayu
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2015-010-05.json
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’
Berikut Kota Penerima Adipura sampai Daftar Perusahaan ‘Hitam’ | PT Bukit Asam Tbk Unit Pertambangan Tanjung EnimPT Medco E&P Indonesia Riau, Banyuasin.PT Pertamina EP Asset 3 Field SubangPT Badak Natural Gas Liquefaction BontangPT Star Energy Kakap Kepulauan RiauPT Holcim Indonesia CilacapChevron Geothermal Salak Sukabumi (dua emas)Perusahaan Predikat HitamPT Palma Mas Sejati (sawit, Bengkulu Tengah)RS Hana Charitas (Bengkulu Utara)PT Inti Bara Perdana (batubara, Bengkulu Tengah)CV Prima Logam (cor logam dari pemecah batu, Tegal)PT Roberindo Pratama (karet, Kendal)PT Ampuh Perkasa Jaya (obat nyamuk bakar, Tegal)PT Baroid Indonesia (LB3, Kutai Kartanegara)PT Mina Maluku Sejahtera (pengolahan ikan, Ambon)RSUD Talehu (Maluku Tengah)RSUD Dr. R.Soedjono Selong (Lombok Timur)RS Risa Sentra Medika (Mataram)RS Advent Telling (Manado)PT Sriwijaya Alam Segar (makanan, minuman, Banyuasin)Hotel Garuda Plaza (Medan)PT Sinar Bahari Agung (pengolahan ikan, Kendal).PT AKFI (pengolahan ikan, Kepulauan Aru)PT Bangun Sarana Alloy (Komponen otomotif, Tangerang)PT Pura Barutama (kertas, Kudus)RS Al-Ramelan (Surabaya)PT Smart Glove Indonesia (alat rumah tangga, Deli Serdang)RSU Luwuk BanggaiSumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan [SEP]
[0.4948588013648987, 0.4965273141860962, 0.008613888174295425]
2012-041-15.json
IFACS Gelontorkan Lagi 10 Juta Dollar AS Untuk Tekan Emisi
IFACS Gelontorkan Lagi 10 Juta Dollar AS Untuk Tekan Emisi | [CLS] Program Indonesia Forestry and Climate Support (IFACS) USAID kembali menggelontorkan dana untuk bantuan kehutanan dan perubahan iklim di Indonesia di Palangkaraya tanggal 24 Mei 2012 silam. Program yang dimulai sejak bulan November 2010 ini menurunkan dana sebesar 10 juta dollar dari total senilai 40 juta dollar hingga September 2014 mendatang.Proyek IFACS adalah sebuah proyek terintegrasi untuk perubahan iklim, manajemen hutan berkelanjutan, dan pembangunan yang rendah emisi yang dikerjakan bersama dengan Pemerintah Indonesia serta USAID di Indonesia. Proyek yang dicanangkan untuk empat tahun ini disalurkan di empat propinsi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan papua.“Alokasi dana untuk setiap daerah tidak ditetapkan, namun diatur sesuai kebutuhan,” ungkap Petra Widiadi, Regional Manajer Kalimantan USAID IFACS. Program ini menyasar delapan kabupaten di empat propinsi tersebut, yaitu Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Ketapang, Katingan, Memberamo Raya, Sarmi, Mimika dan Asmat.Pendanaan ini digunakan oleh pemerintah lokal bersama masyarakat untuk menekan deforestasi dan emisi gas rumah kaca di wilayah-wilayah target. Aktivitas yang dilakukan terkait pendanaan ini adalah penanaman pohon, pemberdayaan hutan dan konservasi. Dalam hal ini diutamakan pohon yang bisa menghasilkan bagi masyarakat sekitar hutan, seperti karet dan jelutung, serta gemor. “Pohon karet dan jelutung diambil untuk disadap getahnya. Sementara gemor, diambil kulit kayunya. Pohon tetap tumbuh tetapi masyarakat tetap mendapatkan manfaat,” tutur Pietra.Warga sekitar hutan juga mendapat penyuluhan teknis yang melibatkan sektor swasta berbasis sumber daya alam. Semua pendanaan ini akan disalurkan kepada lembaga swadaya masyarakat, asosiasi petani dan pemerintah lokal.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2012-041-15.json
IFACS Gelontorkan Lagi 10 Juta Dollar AS Untuk Tekan Emisi
IFACS Gelontorkan Lagi 10 Juta Dollar AS Untuk Tekan Emisi | Program IFACS sendiri didesain untuk mendukung program-program utama Pemerintah Indonesia termasuk memfasilitasi upaya pemerintah untuk mencapai tujuan dari kesepakatan antara Indonesia dan Norwegia dalam perubahan iklim, strategi nasional REDD+, monitoring sistem, verifikasi emisi gas rumah kaca, dan mengimplementasikan pembangunan yang rendah emisi.Direktur Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah, Arie Rompas sendiri menanggapi bahwa Indonesia menghadapi ancaman serius dengan angka deforestasi yang tinggi. Indonesia adalah penyumbang emisi karbon terbesar ketiga di dunia dari sektor kehutanan. [SEP]
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2016-038-17.json
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran?
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran? | [CLS] Kebijakan yang dibuat Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perindo) dengan menaikkan tarif sewa lahan hingga 400 persen di pusat bisnis Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, kenaikan dengan harga tersebut ditengarai akan mematikan usaha yang ada di kawasan tersebut.Pakar Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri berpendapat dalam membuat kebijakan, Pemerintah harus bisa membuatnya dengan seimbang. Jangan sampai, Pemerintah membuatnya hanya dengan merujuk pada sisi teoretis dan sama sekali tidak mempertimbangkan faktor lapangan yang ada di sektor perikanan dan kelautan.“Kenaikan tarif memiliki dampak yang sangat besar untuk semua sektor usaha terkait. Dampak yang paling buruk, para pengusaha tak sanggup lagi menanggung beban operasi dan terpaksa gulung tikar. Jika itu terjadi, puluhan ribu orang terancam kehilangan pekerjaan,” ungkap dia di Jakarta, kemarin.Menurut Rokhmin, sebagai negeri perikanan dan kelautan yang kaya, Indonesia sudah seharusnya bisa mempertimbangkan segala hal dalam setiap membuat kebijakan. Tak terkecuali, jika kebijakan tersebut adalah tentang kenaikan tarif sewa lahan untuk perusahaan.Menyoal tentang kenaikan tarif tersebut, Ketua Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru Tachmid Widiasto mengatakan, ada ancaman lebih serius yang akan dihadapi oleh para pengusaha jika tarif harus dinaikkan. Ancaman tersebut, adalah hilangnya tenaga kerja yang sekarang ada di Muara Baru.“Itu sangat berbahaya. Karena di Muara Baru itu ada sepuluh ribu karyawan langsung (dari perusahaan), dan sekitar lima puluh ribuan tenaga kerja lepas yang mencakup pedagang ikan, buruh bongkar muat, sopir angkutan, dengan ABK (anak buah kapal),” jelas dia.
[0.9999907612800598, 4.496447218116373e-06, 4.684098712459672e-06]
2016-038-17.json
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran?
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran? | Dengan jumlah sebanyak itu, Tachmid khawatir itu akan memengaruhi iklim usaha di Muara Baru dan bisa mengancam keberlangsungannya. Karena, dengan kenaikan tarif hingga 400 persen, maka potensi perusahaan yang gulung tikar jumlahnya sangat banyak.“Kita menolak dengan kenaikan tarif, karena pada 2013 sudah ada kenaikan tarif hingga 70 persen. NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) juga sudah naik. Tidak fair jika tarif sewa juga dinaikkan lagi,” tutur dia.Tachmid menyebut, jika kenaikan tarif diterapkan, maka pengusaha yang memiliki usaha di Muara Baru harus membayar biaya Rp3,2 miliar per hektare per tahun. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan sewa yang diberlakukan sebelumnya sebesar Rp780 juta per hektare per tahun.“Sekarang ini ada 61 perusahaan di Muara Baru, dan sekarang ada sejumlah pengusaha yang ingin membuka usaha di Muara Baru. Karena kan, Muara Baru ini (kapasitasnya) bisa sampai 75 perusahaan,” jelas dia.Pembatasan Masa Sewa dan Tak Ber-SKSelain kenaikan tarif yang sangat tinggi, Tachmid mengungkapkan, pihaknya juga harus menghadapi kenyataan bahwa kebijakan yang dikeluarkan Perindo juga sangat janggal. Karena, dalam kebijakan baru tersebut, penyewa lahan dibatasi maksimal lima tahun saja dan setelah itu harus keluar.“Sementara kalau industri ini, contohnya saja bangun pabrik itu kan perlu tiga tahun. Masa kita harus mengembalikan kredit dengan dua tahun kerja saja. Muara Baru ini kan bisa maju, karena masa sewanya yang bisa sampai 20 tahun,” kata dia.Ketua Himpunan Nelayan Purse Seine Nusantara (HNPN) James Then menjelaskan, jika kenaikan tarif sewa lahan jadi diterapkan, maka itu akan memengaruhi bisnis perikanan tangkap. Hal itu, karena 80% anggota HNPN adalah perusahaan yang bergerak dalam sub sektor perikanan tangkap dan biasa mendaratkan kapalnya Muara Baru.“Jelas kami mengalami kenaikan fixed cost empat kali lipat. Biaya sewa coldstorage kami juga naik,” ungkapnya.
[0.9999907612800598, 4.496447218116373e-06, 4.684098712459672e-06]
2016-038-17.json
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran?
Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran? | Hal senada diungkapkan Sekretaris P3MB Rendra Purdiansa. Menurutnya, kenaikan tarif yang dilakukan Perindo, dilakukan karena perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut berencana melakukan revitalisasi kawasan Muara Baru.“Kenaikan tarif itu harus rasional dan ada sosialisasi. Jangan langsung begitu saja. Apalagi, kebijakan ini masih belum ada SK-nya,” ujar dia.Rendra mengatakan, rencana revitalisasi juga dinilainya sudah bagus dan tepat. Hanya saja, sasaran dari revitalisasi tersebut masih rancu. Karena, selama ini Muara Baru diisi oleh pengusaha-pengusaha yang memiliki bisnis usaha skala menengah ke atas.“Itu bertentangan dengan rencana revitalisasi yang katanya untuk masyarakat. Masyarakat yang mana? Ini harus dipertanyakan,” tandas dia.Selain itu, Rendra mengatakan, dia juga merasa heran dengan opsi yang diberikan Perindo kepada pengusaha, yakni antara bayar sewa atau dengan dikerjasamakan. Menurut dia, opsi kedua dianggap sangat tidak rasional karena kalau kerja sama itu menjadi aneh mengingat Perindo tidak terlibat sejak awal pendirian usaha.Terpisah, Direktur Operasional dan Pemasaran Perindo Anggi Gumilang mengatakan, berkaitan dengan kenaikan tarif, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada pengusaha. Kemudian, pihaknya juga memberikan opsi untuk tetap sewa atau kerja sama operasi (KSO).Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melontarkan rencana revitalisasi di Muara Baru yang dijanjikan akan berwujud seperti pasar ikan di Tokyo, Jepang. Nantinya, Muara Baru bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat.“Jadi nanti Muara Baru akan bersih dan modern. Tidak seperti sekarang yang kumuh. Pedagang harus bertumpuk tumpuk hingga 5.000 pedagang di pasarnya,” ucap dia. [SEP]
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2012-023-20.json
Gajah Afrika Bakal Wajib Program KB
Gajah Afrika Bakal Wajib Program KB | [CLS] DI negeri ini dan beberapa negara, populasi gajah terancam. Berbeda dengan satu provinsi di Afika Selatan (Afsel) ini. Di negara ini, malah merencanakan kampanye pengendalian kelahiran gajah mencegah ledakan populasi yang diperkirakan mengancam tanaman dan satwa liar lain di kawasan ini.Provinsi KwaZulu-Natal, di sebelah tenggara Afsel, kini mecari cara memperluas proyek pengendalian populasi gajah, yang mereka lakukan selama lebih dari satu dekade. Pengendalian populasi gajah dengan memvaksinasi yang mampu memicu sistem imunitas menghambat menampungan sperma.“Perlambatan laju pertumbuhan akan memberikan waktu, untuk mencapai keragaman hayati lain, seperti perluasan lahan, mencapai tujuan keanekaragaman hayati lain, seperti perluasan lahan,” kata ahli ekologi dari Ezemvelo KZN Wildlife, Catherine Hanekom dikutip dari Antara.Masalah kelebihan populasi gajah yang paling mengerikan terjadi di Botswana, setidaknya ada 133 ribu gajah. Gajah dewasa mengkonsumsi sekitar 100 sampai 300 kg makanan per hari dan gajah di Afsel, saat ini hidup di cagar alam, dengan vegetasi terancam rusak bila populasi gajah terus tumbuh. “Karena kita telah menghilangkan peluang gajah untuk memperbaiki kelebihan populaso secara alami melalui proses migrasi,” kata ahli ekologi gajah, Audrey Delsink Kettles.Kettles selama bertahun-tahun telah memimpin penelitian mengenai alat kontrasepsi gajah, di Game Reserve Makalali Private.Kettles mengemukakan, pengujian vaksin, dilakukan setiap satu tahun sekali menggunakan anak panah, sudah dikerjakan di 14 cagar alam kecil. Penelitian menunjukkan, pemberian vaksin itu hampir 100 persen efektif dan tidak berdampak buruk pada kesehatan atau perilaku gajah.Kontrasepsi yang dianggap alternatif untuk manusia, kini dapat membantu pengendalian populasi hewan ternak dan binatang lain. Afsel hanya memiliki sekitar 100 gajah hampir satu dekade lalu, kini mencapai 20.000.Informasi seputar gajah Afrika bisa dilihat di sini [SEP]
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2012-019-20.json
Lahan Pertanian di Sumatera Barat Dilibas Tambang
Lahan Pertanian di Sumatera Barat Dilibas Tambang | [CLS] TAMBANG makin ekspansif di mana-mana. Tak hanya membabat hutan, kini lahan pertanian seperti sawah dan kebun sayur mayur pun jadi sasaran. Ini sudah terjadi di Sumatera Barat (Sumbar), seperti di Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung.Di Kabupaten Solok, dua perusahaan tambang biji besi hadir di Kenagarian Simpang Tanjung Nan IV, sekitar 222 hektare lahan produktif masyarakat terancam.  Di Kabupaten Sijunjung,  sekitar 548 hektare persawahan sudah dikonversi menjadi pertambangan emas.Di Kabupaten Pasaman Barat, sekitar 11.000 hektare lahan sebagai areal pertambangan, Kabupaten Pesisir Selatan 320 hektare. Lalu, di Kabupaten Solok Selatan sekitar 274 hektare dan Kabupaten Dharmasraya  sekitar 22.509 hektare lahan siap jadi pertambangan.Desriko, Kordinator Advokasi dan Kampanye Walhi Sumbar mengatakan, Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba),  wujud menata kembali usaha-usaha pertambangan yang sudah meresahkan masyarakat di Indonesia.  “Pelanggaran dan pengabaian hak-hak konstitusional masyarakat di sekitar tambang kerap terjadi. Ini memicu konflik berkepanjangan,” katanya dalam rilis di Jakarta, Senin(10/9/12).Dia mencontohkan, konflik pertambangan di Kenagarian Simpang Tanjuang Nan IV, Kabupaten Solok. Sejak pertambangan bijih besi ada setidaknya tiga warga ditangkap Kepolisian karena mencoba menghalangi usaha ini. “Kearifan lokal terhadap pengelolaan sumber daya alam diabaikan bahkan intervensi-intervensi dari kelompok pendukung tambang kerap dilakukan kepada ninik mamak yang menolak usaha pertambangan di wilayah mereka.”Pius Ginting, Manajer Kampanye Tambang dan Energi Walhi Nasional, mengatakan, biaya politik yang mahal untuk menjadi seorang pejabat kepala daerah kerap mengorbankan SDA. “Dengan dalih peningkatan pendapatan daerah membukakan keran investasi tanpa mempedulikan keberlanjutan umur SDA itu.”
[0.9999998211860657, 8.479273816419663e-08, 7.769674681412653e-08]
2012-019-20.json
Lahan Pertanian di Sumatera Barat Dilibas Tambang
Lahan Pertanian di Sumatera Barat Dilibas Tambang | Menilai usaha tambang baik atau buruk, kata Pius,  tidak terlepas dari daya rusak yang dimunculkan. Untuk mengetahui mesti merujuk pada kondisi awal sebelum hadir dan setelah ada pertambangan, lalu diukur dengan kerusakan langsung dan tidak langsung. “Kita akan temukan ternyata orang yang paling diuntungkan adalah pemilik modal, sebab saat pertambangan berakhir, pengusaha leluasa meninggalkan wilayah-wilayah yang sudah dikeruk,” ujar dia.Sedang masyarakat sekitar mengalami kerugian tak terhingga, seperti tanah yang dulu jadi lahan pertanian atau sumber ekonomi, tidak lagi dapat diusahakan. “Muncul penyakit baru yang dulu tidak pernah dialami di wilayah itu, kerusakan ekologis, tercemar tata air setempat dan lain-lain.”Ancaman lahan pangan ini,  tak terlepas dari kelambanan pemerintah menindaklanjuti hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam uji materi UU Pertambangan Minerba, yang telah dikeluarkan 4 Juni 2011. MK menyatakan,  pemerintah harus memfasilitasi konkrit agar persetujuan atau ketidakpersetujuan masyarakat dalam penetapan wilayah pertambangan.Untuk itu, perlu Peraturan Pemerintah tentang penetapan persetujuan masyarakat atas wilayah pertambangan. “Jalan lain agar pemerintah segera revisi PP no 22 tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan. Ini agar penetapan pendapat masyarakat terdampak tambang bisa diakomodir.” [SEP]
[0.9999897480010986, 5.327978669811273e-06, 4.870696557190968e-06]
2023-010-11.json
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan?
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan? | [CLS]    Dalam tiga tahun terakhir,  2020-2022, harimau Sumatera dari Taman Nasional Gunung Leuser terlihat di luar kawasan hutan. Kemunculan mereka di sekitar pemukiman warga dekat Taman Nasional Gunung Leuser dalam kondisi berbeda-beda, ada yang sakit, luka-luka bekas jerat atau muncul dan memangsa ternak.Data Balai Besar TNGL, sudah ada 10 harimau Sumatera keluar kawasan dan muncul di pemukiman serta perkebunan warga berhasil diselamatkan. Sebagian besar harus menjalani proses rehabilitasi dan habituasi ke sejumlah suaka satwa sebelum lepas kembali ke taman nasional.Maman Rahman, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, kepada Mongabay mengatakan, 10 harimau yang berhasil diselamatkan mulai dari Aceh hingga Sumatera Utara ini dilepaskan ke dalam hutan kembali dalam kondisi yang sehat.Ada juga harimau saat ditemukan lumpuh, setelah menjalani pengobatan akhirnya layak pulang ke Taman Nasional Gunung Leuser.Beberapa antara lain sudah lepas liar, seperti Sri Nabilah, harimau betina ini masuk kandang jebak 24  Agustus 2020 di Desa Kapus,  Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Labuhan Batu,  Sumatera Utara. Kondisinya harus mendapat perawatan. Pada 3 November 2020,  lepas liar di Taman Nasional Gunung Leuser.  Ada juga Lhokbe, harimau yang diselamatkan 26 Juli 2022 di Lhok Bengkuang, Aceh Selatan. Pada 18 Agustus tahun lalu lepas liar di Gunung Leuser.“Sebelum lepas liar, seluruh harimau menjalani pemeriksaan medis baik pengambilan sampel darah dan kotoran untuk mengetahui apakah ada terpapar virus atau kuman.”Taman Nasional Gunung Leuser,  seluas 830.268,95 hektar, satu-satunya taman nasional di Indonesia yang memiliki empat mamalia besar hidup dalam satu tempat yaitu badak Sumatera, gajah Sumatera, orangutan Sumatera dan harimau Sumatera.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2023-010-11.json
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan?
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan? | Persoalan muncul seperti konflik satwa dan manusia atau terkadang satwa ikut pergerakan mangsa buruan hingga keluar kawasan. Langkah-langkah sebelum penangkapan dan penyelamatan predator puncak ini, katanya, dengan menghalau atau mengusir melalui bunyi-bunyian dentuman keras seperti petasan atau mercon. Ia  berfungsi menghalangi satwa makin mendekat ke perkebunan atau pemukiman warga.  Harapannya, Kembali ke kawasan.Untuk 10 harimau itu terus muncul dan terkesan terbiasa berada di sekitar pemukiman bahkan seakan merasa nyaman di situ.Dia contohkan, harimau Bestie. Satwa ini terus berulang keluar dan sempat memangsa ternak warga hingga harus evakuasi.  Mengapa beberapa harimau keluar kawasan, katanya, ada beberapa penyebab. Dia belum bisa pastikan penyebab utama, tetapi praduga kuat karena  harimau mau memperluas daerah kekuasaan atau wilayah jelajah, termasuk Bestie.Dia bilang, memungkinkan harimau ini berusaha mencari teritori baru dan terus bergerak keluar kawasan apalagi area itu dulu wilayah jelajah mereka. Apalagi, katanya,  mangsa-mangsa buruan seperti babi hutan, kancil, rusa dan lain-lain berada di pinggir hutan.“Bisa juga harimau mendengar lolongan anjing dari sekitar perkampungan yang dekat kawasan hutan yang dapat memancing keluar kawasan karena mangsa juga.”Kemungkinan lain, katanya, karena mangsa buruan berkurang di dalam kawasan hingga di luar. Atau, dalam kawasan ada yang terganggu.  Untuk di Taman Nasional Gunung Leuser, katanya, masih banyak mangsa buruan jadi harimau keluar bukan karena kekurangan makanan.Faktor lain, katanya, bisa karena jarak antara hutan dengan perkampungan cukup dekat. Di TNGL. Jarak pemukiman ada yang berdempetan dengan TNGL. “Ini berbahaya sekali hingga mereka terus melakukan berbagai upaya salah satunya sosialisasi agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan satwa liar seperti harimau.”
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2023-010-11.json
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan?
Mengapa Harimau di Leuser Keluar ke Perkampungan? | Selain itu, kata Maman, tak memancing harimau keluar dari kawasan dengan membiarkan ternak peliharaan berkeliaran di sekitar TNGL.Indra Exploiitasia Direktur KKH, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, sudah melakukan beberapa langkah seperti population viability assessment (PVA). PVA ini, katanya, semacam survei populasi pada 2016. Dari data ini, KLHK menemukan populasi ada 604 harimau Sumatera.Dia bilang, kesulitan paling besar menjaga populasi dan habitat adalah perburuan satwa untuk diperdagangkan. Habitat yang terfragmentasi, katanya, juga jadi masalah besar.Haryo t Wibisono,  Direktur Sintas Indonesia menyatakan, hampir tidak ada kawasan luas yang mencukupi bagi ruang harimau dalam jangka panjang, 50-100 tahun yang akan datang, kecuali Leuser dan Kerinci Seblat.Karena itu, katanya,  keseriusan pemerintah dan para pihak harus ditingkatkan dalam pengelolaan habitat harimau. Selain itu, katanya, Juga mengidentifikasi kawasan-kawasan  habitat harimau yang masih mungkin untuk diperbaiki jadi habitat maupun koridor. ******* [SEP]
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2020-042-14.json
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola | [CLS]     Banjir menggenangi Kota Sorong, Papua Barat pada 16 Juli 2020. Rumah-rumah warga maupun perkantoran dan fasilitas sosial tergenang. Air masuk ke rumah dan bangunan, seperti di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Sorong terendam setinggi satu meter. Tanah longsor pun terjadi di Klademak mengakibatkan tiga warga meninggal tertimbun. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong melaporkan lima orang tewas dalam bencana banjir dan longsor ini.Sejak Mei 2020, di Sorong, Papua Barat, cuaca tak menentu. Kalau pagi sampai siang panas, pada sore hari sampai tengah malam akan hujan deras.Pada 16 Juli pukul 16.00 waktu setempat, hujan lebat mulai mengguyur Kota dan Kabupaten Sorong, sekitar enam jam. Banjir dan longsor pun terjadi. Beberapa anak sungai meluap, seperti Kali Jembatan HBM, Kali Jembatan KM8, Remu, dan Kali Arteri.Agus Salim, warga Kampung Bugis, KM10 Sorong bercerita, rumahnya tergenang air, harta benda rusak. “Ini banjir pertama yang masuk ke rumah saya. Tingginya lima jingkal tangan saya,” katanya Dia bilang, TV, kulkas dan beragam perkakas terendam serta rusak.Joko, warga Jalan Melati Raya KM9 juga alami nasib sama.“Ini banjir pertama yang masuk setinggi ini ke dalam rumah. Barang-barang jualan saya hingga perkakas rumah tenggelam.”Jumat Tarage, Ketua RT Kokoda, mengatakan, sejak malam sampai subuh mereka tinggal di perahu. “Karena rumah saya yang panggung pun banjir naik.”“Ini banjir pertama yang parah begini. Biasanya hujan dan banjir tapi tidak begini. Tempat ibadah juga air masuk,” katanya.Kompleks Kokoda memang tempat rawan banjir, tetapi banjir Kamis lalu lebih dari banjir biasa.Manase Lek, Ketua RT Kelurahan Sawagumu KM10 mengatakan, banjir ini karena kerusakan alam parah di Sorong. “Gunung-gunung di KM10 habis hingga daerah KM10 ini jadi langganan banjir. Kita sudah kasih laporan terus-terus ke pemerintah tapi tidak ada tanggapan.”
[0.9994583129882812, 0.00028047917294315994, 0.0002612548996694386]
2020-042-14.json
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola | Dia meminta, kepada pemerintah untuk memperhatikan KM10 dan mengupayakan pembangunan yang mampu membebaskan masyarakat sekitar dari banjir. Alih fungsi lahanGalian C menggila di Sorong hingga menghabisi wilayah-wilayah resapan air. Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan, tak pernah mengeluarkan izin pengelolaan tambang galian C. Kondisi lapangan, hampir sebagian besar daerah pegunungan yang merupakan hutan lindung rusak oleh para pengusaha galian C.Izin galian C itu, katanya, keluar dari Pemerintah Papua Barat. Dia sudah meminta agar studi kelayakan sebelum izin pertambangan keluar.“Puluhan tambang pasir galian C beroperasi di KM10 distrik Kota Sorong, diduga mendapat izin dari pihak-pihak tertentu, hingga mereka seenaknya saja mengelola galian C tanpa memikirkan dampak lingkungan,” kata Lambertm, dikutip dari Kompas.com. Baniir yang menggenangi kawasan Jalan Melati Raya KM 9. Foto: Natalia Yewen/ Mongabay Indonesia Alexander Leda, Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat mengatakan, dari studi mereka, ditemukan sekitar 600 hektar lahan beralih fungsi dari tempat pemukiman warga jadi galian C. Dia berharap, ada perhatian serius Pemerintah Kota Sorong dan Papua Barat menyikapi hal ini.“Dari temuan di lapangan, sebagian besar saluran drainase penyebab banjir bersumber dari limbah galian C,” kata Alexander. Tata kelola burukKoalisi Organisasi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Lingkungan menyatakan, banjir di Kota Sorong sudah seringkali terjadi dalam 10 tahun terakhir. Semestinya, pemerintah dapat mengendalikan dan mengelola banjir. Sayangnya, pemerintah abai mencegah banjir dan mengurangi risiko warga.“Pemerintah belum proaktif respons cepat atas pemulihan kondisi warga terdampak, fasilitas sosial, kesehatan dan lingkungan,” kata Franky Samperante, Direktur Eksekutif Yayasan Pusaka Bentala Rakyat, dalam rilis kepada media.
[0.4948588013648987, 0.4965273141860962, 0.008613888174295425]
2020-042-14.json
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola | Koalisi ini terdiri dari Papua Forest Watch, Perkumpulan Belantara Papua, Perkumpulan Bantuan Hukum dan Keadilan Papua, AMAN Sorong Raya, Walhi Papua, Greenpeace Indonesia dan Yayasan Pusaka Bentala RakyatKoalisi menilai, katanya, bencana banjir bukan peristiwa alam biasa, melainkan buah tata kelola pembangunan buruk yang mengabaikan prinsip pembangunan berkelanjutan, tak menghormati HAM dan kelestarian lingkungan.“Praktik alih fungsi lahan masih terjadi, eksploitasi hasil hutan kayu dan ekstraksi penambangan pasir pada kawasan hutan di hulu sungai yang topografi relatif curam.”Daerah aliran sungai, kata Angky, semestinya tidak boleh ada pemukiman dan infrastruktur lain, tetapi terus saja jadi tempat pembangunan kota dan fasilitas bisnis komersial.“Ketika hutan dan tanah tidak lagi mampu maksimal menjalankan fungsi ekologi sebagai daerah resapan, perubahan ini mendatangkan bencana. Volume air hujan terus meningkat dan mengalir tidak terkendali, terakumulasi dengan cepat dan menggenangi kota, mengancam keselamatan manusia.”Belum lagi, katanya, saluran air buruk, tak memadai disertai sampah hingga air bebas meluap, menggusur, menenggelamkan dan membawa harta benda.“Kota Sorong tidak lagi ramah. Kami atas nama Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Lingkungan mendesak pemerintah segera memberikan bantuan program tanggap cepat terhadap warga terdampak banjir untuk pemulihan sosial, ekonomi dan kesehatan.”Greenpeace menyatakan, sebagian Kota Sorong adalah daerah rawan banjir terutama di pemukiman seperti KM10 sampai Kampung Baru. Gunung-gunung sekitar rusak, terkeruk, padahal berfungsi sebagai daerah resapan air.
[1.0, 1.7073280567103666e-09, 1.329724219623074e-09]
2020-042-14.json
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola
Banjir-Longsor Sorong 5 Orang Tewas, Koalisi: Benahi Tata Kelola | Selain itu, sistem pembangunan Sorong dinilai tidak teratur seperti pembuatan drainase tidak berbasis tujuan tetapi proyek alias asal-asalan. Ditambah lagi, pemberian izin pembukaan perumahan di daerah-daerah penyangga seperti kawasan manggrove di belakang Airport dan Malibela serta penggundulan daerah hulu sungai dengan galian C tidak terkontrol.Pemerintah Sorong diminta meningkatkan keseriusan menata kota dengan konsep ramah lingkungan. Mereka meminta, Pemerintah Kota Sorong menangani ancaman banjir dengan menjalankan kebijakan pembangunan kota berkelanjutan. Juga, mengupayakan tata ruang kota yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia.“Pembangunan yang berkeadilan dan kelestarian lingkungan, membangun prasarana sumberdaya air secara memadai, dan penegakan hukum.”  Rumah-rumah di Kompleks Kokoda KM8 Kota Sorong, yang terendam banjir. Foto: Natalia Yewen/ Mongabay Indonesia [SEP]
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2022-013-04.json
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya?
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya? | [CLS]     Sebuah video amatir beredar di media sosial memperlihatkan monyet ekor panjang  (Macaca fascicularis) berjalan di atap rumah warga, awal Oktober 2022. Keterangan dalam video itu menyatakan, itu terjadi di sekitar permukiman dekat bantaran Sungai Bedadung Kelurahan Jember Lor, Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.Monyet masuk permukiman warga bahkan rusak tanaman petani juga serang manusia terjadi beberapa waktu sebelumnya. Dalam penelusuran Mongabay, sudah lebih tiga kali  terjadi konflik manusia dan monyet di Jember.Pada Maret lalu, monyet masuk rumah Corina, warga di Perumahan Kebon Agung, Kelurahan Kebon Agung, Kaliwates, Jember. Primata itu merusak beberapa perabotan.Kemudian, kawanan monyet juga menyerang lahan warga bahkan merusak di Dusun Salak, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember 27 September 2022, setelah beberapa hari sebelumnya muncul di  Dusun Gumuk Jegung, Desa Suren, kecamatan sama. Kawanan monyet itu merusak tanaman seperti kopi, pepaya, pisang, dan padi siap panen.  Rahayu Oktaviani, ahli primata dan pendidik bidang konservasi, dari Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara merespon fenomena ini. Dia bilang,kemungkinan monyet ini turun dari lereng gunung yang dekat dengan permukiman warga karena tertarik dengan buah-buahan seperti nangka dan pepaya.“Untuk mencegah konflik dengan masyarakat, jika monyet mulai mengganggu seperti merusak properti atau yang lain, bisa mengusir dengan semprotan air,” katanya.Dia sarankan, hindari kontak mata langsung karena bisa menjadi tanda menantang dan bisa memicu perilaku agresif.Paling penting, katanya, hindari memberi makan monyet karena ada risiko penularan penyakit, juga membiasakan mereka kembali ke permukiman, dan menimbulkan potensi konflik lebih besar.“Warga bisa berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Perhutani dan BKSDA.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2022-013-04.json
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya?
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya? | Selain itu, katanya, perlu sosialisasi dari instansi berwenang kepada masyarakat yang hidup di sekitar habitat monyet.  Rondang Sumurung Edonita Siregar, Spesialis Perencanaan Konservasi dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati menjelaskan, monyet ekor panjang biasa hidup berkelompok di dalam hutan.“Sekarang banyak keluar dari hutan yang makin habis, jadi turun ke permukiman, mencuri tanaman, mengorek-ngorek sampah. Bahkan, di Bali sudah mudah ditemukan di sekitar taman, perumahan dan pura,” katanya kepada Mongabay, 11 Oktober lalu.Dia bilang, monyet merupakan primata non human yang memiliki keberhasilan adaptasi tinggi hingga tersebar di berbagai tipe habitat.  Ia primata yang hidup berkelompok hingga tidak terlepas dari interaksi sosial dengan individu lain dalam kelompoknya, bisa 20-50 satu kelompok.“Perlu diselidiki kenapa sampai keluar dari habitat di lereng gunung. Jangan diberi makan atau akses ke tong-tong sampah di permukiman.”Rondang menyarankan, membiarkan terlebih dulu dan terus pantau. Kalau sudah mengganggu, hubungi Damkar yang biasa mengusir satwa masuk permukiman. “Mengusir harus serentak. Ada alpha male (berjenis jantan) yang memimpin kelompok monyet, incar itu duluan dan usir. Maka yang lain akan mengikuti.” Bagaimana atasinya?Wahyuni Fitria dari Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang mengatakan, dari penelitiannya di Desa Jambu, Kecamatan Kledung, Temanggung, setidaknya ada 10 cara bisa dilakukan dalam mengatasi monyet turun ke pemukiman.Caranya, antara lain, pertama,  pemulihan habitat sesuai kebutuhan monyet. Kedua,  penanaman jenis tanaman yang tak disukai monyet dan jenis komersial non pangan.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2022-013-04.json
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya?
Monyet Mulai Masuk ke Pemukiman di Jember, Bagaimana Mengatasinya? | Ketiga,  relokasi monyet ke habitat aslinya. Keempat, pengamanan lahan pertanian. Kelima, peningkatan kapasitas masyarakat di bidang non pertanian. Keenam, pengurangan populasi monyet melalui kuota tangkap dan sterilisasi. Ketujuh peningkatkan peran masyarakat dalam pelestarian hutan, kedelapan, peningkatan pemahaman masyarakat mengenai monyet ekor panjang.Ozy Oriza,  Tri Rima Setyawati, dan Riyandi  dari Program Studi Biologi,  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  Universitas Tanjungpura, lakukan penelitian tentang gangguan monyet ekor panjang  sekitar permukiman di Desa Tumuk Manggis dan Desa Tanjung Mekar, Sambas, Kalimantan Barat.Hasil penelitian memperlihatkan, monyet masuk pemukiman warga karena hutan tak lagi ada pakan melimpah dan lahan beralihfungsi jadi berbagai peruntukan termasuk pemukiman.  ****** [SEP]
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2019-034-11.json
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya?
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya? | [CLS]   Sebuah jembatan akan dibangun, menghubungkan Sumatera Selatan dengan Pulau Bangka sepanjang 15,2 kilometer. Jembatan ini berawal dari Desa Tanjung Tapa, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], Provinsi Sumatera Selatan hingga Desa Permis, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung, yang dimulai 2020. Apa dampaknya?“Tampaknya gambut tersisa atau yang tengah diupayakan direstorasi di OKI kian sulit terjaga. Hadirnya jembatan membuat wilayah gambut kian terbuka, mendorong banyak pihak datang, khususnya di sekitar jembatan. Mulai pembangunan infrastruktur permukiman baru, pergudangan, pelabuhan, dan lainnya,” kata Muhammad Hairul Sobri, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia [Walhi] Sumatera Selatan, Sabtu [10/08/2019].“Selain itu hutan lindung berupa kawasan mangrove yang selama ini sudah rusak kian terancam,” lanjutnya.Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, di Griya Agung, Palembang, Jumat [19/07/2019], menjelaskan usulan pembangunan jembatan penghubung Sumatera Selatan dengan Bangka tersebut menelan biaya sekitar Rp15 triliun. Sudah disetujui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR].Dijelaskannya, dikutip dari Tempo, pembangunannya sudah menarik sejumlah investor, seperti dari Cina, tapi akhirnya diputuskan menggunakan APBN. Saat ini, tengah dilakukan penilaian dan kelayakan.Baca: Lahan Gambut Seluas 615.907 Hektar Bakal Direstorasi, Begini Rencananya  Anggaran Rp15 triliun, kata Hairul, bukan biaya murah. Apalagi kalau sumber pendanaan merupakan utang negara, rakyat yang harus memikul beban. “Perlu perhitungan matang dan berkeadilan agar dampak kesejateraan rakyat terjamin,” katanya.
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2019-034-11.json
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya?
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya? | Sebagai informasi, luas gambut di Kabupaten OKI sekitar 750 ribu hektar dari total luas di Sumatera Selatan sekitar 1,2 juta hektar. Tapi, sebagian besar gambut di OKI sudah menjadi konsesi dan perkebunan sawit. Sementara, hutan lindung berupa kawasan mangrove yang luasnya sekitar 190 ribu hektare, tersisa sekitar 90 ribu hektar.Sementara restorasi gambut di Sumatera Selatan targetnya seluas 615.907 hektar. Wilayah yang akan direstorasi adalah areal pasca-kebakaran 2015 yaitu 12.237 hektar HGU; 160.053 hektar IUPHHK; 48.420 hektar APL; 28.377 hektar kawasan hutan; 1.941 hektar kawasan hutan lindung; dan 39.336 hektar kawasan konservasi.Wilayah gambut di Kabupaten Musi Banyuasin [Muba], Banyuasin dan OKI dikerjakan dari 2017-2019. Sementara 2020, restorasi gambut di Sumatera Selatan difokuskan pada Kabupaten Muaraenim, Musirawas dan Muba.Doni Al Maleeq, pendidik dan budayawan Bangka Selatan, yang rumahnya tak jauh dari lokasi rencana pembangunan jembatan di Desa Permis, menilai jembatan tersebut akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Bangka. “Transportasi darat dari Bangka ke Sumatera, khususnya Sumatera Selatan, menjadi cepat,” katanya pada Juni 2019.Namun, dia juga khawatir jembatan ini kian mendorong banyak pendatang untuk melakukan eksplorasi penambangan timah. “Bangka ini sudah rusak akibat penambangan timah. Jangan sampai adanya jembatan justru mendorong penambangan meningkat. Pemerintah Bangka harus ketat dan tegas soal ini. Misalnya, melakukan moratorium, termasuk pula pembukaan hutan di Bangka untuk perkebunan yang merusak alam,” katanya.  Nasib nelayan di Selat Bangka
[0.9994583129882812, 0.00028047917294315994, 0.0002612548996694386]
2019-034-11.json
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya?
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya? | Muhammad Hairul Sobri berharap, pembangunan jembatan ini jangan hanya untuk kepentingan perluasan dan akses eksploitasi sumber daya alam, terutama HTI, sawit, dan pertambangan. “Perlu ada perhatian khusus bagi nelayan yang menggantung hidupnya di Selat Bangka. Setidaknya, pembangunan ini tidak akan berdampak pada rusaknya wilayah tangkapan ikan nelayan.”Rustandi Adriansyah, Ketua AMAN [Aliansi Masyarakat Adat] Sumatera Selatan, juga mencemaskan nasib nelayan yang selama ini mencari ikan di Selat Bangka. Baik nelayan di sepanjang pesisir timur Sumatera Selatan maupun di Pulau Bangka. “Bentang alam pasti berubah dengan hadirnya jembatan, khususnya gambut dan mangrove. Nelayan tentunya akan merasakan,” katanya, Minggu [11/08/2019].Rustandi berharap, pemerintah melakukan kajian akurat terkait dampak lingkungan, sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat. “Khususnya, terkait zona tangkapan ikan nelayan,” katanya.Rabin Ibnu Zainal, Direktur Pinus [Pilar Nusantara] Sumsel, mengatakan jembatan tersebut jelas memberikan dampak ekonomi bagi pemerintah terkait transportasi. Tapi, dia berharap pemerintah melakukan kajian dampak lingkungan. Selain mengancam berkurangnya kawasan gambut, hutan mangrove, juga aspek kriminalitas.Masyarakat Bangka yang selama ini hidup relatif tenang atau angka kriminalitas rendah, bukan tidak mungkin mengalami perubahan, khususnya keamanan. Pemerintah bukan hanya fokus pada fisik jembatan, juga mengantisipasi berbagai dampak tersebut,” ujarnya, Minggu [11/08/2019].  Jaga situs pemukiman masyarakat Sriwijaya
[0.9999998211860657, 1.0801165473139918e-07, 9.364350717078196e-08]
2019-034-11.json
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya?
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya? | Conie Sema, seniman dari Teater Potlot, teater yang terus menyuarakan persoalan rawa gambut di Sumatera Selatan, termasuk keberadaan situs permukiman Sriwijaya di Cengal, Tulungselapan dan Air Sugihan di Kabupaten OKI mengatakan, harus ada jaminan perlindungan terhadap keberadaan situs pemukiman Sriwijaya tersebut. Sebab, hadirnya jembatan menyebabkan kawasan gambut terbuka. Banyak pihak akan mengelola kawasan gambut menjadi infrastruktur maupun lainnya.“Apalagi sebagian besar gambut di sana sudah dikuasai perusahaan atau pribadi. Hanya sebagian kecil yang dikuasai negara. Sementara situs, sebagian besar berada di kawasan konsesi perusahaan dibandingkan perorangan,” katanya, Minggu.Seperti diberitakan Mongabay Indonesia sebelumnya, kawasan gambut di Cengal, menurut Nurhadi Rangkuti, arkeolog dan mantan Kepala Balar Sumsel, di masa lalu merupakan sebuah bandar Sriwijaya yang ramai dikunjungi berbagai kapal dari belahan dunia. Sebagaimana ditulisnya dalam artikelnya “Teluk Cengal: Lokasi Bandar Sriwijaya” di Kemendikbud.  Berdasarkan data Balai Arkeologi Sumsel, di wilayah Air Sugihan yang masuk Kabupaten OKI dan Banyuasin, terdapat 58 situs Sriwijaya yang tersebar di Desa Banyubiru [24], Desa Kertamukti [18], Desa Riding [6], Desa Nusantara [5], dan Desa Bukit Batu [3]. Ini belum termasuk di Cengal dan Tulungselapan.“Kami berharap, setiap pembangunan di Sumsel benar-benar dikaji dampaknya bagi lingkungan. Bukan hanya ekologi juga sosial dan budaya, sehingga setiap pembangunan tidak meninggalkan jejak kelam bagi sejarah bangsa. Seperti halnya pembangunan pabrik PT. Pusri yang menghabisi situs permukiman Kuto Gawang di Palembang,” kata Conie.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2019-034-11.json
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya?
Pembangunan Jembatan Sumatera-Bangka, Bagaimana Dampak Ekologi dan Sosial Budaya? | Sebelumnya Conie Sema mengatakan restorasi gambut di Sumatera Selatan dari 2017-2019, belum ada program terkait restorasi gambut di lokasi penemuan situs permukiman Kerajaan Sriwijaya, seperti di Cengal. “Restorasi tidak menyelamatkan, jangan pula pembangunan menghancurkan,” tandasnya.   [SEP]
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2022-037-03.json
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia?
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia? | [CLS]   Ayam [Gallus gallus domesticus] merupakan hewan yang dekat dengan kehidupan manusia. Selain sebagai peliharaan, ayam juga dijadikan sumber makanan.Pernahkah terpikirkan oleh Anda, kapan, di mana, dan bagaimana hewan bertaji itu menjadi jinak [domestikasi] seperti saat ini?Penelitian terbaru, dilakukan para akademisi di Universitas Exeter, Munich, Cardiff, Oxford, Bournemouth, Toulouse, serta institut di Jerman, Prancis, dan Argentina, yaitu Joris Peters, Ophelie Lebrasseur, Greger Larson, dan kolega berjudul The Biocultural Origins and Dispersal of Domestic Chickens, dimuat dalam Jurnal The Proceeding of The National Academy of Sciences [PNAS], edisi 6 Juni 2022.Riset ini menjelaskan bahwa tulang ayam domestik pertama ditemukan di Neolitik Ban Non Wat di Thailand tengah, diperkirakan pada 1650 hingga 1250 SM.“Thailand paling tua, bukan didomestikasi di Anak Benua India, China Tengah, Asia Selatan, Mesopotamia, Ethiopia atau Eropa Mediterania pada 800 SM,” tulis peneliti.Sebelumnya, ada klaim bahwa ayam didomestikasi pada 10.000 tahun lalu di China, Asia Tenggara, atau India, dan ayam ada di Eropa lebih dari 7.000 tahun silam.Kekuatan pendorong dibalik domestikasi ayam adalah kedatangan pertanian padi kering ke Asia Tenggara. Wilayah ini memang tempat nenek moyang liar mereka, yaitu ayam hutan merah.“Pertanian padi kering bertindak sebagai magnet menarik unggas hutan liar turun dari pohon, dan memulai hubungan lebih dekat antara manusia dengan unggas hutan yang menghasilkan ayam.”Para peneliti lintas universitas antarbenua ini menilai, proses domestikasi ayam berlangsung sekitar 1.500 SM di semenanjung Asia Tenggara.“Kemudian diangkut pertama kali melintasi Asia, lalu ke seluruh Mediterania sepanjang rute yang digunakan pedagang maritim Yunani, Etruscan, dan Fenisia awal,” jelas peneliti.Baca: Inspirasi Burung Hantu pada Teknologi Peredam Suara  Dinamika hubungan manusia-ayam
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2022-037-03.json
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia?
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia? | Penelitian Julia Best, Sean Doherty, Ian Armit, dan kolega berjudul Redefining The Timing and Circumstances of The Chicken’s Introduction to Europe and Noerth-West Africa yang diterbitkan Cambrige University Press, pada 7 Juni 2022 menjelaskan bukti meyakinkan pertama yang menunjukkan hubungan dekat antara manusia dengan ayam.Kerangka lengkap ayam terlihat ditempatkan di samping penguburan manusia Zaman Perunggu di Thailand [misalnya Ban Non Wat, sekitar 800 SM] dan China [Pemakaman Kerajaan Dasikongcun, 1320–1046 SM]. Sedangkan Eropa, di Italia, ayam yang paling awal diidentifikasi berasal dari makam abad kesepuluh hingga kesembilan SM.“Untuk memahami bagaimana hubungan manusia-ayam berevolusi, perlu fokus pada bukti dari daerah yang memiliki catatan arkeologi luas, mencakup berbagai jenis situs,” tulis peneliti.Di Inggris, ada cukup bukti tentang bagaimana sikap manusi terhadap ayam, yang berubah seiring waktu. “Di banyak daerah, ayam awalnya tidak muncul di kuburan manusia, tetapi sebagai kerangka yang dikubur secara individual.”Selain yang berasal dari Weston Down dan Houghton Down di Inggris, sisa-sisa ayam telah ditemukan dari situs Zaman Besi di seluruh Eropa.“Tidak satu pun dari kerangka ini menunjukkan bukti pemotongan atau konsumsi manusia; mereka juga sering merupakan hewan yang lebih tua. Taji panjang pada ayam Houghton Down, misalnya, menunjukkan bahwa umurnya lebih dari dua tahun.”Baca: Mengapa Beberapa Jenis Burung Memiliki Kecerdasan Luar Biasa?  Penelitian ini menemukan fakta menarik, yaitu selama Zaman Besi di Eropa, ayam dihormati dan umumnya tidak dianggap sebagai makanan.Kesimpulan ini didapatkan dari ayam paling awal dikubur sendirian yang tidak disembelih, dan banyak juga ditemukan terkubur bersama manusia. Selain itu, ayam jantan sering dikubur dengan jantan lainnya dan begitu juga dengan betina.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2022-037-03.json
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia?
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia? | “Survei kami tentang penguburan bersama di Inggris menunjukkan, ritus penguburan seringkali sangat berjenis kelamin: jantan dikuburkan dengan jantan dan betina dengan ayam betina.”Peneliti menduga, ayam dimasukkan dalam kuburan manusia sebagai pemandu jiwa manusia ke alam baka. Peran seperti itu akan cocok dengan hubungan mereka dengan Merkurius (Dewa Komunikasi dan Perjalanan Romawi), yang kepadanya sejumlah besar ayam dikorbankan di Kuil Uley, Gloucestershire.“Pada kesempatan lain, kehadiran ayam di kuburan jelas merupakan persembahan makanan, sebuah praktik yang menjadi lebih umum di Inggris selama periode Romawi.”Selanjutnya, Kekaisaran Romawi mempopulerkan ayam dan telur sebagai makanan.“Misalnya, di Inggris, ayam tidak dikonsumsi secara teratur sampai abad ketiga Masehi, kebanyakan di lokasi perkotaan dan militer,” terang Julia Best, Sean Doherty, Ian Armit dan kolega.Baca juga: Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan  Di Inggris, bukti paling awal untuk konsumsi ayam tingkat tinggi berasal dari situs ‘Romanisasi’ Istana Fishbourne, sejumlah besar ayam dimakan pada awal abad pertama Masehi.Di sini, tulang ayam terdiri dari delapan persen dari total kumpulan, jauh lebih tinggi dari situs Zaman Besi/Romawi Inggris lainnya.Di tempat lain di Inggris, ayam tidak dikonsumsi secara teratur sampai abad ketiga Masehi, sekali lagi, terutama di lokasi perkotaan dan militer yang sangat diromanisasi.Bukti ini menunjukkan bahwa, di Inggris, 700-800 tahun telah berlalu antara pengenalan awal ayam sebagai hewan eksotis [yang dagingnya tampaknya dilarang untuk dikonsumsi] dan penerimaan hewan ini sebagai sumber protein makanan.Penelitian hasil evaluasi sisa-sisa ayam ini ditemukan di lebih dari 600 lokasi di 89 negara. Mereka memeriksa kerangka, lokasi pemakaman dan catatan sejarah mengenai masyarakat dan budaya di mana tulang itu ditemukan.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2022-037-03.json
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia?
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia? | Tim peneliti juga menggunakan penanggalan radiokarbon untuk menentukan usia 23 tulang ayam yang ditemukan di Eurasia barat dan Afrika barat laut.  Hewan dihormati Atit Kanti, peneliti dari BRIN mengatakan, sejarah Indonesia mencatat ayam merupakan hewan yang sangat dihormati. Bahkan arti nama raja keempat kerajaan Majapahit yaitu Hayam Wuruk berarti ayam yang terpelajar.“Ini menjadi bukti, selain dikonsumsi, di sisi lain ayam sangat dihargai,” tutur Atit Kanti saat membuka webinar internasional Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia bertema “Etnobiological Perspektif of Indonesian Chickens” pada Senin, 20 Juli 2020 lalu, dikutip dari situs LIPI.go.id.Temuan menarik tentang ayam juga diungkap Hidayat Ashari, Peneliti Genetika Molekular. Dia menuturkan, Indonesia memiliki dua spesies ayam hutan [Gallus sp.], yaitu ayam hutan merah atau red jungle-fowl [Gallus gallus] dan ayam hutan hijau atau green jungle-fowls [Gallus varius].G. gallusmemiliki beberapa subspesies yaitu G. gallus spadiceus, G. gallus bankiva, G. gallus murgha, danG. gallus jabouillei.Ayam hutan merah ini dapat ditemukan di luar pulau Indonesia, sedangkan ayam hutan hijau adalah ayam asli Indonesia yang dapat ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara.“Contohnya seperti ayam pelung, cemani, kapas, kedu putih, atau kedu hitam,” tutur Hidayat.Lalu dari manakah ayam asli Indonesia berasal? Hidayat menjawab teka-teki tersebut melalui studi keberagaman genetik berdasarkan penanda molekular. “Melalui metode ini kita dapat membangun peta keterkaitan genetik, analisis sistem perkawinan, struktur populasi, merekonstruksi hubungan filogenetik antar populasi dan mempelajari variasi genetik antar dan di dalam populasi hewan.”
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2022-037-03.json
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia?
Sejak Kapan Ayam “Dekat” dengan Kehidupan Manusia? | Berdasarkan hasil studi tersebut, Hidayat menemukan adanya keragaman dan keunikan ayam asli. Namun di sisi lain, keragaman genetik ayam hutan, secara keseluruhan relatif rendah. Keberagaman dan keunikan tersebut dipengaruhi letak geografis setiap lokasi. Keberagaman jenis ayam di Aceh dan Sumatera Utara lebih tinggi dibanding daerah Sumatera lainnya, karena terletak di ujung Sumatera.“Di ujung barat kita berbatasan dengan Selat Malaka, Malaysia dan Thailand. Termasuk juga di Sulawesi Utara yang merupakan jalur perdagangan internasional dan berbatasan dengan Filipina. Perkawinan silang pasti lebih tinggi,” ungkapnya.Selain itu, Hidayat mengungkapkan terdapat tanda perkawinan silang yang signifikan di sebagian besar populasi ayam asli dan ayam hutan yang terfragmentasi bertahan hidup di bawah tekanan manusia dan populasinya, dapat terus meningkat di pulau yang berbeda. Sedangkan populasi ayam hutan merah di Jawa Timur terpisah dari sampel ayam hutan merah lainnya di Sumatera.Ayam hutan hijau menunjukkan pola pencampuran genetik yang berbeda di berbagai daerah di Jawa Timur, juga ada perbedaan genetik signifikan antarpulau.“Ayam asli Indonesia memiliki keanekaragaman genetik yang kaya dan unik, tetapi dengan campuran genetik yang dipengaruhi ayam hutan merah dan boiler serta lapisan komersial,” paparnya.  [SEP]
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2021-029-05.json
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan | [CLS]   Hewan ini berbadan kecil, panjangnya sekitar 40 cm. Ada bulu dengan pola garis-garis hitam dan kecoklatan di tubuhnya. Ekor berwarna merah, dan bawah perutnya putih.Namanya kelinci belang sumatera atau kelinci sumatera [Nesolagus netscheri]. Keberadaanya sulit ditemukan dan sedikit penelitian ilmiah yang mengulasnya.Berdasarkan penelitian Jennifer McCarthy dari Massachusetts University berjudul “Using Camera Trap Photos and Direct Sightings to Identify Possible Refugia for The Vulnerable Sumatran Striped Rabbit Nesolagus netscheri [2012]” diketahui kelinci ini endemik pegunungan Bukit Barisan di Sumatera. Bahkan, menjadi hewan paling langka, sebab sedikit jumlahnya dan sulit terlihat.“Sampai saat ini belum ada identifikasi populasi studi yang layak atau penjelasan ekologi spesies. Kegiatan ini tetap menjadi tujuan konservasi IUCN,” tulisnya dalam laporan.Baca: Spesies Terlupakan: Si Kelinci Belang Sumatera  Minim catatanSesungguhnya, catatan tentang kelinci sumatera sangat sedikit. Jennifer McCarthy menjelaskan, dokumentasi sejarah spesies terdiri dari sejumlah kecil spesimen museum yang dikumpulkan selama 1880-1916.Pada 1984, survei mamalia di seluruh wilayah menggambarkan catatan lokal spesies dari tiga daerah di Sumatera Selatan, tetapi kunjungan berikutnya ke daerah-daerah ini tidak memberikan dokumentasi tentang spesies tersebut.“Penampakan pertama yang didokumentasikan adalah tahun 1972 oleh M. Borner di Taman Nasional Gunung Leuser.”Tahun 1978, J. Seidensticker membuat penampakan yang belum dikonfirmasi di dekat Gunung Kerinci, tetapi spesies tersebut tetap tidak terfoto di alam liar. Sampai 1998, ketika Fauna & Flora International merekam individu dalam foto kamera jebak di Taman Nasional Kerinci Seblat.Sejak 1998, tiga penampakan tambahan telah dilaporkan, semuanya dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, kawasan yang membentang di Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2021-029-05.json
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan | “Pada 2007, Wildlife Conservation Society–Indonesia Program mendokumentasikan spesies tersebut dalam dua foto dari kamera jebak di kawasan Pulau Beringin. Pada 2008, satu individu difoto oleh seorang ilmuwan dari WWF, dan pada 2009 satu individu terlihat di sepanjang jalan yang membelah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,” jelas riset tersebut.Jennifer McCarthy juga menceritakan saat ia dan timnya melakukan penelitian di TNBBS tahun 2008 dan tahun 2011 menggunakan tujuh kamera digital inframerah. Mereka memperoleh total 10 foto kelinci belang sumatera, pada dua kesempatan terpisah di lokasi kamera dengan jarak 790 meter.“Sebelumnya, spesies tersebut diperkirakan hanya muncul di atas ketinggian 600 meter, namun kami memperoleh dua laporan tentang kelinci sumatera dari hutan dataran rendah.”Pada 1997 misalnya, kelinci belang sumatera terlihat di hutan dataran rendah di luar Pemerihan, Lampung. Begitu juga tahun 2011, satu foto individu direkam dengan kamera jebak di hutan dataran rendah primer, pada ketinggian 544 meter di Ipuh, Provinsi Bengkulu.Baca: Kebiasaan Aneh Kambing Hutan Sumatera, Main di Tebing dan Menyendiri di Goa  Belang sejak kecilDalam Jurnal Mammalia volume 83 [2019] berjudul “First description of an immature Sumatran striped rabbit [Nesolagus netscheri], with special reference to the wildlife trade in South Sumatra” karya Arum Setiawan, Muhammad Iqbal dan kolega diketahui warna belang kelinci sumatera sudah terbentuk sejak kecil hingga hingga dewasa. Yaitu, belang garis hitam atau cokelat tua dan abu-abu kekuningan. Informasi ini diketahui dari pengamatan kelinci belang dari Gunung Dempo, Sumatera Selatan.Di Sumatera Selatan, ancaman utama bagi N. netscheri adalah pembukaan hutan untuk pertanian, terutama perkebunan kopi, the, dan kakao.“Masalah perburuan tampaknya tidak diburu secara rutin, mungkin karena kelangkaan alaminya,” tulis laporan itu.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2021-029-05.json
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan
Kelinci Sumatera, Si Belang yang Begitu Sulit Ditemukan di Hutan | Baca juga: Apakah Orang Pendek di Hutan Sumatera Ada?  Baru-baru ini, sebagaimana dikutip dari Kumparan, kelinci belang sumatera menjadi perbincangan khalayak. Semua bermula ketika seorang petani hendak menjual kelinci langka itu melalui Facebook.Tim Fauna & Flora International [FFI] dan staf Balai Taman Nasional Kerinci Seblat bergerak cepat, melacak penjual yang menyelamatkan hewan langka itu.“Kelinci itu berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke TNKS,” kata Wido Rizki Albert, Biodiversity Coordinator FFI-IP Kerinci Seblat kepada Mongabay Indonesia, Rabu [18/8/2021].Wido menjelaskan, ancaman terbesar kepunahan kelinci asli Indonesia itu berasal dari rusaknya hutan sebagai habitat alami. “Alih fungsi hutan untuk perkebunan, pemukiman, tentu mengancam habitat dan populasi satwa dalam hutan.”Pemerintah Indonesia melindungi kelinci sumatera sebagai satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, tercantum pada nomor 72.   [SEP]
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2015-086-18.json
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah | [CLS] Bambang Dahono Adji, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengatakan pihaknya menargetkan peningkatan populasi spesies hewan langka di Indonesia seperti  harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae), gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan jalak bali (Leucopsar rothchildi).“Kita targetkan peningkatan jumlah 25 spesies terancam punah sebesar 10 persen hingga tahun 2019. Untuk memenuhi target tersebut selain melalui kegiatan yang selama ini dilaksanakan seperti penangkaran dan pelepasliaran satwa, kebun binatang juga wajib hukumnya membangun breeding,” kata Bambang pada Seminar Nasional Konservasi Biodiversitas Sub Region Sumatera Bagian Selatan dengan tema Pengarusutamaan Nilai, Status, Monitoring Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem. Kegiatan yang digelar BIOCLIME-GIZ ini bekerja sama dengan BKSDA Sumsel dan Dinas Kehutanan Sumsel, Rabu-Kamis (14-15/01/2015) di Palembang.Bambang dengan materi mengenai “Kebijakan Prioritas Konservasi Keanekaragaman Hayati di Sumsel,” mengatakan ancaman atas keanekaragaman hayati seperti punah dan berkurangnya populasi flora dan fauna di alam serta berkurangnya luasan wilayah hutan disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan perambahan, perburuan liar, pembalakan liar, dan pembakaran hutan.“Perambahan kawasan konservasi di Sumsel masih banyak terjadi, misalnya pertambakan udang yang berada di kawasan Taman Nasional Sembilang dan pembalakan liar di kawasan Hutan Harapan di perbatasan Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel),” kata Bambang.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2015-086-18.json
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah | Menurut Bambang, untuk mengatasi kerusakan lebih dari 10 juta kawasan hutan di Indonesia, pihaknya melaksanakan restorasi dengan melakukan penanaman di area seluas 100.000 hektar per tahun. Namun demikan, ia mengakui hal ini jauh dari memadai untuk menutupi kawasan dan hutan konservasi yang terlanjur rusak. “Kalau perambahan dan pembalakan liar terus terjadi, restorasi semakin tak ada gunanya. Perlu pelibatan masyarakat di sekitar kawasan konservasi serta pendekatan khusus kepada para perambah,” ujarnya.1. Harimau sumatera2. Gajah sumatera3. Badak jawa4. Owa (Owa jawa, Bilou)5. Banteng6. Elang (elang jawa dan elang flores)7. Jalak bali8. Kakatua (kakatua jambul kuning, kakatua jingga, kakatua alba)9. Orangutan (orangutan kalimantan dan orangutan sumatera)10. Komodo11. Bekantan12. Anoa13. Babirusa14. Maleo15. Macan tutul16. Cendrawasih17. Rusa bawean18. Tarsius19. Surili20. Macaca maura21. Julang sumba22. Nuri kepala hitam23. Kangguru pohon24. Penyu (penyu sisik dan penyu belimbing)25. Celepuk rinjaniSumber: presentasi Bambang Dahono Aji, Direktur KKH, PHKA, Kementerian LHKPada seminar tersebut turut hadir Maheswar Dhakal, Direktur Taman Nasional dan Konservasi Satwa Liar, Kementerian Kehutanan dan Konservasi Tanah, Nepal. Dhakal dihadirkan untuk berbagi pengalaman mengenai keberhasilan menjaga populasi harimau benggala (Panthera tigris tigris).Menurut Dhakal, persoalan yang dihadapi oleh Nepal tak jauh berbeda dengan yang dihadapi Indonesia. Nepal juga menghadapi perburuan liar, pembalakan liar, hingga persoalan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah lokal. Dhakal mengatakan, mereka berhasil menjaga hutan konservasi sebagai habitat utama harimau dengan memasang 500 camera trap di taman nasional dan melibatkan 250 ahli dalam kegiatan tersebut.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2015-086-18.json
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah
Indonesia Targetkan Peningkatan 10 Persen Populasi 25 Spesies Terancam Punah | Sementara Zulfikar Ahmad, Sekretaris Dinas Kehutanan Propinsi Sumsel, mengatakan untuk mengatasi perambahan hutan dan perburuan satwa dilindungi di Sumsel perlu strategi dan pendekatan khusus dengan mencari akar persoalan dan menemukan solusi yang tepat.“Kita tak bisa hanya mengatakan masyarakat telah merambah hutan produksi dan hutan. Kita tak bisa hanya mengatakan habitat harimau telah digusur oleh masyarakat. Perlu dicarikan solusi agar hal ini tak terjadi terus menerus,” ujarnya.Menurut Zulfikar, tantangannya adalah bagaimana penataan dilakukan dan hal ini membutuhkan sinergi antara pengelola kawasan konservasi, pengelola kawasan hutan produksi, dan masyarakat sekitar kawasan.Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio [SEP]
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2014-048-02.json
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan | [CLS] Kamis (15/5/14), sebuah rumah di Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, kedatangan beberapa orang tak dikenal. Salah seorang perempuan, tiba-tiba ditangkap. Perempuan itu adalah Eva Susanti Hanafi Bande (36). Perempuan asli Luwuk, Kabupaten Banggai, ibu tiga anak ini ditangkap tim Kejaksaan Negeri Luwuk bekerjasama dengan Kejaksaan Agung.Eva diinapkan semalam di Kejati Yogyakarta. Esok hari, dia dikawal ke pesawat dan diterbangkan ke Luwuk, Sulawesi Tengah. Pukul 17.00, Eva tiba di Luwuk. Dengan pengawalan petugas, langsung ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas II B.Eva bak momok bagi penguasa di Banggai. Dia aktivis perempuan pejuang agraria. Dia memimpin organisasi rakyat yang memperjuangkan hak-hak petani mendapatkan tanah yang dirampas pemodal. Nama organisasi itu adalah Front Rakyat Advokasi Sawit Sulteng.Karena aktivitas inilah Eva ditangkap. Dia dianggap melanggar hukum karena memimpin perjuangan petani melawan perusahaan sawit di Desa Piondo, Kecamatan Toili.Syahrudin A. Douw, direktur Jatam Sulteng, mengatakan, penangkapan Eva bermula dari penutupan jalan produksi petani di Desa Piondo oleh perusahaan sawit PT Kurnia Luwuk Sejati. Jalan itu yang biasa dilalui petani ke kebun kakao dan persawahan. Ratusan petani pengguna jalan itu marah besar. Mereka menuntut perusahaan segera memperbaiki jalan yang mereka lalui.Peristiwa itu terjadi 26 Mei 2011. Sontak ratusan petani yang marah mendatangi kantor KLS. Eva yang berada di kerumunan massa, meminta petani tenang. Jangan terbawa emosi. Karena kemarahan warga kepada perusahaan sudah memuncak, Eva tak bisa mengendalikan massa.“KLS menutup jalan karena berencana menggusur kebun kakao petani di Desa Piondo. Warga marah dan petani merusak karena perusahaan tidak mau memperbaiki jalan yang mereka lubangi,” kata Etal, sapaan akrab Syahrudin, Sabtu (17/05/14).
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2014-048-02.json
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan | Ahmad Pelor, Direktur Walhi Sulteng menjelaskan, KLS perusahaan milik Murad Husain, telah merampas lahan petani di Desa Piondo, Singkoyo, Moilong, Tou, Sindang Sari, Bukit Jaya, dan beberapa desa lain. Secara keseluruhan tanah-tanah petani digusur KLS seluas 7.000 hektar.Sejak 1996, Murad membuka perkebunan sawit skala besar di Toili Kabupaten Banggai. KLS mendapat izin pengelolaan hutan tanaman industri (HTI) 13.000 hektar dengan dana pinjaman pemerintah untuk penanaman sengon dan akasia Rp11 miliar. Hingga kini dana tidak dikembalikan dan lahan HTI malah jadi kebun sawit.“KLS menanam sawit di hutan konservasi seluas 500 hektar. Kini nasib Suaka Margasatwa Bangkiriang hancur dan dibiarkan begitu saja aparat,” jata Pelor.Sementara Murad telah ditetapkan sebagai tersangka pada 2010, hingga kini Polres maupun Polda Sulteng mendiamkan kasus seakan tidak terjadi apa-apa.Sebaliknya, pejuang gerakan agraria Eva, yang membela petani karena tanah dirampas KLS malah dipenjara. “Eva dianggap melanggar hukum dan dituntut melanggar pasal 160 KUHP, karena memimpin perjuangan petani dan dianggap melakukan kejahatan di depan penguasa umum. Eva divonis 4,6 tahun.”Sedangkan Murad dibiarkan bebas oleh aparat penegak hukum. “Padahal telah merampas tanah petani dan merusak suaka alam dan mencuri uang negara Rp11 miliar.”Aries Bira, manajer advokasi Walhi Sulteng menambahkan, Eva ditangkap di Yogja saat berdiskusi dengan petani. Dalam catatan Walhi Sulteng, kurun waktu lima tahun terakhir, di Banggai setidaknya ada 32 petani berhadapan dengan perkebunan sawit menjadi korban kriminalisasi dari perusahaan maupun kepolisian.
[0.476456880569458, 0.5139302611351013, 0.009612822905182838]
2014-048-02.json
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan | Penahanan Eva menguatkan beberapa indikator penegakan hukum di Indonesia, khusus Sulteng, cenderung tebang pilih. Sebab, sebelum penetapan tersangka Eva dan beberapa petani, Murad lebih dahulu menjadi tersangka. Kasusnya,  tidak dilanjutkan dalam satu persidangan yang jelas, bahkan status tersangka Murad berubah menjadi saksi.“Kasus kejahatan lingkungan KLS tidak pernah mendapat respon. Sedangkan semua perlawanan petani mempertahankan tanah selalu menjadi korban intimidasi. Mereka ditahan bahkan dipenjara.”Eva Bande, bukan kali ini bermasalah dengan KLS. Pada 27 Mei 2010, karena perlawanan bersama petani, dia dijebloskan ke penjara. Perlawanan berakhir di penjara itu bermula ketika terbit surat bernomor 14/KLS-PKS/PC/V/2010 dari KLS, yang dikirimkan kepada warga di beberapa desa di Kecamatan Toili Barat. Surat itu, berisi KLS akan menutup jalan menuju kawasan HTI di Desa Piondo Kecamatan Toili.KLS menutup jalan dengan alasan, kawasan HTI milik PT Berkat Hutan Pusaka harus ditertibkan dari warga merambah hutan maupun penambang emas tanpa izin. BHP adalah perusahaan patungan antara KLS, pemilik 60 persen saham dan PT Inhutani I. KLS mengakuisisi saham Inhutani, hingga BHP menjadi milik KLS.Penangkapan ketika Eva bersama petani aksi protes. Protes itu berujung kericuhan seperti melempar kantor perusahaan dengan batu, hingga perusakan dan pembakaran alat berat perusahaan. Eva dituduh biang kericuhan dan provokator.Protes yang dilayangkan warga karena KLS menanami sawit di kawasan HTI BHP, sambil menakut-nakuti warga dengan menghadirkan tentara yang disebut-sebut sedang latihan perang.Belakangan diketahui, tentara ini tidak latihan, melainkan mengawasi karyawan KLS menanam sawit. Jalan-jalan petani menuju perkebunan rakyat dan persawahan dirusak.
[0.9999998211860657, 8.479273816419663e-08, 7.769674681412653e-08]
2014-048-02.json
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan | Irwan FK, dari Konsorsium Pembaruan Agraria Sulutenggo dalam siaran pers mengutuk perampasan tanah petani dan pemenjaraan Eva Bande. Menurut dia,  sejak 1996 aksi KLS seakan ada pembiaran dan dilindungi pemerintahan serta aparat keamanan di sana.“Makin tak jelas penyelesaian konflik agraria oleh pemerintah dan aparat keamanan ini,” katanya.Untuk itu, KPA mendesak pemerintah dan aparat segera mengambil tindakan tegas atas kejahatan perusahaan selama ini.Kontras Sulawesi, dalam siaran pers mengatakan, Eva divonis penjara  4,6  bulan oleh PN Luwuk 2010. Namun Eva maju kasasi di MA. Majelis Kasasi, menjatuhkan vonis bersalah kepada Eva dengan pidana 4  tahun, hanya berkurang enam bulan.Asman, koordinator Kontras Sulawesi mengatakan, kriminalisasi Eva membuat Kontras khawatir dengan posisi pembela HAM di Indonesia. Mereka bekerja tanpa ada perlindungan hukum jelas. Sikap arogansi negara, melalui sistem peradilan ini, para pembela HAM makin tidak aman.“Eva harus dipandang sebagai bagian pembela HAM yang berupaya memenuhi kewajiban universalnya memperjuangkan hak-hak kaum tani yang dirampas lahannya oleh PT KLS di Toili, Sulawesi Tengah. Dan karenanya wajib dilindungi, bukan sebaliknya, dikriminalisasi.”Kontras menyoroti sikap Kejaksaan Negeri Luwuk bersama Kejaksaan Agung begitu agresif menangkap Eva. Menurut Asman, seharusnya mereka menunjukkan sikap agresif juga saat menangani kasus Murad. “KLS pangkal persoalan ini, hingga tidak bisa diabaikan.”Sejak awal, dukungan kepada Eva dan petani datang dari berbagai kalangan. Dari situs evabande.wordpress.com, pada 2011, George Junus Aditjondro, sosiolog terkemuka, membuat surat dukungan bagi petani di Sulteng yang ditangkap karena mempertahankan hak mereka.
[0.9999998211860657, 9.115430543715775e-08, 9.005590584365564e-08]
2014-048-02.json
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan
Pejuang Petani Eva Bande Ditangkap, Giliran Kasus Bos Sawit Malah Dilupakan | “Saya bangga melihat kawan-kawan tidak menyerah, menghadapi kekuasaan perkebunan kelapa sawit PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) milik Murad Husain bersama isterinya, Ny. Silvia  Maindo, anak mereka, Rahmawati Husain, dan seorang perempuan, Jamalia Ningsih. Soalnya, perusahaan ini melakukan ekspansi secara ilegal…” Begitu kutipan surat itu.Kini, Mustafa Surya dari Solidaritas untuk Eva Susanti Bande membuat petisi Bebaskan Eva Bande dan Tutup, Tangkap Pemilik PT. KLS,  Murad Husain, di change.org.   [SEP]
[0.9999907612800598, 4.496447218116373e-06, 4.684098712459672e-06]
2020-049-11.json
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya | [CLS]  Seekor individu diduga paus sperma kerdil atau Kogia sima (dwarf sperm whale) terlihat terluka penuh darah terdampar di Pantai Lembeng, Gianyar, Bali pada Kamis (18/6/2020) sore. Paus kerdil malang itu kemudian ditarik sejumlah orang dengan bantuan sebatang bambu dan tali yang diikatkan di ekornya. Selanjutnya, satwa laut ini jadi potongan daging.Sebuah video yang memperlihatkan upaya beberapa orang menarik paus terdampar mati ini diposting sejumlah akun sosial media. Salah satunya akun instagram InfoGianyar_ yang menyebut satwa ini dipotong salah satunya untuk diambil minyaknya karena diyakini bermanfaat untuk obat dan kegiatan spiritual.Setelah mendapat informasi, tim dari BKSDA Bali menuju ke Pantai Lembeng pada hari Jumat (19/06/2020). Dalam siaran persnya, tim Balai KSDA Bali berkoordinasi dengan Kasatpolair Polres Gianyar, Binmas Polsek Sukawati, Kelian Banjar Gumicik, Perbekel Desa Ketewel dalam rangka menindaklanjuti info terkait terdamparnya satwa tersebut. Hasil identifikasi awal dilakukan bersama dengan BPSPL Denpasar disimpulkan sementara bahwa paus terdampar tersebut adalah jenis paus lodan (Kogia sima).baca : Paus Sperma Kerdil ini Mati dalam Penyelamatan  Ketika tim BKSDA Bali dan instansi lain tiba di lokasi kejadian, paus sudah tidak ada dan hanya menemukan adanya bercak darah di pasir dan di anyaman daun kelapa. Tim penelusuran ini berkoordinasi dengan Kelian Banjar Gumicik untuk mengetahui pelakunya. Dari informasi yang dihimpun, diperoleh keterangan keberadaan alamat rumah pembuat video, sumber awal informasi ini.
[0.013831224292516708, 0.9679399728775024, 0.018228823319077492]
2020-049-11.json
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya | Pelaku diberikan pembinaan dan sosialisasi tentang Peraturan Menteri LHK No.P.106//MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi dan UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Paus sperma kerdil juga dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1999. Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Selanjutnya daging paus yang masih tersisa dalam botol air mineral diserahkan kepada Polres Gianyar. Potongan sampel daging ini diambil pihak BPSPL Denpasar untuk uji DNA.Perbekel Desa Ketewel memohon maaf atas perbuatan warganya yang tidak melaporkan kejadian paus terdampar serta telanjur memotong paus tersebut untuk diambil minyaknya. Mereka mengusulkan dipasang papan himbauan di Pantai Lembeng tentang satwa laut dilindungi agar diketahui masyarakat luas.Pelaku menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya dengan saksi dari BPSPL Denpasar, PSDKP Benoa, BKSDA Bali, Polairud Polres Gianyar, Perbekel Ketewel, dan lainnya.baca juga : Ada Potongan Plastik dan Cacing di Paus Sperma Kerdil Ini  Pada Kamis (18/06/2020) pagi juga beredar informasi berupa video di media sosial tentang pertarungan dua ekor satwa yang diduga lumba-lumba di pantai Semawang Sanur, Denpasar. Dari informasi tersebut petugas BKSDA Bali menuju ke lokasi kejadian dan menemukan salah satu saksi mata yang bernama I Nyoman Nener, seorang nelayan di pantai itu. Dari catatan BKSDA disebut saksi menyatakan lumba-lumba itu menabrak tali jangkar dari perahu nelayan yang diparkir di pinggir pantai.Diduga karena kejadian itu, lumba-lumba seperti kehilangan arah, berenang terlalu menepi sehingga menabrak karang atau krib penahan ombak di pantai dan berakibat luka pada tubuh satwa tersebut. Setelah itu, saksi melihat satwa kembali ke tengah laut. Agus Budi Santosa, Kepala BKSDA Bali mengatakan pihaknya sudah memberikan sosialisasi di lokasi tentang satwa dilindungi.
[0.00023018968931864947, 7.6199598879611585e-06, 0.9997621774673462]
2020-049-11.json
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya | Sementara itu Permana Yudiarso, Kepala BPSPL Denpasar menyampaikan kemungkinan dari dua kejadian ini. Satwa yang diduga lumba-lumba itu bisa jadi paus kerdil Kogia Sima yang mati dan kemudian dipotong-potong itu.Setelah melihat dua video rekaman yang ada, Yudi panggilan akrabnya, menganalisis bahwa paus sperma kerdil berenang menuju tanggul penahan ombak kemungkinan karena dikejar predator, dan mengeluarkan cairan berwarna hitam pekat yang awalnya diduga darah.Saat itu, air laut sedang pasang dan bergelombang, dan di perairan sekitarnya air berwarna hitam. Ia mengatakan kalau lumpur atau limbah tak seperti itu. Air menghitam nampak banyak, dan tidak ada saluran pembuangan limbah. Dan perilaku paus sperma kerdil, lanjutnya, memang mengeluarkan cairan tinta hitam bila diserang predator seperti yang dilakukan cumi-cumi.Selain itu, dari indentifikasi morfologi dalam video itu, kata Yudi, sirip dorsal (punggung) berada agak ke belakang dekat sirip ekor atau pada sepertiga bagian tubuh belakang. Itu merupakan ciri paus sperma kerdil, bukan lumba-lumba.Sampai kemudian pada sore hari ada laporan beberapa warga sedang menggotong paus dan foto memotong dagingnya. Pada Jumat (19/6/2020), tim BPSPL Denpasar meneliti ke lokasi dan ditemukan di Pantai Lembeng, Gianyar. Di sekitar lokasi ada ada bekas darah. Ada kemiripan juga dengan foto lokasi di video yang beredar. Kepala lingkungan dan sejumlah instansi akhirnya menemui pelaku pemotong dan memberitahu regulasi perlindungannya. Karena pelaku mengklaim tidak tahu, petugas memberikan informasi peraturan yang ada dan meminta pelaku menandatangani pernyataan untuk tidak mengulangi lagi.baca juga : Belajar dari Pearlie, Paus Sperma Kerdil Betina yang Mati Terluka  
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2020-049-11.json
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya | Untuk membuktikan jenis satwa, sampel daging akan diuji DNA. “Habitat Kogia sima di selatan Bali, banyak kejadian terdampar,” lanjutnya. Daging juga sudah dipotong kecil, dan ada pengakuan untuk diambil minyaknya.Prosedur DNA ini menurutnya cukup rumit, dalam beberapa tahap termasuk sekuensing DNA, dan hanya memastikan jenis individu satwa yang sudah dipotong itu. Sementara untuk peristiwa pertama, perlu verifikasi lanjutan. Kasus penyelamatan paus kerdilPaus sperma kerdil ini masuk famili Kogidae, spesies Kogia sima. Paus jenis ini terakhir dilaporkan mati setelah berupaya diselamatkan petugas pada Senin (2/09/2019)  di Pantai Serangan, Denpasar, Bali.Sebelumnya, paus sperma kerdil dilaporkan mati setelah berupaya diselamatkan warga pada 11 Maret 2019 di Pantai Rangkan, Gianyar, Bali. Dekat dengan Pantai Lembeng, lokasi terdampar mati kasus di atas.Dari hasil nekropsi, temuannya adalah paus sperma ini jantan, ada parasit cacing nematoda, jenisnya perlu identifikasi lagi. Terjadi pembesaran usus besar, perlu konfirmasi apakah sesuai anatomi paus. Berikutnya ada potongan plastik di ususnya, tercampur dengan makanannya seperti udang.Saat itu warga dengan sekuat tenaga terus mendorong sampai berenang lebih ke tengah, berusaha memberi penyelamatan. Namun si paus kerdil akhirnya mati terdampar.Sebelumnya pada tahun 2015, paus jenis ini pernah terdampar sebanyak 3 ekor di perairan dangkal sekitar jalan tol Tanjung Benoa. Habitatnya disebut ada di seluruh dunia dengan kondisi perairan tropis.  Klasifikasi kondisi mamalia laut yang terdampar berdasarkan Geraci & Lounsbury 1993: Kode 1: alive (hewan masih hidup). Kode 2: fresh dead (hewan baru saja mati, belum ada pembengkakan). Kode 3: moderate decomposition (bangkai mulai membengkak). Kode 4: advance decomposition (bangkai sudah membusuk). Kode 5: severe decomposition (bangkai sudah mulai memutih menjadi kerangka, atau sudah jadi kerangka).
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2020-049-11.json
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya
Seekor Paus Sperma Kerdil Terdampar, Warga Malah Memotong Dagingnya | Putu Liza, seorang peneliti paus dan lumba-lumba dari Bali yang sekolah dan mukim di Australia, melalui blognya, putuliza.blogspot.co.id menyebutkan penyebab patologis perlu dibuktikan dengan nekropsi. Misal, studi analisisnya adalah peristiwa 48 paus pemandu sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) yang terdampar di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur pada Oktober 2012. Sebagian besar mati.Nekropsi di bagian kepala dan telinga dapat melihat indikasi perdarahan dalam (haemorrhage) akibat sonar atau kegiatan seismik (Cox et al. 2006;Yang et al. 2008) dan kemungkinan parasit (Morimitsu et al. 1987). Nekropsi di bagian pencernaan dapat mengungkapkan adanya benda asing (seperti sampah plastic). Nekropsi organ dalam lain seperti ginjal, hati dan kelenjar limfatik dapat mengungkapkan emboli akut (acute embolism) yang bisa menjadi indikasi dampak kegiatan seismic atau sonar (Jepson et al. 2003).Perempuan peneliti wisata bahari ini menyebut beberapa sebab patologis (seperti benda asing dan parasit) hanya akan mempengaruhi beberapa ekor paus pemandu dalam satu kelompok, tidak seluruh kawanan. Namun karena paus pemandu (seperti halnya paus bergigi, Odontocetes) biasa bergerombol, maka jika satu hewan sakit dan terdampar (terutama pimpinannya), maka yang lain pun juga terdampar. Namun demikian, perdarahan internal atau emboli akut dapat disebabkan oleh sonar buatan manusia, sehingga mempengaruhi lebih banyak hewan di dalam kawanan. Gempa bumi dapat juga menyebabkan paus disorientasi dan terdampar (Kirschvink 2000).   [SEP]
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2018-025-14.json
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit | [CLS]  Pemerintah kembali melepas hutan alam dan lahan gambut untuk perkebunan sawit baru di Papua. Hal ini diketahui setelah Badan Kooordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerbitkan izin pelepasan kawasan hutan untuk usaha perkebunan sawit kepada PT. Sawit Makmur Abadi (SMA). Luas mencapai 28.817,42 hektar. Izin ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Nomor 2/1/PKH/PMDN/2018, tertanggal 10 April 2018.Koalisi Organisasi Masyarakat Pro Keadilan, HAM dan Lingkungan di Tanah Papua mengecam pelepasan kawasan hutan ini. “Kami menganalisis keberadaan izin SMA dengan menggunakan PIPPIB (peta indikatif penundaan pemberian izin baru-red) dan RTRW Papua, ditemukan kawasan hutan yang dilepaskan ada hutan bergambut 8.825 hektar dan hutan alam primer 95 hektar,” kata Maurits Rumbekwan, juru bicara koalisi juga Direktur Eksekutif Walhi Papua.Selain itu, katanya, hutan itu masuk wilayah adat empat kampung di Distrik Napan dan Wapoga, Nabire, Papua.Sebelumnya,  SMA sudah mendapat izin lokasi melalui SK Bupati Nabire Nomor 89/2014. Perusahaan ini mendapat izin usaha perkebunan melalui SK Gubernur Papua Nomor 07/2015 dengan luas 40.000 hektar.Koalisi menyatakan, pelepasan kawasan hutan ini menyalahi komitmen Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pemerintah, katanya,  menyampaikan komitmen dan kebijakan tentang moratorium izin baru pada kawasan hutan alam dan gambut.Pemerintah,  juga menyatakan menunda izin pelepasan kawasan hutan untuk usaha perkebunan sawit. Ia tertuang dalam Inpres Nomor 6/2017.“Praktiknya, pemerintah masih belum sungguh-sungguh menghormati kebijakan dan ketentuan penundaan izin baru itu. Pemerintah masih terus menerbitkan izin baru pelepasan kawasan hutan untuk ekspansi perusahaan sawit di Tanah Papua,” kata Maurits.Nabire memiliki gambut seluas 173.400 hektar. Koalisi menyebutkan, ada 8.825 hektar gambut dan 95 hektar hutan alam primer masuk konsesi SMA.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2018-025-14.json
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit | “Ini jadi catatan karena ketika dunia internasional sedang mencoba membangun rendah emisi, di Nabire ada perusahaan dengan konsesi di gambut,” kata Wirya Supriyadi dari Jerat Papua.Kebijakan dan ketentuan penundaan izin baru sebenarnya sangat penting untuk meningkatkan tata kelola perkebunan berkelanjutan. Selain menjamin kelestarian lingkungan, katanya, hal ini panting untuk keadilan, perlindungan dan penghormatan atas hak-hak masyarakat adat Papua.Koalisi menyebutkan, pemilik dan pengurus SMA terdiri dari purnawirawan (TNI/Polri). Hasil penelusuran dokumen oleh koalisi, kepengurusan SMA antara lain, Direktur Imam Sudjarwo, Direktur Utama Robert Theodorus Kodong, Komisaris Hendra Prametu dan Komisaris Utama Benny Adrian.Imam Sudjarwo adalah Komjen Polisi, mantan Kepala Korps Brimob (2009), kini menjabat Ketua PB PBVSI dan Direktur Utama PT Indosiar.Robert T. Kodong adalah Brigjen Polisi,  pernah menjabat Kepala Pusat Info Pengolahan Data Divisi Telematika Mabes Polri (2010), kini pengurus Wakil Ketua Budang Litbang PBVSI.Hendra Prametu adalah pengusaha pasir galian dan bahan bangunan, pemilik perusahaan PT. Tara Mulia. Kini juga mengurus PBVS, Wakil Ketua Bidang Dana PBVSI.Imam Basrowi, pengusaha dan pemilik perusahaan kayu PT. Sariwarna Unggul Mandiri di Nabire, turut jadi pengurus direktur SMA. Imam adalah pengusaha yang membuka hutan di Kampung Sima dan jadi areal perkebunan PT. Nabire Baru maupun PT. Sariwana Adi Perkasa.“Hampir semua pengurus dalam perusahaan ini purnawirawan.  Kekhawatiran penggunaan tindakan sewenang-wenang,”  kata Deni Yomaki dari Yayasan Lingkungan Hidup Papua.  Kampung-kampung yang terkena dampak pelepasan ini antara lain Kampung Totoberi, Kampung Kamarisanoi, Kampung Taumi. Ketiganya di Distrik Wapoga, Nabire. Kampung lain adaalah Kampung Napan, Distrik Napan, Nabire.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2018-025-14.json
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit | Dalam siaran pers ini koalisi mengingatkan pemerintah bahwa tanah-tanah di Papua bukanlah lahan kosong.Masing-masing wilayah, katanya,  punya memiliki pemilik ulayat. Dia sudah diakui pemerintah dalam keputusan Mahkamah Konsitusi No 35/2013, bahkan hutan adat bukan lagi hutan negara.“Kebun sawit tak cocok dengan kita. Kita tidak punya modal besar jadi petani sawit. Perusahaan-perusahaan ini bukan bagian dari cara kita bekerja. Ini yang menimbulkan stigma orang Papua, malas. Membuat kita miskin padahal punya tanah,” kata Pendeta Magda Kafiar, dari KPKC Sinode GKI.Magda berpengalaman mendampingi masyarakat adat di lokasi-lokasi perkebunan sawit. Dia bilang, kebun sawit tak memberdayakan orang Papua.“Walaupun awal dijanjikan dengan plasma, bahwa mereka bisa kaya, duduk tenang di rumah dan rekening masuk uang, sebenarnya itu tak bisa seperti yang mereka bayangkan awal. Kalau mau menjadi petani sawit, mereka harus punya modal besar. Itu yang tidak dipikirkan pemerintah.”Awalnya, masyarakat adat mendapat kebun plasma, namun akhirnya kebun-kebun itu tak dibisa dikelola. Kebun  plasma lalu diserahkan kepada orang lain. Untuk kembali hidup dari hutan sudah tak bisa karena hutan sudah jadi kebun sawit.“Ini yang jadi penyebab masyarakat adat di sekitar perkebunan sawit lebih menderita.”Selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, ada 12 izin pelepasan untuk perkebunan sawit di Papua dengan ;uasan mencapai 232.751, 62 hektar. Lokasi tersebar di beberapa wilaya seperti Merauke, Mappi, Nabire, Sorong, Sorong Selatan, Teluk Wondama, dan Teluk Bintuni. Tak masuk peta moratorium?Arnold Manting, Kepala BPKH Wilayah X Jayapura mengklarifikasi atas data-data koalisi. Dia bilang, lokasi yang dilepas untuk SMA tak masuk PIPPIB– revisi 13 tahun 2017. PIPPIB revisi setiap enam bulan sekali.Sebelumya, luas konsesi SMA 40.000 hektar. Setelah ada PIPPIB revisi 13 tahun 2017, turun jadi 28.817,42 hektar.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2018-025-14.json
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit
Puluhan Ribu Hektar Gambut dan Hutan Alam Papua Lepas untuk Kebun Sawit | “Sesuai data kami, saya pastikan tak ada hutan alam primer dan gambut karena itu mengacu aturan pemerintah. Areal itu di luar hutan primer dan gambut.”Arnold bilang, tugas BPKH antara lain menelaah status dan fungsi kawasan hutan atas perubahan fungsi maupun perubahan peruntukan, proses pengukuhan kawasan hutan, dan  memberikan data dan informasi tentang kehutanan.Terkait dengan posisi masyarakat adat, katanya, izin perusahaan sudah sejak lama. ‘”Proses itu sudah 2014. Izin mulai dari bupati.  Dilihat dari SK ini.”Namun, sebagaimana tercantum dalam SK Nomor 2/1/PKH/PMDN/2018, tertanggal 10 April 2018, dari 28.817,42 hektar pelepasan untuk SMA, terdapat 4.645 hektar ekosistem gambut dengan fungsi lindung, 16.762 hektar fungsi budidaya.Salah satu poin kewajiban perusahaan adalah mengembangkan hutan bernilai konservasi tinggi pada sebagian areal hutan itu yang berada dalam ekosistem gambut fungsi lindung seluas 4.645 hektar ini. Keterangan foto utama: Hutan negeri ini terus berubah jadi izin-izin kebun sawit. Data Sawit Watch, menyebutkan, sampai 2017, kebun sawit sudha mencapai 22 juta hektar. Apakah, semua hutan mau disulap jadi sawit tanpa memikirkan dampak buruk bagi manusia dan lingkungan? Foto: Sapariah Saturi/ Mongabay Indonesia [SEP]
[0.5366199016571045, 0.45439717173576355, 0.008982938714325428]
2015-017-16.json
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga | [CLS] Akhirnya, pemerintah memutuskan menyiapkan enam kapal perang milik TNI dua atau tiga kapal PT Pelni yang akan menjadi tempat evakuasi warga terdampak asap. Selain itu, disiapkan juga tempat-tempat evakuasi lain di wilayah-wilayah terdampak asap ini. Evakuasi terutama pada dan kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak, orangtua, perempuan hamil sampai orang yang sakit.“Presiden perintahkan operasi kemanusiaan. Sudah semua siap dari kementerian-kementerian terkait. Inpres akan keluar segera. Semua sudah tahu siapa akan melakukan apa, telah dilaporkan pada Presiden. Kita jalan mulai hari ini,” kata Menteri Koordinasi Politik Hukum dan Keamanan, Luhur B Pandjaitan, usai rapat koordinasi di Jakarta (23/10/15).Dia mengatakan, langkah pemerintah sebenarnya pada tahapan bencana atau darurat nasional. “Kami tahu rakyat tidak bisa menunggu lama keadaan ini.”Seskab Pramono Anung mengatakan, ada beberapa hal diputuskan Presiden. Presiden memutuskan peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di bawah koordinasi Menkopolhukam. “Menkopolhukam yang seharusnya persiapan berangkat ke Amerika, tidak boleh berangkat. Harus menyelesaikan dan bertanggungjawab di lapangan.”Besok, katanya, beberapa menteri terbang ke Kalimantan melihat lapangan, antara lain Menkopolhukam, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial dan Menteri Kesehatan.“Ada 21 jajaran dikoordinasikan Menkopolhukam menyelesaikan dan mengurangi dampak. Mulai dari menko, sampai bupati walikota dan jajaran menteri, Kapolri, Panglima TNI dan lain-lain.”Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, rumah sakit, tempat-tempat evakuasi, buat evakuasi ibu dan anak, sudah disiapkan. Tim akan berangkat melihat lokasi-lokasi untuk penyiapan shelter.
[0.9994583129882812, 0.00028047917294315994, 0.0002612548996694386]
2015-017-16.json
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga | “Air purifier (alat penyaring udara) akan kami siapkan supaya sekolah bisa memakai. Rumah sakit atau tempat-tempat publik lain juga disiapkan air purifier supaya bisa. Insya Allah masyarakat kalau dalam ruangan tertutup, udara lebih bersih daripada di luar.”Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M. Natsir sudah koordinasi dengan para rektor dan dekan Fakultas Kedokteran seluruh daerah terkena asap.“Mereka sudah aksi. Besok harus koordinasi dan langsung tindakan ke lapangan yaitu menyediakan peralatan kesehatan di daerah. Jadi membantu proses evakuasi dan pemeliharaan kesehatan,” katanya.Sejak awal, kementerian ini juga mengerahkan hujan buatan sampai berkali-kali tetapi kalah dengan besar api. Sekarang meski waterbombing, juga tak efektif.Mensos Khofifah Indar Parawansa juga menyiapkan evakuasi kala masyarakat harus diungsikan. Kementerian ini menyiapkan tempat-tempat udara aman pada tujuh provinsi terdampak.“Ada Profesor Wenten, ilmuan ITB, kemarin saya koordinasikan. Hari ini beliau hadir ada air purifier itulah disiapkan agar tempat-tempat pengungsian aman dan sehat bagi warga. Ini berbeda dengan proses pengungsian ketika bencana alam longsor atau banjir. Tak boleh ada lubang asap masuk.”Terkait stok makanan, family kit dan kids wear sudah siap termasuk dapur umum dan tangki air. “Infrastruktur yang dibutuhkan sudah kami siapkan.”Estimasinya empat sampai lima minggu ke depan kemungkinan masih ada api. Maka, pemerintah harus mengantisipasi keperluan evakuasi.Willem Rampangilei, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, soal evakuasi, bekerjasama dengan pemda juga untuk menginventarisir gedung-gedung atau ruangan yang bisa digunakan. “Ruangan akan dilengkapi penyaring udara. TNI AL mengerahkan dua kapal rumah sakit untuk di Sumatera dan Kalimantan.” Dua kapal TNI sudah bergerak ke Sumatera dan Kalimantan. Kapal Pelnipun siap.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2015-017-16.json
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga | “Evakuasi tergantung pemda. Sudah disiapkan fasilitas di darat. Gedung dan lain-lain sudah disiapkan. Kapal-kapal sudah siap.Kita mengelompokkan kelompok rentan seperti balita, anak-anak, perempuan hamil, termasuk orang sakit. Ini prioritas.”Pemerintah, katanya, sudah mengerahkan sumber daya nasional bukan saja mengatasi kebakaran hutan dan lahan, juga menangani dampak bencana asap.Posko anakKomisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga mendirikan posko perlindungan anak korban asap. Data Kemenkes, setidaknya 10 anak meninggal dunia.“KPAI bersama elemen masyarakat yang peduli rapat koordinasi dan memberikan perhatian khusus pada asap yang mengakibatkan kesehatan anak,” kata ketua KPAI Asrorun Niam Shaleh.Dengan posko perlindungan, dia berharap bisa mendorong solidaritas empati dan tanggung jawab bersama masyarakat.Posko didirikan di delapan titik di lima provinsi, yakni Kalbar, Jambi, Riau, Kalteng dan Sumsel. “Sekarang nambah lagi di Sumbar, Sumut dan Maluku.”“Ini darurat asap, sudah banyak menjatuhkan korban. Perlu gerakan cepat. Di Sumbar, semalam kami koordinasi menyiapkan beberapa titik tempat evakuasi masyarakat Riau,” kata Ilma Sovriyanti, koordinator Satgas Perlindungan Anak.Ada 25 kamar disiapkan di Padang, Sumbar untuk evakuasi warga di Riau karena dianggap jarak relatif dekat.“Untuk evakuasi memang tak mudah. Satgas Perlindungan Anak mendorong berbagai pihak bantu evakuasi. Sudah gak bisa mengimbau berdiam di rumah karena menimbulkan kematian perlahan.”Begitu juga di Palangkaraya, disiapkan satu tempat aman kalau kelompok rentan perlu layanan kesehatan. Satgas perlindungan anak juga mendesak KPAI mendirikan crisis center hingga jumlah korban anak terlacak.Sabieth Abilawa, General Manager Dompet Dhuafa mengatakan, ikut terlibat dalam respon penanganan asap di Jambi, Riau, Sumsel, Kalteng dan Kalbar.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2015-017-16.json
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga | “Kita menyediakan safe house di beberapa provinsi untuk tempat aktivitas anak. Kita kerjasama dengan KPAI dan berbagai elemen. Dalam safe house disediakan tabung oksigen, air bersih.”Kabut Asap Kalteng Menguning Kabut asap kebakaran hutan dan lahan Kalteng tak berkurang, kualitas udara Palangkaraya memburuk. Bahkan, asap yang mengepung Palangkaraya, seringkali berwarna kuning dengan tingkat kepekatan sangat tinggi seperti pada Jumat (16/10/15), Senin (19/10/15) dan Rabu (21/10/15). Hari lain kabut asap pekat tetapi berwana putih.Berdasarkan pantauan lapangan pada Jumat (16/10/15) jarak pandang di Palangkaraya antara 50-150 meter. Senin (19/10/15) hanya 50-250 meter dan Rabu (21/10/15) sebesar 20-150 meter. Pada hari lain rata-rata jarak pandang sekitar 250-500 meter.ISPADalam informasi harian Posko Tanggap Darurat Karhutla, Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Pemerintah Kalteng  Marianitha menyebut, tidak ada data ISPU bisa disajikan Badan Lingungan Hidup Palangkaraya selama tiga hari. Publik hanya bisa mengakses informasi kualitas udara dari laman situs BMKG di internet.Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan (Satgas Watyankes) Posko Tanggap Darurat Karhutla Kalteng mencatat penderita ISPA se-Kalteng 3.788 orang. Dari jumlah itu, 825 warga Palangkarya.“Balita dan kelompok rentan ISPA lain perlu dievakuasi pemerintah. Kami sudah melakukan,” kata juru bicara Gerakan Anti Asap (GAAs) Kalteng Aryo Nugroho.Rumah evakuasi GAASGAAs bekerjasama dengan sejumlah LSM peduli lingkungan di Kalimantan Selatan, menyiapkan rumah evakuasi bagi kelompok rentan ISPA di Banjarmasin dan Barjarbaru. Dengan dua bus dan mobil, rombongan pertama evakuasi tim GAAs dari Palangkaraya tiba Kamis (22/10/15) sore di rumah evakuasi.
[0.01809711940586567, 0.9629115462303162, 0.01899130828678608]
2015-017-16.json
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga
Dari Kapal Perang sampai Shelter Disiapkan buat Evakuasi Warga | Sedangkan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng, Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Kalteng, lembaga penelitian gambut CIMTROP Universitas Palangkaraya dan AMAN Kalteng beraksi dalam Gerakan Seribu Kalteng Menggugat di Bundaran Besar Palangkaraya, Rabu (22/10/15).Aksi ratusan warga ini untuk menarik perhatian pemerintah pusat lebih besar terhadap penanganan kabut asap Kalteng. “Jangan hanya Sumatera, Kalteng juga menderita!” seru Ketua DAD Kalteng Sabran Achmad.Panitia aksi juga mengumpulkan koin dan terkumpul sekitar Rp16 juta, yang disumbangkan kepada tim serbu api relawan partikelir untuk mendukung operasional pemadaman karhutla di kampung-kampung.Netizen makin lantangMemburuknya kualitas udara Palangkaraya membuat netizen berteriak kian lantang. Akun twitter @infoPLK milik Info Palangkaraya kebanjiran mention dari para followers-nya. Sebagian besar dari mereka sangat menyayangkan penanganan kabut asap karhutla lamban oleh Pusat.Akun Facebook EarthHour Palangkaraya dan GAAs makin sering membagi informasi aksi-aksi kemanusiaan untuk membantu korban terpapar kabut asap, seperti penggalangan donasi dan distribusi masker serta beragam pelayanan kesehatan. Akun Facebook Januminro sering mengunggah foto aksi relawan pemadam karhutla yang bekerja keras membuat sumur bor dan memadamkan api. Relawan, dari pelbagai kota di Indonesia, tengah bekerja di sekitar hutan gambut Jumpun Pambelom, Pulang Pisau.Tagar #Melawanasap pada media sosial instagram dipenuhi foto-foto pekatnya kabut asap Palangkaraya. Sebagian mereka barfoto sambil memegang poster agar pemerintah peduli Kalteng dan mengevakuasi segera warga terdampak. [SEP]
[0.476456880569458, 0.5139302611351013, 0.009612822905182838]
2021-055-19.json
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya | [CLS]   Di Indonesia terdapat 13 jenis rangkong yang tersebar mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Rangkong merupakan jenis burung pemakan buah yang paling besar di antara jenis burung lainnya. Dari jumlah rangkong yang tersebar di Indonesia tersebut, terdapat tiga jenis yang bersifat endemik. Salah satunya adalah Rhyticeros cassidix atau julang sulawesi. Inilah yang membuat betapa pentingnya melindungi burung rangkong di Indonesia.Julang sulawesi memiliki nama lain Sulawesi Red-Knobbed Hornbill. Persebarannya di daratan utama Pulau Sulawesi, Pulau Lepas Pantai Lembeh di Bitung, Sulawesi Utara, Kepulaun Togean di Sulawesi Tengah, serta Pulau Muna dan Pulau Buton di Sulawesi Tenggara.Bagi masyarakat sekitar, setidaknya terdapat tiga nama lokal untuk menyebut jenis ini yaitu Allo, Taung, dan Lupi. Untuk mengidentifikasi ciri khususnya, dibandingkan jenis rangkong lainnya, dapat dibedakan dari bentuk tubuh, warna, serta perilakunya.Baca: Kenapa Harus Kenal Rangkong Sulawesi?  Dalam buku “Manual Identifikasi dan Bio-Ekologi Spesies Kunci di Sulawesi” [2020] yang ditulis Abdul Haris Mustari, julang sulawesi dijelaskan memiliki tubuh besar mencapai 104 cm. Secara umum tubuhnya berwarna hitam, ekor berwarna putih dan paruhnya besar berwarna kuning. Jantan dan betina tidak sama. Jantan memiliki tubuh yang lebih besar, warna bulu lehernya kuning keemasan.“Pada jantan casque-nya atau tonjolan di atas kepala berwarna lebih cerah kemerahan dibandingkan betinanya,” ungkap Haris.Sementara sang betina ukuran tubuhnya lebih kecil, warna bulu kepala dan lehernya hitam, dan tonjolan di atas kepalanya berwarna kuning dengan ukuran lebih kecil dari tanduk jantan.Pada jantan dan betina dewasa terdapat garis di pangkal paruh yang kombinasinya menyerupai huruf “V” atau tanda pangkat pada anggota militer, jumlah garis tersebut sering diasosiasikan dengan umur individu si julang sulawesi.
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2021-055-19.json
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya | Karena berukuran besar, berat julang sulawesi dapat mencapai 3,6 kg. Yang menarik, bulu matanya diketahui dapat digunakan sebagai salah satu faktor menarik pasangan. Keberadaannya mudah dikenali, sebab selain ukuran tubuhnya yang besar, juga suaranya yang khas serta kepakan sayapnya yang sangat jelas terdengar.Sehingga, tanpa perjumpaan langsung, kita bisa mengenali keberadaanya dari kepakannya yang terdengar keras dari jarak cukup jauh. Apalagi julang sulawesi biasa terbang rendah di atas kanopi pohon.Baca: Wallacea, Surga Keragaman Hayati yang Minim Penelitian  Dalam buku ini, Abdul Haris Mustari yang juga dosen pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB, ikut mengamati perilaku julang sulawesi. Burung ini memanfaatkan hutan yang menyediakan pohon-pohon besar untuk membuat sarangnya. Lubang pohon yang tinggi dan besar, di tengah hutan yang jauh dari aktivitas manusia.Selama musim berbiak, sang betina akan bertugas mengerami telurnya dan memberi makan anaknya di dalam sarang, sedangkan sang jantan mencari makan dan memberikannya pada pasangannya tersebut.Pada saat mengerami telur, sang betina masuk ke sarang kemudian menutup lubangnya dengan lumpur atau kotoran sehingga hanya tersisa satu lubang kecil, dan akan keluar ketika anak-anaknya mulai belajar terbang.“Burung ini adalah monogami atau hidup berpasangan. Sering dijumpai mencari makan pada pohon beringin yang sedang berbuah. Kadang berkumpul dalam jumlah sangat banyak sekitar 50 individu pada saat musim berbuah beringin dan pohon penghasil buah lainnya pada hutan primer,” ujar Haris.Makanan yang paling disukai adalah jenis buah beringin ficus obscura, f. virens, f.drupace, f. hirta, f. tinctoria, f.altissima. Namun selain buah-buah itu, burung ini juga sesekali memakan binatang-binatang kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular, dan berbagai jenis serangga.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2021-055-19.json
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya
Julang Sulawesi, Jenis Burung yang Selalu Setia pada Pasangannya | Bagi mereka yang senang mengamati burung, julang sulawesi dapat dijumpai di hutan primer, hutan rawa, hutan sekunder yang tinggi dan juga hutan mangrove, serta kadang kala mengunjungi lahan budidaya yang luas. Selain itu, bisa ditemui dari permukaan laut sampai 1.800 meter di atas permukaan laut.Baca juga: Kangkareng Sulawesi, Jenis Istimewa yang Hanya Ada di Indonesia  Pemerintah Indonesia telah menetapkan julang sulawesi sebagai jenis dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungi. Sementara IUCN, lembaga konservasi dunia, menetapkan statusnya Rentan [Vulnerable/VU].Menurunnya populasi julang sulawesi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, habitat yang rusak akibat pengambilan kayu untuk bahan bangunan rumah, serta perburuan yang dilakukan dengan cara menembak; untuk diambil kepalanya sebagai hiasan dan bulunya sebagai umpan memancing ikan di laut.   [SEP]
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2015-042-03.json
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang | [CLS] Pesawat terbang, dari awal diciptakan hingga mencapai bentuk ideal seperti sekarang ini, membutuhkan waktu sekitar satu abad dalam perjalanan penemuannya. Sejarah pun mencatat, penemu pesawat terbang yang paling terkenal di masyarakat adalah Wright bersaudara pada 1903, meski ada juga para ilmuwan lain yang coba merancang sebelumnya.Seiring perkembangan waktu, pesawat terbang yang dibuat saat ini tidak sebatas untuk mengangkut manusia dan keperluan logistik saja. Tetapi juga, sebagai pesawat tempur bahkan untuk seni akrobatik di udara.Yang mengagumkan, teknologi pesawat yang didesain tersebut tidak berbeda dengan karakter dari jenis burung yang sesungguhnya ada di sekitar kita.Wilga Wilga sering disebut dengan pesawat gelatik. Mengapa? Kesamaannya terlihat jelas dari bentuk pesawat yang mungil serta kemampuan short-takeoff-and-landing nya yang mirip gelatik, yaitu senang terbang cepat dan berpindah untuk memakan bulir padi atau biji-bijian.Pesawat buatan Polandia ini telah diproduksi sejak 1962 hingga sekarang. Beberapa generasi Wilga seperti Wilga 2 dan Wilga 3 bahkan dirakit di Indonesia. Hingga kini, sekitar 1.000 unit Wilga telah diproduksi dalam berbagai tipe sekaligus menobatkannya sebagai pesawat yang paling diminati. Di Polandia, pesawat ini sering digunakan untuk tur penerbangan dan pelatihan penerjun parasut.Gelatik jawa (Padda oryzivora) merupakan burung berukuran 16 cm dengan paruh merah dan bercak putih mencolok pada pipinya, yang begitu kita kenal. Burung dari suku Estrildidae ini menyukai lahan pertanian, pekarangan rumah, dan wilayah perkotaan. Populasi globalnya diperkirakan antara 1.500-7.000 individu dewasa. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU) dan terdaftar dalam Apendiks II CITES.
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2015-042-03.json
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang | Meski sudah jarang di Pulau Jawa, namun jangan heran bila kita masih bisa melihat burung berkaki merah ini di tempat lain. Ini dikarenakan, burung yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Java Sparrow telah terintroduksi dan menyebar luas ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Maluku, hingga Asia Tenggara dan Australia. Di luar Pulau Jawa, umumnya gelatik ini berada di perkotaan.F-16 Fighting FalconF-16 Fighting Falcon (F-16) merupakan jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics (diakusisi oleh Lockheed Martin), Amerika. Pesawat Falcon yang dalam bahasa Indonesia berarti alap-alap ini begitu populer di mata internasional dan telah digunakan sebagai armada tempur di 25 negara. Ketenarannya dikarenakan kehandalannya bermanuver sebagaimana alap-alap mengintai mangsa yang berukuran kecil dari udara.Sebanyak 4.000 unit F-16 sudah diproduksi sejak 1976 dan hingga kini masih terus diekspor. Diperkirakan, pesawat ini memiliki kecepatan sekitar 2.410 kilometer per jam.Alap-alap merupakan burung yang tersebar luas di Eropa, Asia, Afrika, Australasia, dan Amerika Utara.  Berbeda dengan jenis elang, elang-alap, atau rajawali yang berasal dari suku Accipitridae, alap-alap memiliki sayap yang lebih sempit dan runcing. Paruhnya lebih pendek dan melengkung, kepalanya membulat, iris mata gelap, serta gaya terbangnya lebih cepat dan akrobatis.Alap-alap digolongkan dalam suku Falconidae. Di Indonesia, suku ini meliputi sekitar sembilan jenis yang kesemuanya berstatus Risiko Rendah (Least Concern/LC) dan terdaftar dalam Apendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).Supermarine SwiftSupermarine Swift merupakan jet tempur satu kursi milik Royal Air Force (RAF) Inggris, yang dibuat oleh Supermarine 1950-an. Bentuk sayapnya menyerupai sayap walet. Generasi terakhir pesawat ini berkecepatan 1.187 kilometer per jam dan belum pernah digunakan untuk bertempur.
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2015-042-03.json
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang | Karir penerbangan Supermarine Swift tidak berumur panjang. Tahun 1970, pesawat ini berhenti diproduksi karena berbagai kendala teknis yang muncul kala mengudara. Tercatat, hanya sekitar 197 unit yang telah diproduksi dalam kurun waktu dua dasawarsa itu.Walet merupakan burung yang mahir berakrobat di udara dan dalam setahun daya jelajahnya dapat mencapai 200.000 kilometer. Ia mampu berbelok tajam ke atas dengan mengatur sayapnya dan selanjutnya bermanuver untuk menyambar serangga di udara. Dan ketika hendak mendarat, hambatan udara yang dihasilkan dari sayapnya akan memperlambat laju terbangnya.Sayap walet memiliki dua bagian penting. Bagian yang dekat badan berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara ke atas secara konvensional sebagaimana sayap pesawat terbang. Sementara bagian luar menghasilkan udara seperti pusaran tornado yang menghisap ke atas dalam posisi kemiringan antara 5-10 derajat. Populasi walet berlimpah dan tersebar luas di dunia.Aero L-39 Albatros Aero L-39 Albatros adalah pesawat jet latih buatan Cekoslovakia (sebelum berpisah menjadi Republik Ceko dan Slovakia). Hingga kini, Albatros telah dipakai sebanyak 30 angkatan udara di seluruh dunia. Pesawat ini tidak hanya handal digunakan untuk latihan pilot dasar dan lanjutan tetapi juga tangguh untuk perang di udara. Aero L-39 Albatros dibuat untuk menggantikan jenis L-29 yang menggunakan mesin turbofan.Albatros pertama kali mengudara pada 4 November 1968. Hingga kini, diperkirakan sebanyak 2.800 unit yang telah diproduksi. Nama pesawat ini memang diambil dari nama albatros juga yaitu jenis burung laut yang tergabung dalam ordo Procellariiformes.
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2015-042-03.json
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang | Albatros merupakan burung yang lihai mengudara, sehingga julukannya adalah ahlinya penerbangan efisien. Teknik terbangnya yang melayang dan membumbung tinggi dinamis membuatnya dapat terbang ribuan kilometer. Awalnya, ia terbang rendah di permukaan, selanjutnya ia menuju ke arah angin yang berhembus untuk mencapai posisi yang lebih tinggi. Otot khusus yang berada di masing-masing bahu albatros inilah yang memungkinkannya untuk terbang jauh dan tinggi, serta diadaptasi pada bagian sayap pesawat terbang.Burung ini secara luas dapat ditemukan di Samudera Antartika dan daerah Pasifik Utara. Kegemarannya adalah memakan ikan, udang, dan cumi-cumi yang terdampar. Ia juga senang berburu makan di permukaan air dan juga menyelam.Hal unik albatros adalah detak jantungnya saat terbang tidak jauh berbeda kala istirahat. Khusus albatros yang berada di pasifik utara, cirinya dapat ditandai dari gaya terbangnya yang mengepakkan sayap untuk selanjutnya meluncur.F9C Sparrowhawk           F9C Sparrowhawk merupakan jenis pesawat kecil yang dirancang untuk dibawa dalam pesawat yang lebih besar seperti jenis bomber. Pada ketinggian tertentu, Sparrohawk diluncurkan dan untuk selanjutnya terbang menjalankan misinya.Tugas utama pesawat dengan panjang 6,1 meter dan lebar sayap 7,6 meter ini adalah melakukan pengintaian. Namun begitu, ia juga ideal sebagai pesawat tempur karena selain gerakannya yang lincah, ia juga dilengkapi senjata.Pesawat ini sering digunakan oleh Angkatan Laut Amerika (United States Navy) dan pertama kali terbang pada 12 Februari 1931. Namun, umurnya tidak lama. Tahun 1937, statusnya dinyatakan retired atau tidak digunakan lagi.Sparrowhawk atau yang biasa kita sebut elang-alap ini tergabung dalam suku Accipitridae. Secara umum, burung pemangsa ini berukuran mulai dari agak besar dan juga sangat besar. Paruhnya yang berkait dengan taji atau cakar yang kuat sangat berguna dalam hal mencabik mangsa.
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2015-042-03.json
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang
Atraksi Burung pada Pesawat Terbang | Di Indonesia, jenis elang-alap yang bisa kita lihat adalah elang-alap nipon, elang-alap maluku, elang-alap kalung, elang-alap dada-merah, juga elang-alap kecil.                 Sikumbang NU 200Sikumbang NU 200 merupakan pesawat tempur anti-gerilya buatan Indonesia. Adalah Laksamana Muda Anumerta Nurtanio, perintis industri penerbangan Indonesia, bersama rekannya Wiweko Soepomo yang merancang sekaligus membuat pesawat serba logam pertama di Indonesia ini sebanyak tiga unit.Rancangan pesawat ini dibuat sekitar 1950. Pada 1 Agustus 1954, prototip Sikumbang yaitu pesawat bertempat duduk tunggal yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia kala itu, berhasil diterbangkan. Saat ini, Sikumbang masih dapat kita lihat di Bandara Husein Sastra Negara, Bandung.Dalam dunia burung, nama kumbang merupakan nama belakangnya cirik-cirik kumbang (Nyctyornis amictus). Jenis yang tergabung dalam suku Meropidae ini hidup di hutan dan berukuran sekitar 30 cm. Ciri utamanya adalah memiliki dada gembung berwarna merah jambu. Secara global, ia tersebar di Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. [SEP]
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2019-083-18.json
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah | [CLS]  Terik matahari di Desa Sembuluh I, tidak menyurutkan semangat ratusan warga berunjuk rasa ke perusahaan sawit PT. Salonok Ladang Mas, Minggu [13/1/2019]. Mereka menuntut keadilan yang telah diabaikan korporasi berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan.Masyarakat gabungan tujuh desa ini, Tabiku, Bangkal, Terawan, Danau Sembuluh I, Danau Sembuluh II, Telaga Pulang, dan Desa Cempaka Baru, Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, menyampaikan sejumlah persoalan.Jarak tanam kebun kurang 500 meter dari danau, pencemaran limbah pabrik, pestisida, dan pengambilalihan tanah warga untuk lahan perkebunan adalah sejumlah pelanggaran perusahaan yang disampaikan masyarakat. Sembuluh merupakan danau terbesar di Kalimantan Tengah seluas 7.832,5 hektar dengan panjang 35,68 kilometer.Wardian, tokoh masyarakat Sembuluh yang tanahnya dicaplok perusahaan di sekitar Danau Sembuluh menyatakan limbah perusahaan telah mengotori danau dan merusak habitat ikan. “Semula danau kami airnya bening. Kami minta kondisi danau dikembalikan semula dan lahan di sekitarnya dihijaukan lagi. Ada 53 jenis ikan yang hidup seperti jelawat, arwana, tabiring, dan bamban. Kami harap pemerintah melihat langsung pelanggaran perusahaan.”Wardian mengatakan, masyarakat berharap danau dapat difungsikan sebagaimana semula: sumber air bersih, sumber penghidupan, dan jalur transportasi. “Akibat pencemaran, kami kesulitan air dan perusahaan tidak pernah memberikan solusi untuk segala permasalahan.”Baca: Banyak Sungai Tercemar Limbah Sawit, Berharap KPK Tangani Tak Hanya di Danau Sembuluh  Haji Multani, Ketua Koperasi Danau Alam Subur yang menangani plasma perusahaan PT. Salonok Ladang Mas, menyatakan keberadan lahan perusahaan akan diverifikasi. “Terkait lahan perusahaan, verifikasi tetap berjalan,” tuturnya.
[0.9999998211860657, 9.115430543715775e-08, 9.005590584365564e-08]
2019-083-18.json
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah | Safrudin Mahendra dari Sove our Borneo (SOB) Kalimantan Tengah menyebut, aksi masyarakat Sembuluh sebagai bentuk kegelisahan. Hampir 20 tahun investasi masuk ke daerah tersebut yang nyatanya membuat warga banyak merugi, seperti pencemaran danau yang merupakan sumber penghidupan mereka. “Tangkapan ikan berkurang, janji-janji investasi yang katanya mau memberi kesejahteraan tidak realisasi, tetutama soal plasma,” katanya.Kondisi ini harus menjadi pertimbangan pemerintah untuk melakukan evaluasi perizinan. “Kami lihat, perusahaan menggarap lahan di luar hak guna usaha (HGU). Harus ada evaluasi dan sanksi. Jangan lagi bebani masarakat,” ujarnya baru-baru ini.Baca juga: Anggota DPRD Kalteng dan Petinggi Grup Sinar Mas Tersangka Kasus Suap Limbah Sawit  Kuasai lahan, awal konflikHasil riset Walhi Kalimantan Tengah menunjukkan, konflik lahan terjadi setelah masuknya perusahaan sawit. Pada 1994-1995 diawali PT. Agro Indomas di Sembuluh seluas 12 ribu hektar, yang awalnya masuk Desa Terawan, Bangkal, Sembuluh I dan Dukuh Lampasa. Proses masuknya dengan survei untuk mengetahui di mana saja lokasi tanah masyarakat yang terkena langsung pembukaan perkebunan.Konflik mulai terlihat ketika proses land clearing pada 1996. Ganti rugi tanah dan kesepakatan perusahaan dengan masyarakat Terawan, Dukuh Lampasa, Bangkal dan Sembuluh I mengalami kendala. Perusahaan ini sekarang memiliki pabrik pengolahan CPO (Crude Palm Oil) sendiri.Perusahaan sawit lainnya yang ada di sekitar Sembuluh adalah PT. Sawit Mas Nugraha Perdana (12.000 ha), PT. Kerry Sawit Indonesia (19.202 ha), PT. Rungau Alam Subur (6.725 ha), dan PT. Salonok Ladang Mas (12.750 ha) yang didemo masyarakat.Sebelum perusahaan sawit masuk, di Sembuluh telah ada perusahaan hak penguasaan hutan (HPH), yaitu PT. Gajah Seno Sakti dan PT. Kayu Mas yang beroperasi 1980-an. HPH tersebut sedikit banyak berperan mengeksploitasi hutan di sekitar Sembuluh. 
[0.9999907612800598, 4.496447218116373e-06, 4.684098712459672e-06]
2019-083-18.json
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah
Demo Perusahaan Sawit, Warga Sembuluh Keluhkan Danau Tercemar Limbah | Foto utama:   Buah sawit. Foto: Rhett Butler/Mongabay   [SEP]
[0.5366199016571045, 0.45439717173576355, 0.008982938714325428]
2015-027-15.json
Polri (Baru) Tetapkan Tujuh Tersangka Korporasi Pembakar Lahan
Polri (Baru) Tetapkan Tujuh Tersangka Korporasi Pembakar Lahan | [CLS] Polri telah menangani 148 laporan terkait pembakaran hutan dan lahan, dan menetapkan 140 tersangka. Dari jumlah itu baru tujuh tersangka dari korporasi.  Keseluruhan, Polri tengah menyidik  27 perusahaan. “Tujuh tersangka korporasi tadi pagi sudah ada yang ditangkap di Riau,”katanya usai rapat terbatas di Istana Presiden, Rabu (16/9/15), seperti dikutip dari Setkab.go.id.Ketujuh korporasi itu PT. BMH,  (Sumsel), tersangka JLT, PT. RPP (Sumsel) tersangka P, PT. RPS (Sumsel) tersangka S, PT. LIH (Riau) tersangka FK. Lalu, PT. GAP ( Sampit, Kalteng) tersangka S, PT. MBA  (Kapuas), tersangka GRN dan PT. ASP ( Kalteng) tersangka WD.Badrodin menegaskan,  ketujuh tersangka itu termasuk pelanggaran korporasi, dan masih bisa berkembang. Dari pemeriksaan-pemeriksaan nanti, katanya, bisa saja ada penetapan tersangka lagi.Sedangkan 20 perusahaan yang masih dalam penyidikan Polri, yakni, PT. WAJ, PT. KY, PT. PSM, PT. RHM, PT. PH, PT. GS, PT. RED, PT. MHP, PT. PN, PT. TJ, PT. AAM, dan PT. MHP, PT. MHP di dua tempat berbeda. Lalu PT. SAP, PT. WMAI, PT. TPR, PT. SPM, PT. GAL, PT. SBN,  dan PT. MSA.Perusahaan-perusahaan ini, katanya, dikenakan pasal-pasal dalam UU Perkebunan, UU 39 Tahun 2014, UU Kehutanan pasal 78, dan UU Perlindungan dan Pengelolaan  Lingkungan Hidup.“Perintah Presiden jelas, penegakan hukum harus tegas agar tahun depan tidak terjadi lagi . Mudah-mudahan penyidikan ini berjalan dengan lancar,” katanya.Dia menyarankan, pemerintah selaku regulator memberikan sanksi tambahan terhadap perusahaan-perusahaan yang melanggar ini, seperti blacklist perusahaan hingga ke depan tak bisa memohon izin lagi.Presiden: cabut izin perusahaanPresiden Joko Widodo, dalam ratas itu kembali menegaskan tak ragu-ragu menindak pembakar lahan, termasuk mencabut izin perusahaan. Presiden menekankan penegakan hukum harus betul-betul berjalan.
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2015-027-15.json
Polri (Baru) Tetapkan Tujuh Tersangka Korporasi Pembakar Lahan
Polri (Baru) Tetapkan Tujuh Tersangka Korporasi Pembakar Lahan | “Siapa yang bersalah dan menjadi tersangka harus diambil tindakan tegas. Jangan ragu-ragu. Jangan sampai terulang kembali tahun depan. Malu kita pada hal-hal yang sebenarnya bisa dicegah dengan mudah melalui semua upaya. Perusahaan yang membakar cabut saja izinnya,” kata Presiden sore itu seperti dikutip dari website BNPB.Menyangkut dampak terhadap warga, dia meminta tim kesehatan turun ke lapangan melayani masyarakat menderita karena asap. “Semua yang sudah direncanakan harus dijalankan. Target ditetapkan harus berhasil. Water bombing harus tepat sasaran.”Kepala BNPB, Willem Rampangilei, melaporkan kondisi terkini hotspot dan jarak pendang mulai membaik dengan upaya pemadaman dan hujan. Upaya pemadaman diintensifkan melalui udara, darat. Lalu, upaya penegakan hukum, dan sosialisasi. [SEP]
[0.0002839576918631792, 0.980250358581543, 0.019465679302811623]
2015-063-01.json
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang!
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang! | [CLS] Keberadaan Pulau Bangka di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara saat ini kondisinya terus mengalami degradasi lingkungan, sehingga  mengancam kehidupan masyarakatnya. Penyebabnya diduga kuat karena beroperasinya sebuah perusahaan energi yang bergerak dalam pertambangan bijih besi. Perusahaan tersebut sudah melaksanakan operasinya dalam beberapa tahun terakhir ini.Hal itu tersebut diungkapkan Rihunu, salah seorang warga disana yang melakukan advokasi ke Jakarta. Menurutnya, masyarakat setempat merasa tidak nyaman dengan kehadiran PT Mikgro Metal Perdana (MMP) yang berasal dari Tiongkok tersebut, karena dalam operasinya memangkas kawasan hijau dan mengubahnya menjadi kawasan pertambangan yang tandus.‘’Kami merasa itu sangat mengganggu kami. Karena ekosistem yang sedang kami tempati keberadaannya sangat terancam. Padahal, disitulah kami setiap hari tinggal dan mencari nafkah. Apa jadinya kalau semua itu dibiarkan saja,’’ ujar Rihunu di Jakarta, Jumat (24/04/2015).Karena dirasa sudah mengganggu, warga di Pulau Bangka yang mendapat pendampingan hukum, memutuskan untuk menggugat secara hukum keberadaan perusahaan ke Pengadilan Tata Usaha Niaga (PTUN) Manado.Namun, meski PTUN mengabulkan gugatan warga, perusahaan tersebut menyatakan banding ke Mahkamah Agung (MA). Namun, sekali lagi, hukum berpihak pada warga dan MA menyatakan bahwa perusahaan tersebut salah dan tidak boleh melakukan operasional perusahaan lagi di Pulau Bangka.‘’Keputusan inkrach keluar pada 24 September 2013 atau hampir dua tahun yang lalu. Namun, setelah itu, bupati (Minahasa Utara) tetap memberi izin pelaksanaan pertambangan. Itu yang hingga saat ini tidak masuk diakal kami,’’ ucap Rihunu.Kerusakan Pulau Tak Bisa Dihentikan
[0.4948588013648987, 0.4965273141860962, 0.008613888174295425]
2015-063-01.json
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang!
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang! | Selain merusak lingkungan, operasi pertambangan itu juga menyalahi aturan. Menurut Direktur Yayasan Nurani Minahasa, Jull Takaliuang, Pulau Bangka sebenarnya dikategorikan sebagai pulau kecil di Indonesia. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.‘’Sesuai UU tersebut, Pulau Bangka harusnya dimanfaatkan sebagai kegiatan konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan kelautan serta perikanan secara lestari, pertanian organik, peternakan, dan/atau pertahanan dan keamanan negara,’’ ujar Jull.Karena menyalahi peruntukkan, Jull menjelaskan, dampak yang sudah terlihat saat ini adalah sangat tidak baik dirasakan oleh masyarakat sekitar. Salah satunya, karena mulai ada penggundulan hutan dan penimbunan bakau serta sungai yang berlokasinya di area operasional PT MMP.Meski belum dilakukan ke seluruh pulau, namun kata Jull, itu sudah cukup membuat masyarakat resah karena dikhawatirkan ke depannya bisa lebih buruk lagi.’’Padahal, warga juga tahu kalau di sekitar Pulau Bangka itu ada perairan yang sangat diidolakan oleh penyelam dari seluruh dunia. Potensi alam itu juga akan terancam kalau Pulau Bangka mengalami kerusakan,’’ tutur dia.‘’Sebenarnya itu sudah ada teguran secara tertulis dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), namun tetap tak digubris. Ini membuat kami semakin bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya di balik kasus ini,” ucap Jull.Selain dari KKP, ada juga surat dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang meminta PT MMP untuk menunda kegiatan pertambangan dikarenakan belum ada keputusan zonasi dari Kabupaten Minahasa Utara.Kerugian Negara Rp200 triliun
[0.4948588013648987, 0.4965273141860962, 0.008613888174295425]
2015-063-01.json
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang!
Ayo, Selamatkan Pulau Bangka dari Sekarang! | Sementara itu menurut Tama S Langkun dari Aliansi Menolak Limbah Tambang (AMMALTA), akibat penambangan yang masih dilakukan, negara mengalami kerugian sangat banyak. Jika tidak dihentikan, maka kerugian akan terus bertambah besar lagi. Padahal, sesuai dengan UU No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 100, pemegang ijin usaha penambangan wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana jaminan pascatambang.“Kenyataannya itu tidak dilakukan. Ini jelas pelanggaran lagi. Sudah operasionalnya melanggar, mereka juga melanggar yang lain. Belum lagi pelanggaran pemanfaatan lahan yang tidak boleh untuk pertambangan. Banyak sekali pelanggarannya,” ungkap Tama.Namun, Tama memastikan bahwa kepentingan masyarakat bukan semata untuk meraih materi uang, namun bagaimana bisa memperjuangkan Pulau Bangka bisa kembali seperti semula, tanpa kerusakan. ”Warga sudah tidak peduli uang, mereka hanya ingin Pulau Bangka kembali hijau saja,” tandas dia.Seruan penyelamatan Pulau Bangka juga diungkapkan musisi pentolan grup Slank, Kaka, yang terbiasa melakukan penyelaman di perairan sekitar Pulau Bangka. Menurut Kaka, sebelum ada pertambangan, Pulau Bangka sangat indah dan tenteram.”Namun sekarang, kondisinya sudah berbeda. Warganya masih ramah, tapi mereka tidak bisa menutup mata ada kerusakan alam di pulau. Itu yang dikhawatirkan warga,” ujar dia.Pulau Bangka secara administrasi masuk dalam wilayah Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Luasnya mencapai 4.800 hektare. Di dalamnya ada empat desa, termasuk Desa Kahuku yang selama ini menjadi lokasi pertambangan bijih besi. [SEP]
[0.979743480682373, 0.01992865651845932, 0.0003278783697169274]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | [CLS]  Sejumlah pengajian lingkungan dihelat selama bulan Ramadhan ini. Salah satunya kajian terkait para perempuan penjaga bumi dan tentang melaksanakan adab-adab lingkungan.Pengajian Ramadan secara virtual dihelat Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah dengan tema Perempuan Penjaga Bumi pada Sabtu (16/5/2020). Menghadirkan Amanda Katili Niode, Manager The Climate Reality Project Indonesia, Nana Firman dari Green Faith International dan Pengurus Muhammadiyah New York, dipandu Hening Parlan, Koordinator Divisi Lingkungan Hidup LLHPB Aisyiyah Pusat.Atikah M. Zaki Koordinator Bidang Lingkungan, Kesehatan, dan Penanggulangan Bencana LLHPB Pimpinan Pusat Muhammadiyah membuka dengan pemaparan sejumlah konsepsi agama Islam terkait lingkungan. Misalnya melarang segala perusakan, langsung dan tak langsung. “Harus terdepan melestarikan alam. Memahami landasan pelestarian lingkungan, ini tanggung jawab semua manusia,” ujarnya.Atikah membahas 7 pahala yang akan terus mengalir, di antaranya mengalirkan air, menggali sumur, menanam pohon, membangun masjid, mewariskan ilmu, keberadaan anak yang selalu mohon ampun setelah kiamat. Sebalikknya, tindakan menebang pohon, menggunduli hutan, membuang limbah termasuk merusak alam yang mendatangkan bencana, kabut asap, pemanasan global, banjir, dan lainnya.baca : Saatnya Memulai Kebiasaan Green Ramadhan di Masa Pandemi  Selanjutnya Amanda Katili menjelaskan The Climate Reality Project adalah bagian dari organisasi yang dibentuk mantan Wakil Presiden Amerika Al Gore. Ada 20 ribu relawan di 154 negara untuk pengarusutamaan perubahan iklim.Menurutnya ada tiga cara menyikapi perubahan iklim ini. Dari individu, sebagai organisasi sehingga dampaknya lebih besar, dan pemerintah yang mengeluarkan kebijakan yang mendukung.
[0.9994583129882812, 0.00028047917294315994, 0.0002612548996694386]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Secara sederhana tanpa istilah teknis, ia memaparkan sebab dan akibat perubahan iklim pada sekitar 50-an peserta webinar. Kegiatan manusia seperti pembangkit batubara, kebakaran hutan, dan aktivitas pabrik membuat selimut bumi lebih tebal, pantulan sinar matahari tak bisa keluar dan bumi makin panas. Terjadi krisis iklim, dan mengakibatkan bencana alam.Ketika lebih panas, maka hutan mudah terbakar, hasil panen bisa gagal. Pihak paling rentan atau terdampak adalah lansia, kaum miskin, tuna wisma, bayi, anak, orang dalam kondisi gangguan medis, dan gangguan mental. “Dampaknya pada perempuan. Kekerasan seksual dan ancaman kematian saat bencana alam, jika gagal panen maka beban kerja bertambah, persediaan kurang. Kelangkaan air sehingga harus jalan jauh mengorbankan pendidikan,” paparnya terkait dampak perubahan iklim.Ia mengingatkan krisis iklim tak hilang walau pandemi. Karena tekanan bumi sudah berlangsung berabad-abad. Tips yang paling mudah untuk mengurangi emisi yang membuat bumi makin panas misalnya menikmati masakan rumah, kurangi daging karena peternakan menggunakan sumberdaya besar lahan dan energi. Tidak berarti menghilangkan. Selain itu mengutamakan pangan lokal dan kurangi sampah makanan.Perempuan sering tak dapat dukungan, terutama dalam menghadapi krisis ganda, pandemi dan krisis perubahan iklim walau sedang di rumah saja. Di sisi lain ada harapan membentuk dunia baru, mengubah cara hidup yang merugikan. Fakta menunjukkan ada keunikan kepemimpinan perempuan di negara yang lebih berhasil melawan pandemi.baca juga : Bukber Minim Sampah dan Puasa Plastik Isi Ramadhan di Bali  Nana Firman dari Green Faith, organisasi lintas agama untuk keadilan lingkungan mengampanyekan agar pemuka agama mengangkat pesan tentang pelestarian alam. “Sehingga punya modal untuk mengajak jamaahnya melalui khotbah, majelis taklim, dan lain sesuai ajarannya. Menghubungkan dengan kondisi saat ini,” ajaknya.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Ia menyontohkan saat Green Faith kampanye di Konferensi Perubahan Iklim COP di Jerman pada 2017 mereka mengajak mengubah gaya hidup. “Kita naik becak dan sepeda ke gedung PBB untuk kampanye komitmen mengubah gaya hidup,” ingatnya menunjukkan foto-foto.Perempuan dinilai lebih menunjukkan aksi ekologis dan dekat sekali dengan masalahnya. Karena itu muncul berbagai organisasi global yang mewadahi misalnya Women Environment Development Organization (We Do), Women Climate Action Network, dan lainnya.Kampanye Green Ramadan disebut sangat kontekstual karena di saat ibadah puasa, sampah malah makin banyak, dan tak sedikit makanan jadi mubazir. Usulan lain adalah terus membuat kegiatan-kegiatan menyiapkan generasi muda sebagai Perempuan Penjaga Bumi.Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat Aisyiyah ini menggali nilai-nilai Islam dalam penyelamatan bumi. Memahami Ibu Bumi dalam situasi Pandemi Covid 19 dan bagaimana menanggulangi, serta belajar dari berbagai negara bagaimana penyelamatan bumi oleh perempuan.“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Q.S. Ar Ruum: 41).menarik dibaca : Produksi Sampah dari Rumah Meningkat di Masa Pandemi Corona, Kok Bisa?  Praktik Kesadaran LingkunganMenyemangati untuk melaksanakan praktik kesadaran lingkungan juga dihelat Zero Waste Indonesia dengan tajuk Adab Lingkungan dari Sudut Pandang Agama Islam, Minggu (17/5) bersama praktisi dan penulis buku DK. Wardhani. Seorang ibu yang berhenti bekerja sebagai dosen, dan tekun menulis beberapa buku dan kelas-kelas mengelola sampah rumah tangga.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Wardhani membuat buku Menuju Rumah Minim Sampah, Bye bye Sekali Pakai dan sejumlah kelas zero waste. Ia mengaku mengenal isu lingkungan dari kampus. Karena itu ia meyakini sebelum bisa mengajari harus melakukan dulu. “Adab lingkungan kita harus diimplementasikan,” ujarnya dalam diskusi via Instagram live.Setelah itu ia bisa mendokumentasikan pengalaman lewat buku dan komik. “Ada hadist menyebut jika melakukan kebaikan dan mereka mengikuti, kamu dapat kiriman kebaikan. Misal menunjukkan cara komposting sama anak. Kebaikan berantai,” paparnya. Kalau abai, maka menurutnya abai pada keyakinan agama.Dalil kewajiban kaum muslimin menurutnya pertama harus belajar. Kalau punya ilmu, amalkan. Sayangnya kewajiban pada alam jarang dibahas, misal pada tanah, hewan, dan isi alam lainnya. “Misal jika menyiksa kucing, ada hak mahluk lain yang harus ditegakkan. Ada unta yang diberi beban berat, ditinggal sebentar. Rasullulah minta menurunkan beban dulu, diberi air, baru ditinggal. Sayangilah apa yang di bumi niscaya kita disayangi Zat yang ada di langit,” tuturnya.  Melaksanakan hal kecil untuk melindungi alam adalah mencegah kemungkaran. Wardhani mengingat kisah ketika malaikat mengajukan keberatan kepada Allah ketika akan diciptakan manusia karena diprediksi melakukan kerusakan di bumi. “Tapi Allah beri peluang kita, menjadi manusia yang dikehendaki Allah,” tutur ibu yang rutin berbagi tips dan menunjukkan cara mengelola sampah di rumah serta berkebun ini di medsosnya.
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Dalam kehidupan sehari misalnya adab lingkungan saat mandi dan wudhu. “Kita biasanya mandi dengan air berember-ember baru merasa bersih. Banyak ustandz mempraktikkan wudhu dengan air satu mud (setara 0,68 liter), tak harus berkali-kali tapi rata digosokkan ke bagian tubuh wajib,” jelasnya. Cara mengingatkan untuk hemat air memang tak mudah, ia pernah melakukan di masjid. Wudhu sah bukan pada banyaknya air yang digunakan. Karena itu perlu banyak pemuka agama yang terus mengajak dan menunjukkan wudhu hemat air.Menurutnya waste identik pada sampah, padahal perlu diterapkan minim penggunaan air, waktu, energi, dan lainnya. Ia juga megingatkan anjuran-anjuran nabi. Di antaranya, walau kiamat, jika masih bisa menanam harus dilakukan. Tidak melakukan pemborosan, buang makanan, dan lainnya karena Indonesia tercatat sebagai penyampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi. “Makanlah dari buah di musimnya, berikan pada orang miskin, dan jangan disia-siakan,” demikian potongan kutipan terkait kebijakan mengelola pangan ini.Seorang netizen minta konfirmasi, “apakah tempat komposting itu tempat jin?” Menurut Wardhani tidak benar karena komposting artinya sudah dibuatkan sistem, diniatkan untuk diurai. “Kalau TPA dan TPS bisa jadi, karena segala sampah bercampur dan tak diurai. Misal di awal penciptaan, anak Nabi Adam bertengkar untuk memberi persembahan terbaik. Terjadi pembunuhan pertama di muka bumi, salah satu meninggal. Oleh Allah memberi tahu cara memperlakukan terbaik, dengan menguburkan. Kembali ke tanah dan terurai,” tuturnya.  Salah satu website yang direkomendasikannya adalah Ecomasjid.id berisi ragam artikel ekologis dan materi khutbah-khutbah lingkungan hidup untuk pemimpin ibadah. Ini salah satu isinya :
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya“. (QS. Al-Hijr [15]:19-20)Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya sesuai dengan kebutuhan makhluk penghuninya, yakni kita sebagai manusia. Allah telah membentangkan bumi yang saat ini kita tinggali bersama lengkap dengan gunung-gunung yang indah, hutan rimba beserta segala penghuninya yang bisa kita manfaatkan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia.Untuk menjaga keseimbangan alam, Allah juga telah menciptakan sungai-sungai yang meliuk indah hingga ke lautan biru beserta seluruh ekosistemnya. Semua disediakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia diberi mandat untuk memelihara, selain memanfaatkanya, dengan cara mengelola sumber daya alam tersebut berdasarkan asas kelestarian. Dengan melestarikan alam yang telah disediakan Allah maka alam akan memberi kemakmuran bagi kita semua hingga anak cucu, generasi yang akan datang.Sayang karena ambisi dan ego manusia amanat untuk memanfaatkan dan mengelola alam secara lestari belum terjadi. Hutan-hutan masih dibakar untuk membuka lahan baru dan mendapat kayu ilegal, hewan-hewan langka dan dilindungi diburu diambil daging dan kulitnya, sungai-sungai diracun untuk mendapat ikan, laut dibom agar tangkapan banyak dan masih banyak lagi perbuatan manusia yang merusak alam demi kepentingan sesaatnya. Akibat ulah manusia tersebut malapetaka kerusakan alam terjadi di mana-mana yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia.
[0.999424159526825, 0.00028237837250344455, 0.000293476419756189]
2020-056-18.json
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan
Membangkitkan Pengajian Lingkungan Saat Pandemi dan Ramadhan | Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, ”Barangsiapa tidak menyayangi siapa (yang berada) di bumi maka tidak menyayanginya siapa (yang berada) di langit”. (HR. Thabarani).   [SEP]
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]
2014-031-19.json
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah | [CLS] Udang-merah sangihe (Ceyx sangirensis) merupakan salah satu jenis burung baru yang ditetapkan di 2014 ini. Burung endemik Sangihe, Sulawesi Utara, ini awalnya dimasukkan dalam jenis udang-merah sulawesi (Ceyx fallax). Terakhir kali terlihat tahun 1997 dan sampai sekarang belum ditemukan lagi.Jihad, Bird Conservation Officer Burung Indonesia, menuturkan bahwa jenis raja-udang berukuran kecil ini resmi ditetapkan sebagai jenis burung baru melalui kajian Daftar Merah 2014. Kajian yang dilakukan oleh BirdLife International -organisasi konservasi alam yang memiliki 120 mitra di seluruh dunia- ini juga menambah kekayaan jenis burung di dunia menjadi 10.425 jenis atau sepuluh persen lebih banyak.Ini dikarenakan adanya penambahan 361 jenis burung bukan-petengger (non-passerine) yang kini diakui sebagai jenis baru. Beberapa jenis tersebut berasal dari Asia Tenggara termasuk Indonesia. “Berdasar kajian ini di Indonesia terdapat penambahan setidaknya 48 jenis yang merupakan hasil pemisahan dari jenis yang sudah ada sebelumnya, serta satu penambahan dari temuan jenis baru,” tutur Jihad dalam rilisnya kepada Mongabay Indonesia.Meski udang-merah sangihe berstatus pendatang baru, namun nasibnya justru masuk dalam kategori terancam punah. Survei yang dilakukan Burung Indonesia, organisasi konservasi pelestarian burung liar dan habitatnya, pada 2004-2006 maupun di 2009 tidak berhasil menemukan jenis ini. Pengamatan singkat yang dilakukan di Hutan Sahendaruman pada 2014 juga nihil hasilnya.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2014-031-19.json
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah | Berdasarkan bukti nyata tersebut, kajian Daftar Merah 2014, maka burung yang menghuni hutan primer dataran rendah ini statusnya ditetapkan sebagai jenis Kritis. Status ini mengartikan bahwa hidupnya hanya selangkah lagi menuju kepunahan jika tidak ada kegiatan pelestarian. Di Sangihe sendiri, meski hutan primer dataran rendahnya nyaris habis, namun udang-merah sangihe diduga masih bertahan di lembah-lembah berhutan yang tidak terjangkau. Meskipun, jumlahnya relatif sedikit.Karena itu, kajian yang diserahkan kepada badan konservasi dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature) menekankan pentingnya pelestarian beberapa bird hotspot (daerah kaya jenis burung) yang kondisinya tercekam.Agus Budi Utomo, Direktur Eksekutif Burung Indonesia, menjelaskan bahwa Sangihe merupakan daerah penting untuk endemisme dan keterancaman karena memiliki banyak jenis unik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia. Sangihe juga memiliki jenis langka terancam punah. “Daerah-daerah semacam ini telah ditetapkan menjadi prioritas konservasi dunia, dan sangat memerlukan aksi konservasi secepatnya untuk melindungi habitat dan masa depan burung-burung kritis seperti udang-merah sangihe,” terang Agus.Sementara di Jawa, jenis baru yang diakui seperti pelatuk punggung-emas (Chrysocolaptes strictus) yang statusnya Rentan dan raja-udang kalung-biru (Alcedo euryzona) berstatus Kritis menunjukkan bahwa pulau terpadat di dunia ini juga menjadi rumah bagi sejumlah jenis unik. Namun, padatnya penduduk dan hilangnya habitat alami di pulau ini menjadi ancaman tersendiri bagi keberadaan jenis-jenis baru tersebut.Memang, raja-udang kalung-biru saat ini diakui sebagai jenis endemis Jawa. Namun, jenis serupa yang ada di Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan yang semula juga dimasukkan dalam jenis yang sama, kini diberi nama baru yaitu raja-udang peninsula atau Alcedo peninsulae.
[0.9656471014022827, 0.017137303948402405, 0.017215635627508163]
2014-031-19.json
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah
Udang-Merah Sangihe, Jenis Baru yang Kritis di Daftar Merah | Dr. Stuart Butchart, Kepala Bidang ilmu Pengetahuan BirdLife, mengatakan bahwa Daftar Merah tidak hanya penting untuk membantu mengidentifikasi jenis-jenis yang perlu upaya pemulihan. Namun juga, dapat memfokuskan rencana konservasi dengan mengidentifikasi lokasi maupun habitat kunci yang perlu dilestarikan, termasuk Daerah Penting bagi Burung (DPB) dan Daerah Penting bagi Keragaman Hayati. “Daftar Merah yang terus diperbarui akan membantu dalam penetapan prioritas konservasi dan pendanaan di masa depan,” ujarnya. [SEP]
[0.000254815851803869, 0.01976369507610798, 0.979981541633606]
2022-066-15.json
Mangrove di Aceh Rusak, Siapa yang Peduli?
Mangrove di Aceh Rusak, Siapa yang Peduli? | [CLS]   Hutan mangrove di Provinsi Aceh, tersebar di wilayah pantai timur. Kawasan ini meliputi Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Bireuen.Data WWF Indonesia bersama Forum DAS Krueng Peusangan dan Balai Syura Ureung Inong Aceh, dalam program Share Resources Joint Solutions [SRJS] menyebutkan, luas mangrove di Aceh Timur sekitar 18.080,45 hektar. Sementara, Aceh Tamiang [15.447,91 hektar], Kota Langsa [5.253,15 hektar], Aceh Utara [959,11 hektar], Lhokseumawe [88,34 hektar], dan Bireuen [25,57 hektar].Mangrove tersebut terdiri tiga famili yaitu Rhizophoraceae, Sonneratiaceae, dan Euphorbiaceae serta 7 jenis pohon: Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, dan Sonneratia ovata.Namun, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 103/MenLHK-II/2015, mangrove yang masuk kawasan hutan dilindungi hanya 9.876,39 hektar.Rinciannya, Aceh Timur [4.797,25 hektar], Aceh Tamiang [4.216,33 hektar], dan Kota Langsa [862,81 hektar]. Sementara mangrove di Kabupaten Aceh Utara, Bireuen dan Kota Lhokseumawe, berada di area penggunaan lain.Baca: 7 Fakta Penting Mangrove yang Harus Anda Ketahui  Perwakilan Aceh Wetland Foundation [AWF], Yusmadi Yusuf mengatakan, sebagian besar hutan mangrove di pantai timur Aceh dalam kondisi rusak berat dan sedang.“Menyusut akibat perkebunan, permukiman, pertambakan, dan penebangan liar,” ungkapnya, Rabu [02/02/2022].Penebangan umumnya dilakukan untuk bahan baku arang yang dijual ke Sumatera Utara. Ini terjadi di Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang. Tata kelola pemanfaatan kawasan hutan melalui Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan [SIPUHH] juga belum berjalan.
[0.00033922979491762817, 0.9992603659629822, 0.0004004047659691423]