filename
stringlengths
16
16
title
stringlengths
22
107
text
stringlengths
132
2.1k
softlabel
stringlengths
15
740
2015-032-01.json
30 Hektar Lahan Konservasi Samboja Lestari Terbakar. Bagaimana Nasib Orangutan?
30 Hektar Lahan Konservasi Samboja Lestari Terbakar. Bagaimana Nasib Orangutan? | 30 Hektar Lahan Konservasi Samboja Lestari Terbakar. Bagaimana Nasib Orangutan? | “Ada beberapa lokasi, ketika kami fokus memadamkan api dekat Jalan Lepiosula, api malah membesar di lahan dekat Jalan Elang. Jalanan masuk ke lokasi kebakaran juga sulit, kami bolak-balik harus mengangkut air. Alat yang tersedia hanya dua penyiram tanaman dan ranting,” ujarnyaSaat kejadian kebakaran, pihak BOSF sudah menghubungi tim pemadam kebakaran di Balikpapan yang berlokasi di Km 23. Merasa bukan area wilayahnya tim pemadam Balikpapan meminta pihak BOSF menghubungi pemadam di Kutai Kartanegara (Kukar).“Kami sudah menghubungi tim pemadam Balikpapan, namun mereka tidak berkenan datang. Kami diminta menghubungi tim pemadam Kukar. Daripada menunggu, kami lakukan semampunya,” jelas Adinda.Selasa (1/9/15) pagi, anggota Koramil Samboja dan Pemadam kebakaran Kutai Kartanegara tiba di lokasi untuk meminalisir kebakaran yang menghanguskan 30 hektar lahan itu.Tidak ada orangutan yang dievakuasi. Peristiwa ini tidak mempengaruhi kondisi fisik maupun mental orangutan yang dirawat di BOSF. Hal yang turut membuat pengelola sedih adalah pohon meranti yang sudah ditanam sejak 2001 hangus dan sebagian kering.“Meranti sudah kami tanam sejak 2001, setiap tahun, pertumbuhannya hanya 0,5 centimeter. Selama 15 tahun lebih kami merawat dan memperhatikan. Kebakaran ini ibarat orang yang akan panen dan tiba-tiba musnah, sakit rasanya,” ungkap Adinda.Akibat kebakaran ini, banyak satwa liar yang kehilangan habitatnya. “Di sekitar wilayah BOSF hidup satwa liar seperti kijang, macan dahan, beruk, landak, trenggiling, dan ular piton. Mereka menjadikan tempat sekitar rehabilitasi sebagai habitatnya. Kini sudah terbakar, entah bagaimana nasibnya,” urai Suwardi. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408]
2019-034-05.json
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | [CLS]     Usai shalat Idul Adha di lapangan, siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) III Kota Malang, Jawa Timur. Sebagian siswa dan guru berkutat dengan hewan kurban, enam sapi dan 16 kambing berjajar di halaman sekolah di Jalan Cipto Kota Malang.Satu-persatu, bergantian sapi dan kambing disembelih di halaman sekolah. Seorang tukang jagal khusus datang untuk menyembelih seluruh hewan kurban. Lingkungan sekolah riuh. Dalam tempo sejam, seluruh hewan kurban telah disembelih.Giliran para siswa putra membantu proses selanjutnya, memisahkan daging dengan kulit dan tulang. Siswa putri membentangkan kain terpal di lapangan basket. Mereka duduk bersimpuh, berjajar, bertugas memotong dan menimbang daging ukuran 1,5- 2 kilogram.  Sembari menunggu proses memotong dan menimbang, siswa lain mengusung besek wadah dari anyaman bambu. Besek menggunung. Usai daging dipotong dan ditimbang, mereka masukkan daging ke besek. Seluruh daging dikemas dalam besek, daging kurban siap didistribusikan kepada para penerima.“Sejak tahun ini, kami berkomitmen menggunakan wadah ramah lingkungan,” kata Rahman Helmi, Ketua Panitia Kurban SMPN 3 Kota Malang, Minggu (11/8/19). Sebelumnya, ada usulan daging dibungkus daun jati. Daun jati sulit diperoleh di Kota Malang dan perlu keterampilan.Besek pun jadi pilihan. Saat membeli besek di pasar tradisional rata-rata kesulitan memasok dengan jumlah besar dan waktu cepat. Mereka harus membeli langsung ke perajin di Sumberpucung, Kabupaten Malang. “Membeli 750, satu besek, Rp2.500,” katanya.Mereka beralih tak pakai kresek karena, tas plastik sulit terurai. Besek bisa hancur dan terurai dalam waktu singkat. Penggunaan besek ini juga bagian dari pendidikan lingkungan kepada siswa.“Sesuai program sekolah, diputuskan pakai besek,” katanya, seraya bilang, besek akan mereka gunakan seterusnya.   Pesanan besek meningkat
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2019-034-05.json
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | Daging kurban pakai besek berdampak terhadap penjualan di tingkatan perajin. Perajin besek di Jalan Pesantren Desa Talunsono, Ngajum, Kabupaten Malang, jual besek naik 50%. “Meningkat terutama untuk wadah daging kurban,” kata perajin besek, Sukarsih.Biasa dia produksi 100 besek sepekan. Dia menerima pesanan besek untuk hajatan, perajin tape dan pernikahan. Harga besek Rp5.000. Sebagian besar untuk wadah tape di Probolinggo. Selama ini, pesanan berdatangan dari Probolinggo, Situbondo, dan Gunung Kawi di Kabupaten Malang.Walhi Jawa Timur, Purnawan D Negara mengapresiasi SMP Negeri 5 Kota Malang yang menyalurkan daging kurban dengan besek. Ada kesadaran, katanya, merevitalisasi nilai ekologi dengan religi.SMP ini, katanya, tak hanya retorika, tetapi mengajarkan gerakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. iukur dampaknya dan pengaruhnya terhadap lingkungan.Wadah besek, katanya, bakal mendapat dua pahala sekaligus, yakni, pahala atas ibadah kurban dan atas menyelamatkan lingkungan. “Ada nilai ekologi yang ditanamkan. Berkorban untuk menyelamatkan lingkungan.”Dia berharap, pendidikan ekologi dan religi dari SMP Negeri 3 Kota Malang bisa tertular kepada sekolah lain. “Agar tahun depan berubah, tak gunakan tas kresek, beralih ke besek atau daun jati. Ini mendidik pelajar peduli lingkungan sejak dini.”  Perlu keteladananPurnawan juga dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang meminta, aksi sekolah ini bisa tertangkap pengambil kebijakan. Bupati dan wali kota, katanya, bisa menunjukkan keteladanan ekologi.Sutiaji, Wali Kota Malang berkomitmen, mengurangi sampah plastik. Dia mulai mengimbau kegiatan di pemerintahan Kota Malang tak gunakan air minum kemasan plastik. Selain itu, semua wadah plastik dikurangi.“Sebelumnya, sudah ada peraturan wali kota. Dianulir Gubernur Jawa Timur karena harus ada aturan di atasnya yang kuat,” katanya.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0]
2019-034-05.json
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek
Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | Kurangi Plastik, Wadah Daging Kurban Pakai Besek | Untuk pembungkus daging kurban, Sutiaji mengeluarkan imbauan kepada panitia penyembelihan hewan mengganti tas kresek dengan bungkus ramah lingkungan, seperti daun atau besek. “Itu hanya imbauan, tak ada sanksi,” katanya.Senada dengan Wali Kota Malang, Pelaksana Tugas Bupati Malang Sanusi juga mengeluarkan imbauan melalui pembinaan mentan (Bintal). Dia menyarankan, panitia penyembelihan hewan kurban mengganti tas kresek ke wadah lain. “Bisa pakai besek atau daun jati, sebagai pengganti kresek.”Dulu, masyarakat di Kabupaten Malang membagikan daging kurban dengan daun jati. Cara ini lebih sehat dan daging lebih enak.Aksi serupa, mengganti bungkus daging kurban, dari kantong plasktik ke  daun jati atau besek juga dilakukan di beberapa tempat, salah satu  di Pesantren Ekologi, Ath-Thaariq, Garut, Jawa Barat. Sejak beberapa tahun ini, Ath-Thaariq, sudah mengubah bungkus daging kurban, tak pakai kantong plastik lagi demi mengurangi tekanan terhadap lingkungan.  Keterangan foto utama:    Besek, sebagai pembungkus daging kurban, menggantikan plastik kresek. Foto: Eko Widianto/ Mongabay Indonesia     [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | [CLS] Setiap tahun, majalah Time punya ritual yang sangat penting.  Dewan redaksinya memilih seratus tokoh yang dianggap punya kontribusi penting mewarnai dunia sepanjang setahun terakhir, lalu meminta para tokoh lainnya—yang mengenal baik mereka yang terpilih—untuk menuliskan esai pendek soal jasa mereka yang terpilih.Karena kontribusi mewarnai dunia adalah sebuah kategori yang sangat luas, maka mereka yang terpilih bisa jadi bukan tokoh panutan, namun pengaruhnya sangat kuat dan tak bisa diabaikan.  Untunglah, selama bertahun-tahun penulis mengikuti daftar yang dikeluarkan, sebagian besar isinya bukanlah para perusak dunia.Demikian juga daftar yang dikeluarkan Time pada edisi 27 April – 4 Mei tahun ini. Ada banyak tokoh yang punya kontribusi positif terhadap dunia, walaupun tetap ada di antara mereka para tokoh yang sesungguhnya berbuat kerusakan. Pandangan para penulis esai singkat yang menjelaskan peran masing-masing tokoh sendiri sangatlah subjektif, terutama karena majoritas penulisnya memang mengenal sang tokoh secara pribadi dan sangat dekat.Dengan pendekatan itu, sesungguhnya pembaca juga diundang untuk memberikan sudut pandang subjektif atas para tokoh terpilih ini.  Bisa saja kita tak setuju dengan daftarnya, tetapi bila setujupun kita bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.Tulisan ini sendiri hendak menimbang beberapa tokoh yang masuk daftar tersebut dari sudut pandang keberlanjutan, CSR, dan bisnis sosial, sesuai dengan bidang yang penulis geluti selama ini.  Kanye West, yang menjadi sampul majalah ini—ataupun istrinya yang juga masuk daftar, Kim Kardashian—tak jelas benar bagaimana kontribusinya pada dunia keberlanjutan, jadi tak akan didiskusikan di sini.
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Diskusi pertama adalah tentang kontribusi Tim Cook, sang CEO Apple.  John Lewis, aktivis HAM dan anggota kongres dari Partai Demokrat di AS, yang menuliskan esainya melihat jasa Cook dari keberaniannya menyatakan diri sebagai homoseksual, dan memperjuangkan persamaan hak kaum lesbian, gay, bisexual and transgender (LGBT) di dalam dunia korporasi.  Lewis menyatakan bahwa Cook adalah tokoh tanggung jawab sosial perusahaan karena itu.Namun, jasa Cook terbesar untuk keberlanjutan dan CSR sesungguhnya jauh lebih besar dari itu. Cook adalah satu-satunya CEO yang pernah menyatakan secara lantang pembelaannya terhadap energi terbarukan.  Pada RUPS Apple 2 tahun lalu, seorang investor mempertanyakan komitmen Apple pada energi terbarukan, yang menurutnya disandarkan pada pengetahuan yang belum solid tentang perubahan iklim, dan ini berpotensi mencederai keuntungan perusahaan yang akan berakibat pada menurunnya dividen yang diterima pemegang saham.Cook tak ragu menjawab pertanyaan itu.  Bukan saja menyatakan keyakinannya pada perubahan iklim antropogenik dan tanggung jawab perusahaan untuk menurunkan emisi, dia juga menyatakan bahwa dia tak menginginkan adanya uang investor yang tak peduli pada dampak perubahan iklim di dalam perusahaannya!Di tangan Cook pula penyelidikan asal-usul timah yang dipergunakan untuk membuat ponselnya dilakukan, dan membuat Apple mendarat di Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Dari sudut pandang ini, Cook telah mendorong konsep extended CSR untuk dipraktikkan secara sungguh-sungguh, terutama terkait dengan rantai pasokan.Kisah Elizabeth Holmes bisa terbaca seperti para jenius teknologi informasi.  Ia men-DO-kan dirinya di tahun kedua dari Universitas Stanford.  Mungkin karena kesamaan kisahnya dengan para raksasa teknologi informasi seperti Bill Gates dan Steve Jobs dan generasi sesudah mereka, Henry Kissinger melihat Holmes sebagai seorang visioner teknologi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Apa teknologi yang dikembangkan perempuan cantik berumur 31 tahun ini? Pengujian segala penyakit yang bisa dideteksi dari darah. Dan bukan sekadar metode pengujian yang baru, melainkan juga harus sangat murah dan bisa dikerjakan dengan mobilitas yang sangat tinggi.  Dia melakukannya karena percaya bahwa perawatan kesehatan adalah bagian dari HAM.  Theranos, perusahaan sosial yang dibuatnya, kini sedang berusaha keras agar layanannya bisa diakses oleh seluruh dunia.  Dengan bekal utama yang dimiliki Holmes—sebagaimana yang digambarkan oleh Kissinger—yaitu “…fierce and single minded dedication with great charm….” setiap pojok dunia bisa berharap pada keajaiban teknologi dan tanggung jawab sosial yang dibawa oleh Theranos.Chai Jing adalah kisah berikutnya.  Sama dengan Ma Jun yang menulis esai tentang dirinya, ia adalah seorang jurnalis.  Memanfaatkan keahliannya dalam menggali dan mempresentasikan data, Chai Jing membuat film dokumenter mengenai polusi yang terjadi di negeri asalnya, Cina.Film berjudul Under the Dome itu baru saja dirilis awal tahun ini, namun hasilnya luar biasa.  Bukan saja masyarakat Cina dan pemerintahnya yang sangat tertarik dengan film tersebut lalu bertindak untuk mengatasi polusi, seluruh dunia menyaksikannya dan juga bertindak di tempat masing-masing.  Dalam bilangan hari, penonton filmnya mencapai 200 juta orang!Yang sangat dahsyat dari kisah Chai Jing adalah bagaimana kemampuan jurnalisme investigatif digabungkan dengan isu-isu ilmu pengetahuan dan kebijakan publik yang kompleks bisa benar-benar diterima dan menggerakkan orang.  Ma Jun menyatakan bahwa bukan hanya pemerintah Cina membuka pintu perdebatan publik tentang polusi untuk pertama kalinya lantaran film itu, namun juga orang-orang yang tadinya sinis dan indiferen kini mulai berubah menjadi pejuang penanganan polusi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Jurnalisme juga merupakan latar belakang John Oliver.  Namun, berbeda dengan Chai Jing yang memanfaatkan film dokumenter sebagai media pendidikan massa, Oliver punya acara televisi yang sangat popular, Last Week Tonight, di saluran HBO.  Acara tersebut ia pergunakan untuk membawakan isu-isu yang sangat serius, dengan cara yang kocak luar biasa.Penulis esai tentang Oliver, Elizabeth Bierman adalah pimpinan Society of Women Engineers yang mendapatkan manfaat besar karena diangkat di acara Oliver.  Namun, dari sudut pandang keberlanjutan, jasa Oliver tidak datang dari situ.  Setelah ia mendapatkan informasi bahwa sesungguhnya 97% ilmuwan perubahan iklim sepakat tentang penyebabnya yang antropogenik, dia melancarkan kritik terhadap acara-acara TV lainnya yang berupaya menghadirkan pandangan ‘seimbang’ antara yang percaya dan yang tidak.  Keseimbangan pandangan—atau cover both sides dalam istilah jurnalisme—diwujudkan oleh banyak saluran TV lain dengan cara menghadirkan masing-masing wakil yang percaya dan yang tidak.  Menurut Oliver itu adalah kebodohan luar biasa.  Maka, di acaranya ia tampilkan 3 orang yang tak percaya dengan perubahan iklim antropogenik di satu sisi, melawan 97 orang di sisi lainnya.Oliver juga terkenal dengan kata-katanya yang tajam terhadap korporasi yang tak beretika.  Ia membongkar perilaku industri rokok yang menjual produk mematikan itu kepada anak-anak—yang ia ambil kasusnya di Indonesia—dan yang menuntut berbagai negara yang ingin mempromosikan kesehatan warganya, terutama dengan perjanjian dagang.
[0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Ia tampilkan iklan terbaru Marlboro di acaranya itu, dan ia nyatakan bahwa iklan tersebut adalah horse shit.  Ia bilang tak pantas Marlboro Man menjadi ikon produk rokok—yang empat di antaranya sudah meninggal karena penyakit terkait rokok—dan mengusulkan Jeff the Diseased Lung sebagai gantinya. Paru-paru rusak berpakaian koboi, menurut Oliver, lebih tepat menjadi maskot Marlboro.Industri gula dan farmasi yang juga banyak melakukan tindakan tak terpuji juga ia bongkar habis-habisan.  Dengan caranya itu penontonnya bukan saja menjadi lebih sehat tubuhnya lantaran tawa yang tak kunjung selesai sepanjang acara, namun juga sehat benaknya lantaran pengetahuan kokoh yang ia berikan.Thomas Piketty adalah penulis handal, selain tentu saja adalah seorang ekonom yang sangat handal.  Seandainya ia ‘hanya’ seorang ekonom handal, tentu buku teksnya yang setebal hampir 700 halaman, Capital in the 21st Century, tak akan bisa terjual lebih dari 500 ribu eksemplar dalam waktu yang sangat singkat.Apalagi, tema yang diusungnya, yaitu ketimpangan pendapatan, boleh dikatakan tabu bagi kebanyakan ekonom.  Hanya mereka yang sekelas Joseph Stiglitz dan Paul Krugman saja yang selama ini berani menyentuhnya.  Tapi, ekonom Prancis berusia 43 tahun ini memang istimewa.  Ia tak khawatir menjadi tidak popular—dan penjualan bukunya sudah membuktikan bahwa dia memang tak perlu khawatir—lantaran ia percaya betul pada kebenaran ilmiah yang ia upayakan.Kalau Karl Marx meyakini bahwa ketimpangan yang semakin memburuk adalah keniscayaan Kapitalisme, maka Piketty lah yang bisa membuktikannya dengan data time series sepanjang satu abad terakhir.  Ia mendapati bahwa pertumbuhan ekonomi (growth) yang bisa dinikmati kebanyakan orang tumbuh 1-1,5% per tahun, sementara hasil dari investasi (return on investment) yang hanya bisa dinikmati oleh pemilik modal tumbuh 4-5% per tahun.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Namun ia tak berhenti di situ, ia juga mengusulkan secara terperinci bagaimana ketimpangan itu bisa dikikis dan keadilan bisa diperoleh.  Oleh karena itu, menurut Grover Norquist yang menulis esai tentang dirinya, “Perhaps Piketty has brough not Marx but John Rawls back to center stage.”  Tentu, perjuangan untuk mencapai keadilan ekonomi mustahil tanpa melihat derajat kedalaman ketimpangan yang terjadi.  Mungkin Piketty adalah titisan Marx dan Rawls sekaligus, dan oleh karena itu dari dirinya kita bisa belajar banyak tentang keberlanjutan ekonomi dan sosial.Paus Francis adalah seorang pastor yang sangat menarik.  Bukan saja ia sangat rendah hati dengan pengakuannya sebagai manusia pendosa, ia menyampaikan banyak sekali hal yang sangat dalam dengan cara yang ringan, bahkan kerap penuh canda.  Humor bukanlah ciri khas Gereja Katholik sebelum Francis duduk di tahta Vatikan, namun kini rasanya menjadi hal yang alamiah.Apa yang dilakukan Francis untuk keberlanjutan sangatlah dahsyat.  Ia menyatakan bahwa perubahan iklim harus diatasi oleh seluruh umat manusia, termasuk umat Katholik.  Ini bukan saja pertanda ia menerima ilmu pengetahuan yang menjadi basis klaim tentang terjadinya perubahan iklim, ia juga menyatakan pentingnya transformasi hati dan benak manusia untuk mengatasinya.  Isu perubahan iklim bahkan ia masukkan ke dalam agenda resmi Gereja mulai tahun ini.Dan, ketika organisasi pendusta perubahan iklim nomor satu di dunia, Heartland Institute, hendak mencegah jangan sampai Gereja Katholik mengeluarkan agenda dan pernyataan resmi tentang perubahan iklim, Paus Francis tak menggubrisnya.  Dengan begitu, ia telah menggembalakan umatnya dengan bijak, menghindari bencana yang sangat membahayakan bukan saja umatnya, tapi juga seluruh umatNya.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Masih ada beberapa kisah lagi yang bisa dipandang terkait dengan keberlanjutan. Kisah Chandra Kochhar, misalnya.  Ia adalah CEO dari ICICI Bank, yang merupakan bank swasta terbesar di India.  Bukan saja ia bisa membawa bank tersebut menjadi semakin besar pendapatan dan keuntungannya, namun ia juga berhasil menghadirkan layanan perbankan ke pedesaan yang tadinya tak terjangkau.  Ia memecahkan masalah akses permodalan masyarakat desa di seantero negerinya.Emma Watson bukan ‘cuma’ Hermione Granger di serial Harry Potter.  Ia kini telah menjelma dari penyihir cilik menjadi pembela keadilan gender melalui kampanye HeForShe-nya.  Ia mengajak kaum pria memerangi ketidakadilan gender, dan untuk itu, ia pun telah didaulat untuk menyampaikan pemikirannya di Davos.  Pidatonya di PBB  kini telah ditonton lebih dari 8 juta kali.Vikram Patel adalah seorang psikiater yang sangat sadar bahwa orang-orang miskin yang mengalami masalah kejiwaan kerap tak bisa mendapatkan pertolongan psikiatri.  Ia mendirikan LSM bernama Sangath dan juga Center for Global Mental Health di London untuk keperluan tersebut.  Ia mengajari kepada kita semua rasa cinta dan hormat kepada mereka yang mengalami masalah kejiwaan.Terakhir, remaja putri berumur 17 tahun yang telah dianugerahi Nobel Perdamaian tahun lalu, Malala Yousafzai, juga merupakan tokoh keberlanjutan dan keadilan yang penting.  Ia memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak perempuan di negerinya, lalu menjadi ikon pendidikan untuk anak-anak di seluruh negara berkembang.Kisah perjuangannya yang gigih itu bahkan tak berhenti ketika Taliban menembak kepalanya hingga ia terluka parah.  Dari Inggris, tempatnya menuntut ilmu sekarang, ia terus berjuang untuk keadilan dan hak memperoleh pendidikan. Ia adalah bukti nyata bahwa sesungguhnya tak pernah ada kata terlalu muda untuk menjadi agen perubahan dunia ke arah yang lebih baik.
[0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-061-02.json
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan
Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Dari Time 100 2015 : Kisah tentang Mereka yang Mengubah Dunia Keberlanjutan | Kisah-kisah di atas adalah tentang kemuliaan yang datang dari kesadaran mengenai keberlanjutan dan/atau keadilan serta usaha keras untuk mewujudkannya. Namun, seperti yang dinyatakan di bagian awal tulisan ini, pengaruh besar bisa juga berarti negatif.Charles dan David Koch, atau yang lebih dikenal sebagai Koch Bersaudara, juga nangkring di daftar Time 100 tahun ini. Penulis esainya Rand Paul, adalah seorang senator AS dari Partai Republik yang telah menyatakan diri sebagai kandidat Presiden AS pada pemilu tahun depan. Yang dituliskan Paul tentang Koch Bersaudara bukan sekadar puja dan puji yang kelewatan, namun benar-benar adalah kebohongan luar biasa.Di situ Koch Bersaudara dinyatakan terkenal di antaranya karena filantropi dan lobi yang konsisten untuk menentang special interest politics.  Ini jelas kebohongan luar biasa yang dinyatakan secara telanjang.  Terlampau banyak publikasi ilmiah yang sudah menemukan bahwa Koch Bersaudara adalah pendana utama organisasi-organisasi penyangkal (denier) dan penunda (delayer) tindakan atas perubahan iklim.Studi Robert Brulle bertajuk Institutionalizing Delay: Foundation Funding and the Creation of US Climate Change Counter-Movement Organizations (2013) menemukan bahwa dana yang diguyurkan untuk aktivitas penyesatan informasi tentang perubahan iklim mencapai lebih dari USD900 juta setiap tahunnya, dan banyak di antaranya yang bisa dilacak kepada Koch Bersaudara.Alih-alih philanthropy—yang dari asal katanya berarti cinta kepada kemanusiaan—apa yang dilakukan oleh Koch Bersaudara mungkin bisa dikatakan sebagai villainthropy, atau musuh dari kemanusiaan.  Koch Bersaudara memang musuh kemanusiaan, seperti juga Kim Jong Un dan Benyamin Netanyahu yang juga masuk ke dalam daftar Time 100 tahun ini. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-058-11.json
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | [CLS] Letaknya berada persis di pinggiran hutan. Topografisnya perbukitan. Sehingga untuk menjangkaunya harus melewati jalan menanjak dan di kanan kirinya ada hutan. Setelah melewati perkampungan kecil Dusun Pesawahan, Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) sampailah di sekolah pinggiran bernama MTs Pakis.Sekolah itu memang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Meski secara formal  tetap mengacu pada kurikulum yang ada, tetapi sekolah tidak menerapkan sistem pendidikan layaknya sekolah umum. Guru mereka seluruhnya adalah relawan pendidikan. Sebagian besar pengajar adalah para mahasiswa yang kuliah di beberapa perguruan tinggi di Purwokerto.Pekan lalu, misalnya, sebagian anak-anak MTs berada di dalam kelas. Relawan pendidikan mahasiswa IAIN Purwokerto, Roif (23) terlihat tengah menunjukkan gambar kepada sejumlah siswa. “Kalian tahu tidak, ini adalah sejumlah satwa yang berada di lingkungan kita. Ada berbagai macam burung, capung dan lainnya. Nanti, kalian bisa langsung keluar kelas untuk melakukan pengamatan,” ungkap Roif.baca : Ini yang Dilakukan Warga Pinggiran Hutan Maknai Hari Bumi 2018  Di tangan Roif memang terlihat sejumlah satwa yang telah diidentifikasi keberadaannya di sekitar lokasi sekolah. Gambar-gambar tersebut dicetak untuk memperlihatkan keanekaragaman hayati yang ada di kawasan perbukitan Dusun Pesawahan yang merupakan perbatasan antara Desa Gununglurah dengan Desa Sambirata. Gambar itu dibuat atas kerja sama dengan Biodiversity Society (BS) Banyumas.Kemudian, para siswa keluar dari ruang untuk berjalan-jalan di sekitar lokasi MTs Pakis, tepatnya di sekitar Telaga Kumpe. Kebetulan di sekitar telaga banyak capung atau kupu-kupu. Dengan menggunakan kamera digital sederhana, mereka melakukan pemotretan. Peralatannya juga tidak terlalu banyak, sehingga kadang para siswa bergantian dalam menggunakan kamera.
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25]
2018-058-11.json
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Di sekitar Telaga Kumpe tersebut, mereka menemukan sejumlah capung dan kupu-kupu yang cantik. “Kalau ke lapangan seperti ini menyenangkan. Jadi tidak hanya belajar di dalam ruangan kelas. Kami memang juga dididik untuk mengenali lingkungan dan menjaga lingkungan,” ujar Kenti (14) siswi kelas 8 MTs Pakis.baca : Dulu Bau dan Mencemari, Kini Jadi Kebun Konservasi  Menurut Kenti, mempedulikan lingkungan sekaligus bagaimana melestarikannya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari anak-anak di MTs Pakis. Bahkan, katanya, beberapa kali anak-anak sekolah setempat ikut serta melakukan pengamatan diajari soal konservasi dari para pegiat BS Banyumas. “Kami kerap mengikuti pengamatan burung untuk mengenal keanekaragaman hayati. Di sekitar sekolah ini saja sih. Kegiatan itu, juga bisa mendukung pelajaran Biologi,” ungkapnya.Pegiat BS Banyumas Ari Hidayat mengakui kerap para aktivis BS Banyumas datang mendampingi para siswa di MTs Pakis untuk mendidik kepedulian mereka terhadap lingkungan, khususnya gerakan konservasi. “Salah satu contoh yang terkait dengan konservasi, misalnya cerita soal elang hitam. Kebetulan di sekitar sini ada sarang elang hitam. Kami mengatakan kalau elang hitam harus dijaga. Mengapa demikian? Kalau elang hitam habis, maka populasi tikus bakal semakin banyak. Tikus menyerang padi dan merugikan petani. Nah, kalau ada elang, maka populasi tikus dapat dikendalikan karena ada predator yang dijaga kelestariannya. Itu hanya satu soal sederhana,” ungkap Ari.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.25]
2018-058-11.json
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Dijelaskan oleh Ari, dirinya juga mendampingi anak-anak MTs Pakis untuk melakukan pengamatan. “Dari hasil pengamatan yang pernah kami lakukan, misalnya, ada temuan berbagai jenis burung. Misalnya saja sikep madu Asia (Pernis ptilorhynchus), bubut jawa (Centropus nigrorufus), cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), elang hitam (Ictinaetus malayensis), dan uncal buao (Macropygia emiliana). Bahkan, khusus elang hitam, anak-anak MTs sini secara berkala melaporkan mengenai perkembangbiakan elang hitam. Dari kecil sampai besar. Karena dekat dengan lokasi sarang, jadi mereka bisa intens pengamatannya,” ujarnya.baca : Heboh Acara Perburuan Satwa yang Akhirnya Batal, Begini Ceritanya  Menurut Ari, komunikasi masih terus dibangun dengan anak-anak MTs Pakis sehingga diharapkan mereka dapat menjadi kader-kader konservasi yang tangguh di lingkungannya. “Bahkan, mereka juga cerita jika ada pemburu yang datang membawa senapan, mereka berani untuk menegur. Praktik-praktik seperti inilah yang kemudian akan menjadikan gerakan konservasi semakin meluas,” tuturnya.Sementara Kepala MTs Pakis Isrodin menambahkan jika sekolahnya memang tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran mengenai kearifan lokal dan kepedulian terhadap lingkungan. “Kami sengaja mendirikan sekolah di pinggiran seperti ini menyasar pada anak-anak kampung yang berada di sekitar hutan. Sehingga harus ada pelajaran mendasar mengenai interaksi mereka dengan lingkungan serta bagaimana menjaganya. Nah, itu kami wujudkan dalam pelajaran dan praktik sehari-hari. Contohnya adalah mengenal keanekaragaman hayati di sekitar sekolah,” jelas Isrodin.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5]
2018-058-11.json
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan
Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Begini Cerita Sekolah Pinggir Hutan yang Ajarkan Kearifan Lingkungan | Ia mengatakan konsep lainnya yang dikembangkan adalah agroforestri atau sistem penggunaan lahan yang mengkombinasikan pepohonan dengan tanaman pertanian untuk meningkatkan keuntungan baik secara ekonomis maupun lingkungan. “Kegiatan ini kami nyatakan dengan membudidayakan sayur mayur dan peternakan di sekitar areal sekolah. Dengan catatan, kami tidak menebang pepohonan di situ. Kami juga tidak mengembangkan agroforestri di hutan milik Perhutani,” tegasnya.baca : Jejak Kearifan Lingkungan dalam Tradisi Kelenteng  Jadi, lanjut Isrodin, selain mencetak kader-kader konservasi, para peserta didik juga diajak untuk belajar bertani sejak dini. Tentu saja bertani dengan kearifan lingkungan. Tidak menebang pohon dan tak merusak hutan. Dan sesungguhnya para siswa di sini juga tidak asing, karena sejak lahir mereka bermukim tidak jauh dari hutan.“Ada berbagai jenis sayuran yang kami tanam di sekitar sekolah maupun kebun lingkungan sekolah. Ada sayur pakis, cabai, kacang dan jenis sayuran lainnya. Kami sengaja menanam sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri di sini. Tidak seluruh anak pulang ke rumahnya, tetapi ada yang menginap di sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, kami ambil dari lingkungan kami sendiri. Sayuran jelas-jelas sayur organik yang lebih sehat,” tandasnya.  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224]
2021-009-18.json
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | [CLS]  Dengan menggunakan perahu katinting kami melintasi sebuah kawasan yang dipenuhi mangrove. Angin yang sejuk menerpa wajah menyisakan rasa tenang, terik matahari siang tak terasa. Katinting melaju cepat menyisakan riak-riak air yang besar, sesekali kami berpapasan dengan katinting nelayan yang datang dari pulau sebelah. Terdengar kicau burung dari berbagai arah.“Itu yang disebut Bangko Tappampang,” tunjuk Haris, nelayan yang membawa kami menuju Dusun Lantampeo, Desa Maccini Baji, Kecamatan Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, akhir Oktober 2021 lalu.Ia menunjuk sebuah kawasan yang dipenuhi mangrove yang kami lintasi. Sekilas terlihat papan informasi di bagian depan kawasan itu. Dari luar, terlihat situs mangrove itu begitu lebat. Belakangan kami ketahui kondisi bagian dalam sudah banyak yang bolong akibat aktivitas penebangan liar.Hutan mangrove Bangko Tappampang merupakan situs mangrove alami yang diyakini telah tumbuh sejak ratusan tahun silam di Kepulauan Tanakeke.Warga menjelaskan, hutan mangrove di kawasan ini berkurang karena penebangan liar untuk keperluan kayu bakar dan bangunan, juga konversi lahan menjadi tambak era 1980-an. Kala tambak tak produktif lagi, ditinggalkan begitu saja. Tahun 2013, kawasan ini seluas 51,55 hektar, namun terus berkurang akibat aktivitas penebangan dari warga.Menurut Rabbasiah Nutta, warga di Desa Tompotana, sejak dulu kawasan ini dikenal sebagai hutan mangrove yang dilindungi, dimana penebangan harus seizin pemerintah lokal yang disebut gallarang, atau setingkat pemerintahan kecamatan saat ini. Dulu, penebangan mangrove di tempat ini hanya bisa pada kondisi-kondisi tertentu. Ada yang disebut pajak jiwa atau sima, yang wajib dibayarkan setiap orang ke gallarang. “Warga miskin yang tidak sanggup membayar sima, diberi alternatif mengambil kayu mangrove di Bangko Tappampang untuk diserahkan ke gallarang sebagai ganti pembayaran sima,” katanya.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-009-18.json
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | baca : Womangrove, Para Perempuan Penyelamat Mangrove di Tanakeke  Dulu, aturan penebangan hanya boleh di bagian tengah dan menyisakan bagian pinggir. Dengan metode ini, bagian tengah yang sudah ditebangi mudah ditumbuhi tunas baru, karena terjaga mangrove yang mengelilinginya.Dalam perkembangan, eksploitasi mangrove di Bangko Tappampang menjadi tidak terkendali. Warga yang tidak memiliki lahan kemudian mengambil mangrove di Bangko Tappampang ini.Tahun 2012, atas inisiasi dari program Restoring Coastal Livelihood (RCL) Oxfam difasilitasi Mangrove Action Project (MAP) yang kini bernama Blue Forests, 5 desa di sekitar Kepulauan Tanakeke membentuk sebuah Forum Pemerintah Desa yang kemudian menyepakati menjadikan Bangko Tappampang sebagai kawasan konservasi.Ada tiga zona yang disepakati, yaitu zona inti, penyangga, dan rehabilitasi. Lahirlah Peraturan Desa tentang Mangrove pada 2012, yang awalnya efektif menghambat laju deforestasi kawasan mangrove di kepulauan ini.Forum ini melakukan pertemuan tiap tiga bulan di lokasi yang disepakati bersama melalui apa yang mereka sebut Safari Tanakeke. Di pertemuan ini, mereka membicarakan berbagai hal, baik tentang perkembangan penanaman mangrove di desa masing-masing ataupun masalah-masalah lintas desa. Forum ini secara efektif menjadi perekat bagi warga dari berbagai desa.baca juga : Wah! Ratusan Hektar Mangrove di Kepulauan Tanakeke Terancam Hilang  Sayangnya, seiring dengan berakhirnya program RCL Oxfam pada 2015, koordinasi dan peran pemerintah desa dalam menjaga Bangko Tappampang mulai berkurang dan bahkan hilang. Aktivitas penebangan liar mulai marak tanpa bisa dicegah, meskipun aktivitas itu dilakukan secara diam-diam. Beberapa pelaku yang sempat diketahui melakukan penebangan malah balik mengancam warga.
[0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-009-18.json
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Awal Nompo, salah seorang tokoh pemuda setempat mengakui kondisi Bangko Tappampang memburuk karena lemahnya peran pemerintah desa dan community organizer (CO) atau warga yang dulunya menjadi penggerak komunitas.“Aturan-aturan yang dulu disepakati tidak lagi efektif. Warga kembali menebang mangrove seperti sebelum-sebelumnya karena tidak adanya perhatian dari pemerintah desa. Secara fisik kita bisa lihat tidak ada perubahan yang berarti setelah program berhenti.” Bisnis Kayu ArangTantangan lainnya adalah ketika mangrove makin bernilai ekonomis untuk dijadikan kayu arang dan dijual ke Makassar. Kalau sebelumnya hanya 4 pelaku industri pembuatan arang, sejak 2020 jumlahnya bertambah menjadi 12 buah. Warga yang awalnya hanya menebang di wilayah pribadi kemudian merambah ke kawasan Bangko Tappampang yang tak bertuan.Menurut Awal, untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih besar, solusinya adalah intervensi program dengan menitikberatkan pada penguatan pemerintah desa, berupa evaluasi program dan penganggaran terkait evaluasi tersebut. Bukan lagi pada penguatan kelembagaan seperti yang dilakukan melalui program RCL Oxfam.“Program lain yang bisa diberikan terkait menggali potensi pemanfaatan kawasan selain mengambil kayunya, bisa dengan budidaya ataupun wisata, sehingga ada alternatif mata pencaharian.”Hal lainnya, dengan mengundang pemerintah daerah atau provinsi untuk melakukan penanaman mangrove di kawasan Bangko Tappampang.“Kalau Bupati atau Gubernur melakukan penanaman dan disaksikan dan diikuti warga, maka warga yang dulunya melakukan penebangan pasti akan takut menebang,” katanya.baca juga : Setelah 6 Tahun, Bagaimana Kiprah Womangrove di Tanakeke?  Mahar PerkawinanAwal berharap kawasan Bangko Tappampang ini bisa dilestarikan melalui perhatian berbagai pihak, karena fungsi ekologis kawasan itu sangat dirasakan warga dan memiliki nilai sejarah yang penting untuk dipertahankan.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-009-18.json
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | “Pemerintah desa juga harusnya bisa lebih ketat mengawasi dan sosialisasi, termasuk memasang papan informasi yang bisa membatasi akses warga sekaligus memberikan edukasi pentingnya menjaga kawasan tersebut.”Mangrove sendiri telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Kepulauan Tanakeke dan bahkan menjadi aset pribadi. Bahkan dalam perkawinan, kawasan mangrove kerap dijadikan sebagai mahar dengan menghitung luasan lahan mangrove yang dimiliki.“Tantangan untuk pengelolaan mangrove di Tanakeke karena klaim kepemilikan pribadi. Mereka tak bisa dicegah menebang karena telah menjadi milik pribadi yang biasa digunakan untuk bahan bangunan, bahan bakar ataupun dijual. Yang bisa dilakukan adalah membuat aturan penebangan atau tebang pilih dan menyisakan indukan. Dalam Perdes juga diatur setiap menebang satu pohon harus dibarengi dengan menanam 10 pohon,” jelas Nutta.Warga biasanya melakukan penebangan ketika menghadapi kebutuhan mendesak yang butuh biaya besar, untuk biaya perkawinan atau pendidikan anak, sementara untuk kebutuhan sehari-hari warga masih mengandalkan dari hasil tangkapan ikan atau budidaya rumput laut.“Sistem penjualan biasanya merujuk pada luasan dan besar mangrove yang dimiliki. Butuh waktu beberapa bulan untuk menyiapkan mangrove ini sebelum dijadikan arang melalui pembakaran tungku.”perlu dibaca : Demi Tambak, Kawasan Mangrove di Pinrang Dibabat Habis  Menurut Yusran Nurdin Massa, Enviromental Technical Advisor (TEA) di Blue Forests, besarnya tekanan terhadap mangrove di Tanakeke tak terlepas dari tuntutan pasar arang yang semakin meningkat. Sehingga, ketika pohon mangrove di lahan pribadi habis untuk bisnis, warga kemudian masuk ke kawasan dilindungi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-009-18.json
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang
Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | Situs Mangrove Bangko Tappampang Takalar Terancam Industri Arang | “Warga kemudian masuk ke Bangko Tappampang yang sebenarnya secara tradisional mereka lindungi, yang sudah dilegitimasi melalui kesepakatan bersama forum pemerintah desa. Karena inisiatifnya dibangun dari community base management dimana hanya masyarakat yang menyusun tanpa kehadiran pemerintah secara kuat maka yang terjadi kemudian adalah mereka melakukan pembiaran untuk penebangan di Bangko Tappampang.”Solusi terbaik mengatasi masalah tersebut, menurutnya, adalah melalui tata kelola yang baik. Industri arang dengan bahan baku kayu mangrove adalah hal yang tak bisa dihentikan begitu saja, sehingga solusi yang tepat adalah dengan menatanya dengan baik.“Itu yang coba kita fasilitasi bagaimana tata kelola arang. Ketika hanya ada 4 dapur arang, tekanan terhadap mangrove belum begitu kuat. Namun akan berbeda ketika jumlah dapur arang terus bertambah yang akan berbanding lurus dengan kebutuhan akan kayu mangrove. Ini yang harus dibicarakan kembali, termasuk bagaimana mencari sumber mata pencaharian alternatif bagi warga,” pungkasnya.  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-020-05.json
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1]
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | [CLS]  Hidup warga Desa Pemuteran, Buleleng, Bali kini terlihat sumringah penuh harapan, ketika kawasan pesisir dan lahan kering Sendang Pasir direboisasi dengan hutan mangrove dan ujicoba pertanian organik di kebun kolektif.Laut dan kebun di daratan adalah berkah bagi warga yang menghidupi ratusan keluarga di desa ini. Namun, konflik agraria puluhan tahun ini jadi beban besar untuk dua generasi.Generasi pertama warga Sendang Pasir disebut sudah bermukim pada 1917-1918. Saat itu dunia menghadapi wabah Flu Spanyol yang membunuh jutaan warga. Pemerintah memberikan Hak Guna Usaha (HGU) pada PT. Margarana, dan berakhir pada 31 Desember 2005. Perusahaan ingin tetap menguasai lahan sehingga digugat Pemprov Bali pada 2009. Berdasar putusan pengadilan, diputuskan perusahaan tak lagi punya akses lahan di Sendang Pasir.Di sisi lain, warga yang berkelompok dalam Serikat Petani Suka Makmur (SPSM) berjuang mendapat akses lahan sampai jadi objek reforma agraria didampingi Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Bali. Kini, mereka dijanjikan mendapat sertifikat redistribusi lahan, dan lebih 600 KK warga Sendang Pasir menunggu saat itu tiba. Wabah atau pandemi kembali menghampiri, dan warga berharap pandemi COVID-19 ini membawa kabar baik untuk masa depan mereka. Memutus rantai panjang konflik agraria yang membelit selama ini.“Semoga sertifikatnya cepat selesai, saya tidak akan jual (lahan itu),” janji Purwati, petani perempuan yang menanam buah naga. Kekhawatiran penjualan lahan produktif inilah yang berusaha dicegah dengan mengoptimalkan hasil lahan saat ini. Purwati sendiri merasa tidak ada kebutuhan menjual kebun karena tidak ada hasilbaca : Sentra Daun Pisang di Pusaran Konflik Agraria [2]  Sembari menunggu penyerahan sertifikat lahan, Yayasan IDEP Selaras Alam hadir untuk memotivasi warga mengoptimalkan lahannya. Termasuk rehabilitasi pesisir dengan penambahan tegakan pohon mangrove.
[0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-020-05.json
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1]
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Tak sulit mengakses pantai dan teluk-teluk di kawasan Pemuteran yang kesohor ini. Jalan tanah di sela-sela kebun mengarahkan langsung ke pantai, sekitar 2-3 km dari jalan raya utama. Desa Sendang Pasir berdampingan dengan Pantai Pemuteran yang padat akomodasi pariwisata dan dive operator karena keindahan bawah lautnya.Area pesisir desa adalah Pantai Sendang. Di beberapa titik pantai masih terlihat tegakan mangrove yang tersisa. Jenisnya dengan akar-akar yang menyembul dari permukaan pasir berlumpur. Jika air laut pasang, mangrove ini seperti berada di tengah laut, menciptakan panorama karismatik kekayaan ekosistem pesisirnya.Hutan mangrove di masa lalu inilah yang menghadirkan keanekaragaman ikan hias yang banyak ditangkap nelayan sebagai penghasilan utama. Mangrove adalah daerah pemijahan ikan dan satwa lain seperti kepiting dan udang.Namun, tegakan mangrove berkurang karena dicari kayunya dan dampak aktivitas lain seperti penggunaan potasium untuk menangkap ikan di masa lalu. Ikan hias pun berkurang.Pada peringatan Hari Tani Nasional, 24 September 2021 lalu, puluhan warga, anak sekolah, dan relawan lain menanam bibit mangrove di area ini. Untuk tahap pertama, ada 200 bibit yang ditanam.Jenis yang ditanam adalah bakau tandok atau bakau minyak (Rhizophora apiculata). Jenis yang berbeda mangrove endemik yang tersisa di pesisir Pemuteran, yakni bogem (Sonneratia alba). Bogem memiliki akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang ke luar ke arah udara seperti pasak. Akar ini merupakan akar udara yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas, terbentuk dari perluasan akar yang tumbuh secara horisontal. Akar napas ini terdapat pada Avicennia alba, Xylocarpus moluccensis dan Sonneratia alba.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-020-05.json
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1]
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Rhizopora tumbuh subur di Taman Hutan Rakyat Mangrove Ngurah Rai di pesisir Teluk Benoa, selatan Bali. Akarnya jauh berbeda, akar tunjang yang mencuat dari atas seperti laba-laba. Inilah yang menjadikannya benteng dari rob dan abrasi, sekaligus mudah tersangkut sampah plastik. Akar tunjang merupakan cabang-cabang akar yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini merupakan akar udara yang tumbuh di atas permukaan tanah, mencuat dari batang pohon dan dahan paling bawah serta memanjang ke luar dan menuju ke permukaan tanah. Akar ini terdapat pada Rhizophora apiculata, R. mucronata dan R. stylosa.baca juga : Transformasi Petani Bunga Wanagiri, demi Mengurangi Perambahan Hutan Lindung  Bibit Rhizophora yang dipilih untuk menambah tegakan mangrove karena kesulitan membibitkan jenis mangrove endemik dan jenis ini dinilai bisa tumbuh di sana. Bibit ini sudah tertanam dan perlu dirawat untuk bisa tumbuh besar.Sedangkan di kebun daratan, IDEP sedang ujicoba kebun kolektif dengan prinsip permakultur. Desain kebun beragam jenis tanaman pangan dalam satu area untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari tanpa input kimia.Para petani saat ini masih menanam cabai, jagung, dan buah naga di sejumlah petak kebun. Inilah sumber penghasilan mereka. Tanaman yang jadi perlawanan petani untuk mendapat akses lahan, menggantikan budidaya karet dan kelapa oleh perusahaan penerima HGU. Menghidupkan Lahan SengketaIDEP dan kelompok petani sepakat merancang sebuah pengembangan food forest atau wanatani untuk menjawab beragam persoalan di lahan kebun kolektif. Mulai persoalan degradasi pesisir, penggunaan pestisida dan urea di lahan komoditas pertanian, dan borosnya penggunaan air tanah.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-020-05.json
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1]
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Lebih dari 200 hektar lahan yang akan diredistribusi nanti, kelompok petani sepakat akan membuat kebun kolektif berkonsep wana tani sekitar 2 hektar untuk mempraktikkan produksi pangan secara organik. Juga menerapkan prinsip hemat air.Sudah beberapa tahun ini IDEP menjalankan program Bali Water Protection (BWP) untuk mitigasi krisis air. Putu Bawa, manajer BWP mengatakan warga akan diajak belajar menyeimbangkan jumlah air yang disedot dari tanah dengan membuat sumur-sumur imbuhan. Sumur imbuhan inilah yang akan menyuntikkan air kembali ke tanah dari air hujan.menarik dibaca : Petani Muda Keren Gobleg Kini Bisa Bertani Lewat Ponsel  Sebagai awalan, sudah ada beberapa sumur imbuhan atau resapan yang dibuat. Di kebun kolektif terlihat ada dua jenis sumur. Pertama, sumur pantau yang airnya bisa disedot untuk penyiraman sekaligus memantau intrusi air laut. Sumur bor ini dalamnya sekitar 40 meter.Kedua, sumur imbuhan yang dalamnya 4 meter dan lebar diameternya 1 meter. Dibangun di area cekungan yang sudah diobservasi sebagai tempat tergenangnya air hujan. “Ambil air 100, harus mengembalikan 100,” ujar Bowo dalam diskusi memperingati Hari Tani di Pemuteran.Puluhan warga hadir di kebun kolektif untuk menyuarakan permohonan sertifikat dalam acara Hari Tani yang dihelat KPA Nasional. Terlebih desa tetangga mereka, Sumber Klampok yang juga puluhan tahun dalam pusaran konflik agraria di Bali sudah menerima sertifikat.Bawa mengatakan, Pemuteran adalah desa agraris yang tidak memiliki aliran air permukaan dan tak dialiri PDAM. Warga mengandalkan air bawah tanah, seperti membuat sumur bor dan sumber air tepi pantai. Karena itu edukasi tentang sumur imbuhan untuk menyeimbangkan penyedotan air tanah dinilai sangat penting.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-020-05.json
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1]
Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Konflik Lahan Pemuteran: Resolusi Damai dengan Wana Tani [1] | Perilaku menghemat air juga diperkenalkan dengan penggunaan sprinkle, menggunakan alat penyemprot. Karena kebiasaan petani menyiram dengan cara kocor, menggunakan pipa yang menghamburkan banyak air. Strategi hemat air lainnya adalah mengatur tanaman beragam termasuk tanaman umur panjang seperti buah-buahan dalam konsep wana tani, bagian dari permakultur. Cara lain adalah penurunan atau menghentikan penggunaan input kimia yang rakus air untuk pemupukan atau mematikan gulma.Samsul, salah seorang petani mengakui daerahnya sulit air. Bahkan ia pernah menanam cabai dan gagal panen karena airnya payau. Ia berharap ada solusi jangka panjang. Bawa menambahkan, solusi sederhana lain untuk akses air adalah membuat penampungan air hujan. Skala kecil di rumah dan skala besar di desa dengan embung, bendungan kecil penampung air hujan.baca juga : Memilih Bisnis Ekologis Saat Rehat Pandemi  Roberto Hutabarat, pendamping SPSM dalam mengakses lahan dan pembuatan kebun kolektif ini mengingatkan petani jika nanti sertifikat sudah dibagi, lahan jangan dijual. “Kita harus menunjukkan kesiapan, kalau dapat sertifikat artinya bisa mengupayakan dan mengolah lahan. Jangan dijual untuk beli mobil,” harapnya.Petani Sendang Pasir sudah mulai ujicoba menanam berbagai benih lokal yang sudah hilang. Seperti kacang-kacangan dan sorgum. Di Bali, sorgum ini dikenal dengan istilah jagung Bleleng atau jagung gembal. Namun bahan pangan ini sudah sangat lama hilang dari meja makan atau warung-warung. Sorgum hanya dikenal orang lanjut usia yang dulu pernah menikmati di usia kanaknya.Hasil panen sorgum disajikan dalam bentuk kue, dicampur beras ketan dan diisi unti, kelapa dengan gula merah. Rasanya pulen, sorgum merah ini cocok diisi unti kelapa. Saat ini warga masih berusaha mengolah sorgum karena peralatan masih terbatas. ***  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2023-014-20.json
Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal
Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal | Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal | [CLS]   Siberia, sebuah wilayah luas di Rusia bagian timur, merupakan rumah bagi danau tertua dunia yang usianya diperkirakan sekitar 25 juta tahun. Danau tersebut dinamakan Danau Baikal, yang terletak di Siberia bagian tenggara, sekitar 4.325 km dari Kota Moskow, Ibu Kota Rusia.Selain dinobatkan sebagai danau tertua, Baikal juga merupakan danau terdalam di dunia, yakni sedalam 1.700 meter. Danau ini merupakan cadangannya air tawar dunia yang tidak beku, sekitar 20 persen, sebagaimana dikutip dari IFL Science.Sepanjang tahun, suhunya berubah drastis. Di musim panas, lapisan permukaan bisa sehangat 16°C, tetapi bisa membeku lebih dari empat bulan dari awal Januari hingga Mei.Rata-rata, esnya berukuran sekitar 0,5 hingga 1,4 meter. Namun, di beberapa area yang terdapat gundukan [bukit es yang menjulang di atas permukaan], ketebalannya bisa mencapai 2 meter.Baca: “Gerbang ke Dunia Lain” di Siberia Ini Memberi Informasi Perubahan Iklim  Danau ini terkenal akan cincin es misterius yang muncul di bulan-bulan musim dingin, yang  terlihat dari luar angkasa. Berkat bantuan para ilmuwan NASA, misteri “kacamata” besar ini terpecahkan tahun 2020.Menggunakan data yang dikumpulkan dari satelit dan sensor yang dijatuhkan ke danau, ditemukan bahwa pusaran hangat jauh di bawah permukaan danau yang membeku menciptakan aliran air hangat searah jarum jam. Bahkan, di bulan-bulan yang lebih dingin.Kekuatan arus terlemah di tengah, di mana permukaan es tetap membeku, tetapi arus yang lebih kuat di bagian luar cincin es dapat mencairkan es, menciptakan formasi menakjubkan yang terlihat dari atas.Meski indah, cincin itu berbahaya bagi pengemudi yang membawa kendaraan mereka melintasi danau beku. Ini dikarenakan, meskipun terlihat dari perspektif satelit, namun cincin itu jauh lebih sulit dikenali di permukaan tanah.Baca: Mengenal 9 Jenis Kucing Terbesar di Planet Bumi  Banyak spesies unik
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25]
2023-014-20.json
Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal
Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal | Baikal, Danau Tertua dan Terdalam di Dunia yang Dihuni Ikan Kanibal | Danau Baikal dikenal juga sebagai “Galapagos-nya” Rusia karena banyak spesies unik. Meski tertutup lapisan es tebal selama lima bulan setiap tahun, ekosistemnya berkembang sangat menakjubkan.Sekitar 3.700 spesies di wilayah Danau Baikal merupakan hewan endemik, yang hampir tidak ditemukan di wilayah lain. Selain itu terdapat 50 jenis ikan, 170 jenis moluska, 700 jenis antropoda, serta 100 jenis cacing pipih dan hewan darat lainnya seperti rusa, beruang, babi hutan, dan sable, dilansir dai Live Science.Baca juga: Misteri Punahnya Badak Berbulu Terkuak, Bukan karena Diburu Manusia  Di sini juga hidup ikan minyak Baikal, juga dikenal golomyanka. Jenis ini merupakan ikan tanpa sisik dengan tubuh tembus pandang yang panjangnya hingga sekitar 21 sentimeter. Ada dua spesies dalam genus Comephorus, yaitu C. baikalensis dan C. dybowski. Ikan endemik ini telah menghuni Danau Baikal kuno selama beberapa juta tahun.Tempat hidupnya yang jauh di kedalaman danau, membuatnya jarang ditangkap nelayan. Hal tersebut membuat populasi ikan air tawar ini melimpah.Menurut para ilmuwan, populasi ikan minyak Baikal sekitar 70% dari seluruh biomassa ikan di Danau Baikal. Ikan yang kaya minyak di seluruh tubuhnya ini mengandung senyawa yang bisa menyembuhkan luka dan juga sebagai obat rematik. Penduduk sekitar, menggunakan minyaknya sebagai penerang rumah.Ikan ini merupakan ikan kanibal, karena memangsa anak-anaknya sendiri sebagai bagian makanannya. Makanan lainnya adalah copepoda, plankton, amphipoda, dan larva. [Berbagai sumber]  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204]
2014-016-14.json
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | [CLS] Setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo dan melakukan rapat serta koordinasi dengan jajarannya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyadari potensi kelautan Indonesia yang sangat besar.Akan tetapi potensi tersebut belum optimal, karena banyak hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki. “Banyak hal yang belum pada tempatnya, belum maksimal penggunaannya. Banyak yang salah dalam penggunaannya. Ini perlu ditata, perlu energi, sinergi dari semua kementerian di Indonesia  dan juga semua pelaku bisnis dan nelayan,” kata Susi dalam jumpa pers di kantor KKP di Jakarta, pada Jumat pagi (21/10/2014).Dia bakal melakukan evaluasi dan penataan terhadap peraturan agar program kerja dan pelaksanaannya bisa dilakukan optimal dan efisien, serta memberikan pendapatan bagi negara yang besar.Hasil dari koordinasi dengan jajarannya, Susi merasa kaget mengetahui konsumsi bahan bakar minyak (BBM) oleh industri kelautan sekitar 2,1 juta kilo liter setahun yang setara subsidi negara Rp11,5 triliun, tetapi penerimaan engara bukan pajak (PNBP) hnaya Rp300 miliar per tahun.“Dilihat jumlah dari total kapal 5329 kapal dengan alokasi BBM 2,1 juta kiloliter per tahun.  (Dengan konsumsi BBM 2,1 juta kiloliter per tahun berarti) pemerintah subsidi industri penangkapkan ikan ini sebesar Rp11,5 triliun dan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) yang didapat hanya Rp300 miliar. Jelas negara kita dirugikan hampir Rp11 triiliun.  Ini satu hal yang tidak boleh terjadi. Kita ingin hasil yang setara dengan cost (subsidi) yang dikeluarkan negara. Secara commercial sense, it doesnt make sense,” tegas Susi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-016-14.json
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Oleh karena itu, dia membuat gebrakan dengan membuka semua data yang ada di KKP secara online melalui website kementerian agar bisa diakses oleh seluruh pihak termasuk masyarakat, sehingga semua pihak bisa ikut mengawasi kerja KKP. “Saya minta seluruh data KKP accessible oleh semua stakeholder. Dari pemda, media massa, pelaku perikanan dan semuanya,” katanya.Pada kesempatan yang sama, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarif Wijaya menjelaskan pihaknya siap membuka semua data yang dimiliki KKP, terutama terkait penangkapan ikan, potensi stok ikan sampai dengan jumlah kapal yang beroperasi dan izinnya.Syarif menjelaskan wilayah laut Indonesia dibagi 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP). “Indonesia memiliki potensi stok ikan. Wilayah laut terbagi menjadi 11 WPP dari Natuna sampai Merauke. Masing-masing WPP mempunyai potensi stok ikan. Dari situ, KKP mengeluarkan izin kapal berdasarkan potensi stok perikanan yang ada,” katanya.Kementerian mengeluarkan dua izin kapal tangkap ikan yaitu izin untuk kapal dengan bobot kurang dari 30 gross tonnage (GT) dan izin kapal dengan bobot lebih dari 30 GT.“Izin kapal dibawah 30 GT, ada 630.000 kapal dari seluruh kapal,  baik yang memiliki mesin dan tidak ada mesin. Per kapal rata-rata berlayar 12 mil dari pesisir,” jelas Syarif. Sedangkan izin kapal tangkap ikan diatas 30 GT, dikeluarkan oleh KKP, berjumlah 5329 kapal.  Sehingga subsidi BBM oleh negara sebesar Rp11,5 triliun digunakan oleh seluruh kapal yang berjumlah 635.329 kapal.Masyarakat dapat mengakses data jumlah kapal, izin kapal yang dikeluarkan KKP sampai dengan posisi kapal dan rekaman jelajah kapal melalui laman Ditjen Perikanan Tangkap KKP.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-016-14.json
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Berdasarkan pengawasan terhadap kapal penangkap ikan, KKP telah mencabut izin sebanyak 119 kapal di wilayah Indonesia barat dan 100 kapal di Indonesia bagian timur. “Kalau dari sisi ilegal fishing, KKP total menangkap 115 kapal untuk 2014.  Kira-kira 100 kapal ditangkap per tahun,” katanya.Syarif menjelaskan untuk kapal diatas 30 GT, seluruhnya dilengkapi dengan Vessel Monitoring System (VMS) yang memungkinkan KKP memantau pergerakan dan rute kapal. “Dengan VMS kita memonitoring posisi kapal saat ini, rute kapal dan wilayah operasi. Kala (posisi dan rute kapal) tidak sesuai izin, kita bisa track dan intercept. Kalau terbukti kapal itu tidak sesuai izin, maka itu ilegal fishing,” jelas Syarif.Menteri KKP mengatakan akan memperbaiki sistem VMS kapal agar tidak bisa dinonaktifkan dan bakal menggunakan sistem satelit yang tidak ada area blankspot, sehingga kapal bisa diawasi secara terus menerus.Susi menjelaskan karena pengawasan terhadap kapal yang kurang, baik dari sisi pelaporan produksi penangkapan ikan, rute dan operasional kapal. Hal tersebut membuat PNBP dari sektor kelautan menjadi minim.Pengawasan dari KKP minim, dikarenakan sarana berupa kapal patroli dan anggaran untuk operasional kapal tersebut minim. “Kalau kita meningkatkan PNBP, maka kita juga bisa meningkatkan pengawasan,” katanya.Oleh karena itu, Susi menargetkan peningkatana PNBP dari KKP minimal sama dengan subsidi BBM untuk industri kelautan yaitu Rp11,5 triliun. “Negara subsidi industri kelautan, maka target saya sesuai subsidi itu. Impian saya, KKP bisa menyumbang APBN sebesar Rp7 triliun dan subsidi seluruhnya ada Rp19 triliun. Saya harap KKP lebih dari itu,” katanya.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-016-14.json
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan
Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Menteri : Negara Rugi Rp11 Triliun Per Tahun Dari Sektor Kelautan | Mengenai pencurian ikan, Susi secra tegas akan mengusir kapal berbendera asing yang tidak mempunyai izin melakukan penangkapan ikan di wilayah Indonesia. “Kalau mereka (kapal asing)tidak mau ikut aturan, ya keluar, dan tidak boleh melakukan penangkapan ikan di Indonesia,” katanya. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 1.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2019-043-13.json
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | [CLS]   Tipidter Bareskrim Polri bersama Direktorat Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan [KLHK], dibantu beberapa pihak melakukan operasi tangkap tangan tindak pidana jual beli satwa liar dilindungi, di Jawa Tengah. Tiga orang ditangkap di Kudus, Pati, dan Jepara. Semua ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka, di antaranya berinisial MUA alias G, KG, dan AM.“Jumat [14/6/2019], Tipidter Bareskrim Polri mendapatkan informasi jual beli seekor beruang madu di terminal bus Rembang. Tim bergerak ke lokasi pukul 17.30 WIB. Di sana terlihat seseorang menunggu bus dan membawa satwa dillindungi itu,” kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Kombes Adi Karya Tobing, dalam konferensi pers di aula Tipidter Bareskrim Polri Jakarta, Rabu [03/7/2019].“Saat penyergapan, pukul 18.30 WIB, tersangka S melarikan diri. Tim mengamankan barang bukti dan sebuah handphone milik S yang jatuh,” katanya.Adi mengatakan, dari telpon genggam diketahui S membeli beruang madu hidup dari tersangka MUA alias G, tanpa dokumen. Jual beli dilakukan melalui online dan rekening bersama. Pada 20 Juni 2019 pukul 01.00 WIB, tim menangkap MUA di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.“Di lokasi, diamankan satu unit handphone Oppo gold, sebuah buku tabungan Mandiri beserta kartu ATM, satu unit motor Vario merah beserta STNK, 15 ekor burung tiong emas atau beo beserta kandangnya dan uang tunai Rp6 juta pecahan seratus ribuan.”Baca: Kementerian Lingkungan Perkuat Pengawasan Perdagangan Satwa Liar Lewat Sosial Media  Hari yang sama, pukul 03.00 WIB, tim bergerak ke kediaman KG di Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, yang ditengarai sebagai pemilik dan penjual satwa dilindungi. “Dari sini, disita 5 ekor kanguru tanah atau pelandu Aru [Thylogale brunii], 3 dewasa dan 2 anakan. Serta satu unit handphone HTC silver.
[0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2019-043-13.json
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | Pada 21 Juni 2019, sekitar pukul 19.00 WIB, tim menangkap tersangka AM. Ia kedapatan membawa satwa dilindungi dan diamankan di SPBUI Bumi Rejo, Kabupaten Pati. Barang bukti yang diamankan, dua ekor kakatua jambul kuning, dua ekor nuri kepala hitam, 1 ekor nuri kelam, uang hasil penjualan Rp500 ribu, satu handphone Xiaomi gold, dan 3 karung putih beserta sebuah kardus.Semua barang bukti dititipkan di Pusat Penyelamatan Satwa [PPS] Cikananga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sementara tersangka S, masuk daftar pencarian orang [DPO].“Pidana yang dikenakan kepada para tersangka pasal 21 ayat 2 huruf a Jo pasal 40 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman paling lama lima tahun dan denda paling banyak 100 juta,” ujarnya.Baca: Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Menggila, Polisi: 41 Ekor Komodo Sudah Dijual ke Luar Negeri  Adi mengatakan, penggunaan rekening bersama merupakan modus baru. Biasanya, antara si penjual dan pembeli bertransaksi langsung. Pertama, melibatkan tiga pihak, penjual, pembeli, dan penyedia jasa rekening bersama. Dana yang disepakati akan dikirim penyedia rekening ke penjual setelah barang diterima pembeli.Kedua, melibatkan empat pihak, penjual, broker, pembeli, dan penyedia rekening bersama. Terhadap penyedia rekening bersama, Bareskrim Polri sudah mempidana yang bersangkutan,   dianggap ikut membantu kejahatan.“Tahun 2019, Direktur Tipidter mengambil kebijakan, penindakan kejahatan TSL sebagai prioritas,” ujarnya.Adi menegaskan, para pelaku merupakan satu jaringan. Mereka mendatangkan satwa liar dilindungi menggunakan kapal nelayan melalui Pelabuhan Juwana, Kabupaten Pati, yang merupakan pelabuhan kecil. “Satwa-satwa tersebut akan diperjualbelikan kembali ke penadah lain.”Baca juga: Jual Kulit Harimau, Anggota Jaringan Perdagangan Satwa Liar Ini Ditangkap Aparat  Atensi besar
[0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2019-043-13.json
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron
Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Digagalkan, Polisi: Tiga Pelaku Ditangkap, Satu Buron | Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran mengatakan, jual beli satwa liar dilindungi mendapatkan atensi besar dari Pemerintah dan juga dunia internasional. Pihaknya bersama Gakkum KLHK terus memantau jaringan penjualan satwa liar mulai dari Aceh hingga Papua.“Pengungkapan ini merupakan proses panjang. Jaringan ini memiliki koneksi cukup luas dan beberapa kali bertransaksi dengan jaringan yang sebelumnya sudah ditangkap,” katanya.Menurut Fadil, keanakaramagaman hayati sangat dilindungi dunia. Ini menjadi isu tak kalah menarik dibandingkan narkotika atau perdagangan manusia. “Jika ada gajah atau burung kakatua ditemukan di negara lain akan jadi pertanyaan, mengapa satwa-satwa tersebut diperdagangkan? Kita sudah jadi anggota perlidnungan satwa interansional, bekerja sama dengan semua negara yang ada di bawah PBB,” paparnya.Baca juga: Bukan Hanya Konflik, Perdagangan Satwa Liar Dilindungi Harus Ditangani  Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Ditjen Penegakan Hukum KLHK Sustyo Iriyono, mengapresiasi terungkapnya kasus tersebut. Menurut dia, kerja sama KLHK dengan Bareskrim Polri dan berbagai pihak sudah berjalan baik. Pihaknya berkomitmen meneruskan sekaligus memperkuat kerja sama yang sudah terjalin.“Ini operasi bersama, memberantas tindakan kejahatan tumbuhan dan satwa liar yang merugikan ekosistem alam,” paparnya.Pihaknya mengusulkan untuk melakukan valuasi beberapa satwa prioritas sehingga diketahui berapa nilai kerugian yang ditumbulkan akibat perdagangan ilegal.“Butuh dukungan serta perhatian Polri dan semua pihak. Tantangan semakin besar, modusnya beragam. Banyak hal yang harus kita kembangkan, tak hanya penegakan hukum tetapi juga memperbaiki tata kelola satwa,” pungkasnya.   [SEP]
[0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2015-010-11.json
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | [CLS] Reptil endemik Kalimantan itu, tiba-tiba muncul ke permukaan. Di balik batu perhuluan Sungai Kapuas, Lanthanotus borneensis ini, menampakkan diri setelah sekian lama hilang dari radar pengetahuan.Cerita berawal ketika warga di sebuah perkampungan kecil di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sedang bergotong royong membangun bendungan untuk kebutuhan air bersih desa, 22 September 2014. Di tengah kesibukan kerja, tiba-tiba Faulunsius Atet berteriak lantang: “Biawak… ada biawak…”Spontan, warga lainnya berlarian ke arah suara itu. Di sana, Atet sedang mengamati makhluk aneh di balik bebatuan sungai. Sesuai pengamatannya, kulit satwa itu bergerigi dari kepala hingga ekor. Menyerupai buaya dengan warna kecokelatan. Panjang tubuhnya diperkirakan mencapai 50 sentimeter.Melihat adegan itu, aparat desa setempat, Jeaksen Thungku, tak ingin melepaskan momentum langka tersebut. Di tengah kerumunan warga, sebuah kamera saku miliknya dia manfaatkan. Satwa itu pun direkam sebelum dihalau ke tempat yang lebih aman dari aktivitas manusia.Adalah Sodik Asmoro (35), warga Kapuas Hulu yang menceritakan kembali kisah itu. “Terus terang, saya sendiri belum pernah melihat satwa macam ini. Bentuknya memang seperti biawak. Tapi kulitnya bergerigi seperti kulit buaya,” katanya saat berkunjung ke Pontianak, Selasa (17/11/15).Menurutnya, warga sudah mulai khawatir akan terjadi sesuatu di kampung. Biasanya kejadian aneh seperti itu selalu dikaitkan dengan hal berbau mistik. Ini sangat beralasan. Sebab, warga memang tak pernah berjumpa dengan makhluk yang menyerupai biawak.Bahkan, dalam rentang waktu bersamaan mereka dapat melihat satwa itu sebanyak dua ekor dalam satu hamparan yang sama di sekitar sungai. “Ya, yang terlihat saat itu ada dua ekor. Setelah difoto, kami coba halau ke tempat yang lebih aman. Tapi satwa ini kurang respon,” katanya.
[0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224]
2015-010-11.json
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Sodik menegaskan bahwa satwa itu enggan melarikan diri meski sudah diusir warga. “Jika dilihat dari bentuk badannya, semua mirip biawak. Kecuali kepalanya yang lebih menyerupai kadal. Tapi satwa itu terkesan jinak. Berbeda dengan biawak yang biasa kita lihat. Kalau itu sangat agresif. Terlebih ketika melihat manusia,” tuturnya.Tak hanya itu, Sodik juga menjelaskan bagian-bagian tubuh satwa tersebut. Hidungnya yang tumpul, dan daun telinga yang tak terlihat sama sekali. Ekornya panjang dan berkaki empat dengan lima jari di setiap kakinya.Secara umum, kata Sodik, satwa ini lebih menyerupai biawak. “Makanya, kami kira itu memang biawak. Satwa ini kami temukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, dia berada di antara bebatuan yang terendam air sungai sedalam 20 sentimeter,” ucapnya.Berdasarkan sejumlah literatur, satwa yang ditemukan warga di Kapuas Hulu ini tak lain adalah Lanthanotus borneensis. Kadal endemik Kalimantan ini lebih dikenal dengan sebutan biawak tak bertelinga.Seperti ditulis Mongabay Indonesia sebelumnya, perilaku satwa ini terbilang unik. Ia hanya aktif malam hari (nokturnal). Termasuk dalam hewan semiaquatik, kadang-kadang hidup di air dan sesekali di darat.Lanthanotus borneensis pertama kali ditemukan pada 1878 oleh Franz Steindachner, ahli zoologi asal Austria. Tak banyak data pendukung yang bisa dijadikan sebagai literatur.Penelusuran Mongabay Indonesia melalui WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat, literatur reptil ini ditemukan di Sarawak Museum Journal yang ditulis oleh Robert G. Sprackland, Jr pada 1970.Borneo Earless Monitor ini tergabung dalam Genus Lanthanotus. Dia masuk dalam famili Lanthanotidae  dan superfamili Varanoidea. Para peneliti menjulukinya fosil hidup lantaran ia masih eksis alias hidup saat satwa lain seumurannya sudah punah.Dilindungi
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25]
2015-010-11.json
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Terpisah, Amir Hamidy, peneliti bidang Herpetologi LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), membenarkan bahwa satwa yang ditemukan Faulunsius Atet tersebut biawak tak bertelinga. Menurutnya, ciri satwa yang ada di foto tersebut sama dengan tanda-tanda umum yang dimiliki Lanthanotus borneensis. Misal, tidak ada telinga pada bagian luar tubuhnya, serta kulit tubuhnya yang berwarna cokelat dipenuhi gerigi seperti biawak. “Benar, ini Lanthanotus borneensis,” jelas Amir, Minggu (22/11/15).Mengutip dari Reptile Database, satwa ini persebarannya memang hanya ada di Kalimantan Barat, dan Sarawak. Aktif di malam hari, tempat hidupnya kadang  di darat dan tak jarang main ke air. “Penelitian lebih lanjut, terutama sistem pernafasannya, memang harus dilakukan mengingat informasinya yang minim.”Amir mengingatkan upaya perlindungan satwa endemik Kalimantan ini harus dilakukan sebagaimana kasus penyelundupan yang terjadi 11 Oktober 2015. Adalah Holger Pelz, warga Jerman, yang ditangkap petugas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, karena coba menyelundupkan biawak tanpa telinga ini. Pelz lolos dari pemeriksaan di Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, namun tersangka berhasil dibekuk di Pintu 3, Terminal II keberangkatan ke luar negeri saat pemeriksaan x-ray.Fakta menunjukkan, satwa langka ini diburu karena harga di pasar internasional yang tinggi. Dua tahun lalu, sepasangnya dijual sekitar 14 ribu Dollar AS. Saat ini, seekornya dibandrol sekitar 5 ribu Dollar AS. Kenapa harganya selangit? Karena, sejak terakhir dideskripsikan 1878, tak lebih dari 6 spesimen yang ada. Namun, pada 2008, ditemukan kembali di Indonesia. “Sejak itu, penyelundupan di pasar gelap marak. Bahkan, di Jerman ditemukan 23 pasang yang diyakini dari Indonesia.”
[0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204]
2015-010-11.json
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan
Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Kembalinya Sang Fosil Hidup Kalimantan | Mengapa penyelundupan terjadi? Menurut Amir, meski reptil ini dilindungi PP No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa atas nama Varanus borneensis atau Biawak Kalimantan, namun nama ilmiah yang digunakan saat ini adalah Lanthanotus borneensis. Nah, para pelaku bisnis haram ini coba berkelit dengan menggunakan nama ilmiah tersebut. Padahal, nama V. Borneensis jelas-jelas adalah Lanthanotus borneensis. “Ini yang belum diketahui betul oleh para penegak hukum Indonesia. Jadi, apapun nama ilmiahnya, yang selalu berubah setiap saat, dalam PP No 7/1999 jelas dituliskan, Biawak Kalimantan merupakan jenis yang dilindungi. Nama bisa berubah, spesies tidak.”Hukuman berat harus diberikan kepada para pemburu satwa liar dilindungi di Indonesia. Baik lokal maupun warga asing yang tertangkap. Ingat, jaringan mereka internasional. Ini harus jadi prioritas nasional. “Pastikan, keragaman hayati itu tidak ternilai harganya. Terlalu naif untuk dikonversi dalam Rupiah atau Dollar Amerika. Punahnya jenis satwa tertentu adalah kerugian luar biasa bagi ekosistem kita, Indonesia,” tandas Amir. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | [CLS]   Juni tahun ini, pilkada serentak 2018 akan berlangsung di 171 kabupaten dan kota dan provinsi di Indonesia. Idealnya, jutaan warga di negara demokrasi terbesar ketiga ini akan diberikan hak memilih pemimpin yang kelak menentukan dan membawa arah nasib mereka ke depan.Kenyataannya, sebagian besar dari mereka dihadapkan pada para pasangan calon yang tengah menggadaikan sesuatu untuk kepentingan korporasi secara sembunyi-sembunyi. Banyak warga tak sadar, bahwa, mereka sebetulnya sedang memilih kandidat yang didukung perusahaan pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan melakukan kerusakan hebat lingkungan.Keterlibatan yang sepatutnya tak dilakukan korporasi terhadap pendanaan kampanye itu merupakan persoalan global. Dari negara-negara rapuh di Afrika Barat,  sampai negara demokrasi mapan seperti Amerika Serikat, proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah kerapkali dibelokkan oleh hubungan antara politisi dan korporasi. Dalam dua dekade proses demokrasi di Indonesia, fenomena ini mengakar, sistemik, dan mendasari berbagai tantangan paling serius yang sedang dihadapi.Menemukenali bagaimana kepentingan politik dan korporasi bisa bersatu, adalah kunci memahami mengapa begitu sedikit kemajuan dicapai dalam penyelesaian dua masalah paling mengerikan di Indonesia, yakni penghancuran lingkungan dan kian marak kemunculan (proliferasi) konflik lahan dan sumber daya alam.Kedua krisis yang tak dapat terpisahkan itu tampaknya kian meluas karena tekanan korporasi terhadap politisi di daerah dan hubungan saling menguntungkan di antara mereka. Itu dimulai saat Indonesia memasuki tahun-tahun politik, terutama pilkada. Kebangkitan dan skala politik uangTransisi Indonesia menuju demokrasi mulai tahun 1998 dengan tumbangnya rezim diktator militer. Ketika itu, Presiden Soeharto menerapkan kontrol sangat ketat dan sentralistik, termasuk dalam urusan politik dan penguasaan sumber daya alam di Indonesia.
[0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.125, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Setelah era Orde Baru,  tumbang dan hegemoni pemerintah pusat ikut menyusut, giliran elit politik lokal bersama investor berlomba-lomba merebut kendali atas sumber daya yang bernilai miliaran dolar. Di masa lalu, para gubernur dan bupati/walikota yang muncul untuk memimpin di masing-masing daerah (kabupaten/kota maupun provinsi) di seluruh nusantara, awalnya dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).Pemilihan gubernur di Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Januari 2000, menampilkan potret nyata dari politik uang yang terjadi di dalam persaingan sengit antara para calon kepala daerah. Kalteng sendiri adalah provinsi kaya potensi sumber alam dan hutan di Pulau Kalimantan yang menjadi paru-paru dunia. Saat itu, lawan dari kandidat yang menang, membocorkan daftar 31 nama anggota dewan yang menerima cek perjalanan masing-masing Rp100 juta untuk memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tertentu.Pada malam sebelum pemilihan, ada uang Rp50 juta dibagikan ke setiap anggota DPRD, bahkan masih ada lagi uang ngucur di hari pemilihan kepada mereka yang masih ragu dan hendak menggoyahkan pilihan.Menurut laporan dari sebuah konsorsium lembaga swadaya masyarakat setempat, dikutip dari sebuah makalah akademis, pemodal yang mendanai kampanye itu ialah Abdul Rasyid. Setelah itu, pengusaha ini dengan leluasa mengambil kayu dari taman nasional di Kalteng.  Tahun 2005, perubahan besar terjadi dan mengubah wajah demokrasi di Indonesia dengan ada pilkada langsung. Rakyat mempunyai hak memilih sendiri kepala daerah masing-masing. Harapan bahwa kandidat tidak akan sanggup membeli suara dari konstituen seperti yang pernah mereka lakukan terhadap anggota parlemen, tampaknya keliru.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Justru, terjadi perpindahan kekuasaan secara dramatis terhadap kontrol atas tanah, tambang, maupun sumber alam lain dari para pemegang kebijakan di Jakarta kepada “raja-raja kecil” di daerah. Hal itu malah menyebabkan, nilai “upeti” yang diberikan makin membengkak. Dana-dana kampanye pun dilihat layaknya investasi yang berpotensi memberikan keuntungan bagi para pengusaha dan korporasi.Kini, setelah 13 tahun berjalan, para pakar politik dan pengamat mendokumentasikan sejauh mana proses pemilu berlangsung, termasuk peran kunci dari permainan uang yang menyertai.Sebuah buku berjudul Electoral Dynamics (2016), memperlihatkan proses pemilu legislatif tahun 2014. Pada buku itu diungkapkan, “Anggapan umum yang berkembang di media adalah bahwa para kandidat perlu memberikan uang tunai kepada pemilihnya, membagi-bagikan barang atau hadiah, dan menyuap… para pejabat di berbagai tingkatan di mana hal itu sebelumnya tidak pernah terjadi dalam sejarah politik elektoral di Indonesia.”Sementara itu, dikutip dari buku lain berjudul Democracy for Sale yang akan diluncurkan tahun ini, mengutarakan, “Pertukaran berbagai dukungan maupun keuntungan material di seluruh tahapan siklus politik elektoral telah melekat kuat, hingga amat tepat mengatakan,  bahwa demokrasi di Indonesia memang sedang dijual.”Proses itu melibatkan banyak tindakan mahal dan melanggar hukum. Untuk mendapatkan surat suara, para kandidat harus memperoleh dukungan partai politik (parpol) mewakili sedikitnya seperlima kursi di DPRD. Ada saja oknum dari parpol yang mengenakan biaya terlampau tinggi. Secara halus, mereka menyebutnya dengan “mahar politik.”
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Ward Berenschot, salah satu penulis buku Democracy for Sale, memprediksi, harga di daerah kaya sumber daya alam dapat mencapai nominal Rp1 miliar (sekitar US$72.000) untuk setiap kursi di parlemen. Pada Januari lalu, seorang calon gubernur mengakui kalau diminta membayar mahar politik Rp40 miliar (sekitar US$2,9 juta) untuk mendapatkan dukungan sebuah parpol.Mereka yang ingin menghindari praktik mahar politik, dapat maju sebagai calon independen. Untuk bisa merealisasikan, kandidat independen harus sanggup mengumpulkan tanda tangan 6,5 sampai 10% dari jumlah pemilih terdaftar di daerah pemilihan. Pekerjaan itu tentu sangat menantang mengingat luasan dan jumlah populasi berbeda-beda di Indonesia.Kenyataannya, hanya segelintir calon independen yang mampu memenuhi syarat itu. Pada provinsi yang relatif besar, misal, target tanda tangan dan salinan KTP yang harus dikumpulkan bisa mencapai 800.000 orang.Abdon Nababan, aktivis senior dalam gerakan masyarakat adat, berjuang untuk maju sebagai calon independen di daerah asalnya, Sumatera Utara. Dia gagal mengumpulkan tanda tangan sesuai target dalam waktu sangat terbatas.“Jika saya maju melalui parpol, akan ada banyak uang yang dibutuhkan,” kata Abdon. “Karena hampir semua parpol di Indonesia itu tidak benar-benar berlandaskan pada ideologi, melainkan transaksi-transaksi politik.”Sebuah survei terhadap para calon kandidat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengidentifikasi, mahar politik merupakan komponen paling mahal dari sebuah kampanye politik. Pada proses awal, sejumlah calon berusaha mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk memenangkan persaingan dengan nama-nama calon yang bakal muncul.Tahapan selanjutnya,  bisa jadi sama mahal karena mereka akan membagi-bagikan uang dan hadiah kepada para pemilih. Meski jumlah per kepala mungkin relatif kecil, tetapi biaya kumulatif dari praktik ilegal itu sangatlah mahal.
[0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | “Ternyata masyarakat melihat politik itu siapa yang suka kasih uang, kasih materi — itu lebih dominan,” kata Alfridel Jinu, mantan wartawan yang pernah maju dalam pilkada di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, tahun 2013. Dari tempatnya, dia mengutarakan dengan lantang, “Jadi siapa yang bisa memberi suplai konsumtif itu maka akan menjadi pilihan.”Kandidat yang menang dalam pertarungan itu adalah Hambit Bintih yang kemudian dipenjara karena korupsi. Dia diduga telah “membeli” suara Rp300.000 per kepala (setara US$26). Di kabupaten dengan jumlah sekitar 60.000 pemilih, total biaya yang dikeluarkan lebih US$1,5 juta.Di Sumatera Utara, provinsi di mana Abdon Nababan gagal mengumpulkan target suara sebagai calon independen.Jadi, perkiraan biaya pemenangan kepala daerah dalam pilkada, bisa dibilang mencapai puluhan miliar rupiah atau setara jutaan dolar. Menurut kajian KPK tahun 2016, prediksi biaya itu antara Rp20-Rp30 miliar.Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas pernah mengungkapkan,  pada majalah Tempo bahwa pemilihan kepala daerah di Jawa Tengah memerlukan biaya hingga Rp52 miliar.Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memperkirakan,  biaya pemenangan pilkada menelan angka hingga Rp75 miliar.Tak ada batasan untuk belanja kampanye, kecuali hal itu berlaku lokal tetapi ada batas untuk donasi kampanye, yaitu Rp1 miliar per individu dan Rp4 miliar per lembaga atau perusahaan. Meski begitu, pada kenyataan, kontribusi bisa jauh melampaui ketentuan.Berbagai kelemahan dan banyak celah luput dalam pemantauan, menyebabkan muncul situasi yang diibaratkan oleh Marcus Mietzner dengan “even the most blatant violations are not investigated.” (Bahkan, pelanggaran paling mencolok sekali pun tidak diselidiki.)
[0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Satu parpol, ungkap profesor dari Australian National University (ANU) itu, bisa membelanjakan uang hingga Rp100 miliar untuk iklan televisi saja pada pemilihan legislatif 2009. Parpol menggandakan sendiri seluruh anggaran yang dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Sedangkan sumber uang, tampaknya tetap tersembunyi dan dirahasiakan secara aman.Tidak jarang, para calon mempertaruhkan tabungan mereka sendiri sebagai modal kampanye atau ada pula yang sampai berutang. Kalaupun ada, sangat sedikit dari mereka yang cukup kaya untuk memodali sendiri keseluruhan biaya kampanye politik.“Mustahil bagi mereka menutupi biaya dari kantong sendiri,” kata Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi. “Itu pasti dari donor korporat.” Dana kampanye dan persekongkolanKPK mewawancarai 450 dari hampir 800 pasangan calon yang ikut dalam pilkada 2015. Dua pertiganya melaporkan, para pemodal yang membiayai kampanye politik mereka, meminta balasan sebagai imbal jasa. Hal itu dapat berupa kontrak-kontrak dengan pemerintah, pekerjaan, kebijakan, dan izin bisnis.Sejalan diutarakan Mietzner. “Kandidat yang berhasil menduduki jabatan… menganggap ‘pos baru’ mereka itu sebagai utang yang penting atau suatu kewajiban untuk melayani kepentingan sponsor mereka.”Ketika kepentingan para calon terkonsentrasi pada jumlah pemilih atau area tertentu (konstituen), wakil perusahaan atau bisnis keluarga sudah siap menaruh orang di sana. Saat dua kepentingan berbeda (politik dan bisnis), bertemu pada suatu titik, sesungguhnya ia bisa jadi momentum korporasi mendapatkan dan memainkan kekuasaannya. Perusahaan bisa efektif mengambil jabatan politik itu sendiri.  Gubernur Kalteng yang menjabat sekarang, Sugianto Sabran, adalah keponakan Abdul Rasyid. Kini, Rasyid dikenal sebagai miliarder dengan sumber kekayaan dari perkebunan sawit.
[0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Contoh lain, ada Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo. Dia tak lain putra direktur di Sugar Group Companies, sebuah perusahaan induk dari perkebunan dan pabrik gula.“Kedekatan dengan perusahaan, saya bukan dekat, itu keluarga saya,” kata Ridho menanggapi pertanyaan tentang sangkut paut dirinya dengan perusahaan itu. “Tidak ada yang minta dilahirkan jadi anak raja.”Setelah Ridho menang pilkada pada 2014, bisa jadi angin segar bagi kelanjutan izin-izin perusahaan perkebunan itu,  di mana karung-karung gula berukuran besar berhias foto dirinya dibagi-bagikan kepada pemilih disertai uang tunai. Pengamat setempat memperkirakan bahwa proses pilkada telah menelan biaya hingga Rp500 miliar.Begitu menjabat, ada banyak cara bagi pemenang yang duduk di tampuk kepemimpinan mengatur pembayaran “balas jasa” kepada para donatur sekaligus mempersiapkan amunisi untuk pemenangan pada kampanye politik di putaran kedua.Mereka bisa saja menggelembungkan harga-harga proyek infrastruktur dan memberikan kontrak-kontrak yang menguntungkan perusahaan yang berada di bawah kendali sanak keluarga maupun kroni-kroninya. Mereka dapat mengeruk uang melalui penggelembungan biaya pengadaan alkes (peralatan rumah sakit) atau tanker minyak. Politisi di daerah-daerah yang kaya tambang dan mineral, telah memainkan kendali strategis atas izin-izin yang dikeluarkan untuk pertambangan.Bagi para bupati yang mengambil alih kendali di daerah-daerah dengan ekonomi yang relatif stagnan dan pembangunan infrastruktur lemah, tanah merupakan komoditas paling berharga yang bisa mereka gadaikan. Izin-izin perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan, biasa dijual pada kisaran US$400-US$1.200 per hektar atau sekitar Rp5,2 juta sampai 15,6 juta per hektar. Para bupati dapat menerbitkan izin-izin terhadap ribuan hektar lahan sekaligus kepada siapa saja yang mereka inginkan.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Jadi, bukanlah suatu kebetulan jika pada awal penyelenggaraan pilkada langsung disertai praktik pembelian suara secara massal tahun 2005, diikuti juga fenomena yang membuntuti, yaitu ledakan perkebunan sawit. Tingkat ekspansi perkebunan sawit di Kalimantan setelah tahun 2005, terbukti menunjukkan peningkatan hingga empat kali lipat lebih 3.750 kilometer persegi per tahun.  Korupsi, transaksi lahan, dan pemiluEkspansi perkebunan sawit punya konsekuensi lain yang harus dibayar dengan harga tak ternilai. Kebun sawit memicu penghancuran hutan hujan di Indonesia dan membawa negara ini masuk dalam peringkat atas daftar penghasil emisi karbon global. Ekspansi sawit juga menjerumuskan ribuan desa ke konflik dengan desa-desa tetangga mereka, dengan pemerintah, dan perusahaan yang telah merampas tanah mereka.Mongabay dan The Gecko Project menyelidiki seluk beluk korupsi yang mendorong penerbitan izin-izin untuk perusahaan perkebunan. Dalam dua kasus yang kami paparkan ini, kami menemukan ada hubungan langsung antara ekspansi lahan perkebunan dan korupsi dalam politik elektoral. Temuan ini menunjukkan,  situasi yang mempertegas ada praktik-praktik korupsi berakar kuat pada persoalan deforestasi dan konflik lahan selama ini.Kasus pertama yang kami telusuri, adalah kasus Bupati Seruyan, Kalimantan Tengah, yang menerbitkan izin-izin kepada 18 perusahaan cangkang yang didirikan keluarga dan kroni-kroninya. Perusahaan cangkang adalah sebutan bagi perusahaan aktif, tetapi terlihat tak memiliki operasi bisnis maupun aset signifikan dan dicurigai sebagai tempat persembunyian atas usaha lain. Pada waktu relatif cepat, perusahaan-perusahaan ini berpindah tangan jadi milik dua perusahaan sawit terbesar di Indonesia dengan nilai mencapai jutaan dolar. Anak dari bupati itu, menjual salah satu perusahaan hanya dalam waktu tiga bulan sebelum ayahnya maju. Pertarungan di daerah pun dirusak tuduhan politik uang.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pada kasus kedua, seorang bendahara kampanye Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, diketahui menjual lima perusahaan ke perusahaan sawit Malaysia pada bulan-bulan mendekati pemungutan suara. Dugaan biaya kampanye politik membengkak hingga Rp97,2 miliar. Sebagian dari uang itu kemungkinan besar untuk menyuap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar agar mengeluarkan keputusan yang menguntungkan pihak bupati.Tak dapat dibantah lagi. Dua kasus yang dipaparkan itu setidaknya memberikan bukti bahwa korupsi memainkan peran begitu luar biasa dalam mendorong deforestasi dan konflik lahan.Di Seruyan, korupsi berujung pada perluasan lahan untuk perusahaan perkebunan sawit secara dramatis. Namun, masyarakat tak mendapat manfaat ekonomi dari kehadiran sawit. Sedangkan di Gunung Mas, bupati menerbitkan izin-izin di banyak kawasan perbatasan desa. Masyarakat desa pun memprotes perkebunan yang hendak merampas hutan-hutan tempat hidup mereka.Ada indikasi kuat, praktik serupa tersebar luas di berbagai penjuru Indonesia. Tampaknya hal itu masih ditutup rapat dan seolah jadi “rahasia” umum. Belum ada data komprehensif menguatkan indikasi ini.Meski begitu, belakangan KPK mengadili para kepala daerah yang memperdagangkan izin-izin melalui suap. Baru-baru ini, pada Oktober lalu, Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, jadi terdakwa kasus gratifikasi perizinan perusahaan perkebunan Rp6 miliar. Ibu dari Rita, Dayang Kartini, adalah pemegang saham terbesar di perusahaan berbeda yang mengoperasikan banyak pertambangan batubara di kabupaten sama.  
[0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Íyang maju menggantikan ayahnya sebagai bupati, Morkes Effendi, diyakini membiayai kampanye politik dengan menjual izin-izin pertambangan yang melekat pada sejumlah perusahaan cangkang. Lalu, ada pula seorang bupati di Sumatera, Tengku Azmun Jaffar, menggunakan perusahaan cangkang dan memandatkan anggota keluarga (sebagai proksi)-dengan kekuasaan yang dipegangnya-untuk memuluskan jalan bagi serangkaian perkebunan kayu.Dari kasus-kasus yang terungkap maupun wawancara dengan sejumlah pejabat pemerintah, eksekutif perusahaan, dan pengacara, dapat disimpulkan, korupsi terjadi tampak dari, antara lain,  pertama, penggunaan perusahaan cangkang tak bisa ditelusuri asal-usul aktivitas bisnis. Perusahaan cangkang ini sebagai saluran menjual izin-izin kepada investor yang sesungguhnya.Kedua, izin dipercepat atau diterbitkan tanpa pemenuhan prasyarat sesuai hukum, seperti analisis dampak lingkungan. Ketiga, sejumlah besar izin untuk anak perusahaan dari satu grup bisnis dalam waktu singkat. Keempat, izin keluar oleh politisi yang kemudian divonis bersalah atas pelanggaran korupsi lain. Kelima, izin yang diterbitkan atau dijual saat kampanye menjelang pencoblosan.Mungkin bisa jadi ada alasan yang masuk akal dalam beberapa hal tetapi dari kasus-kasus yang dipaparkan, jadi sangat jelas bahwa memang ada persekongkolan antara politisi, perusahaan, dan perantara yang melakukan pemindahan aset antara mereka.Analisis kami terhadap basis data izin-izin yang dikeluarkan pemerintah dan sejumlah dokumen perusahaan, menunjukkan, mereka tersebar luas di seluruh kabupaten yang paling banyak ditargetkan oleh perusahaan-perusahaan sawit raksasa sebagai pemain utama.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Berbagai ancaman paling signifikan terhadap hutan Indonesia yang muncul beberapa tahun terakhir, sebetulnya sudah jadi peringatan keras yang tak bisa diabaikan. Di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Bupati Theddy Tengko mengeluarkan izin 28 perkebunan tebu di lahan 4.800 kilometer persegi. Ia terjadi rentang waktu lima bulan menjelang pemungutan suara– di mana dia berharap mempertahankan kursi.Lalu, izin terakhir datang lima hari sebelum pencoblosan. Izin-izin ini tampak begitu dipaksakan segera terbit dan keluar tanpa ada analisis dampak lingkungan sesuai aturan hukum.Theddy kemudian divonis bersalah karena menggelapkan uang Rp43 miliar dari anggaran daerah.Ekspansi sawit jadi ancaman terbesar bagi hutan Indonesia. Di Papua, izin-izin untuk perkebunan sawit dikeluarkan Bupati Yusak Yaluwo yang kemudian dipenjara karena kasus penggelapan dana Rp67 miliar. Sementara rencana proyek di Kepulauan Aru berhasil dikalahkan gerakan massif masyarakat sipil di kalangan akar rumput. Sedang,  proyek di Papua terus berlanjut. Sejauh ini, belum ada tindakan hukum yang diambil. Jalan tempuh berbedaDi balik potret politik kotor, harapan masih tetap ada. Sejumlah kepala daerah lain bermain dengan melawan arus. Mereka melakukan kampanye dengan program dan kebijakan yang populer, seperti subsidi layanan kesehatan. Mereka juga tak segan-segan untuk menolak bujuk rayu korporasi ketika menjabat. Para kepala daerah seperti itu, sayangnya, relatif lebih banyak di kawasan perkotaan yang memiliki corak ekonomi campuran atau relatif beragam,  di mana tak ada satu kepentingan terlihat mendominasi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Contoh nyata itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memulai karier politik sebagai Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, kemudian sebagai Gubernur Jakarta. Para penulis buku Democracy for Sale, berpendapat, pemimpin-pemimpin serupa Jokowi sangat kecil kemungkinan muncul di tempat-tempat yang memiliki corak ekonomi terkonsentrasi pada satu atau segelintir sektor utama.Kondisi itu, menurut mereka, cenderung terjadi di daerah perdesaan maupun kawasan hutan di mana agribisnis dan industri ekstraktif tampak begitu menonjol.Ada beberapa bukti untuk menunjukkan bahwa kandidat yang lebih mementingkan kepentingan rakyat atau publik memiliki peluang untuk menang. Mereka yang berhasil mengambil hati rakyat, dapat menyingkirkan kepentingan perusahaan yang sudah mengakar. Untuk bisa mendukung situasi itu dan memecah hegemoni persekongkolan mafia-mafia di daerah, perlu intervensi jauh lebih besar. Itu tak hanya dilakukan KPK, juga partisipasi masyarakat sipil. Beberapa perkembangan progresif di bidang hukum belakangan ini bisa mendukung kerja-kerja melawan korupsi.Saat ini, banyak pejabat publik, termasuk lebih dari 70 kepala daerah, dipenjara atas kasus penyuapan. Tetapi, masih belum banyak penyidikan dan penyelidikan mampu mengungkap perusahaan-perusahaan yang menjadi ujung tombak dari praktik-praktik korupsi di daerah.Masalah ini sebetulnya diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan Tindak Pidana oleh Korporasi (Perma 13/16). Perma 13/16 bisa dikatakan membawa perubahan radikal dalam penegakan hukum. Peraturan ini, menghilangkan hambatan hukum yang dihadapi KPK dalam meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang selama ini banyak melarikan diri atau berdalih dari konsekuensi atas bukti keterlibatan mereka dalam kasus-kasus korupsi.
[0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Peraturan Presiden No. 13/2018 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (Perpres 13/18) keluar Maret ini. Ia bisa digunakan untuk mengungkap siapa sesungguhnya penerima manfaat dari perusahaan dan mengurangi kemampuan politisi kongkalikong dengan perusahaan maupun kroni-kroni yang tak lain adalah sanak keluarga mereka sendiri. Perpres ini diharapkan dapat memandatkan peninjauan situasi terhadap izin-izin perkebunan sawit.Investigasi kami menunjukkan, hambatan penegakan hukum sebetulnya tak melulu mengacu pada keterbatasan payung hukum, ada juga tekanan politik dialami KPK. Jadi, amat penting mempertimbangkan kapasitas dan beban yang diemban lembaga ini dalam memburu para pelaku kejahatan tindak pidana korupsi.Bisikan-bisikan dari perusahaan perkebunan untuk bisa melanggengkan ekses-ekses bisnis, tampaknya sama-sama kuat dengan gerakan masyarakat sipil yang tanpa henti melawan upaya perusakan hutan dan perampasan lahan.Pertanyaannya, apakah dengan situasi carut marut antara politik elektoral maupun krisis lingkungan dan sosial ini, bisa berdampak pada impunitas yang terus berlanjut?  ***Tulisan ini bagian pertama dari tiga analisis akan diterbitkan The Gecko Project dan Mongabay, seputar pilkada Serentak yang dijadwalkan berlangsung akhir Juni 2018. Rangkaian artikel itu merupakan bagian dari seri “Indonesia for Sale.”Artikel kedua akan membahas mengenai berbagai peraturan dan implementasi yang sejauh ini memberikan kontribusi pada berlangsungnya praktik korupsi di daerah. Artikel ini akan memaparkan berbagai contoh terkait intervensi yang bisa dilakukan masyarakat sipil dalam memerangi praktik serupa di negara-negara lain, seperti India, Chili, dan Amerika Serikat. Artikel berbahasa Inggris bisa ditemukan di Mongabay.com 
[0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0]
2018-045-04.json
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam
Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Pesta Demokrasi yang Korup Picu Gadaikan Sumber Daya Alam | Keterangan foto utama: Hutan berubah jadi kebun sawit di Sare Rangan, Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Pilkada korup memicu izin-izin konsesi lahan keluar sebagai modal kampanye politik. Foto: Sandy Watt untuk The Gecko Project.  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | [CLS] Tujuh warga sempat diamankan, lalu dilepas. Ibu-ibu yang aksi ada yang dilempar ke semak belukar dan dicekik aparat.Tak kurang 500-an warga desa menolak tambang karst dan pembangunan pabrik PT Semen Indonesia (SI) di Kawasan Gunung, Kendeng, Rembang Jawa Tengah, pada Senin (16/6/14). Warga yang didominasi para perempuan ini menduduki rencana lokasi tapak pabrik.  Sekitar tujuh orang sempat diamankan TNI/Polri, termasuk ibu-ibu.Warga protes karena tidak mendapatkan sosialisasi ataupun informasi seputar tambang dan pembangunan pabrik itu. Penolakan sudah dilakukan sejak awal tetapi tak mendapatkan tanggapan.Aan Hidayah, warga yang ikut aksi kepada Mongabay mengatakan, sejak pagi sekitar 100-an pesonil Polres Rembang dan TNI siaga menghalangi dan mengintimidasi warga. Warga yang bersembunyi di semak-semak sekitar pertigaan pabrik semen di-sweeping aparat.“Aksi ini menjadi pilihan terakhir setelah warga tidak pernah diberi untuk menyuarakan berbagai pelanggaran yang dilakukan selama persiapan proyek pembangunan pabrik semen di Rembang,” katanya mewakili  Aliansi Warga Rembang Peduli Pegunungan Kendeng (AWRPPK).Menurut dia, warga tidak pernah dilibatkan sama sekali oleh SI. Tak ada sosialisasi akan dibangun pabrik semen. Perusahaan selalu menutupi berbagai hal  dan warga khawatir dampak penambangan semen ini.“Tadi terakhir sempat ada ditangkap aparat tujuh orang warga, satu perempuan, enam laki-laki. Kini sudah dibebaskan.”Ming Lukiarti,  warga dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng di Rembang mengatakan, ada dua ibu-ibu, Murtini dan Suparmi pingsan karena intimidasi dan sweeping aparat. Ada juga warga lecet di badan karena terkena duri semak belukar. “Ibu-ibu  dilempar aparat ke semak blukar, ada ibu-ibu dicekik.”
[0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Dalam catatan dari AWRPPK, dokumen Amdal tidak pernah disampaikan kepada warga. Tidak pernah ada penjelasan mengenai dampak-dampak negatif akibat penambangan dan pendirian pabrik semen.Intimidasi sering terjadi seiring gerakan warga yang ingin memperjuangkan hak memperoleh informasi jelas dan lingkungan hidup sehat.Aliansi juga mencatat ditemukan dugaan pelanggaran hukum antara lain penggunaan kawasan cekungan air tanah Watuputih sebagai area penambangan batuan kapur untuk bahan baku pabrik semen. Ini melanggar Perda RTRW Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 pasal 63 yang menetapkan area ini kawasan lindung imbuhan air. Juga Perda RTRW Rembang Nomor 14 Tahun 2011 pasal 19 yang menetapkan area ini sebagai kawasan lindung geologi.Ditemukan juga dugaan penebangan kawasan hutan tidak sesuai persetujuan prinsip tukar menukar kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan, surat Nomor S. 279/Menhut-II/2013 tertanggal 22 April 2013. Dalam surat itu menyatakan, kawasan yang diizinkan ditebang adalah hutan KHP Mantingan, secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Kajar dan Desa Pasucen,  Kecamatan Gunem, Rembang. Fakta di lapangan, SI menebang kawasan hutan Kadiwono,  Kecamatan Bulu kurang lebih 21,13 hektar untuk tapak pabrik.Dalam Perda no 14 tahun 2011 tentang RTRW Rembang, Bulu bukan buat industri besar.Dari pendataan aliansi, bukti-bukti lapangan seperti 109 mata air, 49 goa, dan empat sungai bawah tanah yang masih mengalir dan mempunyai debit bagus, serta fosil-fosil yang menempel pada dinding goa, makin menguatkan keyakinan kawasan karst Watuputih harus dilindungi.“Proses produksi semen berpotensi merusak sumber daya air yang berperan sangat penting bagi kehidupan warga sekitar dan warga Rembang serta Lasem. PDAM mengambil air dari Gunung Watuputih.”
[0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Kebutuhan lahan sangat luas untuk perusahaan-perusahaan semen akan berdampak pada kehilangan lahan pertanian, hingga petani dan buruh tani akan kehilangan lapangan pekerjaan. Kondisi ini, akan menurunkan produktivitas pertanian pada wilayah sekitar, karena dampak buruk timbul, misal, sumber mata air mati, polusi debu, dan keseimbangan ekosistem alamiah terganggu. Akhirnya, semua akan melemahkan ketahanan pangan daerah dan nasional.Dalam UU 32 tahun 2009  tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diatur, bahwa masyarakat memiliki hak dan kesempatan berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Ia bisa berupa peran pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan dan dan menyampaikan informasi dan atau laporan.“Namun ketidaktransparan dan ketidakadilan di lapangan saat ini mengakibatkan terjadi perampasan hak rakyat atas informasi terkait rencana pembangunan pabrik semen,” kata Aan.Tak hanya itu, temuan Komnas HAM ada pelanggaran HAM di Kecamatan Gunem Rembang. “Ini harus segera ditindak tegas dan aparat. Polri dan TNI harus membela pada rakyat bukan para perusahaan yang jelas-jelas merugikan rakyat.”Dalam aksi itu, aliansi menuntut beberapa hal.  Antara lain, menuntut pemerintah Jawa Tengah dan pemerintah Rembang menghentikan semua kegiatan SI karena melanggar peraturan. Lalu, menuntut Kementerian Lingkuhan Hidup evaluasi terhadap Amdal dan mendesak Kementerian Kehutanan evaluasi izin prinsip kawasan.Data temuan dari Jatam menyebutkan, hingga 2013, tambang karst di Jawa, mencapai 76 izin, tersebar di 23 kabupaten, 42 kecamatan dan 52 desa dengan total konsesi tambang karst 34.944,90 hektar. Kondisi ini bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan di Jawa.
[0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Dari analisis Jatam, eksploitasi karst di Jateng sebagian besar dipicu legalisasi daerah seperti Peraturan Daerah Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang RTRWP 2009-2029. Lalu, Perda RTRW Kabupaten Kebumen nomor 23 tahun 2012 menyebutkan bentang alam karst Gombong memiliki luas lebih kurang 4.894 hektar dan lain-lain.Ki Bagus Hadi Kusuma, Manajer Kampanye Jatam mengatakan, Jatam mengecam tindakan kekerasan TNI/Polri kepada petani di Rembang yang menolak eksploitasi dan pndirian pabrik semen di Kendeng.“Seharusnya aparat brsikap netral dan tak represif karena warga hanya pendudukan bukan perusakan. Apalagi dalam masa kampanye dan mnjelang pilpres, aparat seharusnya menjaga situasi kondusif, bukan menyulut konflik akar rumput,” katanya.Menurut dia, sudah berkali-kali warga, akademisi maupun masyarakat sipil pegiat lingkungan mengingatkan Gubernur Jateng dan Bupati Rembang mengenai bahaya eksplotasi karst di kawasan kendeng.“Sudah sewajarnya gubernur dan bupati tahu risiko prtambangan di kawasan karst. Dengan menyetujui pnambangan dan pembangunan pabrik semen ini berarti mereka merelakan warga menderita kekeringan, banjir dan longsor.”Untuk itu, Jatam mendesak Pemerintah Jateng dan Rembang membatalkan seluruh perizinan tambang di pegunungan Kendeng. Sebab, katanya, daya dukung alam dan lingkungan jika terjaga terbukti mampu meghidupi ekonomi Rembang. “Pemda harus berpikir ribuan kali sebelum menerima investor merusak. PAD sektor pertanian rakyat seharusnya diselamatkan pemda.”Konsorsium Pembaruan Agraria pun mengutuk aksi aparat ini. Iwan Nurdin, sekretaris jenderal KPA mendesak Gubernur Jateng menghentikan dan mencabut rencana dan izin penambangan karst dan pabrik semen di Pegunungan Kendeng. Lalu, menuntut SI menarik alat berat yang sedang menambang karst di Rembang. “Ini mengancam penghidupan warga,” kata Iwan.
[0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | KPA juga mendesak mengusut tuntas kekerasan aparat keamanan kala aksi blokde yang menyebabkan petani luka-luka. KPA juga meminta aparat kepolisian dan TNI menghentikan cara-cara kekerasan dan tindakan represif terhadap warga. “Ini keterlibatan kepolisian dalam proses penanganan konflik agraria di Jateng.”Iwan juga mendesak Gubernur Jateng menyelesaikan konflik agraria di daerah itu hingga tuntas dan menyeluruh, khusus di Kebumen, Sragen dan Rembang. “Ini agar tercipta keadilan sosial dan kemakmuran bagi petani di Jateng.”Kecaman sama juga datang dari Walhi Nasional. Walhi menyayangkan insiden ini dan mendesak negara segera mengusut para pelaku yang bertindak sewenang-wenang dan menangkap warga.Edo Rachman, pengkampamye Walhi Nasional mengatakan, insiden ini dampak pengabaian peran negara melindungi hak lingkungan sebagai bagian dari HAM.“Warga mempertahankan kawasan karst untuk kepentingan kehidupan mereka dan generasi yang menjadi sumber air bagi kehidupan warga,” katanya.Seharusnya, katanya,  negara melindungi warga yang memperjuangkan lingkungan hidup sehat. “Insiden ini bentuk pembiaran negara yang tidak melibatkan warga dalam mewujudkan hak veto rakyat. Hak terlibat dalam pengambilan keputusan. Negara wajib meminta pendapat warga terkait perencanaan dan peruntukkan kawasan budidaya.”Dia mengatakan, dasar hukum warga sangat kuat menolak SI karena kawasan itu buat perlindungan.  “Ini tertuang dalam Perda RTRW Rembang.”Menurut dia, insiden ini membuktikan pemerintah lebih berpihak kepada investor dibandingkan kehidupan warga yang tergantung dengan keberadaan karst ini.Seharusnya, kata Edo, pemerintah dan aparat lebih cerdas menyikapi situasi politik saat ini, bukan justru bertindak yang bisa berdampak buruk bagi proses demokrasi.
[0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0]
2014-043-19.json
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri
Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | Tolak Tambang dan Pabrik Semen, Warga Rembang Diintimidasi TNI/Polri | “Walhi mendesak, pemerintah Rembang segera mencabut izin perusahaan dan mengeluarkan dari kawasan karst. Kawasan ini jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat sebagai sumber-sumber kehidupan.Tokoh Agama Ikut Tolak TambangSebelum itu, pada 25 Mei 2014, kalangan tokoh agama terkemuka di Jateng juga menolak rencana pembangunan pabrik ini. Mereka antara lain, K.H. A. Mustofa Bisri, K.H. Yahya Staquf, K.H. Zaim Ahmad Ma’sum,  K.H. Syihabuddin Ahmad Ma’sum,  K.H. Imam Baehaqi dan K.H. Ubaidillah Ahmad.Dikutip dari website Omahkendeng, menyebutkan, diadakan istighosah atau doa bersama di tapak pabrik Semen Indonesia, hutan Perhutani KPH Mantingan, Rembang. Dalam istighosah ini, warga delapan desa yakni, Suntri, Tegaldowo, Bitingan, Dowan, Timbrangan, Pasucen, Kajar, dan Tambakselo, sepakat menolak penambangan dan pendirian pabrik semen di Rembang.Istighosah ini dibarengi pertemuan di Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Rembang pada 25 Mei 2014 dihadiri berbagai organsisasi. Antara lain, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Pengurus NU Rembang, Lasem, Pondok Pesantren Ngadipurwo Blora, Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumberdaya Alam.Pertemuan ini sepakat menolak penambangan dan pendirian pabrik semen di Rembang dengan berbagai alasan, seperti temuan ratusan mata air, gua, dan sungai bawah tanah yang masih mengalir dan mempunyai debit bagus. Lalu fosil-fosil sampai RTRW Jateng yang dilanggar.Tambang ini dinilai melanggar prinsip kaidah fikih “dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil mashalih.” Bahwa, kerusakan lingkungan akibat pembangunan pabrik semen lebih besar daripada manfaat.Mongabay menghubungi Semen Indonesia melalui telpon humas di Gresik, Jawa Timur. Namun diberikan kontak person, Farid yang berada di lokasi. Sayangnya, saat dihubungi nomor tidak aktif. Kami juga mengirimkan pesan pendek namun belum juga balasan. [SEP]
[0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0]
2016-036-18.json
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | [CLS] Bagi Sunarto dan tim, menemukan gajah sumatera di hutan bukan pekara mudah. Sekali pun, gajah-gajah tersebut berbadan besar dan ada yang dilengkapi kalung pendeteksi lokasi (Global Positioning System/GPS). Sejak 2012, Sunarto dan tim dari World Wildlife Fund for Nature (WWF) Indonesia bergerak menjelajahi hutan Tesso Nilo, Riau. Mereka mencari kelompok-kelompok gajah, meski terkadang kotoran raksasa di sela semak yang didapat.“Gajah ini berkelompok dan pintar menyamarkan diri. Meski begitu, relatif lebih mudah mendapatinya ketimbang badak atau harimau,” ujar Sunarto, Ekolog Satwa Liar WWF-Indonesia kepada Mongabay Indonesia, Ahad (14/8/2016).Tim tak “rela” tumpukan kotoran gajah yang ditemukan itu mengonggok begitu saja. Tak ketemu gajah, kotoran pun tetap berguna. Memang tak sembarangan, harus yang segar. Tidak lebih 24 jam. Sampel inilah yang nantinya dikirim ke laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk diteliti. Tujuannya, mendapatkan data deoxyribonucleic acid (DNA) individu gajah bersangkutan.Studi DNA memang bermanfaat untuk beragam tujuan, seperti menghitung populasi dan kekerabatan individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lainnya. Tingginya perkawinan sedarah menyebabkan satwa ini rentan terhadap penyakit, dikarenakan variasi genetiknya yang rendah. Juga, dapat digunakan untuk kegiatan mitigasi konflik gajah dan manusia, serta forensik dalam hal penegakan hukum kejahatan satwa liar.Tim memang harus berpayah-payah masuk hutan, mengejar Elephas maximus sumatranus dan kotorannya demi melakukan ‘sensus’. Mengingat, pemetaan dan data DNA gajah sumatera yang masih minim. Tim juga harus ambil risiko dari sulitnya air bersih dan tempat berlindung akibat kondisi hutan yang habis dibabat.
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2016-036-18.json
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Kegiatan ini, diharapkan jadi model pemetaan di tempat lain. Pemetaan atau pendataan DNA, kata Sunarto yang merupakan doktor lulusan Virginia Tech (USA), bertujuan untuk menghitung populasi, sebaran, dan aspek ekologi lain. “Keberhasilan ekstraksi dan amplifikasi DNA di Tesso Nilo mencapai 100 persen.”Meski begitu, usaha pendataan tersebut menghadapi masalah serius, yakni ancaman perburuan dan hilangannya habitat gajah, khususnya di Riau dan Aceh. “Kalau tak cepat diantisipasi, Aceh dalam 10-20 tahun ke depan bisa lebih parah dari Riau sekarang,” ujarnya.Penelitian kotoran gajah ini menunjukkan hasil, sebanyak 113 individu gajah teridentifikasi. Diperkirakan, jumlah minimal populasi gajah sumatera di Tesso Nilo saat sampel diambil sekitar 154 individu. “Selain  mengetahui jumlah populasi, studi ini juga menunjukkan pergerakan beberapa individu gajah di beberapa lokasi yang belum diketahui sebelumnya” terang Sunarto.Studi DNA ini juga diperkuat dengan hasil pantauan pergerakan gajah melalui kalung GPS. Terlihat jelas, adanya kelompok gajah di Tesso Nilo yang berkeliaran di luar taman nasional, yaitu di hutan industri. Dugaan awal menunjukkan, tingginya aktivitas manusia terutama perambahan yang berlangsung di taman nasional itu, memaksa gajah untuk menyingkir.KondisiProf. Dr Herawati Sudoyo, Wakil Kepala Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman menuturkan, data  genetika sangatlah akurat untuk mengenali setiap individu gajah. Sehingga, dapat membantu penanganan kasus kejahatan satwa, seperti pembunuhan gajah Yongki di Lampung, September 2015.“DNA Yongki tersimpan di lembaga ini. Bila ada temuan, bisa dicocokkan apakah gading itu milik Yongki atau bukan. Sehingga, bisa dilacak siapa pelakunya.”
[0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2016-036-18.json
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Menurut Hera, teknik genetika molekular untuk konservasi satwa di Indonesia, baru dilakukan untuk gajah sumatera di Tesso Nilo, Bukit Tigapuluh, Way Kambas dan Bukit Barisan Selatan. Kombinasi teknik tersebut, dengan pengambilan sampel non-invasif (tidak menyakiti satwa) akan menguntungkan studi populasi satwa yang terancam punah. “Ukuran  populasi, profil  genetik  individu,  keragaman genetik, rasio  seks, serta distribusi dapat diketahui,” paparnya.Terkait keberadaan gajah sumatera, Dedi Chandra, dari Pusat Konservasi Gajah Way Kambas menjelaskan, saat ini sebagian besar gajah tersebut berada di luar kawasan lindung seperti lahan perkebunan dan pemukiman. Kondisi yang sangat riskan akan terjadinya konflik. “Kontribusi lembaga ex-situ untuk mendukung konservasi gajah memang terus dilakukan. Namun begitu, kami tidak bisa terus menampung gajah liar dari alam, selain kewalahan biaya perawatan juga besar,” paparnya.Ditemui terpisah, Chairul Saleh yang merupakan Species Coordinator WWF-Indonesia menuturkan, hampir 80 persen gajah sumatera hidup di luar kawasan dilindungi. Fakta lainnya adalah, dalam satu generasi atau 25 tahun, habitat gajah telah hilang seluas 70 persen dan sebanyak 50 persen populasinya lenyap. “Berdasarkan Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) 2011, statusnya Kritis (Critically Endangered/CR). Status ini naik satu peringkat yang sebelumnya dikategorikan Genting (Endangered/EN).”Menurut Chairul, keterancaman hidup gajah sumatera merupakan indikasi terancamnya ekosistem Pulau Sumatera. Diperkirakan, jumlah gajah sumatera saat ini sebanyak 1.700 individu. Padahal, tahun 2007, berdasarkan data WWF-Indonesia diestimasikan antara 2.400-2.800 individu. “Habitat yang hilang memaksa gajah masuk permukiman warga yang tak jarang berakhir dengan konflik. Makin lengkap dengan gencarnya pembunuhan.”
[0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2016-036-18.json
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah
Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Berjibaku dengan Kotoran Demi DNA Gajah | Penilaian yang salah terhadap gajah sumatera sudah sepatutnya dihilangkan. Misal, gajah merupakan sumber konflik dengan manusia. Gajah ‘menghambat’ proses pembangunan sehingga hanya dinilai dari status perlindungan saja. Serta, terbatasnya pengetahuan masyarakat akan fungsi ekologi gajah di habitat alaminya. “Perlindungan gajah memang harus dilakukan, termasuk yang di luar kawasan lindung. Berikutnya, kita rancang tata ruang wilayah untuk habitat satwa,” paparnya, Selasa (16/8/2016).Gajah sumatera merupakan ‘spesies payung’ yang mewakili keanekaragaman hayati di ekosistem habitatnya. Dalam sehari, ia mengonsumsi 150 kilogram makanan dan 180 liter air dengan areal jelajah 20 kilometer persegi per hari. Biji tanaman yang ada di kotorannya akan tersebar di wilayah jelajahnya yang begitu membantu proses regenerasi hutan. Mamalia besar ini dilindungi Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetaan Jenis Tumbuhan dan Satwa. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-073-14.json
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | [CLS]   Bentang alam karst sungguh unik. Kawasan ini terjadi akibat proses pelarutan batuan karbonat atau batu gamping, yang menghasilkan berbagai bentuk di wilayah permukaannya.Ketua Karst Aceh, Abdillah Imron Nasution, yang juga pemerhati gua mengatakan, karst merupakan bentukan khas bentang alam yang berwujud bukit, lembah, dolina [lekukan], dan gua.“Karst memiliki karakteristik relief dan drainase unik, disebabkan larutnya batuan di air. Relief pada bentang alam ini berada pada areal berbatu yang mudah larut,” terangnya, Selasa [28/12/2021].Kawasan karst rentan rusak ketika ada kegiatan di sekitarnya, seperti pertambangan. Ini dikarenakan, batuan dasarnya yang mudah larut menyebabkan terbentuknya gua-gua bawah tanah dari celah dan retakan.“Terlebih, karst merupakan sumber daya alam tidak terbarukan, artinya ketika rusak tidak bisa diperbaiki. Semua kawasan karst di Aceh harus dijaga,” ujarnya.Wilayah karst tidak hanya penting untuk kehidupan manusia, sebagai penyimpan air, tetapi juga bermanfaat sebagai habitat [gua] satwa liar seperti kelelawar dan burung walet.“Kelelawar penting sebagai pengendali hama pertanian dan juga membantu penyerbukan durian,” ujarnya.Taufiqurrahman Setiawan, dari Balai Arkeologi Sumatera Utara dalam makalahnya, Potensi Hunian Gua dan Ceruk di Kabupaten Aceh Besar menjelaskan, Aceh adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki wilayah karst terluas.Risetnya di Jurnal Berkala Arkeologi edisi Mei 2020, menyebutkan, karst di Aceh terbagi dua kelompok besar, yaitu karst bagian barat dan karst bagian tengah.“Karst bagian barat tersebar sepanjang pesisir barat Aceh dan terputus yang terdiri Karst Lam Badeuk, Karst Mata Ie, Karst Lampuuk, Karst Lhok Nga, Karst Leupung, Karst Lamno, Karst Teunom, Karst Labuhan Haji, dan Karst Tapak Tuan.”
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0]
2022-073-14.json
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | Taufiqurrahman juga menyebutkan, bentang alam karst bagian tengah ini terbentang dari Laweung, Gunung Peut Sagoe, Danau Laut Tawar, Isaq, Pining, Serbajadi, hingga Tamiang Hulu.“Pada kedua bentang alam karst tersebut telah diperoleh informasi adanya sejumlah gua, antara lain Lhok Mata Ie, Apamani, Mon, Kameng, Landak, Celah, Kemenyan, dan Gua Atu Janggut,” tulisnya.Foto: Pucok Krueng, Karst Potensial Kelas 1 di Aceh Besar yang Sepi Perhatian  SurveiLembaga swadaya masyarakat Kawasan Ekosistem Mangrove Pantai Timur Aceh [Kempra], sebelumnya pada 1 Agustus 2021 menyebutkan, karst sepanjang 1.140 meter ditemukan di Kampung Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang.“Dari survei yang kami lakukan, gua terpanjang yang ditemukan adalah Gua Sarang Burung karena di dalamnya banyak sarang walet. Namun, dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah [Rippda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah [Bappeda] Kabupaten Aceh Tamiang, disebut gua karst,” sebut Manajer Riset Kempra, Andi Nur Muhammad, baru-baru ini.Andi menambahkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah merencanakan kawasan bentang alam karst tersebut sebagai kawasan cagar alam geologi, bagian kawasan lindung geologi.“Tertuang dalam rencana tata ruang wilayah [RTRW] Kabupaten Aceh Tamiang 2012-2032 yang telah ditetapkan dalam qanun atau peraturan daerah. Luas bentangan karst itu mencapai 37 ribu hektar lebih. Di wilayah ini banyak ditemukan satwa dan juga spesies dilindungi,” jelasnya.Baca: Keluarkan Izin di Kawasan Ekosistem Leuser, Bupati Aceh Tamiang Digugat  Karst terancamSebagian kawasan karst di Aceh terancam keberadaannya, terutama rencana pembangunan pabrik semen.Di Kampung Kaloy, Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang, pada 2016 dan 2017 direncanakan pembangunan pabrik semen PT. Tripa Semen Aceh, seluas  2.549,2 hektar. Nilai investasinya  mencapai Rp2,5 triliun dengan target produksi 1,5 juta ton semen curah per tahun.
[0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-073-14.json
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh
Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | Menanti Adanya Kawasan Bentang Alam Karst di Aceh | Di Laweung, Kabupaten Pidie, pada 2017 juga direncanakan pembangunan pabrik semen. Namun, karena konflik lahan yang tak kunjung selesai, proyek investasi tersebut tidak terlaksana.Di Kabupaten Aceh Selatan, juga direncanakan pembangunan pabrik semen. Beberapa tempat yang dalam proses penelitian adalah Kecamatan Kluet Tengah dan Pasie Raja. Sementara di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, pengambilan batu gamping untuk bahan baku semen terus dilakukan.Tahun 2017 lalu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia [Walhi] Aceh mendesak diberlakukannya perlindungan kawasan bentang alam karst di Aceh. Tujuannya, menjaga kelestarian karst dari eksploitasi industri yang berlebihan.Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia [Walhi] Aceh Muhammad Nur, saat itu menyampaikan, luas kawasan karst di Aceh sekitar 800.000 hektar.“Dari luasan itu, belum ada yang ditetapkan sebagai kawasan bentang alam karst [KBAK]. Padahal, adanya penetapan menjadi landasan dalam menyusun rencana tata ruang daerah menyangkut pelestarian alam. Ini penting guna menjaga sumber air masyarakat dan satwa di sekitar,” ungkapnya.  Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang sendiri, melalui Dinas Lingkungan Hidup, pada 2019 telah mengusulkan penetapan KBAK di Aceh Tamiang.“Tujuan penetapan agar pemanfaatan karst terkendali, karena berfungsi sebagai pengatur alami tata air. Karst juga penting sebagai objek penelitian,” terang Sekretaris Daerah Aceh Tamiang, Basyaruddin, baru-baru ini.Basyaruddin mengatakan, perilaku manusia sangat berperan dalam perlindungan karst dan dan pelestarian lingkungan“Harapan kami, kawasan bentang alam karst di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat ditetapkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,” paparnya.   [SEP]
[0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-011-20.json
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | [CLS]  Sampah partikel mikro, seperti mikroplastik dan serat mikro, sudah ditemukan di mana-mana, dari laut yang terdalam hingga puncak gunung tertinggi. Bahkan pada organ serta darah manusia sudah ditemukan dua benda itu. Termasuk bagi megafauna laut pemakan plankton seperti paus biru yang berisiko besar terpapar mikroplastik.Penelitian Stanford University menganalisis data mikroplastik terhadap ekosistem laut di lepas pantai California. Mereka memasang 191 alat ‘tag noninvatif’ pada paus biru (Balaenoptera musculus), paus sirip  (Balaenoptera physalus), dan paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) untuk mengukur tingkat konsumsi mikroplastik dan pergerakannya.Diketahui, paus sebagian besar mencari makan pada kedalaman antara 50 hingga 250 meter (165-820 kaki). Itulah ‘rumah’ bagi konsentrasi mikroplastik terbesar di kolom air. Kedalaman tersebut juga merupakan tempat favorit paus memangsa karena ketersediaan krill (crustacea berukuran kecil) yang melimpah di sana.Analisis polusi plastik laut dan perilaku mencari makan paus pun dilacak dengan menyebarkan 191 alat tag yang menempel pada tubuh paus menunjukkan hampir semua mikroplastik masuk ke tubuhnya berasal dari hewan yang mereka makan. Bukan air yang mereka teguk atau telan.Dari studi itu, peneliti memperkirakan bahwa paus pemakan ikan lebih sedikit mengkonsumsi mikroplastik daripada paus pemakan krill. Hal tersebut diketahui dari kebiasaan per hari paus biru pemakan krill dapat menelan 10 juta keping mikroplastik, sementara paus bungkuk pemakan ikan kemungkinan menelan 200.000 keping mikroplastik.baca : Studi: Memprihatikan, Hiu di Lautan pun Kini Terpapar Mikroplastik  
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-011-20.json
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | Matthew Savoca, peneliti dari Stanford University di California, Amerika Serikat menjelaskan, tingkat konsumsi mikroplastik kemungkinan bahkan lebih tinggi untuk paus yang mencari makan di daerah yang lebih tercemar, seperti Laut Mediterania. Jumlah ini sangat besar, dan menjadi perkiraan konsumsi harian terbesar dari spesies mana pun yang belum pernah diteliti.“Tentu saja, hewan-hewan itu sangat besar, jadi kita juga perlu mempertimbangkan dengan ukurannya yang sangat besar untuk mulai melihat potensi efek dari sejumlah besar plastik yang tertelan ke dalam tubuh mereka,” kata Savoca seperti artikel yang dipublikasikan di Jurnal Nature Communications.Ini adalah penemuan yang meresahkan. Pasalnya, menunjukkan paus mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk berkembang, kata penulis utama studi Shirel Kahane-Rapport, yang bekerja pada penelitian sebagai mahasiswa Ph.D., di Goldbogen Lab di Stanford University.Hal tersebut berarti setiap paus melahap makanannya, hanya menghasilkan lebih sedikit kalori. Kondisi yang tidak sebanding dengan ukuran tubuh besar mereka.“Mereka telah memakan sesuatu yang pada dasarnya adalah sampah. Ini seperti berlatih maraton dan hanya makan kacang jeli,” imbuh Kahane-Rapport.baca juga : Manta dan Mola Rentan Memakan Mikroplastik di Manta Bay  Memanfaatkan TeknologiPenelitian ini memanfaatkan berbagai teknologi, termasuk drone dan perangkat sarat sensor yang dikenal sebagai tag biologging. Alat tersebut dikembangkan oleh tim Goldbogen Lab. Fungsi alat tag biologging di punggung paus untuk mengumpulkan data gerakan dan fisiologis. Mereka juga mengerahkan echosounder memanfaatkan menggunakan gelombang suara untuk memetakan kedalaman dan kepadatan ikan mangsa di lokasi tempat paus makan.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-011-20.json
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya
Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | Miris! Paus Biru Bisa Memakan 10 Juta Keping Mikroplastik Setiap Harinya | Para ilmuwan terus menyelidiki apa yang terjadi dengan mikroplastik yang dicerna oleh paus. Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah kondisi ini bisa memengaruhi gizi yang diserap oleh paus?Kendati demikian, temuan ini memberikan saran untuk mengembangkan sistem yang lebih baik dalam menyaring pecahan plastik dan bahan lainnya. Tujuannya memberikan rekomendasi terhadap pengaturan limbah plastik industri. Setidaknya, agar pihak industri bisa kembali mendaur ulang sebelum bermuara ke laut.“Kami perlu memahami lebih lanjut tentang biologi dasar paus dan ekosistemnya. Penelitian ini penting untuk mengetahui seberapa parah pencemaran mikroplastik,” kata penulis laporan senior Jeremy Goldbogen, dosen kelautan di Stanford Doerr School of Sustainability.Mengingat penelitian ini merupakan langkah pertama yang penting untuk memahami potensi efek kimia dan fisiologis mikroplastik pada paus dan hewan filter feeding besar lainnya. Selanjutnya, adalah tentang bagaimana mikroplastik mempengaruhi nilai gizi spesies mangsa utama tidak hanya untuk paus tetapi juga berbagai spesies laut yang penting secara ekonomi dan ekologis.baca juga : Peneliti : Dampak Mikroplastik Terhadap Kesehatan Manusia Perlu Kajian Lebih Lanjut  Sumber : news.stanford.edu dan Nature Communications, DOI: 10.1038/s41467-022-33334-5  [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-068-14.json
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | [CLS]  Siapa yang tidak tahu kerbau? Hewan bertanduk ini memang dekat dengan budaya masyarakat kita dan dunia. Salah satu bukti adalah kerbau dijadikan shio dalam sistem penanggalan lunar China, sebagaimana tahun 2021 ini.Ya, kerbau dilambangkan sebagai bentuk semangat kerja keras atau pantang menyerah. Namun, kerbau yang digambarkan tersebut justru lebih mengacu pada jenis hewan yang telah didomestifikasi.Sementara dalam Bahasa Inggris, tahun kerbau lebih dikenal sebagai tahun lembu atau The Year of Ox. Penekanan simbolisasinya, tidak khusus mengarah ke kerbau sebagai spesies atau genus [Bubalus spp], namun lebih pada binatang pekerja secara umum. Khususnya, dari subfamili Bovinae.Kerbau, lembu, atau sapi memang biasa digunakan sebagai hewan pekerja, penyubur, sekaligus sumber protein untuk menyokong kehidupan manusia di berbagai belahan dunia.Baca: Kenapa Anoa Dijuluki Kerbau Kerdil?  Tradisi dan ekologi kerbauKehidupan tradisional kita di berbagai wilayah Nusantara, memang lekat dengan kerbau. Ada wujudnya dalam beragam artefak, juga di berbagai aktivitas budaya menakjubkan sebagaimana di Minangkabau dan Toraja. Sementara di Jawa dan wilayah lain, kerbau pernah menjadi hewan yang sangat umum digunakan untuk membajak sawah.Meski begitu, seluk-beluk ekologi dan status konservasi kerabat kerbau di alam, sejauh ini belum banyak kita pahami.Kerbau, selama ini dianggap bukan termasuk satwa liar yang perlu mendapat perhatian khusus. Kemudahannya di sekitar kita, setidaknya untuk jenis domestik, membuatnya semakin dianggap biasa.Baca: Melacak Leluhur Anoa di Sulawesi  Apakah kerbau merupakan satwa biasa yang tidak perlu kita pedulikan? Tentu saja tidak.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408]
2021-068-14.json
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | Di alam, kerbau merupakan salah satu ecosystem engineers yang dapat menentukan kondisi habitat bagi banyak spesies lain. Sebagai grazer yang hobi berkubang, kerbau berperan membentuk ekosistem khas. Keberadaan dan populasinya pun menjadi faktor penting penentu kelangsungan hidup beberapa satwa predator.Saya beruntung, pernah melihat langsung dan memotret kerbau liar maupun yang semi liar di beberapa wilayah. Sebut saja Afrika, India dan tentunya Indonesia.Baca: Jalan Sunyi Abdul Haris Mustari Meneliti Anoa  Kerabat kerbau di NusantaraBerdasarkan sejumlah literatur, kerbau air yang ada di Indonesia faktanya tidak dianggap sebagai spesies asli, yang sepenuhnya alami.Ini juga termasuk kerbau liar yang hidup di Taman Nasional Baluran dan juga sebagian wilayah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Meski saya tidak menemukan catatan pasti kapan hewan tersebut mulai ada, namun diduga sebagai populasi feral atau awalnya dipelihara manusia namun kemudian lepas, baik sengaja atau tidak, yang selanjutnya berkembang biak di alam.Secara ilmiah, kerbau yang hidup liar di berbagai wilayah Indonesia, sampai saat ini tidak dianggap spesies berbeda dengan kerbau domestik [Bubalus bubalis] yang dipelihara masyarakat di kampung/desa.Jenis yang merupakan hasil penjinakan dan pemeliharaan/domestikasi dari versi spesies liar dan alami [Bubalus arnee], yang sebarannya ada di India, Bhutan, Nepal, Kamboja, serta Thailand.Namun, kepastian ini layak ditelusuri, terlebih terkait perlindungan dan pengelolaan populasinya. Sejak kapan masyarakat Indonesia memelihara kerbau, dan bagaimana awal mendapatkannya?Baca: Kerbau Pampangan, Sumber Daya Genetik Menjanjikan di Rawa Gambut  Faktanya, di Sulawesi kita justru memiliki anoa, kerabat kerbau paling unik di dunia, yang tidak ditemukan di tempat lain. Bukan hanya satu, tetapi dua jenis, yakni anoa dataran rendah [Bubalus depressicornis] dan anoa gunung [Bubalus quarlesi].
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408]
2021-068-14.json
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau
Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | Minimnya Pengetahuan Kita Tentang Kerbau | Bila kita anggap daratan utama Asia sebagai tempat awal asal-usul kerbau, tentunya hewan ini pernah tersebar hingga wilayah lain di Nusantara. Khususnya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan yang di masa lalu pernah terhubung.Jika tidak, bagaimana mungkin kerabat kerbau berevolusi dan kemudian mencapai Sulawesi, menjadi anoa seperti yang sekarang kita miliki.Baca juga: Inilah Nasib Si Belang, Kerbau Seharga Miliaran Rupiah Dalam Ritual Adat Toraja  Temuan fosilBerdasarkan temuan fosil, ada beberapa jenis satwa kerabat kerbau yang pernah hidup di Jawa dan telah lama punah. Namun, tampaknya terjadi jauh sebelum manusia moderen [Homo sapiens] tiba di Nusantara, sekitar 50 ribu tahun silam. Termasuk di antaranya adalah kerbau purba [Bubalus palaekerabu] yang penampilannya mirip kerbau air saat ini.Selain memahami kerabat kerbau purba yang pernah hidup di Jawa dan Kalimantan, asal-usul anoa mungkin juga bisa diteliti melalui kerabatnya di Pulau Mindoro, Filipina, yaitu tamaraw [Bubalus mindorensis]. Tentu saja, kerbau air liar yang ada di daratan utama Asia dan kerbau liar di Afrika [Syncerus caffer] juga dipelajari.  Penelitian mengenai kerbau, sebaiknya dilakukan ketika populasinya masih banyak sehingga prosesnya relatif mudah. Perhatian kita terhadap kerbau liar dan kerabatnya, anoa, sudah selayaknya ditingkatkan.Beberapa kasus menunjukkan, spesies yang jumlahnya banyak dan umum tiba-tiba menjadi sulit ditemukan. Ini sebagaimana terjadi pada burung gelatik jawa [Padda oryzivora], cucak rowo [Pycnonotus zeylanicus], dan merpati liar atau Passenger Pigeon [Ectopistes migratorius]. * Sunarto, Ekolog Satwa Liar & Lanskap. Artikel ini pendapat pribadi penulis.   [SEP]
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | [CLS]  Desa Wadas di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah masih berkecamuk karena konflik rencana penambangan jutaan ton batu andesit di desa subur ini. Puluhan warga ditangkap sejak dimulainya aktivitas pengukuran lahan 8 Februari lalu.Konflik terbuka ini sudah berlangsung beberapa tahun karena sebagian warga Desa Wadas menolak penambangan batu di desanya untuk material rencana pembangunan waduk terbesar oleh pemerintah. Sebanyak 22 seniman lintas disiplin memilih mendukung warga untuk terus menjaga hasil buminya, mulai dari hasil perkebunan seperti durian dan kopi, sampai persawahan, dan hutan desa.Para seniman ini merespon kantong biji kopi dari petani kopi Desa Wadas. Mereka membuat gambar, ilustrasi, doodle, dan sebutan lain untuk seni visual yang lekat di tembok-tembok jalanan. Kini gambar itu menempel di kantong bungkusan biji kopi dari kebun-kebun Wadas yang sedang bergejolak.Mereka adalah Agygn, Agung Prayogi, Bambang Nurdiansyah, Beneny Ibrahim, Bobomagz, Bodhi IA, Chrisna Fernand, Gegerboyo, Ican Harem, Melaju Studio, Morrgth, Mufti Priyanka, Muhammad Fatchrofi, Rio Krisma, Ruth Marbun, Sirin Farid Stevy, Suvi Wahyudianyo, Taring Padi, Timoteus Anggawan Kusno, Toni Malakian, Uji Handoko, Ykha AmelzSeluruh karya dipamerkan sampai akhir Februari di enam daerah, dan perjalanannya dimulai dari Bali pada 8-15 Februari ini. Taring Padi, lembaga kebudayaan Yogyakarta ini membuat gambar ala seni mencukil kayu, ciri khas mereka. Sepasang tangan mengulur ke aneka hasil bumi seperti padi dan buah-buahan dengan latar belakang gunung. Wong Tani, Sing Ngratani. Demikian teks yang menguatkan energi karya ini.baca : Kasus Desa Wadas, Pakar: Cara Pembangunan Rawan Rugikan Rakyat  
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1818181872367859, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.1818181872367859]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Rio Krisma muncul dengan gambarnya berjudul Yang Ada Hanyalah Merah Membara, Sampai Benih Tumbuh Menghidupi. Sebuah tangan merah muncul dari batu berlumur darah dan meraih udara dengan sebuah benih yang menggapai matahari. Simbolik situasi konflik saat ini karena warga tidak mau lahan pertaniannya hancur karena penambangan material kuari dengan cara dibom.Farid Stevy, seniman yang bersuara dengan font dan teks khasnya tentang konstitusi dasar Republik Indonesia Pasal 33 bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Semua kantong biji kopi robusta yang tumbuh di sekitar 400 mdpl Desa Wadas ini dijual dan hasilnya diberikan sepenuhnya untuk warga yang sedang berjuang mempertahankan alam desanya. Ada juga aneka merchandise sekantong biji kopi tanpa gambar seniman dan karya-karya seni Taring Padi merespon masalah-masalah lingkungan di Wadas.Pameran ini juga diisi pembacaan puisi dan diskusi yang berlangsung di Uma Seminyak, Badung, pada 10 Februari 2022.Eloops dan Reno dalam pembacaan puisi merespon ilustrasi salah satu seniman, Bodhi yang juga menulis puisi. “Untuk setiap perempuan pejuang yang menjaga kehidupan di garis depan. Yang berada di segala keriuhan demonstrasi dan jalur setapak gerilya. Untuk perempuan pejuang yang setia memprotes definisi perempuan dalam kamus Bahasa Indonesia. Untuk perempuan pejuang yang tetap memilih menanam di ladang dan memasak di dapur solidaritas. Untuk perempuan pejuang yang menulis keresahannya jadi bara api. Kalian lah yang mengajarkanku kata setara, kalian bara api yang menjaga nyala api kehidupan.”Demikian kutipan puisinya yang makin menyemangati pengunjung untuk merasakan perjuangan warga Wadas.baca juga : Kasus di Wadas dan Keseriusan Komnas HAM  
[0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.20000000298023224]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Keduanya juga membacakan satu puisi titipan dari warga Bali yang merefleksikan keresahannya. “Bangun Bali dan Lupakan Petani. Yes yes yes, aku bangga Bali penyumbang devisa terbesar di pariwisata. Ayo investor berinvestasi untuk bangun resor, hotel, agar anak cucu kami bisa bekerja sebagai pelayan dan security. Sebentar lagi tanahnya aku sewa, beli airnya galonan.”Ditayangkan juga dua film tenang perjuangan warga Desa Wadas mempertahankan tanah dan hutan desanya oleh Gerakan Masyarakat Peduli Alam.Judulnya Wadas Tetap Waras. Dibuka dengan panorama sungai bersih, sawah, dan hutan desa yang terjaga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah namun kini berubah mencekam.Mutmainah, salah satu perempuan desa paruh baya ini mengatakan warganya hidup makmur dari hasil pertanian. “Ada warga kebun punya durian bisa menghasilkan Rp50 juta di satu musim,” katanya. Samsul, warga lain menyebut membuat gula aren dan mengiris pohon aren adalah hasil harian warga. Sedangkan hasil bulanan dan tahunan ada hasil dari penyadapan getah karet, panen pohon kelapa, dan lainnya.“Kalau ditambang nanti kualat,” ingat pria lanjut usia ini. Sejarah lisan untuk menjaga kawasan perkebunan juga terpahat di kisah Pohon Randu Alas. Diyakini, nenek moyang mereka berpesan pohon besar dan tinggi tidak boleh ditebang. “Desa hilang tinggal nama. Kalau longsor lumpur orangnya hilang kocar kacir. Jangan merusak lingkungan, seperti lagu kebangsaan itu hiduplah tanahku, hiduplah negeri. Masak hancurlah tanahku,” seorang tokoh masyarakat menyindir.perlu dibaca : Warga Terus Berjuang Demi Keberlangsungan Hidup di Wadas  Dalam jurnal ESDM ini , tambang kuari adalah satu di antara jenis tambang selain mineral dan batubara. Dalam operasi penambangan, kegiatan tambang kuari perlu memerhatikan aspek geoteknik. Kestabilan lereng merupakan isu penting dalam analisis geoteknik. Karena itu warga khawatir dengan dampak penambangan terbuka ini.
[0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Film kedua lebih dramatis karena dibuat dari kumpulan voice note, rekaman pesan suara oleh warga yangs edang bersembunyi karena dikejar aparat. Ia hanya bisa kirim voice note untuk mengabari kondisinya. “Kepolisian masuk menggunakan mobil, tameng, bersenjata lengkap. Ribuan masuk dengan jalan kaki. Ibu yang buat besek itu, pisaunya diambil.”Ruth Onduko dari Uma Seminyak mengatakan pameran dan diskusi ini oleh Jaringan Solidaritas Jogja. Sejumlah kantong kopi sudah terjual di Bali. Tiap kemasan, tidak ada gambar yang sama, dan setiap seniman menyiapkan materi desainnya untuk enam daerah.Bintang, salah seorang tim solidaritas mengatakan menjelang keberangkatan ke Bali, tiga warga Wadas batal berangkat karena susana desa mencekam akibat ribuan petugas keamanan mengepung desa dan menangkap puluhan warga terutama anak mudanya. “Perjalanan emosional seolah meninggalkan saudara yang berjuang mempertahankan ruang hidupnya,” keluhnya.Ia berharap warga luar Wadas menikmati kopi petani Wadas. “Bisa menikmati semangat warga yang berjuang, saat pagi mencecap kopi, merasakan semangat perjuangan mereka,” imbuhnya.Irawan, satu-satunya warga Wadas yang bisa hadir berkisah, sejak 7 Februari listrik di desanya dipadamkan, akses komunikasi dan akses masuk dibatasi. “Sebelum berangkat kampung saya kedatangan ribuan polisi. Jalan ditutup, warga disergap, puluhan pemuda ditangkap sekarang sudah dibebaskan. Ada yang sedang mujahadah di masjid, dikepung dan ditangkap tanpa pemberitahuan. Tadi pagi didatangi lagi 10 truk. Menangkap dengan kekerasan, termasuk anak kecil dan ibu,” kisah anak muda Wadas ini.baca juga : Warga Wadas Bertahan, Tolak Penambangan buat Proyek Bendungan Bener  Pembangunan di Bali
[0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.25]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Made Krisna Dinata dari Walhi Bali dalam diskusi bersama warga Wadas mengatakan Bali juga sedang menghadapi dampak dari pembangunan fisik di tengah pandemi. Ia mencontohkan rencana pembangunan jalan tol di Bali Barat menuju Pelabuhan Gilimanuk yang akan mengorbankan sejumlah lahan sawah dan hutan.“Dipaksa beradaptasi saat pandemi tapi arah pembangunan tidak berubah, ambisinya tidak surut. Konsultasi Amdal tertutup,” sebutnya.Nyoman Mardika mengakui kampungnya Desa Timpag yang akan dilalui jalan tol akan mengorbankan 4 kelompok subak (kelompok tata air tradisional di Bali), namun warga sudah tergiur dengan perkiraan harga jual lahan pertanian yang cukup besar. Pemerintah Bali menurutnya tidak memberi perhatian pada pertanian karena subsidi sangat kecil. Di sisi tutup mata dengan hasil riset BPS tetang besarnya alih fungsi lahan pertanian pada 2010 yakni sekitar 1.000 hektar per tahun di Bali.Rangkaian pameran seni rupa Kepada Tanah: Hidup dan Masa Depan Wadas ini akan berlanjut 12 – 17 Februari 2022 di Galeri Raos, Batu, Malang. Pada 16 – 23 Februari 2022 di Matera Café, Semarang. Kemudian 18 – 25 Februari 2022 di Sunset Limited, Jakarta. Ada juga 18 – 28 Februari 2022 di Kedai Kebun Forum, Jogja, dan 22 – 29 Februari 2022 di Omuniuum, Bandung.Para seniman membawa pesan dari salah satu hasil bumi. Kopi ini dirawat, dipanen, dan diolah oleh warga Desa Wadas, dengan model penanaman tumpang sari (non monokultur) dan penggunaan pupuk kandang.Namun, sejak lima tahun lalu, kehidupan warga terancam. Perbukitan di sekitar pemukimannya masuk dalam lokasi rencana penambangan untuk material Bendungan Bener.baca juga : Limpahan Panen Bumi Warga Wadas di Tengah Ancaman Penambangan  
[0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1818181872367859, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.1818181872367859]
2022-067-04.json
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas
Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Kepada Tanah, Karya 22 Seniman Merespon Hasil Bumi Wadas | Dalam dokumen AMDAL, penambangan untuk material Proyek Strategis Nasional (PSN) itu akan menggunakan metode blasting (peledakan) dinamit sebanyak 5.300 ton selama 30 bulan. Penambangan tersebut akan menjarah 15,53 juta meter kubik batuan andesit, pada lahan seluas 114 Ha dengan kedalaman 40 m.Warga menolak dan berupaya menggagalkan rencana tersebut melalui upaya-upaya legal seperti gugatan, audiensi, demonstrasi. Namun, semua upaya itu menemui jalan buntu. Bahkan masih mengami trauma kekerasan hingga kini. Siaran Pers sejumlah organisasi hak asasi manusia seperti ICW, SAFEnet, AJI, ICJR, dan lainnya dalam Koalisi Serius Revisi UU ITE mendesak agar tiga warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang dituduh melanggar Pasal 28 UU ITE dan pasal 14 jo. Pasal 15 UU No. 1 tahun 1946 dibebaskan dari proses hukum dengan segera dan tanpa syarat. Menurut Koalisi, mereka hanya mengabarkan situasi yang terjadi secara nyata di desa mereka sendiri.Koalisi juga mendesak agar pemerintah mengusut dugaan pemadaman sengaja terhadap listrik, sinyal ponsel dan internet di wilayah Desa Wadas selama aksi kekerasan oleh aparat terjadi pada periode 8 – 9 Februari 2022.  [SEP]
[0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.20000000298023224, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.10000000149011612, 0.10000000149011612]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | [CLS] Akhirnya RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) disahkan menjadi undang-undang dalam Sidang Paripurna DPR hari Kamis tanggal 7 Oktober 2021 setelah melalui beberapa perdebatan panjang. Selain disetujuinya berbagai besaran baru pajak dan aturan baru terkait perpajakan, disetujui juga pajak karbon sebagai jenis pajak baru di Indonesia.Pajak karbon yang juga termuat di dalam RUU HPP telah disetujui oleh mayoritas fraksi di DPR atas usulan pemerintah Indonesia, dengan alasan utama pajak ini diharapkan akan dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca atau GRK secara terstruktur, sistematis, massif, dan ditambah lagi berkelanjutan. Selain itu, pajak karbon diharapkan dapat menambah pendapatan pemerintah untuk pembangunan, khususnya di dalam penanganan perubahan iklim. Tujuan implementasi pajak karbon ini sangat berbeda dengan jenis-jenis pajak yang lain, sehingga implementasinya pun akan sangat berbeda.Dari kalangan masyarakat sendiri, pro kontra akan tujuan serta manfaat pajak karbon ini kemudian menjadi perdebatan di banyak tempat, bahkan tidak sedikit yang menentangnya, terutama industri dan juga masyarakat umum.Ada banyak spekulasi, dugaan, dan berbagai prasangka serta narasi, tentang apa dan bagaimana beroperasinya pajak karbon ini.Pajak karbon akan memajaki seluruh emisi industri. Pajak karbon akan menaikkan biaya produksi. Pajak karbon akan mengurangi daya saing Indonesia. Dan bahkan pajak karbon juga akan memajaki nafas penduduk dan asap dari kegiatan dapur.Dan hal berbagai narasi tersebut kemudian bertambah liar ketika dibahas di media sosial. Seakan pajak karbon adalah monster baru di dalam sistem perpajakan.baca : Pajak Karbon dan Harapan Pembangunan Indonesia Berkelanjutan  Apa itu pajak karbon?  
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Menteri Sri Mulyani mungkin saja sudah berhasil meyakinkan para anggota DPR untuk meloloskan RUU HPP, tapi yang pasti masih belum berhasil menjelaskan apa itu pajak karbon kepada masyarakat awam dan para pihak yang terkait, terutama sektor bisnis sebagai salah satu target utama pajak karbon. Pemahaman tentang pajak karbon ini sangat penting dalam implementasinya mendatang, yang direncanakan dilakukan di tahun 2022.Pajak (atau cukai) karbon secara taksonomi dapat dikatakan sebagai turunan dari Pigouvian Tax (pigouvian adalah jenis pajak dari setiap aktivitas pasar yang menghasilkan eksternalitas negatif).Dengan kata lain, pajak karbon adalah pajak yang dikenakan atas emisi dan bahan bakar dari fosil. Pajak ini pada awalnya dirancang untuk mengubah perilaku untuk mengurangi emisi/polusi GRK yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam proses produksi, dan juga untuk mengurangi jumlah bahan bakar fosil yang digunakan oleh individu dan perusahaan.Untuk itu, maka “Pajak Karbon” biasanya diterapkan atas (a) kandungan karbon, seperti misalnya pajak karbon yang dikenakan untuk bahan bakar, atau (b) emisi gas rumah kaca yang dilepaskan langsung (direct emission). Dengan kata lain, subjek pajak akan membayar pajak berdasarkan jenis dan jumlah bahan bakar yang diproduksi/konsumsi atau berdasarkan jumlah emisi GRK yang dilepaskan sesuai hasil pengukuran dan verifikasi.Sebagai ilustrasi pajak karbon jenis pertama, pemerintah menetapkan tarif pajak karbon untuk bahan bakar berdasarkan jumlah emisi GRK yang akan otomatis terlepas bila satu satuan energi bahan bakar digunakan. Dengan kebijakan ini, bahan bakar yang kandungan karbonnya tinggi, seperti batubara, akan dikenai tarif pajak karbon yang lebih tinggi daripada gas alam misalnya. Atau misalnya pajak karbon dikenakan dengan acuan gram karbon dioksida per liter BBM, maka bisa jadi akan membuat bensin premium jadi lebih mahal harganya dibanding pertamax.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Untuk pajak karbon jenis kedua, pemerintah menetapkan tarif pajak karbon (misalnya dalam satuan Rp/ton karbon dioksida) untuk emisi GRK yang dilepaskan subjek pajak. Dengan model ini, suatu pembangkit listrik yang menggunakan batubara akan membayar pajak karbon yang relatif tinggi, sedangkan pembangkit yang menggunakan energi terbarukan tidak akan membayar pajak karbon karena emisi GRK-nya nol.Untuk pajak karbon jenis pertama, pemerintah dapat langsung memungut pajak karbon berdasarkan jumlah bahan bakar yang dibeli dengan mengintegrasikannya ke harga bahan bakar. Sedangkan untuk pajak karbon jenis kedua, subjek pajak harus menghitung dan melaporkan jumlah emisi GRK dan besaran pajak karbon yang harus dibayarkan di akhir tahun pajak.baca juga : Mencermati Peluang dan Tantangan Pajak Karbon di Indonesia  Jenis pajak karbon yang mana yang akan diimplementasikan?   Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah model pajak seperti apa yang akan diimplementasikan, apakah yang pada bahan bakar atau pada emisi GRK yang dilepaskan oleh subjek pajak. Kedua jenis pajak karbon itu mempunyai tantangan dan teknik tersendiri di dalam implementasinya.Pajak pada bahan bakar langsung lebih mudah untuk diimplementasikan. Pemerintah kemudian bisa menaikkan dan “menitipkan” besaran pajak pada harga bahan bakar yang dijual ke masyarakat dan sektor ekonomi. Dan masyarakat maupun sektor terkait sebenarnya akan lebih mudah untuk bisa menerima hal ini, mengingat selama ini harga BBM bersifat mengambang atau floating. Sementara apabila dikenakan pada tarif listrik, masyarakat maupun sektor terkait sebenarnya kurang memiliki pemahaman terhadap komponen-komponen biaya listrik yang dibayarkan pada PLN, sehingga potensi penentangan juga lebih kecil selama biaya tersebut masih bisa diterima oleh pasar.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 1.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Masalahnya kemudian adalah tujuan dari pengenaan pajak karbon untuk pengurangan emisi menjadi melemah bila dikenakan pada bahan bakar. Masyarakat dan sektor terkait apabila bisa menerima akan menjadi terbiasa dengan harga yang baru, dan emisi akan tetap terjadi seperti biasa, business as usual.Bila kemudian hanya sektor tertentu yang dikenakan, misal mengenakan pajak karbon pada BBM di industri, maka disparitas harga yang terjadi akan menyebabkan berbagai kenakalan baru. Masyarakat Indonesia yang mempunyai banyak oknum kreatif akan bisa memanfaatkan disparitas harga ini guna kepentingan pribadi.Bagaimana kemudian bila pajak karbon dikenakan pada emisi GRK yang dilepaskan oleh subjek pajak? Yang pertama tentu saja pemerintah harus memilih sub sektor mana yang paling siap untuk bisa dikenakan pajak karbon. Sub sektor ini bukan saja harus cukup lembam, sehingga pajak karbon akan mendorong terjadinya efisiensi dan bukannya penurunan ekonomi, tetapi juga pemerintah sudah mempunyai basis data yang kuat dan akurat untuk perhitungan pengenaan pajaknya.Penyiapan model MRV (Measurement Reporting Verification) atau pengukuran, pelaporan, dan verifikasi untuk subjek pajak jauh berbeda dengan jenis pajak yang lain. Pajak karbon akan membutuhkan model pengukuran emisi, perhitungan, model pelaporan, dan verifikasi oleh pihak ketiga yang kesemuanya membutuhkan kesiapan teknis, biaya, dan sumber daya manusia yang baik.Tapi walau begitu banyak negara yang kemudian menerapkan pajak karbon mampu melakukannya dengan baik, dan giliran Indonesia kemudian membuktikan hal yang sama.baca juga : Pemerintah Susun Aturan Nilai Ekonomi Karbon, Berikut Masukan Mereka Besaran tarif pajak karbon   Besaran tarif pajak karbon menjadi perdebatan yang cukup sengit pada saat pembahasan di DPR. Pengajuan angka Rp75,-/kg CO2 akhirnya disetujui menjadi Rp30,-/kg setara CO2, atau Rp30.000/ton setara CO2.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Dengan kata lain apabila suatu perusahaan, organisasi, atau individu, tergantung jenis pajak karbon yang akan dipilih pemerintah, mengeluarkan emisi GRK setara dengan satu ton CO2, maka pemerintah akan mengenakan pajak Rp30.000 atau setara dengan 2,1 USD. Ini adalah pajak yang akan dikenakan pada wajib pajak per ton emisi setara CO2 yang dikeluarkan.  Bila dibandingkan dengan negara lain sebenarnya tarif pajak sebesar 2,1 USD per ton CO2 ini tergolong masih rendah. Tercatat Polandia dan Ukraina yang mengenakan tarif pajak karbon lebih rendah dari 1 USD, sementara Jepang mengenakan tarif pajak sebesar 3 USD/ton emisi setara CO2untuk bahan bakarnya. Selain itu Swiss dan Swedia tercatat memiliki tarif pajak karbon tertinggi dibandingkan dengan negara lain, yaitu sebesar 101 USD dan 137 USD per ton emisi setara CO2, yang dikenakan pada wajib pajak yang mengemisikan GRK.Walau pun tarif pajak sebesar Rp30.000/ton setara CO2 itu ditetapkan bersama oleh pemerintah dan DPR, tapi seperti halnya tarif listrik, tarif pajak karbon ini sebaiknya juga bisa untuk disesuaikan sejalan dengan implementasi yang dilakukan sehingga sejalan juga dengan perkembangan kondisi implementasi kebijakan perubahan iklim dan keuangan nasional.Secara teoritis, semakin tinggi tarif pajak maka perubahan perilaku kegiatan ekonomi (produsen dan konsumen) diharapkan akan lebih cepat terjadi. Secara langsung pemungutan pajak tidak hanya dimaksudkan untuk mengoptimalkan penerimaan negara, tetapi juga dapat digunakan sebagai instrumen untuk mempengaruhi pola perilaku ekonomi dan sosial masyarakat.Sebagai instrumen kebijakan fiskal, kebijakan perpajakan dapat berupa instrumen insentif dan juga dapat berupa instrumen disinsentif. Pajak sebagai instrumen disinsentif dapat digunakan untuk mengoreksi kegagalan pasar seperti munculnya eksternalitas negatif termasuk meminimalkan dampak negatif industri karbon tinggi.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | perlu dibaca : Tantangan Indonesia Menuju Netral Karbon 2070 Berbagai implementasi pajak karbon di duniaDi berbagai negara, kombinasi antara pajak karbon dengan instrumen pasar karbon lain banyak dilakukan. Di Korea Selatan misalnya, pajak karbon yang dikenakan selama satu tahun pada industri dengan kapasitas dan jenis tertentu sebenarnya lebih ditujukan untuk dapat mengumpulkan data dan informasi emisi pada industri-industri tersebut, untuk kemudian diimplementasikan perdagangan karbon jenis cap and trade.  Pada beberapa kasus lain, contohnya di negara Portugal, Perancis, dan Swedia, pajak karbon dikenakan pada objek industri dan transportasi yang tidak terkena kewajiban untuk masuk dalam cap and trade. Sementara di Swiss, industri wajib pajak mempunyai pilihan untuk ikut dan berpartisipasi di dalam pajak karbon atau mengikuti program cap and trade.Di Indonesia sendiri masih belum jelas apakah pajak karbon kemudian akan diimplementasikan secara mandiri atau kemudian akan dibundling dengan jenis skema nilai ekonomi karbon (NEK) lainnya, terutama cap and trade yang sudah diberlakukan secara sukarela untuk pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Secara teoritis hal ini dimungkinkan, walau pun pasti akan membutuhkan model MRV yang lebih ketat dan detil, terutama apabila kemudian digabungkan juga dengan skema crediting atau kredit karbon yang juga sudah banyak dilakukan implementasinya di Indonesia.Walau begitu tidak semua implementasi pajak karbon ini bisa mulus diimplementasikan, bahkan diterima secara luas oleh masyarakat. Berbagai hambatan, bahkan tentangan keras, dari warga masyarakat dan sektor bisnis bisa terjadi apabila pajak karbon ini langkahnya kurang hati-hati.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Sebagai contoh adalah kerusuhan besar-besaran di Paris pada bulan Desember 2018 adalah akibat dari Perdana Menteri Macron menaikkan secara sepihak tarif pajak karbon yang menyebabkan melambungnya harga bensin dan minyak solar. Macron yang saat itu ingin memperlihatkan kuatnya komitmen Perancis dalam Pengurangan emisi melalui pajak karbon beberapa haris sebelum dilakukakannya UNFCCC COP ke 24 di Katowice malah mengalami penentangan luar biasa dari rakyatnya sendiri.Sebaliknya pada tahun 2020, setidaknya tercatat ada 3 negara, yaitu Latvia, Kanada, dan Irlandia yang berhasil melakukan penyesuaian dan menaikkan tarif pajak karbonnya sampai lebih dari 30%. Kanada bahkan berhasil menaikkan tarif pajak karbonnya dari USD23,88 ke USD31,83 dengan persetujuan seluruh masyarakat dan sektor bisnis yang terlibat.Walaupun banyak menimbulkan perdebatan dan bahkan penentangan dari masyarakat dan sektor bisnis, pajak karbon ini adalah tetap diakui sebagai salah satu mekanisme efektif untuk membatasi emisi yang lebih tinggi.baca juga : Begini Masukan agar Indonesia Beralih ke Energi Rendah Karbon  Saran Implementasinya Pajak Karbon di Indonesia UU HPP yang di dalam pelaksanaannya kemudian akan ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri harus mempertimbangkan berbagai hal untuk dapat mengimplemntasikan pajak karbon di Indonesia secara lancar dan berkelanjutan.Ada beberapa hal yang dapat disarankan kepada pemerintah guna implementasi pajak karbon di Indonesia.Pertama, hindari memberlakukan pajak karbon seperti jenis pajak yang lain, yaitu untuk penambahan pendapatan negara semata. Tujuan utama dari pajak karbon adalah untuk pengurangan emisi, karena itu mencampurkan hasil pajak atau pungutan karbon ke dalam kantong besar pendapatan negara yang lain adalah keliru. Tujuan pajak karbon akan menjadi bias, dan pajak karbon akan tidak berbeda dengan jenis pajak lain.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.5, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Membuat “kantong khusus” yang ditujukan untuk menampung pendapatan pajak karbon harus diprioritaskan, sehingga sebagian besar dari pendapatan pajak karbon dapat dikhususkan untuk pembangunan yang juga rendah karbon, misalnya untuk subsidi energi terbarukan, riset teknologi hijau, insentif industri hijau, dan lain-lain. Dan ini harus dilakukan secara transparan dan akuntabel bagi publik.Hal kedua yang harus segera dilakukan adalah melakukan komunikasi kepada masyarakat dan sektor bisinis, khususnya kepada calon wajib pajak. Penjelasan terinci dan transparan mengenai langkah implementasi, manfaat, evaluasi, serta tujuan dari implementasi pajak karbon harus segera dilakukan secara terarah. Hal ini untuk menghindari kesalahmengertian dan penolakan calon wajib pajak yang bisa meningkatkan risiko ekonomi dan politik.Pemerintah sebagai pengusung pajak karbon ini wajib untuk melakukan kegiatan komunikasi yang terarah, terbuka, dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.Ketiga adalah penyiapan teknis implementasi, yang akan dilakukan dengan menggunakan dasar Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri. Pajak karbon akan membutuhkan serangkaian infrastruktur yang bukan saja berdasar model keuangan, tetapi lebih ke arah model pengukuran perubahan iklim. Untuk itu, perlu dipilih sub sektor tujuan dan jenis pajak karbon yang akan diimplementasikan. Selanjutnya harus disiapkan target yang jelas, pengukuran yang jelas serta transparan dan menggunakan standar yang diberlakukan (sedapat mungkin) internasional, serta model evaluasi dan monitoring yang terukur serta transparan.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2021-018-04.json
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan
Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Implementasi Pajak Karbon di Tahun 2022, Antara Rencana dan Tantangan | Keempat adalah pengurangan risiko carbon leakage, dimana emisi GRK sebenarnya tidak berkurang tetapi hanya pindah ke tempat lain yang tidak ada pajak karbon. Carbon leakage sendiri bisa terjadi karena berpindahnya investasi antar sub sektor, sektor, wilayah, atau bahkan negara. Penerapan pajak karbon secara bertahap dan diawali pada wajib pajak yang telah setuju untuk ikut bisa menjadi permulaan yang baik.Dan terakhir adalah penyiapan sumber daya manusia yang akan membutuhkan pelatihan khusus, terutama pada saat-saat awal implementasi. Pengetahuan akan pentingnya mitigasi perubahan iklim akan selalu menjadi dasar yang bagus bagi para karyawan dan petugas yang terlibat.UU HPP yang telah disetujui merupakan modal yang sangat besar bagi rencana implementasi pajak karbon yang rencananya dilakukan tahun 2022. Selanjutnya akan sangat tergantung kesungguhan pemrintah di dalam melakukan implementasinya dengan tanpa melupakan tujuan awal dari pajak karbon itu sendiri, untuk peningkatan pembangunan rendah karbon dan mengurangi emisi. *** *Dicky Edwin Hindarto, Penggiat perubahan iklim sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau *** Keterangan foto utama : Ilustrasi. Rambu pajak karbon. Foto : shutterstock  [SEP]
[0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2013-008-05.json
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | [CLS] “Block kiri, block” teriak Upak anggota Mapala UI, skipper perahu karet kami. Saya yang duduk di sisi kiri belakang perahu langsung menggerakkan dayung dengan arah terbalik, mencoba untuk menahan laju perahu. Sayangnya terlambat, perahu karet terlanjur terbentur batu.  Muslich yang berada di depan saya terjatuh di sungai.  Segera kami mengangkatnya dari air.  Tidak ada yang luka. Dengan sedikit gurauan kecil kami melanjutkan perjalanan menyusuri air coklat sungai Ciliwung.Di hari Minggu pagi itu (10 November 2013), saya mengikuti acara pengarungan sungai Ciliwung yang diadakan oleh berbagai elemen yang memiliki kepedulian terhadap sungai Ciliwung.  Ada yang berasal dari unsur pemerintah, LSM, voluntir maupun anggota-anggota komunitas Ciliwung.  Adapun tema acara ini adalah Jelajah Ciliwung 2013.Semua elemen bersatu untuk merayakan hari Ciliwung yang jatuh setiap tanggal 11 November atau yang biasa disebut 1111.  Acara ini sekaligus sebagai bentuk penggalangan dukungan dan momen penyadaran publik akan pentingnya ekologi dan fungsi sungai Ciliwung.  Tanggal 10 November sekaligus dipilih karena bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.Jelajah penyelusuran sungai kali ini mengambil rute dari Bojong Gede di Kabupaten Bogor hingga selesainya rute di bawah jembatan Grand Depok City di kota Depok.  Rute ini dipilih karena disepanjang daerah sempadan (kiri kanan pinggiran sungai) masih tertinggal vegetasi riparian yang baik.Rumpun bambu mendominasi tumbuhan di sepanjang sungai.  Beberapa rumpun bahkan tumbuh ke arah badan sungai.  Beberapa kali perahu kami menyangkut di rimbunan bambu, akibatnya kami harus menunduk untuk menjaga kepala dan tubuh tidak tersangkut di batang bambu.
[0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.6666666865348816, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2013-008-05.json
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Dalam perjalanan yang memakan waktu tempuh total 7 jam ini, beberapa kali kami menjumpai biawak air (varanus salvator) dan beberapa jenis burung.  Namun di beberapa titik pula kami pun menjumpai beberapa bekas longsoran dan pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat.  Di beberapa titik sungai berbau akibat buangan limbah industri kecil yang terletak persis di pinggir sungai.Keberadaan vegetasi riparian di pinggir sungai sangat penting bagi kesehatan sungai.  Air limpasan tidak langsung masuk ke sungai tetapi tersaring terlebih dahulu.  Tidak aneh, jika di daerah yang masih baik vegetasinya masih dijumpai banyak mata air.  Di wilayah Bojong Gede mata-mata air inilah yang kemudian menyaring air berpolusi yang terbawa dari wilayah hulu yaitu kota Bogor.Selain berfungsi sebagai filtrasi, vegetasi riparian pinggiran sungai dengan sistem perakarannya yang kokoh akan berfungsi untuk menahan tubir palung sungai dari bahaya longsor.  Hilangnya wilayah riparian dan konversi menjadi peruntukan lain, terutama menjadi perumahan dan pusat bisnis, telah menyebabkan meningkatnya potensi banjir dan longsor terutama di musim penghujan.“Waktu bulan puasa tahun ini saja, kita data ada sekitar 19 titik longsoran di pinggir Ciliwung di wilayah Bojong Gede sampai Depok saja, waktu itu memang sedang tinggi-tingginya hujan” papar Udin, salah satu pegiat Komunitas Peduli Ciliwung Bojong Gede kepada Mongabay.Tekanan Pembangunan Permukiman di Wilayah Sempadan Sungai CiliwungSeperti sungai-sungai lainnya di Indonesia, maka Ciliwung pun tidak luput dari ancaman hilangnya wilayah hijau sempadan sungai. Hasil pemantauan yang dilakukan oleh Mongabay melalui citra satelit Google menunjukkan terutama di wilayah Cibinong hingga Depok banyak bertumbuhan pembangunan perumahan baru yang menyentuh hingga batas sempadan sungai.
[0.0, 0.1428571492433548, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.2857142984867096, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.1428571492433548, 0.0, 0.0, 0.0]
2013-008-05.json
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Tekanan penduduk di wilayah Jabodetabek dan iming-iming akses menuju pusat transportasi massal telah menjadikan wilayah di pinggiran sungai Ciliwung pun di lirik untuk di konversi.  Jalur kereta api Jakarta-Bogor yang melintas di sepanjang wilayah Bojonggede hingga Depok memang relatif sejajar dengan sungai Ciliwung.  Bahkan, jalan poros kota Depok yaitu Margonda di beberapa ruasnya sejajar dengan aliran Ciliwung.Tidak mengejutkan jika wilayah-wilayah yang dekat akses menuju stasiun kereta api seperti Cilebut, Bojong Gede, Citayam hingga Depok yang berbatasan dengan wilayah aliran sungai Ciliwung menjadi wilayah favorit bagi pengembangan perumahan.Pembukaan wilayah pemukiman terbesar berdasarkan citra satelit Google terdapat di wilayah kota  Depok.  Dengan mudah dapat dilihat dari potret udara, para pengembang perumahan yang ‘nekat’ membangun blok perumahannya di wilayah paparan banjir di lengkungan sungai yang amat rawan terhadap bahaya banjir.Pengamatan citra satelit memperlihatkan bahwa sepanjang sungai Ciliwung pembangunan perumahan dan bangunan banyak yang melanggar Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai.  Pasal 9 dan Pasal 10 tentang garis sempadan nyata-nyata banyak dilanggar. Jarak dari palung sungai ke muka pembangunan sangat sempit dan hanya menyisakan satu alur rumpun vegetasi.Pembangunan wilayah perumahan yang mengabaikan aturan tata ruang wilayah, termasuk aturan tentang wilayah sempadan sungai, akan menyebabkan sungai Ciliwung kedepannya harus menampung lebih banyak air terutama pada saat musim hujan datang.
[0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.6666666865348816, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2013-008-05.json
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota
Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Balada Jelajah Ciliwung: Sungai Terus Terancam dari Pembangunan Kota | Di luar hal tersebut, pembangunan wilayah perumahan sendiri akan mengubah bentang lahan yang tadinya wilayah bervegetasi atau lahan pertanian sebagai wilayah penyerapan air menjadi wilayah beton yang akan mengalirkan air permukaan (run off).  Kebiasaan pengembang yang tidak mendorong dan menyediakan fasilitas penyerapan air dan biopori akan menyebabkan air dari wilayah pemukiman teralirkan langsung ke badan sungai.Selain akan menambah beban berat bagi Ciliwung, air dari wilayah permukiman akan membawa limbah rumah tangga, sampah dan tanah sedimen.  Dengan adanya tambahan air dan sedimen yang menyebabkan pendangkalan, wilayah hilir Ciliwung yaitu Jakarta akan semakin rawan terhadap banjir.Abdul Kodir, pegiat Komunitas Ciliwung Condet dalam siaran persnya mengaku prihatin terhadap situasi yang terjadi. “Sungai-sungai di Jakarta saat ini semakin sempit dan sebagian besar tidak lagi memiliki sempadan,” demikian Kodir.Kodir mendesak agar persoalan sungai Ciliwung tidak ditangani dengan hanya melakukan tindakan teknis seperti pengerukan sedimen maupun pembangunan turap saja.  Pendekatan tersebut tidak akan efektif selama sumber permasalahan tidak diatasi secara menyeluruh.Dalam kesempatan lain, Sudirman Asun dari Ciliwung Institute mengungkapkan bahwa selama daerah hulu terus dialihfungsikan dan ekosistem riparian dihancurkan maka sedimentasi akan terus terjadi.  “Pekerjaan penurapan dan beton akan sia-sia dibangun,” ujarnya.Memang untuk menyelesaikan permasalahan Ciliwung, tidak cukup hanya dilakukan respon dari satu pihak saja, diperlukan respon dan kerjasama dari seluruh pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir melewati lintas wilayah maupun instansi.  Mungkin tema yang diusung oleh Komunitas Ciliwung yaitu “selamatkan yang masih tersisa di Ciliwung” cukup relevan sebelum menunggu semuanya rusak dan hancur. [SEP]
[0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.2222222238779068, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | [CLS] Peran komunitas bisnis multinasional sangat penting untuk mengedepankan etika berbisnis yang memiliki visi berkelanjutan bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat di Asia Tenggara Asap hasil kebakaran hutan dan lahan dari pesisir timur Sumatera yang terjadi di tahun 2013 yang lalu merupakan bencana asap (transboundary haze) terburuk yang pernah terjadi di negeri Singa sejak 16 tahun yang lalu.  Perekonomian dan kegiatan warga pun terganggu, bahkan pemerintah sempat melarang warga untuk beraktivitas di luar rumah karena kualitas udara yang amat buruk.Cara-cara konvensional ternyata tidak dapat lagi diandalkan, terobosan terakhir yang ditempuh oleh pemerintah Singapura adalah dengan memberlakukan Undang-Undang yang akan mampu menjangkau kejahatan lintas negara.  Sebagai contoh perusahaan-perusahan Singapura yang terbukti melakukan kejahatan korporasi di negara-negara tetangga, semisal perkebunan sawit maupun hutan tanaman industri yang melakukan pembakaran lahan gambut, dapat dijerat hukum dan diadili di Singapura.  Termasuk didalamnya memberikan hukuman bagi perusahaan-perusahaan dalam bidang perkebunan, HTI dan pulp and paper yang terbukti membakar lahan di Indonesia.Berbicara di depan Forum Singapore Dialogue on Sustainable World Resource di Singapura (20/05/2014) Menteri Lingkungan dan Sumberdaya Air Singapura Dr. Vivian Balakrishnan tanpa basa basi menunjuk akar penyebab kebakaran lahan dan hutan yang menimbulkan asap di Sumatera adalah faktor dorongan ekonomi yaitu motif mencari keuntungan.  Ia mendesak agar perusahaan-perusahaan bertindak dengan cara yang cermat, menjaga kelangsungan ekosistem dan masyarakat dan tidak hanya berorientasi kepada keuntungan.
[0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0, 0.09090909361839294, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Di satu sisi menurutnya ketergantungan kehidupan manusia terhadap sawit dan olahannya tidak bisa lagi dilepaskan, satu-satunya dengan  cara adalah memastikan bahwa line product yang dihasilkan harus berpedoman kepada kepastian sumber pasokan yang transparan dan dapat dilacak (traceable).Dengan semangat regulasi ini, tidak ada kata lain bagi pemerintah Singapura kecuali dengan cara mendorong kerjasama regional di antara para pemerintah di ASEAN untuk mencegah timbulnya aktivitas perusahaan-perusahaan nakal tersebut.Ia menyadari bahwa persoalan kebakaran lahan dan asap merupakan hal yang kompleks di Indonesia.  “Saya telah bertemu dengan pemerintah Indonesia di Jakarta, mereka memahami niat kami, dan membuka pintu untuk kerjasama yang lebih erat kedepannya.”  Ia pun membantah inisiatif ini akan terhambat oleh kebijakan tradisional yang  dianut  negara-negara ASEAN yaitu kebijakan non intervensi masing-masing negara.  Balakrishnan mengklaim bahwa ajakan Singapura memiliki korelasi dengan visi Green Economic Development yang digagas oleh Presiden SBY.Menurutnya, ia telah mengajak pihak Indonesia untuk bekerjasama menyediakan data-data yang tidak dapat dibantahkan untuk digunakan di peradilan Singapura.  Ia berharap data seperti peta dan data satelit mampu untuk menunjukkan bukti tentang adanya kejahatan korporasi yang menimbulkan dampak kebakaran asap.
[0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Ketika ditanya tentang motif di balik pernyataan yang disampaikannya, Balakrishnan menolak bahwa Singapura bertindak hanya dalam konteks untuk melindungi kepentingan nasionalnya sendiri. “Kami melakukan ini bukan untuk kepentingan Singapura sendiri.  Kami memikirkan keberlanjutan kehidupan masyarakat di Asia Tenggara.  Tidak ada artinya membandingkan kerugian yang dialami oleh Singapura dengan derita yang dirasakan oleh masyarakat lokal yang setiap tahunnya dilanda bencana asap seperti terjadi di propinsi Riau, Indonesia,” ujarnya.Sebagai hub finansial di Asia Tenggara, Singapura memainkan peran yang vital dalam lalulintas transaksi keuangan sekaligus menjadi kantor pusat maupun perwakilan regional dari perusahaan-perusahaan multinasional, termasuk yang bergerak dalam sektor kehutanan dan perkebunan seperti APRIL dan Wilmar.Salutary Effect, Bisnis Harus Berani Keluar dari Zona NyamanHarish Manwani, Chief Operating Officer Unilever, menyatakan kehadiran perusahaan seharusnya memiliki visi lintas generasi dan visi lingkungan berkelanjutan.  Adalah salah besar, jika keberadaan perusahaan adalah untuk mencari keuntungan saja.“Sesuatu yang berguna untuk masyarakat, pasti baik untuk perusahaan.  Nanti masyarakat sendiri yang akan menilai suatu perusahaan apakah ia baik atau tidak.  Dengan cara-cara demikian perusahaan akan memperoleh apa yang kami sebut dengan “salutary effect” dari publik. Dengan demikian bisnis dapat berkembang dan berkelanjutan,”  ujar Manwani kepada Mongabay Indonesia.Sebagai perusahaan yang menghasilkan produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat, ia mencontohkan apa yang dilakukan oleh Unilever, “Coba anda bayangkan berapa kali orang mencuci baju setiap tahunnya di seluruh dunia,  untuk itu kami berinovasi dengan mengurangi kandungan CO2 dari produk detergen kami.  Cukup simpel, tetapi hasilnya dirasakan oleh planet,” ujarnya.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.3333333432674408, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Ketika Mongabay Indonesia bertanya bagaimana kebijakan Unilever yang terkait pasokan bahan baku yang berasal dari sawit, Manwani menyebutkan Unilever telah memiliki standard yang dapat melacak ke sumbernya.  Menurutnya, Unilever hanya menerima pasokan bahan baku melalui rantai produksi yang dapat dipertanggungjawabkan.Hal sama dilakukan oleh Cargill Tropical Palm (CTP) Holding, salah satu anak perusahan Cargill. Chief Executive Officer CTP, John Hartman menyatakan perusahaannya telah sejak awal menginisiasi dan menyetujui syarat-syarat yang dirumuskan di dalam Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) dalam rangka  menentukan kriteria dan indikator pengelolaan sawit yang berkelanjutan.Menurutnya, saat ini Cargill memiliki 40.000 hektar lahan sawit di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, dan mempekerjakan sekitar 10.000 tenaga kerja setempat dan sekitar 14.000 orang petani setempat.  Di sisi lain, Cargill juga sempat menolak untuk membuka lahan gambut di Sumatera untuk perluasan perkebunan sawit mereka.Jeremy Goon, Head of Corporate Social Responsibility dari Wilmar International, sebuah kelompok perusahan pemasok sawit terbesar di dunia, menyatakan banyak versi kelestarian beserta indikatornya yang dapat digunakan oleh perusahaan.Goon tidak memungkiri masih banyak hal yang belum diatur di dalam RSPO.  Salah satunya adalah prinsip High Carbon Stock (HCS), yaitu melindungi wilayah-wilayah di area konsesi sawit yang berpotensi sebagai penyimpan cadangan karbon. Menurutnya apa yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi kawasan HCS adalah murni keswadayaan (voluntary), tanpa satupun regulasi pemerintah yang bersifat mandatori untuk melakukan itu semua hingga sekarang.  Menurutnya Wilmar terus berkomitmen untuk mengidentifikasikan lokasi-lokasi HCS di area konsesi mereka.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Ketika ditanya oleh Mongabay Indonesia tentang komplain sejumlah LSM lingkungan di Indonesia, ia pun membantah kabar bahwa anak perusahaan Wilmar telah mengkonversi lahan konservasi yang merupakan habitat bekantan yang berada di konsesi Wilmar di Kalimantan.  Menurutnya lahan tersebut tidak lagi dapat disebut sebagai High Conservation Value Forest (HCVF) karena sebelumnya telah mengalami pembukaan dan perambahan untuk pertanian.Hal serupa juga dilontarkan oleh Chairman group APRIL Bey Soo Khiang, yang menepis jika perusahaannya, yang merupakan salah satu perusahaan penghasil pulp and paper terbesar di dunia, merupakan sumber pelaku kebakaran di propinsi Riau.  Menurutnya titik-titik api yang terjadi di Riau lebih banyak terjadi di luar konsesi daripada di dalam konsesi perusahaan.Menurutnya pembakaran lahan banyak dilakukan oleh para penyerobot lahan dan oleh masyarakat sekitar kawasan konsesi. Bahkan ia menyatakan perambahan di TN Tesso Nillo yang merupakan habitat gajah lebih parah dibandingkan yang terjadi di area konsesinya.Soo Khiang menambahkan upaya APRIL untuk melindungi daerah Semenanjung Kampar di Riau yang merupakan area gambut dalam dan habitat harimau sumatera.  Menurutnya, APRIL akan bekerjasama dengan LSM Flora Fauna International (FFI) untuk mewujudkan “Kampar Ring”, area di dalam konsesi APRIL yang akan dibentuk menjadi kawasan Hutan Restorasi Ekosistem.Di sisi lain, perwakilan dari Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar menyoroti tentang adanya perilaku perusahaan yang sekedar mencari untung dan tidak memperhatikan efek jangka panjang dari pengelolaan lingkungan berkelanjutan. “Kami dari Greenpeace tidak anti dengan perusahaan, tetapi kami melakukan kampanye anti deforestasi.  Kami menuntut tidak ada lagi deforestasi dan proteksi sepenuhnya terhadap lahan-lahan gambut yang ada,” tuturnya tegas.
[0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.125, 0.0, 0.125, 0.125, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Bustar pun menyebutkan bahwa membakar lahan merupakan tradisi berladang asli para petani di Asia Tenggara.  Ia menyoroti bahwa sebelum masuknya perusahaan multi nasional dengan konsesi raksasanya, di pesisir timur Sumatera tidak pernah persoalan dengan kabut asap.  Baru setelah terjadi pemberian konsesi bagi perusahaan sawit dan HTI isu kebakaran dan asap menjadi topik tahunan yang selalu dibicarakan para pejabat tinggi lintas negara.“Perusahaan bermain dengan oknum aparat di pemerintahan yang korup dalam memperoleh ijin konsesi.  Perusahaan mengkonversi lahan gambut yang pada prakteknya adalah memunculkan titik-titik api lahan yang rawan terbakar seperti di area gambut dalam,” demikian papar Bustar.Terkait dengan moratorium penebangan hutan yang berlaku di Indonesia, Bustar menyebutkan moratorium tidaklah berlaku mundur terhadap ijin yang sebelumnya telah diberikan oleh pemerintah kepada pelaku usaha.  Moratorium hutan, yang saat ini telah masuk tahun ketiga, hanya berlaku untuk ijin yang belum ditetapkan oleh pemerintah.Menjawab klaim pengelolaan hutan yang dilakukan oleh APRIL, Ia pun menggarisbawahi bahwa Greenpeace belum melihat adanya cerita sukses yang dapat dipertunjukkan terhadap pengelolaan gambut di Riau yang dilakukan oleh perusahaan besar tersebut.Persoalannya ada di Implementasi Tata Kelola Lahan di IndonesiaAgus Purnomo dari Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dan Staf Khusus Presiden untuk Perubahan iklim mengakui bahwa persoalan birokrasi di Indonesia merupakan penghalang utama pelaksanaan pengelolaan tata kelola lahan yang berkelanjutan.
[0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.06666667014360428, 0.13333334028720856, 0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.0, 0.0, 0.06666667014360428, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.06666667014360428, 0.0, 0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.06666667014360428, 0.0, 0.0, 0.06666667014360428, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | “Tugas dan wewenang terbagi menjadi departemen sektoral, misalnya kehutanan, pertanian dan perkebunan, pembangunan infrastruktur dan keuangan” ujarnya.  Menurutnya, masing-masing sektor ini cenderung untuk bekerja sesuai dengan bidang spesifikasinya masing-masing, saling tidak berkoordinasi dan tidak melihat solusi jangka panjang.  Masing-masing sektor baru akan bereaksi jika sudah terdapat masalah yang terjadi.“Koordinasi antar sektor juga masih lemah, termasuk dikarenakan meningkatnya otoritas yang dimiliki oleh daerah lewat kebijakan otonomi daerah,” tambah Agus.Dalam penjelasannya, Agus Purnomo menyebutkan isu tata kelola lahan dan pencegahan asap dan kebakaran lahan tidak saja melulu berhubungan dengan perusahaan-perusahaan perkebunan dan kehutanan, tetapi juga dengan area yang dimiliki oleh masyarakat dan usaha kecil.“Jika kita bicara tentang lahan perkebunan sawit, faktanya dari sekitar 9,2 juta hektar lahan perkebunan sawit yang ada di Indonesia, 4 juta hektarnya dimiliki oleh masyarakat dan usaha kecil.”  Menurutnya jalan panjang masih diperlukan untuk membangun suatu kekuatan politis yang mampu untuk mengelola, mengawasi dan memberikan kepastian penegakan hukum bagi seluruh para pihak.Meskipun telah memulai program One Map Policy, yaitu upaya untuk mensinergismekan seluruh peta-peta yang ada di berbagai kementerian, namun kenyataannya proses ini belum sampai tahap implementasi maksimal.  Masalah ini kemudian menimbulkan perbedaan persepsi dan cara pandang terhadap batas-batas kawasan konsesi dengan kawasan-kawasan yang diperuntukan untuk pemukiman, konservasi dan aktivitas kehidupan lain.
[0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0, 0.1111111119389534, 0.0, 0.0]
2014-046-15.json
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara
Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Singapura Ajak Negara Tetangga Tangani Perusahaan Pembakar Lahan dan Penyebab Asap Lintas Negara | Sesuai dengan aturan Indonesia, pembukaan lahan dengan cara membakar sebenarnya sudah dilarang oleh pemerintah. Namun demikian, pemerintah hingga saat ini masih kesulitan untuk menuntaskan kasus-kasus pembakaran lahan baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh masyarakat yang membuka ladang dengan cara membakar.  Kebakaran di lahan gambut masih terjadi dan selalu berulang setiap tahunnya.  Kebakaran lahan gambut di tahun 2014 dinyatakan lebih buruk daripada tahun sebelumnya. [SEP]
[0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.1666666716337204, 0.0, 0.1666666716337204, 0.1666666716337204, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0]
2022-023-15.json
Bagaimana Nasib Kawasan Mangrove Teluk Balikpapan Kala Ada IKN Nusantara?
Bagaimana Nasib Kawasan Mangrove Teluk Balikpapan Kala Ada IKN Nusantara? | Bagaimana Nasib Kawasan Mangrove Teluk Balikpapan Kala Ada IKN Nusantara? | [CLS]     Sore itu, Lamale duduk di bangku kayu penuh ukiran dan busa empuk seraya menyeruput secangkir teh. `“Ini bukan teh biasa, ini dari mangrove,” kata Ketua RT 1 Kelurahan Mentawir, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ini sambil merapikan peci hitam yang sedikit bergeser..Di depannya, ada empat jenis produk di meja kayu: toples kaca bening nan bundar dengan tutup berpinggiran emas yang berisikan bubuk hitam. Lalu, botol plastik berukuran 250 ml dengan cairan kental berwarna merah. “Sonneratia Sirup Mangrove” begitu tertulis pada labelnya. Ada juga empat toples plastik berukuran mini dan bundar berlabel “Pupur Dingin Mangrove” serta bubuk hijau kasar dalam piring melamin kecil berwarna putih dengan pinggiran biru bermotif kembang.Nama dari label-label di beberapa barang membuat isi dalam toples bening mudah diterka. Lamale menyebut bubuk itu tak lain adalah kopi olahan mangrove. “Ini kami buat dari mangrove di sekitar kami,” katanya.Barang yang Lamale perlihatkan itu merupakan olahan buah mangrove dari hamparan hutan mangrove yang merubungi Mentawir. Sejak 2015, Lamale bersama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun sudah memanfaatkan potensi alam di kelurahan yang bisa ditempuh dalam tiga jam dari Kota Balikpapan ini.Kelurahan Mentawir merupakan satu daerah yang memiliki ekosistem mangrove luas. Berdasarkan catatan Universitas Mulawarman, ekosistem lahan basah ini di Mentawir mencapai 2.300 hektar atau 13,5% dari keseluruhan kawasan mangrove di Teluk Balikpapan.Produk olahan Lamale dan Pokdarwis berasal dari buah pidada atau perepat (Sonneratia caseolaris). Meski masih berskala rumahan, tetapi warga Kaltim sudah mengenal produk-produk asli Mentawir ini.Sudah banyak yang berkunjung ke Mentawir hingga beragam produk itu sudah cukup dikenal. Daya tarik utama di sini adalah taman wisata mangrove yang didirikan Pokdarwis sejak 2015.
[0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.0, 0.25]